Pemanfaatan hutan mangrove sebagai ekowisata hutan mangrove.pptx
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB...
Transcript of 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan ...repository.ub.ac.id/7246/6/BAB...
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
Hutan Mangrove Pasar Banggi terletak di Dukuh Kaliuntu, Desa Pasar
Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Keberadaan
Hutan Mangrove di Kawasan Pesisir Pantai Desa Pasar Banggi Kabupaten
Rembang memiliki multi fungsi. Selain menahan abrasi juga berfungsi sebagai
tempat berkembang biak ikan dan tempat wisata.
Gambar 4. Kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi
Sumber: googlemap.com
Ekosistem mangrove dikawasan ini relatif terjaga karena adanya
perhatian serius dari pemerintah kabupaten serta kelompok Tani Sido Dadi Maju
yang memiliki hak untuk mengelola kawasan mangrove. Rehabilitasi hutan
mangrove di sepanjang pesisir Pasar Banggi berupa penanaman Rhizophora sp.
telah mencapai keberhasilan. Sekarang tidak hanya Rhizophora sp saja
melainkan ada 5 jenis pohon mangrove yang sudah tertanam, diantaranya
Rhizophora apiculate, Avicenia marina, Avicenia alba, Soneratia alba dan
66
Xilocarpus Spp. Selain vegetasi tama hutan mangrove, diarea lahan tambak juga
ditumbuhi beberapa vegetasi yang khas untuk lanskap pesisir yang didominasi
oleh kategori semak dan groundcover menjalar. Beberapa jenis tanaman yang
sering ditemui di Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi antara lain, Lantana
camara, Wedelia biflora, Casuarina equisetifolia, Ipomoea pes-caprae,
babandotan (Ageratum conizoides), sesuvium portulacastrum, canavalia
maritima dan sejenisnya. Kawasan mangrove Desa Pasar Banggi ini pun
terdapat sejumlah hewan didalamnya jika beruntung menemui atau melihat
hewan tersebut antara lain ular, kepiting mangrove, kadal, ikan gelodok, ikan
belanak, ikan kapasan, burung blekok, burung kuntal putih, elang laut, burung
hantu dan biawak. Sedangkan beberapa fauna yang menjadi komoditas
budidaya dilahan tambak warga adalah jenis udang, tongkol/cakalang, dan ikan
bandeng.
Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi menawarkan konsep
yang cukup menarik wisatawan. Pemandangan hutan mangrove, kesejukan,
keasrian merupakan daya tarik utama dari wisatawan. Beberapa fasilitas yang
ada di kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang:
1. Jembatan Merah
Deretan kayu yang ditata rapi sekaligus di cat warna merah menjadi
simbol sekaligus ikon dari Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi.
Panjang deretan kayu ± 500 m sekaligus berfungsi sebagai sarana untuk
mengenal ekosistem pantai pasang surut dan menikmati keindahan hutan
mangrove dapat dilalaui dengan berjalan kaki. Samping kanan kiri dihiasi ranting
hutan mangrove yang melilit sebagian besar kayu bercat merah menjadikan
pelengkap keindahan jembatan merah.
67
Gambar 5. Jembatan Merah
2. Gazebo
Adanya Gazebo memberikan suasana romantis dan menambah keindahan
pemandangan kawasan ekowisata Hutan Mangrove Pasar Banggi Rembang,
selain itu fungsi gazebo disini adalah untuk tempat peristirahatan sementara
wisatawan terhadap terik matahari dan juga memberikan ruang kusus untuk
saling bercengkrama dengan pasangan ataupun rombongan wisatawan.
Gambar 6. Gazebo Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi
68
3. Kantin
Adanya kantin yang dikelola secara profisional tentunya memberikan
pemasukan tambahan buat masyarakat setempat dan juga memberi akses
kemudahan untuk para wisatawan ketika membutuhkan konsumsi ringan selama
menikmati suasana ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
Gambar 7. Kantin Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi
4. Tempat Sampah
Adanya tempat sampah disepanjang jalan menuju Hutan Mangrove
menjadikan kawasan tersebut sangat memperhatikan kebersihan dan keasrian
lokasi.
Gambar 8. Tempat Sampah Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi
69
5.2 Karakteristik Pengunjung Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar
Banggi Rembang
Penelitian ini menggunakan data primer dengan melakukan interview dan
pengisian kuesioner kepada 60 responden yang merupakan pengunjung
Ekowisata Hutan Mangrove Pasar Banggi, Rembang. Penelitian ini dilaksanakan
dibulan April – Mei 2017. Karakteristik responden dibedakan menjadi beberapa
jenis diantaranya jenisn kelamin, umur, alamat asal, pendidikan terakir, jenis
pekerjaan, waktu kerja, pendapatan, biaya perjalanan, jarak, jenis transportasi,
lama perjalanan, kelompok kunjungan, lama kunjungan, dan jumlah kunjungan
selama satu tahun.
5.2.1 Jenis Kelamin
Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas responden pria
sebanyak 19 responden atau 42,2 % dan responden wanita sebanyak 26
responden atau 57,7 %. Secara jelas dapat terlihat dari pada table berikut :
Tabel 4. Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah Responden (orang) Persentase (%)
Perempuan 26 60 % Laki – Laki 19 40 %
Total 45 100 %
Berdasarkan tabel diatas mayoritas wisatawan yang mengujungi kawasan
ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi berjenis kelamin perempuan,
karena perempuan biasanya banyak menghabiskan waktunya ditempat wisata
daripada tempat tongkrongan seperti warung kopi, cafe dan sejenisnya.
5.2.2 Umur
Jumlah responden berdasarkan usia, terdiri atas responden berusia 16 - 25
sebanyak 21 responden atau 46,6 %, responden berusia 26 - 35 sebanyak 16
responden atau 35,5 %, responden berusia 36 – 45 sebanyak 6 responden atau
70
13,3 %, responden berusia ≥ 45 sebanyak 2 responden atau 4,4 %. Secara jelas
dapat terlihat dari pada table berikut :
Tabel 5. Umur Umur (Tahun) Jumlah Responden (Orang) Persentase
16 – 25 21 46,6 %
26 – 35 16 35,5 %
36 – 45 6 18,3 %
≥ 32 2 4,4 %
Jumlah 45 100 %
Responden yang berkunjung di Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove
Desa Pasar Banggi Rembang rata rata adalah pelajar/mahasiswa, hal tersebut
dikarenakan tingkat emosional dan keinginan untuk bersenang senang masih
tinggi selain itu juga memilik waktu luang yang cukup banyak.
5.2.3 Alamat Asal
Responden yang berkunjung ke kawasan ekowisata Hutan Mangrove Desa
Pasar Banggi mayoritas adalah warga masyarakat Rembang sendiri dan
beberapa warga luar Rembang. Jumlah responden yang berasal dari Rembang
25 responden atau 55,5 % dari keseluruhan jumlah responden,Blora sebanyak
15 responden atau 33,3 % dari keseluruhan responden, Pati sebanyak 3
responden atau 6,6 % dari keseluruhan responden, sedangkan Tuban sebanyak
2 responden atau 4,4 % dari keseluruhan responden. Berikut tabel lengkapnya :
Tabel 6. Alamat Asal
Alamat Asal Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
Rembang 25 55,5 %
Blora 15 33,3 %
Pati 3 6,6 %
Tuban 2 4,4 %
Jumlah 45 100 %
5.2.4 Pendidikan Terakir
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
71
Tabel 7. Pendidikan Terakir Responden
Pendidikan Terakir Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
SD 2 4,4 %
SMP 4 8,8 %
SMA 21 46,6 %
D3 4 8,8 %
S1 16 35,5 %
Jumlah 45 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan dari 45 responden
diperoleh sumber responden berdasarkan tingkat pendidikannya, yaitu SD
sebanyak 2 orang dengan presentase 4,4 %, frekuensi responden yang tingkat
pendidikannya SMP sebanyak 4 responden dengan presentase 8,8 % dari
keseluruhan responden, tingkat pendidikan SMA sebanyak 21 responden dengan
presentase 46,6 % dari keseluruhan responden, tingkat pendidikan D3 sebanyak
4 responden dengan presentase 8,8 % dari keseluruhan responden dan tingkat
pendidikan S1 sebanyak 16 dengan presentase 35,5 %. Artinya mayoritas
wisatawan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove memiliki latar belakang
pendidikan tergolong tinggi. Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi
cenderung membutuhkan wisata untuk sedikit menghilangkan beban pikiranya.
Seseorang dengan pendidikan yang tinggi juga akan memiliki rasa ingin tahu
yang lebih besar terhadap suatu objek wisata dibandingkan dengan seseorang
dengan tingkat pendidikan rendah.
5.2.5 Jenis Pekerjaan
Dalam deskripsi karakteristik responden, dikelompokkan menurut jenis
pekerjaan responden yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
Tabel 8. Jenis Pekerjaan Responden
Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Persentase
Pelajar/Mahasiswa 21 46,6 % Nelayan/Petani 4 8,8 % Wiraswasta 14 31,1 % ASN & PNS 6 13,3 %
Jumlah 45 100 %
72
Mayoritas responden yang berkunjung ke kawasan Hutan Mangrove Desa
Pasar Banggi Rembang didominasi oleh pelajar/mahasiswa dan wiraswasta
dengan jumlah responden sebanyak 21 atau 46,6 % dari keseluruhan responden,
dikuti nelayan/petani sebanyak 4 responden atau 8,8 % dari keseluruhan
responden, wiraswasta sebanyak 14 responden atau 31,1 % dari keseluruhan
responden dan ASN & PNS sebanyak 6 responden atau 13,3 % dari keseluruha
responden.
5.2.6 Waktu Luang
Waktu libur kerja merupakan surganya para wisatawan untuk berlibur.
Seseorang yang mempunyai waktu kerja yang padat tentunya memiliki waktu
libur yang sedikit sedangkan seseorang yang mempunyai waktu kerja sedikit
tentunya memiliki waktu libur yang banyak.
Tabel 9. Waktu Luang Responden
Waktu Luang (Hari/bulan) Jumlah Responden (orang) Persentase
16 – 20 18 40 % 21 – 25 21 46,6 % 26 – 30 6 13,3 %
Jumlah 45 100 %
Respoden dengan waktu kerja 21 – 25 hari/bulan lebih mendominasi
dengan jumlah responden 21 atau 46,6 % dari keseluruhan responden, kedua
didominasi responden dengan waktu kerja 16 – 20 hari/bulan dengan jumlah
responden 18 atau 40 % dari keseluruhan responden dan terakir ditempati
responden dengan waktu kerja 26 – 30 hari/bulan dengan jumlah responden 6
atau 13,3 % persentase dari keseluruhan responden. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa pengunjung yang datang ke kawasan Ekowisata Hutan
Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang memiliki waktu kerja yang tidak penuh
dalam sebulan. Sehingga diwaktu senggang tetap bisa melakukan kegiatan
wisata.
73
5.2.7 Pendapatan
Tingkat pendapatan responden pada penelitian ini mengacu pada besaran
uang yang diterima oleh responden untuk memenuhi kebutuhannya selama satu
bulan dan termasuk konsumsi pariwisata. Pendapatan bersumber dari gaji setiap
bualanya selama bekerja, orang tua, beasiswa, maupun sumber lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data responden sebagai berikut:
Tabel 10. Pendapatan Responden
Pendapatan (Rp/bulan) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
< Rp 1.000.000 17 37,7 % Rp. 1.100.000 - Rp. 2.000.000 5 11,1 % Rp. 2.100.000 - Rp. 3.000.000 5 11,1 % Rp. 3.100.000 – Rp. 4.000.000 16 35,5 %
> Rp. 4.100.000 2 4,4 %
Jumlah 45 100 %
Berdasarkan Tabel diatas, pendapatan yang diterima responden per bulan
berkisar kurang dari Rp. 1.000.000 sampai lebih dari Rp. 4.000.000 perbulanya.
Responden yang berkunjung ke kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa
Pasar Banggi Rembang didominasi oleh responden dengan pendapatan kurang
dari Rp. 1.000.000,- perbulanya sebanyak 17 responden atau presentase 37,7 %
dari jumlah keseluruhan responden. Dan mayoritas pelajar/mahasiswa
mempunyai waktu luang banyak sehingga memungkinkan untuk berwisata lebih
besar.
5.2.8 Biaya Perjalanan
Biaya perjalanan ke Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar
Banggi Rembang meliputi biaya transportasi, biaya retribusi masuk, biaya
penginapan, biaya konsumsi, biaya dokumentasi, serta biaya-biaya lain yang
relevan. Karakteristik responde berdasarkan biaya perjalanan:
Tabel 11. Biaya Perjalanan Responden
Biaya Perjalanan (Rp) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
0 – Rp. 15.000 3 6,6 % Rp. 16.000 – Rp 30.000 20 44,4 % Rp. 31.000 – Rp. 45.000 15 33,3 % Rp. 45.000 – Rp. 60.000 4 8,8 % > Rp. 61.000 3 6,6 %
Jumlah 45 100 %
74
Melihat dari data diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa mayoritas
pengunjung kawasan Ekowisata Hutan Mangrove mayoritas mengeluarkan biaya
yang tidak terlalu tinggi sebesar Rp. 16.000 – Rp. 30.000 dengan jumlah
responden sebanyak 20 orang atau presentase 44,4 % dari keseluruhan
responden, sedangkan responden yang paling sedikit adalah responden yang
mengeluarkan biaya paling banyak dan sedikit yaitu > Rp. 60.000 dan < Rp.
15.000 dengan jumlah 3 responden dari keseluruhan responden.
5.2.9 Jarak
Jarak antara daerah tempat tinggal ke tempat obyek wisata juga
mempengaruhi permintaan akan kunjungan. Seseorang cenderung lebih memilih
tujuan wisata yang dekat dengan tempat tinggalnya untuk menekan biaya
pengeluaran dalam berwisata. Oleh karena itu apabila semakin dekat jarak obyek
wisata terhadap tempat tinggal maka orang akan tertarik mengunjungi obyek
wisata itu dan sebaliknya. Karakteristik responden berdasarkan jarak tempuh:
Tabel 12. Jarak
Jarak (Km) Responden (orang) Persentase (%)
0 – 10 23 51,1 % 11 – 20 17 37,7 % 21 – 30 3 6,6 % > 31 2 4,4 %
Jumlah 45 100 %
Responden yang mendominasi kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar
Banggi Rembang adalah responden yang memiliki jarak paling dekat antara
tempat lokasi asal dengan objek wisata dengan jumlah responden 23 atau
presentase 51,1 % dari keseluruhan responden. Hal tersebut berarti jarak
mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke lokasi tempat wisata. Semakin
dekat jarak antara tempat asal wisatawan terhadap lokasi wisata maka semakin
sering juga kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut, begitupun sebaliknya.
75
5.2.10 Jenis Transportasi
Jenis transportasi yang mayoritas digunakan responden untuk berkunjung
ke kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang adalah jenis
transportasi kendaraan roda dua dengan jumlah responden sebanyak 36 atau 80
% dari keseluruhan jumlah responden. Mayoritas responden menggunakan jenis
transportasi roda dua dikarenakan biaya dikeluarkan lebih murah dan juga
efesien waktu untuk sampai lokasi ekowisata. Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Transportasi sebagai berikut:
Tabel 13. Jenis Transportasi
Jenis Transportasi Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
Roda Dua 36 80 % Roda Empat 9 20 %
Jumlah 45 100 %
5.2.11 Lama Perjalanan
Lama perjalanan merupakan lama waktu yang ditempuh oleh responden
dari lokasi tempat tinggal menuju objek ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar
Banggi Rembang. Semakin singkat waktu tempuh perjalan menuju tempat wisata
semakin banyak pula wisatawan berkunjung ke lokasi wisata tersebut.
Wisatawan yang mengunjungi objek ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar
Banggi Rembang lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan dengan lama
perjalanan 0 – 15 menit dengan jumlah responden 17 orang atau 37,7 % dari
keseluruhan responden. Semakin singkat perjalanan seseorang menuju kelokasi
wisata maka semakin sering seseorang untuk berkunjung kelokasi wisata
tersebut, begitupun sebaliknya.
Tabel 14. Lama Perjalanan
Lama Perjalanan (Menit) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
0 – 15 17 37,7 % 16 – 30 14 31,1 % 31 – 45 9 20 % 46 – 60 3 6,6 % > 61 2 4,4 %
Jumlah 45 100 %
76
5.2.12 Kelompok Kunjungan
Kelompok kunjungan yang memadati objek Ekowisata beberapa macam,
diantaranya sendiri, teman, keluarga, rombongan, dll. Dari tabel dibawah
diketahui bahwa kelompok kunjungan paling banyak didominasi oleh responden
yang berkunjung bersama teman temanya dengan jumlah responden sebanyak
20 orang atau 44,4 % dari keseluruhan responden.
Tabel 15. Kelompok Kunjungan
Kelompok Kunjungan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)
Sendiri 6 13,3 % Teman 20 44,4 % Keluarga 15 33,3 % Lainya 4 8,8 %
Jumlah 45 100 %
5.2.13 Kunjungan Dalam Satu Tahun Terakir
Jumlah kunjungan dalam satu tahun terakir dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah sayunya adalah pendapatan, tempat tinggal dan kepuasan
pengunjung. Dilihat dari tabel dibawah, rata rata pengujung menikmati suasana
Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang hanya sekali selama
satu taun terakir dengan 23 responden atau 51,1 % dari jumlah keseluruhan
responden. Kebanyakan wisatawan bosen dengan objek wisata tersebut tanpa
ada pembaruan atau inovasi tiap tahunya, sehingga memungkinkan wisatawan
hanya mengunjungi lokasi tersebut setahun sekali.
Tabel 16. Jumlah Kunjungan Selama Satu Tahun Terakir
Berdasarkan hasil yang sudah dijelaskan diatas terhadap karakteristik
Pengunjung Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang dapat
dilihat pada Tabel dibawah:
Jumlah Kunjungan Selama Satu Tahun Terakir Responden Persentase (%)
1 19 42,2 % 2 23 51,1 % 3 3 6,6 %
Jumlah 45 100 %
77
Tabel 17. Karakteristik Pengunjung Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
No Persepsi Hasil Jumlah Persentase Tertinggi (%)
1 Jenis Kelamnin Perempuan 26 60 % 2 Umur 16-25 Tahun 21 46,6 % 3 Alamat Asal Rembang 25 55,5 % 4 Pendidikan Terakir SMA 21 46,6 % 5 Jenis Pekerjaan Pelajar/mahasiswa 21 46,6 % 6 Waktu Kerja 21 – 25 21 46,6 % 7 Pendapatan < Rp. 1.000.000 17 37,7 % 8 Biaya Perjalanan Rp 16.000 – Rp.
30.000 20 44,4 %
9 Jarak 0 – 10 23 51,1 % 10 Jenis Transportasi Roda Dua 36 80 % 11 Lama Perjalanan 0 – 15 Menit 17 37,7 % 12 Kelompok Kunjungan Teman 20 44,4 % 13 Kunjungan Dalam satu
Tahun Terakir 2 23 51,1 %
5.3 Persepsi Terhadap Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar
Banggi Rembang
Adanya perspesi pengunjung terhadap kawasan Ekowisata Hutan
Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang menjadikan bahan evalusi terhadap
pengelola wisata tersebut sehingga diharapakan kedepanya mampu
mengembangkan apa yang menjadi kekurangan dari sebelumnya. Persepsi
pengunjung yang ditanyakan diantaranya sumber indormasi yang didapat,
keunggulan daya tarik, motivasi berkunjung, persepsi sebelum dan setelah
berkunjung, pengalaman berkunjung sebelumnya, persepsi mengenai fasilitas,
persepsi mengenai keamanan, persepsi mengenai akases jalan, persepsi
mengenai kebersihan dan baiaya maksimal yang dikeluarkan.
5.3.1 Sumber Informasi
Sumber informasi baik berupa media elektronik, media cetak ataupun dari
mulut ke mulut menjadi bahan promosi sangat penting untuk mengenalkan
kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang ke
masyarakat luas. Namun masyarakat menilai dan tahu akan keberadaan
kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang lewat pemberitahuaan
dari teman ke teman denngan presentase 46,6 % atau 21 orang dari keseluruhan
responden.
78
Tabel 18. Sumber Informasi
Sumber Informasi Responden (Orang) Presentase (%)
Teman/Saudara 21 46,6 % Internet 15 33,3 % Brousur 6 13,3 % Radio/Televisi 3 6,6 %
Jumlah 45 `100 %
5.3.2 Daya Tarik Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi
Rembang
Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
termasuk objek wisata alam, tentunya wisata alam dikalangan wsiatawan
menjadi mangnet tersendiri untuk menikmati keindahan alamnya, mulai dari
panorama pemandangan jembatan merahnya yang dihimpit oleh hijaunya hutan
mangrove dan langsung bisa memangdangi hembasan ombak laut serta
hamparan angin yang sejuk. Adapun persepsi responden sebagai berikut :
Tabel 19. Daya Tarik
Daya Tarik Responden (Orang) Persentase (%)
Pemandangan Alam 22 48,8 % Spot Foto 16 35,5 % Spot bercengkrama 5 11,1 % Fasilitas lainya 2 4,4 %
Jumlah 45 100 %
Persepsi responden terhadap daya tarik kawasan Ekowisata Hutan
Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang mayoritas mengujungi wisata tersebut
karena pemandangan alamnya yang dinilai cukup bagus untuk menghilangkan
pekat para wisatawan dengan jumlah responden 22 orang atau 48,8 % dari
kesulurhan responden.
5.3.3 Motivasi Berkunjung
Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove memiliki banyak spot wisata alam
yang cukup memuaskan untuk dikunjungi, hal tersebut memberikan motivasi
tersendiri bagi wisatawan untuk mengunjungi lokasi tersbut, persepsi pengunjung
mengenai motivasi berkunjung ke kawasan Ekowisata Hutan Mangrove sebagai
berikut:
79
Tebel 20. Motivasi Berkunjung
Motivasi Berkunjung Responden (Orang) Persentase (%)
Refresing 26 57,7 % Piknik 13 28,8 % Penelitian 4 8,8 % Lainya 2 4,4 %
Jumlah 45 100 %
Mayoritas responden mempunyai motivasi untuk berkunjung ke kawasan
Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang adalah untuk refresing
bersama pasangan, teman, ataupun keluarga dengan jumlah responden 26
Orang atau 57,7 % dari keseluhan responden.
5.3.4 Pengalaman Berkujung Sebelumnya
Kunjungan seseorang tehadap kawasan Ekowisata Hutan Mangrove
mempunyai tingkat kepuasan tersendiri. Kunjungan yang dilakukan oleh setiap
orang tidak hanya sekali, namun bisa berkali kali. Hal tersebut dapat dipenagruhi
oleh kepuasan seseorang tehadap kawasan ekowisata tersebut. Persepsi
responden mengenai pengalaman berkunjung sebelumnya sebagai berikut :
Tabel 21. Pengalaman Berkunjung
Pengalaman Berkunjung Jumalah responden (orang) Persentase (%)
Puas 38 84,4 % Tidak Puas 7 15,5 %
Jumlah 45 100 %
Responden yang telah berkunjung telah berkunjung sebelumnya memili
pengalaman berkunjung dengan mayoritas menilai “Puas” dengan presentase
sebanyak 38 responden atau 84,4 % dari jumlah keseluruhan responden.
5.3.5 Fasilitas
Semakin lengkap fasilias yang ada di lokasi wisata tersebut semakin
menaarik pula wisatawan yang datang ke lokasi tersebut. Persepsi responden
terhadap fasilitas yang diberikan:
Tabel 22. Fasilitas
Fasilitas Responden (Orang) Presentase (%)
Lengkap 29 64,4 % Tidak Lengkap 16 35,5 %
Jumlah 45 100 %
80
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui jumlah responden memberikan
nilai terhadap fasilitas kawasan hutan mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
dengan predikat “lengkap” dengan presentase 64,4 % atau 29 orang dari
keseluruhan responden. Hal tersebut dikarenakan banyak fasilitas yang kurang
memadai, mulai dari belum adanya penerangan dikawasan ekowisata dan juga
belum diaspalnya jalan dari parkiran menuju kawasan ekowisata Hutan
Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
5.3.6 Keamanan
Keamanan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam mengunjungi
tempat wisata. Semakin bagus pelayanan keamanan suatu lokasi wisata
semkain nyaman pula wisatawan berkunjung ke tempat wisata tersebut. Bersepsi
responden terhadap tingkat keamanan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove
Desa Pasar Banggi Rembang
Tabel 23. Keamanan
Berdasarkan tabel diatas wisatawan memberikan nilai tertinggi terhadap
keamanan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
tergolong “Aman” dengan jumlah responden 34 orang atau 75,5 % dari
keseluruhan responden, adapun responden juga menggolongkan kawasan
Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang tergolong “Rawan”
dengan responden sebanyak 11 atau 24,4 % dari keseluruhan responden,
dikarenakan belum adanya pembatas dijembatan merah tersebut.
5.3.7 Pelayanan
Pelayanan menjadi salah satu penilaian terhadapa tingkat kepuasan
wisatawan, semakin baik pelayanan lokasi tersebut maka semakin sering pula
Keamanan Respoden (Orang) Persentase (%)
Aman 34 75,5 % Rawan 11 24,4
Jumlah 45 100 %
81
wisatawan berkunjung kearea tersebut. Berikut persepsi wisatawan mengenai
pelayanan:
Tabel 24. Pelayanan
Pelayanan Jumlah responden (orang) Persentase (%)
Baik 41 91,1 % Tidak Baik 4 8,8 %
Jumlah 45 100 %
Tebel tersebut menujukan bahwa wisatawan menilai pelayanan dari
ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang tergolong Baik dengan
presentase 91,1 % atau 41 orang dari keseluruhan responden. Namun
wisatawan ada yang menilai pelayanan objek ekowisata Hutan Mangrove Desa
Pasar Banggi Rembang “tidak baik”, hal tersebut dikarenakan kurang ramah dan
cueknya pengelola objek wisata tersebut serta terkadang pengelola sibuk
memainkan gadget pribadinya.
5.3.8 Akses Jalan
Akses Jalan merupakan hal terpenting ketika berkunjung ke tempat wisata,
apabila akses jalan sepanjang perjalanan menuju tempat tersebut bagus maka
bisa dipastikan tempat wisata tersebut banyak dikunjungi wisatawan. Berikut
penilaian wisatawan terhadap akses jalan dikawasan Ekowisata Hutan Mangrove
Desa Pasar Banggi Rembang:
Tabel 25. Akses Jalan
Akses Jalan Responden (Orang) Presentase (%)
Mudah 30 66,6 % Sulit 15 33,3 %
Jumlah 45 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa akses menuju lokasi
kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang tergolong
“mudah” dijangkau wisatawan dengan presentase 66,6 % atau 30 orang dari
jumlah keseluruhan responden karena mengingat jarak antara pusat kota dengan
kawasan tersebut tidak terlalu jauh, namun cukup banyak wisatawan menilai
kalau akses menuju tempat wisata sangat sulit dengan presentase 33,3 % atau
82
15 responden dari keseluruhan responden, hal tersebut dikarenakan akses
antara tempat parkir menuju Hutan Mangrove belum diaspal/dicor. Mengingat
apabila sebelumnya atau sesudahnya terjadi hujan besar kemungkinan jalan
tersebut becek atau sulit dilalui wisatawan.
5.3.9 Kebersihan
Kebersihan tempat wisata menjadi keharusan tersendiri bagi pengelola
wisata tersebut. Kebersihan menjadi point plus wisatawan untuk berkunjung,
wisatawan bisa menikmati sepenuhnya lokasi wisata tanpa terganggu
pemandangan sampah yang berkliaran diawasan tersebut. Berikut penilaian
kebersihan dikawasan Ekowsisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi
Rembang:
Tabel 26. Kebersihan
Kebersihan Responden (Orang) Presentase (%)
Bersih 38 84,4 % Kotor 7 15,5 %
Jumlah 45 100 %
Berdasarkan tabel diatas tingkat kebersihan kawasan ekowisata Hutan
Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang termasuk dalam kategori tempat wisata
“Bersih’ dengan responden 38 orang atau 84,4 % dari keseluruhan responden,
namun cukup banyak wisatawan menilai kawasan tersebut “kotor” denggan 7
responden atau 15,5 % dari keseluruhan jumlah responden. Hal tersebut
dikarenakan masih banyaknya sampah yang menempel dipohon mangrove dan
juga kurang memadainya tempat sampah disekitar objek wisata.
Berdasarkan hasil yang sudah dijelaskan diatas terhadap persepsi
wisatawan di objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
dapat dilihat pada Tabel dibawah.
83
Tabel 27. Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
No Persepsi Hasil Jumlah Persentase Tertinggi (%)
1 Sumber Informasi Teman/Saudara 21 46,6 % 2 Daya Tarik Wisata Pemandangan 22 48,8 % 3 Motivasi Berkunjung Refresing 26 57,7 % 4 Pengalaman Berkunjung Puas 38 84,4 % 5 Fasilitas Lengkap 29 61,6 % 6 Keamanan Aman 34 75,5 % 7 Pelayanan Baik 41 91,1 % 8 Akses Jalan Mudah 30 66,6 % 9 Kebersihan Bersih 38 84,4 %
Persepsi wisatawan mengenai sumber informasi yang didapat sebagian
besar dari wisatawan mengetahui objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar
Baggi Rembang diperoleh dari sumber teman/keluarga. Hal ini dikarenakan
wisatawan yang berkunjung sebagian besar adalah masyarakat asli daerah
tersebut.
Persepsi wisatawan mengenai daya tarik wisatawan,sebagian
wisatawan berkunjung karena pemandangan alam yang tergolong indah dan asri.
Hutan Mangrove berjejer rapi memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan
terutama untuk melepas penat ataupun hanya sekedar berfoto sendiri, teman
ataupun bersama keluarga.
Persepsi wisatawan mengenai motivasi berkunjung berkaitan mengenai
hasil didapatkan sebagian besar berkunjung untuk refreshing. Karena selain
lokasi yang memadai juga udara dan kesejukan memberikan ketenangan bagi
wisatawan sendiri.
Persepsi wisatawan mengenai fasilitas didapatkan hasil bahwa fasilitas
yang disediakan lengkap. Hal ini dikarenakan fasilitas yang ada disana dirasa
cukup memadai seperti mushala, toilet, toko,dan lain-lain.
Persepsi wisatawan mengenai keamanan didapatkan hasil bahwa
keamanan di objek ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
tergolong aman. Hal ini dikarenakan di tempat ini sangat minim terjadi tindak
criminal.
84
Persepsi wisatawan mengenai pelayanan didapatkan hasil bahwa
pelayanan baik. Hal ini dikarenakan petugas yang ada dipintu masuk cukup
ramah terhadap wisatawan yang datang berkunjung ke objek wisata. Selain
ramah mereka juga bisa cepat akrab dengan wisatawan yang sering datang.
Persepsi wisatawan mengenai akses jalan didapatkan hasil bahwa
akses jalan mudah. Hal ini dikarenakan objek wisata tersebut termasuk wilayah
kota dan juga jarak kota dengan objek wisata tergolong dekat sehinga
mempermudah wisatawan berkunjung disana.
Persepsi wisatawan mengenai kebersihan didapatkan hasil bahwa
kebersihan di objek wisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
tergolong bersih. Karena setiap harinya pengelola rutin membersihkan kawasan
tersebut.
5.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Permintaan Kunjungan ke
Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
Faktor faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan kunjungan ke
ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang menggunakan analisis
analisis regresi linier berganda menggunakan variabel bebas (independen) dan
variabel terikat (dependen). Variabel independen digunakan antara lain: biaya
perjalanan, jarak, akses jalan, fasilitas, umur, pendidikan, waktu kerja dan
pendapatan. Variabel dependen meliputi: jumlah kunjungan dalam satu tahun
terakir. Pengujian yang dilakukan meliputi uji asumsi klasik, analisis regresi linier
berganda, koefisien determinasi (R²), uji simultan (F), dan uji parsial (t).
5.4.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi jika
didalam suatu penelitian menggunakan analisis linear berganda. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria yang ada
85
dalam ekonometrika. Uji asumsi klasik yang lakukan yaitu uji multikolinearitas, uji
heterokedastisitas, uji normalitas dan uji autokorelasi.
5.4.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah
distandarisasi pada model regresi terdistribusi normal atau tidak. Nilai residual
dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi sebagian besar
mendekati nilai rata-ratanya. Pengujian normalitas menggunakan analisa grafik
dilakukan dengan menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel
dependen sebagai sumbu vertikal sedangkan nilai residual terstandarisasi
digambarkan sebagai sumbu horizontal. Jika histogram standardized residual
membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan
normal. Cara lain untuk menguji normalitas dengan pendekatan grafik adalah
menggunakan Normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan distribusi
kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal digambarkan dengan sebuah garis lurus dari kiri bawah
ke kanan atas. Distribusi kumulatif dari data sesungguhnya digambarkan dengan
ploting. Jika data normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya
akan mengikuti atau merapat kegaris diagonalnya (Suliyanto ,2011).
Gambar 9. Histogram
86
Gambar 10. Normal Probability Plot
Berdasarkan gambar diatas, uji normalitas dengan grafik histogram
membentuk sperti lonceng yang berarti bahwa data terdistribusi normal dan
pengujian data menggunakan grafik Normal P-P Plot terlihat bahwa titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal, sehingga data yang digunakan terdistribusi
normal. Sedangkan pengujian data menggunakan uji komogorov-smirnov
menghasilkan nilai Asym. Sig sebesar 0,687 yang berarti nilai tersebut > 0,05
artinya daata tersebut terdestribusi dengan normal dapat dilihat tabel 30. Dari
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa data yang digunakan pada penelitian lolos
uji normalitas.
Tabel 28. Nilai Asym. Sig pada Uji komogorov-smirnov
Unstandardiz Ed Residual
komogorov-smirnov Z .714
Asym. Sig. (2-talled) .687
5.4.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel
bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang
tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model regresi yang terbentuk
87
terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model
regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier (Suliyanto, 2011).
Multikoliniearitas dapat dideteksi dengan cara melihat Tolerance dan
VIF pada output hasil regresi. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada output nilai
tolerance >0,10 dan nilai VIF<10 artinya data yang digunakan tidak terjadi
multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 29. Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor)
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant) TC T.Pendapatan T.Pendidikan Umur Jarak W.Luang
.188 .704 .153 .444 .396 .495
5.326 1.421 6.548 2.255 2.527 2.019
Dependen Variabel: Jumlah Kunjungan
5.4.1.3 Uji Heterokedastisitas
Menurut Priyatno (2013), model regresi yang baik adalah model regresi
yang tidak mengalami heterokedastisitas. Heterokedastisitas dapat dideteksi
dengan grafik scatterplot dari hasil regresi dan metode glejser. Model yang tidak
mengalami heterokedastisitas apabila pada grafik titik-titik menyebar rata di atas
dan di bawah angka 0 dan tidak membentuk pola tertentu. Sedangkan untuk
metode glejser, pada model regresi tidak mengalami gejala heterokedastisitas
jikanilai sig pada setiap variabel >0,05.
Gambar 11. Scatterplot pada Uji Heterokedastisitas
88
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik
Scatterplot menyebar atau tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini berarti
bahwa model regresi yang digunakan tidak mengalami heterokedastisitas atau
model regresi tersebut homokedastisitas. Sedangkan untuk uji glejser pada
model regresi tidak mengalami gejala heterokedastisitas karena setiap variabel
nilai sig >0,05. Untuk lebih jelas mengenai uji glejser dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini:
Tabel 30. Model Coefficientsa
Coefficientsa
Dependent variabel : RES2
5.4.1.4 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dalam penelitian menggunakan uji Durbin Watson.
Pengujian ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya masalah autokorelasi
dari model yang diestimasi. Adapun hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel 33.
Tabel 31. Hasil uji Durbin Watson
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 2.016
a. Independent Vsriable : (Constant), jarak, umur, tingkat pendidikan, waktu luang,
pendapatan, biaya perjalanan
b. Dependent Variable : Jumlah Kunjungan
Nilai durbin watson sebesar 2,016. Pengambilan keputusan pada
asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel durbin watson,
yaitu nilai dL dan dU, dengan K = jumlah variabel bebas dan n = ukuran sampel.
Jika nilai durbin watson berada di antara nilai dU dan 4-dU berarti asumsi tidak
terjadi autokorelasi. Apabila kita lihat tabel durbin watson dengan nilai n = 45, K=
Model
Sig.
2 (Constant) T.Pendapatan T.Pendidikan
Umur Jarak
W.Luang Jml.Kunjungan
.770
.131
.023
.481
.820
.515
.214
89
6, maka diperoleh nilai dL = 1,28744 dan dU = 1,77618 sehingga nilai 4-dU
sebesar 4-1,77618 = 2,22382 sedangkan nilai 4-dL sebesar 4-1,28744 =
2,71256. Karena nilai Durbin watson (2.016) terletak antara dU dengan 4-dU atau
dU (1,28744) < 2.016 < 4-dU (2,71256) maka dapat disimpulkan bahwa model
persamaan regresi tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi.
5.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen pada
penelitian ini yaitu jumlah kunjungan. Sedangkan variabel independen yaitu
Jarak, Umur, Tingkat Pendidikan, Waktu Kerja, Pendapatan, Biaya Perjalanan.
Hasil model regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 32. Model Regresi Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error
(Constant) T.Pendapatan T.Pendidikan Umur Jarak W.Luang TC
3.738 2.270E-7
-.003 -.051 -.023 -.028
-7.739E-6
.709
.000
.032
.018
.012
.036
.000
Berdasarkan hasil regresi diatas, didapatkan hasil persamaan model
sebagai berikut:
Hasil perhitungan regresi linier berganda diatas, dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
1. Nilai koefisien regresi dari X1 (pendapatan) bernilai positif yaitu sebesar
0,00000227. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan
pendapatan sebesar satu rupiah, maka akan meningkatkan jumlah kunjungan
sebesar 0,00000227 kali dengan asumsi biaya perjalanan, pendidikan
terakhir, umur, jarak dan waktu kerja dianggap tetap (konstan). Hal sesuai
Y = 3.738 + 0,00000227x1 - 0,003x2 – 0,051x3 – 0,023x4 - 0,028x5 – 0,000007739x6 - e
90
dengan teori ekonomi yang mengatakan apabila semakin tinggi pendapatan
seseorang maka akan semakin tinggi pula konsumsinya.
2. Nilai koefisien regresi dari X2 (tingkat pendidikan) bernilai negatif yaitu
sebesar - 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan
kenaikan pendidikan terakhir sebesar satu tingkatan, maka akan menurunkan
jumlah kunjungan sebesar 0,003 kali dengan asumsi biaya perjalanan,
pendapatan, umur, jarak dan waktu kerja dianggap tetap (konstan).
Hasil yang sama pada Hidayat (2016), yang menyatakan bahwa jika
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin sibuk
dengan aktivitas lain dan tidak memikirkan untuk melakukan wisata, karena
mereka lebih memilih untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat untuk
finansialnya atau hal selain berwisata.
3. Nilai koefisien regresi dari X3 (umur) bernilai negatif yaitu sebesar – 0,051.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan umur
sebesar satu tahun, maka akan menurunkan jumlah kunjungan sebesar
0,051 kali dengan asumsi biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan terakhir,
jarak dan waktu kerja dianggap tetap (konstan).
Hasil yang sama pada Pratiwi (2016), yang menyatakan bahwa jika
semakin tinggi umur maka akan semakin sibuk dengan aktivitas lain dan tidak
memikirkan untuk melakukan wisata.
4. Nilai koefisien regresi dari X4 (jarak) bernilai negatif yaitu sebesar – 0,023.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan jarak sebesar
satu km, maka akan menurukan jumlah kunjungan sebesar 0,023 kali
dengan asumsi biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan terakhir, umur dan
waktu kerja dianggap tetap (konstan).
Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dilapang, bahwa mayoritas
responden jaraknya tempat tinggalnya tidak jauh dari objek ekowisata yaitu 1
91
– 10 km. Hasil ini sejalan dengan Igunawati (2010), yang menjelaskan bahwa
semakin jauh jarak yang ditempuh untuk menuju objek wisata, maka jumlah
permintaan wisata ke objek wisata akan semakin menurun.
5. Nilai koefisien regresi dari X5 (waktu luang) bernilai negatif yaitu - 0,028. Hal
ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan waktu kerja
sebesar satu hari, maka akan menurunkan jumlah kunjungan sebesar 0,028
kali dengan asumsi biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan terakhir, umur
dan jarak dianggap tetap (konstan).
Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dilapang, bahwa mayoritas
wisatawan adalah mahasiswa. Mahasiswa yang berada diluar kota
kebanyakan pulang saat akhir pekan, melakukan kunjungan ke objek
Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
6. Nilai koefisien regresi dari X6 (biaya perjalanan) bernilai negatif yaitu sebesar
– 0,000007739. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan
kenaikan biaya perjalanan sebesar satu rupiah, maka akan menurunkan
jumlah kunjungan sebesar 0,000007739 kali dengan asumsi pendapatan,
pendidikan terakhir, umur, jarak dan waktu kerja dianggap tetap (konstan).
Hal ini sejalan dengan Igunawati (2010), yang menjelaskan bahwa semakin
tinggi biaya perjalanan ke objek wisata maka jumlah permintaan ke objek
wisata akan semakin menurun.
7. e
Merupakan human eror sebagai pencipta variabel gangguan (random
disturbance) disebut sebagai variabel gangguan karena variabel ini
mengganggu hubungan variabel yang pasti atau determinastik antara
variabel bebas dengan variabel terikat (Ghozali, 2011).
92
5.4.3 Analisis Koefisien determinasi (Uji R)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin
besar nilai koefisien determinasi berarti semakin besar kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil
nilai koefisien determinasi berarti semakin kecil kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen atau sangat terbatas. Nilai koefisien
determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R Square, karena nilai adjusted R
Square dapat naik turun jika satu variabel independen ditambahkan dalam model
(Ghozali,2011).
Penelitian ini menggunakan nilai Adjusted R Square karena memberikan
hasil yang lebih valid dibandingkan nilai R2. Nilai Adjusted R Square didapatkan
sebesar 0,450 yang berarti bahwa variasi variabel dependen yaitu jumlah
kunjungan ke objek ekowisata Hutan Mangrove (Y) mampu dijelaskan variasi
variabel independen yaitu biaya perjalanan (X1), pendapatan (X2), pendidikan
terakhir (X3), umur (X4), jarak (X5) dan waktu kerja (X6) sebesar 45% sedangkan
sebesar 55% dijelaskan oleh variabel lain yang berada diluar model regresi yang
digunakan misalnya fasilitas, akses jalan, jumlah tanggungan, pengalaman
berkunjung dan lainnya.
Tabel 33. Nilai Adjusted R Square
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 .724a .525 .450
c. Independent Variable: (Constant), jarak, umur, tingkat pendidikan, waktu luang,pendapatan, biaya perjalanan.
d. Dependenr Variable: Jumlah Kunjungan
93
5.4.4 Uji F (Simultan)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
bebas dalam model berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap
variabel terikat.
Output yang dihasilkan menunjukkan nilai F hitung sebesar 6,99 dengan
signifikasi 0,000 sedangkan nilai F tabel yang diperoleh dengan df1 = 6 dan df2 =
45-6 = 39 dengan tingkat signifikasi 0,05 didapatkan hasil sebesar 2,342. Dari
hasil tersebut diperoleh nilai Fhitung (6,99) > Ftabel (2,342). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas (biaya perjalanan, pendapatan, pendidikan
terakhir, umur, jarak dan waktu kerja) berpengaruh secara simultan atau
bersama-sama terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke objek ekowisata Hutan
Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang. Adapun hasil dari uji F dapat dilihat
pada Tabel 34.
Tabel 34. Hasil Uji F
ANOVAb
Model Df F Sig.
1 Regression 6 6.990 .000a
Residual 38
Total 44
a. Predictors: (Constant), TC, Jarak, T.Pendidikan, T.Pendapatan, W.Luang, Umur
b. Dependent Variable: Jml.Kunjungan
5.4.5 Uji t (Parsial)
Uji parsial atau uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel independen terhadap
variabel dependen, dengan mengasumsikan variabel independen lainnya
konstan. Adapun hasil pengujian regresi dapat dilihat pada tabel 35.
94
Tabel 35. Coefficients Uji t
Model
T
Sig.
1 (Constant) T.Pendapatan T.Pendidikan Umur Jarak W.Luang TC
5.271 2.328 -.105 -2.752 -1.955 -.782 -1.263
.000
.025
.917
.009
.058
.439
.214
a. Dependent Variable: TC
Dari hasil analisis regresi yang sudah dilakukan, terlihat bahwa variable
T. pedapatan (X1), umur (X3), jarak (X4) memiliki nilai signifikasi t < α (0,05)
sedangkan tingkat pendidikan (X2), waktu luang (X5) dan TC (X6) memiliki nilai
signifikasi t > α (0,05) dengan selang kepercayaan 95%. Dalam penelitian ini nilai
t tabel untuk df = 42 (n – k = 45 – 3 = 42) dengan tingkat signifikasi α (0,05)
adalah 2.01669. Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai untuk masing-masing
variabel independen adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan (X1)
Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel pendapatan sebesar
0,025 yang berarti nilai sig. <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
pendapatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan kawasan
Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
Hasil uji t diperoleh nilai positif yang berarti bahwa setiap perubahan
kenaikan pendapatan sebesar satu satuan akan meningkatkan jumlah
permintaan kunjungan ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
Hasil yang sama didapatkan oleh Meteka, at.al (2013), yang mendapatkan hasil
koefisien pendapatan yang bernilai positf. Sehingga tingginya pendapatan dapat
meningkatkan peluang kunjungan seseorang terhadapt suatu objek.
95
2. Tingkat Pendidikan (X2)
Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel pendidikan terakhir
sebesar 0,917 yang berarti nilai sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel pendidikan terakhir berpengaruh tidak signifikan terhadap jumlah
kunjungan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
Berdasarkan data yang diperoleh dilapang, mayoritas wisatawan
berpendidikan SMA. Wisatawan dengan pendidikan tersebut, lebih sering
melakukan kunjungan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi
Rembang.
Hasil yang sama juga didaapatkan oleh Mulyani (2006), yang
menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan
wisata yang dalam hal ini kawasan Wisata Pantai Carita. Tingkat pendidikan
tinggi yang akan menambah kesadaran wisatawan dalam memahami pentingnya
menjaga lingkungan, jadi objek ekowisata akan semakin dinikmati.
3. Umur (X3)
Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel umur sebesar 0,009
yang berarti nilai sig. <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel umur
berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kunjungan kawasan Hutan
Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
Berdasarkan data yang diperoleh dilapang, bahwa mayoritas wisatawan
yang berkunjung adalah wisatawan yang masih muda kisaran umur 22-26 tahun.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Spillane (1991), yang menyatakan bahwa
seseorang yang berusia muda akan memiliki karakteristik yang ingin selalu
mencari sesuatu yang baru, berpetualang untuk mencari tantangan dan
berkelana mengarungi alam bebas. Hasil yang sama didapatkan Nugroho (2010),
yang menyatakan bahwa umur berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
kunjungan.
96
4. Jarak (X4)
Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel jarak sebesar 0,058
yang berarti nilai sig. <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel jarak
berpengaruh dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kunjungan
kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
Berdasarkan data yang diperoleh dilapang, mayoritas wisatawan yang
berkunjung adalah masyarakat penduduk sekitar lokasi objek ekowisata. Hasil
yang sama didapatkan Igunawati (2010), yang menyatakan bahwa jarak
berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah permintaan kunjungan ke objek
wisata tirta waduk cababan.
5. Waktu Luang (X5)
Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel waktu kerja sebesar
0,439 yang berarti nilai sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan variabel waktu kerja
berpengaruh secara tidak signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan objek
ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
Hasil ini linier dengan penelitian Igunawati (2010), hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa waktu kerja berpengaruh secara tidak signifikan terhadap
jumlah permintaan kunjungan ke kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa
Pasar Banggi Rembang.
6. Biaya Perjalanan (X6)
Hasil analisis menunjukkan tingkat signifikasi variabel biaya perjalanan
sebesar 0,214 yang berarti nilai sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel biaya perjalanan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap jumlah
kunjungan kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
Hasil yang sama terdapat pada penelitian Nugroho (2010), hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa biaya perjalanan berpengaruh secara tidak
signifikan terhadap tingkat kunjungan.
97
5.5 Nilai Ekonomi Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi
Rembang
Nilai ekonomi ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
ini dapat dihitung dengan metode biaya perjalanan individu (Travel Cost method).
Penentuan nilai ekonomi dilakukan dengan menentukan nilai suprlus konsumen
tiap individu perkunjungan. Menurut fauzi (2006) untuk mendapatkan nilai surplus
konsumen, terlebih dahulu adalah membentuk fungsi permintaan sebagai berikut:
Dimana:
V = Jumlah Kunjungan
α0 = Konstanta
α1 = Koefisien Regresi
C = Biaya Perjalanan yang dikeluarkan individu
Dari fungsi diatas, selanjutnya dapat dihitung surplus konsumen dengan
menggunakan konsep WTF (Willingness To Pay) terhadap lokasi wisata. WTP
merupakan keinginan membayar sesorang terhadap suatu tempat rekreasi.
Menurut Fauzi (2014), penelitian seseorang terhadap lingkungan dapat
digambarkan melalui biaya yang dikeluarkan sesorang terhadap lokasi yang
dikunjungi. Untuk menghitung nilai surplus konsumen dapat digunakan
persamaan sebagai berikut:
Dimana :
CS = surplus konsumen
N = jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i
α6 = koefisien regresi dari biaya perjalanan
WTP ≈ CS = N2∕2α6
V = α0 + α1C
98
Setelah ini surplus konsumen didapat dengan konsep WTP, maka
selanjutnya dapat dilakukan perhitungan nilai ekonomi dari ekowisata hutan
mangrove Desa Pasar Banggi Rembang dengan mengalihkan nilai surplus
konsumen tersebut dengan perkiraan jumlah kunjungan ekowisata tersebut
dalam jangka waktu 1 tahun terakir atau periode Januari – Desember 2016.
Berdasarkan hasil regresi dengan variabel biaya perjalanan, didapatkan
fungsi permintaan: V = 3.738 – 0,0000130042. Dari fungsi permintaan tersebut
maka diperoleh hasil nilai mutlak dari α1(koefisien regresi biaya perjalanan)
adalah sebesar 0,0000130042. Sehingga dengan adanya nilai tersebut,
selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan konsep WTP dan nilai ekonomi
dari ekowisata hutan mangrove Desa Pasar Banggi Rembang. Hasil pehitungan
nilai ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 36. Hasil Perhitungan Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
Keterangan Hasil
Jumlah α1 0,0000130042
Jumlah Kunjungan (Januari - Desember 2016) 29.930
Rata - Rata Surplus Konsumen (per individu per kunjungan) Rp. 63.227,33
Rata – Rata Surplus Konsumen (per individu) Rp. 117.910,43
Penerimaan Aktual Tahun 2016 Rp. 166.280.000,-
Penerimaan Potensial (Januari - Desember 2016) Rp. 166.075.000,-
Rata-Rata Kunjungan (per individu) 2
Rata-Rata Biaya Perjalanan (per individu per kunjungan) Rp. 33.422,2
Nilai Ekonomi (Januari - Desember 2016) Rp. 1.892.393.986,9
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata rata surplus konsumen
per individu sebesar Rp.117.910,43 dimana wisatawan rata-rata telah berkunjung
kawasan objek ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
sebanyak 2 kali. Dimana rata-rata biaya perjalanan/individu/kunjungan sebesar
Rp.63.227,33. Untuk memperoleh nilai total ekonomi, maka nilai surplus
99
konsumen/individu/kunjungan dikalikan dengan jumlah kunjungan bulan Januari-
Desember 2016 diperoleh nilai ekonomi kawasan ekowisata Hutan Mangrove
Desa Pasar Banggi Rembang sebesar Rp. 1.892.393.986,9/tahun.
Apabila hasil nilai ini dibandingkan dengan penerimaan yang diperoleh
hanya dari penerimaan karcis masuk untuk sepda motor sebesar Rp. 5.000,-
/motor dan penerimaan karcis mobil sebesar Rp. 10.000/mobil maka dapat
dihitung besarnya penerimaan aktual yang diperoleh adalah sebesar Rp.
166.280.000,00/tahun. Nilai potensial dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
penerimaan optimal yang dapat diperoleh dari harga tiket parkir/kendaraan
apabila kawasan didatangi oleh wisatawan dalam jumlah yang sama setiap
harinya. Jika diasumsikan jumlah pengunjung roda dua setiap harinya sebanyak
73, dalam satu tahun terdapat 365 hari dengan harga tiket masuk Rp. 5000
diperoleh hasil Rp 133.225.000 dan jumlah pengunjung roda empat setiap
harinya sebanyak 9, dalam satu tahun terdapat 365 hari dengan harga tiket
masuk Rp. 10.000 maka total Nilai potesial sebesar Rp. 133.225.000 + Rp.
32.850.000 = Rp.166.075.000,-/tahun
Berdasarkan Nilai ekonomi yang didapatkan dari objek ekowisata Hutan
Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang, maka dapat dikatakan keberadaan
hutan mangrove Desa Pasar Banggi yang dijadikan kawasan ekowisata
mempunyai maanfaat besar dan kelebihan surplus yang dinikmati pengunjung
karena kemampuan untuk membayar masih jauh diatas rata - rata biaya yang
dikeluarkan untuk mengunjungi ekowisata mangrove tersebut. Oleh karena itu
pengelola beserta steckholder yang terlibat diharapkan melakukan pembenahan
dan peningkatan sarana dan prasanana yang ada agar pengunjung merasa puas
dan tidak bosan ketika berkunjung ke objek ekowisata Hutan Mangrove Desa
Pasar Banggi Rembang serta berdampak positif terhdapa peningkaan nilai
ekonomi dari kawasan ekowisata mangrove tersebut.
100
5.6 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan data dari hasil penelitian yang sudah dilakukan diketahui
bahwa Objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
menawarkan konsep pemandangan matahari terbit dan terbenam yang sangat
indah serta pepohonan mangrove yang rindang memberikan kesejukan dan
ketenangan tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung disana, serta adanya
jembatan merah membuat suasana objek Ekowisata Hutan Mangrove menjadi
terlihat romantis.
Wisatawan yang berkunjung ke Objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa
Pasar Banggi beragam kalangan usia serta berbagai profesi pekerjaan namun
yang paling mendominasi adalah para pelajar/mahasiswa, hal tersebut
dikarenakan pelajar/mahasiwa mempunyai waktu luang yang banyak serta
keinginan yang tinggi dan juga memiliki rasa penasaran untuk mencoba wiasta
baru kususnya objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
Spot pemandangan yang indah dari Objek Ekowisata Hutan Mangrove menjadi
daya tarik sendiri bagi wisatawan untuk berfoto foto di lokasi tersebut khususnya
wisatawan pelajar/mahasiswa.
Persepsi wisatawan akan Objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar
Banggi Sangat Beragam. Sumber informasi yang didapat dari wisatawan
mayoritas didapat dari temena/saudara, hal ini berarti pengelola Objek Ekowisata
Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi dan juga Pemerintah Kabupaten Rembang
serta stackholder yang terlibat harus inovatif dalam urusan promosi, mengingat
pentingnya promosi untuk meningkatkan pemasukan objek Ekowisata Hutan
Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang.
Hasil analisisis regresi menunjukan variabel tingkat pendidikan, umur,
jarak, waktu luang dan biaya perjalanan (TC) berpengaruh terhadp jumlah
101
permintaan/jumlah kunjungan dari objek Ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar
Banggi Rembang. Sedangkan variabel total pendapatan tidak berpengaruh
terhadap jumlah permintaan/jumlah kunjungan dari objek ekowista Hutan
Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang dikarenakan jumlah biaya perjalanan
untuk sampai ke objek wisata tidak terlalu memerlukan biaya besar.
Berdasarkan uji asumsi klasik yang dilakukan, data yang digunakan dalam
penelitian ini lolos uji asumsi klasik. Hasil analisis menghasilkan nilai adjusted R
square sebesar 0,450 yang berarti bahwa variasi variabel independen mampu
menjelaskan variabel dependen sebesar 45 %, sedangkan sisanya sebesar 55 %
dijelaskan variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam model regresi.
Model regresi yang dihasilkan adalah Y = 3.738 + 0,00000227x1 - 0,003x2
– 0,051x3 - 0,023x4 - 0,028x5 – 0,000007739x6 + e. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa variabel yang memiliki hubungan positif terhadap jumlah kunjungan (Y)
dan Pendapatan (X1) sedangkan yang memiliki hubungan negatif yaitu , Tingkat
Pendidikan (X2), Umur (X3), Jarak (X4) ,Waktu Luang (X5) dan Biaya Perjalanan
(X6)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
dalam model berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap
variabel terikat. Output yang dihasilkan menunjukkan nilai F hitung sebesar 6,99
dengan signifikasi 0,000 sedangkan nilai F tabel yang diperoleh dengan df1 = 6
dan df2 = 45-6 = 39 dengan tingkat signifikasi 0,05 didapatkan hasil sebesar
2,342. Dari hasil tersebut diperoleh nilai Fhitung (6,99) > Ftabel (2,342). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (biaya perjalanan, pendapatan,
pendidikan terakhir, umur, jarak dan waktu kerja) berpengaruh secara simultan
atau bersama-sama terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke objek ekowisata
Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi Rembang
102
Uji parsial atau uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen,
dengan mengasumsikan variabel independen lainnya konstan. Dari hasil analisis
regresi yang sudah dilakukan, terlihat bahwa variable t. pedapatan (X1), umur
(X3), jarak (X4) memiliki nilai signifikasi t < α (0,05) sedangkan tingkat pendidikan
(X2), waktu luang (X5) dan TC (X6) memiliki nilai signifikasi t > α (0,05) dengan
selang kepercayaan 95%. Dalam penelitian ini nilai t tabel untuk df = 42 (n – k =
45 – 3 = 42) dengan tingkat signifikasi α (0,05) adalah 2.01669.
Berdasarkan tabel yang sudah dihitung dapat dilihat bahwa rata rata
surplus konsumen per individul sebesar Rp.117.910,43. Dimana rata-rata biaya
perjalanan/individu/kunjungan sebesar Rp.63.227,33,-. Wisatawan rata-rata telah
berkunjung kawasan objek ekowisata Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi
Rembang sebanyak 2 kali dan total jumlah pengunjung salama 1 tahun terakir
sebesar 29.930. Untuk memperoleh nilai total ekonomi, maka nilai surplus
konsumen/individu/kunjungan dikalikan dengan jumlah kunjungan bulan Januari-
Desember 2016 diperoleh nilai ekonomi kawasan Ekowisata Hutan Mangrove
Desa Pasar Banggi Rembang sebesar Rp. 1.892.393.986,9,-/tahun.
Nilai aktual dalam penelitian ini didefinisikan sebagai penerimaan optimal
yang dapat hanya diperoleh dari harga tiket parkir apabila kawasan didatangi
oleh wisatawan dalam jumlah yang sama setiap harinya. Jika diasumsikan
jumlah pengunjung selama satu tahun sebanyak 29.930, dengan rincian
penerimaan aktual roda dua 26.604 dikali dengan harga tiket masuk Rp. 5000,-
maka diperoleh hasil Rp. 133.020.000,- dan dtambah hasil dari penerimaan
aktual roda empat sebanyak 3.326 dikali harga tiket Rp. 10.000,- diperoleh hasil
Rp. 33.260.000,- maka total keseluruhan penerimaan aktual sebesar Rp.
166.280.000,00.
103
Nilai potensial didefinisikan sebagai penerimaan optimal yang dapat
diperoleh dari harga tiket parkir apabila kawasan didatangi oleh wisatawan dalam
jumlah yang sama setiap harinya. Jika diasumsikan jumlah pengunjung setiap
harinya adalah sebanyak 82 dengan rincian roda dua sebanyak 73 dikalikan 365
hari dalam satu tahun dikali harga tiket masuk Rp. 5000,- diperoleh hasil
Rp.133.225.000, sedangkan untuk rincian roda empat tiap harinya sebanyak 9 x
365 x Rp. 10.000,- = Rp.32.850.000 sehingga menghasilkan total penerimaan
potensial sebesar Rp.133.225.000,00 + Rp.32.850.000,00 = Rp.166.075.000,00.