127754527 Kerja Pelat Cipta Copy
description
Transcript of 127754527 Kerja Pelat Cipta Copy
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknik kerja pelat merupakan pekerjaan dasar dalam pembentukan logam
lembaran, dimana pekerjaan tersebut dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari, untuk itu diharapkan kepada masyarakat maupun mahasiswa khususnya
teknik mesin agar dapat mempelajari dan menguasai teknik kerja pelat, dan
mempraktekan langsung kerja pelat yang nantinya akan terjun langsung ke dunia
kerja.
Teknik kerja pelat merupakan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan
baik, untuk itu diharapkan dalam laporan ini semua pihak dapat mengenal lebih
jauh apa saja yang dilakukan dalam pekerjaan teknik kerja pelat, serta dapat
mengetahui alat-alat apa saja yang digunakan baik peralatan yang manual maupun
mesin
Masyarakat maupun mahasiswa dapat mengembangkan suatu usaha
produksi yang didalamnya merupakan pekerjaan kerja pelat sehingga dapat
membantu perekonomian dari usaha tersebut dan dapat menghasilkan suatu
produk yang baru serta dapat dipergunakan dan mengurangi tingkat
pengangguran.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menambah keterampilan sehingga teknik kerja
pelat tersebut biasa dilakukan .
2. Mahasiswa dapat lebih mengenal alat-alat yang digunakan dalam
teknik kerja pelat.
3. Mahasiswa dapat mengerti cara-cara proses pembentukan logam.
4. Mahasiswa dapat mempraktekan teknik kerja pelat dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Mahasiswa dapat mengembangkan potensi dalam dirinya
1
-
2
1.3 Manfaat
1. Menambah pengetahuan dalam bidang teknik
2. Mahasiswa dapat meningkatkan disiplin dalam pratikum kerja
pelat.
3. Mahasiswa bisa memperkenalkan apa saja yang dilakukan dalam
teknik kerja pelat kepada pihak lain.
4. Meningkatkan semangat kerja yang baik sehingga menjadi panutan
dari pihak lain
1.4 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan penjelasan tentang latar belakang, manfaat,
tujuan dari teknik kerja pelat dan menjelaskan sistematika
penulisan.
Bab II Teori Dasar
Bab ini berisikan tentang tinjauan teori dasar teknik kerja pelat
Bab III Alat dan bahan
Bab ini menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan selama
pratikum berlangsung
Bab IV Prosedur kerja
Bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah kerja mulai dari
prosedur umum sampai langkag kerja mulai dari tahap awal
pratikum sampai akhir pratikum.
Bab V Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang perencanaan dan perhitungan benda
kerja dimana perencanaan tersebut sanagat diperlukan sebelum
melanjutkan langkah kerja serta analisis termasuk didalamnya.
Bab VI Kesimpulan dan saran
Bab ini menjelaskan kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum
serta kritik dan saran yang ditujukan kepada penulis sehingga dapat
melanjutkan pratikum berikutnya jadi lebih baik.
-
3
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Kerja pelat adalah pekerjaan membentuk dan menymbung logam lembaran
sehingga sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan dilakukan.
Gambar 2.1 Bentuk Pekerjaan Teknik Kerja Pelat
2.2 Tempat Kerja
Tempat kerja merupakan ruangan tempat memulai pekerjaan yang
mempunyai syarat-syarat terpenting seperti memiliki penerangan yang
baik,sirkulasi udara dan kebersihan.
2.2.1 Sarana Tempat Kerja
Sarana yang baik diantaranya, kebersihan lantai, ruang dinding, dan alat-
alat yang memadai. sehingga menambah gairah kerja, menjamin produktivitas
serta menjamin keselamatan.
3
-
4
Gambar 2.2 Sarana Tempat Kerja
2.2.2 Sarana Perkakas
Sarana perkakas pengaturan alat-alat yang presisi dan yang kasar sehingga
alat-alat tersebut akan kelihatan rapi dan mudah dalam pemeriksaan.
Gambar 2.3 Sarana Perkakas
2.3 Melukis
Melukis merupakan langkah awal untuk melanjutkan pekerjaan berikutnya
dan melukis dapat dilakukan apabila bahan benda kerja sudah mempunyai
minimal dua bidang dasar
-
5
Gambar 2.4 Cara Melukis
2.3.1 Teknik Melukis
Pada saat melukis garis lurus yang sejajar dan tegak lurus terhadap bidang
dasar penggaris baja dan penggores dapat digunakan.penggores yang digunakan
harus tajam dimana teknik penggoresannya dimiringkan 30 terhadap bidang
penggaris dan 60 kearah tarikan
Gambar 2.5 Teknik Penggoresan
Penggores memerlukan bantuan penyikubevel ketegaklurusan dan
kesejajaran goresan akan lebih baik.Goresan hasil lukisan yang baik
perpotongannya dibuat tepat atau sedikit dilebihkan
-
6
Gambar 2.6 KetegakLurusan Goresan
Gambar 2.7 Goresan Yang Baik
Pada saat menggores, untuk menghubungkan dua buah titik harus
dilakukan dengan cara (seperti) terlihat pada gambar
Gambar 2.8 Posisi Menggores
-
7
2.3.2 Alat Yang Digunakan
1.Penitik
2.Penggores
3. Mistar baja
4. Penyiku
2.4 Logam-Logam Lembaran.
1. Pelat timah (tinplate).
Pelat timah dibuat dari baja lembaran tipis yang dilapisi dengan lapisan
pelindung dari bahan timah yang tahan karat. Pelat timah dibuat dengan jalan
pencelupan panas, yaitu dengan jalan mencelupkan lembaran-lembaran kedalam
bak yang berisi timah cair, lalu dirol untuk menghilangkan kelebihan timah dan
meratakan pelapisan. Metode ini sekarang sudah diperbaiki dipenggilingan timah,
tetapi pencelupan timah tetap digunakan untuk pelapisan barang-barang seperti
panic bergagang dari tembaga, sekarang ini pelat timah dibuat dengan jalan
pelapisan secara elektro (electro-deposition). Ini adalah suatu proses yang sangat
ekonomis yang merupakan logam panas.
2. Kaleng Yang Mengandung Timbel (terneplate).
Jenis ini dibuat dengan pencelupan panas baja lembaran dalam suatu
cairan paduan timah dan timbel yang harganya lebih murah.
3. Besi Lembaran.
Istilah besi lembaran sudah umum digunakan padahal nyatanya adalah
baja dengan kandungan karbon yang sangat rendah. Besi lembaran tersedia berupa
lembaran hitam atau dengan permukaan mengkilat. Lembaran yang digalvanisir
dibuat dengan pencelupan panas dalam seng cair. Galvanising umumnya
digunakan pada barang-barang yang dibuat dipabrik,seperti tangki-tangki
penyimpanan air atau ember-ember air.
2.5 Gunting
Menggunting adalah pemotongan benda kerja yang memiliki sudut baji
dan sisi potong lengkung sehingga selalu membentuk sudut 12 pada saat
-
8
guntindioperasikan. pada langkah pemotongan , gunting yang digunakan harus
sesuai dengan bentuk bidang yang akan digunting
Gambar 2.9 Jenis-Jenis Gunting
Gambar 2.10 Membentuk 12 0
2.5.1 Jenis-Jenis Gunting
1. Gunting lurus adalah gunting yang digunakan untuk menggunting
bidang lurus
-
9
Gambart 2.11 Gunting Lurus
2. Gunting lengkung adalah gunting yang digunakan untuk menggunting
bidang-bidang yang lengkung maupun melingkar.
Gambar 2.12 Gunting Lengkung
3. Gunting Tuas/Gunting Bangku adalah Gunting tuas merupakan alat
memotong pelat yang agak tebal(apbila tidak dapat digunting dengan
gunting gunting tangan.
Gambar 2.13 Gunting Tuas
-
10
4. Gunting mesin yaitu untuk menggunting bidang lurus tembus,
khususnya pelat lebar/panjang.
Gambar 2.14 Gunting Mesin
Apabila menggunting/memotong pelat pada bagian tengah benda kerja
digunakan pahat ceper/potong.
Gambar 2.15 Memotong Pelat Dengan Pahat Ceper
Proses pengeboran yang dapat dilkukan dengan mesin bir tangan unutk
benda kerja yang tidak mungkin dijepit
2.5.2 Teknik Menggunting
Teknik menggunting terlebih dahulu tandai pelat dengan penggores,
gunting yang digunakan untuk bidang lurus yaitu gunting lurus. gunting yang
digunakan untuk menggunting bidang-bidang yang lengkung maupun melingkar
gunting lengkung
-
11
pada saat memulai menggunting, gunting yang digunakan harus sesuai
dengan bentuk bidang yang akan digunting, apabila akan menggunting pelat
bagian tengah benda kerja digunakan pahat ceper.
2.6 Palu
Palu merupakan alat perkakas yang membantu pekerjaan untuk meratakan
permukaan benda kerja yang biasa terbuat dari bahan besi, kayu, atau karet
2.6.1 Jenis-jenis palu
1. Palu rata
Palu rata sesuai dengan namanya yaitu untuk meratakan
permukaan .
Gambar 2.16 Palu Rata
2. Palu Pena Kepala
Palu pena kepala bulat digunakan untuk meregang/menipiskan
atau melebarkan logam dengan jalan dipukul, atau membentuk kepala
paku keling.
-
12
Gambar 2.17 Palu Pena Kepala Bulat
3. Palu Pena Kepala Lurus
Palu tersebut mempunyai bentuk kepala searah dengan tangkai,
palu ini digunakan untuk merapatkan tepi atau lapisan lipatan.
Gambar 2.18 Palu Pena Kepala Lurus
4. Palu Regang
Palu tersebut digunakan khusus untuk meregangkan, misalnya
pada pengerjaan menekuk tepi dari benda-benda pekerjaan yang
berbentuk silinder, kerucut dsb.
-
13
Gambar 2.19 Palu Regang
5. Palu Lunak (Mallet)
Palu lunak tersebut berbahan seperti : kayu, karet, plastik, kulit
atau tembaga.Biasanya digunakan untuk pemukulan bagian yang tidak
boleh cacat.
Gambar 2.15 Palu lunak (mallet)
Gambar 2.20 Palu Lunak
6. Palu Kepala Bulat
Palu kepala bulat hampir sama dengan palu pena kepala bulat
yakni untuk meregangkan pelat hingga berbentuk cekung.
-
14
Gambar 2.21 Palu kepala bulat
2.7 Tekuk Dan Sambungan
2.7.1 Teknik Menekuk
Proses penekukan dapat dilakukan dengan alat penjepit ragu klem
khusus.Panekukan bagian samping kotak diproses dengan bantuan balok kayu
yang keras dan palu lunak .
Gambar 2.22 Proses Penekukan
Penekukan bagian samping kotak diproses dengan bantuan balok kayu
yang keras dan palu lunak
-
15
Gambar 2.23 Penekukan Bagian Samping
Pembentukan pinggiran yang akan diberi kawat, dimulai dengan
menggunakan paron pembengkok, kemudian lakukan pemukulan selanjutnya
sehingga lipatannya bertambah
Gambar 2.24 Pembentukan pinggiran
Kemudian lakukan pemukulan pemukulan selanjutnya sehingga lipatannya
bertambah.
Gambar 2.25 Pemukulan
-
16
Kawat penguat ditekuk dan sambungannya ditempatkanjarak dari sudut
kotak, lalu diatur letaknya
Gambar 2.26 Kawat Penguat
Pelat tersebut dipukul kembali dengan palu lunak hingga menutup kawat
penguat
Gambar 2.27 Peutupan Kawat
Proses merapikan liupatan penguat sisi dilakukan dengan menggunakan
palu peliipat (planing).
-
17
Gambar 2.28 Proses Merapikan
Penekukan atau pelengkungan lurus pelat yang panjang menggunakan
mesin penekuk yang dilengkapi batang profil panjang.
Gambar 2.29 Mesin Penekuk
Ada 3 bagian utama mesin ini adalah meja (dagu bawah), penjepit atas
(dagu atas), penekuk yang dapat disetel dan diayunkan
Gambar 2.30 Bagian Utama Mesin Penekuk
-
18
Pelat yang akan ditekuk dijepit pada meja dagu atas dan penyetelan dagu
penekuk disesuaikan dengan ketajaman hasil tekukan yang diinginkan
Gambar 2.31 Penyetelan Dagu atas
Sedangkan sudut tekukan diatur oleh besar kecilnya ayunan
Gambar 2.32 Sudut Tekukan
Mesin lipat digunakan untuk segala keperluan, melipat dan
menekuk.Mesin ini dilengkapi dengan sepatu-sepatu tekuk. Sepau tekuk dipasang
pada dagu atas, dan diikat dengan baut.
-
19
Gambar 2.33 Sepatu Tekuk Pada Mesin Penekuk
Sepatu tekuk dipasang pada dagu atas, dan diikat dengan baut.
Gambar 2.34 Kedudukan Sepatu Tekuk
Sepatu-sepatu tersebut dapat dipasang kombinasi satu sama lain, hingga
dapat menekuk dan melipat sesuai dengan ukuran-ukuran yang diperlukan.
Gambar 2.35 Sepatu tekuk diatur maju mundur
Sepatu tekuk dapat diatur maju mundur dengan cara memutar mur
mengatur yang terdapat dibagian belakang mesin.
-
20
Gambar 2.36 Sepatu Tekuk Dapat Maju-Mundur
Penjepitan pelat yang akan ditekuk diatur sesuai goresan, lalu handel
pengencang ditarik kedepan. Langkah penekukan dilakukan dengan mengayunkan
handel bawah.
Gambar 2.37 Cara penekukan pelat.
Kemudian langkah penekukan dilakukan denganmengayunkan handel
bawah
-
21
Gambar 2.38 Mengayunkan handel
2.7.2 Teknik menyambung
Sambungan sambungan pada pekerjaan pelat dapat dikerjaan dengan
berbagai cara:
a. Dengan sekrup
b. Dengan lipatan
c. Dengan paku keling
d. Dengan pateri
Gambar 2.39 Sambungan-sambungan pada pekerjaan pelat
Sambungan semacam ini, tidak dipakai konstruksi untuk saluran-saluran
air seperti talang, corong-corong pipa pembuang, dll.
-
22
Gambar 2.40 Bentuk sambungan
Membuat lipatan untuk sambungan lipat, dapat dilaksanakan dengan
tangan (pakai palu, landasan ) atau dengan mesin lipat, sedangkan selanjutnya
diselesaikan di atas landasaan.
Gambar 2.41 Membuat lipatan untuk sambungan lipat
Bentuk dari sambungan lipat pada umumnya dipakai dua macam
Antara lain:
e. Lipatan tunggal
f. Lipatan ganda
-
23
Gambar 2.42 Bentuk lipatan
Pelat yang telah rapat, dikaitkan satu sama lain hingga rapat dan
lurus.Sambungan diselesaikan dengan alat pembentuk sambungan (kampuh).
Gambar2.43 Kampuh
Menyambung dengan paku keeling lebar batas goresan kampuh
sambungan dengan diperhitungkan dengan jarak 3x paku keeling yang akan
digungakan.Goresan berikutnya jarak 1 x paku keeling hingga menghasilkan
titik sumbu.dengan mistar dan penggores, tanda garis sumbu untuk lubang paku
keeling yang pertama, dengan jarak 3 x psku keeling.
-
24
Gambar 2.44 Contoh garis sumbu
Untuk mendapatkan titik-titik pusat paku keeling, jangka tusuk digoreskan
sejauh jarak tusuk paku keeling.
Gambar 2.45 Untuk mendapatkan titik-titik pusat paku keling
Biala jarak paku keling yang terakhir dari tepi plat kurang tepat, misalnya
lebih tebal dari setengah jarak tusuk maka: Pakailah paku keling tambahan atau
pembesar jarakl tusuk tiap-tiap paku keling.
-
25
Gambar 2.46 Paku keling tambahan
Titik pusat ditandai dengan penitik, agar memudahkan pengeboran
Gambar 2.47 Penitik
Proses pemboran dapat dilakukan pada mesin bor meja atau dengan diberi
alas kayu.Diameter mata bor yang digunakan harus sesuai dan dilakukan pada
pelat pertama
-
26
Gambar 2.48 Bentuk bor meja dan diameter mata bor
Diameter mata bor yang digunakan harus sesuai dan lakukan pada pelat
pertam
Gambar 2.49 Diameter mata bor
Sambungan pateri digunakan terutama untuk mencegah kebocoran dan
sambungan sambungan tumpang pada benda yang tidak memerlukan kekuatan
tarik.Mematri menggunakan solder lunak maupun solder keras.
-
27
Gambar 2.50 Bentuk sambungan pateri
Alat pateri dipanaskan, hingga temperature kurang lebih 350 c.Ujung alat
pateri disentuhkan pada timah hingga meleleh dan menempel.Dengan
menempelkan ujung alat pateri pada bagian yang akan disambung, kemudian tarik
arah mundur atau maju.Selama proses penyolderan hendaknya ditekan dengan
kayu sehingga sambungan betul-betul rapat.
Gambar 2.51 Cara penyolderan
Menyambung yang panjang, sebelumnya dipateri terlebih dahulu pada
jarak tertentu.Ujung solder baiknya runcing dan panas agar timah lebih cepat
meleleh
-
28
Gambar 2.52 Ujung mata solder
Dalam pekerjaan kerja pelat kita dapat membuat beberapa alat-alat seperti:
1. Pembuatan cangkir.
2. Pembuatan mangkok
3. Pembuatan gelas
4. Pembuatan talang air dsb
2.8 Landasan
Landasan memiliki beberapa macam yang mana memiliki bentuk dan fungsi
yang berbeda
Pada pembuatan mangkok ada beberapa hal yang dikerjakan:
Pencekungan
1. Proses pencekungan diawali dengan pemukulan pada bagian sisi
sekeliling pelat logam yang akan dibentuk
2. Titik pemukulan pada langkah berikutnya dilakukan agak ketengah
dengan titik kontak yang selalu tepat daerah tepi.
3. Diperhatikan bahwa titik pemukulan digeser maju dari titik kontak
pemukulan mengikuti bentuk cetakan
4. Pencekungan berikutnya mulai dari tepi lagi (setelah )di annealing
-
29
Gambar 2.53 Pembuatan mangkok
Pada pembuatan piring ada beberapa hal yang dikerjakan:
Pembenaman (sinking)
1. Prosesnya, dua buah paku kecil dipakai sebagai pengarah supaya
pembeneman sejajar dengan pinggirannya.
2. Dengan memegang kuat bahan yang akan dibentuk, kemudian dipukul
pelan-pelan dengan palutray dan blocking , tepat pada di bagian
dalam garis, secara berkeliling
3. Distorsi pinggirannya terjadi secara cepat dan hal ini bisa diperbaiki
dengan balok kayu.
4. benda kerja diselesaikan dengan perataan setelah annealing,
pengasaman (pickling) dan pembersihan.
Gambar 2.54 Proses pembenaman pada piring
Pada pembuatan Jambang lejher sempit ada beberapa hal yang dikerjakan:
A. Peninggian
-
30
1. Peninggian dengan palu kayu biasanya digunakan untuk pembuatan
bentuk-bentuk mangkok dangkal, diatas sebuah paron yang ujungnya
bulat dan palu yang berbentuk baji.
2. Setelah persiapan , pemukulan dimulai dari lingkaran dasar dan bagian
luar berupa lingkaran pengarah konsentris dengan jarak antara kira-
kira 12 mm
3. Kepingan tersebut diputar perlahan sesuai dengan ayunan pemukulan
dari kayu yang berbentuk baji
4. Selanjutnya mangkok bisa dibalikan pada pada paron
5. Pada proses peninggian, lingkaran dasar harus selalu kontak dengan
sudut paron peninggi, selama pemukulan kepingan dipegang pada
sudut 30 dan diputar dengan perlahan-lahan
6. Peninggian dari sisi tegak membutuhkan keterapilam khusus, sebab
pemukulan yang berlebihan sekitar dasr akan terjadi pemuaiaan bukan
penyusutan
Gambar 2.55 Proses peninggian
B. Peregangan
1. Peregangan bagian dalam dengan menggunakan palu collet (leher).
2. Peregangan bagian luar dilakukan pada tanduk paron
Pengerutan meliputi pengecilan diameter dari suatu bentuk silinder dan
bisa dibuat seperti terlihat padam gambar .
-
31
Gambar 2.56 Proses pengerutan
Proses pengerutan dilakukan pada paron yang dibentuk sesuai dengan
profil yang diinginkan.Pengerutan pada pinggiran harus digunakan paron
berbentuk bundar
Gambar 2.57 Bentuk paron yang dibentuk
Proses pemukulan harus dilakukan secara bertahap, sehingga
menimbulkan gelombang pada bagian pinggirannya .Pinggiran diselesaikan
dengan cara pemukulan tegak terhadap bidangnya, dan menggunakan palu kayu
yang bermuka rata.
-
32
Gambar 2.58 Pembentukan pinggiran
C. Perataan (Planishing)
Perataan dilakukan pada sekeping benda kerja yang sudah dibentuk
dengan sinking (pembenaman), hollowing (pelekukan), atau raising
(peninggian).
Gambar 2.59 Proses perataan
Tujuan perataan adalah untuk memperbaiki bentuk yang tidak teratur,
mendekatkan butiran akibat regangan atau pelekukan dan memperkeras bagian
terrentu.pada perataan bagian bawah pada alas mangkok dilakukan pada paron
bundar.
-
33
Gambar 2.60 Proses perataan bagian bawah permukaan
Perataan permukaan bagian cekung dilkukan pada paron tanduk
konis.Perataan permukaan cembung bagian dalam dilakukan pada paron .Adapun
bentuk bentuk paron sesuai dengan keperluan.
Gambar 2.61 Bentuk-bentuk paron
Pada proses terakhir perbaikan harus dilakukan agar bentuk pinggiran
setelah ditandai dengan blok gores, kemudian digunting dan dihaluskan dengan
amplas
2.9 Kikir
Kikir merupakan alat perkakas yang berfungsi untuk meratakan
permukaan, dimana kikir tersebut terbuat dari baja karbon yang disepuh pada suhu
800 C yang dinormalkan dengan larutan yang khusus.
-
34
Gambar 2.62 Kikir
Adapun bentuk penampang kikir bermacam-macam
Untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang tepat, cepat, dan permukaan
yang rata sesuai dengan yang diharapkan, pemilihan kikir harus dilakukan dengan
cermat. Berikut adalah jenis dan bentuk kikir yang biasanya digunakan didalam
bengkel kerja bangku.
1. Kikir picak
Kikir untuk pengerjaan yang bersifat umum, guratan ganda, ukuran
panjangnya 100 mm sampai 450 mm.
2. Picak tirus
Kikir ini badannya berbentuik persegi empat panjang dan ukuran
lebarnya menirus sekitar sepertiga dari ujungnya. Tidak mempunyai
tepi polos, kedua tepi digurat tunggal. Kikir ini digunakan untuk
pekerjaan yang bersifat umum.
3. Kikir kasar rata
Guratan ganda atau tunggal. Satu tepi tidak digurat, yang disebut tepi
polos, bermanfaat untuk mengikir pundak. Ukurannya 100 mm sampai
500 mm.
4. Bujur sangkar
-
35
Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat
jalur, penyiku celah dan pundak bujur sangkar. Ukuran panjangnya
100 mm sampai 500 mm.
5. Segitiga
Guratan ganda pada ketiga muka. Dipergunakan untuk sudut-sudut
yang canggung dan sudut-sudut yang lebih kecil daripada 900. Ukuran
panjangnya 100 mm sampai 300 mm.
6. Bulat
7. Guratan tunggal atau ganda dipergunakan untuk permukaan yang
lengkung, dan meluaskan lobang. Ukuran panjangnya 100 mm sampai
500 mm. Kikir bulat kecil dikenal sebagai kikir buntut tikus.
8. Setengah bulat
Guratan ganda, satu permukaan berbentuk cembung. Untuk pekerjaan
yang bersifat umum dan untuk mengikir lengkungan bagian dalam.
Ukuran panjangnya 100 mm sampai 450 mm.
9. Kikir tipis
Guratan ganda, badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis
dari pada kikirkikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang
sempit.
Gambar 2.63 Bentuk penampang kikir
2.9.1 Jenis kikir
Jenis kikir yang beralur tunggal. Digunakan untuk mengikir bahan-bahan
yang lunak, jenis ini sudah jarang karena beram sulit keluar.
-
36
Gambar 2.64 Kikir beralur tunggal
Kikir bergigi tunggal yang masih banyak dipakai adalah yang
mempunyai gigi pemutus beram. Digunakan untuk mengikir timah hitam,
thermoplastic, Alumunium, Anticorodal, Alumunium paduan dan sebagainya.
Gambar 2.65 Kikir bergigi tunggal
Kikir yang beralur ganda. Digunakan untuk mengikir baja, besi tuang dan
kuningan, jenis kikir ini dapat menghasilkan permukaan yang halus
Gambar 2.66 Kikir beralur ganda
-
37
Tabel 22 kerataan gigi kikir
Keterangan:
00 : kasar
2 : sedang
5 : setengah lembut
0 : setengah kasar
3 : setengah hakus
6 : lembut
1 : agak kasar
4 : halus
7 : lembut sekali
8
2.10 Gergaji
Menggergaji adalah suatu proses pemotongan benda kerja menggunakan
alat potong gergaji yang digerakan oleh tenaga manusia dan mesin. Gergaji terdiri
dari daun gergaji sebagai alat potong dan sengkangannya sebagai pemegang.
Banyak gigi
(cm) 12 15 20 25 31 38 46 56 68 84 100 116
-3,5 00 0 1 2 3 4 5 6 7 8
4-8 00 0 1 2 3 4 5 6 7 8
10-12 00 0 1 2 3 4 5 6 7 8
-
38
Gambar 2.67 Gergaji
2.10.1 Mata potong gergaji
Mata potong daun gergaji mempunyai bentuk dasar yang sama dengan
alat-alat potong yang lain yaitu sudut bebas, sudut baji, sudut tatal dan sudut
potong.
Gambar 2.68 Mata potong daun gergaji
Adapun bagian bagian gergaji, yaitu daun gergaji sebagai alat potong dan
sengkangnya sebagai pemegang daun gergaji. Sengkang gergaji
Bentuk dari sengkang gergaji bermacam-macam sesuai dengan kegunaan
dan fungsinya. Sengkang gergaji terbuat dari baja fleksibel yang ditangani dengan
pengolahan panas khusus. Diantara sengkang gergaji yang kita ketahui adalah
sengkang tetap dan sengkang yang dapat diatur. Sengkang gergaji tetap dapat
dipakai untuk memegang daun gergaji yang sama panjangnya. Sedangkan
-
39
sengkang gergaji yang dapat diatur dapat digunakan untuk memegang daun
gergaji yang panjangnya berlainan karena dapat diatur sesuai dengan panjang
daun gergaji yang digunakan.
Daun gergaji merupakan komponen gergaji yang sangat penting, karena
tanpa adanya daun gergaji, gergaji tersebut tidak akan bisa digunakan. Adapun
yang harus kita ketahui dalam pemilihan daun gergaji untuk proses penggergajian
adalah:
Bahan daun gergaji
Bahan daun gergaji terbuat dari bahan yang disesuaika dengan bahan
logam yang akan dipotong. Adapun bahan yang biasa digunakan dalam
pembuatan daun gergaji adalah baja karbon tinggi, baja tahan patah, baja tungsten,
dan baja molibdenum.
Ukuran daun gergaji
Panjang daun gergaji berkisar antara 259 mm sampai 300 mm. Kerapatan
mata potong/gigi daun gergaji diukur dalam satuan mm
Gambar 2.69 Bagian-bagin gergaji
Janis daun gergaji dengan jumlah gigi 14 per-inchi, digunakan untuk
memotong bahan pejal, seperti, St 37, tembaga, besi tuang atau kuningan.
-
40
Gambar 2.70 Jumlah gigi daun gergaji 14 per-inchi
Daun gergaji dengan jumlah 14-18 par-inchi, digunakan untuk
pemotongan pada bagian sudut.
Gambar 2.71 Jumlah daun gergaji 14-18 per-inchi
Daun gergaji yang mempunyai gigi 22-24 per-inchi, digunakan untuk
memotong bahan tebal atau untuk memotong baja karbon.
Gambar 2.72 Jumlah daun gergaji 22-24 per-inchi
-
41
Jenis daun gergaji dengan gigi 28-32 per-inchi, digunakan untuk
memotong bahan tipis seperti, kawat, pelat atau pipa tipis
Gambar 2.73 Jumlah daun gergaji 18-32 per-inchi
2.10.2 Jenis-jenis sengkang gergaji
Sengkang gergaji bentuknya bermacam-macam tergantung daun gergaji
yang digunakan.
a. Sengkang bertangkai bulat, digunakan untuk penggergajian dengan segala
arah.
Gambar 2.74 Sengkang gergaji bertangkai bulat
b. Sengkang bertangkai popor digunakan untuk penggergajian yang lurus dan
atau pengerjaan kasar.
-
42
Gambar 2.75 Sengkar gergaji bertangkai popor
c. Sengkang untuk gergaji kayu triplex berbentuk U melebar sehingga
memungkinkan memotong bidang yang lebar.
Gambar 2.76 Sengkang gergaji berbentuk U
Table 2.1 kesesuaian dan jarak gigi gergaji untuk memotong bahan
Bahan yang
dipotong
Jarak gigi
(mm)
Lebar gigi
(mm)
Tebal gigi
Baja lunak 1,8 13-16 0,63-0,80
Baja tua 1,4 13 0,63
Tembaga 1,2 13 0,63
Pelat logam 0,8 13 0,63
-
43
2.11 Pahat
Memahat adalah suatu proses penyayatan benda kerja menggunakan alat
potong pahat.
Gambar 2.77 Pahat
Pemahatan biasanya digunakan untuk mengurangi tebal, meratakan,
memotong, membuat alur-alur dan membaut bentuk-bentuk sederhana sebagai
proses pengasaran maupun penyelesaian pada pengerjaan kasar dengan biaya
murah.
Gambar 2.78 Cara penggunaan pahat
2.11.1 Bagian-Bagian Pahat
Terlihat pada gambar di bawah, batang berbentuk segi 4, 6, 8 atau
oval.Bentuknya tergantung nama dan kegunaannya , kepala bagian yang dipukul
dengan palu biasanya mengecil berujung radius.
-
44
Gambar 2.79 Bagian-bagian pahat
2.11.2 Jenis Pahat
a. Pahat ceper, pada umumnya digunakan untuk meratakan permukaan atau
mmbuat lubang pada pelat-pelat besi.
Gambar 2.80 Pahat ceper
b. Pahat tepi, digunakan untuk membuat salur-salur/strip-strip pada suatu
permukaan, setebal pahat ceper yang kemudian didatarkan.dengan pahat
ceper
Gambar 2.81 Pahat tepi
-
45
c. Pahat alur, digunakan untuk membuat alur-alur oli pada peralatan atau
bagian-bagian mesin
Gambar 2.82 Pahat alur
d. Pahat potong, digunakan untuk memotong pelat-pelat besi yang dapat
dikerjakan dimesin potong.
Gambar 2.83 Pahat potong
e. Pahat ceper radius, digunakan untuk pemahatan tegak pada proses
pemotongan, pelat diatas landasan/paron.
Gambar 2.84 Pahat ceper radius
-
46
f. Pahat radius, digunakan untuk pemahatan bentuk-bbentu radius atau
melingkar. Besarnya radius dibuat bermacam-macam sesuai kebutuhan.
Gambar 2.85 Pahat radius
2.12 Mesin Rol
Mesin rol (pembentuk silinder) mempunyai keuntungan dapat membentuk
bulatan dengan halus dan cepat bila dibanding dengan tangan.
Gambar 2.86 Mesin rol
Cara kerja mesin rol:
Rol dinaikan dengan jalan memutar baut pengatur
Pelat dimasukan antara rol atas dan rol bawah
Rol atas diturunkan sehingga benda pekerjaan terjepit diantara kedua
rol
-
47
Gambar 2. 87 Cara kerja mesin rol
2.13 Alat Penanda
Alat penanda berguna untuk memberi batas-batas dan tanda-tanda ukuran
dengan garis-garus dan titik-titik pada bidang benda kerja.
Gambar 2.88 Penandaan
2.13.1 Penitik
a. Penitik pusat dan penitik garis dibuat dari baja perkakas yang dibagian
badannya dibuat bergerigi, yang maksudnya agar tidak licin pada waktu dipegang.
Dibagian ujung dibuat lancip dan mata penitiknya diasah pada mesin gerinda
sehingga masing-masing membentuk sudut 90 untuk penitik pusat 60 untuk
penitik garis. Penitik pusat digunakan untuk menandai titik tengah dan penitik
garis digunakan untuk menandai garis-garis gambar
-
48
Gambar 2.89 Penitik pusat dan penitik garis
2.13.2 Penggores
Penggores dibuat dari baja perkakas. Penggores ini adalah suatu alat
untuk menarik garis-gsris gambar pada permukaan benda kerja yang akan
dikrjakan selanjutnya. Bagian badan penggores diberi gerigi, yang maksudnya
agar tidak licin pada waktu dipegeng. Kedua ujung penggores dikeraskan dan
dibuat lancip dengan sudut antara 15-30. Menasah atau menajamkan kedua
ujung pernggores dapat dilakukan pada mesin gerinda. Bentuk penggore yang
sering digunakan terlihat pada gambar dibawah.
Gambar 2.90 Macam-macam penggores
Menarik garis dengan pertolongan mistar baja. Selain digunakan untuk
mengukur dan menentukan batas-batas ukuran, mistar baja ini dipergunakan pula
-
49
sebagai pertolongan untuk menarik garis-garis lurus pada waktu menggambar
pada permukaan pekerjaan. Setiap menarik garis hanya dilakukan satu kali
Gambar 2.91 Membuat garis lurus
Membuat garis-garis lurus dengan kongkol penggores. Pembuat dengan
kongkol penggores jenis ini harus disetel terlebih dahulu. Penandaan dikerjakan di
atas meja rata
Gambar 2.92 Kongkol penggores yang distel
Untuk kongkol jenis ini tidak perlu distel terlebih dahulu karena sudah
distel tetap. Jadi tinggal menentukan ketinggian garis yang akan digores.
Penggoresan harus miring kearah pengarahnya. Penggoresan yang baik hanya
sekali gores.
-
50
Gambar 2.93 Kongkol penggores yang tidak distel
2.13.3 Jangka
Jangka digunakan untuk membuat garis-garis lengkung/melingkar. Pusat
lingkaran dititik dahulu dan jangka dimiringkan kearah gerak putaran .Jangka juga
dapat difungsikan untuk memindahkan ukuran. Salah satu ujung jangka ditetapkan
pada skala dan ujung yang lain pada jarak yang dikehendaki.
Gambar 2.94 Jangka
Menggambar lingkaran pada permukaan benda pekerjaan, setelah
menentukan titik pusat dan diberi tusukan kecil dengan penitik pusat, letakkan
ujung runcing kaki jangka pada titik pusat tadi dan dengan jarak jangka yang
-
51
ditentukan, kenakkan ujung runcing yang satu lagi pada permukaan benda kerja
dan putar jangka tersebut
Gambar 2.95 Menggambar lingkaran
2.14 Alat Ukur
a. Mistar Baja
Mistar baja yang mempunyai satuan ukuran metris dengan pembagian
ukuran antara 0,5 mm dan 1 mm
Gambar 2.96 Mistar baja
b. Jangka Sorong
Selain untuk mengukur ukuran luar dan ukuran alamnya, jangka sorong
ini dapat pila dipakai untuk mengukur ukuran kedalaman.
-
52
Gambar 2.97 Jangka sorong
c. Pisau Perata
Pisau perata adalah suatu alat yang berguna untuk melihat kerataan
pada permukaan benda kerja.
Gambar 2.98 Pisau perata
d. Siku Perata
Siku perata adalah suatu alat yang berguna untuk melihat kerataan pada
siki-siku benda kerja
Gambar 2.99 Siku pera
-
53
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
1. Mistar baja
Mistar baja berfungsi untuk pengukuran bidang yang
permukaannnya rata
Dalam pengerjaan penggoresan maupun pengukuran
Gambar 3.1 Mistar baja
2. Penggores
Penggores berfungsi untuk penandaan benda kerja berupa garis
lurus dengan bantuan mistar baja
Gambar 3.2 Penggores
53
-
54
3. Penitik
Penitik berfungsi untuk membuat tanda titik pada permukaan
benda kerja
Gambar 3.3 Penitik
4. Gegaji tangan
Gergaji berfungsi untuk memotng benda kerja yang mempunyai
bagian mata gergaji dan sengkang gergaji
Gambar 3.4 Gergaji tangan
-
55
5. Kikir kasar
Kikir kasar untuk mengikir permukaan bidang per mukaan, dimana
kikir kasar untuk permulaan kerja atau proses pengasaran
Gambar 3.5 Kikir kasar
6. Mesin drill
Mesin drill yatu mesin untuk pembuatan lubang pada benda kerja
Gambar 3.6 Mesin drill
-
56
7. Ragum
Ragum merupakan alat pembantu untuk menjepit benda kerja
Gambar 3.7 Ragum
8. Palu rata
Palu perata berfungsi untuk membantu meratakan permukaan benda
kerja
Gambar 3.8 Palu perat
9. Landasan
Landasan digunakan untuk menjepit pelat untuk penekukkan.
-
57
Gambar 3.9 Landasan
10. Mesin penekuk
Gambar 3.10 Mesin manual
11. Mesin pemotong
Gambar 3.11 Mesin pemotong
-
58
3.2 Bahan.
1. Pelat baja dengan tebal 0,8 mm, panjang dan lebar dengan ukuran 240
x 120 cm.
120 cm
240 cm
2. Kawat jaring dengan ukuran panjang dan lebar adalah 120 x 160 cm
120 cm
160 cm
-
59
3 Mur dan baut
-Mur dan Baut berdiameter 10 mm, sebanyak 8 buah
-Ring dipasang ganda ,sebanyak 16 buah
4 Cat dan thiner
THINER CAT
5. Amplas
-
60
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1 Prosedur Umum.
Adapun dalam kerja pelat beberapa hal yang umum dilakukan pada
pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Alat dan bahan disediakan.
2. Perhitungkan jumlah pelat sesuai dengan keperluan, agar tidak ada pelat
yang terbuang.
3. Pelat dilakukan pembuatan lubang untuk baut pada saat pemasangan
4. Semua pelat ditentukan kesikuannya pada saat pelipatan
5. Pelat diukur terlebih dahulu untuk langkah penekukkan dan pemotongan.
6. Pelat dlukis atau digambar pada permukaannya sebelum melanjutkan
langkah kerja
7. Pelat yang telah dilukis ditekuk dengan mesin bending manual atau mesin
penekuk
8. Pelat di amplas atau dibersihkan atau perapian pada setiap pinggiran dan
pembersihan sebelum dilakukan pengecatan
9. Pelat dilakukan finishing dan pemasangan
4.2 Prosedur Benda Kerja Pelat
1.Prosedur Benda Kerja Pelat Pada Job I
Disediakan 1 lembar logam pelat. Dengan ukuran panjang = 2400 mm,
lebar = 1200 mm, tebal = 0,8 mm. Dengan bahan yang sudah dipotong. Pelat
dengan ukuran P= 45 x 75 cm sebanyak 8 lembar untuk raknya, dan ukuran 130 x
15 cm sebanyak 2 lembar untuk tiang rak, ukuran 60 x15 cm sebanyak 2 lembar
untuk scor tiang,dan ukuran 45 x 18 cm sebanyak 2 buah,dan pengecatan pada
setiap bidang dan dilakukan pemasangan .
2.Prosedur Benda Kerja Pelat Pada Job II
Disediakan pelat dengan ukuran panjang = 1.5 x 58 cm pelat di potong dan
di gunakan untuk penjepit pada pinggir kawat jaring.
-
61
Disediakan kawat jaring dengan ukuran 31 x 10 cm,ini di gunakan untuk
membuat penyekat buku dengan bentangan sepeerti gambar bentangtan di bawah
ini.
4 cm 1.5 cm
14,5 cm
5 cm
58 cm
6 cm
16,5 cm
5 cm
Gambar Bentangan pada job II benda kerja I
10.6 cm
8 cm
Gambar 4.3 Bentangan Job II untuk Alas
-
62
4.2.1 Langkah kerja.
A. Langkah Pengerjaan pada Job I (Rak Buku)
1. Alat dan bahan disediakan
2. Pelat dibentangkan,kemudian diukur dengan meteran sehingga pada
selembar pelat didapat dua buah kotak seperti pada gambar bentangan di
bawah ini
Sisa potongan
3. Bentangan diperhitungkan agar dapat menghasilkan benda kerja yang
banyak.
4. Pelat yang telah di lukis dan di ukur tadi di potong dengan mesin
seering,sehingga menghasilkan dua buah bagian seperti pada gambar di
bawah.
-
63
5. Lakukan proses penekukan benda kerja menurut alur garis putus-putus
dengan menggunakan mesin bending sehingga pelat akan membentuk seper
gambar seperti gambar di bawah ini
6. Setelah selesai penekuka dan menghasilkan 8 buah rak, maka lakukan proses
selanjutnya dengan membuat tiang dengan cara mengukur bahan sehingga di
dapat kan dua buah bentangan tiang dengan ukuran 130 x 14.
7. Kemudian lakukan proses pemotongan,untuk pekerjaan selanjitnya gunakan
mesin bending untuk proses penekukan tiang dengan tidak mengtabaikan
ukuran yang telah di tentukan .
-
64
8. Setelah pembuatan tiang selesai maka lanjutkan pekerjaan demgan membuat
penyangga tiang,serta kaki tiang.
9. Untuk pembuatanya gunakan pelat sisa ukur pelat dengan ukuran 6 x4 pada
pelat sisa sehingtga menghasilkan 4 buah potongan dengan 2 potongan
berukuran 6x3 seperti gambar di bawah
10. Potong pela sesuai dengan ukuran sehingga menghasilkan 4 buah bentangan
dan jika bentangan tersebut di tekuk maka akan menghasilkan seperti
gambar i bawah ini
-
65
11. Jika semua komponen telah terbuat maka lakukan pengerjaan perakitan
dengan menggunakan mesin drill dan kelingan.untuk awal perakitan
,rakitlah terlebih dahulu tiangnya.
12. Untuk pekerjaan akhir maka lakukan pemasangan rak pada tiang dengan
pengelingan,kemudian lakukan pengecatan dengan menggunakan soray
gun,sehingga menghsilkan akhir pekerjaan seperti gambar di bawah ini.
-
66
Gambar. 4.1 Rak Buku
B.Langkah Pengerjaan pada Job II (Penyekat buku Dan kotak Memo)
Penyekat Buku
1. Siapkan Semua peralatan dan bahan yang di perlukan.
2. Bentangan pada karton di di gunting menggunakan pisau cutter.
3. Bentangan yang telah di gunting di jadikan mal untuk melukis di
kawat jaring dan pelat, yang di antu dengan penggores.
-
67
4. Bentangan yang telah dilukis pada kawat jaring dan pelat, di
potong sesuai bentuk dan ukuran yang telah dilukis.
5. Untuk Job I, pelat sebagai sekat di tekuk menggunakan bending
manual hingga membentuk sudut 30.
6. Sekat di pasang dan di jepit dengan kuat pada kawat jaring dengan
cara menjepitkannya pada ragum.
7. Setelah keseluruhan sekat di pasang, benda kerja di tekuk
menggunakan bending manual hingga 90.
Gambar 4.2 Penyekat buku job I
Kotak Memo
1. Siapkan peralatan dan bahan yang di perlukan
2. Buatlah bentangan terlebih dahulu dari kertas karton.
3. Setelah itu bentangan tersebut di pindahkan pada pelat jarring dan
kemudian potong pelat hingga membentuk seperti gambar di
bawah ini
-
68
58 cm
4. Kemudian plat di tekuk dan di jepitkan pada kawat jaring di posisi
atas dan di bawah.
5. Setelah selesai maka lakukan pembuatan alas dengan
menggunakan pelat.
6. Potonglah pelat dengan menggunakan mesin sering untuk
pembuatan radius pada gunakan gerinda.
7. Setelah itu lakukan penekukan pada kawat jaring yang telah di jepit
tadi degan menggunakan mesin rooll.
8. Kemudian setelah kawat jaring terbentuk maka tempelkan pada
alas dengan menggunakan klas asitilen.untuk menitipi lubang
bekas pengelasan maka gunakan dempul dan di amplas dengan
rapi.
-
69
9. setelah dmpul kering dan lubang telah tertutupi maka lakukan
pengecatan dengan menggunakn speed .
10. utuk pekerjaa finising panaskan benda kerja hingga
kering,sehingga menghasilkan produk seperti gambar di bawah ini.
GAMBAR 4.3 Kotak Memo JobII
C. Langkah Pengerjaan Oada job III (Meja Computer)
1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang di perlukan
2. Buatlah bentangan terlebih dahulu di atas kertas karton,
3. Setelah Bentangan Jadi pindahkan ukuran pada pelat, dan kemudian
potong lah dengan menggunakan mesin sering..
-
70
5. Kemudian pelt di tekuk sesuai dengan alur ukuran yang telah di
tentukan.dengan menggunakan mesin bending.sehingga
mengthasilkan bentuk seperti berikut.
6. setelah benda kerja berbentuk seperti di atas maka pasanglah engsel,
dan kemudian buat lah penyeko bawah agar posisi meja kokoh.
7. Pembuatan penyekor ini di lakukan dengan cara membuat terlebih
dahulu bentangannya.
8. Dan kemudian bentangan di pindahkan ke pelat lalu potong pelat, dan
di lanjutkan dengan prosese penekukan
-
71
9. Setelah komponen selesai, maka rangkailah komponen tersebut dengan
mengelingkan antara komonen satu dengan yang lainya menggunakan
paku keling.
10. Kemudian jika selelesai perakitan lakukan orosedur berikutnya
dengan mengecat meja tersebut dengan menggunakan spray gun.
11. Pasang lah engsel meja dan ikat dengan dua buah baut.
12. Kemudian jika selesai pasang kan meja ketembok. Dan dengan bentuk
hasil akhir seperti gambar di bawah ini.
GAMBAR 4.4 Meja Laptop
-
72
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan Dan Perencanaan
1.Pembahasan Job I
A. Perencanaan Awal
Di dalam pembuatan rak buku ini ada beberapa hal yang
harus di perhatikan yakni perhitungan bentangan lekukan dan
sebagainya,dan juga kita harus tahu ukuran yang di minta untuk
pembuatan sebuah rak buku denga baik dan enak di pandang mata untuk
gambar bentangannya dapat di lihat pada lampiran.
B. Perhitungan Bentangan
Setelah di hitung maka di dapatkanlah ukuran 1 lembar
pelat akan menghasilkan enam kotak yamg memiliki ukuran:
Panjang = 75 cm
Lebar = 50 cm
Rak ukuran panjang 75 cm dan lebar 55 cm di butuhkan sebanyak
8 buah rak.
75 x 55 =4125 cm
4125x8 =33000 cm
Ukuran lembaran pelat 240 cm x123 cm=29520 cm maka 29520
cm:4125 cm ,di dapat kan 6buah rak maka sisa pelat:
29520 (4125)cm
29520 -24750 =4778 cm
Sedangkan untuk ukuran lembaran pelat yang kedua yang akan di
buat 2 buah rak maka :29520 cm 8250 cm =2,1270 cm
Sisa pelat :21270 cm
Untuk pembuatan sekor penyangga tiang rak sisa pelat lembaran ke
dua tadi 21270 cm
Maka 21270 cm 875 cm =20795 cm
-
73
Sedangkan untuk pembutan sekor yang ke dua yaitu adalah 20395 cm -
875 cm =19520 cm
Susa pelat yaitu adlah 19520 cm.
Untuk pembuatan tiang penyangga rak di butuhkan pelat lembaran
yang lain ;
Panjang tiang 170 cm dan lebar 21 cm banyak tiang 2 buah:
170 cm x 21 cm = 3570 cm
3570 cm x 2 cm = 7140 cm
2. Pembahasan pada Job II
a. Benda kerja I
Untuk membuat job I, ada beberapa bentangan yang dibutuhkan, antara lain :
1. Bentangan untuk kawat jaring, dengan ukuran 31 cm x 14 cm = 434 cm
2. Bentangan untuk sekat, dengan ukuran 58 cm x 1,5 cm = 87 cm
Sedangkan kawat jaring yang di gunakan berukuran 200 cm x 100 cm = 20000
cm. Untuk pengerjaan job I ini di lakukan oleh 21 praktikan,sehingga kawat
jaring yang bersisa menjadi 20000 cm - (21 x 434 cm ) = 10885 cm.
Untuk pelat yang digunakan berukuran 123 cm x 240 cm = 29520 cm. Untuk
pengerjaan job I ini di lakukan oleh 21 praktikan, sehingga pelat yang bersisa
menjadi 29520 cm - (21 x 87 cm )= 27693 cm.
b. Benda kerja II
Untuk membuat job II, ada beberapa bentangan yang di butuhkan, antara lain :
1. Bentangan untuk kawat jaring, dengan ukuran 58 cm x 3 cm = 174 cm
2. 2 buah Bentangan untuk sekat, dengan ukuran 2 (58 cm x 1,5 cm) = 164 cm
3. Bentangan untuk alas Job II, dengan ukuran 10,6 cm x 8,6 cm = 91,16 cm
Sedangkan, kawat jaring yang bersisa dari pengerjaan job I adalah 10885 cm,
Untuk pengerjaan job II ini di lakukan oleh 21 praktikan, sehingga kawat jaring
yang bersisa menjadi 10885 cm - ( 21 x 174 cm ) = 7231 cm.
-
74
Untuk pelat yang bersisa dari pengerjaan job I adalah 27693 cm. Untuk
pengerjaan job II ini dilakukan oleh 21 praktikan, sehingga pelat yang bersisa
menjadi 27693 cm - 21 ( 164 cm + 91,16 cm ) = 22334,64 cm.
2. Pembahasan Pada Job III
Untuk Pengerjaan Pada Job III yaitu adalah pelat yang berukuran 120 x 45
untuk pembuatan meja.
Sehingga pelat yang di nutuhkan adalah 135 untuk panjang sedangkan untuk
lebar yaitu 50 cm.
5.2 Analisis
Praktikum teknik kerja pelat, merupakan pekerjaan membuat bahan atau
benda jadi yang nantinya dapat dipergunakan, kita membutuhkan pengetahuan
yang luas sehingga bila langsung menganalisis suatau bentangan maka akan
dengan cepat kita menerangkannya, bentangan salah satunya dimana bentangan
tersebut harus diawali sehingga dapat mengukur dan melukis pada bentangan
tersebut, melukis bentangan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan .langkah
ini diambil agar pada saat memotong kita akan mendapatkan bagian terbesar
dahulu, kemudian yang sedang dan yang kecil, sehingga sisa pelat akan didapat
lebih sedikit .langkah kedua yaitu pemotongan, lakukan pemotongan pada bidang
yang terbesar lalu diikuti yang sedang. Selanjutnya penekukan, Penekukkan
dilakukan dengan pengurangan ukuran dua kali tebal pelat dari ukuran lebar
sebenarnya, agar setelah ditekuk ukurannya sesuai dengan yang diinginkan
Penggambaran bentangan sebaiknya digunakan penggores dan mistar baja,
agar lukisan pada bentangan dapat lebih jelas.dan pada saat pembuatan lubang
terlebih dahulu diberi tanda menggunakan penitik dengan dipukul oleh
palu.penekukan biasanya dilakukan dengan pengurangan ukuran dua kali tebal
pelat dari ukuran lebar sebenarnya
Pada pemasangan rak perhatikan setiap ujung-ujung pelat, apakah ada
yang tajam atau tidak, jika ada kikir dengan menggunakan kikir kasar. Dan setelah
itu lakukan finishing atau pembersihan pada setiap bidang.
-
75
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.
Adapun didalam praktikum kerja pelat ada beberapa hal yang perlu
disimpulkan, yaitu :
1. Pada kerja pelat diperlukan pengetahuan yang luas untuk perhitungan
bentangan dan tekukkan.
2. Penekukkan dilakukan dengan pengurangan ukuran dua kali tebal pelat dari
ukuran lebar sebenarnya.
3. Untuk menggambar permukaan pelat digunakan penggores agar tanda tidak
hilang.
4. Dilakukan tanda sebelum melakukan pembuatan lubang dengan penitik
6.2 Saran.
1. mencari jumlah bahan yang diperlukan hendaknya diperhitungkan dengan
hati-hati agar tidak terjadi kerugian pelat.
2. Sewaktu menghitung tekukkan, harus diperhatikan secara teliti, agar tidak
terjadi kelewatan atau kekurangan ukuran.
3. Gunakan selalu safeti yang ada, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
4. Gunakan selalu waktu yang dijadwalkan agar pekerjaan selesai sesuai
dengan rencana.
74