15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB
-
Upload
risky-saputra -
Category
Education
-
view
280 -
download
4
Transcript of 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB
1
EKONOMI KOPERASI
Nama : Muhamad Riski Saputra
Kelas : 1EA32
NPM : 15213768
Semester : 3
Universitas Gunadarma
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. Karena atas rahmat-nya penulisan Buku ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
Buku ini merupakan salah satu syarat dalam mata kuliah softskill di Semester 3 guna
untuk mendapatkan nilai yang baik di mata kuliah “EKONOMI KOPERASI” Universitas
Gunadarma.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memotivasi dan memberi
masukan-masukan yang bermanfaat sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa Buku ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknik penulisan
maupun materi, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan Buku ini. Semoga ini bermanfaat bagi pembaca khususnya serta
rekan-rekan mahasiswa pada umumnya.
Bekasi, 10 November 2014
Penulis.
Muhamad Riski Saputra
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Konsep Koperasi 1
1.2. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi 2
1.3. Sejarah Perkembangan Koperasi 3
BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI 5
2.1. Pengertian Koperasi 5
2.2. Tujuan Koperasi 6
2.3. Prinsip-Prinsip Koperasi 6
BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN 10
3.1. Bentuk Organisasi 10
3.2. Penyebab Koperasi 12
3.3. Pola Manajemen 12
BAB IV TUJUAN DAN FUNGSI KOPERASI 14
4.1. Pengertian Badan Usaha 14
4.2. Koperasi Sebagai Badan Usaha 14
4.3. Tujuan Dan Nilai Koperasi 14
4.4. Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi 15
4.5. Keterbatasan Teori Perusahaan 15
4.6. Teori Laba 16
4.7. Fungsi Laba 16
4.8. Kegiatan Usaha Koperasi 17
BAB V SISA HASIL USAHA 20
5.1. Pengertian SHU Informasi Dasar 20
5.2. Rumus Pembagian SHU 20
5.3. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU 23
5.4. Pembagian SHU Per Anggota 23
iii
BAB VI POLA MANAJEMEN KOPERASI 25
6.1. Pengertian Manajemen Dan Perangkat Organisasi 25
6.2. Rapat Anggota 28
6.3. Pengurus 29
6.4. Pengawas 30
6.5. Manajer 30
6.6. Pendekatan Sistem Pada Koperasi 33
BAB VII JENIS DAN BENTUK KOPERASI 36
7.1. Jenis Koperasi 36
7.2. Ketentuan Penjenisan Koperasi Sesuai UU No.12/1967 36
7.3. Bentuk Koperasi 37
BAB VIII PERMODALAN KOPERASI 38
8.1. Arti Modal Koperasi 38
8.2. Sumber Modal 38
8.3. Distribusi Cadangan Koperasi 39
BAB IX EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DI LIHAT DARI SISI
ANGGOTA 40
9.1. Efek-Efek Ekonomis Koperasi 40
9.2. Efek Harga Dan Efek Biaya 40
9.3. Analisi Hubungan Efek Ekonomis Dengan Keberhasilan Koperasi 41
9.4. Penyajian Dan Analisis Neraca Pelayanan 41
BAB X EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DI LIHAT DARI SISI
PERUSAHAAN 42
10.1. Efisiensi Perusahaan Koperasi 42
10.2. Efektivitas Koperasi 43
10.3. Produktivitas Koperasi 43
10.4. Analisis Laporan Koperasi 44
BAB XI PERANAN KOPERASI 45
11.1. Di Pasar Persaingan Sempurna 45
11.2. Di Pasar Monopolistik 46
11.3. Di Pasar Monopsoni 46
11.4. Di Pasar Oligopoli 46
iv
BAB XII PERANAN KOPERASI 47
12.1. Kendala Koperasi Di Negara Berkembang 47
12.2. Kelemahan Kebijakan Koperasi 47
12.3. Kunci Pembangunan Koperasi 48
REFERENSI 50
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Konsep Koperasi
Konsep koperasi dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Konsep Koperasi Barat
Koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh
orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan dan maksud mengurusi
kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi
anggota koperasi maupun perusahaan koperaasi.
Unsur-unsur positif konsep koperasi barat :
Keinginan individu dapat dipuaskan dengan cara bekerja sama antar sesama anggota,
dengan saling membantu dan saling menguntungkan setiap individu dengan tujuan
yang sama dapat berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan dan menanggung
resiko bersama hasil berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota
sesuai dengan metode yang telah disepakati keuntungan yang belum didistribusikan
akan dimasukan sebagai cadangan koperasi.
� Dampak langsung koperasi terhadap terhadap anggotanya :
Pengembangan usaha perusahaan koperasi dalam hal investasi, formasi permodalan,
pengembangan SDM, pengembangan keahlian untuk bertidak sebagai wirausahawan
dan bekerja sama antar koperasi secara horizontal dan vertikal.
� Dampak tidak langsung koperasi terhadap anggotanya :
Pengembangan kondisi sosial ekonomi sejumlah produsen skala kecil maupun
pelanggan mengembangkan inovasi pada perusahaan skala kecil memberikan
distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan pemberian harga yang wajar antar
produsen dengan pelanggan, serta pemberian kesempatan yang sama kepada
koperasi dan perusahaan kecil.
2. Konsep Koperasi Sosialis
Koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah dan dibentuk dengan
tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan sosial. Menurut
konsep ini koperasi tidak bekerja sendiri tetapi merupakan subsistem dari sistem
sosialisme untuk mencapai tujuan sistem sosialis-komunis
2
3. Konsep koperasi negara berkembang
Koperasi sudah berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu dominasi campur tangan
pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya perbedaan dengan konsep
sosialis, pada konsep sosialis, tujuan koperasi untuk merasionalkan faktor produksi
dari kepemilikan pribadi ke pemilikan kolektif sedangkan konsep koperasi negara
berkembang, tujuan koperasi adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi.
1.2. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi
Sejarah pertumbuhan koperasi di dunia ini disebabkan karna tidak dapat di
selesaikannya masalah-masalah kemiskinan atas dasar semangat individualisme.
Koperasi terbentuk sebagai alat untuk memperbaiki masalah-masalah dan
kelemahan-kelemahan dari perekonomian yang ber bentuk kapitalistis. Koperasi yang
terbentuk pertama di Inggris berusaha mengatasi masalah keperluan konsumsi para
anggotanya dengan cara kebersamaan yang dilandasi atas dasar prinsip-prinsip keadilan
yang selanjutnya memunculkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan
“Rochdale Principles”. Dan Latar belakang munculnya aliran koperasi adalah karna
adanya perbedaan ideologi setiap bangsa. Setiap sistem perekonomian suatu bangsa juga
akan menjiwai ideologi bangsanya dan aliran koperasinya,serta akan menjiwai sistem
perekonomian dan ideologi bangsa tersebut. Secara umum aliran koperasi yang dianut
oleh berbagai negara di dunia ini dapat dikelompokan berdasarkan peranan gerakan
koperasi. Keterkaitan Ideologi Sistem Perekonomian, Aliran Koperasi Ideologi system
perekonomian dan aliran koperasi tentunya berbeda, satu dintaranya memiliki
pengertiannya masing-masing tetapi saling memeiliki keterkaitan.
Paul Hubert Casselman membaginya menjadi 3 aliran,yaitu :
1. Aliran Yardstick
Aliran Yardstick pada umunya adalah aliran yang sering ditemukan atau dapat kita
lihat di negara kapitalis atau negara yang perekonomiannya menganut liberal.
Aliran ini bisa menjadi kekuatan yang seimbang, menetralisasikan dan mengkoreksi
segala keburukan dari sistem kapitalisme. Hubungan Pemerintah dengan gerakan
koperasi bersifat netral. Penagruh aliran ini sangat jelas terlihat di negara-negara
maju seperti AS, Perancis, Swedia, Denmark, Belanda, Dan lain-lain.
3
2. Aliran Sosialis
Aliran Sosialis terbentuk karna tidak lepas dari berbagai keburukan yang timbul
oleh sistem kapitalisme. Aliran ini bisa di anggap sebagai alat yang paling efektif
atau paling bagus untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Pengaruh aliran ini
banyak di jumpai di Negar-negara Eropa timur dan Rusia.
3. Aliran Persemakmuran
Aliran persemakmuran ini memandang koperasi sebagai alat yang efektif dan
efisien dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat serta dapat menjadi
wadah ekonomi rakyat yang berkedudukan strategis dan memegang peran utama
dalam perekonomian masyarakat.
1.3. Sejarah Perkembangan Koperasi
Koperasi Dunia lahir di Rochdale Inggris, pada tahun 1844 dengan tujuan mengatasi
masalah keperluan konsumsi para anggotanya dengan cara kebersamaan yang dilandasi
atas dasar prinsip-prinsip keadilan. Dari prinsip-prinsip keadilan inilah maka
menghasilkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan “Rochdale Principles”.
Di Indonesia, Koperasi pertama kali didirikan di Leuwiliang pada tahun 1895 oleh
Raden Ngabei Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto, dkk dalam bentuk Bank Simpan
Pinjam yang bertujuan untuk membantu para pegawai negeri pribumi melepaskan diri
dari cengkeraman pelepas uang. Selanjutnya dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf
Van Westerrode asisten Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas. Boedi Oetomo yang
didirikan pada tahun 1908 menganjurkan berdirinya koperasi untuk keperluan rumah
tangga. Sarikat Islam yang didirikan tahun 1911 juga mengembangkan koperasi yang
bergerak di bidang keperluan sehari-hari dengan cara membuka toko koperasi. Pada akhir
Rajab 1336H atau 1918 K.H. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang mendirikan koperasi
yang dinamakan “Syirkatul Inan” atau disingkat (SKN) yang beranggotakan 45 orang.
Pada akhir tahun 1930 didirikan Jawatan Koperasi pada tahun 1933 diterbitkan Peraturan
Perkoperasian dalam berntuk Gouvernmentsbesluit no.21 yang termuat di dalam
Staatsblad no. 108/1933 yang menggantikan Koninklijke Besluit no.431 tahun 1915.
Kongres Muhamadiyah pada tahun 1935 dan 1938 memutuskan tekadnya untuk
mengembangkan koperasi di seluruh wilayah Indonesia, terutama di lingkungan
4
warganya pada masa pendudukan bala tentara Jepang istilah koperasi lebih dikenal
menjadi istilah “Kumiai” pada akhir 1946, Jawatan Koperasi mengadakan pendaftaran
koperasi dan tercatat sebanyak 2500 buah koperasi di seluruh Indonesia. Pada tanggal 12
Juli 1947 diselenggarakan kongres koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya. Dalam
kongres tersebut diputuskan antara lain terbentuknya Sentral Organisasi Koperasi Rakyat
Indonesia yang disingkat SOKRI; menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi serta
menganjurkan diselenggarakan pendidikan koperasi di kalangan pengurus, pegawai dan
masyarakat Pada tahun 1949 diterbitkan Peraturan Perkoperasian yang dimuat di dalam
Staatsblad No. 179. Peraturan ini dikeluarkan pada waktu Pemerintah Federal Belanda
menguasai sebagian wilayah Indonesia yang isinya hampir sama dengan Peraturan
Koperasi yang dimuat di dalam Staatsblad No. 91 tahun 1927, dimana ketentuan sudah
kurang sesuai dengan keadaan Inidonesia sehingga tidak memberikan dampak yang
berarti bagi perkembangan. Pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juli 1953 dilangsungkan
kongres koperasi Indonesia yang ke II di Bandung. Keputusannya antara lain merubah
Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) menjadi Dewan Koperasi
Indonesia (DKI). Pada tahun 1958 diterbitkan Undang-Undang tentang Perkumpulan
Koperasi No.79 Tahun 1958 yang dimuat di dalam Tambahan Lembar Negara RI
No.1669. Pada tahun 1961 diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I (Munaskop
I) diSurabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin.
Sebagai puncak pengukuhan hokum dari uapaya mempolitikkan (verpolitisering)
koperasi dalam suasana demokrasi terpimpin yakni di terbitkannya UU No.14 tahun 1965
tentang perkoperasian yang dimuat didalam Lembaran Negara No.75 tahun 1960.
Bersamaan dengan disyahkannya UU No. 14 tahuhn 1965 dilangsungkan Musyawarah
Nasional Koperasi (Munaskop) II di Jakarta yang pada dasarnya merupakan ajang
legitiminasi terhadap masuknya kekuatan-kekuatan politik di dalam koperasi
sebagaimana diatur oleh UU Perkoperasian tersebut Pada tanggal 18 Desember 1967
telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni dikenal dengan UU No.
12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian.
5
BAB II PENGERTIAN & PRINSIP – PRINSIP KOPERASI
2.1. Pengertian dan Prinsip Koperasi.
Kata koperasi berasal dari kata “CO” dan “OPERATION”, yang berarti bersama-sama
bekerja.
1. Pengertian Koperasi menurut ILO terdapat 6 elemen dalam koperasi yaitu:
a) Koperasi adalah perkumpulan orang-orang.
b) Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan.
c) Terdapat tujuan ekonomi yang ingin di capai.
d) Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara
demokratis.
e) Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan.
f) Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.
2. Definisi Chaniago (Arifinal Chaniago / 1984)
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang – orang atau badan
hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan
bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya.
3. Definisi Dooren
Sudah memperluas pengertian koperasi, dimana koperasi tidaklah hanya kumpulan
orang-orang, akan tetapi juga merupakan kumpulan dari badan – badan hukum.
4. Definisi Hatta
Adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib kehidupan ekonomi berdasarkan
tolong–menolong, semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan member
jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat orang.
6
5. Definisi Munkner
Koperasi sebagai organisasi tolong menolong yang menjalankan “urus niaga” secara
kumpulan, yang berazaskan konsep tolong–menolong. Aktivitas dalam urus niaga
semata–mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong–royong.
6. Definisi UU No. 25 / 1992
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan seorang atau badan hukum koperasi,
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.
2.2. Tujuan Koperasi
Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3, tujuan koperasi
adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD
1945.
2.3. Prinsip - Prinsip Koperasi
1. Prinsip Munkner
Hans H. Munkner menyajikan 12 prinsip sebagai berikut:
a) Keanggotaan bersikap sukarela.
b) Keanggotaan terbuka.
c) Pengembangan anggota.
d) Identitas sebagai pemilik dan pelanggan.
e) Manajemen dan pengawasan dilakukan secara demokratis.
f) Koperasi sebagai kumpulan orang-orang.
g) Modal yang berkaitan dengan aspek sosial tidak di bagi.
h) Efisiensi ekonomi dan perusahaan koperasi.
i) Perkumpulan dengan sukarela.
j) Kebebasan dalam menggambil keputusan dan penetapan tujuan.
k) Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi.
l) Pendidikan anggota.
7
2. Prinsip Rochdale
Adapun unsur-unsur koperasi Rochdale ini menurut bentuk aslinya adalah sebagai
berikut:
a) Pengawasan secara demokratis (democratic control).
b) Keanggotaan yang terbuka ( open membership).
c) Bunga atas modal di batasi ( a fixedor limited interest on capital).
d) Pembagian SHU sebanding dengan jasa masing-masing anggota (the
distribution of surplus in devidend to the members in proportion to their
purchases).
e) Penjualan sepenuhnya dengan tunai ( trading strictly on a cash basis).
f) Barang yang di jual harus asli dan tidak di palsukan ( selling only pure and
anadulterated goods).
g) Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip koperasi
( providing the education of the members in cooperative principles).
h) Netral terhadap politik dan agama ( political and religious neutrality)
·
3. Prinsip Reiffeisen
Freidrich William Reiffeisen (1818-1888) adalah walikota Flammershelt di Jerman.
Prinsip reiffeisen adalah sebagai berikut:
a) Swadaya.
b) Daerah kerja terbatas.
c) SHU untuk cadangan.
d) Tanggung jawab anggota tidak terbatas.
e) Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan.
f) Usaha hanya kepada anggota.
g) Keanggotaan berdasarkan watak, bukan uang
8
4. Prinsip Herman Schulze
Di Delitzsch Jerman seorang ahi hukum bernama Herman Schulze (1800-1883) tertarik
untuk memperbaiki kehidupan para pengusaha kecil seperti pengrajin, wirausahawan
industri kecil, pedagang eceran dan usaha-usaha lainnya. Inti dari prinsip Herman
Schulze adalah sebagai berikut:
a) Swadaya
b) Daerah kerja tak terbatas
c) SHU untuk cadangan dan dibagikan untuk karyawan
d) Tanggung jawab anggota terbatas
e) Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan
f) Usaha tidak terbatas tidak hanya kepada anggota
5. Prinsip ICA
Sidang ICA di wina pada tahu 1966 merumuskan prinsip-prinsip koperasi di rinci sebagai
berikut:
a) Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang di
buat-buat ( open and voluntarily membership)
b) Pemimpin yang demokratis atas dasar satu orang satu suara (democratic control
– one member one vote)
c) Modal menerima bunga yang terbatas, itupun bila ada (limited interest of
capital)
d) SHU di bagi 3: sebagai usaha cadangan, sebagian untuk masyarakat, sebagian
dibagikan kepada anggota sesuai dengan jasa masing-masing
e) Semua koperasi harus melaksanakan pendidikan secara terus menerus
(promotion of education)
f) Gerakan koperasi harus melaksanakan kerja sama yang erat, baik di tingkat
regional, nasional maupun international (intercooperative network)
9
6. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia
A. Menurut UU No. 12 tahun 1967
o Sifat keanggotaan sukarela dan terbatas dan terbuka untuk setiap warga
negara Indonesia.
o Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan
demokrasi dalam koperasi
o Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing
o Adanya pembatasan modal dan bunga
o Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya
o Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka
o Swadaya, swakarta, dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar
percara pada diri sendiri
B. Menurut UU No. 25 tahun 1992
o Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
o Pengelolaan dilakulan secara demokratis
o Pembagian SHU di lakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota
o Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal
o Kemandirian
o Pendidikan perkoperasian
o Kerja sama antar koperasi
10
BAB III
ORGANISASI & MANAJEMEN
3.1. Bentuk Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian
organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan
yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat
sebagai berikut :
1. Menurut Hanel
Suatu sistem sosial ekonomi atau sosial tehnik yang terbuka dan berorientasi pada
tujuan.
Sub sistem koperasi :
o individu (pemilik dan konsumen akhir)
o Pengusaha Perorangan/kelompok ( pemasok /supplier)
o Badan Usaha yang melayani anggota dan masyarakat
2. Menurut Ropke
Identifikasi Ciri Khusus
o Kumpulan sejumlah individu dengan tujuan yang sama (kelompok koperasi)
o Kelompok usaha untuk perbaikan kondisi sosial ekonomi (swadaya kelompok
koperasi)
o Pemanfaatan koperasi secara bersama oleh anggota (perusahaan koperasi)
o Koperasi bertugas untuk menunjang kebutuhan para anggotanya (penyediaan
barang dan jasa)
Sub sistem
o Anggota Koperasi
o Badan Usaha Koperasi
o Organisasi Koperasi
11
3. Di Indonesia
Bentuk : Rapat Anggota, Pengurus, Pengelola dan Pengawas
Rapat Anggota
Wadah anggota untuk mengambil keputusan
Pemegang Kekuasaan Tertinggi, dengan tugas
Penetapan Anggaran Dasar
Kebijaksanaan Umum (manajemen, organisasi & usaha koperasi)
Pemilihan, pengangkatan & pemberhentian pengurus
Rencana Kerja, Rencana Budget dan Pendapatan sertapengesahan Laporan Keuangan
Pengesahan pertanggung jawaban
Pembagian SHU
Penggabungan, pendirian dan peleburan
A. Bentuk organisasi koperasi menurut Hanel
Merupakan bentuk koperasi / organisasi yang tanpa memperhatikan bentuk hukum dan
dapat didefiniskan dengan pengertian hukum.
B. Bentuk organisasi koperasi menurut Ropke
Koperasi merupakan bentuk organisasi bisnis yang para anggotanya adalah juga
pelanggar utama dari perusahaan tersebut.
C. Bentuk organisasi di Indonesia
Merupakan suatu susunan tanggung jawab para anggotanya yang melalui hubungan dan
kerjasama dalam organisasi perusahaan tersebut.
12
3.2. Hirarki Tanggung Jawab
1. Pengurus
Seseorang yang bertugas: Mengelola koperasi dan usahanya, Mengajukan rancangan
Rencana kerja, dan belanja koperasi, Menyelenggaran Rapat Anggota, Mengajukan
laporan keuangan & pertanggung jawaban, daftar anggota dan pengurus, Wewenang,
Mewakili koperasi di dalam & luar pengadilan, Meningkatkan peran koperasi.
2. Pengelola
Karyawan / Pegawai yang diberikan kuasa & wewenang oleh pengurus untuk
mengembangkan usaha dengan efisien & professional, Hubungannya dengan pengurus
bersifat kontrak kerja, dan dapat diangkat serta diberhentikan oleh pengurus.
3. Pengawas
Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan
pengawasan terhadap jalannya organisasi & usaha koperasi. UU 25 Th. 1992 pasal 39:
1. Bertugas untuk melakukan pengawasan kebijakan dan pengelolaan koperasi
2. Berwenang untuk meneliti catatan yang ada & mendapatkan segala keterangan yang
diperlukan.
3.3. Pola Manajemen
Defines Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul “The Cooperative Movement
and some of its problem” yang mengatakan bahwa : “Cooperation is an economic system
with social content”. Artinya: koperasi harus bekerja menurut prinsip prinsip ekonomi
dengan melandaskan asas asas koperasi yang mengandung unsur unsur sosial di
dalamnya. Unsur sosial yang terkandung dalam koperasi lebih menekankan kepada
hubungan antar anggota, hubungan anggota dengan pengurus, tentang hak suara, cara
pembagian sisa hasil usaha, dan sebagainya seperti dibawah ini:
1. Kesamaan derajat yang diwujudkan dalam “one man one vote” dan “no voting by
proxy”
2. Kesukarelaan dalam keanggotaan
3. Menolong diri sendiri
4. Persaudaraan atau kekeluargaan
13
5. Demokrasi yang terlihat dan diwujudkan dalam cara pengelolaan dan pengawasan
yang dilakukan oleh anggota
6. Pembagian hasil usaha proporsional dengan jasa jasanya
Untuk mencapai tujuan koperasi di perlukan manajemen koperasi yang benar agar
semua yang telah di rencanakan dapat berjalan dengan baik, untuk itu diperlukan Pola
Manajemen Koperasi sebagai berikut:
A. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses dasar dari manajemen. Perencanaan yang baik adalah
perencanaan yang bersifat fleksibel, karena dalam berjalannya waktu situasi dan
kondisipun dapat berubah sewaktu-waktu.
B. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur,pengelompokan,
dan mengatur serta membagi tugas bagi para anggota dalam bekerja. Posisi dalam bekerja
dari para anggotanya pun harus sesuai dengan keahlian dari anggota organisasi, agar
tujuan dapat di capai sesuai dengan yang telah direncanakan.
C. Struktur Organisasi
Sebagai pengelola koperasi, pengurus menghadapi berbagai masalah yang harus
diselesaikan. Dan masalah yang paling sulit itu berasal dari dirinya sendiri yaitu berupa
keterbatasan, seperti keterbatasan pengetahuan, kemampuan, bahkan mungkin daya tahan
tubuh.
D. Pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi menejemen yang terpenting karena masing-masing orang
dalam suatu organisasi memiliki kepentingannya masing-masing.
E. Pengawasan
Pengawasan merupakan sistem untuk membuat segala kegiatan perusahaan dapat
berjalan sesuai rencana.
14
BAB IV
TUJUAN & FUNGSI KOPERASI
4.1. Pengertian Badan Usaha
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Badan usaha sering kali disamakan dengan perusahaan,
walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, badan usaha adalah lembaga
sementara perusahaan adalah tempat dimana badan usaha itu mengelola faktor-faktor
produksi.
4.2. Koperasi Sebagai Badan Usaha
Menurut UU No.25 tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha. Sebagai badan usaha,
koperasi tetap tunduk terhadap kaidah kaidah perusahaan dan prinsip prinsip ekonomi
yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi sistem yang bekerja pada suatu badan
usaha, maka koperasi sebagai badan usaha juga berarti merupakan kombinasi manusia,
aset aset fisik dan nonfisik, informasi dan teknologi.
Ciri utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha non koperasi adalah posisi
anggotanya. Dalam UU No.25 tahun 1992 tentang perekonomian disebutkan bahwa,
anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
4.3. Tujuan & Nilai Koperasi
Prof William F. Glueck (1984), pakar manajemen terkemuka dari Universitas Gerogia
dalam bukunya strategy Manajemne And Busssines Policy, 2nd ed, mendefinisikan tujuan
perusahaan sebagai hasil terakhir yang dicari organisasi melalui eksistensi dan
operasinya.
Selanjutnya, Glueck menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus mempunyai tujuan.
1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya
2. Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan keputusan
3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaa prestasi organisasi
4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi.
15
Dalam merumuskan tujuan perusahaan, perlu diperhatikan keseimbangan kepentingan
dari berbagai pihak yang terlibat dalam perusahaan, tujuan perusahaan tidak terbatas pada
pemenuhan kepentingan manajemen seperti memaksimumkan keuntungan ataupun
efisiensi, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, modal, pekerja,
konsumen, pemasok (suppliers), lingkungan, masyarakat , dan pemerintah. Dalam banyak
kasus perusahaan bisnis, tujuan umumnya didapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Memaksimumkan keuntungan (Maximize profit)
2. Memaksimumkan nilai perusahaan (Maximize the value of the firm)
3. Memaksimumkan biaya (minimize profit)
4.4. Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi
Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-semata hanya
pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat (benefit
oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar
keuntungan sebgai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan
(service at cost). Untuk koperasi di indonesia, tujuan badan usaha koperasi adalah
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU
No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh
manajemen koperasi pada setiap rapat angggota tahunan.
4.5. Keterbatasan Teori Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan ternyata mendapat
kritik karena dinilai terlalu sempit dan tidak realistis. Beberapa Kritik dari teori tersebut
adalah segai berikut.
Tujuan Perusahaan adalah memaksimumkan penjualan (maximization of sales).
Model ini diperkenalkan oleh William banmolb yang mengatakan bahwa manajer
perusahaan modern akan memaksimumkan penjualan setelah keuntungan yang
diperoleh telah memadai untuk memuaskan para pemegang saham (stock holders).
Tujuan Perusahaan adalah untuk memaksimumkan pengguanaan manajemen
(maximization of managemen utility). Dalil ini diperkenalkan oleh oliver Williamson
yang mengatakan bahwa sebagai akibat dari pemisahaan manajemen dengan pemilik
(separation of management from ownership), para manajer lebih tertarik untuk
16
memaksimumkan penggunaan manajemen yang diukur dengan kompensasi seperti
gaji, tunjangan tambahan (fringe benefit), pemberian saham (stock option), dan
sebagainya, daripada memaksimumkan keuntungan perusahaan.
Tujuan perusahaan adalah untuk memuaskan sesuatu dengan berusaha keras
(satisfying behavior). Postulat ini dikembangkan oelh Herbet Simon. Didalam
perusahaan modern yang sangat dan kompleks, dimana tugas manajemen menjadi
sangat rumit dan penuh ketidakpastian kerana kekurangan data, maka manajer tidak
mampu memaksimumkan keuntungan tapi hanya dapat berjuang untuk memuaskan
beberapa tujuan yang berkaitan dengan penjualan (sales), pertumbuhan (growth),
pangsa pasar (market share).
4.6. Teori Laba
Dalam perusahaan koperasi laba disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut teori laba,
tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis industry.
Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut.
Teori Laba Menanggung Resiko (Risk- Bearing Theory Of profit). Menurut Teori ini,
keuntungan ekonomi diatas normall akan doperoleh perusahaan dengan resiko diatas
rata-rata.
Teori Laba Frisional (frictional Theory Of Profit). Teori ini menekankan bahwa
keuntungan menigkat sebagai suatu hasil ari friksi keseimbangan jagka panjang (long
run equilibrium).
Teori Laba Monopoli (Monopoly Theory Of Profits). Teori ini mengatakan bahwa
beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dap[at membatasi output dan
menekankan harga ang lebih tinggi daripada bila perusahaan beroperasi dalam kondisi
persaingan sempurna.
4.7. Fungsi Laba
Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih
dari industri. sebaliknya laba yang rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen
menginginkan kurang dari produk yang ditangani, laba memberikan pertanda krusial
untuk realokasi sumber daya yang dimiliki masyarakat.
17
4.8. Kegiatan Usaha Koperasi
1. Status Dan Motif Anggota Koperasi
Anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hukum koperasi yang mempunyai
kepentingan ekonomi yang sama sebagai pemilik dan sekaligus pengguna
jasa,berpartisipasi aktif untuk mengembangkan usaha koperasi dan syarat-syarat lain
yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi serta terdaftar dalam buku daftar anggota.
Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga indonesia yaitu:
Mampu melakukan tindakan hukum.
Menerima landasan idil, asas dan sendi dasar koperasi.
sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota
sebagaimana tercantum dalam peraturan perUndang-undangan yang
berlaku,anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan koperasi yang
lain.
Status anggota koperasi sebagai suatu badan usaha adalah sebagai pemilik (owner) dan
sebagai pemakai (users). Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan investasi
atau menanam modal dikoperasinya. Sedangkan sebagai pemakai, anggota harus
menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
Yang termasuk dalam keanggotaan koperasi yaitu:
Anggota penuh
Calon anggota
Anggota yang dilayani
Anggota luar biasa
ditinjau dari sudut status, maka keanggotaan koperasi menjadi basis utama bagi
perkembangan dan kelanjutan hidup usaha koperasi. Sebagai konsekuensinya,
persyaratan keanggotaan koperasi harus lebih selektif dan ditetapkan kualitas minimal
anggota. Calon Anggota paling sedikit harus memiliki 2 kriteria:
1) Calon anggota tersebut tidak lagi berada pada tingkat kehidupan dibawah garis
kemiskinan,atau orang ersebu paling tidak mempunyai potensi ekonomi ataupun
kepentingan yang sama.
2) Calon anggota koperasi harus memiliki pendapatan(income) yang pasti, sehingga
dengan demikian mereka dapat dengan mudah melakukan investasi pada usaha
koperasi yang mempunyai prospek.
18
Persyaratan kualitas anggota tersebut adalah bahwa setiap orang yang akan menjadi
anggota koperasi akan terdorong menjadi kebutuhan ekonomi sebagai motif dasar.
persyaratan kualitas ini nampaknya juga bertentangan dengan prinsip-prinsip koperasi
yang mengatakan bahwa keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Kegiatan Usaha
Untuk mencapai tujuannnya maka Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha yang
berkaitan dengan kegiatan usaha anggota, sebagai berikut :
1. Unit usaha simpan pinjam;
2. Perdagangan umum;
3. Perdagangan, perakitan, instalasi hardware dan software dan jaringan komputer serta
aksesorisnya;
4. Kontraktor dan konsultan bangunan;
5. Penerbitan dan percetakan;
6. Agrobisnis dan agroindustri;
7. Jasa pendidikan, konsultan dan pelatihan pendidikan;
8. Jasa telekomunikasi umum;
9. Jasa teknologi informasi;
10. Biro jasa;
11. Jasa pengiriman barang;
12. Jasa transportasi;
13. Jasa pemasaran umum;
14. Jasa perbaikan kendaraan dan elektronik;
15. Jasa pengembangan dan konsultan olahraga;
16. Event organizer;
19
3. Permodalan Koperasi
Modal merupakan sejumlah dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha
koperasi. Modal jangka panjang dan Modal jangka pendek Koperasi harus mempunyai
rencana pembelanjaan yang konsisten.
Sumber-sumbar modal koperasi
A. Sumber – sumber Modal Koperasi (UU NO.12/1967)
• Simpanan Pokok
• Simpanan Wajib
• Simpanan Sukarela
• Modal Sendiri
B. Sumber – Sumber Modal Koperasi (UU NO.25/1992)
• Modal Sendiri (equity capital)
• Modal Pinjaman (dept capital)
4. Sisa Hasil Usaha Koperasi
SHU bukan deviden seperti PT tetapi keuntungan usaha yang dibagi sesuai dengan
aktifitas ekonomi angoota koperasi, maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap
anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota
terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Artinya, semakin besar transaksi(usaha dan
modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal
ini berbeda dengan perusahaan swasta, dimana dividen yang diperoleh pemilik saham
adalah proporsional, sesuai besarnya modal yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu
pembeda koperasi dengan badan usaha lainnya.
20
BAB V
SISA HASIL USAHA
5.1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sisa Hasil Usaha Koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total
(total revenue [TU]) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost [TC]) dalam satu
tahun buku. SHU menurut UU No. 25/1992, tentang Perkoperasian, Bab IX, pasal 45
adalah sebagai berikut.
a. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan.
b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa
usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan
untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota.
c. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
d. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya
ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
e. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya
partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
f. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka
semakin besar SHU yang akan diterima.
5.2. Rumus Pembagian SHU
Untuk koperasi Indonesia, dasar hukum bahwa pembagian SHU dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota adalah pasal 5 ayat 1 ; UU
No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa
“pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang
dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha
anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan
keadilan”. Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari 2
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :
21
a. SHU atas jasa modal
Pembagian mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas
modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut
menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.
b. SHU atas jasa usaha
Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau
pelanggan. Secara umum SHU Koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan pada Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koperasi sebagai berikut :
Cadangan koperasi
Jasa anggota
Dana pengurus
Dana karyawan
Dana pendidikan
Dana sosial
Dana untuk pembangunan lingkungan
Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi
SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat
anggota. Berikut contoh kasus pembagian SHU di salah satu koperasi.
Contoh Kasus Pembagian SHU
Menurut AD/ART Koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut :
Cadangan : 40%
Jasa anggota : 40%
Dana pengurus : 5%
Dana karyawan : 5%
Dana pendidikan : 5%
Dana sosial : 5%
SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut :
SHU A= JU A + JM A
22
Dimana :
SHUA : Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai
berikut : SHUPa= VA x JUA + Sa x JMA
V UK x TMS
Dimana :
SHUPa : Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
VA : Volume usaha anggota (total transaksi anggota)
VUK : Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi)
Sa : Jumlah simpanan anggota
TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)
Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi A adalah 40% dari total SHU, rapat
anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut dibagi secara proporsional
menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian Jasa Usaha Anggota sebesar 70%, dan
Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan JMA,
yaitu :
- Pertama, langsung dihitung dari total SHU Koperasi, sehingga :
JUA = 70% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak
= 28% dari total SHU Koperasi
JMA = 30% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak
= 12% dari total SHU Koperasi
- Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%, sehingga dalam hal ini
diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan persentase
yang ditetapkan.
23
5.3. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU Koperasi
Telah diuraikan pada teori koperasi bahwa anggota berfungsi ganda yaitu sebagai
pemilik (owner) dan sekaligus pelanggan (customer). Sebagai pemilik, seorang Anggota
berkewajiban melakukan investasi. Dengan demikian, sebagai investor, anggota berhak
menerima hasil investasinya. Disisi lain, sebagai pelanggan, seorang anggota
berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di koperasinya. Seiring dengan
prinsip-prinsip koperasi, maka anggota berhak menerima sebagian keuntungan yang
diperoleh koperasinya. Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai
dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU
sebagai berikut.
a. SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota.
b. SHU anggota adalah jasa dari modal da transaksi usaha yang dilakukan anggota
sendiri.
c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
d. SHU anggota dibayar secara tunai.
5.4. Pembagian SHU Per Anggota
Setelah kita mengetahui prinsip dan rumus pembagian SHU, kita dapat menghitung
pembagian SHU per anggota. Pastinya pembagian SHU per anggota berbeda-beda karena
modal dan kerja yang berbeda pula. Berikut ini adalah contoh perhitungan pembagian
SHU per anggota:
a. Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi Rinaldy Tahun Buku 2009
Penjualan /Penerimaan Jasa Rp. 850.000
Pendapatan lain Rp. 150.000
Rp. 1.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp. (200.000)
Pendapatan Operasional Rp. 800.000
Beban Operasional Rp. (300.000)
Beban Administrasi dan Umum Rp. (35.000)
SHU Sebelum Pajak Rp. 465.000
Pajak Penghasilan (PPH Ps 21) Rp. (46.500)
SHU setelah Pajak Rp. 418.500
24
b. Sumber SHU
SHU Koperasi A setelah pajak Rp 418.500
Sumber SHU: - Transaksi Anggota Rp 400.000
- Transaksi Non Anggota Rp 18.500
c. Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A:
1. Cadangan : 40% X 400.000 ; Rp 18.500
2. Jasa Anggota : 40 % X 400.000 : Rp 18.500
3. Dana Pengurus : 5% X 400.000 : Rp 10.000
4. Dana Karyawan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
5. Dana Pendidikan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
6. Dana Sosial : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut:
Jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000
Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000
d. Jumlah anggota, simpanan dan volume usaha koperasi:
Jumlah Anggota : 142 orang
Total simpanan anggota : Rp 345.420.000
Total transaksi anggota : Rp 2.340.062.000.
Contoh: SHU yang dierima per anggota:
SHU usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62
SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58;.
Dengan demikian jumblah SHU yang diterima Adi Adalah:
Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200;.
25
BAB VI
POLA MANAJEMEN KOPERASI
6.1. Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi
Definisi manajemen menurut stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Sedangkan organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara
formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut UU No.25/1992 yang termasuk perangkat organisasi koperasi adalah :
a. Rapat Anggota
b. Pengurus
c. Pengawas
Anggota secara keseluruhan menjalankan manajemen dalam suatu rapat anggota dengan
menetapkan :
Anggaran dasar
Kebijakan umum serta pelaksanaan keputusan koperasi
Pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus dan pengawas
Rencana kerja, pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi
a. Pengertian Manajemen
Pengertian Manajemen – Sebelum kita membahas pengertian manajemen menurut para
ahli, ada baiknya jika kita tahu dulu berasal darimana kata Manajemen itu. Manajemen
berasal dari bahasa inggris “management” yang berasal dari kata dasar “manage”.
Definisi manage menurut kamus oxford adalah “to be in charge or make decisions in a
business or an organization” (memimpin atau membuat keputusan di perusahaan atau
organisasi). Dan definisi management menurut kamus oxford adalah “the control and
making of decisions in a business or similar organization” (pengendalian dan pembuatan
keputusan di perusahaan atau organisasi sejenis).Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
26
(KBBI) Manajemen adalah “penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
sasaran” atau “pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusaahaan dan
organisasi. Pengertian managemen menurut oxford adalah “the process of dealing with or
controlling people or things” (proses berurusan dengan atau mengendalikan orang atau
benda).
Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel: Manajemen adalah usaha untuk mencapai
suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Menurut R. Terry: Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian
dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang
telah ditetapkan.
Menurut Lawrence A. Appley: Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang
dilakukan melalui usaha orang lain.
Menurut Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Fayol: Fungsi-fungsi untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan sesuatu.
Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta
penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Mary Parker Follet: Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan
suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
27
b. Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti bersama
dan ”operation” (Koperasi operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja
sama. Sedangkan pengertian umum koperasi adalah : suatu kumpulan orang-orang yang
mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan
dengan maksud mensejahterakan anggota. Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945
pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi
berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi,
koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber
daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi
tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan
anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti
prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.
Berikut ini pengertian koperasi menurut para ahli :
Dr. Fay ( 1980 )
Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas
mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan dari
sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya
sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap
organisasi.
R.M Margono Djojohadikoesoemo
Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seoarang yang dengan sukanya sendiri
hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya
Prof. R.S. Soeriaatmadja
Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh
anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka
atas dasar nir laba atau dasar biaya.
28
Paul Hubert Casselman
Koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial.
Margaret Digby
Koperasi adalah kerja sama dan siap untuk menolong.
Dr. G Mladenata
Koperasi adalah terdiri atas produsen-produsen kecil yang tergabung secara sukarela
untuk mencapai tujuan bersama dengan saling tukar jasa secara kolektif dan menanggung
resiko bersama dengan mengerjakan sumber-sumber yang disumbangkan oleh anggota.
c. Pengertian Manajemen Koperasi
Definisi manajemen koperasi yang sering dipakai adalah suatu cara mencapai tujuan
koperasi dengan bekerjasama sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi, definisi ini tidak
akan anda temukan dalam jurnal manajemen koperasi manapun karena saya memang ini
adalah hasil pemikiran saya yang saya rumuskan sendiri. Dengan demikian Manajemen
Koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha
bersama berdasarkan azas kekeluargaan.Untuk mencapai tujuan Koperasi, perlu
diperhatikan adanya sistim Manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu dengan
diterapkannya fungsi-fungsi Manajemen.
Fungsi-fungsi Manajemen menurut G Terry:
1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuating (Penggerakan untuk bekerja)
4. Controlling (Pengawasan/Pengendalian)
6.2. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan forum tertinggi koperasi yang dihadiri oleh anggota sebagai
pemilik. Rapat Anggota bisa dilakukan RAT, RAK dan RALB. Secara umumRA
dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggta, tetapi untuk
beberapa kasus jumlah ini bisa disesuaikan dengan AD/ART Koperasi.
29
6.3. Pengurus
Pengurus koperasi adalah pemegang kuasa RA untuk mengelola koperasi, artinya
pengurus hanya boleh melakukan segala macam kresi manajemen yang tidak keluar dari
koridor keputusan RA. Pengurus merupakan pimpinan kolektif tidak berdiri sendiri
dengan pertangungjawaban bersama. Biasanya pengurus yang tetrdiri atas beberapa
anggota pengurus.
a. Tugas dan kewajiban pengurus koperasi
Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai keputusan RAT. Untuk melaksanakan tugas
pengurus berkewajiban:
Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan proker
Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan laporan keuangan dan
Pertanggungjawaban
Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarakan pembukuan keuanagn dan
Inventaris.
Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarkan administrasi
Pengurus koperasi berkewajiban Menyelenggarkan RAT.
b. Wewenang Pengurus koperasi
Pengurus berwenang mewakili koperasi didalam dan diluar koperasi.
Pengurus berwenang melakukan tindakan hukum atau upaya lain untuk
kepentingan anggota dan kemanfaatan koperasi.
Pengurus berwenang memutuskan penerimaan anggota dan pemberhentian
anggota sesuai ketentuan AD/ART.
c. Tanggung Jawab Pengurus koperasi
Pengurus koperasi bertanggung jwab atas segala upaya yang berhubungan dengan tugas
kewajiban, dan wewenangnya.
30
6.4. Pengawas
Pengawas dipilh oleh RA untuk mengawasi pelaksanaan keputusan RAT dan juga idiologi.
Tugas pengawas tidak untuk mencari-cari kesalahan tetapi untuk menjaga agar kegiatan
yang dilakukan oleh koperasi sesuai dengan idiologi, AD/ART koperasi dan keputusan
RA. Tugas, kewajiban dan wewenang pengawas koperasi sebagai berikut:
Pengawas koperasi berwenang dan bertugas melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan organisasi.
pengawas wajib membuat laporan tentang hasil kepengawasanya dan merahasiakan
hasil laporanya kepada pihak ketiga
Pengawas koperasi meneliti catatan dan fisik yang ada dikoperasi dan mendapatkan
keterangan yang diperlukan.
6.5. Manajer
Manajer adalah seseorang yang mengarahkan orang lain dan bertanggung jawab atas
pekerjaan tersebut. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenag formal untuk
mengorganisasi, mengarahkan dan mengontrol para bawahan yang bertanggungjawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan (Robert
Tanembaum).
a. Tugas-tugas manajer
Siklus pengambilan keputusan, POSDC, penilaian dan pelaporan
Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya
mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya.
Harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab.
Harus membina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen dengan baik.
Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak
luar.
31
b. Tingkatan manajer
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer
puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan
dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada
di puncak). Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah
manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas
memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.
Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor,
manajer departemen, atau mandor (foreman). Manajemen tingkat menengah (middle
management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama
dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang
termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer
pabrik, atau manajer divisi. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan
istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara
umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih
fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu
berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan permintaan
pekerjaan.
c. Peran manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh
peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan
kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi,
yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran
ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang
kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan
penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran
pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah,
pembagi sumber daya, dan perunding.
32
d. Keterampilan manajer
- Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep,
ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut
kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan
gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang
kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu,
keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
- Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan
berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga
keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh
manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif,
bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan,
baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
- Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih
rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu
pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin,
membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
- Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk
menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus
Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji
$2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu
dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam
33
sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan
sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh
lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan
aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi
produktivitas perusahaan.
- Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik
dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi
seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin
mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus
mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan
memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus
mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
6.6. Pendekatan Sistem pada Koperasi
a. Menurut Draheim koperasi mempunyai sifat ganda yaitu
- organisasi dari orang-orang dengan unsure eksternal ekonomi dan sifat-sifat social
(pendekatan sosiologi).
- perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa dalam
ekonomi pasar (pendekatan neo klasik).
b. Interprestasi dari Koperasi sebagai Sistem
Kompleksitas dari perusahaan koperasi adalah suatu sistem yang terdiri dari orang-orang
dan alat-alat teknik. Sistem ini dinamakan sebagai Socio technological system yang
selanjutnya terjadi hubungan dengan lingkungan sehingga dapat dianggap sebagai sistem
terbuka, sistem ini ditujukan pada target dan dihadapkan dengan kelangkaan
sumber-sumber yang digunakan.
34
c. Cooperative Combine
- System sosio teknis pada substansinya
Sistem terbuka pada lingkungannya, systemdasar target pada tugasnya dan sistem
ekonomi pada penggunaan sumber-sumber.
- Semua pelaksanaan dalam keseluruhan kompleks dan pengaruh eksternal
Dipengaruhi oleh hubungan sistem, demikian juga dilihat dari sudut pandang ekonomi,
tidak cukup hanya melaksanakan koperasi secara ekonomis saja, tetapi juga berhubungan
dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota tetapi juga
berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara
anggota dengan manajemen perusahaan koperasi dalam lapangan lain. Contoh
Cooperative Interprise Combine: Koperasi penyediaan alat pertanian, serba usaha,
kerajinan, dan industri. Tugas usaha pada Sistem Komunikasi (BCS).
- The Businnes function Communication System (BCS)
sistem hubungan antara unit-unit usaha anggota dengan koperasi yang berhubungan
dengan pelaksanaan dari perusahaan koperasi untuk unit usaha anggotaa mengenai
beberapa tugas perusahaan. Sistem Komunikasi antar anggota
- Interpersonal Communication System (ICS)
Hubungan antara orang-orang yang berperan aktif dalam unit usaha anggota dengan
koperasi yang berjalan. ICS meliputi pembentukan/terjadi system target dalam koperasi
gabungan.
d. Sistem Informasi Manajemen Anggota.
Koordinasi dari suatu sistem yang ada melicinkan jalannya Cooperative Combine (CC),
koordinasi yang terjadi selalu lewat informasi dan dengan sendirinya membutuhkan
informasi yang baik. Manajemen memberikan informasi pada anggota, informasi yang
khusus untuk penganalisaan.hubungan organisasi dan pemecahan persoalan seoptimal
mungkin. Dimensi struktural dari Cooperative Combine (CC). Konfigurasi ekonomi dari
individu membentuk dasar untuk pengembangaaan lebih lanjut. Sifat-sifat dari anggota
sifat dari orang atau anggota organisasi serta sudut pandang anggota. Intensitas kerjasama
35
semakin banyak anggota semakin tinggi intensitas kerjasama atau tugas manajemen.
Distribusi kemampuan dalam menentukan target dan pengambilan keputusan. Formalisasi
kerjasama, fleksibilitas kerjasama dalam jangka panjang dan dapat menerima dan
menyesuaikan perubahan. Stabilitas kerjasama. Tingkat stabilitas dalam CC ditentukan
oleh sifat anggota dalam soal motivasi, kebutuhan bergabung dan lain-lain.
36
BAB VII
JENIS & BENTUK KOPERASI
7.1. Jenis Koperasi
A. Jenis Koperasi Menurut PP No. 60/1959 :
Koperasi Desa
Koperasi Pertanian
Koperasi Peternakan
Koperasi Industri
Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Perikanan
Koperasi Konsumsi
B. Jenis Koperasi Menurut Teori Klasik :
Koperasi Pemakaian
Koperasi Penghasilan atau Produksi
Koperasi Simpan Pinjam
7.2. Ketentuan Penjenisan Koperasi sesuai UU No. 12 / 1967
Ketentuan Penjenisan Koperasi Sesuai Undang – Undang No. 12 / 1967 tentang Pokok -
pokok Perkoperasian (pasal 17):
1. Penjenisan Koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu
golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas atau
kepentingan ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya.
2. Untuk maksud efisiensi dan ketertiban, guna kepetingan dan perkembangan
Koperasi Indonesia, di tiap daerah kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis
dan setingkat.
37
7.3. Bentuk Koperasi
A. Bentuk Koperasi Sesuai PP No.60/1959:
1) Koperasi Primer adalah koperasi yang beranggota orang-orang dan yang
mempunyai sedikit-sedikitnya 25 orang anggota,biasanya ditumbuhkan di
desa.
2) Koperasi Pusat adalah gabungan beberapa koperasi yang mempunyai
sangkut-paut dalam usahanya serta beranggota sedikit- dikitnya 5 buah
Koperasi Primer. Koperasi ini lazimnya berada di daerah tingkat II.
3) Gabungan Koperasi adalah gabungan dari beberapa Koperasi Pusat. Sering
ditumbuhkan di daerah tingkat I.
4) Induk Koperasi adalah gabungan dari beberapa Gabungan Koperasi Berada
di ibu kota.
B. Sesuai Wilayah Admistrasi Pemerintah :
1) Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa
2) Di tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat koperasi
3) Di tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan koperasi
4) Di ibu kota ditumbuhkan induk koperasi
C. Koperasi Primer
Koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan. Biasanya
terdapat di tiap desa ditumbuhkan koperasi primer.
D. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang-seorang.Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang. Yang
termasuk dalam koperasi primer adalah:
a. Koperasi Karyawan
b. Koperasi Pegawai Negeri
c. KUD
E. Koperasi Sekunder
Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi
koperasi. Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
koperasi.Koperasi sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi.
38
BAB VIII
PERMODALAN KOPERASI
8.1. Arti Modal Koperasi
Modal merupakan dana yang digunakan untuk melaksanakan usaha koperasi-koperasi .
modal terdiri dari modal jangka panjang dan modal jangka pendek.
8.2. Sumber- sumber modal koperasi
A. Sumber modal koperasi (UU No.12/1967)
- Simpanan pokok
- Simpanan wajib
- Simpanan sukarela
- Modal sendiri
B. Sumber modal koperasi (UU No.25/1992)
- Modal sendiri (equity capital)
1. Simpanan pokok
2. Simpanan wajib
3. Dana cadangan
4. Donasi/hibah
- Modal pinjaman (debt capital)
1. Anggota
2. Koperasi lainnya
3. Bank atau lembaga keuangan lainnya
4. Penerbit obligasi atau surat hutang lainnya
- Modal koperasi yang utama adalah dari anggota karena:
1. Alasan kepemilikan
2. Alasan ekonomi
3. Alasan resiko
39
8.3. Distribusi Cadangan Koperasi
Pengertian dana cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah uang yang
diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukan untuk memupuk modal sendiri
dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Sesuai anggaran dasar yang
menunjuk pada UU No. 12/1967 menentukan bahwa 25% dari SHU yang diperoleh dari
usaha anggota disisihkan untuk cadangan, sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha
anggota sebesar 60% disisihkan untuk cadangan. Menurut UU No.25/1992, SHU yang
diusahan oleh anggota dan yang diusahakan oleh bukan anggota, ditentukan 30% dari
SHU tersebut di sisihkan untuk cadangan.
Distribusi Cadangan Koperasi antara lain dipergunakan untuk:
Memenuhi kewajiban tertentu
Meningkatkan jumlah operating capital koperasi
Sebagai jaminan untuk kemungkinan – kemungkinan rugi di kemudian hari
Perluasan usaha.
40
BAB IX
EVALUASI KEBERHASILAN KOPERSAI DILIHAT DARI SISI
ANGGOTA
9.1. Efek-efek Ekonomis Koperasi
Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para
anggotanya, yang kedudukannya sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Motivasi ekonomi anggota sebagai pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-
simpanan) yang telah diserahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan
anggota sebagai pengguna akan mempersoalan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang
dan jasa, menguntungkan atau tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual atau
pembeli di luar koperasi.
Pada dasarnya anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan
koperasi:
Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan
Jika pelayanan tersebut ditawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih
menguntungkan dibanding yang diperolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi
9.2. Efek Harga dan Efeh Biaya
Partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi
anggota dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu besarnya nilai manfaat peayanan koperasi
secara utilitarian maupun normatif. Motivasi utilitaria sejalan dengan kemanfaatan
ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang dimaksud adalah insentif berupa pelayanan
barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan
atau diperolehnya harga yang menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan
(SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang. Bila dilihat dari peranan anggota
dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus
dibedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan ini
mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat peranan koperasi dalam
pasar yang bersaing.
41
9.3. Analisis Hubungan Efek Ekonomis dan Keberhasilan Koperasi
Dalam badan usaha koperasi, laba bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen,
melainkan aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba
bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota
dengan kopersinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi
manfaat yang diterima oleh anggota. Keberhasilan koperasi ditentukan oleh salah satu
faktornya adalah partisipasi anggota dan partisipasi anggota sangat berhubungan erat
dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang didapat oleh anggota tersebut.
9.4. Penyajian dan Analisis Neraca Pelayanan
Disebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan
koperasi, terutama tantangan-tantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota
harus secara kontinyu di sesuaikan
Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada
anggotanya, yaitu:
1. Adanya tekanan persaingan dari anggota lain (terutama organisasi non koperasi)
Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban.
Perubahan kebutuhan ini akan menentukan kebutuhan pola kebutuhan anggota
dalam mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan koperasi
2. Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota
terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan peayanan, koperasi
membutuhkan informasi-informasi yang datang terutama dari anggota koperasi.
42
BAB X
EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SISI
PERUSAHAAN
10.1. Efisiensi Perusahaan Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang di landasi dengan kumpulan orang-orang bukan
kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi
usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota.
• Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya
di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau
di perolehnya manfaat ekonomi.
• Efesiensi adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input
anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is <
Ia di sebut (Efisien). Efesiensi koperasi adalah suatu teori yang membahas tentang
suatu hasil yang sesuai dengan kemauan dan harapan yang akan membuahkan hasil
maksimal. Di hubungkan dengan waktu terjadinya transaksi/di perolehnya manfaat
ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua jenis manfaat ekonomi yaitu :
1.) Manfaat ekonomi langsung (MEL) adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh
anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan
koperasinya
2.) Manfaat ekonomi tidak langsung (METL). adalah manfaat ekonomi yang diterima
oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh kemudian
setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan
keuangan/pertanggungjawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan SHU
anggota.
Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota dapat di hitung
dengan cara sebagai berikut: TME = MEL + METL MEN = (MEL + METL) – BA
Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha
(multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat di hitung dengan
cara sebagai berikut : MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPU METL = SHUa
43
10.2. Efektivitas Koperasi
Efektivitas adalah pencapaian target output yang di ukur dengan cara membandingkan
output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau sungguhnya (Os), jika
Os > Oa di sebut efektif.
Rumus perhitungan Efektivitas koperasi (EvK) :
EvK = Realisasi SHUk + Realisasi MEL
Anggaran SHUk + Anggaran MEL = Jika EvK >1, berarti efektif
10.3. Produktivitas Koperasi
Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika
(O>1) disebut produktif.
Rumus perhitungan produktivitas perusahaan koperasi :
PPK = S H U X 100%
Modal koperasi
= Rp. 102,586,680 X 100%
Rp. 118,432,448
= Rp. 86.62
Dari hasil ini dimana PPK > 1 maka koperasi ini adalah produktif.
RENTABILITAS KOPERASI
Untuk mengukur tingkat rentabilitas koperasi KSU SIDI maka digunakan rumus
perhitungan sebagai berukut:
Rentabilitas = S H U X 100%
AKTIVA USAHA
= Rp. 102,586,680 X 100%
Rp. 518,428,769
Rp. 19.79 %
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa setiap Rp.100,- aktiva usaha mampu
menghasilkan sisa hasil usaha sebesar Rp.19.79,-. Hal ini berarti koperasi KSU SIDI
Sanur mampu mengembangkan usahanya dengan baik kea rah yang meningkat.
44
10.4. Analisis Laporan Koperasi
Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban
pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan
sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan Keuangan Koperasi berisi
1.) Neraca,
2.) perhitungan hasil usaha (income statement),
3.) Laporan arus kas (cash flow),
4.) catatan atas laporan keuangan
5.) Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan.
Perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari
anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan
anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di terima
oleh anggota dan bukan anggota. Laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan
konsolidasi dari koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih
koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu
memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian
kembali. Dalam hal operasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di
bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan
keuangan gabungan.
45
BAB XI
PERANAN KOPERASI
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi
memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia,
memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta
mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.
Peran koperasi dalam memajukan perekonomian masyarakat dari dulu hingga saat ini
sangat lah banyak. Karena masyarakat dapat meminjam atau berdagang pada koperasi
tersebut. Bukan hanya itu saja peranan yang dilakukan koperasi juga dapat membantu
Negara untuk menggembangkan usaha kecil yang ada dalam masyarakat.
Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia adalah :
1. Alat pendemokrasi ekonomi
2. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat
3. Membantu pemerintah dalam mengelola cabang-cabang produksi yang tidak
menguasai hajat hidup orang banyak
4. Sebagai soko guru perekonomian nasional Indonesia (tiang utama pembangunan
ekonomi nasional)
5. Membantu pemerintah dalam meletakkan fondasi perekonomian nasional yang
kuat dengan menjalankan prinsip-prinsip koperasi Indonesia
11.1. Di Pasar Persaingan Sempurna
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak
Produk yang dijual perusahaan adalah sejenis (homogen)
Perusahaan bebas untuk mesuk dan keluar
Para pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna
46
11.2. Di Pasar Monopolistik
Ciri-ciri pasar Monopolistik :
Banyak pejual atau pengusaha dari suatu produk yang beragam
Produk yang dihasilkan tidak homogen
Ada produk substitusinya
Keluar atau masuk ke industri relatif mudah
Berbeda-beda sesuai dengan keinginan penjualnya
11.3. Di Pasar Monopsoni
Ciri-ciri pasar Monopolistik :
Disini ada penjual banyak tetapi hanya ada satu Pembeli.
11.4. Di Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang
menguasai pasar Dua strategi dasar untuk Koperasi dalam pasar oligopoli yaitu strategi
harga dan non harga. Untuk menghindari perang harga, perusahaan akan mengadakan
product defferentiation dan memperluas pasar dengan cara melakukan kegiatan
advertensi,
membedakan mutu dan bentuk produk.
• Penawaran Harga yang bersifat Predator
• Price Leadership
47
BAB XII
PEMBANGUNAN KOPERASI
12.1. Kendala Koperasi Di Negara Berkembang
Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan koperasi di negara
berkembang adalah sebagai berikut :
a) Sering koperasi hanya dianggap sebagai organisasi swadaya yang otonom partisipatif
dan demokratis dari rakyat kecil (kelas bawah) seperti petani, pengrajin, pedagang
dan pekerja/buruh.
b) Disamping itu ada berbagai pendapat yang berbeda dan diskusi-diskusi yang
controversial mengenai keberhasilan dan kegagalan seta dampak koperasi terhadapa
proses pembangunan ekonomi social di negara-negara dunia ketiga (sedang
berkembang) merupakan alas an yang mendesak untuk mengadakan perbaikan
tatacara evaluasi atas organisasi-organisasi swadaya koperasi.
c) Kriteria ( tolok ukur) yang dipergunakan untuk mengevaluasi koperasi seperti
perkembangan anggota, dan hasil penjualan koperasi kepada anggota, pangsa pasar
penjualan koperasi, modal penyertaan para anggota, cadangan SHU, rabat dan
sebagainya, telah dan masih sering digunakan sebagai indikator mengenai efisiensi
koperasi.
12.2. Kelemahan Kebijakan Koperasi
Kelemahan-kelemahan dalam penerapan kebijakan dan program yang mensponsori
pengembangan koperasi, yaitu :
a) Untuk membangkitkan motivasi para petani agar menjadi anggota koperasi desa,
ditumbuhkan harapan-harapan yang tidak realistis pada kerjasama dalam koperasi
bagi para anggota dan diberikan janji-janji mengenai perlakuan istimewa melalui
pemberian bantuan pemerintah.
b) Selama proses pembentukan koperasi persyaratan dan kriteria yang yang mendasari
pembentukan kelompok-kelompok koperasi yang kuatdan, efisien, dan perusahaan
koperasi yang mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya secara otonom, tidak
mendapat pertimbangan yang cukup.
48
c) Karena alasan-alasan administrative, kegiatan pemerintah seringkali dipusatkan pada
pembentukan perusahaan koperasi, dan mengabaikan penyuluhan, pendidikan dan
latihan para naggota, anggota pengurus dan manajer yang dinamis, dan terutama
mengabaikan pula strategi-strategi yang mendukung perkembangan sendiri atas dasar
keikutsertaan anggota koperasi.
d) Koperasi telah dibebani dengan tugas-tugas untuk menyediakan berbagai jenis jasa
bagi para anggotanya (misalnya kredit), sekalipun langkah-langkah yang diperlukan
dan bersifat melengkapi belum dilakukan oleh badan pemerintah yang bersangkutan
(misalnya penyuluhan).
e) Koperasi telah diserahi tugas, atau ditugaskan untuk menangani program pemerintah,
walaupun perusahaan koperasi tersebut belum memiliki kemampuan yang diperlukan
bagi keberhasilan pelaksanaan tugas dan program itu.
f) Tujuan dan kegiatan perusahaan koperasi (yang secara administratif dipengaruhi oleh
instansi dan pegawai pemerintah) tidak cukup mempertimbangkan, atau bahkan
bertentangan dengan, kepentingan dan kebutuhan subyektif yang mendesak, dan
tujuan-tujuan yang berorientasi pada pembangunan para individu dan kelompok
anggota.
12.3. Kunci Pembangunan Koperasi
Menurut Ace Partadiredja faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi adalah
rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena
pemerataan tingkat pendidikan sampai ke pelosok baru dimulai pada tahun 1986,
sehingga dampaknya baru bisa dirasakan paling tidak 15 tahun setelahnya.
Berbeda dengan Ace Partadiredja, Baharuddin berpendapat bahwa faktor penghambat
dalam pembangunan koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap
kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus,
pengawas, dan manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi.
Menurut Prof. Wagiono Ismangil adalah kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari
masyarakat kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi
kerja sama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang
ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi.
49
Ketiga masalah di atas merupakan inti dari masalah manajemen koperasi dan merupakan
kunci maju atau tidaknya koperasi di Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas koperasi,
diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan
kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu
yang akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan
manajemen yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk
keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan
pendidikan yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional yang tetap, dapat dilakukan
dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait. Dekan Fakultas
Administrasi Bisnis universitas Nebraska Gaay Schwediman, berpendapat bahwa untuk
kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu diganti dengan manajemen modern
yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Semua anggota diperlakukan secara adil,
2. Didukung administrasi yang canggih,
3. Koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang
lebih kuat dan sehat,
4. Pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,
5. Petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan
hanya menunggu pembeli,
6. Kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk
kepentingan koperasi,
7. Manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis,
8. Memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada
anggota dan pelanggan lainnya,
9. Perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan
masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan
pengawas,
10. Keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan
organisasi dalam jangka panjang,
11. Selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
12. Pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.
50
REFERENSI:
http://banizamzami.blogspot.com/2009/11/perkembangan-koperasi-di-negara.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
http://muhammad-handy.blogspot.com/2012/11/koperasi.html
http://taufikdarmawan99.blogspot.com/2011/12/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat.html
http://gabyclarasintapw.blogspot.com/2012/11/ix-evaluasi-keberhasilan-koperasi_7.html
http://mrizafahlifi.blogspot.com/2013/11/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat.html
http://kpn-iainjambi.com/artikel/pengertian-prinsip-fungsi-dan-peran-jenis-jenis-koperasi-dan-sumber-modal-koperasi
http://dnopiyanti.blogspot.com/2009/12/resume-ekonomi-koperasi-bab-7-bab-8.html
http://ermadwiseptiana.blogspot.com/2011/10/kegiatan-usaha-koperasi.html?zx=cea2cb1cc347f420
http://umihanasumi.blogspot.com/2011/10/kegiatan-usaha-koperasi.html
http://rrolan.blogspot.com/2010/10/koperasi-sebagai-badan-usaha.html
http://echadarmaputri.wordpress.com/2010/12/20/bentuk-organisasi-menurut-hanel-ropke-dan-di-indonesia/
http://lovinsepti.blogspot.com/2013/01/bab-13-kegiatan-usaha-koperasi.html
http://r3m4j4cerdas.wordpress.com/2010/11/13/rangkuman-koperasi-bab-i-iv-3/
http://pratiwi08.blogspot.com/2010/11/bab-iii-organisasi-dana-manajemen.html
http://rahmanelieser.blogspot.com/2011/11/bapak-koperasi-indonesia.html
http://ameawatie.blogspot.com/2013/01/sejarah-perkembangan-koperasi-di.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
http://dinaraviyani.wordpress.com/2013/10/06/sejarah-dan-perkembangan-koperasi-di-indonesia-2/
51
http://nadirawidyawijaya.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-prinsip-prinsip-koperasi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/01/pengertian-dan-prinsip-koperasi-6/
http://rezasuryatman1111.wordpress.com/2012/01/05/bab-2-pengertian-dan-prinsip-prinsip-koperasi/
http://meizgun.wordpress.com/2009/11/20/pengertian-prinsip-prinsip-koperasi/
http://vahmy76.wordpress.com/2011/10/09/pengertian-koperasi/
http://ahim.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9893/BAB+II.ppt
http://bayus449.blog.com/2010/11/16/prinsip-prinsip-koperasiprinsip-munkerrochdaleraiffeisen/
http://yunitha-kusumawaty.blogspot.com/2012/10/bab-2-pengertian-dan-prinsip-prinsip.html
http://penas-fkmtsi-makassar.blogspot.com/2010/05/penjelasan-organisasi_01.html http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsinya.html
http://sifafauziah692.wordpress.com/2013/10/23/organisasi-dan-manajemen/
http://ulfa-ekonomikoperasi.blogspot.com/2012/11/tujuan-dan-fungsi-koperasi.html
http://echadarmaputri.wordpress.com/2010/12/20/kegiatan-usaha-koperasi/
http://teguhindrabastian.blogspot.com/2012/01/sisa-hasil-usaha-koperasi-shu-koperasi.html
http://riyanikusuma.wordpress.com/2011/10/10/tujuan-koperasi-2/
http://lydiaelvinaa.blogspot.com/2013/11/sisa-hasil-usaha-shu.html
http://septian99.wordpress.com/2009/11/09/pengertian-shu-sisa-hasil-usaha-koperasi-dan-perumusannya/
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/pola-manajemen-koperasi
http://riyanikusuma.wordpress.com/2011/11/14/rapat-anggota-koperasi/
http://ariefdar.wordpress.com/2013/11/28/pola-manajemen-koperasi/
52
http://rezafirdaus2009.wordpress.com/2014/01/25/organisasi-dan-manajemen-koperasi-dan-pola-manajemen/
http://rickyhakim55.blogspot.com/2013/10/konsep-koperasi_27.html
http://henisari.blogspot.com/2011/10/latar-belakang-munculnya-aliran.html
http://sanihandriani.blogspot.com/2012/09/bab-1-konsep-koperasi-latar-belakang.html
http://cyttii.blogspot.com/2011/10/konsepaliran-dan-sejarah-koperasi.html