47-152-1-PB

4

Click here to load reader

description

free

Transcript of 47-152-1-PB

Page 1: 47-152-1-PB

154 Analis Kesehatan Sains Vol. 3 No. 1 - Juni 2014

PRESISI DAN AKURASI HASIL HITUNG JUMLAH LEUKOSIT METODE TABUNG DAN METODE THOMA TERHADAP HASIL HITUNG ALAT SYSMEX

Precision and Accuration Of Leukosyte Number Count of Tube Method and Thoma Method Result Towards Sysmex Device

Rachma Indriani1, Dwi Krihariyani2, Pestariati2

2Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Abstract

Leukosyte number count is one parameter of routine blood check up. Number count examination of leukosyte can be conducted with the utilization of automatic device or manually. Manual method used commonly is leukosyte number count of tube and thoma methods. It is expected the utilization of manual method can provide the exact result. This research was descriptive with quantitative analysis technique.The aims of this research was to analyse the precision and accuration of leukosyte number count of tube and thoma methods towards leukosyte number count of Sysmex device.The research was held on February through July 2013 in Hematology Laboratory of Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Surabaya and Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. The result of this research showed that the precision of Thoma method was preferable than Tube method. RSD value for Thoma method was 0.91% and RSD value for Tube method was 8.717%. Thoma method accuration was better than Tube method, based on the significant difference of leukosyte number count of Tube method and Sysmex device, while there was no significant differenceof leukosyte number count of Thoma method and Sysmex device. It can be concluded that Thoma method has better precision and accuration than tube method. Keywords :precision, accuration, leukosyte, Tube method, Thoma method PENDAHULUAN Pemeriksaan darah lengkap rutin merupakan pemeriksaan yang sering diminta oleh klinisi karena dengan melakukan pemeriksaan darah lengkap rutin dapat terdiagnosis beberapa penyakit kelainan darah dan dapat ditentukan arah pemeriksaan lebih lanjut dari penderita tersebut. Pemeriksaan darah rutin antara lain adalah uji kadar hemoglobin disingkat Hb; jumlah eritrosit, leukosit, trombosit; nilai hematokrit, laju endap darah disingkat LED dan menentukan indeks eritrosit (Aprianti, 2006).

Pada penyakit-penyakit tertentu, terjadi perubahan jumlah leukosit dalam darah. Sebagai contoh, pada mononucleosis infeksiosa dan infeksi bakterial, jumlah leukosit meningkat secara bermakna; sebaliknya, pada demam tifoid, jumlahnya menurun secara bermakna.

Maka dari itu pemeriksaan hitung jumlah leukosit dapat digunakan untuk mendeteksi adanya infeksi atau inflamasi pada pasien (Kee, 2008).

Sebagian besar laboratorium menggunakan

metode-metode otomatis untuk menghitung leukosit, baik dengan penghitung partikel elektronik atau dengan menggunakan prinsip pancaran cahaya Pengenceran manual dan pemeriksaan visual menggunakan hemosito meter tetap dapat diandalkan, asal dilakukan dengan cermat. Hitung sel darah cara manual masih merupakan metode rujukan. Keuntungan lain ialah hitung sel cara manual dapat dilakukan di laboratorium yang tidak ada aliran listrik juga karena harga sebuah alat hitung sel otomatis cukup mahal. Cara manual ini dilakukan dengan

Page 2: 47-152-1-PB

Analis Kesehatan Sains Vol. 3 No. 1- Juni 2014 ISSN 2302 - 3635

Presisidan Akurasi Jumlah Hitung Leucocyt (Rachma Indriani dkk) hlm.154-157

mengencerkan darah dalam pipet Thoma dan dihitung dalam kamar hitung (Sacher, 2004).

Pada studi awal di beberapa puskesmas antara lain Laboratorium Puskesmas Karangrejo Kabupaten Magetan ternyata masih mengguna kan metode manual untuk pemeriksaan hitung jumlah leukosit. Hal ini disebabkan karena jumlah pipet Thoma di laboratorium tersebut terbatas atau tidak sebanding dengan jumlah pasien, sehingga dalam perhitungan leukosit tidak menggunakan pipet Thoma melainkan menggunakan metode tabung. Jadi pemeriksaan hitung jumlah leukosit masih menggunakan cara manual yaitu metode tabung maupun metode

Thoma yang diharapkan tetap dapat memberikan hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis presisi dan akurasi hasil hitung jumlah leukosit metode tabung dan metode Thoma terhadap hasil hitung jumlah leukosit. METODE Penelitian ini dengan desain deskriptif menggunakan teknik analisis kuantitatif. Bahan penelitian adalah darah vena sehat dari 26 mahasiswi Prodi D3 Jurusan Analis Kesehatan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hematologi Kampus Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Surabaya dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya mulai bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2013.

Tahapan penelitian diawali dengan pengambilan darah vena, kemudian darah yang diperoleh dihitung jumlah leukositnya denganmetode tabung, metode Thoma dan alat Sysmex.

Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit (Metode Tabung dan Metode Thoma) Prinsip : Darah diencerkan dengan larutan pengencer leukosit, kemudian akan terjadi hemolisis eritrosit dan trombosit tetapi leukosit tetap utuh. Selanjutnya, banyaknya leukosit dalam kamar hitung dihitung di bawah mikroskop dan dilaporkan sebagai jumlah sel per mm3 darah (Chairlan, 2011).

AlatSysmex 1) Metode :

Flow Cytometry dan pendaran sinar laser untuk mengukur sel darah putih (WBC), populasi sel darah putih yang rapuh (NOC = Nuclear Optical Count), eritrosit/ trombosit (RBC/PLT).

2) Prinsip : Sel-sel dideteksi dan dihitung ketika sel mengalir melalui suatu aliran, sinar laser difokuskan dan ditembakkan ke arah sel-sel tersebut. Sudut sinar laser yang dipendarkan oleh sel-sel tersebut menggambarkan karakteristik sel termasuk ukuran sel, struktur bagian dalam, bentuk granul dan morfologi permukaan.

Hasil dari pemeriksaan dianalisis dengan parameter % RSD (Relative Standart Deviation) untuk menentukan presisinya, sedangkan akurasinya ditentukan dengan uji signifikansi menggunakan uji statistic independent t test.

HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk uji presisi dilakukan pemeriksaan hitung jumlah leukosit 5 (lima) kali pengulangan pemeriksaan untuk metode tabung dan metode Thoma.

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit Untuk Uji Presisi

Kode Sampel

Pengulanganke-

Jumlah Leukosit (per mm3darah)

Metode

Tabung

Metode

Thoma

RHM

1 6.700 4.700

2 4.750 5.400

3 4.850 5.450

4 5.650 6.200

5 4.750 5.500

Jumlah 26.700 27.250

Rata-rata 5.340 5.450

Standar Deviasi (SD)

849 532

Jumlah Leukosit Metode Tabung rata-rata 5.340 per mm3 darah dan Metode Thoma rata-rata 5.450 per mm3 darah.Presisi dari alat Sysmex dinyatakan baik.

Sysmex digunakan sebagai alat control karena Sysmex merupakan salah satu alat otomatis untuk pemeriksaan darah lengkap dengan prinsip kerja mengukur sel secara spesisifik berdasarkan pendaran sinar yang menggambarkan karakteristik sel termasuk ukuran sel, struktur bagian dalam, bentuk granul dan morfologi permukaan (Sysmex

Page 3: 47-152-1-PB

Analis Kesehatan Sains Vol. 3 No. 1- Juni 2014 ISSN 2302 - 3635

Presisidan Akurasi Jumlah Hitung Leucocyt (Rachma Indriani dkk) hlm.154-157

Coporation, 2004). Hasil yang dikeluarkan oleh alat ini juga sudah melalui quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium. Kalibrasi juga rutin dilakukan oleh pihak intern laboratorium untuk memastikan bahwa alat Sysmex yang digunakan memiliki presisi dan akurasi yang baik (BBLK, 2013).

Untuk uji akurasi dilakukan pemeriksaan hitung jumlah leukosit terhadap darah 25 (dua puluh lima) orang menggunakan metode tabung dan metode Thoma, kemudian dilakukan uji signifikansi untuk masing-masing metode.

Tabel2 Hasil Pemeriksaan Hitung Jumlah

Leukosit Untuk Uji Akurasi

Metode Jumlah Leukosit (per mm3 darah)

Rata-Rata (per mm3 darah)

Tabung 165.500 6.620

Thoma 167.550 6.702

Sysmex 189.000 7.560

Ada trend meningkat dari hasil metode tabung ,metode Thoma dan alat Sysmex. Presisi Metode Tabung dan Metode Thoma Berdasarkan data pada tabel 1, ternyata setelah dilakukan perhitungan menggunakan uji T untuk

metode tabung, 1 (satu) dari 5 (lima) hasil di tolak, sedangkan untuk metode Thoma terdapat 2 (dua) dari 5 (lima) hasil yang ditolak. Setelah dilakukan perhitungan kembali dengan menggunakan data yang dianggap tidak menyimpang, hasilnya sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Hitung Jumlah Leukosit untuk Uji

Presisi Setelah Dilakukan Uji t

Kode Pengulangan

ke-

JumlahLeukosit (per mm3darah)

MetodeTabung MetodeThoma

RHM

1 4.750 5.400

2 4.850 5.450

3 5.650 5.500

4 4.750

StandarDeviasi (SD)

436 50

Relative Standart

Deviation (RSD)

8,7% 0,9 %

Setelah dilakukan analis, data untuk uji akurasi metode tabung dan metode Thoma dinyatakan berdistribusi normal dan homogeny sehingga dapat dilanjutkan pada uji independent t test.

Dari pengujian data menggunakan uji parametric independent t test didapatkan hasil, nilai signifikan lebih besar dari α, yaitu 0,054 >0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Hi ditolak, jadi tidak ada perbedaan hasil hitung jumlah leukosit antara metode Thoma dan alat Sysmex.

Dalam uji presisi hasilnya dinyatakan dalam nilai RSD, jika nilai RSD semakin kecil maka ketelitiannya semakin tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, metode Thoma memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan metode tabung, yaitu dengan nilai RSD sebesar 0,9% sedangkan untuk metode tabung

nilai RSD-nya sebesar 8,7%.

Untuk uji akurasi, metode Thoma juga memiliki akurasi yang lebih baik daripada metode tabung. Berdasarkan hasil uji independent t test, terdapat perbedaan hasil hitung jumlah leukosit untuk metode tabung dengan alat Sysmex sedangkan untuk metode Thoma tidak terdapat perbedaan hasil hitung jumlah leukosit dengan alat Sysmex. Apabila dibandingkan dengan metode tabung, metode Thoma dikerjakan dengan volume yang lebih kecil dan pemipetan hanya dilakukan menggunakan pipet Thoma sedangkan metode tabung dikerjakan dengan volume yang lebih banyak dan pemipetan dilakukan 2 tahap yaitu dengan maat pipet untuk pelarut dan mikropipet untuk darah yang diperiksa sehingga resiko kesalahan pada metode tabung juga lebih besar.

Ketidak-akuratan hasil dari metode-metode manual dapat dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah alat-alat yang digunakan tidak terkalibrasi, kondisi fisik dari alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan, volume darah dan pelarut yang tidak tepat saat pemipetan, keterampilan pemeriksa dalam melakukan pemipetan karena semua tahap pemeriksaan kedua metode ini dilakukan secara manual oleh manusia (Gandasoebrata, 2007). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Presisi dari metode Thoma lebih baik daripada metode tabung, yaitu dengan nilai RSD untuk metode Thoma sebesar 0,917% sedangkan metode tabung sebesar 8,717%. Demikian juga

Page 4: 47-152-1-PB

Analis Kesehatan Sains Vol. 3 No. 1- Juni 2014 ISSN 2302 - 3635

Presisidan Akurasi Jumlah Hitung Leucocyt (Rachma Indriani dkk) hlm.154-157

akurasi metode Thoma lebih baik daripada metode tabung. a. Hasil hitung rata-rata jumlah leukosit

metode tabung 6.620/mm3 darah. b. Hasil hitung rata-rata jumlah leukosit

metode Thoma 6.702/mm3 darah. c. Hasil hitung rata-rata jumlah leukosit alat

Sysmex sebesar 7.560/mm3 darah. d. Dari hasil uji statistic independent t test,

untuk akurasi metode tabung diperoleh hasil p=0,027 yang berarti p< α (0,05), terdapat perbedaan hasil hitung jumlah leukosit antara metode tabung dan alat Sysmex. Uji akurasi metode Thoma, diperoleh hasil p=0,054 yang berarti p > α, sehingga tidak terdapat perbedaan hasil hitung jumlah leukosit antara metode Thoma dan alat Sysmex.

Saran Dalam melakukan pemeriksaan hitung jumlah

sel darah menggunakan metode manual diharapkan memperhatikan mengenai alat-alat yang digunakan dan prosedur pemeriksaan agar faktor-faktor kesalahan yang mempengaruhi hasil pemeriksaan dapat diminimalkan

DAFTAR PUSTAKA Aprianti, S, Arif M, Hardjoeno. 2006. Mengenal

Produk Baru Nilai Rujukan Hematologi Pada Orang Dewasa Sehat Berdasarkan SYSMEX XT-1800i ,Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory. Vol. 12. 127-130

Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK). Surabaya : 2013

Chairlan, Estu Lestari dan Albertus Mahode. 2011. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC

Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar Histologi. Jakarta : EGC

Gandasoebrata, 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat

Hadi, Anwar. 2007. Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025:2005. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Nurkaromah, Ana, Anna Permanasari dan Zackiyah. 2011. Validasi Metode Analisis Kalsium dalam Tanah dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Jurnal Sains dan Teknologi Kimia. (http://www.upi.edu). Diakses 25 Maret 2013

Price, Sylvia Anderson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC