Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan...
Transcript of Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan...
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Effect Of Finacial Performance On Return Of Shares Listed In Manufacturing
Company Indonesian Stock Exchange
Wieke Herlina Agustin, S.E.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan Membuktikan pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari rasio EPS, DER, dan
ROI secara parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur manufaktur pada barang konsumsi di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI, teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di BEJ serta memiliki saham aktif selama tahun 2011-2013 dari total keseluruhan perusahaan
manufaktur pada barang konsumsi 37 perusahaan. Variabel yang digunakan yaitu sebanyak 4 variabel,
yaitu EPS (Earning per Share), DER (Debt to Equity Ratio), ROI (Return on Investment), dan return
saham. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Persamaan regresi yang
dapat dibentuk adalah Y = 0,282 + (-0,094)X1 + (-0,293)X2 + 0,114X3. Hasil penelitian : 1) Menunjukkan
bahwa EPS berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia; 2) DER berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap return saham
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, dan; 3) ROI berpengaruh positif dan namun tidak
signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci : EPS (Earning per Share), DER (Debt to Equity Ratio), ROI (Return on Investment), dan
return saham
ABSTRACT This study aims to prove the influence of financial performance as seen from the EPS ratio, DER, and
ROI partially on stock return of manufacturing companies in the consumer goods manufacturing in the
Indonesian Stock Exchange Period 2011-2013. The population in this study are shares of companies
listed on the ISE, sampling techniques in this study using purposive sampling method, the number of
samples taken as many as 30 consumer goods companies listed on the JSE as well as having an active
share during 2011-2013 from total consumer goods manufacturing companies in 37 companies.
Variables used as many as four variables, namely EPS (Earnings per Share), DER (Debt to Equity Ratio),
ROI (Return on Investment), and stock return. The analysis tool used is multiple linear regression
analysis. Regression equation that can be formed is Y = 0,282 + (-0.094) X1 + (-0.293) X2 + 0,114X3.
Results of the study: 1) Indicates that the EPS negative but not significant effect on stock return of
manufacturing companies in Indonesian Stock Exchange; 2) DER negative but not significant effect on
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
stock return of manufacturing companies in Indonesian Stock Exchange, and; 3) ROI and positive effect
but not significant to stock return of manufacturing companies in Indonesian Stock Exchange.
Keywords : EPS (Earnings per Share), DER (Debt to Equity Ratio), ROI (Return on Investment), and the
stock return
1. Latar Belakang Masalah
Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya
berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam
rangka meningkatkan daya saing baik dipasar domestik maupun pasar global. Situasi
ini mendorong mereka untuk mengadaptasikan sistem manufaktur yang dapat
mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain dengan melakukan
hubungan kontraktual dengan para pemasok dan investor (Ansari, 2006).
Persaingan dunia usaha dalam perekonomian pasar bebas sekarang ini
semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan
berkembang sesuai dengan bertambahnya jumlah unit usaha ataupun meningkatnya
kebutuhan pasar. Modal sangat dibutuhkan bagi kelangsungan suatu usaha, hal ini
juga yang merupakan kendala yang sering dihadapi oleh perusahaan.
Pasar modal merupakan sarana yang efektif untuk mempercepat pertumbuhan
perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan instrumen
keuangan penting dalam suatu perekonomian yang berfungsi memobilisasi dana dari
masyarakat ke sektor produktif (perusahaan). Kehadiran pasar modal memperbanyak
pilihan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana (khususnya dana jangka
panjang).
Perusahaan manufaktur adalah suatu jenis perusahaan yang dalam kegiatannya
berusaha mengolah bahan baku hingga menjadi barang jadi. Dalam kegiatannya
perusahaan manufaktur kecuali menggunakan bahan baku sebagai bahan dasar
olahannya, perusahaan juga melibatkan tenaga kerja yang mengerjakan langsung
proses pengolahan bahan baku tersebut. Dengan demikian dibanding dengan jenis
perusahaan jasa dan perusahaan dagang umumnya perusahaan manufakur menyerap
tenaga kerja yang relatif banyak. (Wahyudin, 2004).
Menurut Kieso (2002:341), yang menjadi fokus perhatian dari investor dalam
menilai performance perusahaan adalah profitabilitas perusahaan. Penilaian saham
yang dilakukan oleh investor dapat melalui tingkat profitabilitas, alat yang bisa
digunakan adalah dengan rasio keuangan yaitu Earning Per Share dan Return On
Asset. Earning Per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar
keuntungan (profit) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham
(Tjipto Darmadji, 2001:139). Investor saham mempunyai kepentingan terhadap
informasi EPS dalam melakukan penentuan harga saham. EPS yang diharapkan oleh
para investor adalah EPS yang semakin tinggi pada setiap periodenya, semakin tinggi
EPS seiring juga dengan permintaan akan saham tersebut akan meningkat yang
cenderung meningkatkan harga saham. Menurut Lawrence J.Gitman (2005:15),
Earning Per Share (EPS) adalah rasio keuangan yang memperlihatkan jumlah
pendapatan/laba atas saham para pemegang saham biasa beredar, dimana
membandingkan pendapatan/laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa
dengan jumlah saham yang beredar. Jadi dapat disimpulkan bahwa Earning Per
Share (EPS) merupakan rasio profitabilitas sebagai informasi yang digunakan untuk
menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar
saham yang akan dibagikan kepada seorang investor.
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
Return On Asset (ROA) yang merupakan suatu alat analisis yang mengukur
secara keselurahan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia didalam perusahaan. ROA merupakan hasil perbandingan antara
laba bersih setelah pajak dengan total asset/ aktiva (Agus Sartono, 2001:123).
Besarnya tingkat pengembalian perusahaan dapat dilihat melalui besar kecilnya laba
perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi maka tingkat pengembalian
investasi (ROA) perusahaan akan tinggi maka investor akan tertarik untuk membeli
saham tersebut, sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan
(Tandelilin, 2001:236).
Analisis teknikal adalah menganalisis harga saham berdasarkan informasi yang
mencerminkan kondisi perdagangan saham, keadaan pasar, permintaan dan
penawaran harga di pasar saham, fluktuasi kurs dan volume transaksi di masa lalu.
Analisis teknikal menegaskan bahwa perubahan harga saham terjadi berdasarkan
pola perilaku harga saham itu sendiri, sehingga cenderung untuk terulang kembali.
Asumsi dasar dari analisis teknikal adalah bahwa jual beli saham merupakan
kegiatan berspekulasi.
Untuk menarik dan mengundang investor terhadap perusahaan, penting bagi
para manajer khususnya manajer investasi untuk meningkatkan nilai perusahaannya
dimata pasar serta meningkatkan kinerja keuangannya (financial performance) agar
investor menilai bahwa perusahaan ini adalah perusahaan yang layak untuk
berinvestasi didalamnya. Kondisi ini adalah suatu bentuk persaingan perusahaan–
perusahaan go public yang ada di Indonesia untuk mendapatkan investor guna
meningkatkan stockholder’s equity perusahaannya untuk melakukan pengembangan
usaha yang bertujuan meningkatkan income perusahaan pada tahun–tahun berikutnya
agar perusahaan meningkat terus
Isu penelitian yang utama adalah apakah informasi kinerja keuangan
menambah manfaat bagi investor. Untuk menguji manfaat informasi akuntansi, rasio
keuangan dapat digunakan untuk menentukan kekuatan hubungan rasio dengan
fenomena ekonomi. Beberapa penelitian tentang isu ini telah banyak dilakukan.
Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi kinerja perusahaan
memberikan tambahan bagi pemakai laporan keuangan. Akan tetapi, beberapa studi
menunjukkan hasil yang bertentangan. Secara garis besar, studi tersebut menyatakan
bahwa data keuangan tidak mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya
dengan harga saham ataupun return saham.
Analisa rasio keuangan merupakan instrumen analisa perusahaan yang
ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan
yang bersangkutan. Dengan analisa rasio keuangan ini dapat diketahui kekuatan dan
kelemahan perusahaan di bidang keuangan. Analisa rasio keuangan dapat juga
dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning system) terhadap
kemunduran kondisi keuangan perusahaan yang mengakibatkan tidak akan
memberikan kepastian going concern perusahaan khususnya untuk perusahaan yang
go public. Perusahaan yang melakukan penjualan kepada masyarakat bertujuan untuk
menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk. Untuk
menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukkan kinerjanya. Pengukuran
kinerja dapat dilakukan menggunakan rasio keuangan. Investor tertarik dengan
saham yang memiliki return positif dan tinggi karena akan meningkatkan
kesejahteraan investor. Investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan yang
terdaftar di BEI melakukan analisis kinerja perusahaan antara lain menggunakan
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
rasio keuangan sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return
perusahaan (Husnan, 2007:44)
2. Landasan Teoritis
2.1 Kinerja Saham
Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan
terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif
kepada pemilik yaitu pemegang saham (Sumantoro, 1990:10). Perusahaan
tetap menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat
mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya
dengan pertimbangan sebagai berikut: (Sumantoro, 1990:11)
a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan
perusahaan;
b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam
pengelolaan dan perkembangan perusahaan;
c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan
perusahaan.
Perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek yaitu tempat
bertemunya penjual dana dan pembeli dana yang di pasar modal atau Bursa
tersebut diperantarai oleh para anggota bursa selaku pedagang perantara
perdagangan efek untuk melakukan transaksi jual-beli (Sumantoro,1990:10)
Sekuritas atau saham yang telah dibeli di pasar perdana (Initial
Public Offering) kemudian akan diperdagangkan di bursa efek atau pasar
sekunder. Saat pertama kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa efek
biasanya memerlukan waktu sekitar enam sampai delapan minggu dari saat
Initial Public Offering. Pada waktu sekuritas tersebut mulai diperdagangkan
di bursa, dikatakan sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Jadi
bursa efek merupakan suatu tempat untuk memperdagangkan sekuritas
tersebut.
2.2 Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi. Return
dapat berupa return realisasi (realized return) yaitu return yang telah terjadi
atau return ekspektasi (expected return) yaitu return yang diharapkan akan
terjadi di masa yang akan datang. Hartono (2006: 107) menyatakan bahwa
return abnormal (abnormal return) merupakan selisih antara return
ekspektasi dan return realisasi. Tujuan corporate finance adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa menyimpan konflik
potensial antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika perusahaan
menikmati laba yang besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan meningkat
pesat, sementara nilai hutang perusahaan (dana kreditur) tidak terpengaruh.
Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan
kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai saham
akan menurun drastis. Jadi dengan demikian nilai saham merupakan indeks
yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali
dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan
kekayaan pemegang saham. Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari
pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan
dividen tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu
periode (Beza, 2008).
Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu
pasar modal. Apabila harga suatu instrument investasi telah mencerminkan
seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham
relatif akan sama dengan return realisasinya. Pada pasar modal yang telah
efisien, seorang investor tidak akan dapat memperoleh abnormal return
secara berlebihan atau secara terus menerus. Hal ini tentu saja berlaku
dengan asumsi seluruh pelaku pasar bertindak rasional atas informasi yang
diperoleh.
2.3 Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi
perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator
keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi
keuangan atau prestasi operasi di masa lalu. Makna dan kegunaan rasio
keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif,
bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dalam konteks apa
analisis tersebut diaplikasikan (Helfret, 1999).
Menurut Nainggolan (2004 : 68) ada beberapa rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu:
a. EPS (Earning per Share)
Merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per
saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba
dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba
suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur
modal. Laba per saham telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh
para analis keuangan. Perhitungan laba per saham yang mengarah ke
masa depan mancoba memberikan informasi mengenai laba per saham
yang mungkin akan diperoleh di masa datang Rumus EPS sebagai
berikut:
b. DER (Debt to Equity Ratio)
Merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung
melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Debt Equity Ratio
adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan akuitas atau aktiva
bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Rumus
DER sebagai berikut:
c. ROI (Return on Investment)
Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2012). Rumus
ROA sebagai berikut:
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual didalam penelitian ini adalah sebagai berikut ;
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan
yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk
menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu.
Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya
bersifat subyektif, bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dalam konteks
apa analisis tersebut diaplikasikan. EPS (Earning per Share) merupakan laba yang
diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang
berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan
untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan
dalam struktur modal. Laba per saham telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh
para analis keuangan. Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan dan
mencoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan
diperoleh di masa datang. DER (Debt to Equity Ratio) merupakan rasio yang
mengukur besarnya hutang yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki
perusahaan. Debt Equity Ratio adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan
akuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya.
ROI (Return on Investment) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset. Harapan investor
terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang akan datang. Jika pendapatan
atau dividen suatu saham stabil maka harga saham cenderung stabil. Sebaliknya jika
pendapatan atau dividen suatu saham berfluktuasi maka harga saham cenderung akan
berfluktuasi.
H1
H2
Kinerja Perusahaan
EPS
ROI
DER Return Saham
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 : EPS berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia
H2 : DER berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia
H3 : ROI berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia.
H4 : Kinerja keuangan yang terdiri dari EPS, DER, dan ROI berpengaruh secara
simultan terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia.
5. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini beserta definisi operasionalnya
adalah sebagai berikut:
a. Variabel Independen
Variabel independen atau bebas dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor yang
diperkirakan dapat mempengaruhi retun saham. Dalam penelitian ini, variabel
bebas terdiri dari EPS (Earning per Share), DER (Debt to Equity Ratio), dan ROI
(Return on Investment).
1) EPS (Earning per Share)
Adalah laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham
merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai
entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari
waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. EPS (Earning per
Share) dalam penelitian ini diukur menggunakan skala pengukuran rasio
dengan data laporan keuangan pertahun yang ada pada perusahaan manufaktur.
2) DER (Debt to Equity Ratio)
Adalah rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditanggung melalui modal
sendiri yang dimiliki perusahaan. Debt Equity Ratio adalah instrumen untuk
mengetahui kemampuan akuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk
melunasi seluruh kewajibannya. DER (Debt to Equity Ratio) dalam penelitian
ini diukur menggunakan skala pengukuran rasio dengan data laporan keuangan
pertahun yang ada pada perusahaan manufaktur.
3) ROI (Return on Investment)
Adalah rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan
pendapatan dari pengelolaan aset. ROI (Return on Investment) dalam penelitian
ini diukur menggunakan skala pengukuran rasio dengan data laporan keuangan
pertahun yang ada pada perusahaan manufaktur.
b. Variabel Dependen
Adalah hasil yang diperoleh dari sebuah investasi. Untuk melakukan investasi
dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu
analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah
menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau overvalue.
Saham dikatakan undervalue bilamana return saham di pasar saham lebih kecil
dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat
dikatakan bahwa untuk memperkirakan return saham dapat menggunakan analisa
fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
menerbitkan saham tersebut. Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian
kinerja perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai
sasarannya
6. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh elemen yang dapat digunakan untuk membuat
beberapa kesimpulan (Sekaran, 2003 : 273). Populasi dalam penelitian ini adalah
saham-saham Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sampel adalah
menyeleksi bagian dari elemen-elemen populasi atau kesimpulan tentang
keseluruhan populasi yang diperoleh (Sekaran, 2003 : 274).
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive
Sampling, dimana sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Perusahaan yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah perusahaan
manufaktur pada barang konsumsi
b. Perusahaan yang memiliki saham aktif selama tahun 2011-2013.
c. Memiliki data keuangan yang lengkap.
Sampel yang diambil sebanyak 30 perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di BEI serta memiliki saham aktif selama tahun 2011-2013 dari total
keseluruhan perusahaan manufaktur pada barang konsumsi 37 perusahaan. Berikut
sampel perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Aktif dan Menjadi Sampel Penelitian
NO KODE Nama Perusahaan
1 BATI PT BAT Indonesia
2 MERK PT Merck Indonesia
3 UNVR PT Unilever Indonesia
4 SHDA PT Sari Husada
5 DLTA PT Delta DIndonesia
6 AQUA PT Aqua Golden Mississipi
7 SCPI PT Schering Plough Indonesia
8 ULTJ PT Ultrajaya Milk
9 MYOR PT Mayora Indah
10 HMSP PT HM Sampoerna
11 GGRM PT Gudang Garam
12 KLBF PT Kalbe Farma
13 SUBA PT Suba Indah
14 SMAR PT Smart
15 SKLT PT Sekar Laut
16 TCID PT Mandom Indonesia
17 ADES PT Ades Alfindo Putrasetia
18 TSPC PT Tempo Scan Pasific
19 INDF PT Indofood Sukses Makmur
20 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga
21 DVLA PT Darya Varia Laboratories
22 DAVO PT Davomas
23 MRAT PT Mustika Ratu
24 CEKA PT Cahaya Kalbar
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
25 KDSI PT Kedaung Setia Industrial
26 STTP PT Siantar TOP
27 TBLA PT Tunas Baru Lampung
28 INAF PT Indofarma
29 KAEF PT Kimia Farma
30 PYFA PT Pyridam Farma
Sumber : Researchgate.net, 2015
7. Teknik Analisis Data
Analisis Regresi Linear Berganda merupakan salah satu analisis yang
bertujuan untuk mngetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam
analisis regresi variabel yang mempengaruhi disebut independent variable (variabel
bebas) dan variabel yang mempengaruhi disebut dependent variable (variabel
terikat). Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat salah satu variabel bebas dan
satu variabel terikat, maka disebut sebagai regresi sederhana, sedangkan jika
variabelnya bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi
berganda (Prayitno, 2010:124). Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang
dilihat dari rasio EPS, DER, dan ROI terhadap return saham perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia, digunakan analisis regresi linier berganda sebagai berikut
(Prayitno, 2010:61) :
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+e
Keterangan :
a = bilangan konstanta
b1 = besarnya pengaruh EPS
b2 = besarnya pengaruh DER
b3 = besarnya pengaruh ROI
X1 = EPS
X2 = DER
X3 = ROI
Y = return saham
e = faktor gangguan
8. Hasil Penelitian
8.1 Analisis Regresi Linear Berganda Hasil analisis regresi linear berganda antara variabel independen yaitu EPS,
DER, dan ROI, serta variabel dependen yaitu return. Berikut Tabel 4.1, hasil analisis
regresi linear berganda ;
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
Tabel 2. Hasil Regresi Linear Berganda
Variabel
Independent
Unstandardized T ttabel Sig. A Keterangan
Coefficients B
(Constant) 0,282 - - -
EPS (X1) -0,094 -0,851 < 1,662 0,397 > 0.010 Tidak
Signifikan
DER (X2) -0,293 -1,960 > 1,662 0,053 < 0,010 signifikan
ROI (X3) 0,114 0,733 < 1,662 0,466 > 0,010 Tidak
Signifikan
Adjusted R Square = 0,027 F. Hitung = 1,831
Sig. F = 0,148
Sumber : Data diolah 2015
Berdasarkan koefisien regresi, maka persamaan regresi yang dapat dibentuk
adalah ;
Y = 0,282 + (-0,094)X1 + (-0,293)X2 + 0,114X3
8.2 Uji Hipotesis
a. Uji t
Hasil analisis regresi berganda adalah mengetahui pengaruh EPS, DER, dan ROI
terhadap variabel dependen yaitu return. Berdasarkan hasil analisis regresi linear
berganda (untuk menguji pengaruh secara parsial) diperoleh hasil yang dapat
dinyatakan sebagai berikut ;
1) Variabel EPS (X1) memiliki nilai t -0,851 < 1,662 dan signifikasi 0,397 >
0,010, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti secara parsial variabel
EPS berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia;
2) Variabel DER (X2) memiliki nilai t -1,960 > 1,662 dan signifikasi 0,053 <
0,010, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti secara parsial variabel
DER berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia;
3) Variabel ROI (X3) memiliki nilai t 0,733 < 1,662 dan signifikasi 0,466 >
0,010, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti secara parsial variabel
ROI berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
b. Uji F
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda (dalam hal ini untuk menguji
pengaruh secara simultan) diperoleh hasil, yaitu bahwa Fhitung < Ftabel (1,831 <
2,70) dan signifikasi (0,148 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
variabel EPS, DER, dan ROI secara simultan berpengaruh tidak signifikan
terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
c. Koefisien Determinasi Berganda
Hasil analisis menujukkan bahwa besarnya persentase sumbangan pengaruh
variabel EPS, DER, dan ROI terhadap return saham perusahaan manufaktur di
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
Bursa Efek Jakarta, dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square (R2) menunjukkan
sebesar 0,027 atau 2,7% dan sisanya (100%-2,7%) 97,3% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian
ini, seperti current ratio dan profit margin.
8.3 Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas Model
Gambar 2 Uji Normalitas Data
Gambar 2, menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, karena data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi rnemenuhi asumsi
normalitas.
2) Multikolinieritas
Tabel 3 Uji Multikolinearitas
Test of Multikolinierity VIF Cutt off Keterangan
EPS (X1) 1,114 < 10 Tidak terjadi mulitikolinieritas
DER (X2) 2,048 < 10 Tidak terjadi mulitikolinieritas
ROI (X3) 2,207 < 10 Tidak terjadi mulitikolinieritas
Sumber : Data diolah 2015
Tabel 2, menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
independen karena menunjukkan nilai VIF kurang dari 5.
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
3) Heteroskedastisitas
Gambar 3 Uji Heteroskedastisitas
Gambar 3, menunjukkan bahwa tidak adanya heteroskedastisitas, karena
tebaran data tidak membentuk garis tertentu atau tidak terdapat pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y.
9. Pembahasan
9.1 Pengaruh EPS Terhadap Return
Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel EPS
sebesar -0,094 atau -9,4% dengan arah positif. EPS sebagai laba yang diperoleh
perusahaan per lembar saham dan merupakan alat ukur yang berguna untuk
membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk
membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam
struktur modal yang mengarah ke masa depan dan mancoba memberikan informasi
mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang adalah cukup
baik, dengan artian lainnya bahwa adanya adanya suatu tingkat pertumbuhan
perusahaan yang semakin tidak sebanding dengan peningkatan perusahaan yang
berhasil atau perusahaan yang mengalami penurunan profitabilitas atau labanya,
maka akan semakin rendah pula PER-nya, hal ini menunjukkan bahwa laba yang
dihasilkan perusahaan, memberikan indikasi penurunan yang sesuai dengan
perkembangan harga saham yang ada. Namun apabila semakin tinggi tingkat
pertumbuhan perusahaan maka akan semakin baik perkembangan harga sahamnya.
Hal ini juga dapat disebabkan perbandingan antara harga saham di pasar perdana
yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima relatif tidak
sebanding. Ukuran tersebut menyangkut suatu jumlah yang tidak dapat dikendalikan
secara langsung oleh perusahaan, sehingga investor akan memperkirakan kinerja
perusahaan dimasa yang akan datang (harga pasar mengindikasikan taksiran
pemegang saham tentang return dimasa yang akan datang), perusahaan berhak tidak
mendistribusikan seluruh laba kepada pemegang saham. Jika perusahaan mendapat
laba, laba tersebut dapat digunakan dalam berinvestasi untuk perusahaan atau
mendistribusikannya kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Laba yang
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
diinvestasikan tentunya akan memberikan pada kinerja perusahaan, sedangkan
deviden yang dibagikan hanya akan memberikan keuntungan pada investor, namun
memiliki efek yang kurang baik terhadap return saham.
9.2 Pengaruh DER Terhadap Return
Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel DER
sebesar -0,293 atau -29,3% dengan arah positif. DER sebagai besarnya hutang yang
ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan, dan merupakan
kemampuan akuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh
kewajibannya adalah cukup baik, dengan artian lainnnya bahwa adanya adanya
struktur modal yang dimiliki perusahaan atau keseimbangan proporsi antara aktiva
yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan,sehingga dapat
dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang, menandakan kinerja perusahaan
kurang baik karena perusahaan memanfaatkan hutang jangka panjang sebagai
pendanaan usahanya sehingga mengakibatkan semakin besar risiko yang harus
ditanggung investor. Investasi menjadi tidak menguntungkan bagi investor. Semakin
tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka
panjang) semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga
berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) yang akan
menjadikan berkurangnya minat investor dalam menanamkan modal terhadap
perusahaan. Minat investor akan berdampak pada penurunan harga saham yang
berakibat terhadap total return.
9.3 Pengaruh ROI Terhadap Return
Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel ROI
sebesar 0,114 atau 11,4% dengan arah positif. ROI kerja sebagai rasio untuk
mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan
aset adalah cukup baik, dengan artian lain bahwa adanya kemampuan perusahaan
menghasilkan laba berdasarkan tingkat aset yang tertentu yang dimilinya untuk
memperoleh laba, penggunaan aktiva yang tidak efisien seperti banyaknya dan
menganggur dalam persediaan, lamanya dana tertanam dalam piutang, berlebihan
uang kas, aktiva tetap beroperasi dibawah kapasitas normal dan sebagainya akan
berakibat pada rendahnya rasio ini, demikian sebaliknya. Kemampuan manajemen
dalam mengelola total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi perusahaan akan
mampu memberikan laba yang baik bagi perusahaan sehingga salah satu aspek yang
menjadi penilaian emiten untuk menghasilkan laba yang meningkat maka akan harga
saham perusahaan akan meningkat, semakin produktif pengelolaan aktiva perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan maka akan semakin tinggi pula harga saham
perusahaan tersebut. Dengan semakin tinggi harga saham maka investor akan tertarik
didalam menginvestasikan dana atau modalnya sehingga return saham juga akan
semakin tinggi.
10 Kesimpulan dan Saran
10.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut ;
a. EPS berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap return saham
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia;
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
b. DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
c. ROI berpengaruh positif dan namun tidak signifikan terhadap return saham
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
10.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan ;
a. Pihak Produsen Produk Samsung dihimbau dapat lebih meningkatkan dan Pihak
Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI dihimbau lebih meningkatkan
kinerja perusahaan secara menyeluruh sehingga memberikan dampak pada
peningkatan EPS pada setiap periode dan meningkatkan minat pada investor
untuk melakukan investasi pada perusahaan;
b. Pihak Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI dihimbau lebih
menekan hutang perusahaan dan mengoptimalkan penggunaan hutang perusahaan
sehingga memberikan peningkatan terhadap perbandingan laba yang dihasilkan
dengan kewajiban hutangnya;
c. Pihak Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI dihimbau lebih
meningkatkan dan mengoptimalkan kemampuan manajemen didalam
meningkatkan ROI perusahaan sehingga memberikan daya tarik atau penilaian
yang baik bagi investor dalam menginvestasikan modalnya.
Daftar Pustaka
Bambang, Riyanto. 2005. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahan, Edisi Keempat,
Yogyakarta: BPFE UGM.
Baroroh, Ali. 2013. Analisis Multivariat dan Time Series. Gramedia Pustaka : Jakarta
Beaver, Williams, 2006, Financial Ratios as Predictor of Failare, Empirical Research in
Accounting: Selected Studies Suplement, Jurnal Of Accounting
Research, Vol.5.
Beza, Berhanu, dan Ainun Na’im, 2008, The Information Content of Annual Earningss
Announcements A Trading Volume Approach, Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, Yogyakarta, Vol.1, No.2, Juli.
Cooper, Donal R. and Emory, C. William, 2000, Metode Penelitian Bisnis. Alih
Bahasa: Ellen G. Sitompul dan Imam Nurmawan, Penerbit Erlangga, Jakarta
Harahap, Sofyan Syafri, 2007, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Hartono, Jogiyanto,M, 2006, Teori Portfolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE-
UGM,
Hartati. 2010. Return on Asset, Debt to Equity Ratio ,Earning Per share, Price Earning
Ratio dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Manufaktur di BEI. Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Husnan, Suad, 2007, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta:
BPFE-UGM.
Indra Wijaya K. An Event Study Of The Impact Of SFAS 95 On The U.S. Banks and
Investment Companies’ Stock Returns. JEBI Vol. 16 No. 3 tahun 2001.
Kasmir, 2012, Manajemen Perbankan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Kim, D, 2011, Dividend Yields and Stock Return, Journal of finance Economics. Vol 3
Wieke, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham ........
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Jember, 2015
Latan, Hengky. 2013. Analisis Multivariat Teknik dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta
Machfoed, M., 2006, Financial Ratio Analysis and The Earning Changes in
Indonesia, Kelola, No. 114-147.
Nainggolan, Pahala., 2004., Cara Mudah Memahami Akuntansi, PPM, Jakarta
Nuryana. 2012. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham LQ 45 di BEI.
Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Riau : Jurnal Aplikasi Bisnis
Prayitno, Duwi. 2010. Paham Analisa Data Statistik. Yogyakarta : MediaKom
Resmi, Siti, 2006, “Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Return
Saham”, Yogyakarta, Kompak. Vol 6 September 2002
Rosyadi, Imron, 2002, “Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Harga
Saham (Studi pada 25 Emiten 4 Rasio Keuangan di BEJ”, Yogyakarta,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 6 September 2002
Santoso, Singgih, 2004, SPSS Statistik Non Parametrik, PT Elex Media
Computindo, Jakarta.
Sekaran, Uma, 2006, “Research Methods for Business: A Skill Building
Approach”, sixth edition, John Willey & Sons, Inc.,New York
Sugiyono, E. Wibowo, 2001, Statistika Penelitian, Edisi I, Bandung : Alfabeta
Sumantoro, 1990, Pengantar tentang Pasar Modal di Indonesia, Edisi Pertama, Jakarta,
Ghalia Indonesia.
Suryaputri dan Christina Dwi Astuti, 2003, Pengaruh Faktor Leverage Deviden Payout,
Size, Earning Growth and Country Risk Terhadap Price Earning Ratio, Media
Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol.3, No.1, April.
Wijayanti. 2010. Analisis Kinerja Keuangan dan Harga Saham Perbankkan di BEI.
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya : Journal of Indonesian Applied
Economics
Zuliarni. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Universitas
Kanjuruhan Malang : Jurnal Akuntansi Aktual, Vol. 2, Nomor 2, Juni 2013, hlm. 57–66