1.doc

10
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sehat bagi manusia adalah modal utama untuk menjalani aktifitas kehidupannya setiap hari, dengan kesehatannya manusia mampu melakukan aktifitas yang diinginkannya dan menjadi produktif. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang ditemukan oleh manusia maka cara hidup manusia juga berubah, manusia seperti dimanjakan dengan segala sesuatunya bisa dilakukan secara cepat dan instant sehingga melupakan bagian terpenting kenapa manusia itu bisa beraktifitas dan menjadi produktif, bagian terpenting itu ialah kesehatan, tanpa sehat manusia tidak mampu beraktifitas dan menjadi produktif, di negara berkembang seperti Indonesia saat ini stroke menjadi salah satu gangguan kesehatan yang cukup besar stroke merupakan penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor tiga di dunia.

Transcript of 1.doc

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakangSehat bagi manusia adalah modal utama untuk menjalani aktifitas kehidupannya setiap hari, dengan kesehatannya manusia mampu melakukan aktifitas yang diinginkannya dan menjadi produktif.Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang ditemukan oleh manusia maka cara hidup manusia juga berubah, manusia seperti dimanjakan dengan segala sesuatunya bisa dilakukan secara cepat dan instant sehingga melupakan bagian terpenting kenapa manusia itu bisa beraktifitas dan menjadi produktif, bagian terpenting itu ialah kesehatan, tanpa sehat manusia tidak mampu beraktifitas dan menjadi produktif, di negara berkembang seperti Indonesia saat ini stroke menjadi salah satu gangguan kesehatan yang cukup besar stroke merupakan penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor tiga di dunia. WHO mendefinisikan bahwa Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Stroke termasuk penyakit pembuluh darah otak yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark cerebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

Stroke telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan dua pertiga stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan produktif hal ini akibat gaya dan pola hidup masyarakat yang tidak sehat, seperti malas bergerak, makanan berlemak dan kolesterol tinggi, sehingga banyak diantara mereka mengidap penyakit yang menjadi pemicu timbulnya serangan stroke. Saat ini faktor terjadinya serangan stroke lebih banyak dipicu oleh adanya hipertensi, diabetes melitus, obesitas dan berbagai gangguan kesehatan yang terkait dengan penyakit degeneratif. Secara ekonomi, dampak dari insiden ini prevalensi dan akibat kecacatan karena stroke akan memberikan pengaruh terhadap menurunnya produktivitas dan kemampuan ekonomi masyarakat dan bangsa (Yastroki, 2009). Pada prinsipnya semua sel secara alamiah akan mengalami kematian yang disebut juga apoptosis. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke dapat mengakibatkan gangguan koginitif, memori, sensorik, motorik, persepsi, keseimbangan, koordinasi dan pola gerak yang abnormal. Dilihat dari akibat yang ditimbulkan oleh stroke maka aktifitas manusia akan sangat terganggu seperti aktifitas mandiri, pekerjaan, hobi dan sosialisasi dengan lingkungannya. Salah satu aktifitas fungsional yang mempengaruhi penderita stroke adalah berjalan. Sering kita temui pada penderita stroke yang mampu berjalan kembali tetapi pola jalannya tidak seperti pada saat sebelum terkena stroke atau pola jalan abnormal. Dalam perkembangan gerak manusia termasuk diantaranya aktivitas berjalan hingga mencapai kematangan gerak, maka aktivitas tersebut membentuk pola gerak tertentu (pola gerak normal) dengan penggunaan energi dan proses yang efisien. Perubahan pola jalan pada pasca stroke yang mengarah pada pola abnormal sebetulnya akan menghasilkan energi yang berlebih sehingga aktivitas yang dilakukan tidak efektif dan tidak efisien yang ditunjukkan dengan gerakan menjadi lebih sulit dilakukan. Dengan gait training penderita pasca stroke maka akan dilakukan beberapa bentuk latihan yang akan mengarahkan proses berjalan menuju ke pola gerak normal yang dapat di nilai secara kuantitatif. Gait training tersebut merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan oleh fisioterapi melalui proses yang komprehensif, sebagaimana yang dijelaskan pada kongres WCPT tahun 1999 di Yokohama tentang proses fisioterapi, yaitu : Fisioterapi merupakan pelayanan yang boleh diberikan oleh, diarahkan dan disupervisi oleh fisioterapis, termasuk dalam pembuatan assessment, diagnose, perencanaan, intervensi maupun evaluasi, yang tiada lain adalah proses fisioterapi.Hal tersebut diperkuat oleh keputusan menteri kesehatan No.1363/MENKES/SK/XII/2001, pasal 1 yaitu : Fisioterapi merupakan pelayanannya ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. Berdasarkan uraian yang sudah di paparkan pada latar belakang diatas maka penulis ingin meneliti dan memaparkan dalam judul skripsi Efek gait training terhadap peningkatan nilai pola jalan kuantitatif pada pasca stroke.B. Identifikasi MasalahFisioterapi mempunyai peranan penting pada penderita stroke mulai dari melakukan assessment, diagnose, perencanaan, intervensi sampai evaluasi yang dimana nantinya fisioterapi berperan dalam mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi. Berbagai metode dapat diterapkan oleh fisioterapi untuk meningkatkan kemampuan fungsional pasca stroke antara lain Metode Rood, Metode Johnstone, Metode PNF, Metode Brunnstrom, Metode Motor Relearning Programe, Metode Bobath, termasuk diantaranya adalah Metode gait training. Stroke atau Cerebro vascular accident merupakan gangguan sistem saraf pusat yang paling sering ditemukan dan merupakan penyebab utama gangguan aktifitas fungsional pada orang dewasa.

Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh stroke bagi kehidupan manusia pun sangat komplek. Adanya gangguan-gangguan fungsi vital otak seperti gangguan koordinasi, gangguan keseimbangan, gangguan kontrol postur, gangguan sensasi dan gangguan refleks gerak akan menurunkan kemampuan aktifitas fungsional individu sehari-hari. Salah satu aktifitas fungsional yang mengalami gangguan adalah aktifitas berjalan. C. Pembatasan Masalah

Dari sekian banyak metode yang ada penulis membatasi metode yang digunakan pada pasien pasca stroke pada metode gait training.

Penulis juga membatasi dari sekian banyak gangguan yang timbul pada pasien pasca stroke maka pada penelitian ini dibatasi hanya pada aktifitas pola berjalan D. Perumusan Masalah

Agar tujuan penelitian ini lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan maka penulis perlu merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas pada skripsi ini, adapun masalah yang akan penulis bahas adalah : Apakah efek gait training dapat meningkatkan nilai pola jalan kuantitatif ?E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umumUntuk mengetahui dan memahami lebih dalam pola jalan kuantitatif pada penderita stroke setelah diberikan gait training.2. Tujuan KhususUntuk mengetahui hubungan gait training terhadap pola jalan kuantitatif pada penderita stroke.F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulisa. Mengetahui dan memahami tentang proses terjadinya stroke dan gangguan pola jalan yang abnormal secara lebih mendalam.b. Membuktikan apakah ada efek gait training untuk meningkatkan nilai pola jalan kuantitatif pada pasca stroke.2. Bagi Fisioterapisa. Memberikan bukti empiris tentang efek dari gait training apakah dapat meningkatkan pola jalan kuantitatif pada pasien stroke sehingga nantinya dapat digunakan dan diterapkan dalam praktek klinis sehari-hari.b. Menjadi dasar penelitian dan pengembangan ilmu fisioterapi terutama bidang neurologi di masa akan datang.3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi bagi profesi kesehatan lain dalam meningkatkan pengetahuan khususnya yang berkaitan erat dengan stroke.