2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Studi Literatur 2.1 ... · LS. Tanaman aren berasal dari...
Transcript of 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Studi Literatur 2.1 ... · LS. Tanaman aren berasal dari...
9 Universitas Kristen Petra
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1 Studi Literatur
2.1.1 Tinjauan Aren
Enau atau aren (Arenga pinnata) adalah palma yang terpenting setelah
kelapa karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan
pelbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk aneka
nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya kawung, taren, akol, akel, akere,
inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa
Tenggara), dan lain-lain. Bangsa Belanda mengenalnya sebagai arenpalm atau
zuikerpalm dan bangsa Jerman menyebutnya zuckerpalme. Dalam bahasa Inggris
disebut sugar palm atau gomuti palm. Di Indonesia aren adalah tumbuhan yang
dilindungi oleh undang-undang.
Aren merupakan tumbuhan berbiji tertutup dimana biji buahnya
terbungkus daging buah. Pohon aren banyak terdapat hampir di seluruh wilayah
Indonesia. Tanaman ini hampir mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya, jika
pohon kelapa batang pohonnya bersih, maka batang pohon aren sangat kotor
karena batangnya terbalut ijuk yang warnanya hitam dan sangat kuat sehingga
pelepah daun yang sudah tuapun sulit diambil dari batangnya. Semua bagian
pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun..
Tanaman aren termasuk jenis tanaman palma yang mudah tumbuh. Aren
menyebar luas di banyak daerah dengan wilayah penyebaran antara garis lintang
20o LU – 11o LS. Tanaman aren berasal dari wilayah asia tropis, aren menyebar
secara alami mulai dari India timur di sebelah barat, hingga mencapai Malaysia,
Indonesia, dan Filipina di sebelah timur. Di Indonesia, aren tumbuh liar atau
ditanam, pada ketinggian 9 – 2000 m dpl dengan curah hujan lebih dari 1.200 mm
setahun. Aren umumnya banyak tumbuh di lereng-lereng atau tebing sungai.
Penyebaran tanaman aren secara alami dibantu oleh oleh hewan karena buah aren
yang masak banyak disukai hewan. Musang luwak diketahui sebagai salah satu
hewan yang menyukai buah aren dan secara tidak langsung berfungsi sebagai
hewan pemencar biji aren (Kristanto 12).
10 Universitas Kristen Petra
Tanaman aren yang besar dan tinggi dapat mencapai tinggi 25 m dan
mempunyai diameter batang hingga 65 cm, batang pokoknya kukuh dan pada
bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijuk,
injuk, juk atau duk. Serabut berwarna hitam adalah bagian dari pelepah daun yang
menyelubungi batang. Daunnya majemuk menyirip, seperti daun kelapa, panjang
hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita
bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-
putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya. Tanaman aren merupakan
tanaman berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina
dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun panjang tongkol hingga
2,5 m. Buah buni bentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga
dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai
10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah
berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung
karena getahnya sangat gatal.
Meskipun getahnya amat gatal, buah enau yang masak banyak disukai
hewan. Musang luwak diketahui sebagai salah satu hewan yang menyukai buah
enau ini, dan secara tidak langsung berfungsi sebagai hewan pemencar biji enau.
Di Bangka, pada masa lalu orang-orang Tionghoa memasang perangkap di bawah
pohon enau yang tengah berbuah, untuk menangkap rombongan babi hutan yang
berpesta buah enau yang berjatuhan.
Masyarakat pada umumnya, sudah sejak lama mengenal pohon aren
sebagai pohon yang dapat menghasilkan bahan-bahan untuk industri kerajinan.
Hampir semua bagian atau produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki
nilai ekonomi. Akan tetapi, tanaman ini kurang mendapat perhatian untuk
dikembangkan atau dibudidayakan secara sungguh-sungguh oleh berbagai pihak.
Selama ini pemenuhan akan permintaan bahan baku industri yang berasal
dari bagian-bagian pohon aren, masih dilayani dengan mengendalikan tanaman
aren yang tumbuh liar. Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan,
misalnya akar untuk obat tradisional, batang untuk berbagai macam peralatan,
Ijuk untuk keperluan bangunan, daun khususnya daun muda untuk pembungkus
11 Universitas Kristen Petra
rokok. Demikian pula hasil produksinya seperti buah dan nira dapat dimanfaatkan
sebagai bahan makanan dan minuman.
Saat ini telah tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren
yaitu: arenge pinata, arenge undulatitolia bree, arenge westerhoutii grift dan
arenge ambcang becc. Diantaranya keempat jenis tersebut yang sudah dikenal
manfaatnya adalah arenge pinata, yang dikenal sehari-hari dengan nama aren atau
enau.
Aren dapat dikembangbiakkan secara generatif yaitu melalui bijinya. Agar
diperoleh keturunan yang baik, benih sebaiknya diambil dari pohon induk yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Batang pohon harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun.
Sampai saat ini dikenal dua macam tanaman aren yaitu aren genjah yang
memiliki batang agak kecil dan pendek dengan produksi nira antara 10–15
liter/tandan/hari, dan aren dalam yang memiliki batang besar dan tinggi
dengan produksi nira 20–30 liter/tandan/hari. Untuk kepentingan produksi nira
dan turunannya, dianjurkan untuk menggunakan varietas dalam sebagai pohon
induknya.
b. Pohon terpilih harus memiliki produktivitas yang tinggi. Perlu diketahui bahwa
tidak semua pohon aren dan tidak semua mayang (tandan bunga) jantan yang
keluar (9 – 11 mayang) menghasilkan nira. Hal ini sangat dipengaruh oleh
proses fisiologi tanaman. Calon pohon induk perlu diperiksa produktivitasnya
dengan menyadap nira dari mayang jantan pertama atau kedua; jika hasilnya
banyak maka pohon itu pantas dijadikan pohon induk. Kemudian pohon induk
ini tidak lagi disadap niranya, agar kualitas benih yang dihasilkan tetap baik.
Selanjutnya tahapan penyediaan bibit tanaman aren adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan buah. Buah yang digunakan sebagai sumber benih harus
matang, sehat yang ditandai dengan kulit buah yang berwarna kuning
kecoklatan, tidak terserang hama dan penyakit dengan diameter buah ± 4 cm.
Sebaiknya buah yang diambil adalah yang terletak di bagian luar rakila. Buah
aren ini dapat disimpan selama 2 minggu pada karung plastik atau dus untuk
memudahkan pemisahan biji (benih) dari kulit.
12 Universitas Kristen Petra
2. Pengambilan biji dari buah. Pengambilan biji dari dalam buah aren harus
menggunakan sarung tangan karena buah aren mengandung asam oksalat yang
akan menimbulkan rasa gatal apabila kena kulit. Cara lain, yaitu dengan
memeram buah-buah aren yang telah dikumpulkan sampai kulit buah menjadi
busuk sehingga biji terpisah dengan sendirinya dari daging buah. Dengan cara
ini, biji dapat diambil dengan mudah dan kulit buah aren tidak gatal lagi.
3. Perkecambahan. Benih disemaikan dalam tempat persemaian dengan media
campuran pasir dan serbuk gergaji dengan perbandingan 2:1. Untuk
mempercepat perkecambahan, tempurung biji dapat digosok dengan kertas
pasir (ampelas) di bagian punggungnya, tempat keluar apokol, selebar kira-
kira 3 mm kemudian biji direndam dalam air agar air meresap ke dalam
endosperm sampai jenuh, lalu disemaikan. Benih disiram setiap hari untuk
mempertahankan kelembaban yang tinggi sekitar 80%.
4. Pembibitan. Semai aren yaitu setelah terbentuk apokol yang telah mencapai
panjang 3 – 5 cm dipindahkan ke tempat pembibitan atau ke dalam kantong
plastik (polibag) yang berdiameter 25 cm, yang telah diisi ¾ bagiannya
dengan tanah-tanah lapisan atas yang dicampur dengan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:2. Bibit-bibit yang telah dipindahkan ini memerlukan
penyiraman dan naungan agar terhindar dari cahaya matahari secara langsung.
Bibit aren dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur 6-8 bulan sejak
daun pertama terbentuk.
Gambar 2.1 Pohon Aren (Dokumentasi pribadi, 2013)
13 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.2 Janjang Buah Aren (Devina Kartika, 2013)
2.1.2. Penyebaran Pohon Aren di Indonesia
Di Indonesia tanaman aren banyak terdapat dan tersebar hampir diseluruh
wilayah nusantara, khususnya di daerah perbukitan dan lembah. Tanaman aren
sesungguhnya tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus sehingga dapat
tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada
tanah yang kadar asamnya tinggi. Aren dapat tumbuh pada ketinggian 9 – 1.400
meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada
ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari
1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah menurut Schmidt dan
Ferguson.
Tanaman aren merupakan tanaman dari suku palmae yang tersebar pada
hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama terdapat di empat belas provinsi,
seperti: Papua, Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Bengkulu, Kalimantan Selatan dan Nangroe Aceh Darussalam. Total
luas aren di Indonesia sekitar 62.009 Ha. Sebaran tanaman aren di seluruh
Indonesia belum sepenuhnya tertata dengan baik karena selama ini masih
dibiarkan tumbuh liar dan baru sedikit daerah yang membudidayakan. Beberapa
daerah yang telah melakukan budidaya dan mendata luas area penanaman
tanaman aren. (Sunanto, 82)
Dalam upaya pengembangan tanaman aren di Jawa Tengah, beberapa
lokasi pada kawasan hutan negara yang dikelola oleh perum perhutani di Jawa
Tengah sangat cocok untuk pengembangan tanaman aren. Selama ini produksi
14 Universitas Kristen Petra
yang terkenal dari pohon aren adalah nira sebagai bahan baku pembuatan gula
aren. Produksi bahan baku nira makin langka di pulau Jawa, karena terjadi banyak
penebangan pohon aren tanpa memperhatikan peremajaan. Tanaman aren banyak
tumbuh di wilayah perbukitan, pegunungan, dan lembah. Tanaman ini tidak
membutuhkan kondisi tanah yang khusus dan tidak memerlukan pemeliharaan
yang intensif, dapat tumbuh pada tanah liat, berlumpur dan berpasir, pada
ketinggian antara 9 – 2000 m dpl dengan curah hujan lebih dari 1.200 mm
setahun. Pengembangan tanaman aren di lahan masyarakat provinsi Jawa Tengah
akan memberikan dampak positif bagi upaya konservasi, peningkatan
produktifitas lahan, dan pada akhirnya memberi dampak positif bagi peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Gambar 2.3 Peta penyebaran tanaman aren di Indonesia
(www.ditjenbun.deptan.go.id)
2.1.3. Pemanfaatan Pohon Aren
Pohon aren dapat dimanfaatkan, baik berfungsi sebagai konservasi,
maupun fungsi produksi yang menghasilkan berbagai komoditi yang mempunyai
nilai ekonomi.
a. Fungsi Konservasi
Pohon aren dengan perakaran yang dangkal dan melebar akan sangat
bermanfaat untuk mencegah terjadinya erosi tanah. Demikian pula dengan
daun yang cukup lebat dan batang yang tertutup dengan lapisan ijuk, akan
15 Universitas Kristen Petra
sangat efektif untuk menahan turunnya air hujan yang langsung kepermukaan
tanah. Disamping itu pohon aren yang dapat tumbuh baik pada tebing-tebing,
akan sangat baik sebagai pohon pencegah erosi longsor.
b. Fungsi Produksi
Fungsi produksi dari pohon aren dapat diperoleh miulai dari akar, batang, daun,
bunga dan buah. Di Jawa akar aren digunakan untuk berbagai Obat
Tradisional. Akar segar dapat menghasilkan arak yang dapat digunakan sebagai
obat sembelit, obat disentri dan obat penyakit paru-paru. Batang yang keras
digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga dan ada pula yang
digunakan sebagai bahan bangunan. Batang bagian dalam dapat menghasilkan
sagu sebagai sumber karbohidrat yang dipakai sebagai bahan baku dalam
pembuatan roti, soun, mie dan campuran pembuatan lem. Sedangkan ujung
batang yang masih muda (umbut) yang rasanya manis dapat digunakan sebagai
sayur mayor. Daun muda, tulang daun dan pelapah daunnya, juga dapat
dimanfaatkan untuk pembungkus rokok, sapu lidi dan tutup botol sebagai
pengganti gabus. Tangkai bunga bila dipotong akan menghasilkan cairan
berupa nira yang mengandung zat gula dan dapat diolah menjadi gula aren.
Buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan seperti kolang-kaling yang
banyak digunakan untuk campuran es. kolak atau dapat juga dibuat manisan
kolang-kaling. Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5
tahun sampai dengan tongkol-tongkol bunganya keluar. Pohon yang masih
muda produksi ijuknya kecil. Demikian pula pohon yang mulai berbunga
kualitas dan hasil ijuknya tidak baik.
Pemungutan ijuk dapat dilakukan dengan memotong pangkal pelepah-
pelapah daun, kemudian ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu
lepas dengan menggunakan parang dari tempat ijuk itu menempel. Lempengan-
lempengan anyaman ijuk yang baru dilepas dari pohon aren, masih mengandung
lidi-lidi ijuk. Lidi-lidi ijuk dapat dipisahkan dari serat-serat ijuk dengan
menggunakan tangan. Untuk membersihkan serat ijuk dari berbagai kotoran dan
ukuran serat ijuk yang besar, digunakan sisir kawat. Ijuk yang sudah dibersihkan
dapat dipergunakan untuk membuat tambang ijuk, sapu ijuk, atap ijuk dan lain
sebagainya.
16 Universitas Kristen Petra
Nira aren dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan
maupun bunga betina. Akan tetapi biasanya, tandan bunga jantan yang dapat
menghasilkan nira dengan kualitas baik dan jumlah yang banyak. Oleh karena itu,
biasanya penyadapan nira hanya dilakukan pada tandan bunga jantan. Penyadapan
nira dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam) pagi dan sore. Pada setiap penggantian
bumbung bambu dilakukan pembaharuan irisan potongan dengan maksud agar
saluran/pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira dapat keluar dengan lancar.
Setiap tongkol (tandan) bunga jantan dapat dilakukan penyadapan selama 3 - 4
bulan sampai tandan mengering. Hasil dari air aren dapat diolah menjadi gula
aren, tuak, cuka. minuman segar dan bietanol.
Tepung aren dapat dihasilkan dengan memanfaatkan batang pohon aren.
Kolang kaling dapat diperoleh dari inti biji buah aren yang setengah masak. Tiap
buah aren mengandung tiga biji buah. Buah aren yang setengah masak, kulit biji
buahnya tipis, lembek dan berwarna kuning inti biji (endosperm) berwarna putih
agak bening dan lembek, endosperm inilah yang diolah menjadi kolang-kaling.
2.1.4. Gula Aren
Gula aren berasal dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon
enau. Gula merupakan salah satu pemanis yang paling dikenal dan umum
digunakan oleh kita. Bahan pemanis sebenarnya sudah ditemukan sejak dahulu
kala. Gula merupakan bahan pangan yang tidak asing lagi bagi masyarakat, karena
rasanya yang manis. Umumnya gula diproduksi dari tanaman tebu (Saccharum
officinarum), yang diambil yaitu kandungan nira yang berada dalam tanaman
tebu. Nira tersebut berasa manis karena dikenal banyak mengandung nira. Selain
dari tanaman tebu, gula juga dapat diperoleh dari tanaman yang lainnya seperti
kelapa (Cocos nucifera), aren atau enau (Arenga pinata), siwalan (Borassus sp),
kurma (Phoenix sylvestris). Gula merupakan istilah umum yang sering diartikan
untuk setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis. Dalam perdagangan
sukrosa ini disebut dengan gula pasir. Selain gula pasir ada beberapa gula yang
dikenal dalam perdagangan antara lain gula merah atau gula jawa, gula batu, gula
aren dan pemanis lain seperti madu.
17 Universitas Kristen Petra
Tanaman aren (enau) sebagai salah satu penghasil nira di pulau Jawa,
populasinya sudah sangat menyusut. Penyebabnya adalah penebangan pada usia
remaja untuk diambil patinya. Penyadapan kelapa juga terbatas dilakukan oleh
masyarakat di Jawa Tengah bagian selatan. Sementara penyadapan lontar
dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur bagian utara, sampai ke NTT.
Gula merah atau palm sugar, sebenarnya memiliki potensi ekspor yang
cukup kuat. Namun yang diminta oleh konsumen luar negeri adalah palm sugar
dalam bentuk kristal yang disebut gula semut. Bukan gula merah biasa yang
dicetak dalam tempurung atau buluh bambu. Proses perebusan nira sampai bisa
digumpalkan menjadi gula merah memakan waktu cukup lama. Nira yang
diturunkan pagi hari dan langsung direbus, baru akan bisa dicetak pada sore hari
sekitar pukul 4 sampai 5 sore. Karenanya, nira yang diturunkan sore hari,
biasanya hanya direbus sampai mendidih beberapa saat, untuk mencegah agar
tidak menjadi masam (menjadi cuka). Nira hasil sadapan sore tersebut akan
dijadikan satu dengan hasil sadapan pagi hari dan direbus seharian untuk dicetak
pada sore harinya. Secara garis besarnya berikut adalah cara pembuatan nira aren
menjadi gula aren :
1. Bunga jantan pohon enau yang dikumpulkan terlebih dahulu dalam sebuah
bumbung bambu. Untuk mencegah nira mengalami peragian dan nira yang telah
mengalami fermentasi tidak bisa dibuat gula, maka ke dalam bumbung bambu
tersebut ditambahkan laru atau kawao yang berfungsi sebagai pengawet alami.
2. Setelah jumlahnya cukup, nira direbus di atas tungku dalam sebuah wajan
besar. Kayu terbaik untuk memasak gula aren berasal dari kayu aren yang sudah
tua. Karena kalori ini lebih tinggi dari kayu bakar biasa maka proses memasaknya
juga lebih cepat. Sekalipun demikian, api tidak juga boleh terlalu besar sampai
masuk ke dalam wajan dan menjilat serta membakar gula yang sedang dimasak.
Kalau ini terjadi gula akan hangus, rasanya akan pahit dan warnanya menjadi
hitam.
3. Gula aren sudah terbentuk bila nira menjadi pekat, berat ketika diaduk dan
kalau diciduk dari wajan dan dituangkan kembali adukan akan putus-putus. Dan
kalau tuangkan ke dalam air dingin, cairan pekat ini akan membentuk benang
18 Universitas Kristen Petra
yang tidak putus-putus.Kalau sudah begitu, adonan diangkat dari tungku dan
dicetak.
Gambar 2.4 Gula Aren (Dokumentasi pribadi, 2013)
2.1.5. Perbedaan Gula Aren dan Gula Kelapa
Kita tahu bahwa gula aren berbeda dengan gula kelapa dalam hal yaitu
sumber niranya. Gula kelapa dibuat dari nira pohon kelapa, sedangkan gula aren
dibuat dari nira pohon aren. Kemudian dari sifat fisiknya gula aren dan gula
kelapa memiliki perbedaan. Salah satu sifat fisik yang mencolok perbedaannya
adalah dari warnanya. Gula aren lebih terang, keras dan mengkristal dibandingkan
gula kelapa yang lebih gelap dan rapuh. Hal ini terkait dengan proses pemanenan
nira aren dan pengoahannya. Sifat organoleptiknya yaitu salah satu keunggulan
dari gula aren jika dibandingkan dengan gula kelapa adalah aromanya. Aroma
gula aren sangat khas keharumannya sehingga digunakan dalam pembuatan
beberapa minuman khas daerah seperti bandrek, sekoteng maupun lainnya. Juga
digunakan sebagai pemanis dalam pembuatan kopi. Dari sisi kesehatan juga gula
aren lebih unggul dari gula kelapa. Glikemik indeks gula kelapa memiliki nilai 70.
Angka ini adalah 2x lebih besar dibandingkan nilai glikemik indeks gula kelapa
yang niainya hanya 35. Indeks Glikemik adalah angka yang menunjukkan potensi
peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan atau
secara sederhana dapat dikatakan sebagai tingkatan atau rangking pangan menurut
efeknya terhadap kadar glukosa darah
Selain itu dalam proses pembuatannya, gula aren umumya lebih alami
sehingga zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya tidak mengalami
19 Universitas Kristen Petra
kerusakan dan tetap utuh. Serta tidak membutuhkan proses penyulingan yang
berkali-kali atau menggunakan tambahan bahan untuk memurnikannya.
2.1.6. Kandungan dan Manfaat Gula Aren
Semua orang di Indonesia tentu saja sangat familiar dengan gula merah
karena umumnya gula ini selalu ada dalam kehidupan masyarakat kita. Gula ini
memiliki banyak sekali varian bergantung pada jenis bahan dasar yang digunakan.
Meskipun sama-sama nira atau legen, namun bisa berasal dari pohon yang
berbeda-beda. Kualitas gula yang dihasilkan serta rasanya berbeda antara satu
pohon dengan pohon lainnya.
Namun banyak orang salah mengerti tentang gula merah. Manisnya gula
merah seringkali dianggap tidak baik bagi kesehatan, namun ternyata ini salah.
Gula merah yang dikonsumsi dengan jumlah yang benar bisa meningkatkan
vitalitas dan kesehatan tubuh kita. Hal ini menandakan bahwa kita tidak perlu
ragu dalam mengkonsumsi makanan atau minuman yang menggunakan gula
merah sebagai salah satu bahan dasarnya. Rasanya yang manis dan gurih dapat
meningkatkan selera makan, bahkan ternyata lebih sehat berkat nutrisi yang
dikandungnya. Selain itu nutrisi yang dikandung gula merah juga dapat
menghaluskan dan menyehatkan kulit.
Gula aren memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi. Gula aren
mengandung kadar glukosa, protein kasar, mineral dan vitamin. Gula aren
memiliki warna yang khas yakni warna kecokelatan yang disinyalir mengandung
serat yang dapat diserap oleh sistem pencernaan dengan baik dan memiliki fungsi
sebagai penurun kadar kolesterol. Meski penggunaan atau konsumsi gula selalu
dikaitkan dengan suatu penyakit yakni kencing manis atau penyakit gula atau
dalam bahasa kedokteran dikenal sebagai penyakit diabetes mellitus karena
memiliki kada gula yang cukup tinggi di dalam darah. Gula aren memiliki kadar
atau tingkat Glisemik yang cukup rendah yakni sekitar 35 GI, sedangkan
konsumsi gula yang disarankan adalah kurang dari 55 GI dalam sehari.
Tambahan gula merah pada makanan dan minuman tidak hanya
membuatnya menjadi lezat, namun juga sehat. Setiap seratus gram gula merah
yang mengandung 4mg zat besi, 90 mg kalsium dan karoten serta laktoflavin.
20 Universitas Kristen Petra
Kandungan gula pada gula merah lebih rendah jika dibandingkan dengan gula
pasir sehingga sangat baik untuk pendeirta diabetes atau bagi mereka yang ingin
menurunkan kadar lemak tak jenuh di dalam tubuhnya. Selain itu tidak ditemukan
kolesterol di dalam gula merah. Nutrisi mikro yang lain adalah thiamine, nicotinic
acid, riboflavin, niacin, ascorbatic acid, vitamin C, vitamin B12, vitamin A,
vitamin E, asam folat, protein kasar dan juga garam mineral.
Menurut ahli pengobatan dari negeri China, gula merah atau gula jawa
dipercaya memiliki berbagai khasiat dalam kesehatan. Mereka menjelaskan bahwa
gula jawa memiliki sifat hangat dan memiliki rasa manis alami. Di dalamnya
terkandung unsur yang bersifat menguatkan limpa, menambah darah, meredakan
nyeri, memperlancar peredaran darah dan menghangatkan lambung. Gula merah
sangat baik bagi kaun lanjut usia yang mengalami serapan mikronutrien dan
multivitamin yang rendah. Gula merah juga dapat memberikan manfaat positif
kepada wanita yang baru melahirkan atau memiliki siklus menstruasi yang tidak
teratur. Namun pada dasarnya gula merah dapat dikonsumsi oleh semua orang.
Konsumsi gula merah ini dengan takaran yang pas dapat membantu anda menjaga
kesehatan dan kondisi prima tubuh anda. Jika ingin mendapatkan tubuh yang lebih
sehat, tak ada salahnya mulai mengganti gula pasir dengan gula aren jika ingin
mengonsumsi kopi, teh atau dicampurkan dalam makanan (Widyawati, 73).
2.1.7. Pengertian Esai
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Esai adalah karangan
prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang
pribadi penulisnya. Dari pengertian tersebut tentu kita dapat dapat mengetahui
jika esai merupakan tulisan yang bersifat subjektif atau argumentatif dalam
penyampaiannya.
Sebuah esai merupakan suatu penilaian, pandangan, atau evaluasi penulis
terhadap sebuah fakta yang terjadi untuk kemudian diambil kesimpulan. Di sini
ada unsur yang wajib ada pada sebuah esai yaitu fakta atau kejadian nyata yang
dikritisi, atau dengan kata lain sebuah esai bukan sebuah prosa fiktif atau
karangan belaka (267).
21 Universitas Kristen Petra
2.1.8. Jenis-Jenis Esai
Dilihat dari bentuk dan penuturannya, esai dapat dikelompokan menjadi
dua jenis yaitu esai formal dan esai informal. Pada esai formal, akan tampak
kesungguhan penulis dalam mengangkat persoalan yang dipermasalhkan dengan
memberikan kesan yang nyata bahwa persoalan tersebut penting untuk
dibicarakan. Berdasarkan hal tersebut, tergambar upaya penulis esai dalam
meyakinkan pembaca terhadap persoalan yang akan diungkapkan. Adapun esai
informal mengungkapkan persoalan berdasarkan penonjolan kesan pribadi.
Dengan demikian tampak sekali hasil pikiran dan perasaan dari penulis. Kesan
yang dihadirkan dlam tulisan itu berupa suasana tulisan yang akrab dengan
pembaca, seperti bentuk dialog antara penulis dan pembaca secara langsung
(Rohayati 306).
2.1.9. Pengertian Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani
yaitu "photos" : cahaya dan "Grafo" : melukis adalah proses melukis/menulis
dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti
proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan
merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka
cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa
cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah
dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan
identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut
lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar,
digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran
pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya
tersebut dengan mengubah kombinasi ISO (ISO Speed), diafragma (Aperture),
dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut
sebagai pajanan (exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan,
22 Universitas Kristen Petra
maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO
(Sudjojo 64).
2.1.10. Sejarah Fotografi
Istilah fotografi diperkenalkan pada tahun 1839. Ketika teknologi seni foto
terus berkembang bersama dengan tamadun manusia, ilmu amat penting bagi
menjamu mutu kerja pengamat seni foto. Dalam era ledakan ICT
perkembangannya amat ketara sekali apabila seni foto telah diadu bersama
teknologi ICT dan wujudnya kamera digital yang telah merubah dunia seni foto.
Seni foto tradisional masih dibenarkan berkembang bersama dengan
perkembangan ledakan teknologi ICT. Seni foto tidak dapat dipisahkan dengan
tradisi tradisionalnya. Kamera digital telah dapat diterima dengan meluas namun
seni foto menggunakan film masih ada tempat dikalangan pengamal seni foto.
Abscura telah diubah sehinggalah tercipta kamera kodak oleh George Eastmen
pada tahun 1888 yang lebih kecil. Pada zaman ini wujud kamera lebih kecil dan
yang terkini ialah kamera digital.
Pada tahun 1822, Joseph Nicéphore Niépce membuat foto heliografi yang
pertama dengan subjekmya adalah Paus Pius VII, pada saat itu fotografi sangat
sederhana hasilnya karena menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang
bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825. Kemudian pada
tahun 1835, William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru
dan lebih canggih. Dan pada tahun 1907 seorang yang bernama Autochrome
Lumière menemukan fotografi berwarna untuk pertama kalinya. Hingga sampai
saat ini mesin foto mengalami perkembangan hingga adanya foto digital seperti
sekarang. Pada zaman ini wujud kamera lebih kecil dan yang terkini ialah kamera
digital (Triadi 27).
2.1.11. Jenis-Jenis Fotografi
Fotografi terlahir dari keinginan manusia untuk mengabadikan sesuatu
yang mereka alami. Fotografi merupakan usaha untuk mengenang kembali apa
yang pernah diabadikan. Dalam makalah seminar menurut Yuyung Abdi,
Fotografi berdasarkan jenisnya dapat dikelompokan menjadi berbagai macam
23 Universitas Kristen Petra
senis fotografi antara lain adalah: fine art photography, still life photography,
fashion photography, beauty photography, fashion photography, architectural
photography, landscape photography, documentary photography, essay
photography, animal photography, human interest photography, comercial
photography, aerial photography, macro photography, underwater photography,
food photography, underwater photography, candid photography
- Essay photography sering disebut dengan foto cerita, adalah kumpulan foto yang
disusun sedemikian rupa dan saling terkait menceritakan fenomena atau suatu
peristiwa dari sudut pandang fotografer. Layaknya narasi berita tulis, foto esai
juga menyajikan suatu permasalahan dari sudut pandang pembuat berita.
Gambar 2.5 Essay Photography (www.photographer.net, 2011)
- Still life photography menciptakan sebuah gambar dari benda atau objek mati
tampak jauh lebih "hidup" dan "berbicara". Kata still berarti benda diam atau mati
sedangkan kata life berarti hidup; memberikan konteks "kehidupan" pada benda
tersebut. (Sugiarto, 68)
Gambar 2.6 Still Life Photography (www.coollife.com, 2012)
24 Universitas Kristen Petra
- Candid photography adalah fotografi yang berfokus pada spontanitas. Fokus
subyek bukan tertuju pada kamera, tetapi pada apa yang sedang mereka lakukan
saat itu. Subyek tidak berpose dan pengambilan gambar pun tidak direncanakan.
Gambar 2.7 Candid Photography (www.plharvey.com, 2011)
- Human Interest photography menggambarkan kehidupan pribadi manusia atau
interaksi manusia serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan
masalah kehidupannya, atau yang mana kesemuanya itu membawa rasa
ketertarikan. (Wiyono, 27)
Gambar 2.8 Human Interest Photography (www.mintgrant.com, 2011)
2.1.12. Perlengkapan Fotografi
Dalam melakukan kegiatan fotografi, diperlukan beberapa alat yang
mendukung proses foto tersebut. Perlengkapan fotografi tersebut antara lain:
1. Kamera
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini
didapat dari camera obscura. Kamera merekam melalui cara kerja optik, yaitu
25 Universitas Kristen Petra
memasukan cahaya dengan bantuan lensa sehingga terbentuklah gambar seperti
yang tampak pada jendela titik bidik permukaan film atau dapat juda disebut
dengan plat. Banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera dikendalikan
melalui kecepatan rana (shutter speed) dan bukan diafragma (aperture).
Kamera DSLR (Digital Single-Lens Reflex) adalah kamera yang
memungkinkan para fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera dengan
sama persis seperti apa yang dilihat. Kamera tersebut menggunakan pentaprisma
yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa. Adanya layar LCD (Liquid
Crystal Display) sangat membantu fotografer untuk melihat pada saat itu juga. Hal
ini membuat fotografer semakin fleksibel, karena hasil bidikan yang terpampang
di layar dapat sesuai dengan keinginan sang fotografer (Abdi 65).
Gambar 2.9 Kamera DSLR (http://media.canon-asia.com)
2. Lensa
Lensa adalah alat berbentuk silinder dan ditempatkan dibagian depan
badan kamera. Gunanya adalah untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke dalam
kamera sehingga menghasilkan gambar yang sesuai dengan ukuran film atau bisa
disebut juga dengan sensor. Ada berbagai macam jenis lensa, berikut adalah
beberapa macam dari jenis-jenis lensa :
1. Standart Lens
Lensa tersebut dinamakan dengan lensa normal (standart lens) karen
melalui lensa ini kita dapat melihat objek dengan perspektif dan sudut pandang
yang normal, hampir sama dengan pandangan mata. Jarak pandang fokal lensa ini
antara 40-58mm. Umumnya panjang fokal 55mm mempunyai perspektif paling
dekat dengan apa yang dilihat oleh mata manusia (Abdi 76).
26 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.10 Standart Lens (http://media.canon-asia.com)
2. Wide Angle Lens
Lensa sudut lebar (wide angle) adalah lensa yang memiliki susut pandang
lebih dari 46 derajat. Karena itu umumnya digunakan untuk memotret interior,
panorama atau suatu aca yang membutuhkan cakupan gambar yang cukup luas.
Dengan karakteristik tersebut maka lensa sudut lebar memiliki ruang tajam yang
lebih besar, distorsi, dan penguatan kesan kedalaman perspektif. Berdasarkan
pada standart fotografi 35mm, maka panjang fokal lensa yang dapat dogolongkan
sebagai lensa sudut lebar adalah lensa dibawah 50mm. Cakupan yang teramat
lebar hampir menyerupai sudut pandang ikan atau fish eye (Abdi 78).
Gambar 2.11 Wide Angle Lens (http://media.canon-asia.com)
3. Fixed Lens
Lensa ini merupakan gabungan dari lensa standart dan lensa makro.
Digunakan untuk menangkap gambar agar lebih fokus pada objeknya sehingga
menimbulkan efek latar belakang yang kabur sehingga objek yang ditangkap
dapat lebih fokus. Pada lensa ini tidak dilengkapi dengan fitur zooming. Fokus
27 Universitas Kristen Petra
adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa sehingga gambar yang
dihasilkan memiliki fokus objek yang kuat.
3 (http://media.canon-asia.com)
3. Filter
Dilihat dari fungsinya ada dua jenis filter, yaiyu filter lensa dan filter
lampu. Kalangan fotografer seringkali memanfaatkan filter lensa dalam sebuah
pemotretan. Cara penggunaannya sederhana, hanya cukup dengan
memasangkannya di depan lensa.
Merupakan filter yang berfungsi untuk melindungi lensa agar tidak mudah
kotor maupun tergores. Filter UV (Ultra Violet) berukuran tipis dan berwarna
hijau kebitu0biruan agar dapat menahan cahaya ultra violet yang berlebihan. Filter
ini sangat tepat untuk menetralisasi cahaya di luar ruangan.
Gambar 2.13 UV Filter (http://media.canon-asia.com)
4. Flash
Flash (blitz atau lampu kilat) adalah alat bantu pencahayaan di dalam
fotografi. Sangat membantu pada waktu pemotretan di tempat yang minim
mendapatkan cahaya. Flash dapat menghasilkan cahaya dengan suhu setara
matahari (day light). Teknologi flash terbaru memungkinkan cahaya ditangkap
28 Universitas Kristen Petra
dengan kecepatan lebih tinggi. Selain itu exposure yang dihasilkan bisa diatur
sesuai dengan keinginan.
Gambar 2.14 Flash (http://media.canon-asia.com)
5. Tripod
Tiang berkaki tiga atau yang biasa disebut dengan tripod merupakan salah
satu perlengkapan yang diperlukan oleh fotografer. Penyangga kamera ini sangat
dibutuhkan ketika mengambil gambar pada saat menggunakan kecepatan rendah
atau pengambilan gambar dengan waktu dan posisi terterntu.
Gambar 2.15 Tripod (http://media.canon-asia.com)
2.1.13. Komposisi dan Pencahayaan Fotografi
Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula,
seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan
diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini
tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang
dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya
adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa
29 Universitas Kristen Petra
dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama.
Bahkan tidak jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen
dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan
gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual
impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan
untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih
menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-
objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata
sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan
kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu
titik perhatian yang pertama menarik perhatian.
Tujuan mengatur komposisi dalam fotografi yaitu Dengan mengatur
komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan
keseluruhan objek foto. Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan
gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.
Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa
estetik dalam pribadi pemotret.
Adapun berikut adalah jenis-jenis komposisi yang perlu diperhatikan
dalam pengambilan gambar sehingga hasil yang dihasilkan mempunyai nilai
estetik :
1. Garis
Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis
lurus, melingkar/melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan
kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto..
2. Bentuk
Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan
secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang
paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran.
3. Warna
Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah
foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat
30 Universitas Kristen Petra
pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan
keserasian warna sebuah foto.
4. Gelap dan Terang
Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi
analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun,
sekarang ini, ditengah-tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali.
Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas
sebuah objek.
5. Tekstur
Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu
benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan
tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan
pada saat pemotretan (Donny 32).
Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan
keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi.
Yang antara lain:
1. Rule of Thirds
Aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian
yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada
sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum
dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto
Gambar 2.16 Foto dengan rule of third (www.mapleleafs81.wordpress.com)
31 Universitas Kristen Petra
2. Golden Section
Komposisi foto golden ratio atau golden section adalah susunan foto
dimana subyek utama diletakkan pada titik persimpangan dua garis horisontal
yang memiliki perbandingan 1:1,6 atau 38/62. Titik inilah posisi yang disebut
dengan golden ratio dalam komposisi foto ataupun lukisan.
Gambar 2.17 Foto dengan golden section (www.goldenmuseum.com)
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan
indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan
gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang
mendasar, yaitu:
1. Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari
kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk
menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek.
Gambar 2.18 Foto dengan bird eye (www.digital-photography-school.com)
32 Universitas Kristen Petra
2. Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar / sama
seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan
menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek.
Gambar 2.19 Foto dengan eye level (www.cubeme.com)
3. Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di
dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya
memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan
fauna.
Gambar 2.20 Foto dengan frog eye
(www.jimjordanphotography.photoshelter.com)
33 Universitas Kristen Petra
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of
view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :
1. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek. Pengambilan
gambar yang hanya fokus pada salah satu bagian tertentu. Teknik fotografi ini
akan mengajak pemirsa yang melihat untuk bervisualisasi karena foto jenis ini
semacam menebak-nebak dan membangkitkan rasa penasaran yang mellihat
Gambar 2.21 Foto extreme close up (www.triggerpit.com)
2. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu. Dalam pengambilan
gambar close up, bagian tubuh yang di foto adalah dari batas bahu sampai dengan
batas kepala. Fungsi dari teknik fotografi ini adalah ingin menyampaikan karakter
detil dari sebuah obyek.
Gambar 2.22 Foto close up (www.travel.nationalgeographic.com)
34 Universitas Kristen Petra
3. Medium Shot
Medium shot merupakan teknik fotografi dalam pengambilan gambar
jarak menengah, dimana batas pemotongan objek adalah dari bagian pinggang ke
atas. Fungsi dari teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek beraktifitas.
Gambar 2.23 Foto medium shot (www.freepressblinkofaneye.com)
4. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau
foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.. Long shoot
biasanya menyisakan area kosong yang seakan-akan merupakan area beraktivitas
objek foto.
Gambar 2.24 Foto long shot (www.pic.templetons.com)
35 Universitas Kristen Petra
Untuk mendalami bidang fotografi, siapa pun harus punya pengetahuan
dasar yang baik tentang cahaya (light). Hal ini penting karena cahaya memegang
kunci utama dalam penentuan eksposur yang diatur oleh shutter dan aperture pada
kamera. Berikut adalah berbagai macam jenis pencahayaan (lighting) :
1. Front Light
Sumber cahaya ada di depan subyek yang di foto sehingga biasanya
sumber cahaya ada di belakang kamera kita. Cahaya depan bisa datang lurus
terhadap subyek.
Gambar 2.25 Foto dengan front light (www.mostlylisa.com)
2. Back Light
Terjadi saat kita memotret subyek dengan sumber cahaya yang berasal dari
belakangnya, dengan kata lain sumber cahaya ada didepan kamera namun
dibelakang subyek.
Gambar 2.26 Foto dengan back light (www.digitalphotographyschool.com)
36 Universitas Kristen Petra
3. Top Light
Cahaya atas atau bawah jarang kita pakai karena menghasilkan foto yang
kurang bagus, contoh foto top light adalah saat kita memotret saat jam 12 siang.
Karena pada dasarnya fotografi adalah sebuah aktifitas mengolah, memanfaatkan,
dan memanipulasi cahaya.
Gambar 2.27 Foto dengan top light (www.joannestudholme.blogspot.com)
4. Side Light
Cahaya dari samping, yaitu cahaya yang berasal dari arah samping objek,
baik kiri atau kanan dan dapat ditempatkan pada sudut 45o atau 90o. Pencahayaan
seperti ini menghasilkan foto dengan efek yang menonjol permukaan atau objek
fotonya serta terciptanya kesan tiga dimensional (Amien 12)
.
Gambar 2.28 Foto dengan side light (www.uvu1050cbfall2012.blogspot.com)
37 Universitas Kristen Petra
5. Silhouette
Merupakan proses dalam fotografi karena sumber cahaya sejajar dengan
objek tersebut sehingga menimbulkan bentuk (shape) dari objek tersebut.
Gambar 2.29 Foto silhouette (www.noupe.com)
2.1.4 Tinjauan Buku
2.1.4.1 Pengertian Buku
Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, buku adalah sekumpulan kertas
bertulisan yang dijadikan satu. Kertas-kertas bertulisan itu mempunyai tema
bahasan yang sama dan disusun menurut kronologi tertentu, dari awal bahasan
sampai kesimpulan dan bahasan tersebut. Buku adalah jendela
ilmu pengetahuan.Pengetahuan tertentu dijadikan sebagai satu kesatuan di dalam
buku. Agar pengetahuan tidak terpencar-pencar dan mudah dipelajari, maka
diciptakanlah buku. Tujuan dari buku tidak lain hanyalah untuk menyatukan
ilmu pengetahuan tertentu agar terkumpul dalam satu tempat sehingga mudah
ditemukan dan dipelajari.
2.1.14. Sejarah Buku
Ada berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Awalnya buku
pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir
menciptakan kertaspapirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan
gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang
mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada
38 Universitas Kristen Petra
saat itu sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan kemudian
membacanya berulang-ulang. Berabad-abad kemudian di Cina, para cendekiawan
menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut
memengaruhi sistem penulisan di Cina di mana huruf-huruf Cina dituliskan secara
vertikal yaitu dari atas ke bawah.
Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan
kertas pada tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu di ditemukan oleh Tsai Lun.
Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa
teknologi penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 Masehi.
Disinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin
cetak oleh Gutenberg perkambangan dan penyebaran buku mengalami revolusi.
Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan
terciptalah buku.
2.1.15. Jenis-Jenis Buku
Dilihat dari macamnya, buku dapat dikelompokan sebagai berikut :
- Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya
dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa
Italia novella yang berarti "sebuah kisah atau sepotong berita".
- Majalah adalah penerbitan yang dicetak menggunakan tinta pada kertas,
diterbitkan. Majalah berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang
bervariasi, yang ditujukan kepada masyarakat umum.
- Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Ia
berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain
menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan,
asal-usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan bagi sesuatu
perkataan. Untuk memperjelas kadang kala terdapat juga ilustrasi di dalam kamus.
- Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak
bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
- Ensiklopedia adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang menyimpan
informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta dimengerti mengenai
keseluruhan. (“Buku”, Wikipedia)
39 Universitas Kristen Petra
2.1.16. Pengertian Desain
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai
pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan
baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki
arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda,
"desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu
berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan
berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset,
pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.
Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain,
sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari
perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia.
Penggunaan istilah design atau desain bermula dari gambar teknik
arsitektur (gambar potong untuk bangunan) serta di awal perkembangan, istilah
desain awalnya masih berbaur dengan seni dan kriya. Dimana, pada dasarnya seni
adalah suatu pola pikir untuk membentuk ekpresi murni yang cenderung fokus
pada nilai estetis dan pemaknaan secara privasi. Sedangkan desain memiliki
pengertian sebagai suatu pemikiran baru atas fundamental seni dengan tidak
hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, namun juga aspek fungsi dan latar
industri secara massa, yang memang pada realitanya pengertian desain tidak
hanya digunakan dalam dunia seni rupa saja, namun juga dalam bidang teknologi,
rekayasa, dan lainnya.
2.1.17. Prinsip Desain Komunikasi Visual
Media komunikasi visual adalah sarana informasi yang dapat dilihat dan
menginformasikan suatu maksud atau pesan yang ingin disampaikan. Media-
media yang dirancang tentu tidak dapat terlepas dari unsur-unsur desain yang
mendukung. Prinsip-prinsip desain nantinya digunakan sebagai panduan dalam
memberikan penilaian terhadap alternatif desain yang dibuat untuk menentukan
desain yang baik. Adapun prinsip desain komunikasi visual yaitu:
40 Universitas Kristen Petra
1. Keseimbangan
Kesamaan distribusi dalam bobot. Mendesain dengan keseimbangan
cenderung dirasakan keterkaitan bersama, terlihat menyatu, dan harmonis
2. Irama
Pola pengulangan yang menimbulkan irama yang enak diikuti atau
pembuatan variasi elemen dengan pertimbangan yang diberikan terhadap ruang
yang ada diantaranya sehingga tercipta suatu bidang gerak.
3. Keserasian
Kesan kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang satu dengan
bagian yang lain dalam suatu benda, atau juga antara unsur yang satu dengan
unsur yang satu dengan unsur yang lainnya pada suatu susunan.
4. Proporsi
Kesesuaian antaraukuran dengan isinya. Ada kemiripan pengertian dengan
skala, hanya saja unsur proporsi tidak berdiri sendiri.
5. Kesatuan
Hubungan antara elemen desain yang semula berdiri sendiri serta memiliki
ciri sendiri yang disatukan menjadi suatu yang baru.
6. Kesederhanaan
Merupakan gaya yang meminimalkan layer bidang text dan gambar pada
hasil desain (Sanyoto 209).
2.1.18. Gaya Desain Buku di Indonesia
Dalam mengamati perkembangan gaya buku di Indonesia, perlu adanya
suatu klarifikasi terlebih dahulu. Selain berdasarkan fungsi, buku juga dapat
diamati dan dibedakan berdasarkan beberapa hal yang meliputi :
a. Siapa yang membaca
b. Status sosial target market
c. Daya tarik yang digunakan
d. Trend yang sedang populer
e. Keunikan dari buku tersebut
f. Minat masyarakat terhadap buku tertentu dan masa tertentu
41 Universitas Kristen Petra
Dari hal-hal diatas dapat disimpulkan bahwa buku mempunyai aspek
penting yaitu komunikasi dan estetik. Suatu komunikasi yang baik adalah
bagaimana cara penulis memberikan informasi yang sedang dibicarakan, dengan
bahasa yang mudah dimengerti dan dibaca. Pentingnya suatu layout dan tipografi
juga sangat mendukung dalam aspek estetis.
2.1.19. Pengertian Layout
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan
kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga
disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan
elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat
memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Layout atau tata letak
merupakan satu keputusan yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalm jangka
panjang. Banyak dampak strategis yang terjadi dari hasil keputusan tentang
layout, diantaranya kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan
kerja, kontak konsumen dan citra perusahaan. Layout yang efektif membantu
perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang strategi bisnis yang telah
ditetapkan diantara diferensiasi, biaya rendah maupun respon cepat. Dari waktu ke
waktu, desain layout perlu dipertimbangkan sebagi sesuatu yang dinamis dan
punya fleksibilitas (Goodman 54).
2.1.20. Pengertian Grid
Grid merupakan salah satu layout yang digunakanuntuk mengatur tata
letak. Grid layout menempatkan komponen dalam bentuk “rectangular grid”.
Metode grid layout akan membagi area layar menjadi sejumlah tempat dalam
bentuk matriks ukuran yang sama. Area layar dibagi dalam format baris dan
kolom, sehingga setiap komponen akan memiliki ukuran yang sama, tidak melihat
dari ukuran yang sebenarnya. Setiap terjadi perubahan ukuran frame, ukuran
setiap komponen pun akan berubah. Pada prinsipnya yang dipertahankan adalah
jumlah baris dan kolom yang telah ditentukan. Grid layout menempatkan
komponen dengan urutan dari kiri kekanan, dari atas kebawah dan memaksa
setiap komponen untuk menempati space container yang kosong serta membagi
42 Universitas Kristen Petra
rata ukuran setiap space tersebut. Grid layout paling cocok digunakan untuk
menyusun komponen yang berukuran sama , misal 2 buah panel berukuran sama
di dalam sebuah frame (Allison 46).
2.2. Tinjauan Data
2.2.1. Survei
Dari hasil survei yang didapatkan, informasi mengenai bagaimana lokasi
dan keadaan tempat pembuatan gula aren yang berada di desa Margolelo,
Rowoseneng, Jawa Tengah. Dalam survei tersebut juga didapatkan informasi dari
sumber utama yaitu ibu Mutiah yaitu pembuat gula aren yang tinggal di desa
tersebut. Cuaca pada saat survei tidak begitu baik karena mendung hingga pada
akhirnya turun hujan yang lumayan lama. Tempat pembuatan ini berada pada di
atas desa rowoseneng dengan banyak hutan dan kebun di kanan dan kiri rumah
warga. Proses pembuatan brlangsung mulai dari penyadapan nira hinga proses
memasaknya. Alat yang digunakan yaitu bumbung digunakan untuk menyadap
nira pada pohon, sedangkan alat untuk memasak yaitu tungku dan panci intuk
menampung nira aren tersebut. Nira adalah satu-satunya bahan yang digunakan
pada proses pembuatan gula aren ini. Dari survei ini juga didapatkan perkiraan
persiapan peralatan apa saja yang mungkin diperlukan pada saat hari pemotretan
agar dapat maksimal pada saat eksekusi serta kemungkinan masalah yang dapat
terjadi dan bagaimana cara untuk dapat mengatasinya.
2.2.2. Wawancara
Dari wawancara yang telah dilakukan, diperoleh berbagai informasi
mengenai pembuatan gula aren yang dilakukan secara tradisional sebagai usaha
rumahan yang dilakukan oleh beberapa keluarga di desa tersebut karena sebagian
besar mata pencarian di desa Margolelo, Rowoseneng, Jawa Tengah sebagai
pembuat gula aren. Wawancara dilakukan kepada ibu Mutiah yang mempunyai
pekerjaan sebagai pembuat gula aren sebagai mata pencariannya. Hasil
wawancara yang didapatkan adalah bahwa beliau membuat gula aren setiap hari
untuk mendapatkan nafkah. Karena pohon aren tidak dapat dipanen setiap hari
maka ibu Mutiah memiliki beberapa pohon aren agar dapat dilakukan panen
43 Universitas Kristen Petra
secara bergantian. Proses pembuatan gula tersebut memakan waktu kurang lebih 2
hari mulai dari penyadapan nira aren hingga mengerasnya hingga menjaadi gula
aren. Hasil jadi dari gula aren tersaebut di jual ke pasar-pasar sekeliling ataupun
ke pasar yang berada di kota.
2.2.3. Dokumentasi
Gambar 2.30 Proses Penyadapan Nira Aren (Dokumentasi Pribadi, 2013)
Gambar 2.31 Alat Untuk Menyadap Nira Aren (Dokumentasi pribadi, 2013)
44 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.32 Dapur Tempat Pembuatan Gula Aren (Dokumentasi pribadi, 2013)
Gambar 2.33 Proses pembuatan gula aren (Dokumentasi pribadi, 2013)
2.2.4. Analisis Data Kompetitor
2.2.4.1. Buku Pohon Aren
Di dalam buku ini menyajikan tulisan tentang pentingnya
membudidayakan pohon aren dengan dilengkapi dengan sedikit foto dokumentasi
sebagai pendukung informasi. Dikemas dalam bentuk softcover ukuran
13,5x21cm sebanyak 106 halaman berwarna dengan harga Rp.42.000,-. Isi yang
terdapat di dalam buku ini lebih kepada informasi secara tulisan daripada visual.
45 Universitas Kristen Petra
Dari data yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan analisa SWOT dari
produk tersebut yaitu :
a. Strength : Berisikan lengkap tentang seluk beluk dari phon aren sehingga
informasi yang didapatkan oleh konsumen cukup banyak.
b. Weaknesess : Disajikan kurang menarik dengan layout yang sangat monoton
karena hanya menampilkan tulisan dengan visualisasi yang sangat minim.
c. Opportunity : Menarik perhatian bagi mereka yang tertarik untuk memulai
usaha melalui pohon aren. Harga yang relatif murah juga menjadi daya jual yang
cukup tinggi.
d. Treat : Adanya buku lain dengan bahasan yang serupa namun dikemas
lebih menarik sehingga lebih menarik perhatian konsumen.
2.2.4.1. Ini Tong Pu Hidup
Sebuah buku esai fotografi yang menyajikan tentang kehidupan di Papua.
Menunjukan catatan harian yang didapatkan selama fotografer bergaul dengan
masyarakat Papua dengan tujuan mengajak untuk mengenal dan mencintai Papua.
Dikemas dengan hardcover sebanyak 255 halaman berwarna yang menyajikan
lebih dari 200 foto dimensi buku 24x30cm dengan harga Rp.175.000,-. Buku ini
lebih menyajikan visual berupa fotografi dengan minim text dan dikemas dengan
layout minimalis.
a. Strength : Mengangkat tema tentang kehidupan masyarakat di Papua dan
disajikan dengan visualisasi foto yang beragam.
b. Weaknesess : Informasi yand disajikan dalam bentuk tulisan tidak banyak
sehingga kurang jelas.
c. Opportunity : Belum banyak buku yang mengangkat tema serupa.
d. Treat : Banyaknya buku fotografi lainnya dengan tema yang lebih
menarik untuk disajikan.
2.3. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik.
Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan
46 Universitas Kristen Petra
ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini
menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka. (“SWOT”, Mindtools)
Berikut adalah analisa SWOT dari perancangan buku esai fotografi
pembuatan gula aren :
Strength Weaknesses
- Tidak membosankan karena disajikan
dengan media fotografi sehingga lebih
banyak menampilkan visualisan
dibandingkan dengan tulisan serta
membahas tentang gula aren secara
singkat namun jelas.
- Pembahasan yang diangkat kurang
dikenal atau diminati oleh masyarakat
moderen karena bersifat tradisional.
- Harga yang ditawarkan cukup mahal.
Opportunities Threats
- Belum pernah ada buku serupa yang
menggunakan unsur fotografi yang
membahas tentang gula aren
sebelumnya beredar di pasaran.
- Masyarakat mulai menyadari akan
sesuatu yang bersifat lokal.
- Adanya buku essai fotografi lainnya
dengan pembahasan yang dinilai
masyarakat lebih menarik maupun
dengan harga yang lebih murah.
Tabel 2.1 Tabel SWOT
2.4. Analisis Data
Dari data yang telah diperoleh dan dikumpulkan melalui berbagai media.
Baik dari media tertulis seperti buku maupun internet dan dari pengamatan
langsung serta wawancara yang dilakukan kepada pembuat gula aren itu sendiri
sebagai sumber dasar yang dapat menunjang konsep data untuk perancangan
fotografi esai tentang pembuatan gula aren.
47 Universitas Kristen Petra
2.5. Kesimpulan Data
Setelah melalui beberapa tahapan pengumpulan dan pengamatan
berdasarkan data-data yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung
dapat disimpulkan beberapa hal. Pada pengamatan data secara langsung diperoleh
data mengenai pembuatan gula aren bahwa proses pembuatan gula aren di desa
Margolelo, Rowoseneng dilakukan secara tradisional dan merupakan mata
pencarian sebagian besar dari keluarga di desa tersebut. Sedangkan data yang
diperoleh secara tidak langsung yaitu informasi mengenai pohon aren tersebut dari
berbagai buku dan sumber internet.