2.Batik Kraton

download 2.Batik Kraton

of 23

description

ragam hias batik - MPKS Batik

Transcript of 2.Batik Kraton

  • Widhyasmaramurti, M.A.

    Ragam Hias BatikKraton

  • BatiK Kratonwastra batik dengan ragam hias tradisional, terutama yang semula tumbuh dan berkembang di kratonkraton Jawa.

  • Latar BeLaKangBatik kraton diperkirakan sudah berkembang pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma di Mataram awal abad ke-17. Pada masa itu Sultan Agung menciptakan pola yang sebagian besar kemudian dikenal sebagai pola larangan.

  • Politik pecah belah Belanda atas Mataram melahirkanKasunanan Surakarta dan KasultananYogyakarta melaluiPerjanjian Giyanti tahun 1755.

    Berbagai pola yang semula bersumber dari jaman Sultan Agungtersebut masingmasing berkembang secara terpisah di keduakraton sehingga menampilkan wastra batik dengan matrakeindahan dan gaya yang berbeda. Di mana perjalanan sejarahmencatat bahwa batik yang berkembang di kraton-kratontersebut mempunyai ciri khas masingmasing

    Ragam hias batik kraton Surakarta danYogyakarta yang merupakan penerus dinasti Mataram terdiri dari ragam hiasgeometris dan non-geometris yang memiliki warna khas danselalu mengikuti aturan tertentu dalam tata susunan ragamhiasnya.

  • PerKemBangan BatiK KratonPada awalnya pembuatanbatik kraton secarakeseluruhan (penciptaan, pembuatan ragam hiashingga pencelupan akhir) dibuat oleh keluarga raja. Penggambaran ragam hiasdan pembatikan dikerjakanoleh para putri istana, sedangkan pewarnaandilanjutkan oleh para abdidalem.

  • Seiring kebutuhan batik di lingkungan keluarga kraton yang semakin meningkat, pembuatan batik kemudian dilakukan oleh kerabat istana dan keluarga abdi dalem di luar tembok istana.

    Mereka mempekerjakan pembatik trampil sehingga hasilnya menjadi lebih halus dan lebih indah dari sebelumnya.

  • Kehadiran para saudagarbatik di luar kraton untukmemenuhi kebutuhanbatik kraton mendorongmasyarakat luar kratoningin mengenakan batik.

    Oleh sebab itu, ditentukanlah pola ragamhias larangan. Ragam hiaslarangan hanya bolehdigunakan oleh raja dankeluarga istana.

  • PoLa Larangan

  • Perubahan jaman menyebabkan pihak kratonmelonggarkan kebijakan mengenai ragam hiaslarangan. Ragam hias larangan kini telahdiperbolehkan untuk digunakan oleh masyarakat diluar tembok kraton.

    Namun, dalam pelaksanaannya, ragam larangan tiapkraton berbeda. Ragam hias larangan di kratonYogyakarta dikenal lebih terperinci dibandingkankraton Surakarta, dan ragam hias larangan ini hanyaberlaku penggunaannya di dalam kraton, terutamabila ada upacara-upacara adat.

  • Penggunaan BatiK di Luar Kraton

  • BatiK Kraton SuraKartaSalah satu ciri khas batik Kraton Surakarta penuh dengan isenhalus, sehingga secara keseluruhan tampak indah dan cantik.Warna tradisional batik kraton Surakarta adalah biru sampaibiru kehitaman, krem, dan coklat kemerahan.

    Proses pembuatan batik kraton Surakarta secara tradisionaldikerjakan dengan cara girahan (tradisional dengan satu kalidilorod), ataupun dengan kesikan (dua kali dilorod). Sampaikini batik kraton Surakarta masih dibuat oleh para saudagarbatik setempat meski jumlahnya sudah jauh berkurangdibandingkan sebelum masa kemerdekaan.

  • ragam HiaS BatiK Kraton SuraKarta

    Dalam penggunaannya saat ini, ragam hias larangan kraton Surakarta hanya mencakup ragam hias Parang Rusak Barong, Cemukiran, Udan Liris serta ragam hias Semen yang menggunakan Sawat Ageng (garuda besar).

  • BatiK Kraton YogYaKartaBatik kraton Yogyakarta memiliki banyak kesamaandengan kraton Surakarta dari segi ragam hiasnya karenaberasal dari satu sumber yakni ragam hias batik kerajaanMataram.

    Dalam hal pembuatannya, batik kraton Yogyakarta setiamematuhi aturan yang berlaku secara turun temurunsehingga terkesan kaku dan kurang kreatif. Paduanantara soga dan putih sangat kontras, sehingga membuatbidang putihnya tampak mencolok. Pola geometriskratonYogyakarta sangat khas, besarbesar.

  • ragam HiaS BatiK Kraton YogYaKarta

    Dalam penggunaannya saat ini, ragam larangan di kraton Yogyakarta lebih terperinci dibandingkan yang berlaku di kraton Surakarta, seperti Parang Rusak Barong, Semen Ageng dan Sawat Gurdha.

  • PerBedaan ragam HiaS Kraton dengan non-Kraton (PeSiSiran)

    Secara umum, ragam hias batik kraton merupakansimbolisasi dari kehidupan di sekitar kita.

    Sebagai contoh, dalam forum Roundtable on Museum Textile diWashington D.C. tahun 1979, K.P.T. Hardjonagoro mengisahkan penciptaan ragam hiasTruntum karya Kanjeng Ratu Beruk, permaisuri Sri Susuhunan PakuBuwono III. Dalam kesedihan dan keprihatinan karena tidak lagimemperoleh cinta kasih baginda, Kanjeng Ratu berdoa dan memohonkepada Sang Pencipta agar Sri Baginda mencintainya kembali. Hingga doapermaisuri terkabul tatkala Sri Susuhunan hadir di tempat permaisurimembatik, dan berlanjut ke hari-hari berikutnya. Pada saat kain beragamhiasTruntum itu selesai, Kanjeng Ratu Beruk dipanggil kembali ke istana.

    Oleh sebab itu, ragam hiasTruntum merupakan simbolisasi dari cinta yang bersemi kembali.

  • PerBedaan antara BatiK Kraton SuraKarta dengan Kraton YogYaKarta

    1. Ragam HiasRagam hias batik Yogyakarta umumnya condong pada ragam hiasgeometris dengan ukuran yang besar, sedangkan ragam hias batik Surakarta condong pada perpaduan ragam hias geometris dan non geometris dengan ukuran yang lebih kecil.

  • Warna putih pada batik Yogyakarta lebih terang dan bersih, sedangkan batik Surakarta warna putihnya agak kecoklatan (krem atau ecru).

  • 2. PenggunaanUntuk batik Yogyakarta, bagianpinggir kain atau sered yang umumnya berwarna polos danbersih, pada kain jarit yang diwiron atau di wiru akandiperlihatkan di depan, sedangkanuntuk batik Surakarta, bagianpolos tersebut tidak akandiperlihatkan di depan.

    Penggunaan kain dengan ragamhias parang dan lereng, gayaYogyakarta miring dari kiri ataske kanan bawah, sedangkan gayaSurakarta dalah kebalikannya, miring dari kanan atas ke kiribawah.

  • RefeRensiDjoemena, Nian S. 1990. Ungkapan Sehelai Batik Its

    Mystery and Meaning. Jakarta: Penerbit DjambatanDoellah, Santosa. 1997. Batik Pengaruh Zaman dan

    Lingkungan. Kerlogue, Fiona. 2004. The Book of Batik. Singapore:

    Archipelago Press.

    Ragam Hias Batik Kraton Batik KratonLatar BelakangSlide Number 4Perkembangan Batik KratonSlide Number 6Slide Number 7Pola LaranganSlide Number 9Penggunaan Batik di Luar KratonSlide Number 11Batik Kraton SurakartaRagam Hias Batik Kraton SurakartaSlide Number 14Batik Kraton YogyakartaRagam Hias Batik Kraton YogyakartaSlide Number 17Perbedaan Ragam Hias Kraton dengan Non-Kraton (Pesisiran)Perbedaan antara Batik Kraton Surakarta dengan Kraton YogyakartaSlide Number 202. PenggunaanSlide Number 22Referensi