1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo...

60
% 10 wrds: 3077 http://sastra.um.ac.id/wpcontent/uploads/2012/01/4Masdukiok.pdf %4 wrds: 1168 https://textid.123dok.com/document/nzww510vzmaknaliteraldanmaknafiguratif.html %2 wrds: 529 https://www.coursehero.com/file/p2i1g8r/Dengandemikianpenerjemahsebagaikomunikatorsek... [Show other Sources:] [Show other Sources:] Plagiarism Detector v. 1053 Originality Report: Analyzed document: 8/25/2019 11:27:16 AM "1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf" Licensed to: Teguh Hidayatul Relation chart: Distribution graph: Comparison Preset: WordtoWord. Detected language: Indonesian Top sources of plagiarism: Processed resources details: 130 Ok / 9 Failed Important notes: Wikipedia: Google Books: Ghostwriting services: Anticheating: [not detected] [not detected] [not detected] [not detected] Excluded Urls:

Transcript of 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo...

Page 1: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan

10 wrds 3077 httpsastraumacidwpshycontentuploads2012014shyMasdukishyokpdf

4 wrds 1168 httpstextshyid123dokcomdocumentnzww510vzshymaknashyliteralshydanshymaknashyfiguratifhtml

2 wrds 529 httpswwwcourseherocomfilep2i1g8rDenganshydemikianshypenerjemahshysebagaishykomunikatorshysek

[Show other Sources]

[Show other Sources]

Plagiarism Detector v 1053 shy Originality Report

Analyzed document 8252019 112716 AM

1 BUKU PENERJEMAHAN 1rtfLicensed to Teguh Hidayatul

Relation chart

Distribution graph

Comparison Preset WordshytoshyWord Detected language IndonesianTop sources of plagiarism

Processed resources details130 shy Ok 9 shy Failed

Important notes

Wikipedia Google Books Ghostwriting services Antishycheating

[not detected] [not detected] [not detected] [not detected]

Excluded Urls

id 1Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 2Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom

id 3Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 4Plagiarism detected 01 httpsbahariskandarblogspotcom

Included Urls

Detailed document analysis1Penerjemah dan Menerjemahkan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan definisi penerjemah dan prosesshyproses di dalam menerjemahkan

11 PenerjemahSiapa dan apa itu penerjemah Secara sederhana definisi penerjemah adalah orang yang memiliki kemampuanuntuk mengalihkan pesan tertulis dari bahasa sumber ke bahasa sasaran Dengan kata lain bahwamenerjemahkan melibatkan dua bahasa yang memungkinkan akan terjadi suatu alih kode Namunmenerjemahkan tidak hanya sekadar alih kode tetapi juga sebuah profesi yang memerlukan pendidikan danpelatihan pada tingkat lanjutan Menurut Nababan (200431) seorang penerjemah yang menekuni pekerjaannya dapat digolongkan ke dalampenerjemah berdasarkan (1) keahlian (2) proses pemahaman dan pemroduksian teks (3) status profesi dan (4)sifat pekerjaan seharishyhari penerjemahNababan (200431) menggolongkan penerjemah berdasarkan keahliannya menjadi lima tipe penerjemah yaitupenerjemah pemula penerjemah lanjutan penerjemah kompeten penerjemah mahir dan penerjemah ahliPenerjemah dilihat dari sudut pandang

cara mereka memahami dan menghasilkan teksdapat dibagi menjadi associate translator subordinated translator compound translator dan coordinatedtranslator Keempat jenis penerjemah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (1) Associate translator adalahpenerjemah yang sematashymata menerjemahkan hanya dengan menghubungkan unsurshyunsur leksikal daribahasa sumber ke unsurshyunsur leksikal bahasa sasaran Karena proses ini didasarkan sepenuhnya pada unsurshyunsur kebahasaan dan tidak menghubungkannya dengan proses mental maka jenis penerjemahan ini tidakmerepresentasikan keseluruhan proses penerjemahan (2) Subordinated translator yaitu penerjemah yangmenerjemahkan dengan menghubungkan proses mental hanya dengan salah satu dari dua bahasa proses yangdilibatkan di sini adalah menghubungkan unsurshyunsur leksikal salah satu bahasa ke unsurshyunsur leksikal bahasayang lain dan kemudian menghubungkannya dengan proses mental (3) Compound translator yaitu penerjemahyang menghubungkan unsurshyunsur leksikal salah satu bahasa dengan repertoir tunggal proses mental dandarinya hubungan dengan unsurshyunsur leksikal dengan bahasa lain dapat ditemukan dan (4) Coordinatedtranslator yaitu penerjemah yang menghubungkan unsurshyunsur leksikal salah satu bahasa dengan repertoirproses mental yang dimiliki sendiri dengan proses mental khusus pada repertoir kedua yang pada akhirnyadihubungkan dengan unsurshyunsur leksikal dari bahasa lain Dengan kata lain bahwa masingshymasing bahasamemiliki cara paham sendiri dan menghasilkan informasi sendirishysendiriLebih lanjut berdasarkan pada cara pandang dan cara menghasilkan informasi ini maka penerjemah dibedakanke dalam penerjemah pemula dan penerjemah ahli Perbedaan antara penerjemah ahli dan pemula adalahbahwa (1) penerjemah ahli mempunyai keterampilan khusus kebahasaan sementara penerjemah pemula tidakmemiliki keterampilan tersebut (2) penerjemah ahli digolongkan ke dalam penerjemah koordinat sementarapenerjemah pemula ke dalam golongan penerjemah kompaun dan subordinat (3)

penerjemah ahli dapat mengendalikan interferensi pada saat dia memahami dan menghasilkaninformasi sementara penerjemah pemula tidak dan (4)

penerjemah ahli cenderung mempertimbangkan penerjemahan pada tataranteks sedangkan penerjemah pemula cenderung pada tataran kataDi lihat dari sudut pandang

status profesinya penerjemah digolongkan ke dalam penerjemah amatir penerjemah semishyprofesional danpenerjemah profesional Penerjemah amatir adalah penerjemah yang melakukan tugas penerjemahan sebagaihobi Sebaliknya penerjemah profesional adalah penerjemah yang menghasilkan

id 5Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom

id 6Plagiarism detected 008 httpsbahariskandarblogspotcom

id 7Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 8Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan terjemahan sebagai suatu profesi Penerjemah

semishyprofesional adalah penerjemah yang melakukan tugas penerjemahan untuk memperoleh kesenangan diriatau hobi dan dampaknya akan mendapatkan imbalan dari hobinya tersebut

Berdasarkan sifat kerja seharishyhari mereka penerjemah digolongkan menjadi penerjemah paruh waktu danpenerjemah penuh waktu Penerjemah paruh waktu biasanya melakukan tugas penerjemahan sebagaipekerjaantambahan Sebaliknya penerjemah penuh melakukan tugas penerjemahan demi uang Pembagian inimenyiratkan bahwa penerjemah paruh

waktu dapat disebut penerjemah semishyprofesional sedangkan penerjemahpenuh dapat disebut penerjemah profesional Penggolongan penerjemah di dalam menekuni pekerjaan sebagaimana tersebut di atas digunakan penelitisebagai acuan untuk menjelaskan kategori penerjemah di dalam penelitian ini dan hubungannya terhadapkualitas hasil terjemahan yang dihasilkan

12 MenerjemahkanSumarno (199713) mengatakan bahwa proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan olehseorang penerjemah pada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelummenerjemahkan suatu teks seorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yang dimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatan yangdilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2) pengalihan pesan dan (3)restrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Nababan di atas bila dicermati lebih lanjut memiliki kesamaangagasan mengenai proses penerjemahan yang telah dinyatakan oleh Sumarno dan Nida dengan membagiproses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1) analysis (2) transfer dan (3) restructuringLebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiTahap AnalisisSebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemah selalu dihadapkan padateks bahasa sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahap analisis ini yangdapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks bahasa sumber (Nababan 200325shy26)Kegiatan membaca teks bahasa sumber dimaksudkan untuk memahami isi teks bahasa sumber Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasaitu (Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Tahap Pengalihan (Transfer)Seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuk semua kata frasa klausakalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padanan ini terjadi di batin seorang

id 9Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 10Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 11Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 12Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

penerjemah (Sumarno 200317) Kata frasa klausa kalimat dan bahkan seluruh wacana tersebut dicarikanpadanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karena kadangshykadang terdapatungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran dan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasa sasaranDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Tahap Penyelarasan (Restructuring)Tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno 2003 17) yaitu setelah penerjemahmenemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemah harus menuangkan semua padanantersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebut ungkapanshyungkapan di dalam bahasasasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan atau penyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikan oleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai didalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yang ditentukan oleh penerimanya Proses penerjemahan yang telah diuraikan di atas dijadikan sebagai referensi di dalam penelitian ini dalammengungkapkan proses penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah dan hubungannya dengan kualitasterjemahan yang dihasilkan

ReferensiNababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Sumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003Surakarta

id 13Plagiarism detected 062 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 14Plagiarism detected 014 httpswwwcourseherocomfile393

id 15Quotes detected 002 in quotes

id 16Plagiarism detected 008 httpswwwcourseherocomfilep2i + 3 more resources

2Jenisshyjenis Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan jenisshyjenis penerjemahan kelebihan dan kekurangan masingshymasing jenispenerjemahan tersebut

Ada beberapa jenis

penerjemahan yang perlu dipahami oleh setiap penerjemah Jenisshyjenis penerjemahan yang dimaksud adalahpenerjemahan kata demi kata penerjemahan bebas penerjemahan harfiah penerjemahan dinamikpenerjemahan estetikshypuitik penerjemahan komunikatif penerjemahan semantik penerjemahan etnografikpenerjemahan pragmatik dan penerjemahan linguistik Pada saat menerjemahkan suatu teks penerjemahbiasanya tidak hanya menggunakan satu jenis penerjemahan saja ia bisa menggunakan berbagai jenispenerjemahan sesuai dengan materi dan model atau jenis teks yang diterjemahkan misalnya teks puisi teksilmiah prosa inspiratif dan sebagainyaMakna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam Bsa yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang adadalam bahasa sumber Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemah yang baik harus mampumenganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalam tataran leksikal frasakalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalam bahasa sasaranJenisshyjenis penerjemahan sebagaimana di atas memiliki beberapa kelebihan dan kelamahan apabiladiterapkan di dalam proses penerjemahan Adapun beberapa kelebihan dan kelemahan tersebut diuraikansebagai berikut

1)

Penerjemahan Kata demi KataPenerjemahan kata demi kata adalah suatu penerjemahan yang masih terikat pada tataran kata seperti yangada dalam Bsu sehingga jenis penerjemahan ini masih dikatakan mempertahankan bentuk Bsu ke dalam BsaCatford (197425) menjelaskan bahwa penerjemahan kata demi kata masih

ldquo hellip rankshybound at word rankrdquo

Ini mengisyaratkan bahwa bentuk dan tata urutan kata dalam Bsa terikat penuh oleh tata urutan kata Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahsifatnya yang mampu menghadirkan presisi terjemahan yang mensyaratkan suatu susunan kata dalam kalimatterjemahan sama persis dengan susunan kata dalam kalimat aslinya Dalam penerjemahan ini penerjemahhanya berusaha mencari padanan kata Bsu ke dalam Bsa tanpa mengubah strukturnya Jadi penerjemahan inihanya bisa dilakukan jika antara Bsu dan Bsu mempunyai kaidah dan struktur yang sama Kelemahan dari jenis penerjemahan ini adalah ketidakmampuannya di dalam menerjemahkan jenis teks bahasayang mempunyai bentuk frasa dan kalimatshykalimat yang lebih kompleks Penerjemahan jenis ini sebaiknyadihindari karena hasilnya akan sulit dipahami dan tampak kaku Sebagai gambaran mengenai jenispenerjemahan ini bisa dilihat contoh sebagai berikutBsu Two third of the applicants are interested in studying technology management

Bsa Dua ketiga dari itu pelamarshypelamar adalah tertarik dalam mempelajari teknologi manajemen (Nababan200330shy31)

Terjemahan diatas urutan kata demi katanya masih terikat dengan urutan kata demi kata seperti dalam Bsukarena itu terjemahan itu tampak tidak wajar dan tidak berterima dalam Bsa sehingga maknanya sulit dipahami

id 17Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 18Plagiarism detected 002 httpslinguashybahasablogspotcom + 3 more resources

id 19Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 20Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfile393

2 Penerjemahan BebasPenerjemahan bebas asalah penerjemahan yang tidak terikat lagi pada tataran kata demi kata dan kalimattetapi lebih cenderung mencari padanan makna menurut bentuk yang berterima dalam Bsa (Nababan 200331)

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahkesetiaannya pada pesan yang terkandung dalam bahasa sumber Penerjemah bebas berusaha mengalihkanmakna dalam Bsa dengan berbagai macam cara tetapi ia tidak boleh mengurangi atau menambah informasibaru yang tidak terdapat dalam Bsu Ungkapan idiomatik dan peribahasa seringkali diterjemahkan ini adalahsebagai berikutBsu Killing two birds with one stoneBsa Menyelam sambil minum air Terjemahan seperti tampak di atas katashykata yang digunakan tidak lagi terikat pada katashykata yang digunakandalam Bsu Walaupun demikian makna

yang ada dalam Bsu dan Bsamasih sepadan karena tidak ada makna yang hilang atau berkurang dalam Bsa Jenis penerjemahan ini lebihmementingkan isi daripada padanan kata dan bentuk kalimat Jadi penerjemahan bebas lebih menekankan padakesetiaan makna yang disampaikan dalam berbagai bentuk yang wajar dan berterima dalam BsaKelemahan dari jenis penerjemahanini adalah sifatnya yang sering tidak terikat pada pencarian padanan kataatau kalimat tetapi pencarian padanan itu cenderung terjadi pada tataran paragraf atau wacana Penerjemahharus mampu menangkap amanat dalam bahasa sumber pada tataran paragraph atau wacana secara utuh dankemudian mengalihkan serta mengungkapkannya dalam bahasa sasaran Hal itu sukar dilakukan terutama olehpenerjemah yang belum berpengalaman

3) Penerjemah harfiahPenerjemahan harfiah bisa dikatakan terletak diantara penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebasPenerjemahan ini mulashymula seperti penerjemahan kata demi kata tetapi kemudian diadakan perubahanshyperubahan seperlunya mengenai tata bahasa sesuai dengan tata bahasa yang berlaku dalam Bsa (Nababan200332) Urutan kata dalam penerjemahan harfiah tidak lagi persis sama seperti dalam Bsu tetapi urutan katashykatanya sudah disesuaikan dengan struktur

Bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan inibahwa penerjemahan harfiah sudah melakukan penyesuaian bentuk dalam Bsa Sebagai contoh penerjemahanharfiah bisa dilihat terjemahan berikutBsu His hearth is in the right placeBsa Hatinya ada ditempat yang benarTerjemahan di atas adalah terjemahan harfiah dimana terjemahan ini masih terikat pada katashy

kata seperti yang ada dalam Bsutetapi susunan katashykata dalam terjemahan tersebut telah disesuaikan dengan gramatikal BsaKelemahan dari jenis penerjemahan ini adalah sifatnya yang berubahshyubah secara mendadak dan cenderungtidak setia Sekali waktu jenis ini melakukan proses rankshyboud translation dengan tetap pada tataran (rank) yangsama (morpem kata klausa atau kalimat) dan suatu saat akan sangat melebar menjadi unbounded translationsehingga akan sukit dikontrol

4) Penerjemahan DinamikPenerjemahan dinamik adalah penerjemahan yang berusaha mencari padanan makna dengan menggunakanungkapanshyungkapan yang wajar dalam Bsa Maka penerjemahan ini sering juga disebut sebagai penerjemahanwajar (Nida dalam Soemarno 19976) Kelebihan dari jenis ini bahwa penerjemahan ini selalu mencari padanan makna yang selalu dikaitkan dengankonteks budaya Bsa Segala sesuatu yang berbau asing atau kurang bersifat alami baik yang menyangkutbudaya maupun dalam pengungkapannya dalam Bsa sedapat mungkin dihindari Suryawinata (dalamSoemarno 19976) menjelaskan bahwa di dalam penerjemahan dinamik ini penerjemah mencari padanan atauekuivalen

id 21Plagiarism detected 007 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 22Quotes detected 093 in quotes

id 23Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom + 4 more resources

yang sedekat mungkindengan teks aslinya dalam Bsu tidak kata demi kata atau kalimat demi kalimat tetapi harus memperhatikanmakna tekssecara keseluruhan Penerjemahan dinamik sangat memperhatikan kekhususan masingshymasing bahasaSebagai contoh bisa dilihat trjemahan sebagai berikutBsu The author has organized this book since 1995Bsa Penulis telah menyusun buku ini sejak tahun 1995 (Nababan 200334)Untuk menghindari ketidakwajaran terjemahan maka kata organized yang sebenarnya bermakna

lsquomengorganisasi lsquo oleh penerjemah telah dialihkan menjadi lsquomenyusunrsquo dalam Bsa Hal ini dilakukan untukmembuat terjemahan itu terkesan wajar dalam BsaKelemahan dari jenis terjemahan ini adalah ketidaktaatan atau ketidaksetiaan pada bentuk Hal ini karena jenisini sangat mengutamakan pengalihan amanat bahasa sasaran

5) Penerjemahan EstetikshyPuitikPenerjemahan estetikshypuitik adalah penerjemahan yang biasanya dilakukan untuk menerjemahkan karyashykaryasastra seperti puisi prosa dan drama yang menekankan konotasi emosi dari gaya bahasa Penerjemah tidakhanya menekankan pada penyampaian informasi tetapi juga menekankan pada masalah kesan emosi dangaya bahasa dengan mempertimbangkan keindahan bahasa sasaran (Nababan 200335) Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang tidak hanya pada masalahpenyampaian informasi saja namun juga pada penekanan konotasi emosi dan gaya bahasaKelemahannya adalah bahwa jenis penerjemahan ini sangat sulit untuk dilaksanakan karena sastra suatubahasa sangat berbeda dengan sastra bahasa yang lain demikian pula budaya yang melatarbelakanginyaBisa pula dikatakan bahwa untuk menerjemahkan karya sastra sangat dilematis Jika penerjemah harusmempertahankan isi pesan yang ada dalam Bsu ke dalam Bsa berarti ia akan mengorbankan bentuknya Disisi lain ketika penerjemah harus mempertahankan bentuk dan keindahan bahasanya itu berarti penerjemahharus mengorbankan isinya Secara ekstrim ada pakar penerjemahan yang mengatakan bahwa penerjemahankaryashykarya sastra seperti puisi syair gurindam dan sebagainya tidak mungkin bisa dilakukan Pendapat itubenar adanya karena sebenarnya keindahan yang ada pada bahasa satu berbeda dengan keindahaan dalambahasa lain Sebagai gambaran tentang penerjemahan estetikshypuitik bisa dilihat contoh berikutSenja di Pelabuhan KecilIni kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang rumah tua pada ceritatiang serta temali kapal perahu tidak berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpauthelliphelliphelliphelliphellip(oleh Chairil Anwar)This time no onersquos looking for lovebetween the sheds the old house in the makeshybelieveof poles and ropes A boat a prau without waterpuff and blows thinking therersquos something it can catchhelliphelliphelliphelliphellip(Translated by Burton Raffel dalam Kasbolah 199012)Terjemahan tersebut adalah terjemahan puisi

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa InggrisMakna dalam Bsu tampaknya bisa disampaikan dengan baik oleh penerjemah ke dalam Bsa meskipun nampakbahwa gaya atau style penerjemah di dalam menerjemahkan puisi tersebut berbeda dan pada ujungnyamempengaruhi nuansa keindahan puisi yang diterjemahkan Ini menunjukkan bahwa menerjemahkan puisi sulitdilakukan ke dalam bahasa lain karena keindahan dalam bahasa yang satu belum tentu indah dalam bahasayang lain

6) Penerjemahan KomunikatifNewmark (198162) mengemukakan pandangannya tentang fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi melaluipernyetaannya sebagai berikut

id 24Quotes detected 007 in quotes

id 25Quotes detected 0 in quotes

id 26Quotes detected 0 in quotes

id 27Plagiarism detected 037 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 28Plagiarism detected 102 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

ldquohelliptranslation is basically a means of communication ora manner of addering one or more persons in the speaker presencerdquoSementara itu Soemarno (19977) menjelaskan bahwa penerjemahan komunikatif adalah bentuk penerjemahanyang selalu berusaha untuk menimbulkan

lsquoefekrsquopada pembaca terjemahan seperti

lsquoefekrsquoyang

dirasakan oleh pembaca asli pada waktu mereka membaca teks aslinya Dengan demikian penerjemah sebagai komunikator sekaligus mediator antara penulis teks asli denganpembaca terjemahan harus menyampaikan pesan kedalam Bsa yang sedapat mungkin sama dengan pesanyang ada dalam Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah fungsi utamanya sebagai suatu alat untuk menyampaikan ataumengungkapkan suatu gagasan atau perasaan orang lain Jenis ini juga menaruh perhatian akan pentingnyasemua unsur di dalam proses penerjemahan yaitu unsurshyunsur seperti bahasa sumber dan bahasa sasaranbudaya penulis teks asli penerjemah keefektifan bahasa terjemahandan pembaca terjemahanBerikut adalah contoh penerjemahan komunikatifBsu awas anjing galakBsa Beware of the dog (bukan Beware of the viciousdog)(Nababan200341)

Kelemahan dari jenis penerjemahan ini bahwa persyaratan yang ketat agar bahasa terjemahan mempunyaibentuk makna dan fungsi Hal ini perlu mendapatkan perhatian karena ada kemungkinan suatu kalimat sudahbenar secara sintaksis tetapi maknanya tidak logis atau bentuk dan maknanya sudah benar namunpenggunaannya tidak tepat seperti contoh di bawah ini1 I told that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini salah meskipun maknanya logis)2 I told the star that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini bnar tetapi maknanya tidak logis)

7) Penerjemahan semantikNewmark dalam Soemarno (19977) menegaskan bahwa penerjemahan semantik berusaha untukmengalihkan makna kontekstual Bsu yang sedekat mungkin kedalam struktur sintaksis dan semantik BsaSenada dengan itu Nababan (200344) menjelaskan bahwa penerjemahan semantik terfokus pada tatarankata dengan tetap terikat pada budaya Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah lebih berfokus atau berpenekanan yang kuat dan ketat padapencarian padanan pada tataran kata yang terikat pada budaya bahasa sumberSebagai gambaran penerjemahan jenis ini bisa dilihat contoh berikut1 Konteks ALecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Mr Jackson My name is Rudi Hartono 2 Konteks BLecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Jackson My name is Rudi Hartono

Dalam dua dialog di atas student menggunakan dua kata yang berbeda yaitu Mr Jackson dan JacksonDigunakan dua kata ini sangat dipengaruhi oleh konteks budaya bahasa sasaran dan bahasa sumber MrJackson pada konteks A digunakan dalam situasi formal sedangkan Jackson pada konteks B digunakandalam situasi yang akrab Oleh karena itu kata Mr Jackson pada konteks A mestinya dialihkan ke dalam bsa

id 29Quotes detected 002 in quotes

id 30Plagiarism detected 003 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 31Quotes detected 003 in quotes

id 32Plagiarism detected 013 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 33Plagiarism detected 041 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 34Quotes detected 0 in quotes

id 35Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 36Quotes detected 0 in quotes

id 37Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 38Quotes detected 0 in quotes

id 39Plagiarism detected 064 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

menjadi

lsquoPak Jackson atau Prof Jacksonrsquo

sedangkan kata Jackson pada konteks B mestinya dialihkan menjadi

lsquopak (bukan langsung menyebut nama Jackson secara langsung)rsquo

Kelemahan dari penerjemahan semantik adalah kelemahan pada saat menerapkannya karena keterikatanpenerjemah pada budaya bahasa sumber pada saat dia melakukan tugasnya Padahal bahasa yang melatarbelakangi bahasa sumber dan bahasa sasaran pasti berbeda Akibatnya penerjemahan tipe ini seringkali sulitditerapkan

terutama dalam menerjemahkan katashykata yang bermakna abstrak atau subjektif

8) Penerjemahan EtnografikPenerjemahan etnografik adalah suatu jenis penerjemahan yang berusaha mengalihkan pesan dari Bsu kedalam Bsa yang sangat dipengaruhi oleh faktorshyfaktor budaya Brislin dalam Soemarno (19975) menjelaskanbahwa tujuan penerjemahan ini adalah untuk menjelaskan konteks budaya Bsu dan bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah kelengkapan register di dalam karya terjemahan tersebut dimanaada dua pilihan kata dengan mencarikan padananya ataukah menulis kata bsa dan anotasinya Kesulitan utama yang dihadapi penerjemah dalam penerjemahan jenis ini adalah kesulitan dalammengidentifikasi suatu bentuk ungkapan budaya dan kemudian menemukan padanannya yang sesuai dalambsa Tidak jarang suatu istilah budaya dalam suatu masyarakat atau bangsa tidak dapat ditemukanpadanannya dalam Bsa Sebagai contoh kata

lsquomodinrsquo

lsquomitonirsquo

dan

lsquotingkebanrsquo

adalah istilahshyistilah budaya jawa yang tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasa Inggris atau bahasaLainnya Bila istilah budaya ini tidak dapat ditemukan padanannya dalam Bsa maka penerjemah harus bisamenentukan sikap untuk mengambil keputusan apakah istilah akan dicarikan padanannya yang terdekat dalamBsa atau istilah budaya itu ditulis lagi dalam Bsa kemudian memberi anotasi atau bahkan istilah itudisampaikan dalam bentuk parafrasa dalam Bsa Keputusan itu tentunya tergantung pada kemampuanpenerjemah dalam memahami makna dari istilah budaya itu dalam Bsu

9 Penerjemahan PragmatikPenerjemahan pragmatik mengacu pada pengalihan amanat dengan mementingkan ketepatan penyampaianinformasi dalam bahasa sasaran yang sesuai dengan informasi yang terdapat dalam bahasa sumber(Nababan 200334) Maksud dari penerjemahan ini adalah memberikan penjelasan atau informsi yang

id 40Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 41Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 42Quotes detected 002 in quotes

id 43Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

selengkapshylengkapnyaKelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang cukup dalam dan lengkap padapengalihan informasi atau fakta (misal dalam terjemahan dokumenshydokumen teknik niaga administrasipemerintahan) Dan bahkan bila diperlukan penerjemah harus menambah beberapa informasi untuk membuatterjemahannya lebih jelasKelemahan dari jenis ini adalah bahwa penerjemahan pragmatik tidak begitu memperhatikan aspek bentukestetik bahasa sumber Masalah bentuk bahasa kurang diperhatikan karena yang dipentingkan adalahpengalihan informasi yang selengkapshylengkapnya

10 Penerjemahan linguistikPenerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya berisi informasi linguistik yang implisit dalam bahasasumber yang dijadikan ekplisit dan yang dalam perubahan bentuk dipergunakan transformasi balik dan analisiskomponen utama (Nababan 200337) Dalam penerjemahan ini penerjemah hanyamenemukan informasilinguistic sepertimorfem kata frasa klausa dan kalimat Informasi tersebut tersirat di dalam bahasa sumberyang kemudian dijadikan tersurat dalam bahasa sasaran

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahketepatan terjemahan bila diterapkan jika terdapat ketaksaan dalam bahasa sumber baik pada tataran katafrasa klausa atau pun pada tataran kalimat khususnya kalimat kompleks Kelemahan dari jenis ini adalah pensyaratan mutlak pada penerapan transformasi balik dan analisis komponenmakna dalam penerjemahan Hal ini menjadi sulit karena ada kemungkinan penerjemah berhadapan dengandua buah kalimat bahasa sumber yang mempunyai struktur lahir yang sama tetapi struktur batin kedua kalimatitu berbeda satu sama lain Untuk mengatasi ketaksaan tersebut penerjemah harus menganalisis dalam kalimatdengan bantuan analisis sintaktikal dan kontekstual

ReferensiCatford JC 1974

A Linguistic Theory of Translation London Oxford UniversityPress

Kasbolah K 1990 Linguistics and Literature a Translation Analysis of

ldquo Senja di Pelabuhan Kecilrdquo Unpublished paper Malang IKIP Malang

Nababan M Rudolf 2003 Teori Menerjemah Bahasa InggrisYogjakarta Pustaka Pelajar

Newmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

Sumarno Thomas 1997 Sedikit Catatan Mengenai Teori Penerjemahan Makalah dalam seminar sehari diPusat Bahasa UNS Surakarta UNS

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam seminar Nasional I tentang Semantik sebagaiDasar Fundamental Pengkajian Bahasa Surakarta UNS

id 44Plagiarism detected 028 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 45Quotes detected 0 in quotes

id 46Quotes detected 0 in quotes

id 47Quotes detected 0 in quotes

id 48Quotes detected 001 in quotes

id 49Quotes detected 001 in quotes

id 50Quotes detected 0 in quotes

3Makna dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan maknashymakna di dalam penerjemahan

Makna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam bahasa sasaran (Bsa) yang sedekatshydekatnya sama denganmakna yang ada dalam bahasa sumber (Bsu) Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemahyang baik harus mampu menganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalamtataran leksikal frasa kalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalambahasa sasaranKajian mengenai makna ini termasuk dalam ranah semantik Dalam studi semantik istilah makna bermacamshymacam yakni meaning sense denotation designation reference dan information (Edi Subroto 19991)Menurut Edi Subroto yang dimaksud dengan meaning (diterjemahkan menjadi arti) adalah bentuk pengetahuankognitif yang terdapat di dalam bahasa yang terdapat dan distrukturkan di dalam dan oleh sistem bahasa yangdipahami lebih kurang sama oleh para penutur dalam kegiatan berkomunikasi secara umum dan wajar Haltersebut berarti bahwa arti itu dipahami oleh pengguna bahasa secara empirik berdasarkan kemampuankognitifnya sejak mulai belajar dan menguasai bahasa Dengan penguasaan arti secara empirik dan kognitif ituseorang penutur mampu melakukan pembahasaan atau simbolisasi secara verbal akan sebuah referent yangada disekitarnya Sejumlah referent yang secara faktual barangkali berbedashybeda namun memiliki sejumlah cirikonseptual yang sama akan dibahasakan dengan unit leksikal yang sama Sebagai contoh sebuah unit leksikaldengan nama

lsquokursirsquo meskipun secara empirik ditangkap adanya sejumlah benda yang disebut kursi yang memiliki cirishycirikonseptual yang berbedashybeda baik dalam hal bahannya wujudnya jumlah kakinya namun secara bersamadapat disimbolkan dengan unit leksikal yaitu

lsquokursirsquoKemudian yang dimaksud dengan designation (designasi) dan denotation (denotasi) adalah bagian dari arti yangditentukan oleh sistem bahasa dan tidak bergantung pada situasi yang khas dari sebuah tuturan Designasi dandenotasi ini mempunyai maksud yang serupa dengan istilah meaning di atas Sementara itu yang dimaksuddengan reference (referensi) adalah bagian dari arti yang bergantung pada situasi pemakaiannya danbergantung pada wujud tuturannya Dalam arti bahwa referensi adalah suatu bentuk penunjukkan dalamkegiatan berbahasa yang nyata yang bersifat tertentu dan bergantung pada konteks Misalnya

lsquokursirsquodan

lsquokursi itursquomengandung maksud yang berbeda Yang pertama berkaitan dengan konsep denotasi yaitu mengacu padagolongan entity (maujud) yang dipersepsikan sama sebagai kursi dan sebaliknya

lsquokursi itursquotermasuk proses referensi karena hanya menunjuk pada

lsquokursirsquo

id 51Plagiarism detected 037 httpstextshyid123dokcomdocument

id 52Quotes detected 002 in quotes

id 53Plagiarism detected 308 httpstextshyid123dokcomdocument + 3 more resources

tertentu saja Hal berikutnya adalah sense Edi Subroto memadankan istilah sense ini dengan makna yaitu arti sebuah butirleksikal atau sebuah tuturan kalimat berdasarkan konteks pemakaian situasi yang melatarinya dan intonasinyaDengan demikian kalau arti (sebagai padanan meaning) itu bersifat dasar maka makna itu sudah bersifatspesifik karena dirambushyrambui oleh struktur oleh konteks pemakaian oleh intonasi dan oleh latar yangmelingkupinya Misalnya kata baru Untuk mengetahui makna baru ini harus dikaji kemungkinannyaberkombinasi atau disubstitusi dengan leksemshyleksem lain misalnya lama usang tua dan sebagainyaSementara itu Lyons (1995124) menyatakan bahwa sense hanya dapat diterangkan dalam konteks hubunganmakna antara leksem yang satu dengan leksem yang lain atau antara ekspresi yang satu dengan ekspresi yanglain di dalam sistem bahasa yang sama Berkaitan dengan itu Lyons menggunakan konsep hubungankombinatorial dan substitusional untuk menentukan makna sebuah leksem Hubungan tersebut sering disebutdengan hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik Hubungan sintakmatik merupakan hubungan linier antara unsurshyunsur bahasa dalam tataran tertentu misalhubungan antara saya bermain dan kelereng dalam kalimat Saya bermain kelereng Hubungan itu dikatakanhubungan in praesentia Sementara itu hubungan paradigmatik merupakan hubungan antara unsurshyunsurbahasa dalam tataran tertentu dengan unsurshyunsur lain di luar tataran itu yang dapat dipertukarkan misal dalamkalimat saya bermain kelereng Antara saya dan dengan dia mereka dsb dapat dipertukarkan Hubunganantara unsurshyunsur itu dikatakan hubungan in absentia Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Dengan kata lain sense atau makna memiliki peran yang penting didalam penerjemahanLebih lanjut pengertian makna dapat dilihat pada pengertian makna literal dan makna figurative yaitu yang

mengarah pada pembedaan di dalam sistem kebahasaan untuk menganalisis makna suatu bahasa Contohdari pembedaan makna di atas dapat dilihat di dalam kalimat berikut The ground is thirsty Kalimat ini memilikimakna berkias Kata ground sendiri memiliki makna literal namun kata ground atau tanah dapat dipahamibahwa ground itu tidaklah hidup oleh karenanya ground tidak memerlukan minuman atau merasakan hausPembaca kalimat tersebut akan secara langsung menolak suatu interpretasi literal dan secara pasti akanmenginterpretasikan bahwa katashykata tersebut yang dimaksud adalah The ground is dry suatu analogi yangmengarah pada kondisi yang menimbulkan rasa haus pada manusia atau binatang Begitu pula di dalamcontoh kalimat yang diucapkan sebagai berikut

ldquoItrsquos raining cats and dogsrdquo

Kalimat ini memiliki makna literal pada masingshymasing katanya namun bagi pendengar akan secara langsungmenolak interpretasi literal tersebut karena dirasakan tidak sesuai namun pendengar akan memilih interpretasifiguratif dari tuturan tersebut yang dibantu oleh suatu konteks bahwa yang dimaksud di dalam tuturan tersebutadalah kondisi atau keadaan hujan derasMenurut Motsch amp Pasch (198735) makna harfiah ialah makna ujaran yang konteks ujarannya tidakmembawa kepada penafsiran semula terhadap makna tertentu dari segi tatabahasa bagi kata atau ungkapanitu Disini juga makna harfiah itu berada pada suatu konteks namun tidak dipengaruhi oleh konteks tersebutSementara itu Searle (1979 132) membuat perbedaan antara makna penutur makna kalimat dan maknaharfiah Menurut Searle makna harfiah berada dalam domain makna kalimat dan makna penutur bergantungpada makna kalimat Searle mengungkapkan bahwa makna harfiah berada pada suatu konteks Menurut Israel (20041) makna literal merupakan makna lugas dan termasuk ke dalam jenis makna yangpaling sederhana yang bersifat langsung harfiah dan menerapkan aturan tatabahasa sewajarnya (ordinaryrules of grammar) dalam arti bahwa makna leksikal tersebut tidak memerlukan penambahan imajinasiinferensi maupun gaya bahasa Makna literal tersebut terletak di dalam kata itu sendiri Sementara itu Turner(1991147) memberikan konsep pemahaman makna literal di dalam hubungan antara bahasa pemikiran danrealitas Menurut Turner makna leksikal mengabaikan peranan imajinasi di dalam konstruksi maknakeseharian berhubungan dengan suatu kebenaran dan pemikiran di satu sisi dan bertentangan dengankebohongan dan khayalan di sisi yang lain sebagaimana yang dinyatakan sebagai berikutThe real world is exhaustively literal literal language refers to it literalconcepts mirror the literal world literal language evokes literal conceptsSeparate from all this so the folk theory runs there are mental imaginativeconnections that are false they are expressed in figurative nonshyliterallanguage or literally false language we must transform the meaning of this

language in order to arrive at interpretations of it that can be literal and true

Makna leksikal tersebut tidak secara tibashytiba berdiri sendiri namun keberadaannya tetap di dalam suatukalimat atau paragraf namun memiliki makna yang terbebas dari konteks atau tidak dipengaruhi oleh suatukonteks Di dalam suatu tuturan yang panjang misalnya di dalam sebuah novel makna literal mungkin berupasuatu cerita narasi biasa saja yang terbebas atau tidak memiliki asosiasi moral politik estetik atau asosiasisimbolik lain yang ingin disampaikan Saeed (200015shy17) menyatakan bahwa perbedaan antara makna literal dan makna figuratif dapat dilihat didalam penggunaan bahasa yang literal dan nonshyliteral Penggunaan bahasa yang literal mengarah pada suatukeadaan yaitu pembicara yang mengungkapkan tuturan secara netral dan secara faktual tepat sedangkanpenggunaan bahasa yang nonshyliteral mengacu pada suatu keadaan yaitu pembicara secara berlebihshylebihanmenggambarkan sesuatu dengan istilahshyistilah atau katashykata yang tidak benar (untrue) dan tidak mungkin(impossible) yang tujuannya untuk mendapatkan efek khusus Lebih lanjut Saeed memberikan contoh sebagaiberikuta Irsquom hungryb Irsquom starvingc I could eat a horseDi dalam contoh tersebut bahwa pada kondisi atau keadaan lapar pembicara mungkin secara literal akanmengungkapkan tuturan sebagaimana poin a atau juga secara nonshyliteral seperti pada poin b dan c Di sininampak bahwa di dalam penggunaan bahasa nonshyliteral pembicara menggeser makna suatu kata untukkemudian disesuaikan dengan kondisi yang baru Pergeseran atau penyimpangan bentuk ungkapan bahasaini menurut Gorys Keraf (2002113) disebut dengan gaya bahasa (figures of speech) yaitu caramengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ataupengguna bahasa Pemakaian dengan cara yang khas tersebut ditandai oleh adanya penyimpangan daripemakaian bahasa lumrahPenggunaan gaya bahasa sering terjadi di dalam dunia sastra sebab katashykata harfiah memiliki keterbatasanDengan mengandalkan makna harfiah semata dalam mendeskripsikan suatu objek atau ide seorangpengarang akan menemui halangan Dengan gaya bahasa seorang pengarang dapat memperkaya maknasehingga pengarang dapat menyampaikan pesan yang diinginkan secara lebih leluasaSementara itu menurut Ratna (2009164) figures of speech disebut juga dengan majas yaitu pilihan katatertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan MenurutRatna secara umum majas dibedakan menjadi empat macam yaitu a) majas penegasan b) perbandingan c)pertentangan d) dan majas sindiran Beberapa jenis majas dibedakan lagi menjadi subjenis lain sesuai dengancirinya masingshymasing Secara tradisional bentukshybentuk tersebut disebut dengan gaya bahasa Namundemikian di dalam perkembangan kontemporer majas hanyalah bagian kecil dari gaya bahasa Majas dengandemikian merupakan penunjang unsurshyunsur yang berfungsi untuk melengkapi gaya bahasa Dengan kalimatlain gaya bahasa jauh lebih luas daripada majas Pada saat menganalis sebuah karya sastra tidak terhitungjenis gaya bahasa yang timbul yang harus dibicarakan seperti panjang pendeknya kalimat tingkatan bahasatinggi dan rendah penggunaan katashykata serapan penggunaan kosakata daerah dan sebagainya Gayabahasa juga meliputi carashycara penyusunan struktur intrinsik secara keseluruhan seperti plot tokoh kejadiandan sudut pandang Tidak ada suatu pemahaman apa pun tanpa adanya carashycara tertentu yang berbedaDemikian juga tidak ada karya sastra tertentu tanpa gaya bahasa tertentu Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat dipahami bahwa makna leksikal atau seringdisebut dengan makna harfiah adalah makna yang sebenarnya makna yang sesuai dengan hasil observasiindra kita makna apa adanya atau makna kalimat yang bebas dari konteks yang melatarinya sedangkanmakna figuratif atau makna kiasan adalah makna bahasa berkias yang dapat menghidupkanmeningkatkanefek dan menimbulkan konotasi tertentu Makna figuratif ini merujuk pada kata atau kelompok kata yangdilebihshylebihkan atau diubah makna sebenarnya yang dibantu oleh suatu konteks Makna figuratif ini dapatberupa suatu metafora simile personifikasi litotes ironi sinekdot eufemisme repetisi anafora pleonasmeantitesis alusio klimaks antiklimaks satire pars pro toto totem pro parte ataupun paradoks

Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Makna dalam penerjemahan tidak hanya bisa dirunut dari kata per katasecara individual tetapi makna dalam penerjemahan harus dilihat dari rangkaian antarkata yang saling berkaitansecara utuh yang terbungkus dalam suatu prosodi atau dengan situasi tempat katashykata itu digunakan(Soemarno 19992) Dengan kata lain bahwa makna yang dibahas di dalam penerjemahan adalah maknashymakna yang langsung berhubungan dengan makna yang terdapat dalam teksDalam penerjemahan ada banyak jenis makna di antaranya adalah sebagai berikut

id 54Quotes detected 0 in quotes

id 55Quotes detected 0 in quotes

id 56Quotes detected 0 in quotes

id 57Plagiarism detected 002 httpscholarunandacid1679

id 58Quotes detected 0 in quotes

id 59Quotes detected 0 in quotes

id 60Quotes detected 004 in quotes

1) Makna LeksikalMakna leksikal adalah makna yang belum dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan Jadi maknaleksikal adalah makna apa adanya seperti yang ada dalam kamus (Soemarno 19993) Makna tersebut terdapatdalam kata benda (noun) kata kerja (verb) kata sifat (adjective) dan kata keterangan (adverb)Dalam proses penerjemahan penerjemah bisa mencari padanan makna yang mempunyai cirishyciri fisik yangsama dalam bahasa sasaran Tetapi dalam penerjemahan seringkali para penerjemah mendapat kesulitan untukmenemukan padanan yang betulshybetul sama persis Hal ini disebabkan karena makna dalam suatu bahasa yangselalu mengikuti perkembangan budaya suatu bangsa Dalam kaitannya dengan penerjemahan Soemarno (19993) mengelompokkan katashykata bermakna leksikal kedalam tiga kelompok utama yaitu (1) katashykata dalam Bsu yang dengan mudah dapat dicari padanannya dalamBsa misalnya katashykata seperti radio = radio computer = computer book = buku gold = emas dan sebagainya(2) katashykata bermakna leksikal Bsu yang mempunyai padanan dalam Bsa tetapi makna itu sebenarnya sudahsedikit berbeda baik dari segi fisik maupun konsepnya namun kedua makna leksikal tersebut (dalam Bsu danBsa) masih dianggap padanan sehingga penerjemah masih bisa menggunakannya sebagai padanan dalampenerjemahan misalnya kata

lsquorichrsquo(Ing) dan

lsquokayarsquo(Ind) Kata itu masih bisa digunakan sebagai padanan walaupun ukuran

lsquokayarsquoantara negara satu dengan lainnya berbedashybeda (3) katashykata dalam Bsu yang sulit dicari padanannya dalamBsa bahkan ada katashykata tertentu

yang tidak dapat diterjemahkan ke dalamBsa (untranslatable) dan ketakterjemahan ini bisa dilihat dari faktor linguistik maupun kultural Misalnya kata

lsquothanksgivingrsquodalam bahasa Inggris sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia sebaliknya kata

lsquopermisirsquo(yang diucapkan sewaktu seseorang yang akan meninggalkan rumah) sulit dicari padanannya dalam bahasaInggris karena kebiasaan itu tidak ada dalam bahasa Inggris

2) Makna gramatikalMakna gramatikal adalah makna suatu kata yang dapat dikenali dan mempunyai fungsi apabila digunakan didalam atau di antara kalimat atau dengan kata lain akan memiliki makna apabila sudah berada dalam suatukalimat klausa maupun kelompok kata (Newmark 198126) Tergolong dalam makna gramatikal ini adalahkonjungsi preposisi artikel dan juga tenses Contoh makna gramatikal ini dapat dilihat dalam kalimat sumber sebagai berikutHersquoll have been studying English for four months by the time he takes his examinations

Kalimat tersebut terasa sulit untuk dicari padanan maknanya yang benarshybenar sama dalam Bsa (BahasaIndonesia) Ketika kalimat tersebut dialihkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi

lsquoDia telah belajar bahasa Inggris selama empat bulan menjelang dia mengikuti ujianrsquo maka terjemahan tersebut sebenarnya maknanya tidak persis sama seperti yang ada dalam Bsu Kalimatdalam Bsu mengandung makna yang menunjukkan lamanya suatu kegiatan yang di mulai pada waktu lampaudan sampai saat ini kegiatan itu masih berlangsung Berbeda dengan terjemahannya dalam Bsa di mana makna

id 61Quotes detected 0 in quotes

id 62Quotes detected 0 in quotes

id 63Quotes detected 0 in quotes

id 64Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

terjemahan itu tidak menyampaikan makna seperti yang ada dalam Bsu Perbedaan makna dalam Bsu dan Bsaini lebih disebabkan oleh sistem kebahasaan yang berlaku dalam Bsu maupun Bsa

3) Makna Situasional atau KontekstualSetiap kata dalam suatu bahasa sering sekali mempunyai makna lebih dari satu Makna apa yang ada dalamsatu kata itu sangat dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan dalam proses komunikasi Maknasuatu kata akan mempunyai arti sebanyak situasi atau konteks yang menyertainya (Soemarno19995) Dengandemikian kemampuan penerjemah dalam memahami situasi di mana kata itu digunakan menjadi sangat pentingsehingga ia mampu menemukan padanan makna yang sesuai dalam bahasa sasaran Konteks sering kali terikatoleh tempat dan juga waktu yang menyertainya Sebagaimana contoh berikut1 The prisoner thought that the policeman would not have the heart to fine him2 The rescue team hopes that the weather will be fine soon3 Do you think the victims of the earthquake will be fine soon

Fine pada ketiga kalimat tersebut tampaknya tidak mempunyai makna yang benarshybenar sama walaupunbentuk kata tersebut benarshybenar sama Makna kata fine dalam masingshymasing kalimat tersebut sudah sangatdipengaruhi oleh konteks di mana kalimat tersebut digunakan Pada kalimat 1 fine berhubungan dengankonteks hukum yang berarti

lsquomendendarsquo Hal ini berbeda dengan kalimat 2 fine berarti

lsquocerahrsquokarena berkaitan dengan kontek cuaca sedangkan kalimat 3 fine berarti

lsquosehatrsquokarena berkaitan dengan kesehatan

4) Makna TekstualMakna tekstual adalah makna yang berkaitan erat dengan suatu teks atau wacana (Soemarno19996) Kadangshykadang suatu bentuk kata yang sama akan mempunyai makna yang berbeda apabila kata itu digunakan dalamwacana yang membicarakan bidang kajian yang berbeda Misalnya kata morfologi yang digunakan di dalamwacana biologi akan berbeda maknanya dengan morfologi yang digunakan di dalam wacana linguistik Maknainstrumen dalam wacana penelitian berbeda dengan instrumen dalam wacana musik Perbedaan makna itudikarenakan adanya perbedaan konteksSebenarnya makna tekstual masih ada kaitannya dengan makna kontekstual Bedanya adalah kalau maknakontekstual hanya sekadar dipengaruhi oleh satu atau dua kalimat saja sedangkan makna tekstual sangatdipengaruhi oleh seluruh wacana yang menjadi latar belakang di mana kata itu digunakan Kedua pengertian inimasih sering dicampuradukkan oleh beberapa kalangan karena kedua hal tersebut dianggap suatu hal yangsama

5) Makna SosiokulturalMakna suatu bahasa sangat berkaitan erat dengan situasi sosiokultural di mana bahasa itu digunakan sebagaialat komunikasi oleh masyarakat (Soemarno19997) Kelompok masyarakat yang satu dengan lainnya sebagaipengguna bahasa tentu saja mempunyai istilahshyistilah budaya yang bersifat unik yang kadangshykadang

tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasayang lainMakna sosiokultural seringkali dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat sebagai pengguna bahasa itu Makna iniselain sering ditemukan dalam bentuk katashykata istilah budaya seperti thanksgiving labamba mitoni dansebagainya sering juga ditemukan dalam ungkapanshyungkapan idiomatik yang tidak dapat dijelaskan maknanyadari katashykata yang membentuk ungkapan itu seperti miss the boat feel like a million buck black sheep dansebagainyaSeorang penerjemah harus peka terhadap katashykata yang erat kaitannya dengan istilahshyistilah sosiokultural ituPenerjemah harus mampu mengidentifikasi apakah istilahshyistilah itu ada kemiripan atau padanannya dalam

id 65Quotes detected 001 in quotes

id 66Quotes detected 001 in quotes

id 67Quotes detected 001 in quotes

id 68Quotes detected 019 in quotes

bahasa sasaran atau tidak sehingga penerjemah dapat menentukan apa yang harus diperbuat ketikamengalihkan makna yang berkaitan dengan sosial budaya suatu masyarakat tertentu

6) Makna ImplisitMakna implisit adalah makna yang tidak diungkapkan secara nyata atau tertulis oleh penulis atau pembicarakarena pembaca atau lawan bicarapendengar sebagai interlocutor (teman bicara) telah memahami maksud daritulisan atau pembicaraan itu (Soemarno 19998) Di dalam bahasa pragmatik penutur tidak mengungkapkannya melalui eksplikatur tetapi melalui implikaturIstilah implikatur ini diciptakan oleh Grice (1975) yang semula membedakan makna ujaran menjadi dua yaknimakna natural dan makna nonshynatural Makna natural adalah makna yang muncul bila ujaran yang samamuncul Jadi makna natural suatu ujaran selalu sama Makna nonshynatural adalah makna yang berubahshyubahtergantung pada konteks percakapannya Makna nonshynatural inilah yang kemudian menjurus ke apa yangdisebut oleh Grice sebagai implikatur yaitu yang mengacu ke makna yang tersirat yang tidak dikatakan olehpenutur tetapi dikomunikasikan juga Dengan implikatur petutur menerkashynerka yang mana sebenarnya yangdimaksud oleh penuturMakna implisit sering kali tersembunyi di balik gramatika bahasa intonasi bahasa dan juga tersembunyi dalamungkapanshyungkapan yang bersifat kiasan Agar mampu memahami makna yang ada dibalik gramatika bahasaitu penerjemah harus paham mengenai sistem yang ada pada bahasa tersebut Untuk menghindarikesalahpahaman pembaca hasil terjemahan penerjemah boleh saja mengalihkan makna yang implisit itumenjadi eksplisit sehingga pembaca terjemahan tidak mengalami salah persepsi Sebagai contoh dapat diamatidialog berikutA What are you eatingB Bread

Dalam menjawab pertanyaan di atas B tidak perlu mengucapkan katashykata

lsquoI am eatingrsquokarena B menganggap bahwa A pasti mengetahui apa isi katashykata yang tidak diucapkan itu Bagian maknayang tidak diucapkan itu disebut makna implisit

Referensi

Edi Subroto 1999 Ihwal Relasi Makna Beberapa Kasus dalam Bahasa Indonesia Surakarta PPs UNS Gorys Keraf 2002 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka UtamaGrice HP 1975

ldquoLogic and Conversationrdquo dalam P Cole dan JL Morgan Syntax and Semantics vol 3 Speech Acts New York Academic PressIsrael Michael 2004 Common Sense and

lsquoLiteral Meaningrsquo Online Journal of Semantics XX 1shy31 (httpwwwIsraelshyLiteralismcom httpwwwIsraelshyLiteralalismcom )Motsch Wolfgang amp Renate Pasch 1987

Illokutive Handlungen Satz Text prachliche Handlung (= Studia grammatical 25) disunting oleh WolfgangMotsch II shy79 Berlin Akademic shyVlgNewmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press Ratna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta PustakaPelajarSaeed John I 2000 Semantics UK Blackwell Publishers LtdSearle John R 1979 Literal Meaning Expression and Meaning Studies in the Theory of Speech Acts Cambridge Cambridge UnivPressSumarno Thomas 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam Seminar Nasional Semantik I di UNSSurakarta

id 69Quotes detected 012 in quotes

id 70Quotes detected 039 in quotes

Turner Mark 1991 Reading minds the Study of English in the Age of Cognitive Science Princeton NJPrinceton University Press

4Gaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pengertian gaya di dalam penerjemahan

Konsep gaya menurut Leech and Short (198110) adalah suatu sistem pilihan penggunaan bahasa Secara lebihkhusus Leech and Short menjelaskan bahwa gaya merupakan sistem pilihan penggunaan bahasa secaraindividu yang dilakukan oleh penulis dan gaya tidak digunakan sebagai suatu sistem pemakaian bahasa yangmelibatkan tingkat sosial suatu kelompok yaitu pemakaian bentuk bahasa yang berhubungan dengan situasisosial tertentu Clifford (2001 90) mendefinisikan gaya sebagai berikut

ldquoStyle can be defined as a characteristic mode of expression and consciously or unconsciously the translatordisplays one In this respect style is inextricably intertwined with onersquos idiolect the way an individual normallyspeaksrdquo Definisi ini selaras dengan yang dinyatakan Wales dalam kamusnya Dictionary of Stylistics (2001371) bahwagaya pada dasarnya merupakan manner of expression yang dilakukan secara nyata oleh penulis Sementara itu di dalam kamus bahasa Inggris Encarta (2004) disebutkan bahwa gaya merupakan way of writingor performing yaitu cara bagaimana suatu kata atau kalimat ditulis atau diucapkan yang secara nyata dibedakandengan kandungan atau isi tulisan atau ucapan Lebih lanjut Lynch (2001) memberikan konsep gaya yang lebihluas bahwa gaya berarti sesuatu mengenai cara bagaimana kita menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan yangmembedakan tulisan yang baik dengan tulisan yang jelek Di sini jelas bahwa gaya digunakan sebagai suatuistilah yang menekankan pada bentuk atau format dan membedakannya dengan isi tulisan Dengan kata lainbahwa gaya adalah bagaimana (how) cara menyajikan atau mengkomunikasikan sesuatu sedangkan isi ataumakna mengacu pada apa (what) yang disajikan atau dikomunikasikan Gaya juga merupakan jembatan individuyang membedakan seorang penulis yang baik dengan penulis biasa (Chandler 20041)Di dalam karya susastra gaya merupakan pilihan kata atau frase dari pengarang dan bagaimana pengarangtersebut menyusun katashykata dan frase tersebut di dalam kalimat dan paragraf Misalnya seorang penulismungkin menggunakan katashykata sederhana dan kalimat langsung sementara penulis yang lain mungkinmenggunakan kosakata yang sulit dan mengelaborasi struktur kalimatnya (Encarta 2004) Gaya di dalampenerjemahan karya susastra merupakan potret dari wajah si pengarang Gaya seorang pengarang menentukanpilihan katanya dan penerjemah menjadi seorang mediator yang harus memberikan berbagai pilihan padananJadi pilihan kata yang menurut pengarang benar juga akan menjadi benar menurut penerjemah Lebih jauh gaya dalam karya susastra tidak dapat dipisahkan dengan makna atau pesan yang ada di dalamkarya tersebut Sebagaimana yang dinyatakan oleh Saad (20036) bahwa karya susastra misalnya puisi atauprosa tidak dapat menyampaikan pesan yang terpisah dengan bentuknya keduanya baik pesan dan bentukharus seiring sejalanDi dalam menerjemahkan karya susastra memahami fiturshyfitur kebahasaan sangatlah penting dan penerjemahseharusnya memiliki kemampuan mengapresiasi dan menganalisis unsur seni dan pencitraan yang disajikanPenguasaan bahasa asing saja tidaklah mencukupi namun penguasaan bahasa asing ini penting sebagailandasan atau dasar yang baik untuk menerjemahkan Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa salah satufaktor penting di dalam menerjemahkan karya susastra adalah kealamian karya tersebut dan penggunaan sifatshysifat kebahasaan di dalam susastra tersebut Bahasa susastra melibatkan serangkaian fiturshyfitur kebahasaantertentu dan cara bagaimana fiturshyfitur kebahasaan tersebut digunakan Memahami karya susastra berartimelibatkan pemahaman dan penganalisisan fiturshyfitur bahasa susastra tersebut Oleh karena itu memahamikarya susastra merupakan syarat mutlak dalam menerjemahkan karya susastra sebagaimana dinyatakan olehSaid Shiyab and M Stuart Lynch (20034) berikut

ldquo What translators need in this respect is not only to analyze words and concepts but to create the artisticrepresentations that affect the audience The audience through the poetic images and the artisticrepresentations conveyed in the original text and manifested in the translation must feel such lsquoartrsquo In thisrespect translating a text means creating a work of art in another language this kind of work requiring thetranslator to be sensitive and imaginatively creative The study of style therefore is the most fundamental issue

id 71Plagiarism detected 011 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 72Plagiarism detected 012 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 73Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 74Plagiarism detected 004 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 75Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 76Plagiarism detected 014 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 77Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

in the translation of literary texts playing an important role in literary translation particularly the work thatembodies such artistic devices as metaphor symbolism and even repetitionrdquo

Duff ( 1981 7) menyatakan bahwa di dalam menerjemahkan

penerjemah harus mempertimbangkan misalnya untuk siapa karya atau terjemahannya itu diperuntukkan danbagaimana tingkat kemampuan khusus para pembaca Itu berarti dia harus menentukan ragam bahasaterjemahannya dan mempertahankan ragam bahasa itu secara ajegBila kita cermati pendapat Duff ini maka

seorang penerjemah harus menentukan ragam bahasa terjemahan sesuai dengan jenis teks yang sedangditerjemahkan Jika penerjemah menerjemahkan suatu teks ilmiah dia harus menggunakan ragam bahasailmu dalam terjemahannya Hal sama berlaku juga dalam penerjemahan karyasusastra Jika penerjemah menerjemahkan sebuah prosa maka penerjemah harus memunculkan gaya prosatersebut dalam terjemahannya Dengan kata lain bahwa gaya bahasa prosa tersebut tidak seharusnya

diubah menjadi gaya bahasa puisi atau bahkangaya bahasa ilmiahDi dalam mempertahankan gaya di samping tentunya kesetiaan pada isi pesan maka pemunculan gaya perludipertimbangkan secara tepat Penerjemah

harus tahu kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan bagaimana tingkat kemampuan khusus parapembacanya Hal ini perlu karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seorang

yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang ada kaitannya dengan bidang ilmu yang merekageluti Apabila terjemahannya itu ditujukan kepada para pembacayang bukan ahli dalam disiplin ilmu yang diterjemahkan

penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang berkonstruksi rumit tanpa mengaburkan ataumenghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber Katashykata yang masih asing bagi merekaperlu dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang memungkinkan pembaca dapat memahami konsepyang terkandung dalam katashykatatersebut Sebaliknya pembaca yang profesional

tidak begitu mengalami kesulitan dalam memahami suatu isi teks terjemahan yang diungkapkan dengankalimatshykalimat yang kompleks dan dengan istilahshyistilah yang rumit dan konseptualJuga dimungkinkan sekali bahwa dalam suatu naskah bahasa sumber tidak hanya terdapat satu jenis ragamatau gaya bahasa saja tetapi lebih dari satu gaya bahasa maka penerjemah juga harus mengenalinya danmenggunakan gaya bahasashygaya bahasa yang digunakan oleh penulis naskah Oleh karena itu gayamenunjukkan keakuratan dan kewajaran penerjemahan karena salah satu alasan pilihan kata penerjemahadalah memberikan gaya yang sedekat mungkin dengan gaya dalam teks sumberGaya dapat diukur secara kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi unsurshyunsur gaya tersebut (Leech andShort 198142) Unsurshyunsur gaya tersebut dapat dilihat dari sudutpandang kebahasaan (Song Xiaoshu 20032 Said Shiyab 20034) Di dalam sudut pandang kebahasaan ini di dalam proses penerjemahan semuaparagraf kalimat dan kata harus betulshybetul diperhatikan sehingga pemilihan terbaik dapat diambil untukmenghasilkan pemikiran perasaan dan gaya yang alami Dari sudutpandang ini gaya dibentuk denganpenggabungan paragraf kalimat dan kata Oleh karena itu beberapa kalimat atau katashykata tunggal yang tidakditerjemahkan dengan baik kalimat atau katashykata tersebut tidak akan mempengaruhi gaya secara keseluruhandari karya yang diterjemahkanDi sini jelas bahwa paragraf kalimat dan kata benarshybenar penting di dalam gaya Paragraf kalimat dan katamerupakan dasar utama dari gaya Kalimat dibentuk dari katashykata paragraf dibentuk dari kalimatshykalimat dan

id 78Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 79Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 80Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 81Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

keseluruhan karya dibentuk dari paragrafshyparagraf Karya yang sangat baik dihasilkan melalui kesempurnaanparagraf paragraf dihasilkan melalui pemakaian kalimat yang sempurna dan kalimat dihasilkan melaluipemilihan kata yang benarshybenar sesuai Ke semua hal tersebut adalah yang ingin dicapai oleh penulis danpenerjemah dalam usahanya membuat hasil terjemahan yang benarshybenar sepadan gayanya Dengan demikiandi dalam proses penerjemahan penerjemah harus melihat keseluruhan karya melalui katashykata kalimat danparagraf dan menentukan gaya yang bagaimana yang akan dipakai Kemudian penerjemah mulaimenerjemahkan secara kalimat per kalimat dan paragraf per paragraf mulai dari awal sampai akhir dengan terusmemperhatikan pada reproduksi gaya yang digunakanBolantildeos (2006 212) menyatakan bahwa gaya merupakan karakteristik tekstual dari semua jenis teks yangmenunjukkan bentuk verbalisasi penulis sesuai dengan maksud komunikatifnya Lebih lanjut Bolantildeosmenyebutkan lima parameter untuk menjelaskan gaya Pertama adalah mendramatisir pergeseran gaya yaitupenggunaan berbagai pilihan kata di dalam teks sasaran dengan cara merubah atau menambahkan katashykatasecara lebih rinci meskipun katashykata tersebut tidak ada di dalam teks sasaran Kedua adalah penggunaanekspresi idiomatik yaitu menggunakan ekspresi idiomatik dalam teks sasaran yang sama dengan ekspresiidiomatik yang digunakan di dalam teks sumber Ketiga adalah penggunaan gaya bahasa yaitu penggunaangaya bahasa yang sama di dalam bahasa sasaran untuk menggantikan gaya bahasa di dalam bahasa sumberKeempat adalah penggunaan jenis bahasa tertentu yaitu penggunaan katashykata yang sesuai struktur kata danberbagai ekspresi yang ada di dalam teks sasaran sesuai dengan jenis teksnya Kelima adalah penggunaantanda baca yaitu penggunaan tanda baca di dalam teks sasaran yang dapat diubah setelah membandingkannyadengan tanda baca di dalam teks sumber

5Ungkapanshyungkapan Budaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa ungkapan budaya yang muncul di dalam penerjemahan

Ungkapanshyungkapan budaya yang dimaksud oleh penulis disini adalah ungkapanshyungkapan yang lebih khususdari teks novel sumber yang tidak hanya mengenai maknanya secara umum atau memiliki karakter leksikalnamun bagianshybagian teks novel yang mengandung atau memiliki pemahaman mengenai konteks budaya danstruktur bahasa yang memiliki makna figuratif atau konotatif Bagianshybagian yang khas atau khusus tersebutadalah

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan budayamateri istilahshyistilah ekologi budaya sosial dan ungkapanshyungkapan figuratif Dari sinilah teks novel ditentukankualitas dan kekhasannya yang istimewa

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Budaya MateriNewmark (198897) menyebutkan beberapa ungkapan yang termasuk ke dalam budaya materi yaitua Food (makanan) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah makanan minuman dan cara penyajiannya Di Amerika misalnya terdapat macaroni spaghetti raviolipizza junk food hors drsquooeuvre starter dessert Algerian wine dan sebagainya b Cloth (pakaian) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah pakaian tradisional kostum nasional dan cara berpakaian Di beberapa negara misalnya terdapat istilahsari kimono yukala jubbah jeans dan sebagainya

id 82Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 83Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

c House (tempat tinggal yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan tempat tinggal komunitasmasyarakat yang biasanya memiliki tempat tinggal yang khas dan memiliki tujuan tertentu misalnya palazzohotel bungalow hacienda pension villa borgata dan sebagainya Sementara itu Sumarno (2003 18shy21)menambahkan bahwa budaya materi juga dapat berupa bangunan tradisional yaitu ungkapanshyungkapan yangberhubungan dengan ciri khas bangunan di suatu budaya dan tidak terdapat di budaya lain Di Cina misalnyaterdapat bagunan yang disebut Tembok Cina di Indonesia terdapat Rumah Gadang Pendhopo Agung dansebagainyad Transport (moda transportasi) yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan sarana dan sistemperhubungan Di beberapa negara alat transportasi ini telah menjadi simbol dari kepemilikan pribadi danseringkali mengkonotasikan martabat seseorang Beberapa nama alat transportasi tersebut tidak hanya memilikinama lokal namun juga telah mengshyinternasional misalnya jumbo jet Metro BMW Volvo flyshyover phaethonlandau tulbury dan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Istilah EkologiIstilahshyistilah ekologi berbedashybeda antara satu budaya dengan budaya lain tergantung pada penamaan masingshymasing wilayah dan tingkat kekhasannya (Newmark 1988 97) Beberapa negara memiliki istilahshyistilah lokaldengan unsurshyunsur lokalnya yang sangat kuat dan penamaan istilahshyistilah lokal tersebut memiliki fungsi yangpenting dalam menunjukkan geografis dan identitas suatu negara Misalnya plateau yang secara geografismerujuk pada wilayah yang terdapat di Inggris dan Amerika sedangkan nama lainnya yaitu mesa altipianosecara geografis langsung merujuk pada suatu wilayah yang ada di Spanyol dan Italia Selain itu beberapa unsurshyunsur ekologi lain yaitu jenis musim hujan lembah ikan dan lain sebagainya yangtidak dapat dipahami baik secara denotatif maupun konotatif juga memiliki katashykata budaya yang perlu dicarikanpenyelesaian padanan misalnya jenis ikan nudibranch yang hanya terdapat di Lautan Pasifik namun tidakditemukan di wilayah lain begitu pula unsurshyunsur ekologi lain yang erat kaitannya dengan unsur komersialmisalnya mango advocado dan lainshylain yang menjadi produk dan kekhasan suatu wilayah yang kemudian dibawa atau di impor ke wilayah lain yang kemudian dinaturalisasikan menjadi mangue avocat dan lainshylain diwilayah lain

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan BudayaSosialMenurut Newmark (198898) yang dimaksud dengan budaya sosial secara khusus adalah manifestasi tertentu didalam suatu masyarakat yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa khusus atau tertentu atau dengankata lain sebagai foreign cultural words Yang tergolong ke dalam budaya sosial tersebut adalah ungkapanshyungkapan di dalam suatu pekerjaan dan kegiatan di waktu senggang yang biasanya dilakukan oleh anggotasuatu komunitas (Newmark 1988 99) sebutan atau penamaan yang diberikan kepada seseorang (Thriveni20021) dan peristiwa budaya (Sumarno 2003 18shy21) a PekerjaanDi dalam menerjemahkan masalah pekerjaan penerjemah harus membedakan antara masalah penerjemahandenotatif dan konotatif dari pekerjaan tersebut Ungkapanshyungkapan pekerjaan yang denotatif biasanya jarangmenimbulkan masalah terjemahan karena katashykata atau ungkapanshyungkapan tersebut dapat secara fungsionaldidefinisikan atau ditransfer misalnya ungkapanshyungkapan di dalam Tsu porkshybutcher cake shop with cafeacutemenjadi jagal warung kopi di dalam TsaUngkapanshyungkapan konotatif di dalam pekerjaan mungkin dapat menimbulkan masalah terjemahan misalnyaungkapanshyungkapan the masses the working class Ungkapanshyungkapan tersebut dapat menimbulkan maknapositif dan negatif yaitu ungkapanshyungkapan yang dapat berarti sekelompok orang yang bekerja (bukanpengangguran) ataupun kelompok orang yang bekerja di pabrik (pekerja pabrik) atau pekerja kasar yang miskinb Kegiatan Waktu Senggang Ungkapanshyungkapan budaya sosial yang merujuk pada kegiatanshykegiatan yang dilakukan pada saat santai dapatberupa pertandinganshypertandingan nasional misalnya cricket bullshyfighting tennis cardshygames gamblinggames dan sebagainya c Sebutan atau PenamaanSebutan atau penamaan terhadap seseorang merupakan unsur budaya sosial yang sering diwujudkan ataudiungkapkan di dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu Ungkapanshyungkapan tersebut juga seringdigunakan oleh penulis atau pengarang sebagai nilai asosiatif Misalnya sebutan Tuan Kate untuk menyebutseseorang yang kerdil yang diibaratkan mirip dengan ayam kate Selain itu sebutan atau penamaan tersebut

id 84Plagiarism detected 006 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 85Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

juga sering diwujudkan untuk mengekspresikan ungkapanshyungkapan tertentu terhadap karakter fisik seseorangmisalnya menyebut rambut dengan ungkapan bangs dan sebagainya d Peristiwa budayaPeristiwa budaya yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan kegiatan atau peristiwa suatu negaraseperti Thanksgiving di Amerika Serikat Sekaten Kenduren dan sebagainya di Indonesia Peristiwashyperistiwabudaya tersebut menimbulkan permasalahan di dalam menerjemahkan karena peristiwa budaya di suatu tempatsangat mungkin tidak dapat ditemukan padanannya di budaya lainPeristiwa budaya ini juga menyangkut kegiatanshykegiatan keorganisasian keagamaan kesenian dan juga istilahshyistilah khusus suatu konsep atau gagasan Istilahshyistilah khusus mengenai suatu gagasan merujuk pada suatuistilah yang dipakai baik secara populer maupun dalam bidang tertentu sebagai suatu entitas atau kejadian Didalam perkembangannya sekarang banyak orang yang menganggap bahwa gagasan adalah suatu kekayaanintelektual httpidwikipediaorgwikiKekayaan_intelektual seperti hak cipta httpidwikipediaorgwikiHak_ciptaatau paten httpidwikipediaorgwikiPaten Terma organisasi maupun religi merujuk pada istilahshyistilah suatuorganisasi atau religi yang dapat berupa organisasi politik sosial negara sekolah dan sebagainya Organisasishyorganisasi tersebut seringkali memiliki istilahshyistilah yang unik dan hanya dimiliki oleh anggota organisasitersebut misalnya organisasi militer yang memiliki istilahshyistilah seperti junta guinta junte mayor dansebagainya Sementara itu di dalam bahasa religi juga diwujudkan dalam berbagai varian istilah atauungkapan misalnya Santa Claus Saint Nicholas Father Christmas Kris Kringle dan lainshylainSementara itu istilah artistik merujuk pada suatu produk atau proses dari suatu unsur yang sedemikian rupamempengaruhi makna emosi dan intelektualitas Artistik mencakup berbagai wilayah kegiatan kreasi danbentuk ekspresi manusia yang termasuk di dalamnya adalah musik potografi film patung lukisan gedung senidan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Gaya BahasaGaya bahasa berbeda dengan gaya Sebagaimana yang penulis uraikan sebelumnya bahwa gaya adalah way ofwriting atau cara bagaimana penulis atau pengarang menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan sedangkan gayabahasa adalah cara bagaimana menyusun bahasa sehingga menimbulkan nuansa keindahan Gaya digunakansebagai suatu istilah yang menekankan pada bentuk tulisan dan membedakannya dengan isi tulisan Carapenulis menyajikan tulisannya mungkin saja menggunakan struktur kata atau kalimat yang kompleks atausederhana menggunakan istilahshyistilah teknis atau budaya menggunakan pemilihan partisipan dari beragamsudutpandang ataupun juga menggunakan bahasashybahasa figuratif atau gaya bahasa yang berbedashybedaDengan kata lain gaya bahasa merupakan bagian dari gayaSecara umum yang dimaksud dengan gaya bahasa

adalah carashycara yang khas bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu sehingga tujuanyang dimaksudkan dapat dicapai secaramaksimal (Ratna 2009 3) Di dalam karya susastra gaya bahasa adalah cara penyusunan bahasa sehinggamenimbulkan aspek estetis Secara tradisional gaya bahasa disamakan dengan majas atau suatu kiasan yangdigunakan

penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspekkeindahan Majas tersebut secara umum dibedakan menjadi empat macam yaitu majas penegasanperbandingan pertentangan dan majas sindiranDilihat dari hakikat karya susastra secara keseluruhan sebagai kualitas estetis perbandingan dianggap sebagaimajas yang paling penting sebab semua majas pada dasarnya memiliki cirishyciri perbandingan Metafora sebagaisalah satu bentuk majas merupakan yang paling banyak dan paling sering di dalam memanfaatkanperbandingan atau dengan kata lain di antara semua majas maka metaforalah yang paling penting MenurutWellek dan Warren (1989 246) makna karya susastra justru terletak di dalam metafora yang berkaitan denganperumpamaan secara umum karena di dalam susastra yang penting adalah citra yang ditampilkan dengan cirikhasnya yang estetis Oleh karena itu di dalam penelitian ini metafora menjadi objek kajian yang berhubungandengan gaya bahasa Metafora didefinisikan melalui dua pengertian secara sempit dan luas Pengertian secara sempit metaforaadalah majas seperti metonimia hiperbola personifikasi dan sebagainya Pengertian metafora secara luasmeliputi semua bentuk kiasan penggunaan bahasa yang dianggap menyimpang dari bahasa baku Di dalamkaitannya dengan penciptaan citra atau kesan baru metafora menurut Larson (1984 246) dibagi menjadi duakategori yaitu metafora hidup dan metafora mati Metafora hidup adalah metafora yang temporer atau sertashymerta diciptakan oleh penulis atau pembicara untuk melukiskan sesuatu yang seringkali penciptaannya

id 86Quotes detected 001 in quotes

id 87Quotes detected 001 in quotes

id 88Quotes detected 001 in quotes

dilakukan secara emosional Misalnya penggunaan bahasa

lsquopisau tajamrsquo yang semula mengacu pada pengertian benda nyata kemudian menjadi

lsquopikiran tajamrsquountuk menunjukkan kejernihan kedalaman dan ketelitian seseorang dalam menganalisis suatu permasalahansama dengan kemampuan pisau tersebut Pisau yang tajam atau bendashybenda lain yang tajam tidak akanmenghasilkan makna yang baru sebab makna tajam yang dimiliki oleh pisau sudah dianggap sebagai maknaliteral Sebaliknya pikiran tajam berhasil membangkitkan emosi sebab makna tajam itu sendiri sudah berada didalam konteks yang baru Dengan kata lain bahwa metafora hidup merupakan estetis yang memberikan kesanbaru Metafora hidup ini akan mudah dipahami apabila pembaca atau pendengar memberikan perhatian yangkhusus terhadap perbandingan yang telah dibuat Metafora mati atau seringkali disebut dengan bahasa klise atau idiom merupakan metafora yang dibentukdengan tidak lagi memikirkan pembanding makna dasarnya namun langsung memikirkan pada makna idiomatisyang dibentuknya Contoh dari metafora mati ini adalah leg of the table atau kaki meja Penulis atau pembicaramembentuk metafora ini dengan membandingkannya antara kaki meja dengan kaki manusia namun penulis danpembaca tidak lagi memikirkan kaki manusia ketika menggunakan tersebut Metafora seperti kaki meja inimemiliki makna yang tetap atau tidak berubah Jadi makna metafora mati atau idiom tidak dapat diprediksi darikatashykata yang membentuk idiom tersebut Misalnya if convicted he will certainly get the hot seat yang memilikimakna

lsquohukuman matirsquo Arti idiom tersebut sama sekali tidak dapat diprediksi dari katashykata pembentuknya yaitu hot dan seat Larson (1984 246) menyatakan bahwa idiom memiliki makna idiomatik yang juga disebut dengan nonshyliteralmeaning (figurative meaning) atau figure of speech yaitu sebuah kata atau frase yang dipakai untukmenciptakan efek khusus dan dipakai bukan dalam arti yang sebenarnya Idiom bisa merupakan kelompok kataatau frase klausa dan bahkan kalimat Idiom termasuk ke dalam ungkapan figuratif yang terdapat di dalamsemua bahasa dan makna dari idiom tersebut tidak bisa diprediksi dari katashykata yang menyusunnya secaraharfiah Walaupun pengarang susastra melakukan penyimpangan strukturshystruktur bahasa yang lazim dipakaikenyataannya mereka tidak dapat melepaskan diri secara total akan konvensi susastra Menurut Aminuddin(200944shy46) konvensi susastra tersebut secara umum dapat dilihat melalui penandashypenanda sebagai berikuta) Bahasa yang dipakai di dalam susastra adalah bahasa yang bersifat estetis puitis dan menyentuh rasakeindahan Keindahan bahasa susastra tercipta lewat pendiksian yang tepat serta kompensasi bunyi yangserasi Setiap novel pasti memenuhi penanda inib) Karya susastra bersifat imajinatif atau fiktif yaitu suatu cerita rekaan yang berangkat dari daya khayal kreatifKarya susastra bersifat intuitif yang mengutamakan faktor rasa Imajinasi merupakan wilayah khusus yang tidakperlu dicocokshycocokkan dengan kenyataan walaupun sesuatu yang bersifat imajinatif tidak harus irasionalSesuatu yang bersifat imajinatif boleh jadi terjadi dalam kehidupan nyata karena bagaimanapun juga karyasusastra merupakan refleksi kehidupan manusiac) Bahasa susastra bersifat konotatif dan multiinterpretasi Bahasa susastra mempunyai banyak makna dandapat ditafsirkan melalui berbagai macam aspek dan dimensi Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa karyasusastra memang merupakan karya kreatif yang harus mampu menggugah kreativisme dan merangsang dayapikir Jika seseorang berhasil menginterpretasikan ungkapanshyungkapan susastra yang rumit maka dia tidakperlu mengklaim bahwa tafsirannyalah yang paling benar karena penafsiran karya susastra terbuka terhadapbanyak tafsir Karya susastra selalu mempunyai berlapisshylapis makna dan karenanya selalu mengundangpenafsiran maknashymakna baru Karya susastra bersifat dinamisd) Bahasa susastra bersifat simbolis asosiatif sugestif dan konotatif Bahasa susastra mengungkapkansesuatu dengan kiasan Penggunaan bahasa kias dalam karya susastra bukan berarti pengarang sengajamembuat pembaca bingung namun justru lebih mendorong pembaca untuk berfikir kreatif Bahasa kias jugamencerminkan kehalusan perasaan pengarang dan daya asosiasi yang tinggie) Tokohshytokoh didalam karya susastra dilukiskan dengan karakter pribadi dan pencitraan diri yang kuatKeberadaan tokohshytokoh tersebut terasa hidup dan berada kuat di tengahshytengah kita Setting dilukiskan dengancermat dan hidup sedangkan plotnya begitu memikat Adanya setting dan plot memungkinkan para tokoh biasbergerak dengan leluasa untuk melahirkan konflikshykonflik yang dramatis

id 89Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 90Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 91Plagiarism detected 004 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 92Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 93Plagiarism detected 005 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 94Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 95Plagiarism detected 011 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 96Plagiarism detected 018 httpsfitrimeydhablogspotcom20

Dengan mengacu pada konvensi di atas dan dengan mempertimbangkan

gaya bahasa sebagai pemakaian bahasa secarakhas maka pemakaian bahasa yang khas dapat diidentifikasi dengan (1) secara teoretis menemukan cirishyciripemakaian bahasa yang khas yang

pada umumnya dilakukan dalam kaitannya denganpenelitian ilmiah misalnya pada saat menganalisis sebuah karya susastra dan (

b) secara praktis melalui pengamatan langsung terhadap pemakaian bahasa seharishyhari misalnya melaluipemakaianberbagai perumpamaan (Ratna 200913) Namun demikian dikaitkan dengan relevansinya

sebagai kekhasan itu sendiri bahasa yangdiciptakan dengan sengaja maka pemakaian bahasa yang khas pada umumnya dibatasi pada karya susastraDominasi penggunaan bahasa yang khas ini di dalam karya susastra diakibatkan oleh beberapa hal sebagaiberikuta) Karya susastra merupakan karya yang mementingkan unsur keindahanb) Karya susastra di dalam menyampaikan pesan menggunakan carashycara tidak langsung sepert refleksimanifestasi dan representasic) Karya susastra

adalah curahan emosi bukan intelektualAspek keindahan pesan tak langsung dan hakikat emosional mengarahkan bahasasusastra pada bentuk penyajian terselubung dan bahkan sengaja disembunyikan Ada suatu kesan bahwa untukmenemukan pesan di dalam karya susastra harus dilakukan melalui jalan yang panjang dan berbelokshybelokJadi karya susastra

berbeda dengan karya ilmiah yang justrumenghindari unsur estetis dan emosionalitas Karya susastra

juga berbeda dengan bahasa seharishyhari yang bersifat praktis dan cepat dimengertiPenggunaan bahasa khas bukan dalam pengertian bahwa bahasa susastra berbeda dengan bahasa seharishyhari dan bahasa ilmiah Tidak ada perbedaan prinsip sepertikosakata dan leksikal antara bahasa susastra bahasa ilmiah dan bahasa seharishyhari Ciri khas danperbedaannya

diperoleh melalui proses pemilihan dan penyusunan kembali Analog dengan kehidupan seharishyhari gayasebagai salah satu cara hidup di antara berbagai cara yang lain gaya bahasa adalah masalah cara pemakaianyang khas bukan bahasa khas yang berbeda dengan bahasa dalam kamus Dengan kata lain kekhasan yangdimaksudkan adalah kekhasan dalam proses seleksi memanipulasi danmengombinasikan katashykata Pilihanshypilihan seperti itulah yang justru memegang peranan karena di dalamproses tersebut terkandung kualitas proses kreatif kemampuan imajinatif dan kekuatan katashykata Sementara itu Zuchridin (1982 87shy91) menegaskan bahwa kekhasan bahasa di dalam karya susastra adalahkekhasan dari sifatshysifat susastra itu sendiri yaitu bahwa karya susastra selain memiliki unsurshyunsur ekspresiamanat informasi fiksi juga bersifat individulisasi Oleh karena kekhasannya tersebut maka penggunaanbahasa di dalam karya susastra harus digunakan sebaikshybaiknya Bahasa yang digunakan harus sederhanasegar tepat dan hidup Dengan melihat pada sifat kekhasan bahasa di dalam karya susastra maka seorangpenerjemah perlu atau harus dapat memberikan interpretasi dan apresiasi yang tepat terhadap karya terjemahanyang akan diterjemahkan

id 97Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 98Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

id 99Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 100Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 101Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu + 6 more resources

id 102Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 103Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

ReferensiLarson Mildred L 1989 Penerjemahan Berdasarkan Makna Terjemahan Kencanawati Taniran Jakarta ArcanNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalRatna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta Pustaka PelajarSumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003SurakartaZuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

6Kesepadanan dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan definisi kesepadanan dalam penerjemahan

Penerjemahan pada dasarnya merupakan pengalihan suatu pesan dan gaya bahasa suatu teks yang sepadandari bahasa yang satu (bahasa sumber) ke bahasa yang lain (bahasa sasaran) Dengan kata lain bahwakegiatan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah selalu ditujukan untuk mencari padanan yang optimal

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranPadanan yang optimal adalah tujuan akhir penerjemahan (Zhu 2004) Di dalam usaha mencari suatu padananyang optimal bukanlah hal yang mudah bagi penerjemah dan seringkali menimbulkan banyak masalahMasalahshymasalah tersebut sebagai akibat adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosiokultural

antara bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut Rochayah (2000 106) kesepadanan bukanlah kesamaan Hal ini karena bahasa berbeda satu samalain baik yang menyangkut bentuk maupun kaidah yang mengatur konstruksi gramatikal Hal senadadisampaikan oleh Bassnett (200237) bahwa kesepadanan (equivalence) di dalam penerjemahan seharusnyatidak disebut dengan kesamaan (sameness) karena kesamaan tidak dapat muncul bersama antara dua bentukteks sasaran dari teks yang sama namun tetap berdiri sendiri

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu Pym (20072) mengatakan bahwa

id 104Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dan teks bahasa sasarantidak bisa disebut berpadanan karena konsep terjemahan itu sendiri pada dasarnya secara budaya berbeda danmemiliki konsep sendirishysendiri Lebih lanjut menurut Nababan (2008) suatu kesepadanan penerjemahan antara teks sasaran dengan tekssumber sangatlah problematik dalam arti bahwa kesepadanan mutlak sangatlah sulit dicapai Hal ini karena tigaalasan yaitu tidak mungkin suatu teks memiliki interpretasi yang konstan sama meskipun dari orang yang samadalam kesempatan yang berbeda penerjemahan merupakan interpretasi subjektif dari penerjemah (samadengan pendapat William 2001) dan tidak mungkin bagi seorang penerjemah untuk menentukan bagaimanatanggapan pembaca terjemahan terhadap teks sumber ketika teks sumber tersebut pertama kali dibuat Didalam usaha mencari hubungan padanan ini beberapa pakar penerjemahan menyodorkan berbagai pendapatmengenai konsep kepadanan dalam penerjemahan

A Vinay dan Darbelnet

Vinay and Darbelnet (1995342) memandang kesepadanan sebagai suatu prosedur pengalihan situasi ataukonteks yang sama dengan konteks aslinya meskipun pengalihannya menggunakan katashykata yang berbedaantara teks sasaran dengan teks sumber Menurut Vinay dan Darbelnet apabila prosedur ini diterapkan dalamproses penerjemahan prosedur tersebut mampu menjaga bentuk atau gaya dari teks sumber ke dalam tekssasaran Oleh karena itu kesepadanan tersebut merupakan metode yang sangat ideal di dalam menerjemahkanperibahasa idiom frasa nominal atau sifat dan juga onomatopi suara binatangLebih lanjut Vinay dan Darbelnet mengatakan penciptaan kesepadanan muncul dari suatu situasi yaitu situasi didalam teks sumber yang akan dicarikan solusinya atau padanannya oleh penerjemah Di dalam mencaripadanan ini penerjemah tidaklah cukup apabila hanya mencarikan padanannya melalui kamus atau glosari sajanamun juga harus mencari padanannya di dalam situasi atau konteks yang sama atau dalam istilah mereka disebut dengan full equivalents (hal 255)

B Jakobson

Kesepadanan menurut Jakobson (2000 233) adalah penggunaan sinonim untuk mendapatkan makna dari tekssumber (hal yang sama juga disampaikan oleh Amstrong 200544) Hal ini berarti bahwa di dalampenerjemahan tidak ada yang namanya full equivalence antara fiturshyfitur kebahasaaan di dalam teks sumber danteks sasaran Di dalam konsep kesepadanan ini dapat dijelaskan bahwa penerjemahan melibatkan duapengalihan pesan yang sepadan di dalam dua fitur kebahasaan yang berbeda Lebih lanjut Jakobsonmengatakan bahwa dari sudut pandang gramatikal bahasa pastilah berbeda satu sama lain namun perbedaantersebut tidak berarti bahwa penerjemahan tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain bahwa penerjemahantetap dapat dilakukan meskipun menghadapi masalah di dalam mencari padanan penerjemahan Di dalammencari padanan ini dapat dilakukan dengan cara peminjaman kata (loanwords) pergeseran semantik ataupenciptaan kata sendiri Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Jakobson ini dapat dijelaskan bahwa di dalam halshyhal tertentu tidakada kesepadanan literal untuk katashykata atau kalimat tertentu atau khas di dalam teks sumber dan oleh karenaitu penerjemah harus memilih atau mencari cara yang paling sesuai atau memungkinkan diterapkan pada tekssasaran Di sini nampak bahwa ada kesamaan antara konsep kesepadanan Vinay dan Darbelnet dengankonsep Jakobson Kedua konsep kesepadanan tersebut menekankan bahwa apabila pendekatan linguistiksudah tidak lagi sesuai di dalam menerjemahkan penerjemah harus mencari prosedur yang lain misalnyapinjaman kata (loanwords) pergeseran semantik dan sebagainya Kedua konsep tersebut menjelaskanketerbatasan teori linguistik dan menjelaskan bahwa penerjemahan tetap dapat dilakukan karena masih terdapacarashycara lain yang dapat dipilih oleh penerjemah

C Nida dan Taber

Menurut Nida (1982200shy201) terdapat dua jenis kesepadanan yaitu kesepadanan formal dan kesepadanandinamis Kesepadanan formal merujuk pada kesepadanan maksimal pada kata atau frasa bahasa sumber Nidadan Taber memberikan kejelasan bahwa tidak selalu ada kesepadanan formal antara dua bahasa

Oleh karena itu Nida dan Tabermenyarankan bahwa kesepadanan formal dipakai apabila penerjemahan bertujuan untuk mendapatkankesepadanan yang benarshybenar formal daripada kesepadanan yang sifatnya dinamis Penggunaankesepadanan formal ini membawa implikasi yang cukup serius di dalam teks sasaran karena penerjemahan

id 105Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 106Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 107Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tersebut tidak akan mudah dipahami oleh pembaca (Fawcett 1997) Nida dan Taber sendiri menyatakan bahwakesepadanan formal pada umumnya menyimpangkan pola gramatikal dan gaya dari bahasa sasaran dan olehkarenanya juga menyimpangkan pesan atau makna yang disampaikan kepada pembaca karena pembaca akansangat sulit memahami pesan yang disampaikan Kesepadanan dinamis merujuk pada prinsip penerjemahan bahwa penerjemah berusaha mencari makna aslisedemikian rupa sehingga katashykata di dalam teks sasaran akan membangkitkan pengaruh atau efek yang samakepada pembaca sasaran sebagaimana pengaruh atau efek yang dibangkitkan teks sumber terhadap pembacateks sumber Hal ini berarti bahwa bentuk atau gaya di dalam teks sumber dapat diubah sepanjang perubahantersebut mengacu pada konsistensi kontekstual dalam pengalihannya Konsep kesepadanan oleh Nida dan Taber ini menyiratkan secara jelas bahwa kesepadanan dinamis lebihefektif (Ibrahim 20081) daripada kesepadanan formal karena hal ini dapat dipahami bahwa konteks atau situasijauh lebih akurat dan komunikatif daripada menggunakan pendekatan linguistik di dalam menerjemahkan ataudengan kata lain kualitas pragmatikshysemantik lebih menjelaskan kesepadanan dalam penerjemahan daripadasekadar kesepadanan harfiah saja Atau dalam pandangan Hatim dan Munday (200427) bahwa kesepadananformal hanya melibatkan pendeskripsian sistem kebahasaan saja (langue) dan bukannya perbandingan dankesepadanan

antara teks sumber dan teks sasaran

CNewmark

Newmark (1981) membedakan konsep kesepadanan antara kesepadanan semantik dan kesepadanankomunikatif Sama halnya dengan konsep kesepadanan dinamis yang diberikan oleh Nida dan Taberkesepadanan komunikatif juga berusaha menciptakan efek terhadap pembaca teks sasaran yang sama denganapa yang diterima oleh pembaca teks bahasa sumber

E MundayMunday (2000) menggambarkan konsep kesepadanan dalam lima jenis kesepadanan yaitu1 Kesepadanan denotatif yaitu yang berhubungan dengan kesepadanan ekstralinguistik suatu teks2 Kesepadanan konotatif yaitu yang berhubungan dengan pilihanshypilihan leksikal3 Kesepadanan teksshynormatif yaitu yang berhubungan dengan jenisshyjenis teks4 Kesepadanan pragmatik atau kesepadanan komunikatif yaitu kesepadanan yang ditujukan pada pembacateks5 Kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang berhubungan dengan bentuk atau gaya suatu teks

F Catford

Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Catford (1974) ini benarshybenar berbeda dengan yang ditawarkanoleh Vinay dan Darbelnet Jakobson maupun Nida dan Taber karena Catford lebih menekankan padapendekatan yang berbasis linguistik dengan kontribusi terbesarnya di dalam terjemahan yaitu mengenaipergeseran terjemahan (translation shift) Gagasan mengenai pergeseran terjemahan tersebut pada dasarnyaberawal dari perbedaan antara kesepadanan formal dan kesepadanan tekstual Di dalam terjemahan terikat(rankshybound translation) kesepadanan dilakukan secara kata per kata atau morfem per morfem di dalam tekssasaran Sementara itu di dalam terjemahan bebas (unbounded translation) kesepadanan tidak terikat padatataran tertentu dalam arti bahwa kesepadanan dapat ditemukan di dalam tingkat kalimat klausa ataupuntingkat yang lain Oleh karena itu menurut Catford bahwa kesepadanan formal selalu ada

antara teks sumber dan teks sasarandan memiliki konfigurasi yang sama di dalam tataran (ranks) teks sumber dan teks sasaran Salah satu masalahyang nyata di dalam kesepadanan formal adalah meskipun bermanfaat di dalam perbandingan bahasa namuntidak benarshybenar sesuai di dalam memcari kesepadanan terjemahan

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu kesepadanan tekstual terjadi ketika teks di dalam bahasa sasaran diselaraskan supaya sepadan

id 108Quotes detected 001 in quotes

id 109Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan teks yang ada di dalam bahasa sumber Sejauh pergeseran terjemahan dapat dilakukan makakesepadanan terjemahan dapat dilakukan Dengan alasan ini Catford membedakan pergeseran terjemahandengan pergeseran tingkat (level shifts) dan pergeseran kategori (category shifts)Konsep kesepadanan Catford ini menuai banyak kritik Salah satu kritik yang paling tajam berasal dari SnellshyHornby (198819shy20) yaitu yang mengatakan bahwa definisi kesepadanan tekstual Catford yang sangatbergantung pada faktor tekstual

lsquobenarshybenar tidak cukuprsquodi dalam proses penerjemahan SnellshyHornby menyatakan bahwa proses penerjemahan tidak cukup hanyadengan pengurangan atau pergeseran pada tataran linguistik saja namun masih ada faktorshyfaktor lain yangperlu diperhatikan yaitu aspek budaya dan konteks

G House

House (197749) lebih menekankan pada kesepadanan semantik dan pragmatik dan menyatakan bahwa tekssumber dan teks sasaran seharusnya memiliki fungsi yang sepadanan dan berada dalam dimensi situasionalyang sama Jadi apabila teks sumber dan teks sasaran secara substansial berbeda dimensi situasinya dankemudian secara fungsinya tidak sepadan maka terjemahan tersebut tidak memiliki kualitas terjemahan yangtinggi

H Baker Baker mengeksplorasi kesepadanan dalam berbagai tingkatan di dalam proses penerjemahan Menurut Baker(199211shy12) kesepadanan dapat digolongkan dalam a Kesepadanan kata yaitu kesepadanan antar kata Ketika penerjemah mulai menganalisis teks sumberpenerjemah melihat katashykata sebagai suatu unit tunggal untuk menemukan padanan langsung di dalam tekssasaran b Kesepadanan Gramatikal Kesepadanan ini merujuk pada perbedaanshyperbedaan kategori gramatikal bahasasumber dengan bahasa sasaran Menurut Baker aturan gramatikal mungkin berbedashybeda antar bahasa dan inimenimbulkan masalah di dalam mencari kesepadanan langsung di dalam teks sasaran Perbedaan inimemungkinkan sekali terjadi perubahan pesan atau makna dalam teks sumber dan teks sasaran Perubahan inimembuat penerjemah melakukan penambahan atau penghilangan informasi di dalam teks sasaran itu sendiri c Kesepadanan Tekstual Kesepadanan ini merujuk pada kesepadanan

antara teks sumber dan teks sasarandalam hal makna dan kohesinya Penerjemah berusaha mencari atau menghasilkan suatu teks yang kohesif dankoheren bagi pembaca teks sasaran di dalam konteks tertentu Hal ini tergantung kepada penerjemah untukmemutuskan apakah tetap menjaga atau melepas ikatan kohesif dan koheren teks sumber Keputusan untukmelakukan ini akan banyak dipengaruhi oleh aspek pembaca sasaran tujuan penerjemahan dan jenis teks d Kesepadanan Pragmatik Kesepadanan ini merujuk pada implikatur dan strategi yang digunakan selamaproses penerjemahan Implikatur di sini bukan semata apa yang secara eksplisit disampaikan namun juga apayang tersirat Oleh karena itu peran penerjemah adalah menjembatani maksud penulis baik yang tersuratmaupun tersirat ke dalam budaya lain sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca memahami teksdengan mudah

I Bell

Bell (19916) membagi kesepadanan berdasar sifat bahasa itu sendiri yaitu sebagai struktur formal dan sebagaisistem komunikasi Bahasa sebagai struktur formal terdiri dari unsurshyunsur yang dikombinasikan dan yangmemiliki makna Bahasa sebagai sistem komunikasi dalam arti bahwa bentukshybentuk struktur formal tersebutmengacu pada entitas dan disertai dengan sinyalshysinyal yang memiliki nilai komunikasi Berdasarkan sifatbahasa ini kesepadanan terjemahan dibedakan atas kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang bebaskonteks dan kesepadanan fungsional yaitu kesepadanan yang berorientasi pada nilaishynilai komunikasi teksDari beberapa konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh para pakar tersebut secara substansial dapat dilihatbahwa beberapa pakar lebih berfokus pada aspek linguistik dan beberapa pakar lain lebih pada fungsinyaPernyataan yang sama diungkapkan oleh Leonardi (20001) bahwa konsep kesepadanan dapat dibagi ke dalamtiga kelompok yaitu (1) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan pada pendekatan linguistik di dalamupaya mencari kesepadanan di dalam menerjemahkan (2) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan

id 110Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

id 111Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 112Plagiarism detected 004 httpjournalsumsacidindexphp

id 113Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

kesepadanan dengan melihat pada perbedaan aspek pragmatiksemantik fungsi dan budaya dan (3) kelompokpakar penerjemahan yang berdiri di tengahshytengah yang menganggap bahwa penerjemahan pada dasarnyaadalah rsquofor the sake of conveniencersquo Sebagaimana disebutkan di atas bahwa karena adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosioshykulturalantara bahasa sumber dan bahasa sasaran maka diperlukan strategi pemecahan masalah padanan Strategitersebut dapat berupa penambahan informasi pengurangan informasi dan penyesuaian struktur (Newmark198885shy91) Penambahan informasi adalah memasukkan informasi yang tidak ada dalam teks sumber ke dalamteks sasaran Informasi yang ditambahkan dapat berupa informasi kultural teknis atau kebahasaanPenghilangan informasi merujuk pada penghilangan isi dan bukan penyelarasan struktur untuk menghasilkanterjemahan yang gramatikal Penyesuaian struktur merujuk pada perubahan atau pergeseran tatabahasa daribahasa sumber ke bahasa sasaran Tujuan penyesuaian struktur ini adalah untuk menghasilkan terjemahanyang sepadan makna dan gayanya Sementara itu menurut Aguardo (2005294) strategi lain yang dapatdilakukan untuk mengatasi masalah kesepadanan adalah dengan menggunakan berbagai strategimenerjemahkan dengan memperhatikan pada tataran kata kalimat dan pertanyaanshypertanyaan pada maknashymakna leksikalNamun demikian karena tidak ada dua bahasa yang secara sistematis dan budaya sama maka pergeserantersebut penambahan penghilangan dan substitusi perlu dilakukan namun tidak dalam setiap kesempatan(Riazi 2008) Penerjemah perlu mempertimbangkan secara mendalam penggunaan gaya di dalam tekssasaran Apabila terdapat perbedaan yang sangat lebar antara dua bahasa penerjemah dapat merubahnya kedalam bentuk atau gaya yang sesuai di dalam bahasa sasaran yang didasarkan pada suatu konteks yangmelatarinya (Pinto 2001 House 2001) dan juga tugas penerjemah perlu mengenali jenisshyjenis teks sebelummemulai menerjemahkan (Nieminen 2004)

ReferensiAguardo Pilar 2005 TranslationshyStrategies Use A ClassroomshyBased Examination of Bakerrsquos Taxonomy OnlineTranslation Journal Meta vol 50 ndeg 1 2005 p 294shy311 (http httpideruditorgiderudit010675ar )Catford JC

1974 A Linguistic Theory on Translation London Oxford UniversityPressFawcett Peter 1997 Translation and Language Linguistic Theories Explained Manchester St JeromePublishingHatim B dan I Mason 1997

The Translator as Communicator LondonNew YorkRutledgeHouse Juliane 1977 A Model for Translation Quality Assessment Tuumlbingen Gunter Narr

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressLeonardi Vanessa 2000 Equivalence in Translation Between Myth and Reality Online Translation Journal 44 1shy14 (httpaccurapidcomjournal14equivhtm)Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNababan Rudolf

2008 Equivalence in Translation Some ProblemshySolving Strategies Online Translation Article (httphttpwwwprozcomdoc2071 )Newmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

id 114Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 115Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

Nida Eugene A 1982 Language Structure and Translation Stanford University Press CaliforniaNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta GrasindoSnellshyHornby Mary1988 Translation Studies an Integrated Approach Amsterdam and Philadelphia JohnBenjaminsVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John BenjaminsWilliams M 2001 The Application of Argumentation Theory to Translation Quality Assessment OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 326shy 344(httpwwweruditorg)Zhu Chunshen 2004 Ut Once More The Sentence as the Key Functional Unit of Translation OnlineTranslation Journal Meta Translators Journal vol 44 ndeg 3 2004 p 429shy447 (httpideruditorgiderudit004644ar )

7Analisis Kontrastif dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menguraikan analisis kontrastif dalam penerjemahan

Kemunculan analisis kontrastif dimulai setelah Perang Dunia II dengan adanya urbanisasi besarshybesaran darisatu negara ke negara lain Urbanisasi ini memaksa suatu negara (sebagai pendatang) dengan segalakonsekuensinya harus mempelajari lingkungan sosiobudaya masyarakat atau negara yang ditempati James(1980iv) menyatakan bahwa pada tahun 1960 analisis kontrastif pertama kali dipublikasikan denganmembandingkan bahasa Inggris dengan bahasashybahasa lain yaitu Jerman Prancis Polandia dan Spanyol dandiselenggarakannya programshyprogram pengajaran bahasa yang sesuai dengan negara baru yang ditujuBerbagai penelitian mengenai analisis kontrastif dilakukan oleh para ahli bahasa untuk membandingkan aspekshyaspek yang ada dalam bahasa satu dengan bahasa lainnya Pada dekade ini penelitian mengenai analisiskontrastif mencapai puncaknyaNamun setelah tahun 1970 analisis kontrastif mulai kurang mendapat perhatian Hal ini dikarenakan duapenyebab utama yaitu linguistik deskriptif dan pedagogik psikolinguistik Linguistik deskriptif sebagai dasar daridiskriptif kontrastif tidak mampu bertahan terhadap tekananshytekanan yang terusshymenerus terkait denganperubahan model analisis dan pendekatanshypendekatan sedangkan dari faktor pedagogik pesikolinguistik paraguru bahasa menganggap bahwa deskriptif kontrastif yang mereka kenal hanya mampu memprediksi sebagianmasalah pembelajaran saja dan hal ini justru menyebabkan berbagai masalah baru bagi para pembelajar yangmemiliki latar belakang berbeda dan merosotnya kualitas hasil proses pembelajaran

Pasang surut analisis kontrastifAnalisis kontrastif dalam perjalannya mengalami pasang surut yang tidak hanya problematik namun juga penuhkontroversi(James 1980166) Di dalam melihat pasang surut ini paling tidak dapat dilihat dalam dua pertanyaan

id 116Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 117Quotes detected 0 in quotes

id 118Quotes detected 0 in quotes

id 119Quotes detected 0 in quotes

id 120Quotes detected 0 in quotes

id 121Quotes detected 0 in quotes

id 122Quotes detected 0 in quotes

id 123Quotes detected 0 in quotes

id 124Quotes detected 013 in quotes

utama yaitu apakah bahasashybahasa yang berbeda dapat dibandingkan semua dengan sematashymata melihatsifat analisis kontrastif yang memiliki validitas rendah (face validity) dan apabila bahasashybahasa itu secaraprinsip dapat dibandingkan dengan memakai kriteria apa hal tersebut dapat dibandingkanPertanyaan pertama tersebut menjadi suatu dilema bagi para Strukturalis yang telah mempromosikan analisiskontrastif dimana pada saat yang sama mereka tetap bertahan pada keunikan masingshymasing bahasa Keunikanini terlihat dalam penentuan kategori sistem fonologi dan gramatikal Contoh dari pandangan ini adalah bahwabahasa Inggris dan Jerman mempunyai fonem yang ditunjukkan dengan simbol yang sama i dan intmisalnyadalam queen shoe much pretty namun bernilai berbeda

Hal yang sama juga terjadi padapenggunaan label tense dan artikel untuk merujuk pada kategori gramatikal tertentu pada dua bahasa yangberbeda yang tidak berarti bahwa kita membicarakan hal yang sama Contoh dari fakta ini adalah penggunaankata benda

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman dan Perancis Kata

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman memiliki nilai yang berbeda dengan

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Perancis Maskulin dalam bahasa Perancis maksudnya hanya berbeda dengan

lsquofeminimrsquo(sistem gender duashyistilah) sedangkan dalam bahasa Jerman

lsquomaskulinrsquodibedakan dengan

lsquoneuterrsquodan

lsquofeminimrsquo(sistem gender tigashyistilah)Pertanyaan kedua merujuk pada tertium comparationis (TC) untuk analisis kontrastif fonologi dan leksikal yaitustruktur tampak muka (surface structure) struktur makna (deep structure) dan kesepadanan terjemahan(translation equivalence) Keberatan utama pada penggunaan struktur tampak muka dalam TC ini adalah bahwastruktur tampak muka ini mengarah peda persamaan antarbahasa yang superfisial dan tidak penting Keberatanyang sama juga terjadi pada struktur makna bahwa kalimatshykalimat dalam bahasashybahasa yang sama maupunberbeda dengan struktur makna tidak serta merta memiliki kesepadanan komunikatif yang sama Dengan katalain meskipun kita mendemonstrasikan dua kalimat dari dua bahasa yang berbeda kita dapat membingungkanpembaca bila kita berusaha menyamakan bahasa tersebut dalam hal potensial komunikatifnya

Pentingnya analisis kontrastif dalam terjemahan

Analisis kontrastif memiliki peran yang penting dalam terjemahan meskipun terdapat beberapa keberatanSebagaimana dikatakan oleh Baker (1998 49)

ldquothe relationship between contrastive translation is bishydirectional on the other hand the translation of specificpieces of text may provide the data dor contrastive analysis On the other hand contrastive analysis may

id 125Quotes detected 001 in quotes

id 126Quotes detected 0 in quotes

id 127Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 128Quotes detected 014 in quotes

provide explanations of difficulties encountered in translationrdquo

Pentingnya analisis kontrastif ini dapat disimak dalam pendefinisian kesepadanan terjemahan(Jakobson2000233 Newmark1982Munday2000 Pinto 2001 House 2001 Nieminen 2004) Beberapapakar (Vinay and Darbelnet1995342 Catford 1974) menyatakan bahwa kesepadanan terjemahan adalahsinonim dengan kesamaan makna Menurut pandangan ini bahwa para kontrativis seharusnya menyamakanpasangan kalimat dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan

lsquobenarshybenar samarsquo Permasalahan menjadi muncul bagaimanakah menentukan bahwa kalimat dalam bahasa sumber memilikimakna yang benarshybenar sama dengan bahasa sasaran Salah satu cara untuk menentukan kesepadanan terjemahan ini adalah dengan identifikasi struktur makna (deepstructure) karena struktur makna dalam suatu kalimat merupakan suatu

lsquorepresentasirsquoyang menghubungkan semua informasi yang sesuai dengan interpretasi tunggal dari kalimat tertentu ataukalimat yang dimaksud (James 1980175) Struktur makna menyamakan makna yang menyatakan bahwaidentitas struktur makna menyamakan kesamaan makna Kesimpulan yang beralasan yang bisa diambil adalahbahwa konstruksi yang sama memiliki struktur makna yang identik atau sama yang bahkan bila pada strukturtampak mukanya berbeda Contoh dalam hal ini adalaha Annaura sliced the potato with a knifeNP1 V NP2 NP3b Annaura used a knife to slice the potatoNP1 V1 NP3 V2 NP2c Annaura mengiris kentang dengan pisauNP1 V NP2 NP3d Annaura menggunakan pisau untuk mengiris kentangNP1 V1 NP3 V2 NP2e Annaura used a knife (Annaura sliced the potato)NP1 V NP3 ( NP1 V NP2 ) S

Penjelasan dari contoh diatas adalah sebagai berikut1

Dalam bahasa sumber dan bahasa sasarankata kerja slicemengiris adalah aktif2 NP2 (potato) tidak harus menjadi pusat NP33 Pertanyaan yang diambil dari kedua pasangan bahasa sumber dan bahasa sasaran adalah samaDid Annaura slice the potato with a knifeApakah Annura mengiris kentang dengan pisau

Contoh diatas menunjukkan bahwa kesepadanan terjemahan a dan b memiliki struktur makna yang samadengan c dan d yang berarti bahwa kesepadanan terjemahan ini mengimplikasikan identitas struktur maknaStruktur makna ini dapat mengidentifikasi kesepadanan makna terutama kesepadanan ideasionalKontrastif analisis sebagai suatu ilmu linguistik terapan merupakan disiplin ilmu linguistik hibrida suatu ilmu yangtidak hanya berkutat pada aspekshyaspek kebahasaan saja tetapi juga masalahshymasalah psikologi dan sosiologiHal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh James (19806)

ldquo A further reason why I think it necessary to postulate the existence of a science which is called lsquoappliedlinguisticsrsquo is slightly paradoxical applied linguistics is a hybrid discipline constituted not only of linguistics butalso of psychology and sociologyrdquo

Berbeda dengan linguistik murni linguistik terapan tidak hanya menilai validitas kebahasaannya saja tetapi juga

id 129Quotes detected 001 in quotes

id 130Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

validitas psikologi dan sosiolinguistiknya Dengan kata lain bahwa salah satu cabang ilmu linguistik terapan tidakmenggantungkan sepenuhnya pada ilmu bahasa yang

lsquobenarshybenar murnirsquotetapi juga semua teorishyteori pendukung kebahasaan yang lainnya dengan berbagai wawasan dua cabang ilmuyang lainnya Jadi analisis kontrastif menggantungkan sepenuhnya pada kedua cabang tersebut terutamapsikologiAnalisis kontrastif dalam paham komparabilitasnya tidak hanya membandingkan pada aspek komparatifkontrastif atau tipologinya saja melainkan dalam kesemestaan bahasa (universals of language) Tujuan daripencapaian kesemestaan bahasa adalah sebagaimana dinyatakan oleh Chomskyrdquo Real progress in linguisticsconsists in the discovery that certain features of given languages can be reduced to universal properties oflanguage and explained in terms of these deeper aspects of linguistic formrdquo(James 1980 7)Jadi pencarian aspekshyaspek kebahasaan yang lain untuk memperoleh aspek kesemestaan ini perlu dilakukandengan menggunakan analisis yang mendalam (analisis makna) dari beberapa bahasa tunggal Contoh dari halini adalah sebagaimana dibuktikan oleh Ross (dalam James 1980 7) bahwa secara kesemestaan kata sifatberasal dari frasa kata benda (NP) di dalam struktur makna (deep structure) seperti di bawah iniJack is clever but he doesnrsquot look it

Ross mengecek kebenaran ini dengan membandingkannya dengan data dari bahasa Jerman dan Perancissebagai berikut

Hans ist klug aber seine Sohne sind es nicht Jean est intelligent mais ses enfants ne le sont pas

Pengecekan tersebut terbukti benar bahwa pengganti kata benda it es le secara pasti mengarah pada katasifat di dalam klausa antesenden

Komponen Analisis KontrastifPara pakar kontrastif melihat kontrastif analisis sebagai suatu tujuan untuk menerangkan aspekshyaspek tertentudari pembelajaran bahasa kedua suatu cara atau metode untuk mendeskripsikan bahasa pertama dan bahasakedua pembelajar yang harus dipelajari dan suatu tehnik untuk membandingkan deskripsishydeskripsi tersebut Analisis kontrastif meminjam kerangka kerja linguistik untuk mengorganisasikan tiga deskripsi kebahasaanPertama analisis kontrastif mengadopsi deskripsi kebahasaan di dalam membagi konsep bahasa ke dalam tigawilayah yang lebih kecil yaitu fonologi grammar dan leksis Tingkatanshytingkatan bahasa sebagai suatukomponen linguistik dari analisis kontrastif tersebut membatasi dirinya sendiri pada beberapa aspek bahasa dantidak mencakup beberapa aspek secara simultan Jadi wilayah fonologi hanya pada sound system dari suatubahasa dan seterusnya Kedua deskripsi kebahasaan juga digunakan untuk menentukan kategori kebahasaan yang meliputi unitstruktur kelas dan sistem Di samping membatasi diri pada masingshymasing wilayah bahasa deskripsikebahasaan juga menegaskan adanya suatu referensi terhadap berbagai entitas atau konsep gramatikalDengan kata lain deskripsi kebahasaan disusun dalam suatu kerangka kerja kategori yaitu unit struktur kelasdan sistem Keempat kategori tersebut bersifat universal maksudnya keempat kategori tersebut sangatlahpenting dan mencukupi sebagai dasar mendeskripsikan berbagai bahasaAnalisis kontrastif di dalam kategori unit menganalisis unitshyunit yang ada dalam suatu kalimat Suatu kalimattunggal dalam bahasa sumber akan selalu berhubungan dengan dasar satushydemishysatu dengan kalimat tunggaldalam bahasa sasaran Di dalam kategori struktur analisis kontrastif menganalisis susunan linear yang mungkindari unitshyunit di dalam klausa frasa dan kata Pernyataan struktur analisis kontrastif ini secara implisit

dapat dilihat di dalam kalimat berikutMy friend who plays football is very patient Di dalam kategori kelas analisis kontrastif menganalisis unitshyunityang dapat beroperasi di berbagai tempat dalam struktur Di dalam kategori sistem analisis kontrastifmenganalisis pilihan dari rangkaian unsure yang tidak ditentukan lagi oleh tempat dimana unsur tersebutmenduduki suatu kalimat Pilihan yang dimaksud adalah pilihan terhadap terma tertentu pada satu tempattertentu dalam rangkaian pilihan terma yang lain yang juga mungkin ada di termpat tersebut Misalnya kita harusmenggunakan frasa kelas nominal untuk mengisi subjek di dalam klausa tetapi kita bebas untuk memilih antarafrasa nomina tunggal atau jamak Ketiga analisis kontrastif menggabungkan deskripsishydeskripsi tersebut ke dalam model bahasa yang sama

id 131Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 132Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

id 133Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

Terdapat beberapa model yang digunakan di dalam analisis kontrastif yaitu model struktur (taksonomi) modeltransformationalshygenerative grammar (TGG) dan model contrastive generative grammar (CGG) Model struktural menurut para Strukturalis dapat digunakan untuk tujuan komparatif Model tersebutmempermudah di dalam mengukur struktur gramatikal dan membuat perbedaan maksimum antara dua sistembahasa Dengan model struktural beberapa konstruksi gramatikal yang tidak sederhana (yang tidak terdiri darisalah satu unsur) dapat dikurangi dalam pasangan konstituen (analisis ini disebut Immediate Constituent)Misalnya konstruksi seperti disgraceful dianalisis ke dalam disgrace + ful Dengan kata lain konstruksi yangdiberikan terbentuk dari bagian ABC yang dapat dianalisis dengan AB + C atau A + BC Prosedur ini juga dapatdigunakan untuk penerapan yang lebih luas misalnya di dalam frasa maupun kalimat Model transformationalshygenerative grammar mengenali tingkatan deep structure (struktur makna)dan surfacestructure dalam suatu kalimat Kedua tingkatan ini dihubungkan dengan menggunakan apa yang disebuttransformation dengan komponen sintaktik grammar yaitu generative dan komponen semantik yaituinterpretative Model contrastive generative grammar sejauh ini telah diasumsikan bahwa suatu prosedur dimana masingshymasing dari dua bahasa yang terlibat di dalam analisis kontrastif telah dianalisis secara independen yang manakedua bahasa tersebut menghasilkan analisis untuk tujuan perbandingan Analisis kontrastif ini melibatkan duafase pertama deskripsi independen dan kedua komparasinya Fase deskripfit Nampak sebagai pendahuluansaja terhadap analisis kontrastif daripada sebagai bagian yang integral di dalamnya sedangkan fase komparatifnampak seperti ditentukan oleh inputnya Prosedur yang seharusnya adalah bahasa simber dan bahasa sasarandiletakkan menjadi satu yang dimunculkan dari beberapa dasar dan dibandingkan selama proses generatifnya

Metode Analisis KontrastifDi dalam aplikasi analisis kontrastif terutama yang menyangkut analisis kalimat di dalam suatu teks digunakanbeberapa metode yaitu karakterisasi tekstual tipologi teks dan teks yang diterjemahkanKarakterisasi tekstual merujuk pada kumpulan data yang ditunjukkan oleh masingshymasing pasangan bahasa didalam pemakaian perangkat kebahasaan tertentu untuk mencapai kohesi tekstual Konsep kohesi didapatkanmelalui pengulangan bagian dari masingshymasing kohesi yang mendahului suatu kalimat Jenis pendekatantekstual ini membutuhkan rangkaian teks yang sangat besar dalam masingshymasing bahasa jenis perangkatkohesi yang digunakan dan jenis konteks yang melatarbelakanginyaTipologi teks merujuk pada penentuan jenis teks di dalam bahasa yang berbeda yang menunjukkan fungsi yangsama Jenis teks tersebut adalah isi bentuk dan kesan sedangkan fungsi yang ditunjukkan adalah fungsi teksekspresif informatif dan imperatif Di dalam analisis kontrastif metode ini menggambarkan teksshyteks ekspresifdi

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranTeks yang diterjemahkan merupakan dasar utama analisis kontrastif tekstual Batasan utamanya adalah potensiterjadinya distorsi terjemahan yaitu bahwa teks bahasa sasaran dapat menunjukkan tandashytanda interferensidari bahasa sumber Karena penerjemah harus diberi akses pada teks sumber maka tidak ada cara untukmencegah pentransferan bentuk aslinya ke dalam bahasa sasaran Bila terjadi interferensi bahasa sumbermaka bahasa sasaran menjadi tidak alami atau tidak autentik Contoh dalam hal ini adalah kajian analisis kontrastif kedua kalimat yang digarisbawahi di bawah iniAt its southern shore it is exposed to 1 2 3 4 5Di ____ pantai selatan ______ ___________ 1 2 3 4 5the thunderous waves of the Indian Ocean6 7 8dari Samudera Indonesia7 8which is ruled by the Goddess the Southern Sea Loro Kidul

9 10 1112 13 14yang diperintah oleh Dewi Pantai Selatan Loro Kidul

9 10 11 12

id 134Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

13 14suara ombak terdengar gemuruh6

Pembahasan1 At diterjemahkan menjadi di Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima2 Its di depan kata depan at yang berarti nya dihilangkan dan hal ini tidak mengurangi makna yang ada3 Frasa southern shore diterjemahkan menjadi pantai selatan Padanan yang digunakan sudh tepat danberterima4 Kata it tidak diterjemahkan Pelesapan ini sudah tepat dan berterima karena kata it tidak memiliki arti dan tidakmengubah makna yang ada di dalam kalimat5 is exposed to tidak diterjemahkan Seharusnya kata tersebut tidak dilesapkan oleh penerjemah karena katatersebut memiliki makna tampaklah atau terlihatlah dan makna tersebut sangat berarti di dalam konteks kalimattersebut 6 the thunderous waves diterjemahkan menjadi suara ombak terdengar gemuruh Terdapat pergeseran bentukyaitu dari bentuk jamak menjadi bentuk tunggal Selain itu terdapat juga pergeseran posisi atau trasposisiPadanan yang digunakan sudah tepat namun kurang berterima Padanan ini akan lebih berterima seandainyakata suara dan terdengar dalam bahasa sasaran dilesapkan Hal ini terjadi karena kata suara dan terdengardalam konteks kalimat ini tidak memiliki makna sentral dan keberadaannya sudah diwakili oleh kata gemuruhdan ombak Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Jadipadanan yang lebih berterima seharusnya cukup gemuruh ombak saja7 Kata depan of di depan frasa the thunderous waves yang berarti dari tidak diterjemahkan dan hal ini tidakmengurangi makna yang ada8 The Indian Ocean diterjemahkan menjadi Samudera Indonesia Padanan yang digunakan sudah tepat danberterima Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Kata Indian didalam Indian Ocean dapat berarti Samudera India atau Samudera Indonesia karena letaknya antara negaraIndia dan Indonesia 9 Which diterjemahkan menjadi yang Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima10 is ruled diterjemahkan menjadi diperintahkan Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima11 by diterjemahkan menjadi oleh Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima12 the Goddess diterjemahkan menjadi Dewi Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima13 the southern sea diterjemahkan menjadi Pantai selatan Padanan yang digunakan sudah berterima namunkurang tepat Kata Sea seharusnya diterjemahkan menjadi laut karena kata laut dan pantai dalam bahasasasaran memili konsep dan makna yang berbeda Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memilikimakna yang sudah tentu14 Loro Kidul diterjemahkan tetap menjadi Loro Kidul Padanan ini sudah tepat dan berterima

Dari segmentasi diatas alternatif padanan yang dapat ditawarkan adalah Di Pantai Selatan tampaklahgemuruh ombak Samudera Indonesia yang diperintahkan oleh Dewi laut Selatan Loro Kidul

ReferensiBaker Mona 1998 In Other Words London RoutledgeCatford JC 1974 A Linguistics

Theory on Translation London Oxford UniversityPressHouse Juliane 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressJames Carl 1980 Contrastive Analysis London LongmanMunday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

id 135Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 136Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 137Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 138Quotes detected 001 in quotes

id 139Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 140Quotes detected 0 in quotes

id 141Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 142Quotes detected 0 in quotes

id 143Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

2001) Quality Factors inDocumentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Newmark Peter 1982 Approaches to Translation Germany Pergamon PressVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John Benjamins

8Pendekatan Fungsional dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pendekatan fungsional dalam penerjemahan

Sebagai suatu kegiatan yang profesional penerjemahan telah berkembang pesat akibat perkembangan peranandan pengaruh komunitas internasional dan berbagai bentuk keanekaragaman bahasa Oleh karena itu pulaberbagai penelitian yang mendalam mengenai penerjemahan telah banyak dilakukan tidak hanya dalamberbagai bentuk pendekatan teoretis terhadap penerjemahan yang telah dilakukan selama bertahunshytahuntetapi juga bagaimana para penerjemah menerjemahkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan tersebutSalah satu pendekatan di dalam penelitian penerjemahan adalah pendekatan fungsional Pendekatan inimenyebutkan bahwa penerjemah seharusnya tidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikanoleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai di dalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yangditentukan oleh penerimanya (Nord 199240) Pendekatan fungsional pada dasarnya terdiri dari penerjemahansebagai komunikasi antarbudaya penerjemahan sebagai transfer budaya dan teori skopos (dalam bahasa Latinyang berarti maksud atau tujuan)

PENERJEMAHAN SEBAGAI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentu

id 144Plagiarism detected 025 httpsastraumacidwpshycontentu

id 145Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 146Plagiarism detected 019 httpsastraumacidwpshycontentu

id 147Plagiarism detected 008 httpsastraumacidwpshycontentu

id 148Plagiarism detected 015 httpsastraumacidwpshycontentu

id 149Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 150Plagiarism detected 049 httpsastraumacidwpshycontentu

yang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalahpenghasil Tsu pengirim Tsu Tsu penerima Tsu inisiator penerjemah Tsa dan penerima Tsa

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antarapenghasil Tsu dan pengirim Tsu Penghasil Tsu menghasilkan Tsu

dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim Tsu Hal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksudpengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tsu yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untukpembaca Tsu Meskipun penerima Tsu tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudayapenerima teks masih mempengaruhi Tsu dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkanolehTsa berbeda dengan situasi yang dihasilkan Tsu dengan pengirim Tsu dan penerima Tsa

yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan oleh penerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memilikiketertarikan dalam menerjemahkan Tsu saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerimaTsu

Berdasarkan pada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan jugabahasa sasaran penerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsu danmengantisipasi reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsa serta menguji kecukupan fungsional dariterjemahan yangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim Tsu

penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yang mengungkapkan maksudshymaksudpada Tsu

PENERJEMAHAN SEBAGAI TRANSFER BUDAYA

Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141)

Maksudnya adalah bahwa pengirim suatu teks tidak akan pernah dapat menuntutbahwa suatu teks diterima dengan cara tertentu Pengirim hanya dapat menyarankan

id 151Plagiarism detected 021 httpsastraumacidwpshycontentu

id 152Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 153Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 154Plagiarism detected 046 httpsastraumacidwpshycontentu

id 155Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 156Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 157Plagiarism detected 063 httpsastraumacidwpshycontentu

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing penerima Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybeda bahkanmereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapat menjadisebagai tawaran informasi dimana pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengan situasidan tujuan pembaca Berdasarkan informasiyang ada pada teks sumber penerjemah akan memilih informasi yang sesuai dengan harapannya terhadapkeinginan dan situasi pembaca Disini jelas bahwa harapanshyharapan dan tawaran informasi di dalam

teks sasaran akan berbeda dengan tawaraninformasi dalam teks sumber karena penulis atau

pengirim teks sumber dan penerima teks sasaranberasal dari komunitas kebahasaan dan budaya yang berbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan Tsa tidakakan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan Tsu melainkanmenawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner

Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada hubungan antara Tsu dan Tsa Hubungan antara Tsu dan Tsa

ini tergantung pada interpretasi penerjemah terhadap Tsu dan fungsi Tsa yang harus dipenuhi oleh penerjemahdi dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah1 A translation depends on its skopos ie its intended purpose2 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language3 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 4 A translation must be coherent in itself5 A translation must be coherent with regard to its source text6 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwaa) Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkanb) Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkan

id 158Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 159Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 160Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 161Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 162Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 163Plagiarism detected 012 httpsastraumacidwpshycontentu

id 164Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 165Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumberc) Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukansebaliknya (Tsu tidak dapat dihasilkan dari Tsa)d)

Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)e) Suatu terjemahan harus bertalian logis denganTsunya (koherensi intertekstual)f)

Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya dan transfer budaya

Namun demikian Nord (1997 124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkanpenulisTsu penggagas dan pembaca Tsa

Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkin menghasilkanTsa yang bertentangan dengan maksud penulis Tsu atau gagasan pembaca Tsa mengenai apakah suatupenerjemahan

menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggung jawab penerjemah dalam mempertimbangkan haltersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitu mengacu pada hubungan interpersonal antarapartisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan fungsi Tsa yang dapat dijangkau untuk satu Tsutertentu sedangkan fungsi mengacu pada faktorshyfaktor yang membuat Tsa bekerja sesuai dengan yangdimaksud di dalam situasi sasaran

Fungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan Tsa yang fungsional yangsesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akan diterima oleh pembacaTsa karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentu

TEORI SKOPOSSalah satu konsep sentral yang telah banyak diterapkan di dalam penelitian penrjemahan adalah gagasanmengenai skopos yang secara umum digunakan untuk merujuk pada suatu tujuan atau fungsi suatupenerjemahan (Nord 199727)

Fokus dari teori skopos adalah suatuide atau gagasan yang di dalam beberapa penerjemahan penerjemah harus sadar terhadap suatu tujuan ataumaksud yang dimiliki oleh teks bahasa sasaran (Nord 199124) Suatu pertanyaan yang perlu ditanyakan adalah apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh suatu terjemahanuntuk alasan apa suatu penerjemahan dilakukan Di dalam teori skopos tujuan utama dari penerjemahanadalah teks sasaran

dan oleh karena itu di dalammenerjemahkan tidaklah penting untuk memiliki fungsi yang sama dengan teks sumber Dengan kata lain bahwajenis kesepadanan (equivalence) tertentu antara teks sumber dan penerjemahan tidaklah diikat oleh teoriskoposSebagaimana dinyatakan di atas kesepadanan (equivalence) bukanlah merupakan konsep utama dari teoriskopos meskipun berdasarkan strukturnya bentukan kata dan maksud dari teks aslinya dapat menjadi tujuan

id 166Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 167Plagiarism detected 032 httpsastraumacidwpshycontentu

id 168Plagiarism detected 081 httpsastraumacidwpshycontentu

id 169Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 170Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 171Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

(skopos) dari suatu terjemahan Hal ini

dapat dikatakan bahwa di dalam teoriskopos bentukshybentuk budaya sasaran sangatlah penting dan bukannya kesepadanan (equivalence) antara tekssumber dengan teks sasaran Hal ini memberikan ruang gerak atau suatu kebebasan yang lebih bagipenerjemah sehingga penerjemah dapat memfokuskan pada tujuan dari penerjemahan tersebut Tujuan iniditentukan oleh pemberi tujuan (dengan masukanshymasukan dari penerjemah) yang mengatur atau mendiktetujuan (skopos) dari penerjemahan tersebutJadi dalam teori skopos

tujuan dari teks sasaran sangatlah penting dalam arti bahwa di dalam terjemahan untuk memiliki fungsi yangsama atau sepadan dengan bahasa sumber tidaklah penting Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord(199736) bahwa jenis kesepadanan dari bahasa sumber dan terjemahannya tidaklah diikat atau diatur melaluiteori skopos Ini berarti bahwa ekuivalensi atau kesepadanan bukanlah konsep utama dari teori skoposDengan kata lain dapat dikatakan bahwa di dalam teori skopos fiturshyfitur bahasa sasaran sangatlah penting danbukannya kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran Hal ini memberikanbanyak kebebasan kepada para penerjemah sehingga penerjemahdapat memusatkan pada tujuan atau hasil dari penerjemahannya

Kapanpun penerjemah diminta untuk mengerjakan tugas penerjemahan dia biasanya memulai dengantahapan atau fase penting dengan menguji atau melihat dulu skopos (tujuan) dari penerjemahan tersebut(Nord 199735) Dalam tahapan awal ini keterbacaan haruslah benarshybenar dipikirkan Juga penerjemahharus melihat pada apa pengaruh teks terhadap para pembaca Tahapan ini sering melibatkan analisis fiturshyfitur asli bahasa sumber penerjemah juga memikirkan bagaimana teks sumber mempengaruhi pembacanyaDi dalam usahanya pengaruh dari fiturshyfitur tekstual khususnya tingkat keterbacaan harus benarshybenardipertimbangkanTeori skopos juga menekankan perbedaan antara jenisshyjenis teks Tipologi teks yang sering digunakan didalam konteks teori skopos adalah bahwa teks dibagi ke dalam teks informatif (memberitahu pembacamengenai objek dan fenomena di dalam dunia nyata) teks ekspresif (aspek informatif dikomplementasikandengan menggunakan komponen astetika) dan teks operatif (baik makna dan bentuk merupakan subordinatterhadap efek ekstralinguistik) (Nord 1997 37shy38)Suatu teks di dalam pendekatan teori skopos pada dasarnya merupakan suatu tawaran informasi (offer ofinformation) dari produsen kepada para pelanggannya (Schaffner 1998b 236) Penerjemah sebagai seorangpakar di dalam penerjemahan haruslah menginterpretasikan informasi bahasa sumber dengan memilih fiturshyfitur yang paling mendekati atau berhubungan dengan persyaratan yang diminta di dalam bahasa sasaran Darisudut pandang ini dapat dikatakan bahwa proses penerjemahan tidak ditentukan oleh bahasa sumbernya atautujuan dari pengarangnya namun ditentukan oleh skopos dari bahasa sasaran sebagaimana yang diminta atauditentukan oleh permintaan pelanggan sasaran (dalam hal ini penerjemahan tetap dilakukan dan diputuskanoleh penerjemah sendiri) Oleh karenanya terjemahanadalah hasil dari teks sasaran yang secara fungsional sesuai dengan teks sumber yang diterjemahkan danhubungan antara dua teks tersebut ditentukan menurut tujuan (skopos) penerjemahan (

Schaffner 1998b236)Dengan melihat pada tujuan penerjemahan sebagai faktor yang paling penting di dalam kegiatanpenerjemahan teoriskopos menekankan pentingnya peranan

penerjemah sebagai seorang pakar di dalam kegiatan penerjemahan dan sematashymata menawarkan informasiyang peranannya di dalam kegiatan harus diputuskan oleh penerjemah tergantung pada harapan dankebutuhan pembacasasaran Schaffner (1998b) lebih lanjut mengatakan teori skopos sebagai bagian dari

pendekatan fungsional memfokuskan pada penerjemah memberikannya lebih banyak kebebasan dan padasaat yang sama juga lebih bertanggung jawab

id 172Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 173Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

terhadap penerjemahannya Oleh karena itu penerjemah

menjadi seorang pengarang teks bahasa sasaran yang bebas dari batasanshybatasan yang ditentukan olehkonsep kesetiaan terhadap bahasa sumber itu sendiriLebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwa penerjemah tidak selamanya dapat menentukan tujuanpenerjemahan dari teks sumber ke bahasa sasaran dan oleh karena itu penerjemah memerlukan apa yangdisebut dengan petunjuk penerjemahan (translation brief) Petunjuk penerjemahan akan memandu penerjemahterhadap informasi yang mereka pilih dari tawaran informasi awal (teks sumber) dan cara penerjemahmengemas informasi tersebut ke dalam teks sasaran Menurut Nord petunjuk penerjemahan tersebut terdiri darifungsi teks yang diinginkan pembaca teks sasaran waktu dan tempat penerimaan teks medium dimana tekstersebut akan diterjemahkan dan alasan pemroduksian teks tersebutBila petunjuk penerjemahan menyatakan bahwa fungsi atau tujuan harus diganti atau dipertahankan di dalampenerjemahan penerjemah juga harus melakukan hal tersebut Oleh karena itu penerjemahan tidak lagi

ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapi berdasarkan kecukupan (adequacy) sesuaidengan petunjuk penerjemahan Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logis ataumasuk akal (coherent)

Untuk menganalisis teks sumber yang berbeda dengan teks sasaran dan juga untuk melihat unsurshyunsur dalamteks sumber yang tetap dipertahankan dan yang harus diganti untuk menghasilkan teks sasaran yang fungsionaldalam budaya sasaran maka dibutuhkan apa yang disebut dengan faktorshyfaktor ekstratekstual dan faktorshyfaktorintratekstual (Nord 1991a35shy43) Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual ini merupakan bagian dari teoriskoposFaktorshyfaktor ekstratekstual merujuk pada situasi komunikasi dari teks sumber dan fungsi yang akan dihasilkanteks sasaran Faktorshyfaktor ekstratekstual ini mengindikasikan fungsishyfungsi teks yang ingin dicapai yangmencakup informasi mengenai penulis atau pengirim teks (who) penerima teks yang dimaksud (to whom)maksud pengirim (what for) medium atau kanal tempat teks dikomunikasikan tempat dan waktu komunikasiproduksi teks dan penerima teks dan motif komunikasi (why) Faktorshyfaktor ekstratekstual dapat diidentifikasisebelum membaca teksFaktorshyfaktor intratekstual merujuk pada teks itu sendiri dan mencakup unsurshyunsur nonshyverbal Faktorshyfaktorintratekstual ini hanya dapat diidentifikasi setelah teks dibaca Faktorshyfaktor intratekstual ini dianalisis denganmenanyakan mengenai pokok permasalahan teks isi atau informasi dalam teks asumsi pengetahuan yangdibuat oleh penulis bagaimana teks dibangun unsurshyunsur nonshyverbal yang ada di dalam dan di sekitar tekskarakteristik leksikal dan sintaks dan fiturshyfitur suprasegmentalFaktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tidak dapat dilihat secara terpisahshypisah karena faktorshyfaktortersebut saling mempengaruhi satu sama lain Kedua rangkaian faktor tersebut akan menghasilkan efek tertentuterhadap penerima atau pembaca (Nord 1991a130shy140) Efek ini berorientasi pada pembaca karena efek inimembangun hubungan antara teks dan pembaca Hubungan tersebut merupakan hasil dari tujuan komunikatifdan dapat mempengaruhi hubungan sosial pembaca terhadap pengirim tingkat pengetahuan keadaanemosional dan kegiatan berikutnya Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut diungkapkan di dalambentuk pertanyaan sebagaimana dinyatakan Nord sebagai berikutWho transmitsTo whomwhat forby which mediumwherewhenwhya textwith what functionOn what subjectshymatterdoes he saywhat(what not)in what orderusing which nonshyverbal elementsin which words

id 174Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 175Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 176Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 177Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

in what kind of sentencesin which toneto what effect

Salah satu keuntungan dari analisis faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual sebagai bagian dari teoriskopos adalah bahwa faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut dapat diterapkan pada semua jenisteks sumber dan terjemahan yang dihasilkan ke dalam berbagai teks sasaran dan budaya sasaranNamun demikian terdapat kritik terhadap teori skopos tersebut Kebanyakan kritik tersebut berhubungan dengandasarshydasar filosofi dari teori skopos itu sendiri yang menyatakan bahwa teori skopos hanya dapat diterapkanuntuk penerjemahan teks yang bukan sastra Namun pernyataan tersebut disangkal oleh Nord (199780shy108)bahwa teori skopos dapat diterapkan untuk menerjemahkan karya sastra

ReferensiBaker M 2001 (

Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledgeNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalNord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis Amsterdam Rodopi BV helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1997 Translating as a Purposeful Activity ManchesterSt JeromeSchaffner 1998b

Skopos Theory In Mona Baker (ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies (pp 235shy38) London Routledge9Penilaian Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan penilaian di dalam penerjemahan

Penilaian penerjemahan selalu melibatkan dua hal penting yaitu bagaimana pesan dan bentuk teks sumberdialihkan ke dalam teks terjemahan Jadi penilaian terjemahan pada dasarnya berkisar pada bagaimana keduahal tersebut dialihkan Umumnya yang ditekankan pada penilaian adalah pengalihan makna yaitu apakahpesan yang disampaikan tetap setia pada teks sumber atau adakah pesan yang hilang ataupun ditambahPenilaian berikutnya adalah pada bentuk yaitu apakah bentuk teks sasaran atau teks terjemahan dapat terbacasebagai tulisan asli atau tidak apakah ada atau tidak interferensi dari bahasa sumber dan ada atau tidakkahkesalahan gramatikal di dalam teks sasaranEvaluasi terhadap kualitas terjemahan dapat dilakukan dengan berbagai cara Soemarno (1988 33shy35)menyatakan bahwa carashycara menilai suatu terjemahan dapat dilakukan melalui (1) terjemahan balik (2)pengujian pemahaman (3) pengujian melalui performansi seseorang 1 Terjemahan BalikSuatu teks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Hasil terjemahan dalam bahasa B diterjemahkankembali ke dalam A1 Untuk menilai hasil terjemahan itu terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli ASemakin dekat terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli A semakin tinggi nilainya Terjemahan A1memang tidak akan sama dengan teks asli A

2 Pengujian PemahamanTeks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Seseorang dengan membaca hasil terjemahan dalam

bahasa B itu diminta untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau kuesioner dalam bahasa B yangmaterinya diambil dari teks dalam bahasa A Jawaban terhadap kuesioner tersebut digunakan untuk menilaihasil terjemahan tersebut3 Pengujian Melalui Performansi SeseorangCara ini digunakan untuk menilai suatu terjemahan dari suatu naskah yang bersifat teknis Pengujian inidilakukan dengan menyuruh seseorang melakukan suatu perbuatan sesuai dengan apa yang dituliskan dalamnaskah yang diterjemahkan tersebutDi samping cara menilai terjemahan seperti yang disampaikan Soemarno di atas carashycara lain yang dapatdilakukan adalah dengan teknik cloze (cloze technique) teknik membaca dengan suara nyaring (reading aloudtechnique) dan pendekatan berdasar padanan (equivalence based approach) a Teknik ClozeTeknik cloze merupakan tes pemahaman pembaca yang digunakan sebagai suatu indikator tentang sukar ataumudahnya teks terjemahan bagi pembaca (Suryawinata 1982 107) Indikator kemudahan teks cukup dilihat daripersentasi yaitu 75 pembaca dapat mengerjakan dengan benar 50 dari soal berarti teks terjemahan itucukup mudah dipahami yang berarti penerjemahannya dapat dianggap cukup baik Menurut Nababan (200420) teknik cloze ini menggunakan tingkat keterpahaman pembaca terhadap teks bahasa sasaran sebagaiprediktor kualitas terjemahan Semakin mudah pembaca menebak kata berikutnya dalam kalimat dalam suatuterjemahan semakin mudah kata tersebut dapat dipahami dalam konteks tertentu Teknik cloze ini dianggap memiliki cirishyciri tes integratif dan bahkan pragmatik Tes cloze selalu menggunakanwacana yang mengandung konteks bukan sematashymata kalimatshykalimat lepas Mengerjakan tes yangmenggunakan wacana mensyaratkan kemampuan memahami unsurshyunsur kebahasaan maupun nonshykebahasaan sebagai bagian dari pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan Kemampuan untukmengerjakan tes cloze mengandalkan pada kemampuan memahami wacana tulis yang ditunjang olehpenguasaan tatabahasa kosakata serta wacana secara umum Dalam penerapannya teknik ini digunakan sebagai suatu proses pemahaman wacana yang disertai denganmelengkapi kekuranganshykekurangan yang ada Kekuranganshykekurangan yang harus dilengkapi itu terdiri darikatashykata yang merupakan bagian dari suatu wacana yang dengan sengaja dihilangkan dari teks aslinyaKemampuan untuk mengenali dan mengembalikan katashykata yang telah dihilangkan itu secara tepatmenunjukkan tingkat kemampuan pemahaman dan merupakan sasaran tes clozePenghilangan katashykata dari suatu wacana tulis merupakan ciri pokok tes cloze Penghilangan katashykata itudilakukan secara sistematis dengan menggunakan rumus yang dikenal dengan penghilangan kata keshynMaksudnya adalah bahwa pada suatu teks yang telah dipilih kata yang keshysekian (misalnya keshy7 keshy8 dansebagainya) dihilangkan sehingga meninggalkan suatu tempat kosong Dengan demikian pada teks yangdigunakan sebagai bahan tes cloze terdapat sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg (reliabel) yaitusetiap kata keshynDalam mengerjakan tes cloze peserta harus berusaha untuk menentukan kata yang telah dihilangkan danmemasukkannya kembali ke dalam tempatnya yang sesuai sedemikian rupa sehingga teks itu kembali utuhsecara kebahasaan dan makna seperti teks aslinya Untuk itu dibutuhkan kemampuan berbahasa yang bersifatmenyeluruh yang tidak sematashymata terbatas pada penguasaan ejaan penulisan dan makna katashykata tetapijuga pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan dengan berbagai hubungan antarbagian wacana yangterdapat di dalamnyaDalam penyelenggaraan tes cloze hubungan antarbagian dalam wacana merupakan unsur yang penting Untukitu dibutuhkan wacana yang cukup panjang dan bukan sekadar kumpulan kalimatshykalimat lepas Selain adanyahubungan antarbagian wacana yang cukup panjang memungkinkan penghilangan katashykata dalam jumlah yanglayak untuk menyusun satu tes yang utuh Semakin panjang teks yang digunakan semakin banyak jumlah katadi dalamnya Dan semakin banyak jumlah kata dalam suatu teks semakin banyak jumlah kata yang dapatdihilangkan atau semakin jarang jarak penghilangan katanya Dapat dicatat bahwa semakin rapat jarakpenghilangan kata yang berarti semakin banyak jumlah kata yang dihilangkan akan semakin sulit tesnya dansebaliknya Tes cloze dengan penghilangan setiap kata keshy5 misalnya lebih sulit daripada tes serupa denganjarak penghilangan setiap kata keshy9 b Teknik membaca dengan suara nyaringTeknik membaca dengan suara nyaring melibatkan para pembaca dalam menentukan kualitas terjemahanPenilai meminta beberapa pembaca untuk membaca teks terjemahan dengan suara nyaring di hadapanpendengar Jika para pembaca tersendatshysendat ketika membaca teks terjemahan maka diasumsikan bahwateks terjemahan tersebut mengandung masalah (Nababan 200421)Teknik membaca dengan suara nyaring ini pada dasarnya hanyalah mengukur tingkat kelancaran membacasaja Jika pembaca mampu membaca dengan lancar tidak menjamin bahwa pembaca tersebut benarshybenarmemahami isi teks terjemahan dengan baikc Pendekatan berdasarkan PadananPendekatan berdasarkan padanan menggunakan padanan antara

id 178Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 179Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 180Plagiarism detected 009 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 181Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dengan teks bahasasasaran sebagai kriteria untuk menentukan kualitas terjemahan Sebuah terjemahan dikatakan mempunyaikualitas yang tinggi jika terjemahan yang bersangkutan dapat mencapai padanan yang optimal antara teksbahasa sumber dan teks bahasa sasaran (Nababan 200426)Untuk mengetahui apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan penilai perlumembandingkan kedua teks tersebut dalam hal tipe teks ciri kebahasaan yang digunakan dan faktorshyfaktorekstralinguistik Tipe teks mengacu pada fungsi utama bahasa dalam suatu teks ciri kebahasaan menyangkutciri semantik gramatikal dan stilistik dan faktorshyfaktor ekstralinguistik mengacu pada dampak faktorshyfaktor padastrategi verbalisasi termasuk tingkat pengetahuan yang berbedashybeda tentang isi teks yang dimiliki oleh parapembaca

teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran pengetahuan dan persepsi yang berbedashybeda tentang fenomena tertentu

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa makna dan gaya merupakan hal yang sangat penting dalampenerjemahan dan merupakan hal yang mendasar yang ingin dilakukan di dalam menerjemahkan

Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemah harus mampu mencari padanan makna dan gaya dalambahasa sasaran yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang ada dalam bahasa sumber

Di dalam usaha mencari padanan makna dan gaya tersebut perlu dirumuskan suatu parameter penilaian kualitasterjemahan Parameter ini digunakan untuk memberikan kriteriashykriteria yang objektif mengenai kualitashubungan antara teks sumber dengan teks sasaran Parameter kualitas penerjemahan dapat dilihat dari berbagai sudut atau perspektif Menurut Gerzymisch(2001229) parameter kualitas terjemahan dapat dilihat dari perspektif individual (an itemized perspective)perspektif pola hubungan (a relational pattern perspective) dan perspektif pola keseluruhan (a holisticperspective) Perspektif individual melihat masalahshymasalah secara satu per satu yang ada di dalam suatu teksdan mengidentifikasi fenomena tekstual lokal seperti metafora makna leksikal makna gramatikal maknaambigu dan sebagainya Perspektif pola hubungan menggambarkan polashypola yang dapat diidentifikasisebelumnya dengan unsurshyunsur yang dapat diidentifikasi berikutnya di dalam suatu teks dan kita dapatmengidentifikasi titik awal masalah yang dapat ditelusuri di dalam perkembangannya terhadap keseluruhan teksdan yang dapat digambarkan sebagai rangkaian fenomena individual Perspektif pola keseluruhan melihat polashypola holistik sebagai entitas fungsional yang membentuk teks yang dengan perspektif tersebut kita dapatmengidentifikasi polashypola di dalam suatu teks yang tidak ada titik awal yang dapat diidentifikasi sebelumnyaPolashypola holistik tersebut dibentuk oleh unsurshyunsur yang secara fungsional saling berhubungan dengan salahsatu unsur fungsional yang kemudian menjadi suatu unsur di dalam entitas fungsional yang besar Contohshycontoh dari perspektif ini adalah hubunganshyhubungan budaya pola pengetahuan dan sebagainya Sementara itu AlshyQinai (2000499) menyatakan bahwa parameter penilaian penerjemahan dapat digunakanuntuk mengukur tingkat efisiensi suatu teks dengan melihat pada fungsi sintaktik semantik dan pragmatikdalam kerangka budaya yang ada baik

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut AlshyQinai parameter tersebut adalah 1 Tipologi Teks dan Tenor misalnya struktur naratif dan kebahasaan dari teks sumber dan teks sasaran fungsiteks (didaktif informatif instruksional persuasif dan sebagainya)2 Hubungan Formal keseluruhan makna dan bentuk teks pembagian paragraf tanda baca kuotasi dansebagainya3 Koherensi Struktur Tematik Tingkat kesimetrisan tematik bahasa sumber dengan bahasa sasaran4 Kohesi Referensi (koshyreferensi anapora katapora) substitusi elipsis deiksis dan konjungsi5 Kesepadanan Teks Pragmatik (Dinamik) Tingkat kedekatan teks sasaran dengan maksud teks sumber(misal kepuasaan atau penyimpangan harapan pembaca) dan fungsi ilokusioner teks sumber dan teks sasaran6 Register jargon idiom kata pinjaman kolokasi parafrase konotasi dan aspek emotif dari makna leksikal7 Kesepadanan Gramatikal susunan kata struktur kalimat modalitas tense Parameter bahwa suatu terjemahan sudah sepadan makna dan gayanya bila terjemahan yang bersangkutan

id 182Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 183Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 184Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 185Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

id 186Plagiarism detected 004 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 187Plagiarism detected 001 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 188Plagiarism detected 003 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

dapat mencapai padanan makna dan gaya yang optimal

antara teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran Kalimat dikatakan mempunyai padanan makna bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki makna leksikal gramatikal tekstual kontekstual sosiokultural danatau makna implisit yang samaKalimat dikatakan mempunyai padanan gaya bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki kategori yang sama dalam unsurshyunsur gayanya yaitu pilihan kata ekspresi idiomatik gaya bahasajenis katastruktur kata tertentu dan tanda baca dalam upaya bagaimana menyajikan atau mengkomunikasikanhasil terjemahannya dalam bentuk tulisan Sementara itu keterbacaan keakuratan dan kewajaran sangatlah penting di dalam menilai kualitas terjemahanSebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Parameter bahwa suatu terjemahan sudah memenuhi unsur keterbacaan bila suatu teks tersebut dapatdipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yang dilakukan para pembaca terhadap teks tersebutsuatu terjemahan memenuhi unsur keakuratan bila pembaca bahasa sasaran dapat memahami pesan secaraakurat seperti yang dimaksud oleh penulis asli (makna dan gaya yang diterjemahkan sudah sepadan danberterima secara optimal) dan suatu terjemahan memenuhi unsur kewajaran bila pesan dapat dikomunikasikandalam bentuk yang sealami mungkin sehingga pembaca teks sasaran merasa bahwa teks yang dibaca adalahteks yang asli atau tidak tampak seperti suatu terjemahan Menurut Rochayah (2000 108) pentingnya penilaian hasil terjemahan karena dua alasan yaitu untukmenciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktek penerjemahan dan untuk kepentingan kriteria danstandar dalam menilai kompetensi penerjemah Penilaian hasil penerjemahan ini mengacu pada produk ataukarya terjemahan itu sendiri Menurut Nababan (2000 121) ada dua arah penelitian dalam

penerjemahan yaitu penelitian yang berorientasi pada produk dan penelitian yang berorientasi pada prosesPenelitian yang berorientasi pada produk inilah yang bisa dinilai dan dievaluasi oleh seorang penilai terjemahansedangkan penelitian yang mengacu pada proses sangat sulit untuk dinilai karena yang dikaji mengarah padaproses ketika aktivitas penerjemahan dilakukan oleh penerjemahHal pokok dalam penilaian karya terjemahan adalah rambushyrambu atau kriteria penilaian karya terjemahanKriteria penilaian ini ditentukan untuk menjaga validitas dan reliabilitas hasil penilaian Namun demikian perludipahami bahwa tidak ada hasil terjemahan yang sempurna sehingga penilaian pun bersifat relatif danberdasarkan kriteria kurang lebih karena penilaian terhadap padanan semua tataran satuan lingual secaraobjektif sulit dicapai (Rochayah 2000115 dan Nababan 200460) sehingga penentuan kriteria dan indikator puntidak dapat bersifat objektif ketat dan tetap terpengaruh pada sujektifitas penilai Rochayah (2000119) menyampaikan kriteria penilaian hasil terjemahan sebagai berikutKriteria Penilaian Hasil Terjemahan

Kategori Nilai Indikator Terjemahan hampir sempurnaTerjemahan sangat bagus Terjemahan baik Terjemahan cukup Terjemahan kurang 86shy90 (A) 76shy85 (B) 61shy75(C) 46shy60 (D) 20shy45 (E) Penyampaian wajar

hampir tidak terasa seperti terjemahan tidak ada kesalahanejaan tidak ada kesalahanpenyimpangan tata bahasa tidak ada kekeliruan penggunaan istilah Tidak ada

id 189Plagiarism detected 014 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 190Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 191Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 192Quotes detected 001 in quotes

id 193Plagiarism detected 002 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

distorsi makna tidak ada terjemahan harfiah yang kaku tidak ada kekeliruan penggunaan istilah ada satushyduakesalahan tata bahasa ada satushydua kesalahan penggunaan ejaan dan tanda bacaejaan Tidak ada distorsimakna ada

terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teks sehingga tidak terlaluterasa seperti terjemahan kesalahan tata bahasa dan idiom relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teksada satushydua penggunaan istilah yang tidak bakuumum ada satushydua kesalahan ejaan Terasa sebagai terjemahan

ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teks ada beberapakesalahan idiom dantata bahasa tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teksada penggunaan istilah yang tidak bakuumum dan atau tidak jelas

Sangat terasa sebagai terjemahan terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif lebih dari 25 darikeseluruhan teks) terdapat distorsi makna dan kekeliruan penggunaan istilah lebih dari 25 keseluruhan teks

Apabila kita cermati kriteria yang diberikan oleh Rochayah mempunyai sedikit kekurangan Pada kategoriterjemahan hampir sempurna terdapat sedikit kekurangan pada kriteria indikatornya Kekurangan tersebutadalah tidak adanya indikator

lsquotidak ada distorsi maknarsquoseperti pada kategori terjemahan sangat bagus dan terjemahan baik Indikator tidak ada distorsi makna iniseharusnya ditambahkan di dalam indikator terjemahan hampir sempurna karena dalam penerjemahan yangdilakukan adalah pencarian padanan makna yang seoptimal mungkin Nababan (2004) menggunakan dua instrumen untuk menilai kualitas terjemahan Instrumen tersebut adalahAccuracyshyRating Instrument yang diadaptasi dari Nagao Tsujii dan Nakamura (1998) yang didasarkan padaskala 1 sampai 4 sebagaimana yang ditunjukkan berikut iniSkala dan Definisi Kualitas Terjemahan (Nababan 2004)Scale Definition 1 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentence isclear to the evaluator and no rewriting is needed 2 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentencecan be clearly understood by the evaluator but some rewriting and some change in word order are needed 3 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence There are some problemswith the choice of lexical items and with the relationship between phrase clause and sentence elements 4 The source sentence is not translated all into target sentence ie it is omitted or deleted

Kriteria atau rambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang dinyatakan oleh Nababan menunjukkan suatukemudahan keefektifan indikator dibanding yang telah dinyatakan oleh Rochayah dan hal ini juga ditunjukkandengan penggunaan skala 1 sampai 4 Namun demikian perlu dipertimbangkan bahwa dalam menilaiterjemahan harus dilihat apa yang akan dinilai apakah itu teks ilmiah ataukah teks susastra dan kepadasasaran pembaca yang mana Lebih lanjut Rochayah menyatakan bahwa di samping makna dan kriteria hal pokok dalam menilai karyaterjemahan adalah cara menilai hasil terjemahan Rochayah (2000117shy123) membagi ke dalam dua cara yaitu

cara umum dan cara khusus Cara umumdigunakan untuk teks yang umum yakni teks yang tidak mempunyai ciri tertentu yang beda dengan yang lainsecara universal Misalnya ciri penggunaan bahasa dalam teks ilmiah mempunyai ciri universal yaitu efektiflugas tidak taksa dan formal Ciri tersebut berlaku untuk semua teks ilmiah misalnya jurnal makalah artikeldisertasi dan lainshylainPenilaian secara umum dapat dimulai dari asumsi umum bahwa tidak ada terjemahan yang sempurnapenerjemahan semantik dan komunikatif merupakan reproduksi pesan yang umum dan penilaian bersifat umumdan relatif Penilaian karya terjemahan dapat dilakukan dengan tahapan penilaian fungsional penilaian

berdasarkan makna dan kriterai dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan kesepadananpesan hasil terjemahan yakni terjemahan yang hampir sempurna terjemahan sangat bagus terjemahan baikterjemahan cukup dan terjemahan burukSedangkan cara penilaian khusus digunakan untuk menilai teks yang mempunyai ciri penggunaan yang khususatau tidak mempunyai ciri penggunaan bahasa yang universal dengan teks lainnya misalnya puisi Di sampingmakna bentuk puisi harus dipertimbangkan oleh penerjemah sehingga dalam menerjemahkan harus dapatmemasukkan minimal dua unsur tersebut agar keindahan bentuknya juga dapat terhubung dalam karyaterjemahan puisi Oleh karena itu penilaian khusus harus mempertimbangkan bentuk sifat dan fungsiLebih lanjut Rochayah (2000121shy122) menjelaskan bahwa kriteria yang dapat digunakan dalam penilaiankhusus adalah berubah atau tidak berubah menyeluruh atau lokal jelas atau tidak jelas baku atau tidak bakuwajar atau tidak wajar (misalnya puisi yang mengandung metaforik) benar atau tidak Namun demikian carayang dilakukan tidak berbeda dengan cara penilaian umum yakni penilaian fungsional penilaian berdasarkanmakna dan kriteria dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan keberterimaankesepadanan pesan hasil terjemahan dan kualitas terjemahan yakni terjemahan hampir sempurna terjemahansangat bagus terjemahan baik terjemahan cukup dan terjemahan burukSenada dengan cara penilaian khusus yang disampaikan oleh Rochayah Zhonggang (2006 45) menilai suatukarya terjemahan susastra baik puisi maupun novel dengan menggunakan skala relevansi MenurutZhonggang yang dimaksud dengan skala relevansi adalah suatu tingkat relevansi yang mana pembacamemahami suatu teks tergantung pada jumlah pengaruh kontekstual terhadap teks dan upaya untuk memahamiteks tersebut Semakin banyak pengaruh kontekstual semakin relevan teks tersebut semakin sedikit upayayang dilakukan pembaca dalam memahami suatu teks semakin relevan teks tersebut Skala relevansi inidikelompokkan menjadi relevansi optimal relevansi kuat relevansi lemah dan tidak ada relevansisebagaimana tersaji berikut

Skala Relevansi (Zhonggang 2006 45)Relevance Contextual implication Processing effort Optimal relevance Fully comprehensible Without unnecessary effort Strong relevance Relatively clear With some necessary effort Weak relevance Implied Considerable effort taken Irrelevance Vague and unclear All the effort is in vain

Ketiga cara penilaian yang telah disampaikan oleh Rochayah Nababan dan Zhonggang di atas merupakanrambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang lebih mengutamakan pada keakuratan makna Selain maknapenggunaan gaya dalam penerjemahan novel juga sama pentingnya dengan makna Penerjemahan ataupencarian padanan makna tanpa penerjemahan gaya yang sesuai hasil terjemahan akan menjadi tidak lengkapdan tidak efisien Makna adalah apa yang dikomunikasikan ke pembaca terjemahan sedangkan gaya adalahcara bagaimana mengkomunikasikan makna tersebut ke pembaca terjemahanSelain itu hal penting lainnya adalah tingkat pemahaman pembaca atau unsur keterbacaan terjemahanKeterbacaan menurut para pakar terjemahan mengacu pada seberapa mudah teks tulis dapat dibaca dandipahami oleh pembaca Keterbacaan merupakan keseluruhan unsur dalam sebuah teks tulis yangmempengaruhi keterpahaman pembaca (dalam Nababan 2004 29) Sementara itu Suryawinata (1982 104shy105) menyatakan bahwa keterbacaan adalah berpusat pada masalah mudah tidaknya suatu teks untuk dibacadan dipahami oleh pembacanya dan tidak mempermasalahkan kesetiaan suatu teks terjemahan terhadapsumber aslinya Dari beberapa pendapat para pakar terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbacaan adalah suatukriteria mengenai sejauh mana suatu teks dapat dipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yangdilakukan para pembaca terhadap teks tersebut Jadi keterbacaan suatu teks sangatlah tergantung padapembaca karena pada dasarnya suatu teks tidak dapat dibaca sendiri oleh teks tersebut Di sini jelas bahwatingkat keterbacaan ditentukan oleh pembaca dengan tingkat kemampuan pengetahuan dan konsentrasipembaca dalam memahami teks terjemahan meskipun keterbacaan itu sendiri juga dipengaruhi oleh fiturshyfiturteks sebagaimana dikutip dalam Nababan (2004 29) bahwa keterbacaan sebuah teks dapat diukur secaraempirik yang didasarkan pada panjang ratashyrata kalimat kompleksitas struktur kalimat jumlah kata baru yangdigunakan dalam teks kosa kata konstruksi kalimat yang digunakan penulis penggunaan kata asing dandaerah penggunaan kata dan kalimat taksa penggunaan kalimat tak lengkap dan alur pikir yang tidak runtut

ReferensiAlshyQinai Jamal 2000 Translation Quality Assessment Strategies Parametres and Procedures OnlineTranslation Journal Meta Vol XLV 3 2000 pg 497shy519 (httpwwweruditorgenrevuemeta2000v45n3indexhtml retrieved on 29 October 2008)

id 194Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 2 more resources

id 195Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

Gerzymisch HeidrunshyArbogast 2001 Equivalence Parameters and Evaluation Germany University ofSaarbrucken

Nababan Rudolf dkk 2004 Keterkaitan antara Latar Belakang Penerjemah dengan Proses Penerjemahan danKualitas Terjemahan (Studi Kasus Penerjemah Profesional di Surakarta) Laporan Penelitian Surakarta PPsUNS

Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo

Sumarno Thomas 1988 Hubungan antara Lama Belajar dalam Bidang Penerjemahan Jenis KelaminKemampuan berbahasa Inggris dan TipeshyTipe Kesilapan Terjemahan

dari bahasa Inggris ke dalam bahasaIndonesia Disertasi S3 Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang

Zhonggang Sang 2006 A Relevance Theory Perspective on Translating the Implicit Information in LiteraryTexts Journal of Translation Volume 2 Number 2 China Chinese Translators Journal(httpaccurapidcomjournal)

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

10Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa hal mengenai penerjemahan novel

Novel sebagai salah satu bentuk karya susastra memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya denganjenis karya susastra yang lain seperti puisi dan drama Perbedaanshyperbedaan tersebut sebagaimana yangdinyatakan oleh Suryawinata (1982 92shy95) adalah (1) puisi merupakan jenis karya susastra yang paling emotifkarena merupakan ekspresi penyair yang dikomunikasikan melalui media puisi Puisi juga mengeksploitasiasosiasi keindahan kata serta efekshyefek bunyi seperti keindahan efek bunyi yang berulang dalam rima eliterasidan asonansi Selain itu puisi juga memiliki unsur pokok yang membedakan dengan jenis karya susastra yanglain yaitu unsur pencitraan yang diungkapkan dalam metafora atau katashykata yang segar dan unik (2) dramamemiliki unsur pokok yang berupa dialog atau monolog Tanpa dialog drama tidak mungkin dilakukan Selain itudrama memiliki unsur yang tidak kalah pentingnya yang berupa karakterisasi atau penokohan Tanpakarakterisasi yang kuat drama akan menjadi hambar dan tokohshytokoh dalam drama akan menjadi pemain tanpawatak dan (3) novel memiliki unsurshyunsur yang hampir sama dengan drama dengan perbedaannya yangkhusus Novel memiliki unsur pokok berupa dialog dan dialog ini merupakan salah satu unsur yang dipakai untukmendapatkan bahasa yang segar dan realistis Unsur lain yang dimiliki novel adalah penokohan ataukarakterisasi yang kuat Suatu novel sebagaimana juga drama akan menjadi hambar apabila tidak memilikiunsur karakterisasi yang kuat karena tokohshytokoh yang tampil akan berubah menjadi sekadar pelaku untukkelangsungan cerita sajaSecara garis besar novel memiliki unsurshyunsur yang berupa tema ajang (setting) suasana plot konflik krisisklimaks dan penyelesaian dengan menggunakan bahasa yang deskriptif emotif berbentuk dialog nadakeindahan bunyi dan pencitraan dengan peran karakterisasi yang protagonis antagonis dan peran pembantuLebih lanjut di dalam memahami karya susastra khususnya novel dapat dilakukan dengan berbagai cara(Ratna 2005 552shy556) Carashycara tersebut adalah dengan (1) menganggap novel sebagai bentuk miniatur

id 196Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 197Quotes detected 001 in quotes

id 198Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 199Quotes detected 0 in quotes

id 200Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 201Quotes detected 0 in quotes

id 202Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

id 203Plagiarism detected 028 httpsastraumacidwpshycontentu

id 204Plagiarism detected 062 httpsastraumacidwpshycontentu

masyarakat sebagai dunia dalam katashykata Cara ini menyebabkan novel menampilkan unsurshyunsur sosialseperti tokoh peristiwa dan latar yang secara keseluruhan diadopsi melalui dunia nyata Tidak ada novel yangsematashymata diciptakan melalui imajinasi dan (2) novel merupakan respons interaksi sosial keberadaan karyasusastra lebih banyak ditentukan oleh masyarakat Cara ini mengkondisikan karya sebagai suatu alat sebagaiprasarana estetis yang melaluinya masyarakat dapat menemukan aspirasinya

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentuyang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalah penghasil teks sumberpengirim teks sumber teks sumber penerima teks sumberinisiator penerjemah teks sasaran dan penerima teks sasaran

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antara penghasil teks sumber dan pengirim teks sumberPenghasil teks sumber menghasilkan teks sumber dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim teks sumberHal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksud pengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tekssumber yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untuk pembaca teks sumber Meskipun penerima tekssumber tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudaya penerima teks masihmempengaruhi teks sumber dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkan oleh tekssasaran berbeda dengan situasi yang dihasilkan teks sumber dengan pengirim teks sumber dan penerima tekssasaran yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan olehpenerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memiliki ketertarikan dalam menerjemahkanteks sumber saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerima teks sumber Berdasarkanpada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan juga bahasa sasaranpenerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sumber dan mengantisipasi

id 205Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 206Plagiarism detected 061 httpsastraumacidwpshycontentu

id 207Plagiarism detected 039 httpsastraumacidwpshycontentu

id 208Plagiarism detected 047 httpsastraumacidwpshycontentu

id 209Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 210Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sasaran serta menguji kecukupan fungsional dari terjemahanyangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim

teks sumber penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yangmengungkapkan maksudshymaksud pada teks sumber Pentingnya melihat penerjemahan sebagai transfer antarbudaya dan antarindividu karena suatu kenyataanbahwa penerjemahlah orang pertama yang dianggap sebagai

aktor dalam proses penerjemahan Penerjemah tidak lagi membatasi pada penerapan prosedur penerjemahanuntuk memindah teks sumber ke teks sasaran menurut prinsip kesamaan (equivalence) tetapi juga prinsiptransfer budaya Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141) Maksudnya bahwa penerjemah suatu teks tidak akan pernah dapat menuntut bahwa suatu teks diterimapembaca berdasarkan keinginan tersendiri daripenerjemah Penerjemah hanya dapat menyarankan

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing pembaca Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybedameskipun mereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapatmenjadi sebagai tawaran informasi dan pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengansituasi dan tujuan pembaca Berdasarkan informasi di dalam teks sumber penerjemah akan memilih informasi sesuai dengan harapannyaterhadap penerima sasaran dan situasi pembaca Di sini jelas bahwa harapanshyharapan tersebut dan jugatawaran informasi terhadap teks sasaran akan berbeda dengan tawaran informasi dalam teks sumber karenapenerima teks sumber dan teks sasaran memiliki komunitas budaya dan bahasa yangberbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan tekssasaran tidak akan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan teks sumbermelainkan menawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

id 211Plagiarism detected 085 httpsastraumacidwpshycontentu

id 212Plagiarism detected 029 httpsastraumacidwpshycontentu

id 213Plagiarism detected 022 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada

hubungan antara teks sumber dan teks sasaran Hubungan antara teks sumber dan teks sasaran initergantung pada interpretasi penerjemah terhadap teks sumber dan fungsi teks sasaran yang harus dipenuhioleh penerjemah di dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah7 A translation depends on its skopos ie its intended purpose8 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language9 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 10 A translation must be coherent in itself11 A translation must be coherent with regard to its source text12 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwa1 Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkan2 Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkantawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumber3 Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukan sebaliknya (teks sumber tidak dapat dihasilkandari teks sasaran)4 Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)5 Suatu terjemahan harus bertalian logis dengan teks sumbernya (koherensi intertekstual)6 Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi

antarbudaya dan transfer budaya dan tujuan (skopos) menempati posisi teratas Namun demikian Nord (1997124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkan penulis teks sumberpenggagas dan pembaca teks sasaran Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkinmenghasilkan teks sasaran yang bertentangan dengan maksud penulis teks sumber atau gagasan pembacateks sasaran mengenai apakah suatu penerjemahan menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggungjawab penerjemah dalam mempertimbangkan hal tersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitumengacu pada hubungan interpersonal antara partisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan

fungsi teks sasaran yang dapat dijangkau untuk satu teks sumber tertentu sedangkan fungsi mengacu padafaktorshyfaktor yang membuat teks sasaran bekerja sesuai dengan yang dimaksud di dalam situasi sasaranFungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan teks sasaran yangfungsional yang sesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akanditerima oleh pembaca teks sasaran karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentuBaker (2001 127) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penerjemahan karya susastra adalah suatu karyapenerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah karya susastra Dengan kata lain bahwa penerjemahan karyasusastra merupakan kegiatan subjektif murni pada ranah sosial dan budaya yang kompleks yang dilakukan olehpenerjemah dengan memadukan unsurshyunsur imajinatif intelektual dan intuisi ke dalam suatu karya tulis yangdisebut dengan terjemahan Sementara itu Gunarwan (2005 4) menyatakan bahwa penerjemahan karyasusastra termasuk ke dalam golongan penerjemahan literer yaitu penerjemahan yang mengacu padapenerjemahan karya susastra baik prosa maupun puisi Dengan melihat pada cakupan ranah yang luas dan penggunaan unsurshyunsur yang kompleks dari pernyataanshypernyataan di atas penerjemahan literer atau penerjemahan karya susastra dianggap lebih sukar daripadapenerjemahan nonliterer karena pada dasarnya karya susastra lebih bersifat ekspresi diri si pengarang yangberpusat pada efek dan kesan yang ditimbulkan kepada para pembacanya dan di dalam penerjemahan karyasusastra tersebut penerjemah dituntut untuk menghasilkan padanan yang dinamis yaitu padanan yang efeknyadirasakan oleh pembaca bahasa sasaran sebanding dengan efek yang dirasakan oleh pembaca bahasa sasaran

(Nida dan Taber 1974) Penerjemah di dalam karya susastra di samping harus menguasai bahasa sumberbahasa sasaran bidang ilmu yang diterjemahkan teori terjemahan juga dituntut menguasai hal lain yangberhubungan dengan ilmu susastra yaitu yang berupa pemahaman latar belakang pengarang gaya bahasagaya pengarang dalam menuangkan ide cerita aspekshyaspek budaya dalam karya dan lainshylain

Teori Polisistem EvenshyZohar (19979shy45) di dalam model yang dikembangkannya yaitu teori polisistem melihat penerjemahankarya susastra sebagai bagian dari sistem budaya susastra dan sejarah dari bahasa sasaran (Munday2000108) Karya susastra tidaklah dilihat sebagai karya yang dipelajari secara terpisah namun sebagai bagiandari sistem susastra yang dinamis di dalam polisistem secara keseluruhan dengan menekankan bahwapenerjemahan karya susastra bekerja pada sistem (1) bahasa sasaran memilih karya untuk penerjemahannyadan (2) norma tingkah laku dan kebijakan penerjemahan dipengaruhi oleh sistem yang lain (coshysistem) Sebagaimana dinyatakan oleh Shuttleworth and Cowie (dalam Munday 2000 109) bahwa The polysistem isconceived as a heterogeneous hierarchized conglomerate (or sistem) of sistems which interact to bring about anongoing dynamic process of evolution within the polysistem as a whole Pernyataan tersebut mengandung duahal yang perlu dipertimbangkan yaitu hirarki dan proses evolusi yang dinamis Yang dimaksud dengan hirarkiadalah mengacu pada posisi dan interaksi dari strata yang berbeda dari polisistem Bila posisi tertinggi didudukioleh jenis karya susastra inovatif maka strata yang lebih rendah diduduki oleh jenis karya susastra konservatifbegitu pula sebaliknya Proses evolusi yang dinamis menunjukkan bahwa hubungan antara sistem inovatif dankonservatif suatu karya susastra tidaklah tetap atau statis namun mungkin menempati posisi utama atau keduadi dalam polisistem Bila karya susastra terjemahan menempati posisi utama berarti bahwa karya susastratersebut memberi pengaruh yang sangat kuat dalam polisistem dan sebaliknya bahwa karya susastra yangmenempati posisi kedua berarti bahwa karya susastra tersebut sangat lemah dan tidak memiliki pengaruh yangberartiDi dalam polisistem nampak bahwa posisi yang diduduki oleh karya terjemahan di dalam polisistem menentukanstrategi penerjemahan Apabila karya terjemahan merupakan karya utama penerjemah tidak akan merasaterbatasi untuk mengikuti model susastra sasaran dan lebih siap untuk berekspresi dan penerjemah seringkalimenghasilkan teks sasaran yang sangat sepadan atau berkecukupan (adequacy) dengan bahasa sumberSebaliknya bila karya terjemahan menempati posisi kedua penerjemah cenderung menggunakan modelbudaya sasaran yang sudah ada untuk teks sasaran dan menghasilkan penerjemahan yang tidak berkecukupan(nonshyadequate)Dengan dasar pada teori EvenshyZohar Toury (1995) mengembangkan suatu teori penerjemahan umum yangdikenal dengan Descriptive Translation Studies dengan mengusulkan tiga fase metodologi yaitu1 Menempatkan teks di dalam sistem budaya sasaran dengan melihat kepentingan dan keberterimaannya 2 Membandingkan teks sumber dan teks sasaran mengidentifikasi hubungan antara pasangan segmenshysegmen teks sumber dan teks sasaran dan berusaha memberikan generalisasi konsep penerjemahannya3 Membuat gambaran pembuatan keputusan untuk penerjemahan berikutnyaMenilik pada metodologi di atas tampak bahwa salah satu langkah penting di dalam penerjemahan adalahkemungkinan pengulangan pada fase pertama dan fase kedua bagi pasangan teks yang sama lainnya untukmemperluas dan membangun profile penerjemahan sesuai dengan jenis teks pengarang pembaca dansebagainya (Pym 200516shy21) Dengan cara ini normashynorma yang menyinggung masingshymasing jenispenerjemahan dapat diidentifikasi dengan tujuan akhir penetapan penerjemahan secara umum

Konsep NormaTujuan utama konsep norma yang diusulkan oleh Toury (1995) adalah untuk membedakan kecenderunganperilaku penerjemahan membuat generalisasi yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yangdilakukan oleh penerjemah dan kemudian merekonstruksi normashynorma yang telah bekerja di dalampenerjemahan dan membuat hipotesis yang dapat diuji melalui kajian deskriptif berikutnya Definisi yangdinyatakan oleh Toury adalah sebagai berikut the translation of general values or ideas shared by a communityshyas to what is right or wrong adequate or inadequateshyinto performance instructions appropriate for and applicableto particular situationsMenurut Toury semua manusia memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dan diterima secara sosial dansebagai akibatnya bahwa di bawah kondisi yang normal manusia cenderung menghindari perilaku yang dilarangdan mengadopsi tingkah laku yang dianggap sesuai di dalam kelompok tempat mereka tinggal Terdapat adanyasuatu pengetahuan yang secara sosial sama antara anggota masingshymasing komunitas yang dianggap sebagaihal yang baik atau pantas di dalam perilaku komunikatif Pengetahuan tersebut muncul dalam bentuk normashynorma Normashynorma di dalam penerjemahan sebagaimana yang ditentukan oleh Toury erat sekalihubungannya dengan suatu ideologi dengan kata lain bahwa normashynorma dapat dipahami sebagai perwujudanideologi dari konsep kebersesuaian dan keberterimaanMenurut Toury bahwa norma mengatur setiap langkah pengambilan keputusan di dalam proses penerjemahan

id 214Plagiarism detected 002 httpsdidaktikaunjcom20120208

mulai dari pilihan teks yang akan diterjemahkan sampai pada pilihan paling akhir dalam proses strategipenerjemahannya Lebih lanjut Toury memperkenalkan tiga jenis norma 1) initial norm 2) preliminary normsdan 3) operational normsInitial norm mengacu pada pemilihan secara umum yang dilakukan oleh penerjemah Di dalam norma inipenerjemah dapat memusatkan diri mereka

sendiri ke dalam normashynorma yangdiwujudkan di dalam teks sumber atau normashynorma dari bahasa dan budaya sasaran Apabila diwujudkan kedalam teks sumber maka teks sasaran akan menjadi mencukupi (adequate) dan apabila di dalam normabudaya sasaran maka teks sasaran akan menjadi berterima (acceptable) Kutub dari kebercukupan dankeberterimaan adalah pada suatu rangkaian kesatuan karena pada dasarnya tidak ada penerjemahan yangsecara penuh berkecukupan atau berterima dan pergeseranshypergeseran di dalam penerjemahan adalah halyang tidak terelakkanPreliminary norms mengatur semua keputusan yang dilakukan yang berkaitan dengan translation policy dantranslation directness Translation policy mengacu pada faktorshyfaktor yang menentukan dan mengatur semuakeputusan pemilihan jenis teks untuk diterjemahkan ke dalam budaya atau bahasa tertentu dalam kurun waktutertentu sedangkan directness of translation berhubungan dengan apakah penerjemahan terjadi melalui bahasaperantara dan juga pada ambang toleransi mengenai bahasa apa yang digunakan dalam menerjemahkan kebudaya sasaran Operational norms mengacu pada keputusan langsung yang diambil selama kegiatan penerjemahan Keputusanini digolongkan ke dalam matricial norms dan textualshylinguistic norms Matricial norms mengatur segmentasi dandistribusi materi tekstual di dalam teks sasaran Textualshylinguistic norms mengatur pemilihan materi untukmembuat teks sasaran ataupun mengganti materi teks sumberDengan pengaruh karya EvenshyZohar dan Toury beberapa pakar memberikan paradigma baru mengenaipenerjemahan susastra sebagaimana yang dinyatakan oleh Hermans dalam Munday (2000 120) sebagaiberikutWhat they have in common is a view of literature as a complex and dynamic system a conviction that thereshould be a continual interplay between theoretical models and practical case studies an approach to literarytranslation which is descriptive targetshyorganized functional and systemic and an interest in the norms andconstraints that govern the production and reception of translations in the relation between translation and othertypes of text processing and in the place and role of translations both within a given literature and in theinteraction between literatures

Dari pernyataan Hermans di atas tampak jelas bahwa terdapat suatu hubungan yang sangat kuat antara teoripolisistem dan Descriptive Translation Studies suatu hubungan yang saling berkesinambungan antara teori danpraktek penerjemahan Lebih lanjut Lambert dan Hendrik van Gorb (dalam Munday 2000120) membuat suatuskema yang dapat digunakan untuk membandingkan sistem kesusastraan dalam teks sumber dengan tekssasaran dan penggambaran hubungan antara keduanya Lambert dan van Gorb membagi skema tersebut kedalam empat bagian1 Preliminary data pada tahap ini peneliti mengidentifikasi informasi pada halaman judul metateks(pendahuluan dan sebagainya) dan strategi umum (apakah terjemahan tersebut sebagian atau lengkap)Hasilnya akan mengarah pada hipotesis yang berkaitan dengan level 2 dan 3 berikut ini2 Macroshylevel pada tahap ini peneliti melihat pada pembagian teks judul dan penyajian bab struktur naratifinternal dan komentar penulis Tingkat ini akan memunculkan hipotesis pada level 3 berikut ini3 Microshylevel yaitu peneliti mengidentifikasi pergeseran pada tingkat kebahasaan yang berbeda yang meliputitingkat leksikal pola gramatikal narasi sudut pandang dan modalitas Hasil dari tingkat ini akan berinteraksidengan tingkat makro (level 2) dan mengarah pada konteks sistemik yang lebih luas4 Sistemic context pada tahap ini tingkat mikro dan makro teks dan teori dibandingkan dan normashynormadiidentifikasi Hubungan intertekstual (hubungan dengan teksshyteks yang lain di dalam penerjemahan) danhubungan intersistemik (hubungan dengan tipe teks yang lain) juga digambarkanSementara itu Suryawinata (1982 83) dan Suparman (2003 143) menyatakan bahwa penerjemah karyasusastra harus memiliki syaratshysyarat sebagai berikut1 Memahami bahasa sumber secara hampir sempurna Dalam tingkat rekognisi kemampuannya diharapkanmendekati seratus persen2 Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik dan efektif3 Mengetahui dan memahami susastra apresiasi susastra serta teori terjemahan4 Mempunyai kepekaan terhadap karya susastra5 Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural

id 215Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 216Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 217Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 218Plagiarism detected 002 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 219Plagiarism detected 002 httpjournaltrunojoyoacidpros

id 220Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

6 Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat

ReferensiAsim Gunarwan 2005 Pragmatik dalam Penilaian Terjemahan Pendekatan Baru Artikel disajikan dalamInternational Conference on Translation di Solo 14shy15 September 2005

Baker Mona

2001 (Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledge

Even ItamarshyZohar 1997 Polysystem Studies Online Translation Journal Poetics Today International Journalfor Theory and Analysis of Literature and Communication Volume 11 number 1

Kutha Ratna Nyoman 2005 Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta Yogyakarta PustakaPelajar

Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York Rutledge

Nord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis AmsterdamRodopi BV

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pym Anthony 2005 On Touryrsquos Laws of How Translators Translate Translation Article Intercultural StudiesGroup Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain (httpwwwtinetcat~apympublicationspublicationshtml)

Suparman 2003 Terjemahan dalam Sastra Artikel

disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemahan diSolo 15shy16 September 2003Toury G

1995 Descriptive Translation Studies and Beyond AmsterdamJohn Benjamins

Vermeer H J 2000 Skopos and commission in translational action (A Chesterman Trans) In L Venuti (Ed)The translation studies reader (pp 221shy32) London Routledge

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

id 221Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 222Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 223Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 224Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

11 Langkah dalam Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa langkah dalam menerjemahkan novel

Secara sederhana penerjemah adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengalihkan pesan tertulis daribahasa sumber ke bahasa sasaran Dengan kata lain bahwa menerjemahkan melibatkan dua bahasa yangmemungkinkan akan terjadi suatu alih kode Namun menerjemahkan tidak hanya sekadar alih kode tetapi jugasebuah profesi yang memerlukan pendidikan dan pelatihan pada tingkat lanjutanDi dalam penerjemahan novel penerjemah adalah orang yang sangat memperhatikan terhadap penerjemahanteksshyteks susastra Penerjemah novel secara umum menerjemahkan suatu teks dengan tulisan yang indahdengan memperhatikan bahasa bentuk dan isi teks (Newmark 19881) Penerjemah novel berperan aktif dalamkegiatan kreatif penulis dan kemudian menciptakan struktur kalimat dan tanda dengan cara menyesuaikan teksdalam bahasa sasaran dengan teks dalam bahasa sumber sedekat mungkin Penerjemah memikirkan denganmendalam mengenai kualitas teks novel yang diterjemahkan dan keberterimaannya dengan pembaca sasaran Penerjemahan novel sebagai proses pengalihan pesan tidak hanya melibatkan dua bahasa yang berbeda yaitubahasa sumber dan bahasa sasaran namun juga melibatkan kondisi sosiobudaya yang berbeda karena suatuteks dalam penerjemahan berada dalam konteks sosiobudaya yang terkait dengan

bahasa sumber dan bahasa sasaran Oleh karena itupenerjemahan novel tidak bisa dilihat hanya sebagai upaya menggantikan teks dalam satu bahasa ke teksbahasa lain Faktor lain yang sangat dibutuhkan adalah adanya suatu kompetensi mengenai suatu wacanauntuk menghasilkan suatu terjemahan yang benar secara sintaktik tepat makna memenuhi unsur kewajaranketerbacaan dan secara sosial berterima di dalam suatu konteks yang didasari budaya Apabila

yang diupayakan oleh seorang penerjemah adalah pengungkapan kembali pesan bahasa sumber dalambahasa sasaran makateks sasaran haruslah sepadan dengan teks sumber yaitu dua teks yang isi dan gayanya dapat dipahamisecara sama oleh penerima (pembaca) masingshymasing teks

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran

Sebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Oleh sebab itu penerjemah novel perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang latarbelakang sosiokultural dari bahasa sumber tersebut memiliki pengetahuan dan kualitas khusus (kesusastraandan estetika dan artistika kebahasaan) harus dapat mengidentifikasi unsurshyunsur susastra dan memilikipemahaman budaya dan nilaishynilai karya susastra yang diterjemahkan serta memahami karya susastra secaramenyeluruhDi dalam menerjemahkan novel sangat mungkin penerjemah menemukan kesulitanshykesulitan baik kesulitandalam aspek budaya misalnya kesulitan penerjemah dalam mencari padanan istilah yang berkaitan dengan

materi dan peristiwa budaya kesulitan dalam aspek susastra misalnya penerjemahan karakterisasi tokoh yangsepadan dengan keadaan masyarakat pembaca novel penerjemahan maupun juga kesulitan dalam aspekkebahasaan misalnya dalam menerjemahkan struktur kalimat yang sangat panjang dan tata bahasa yang rumitLatar belakang penerjemah dan langkahshylangkah yang dilakukan oleh penerjemah di dalam menerjemahkannovel sangat menarik untuk dicermati Analisis penerjemahan novel yang didasarkan pada analisis karyaterjemahan semata dapat diduga bahwa kualitas terjemahan yang dihasilkan tidak akan memberikanpemahaman yang mendalam dan menyeluruh hal ini karena karya terjemahan dihasilkan melalui suatu prosespenerjemahan dan baikshytidaknya karya terjemahan sangat tergantung pada kompetensi dan strategi penerjemahdalam melakukan proses penerjemahan dan penerjemah adalah pelaku utama (main agent) prosespenerjemahan karenanya pembuatan keputusan penerjemah sangat dipengaruhi oleh latar belakang dankompetensinya Pekerjaan menerjemahkan sebagaimana pekerjaanshypekerjaan yang lain memerlukan sejumlah syarat agar bisaberkualitas Karena penerjemahan termasuk bidang jasa si pemberi jasalah yang merupakan modal utamanyaSeorang penerjemah (yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) harus menguasai bahasa Indonesiadengan sangat baik baik ragam tulis maupun lisan Selain itu penerjemah juga mutlak harus menguasai bahasasumber dengan sangat baik karena tanpa menguasai bahasa sumber dengan baik mustahil seseorang bisamenerjemahkan dengan hasil yang memuaskan Syarat lain adalah mengenal dengan baik bahan yang akanditerjemahkan mengetahui cara menggunakan sumber bantuan misalnya cara menggunakan kamus (baikkamus manual maupun kamus online) sumber informasi di internet dan sumber bantuan lain berupa milis parapenerjemah Yang terakhir yang juga diperlukan oleh penerjemah adalah ketrampilan menggunakan beberapaprogram komputer semacam Trados Dejavu Wordfast dan lainshylain untuk membantu penerjemah membanguntranslation memory di komputernya untuk memudahkan penerjemahan baik dokumen maupun novel yang selaludiperbarui Istilah penerjemah itu pada dasarnya ada dua yaitu penerjemah umum (generalist) dan penerjemah khusus(specialist) Penerjemah umum yaitu penerjemah yang bekerja seperti pemborong yaitu menerima semuanaskah dalam bentuk apapun (bunga rampai) untuk diterjemahkan misalnya naskah kedokteran hukumkomputer dan sebagainya Sedangkan penerjemah khusus adalah penerjemah yang mengkhususkan padanaskahshynaskah terjemahan tertentu misalnya novel legal document dan sebagainya Penerjemah sendiridalam pengakuannya lebih suka atau tertarik dengan spesialisasi pada penerjemahan novel karena denganmenerjemahkan novel akan menambah wawasan ilmu katashykata baru sedangkan kalau menerjemahkandokumen legal hanya kopishypaste sudah selesaiKarena penerjemah adalah sebagai profesi dan bukan karir maka untuk menjaga tingkat keprofesian tersebutseorang penerjemah harus terusshymenerus memupuk kualitas penerjemahannya menjadikan penerjemahansebagai aktivitas sampai akhir hayat dan yang terpenting adalah menjalin komunikasi dengan kliennya dengantetap memberikan kepercayaan bahwa kita (penerjemah) mumpuni dalam menerjemahkan Menurutpenerjemah kunci untuk menghasilkan terjemahan yang baik adalah bukan hanya karena gelar akademik sajanamun lebih pada bagaimana menjadi seorang penerjemah yang berkualitas Gelar akademik penting terutamauntuk meningkatkan status penerjemah dalam lingkup akademik namun di dalam profesi kerja bukti nyataseorang penerjemah yang berkualitaslah yang akan menjadi tolok ukur dalam keberhasilan terjemahan dan halini akan berlangsung dalam simbol yang saling menguntungkan Misalnya penerjemah yang pada awalnyamelamar ke penerbit dan kemudian dinyatakan layak oleh penerbit sebagai partner kerja lantas diberikepercayaan untuk menerjemahkan sebuah novel Apabila kemudian novel tersebut diterbitkan biasanya selainmendapatkan royalti penerjemah juga akan mendapatkan novel aslinya dari penerbit Hal ini tentunya akanmemberikan semangat yang luar biasa bagi penerjemah untuk terus menerjemahkan dan penerbit tentu sajaakan terus mendapatkan keuntungan karena novel atau buku yang mereka terbitkan dinikmati oleh banyakkonsumen Di dalam menerjemahkan novel penerjemah pada dasarnya menggunakan langkahshylangkah sebagai berikutmelakukan persiapan menerjemahkan dan mengedit terjemahan Persiapanshypersiapan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu persiapan umum dan persiapankhusus Persiapan umum yang dilakukan adalah membaca teks secara keseluruhan sebelum diterjemahkan Halini dilakukan penerjemah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai isi novel dan gaya berceritayang ada di dalam novel tersebut Selain itu penerjemah melakukan searching atau browsing internet sebelummenerjemahkan Searching atau browsing internet ini menurut penerjemah sangat penting dilakukan sebelumkegiatan menerjemahkan yaitu untuk mempercepat pekerjaan menerjemahkan dan mendapatkan berbagaireferensi pendukung yang berkaitan dengan isi novel Persiapan umum lain yang dilakukan penerjemah adalahmempersiapkan kamus yang cukup layak yaitu koleksi berbagai macam kamus baik kamus ekabahasa maupundwibahasa kamus manual maupun kamus online baik kamus umum maupun kamus khusus Persiapanberbagai macam kamus ini amat penting menurut penerjemah karena dalam menerjemahkan seringkaliterdapat katashykata maupun kalimat yang dicuplik dari katashykata atau kalimat dari bahasa lain Misalnyabeberapa kata khusus di dalam novel yang sebenarnya diambil dari bahasa Latin (kata nudibrance dan lainshy

lain) dan katashykata tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran dan tidak boleh ada makna dalamkatashykata tersebut yang tidak diterjemahkan Beberapa kamus yang sering digunakan penerjemah adalahLongman Dictionary Oxford Dictionary Webster Dictionary Longman CDshyROM Dictionary Encarta CDshyROMDictionary CDshyROM Collins COBUILD Dictionary National Geography Dictionary Thesaurus dan EnsiklopediaDi dalam menerjemahkan novel penerjemah paling sering menggunakan kamus Longman CDshyROM Dictionarykarena kamus tersebut sangat mewakili katashykata ataupun istilahshyistilah khusus yang ada di dalam noveltersebut Adapun yang dimaksud dengan persiapan khusus yang dilakukan penerjemah adalah mempelajari pengetahuanyang berkaitan dengan isi teks novel yang akan diterjemahkan Oleh karena itu persiapan khusus yangdilakukan penerjemah adalah secara penuh memahami istilahshyistilah yang termuat dalam indeks Persiapankhusus lainnya adalah membaca berbagai novel baik novel terkini maupun terdahulu dan berbagai artikel yangberhubungan dengan halshyhal khas ataupun istilahshyistilah khusus yang terdapat di dalam novel dan sekaligusuntuk menambah wawasan dan membuka kembali schemata maupun translation memory Hal lain yang takkalah pentingnya di dalam persiapan khusus ini adalah memperhatikan masalah gaya Menurut penerjemahmenerjemahkan novel tidak hanya sekadar memindahkan katashykata atau kalimatshykalimat saja tetapi jugadiperlukan hiasanshyhiasan atau aksesorishyaksesori dan nuansa katashykata indah Masalah gaya yang dimaksud olehpenerjemah adalah bagaimana mempertimbangkan masalah panjangshypendek kalimatparagraf lebar atau luashalaman jenis font dan jarak baris ukuran kertas jenis kolom dan yang paling penting adalah menjangkaualam pikiran pembaca memperhatikan situasi atau konteks kejadian cerita yang ada di dalam novel ke dalamkonteks atau situasi para pembacaDalam menerjemahkan novel yang dilakukan penerjemah adalah berusaha menerjemahkan dengan setepatshytepatnya Menerjemahkan dengan setepatshytepatnya ini bukan berarti menerjemahkan kata per kata ataumenerjemahkan secara harfiah namun lebih pada penyediaan pilihanshypilihan kata sebanyak mungkin yang telahdikembangkan dari indeks katashykata dalam menerjemahkan novel yang kemudian diselaraskan dengan situasipembaca Misalnya menerjemahkan kata walk Kata tersebut tidak langsung diterjemahkan secara harfiahberjalan Tapi perlu dilihat konteksnya apakah istilah walk yang dimaksud adalah berjalan naik tangga berjalanterseokshyseok berjalan gontai atau berjalan yang bagaimana karena berjalan naik tangga tentunya akanmemiliki konteks yang berbeda dengan berjalan terseretshyseret ataupun berjalan dengan berat Pilihanshypilihankata inilah yang harus disediakan oleh penerjemah Setelah persiapan langkah selanjutnya yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel samahalnya dengan menerjemahkan novelshynovel yang lain yaitu menulis hasil terjemahan di komputer sambilmencari hasil penerjemahan katashykata dan frase sebelumnya di dalam translation memory mencari makna darikatashykata yang sulit diterjemahkan di dalam kamus (biasanya kamus online) memahami makna kata tersebutsecara mendalam berdasarkan konteksnya (misal novel bercerita tentang kehidupan laut maka perlu melihatpada National Geography Dictionary) mengakses dan mendalami sumbershysumber rujukan lain di internet danmenulis ulang kata atau kalimat yang telah diterjemahkan ke dalam ekspresi yang lain Di dalam menulis hasil terjemahan tersebut hal yang hampir bersamaan dilakukan adalah mempertimbangkanjenis kata yang sesuai dengan keadaan selera dan tujuan pembaca Maksudnya adalah untuk kalanganpenikmat terjemahan yang bagaimanakah yang akan menjadi pembaca terjemahan tersebut Apakah noveltersebut ditujukan untuk kalangan akademik anakshyanak atau remaja Menerjemahkan yang berdasarkanfungsinya inilah yang menurut penerjemah akan menjadi terjemahan yang baik yaitu terjemahan yang setepatshytepatnya sesuai dengan selera pembaca teks sasaran ( di dalam pengungkapan makna teks sumber ke dalamteks sasaran penerjemah berusaha mengupayakan penggunaan bentukshybentuk kebahasaan yang lebih disukaioleh pembaca teks sasaran) Menurut penerjemah menyelami pembaca ini sangatlah penting apalagi di dalammenerjemahkan sebuah novel Misalnya ketika membaca novel yang berlatar kehidupan laut penerjemahmembayangkan untuk mengajak pembaca menyelami konteks ceritashycerita di laut jenisshyjenis makhluk hiduplaut dan sebagainya Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang yang dilakukan penerjemah berikutnya adalah memutuskanapakah menggunakan kata pinjaman (loan words) katashykata yang dinaturalisasikan ataukah menggunakansinonim di dalam teks sasaran dan apabila memungkinkan juga menciptakan katashykata terjemahan baru yangmemang tidak ada sebelumnya Di dalam memutuskan penggunaan katashykata ini tidak jarang penerjemah harusberkonsultasi dengan para penerjemah lain dosen bahasa Inggris dan terkadang dengan dosenshydosen lainyang menguasai bidang atau katashykata teknis khusus yang ada di dalam novelBerikutnya adalah menuangkan katashykata yang telah diputuskan ke dalam draft terjemahan Penerjemahmembuat dratf terjemahan dahulu dan menandai bagianshybagian yang sulit diterjemahkan untuk ditindaklanjutinantinya Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan katashykata yang sulit tersebut sekitar satuminggu sementara katashykata yang mudah (dalam arti katashykata harfiah dan umum) mengalir begitu saja karenapenerjemah sudah sering menerjemahkan katashykata yang sejenis Langkah terakhir yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel adalah merevisi novelterjemahannya Penekanan revisi biasanya adalah pada kualitas kebahasaan teks terjemahan dan kealamian

id 225Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

terjemahan yang dihasilkan Setelah beberapa perbaikan dilakukan berikutnya adalah melakukan revisi akhirdan membiarkan hasil terjemahan tersebut selama satu atau dua minggu Hal ini dilakukan untuk mendapatkanhasil akhir terjemahan yang benarshybenar alamiMenerjemahkan halshyhal yang khas dalam sebuah novel penerjemah membutuhkan waktu dan pemikirantersendiri Dalam arti bahwa penerjemah harus memikirkan dalamshydalam dan matangshymatang pilihan padananyang akan diberikan hal ini karena halshyhal yang khas ini memiliki karakter tersendiri di dalam novel Menurutpenerjemah halshyhal yang khas tersebut meliputi penerjemahan istilahshyistilah yang khusus di dalam teks sumberyang tidak dijumpai atau tidak ada padanannya di dalam teks sasaran Misalnya namashynama hewan yang hidupdi laut di pesisir yang memang hanya berhabitat di dekat lautan Pasifik misalnya ikan nudibranch The Jesusstar dan hewanshyhewan laut tersebut tidak dijumpai di perairan Indonesia Halshyhal khas lainnya menurutpenerjemah adalah istilahshyistilah budaya di dalam novel sumber misalnya frasa Malboro Man zombie smile dan juga gaya bahasa Di dalam mempertimbangkan secara matang padanan yang akan diberikan menurut penerjemah yang sangatdiperlukan adalah kemampuan untuk mengungkapkan konteks yang melingkupi kata atau frase yang akanditerjemahkan atau yang sering disebut dengan background knowledge Misalnya di dalam menerjemahkanfrasa Malboro Man penerjemah perlu melihat secara menyeluruh makna dari frasa tersebut apa dengan caramengajukan beberapa pertanyaan misalnya apakah Malboro itu Malboro Man itu memiliki karakterbagaimana adanya di mana dan sebagainya Setelah mengetahui jawaban pertanyaanshypertanyaan tersebutkemudian baru penerjemah memberikan padanan yang sesuaiPada saat menemukan katashykata yang sulit biasanya yang paling sering dilakukan penerjemah adalah membuatcatatan kaki atau menetralisir atau menaturalisasi kata tersebut Catatan kaki sifatnya adalah sebagai suatukomentar atau catatanshycatatan kecil yang diperlukan untuk memberikan tambahan informasi Misalnya padasaat menerjemahkan kata bell penerjemah membuat catatan kaki mengenai istilahshyistilah dalam bahasasasaran yang memiliki beberapa makna Kata bell bisa dipadankan dengan lonceng ataupun genta Catatan kakiyang diberikan adalah penambahan informasi bahwa yang disebut dengan lonceng adalah bel yang bentuk danukurannya kecil dan cukup dibunyikan saja sementara genta adalah bel yang bentuk dan ukurannya besar biasanya adanya di kuil dan membunyikannya dengan cara diayun kemudian dipukulkan Menetralisir ataumenaturalisasi kata atau frase sering dilakukan penerjemah terutama bila berhubungan dengan namashynamaekologi maupun budaya di dalam teks sumber Misalnya frasa his babyshyblue El Camino

di dalam novel The Highest Tidedinaturalisasikan menjadi mobil El Camino birunyaNamun apabila sudah benarshybenar tidak ada ide lagi maka yang dilakukan penerjemah adalah menyelami danmempraktekkan sendiri katashykata tersebut karena di sini (menurut penerjemah) menerjemahkan tidak lagimasalah kamus grammar maksud pengarang namun sudah berada di dalam konteks yang harus benarshybenardilakukan dan kemudian memutuskan untuk menghilangkan kata tersebut atau menciptakan sendiri kata yangsepadan Di dalam menerjemahkan karya susastra maka penerjemah tidak bisa hanya menerjemahkan maknanya sajanamun ada hal lain yang perlu dipertimbangkan dengan matang yaitu mengenai kemana arah pesan di dalamnovel sumber yang akan disampaikan ke pembaca dan untuk tujuan apa terjemahan tersebut disampaikandalam arti bahwa menarik dan tidaknya novel yang diterjemahkan akan sangat bergantung pada carapenerjemah menyampaikan pesan yang ada di dalam novel tersebut kepada para pembacanya Hal lain yangmembuat menarik adalah bagaimana penerjemah novel mengurangi atau menambahkan makna di dalam tekssasaran untuk membuat teks sasaran lebih hidup sebagaimana dicontohkan dalam teks berikut008HTChap1Pg6PLBb1Hal15

Tsu I stopped and waited with them to actually see the moment when the tide started returning with its invisiblebuffet of plankton for the clams oysters mussels and other filter feeders It was right then ankle deep in theSound feet numbing eyes relaxed that I saw the nudibranch

Tsa Aku ikut diam menunggu lalu kusaksikan sendiri detikshydetik ketika laut kembali pasang dan membawajutaan plankton yang lezat untuk remis tiram remis kepah dan makhlukshymakhluk pemakan plankton lainnyaSaat itulah ketika sedang berdiri di kubangan lumpur Puget Sound dengan kaki mati rasa kulihat seekornudibranch

Di dalam teks tersebut penerjemah berusaha menghilangkan atau tidak menerjemahkan kata yang terdapat didalam teks sumber eyes relaxed (frase digarisbawahi sendiri oleh penulis) ke dalam teks sasaran Hal inibarangkali untuk membuat teks sasaran menjadi lebih hidup atau memenuhi unsur kewajaran di dalam teks

id 226Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

id 227Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 228Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

Penerjemahan secara umum dipahami sebagai pengalihan pesan dan gaya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran(Ibrahim (20081) Pym (20071) Xiaoshu (20032) Shiyab (20035) Untuk itu penerjemah paling tidakmelakukan dua kegiatan yaitu memahami makna bahasa sumber dan merekonstruksi makna yang telahdipahaminya itu ke dalam bahasa sasaran Untuk memahami makna bahasa sumber penerjemah tidak dapathanya menerapkan pengetahuannya tentang kaidahshykaidah (grammar) bahasa sumber tetapi ia juga harusmempertimbangkan konteks digunakannya bahasa sumber itu Hal yang sama terjadi ketika ia harusmerekonstruksikan makna yang telah dipahaminya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranIa perlu menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan pembaca sasaran materi yang diterjemahkan tujuanpenerjemahan dan sebagainyaLangkahshylangkah di dalam menerjemahkan novel di atas selaras dengan pernyataan Sumarno (199713)Menurut Sumarno proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan oleh seorang penerjemahpada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelum menerjemahkan suatu teksseorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yangdimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Sumarno di atas selaras dengan proses penerjemahan yang telahdinyatakan oleh Nida (197580) yang membagi proses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1)analysis (2) transfer dan (3) restructuring Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatanyang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan (juga Suryawinata 198980) terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2)pengalihan pesan dan (3) restrukturisasi Lebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiPada tahap analisis sebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemahselalu dihadapkan pada teks sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahapanalisis ini yang dapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks sumber (Nababan200325shy26) Kegiatan membaca teks sumbers dimaksudkan untuk memahami isi teks sumber tersebut Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa itu(Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Sebagaimana diketahui setiap bahasa memiliki bentuk dan makna Bentuk bahasa yang dalam bahasa tulisdisebut teks dapat berupa kata frase klausa kalimat atau wacana Sementara itu makna bahasa yaitu apayang terkandung di dalam bentuk bahasa dapat berupa makna leksikal makna gramatikal makna tekstualmakna kontekstual makna sosiokultural dan makna implisit Untuk memahami kalimat bahasa sumber orangdituntut untuk memahami tidak saja makna masingshymasing kata yang terdapat di dalam kalimat itu melainkanjuga hubungan dari masingshymasing kata tersebut Kadangkala suatu kalimat mengandung makna lebih darisekadar makna harfiah namun ada makna lain yang ingin diungkapkan selain yang tersurat Untukmemahaminya orang perlu mempertimbangkan konteks digunakannya kalimat tersebut

id 229Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 230Plagiarism detected 002 httpsdianamayasaristkipjbwordpr

id 231Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 232Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

Pada tahap pengalihan (transfer) seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuksemua kata frase klausa kalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padananini terjadi di batin seorang penerjemah (Sumarno 200317) Kata frase klausa kalimat dan bahkan seluruhwacana tersebut dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karenakadangshykadang terdapat ungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasarandan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasasasaranPada langkah transfer tersebut penerjemah melakukan pemindahan makna teks yang diperoleh dari hasilanalisis pada langkah pertama tersebut

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDi sini ia di tuntut mencari dan menentukan padanan dalam bahasa sasaran pada setiap tingkatan atau unsurdalam bahasa sumber mulai dari

kata frase klausa kalimat hingga wacanaMengingat tidak ada dua bahasa yang identik penerjemah boleh jadi akan mengalami kesulitan pada fase iniKesulitan tersebut dapat berasal dari elemen internal bahasa atau dari elemen luar bahasa Kesulitan internalberkaitan dengan sistem bahasa itu sendiri seperti mencari padanan tenses Kesulitan eksternal berkaitandengan elemenshyelemen di luar sistem bahasa seperti kesulitan budayaDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Pada tahap penyelarasan (restructuring) tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno2003 17) yaitu setelah penerjemah menemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemahharus menuangkan semua padanan tersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebutungkapanshyungkapan di dalam bahasa sasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan ataupenyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari Tsu tetapi dikendalikan oleh fungsi Tsa yang ingin dicapai di dalam budayasasaran dengan fungsi Tsa yang ditentukan oleh penerimanya Pada langkah restrukturisasi penerjemah menyusun padanan

pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranRestrukturisasi pesan tersebut dilakukan berdasarkan kaidahshykaidah bahasa sasaran yang berterima sehinggapesan tersebut dapat dipahami secara wajar oleh pembaca sasaran Apabila dimungkinkan penerjemahdiharapkan mampu memberikan nuansa terjemahannya sedemikian rupa sehingga pembaca tidak merasabahwa ia sedang membaca karya terjemahan Hal itu sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas bahwapenerjemahan tidak sekadar membuat pembaca sasaran memahami pesan tetapi juga memiliki respon yangrelatif sama dengan pembaca bahasa sumber ketika mereka membaca teks bahasa sumber Di sini penerjemahdituntut menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan konteks penggunaan bahasa

ReferensiIbrahim Fatima Ahmed 2008 Problems of Dynamic Equivalence in Translation Online Translation Article (

id 233Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 234Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 235Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 236Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 237Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

httpwwwTranslationDirectorycom )

Nababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nida Eugene A 1975 Language Structure and Translation Stanford University Press California

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)

Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )

Shiyab Said et al 2003 Can Literary Style Be Translated Journal Article in Editions UNESCO 1 Francehttpaccurapidcomjournal

Sumarno Thomas 1997

Proses dan Hasil Terjemahan Haluan Sastra Budaya no 32 ThXVI Oktober 1997

Xiaoshu Song 2003 Translation of Literary Style Journal of Translation Volume 7 Number 1 ChineseTranslators Journal (httpaccurapidcomjournal23stylehtm)

Zuchridin Suryawinata 1989 Terjemahan Pengantar Toeri dan Praktek Jakarta Depdikbud Dirjen DiktiPPLPTK

Plagiarism DetectorYour right to know the authenticity

Page 2: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan

id 1Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 2Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom

id 3Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 4Plagiarism detected 01 httpsbahariskandarblogspotcom

Included Urls

Detailed document analysis1Penerjemah dan Menerjemahkan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan definisi penerjemah dan prosesshyproses di dalam menerjemahkan

11 PenerjemahSiapa dan apa itu penerjemah Secara sederhana definisi penerjemah adalah orang yang memiliki kemampuanuntuk mengalihkan pesan tertulis dari bahasa sumber ke bahasa sasaran Dengan kata lain bahwamenerjemahkan melibatkan dua bahasa yang memungkinkan akan terjadi suatu alih kode Namunmenerjemahkan tidak hanya sekadar alih kode tetapi juga sebuah profesi yang memerlukan pendidikan danpelatihan pada tingkat lanjutan Menurut Nababan (200431) seorang penerjemah yang menekuni pekerjaannya dapat digolongkan ke dalampenerjemah berdasarkan (1) keahlian (2) proses pemahaman dan pemroduksian teks (3) status profesi dan (4)sifat pekerjaan seharishyhari penerjemahNababan (200431) menggolongkan penerjemah berdasarkan keahliannya menjadi lima tipe penerjemah yaitupenerjemah pemula penerjemah lanjutan penerjemah kompeten penerjemah mahir dan penerjemah ahliPenerjemah dilihat dari sudut pandang

cara mereka memahami dan menghasilkan teksdapat dibagi menjadi associate translator subordinated translator compound translator dan coordinatedtranslator Keempat jenis penerjemah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (1) Associate translator adalahpenerjemah yang sematashymata menerjemahkan hanya dengan menghubungkan unsurshyunsur leksikal daribahasa sumber ke unsurshyunsur leksikal bahasa sasaran Karena proses ini didasarkan sepenuhnya pada unsurshyunsur kebahasaan dan tidak menghubungkannya dengan proses mental maka jenis penerjemahan ini tidakmerepresentasikan keseluruhan proses penerjemahan (2) Subordinated translator yaitu penerjemah yangmenerjemahkan dengan menghubungkan proses mental hanya dengan salah satu dari dua bahasa proses yangdilibatkan di sini adalah menghubungkan unsurshyunsur leksikal salah satu bahasa ke unsurshyunsur leksikal bahasayang lain dan kemudian menghubungkannya dengan proses mental (3) Compound translator yaitu penerjemahyang menghubungkan unsurshyunsur leksikal salah satu bahasa dengan repertoir tunggal proses mental dandarinya hubungan dengan unsurshyunsur leksikal dengan bahasa lain dapat ditemukan dan (4) Coordinatedtranslator yaitu penerjemah yang menghubungkan unsurshyunsur leksikal salah satu bahasa dengan repertoirproses mental yang dimiliki sendiri dengan proses mental khusus pada repertoir kedua yang pada akhirnyadihubungkan dengan unsurshyunsur leksikal dari bahasa lain Dengan kata lain bahwa masingshymasing bahasamemiliki cara paham sendiri dan menghasilkan informasi sendirishysendiriLebih lanjut berdasarkan pada cara pandang dan cara menghasilkan informasi ini maka penerjemah dibedakanke dalam penerjemah pemula dan penerjemah ahli Perbedaan antara penerjemah ahli dan pemula adalahbahwa (1) penerjemah ahli mempunyai keterampilan khusus kebahasaan sementara penerjemah pemula tidakmemiliki keterampilan tersebut (2) penerjemah ahli digolongkan ke dalam penerjemah koordinat sementarapenerjemah pemula ke dalam golongan penerjemah kompaun dan subordinat (3)

penerjemah ahli dapat mengendalikan interferensi pada saat dia memahami dan menghasilkaninformasi sementara penerjemah pemula tidak dan (4)

penerjemah ahli cenderung mempertimbangkan penerjemahan pada tataranteks sedangkan penerjemah pemula cenderung pada tataran kataDi lihat dari sudut pandang

status profesinya penerjemah digolongkan ke dalam penerjemah amatir penerjemah semishyprofesional danpenerjemah profesional Penerjemah amatir adalah penerjemah yang melakukan tugas penerjemahan sebagaihobi Sebaliknya penerjemah profesional adalah penerjemah yang menghasilkan

id 5Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom

id 6Plagiarism detected 008 httpsbahariskandarblogspotcom

id 7Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 8Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan terjemahan sebagai suatu profesi Penerjemah

semishyprofesional adalah penerjemah yang melakukan tugas penerjemahan untuk memperoleh kesenangan diriatau hobi dan dampaknya akan mendapatkan imbalan dari hobinya tersebut

Berdasarkan sifat kerja seharishyhari mereka penerjemah digolongkan menjadi penerjemah paruh waktu danpenerjemah penuh waktu Penerjemah paruh waktu biasanya melakukan tugas penerjemahan sebagaipekerjaantambahan Sebaliknya penerjemah penuh melakukan tugas penerjemahan demi uang Pembagian inimenyiratkan bahwa penerjemah paruh

waktu dapat disebut penerjemah semishyprofesional sedangkan penerjemahpenuh dapat disebut penerjemah profesional Penggolongan penerjemah di dalam menekuni pekerjaan sebagaimana tersebut di atas digunakan penelitisebagai acuan untuk menjelaskan kategori penerjemah di dalam penelitian ini dan hubungannya terhadapkualitas hasil terjemahan yang dihasilkan

12 MenerjemahkanSumarno (199713) mengatakan bahwa proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan olehseorang penerjemah pada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelummenerjemahkan suatu teks seorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yang dimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatan yangdilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2) pengalihan pesan dan (3)restrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Nababan di atas bila dicermati lebih lanjut memiliki kesamaangagasan mengenai proses penerjemahan yang telah dinyatakan oleh Sumarno dan Nida dengan membagiproses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1) analysis (2) transfer dan (3) restructuringLebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiTahap AnalisisSebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemah selalu dihadapkan padateks bahasa sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahap analisis ini yangdapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks bahasa sumber (Nababan 200325shy26)Kegiatan membaca teks bahasa sumber dimaksudkan untuk memahami isi teks bahasa sumber Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasaitu (Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Tahap Pengalihan (Transfer)Seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuk semua kata frasa klausakalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padanan ini terjadi di batin seorang

id 9Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 10Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 11Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 12Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

penerjemah (Sumarno 200317) Kata frasa klausa kalimat dan bahkan seluruh wacana tersebut dicarikanpadanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karena kadangshykadang terdapatungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran dan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasa sasaranDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Tahap Penyelarasan (Restructuring)Tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno 2003 17) yaitu setelah penerjemahmenemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemah harus menuangkan semua padanantersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebut ungkapanshyungkapan di dalam bahasasasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan atau penyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikan oleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai didalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yang ditentukan oleh penerimanya Proses penerjemahan yang telah diuraikan di atas dijadikan sebagai referensi di dalam penelitian ini dalammengungkapkan proses penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah dan hubungannya dengan kualitasterjemahan yang dihasilkan

ReferensiNababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Sumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003Surakarta

id 13Plagiarism detected 062 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 14Plagiarism detected 014 httpswwwcourseherocomfile393

id 15Quotes detected 002 in quotes

id 16Plagiarism detected 008 httpswwwcourseherocomfilep2i + 3 more resources

2Jenisshyjenis Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan jenisshyjenis penerjemahan kelebihan dan kekurangan masingshymasing jenispenerjemahan tersebut

Ada beberapa jenis

penerjemahan yang perlu dipahami oleh setiap penerjemah Jenisshyjenis penerjemahan yang dimaksud adalahpenerjemahan kata demi kata penerjemahan bebas penerjemahan harfiah penerjemahan dinamikpenerjemahan estetikshypuitik penerjemahan komunikatif penerjemahan semantik penerjemahan etnografikpenerjemahan pragmatik dan penerjemahan linguistik Pada saat menerjemahkan suatu teks penerjemahbiasanya tidak hanya menggunakan satu jenis penerjemahan saja ia bisa menggunakan berbagai jenispenerjemahan sesuai dengan materi dan model atau jenis teks yang diterjemahkan misalnya teks puisi teksilmiah prosa inspiratif dan sebagainyaMakna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam Bsa yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang adadalam bahasa sumber Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemah yang baik harus mampumenganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalam tataran leksikal frasakalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalam bahasa sasaranJenisshyjenis penerjemahan sebagaimana di atas memiliki beberapa kelebihan dan kelamahan apabiladiterapkan di dalam proses penerjemahan Adapun beberapa kelebihan dan kelemahan tersebut diuraikansebagai berikut

1)

Penerjemahan Kata demi KataPenerjemahan kata demi kata adalah suatu penerjemahan yang masih terikat pada tataran kata seperti yangada dalam Bsu sehingga jenis penerjemahan ini masih dikatakan mempertahankan bentuk Bsu ke dalam BsaCatford (197425) menjelaskan bahwa penerjemahan kata demi kata masih

ldquo hellip rankshybound at word rankrdquo

Ini mengisyaratkan bahwa bentuk dan tata urutan kata dalam Bsa terikat penuh oleh tata urutan kata Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahsifatnya yang mampu menghadirkan presisi terjemahan yang mensyaratkan suatu susunan kata dalam kalimatterjemahan sama persis dengan susunan kata dalam kalimat aslinya Dalam penerjemahan ini penerjemahhanya berusaha mencari padanan kata Bsu ke dalam Bsa tanpa mengubah strukturnya Jadi penerjemahan inihanya bisa dilakukan jika antara Bsu dan Bsu mempunyai kaidah dan struktur yang sama Kelemahan dari jenis penerjemahan ini adalah ketidakmampuannya di dalam menerjemahkan jenis teks bahasayang mempunyai bentuk frasa dan kalimatshykalimat yang lebih kompleks Penerjemahan jenis ini sebaiknyadihindari karena hasilnya akan sulit dipahami dan tampak kaku Sebagai gambaran mengenai jenispenerjemahan ini bisa dilihat contoh sebagai berikutBsu Two third of the applicants are interested in studying technology management

Bsa Dua ketiga dari itu pelamarshypelamar adalah tertarik dalam mempelajari teknologi manajemen (Nababan200330shy31)

Terjemahan diatas urutan kata demi katanya masih terikat dengan urutan kata demi kata seperti dalam Bsukarena itu terjemahan itu tampak tidak wajar dan tidak berterima dalam Bsa sehingga maknanya sulit dipahami

id 17Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 18Plagiarism detected 002 httpslinguashybahasablogspotcom + 3 more resources

id 19Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 20Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfile393

2 Penerjemahan BebasPenerjemahan bebas asalah penerjemahan yang tidak terikat lagi pada tataran kata demi kata dan kalimattetapi lebih cenderung mencari padanan makna menurut bentuk yang berterima dalam Bsa (Nababan 200331)

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahkesetiaannya pada pesan yang terkandung dalam bahasa sumber Penerjemah bebas berusaha mengalihkanmakna dalam Bsa dengan berbagai macam cara tetapi ia tidak boleh mengurangi atau menambah informasibaru yang tidak terdapat dalam Bsu Ungkapan idiomatik dan peribahasa seringkali diterjemahkan ini adalahsebagai berikutBsu Killing two birds with one stoneBsa Menyelam sambil minum air Terjemahan seperti tampak di atas katashykata yang digunakan tidak lagi terikat pada katashykata yang digunakandalam Bsu Walaupun demikian makna

yang ada dalam Bsu dan Bsamasih sepadan karena tidak ada makna yang hilang atau berkurang dalam Bsa Jenis penerjemahan ini lebihmementingkan isi daripada padanan kata dan bentuk kalimat Jadi penerjemahan bebas lebih menekankan padakesetiaan makna yang disampaikan dalam berbagai bentuk yang wajar dan berterima dalam BsaKelemahan dari jenis penerjemahanini adalah sifatnya yang sering tidak terikat pada pencarian padanan kataatau kalimat tetapi pencarian padanan itu cenderung terjadi pada tataran paragraf atau wacana Penerjemahharus mampu menangkap amanat dalam bahasa sumber pada tataran paragraph atau wacana secara utuh dankemudian mengalihkan serta mengungkapkannya dalam bahasa sasaran Hal itu sukar dilakukan terutama olehpenerjemah yang belum berpengalaman

3) Penerjemah harfiahPenerjemahan harfiah bisa dikatakan terletak diantara penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebasPenerjemahan ini mulashymula seperti penerjemahan kata demi kata tetapi kemudian diadakan perubahanshyperubahan seperlunya mengenai tata bahasa sesuai dengan tata bahasa yang berlaku dalam Bsa (Nababan200332) Urutan kata dalam penerjemahan harfiah tidak lagi persis sama seperti dalam Bsu tetapi urutan katashykatanya sudah disesuaikan dengan struktur

Bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan inibahwa penerjemahan harfiah sudah melakukan penyesuaian bentuk dalam Bsa Sebagai contoh penerjemahanharfiah bisa dilihat terjemahan berikutBsu His hearth is in the right placeBsa Hatinya ada ditempat yang benarTerjemahan di atas adalah terjemahan harfiah dimana terjemahan ini masih terikat pada katashy

kata seperti yang ada dalam Bsutetapi susunan katashykata dalam terjemahan tersebut telah disesuaikan dengan gramatikal BsaKelemahan dari jenis penerjemahan ini adalah sifatnya yang berubahshyubah secara mendadak dan cenderungtidak setia Sekali waktu jenis ini melakukan proses rankshyboud translation dengan tetap pada tataran (rank) yangsama (morpem kata klausa atau kalimat) dan suatu saat akan sangat melebar menjadi unbounded translationsehingga akan sukit dikontrol

4) Penerjemahan DinamikPenerjemahan dinamik adalah penerjemahan yang berusaha mencari padanan makna dengan menggunakanungkapanshyungkapan yang wajar dalam Bsa Maka penerjemahan ini sering juga disebut sebagai penerjemahanwajar (Nida dalam Soemarno 19976) Kelebihan dari jenis ini bahwa penerjemahan ini selalu mencari padanan makna yang selalu dikaitkan dengankonteks budaya Bsa Segala sesuatu yang berbau asing atau kurang bersifat alami baik yang menyangkutbudaya maupun dalam pengungkapannya dalam Bsa sedapat mungkin dihindari Suryawinata (dalamSoemarno 19976) menjelaskan bahwa di dalam penerjemahan dinamik ini penerjemah mencari padanan atauekuivalen

id 21Plagiarism detected 007 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 22Quotes detected 093 in quotes

id 23Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom + 4 more resources

yang sedekat mungkindengan teks aslinya dalam Bsu tidak kata demi kata atau kalimat demi kalimat tetapi harus memperhatikanmakna tekssecara keseluruhan Penerjemahan dinamik sangat memperhatikan kekhususan masingshymasing bahasaSebagai contoh bisa dilihat trjemahan sebagai berikutBsu The author has organized this book since 1995Bsa Penulis telah menyusun buku ini sejak tahun 1995 (Nababan 200334)Untuk menghindari ketidakwajaran terjemahan maka kata organized yang sebenarnya bermakna

lsquomengorganisasi lsquo oleh penerjemah telah dialihkan menjadi lsquomenyusunrsquo dalam Bsa Hal ini dilakukan untukmembuat terjemahan itu terkesan wajar dalam BsaKelemahan dari jenis terjemahan ini adalah ketidaktaatan atau ketidaksetiaan pada bentuk Hal ini karena jenisini sangat mengutamakan pengalihan amanat bahasa sasaran

5) Penerjemahan EstetikshyPuitikPenerjemahan estetikshypuitik adalah penerjemahan yang biasanya dilakukan untuk menerjemahkan karyashykaryasastra seperti puisi prosa dan drama yang menekankan konotasi emosi dari gaya bahasa Penerjemah tidakhanya menekankan pada penyampaian informasi tetapi juga menekankan pada masalah kesan emosi dangaya bahasa dengan mempertimbangkan keindahan bahasa sasaran (Nababan 200335) Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang tidak hanya pada masalahpenyampaian informasi saja namun juga pada penekanan konotasi emosi dan gaya bahasaKelemahannya adalah bahwa jenis penerjemahan ini sangat sulit untuk dilaksanakan karena sastra suatubahasa sangat berbeda dengan sastra bahasa yang lain demikian pula budaya yang melatarbelakanginyaBisa pula dikatakan bahwa untuk menerjemahkan karya sastra sangat dilematis Jika penerjemah harusmempertahankan isi pesan yang ada dalam Bsu ke dalam Bsa berarti ia akan mengorbankan bentuknya Disisi lain ketika penerjemah harus mempertahankan bentuk dan keindahan bahasanya itu berarti penerjemahharus mengorbankan isinya Secara ekstrim ada pakar penerjemahan yang mengatakan bahwa penerjemahankaryashykarya sastra seperti puisi syair gurindam dan sebagainya tidak mungkin bisa dilakukan Pendapat itubenar adanya karena sebenarnya keindahan yang ada pada bahasa satu berbeda dengan keindahaan dalambahasa lain Sebagai gambaran tentang penerjemahan estetikshypuitik bisa dilihat contoh berikutSenja di Pelabuhan KecilIni kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang rumah tua pada ceritatiang serta temali kapal perahu tidak berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpauthelliphelliphelliphelliphellip(oleh Chairil Anwar)This time no onersquos looking for lovebetween the sheds the old house in the makeshybelieveof poles and ropes A boat a prau without waterpuff and blows thinking therersquos something it can catchhelliphelliphelliphelliphellip(Translated by Burton Raffel dalam Kasbolah 199012)Terjemahan tersebut adalah terjemahan puisi

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa InggrisMakna dalam Bsu tampaknya bisa disampaikan dengan baik oleh penerjemah ke dalam Bsa meskipun nampakbahwa gaya atau style penerjemah di dalam menerjemahkan puisi tersebut berbeda dan pada ujungnyamempengaruhi nuansa keindahan puisi yang diterjemahkan Ini menunjukkan bahwa menerjemahkan puisi sulitdilakukan ke dalam bahasa lain karena keindahan dalam bahasa yang satu belum tentu indah dalam bahasayang lain

6) Penerjemahan KomunikatifNewmark (198162) mengemukakan pandangannya tentang fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi melaluipernyetaannya sebagai berikut

id 24Quotes detected 007 in quotes

id 25Quotes detected 0 in quotes

id 26Quotes detected 0 in quotes

id 27Plagiarism detected 037 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 28Plagiarism detected 102 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

ldquohelliptranslation is basically a means of communication ora manner of addering one or more persons in the speaker presencerdquoSementara itu Soemarno (19977) menjelaskan bahwa penerjemahan komunikatif adalah bentuk penerjemahanyang selalu berusaha untuk menimbulkan

lsquoefekrsquopada pembaca terjemahan seperti

lsquoefekrsquoyang

dirasakan oleh pembaca asli pada waktu mereka membaca teks aslinya Dengan demikian penerjemah sebagai komunikator sekaligus mediator antara penulis teks asli denganpembaca terjemahan harus menyampaikan pesan kedalam Bsa yang sedapat mungkin sama dengan pesanyang ada dalam Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah fungsi utamanya sebagai suatu alat untuk menyampaikan ataumengungkapkan suatu gagasan atau perasaan orang lain Jenis ini juga menaruh perhatian akan pentingnyasemua unsur di dalam proses penerjemahan yaitu unsurshyunsur seperti bahasa sumber dan bahasa sasaranbudaya penulis teks asli penerjemah keefektifan bahasa terjemahandan pembaca terjemahanBerikut adalah contoh penerjemahan komunikatifBsu awas anjing galakBsa Beware of the dog (bukan Beware of the viciousdog)(Nababan200341)

Kelemahan dari jenis penerjemahan ini bahwa persyaratan yang ketat agar bahasa terjemahan mempunyaibentuk makna dan fungsi Hal ini perlu mendapatkan perhatian karena ada kemungkinan suatu kalimat sudahbenar secara sintaksis tetapi maknanya tidak logis atau bentuk dan maknanya sudah benar namunpenggunaannya tidak tepat seperti contoh di bawah ini1 I told that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini salah meskipun maknanya logis)2 I told the star that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini bnar tetapi maknanya tidak logis)

7) Penerjemahan semantikNewmark dalam Soemarno (19977) menegaskan bahwa penerjemahan semantik berusaha untukmengalihkan makna kontekstual Bsu yang sedekat mungkin kedalam struktur sintaksis dan semantik BsaSenada dengan itu Nababan (200344) menjelaskan bahwa penerjemahan semantik terfokus pada tatarankata dengan tetap terikat pada budaya Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah lebih berfokus atau berpenekanan yang kuat dan ketat padapencarian padanan pada tataran kata yang terikat pada budaya bahasa sumberSebagai gambaran penerjemahan jenis ini bisa dilihat contoh berikut1 Konteks ALecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Mr Jackson My name is Rudi Hartono 2 Konteks BLecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Jackson My name is Rudi Hartono

Dalam dua dialog di atas student menggunakan dua kata yang berbeda yaitu Mr Jackson dan JacksonDigunakan dua kata ini sangat dipengaruhi oleh konteks budaya bahasa sasaran dan bahasa sumber MrJackson pada konteks A digunakan dalam situasi formal sedangkan Jackson pada konteks B digunakandalam situasi yang akrab Oleh karena itu kata Mr Jackson pada konteks A mestinya dialihkan ke dalam bsa

id 29Quotes detected 002 in quotes

id 30Plagiarism detected 003 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 31Quotes detected 003 in quotes

id 32Plagiarism detected 013 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 33Plagiarism detected 041 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 34Quotes detected 0 in quotes

id 35Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 36Quotes detected 0 in quotes

id 37Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 38Quotes detected 0 in quotes

id 39Plagiarism detected 064 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

menjadi

lsquoPak Jackson atau Prof Jacksonrsquo

sedangkan kata Jackson pada konteks B mestinya dialihkan menjadi

lsquopak (bukan langsung menyebut nama Jackson secara langsung)rsquo

Kelemahan dari penerjemahan semantik adalah kelemahan pada saat menerapkannya karena keterikatanpenerjemah pada budaya bahasa sumber pada saat dia melakukan tugasnya Padahal bahasa yang melatarbelakangi bahasa sumber dan bahasa sasaran pasti berbeda Akibatnya penerjemahan tipe ini seringkali sulitditerapkan

terutama dalam menerjemahkan katashykata yang bermakna abstrak atau subjektif

8) Penerjemahan EtnografikPenerjemahan etnografik adalah suatu jenis penerjemahan yang berusaha mengalihkan pesan dari Bsu kedalam Bsa yang sangat dipengaruhi oleh faktorshyfaktor budaya Brislin dalam Soemarno (19975) menjelaskanbahwa tujuan penerjemahan ini adalah untuk menjelaskan konteks budaya Bsu dan bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah kelengkapan register di dalam karya terjemahan tersebut dimanaada dua pilihan kata dengan mencarikan padananya ataukah menulis kata bsa dan anotasinya Kesulitan utama yang dihadapi penerjemah dalam penerjemahan jenis ini adalah kesulitan dalammengidentifikasi suatu bentuk ungkapan budaya dan kemudian menemukan padanannya yang sesuai dalambsa Tidak jarang suatu istilah budaya dalam suatu masyarakat atau bangsa tidak dapat ditemukanpadanannya dalam Bsa Sebagai contoh kata

lsquomodinrsquo

lsquomitonirsquo

dan

lsquotingkebanrsquo

adalah istilahshyistilah budaya jawa yang tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasa Inggris atau bahasaLainnya Bila istilah budaya ini tidak dapat ditemukan padanannya dalam Bsa maka penerjemah harus bisamenentukan sikap untuk mengambil keputusan apakah istilah akan dicarikan padanannya yang terdekat dalamBsa atau istilah budaya itu ditulis lagi dalam Bsa kemudian memberi anotasi atau bahkan istilah itudisampaikan dalam bentuk parafrasa dalam Bsa Keputusan itu tentunya tergantung pada kemampuanpenerjemah dalam memahami makna dari istilah budaya itu dalam Bsu

9 Penerjemahan PragmatikPenerjemahan pragmatik mengacu pada pengalihan amanat dengan mementingkan ketepatan penyampaianinformasi dalam bahasa sasaran yang sesuai dengan informasi yang terdapat dalam bahasa sumber(Nababan 200334) Maksud dari penerjemahan ini adalah memberikan penjelasan atau informsi yang

id 40Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 41Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 42Quotes detected 002 in quotes

id 43Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

selengkapshylengkapnyaKelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang cukup dalam dan lengkap padapengalihan informasi atau fakta (misal dalam terjemahan dokumenshydokumen teknik niaga administrasipemerintahan) Dan bahkan bila diperlukan penerjemah harus menambah beberapa informasi untuk membuatterjemahannya lebih jelasKelemahan dari jenis ini adalah bahwa penerjemahan pragmatik tidak begitu memperhatikan aspek bentukestetik bahasa sumber Masalah bentuk bahasa kurang diperhatikan karena yang dipentingkan adalahpengalihan informasi yang selengkapshylengkapnya

10 Penerjemahan linguistikPenerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya berisi informasi linguistik yang implisit dalam bahasasumber yang dijadikan ekplisit dan yang dalam perubahan bentuk dipergunakan transformasi balik dan analisiskomponen utama (Nababan 200337) Dalam penerjemahan ini penerjemah hanyamenemukan informasilinguistic sepertimorfem kata frasa klausa dan kalimat Informasi tersebut tersirat di dalam bahasa sumberyang kemudian dijadikan tersurat dalam bahasa sasaran

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahketepatan terjemahan bila diterapkan jika terdapat ketaksaan dalam bahasa sumber baik pada tataran katafrasa klausa atau pun pada tataran kalimat khususnya kalimat kompleks Kelemahan dari jenis ini adalah pensyaratan mutlak pada penerapan transformasi balik dan analisis komponenmakna dalam penerjemahan Hal ini menjadi sulit karena ada kemungkinan penerjemah berhadapan dengandua buah kalimat bahasa sumber yang mempunyai struktur lahir yang sama tetapi struktur batin kedua kalimatitu berbeda satu sama lain Untuk mengatasi ketaksaan tersebut penerjemah harus menganalisis dalam kalimatdengan bantuan analisis sintaktikal dan kontekstual

ReferensiCatford JC 1974

A Linguistic Theory of Translation London Oxford UniversityPress

Kasbolah K 1990 Linguistics and Literature a Translation Analysis of

ldquo Senja di Pelabuhan Kecilrdquo Unpublished paper Malang IKIP Malang

Nababan M Rudolf 2003 Teori Menerjemah Bahasa InggrisYogjakarta Pustaka Pelajar

Newmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

Sumarno Thomas 1997 Sedikit Catatan Mengenai Teori Penerjemahan Makalah dalam seminar sehari diPusat Bahasa UNS Surakarta UNS

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam seminar Nasional I tentang Semantik sebagaiDasar Fundamental Pengkajian Bahasa Surakarta UNS

id 44Plagiarism detected 028 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 45Quotes detected 0 in quotes

id 46Quotes detected 0 in quotes

id 47Quotes detected 0 in quotes

id 48Quotes detected 001 in quotes

id 49Quotes detected 001 in quotes

id 50Quotes detected 0 in quotes

3Makna dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan maknashymakna di dalam penerjemahan

Makna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam bahasa sasaran (Bsa) yang sedekatshydekatnya sama denganmakna yang ada dalam bahasa sumber (Bsu) Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemahyang baik harus mampu menganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalamtataran leksikal frasa kalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalambahasa sasaranKajian mengenai makna ini termasuk dalam ranah semantik Dalam studi semantik istilah makna bermacamshymacam yakni meaning sense denotation designation reference dan information (Edi Subroto 19991)Menurut Edi Subroto yang dimaksud dengan meaning (diterjemahkan menjadi arti) adalah bentuk pengetahuankognitif yang terdapat di dalam bahasa yang terdapat dan distrukturkan di dalam dan oleh sistem bahasa yangdipahami lebih kurang sama oleh para penutur dalam kegiatan berkomunikasi secara umum dan wajar Haltersebut berarti bahwa arti itu dipahami oleh pengguna bahasa secara empirik berdasarkan kemampuankognitifnya sejak mulai belajar dan menguasai bahasa Dengan penguasaan arti secara empirik dan kognitif ituseorang penutur mampu melakukan pembahasaan atau simbolisasi secara verbal akan sebuah referent yangada disekitarnya Sejumlah referent yang secara faktual barangkali berbedashybeda namun memiliki sejumlah cirikonseptual yang sama akan dibahasakan dengan unit leksikal yang sama Sebagai contoh sebuah unit leksikaldengan nama

lsquokursirsquo meskipun secara empirik ditangkap adanya sejumlah benda yang disebut kursi yang memiliki cirishycirikonseptual yang berbedashybeda baik dalam hal bahannya wujudnya jumlah kakinya namun secara bersamadapat disimbolkan dengan unit leksikal yaitu

lsquokursirsquoKemudian yang dimaksud dengan designation (designasi) dan denotation (denotasi) adalah bagian dari arti yangditentukan oleh sistem bahasa dan tidak bergantung pada situasi yang khas dari sebuah tuturan Designasi dandenotasi ini mempunyai maksud yang serupa dengan istilah meaning di atas Sementara itu yang dimaksuddengan reference (referensi) adalah bagian dari arti yang bergantung pada situasi pemakaiannya danbergantung pada wujud tuturannya Dalam arti bahwa referensi adalah suatu bentuk penunjukkan dalamkegiatan berbahasa yang nyata yang bersifat tertentu dan bergantung pada konteks Misalnya

lsquokursirsquodan

lsquokursi itursquomengandung maksud yang berbeda Yang pertama berkaitan dengan konsep denotasi yaitu mengacu padagolongan entity (maujud) yang dipersepsikan sama sebagai kursi dan sebaliknya

lsquokursi itursquotermasuk proses referensi karena hanya menunjuk pada

lsquokursirsquo

id 51Plagiarism detected 037 httpstextshyid123dokcomdocument

id 52Quotes detected 002 in quotes

id 53Plagiarism detected 308 httpstextshyid123dokcomdocument + 3 more resources

tertentu saja Hal berikutnya adalah sense Edi Subroto memadankan istilah sense ini dengan makna yaitu arti sebuah butirleksikal atau sebuah tuturan kalimat berdasarkan konteks pemakaian situasi yang melatarinya dan intonasinyaDengan demikian kalau arti (sebagai padanan meaning) itu bersifat dasar maka makna itu sudah bersifatspesifik karena dirambushyrambui oleh struktur oleh konteks pemakaian oleh intonasi dan oleh latar yangmelingkupinya Misalnya kata baru Untuk mengetahui makna baru ini harus dikaji kemungkinannyaberkombinasi atau disubstitusi dengan leksemshyleksem lain misalnya lama usang tua dan sebagainyaSementara itu Lyons (1995124) menyatakan bahwa sense hanya dapat diterangkan dalam konteks hubunganmakna antara leksem yang satu dengan leksem yang lain atau antara ekspresi yang satu dengan ekspresi yanglain di dalam sistem bahasa yang sama Berkaitan dengan itu Lyons menggunakan konsep hubungankombinatorial dan substitusional untuk menentukan makna sebuah leksem Hubungan tersebut sering disebutdengan hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik Hubungan sintakmatik merupakan hubungan linier antara unsurshyunsur bahasa dalam tataran tertentu misalhubungan antara saya bermain dan kelereng dalam kalimat Saya bermain kelereng Hubungan itu dikatakanhubungan in praesentia Sementara itu hubungan paradigmatik merupakan hubungan antara unsurshyunsurbahasa dalam tataran tertentu dengan unsurshyunsur lain di luar tataran itu yang dapat dipertukarkan misal dalamkalimat saya bermain kelereng Antara saya dan dengan dia mereka dsb dapat dipertukarkan Hubunganantara unsurshyunsur itu dikatakan hubungan in absentia Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Dengan kata lain sense atau makna memiliki peran yang penting didalam penerjemahanLebih lanjut pengertian makna dapat dilihat pada pengertian makna literal dan makna figurative yaitu yang

mengarah pada pembedaan di dalam sistem kebahasaan untuk menganalisis makna suatu bahasa Contohdari pembedaan makna di atas dapat dilihat di dalam kalimat berikut The ground is thirsty Kalimat ini memilikimakna berkias Kata ground sendiri memiliki makna literal namun kata ground atau tanah dapat dipahamibahwa ground itu tidaklah hidup oleh karenanya ground tidak memerlukan minuman atau merasakan hausPembaca kalimat tersebut akan secara langsung menolak suatu interpretasi literal dan secara pasti akanmenginterpretasikan bahwa katashykata tersebut yang dimaksud adalah The ground is dry suatu analogi yangmengarah pada kondisi yang menimbulkan rasa haus pada manusia atau binatang Begitu pula di dalamcontoh kalimat yang diucapkan sebagai berikut

ldquoItrsquos raining cats and dogsrdquo

Kalimat ini memiliki makna literal pada masingshymasing katanya namun bagi pendengar akan secara langsungmenolak interpretasi literal tersebut karena dirasakan tidak sesuai namun pendengar akan memilih interpretasifiguratif dari tuturan tersebut yang dibantu oleh suatu konteks bahwa yang dimaksud di dalam tuturan tersebutadalah kondisi atau keadaan hujan derasMenurut Motsch amp Pasch (198735) makna harfiah ialah makna ujaran yang konteks ujarannya tidakmembawa kepada penafsiran semula terhadap makna tertentu dari segi tatabahasa bagi kata atau ungkapanitu Disini juga makna harfiah itu berada pada suatu konteks namun tidak dipengaruhi oleh konteks tersebutSementara itu Searle (1979 132) membuat perbedaan antara makna penutur makna kalimat dan maknaharfiah Menurut Searle makna harfiah berada dalam domain makna kalimat dan makna penutur bergantungpada makna kalimat Searle mengungkapkan bahwa makna harfiah berada pada suatu konteks Menurut Israel (20041) makna literal merupakan makna lugas dan termasuk ke dalam jenis makna yangpaling sederhana yang bersifat langsung harfiah dan menerapkan aturan tatabahasa sewajarnya (ordinaryrules of grammar) dalam arti bahwa makna leksikal tersebut tidak memerlukan penambahan imajinasiinferensi maupun gaya bahasa Makna literal tersebut terletak di dalam kata itu sendiri Sementara itu Turner(1991147) memberikan konsep pemahaman makna literal di dalam hubungan antara bahasa pemikiran danrealitas Menurut Turner makna leksikal mengabaikan peranan imajinasi di dalam konstruksi maknakeseharian berhubungan dengan suatu kebenaran dan pemikiran di satu sisi dan bertentangan dengankebohongan dan khayalan di sisi yang lain sebagaimana yang dinyatakan sebagai berikutThe real world is exhaustively literal literal language refers to it literalconcepts mirror the literal world literal language evokes literal conceptsSeparate from all this so the folk theory runs there are mental imaginativeconnections that are false they are expressed in figurative nonshyliterallanguage or literally false language we must transform the meaning of this

language in order to arrive at interpretations of it that can be literal and true

Makna leksikal tersebut tidak secara tibashytiba berdiri sendiri namun keberadaannya tetap di dalam suatukalimat atau paragraf namun memiliki makna yang terbebas dari konteks atau tidak dipengaruhi oleh suatukonteks Di dalam suatu tuturan yang panjang misalnya di dalam sebuah novel makna literal mungkin berupasuatu cerita narasi biasa saja yang terbebas atau tidak memiliki asosiasi moral politik estetik atau asosiasisimbolik lain yang ingin disampaikan Saeed (200015shy17) menyatakan bahwa perbedaan antara makna literal dan makna figuratif dapat dilihat didalam penggunaan bahasa yang literal dan nonshyliteral Penggunaan bahasa yang literal mengarah pada suatukeadaan yaitu pembicara yang mengungkapkan tuturan secara netral dan secara faktual tepat sedangkanpenggunaan bahasa yang nonshyliteral mengacu pada suatu keadaan yaitu pembicara secara berlebihshylebihanmenggambarkan sesuatu dengan istilahshyistilah atau katashykata yang tidak benar (untrue) dan tidak mungkin(impossible) yang tujuannya untuk mendapatkan efek khusus Lebih lanjut Saeed memberikan contoh sebagaiberikuta Irsquom hungryb Irsquom starvingc I could eat a horseDi dalam contoh tersebut bahwa pada kondisi atau keadaan lapar pembicara mungkin secara literal akanmengungkapkan tuturan sebagaimana poin a atau juga secara nonshyliteral seperti pada poin b dan c Di sininampak bahwa di dalam penggunaan bahasa nonshyliteral pembicara menggeser makna suatu kata untukkemudian disesuaikan dengan kondisi yang baru Pergeseran atau penyimpangan bentuk ungkapan bahasaini menurut Gorys Keraf (2002113) disebut dengan gaya bahasa (figures of speech) yaitu caramengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ataupengguna bahasa Pemakaian dengan cara yang khas tersebut ditandai oleh adanya penyimpangan daripemakaian bahasa lumrahPenggunaan gaya bahasa sering terjadi di dalam dunia sastra sebab katashykata harfiah memiliki keterbatasanDengan mengandalkan makna harfiah semata dalam mendeskripsikan suatu objek atau ide seorangpengarang akan menemui halangan Dengan gaya bahasa seorang pengarang dapat memperkaya maknasehingga pengarang dapat menyampaikan pesan yang diinginkan secara lebih leluasaSementara itu menurut Ratna (2009164) figures of speech disebut juga dengan majas yaitu pilihan katatertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan MenurutRatna secara umum majas dibedakan menjadi empat macam yaitu a) majas penegasan b) perbandingan c)pertentangan d) dan majas sindiran Beberapa jenis majas dibedakan lagi menjadi subjenis lain sesuai dengancirinya masingshymasing Secara tradisional bentukshybentuk tersebut disebut dengan gaya bahasa Namundemikian di dalam perkembangan kontemporer majas hanyalah bagian kecil dari gaya bahasa Majas dengandemikian merupakan penunjang unsurshyunsur yang berfungsi untuk melengkapi gaya bahasa Dengan kalimatlain gaya bahasa jauh lebih luas daripada majas Pada saat menganalis sebuah karya sastra tidak terhitungjenis gaya bahasa yang timbul yang harus dibicarakan seperti panjang pendeknya kalimat tingkatan bahasatinggi dan rendah penggunaan katashykata serapan penggunaan kosakata daerah dan sebagainya Gayabahasa juga meliputi carashycara penyusunan struktur intrinsik secara keseluruhan seperti plot tokoh kejadiandan sudut pandang Tidak ada suatu pemahaman apa pun tanpa adanya carashycara tertentu yang berbedaDemikian juga tidak ada karya sastra tertentu tanpa gaya bahasa tertentu Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat dipahami bahwa makna leksikal atau seringdisebut dengan makna harfiah adalah makna yang sebenarnya makna yang sesuai dengan hasil observasiindra kita makna apa adanya atau makna kalimat yang bebas dari konteks yang melatarinya sedangkanmakna figuratif atau makna kiasan adalah makna bahasa berkias yang dapat menghidupkanmeningkatkanefek dan menimbulkan konotasi tertentu Makna figuratif ini merujuk pada kata atau kelompok kata yangdilebihshylebihkan atau diubah makna sebenarnya yang dibantu oleh suatu konteks Makna figuratif ini dapatberupa suatu metafora simile personifikasi litotes ironi sinekdot eufemisme repetisi anafora pleonasmeantitesis alusio klimaks antiklimaks satire pars pro toto totem pro parte ataupun paradoks

Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Makna dalam penerjemahan tidak hanya bisa dirunut dari kata per katasecara individual tetapi makna dalam penerjemahan harus dilihat dari rangkaian antarkata yang saling berkaitansecara utuh yang terbungkus dalam suatu prosodi atau dengan situasi tempat katashykata itu digunakan(Soemarno 19992) Dengan kata lain bahwa makna yang dibahas di dalam penerjemahan adalah maknashymakna yang langsung berhubungan dengan makna yang terdapat dalam teksDalam penerjemahan ada banyak jenis makna di antaranya adalah sebagai berikut

id 54Quotes detected 0 in quotes

id 55Quotes detected 0 in quotes

id 56Quotes detected 0 in quotes

id 57Plagiarism detected 002 httpscholarunandacid1679

id 58Quotes detected 0 in quotes

id 59Quotes detected 0 in quotes

id 60Quotes detected 004 in quotes

1) Makna LeksikalMakna leksikal adalah makna yang belum dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan Jadi maknaleksikal adalah makna apa adanya seperti yang ada dalam kamus (Soemarno 19993) Makna tersebut terdapatdalam kata benda (noun) kata kerja (verb) kata sifat (adjective) dan kata keterangan (adverb)Dalam proses penerjemahan penerjemah bisa mencari padanan makna yang mempunyai cirishyciri fisik yangsama dalam bahasa sasaran Tetapi dalam penerjemahan seringkali para penerjemah mendapat kesulitan untukmenemukan padanan yang betulshybetul sama persis Hal ini disebabkan karena makna dalam suatu bahasa yangselalu mengikuti perkembangan budaya suatu bangsa Dalam kaitannya dengan penerjemahan Soemarno (19993) mengelompokkan katashykata bermakna leksikal kedalam tiga kelompok utama yaitu (1) katashykata dalam Bsu yang dengan mudah dapat dicari padanannya dalamBsa misalnya katashykata seperti radio = radio computer = computer book = buku gold = emas dan sebagainya(2) katashykata bermakna leksikal Bsu yang mempunyai padanan dalam Bsa tetapi makna itu sebenarnya sudahsedikit berbeda baik dari segi fisik maupun konsepnya namun kedua makna leksikal tersebut (dalam Bsu danBsa) masih dianggap padanan sehingga penerjemah masih bisa menggunakannya sebagai padanan dalampenerjemahan misalnya kata

lsquorichrsquo(Ing) dan

lsquokayarsquo(Ind) Kata itu masih bisa digunakan sebagai padanan walaupun ukuran

lsquokayarsquoantara negara satu dengan lainnya berbedashybeda (3) katashykata dalam Bsu yang sulit dicari padanannya dalamBsa bahkan ada katashykata tertentu

yang tidak dapat diterjemahkan ke dalamBsa (untranslatable) dan ketakterjemahan ini bisa dilihat dari faktor linguistik maupun kultural Misalnya kata

lsquothanksgivingrsquodalam bahasa Inggris sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia sebaliknya kata

lsquopermisirsquo(yang diucapkan sewaktu seseorang yang akan meninggalkan rumah) sulit dicari padanannya dalam bahasaInggris karena kebiasaan itu tidak ada dalam bahasa Inggris

2) Makna gramatikalMakna gramatikal adalah makna suatu kata yang dapat dikenali dan mempunyai fungsi apabila digunakan didalam atau di antara kalimat atau dengan kata lain akan memiliki makna apabila sudah berada dalam suatukalimat klausa maupun kelompok kata (Newmark 198126) Tergolong dalam makna gramatikal ini adalahkonjungsi preposisi artikel dan juga tenses Contoh makna gramatikal ini dapat dilihat dalam kalimat sumber sebagai berikutHersquoll have been studying English for four months by the time he takes his examinations

Kalimat tersebut terasa sulit untuk dicari padanan maknanya yang benarshybenar sama dalam Bsa (BahasaIndonesia) Ketika kalimat tersebut dialihkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi

lsquoDia telah belajar bahasa Inggris selama empat bulan menjelang dia mengikuti ujianrsquo maka terjemahan tersebut sebenarnya maknanya tidak persis sama seperti yang ada dalam Bsu Kalimatdalam Bsu mengandung makna yang menunjukkan lamanya suatu kegiatan yang di mulai pada waktu lampaudan sampai saat ini kegiatan itu masih berlangsung Berbeda dengan terjemahannya dalam Bsa di mana makna

id 61Quotes detected 0 in quotes

id 62Quotes detected 0 in quotes

id 63Quotes detected 0 in quotes

id 64Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

terjemahan itu tidak menyampaikan makna seperti yang ada dalam Bsu Perbedaan makna dalam Bsu dan Bsaini lebih disebabkan oleh sistem kebahasaan yang berlaku dalam Bsu maupun Bsa

3) Makna Situasional atau KontekstualSetiap kata dalam suatu bahasa sering sekali mempunyai makna lebih dari satu Makna apa yang ada dalamsatu kata itu sangat dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan dalam proses komunikasi Maknasuatu kata akan mempunyai arti sebanyak situasi atau konteks yang menyertainya (Soemarno19995) Dengandemikian kemampuan penerjemah dalam memahami situasi di mana kata itu digunakan menjadi sangat pentingsehingga ia mampu menemukan padanan makna yang sesuai dalam bahasa sasaran Konteks sering kali terikatoleh tempat dan juga waktu yang menyertainya Sebagaimana contoh berikut1 The prisoner thought that the policeman would not have the heart to fine him2 The rescue team hopes that the weather will be fine soon3 Do you think the victims of the earthquake will be fine soon

Fine pada ketiga kalimat tersebut tampaknya tidak mempunyai makna yang benarshybenar sama walaupunbentuk kata tersebut benarshybenar sama Makna kata fine dalam masingshymasing kalimat tersebut sudah sangatdipengaruhi oleh konteks di mana kalimat tersebut digunakan Pada kalimat 1 fine berhubungan dengankonteks hukum yang berarti

lsquomendendarsquo Hal ini berbeda dengan kalimat 2 fine berarti

lsquocerahrsquokarena berkaitan dengan kontek cuaca sedangkan kalimat 3 fine berarti

lsquosehatrsquokarena berkaitan dengan kesehatan

4) Makna TekstualMakna tekstual adalah makna yang berkaitan erat dengan suatu teks atau wacana (Soemarno19996) Kadangshykadang suatu bentuk kata yang sama akan mempunyai makna yang berbeda apabila kata itu digunakan dalamwacana yang membicarakan bidang kajian yang berbeda Misalnya kata morfologi yang digunakan di dalamwacana biologi akan berbeda maknanya dengan morfologi yang digunakan di dalam wacana linguistik Maknainstrumen dalam wacana penelitian berbeda dengan instrumen dalam wacana musik Perbedaan makna itudikarenakan adanya perbedaan konteksSebenarnya makna tekstual masih ada kaitannya dengan makna kontekstual Bedanya adalah kalau maknakontekstual hanya sekadar dipengaruhi oleh satu atau dua kalimat saja sedangkan makna tekstual sangatdipengaruhi oleh seluruh wacana yang menjadi latar belakang di mana kata itu digunakan Kedua pengertian inimasih sering dicampuradukkan oleh beberapa kalangan karena kedua hal tersebut dianggap suatu hal yangsama

5) Makna SosiokulturalMakna suatu bahasa sangat berkaitan erat dengan situasi sosiokultural di mana bahasa itu digunakan sebagaialat komunikasi oleh masyarakat (Soemarno19997) Kelompok masyarakat yang satu dengan lainnya sebagaipengguna bahasa tentu saja mempunyai istilahshyistilah budaya yang bersifat unik yang kadangshykadang

tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasayang lainMakna sosiokultural seringkali dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat sebagai pengguna bahasa itu Makna iniselain sering ditemukan dalam bentuk katashykata istilah budaya seperti thanksgiving labamba mitoni dansebagainya sering juga ditemukan dalam ungkapanshyungkapan idiomatik yang tidak dapat dijelaskan maknanyadari katashykata yang membentuk ungkapan itu seperti miss the boat feel like a million buck black sheep dansebagainyaSeorang penerjemah harus peka terhadap katashykata yang erat kaitannya dengan istilahshyistilah sosiokultural ituPenerjemah harus mampu mengidentifikasi apakah istilahshyistilah itu ada kemiripan atau padanannya dalam

id 65Quotes detected 001 in quotes

id 66Quotes detected 001 in quotes

id 67Quotes detected 001 in quotes

id 68Quotes detected 019 in quotes

bahasa sasaran atau tidak sehingga penerjemah dapat menentukan apa yang harus diperbuat ketikamengalihkan makna yang berkaitan dengan sosial budaya suatu masyarakat tertentu

6) Makna ImplisitMakna implisit adalah makna yang tidak diungkapkan secara nyata atau tertulis oleh penulis atau pembicarakarena pembaca atau lawan bicarapendengar sebagai interlocutor (teman bicara) telah memahami maksud daritulisan atau pembicaraan itu (Soemarno 19998) Di dalam bahasa pragmatik penutur tidak mengungkapkannya melalui eksplikatur tetapi melalui implikaturIstilah implikatur ini diciptakan oleh Grice (1975) yang semula membedakan makna ujaran menjadi dua yaknimakna natural dan makna nonshynatural Makna natural adalah makna yang muncul bila ujaran yang samamuncul Jadi makna natural suatu ujaran selalu sama Makna nonshynatural adalah makna yang berubahshyubahtergantung pada konteks percakapannya Makna nonshynatural inilah yang kemudian menjurus ke apa yangdisebut oleh Grice sebagai implikatur yaitu yang mengacu ke makna yang tersirat yang tidak dikatakan olehpenutur tetapi dikomunikasikan juga Dengan implikatur petutur menerkashynerka yang mana sebenarnya yangdimaksud oleh penuturMakna implisit sering kali tersembunyi di balik gramatika bahasa intonasi bahasa dan juga tersembunyi dalamungkapanshyungkapan yang bersifat kiasan Agar mampu memahami makna yang ada dibalik gramatika bahasaitu penerjemah harus paham mengenai sistem yang ada pada bahasa tersebut Untuk menghindarikesalahpahaman pembaca hasil terjemahan penerjemah boleh saja mengalihkan makna yang implisit itumenjadi eksplisit sehingga pembaca terjemahan tidak mengalami salah persepsi Sebagai contoh dapat diamatidialog berikutA What are you eatingB Bread

Dalam menjawab pertanyaan di atas B tidak perlu mengucapkan katashykata

lsquoI am eatingrsquokarena B menganggap bahwa A pasti mengetahui apa isi katashykata yang tidak diucapkan itu Bagian maknayang tidak diucapkan itu disebut makna implisit

Referensi

Edi Subroto 1999 Ihwal Relasi Makna Beberapa Kasus dalam Bahasa Indonesia Surakarta PPs UNS Gorys Keraf 2002 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka UtamaGrice HP 1975

ldquoLogic and Conversationrdquo dalam P Cole dan JL Morgan Syntax and Semantics vol 3 Speech Acts New York Academic PressIsrael Michael 2004 Common Sense and

lsquoLiteral Meaningrsquo Online Journal of Semantics XX 1shy31 (httpwwwIsraelshyLiteralismcom httpwwwIsraelshyLiteralalismcom )Motsch Wolfgang amp Renate Pasch 1987

Illokutive Handlungen Satz Text prachliche Handlung (= Studia grammatical 25) disunting oleh WolfgangMotsch II shy79 Berlin Akademic shyVlgNewmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press Ratna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta PustakaPelajarSaeed John I 2000 Semantics UK Blackwell Publishers LtdSearle John R 1979 Literal Meaning Expression and Meaning Studies in the Theory of Speech Acts Cambridge Cambridge UnivPressSumarno Thomas 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam Seminar Nasional Semantik I di UNSSurakarta

id 69Quotes detected 012 in quotes

id 70Quotes detected 039 in quotes

Turner Mark 1991 Reading minds the Study of English in the Age of Cognitive Science Princeton NJPrinceton University Press

4Gaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pengertian gaya di dalam penerjemahan

Konsep gaya menurut Leech and Short (198110) adalah suatu sistem pilihan penggunaan bahasa Secara lebihkhusus Leech and Short menjelaskan bahwa gaya merupakan sistem pilihan penggunaan bahasa secaraindividu yang dilakukan oleh penulis dan gaya tidak digunakan sebagai suatu sistem pemakaian bahasa yangmelibatkan tingkat sosial suatu kelompok yaitu pemakaian bentuk bahasa yang berhubungan dengan situasisosial tertentu Clifford (2001 90) mendefinisikan gaya sebagai berikut

ldquoStyle can be defined as a characteristic mode of expression and consciously or unconsciously the translatordisplays one In this respect style is inextricably intertwined with onersquos idiolect the way an individual normallyspeaksrdquo Definisi ini selaras dengan yang dinyatakan Wales dalam kamusnya Dictionary of Stylistics (2001371) bahwagaya pada dasarnya merupakan manner of expression yang dilakukan secara nyata oleh penulis Sementara itu di dalam kamus bahasa Inggris Encarta (2004) disebutkan bahwa gaya merupakan way of writingor performing yaitu cara bagaimana suatu kata atau kalimat ditulis atau diucapkan yang secara nyata dibedakandengan kandungan atau isi tulisan atau ucapan Lebih lanjut Lynch (2001) memberikan konsep gaya yang lebihluas bahwa gaya berarti sesuatu mengenai cara bagaimana kita menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan yangmembedakan tulisan yang baik dengan tulisan yang jelek Di sini jelas bahwa gaya digunakan sebagai suatuistilah yang menekankan pada bentuk atau format dan membedakannya dengan isi tulisan Dengan kata lainbahwa gaya adalah bagaimana (how) cara menyajikan atau mengkomunikasikan sesuatu sedangkan isi ataumakna mengacu pada apa (what) yang disajikan atau dikomunikasikan Gaya juga merupakan jembatan individuyang membedakan seorang penulis yang baik dengan penulis biasa (Chandler 20041)Di dalam karya susastra gaya merupakan pilihan kata atau frase dari pengarang dan bagaimana pengarangtersebut menyusun katashykata dan frase tersebut di dalam kalimat dan paragraf Misalnya seorang penulismungkin menggunakan katashykata sederhana dan kalimat langsung sementara penulis yang lain mungkinmenggunakan kosakata yang sulit dan mengelaborasi struktur kalimatnya (Encarta 2004) Gaya di dalampenerjemahan karya susastra merupakan potret dari wajah si pengarang Gaya seorang pengarang menentukanpilihan katanya dan penerjemah menjadi seorang mediator yang harus memberikan berbagai pilihan padananJadi pilihan kata yang menurut pengarang benar juga akan menjadi benar menurut penerjemah Lebih jauh gaya dalam karya susastra tidak dapat dipisahkan dengan makna atau pesan yang ada di dalamkarya tersebut Sebagaimana yang dinyatakan oleh Saad (20036) bahwa karya susastra misalnya puisi atauprosa tidak dapat menyampaikan pesan yang terpisah dengan bentuknya keduanya baik pesan dan bentukharus seiring sejalanDi dalam menerjemahkan karya susastra memahami fiturshyfitur kebahasaan sangatlah penting dan penerjemahseharusnya memiliki kemampuan mengapresiasi dan menganalisis unsur seni dan pencitraan yang disajikanPenguasaan bahasa asing saja tidaklah mencukupi namun penguasaan bahasa asing ini penting sebagailandasan atau dasar yang baik untuk menerjemahkan Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa salah satufaktor penting di dalam menerjemahkan karya susastra adalah kealamian karya tersebut dan penggunaan sifatshysifat kebahasaan di dalam susastra tersebut Bahasa susastra melibatkan serangkaian fiturshyfitur kebahasaantertentu dan cara bagaimana fiturshyfitur kebahasaan tersebut digunakan Memahami karya susastra berartimelibatkan pemahaman dan penganalisisan fiturshyfitur bahasa susastra tersebut Oleh karena itu memahamikarya susastra merupakan syarat mutlak dalam menerjemahkan karya susastra sebagaimana dinyatakan olehSaid Shiyab and M Stuart Lynch (20034) berikut

ldquo What translators need in this respect is not only to analyze words and concepts but to create the artisticrepresentations that affect the audience The audience through the poetic images and the artisticrepresentations conveyed in the original text and manifested in the translation must feel such lsquoartrsquo In thisrespect translating a text means creating a work of art in another language this kind of work requiring thetranslator to be sensitive and imaginatively creative The study of style therefore is the most fundamental issue

id 71Plagiarism detected 011 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 72Plagiarism detected 012 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 73Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 74Plagiarism detected 004 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 75Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 76Plagiarism detected 014 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 77Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

in the translation of literary texts playing an important role in literary translation particularly the work thatembodies such artistic devices as metaphor symbolism and even repetitionrdquo

Duff ( 1981 7) menyatakan bahwa di dalam menerjemahkan

penerjemah harus mempertimbangkan misalnya untuk siapa karya atau terjemahannya itu diperuntukkan danbagaimana tingkat kemampuan khusus para pembaca Itu berarti dia harus menentukan ragam bahasaterjemahannya dan mempertahankan ragam bahasa itu secara ajegBila kita cermati pendapat Duff ini maka

seorang penerjemah harus menentukan ragam bahasa terjemahan sesuai dengan jenis teks yang sedangditerjemahkan Jika penerjemah menerjemahkan suatu teks ilmiah dia harus menggunakan ragam bahasailmu dalam terjemahannya Hal sama berlaku juga dalam penerjemahan karyasusastra Jika penerjemah menerjemahkan sebuah prosa maka penerjemah harus memunculkan gaya prosatersebut dalam terjemahannya Dengan kata lain bahwa gaya bahasa prosa tersebut tidak seharusnya

diubah menjadi gaya bahasa puisi atau bahkangaya bahasa ilmiahDi dalam mempertahankan gaya di samping tentunya kesetiaan pada isi pesan maka pemunculan gaya perludipertimbangkan secara tepat Penerjemah

harus tahu kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan bagaimana tingkat kemampuan khusus parapembacanya Hal ini perlu karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seorang

yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang ada kaitannya dengan bidang ilmu yang merekageluti Apabila terjemahannya itu ditujukan kepada para pembacayang bukan ahli dalam disiplin ilmu yang diterjemahkan

penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang berkonstruksi rumit tanpa mengaburkan ataumenghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber Katashykata yang masih asing bagi merekaperlu dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang memungkinkan pembaca dapat memahami konsepyang terkandung dalam katashykatatersebut Sebaliknya pembaca yang profesional

tidak begitu mengalami kesulitan dalam memahami suatu isi teks terjemahan yang diungkapkan dengankalimatshykalimat yang kompleks dan dengan istilahshyistilah yang rumit dan konseptualJuga dimungkinkan sekali bahwa dalam suatu naskah bahasa sumber tidak hanya terdapat satu jenis ragamatau gaya bahasa saja tetapi lebih dari satu gaya bahasa maka penerjemah juga harus mengenalinya danmenggunakan gaya bahasashygaya bahasa yang digunakan oleh penulis naskah Oleh karena itu gayamenunjukkan keakuratan dan kewajaran penerjemahan karena salah satu alasan pilihan kata penerjemahadalah memberikan gaya yang sedekat mungkin dengan gaya dalam teks sumberGaya dapat diukur secara kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi unsurshyunsur gaya tersebut (Leech andShort 198142) Unsurshyunsur gaya tersebut dapat dilihat dari sudutpandang kebahasaan (Song Xiaoshu 20032 Said Shiyab 20034) Di dalam sudut pandang kebahasaan ini di dalam proses penerjemahan semuaparagraf kalimat dan kata harus betulshybetul diperhatikan sehingga pemilihan terbaik dapat diambil untukmenghasilkan pemikiran perasaan dan gaya yang alami Dari sudutpandang ini gaya dibentuk denganpenggabungan paragraf kalimat dan kata Oleh karena itu beberapa kalimat atau katashykata tunggal yang tidakditerjemahkan dengan baik kalimat atau katashykata tersebut tidak akan mempengaruhi gaya secara keseluruhandari karya yang diterjemahkanDi sini jelas bahwa paragraf kalimat dan kata benarshybenar penting di dalam gaya Paragraf kalimat dan katamerupakan dasar utama dari gaya Kalimat dibentuk dari katashykata paragraf dibentuk dari kalimatshykalimat dan

id 78Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 79Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 80Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 81Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

keseluruhan karya dibentuk dari paragrafshyparagraf Karya yang sangat baik dihasilkan melalui kesempurnaanparagraf paragraf dihasilkan melalui pemakaian kalimat yang sempurna dan kalimat dihasilkan melaluipemilihan kata yang benarshybenar sesuai Ke semua hal tersebut adalah yang ingin dicapai oleh penulis danpenerjemah dalam usahanya membuat hasil terjemahan yang benarshybenar sepadan gayanya Dengan demikiandi dalam proses penerjemahan penerjemah harus melihat keseluruhan karya melalui katashykata kalimat danparagraf dan menentukan gaya yang bagaimana yang akan dipakai Kemudian penerjemah mulaimenerjemahkan secara kalimat per kalimat dan paragraf per paragraf mulai dari awal sampai akhir dengan terusmemperhatikan pada reproduksi gaya yang digunakanBolantildeos (2006 212) menyatakan bahwa gaya merupakan karakteristik tekstual dari semua jenis teks yangmenunjukkan bentuk verbalisasi penulis sesuai dengan maksud komunikatifnya Lebih lanjut Bolantildeosmenyebutkan lima parameter untuk menjelaskan gaya Pertama adalah mendramatisir pergeseran gaya yaitupenggunaan berbagai pilihan kata di dalam teks sasaran dengan cara merubah atau menambahkan katashykatasecara lebih rinci meskipun katashykata tersebut tidak ada di dalam teks sasaran Kedua adalah penggunaanekspresi idiomatik yaitu menggunakan ekspresi idiomatik dalam teks sasaran yang sama dengan ekspresiidiomatik yang digunakan di dalam teks sumber Ketiga adalah penggunaan gaya bahasa yaitu penggunaangaya bahasa yang sama di dalam bahasa sasaran untuk menggantikan gaya bahasa di dalam bahasa sumberKeempat adalah penggunaan jenis bahasa tertentu yaitu penggunaan katashykata yang sesuai struktur kata danberbagai ekspresi yang ada di dalam teks sasaran sesuai dengan jenis teksnya Kelima adalah penggunaantanda baca yaitu penggunaan tanda baca di dalam teks sasaran yang dapat diubah setelah membandingkannyadengan tanda baca di dalam teks sumber

5Ungkapanshyungkapan Budaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa ungkapan budaya yang muncul di dalam penerjemahan

Ungkapanshyungkapan budaya yang dimaksud oleh penulis disini adalah ungkapanshyungkapan yang lebih khususdari teks novel sumber yang tidak hanya mengenai maknanya secara umum atau memiliki karakter leksikalnamun bagianshybagian teks novel yang mengandung atau memiliki pemahaman mengenai konteks budaya danstruktur bahasa yang memiliki makna figuratif atau konotatif Bagianshybagian yang khas atau khusus tersebutadalah

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan budayamateri istilahshyistilah ekologi budaya sosial dan ungkapanshyungkapan figuratif Dari sinilah teks novel ditentukankualitas dan kekhasannya yang istimewa

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Budaya MateriNewmark (198897) menyebutkan beberapa ungkapan yang termasuk ke dalam budaya materi yaitua Food (makanan) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah makanan minuman dan cara penyajiannya Di Amerika misalnya terdapat macaroni spaghetti raviolipizza junk food hors drsquooeuvre starter dessert Algerian wine dan sebagainya b Cloth (pakaian) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah pakaian tradisional kostum nasional dan cara berpakaian Di beberapa negara misalnya terdapat istilahsari kimono yukala jubbah jeans dan sebagainya

id 82Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 83Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

c House (tempat tinggal yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan tempat tinggal komunitasmasyarakat yang biasanya memiliki tempat tinggal yang khas dan memiliki tujuan tertentu misalnya palazzohotel bungalow hacienda pension villa borgata dan sebagainya Sementara itu Sumarno (2003 18shy21)menambahkan bahwa budaya materi juga dapat berupa bangunan tradisional yaitu ungkapanshyungkapan yangberhubungan dengan ciri khas bangunan di suatu budaya dan tidak terdapat di budaya lain Di Cina misalnyaterdapat bagunan yang disebut Tembok Cina di Indonesia terdapat Rumah Gadang Pendhopo Agung dansebagainyad Transport (moda transportasi) yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan sarana dan sistemperhubungan Di beberapa negara alat transportasi ini telah menjadi simbol dari kepemilikan pribadi danseringkali mengkonotasikan martabat seseorang Beberapa nama alat transportasi tersebut tidak hanya memilikinama lokal namun juga telah mengshyinternasional misalnya jumbo jet Metro BMW Volvo flyshyover phaethonlandau tulbury dan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Istilah EkologiIstilahshyistilah ekologi berbedashybeda antara satu budaya dengan budaya lain tergantung pada penamaan masingshymasing wilayah dan tingkat kekhasannya (Newmark 1988 97) Beberapa negara memiliki istilahshyistilah lokaldengan unsurshyunsur lokalnya yang sangat kuat dan penamaan istilahshyistilah lokal tersebut memiliki fungsi yangpenting dalam menunjukkan geografis dan identitas suatu negara Misalnya plateau yang secara geografismerujuk pada wilayah yang terdapat di Inggris dan Amerika sedangkan nama lainnya yaitu mesa altipianosecara geografis langsung merujuk pada suatu wilayah yang ada di Spanyol dan Italia Selain itu beberapa unsurshyunsur ekologi lain yaitu jenis musim hujan lembah ikan dan lain sebagainya yangtidak dapat dipahami baik secara denotatif maupun konotatif juga memiliki katashykata budaya yang perlu dicarikanpenyelesaian padanan misalnya jenis ikan nudibranch yang hanya terdapat di Lautan Pasifik namun tidakditemukan di wilayah lain begitu pula unsurshyunsur ekologi lain yang erat kaitannya dengan unsur komersialmisalnya mango advocado dan lainshylain yang menjadi produk dan kekhasan suatu wilayah yang kemudian dibawa atau di impor ke wilayah lain yang kemudian dinaturalisasikan menjadi mangue avocat dan lainshylain diwilayah lain

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan BudayaSosialMenurut Newmark (198898) yang dimaksud dengan budaya sosial secara khusus adalah manifestasi tertentu didalam suatu masyarakat yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa khusus atau tertentu atau dengankata lain sebagai foreign cultural words Yang tergolong ke dalam budaya sosial tersebut adalah ungkapanshyungkapan di dalam suatu pekerjaan dan kegiatan di waktu senggang yang biasanya dilakukan oleh anggotasuatu komunitas (Newmark 1988 99) sebutan atau penamaan yang diberikan kepada seseorang (Thriveni20021) dan peristiwa budaya (Sumarno 2003 18shy21) a PekerjaanDi dalam menerjemahkan masalah pekerjaan penerjemah harus membedakan antara masalah penerjemahandenotatif dan konotatif dari pekerjaan tersebut Ungkapanshyungkapan pekerjaan yang denotatif biasanya jarangmenimbulkan masalah terjemahan karena katashykata atau ungkapanshyungkapan tersebut dapat secara fungsionaldidefinisikan atau ditransfer misalnya ungkapanshyungkapan di dalam Tsu porkshybutcher cake shop with cafeacutemenjadi jagal warung kopi di dalam TsaUngkapanshyungkapan konotatif di dalam pekerjaan mungkin dapat menimbulkan masalah terjemahan misalnyaungkapanshyungkapan the masses the working class Ungkapanshyungkapan tersebut dapat menimbulkan maknapositif dan negatif yaitu ungkapanshyungkapan yang dapat berarti sekelompok orang yang bekerja (bukanpengangguran) ataupun kelompok orang yang bekerja di pabrik (pekerja pabrik) atau pekerja kasar yang miskinb Kegiatan Waktu Senggang Ungkapanshyungkapan budaya sosial yang merujuk pada kegiatanshykegiatan yang dilakukan pada saat santai dapatberupa pertandinganshypertandingan nasional misalnya cricket bullshyfighting tennis cardshygames gamblinggames dan sebagainya c Sebutan atau PenamaanSebutan atau penamaan terhadap seseorang merupakan unsur budaya sosial yang sering diwujudkan ataudiungkapkan di dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu Ungkapanshyungkapan tersebut juga seringdigunakan oleh penulis atau pengarang sebagai nilai asosiatif Misalnya sebutan Tuan Kate untuk menyebutseseorang yang kerdil yang diibaratkan mirip dengan ayam kate Selain itu sebutan atau penamaan tersebut

id 84Plagiarism detected 006 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 85Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

juga sering diwujudkan untuk mengekspresikan ungkapanshyungkapan tertentu terhadap karakter fisik seseorangmisalnya menyebut rambut dengan ungkapan bangs dan sebagainya d Peristiwa budayaPeristiwa budaya yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan kegiatan atau peristiwa suatu negaraseperti Thanksgiving di Amerika Serikat Sekaten Kenduren dan sebagainya di Indonesia Peristiwashyperistiwabudaya tersebut menimbulkan permasalahan di dalam menerjemahkan karena peristiwa budaya di suatu tempatsangat mungkin tidak dapat ditemukan padanannya di budaya lainPeristiwa budaya ini juga menyangkut kegiatanshykegiatan keorganisasian keagamaan kesenian dan juga istilahshyistilah khusus suatu konsep atau gagasan Istilahshyistilah khusus mengenai suatu gagasan merujuk pada suatuistilah yang dipakai baik secara populer maupun dalam bidang tertentu sebagai suatu entitas atau kejadian Didalam perkembangannya sekarang banyak orang yang menganggap bahwa gagasan adalah suatu kekayaanintelektual httpidwikipediaorgwikiKekayaan_intelektual seperti hak cipta httpidwikipediaorgwikiHak_ciptaatau paten httpidwikipediaorgwikiPaten Terma organisasi maupun religi merujuk pada istilahshyistilah suatuorganisasi atau religi yang dapat berupa organisasi politik sosial negara sekolah dan sebagainya Organisasishyorganisasi tersebut seringkali memiliki istilahshyistilah yang unik dan hanya dimiliki oleh anggota organisasitersebut misalnya organisasi militer yang memiliki istilahshyistilah seperti junta guinta junte mayor dansebagainya Sementara itu di dalam bahasa religi juga diwujudkan dalam berbagai varian istilah atauungkapan misalnya Santa Claus Saint Nicholas Father Christmas Kris Kringle dan lainshylainSementara itu istilah artistik merujuk pada suatu produk atau proses dari suatu unsur yang sedemikian rupamempengaruhi makna emosi dan intelektualitas Artistik mencakup berbagai wilayah kegiatan kreasi danbentuk ekspresi manusia yang termasuk di dalamnya adalah musik potografi film patung lukisan gedung senidan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Gaya BahasaGaya bahasa berbeda dengan gaya Sebagaimana yang penulis uraikan sebelumnya bahwa gaya adalah way ofwriting atau cara bagaimana penulis atau pengarang menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan sedangkan gayabahasa adalah cara bagaimana menyusun bahasa sehingga menimbulkan nuansa keindahan Gaya digunakansebagai suatu istilah yang menekankan pada bentuk tulisan dan membedakannya dengan isi tulisan Carapenulis menyajikan tulisannya mungkin saja menggunakan struktur kata atau kalimat yang kompleks atausederhana menggunakan istilahshyistilah teknis atau budaya menggunakan pemilihan partisipan dari beragamsudutpandang ataupun juga menggunakan bahasashybahasa figuratif atau gaya bahasa yang berbedashybedaDengan kata lain gaya bahasa merupakan bagian dari gayaSecara umum yang dimaksud dengan gaya bahasa

adalah carashycara yang khas bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu sehingga tujuanyang dimaksudkan dapat dicapai secaramaksimal (Ratna 2009 3) Di dalam karya susastra gaya bahasa adalah cara penyusunan bahasa sehinggamenimbulkan aspek estetis Secara tradisional gaya bahasa disamakan dengan majas atau suatu kiasan yangdigunakan

penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspekkeindahan Majas tersebut secara umum dibedakan menjadi empat macam yaitu majas penegasanperbandingan pertentangan dan majas sindiranDilihat dari hakikat karya susastra secara keseluruhan sebagai kualitas estetis perbandingan dianggap sebagaimajas yang paling penting sebab semua majas pada dasarnya memiliki cirishyciri perbandingan Metafora sebagaisalah satu bentuk majas merupakan yang paling banyak dan paling sering di dalam memanfaatkanperbandingan atau dengan kata lain di antara semua majas maka metaforalah yang paling penting MenurutWellek dan Warren (1989 246) makna karya susastra justru terletak di dalam metafora yang berkaitan denganperumpamaan secara umum karena di dalam susastra yang penting adalah citra yang ditampilkan dengan cirikhasnya yang estetis Oleh karena itu di dalam penelitian ini metafora menjadi objek kajian yang berhubungandengan gaya bahasa Metafora didefinisikan melalui dua pengertian secara sempit dan luas Pengertian secara sempit metaforaadalah majas seperti metonimia hiperbola personifikasi dan sebagainya Pengertian metafora secara luasmeliputi semua bentuk kiasan penggunaan bahasa yang dianggap menyimpang dari bahasa baku Di dalamkaitannya dengan penciptaan citra atau kesan baru metafora menurut Larson (1984 246) dibagi menjadi duakategori yaitu metafora hidup dan metafora mati Metafora hidup adalah metafora yang temporer atau sertashymerta diciptakan oleh penulis atau pembicara untuk melukiskan sesuatu yang seringkali penciptaannya

id 86Quotes detected 001 in quotes

id 87Quotes detected 001 in quotes

id 88Quotes detected 001 in quotes

dilakukan secara emosional Misalnya penggunaan bahasa

lsquopisau tajamrsquo yang semula mengacu pada pengertian benda nyata kemudian menjadi

lsquopikiran tajamrsquountuk menunjukkan kejernihan kedalaman dan ketelitian seseorang dalam menganalisis suatu permasalahansama dengan kemampuan pisau tersebut Pisau yang tajam atau bendashybenda lain yang tajam tidak akanmenghasilkan makna yang baru sebab makna tajam yang dimiliki oleh pisau sudah dianggap sebagai maknaliteral Sebaliknya pikiran tajam berhasil membangkitkan emosi sebab makna tajam itu sendiri sudah berada didalam konteks yang baru Dengan kata lain bahwa metafora hidup merupakan estetis yang memberikan kesanbaru Metafora hidup ini akan mudah dipahami apabila pembaca atau pendengar memberikan perhatian yangkhusus terhadap perbandingan yang telah dibuat Metafora mati atau seringkali disebut dengan bahasa klise atau idiom merupakan metafora yang dibentukdengan tidak lagi memikirkan pembanding makna dasarnya namun langsung memikirkan pada makna idiomatisyang dibentuknya Contoh dari metafora mati ini adalah leg of the table atau kaki meja Penulis atau pembicaramembentuk metafora ini dengan membandingkannya antara kaki meja dengan kaki manusia namun penulis danpembaca tidak lagi memikirkan kaki manusia ketika menggunakan tersebut Metafora seperti kaki meja inimemiliki makna yang tetap atau tidak berubah Jadi makna metafora mati atau idiom tidak dapat diprediksi darikatashykata yang membentuk idiom tersebut Misalnya if convicted he will certainly get the hot seat yang memilikimakna

lsquohukuman matirsquo Arti idiom tersebut sama sekali tidak dapat diprediksi dari katashykata pembentuknya yaitu hot dan seat Larson (1984 246) menyatakan bahwa idiom memiliki makna idiomatik yang juga disebut dengan nonshyliteralmeaning (figurative meaning) atau figure of speech yaitu sebuah kata atau frase yang dipakai untukmenciptakan efek khusus dan dipakai bukan dalam arti yang sebenarnya Idiom bisa merupakan kelompok kataatau frase klausa dan bahkan kalimat Idiom termasuk ke dalam ungkapan figuratif yang terdapat di dalamsemua bahasa dan makna dari idiom tersebut tidak bisa diprediksi dari katashykata yang menyusunnya secaraharfiah Walaupun pengarang susastra melakukan penyimpangan strukturshystruktur bahasa yang lazim dipakaikenyataannya mereka tidak dapat melepaskan diri secara total akan konvensi susastra Menurut Aminuddin(200944shy46) konvensi susastra tersebut secara umum dapat dilihat melalui penandashypenanda sebagai berikuta) Bahasa yang dipakai di dalam susastra adalah bahasa yang bersifat estetis puitis dan menyentuh rasakeindahan Keindahan bahasa susastra tercipta lewat pendiksian yang tepat serta kompensasi bunyi yangserasi Setiap novel pasti memenuhi penanda inib) Karya susastra bersifat imajinatif atau fiktif yaitu suatu cerita rekaan yang berangkat dari daya khayal kreatifKarya susastra bersifat intuitif yang mengutamakan faktor rasa Imajinasi merupakan wilayah khusus yang tidakperlu dicocokshycocokkan dengan kenyataan walaupun sesuatu yang bersifat imajinatif tidak harus irasionalSesuatu yang bersifat imajinatif boleh jadi terjadi dalam kehidupan nyata karena bagaimanapun juga karyasusastra merupakan refleksi kehidupan manusiac) Bahasa susastra bersifat konotatif dan multiinterpretasi Bahasa susastra mempunyai banyak makna dandapat ditafsirkan melalui berbagai macam aspek dan dimensi Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa karyasusastra memang merupakan karya kreatif yang harus mampu menggugah kreativisme dan merangsang dayapikir Jika seseorang berhasil menginterpretasikan ungkapanshyungkapan susastra yang rumit maka dia tidakperlu mengklaim bahwa tafsirannyalah yang paling benar karena penafsiran karya susastra terbuka terhadapbanyak tafsir Karya susastra selalu mempunyai berlapisshylapis makna dan karenanya selalu mengundangpenafsiran maknashymakna baru Karya susastra bersifat dinamisd) Bahasa susastra bersifat simbolis asosiatif sugestif dan konotatif Bahasa susastra mengungkapkansesuatu dengan kiasan Penggunaan bahasa kias dalam karya susastra bukan berarti pengarang sengajamembuat pembaca bingung namun justru lebih mendorong pembaca untuk berfikir kreatif Bahasa kias jugamencerminkan kehalusan perasaan pengarang dan daya asosiasi yang tinggie) Tokohshytokoh didalam karya susastra dilukiskan dengan karakter pribadi dan pencitraan diri yang kuatKeberadaan tokohshytokoh tersebut terasa hidup dan berada kuat di tengahshytengah kita Setting dilukiskan dengancermat dan hidup sedangkan plotnya begitu memikat Adanya setting dan plot memungkinkan para tokoh biasbergerak dengan leluasa untuk melahirkan konflikshykonflik yang dramatis

id 89Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 90Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 91Plagiarism detected 004 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 92Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 93Plagiarism detected 005 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 94Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 95Plagiarism detected 011 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 96Plagiarism detected 018 httpsfitrimeydhablogspotcom20

Dengan mengacu pada konvensi di atas dan dengan mempertimbangkan

gaya bahasa sebagai pemakaian bahasa secarakhas maka pemakaian bahasa yang khas dapat diidentifikasi dengan (1) secara teoretis menemukan cirishyciripemakaian bahasa yang khas yang

pada umumnya dilakukan dalam kaitannya denganpenelitian ilmiah misalnya pada saat menganalisis sebuah karya susastra dan (

b) secara praktis melalui pengamatan langsung terhadap pemakaian bahasa seharishyhari misalnya melaluipemakaianberbagai perumpamaan (Ratna 200913) Namun demikian dikaitkan dengan relevansinya

sebagai kekhasan itu sendiri bahasa yangdiciptakan dengan sengaja maka pemakaian bahasa yang khas pada umumnya dibatasi pada karya susastraDominasi penggunaan bahasa yang khas ini di dalam karya susastra diakibatkan oleh beberapa hal sebagaiberikuta) Karya susastra merupakan karya yang mementingkan unsur keindahanb) Karya susastra di dalam menyampaikan pesan menggunakan carashycara tidak langsung sepert refleksimanifestasi dan representasic) Karya susastra

adalah curahan emosi bukan intelektualAspek keindahan pesan tak langsung dan hakikat emosional mengarahkan bahasasusastra pada bentuk penyajian terselubung dan bahkan sengaja disembunyikan Ada suatu kesan bahwa untukmenemukan pesan di dalam karya susastra harus dilakukan melalui jalan yang panjang dan berbelokshybelokJadi karya susastra

berbeda dengan karya ilmiah yang justrumenghindari unsur estetis dan emosionalitas Karya susastra

juga berbeda dengan bahasa seharishyhari yang bersifat praktis dan cepat dimengertiPenggunaan bahasa khas bukan dalam pengertian bahwa bahasa susastra berbeda dengan bahasa seharishyhari dan bahasa ilmiah Tidak ada perbedaan prinsip sepertikosakata dan leksikal antara bahasa susastra bahasa ilmiah dan bahasa seharishyhari Ciri khas danperbedaannya

diperoleh melalui proses pemilihan dan penyusunan kembali Analog dengan kehidupan seharishyhari gayasebagai salah satu cara hidup di antara berbagai cara yang lain gaya bahasa adalah masalah cara pemakaianyang khas bukan bahasa khas yang berbeda dengan bahasa dalam kamus Dengan kata lain kekhasan yangdimaksudkan adalah kekhasan dalam proses seleksi memanipulasi danmengombinasikan katashykata Pilihanshypilihan seperti itulah yang justru memegang peranan karena di dalamproses tersebut terkandung kualitas proses kreatif kemampuan imajinatif dan kekuatan katashykata Sementara itu Zuchridin (1982 87shy91) menegaskan bahwa kekhasan bahasa di dalam karya susastra adalahkekhasan dari sifatshysifat susastra itu sendiri yaitu bahwa karya susastra selain memiliki unsurshyunsur ekspresiamanat informasi fiksi juga bersifat individulisasi Oleh karena kekhasannya tersebut maka penggunaanbahasa di dalam karya susastra harus digunakan sebaikshybaiknya Bahasa yang digunakan harus sederhanasegar tepat dan hidup Dengan melihat pada sifat kekhasan bahasa di dalam karya susastra maka seorangpenerjemah perlu atau harus dapat memberikan interpretasi dan apresiasi yang tepat terhadap karya terjemahanyang akan diterjemahkan

id 97Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 98Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

id 99Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 100Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 101Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu + 6 more resources

id 102Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 103Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

ReferensiLarson Mildred L 1989 Penerjemahan Berdasarkan Makna Terjemahan Kencanawati Taniran Jakarta ArcanNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalRatna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta Pustaka PelajarSumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003SurakartaZuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

6Kesepadanan dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan definisi kesepadanan dalam penerjemahan

Penerjemahan pada dasarnya merupakan pengalihan suatu pesan dan gaya bahasa suatu teks yang sepadandari bahasa yang satu (bahasa sumber) ke bahasa yang lain (bahasa sasaran) Dengan kata lain bahwakegiatan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah selalu ditujukan untuk mencari padanan yang optimal

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranPadanan yang optimal adalah tujuan akhir penerjemahan (Zhu 2004) Di dalam usaha mencari suatu padananyang optimal bukanlah hal yang mudah bagi penerjemah dan seringkali menimbulkan banyak masalahMasalahshymasalah tersebut sebagai akibat adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosiokultural

antara bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut Rochayah (2000 106) kesepadanan bukanlah kesamaan Hal ini karena bahasa berbeda satu samalain baik yang menyangkut bentuk maupun kaidah yang mengatur konstruksi gramatikal Hal senadadisampaikan oleh Bassnett (200237) bahwa kesepadanan (equivalence) di dalam penerjemahan seharusnyatidak disebut dengan kesamaan (sameness) karena kesamaan tidak dapat muncul bersama antara dua bentukteks sasaran dari teks yang sama namun tetap berdiri sendiri

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu Pym (20072) mengatakan bahwa

id 104Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dan teks bahasa sasarantidak bisa disebut berpadanan karena konsep terjemahan itu sendiri pada dasarnya secara budaya berbeda danmemiliki konsep sendirishysendiri Lebih lanjut menurut Nababan (2008) suatu kesepadanan penerjemahan antara teks sasaran dengan tekssumber sangatlah problematik dalam arti bahwa kesepadanan mutlak sangatlah sulit dicapai Hal ini karena tigaalasan yaitu tidak mungkin suatu teks memiliki interpretasi yang konstan sama meskipun dari orang yang samadalam kesempatan yang berbeda penerjemahan merupakan interpretasi subjektif dari penerjemah (samadengan pendapat William 2001) dan tidak mungkin bagi seorang penerjemah untuk menentukan bagaimanatanggapan pembaca terjemahan terhadap teks sumber ketika teks sumber tersebut pertama kali dibuat Didalam usaha mencari hubungan padanan ini beberapa pakar penerjemahan menyodorkan berbagai pendapatmengenai konsep kepadanan dalam penerjemahan

A Vinay dan Darbelnet

Vinay and Darbelnet (1995342) memandang kesepadanan sebagai suatu prosedur pengalihan situasi ataukonteks yang sama dengan konteks aslinya meskipun pengalihannya menggunakan katashykata yang berbedaantara teks sasaran dengan teks sumber Menurut Vinay dan Darbelnet apabila prosedur ini diterapkan dalamproses penerjemahan prosedur tersebut mampu menjaga bentuk atau gaya dari teks sumber ke dalam tekssasaran Oleh karena itu kesepadanan tersebut merupakan metode yang sangat ideal di dalam menerjemahkanperibahasa idiom frasa nominal atau sifat dan juga onomatopi suara binatangLebih lanjut Vinay dan Darbelnet mengatakan penciptaan kesepadanan muncul dari suatu situasi yaitu situasi didalam teks sumber yang akan dicarikan solusinya atau padanannya oleh penerjemah Di dalam mencaripadanan ini penerjemah tidaklah cukup apabila hanya mencarikan padanannya melalui kamus atau glosari sajanamun juga harus mencari padanannya di dalam situasi atau konteks yang sama atau dalam istilah mereka disebut dengan full equivalents (hal 255)

B Jakobson

Kesepadanan menurut Jakobson (2000 233) adalah penggunaan sinonim untuk mendapatkan makna dari tekssumber (hal yang sama juga disampaikan oleh Amstrong 200544) Hal ini berarti bahwa di dalampenerjemahan tidak ada yang namanya full equivalence antara fiturshyfitur kebahasaaan di dalam teks sumber danteks sasaran Di dalam konsep kesepadanan ini dapat dijelaskan bahwa penerjemahan melibatkan duapengalihan pesan yang sepadan di dalam dua fitur kebahasaan yang berbeda Lebih lanjut Jakobsonmengatakan bahwa dari sudut pandang gramatikal bahasa pastilah berbeda satu sama lain namun perbedaantersebut tidak berarti bahwa penerjemahan tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain bahwa penerjemahantetap dapat dilakukan meskipun menghadapi masalah di dalam mencari padanan penerjemahan Di dalammencari padanan ini dapat dilakukan dengan cara peminjaman kata (loanwords) pergeseran semantik ataupenciptaan kata sendiri Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Jakobson ini dapat dijelaskan bahwa di dalam halshyhal tertentu tidakada kesepadanan literal untuk katashykata atau kalimat tertentu atau khas di dalam teks sumber dan oleh karenaitu penerjemah harus memilih atau mencari cara yang paling sesuai atau memungkinkan diterapkan pada tekssasaran Di sini nampak bahwa ada kesamaan antara konsep kesepadanan Vinay dan Darbelnet dengankonsep Jakobson Kedua konsep kesepadanan tersebut menekankan bahwa apabila pendekatan linguistiksudah tidak lagi sesuai di dalam menerjemahkan penerjemah harus mencari prosedur yang lain misalnyapinjaman kata (loanwords) pergeseran semantik dan sebagainya Kedua konsep tersebut menjelaskanketerbatasan teori linguistik dan menjelaskan bahwa penerjemahan tetap dapat dilakukan karena masih terdapacarashycara lain yang dapat dipilih oleh penerjemah

C Nida dan Taber

Menurut Nida (1982200shy201) terdapat dua jenis kesepadanan yaitu kesepadanan formal dan kesepadanandinamis Kesepadanan formal merujuk pada kesepadanan maksimal pada kata atau frasa bahasa sumber Nidadan Taber memberikan kejelasan bahwa tidak selalu ada kesepadanan formal antara dua bahasa

Oleh karena itu Nida dan Tabermenyarankan bahwa kesepadanan formal dipakai apabila penerjemahan bertujuan untuk mendapatkankesepadanan yang benarshybenar formal daripada kesepadanan yang sifatnya dinamis Penggunaankesepadanan formal ini membawa implikasi yang cukup serius di dalam teks sasaran karena penerjemahan

id 105Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 106Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 107Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tersebut tidak akan mudah dipahami oleh pembaca (Fawcett 1997) Nida dan Taber sendiri menyatakan bahwakesepadanan formal pada umumnya menyimpangkan pola gramatikal dan gaya dari bahasa sasaran dan olehkarenanya juga menyimpangkan pesan atau makna yang disampaikan kepada pembaca karena pembaca akansangat sulit memahami pesan yang disampaikan Kesepadanan dinamis merujuk pada prinsip penerjemahan bahwa penerjemah berusaha mencari makna aslisedemikian rupa sehingga katashykata di dalam teks sasaran akan membangkitkan pengaruh atau efek yang samakepada pembaca sasaran sebagaimana pengaruh atau efek yang dibangkitkan teks sumber terhadap pembacateks sumber Hal ini berarti bahwa bentuk atau gaya di dalam teks sumber dapat diubah sepanjang perubahantersebut mengacu pada konsistensi kontekstual dalam pengalihannya Konsep kesepadanan oleh Nida dan Taber ini menyiratkan secara jelas bahwa kesepadanan dinamis lebihefektif (Ibrahim 20081) daripada kesepadanan formal karena hal ini dapat dipahami bahwa konteks atau situasijauh lebih akurat dan komunikatif daripada menggunakan pendekatan linguistik di dalam menerjemahkan ataudengan kata lain kualitas pragmatikshysemantik lebih menjelaskan kesepadanan dalam penerjemahan daripadasekadar kesepadanan harfiah saja Atau dalam pandangan Hatim dan Munday (200427) bahwa kesepadananformal hanya melibatkan pendeskripsian sistem kebahasaan saja (langue) dan bukannya perbandingan dankesepadanan

antara teks sumber dan teks sasaran

CNewmark

Newmark (1981) membedakan konsep kesepadanan antara kesepadanan semantik dan kesepadanankomunikatif Sama halnya dengan konsep kesepadanan dinamis yang diberikan oleh Nida dan Taberkesepadanan komunikatif juga berusaha menciptakan efek terhadap pembaca teks sasaran yang sama denganapa yang diterima oleh pembaca teks bahasa sumber

E MundayMunday (2000) menggambarkan konsep kesepadanan dalam lima jenis kesepadanan yaitu1 Kesepadanan denotatif yaitu yang berhubungan dengan kesepadanan ekstralinguistik suatu teks2 Kesepadanan konotatif yaitu yang berhubungan dengan pilihanshypilihan leksikal3 Kesepadanan teksshynormatif yaitu yang berhubungan dengan jenisshyjenis teks4 Kesepadanan pragmatik atau kesepadanan komunikatif yaitu kesepadanan yang ditujukan pada pembacateks5 Kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang berhubungan dengan bentuk atau gaya suatu teks

F Catford

Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Catford (1974) ini benarshybenar berbeda dengan yang ditawarkanoleh Vinay dan Darbelnet Jakobson maupun Nida dan Taber karena Catford lebih menekankan padapendekatan yang berbasis linguistik dengan kontribusi terbesarnya di dalam terjemahan yaitu mengenaipergeseran terjemahan (translation shift) Gagasan mengenai pergeseran terjemahan tersebut pada dasarnyaberawal dari perbedaan antara kesepadanan formal dan kesepadanan tekstual Di dalam terjemahan terikat(rankshybound translation) kesepadanan dilakukan secara kata per kata atau morfem per morfem di dalam tekssasaran Sementara itu di dalam terjemahan bebas (unbounded translation) kesepadanan tidak terikat padatataran tertentu dalam arti bahwa kesepadanan dapat ditemukan di dalam tingkat kalimat klausa ataupuntingkat yang lain Oleh karena itu menurut Catford bahwa kesepadanan formal selalu ada

antara teks sumber dan teks sasarandan memiliki konfigurasi yang sama di dalam tataran (ranks) teks sumber dan teks sasaran Salah satu masalahyang nyata di dalam kesepadanan formal adalah meskipun bermanfaat di dalam perbandingan bahasa namuntidak benarshybenar sesuai di dalam memcari kesepadanan terjemahan

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu kesepadanan tekstual terjadi ketika teks di dalam bahasa sasaran diselaraskan supaya sepadan

id 108Quotes detected 001 in quotes

id 109Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan teks yang ada di dalam bahasa sumber Sejauh pergeseran terjemahan dapat dilakukan makakesepadanan terjemahan dapat dilakukan Dengan alasan ini Catford membedakan pergeseran terjemahandengan pergeseran tingkat (level shifts) dan pergeseran kategori (category shifts)Konsep kesepadanan Catford ini menuai banyak kritik Salah satu kritik yang paling tajam berasal dari SnellshyHornby (198819shy20) yaitu yang mengatakan bahwa definisi kesepadanan tekstual Catford yang sangatbergantung pada faktor tekstual

lsquobenarshybenar tidak cukuprsquodi dalam proses penerjemahan SnellshyHornby menyatakan bahwa proses penerjemahan tidak cukup hanyadengan pengurangan atau pergeseran pada tataran linguistik saja namun masih ada faktorshyfaktor lain yangperlu diperhatikan yaitu aspek budaya dan konteks

G House

House (197749) lebih menekankan pada kesepadanan semantik dan pragmatik dan menyatakan bahwa tekssumber dan teks sasaran seharusnya memiliki fungsi yang sepadanan dan berada dalam dimensi situasionalyang sama Jadi apabila teks sumber dan teks sasaran secara substansial berbeda dimensi situasinya dankemudian secara fungsinya tidak sepadan maka terjemahan tersebut tidak memiliki kualitas terjemahan yangtinggi

H Baker Baker mengeksplorasi kesepadanan dalam berbagai tingkatan di dalam proses penerjemahan Menurut Baker(199211shy12) kesepadanan dapat digolongkan dalam a Kesepadanan kata yaitu kesepadanan antar kata Ketika penerjemah mulai menganalisis teks sumberpenerjemah melihat katashykata sebagai suatu unit tunggal untuk menemukan padanan langsung di dalam tekssasaran b Kesepadanan Gramatikal Kesepadanan ini merujuk pada perbedaanshyperbedaan kategori gramatikal bahasasumber dengan bahasa sasaran Menurut Baker aturan gramatikal mungkin berbedashybeda antar bahasa dan inimenimbulkan masalah di dalam mencari kesepadanan langsung di dalam teks sasaran Perbedaan inimemungkinkan sekali terjadi perubahan pesan atau makna dalam teks sumber dan teks sasaran Perubahan inimembuat penerjemah melakukan penambahan atau penghilangan informasi di dalam teks sasaran itu sendiri c Kesepadanan Tekstual Kesepadanan ini merujuk pada kesepadanan

antara teks sumber dan teks sasarandalam hal makna dan kohesinya Penerjemah berusaha mencari atau menghasilkan suatu teks yang kohesif dankoheren bagi pembaca teks sasaran di dalam konteks tertentu Hal ini tergantung kepada penerjemah untukmemutuskan apakah tetap menjaga atau melepas ikatan kohesif dan koheren teks sumber Keputusan untukmelakukan ini akan banyak dipengaruhi oleh aspek pembaca sasaran tujuan penerjemahan dan jenis teks d Kesepadanan Pragmatik Kesepadanan ini merujuk pada implikatur dan strategi yang digunakan selamaproses penerjemahan Implikatur di sini bukan semata apa yang secara eksplisit disampaikan namun juga apayang tersirat Oleh karena itu peran penerjemah adalah menjembatani maksud penulis baik yang tersuratmaupun tersirat ke dalam budaya lain sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca memahami teksdengan mudah

I Bell

Bell (19916) membagi kesepadanan berdasar sifat bahasa itu sendiri yaitu sebagai struktur formal dan sebagaisistem komunikasi Bahasa sebagai struktur formal terdiri dari unsurshyunsur yang dikombinasikan dan yangmemiliki makna Bahasa sebagai sistem komunikasi dalam arti bahwa bentukshybentuk struktur formal tersebutmengacu pada entitas dan disertai dengan sinyalshysinyal yang memiliki nilai komunikasi Berdasarkan sifatbahasa ini kesepadanan terjemahan dibedakan atas kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang bebaskonteks dan kesepadanan fungsional yaitu kesepadanan yang berorientasi pada nilaishynilai komunikasi teksDari beberapa konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh para pakar tersebut secara substansial dapat dilihatbahwa beberapa pakar lebih berfokus pada aspek linguistik dan beberapa pakar lain lebih pada fungsinyaPernyataan yang sama diungkapkan oleh Leonardi (20001) bahwa konsep kesepadanan dapat dibagi ke dalamtiga kelompok yaitu (1) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan pada pendekatan linguistik di dalamupaya mencari kesepadanan di dalam menerjemahkan (2) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan

id 110Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

id 111Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 112Plagiarism detected 004 httpjournalsumsacidindexphp

id 113Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

kesepadanan dengan melihat pada perbedaan aspek pragmatiksemantik fungsi dan budaya dan (3) kelompokpakar penerjemahan yang berdiri di tengahshytengah yang menganggap bahwa penerjemahan pada dasarnyaadalah rsquofor the sake of conveniencersquo Sebagaimana disebutkan di atas bahwa karena adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosioshykulturalantara bahasa sumber dan bahasa sasaran maka diperlukan strategi pemecahan masalah padanan Strategitersebut dapat berupa penambahan informasi pengurangan informasi dan penyesuaian struktur (Newmark198885shy91) Penambahan informasi adalah memasukkan informasi yang tidak ada dalam teks sumber ke dalamteks sasaran Informasi yang ditambahkan dapat berupa informasi kultural teknis atau kebahasaanPenghilangan informasi merujuk pada penghilangan isi dan bukan penyelarasan struktur untuk menghasilkanterjemahan yang gramatikal Penyesuaian struktur merujuk pada perubahan atau pergeseran tatabahasa daribahasa sumber ke bahasa sasaran Tujuan penyesuaian struktur ini adalah untuk menghasilkan terjemahanyang sepadan makna dan gayanya Sementara itu menurut Aguardo (2005294) strategi lain yang dapatdilakukan untuk mengatasi masalah kesepadanan adalah dengan menggunakan berbagai strategimenerjemahkan dengan memperhatikan pada tataran kata kalimat dan pertanyaanshypertanyaan pada maknashymakna leksikalNamun demikian karena tidak ada dua bahasa yang secara sistematis dan budaya sama maka pergeserantersebut penambahan penghilangan dan substitusi perlu dilakukan namun tidak dalam setiap kesempatan(Riazi 2008) Penerjemah perlu mempertimbangkan secara mendalam penggunaan gaya di dalam tekssasaran Apabila terdapat perbedaan yang sangat lebar antara dua bahasa penerjemah dapat merubahnya kedalam bentuk atau gaya yang sesuai di dalam bahasa sasaran yang didasarkan pada suatu konteks yangmelatarinya (Pinto 2001 House 2001) dan juga tugas penerjemah perlu mengenali jenisshyjenis teks sebelummemulai menerjemahkan (Nieminen 2004)

ReferensiAguardo Pilar 2005 TranslationshyStrategies Use A ClassroomshyBased Examination of Bakerrsquos Taxonomy OnlineTranslation Journal Meta vol 50 ndeg 1 2005 p 294shy311 (http httpideruditorgiderudit010675ar )Catford JC

1974 A Linguistic Theory on Translation London Oxford UniversityPressFawcett Peter 1997 Translation and Language Linguistic Theories Explained Manchester St JeromePublishingHatim B dan I Mason 1997

The Translator as Communicator LondonNew YorkRutledgeHouse Juliane 1977 A Model for Translation Quality Assessment Tuumlbingen Gunter Narr

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressLeonardi Vanessa 2000 Equivalence in Translation Between Myth and Reality Online Translation Journal 44 1shy14 (httpaccurapidcomjournal14equivhtm)Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNababan Rudolf

2008 Equivalence in Translation Some ProblemshySolving Strategies Online Translation Article (httphttpwwwprozcomdoc2071 )Newmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

id 114Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 115Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

Nida Eugene A 1982 Language Structure and Translation Stanford University Press CaliforniaNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta GrasindoSnellshyHornby Mary1988 Translation Studies an Integrated Approach Amsterdam and Philadelphia JohnBenjaminsVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John BenjaminsWilliams M 2001 The Application of Argumentation Theory to Translation Quality Assessment OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 326shy 344(httpwwweruditorg)Zhu Chunshen 2004 Ut Once More The Sentence as the Key Functional Unit of Translation OnlineTranslation Journal Meta Translators Journal vol 44 ndeg 3 2004 p 429shy447 (httpideruditorgiderudit004644ar )

7Analisis Kontrastif dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menguraikan analisis kontrastif dalam penerjemahan

Kemunculan analisis kontrastif dimulai setelah Perang Dunia II dengan adanya urbanisasi besarshybesaran darisatu negara ke negara lain Urbanisasi ini memaksa suatu negara (sebagai pendatang) dengan segalakonsekuensinya harus mempelajari lingkungan sosiobudaya masyarakat atau negara yang ditempati James(1980iv) menyatakan bahwa pada tahun 1960 analisis kontrastif pertama kali dipublikasikan denganmembandingkan bahasa Inggris dengan bahasashybahasa lain yaitu Jerman Prancis Polandia dan Spanyol dandiselenggarakannya programshyprogram pengajaran bahasa yang sesuai dengan negara baru yang ditujuBerbagai penelitian mengenai analisis kontrastif dilakukan oleh para ahli bahasa untuk membandingkan aspekshyaspek yang ada dalam bahasa satu dengan bahasa lainnya Pada dekade ini penelitian mengenai analisiskontrastif mencapai puncaknyaNamun setelah tahun 1970 analisis kontrastif mulai kurang mendapat perhatian Hal ini dikarenakan duapenyebab utama yaitu linguistik deskriptif dan pedagogik psikolinguistik Linguistik deskriptif sebagai dasar daridiskriptif kontrastif tidak mampu bertahan terhadap tekananshytekanan yang terusshymenerus terkait denganperubahan model analisis dan pendekatanshypendekatan sedangkan dari faktor pedagogik pesikolinguistik paraguru bahasa menganggap bahwa deskriptif kontrastif yang mereka kenal hanya mampu memprediksi sebagianmasalah pembelajaran saja dan hal ini justru menyebabkan berbagai masalah baru bagi para pembelajar yangmemiliki latar belakang berbeda dan merosotnya kualitas hasil proses pembelajaran

Pasang surut analisis kontrastifAnalisis kontrastif dalam perjalannya mengalami pasang surut yang tidak hanya problematik namun juga penuhkontroversi(James 1980166) Di dalam melihat pasang surut ini paling tidak dapat dilihat dalam dua pertanyaan

id 116Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 117Quotes detected 0 in quotes

id 118Quotes detected 0 in quotes

id 119Quotes detected 0 in quotes

id 120Quotes detected 0 in quotes

id 121Quotes detected 0 in quotes

id 122Quotes detected 0 in quotes

id 123Quotes detected 0 in quotes

id 124Quotes detected 013 in quotes

utama yaitu apakah bahasashybahasa yang berbeda dapat dibandingkan semua dengan sematashymata melihatsifat analisis kontrastif yang memiliki validitas rendah (face validity) dan apabila bahasashybahasa itu secaraprinsip dapat dibandingkan dengan memakai kriteria apa hal tersebut dapat dibandingkanPertanyaan pertama tersebut menjadi suatu dilema bagi para Strukturalis yang telah mempromosikan analisiskontrastif dimana pada saat yang sama mereka tetap bertahan pada keunikan masingshymasing bahasa Keunikanini terlihat dalam penentuan kategori sistem fonologi dan gramatikal Contoh dari pandangan ini adalah bahwabahasa Inggris dan Jerman mempunyai fonem yang ditunjukkan dengan simbol yang sama i dan intmisalnyadalam queen shoe much pretty namun bernilai berbeda

Hal yang sama juga terjadi padapenggunaan label tense dan artikel untuk merujuk pada kategori gramatikal tertentu pada dua bahasa yangberbeda yang tidak berarti bahwa kita membicarakan hal yang sama Contoh dari fakta ini adalah penggunaankata benda

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman dan Perancis Kata

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman memiliki nilai yang berbeda dengan

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Perancis Maskulin dalam bahasa Perancis maksudnya hanya berbeda dengan

lsquofeminimrsquo(sistem gender duashyistilah) sedangkan dalam bahasa Jerman

lsquomaskulinrsquodibedakan dengan

lsquoneuterrsquodan

lsquofeminimrsquo(sistem gender tigashyistilah)Pertanyaan kedua merujuk pada tertium comparationis (TC) untuk analisis kontrastif fonologi dan leksikal yaitustruktur tampak muka (surface structure) struktur makna (deep structure) dan kesepadanan terjemahan(translation equivalence) Keberatan utama pada penggunaan struktur tampak muka dalam TC ini adalah bahwastruktur tampak muka ini mengarah peda persamaan antarbahasa yang superfisial dan tidak penting Keberatanyang sama juga terjadi pada struktur makna bahwa kalimatshykalimat dalam bahasashybahasa yang sama maupunberbeda dengan struktur makna tidak serta merta memiliki kesepadanan komunikatif yang sama Dengan katalain meskipun kita mendemonstrasikan dua kalimat dari dua bahasa yang berbeda kita dapat membingungkanpembaca bila kita berusaha menyamakan bahasa tersebut dalam hal potensial komunikatifnya

Pentingnya analisis kontrastif dalam terjemahan

Analisis kontrastif memiliki peran yang penting dalam terjemahan meskipun terdapat beberapa keberatanSebagaimana dikatakan oleh Baker (1998 49)

ldquothe relationship between contrastive translation is bishydirectional on the other hand the translation of specificpieces of text may provide the data dor contrastive analysis On the other hand contrastive analysis may

id 125Quotes detected 001 in quotes

id 126Quotes detected 0 in quotes

id 127Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 128Quotes detected 014 in quotes

provide explanations of difficulties encountered in translationrdquo

Pentingnya analisis kontrastif ini dapat disimak dalam pendefinisian kesepadanan terjemahan(Jakobson2000233 Newmark1982Munday2000 Pinto 2001 House 2001 Nieminen 2004) Beberapapakar (Vinay and Darbelnet1995342 Catford 1974) menyatakan bahwa kesepadanan terjemahan adalahsinonim dengan kesamaan makna Menurut pandangan ini bahwa para kontrativis seharusnya menyamakanpasangan kalimat dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan

lsquobenarshybenar samarsquo Permasalahan menjadi muncul bagaimanakah menentukan bahwa kalimat dalam bahasa sumber memilikimakna yang benarshybenar sama dengan bahasa sasaran Salah satu cara untuk menentukan kesepadanan terjemahan ini adalah dengan identifikasi struktur makna (deepstructure) karena struktur makna dalam suatu kalimat merupakan suatu

lsquorepresentasirsquoyang menghubungkan semua informasi yang sesuai dengan interpretasi tunggal dari kalimat tertentu ataukalimat yang dimaksud (James 1980175) Struktur makna menyamakan makna yang menyatakan bahwaidentitas struktur makna menyamakan kesamaan makna Kesimpulan yang beralasan yang bisa diambil adalahbahwa konstruksi yang sama memiliki struktur makna yang identik atau sama yang bahkan bila pada strukturtampak mukanya berbeda Contoh dalam hal ini adalaha Annaura sliced the potato with a knifeNP1 V NP2 NP3b Annaura used a knife to slice the potatoNP1 V1 NP3 V2 NP2c Annaura mengiris kentang dengan pisauNP1 V NP2 NP3d Annaura menggunakan pisau untuk mengiris kentangNP1 V1 NP3 V2 NP2e Annaura used a knife (Annaura sliced the potato)NP1 V NP3 ( NP1 V NP2 ) S

Penjelasan dari contoh diatas adalah sebagai berikut1

Dalam bahasa sumber dan bahasa sasarankata kerja slicemengiris adalah aktif2 NP2 (potato) tidak harus menjadi pusat NP33 Pertanyaan yang diambil dari kedua pasangan bahasa sumber dan bahasa sasaran adalah samaDid Annaura slice the potato with a knifeApakah Annura mengiris kentang dengan pisau

Contoh diatas menunjukkan bahwa kesepadanan terjemahan a dan b memiliki struktur makna yang samadengan c dan d yang berarti bahwa kesepadanan terjemahan ini mengimplikasikan identitas struktur maknaStruktur makna ini dapat mengidentifikasi kesepadanan makna terutama kesepadanan ideasionalKontrastif analisis sebagai suatu ilmu linguistik terapan merupakan disiplin ilmu linguistik hibrida suatu ilmu yangtidak hanya berkutat pada aspekshyaspek kebahasaan saja tetapi juga masalahshymasalah psikologi dan sosiologiHal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh James (19806)

ldquo A further reason why I think it necessary to postulate the existence of a science which is called lsquoappliedlinguisticsrsquo is slightly paradoxical applied linguistics is a hybrid discipline constituted not only of linguistics butalso of psychology and sociologyrdquo

Berbeda dengan linguistik murni linguistik terapan tidak hanya menilai validitas kebahasaannya saja tetapi juga

id 129Quotes detected 001 in quotes

id 130Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

validitas psikologi dan sosiolinguistiknya Dengan kata lain bahwa salah satu cabang ilmu linguistik terapan tidakmenggantungkan sepenuhnya pada ilmu bahasa yang

lsquobenarshybenar murnirsquotetapi juga semua teorishyteori pendukung kebahasaan yang lainnya dengan berbagai wawasan dua cabang ilmuyang lainnya Jadi analisis kontrastif menggantungkan sepenuhnya pada kedua cabang tersebut terutamapsikologiAnalisis kontrastif dalam paham komparabilitasnya tidak hanya membandingkan pada aspek komparatifkontrastif atau tipologinya saja melainkan dalam kesemestaan bahasa (universals of language) Tujuan daripencapaian kesemestaan bahasa adalah sebagaimana dinyatakan oleh Chomskyrdquo Real progress in linguisticsconsists in the discovery that certain features of given languages can be reduced to universal properties oflanguage and explained in terms of these deeper aspects of linguistic formrdquo(James 1980 7)Jadi pencarian aspekshyaspek kebahasaan yang lain untuk memperoleh aspek kesemestaan ini perlu dilakukandengan menggunakan analisis yang mendalam (analisis makna) dari beberapa bahasa tunggal Contoh dari halini adalah sebagaimana dibuktikan oleh Ross (dalam James 1980 7) bahwa secara kesemestaan kata sifatberasal dari frasa kata benda (NP) di dalam struktur makna (deep structure) seperti di bawah iniJack is clever but he doesnrsquot look it

Ross mengecek kebenaran ini dengan membandingkannya dengan data dari bahasa Jerman dan Perancissebagai berikut

Hans ist klug aber seine Sohne sind es nicht Jean est intelligent mais ses enfants ne le sont pas

Pengecekan tersebut terbukti benar bahwa pengganti kata benda it es le secara pasti mengarah pada katasifat di dalam klausa antesenden

Komponen Analisis KontrastifPara pakar kontrastif melihat kontrastif analisis sebagai suatu tujuan untuk menerangkan aspekshyaspek tertentudari pembelajaran bahasa kedua suatu cara atau metode untuk mendeskripsikan bahasa pertama dan bahasakedua pembelajar yang harus dipelajari dan suatu tehnik untuk membandingkan deskripsishydeskripsi tersebut Analisis kontrastif meminjam kerangka kerja linguistik untuk mengorganisasikan tiga deskripsi kebahasaanPertama analisis kontrastif mengadopsi deskripsi kebahasaan di dalam membagi konsep bahasa ke dalam tigawilayah yang lebih kecil yaitu fonologi grammar dan leksis Tingkatanshytingkatan bahasa sebagai suatukomponen linguistik dari analisis kontrastif tersebut membatasi dirinya sendiri pada beberapa aspek bahasa dantidak mencakup beberapa aspek secara simultan Jadi wilayah fonologi hanya pada sound system dari suatubahasa dan seterusnya Kedua deskripsi kebahasaan juga digunakan untuk menentukan kategori kebahasaan yang meliputi unitstruktur kelas dan sistem Di samping membatasi diri pada masingshymasing wilayah bahasa deskripsikebahasaan juga menegaskan adanya suatu referensi terhadap berbagai entitas atau konsep gramatikalDengan kata lain deskripsi kebahasaan disusun dalam suatu kerangka kerja kategori yaitu unit struktur kelasdan sistem Keempat kategori tersebut bersifat universal maksudnya keempat kategori tersebut sangatlahpenting dan mencukupi sebagai dasar mendeskripsikan berbagai bahasaAnalisis kontrastif di dalam kategori unit menganalisis unitshyunit yang ada dalam suatu kalimat Suatu kalimattunggal dalam bahasa sumber akan selalu berhubungan dengan dasar satushydemishysatu dengan kalimat tunggaldalam bahasa sasaran Di dalam kategori struktur analisis kontrastif menganalisis susunan linear yang mungkindari unitshyunit di dalam klausa frasa dan kata Pernyataan struktur analisis kontrastif ini secara implisit

dapat dilihat di dalam kalimat berikutMy friend who plays football is very patient Di dalam kategori kelas analisis kontrastif menganalisis unitshyunityang dapat beroperasi di berbagai tempat dalam struktur Di dalam kategori sistem analisis kontrastifmenganalisis pilihan dari rangkaian unsure yang tidak ditentukan lagi oleh tempat dimana unsur tersebutmenduduki suatu kalimat Pilihan yang dimaksud adalah pilihan terhadap terma tertentu pada satu tempattertentu dalam rangkaian pilihan terma yang lain yang juga mungkin ada di termpat tersebut Misalnya kita harusmenggunakan frasa kelas nominal untuk mengisi subjek di dalam klausa tetapi kita bebas untuk memilih antarafrasa nomina tunggal atau jamak Ketiga analisis kontrastif menggabungkan deskripsishydeskripsi tersebut ke dalam model bahasa yang sama

id 131Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 132Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

id 133Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

Terdapat beberapa model yang digunakan di dalam analisis kontrastif yaitu model struktur (taksonomi) modeltransformationalshygenerative grammar (TGG) dan model contrastive generative grammar (CGG) Model struktural menurut para Strukturalis dapat digunakan untuk tujuan komparatif Model tersebutmempermudah di dalam mengukur struktur gramatikal dan membuat perbedaan maksimum antara dua sistembahasa Dengan model struktural beberapa konstruksi gramatikal yang tidak sederhana (yang tidak terdiri darisalah satu unsur) dapat dikurangi dalam pasangan konstituen (analisis ini disebut Immediate Constituent)Misalnya konstruksi seperti disgraceful dianalisis ke dalam disgrace + ful Dengan kata lain konstruksi yangdiberikan terbentuk dari bagian ABC yang dapat dianalisis dengan AB + C atau A + BC Prosedur ini juga dapatdigunakan untuk penerapan yang lebih luas misalnya di dalam frasa maupun kalimat Model transformationalshygenerative grammar mengenali tingkatan deep structure (struktur makna)dan surfacestructure dalam suatu kalimat Kedua tingkatan ini dihubungkan dengan menggunakan apa yang disebuttransformation dengan komponen sintaktik grammar yaitu generative dan komponen semantik yaituinterpretative Model contrastive generative grammar sejauh ini telah diasumsikan bahwa suatu prosedur dimana masingshymasing dari dua bahasa yang terlibat di dalam analisis kontrastif telah dianalisis secara independen yang manakedua bahasa tersebut menghasilkan analisis untuk tujuan perbandingan Analisis kontrastif ini melibatkan duafase pertama deskripsi independen dan kedua komparasinya Fase deskripfit Nampak sebagai pendahuluansaja terhadap analisis kontrastif daripada sebagai bagian yang integral di dalamnya sedangkan fase komparatifnampak seperti ditentukan oleh inputnya Prosedur yang seharusnya adalah bahasa simber dan bahasa sasarandiletakkan menjadi satu yang dimunculkan dari beberapa dasar dan dibandingkan selama proses generatifnya

Metode Analisis KontrastifDi dalam aplikasi analisis kontrastif terutama yang menyangkut analisis kalimat di dalam suatu teks digunakanbeberapa metode yaitu karakterisasi tekstual tipologi teks dan teks yang diterjemahkanKarakterisasi tekstual merujuk pada kumpulan data yang ditunjukkan oleh masingshymasing pasangan bahasa didalam pemakaian perangkat kebahasaan tertentu untuk mencapai kohesi tekstual Konsep kohesi didapatkanmelalui pengulangan bagian dari masingshymasing kohesi yang mendahului suatu kalimat Jenis pendekatantekstual ini membutuhkan rangkaian teks yang sangat besar dalam masingshymasing bahasa jenis perangkatkohesi yang digunakan dan jenis konteks yang melatarbelakanginyaTipologi teks merujuk pada penentuan jenis teks di dalam bahasa yang berbeda yang menunjukkan fungsi yangsama Jenis teks tersebut adalah isi bentuk dan kesan sedangkan fungsi yang ditunjukkan adalah fungsi teksekspresif informatif dan imperatif Di dalam analisis kontrastif metode ini menggambarkan teksshyteks ekspresifdi

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranTeks yang diterjemahkan merupakan dasar utama analisis kontrastif tekstual Batasan utamanya adalah potensiterjadinya distorsi terjemahan yaitu bahwa teks bahasa sasaran dapat menunjukkan tandashytanda interferensidari bahasa sumber Karena penerjemah harus diberi akses pada teks sumber maka tidak ada cara untukmencegah pentransferan bentuk aslinya ke dalam bahasa sasaran Bila terjadi interferensi bahasa sumbermaka bahasa sasaran menjadi tidak alami atau tidak autentik Contoh dalam hal ini adalah kajian analisis kontrastif kedua kalimat yang digarisbawahi di bawah iniAt its southern shore it is exposed to 1 2 3 4 5Di ____ pantai selatan ______ ___________ 1 2 3 4 5the thunderous waves of the Indian Ocean6 7 8dari Samudera Indonesia7 8which is ruled by the Goddess the Southern Sea Loro Kidul

9 10 1112 13 14yang diperintah oleh Dewi Pantai Selatan Loro Kidul

9 10 11 12

id 134Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

13 14suara ombak terdengar gemuruh6

Pembahasan1 At diterjemahkan menjadi di Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima2 Its di depan kata depan at yang berarti nya dihilangkan dan hal ini tidak mengurangi makna yang ada3 Frasa southern shore diterjemahkan menjadi pantai selatan Padanan yang digunakan sudh tepat danberterima4 Kata it tidak diterjemahkan Pelesapan ini sudah tepat dan berterima karena kata it tidak memiliki arti dan tidakmengubah makna yang ada di dalam kalimat5 is exposed to tidak diterjemahkan Seharusnya kata tersebut tidak dilesapkan oleh penerjemah karena katatersebut memiliki makna tampaklah atau terlihatlah dan makna tersebut sangat berarti di dalam konteks kalimattersebut 6 the thunderous waves diterjemahkan menjadi suara ombak terdengar gemuruh Terdapat pergeseran bentukyaitu dari bentuk jamak menjadi bentuk tunggal Selain itu terdapat juga pergeseran posisi atau trasposisiPadanan yang digunakan sudah tepat namun kurang berterima Padanan ini akan lebih berterima seandainyakata suara dan terdengar dalam bahasa sasaran dilesapkan Hal ini terjadi karena kata suara dan terdengardalam konteks kalimat ini tidak memiliki makna sentral dan keberadaannya sudah diwakili oleh kata gemuruhdan ombak Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Jadipadanan yang lebih berterima seharusnya cukup gemuruh ombak saja7 Kata depan of di depan frasa the thunderous waves yang berarti dari tidak diterjemahkan dan hal ini tidakmengurangi makna yang ada8 The Indian Ocean diterjemahkan menjadi Samudera Indonesia Padanan yang digunakan sudah tepat danberterima Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Kata Indian didalam Indian Ocean dapat berarti Samudera India atau Samudera Indonesia karena letaknya antara negaraIndia dan Indonesia 9 Which diterjemahkan menjadi yang Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima10 is ruled diterjemahkan menjadi diperintahkan Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima11 by diterjemahkan menjadi oleh Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima12 the Goddess diterjemahkan menjadi Dewi Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima13 the southern sea diterjemahkan menjadi Pantai selatan Padanan yang digunakan sudah berterima namunkurang tepat Kata Sea seharusnya diterjemahkan menjadi laut karena kata laut dan pantai dalam bahasasasaran memili konsep dan makna yang berbeda Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memilikimakna yang sudah tentu14 Loro Kidul diterjemahkan tetap menjadi Loro Kidul Padanan ini sudah tepat dan berterima

Dari segmentasi diatas alternatif padanan yang dapat ditawarkan adalah Di Pantai Selatan tampaklahgemuruh ombak Samudera Indonesia yang diperintahkan oleh Dewi laut Selatan Loro Kidul

ReferensiBaker Mona 1998 In Other Words London RoutledgeCatford JC 1974 A Linguistics

Theory on Translation London Oxford UniversityPressHouse Juliane 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressJames Carl 1980 Contrastive Analysis London LongmanMunday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

id 135Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 136Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 137Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 138Quotes detected 001 in quotes

id 139Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 140Quotes detected 0 in quotes

id 141Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 142Quotes detected 0 in quotes

id 143Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

2001) Quality Factors inDocumentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Newmark Peter 1982 Approaches to Translation Germany Pergamon PressVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John Benjamins

8Pendekatan Fungsional dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pendekatan fungsional dalam penerjemahan

Sebagai suatu kegiatan yang profesional penerjemahan telah berkembang pesat akibat perkembangan peranandan pengaruh komunitas internasional dan berbagai bentuk keanekaragaman bahasa Oleh karena itu pulaberbagai penelitian yang mendalam mengenai penerjemahan telah banyak dilakukan tidak hanya dalamberbagai bentuk pendekatan teoretis terhadap penerjemahan yang telah dilakukan selama bertahunshytahuntetapi juga bagaimana para penerjemah menerjemahkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan tersebutSalah satu pendekatan di dalam penelitian penerjemahan adalah pendekatan fungsional Pendekatan inimenyebutkan bahwa penerjemah seharusnya tidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikanoleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai di dalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yangditentukan oleh penerimanya (Nord 199240) Pendekatan fungsional pada dasarnya terdiri dari penerjemahansebagai komunikasi antarbudaya penerjemahan sebagai transfer budaya dan teori skopos (dalam bahasa Latinyang berarti maksud atau tujuan)

PENERJEMAHAN SEBAGAI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentu

id 144Plagiarism detected 025 httpsastraumacidwpshycontentu

id 145Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 146Plagiarism detected 019 httpsastraumacidwpshycontentu

id 147Plagiarism detected 008 httpsastraumacidwpshycontentu

id 148Plagiarism detected 015 httpsastraumacidwpshycontentu

id 149Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 150Plagiarism detected 049 httpsastraumacidwpshycontentu

yang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalahpenghasil Tsu pengirim Tsu Tsu penerima Tsu inisiator penerjemah Tsa dan penerima Tsa

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antarapenghasil Tsu dan pengirim Tsu Penghasil Tsu menghasilkan Tsu

dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim Tsu Hal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksudpengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tsu yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untukpembaca Tsu Meskipun penerima Tsu tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudayapenerima teks masih mempengaruhi Tsu dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkanolehTsa berbeda dengan situasi yang dihasilkan Tsu dengan pengirim Tsu dan penerima Tsa

yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan oleh penerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memilikiketertarikan dalam menerjemahkan Tsu saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerimaTsu

Berdasarkan pada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan jugabahasa sasaran penerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsu danmengantisipasi reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsa serta menguji kecukupan fungsional dariterjemahan yangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim Tsu

penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yang mengungkapkan maksudshymaksudpada Tsu

PENERJEMAHAN SEBAGAI TRANSFER BUDAYA

Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141)

Maksudnya adalah bahwa pengirim suatu teks tidak akan pernah dapat menuntutbahwa suatu teks diterima dengan cara tertentu Pengirim hanya dapat menyarankan

id 151Plagiarism detected 021 httpsastraumacidwpshycontentu

id 152Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 153Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 154Plagiarism detected 046 httpsastraumacidwpshycontentu

id 155Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 156Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 157Plagiarism detected 063 httpsastraumacidwpshycontentu

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing penerima Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybeda bahkanmereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapat menjadisebagai tawaran informasi dimana pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengan situasidan tujuan pembaca Berdasarkan informasiyang ada pada teks sumber penerjemah akan memilih informasi yang sesuai dengan harapannya terhadapkeinginan dan situasi pembaca Disini jelas bahwa harapanshyharapan dan tawaran informasi di dalam

teks sasaran akan berbeda dengan tawaraninformasi dalam teks sumber karena penulis atau

pengirim teks sumber dan penerima teks sasaranberasal dari komunitas kebahasaan dan budaya yang berbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan Tsa tidakakan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan Tsu melainkanmenawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner

Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada hubungan antara Tsu dan Tsa Hubungan antara Tsu dan Tsa

ini tergantung pada interpretasi penerjemah terhadap Tsu dan fungsi Tsa yang harus dipenuhi oleh penerjemahdi dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah1 A translation depends on its skopos ie its intended purpose2 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language3 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 4 A translation must be coherent in itself5 A translation must be coherent with regard to its source text6 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwaa) Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkanb) Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkan

id 158Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 159Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 160Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 161Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 162Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 163Plagiarism detected 012 httpsastraumacidwpshycontentu

id 164Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 165Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumberc) Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukansebaliknya (Tsu tidak dapat dihasilkan dari Tsa)d)

Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)e) Suatu terjemahan harus bertalian logis denganTsunya (koherensi intertekstual)f)

Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya dan transfer budaya

Namun demikian Nord (1997 124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkanpenulisTsu penggagas dan pembaca Tsa

Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkin menghasilkanTsa yang bertentangan dengan maksud penulis Tsu atau gagasan pembaca Tsa mengenai apakah suatupenerjemahan

menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggung jawab penerjemah dalam mempertimbangkan haltersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitu mengacu pada hubungan interpersonal antarapartisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan fungsi Tsa yang dapat dijangkau untuk satu Tsutertentu sedangkan fungsi mengacu pada faktorshyfaktor yang membuat Tsa bekerja sesuai dengan yangdimaksud di dalam situasi sasaran

Fungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan Tsa yang fungsional yangsesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akan diterima oleh pembacaTsa karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentu

TEORI SKOPOSSalah satu konsep sentral yang telah banyak diterapkan di dalam penelitian penrjemahan adalah gagasanmengenai skopos yang secara umum digunakan untuk merujuk pada suatu tujuan atau fungsi suatupenerjemahan (Nord 199727)

Fokus dari teori skopos adalah suatuide atau gagasan yang di dalam beberapa penerjemahan penerjemah harus sadar terhadap suatu tujuan ataumaksud yang dimiliki oleh teks bahasa sasaran (Nord 199124) Suatu pertanyaan yang perlu ditanyakan adalah apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh suatu terjemahanuntuk alasan apa suatu penerjemahan dilakukan Di dalam teori skopos tujuan utama dari penerjemahanadalah teks sasaran

dan oleh karena itu di dalammenerjemahkan tidaklah penting untuk memiliki fungsi yang sama dengan teks sumber Dengan kata lain bahwajenis kesepadanan (equivalence) tertentu antara teks sumber dan penerjemahan tidaklah diikat oleh teoriskoposSebagaimana dinyatakan di atas kesepadanan (equivalence) bukanlah merupakan konsep utama dari teoriskopos meskipun berdasarkan strukturnya bentukan kata dan maksud dari teks aslinya dapat menjadi tujuan

id 166Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 167Plagiarism detected 032 httpsastraumacidwpshycontentu

id 168Plagiarism detected 081 httpsastraumacidwpshycontentu

id 169Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 170Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 171Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

(skopos) dari suatu terjemahan Hal ini

dapat dikatakan bahwa di dalam teoriskopos bentukshybentuk budaya sasaran sangatlah penting dan bukannya kesepadanan (equivalence) antara tekssumber dengan teks sasaran Hal ini memberikan ruang gerak atau suatu kebebasan yang lebih bagipenerjemah sehingga penerjemah dapat memfokuskan pada tujuan dari penerjemahan tersebut Tujuan iniditentukan oleh pemberi tujuan (dengan masukanshymasukan dari penerjemah) yang mengatur atau mendiktetujuan (skopos) dari penerjemahan tersebutJadi dalam teori skopos

tujuan dari teks sasaran sangatlah penting dalam arti bahwa di dalam terjemahan untuk memiliki fungsi yangsama atau sepadan dengan bahasa sumber tidaklah penting Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord(199736) bahwa jenis kesepadanan dari bahasa sumber dan terjemahannya tidaklah diikat atau diatur melaluiteori skopos Ini berarti bahwa ekuivalensi atau kesepadanan bukanlah konsep utama dari teori skoposDengan kata lain dapat dikatakan bahwa di dalam teori skopos fiturshyfitur bahasa sasaran sangatlah penting danbukannya kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran Hal ini memberikanbanyak kebebasan kepada para penerjemah sehingga penerjemahdapat memusatkan pada tujuan atau hasil dari penerjemahannya

Kapanpun penerjemah diminta untuk mengerjakan tugas penerjemahan dia biasanya memulai dengantahapan atau fase penting dengan menguji atau melihat dulu skopos (tujuan) dari penerjemahan tersebut(Nord 199735) Dalam tahapan awal ini keterbacaan haruslah benarshybenar dipikirkan Juga penerjemahharus melihat pada apa pengaruh teks terhadap para pembaca Tahapan ini sering melibatkan analisis fiturshyfitur asli bahasa sumber penerjemah juga memikirkan bagaimana teks sumber mempengaruhi pembacanyaDi dalam usahanya pengaruh dari fiturshyfitur tekstual khususnya tingkat keterbacaan harus benarshybenardipertimbangkanTeori skopos juga menekankan perbedaan antara jenisshyjenis teks Tipologi teks yang sering digunakan didalam konteks teori skopos adalah bahwa teks dibagi ke dalam teks informatif (memberitahu pembacamengenai objek dan fenomena di dalam dunia nyata) teks ekspresif (aspek informatif dikomplementasikandengan menggunakan komponen astetika) dan teks operatif (baik makna dan bentuk merupakan subordinatterhadap efek ekstralinguistik) (Nord 1997 37shy38)Suatu teks di dalam pendekatan teori skopos pada dasarnya merupakan suatu tawaran informasi (offer ofinformation) dari produsen kepada para pelanggannya (Schaffner 1998b 236) Penerjemah sebagai seorangpakar di dalam penerjemahan haruslah menginterpretasikan informasi bahasa sumber dengan memilih fiturshyfitur yang paling mendekati atau berhubungan dengan persyaratan yang diminta di dalam bahasa sasaran Darisudut pandang ini dapat dikatakan bahwa proses penerjemahan tidak ditentukan oleh bahasa sumbernya atautujuan dari pengarangnya namun ditentukan oleh skopos dari bahasa sasaran sebagaimana yang diminta atauditentukan oleh permintaan pelanggan sasaran (dalam hal ini penerjemahan tetap dilakukan dan diputuskanoleh penerjemah sendiri) Oleh karenanya terjemahanadalah hasil dari teks sasaran yang secara fungsional sesuai dengan teks sumber yang diterjemahkan danhubungan antara dua teks tersebut ditentukan menurut tujuan (skopos) penerjemahan (

Schaffner 1998b236)Dengan melihat pada tujuan penerjemahan sebagai faktor yang paling penting di dalam kegiatanpenerjemahan teoriskopos menekankan pentingnya peranan

penerjemah sebagai seorang pakar di dalam kegiatan penerjemahan dan sematashymata menawarkan informasiyang peranannya di dalam kegiatan harus diputuskan oleh penerjemah tergantung pada harapan dankebutuhan pembacasasaran Schaffner (1998b) lebih lanjut mengatakan teori skopos sebagai bagian dari

pendekatan fungsional memfokuskan pada penerjemah memberikannya lebih banyak kebebasan dan padasaat yang sama juga lebih bertanggung jawab

id 172Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 173Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

terhadap penerjemahannya Oleh karena itu penerjemah

menjadi seorang pengarang teks bahasa sasaran yang bebas dari batasanshybatasan yang ditentukan olehkonsep kesetiaan terhadap bahasa sumber itu sendiriLebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwa penerjemah tidak selamanya dapat menentukan tujuanpenerjemahan dari teks sumber ke bahasa sasaran dan oleh karena itu penerjemah memerlukan apa yangdisebut dengan petunjuk penerjemahan (translation brief) Petunjuk penerjemahan akan memandu penerjemahterhadap informasi yang mereka pilih dari tawaran informasi awal (teks sumber) dan cara penerjemahmengemas informasi tersebut ke dalam teks sasaran Menurut Nord petunjuk penerjemahan tersebut terdiri darifungsi teks yang diinginkan pembaca teks sasaran waktu dan tempat penerimaan teks medium dimana tekstersebut akan diterjemahkan dan alasan pemroduksian teks tersebutBila petunjuk penerjemahan menyatakan bahwa fungsi atau tujuan harus diganti atau dipertahankan di dalampenerjemahan penerjemah juga harus melakukan hal tersebut Oleh karena itu penerjemahan tidak lagi

ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapi berdasarkan kecukupan (adequacy) sesuaidengan petunjuk penerjemahan Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logis ataumasuk akal (coherent)

Untuk menganalisis teks sumber yang berbeda dengan teks sasaran dan juga untuk melihat unsurshyunsur dalamteks sumber yang tetap dipertahankan dan yang harus diganti untuk menghasilkan teks sasaran yang fungsionaldalam budaya sasaran maka dibutuhkan apa yang disebut dengan faktorshyfaktor ekstratekstual dan faktorshyfaktorintratekstual (Nord 1991a35shy43) Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual ini merupakan bagian dari teoriskoposFaktorshyfaktor ekstratekstual merujuk pada situasi komunikasi dari teks sumber dan fungsi yang akan dihasilkanteks sasaran Faktorshyfaktor ekstratekstual ini mengindikasikan fungsishyfungsi teks yang ingin dicapai yangmencakup informasi mengenai penulis atau pengirim teks (who) penerima teks yang dimaksud (to whom)maksud pengirim (what for) medium atau kanal tempat teks dikomunikasikan tempat dan waktu komunikasiproduksi teks dan penerima teks dan motif komunikasi (why) Faktorshyfaktor ekstratekstual dapat diidentifikasisebelum membaca teksFaktorshyfaktor intratekstual merujuk pada teks itu sendiri dan mencakup unsurshyunsur nonshyverbal Faktorshyfaktorintratekstual ini hanya dapat diidentifikasi setelah teks dibaca Faktorshyfaktor intratekstual ini dianalisis denganmenanyakan mengenai pokok permasalahan teks isi atau informasi dalam teks asumsi pengetahuan yangdibuat oleh penulis bagaimana teks dibangun unsurshyunsur nonshyverbal yang ada di dalam dan di sekitar tekskarakteristik leksikal dan sintaks dan fiturshyfitur suprasegmentalFaktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tidak dapat dilihat secara terpisahshypisah karena faktorshyfaktortersebut saling mempengaruhi satu sama lain Kedua rangkaian faktor tersebut akan menghasilkan efek tertentuterhadap penerima atau pembaca (Nord 1991a130shy140) Efek ini berorientasi pada pembaca karena efek inimembangun hubungan antara teks dan pembaca Hubungan tersebut merupakan hasil dari tujuan komunikatifdan dapat mempengaruhi hubungan sosial pembaca terhadap pengirim tingkat pengetahuan keadaanemosional dan kegiatan berikutnya Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut diungkapkan di dalambentuk pertanyaan sebagaimana dinyatakan Nord sebagai berikutWho transmitsTo whomwhat forby which mediumwherewhenwhya textwith what functionOn what subjectshymatterdoes he saywhat(what not)in what orderusing which nonshyverbal elementsin which words

id 174Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 175Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 176Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 177Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

in what kind of sentencesin which toneto what effect

Salah satu keuntungan dari analisis faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual sebagai bagian dari teoriskopos adalah bahwa faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut dapat diterapkan pada semua jenisteks sumber dan terjemahan yang dihasilkan ke dalam berbagai teks sasaran dan budaya sasaranNamun demikian terdapat kritik terhadap teori skopos tersebut Kebanyakan kritik tersebut berhubungan dengandasarshydasar filosofi dari teori skopos itu sendiri yang menyatakan bahwa teori skopos hanya dapat diterapkanuntuk penerjemahan teks yang bukan sastra Namun pernyataan tersebut disangkal oleh Nord (199780shy108)bahwa teori skopos dapat diterapkan untuk menerjemahkan karya sastra

ReferensiBaker M 2001 (

Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledgeNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalNord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis Amsterdam Rodopi BV helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1997 Translating as a Purposeful Activity ManchesterSt JeromeSchaffner 1998b

Skopos Theory In Mona Baker (ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies (pp 235shy38) London Routledge9Penilaian Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan penilaian di dalam penerjemahan

Penilaian penerjemahan selalu melibatkan dua hal penting yaitu bagaimana pesan dan bentuk teks sumberdialihkan ke dalam teks terjemahan Jadi penilaian terjemahan pada dasarnya berkisar pada bagaimana keduahal tersebut dialihkan Umumnya yang ditekankan pada penilaian adalah pengalihan makna yaitu apakahpesan yang disampaikan tetap setia pada teks sumber atau adakah pesan yang hilang ataupun ditambahPenilaian berikutnya adalah pada bentuk yaitu apakah bentuk teks sasaran atau teks terjemahan dapat terbacasebagai tulisan asli atau tidak apakah ada atau tidak interferensi dari bahasa sumber dan ada atau tidakkahkesalahan gramatikal di dalam teks sasaranEvaluasi terhadap kualitas terjemahan dapat dilakukan dengan berbagai cara Soemarno (1988 33shy35)menyatakan bahwa carashycara menilai suatu terjemahan dapat dilakukan melalui (1) terjemahan balik (2)pengujian pemahaman (3) pengujian melalui performansi seseorang 1 Terjemahan BalikSuatu teks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Hasil terjemahan dalam bahasa B diterjemahkankembali ke dalam A1 Untuk menilai hasil terjemahan itu terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli ASemakin dekat terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli A semakin tinggi nilainya Terjemahan A1memang tidak akan sama dengan teks asli A

2 Pengujian PemahamanTeks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Seseorang dengan membaca hasil terjemahan dalam

bahasa B itu diminta untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau kuesioner dalam bahasa B yangmaterinya diambil dari teks dalam bahasa A Jawaban terhadap kuesioner tersebut digunakan untuk menilaihasil terjemahan tersebut3 Pengujian Melalui Performansi SeseorangCara ini digunakan untuk menilai suatu terjemahan dari suatu naskah yang bersifat teknis Pengujian inidilakukan dengan menyuruh seseorang melakukan suatu perbuatan sesuai dengan apa yang dituliskan dalamnaskah yang diterjemahkan tersebutDi samping cara menilai terjemahan seperti yang disampaikan Soemarno di atas carashycara lain yang dapatdilakukan adalah dengan teknik cloze (cloze technique) teknik membaca dengan suara nyaring (reading aloudtechnique) dan pendekatan berdasar padanan (equivalence based approach) a Teknik ClozeTeknik cloze merupakan tes pemahaman pembaca yang digunakan sebagai suatu indikator tentang sukar ataumudahnya teks terjemahan bagi pembaca (Suryawinata 1982 107) Indikator kemudahan teks cukup dilihat daripersentasi yaitu 75 pembaca dapat mengerjakan dengan benar 50 dari soal berarti teks terjemahan itucukup mudah dipahami yang berarti penerjemahannya dapat dianggap cukup baik Menurut Nababan (200420) teknik cloze ini menggunakan tingkat keterpahaman pembaca terhadap teks bahasa sasaran sebagaiprediktor kualitas terjemahan Semakin mudah pembaca menebak kata berikutnya dalam kalimat dalam suatuterjemahan semakin mudah kata tersebut dapat dipahami dalam konteks tertentu Teknik cloze ini dianggap memiliki cirishyciri tes integratif dan bahkan pragmatik Tes cloze selalu menggunakanwacana yang mengandung konteks bukan sematashymata kalimatshykalimat lepas Mengerjakan tes yangmenggunakan wacana mensyaratkan kemampuan memahami unsurshyunsur kebahasaan maupun nonshykebahasaan sebagai bagian dari pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan Kemampuan untukmengerjakan tes cloze mengandalkan pada kemampuan memahami wacana tulis yang ditunjang olehpenguasaan tatabahasa kosakata serta wacana secara umum Dalam penerapannya teknik ini digunakan sebagai suatu proses pemahaman wacana yang disertai denganmelengkapi kekuranganshykekurangan yang ada Kekuranganshykekurangan yang harus dilengkapi itu terdiri darikatashykata yang merupakan bagian dari suatu wacana yang dengan sengaja dihilangkan dari teks aslinyaKemampuan untuk mengenali dan mengembalikan katashykata yang telah dihilangkan itu secara tepatmenunjukkan tingkat kemampuan pemahaman dan merupakan sasaran tes clozePenghilangan katashykata dari suatu wacana tulis merupakan ciri pokok tes cloze Penghilangan katashykata itudilakukan secara sistematis dengan menggunakan rumus yang dikenal dengan penghilangan kata keshynMaksudnya adalah bahwa pada suatu teks yang telah dipilih kata yang keshysekian (misalnya keshy7 keshy8 dansebagainya) dihilangkan sehingga meninggalkan suatu tempat kosong Dengan demikian pada teks yangdigunakan sebagai bahan tes cloze terdapat sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg (reliabel) yaitusetiap kata keshynDalam mengerjakan tes cloze peserta harus berusaha untuk menentukan kata yang telah dihilangkan danmemasukkannya kembali ke dalam tempatnya yang sesuai sedemikian rupa sehingga teks itu kembali utuhsecara kebahasaan dan makna seperti teks aslinya Untuk itu dibutuhkan kemampuan berbahasa yang bersifatmenyeluruh yang tidak sematashymata terbatas pada penguasaan ejaan penulisan dan makna katashykata tetapijuga pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan dengan berbagai hubungan antarbagian wacana yangterdapat di dalamnyaDalam penyelenggaraan tes cloze hubungan antarbagian dalam wacana merupakan unsur yang penting Untukitu dibutuhkan wacana yang cukup panjang dan bukan sekadar kumpulan kalimatshykalimat lepas Selain adanyahubungan antarbagian wacana yang cukup panjang memungkinkan penghilangan katashykata dalam jumlah yanglayak untuk menyusun satu tes yang utuh Semakin panjang teks yang digunakan semakin banyak jumlah katadi dalamnya Dan semakin banyak jumlah kata dalam suatu teks semakin banyak jumlah kata yang dapatdihilangkan atau semakin jarang jarak penghilangan katanya Dapat dicatat bahwa semakin rapat jarakpenghilangan kata yang berarti semakin banyak jumlah kata yang dihilangkan akan semakin sulit tesnya dansebaliknya Tes cloze dengan penghilangan setiap kata keshy5 misalnya lebih sulit daripada tes serupa denganjarak penghilangan setiap kata keshy9 b Teknik membaca dengan suara nyaringTeknik membaca dengan suara nyaring melibatkan para pembaca dalam menentukan kualitas terjemahanPenilai meminta beberapa pembaca untuk membaca teks terjemahan dengan suara nyaring di hadapanpendengar Jika para pembaca tersendatshysendat ketika membaca teks terjemahan maka diasumsikan bahwateks terjemahan tersebut mengandung masalah (Nababan 200421)Teknik membaca dengan suara nyaring ini pada dasarnya hanyalah mengukur tingkat kelancaran membacasaja Jika pembaca mampu membaca dengan lancar tidak menjamin bahwa pembaca tersebut benarshybenarmemahami isi teks terjemahan dengan baikc Pendekatan berdasarkan PadananPendekatan berdasarkan padanan menggunakan padanan antara

id 178Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 179Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 180Plagiarism detected 009 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 181Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dengan teks bahasasasaran sebagai kriteria untuk menentukan kualitas terjemahan Sebuah terjemahan dikatakan mempunyaikualitas yang tinggi jika terjemahan yang bersangkutan dapat mencapai padanan yang optimal antara teksbahasa sumber dan teks bahasa sasaran (Nababan 200426)Untuk mengetahui apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan penilai perlumembandingkan kedua teks tersebut dalam hal tipe teks ciri kebahasaan yang digunakan dan faktorshyfaktorekstralinguistik Tipe teks mengacu pada fungsi utama bahasa dalam suatu teks ciri kebahasaan menyangkutciri semantik gramatikal dan stilistik dan faktorshyfaktor ekstralinguistik mengacu pada dampak faktorshyfaktor padastrategi verbalisasi termasuk tingkat pengetahuan yang berbedashybeda tentang isi teks yang dimiliki oleh parapembaca

teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran pengetahuan dan persepsi yang berbedashybeda tentang fenomena tertentu

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa makna dan gaya merupakan hal yang sangat penting dalampenerjemahan dan merupakan hal yang mendasar yang ingin dilakukan di dalam menerjemahkan

Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemah harus mampu mencari padanan makna dan gaya dalambahasa sasaran yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang ada dalam bahasa sumber

Di dalam usaha mencari padanan makna dan gaya tersebut perlu dirumuskan suatu parameter penilaian kualitasterjemahan Parameter ini digunakan untuk memberikan kriteriashykriteria yang objektif mengenai kualitashubungan antara teks sumber dengan teks sasaran Parameter kualitas penerjemahan dapat dilihat dari berbagai sudut atau perspektif Menurut Gerzymisch(2001229) parameter kualitas terjemahan dapat dilihat dari perspektif individual (an itemized perspective)perspektif pola hubungan (a relational pattern perspective) dan perspektif pola keseluruhan (a holisticperspective) Perspektif individual melihat masalahshymasalah secara satu per satu yang ada di dalam suatu teksdan mengidentifikasi fenomena tekstual lokal seperti metafora makna leksikal makna gramatikal maknaambigu dan sebagainya Perspektif pola hubungan menggambarkan polashypola yang dapat diidentifikasisebelumnya dengan unsurshyunsur yang dapat diidentifikasi berikutnya di dalam suatu teks dan kita dapatmengidentifikasi titik awal masalah yang dapat ditelusuri di dalam perkembangannya terhadap keseluruhan teksdan yang dapat digambarkan sebagai rangkaian fenomena individual Perspektif pola keseluruhan melihat polashypola holistik sebagai entitas fungsional yang membentuk teks yang dengan perspektif tersebut kita dapatmengidentifikasi polashypola di dalam suatu teks yang tidak ada titik awal yang dapat diidentifikasi sebelumnyaPolashypola holistik tersebut dibentuk oleh unsurshyunsur yang secara fungsional saling berhubungan dengan salahsatu unsur fungsional yang kemudian menjadi suatu unsur di dalam entitas fungsional yang besar Contohshycontoh dari perspektif ini adalah hubunganshyhubungan budaya pola pengetahuan dan sebagainya Sementara itu AlshyQinai (2000499) menyatakan bahwa parameter penilaian penerjemahan dapat digunakanuntuk mengukur tingkat efisiensi suatu teks dengan melihat pada fungsi sintaktik semantik dan pragmatikdalam kerangka budaya yang ada baik

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut AlshyQinai parameter tersebut adalah 1 Tipologi Teks dan Tenor misalnya struktur naratif dan kebahasaan dari teks sumber dan teks sasaran fungsiteks (didaktif informatif instruksional persuasif dan sebagainya)2 Hubungan Formal keseluruhan makna dan bentuk teks pembagian paragraf tanda baca kuotasi dansebagainya3 Koherensi Struktur Tematik Tingkat kesimetrisan tematik bahasa sumber dengan bahasa sasaran4 Kohesi Referensi (koshyreferensi anapora katapora) substitusi elipsis deiksis dan konjungsi5 Kesepadanan Teks Pragmatik (Dinamik) Tingkat kedekatan teks sasaran dengan maksud teks sumber(misal kepuasaan atau penyimpangan harapan pembaca) dan fungsi ilokusioner teks sumber dan teks sasaran6 Register jargon idiom kata pinjaman kolokasi parafrase konotasi dan aspek emotif dari makna leksikal7 Kesepadanan Gramatikal susunan kata struktur kalimat modalitas tense Parameter bahwa suatu terjemahan sudah sepadan makna dan gayanya bila terjemahan yang bersangkutan

id 182Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 183Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 184Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 185Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

id 186Plagiarism detected 004 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 187Plagiarism detected 001 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 188Plagiarism detected 003 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

dapat mencapai padanan makna dan gaya yang optimal

antara teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran Kalimat dikatakan mempunyai padanan makna bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki makna leksikal gramatikal tekstual kontekstual sosiokultural danatau makna implisit yang samaKalimat dikatakan mempunyai padanan gaya bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki kategori yang sama dalam unsurshyunsur gayanya yaitu pilihan kata ekspresi idiomatik gaya bahasajenis katastruktur kata tertentu dan tanda baca dalam upaya bagaimana menyajikan atau mengkomunikasikanhasil terjemahannya dalam bentuk tulisan Sementara itu keterbacaan keakuratan dan kewajaran sangatlah penting di dalam menilai kualitas terjemahanSebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Parameter bahwa suatu terjemahan sudah memenuhi unsur keterbacaan bila suatu teks tersebut dapatdipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yang dilakukan para pembaca terhadap teks tersebutsuatu terjemahan memenuhi unsur keakuratan bila pembaca bahasa sasaran dapat memahami pesan secaraakurat seperti yang dimaksud oleh penulis asli (makna dan gaya yang diterjemahkan sudah sepadan danberterima secara optimal) dan suatu terjemahan memenuhi unsur kewajaran bila pesan dapat dikomunikasikandalam bentuk yang sealami mungkin sehingga pembaca teks sasaran merasa bahwa teks yang dibaca adalahteks yang asli atau tidak tampak seperti suatu terjemahan Menurut Rochayah (2000 108) pentingnya penilaian hasil terjemahan karena dua alasan yaitu untukmenciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktek penerjemahan dan untuk kepentingan kriteria danstandar dalam menilai kompetensi penerjemah Penilaian hasil penerjemahan ini mengacu pada produk ataukarya terjemahan itu sendiri Menurut Nababan (2000 121) ada dua arah penelitian dalam

penerjemahan yaitu penelitian yang berorientasi pada produk dan penelitian yang berorientasi pada prosesPenelitian yang berorientasi pada produk inilah yang bisa dinilai dan dievaluasi oleh seorang penilai terjemahansedangkan penelitian yang mengacu pada proses sangat sulit untuk dinilai karena yang dikaji mengarah padaproses ketika aktivitas penerjemahan dilakukan oleh penerjemahHal pokok dalam penilaian karya terjemahan adalah rambushyrambu atau kriteria penilaian karya terjemahanKriteria penilaian ini ditentukan untuk menjaga validitas dan reliabilitas hasil penilaian Namun demikian perludipahami bahwa tidak ada hasil terjemahan yang sempurna sehingga penilaian pun bersifat relatif danberdasarkan kriteria kurang lebih karena penilaian terhadap padanan semua tataran satuan lingual secaraobjektif sulit dicapai (Rochayah 2000115 dan Nababan 200460) sehingga penentuan kriteria dan indikator puntidak dapat bersifat objektif ketat dan tetap terpengaruh pada sujektifitas penilai Rochayah (2000119) menyampaikan kriteria penilaian hasil terjemahan sebagai berikutKriteria Penilaian Hasil Terjemahan

Kategori Nilai Indikator Terjemahan hampir sempurnaTerjemahan sangat bagus Terjemahan baik Terjemahan cukup Terjemahan kurang 86shy90 (A) 76shy85 (B) 61shy75(C) 46shy60 (D) 20shy45 (E) Penyampaian wajar

hampir tidak terasa seperti terjemahan tidak ada kesalahanejaan tidak ada kesalahanpenyimpangan tata bahasa tidak ada kekeliruan penggunaan istilah Tidak ada

id 189Plagiarism detected 014 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 190Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 191Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 192Quotes detected 001 in quotes

id 193Plagiarism detected 002 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

distorsi makna tidak ada terjemahan harfiah yang kaku tidak ada kekeliruan penggunaan istilah ada satushyduakesalahan tata bahasa ada satushydua kesalahan penggunaan ejaan dan tanda bacaejaan Tidak ada distorsimakna ada

terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teks sehingga tidak terlaluterasa seperti terjemahan kesalahan tata bahasa dan idiom relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teksada satushydua penggunaan istilah yang tidak bakuumum ada satushydua kesalahan ejaan Terasa sebagai terjemahan

ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teks ada beberapakesalahan idiom dantata bahasa tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teksada penggunaan istilah yang tidak bakuumum dan atau tidak jelas

Sangat terasa sebagai terjemahan terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif lebih dari 25 darikeseluruhan teks) terdapat distorsi makna dan kekeliruan penggunaan istilah lebih dari 25 keseluruhan teks

Apabila kita cermati kriteria yang diberikan oleh Rochayah mempunyai sedikit kekurangan Pada kategoriterjemahan hampir sempurna terdapat sedikit kekurangan pada kriteria indikatornya Kekurangan tersebutadalah tidak adanya indikator

lsquotidak ada distorsi maknarsquoseperti pada kategori terjemahan sangat bagus dan terjemahan baik Indikator tidak ada distorsi makna iniseharusnya ditambahkan di dalam indikator terjemahan hampir sempurna karena dalam penerjemahan yangdilakukan adalah pencarian padanan makna yang seoptimal mungkin Nababan (2004) menggunakan dua instrumen untuk menilai kualitas terjemahan Instrumen tersebut adalahAccuracyshyRating Instrument yang diadaptasi dari Nagao Tsujii dan Nakamura (1998) yang didasarkan padaskala 1 sampai 4 sebagaimana yang ditunjukkan berikut iniSkala dan Definisi Kualitas Terjemahan (Nababan 2004)Scale Definition 1 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentence isclear to the evaluator and no rewriting is needed 2 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentencecan be clearly understood by the evaluator but some rewriting and some change in word order are needed 3 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence There are some problemswith the choice of lexical items and with the relationship between phrase clause and sentence elements 4 The source sentence is not translated all into target sentence ie it is omitted or deleted

Kriteria atau rambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang dinyatakan oleh Nababan menunjukkan suatukemudahan keefektifan indikator dibanding yang telah dinyatakan oleh Rochayah dan hal ini juga ditunjukkandengan penggunaan skala 1 sampai 4 Namun demikian perlu dipertimbangkan bahwa dalam menilaiterjemahan harus dilihat apa yang akan dinilai apakah itu teks ilmiah ataukah teks susastra dan kepadasasaran pembaca yang mana Lebih lanjut Rochayah menyatakan bahwa di samping makna dan kriteria hal pokok dalam menilai karyaterjemahan adalah cara menilai hasil terjemahan Rochayah (2000117shy123) membagi ke dalam dua cara yaitu

cara umum dan cara khusus Cara umumdigunakan untuk teks yang umum yakni teks yang tidak mempunyai ciri tertentu yang beda dengan yang lainsecara universal Misalnya ciri penggunaan bahasa dalam teks ilmiah mempunyai ciri universal yaitu efektiflugas tidak taksa dan formal Ciri tersebut berlaku untuk semua teks ilmiah misalnya jurnal makalah artikeldisertasi dan lainshylainPenilaian secara umum dapat dimulai dari asumsi umum bahwa tidak ada terjemahan yang sempurnapenerjemahan semantik dan komunikatif merupakan reproduksi pesan yang umum dan penilaian bersifat umumdan relatif Penilaian karya terjemahan dapat dilakukan dengan tahapan penilaian fungsional penilaian

berdasarkan makna dan kriterai dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan kesepadananpesan hasil terjemahan yakni terjemahan yang hampir sempurna terjemahan sangat bagus terjemahan baikterjemahan cukup dan terjemahan burukSedangkan cara penilaian khusus digunakan untuk menilai teks yang mempunyai ciri penggunaan yang khususatau tidak mempunyai ciri penggunaan bahasa yang universal dengan teks lainnya misalnya puisi Di sampingmakna bentuk puisi harus dipertimbangkan oleh penerjemah sehingga dalam menerjemahkan harus dapatmemasukkan minimal dua unsur tersebut agar keindahan bentuknya juga dapat terhubung dalam karyaterjemahan puisi Oleh karena itu penilaian khusus harus mempertimbangkan bentuk sifat dan fungsiLebih lanjut Rochayah (2000121shy122) menjelaskan bahwa kriteria yang dapat digunakan dalam penilaiankhusus adalah berubah atau tidak berubah menyeluruh atau lokal jelas atau tidak jelas baku atau tidak bakuwajar atau tidak wajar (misalnya puisi yang mengandung metaforik) benar atau tidak Namun demikian carayang dilakukan tidak berbeda dengan cara penilaian umum yakni penilaian fungsional penilaian berdasarkanmakna dan kriteria dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan keberterimaankesepadanan pesan hasil terjemahan dan kualitas terjemahan yakni terjemahan hampir sempurna terjemahansangat bagus terjemahan baik terjemahan cukup dan terjemahan burukSenada dengan cara penilaian khusus yang disampaikan oleh Rochayah Zhonggang (2006 45) menilai suatukarya terjemahan susastra baik puisi maupun novel dengan menggunakan skala relevansi MenurutZhonggang yang dimaksud dengan skala relevansi adalah suatu tingkat relevansi yang mana pembacamemahami suatu teks tergantung pada jumlah pengaruh kontekstual terhadap teks dan upaya untuk memahamiteks tersebut Semakin banyak pengaruh kontekstual semakin relevan teks tersebut semakin sedikit upayayang dilakukan pembaca dalam memahami suatu teks semakin relevan teks tersebut Skala relevansi inidikelompokkan menjadi relevansi optimal relevansi kuat relevansi lemah dan tidak ada relevansisebagaimana tersaji berikut

Skala Relevansi (Zhonggang 2006 45)Relevance Contextual implication Processing effort Optimal relevance Fully comprehensible Without unnecessary effort Strong relevance Relatively clear With some necessary effort Weak relevance Implied Considerable effort taken Irrelevance Vague and unclear All the effort is in vain

Ketiga cara penilaian yang telah disampaikan oleh Rochayah Nababan dan Zhonggang di atas merupakanrambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang lebih mengutamakan pada keakuratan makna Selain maknapenggunaan gaya dalam penerjemahan novel juga sama pentingnya dengan makna Penerjemahan ataupencarian padanan makna tanpa penerjemahan gaya yang sesuai hasil terjemahan akan menjadi tidak lengkapdan tidak efisien Makna adalah apa yang dikomunikasikan ke pembaca terjemahan sedangkan gaya adalahcara bagaimana mengkomunikasikan makna tersebut ke pembaca terjemahanSelain itu hal penting lainnya adalah tingkat pemahaman pembaca atau unsur keterbacaan terjemahanKeterbacaan menurut para pakar terjemahan mengacu pada seberapa mudah teks tulis dapat dibaca dandipahami oleh pembaca Keterbacaan merupakan keseluruhan unsur dalam sebuah teks tulis yangmempengaruhi keterpahaman pembaca (dalam Nababan 2004 29) Sementara itu Suryawinata (1982 104shy105) menyatakan bahwa keterbacaan adalah berpusat pada masalah mudah tidaknya suatu teks untuk dibacadan dipahami oleh pembacanya dan tidak mempermasalahkan kesetiaan suatu teks terjemahan terhadapsumber aslinya Dari beberapa pendapat para pakar terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbacaan adalah suatukriteria mengenai sejauh mana suatu teks dapat dipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yangdilakukan para pembaca terhadap teks tersebut Jadi keterbacaan suatu teks sangatlah tergantung padapembaca karena pada dasarnya suatu teks tidak dapat dibaca sendiri oleh teks tersebut Di sini jelas bahwatingkat keterbacaan ditentukan oleh pembaca dengan tingkat kemampuan pengetahuan dan konsentrasipembaca dalam memahami teks terjemahan meskipun keterbacaan itu sendiri juga dipengaruhi oleh fiturshyfiturteks sebagaimana dikutip dalam Nababan (2004 29) bahwa keterbacaan sebuah teks dapat diukur secaraempirik yang didasarkan pada panjang ratashyrata kalimat kompleksitas struktur kalimat jumlah kata baru yangdigunakan dalam teks kosa kata konstruksi kalimat yang digunakan penulis penggunaan kata asing dandaerah penggunaan kata dan kalimat taksa penggunaan kalimat tak lengkap dan alur pikir yang tidak runtut

ReferensiAlshyQinai Jamal 2000 Translation Quality Assessment Strategies Parametres and Procedures OnlineTranslation Journal Meta Vol XLV 3 2000 pg 497shy519 (httpwwweruditorgenrevuemeta2000v45n3indexhtml retrieved on 29 October 2008)

id 194Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 2 more resources

id 195Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

Gerzymisch HeidrunshyArbogast 2001 Equivalence Parameters and Evaluation Germany University ofSaarbrucken

Nababan Rudolf dkk 2004 Keterkaitan antara Latar Belakang Penerjemah dengan Proses Penerjemahan danKualitas Terjemahan (Studi Kasus Penerjemah Profesional di Surakarta) Laporan Penelitian Surakarta PPsUNS

Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo

Sumarno Thomas 1988 Hubungan antara Lama Belajar dalam Bidang Penerjemahan Jenis KelaminKemampuan berbahasa Inggris dan TipeshyTipe Kesilapan Terjemahan

dari bahasa Inggris ke dalam bahasaIndonesia Disertasi S3 Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang

Zhonggang Sang 2006 A Relevance Theory Perspective on Translating the Implicit Information in LiteraryTexts Journal of Translation Volume 2 Number 2 China Chinese Translators Journal(httpaccurapidcomjournal)

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

10Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa hal mengenai penerjemahan novel

Novel sebagai salah satu bentuk karya susastra memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya denganjenis karya susastra yang lain seperti puisi dan drama Perbedaanshyperbedaan tersebut sebagaimana yangdinyatakan oleh Suryawinata (1982 92shy95) adalah (1) puisi merupakan jenis karya susastra yang paling emotifkarena merupakan ekspresi penyair yang dikomunikasikan melalui media puisi Puisi juga mengeksploitasiasosiasi keindahan kata serta efekshyefek bunyi seperti keindahan efek bunyi yang berulang dalam rima eliterasidan asonansi Selain itu puisi juga memiliki unsur pokok yang membedakan dengan jenis karya susastra yanglain yaitu unsur pencitraan yang diungkapkan dalam metafora atau katashykata yang segar dan unik (2) dramamemiliki unsur pokok yang berupa dialog atau monolog Tanpa dialog drama tidak mungkin dilakukan Selain itudrama memiliki unsur yang tidak kalah pentingnya yang berupa karakterisasi atau penokohan Tanpakarakterisasi yang kuat drama akan menjadi hambar dan tokohshytokoh dalam drama akan menjadi pemain tanpawatak dan (3) novel memiliki unsurshyunsur yang hampir sama dengan drama dengan perbedaannya yangkhusus Novel memiliki unsur pokok berupa dialog dan dialog ini merupakan salah satu unsur yang dipakai untukmendapatkan bahasa yang segar dan realistis Unsur lain yang dimiliki novel adalah penokohan ataukarakterisasi yang kuat Suatu novel sebagaimana juga drama akan menjadi hambar apabila tidak memilikiunsur karakterisasi yang kuat karena tokohshytokoh yang tampil akan berubah menjadi sekadar pelaku untukkelangsungan cerita sajaSecara garis besar novel memiliki unsurshyunsur yang berupa tema ajang (setting) suasana plot konflik krisisklimaks dan penyelesaian dengan menggunakan bahasa yang deskriptif emotif berbentuk dialog nadakeindahan bunyi dan pencitraan dengan peran karakterisasi yang protagonis antagonis dan peran pembantuLebih lanjut di dalam memahami karya susastra khususnya novel dapat dilakukan dengan berbagai cara(Ratna 2005 552shy556) Carashycara tersebut adalah dengan (1) menganggap novel sebagai bentuk miniatur

id 196Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 197Quotes detected 001 in quotes

id 198Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 199Quotes detected 0 in quotes

id 200Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 201Quotes detected 0 in quotes

id 202Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

id 203Plagiarism detected 028 httpsastraumacidwpshycontentu

id 204Plagiarism detected 062 httpsastraumacidwpshycontentu

masyarakat sebagai dunia dalam katashykata Cara ini menyebabkan novel menampilkan unsurshyunsur sosialseperti tokoh peristiwa dan latar yang secara keseluruhan diadopsi melalui dunia nyata Tidak ada novel yangsematashymata diciptakan melalui imajinasi dan (2) novel merupakan respons interaksi sosial keberadaan karyasusastra lebih banyak ditentukan oleh masyarakat Cara ini mengkondisikan karya sebagai suatu alat sebagaiprasarana estetis yang melaluinya masyarakat dapat menemukan aspirasinya

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentuyang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalah penghasil teks sumberpengirim teks sumber teks sumber penerima teks sumberinisiator penerjemah teks sasaran dan penerima teks sasaran

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antara penghasil teks sumber dan pengirim teks sumberPenghasil teks sumber menghasilkan teks sumber dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim teks sumberHal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksud pengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tekssumber yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untuk pembaca teks sumber Meskipun penerima tekssumber tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudaya penerima teks masihmempengaruhi teks sumber dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkan oleh tekssasaran berbeda dengan situasi yang dihasilkan teks sumber dengan pengirim teks sumber dan penerima tekssasaran yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan olehpenerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memiliki ketertarikan dalam menerjemahkanteks sumber saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerima teks sumber Berdasarkanpada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan juga bahasa sasaranpenerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sumber dan mengantisipasi

id 205Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 206Plagiarism detected 061 httpsastraumacidwpshycontentu

id 207Plagiarism detected 039 httpsastraumacidwpshycontentu

id 208Plagiarism detected 047 httpsastraumacidwpshycontentu

id 209Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 210Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sasaran serta menguji kecukupan fungsional dari terjemahanyangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim

teks sumber penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yangmengungkapkan maksudshymaksud pada teks sumber Pentingnya melihat penerjemahan sebagai transfer antarbudaya dan antarindividu karena suatu kenyataanbahwa penerjemahlah orang pertama yang dianggap sebagai

aktor dalam proses penerjemahan Penerjemah tidak lagi membatasi pada penerapan prosedur penerjemahanuntuk memindah teks sumber ke teks sasaran menurut prinsip kesamaan (equivalence) tetapi juga prinsiptransfer budaya Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141) Maksudnya bahwa penerjemah suatu teks tidak akan pernah dapat menuntut bahwa suatu teks diterimapembaca berdasarkan keinginan tersendiri daripenerjemah Penerjemah hanya dapat menyarankan

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing pembaca Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybedameskipun mereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapatmenjadi sebagai tawaran informasi dan pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengansituasi dan tujuan pembaca Berdasarkan informasi di dalam teks sumber penerjemah akan memilih informasi sesuai dengan harapannyaterhadap penerima sasaran dan situasi pembaca Di sini jelas bahwa harapanshyharapan tersebut dan jugatawaran informasi terhadap teks sasaran akan berbeda dengan tawaran informasi dalam teks sumber karenapenerima teks sumber dan teks sasaran memiliki komunitas budaya dan bahasa yangberbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan tekssasaran tidak akan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan teks sumbermelainkan menawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

id 211Plagiarism detected 085 httpsastraumacidwpshycontentu

id 212Plagiarism detected 029 httpsastraumacidwpshycontentu

id 213Plagiarism detected 022 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada

hubungan antara teks sumber dan teks sasaran Hubungan antara teks sumber dan teks sasaran initergantung pada interpretasi penerjemah terhadap teks sumber dan fungsi teks sasaran yang harus dipenuhioleh penerjemah di dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah7 A translation depends on its skopos ie its intended purpose8 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language9 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 10 A translation must be coherent in itself11 A translation must be coherent with regard to its source text12 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwa1 Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkan2 Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkantawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumber3 Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukan sebaliknya (teks sumber tidak dapat dihasilkandari teks sasaran)4 Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)5 Suatu terjemahan harus bertalian logis dengan teks sumbernya (koherensi intertekstual)6 Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi

antarbudaya dan transfer budaya dan tujuan (skopos) menempati posisi teratas Namun demikian Nord (1997124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkan penulis teks sumberpenggagas dan pembaca teks sasaran Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkinmenghasilkan teks sasaran yang bertentangan dengan maksud penulis teks sumber atau gagasan pembacateks sasaran mengenai apakah suatu penerjemahan menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggungjawab penerjemah dalam mempertimbangkan hal tersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitumengacu pada hubungan interpersonal antara partisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan

fungsi teks sasaran yang dapat dijangkau untuk satu teks sumber tertentu sedangkan fungsi mengacu padafaktorshyfaktor yang membuat teks sasaran bekerja sesuai dengan yang dimaksud di dalam situasi sasaranFungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan teks sasaran yangfungsional yang sesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akanditerima oleh pembaca teks sasaran karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentuBaker (2001 127) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penerjemahan karya susastra adalah suatu karyapenerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah karya susastra Dengan kata lain bahwa penerjemahan karyasusastra merupakan kegiatan subjektif murni pada ranah sosial dan budaya yang kompleks yang dilakukan olehpenerjemah dengan memadukan unsurshyunsur imajinatif intelektual dan intuisi ke dalam suatu karya tulis yangdisebut dengan terjemahan Sementara itu Gunarwan (2005 4) menyatakan bahwa penerjemahan karyasusastra termasuk ke dalam golongan penerjemahan literer yaitu penerjemahan yang mengacu padapenerjemahan karya susastra baik prosa maupun puisi Dengan melihat pada cakupan ranah yang luas dan penggunaan unsurshyunsur yang kompleks dari pernyataanshypernyataan di atas penerjemahan literer atau penerjemahan karya susastra dianggap lebih sukar daripadapenerjemahan nonliterer karena pada dasarnya karya susastra lebih bersifat ekspresi diri si pengarang yangberpusat pada efek dan kesan yang ditimbulkan kepada para pembacanya dan di dalam penerjemahan karyasusastra tersebut penerjemah dituntut untuk menghasilkan padanan yang dinamis yaitu padanan yang efeknyadirasakan oleh pembaca bahasa sasaran sebanding dengan efek yang dirasakan oleh pembaca bahasa sasaran

(Nida dan Taber 1974) Penerjemah di dalam karya susastra di samping harus menguasai bahasa sumberbahasa sasaran bidang ilmu yang diterjemahkan teori terjemahan juga dituntut menguasai hal lain yangberhubungan dengan ilmu susastra yaitu yang berupa pemahaman latar belakang pengarang gaya bahasagaya pengarang dalam menuangkan ide cerita aspekshyaspek budaya dalam karya dan lainshylain

Teori Polisistem EvenshyZohar (19979shy45) di dalam model yang dikembangkannya yaitu teori polisistem melihat penerjemahankarya susastra sebagai bagian dari sistem budaya susastra dan sejarah dari bahasa sasaran (Munday2000108) Karya susastra tidaklah dilihat sebagai karya yang dipelajari secara terpisah namun sebagai bagiandari sistem susastra yang dinamis di dalam polisistem secara keseluruhan dengan menekankan bahwapenerjemahan karya susastra bekerja pada sistem (1) bahasa sasaran memilih karya untuk penerjemahannyadan (2) norma tingkah laku dan kebijakan penerjemahan dipengaruhi oleh sistem yang lain (coshysistem) Sebagaimana dinyatakan oleh Shuttleworth and Cowie (dalam Munday 2000 109) bahwa The polysistem isconceived as a heterogeneous hierarchized conglomerate (or sistem) of sistems which interact to bring about anongoing dynamic process of evolution within the polysistem as a whole Pernyataan tersebut mengandung duahal yang perlu dipertimbangkan yaitu hirarki dan proses evolusi yang dinamis Yang dimaksud dengan hirarkiadalah mengacu pada posisi dan interaksi dari strata yang berbeda dari polisistem Bila posisi tertinggi didudukioleh jenis karya susastra inovatif maka strata yang lebih rendah diduduki oleh jenis karya susastra konservatifbegitu pula sebaliknya Proses evolusi yang dinamis menunjukkan bahwa hubungan antara sistem inovatif dankonservatif suatu karya susastra tidaklah tetap atau statis namun mungkin menempati posisi utama atau keduadi dalam polisistem Bila karya susastra terjemahan menempati posisi utama berarti bahwa karya susastratersebut memberi pengaruh yang sangat kuat dalam polisistem dan sebaliknya bahwa karya susastra yangmenempati posisi kedua berarti bahwa karya susastra tersebut sangat lemah dan tidak memiliki pengaruh yangberartiDi dalam polisistem nampak bahwa posisi yang diduduki oleh karya terjemahan di dalam polisistem menentukanstrategi penerjemahan Apabila karya terjemahan merupakan karya utama penerjemah tidak akan merasaterbatasi untuk mengikuti model susastra sasaran dan lebih siap untuk berekspresi dan penerjemah seringkalimenghasilkan teks sasaran yang sangat sepadan atau berkecukupan (adequacy) dengan bahasa sumberSebaliknya bila karya terjemahan menempati posisi kedua penerjemah cenderung menggunakan modelbudaya sasaran yang sudah ada untuk teks sasaran dan menghasilkan penerjemahan yang tidak berkecukupan(nonshyadequate)Dengan dasar pada teori EvenshyZohar Toury (1995) mengembangkan suatu teori penerjemahan umum yangdikenal dengan Descriptive Translation Studies dengan mengusulkan tiga fase metodologi yaitu1 Menempatkan teks di dalam sistem budaya sasaran dengan melihat kepentingan dan keberterimaannya 2 Membandingkan teks sumber dan teks sasaran mengidentifikasi hubungan antara pasangan segmenshysegmen teks sumber dan teks sasaran dan berusaha memberikan generalisasi konsep penerjemahannya3 Membuat gambaran pembuatan keputusan untuk penerjemahan berikutnyaMenilik pada metodologi di atas tampak bahwa salah satu langkah penting di dalam penerjemahan adalahkemungkinan pengulangan pada fase pertama dan fase kedua bagi pasangan teks yang sama lainnya untukmemperluas dan membangun profile penerjemahan sesuai dengan jenis teks pengarang pembaca dansebagainya (Pym 200516shy21) Dengan cara ini normashynorma yang menyinggung masingshymasing jenispenerjemahan dapat diidentifikasi dengan tujuan akhir penetapan penerjemahan secara umum

Konsep NormaTujuan utama konsep norma yang diusulkan oleh Toury (1995) adalah untuk membedakan kecenderunganperilaku penerjemahan membuat generalisasi yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yangdilakukan oleh penerjemah dan kemudian merekonstruksi normashynorma yang telah bekerja di dalampenerjemahan dan membuat hipotesis yang dapat diuji melalui kajian deskriptif berikutnya Definisi yangdinyatakan oleh Toury adalah sebagai berikut the translation of general values or ideas shared by a communityshyas to what is right or wrong adequate or inadequateshyinto performance instructions appropriate for and applicableto particular situationsMenurut Toury semua manusia memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dan diterima secara sosial dansebagai akibatnya bahwa di bawah kondisi yang normal manusia cenderung menghindari perilaku yang dilarangdan mengadopsi tingkah laku yang dianggap sesuai di dalam kelompok tempat mereka tinggal Terdapat adanyasuatu pengetahuan yang secara sosial sama antara anggota masingshymasing komunitas yang dianggap sebagaihal yang baik atau pantas di dalam perilaku komunikatif Pengetahuan tersebut muncul dalam bentuk normashynorma Normashynorma di dalam penerjemahan sebagaimana yang ditentukan oleh Toury erat sekalihubungannya dengan suatu ideologi dengan kata lain bahwa normashynorma dapat dipahami sebagai perwujudanideologi dari konsep kebersesuaian dan keberterimaanMenurut Toury bahwa norma mengatur setiap langkah pengambilan keputusan di dalam proses penerjemahan

id 214Plagiarism detected 002 httpsdidaktikaunjcom20120208

mulai dari pilihan teks yang akan diterjemahkan sampai pada pilihan paling akhir dalam proses strategipenerjemahannya Lebih lanjut Toury memperkenalkan tiga jenis norma 1) initial norm 2) preliminary normsdan 3) operational normsInitial norm mengacu pada pemilihan secara umum yang dilakukan oleh penerjemah Di dalam norma inipenerjemah dapat memusatkan diri mereka

sendiri ke dalam normashynorma yangdiwujudkan di dalam teks sumber atau normashynorma dari bahasa dan budaya sasaran Apabila diwujudkan kedalam teks sumber maka teks sasaran akan menjadi mencukupi (adequate) dan apabila di dalam normabudaya sasaran maka teks sasaran akan menjadi berterima (acceptable) Kutub dari kebercukupan dankeberterimaan adalah pada suatu rangkaian kesatuan karena pada dasarnya tidak ada penerjemahan yangsecara penuh berkecukupan atau berterima dan pergeseranshypergeseran di dalam penerjemahan adalah halyang tidak terelakkanPreliminary norms mengatur semua keputusan yang dilakukan yang berkaitan dengan translation policy dantranslation directness Translation policy mengacu pada faktorshyfaktor yang menentukan dan mengatur semuakeputusan pemilihan jenis teks untuk diterjemahkan ke dalam budaya atau bahasa tertentu dalam kurun waktutertentu sedangkan directness of translation berhubungan dengan apakah penerjemahan terjadi melalui bahasaperantara dan juga pada ambang toleransi mengenai bahasa apa yang digunakan dalam menerjemahkan kebudaya sasaran Operational norms mengacu pada keputusan langsung yang diambil selama kegiatan penerjemahan Keputusanini digolongkan ke dalam matricial norms dan textualshylinguistic norms Matricial norms mengatur segmentasi dandistribusi materi tekstual di dalam teks sasaran Textualshylinguistic norms mengatur pemilihan materi untukmembuat teks sasaran ataupun mengganti materi teks sumberDengan pengaruh karya EvenshyZohar dan Toury beberapa pakar memberikan paradigma baru mengenaipenerjemahan susastra sebagaimana yang dinyatakan oleh Hermans dalam Munday (2000 120) sebagaiberikutWhat they have in common is a view of literature as a complex and dynamic system a conviction that thereshould be a continual interplay between theoretical models and practical case studies an approach to literarytranslation which is descriptive targetshyorganized functional and systemic and an interest in the norms andconstraints that govern the production and reception of translations in the relation between translation and othertypes of text processing and in the place and role of translations both within a given literature and in theinteraction between literatures

Dari pernyataan Hermans di atas tampak jelas bahwa terdapat suatu hubungan yang sangat kuat antara teoripolisistem dan Descriptive Translation Studies suatu hubungan yang saling berkesinambungan antara teori danpraktek penerjemahan Lebih lanjut Lambert dan Hendrik van Gorb (dalam Munday 2000120) membuat suatuskema yang dapat digunakan untuk membandingkan sistem kesusastraan dalam teks sumber dengan tekssasaran dan penggambaran hubungan antara keduanya Lambert dan van Gorb membagi skema tersebut kedalam empat bagian1 Preliminary data pada tahap ini peneliti mengidentifikasi informasi pada halaman judul metateks(pendahuluan dan sebagainya) dan strategi umum (apakah terjemahan tersebut sebagian atau lengkap)Hasilnya akan mengarah pada hipotesis yang berkaitan dengan level 2 dan 3 berikut ini2 Macroshylevel pada tahap ini peneliti melihat pada pembagian teks judul dan penyajian bab struktur naratifinternal dan komentar penulis Tingkat ini akan memunculkan hipotesis pada level 3 berikut ini3 Microshylevel yaitu peneliti mengidentifikasi pergeseran pada tingkat kebahasaan yang berbeda yang meliputitingkat leksikal pola gramatikal narasi sudut pandang dan modalitas Hasil dari tingkat ini akan berinteraksidengan tingkat makro (level 2) dan mengarah pada konteks sistemik yang lebih luas4 Sistemic context pada tahap ini tingkat mikro dan makro teks dan teori dibandingkan dan normashynormadiidentifikasi Hubungan intertekstual (hubungan dengan teksshyteks yang lain di dalam penerjemahan) danhubungan intersistemik (hubungan dengan tipe teks yang lain) juga digambarkanSementara itu Suryawinata (1982 83) dan Suparman (2003 143) menyatakan bahwa penerjemah karyasusastra harus memiliki syaratshysyarat sebagai berikut1 Memahami bahasa sumber secara hampir sempurna Dalam tingkat rekognisi kemampuannya diharapkanmendekati seratus persen2 Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik dan efektif3 Mengetahui dan memahami susastra apresiasi susastra serta teori terjemahan4 Mempunyai kepekaan terhadap karya susastra5 Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural

id 215Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 216Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 217Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 218Plagiarism detected 002 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 219Plagiarism detected 002 httpjournaltrunojoyoacidpros

id 220Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

6 Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat

ReferensiAsim Gunarwan 2005 Pragmatik dalam Penilaian Terjemahan Pendekatan Baru Artikel disajikan dalamInternational Conference on Translation di Solo 14shy15 September 2005

Baker Mona

2001 (Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledge

Even ItamarshyZohar 1997 Polysystem Studies Online Translation Journal Poetics Today International Journalfor Theory and Analysis of Literature and Communication Volume 11 number 1

Kutha Ratna Nyoman 2005 Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta Yogyakarta PustakaPelajar

Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York Rutledge

Nord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis AmsterdamRodopi BV

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pym Anthony 2005 On Touryrsquos Laws of How Translators Translate Translation Article Intercultural StudiesGroup Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain (httpwwwtinetcat~apympublicationspublicationshtml)

Suparman 2003 Terjemahan dalam Sastra Artikel

disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemahan diSolo 15shy16 September 2003Toury G

1995 Descriptive Translation Studies and Beyond AmsterdamJohn Benjamins

Vermeer H J 2000 Skopos and commission in translational action (A Chesterman Trans) In L Venuti (Ed)The translation studies reader (pp 221shy32) London Routledge

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

id 221Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 222Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 223Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 224Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

11 Langkah dalam Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa langkah dalam menerjemahkan novel

Secara sederhana penerjemah adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengalihkan pesan tertulis daribahasa sumber ke bahasa sasaran Dengan kata lain bahwa menerjemahkan melibatkan dua bahasa yangmemungkinkan akan terjadi suatu alih kode Namun menerjemahkan tidak hanya sekadar alih kode tetapi jugasebuah profesi yang memerlukan pendidikan dan pelatihan pada tingkat lanjutanDi dalam penerjemahan novel penerjemah adalah orang yang sangat memperhatikan terhadap penerjemahanteksshyteks susastra Penerjemah novel secara umum menerjemahkan suatu teks dengan tulisan yang indahdengan memperhatikan bahasa bentuk dan isi teks (Newmark 19881) Penerjemah novel berperan aktif dalamkegiatan kreatif penulis dan kemudian menciptakan struktur kalimat dan tanda dengan cara menyesuaikan teksdalam bahasa sasaran dengan teks dalam bahasa sumber sedekat mungkin Penerjemah memikirkan denganmendalam mengenai kualitas teks novel yang diterjemahkan dan keberterimaannya dengan pembaca sasaran Penerjemahan novel sebagai proses pengalihan pesan tidak hanya melibatkan dua bahasa yang berbeda yaitubahasa sumber dan bahasa sasaran namun juga melibatkan kondisi sosiobudaya yang berbeda karena suatuteks dalam penerjemahan berada dalam konteks sosiobudaya yang terkait dengan

bahasa sumber dan bahasa sasaran Oleh karena itupenerjemahan novel tidak bisa dilihat hanya sebagai upaya menggantikan teks dalam satu bahasa ke teksbahasa lain Faktor lain yang sangat dibutuhkan adalah adanya suatu kompetensi mengenai suatu wacanauntuk menghasilkan suatu terjemahan yang benar secara sintaktik tepat makna memenuhi unsur kewajaranketerbacaan dan secara sosial berterima di dalam suatu konteks yang didasari budaya Apabila

yang diupayakan oleh seorang penerjemah adalah pengungkapan kembali pesan bahasa sumber dalambahasa sasaran makateks sasaran haruslah sepadan dengan teks sumber yaitu dua teks yang isi dan gayanya dapat dipahamisecara sama oleh penerima (pembaca) masingshymasing teks

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran

Sebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Oleh sebab itu penerjemah novel perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang latarbelakang sosiokultural dari bahasa sumber tersebut memiliki pengetahuan dan kualitas khusus (kesusastraandan estetika dan artistika kebahasaan) harus dapat mengidentifikasi unsurshyunsur susastra dan memilikipemahaman budaya dan nilaishynilai karya susastra yang diterjemahkan serta memahami karya susastra secaramenyeluruhDi dalam menerjemahkan novel sangat mungkin penerjemah menemukan kesulitanshykesulitan baik kesulitandalam aspek budaya misalnya kesulitan penerjemah dalam mencari padanan istilah yang berkaitan dengan

materi dan peristiwa budaya kesulitan dalam aspek susastra misalnya penerjemahan karakterisasi tokoh yangsepadan dengan keadaan masyarakat pembaca novel penerjemahan maupun juga kesulitan dalam aspekkebahasaan misalnya dalam menerjemahkan struktur kalimat yang sangat panjang dan tata bahasa yang rumitLatar belakang penerjemah dan langkahshylangkah yang dilakukan oleh penerjemah di dalam menerjemahkannovel sangat menarik untuk dicermati Analisis penerjemahan novel yang didasarkan pada analisis karyaterjemahan semata dapat diduga bahwa kualitas terjemahan yang dihasilkan tidak akan memberikanpemahaman yang mendalam dan menyeluruh hal ini karena karya terjemahan dihasilkan melalui suatu prosespenerjemahan dan baikshytidaknya karya terjemahan sangat tergantung pada kompetensi dan strategi penerjemahdalam melakukan proses penerjemahan dan penerjemah adalah pelaku utama (main agent) prosespenerjemahan karenanya pembuatan keputusan penerjemah sangat dipengaruhi oleh latar belakang dankompetensinya Pekerjaan menerjemahkan sebagaimana pekerjaanshypekerjaan yang lain memerlukan sejumlah syarat agar bisaberkualitas Karena penerjemahan termasuk bidang jasa si pemberi jasalah yang merupakan modal utamanyaSeorang penerjemah (yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) harus menguasai bahasa Indonesiadengan sangat baik baik ragam tulis maupun lisan Selain itu penerjemah juga mutlak harus menguasai bahasasumber dengan sangat baik karena tanpa menguasai bahasa sumber dengan baik mustahil seseorang bisamenerjemahkan dengan hasil yang memuaskan Syarat lain adalah mengenal dengan baik bahan yang akanditerjemahkan mengetahui cara menggunakan sumber bantuan misalnya cara menggunakan kamus (baikkamus manual maupun kamus online) sumber informasi di internet dan sumber bantuan lain berupa milis parapenerjemah Yang terakhir yang juga diperlukan oleh penerjemah adalah ketrampilan menggunakan beberapaprogram komputer semacam Trados Dejavu Wordfast dan lainshylain untuk membantu penerjemah membanguntranslation memory di komputernya untuk memudahkan penerjemahan baik dokumen maupun novel yang selaludiperbarui Istilah penerjemah itu pada dasarnya ada dua yaitu penerjemah umum (generalist) dan penerjemah khusus(specialist) Penerjemah umum yaitu penerjemah yang bekerja seperti pemborong yaitu menerima semuanaskah dalam bentuk apapun (bunga rampai) untuk diterjemahkan misalnya naskah kedokteran hukumkomputer dan sebagainya Sedangkan penerjemah khusus adalah penerjemah yang mengkhususkan padanaskahshynaskah terjemahan tertentu misalnya novel legal document dan sebagainya Penerjemah sendiridalam pengakuannya lebih suka atau tertarik dengan spesialisasi pada penerjemahan novel karena denganmenerjemahkan novel akan menambah wawasan ilmu katashykata baru sedangkan kalau menerjemahkandokumen legal hanya kopishypaste sudah selesaiKarena penerjemah adalah sebagai profesi dan bukan karir maka untuk menjaga tingkat keprofesian tersebutseorang penerjemah harus terusshymenerus memupuk kualitas penerjemahannya menjadikan penerjemahansebagai aktivitas sampai akhir hayat dan yang terpenting adalah menjalin komunikasi dengan kliennya dengantetap memberikan kepercayaan bahwa kita (penerjemah) mumpuni dalam menerjemahkan Menurutpenerjemah kunci untuk menghasilkan terjemahan yang baik adalah bukan hanya karena gelar akademik sajanamun lebih pada bagaimana menjadi seorang penerjemah yang berkualitas Gelar akademik penting terutamauntuk meningkatkan status penerjemah dalam lingkup akademik namun di dalam profesi kerja bukti nyataseorang penerjemah yang berkualitaslah yang akan menjadi tolok ukur dalam keberhasilan terjemahan dan halini akan berlangsung dalam simbol yang saling menguntungkan Misalnya penerjemah yang pada awalnyamelamar ke penerbit dan kemudian dinyatakan layak oleh penerbit sebagai partner kerja lantas diberikepercayaan untuk menerjemahkan sebuah novel Apabila kemudian novel tersebut diterbitkan biasanya selainmendapatkan royalti penerjemah juga akan mendapatkan novel aslinya dari penerbit Hal ini tentunya akanmemberikan semangat yang luar biasa bagi penerjemah untuk terus menerjemahkan dan penerbit tentu sajaakan terus mendapatkan keuntungan karena novel atau buku yang mereka terbitkan dinikmati oleh banyakkonsumen Di dalam menerjemahkan novel penerjemah pada dasarnya menggunakan langkahshylangkah sebagai berikutmelakukan persiapan menerjemahkan dan mengedit terjemahan Persiapanshypersiapan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu persiapan umum dan persiapankhusus Persiapan umum yang dilakukan adalah membaca teks secara keseluruhan sebelum diterjemahkan Halini dilakukan penerjemah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai isi novel dan gaya berceritayang ada di dalam novel tersebut Selain itu penerjemah melakukan searching atau browsing internet sebelummenerjemahkan Searching atau browsing internet ini menurut penerjemah sangat penting dilakukan sebelumkegiatan menerjemahkan yaitu untuk mempercepat pekerjaan menerjemahkan dan mendapatkan berbagaireferensi pendukung yang berkaitan dengan isi novel Persiapan umum lain yang dilakukan penerjemah adalahmempersiapkan kamus yang cukup layak yaitu koleksi berbagai macam kamus baik kamus ekabahasa maupundwibahasa kamus manual maupun kamus online baik kamus umum maupun kamus khusus Persiapanberbagai macam kamus ini amat penting menurut penerjemah karena dalam menerjemahkan seringkaliterdapat katashykata maupun kalimat yang dicuplik dari katashykata atau kalimat dari bahasa lain Misalnyabeberapa kata khusus di dalam novel yang sebenarnya diambil dari bahasa Latin (kata nudibrance dan lainshy

lain) dan katashykata tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran dan tidak boleh ada makna dalamkatashykata tersebut yang tidak diterjemahkan Beberapa kamus yang sering digunakan penerjemah adalahLongman Dictionary Oxford Dictionary Webster Dictionary Longman CDshyROM Dictionary Encarta CDshyROMDictionary CDshyROM Collins COBUILD Dictionary National Geography Dictionary Thesaurus dan EnsiklopediaDi dalam menerjemahkan novel penerjemah paling sering menggunakan kamus Longman CDshyROM Dictionarykarena kamus tersebut sangat mewakili katashykata ataupun istilahshyistilah khusus yang ada di dalam noveltersebut Adapun yang dimaksud dengan persiapan khusus yang dilakukan penerjemah adalah mempelajari pengetahuanyang berkaitan dengan isi teks novel yang akan diterjemahkan Oleh karena itu persiapan khusus yangdilakukan penerjemah adalah secara penuh memahami istilahshyistilah yang termuat dalam indeks Persiapankhusus lainnya adalah membaca berbagai novel baik novel terkini maupun terdahulu dan berbagai artikel yangberhubungan dengan halshyhal khas ataupun istilahshyistilah khusus yang terdapat di dalam novel dan sekaligusuntuk menambah wawasan dan membuka kembali schemata maupun translation memory Hal lain yang takkalah pentingnya di dalam persiapan khusus ini adalah memperhatikan masalah gaya Menurut penerjemahmenerjemahkan novel tidak hanya sekadar memindahkan katashykata atau kalimatshykalimat saja tetapi jugadiperlukan hiasanshyhiasan atau aksesorishyaksesori dan nuansa katashykata indah Masalah gaya yang dimaksud olehpenerjemah adalah bagaimana mempertimbangkan masalah panjangshypendek kalimatparagraf lebar atau luashalaman jenis font dan jarak baris ukuran kertas jenis kolom dan yang paling penting adalah menjangkaualam pikiran pembaca memperhatikan situasi atau konteks kejadian cerita yang ada di dalam novel ke dalamkonteks atau situasi para pembacaDalam menerjemahkan novel yang dilakukan penerjemah adalah berusaha menerjemahkan dengan setepatshytepatnya Menerjemahkan dengan setepatshytepatnya ini bukan berarti menerjemahkan kata per kata ataumenerjemahkan secara harfiah namun lebih pada penyediaan pilihanshypilihan kata sebanyak mungkin yang telahdikembangkan dari indeks katashykata dalam menerjemahkan novel yang kemudian diselaraskan dengan situasipembaca Misalnya menerjemahkan kata walk Kata tersebut tidak langsung diterjemahkan secara harfiahberjalan Tapi perlu dilihat konteksnya apakah istilah walk yang dimaksud adalah berjalan naik tangga berjalanterseokshyseok berjalan gontai atau berjalan yang bagaimana karena berjalan naik tangga tentunya akanmemiliki konteks yang berbeda dengan berjalan terseretshyseret ataupun berjalan dengan berat Pilihanshypilihankata inilah yang harus disediakan oleh penerjemah Setelah persiapan langkah selanjutnya yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel samahalnya dengan menerjemahkan novelshynovel yang lain yaitu menulis hasil terjemahan di komputer sambilmencari hasil penerjemahan katashykata dan frase sebelumnya di dalam translation memory mencari makna darikatashykata yang sulit diterjemahkan di dalam kamus (biasanya kamus online) memahami makna kata tersebutsecara mendalam berdasarkan konteksnya (misal novel bercerita tentang kehidupan laut maka perlu melihatpada National Geography Dictionary) mengakses dan mendalami sumbershysumber rujukan lain di internet danmenulis ulang kata atau kalimat yang telah diterjemahkan ke dalam ekspresi yang lain Di dalam menulis hasil terjemahan tersebut hal yang hampir bersamaan dilakukan adalah mempertimbangkanjenis kata yang sesuai dengan keadaan selera dan tujuan pembaca Maksudnya adalah untuk kalanganpenikmat terjemahan yang bagaimanakah yang akan menjadi pembaca terjemahan tersebut Apakah noveltersebut ditujukan untuk kalangan akademik anakshyanak atau remaja Menerjemahkan yang berdasarkanfungsinya inilah yang menurut penerjemah akan menjadi terjemahan yang baik yaitu terjemahan yang setepatshytepatnya sesuai dengan selera pembaca teks sasaran ( di dalam pengungkapan makna teks sumber ke dalamteks sasaran penerjemah berusaha mengupayakan penggunaan bentukshybentuk kebahasaan yang lebih disukaioleh pembaca teks sasaran) Menurut penerjemah menyelami pembaca ini sangatlah penting apalagi di dalammenerjemahkan sebuah novel Misalnya ketika membaca novel yang berlatar kehidupan laut penerjemahmembayangkan untuk mengajak pembaca menyelami konteks ceritashycerita di laut jenisshyjenis makhluk hiduplaut dan sebagainya Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang yang dilakukan penerjemah berikutnya adalah memutuskanapakah menggunakan kata pinjaman (loan words) katashykata yang dinaturalisasikan ataukah menggunakansinonim di dalam teks sasaran dan apabila memungkinkan juga menciptakan katashykata terjemahan baru yangmemang tidak ada sebelumnya Di dalam memutuskan penggunaan katashykata ini tidak jarang penerjemah harusberkonsultasi dengan para penerjemah lain dosen bahasa Inggris dan terkadang dengan dosenshydosen lainyang menguasai bidang atau katashykata teknis khusus yang ada di dalam novelBerikutnya adalah menuangkan katashykata yang telah diputuskan ke dalam draft terjemahan Penerjemahmembuat dratf terjemahan dahulu dan menandai bagianshybagian yang sulit diterjemahkan untuk ditindaklanjutinantinya Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan katashykata yang sulit tersebut sekitar satuminggu sementara katashykata yang mudah (dalam arti katashykata harfiah dan umum) mengalir begitu saja karenapenerjemah sudah sering menerjemahkan katashykata yang sejenis Langkah terakhir yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel adalah merevisi novelterjemahannya Penekanan revisi biasanya adalah pada kualitas kebahasaan teks terjemahan dan kealamian

id 225Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

terjemahan yang dihasilkan Setelah beberapa perbaikan dilakukan berikutnya adalah melakukan revisi akhirdan membiarkan hasil terjemahan tersebut selama satu atau dua minggu Hal ini dilakukan untuk mendapatkanhasil akhir terjemahan yang benarshybenar alamiMenerjemahkan halshyhal yang khas dalam sebuah novel penerjemah membutuhkan waktu dan pemikirantersendiri Dalam arti bahwa penerjemah harus memikirkan dalamshydalam dan matangshymatang pilihan padananyang akan diberikan hal ini karena halshyhal yang khas ini memiliki karakter tersendiri di dalam novel Menurutpenerjemah halshyhal yang khas tersebut meliputi penerjemahan istilahshyistilah yang khusus di dalam teks sumberyang tidak dijumpai atau tidak ada padanannya di dalam teks sasaran Misalnya namashynama hewan yang hidupdi laut di pesisir yang memang hanya berhabitat di dekat lautan Pasifik misalnya ikan nudibranch The Jesusstar dan hewanshyhewan laut tersebut tidak dijumpai di perairan Indonesia Halshyhal khas lainnya menurutpenerjemah adalah istilahshyistilah budaya di dalam novel sumber misalnya frasa Malboro Man zombie smile dan juga gaya bahasa Di dalam mempertimbangkan secara matang padanan yang akan diberikan menurut penerjemah yang sangatdiperlukan adalah kemampuan untuk mengungkapkan konteks yang melingkupi kata atau frase yang akanditerjemahkan atau yang sering disebut dengan background knowledge Misalnya di dalam menerjemahkanfrasa Malboro Man penerjemah perlu melihat secara menyeluruh makna dari frasa tersebut apa dengan caramengajukan beberapa pertanyaan misalnya apakah Malboro itu Malboro Man itu memiliki karakterbagaimana adanya di mana dan sebagainya Setelah mengetahui jawaban pertanyaanshypertanyaan tersebutkemudian baru penerjemah memberikan padanan yang sesuaiPada saat menemukan katashykata yang sulit biasanya yang paling sering dilakukan penerjemah adalah membuatcatatan kaki atau menetralisir atau menaturalisasi kata tersebut Catatan kaki sifatnya adalah sebagai suatukomentar atau catatanshycatatan kecil yang diperlukan untuk memberikan tambahan informasi Misalnya padasaat menerjemahkan kata bell penerjemah membuat catatan kaki mengenai istilahshyistilah dalam bahasasasaran yang memiliki beberapa makna Kata bell bisa dipadankan dengan lonceng ataupun genta Catatan kakiyang diberikan adalah penambahan informasi bahwa yang disebut dengan lonceng adalah bel yang bentuk danukurannya kecil dan cukup dibunyikan saja sementara genta adalah bel yang bentuk dan ukurannya besar biasanya adanya di kuil dan membunyikannya dengan cara diayun kemudian dipukulkan Menetralisir ataumenaturalisasi kata atau frase sering dilakukan penerjemah terutama bila berhubungan dengan namashynamaekologi maupun budaya di dalam teks sumber Misalnya frasa his babyshyblue El Camino

di dalam novel The Highest Tidedinaturalisasikan menjadi mobil El Camino birunyaNamun apabila sudah benarshybenar tidak ada ide lagi maka yang dilakukan penerjemah adalah menyelami danmempraktekkan sendiri katashykata tersebut karena di sini (menurut penerjemah) menerjemahkan tidak lagimasalah kamus grammar maksud pengarang namun sudah berada di dalam konteks yang harus benarshybenardilakukan dan kemudian memutuskan untuk menghilangkan kata tersebut atau menciptakan sendiri kata yangsepadan Di dalam menerjemahkan karya susastra maka penerjemah tidak bisa hanya menerjemahkan maknanya sajanamun ada hal lain yang perlu dipertimbangkan dengan matang yaitu mengenai kemana arah pesan di dalamnovel sumber yang akan disampaikan ke pembaca dan untuk tujuan apa terjemahan tersebut disampaikandalam arti bahwa menarik dan tidaknya novel yang diterjemahkan akan sangat bergantung pada carapenerjemah menyampaikan pesan yang ada di dalam novel tersebut kepada para pembacanya Hal lain yangmembuat menarik adalah bagaimana penerjemah novel mengurangi atau menambahkan makna di dalam tekssasaran untuk membuat teks sasaran lebih hidup sebagaimana dicontohkan dalam teks berikut008HTChap1Pg6PLBb1Hal15

Tsu I stopped and waited with them to actually see the moment when the tide started returning with its invisiblebuffet of plankton for the clams oysters mussels and other filter feeders It was right then ankle deep in theSound feet numbing eyes relaxed that I saw the nudibranch

Tsa Aku ikut diam menunggu lalu kusaksikan sendiri detikshydetik ketika laut kembali pasang dan membawajutaan plankton yang lezat untuk remis tiram remis kepah dan makhlukshymakhluk pemakan plankton lainnyaSaat itulah ketika sedang berdiri di kubangan lumpur Puget Sound dengan kaki mati rasa kulihat seekornudibranch

Di dalam teks tersebut penerjemah berusaha menghilangkan atau tidak menerjemahkan kata yang terdapat didalam teks sumber eyes relaxed (frase digarisbawahi sendiri oleh penulis) ke dalam teks sasaran Hal inibarangkali untuk membuat teks sasaran menjadi lebih hidup atau memenuhi unsur kewajaran di dalam teks

id 226Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

id 227Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 228Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

Penerjemahan secara umum dipahami sebagai pengalihan pesan dan gaya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran(Ibrahim (20081) Pym (20071) Xiaoshu (20032) Shiyab (20035) Untuk itu penerjemah paling tidakmelakukan dua kegiatan yaitu memahami makna bahasa sumber dan merekonstruksi makna yang telahdipahaminya itu ke dalam bahasa sasaran Untuk memahami makna bahasa sumber penerjemah tidak dapathanya menerapkan pengetahuannya tentang kaidahshykaidah (grammar) bahasa sumber tetapi ia juga harusmempertimbangkan konteks digunakannya bahasa sumber itu Hal yang sama terjadi ketika ia harusmerekonstruksikan makna yang telah dipahaminya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranIa perlu menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan pembaca sasaran materi yang diterjemahkan tujuanpenerjemahan dan sebagainyaLangkahshylangkah di dalam menerjemahkan novel di atas selaras dengan pernyataan Sumarno (199713)Menurut Sumarno proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan oleh seorang penerjemahpada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelum menerjemahkan suatu teksseorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yangdimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Sumarno di atas selaras dengan proses penerjemahan yang telahdinyatakan oleh Nida (197580) yang membagi proses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1)analysis (2) transfer dan (3) restructuring Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatanyang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan (juga Suryawinata 198980) terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2)pengalihan pesan dan (3) restrukturisasi Lebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiPada tahap analisis sebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemahselalu dihadapkan pada teks sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahapanalisis ini yang dapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks sumber (Nababan200325shy26) Kegiatan membaca teks sumbers dimaksudkan untuk memahami isi teks sumber tersebut Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa itu(Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Sebagaimana diketahui setiap bahasa memiliki bentuk dan makna Bentuk bahasa yang dalam bahasa tulisdisebut teks dapat berupa kata frase klausa kalimat atau wacana Sementara itu makna bahasa yaitu apayang terkandung di dalam bentuk bahasa dapat berupa makna leksikal makna gramatikal makna tekstualmakna kontekstual makna sosiokultural dan makna implisit Untuk memahami kalimat bahasa sumber orangdituntut untuk memahami tidak saja makna masingshymasing kata yang terdapat di dalam kalimat itu melainkanjuga hubungan dari masingshymasing kata tersebut Kadangkala suatu kalimat mengandung makna lebih darisekadar makna harfiah namun ada makna lain yang ingin diungkapkan selain yang tersurat Untukmemahaminya orang perlu mempertimbangkan konteks digunakannya kalimat tersebut

id 229Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 230Plagiarism detected 002 httpsdianamayasaristkipjbwordpr

id 231Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 232Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

Pada tahap pengalihan (transfer) seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuksemua kata frase klausa kalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padananini terjadi di batin seorang penerjemah (Sumarno 200317) Kata frase klausa kalimat dan bahkan seluruhwacana tersebut dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karenakadangshykadang terdapat ungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasarandan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasasasaranPada langkah transfer tersebut penerjemah melakukan pemindahan makna teks yang diperoleh dari hasilanalisis pada langkah pertama tersebut

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDi sini ia di tuntut mencari dan menentukan padanan dalam bahasa sasaran pada setiap tingkatan atau unsurdalam bahasa sumber mulai dari

kata frase klausa kalimat hingga wacanaMengingat tidak ada dua bahasa yang identik penerjemah boleh jadi akan mengalami kesulitan pada fase iniKesulitan tersebut dapat berasal dari elemen internal bahasa atau dari elemen luar bahasa Kesulitan internalberkaitan dengan sistem bahasa itu sendiri seperti mencari padanan tenses Kesulitan eksternal berkaitandengan elemenshyelemen di luar sistem bahasa seperti kesulitan budayaDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Pada tahap penyelarasan (restructuring) tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno2003 17) yaitu setelah penerjemah menemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemahharus menuangkan semua padanan tersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebutungkapanshyungkapan di dalam bahasa sasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan ataupenyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari Tsu tetapi dikendalikan oleh fungsi Tsa yang ingin dicapai di dalam budayasasaran dengan fungsi Tsa yang ditentukan oleh penerimanya Pada langkah restrukturisasi penerjemah menyusun padanan

pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranRestrukturisasi pesan tersebut dilakukan berdasarkan kaidahshykaidah bahasa sasaran yang berterima sehinggapesan tersebut dapat dipahami secara wajar oleh pembaca sasaran Apabila dimungkinkan penerjemahdiharapkan mampu memberikan nuansa terjemahannya sedemikian rupa sehingga pembaca tidak merasabahwa ia sedang membaca karya terjemahan Hal itu sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas bahwapenerjemahan tidak sekadar membuat pembaca sasaran memahami pesan tetapi juga memiliki respon yangrelatif sama dengan pembaca bahasa sumber ketika mereka membaca teks bahasa sumber Di sini penerjemahdituntut menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan konteks penggunaan bahasa

ReferensiIbrahim Fatima Ahmed 2008 Problems of Dynamic Equivalence in Translation Online Translation Article (

id 233Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 234Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 235Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 236Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 237Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

httpwwwTranslationDirectorycom )

Nababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nida Eugene A 1975 Language Structure and Translation Stanford University Press California

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)

Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )

Shiyab Said et al 2003 Can Literary Style Be Translated Journal Article in Editions UNESCO 1 Francehttpaccurapidcomjournal

Sumarno Thomas 1997

Proses dan Hasil Terjemahan Haluan Sastra Budaya no 32 ThXVI Oktober 1997

Xiaoshu Song 2003 Translation of Literary Style Journal of Translation Volume 7 Number 1 ChineseTranslators Journal (httpaccurapidcomjournal23stylehtm)

Zuchridin Suryawinata 1989 Terjemahan Pengantar Toeri dan Praktek Jakarta Depdikbud Dirjen DiktiPPLPTK

Plagiarism DetectorYour right to know the authenticity

Page 3: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan

id 5Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom

id 6Plagiarism detected 008 httpsbahariskandarblogspotcom

id 7Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 8Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan terjemahan sebagai suatu profesi Penerjemah

semishyprofesional adalah penerjemah yang melakukan tugas penerjemahan untuk memperoleh kesenangan diriatau hobi dan dampaknya akan mendapatkan imbalan dari hobinya tersebut

Berdasarkan sifat kerja seharishyhari mereka penerjemah digolongkan menjadi penerjemah paruh waktu danpenerjemah penuh waktu Penerjemah paruh waktu biasanya melakukan tugas penerjemahan sebagaipekerjaantambahan Sebaliknya penerjemah penuh melakukan tugas penerjemahan demi uang Pembagian inimenyiratkan bahwa penerjemah paruh

waktu dapat disebut penerjemah semishyprofesional sedangkan penerjemahpenuh dapat disebut penerjemah profesional Penggolongan penerjemah di dalam menekuni pekerjaan sebagaimana tersebut di atas digunakan penelitisebagai acuan untuk menjelaskan kategori penerjemah di dalam penelitian ini dan hubungannya terhadapkualitas hasil terjemahan yang dihasilkan

12 MenerjemahkanSumarno (199713) mengatakan bahwa proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan olehseorang penerjemah pada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelummenerjemahkan suatu teks seorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yang dimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatan yangdilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2) pengalihan pesan dan (3)restrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Nababan di atas bila dicermati lebih lanjut memiliki kesamaangagasan mengenai proses penerjemahan yang telah dinyatakan oleh Sumarno dan Nida dengan membagiproses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1) analysis (2) transfer dan (3) restructuringLebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiTahap AnalisisSebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemah selalu dihadapkan padateks bahasa sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahap analisis ini yangdapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks bahasa sumber (Nababan 200325shy26)Kegiatan membaca teks bahasa sumber dimaksudkan untuk memahami isi teks bahasa sumber Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasaitu (Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Tahap Pengalihan (Transfer)Seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuk semua kata frasa klausakalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padanan ini terjadi di batin seorang

id 9Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 10Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 11Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 12Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

penerjemah (Sumarno 200317) Kata frasa klausa kalimat dan bahkan seluruh wacana tersebut dicarikanpadanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karena kadangshykadang terdapatungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran dan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasa sasaranDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Tahap Penyelarasan (Restructuring)Tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno 2003 17) yaitu setelah penerjemahmenemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemah harus menuangkan semua padanantersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebut ungkapanshyungkapan di dalam bahasasasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan atau penyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikan oleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai didalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yang ditentukan oleh penerimanya Proses penerjemahan yang telah diuraikan di atas dijadikan sebagai referensi di dalam penelitian ini dalammengungkapkan proses penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah dan hubungannya dengan kualitasterjemahan yang dihasilkan

ReferensiNababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Sumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003Surakarta

id 13Plagiarism detected 062 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 14Plagiarism detected 014 httpswwwcourseherocomfile393

id 15Quotes detected 002 in quotes

id 16Plagiarism detected 008 httpswwwcourseherocomfilep2i + 3 more resources

2Jenisshyjenis Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan jenisshyjenis penerjemahan kelebihan dan kekurangan masingshymasing jenispenerjemahan tersebut

Ada beberapa jenis

penerjemahan yang perlu dipahami oleh setiap penerjemah Jenisshyjenis penerjemahan yang dimaksud adalahpenerjemahan kata demi kata penerjemahan bebas penerjemahan harfiah penerjemahan dinamikpenerjemahan estetikshypuitik penerjemahan komunikatif penerjemahan semantik penerjemahan etnografikpenerjemahan pragmatik dan penerjemahan linguistik Pada saat menerjemahkan suatu teks penerjemahbiasanya tidak hanya menggunakan satu jenis penerjemahan saja ia bisa menggunakan berbagai jenispenerjemahan sesuai dengan materi dan model atau jenis teks yang diterjemahkan misalnya teks puisi teksilmiah prosa inspiratif dan sebagainyaMakna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam Bsa yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang adadalam bahasa sumber Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemah yang baik harus mampumenganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalam tataran leksikal frasakalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalam bahasa sasaranJenisshyjenis penerjemahan sebagaimana di atas memiliki beberapa kelebihan dan kelamahan apabiladiterapkan di dalam proses penerjemahan Adapun beberapa kelebihan dan kelemahan tersebut diuraikansebagai berikut

1)

Penerjemahan Kata demi KataPenerjemahan kata demi kata adalah suatu penerjemahan yang masih terikat pada tataran kata seperti yangada dalam Bsu sehingga jenis penerjemahan ini masih dikatakan mempertahankan bentuk Bsu ke dalam BsaCatford (197425) menjelaskan bahwa penerjemahan kata demi kata masih

ldquo hellip rankshybound at word rankrdquo

Ini mengisyaratkan bahwa bentuk dan tata urutan kata dalam Bsa terikat penuh oleh tata urutan kata Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahsifatnya yang mampu menghadirkan presisi terjemahan yang mensyaratkan suatu susunan kata dalam kalimatterjemahan sama persis dengan susunan kata dalam kalimat aslinya Dalam penerjemahan ini penerjemahhanya berusaha mencari padanan kata Bsu ke dalam Bsa tanpa mengubah strukturnya Jadi penerjemahan inihanya bisa dilakukan jika antara Bsu dan Bsu mempunyai kaidah dan struktur yang sama Kelemahan dari jenis penerjemahan ini adalah ketidakmampuannya di dalam menerjemahkan jenis teks bahasayang mempunyai bentuk frasa dan kalimatshykalimat yang lebih kompleks Penerjemahan jenis ini sebaiknyadihindari karena hasilnya akan sulit dipahami dan tampak kaku Sebagai gambaran mengenai jenispenerjemahan ini bisa dilihat contoh sebagai berikutBsu Two third of the applicants are interested in studying technology management

Bsa Dua ketiga dari itu pelamarshypelamar adalah tertarik dalam mempelajari teknologi manajemen (Nababan200330shy31)

Terjemahan diatas urutan kata demi katanya masih terikat dengan urutan kata demi kata seperti dalam Bsukarena itu terjemahan itu tampak tidak wajar dan tidak berterima dalam Bsa sehingga maknanya sulit dipahami

id 17Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 18Plagiarism detected 002 httpslinguashybahasablogspotcom + 3 more resources

id 19Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 20Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfile393

2 Penerjemahan BebasPenerjemahan bebas asalah penerjemahan yang tidak terikat lagi pada tataran kata demi kata dan kalimattetapi lebih cenderung mencari padanan makna menurut bentuk yang berterima dalam Bsa (Nababan 200331)

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahkesetiaannya pada pesan yang terkandung dalam bahasa sumber Penerjemah bebas berusaha mengalihkanmakna dalam Bsa dengan berbagai macam cara tetapi ia tidak boleh mengurangi atau menambah informasibaru yang tidak terdapat dalam Bsu Ungkapan idiomatik dan peribahasa seringkali diterjemahkan ini adalahsebagai berikutBsu Killing two birds with one stoneBsa Menyelam sambil minum air Terjemahan seperti tampak di atas katashykata yang digunakan tidak lagi terikat pada katashykata yang digunakandalam Bsu Walaupun demikian makna

yang ada dalam Bsu dan Bsamasih sepadan karena tidak ada makna yang hilang atau berkurang dalam Bsa Jenis penerjemahan ini lebihmementingkan isi daripada padanan kata dan bentuk kalimat Jadi penerjemahan bebas lebih menekankan padakesetiaan makna yang disampaikan dalam berbagai bentuk yang wajar dan berterima dalam BsaKelemahan dari jenis penerjemahanini adalah sifatnya yang sering tidak terikat pada pencarian padanan kataatau kalimat tetapi pencarian padanan itu cenderung terjadi pada tataran paragraf atau wacana Penerjemahharus mampu menangkap amanat dalam bahasa sumber pada tataran paragraph atau wacana secara utuh dankemudian mengalihkan serta mengungkapkannya dalam bahasa sasaran Hal itu sukar dilakukan terutama olehpenerjemah yang belum berpengalaman

3) Penerjemah harfiahPenerjemahan harfiah bisa dikatakan terletak diantara penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebasPenerjemahan ini mulashymula seperti penerjemahan kata demi kata tetapi kemudian diadakan perubahanshyperubahan seperlunya mengenai tata bahasa sesuai dengan tata bahasa yang berlaku dalam Bsa (Nababan200332) Urutan kata dalam penerjemahan harfiah tidak lagi persis sama seperti dalam Bsu tetapi urutan katashykatanya sudah disesuaikan dengan struktur

Bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan inibahwa penerjemahan harfiah sudah melakukan penyesuaian bentuk dalam Bsa Sebagai contoh penerjemahanharfiah bisa dilihat terjemahan berikutBsu His hearth is in the right placeBsa Hatinya ada ditempat yang benarTerjemahan di atas adalah terjemahan harfiah dimana terjemahan ini masih terikat pada katashy

kata seperti yang ada dalam Bsutetapi susunan katashykata dalam terjemahan tersebut telah disesuaikan dengan gramatikal BsaKelemahan dari jenis penerjemahan ini adalah sifatnya yang berubahshyubah secara mendadak dan cenderungtidak setia Sekali waktu jenis ini melakukan proses rankshyboud translation dengan tetap pada tataran (rank) yangsama (morpem kata klausa atau kalimat) dan suatu saat akan sangat melebar menjadi unbounded translationsehingga akan sukit dikontrol

4) Penerjemahan DinamikPenerjemahan dinamik adalah penerjemahan yang berusaha mencari padanan makna dengan menggunakanungkapanshyungkapan yang wajar dalam Bsa Maka penerjemahan ini sering juga disebut sebagai penerjemahanwajar (Nida dalam Soemarno 19976) Kelebihan dari jenis ini bahwa penerjemahan ini selalu mencari padanan makna yang selalu dikaitkan dengankonteks budaya Bsa Segala sesuatu yang berbau asing atau kurang bersifat alami baik yang menyangkutbudaya maupun dalam pengungkapannya dalam Bsa sedapat mungkin dihindari Suryawinata (dalamSoemarno 19976) menjelaskan bahwa di dalam penerjemahan dinamik ini penerjemah mencari padanan atauekuivalen

id 21Plagiarism detected 007 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 22Quotes detected 093 in quotes

id 23Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom + 4 more resources

yang sedekat mungkindengan teks aslinya dalam Bsu tidak kata demi kata atau kalimat demi kalimat tetapi harus memperhatikanmakna tekssecara keseluruhan Penerjemahan dinamik sangat memperhatikan kekhususan masingshymasing bahasaSebagai contoh bisa dilihat trjemahan sebagai berikutBsu The author has organized this book since 1995Bsa Penulis telah menyusun buku ini sejak tahun 1995 (Nababan 200334)Untuk menghindari ketidakwajaran terjemahan maka kata organized yang sebenarnya bermakna

lsquomengorganisasi lsquo oleh penerjemah telah dialihkan menjadi lsquomenyusunrsquo dalam Bsa Hal ini dilakukan untukmembuat terjemahan itu terkesan wajar dalam BsaKelemahan dari jenis terjemahan ini adalah ketidaktaatan atau ketidaksetiaan pada bentuk Hal ini karena jenisini sangat mengutamakan pengalihan amanat bahasa sasaran

5) Penerjemahan EstetikshyPuitikPenerjemahan estetikshypuitik adalah penerjemahan yang biasanya dilakukan untuk menerjemahkan karyashykaryasastra seperti puisi prosa dan drama yang menekankan konotasi emosi dari gaya bahasa Penerjemah tidakhanya menekankan pada penyampaian informasi tetapi juga menekankan pada masalah kesan emosi dangaya bahasa dengan mempertimbangkan keindahan bahasa sasaran (Nababan 200335) Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang tidak hanya pada masalahpenyampaian informasi saja namun juga pada penekanan konotasi emosi dan gaya bahasaKelemahannya adalah bahwa jenis penerjemahan ini sangat sulit untuk dilaksanakan karena sastra suatubahasa sangat berbeda dengan sastra bahasa yang lain demikian pula budaya yang melatarbelakanginyaBisa pula dikatakan bahwa untuk menerjemahkan karya sastra sangat dilematis Jika penerjemah harusmempertahankan isi pesan yang ada dalam Bsu ke dalam Bsa berarti ia akan mengorbankan bentuknya Disisi lain ketika penerjemah harus mempertahankan bentuk dan keindahan bahasanya itu berarti penerjemahharus mengorbankan isinya Secara ekstrim ada pakar penerjemahan yang mengatakan bahwa penerjemahankaryashykarya sastra seperti puisi syair gurindam dan sebagainya tidak mungkin bisa dilakukan Pendapat itubenar adanya karena sebenarnya keindahan yang ada pada bahasa satu berbeda dengan keindahaan dalambahasa lain Sebagai gambaran tentang penerjemahan estetikshypuitik bisa dilihat contoh berikutSenja di Pelabuhan KecilIni kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang rumah tua pada ceritatiang serta temali kapal perahu tidak berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpauthelliphelliphelliphelliphellip(oleh Chairil Anwar)This time no onersquos looking for lovebetween the sheds the old house in the makeshybelieveof poles and ropes A boat a prau without waterpuff and blows thinking therersquos something it can catchhelliphelliphelliphelliphellip(Translated by Burton Raffel dalam Kasbolah 199012)Terjemahan tersebut adalah terjemahan puisi

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa InggrisMakna dalam Bsu tampaknya bisa disampaikan dengan baik oleh penerjemah ke dalam Bsa meskipun nampakbahwa gaya atau style penerjemah di dalam menerjemahkan puisi tersebut berbeda dan pada ujungnyamempengaruhi nuansa keindahan puisi yang diterjemahkan Ini menunjukkan bahwa menerjemahkan puisi sulitdilakukan ke dalam bahasa lain karena keindahan dalam bahasa yang satu belum tentu indah dalam bahasayang lain

6) Penerjemahan KomunikatifNewmark (198162) mengemukakan pandangannya tentang fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi melaluipernyetaannya sebagai berikut

id 24Quotes detected 007 in quotes

id 25Quotes detected 0 in quotes

id 26Quotes detected 0 in quotes

id 27Plagiarism detected 037 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 28Plagiarism detected 102 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

ldquohelliptranslation is basically a means of communication ora manner of addering one or more persons in the speaker presencerdquoSementara itu Soemarno (19977) menjelaskan bahwa penerjemahan komunikatif adalah bentuk penerjemahanyang selalu berusaha untuk menimbulkan

lsquoefekrsquopada pembaca terjemahan seperti

lsquoefekrsquoyang

dirasakan oleh pembaca asli pada waktu mereka membaca teks aslinya Dengan demikian penerjemah sebagai komunikator sekaligus mediator antara penulis teks asli denganpembaca terjemahan harus menyampaikan pesan kedalam Bsa yang sedapat mungkin sama dengan pesanyang ada dalam Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah fungsi utamanya sebagai suatu alat untuk menyampaikan ataumengungkapkan suatu gagasan atau perasaan orang lain Jenis ini juga menaruh perhatian akan pentingnyasemua unsur di dalam proses penerjemahan yaitu unsurshyunsur seperti bahasa sumber dan bahasa sasaranbudaya penulis teks asli penerjemah keefektifan bahasa terjemahandan pembaca terjemahanBerikut adalah contoh penerjemahan komunikatifBsu awas anjing galakBsa Beware of the dog (bukan Beware of the viciousdog)(Nababan200341)

Kelemahan dari jenis penerjemahan ini bahwa persyaratan yang ketat agar bahasa terjemahan mempunyaibentuk makna dan fungsi Hal ini perlu mendapatkan perhatian karena ada kemungkinan suatu kalimat sudahbenar secara sintaksis tetapi maknanya tidak logis atau bentuk dan maknanya sudah benar namunpenggunaannya tidak tepat seperti contoh di bawah ini1 I told that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini salah meskipun maknanya logis)2 I told the star that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini bnar tetapi maknanya tidak logis)

7) Penerjemahan semantikNewmark dalam Soemarno (19977) menegaskan bahwa penerjemahan semantik berusaha untukmengalihkan makna kontekstual Bsu yang sedekat mungkin kedalam struktur sintaksis dan semantik BsaSenada dengan itu Nababan (200344) menjelaskan bahwa penerjemahan semantik terfokus pada tatarankata dengan tetap terikat pada budaya Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah lebih berfokus atau berpenekanan yang kuat dan ketat padapencarian padanan pada tataran kata yang terikat pada budaya bahasa sumberSebagai gambaran penerjemahan jenis ini bisa dilihat contoh berikut1 Konteks ALecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Mr Jackson My name is Rudi Hartono 2 Konteks BLecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Jackson My name is Rudi Hartono

Dalam dua dialog di atas student menggunakan dua kata yang berbeda yaitu Mr Jackson dan JacksonDigunakan dua kata ini sangat dipengaruhi oleh konteks budaya bahasa sasaran dan bahasa sumber MrJackson pada konteks A digunakan dalam situasi formal sedangkan Jackson pada konteks B digunakandalam situasi yang akrab Oleh karena itu kata Mr Jackson pada konteks A mestinya dialihkan ke dalam bsa

id 29Quotes detected 002 in quotes

id 30Plagiarism detected 003 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 31Quotes detected 003 in quotes

id 32Plagiarism detected 013 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 33Plagiarism detected 041 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 34Quotes detected 0 in quotes

id 35Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 36Quotes detected 0 in quotes

id 37Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 38Quotes detected 0 in quotes

id 39Plagiarism detected 064 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

menjadi

lsquoPak Jackson atau Prof Jacksonrsquo

sedangkan kata Jackson pada konteks B mestinya dialihkan menjadi

lsquopak (bukan langsung menyebut nama Jackson secara langsung)rsquo

Kelemahan dari penerjemahan semantik adalah kelemahan pada saat menerapkannya karena keterikatanpenerjemah pada budaya bahasa sumber pada saat dia melakukan tugasnya Padahal bahasa yang melatarbelakangi bahasa sumber dan bahasa sasaran pasti berbeda Akibatnya penerjemahan tipe ini seringkali sulitditerapkan

terutama dalam menerjemahkan katashykata yang bermakna abstrak atau subjektif

8) Penerjemahan EtnografikPenerjemahan etnografik adalah suatu jenis penerjemahan yang berusaha mengalihkan pesan dari Bsu kedalam Bsa yang sangat dipengaruhi oleh faktorshyfaktor budaya Brislin dalam Soemarno (19975) menjelaskanbahwa tujuan penerjemahan ini adalah untuk menjelaskan konteks budaya Bsu dan bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah kelengkapan register di dalam karya terjemahan tersebut dimanaada dua pilihan kata dengan mencarikan padananya ataukah menulis kata bsa dan anotasinya Kesulitan utama yang dihadapi penerjemah dalam penerjemahan jenis ini adalah kesulitan dalammengidentifikasi suatu bentuk ungkapan budaya dan kemudian menemukan padanannya yang sesuai dalambsa Tidak jarang suatu istilah budaya dalam suatu masyarakat atau bangsa tidak dapat ditemukanpadanannya dalam Bsa Sebagai contoh kata

lsquomodinrsquo

lsquomitonirsquo

dan

lsquotingkebanrsquo

adalah istilahshyistilah budaya jawa yang tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasa Inggris atau bahasaLainnya Bila istilah budaya ini tidak dapat ditemukan padanannya dalam Bsa maka penerjemah harus bisamenentukan sikap untuk mengambil keputusan apakah istilah akan dicarikan padanannya yang terdekat dalamBsa atau istilah budaya itu ditulis lagi dalam Bsa kemudian memberi anotasi atau bahkan istilah itudisampaikan dalam bentuk parafrasa dalam Bsa Keputusan itu tentunya tergantung pada kemampuanpenerjemah dalam memahami makna dari istilah budaya itu dalam Bsu

9 Penerjemahan PragmatikPenerjemahan pragmatik mengacu pada pengalihan amanat dengan mementingkan ketepatan penyampaianinformasi dalam bahasa sasaran yang sesuai dengan informasi yang terdapat dalam bahasa sumber(Nababan 200334) Maksud dari penerjemahan ini adalah memberikan penjelasan atau informsi yang

id 40Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 41Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 42Quotes detected 002 in quotes

id 43Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

selengkapshylengkapnyaKelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang cukup dalam dan lengkap padapengalihan informasi atau fakta (misal dalam terjemahan dokumenshydokumen teknik niaga administrasipemerintahan) Dan bahkan bila diperlukan penerjemah harus menambah beberapa informasi untuk membuatterjemahannya lebih jelasKelemahan dari jenis ini adalah bahwa penerjemahan pragmatik tidak begitu memperhatikan aspek bentukestetik bahasa sumber Masalah bentuk bahasa kurang diperhatikan karena yang dipentingkan adalahpengalihan informasi yang selengkapshylengkapnya

10 Penerjemahan linguistikPenerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya berisi informasi linguistik yang implisit dalam bahasasumber yang dijadikan ekplisit dan yang dalam perubahan bentuk dipergunakan transformasi balik dan analisiskomponen utama (Nababan 200337) Dalam penerjemahan ini penerjemah hanyamenemukan informasilinguistic sepertimorfem kata frasa klausa dan kalimat Informasi tersebut tersirat di dalam bahasa sumberyang kemudian dijadikan tersurat dalam bahasa sasaran

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahketepatan terjemahan bila diterapkan jika terdapat ketaksaan dalam bahasa sumber baik pada tataran katafrasa klausa atau pun pada tataran kalimat khususnya kalimat kompleks Kelemahan dari jenis ini adalah pensyaratan mutlak pada penerapan transformasi balik dan analisis komponenmakna dalam penerjemahan Hal ini menjadi sulit karena ada kemungkinan penerjemah berhadapan dengandua buah kalimat bahasa sumber yang mempunyai struktur lahir yang sama tetapi struktur batin kedua kalimatitu berbeda satu sama lain Untuk mengatasi ketaksaan tersebut penerjemah harus menganalisis dalam kalimatdengan bantuan analisis sintaktikal dan kontekstual

ReferensiCatford JC 1974

A Linguistic Theory of Translation London Oxford UniversityPress

Kasbolah K 1990 Linguistics and Literature a Translation Analysis of

ldquo Senja di Pelabuhan Kecilrdquo Unpublished paper Malang IKIP Malang

Nababan M Rudolf 2003 Teori Menerjemah Bahasa InggrisYogjakarta Pustaka Pelajar

Newmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

Sumarno Thomas 1997 Sedikit Catatan Mengenai Teori Penerjemahan Makalah dalam seminar sehari diPusat Bahasa UNS Surakarta UNS

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam seminar Nasional I tentang Semantik sebagaiDasar Fundamental Pengkajian Bahasa Surakarta UNS

id 44Plagiarism detected 028 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 45Quotes detected 0 in quotes

id 46Quotes detected 0 in quotes

id 47Quotes detected 0 in quotes

id 48Quotes detected 001 in quotes

id 49Quotes detected 001 in quotes

id 50Quotes detected 0 in quotes

3Makna dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan maknashymakna di dalam penerjemahan

Makna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam bahasa sasaran (Bsa) yang sedekatshydekatnya sama denganmakna yang ada dalam bahasa sumber (Bsu) Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemahyang baik harus mampu menganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalamtataran leksikal frasa kalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalambahasa sasaranKajian mengenai makna ini termasuk dalam ranah semantik Dalam studi semantik istilah makna bermacamshymacam yakni meaning sense denotation designation reference dan information (Edi Subroto 19991)Menurut Edi Subroto yang dimaksud dengan meaning (diterjemahkan menjadi arti) adalah bentuk pengetahuankognitif yang terdapat di dalam bahasa yang terdapat dan distrukturkan di dalam dan oleh sistem bahasa yangdipahami lebih kurang sama oleh para penutur dalam kegiatan berkomunikasi secara umum dan wajar Haltersebut berarti bahwa arti itu dipahami oleh pengguna bahasa secara empirik berdasarkan kemampuankognitifnya sejak mulai belajar dan menguasai bahasa Dengan penguasaan arti secara empirik dan kognitif ituseorang penutur mampu melakukan pembahasaan atau simbolisasi secara verbal akan sebuah referent yangada disekitarnya Sejumlah referent yang secara faktual barangkali berbedashybeda namun memiliki sejumlah cirikonseptual yang sama akan dibahasakan dengan unit leksikal yang sama Sebagai contoh sebuah unit leksikaldengan nama

lsquokursirsquo meskipun secara empirik ditangkap adanya sejumlah benda yang disebut kursi yang memiliki cirishycirikonseptual yang berbedashybeda baik dalam hal bahannya wujudnya jumlah kakinya namun secara bersamadapat disimbolkan dengan unit leksikal yaitu

lsquokursirsquoKemudian yang dimaksud dengan designation (designasi) dan denotation (denotasi) adalah bagian dari arti yangditentukan oleh sistem bahasa dan tidak bergantung pada situasi yang khas dari sebuah tuturan Designasi dandenotasi ini mempunyai maksud yang serupa dengan istilah meaning di atas Sementara itu yang dimaksuddengan reference (referensi) adalah bagian dari arti yang bergantung pada situasi pemakaiannya danbergantung pada wujud tuturannya Dalam arti bahwa referensi adalah suatu bentuk penunjukkan dalamkegiatan berbahasa yang nyata yang bersifat tertentu dan bergantung pada konteks Misalnya

lsquokursirsquodan

lsquokursi itursquomengandung maksud yang berbeda Yang pertama berkaitan dengan konsep denotasi yaitu mengacu padagolongan entity (maujud) yang dipersepsikan sama sebagai kursi dan sebaliknya

lsquokursi itursquotermasuk proses referensi karena hanya menunjuk pada

lsquokursirsquo

id 51Plagiarism detected 037 httpstextshyid123dokcomdocument

id 52Quotes detected 002 in quotes

id 53Plagiarism detected 308 httpstextshyid123dokcomdocument + 3 more resources

tertentu saja Hal berikutnya adalah sense Edi Subroto memadankan istilah sense ini dengan makna yaitu arti sebuah butirleksikal atau sebuah tuturan kalimat berdasarkan konteks pemakaian situasi yang melatarinya dan intonasinyaDengan demikian kalau arti (sebagai padanan meaning) itu bersifat dasar maka makna itu sudah bersifatspesifik karena dirambushyrambui oleh struktur oleh konteks pemakaian oleh intonasi dan oleh latar yangmelingkupinya Misalnya kata baru Untuk mengetahui makna baru ini harus dikaji kemungkinannyaberkombinasi atau disubstitusi dengan leksemshyleksem lain misalnya lama usang tua dan sebagainyaSementara itu Lyons (1995124) menyatakan bahwa sense hanya dapat diterangkan dalam konteks hubunganmakna antara leksem yang satu dengan leksem yang lain atau antara ekspresi yang satu dengan ekspresi yanglain di dalam sistem bahasa yang sama Berkaitan dengan itu Lyons menggunakan konsep hubungankombinatorial dan substitusional untuk menentukan makna sebuah leksem Hubungan tersebut sering disebutdengan hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik Hubungan sintakmatik merupakan hubungan linier antara unsurshyunsur bahasa dalam tataran tertentu misalhubungan antara saya bermain dan kelereng dalam kalimat Saya bermain kelereng Hubungan itu dikatakanhubungan in praesentia Sementara itu hubungan paradigmatik merupakan hubungan antara unsurshyunsurbahasa dalam tataran tertentu dengan unsurshyunsur lain di luar tataran itu yang dapat dipertukarkan misal dalamkalimat saya bermain kelereng Antara saya dan dengan dia mereka dsb dapat dipertukarkan Hubunganantara unsurshyunsur itu dikatakan hubungan in absentia Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Dengan kata lain sense atau makna memiliki peran yang penting didalam penerjemahanLebih lanjut pengertian makna dapat dilihat pada pengertian makna literal dan makna figurative yaitu yang

mengarah pada pembedaan di dalam sistem kebahasaan untuk menganalisis makna suatu bahasa Contohdari pembedaan makna di atas dapat dilihat di dalam kalimat berikut The ground is thirsty Kalimat ini memilikimakna berkias Kata ground sendiri memiliki makna literal namun kata ground atau tanah dapat dipahamibahwa ground itu tidaklah hidup oleh karenanya ground tidak memerlukan minuman atau merasakan hausPembaca kalimat tersebut akan secara langsung menolak suatu interpretasi literal dan secara pasti akanmenginterpretasikan bahwa katashykata tersebut yang dimaksud adalah The ground is dry suatu analogi yangmengarah pada kondisi yang menimbulkan rasa haus pada manusia atau binatang Begitu pula di dalamcontoh kalimat yang diucapkan sebagai berikut

ldquoItrsquos raining cats and dogsrdquo

Kalimat ini memiliki makna literal pada masingshymasing katanya namun bagi pendengar akan secara langsungmenolak interpretasi literal tersebut karena dirasakan tidak sesuai namun pendengar akan memilih interpretasifiguratif dari tuturan tersebut yang dibantu oleh suatu konteks bahwa yang dimaksud di dalam tuturan tersebutadalah kondisi atau keadaan hujan derasMenurut Motsch amp Pasch (198735) makna harfiah ialah makna ujaran yang konteks ujarannya tidakmembawa kepada penafsiran semula terhadap makna tertentu dari segi tatabahasa bagi kata atau ungkapanitu Disini juga makna harfiah itu berada pada suatu konteks namun tidak dipengaruhi oleh konteks tersebutSementara itu Searle (1979 132) membuat perbedaan antara makna penutur makna kalimat dan maknaharfiah Menurut Searle makna harfiah berada dalam domain makna kalimat dan makna penutur bergantungpada makna kalimat Searle mengungkapkan bahwa makna harfiah berada pada suatu konteks Menurut Israel (20041) makna literal merupakan makna lugas dan termasuk ke dalam jenis makna yangpaling sederhana yang bersifat langsung harfiah dan menerapkan aturan tatabahasa sewajarnya (ordinaryrules of grammar) dalam arti bahwa makna leksikal tersebut tidak memerlukan penambahan imajinasiinferensi maupun gaya bahasa Makna literal tersebut terletak di dalam kata itu sendiri Sementara itu Turner(1991147) memberikan konsep pemahaman makna literal di dalam hubungan antara bahasa pemikiran danrealitas Menurut Turner makna leksikal mengabaikan peranan imajinasi di dalam konstruksi maknakeseharian berhubungan dengan suatu kebenaran dan pemikiran di satu sisi dan bertentangan dengankebohongan dan khayalan di sisi yang lain sebagaimana yang dinyatakan sebagai berikutThe real world is exhaustively literal literal language refers to it literalconcepts mirror the literal world literal language evokes literal conceptsSeparate from all this so the folk theory runs there are mental imaginativeconnections that are false they are expressed in figurative nonshyliterallanguage or literally false language we must transform the meaning of this

language in order to arrive at interpretations of it that can be literal and true

Makna leksikal tersebut tidak secara tibashytiba berdiri sendiri namun keberadaannya tetap di dalam suatukalimat atau paragraf namun memiliki makna yang terbebas dari konteks atau tidak dipengaruhi oleh suatukonteks Di dalam suatu tuturan yang panjang misalnya di dalam sebuah novel makna literal mungkin berupasuatu cerita narasi biasa saja yang terbebas atau tidak memiliki asosiasi moral politik estetik atau asosiasisimbolik lain yang ingin disampaikan Saeed (200015shy17) menyatakan bahwa perbedaan antara makna literal dan makna figuratif dapat dilihat didalam penggunaan bahasa yang literal dan nonshyliteral Penggunaan bahasa yang literal mengarah pada suatukeadaan yaitu pembicara yang mengungkapkan tuturan secara netral dan secara faktual tepat sedangkanpenggunaan bahasa yang nonshyliteral mengacu pada suatu keadaan yaitu pembicara secara berlebihshylebihanmenggambarkan sesuatu dengan istilahshyistilah atau katashykata yang tidak benar (untrue) dan tidak mungkin(impossible) yang tujuannya untuk mendapatkan efek khusus Lebih lanjut Saeed memberikan contoh sebagaiberikuta Irsquom hungryb Irsquom starvingc I could eat a horseDi dalam contoh tersebut bahwa pada kondisi atau keadaan lapar pembicara mungkin secara literal akanmengungkapkan tuturan sebagaimana poin a atau juga secara nonshyliteral seperti pada poin b dan c Di sininampak bahwa di dalam penggunaan bahasa nonshyliteral pembicara menggeser makna suatu kata untukkemudian disesuaikan dengan kondisi yang baru Pergeseran atau penyimpangan bentuk ungkapan bahasaini menurut Gorys Keraf (2002113) disebut dengan gaya bahasa (figures of speech) yaitu caramengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ataupengguna bahasa Pemakaian dengan cara yang khas tersebut ditandai oleh adanya penyimpangan daripemakaian bahasa lumrahPenggunaan gaya bahasa sering terjadi di dalam dunia sastra sebab katashykata harfiah memiliki keterbatasanDengan mengandalkan makna harfiah semata dalam mendeskripsikan suatu objek atau ide seorangpengarang akan menemui halangan Dengan gaya bahasa seorang pengarang dapat memperkaya maknasehingga pengarang dapat menyampaikan pesan yang diinginkan secara lebih leluasaSementara itu menurut Ratna (2009164) figures of speech disebut juga dengan majas yaitu pilihan katatertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan MenurutRatna secara umum majas dibedakan menjadi empat macam yaitu a) majas penegasan b) perbandingan c)pertentangan d) dan majas sindiran Beberapa jenis majas dibedakan lagi menjadi subjenis lain sesuai dengancirinya masingshymasing Secara tradisional bentukshybentuk tersebut disebut dengan gaya bahasa Namundemikian di dalam perkembangan kontemporer majas hanyalah bagian kecil dari gaya bahasa Majas dengandemikian merupakan penunjang unsurshyunsur yang berfungsi untuk melengkapi gaya bahasa Dengan kalimatlain gaya bahasa jauh lebih luas daripada majas Pada saat menganalis sebuah karya sastra tidak terhitungjenis gaya bahasa yang timbul yang harus dibicarakan seperti panjang pendeknya kalimat tingkatan bahasatinggi dan rendah penggunaan katashykata serapan penggunaan kosakata daerah dan sebagainya Gayabahasa juga meliputi carashycara penyusunan struktur intrinsik secara keseluruhan seperti plot tokoh kejadiandan sudut pandang Tidak ada suatu pemahaman apa pun tanpa adanya carashycara tertentu yang berbedaDemikian juga tidak ada karya sastra tertentu tanpa gaya bahasa tertentu Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat dipahami bahwa makna leksikal atau seringdisebut dengan makna harfiah adalah makna yang sebenarnya makna yang sesuai dengan hasil observasiindra kita makna apa adanya atau makna kalimat yang bebas dari konteks yang melatarinya sedangkanmakna figuratif atau makna kiasan adalah makna bahasa berkias yang dapat menghidupkanmeningkatkanefek dan menimbulkan konotasi tertentu Makna figuratif ini merujuk pada kata atau kelompok kata yangdilebihshylebihkan atau diubah makna sebenarnya yang dibantu oleh suatu konteks Makna figuratif ini dapatberupa suatu metafora simile personifikasi litotes ironi sinekdot eufemisme repetisi anafora pleonasmeantitesis alusio klimaks antiklimaks satire pars pro toto totem pro parte ataupun paradoks

Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Makna dalam penerjemahan tidak hanya bisa dirunut dari kata per katasecara individual tetapi makna dalam penerjemahan harus dilihat dari rangkaian antarkata yang saling berkaitansecara utuh yang terbungkus dalam suatu prosodi atau dengan situasi tempat katashykata itu digunakan(Soemarno 19992) Dengan kata lain bahwa makna yang dibahas di dalam penerjemahan adalah maknashymakna yang langsung berhubungan dengan makna yang terdapat dalam teksDalam penerjemahan ada banyak jenis makna di antaranya adalah sebagai berikut

id 54Quotes detected 0 in quotes

id 55Quotes detected 0 in quotes

id 56Quotes detected 0 in quotes

id 57Plagiarism detected 002 httpscholarunandacid1679

id 58Quotes detected 0 in quotes

id 59Quotes detected 0 in quotes

id 60Quotes detected 004 in quotes

1) Makna LeksikalMakna leksikal adalah makna yang belum dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan Jadi maknaleksikal adalah makna apa adanya seperti yang ada dalam kamus (Soemarno 19993) Makna tersebut terdapatdalam kata benda (noun) kata kerja (verb) kata sifat (adjective) dan kata keterangan (adverb)Dalam proses penerjemahan penerjemah bisa mencari padanan makna yang mempunyai cirishyciri fisik yangsama dalam bahasa sasaran Tetapi dalam penerjemahan seringkali para penerjemah mendapat kesulitan untukmenemukan padanan yang betulshybetul sama persis Hal ini disebabkan karena makna dalam suatu bahasa yangselalu mengikuti perkembangan budaya suatu bangsa Dalam kaitannya dengan penerjemahan Soemarno (19993) mengelompokkan katashykata bermakna leksikal kedalam tiga kelompok utama yaitu (1) katashykata dalam Bsu yang dengan mudah dapat dicari padanannya dalamBsa misalnya katashykata seperti radio = radio computer = computer book = buku gold = emas dan sebagainya(2) katashykata bermakna leksikal Bsu yang mempunyai padanan dalam Bsa tetapi makna itu sebenarnya sudahsedikit berbeda baik dari segi fisik maupun konsepnya namun kedua makna leksikal tersebut (dalam Bsu danBsa) masih dianggap padanan sehingga penerjemah masih bisa menggunakannya sebagai padanan dalampenerjemahan misalnya kata

lsquorichrsquo(Ing) dan

lsquokayarsquo(Ind) Kata itu masih bisa digunakan sebagai padanan walaupun ukuran

lsquokayarsquoantara negara satu dengan lainnya berbedashybeda (3) katashykata dalam Bsu yang sulit dicari padanannya dalamBsa bahkan ada katashykata tertentu

yang tidak dapat diterjemahkan ke dalamBsa (untranslatable) dan ketakterjemahan ini bisa dilihat dari faktor linguistik maupun kultural Misalnya kata

lsquothanksgivingrsquodalam bahasa Inggris sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia sebaliknya kata

lsquopermisirsquo(yang diucapkan sewaktu seseorang yang akan meninggalkan rumah) sulit dicari padanannya dalam bahasaInggris karena kebiasaan itu tidak ada dalam bahasa Inggris

2) Makna gramatikalMakna gramatikal adalah makna suatu kata yang dapat dikenali dan mempunyai fungsi apabila digunakan didalam atau di antara kalimat atau dengan kata lain akan memiliki makna apabila sudah berada dalam suatukalimat klausa maupun kelompok kata (Newmark 198126) Tergolong dalam makna gramatikal ini adalahkonjungsi preposisi artikel dan juga tenses Contoh makna gramatikal ini dapat dilihat dalam kalimat sumber sebagai berikutHersquoll have been studying English for four months by the time he takes his examinations

Kalimat tersebut terasa sulit untuk dicari padanan maknanya yang benarshybenar sama dalam Bsa (BahasaIndonesia) Ketika kalimat tersebut dialihkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi

lsquoDia telah belajar bahasa Inggris selama empat bulan menjelang dia mengikuti ujianrsquo maka terjemahan tersebut sebenarnya maknanya tidak persis sama seperti yang ada dalam Bsu Kalimatdalam Bsu mengandung makna yang menunjukkan lamanya suatu kegiatan yang di mulai pada waktu lampaudan sampai saat ini kegiatan itu masih berlangsung Berbeda dengan terjemahannya dalam Bsa di mana makna

id 61Quotes detected 0 in quotes

id 62Quotes detected 0 in quotes

id 63Quotes detected 0 in quotes

id 64Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

terjemahan itu tidak menyampaikan makna seperti yang ada dalam Bsu Perbedaan makna dalam Bsu dan Bsaini lebih disebabkan oleh sistem kebahasaan yang berlaku dalam Bsu maupun Bsa

3) Makna Situasional atau KontekstualSetiap kata dalam suatu bahasa sering sekali mempunyai makna lebih dari satu Makna apa yang ada dalamsatu kata itu sangat dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan dalam proses komunikasi Maknasuatu kata akan mempunyai arti sebanyak situasi atau konteks yang menyertainya (Soemarno19995) Dengandemikian kemampuan penerjemah dalam memahami situasi di mana kata itu digunakan menjadi sangat pentingsehingga ia mampu menemukan padanan makna yang sesuai dalam bahasa sasaran Konteks sering kali terikatoleh tempat dan juga waktu yang menyertainya Sebagaimana contoh berikut1 The prisoner thought that the policeman would not have the heart to fine him2 The rescue team hopes that the weather will be fine soon3 Do you think the victims of the earthquake will be fine soon

Fine pada ketiga kalimat tersebut tampaknya tidak mempunyai makna yang benarshybenar sama walaupunbentuk kata tersebut benarshybenar sama Makna kata fine dalam masingshymasing kalimat tersebut sudah sangatdipengaruhi oleh konteks di mana kalimat tersebut digunakan Pada kalimat 1 fine berhubungan dengankonteks hukum yang berarti

lsquomendendarsquo Hal ini berbeda dengan kalimat 2 fine berarti

lsquocerahrsquokarena berkaitan dengan kontek cuaca sedangkan kalimat 3 fine berarti

lsquosehatrsquokarena berkaitan dengan kesehatan

4) Makna TekstualMakna tekstual adalah makna yang berkaitan erat dengan suatu teks atau wacana (Soemarno19996) Kadangshykadang suatu bentuk kata yang sama akan mempunyai makna yang berbeda apabila kata itu digunakan dalamwacana yang membicarakan bidang kajian yang berbeda Misalnya kata morfologi yang digunakan di dalamwacana biologi akan berbeda maknanya dengan morfologi yang digunakan di dalam wacana linguistik Maknainstrumen dalam wacana penelitian berbeda dengan instrumen dalam wacana musik Perbedaan makna itudikarenakan adanya perbedaan konteksSebenarnya makna tekstual masih ada kaitannya dengan makna kontekstual Bedanya adalah kalau maknakontekstual hanya sekadar dipengaruhi oleh satu atau dua kalimat saja sedangkan makna tekstual sangatdipengaruhi oleh seluruh wacana yang menjadi latar belakang di mana kata itu digunakan Kedua pengertian inimasih sering dicampuradukkan oleh beberapa kalangan karena kedua hal tersebut dianggap suatu hal yangsama

5) Makna SosiokulturalMakna suatu bahasa sangat berkaitan erat dengan situasi sosiokultural di mana bahasa itu digunakan sebagaialat komunikasi oleh masyarakat (Soemarno19997) Kelompok masyarakat yang satu dengan lainnya sebagaipengguna bahasa tentu saja mempunyai istilahshyistilah budaya yang bersifat unik yang kadangshykadang

tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasayang lainMakna sosiokultural seringkali dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat sebagai pengguna bahasa itu Makna iniselain sering ditemukan dalam bentuk katashykata istilah budaya seperti thanksgiving labamba mitoni dansebagainya sering juga ditemukan dalam ungkapanshyungkapan idiomatik yang tidak dapat dijelaskan maknanyadari katashykata yang membentuk ungkapan itu seperti miss the boat feel like a million buck black sheep dansebagainyaSeorang penerjemah harus peka terhadap katashykata yang erat kaitannya dengan istilahshyistilah sosiokultural ituPenerjemah harus mampu mengidentifikasi apakah istilahshyistilah itu ada kemiripan atau padanannya dalam

id 65Quotes detected 001 in quotes

id 66Quotes detected 001 in quotes

id 67Quotes detected 001 in quotes

id 68Quotes detected 019 in quotes

bahasa sasaran atau tidak sehingga penerjemah dapat menentukan apa yang harus diperbuat ketikamengalihkan makna yang berkaitan dengan sosial budaya suatu masyarakat tertentu

6) Makna ImplisitMakna implisit adalah makna yang tidak diungkapkan secara nyata atau tertulis oleh penulis atau pembicarakarena pembaca atau lawan bicarapendengar sebagai interlocutor (teman bicara) telah memahami maksud daritulisan atau pembicaraan itu (Soemarno 19998) Di dalam bahasa pragmatik penutur tidak mengungkapkannya melalui eksplikatur tetapi melalui implikaturIstilah implikatur ini diciptakan oleh Grice (1975) yang semula membedakan makna ujaran menjadi dua yaknimakna natural dan makna nonshynatural Makna natural adalah makna yang muncul bila ujaran yang samamuncul Jadi makna natural suatu ujaran selalu sama Makna nonshynatural adalah makna yang berubahshyubahtergantung pada konteks percakapannya Makna nonshynatural inilah yang kemudian menjurus ke apa yangdisebut oleh Grice sebagai implikatur yaitu yang mengacu ke makna yang tersirat yang tidak dikatakan olehpenutur tetapi dikomunikasikan juga Dengan implikatur petutur menerkashynerka yang mana sebenarnya yangdimaksud oleh penuturMakna implisit sering kali tersembunyi di balik gramatika bahasa intonasi bahasa dan juga tersembunyi dalamungkapanshyungkapan yang bersifat kiasan Agar mampu memahami makna yang ada dibalik gramatika bahasaitu penerjemah harus paham mengenai sistem yang ada pada bahasa tersebut Untuk menghindarikesalahpahaman pembaca hasil terjemahan penerjemah boleh saja mengalihkan makna yang implisit itumenjadi eksplisit sehingga pembaca terjemahan tidak mengalami salah persepsi Sebagai contoh dapat diamatidialog berikutA What are you eatingB Bread

Dalam menjawab pertanyaan di atas B tidak perlu mengucapkan katashykata

lsquoI am eatingrsquokarena B menganggap bahwa A pasti mengetahui apa isi katashykata yang tidak diucapkan itu Bagian maknayang tidak diucapkan itu disebut makna implisit

Referensi

Edi Subroto 1999 Ihwal Relasi Makna Beberapa Kasus dalam Bahasa Indonesia Surakarta PPs UNS Gorys Keraf 2002 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka UtamaGrice HP 1975

ldquoLogic and Conversationrdquo dalam P Cole dan JL Morgan Syntax and Semantics vol 3 Speech Acts New York Academic PressIsrael Michael 2004 Common Sense and

lsquoLiteral Meaningrsquo Online Journal of Semantics XX 1shy31 (httpwwwIsraelshyLiteralismcom httpwwwIsraelshyLiteralalismcom )Motsch Wolfgang amp Renate Pasch 1987

Illokutive Handlungen Satz Text prachliche Handlung (= Studia grammatical 25) disunting oleh WolfgangMotsch II shy79 Berlin Akademic shyVlgNewmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press Ratna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta PustakaPelajarSaeed John I 2000 Semantics UK Blackwell Publishers LtdSearle John R 1979 Literal Meaning Expression and Meaning Studies in the Theory of Speech Acts Cambridge Cambridge UnivPressSumarno Thomas 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam Seminar Nasional Semantik I di UNSSurakarta

id 69Quotes detected 012 in quotes

id 70Quotes detected 039 in quotes

Turner Mark 1991 Reading minds the Study of English in the Age of Cognitive Science Princeton NJPrinceton University Press

4Gaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pengertian gaya di dalam penerjemahan

Konsep gaya menurut Leech and Short (198110) adalah suatu sistem pilihan penggunaan bahasa Secara lebihkhusus Leech and Short menjelaskan bahwa gaya merupakan sistem pilihan penggunaan bahasa secaraindividu yang dilakukan oleh penulis dan gaya tidak digunakan sebagai suatu sistem pemakaian bahasa yangmelibatkan tingkat sosial suatu kelompok yaitu pemakaian bentuk bahasa yang berhubungan dengan situasisosial tertentu Clifford (2001 90) mendefinisikan gaya sebagai berikut

ldquoStyle can be defined as a characteristic mode of expression and consciously or unconsciously the translatordisplays one In this respect style is inextricably intertwined with onersquos idiolect the way an individual normallyspeaksrdquo Definisi ini selaras dengan yang dinyatakan Wales dalam kamusnya Dictionary of Stylistics (2001371) bahwagaya pada dasarnya merupakan manner of expression yang dilakukan secara nyata oleh penulis Sementara itu di dalam kamus bahasa Inggris Encarta (2004) disebutkan bahwa gaya merupakan way of writingor performing yaitu cara bagaimana suatu kata atau kalimat ditulis atau diucapkan yang secara nyata dibedakandengan kandungan atau isi tulisan atau ucapan Lebih lanjut Lynch (2001) memberikan konsep gaya yang lebihluas bahwa gaya berarti sesuatu mengenai cara bagaimana kita menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan yangmembedakan tulisan yang baik dengan tulisan yang jelek Di sini jelas bahwa gaya digunakan sebagai suatuistilah yang menekankan pada bentuk atau format dan membedakannya dengan isi tulisan Dengan kata lainbahwa gaya adalah bagaimana (how) cara menyajikan atau mengkomunikasikan sesuatu sedangkan isi ataumakna mengacu pada apa (what) yang disajikan atau dikomunikasikan Gaya juga merupakan jembatan individuyang membedakan seorang penulis yang baik dengan penulis biasa (Chandler 20041)Di dalam karya susastra gaya merupakan pilihan kata atau frase dari pengarang dan bagaimana pengarangtersebut menyusun katashykata dan frase tersebut di dalam kalimat dan paragraf Misalnya seorang penulismungkin menggunakan katashykata sederhana dan kalimat langsung sementara penulis yang lain mungkinmenggunakan kosakata yang sulit dan mengelaborasi struktur kalimatnya (Encarta 2004) Gaya di dalampenerjemahan karya susastra merupakan potret dari wajah si pengarang Gaya seorang pengarang menentukanpilihan katanya dan penerjemah menjadi seorang mediator yang harus memberikan berbagai pilihan padananJadi pilihan kata yang menurut pengarang benar juga akan menjadi benar menurut penerjemah Lebih jauh gaya dalam karya susastra tidak dapat dipisahkan dengan makna atau pesan yang ada di dalamkarya tersebut Sebagaimana yang dinyatakan oleh Saad (20036) bahwa karya susastra misalnya puisi atauprosa tidak dapat menyampaikan pesan yang terpisah dengan bentuknya keduanya baik pesan dan bentukharus seiring sejalanDi dalam menerjemahkan karya susastra memahami fiturshyfitur kebahasaan sangatlah penting dan penerjemahseharusnya memiliki kemampuan mengapresiasi dan menganalisis unsur seni dan pencitraan yang disajikanPenguasaan bahasa asing saja tidaklah mencukupi namun penguasaan bahasa asing ini penting sebagailandasan atau dasar yang baik untuk menerjemahkan Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa salah satufaktor penting di dalam menerjemahkan karya susastra adalah kealamian karya tersebut dan penggunaan sifatshysifat kebahasaan di dalam susastra tersebut Bahasa susastra melibatkan serangkaian fiturshyfitur kebahasaantertentu dan cara bagaimana fiturshyfitur kebahasaan tersebut digunakan Memahami karya susastra berartimelibatkan pemahaman dan penganalisisan fiturshyfitur bahasa susastra tersebut Oleh karena itu memahamikarya susastra merupakan syarat mutlak dalam menerjemahkan karya susastra sebagaimana dinyatakan olehSaid Shiyab and M Stuart Lynch (20034) berikut

ldquo What translators need in this respect is not only to analyze words and concepts but to create the artisticrepresentations that affect the audience The audience through the poetic images and the artisticrepresentations conveyed in the original text and manifested in the translation must feel such lsquoartrsquo In thisrespect translating a text means creating a work of art in another language this kind of work requiring thetranslator to be sensitive and imaginatively creative The study of style therefore is the most fundamental issue

id 71Plagiarism detected 011 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 72Plagiarism detected 012 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 73Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 74Plagiarism detected 004 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 75Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 76Plagiarism detected 014 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 77Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

in the translation of literary texts playing an important role in literary translation particularly the work thatembodies such artistic devices as metaphor symbolism and even repetitionrdquo

Duff ( 1981 7) menyatakan bahwa di dalam menerjemahkan

penerjemah harus mempertimbangkan misalnya untuk siapa karya atau terjemahannya itu diperuntukkan danbagaimana tingkat kemampuan khusus para pembaca Itu berarti dia harus menentukan ragam bahasaterjemahannya dan mempertahankan ragam bahasa itu secara ajegBila kita cermati pendapat Duff ini maka

seorang penerjemah harus menentukan ragam bahasa terjemahan sesuai dengan jenis teks yang sedangditerjemahkan Jika penerjemah menerjemahkan suatu teks ilmiah dia harus menggunakan ragam bahasailmu dalam terjemahannya Hal sama berlaku juga dalam penerjemahan karyasusastra Jika penerjemah menerjemahkan sebuah prosa maka penerjemah harus memunculkan gaya prosatersebut dalam terjemahannya Dengan kata lain bahwa gaya bahasa prosa tersebut tidak seharusnya

diubah menjadi gaya bahasa puisi atau bahkangaya bahasa ilmiahDi dalam mempertahankan gaya di samping tentunya kesetiaan pada isi pesan maka pemunculan gaya perludipertimbangkan secara tepat Penerjemah

harus tahu kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan bagaimana tingkat kemampuan khusus parapembacanya Hal ini perlu karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seorang

yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang ada kaitannya dengan bidang ilmu yang merekageluti Apabila terjemahannya itu ditujukan kepada para pembacayang bukan ahli dalam disiplin ilmu yang diterjemahkan

penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang berkonstruksi rumit tanpa mengaburkan ataumenghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber Katashykata yang masih asing bagi merekaperlu dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang memungkinkan pembaca dapat memahami konsepyang terkandung dalam katashykatatersebut Sebaliknya pembaca yang profesional

tidak begitu mengalami kesulitan dalam memahami suatu isi teks terjemahan yang diungkapkan dengankalimatshykalimat yang kompleks dan dengan istilahshyistilah yang rumit dan konseptualJuga dimungkinkan sekali bahwa dalam suatu naskah bahasa sumber tidak hanya terdapat satu jenis ragamatau gaya bahasa saja tetapi lebih dari satu gaya bahasa maka penerjemah juga harus mengenalinya danmenggunakan gaya bahasashygaya bahasa yang digunakan oleh penulis naskah Oleh karena itu gayamenunjukkan keakuratan dan kewajaran penerjemahan karena salah satu alasan pilihan kata penerjemahadalah memberikan gaya yang sedekat mungkin dengan gaya dalam teks sumberGaya dapat diukur secara kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi unsurshyunsur gaya tersebut (Leech andShort 198142) Unsurshyunsur gaya tersebut dapat dilihat dari sudutpandang kebahasaan (Song Xiaoshu 20032 Said Shiyab 20034) Di dalam sudut pandang kebahasaan ini di dalam proses penerjemahan semuaparagraf kalimat dan kata harus betulshybetul diperhatikan sehingga pemilihan terbaik dapat diambil untukmenghasilkan pemikiran perasaan dan gaya yang alami Dari sudutpandang ini gaya dibentuk denganpenggabungan paragraf kalimat dan kata Oleh karena itu beberapa kalimat atau katashykata tunggal yang tidakditerjemahkan dengan baik kalimat atau katashykata tersebut tidak akan mempengaruhi gaya secara keseluruhandari karya yang diterjemahkanDi sini jelas bahwa paragraf kalimat dan kata benarshybenar penting di dalam gaya Paragraf kalimat dan katamerupakan dasar utama dari gaya Kalimat dibentuk dari katashykata paragraf dibentuk dari kalimatshykalimat dan

id 78Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 79Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 80Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 81Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

keseluruhan karya dibentuk dari paragrafshyparagraf Karya yang sangat baik dihasilkan melalui kesempurnaanparagraf paragraf dihasilkan melalui pemakaian kalimat yang sempurna dan kalimat dihasilkan melaluipemilihan kata yang benarshybenar sesuai Ke semua hal tersebut adalah yang ingin dicapai oleh penulis danpenerjemah dalam usahanya membuat hasil terjemahan yang benarshybenar sepadan gayanya Dengan demikiandi dalam proses penerjemahan penerjemah harus melihat keseluruhan karya melalui katashykata kalimat danparagraf dan menentukan gaya yang bagaimana yang akan dipakai Kemudian penerjemah mulaimenerjemahkan secara kalimat per kalimat dan paragraf per paragraf mulai dari awal sampai akhir dengan terusmemperhatikan pada reproduksi gaya yang digunakanBolantildeos (2006 212) menyatakan bahwa gaya merupakan karakteristik tekstual dari semua jenis teks yangmenunjukkan bentuk verbalisasi penulis sesuai dengan maksud komunikatifnya Lebih lanjut Bolantildeosmenyebutkan lima parameter untuk menjelaskan gaya Pertama adalah mendramatisir pergeseran gaya yaitupenggunaan berbagai pilihan kata di dalam teks sasaran dengan cara merubah atau menambahkan katashykatasecara lebih rinci meskipun katashykata tersebut tidak ada di dalam teks sasaran Kedua adalah penggunaanekspresi idiomatik yaitu menggunakan ekspresi idiomatik dalam teks sasaran yang sama dengan ekspresiidiomatik yang digunakan di dalam teks sumber Ketiga adalah penggunaan gaya bahasa yaitu penggunaangaya bahasa yang sama di dalam bahasa sasaran untuk menggantikan gaya bahasa di dalam bahasa sumberKeempat adalah penggunaan jenis bahasa tertentu yaitu penggunaan katashykata yang sesuai struktur kata danberbagai ekspresi yang ada di dalam teks sasaran sesuai dengan jenis teksnya Kelima adalah penggunaantanda baca yaitu penggunaan tanda baca di dalam teks sasaran yang dapat diubah setelah membandingkannyadengan tanda baca di dalam teks sumber

5Ungkapanshyungkapan Budaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa ungkapan budaya yang muncul di dalam penerjemahan

Ungkapanshyungkapan budaya yang dimaksud oleh penulis disini adalah ungkapanshyungkapan yang lebih khususdari teks novel sumber yang tidak hanya mengenai maknanya secara umum atau memiliki karakter leksikalnamun bagianshybagian teks novel yang mengandung atau memiliki pemahaman mengenai konteks budaya danstruktur bahasa yang memiliki makna figuratif atau konotatif Bagianshybagian yang khas atau khusus tersebutadalah

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan budayamateri istilahshyistilah ekologi budaya sosial dan ungkapanshyungkapan figuratif Dari sinilah teks novel ditentukankualitas dan kekhasannya yang istimewa

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Budaya MateriNewmark (198897) menyebutkan beberapa ungkapan yang termasuk ke dalam budaya materi yaitua Food (makanan) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah makanan minuman dan cara penyajiannya Di Amerika misalnya terdapat macaroni spaghetti raviolipizza junk food hors drsquooeuvre starter dessert Algerian wine dan sebagainya b Cloth (pakaian) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah pakaian tradisional kostum nasional dan cara berpakaian Di beberapa negara misalnya terdapat istilahsari kimono yukala jubbah jeans dan sebagainya

id 82Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 83Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

c House (tempat tinggal yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan tempat tinggal komunitasmasyarakat yang biasanya memiliki tempat tinggal yang khas dan memiliki tujuan tertentu misalnya palazzohotel bungalow hacienda pension villa borgata dan sebagainya Sementara itu Sumarno (2003 18shy21)menambahkan bahwa budaya materi juga dapat berupa bangunan tradisional yaitu ungkapanshyungkapan yangberhubungan dengan ciri khas bangunan di suatu budaya dan tidak terdapat di budaya lain Di Cina misalnyaterdapat bagunan yang disebut Tembok Cina di Indonesia terdapat Rumah Gadang Pendhopo Agung dansebagainyad Transport (moda transportasi) yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan sarana dan sistemperhubungan Di beberapa negara alat transportasi ini telah menjadi simbol dari kepemilikan pribadi danseringkali mengkonotasikan martabat seseorang Beberapa nama alat transportasi tersebut tidak hanya memilikinama lokal namun juga telah mengshyinternasional misalnya jumbo jet Metro BMW Volvo flyshyover phaethonlandau tulbury dan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Istilah EkologiIstilahshyistilah ekologi berbedashybeda antara satu budaya dengan budaya lain tergantung pada penamaan masingshymasing wilayah dan tingkat kekhasannya (Newmark 1988 97) Beberapa negara memiliki istilahshyistilah lokaldengan unsurshyunsur lokalnya yang sangat kuat dan penamaan istilahshyistilah lokal tersebut memiliki fungsi yangpenting dalam menunjukkan geografis dan identitas suatu negara Misalnya plateau yang secara geografismerujuk pada wilayah yang terdapat di Inggris dan Amerika sedangkan nama lainnya yaitu mesa altipianosecara geografis langsung merujuk pada suatu wilayah yang ada di Spanyol dan Italia Selain itu beberapa unsurshyunsur ekologi lain yaitu jenis musim hujan lembah ikan dan lain sebagainya yangtidak dapat dipahami baik secara denotatif maupun konotatif juga memiliki katashykata budaya yang perlu dicarikanpenyelesaian padanan misalnya jenis ikan nudibranch yang hanya terdapat di Lautan Pasifik namun tidakditemukan di wilayah lain begitu pula unsurshyunsur ekologi lain yang erat kaitannya dengan unsur komersialmisalnya mango advocado dan lainshylain yang menjadi produk dan kekhasan suatu wilayah yang kemudian dibawa atau di impor ke wilayah lain yang kemudian dinaturalisasikan menjadi mangue avocat dan lainshylain diwilayah lain

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan BudayaSosialMenurut Newmark (198898) yang dimaksud dengan budaya sosial secara khusus adalah manifestasi tertentu didalam suatu masyarakat yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa khusus atau tertentu atau dengankata lain sebagai foreign cultural words Yang tergolong ke dalam budaya sosial tersebut adalah ungkapanshyungkapan di dalam suatu pekerjaan dan kegiatan di waktu senggang yang biasanya dilakukan oleh anggotasuatu komunitas (Newmark 1988 99) sebutan atau penamaan yang diberikan kepada seseorang (Thriveni20021) dan peristiwa budaya (Sumarno 2003 18shy21) a PekerjaanDi dalam menerjemahkan masalah pekerjaan penerjemah harus membedakan antara masalah penerjemahandenotatif dan konotatif dari pekerjaan tersebut Ungkapanshyungkapan pekerjaan yang denotatif biasanya jarangmenimbulkan masalah terjemahan karena katashykata atau ungkapanshyungkapan tersebut dapat secara fungsionaldidefinisikan atau ditransfer misalnya ungkapanshyungkapan di dalam Tsu porkshybutcher cake shop with cafeacutemenjadi jagal warung kopi di dalam TsaUngkapanshyungkapan konotatif di dalam pekerjaan mungkin dapat menimbulkan masalah terjemahan misalnyaungkapanshyungkapan the masses the working class Ungkapanshyungkapan tersebut dapat menimbulkan maknapositif dan negatif yaitu ungkapanshyungkapan yang dapat berarti sekelompok orang yang bekerja (bukanpengangguran) ataupun kelompok orang yang bekerja di pabrik (pekerja pabrik) atau pekerja kasar yang miskinb Kegiatan Waktu Senggang Ungkapanshyungkapan budaya sosial yang merujuk pada kegiatanshykegiatan yang dilakukan pada saat santai dapatberupa pertandinganshypertandingan nasional misalnya cricket bullshyfighting tennis cardshygames gamblinggames dan sebagainya c Sebutan atau PenamaanSebutan atau penamaan terhadap seseorang merupakan unsur budaya sosial yang sering diwujudkan ataudiungkapkan di dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu Ungkapanshyungkapan tersebut juga seringdigunakan oleh penulis atau pengarang sebagai nilai asosiatif Misalnya sebutan Tuan Kate untuk menyebutseseorang yang kerdil yang diibaratkan mirip dengan ayam kate Selain itu sebutan atau penamaan tersebut

id 84Plagiarism detected 006 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 85Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

juga sering diwujudkan untuk mengekspresikan ungkapanshyungkapan tertentu terhadap karakter fisik seseorangmisalnya menyebut rambut dengan ungkapan bangs dan sebagainya d Peristiwa budayaPeristiwa budaya yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan kegiatan atau peristiwa suatu negaraseperti Thanksgiving di Amerika Serikat Sekaten Kenduren dan sebagainya di Indonesia Peristiwashyperistiwabudaya tersebut menimbulkan permasalahan di dalam menerjemahkan karena peristiwa budaya di suatu tempatsangat mungkin tidak dapat ditemukan padanannya di budaya lainPeristiwa budaya ini juga menyangkut kegiatanshykegiatan keorganisasian keagamaan kesenian dan juga istilahshyistilah khusus suatu konsep atau gagasan Istilahshyistilah khusus mengenai suatu gagasan merujuk pada suatuistilah yang dipakai baik secara populer maupun dalam bidang tertentu sebagai suatu entitas atau kejadian Didalam perkembangannya sekarang banyak orang yang menganggap bahwa gagasan adalah suatu kekayaanintelektual httpidwikipediaorgwikiKekayaan_intelektual seperti hak cipta httpidwikipediaorgwikiHak_ciptaatau paten httpidwikipediaorgwikiPaten Terma organisasi maupun religi merujuk pada istilahshyistilah suatuorganisasi atau religi yang dapat berupa organisasi politik sosial negara sekolah dan sebagainya Organisasishyorganisasi tersebut seringkali memiliki istilahshyistilah yang unik dan hanya dimiliki oleh anggota organisasitersebut misalnya organisasi militer yang memiliki istilahshyistilah seperti junta guinta junte mayor dansebagainya Sementara itu di dalam bahasa religi juga diwujudkan dalam berbagai varian istilah atauungkapan misalnya Santa Claus Saint Nicholas Father Christmas Kris Kringle dan lainshylainSementara itu istilah artistik merujuk pada suatu produk atau proses dari suatu unsur yang sedemikian rupamempengaruhi makna emosi dan intelektualitas Artistik mencakup berbagai wilayah kegiatan kreasi danbentuk ekspresi manusia yang termasuk di dalamnya adalah musik potografi film patung lukisan gedung senidan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Gaya BahasaGaya bahasa berbeda dengan gaya Sebagaimana yang penulis uraikan sebelumnya bahwa gaya adalah way ofwriting atau cara bagaimana penulis atau pengarang menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan sedangkan gayabahasa adalah cara bagaimana menyusun bahasa sehingga menimbulkan nuansa keindahan Gaya digunakansebagai suatu istilah yang menekankan pada bentuk tulisan dan membedakannya dengan isi tulisan Carapenulis menyajikan tulisannya mungkin saja menggunakan struktur kata atau kalimat yang kompleks atausederhana menggunakan istilahshyistilah teknis atau budaya menggunakan pemilihan partisipan dari beragamsudutpandang ataupun juga menggunakan bahasashybahasa figuratif atau gaya bahasa yang berbedashybedaDengan kata lain gaya bahasa merupakan bagian dari gayaSecara umum yang dimaksud dengan gaya bahasa

adalah carashycara yang khas bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu sehingga tujuanyang dimaksudkan dapat dicapai secaramaksimal (Ratna 2009 3) Di dalam karya susastra gaya bahasa adalah cara penyusunan bahasa sehinggamenimbulkan aspek estetis Secara tradisional gaya bahasa disamakan dengan majas atau suatu kiasan yangdigunakan

penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspekkeindahan Majas tersebut secara umum dibedakan menjadi empat macam yaitu majas penegasanperbandingan pertentangan dan majas sindiranDilihat dari hakikat karya susastra secara keseluruhan sebagai kualitas estetis perbandingan dianggap sebagaimajas yang paling penting sebab semua majas pada dasarnya memiliki cirishyciri perbandingan Metafora sebagaisalah satu bentuk majas merupakan yang paling banyak dan paling sering di dalam memanfaatkanperbandingan atau dengan kata lain di antara semua majas maka metaforalah yang paling penting MenurutWellek dan Warren (1989 246) makna karya susastra justru terletak di dalam metafora yang berkaitan denganperumpamaan secara umum karena di dalam susastra yang penting adalah citra yang ditampilkan dengan cirikhasnya yang estetis Oleh karena itu di dalam penelitian ini metafora menjadi objek kajian yang berhubungandengan gaya bahasa Metafora didefinisikan melalui dua pengertian secara sempit dan luas Pengertian secara sempit metaforaadalah majas seperti metonimia hiperbola personifikasi dan sebagainya Pengertian metafora secara luasmeliputi semua bentuk kiasan penggunaan bahasa yang dianggap menyimpang dari bahasa baku Di dalamkaitannya dengan penciptaan citra atau kesan baru metafora menurut Larson (1984 246) dibagi menjadi duakategori yaitu metafora hidup dan metafora mati Metafora hidup adalah metafora yang temporer atau sertashymerta diciptakan oleh penulis atau pembicara untuk melukiskan sesuatu yang seringkali penciptaannya

id 86Quotes detected 001 in quotes

id 87Quotes detected 001 in quotes

id 88Quotes detected 001 in quotes

dilakukan secara emosional Misalnya penggunaan bahasa

lsquopisau tajamrsquo yang semula mengacu pada pengertian benda nyata kemudian menjadi

lsquopikiran tajamrsquountuk menunjukkan kejernihan kedalaman dan ketelitian seseorang dalam menganalisis suatu permasalahansama dengan kemampuan pisau tersebut Pisau yang tajam atau bendashybenda lain yang tajam tidak akanmenghasilkan makna yang baru sebab makna tajam yang dimiliki oleh pisau sudah dianggap sebagai maknaliteral Sebaliknya pikiran tajam berhasil membangkitkan emosi sebab makna tajam itu sendiri sudah berada didalam konteks yang baru Dengan kata lain bahwa metafora hidup merupakan estetis yang memberikan kesanbaru Metafora hidup ini akan mudah dipahami apabila pembaca atau pendengar memberikan perhatian yangkhusus terhadap perbandingan yang telah dibuat Metafora mati atau seringkali disebut dengan bahasa klise atau idiom merupakan metafora yang dibentukdengan tidak lagi memikirkan pembanding makna dasarnya namun langsung memikirkan pada makna idiomatisyang dibentuknya Contoh dari metafora mati ini adalah leg of the table atau kaki meja Penulis atau pembicaramembentuk metafora ini dengan membandingkannya antara kaki meja dengan kaki manusia namun penulis danpembaca tidak lagi memikirkan kaki manusia ketika menggunakan tersebut Metafora seperti kaki meja inimemiliki makna yang tetap atau tidak berubah Jadi makna metafora mati atau idiom tidak dapat diprediksi darikatashykata yang membentuk idiom tersebut Misalnya if convicted he will certainly get the hot seat yang memilikimakna

lsquohukuman matirsquo Arti idiom tersebut sama sekali tidak dapat diprediksi dari katashykata pembentuknya yaitu hot dan seat Larson (1984 246) menyatakan bahwa idiom memiliki makna idiomatik yang juga disebut dengan nonshyliteralmeaning (figurative meaning) atau figure of speech yaitu sebuah kata atau frase yang dipakai untukmenciptakan efek khusus dan dipakai bukan dalam arti yang sebenarnya Idiom bisa merupakan kelompok kataatau frase klausa dan bahkan kalimat Idiom termasuk ke dalam ungkapan figuratif yang terdapat di dalamsemua bahasa dan makna dari idiom tersebut tidak bisa diprediksi dari katashykata yang menyusunnya secaraharfiah Walaupun pengarang susastra melakukan penyimpangan strukturshystruktur bahasa yang lazim dipakaikenyataannya mereka tidak dapat melepaskan diri secara total akan konvensi susastra Menurut Aminuddin(200944shy46) konvensi susastra tersebut secara umum dapat dilihat melalui penandashypenanda sebagai berikuta) Bahasa yang dipakai di dalam susastra adalah bahasa yang bersifat estetis puitis dan menyentuh rasakeindahan Keindahan bahasa susastra tercipta lewat pendiksian yang tepat serta kompensasi bunyi yangserasi Setiap novel pasti memenuhi penanda inib) Karya susastra bersifat imajinatif atau fiktif yaitu suatu cerita rekaan yang berangkat dari daya khayal kreatifKarya susastra bersifat intuitif yang mengutamakan faktor rasa Imajinasi merupakan wilayah khusus yang tidakperlu dicocokshycocokkan dengan kenyataan walaupun sesuatu yang bersifat imajinatif tidak harus irasionalSesuatu yang bersifat imajinatif boleh jadi terjadi dalam kehidupan nyata karena bagaimanapun juga karyasusastra merupakan refleksi kehidupan manusiac) Bahasa susastra bersifat konotatif dan multiinterpretasi Bahasa susastra mempunyai banyak makna dandapat ditafsirkan melalui berbagai macam aspek dan dimensi Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa karyasusastra memang merupakan karya kreatif yang harus mampu menggugah kreativisme dan merangsang dayapikir Jika seseorang berhasil menginterpretasikan ungkapanshyungkapan susastra yang rumit maka dia tidakperlu mengklaim bahwa tafsirannyalah yang paling benar karena penafsiran karya susastra terbuka terhadapbanyak tafsir Karya susastra selalu mempunyai berlapisshylapis makna dan karenanya selalu mengundangpenafsiran maknashymakna baru Karya susastra bersifat dinamisd) Bahasa susastra bersifat simbolis asosiatif sugestif dan konotatif Bahasa susastra mengungkapkansesuatu dengan kiasan Penggunaan bahasa kias dalam karya susastra bukan berarti pengarang sengajamembuat pembaca bingung namun justru lebih mendorong pembaca untuk berfikir kreatif Bahasa kias jugamencerminkan kehalusan perasaan pengarang dan daya asosiasi yang tinggie) Tokohshytokoh didalam karya susastra dilukiskan dengan karakter pribadi dan pencitraan diri yang kuatKeberadaan tokohshytokoh tersebut terasa hidup dan berada kuat di tengahshytengah kita Setting dilukiskan dengancermat dan hidup sedangkan plotnya begitu memikat Adanya setting dan plot memungkinkan para tokoh biasbergerak dengan leluasa untuk melahirkan konflikshykonflik yang dramatis

id 89Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 90Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 91Plagiarism detected 004 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 92Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 93Plagiarism detected 005 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 94Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 95Plagiarism detected 011 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 96Plagiarism detected 018 httpsfitrimeydhablogspotcom20

Dengan mengacu pada konvensi di atas dan dengan mempertimbangkan

gaya bahasa sebagai pemakaian bahasa secarakhas maka pemakaian bahasa yang khas dapat diidentifikasi dengan (1) secara teoretis menemukan cirishyciripemakaian bahasa yang khas yang

pada umumnya dilakukan dalam kaitannya denganpenelitian ilmiah misalnya pada saat menganalisis sebuah karya susastra dan (

b) secara praktis melalui pengamatan langsung terhadap pemakaian bahasa seharishyhari misalnya melaluipemakaianberbagai perumpamaan (Ratna 200913) Namun demikian dikaitkan dengan relevansinya

sebagai kekhasan itu sendiri bahasa yangdiciptakan dengan sengaja maka pemakaian bahasa yang khas pada umumnya dibatasi pada karya susastraDominasi penggunaan bahasa yang khas ini di dalam karya susastra diakibatkan oleh beberapa hal sebagaiberikuta) Karya susastra merupakan karya yang mementingkan unsur keindahanb) Karya susastra di dalam menyampaikan pesan menggunakan carashycara tidak langsung sepert refleksimanifestasi dan representasic) Karya susastra

adalah curahan emosi bukan intelektualAspek keindahan pesan tak langsung dan hakikat emosional mengarahkan bahasasusastra pada bentuk penyajian terselubung dan bahkan sengaja disembunyikan Ada suatu kesan bahwa untukmenemukan pesan di dalam karya susastra harus dilakukan melalui jalan yang panjang dan berbelokshybelokJadi karya susastra

berbeda dengan karya ilmiah yang justrumenghindari unsur estetis dan emosionalitas Karya susastra

juga berbeda dengan bahasa seharishyhari yang bersifat praktis dan cepat dimengertiPenggunaan bahasa khas bukan dalam pengertian bahwa bahasa susastra berbeda dengan bahasa seharishyhari dan bahasa ilmiah Tidak ada perbedaan prinsip sepertikosakata dan leksikal antara bahasa susastra bahasa ilmiah dan bahasa seharishyhari Ciri khas danperbedaannya

diperoleh melalui proses pemilihan dan penyusunan kembali Analog dengan kehidupan seharishyhari gayasebagai salah satu cara hidup di antara berbagai cara yang lain gaya bahasa adalah masalah cara pemakaianyang khas bukan bahasa khas yang berbeda dengan bahasa dalam kamus Dengan kata lain kekhasan yangdimaksudkan adalah kekhasan dalam proses seleksi memanipulasi danmengombinasikan katashykata Pilihanshypilihan seperti itulah yang justru memegang peranan karena di dalamproses tersebut terkandung kualitas proses kreatif kemampuan imajinatif dan kekuatan katashykata Sementara itu Zuchridin (1982 87shy91) menegaskan bahwa kekhasan bahasa di dalam karya susastra adalahkekhasan dari sifatshysifat susastra itu sendiri yaitu bahwa karya susastra selain memiliki unsurshyunsur ekspresiamanat informasi fiksi juga bersifat individulisasi Oleh karena kekhasannya tersebut maka penggunaanbahasa di dalam karya susastra harus digunakan sebaikshybaiknya Bahasa yang digunakan harus sederhanasegar tepat dan hidup Dengan melihat pada sifat kekhasan bahasa di dalam karya susastra maka seorangpenerjemah perlu atau harus dapat memberikan interpretasi dan apresiasi yang tepat terhadap karya terjemahanyang akan diterjemahkan

id 97Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 98Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

id 99Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 100Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 101Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu + 6 more resources

id 102Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 103Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

ReferensiLarson Mildred L 1989 Penerjemahan Berdasarkan Makna Terjemahan Kencanawati Taniran Jakarta ArcanNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalRatna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta Pustaka PelajarSumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003SurakartaZuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

6Kesepadanan dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan definisi kesepadanan dalam penerjemahan

Penerjemahan pada dasarnya merupakan pengalihan suatu pesan dan gaya bahasa suatu teks yang sepadandari bahasa yang satu (bahasa sumber) ke bahasa yang lain (bahasa sasaran) Dengan kata lain bahwakegiatan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah selalu ditujukan untuk mencari padanan yang optimal

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranPadanan yang optimal adalah tujuan akhir penerjemahan (Zhu 2004) Di dalam usaha mencari suatu padananyang optimal bukanlah hal yang mudah bagi penerjemah dan seringkali menimbulkan banyak masalahMasalahshymasalah tersebut sebagai akibat adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosiokultural

antara bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut Rochayah (2000 106) kesepadanan bukanlah kesamaan Hal ini karena bahasa berbeda satu samalain baik yang menyangkut bentuk maupun kaidah yang mengatur konstruksi gramatikal Hal senadadisampaikan oleh Bassnett (200237) bahwa kesepadanan (equivalence) di dalam penerjemahan seharusnyatidak disebut dengan kesamaan (sameness) karena kesamaan tidak dapat muncul bersama antara dua bentukteks sasaran dari teks yang sama namun tetap berdiri sendiri

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu Pym (20072) mengatakan bahwa

id 104Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dan teks bahasa sasarantidak bisa disebut berpadanan karena konsep terjemahan itu sendiri pada dasarnya secara budaya berbeda danmemiliki konsep sendirishysendiri Lebih lanjut menurut Nababan (2008) suatu kesepadanan penerjemahan antara teks sasaran dengan tekssumber sangatlah problematik dalam arti bahwa kesepadanan mutlak sangatlah sulit dicapai Hal ini karena tigaalasan yaitu tidak mungkin suatu teks memiliki interpretasi yang konstan sama meskipun dari orang yang samadalam kesempatan yang berbeda penerjemahan merupakan interpretasi subjektif dari penerjemah (samadengan pendapat William 2001) dan tidak mungkin bagi seorang penerjemah untuk menentukan bagaimanatanggapan pembaca terjemahan terhadap teks sumber ketika teks sumber tersebut pertama kali dibuat Didalam usaha mencari hubungan padanan ini beberapa pakar penerjemahan menyodorkan berbagai pendapatmengenai konsep kepadanan dalam penerjemahan

A Vinay dan Darbelnet

Vinay and Darbelnet (1995342) memandang kesepadanan sebagai suatu prosedur pengalihan situasi ataukonteks yang sama dengan konteks aslinya meskipun pengalihannya menggunakan katashykata yang berbedaantara teks sasaran dengan teks sumber Menurut Vinay dan Darbelnet apabila prosedur ini diterapkan dalamproses penerjemahan prosedur tersebut mampu menjaga bentuk atau gaya dari teks sumber ke dalam tekssasaran Oleh karena itu kesepadanan tersebut merupakan metode yang sangat ideal di dalam menerjemahkanperibahasa idiom frasa nominal atau sifat dan juga onomatopi suara binatangLebih lanjut Vinay dan Darbelnet mengatakan penciptaan kesepadanan muncul dari suatu situasi yaitu situasi didalam teks sumber yang akan dicarikan solusinya atau padanannya oleh penerjemah Di dalam mencaripadanan ini penerjemah tidaklah cukup apabila hanya mencarikan padanannya melalui kamus atau glosari sajanamun juga harus mencari padanannya di dalam situasi atau konteks yang sama atau dalam istilah mereka disebut dengan full equivalents (hal 255)

B Jakobson

Kesepadanan menurut Jakobson (2000 233) adalah penggunaan sinonim untuk mendapatkan makna dari tekssumber (hal yang sama juga disampaikan oleh Amstrong 200544) Hal ini berarti bahwa di dalampenerjemahan tidak ada yang namanya full equivalence antara fiturshyfitur kebahasaaan di dalam teks sumber danteks sasaran Di dalam konsep kesepadanan ini dapat dijelaskan bahwa penerjemahan melibatkan duapengalihan pesan yang sepadan di dalam dua fitur kebahasaan yang berbeda Lebih lanjut Jakobsonmengatakan bahwa dari sudut pandang gramatikal bahasa pastilah berbeda satu sama lain namun perbedaantersebut tidak berarti bahwa penerjemahan tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain bahwa penerjemahantetap dapat dilakukan meskipun menghadapi masalah di dalam mencari padanan penerjemahan Di dalammencari padanan ini dapat dilakukan dengan cara peminjaman kata (loanwords) pergeseran semantik ataupenciptaan kata sendiri Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Jakobson ini dapat dijelaskan bahwa di dalam halshyhal tertentu tidakada kesepadanan literal untuk katashykata atau kalimat tertentu atau khas di dalam teks sumber dan oleh karenaitu penerjemah harus memilih atau mencari cara yang paling sesuai atau memungkinkan diterapkan pada tekssasaran Di sini nampak bahwa ada kesamaan antara konsep kesepadanan Vinay dan Darbelnet dengankonsep Jakobson Kedua konsep kesepadanan tersebut menekankan bahwa apabila pendekatan linguistiksudah tidak lagi sesuai di dalam menerjemahkan penerjemah harus mencari prosedur yang lain misalnyapinjaman kata (loanwords) pergeseran semantik dan sebagainya Kedua konsep tersebut menjelaskanketerbatasan teori linguistik dan menjelaskan bahwa penerjemahan tetap dapat dilakukan karena masih terdapacarashycara lain yang dapat dipilih oleh penerjemah

C Nida dan Taber

Menurut Nida (1982200shy201) terdapat dua jenis kesepadanan yaitu kesepadanan formal dan kesepadanandinamis Kesepadanan formal merujuk pada kesepadanan maksimal pada kata atau frasa bahasa sumber Nidadan Taber memberikan kejelasan bahwa tidak selalu ada kesepadanan formal antara dua bahasa

Oleh karena itu Nida dan Tabermenyarankan bahwa kesepadanan formal dipakai apabila penerjemahan bertujuan untuk mendapatkankesepadanan yang benarshybenar formal daripada kesepadanan yang sifatnya dinamis Penggunaankesepadanan formal ini membawa implikasi yang cukup serius di dalam teks sasaran karena penerjemahan

id 105Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 106Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 107Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tersebut tidak akan mudah dipahami oleh pembaca (Fawcett 1997) Nida dan Taber sendiri menyatakan bahwakesepadanan formal pada umumnya menyimpangkan pola gramatikal dan gaya dari bahasa sasaran dan olehkarenanya juga menyimpangkan pesan atau makna yang disampaikan kepada pembaca karena pembaca akansangat sulit memahami pesan yang disampaikan Kesepadanan dinamis merujuk pada prinsip penerjemahan bahwa penerjemah berusaha mencari makna aslisedemikian rupa sehingga katashykata di dalam teks sasaran akan membangkitkan pengaruh atau efek yang samakepada pembaca sasaran sebagaimana pengaruh atau efek yang dibangkitkan teks sumber terhadap pembacateks sumber Hal ini berarti bahwa bentuk atau gaya di dalam teks sumber dapat diubah sepanjang perubahantersebut mengacu pada konsistensi kontekstual dalam pengalihannya Konsep kesepadanan oleh Nida dan Taber ini menyiratkan secara jelas bahwa kesepadanan dinamis lebihefektif (Ibrahim 20081) daripada kesepadanan formal karena hal ini dapat dipahami bahwa konteks atau situasijauh lebih akurat dan komunikatif daripada menggunakan pendekatan linguistik di dalam menerjemahkan ataudengan kata lain kualitas pragmatikshysemantik lebih menjelaskan kesepadanan dalam penerjemahan daripadasekadar kesepadanan harfiah saja Atau dalam pandangan Hatim dan Munday (200427) bahwa kesepadananformal hanya melibatkan pendeskripsian sistem kebahasaan saja (langue) dan bukannya perbandingan dankesepadanan

antara teks sumber dan teks sasaran

CNewmark

Newmark (1981) membedakan konsep kesepadanan antara kesepadanan semantik dan kesepadanankomunikatif Sama halnya dengan konsep kesepadanan dinamis yang diberikan oleh Nida dan Taberkesepadanan komunikatif juga berusaha menciptakan efek terhadap pembaca teks sasaran yang sama denganapa yang diterima oleh pembaca teks bahasa sumber

E MundayMunday (2000) menggambarkan konsep kesepadanan dalam lima jenis kesepadanan yaitu1 Kesepadanan denotatif yaitu yang berhubungan dengan kesepadanan ekstralinguistik suatu teks2 Kesepadanan konotatif yaitu yang berhubungan dengan pilihanshypilihan leksikal3 Kesepadanan teksshynormatif yaitu yang berhubungan dengan jenisshyjenis teks4 Kesepadanan pragmatik atau kesepadanan komunikatif yaitu kesepadanan yang ditujukan pada pembacateks5 Kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang berhubungan dengan bentuk atau gaya suatu teks

F Catford

Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Catford (1974) ini benarshybenar berbeda dengan yang ditawarkanoleh Vinay dan Darbelnet Jakobson maupun Nida dan Taber karena Catford lebih menekankan padapendekatan yang berbasis linguistik dengan kontribusi terbesarnya di dalam terjemahan yaitu mengenaipergeseran terjemahan (translation shift) Gagasan mengenai pergeseran terjemahan tersebut pada dasarnyaberawal dari perbedaan antara kesepadanan formal dan kesepadanan tekstual Di dalam terjemahan terikat(rankshybound translation) kesepadanan dilakukan secara kata per kata atau morfem per morfem di dalam tekssasaran Sementara itu di dalam terjemahan bebas (unbounded translation) kesepadanan tidak terikat padatataran tertentu dalam arti bahwa kesepadanan dapat ditemukan di dalam tingkat kalimat klausa ataupuntingkat yang lain Oleh karena itu menurut Catford bahwa kesepadanan formal selalu ada

antara teks sumber dan teks sasarandan memiliki konfigurasi yang sama di dalam tataran (ranks) teks sumber dan teks sasaran Salah satu masalahyang nyata di dalam kesepadanan formal adalah meskipun bermanfaat di dalam perbandingan bahasa namuntidak benarshybenar sesuai di dalam memcari kesepadanan terjemahan

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu kesepadanan tekstual terjadi ketika teks di dalam bahasa sasaran diselaraskan supaya sepadan

id 108Quotes detected 001 in quotes

id 109Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan teks yang ada di dalam bahasa sumber Sejauh pergeseran terjemahan dapat dilakukan makakesepadanan terjemahan dapat dilakukan Dengan alasan ini Catford membedakan pergeseran terjemahandengan pergeseran tingkat (level shifts) dan pergeseran kategori (category shifts)Konsep kesepadanan Catford ini menuai banyak kritik Salah satu kritik yang paling tajam berasal dari SnellshyHornby (198819shy20) yaitu yang mengatakan bahwa definisi kesepadanan tekstual Catford yang sangatbergantung pada faktor tekstual

lsquobenarshybenar tidak cukuprsquodi dalam proses penerjemahan SnellshyHornby menyatakan bahwa proses penerjemahan tidak cukup hanyadengan pengurangan atau pergeseran pada tataran linguistik saja namun masih ada faktorshyfaktor lain yangperlu diperhatikan yaitu aspek budaya dan konteks

G House

House (197749) lebih menekankan pada kesepadanan semantik dan pragmatik dan menyatakan bahwa tekssumber dan teks sasaran seharusnya memiliki fungsi yang sepadanan dan berada dalam dimensi situasionalyang sama Jadi apabila teks sumber dan teks sasaran secara substansial berbeda dimensi situasinya dankemudian secara fungsinya tidak sepadan maka terjemahan tersebut tidak memiliki kualitas terjemahan yangtinggi

H Baker Baker mengeksplorasi kesepadanan dalam berbagai tingkatan di dalam proses penerjemahan Menurut Baker(199211shy12) kesepadanan dapat digolongkan dalam a Kesepadanan kata yaitu kesepadanan antar kata Ketika penerjemah mulai menganalisis teks sumberpenerjemah melihat katashykata sebagai suatu unit tunggal untuk menemukan padanan langsung di dalam tekssasaran b Kesepadanan Gramatikal Kesepadanan ini merujuk pada perbedaanshyperbedaan kategori gramatikal bahasasumber dengan bahasa sasaran Menurut Baker aturan gramatikal mungkin berbedashybeda antar bahasa dan inimenimbulkan masalah di dalam mencari kesepadanan langsung di dalam teks sasaran Perbedaan inimemungkinkan sekali terjadi perubahan pesan atau makna dalam teks sumber dan teks sasaran Perubahan inimembuat penerjemah melakukan penambahan atau penghilangan informasi di dalam teks sasaran itu sendiri c Kesepadanan Tekstual Kesepadanan ini merujuk pada kesepadanan

antara teks sumber dan teks sasarandalam hal makna dan kohesinya Penerjemah berusaha mencari atau menghasilkan suatu teks yang kohesif dankoheren bagi pembaca teks sasaran di dalam konteks tertentu Hal ini tergantung kepada penerjemah untukmemutuskan apakah tetap menjaga atau melepas ikatan kohesif dan koheren teks sumber Keputusan untukmelakukan ini akan banyak dipengaruhi oleh aspek pembaca sasaran tujuan penerjemahan dan jenis teks d Kesepadanan Pragmatik Kesepadanan ini merujuk pada implikatur dan strategi yang digunakan selamaproses penerjemahan Implikatur di sini bukan semata apa yang secara eksplisit disampaikan namun juga apayang tersirat Oleh karena itu peran penerjemah adalah menjembatani maksud penulis baik yang tersuratmaupun tersirat ke dalam budaya lain sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca memahami teksdengan mudah

I Bell

Bell (19916) membagi kesepadanan berdasar sifat bahasa itu sendiri yaitu sebagai struktur formal dan sebagaisistem komunikasi Bahasa sebagai struktur formal terdiri dari unsurshyunsur yang dikombinasikan dan yangmemiliki makna Bahasa sebagai sistem komunikasi dalam arti bahwa bentukshybentuk struktur formal tersebutmengacu pada entitas dan disertai dengan sinyalshysinyal yang memiliki nilai komunikasi Berdasarkan sifatbahasa ini kesepadanan terjemahan dibedakan atas kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang bebaskonteks dan kesepadanan fungsional yaitu kesepadanan yang berorientasi pada nilaishynilai komunikasi teksDari beberapa konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh para pakar tersebut secara substansial dapat dilihatbahwa beberapa pakar lebih berfokus pada aspek linguistik dan beberapa pakar lain lebih pada fungsinyaPernyataan yang sama diungkapkan oleh Leonardi (20001) bahwa konsep kesepadanan dapat dibagi ke dalamtiga kelompok yaitu (1) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan pada pendekatan linguistik di dalamupaya mencari kesepadanan di dalam menerjemahkan (2) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan

id 110Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

id 111Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 112Plagiarism detected 004 httpjournalsumsacidindexphp

id 113Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

kesepadanan dengan melihat pada perbedaan aspek pragmatiksemantik fungsi dan budaya dan (3) kelompokpakar penerjemahan yang berdiri di tengahshytengah yang menganggap bahwa penerjemahan pada dasarnyaadalah rsquofor the sake of conveniencersquo Sebagaimana disebutkan di atas bahwa karena adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosioshykulturalantara bahasa sumber dan bahasa sasaran maka diperlukan strategi pemecahan masalah padanan Strategitersebut dapat berupa penambahan informasi pengurangan informasi dan penyesuaian struktur (Newmark198885shy91) Penambahan informasi adalah memasukkan informasi yang tidak ada dalam teks sumber ke dalamteks sasaran Informasi yang ditambahkan dapat berupa informasi kultural teknis atau kebahasaanPenghilangan informasi merujuk pada penghilangan isi dan bukan penyelarasan struktur untuk menghasilkanterjemahan yang gramatikal Penyesuaian struktur merujuk pada perubahan atau pergeseran tatabahasa daribahasa sumber ke bahasa sasaran Tujuan penyesuaian struktur ini adalah untuk menghasilkan terjemahanyang sepadan makna dan gayanya Sementara itu menurut Aguardo (2005294) strategi lain yang dapatdilakukan untuk mengatasi masalah kesepadanan adalah dengan menggunakan berbagai strategimenerjemahkan dengan memperhatikan pada tataran kata kalimat dan pertanyaanshypertanyaan pada maknashymakna leksikalNamun demikian karena tidak ada dua bahasa yang secara sistematis dan budaya sama maka pergeserantersebut penambahan penghilangan dan substitusi perlu dilakukan namun tidak dalam setiap kesempatan(Riazi 2008) Penerjemah perlu mempertimbangkan secara mendalam penggunaan gaya di dalam tekssasaran Apabila terdapat perbedaan yang sangat lebar antara dua bahasa penerjemah dapat merubahnya kedalam bentuk atau gaya yang sesuai di dalam bahasa sasaran yang didasarkan pada suatu konteks yangmelatarinya (Pinto 2001 House 2001) dan juga tugas penerjemah perlu mengenali jenisshyjenis teks sebelummemulai menerjemahkan (Nieminen 2004)

ReferensiAguardo Pilar 2005 TranslationshyStrategies Use A ClassroomshyBased Examination of Bakerrsquos Taxonomy OnlineTranslation Journal Meta vol 50 ndeg 1 2005 p 294shy311 (http httpideruditorgiderudit010675ar )Catford JC

1974 A Linguistic Theory on Translation London Oxford UniversityPressFawcett Peter 1997 Translation and Language Linguistic Theories Explained Manchester St JeromePublishingHatim B dan I Mason 1997

The Translator as Communicator LondonNew YorkRutledgeHouse Juliane 1977 A Model for Translation Quality Assessment Tuumlbingen Gunter Narr

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressLeonardi Vanessa 2000 Equivalence in Translation Between Myth and Reality Online Translation Journal 44 1shy14 (httpaccurapidcomjournal14equivhtm)Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNababan Rudolf

2008 Equivalence in Translation Some ProblemshySolving Strategies Online Translation Article (httphttpwwwprozcomdoc2071 )Newmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

id 114Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 115Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

Nida Eugene A 1982 Language Structure and Translation Stanford University Press CaliforniaNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta GrasindoSnellshyHornby Mary1988 Translation Studies an Integrated Approach Amsterdam and Philadelphia JohnBenjaminsVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John BenjaminsWilliams M 2001 The Application of Argumentation Theory to Translation Quality Assessment OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 326shy 344(httpwwweruditorg)Zhu Chunshen 2004 Ut Once More The Sentence as the Key Functional Unit of Translation OnlineTranslation Journal Meta Translators Journal vol 44 ndeg 3 2004 p 429shy447 (httpideruditorgiderudit004644ar )

7Analisis Kontrastif dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menguraikan analisis kontrastif dalam penerjemahan

Kemunculan analisis kontrastif dimulai setelah Perang Dunia II dengan adanya urbanisasi besarshybesaran darisatu negara ke negara lain Urbanisasi ini memaksa suatu negara (sebagai pendatang) dengan segalakonsekuensinya harus mempelajari lingkungan sosiobudaya masyarakat atau negara yang ditempati James(1980iv) menyatakan bahwa pada tahun 1960 analisis kontrastif pertama kali dipublikasikan denganmembandingkan bahasa Inggris dengan bahasashybahasa lain yaitu Jerman Prancis Polandia dan Spanyol dandiselenggarakannya programshyprogram pengajaran bahasa yang sesuai dengan negara baru yang ditujuBerbagai penelitian mengenai analisis kontrastif dilakukan oleh para ahli bahasa untuk membandingkan aspekshyaspek yang ada dalam bahasa satu dengan bahasa lainnya Pada dekade ini penelitian mengenai analisiskontrastif mencapai puncaknyaNamun setelah tahun 1970 analisis kontrastif mulai kurang mendapat perhatian Hal ini dikarenakan duapenyebab utama yaitu linguistik deskriptif dan pedagogik psikolinguistik Linguistik deskriptif sebagai dasar daridiskriptif kontrastif tidak mampu bertahan terhadap tekananshytekanan yang terusshymenerus terkait denganperubahan model analisis dan pendekatanshypendekatan sedangkan dari faktor pedagogik pesikolinguistik paraguru bahasa menganggap bahwa deskriptif kontrastif yang mereka kenal hanya mampu memprediksi sebagianmasalah pembelajaran saja dan hal ini justru menyebabkan berbagai masalah baru bagi para pembelajar yangmemiliki latar belakang berbeda dan merosotnya kualitas hasil proses pembelajaran

Pasang surut analisis kontrastifAnalisis kontrastif dalam perjalannya mengalami pasang surut yang tidak hanya problematik namun juga penuhkontroversi(James 1980166) Di dalam melihat pasang surut ini paling tidak dapat dilihat dalam dua pertanyaan

id 116Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 117Quotes detected 0 in quotes

id 118Quotes detected 0 in quotes

id 119Quotes detected 0 in quotes

id 120Quotes detected 0 in quotes

id 121Quotes detected 0 in quotes

id 122Quotes detected 0 in quotes

id 123Quotes detected 0 in quotes

id 124Quotes detected 013 in quotes

utama yaitu apakah bahasashybahasa yang berbeda dapat dibandingkan semua dengan sematashymata melihatsifat analisis kontrastif yang memiliki validitas rendah (face validity) dan apabila bahasashybahasa itu secaraprinsip dapat dibandingkan dengan memakai kriteria apa hal tersebut dapat dibandingkanPertanyaan pertama tersebut menjadi suatu dilema bagi para Strukturalis yang telah mempromosikan analisiskontrastif dimana pada saat yang sama mereka tetap bertahan pada keunikan masingshymasing bahasa Keunikanini terlihat dalam penentuan kategori sistem fonologi dan gramatikal Contoh dari pandangan ini adalah bahwabahasa Inggris dan Jerman mempunyai fonem yang ditunjukkan dengan simbol yang sama i dan intmisalnyadalam queen shoe much pretty namun bernilai berbeda

Hal yang sama juga terjadi padapenggunaan label tense dan artikel untuk merujuk pada kategori gramatikal tertentu pada dua bahasa yangberbeda yang tidak berarti bahwa kita membicarakan hal yang sama Contoh dari fakta ini adalah penggunaankata benda

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman dan Perancis Kata

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman memiliki nilai yang berbeda dengan

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Perancis Maskulin dalam bahasa Perancis maksudnya hanya berbeda dengan

lsquofeminimrsquo(sistem gender duashyistilah) sedangkan dalam bahasa Jerman

lsquomaskulinrsquodibedakan dengan

lsquoneuterrsquodan

lsquofeminimrsquo(sistem gender tigashyistilah)Pertanyaan kedua merujuk pada tertium comparationis (TC) untuk analisis kontrastif fonologi dan leksikal yaitustruktur tampak muka (surface structure) struktur makna (deep structure) dan kesepadanan terjemahan(translation equivalence) Keberatan utama pada penggunaan struktur tampak muka dalam TC ini adalah bahwastruktur tampak muka ini mengarah peda persamaan antarbahasa yang superfisial dan tidak penting Keberatanyang sama juga terjadi pada struktur makna bahwa kalimatshykalimat dalam bahasashybahasa yang sama maupunberbeda dengan struktur makna tidak serta merta memiliki kesepadanan komunikatif yang sama Dengan katalain meskipun kita mendemonstrasikan dua kalimat dari dua bahasa yang berbeda kita dapat membingungkanpembaca bila kita berusaha menyamakan bahasa tersebut dalam hal potensial komunikatifnya

Pentingnya analisis kontrastif dalam terjemahan

Analisis kontrastif memiliki peran yang penting dalam terjemahan meskipun terdapat beberapa keberatanSebagaimana dikatakan oleh Baker (1998 49)

ldquothe relationship between contrastive translation is bishydirectional on the other hand the translation of specificpieces of text may provide the data dor contrastive analysis On the other hand contrastive analysis may

id 125Quotes detected 001 in quotes

id 126Quotes detected 0 in quotes

id 127Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 128Quotes detected 014 in quotes

provide explanations of difficulties encountered in translationrdquo

Pentingnya analisis kontrastif ini dapat disimak dalam pendefinisian kesepadanan terjemahan(Jakobson2000233 Newmark1982Munday2000 Pinto 2001 House 2001 Nieminen 2004) Beberapapakar (Vinay and Darbelnet1995342 Catford 1974) menyatakan bahwa kesepadanan terjemahan adalahsinonim dengan kesamaan makna Menurut pandangan ini bahwa para kontrativis seharusnya menyamakanpasangan kalimat dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan

lsquobenarshybenar samarsquo Permasalahan menjadi muncul bagaimanakah menentukan bahwa kalimat dalam bahasa sumber memilikimakna yang benarshybenar sama dengan bahasa sasaran Salah satu cara untuk menentukan kesepadanan terjemahan ini adalah dengan identifikasi struktur makna (deepstructure) karena struktur makna dalam suatu kalimat merupakan suatu

lsquorepresentasirsquoyang menghubungkan semua informasi yang sesuai dengan interpretasi tunggal dari kalimat tertentu ataukalimat yang dimaksud (James 1980175) Struktur makna menyamakan makna yang menyatakan bahwaidentitas struktur makna menyamakan kesamaan makna Kesimpulan yang beralasan yang bisa diambil adalahbahwa konstruksi yang sama memiliki struktur makna yang identik atau sama yang bahkan bila pada strukturtampak mukanya berbeda Contoh dalam hal ini adalaha Annaura sliced the potato with a knifeNP1 V NP2 NP3b Annaura used a knife to slice the potatoNP1 V1 NP3 V2 NP2c Annaura mengiris kentang dengan pisauNP1 V NP2 NP3d Annaura menggunakan pisau untuk mengiris kentangNP1 V1 NP3 V2 NP2e Annaura used a knife (Annaura sliced the potato)NP1 V NP3 ( NP1 V NP2 ) S

Penjelasan dari contoh diatas adalah sebagai berikut1

Dalam bahasa sumber dan bahasa sasarankata kerja slicemengiris adalah aktif2 NP2 (potato) tidak harus menjadi pusat NP33 Pertanyaan yang diambil dari kedua pasangan bahasa sumber dan bahasa sasaran adalah samaDid Annaura slice the potato with a knifeApakah Annura mengiris kentang dengan pisau

Contoh diatas menunjukkan bahwa kesepadanan terjemahan a dan b memiliki struktur makna yang samadengan c dan d yang berarti bahwa kesepadanan terjemahan ini mengimplikasikan identitas struktur maknaStruktur makna ini dapat mengidentifikasi kesepadanan makna terutama kesepadanan ideasionalKontrastif analisis sebagai suatu ilmu linguistik terapan merupakan disiplin ilmu linguistik hibrida suatu ilmu yangtidak hanya berkutat pada aspekshyaspek kebahasaan saja tetapi juga masalahshymasalah psikologi dan sosiologiHal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh James (19806)

ldquo A further reason why I think it necessary to postulate the existence of a science which is called lsquoappliedlinguisticsrsquo is slightly paradoxical applied linguistics is a hybrid discipline constituted not only of linguistics butalso of psychology and sociologyrdquo

Berbeda dengan linguistik murni linguistik terapan tidak hanya menilai validitas kebahasaannya saja tetapi juga

id 129Quotes detected 001 in quotes

id 130Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

validitas psikologi dan sosiolinguistiknya Dengan kata lain bahwa salah satu cabang ilmu linguistik terapan tidakmenggantungkan sepenuhnya pada ilmu bahasa yang

lsquobenarshybenar murnirsquotetapi juga semua teorishyteori pendukung kebahasaan yang lainnya dengan berbagai wawasan dua cabang ilmuyang lainnya Jadi analisis kontrastif menggantungkan sepenuhnya pada kedua cabang tersebut terutamapsikologiAnalisis kontrastif dalam paham komparabilitasnya tidak hanya membandingkan pada aspek komparatifkontrastif atau tipologinya saja melainkan dalam kesemestaan bahasa (universals of language) Tujuan daripencapaian kesemestaan bahasa adalah sebagaimana dinyatakan oleh Chomskyrdquo Real progress in linguisticsconsists in the discovery that certain features of given languages can be reduced to universal properties oflanguage and explained in terms of these deeper aspects of linguistic formrdquo(James 1980 7)Jadi pencarian aspekshyaspek kebahasaan yang lain untuk memperoleh aspek kesemestaan ini perlu dilakukandengan menggunakan analisis yang mendalam (analisis makna) dari beberapa bahasa tunggal Contoh dari halini adalah sebagaimana dibuktikan oleh Ross (dalam James 1980 7) bahwa secara kesemestaan kata sifatberasal dari frasa kata benda (NP) di dalam struktur makna (deep structure) seperti di bawah iniJack is clever but he doesnrsquot look it

Ross mengecek kebenaran ini dengan membandingkannya dengan data dari bahasa Jerman dan Perancissebagai berikut

Hans ist klug aber seine Sohne sind es nicht Jean est intelligent mais ses enfants ne le sont pas

Pengecekan tersebut terbukti benar bahwa pengganti kata benda it es le secara pasti mengarah pada katasifat di dalam klausa antesenden

Komponen Analisis KontrastifPara pakar kontrastif melihat kontrastif analisis sebagai suatu tujuan untuk menerangkan aspekshyaspek tertentudari pembelajaran bahasa kedua suatu cara atau metode untuk mendeskripsikan bahasa pertama dan bahasakedua pembelajar yang harus dipelajari dan suatu tehnik untuk membandingkan deskripsishydeskripsi tersebut Analisis kontrastif meminjam kerangka kerja linguistik untuk mengorganisasikan tiga deskripsi kebahasaanPertama analisis kontrastif mengadopsi deskripsi kebahasaan di dalam membagi konsep bahasa ke dalam tigawilayah yang lebih kecil yaitu fonologi grammar dan leksis Tingkatanshytingkatan bahasa sebagai suatukomponen linguistik dari analisis kontrastif tersebut membatasi dirinya sendiri pada beberapa aspek bahasa dantidak mencakup beberapa aspek secara simultan Jadi wilayah fonologi hanya pada sound system dari suatubahasa dan seterusnya Kedua deskripsi kebahasaan juga digunakan untuk menentukan kategori kebahasaan yang meliputi unitstruktur kelas dan sistem Di samping membatasi diri pada masingshymasing wilayah bahasa deskripsikebahasaan juga menegaskan adanya suatu referensi terhadap berbagai entitas atau konsep gramatikalDengan kata lain deskripsi kebahasaan disusun dalam suatu kerangka kerja kategori yaitu unit struktur kelasdan sistem Keempat kategori tersebut bersifat universal maksudnya keempat kategori tersebut sangatlahpenting dan mencukupi sebagai dasar mendeskripsikan berbagai bahasaAnalisis kontrastif di dalam kategori unit menganalisis unitshyunit yang ada dalam suatu kalimat Suatu kalimattunggal dalam bahasa sumber akan selalu berhubungan dengan dasar satushydemishysatu dengan kalimat tunggaldalam bahasa sasaran Di dalam kategori struktur analisis kontrastif menganalisis susunan linear yang mungkindari unitshyunit di dalam klausa frasa dan kata Pernyataan struktur analisis kontrastif ini secara implisit

dapat dilihat di dalam kalimat berikutMy friend who plays football is very patient Di dalam kategori kelas analisis kontrastif menganalisis unitshyunityang dapat beroperasi di berbagai tempat dalam struktur Di dalam kategori sistem analisis kontrastifmenganalisis pilihan dari rangkaian unsure yang tidak ditentukan lagi oleh tempat dimana unsur tersebutmenduduki suatu kalimat Pilihan yang dimaksud adalah pilihan terhadap terma tertentu pada satu tempattertentu dalam rangkaian pilihan terma yang lain yang juga mungkin ada di termpat tersebut Misalnya kita harusmenggunakan frasa kelas nominal untuk mengisi subjek di dalam klausa tetapi kita bebas untuk memilih antarafrasa nomina tunggal atau jamak Ketiga analisis kontrastif menggabungkan deskripsishydeskripsi tersebut ke dalam model bahasa yang sama

id 131Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 132Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

id 133Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

Terdapat beberapa model yang digunakan di dalam analisis kontrastif yaitu model struktur (taksonomi) modeltransformationalshygenerative grammar (TGG) dan model contrastive generative grammar (CGG) Model struktural menurut para Strukturalis dapat digunakan untuk tujuan komparatif Model tersebutmempermudah di dalam mengukur struktur gramatikal dan membuat perbedaan maksimum antara dua sistembahasa Dengan model struktural beberapa konstruksi gramatikal yang tidak sederhana (yang tidak terdiri darisalah satu unsur) dapat dikurangi dalam pasangan konstituen (analisis ini disebut Immediate Constituent)Misalnya konstruksi seperti disgraceful dianalisis ke dalam disgrace + ful Dengan kata lain konstruksi yangdiberikan terbentuk dari bagian ABC yang dapat dianalisis dengan AB + C atau A + BC Prosedur ini juga dapatdigunakan untuk penerapan yang lebih luas misalnya di dalam frasa maupun kalimat Model transformationalshygenerative grammar mengenali tingkatan deep structure (struktur makna)dan surfacestructure dalam suatu kalimat Kedua tingkatan ini dihubungkan dengan menggunakan apa yang disebuttransformation dengan komponen sintaktik grammar yaitu generative dan komponen semantik yaituinterpretative Model contrastive generative grammar sejauh ini telah diasumsikan bahwa suatu prosedur dimana masingshymasing dari dua bahasa yang terlibat di dalam analisis kontrastif telah dianalisis secara independen yang manakedua bahasa tersebut menghasilkan analisis untuk tujuan perbandingan Analisis kontrastif ini melibatkan duafase pertama deskripsi independen dan kedua komparasinya Fase deskripfit Nampak sebagai pendahuluansaja terhadap analisis kontrastif daripada sebagai bagian yang integral di dalamnya sedangkan fase komparatifnampak seperti ditentukan oleh inputnya Prosedur yang seharusnya adalah bahasa simber dan bahasa sasarandiletakkan menjadi satu yang dimunculkan dari beberapa dasar dan dibandingkan selama proses generatifnya

Metode Analisis KontrastifDi dalam aplikasi analisis kontrastif terutama yang menyangkut analisis kalimat di dalam suatu teks digunakanbeberapa metode yaitu karakterisasi tekstual tipologi teks dan teks yang diterjemahkanKarakterisasi tekstual merujuk pada kumpulan data yang ditunjukkan oleh masingshymasing pasangan bahasa didalam pemakaian perangkat kebahasaan tertentu untuk mencapai kohesi tekstual Konsep kohesi didapatkanmelalui pengulangan bagian dari masingshymasing kohesi yang mendahului suatu kalimat Jenis pendekatantekstual ini membutuhkan rangkaian teks yang sangat besar dalam masingshymasing bahasa jenis perangkatkohesi yang digunakan dan jenis konteks yang melatarbelakanginyaTipologi teks merujuk pada penentuan jenis teks di dalam bahasa yang berbeda yang menunjukkan fungsi yangsama Jenis teks tersebut adalah isi bentuk dan kesan sedangkan fungsi yang ditunjukkan adalah fungsi teksekspresif informatif dan imperatif Di dalam analisis kontrastif metode ini menggambarkan teksshyteks ekspresifdi

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranTeks yang diterjemahkan merupakan dasar utama analisis kontrastif tekstual Batasan utamanya adalah potensiterjadinya distorsi terjemahan yaitu bahwa teks bahasa sasaran dapat menunjukkan tandashytanda interferensidari bahasa sumber Karena penerjemah harus diberi akses pada teks sumber maka tidak ada cara untukmencegah pentransferan bentuk aslinya ke dalam bahasa sasaran Bila terjadi interferensi bahasa sumbermaka bahasa sasaran menjadi tidak alami atau tidak autentik Contoh dalam hal ini adalah kajian analisis kontrastif kedua kalimat yang digarisbawahi di bawah iniAt its southern shore it is exposed to 1 2 3 4 5Di ____ pantai selatan ______ ___________ 1 2 3 4 5the thunderous waves of the Indian Ocean6 7 8dari Samudera Indonesia7 8which is ruled by the Goddess the Southern Sea Loro Kidul

9 10 1112 13 14yang diperintah oleh Dewi Pantai Selatan Loro Kidul

9 10 11 12

id 134Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

13 14suara ombak terdengar gemuruh6

Pembahasan1 At diterjemahkan menjadi di Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima2 Its di depan kata depan at yang berarti nya dihilangkan dan hal ini tidak mengurangi makna yang ada3 Frasa southern shore diterjemahkan menjadi pantai selatan Padanan yang digunakan sudh tepat danberterima4 Kata it tidak diterjemahkan Pelesapan ini sudah tepat dan berterima karena kata it tidak memiliki arti dan tidakmengubah makna yang ada di dalam kalimat5 is exposed to tidak diterjemahkan Seharusnya kata tersebut tidak dilesapkan oleh penerjemah karena katatersebut memiliki makna tampaklah atau terlihatlah dan makna tersebut sangat berarti di dalam konteks kalimattersebut 6 the thunderous waves diterjemahkan menjadi suara ombak terdengar gemuruh Terdapat pergeseran bentukyaitu dari bentuk jamak menjadi bentuk tunggal Selain itu terdapat juga pergeseran posisi atau trasposisiPadanan yang digunakan sudah tepat namun kurang berterima Padanan ini akan lebih berterima seandainyakata suara dan terdengar dalam bahasa sasaran dilesapkan Hal ini terjadi karena kata suara dan terdengardalam konteks kalimat ini tidak memiliki makna sentral dan keberadaannya sudah diwakili oleh kata gemuruhdan ombak Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Jadipadanan yang lebih berterima seharusnya cukup gemuruh ombak saja7 Kata depan of di depan frasa the thunderous waves yang berarti dari tidak diterjemahkan dan hal ini tidakmengurangi makna yang ada8 The Indian Ocean diterjemahkan menjadi Samudera Indonesia Padanan yang digunakan sudah tepat danberterima Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Kata Indian didalam Indian Ocean dapat berarti Samudera India atau Samudera Indonesia karena letaknya antara negaraIndia dan Indonesia 9 Which diterjemahkan menjadi yang Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima10 is ruled diterjemahkan menjadi diperintahkan Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima11 by diterjemahkan menjadi oleh Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima12 the Goddess diterjemahkan menjadi Dewi Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima13 the southern sea diterjemahkan menjadi Pantai selatan Padanan yang digunakan sudah berterima namunkurang tepat Kata Sea seharusnya diterjemahkan menjadi laut karena kata laut dan pantai dalam bahasasasaran memili konsep dan makna yang berbeda Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memilikimakna yang sudah tentu14 Loro Kidul diterjemahkan tetap menjadi Loro Kidul Padanan ini sudah tepat dan berterima

Dari segmentasi diatas alternatif padanan yang dapat ditawarkan adalah Di Pantai Selatan tampaklahgemuruh ombak Samudera Indonesia yang diperintahkan oleh Dewi laut Selatan Loro Kidul

ReferensiBaker Mona 1998 In Other Words London RoutledgeCatford JC 1974 A Linguistics

Theory on Translation London Oxford UniversityPressHouse Juliane 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressJames Carl 1980 Contrastive Analysis London LongmanMunday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

id 135Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 136Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 137Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 138Quotes detected 001 in quotes

id 139Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 140Quotes detected 0 in quotes

id 141Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 142Quotes detected 0 in quotes

id 143Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

2001) Quality Factors inDocumentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Newmark Peter 1982 Approaches to Translation Germany Pergamon PressVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John Benjamins

8Pendekatan Fungsional dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pendekatan fungsional dalam penerjemahan

Sebagai suatu kegiatan yang profesional penerjemahan telah berkembang pesat akibat perkembangan peranandan pengaruh komunitas internasional dan berbagai bentuk keanekaragaman bahasa Oleh karena itu pulaberbagai penelitian yang mendalam mengenai penerjemahan telah banyak dilakukan tidak hanya dalamberbagai bentuk pendekatan teoretis terhadap penerjemahan yang telah dilakukan selama bertahunshytahuntetapi juga bagaimana para penerjemah menerjemahkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan tersebutSalah satu pendekatan di dalam penelitian penerjemahan adalah pendekatan fungsional Pendekatan inimenyebutkan bahwa penerjemah seharusnya tidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikanoleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai di dalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yangditentukan oleh penerimanya (Nord 199240) Pendekatan fungsional pada dasarnya terdiri dari penerjemahansebagai komunikasi antarbudaya penerjemahan sebagai transfer budaya dan teori skopos (dalam bahasa Latinyang berarti maksud atau tujuan)

PENERJEMAHAN SEBAGAI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentu

id 144Plagiarism detected 025 httpsastraumacidwpshycontentu

id 145Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 146Plagiarism detected 019 httpsastraumacidwpshycontentu

id 147Plagiarism detected 008 httpsastraumacidwpshycontentu

id 148Plagiarism detected 015 httpsastraumacidwpshycontentu

id 149Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 150Plagiarism detected 049 httpsastraumacidwpshycontentu

yang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalahpenghasil Tsu pengirim Tsu Tsu penerima Tsu inisiator penerjemah Tsa dan penerima Tsa

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antarapenghasil Tsu dan pengirim Tsu Penghasil Tsu menghasilkan Tsu

dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim Tsu Hal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksudpengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tsu yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untukpembaca Tsu Meskipun penerima Tsu tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudayapenerima teks masih mempengaruhi Tsu dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkanolehTsa berbeda dengan situasi yang dihasilkan Tsu dengan pengirim Tsu dan penerima Tsa

yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan oleh penerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memilikiketertarikan dalam menerjemahkan Tsu saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerimaTsu

Berdasarkan pada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan jugabahasa sasaran penerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsu danmengantisipasi reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsa serta menguji kecukupan fungsional dariterjemahan yangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim Tsu

penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yang mengungkapkan maksudshymaksudpada Tsu

PENERJEMAHAN SEBAGAI TRANSFER BUDAYA

Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141)

Maksudnya adalah bahwa pengirim suatu teks tidak akan pernah dapat menuntutbahwa suatu teks diterima dengan cara tertentu Pengirim hanya dapat menyarankan

id 151Plagiarism detected 021 httpsastraumacidwpshycontentu

id 152Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 153Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 154Plagiarism detected 046 httpsastraumacidwpshycontentu

id 155Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 156Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 157Plagiarism detected 063 httpsastraumacidwpshycontentu

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing penerima Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybeda bahkanmereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapat menjadisebagai tawaran informasi dimana pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengan situasidan tujuan pembaca Berdasarkan informasiyang ada pada teks sumber penerjemah akan memilih informasi yang sesuai dengan harapannya terhadapkeinginan dan situasi pembaca Disini jelas bahwa harapanshyharapan dan tawaran informasi di dalam

teks sasaran akan berbeda dengan tawaraninformasi dalam teks sumber karena penulis atau

pengirim teks sumber dan penerima teks sasaranberasal dari komunitas kebahasaan dan budaya yang berbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan Tsa tidakakan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan Tsu melainkanmenawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner

Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada hubungan antara Tsu dan Tsa Hubungan antara Tsu dan Tsa

ini tergantung pada interpretasi penerjemah terhadap Tsu dan fungsi Tsa yang harus dipenuhi oleh penerjemahdi dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah1 A translation depends on its skopos ie its intended purpose2 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language3 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 4 A translation must be coherent in itself5 A translation must be coherent with regard to its source text6 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwaa) Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkanb) Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkan

id 158Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 159Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 160Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 161Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 162Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 163Plagiarism detected 012 httpsastraumacidwpshycontentu

id 164Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 165Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumberc) Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukansebaliknya (Tsu tidak dapat dihasilkan dari Tsa)d)

Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)e) Suatu terjemahan harus bertalian logis denganTsunya (koherensi intertekstual)f)

Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya dan transfer budaya

Namun demikian Nord (1997 124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkanpenulisTsu penggagas dan pembaca Tsa

Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkin menghasilkanTsa yang bertentangan dengan maksud penulis Tsu atau gagasan pembaca Tsa mengenai apakah suatupenerjemahan

menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggung jawab penerjemah dalam mempertimbangkan haltersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitu mengacu pada hubungan interpersonal antarapartisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan fungsi Tsa yang dapat dijangkau untuk satu Tsutertentu sedangkan fungsi mengacu pada faktorshyfaktor yang membuat Tsa bekerja sesuai dengan yangdimaksud di dalam situasi sasaran

Fungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan Tsa yang fungsional yangsesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akan diterima oleh pembacaTsa karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentu

TEORI SKOPOSSalah satu konsep sentral yang telah banyak diterapkan di dalam penelitian penrjemahan adalah gagasanmengenai skopos yang secara umum digunakan untuk merujuk pada suatu tujuan atau fungsi suatupenerjemahan (Nord 199727)

Fokus dari teori skopos adalah suatuide atau gagasan yang di dalam beberapa penerjemahan penerjemah harus sadar terhadap suatu tujuan ataumaksud yang dimiliki oleh teks bahasa sasaran (Nord 199124) Suatu pertanyaan yang perlu ditanyakan adalah apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh suatu terjemahanuntuk alasan apa suatu penerjemahan dilakukan Di dalam teori skopos tujuan utama dari penerjemahanadalah teks sasaran

dan oleh karena itu di dalammenerjemahkan tidaklah penting untuk memiliki fungsi yang sama dengan teks sumber Dengan kata lain bahwajenis kesepadanan (equivalence) tertentu antara teks sumber dan penerjemahan tidaklah diikat oleh teoriskoposSebagaimana dinyatakan di atas kesepadanan (equivalence) bukanlah merupakan konsep utama dari teoriskopos meskipun berdasarkan strukturnya bentukan kata dan maksud dari teks aslinya dapat menjadi tujuan

id 166Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 167Plagiarism detected 032 httpsastraumacidwpshycontentu

id 168Plagiarism detected 081 httpsastraumacidwpshycontentu

id 169Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 170Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 171Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

(skopos) dari suatu terjemahan Hal ini

dapat dikatakan bahwa di dalam teoriskopos bentukshybentuk budaya sasaran sangatlah penting dan bukannya kesepadanan (equivalence) antara tekssumber dengan teks sasaran Hal ini memberikan ruang gerak atau suatu kebebasan yang lebih bagipenerjemah sehingga penerjemah dapat memfokuskan pada tujuan dari penerjemahan tersebut Tujuan iniditentukan oleh pemberi tujuan (dengan masukanshymasukan dari penerjemah) yang mengatur atau mendiktetujuan (skopos) dari penerjemahan tersebutJadi dalam teori skopos

tujuan dari teks sasaran sangatlah penting dalam arti bahwa di dalam terjemahan untuk memiliki fungsi yangsama atau sepadan dengan bahasa sumber tidaklah penting Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord(199736) bahwa jenis kesepadanan dari bahasa sumber dan terjemahannya tidaklah diikat atau diatur melaluiteori skopos Ini berarti bahwa ekuivalensi atau kesepadanan bukanlah konsep utama dari teori skoposDengan kata lain dapat dikatakan bahwa di dalam teori skopos fiturshyfitur bahasa sasaran sangatlah penting danbukannya kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran Hal ini memberikanbanyak kebebasan kepada para penerjemah sehingga penerjemahdapat memusatkan pada tujuan atau hasil dari penerjemahannya

Kapanpun penerjemah diminta untuk mengerjakan tugas penerjemahan dia biasanya memulai dengantahapan atau fase penting dengan menguji atau melihat dulu skopos (tujuan) dari penerjemahan tersebut(Nord 199735) Dalam tahapan awal ini keterbacaan haruslah benarshybenar dipikirkan Juga penerjemahharus melihat pada apa pengaruh teks terhadap para pembaca Tahapan ini sering melibatkan analisis fiturshyfitur asli bahasa sumber penerjemah juga memikirkan bagaimana teks sumber mempengaruhi pembacanyaDi dalam usahanya pengaruh dari fiturshyfitur tekstual khususnya tingkat keterbacaan harus benarshybenardipertimbangkanTeori skopos juga menekankan perbedaan antara jenisshyjenis teks Tipologi teks yang sering digunakan didalam konteks teori skopos adalah bahwa teks dibagi ke dalam teks informatif (memberitahu pembacamengenai objek dan fenomena di dalam dunia nyata) teks ekspresif (aspek informatif dikomplementasikandengan menggunakan komponen astetika) dan teks operatif (baik makna dan bentuk merupakan subordinatterhadap efek ekstralinguistik) (Nord 1997 37shy38)Suatu teks di dalam pendekatan teori skopos pada dasarnya merupakan suatu tawaran informasi (offer ofinformation) dari produsen kepada para pelanggannya (Schaffner 1998b 236) Penerjemah sebagai seorangpakar di dalam penerjemahan haruslah menginterpretasikan informasi bahasa sumber dengan memilih fiturshyfitur yang paling mendekati atau berhubungan dengan persyaratan yang diminta di dalam bahasa sasaran Darisudut pandang ini dapat dikatakan bahwa proses penerjemahan tidak ditentukan oleh bahasa sumbernya atautujuan dari pengarangnya namun ditentukan oleh skopos dari bahasa sasaran sebagaimana yang diminta atauditentukan oleh permintaan pelanggan sasaran (dalam hal ini penerjemahan tetap dilakukan dan diputuskanoleh penerjemah sendiri) Oleh karenanya terjemahanadalah hasil dari teks sasaran yang secara fungsional sesuai dengan teks sumber yang diterjemahkan danhubungan antara dua teks tersebut ditentukan menurut tujuan (skopos) penerjemahan (

Schaffner 1998b236)Dengan melihat pada tujuan penerjemahan sebagai faktor yang paling penting di dalam kegiatanpenerjemahan teoriskopos menekankan pentingnya peranan

penerjemah sebagai seorang pakar di dalam kegiatan penerjemahan dan sematashymata menawarkan informasiyang peranannya di dalam kegiatan harus diputuskan oleh penerjemah tergantung pada harapan dankebutuhan pembacasasaran Schaffner (1998b) lebih lanjut mengatakan teori skopos sebagai bagian dari

pendekatan fungsional memfokuskan pada penerjemah memberikannya lebih banyak kebebasan dan padasaat yang sama juga lebih bertanggung jawab

id 172Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 173Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

terhadap penerjemahannya Oleh karena itu penerjemah

menjadi seorang pengarang teks bahasa sasaran yang bebas dari batasanshybatasan yang ditentukan olehkonsep kesetiaan terhadap bahasa sumber itu sendiriLebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwa penerjemah tidak selamanya dapat menentukan tujuanpenerjemahan dari teks sumber ke bahasa sasaran dan oleh karena itu penerjemah memerlukan apa yangdisebut dengan petunjuk penerjemahan (translation brief) Petunjuk penerjemahan akan memandu penerjemahterhadap informasi yang mereka pilih dari tawaran informasi awal (teks sumber) dan cara penerjemahmengemas informasi tersebut ke dalam teks sasaran Menurut Nord petunjuk penerjemahan tersebut terdiri darifungsi teks yang diinginkan pembaca teks sasaran waktu dan tempat penerimaan teks medium dimana tekstersebut akan diterjemahkan dan alasan pemroduksian teks tersebutBila petunjuk penerjemahan menyatakan bahwa fungsi atau tujuan harus diganti atau dipertahankan di dalampenerjemahan penerjemah juga harus melakukan hal tersebut Oleh karena itu penerjemahan tidak lagi

ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapi berdasarkan kecukupan (adequacy) sesuaidengan petunjuk penerjemahan Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logis ataumasuk akal (coherent)

Untuk menganalisis teks sumber yang berbeda dengan teks sasaran dan juga untuk melihat unsurshyunsur dalamteks sumber yang tetap dipertahankan dan yang harus diganti untuk menghasilkan teks sasaran yang fungsionaldalam budaya sasaran maka dibutuhkan apa yang disebut dengan faktorshyfaktor ekstratekstual dan faktorshyfaktorintratekstual (Nord 1991a35shy43) Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual ini merupakan bagian dari teoriskoposFaktorshyfaktor ekstratekstual merujuk pada situasi komunikasi dari teks sumber dan fungsi yang akan dihasilkanteks sasaran Faktorshyfaktor ekstratekstual ini mengindikasikan fungsishyfungsi teks yang ingin dicapai yangmencakup informasi mengenai penulis atau pengirim teks (who) penerima teks yang dimaksud (to whom)maksud pengirim (what for) medium atau kanal tempat teks dikomunikasikan tempat dan waktu komunikasiproduksi teks dan penerima teks dan motif komunikasi (why) Faktorshyfaktor ekstratekstual dapat diidentifikasisebelum membaca teksFaktorshyfaktor intratekstual merujuk pada teks itu sendiri dan mencakup unsurshyunsur nonshyverbal Faktorshyfaktorintratekstual ini hanya dapat diidentifikasi setelah teks dibaca Faktorshyfaktor intratekstual ini dianalisis denganmenanyakan mengenai pokok permasalahan teks isi atau informasi dalam teks asumsi pengetahuan yangdibuat oleh penulis bagaimana teks dibangun unsurshyunsur nonshyverbal yang ada di dalam dan di sekitar tekskarakteristik leksikal dan sintaks dan fiturshyfitur suprasegmentalFaktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tidak dapat dilihat secara terpisahshypisah karena faktorshyfaktortersebut saling mempengaruhi satu sama lain Kedua rangkaian faktor tersebut akan menghasilkan efek tertentuterhadap penerima atau pembaca (Nord 1991a130shy140) Efek ini berorientasi pada pembaca karena efek inimembangun hubungan antara teks dan pembaca Hubungan tersebut merupakan hasil dari tujuan komunikatifdan dapat mempengaruhi hubungan sosial pembaca terhadap pengirim tingkat pengetahuan keadaanemosional dan kegiatan berikutnya Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut diungkapkan di dalambentuk pertanyaan sebagaimana dinyatakan Nord sebagai berikutWho transmitsTo whomwhat forby which mediumwherewhenwhya textwith what functionOn what subjectshymatterdoes he saywhat(what not)in what orderusing which nonshyverbal elementsin which words

id 174Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 175Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 176Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 177Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

in what kind of sentencesin which toneto what effect

Salah satu keuntungan dari analisis faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual sebagai bagian dari teoriskopos adalah bahwa faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut dapat diterapkan pada semua jenisteks sumber dan terjemahan yang dihasilkan ke dalam berbagai teks sasaran dan budaya sasaranNamun demikian terdapat kritik terhadap teori skopos tersebut Kebanyakan kritik tersebut berhubungan dengandasarshydasar filosofi dari teori skopos itu sendiri yang menyatakan bahwa teori skopos hanya dapat diterapkanuntuk penerjemahan teks yang bukan sastra Namun pernyataan tersebut disangkal oleh Nord (199780shy108)bahwa teori skopos dapat diterapkan untuk menerjemahkan karya sastra

ReferensiBaker M 2001 (

Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledgeNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalNord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis Amsterdam Rodopi BV helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1997 Translating as a Purposeful Activity ManchesterSt JeromeSchaffner 1998b

Skopos Theory In Mona Baker (ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies (pp 235shy38) London Routledge9Penilaian Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan penilaian di dalam penerjemahan

Penilaian penerjemahan selalu melibatkan dua hal penting yaitu bagaimana pesan dan bentuk teks sumberdialihkan ke dalam teks terjemahan Jadi penilaian terjemahan pada dasarnya berkisar pada bagaimana keduahal tersebut dialihkan Umumnya yang ditekankan pada penilaian adalah pengalihan makna yaitu apakahpesan yang disampaikan tetap setia pada teks sumber atau adakah pesan yang hilang ataupun ditambahPenilaian berikutnya adalah pada bentuk yaitu apakah bentuk teks sasaran atau teks terjemahan dapat terbacasebagai tulisan asli atau tidak apakah ada atau tidak interferensi dari bahasa sumber dan ada atau tidakkahkesalahan gramatikal di dalam teks sasaranEvaluasi terhadap kualitas terjemahan dapat dilakukan dengan berbagai cara Soemarno (1988 33shy35)menyatakan bahwa carashycara menilai suatu terjemahan dapat dilakukan melalui (1) terjemahan balik (2)pengujian pemahaman (3) pengujian melalui performansi seseorang 1 Terjemahan BalikSuatu teks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Hasil terjemahan dalam bahasa B diterjemahkankembali ke dalam A1 Untuk menilai hasil terjemahan itu terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli ASemakin dekat terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli A semakin tinggi nilainya Terjemahan A1memang tidak akan sama dengan teks asli A

2 Pengujian PemahamanTeks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Seseorang dengan membaca hasil terjemahan dalam

bahasa B itu diminta untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau kuesioner dalam bahasa B yangmaterinya diambil dari teks dalam bahasa A Jawaban terhadap kuesioner tersebut digunakan untuk menilaihasil terjemahan tersebut3 Pengujian Melalui Performansi SeseorangCara ini digunakan untuk menilai suatu terjemahan dari suatu naskah yang bersifat teknis Pengujian inidilakukan dengan menyuruh seseorang melakukan suatu perbuatan sesuai dengan apa yang dituliskan dalamnaskah yang diterjemahkan tersebutDi samping cara menilai terjemahan seperti yang disampaikan Soemarno di atas carashycara lain yang dapatdilakukan adalah dengan teknik cloze (cloze technique) teknik membaca dengan suara nyaring (reading aloudtechnique) dan pendekatan berdasar padanan (equivalence based approach) a Teknik ClozeTeknik cloze merupakan tes pemahaman pembaca yang digunakan sebagai suatu indikator tentang sukar ataumudahnya teks terjemahan bagi pembaca (Suryawinata 1982 107) Indikator kemudahan teks cukup dilihat daripersentasi yaitu 75 pembaca dapat mengerjakan dengan benar 50 dari soal berarti teks terjemahan itucukup mudah dipahami yang berarti penerjemahannya dapat dianggap cukup baik Menurut Nababan (200420) teknik cloze ini menggunakan tingkat keterpahaman pembaca terhadap teks bahasa sasaran sebagaiprediktor kualitas terjemahan Semakin mudah pembaca menebak kata berikutnya dalam kalimat dalam suatuterjemahan semakin mudah kata tersebut dapat dipahami dalam konteks tertentu Teknik cloze ini dianggap memiliki cirishyciri tes integratif dan bahkan pragmatik Tes cloze selalu menggunakanwacana yang mengandung konteks bukan sematashymata kalimatshykalimat lepas Mengerjakan tes yangmenggunakan wacana mensyaratkan kemampuan memahami unsurshyunsur kebahasaan maupun nonshykebahasaan sebagai bagian dari pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan Kemampuan untukmengerjakan tes cloze mengandalkan pada kemampuan memahami wacana tulis yang ditunjang olehpenguasaan tatabahasa kosakata serta wacana secara umum Dalam penerapannya teknik ini digunakan sebagai suatu proses pemahaman wacana yang disertai denganmelengkapi kekuranganshykekurangan yang ada Kekuranganshykekurangan yang harus dilengkapi itu terdiri darikatashykata yang merupakan bagian dari suatu wacana yang dengan sengaja dihilangkan dari teks aslinyaKemampuan untuk mengenali dan mengembalikan katashykata yang telah dihilangkan itu secara tepatmenunjukkan tingkat kemampuan pemahaman dan merupakan sasaran tes clozePenghilangan katashykata dari suatu wacana tulis merupakan ciri pokok tes cloze Penghilangan katashykata itudilakukan secara sistematis dengan menggunakan rumus yang dikenal dengan penghilangan kata keshynMaksudnya adalah bahwa pada suatu teks yang telah dipilih kata yang keshysekian (misalnya keshy7 keshy8 dansebagainya) dihilangkan sehingga meninggalkan suatu tempat kosong Dengan demikian pada teks yangdigunakan sebagai bahan tes cloze terdapat sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg (reliabel) yaitusetiap kata keshynDalam mengerjakan tes cloze peserta harus berusaha untuk menentukan kata yang telah dihilangkan danmemasukkannya kembali ke dalam tempatnya yang sesuai sedemikian rupa sehingga teks itu kembali utuhsecara kebahasaan dan makna seperti teks aslinya Untuk itu dibutuhkan kemampuan berbahasa yang bersifatmenyeluruh yang tidak sematashymata terbatas pada penguasaan ejaan penulisan dan makna katashykata tetapijuga pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan dengan berbagai hubungan antarbagian wacana yangterdapat di dalamnyaDalam penyelenggaraan tes cloze hubungan antarbagian dalam wacana merupakan unsur yang penting Untukitu dibutuhkan wacana yang cukup panjang dan bukan sekadar kumpulan kalimatshykalimat lepas Selain adanyahubungan antarbagian wacana yang cukup panjang memungkinkan penghilangan katashykata dalam jumlah yanglayak untuk menyusun satu tes yang utuh Semakin panjang teks yang digunakan semakin banyak jumlah katadi dalamnya Dan semakin banyak jumlah kata dalam suatu teks semakin banyak jumlah kata yang dapatdihilangkan atau semakin jarang jarak penghilangan katanya Dapat dicatat bahwa semakin rapat jarakpenghilangan kata yang berarti semakin banyak jumlah kata yang dihilangkan akan semakin sulit tesnya dansebaliknya Tes cloze dengan penghilangan setiap kata keshy5 misalnya lebih sulit daripada tes serupa denganjarak penghilangan setiap kata keshy9 b Teknik membaca dengan suara nyaringTeknik membaca dengan suara nyaring melibatkan para pembaca dalam menentukan kualitas terjemahanPenilai meminta beberapa pembaca untuk membaca teks terjemahan dengan suara nyaring di hadapanpendengar Jika para pembaca tersendatshysendat ketika membaca teks terjemahan maka diasumsikan bahwateks terjemahan tersebut mengandung masalah (Nababan 200421)Teknik membaca dengan suara nyaring ini pada dasarnya hanyalah mengukur tingkat kelancaran membacasaja Jika pembaca mampu membaca dengan lancar tidak menjamin bahwa pembaca tersebut benarshybenarmemahami isi teks terjemahan dengan baikc Pendekatan berdasarkan PadananPendekatan berdasarkan padanan menggunakan padanan antara

id 178Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 179Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 180Plagiarism detected 009 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 181Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dengan teks bahasasasaran sebagai kriteria untuk menentukan kualitas terjemahan Sebuah terjemahan dikatakan mempunyaikualitas yang tinggi jika terjemahan yang bersangkutan dapat mencapai padanan yang optimal antara teksbahasa sumber dan teks bahasa sasaran (Nababan 200426)Untuk mengetahui apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan penilai perlumembandingkan kedua teks tersebut dalam hal tipe teks ciri kebahasaan yang digunakan dan faktorshyfaktorekstralinguistik Tipe teks mengacu pada fungsi utama bahasa dalam suatu teks ciri kebahasaan menyangkutciri semantik gramatikal dan stilistik dan faktorshyfaktor ekstralinguistik mengacu pada dampak faktorshyfaktor padastrategi verbalisasi termasuk tingkat pengetahuan yang berbedashybeda tentang isi teks yang dimiliki oleh parapembaca

teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran pengetahuan dan persepsi yang berbedashybeda tentang fenomena tertentu

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa makna dan gaya merupakan hal yang sangat penting dalampenerjemahan dan merupakan hal yang mendasar yang ingin dilakukan di dalam menerjemahkan

Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemah harus mampu mencari padanan makna dan gaya dalambahasa sasaran yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang ada dalam bahasa sumber

Di dalam usaha mencari padanan makna dan gaya tersebut perlu dirumuskan suatu parameter penilaian kualitasterjemahan Parameter ini digunakan untuk memberikan kriteriashykriteria yang objektif mengenai kualitashubungan antara teks sumber dengan teks sasaran Parameter kualitas penerjemahan dapat dilihat dari berbagai sudut atau perspektif Menurut Gerzymisch(2001229) parameter kualitas terjemahan dapat dilihat dari perspektif individual (an itemized perspective)perspektif pola hubungan (a relational pattern perspective) dan perspektif pola keseluruhan (a holisticperspective) Perspektif individual melihat masalahshymasalah secara satu per satu yang ada di dalam suatu teksdan mengidentifikasi fenomena tekstual lokal seperti metafora makna leksikal makna gramatikal maknaambigu dan sebagainya Perspektif pola hubungan menggambarkan polashypola yang dapat diidentifikasisebelumnya dengan unsurshyunsur yang dapat diidentifikasi berikutnya di dalam suatu teks dan kita dapatmengidentifikasi titik awal masalah yang dapat ditelusuri di dalam perkembangannya terhadap keseluruhan teksdan yang dapat digambarkan sebagai rangkaian fenomena individual Perspektif pola keseluruhan melihat polashypola holistik sebagai entitas fungsional yang membentuk teks yang dengan perspektif tersebut kita dapatmengidentifikasi polashypola di dalam suatu teks yang tidak ada titik awal yang dapat diidentifikasi sebelumnyaPolashypola holistik tersebut dibentuk oleh unsurshyunsur yang secara fungsional saling berhubungan dengan salahsatu unsur fungsional yang kemudian menjadi suatu unsur di dalam entitas fungsional yang besar Contohshycontoh dari perspektif ini adalah hubunganshyhubungan budaya pola pengetahuan dan sebagainya Sementara itu AlshyQinai (2000499) menyatakan bahwa parameter penilaian penerjemahan dapat digunakanuntuk mengukur tingkat efisiensi suatu teks dengan melihat pada fungsi sintaktik semantik dan pragmatikdalam kerangka budaya yang ada baik

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut AlshyQinai parameter tersebut adalah 1 Tipologi Teks dan Tenor misalnya struktur naratif dan kebahasaan dari teks sumber dan teks sasaran fungsiteks (didaktif informatif instruksional persuasif dan sebagainya)2 Hubungan Formal keseluruhan makna dan bentuk teks pembagian paragraf tanda baca kuotasi dansebagainya3 Koherensi Struktur Tematik Tingkat kesimetrisan tematik bahasa sumber dengan bahasa sasaran4 Kohesi Referensi (koshyreferensi anapora katapora) substitusi elipsis deiksis dan konjungsi5 Kesepadanan Teks Pragmatik (Dinamik) Tingkat kedekatan teks sasaran dengan maksud teks sumber(misal kepuasaan atau penyimpangan harapan pembaca) dan fungsi ilokusioner teks sumber dan teks sasaran6 Register jargon idiom kata pinjaman kolokasi parafrase konotasi dan aspek emotif dari makna leksikal7 Kesepadanan Gramatikal susunan kata struktur kalimat modalitas tense Parameter bahwa suatu terjemahan sudah sepadan makna dan gayanya bila terjemahan yang bersangkutan

id 182Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 183Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 184Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 185Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

id 186Plagiarism detected 004 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 187Plagiarism detected 001 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 188Plagiarism detected 003 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

dapat mencapai padanan makna dan gaya yang optimal

antara teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran Kalimat dikatakan mempunyai padanan makna bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki makna leksikal gramatikal tekstual kontekstual sosiokultural danatau makna implisit yang samaKalimat dikatakan mempunyai padanan gaya bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki kategori yang sama dalam unsurshyunsur gayanya yaitu pilihan kata ekspresi idiomatik gaya bahasajenis katastruktur kata tertentu dan tanda baca dalam upaya bagaimana menyajikan atau mengkomunikasikanhasil terjemahannya dalam bentuk tulisan Sementara itu keterbacaan keakuratan dan kewajaran sangatlah penting di dalam menilai kualitas terjemahanSebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Parameter bahwa suatu terjemahan sudah memenuhi unsur keterbacaan bila suatu teks tersebut dapatdipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yang dilakukan para pembaca terhadap teks tersebutsuatu terjemahan memenuhi unsur keakuratan bila pembaca bahasa sasaran dapat memahami pesan secaraakurat seperti yang dimaksud oleh penulis asli (makna dan gaya yang diterjemahkan sudah sepadan danberterima secara optimal) dan suatu terjemahan memenuhi unsur kewajaran bila pesan dapat dikomunikasikandalam bentuk yang sealami mungkin sehingga pembaca teks sasaran merasa bahwa teks yang dibaca adalahteks yang asli atau tidak tampak seperti suatu terjemahan Menurut Rochayah (2000 108) pentingnya penilaian hasil terjemahan karena dua alasan yaitu untukmenciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktek penerjemahan dan untuk kepentingan kriteria danstandar dalam menilai kompetensi penerjemah Penilaian hasil penerjemahan ini mengacu pada produk ataukarya terjemahan itu sendiri Menurut Nababan (2000 121) ada dua arah penelitian dalam

penerjemahan yaitu penelitian yang berorientasi pada produk dan penelitian yang berorientasi pada prosesPenelitian yang berorientasi pada produk inilah yang bisa dinilai dan dievaluasi oleh seorang penilai terjemahansedangkan penelitian yang mengacu pada proses sangat sulit untuk dinilai karena yang dikaji mengarah padaproses ketika aktivitas penerjemahan dilakukan oleh penerjemahHal pokok dalam penilaian karya terjemahan adalah rambushyrambu atau kriteria penilaian karya terjemahanKriteria penilaian ini ditentukan untuk menjaga validitas dan reliabilitas hasil penilaian Namun demikian perludipahami bahwa tidak ada hasil terjemahan yang sempurna sehingga penilaian pun bersifat relatif danberdasarkan kriteria kurang lebih karena penilaian terhadap padanan semua tataran satuan lingual secaraobjektif sulit dicapai (Rochayah 2000115 dan Nababan 200460) sehingga penentuan kriteria dan indikator puntidak dapat bersifat objektif ketat dan tetap terpengaruh pada sujektifitas penilai Rochayah (2000119) menyampaikan kriteria penilaian hasil terjemahan sebagai berikutKriteria Penilaian Hasil Terjemahan

Kategori Nilai Indikator Terjemahan hampir sempurnaTerjemahan sangat bagus Terjemahan baik Terjemahan cukup Terjemahan kurang 86shy90 (A) 76shy85 (B) 61shy75(C) 46shy60 (D) 20shy45 (E) Penyampaian wajar

hampir tidak terasa seperti terjemahan tidak ada kesalahanejaan tidak ada kesalahanpenyimpangan tata bahasa tidak ada kekeliruan penggunaan istilah Tidak ada

id 189Plagiarism detected 014 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 190Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 191Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 192Quotes detected 001 in quotes

id 193Plagiarism detected 002 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

distorsi makna tidak ada terjemahan harfiah yang kaku tidak ada kekeliruan penggunaan istilah ada satushyduakesalahan tata bahasa ada satushydua kesalahan penggunaan ejaan dan tanda bacaejaan Tidak ada distorsimakna ada

terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teks sehingga tidak terlaluterasa seperti terjemahan kesalahan tata bahasa dan idiom relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teksada satushydua penggunaan istilah yang tidak bakuumum ada satushydua kesalahan ejaan Terasa sebagai terjemahan

ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teks ada beberapakesalahan idiom dantata bahasa tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teksada penggunaan istilah yang tidak bakuumum dan atau tidak jelas

Sangat terasa sebagai terjemahan terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif lebih dari 25 darikeseluruhan teks) terdapat distorsi makna dan kekeliruan penggunaan istilah lebih dari 25 keseluruhan teks

Apabila kita cermati kriteria yang diberikan oleh Rochayah mempunyai sedikit kekurangan Pada kategoriterjemahan hampir sempurna terdapat sedikit kekurangan pada kriteria indikatornya Kekurangan tersebutadalah tidak adanya indikator

lsquotidak ada distorsi maknarsquoseperti pada kategori terjemahan sangat bagus dan terjemahan baik Indikator tidak ada distorsi makna iniseharusnya ditambahkan di dalam indikator terjemahan hampir sempurna karena dalam penerjemahan yangdilakukan adalah pencarian padanan makna yang seoptimal mungkin Nababan (2004) menggunakan dua instrumen untuk menilai kualitas terjemahan Instrumen tersebut adalahAccuracyshyRating Instrument yang diadaptasi dari Nagao Tsujii dan Nakamura (1998) yang didasarkan padaskala 1 sampai 4 sebagaimana yang ditunjukkan berikut iniSkala dan Definisi Kualitas Terjemahan (Nababan 2004)Scale Definition 1 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentence isclear to the evaluator and no rewriting is needed 2 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentencecan be clearly understood by the evaluator but some rewriting and some change in word order are needed 3 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence There are some problemswith the choice of lexical items and with the relationship between phrase clause and sentence elements 4 The source sentence is not translated all into target sentence ie it is omitted or deleted

Kriteria atau rambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang dinyatakan oleh Nababan menunjukkan suatukemudahan keefektifan indikator dibanding yang telah dinyatakan oleh Rochayah dan hal ini juga ditunjukkandengan penggunaan skala 1 sampai 4 Namun demikian perlu dipertimbangkan bahwa dalam menilaiterjemahan harus dilihat apa yang akan dinilai apakah itu teks ilmiah ataukah teks susastra dan kepadasasaran pembaca yang mana Lebih lanjut Rochayah menyatakan bahwa di samping makna dan kriteria hal pokok dalam menilai karyaterjemahan adalah cara menilai hasil terjemahan Rochayah (2000117shy123) membagi ke dalam dua cara yaitu

cara umum dan cara khusus Cara umumdigunakan untuk teks yang umum yakni teks yang tidak mempunyai ciri tertentu yang beda dengan yang lainsecara universal Misalnya ciri penggunaan bahasa dalam teks ilmiah mempunyai ciri universal yaitu efektiflugas tidak taksa dan formal Ciri tersebut berlaku untuk semua teks ilmiah misalnya jurnal makalah artikeldisertasi dan lainshylainPenilaian secara umum dapat dimulai dari asumsi umum bahwa tidak ada terjemahan yang sempurnapenerjemahan semantik dan komunikatif merupakan reproduksi pesan yang umum dan penilaian bersifat umumdan relatif Penilaian karya terjemahan dapat dilakukan dengan tahapan penilaian fungsional penilaian

berdasarkan makna dan kriterai dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan kesepadananpesan hasil terjemahan yakni terjemahan yang hampir sempurna terjemahan sangat bagus terjemahan baikterjemahan cukup dan terjemahan burukSedangkan cara penilaian khusus digunakan untuk menilai teks yang mempunyai ciri penggunaan yang khususatau tidak mempunyai ciri penggunaan bahasa yang universal dengan teks lainnya misalnya puisi Di sampingmakna bentuk puisi harus dipertimbangkan oleh penerjemah sehingga dalam menerjemahkan harus dapatmemasukkan minimal dua unsur tersebut agar keindahan bentuknya juga dapat terhubung dalam karyaterjemahan puisi Oleh karena itu penilaian khusus harus mempertimbangkan bentuk sifat dan fungsiLebih lanjut Rochayah (2000121shy122) menjelaskan bahwa kriteria yang dapat digunakan dalam penilaiankhusus adalah berubah atau tidak berubah menyeluruh atau lokal jelas atau tidak jelas baku atau tidak bakuwajar atau tidak wajar (misalnya puisi yang mengandung metaforik) benar atau tidak Namun demikian carayang dilakukan tidak berbeda dengan cara penilaian umum yakni penilaian fungsional penilaian berdasarkanmakna dan kriteria dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan keberterimaankesepadanan pesan hasil terjemahan dan kualitas terjemahan yakni terjemahan hampir sempurna terjemahansangat bagus terjemahan baik terjemahan cukup dan terjemahan burukSenada dengan cara penilaian khusus yang disampaikan oleh Rochayah Zhonggang (2006 45) menilai suatukarya terjemahan susastra baik puisi maupun novel dengan menggunakan skala relevansi MenurutZhonggang yang dimaksud dengan skala relevansi adalah suatu tingkat relevansi yang mana pembacamemahami suatu teks tergantung pada jumlah pengaruh kontekstual terhadap teks dan upaya untuk memahamiteks tersebut Semakin banyak pengaruh kontekstual semakin relevan teks tersebut semakin sedikit upayayang dilakukan pembaca dalam memahami suatu teks semakin relevan teks tersebut Skala relevansi inidikelompokkan menjadi relevansi optimal relevansi kuat relevansi lemah dan tidak ada relevansisebagaimana tersaji berikut

Skala Relevansi (Zhonggang 2006 45)Relevance Contextual implication Processing effort Optimal relevance Fully comprehensible Without unnecessary effort Strong relevance Relatively clear With some necessary effort Weak relevance Implied Considerable effort taken Irrelevance Vague and unclear All the effort is in vain

Ketiga cara penilaian yang telah disampaikan oleh Rochayah Nababan dan Zhonggang di atas merupakanrambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang lebih mengutamakan pada keakuratan makna Selain maknapenggunaan gaya dalam penerjemahan novel juga sama pentingnya dengan makna Penerjemahan ataupencarian padanan makna tanpa penerjemahan gaya yang sesuai hasil terjemahan akan menjadi tidak lengkapdan tidak efisien Makna adalah apa yang dikomunikasikan ke pembaca terjemahan sedangkan gaya adalahcara bagaimana mengkomunikasikan makna tersebut ke pembaca terjemahanSelain itu hal penting lainnya adalah tingkat pemahaman pembaca atau unsur keterbacaan terjemahanKeterbacaan menurut para pakar terjemahan mengacu pada seberapa mudah teks tulis dapat dibaca dandipahami oleh pembaca Keterbacaan merupakan keseluruhan unsur dalam sebuah teks tulis yangmempengaruhi keterpahaman pembaca (dalam Nababan 2004 29) Sementara itu Suryawinata (1982 104shy105) menyatakan bahwa keterbacaan adalah berpusat pada masalah mudah tidaknya suatu teks untuk dibacadan dipahami oleh pembacanya dan tidak mempermasalahkan kesetiaan suatu teks terjemahan terhadapsumber aslinya Dari beberapa pendapat para pakar terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbacaan adalah suatukriteria mengenai sejauh mana suatu teks dapat dipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yangdilakukan para pembaca terhadap teks tersebut Jadi keterbacaan suatu teks sangatlah tergantung padapembaca karena pada dasarnya suatu teks tidak dapat dibaca sendiri oleh teks tersebut Di sini jelas bahwatingkat keterbacaan ditentukan oleh pembaca dengan tingkat kemampuan pengetahuan dan konsentrasipembaca dalam memahami teks terjemahan meskipun keterbacaan itu sendiri juga dipengaruhi oleh fiturshyfiturteks sebagaimana dikutip dalam Nababan (2004 29) bahwa keterbacaan sebuah teks dapat diukur secaraempirik yang didasarkan pada panjang ratashyrata kalimat kompleksitas struktur kalimat jumlah kata baru yangdigunakan dalam teks kosa kata konstruksi kalimat yang digunakan penulis penggunaan kata asing dandaerah penggunaan kata dan kalimat taksa penggunaan kalimat tak lengkap dan alur pikir yang tidak runtut

ReferensiAlshyQinai Jamal 2000 Translation Quality Assessment Strategies Parametres and Procedures OnlineTranslation Journal Meta Vol XLV 3 2000 pg 497shy519 (httpwwweruditorgenrevuemeta2000v45n3indexhtml retrieved on 29 October 2008)

id 194Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 2 more resources

id 195Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

Gerzymisch HeidrunshyArbogast 2001 Equivalence Parameters and Evaluation Germany University ofSaarbrucken

Nababan Rudolf dkk 2004 Keterkaitan antara Latar Belakang Penerjemah dengan Proses Penerjemahan danKualitas Terjemahan (Studi Kasus Penerjemah Profesional di Surakarta) Laporan Penelitian Surakarta PPsUNS

Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo

Sumarno Thomas 1988 Hubungan antara Lama Belajar dalam Bidang Penerjemahan Jenis KelaminKemampuan berbahasa Inggris dan TipeshyTipe Kesilapan Terjemahan

dari bahasa Inggris ke dalam bahasaIndonesia Disertasi S3 Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang

Zhonggang Sang 2006 A Relevance Theory Perspective on Translating the Implicit Information in LiteraryTexts Journal of Translation Volume 2 Number 2 China Chinese Translators Journal(httpaccurapidcomjournal)

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

10Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa hal mengenai penerjemahan novel

Novel sebagai salah satu bentuk karya susastra memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya denganjenis karya susastra yang lain seperti puisi dan drama Perbedaanshyperbedaan tersebut sebagaimana yangdinyatakan oleh Suryawinata (1982 92shy95) adalah (1) puisi merupakan jenis karya susastra yang paling emotifkarena merupakan ekspresi penyair yang dikomunikasikan melalui media puisi Puisi juga mengeksploitasiasosiasi keindahan kata serta efekshyefek bunyi seperti keindahan efek bunyi yang berulang dalam rima eliterasidan asonansi Selain itu puisi juga memiliki unsur pokok yang membedakan dengan jenis karya susastra yanglain yaitu unsur pencitraan yang diungkapkan dalam metafora atau katashykata yang segar dan unik (2) dramamemiliki unsur pokok yang berupa dialog atau monolog Tanpa dialog drama tidak mungkin dilakukan Selain itudrama memiliki unsur yang tidak kalah pentingnya yang berupa karakterisasi atau penokohan Tanpakarakterisasi yang kuat drama akan menjadi hambar dan tokohshytokoh dalam drama akan menjadi pemain tanpawatak dan (3) novel memiliki unsurshyunsur yang hampir sama dengan drama dengan perbedaannya yangkhusus Novel memiliki unsur pokok berupa dialog dan dialog ini merupakan salah satu unsur yang dipakai untukmendapatkan bahasa yang segar dan realistis Unsur lain yang dimiliki novel adalah penokohan ataukarakterisasi yang kuat Suatu novel sebagaimana juga drama akan menjadi hambar apabila tidak memilikiunsur karakterisasi yang kuat karena tokohshytokoh yang tampil akan berubah menjadi sekadar pelaku untukkelangsungan cerita sajaSecara garis besar novel memiliki unsurshyunsur yang berupa tema ajang (setting) suasana plot konflik krisisklimaks dan penyelesaian dengan menggunakan bahasa yang deskriptif emotif berbentuk dialog nadakeindahan bunyi dan pencitraan dengan peran karakterisasi yang protagonis antagonis dan peran pembantuLebih lanjut di dalam memahami karya susastra khususnya novel dapat dilakukan dengan berbagai cara(Ratna 2005 552shy556) Carashycara tersebut adalah dengan (1) menganggap novel sebagai bentuk miniatur

id 196Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 197Quotes detected 001 in quotes

id 198Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 199Quotes detected 0 in quotes

id 200Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 201Quotes detected 0 in quotes

id 202Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

id 203Plagiarism detected 028 httpsastraumacidwpshycontentu

id 204Plagiarism detected 062 httpsastraumacidwpshycontentu

masyarakat sebagai dunia dalam katashykata Cara ini menyebabkan novel menampilkan unsurshyunsur sosialseperti tokoh peristiwa dan latar yang secara keseluruhan diadopsi melalui dunia nyata Tidak ada novel yangsematashymata diciptakan melalui imajinasi dan (2) novel merupakan respons interaksi sosial keberadaan karyasusastra lebih banyak ditentukan oleh masyarakat Cara ini mengkondisikan karya sebagai suatu alat sebagaiprasarana estetis yang melaluinya masyarakat dapat menemukan aspirasinya

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentuyang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalah penghasil teks sumberpengirim teks sumber teks sumber penerima teks sumberinisiator penerjemah teks sasaran dan penerima teks sasaran

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antara penghasil teks sumber dan pengirim teks sumberPenghasil teks sumber menghasilkan teks sumber dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim teks sumberHal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksud pengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tekssumber yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untuk pembaca teks sumber Meskipun penerima tekssumber tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudaya penerima teks masihmempengaruhi teks sumber dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkan oleh tekssasaran berbeda dengan situasi yang dihasilkan teks sumber dengan pengirim teks sumber dan penerima tekssasaran yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan olehpenerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memiliki ketertarikan dalam menerjemahkanteks sumber saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerima teks sumber Berdasarkanpada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan juga bahasa sasaranpenerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sumber dan mengantisipasi

id 205Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 206Plagiarism detected 061 httpsastraumacidwpshycontentu

id 207Plagiarism detected 039 httpsastraumacidwpshycontentu

id 208Plagiarism detected 047 httpsastraumacidwpshycontentu

id 209Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 210Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sasaran serta menguji kecukupan fungsional dari terjemahanyangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim

teks sumber penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yangmengungkapkan maksudshymaksud pada teks sumber Pentingnya melihat penerjemahan sebagai transfer antarbudaya dan antarindividu karena suatu kenyataanbahwa penerjemahlah orang pertama yang dianggap sebagai

aktor dalam proses penerjemahan Penerjemah tidak lagi membatasi pada penerapan prosedur penerjemahanuntuk memindah teks sumber ke teks sasaran menurut prinsip kesamaan (equivalence) tetapi juga prinsiptransfer budaya Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141) Maksudnya bahwa penerjemah suatu teks tidak akan pernah dapat menuntut bahwa suatu teks diterimapembaca berdasarkan keinginan tersendiri daripenerjemah Penerjemah hanya dapat menyarankan

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing pembaca Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybedameskipun mereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapatmenjadi sebagai tawaran informasi dan pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengansituasi dan tujuan pembaca Berdasarkan informasi di dalam teks sumber penerjemah akan memilih informasi sesuai dengan harapannyaterhadap penerima sasaran dan situasi pembaca Di sini jelas bahwa harapanshyharapan tersebut dan jugatawaran informasi terhadap teks sasaran akan berbeda dengan tawaran informasi dalam teks sumber karenapenerima teks sumber dan teks sasaran memiliki komunitas budaya dan bahasa yangberbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan tekssasaran tidak akan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan teks sumbermelainkan menawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

id 211Plagiarism detected 085 httpsastraumacidwpshycontentu

id 212Plagiarism detected 029 httpsastraumacidwpshycontentu

id 213Plagiarism detected 022 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada

hubungan antara teks sumber dan teks sasaran Hubungan antara teks sumber dan teks sasaran initergantung pada interpretasi penerjemah terhadap teks sumber dan fungsi teks sasaran yang harus dipenuhioleh penerjemah di dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah7 A translation depends on its skopos ie its intended purpose8 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language9 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 10 A translation must be coherent in itself11 A translation must be coherent with regard to its source text12 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwa1 Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkan2 Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkantawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumber3 Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukan sebaliknya (teks sumber tidak dapat dihasilkandari teks sasaran)4 Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)5 Suatu terjemahan harus bertalian logis dengan teks sumbernya (koherensi intertekstual)6 Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi

antarbudaya dan transfer budaya dan tujuan (skopos) menempati posisi teratas Namun demikian Nord (1997124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkan penulis teks sumberpenggagas dan pembaca teks sasaran Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkinmenghasilkan teks sasaran yang bertentangan dengan maksud penulis teks sumber atau gagasan pembacateks sasaran mengenai apakah suatu penerjemahan menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggungjawab penerjemah dalam mempertimbangkan hal tersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitumengacu pada hubungan interpersonal antara partisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan

fungsi teks sasaran yang dapat dijangkau untuk satu teks sumber tertentu sedangkan fungsi mengacu padafaktorshyfaktor yang membuat teks sasaran bekerja sesuai dengan yang dimaksud di dalam situasi sasaranFungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan teks sasaran yangfungsional yang sesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akanditerima oleh pembaca teks sasaran karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentuBaker (2001 127) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penerjemahan karya susastra adalah suatu karyapenerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah karya susastra Dengan kata lain bahwa penerjemahan karyasusastra merupakan kegiatan subjektif murni pada ranah sosial dan budaya yang kompleks yang dilakukan olehpenerjemah dengan memadukan unsurshyunsur imajinatif intelektual dan intuisi ke dalam suatu karya tulis yangdisebut dengan terjemahan Sementara itu Gunarwan (2005 4) menyatakan bahwa penerjemahan karyasusastra termasuk ke dalam golongan penerjemahan literer yaitu penerjemahan yang mengacu padapenerjemahan karya susastra baik prosa maupun puisi Dengan melihat pada cakupan ranah yang luas dan penggunaan unsurshyunsur yang kompleks dari pernyataanshypernyataan di atas penerjemahan literer atau penerjemahan karya susastra dianggap lebih sukar daripadapenerjemahan nonliterer karena pada dasarnya karya susastra lebih bersifat ekspresi diri si pengarang yangberpusat pada efek dan kesan yang ditimbulkan kepada para pembacanya dan di dalam penerjemahan karyasusastra tersebut penerjemah dituntut untuk menghasilkan padanan yang dinamis yaitu padanan yang efeknyadirasakan oleh pembaca bahasa sasaran sebanding dengan efek yang dirasakan oleh pembaca bahasa sasaran

(Nida dan Taber 1974) Penerjemah di dalam karya susastra di samping harus menguasai bahasa sumberbahasa sasaran bidang ilmu yang diterjemahkan teori terjemahan juga dituntut menguasai hal lain yangberhubungan dengan ilmu susastra yaitu yang berupa pemahaman latar belakang pengarang gaya bahasagaya pengarang dalam menuangkan ide cerita aspekshyaspek budaya dalam karya dan lainshylain

Teori Polisistem EvenshyZohar (19979shy45) di dalam model yang dikembangkannya yaitu teori polisistem melihat penerjemahankarya susastra sebagai bagian dari sistem budaya susastra dan sejarah dari bahasa sasaran (Munday2000108) Karya susastra tidaklah dilihat sebagai karya yang dipelajari secara terpisah namun sebagai bagiandari sistem susastra yang dinamis di dalam polisistem secara keseluruhan dengan menekankan bahwapenerjemahan karya susastra bekerja pada sistem (1) bahasa sasaran memilih karya untuk penerjemahannyadan (2) norma tingkah laku dan kebijakan penerjemahan dipengaruhi oleh sistem yang lain (coshysistem) Sebagaimana dinyatakan oleh Shuttleworth and Cowie (dalam Munday 2000 109) bahwa The polysistem isconceived as a heterogeneous hierarchized conglomerate (or sistem) of sistems which interact to bring about anongoing dynamic process of evolution within the polysistem as a whole Pernyataan tersebut mengandung duahal yang perlu dipertimbangkan yaitu hirarki dan proses evolusi yang dinamis Yang dimaksud dengan hirarkiadalah mengacu pada posisi dan interaksi dari strata yang berbeda dari polisistem Bila posisi tertinggi didudukioleh jenis karya susastra inovatif maka strata yang lebih rendah diduduki oleh jenis karya susastra konservatifbegitu pula sebaliknya Proses evolusi yang dinamis menunjukkan bahwa hubungan antara sistem inovatif dankonservatif suatu karya susastra tidaklah tetap atau statis namun mungkin menempati posisi utama atau keduadi dalam polisistem Bila karya susastra terjemahan menempati posisi utama berarti bahwa karya susastratersebut memberi pengaruh yang sangat kuat dalam polisistem dan sebaliknya bahwa karya susastra yangmenempati posisi kedua berarti bahwa karya susastra tersebut sangat lemah dan tidak memiliki pengaruh yangberartiDi dalam polisistem nampak bahwa posisi yang diduduki oleh karya terjemahan di dalam polisistem menentukanstrategi penerjemahan Apabila karya terjemahan merupakan karya utama penerjemah tidak akan merasaterbatasi untuk mengikuti model susastra sasaran dan lebih siap untuk berekspresi dan penerjemah seringkalimenghasilkan teks sasaran yang sangat sepadan atau berkecukupan (adequacy) dengan bahasa sumberSebaliknya bila karya terjemahan menempati posisi kedua penerjemah cenderung menggunakan modelbudaya sasaran yang sudah ada untuk teks sasaran dan menghasilkan penerjemahan yang tidak berkecukupan(nonshyadequate)Dengan dasar pada teori EvenshyZohar Toury (1995) mengembangkan suatu teori penerjemahan umum yangdikenal dengan Descriptive Translation Studies dengan mengusulkan tiga fase metodologi yaitu1 Menempatkan teks di dalam sistem budaya sasaran dengan melihat kepentingan dan keberterimaannya 2 Membandingkan teks sumber dan teks sasaran mengidentifikasi hubungan antara pasangan segmenshysegmen teks sumber dan teks sasaran dan berusaha memberikan generalisasi konsep penerjemahannya3 Membuat gambaran pembuatan keputusan untuk penerjemahan berikutnyaMenilik pada metodologi di atas tampak bahwa salah satu langkah penting di dalam penerjemahan adalahkemungkinan pengulangan pada fase pertama dan fase kedua bagi pasangan teks yang sama lainnya untukmemperluas dan membangun profile penerjemahan sesuai dengan jenis teks pengarang pembaca dansebagainya (Pym 200516shy21) Dengan cara ini normashynorma yang menyinggung masingshymasing jenispenerjemahan dapat diidentifikasi dengan tujuan akhir penetapan penerjemahan secara umum

Konsep NormaTujuan utama konsep norma yang diusulkan oleh Toury (1995) adalah untuk membedakan kecenderunganperilaku penerjemahan membuat generalisasi yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yangdilakukan oleh penerjemah dan kemudian merekonstruksi normashynorma yang telah bekerja di dalampenerjemahan dan membuat hipotesis yang dapat diuji melalui kajian deskriptif berikutnya Definisi yangdinyatakan oleh Toury adalah sebagai berikut the translation of general values or ideas shared by a communityshyas to what is right or wrong adequate or inadequateshyinto performance instructions appropriate for and applicableto particular situationsMenurut Toury semua manusia memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dan diterima secara sosial dansebagai akibatnya bahwa di bawah kondisi yang normal manusia cenderung menghindari perilaku yang dilarangdan mengadopsi tingkah laku yang dianggap sesuai di dalam kelompok tempat mereka tinggal Terdapat adanyasuatu pengetahuan yang secara sosial sama antara anggota masingshymasing komunitas yang dianggap sebagaihal yang baik atau pantas di dalam perilaku komunikatif Pengetahuan tersebut muncul dalam bentuk normashynorma Normashynorma di dalam penerjemahan sebagaimana yang ditentukan oleh Toury erat sekalihubungannya dengan suatu ideologi dengan kata lain bahwa normashynorma dapat dipahami sebagai perwujudanideologi dari konsep kebersesuaian dan keberterimaanMenurut Toury bahwa norma mengatur setiap langkah pengambilan keputusan di dalam proses penerjemahan

id 214Plagiarism detected 002 httpsdidaktikaunjcom20120208

mulai dari pilihan teks yang akan diterjemahkan sampai pada pilihan paling akhir dalam proses strategipenerjemahannya Lebih lanjut Toury memperkenalkan tiga jenis norma 1) initial norm 2) preliminary normsdan 3) operational normsInitial norm mengacu pada pemilihan secara umum yang dilakukan oleh penerjemah Di dalam norma inipenerjemah dapat memusatkan diri mereka

sendiri ke dalam normashynorma yangdiwujudkan di dalam teks sumber atau normashynorma dari bahasa dan budaya sasaran Apabila diwujudkan kedalam teks sumber maka teks sasaran akan menjadi mencukupi (adequate) dan apabila di dalam normabudaya sasaran maka teks sasaran akan menjadi berterima (acceptable) Kutub dari kebercukupan dankeberterimaan adalah pada suatu rangkaian kesatuan karena pada dasarnya tidak ada penerjemahan yangsecara penuh berkecukupan atau berterima dan pergeseranshypergeseran di dalam penerjemahan adalah halyang tidak terelakkanPreliminary norms mengatur semua keputusan yang dilakukan yang berkaitan dengan translation policy dantranslation directness Translation policy mengacu pada faktorshyfaktor yang menentukan dan mengatur semuakeputusan pemilihan jenis teks untuk diterjemahkan ke dalam budaya atau bahasa tertentu dalam kurun waktutertentu sedangkan directness of translation berhubungan dengan apakah penerjemahan terjadi melalui bahasaperantara dan juga pada ambang toleransi mengenai bahasa apa yang digunakan dalam menerjemahkan kebudaya sasaran Operational norms mengacu pada keputusan langsung yang diambil selama kegiatan penerjemahan Keputusanini digolongkan ke dalam matricial norms dan textualshylinguistic norms Matricial norms mengatur segmentasi dandistribusi materi tekstual di dalam teks sasaran Textualshylinguistic norms mengatur pemilihan materi untukmembuat teks sasaran ataupun mengganti materi teks sumberDengan pengaruh karya EvenshyZohar dan Toury beberapa pakar memberikan paradigma baru mengenaipenerjemahan susastra sebagaimana yang dinyatakan oleh Hermans dalam Munday (2000 120) sebagaiberikutWhat they have in common is a view of literature as a complex and dynamic system a conviction that thereshould be a continual interplay between theoretical models and practical case studies an approach to literarytranslation which is descriptive targetshyorganized functional and systemic and an interest in the norms andconstraints that govern the production and reception of translations in the relation between translation and othertypes of text processing and in the place and role of translations both within a given literature and in theinteraction between literatures

Dari pernyataan Hermans di atas tampak jelas bahwa terdapat suatu hubungan yang sangat kuat antara teoripolisistem dan Descriptive Translation Studies suatu hubungan yang saling berkesinambungan antara teori danpraktek penerjemahan Lebih lanjut Lambert dan Hendrik van Gorb (dalam Munday 2000120) membuat suatuskema yang dapat digunakan untuk membandingkan sistem kesusastraan dalam teks sumber dengan tekssasaran dan penggambaran hubungan antara keduanya Lambert dan van Gorb membagi skema tersebut kedalam empat bagian1 Preliminary data pada tahap ini peneliti mengidentifikasi informasi pada halaman judul metateks(pendahuluan dan sebagainya) dan strategi umum (apakah terjemahan tersebut sebagian atau lengkap)Hasilnya akan mengarah pada hipotesis yang berkaitan dengan level 2 dan 3 berikut ini2 Macroshylevel pada tahap ini peneliti melihat pada pembagian teks judul dan penyajian bab struktur naratifinternal dan komentar penulis Tingkat ini akan memunculkan hipotesis pada level 3 berikut ini3 Microshylevel yaitu peneliti mengidentifikasi pergeseran pada tingkat kebahasaan yang berbeda yang meliputitingkat leksikal pola gramatikal narasi sudut pandang dan modalitas Hasil dari tingkat ini akan berinteraksidengan tingkat makro (level 2) dan mengarah pada konteks sistemik yang lebih luas4 Sistemic context pada tahap ini tingkat mikro dan makro teks dan teori dibandingkan dan normashynormadiidentifikasi Hubungan intertekstual (hubungan dengan teksshyteks yang lain di dalam penerjemahan) danhubungan intersistemik (hubungan dengan tipe teks yang lain) juga digambarkanSementara itu Suryawinata (1982 83) dan Suparman (2003 143) menyatakan bahwa penerjemah karyasusastra harus memiliki syaratshysyarat sebagai berikut1 Memahami bahasa sumber secara hampir sempurna Dalam tingkat rekognisi kemampuannya diharapkanmendekati seratus persen2 Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik dan efektif3 Mengetahui dan memahami susastra apresiasi susastra serta teori terjemahan4 Mempunyai kepekaan terhadap karya susastra5 Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural

id 215Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 216Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 217Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 218Plagiarism detected 002 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 219Plagiarism detected 002 httpjournaltrunojoyoacidpros

id 220Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

6 Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat

ReferensiAsim Gunarwan 2005 Pragmatik dalam Penilaian Terjemahan Pendekatan Baru Artikel disajikan dalamInternational Conference on Translation di Solo 14shy15 September 2005

Baker Mona

2001 (Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledge

Even ItamarshyZohar 1997 Polysystem Studies Online Translation Journal Poetics Today International Journalfor Theory and Analysis of Literature and Communication Volume 11 number 1

Kutha Ratna Nyoman 2005 Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta Yogyakarta PustakaPelajar

Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York Rutledge

Nord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis AmsterdamRodopi BV

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pym Anthony 2005 On Touryrsquos Laws of How Translators Translate Translation Article Intercultural StudiesGroup Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain (httpwwwtinetcat~apympublicationspublicationshtml)

Suparman 2003 Terjemahan dalam Sastra Artikel

disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemahan diSolo 15shy16 September 2003Toury G

1995 Descriptive Translation Studies and Beyond AmsterdamJohn Benjamins

Vermeer H J 2000 Skopos and commission in translational action (A Chesterman Trans) In L Venuti (Ed)The translation studies reader (pp 221shy32) London Routledge

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

id 221Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 222Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 223Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 224Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

11 Langkah dalam Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa langkah dalam menerjemahkan novel

Secara sederhana penerjemah adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengalihkan pesan tertulis daribahasa sumber ke bahasa sasaran Dengan kata lain bahwa menerjemahkan melibatkan dua bahasa yangmemungkinkan akan terjadi suatu alih kode Namun menerjemahkan tidak hanya sekadar alih kode tetapi jugasebuah profesi yang memerlukan pendidikan dan pelatihan pada tingkat lanjutanDi dalam penerjemahan novel penerjemah adalah orang yang sangat memperhatikan terhadap penerjemahanteksshyteks susastra Penerjemah novel secara umum menerjemahkan suatu teks dengan tulisan yang indahdengan memperhatikan bahasa bentuk dan isi teks (Newmark 19881) Penerjemah novel berperan aktif dalamkegiatan kreatif penulis dan kemudian menciptakan struktur kalimat dan tanda dengan cara menyesuaikan teksdalam bahasa sasaran dengan teks dalam bahasa sumber sedekat mungkin Penerjemah memikirkan denganmendalam mengenai kualitas teks novel yang diterjemahkan dan keberterimaannya dengan pembaca sasaran Penerjemahan novel sebagai proses pengalihan pesan tidak hanya melibatkan dua bahasa yang berbeda yaitubahasa sumber dan bahasa sasaran namun juga melibatkan kondisi sosiobudaya yang berbeda karena suatuteks dalam penerjemahan berada dalam konteks sosiobudaya yang terkait dengan

bahasa sumber dan bahasa sasaran Oleh karena itupenerjemahan novel tidak bisa dilihat hanya sebagai upaya menggantikan teks dalam satu bahasa ke teksbahasa lain Faktor lain yang sangat dibutuhkan adalah adanya suatu kompetensi mengenai suatu wacanauntuk menghasilkan suatu terjemahan yang benar secara sintaktik tepat makna memenuhi unsur kewajaranketerbacaan dan secara sosial berterima di dalam suatu konteks yang didasari budaya Apabila

yang diupayakan oleh seorang penerjemah adalah pengungkapan kembali pesan bahasa sumber dalambahasa sasaran makateks sasaran haruslah sepadan dengan teks sumber yaitu dua teks yang isi dan gayanya dapat dipahamisecara sama oleh penerima (pembaca) masingshymasing teks

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran

Sebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Oleh sebab itu penerjemah novel perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang latarbelakang sosiokultural dari bahasa sumber tersebut memiliki pengetahuan dan kualitas khusus (kesusastraandan estetika dan artistika kebahasaan) harus dapat mengidentifikasi unsurshyunsur susastra dan memilikipemahaman budaya dan nilaishynilai karya susastra yang diterjemahkan serta memahami karya susastra secaramenyeluruhDi dalam menerjemahkan novel sangat mungkin penerjemah menemukan kesulitanshykesulitan baik kesulitandalam aspek budaya misalnya kesulitan penerjemah dalam mencari padanan istilah yang berkaitan dengan

materi dan peristiwa budaya kesulitan dalam aspek susastra misalnya penerjemahan karakterisasi tokoh yangsepadan dengan keadaan masyarakat pembaca novel penerjemahan maupun juga kesulitan dalam aspekkebahasaan misalnya dalam menerjemahkan struktur kalimat yang sangat panjang dan tata bahasa yang rumitLatar belakang penerjemah dan langkahshylangkah yang dilakukan oleh penerjemah di dalam menerjemahkannovel sangat menarik untuk dicermati Analisis penerjemahan novel yang didasarkan pada analisis karyaterjemahan semata dapat diduga bahwa kualitas terjemahan yang dihasilkan tidak akan memberikanpemahaman yang mendalam dan menyeluruh hal ini karena karya terjemahan dihasilkan melalui suatu prosespenerjemahan dan baikshytidaknya karya terjemahan sangat tergantung pada kompetensi dan strategi penerjemahdalam melakukan proses penerjemahan dan penerjemah adalah pelaku utama (main agent) prosespenerjemahan karenanya pembuatan keputusan penerjemah sangat dipengaruhi oleh latar belakang dankompetensinya Pekerjaan menerjemahkan sebagaimana pekerjaanshypekerjaan yang lain memerlukan sejumlah syarat agar bisaberkualitas Karena penerjemahan termasuk bidang jasa si pemberi jasalah yang merupakan modal utamanyaSeorang penerjemah (yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) harus menguasai bahasa Indonesiadengan sangat baik baik ragam tulis maupun lisan Selain itu penerjemah juga mutlak harus menguasai bahasasumber dengan sangat baik karena tanpa menguasai bahasa sumber dengan baik mustahil seseorang bisamenerjemahkan dengan hasil yang memuaskan Syarat lain adalah mengenal dengan baik bahan yang akanditerjemahkan mengetahui cara menggunakan sumber bantuan misalnya cara menggunakan kamus (baikkamus manual maupun kamus online) sumber informasi di internet dan sumber bantuan lain berupa milis parapenerjemah Yang terakhir yang juga diperlukan oleh penerjemah adalah ketrampilan menggunakan beberapaprogram komputer semacam Trados Dejavu Wordfast dan lainshylain untuk membantu penerjemah membanguntranslation memory di komputernya untuk memudahkan penerjemahan baik dokumen maupun novel yang selaludiperbarui Istilah penerjemah itu pada dasarnya ada dua yaitu penerjemah umum (generalist) dan penerjemah khusus(specialist) Penerjemah umum yaitu penerjemah yang bekerja seperti pemborong yaitu menerima semuanaskah dalam bentuk apapun (bunga rampai) untuk diterjemahkan misalnya naskah kedokteran hukumkomputer dan sebagainya Sedangkan penerjemah khusus adalah penerjemah yang mengkhususkan padanaskahshynaskah terjemahan tertentu misalnya novel legal document dan sebagainya Penerjemah sendiridalam pengakuannya lebih suka atau tertarik dengan spesialisasi pada penerjemahan novel karena denganmenerjemahkan novel akan menambah wawasan ilmu katashykata baru sedangkan kalau menerjemahkandokumen legal hanya kopishypaste sudah selesaiKarena penerjemah adalah sebagai profesi dan bukan karir maka untuk menjaga tingkat keprofesian tersebutseorang penerjemah harus terusshymenerus memupuk kualitas penerjemahannya menjadikan penerjemahansebagai aktivitas sampai akhir hayat dan yang terpenting adalah menjalin komunikasi dengan kliennya dengantetap memberikan kepercayaan bahwa kita (penerjemah) mumpuni dalam menerjemahkan Menurutpenerjemah kunci untuk menghasilkan terjemahan yang baik adalah bukan hanya karena gelar akademik sajanamun lebih pada bagaimana menjadi seorang penerjemah yang berkualitas Gelar akademik penting terutamauntuk meningkatkan status penerjemah dalam lingkup akademik namun di dalam profesi kerja bukti nyataseorang penerjemah yang berkualitaslah yang akan menjadi tolok ukur dalam keberhasilan terjemahan dan halini akan berlangsung dalam simbol yang saling menguntungkan Misalnya penerjemah yang pada awalnyamelamar ke penerbit dan kemudian dinyatakan layak oleh penerbit sebagai partner kerja lantas diberikepercayaan untuk menerjemahkan sebuah novel Apabila kemudian novel tersebut diterbitkan biasanya selainmendapatkan royalti penerjemah juga akan mendapatkan novel aslinya dari penerbit Hal ini tentunya akanmemberikan semangat yang luar biasa bagi penerjemah untuk terus menerjemahkan dan penerbit tentu sajaakan terus mendapatkan keuntungan karena novel atau buku yang mereka terbitkan dinikmati oleh banyakkonsumen Di dalam menerjemahkan novel penerjemah pada dasarnya menggunakan langkahshylangkah sebagai berikutmelakukan persiapan menerjemahkan dan mengedit terjemahan Persiapanshypersiapan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu persiapan umum dan persiapankhusus Persiapan umum yang dilakukan adalah membaca teks secara keseluruhan sebelum diterjemahkan Halini dilakukan penerjemah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai isi novel dan gaya berceritayang ada di dalam novel tersebut Selain itu penerjemah melakukan searching atau browsing internet sebelummenerjemahkan Searching atau browsing internet ini menurut penerjemah sangat penting dilakukan sebelumkegiatan menerjemahkan yaitu untuk mempercepat pekerjaan menerjemahkan dan mendapatkan berbagaireferensi pendukung yang berkaitan dengan isi novel Persiapan umum lain yang dilakukan penerjemah adalahmempersiapkan kamus yang cukup layak yaitu koleksi berbagai macam kamus baik kamus ekabahasa maupundwibahasa kamus manual maupun kamus online baik kamus umum maupun kamus khusus Persiapanberbagai macam kamus ini amat penting menurut penerjemah karena dalam menerjemahkan seringkaliterdapat katashykata maupun kalimat yang dicuplik dari katashykata atau kalimat dari bahasa lain Misalnyabeberapa kata khusus di dalam novel yang sebenarnya diambil dari bahasa Latin (kata nudibrance dan lainshy

lain) dan katashykata tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran dan tidak boleh ada makna dalamkatashykata tersebut yang tidak diterjemahkan Beberapa kamus yang sering digunakan penerjemah adalahLongman Dictionary Oxford Dictionary Webster Dictionary Longman CDshyROM Dictionary Encarta CDshyROMDictionary CDshyROM Collins COBUILD Dictionary National Geography Dictionary Thesaurus dan EnsiklopediaDi dalam menerjemahkan novel penerjemah paling sering menggunakan kamus Longman CDshyROM Dictionarykarena kamus tersebut sangat mewakili katashykata ataupun istilahshyistilah khusus yang ada di dalam noveltersebut Adapun yang dimaksud dengan persiapan khusus yang dilakukan penerjemah adalah mempelajari pengetahuanyang berkaitan dengan isi teks novel yang akan diterjemahkan Oleh karena itu persiapan khusus yangdilakukan penerjemah adalah secara penuh memahami istilahshyistilah yang termuat dalam indeks Persiapankhusus lainnya adalah membaca berbagai novel baik novel terkini maupun terdahulu dan berbagai artikel yangberhubungan dengan halshyhal khas ataupun istilahshyistilah khusus yang terdapat di dalam novel dan sekaligusuntuk menambah wawasan dan membuka kembali schemata maupun translation memory Hal lain yang takkalah pentingnya di dalam persiapan khusus ini adalah memperhatikan masalah gaya Menurut penerjemahmenerjemahkan novel tidak hanya sekadar memindahkan katashykata atau kalimatshykalimat saja tetapi jugadiperlukan hiasanshyhiasan atau aksesorishyaksesori dan nuansa katashykata indah Masalah gaya yang dimaksud olehpenerjemah adalah bagaimana mempertimbangkan masalah panjangshypendek kalimatparagraf lebar atau luashalaman jenis font dan jarak baris ukuran kertas jenis kolom dan yang paling penting adalah menjangkaualam pikiran pembaca memperhatikan situasi atau konteks kejadian cerita yang ada di dalam novel ke dalamkonteks atau situasi para pembacaDalam menerjemahkan novel yang dilakukan penerjemah adalah berusaha menerjemahkan dengan setepatshytepatnya Menerjemahkan dengan setepatshytepatnya ini bukan berarti menerjemahkan kata per kata ataumenerjemahkan secara harfiah namun lebih pada penyediaan pilihanshypilihan kata sebanyak mungkin yang telahdikembangkan dari indeks katashykata dalam menerjemahkan novel yang kemudian diselaraskan dengan situasipembaca Misalnya menerjemahkan kata walk Kata tersebut tidak langsung diterjemahkan secara harfiahberjalan Tapi perlu dilihat konteksnya apakah istilah walk yang dimaksud adalah berjalan naik tangga berjalanterseokshyseok berjalan gontai atau berjalan yang bagaimana karena berjalan naik tangga tentunya akanmemiliki konteks yang berbeda dengan berjalan terseretshyseret ataupun berjalan dengan berat Pilihanshypilihankata inilah yang harus disediakan oleh penerjemah Setelah persiapan langkah selanjutnya yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel samahalnya dengan menerjemahkan novelshynovel yang lain yaitu menulis hasil terjemahan di komputer sambilmencari hasil penerjemahan katashykata dan frase sebelumnya di dalam translation memory mencari makna darikatashykata yang sulit diterjemahkan di dalam kamus (biasanya kamus online) memahami makna kata tersebutsecara mendalam berdasarkan konteksnya (misal novel bercerita tentang kehidupan laut maka perlu melihatpada National Geography Dictionary) mengakses dan mendalami sumbershysumber rujukan lain di internet danmenulis ulang kata atau kalimat yang telah diterjemahkan ke dalam ekspresi yang lain Di dalam menulis hasil terjemahan tersebut hal yang hampir bersamaan dilakukan adalah mempertimbangkanjenis kata yang sesuai dengan keadaan selera dan tujuan pembaca Maksudnya adalah untuk kalanganpenikmat terjemahan yang bagaimanakah yang akan menjadi pembaca terjemahan tersebut Apakah noveltersebut ditujukan untuk kalangan akademik anakshyanak atau remaja Menerjemahkan yang berdasarkanfungsinya inilah yang menurut penerjemah akan menjadi terjemahan yang baik yaitu terjemahan yang setepatshytepatnya sesuai dengan selera pembaca teks sasaran ( di dalam pengungkapan makna teks sumber ke dalamteks sasaran penerjemah berusaha mengupayakan penggunaan bentukshybentuk kebahasaan yang lebih disukaioleh pembaca teks sasaran) Menurut penerjemah menyelami pembaca ini sangatlah penting apalagi di dalammenerjemahkan sebuah novel Misalnya ketika membaca novel yang berlatar kehidupan laut penerjemahmembayangkan untuk mengajak pembaca menyelami konteks ceritashycerita di laut jenisshyjenis makhluk hiduplaut dan sebagainya Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang yang dilakukan penerjemah berikutnya adalah memutuskanapakah menggunakan kata pinjaman (loan words) katashykata yang dinaturalisasikan ataukah menggunakansinonim di dalam teks sasaran dan apabila memungkinkan juga menciptakan katashykata terjemahan baru yangmemang tidak ada sebelumnya Di dalam memutuskan penggunaan katashykata ini tidak jarang penerjemah harusberkonsultasi dengan para penerjemah lain dosen bahasa Inggris dan terkadang dengan dosenshydosen lainyang menguasai bidang atau katashykata teknis khusus yang ada di dalam novelBerikutnya adalah menuangkan katashykata yang telah diputuskan ke dalam draft terjemahan Penerjemahmembuat dratf terjemahan dahulu dan menandai bagianshybagian yang sulit diterjemahkan untuk ditindaklanjutinantinya Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan katashykata yang sulit tersebut sekitar satuminggu sementara katashykata yang mudah (dalam arti katashykata harfiah dan umum) mengalir begitu saja karenapenerjemah sudah sering menerjemahkan katashykata yang sejenis Langkah terakhir yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel adalah merevisi novelterjemahannya Penekanan revisi biasanya adalah pada kualitas kebahasaan teks terjemahan dan kealamian

id 225Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

terjemahan yang dihasilkan Setelah beberapa perbaikan dilakukan berikutnya adalah melakukan revisi akhirdan membiarkan hasil terjemahan tersebut selama satu atau dua minggu Hal ini dilakukan untuk mendapatkanhasil akhir terjemahan yang benarshybenar alamiMenerjemahkan halshyhal yang khas dalam sebuah novel penerjemah membutuhkan waktu dan pemikirantersendiri Dalam arti bahwa penerjemah harus memikirkan dalamshydalam dan matangshymatang pilihan padananyang akan diberikan hal ini karena halshyhal yang khas ini memiliki karakter tersendiri di dalam novel Menurutpenerjemah halshyhal yang khas tersebut meliputi penerjemahan istilahshyistilah yang khusus di dalam teks sumberyang tidak dijumpai atau tidak ada padanannya di dalam teks sasaran Misalnya namashynama hewan yang hidupdi laut di pesisir yang memang hanya berhabitat di dekat lautan Pasifik misalnya ikan nudibranch The Jesusstar dan hewanshyhewan laut tersebut tidak dijumpai di perairan Indonesia Halshyhal khas lainnya menurutpenerjemah adalah istilahshyistilah budaya di dalam novel sumber misalnya frasa Malboro Man zombie smile dan juga gaya bahasa Di dalam mempertimbangkan secara matang padanan yang akan diberikan menurut penerjemah yang sangatdiperlukan adalah kemampuan untuk mengungkapkan konteks yang melingkupi kata atau frase yang akanditerjemahkan atau yang sering disebut dengan background knowledge Misalnya di dalam menerjemahkanfrasa Malboro Man penerjemah perlu melihat secara menyeluruh makna dari frasa tersebut apa dengan caramengajukan beberapa pertanyaan misalnya apakah Malboro itu Malboro Man itu memiliki karakterbagaimana adanya di mana dan sebagainya Setelah mengetahui jawaban pertanyaanshypertanyaan tersebutkemudian baru penerjemah memberikan padanan yang sesuaiPada saat menemukan katashykata yang sulit biasanya yang paling sering dilakukan penerjemah adalah membuatcatatan kaki atau menetralisir atau menaturalisasi kata tersebut Catatan kaki sifatnya adalah sebagai suatukomentar atau catatanshycatatan kecil yang diperlukan untuk memberikan tambahan informasi Misalnya padasaat menerjemahkan kata bell penerjemah membuat catatan kaki mengenai istilahshyistilah dalam bahasasasaran yang memiliki beberapa makna Kata bell bisa dipadankan dengan lonceng ataupun genta Catatan kakiyang diberikan adalah penambahan informasi bahwa yang disebut dengan lonceng adalah bel yang bentuk danukurannya kecil dan cukup dibunyikan saja sementara genta adalah bel yang bentuk dan ukurannya besar biasanya adanya di kuil dan membunyikannya dengan cara diayun kemudian dipukulkan Menetralisir ataumenaturalisasi kata atau frase sering dilakukan penerjemah terutama bila berhubungan dengan namashynamaekologi maupun budaya di dalam teks sumber Misalnya frasa his babyshyblue El Camino

di dalam novel The Highest Tidedinaturalisasikan menjadi mobil El Camino birunyaNamun apabila sudah benarshybenar tidak ada ide lagi maka yang dilakukan penerjemah adalah menyelami danmempraktekkan sendiri katashykata tersebut karena di sini (menurut penerjemah) menerjemahkan tidak lagimasalah kamus grammar maksud pengarang namun sudah berada di dalam konteks yang harus benarshybenardilakukan dan kemudian memutuskan untuk menghilangkan kata tersebut atau menciptakan sendiri kata yangsepadan Di dalam menerjemahkan karya susastra maka penerjemah tidak bisa hanya menerjemahkan maknanya sajanamun ada hal lain yang perlu dipertimbangkan dengan matang yaitu mengenai kemana arah pesan di dalamnovel sumber yang akan disampaikan ke pembaca dan untuk tujuan apa terjemahan tersebut disampaikandalam arti bahwa menarik dan tidaknya novel yang diterjemahkan akan sangat bergantung pada carapenerjemah menyampaikan pesan yang ada di dalam novel tersebut kepada para pembacanya Hal lain yangmembuat menarik adalah bagaimana penerjemah novel mengurangi atau menambahkan makna di dalam tekssasaran untuk membuat teks sasaran lebih hidup sebagaimana dicontohkan dalam teks berikut008HTChap1Pg6PLBb1Hal15

Tsu I stopped and waited with them to actually see the moment when the tide started returning with its invisiblebuffet of plankton for the clams oysters mussels and other filter feeders It was right then ankle deep in theSound feet numbing eyes relaxed that I saw the nudibranch

Tsa Aku ikut diam menunggu lalu kusaksikan sendiri detikshydetik ketika laut kembali pasang dan membawajutaan plankton yang lezat untuk remis tiram remis kepah dan makhlukshymakhluk pemakan plankton lainnyaSaat itulah ketika sedang berdiri di kubangan lumpur Puget Sound dengan kaki mati rasa kulihat seekornudibranch

Di dalam teks tersebut penerjemah berusaha menghilangkan atau tidak menerjemahkan kata yang terdapat didalam teks sumber eyes relaxed (frase digarisbawahi sendiri oleh penulis) ke dalam teks sasaran Hal inibarangkali untuk membuat teks sasaran menjadi lebih hidup atau memenuhi unsur kewajaran di dalam teks

id 226Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

id 227Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 228Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

Penerjemahan secara umum dipahami sebagai pengalihan pesan dan gaya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran(Ibrahim (20081) Pym (20071) Xiaoshu (20032) Shiyab (20035) Untuk itu penerjemah paling tidakmelakukan dua kegiatan yaitu memahami makna bahasa sumber dan merekonstruksi makna yang telahdipahaminya itu ke dalam bahasa sasaran Untuk memahami makna bahasa sumber penerjemah tidak dapathanya menerapkan pengetahuannya tentang kaidahshykaidah (grammar) bahasa sumber tetapi ia juga harusmempertimbangkan konteks digunakannya bahasa sumber itu Hal yang sama terjadi ketika ia harusmerekonstruksikan makna yang telah dipahaminya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranIa perlu menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan pembaca sasaran materi yang diterjemahkan tujuanpenerjemahan dan sebagainyaLangkahshylangkah di dalam menerjemahkan novel di atas selaras dengan pernyataan Sumarno (199713)Menurut Sumarno proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan oleh seorang penerjemahpada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelum menerjemahkan suatu teksseorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yangdimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Sumarno di atas selaras dengan proses penerjemahan yang telahdinyatakan oleh Nida (197580) yang membagi proses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1)analysis (2) transfer dan (3) restructuring Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatanyang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan (juga Suryawinata 198980) terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2)pengalihan pesan dan (3) restrukturisasi Lebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiPada tahap analisis sebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemahselalu dihadapkan pada teks sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahapanalisis ini yang dapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks sumber (Nababan200325shy26) Kegiatan membaca teks sumbers dimaksudkan untuk memahami isi teks sumber tersebut Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa itu(Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Sebagaimana diketahui setiap bahasa memiliki bentuk dan makna Bentuk bahasa yang dalam bahasa tulisdisebut teks dapat berupa kata frase klausa kalimat atau wacana Sementara itu makna bahasa yaitu apayang terkandung di dalam bentuk bahasa dapat berupa makna leksikal makna gramatikal makna tekstualmakna kontekstual makna sosiokultural dan makna implisit Untuk memahami kalimat bahasa sumber orangdituntut untuk memahami tidak saja makna masingshymasing kata yang terdapat di dalam kalimat itu melainkanjuga hubungan dari masingshymasing kata tersebut Kadangkala suatu kalimat mengandung makna lebih darisekadar makna harfiah namun ada makna lain yang ingin diungkapkan selain yang tersurat Untukmemahaminya orang perlu mempertimbangkan konteks digunakannya kalimat tersebut

id 229Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 230Plagiarism detected 002 httpsdianamayasaristkipjbwordpr

id 231Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 232Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

Pada tahap pengalihan (transfer) seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuksemua kata frase klausa kalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padananini terjadi di batin seorang penerjemah (Sumarno 200317) Kata frase klausa kalimat dan bahkan seluruhwacana tersebut dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karenakadangshykadang terdapat ungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasarandan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasasasaranPada langkah transfer tersebut penerjemah melakukan pemindahan makna teks yang diperoleh dari hasilanalisis pada langkah pertama tersebut

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDi sini ia di tuntut mencari dan menentukan padanan dalam bahasa sasaran pada setiap tingkatan atau unsurdalam bahasa sumber mulai dari

kata frase klausa kalimat hingga wacanaMengingat tidak ada dua bahasa yang identik penerjemah boleh jadi akan mengalami kesulitan pada fase iniKesulitan tersebut dapat berasal dari elemen internal bahasa atau dari elemen luar bahasa Kesulitan internalberkaitan dengan sistem bahasa itu sendiri seperti mencari padanan tenses Kesulitan eksternal berkaitandengan elemenshyelemen di luar sistem bahasa seperti kesulitan budayaDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Pada tahap penyelarasan (restructuring) tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno2003 17) yaitu setelah penerjemah menemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemahharus menuangkan semua padanan tersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebutungkapanshyungkapan di dalam bahasa sasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan ataupenyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari Tsu tetapi dikendalikan oleh fungsi Tsa yang ingin dicapai di dalam budayasasaran dengan fungsi Tsa yang ditentukan oleh penerimanya Pada langkah restrukturisasi penerjemah menyusun padanan

pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranRestrukturisasi pesan tersebut dilakukan berdasarkan kaidahshykaidah bahasa sasaran yang berterima sehinggapesan tersebut dapat dipahami secara wajar oleh pembaca sasaran Apabila dimungkinkan penerjemahdiharapkan mampu memberikan nuansa terjemahannya sedemikian rupa sehingga pembaca tidak merasabahwa ia sedang membaca karya terjemahan Hal itu sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas bahwapenerjemahan tidak sekadar membuat pembaca sasaran memahami pesan tetapi juga memiliki respon yangrelatif sama dengan pembaca bahasa sumber ketika mereka membaca teks bahasa sumber Di sini penerjemahdituntut menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan konteks penggunaan bahasa

ReferensiIbrahim Fatima Ahmed 2008 Problems of Dynamic Equivalence in Translation Online Translation Article (

id 233Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 234Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 235Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 236Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 237Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

httpwwwTranslationDirectorycom )

Nababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nida Eugene A 1975 Language Structure and Translation Stanford University Press California

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)

Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )

Shiyab Said et al 2003 Can Literary Style Be Translated Journal Article in Editions UNESCO 1 Francehttpaccurapidcomjournal

Sumarno Thomas 1997

Proses dan Hasil Terjemahan Haluan Sastra Budaya no 32 ThXVI Oktober 1997

Xiaoshu Song 2003 Translation of Literary Style Journal of Translation Volume 7 Number 1 ChineseTranslators Journal (httpaccurapidcomjournal23stylehtm)

Zuchridin Suryawinata 1989 Terjemahan Pengantar Toeri dan Praktek Jakarta Depdikbud Dirjen DiktiPPLPTK

Plagiarism DetectorYour right to know the authenticity

Page 4: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan

id 9Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 10Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 11Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 12Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

penerjemah (Sumarno 200317) Kata frasa klausa kalimat dan bahkan seluruh wacana tersebut dicarikanpadanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karena kadangshykadang terdapatungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran dan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasa sasaranDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Tahap Penyelarasan (Restructuring)Tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno 2003 17) yaitu setelah penerjemahmenemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemah harus menuangkan semua padanantersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebut ungkapanshyungkapan di dalam bahasasasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan atau penyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikan oleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai didalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yang ditentukan oleh penerimanya Proses penerjemahan yang telah diuraikan di atas dijadikan sebagai referensi di dalam penelitian ini dalammengungkapkan proses penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah dan hubungannya dengan kualitasterjemahan yang dihasilkan

ReferensiNababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Sumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003Surakarta

id 13Plagiarism detected 062 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 14Plagiarism detected 014 httpswwwcourseherocomfile393

id 15Quotes detected 002 in quotes

id 16Plagiarism detected 008 httpswwwcourseherocomfilep2i + 3 more resources

2Jenisshyjenis Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan jenisshyjenis penerjemahan kelebihan dan kekurangan masingshymasing jenispenerjemahan tersebut

Ada beberapa jenis

penerjemahan yang perlu dipahami oleh setiap penerjemah Jenisshyjenis penerjemahan yang dimaksud adalahpenerjemahan kata demi kata penerjemahan bebas penerjemahan harfiah penerjemahan dinamikpenerjemahan estetikshypuitik penerjemahan komunikatif penerjemahan semantik penerjemahan etnografikpenerjemahan pragmatik dan penerjemahan linguistik Pada saat menerjemahkan suatu teks penerjemahbiasanya tidak hanya menggunakan satu jenis penerjemahan saja ia bisa menggunakan berbagai jenispenerjemahan sesuai dengan materi dan model atau jenis teks yang diterjemahkan misalnya teks puisi teksilmiah prosa inspiratif dan sebagainyaMakna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam Bsa yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang adadalam bahasa sumber Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemah yang baik harus mampumenganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalam tataran leksikal frasakalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalam bahasa sasaranJenisshyjenis penerjemahan sebagaimana di atas memiliki beberapa kelebihan dan kelamahan apabiladiterapkan di dalam proses penerjemahan Adapun beberapa kelebihan dan kelemahan tersebut diuraikansebagai berikut

1)

Penerjemahan Kata demi KataPenerjemahan kata demi kata adalah suatu penerjemahan yang masih terikat pada tataran kata seperti yangada dalam Bsu sehingga jenis penerjemahan ini masih dikatakan mempertahankan bentuk Bsu ke dalam BsaCatford (197425) menjelaskan bahwa penerjemahan kata demi kata masih

ldquo hellip rankshybound at word rankrdquo

Ini mengisyaratkan bahwa bentuk dan tata urutan kata dalam Bsa terikat penuh oleh tata urutan kata Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahsifatnya yang mampu menghadirkan presisi terjemahan yang mensyaratkan suatu susunan kata dalam kalimatterjemahan sama persis dengan susunan kata dalam kalimat aslinya Dalam penerjemahan ini penerjemahhanya berusaha mencari padanan kata Bsu ke dalam Bsa tanpa mengubah strukturnya Jadi penerjemahan inihanya bisa dilakukan jika antara Bsu dan Bsu mempunyai kaidah dan struktur yang sama Kelemahan dari jenis penerjemahan ini adalah ketidakmampuannya di dalam menerjemahkan jenis teks bahasayang mempunyai bentuk frasa dan kalimatshykalimat yang lebih kompleks Penerjemahan jenis ini sebaiknyadihindari karena hasilnya akan sulit dipahami dan tampak kaku Sebagai gambaran mengenai jenispenerjemahan ini bisa dilihat contoh sebagai berikutBsu Two third of the applicants are interested in studying technology management

Bsa Dua ketiga dari itu pelamarshypelamar adalah tertarik dalam mempelajari teknologi manajemen (Nababan200330shy31)

Terjemahan diatas urutan kata demi katanya masih terikat dengan urutan kata demi kata seperti dalam Bsukarena itu terjemahan itu tampak tidak wajar dan tidak berterima dalam Bsa sehingga maknanya sulit dipahami

id 17Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 18Plagiarism detected 002 httpslinguashybahasablogspotcom + 3 more resources

id 19Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 20Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfile393

2 Penerjemahan BebasPenerjemahan bebas asalah penerjemahan yang tidak terikat lagi pada tataran kata demi kata dan kalimattetapi lebih cenderung mencari padanan makna menurut bentuk yang berterima dalam Bsa (Nababan 200331)

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahkesetiaannya pada pesan yang terkandung dalam bahasa sumber Penerjemah bebas berusaha mengalihkanmakna dalam Bsa dengan berbagai macam cara tetapi ia tidak boleh mengurangi atau menambah informasibaru yang tidak terdapat dalam Bsu Ungkapan idiomatik dan peribahasa seringkali diterjemahkan ini adalahsebagai berikutBsu Killing two birds with one stoneBsa Menyelam sambil minum air Terjemahan seperti tampak di atas katashykata yang digunakan tidak lagi terikat pada katashykata yang digunakandalam Bsu Walaupun demikian makna

yang ada dalam Bsu dan Bsamasih sepadan karena tidak ada makna yang hilang atau berkurang dalam Bsa Jenis penerjemahan ini lebihmementingkan isi daripada padanan kata dan bentuk kalimat Jadi penerjemahan bebas lebih menekankan padakesetiaan makna yang disampaikan dalam berbagai bentuk yang wajar dan berterima dalam BsaKelemahan dari jenis penerjemahanini adalah sifatnya yang sering tidak terikat pada pencarian padanan kataatau kalimat tetapi pencarian padanan itu cenderung terjadi pada tataran paragraf atau wacana Penerjemahharus mampu menangkap amanat dalam bahasa sumber pada tataran paragraph atau wacana secara utuh dankemudian mengalihkan serta mengungkapkannya dalam bahasa sasaran Hal itu sukar dilakukan terutama olehpenerjemah yang belum berpengalaman

3) Penerjemah harfiahPenerjemahan harfiah bisa dikatakan terletak diantara penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebasPenerjemahan ini mulashymula seperti penerjemahan kata demi kata tetapi kemudian diadakan perubahanshyperubahan seperlunya mengenai tata bahasa sesuai dengan tata bahasa yang berlaku dalam Bsa (Nababan200332) Urutan kata dalam penerjemahan harfiah tidak lagi persis sama seperti dalam Bsu tetapi urutan katashykatanya sudah disesuaikan dengan struktur

Bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan inibahwa penerjemahan harfiah sudah melakukan penyesuaian bentuk dalam Bsa Sebagai contoh penerjemahanharfiah bisa dilihat terjemahan berikutBsu His hearth is in the right placeBsa Hatinya ada ditempat yang benarTerjemahan di atas adalah terjemahan harfiah dimana terjemahan ini masih terikat pada katashy

kata seperti yang ada dalam Bsutetapi susunan katashykata dalam terjemahan tersebut telah disesuaikan dengan gramatikal BsaKelemahan dari jenis penerjemahan ini adalah sifatnya yang berubahshyubah secara mendadak dan cenderungtidak setia Sekali waktu jenis ini melakukan proses rankshyboud translation dengan tetap pada tataran (rank) yangsama (morpem kata klausa atau kalimat) dan suatu saat akan sangat melebar menjadi unbounded translationsehingga akan sukit dikontrol

4) Penerjemahan DinamikPenerjemahan dinamik adalah penerjemahan yang berusaha mencari padanan makna dengan menggunakanungkapanshyungkapan yang wajar dalam Bsa Maka penerjemahan ini sering juga disebut sebagai penerjemahanwajar (Nida dalam Soemarno 19976) Kelebihan dari jenis ini bahwa penerjemahan ini selalu mencari padanan makna yang selalu dikaitkan dengankonteks budaya Bsa Segala sesuatu yang berbau asing atau kurang bersifat alami baik yang menyangkutbudaya maupun dalam pengungkapannya dalam Bsa sedapat mungkin dihindari Suryawinata (dalamSoemarno 19976) menjelaskan bahwa di dalam penerjemahan dinamik ini penerjemah mencari padanan atauekuivalen

id 21Plagiarism detected 007 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 22Quotes detected 093 in quotes

id 23Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom + 4 more resources

yang sedekat mungkindengan teks aslinya dalam Bsu tidak kata demi kata atau kalimat demi kalimat tetapi harus memperhatikanmakna tekssecara keseluruhan Penerjemahan dinamik sangat memperhatikan kekhususan masingshymasing bahasaSebagai contoh bisa dilihat trjemahan sebagai berikutBsu The author has organized this book since 1995Bsa Penulis telah menyusun buku ini sejak tahun 1995 (Nababan 200334)Untuk menghindari ketidakwajaran terjemahan maka kata organized yang sebenarnya bermakna

lsquomengorganisasi lsquo oleh penerjemah telah dialihkan menjadi lsquomenyusunrsquo dalam Bsa Hal ini dilakukan untukmembuat terjemahan itu terkesan wajar dalam BsaKelemahan dari jenis terjemahan ini adalah ketidaktaatan atau ketidaksetiaan pada bentuk Hal ini karena jenisini sangat mengutamakan pengalihan amanat bahasa sasaran

5) Penerjemahan EstetikshyPuitikPenerjemahan estetikshypuitik adalah penerjemahan yang biasanya dilakukan untuk menerjemahkan karyashykaryasastra seperti puisi prosa dan drama yang menekankan konotasi emosi dari gaya bahasa Penerjemah tidakhanya menekankan pada penyampaian informasi tetapi juga menekankan pada masalah kesan emosi dangaya bahasa dengan mempertimbangkan keindahan bahasa sasaran (Nababan 200335) Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang tidak hanya pada masalahpenyampaian informasi saja namun juga pada penekanan konotasi emosi dan gaya bahasaKelemahannya adalah bahwa jenis penerjemahan ini sangat sulit untuk dilaksanakan karena sastra suatubahasa sangat berbeda dengan sastra bahasa yang lain demikian pula budaya yang melatarbelakanginyaBisa pula dikatakan bahwa untuk menerjemahkan karya sastra sangat dilematis Jika penerjemah harusmempertahankan isi pesan yang ada dalam Bsu ke dalam Bsa berarti ia akan mengorbankan bentuknya Disisi lain ketika penerjemah harus mempertahankan bentuk dan keindahan bahasanya itu berarti penerjemahharus mengorbankan isinya Secara ekstrim ada pakar penerjemahan yang mengatakan bahwa penerjemahankaryashykarya sastra seperti puisi syair gurindam dan sebagainya tidak mungkin bisa dilakukan Pendapat itubenar adanya karena sebenarnya keindahan yang ada pada bahasa satu berbeda dengan keindahaan dalambahasa lain Sebagai gambaran tentang penerjemahan estetikshypuitik bisa dilihat contoh berikutSenja di Pelabuhan KecilIni kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang rumah tua pada ceritatiang serta temali kapal perahu tidak berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpauthelliphelliphelliphelliphellip(oleh Chairil Anwar)This time no onersquos looking for lovebetween the sheds the old house in the makeshybelieveof poles and ropes A boat a prau without waterpuff and blows thinking therersquos something it can catchhelliphelliphelliphelliphellip(Translated by Burton Raffel dalam Kasbolah 199012)Terjemahan tersebut adalah terjemahan puisi

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa InggrisMakna dalam Bsu tampaknya bisa disampaikan dengan baik oleh penerjemah ke dalam Bsa meskipun nampakbahwa gaya atau style penerjemah di dalam menerjemahkan puisi tersebut berbeda dan pada ujungnyamempengaruhi nuansa keindahan puisi yang diterjemahkan Ini menunjukkan bahwa menerjemahkan puisi sulitdilakukan ke dalam bahasa lain karena keindahan dalam bahasa yang satu belum tentu indah dalam bahasayang lain

6) Penerjemahan KomunikatifNewmark (198162) mengemukakan pandangannya tentang fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi melaluipernyetaannya sebagai berikut

id 24Quotes detected 007 in quotes

id 25Quotes detected 0 in quotes

id 26Quotes detected 0 in quotes

id 27Plagiarism detected 037 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 28Plagiarism detected 102 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

ldquohelliptranslation is basically a means of communication ora manner of addering one or more persons in the speaker presencerdquoSementara itu Soemarno (19977) menjelaskan bahwa penerjemahan komunikatif adalah bentuk penerjemahanyang selalu berusaha untuk menimbulkan

lsquoefekrsquopada pembaca terjemahan seperti

lsquoefekrsquoyang

dirasakan oleh pembaca asli pada waktu mereka membaca teks aslinya Dengan demikian penerjemah sebagai komunikator sekaligus mediator antara penulis teks asli denganpembaca terjemahan harus menyampaikan pesan kedalam Bsa yang sedapat mungkin sama dengan pesanyang ada dalam Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah fungsi utamanya sebagai suatu alat untuk menyampaikan ataumengungkapkan suatu gagasan atau perasaan orang lain Jenis ini juga menaruh perhatian akan pentingnyasemua unsur di dalam proses penerjemahan yaitu unsurshyunsur seperti bahasa sumber dan bahasa sasaranbudaya penulis teks asli penerjemah keefektifan bahasa terjemahandan pembaca terjemahanBerikut adalah contoh penerjemahan komunikatifBsu awas anjing galakBsa Beware of the dog (bukan Beware of the viciousdog)(Nababan200341)

Kelemahan dari jenis penerjemahan ini bahwa persyaratan yang ketat agar bahasa terjemahan mempunyaibentuk makna dan fungsi Hal ini perlu mendapatkan perhatian karena ada kemungkinan suatu kalimat sudahbenar secara sintaksis tetapi maknanya tidak logis atau bentuk dan maknanya sudah benar namunpenggunaannya tidak tepat seperti contoh di bawah ini1 I told that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini salah meskipun maknanya logis)2 I told the star that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini bnar tetapi maknanya tidak logis)

7) Penerjemahan semantikNewmark dalam Soemarno (19977) menegaskan bahwa penerjemahan semantik berusaha untukmengalihkan makna kontekstual Bsu yang sedekat mungkin kedalam struktur sintaksis dan semantik BsaSenada dengan itu Nababan (200344) menjelaskan bahwa penerjemahan semantik terfokus pada tatarankata dengan tetap terikat pada budaya Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah lebih berfokus atau berpenekanan yang kuat dan ketat padapencarian padanan pada tataran kata yang terikat pada budaya bahasa sumberSebagai gambaran penerjemahan jenis ini bisa dilihat contoh berikut1 Konteks ALecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Mr Jackson My name is Rudi Hartono 2 Konteks BLecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Jackson My name is Rudi Hartono

Dalam dua dialog di atas student menggunakan dua kata yang berbeda yaitu Mr Jackson dan JacksonDigunakan dua kata ini sangat dipengaruhi oleh konteks budaya bahasa sasaran dan bahasa sumber MrJackson pada konteks A digunakan dalam situasi formal sedangkan Jackson pada konteks B digunakandalam situasi yang akrab Oleh karena itu kata Mr Jackson pada konteks A mestinya dialihkan ke dalam bsa

id 29Quotes detected 002 in quotes

id 30Plagiarism detected 003 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 31Quotes detected 003 in quotes

id 32Plagiarism detected 013 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 33Plagiarism detected 041 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 34Quotes detected 0 in quotes

id 35Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 36Quotes detected 0 in quotes

id 37Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 38Quotes detected 0 in quotes

id 39Plagiarism detected 064 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

menjadi

lsquoPak Jackson atau Prof Jacksonrsquo

sedangkan kata Jackson pada konteks B mestinya dialihkan menjadi

lsquopak (bukan langsung menyebut nama Jackson secara langsung)rsquo

Kelemahan dari penerjemahan semantik adalah kelemahan pada saat menerapkannya karena keterikatanpenerjemah pada budaya bahasa sumber pada saat dia melakukan tugasnya Padahal bahasa yang melatarbelakangi bahasa sumber dan bahasa sasaran pasti berbeda Akibatnya penerjemahan tipe ini seringkali sulitditerapkan

terutama dalam menerjemahkan katashykata yang bermakna abstrak atau subjektif

8) Penerjemahan EtnografikPenerjemahan etnografik adalah suatu jenis penerjemahan yang berusaha mengalihkan pesan dari Bsu kedalam Bsa yang sangat dipengaruhi oleh faktorshyfaktor budaya Brislin dalam Soemarno (19975) menjelaskanbahwa tujuan penerjemahan ini adalah untuk menjelaskan konteks budaya Bsu dan bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah kelengkapan register di dalam karya terjemahan tersebut dimanaada dua pilihan kata dengan mencarikan padananya ataukah menulis kata bsa dan anotasinya Kesulitan utama yang dihadapi penerjemah dalam penerjemahan jenis ini adalah kesulitan dalammengidentifikasi suatu bentuk ungkapan budaya dan kemudian menemukan padanannya yang sesuai dalambsa Tidak jarang suatu istilah budaya dalam suatu masyarakat atau bangsa tidak dapat ditemukanpadanannya dalam Bsa Sebagai contoh kata

lsquomodinrsquo

lsquomitonirsquo

dan

lsquotingkebanrsquo

adalah istilahshyistilah budaya jawa yang tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasa Inggris atau bahasaLainnya Bila istilah budaya ini tidak dapat ditemukan padanannya dalam Bsa maka penerjemah harus bisamenentukan sikap untuk mengambil keputusan apakah istilah akan dicarikan padanannya yang terdekat dalamBsa atau istilah budaya itu ditulis lagi dalam Bsa kemudian memberi anotasi atau bahkan istilah itudisampaikan dalam bentuk parafrasa dalam Bsa Keputusan itu tentunya tergantung pada kemampuanpenerjemah dalam memahami makna dari istilah budaya itu dalam Bsu

9 Penerjemahan PragmatikPenerjemahan pragmatik mengacu pada pengalihan amanat dengan mementingkan ketepatan penyampaianinformasi dalam bahasa sasaran yang sesuai dengan informasi yang terdapat dalam bahasa sumber(Nababan 200334) Maksud dari penerjemahan ini adalah memberikan penjelasan atau informsi yang

id 40Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 41Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 42Quotes detected 002 in quotes

id 43Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

selengkapshylengkapnyaKelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang cukup dalam dan lengkap padapengalihan informasi atau fakta (misal dalam terjemahan dokumenshydokumen teknik niaga administrasipemerintahan) Dan bahkan bila diperlukan penerjemah harus menambah beberapa informasi untuk membuatterjemahannya lebih jelasKelemahan dari jenis ini adalah bahwa penerjemahan pragmatik tidak begitu memperhatikan aspek bentukestetik bahasa sumber Masalah bentuk bahasa kurang diperhatikan karena yang dipentingkan adalahpengalihan informasi yang selengkapshylengkapnya

10 Penerjemahan linguistikPenerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya berisi informasi linguistik yang implisit dalam bahasasumber yang dijadikan ekplisit dan yang dalam perubahan bentuk dipergunakan transformasi balik dan analisiskomponen utama (Nababan 200337) Dalam penerjemahan ini penerjemah hanyamenemukan informasilinguistic sepertimorfem kata frasa klausa dan kalimat Informasi tersebut tersirat di dalam bahasa sumberyang kemudian dijadikan tersurat dalam bahasa sasaran

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahketepatan terjemahan bila diterapkan jika terdapat ketaksaan dalam bahasa sumber baik pada tataran katafrasa klausa atau pun pada tataran kalimat khususnya kalimat kompleks Kelemahan dari jenis ini adalah pensyaratan mutlak pada penerapan transformasi balik dan analisis komponenmakna dalam penerjemahan Hal ini menjadi sulit karena ada kemungkinan penerjemah berhadapan dengandua buah kalimat bahasa sumber yang mempunyai struktur lahir yang sama tetapi struktur batin kedua kalimatitu berbeda satu sama lain Untuk mengatasi ketaksaan tersebut penerjemah harus menganalisis dalam kalimatdengan bantuan analisis sintaktikal dan kontekstual

ReferensiCatford JC 1974

A Linguistic Theory of Translation London Oxford UniversityPress

Kasbolah K 1990 Linguistics and Literature a Translation Analysis of

ldquo Senja di Pelabuhan Kecilrdquo Unpublished paper Malang IKIP Malang

Nababan M Rudolf 2003 Teori Menerjemah Bahasa InggrisYogjakarta Pustaka Pelajar

Newmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

Sumarno Thomas 1997 Sedikit Catatan Mengenai Teori Penerjemahan Makalah dalam seminar sehari diPusat Bahasa UNS Surakarta UNS

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam seminar Nasional I tentang Semantik sebagaiDasar Fundamental Pengkajian Bahasa Surakarta UNS

id 44Plagiarism detected 028 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 45Quotes detected 0 in quotes

id 46Quotes detected 0 in quotes

id 47Quotes detected 0 in quotes

id 48Quotes detected 001 in quotes

id 49Quotes detected 001 in quotes

id 50Quotes detected 0 in quotes

3Makna dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan maknashymakna di dalam penerjemahan

Makna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam bahasa sasaran (Bsa) yang sedekatshydekatnya sama denganmakna yang ada dalam bahasa sumber (Bsu) Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemahyang baik harus mampu menganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalamtataran leksikal frasa kalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalambahasa sasaranKajian mengenai makna ini termasuk dalam ranah semantik Dalam studi semantik istilah makna bermacamshymacam yakni meaning sense denotation designation reference dan information (Edi Subroto 19991)Menurut Edi Subroto yang dimaksud dengan meaning (diterjemahkan menjadi arti) adalah bentuk pengetahuankognitif yang terdapat di dalam bahasa yang terdapat dan distrukturkan di dalam dan oleh sistem bahasa yangdipahami lebih kurang sama oleh para penutur dalam kegiatan berkomunikasi secara umum dan wajar Haltersebut berarti bahwa arti itu dipahami oleh pengguna bahasa secara empirik berdasarkan kemampuankognitifnya sejak mulai belajar dan menguasai bahasa Dengan penguasaan arti secara empirik dan kognitif ituseorang penutur mampu melakukan pembahasaan atau simbolisasi secara verbal akan sebuah referent yangada disekitarnya Sejumlah referent yang secara faktual barangkali berbedashybeda namun memiliki sejumlah cirikonseptual yang sama akan dibahasakan dengan unit leksikal yang sama Sebagai contoh sebuah unit leksikaldengan nama

lsquokursirsquo meskipun secara empirik ditangkap adanya sejumlah benda yang disebut kursi yang memiliki cirishycirikonseptual yang berbedashybeda baik dalam hal bahannya wujudnya jumlah kakinya namun secara bersamadapat disimbolkan dengan unit leksikal yaitu

lsquokursirsquoKemudian yang dimaksud dengan designation (designasi) dan denotation (denotasi) adalah bagian dari arti yangditentukan oleh sistem bahasa dan tidak bergantung pada situasi yang khas dari sebuah tuturan Designasi dandenotasi ini mempunyai maksud yang serupa dengan istilah meaning di atas Sementara itu yang dimaksuddengan reference (referensi) adalah bagian dari arti yang bergantung pada situasi pemakaiannya danbergantung pada wujud tuturannya Dalam arti bahwa referensi adalah suatu bentuk penunjukkan dalamkegiatan berbahasa yang nyata yang bersifat tertentu dan bergantung pada konteks Misalnya

lsquokursirsquodan

lsquokursi itursquomengandung maksud yang berbeda Yang pertama berkaitan dengan konsep denotasi yaitu mengacu padagolongan entity (maujud) yang dipersepsikan sama sebagai kursi dan sebaliknya

lsquokursi itursquotermasuk proses referensi karena hanya menunjuk pada

lsquokursirsquo

id 51Plagiarism detected 037 httpstextshyid123dokcomdocument

id 52Quotes detected 002 in quotes

id 53Plagiarism detected 308 httpstextshyid123dokcomdocument + 3 more resources

tertentu saja Hal berikutnya adalah sense Edi Subroto memadankan istilah sense ini dengan makna yaitu arti sebuah butirleksikal atau sebuah tuturan kalimat berdasarkan konteks pemakaian situasi yang melatarinya dan intonasinyaDengan demikian kalau arti (sebagai padanan meaning) itu bersifat dasar maka makna itu sudah bersifatspesifik karena dirambushyrambui oleh struktur oleh konteks pemakaian oleh intonasi dan oleh latar yangmelingkupinya Misalnya kata baru Untuk mengetahui makna baru ini harus dikaji kemungkinannyaberkombinasi atau disubstitusi dengan leksemshyleksem lain misalnya lama usang tua dan sebagainyaSementara itu Lyons (1995124) menyatakan bahwa sense hanya dapat diterangkan dalam konteks hubunganmakna antara leksem yang satu dengan leksem yang lain atau antara ekspresi yang satu dengan ekspresi yanglain di dalam sistem bahasa yang sama Berkaitan dengan itu Lyons menggunakan konsep hubungankombinatorial dan substitusional untuk menentukan makna sebuah leksem Hubungan tersebut sering disebutdengan hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik Hubungan sintakmatik merupakan hubungan linier antara unsurshyunsur bahasa dalam tataran tertentu misalhubungan antara saya bermain dan kelereng dalam kalimat Saya bermain kelereng Hubungan itu dikatakanhubungan in praesentia Sementara itu hubungan paradigmatik merupakan hubungan antara unsurshyunsurbahasa dalam tataran tertentu dengan unsurshyunsur lain di luar tataran itu yang dapat dipertukarkan misal dalamkalimat saya bermain kelereng Antara saya dan dengan dia mereka dsb dapat dipertukarkan Hubunganantara unsurshyunsur itu dikatakan hubungan in absentia Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Dengan kata lain sense atau makna memiliki peran yang penting didalam penerjemahanLebih lanjut pengertian makna dapat dilihat pada pengertian makna literal dan makna figurative yaitu yang

mengarah pada pembedaan di dalam sistem kebahasaan untuk menganalisis makna suatu bahasa Contohdari pembedaan makna di atas dapat dilihat di dalam kalimat berikut The ground is thirsty Kalimat ini memilikimakna berkias Kata ground sendiri memiliki makna literal namun kata ground atau tanah dapat dipahamibahwa ground itu tidaklah hidup oleh karenanya ground tidak memerlukan minuman atau merasakan hausPembaca kalimat tersebut akan secara langsung menolak suatu interpretasi literal dan secara pasti akanmenginterpretasikan bahwa katashykata tersebut yang dimaksud adalah The ground is dry suatu analogi yangmengarah pada kondisi yang menimbulkan rasa haus pada manusia atau binatang Begitu pula di dalamcontoh kalimat yang diucapkan sebagai berikut

ldquoItrsquos raining cats and dogsrdquo

Kalimat ini memiliki makna literal pada masingshymasing katanya namun bagi pendengar akan secara langsungmenolak interpretasi literal tersebut karena dirasakan tidak sesuai namun pendengar akan memilih interpretasifiguratif dari tuturan tersebut yang dibantu oleh suatu konteks bahwa yang dimaksud di dalam tuturan tersebutadalah kondisi atau keadaan hujan derasMenurut Motsch amp Pasch (198735) makna harfiah ialah makna ujaran yang konteks ujarannya tidakmembawa kepada penafsiran semula terhadap makna tertentu dari segi tatabahasa bagi kata atau ungkapanitu Disini juga makna harfiah itu berada pada suatu konteks namun tidak dipengaruhi oleh konteks tersebutSementara itu Searle (1979 132) membuat perbedaan antara makna penutur makna kalimat dan maknaharfiah Menurut Searle makna harfiah berada dalam domain makna kalimat dan makna penutur bergantungpada makna kalimat Searle mengungkapkan bahwa makna harfiah berada pada suatu konteks Menurut Israel (20041) makna literal merupakan makna lugas dan termasuk ke dalam jenis makna yangpaling sederhana yang bersifat langsung harfiah dan menerapkan aturan tatabahasa sewajarnya (ordinaryrules of grammar) dalam arti bahwa makna leksikal tersebut tidak memerlukan penambahan imajinasiinferensi maupun gaya bahasa Makna literal tersebut terletak di dalam kata itu sendiri Sementara itu Turner(1991147) memberikan konsep pemahaman makna literal di dalam hubungan antara bahasa pemikiran danrealitas Menurut Turner makna leksikal mengabaikan peranan imajinasi di dalam konstruksi maknakeseharian berhubungan dengan suatu kebenaran dan pemikiran di satu sisi dan bertentangan dengankebohongan dan khayalan di sisi yang lain sebagaimana yang dinyatakan sebagai berikutThe real world is exhaustively literal literal language refers to it literalconcepts mirror the literal world literal language evokes literal conceptsSeparate from all this so the folk theory runs there are mental imaginativeconnections that are false they are expressed in figurative nonshyliterallanguage or literally false language we must transform the meaning of this

language in order to arrive at interpretations of it that can be literal and true

Makna leksikal tersebut tidak secara tibashytiba berdiri sendiri namun keberadaannya tetap di dalam suatukalimat atau paragraf namun memiliki makna yang terbebas dari konteks atau tidak dipengaruhi oleh suatukonteks Di dalam suatu tuturan yang panjang misalnya di dalam sebuah novel makna literal mungkin berupasuatu cerita narasi biasa saja yang terbebas atau tidak memiliki asosiasi moral politik estetik atau asosiasisimbolik lain yang ingin disampaikan Saeed (200015shy17) menyatakan bahwa perbedaan antara makna literal dan makna figuratif dapat dilihat didalam penggunaan bahasa yang literal dan nonshyliteral Penggunaan bahasa yang literal mengarah pada suatukeadaan yaitu pembicara yang mengungkapkan tuturan secara netral dan secara faktual tepat sedangkanpenggunaan bahasa yang nonshyliteral mengacu pada suatu keadaan yaitu pembicara secara berlebihshylebihanmenggambarkan sesuatu dengan istilahshyistilah atau katashykata yang tidak benar (untrue) dan tidak mungkin(impossible) yang tujuannya untuk mendapatkan efek khusus Lebih lanjut Saeed memberikan contoh sebagaiberikuta Irsquom hungryb Irsquom starvingc I could eat a horseDi dalam contoh tersebut bahwa pada kondisi atau keadaan lapar pembicara mungkin secara literal akanmengungkapkan tuturan sebagaimana poin a atau juga secara nonshyliteral seperti pada poin b dan c Di sininampak bahwa di dalam penggunaan bahasa nonshyliteral pembicara menggeser makna suatu kata untukkemudian disesuaikan dengan kondisi yang baru Pergeseran atau penyimpangan bentuk ungkapan bahasaini menurut Gorys Keraf (2002113) disebut dengan gaya bahasa (figures of speech) yaitu caramengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ataupengguna bahasa Pemakaian dengan cara yang khas tersebut ditandai oleh adanya penyimpangan daripemakaian bahasa lumrahPenggunaan gaya bahasa sering terjadi di dalam dunia sastra sebab katashykata harfiah memiliki keterbatasanDengan mengandalkan makna harfiah semata dalam mendeskripsikan suatu objek atau ide seorangpengarang akan menemui halangan Dengan gaya bahasa seorang pengarang dapat memperkaya maknasehingga pengarang dapat menyampaikan pesan yang diinginkan secara lebih leluasaSementara itu menurut Ratna (2009164) figures of speech disebut juga dengan majas yaitu pilihan katatertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan MenurutRatna secara umum majas dibedakan menjadi empat macam yaitu a) majas penegasan b) perbandingan c)pertentangan d) dan majas sindiran Beberapa jenis majas dibedakan lagi menjadi subjenis lain sesuai dengancirinya masingshymasing Secara tradisional bentukshybentuk tersebut disebut dengan gaya bahasa Namundemikian di dalam perkembangan kontemporer majas hanyalah bagian kecil dari gaya bahasa Majas dengandemikian merupakan penunjang unsurshyunsur yang berfungsi untuk melengkapi gaya bahasa Dengan kalimatlain gaya bahasa jauh lebih luas daripada majas Pada saat menganalis sebuah karya sastra tidak terhitungjenis gaya bahasa yang timbul yang harus dibicarakan seperti panjang pendeknya kalimat tingkatan bahasatinggi dan rendah penggunaan katashykata serapan penggunaan kosakata daerah dan sebagainya Gayabahasa juga meliputi carashycara penyusunan struktur intrinsik secara keseluruhan seperti plot tokoh kejadiandan sudut pandang Tidak ada suatu pemahaman apa pun tanpa adanya carashycara tertentu yang berbedaDemikian juga tidak ada karya sastra tertentu tanpa gaya bahasa tertentu Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat dipahami bahwa makna leksikal atau seringdisebut dengan makna harfiah adalah makna yang sebenarnya makna yang sesuai dengan hasil observasiindra kita makna apa adanya atau makna kalimat yang bebas dari konteks yang melatarinya sedangkanmakna figuratif atau makna kiasan adalah makna bahasa berkias yang dapat menghidupkanmeningkatkanefek dan menimbulkan konotasi tertentu Makna figuratif ini merujuk pada kata atau kelompok kata yangdilebihshylebihkan atau diubah makna sebenarnya yang dibantu oleh suatu konteks Makna figuratif ini dapatberupa suatu metafora simile personifikasi litotes ironi sinekdot eufemisme repetisi anafora pleonasmeantitesis alusio klimaks antiklimaks satire pars pro toto totem pro parte ataupun paradoks

Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Makna dalam penerjemahan tidak hanya bisa dirunut dari kata per katasecara individual tetapi makna dalam penerjemahan harus dilihat dari rangkaian antarkata yang saling berkaitansecara utuh yang terbungkus dalam suatu prosodi atau dengan situasi tempat katashykata itu digunakan(Soemarno 19992) Dengan kata lain bahwa makna yang dibahas di dalam penerjemahan adalah maknashymakna yang langsung berhubungan dengan makna yang terdapat dalam teksDalam penerjemahan ada banyak jenis makna di antaranya adalah sebagai berikut

id 54Quotes detected 0 in quotes

id 55Quotes detected 0 in quotes

id 56Quotes detected 0 in quotes

id 57Plagiarism detected 002 httpscholarunandacid1679

id 58Quotes detected 0 in quotes

id 59Quotes detected 0 in quotes

id 60Quotes detected 004 in quotes

1) Makna LeksikalMakna leksikal adalah makna yang belum dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan Jadi maknaleksikal adalah makna apa adanya seperti yang ada dalam kamus (Soemarno 19993) Makna tersebut terdapatdalam kata benda (noun) kata kerja (verb) kata sifat (adjective) dan kata keterangan (adverb)Dalam proses penerjemahan penerjemah bisa mencari padanan makna yang mempunyai cirishyciri fisik yangsama dalam bahasa sasaran Tetapi dalam penerjemahan seringkali para penerjemah mendapat kesulitan untukmenemukan padanan yang betulshybetul sama persis Hal ini disebabkan karena makna dalam suatu bahasa yangselalu mengikuti perkembangan budaya suatu bangsa Dalam kaitannya dengan penerjemahan Soemarno (19993) mengelompokkan katashykata bermakna leksikal kedalam tiga kelompok utama yaitu (1) katashykata dalam Bsu yang dengan mudah dapat dicari padanannya dalamBsa misalnya katashykata seperti radio = radio computer = computer book = buku gold = emas dan sebagainya(2) katashykata bermakna leksikal Bsu yang mempunyai padanan dalam Bsa tetapi makna itu sebenarnya sudahsedikit berbeda baik dari segi fisik maupun konsepnya namun kedua makna leksikal tersebut (dalam Bsu danBsa) masih dianggap padanan sehingga penerjemah masih bisa menggunakannya sebagai padanan dalampenerjemahan misalnya kata

lsquorichrsquo(Ing) dan

lsquokayarsquo(Ind) Kata itu masih bisa digunakan sebagai padanan walaupun ukuran

lsquokayarsquoantara negara satu dengan lainnya berbedashybeda (3) katashykata dalam Bsu yang sulit dicari padanannya dalamBsa bahkan ada katashykata tertentu

yang tidak dapat diterjemahkan ke dalamBsa (untranslatable) dan ketakterjemahan ini bisa dilihat dari faktor linguistik maupun kultural Misalnya kata

lsquothanksgivingrsquodalam bahasa Inggris sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia sebaliknya kata

lsquopermisirsquo(yang diucapkan sewaktu seseorang yang akan meninggalkan rumah) sulit dicari padanannya dalam bahasaInggris karena kebiasaan itu tidak ada dalam bahasa Inggris

2) Makna gramatikalMakna gramatikal adalah makna suatu kata yang dapat dikenali dan mempunyai fungsi apabila digunakan didalam atau di antara kalimat atau dengan kata lain akan memiliki makna apabila sudah berada dalam suatukalimat klausa maupun kelompok kata (Newmark 198126) Tergolong dalam makna gramatikal ini adalahkonjungsi preposisi artikel dan juga tenses Contoh makna gramatikal ini dapat dilihat dalam kalimat sumber sebagai berikutHersquoll have been studying English for four months by the time he takes his examinations

Kalimat tersebut terasa sulit untuk dicari padanan maknanya yang benarshybenar sama dalam Bsa (BahasaIndonesia) Ketika kalimat tersebut dialihkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi

lsquoDia telah belajar bahasa Inggris selama empat bulan menjelang dia mengikuti ujianrsquo maka terjemahan tersebut sebenarnya maknanya tidak persis sama seperti yang ada dalam Bsu Kalimatdalam Bsu mengandung makna yang menunjukkan lamanya suatu kegiatan yang di mulai pada waktu lampaudan sampai saat ini kegiatan itu masih berlangsung Berbeda dengan terjemahannya dalam Bsa di mana makna

id 61Quotes detected 0 in quotes

id 62Quotes detected 0 in quotes

id 63Quotes detected 0 in quotes

id 64Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

terjemahan itu tidak menyampaikan makna seperti yang ada dalam Bsu Perbedaan makna dalam Bsu dan Bsaini lebih disebabkan oleh sistem kebahasaan yang berlaku dalam Bsu maupun Bsa

3) Makna Situasional atau KontekstualSetiap kata dalam suatu bahasa sering sekali mempunyai makna lebih dari satu Makna apa yang ada dalamsatu kata itu sangat dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan dalam proses komunikasi Maknasuatu kata akan mempunyai arti sebanyak situasi atau konteks yang menyertainya (Soemarno19995) Dengandemikian kemampuan penerjemah dalam memahami situasi di mana kata itu digunakan menjadi sangat pentingsehingga ia mampu menemukan padanan makna yang sesuai dalam bahasa sasaran Konteks sering kali terikatoleh tempat dan juga waktu yang menyertainya Sebagaimana contoh berikut1 The prisoner thought that the policeman would not have the heart to fine him2 The rescue team hopes that the weather will be fine soon3 Do you think the victims of the earthquake will be fine soon

Fine pada ketiga kalimat tersebut tampaknya tidak mempunyai makna yang benarshybenar sama walaupunbentuk kata tersebut benarshybenar sama Makna kata fine dalam masingshymasing kalimat tersebut sudah sangatdipengaruhi oleh konteks di mana kalimat tersebut digunakan Pada kalimat 1 fine berhubungan dengankonteks hukum yang berarti

lsquomendendarsquo Hal ini berbeda dengan kalimat 2 fine berarti

lsquocerahrsquokarena berkaitan dengan kontek cuaca sedangkan kalimat 3 fine berarti

lsquosehatrsquokarena berkaitan dengan kesehatan

4) Makna TekstualMakna tekstual adalah makna yang berkaitan erat dengan suatu teks atau wacana (Soemarno19996) Kadangshykadang suatu bentuk kata yang sama akan mempunyai makna yang berbeda apabila kata itu digunakan dalamwacana yang membicarakan bidang kajian yang berbeda Misalnya kata morfologi yang digunakan di dalamwacana biologi akan berbeda maknanya dengan morfologi yang digunakan di dalam wacana linguistik Maknainstrumen dalam wacana penelitian berbeda dengan instrumen dalam wacana musik Perbedaan makna itudikarenakan adanya perbedaan konteksSebenarnya makna tekstual masih ada kaitannya dengan makna kontekstual Bedanya adalah kalau maknakontekstual hanya sekadar dipengaruhi oleh satu atau dua kalimat saja sedangkan makna tekstual sangatdipengaruhi oleh seluruh wacana yang menjadi latar belakang di mana kata itu digunakan Kedua pengertian inimasih sering dicampuradukkan oleh beberapa kalangan karena kedua hal tersebut dianggap suatu hal yangsama

5) Makna SosiokulturalMakna suatu bahasa sangat berkaitan erat dengan situasi sosiokultural di mana bahasa itu digunakan sebagaialat komunikasi oleh masyarakat (Soemarno19997) Kelompok masyarakat yang satu dengan lainnya sebagaipengguna bahasa tentu saja mempunyai istilahshyistilah budaya yang bersifat unik yang kadangshykadang

tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasayang lainMakna sosiokultural seringkali dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat sebagai pengguna bahasa itu Makna iniselain sering ditemukan dalam bentuk katashykata istilah budaya seperti thanksgiving labamba mitoni dansebagainya sering juga ditemukan dalam ungkapanshyungkapan idiomatik yang tidak dapat dijelaskan maknanyadari katashykata yang membentuk ungkapan itu seperti miss the boat feel like a million buck black sheep dansebagainyaSeorang penerjemah harus peka terhadap katashykata yang erat kaitannya dengan istilahshyistilah sosiokultural ituPenerjemah harus mampu mengidentifikasi apakah istilahshyistilah itu ada kemiripan atau padanannya dalam

id 65Quotes detected 001 in quotes

id 66Quotes detected 001 in quotes

id 67Quotes detected 001 in quotes

id 68Quotes detected 019 in quotes

bahasa sasaran atau tidak sehingga penerjemah dapat menentukan apa yang harus diperbuat ketikamengalihkan makna yang berkaitan dengan sosial budaya suatu masyarakat tertentu

6) Makna ImplisitMakna implisit adalah makna yang tidak diungkapkan secara nyata atau tertulis oleh penulis atau pembicarakarena pembaca atau lawan bicarapendengar sebagai interlocutor (teman bicara) telah memahami maksud daritulisan atau pembicaraan itu (Soemarno 19998) Di dalam bahasa pragmatik penutur tidak mengungkapkannya melalui eksplikatur tetapi melalui implikaturIstilah implikatur ini diciptakan oleh Grice (1975) yang semula membedakan makna ujaran menjadi dua yaknimakna natural dan makna nonshynatural Makna natural adalah makna yang muncul bila ujaran yang samamuncul Jadi makna natural suatu ujaran selalu sama Makna nonshynatural adalah makna yang berubahshyubahtergantung pada konteks percakapannya Makna nonshynatural inilah yang kemudian menjurus ke apa yangdisebut oleh Grice sebagai implikatur yaitu yang mengacu ke makna yang tersirat yang tidak dikatakan olehpenutur tetapi dikomunikasikan juga Dengan implikatur petutur menerkashynerka yang mana sebenarnya yangdimaksud oleh penuturMakna implisit sering kali tersembunyi di balik gramatika bahasa intonasi bahasa dan juga tersembunyi dalamungkapanshyungkapan yang bersifat kiasan Agar mampu memahami makna yang ada dibalik gramatika bahasaitu penerjemah harus paham mengenai sistem yang ada pada bahasa tersebut Untuk menghindarikesalahpahaman pembaca hasil terjemahan penerjemah boleh saja mengalihkan makna yang implisit itumenjadi eksplisit sehingga pembaca terjemahan tidak mengalami salah persepsi Sebagai contoh dapat diamatidialog berikutA What are you eatingB Bread

Dalam menjawab pertanyaan di atas B tidak perlu mengucapkan katashykata

lsquoI am eatingrsquokarena B menganggap bahwa A pasti mengetahui apa isi katashykata yang tidak diucapkan itu Bagian maknayang tidak diucapkan itu disebut makna implisit

Referensi

Edi Subroto 1999 Ihwal Relasi Makna Beberapa Kasus dalam Bahasa Indonesia Surakarta PPs UNS Gorys Keraf 2002 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka UtamaGrice HP 1975

ldquoLogic and Conversationrdquo dalam P Cole dan JL Morgan Syntax and Semantics vol 3 Speech Acts New York Academic PressIsrael Michael 2004 Common Sense and

lsquoLiteral Meaningrsquo Online Journal of Semantics XX 1shy31 (httpwwwIsraelshyLiteralismcom httpwwwIsraelshyLiteralalismcom )Motsch Wolfgang amp Renate Pasch 1987

Illokutive Handlungen Satz Text prachliche Handlung (= Studia grammatical 25) disunting oleh WolfgangMotsch II shy79 Berlin Akademic shyVlgNewmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press Ratna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta PustakaPelajarSaeed John I 2000 Semantics UK Blackwell Publishers LtdSearle John R 1979 Literal Meaning Expression and Meaning Studies in the Theory of Speech Acts Cambridge Cambridge UnivPressSumarno Thomas 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam Seminar Nasional Semantik I di UNSSurakarta

id 69Quotes detected 012 in quotes

id 70Quotes detected 039 in quotes

Turner Mark 1991 Reading minds the Study of English in the Age of Cognitive Science Princeton NJPrinceton University Press

4Gaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pengertian gaya di dalam penerjemahan

Konsep gaya menurut Leech and Short (198110) adalah suatu sistem pilihan penggunaan bahasa Secara lebihkhusus Leech and Short menjelaskan bahwa gaya merupakan sistem pilihan penggunaan bahasa secaraindividu yang dilakukan oleh penulis dan gaya tidak digunakan sebagai suatu sistem pemakaian bahasa yangmelibatkan tingkat sosial suatu kelompok yaitu pemakaian bentuk bahasa yang berhubungan dengan situasisosial tertentu Clifford (2001 90) mendefinisikan gaya sebagai berikut

ldquoStyle can be defined as a characteristic mode of expression and consciously or unconsciously the translatordisplays one In this respect style is inextricably intertwined with onersquos idiolect the way an individual normallyspeaksrdquo Definisi ini selaras dengan yang dinyatakan Wales dalam kamusnya Dictionary of Stylistics (2001371) bahwagaya pada dasarnya merupakan manner of expression yang dilakukan secara nyata oleh penulis Sementara itu di dalam kamus bahasa Inggris Encarta (2004) disebutkan bahwa gaya merupakan way of writingor performing yaitu cara bagaimana suatu kata atau kalimat ditulis atau diucapkan yang secara nyata dibedakandengan kandungan atau isi tulisan atau ucapan Lebih lanjut Lynch (2001) memberikan konsep gaya yang lebihluas bahwa gaya berarti sesuatu mengenai cara bagaimana kita menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan yangmembedakan tulisan yang baik dengan tulisan yang jelek Di sini jelas bahwa gaya digunakan sebagai suatuistilah yang menekankan pada bentuk atau format dan membedakannya dengan isi tulisan Dengan kata lainbahwa gaya adalah bagaimana (how) cara menyajikan atau mengkomunikasikan sesuatu sedangkan isi ataumakna mengacu pada apa (what) yang disajikan atau dikomunikasikan Gaya juga merupakan jembatan individuyang membedakan seorang penulis yang baik dengan penulis biasa (Chandler 20041)Di dalam karya susastra gaya merupakan pilihan kata atau frase dari pengarang dan bagaimana pengarangtersebut menyusun katashykata dan frase tersebut di dalam kalimat dan paragraf Misalnya seorang penulismungkin menggunakan katashykata sederhana dan kalimat langsung sementara penulis yang lain mungkinmenggunakan kosakata yang sulit dan mengelaborasi struktur kalimatnya (Encarta 2004) Gaya di dalampenerjemahan karya susastra merupakan potret dari wajah si pengarang Gaya seorang pengarang menentukanpilihan katanya dan penerjemah menjadi seorang mediator yang harus memberikan berbagai pilihan padananJadi pilihan kata yang menurut pengarang benar juga akan menjadi benar menurut penerjemah Lebih jauh gaya dalam karya susastra tidak dapat dipisahkan dengan makna atau pesan yang ada di dalamkarya tersebut Sebagaimana yang dinyatakan oleh Saad (20036) bahwa karya susastra misalnya puisi atauprosa tidak dapat menyampaikan pesan yang terpisah dengan bentuknya keduanya baik pesan dan bentukharus seiring sejalanDi dalam menerjemahkan karya susastra memahami fiturshyfitur kebahasaan sangatlah penting dan penerjemahseharusnya memiliki kemampuan mengapresiasi dan menganalisis unsur seni dan pencitraan yang disajikanPenguasaan bahasa asing saja tidaklah mencukupi namun penguasaan bahasa asing ini penting sebagailandasan atau dasar yang baik untuk menerjemahkan Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa salah satufaktor penting di dalam menerjemahkan karya susastra adalah kealamian karya tersebut dan penggunaan sifatshysifat kebahasaan di dalam susastra tersebut Bahasa susastra melibatkan serangkaian fiturshyfitur kebahasaantertentu dan cara bagaimana fiturshyfitur kebahasaan tersebut digunakan Memahami karya susastra berartimelibatkan pemahaman dan penganalisisan fiturshyfitur bahasa susastra tersebut Oleh karena itu memahamikarya susastra merupakan syarat mutlak dalam menerjemahkan karya susastra sebagaimana dinyatakan olehSaid Shiyab and M Stuart Lynch (20034) berikut

ldquo What translators need in this respect is not only to analyze words and concepts but to create the artisticrepresentations that affect the audience The audience through the poetic images and the artisticrepresentations conveyed in the original text and manifested in the translation must feel such lsquoartrsquo In thisrespect translating a text means creating a work of art in another language this kind of work requiring thetranslator to be sensitive and imaginatively creative The study of style therefore is the most fundamental issue

id 71Plagiarism detected 011 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 72Plagiarism detected 012 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 73Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 74Plagiarism detected 004 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 75Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 76Plagiarism detected 014 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 77Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

in the translation of literary texts playing an important role in literary translation particularly the work thatembodies such artistic devices as metaphor symbolism and even repetitionrdquo

Duff ( 1981 7) menyatakan bahwa di dalam menerjemahkan

penerjemah harus mempertimbangkan misalnya untuk siapa karya atau terjemahannya itu diperuntukkan danbagaimana tingkat kemampuan khusus para pembaca Itu berarti dia harus menentukan ragam bahasaterjemahannya dan mempertahankan ragam bahasa itu secara ajegBila kita cermati pendapat Duff ini maka

seorang penerjemah harus menentukan ragam bahasa terjemahan sesuai dengan jenis teks yang sedangditerjemahkan Jika penerjemah menerjemahkan suatu teks ilmiah dia harus menggunakan ragam bahasailmu dalam terjemahannya Hal sama berlaku juga dalam penerjemahan karyasusastra Jika penerjemah menerjemahkan sebuah prosa maka penerjemah harus memunculkan gaya prosatersebut dalam terjemahannya Dengan kata lain bahwa gaya bahasa prosa tersebut tidak seharusnya

diubah menjadi gaya bahasa puisi atau bahkangaya bahasa ilmiahDi dalam mempertahankan gaya di samping tentunya kesetiaan pada isi pesan maka pemunculan gaya perludipertimbangkan secara tepat Penerjemah

harus tahu kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan bagaimana tingkat kemampuan khusus parapembacanya Hal ini perlu karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seorang

yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang ada kaitannya dengan bidang ilmu yang merekageluti Apabila terjemahannya itu ditujukan kepada para pembacayang bukan ahli dalam disiplin ilmu yang diterjemahkan

penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang berkonstruksi rumit tanpa mengaburkan ataumenghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber Katashykata yang masih asing bagi merekaperlu dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang memungkinkan pembaca dapat memahami konsepyang terkandung dalam katashykatatersebut Sebaliknya pembaca yang profesional

tidak begitu mengalami kesulitan dalam memahami suatu isi teks terjemahan yang diungkapkan dengankalimatshykalimat yang kompleks dan dengan istilahshyistilah yang rumit dan konseptualJuga dimungkinkan sekali bahwa dalam suatu naskah bahasa sumber tidak hanya terdapat satu jenis ragamatau gaya bahasa saja tetapi lebih dari satu gaya bahasa maka penerjemah juga harus mengenalinya danmenggunakan gaya bahasashygaya bahasa yang digunakan oleh penulis naskah Oleh karena itu gayamenunjukkan keakuratan dan kewajaran penerjemahan karena salah satu alasan pilihan kata penerjemahadalah memberikan gaya yang sedekat mungkin dengan gaya dalam teks sumberGaya dapat diukur secara kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi unsurshyunsur gaya tersebut (Leech andShort 198142) Unsurshyunsur gaya tersebut dapat dilihat dari sudutpandang kebahasaan (Song Xiaoshu 20032 Said Shiyab 20034) Di dalam sudut pandang kebahasaan ini di dalam proses penerjemahan semuaparagraf kalimat dan kata harus betulshybetul diperhatikan sehingga pemilihan terbaik dapat diambil untukmenghasilkan pemikiran perasaan dan gaya yang alami Dari sudutpandang ini gaya dibentuk denganpenggabungan paragraf kalimat dan kata Oleh karena itu beberapa kalimat atau katashykata tunggal yang tidakditerjemahkan dengan baik kalimat atau katashykata tersebut tidak akan mempengaruhi gaya secara keseluruhandari karya yang diterjemahkanDi sini jelas bahwa paragraf kalimat dan kata benarshybenar penting di dalam gaya Paragraf kalimat dan katamerupakan dasar utama dari gaya Kalimat dibentuk dari katashykata paragraf dibentuk dari kalimatshykalimat dan

id 78Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 79Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 80Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 81Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

keseluruhan karya dibentuk dari paragrafshyparagraf Karya yang sangat baik dihasilkan melalui kesempurnaanparagraf paragraf dihasilkan melalui pemakaian kalimat yang sempurna dan kalimat dihasilkan melaluipemilihan kata yang benarshybenar sesuai Ke semua hal tersebut adalah yang ingin dicapai oleh penulis danpenerjemah dalam usahanya membuat hasil terjemahan yang benarshybenar sepadan gayanya Dengan demikiandi dalam proses penerjemahan penerjemah harus melihat keseluruhan karya melalui katashykata kalimat danparagraf dan menentukan gaya yang bagaimana yang akan dipakai Kemudian penerjemah mulaimenerjemahkan secara kalimat per kalimat dan paragraf per paragraf mulai dari awal sampai akhir dengan terusmemperhatikan pada reproduksi gaya yang digunakanBolantildeos (2006 212) menyatakan bahwa gaya merupakan karakteristik tekstual dari semua jenis teks yangmenunjukkan bentuk verbalisasi penulis sesuai dengan maksud komunikatifnya Lebih lanjut Bolantildeosmenyebutkan lima parameter untuk menjelaskan gaya Pertama adalah mendramatisir pergeseran gaya yaitupenggunaan berbagai pilihan kata di dalam teks sasaran dengan cara merubah atau menambahkan katashykatasecara lebih rinci meskipun katashykata tersebut tidak ada di dalam teks sasaran Kedua adalah penggunaanekspresi idiomatik yaitu menggunakan ekspresi idiomatik dalam teks sasaran yang sama dengan ekspresiidiomatik yang digunakan di dalam teks sumber Ketiga adalah penggunaan gaya bahasa yaitu penggunaangaya bahasa yang sama di dalam bahasa sasaran untuk menggantikan gaya bahasa di dalam bahasa sumberKeempat adalah penggunaan jenis bahasa tertentu yaitu penggunaan katashykata yang sesuai struktur kata danberbagai ekspresi yang ada di dalam teks sasaran sesuai dengan jenis teksnya Kelima adalah penggunaantanda baca yaitu penggunaan tanda baca di dalam teks sasaran yang dapat diubah setelah membandingkannyadengan tanda baca di dalam teks sumber

5Ungkapanshyungkapan Budaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa ungkapan budaya yang muncul di dalam penerjemahan

Ungkapanshyungkapan budaya yang dimaksud oleh penulis disini adalah ungkapanshyungkapan yang lebih khususdari teks novel sumber yang tidak hanya mengenai maknanya secara umum atau memiliki karakter leksikalnamun bagianshybagian teks novel yang mengandung atau memiliki pemahaman mengenai konteks budaya danstruktur bahasa yang memiliki makna figuratif atau konotatif Bagianshybagian yang khas atau khusus tersebutadalah

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan budayamateri istilahshyistilah ekologi budaya sosial dan ungkapanshyungkapan figuratif Dari sinilah teks novel ditentukankualitas dan kekhasannya yang istimewa

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Budaya MateriNewmark (198897) menyebutkan beberapa ungkapan yang termasuk ke dalam budaya materi yaitua Food (makanan) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah makanan minuman dan cara penyajiannya Di Amerika misalnya terdapat macaroni spaghetti raviolipizza junk food hors drsquooeuvre starter dessert Algerian wine dan sebagainya b Cloth (pakaian) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah pakaian tradisional kostum nasional dan cara berpakaian Di beberapa negara misalnya terdapat istilahsari kimono yukala jubbah jeans dan sebagainya

id 82Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 83Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

c House (tempat tinggal yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan tempat tinggal komunitasmasyarakat yang biasanya memiliki tempat tinggal yang khas dan memiliki tujuan tertentu misalnya palazzohotel bungalow hacienda pension villa borgata dan sebagainya Sementara itu Sumarno (2003 18shy21)menambahkan bahwa budaya materi juga dapat berupa bangunan tradisional yaitu ungkapanshyungkapan yangberhubungan dengan ciri khas bangunan di suatu budaya dan tidak terdapat di budaya lain Di Cina misalnyaterdapat bagunan yang disebut Tembok Cina di Indonesia terdapat Rumah Gadang Pendhopo Agung dansebagainyad Transport (moda transportasi) yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan sarana dan sistemperhubungan Di beberapa negara alat transportasi ini telah menjadi simbol dari kepemilikan pribadi danseringkali mengkonotasikan martabat seseorang Beberapa nama alat transportasi tersebut tidak hanya memilikinama lokal namun juga telah mengshyinternasional misalnya jumbo jet Metro BMW Volvo flyshyover phaethonlandau tulbury dan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Istilah EkologiIstilahshyistilah ekologi berbedashybeda antara satu budaya dengan budaya lain tergantung pada penamaan masingshymasing wilayah dan tingkat kekhasannya (Newmark 1988 97) Beberapa negara memiliki istilahshyistilah lokaldengan unsurshyunsur lokalnya yang sangat kuat dan penamaan istilahshyistilah lokal tersebut memiliki fungsi yangpenting dalam menunjukkan geografis dan identitas suatu negara Misalnya plateau yang secara geografismerujuk pada wilayah yang terdapat di Inggris dan Amerika sedangkan nama lainnya yaitu mesa altipianosecara geografis langsung merujuk pada suatu wilayah yang ada di Spanyol dan Italia Selain itu beberapa unsurshyunsur ekologi lain yaitu jenis musim hujan lembah ikan dan lain sebagainya yangtidak dapat dipahami baik secara denotatif maupun konotatif juga memiliki katashykata budaya yang perlu dicarikanpenyelesaian padanan misalnya jenis ikan nudibranch yang hanya terdapat di Lautan Pasifik namun tidakditemukan di wilayah lain begitu pula unsurshyunsur ekologi lain yang erat kaitannya dengan unsur komersialmisalnya mango advocado dan lainshylain yang menjadi produk dan kekhasan suatu wilayah yang kemudian dibawa atau di impor ke wilayah lain yang kemudian dinaturalisasikan menjadi mangue avocat dan lainshylain diwilayah lain

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan BudayaSosialMenurut Newmark (198898) yang dimaksud dengan budaya sosial secara khusus adalah manifestasi tertentu didalam suatu masyarakat yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa khusus atau tertentu atau dengankata lain sebagai foreign cultural words Yang tergolong ke dalam budaya sosial tersebut adalah ungkapanshyungkapan di dalam suatu pekerjaan dan kegiatan di waktu senggang yang biasanya dilakukan oleh anggotasuatu komunitas (Newmark 1988 99) sebutan atau penamaan yang diberikan kepada seseorang (Thriveni20021) dan peristiwa budaya (Sumarno 2003 18shy21) a PekerjaanDi dalam menerjemahkan masalah pekerjaan penerjemah harus membedakan antara masalah penerjemahandenotatif dan konotatif dari pekerjaan tersebut Ungkapanshyungkapan pekerjaan yang denotatif biasanya jarangmenimbulkan masalah terjemahan karena katashykata atau ungkapanshyungkapan tersebut dapat secara fungsionaldidefinisikan atau ditransfer misalnya ungkapanshyungkapan di dalam Tsu porkshybutcher cake shop with cafeacutemenjadi jagal warung kopi di dalam TsaUngkapanshyungkapan konotatif di dalam pekerjaan mungkin dapat menimbulkan masalah terjemahan misalnyaungkapanshyungkapan the masses the working class Ungkapanshyungkapan tersebut dapat menimbulkan maknapositif dan negatif yaitu ungkapanshyungkapan yang dapat berarti sekelompok orang yang bekerja (bukanpengangguran) ataupun kelompok orang yang bekerja di pabrik (pekerja pabrik) atau pekerja kasar yang miskinb Kegiatan Waktu Senggang Ungkapanshyungkapan budaya sosial yang merujuk pada kegiatanshykegiatan yang dilakukan pada saat santai dapatberupa pertandinganshypertandingan nasional misalnya cricket bullshyfighting tennis cardshygames gamblinggames dan sebagainya c Sebutan atau PenamaanSebutan atau penamaan terhadap seseorang merupakan unsur budaya sosial yang sering diwujudkan ataudiungkapkan di dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu Ungkapanshyungkapan tersebut juga seringdigunakan oleh penulis atau pengarang sebagai nilai asosiatif Misalnya sebutan Tuan Kate untuk menyebutseseorang yang kerdil yang diibaratkan mirip dengan ayam kate Selain itu sebutan atau penamaan tersebut

id 84Plagiarism detected 006 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 85Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

juga sering diwujudkan untuk mengekspresikan ungkapanshyungkapan tertentu terhadap karakter fisik seseorangmisalnya menyebut rambut dengan ungkapan bangs dan sebagainya d Peristiwa budayaPeristiwa budaya yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan kegiatan atau peristiwa suatu negaraseperti Thanksgiving di Amerika Serikat Sekaten Kenduren dan sebagainya di Indonesia Peristiwashyperistiwabudaya tersebut menimbulkan permasalahan di dalam menerjemahkan karena peristiwa budaya di suatu tempatsangat mungkin tidak dapat ditemukan padanannya di budaya lainPeristiwa budaya ini juga menyangkut kegiatanshykegiatan keorganisasian keagamaan kesenian dan juga istilahshyistilah khusus suatu konsep atau gagasan Istilahshyistilah khusus mengenai suatu gagasan merujuk pada suatuistilah yang dipakai baik secara populer maupun dalam bidang tertentu sebagai suatu entitas atau kejadian Didalam perkembangannya sekarang banyak orang yang menganggap bahwa gagasan adalah suatu kekayaanintelektual httpidwikipediaorgwikiKekayaan_intelektual seperti hak cipta httpidwikipediaorgwikiHak_ciptaatau paten httpidwikipediaorgwikiPaten Terma organisasi maupun religi merujuk pada istilahshyistilah suatuorganisasi atau religi yang dapat berupa organisasi politik sosial negara sekolah dan sebagainya Organisasishyorganisasi tersebut seringkali memiliki istilahshyistilah yang unik dan hanya dimiliki oleh anggota organisasitersebut misalnya organisasi militer yang memiliki istilahshyistilah seperti junta guinta junte mayor dansebagainya Sementara itu di dalam bahasa religi juga diwujudkan dalam berbagai varian istilah atauungkapan misalnya Santa Claus Saint Nicholas Father Christmas Kris Kringle dan lainshylainSementara itu istilah artistik merujuk pada suatu produk atau proses dari suatu unsur yang sedemikian rupamempengaruhi makna emosi dan intelektualitas Artistik mencakup berbagai wilayah kegiatan kreasi danbentuk ekspresi manusia yang termasuk di dalamnya adalah musik potografi film patung lukisan gedung senidan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Gaya BahasaGaya bahasa berbeda dengan gaya Sebagaimana yang penulis uraikan sebelumnya bahwa gaya adalah way ofwriting atau cara bagaimana penulis atau pengarang menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan sedangkan gayabahasa adalah cara bagaimana menyusun bahasa sehingga menimbulkan nuansa keindahan Gaya digunakansebagai suatu istilah yang menekankan pada bentuk tulisan dan membedakannya dengan isi tulisan Carapenulis menyajikan tulisannya mungkin saja menggunakan struktur kata atau kalimat yang kompleks atausederhana menggunakan istilahshyistilah teknis atau budaya menggunakan pemilihan partisipan dari beragamsudutpandang ataupun juga menggunakan bahasashybahasa figuratif atau gaya bahasa yang berbedashybedaDengan kata lain gaya bahasa merupakan bagian dari gayaSecara umum yang dimaksud dengan gaya bahasa

adalah carashycara yang khas bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu sehingga tujuanyang dimaksudkan dapat dicapai secaramaksimal (Ratna 2009 3) Di dalam karya susastra gaya bahasa adalah cara penyusunan bahasa sehinggamenimbulkan aspek estetis Secara tradisional gaya bahasa disamakan dengan majas atau suatu kiasan yangdigunakan

penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspekkeindahan Majas tersebut secara umum dibedakan menjadi empat macam yaitu majas penegasanperbandingan pertentangan dan majas sindiranDilihat dari hakikat karya susastra secara keseluruhan sebagai kualitas estetis perbandingan dianggap sebagaimajas yang paling penting sebab semua majas pada dasarnya memiliki cirishyciri perbandingan Metafora sebagaisalah satu bentuk majas merupakan yang paling banyak dan paling sering di dalam memanfaatkanperbandingan atau dengan kata lain di antara semua majas maka metaforalah yang paling penting MenurutWellek dan Warren (1989 246) makna karya susastra justru terletak di dalam metafora yang berkaitan denganperumpamaan secara umum karena di dalam susastra yang penting adalah citra yang ditampilkan dengan cirikhasnya yang estetis Oleh karena itu di dalam penelitian ini metafora menjadi objek kajian yang berhubungandengan gaya bahasa Metafora didefinisikan melalui dua pengertian secara sempit dan luas Pengertian secara sempit metaforaadalah majas seperti metonimia hiperbola personifikasi dan sebagainya Pengertian metafora secara luasmeliputi semua bentuk kiasan penggunaan bahasa yang dianggap menyimpang dari bahasa baku Di dalamkaitannya dengan penciptaan citra atau kesan baru metafora menurut Larson (1984 246) dibagi menjadi duakategori yaitu metafora hidup dan metafora mati Metafora hidup adalah metafora yang temporer atau sertashymerta diciptakan oleh penulis atau pembicara untuk melukiskan sesuatu yang seringkali penciptaannya

id 86Quotes detected 001 in quotes

id 87Quotes detected 001 in quotes

id 88Quotes detected 001 in quotes

dilakukan secara emosional Misalnya penggunaan bahasa

lsquopisau tajamrsquo yang semula mengacu pada pengertian benda nyata kemudian menjadi

lsquopikiran tajamrsquountuk menunjukkan kejernihan kedalaman dan ketelitian seseorang dalam menganalisis suatu permasalahansama dengan kemampuan pisau tersebut Pisau yang tajam atau bendashybenda lain yang tajam tidak akanmenghasilkan makna yang baru sebab makna tajam yang dimiliki oleh pisau sudah dianggap sebagai maknaliteral Sebaliknya pikiran tajam berhasil membangkitkan emosi sebab makna tajam itu sendiri sudah berada didalam konteks yang baru Dengan kata lain bahwa metafora hidup merupakan estetis yang memberikan kesanbaru Metafora hidup ini akan mudah dipahami apabila pembaca atau pendengar memberikan perhatian yangkhusus terhadap perbandingan yang telah dibuat Metafora mati atau seringkali disebut dengan bahasa klise atau idiom merupakan metafora yang dibentukdengan tidak lagi memikirkan pembanding makna dasarnya namun langsung memikirkan pada makna idiomatisyang dibentuknya Contoh dari metafora mati ini adalah leg of the table atau kaki meja Penulis atau pembicaramembentuk metafora ini dengan membandingkannya antara kaki meja dengan kaki manusia namun penulis danpembaca tidak lagi memikirkan kaki manusia ketika menggunakan tersebut Metafora seperti kaki meja inimemiliki makna yang tetap atau tidak berubah Jadi makna metafora mati atau idiom tidak dapat diprediksi darikatashykata yang membentuk idiom tersebut Misalnya if convicted he will certainly get the hot seat yang memilikimakna

lsquohukuman matirsquo Arti idiom tersebut sama sekali tidak dapat diprediksi dari katashykata pembentuknya yaitu hot dan seat Larson (1984 246) menyatakan bahwa idiom memiliki makna idiomatik yang juga disebut dengan nonshyliteralmeaning (figurative meaning) atau figure of speech yaitu sebuah kata atau frase yang dipakai untukmenciptakan efek khusus dan dipakai bukan dalam arti yang sebenarnya Idiom bisa merupakan kelompok kataatau frase klausa dan bahkan kalimat Idiom termasuk ke dalam ungkapan figuratif yang terdapat di dalamsemua bahasa dan makna dari idiom tersebut tidak bisa diprediksi dari katashykata yang menyusunnya secaraharfiah Walaupun pengarang susastra melakukan penyimpangan strukturshystruktur bahasa yang lazim dipakaikenyataannya mereka tidak dapat melepaskan diri secara total akan konvensi susastra Menurut Aminuddin(200944shy46) konvensi susastra tersebut secara umum dapat dilihat melalui penandashypenanda sebagai berikuta) Bahasa yang dipakai di dalam susastra adalah bahasa yang bersifat estetis puitis dan menyentuh rasakeindahan Keindahan bahasa susastra tercipta lewat pendiksian yang tepat serta kompensasi bunyi yangserasi Setiap novel pasti memenuhi penanda inib) Karya susastra bersifat imajinatif atau fiktif yaitu suatu cerita rekaan yang berangkat dari daya khayal kreatifKarya susastra bersifat intuitif yang mengutamakan faktor rasa Imajinasi merupakan wilayah khusus yang tidakperlu dicocokshycocokkan dengan kenyataan walaupun sesuatu yang bersifat imajinatif tidak harus irasionalSesuatu yang bersifat imajinatif boleh jadi terjadi dalam kehidupan nyata karena bagaimanapun juga karyasusastra merupakan refleksi kehidupan manusiac) Bahasa susastra bersifat konotatif dan multiinterpretasi Bahasa susastra mempunyai banyak makna dandapat ditafsirkan melalui berbagai macam aspek dan dimensi Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa karyasusastra memang merupakan karya kreatif yang harus mampu menggugah kreativisme dan merangsang dayapikir Jika seseorang berhasil menginterpretasikan ungkapanshyungkapan susastra yang rumit maka dia tidakperlu mengklaim bahwa tafsirannyalah yang paling benar karena penafsiran karya susastra terbuka terhadapbanyak tafsir Karya susastra selalu mempunyai berlapisshylapis makna dan karenanya selalu mengundangpenafsiran maknashymakna baru Karya susastra bersifat dinamisd) Bahasa susastra bersifat simbolis asosiatif sugestif dan konotatif Bahasa susastra mengungkapkansesuatu dengan kiasan Penggunaan bahasa kias dalam karya susastra bukan berarti pengarang sengajamembuat pembaca bingung namun justru lebih mendorong pembaca untuk berfikir kreatif Bahasa kias jugamencerminkan kehalusan perasaan pengarang dan daya asosiasi yang tinggie) Tokohshytokoh didalam karya susastra dilukiskan dengan karakter pribadi dan pencitraan diri yang kuatKeberadaan tokohshytokoh tersebut terasa hidup dan berada kuat di tengahshytengah kita Setting dilukiskan dengancermat dan hidup sedangkan plotnya begitu memikat Adanya setting dan plot memungkinkan para tokoh biasbergerak dengan leluasa untuk melahirkan konflikshykonflik yang dramatis

id 89Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 90Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 91Plagiarism detected 004 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 92Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 93Plagiarism detected 005 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 94Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 95Plagiarism detected 011 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 96Plagiarism detected 018 httpsfitrimeydhablogspotcom20

Dengan mengacu pada konvensi di atas dan dengan mempertimbangkan

gaya bahasa sebagai pemakaian bahasa secarakhas maka pemakaian bahasa yang khas dapat diidentifikasi dengan (1) secara teoretis menemukan cirishyciripemakaian bahasa yang khas yang

pada umumnya dilakukan dalam kaitannya denganpenelitian ilmiah misalnya pada saat menganalisis sebuah karya susastra dan (

b) secara praktis melalui pengamatan langsung terhadap pemakaian bahasa seharishyhari misalnya melaluipemakaianberbagai perumpamaan (Ratna 200913) Namun demikian dikaitkan dengan relevansinya

sebagai kekhasan itu sendiri bahasa yangdiciptakan dengan sengaja maka pemakaian bahasa yang khas pada umumnya dibatasi pada karya susastraDominasi penggunaan bahasa yang khas ini di dalam karya susastra diakibatkan oleh beberapa hal sebagaiberikuta) Karya susastra merupakan karya yang mementingkan unsur keindahanb) Karya susastra di dalam menyampaikan pesan menggunakan carashycara tidak langsung sepert refleksimanifestasi dan representasic) Karya susastra

adalah curahan emosi bukan intelektualAspek keindahan pesan tak langsung dan hakikat emosional mengarahkan bahasasusastra pada bentuk penyajian terselubung dan bahkan sengaja disembunyikan Ada suatu kesan bahwa untukmenemukan pesan di dalam karya susastra harus dilakukan melalui jalan yang panjang dan berbelokshybelokJadi karya susastra

berbeda dengan karya ilmiah yang justrumenghindari unsur estetis dan emosionalitas Karya susastra

juga berbeda dengan bahasa seharishyhari yang bersifat praktis dan cepat dimengertiPenggunaan bahasa khas bukan dalam pengertian bahwa bahasa susastra berbeda dengan bahasa seharishyhari dan bahasa ilmiah Tidak ada perbedaan prinsip sepertikosakata dan leksikal antara bahasa susastra bahasa ilmiah dan bahasa seharishyhari Ciri khas danperbedaannya

diperoleh melalui proses pemilihan dan penyusunan kembali Analog dengan kehidupan seharishyhari gayasebagai salah satu cara hidup di antara berbagai cara yang lain gaya bahasa adalah masalah cara pemakaianyang khas bukan bahasa khas yang berbeda dengan bahasa dalam kamus Dengan kata lain kekhasan yangdimaksudkan adalah kekhasan dalam proses seleksi memanipulasi danmengombinasikan katashykata Pilihanshypilihan seperti itulah yang justru memegang peranan karena di dalamproses tersebut terkandung kualitas proses kreatif kemampuan imajinatif dan kekuatan katashykata Sementara itu Zuchridin (1982 87shy91) menegaskan bahwa kekhasan bahasa di dalam karya susastra adalahkekhasan dari sifatshysifat susastra itu sendiri yaitu bahwa karya susastra selain memiliki unsurshyunsur ekspresiamanat informasi fiksi juga bersifat individulisasi Oleh karena kekhasannya tersebut maka penggunaanbahasa di dalam karya susastra harus digunakan sebaikshybaiknya Bahasa yang digunakan harus sederhanasegar tepat dan hidup Dengan melihat pada sifat kekhasan bahasa di dalam karya susastra maka seorangpenerjemah perlu atau harus dapat memberikan interpretasi dan apresiasi yang tepat terhadap karya terjemahanyang akan diterjemahkan

id 97Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 98Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

id 99Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 100Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 101Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu + 6 more resources

id 102Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 103Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

ReferensiLarson Mildred L 1989 Penerjemahan Berdasarkan Makna Terjemahan Kencanawati Taniran Jakarta ArcanNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalRatna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta Pustaka PelajarSumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003SurakartaZuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

6Kesepadanan dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan definisi kesepadanan dalam penerjemahan

Penerjemahan pada dasarnya merupakan pengalihan suatu pesan dan gaya bahasa suatu teks yang sepadandari bahasa yang satu (bahasa sumber) ke bahasa yang lain (bahasa sasaran) Dengan kata lain bahwakegiatan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah selalu ditujukan untuk mencari padanan yang optimal

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranPadanan yang optimal adalah tujuan akhir penerjemahan (Zhu 2004) Di dalam usaha mencari suatu padananyang optimal bukanlah hal yang mudah bagi penerjemah dan seringkali menimbulkan banyak masalahMasalahshymasalah tersebut sebagai akibat adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosiokultural

antara bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut Rochayah (2000 106) kesepadanan bukanlah kesamaan Hal ini karena bahasa berbeda satu samalain baik yang menyangkut bentuk maupun kaidah yang mengatur konstruksi gramatikal Hal senadadisampaikan oleh Bassnett (200237) bahwa kesepadanan (equivalence) di dalam penerjemahan seharusnyatidak disebut dengan kesamaan (sameness) karena kesamaan tidak dapat muncul bersama antara dua bentukteks sasaran dari teks yang sama namun tetap berdiri sendiri

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu Pym (20072) mengatakan bahwa

id 104Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dan teks bahasa sasarantidak bisa disebut berpadanan karena konsep terjemahan itu sendiri pada dasarnya secara budaya berbeda danmemiliki konsep sendirishysendiri Lebih lanjut menurut Nababan (2008) suatu kesepadanan penerjemahan antara teks sasaran dengan tekssumber sangatlah problematik dalam arti bahwa kesepadanan mutlak sangatlah sulit dicapai Hal ini karena tigaalasan yaitu tidak mungkin suatu teks memiliki interpretasi yang konstan sama meskipun dari orang yang samadalam kesempatan yang berbeda penerjemahan merupakan interpretasi subjektif dari penerjemah (samadengan pendapat William 2001) dan tidak mungkin bagi seorang penerjemah untuk menentukan bagaimanatanggapan pembaca terjemahan terhadap teks sumber ketika teks sumber tersebut pertama kali dibuat Didalam usaha mencari hubungan padanan ini beberapa pakar penerjemahan menyodorkan berbagai pendapatmengenai konsep kepadanan dalam penerjemahan

A Vinay dan Darbelnet

Vinay and Darbelnet (1995342) memandang kesepadanan sebagai suatu prosedur pengalihan situasi ataukonteks yang sama dengan konteks aslinya meskipun pengalihannya menggunakan katashykata yang berbedaantara teks sasaran dengan teks sumber Menurut Vinay dan Darbelnet apabila prosedur ini diterapkan dalamproses penerjemahan prosedur tersebut mampu menjaga bentuk atau gaya dari teks sumber ke dalam tekssasaran Oleh karena itu kesepadanan tersebut merupakan metode yang sangat ideal di dalam menerjemahkanperibahasa idiom frasa nominal atau sifat dan juga onomatopi suara binatangLebih lanjut Vinay dan Darbelnet mengatakan penciptaan kesepadanan muncul dari suatu situasi yaitu situasi didalam teks sumber yang akan dicarikan solusinya atau padanannya oleh penerjemah Di dalam mencaripadanan ini penerjemah tidaklah cukup apabila hanya mencarikan padanannya melalui kamus atau glosari sajanamun juga harus mencari padanannya di dalam situasi atau konteks yang sama atau dalam istilah mereka disebut dengan full equivalents (hal 255)

B Jakobson

Kesepadanan menurut Jakobson (2000 233) adalah penggunaan sinonim untuk mendapatkan makna dari tekssumber (hal yang sama juga disampaikan oleh Amstrong 200544) Hal ini berarti bahwa di dalampenerjemahan tidak ada yang namanya full equivalence antara fiturshyfitur kebahasaaan di dalam teks sumber danteks sasaran Di dalam konsep kesepadanan ini dapat dijelaskan bahwa penerjemahan melibatkan duapengalihan pesan yang sepadan di dalam dua fitur kebahasaan yang berbeda Lebih lanjut Jakobsonmengatakan bahwa dari sudut pandang gramatikal bahasa pastilah berbeda satu sama lain namun perbedaantersebut tidak berarti bahwa penerjemahan tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain bahwa penerjemahantetap dapat dilakukan meskipun menghadapi masalah di dalam mencari padanan penerjemahan Di dalammencari padanan ini dapat dilakukan dengan cara peminjaman kata (loanwords) pergeseran semantik ataupenciptaan kata sendiri Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Jakobson ini dapat dijelaskan bahwa di dalam halshyhal tertentu tidakada kesepadanan literal untuk katashykata atau kalimat tertentu atau khas di dalam teks sumber dan oleh karenaitu penerjemah harus memilih atau mencari cara yang paling sesuai atau memungkinkan diterapkan pada tekssasaran Di sini nampak bahwa ada kesamaan antara konsep kesepadanan Vinay dan Darbelnet dengankonsep Jakobson Kedua konsep kesepadanan tersebut menekankan bahwa apabila pendekatan linguistiksudah tidak lagi sesuai di dalam menerjemahkan penerjemah harus mencari prosedur yang lain misalnyapinjaman kata (loanwords) pergeseran semantik dan sebagainya Kedua konsep tersebut menjelaskanketerbatasan teori linguistik dan menjelaskan bahwa penerjemahan tetap dapat dilakukan karena masih terdapacarashycara lain yang dapat dipilih oleh penerjemah

C Nida dan Taber

Menurut Nida (1982200shy201) terdapat dua jenis kesepadanan yaitu kesepadanan formal dan kesepadanandinamis Kesepadanan formal merujuk pada kesepadanan maksimal pada kata atau frasa bahasa sumber Nidadan Taber memberikan kejelasan bahwa tidak selalu ada kesepadanan formal antara dua bahasa

Oleh karena itu Nida dan Tabermenyarankan bahwa kesepadanan formal dipakai apabila penerjemahan bertujuan untuk mendapatkankesepadanan yang benarshybenar formal daripada kesepadanan yang sifatnya dinamis Penggunaankesepadanan formal ini membawa implikasi yang cukup serius di dalam teks sasaran karena penerjemahan

id 105Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 106Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 107Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tersebut tidak akan mudah dipahami oleh pembaca (Fawcett 1997) Nida dan Taber sendiri menyatakan bahwakesepadanan formal pada umumnya menyimpangkan pola gramatikal dan gaya dari bahasa sasaran dan olehkarenanya juga menyimpangkan pesan atau makna yang disampaikan kepada pembaca karena pembaca akansangat sulit memahami pesan yang disampaikan Kesepadanan dinamis merujuk pada prinsip penerjemahan bahwa penerjemah berusaha mencari makna aslisedemikian rupa sehingga katashykata di dalam teks sasaran akan membangkitkan pengaruh atau efek yang samakepada pembaca sasaran sebagaimana pengaruh atau efek yang dibangkitkan teks sumber terhadap pembacateks sumber Hal ini berarti bahwa bentuk atau gaya di dalam teks sumber dapat diubah sepanjang perubahantersebut mengacu pada konsistensi kontekstual dalam pengalihannya Konsep kesepadanan oleh Nida dan Taber ini menyiratkan secara jelas bahwa kesepadanan dinamis lebihefektif (Ibrahim 20081) daripada kesepadanan formal karena hal ini dapat dipahami bahwa konteks atau situasijauh lebih akurat dan komunikatif daripada menggunakan pendekatan linguistik di dalam menerjemahkan ataudengan kata lain kualitas pragmatikshysemantik lebih menjelaskan kesepadanan dalam penerjemahan daripadasekadar kesepadanan harfiah saja Atau dalam pandangan Hatim dan Munday (200427) bahwa kesepadananformal hanya melibatkan pendeskripsian sistem kebahasaan saja (langue) dan bukannya perbandingan dankesepadanan

antara teks sumber dan teks sasaran

CNewmark

Newmark (1981) membedakan konsep kesepadanan antara kesepadanan semantik dan kesepadanankomunikatif Sama halnya dengan konsep kesepadanan dinamis yang diberikan oleh Nida dan Taberkesepadanan komunikatif juga berusaha menciptakan efek terhadap pembaca teks sasaran yang sama denganapa yang diterima oleh pembaca teks bahasa sumber

E MundayMunday (2000) menggambarkan konsep kesepadanan dalam lima jenis kesepadanan yaitu1 Kesepadanan denotatif yaitu yang berhubungan dengan kesepadanan ekstralinguistik suatu teks2 Kesepadanan konotatif yaitu yang berhubungan dengan pilihanshypilihan leksikal3 Kesepadanan teksshynormatif yaitu yang berhubungan dengan jenisshyjenis teks4 Kesepadanan pragmatik atau kesepadanan komunikatif yaitu kesepadanan yang ditujukan pada pembacateks5 Kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang berhubungan dengan bentuk atau gaya suatu teks

F Catford

Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Catford (1974) ini benarshybenar berbeda dengan yang ditawarkanoleh Vinay dan Darbelnet Jakobson maupun Nida dan Taber karena Catford lebih menekankan padapendekatan yang berbasis linguistik dengan kontribusi terbesarnya di dalam terjemahan yaitu mengenaipergeseran terjemahan (translation shift) Gagasan mengenai pergeseran terjemahan tersebut pada dasarnyaberawal dari perbedaan antara kesepadanan formal dan kesepadanan tekstual Di dalam terjemahan terikat(rankshybound translation) kesepadanan dilakukan secara kata per kata atau morfem per morfem di dalam tekssasaran Sementara itu di dalam terjemahan bebas (unbounded translation) kesepadanan tidak terikat padatataran tertentu dalam arti bahwa kesepadanan dapat ditemukan di dalam tingkat kalimat klausa ataupuntingkat yang lain Oleh karena itu menurut Catford bahwa kesepadanan formal selalu ada

antara teks sumber dan teks sasarandan memiliki konfigurasi yang sama di dalam tataran (ranks) teks sumber dan teks sasaran Salah satu masalahyang nyata di dalam kesepadanan formal adalah meskipun bermanfaat di dalam perbandingan bahasa namuntidak benarshybenar sesuai di dalam memcari kesepadanan terjemahan

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu kesepadanan tekstual terjadi ketika teks di dalam bahasa sasaran diselaraskan supaya sepadan

id 108Quotes detected 001 in quotes

id 109Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan teks yang ada di dalam bahasa sumber Sejauh pergeseran terjemahan dapat dilakukan makakesepadanan terjemahan dapat dilakukan Dengan alasan ini Catford membedakan pergeseran terjemahandengan pergeseran tingkat (level shifts) dan pergeseran kategori (category shifts)Konsep kesepadanan Catford ini menuai banyak kritik Salah satu kritik yang paling tajam berasal dari SnellshyHornby (198819shy20) yaitu yang mengatakan bahwa definisi kesepadanan tekstual Catford yang sangatbergantung pada faktor tekstual

lsquobenarshybenar tidak cukuprsquodi dalam proses penerjemahan SnellshyHornby menyatakan bahwa proses penerjemahan tidak cukup hanyadengan pengurangan atau pergeseran pada tataran linguistik saja namun masih ada faktorshyfaktor lain yangperlu diperhatikan yaitu aspek budaya dan konteks

G House

House (197749) lebih menekankan pada kesepadanan semantik dan pragmatik dan menyatakan bahwa tekssumber dan teks sasaran seharusnya memiliki fungsi yang sepadanan dan berada dalam dimensi situasionalyang sama Jadi apabila teks sumber dan teks sasaran secara substansial berbeda dimensi situasinya dankemudian secara fungsinya tidak sepadan maka terjemahan tersebut tidak memiliki kualitas terjemahan yangtinggi

H Baker Baker mengeksplorasi kesepadanan dalam berbagai tingkatan di dalam proses penerjemahan Menurut Baker(199211shy12) kesepadanan dapat digolongkan dalam a Kesepadanan kata yaitu kesepadanan antar kata Ketika penerjemah mulai menganalisis teks sumberpenerjemah melihat katashykata sebagai suatu unit tunggal untuk menemukan padanan langsung di dalam tekssasaran b Kesepadanan Gramatikal Kesepadanan ini merujuk pada perbedaanshyperbedaan kategori gramatikal bahasasumber dengan bahasa sasaran Menurut Baker aturan gramatikal mungkin berbedashybeda antar bahasa dan inimenimbulkan masalah di dalam mencari kesepadanan langsung di dalam teks sasaran Perbedaan inimemungkinkan sekali terjadi perubahan pesan atau makna dalam teks sumber dan teks sasaran Perubahan inimembuat penerjemah melakukan penambahan atau penghilangan informasi di dalam teks sasaran itu sendiri c Kesepadanan Tekstual Kesepadanan ini merujuk pada kesepadanan

antara teks sumber dan teks sasarandalam hal makna dan kohesinya Penerjemah berusaha mencari atau menghasilkan suatu teks yang kohesif dankoheren bagi pembaca teks sasaran di dalam konteks tertentu Hal ini tergantung kepada penerjemah untukmemutuskan apakah tetap menjaga atau melepas ikatan kohesif dan koheren teks sumber Keputusan untukmelakukan ini akan banyak dipengaruhi oleh aspek pembaca sasaran tujuan penerjemahan dan jenis teks d Kesepadanan Pragmatik Kesepadanan ini merujuk pada implikatur dan strategi yang digunakan selamaproses penerjemahan Implikatur di sini bukan semata apa yang secara eksplisit disampaikan namun juga apayang tersirat Oleh karena itu peran penerjemah adalah menjembatani maksud penulis baik yang tersuratmaupun tersirat ke dalam budaya lain sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca memahami teksdengan mudah

I Bell

Bell (19916) membagi kesepadanan berdasar sifat bahasa itu sendiri yaitu sebagai struktur formal dan sebagaisistem komunikasi Bahasa sebagai struktur formal terdiri dari unsurshyunsur yang dikombinasikan dan yangmemiliki makna Bahasa sebagai sistem komunikasi dalam arti bahwa bentukshybentuk struktur formal tersebutmengacu pada entitas dan disertai dengan sinyalshysinyal yang memiliki nilai komunikasi Berdasarkan sifatbahasa ini kesepadanan terjemahan dibedakan atas kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang bebaskonteks dan kesepadanan fungsional yaitu kesepadanan yang berorientasi pada nilaishynilai komunikasi teksDari beberapa konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh para pakar tersebut secara substansial dapat dilihatbahwa beberapa pakar lebih berfokus pada aspek linguistik dan beberapa pakar lain lebih pada fungsinyaPernyataan yang sama diungkapkan oleh Leonardi (20001) bahwa konsep kesepadanan dapat dibagi ke dalamtiga kelompok yaitu (1) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan pada pendekatan linguistik di dalamupaya mencari kesepadanan di dalam menerjemahkan (2) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan

id 110Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

id 111Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 112Plagiarism detected 004 httpjournalsumsacidindexphp

id 113Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

kesepadanan dengan melihat pada perbedaan aspek pragmatiksemantik fungsi dan budaya dan (3) kelompokpakar penerjemahan yang berdiri di tengahshytengah yang menganggap bahwa penerjemahan pada dasarnyaadalah rsquofor the sake of conveniencersquo Sebagaimana disebutkan di atas bahwa karena adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosioshykulturalantara bahasa sumber dan bahasa sasaran maka diperlukan strategi pemecahan masalah padanan Strategitersebut dapat berupa penambahan informasi pengurangan informasi dan penyesuaian struktur (Newmark198885shy91) Penambahan informasi adalah memasukkan informasi yang tidak ada dalam teks sumber ke dalamteks sasaran Informasi yang ditambahkan dapat berupa informasi kultural teknis atau kebahasaanPenghilangan informasi merujuk pada penghilangan isi dan bukan penyelarasan struktur untuk menghasilkanterjemahan yang gramatikal Penyesuaian struktur merujuk pada perubahan atau pergeseran tatabahasa daribahasa sumber ke bahasa sasaran Tujuan penyesuaian struktur ini adalah untuk menghasilkan terjemahanyang sepadan makna dan gayanya Sementara itu menurut Aguardo (2005294) strategi lain yang dapatdilakukan untuk mengatasi masalah kesepadanan adalah dengan menggunakan berbagai strategimenerjemahkan dengan memperhatikan pada tataran kata kalimat dan pertanyaanshypertanyaan pada maknashymakna leksikalNamun demikian karena tidak ada dua bahasa yang secara sistematis dan budaya sama maka pergeserantersebut penambahan penghilangan dan substitusi perlu dilakukan namun tidak dalam setiap kesempatan(Riazi 2008) Penerjemah perlu mempertimbangkan secara mendalam penggunaan gaya di dalam tekssasaran Apabila terdapat perbedaan yang sangat lebar antara dua bahasa penerjemah dapat merubahnya kedalam bentuk atau gaya yang sesuai di dalam bahasa sasaran yang didasarkan pada suatu konteks yangmelatarinya (Pinto 2001 House 2001) dan juga tugas penerjemah perlu mengenali jenisshyjenis teks sebelummemulai menerjemahkan (Nieminen 2004)

ReferensiAguardo Pilar 2005 TranslationshyStrategies Use A ClassroomshyBased Examination of Bakerrsquos Taxonomy OnlineTranslation Journal Meta vol 50 ndeg 1 2005 p 294shy311 (http httpideruditorgiderudit010675ar )Catford JC

1974 A Linguistic Theory on Translation London Oxford UniversityPressFawcett Peter 1997 Translation and Language Linguistic Theories Explained Manchester St JeromePublishingHatim B dan I Mason 1997

The Translator as Communicator LondonNew YorkRutledgeHouse Juliane 1977 A Model for Translation Quality Assessment Tuumlbingen Gunter Narr

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressLeonardi Vanessa 2000 Equivalence in Translation Between Myth and Reality Online Translation Journal 44 1shy14 (httpaccurapidcomjournal14equivhtm)Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNababan Rudolf

2008 Equivalence in Translation Some ProblemshySolving Strategies Online Translation Article (httphttpwwwprozcomdoc2071 )Newmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

id 114Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 115Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

Nida Eugene A 1982 Language Structure and Translation Stanford University Press CaliforniaNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta GrasindoSnellshyHornby Mary1988 Translation Studies an Integrated Approach Amsterdam and Philadelphia JohnBenjaminsVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John BenjaminsWilliams M 2001 The Application of Argumentation Theory to Translation Quality Assessment OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 326shy 344(httpwwweruditorg)Zhu Chunshen 2004 Ut Once More The Sentence as the Key Functional Unit of Translation OnlineTranslation Journal Meta Translators Journal vol 44 ndeg 3 2004 p 429shy447 (httpideruditorgiderudit004644ar )

7Analisis Kontrastif dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menguraikan analisis kontrastif dalam penerjemahan

Kemunculan analisis kontrastif dimulai setelah Perang Dunia II dengan adanya urbanisasi besarshybesaran darisatu negara ke negara lain Urbanisasi ini memaksa suatu negara (sebagai pendatang) dengan segalakonsekuensinya harus mempelajari lingkungan sosiobudaya masyarakat atau negara yang ditempati James(1980iv) menyatakan bahwa pada tahun 1960 analisis kontrastif pertama kali dipublikasikan denganmembandingkan bahasa Inggris dengan bahasashybahasa lain yaitu Jerman Prancis Polandia dan Spanyol dandiselenggarakannya programshyprogram pengajaran bahasa yang sesuai dengan negara baru yang ditujuBerbagai penelitian mengenai analisis kontrastif dilakukan oleh para ahli bahasa untuk membandingkan aspekshyaspek yang ada dalam bahasa satu dengan bahasa lainnya Pada dekade ini penelitian mengenai analisiskontrastif mencapai puncaknyaNamun setelah tahun 1970 analisis kontrastif mulai kurang mendapat perhatian Hal ini dikarenakan duapenyebab utama yaitu linguistik deskriptif dan pedagogik psikolinguistik Linguistik deskriptif sebagai dasar daridiskriptif kontrastif tidak mampu bertahan terhadap tekananshytekanan yang terusshymenerus terkait denganperubahan model analisis dan pendekatanshypendekatan sedangkan dari faktor pedagogik pesikolinguistik paraguru bahasa menganggap bahwa deskriptif kontrastif yang mereka kenal hanya mampu memprediksi sebagianmasalah pembelajaran saja dan hal ini justru menyebabkan berbagai masalah baru bagi para pembelajar yangmemiliki latar belakang berbeda dan merosotnya kualitas hasil proses pembelajaran

Pasang surut analisis kontrastifAnalisis kontrastif dalam perjalannya mengalami pasang surut yang tidak hanya problematik namun juga penuhkontroversi(James 1980166) Di dalam melihat pasang surut ini paling tidak dapat dilihat dalam dua pertanyaan

id 116Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 117Quotes detected 0 in quotes

id 118Quotes detected 0 in quotes

id 119Quotes detected 0 in quotes

id 120Quotes detected 0 in quotes

id 121Quotes detected 0 in quotes

id 122Quotes detected 0 in quotes

id 123Quotes detected 0 in quotes

id 124Quotes detected 013 in quotes

utama yaitu apakah bahasashybahasa yang berbeda dapat dibandingkan semua dengan sematashymata melihatsifat analisis kontrastif yang memiliki validitas rendah (face validity) dan apabila bahasashybahasa itu secaraprinsip dapat dibandingkan dengan memakai kriteria apa hal tersebut dapat dibandingkanPertanyaan pertama tersebut menjadi suatu dilema bagi para Strukturalis yang telah mempromosikan analisiskontrastif dimana pada saat yang sama mereka tetap bertahan pada keunikan masingshymasing bahasa Keunikanini terlihat dalam penentuan kategori sistem fonologi dan gramatikal Contoh dari pandangan ini adalah bahwabahasa Inggris dan Jerman mempunyai fonem yang ditunjukkan dengan simbol yang sama i dan intmisalnyadalam queen shoe much pretty namun bernilai berbeda

Hal yang sama juga terjadi padapenggunaan label tense dan artikel untuk merujuk pada kategori gramatikal tertentu pada dua bahasa yangberbeda yang tidak berarti bahwa kita membicarakan hal yang sama Contoh dari fakta ini adalah penggunaankata benda

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman dan Perancis Kata

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman memiliki nilai yang berbeda dengan

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Perancis Maskulin dalam bahasa Perancis maksudnya hanya berbeda dengan

lsquofeminimrsquo(sistem gender duashyistilah) sedangkan dalam bahasa Jerman

lsquomaskulinrsquodibedakan dengan

lsquoneuterrsquodan

lsquofeminimrsquo(sistem gender tigashyistilah)Pertanyaan kedua merujuk pada tertium comparationis (TC) untuk analisis kontrastif fonologi dan leksikal yaitustruktur tampak muka (surface structure) struktur makna (deep structure) dan kesepadanan terjemahan(translation equivalence) Keberatan utama pada penggunaan struktur tampak muka dalam TC ini adalah bahwastruktur tampak muka ini mengarah peda persamaan antarbahasa yang superfisial dan tidak penting Keberatanyang sama juga terjadi pada struktur makna bahwa kalimatshykalimat dalam bahasashybahasa yang sama maupunberbeda dengan struktur makna tidak serta merta memiliki kesepadanan komunikatif yang sama Dengan katalain meskipun kita mendemonstrasikan dua kalimat dari dua bahasa yang berbeda kita dapat membingungkanpembaca bila kita berusaha menyamakan bahasa tersebut dalam hal potensial komunikatifnya

Pentingnya analisis kontrastif dalam terjemahan

Analisis kontrastif memiliki peran yang penting dalam terjemahan meskipun terdapat beberapa keberatanSebagaimana dikatakan oleh Baker (1998 49)

ldquothe relationship between contrastive translation is bishydirectional on the other hand the translation of specificpieces of text may provide the data dor contrastive analysis On the other hand contrastive analysis may

id 125Quotes detected 001 in quotes

id 126Quotes detected 0 in quotes

id 127Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 128Quotes detected 014 in quotes

provide explanations of difficulties encountered in translationrdquo

Pentingnya analisis kontrastif ini dapat disimak dalam pendefinisian kesepadanan terjemahan(Jakobson2000233 Newmark1982Munday2000 Pinto 2001 House 2001 Nieminen 2004) Beberapapakar (Vinay and Darbelnet1995342 Catford 1974) menyatakan bahwa kesepadanan terjemahan adalahsinonim dengan kesamaan makna Menurut pandangan ini bahwa para kontrativis seharusnya menyamakanpasangan kalimat dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan

lsquobenarshybenar samarsquo Permasalahan menjadi muncul bagaimanakah menentukan bahwa kalimat dalam bahasa sumber memilikimakna yang benarshybenar sama dengan bahasa sasaran Salah satu cara untuk menentukan kesepadanan terjemahan ini adalah dengan identifikasi struktur makna (deepstructure) karena struktur makna dalam suatu kalimat merupakan suatu

lsquorepresentasirsquoyang menghubungkan semua informasi yang sesuai dengan interpretasi tunggal dari kalimat tertentu ataukalimat yang dimaksud (James 1980175) Struktur makna menyamakan makna yang menyatakan bahwaidentitas struktur makna menyamakan kesamaan makna Kesimpulan yang beralasan yang bisa diambil adalahbahwa konstruksi yang sama memiliki struktur makna yang identik atau sama yang bahkan bila pada strukturtampak mukanya berbeda Contoh dalam hal ini adalaha Annaura sliced the potato with a knifeNP1 V NP2 NP3b Annaura used a knife to slice the potatoNP1 V1 NP3 V2 NP2c Annaura mengiris kentang dengan pisauNP1 V NP2 NP3d Annaura menggunakan pisau untuk mengiris kentangNP1 V1 NP3 V2 NP2e Annaura used a knife (Annaura sliced the potato)NP1 V NP3 ( NP1 V NP2 ) S

Penjelasan dari contoh diatas adalah sebagai berikut1

Dalam bahasa sumber dan bahasa sasarankata kerja slicemengiris adalah aktif2 NP2 (potato) tidak harus menjadi pusat NP33 Pertanyaan yang diambil dari kedua pasangan bahasa sumber dan bahasa sasaran adalah samaDid Annaura slice the potato with a knifeApakah Annura mengiris kentang dengan pisau

Contoh diatas menunjukkan bahwa kesepadanan terjemahan a dan b memiliki struktur makna yang samadengan c dan d yang berarti bahwa kesepadanan terjemahan ini mengimplikasikan identitas struktur maknaStruktur makna ini dapat mengidentifikasi kesepadanan makna terutama kesepadanan ideasionalKontrastif analisis sebagai suatu ilmu linguistik terapan merupakan disiplin ilmu linguistik hibrida suatu ilmu yangtidak hanya berkutat pada aspekshyaspek kebahasaan saja tetapi juga masalahshymasalah psikologi dan sosiologiHal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh James (19806)

ldquo A further reason why I think it necessary to postulate the existence of a science which is called lsquoappliedlinguisticsrsquo is slightly paradoxical applied linguistics is a hybrid discipline constituted not only of linguistics butalso of psychology and sociologyrdquo

Berbeda dengan linguistik murni linguistik terapan tidak hanya menilai validitas kebahasaannya saja tetapi juga

id 129Quotes detected 001 in quotes

id 130Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

validitas psikologi dan sosiolinguistiknya Dengan kata lain bahwa salah satu cabang ilmu linguistik terapan tidakmenggantungkan sepenuhnya pada ilmu bahasa yang

lsquobenarshybenar murnirsquotetapi juga semua teorishyteori pendukung kebahasaan yang lainnya dengan berbagai wawasan dua cabang ilmuyang lainnya Jadi analisis kontrastif menggantungkan sepenuhnya pada kedua cabang tersebut terutamapsikologiAnalisis kontrastif dalam paham komparabilitasnya tidak hanya membandingkan pada aspek komparatifkontrastif atau tipologinya saja melainkan dalam kesemestaan bahasa (universals of language) Tujuan daripencapaian kesemestaan bahasa adalah sebagaimana dinyatakan oleh Chomskyrdquo Real progress in linguisticsconsists in the discovery that certain features of given languages can be reduced to universal properties oflanguage and explained in terms of these deeper aspects of linguistic formrdquo(James 1980 7)Jadi pencarian aspekshyaspek kebahasaan yang lain untuk memperoleh aspek kesemestaan ini perlu dilakukandengan menggunakan analisis yang mendalam (analisis makna) dari beberapa bahasa tunggal Contoh dari halini adalah sebagaimana dibuktikan oleh Ross (dalam James 1980 7) bahwa secara kesemestaan kata sifatberasal dari frasa kata benda (NP) di dalam struktur makna (deep structure) seperti di bawah iniJack is clever but he doesnrsquot look it

Ross mengecek kebenaran ini dengan membandingkannya dengan data dari bahasa Jerman dan Perancissebagai berikut

Hans ist klug aber seine Sohne sind es nicht Jean est intelligent mais ses enfants ne le sont pas

Pengecekan tersebut terbukti benar bahwa pengganti kata benda it es le secara pasti mengarah pada katasifat di dalam klausa antesenden

Komponen Analisis KontrastifPara pakar kontrastif melihat kontrastif analisis sebagai suatu tujuan untuk menerangkan aspekshyaspek tertentudari pembelajaran bahasa kedua suatu cara atau metode untuk mendeskripsikan bahasa pertama dan bahasakedua pembelajar yang harus dipelajari dan suatu tehnik untuk membandingkan deskripsishydeskripsi tersebut Analisis kontrastif meminjam kerangka kerja linguistik untuk mengorganisasikan tiga deskripsi kebahasaanPertama analisis kontrastif mengadopsi deskripsi kebahasaan di dalam membagi konsep bahasa ke dalam tigawilayah yang lebih kecil yaitu fonologi grammar dan leksis Tingkatanshytingkatan bahasa sebagai suatukomponen linguistik dari analisis kontrastif tersebut membatasi dirinya sendiri pada beberapa aspek bahasa dantidak mencakup beberapa aspek secara simultan Jadi wilayah fonologi hanya pada sound system dari suatubahasa dan seterusnya Kedua deskripsi kebahasaan juga digunakan untuk menentukan kategori kebahasaan yang meliputi unitstruktur kelas dan sistem Di samping membatasi diri pada masingshymasing wilayah bahasa deskripsikebahasaan juga menegaskan adanya suatu referensi terhadap berbagai entitas atau konsep gramatikalDengan kata lain deskripsi kebahasaan disusun dalam suatu kerangka kerja kategori yaitu unit struktur kelasdan sistem Keempat kategori tersebut bersifat universal maksudnya keempat kategori tersebut sangatlahpenting dan mencukupi sebagai dasar mendeskripsikan berbagai bahasaAnalisis kontrastif di dalam kategori unit menganalisis unitshyunit yang ada dalam suatu kalimat Suatu kalimattunggal dalam bahasa sumber akan selalu berhubungan dengan dasar satushydemishysatu dengan kalimat tunggaldalam bahasa sasaran Di dalam kategori struktur analisis kontrastif menganalisis susunan linear yang mungkindari unitshyunit di dalam klausa frasa dan kata Pernyataan struktur analisis kontrastif ini secara implisit

dapat dilihat di dalam kalimat berikutMy friend who plays football is very patient Di dalam kategori kelas analisis kontrastif menganalisis unitshyunityang dapat beroperasi di berbagai tempat dalam struktur Di dalam kategori sistem analisis kontrastifmenganalisis pilihan dari rangkaian unsure yang tidak ditentukan lagi oleh tempat dimana unsur tersebutmenduduki suatu kalimat Pilihan yang dimaksud adalah pilihan terhadap terma tertentu pada satu tempattertentu dalam rangkaian pilihan terma yang lain yang juga mungkin ada di termpat tersebut Misalnya kita harusmenggunakan frasa kelas nominal untuk mengisi subjek di dalam klausa tetapi kita bebas untuk memilih antarafrasa nomina tunggal atau jamak Ketiga analisis kontrastif menggabungkan deskripsishydeskripsi tersebut ke dalam model bahasa yang sama

id 131Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 132Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

id 133Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

Terdapat beberapa model yang digunakan di dalam analisis kontrastif yaitu model struktur (taksonomi) modeltransformationalshygenerative grammar (TGG) dan model contrastive generative grammar (CGG) Model struktural menurut para Strukturalis dapat digunakan untuk tujuan komparatif Model tersebutmempermudah di dalam mengukur struktur gramatikal dan membuat perbedaan maksimum antara dua sistembahasa Dengan model struktural beberapa konstruksi gramatikal yang tidak sederhana (yang tidak terdiri darisalah satu unsur) dapat dikurangi dalam pasangan konstituen (analisis ini disebut Immediate Constituent)Misalnya konstruksi seperti disgraceful dianalisis ke dalam disgrace + ful Dengan kata lain konstruksi yangdiberikan terbentuk dari bagian ABC yang dapat dianalisis dengan AB + C atau A + BC Prosedur ini juga dapatdigunakan untuk penerapan yang lebih luas misalnya di dalam frasa maupun kalimat Model transformationalshygenerative grammar mengenali tingkatan deep structure (struktur makna)dan surfacestructure dalam suatu kalimat Kedua tingkatan ini dihubungkan dengan menggunakan apa yang disebuttransformation dengan komponen sintaktik grammar yaitu generative dan komponen semantik yaituinterpretative Model contrastive generative grammar sejauh ini telah diasumsikan bahwa suatu prosedur dimana masingshymasing dari dua bahasa yang terlibat di dalam analisis kontrastif telah dianalisis secara independen yang manakedua bahasa tersebut menghasilkan analisis untuk tujuan perbandingan Analisis kontrastif ini melibatkan duafase pertama deskripsi independen dan kedua komparasinya Fase deskripfit Nampak sebagai pendahuluansaja terhadap analisis kontrastif daripada sebagai bagian yang integral di dalamnya sedangkan fase komparatifnampak seperti ditentukan oleh inputnya Prosedur yang seharusnya adalah bahasa simber dan bahasa sasarandiletakkan menjadi satu yang dimunculkan dari beberapa dasar dan dibandingkan selama proses generatifnya

Metode Analisis KontrastifDi dalam aplikasi analisis kontrastif terutama yang menyangkut analisis kalimat di dalam suatu teks digunakanbeberapa metode yaitu karakterisasi tekstual tipologi teks dan teks yang diterjemahkanKarakterisasi tekstual merujuk pada kumpulan data yang ditunjukkan oleh masingshymasing pasangan bahasa didalam pemakaian perangkat kebahasaan tertentu untuk mencapai kohesi tekstual Konsep kohesi didapatkanmelalui pengulangan bagian dari masingshymasing kohesi yang mendahului suatu kalimat Jenis pendekatantekstual ini membutuhkan rangkaian teks yang sangat besar dalam masingshymasing bahasa jenis perangkatkohesi yang digunakan dan jenis konteks yang melatarbelakanginyaTipologi teks merujuk pada penentuan jenis teks di dalam bahasa yang berbeda yang menunjukkan fungsi yangsama Jenis teks tersebut adalah isi bentuk dan kesan sedangkan fungsi yang ditunjukkan adalah fungsi teksekspresif informatif dan imperatif Di dalam analisis kontrastif metode ini menggambarkan teksshyteks ekspresifdi

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranTeks yang diterjemahkan merupakan dasar utama analisis kontrastif tekstual Batasan utamanya adalah potensiterjadinya distorsi terjemahan yaitu bahwa teks bahasa sasaran dapat menunjukkan tandashytanda interferensidari bahasa sumber Karena penerjemah harus diberi akses pada teks sumber maka tidak ada cara untukmencegah pentransferan bentuk aslinya ke dalam bahasa sasaran Bila terjadi interferensi bahasa sumbermaka bahasa sasaran menjadi tidak alami atau tidak autentik Contoh dalam hal ini adalah kajian analisis kontrastif kedua kalimat yang digarisbawahi di bawah iniAt its southern shore it is exposed to 1 2 3 4 5Di ____ pantai selatan ______ ___________ 1 2 3 4 5the thunderous waves of the Indian Ocean6 7 8dari Samudera Indonesia7 8which is ruled by the Goddess the Southern Sea Loro Kidul

9 10 1112 13 14yang diperintah oleh Dewi Pantai Selatan Loro Kidul

9 10 11 12

id 134Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

13 14suara ombak terdengar gemuruh6

Pembahasan1 At diterjemahkan menjadi di Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima2 Its di depan kata depan at yang berarti nya dihilangkan dan hal ini tidak mengurangi makna yang ada3 Frasa southern shore diterjemahkan menjadi pantai selatan Padanan yang digunakan sudh tepat danberterima4 Kata it tidak diterjemahkan Pelesapan ini sudah tepat dan berterima karena kata it tidak memiliki arti dan tidakmengubah makna yang ada di dalam kalimat5 is exposed to tidak diterjemahkan Seharusnya kata tersebut tidak dilesapkan oleh penerjemah karena katatersebut memiliki makna tampaklah atau terlihatlah dan makna tersebut sangat berarti di dalam konteks kalimattersebut 6 the thunderous waves diterjemahkan menjadi suara ombak terdengar gemuruh Terdapat pergeseran bentukyaitu dari bentuk jamak menjadi bentuk tunggal Selain itu terdapat juga pergeseran posisi atau trasposisiPadanan yang digunakan sudah tepat namun kurang berterima Padanan ini akan lebih berterima seandainyakata suara dan terdengar dalam bahasa sasaran dilesapkan Hal ini terjadi karena kata suara dan terdengardalam konteks kalimat ini tidak memiliki makna sentral dan keberadaannya sudah diwakili oleh kata gemuruhdan ombak Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Jadipadanan yang lebih berterima seharusnya cukup gemuruh ombak saja7 Kata depan of di depan frasa the thunderous waves yang berarti dari tidak diterjemahkan dan hal ini tidakmengurangi makna yang ada8 The Indian Ocean diterjemahkan menjadi Samudera Indonesia Padanan yang digunakan sudah tepat danberterima Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Kata Indian didalam Indian Ocean dapat berarti Samudera India atau Samudera Indonesia karena letaknya antara negaraIndia dan Indonesia 9 Which diterjemahkan menjadi yang Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima10 is ruled diterjemahkan menjadi diperintahkan Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima11 by diterjemahkan menjadi oleh Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima12 the Goddess diterjemahkan menjadi Dewi Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima13 the southern sea diterjemahkan menjadi Pantai selatan Padanan yang digunakan sudah berterima namunkurang tepat Kata Sea seharusnya diterjemahkan menjadi laut karena kata laut dan pantai dalam bahasasasaran memili konsep dan makna yang berbeda Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memilikimakna yang sudah tentu14 Loro Kidul diterjemahkan tetap menjadi Loro Kidul Padanan ini sudah tepat dan berterima

Dari segmentasi diatas alternatif padanan yang dapat ditawarkan adalah Di Pantai Selatan tampaklahgemuruh ombak Samudera Indonesia yang diperintahkan oleh Dewi laut Selatan Loro Kidul

ReferensiBaker Mona 1998 In Other Words London RoutledgeCatford JC 1974 A Linguistics

Theory on Translation London Oxford UniversityPressHouse Juliane 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressJames Carl 1980 Contrastive Analysis London LongmanMunday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

id 135Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 136Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 137Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 138Quotes detected 001 in quotes

id 139Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 140Quotes detected 0 in quotes

id 141Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 142Quotes detected 0 in quotes

id 143Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

2001) Quality Factors inDocumentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Newmark Peter 1982 Approaches to Translation Germany Pergamon PressVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John Benjamins

8Pendekatan Fungsional dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pendekatan fungsional dalam penerjemahan

Sebagai suatu kegiatan yang profesional penerjemahan telah berkembang pesat akibat perkembangan peranandan pengaruh komunitas internasional dan berbagai bentuk keanekaragaman bahasa Oleh karena itu pulaberbagai penelitian yang mendalam mengenai penerjemahan telah banyak dilakukan tidak hanya dalamberbagai bentuk pendekatan teoretis terhadap penerjemahan yang telah dilakukan selama bertahunshytahuntetapi juga bagaimana para penerjemah menerjemahkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan tersebutSalah satu pendekatan di dalam penelitian penerjemahan adalah pendekatan fungsional Pendekatan inimenyebutkan bahwa penerjemah seharusnya tidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikanoleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai di dalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yangditentukan oleh penerimanya (Nord 199240) Pendekatan fungsional pada dasarnya terdiri dari penerjemahansebagai komunikasi antarbudaya penerjemahan sebagai transfer budaya dan teori skopos (dalam bahasa Latinyang berarti maksud atau tujuan)

PENERJEMAHAN SEBAGAI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentu

id 144Plagiarism detected 025 httpsastraumacidwpshycontentu

id 145Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 146Plagiarism detected 019 httpsastraumacidwpshycontentu

id 147Plagiarism detected 008 httpsastraumacidwpshycontentu

id 148Plagiarism detected 015 httpsastraumacidwpshycontentu

id 149Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 150Plagiarism detected 049 httpsastraumacidwpshycontentu

yang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalahpenghasil Tsu pengirim Tsu Tsu penerima Tsu inisiator penerjemah Tsa dan penerima Tsa

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antarapenghasil Tsu dan pengirim Tsu Penghasil Tsu menghasilkan Tsu

dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim Tsu Hal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksudpengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tsu yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untukpembaca Tsu Meskipun penerima Tsu tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudayapenerima teks masih mempengaruhi Tsu dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkanolehTsa berbeda dengan situasi yang dihasilkan Tsu dengan pengirim Tsu dan penerima Tsa

yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan oleh penerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memilikiketertarikan dalam menerjemahkan Tsu saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerimaTsu

Berdasarkan pada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan jugabahasa sasaran penerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsu danmengantisipasi reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsa serta menguji kecukupan fungsional dariterjemahan yangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim Tsu

penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yang mengungkapkan maksudshymaksudpada Tsu

PENERJEMAHAN SEBAGAI TRANSFER BUDAYA

Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141)

Maksudnya adalah bahwa pengirim suatu teks tidak akan pernah dapat menuntutbahwa suatu teks diterima dengan cara tertentu Pengirim hanya dapat menyarankan

id 151Plagiarism detected 021 httpsastraumacidwpshycontentu

id 152Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 153Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 154Plagiarism detected 046 httpsastraumacidwpshycontentu

id 155Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 156Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 157Plagiarism detected 063 httpsastraumacidwpshycontentu

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing penerima Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybeda bahkanmereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapat menjadisebagai tawaran informasi dimana pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengan situasidan tujuan pembaca Berdasarkan informasiyang ada pada teks sumber penerjemah akan memilih informasi yang sesuai dengan harapannya terhadapkeinginan dan situasi pembaca Disini jelas bahwa harapanshyharapan dan tawaran informasi di dalam

teks sasaran akan berbeda dengan tawaraninformasi dalam teks sumber karena penulis atau

pengirim teks sumber dan penerima teks sasaranberasal dari komunitas kebahasaan dan budaya yang berbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan Tsa tidakakan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan Tsu melainkanmenawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner

Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada hubungan antara Tsu dan Tsa Hubungan antara Tsu dan Tsa

ini tergantung pada interpretasi penerjemah terhadap Tsu dan fungsi Tsa yang harus dipenuhi oleh penerjemahdi dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah1 A translation depends on its skopos ie its intended purpose2 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language3 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 4 A translation must be coherent in itself5 A translation must be coherent with regard to its source text6 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwaa) Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkanb) Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkan

id 158Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 159Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 160Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 161Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 162Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 163Plagiarism detected 012 httpsastraumacidwpshycontentu

id 164Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 165Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumberc) Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukansebaliknya (Tsu tidak dapat dihasilkan dari Tsa)d)

Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)e) Suatu terjemahan harus bertalian logis denganTsunya (koherensi intertekstual)f)

Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya dan transfer budaya

Namun demikian Nord (1997 124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkanpenulisTsu penggagas dan pembaca Tsa

Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkin menghasilkanTsa yang bertentangan dengan maksud penulis Tsu atau gagasan pembaca Tsa mengenai apakah suatupenerjemahan

menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggung jawab penerjemah dalam mempertimbangkan haltersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitu mengacu pada hubungan interpersonal antarapartisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan fungsi Tsa yang dapat dijangkau untuk satu Tsutertentu sedangkan fungsi mengacu pada faktorshyfaktor yang membuat Tsa bekerja sesuai dengan yangdimaksud di dalam situasi sasaran

Fungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan Tsa yang fungsional yangsesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akan diterima oleh pembacaTsa karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentu

TEORI SKOPOSSalah satu konsep sentral yang telah banyak diterapkan di dalam penelitian penrjemahan adalah gagasanmengenai skopos yang secara umum digunakan untuk merujuk pada suatu tujuan atau fungsi suatupenerjemahan (Nord 199727)

Fokus dari teori skopos adalah suatuide atau gagasan yang di dalam beberapa penerjemahan penerjemah harus sadar terhadap suatu tujuan ataumaksud yang dimiliki oleh teks bahasa sasaran (Nord 199124) Suatu pertanyaan yang perlu ditanyakan adalah apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh suatu terjemahanuntuk alasan apa suatu penerjemahan dilakukan Di dalam teori skopos tujuan utama dari penerjemahanadalah teks sasaran

dan oleh karena itu di dalammenerjemahkan tidaklah penting untuk memiliki fungsi yang sama dengan teks sumber Dengan kata lain bahwajenis kesepadanan (equivalence) tertentu antara teks sumber dan penerjemahan tidaklah diikat oleh teoriskoposSebagaimana dinyatakan di atas kesepadanan (equivalence) bukanlah merupakan konsep utama dari teoriskopos meskipun berdasarkan strukturnya bentukan kata dan maksud dari teks aslinya dapat menjadi tujuan

id 166Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 167Plagiarism detected 032 httpsastraumacidwpshycontentu

id 168Plagiarism detected 081 httpsastraumacidwpshycontentu

id 169Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 170Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 171Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

(skopos) dari suatu terjemahan Hal ini

dapat dikatakan bahwa di dalam teoriskopos bentukshybentuk budaya sasaran sangatlah penting dan bukannya kesepadanan (equivalence) antara tekssumber dengan teks sasaran Hal ini memberikan ruang gerak atau suatu kebebasan yang lebih bagipenerjemah sehingga penerjemah dapat memfokuskan pada tujuan dari penerjemahan tersebut Tujuan iniditentukan oleh pemberi tujuan (dengan masukanshymasukan dari penerjemah) yang mengatur atau mendiktetujuan (skopos) dari penerjemahan tersebutJadi dalam teori skopos

tujuan dari teks sasaran sangatlah penting dalam arti bahwa di dalam terjemahan untuk memiliki fungsi yangsama atau sepadan dengan bahasa sumber tidaklah penting Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord(199736) bahwa jenis kesepadanan dari bahasa sumber dan terjemahannya tidaklah diikat atau diatur melaluiteori skopos Ini berarti bahwa ekuivalensi atau kesepadanan bukanlah konsep utama dari teori skoposDengan kata lain dapat dikatakan bahwa di dalam teori skopos fiturshyfitur bahasa sasaran sangatlah penting danbukannya kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran Hal ini memberikanbanyak kebebasan kepada para penerjemah sehingga penerjemahdapat memusatkan pada tujuan atau hasil dari penerjemahannya

Kapanpun penerjemah diminta untuk mengerjakan tugas penerjemahan dia biasanya memulai dengantahapan atau fase penting dengan menguji atau melihat dulu skopos (tujuan) dari penerjemahan tersebut(Nord 199735) Dalam tahapan awal ini keterbacaan haruslah benarshybenar dipikirkan Juga penerjemahharus melihat pada apa pengaruh teks terhadap para pembaca Tahapan ini sering melibatkan analisis fiturshyfitur asli bahasa sumber penerjemah juga memikirkan bagaimana teks sumber mempengaruhi pembacanyaDi dalam usahanya pengaruh dari fiturshyfitur tekstual khususnya tingkat keterbacaan harus benarshybenardipertimbangkanTeori skopos juga menekankan perbedaan antara jenisshyjenis teks Tipologi teks yang sering digunakan didalam konteks teori skopos adalah bahwa teks dibagi ke dalam teks informatif (memberitahu pembacamengenai objek dan fenomena di dalam dunia nyata) teks ekspresif (aspek informatif dikomplementasikandengan menggunakan komponen astetika) dan teks operatif (baik makna dan bentuk merupakan subordinatterhadap efek ekstralinguistik) (Nord 1997 37shy38)Suatu teks di dalam pendekatan teori skopos pada dasarnya merupakan suatu tawaran informasi (offer ofinformation) dari produsen kepada para pelanggannya (Schaffner 1998b 236) Penerjemah sebagai seorangpakar di dalam penerjemahan haruslah menginterpretasikan informasi bahasa sumber dengan memilih fiturshyfitur yang paling mendekati atau berhubungan dengan persyaratan yang diminta di dalam bahasa sasaran Darisudut pandang ini dapat dikatakan bahwa proses penerjemahan tidak ditentukan oleh bahasa sumbernya atautujuan dari pengarangnya namun ditentukan oleh skopos dari bahasa sasaran sebagaimana yang diminta atauditentukan oleh permintaan pelanggan sasaran (dalam hal ini penerjemahan tetap dilakukan dan diputuskanoleh penerjemah sendiri) Oleh karenanya terjemahanadalah hasil dari teks sasaran yang secara fungsional sesuai dengan teks sumber yang diterjemahkan danhubungan antara dua teks tersebut ditentukan menurut tujuan (skopos) penerjemahan (

Schaffner 1998b236)Dengan melihat pada tujuan penerjemahan sebagai faktor yang paling penting di dalam kegiatanpenerjemahan teoriskopos menekankan pentingnya peranan

penerjemah sebagai seorang pakar di dalam kegiatan penerjemahan dan sematashymata menawarkan informasiyang peranannya di dalam kegiatan harus diputuskan oleh penerjemah tergantung pada harapan dankebutuhan pembacasasaran Schaffner (1998b) lebih lanjut mengatakan teori skopos sebagai bagian dari

pendekatan fungsional memfokuskan pada penerjemah memberikannya lebih banyak kebebasan dan padasaat yang sama juga lebih bertanggung jawab

id 172Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 173Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

terhadap penerjemahannya Oleh karena itu penerjemah

menjadi seorang pengarang teks bahasa sasaran yang bebas dari batasanshybatasan yang ditentukan olehkonsep kesetiaan terhadap bahasa sumber itu sendiriLebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwa penerjemah tidak selamanya dapat menentukan tujuanpenerjemahan dari teks sumber ke bahasa sasaran dan oleh karena itu penerjemah memerlukan apa yangdisebut dengan petunjuk penerjemahan (translation brief) Petunjuk penerjemahan akan memandu penerjemahterhadap informasi yang mereka pilih dari tawaran informasi awal (teks sumber) dan cara penerjemahmengemas informasi tersebut ke dalam teks sasaran Menurut Nord petunjuk penerjemahan tersebut terdiri darifungsi teks yang diinginkan pembaca teks sasaran waktu dan tempat penerimaan teks medium dimana tekstersebut akan diterjemahkan dan alasan pemroduksian teks tersebutBila petunjuk penerjemahan menyatakan bahwa fungsi atau tujuan harus diganti atau dipertahankan di dalampenerjemahan penerjemah juga harus melakukan hal tersebut Oleh karena itu penerjemahan tidak lagi

ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapi berdasarkan kecukupan (adequacy) sesuaidengan petunjuk penerjemahan Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logis ataumasuk akal (coherent)

Untuk menganalisis teks sumber yang berbeda dengan teks sasaran dan juga untuk melihat unsurshyunsur dalamteks sumber yang tetap dipertahankan dan yang harus diganti untuk menghasilkan teks sasaran yang fungsionaldalam budaya sasaran maka dibutuhkan apa yang disebut dengan faktorshyfaktor ekstratekstual dan faktorshyfaktorintratekstual (Nord 1991a35shy43) Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual ini merupakan bagian dari teoriskoposFaktorshyfaktor ekstratekstual merujuk pada situasi komunikasi dari teks sumber dan fungsi yang akan dihasilkanteks sasaran Faktorshyfaktor ekstratekstual ini mengindikasikan fungsishyfungsi teks yang ingin dicapai yangmencakup informasi mengenai penulis atau pengirim teks (who) penerima teks yang dimaksud (to whom)maksud pengirim (what for) medium atau kanal tempat teks dikomunikasikan tempat dan waktu komunikasiproduksi teks dan penerima teks dan motif komunikasi (why) Faktorshyfaktor ekstratekstual dapat diidentifikasisebelum membaca teksFaktorshyfaktor intratekstual merujuk pada teks itu sendiri dan mencakup unsurshyunsur nonshyverbal Faktorshyfaktorintratekstual ini hanya dapat diidentifikasi setelah teks dibaca Faktorshyfaktor intratekstual ini dianalisis denganmenanyakan mengenai pokok permasalahan teks isi atau informasi dalam teks asumsi pengetahuan yangdibuat oleh penulis bagaimana teks dibangun unsurshyunsur nonshyverbal yang ada di dalam dan di sekitar tekskarakteristik leksikal dan sintaks dan fiturshyfitur suprasegmentalFaktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tidak dapat dilihat secara terpisahshypisah karena faktorshyfaktortersebut saling mempengaruhi satu sama lain Kedua rangkaian faktor tersebut akan menghasilkan efek tertentuterhadap penerima atau pembaca (Nord 1991a130shy140) Efek ini berorientasi pada pembaca karena efek inimembangun hubungan antara teks dan pembaca Hubungan tersebut merupakan hasil dari tujuan komunikatifdan dapat mempengaruhi hubungan sosial pembaca terhadap pengirim tingkat pengetahuan keadaanemosional dan kegiatan berikutnya Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut diungkapkan di dalambentuk pertanyaan sebagaimana dinyatakan Nord sebagai berikutWho transmitsTo whomwhat forby which mediumwherewhenwhya textwith what functionOn what subjectshymatterdoes he saywhat(what not)in what orderusing which nonshyverbal elementsin which words

id 174Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 175Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 176Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 177Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

in what kind of sentencesin which toneto what effect

Salah satu keuntungan dari analisis faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual sebagai bagian dari teoriskopos adalah bahwa faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut dapat diterapkan pada semua jenisteks sumber dan terjemahan yang dihasilkan ke dalam berbagai teks sasaran dan budaya sasaranNamun demikian terdapat kritik terhadap teori skopos tersebut Kebanyakan kritik tersebut berhubungan dengandasarshydasar filosofi dari teori skopos itu sendiri yang menyatakan bahwa teori skopos hanya dapat diterapkanuntuk penerjemahan teks yang bukan sastra Namun pernyataan tersebut disangkal oleh Nord (199780shy108)bahwa teori skopos dapat diterapkan untuk menerjemahkan karya sastra

ReferensiBaker M 2001 (

Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledgeNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalNord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis Amsterdam Rodopi BV helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1997 Translating as a Purposeful Activity ManchesterSt JeromeSchaffner 1998b

Skopos Theory In Mona Baker (ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies (pp 235shy38) London Routledge9Penilaian Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan penilaian di dalam penerjemahan

Penilaian penerjemahan selalu melibatkan dua hal penting yaitu bagaimana pesan dan bentuk teks sumberdialihkan ke dalam teks terjemahan Jadi penilaian terjemahan pada dasarnya berkisar pada bagaimana keduahal tersebut dialihkan Umumnya yang ditekankan pada penilaian adalah pengalihan makna yaitu apakahpesan yang disampaikan tetap setia pada teks sumber atau adakah pesan yang hilang ataupun ditambahPenilaian berikutnya adalah pada bentuk yaitu apakah bentuk teks sasaran atau teks terjemahan dapat terbacasebagai tulisan asli atau tidak apakah ada atau tidak interferensi dari bahasa sumber dan ada atau tidakkahkesalahan gramatikal di dalam teks sasaranEvaluasi terhadap kualitas terjemahan dapat dilakukan dengan berbagai cara Soemarno (1988 33shy35)menyatakan bahwa carashycara menilai suatu terjemahan dapat dilakukan melalui (1) terjemahan balik (2)pengujian pemahaman (3) pengujian melalui performansi seseorang 1 Terjemahan BalikSuatu teks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Hasil terjemahan dalam bahasa B diterjemahkankembali ke dalam A1 Untuk menilai hasil terjemahan itu terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli ASemakin dekat terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli A semakin tinggi nilainya Terjemahan A1memang tidak akan sama dengan teks asli A

2 Pengujian PemahamanTeks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Seseorang dengan membaca hasil terjemahan dalam

bahasa B itu diminta untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau kuesioner dalam bahasa B yangmaterinya diambil dari teks dalam bahasa A Jawaban terhadap kuesioner tersebut digunakan untuk menilaihasil terjemahan tersebut3 Pengujian Melalui Performansi SeseorangCara ini digunakan untuk menilai suatu terjemahan dari suatu naskah yang bersifat teknis Pengujian inidilakukan dengan menyuruh seseorang melakukan suatu perbuatan sesuai dengan apa yang dituliskan dalamnaskah yang diterjemahkan tersebutDi samping cara menilai terjemahan seperti yang disampaikan Soemarno di atas carashycara lain yang dapatdilakukan adalah dengan teknik cloze (cloze technique) teknik membaca dengan suara nyaring (reading aloudtechnique) dan pendekatan berdasar padanan (equivalence based approach) a Teknik ClozeTeknik cloze merupakan tes pemahaman pembaca yang digunakan sebagai suatu indikator tentang sukar ataumudahnya teks terjemahan bagi pembaca (Suryawinata 1982 107) Indikator kemudahan teks cukup dilihat daripersentasi yaitu 75 pembaca dapat mengerjakan dengan benar 50 dari soal berarti teks terjemahan itucukup mudah dipahami yang berarti penerjemahannya dapat dianggap cukup baik Menurut Nababan (200420) teknik cloze ini menggunakan tingkat keterpahaman pembaca terhadap teks bahasa sasaran sebagaiprediktor kualitas terjemahan Semakin mudah pembaca menebak kata berikutnya dalam kalimat dalam suatuterjemahan semakin mudah kata tersebut dapat dipahami dalam konteks tertentu Teknik cloze ini dianggap memiliki cirishyciri tes integratif dan bahkan pragmatik Tes cloze selalu menggunakanwacana yang mengandung konteks bukan sematashymata kalimatshykalimat lepas Mengerjakan tes yangmenggunakan wacana mensyaratkan kemampuan memahami unsurshyunsur kebahasaan maupun nonshykebahasaan sebagai bagian dari pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan Kemampuan untukmengerjakan tes cloze mengandalkan pada kemampuan memahami wacana tulis yang ditunjang olehpenguasaan tatabahasa kosakata serta wacana secara umum Dalam penerapannya teknik ini digunakan sebagai suatu proses pemahaman wacana yang disertai denganmelengkapi kekuranganshykekurangan yang ada Kekuranganshykekurangan yang harus dilengkapi itu terdiri darikatashykata yang merupakan bagian dari suatu wacana yang dengan sengaja dihilangkan dari teks aslinyaKemampuan untuk mengenali dan mengembalikan katashykata yang telah dihilangkan itu secara tepatmenunjukkan tingkat kemampuan pemahaman dan merupakan sasaran tes clozePenghilangan katashykata dari suatu wacana tulis merupakan ciri pokok tes cloze Penghilangan katashykata itudilakukan secara sistematis dengan menggunakan rumus yang dikenal dengan penghilangan kata keshynMaksudnya adalah bahwa pada suatu teks yang telah dipilih kata yang keshysekian (misalnya keshy7 keshy8 dansebagainya) dihilangkan sehingga meninggalkan suatu tempat kosong Dengan demikian pada teks yangdigunakan sebagai bahan tes cloze terdapat sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg (reliabel) yaitusetiap kata keshynDalam mengerjakan tes cloze peserta harus berusaha untuk menentukan kata yang telah dihilangkan danmemasukkannya kembali ke dalam tempatnya yang sesuai sedemikian rupa sehingga teks itu kembali utuhsecara kebahasaan dan makna seperti teks aslinya Untuk itu dibutuhkan kemampuan berbahasa yang bersifatmenyeluruh yang tidak sematashymata terbatas pada penguasaan ejaan penulisan dan makna katashykata tetapijuga pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan dengan berbagai hubungan antarbagian wacana yangterdapat di dalamnyaDalam penyelenggaraan tes cloze hubungan antarbagian dalam wacana merupakan unsur yang penting Untukitu dibutuhkan wacana yang cukup panjang dan bukan sekadar kumpulan kalimatshykalimat lepas Selain adanyahubungan antarbagian wacana yang cukup panjang memungkinkan penghilangan katashykata dalam jumlah yanglayak untuk menyusun satu tes yang utuh Semakin panjang teks yang digunakan semakin banyak jumlah katadi dalamnya Dan semakin banyak jumlah kata dalam suatu teks semakin banyak jumlah kata yang dapatdihilangkan atau semakin jarang jarak penghilangan katanya Dapat dicatat bahwa semakin rapat jarakpenghilangan kata yang berarti semakin banyak jumlah kata yang dihilangkan akan semakin sulit tesnya dansebaliknya Tes cloze dengan penghilangan setiap kata keshy5 misalnya lebih sulit daripada tes serupa denganjarak penghilangan setiap kata keshy9 b Teknik membaca dengan suara nyaringTeknik membaca dengan suara nyaring melibatkan para pembaca dalam menentukan kualitas terjemahanPenilai meminta beberapa pembaca untuk membaca teks terjemahan dengan suara nyaring di hadapanpendengar Jika para pembaca tersendatshysendat ketika membaca teks terjemahan maka diasumsikan bahwateks terjemahan tersebut mengandung masalah (Nababan 200421)Teknik membaca dengan suara nyaring ini pada dasarnya hanyalah mengukur tingkat kelancaran membacasaja Jika pembaca mampu membaca dengan lancar tidak menjamin bahwa pembaca tersebut benarshybenarmemahami isi teks terjemahan dengan baikc Pendekatan berdasarkan PadananPendekatan berdasarkan padanan menggunakan padanan antara

id 178Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 179Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 180Plagiarism detected 009 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 181Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dengan teks bahasasasaran sebagai kriteria untuk menentukan kualitas terjemahan Sebuah terjemahan dikatakan mempunyaikualitas yang tinggi jika terjemahan yang bersangkutan dapat mencapai padanan yang optimal antara teksbahasa sumber dan teks bahasa sasaran (Nababan 200426)Untuk mengetahui apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan penilai perlumembandingkan kedua teks tersebut dalam hal tipe teks ciri kebahasaan yang digunakan dan faktorshyfaktorekstralinguistik Tipe teks mengacu pada fungsi utama bahasa dalam suatu teks ciri kebahasaan menyangkutciri semantik gramatikal dan stilistik dan faktorshyfaktor ekstralinguistik mengacu pada dampak faktorshyfaktor padastrategi verbalisasi termasuk tingkat pengetahuan yang berbedashybeda tentang isi teks yang dimiliki oleh parapembaca

teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran pengetahuan dan persepsi yang berbedashybeda tentang fenomena tertentu

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa makna dan gaya merupakan hal yang sangat penting dalampenerjemahan dan merupakan hal yang mendasar yang ingin dilakukan di dalam menerjemahkan

Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemah harus mampu mencari padanan makna dan gaya dalambahasa sasaran yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang ada dalam bahasa sumber

Di dalam usaha mencari padanan makna dan gaya tersebut perlu dirumuskan suatu parameter penilaian kualitasterjemahan Parameter ini digunakan untuk memberikan kriteriashykriteria yang objektif mengenai kualitashubungan antara teks sumber dengan teks sasaran Parameter kualitas penerjemahan dapat dilihat dari berbagai sudut atau perspektif Menurut Gerzymisch(2001229) parameter kualitas terjemahan dapat dilihat dari perspektif individual (an itemized perspective)perspektif pola hubungan (a relational pattern perspective) dan perspektif pola keseluruhan (a holisticperspective) Perspektif individual melihat masalahshymasalah secara satu per satu yang ada di dalam suatu teksdan mengidentifikasi fenomena tekstual lokal seperti metafora makna leksikal makna gramatikal maknaambigu dan sebagainya Perspektif pola hubungan menggambarkan polashypola yang dapat diidentifikasisebelumnya dengan unsurshyunsur yang dapat diidentifikasi berikutnya di dalam suatu teks dan kita dapatmengidentifikasi titik awal masalah yang dapat ditelusuri di dalam perkembangannya terhadap keseluruhan teksdan yang dapat digambarkan sebagai rangkaian fenomena individual Perspektif pola keseluruhan melihat polashypola holistik sebagai entitas fungsional yang membentuk teks yang dengan perspektif tersebut kita dapatmengidentifikasi polashypola di dalam suatu teks yang tidak ada titik awal yang dapat diidentifikasi sebelumnyaPolashypola holistik tersebut dibentuk oleh unsurshyunsur yang secara fungsional saling berhubungan dengan salahsatu unsur fungsional yang kemudian menjadi suatu unsur di dalam entitas fungsional yang besar Contohshycontoh dari perspektif ini adalah hubunganshyhubungan budaya pola pengetahuan dan sebagainya Sementara itu AlshyQinai (2000499) menyatakan bahwa parameter penilaian penerjemahan dapat digunakanuntuk mengukur tingkat efisiensi suatu teks dengan melihat pada fungsi sintaktik semantik dan pragmatikdalam kerangka budaya yang ada baik

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut AlshyQinai parameter tersebut adalah 1 Tipologi Teks dan Tenor misalnya struktur naratif dan kebahasaan dari teks sumber dan teks sasaran fungsiteks (didaktif informatif instruksional persuasif dan sebagainya)2 Hubungan Formal keseluruhan makna dan bentuk teks pembagian paragraf tanda baca kuotasi dansebagainya3 Koherensi Struktur Tematik Tingkat kesimetrisan tematik bahasa sumber dengan bahasa sasaran4 Kohesi Referensi (koshyreferensi anapora katapora) substitusi elipsis deiksis dan konjungsi5 Kesepadanan Teks Pragmatik (Dinamik) Tingkat kedekatan teks sasaran dengan maksud teks sumber(misal kepuasaan atau penyimpangan harapan pembaca) dan fungsi ilokusioner teks sumber dan teks sasaran6 Register jargon idiom kata pinjaman kolokasi parafrase konotasi dan aspek emotif dari makna leksikal7 Kesepadanan Gramatikal susunan kata struktur kalimat modalitas tense Parameter bahwa suatu terjemahan sudah sepadan makna dan gayanya bila terjemahan yang bersangkutan

id 182Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 183Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 184Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 185Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

id 186Plagiarism detected 004 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 187Plagiarism detected 001 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 188Plagiarism detected 003 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

dapat mencapai padanan makna dan gaya yang optimal

antara teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran Kalimat dikatakan mempunyai padanan makna bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki makna leksikal gramatikal tekstual kontekstual sosiokultural danatau makna implisit yang samaKalimat dikatakan mempunyai padanan gaya bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki kategori yang sama dalam unsurshyunsur gayanya yaitu pilihan kata ekspresi idiomatik gaya bahasajenis katastruktur kata tertentu dan tanda baca dalam upaya bagaimana menyajikan atau mengkomunikasikanhasil terjemahannya dalam bentuk tulisan Sementara itu keterbacaan keakuratan dan kewajaran sangatlah penting di dalam menilai kualitas terjemahanSebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Parameter bahwa suatu terjemahan sudah memenuhi unsur keterbacaan bila suatu teks tersebut dapatdipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yang dilakukan para pembaca terhadap teks tersebutsuatu terjemahan memenuhi unsur keakuratan bila pembaca bahasa sasaran dapat memahami pesan secaraakurat seperti yang dimaksud oleh penulis asli (makna dan gaya yang diterjemahkan sudah sepadan danberterima secara optimal) dan suatu terjemahan memenuhi unsur kewajaran bila pesan dapat dikomunikasikandalam bentuk yang sealami mungkin sehingga pembaca teks sasaran merasa bahwa teks yang dibaca adalahteks yang asli atau tidak tampak seperti suatu terjemahan Menurut Rochayah (2000 108) pentingnya penilaian hasil terjemahan karena dua alasan yaitu untukmenciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktek penerjemahan dan untuk kepentingan kriteria danstandar dalam menilai kompetensi penerjemah Penilaian hasil penerjemahan ini mengacu pada produk ataukarya terjemahan itu sendiri Menurut Nababan (2000 121) ada dua arah penelitian dalam

penerjemahan yaitu penelitian yang berorientasi pada produk dan penelitian yang berorientasi pada prosesPenelitian yang berorientasi pada produk inilah yang bisa dinilai dan dievaluasi oleh seorang penilai terjemahansedangkan penelitian yang mengacu pada proses sangat sulit untuk dinilai karena yang dikaji mengarah padaproses ketika aktivitas penerjemahan dilakukan oleh penerjemahHal pokok dalam penilaian karya terjemahan adalah rambushyrambu atau kriteria penilaian karya terjemahanKriteria penilaian ini ditentukan untuk menjaga validitas dan reliabilitas hasil penilaian Namun demikian perludipahami bahwa tidak ada hasil terjemahan yang sempurna sehingga penilaian pun bersifat relatif danberdasarkan kriteria kurang lebih karena penilaian terhadap padanan semua tataran satuan lingual secaraobjektif sulit dicapai (Rochayah 2000115 dan Nababan 200460) sehingga penentuan kriteria dan indikator puntidak dapat bersifat objektif ketat dan tetap terpengaruh pada sujektifitas penilai Rochayah (2000119) menyampaikan kriteria penilaian hasil terjemahan sebagai berikutKriteria Penilaian Hasil Terjemahan

Kategori Nilai Indikator Terjemahan hampir sempurnaTerjemahan sangat bagus Terjemahan baik Terjemahan cukup Terjemahan kurang 86shy90 (A) 76shy85 (B) 61shy75(C) 46shy60 (D) 20shy45 (E) Penyampaian wajar

hampir tidak terasa seperti terjemahan tidak ada kesalahanejaan tidak ada kesalahanpenyimpangan tata bahasa tidak ada kekeliruan penggunaan istilah Tidak ada

id 189Plagiarism detected 014 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 190Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 191Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 192Quotes detected 001 in quotes

id 193Plagiarism detected 002 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

distorsi makna tidak ada terjemahan harfiah yang kaku tidak ada kekeliruan penggunaan istilah ada satushyduakesalahan tata bahasa ada satushydua kesalahan penggunaan ejaan dan tanda bacaejaan Tidak ada distorsimakna ada

terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teks sehingga tidak terlaluterasa seperti terjemahan kesalahan tata bahasa dan idiom relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teksada satushydua penggunaan istilah yang tidak bakuumum ada satushydua kesalahan ejaan Terasa sebagai terjemahan

ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teks ada beberapakesalahan idiom dantata bahasa tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teksada penggunaan istilah yang tidak bakuumum dan atau tidak jelas

Sangat terasa sebagai terjemahan terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif lebih dari 25 darikeseluruhan teks) terdapat distorsi makna dan kekeliruan penggunaan istilah lebih dari 25 keseluruhan teks

Apabila kita cermati kriteria yang diberikan oleh Rochayah mempunyai sedikit kekurangan Pada kategoriterjemahan hampir sempurna terdapat sedikit kekurangan pada kriteria indikatornya Kekurangan tersebutadalah tidak adanya indikator

lsquotidak ada distorsi maknarsquoseperti pada kategori terjemahan sangat bagus dan terjemahan baik Indikator tidak ada distorsi makna iniseharusnya ditambahkan di dalam indikator terjemahan hampir sempurna karena dalam penerjemahan yangdilakukan adalah pencarian padanan makna yang seoptimal mungkin Nababan (2004) menggunakan dua instrumen untuk menilai kualitas terjemahan Instrumen tersebut adalahAccuracyshyRating Instrument yang diadaptasi dari Nagao Tsujii dan Nakamura (1998) yang didasarkan padaskala 1 sampai 4 sebagaimana yang ditunjukkan berikut iniSkala dan Definisi Kualitas Terjemahan (Nababan 2004)Scale Definition 1 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentence isclear to the evaluator and no rewriting is needed 2 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentencecan be clearly understood by the evaluator but some rewriting and some change in word order are needed 3 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence There are some problemswith the choice of lexical items and with the relationship between phrase clause and sentence elements 4 The source sentence is not translated all into target sentence ie it is omitted or deleted

Kriteria atau rambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang dinyatakan oleh Nababan menunjukkan suatukemudahan keefektifan indikator dibanding yang telah dinyatakan oleh Rochayah dan hal ini juga ditunjukkandengan penggunaan skala 1 sampai 4 Namun demikian perlu dipertimbangkan bahwa dalam menilaiterjemahan harus dilihat apa yang akan dinilai apakah itu teks ilmiah ataukah teks susastra dan kepadasasaran pembaca yang mana Lebih lanjut Rochayah menyatakan bahwa di samping makna dan kriteria hal pokok dalam menilai karyaterjemahan adalah cara menilai hasil terjemahan Rochayah (2000117shy123) membagi ke dalam dua cara yaitu

cara umum dan cara khusus Cara umumdigunakan untuk teks yang umum yakni teks yang tidak mempunyai ciri tertentu yang beda dengan yang lainsecara universal Misalnya ciri penggunaan bahasa dalam teks ilmiah mempunyai ciri universal yaitu efektiflugas tidak taksa dan formal Ciri tersebut berlaku untuk semua teks ilmiah misalnya jurnal makalah artikeldisertasi dan lainshylainPenilaian secara umum dapat dimulai dari asumsi umum bahwa tidak ada terjemahan yang sempurnapenerjemahan semantik dan komunikatif merupakan reproduksi pesan yang umum dan penilaian bersifat umumdan relatif Penilaian karya terjemahan dapat dilakukan dengan tahapan penilaian fungsional penilaian

berdasarkan makna dan kriterai dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan kesepadananpesan hasil terjemahan yakni terjemahan yang hampir sempurna terjemahan sangat bagus terjemahan baikterjemahan cukup dan terjemahan burukSedangkan cara penilaian khusus digunakan untuk menilai teks yang mempunyai ciri penggunaan yang khususatau tidak mempunyai ciri penggunaan bahasa yang universal dengan teks lainnya misalnya puisi Di sampingmakna bentuk puisi harus dipertimbangkan oleh penerjemah sehingga dalam menerjemahkan harus dapatmemasukkan minimal dua unsur tersebut agar keindahan bentuknya juga dapat terhubung dalam karyaterjemahan puisi Oleh karena itu penilaian khusus harus mempertimbangkan bentuk sifat dan fungsiLebih lanjut Rochayah (2000121shy122) menjelaskan bahwa kriteria yang dapat digunakan dalam penilaiankhusus adalah berubah atau tidak berubah menyeluruh atau lokal jelas atau tidak jelas baku atau tidak bakuwajar atau tidak wajar (misalnya puisi yang mengandung metaforik) benar atau tidak Namun demikian carayang dilakukan tidak berbeda dengan cara penilaian umum yakni penilaian fungsional penilaian berdasarkanmakna dan kriteria dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan keberterimaankesepadanan pesan hasil terjemahan dan kualitas terjemahan yakni terjemahan hampir sempurna terjemahansangat bagus terjemahan baik terjemahan cukup dan terjemahan burukSenada dengan cara penilaian khusus yang disampaikan oleh Rochayah Zhonggang (2006 45) menilai suatukarya terjemahan susastra baik puisi maupun novel dengan menggunakan skala relevansi MenurutZhonggang yang dimaksud dengan skala relevansi adalah suatu tingkat relevansi yang mana pembacamemahami suatu teks tergantung pada jumlah pengaruh kontekstual terhadap teks dan upaya untuk memahamiteks tersebut Semakin banyak pengaruh kontekstual semakin relevan teks tersebut semakin sedikit upayayang dilakukan pembaca dalam memahami suatu teks semakin relevan teks tersebut Skala relevansi inidikelompokkan menjadi relevansi optimal relevansi kuat relevansi lemah dan tidak ada relevansisebagaimana tersaji berikut

Skala Relevansi (Zhonggang 2006 45)Relevance Contextual implication Processing effort Optimal relevance Fully comprehensible Without unnecessary effort Strong relevance Relatively clear With some necessary effort Weak relevance Implied Considerable effort taken Irrelevance Vague and unclear All the effort is in vain

Ketiga cara penilaian yang telah disampaikan oleh Rochayah Nababan dan Zhonggang di atas merupakanrambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang lebih mengutamakan pada keakuratan makna Selain maknapenggunaan gaya dalam penerjemahan novel juga sama pentingnya dengan makna Penerjemahan ataupencarian padanan makna tanpa penerjemahan gaya yang sesuai hasil terjemahan akan menjadi tidak lengkapdan tidak efisien Makna adalah apa yang dikomunikasikan ke pembaca terjemahan sedangkan gaya adalahcara bagaimana mengkomunikasikan makna tersebut ke pembaca terjemahanSelain itu hal penting lainnya adalah tingkat pemahaman pembaca atau unsur keterbacaan terjemahanKeterbacaan menurut para pakar terjemahan mengacu pada seberapa mudah teks tulis dapat dibaca dandipahami oleh pembaca Keterbacaan merupakan keseluruhan unsur dalam sebuah teks tulis yangmempengaruhi keterpahaman pembaca (dalam Nababan 2004 29) Sementara itu Suryawinata (1982 104shy105) menyatakan bahwa keterbacaan adalah berpusat pada masalah mudah tidaknya suatu teks untuk dibacadan dipahami oleh pembacanya dan tidak mempermasalahkan kesetiaan suatu teks terjemahan terhadapsumber aslinya Dari beberapa pendapat para pakar terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbacaan adalah suatukriteria mengenai sejauh mana suatu teks dapat dipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yangdilakukan para pembaca terhadap teks tersebut Jadi keterbacaan suatu teks sangatlah tergantung padapembaca karena pada dasarnya suatu teks tidak dapat dibaca sendiri oleh teks tersebut Di sini jelas bahwatingkat keterbacaan ditentukan oleh pembaca dengan tingkat kemampuan pengetahuan dan konsentrasipembaca dalam memahami teks terjemahan meskipun keterbacaan itu sendiri juga dipengaruhi oleh fiturshyfiturteks sebagaimana dikutip dalam Nababan (2004 29) bahwa keterbacaan sebuah teks dapat diukur secaraempirik yang didasarkan pada panjang ratashyrata kalimat kompleksitas struktur kalimat jumlah kata baru yangdigunakan dalam teks kosa kata konstruksi kalimat yang digunakan penulis penggunaan kata asing dandaerah penggunaan kata dan kalimat taksa penggunaan kalimat tak lengkap dan alur pikir yang tidak runtut

ReferensiAlshyQinai Jamal 2000 Translation Quality Assessment Strategies Parametres and Procedures OnlineTranslation Journal Meta Vol XLV 3 2000 pg 497shy519 (httpwwweruditorgenrevuemeta2000v45n3indexhtml retrieved on 29 October 2008)

id 194Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 2 more resources

id 195Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

Gerzymisch HeidrunshyArbogast 2001 Equivalence Parameters and Evaluation Germany University ofSaarbrucken

Nababan Rudolf dkk 2004 Keterkaitan antara Latar Belakang Penerjemah dengan Proses Penerjemahan danKualitas Terjemahan (Studi Kasus Penerjemah Profesional di Surakarta) Laporan Penelitian Surakarta PPsUNS

Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo

Sumarno Thomas 1988 Hubungan antara Lama Belajar dalam Bidang Penerjemahan Jenis KelaminKemampuan berbahasa Inggris dan TipeshyTipe Kesilapan Terjemahan

dari bahasa Inggris ke dalam bahasaIndonesia Disertasi S3 Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang

Zhonggang Sang 2006 A Relevance Theory Perspective on Translating the Implicit Information in LiteraryTexts Journal of Translation Volume 2 Number 2 China Chinese Translators Journal(httpaccurapidcomjournal)

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

10Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa hal mengenai penerjemahan novel

Novel sebagai salah satu bentuk karya susastra memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya denganjenis karya susastra yang lain seperti puisi dan drama Perbedaanshyperbedaan tersebut sebagaimana yangdinyatakan oleh Suryawinata (1982 92shy95) adalah (1) puisi merupakan jenis karya susastra yang paling emotifkarena merupakan ekspresi penyair yang dikomunikasikan melalui media puisi Puisi juga mengeksploitasiasosiasi keindahan kata serta efekshyefek bunyi seperti keindahan efek bunyi yang berulang dalam rima eliterasidan asonansi Selain itu puisi juga memiliki unsur pokok yang membedakan dengan jenis karya susastra yanglain yaitu unsur pencitraan yang diungkapkan dalam metafora atau katashykata yang segar dan unik (2) dramamemiliki unsur pokok yang berupa dialog atau monolog Tanpa dialog drama tidak mungkin dilakukan Selain itudrama memiliki unsur yang tidak kalah pentingnya yang berupa karakterisasi atau penokohan Tanpakarakterisasi yang kuat drama akan menjadi hambar dan tokohshytokoh dalam drama akan menjadi pemain tanpawatak dan (3) novel memiliki unsurshyunsur yang hampir sama dengan drama dengan perbedaannya yangkhusus Novel memiliki unsur pokok berupa dialog dan dialog ini merupakan salah satu unsur yang dipakai untukmendapatkan bahasa yang segar dan realistis Unsur lain yang dimiliki novel adalah penokohan ataukarakterisasi yang kuat Suatu novel sebagaimana juga drama akan menjadi hambar apabila tidak memilikiunsur karakterisasi yang kuat karena tokohshytokoh yang tampil akan berubah menjadi sekadar pelaku untukkelangsungan cerita sajaSecara garis besar novel memiliki unsurshyunsur yang berupa tema ajang (setting) suasana plot konflik krisisklimaks dan penyelesaian dengan menggunakan bahasa yang deskriptif emotif berbentuk dialog nadakeindahan bunyi dan pencitraan dengan peran karakterisasi yang protagonis antagonis dan peran pembantuLebih lanjut di dalam memahami karya susastra khususnya novel dapat dilakukan dengan berbagai cara(Ratna 2005 552shy556) Carashycara tersebut adalah dengan (1) menganggap novel sebagai bentuk miniatur

id 196Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 197Quotes detected 001 in quotes

id 198Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 199Quotes detected 0 in quotes

id 200Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 201Quotes detected 0 in quotes

id 202Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

id 203Plagiarism detected 028 httpsastraumacidwpshycontentu

id 204Plagiarism detected 062 httpsastraumacidwpshycontentu

masyarakat sebagai dunia dalam katashykata Cara ini menyebabkan novel menampilkan unsurshyunsur sosialseperti tokoh peristiwa dan latar yang secara keseluruhan diadopsi melalui dunia nyata Tidak ada novel yangsematashymata diciptakan melalui imajinasi dan (2) novel merupakan respons interaksi sosial keberadaan karyasusastra lebih banyak ditentukan oleh masyarakat Cara ini mengkondisikan karya sebagai suatu alat sebagaiprasarana estetis yang melaluinya masyarakat dapat menemukan aspirasinya

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentuyang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalah penghasil teks sumberpengirim teks sumber teks sumber penerima teks sumberinisiator penerjemah teks sasaran dan penerima teks sasaran

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antara penghasil teks sumber dan pengirim teks sumberPenghasil teks sumber menghasilkan teks sumber dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim teks sumberHal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksud pengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tekssumber yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untuk pembaca teks sumber Meskipun penerima tekssumber tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudaya penerima teks masihmempengaruhi teks sumber dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkan oleh tekssasaran berbeda dengan situasi yang dihasilkan teks sumber dengan pengirim teks sumber dan penerima tekssasaran yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan olehpenerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memiliki ketertarikan dalam menerjemahkanteks sumber saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerima teks sumber Berdasarkanpada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan juga bahasa sasaranpenerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sumber dan mengantisipasi

id 205Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 206Plagiarism detected 061 httpsastraumacidwpshycontentu

id 207Plagiarism detected 039 httpsastraumacidwpshycontentu

id 208Plagiarism detected 047 httpsastraumacidwpshycontentu

id 209Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 210Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sasaran serta menguji kecukupan fungsional dari terjemahanyangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim

teks sumber penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yangmengungkapkan maksudshymaksud pada teks sumber Pentingnya melihat penerjemahan sebagai transfer antarbudaya dan antarindividu karena suatu kenyataanbahwa penerjemahlah orang pertama yang dianggap sebagai

aktor dalam proses penerjemahan Penerjemah tidak lagi membatasi pada penerapan prosedur penerjemahanuntuk memindah teks sumber ke teks sasaran menurut prinsip kesamaan (equivalence) tetapi juga prinsiptransfer budaya Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141) Maksudnya bahwa penerjemah suatu teks tidak akan pernah dapat menuntut bahwa suatu teks diterimapembaca berdasarkan keinginan tersendiri daripenerjemah Penerjemah hanya dapat menyarankan

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing pembaca Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybedameskipun mereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapatmenjadi sebagai tawaran informasi dan pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengansituasi dan tujuan pembaca Berdasarkan informasi di dalam teks sumber penerjemah akan memilih informasi sesuai dengan harapannyaterhadap penerima sasaran dan situasi pembaca Di sini jelas bahwa harapanshyharapan tersebut dan jugatawaran informasi terhadap teks sasaran akan berbeda dengan tawaran informasi dalam teks sumber karenapenerima teks sumber dan teks sasaran memiliki komunitas budaya dan bahasa yangberbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan tekssasaran tidak akan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan teks sumbermelainkan menawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

id 211Plagiarism detected 085 httpsastraumacidwpshycontentu

id 212Plagiarism detected 029 httpsastraumacidwpshycontentu

id 213Plagiarism detected 022 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada

hubungan antara teks sumber dan teks sasaran Hubungan antara teks sumber dan teks sasaran initergantung pada interpretasi penerjemah terhadap teks sumber dan fungsi teks sasaran yang harus dipenuhioleh penerjemah di dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah7 A translation depends on its skopos ie its intended purpose8 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language9 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 10 A translation must be coherent in itself11 A translation must be coherent with regard to its source text12 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwa1 Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkan2 Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkantawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumber3 Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukan sebaliknya (teks sumber tidak dapat dihasilkandari teks sasaran)4 Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)5 Suatu terjemahan harus bertalian logis dengan teks sumbernya (koherensi intertekstual)6 Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi

antarbudaya dan transfer budaya dan tujuan (skopos) menempati posisi teratas Namun demikian Nord (1997124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkan penulis teks sumberpenggagas dan pembaca teks sasaran Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkinmenghasilkan teks sasaran yang bertentangan dengan maksud penulis teks sumber atau gagasan pembacateks sasaran mengenai apakah suatu penerjemahan menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggungjawab penerjemah dalam mempertimbangkan hal tersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitumengacu pada hubungan interpersonal antara partisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan

fungsi teks sasaran yang dapat dijangkau untuk satu teks sumber tertentu sedangkan fungsi mengacu padafaktorshyfaktor yang membuat teks sasaran bekerja sesuai dengan yang dimaksud di dalam situasi sasaranFungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan teks sasaran yangfungsional yang sesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akanditerima oleh pembaca teks sasaran karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentuBaker (2001 127) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penerjemahan karya susastra adalah suatu karyapenerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah karya susastra Dengan kata lain bahwa penerjemahan karyasusastra merupakan kegiatan subjektif murni pada ranah sosial dan budaya yang kompleks yang dilakukan olehpenerjemah dengan memadukan unsurshyunsur imajinatif intelektual dan intuisi ke dalam suatu karya tulis yangdisebut dengan terjemahan Sementara itu Gunarwan (2005 4) menyatakan bahwa penerjemahan karyasusastra termasuk ke dalam golongan penerjemahan literer yaitu penerjemahan yang mengacu padapenerjemahan karya susastra baik prosa maupun puisi Dengan melihat pada cakupan ranah yang luas dan penggunaan unsurshyunsur yang kompleks dari pernyataanshypernyataan di atas penerjemahan literer atau penerjemahan karya susastra dianggap lebih sukar daripadapenerjemahan nonliterer karena pada dasarnya karya susastra lebih bersifat ekspresi diri si pengarang yangberpusat pada efek dan kesan yang ditimbulkan kepada para pembacanya dan di dalam penerjemahan karyasusastra tersebut penerjemah dituntut untuk menghasilkan padanan yang dinamis yaitu padanan yang efeknyadirasakan oleh pembaca bahasa sasaran sebanding dengan efek yang dirasakan oleh pembaca bahasa sasaran

(Nida dan Taber 1974) Penerjemah di dalam karya susastra di samping harus menguasai bahasa sumberbahasa sasaran bidang ilmu yang diterjemahkan teori terjemahan juga dituntut menguasai hal lain yangberhubungan dengan ilmu susastra yaitu yang berupa pemahaman latar belakang pengarang gaya bahasagaya pengarang dalam menuangkan ide cerita aspekshyaspek budaya dalam karya dan lainshylain

Teori Polisistem EvenshyZohar (19979shy45) di dalam model yang dikembangkannya yaitu teori polisistem melihat penerjemahankarya susastra sebagai bagian dari sistem budaya susastra dan sejarah dari bahasa sasaran (Munday2000108) Karya susastra tidaklah dilihat sebagai karya yang dipelajari secara terpisah namun sebagai bagiandari sistem susastra yang dinamis di dalam polisistem secara keseluruhan dengan menekankan bahwapenerjemahan karya susastra bekerja pada sistem (1) bahasa sasaran memilih karya untuk penerjemahannyadan (2) norma tingkah laku dan kebijakan penerjemahan dipengaruhi oleh sistem yang lain (coshysistem) Sebagaimana dinyatakan oleh Shuttleworth and Cowie (dalam Munday 2000 109) bahwa The polysistem isconceived as a heterogeneous hierarchized conglomerate (or sistem) of sistems which interact to bring about anongoing dynamic process of evolution within the polysistem as a whole Pernyataan tersebut mengandung duahal yang perlu dipertimbangkan yaitu hirarki dan proses evolusi yang dinamis Yang dimaksud dengan hirarkiadalah mengacu pada posisi dan interaksi dari strata yang berbeda dari polisistem Bila posisi tertinggi didudukioleh jenis karya susastra inovatif maka strata yang lebih rendah diduduki oleh jenis karya susastra konservatifbegitu pula sebaliknya Proses evolusi yang dinamis menunjukkan bahwa hubungan antara sistem inovatif dankonservatif suatu karya susastra tidaklah tetap atau statis namun mungkin menempati posisi utama atau keduadi dalam polisistem Bila karya susastra terjemahan menempati posisi utama berarti bahwa karya susastratersebut memberi pengaruh yang sangat kuat dalam polisistem dan sebaliknya bahwa karya susastra yangmenempati posisi kedua berarti bahwa karya susastra tersebut sangat lemah dan tidak memiliki pengaruh yangberartiDi dalam polisistem nampak bahwa posisi yang diduduki oleh karya terjemahan di dalam polisistem menentukanstrategi penerjemahan Apabila karya terjemahan merupakan karya utama penerjemah tidak akan merasaterbatasi untuk mengikuti model susastra sasaran dan lebih siap untuk berekspresi dan penerjemah seringkalimenghasilkan teks sasaran yang sangat sepadan atau berkecukupan (adequacy) dengan bahasa sumberSebaliknya bila karya terjemahan menempati posisi kedua penerjemah cenderung menggunakan modelbudaya sasaran yang sudah ada untuk teks sasaran dan menghasilkan penerjemahan yang tidak berkecukupan(nonshyadequate)Dengan dasar pada teori EvenshyZohar Toury (1995) mengembangkan suatu teori penerjemahan umum yangdikenal dengan Descriptive Translation Studies dengan mengusulkan tiga fase metodologi yaitu1 Menempatkan teks di dalam sistem budaya sasaran dengan melihat kepentingan dan keberterimaannya 2 Membandingkan teks sumber dan teks sasaran mengidentifikasi hubungan antara pasangan segmenshysegmen teks sumber dan teks sasaran dan berusaha memberikan generalisasi konsep penerjemahannya3 Membuat gambaran pembuatan keputusan untuk penerjemahan berikutnyaMenilik pada metodologi di atas tampak bahwa salah satu langkah penting di dalam penerjemahan adalahkemungkinan pengulangan pada fase pertama dan fase kedua bagi pasangan teks yang sama lainnya untukmemperluas dan membangun profile penerjemahan sesuai dengan jenis teks pengarang pembaca dansebagainya (Pym 200516shy21) Dengan cara ini normashynorma yang menyinggung masingshymasing jenispenerjemahan dapat diidentifikasi dengan tujuan akhir penetapan penerjemahan secara umum

Konsep NormaTujuan utama konsep norma yang diusulkan oleh Toury (1995) adalah untuk membedakan kecenderunganperilaku penerjemahan membuat generalisasi yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yangdilakukan oleh penerjemah dan kemudian merekonstruksi normashynorma yang telah bekerja di dalampenerjemahan dan membuat hipotesis yang dapat diuji melalui kajian deskriptif berikutnya Definisi yangdinyatakan oleh Toury adalah sebagai berikut the translation of general values or ideas shared by a communityshyas to what is right or wrong adequate or inadequateshyinto performance instructions appropriate for and applicableto particular situationsMenurut Toury semua manusia memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dan diterima secara sosial dansebagai akibatnya bahwa di bawah kondisi yang normal manusia cenderung menghindari perilaku yang dilarangdan mengadopsi tingkah laku yang dianggap sesuai di dalam kelompok tempat mereka tinggal Terdapat adanyasuatu pengetahuan yang secara sosial sama antara anggota masingshymasing komunitas yang dianggap sebagaihal yang baik atau pantas di dalam perilaku komunikatif Pengetahuan tersebut muncul dalam bentuk normashynorma Normashynorma di dalam penerjemahan sebagaimana yang ditentukan oleh Toury erat sekalihubungannya dengan suatu ideologi dengan kata lain bahwa normashynorma dapat dipahami sebagai perwujudanideologi dari konsep kebersesuaian dan keberterimaanMenurut Toury bahwa norma mengatur setiap langkah pengambilan keputusan di dalam proses penerjemahan

id 214Plagiarism detected 002 httpsdidaktikaunjcom20120208

mulai dari pilihan teks yang akan diterjemahkan sampai pada pilihan paling akhir dalam proses strategipenerjemahannya Lebih lanjut Toury memperkenalkan tiga jenis norma 1) initial norm 2) preliminary normsdan 3) operational normsInitial norm mengacu pada pemilihan secara umum yang dilakukan oleh penerjemah Di dalam norma inipenerjemah dapat memusatkan diri mereka

sendiri ke dalam normashynorma yangdiwujudkan di dalam teks sumber atau normashynorma dari bahasa dan budaya sasaran Apabila diwujudkan kedalam teks sumber maka teks sasaran akan menjadi mencukupi (adequate) dan apabila di dalam normabudaya sasaran maka teks sasaran akan menjadi berterima (acceptable) Kutub dari kebercukupan dankeberterimaan adalah pada suatu rangkaian kesatuan karena pada dasarnya tidak ada penerjemahan yangsecara penuh berkecukupan atau berterima dan pergeseranshypergeseran di dalam penerjemahan adalah halyang tidak terelakkanPreliminary norms mengatur semua keputusan yang dilakukan yang berkaitan dengan translation policy dantranslation directness Translation policy mengacu pada faktorshyfaktor yang menentukan dan mengatur semuakeputusan pemilihan jenis teks untuk diterjemahkan ke dalam budaya atau bahasa tertentu dalam kurun waktutertentu sedangkan directness of translation berhubungan dengan apakah penerjemahan terjadi melalui bahasaperantara dan juga pada ambang toleransi mengenai bahasa apa yang digunakan dalam menerjemahkan kebudaya sasaran Operational norms mengacu pada keputusan langsung yang diambil selama kegiatan penerjemahan Keputusanini digolongkan ke dalam matricial norms dan textualshylinguistic norms Matricial norms mengatur segmentasi dandistribusi materi tekstual di dalam teks sasaran Textualshylinguistic norms mengatur pemilihan materi untukmembuat teks sasaran ataupun mengganti materi teks sumberDengan pengaruh karya EvenshyZohar dan Toury beberapa pakar memberikan paradigma baru mengenaipenerjemahan susastra sebagaimana yang dinyatakan oleh Hermans dalam Munday (2000 120) sebagaiberikutWhat they have in common is a view of literature as a complex and dynamic system a conviction that thereshould be a continual interplay between theoretical models and practical case studies an approach to literarytranslation which is descriptive targetshyorganized functional and systemic and an interest in the norms andconstraints that govern the production and reception of translations in the relation between translation and othertypes of text processing and in the place and role of translations both within a given literature and in theinteraction between literatures

Dari pernyataan Hermans di atas tampak jelas bahwa terdapat suatu hubungan yang sangat kuat antara teoripolisistem dan Descriptive Translation Studies suatu hubungan yang saling berkesinambungan antara teori danpraktek penerjemahan Lebih lanjut Lambert dan Hendrik van Gorb (dalam Munday 2000120) membuat suatuskema yang dapat digunakan untuk membandingkan sistem kesusastraan dalam teks sumber dengan tekssasaran dan penggambaran hubungan antara keduanya Lambert dan van Gorb membagi skema tersebut kedalam empat bagian1 Preliminary data pada tahap ini peneliti mengidentifikasi informasi pada halaman judul metateks(pendahuluan dan sebagainya) dan strategi umum (apakah terjemahan tersebut sebagian atau lengkap)Hasilnya akan mengarah pada hipotesis yang berkaitan dengan level 2 dan 3 berikut ini2 Macroshylevel pada tahap ini peneliti melihat pada pembagian teks judul dan penyajian bab struktur naratifinternal dan komentar penulis Tingkat ini akan memunculkan hipotesis pada level 3 berikut ini3 Microshylevel yaitu peneliti mengidentifikasi pergeseran pada tingkat kebahasaan yang berbeda yang meliputitingkat leksikal pola gramatikal narasi sudut pandang dan modalitas Hasil dari tingkat ini akan berinteraksidengan tingkat makro (level 2) dan mengarah pada konteks sistemik yang lebih luas4 Sistemic context pada tahap ini tingkat mikro dan makro teks dan teori dibandingkan dan normashynormadiidentifikasi Hubungan intertekstual (hubungan dengan teksshyteks yang lain di dalam penerjemahan) danhubungan intersistemik (hubungan dengan tipe teks yang lain) juga digambarkanSementara itu Suryawinata (1982 83) dan Suparman (2003 143) menyatakan bahwa penerjemah karyasusastra harus memiliki syaratshysyarat sebagai berikut1 Memahami bahasa sumber secara hampir sempurna Dalam tingkat rekognisi kemampuannya diharapkanmendekati seratus persen2 Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik dan efektif3 Mengetahui dan memahami susastra apresiasi susastra serta teori terjemahan4 Mempunyai kepekaan terhadap karya susastra5 Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural

id 215Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 216Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 217Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 218Plagiarism detected 002 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 219Plagiarism detected 002 httpjournaltrunojoyoacidpros

id 220Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

6 Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat

ReferensiAsim Gunarwan 2005 Pragmatik dalam Penilaian Terjemahan Pendekatan Baru Artikel disajikan dalamInternational Conference on Translation di Solo 14shy15 September 2005

Baker Mona

2001 (Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledge

Even ItamarshyZohar 1997 Polysystem Studies Online Translation Journal Poetics Today International Journalfor Theory and Analysis of Literature and Communication Volume 11 number 1

Kutha Ratna Nyoman 2005 Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta Yogyakarta PustakaPelajar

Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York Rutledge

Nord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis AmsterdamRodopi BV

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pym Anthony 2005 On Touryrsquos Laws of How Translators Translate Translation Article Intercultural StudiesGroup Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain (httpwwwtinetcat~apympublicationspublicationshtml)

Suparman 2003 Terjemahan dalam Sastra Artikel

disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemahan diSolo 15shy16 September 2003Toury G

1995 Descriptive Translation Studies and Beyond AmsterdamJohn Benjamins

Vermeer H J 2000 Skopos and commission in translational action (A Chesterman Trans) In L Venuti (Ed)The translation studies reader (pp 221shy32) London Routledge

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

id 221Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 222Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 223Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 224Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

11 Langkah dalam Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa langkah dalam menerjemahkan novel

Secara sederhana penerjemah adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengalihkan pesan tertulis daribahasa sumber ke bahasa sasaran Dengan kata lain bahwa menerjemahkan melibatkan dua bahasa yangmemungkinkan akan terjadi suatu alih kode Namun menerjemahkan tidak hanya sekadar alih kode tetapi jugasebuah profesi yang memerlukan pendidikan dan pelatihan pada tingkat lanjutanDi dalam penerjemahan novel penerjemah adalah orang yang sangat memperhatikan terhadap penerjemahanteksshyteks susastra Penerjemah novel secara umum menerjemahkan suatu teks dengan tulisan yang indahdengan memperhatikan bahasa bentuk dan isi teks (Newmark 19881) Penerjemah novel berperan aktif dalamkegiatan kreatif penulis dan kemudian menciptakan struktur kalimat dan tanda dengan cara menyesuaikan teksdalam bahasa sasaran dengan teks dalam bahasa sumber sedekat mungkin Penerjemah memikirkan denganmendalam mengenai kualitas teks novel yang diterjemahkan dan keberterimaannya dengan pembaca sasaran Penerjemahan novel sebagai proses pengalihan pesan tidak hanya melibatkan dua bahasa yang berbeda yaitubahasa sumber dan bahasa sasaran namun juga melibatkan kondisi sosiobudaya yang berbeda karena suatuteks dalam penerjemahan berada dalam konteks sosiobudaya yang terkait dengan

bahasa sumber dan bahasa sasaran Oleh karena itupenerjemahan novel tidak bisa dilihat hanya sebagai upaya menggantikan teks dalam satu bahasa ke teksbahasa lain Faktor lain yang sangat dibutuhkan adalah adanya suatu kompetensi mengenai suatu wacanauntuk menghasilkan suatu terjemahan yang benar secara sintaktik tepat makna memenuhi unsur kewajaranketerbacaan dan secara sosial berterima di dalam suatu konteks yang didasari budaya Apabila

yang diupayakan oleh seorang penerjemah adalah pengungkapan kembali pesan bahasa sumber dalambahasa sasaran makateks sasaran haruslah sepadan dengan teks sumber yaitu dua teks yang isi dan gayanya dapat dipahamisecara sama oleh penerima (pembaca) masingshymasing teks

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran

Sebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Oleh sebab itu penerjemah novel perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang latarbelakang sosiokultural dari bahasa sumber tersebut memiliki pengetahuan dan kualitas khusus (kesusastraandan estetika dan artistika kebahasaan) harus dapat mengidentifikasi unsurshyunsur susastra dan memilikipemahaman budaya dan nilaishynilai karya susastra yang diterjemahkan serta memahami karya susastra secaramenyeluruhDi dalam menerjemahkan novel sangat mungkin penerjemah menemukan kesulitanshykesulitan baik kesulitandalam aspek budaya misalnya kesulitan penerjemah dalam mencari padanan istilah yang berkaitan dengan

materi dan peristiwa budaya kesulitan dalam aspek susastra misalnya penerjemahan karakterisasi tokoh yangsepadan dengan keadaan masyarakat pembaca novel penerjemahan maupun juga kesulitan dalam aspekkebahasaan misalnya dalam menerjemahkan struktur kalimat yang sangat panjang dan tata bahasa yang rumitLatar belakang penerjemah dan langkahshylangkah yang dilakukan oleh penerjemah di dalam menerjemahkannovel sangat menarik untuk dicermati Analisis penerjemahan novel yang didasarkan pada analisis karyaterjemahan semata dapat diduga bahwa kualitas terjemahan yang dihasilkan tidak akan memberikanpemahaman yang mendalam dan menyeluruh hal ini karena karya terjemahan dihasilkan melalui suatu prosespenerjemahan dan baikshytidaknya karya terjemahan sangat tergantung pada kompetensi dan strategi penerjemahdalam melakukan proses penerjemahan dan penerjemah adalah pelaku utama (main agent) prosespenerjemahan karenanya pembuatan keputusan penerjemah sangat dipengaruhi oleh latar belakang dankompetensinya Pekerjaan menerjemahkan sebagaimana pekerjaanshypekerjaan yang lain memerlukan sejumlah syarat agar bisaberkualitas Karena penerjemahan termasuk bidang jasa si pemberi jasalah yang merupakan modal utamanyaSeorang penerjemah (yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) harus menguasai bahasa Indonesiadengan sangat baik baik ragam tulis maupun lisan Selain itu penerjemah juga mutlak harus menguasai bahasasumber dengan sangat baik karena tanpa menguasai bahasa sumber dengan baik mustahil seseorang bisamenerjemahkan dengan hasil yang memuaskan Syarat lain adalah mengenal dengan baik bahan yang akanditerjemahkan mengetahui cara menggunakan sumber bantuan misalnya cara menggunakan kamus (baikkamus manual maupun kamus online) sumber informasi di internet dan sumber bantuan lain berupa milis parapenerjemah Yang terakhir yang juga diperlukan oleh penerjemah adalah ketrampilan menggunakan beberapaprogram komputer semacam Trados Dejavu Wordfast dan lainshylain untuk membantu penerjemah membanguntranslation memory di komputernya untuk memudahkan penerjemahan baik dokumen maupun novel yang selaludiperbarui Istilah penerjemah itu pada dasarnya ada dua yaitu penerjemah umum (generalist) dan penerjemah khusus(specialist) Penerjemah umum yaitu penerjemah yang bekerja seperti pemborong yaitu menerima semuanaskah dalam bentuk apapun (bunga rampai) untuk diterjemahkan misalnya naskah kedokteran hukumkomputer dan sebagainya Sedangkan penerjemah khusus adalah penerjemah yang mengkhususkan padanaskahshynaskah terjemahan tertentu misalnya novel legal document dan sebagainya Penerjemah sendiridalam pengakuannya lebih suka atau tertarik dengan spesialisasi pada penerjemahan novel karena denganmenerjemahkan novel akan menambah wawasan ilmu katashykata baru sedangkan kalau menerjemahkandokumen legal hanya kopishypaste sudah selesaiKarena penerjemah adalah sebagai profesi dan bukan karir maka untuk menjaga tingkat keprofesian tersebutseorang penerjemah harus terusshymenerus memupuk kualitas penerjemahannya menjadikan penerjemahansebagai aktivitas sampai akhir hayat dan yang terpenting adalah menjalin komunikasi dengan kliennya dengantetap memberikan kepercayaan bahwa kita (penerjemah) mumpuni dalam menerjemahkan Menurutpenerjemah kunci untuk menghasilkan terjemahan yang baik adalah bukan hanya karena gelar akademik sajanamun lebih pada bagaimana menjadi seorang penerjemah yang berkualitas Gelar akademik penting terutamauntuk meningkatkan status penerjemah dalam lingkup akademik namun di dalam profesi kerja bukti nyataseorang penerjemah yang berkualitaslah yang akan menjadi tolok ukur dalam keberhasilan terjemahan dan halini akan berlangsung dalam simbol yang saling menguntungkan Misalnya penerjemah yang pada awalnyamelamar ke penerbit dan kemudian dinyatakan layak oleh penerbit sebagai partner kerja lantas diberikepercayaan untuk menerjemahkan sebuah novel Apabila kemudian novel tersebut diterbitkan biasanya selainmendapatkan royalti penerjemah juga akan mendapatkan novel aslinya dari penerbit Hal ini tentunya akanmemberikan semangat yang luar biasa bagi penerjemah untuk terus menerjemahkan dan penerbit tentu sajaakan terus mendapatkan keuntungan karena novel atau buku yang mereka terbitkan dinikmati oleh banyakkonsumen Di dalam menerjemahkan novel penerjemah pada dasarnya menggunakan langkahshylangkah sebagai berikutmelakukan persiapan menerjemahkan dan mengedit terjemahan Persiapanshypersiapan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu persiapan umum dan persiapankhusus Persiapan umum yang dilakukan adalah membaca teks secara keseluruhan sebelum diterjemahkan Halini dilakukan penerjemah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai isi novel dan gaya berceritayang ada di dalam novel tersebut Selain itu penerjemah melakukan searching atau browsing internet sebelummenerjemahkan Searching atau browsing internet ini menurut penerjemah sangat penting dilakukan sebelumkegiatan menerjemahkan yaitu untuk mempercepat pekerjaan menerjemahkan dan mendapatkan berbagaireferensi pendukung yang berkaitan dengan isi novel Persiapan umum lain yang dilakukan penerjemah adalahmempersiapkan kamus yang cukup layak yaitu koleksi berbagai macam kamus baik kamus ekabahasa maupundwibahasa kamus manual maupun kamus online baik kamus umum maupun kamus khusus Persiapanberbagai macam kamus ini amat penting menurut penerjemah karena dalam menerjemahkan seringkaliterdapat katashykata maupun kalimat yang dicuplik dari katashykata atau kalimat dari bahasa lain Misalnyabeberapa kata khusus di dalam novel yang sebenarnya diambil dari bahasa Latin (kata nudibrance dan lainshy

lain) dan katashykata tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran dan tidak boleh ada makna dalamkatashykata tersebut yang tidak diterjemahkan Beberapa kamus yang sering digunakan penerjemah adalahLongman Dictionary Oxford Dictionary Webster Dictionary Longman CDshyROM Dictionary Encarta CDshyROMDictionary CDshyROM Collins COBUILD Dictionary National Geography Dictionary Thesaurus dan EnsiklopediaDi dalam menerjemahkan novel penerjemah paling sering menggunakan kamus Longman CDshyROM Dictionarykarena kamus tersebut sangat mewakili katashykata ataupun istilahshyistilah khusus yang ada di dalam noveltersebut Adapun yang dimaksud dengan persiapan khusus yang dilakukan penerjemah adalah mempelajari pengetahuanyang berkaitan dengan isi teks novel yang akan diterjemahkan Oleh karena itu persiapan khusus yangdilakukan penerjemah adalah secara penuh memahami istilahshyistilah yang termuat dalam indeks Persiapankhusus lainnya adalah membaca berbagai novel baik novel terkini maupun terdahulu dan berbagai artikel yangberhubungan dengan halshyhal khas ataupun istilahshyistilah khusus yang terdapat di dalam novel dan sekaligusuntuk menambah wawasan dan membuka kembali schemata maupun translation memory Hal lain yang takkalah pentingnya di dalam persiapan khusus ini adalah memperhatikan masalah gaya Menurut penerjemahmenerjemahkan novel tidak hanya sekadar memindahkan katashykata atau kalimatshykalimat saja tetapi jugadiperlukan hiasanshyhiasan atau aksesorishyaksesori dan nuansa katashykata indah Masalah gaya yang dimaksud olehpenerjemah adalah bagaimana mempertimbangkan masalah panjangshypendek kalimatparagraf lebar atau luashalaman jenis font dan jarak baris ukuran kertas jenis kolom dan yang paling penting adalah menjangkaualam pikiran pembaca memperhatikan situasi atau konteks kejadian cerita yang ada di dalam novel ke dalamkonteks atau situasi para pembacaDalam menerjemahkan novel yang dilakukan penerjemah adalah berusaha menerjemahkan dengan setepatshytepatnya Menerjemahkan dengan setepatshytepatnya ini bukan berarti menerjemahkan kata per kata ataumenerjemahkan secara harfiah namun lebih pada penyediaan pilihanshypilihan kata sebanyak mungkin yang telahdikembangkan dari indeks katashykata dalam menerjemahkan novel yang kemudian diselaraskan dengan situasipembaca Misalnya menerjemahkan kata walk Kata tersebut tidak langsung diterjemahkan secara harfiahberjalan Tapi perlu dilihat konteksnya apakah istilah walk yang dimaksud adalah berjalan naik tangga berjalanterseokshyseok berjalan gontai atau berjalan yang bagaimana karena berjalan naik tangga tentunya akanmemiliki konteks yang berbeda dengan berjalan terseretshyseret ataupun berjalan dengan berat Pilihanshypilihankata inilah yang harus disediakan oleh penerjemah Setelah persiapan langkah selanjutnya yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel samahalnya dengan menerjemahkan novelshynovel yang lain yaitu menulis hasil terjemahan di komputer sambilmencari hasil penerjemahan katashykata dan frase sebelumnya di dalam translation memory mencari makna darikatashykata yang sulit diterjemahkan di dalam kamus (biasanya kamus online) memahami makna kata tersebutsecara mendalam berdasarkan konteksnya (misal novel bercerita tentang kehidupan laut maka perlu melihatpada National Geography Dictionary) mengakses dan mendalami sumbershysumber rujukan lain di internet danmenulis ulang kata atau kalimat yang telah diterjemahkan ke dalam ekspresi yang lain Di dalam menulis hasil terjemahan tersebut hal yang hampir bersamaan dilakukan adalah mempertimbangkanjenis kata yang sesuai dengan keadaan selera dan tujuan pembaca Maksudnya adalah untuk kalanganpenikmat terjemahan yang bagaimanakah yang akan menjadi pembaca terjemahan tersebut Apakah noveltersebut ditujukan untuk kalangan akademik anakshyanak atau remaja Menerjemahkan yang berdasarkanfungsinya inilah yang menurut penerjemah akan menjadi terjemahan yang baik yaitu terjemahan yang setepatshytepatnya sesuai dengan selera pembaca teks sasaran ( di dalam pengungkapan makna teks sumber ke dalamteks sasaran penerjemah berusaha mengupayakan penggunaan bentukshybentuk kebahasaan yang lebih disukaioleh pembaca teks sasaran) Menurut penerjemah menyelami pembaca ini sangatlah penting apalagi di dalammenerjemahkan sebuah novel Misalnya ketika membaca novel yang berlatar kehidupan laut penerjemahmembayangkan untuk mengajak pembaca menyelami konteks ceritashycerita di laut jenisshyjenis makhluk hiduplaut dan sebagainya Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang yang dilakukan penerjemah berikutnya adalah memutuskanapakah menggunakan kata pinjaman (loan words) katashykata yang dinaturalisasikan ataukah menggunakansinonim di dalam teks sasaran dan apabila memungkinkan juga menciptakan katashykata terjemahan baru yangmemang tidak ada sebelumnya Di dalam memutuskan penggunaan katashykata ini tidak jarang penerjemah harusberkonsultasi dengan para penerjemah lain dosen bahasa Inggris dan terkadang dengan dosenshydosen lainyang menguasai bidang atau katashykata teknis khusus yang ada di dalam novelBerikutnya adalah menuangkan katashykata yang telah diputuskan ke dalam draft terjemahan Penerjemahmembuat dratf terjemahan dahulu dan menandai bagianshybagian yang sulit diterjemahkan untuk ditindaklanjutinantinya Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan katashykata yang sulit tersebut sekitar satuminggu sementara katashykata yang mudah (dalam arti katashykata harfiah dan umum) mengalir begitu saja karenapenerjemah sudah sering menerjemahkan katashykata yang sejenis Langkah terakhir yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel adalah merevisi novelterjemahannya Penekanan revisi biasanya adalah pada kualitas kebahasaan teks terjemahan dan kealamian

id 225Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

terjemahan yang dihasilkan Setelah beberapa perbaikan dilakukan berikutnya adalah melakukan revisi akhirdan membiarkan hasil terjemahan tersebut selama satu atau dua minggu Hal ini dilakukan untuk mendapatkanhasil akhir terjemahan yang benarshybenar alamiMenerjemahkan halshyhal yang khas dalam sebuah novel penerjemah membutuhkan waktu dan pemikirantersendiri Dalam arti bahwa penerjemah harus memikirkan dalamshydalam dan matangshymatang pilihan padananyang akan diberikan hal ini karena halshyhal yang khas ini memiliki karakter tersendiri di dalam novel Menurutpenerjemah halshyhal yang khas tersebut meliputi penerjemahan istilahshyistilah yang khusus di dalam teks sumberyang tidak dijumpai atau tidak ada padanannya di dalam teks sasaran Misalnya namashynama hewan yang hidupdi laut di pesisir yang memang hanya berhabitat di dekat lautan Pasifik misalnya ikan nudibranch The Jesusstar dan hewanshyhewan laut tersebut tidak dijumpai di perairan Indonesia Halshyhal khas lainnya menurutpenerjemah adalah istilahshyistilah budaya di dalam novel sumber misalnya frasa Malboro Man zombie smile dan juga gaya bahasa Di dalam mempertimbangkan secara matang padanan yang akan diberikan menurut penerjemah yang sangatdiperlukan adalah kemampuan untuk mengungkapkan konteks yang melingkupi kata atau frase yang akanditerjemahkan atau yang sering disebut dengan background knowledge Misalnya di dalam menerjemahkanfrasa Malboro Man penerjemah perlu melihat secara menyeluruh makna dari frasa tersebut apa dengan caramengajukan beberapa pertanyaan misalnya apakah Malboro itu Malboro Man itu memiliki karakterbagaimana adanya di mana dan sebagainya Setelah mengetahui jawaban pertanyaanshypertanyaan tersebutkemudian baru penerjemah memberikan padanan yang sesuaiPada saat menemukan katashykata yang sulit biasanya yang paling sering dilakukan penerjemah adalah membuatcatatan kaki atau menetralisir atau menaturalisasi kata tersebut Catatan kaki sifatnya adalah sebagai suatukomentar atau catatanshycatatan kecil yang diperlukan untuk memberikan tambahan informasi Misalnya padasaat menerjemahkan kata bell penerjemah membuat catatan kaki mengenai istilahshyistilah dalam bahasasasaran yang memiliki beberapa makna Kata bell bisa dipadankan dengan lonceng ataupun genta Catatan kakiyang diberikan adalah penambahan informasi bahwa yang disebut dengan lonceng adalah bel yang bentuk danukurannya kecil dan cukup dibunyikan saja sementara genta adalah bel yang bentuk dan ukurannya besar biasanya adanya di kuil dan membunyikannya dengan cara diayun kemudian dipukulkan Menetralisir ataumenaturalisasi kata atau frase sering dilakukan penerjemah terutama bila berhubungan dengan namashynamaekologi maupun budaya di dalam teks sumber Misalnya frasa his babyshyblue El Camino

di dalam novel The Highest Tidedinaturalisasikan menjadi mobil El Camino birunyaNamun apabila sudah benarshybenar tidak ada ide lagi maka yang dilakukan penerjemah adalah menyelami danmempraktekkan sendiri katashykata tersebut karena di sini (menurut penerjemah) menerjemahkan tidak lagimasalah kamus grammar maksud pengarang namun sudah berada di dalam konteks yang harus benarshybenardilakukan dan kemudian memutuskan untuk menghilangkan kata tersebut atau menciptakan sendiri kata yangsepadan Di dalam menerjemahkan karya susastra maka penerjemah tidak bisa hanya menerjemahkan maknanya sajanamun ada hal lain yang perlu dipertimbangkan dengan matang yaitu mengenai kemana arah pesan di dalamnovel sumber yang akan disampaikan ke pembaca dan untuk tujuan apa terjemahan tersebut disampaikandalam arti bahwa menarik dan tidaknya novel yang diterjemahkan akan sangat bergantung pada carapenerjemah menyampaikan pesan yang ada di dalam novel tersebut kepada para pembacanya Hal lain yangmembuat menarik adalah bagaimana penerjemah novel mengurangi atau menambahkan makna di dalam tekssasaran untuk membuat teks sasaran lebih hidup sebagaimana dicontohkan dalam teks berikut008HTChap1Pg6PLBb1Hal15

Tsu I stopped and waited with them to actually see the moment when the tide started returning with its invisiblebuffet of plankton for the clams oysters mussels and other filter feeders It was right then ankle deep in theSound feet numbing eyes relaxed that I saw the nudibranch

Tsa Aku ikut diam menunggu lalu kusaksikan sendiri detikshydetik ketika laut kembali pasang dan membawajutaan plankton yang lezat untuk remis tiram remis kepah dan makhlukshymakhluk pemakan plankton lainnyaSaat itulah ketika sedang berdiri di kubangan lumpur Puget Sound dengan kaki mati rasa kulihat seekornudibranch

Di dalam teks tersebut penerjemah berusaha menghilangkan atau tidak menerjemahkan kata yang terdapat didalam teks sumber eyes relaxed (frase digarisbawahi sendiri oleh penulis) ke dalam teks sasaran Hal inibarangkali untuk membuat teks sasaran menjadi lebih hidup atau memenuhi unsur kewajaran di dalam teks

id 226Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

id 227Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 228Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

Penerjemahan secara umum dipahami sebagai pengalihan pesan dan gaya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran(Ibrahim (20081) Pym (20071) Xiaoshu (20032) Shiyab (20035) Untuk itu penerjemah paling tidakmelakukan dua kegiatan yaitu memahami makna bahasa sumber dan merekonstruksi makna yang telahdipahaminya itu ke dalam bahasa sasaran Untuk memahami makna bahasa sumber penerjemah tidak dapathanya menerapkan pengetahuannya tentang kaidahshykaidah (grammar) bahasa sumber tetapi ia juga harusmempertimbangkan konteks digunakannya bahasa sumber itu Hal yang sama terjadi ketika ia harusmerekonstruksikan makna yang telah dipahaminya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranIa perlu menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan pembaca sasaran materi yang diterjemahkan tujuanpenerjemahan dan sebagainyaLangkahshylangkah di dalam menerjemahkan novel di atas selaras dengan pernyataan Sumarno (199713)Menurut Sumarno proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan oleh seorang penerjemahpada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelum menerjemahkan suatu teksseorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yangdimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Sumarno di atas selaras dengan proses penerjemahan yang telahdinyatakan oleh Nida (197580) yang membagi proses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1)analysis (2) transfer dan (3) restructuring Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatanyang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan (juga Suryawinata 198980) terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2)pengalihan pesan dan (3) restrukturisasi Lebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiPada tahap analisis sebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemahselalu dihadapkan pada teks sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahapanalisis ini yang dapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks sumber (Nababan200325shy26) Kegiatan membaca teks sumbers dimaksudkan untuk memahami isi teks sumber tersebut Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa itu(Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Sebagaimana diketahui setiap bahasa memiliki bentuk dan makna Bentuk bahasa yang dalam bahasa tulisdisebut teks dapat berupa kata frase klausa kalimat atau wacana Sementara itu makna bahasa yaitu apayang terkandung di dalam bentuk bahasa dapat berupa makna leksikal makna gramatikal makna tekstualmakna kontekstual makna sosiokultural dan makna implisit Untuk memahami kalimat bahasa sumber orangdituntut untuk memahami tidak saja makna masingshymasing kata yang terdapat di dalam kalimat itu melainkanjuga hubungan dari masingshymasing kata tersebut Kadangkala suatu kalimat mengandung makna lebih darisekadar makna harfiah namun ada makna lain yang ingin diungkapkan selain yang tersurat Untukmemahaminya orang perlu mempertimbangkan konteks digunakannya kalimat tersebut

id 229Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 230Plagiarism detected 002 httpsdianamayasaristkipjbwordpr

id 231Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 232Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

Pada tahap pengalihan (transfer) seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuksemua kata frase klausa kalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padananini terjadi di batin seorang penerjemah (Sumarno 200317) Kata frase klausa kalimat dan bahkan seluruhwacana tersebut dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karenakadangshykadang terdapat ungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasarandan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasasasaranPada langkah transfer tersebut penerjemah melakukan pemindahan makna teks yang diperoleh dari hasilanalisis pada langkah pertama tersebut

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDi sini ia di tuntut mencari dan menentukan padanan dalam bahasa sasaran pada setiap tingkatan atau unsurdalam bahasa sumber mulai dari

kata frase klausa kalimat hingga wacanaMengingat tidak ada dua bahasa yang identik penerjemah boleh jadi akan mengalami kesulitan pada fase iniKesulitan tersebut dapat berasal dari elemen internal bahasa atau dari elemen luar bahasa Kesulitan internalberkaitan dengan sistem bahasa itu sendiri seperti mencari padanan tenses Kesulitan eksternal berkaitandengan elemenshyelemen di luar sistem bahasa seperti kesulitan budayaDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Pada tahap penyelarasan (restructuring) tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno2003 17) yaitu setelah penerjemah menemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemahharus menuangkan semua padanan tersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebutungkapanshyungkapan di dalam bahasa sasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan ataupenyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari Tsu tetapi dikendalikan oleh fungsi Tsa yang ingin dicapai di dalam budayasasaran dengan fungsi Tsa yang ditentukan oleh penerimanya Pada langkah restrukturisasi penerjemah menyusun padanan

pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranRestrukturisasi pesan tersebut dilakukan berdasarkan kaidahshykaidah bahasa sasaran yang berterima sehinggapesan tersebut dapat dipahami secara wajar oleh pembaca sasaran Apabila dimungkinkan penerjemahdiharapkan mampu memberikan nuansa terjemahannya sedemikian rupa sehingga pembaca tidak merasabahwa ia sedang membaca karya terjemahan Hal itu sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas bahwapenerjemahan tidak sekadar membuat pembaca sasaran memahami pesan tetapi juga memiliki respon yangrelatif sama dengan pembaca bahasa sumber ketika mereka membaca teks bahasa sumber Di sini penerjemahdituntut menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan konteks penggunaan bahasa

ReferensiIbrahim Fatima Ahmed 2008 Problems of Dynamic Equivalence in Translation Online Translation Article (

id 233Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 234Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 235Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 236Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 237Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

httpwwwTranslationDirectorycom )

Nababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nida Eugene A 1975 Language Structure and Translation Stanford University Press California

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)

Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )

Shiyab Said et al 2003 Can Literary Style Be Translated Journal Article in Editions UNESCO 1 Francehttpaccurapidcomjournal

Sumarno Thomas 1997

Proses dan Hasil Terjemahan Haluan Sastra Budaya no 32 ThXVI Oktober 1997

Xiaoshu Song 2003 Translation of Literary Style Journal of Translation Volume 7 Number 1 ChineseTranslators Journal (httpaccurapidcomjournal23stylehtm)

Zuchridin Suryawinata 1989 Terjemahan Pengantar Toeri dan Praktek Jakarta Depdikbud Dirjen DiktiPPLPTK

Plagiarism DetectorYour right to know the authenticity

Page 5: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan

id 13Plagiarism detected 062 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 14Plagiarism detected 014 httpswwwcourseherocomfile393

id 15Quotes detected 002 in quotes

id 16Plagiarism detected 008 httpswwwcourseherocomfilep2i + 3 more resources

2Jenisshyjenis Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan jenisshyjenis penerjemahan kelebihan dan kekurangan masingshymasing jenispenerjemahan tersebut

Ada beberapa jenis

penerjemahan yang perlu dipahami oleh setiap penerjemah Jenisshyjenis penerjemahan yang dimaksud adalahpenerjemahan kata demi kata penerjemahan bebas penerjemahan harfiah penerjemahan dinamikpenerjemahan estetikshypuitik penerjemahan komunikatif penerjemahan semantik penerjemahan etnografikpenerjemahan pragmatik dan penerjemahan linguistik Pada saat menerjemahkan suatu teks penerjemahbiasanya tidak hanya menggunakan satu jenis penerjemahan saja ia bisa menggunakan berbagai jenispenerjemahan sesuai dengan materi dan model atau jenis teks yang diterjemahkan misalnya teks puisi teksilmiah prosa inspiratif dan sebagainyaMakna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam Bsa yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang adadalam bahasa sumber Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemah yang baik harus mampumenganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalam tataran leksikal frasakalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalam bahasa sasaranJenisshyjenis penerjemahan sebagaimana di atas memiliki beberapa kelebihan dan kelamahan apabiladiterapkan di dalam proses penerjemahan Adapun beberapa kelebihan dan kelemahan tersebut diuraikansebagai berikut

1)

Penerjemahan Kata demi KataPenerjemahan kata demi kata adalah suatu penerjemahan yang masih terikat pada tataran kata seperti yangada dalam Bsu sehingga jenis penerjemahan ini masih dikatakan mempertahankan bentuk Bsu ke dalam BsaCatford (197425) menjelaskan bahwa penerjemahan kata demi kata masih

ldquo hellip rankshybound at word rankrdquo

Ini mengisyaratkan bahwa bentuk dan tata urutan kata dalam Bsa terikat penuh oleh tata urutan kata Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahsifatnya yang mampu menghadirkan presisi terjemahan yang mensyaratkan suatu susunan kata dalam kalimatterjemahan sama persis dengan susunan kata dalam kalimat aslinya Dalam penerjemahan ini penerjemahhanya berusaha mencari padanan kata Bsu ke dalam Bsa tanpa mengubah strukturnya Jadi penerjemahan inihanya bisa dilakukan jika antara Bsu dan Bsu mempunyai kaidah dan struktur yang sama Kelemahan dari jenis penerjemahan ini adalah ketidakmampuannya di dalam menerjemahkan jenis teks bahasayang mempunyai bentuk frasa dan kalimatshykalimat yang lebih kompleks Penerjemahan jenis ini sebaiknyadihindari karena hasilnya akan sulit dipahami dan tampak kaku Sebagai gambaran mengenai jenispenerjemahan ini bisa dilihat contoh sebagai berikutBsu Two third of the applicants are interested in studying technology management

Bsa Dua ketiga dari itu pelamarshypelamar adalah tertarik dalam mempelajari teknologi manajemen (Nababan200330shy31)

Terjemahan diatas urutan kata demi katanya masih terikat dengan urutan kata demi kata seperti dalam Bsukarena itu terjemahan itu tampak tidak wajar dan tidak berterima dalam Bsa sehingga maknanya sulit dipahami

id 17Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 18Plagiarism detected 002 httpslinguashybahasablogspotcom + 3 more resources

id 19Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 20Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfile393

2 Penerjemahan BebasPenerjemahan bebas asalah penerjemahan yang tidak terikat lagi pada tataran kata demi kata dan kalimattetapi lebih cenderung mencari padanan makna menurut bentuk yang berterima dalam Bsa (Nababan 200331)

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahkesetiaannya pada pesan yang terkandung dalam bahasa sumber Penerjemah bebas berusaha mengalihkanmakna dalam Bsa dengan berbagai macam cara tetapi ia tidak boleh mengurangi atau menambah informasibaru yang tidak terdapat dalam Bsu Ungkapan idiomatik dan peribahasa seringkali diterjemahkan ini adalahsebagai berikutBsu Killing two birds with one stoneBsa Menyelam sambil minum air Terjemahan seperti tampak di atas katashykata yang digunakan tidak lagi terikat pada katashykata yang digunakandalam Bsu Walaupun demikian makna

yang ada dalam Bsu dan Bsamasih sepadan karena tidak ada makna yang hilang atau berkurang dalam Bsa Jenis penerjemahan ini lebihmementingkan isi daripada padanan kata dan bentuk kalimat Jadi penerjemahan bebas lebih menekankan padakesetiaan makna yang disampaikan dalam berbagai bentuk yang wajar dan berterima dalam BsaKelemahan dari jenis penerjemahanini adalah sifatnya yang sering tidak terikat pada pencarian padanan kataatau kalimat tetapi pencarian padanan itu cenderung terjadi pada tataran paragraf atau wacana Penerjemahharus mampu menangkap amanat dalam bahasa sumber pada tataran paragraph atau wacana secara utuh dankemudian mengalihkan serta mengungkapkannya dalam bahasa sasaran Hal itu sukar dilakukan terutama olehpenerjemah yang belum berpengalaman

3) Penerjemah harfiahPenerjemahan harfiah bisa dikatakan terletak diantara penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebasPenerjemahan ini mulashymula seperti penerjemahan kata demi kata tetapi kemudian diadakan perubahanshyperubahan seperlunya mengenai tata bahasa sesuai dengan tata bahasa yang berlaku dalam Bsa (Nababan200332) Urutan kata dalam penerjemahan harfiah tidak lagi persis sama seperti dalam Bsu tetapi urutan katashykatanya sudah disesuaikan dengan struktur

Bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan inibahwa penerjemahan harfiah sudah melakukan penyesuaian bentuk dalam Bsa Sebagai contoh penerjemahanharfiah bisa dilihat terjemahan berikutBsu His hearth is in the right placeBsa Hatinya ada ditempat yang benarTerjemahan di atas adalah terjemahan harfiah dimana terjemahan ini masih terikat pada katashy

kata seperti yang ada dalam Bsutetapi susunan katashykata dalam terjemahan tersebut telah disesuaikan dengan gramatikal BsaKelemahan dari jenis penerjemahan ini adalah sifatnya yang berubahshyubah secara mendadak dan cenderungtidak setia Sekali waktu jenis ini melakukan proses rankshyboud translation dengan tetap pada tataran (rank) yangsama (morpem kata klausa atau kalimat) dan suatu saat akan sangat melebar menjadi unbounded translationsehingga akan sukit dikontrol

4) Penerjemahan DinamikPenerjemahan dinamik adalah penerjemahan yang berusaha mencari padanan makna dengan menggunakanungkapanshyungkapan yang wajar dalam Bsa Maka penerjemahan ini sering juga disebut sebagai penerjemahanwajar (Nida dalam Soemarno 19976) Kelebihan dari jenis ini bahwa penerjemahan ini selalu mencari padanan makna yang selalu dikaitkan dengankonteks budaya Bsa Segala sesuatu yang berbau asing atau kurang bersifat alami baik yang menyangkutbudaya maupun dalam pengungkapannya dalam Bsa sedapat mungkin dihindari Suryawinata (dalamSoemarno 19976) menjelaskan bahwa di dalam penerjemahan dinamik ini penerjemah mencari padanan atauekuivalen

id 21Plagiarism detected 007 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 22Quotes detected 093 in quotes

id 23Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom + 4 more resources

yang sedekat mungkindengan teks aslinya dalam Bsu tidak kata demi kata atau kalimat demi kalimat tetapi harus memperhatikanmakna tekssecara keseluruhan Penerjemahan dinamik sangat memperhatikan kekhususan masingshymasing bahasaSebagai contoh bisa dilihat trjemahan sebagai berikutBsu The author has organized this book since 1995Bsa Penulis telah menyusun buku ini sejak tahun 1995 (Nababan 200334)Untuk menghindari ketidakwajaran terjemahan maka kata organized yang sebenarnya bermakna

lsquomengorganisasi lsquo oleh penerjemah telah dialihkan menjadi lsquomenyusunrsquo dalam Bsa Hal ini dilakukan untukmembuat terjemahan itu terkesan wajar dalam BsaKelemahan dari jenis terjemahan ini adalah ketidaktaatan atau ketidaksetiaan pada bentuk Hal ini karena jenisini sangat mengutamakan pengalihan amanat bahasa sasaran

5) Penerjemahan EstetikshyPuitikPenerjemahan estetikshypuitik adalah penerjemahan yang biasanya dilakukan untuk menerjemahkan karyashykaryasastra seperti puisi prosa dan drama yang menekankan konotasi emosi dari gaya bahasa Penerjemah tidakhanya menekankan pada penyampaian informasi tetapi juga menekankan pada masalah kesan emosi dangaya bahasa dengan mempertimbangkan keindahan bahasa sasaran (Nababan 200335) Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang tidak hanya pada masalahpenyampaian informasi saja namun juga pada penekanan konotasi emosi dan gaya bahasaKelemahannya adalah bahwa jenis penerjemahan ini sangat sulit untuk dilaksanakan karena sastra suatubahasa sangat berbeda dengan sastra bahasa yang lain demikian pula budaya yang melatarbelakanginyaBisa pula dikatakan bahwa untuk menerjemahkan karya sastra sangat dilematis Jika penerjemah harusmempertahankan isi pesan yang ada dalam Bsu ke dalam Bsa berarti ia akan mengorbankan bentuknya Disisi lain ketika penerjemah harus mempertahankan bentuk dan keindahan bahasanya itu berarti penerjemahharus mengorbankan isinya Secara ekstrim ada pakar penerjemahan yang mengatakan bahwa penerjemahankaryashykarya sastra seperti puisi syair gurindam dan sebagainya tidak mungkin bisa dilakukan Pendapat itubenar adanya karena sebenarnya keindahan yang ada pada bahasa satu berbeda dengan keindahaan dalambahasa lain Sebagai gambaran tentang penerjemahan estetikshypuitik bisa dilihat contoh berikutSenja di Pelabuhan KecilIni kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang rumah tua pada ceritatiang serta temali kapal perahu tidak berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpauthelliphelliphelliphelliphellip(oleh Chairil Anwar)This time no onersquos looking for lovebetween the sheds the old house in the makeshybelieveof poles and ropes A boat a prau without waterpuff and blows thinking therersquos something it can catchhelliphelliphelliphelliphellip(Translated by Burton Raffel dalam Kasbolah 199012)Terjemahan tersebut adalah terjemahan puisi

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa InggrisMakna dalam Bsu tampaknya bisa disampaikan dengan baik oleh penerjemah ke dalam Bsa meskipun nampakbahwa gaya atau style penerjemah di dalam menerjemahkan puisi tersebut berbeda dan pada ujungnyamempengaruhi nuansa keindahan puisi yang diterjemahkan Ini menunjukkan bahwa menerjemahkan puisi sulitdilakukan ke dalam bahasa lain karena keindahan dalam bahasa yang satu belum tentu indah dalam bahasayang lain

6) Penerjemahan KomunikatifNewmark (198162) mengemukakan pandangannya tentang fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi melaluipernyetaannya sebagai berikut

id 24Quotes detected 007 in quotes

id 25Quotes detected 0 in quotes

id 26Quotes detected 0 in quotes

id 27Plagiarism detected 037 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 28Plagiarism detected 102 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

ldquohelliptranslation is basically a means of communication ora manner of addering one or more persons in the speaker presencerdquoSementara itu Soemarno (19977) menjelaskan bahwa penerjemahan komunikatif adalah bentuk penerjemahanyang selalu berusaha untuk menimbulkan

lsquoefekrsquopada pembaca terjemahan seperti

lsquoefekrsquoyang

dirasakan oleh pembaca asli pada waktu mereka membaca teks aslinya Dengan demikian penerjemah sebagai komunikator sekaligus mediator antara penulis teks asli denganpembaca terjemahan harus menyampaikan pesan kedalam Bsa yang sedapat mungkin sama dengan pesanyang ada dalam Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah fungsi utamanya sebagai suatu alat untuk menyampaikan ataumengungkapkan suatu gagasan atau perasaan orang lain Jenis ini juga menaruh perhatian akan pentingnyasemua unsur di dalam proses penerjemahan yaitu unsurshyunsur seperti bahasa sumber dan bahasa sasaranbudaya penulis teks asli penerjemah keefektifan bahasa terjemahandan pembaca terjemahanBerikut adalah contoh penerjemahan komunikatifBsu awas anjing galakBsa Beware of the dog (bukan Beware of the viciousdog)(Nababan200341)

Kelemahan dari jenis penerjemahan ini bahwa persyaratan yang ketat agar bahasa terjemahan mempunyaibentuk makna dan fungsi Hal ini perlu mendapatkan perhatian karena ada kemungkinan suatu kalimat sudahbenar secara sintaksis tetapi maknanya tidak logis atau bentuk dan maknanya sudah benar namunpenggunaannya tidak tepat seperti contoh di bawah ini1 I told that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini salah meskipun maknanya logis)2 I told the star that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini bnar tetapi maknanya tidak logis)

7) Penerjemahan semantikNewmark dalam Soemarno (19977) menegaskan bahwa penerjemahan semantik berusaha untukmengalihkan makna kontekstual Bsu yang sedekat mungkin kedalam struktur sintaksis dan semantik BsaSenada dengan itu Nababan (200344) menjelaskan bahwa penerjemahan semantik terfokus pada tatarankata dengan tetap terikat pada budaya Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah lebih berfokus atau berpenekanan yang kuat dan ketat padapencarian padanan pada tataran kata yang terikat pada budaya bahasa sumberSebagai gambaran penerjemahan jenis ini bisa dilihat contoh berikut1 Konteks ALecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Mr Jackson My name is Rudi Hartono 2 Konteks BLecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Jackson My name is Rudi Hartono

Dalam dua dialog di atas student menggunakan dua kata yang berbeda yaitu Mr Jackson dan JacksonDigunakan dua kata ini sangat dipengaruhi oleh konteks budaya bahasa sasaran dan bahasa sumber MrJackson pada konteks A digunakan dalam situasi formal sedangkan Jackson pada konteks B digunakandalam situasi yang akrab Oleh karena itu kata Mr Jackson pada konteks A mestinya dialihkan ke dalam bsa

id 29Quotes detected 002 in quotes

id 30Plagiarism detected 003 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 31Quotes detected 003 in quotes

id 32Plagiarism detected 013 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 33Plagiarism detected 041 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 34Quotes detected 0 in quotes

id 35Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 36Quotes detected 0 in quotes

id 37Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 38Quotes detected 0 in quotes

id 39Plagiarism detected 064 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

menjadi

lsquoPak Jackson atau Prof Jacksonrsquo

sedangkan kata Jackson pada konteks B mestinya dialihkan menjadi

lsquopak (bukan langsung menyebut nama Jackson secara langsung)rsquo

Kelemahan dari penerjemahan semantik adalah kelemahan pada saat menerapkannya karena keterikatanpenerjemah pada budaya bahasa sumber pada saat dia melakukan tugasnya Padahal bahasa yang melatarbelakangi bahasa sumber dan bahasa sasaran pasti berbeda Akibatnya penerjemahan tipe ini seringkali sulitditerapkan

terutama dalam menerjemahkan katashykata yang bermakna abstrak atau subjektif

8) Penerjemahan EtnografikPenerjemahan etnografik adalah suatu jenis penerjemahan yang berusaha mengalihkan pesan dari Bsu kedalam Bsa yang sangat dipengaruhi oleh faktorshyfaktor budaya Brislin dalam Soemarno (19975) menjelaskanbahwa tujuan penerjemahan ini adalah untuk menjelaskan konteks budaya Bsu dan bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah kelengkapan register di dalam karya terjemahan tersebut dimanaada dua pilihan kata dengan mencarikan padananya ataukah menulis kata bsa dan anotasinya Kesulitan utama yang dihadapi penerjemah dalam penerjemahan jenis ini adalah kesulitan dalammengidentifikasi suatu bentuk ungkapan budaya dan kemudian menemukan padanannya yang sesuai dalambsa Tidak jarang suatu istilah budaya dalam suatu masyarakat atau bangsa tidak dapat ditemukanpadanannya dalam Bsa Sebagai contoh kata

lsquomodinrsquo

lsquomitonirsquo

dan

lsquotingkebanrsquo

adalah istilahshyistilah budaya jawa yang tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasa Inggris atau bahasaLainnya Bila istilah budaya ini tidak dapat ditemukan padanannya dalam Bsa maka penerjemah harus bisamenentukan sikap untuk mengambil keputusan apakah istilah akan dicarikan padanannya yang terdekat dalamBsa atau istilah budaya itu ditulis lagi dalam Bsa kemudian memberi anotasi atau bahkan istilah itudisampaikan dalam bentuk parafrasa dalam Bsa Keputusan itu tentunya tergantung pada kemampuanpenerjemah dalam memahami makna dari istilah budaya itu dalam Bsu

9 Penerjemahan PragmatikPenerjemahan pragmatik mengacu pada pengalihan amanat dengan mementingkan ketepatan penyampaianinformasi dalam bahasa sasaran yang sesuai dengan informasi yang terdapat dalam bahasa sumber(Nababan 200334) Maksud dari penerjemahan ini adalah memberikan penjelasan atau informsi yang

id 40Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 41Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 42Quotes detected 002 in quotes

id 43Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

selengkapshylengkapnyaKelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang cukup dalam dan lengkap padapengalihan informasi atau fakta (misal dalam terjemahan dokumenshydokumen teknik niaga administrasipemerintahan) Dan bahkan bila diperlukan penerjemah harus menambah beberapa informasi untuk membuatterjemahannya lebih jelasKelemahan dari jenis ini adalah bahwa penerjemahan pragmatik tidak begitu memperhatikan aspek bentukestetik bahasa sumber Masalah bentuk bahasa kurang diperhatikan karena yang dipentingkan adalahpengalihan informasi yang selengkapshylengkapnya

10 Penerjemahan linguistikPenerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya berisi informasi linguistik yang implisit dalam bahasasumber yang dijadikan ekplisit dan yang dalam perubahan bentuk dipergunakan transformasi balik dan analisiskomponen utama (Nababan 200337) Dalam penerjemahan ini penerjemah hanyamenemukan informasilinguistic sepertimorfem kata frasa klausa dan kalimat Informasi tersebut tersirat di dalam bahasa sumberyang kemudian dijadikan tersurat dalam bahasa sasaran

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahketepatan terjemahan bila diterapkan jika terdapat ketaksaan dalam bahasa sumber baik pada tataran katafrasa klausa atau pun pada tataran kalimat khususnya kalimat kompleks Kelemahan dari jenis ini adalah pensyaratan mutlak pada penerapan transformasi balik dan analisis komponenmakna dalam penerjemahan Hal ini menjadi sulit karena ada kemungkinan penerjemah berhadapan dengandua buah kalimat bahasa sumber yang mempunyai struktur lahir yang sama tetapi struktur batin kedua kalimatitu berbeda satu sama lain Untuk mengatasi ketaksaan tersebut penerjemah harus menganalisis dalam kalimatdengan bantuan analisis sintaktikal dan kontekstual

ReferensiCatford JC 1974

A Linguistic Theory of Translation London Oxford UniversityPress

Kasbolah K 1990 Linguistics and Literature a Translation Analysis of

ldquo Senja di Pelabuhan Kecilrdquo Unpublished paper Malang IKIP Malang

Nababan M Rudolf 2003 Teori Menerjemah Bahasa InggrisYogjakarta Pustaka Pelajar

Newmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

Sumarno Thomas 1997 Sedikit Catatan Mengenai Teori Penerjemahan Makalah dalam seminar sehari diPusat Bahasa UNS Surakarta UNS

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam seminar Nasional I tentang Semantik sebagaiDasar Fundamental Pengkajian Bahasa Surakarta UNS

id 44Plagiarism detected 028 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 45Quotes detected 0 in quotes

id 46Quotes detected 0 in quotes

id 47Quotes detected 0 in quotes

id 48Quotes detected 001 in quotes

id 49Quotes detected 001 in quotes

id 50Quotes detected 0 in quotes

3Makna dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan maknashymakna di dalam penerjemahan

Makna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam bahasa sasaran (Bsa) yang sedekatshydekatnya sama denganmakna yang ada dalam bahasa sumber (Bsu) Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemahyang baik harus mampu menganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalamtataran leksikal frasa kalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalambahasa sasaranKajian mengenai makna ini termasuk dalam ranah semantik Dalam studi semantik istilah makna bermacamshymacam yakni meaning sense denotation designation reference dan information (Edi Subroto 19991)Menurut Edi Subroto yang dimaksud dengan meaning (diterjemahkan menjadi arti) adalah bentuk pengetahuankognitif yang terdapat di dalam bahasa yang terdapat dan distrukturkan di dalam dan oleh sistem bahasa yangdipahami lebih kurang sama oleh para penutur dalam kegiatan berkomunikasi secara umum dan wajar Haltersebut berarti bahwa arti itu dipahami oleh pengguna bahasa secara empirik berdasarkan kemampuankognitifnya sejak mulai belajar dan menguasai bahasa Dengan penguasaan arti secara empirik dan kognitif ituseorang penutur mampu melakukan pembahasaan atau simbolisasi secara verbal akan sebuah referent yangada disekitarnya Sejumlah referent yang secara faktual barangkali berbedashybeda namun memiliki sejumlah cirikonseptual yang sama akan dibahasakan dengan unit leksikal yang sama Sebagai contoh sebuah unit leksikaldengan nama

lsquokursirsquo meskipun secara empirik ditangkap adanya sejumlah benda yang disebut kursi yang memiliki cirishycirikonseptual yang berbedashybeda baik dalam hal bahannya wujudnya jumlah kakinya namun secara bersamadapat disimbolkan dengan unit leksikal yaitu

lsquokursirsquoKemudian yang dimaksud dengan designation (designasi) dan denotation (denotasi) adalah bagian dari arti yangditentukan oleh sistem bahasa dan tidak bergantung pada situasi yang khas dari sebuah tuturan Designasi dandenotasi ini mempunyai maksud yang serupa dengan istilah meaning di atas Sementara itu yang dimaksuddengan reference (referensi) adalah bagian dari arti yang bergantung pada situasi pemakaiannya danbergantung pada wujud tuturannya Dalam arti bahwa referensi adalah suatu bentuk penunjukkan dalamkegiatan berbahasa yang nyata yang bersifat tertentu dan bergantung pada konteks Misalnya

lsquokursirsquodan

lsquokursi itursquomengandung maksud yang berbeda Yang pertama berkaitan dengan konsep denotasi yaitu mengacu padagolongan entity (maujud) yang dipersepsikan sama sebagai kursi dan sebaliknya

lsquokursi itursquotermasuk proses referensi karena hanya menunjuk pada

lsquokursirsquo

id 51Plagiarism detected 037 httpstextshyid123dokcomdocument

id 52Quotes detected 002 in quotes

id 53Plagiarism detected 308 httpstextshyid123dokcomdocument + 3 more resources

tertentu saja Hal berikutnya adalah sense Edi Subroto memadankan istilah sense ini dengan makna yaitu arti sebuah butirleksikal atau sebuah tuturan kalimat berdasarkan konteks pemakaian situasi yang melatarinya dan intonasinyaDengan demikian kalau arti (sebagai padanan meaning) itu bersifat dasar maka makna itu sudah bersifatspesifik karena dirambushyrambui oleh struktur oleh konteks pemakaian oleh intonasi dan oleh latar yangmelingkupinya Misalnya kata baru Untuk mengetahui makna baru ini harus dikaji kemungkinannyaberkombinasi atau disubstitusi dengan leksemshyleksem lain misalnya lama usang tua dan sebagainyaSementara itu Lyons (1995124) menyatakan bahwa sense hanya dapat diterangkan dalam konteks hubunganmakna antara leksem yang satu dengan leksem yang lain atau antara ekspresi yang satu dengan ekspresi yanglain di dalam sistem bahasa yang sama Berkaitan dengan itu Lyons menggunakan konsep hubungankombinatorial dan substitusional untuk menentukan makna sebuah leksem Hubungan tersebut sering disebutdengan hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik Hubungan sintakmatik merupakan hubungan linier antara unsurshyunsur bahasa dalam tataran tertentu misalhubungan antara saya bermain dan kelereng dalam kalimat Saya bermain kelereng Hubungan itu dikatakanhubungan in praesentia Sementara itu hubungan paradigmatik merupakan hubungan antara unsurshyunsurbahasa dalam tataran tertentu dengan unsurshyunsur lain di luar tataran itu yang dapat dipertukarkan misal dalamkalimat saya bermain kelereng Antara saya dan dengan dia mereka dsb dapat dipertukarkan Hubunganantara unsurshyunsur itu dikatakan hubungan in absentia Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Dengan kata lain sense atau makna memiliki peran yang penting didalam penerjemahanLebih lanjut pengertian makna dapat dilihat pada pengertian makna literal dan makna figurative yaitu yang

mengarah pada pembedaan di dalam sistem kebahasaan untuk menganalisis makna suatu bahasa Contohdari pembedaan makna di atas dapat dilihat di dalam kalimat berikut The ground is thirsty Kalimat ini memilikimakna berkias Kata ground sendiri memiliki makna literal namun kata ground atau tanah dapat dipahamibahwa ground itu tidaklah hidup oleh karenanya ground tidak memerlukan minuman atau merasakan hausPembaca kalimat tersebut akan secara langsung menolak suatu interpretasi literal dan secara pasti akanmenginterpretasikan bahwa katashykata tersebut yang dimaksud adalah The ground is dry suatu analogi yangmengarah pada kondisi yang menimbulkan rasa haus pada manusia atau binatang Begitu pula di dalamcontoh kalimat yang diucapkan sebagai berikut

ldquoItrsquos raining cats and dogsrdquo

Kalimat ini memiliki makna literal pada masingshymasing katanya namun bagi pendengar akan secara langsungmenolak interpretasi literal tersebut karena dirasakan tidak sesuai namun pendengar akan memilih interpretasifiguratif dari tuturan tersebut yang dibantu oleh suatu konteks bahwa yang dimaksud di dalam tuturan tersebutadalah kondisi atau keadaan hujan derasMenurut Motsch amp Pasch (198735) makna harfiah ialah makna ujaran yang konteks ujarannya tidakmembawa kepada penafsiran semula terhadap makna tertentu dari segi tatabahasa bagi kata atau ungkapanitu Disini juga makna harfiah itu berada pada suatu konteks namun tidak dipengaruhi oleh konteks tersebutSementara itu Searle (1979 132) membuat perbedaan antara makna penutur makna kalimat dan maknaharfiah Menurut Searle makna harfiah berada dalam domain makna kalimat dan makna penutur bergantungpada makna kalimat Searle mengungkapkan bahwa makna harfiah berada pada suatu konteks Menurut Israel (20041) makna literal merupakan makna lugas dan termasuk ke dalam jenis makna yangpaling sederhana yang bersifat langsung harfiah dan menerapkan aturan tatabahasa sewajarnya (ordinaryrules of grammar) dalam arti bahwa makna leksikal tersebut tidak memerlukan penambahan imajinasiinferensi maupun gaya bahasa Makna literal tersebut terletak di dalam kata itu sendiri Sementara itu Turner(1991147) memberikan konsep pemahaman makna literal di dalam hubungan antara bahasa pemikiran danrealitas Menurut Turner makna leksikal mengabaikan peranan imajinasi di dalam konstruksi maknakeseharian berhubungan dengan suatu kebenaran dan pemikiran di satu sisi dan bertentangan dengankebohongan dan khayalan di sisi yang lain sebagaimana yang dinyatakan sebagai berikutThe real world is exhaustively literal literal language refers to it literalconcepts mirror the literal world literal language evokes literal conceptsSeparate from all this so the folk theory runs there are mental imaginativeconnections that are false they are expressed in figurative nonshyliterallanguage or literally false language we must transform the meaning of this

language in order to arrive at interpretations of it that can be literal and true

Makna leksikal tersebut tidak secara tibashytiba berdiri sendiri namun keberadaannya tetap di dalam suatukalimat atau paragraf namun memiliki makna yang terbebas dari konteks atau tidak dipengaruhi oleh suatukonteks Di dalam suatu tuturan yang panjang misalnya di dalam sebuah novel makna literal mungkin berupasuatu cerita narasi biasa saja yang terbebas atau tidak memiliki asosiasi moral politik estetik atau asosiasisimbolik lain yang ingin disampaikan Saeed (200015shy17) menyatakan bahwa perbedaan antara makna literal dan makna figuratif dapat dilihat didalam penggunaan bahasa yang literal dan nonshyliteral Penggunaan bahasa yang literal mengarah pada suatukeadaan yaitu pembicara yang mengungkapkan tuturan secara netral dan secara faktual tepat sedangkanpenggunaan bahasa yang nonshyliteral mengacu pada suatu keadaan yaitu pembicara secara berlebihshylebihanmenggambarkan sesuatu dengan istilahshyistilah atau katashykata yang tidak benar (untrue) dan tidak mungkin(impossible) yang tujuannya untuk mendapatkan efek khusus Lebih lanjut Saeed memberikan contoh sebagaiberikuta Irsquom hungryb Irsquom starvingc I could eat a horseDi dalam contoh tersebut bahwa pada kondisi atau keadaan lapar pembicara mungkin secara literal akanmengungkapkan tuturan sebagaimana poin a atau juga secara nonshyliteral seperti pada poin b dan c Di sininampak bahwa di dalam penggunaan bahasa nonshyliteral pembicara menggeser makna suatu kata untukkemudian disesuaikan dengan kondisi yang baru Pergeseran atau penyimpangan bentuk ungkapan bahasaini menurut Gorys Keraf (2002113) disebut dengan gaya bahasa (figures of speech) yaitu caramengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ataupengguna bahasa Pemakaian dengan cara yang khas tersebut ditandai oleh adanya penyimpangan daripemakaian bahasa lumrahPenggunaan gaya bahasa sering terjadi di dalam dunia sastra sebab katashykata harfiah memiliki keterbatasanDengan mengandalkan makna harfiah semata dalam mendeskripsikan suatu objek atau ide seorangpengarang akan menemui halangan Dengan gaya bahasa seorang pengarang dapat memperkaya maknasehingga pengarang dapat menyampaikan pesan yang diinginkan secara lebih leluasaSementara itu menurut Ratna (2009164) figures of speech disebut juga dengan majas yaitu pilihan katatertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan MenurutRatna secara umum majas dibedakan menjadi empat macam yaitu a) majas penegasan b) perbandingan c)pertentangan d) dan majas sindiran Beberapa jenis majas dibedakan lagi menjadi subjenis lain sesuai dengancirinya masingshymasing Secara tradisional bentukshybentuk tersebut disebut dengan gaya bahasa Namundemikian di dalam perkembangan kontemporer majas hanyalah bagian kecil dari gaya bahasa Majas dengandemikian merupakan penunjang unsurshyunsur yang berfungsi untuk melengkapi gaya bahasa Dengan kalimatlain gaya bahasa jauh lebih luas daripada majas Pada saat menganalis sebuah karya sastra tidak terhitungjenis gaya bahasa yang timbul yang harus dibicarakan seperti panjang pendeknya kalimat tingkatan bahasatinggi dan rendah penggunaan katashykata serapan penggunaan kosakata daerah dan sebagainya Gayabahasa juga meliputi carashycara penyusunan struktur intrinsik secara keseluruhan seperti plot tokoh kejadiandan sudut pandang Tidak ada suatu pemahaman apa pun tanpa adanya carashycara tertentu yang berbedaDemikian juga tidak ada karya sastra tertentu tanpa gaya bahasa tertentu Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat dipahami bahwa makna leksikal atau seringdisebut dengan makna harfiah adalah makna yang sebenarnya makna yang sesuai dengan hasil observasiindra kita makna apa adanya atau makna kalimat yang bebas dari konteks yang melatarinya sedangkanmakna figuratif atau makna kiasan adalah makna bahasa berkias yang dapat menghidupkanmeningkatkanefek dan menimbulkan konotasi tertentu Makna figuratif ini merujuk pada kata atau kelompok kata yangdilebihshylebihkan atau diubah makna sebenarnya yang dibantu oleh suatu konteks Makna figuratif ini dapatberupa suatu metafora simile personifikasi litotes ironi sinekdot eufemisme repetisi anafora pleonasmeantitesis alusio klimaks antiklimaks satire pars pro toto totem pro parte ataupun paradoks

Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Makna dalam penerjemahan tidak hanya bisa dirunut dari kata per katasecara individual tetapi makna dalam penerjemahan harus dilihat dari rangkaian antarkata yang saling berkaitansecara utuh yang terbungkus dalam suatu prosodi atau dengan situasi tempat katashykata itu digunakan(Soemarno 19992) Dengan kata lain bahwa makna yang dibahas di dalam penerjemahan adalah maknashymakna yang langsung berhubungan dengan makna yang terdapat dalam teksDalam penerjemahan ada banyak jenis makna di antaranya adalah sebagai berikut

id 54Quotes detected 0 in quotes

id 55Quotes detected 0 in quotes

id 56Quotes detected 0 in quotes

id 57Plagiarism detected 002 httpscholarunandacid1679

id 58Quotes detected 0 in quotes

id 59Quotes detected 0 in quotes

id 60Quotes detected 004 in quotes

1) Makna LeksikalMakna leksikal adalah makna yang belum dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan Jadi maknaleksikal adalah makna apa adanya seperti yang ada dalam kamus (Soemarno 19993) Makna tersebut terdapatdalam kata benda (noun) kata kerja (verb) kata sifat (adjective) dan kata keterangan (adverb)Dalam proses penerjemahan penerjemah bisa mencari padanan makna yang mempunyai cirishyciri fisik yangsama dalam bahasa sasaran Tetapi dalam penerjemahan seringkali para penerjemah mendapat kesulitan untukmenemukan padanan yang betulshybetul sama persis Hal ini disebabkan karena makna dalam suatu bahasa yangselalu mengikuti perkembangan budaya suatu bangsa Dalam kaitannya dengan penerjemahan Soemarno (19993) mengelompokkan katashykata bermakna leksikal kedalam tiga kelompok utama yaitu (1) katashykata dalam Bsu yang dengan mudah dapat dicari padanannya dalamBsa misalnya katashykata seperti radio = radio computer = computer book = buku gold = emas dan sebagainya(2) katashykata bermakna leksikal Bsu yang mempunyai padanan dalam Bsa tetapi makna itu sebenarnya sudahsedikit berbeda baik dari segi fisik maupun konsepnya namun kedua makna leksikal tersebut (dalam Bsu danBsa) masih dianggap padanan sehingga penerjemah masih bisa menggunakannya sebagai padanan dalampenerjemahan misalnya kata

lsquorichrsquo(Ing) dan

lsquokayarsquo(Ind) Kata itu masih bisa digunakan sebagai padanan walaupun ukuran

lsquokayarsquoantara negara satu dengan lainnya berbedashybeda (3) katashykata dalam Bsu yang sulit dicari padanannya dalamBsa bahkan ada katashykata tertentu

yang tidak dapat diterjemahkan ke dalamBsa (untranslatable) dan ketakterjemahan ini bisa dilihat dari faktor linguistik maupun kultural Misalnya kata

lsquothanksgivingrsquodalam bahasa Inggris sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia sebaliknya kata

lsquopermisirsquo(yang diucapkan sewaktu seseorang yang akan meninggalkan rumah) sulit dicari padanannya dalam bahasaInggris karena kebiasaan itu tidak ada dalam bahasa Inggris

2) Makna gramatikalMakna gramatikal adalah makna suatu kata yang dapat dikenali dan mempunyai fungsi apabila digunakan didalam atau di antara kalimat atau dengan kata lain akan memiliki makna apabila sudah berada dalam suatukalimat klausa maupun kelompok kata (Newmark 198126) Tergolong dalam makna gramatikal ini adalahkonjungsi preposisi artikel dan juga tenses Contoh makna gramatikal ini dapat dilihat dalam kalimat sumber sebagai berikutHersquoll have been studying English for four months by the time he takes his examinations

Kalimat tersebut terasa sulit untuk dicari padanan maknanya yang benarshybenar sama dalam Bsa (BahasaIndonesia) Ketika kalimat tersebut dialihkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi

lsquoDia telah belajar bahasa Inggris selama empat bulan menjelang dia mengikuti ujianrsquo maka terjemahan tersebut sebenarnya maknanya tidak persis sama seperti yang ada dalam Bsu Kalimatdalam Bsu mengandung makna yang menunjukkan lamanya suatu kegiatan yang di mulai pada waktu lampaudan sampai saat ini kegiatan itu masih berlangsung Berbeda dengan terjemahannya dalam Bsa di mana makna

id 61Quotes detected 0 in quotes

id 62Quotes detected 0 in quotes

id 63Quotes detected 0 in quotes

id 64Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

terjemahan itu tidak menyampaikan makna seperti yang ada dalam Bsu Perbedaan makna dalam Bsu dan Bsaini lebih disebabkan oleh sistem kebahasaan yang berlaku dalam Bsu maupun Bsa

3) Makna Situasional atau KontekstualSetiap kata dalam suatu bahasa sering sekali mempunyai makna lebih dari satu Makna apa yang ada dalamsatu kata itu sangat dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan dalam proses komunikasi Maknasuatu kata akan mempunyai arti sebanyak situasi atau konteks yang menyertainya (Soemarno19995) Dengandemikian kemampuan penerjemah dalam memahami situasi di mana kata itu digunakan menjadi sangat pentingsehingga ia mampu menemukan padanan makna yang sesuai dalam bahasa sasaran Konteks sering kali terikatoleh tempat dan juga waktu yang menyertainya Sebagaimana contoh berikut1 The prisoner thought that the policeman would not have the heart to fine him2 The rescue team hopes that the weather will be fine soon3 Do you think the victims of the earthquake will be fine soon

Fine pada ketiga kalimat tersebut tampaknya tidak mempunyai makna yang benarshybenar sama walaupunbentuk kata tersebut benarshybenar sama Makna kata fine dalam masingshymasing kalimat tersebut sudah sangatdipengaruhi oleh konteks di mana kalimat tersebut digunakan Pada kalimat 1 fine berhubungan dengankonteks hukum yang berarti

lsquomendendarsquo Hal ini berbeda dengan kalimat 2 fine berarti

lsquocerahrsquokarena berkaitan dengan kontek cuaca sedangkan kalimat 3 fine berarti

lsquosehatrsquokarena berkaitan dengan kesehatan

4) Makna TekstualMakna tekstual adalah makna yang berkaitan erat dengan suatu teks atau wacana (Soemarno19996) Kadangshykadang suatu bentuk kata yang sama akan mempunyai makna yang berbeda apabila kata itu digunakan dalamwacana yang membicarakan bidang kajian yang berbeda Misalnya kata morfologi yang digunakan di dalamwacana biologi akan berbeda maknanya dengan morfologi yang digunakan di dalam wacana linguistik Maknainstrumen dalam wacana penelitian berbeda dengan instrumen dalam wacana musik Perbedaan makna itudikarenakan adanya perbedaan konteksSebenarnya makna tekstual masih ada kaitannya dengan makna kontekstual Bedanya adalah kalau maknakontekstual hanya sekadar dipengaruhi oleh satu atau dua kalimat saja sedangkan makna tekstual sangatdipengaruhi oleh seluruh wacana yang menjadi latar belakang di mana kata itu digunakan Kedua pengertian inimasih sering dicampuradukkan oleh beberapa kalangan karena kedua hal tersebut dianggap suatu hal yangsama

5) Makna SosiokulturalMakna suatu bahasa sangat berkaitan erat dengan situasi sosiokultural di mana bahasa itu digunakan sebagaialat komunikasi oleh masyarakat (Soemarno19997) Kelompok masyarakat yang satu dengan lainnya sebagaipengguna bahasa tentu saja mempunyai istilahshyistilah budaya yang bersifat unik yang kadangshykadang

tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasayang lainMakna sosiokultural seringkali dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat sebagai pengguna bahasa itu Makna iniselain sering ditemukan dalam bentuk katashykata istilah budaya seperti thanksgiving labamba mitoni dansebagainya sering juga ditemukan dalam ungkapanshyungkapan idiomatik yang tidak dapat dijelaskan maknanyadari katashykata yang membentuk ungkapan itu seperti miss the boat feel like a million buck black sheep dansebagainyaSeorang penerjemah harus peka terhadap katashykata yang erat kaitannya dengan istilahshyistilah sosiokultural ituPenerjemah harus mampu mengidentifikasi apakah istilahshyistilah itu ada kemiripan atau padanannya dalam

id 65Quotes detected 001 in quotes

id 66Quotes detected 001 in quotes

id 67Quotes detected 001 in quotes

id 68Quotes detected 019 in quotes

bahasa sasaran atau tidak sehingga penerjemah dapat menentukan apa yang harus diperbuat ketikamengalihkan makna yang berkaitan dengan sosial budaya suatu masyarakat tertentu

6) Makna ImplisitMakna implisit adalah makna yang tidak diungkapkan secara nyata atau tertulis oleh penulis atau pembicarakarena pembaca atau lawan bicarapendengar sebagai interlocutor (teman bicara) telah memahami maksud daritulisan atau pembicaraan itu (Soemarno 19998) Di dalam bahasa pragmatik penutur tidak mengungkapkannya melalui eksplikatur tetapi melalui implikaturIstilah implikatur ini diciptakan oleh Grice (1975) yang semula membedakan makna ujaran menjadi dua yaknimakna natural dan makna nonshynatural Makna natural adalah makna yang muncul bila ujaran yang samamuncul Jadi makna natural suatu ujaran selalu sama Makna nonshynatural adalah makna yang berubahshyubahtergantung pada konteks percakapannya Makna nonshynatural inilah yang kemudian menjurus ke apa yangdisebut oleh Grice sebagai implikatur yaitu yang mengacu ke makna yang tersirat yang tidak dikatakan olehpenutur tetapi dikomunikasikan juga Dengan implikatur petutur menerkashynerka yang mana sebenarnya yangdimaksud oleh penuturMakna implisit sering kali tersembunyi di balik gramatika bahasa intonasi bahasa dan juga tersembunyi dalamungkapanshyungkapan yang bersifat kiasan Agar mampu memahami makna yang ada dibalik gramatika bahasaitu penerjemah harus paham mengenai sistem yang ada pada bahasa tersebut Untuk menghindarikesalahpahaman pembaca hasil terjemahan penerjemah boleh saja mengalihkan makna yang implisit itumenjadi eksplisit sehingga pembaca terjemahan tidak mengalami salah persepsi Sebagai contoh dapat diamatidialog berikutA What are you eatingB Bread

Dalam menjawab pertanyaan di atas B tidak perlu mengucapkan katashykata

lsquoI am eatingrsquokarena B menganggap bahwa A pasti mengetahui apa isi katashykata yang tidak diucapkan itu Bagian maknayang tidak diucapkan itu disebut makna implisit

Referensi

Edi Subroto 1999 Ihwal Relasi Makna Beberapa Kasus dalam Bahasa Indonesia Surakarta PPs UNS Gorys Keraf 2002 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka UtamaGrice HP 1975

ldquoLogic and Conversationrdquo dalam P Cole dan JL Morgan Syntax and Semantics vol 3 Speech Acts New York Academic PressIsrael Michael 2004 Common Sense and

lsquoLiteral Meaningrsquo Online Journal of Semantics XX 1shy31 (httpwwwIsraelshyLiteralismcom httpwwwIsraelshyLiteralalismcom )Motsch Wolfgang amp Renate Pasch 1987

Illokutive Handlungen Satz Text prachliche Handlung (= Studia grammatical 25) disunting oleh WolfgangMotsch II shy79 Berlin Akademic shyVlgNewmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press Ratna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta PustakaPelajarSaeed John I 2000 Semantics UK Blackwell Publishers LtdSearle John R 1979 Literal Meaning Expression and Meaning Studies in the Theory of Speech Acts Cambridge Cambridge UnivPressSumarno Thomas 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam Seminar Nasional Semantik I di UNSSurakarta

id 69Quotes detected 012 in quotes

id 70Quotes detected 039 in quotes

Turner Mark 1991 Reading minds the Study of English in the Age of Cognitive Science Princeton NJPrinceton University Press

4Gaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pengertian gaya di dalam penerjemahan

Konsep gaya menurut Leech and Short (198110) adalah suatu sistem pilihan penggunaan bahasa Secara lebihkhusus Leech and Short menjelaskan bahwa gaya merupakan sistem pilihan penggunaan bahasa secaraindividu yang dilakukan oleh penulis dan gaya tidak digunakan sebagai suatu sistem pemakaian bahasa yangmelibatkan tingkat sosial suatu kelompok yaitu pemakaian bentuk bahasa yang berhubungan dengan situasisosial tertentu Clifford (2001 90) mendefinisikan gaya sebagai berikut

ldquoStyle can be defined as a characteristic mode of expression and consciously or unconsciously the translatordisplays one In this respect style is inextricably intertwined with onersquos idiolect the way an individual normallyspeaksrdquo Definisi ini selaras dengan yang dinyatakan Wales dalam kamusnya Dictionary of Stylistics (2001371) bahwagaya pada dasarnya merupakan manner of expression yang dilakukan secara nyata oleh penulis Sementara itu di dalam kamus bahasa Inggris Encarta (2004) disebutkan bahwa gaya merupakan way of writingor performing yaitu cara bagaimana suatu kata atau kalimat ditulis atau diucapkan yang secara nyata dibedakandengan kandungan atau isi tulisan atau ucapan Lebih lanjut Lynch (2001) memberikan konsep gaya yang lebihluas bahwa gaya berarti sesuatu mengenai cara bagaimana kita menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan yangmembedakan tulisan yang baik dengan tulisan yang jelek Di sini jelas bahwa gaya digunakan sebagai suatuistilah yang menekankan pada bentuk atau format dan membedakannya dengan isi tulisan Dengan kata lainbahwa gaya adalah bagaimana (how) cara menyajikan atau mengkomunikasikan sesuatu sedangkan isi ataumakna mengacu pada apa (what) yang disajikan atau dikomunikasikan Gaya juga merupakan jembatan individuyang membedakan seorang penulis yang baik dengan penulis biasa (Chandler 20041)Di dalam karya susastra gaya merupakan pilihan kata atau frase dari pengarang dan bagaimana pengarangtersebut menyusun katashykata dan frase tersebut di dalam kalimat dan paragraf Misalnya seorang penulismungkin menggunakan katashykata sederhana dan kalimat langsung sementara penulis yang lain mungkinmenggunakan kosakata yang sulit dan mengelaborasi struktur kalimatnya (Encarta 2004) Gaya di dalampenerjemahan karya susastra merupakan potret dari wajah si pengarang Gaya seorang pengarang menentukanpilihan katanya dan penerjemah menjadi seorang mediator yang harus memberikan berbagai pilihan padananJadi pilihan kata yang menurut pengarang benar juga akan menjadi benar menurut penerjemah Lebih jauh gaya dalam karya susastra tidak dapat dipisahkan dengan makna atau pesan yang ada di dalamkarya tersebut Sebagaimana yang dinyatakan oleh Saad (20036) bahwa karya susastra misalnya puisi atauprosa tidak dapat menyampaikan pesan yang terpisah dengan bentuknya keduanya baik pesan dan bentukharus seiring sejalanDi dalam menerjemahkan karya susastra memahami fiturshyfitur kebahasaan sangatlah penting dan penerjemahseharusnya memiliki kemampuan mengapresiasi dan menganalisis unsur seni dan pencitraan yang disajikanPenguasaan bahasa asing saja tidaklah mencukupi namun penguasaan bahasa asing ini penting sebagailandasan atau dasar yang baik untuk menerjemahkan Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa salah satufaktor penting di dalam menerjemahkan karya susastra adalah kealamian karya tersebut dan penggunaan sifatshysifat kebahasaan di dalam susastra tersebut Bahasa susastra melibatkan serangkaian fiturshyfitur kebahasaantertentu dan cara bagaimana fiturshyfitur kebahasaan tersebut digunakan Memahami karya susastra berartimelibatkan pemahaman dan penganalisisan fiturshyfitur bahasa susastra tersebut Oleh karena itu memahamikarya susastra merupakan syarat mutlak dalam menerjemahkan karya susastra sebagaimana dinyatakan olehSaid Shiyab and M Stuart Lynch (20034) berikut

ldquo What translators need in this respect is not only to analyze words and concepts but to create the artisticrepresentations that affect the audience The audience through the poetic images and the artisticrepresentations conveyed in the original text and manifested in the translation must feel such lsquoartrsquo In thisrespect translating a text means creating a work of art in another language this kind of work requiring thetranslator to be sensitive and imaginatively creative The study of style therefore is the most fundamental issue

id 71Plagiarism detected 011 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 72Plagiarism detected 012 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 73Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 74Plagiarism detected 004 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 75Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 76Plagiarism detected 014 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 77Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

in the translation of literary texts playing an important role in literary translation particularly the work thatembodies such artistic devices as metaphor symbolism and even repetitionrdquo

Duff ( 1981 7) menyatakan bahwa di dalam menerjemahkan

penerjemah harus mempertimbangkan misalnya untuk siapa karya atau terjemahannya itu diperuntukkan danbagaimana tingkat kemampuan khusus para pembaca Itu berarti dia harus menentukan ragam bahasaterjemahannya dan mempertahankan ragam bahasa itu secara ajegBila kita cermati pendapat Duff ini maka

seorang penerjemah harus menentukan ragam bahasa terjemahan sesuai dengan jenis teks yang sedangditerjemahkan Jika penerjemah menerjemahkan suatu teks ilmiah dia harus menggunakan ragam bahasailmu dalam terjemahannya Hal sama berlaku juga dalam penerjemahan karyasusastra Jika penerjemah menerjemahkan sebuah prosa maka penerjemah harus memunculkan gaya prosatersebut dalam terjemahannya Dengan kata lain bahwa gaya bahasa prosa tersebut tidak seharusnya

diubah menjadi gaya bahasa puisi atau bahkangaya bahasa ilmiahDi dalam mempertahankan gaya di samping tentunya kesetiaan pada isi pesan maka pemunculan gaya perludipertimbangkan secara tepat Penerjemah

harus tahu kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan bagaimana tingkat kemampuan khusus parapembacanya Hal ini perlu karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seorang

yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang ada kaitannya dengan bidang ilmu yang merekageluti Apabila terjemahannya itu ditujukan kepada para pembacayang bukan ahli dalam disiplin ilmu yang diterjemahkan

penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang berkonstruksi rumit tanpa mengaburkan ataumenghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber Katashykata yang masih asing bagi merekaperlu dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang memungkinkan pembaca dapat memahami konsepyang terkandung dalam katashykatatersebut Sebaliknya pembaca yang profesional

tidak begitu mengalami kesulitan dalam memahami suatu isi teks terjemahan yang diungkapkan dengankalimatshykalimat yang kompleks dan dengan istilahshyistilah yang rumit dan konseptualJuga dimungkinkan sekali bahwa dalam suatu naskah bahasa sumber tidak hanya terdapat satu jenis ragamatau gaya bahasa saja tetapi lebih dari satu gaya bahasa maka penerjemah juga harus mengenalinya danmenggunakan gaya bahasashygaya bahasa yang digunakan oleh penulis naskah Oleh karena itu gayamenunjukkan keakuratan dan kewajaran penerjemahan karena salah satu alasan pilihan kata penerjemahadalah memberikan gaya yang sedekat mungkin dengan gaya dalam teks sumberGaya dapat diukur secara kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi unsurshyunsur gaya tersebut (Leech andShort 198142) Unsurshyunsur gaya tersebut dapat dilihat dari sudutpandang kebahasaan (Song Xiaoshu 20032 Said Shiyab 20034) Di dalam sudut pandang kebahasaan ini di dalam proses penerjemahan semuaparagraf kalimat dan kata harus betulshybetul diperhatikan sehingga pemilihan terbaik dapat diambil untukmenghasilkan pemikiran perasaan dan gaya yang alami Dari sudutpandang ini gaya dibentuk denganpenggabungan paragraf kalimat dan kata Oleh karena itu beberapa kalimat atau katashykata tunggal yang tidakditerjemahkan dengan baik kalimat atau katashykata tersebut tidak akan mempengaruhi gaya secara keseluruhandari karya yang diterjemahkanDi sini jelas bahwa paragraf kalimat dan kata benarshybenar penting di dalam gaya Paragraf kalimat dan katamerupakan dasar utama dari gaya Kalimat dibentuk dari katashykata paragraf dibentuk dari kalimatshykalimat dan

id 78Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 79Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 80Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 81Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

keseluruhan karya dibentuk dari paragrafshyparagraf Karya yang sangat baik dihasilkan melalui kesempurnaanparagraf paragraf dihasilkan melalui pemakaian kalimat yang sempurna dan kalimat dihasilkan melaluipemilihan kata yang benarshybenar sesuai Ke semua hal tersebut adalah yang ingin dicapai oleh penulis danpenerjemah dalam usahanya membuat hasil terjemahan yang benarshybenar sepadan gayanya Dengan demikiandi dalam proses penerjemahan penerjemah harus melihat keseluruhan karya melalui katashykata kalimat danparagraf dan menentukan gaya yang bagaimana yang akan dipakai Kemudian penerjemah mulaimenerjemahkan secara kalimat per kalimat dan paragraf per paragraf mulai dari awal sampai akhir dengan terusmemperhatikan pada reproduksi gaya yang digunakanBolantildeos (2006 212) menyatakan bahwa gaya merupakan karakteristik tekstual dari semua jenis teks yangmenunjukkan bentuk verbalisasi penulis sesuai dengan maksud komunikatifnya Lebih lanjut Bolantildeosmenyebutkan lima parameter untuk menjelaskan gaya Pertama adalah mendramatisir pergeseran gaya yaitupenggunaan berbagai pilihan kata di dalam teks sasaran dengan cara merubah atau menambahkan katashykatasecara lebih rinci meskipun katashykata tersebut tidak ada di dalam teks sasaran Kedua adalah penggunaanekspresi idiomatik yaitu menggunakan ekspresi idiomatik dalam teks sasaran yang sama dengan ekspresiidiomatik yang digunakan di dalam teks sumber Ketiga adalah penggunaan gaya bahasa yaitu penggunaangaya bahasa yang sama di dalam bahasa sasaran untuk menggantikan gaya bahasa di dalam bahasa sumberKeempat adalah penggunaan jenis bahasa tertentu yaitu penggunaan katashykata yang sesuai struktur kata danberbagai ekspresi yang ada di dalam teks sasaran sesuai dengan jenis teksnya Kelima adalah penggunaantanda baca yaitu penggunaan tanda baca di dalam teks sasaran yang dapat diubah setelah membandingkannyadengan tanda baca di dalam teks sumber

5Ungkapanshyungkapan Budaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa ungkapan budaya yang muncul di dalam penerjemahan

Ungkapanshyungkapan budaya yang dimaksud oleh penulis disini adalah ungkapanshyungkapan yang lebih khususdari teks novel sumber yang tidak hanya mengenai maknanya secara umum atau memiliki karakter leksikalnamun bagianshybagian teks novel yang mengandung atau memiliki pemahaman mengenai konteks budaya danstruktur bahasa yang memiliki makna figuratif atau konotatif Bagianshybagian yang khas atau khusus tersebutadalah

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan budayamateri istilahshyistilah ekologi budaya sosial dan ungkapanshyungkapan figuratif Dari sinilah teks novel ditentukankualitas dan kekhasannya yang istimewa

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Budaya MateriNewmark (198897) menyebutkan beberapa ungkapan yang termasuk ke dalam budaya materi yaitua Food (makanan) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah makanan minuman dan cara penyajiannya Di Amerika misalnya terdapat macaroni spaghetti raviolipizza junk food hors drsquooeuvre starter dessert Algerian wine dan sebagainya b Cloth (pakaian) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah pakaian tradisional kostum nasional dan cara berpakaian Di beberapa negara misalnya terdapat istilahsari kimono yukala jubbah jeans dan sebagainya

id 82Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 83Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

c House (tempat tinggal yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan tempat tinggal komunitasmasyarakat yang biasanya memiliki tempat tinggal yang khas dan memiliki tujuan tertentu misalnya palazzohotel bungalow hacienda pension villa borgata dan sebagainya Sementara itu Sumarno (2003 18shy21)menambahkan bahwa budaya materi juga dapat berupa bangunan tradisional yaitu ungkapanshyungkapan yangberhubungan dengan ciri khas bangunan di suatu budaya dan tidak terdapat di budaya lain Di Cina misalnyaterdapat bagunan yang disebut Tembok Cina di Indonesia terdapat Rumah Gadang Pendhopo Agung dansebagainyad Transport (moda transportasi) yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan sarana dan sistemperhubungan Di beberapa negara alat transportasi ini telah menjadi simbol dari kepemilikan pribadi danseringkali mengkonotasikan martabat seseorang Beberapa nama alat transportasi tersebut tidak hanya memilikinama lokal namun juga telah mengshyinternasional misalnya jumbo jet Metro BMW Volvo flyshyover phaethonlandau tulbury dan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Istilah EkologiIstilahshyistilah ekologi berbedashybeda antara satu budaya dengan budaya lain tergantung pada penamaan masingshymasing wilayah dan tingkat kekhasannya (Newmark 1988 97) Beberapa negara memiliki istilahshyistilah lokaldengan unsurshyunsur lokalnya yang sangat kuat dan penamaan istilahshyistilah lokal tersebut memiliki fungsi yangpenting dalam menunjukkan geografis dan identitas suatu negara Misalnya plateau yang secara geografismerujuk pada wilayah yang terdapat di Inggris dan Amerika sedangkan nama lainnya yaitu mesa altipianosecara geografis langsung merujuk pada suatu wilayah yang ada di Spanyol dan Italia Selain itu beberapa unsurshyunsur ekologi lain yaitu jenis musim hujan lembah ikan dan lain sebagainya yangtidak dapat dipahami baik secara denotatif maupun konotatif juga memiliki katashykata budaya yang perlu dicarikanpenyelesaian padanan misalnya jenis ikan nudibranch yang hanya terdapat di Lautan Pasifik namun tidakditemukan di wilayah lain begitu pula unsurshyunsur ekologi lain yang erat kaitannya dengan unsur komersialmisalnya mango advocado dan lainshylain yang menjadi produk dan kekhasan suatu wilayah yang kemudian dibawa atau di impor ke wilayah lain yang kemudian dinaturalisasikan menjadi mangue avocat dan lainshylain diwilayah lain

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan BudayaSosialMenurut Newmark (198898) yang dimaksud dengan budaya sosial secara khusus adalah manifestasi tertentu didalam suatu masyarakat yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa khusus atau tertentu atau dengankata lain sebagai foreign cultural words Yang tergolong ke dalam budaya sosial tersebut adalah ungkapanshyungkapan di dalam suatu pekerjaan dan kegiatan di waktu senggang yang biasanya dilakukan oleh anggotasuatu komunitas (Newmark 1988 99) sebutan atau penamaan yang diberikan kepada seseorang (Thriveni20021) dan peristiwa budaya (Sumarno 2003 18shy21) a PekerjaanDi dalam menerjemahkan masalah pekerjaan penerjemah harus membedakan antara masalah penerjemahandenotatif dan konotatif dari pekerjaan tersebut Ungkapanshyungkapan pekerjaan yang denotatif biasanya jarangmenimbulkan masalah terjemahan karena katashykata atau ungkapanshyungkapan tersebut dapat secara fungsionaldidefinisikan atau ditransfer misalnya ungkapanshyungkapan di dalam Tsu porkshybutcher cake shop with cafeacutemenjadi jagal warung kopi di dalam TsaUngkapanshyungkapan konotatif di dalam pekerjaan mungkin dapat menimbulkan masalah terjemahan misalnyaungkapanshyungkapan the masses the working class Ungkapanshyungkapan tersebut dapat menimbulkan maknapositif dan negatif yaitu ungkapanshyungkapan yang dapat berarti sekelompok orang yang bekerja (bukanpengangguran) ataupun kelompok orang yang bekerja di pabrik (pekerja pabrik) atau pekerja kasar yang miskinb Kegiatan Waktu Senggang Ungkapanshyungkapan budaya sosial yang merujuk pada kegiatanshykegiatan yang dilakukan pada saat santai dapatberupa pertandinganshypertandingan nasional misalnya cricket bullshyfighting tennis cardshygames gamblinggames dan sebagainya c Sebutan atau PenamaanSebutan atau penamaan terhadap seseorang merupakan unsur budaya sosial yang sering diwujudkan ataudiungkapkan di dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu Ungkapanshyungkapan tersebut juga seringdigunakan oleh penulis atau pengarang sebagai nilai asosiatif Misalnya sebutan Tuan Kate untuk menyebutseseorang yang kerdil yang diibaratkan mirip dengan ayam kate Selain itu sebutan atau penamaan tersebut

id 84Plagiarism detected 006 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 85Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

juga sering diwujudkan untuk mengekspresikan ungkapanshyungkapan tertentu terhadap karakter fisik seseorangmisalnya menyebut rambut dengan ungkapan bangs dan sebagainya d Peristiwa budayaPeristiwa budaya yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan kegiatan atau peristiwa suatu negaraseperti Thanksgiving di Amerika Serikat Sekaten Kenduren dan sebagainya di Indonesia Peristiwashyperistiwabudaya tersebut menimbulkan permasalahan di dalam menerjemahkan karena peristiwa budaya di suatu tempatsangat mungkin tidak dapat ditemukan padanannya di budaya lainPeristiwa budaya ini juga menyangkut kegiatanshykegiatan keorganisasian keagamaan kesenian dan juga istilahshyistilah khusus suatu konsep atau gagasan Istilahshyistilah khusus mengenai suatu gagasan merujuk pada suatuistilah yang dipakai baik secara populer maupun dalam bidang tertentu sebagai suatu entitas atau kejadian Didalam perkembangannya sekarang banyak orang yang menganggap bahwa gagasan adalah suatu kekayaanintelektual httpidwikipediaorgwikiKekayaan_intelektual seperti hak cipta httpidwikipediaorgwikiHak_ciptaatau paten httpidwikipediaorgwikiPaten Terma organisasi maupun religi merujuk pada istilahshyistilah suatuorganisasi atau religi yang dapat berupa organisasi politik sosial negara sekolah dan sebagainya Organisasishyorganisasi tersebut seringkali memiliki istilahshyistilah yang unik dan hanya dimiliki oleh anggota organisasitersebut misalnya organisasi militer yang memiliki istilahshyistilah seperti junta guinta junte mayor dansebagainya Sementara itu di dalam bahasa religi juga diwujudkan dalam berbagai varian istilah atauungkapan misalnya Santa Claus Saint Nicholas Father Christmas Kris Kringle dan lainshylainSementara itu istilah artistik merujuk pada suatu produk atau proses dari suatu unsur yang sedemikian rupamempengaruhi makna emosi dan intelektualitas Artistik mencakup berbagai wilayah kegiatan kreasi danbentuk ekspresi manusia yang termasuk di dalamnya adalah musik potografi film patung lukisan gedung senidan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Gaya BahasaGaya bahasa berbeda dengan gaya Sebagaimana yang penulis uraikan sebelumnya bahwa gaya adalah way ofwriting atau cara bagaimana penulis atau pengarang menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan sedangkan gayabahasa adalah cara bagaimana menyusun bahasa sehingga menimbulkan nuansa keindahan Gaya digunakansebagai suatu istilah yang menekankan pada bentuk tulisan dan membedakannya dengan isi tulisan Carapenulis menyajikan tulisannya mungkin saja menggunakan struktur kata atau kalimat yang kompleks atausederhana menggunakan istilahshyistilah teknis atau budaya menggunakan pemilihan partisipan dari beragamsudutpandang ataupun juga menggunakan bahasashybahasa figuratif atau gaya bahasa yang berbedashybedaDengan kata lain gaya bahasa merupakan bagian dari gayaSecara umum yang dimaksud dengan gaya bahasa

adalah carashycara yang khas bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu sehingga tujuanyang dimaksudkan dapat dicapai secaramaksimal (Ratna 2009 3) Di dalam karya susastra gaya bahasa adalah cara penyusunan bahasa sehinggamenimbulkan aspek estetis Secara tradisional gaya bahasa disamakan dengan majas atau suatu kiasan yangdigunakan

penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspekkeindahan Majas tersebut secara umum dibedakan menjadi empat macam yaitu majas penegasanperbandingan pertentangan dan majas sindiranDilihat dari hakikat karya susastra secara keseluruhan sebagai kualitas estetis perbandingan dianggap sebagaimajas yang paling penting sebab semua majas pada dasarnya memiliki cirishyciri perbandingan Metafora sebagaisalah satu bentuk majas merupakan yang paling banyak dan paling sering di dalam memanfaatkanperbandingan atau dengan kata lain di antara semua majas maka metaforalah yang paling penting MenurutWellek dan Warren (1989 246) makna karya susastra justru terletak di dalam metafora yang berkaitan denganperumpamaan secara umum karena di dalam susastra yang penting adalah citra yang ditampilkan dengan cirikhasnya yang estetis Oleh karena itu di dalam penelitian ini metafora menjadi objek kajian yang berhubungandengan gaya bahasa Metafora didefinisikan melalui dua pengertian secara sempit dan luas Pengertian secara sempit metaforaadalah majas seperti metonimia hiperbola personifikasi dan sebagainya Pengertian metafora secara luasmeliputi semua bentuk kiasan penggunaan bahasa yang dianggap menyimpang dari bahasa baku Di dalamkaitannya dengan penciptaan citra atau kesan baru metafora menurut Larson (1984 246) dibagi menjadi duakategori yaitu metafora hidup dan metafora mati Metafora hidup adalah metafora yang temporer atau sertashymerta diciptakan oleh penulis atau pembicara untuk melukiskan sesuatu yang seringkali penciptaannya

id 86Quotes detected 001 in quotes

id 87Quotes detected 001 in quotes

id 88Quotes detected 001 in quotes

dilakukan secara emosional Misalnya penggunaan bahasa

lsquopisau tajamrsquo yang semula mengacu pada pengertian benda nyata kemudian menjadi

lsquopikiran tajamrsquountuk menunjukkan kejernihan kedalaman dan ketelitian seseorang dalam menganalisis suatu permasalahansama dengan kemampuan pisau tersebut Pisau yang tajam atau bendashybenda lain yang tajam tidak akanmenghasilkan makna yang baru sebab makna tajam yang dimiliki oleh pisau sudah dianggap sebagai maknaliteral Sebaliknya pikiran tajam berhasil membangkitkan emosi sebab makna tajam itu sendiri sudah berada didalam konteks yang baru Dengan kata lain bahwa metafora hidup merupakan estetis yang memberikan kesanbaru Metafora hidup ini akan mudah dipahami apabila pembaca atau pendengar memberikan perhatian yangkhusus terhadap perbandingan yang telah dibuat Metafora mati atau seringkali disebut dengan bahasa klise atau idiom merupakan metafora yang dibentukdengan tidak lagi memikirkan pembanding makna dasarnya namun langsung memikirkan pada makna idiomatisyang dibentuknya Contoh dari metafora mati ini adalah leg of the table atau kaki meja Penulis atau pembicaramembentuk metafora ini dengan membandingkannya antara kaki meja dengan kaki manusia namun penulis danpembaca tidak lagi memikirkan kaki manusia ketika menggunakan tersebut Metafora seperti kaki meja inimemiliki makna yang tetap atau tidak berubah Jadi makna metafora mati atau idiom tidak dapat diprediksi darikatashykata yang membentuk idiom tersebut Misalnya if convicted he will certainly get the hot seat yang memilikimakna

lsquohukuman matirsquo Arti idiom tersebut sama sekali tidak dapat diprediksi dari katashykata pembentuknya yaitu hot dan seat Larson (1984 246) menyatakan bahwa idiom memiliki makna idiomatik yang juga disebut dengan nonshyliteralmeaning (figurative meaning) atau figure of speech yaitu sebuah kata atau frase yang dipakai untukmenciptakan efek khusus dan dipakai bukan dalam arti yang sebenarnya Idiom bisa merupakan kelompok kataatau frase klausa dan bahkan kalimat Idiom termasuk ke dalam ungkapan figuratif yang terdapat di dalamsemua bahasa dan makna dari idiom tersebut tidak bisa diprediksi dari katashykata yang menyusunnya secaraharfiah Walaupun pengarang susastra melakukan penyimpangan strukturshystruktur bahasa yang lazim dipakaikenyataannya mereka tidak dapat melepaskan diri secara total akan konvensi susastra Menurut Aminuddin(200944shy46) konvensi susastra tersebut secara umum dapat dilihat melalui penandashypenanda sebagai berikuta) Bahasa yang dipakai di dalam susastra adalah bahasa yang bersifat estetis puitis dan menyentuh rasakeindahan Keindahan bahasa susastra tercipta lewat pendiksian yang tepat serta kompensasi bunyi yangserasi Setiap novel pasti memenuhi penanda inib) Karya susastra bersifat imajinatif atau fiktif yaitu suatu cerita rekaan yang berangkat dari daya khayal kreatifKarya susastra bersifat intuitif yang mengutamakan faktor rasa Imajinasi merupakan wilayah khusus yang tidakperlu dicocokshycocokkan dengan kenyataan walaupun sesuatu yang bersifat imajinatif tidak harus irasionalSesuatu yang bersifat imajinatif boleh jadi terjadi dalam kehidupan nyata karena bagaimanapun juga karyasusastra merupakan refleksi kehidupan manusiac) Bahasa susastra bersifat konotatif dan multiinterpretasi Bahasa susastra mempunyai banyak makna dandapat ditafsirkan melalui berbagai macam aspek dan dimensi Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa karyasusastra memang merupakan karya kreatif yang harus mampu menggugah kreativisme dan merangsang dayapikir Jika seseorang berhasil menginterpretasikan ungkapanshyungkapan susastra yang rumit maka dia tidakperlu mengklaim bahwa tafsirannyalah yang paling benar karena penafsiran karya susastra terbuka terhadapbanyak tafsir Karya susastra selalu mempunyai berlapisshylapis makna dan karenanya selalu mengundangpenafsiran maknashymakna baru Karya susastra bersifat dinamisd) Bahasa susastra bersifat simbolis asosiatif sugestif dan konotatif Bahasa susastra mengungkapkansesuatu dengan kiasan Penggunaan bahasa kias dalam karya susastra bukan berarti pengarang sengajamembuat pembaca bingung namun justru lebih mendorong pembaca untuk berfikir kreatif Bahasa kias jugamencerminkan kehalusan perasaan pengarang dan daya asosiasi yang tinggie) Tokohshytokoh didalam karya susastra dilukiskan dengan karakter pribadi dan pencitraan diri yang kuatKeberadaan tokohshytokoh tersebut terasa hidup dan berada kuat di tengahshytengah kita Setting dilukiskan dengancermat dan hidup sedangkan plotnya begitu memikat Adanya setting dan plot memungkinkan para tokoh biasbergerak dengan leluasa untuk melahirkan konflikshykonflik yang dramatis

id 89Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 90Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 91Plagiarism detected 004 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 92Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 93Plagiarism detected 005 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 94Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 95Plagiarism detected 011 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 96Plagiarism detected 018 httpsfitrimeydhablogspotcom20

Dengan mengacu pada konvensi di atas dan dengan mempertimbangkan

gaya bahasa sebagai pemakaian bahasa secarakhas maka pemakaian bahasa yang khas dapat diidentifikasi dengan (1) secara teoretis menemukan cirishyciripemakaian bahasa yang khas yang

pada umumnya dilakukan dalam kaitannya denganpenelitian ilmiah misalnya pada saat menganalisis sebuah karya susastra dan (

b) secara praktis melalui pengamatan langsung terhadap pemakaian bahasa seharishyhari misalnya melaluipemakaianberbagai perumpamaan (Ratna 200913) Namun demikian dikaitkan dengan relevansinya

sebagai kekhasan itu sendiri bahasa yangdiciptakan dengan sengaja maka pemakaian bahasa yang khas pada umumnya dibatasi pada karya susastraDominasi penggunaan bahasa yang khas ini di dalam karya susastra diakibatkan oleh beberapa hal sebagaiberikuta) Karya susastra merupakan karya yang mementingkan unsur keindahanb) Karya susastra di dalam menyampaikan pesan menggunakan carashycara tidak langsung sepert refleksimanifestasi dan representasic) Karya susastra

adalah curahan emosi bukan intelektualAspek keindahan pesan tak langsung dan hakikat emosional mengarahkan bahasasusastra pada bentuk penyajian terselubung dan bahkan sengaja disembunyikan Ada suatu kesan bahwa untukmenemukan pesan di dalam karya susastra harus dilakukan melalui jalan yang panjang dan berbelokshybelokJadi karya susastra

berbeda dengan karya ilmiah yang justrumenghindari unsur estetis dan emosionalitas Karya susastra

juga berbeda dengan bahasa seharishyhari yang bersifat praktis dan cepat dimengertiPenggunaan bahasa khas bukan dalam pengertian bahwa bahasa susastra berbeda dengan bahasa seharishyhari dan bahasa ilmiah Tidak ada perbedaan prinsip sepertikosakata dan leksikal antara bahasa susastra bahasa ilmiah dan bahasa seharishyhari Ciri khas danperbedaannya

diperoleh melalui proses pemilihan dan penyusunan kembali Analog dengan kehidupan seharishyhari gayasebagai salah satu cara hidup di antara berbagai cara yang lain gaya bahasa adalah masalah cara pemakaianyang khas bukan bahasa khas yang berbeda dengan bahasa dalam kamus Dengan kata lain kekhasan yangdimaksudkan adalah kekhasan dalam proses seleksi memanipulasi danmengombinasikan katashykata Pilihanshypilihan seperti itulah yang justru memegang peranan karena di dalamproses tersebut terkandung kualitas proses kreatif kemampuan imajinatif dan kekuatan katashykata Sementara itu Zuchridin (1982 87shy91) menegaskan bahwa kekhasan bahasa di dalam karya susastra adalahkekhasan dari sifatshysifat susastra itu sendiri yaitu bahwa karya susastra selain memiliki unsurshyunsur ekspresiamanat informasi fiksi juga bersifat individulisasi Oleh karena kekhasannya tersebut maka penggunaanbahasa di dalam karya susastra harus digunakan sebaikshybaiknya Bahasa yang digunakan harus sederhanasegar tepat dan hidup Dengan melihat pada sifat kekhasan bahasa di dalam karya susastra maka seorangpenerjemah perlu atau harus dapat memberikan interpretasi dan apresiasi yang tepat terhadap karya terjemahanyang akan diterjemahkan

id 97Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 98Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

id 99Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 100Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 101Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu + 6 more resources

id 102Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 103Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

ReferensiLarson Mildred L 1989 Penerjemahan Berdasarkan Makna Terjemahan Kencanawati Taniran Jakarta ArcanNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalRatna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta Pustaka PelajarSumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003SurakartaZuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

6Kesepadanan dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan definisi kesepadanan dalam penerjemahan

Penerjemahan pada dasarnya merupakan pengalihan suatu pesan dan gaya bahasa suatu teks yang sepadandari bahasa yang satu (bahasa sumber) ke bahasa yang lain (bahasa sasaran) Dengan kata lain bahwakegiatan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah selalu ditujukan untuk mencari padanan yang optimal

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranPadanan yang optimal adalah tujuan akhir penerjemahan (Zhu 2004) Di dalam usaha mencari suatu padananyang optimal bukanlah hal yang mudah bagi penerjemah dan seringkali menimbulkan banyak masalahMasalahshymasalah tersebut sebagai akibat adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosiokultural

antara bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut Rochayah (2000 106) kesepadanan bukanlah kesamaan Hal ini karena bahasa berbeda satu samalain baik yang menyangkut bentuk maupun kaidah yang mengatur konstruksi gramatikal Hal senadadisampaikan oleh Bassnett (200237) bahwa kesepadanan (equivalence) di dalam penerjemahan seharusnyatidak disebut dengan kesamaan (sameness) karena kesamaan tidak dapat muncul bersama antara dua bentukteks sasaran dari teks yang sama namun tetap berdiri sendiri

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu Pym (20072) mengatakan bahwa

id 104Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dan teks bahasa sasarantidak bisa disebut berpadanan karena konsep terjemahan itu sendiri pada dasarnya secara budaya berbeda danmemiliki konsep sendirishysendiri Lebih lanjut menurut Nababan (2008) suatu kesepadanan penerjemahan antara teks sasaran dengan tekssumber sangatlah problematik dalam arti bahwa kesepadanan mutlak sangatlah sulit dicapai Hal ini karena tigaalasan yaitu tidak mungkin suatu teks memiliki interpretasi yang konstan sama meskipun dari orang yang samadalam kesempatan yang berbeda penerjemahan merupakan interpretasi subjektif dari penerjemah (samadengan pendapat William 2001) dan tidak mungkin bagi seorang penerjemah untuk menentukan bagaimanatanggapan pembaca terjemahan terhadap teks sumber ketika teks sumber tersebut pertama kali dibuat Didalam usaha mencari hubungan padanan ini beberapa pakar penerjemahan menyodorkan berbagai pendapatmengenai konsep kepadanan dalam penerjemahan

A Vinay dan Darbelnet

Vinay and Darbelnet (1995342) memandang kesepadanan sebagai suatu prosedur pengalihan situasi ataukonteks yang sama dengan konteks aslinya meskipun pengalihannya menggunakan katashykata yang berbedaantara teks sasaran dengan teks sumber Menurut Vinay dan Darbelnet apabila prosedur ini diterapkan dalamproses penerjemahan prosedur tersebut mampu menjaga bentuk atau gaya dari teks sumber ke dalam tekssasaran Oleh karena itu kesepadanan tersebut merupakan metode yang sangat ideal di dalam menerjemahkanperibahasa idiom frasa nominal atau sifat dan juga onomatopi suara binatangLebih lanjut Vinay dan Darbelnet mengatakan penciptaan kesepadanan muncul dari suatu situasi yaitu situasi didalam teks sumber yang akan dicarikan solusinya atau padanannya oleh penerjemah Di dalam mencaripadanan ini penerjemah tidaklah cukup apabila hanya mencarikan padanannya melalui kamus atau glosari sajanamun juga harus mencari padanannya di dalam situasi atau konteks yang sama atau dalam istilah mereka disebut dengan full equivalents (hal 255)

B Jakobson

Kesepadanan menurut Jakobson (2000 233) adalah penggunaan sinonim untuk mendapatkan makna dari tekssumber (hal yang sama juga disampaikan oleh Amstrong 200544) Hal ini berarti bahwa di dalampenerjemahan tidak ada yang namanya full equivalence antara fiturshyfitur kebahasaaan di dalam teks sumber danteks sasaran Di dalam konsep kesepadanan ini dapat dijelaskan bahwa penerjemahan melibatkan duapengalihan pesan yang sepadan di dalam dua fitur kebahasaan yang berbeda Lebih lanjut Jakobsonmengatakan bahwa dari sudut pandang gramatikal bahasa pastilah berbeda satu sama lain namun perbedaantersebut tidak berarti bahwa penerjemahan tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain bahwa penerjemahantetap dapat dilakukan meskipun menghadapi masalah di dalam mencari padanan penerjemahan Di dalammencari padanan ini dapat dilakukan dengan cara peminjaman kata (loanwords) pergeseran semantik ataupenciptaan kata sendiri Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Jakobson ini dapat dijelaskan bahwa di dalam halshyhal tertentu tidakada kesepadanan literal untuk katashykata atau kalimat tertentu atau khas di dalam teks sumber dan oleh karenaitu penerjemah harus memilih atau mencari cara yang paling sesuai atau memungkinkan diterapkan pada tekssasaran Di sini nampak bahwa ada kesamaan antara konsep kesepadanan Vinay dan Darbelnet dengankonsep Jakobson Kedua konsep kesepadanan tersebut menekankan bahwa apabila pendekatan linguistiksudah tidak lagi sesuai di dalam menerjemahkan penerjemah harus mencari prosedur yang lain misalnyapinjaman kata (loanwords) pergeseran semantik dan sebagainya Kedua konsep tersebut menjelaskanketerbatasan teori linguistik dan menjelaskan bahwa penerjemahan tetap dapat dilakukan karena masih terdapacarashycara lain yang dapat dipilih oleh penerjemah

C Nida dan Taber

Menurut Nida (1982200shy201) terdapat dua jenis kesepadanan yaitu kesepadanan formal dan kesepadanandinamis Kesepadanan formal merujuk pada kesepadanan maksimal pada kata atau frasa bahasa sumber Nidadan Taber memberikan kejelasan bahwa tidak selalu ada kesepadanan formal antara dua bahasa

Oleh karena itu Nida dan Tabermenyarankan bahwa kesepadanan formal dipakai apabila penerjemahan bertujuan untuk mendapatkankesepadanan yang benarshybenar formal daripada kesepadanan yang sifatnya dinamis Penggunaankesepadanan formal ini membawa implikasi yang cukup serius di dalam teks sasaran karena penerjemahan

id 105Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 106Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 107Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tersebut tidak akan mudah dipahami oleh pembaca (Fawcett 1997) Nida dan Taber sendiri menyatakan bahwakesepadanan formal pada umumnya menyimpangkan pola gramatikal dan gaya dari bahasa sasaran dan olehkarenanya juga menyimpangkan pesan atau makna yang disampaikan kepada pembaca karena pembaca akansangat sulit memahami pesan yang disampaikan Kesepadanan dinamis merujuk pada prinsip penerjemahan bahwa penerjemah berusaha mencari makna aslisedemikian rupa sehingga katashykata di dalam teks sasaran akan membangkitkan pengaruh atau efek yang samakepada pembaca sasaran sebagaimana pengaruh atau efek yang dibangkitkan teks sumber terhadap pembacateks sumber Hal ini berarti bahwa bentuk atau gaya di dalam teks sumber dapat diubah sepanjang perubahantersebut mengacu pada konsistensi kontekstual dalam pengalihannya Konsep kesepadanan oleh Nida dan Taber ini menyiratkan secara jelas bahwa kesepadanan dinamis lebihefektif (Ibrahim 20081) daripada kesepadanan formal karena hal ini dapat dipahami bahwa konteks atau situasijauh lebih akurat dan komunikatif daripada menggunakan pendekatan linguistik di dalam menerjemahkan ataudengan kata lain kualitas pragmatikshysemantik lebih menjelaskan kesepadanan dalam penerjemahan daripadasekadar kesepadanan harfiah saja Atau dalam pandangan Hatim dan Munday (200427) bahwa kesepadananformal hanya melibatkan pendeskripsian sistem kebahasaan saja (langue) dan bukannya perbandingan dankesepadanan

antara teks sumber dan teks sasaran

CNewmark

Newmark (1981) membedakan konsep kesepadanan antara kesepadanan semantik dan kesepadanankomunikatif Sama halnya dengan konsep kesepadanan dinamis yang diberikan oleh Nida dan Taberkesepadanan komunikatif juga berusaha menciptakan efek terhadap pembaca teks sasaran yang sama denganapa yang diterima oleh pembaca teks bahasa sumber

E MundayMunday (2000) menggambarkan konsep kesepadanan dalam lima jenis kesepadanan yaitu1 Kesepadanan denotatif yaitu yang berhubungan dengan kesepadanan ekstralinguistik suatu teks2 Kesepadanan konotatif yaitu yang berhubungan dengan pilihanshypilihan leksikal3 Kesepadanan teksshynormatif yaitu yang berhubungan dengan jenisshyjenis teks4 Kesepadanan pragmatik atau kesepadanan komunikatif yaitu kesepadanan yang ditujukan pada pembacateks5 Kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang berhubungan dengan bentuk atau gaya suatu teks

F Catford

Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Catford (1974) ini benarshybenar berbeda dengan yang ditawarkanoleh Vinay dan Darbelnet Jakobson maupun Nida dan Taber karena Catford lebih menekankan padapendekatan yang berbasis linguistik dengan kontribusi terbesarnya di dalam terjemahan yaitu mengenaipergeseran terjemahan (translation shift) Gagasan mengenai pergeseran terjemahan tersebut pada dasarnyaberawal dari perbedaan antara kesepadanan formal dan kesepadanan tekstual Di dalam terjemahan terikat(rankshybound translation) kesepadanan dilakukan secara kata per kata atau morfem per morfem di dalam tekssasaran Sementara itu di dalam terjemahan bebas (unbounded translation) kesepadanan tidak terikat padatataran tertentu dalam arti bahwa kesepadanan dapat ditemukan di dalam tingkat kalimat klausa ataupuntingkat yang lain Oleh karena itu menurut Catford bahwa kesepadanan formal selalu ada

antara teks sumber dan teks sasarandan memiliki konfigurasi yang sama di dalam tataran (ranks) teks sumber dan teks sasaran Salah satu masalahyang nyata di dalam kesepadanan formal adalah meskipun bermanfaat di dalam perbandingan bahasa namuntidak benarshybenar sesuai di dalam memcari kesepadanan terjemahan

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu kesepadanan tekstual terjadi ketika teks di dalam bahasa sasaran diselaraskan supaya sepadan

id 108Quotes detected 001 in quotes

id 109Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan teks yang ada di dalam bahasa sumber Sejauh pergeseran terjemahan dapat dilakukan makakesepadanan terjemahan dapat dilakukan Dengan alasan ini Catford membedakan pergeseran terjemahandengan pergeseran tingkat (level shifts) dan pergeseran kategori (category shifts)Konsep kesepadanan Catford ini menuai banyak kritik Salah satu kritik yang paling tajam berasal dari SnellshyHornby (198819shy20) yaitu yang mengatakan bahwa definisi kesepadanan tekstual Catford yang sangatbergantung pada faktor tekstual

lsquobenarshybenar tidak cukuprsquodi dalam proses penerjemahan SnellshyHornby menyatakan bahwa proses penerjemahan tidak cukup hanyadengan pengurangan atau pergeseran pada tataran linguistik saja namun masih ada faktorshyfaktor lain yangperlu diperhatikan yaitu aspek budaya dan konteks

G House

House (197749) lebih menekankan pada kesepadanan semantik dan pragmatik dan menyatakan bahwa tekssumber dan teks sasaran seharusnya memiliki fungsi yang sepadanan dan berada dalam dimensi situasionalyang sama Jadi apabila teks sumber dan teks sasaran secara substansial berbeda dimensi situasinya dankemudian secara fungsinya tidak sepadan maka terjemahan tersebut tidak memiliki kualitas terjemahan yangtinggi

H Baker Baker mengeksplorasi kesepadanan dalam berbagai tingkatan di dalam proses penerjemahan Menurut Baker(199211shy12) kesepadanan dapat digolongkan dalam a Kesepadanan kata yaitu kesepadanan antar kata Ketika penerjemah mulai menganalisis teks sumberpenerjemah melihat katashykata sebagai suatu unit tunggal untuk menemukan padanan langsung di dalam tekssasaran b Kesepadanan Gramatikal Kesepadanan ini merujuk pada perbedaanshyperbedaan kategori gramatikal bahasasumber dengan bahasa sasaran Menurut Baker aturan gramatikal mungkin berbedashybeda antar bahasa dan inimenimbulkan masalah di dalam mencari kesepadanan langsung di dalam teks sasaran Perbedaan inimemungkinkan sekali terjadi perubahan pesan atau makna dalam teks sumber dan teks sasaran Perubahan inimembuat penerjemah melakukan penambahan atau penghilangan informasi di dalam teks sasaran itu sendiri c Kesepadanan Tekstual Kesepadanan ini merujuk pada kesepadanan

antara teks sumber dan teks sasarandalam hal makna dan kohesinya Penerjemah berusaha mencari atau menghasilkan suatu teks yang kohesif dankoheren bagi pembaca teks sasaran di dalam konteks tertentu Hal ini tergantung kepada penerjemah untukmemutuskan apakah tetap menjaga atau melepas ikatan kohesif dan koheren teks sumber Keputusan untukmelakukan ini akan banyak dipengaruhi oleh aspek pembaca sasaran tujuan penerjemahan dan jenis teks d Kesepadanan Pragmatik Kesepadanan ini merujuk pada implikatur dan strategi yang digunakan selamaproses penerjemahan Implikatur di sini bukan semata apa yang secara eksplisit disampaikan namun juga apayang tersirat Oleh karena itu peran penerjemah adalah menjembatani maksud penulis baik yang tersuratmaupun tersirat ke dalam budaya lain sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca memahami teksdengan mudah

I Bell

Bell (19916) membagi kesepadanan berdasar sifat bahasa itu sendiri yaitu sebagai struktur formal dan sebagaisistem komunikasi Bahasa sebagai struktur formal terdiri dari unsurshyunsur yang dikombinasikan dan yangmemiliki makna Bahasa sebagai sistem komunikasi dalam arti bahwa bentukshybentuk struktur formal tersebutmengacu pada entitas dan disertai dengan sinyalshysinyal yang memiliki nilai komunikasi Berdasarkan sifatbahasa ini kesepadanan terjemahan dibedakan atas kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang bebaskonteks dan kesepadanan fungsional yaitu kesepadanan yang berorientasi pada nilaishynilai komunikasi teksDari beberapa konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh para pakar tersebut secara substansial dapat dilihatbahwa beberapa pakar lebih berfokus pada aspek linguistik dan beberapa pakar lain lebih pada fungsinyaPernyataan yang sama diungkapkan oleh Leonardi (20001) bahwa konsep kesepadanan dapat dibagi ke dalamtiga kelompok yaitu (1) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan pada pendekatan linguistik di dalamupaya mencari kesepadanan di dalam menerjemahkan (2) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan

id 110Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

id 111Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 112Plagiarism detected 004 httpjournalsumsacidindexphp

id 113Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

kesepadanan dengan melihat pada perbedaan aspek pragmatiksemantik fungsi dan budaya dan (3) kelompokpakar penerjemahan yang berdiri di tengahshytengah yang menganggap bahwa penerjemahan pada dasarnyaadalah rsquofor the sake of conveniencersquo Sebagaimana disebutkan di atas bahwa karena adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosioshykulturalantara bahasa sumber dan bahasa sasaran maka diperlukan strategi pemecahan masalah padanan Strategitersebut dapat berupa penambahan informasi pengurangan informasi dan penyesuaian struktur (Newmark198885shy91) Penambahan informasi adalah memasukkan informasi yang tidak ada dalam teks sumber ke dalamteks sasaran Informasi yang ditambahkan dapat berupa informasi kultural teknis atau kebahasaanPenghilangan informasi merujuk pada penghilangan isi dan bukan penyelarasan struktur untuk menghasilkanterjemahan yang gramatikal Penyesuaian struktur merujuk pada perubahan atau pergeseran tatabahasa daribahasa sumber ke bahasa sasaran Tujuan penyesuaian struktur ini adalah untuk menghasilkan terjemahanyang sepadan makna dan gayanya Sementara itu menurut Aguardo (2005294) strategi lain yang dapatdilakukan untuk mengatasi masalah kesepadanan adalah dengan menggunakan berbagai strategimenerjemahkan dengan memperhatikan pada tataran kata kalimat dan pertanyaanshypertanyaan pada maknashymakna leksikalNamun demikian karena tidak ada dua bahasa yang secara sistematis dan budaya sama maka pergeserantersebut penambahan penghilangan dan substitusi perlu dilakukan namun tidak dalam setiap kesempatan(Riazi 2008) Penerjemah perlu mempertimbangkan secara mendalam penggunaan gaya di dalam tekssasaran Apabila terdapat perbedaan yang sangat lebar antara dua bahasa penerjemah dapat merubahnya kedalam bentuk atau gaya yang sesuai di dalam bahasa sasaran yang didasarkan pada suatu konteks yangmelatarinya (Pinto 2001 House 2001) dan juga tugas penerjemah perlu mengenali jenisshyjenis teks sebelummemulai menerjemahkan (Nieminen 2004)

ReferensiAguardo Pilar 2005 TranslationshyStrategies Use A ClassroomshyBased Examination of Bakerrsquos Taxonomy OnlineTranslation Journal Meta vol 50 ndeg 1 2005 p 294shy311 (http httpideruditorgiderudit010675ar )Catford JC

1974 A Linguistic Theory on Translation London Oxford UniversityPressFawcett Peter 1997 Translation and Language Linguistic Theories Explained Manchester St JeromePublishingHatim B dan I Mason 1997

The Translator as Communicator LondonNew YorkRutledgeHouse Juliane 1977 A Model for Translation Quality Assessment Tuumlbingen Gunter Narr

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressLeonardi Vanessa 2000 Equivalence in Translation Between Myth and Reality Online Translation Journal 44 1shy14 (httpaccurapidcomjournal14equivhtm)Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNababan Rudolf

2008 Equivalence in Translation Some ProblemshySolving Strategies Online Translation Article (httphttpwwwprozcomdoc2071 )Newmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

id 114Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 115Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

Nida Eugene A 1982 Language Structure and Translation Stanford University Press CaliforniaNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta GrasindoSnellshyHornby Mary1988 Translation Studies an Integrated Approach Amsterdam and Philadelphia JohnBenjaminsVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John BenjaminsWilliams M 2001 The Application of Argumentation Theory to Translation Quality Assessment OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 326shy 344(httpwwweruditorg)Zhu Chunshen 2004 Ut Once More The Sentence as the Key Functional Unit of Translation OnlineTranslation Journal Meta Translators Journal vol 44 ndeg 3 2004 p 429shy447 (httpideruditorgiderudit004644ar )

7Analisis Kontrastif dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menguraikan analisis kontrastif dalam penerjemahan

Kemunculan analisis kontrastif dimulai setelah Perang Dunia II dengan adanya urbanisasi besarshybesaran darisatu negara ke negara lain Urbanisasi ini memaksa suatu negara (sebagai pendatang) dengan segalakonsekuensinya harus mempelajari lingkungan sosiobudaya masyarakat atau negara yang ditempati James(1980iv) menyatakan bahwa pada tahun 1960 analisis kontrastif pertama kali dipublikasikan denganmembandingkan bahasa Inggris dengan bahasashybahasa lain yaitu Jerman Prancis Polandia dan Spanyol dandiselenggarakannya programshyprogram pengajaran bahasa yang sesuai dengan negara baru yang ditujuBerbagai penelitian mengenai analisis kontrastif dilakukan oleh para ahli bahasa untuk membandingkan aspekshyaspek yang ada dalam bahasa satu dengan bahasa lainnya Pada dekade ini penelitian mengenai analisiskontrastif mencapai puncaknyaNamun setelah tahun 1970 analisis kontrastif mulai kurang mendapat perhatian Hal ini dikarenakan duapenyebab utama yaitu linguistik deskriptif dan pedagogik psikolinguistik Linguistik deskriptif sebagai dasar daridiskriptif kontrastif tidak mampu bertahan terhadap tekananshytekanan yang terusshymenerus terkait denganperubahan model analisis dan pendekatanshypendekatan sedangkan dari faktor pedagogik pesikolinguistik paraguru bahasa menganggap bahwa deskriptif kontrastif yang mereka kenal hanya mampu memprediksi sebagianmasalah pembelajaran saja dan hal ini justru menyebabkan berbagai masalah baru bagi para pembelajar yangmemiliki latar belakang berbeda dan merosotnya kualitas hasil proses pembelajaran

Pasang surut analisis kontrastifAnalisis kontrastif dalam perjalannya mengalami pasang surut yang tidak hanya problematik namun juga penuhkontroversi(James 1980166) Di dalam melihat pasang surut ini paling tidak dapat dilihat dalam dua pertanyaan

id 116Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 117Quotes detected 0 in quotes

id 118Quotes detected 0 in quotes

id 119Quotes detected 0 in quotes

id 120Quotes detected 0 in quotes

id 121Quotes detected 0 in quotes

id 122Quotes detected 0 in quotes

id 123Quotes detected 0 in quotes

id 124Quotes detected 013 in quotes

utama yaitu apakah bahasashybahasa yang berbeda dapat dibandingkan semua dengan sematashymata melihatsifat analisis kontrastif yang memiliki validitas rendah (face validity) dan apabila bahasashybahasa itu secaraprinsip dapat dibandingkan dengan memakai kriteria apa hal tersebut dapat dibandingkanPertanyaan pertama tersebut menjadi suatu dilema bagi para Strukturalis yang telah mempromosikan analisiskontrastif dimana pada saat yang sama mereka tetap bertahan pada keunikan masingshymasing bahasa Keunikanini terlihat dalam penentuan kategori sistem fonologi dan gramatikal Contoh dari pandangan ini adalah bahwabahasa Inggris dan Jerman mempunyai fonem yang ditunjukkan dengan simbol yang sama i dan intmisalnyadalam queen shoe much pretty namun bernilai berbeda

Hal yang sama juga terjadi padapenggunaan label tense dan artikel untuk merujuk pada kategori gramatikal tertentu pada dua bahasa yangberbeda yang tidak berarti bahwa kita membicarakan hal yang sama Contoh dari fakta ini adalah penggunaankata benda

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman dan Perancis Kata

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman memiliki nilai yang berbeda dengan

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Perancis Maskulin dalam bahasa Perancis maksudnya hanya berbeda dengan

lsquofeminimrsquo(sistem gender duashyistilah) sedangkan dalam bahasa Jerman

lsquomaskulinrsquodibedakan dengan

lsquoneuterrsquodan

lsquofeminimrsquo(sistem gender tigashyistilah)Pertanyaan kedua merujuk pada tertium comparationis (TC) untuk analisis kontrastif fonologi dan leksikal yaitustruktur tampak muka (surface structure) struktur makna (deep structure) dan kesepadanan terjemahan(translation equivalence) Keberatan utama pada penggunaan struktur tampak muka dalam TC ini adalah bahwastruktur tampak muka ini mengarah peda persamaan antarbahasa yang superfisial dan tidak penting Keberatanyang sama juga terjadi pada struktur makna bahwa kalimatshykalimat dalam bahasashybahasa yang sama maupunberbeda dengan struktur makna tidak serta merta memiliki kesepadanan komunikatif yang sama Dengan katalain meskipun kita mendemonstrasikan dua kalimat dari dua bahasa yang berbeda kita dapat membingungkanpembaca bila kita berusaha menyamakan bahasa tersebut dalam hal potensial komunikatifnya

Pentingnya analisis kontrastif dalam terjemahan

Analisis kontrastif memiliki peran yang penting dalam terjemahan meskipun terdapat beberapa keberatanSebagaimana dikatakan oleh Baker (1998 49)

ldquothe relationship between contrastive translation is bishydirectional on the other hand the translation of specificpieces of text may provide the data dor contrastive analysis On the other hand contrastive analysis may

id 125Quotes detected 001 in quotes

id 126Quotes detected 0 in quotes

id 127Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 128Quotes detected 014 in quotes

provide explanations of difficulties encountered in translationrdquo

Pentingnya analisis kontrastif ini dapat disimak dalam pendefinisian kesepadanan terjemahan(Jakobson2000233 Newmark1982Munday2000 Pinto 2001 House 2001 Nieminen 2004) Beberapapakar (Vinay and Darbelnet1995342 Catford 1974) menyatakan bahwa kesepadanan terjemahan adalahsinonim dengan kesamaan makna Menurut pandangan ini bahwa para kontrativis seharusnya menyamakanpasangan kalimat dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan

lsquobenarshybenar samarsquo Permasalahan menjadi muncul bagaimanakah menentukan bahwa kalimat dalam bahasa sumber memilikimakna yang benarshybenar sama dengan bahasa sasaran Salah satu cara untuk menentukan kesepadanan terjemahan ini adalah dengan identifikasi struktur makna (deepstructure) karena struktur makna dalam suatu kalimat merupakan suatu

lsquorepresentasirsquoyang menghubungkan semua informasi yang sesuai dengan interpretasi tunggal dari kalimat tertentu ataukalimat yang dimaksud (James 1980175) Struktur makna menyamakan makna yang menyatakan bahwaidentitas struktur makna menyamakan kesamaan makna Kesimpulan yang beralasan yang bisa diambil adalahbahwa konstruksi yang sama memiliki struktur makna yang identik atau sama yang bahkan bila pada strukturtampak mukanya berbeda Contoh dalam hal ini adalaha Annaura sliced the potato with a knifeNP1 V NP2 NP3b Annaura used a knife to slice the potatoNP1 V1 NP3 V2 NP2c Annaura mengiris kentang dengan pisauNP1 V NP2 NP3d Annaura menggunakan pisau untuk mengiris kentangNP1 V1 NP3 V2 NP2e Annaura used a knife (Annaura sliced the potato)NP1 V NP3 ( NP1 V NP2 ) S

Penjelasan dari contoh diatas adalah sebagai berikut1

Dalam bahasa sumber dan bahasa sasarankata kerja slicemengiris adalah aktif2 NP2 (potato) tidak harus menjadi pusat NP33 Pertanyaan yang diambil dari kedua pasangan bahasa sumber dan bahasa sasaran adalah samaDid Annaura slice the potato with a knifeApakah Annura mengiris kentang dengan pisau

Contoh diatas menunjukkan bahwa kesepadanan terjemahan a dan b memiliki struktur makna yang samadengan c dan d yang berarti bahwa kesepadanan terjemahan ini mengimplikasikan identitas struktur maknaStruktur makna ini dapat mengidentifikasi kesepadanan makna terutama kesepadanan ideasionalKontrastif analisis sebagai suatu ilmu linguistik terapan merupakan disiplin ilmu linguistik hibrida suatu ilmu yangtidak hanya berkutat pada aspekshyaspek kebahasaan saja tetapi juga masalahshymasalah psikologi dan sosiologiHal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh James (19806)

ldquo A further reason why I think it necessary to postulate the existence of a science which is called lsquoappliedlinguisticsrsquo is slightly paradoxical applied linguistics is a hybrid discipline constituted not only of linguistics butalso of psychology and sociologyrdquo

Berbeda dengan linguistik murni linguistik terapan tidak hanya menilai validitas kebahasaannya saja tetapi juga

id 129Quotes detected 001 in quotes

id 130Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

validitas psikologi dan sosiolinguistiknya Dengan kata lain bahwa salah satu cabang ilmu linguistik terapan tidakmenggantungkan sepenuhnya pada ilmu bahasa yang

lsquobenarshybenar murnirsquotetapi juga semua teorishyteori pendukung kebahasaan yang lainnya dengan berbagai wawasan dua cabang ilmuyang lainnya Jadi analisis kontrastif menggantungkan sepenuhnya pada kedua cabang tersebut terutamapsikologiAnalisis kontrastif dalam paham komparabilitasnya tidak hanya membandingkan pada aspek komparatifkontrastif atau tipologinya saja melainkan dalam kesemestaan bahasa (universals of language) Tujuan daripencapaian kesemestaan bahasa adalah sebagaimana dinyatakan oleh Chomskyrdquo Real progress in linguisticsconsists in the discovery that certain features of given languages can be reduced to universal properties oflanguage and explained in terms of these deeper aspects of linguistic formrdquo(James 1980 7)Jadi pencarian aspekshyaspek kebahasaan yang lain untuk memperoleh aspek kesemestaan ini perlu dilakukandengan menggunakan analisis yang mendalam (analisis makna) dari beberapa bahasa tunggal Contoh dari halini adalah sebagaimana dibuktikan oleh Ross (dalam James 1980 7) bahwa secara kesemestaan kata sifatberasal dari frasa kata benda (NP) di dalam struktur makna (deep structure) seperti di bawah iniJack is clever but he doesnrsquot look it

Ross mengecek kebenaran ini dengan membandingkannya dengan data dari bahasa Jerman dan Perancissebagai berikut

Hans ist klug aber seine Sohne sind es nicht Jean est intelligent mais ses enfants ne le sont pas

Pengecekan tersebut terbukti benar bahwa pengganti kata benda it es le secara pasti mengarah pada katasifat di dalam klausa antesenden

Komponen Analisis KontrastifPara pakar kontrastif melihat kontrastif analisis sebagai suatu tujuan untuk menerangkan aspekshyaspek tertentudari pembelajaran bahasa kedua suatu cara atau metode untuk mendeskripsikan bahasa pertama dan bahasakedua pembelajar yang harus dipelajari dan suatu tehnik untuk membandingkan deskripsishydeskripsi tersebut Analisis kontrastif meminjam kerangka kerja linguistik untuk mengorganisasikan tiga deskripsi kebahasaanPertama analisis kontrastif mengadopsi deskripsi kebahasaan di dalam membagi konsep bahasa ke dalam tigawilayah yang lebih kecil yaitu fonologi grammar dan leksis Tingkatanshytingkatan bahasa sebagai suatukomponen linguistik dari analisis kontrastif tersebut membatasi dirinya sendiri pada beberapa aspek bahasa dantidak mencakup beberapa aspek secara simultan Jadi wilayah fonologi hanya pada sound system dari suatubahasa dan seterusnya Kedua deskripsi kebahasaan juga digunakan untuk menentukan kategori kebahasaan yang meliputi unitstruktur kelas dan sistem Di samping membatasi diri pada masingshymasing wilayah bahasa deskripsikebahasaan juga menegaskan adanya suatu referensi terhadap berbagai entitas atau konsep gramatikalDengan kata lain deskripsi kebahasaan disusun dalam suatu kerangka kerja kategori yaitu unit struktur kelasdan sistem Keempat kategori tersebut bersifat universal maksudnya keempat kategori tersebut sangatlahpenting dan mencukupi sebagai dasar mendeskripsikan berbagai bahasaAnalisis kontrastif di dalam kategori unit menganalisis unitshyunit yang ada dalam suatu kalimat Suatu kalimattunggal dalam bahasa sumber akan selalu berhubungan dengan dasar satushydemishysatu dengan kalimat tunggaldalam bahasa sasaran Di dalam kategori struktur analisis kontrastif menganalisis susunan linear yang mungkindari unitshyunit di dalam klausa frasa dan kata Pernyataan struktur analisis kontrastif ini secara implisit

dapat dilihat di dalam kalimat berikutMy friend who plays football is very patient Di dalam kategori kelas analisis kontrastif menganalisis unitshyunityang dapat beroperasi di berbagai tempat dalam struktur Di dalam kategori sistem analisis kontrastifmenganalisis pilihan dari rangkaian unsure yang tidak ditentukan lagi oleh tempat dimana unsur tersebutmenduduki suatu kalimat Pilihan yang dimaksud adalah pilihan terhadap terma tertentu pada satu tempattertentu dalam rangkaian pilihan terma yang lain yang juga mungkin ada di termpat tersebut Misalnya kita harusmenggunakan frasa kelas nominal untuk mengisi subjek di dalam klausa tetapi kita bebas untuk memilih antarafrasa nomina tunggal atau jamak Ketiga analisis kontrastif menggabungkan deskripsishydeskripsi tersebut ke dalam model bahasa yang sama

id 131Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 132Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

id 133Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

Terdapat beberapa model yang digunakan di dalam analisis kontrastif yaitu model struktur (taksonomi) modeltransformationalshygenerative grammar (TGG) dan model contrastive generative grammar (CGG) Model struktural menurut para Strukturalis dapat digunakan untuk tujuan komparatif Model tersebutmempermudah di dalam mengukur struktur gramatikal dan membuat perbedaan maksimum antara dua sistembahasa Dengan model struktural beberapa konstruksi gramatikal yang tidak sederhana (yang tidak terdiri darisalah satu unsur) dapat dikurangi dalam pasangan konstituen (analisis ini disebut Immediate Constituent)Misalnya konstruksi seperti disgraceful dianalisis ke dalam disgrace + ful Dengan kata lain konstruksi yangdiberikan terbentuk dari bagian ABC yang dapat dianalisis dengan AB + C atau A + BC Prosedur ini juga dapatdigunakan untuk penerapan yang lebih luas misalnya di dalam frasa maupun kalimat Model transformationalshygenerative grammar mengenali tingkatan deep structure (struktur makna)dan surfacestructure dalam suatu kalimat Kedua tingkatan ini dihubungkan dengan menggunakan apa yang disebuttransformation dengan komponen sintaktik grammar yaitu generative dan komponen semantik yaituinterpretative Model contrastive generative grammar sejauh ini telah diasumsikan bahwa suatu prosedur dimana masingshymasing dari dua bahasa yang terlibat di dalam analisis kontrastif telah dianalisis secara independen yang manakedua bahasa tersebut menghasilkan analisis untuk tujuan perbandingan Analisis kontrastif ini melibatkan duafase pertama deskripsi independen dan kedua komparasinya Fase deskripfit Nampak sebagai pendahuluansaja terhadap analisis kontrastif daripada sebagai bagian yang integral di dalamnya sedangkan fase komparatifnampak seperti ditentukan oleh inputnya Prosedur yang seharusnya adalah bahasa simber dan bahasa sasarandiletakkan menjadi satu yang dimunculkan dari beberapa dasar dan dibandingkan selama proses generatifnya

Metode Analisis KontrastifDi dalam aplikasi analisis kontrastif terutama yang menyangkut analisis kalimat di dalam suatu teks digunakanbeberapa metode yaitu karakterisasi tekstual tipologi teks dan teks yang diterjemahkanKarakterisasi tekstual merujuk pada kumpulan data yang ditunjukkan oleh masingshymasing pasangan bahasa didalam pemakaian perangkat kebahasaan tertentu untuk mencapai kohesi tekstual Konsep kohesi didapatkanmelalui pengulangan bagian dari masingshymasing kohesi yang mendahului suatu kalimat Jenis pendekatantekstual ini membutuhkan rangkaian teks yang sangat besar dalam masingshymasing bahasa jenis perangkatkohesi yang digunakan dan jenis konteks yang melatarbelakanginyaTipologi teks merujuk pada penentuan jenis teks di dalam bahasa yang berbeda yang menunjukkan fungsi yangsama Jenis teks tersebut adalah isi bentuk dan kesan sedangkan fungsi yang ditunjukkan adalah fungsi teksekspresif informatif dan imperatif Di dalam analisis kontrastif metode ini menggambarkan teksshyteks ekspresifdi

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranTeks yang diterjemahkan merupakan dasar utama analisis kontrastif tekstual Batasan utamanya adalah potensiterjadinya distorsi terjemahan yaitu bahwa teks bahasa sasaran dapat menunjukkan tandashytanda interferensidari bahasa sumber Karena penerjemah harus diberi akses pada teks sumber maka tidak ada cara untukmencegah pentransferan bentuk aslinya ke dalam bahasa sasaran Bila terjadi interferensi bahasa sumbermaka bahasa sasaran menjadi tidak alami atau tidak autentik Contoh dalam hal ini adalah kajian analisis kontrastif kedua kalimat yang digarisbawahi di bawah iniAt its southern shore it is exposed to 1 2 3 4 5Di ____ pantai selatan ______ ___________ 1 2 3 4 5the thunderous waves of the Indian Ocean6 7 8dari Samudera Indonesia7 8which is ruled by the Goddess the Southern Sea Loro Kidul

9 10 1112 13 14yang diperintah oleh Dewi Pantai Selatan Loro Kidul

9 10 11 12

id 134Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

13 14suara ombak terdengar gemuruh6

Pembahasan1 At diterjemahkan menjadi di Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima2 Its di depan kata depan at yang berarti nya dihilangkan dan hal ini tidak mengurangi makna yang ada3 Frasa southern shore diterjemahkan menjadi pantai selatan Padanan yang digunakan sudh tepat danberterima4 Kata it tidak diterjemahkan Pelesapan ini sudah tepat dan berterima karena kata it tidak memiliki arti dan tidakmengubah makna yang ada di dalam kalimat5 is exposed to tidak diterjemahkan Seharusnya kata tersebut tidak dilesapkan oleh penerjemah karena katatersebut memiliki makna tampaklah atau terlihatlah dan makna tersebut sangat berarti di dalam konteks kalimattersebut 6 the thunderous waves diterjemahkan menjadi suara ombak terdengar gemuruh Terdapat pergeseran bentukyaitu dari bentuk jamak menjadi bentuk tunggal Selain itu terdapat juga pergeseran posisi atau trasposisiPadanan yang digunakan sudah tepat namun kurang berterima Padanan ini akan lebih berterima seandainyakata suara dan terdengar dalam bahasa sasaran dilesapkan Hal ini terjadi karena kata suara dan terdengardalam konteks kalimat ini tidak memiliki makna sentral dan keberadaannya sudah diwakili oleh kata gemuruhdan ombak Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Jadipadanan yang lebih berterima seharusnya cukup gemuruh ombak saja7 Kata depan of di depan frasa the thunderous waves yang berarti dari tidak diterjemahkan dan hal ini tidakmengurangi makna yang ada8 The Indian Ocean diterjemahkan menjadi Samudera Indonesia Padanan yang digunakan sudah tepat danberterima Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Kata Indian didalam Indian Ocean dapat berarti Samudera India atau Samudera Indonesia karena letaknya antara negaraIndia dan Indonesia 9 Which diterjemahkan menjadi yang Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima10 is ruled diterjemahkan menjadi diperintahkan Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima11 by diterjemahkan menjadi oleh Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima12 the Goddess diterjemahkan menjadi Dewi Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima13 the southern sea diterjemahkan menjadi Pantai selatan Padanan yang digunakan sudah berterima namunkurang tepat Kata Sea seharusnya diterjemahkan menjadi laut karena kata laut dan pantai dalam bahasasasaran memili konsep dan makna yang berbeda Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memilikimakna yang sudah tentu14 Loro Kidul diterjemahkan tetap menjadi Loro Kidul Padanan ini sudah tepat dan berterima

Dari segmentasi diatas alternatif padanan yang dapat ditawarkan adalah Di Pantai Selatan tampaklahgemuruh ombak Samudera Indonesia yang diperintahkan oleh Dewi laut Selatan Loro Kidul

ReferensiBaker Mona 1998 In Other Words London RoutledgeCatford JC 1974 A Linguistics

Theory on Translation London Oxford UniversityPressHouse Juliane 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressJames Carl 1980 Contrastive Analysis London LongmanMunday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

id 135Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 136Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 137Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 138Quotes detected 001 in quotes

id 139Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 140Quotes detected 0 in quotes

id 141Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 142Quotes detected 0 in quotes

id 143Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

2001) Quality Factors inDocumentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Newmark Peter 1982 Approaches to Translation Germany Pergamon PressVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John Benjamins

8Pendekatan Fungsional dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pendekatan fungsional dalam penerjemahan

Sebagai suatu kegiatan yang profesional penerjemahan telah berkembang pesat akibat perkembangan peranandan pengaruh komunitas internasional dan berbagai bentuk keanekaragaman bahasa Oleh karena itu pulaberbagai penelitian yang mendalam mengenai penerjemahan telah banyak dilakukan tidak hanya dalamberbagai bentuk pendekatan teoretis terhadap penerjemahan yang telah dilakukan selama bertahunshytahuntetapi juga bagaimana para penerjemah menerjemahkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan tersebutSalah satu pendekatan di dalam penelitian penerjemahan adalah pendekatan fungsional Pendekatan inimenyebutkan bahwa penerjemah seharusnya tidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikanoleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai di dalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yangditentukan oleh penerimanya (Nord 199240) Pendekatan fungsional pada dasarnya terdiri dari penerjemahansebagai komunikasi antarbudaya penerjemahan sebagai transfer budaya dan teori skopos (dalam bahasa Latinyang berarti maksud atau tujuan)

PENERJEMAHAN SEBAGAI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentu

id 144Plagiarism detected 025 httpsastraumacidwpshycontentu

id 145Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 146Plagiarism detected 019 httpsastraumacidwpshycontentu

id 147Plagiarism detected 008 httpsastraumacidwpshycontentu

id 148Plagiarism detected 015 httpsastraumacidwpshycontentu

id 149Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 150Plagiarism detected 049 httpsastraumacidwpshycontentu

yang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalahpenghasil Tsu pengirim Tsu Tsu penerima Tsu inisiator penerjemah Tsa dan penerima Tsa

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antarapenghasil Tsu dan pengirim Tsu Penghasil Tsu menghasilkan Tsu

dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim Tsu Hal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksudpengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tsu yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untukpembaca Tsu Meskipun penerima Tsu tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudayapenerima teks masih mempengaruhi Tsu dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkanolehTsa berbeda dengan situasi yang dihasilkan Tsu dengan pengirim Tsu dan penerima Tsa

yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan oleh penerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memilikiketertarikan dalam menerjemahkan Tsu saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerimaTsu

Berdasarkan pada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan jugabahasa sasaran penerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsu danmengantisipasi reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsa serta menguji kecukupan fungsional dariterjemahan yangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim Tsu

penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yang mengungkapkan maksudshymaksudpada Tsu

PENERJEMAHAN SEBAGAI TRANSFER BUDAYA

Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141)

Maksudnya adalah bahwa pengirim suatu teks tidak akan pernah dapat menuntutbahwa suatu teks diterima dengan cara tertentu Pengirim hanya dapat menyarankan

id 151Plagiarism detected 021 httpsastraumacidwpshycontentu

id 152Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 153Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 154Plagiarism detected 046 httpsastraumacidwpshycontentu

id 155Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 156Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 157Plagiarism detected 063 httpsastraumacidwpshycontentu

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing penerima Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybeda bahkanmereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapat menjadisebagai tawaran informasi dimana pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengan situasidan tujuan pembaca Berdasarkan informasiyang ada pada teks sumber penerjemah akan memilih informasi yang sesuai dengan harapannya terhadapkeinginan dan situasi pembaca Disini jelas bahwa harapanshyharapan dan tawaran informasi di dalam

teks sasaran akan berbeda dengan tawaraninformasi dalam teks sumber karena penulis atau

pengirim teks sumber dan penerima teks sasaranberasal dari komunitas kebahasaan dan budaya yang berbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan Tsa tidakakan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan Tsu melainkanmenawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner

Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada hubungan antara Tsu dan Tsa Hubungan antara Tsu dan Tsa

ini tergantung pada interpretasi penerjemah terhadap Tsu dan fungsi Tsa yang harus dipenuhi oleh penerjemahdi dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah1 A translation depends on its skopos ie its intended purpose2 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language3 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 4 A translation must be coherent in itself5 A translation must be coherent with regard to its source text6 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwaa) Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkanb) Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkan

id 158Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 159Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 160Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 161Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 162Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 163Plagiarism detected 012 httpsastraumacidwpshycontentu

id 164Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 165Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumberc) Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukansebaliknya (Tsu tidak dapat dihasilkan dari Tsa)d)

Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)e) Suatu terjemahan harus bertalian logis denganTsunya (koherensi intertekstual)f)

Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya dan transfer budaya

Namun demikian Nord (1997 124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkanpenulisTsu penggagas dan pembaca Tsa

Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkin menghasilkanTsa yang bertentangan dengan maksud penulis Tsu atau gagasan pembaca Tsa mengenai apakah suatupenerjemahan

menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggung jawab penerjemah dalam mempertimbangkan haltersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitu mengacu pada hubungan interpersonal antarapartisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan fungsi Tsa yang dapat dijangkau untuk satu Tsutertentu sedangkan fungsi mengacu pada faktorshyfaktor yang membuat Tsa bekerja sesuai dengan yangdimaksud di dalam situasi sasaran

Fungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan Tsa yang fungsional yangsesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akan diterima oleh pembacaTsa karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentu

TEORI SKOPOSSalah satu konsep sentral yang telah banyak diterapkan di dalam penelitian penrjemahan adalah gagasanmengenai skopos yang secara umum digunakan untuk merujuk pada suatu tujuan atau fungsi suatupenerjemahan (Nord 199727)

Fokus dari teori skopos adalah suatuide atau gagasan yang di dalam beberapa penerjemahan penerjemah harus sadar terhadap suatu tujuan ataumaksud yang dimiliki oleh teks bahasa sasaran (Nord 199124) Suatu pertanyaan yang perlu ditanyakan adalah apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh suatu terjemahanuntuk alasan apa suatu penerjemahan dilakukan Di dalam teori skopos tujuan utama dari penerjemahanadalah teks sasaran

dan oleh karena itu di dalammenerjemahkan tidaklah penting untuk memiliki fungsi yang sama dengan teks sumber Dengan kata lain bahwajenis kesepadanan (equivalence) tertentu antara teks sumber dan penerjemahan tidaklah diikat oleh teoriskoposSebagaimana dinyatakan di atas kesepadanan (equivalence) bukanlah merupakan konsep utama dari teoriskopos meskipun berdasarkan strukturnya bentukan kata dan maksud dari teks aslinya dapat menjadi tujuan

id 166Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 167Plagiarism detected 032 httpsastraumacidwpshycontentu

id 168Plagiarism detected 081 httpsastraumacidwpshycontentu

id 169Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 170Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 171Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

(skopos) dari suatu terjemahan Hal ini

dapat dikatakan bahwa di dalam teoriskopos bentukshybentuk budaya sasaran sangatlah penting dan bukannya kesepadanan (equivalence) antara tekssumber dengan teks sasaran Hal ini memberikan ruang gerak atau suatu kebebasan yang lebih bagipenerjemah sehingga penerjemah dapat memfokuskan pada tujuan dari penerjemahan tersebut Tujuan iniditentukan oleh pemberi tujuan (dengan masukanshymasukan dari penerjemah) yang mengatur atau mendiktetujuan (skopos) dari penerjemahan tersebutJadi dalam teori skopos

tujuan dari teks sasaran sangatlah penting dalam arti bahwa di dalam terjemahan untuk memiliki fungsi yangsama atau sepadan dengan bahasa sumber tidaklah penting Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord(199736) bahwa jenis kesepadanan dari bahasa sumber dan terjemahannya tidaklah diikat atau diatur melaluiteori skopos Ini berarti bahwa ekuivalensi atau kesepadanan bukanlah konsep utama dari teori skoposDengan kata lain dapat dikatakan bahwa di dalam teori skopos fiturshyfitur bahasa sasaran sangatlah penting danbukannya kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran Hal ini memberikanbanyak kebebasan kepada para penerjemah sehingga penerjemahdapat memusatkan pada tujuan atau hasil dari penerjemahannya

Kapanpun penerjemah diminta untuk mengerjakan tugas penerjemahan dia biasanya memulai dengantahapan atau fase penting dengan menguji atau melihat dulu skopos (tujuan) dari penerjemahan tersebut(Nord 199735) Dalam tahapan awal ini keterbacaan haruslah benarshybenar dipikirkan Juga penerjemahharus melihat pada apa pengaruh teks terhadap para pembaca Tahapan ini sering melibatkan analisis fiturshyfitur asli bahasa sumber penerjemah juga memikirkan bagaimana teks sumber mempengaruhi pembacanyaDi dalam usahanya pengaruh dari fiturshyfitur tekstual khususnya tingkat keterbacaan harus benarshybenardipertimbangkanTeori skopos juga menekankan perbedaan antara jenisshyjenis teks Tipologi teks yang sering digunakan didalam konteks teori skopos adalah bahwa teks dibagi ke dalam teks informatif (memberitahu pembacamengenai objek dan fenomena di dalam dunia nyata) teks ekspresif (aspek informatif dikomplementasikandengan menggunakan komponen astetika) dan teks operatif (baik makna dan bentuk merupakan subordinatterhadap efek ekstralinguistik) (Nord 1997 37shy38)Suatu teks di dalam pendekatan teori skopos pada dasarnya merupakan suatu tawaran informasi (offer ofinformation) dari produsen kepada para pelanggannya (Schaffner 1998b 236) Penerjemah sebagai seorangpakar di dalam penerjemahan haruslah menginterpretasikan informasi bahasa sumber dengan memilih fiturshyfitur yang paling mendekati atau berhubungan dengan persyaratan yang diminta di dalam bahasa sasaran Darisudut pandang ini dapat dikatakan bahwa proses penerjemahan tidak ditentukan oleh bahasa sumbernya atautujuan dari pengarangnya namun ditentukan oleh skopos dari bahasa sasaran sebagaimana yang diminta atauditentukan oleh permintaan pelanggan sasaran (dalam hal ini penerjemahan tetap dilakukan dan diputuskanoleh penerjemah sendiri) Oleh karenanya terjemahanadalah hasil dari teks sasaran yang secara fungsional sesuai dengan teks sumber yang diterjemahkan danhubungan antara dua teks tersebut ditentukan menurut tujuan (skopos) penerjemahan (

Schaffner 1998b236)Dengan melihat pada tujuan penerjemahan sebagai faktor yang paling penting di dalam kegiatanpenerjemahan teoriskopos menekankan pentingnya peranan

penerjemah sebagai seorang pakar di dalam kegiatan penerjemahan dan sematashymata menawarkan informasiyang peranannya di dalam kegiatan harus diputuskan oleh penerjemah tergantung pada harapan dankebutuhan pembacasasaran Schaffner (1998b) lebih lanjut mengatakan teori skopos sebagai bagian dari

pendekatan fungsional memfokuskan pada penerjemah memberikannya lebih banyak kebebasan dan padasaat yang sama juga lebih bertanggung jawab

id 172Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 173Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

terhadap penerjemahannya Oleh karena itu penerjemah

menjadi seorang pengarang teks bahasa sasaran yang bebas dari batasanshybatasan yang ditentukan olehkonsep kesetiaan terhadap bahasa sumber itu sendiriLebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwa penerjemah tidak selamanya dapat menentukan tujuanpenerjemahan dari teks sumber ke bahasa sasaran dan oleh karena itu penerjemah memerlukan apa yangdisebut dengan petunjuk penerjemahan (translation brief) Petunjuk penerjemahan akan memandu penerjemahterhadap informasi yang mereka pilih dari tawaran informasi awal (teks sumber) dan cara penerjemahmengemas informasi tersebut ke dalam teks sasaran Menurut Nord petunjuk penerjemahan tersebut terdiri darifungsi teks yang diinginkan pembaca teks sasaran waktu dan tempat penerimaan teks medium dimana tekstersebut akan diterjemahkan dan alasan pemroduksian teks tersebutBila petunjuk penerjemahan menyatakan bahwa fungsi atau tujuan harus diganti atau dipertahankan di dalampenerjemahan penerjemah juga harus melakukan hal tersebut Oleh karena itu penerjemahan tidak lagi

ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapi berdasarkan kecukupan (adequacy) sesuaidengan petunjuk penerjemahan Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logis ataumasuk akal (coherent)

Untuk menganalisis teks sumber yang berbeda dengan teks sasaran dan juga untuk melihat unsurshyunsur dalamteks sumber yang tetap dipertahankan dan yang harus diganti untuk menghasilkan teks sasaran yang fungsionaldalam budaya sasaran maka dibutuhkan apa yang disebut dengan faktorshyfaktor ekstratekstual dan faktorshyfaktorintratekstual (Nord 1991a35shy43) Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual ini merupakan bagian dari teoriskoposFaktorshyfaktor ekstratekstual merujuk pada situasi komunikasi dari teks sumber dan fungsi yang akan dihasilkanteks sasaran Faktorshyfaktor ekstratekstual ini mengindikasikan fungsishyfungsi teks yang ingin dicapai yangmencakup informasi mengenai penulis atau pengirim teks (who) penerima teks yang dimaksud (to whom)maksud pengirim (what for) medium atau kanal tempat teks dikomunikasikan tempat dan waktu komunikasiproduksi teks dan penerima teks dan motif komunikasi (why) Faktorshyfaktor ekstratekstual dapat diidentifikasisebelum membaca teksFaktorshyfaktor intratekstual merujuk pada teks itu sendiri dan mencakup unsurshyunsur nonshyverbal Faktorshyfaktorintratekstual ini hanya dapat diidentifikasi setelah teks dibaca Faktorshyfaktor intratekstual ini dianalisis denganmenanyakan mengenai pokok permasalahan teks isi atau informasi dalam teks asumsi pengetahuan yangdibuat oleh penulis bagaimana teks dibangun unsurshyunsur nonshyverbal yang ada di dalam dan di sekitar tekskarakteristik leksikal dan sintaks dan fiturshyfitur suprasegmentalFaktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tidak dapat dilihat secara terpisahshypisah karena faktorshyfaktortersebut saling mempengaruhi satu sama lain Kedua rangkaian faktor tersebut akan menghasilkan efek tertentuterhadap penerima atau pembaca (Nord 1991a130shy140) Efek ini berorientasi pada pembaca karena efek inimembangun hubungan antara teks dan pembaca Hubungan tersebut merupakan hasil dari tujuan komunikatifdan dapat mempengaruhi hubungan sosial pembaca terhadap pengirim tingkat pengetahuan keadaanemosional dan kegiatan berikutnya Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut diungkapkan di dalambentuk pertanyaan sebagaimana dinyatakan Nord sebagai berikutWho transmitsTo whomwhat forby which mediumwherewhenwhya textwith what functionOn what subjectshymatterdoes he saywhat(what not)in what orderusing which nonshyverbal elementsin which words

id 174Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 175Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 176Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 177Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

in what kind of sentencesin which toneto what effect

Salah satu keuntungan dari analisis faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual sebagai bagian dari teoriskopos adalah bahwa faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut dapat diterapkan pada semua jenisteks sumber dan terjemahan yang dihasilkan ke dalam berbagai teks sasaran dan budaya sasaranNamun demikian terdapat kritik terhadap teori skopos tersebut Kebanyakan kritik tersebut berhubungan dengandasarshydasar filosofi dari teori skopos itu sendiri yang menyatakan bahwa teori skopos hanya dapat diterapkanuntuk penerjemahan teks yang bukan sastra Namun pernyataan tersebut disangkal oleh Nord (199780shy108)bahwa teori skopos dapat diterapkan untuk menerjemahkan karya sastra

ReferensiBaker M 2001 (

Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledgeNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalNord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis Amsterdam Rodopi BV helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1997 Translating as a Purposeful Activity ManchesterSt JeromeSchaffner 1998b

Skopos Theory In Mona Baker (ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies (pp 235shy38) London Routledge9Penilaian Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan penilaian di dalam penerjemahan

Penilaian penerjemahan selalu melibatkan dua hal penting yaitu bagaimana pesan dan bentuk teks sumberdialihkan ke dalam teks terjemahan Jadi penilaian terjemahan pada dasarnya berkisar pada bagaimana keduahal tersebut dialihkan Umumnya yang ditekankan pada penilaian adalah pengalihan makna yaitu apakahpesan yang disampaikan tetap setia pada teks sumber atau adakah pesan yang hilang ataupun ditambahPenilaian berikutnya adalah pada bentuk yaitu apakah bentuk teks sasaran atau teks terjemahan dapat terbacasebagai tulisan asli atau tidak apakah ada atau tidak interferensi dari bahasa sumber dan ada atau tidakkahkesalahan gramatikal di dalam teks sasaranEvaluasi terhadap kualitas terjemahan dapat dilakukan dengan berbagai cara Soemarno (1988 33shy35)menyatakan bahwa carashycara menilai suatu terjemahan dapat dilakukan melalui (1) terjemahan balik (2)pengujian pemahaman (3) pengujian melalui performansi seseorang 1 Terjemahan BalikSuatu teks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Hasil terjemahan dalam bahasa B diterjemahkankembali ke dalam A1 Untuk menilai hasil terjemahan itu terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli ASemakin dekat terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli A semakin tinggi nilainya Terjemahan A1memang tidak akan sama dengan teks asli A

2 Pengujian PemahamanTeks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Seseorang dengan membaca hasil terjemahan dalam

bahasa B itu diminta untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau kuesioner dalam bahasa B yangmaterinya diambil dari teks dalam bahasa A Jawaban terhadap kuesioner tersebut digunakan untuk menilaihasil terjemahan tersebut3 Pengujian Melalui Performansi SeseorangCara ini digunakan untuk menilai suatu terjemahan dari suatu naskah yang bersifat teknis Pengujian inidilakukan dengan menyuruh seseorang melakukan suatu perbuatan sesuai dengan apa yang dituliskan dalamnaskah yang diterjemahkan tersebutDi samping cara menilai terjemahan seperti yang disampaikan Soemarno di atas carashycara lain yang dapatdilakukan adalah dengan teknik cloze (cloze technique) teknik membaca dengan suara nyaring (reading aloudtechnique) dan pendekatan berdasar padanan (equivalence based approach) a Teknik ClozeTeknik cloze merupakan tes pemahaman pembaca yang digunakan sebagai suatu indikator tentang sukar ataumudahnya teks terjemahan bagi pembaca (Suryawinata 1982 107) Indikator kemudahan teks cukup dilihat daripersentasi yaitu 75 pembaca dapat mengerjakan dengan benar 50 dari soal berarti teks terjemahan itucukup mudah dipahami yang berarti penerjemahannya dapat dianggap cukup baik Menurut Nababan (200420) teknik cloze ini menggunakan tingkat keterpahaman pembaca terhadap teks bahasa sasaran sebagaiprediktor kualitas terjemahan Semakin mudah pembaca menebak kata berikutnya dalam kalimat dalam suatuterjemahan semakin mudah kata tersebut dapat dipahami dalam konteks tertentu Teknik cloze ini dianggap memiliki cirishyciri tes integratif dan bahkan pragmatik Tes cloze selalu menggunakanwacana yang mengandung konteks bukan sematashymata kalimatshykalimat lepas Mengerjakan tes yangmenggunakan wacana mensyaratkan kemampuan memahami unsurshyunsur kebahasaan maupun nonshykebahasaan sebagai bagian dari pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan Kemampuan untukmengerjakan tes cloze mengandalkan pada kemampuan memahami wacana tulis yang ditunjang olehpenguasaan tatabahasa kosakata serta wacana secara umum Dalam penerapannya teknik ini digunakan sebagai suatu proses pemahaman wacana yang disertai denganmelengkapi kekuranganshykekurangan yang ada Kekuranganshykekurangan yang harus dilengkapi itu terdiri darikatashykata yang merupakan bagian dari suatu wacana yang dengan sengaja dihilangkan dari teks aslinyaKemampuan untuk mengenali dan mengembalikan katashykata yang telah dihilangkan itu secara tepatmenunjukkan tingkat kemampuan pemahaman dan merupakan sasaran tes clozePenghilangan katashykata dari suatu wacana tulis merupakan ciri pokok tes cloze Penghilangan katashykata itudilakukan secara sistematis dengan menggunakan rumus yang dikenal dengan penghilangan kata keshynMaksudnya adalah bahwa pada suatu teks yang telah dipilih kata yang keshysekian (misalnya keshy7 keshy8 dansebagainya) dihilangkan sehingga meninggalkan suatu tempat kosong Dengan demikian pada teks yangdigunakan sebagai bahan tes cloze terdapat sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg (reliabel) yaitusetiap kata keshynDalam mengerjakan tes cloze peserta harus berusaha untuk menentukan kata yang telah dihilangkan danmemasukkannya kembali ke dalam tempatnya yang sesuai sedemikian rupa sehingga teks itu kembali utuhsecara kebahasaan dan makna seperti teks aslinya Untuk itu dibutuhkan kemampuan berbahasa yang bersifatmenyeluruh yang tidak sematashymata terbatas pada penguasaan ejaan penulisan dan makna katashykata tetapijuga pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan dengan berbagai hubungan antarbagian wacana yangterdapat di dalamnyaDalam penyelenggaraan tes cloze hubungan antarbagian dalam wacana merupakan unsur yang penting Untukitu dibutuhkan wacana yang cukup panjang dan bukan sekadar kumpulan kalimatshykalimat lepas Selain adanyahubungan antarbagian wacana yang cukup panjang memungkinkan penghilangan katashykata dalam jumlah yanglayak untuk menyusun satu tes yang utuh Semakin panjang teks yang digunakan semakin banyak jumlah katadi dalamnya Dan semakin banyak jumlah kata dalam suatu teks semakin banyak jumlah kata yang dapatdihilangkan atau semakin jarang jarak penghilangan katanya Dapat dicatat bahwa semakin rapat jarakpenghilangan kata yang berarti semakin banyak jumlah kata yang dihilangkan akan semakin sulit tesnya dansebaliknya Tes cloze dengan penghilangan setiap kata keshy5 misalnya lebih sulit daripada tes serupa denganjarak penghilangan setiap kata keshy9 b Teknik membaca dengan suara nyaringTeknik membaca dengan suara nyaring melibatkan para pembaca dalam menentukan kualitas terjemahanPenilai meminta beberapa pembaca untuk membaca teks terjemahan dengan suara nyaring di hadapanpendengar Jika para pembaca tersendatshysendat ketika membaca teks terjemahan maka diasumsikan bahwateks terjemahan tersebut mengandung masalah (Nababan 200421)Teknik membaca dengan suara nyaring ini pada dasarnya hanyalah mengukur tingkat kelancaran membacasaja Jika pembaca mampu membaca dengan lancar tidak menjamin bahwa pembaca tersebut benarshybenarmemahami isi teks terjemahan dengan baikc Pendekatan berdasarkan PadananPendekatan berdasarkan padanan menggunakan padanan antara

id 178Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 179Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 180Plagiarism detected 009 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 181Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dengan teks bahasasasaran sebagai kriteria untuk menentukan kualitas terjemahan Sebuah terjemahan dikatakan mempunyaikualitas yang tinggi jika terjemahan yang bersangkutan dapat mencapai padanan yang optimal antara teksbahasa sumber dan teks bahasa sasaran (Nababan 200426)Untuk mengetahui apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan penilai perlumembandingkan kedua teks tersebut dalam hal tipe teks ciri kebahasaan yang digunakan dan faktorshyfaktorekstralinguistik Tipe teks mengacu pada fungsi utama bahasa dalam suatu teks ciri kebahasaan menyangkutciri semantik gramatikal dan stilistik dan faktorshyfaktor ekstralinguistik mengacu pada dampak faktorshyfaktor padastrategi verbalisasi termasuk tingkat pengetahuan yang berbedashybeda tentang isi teks yang dimiliki oleh parapembaca

teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran pengetahuan dan persepsi yang berbedashybeda tentang fenomena tertentu

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa makna dan gaya merupakan hal yang sangat penting dalampenerjemahan dan merupakan hal yang mendasar yang ingin dilakukan di dalam menerjemahkan

Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemah harus mampu mencari padanan makna dan gaya dalambahasa sasaran yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang ada dalam bahasa sumber

Di dalam usaha mencari padanan makna dan gaya tersebut perlu dirumuskan suatu parameter penilaian kualitasterjemahan Parameter ini digunakan untuk memberikan kriteriashykriteria yang objektif mengenai kualitashubungan antara teks sumber dengan teks sasaran Parameter kualitas penerjemahan dapat dilihat dari berbagai sudut atau perspektif Menurut Gerzymisch(2001229) parameter kualitas terjemahan dapat dilihat dari perspektif individual (an itemized perspective)perspektif pola hubungan (a relational pattern perspective) dan perspektif pola keseluruhan (a holisticperspective) Perspektif individual melihat masalahshymasalah secara satu per satu yang ada di dalam suatu teksdan mengidentifikasi fenomena tekstual lokal seperti metafora makna leksikal makna gramatikal maknaambigu dan sebagainya Perspektif pola hubungan menggambarkan polashypola yang dapat diidentifikasisebelumnya dengan unsurshyunsur yang dapat diidentifikasi berikutnya di dalam suatu teks dan kita dapatmengidentifikasi titik awal masalah yang dapat ditelusuri di dalam perkembangannya terhadap keseluruhan teksdan yang dapat digambarkan sebagai rangkaian fenomena individual Perspektif pola keseluruhan melihat polashypola holistik sebagai entitas fungsional yang membentuk teks yang dengan perspektif tersebut kita dapatmengidentifikasi polashypola di dalam suatu teks yang tidak ada titik awal yang dapat diidentifikasi sebelumnyaPolashypola holistik tersebut dibentuk oleh unsurshyunsur yang secara fungsional saling berhubungan dengan salahsatu unsur fungsional yang kemudian menjadi suatu unsur di dalam entitas fungsional yang besar Contohshycontoh dari perspektif ini adalah hubunganshyhubungan budaya pola pengetahuan dan sebagainya Sementara itu AlshyQinai (2000499) menyatakan bahwa parameter penilaian penerjemahan dapat digunakanuntuk mengukur tingkat efisiensi suatu teks dengan melihat pada fungsi sintaktik semantik dan pragmatikdalam kerangka budaya yang ada baik

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut AlshyQinai parameter tersebut adalah 1 Tipologi Teks dan Tenor misalnya struktur naratif dan kebahasaan dari teks sumber dan teks sasaran fungsiteks (didaktif informatif instruksional persuasif dan sebagainya)2 Hubungan Formal keseluruhan makna dan bentuk teks pembagian paragraf tanda baca kuotasi dansebagainya3 Koherensi Struktur Tematik Tingkat kesimetrisan tematik bahasa sumber dengan bahasa sasaran4 Kohesi Referensi (koshyreferensi anapora katapora) substitusi elipsis deiksis dan konjungsi5 Kesepadanan Teks Pragmatik (Dinamik) Tingkat kedekatan teks sasaran dengan maksud teks sumber(misal kepuasaan atau penyimpangan harapan pembaca) dan fungsi ilokusioner teks sumber dan teks sasaran6 Register jargon idiom kata pinjaman kolokasi parafrase konotasi dan aspek emotif dari makna leksikal7 Kesepadanan Gramatikal susunan kata struktur kalimat modalitas tense Parameter bahwa suatu terjemahan sudah sepadan makna dan gayanya bila terjemahan yang bersangkutan

id 182Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 183Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 184Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 185Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

id 186Plagiarism detected 004 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 187Plagiarism detected 001 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 188Plagiarism detected 003 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

dapat mencapai padanan makna dan gaya yang optimal

antara teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran Kalimat dikatakan mempunyai padanan makna bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki makna leksikal gramatikal tekstual kontekstual sosiokultural danatau makna implisit yang samaKalimat dikatakan mempunyai padanan gaya bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki kategori yang sama dalam unsurshyunsur gayanya yaitu pilihan kata ekspresi idiomatik gaya bahasajenis katastruktur kata tertentu dan tanda baca dalam upaya bagaimana menyajikan atau mengkomunikasikanhasil terjemahannya dalam bentuk tulisan Sementara itu keterbacaan keakuratan dan kewajaran sangatlah penting di dalam menilai kualitas terjemahanSebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Parameter bahwa suatu terjemahan sudah memenuhi unsur keterbacaan bila suatu teks tersebut dapatdipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yang dilakukan para pembaca terhadap teks tersebutsuatu terjemahan memenuhi unsur keakuratan bila pembaca bahasa sasaran dapat memahami pesan secaraakurat seperti yang dimaksud oleh penulis asli (makna dan gaya yang diterjemahkan sudah sepadan danberterima secara optimal) dan suatu terjemahan memenuhi unsur kewajaran bila pesan dapat dikomunikasikandalam bentuk yang sealami mungkin sehingga pembaca teks sasaran merasa bahwa teks yang dibaca adalahteks yang asli atau tidak tampak seperti suatu terjemahan Menurut Rochayah (2000 108) pentingnya penilaian hasil terjemahan karena dua alasan yaitu untukmenciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktek penerjemahan dan untuk kepentingan kriteria danstandar dalam menilai kompetensi penerjemah Penilaian hasil penerjemahan ini mengacu pada produk ataukarya terjemahan itu sendiri Menurut Nababan (2000 121) ada dua arah penelitian dalam

penerjemahan yaitu penelitian yang berorientasi pada produk dan penelitian yang berorientasi pada prosesPenelitian yang berorientasi pada produk inilah yang bisa dinilai dan dievaluasi oleh seorang penilai terjemahansedangkan penelitian yang mengacu pada proses sangat sulit untuk dinilai karena yang dikaji mengarah padaproses ketika aktivitas penerjemahan dilakukan oleh penerjemahHal pokok dalam penilaian karya terjemahan adalah rambushyrambu atau kriteria penilaian karya terjemahanKriteria penilaian ini ditentukan untuk menjaga validitas dan reliabilitas hasil penilaian Namun demikian perludipahami bahwa tidak ada hasil terjemahan yang sempurna sehingga penilaian pun bersifat relatif danberdasarkan kriteria kurang lebih karena penilaian terhadap padanan semua tataran satuan lingual secaraobjektif sulit dicapai (Rochayah 2000115 dan Nababan 200460) sehingga penentuan kriteria dan indikator puntidak dapat bersifat objektif ketat dan tetap terpengaruh pada sujektifitas penilai Rochayah (2000119) menyampaikan kriteria penilaian hasil terjemahan sebagai berikutKriteria Penilaian Hasil Terjemahan

Kategori Nilai Indikator Terjemahan hampir sempurnaTerjemahan sangat bagus Terjemahan baik Terjemahan cukup Terjemahan kurang 86shy90 (A) 76shy85 (B) 61shy75(C) 46shy60 (D) 20shy45 (E) Penyampaian wajar

hampir tidak terasa seperti terjemahan tidak ada kesalahanejaan tidak ada kesalahanpenyimpangan tata bahasa tidak ada kekeliruan penggunaan istilah Tidak ada

id 189Plagiarism detected 014 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 190Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 191Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 192Quotes detected 001 in quotes

id 193Plagiarism detected 002 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

distorsi makna tidak ada terjemahan harfiah yang kaku tidak ada kekeliruan penggunaan istilah ada satushyduakesalahan tata bahasa ada satushydua kesalahan penggunaan ejaan dan tanda bacaejaan Tidak ada distorsimakna ada

terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teks sehingga tidak terlaluterasa seperti terjemahan kesalahan tata bahasa dan idiom relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teksada satushydua penggunaan istilah yang tidak bakuumum ada satushydua kesalahan ejaan Terasa sebagai terjemahan

ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teks ada beberapakesalahan idiom dantata bahasa tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teksada penggunaan istilah yang tidak bakuumum dan atau tidak jelas

Sangat terasa sebagai terjemahan terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif lebih dari 25 darikeseluruhan teks) terdapat distorsi makna dan kekeliruan penggunaan istilah lebih dari 25 keseluruhan teks

Apabila kita cermati kriteria yang diberikan oleh Rochayah mempunyai sedikit kekurangan Pada kategoriterjemahan hampir sempurna terdapat sedikit kekurangan pada kriteria indikatornya Kekurangan tersebutadalah tidak adanya indikator

lsquotidak ada distorsi maknarsquoseperti pada kategori terjemahan sangat bagus dan terjemahan baik Indikator tidak ada distorsi makna iniseharusnya ditambahkan di dalam indikator terjemahan hampir sempurna karena dalam penerjemahan yangdilakukan adalah pencarian padanan makna yang seoptimal mungkin Nababan (2004) menggunakan dua instrumen untuk menilai kualitas terjemahan Instrumen tersebut adalahAccuracyshyRating Instrument yang diadaptasi dari Nagao Tsujii dan Nakamura (1998) yang didasarkan padaskala 1 sampai 4 sebagaimana yang ditunjukkan berikut iniSkala dan Definisi Kualitas Terjemahan (Nababan 2004)Scale Definition 1 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentence isclear to the evaluator and no rewriting is needed 2 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentencecan be clearly understood by the evaluator but some rewriting and some change in word order are needed 3 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence There are some problemswith the choice of lexical items and with the relationship between phrase clause and sentence elements 4 The source sentence is not translated all into target sentence ie it is omitted or deleted

Kriteria atau rambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang dinyatakan oleh Nababan menunjukkan suatukemudahan keefektifan indikator dibanding yang telah dinyatakan oleh Rochayah dan hal ini juga ditunjukkandengan penggunaan skala 1 sampai 4 Namun demikian perlu dipertimbangkan bahwa dalam menilaiterjemahan harus dilihat apa yang akan dinilai apakah itu teks ilmiah ataukah teks susastra dan kepadasasaran pembaca yang mana Lebih lanjut Rochayah menyatakan bahwa di samping makna dan kriteria hal pokok dalam menilai karyaterjemahan adalah cara menilai hasil terjemahan Rochayah (2000117shy123) membagi ke dalam dua cara yaitu

cara umum dan cara khusus Cara umumdigunakan untuk teks yang umum yakni teks yang tidak mempunyai ciri tertentu yang beda dengan yang lainsecara universal Misalnya ciri penggunaan bahasa dalam teks ilmiah mempunyai ciri universal yaitu efektiflugas tidak taksa dan formal Ciri tersebut berlaku untuk semua teks ilmiah misalnya jurnal makalah artikeldisertasi dan lainshylainPenilaian secara umum dapat dimulai dari asumsi umum bahwa tidak ada terjemahan yang sempurnapenerjemahan semantik dan komunikatif merupakan reproduksi pesan yang umum dan penilaian bersifat umumdan relatif Penilaian karya terjemahan dapat dilakukan dengan tahapan penilaian fungsional penilaian

berdasarkan makna dan kriterai dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan kesepadananpesan hasil terjemahan yakni terjemahan yang hampir sempurna terjemahan sangat bagus terjemahan baikterjemahan cukup dan terjemahan burukSedangkan cara penilaian khusus digunakan untuk menilai teks yang mempunyai ciri penggunaan yang khususatau tidak mempunyai ciri penggunaan bahasa yang universal dengan teks lainnya misalnya puisi Di sampingmakna bentuk puisi harus dipertimbangkan oleh penerjemah sehingga dalam menerjemahkan harus dapatmemasukkan minimal dua unsur tersebut agar keindahan bentuknya juga dapat terhubung dalam karyaterjemahan puisi Oleh karena itu penilaian khusus harus mempertimbangkan bentuk sifat dan fungsiLebih lanjut Rochayah (2000121shy122) menjelaskan bahwa kriteria yang dapat digunakan dalam penilaiankhusus adalah berubah atau tidak berubah menyeluruh atau lokal jelas atau tidak jelas baku atau tidak bakuwajar atau tidak wajar (misalnya puisi yang mengandung metaforik) benar atau tidak Namun demikian carayang dilakukan tidak berbeda dengan cara penilaian umum yakni penilaian fungsional penilaian berdasarkanmakna dan kriteria dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan keberterimaankesepadanan pesan hasil terjemahan dan kualitas terjemahan yakni terjemahan hampir sempurna terjemahansangat bagus terjemahan baik terjemahan cukup dan terjemahan burukSenada dengan cara penilaian khusus yang disampaikan oleh Rochayah Zhonggang (2006 45) menilai suatukarya terjemahan susastra baik puisi maupun novel dengan menggunakan skala relevansi MenurutZhonggang yang dimaksud dengan skala relevansi adalah suatu tingkat relevansi yang mana pembacamemahami suatu teks tergantung pada jumlah pengaruh kontekstual terhadap teks dan upaya untuk memahamiteks tersebut Semakin banyak pengaruh kontekstual semakin relevan teks tersebut semakin sedikit upayayang dilakukan pembaca dalam memahami suatu teks semakin relevan teks tersebut Skala relevansi inidikelompokkan menjadi relevansi optimal relevansi kuat relevansi lemah dan tidak ada relevansisebagaimana tersaji berikut

Skala Relevansi (Zhonggang 2006 45)Relevance Contextual implication Processing effort Optimal relevance Fully comprehensible Without unnecessary effort Strong relevance Relatively clear With some necessary effort Weak relevance Implied Considerable effort taken Irrelevance Vague and unclear All the effort is in vain

Ketiga cara penilaian yang telah disampaikan oleh Rochayah Nababan dan Zhonggang di atas merupakanrambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang lebih mengutamakan pada keakuratan makna Selain maknapenggunaan gaya dalam penerjemahan novel juga sama pentingnya dengan makna Penerjemahan ataupencarian padanan makna tanpa penerjemahan gaya yang sesuai hasil terjemahan akan menjadi tidak lengkapdan tidak efisien Makna adalah apa yang dikomunikasikan ke pembaca terjemahan sedangkan gaya adalahcara bagaimana mengkomunikasikan makna tersebut ke pembaca terjemahanSelain itu hal penting lainnya adalah tingkat pemahaman pembaca atau unsur keterbacaan terjemahanKeterbacaan menurut para pakar terjemahan mengacu pada seberapa mudah teks tulis dapat dibaca dandipahami oleh pembaca Keterbacaan merupakan keseluruhan unsur dalam sebuah teks tulis yangmempengaruhi keterpahaman pembaca (dalam Nababan 2004 29) Sementara itu Suryawinata (1982 104shy105) menyatakan bahwa keterbacaan adalah berpusat pada masalah mudah tidaknya suatu teks untuk dibacadan dipahami oleh pembacanya dan tidak mempermasalahkan kesetiaan suatu teks terjemahan terhadapsumber aslinya Dari beberapa pendapat para pakar terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbacaan adalah suatukriteria mengenai sejauh mana suatu teks dapat dipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yangdilakukan para pembaca terhadap teks tersebut Jadi keterbacaan suatu teks sangatlah tergantung padapembaca karena pada dasarnya suatu teks tidak dapat dibaca sendiri oleh teks tersebut Di sini jelas bahwatingkat keterbacaan ditentukan oleh pembaca dengan tingkat kemampuan pengetahuan dan konsentrasipembaca dalam memahami teks terjemahan meskipun keterbacaan itu sendiri juga dipengaruhi oleh fiturshyfiturteks sebagaimana dikutip dalam Nababan (2004 29) bahwa keterbacaan sebuah teks dapat diukur secaraempirik yang didasarkan pada panjang ratashyrata kalimat kompleksitas struktur kalimat jumlah kata baru yangdigunakan dalam teks kosa kata konstruksi kalimat yang digunakan penulis penggunaan kata asing dandaerah penggunaan kata dan kalimat taksa penggunaan kalimat tak lengkap dan alur pikir yang tidak runtut

ReferensiAlshyQinai Jamal 2000 Translation Quality Assessment Strategies Parametres and Procedures OnlineTranslation Journal Meta Vol XLV 3 2000 pg 497shy519 (httpwwweruditorgenrevuemeta2000v45n3indexhtml retrieved on 29 October 2008)

id 194Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 2 more resources

id 195Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

Gerzymisch HeidrunshyArbogast 2001 Equivalence Parameters and Evaluation Germany University ofSaarbrucken

Nababan Rudolf dkk 2004 Keterkaitan antara Latar Belakang Penerjemah dengan Proses Penerjemahan danKualitas Terjemahan (Studi Kasus Penerjemah Profesional di Surakarta) Laporan Penelitian Surakarta PPsUNS

Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo

Sumarno Thomas 1988 Hubungan antara Lama Belajar dalam Bidang Penerjemahan Jenis KelaminKemampuan berbahasa Inggris dan TipeshyTipe Kesilapan Terjemahan

dari bahasa Inggris ke dalam bahasaIndonesia Disertasi S3 Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang

Zhonggang Sang 2006 A Relevance Theory Perspective on Translating the Implicit Information in LiteraryTexts Journal of Translation Volume 2 Number 2 China Chinese Translators Journal(httpaccurapidcomjournal)

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

10Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa hal mengenai penerjemahan novel

Novel sebagai salah satu bentuk karya susastra memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya denganjenis karya susastra yang lain seperti puisi dan drama Perbedaanshyperbedaan tersebut sebagaimana yangdinyatakan oleh Suryawinata (1982 92shy95) adalah (1) puisi merupakan jenis karya susastra yang paling emotifkarena merupakan ekspresi penyair yang dikomunikasikan melalui media puisi Puisi juga mengeksploitasiasosiasi keindahan kata serta efekshyefek bunyi seperti keindahan efek bunyi yang berulang dalam rima eliterasidan asonansi Selain itu puisi juga memiliki unsur pokok yang membedakan dengan jenis karya susastra yanglain yaitu unsur pencitraan yang diungkapkan dalam metafora atau katashykata yang segar dan unik (2) dramamemiliki unsur pokok yang berupa dialog atau monolog Tanpa dialog drama tidak mungkin dilakukan Selain itudrama memiliki unsur yang tidak kalah pentingnya yang berupa karakterisasi atau penokohan Tanpakarakterisasi yang kuat drama akan menjadi hambar dan tokohshytokoh dalam drama akan menjadi pemain tanpawatak dan (3) novel memiliki unsurshyunsur yang hampir sama dengan drama dengan perbedaannya yangkhusus Novel memiliki unsur pokok berupa dialog dan dialog ini merupakan salah satu unsur yang dipakai untukmendapatkan bahasa yang segar dan realistis Unsur lain yang dimiliki novel adalah penokohan ataukarakterisasi yang kuat Suatu novel sebagaimana juga drama akan menjadi hambar apabila tidak memilikiunsur karakterisasi yang kuat karena tokohshytokoh yang tampil akan berubah menjadi sekadar pelaku untukkelangsungan cerita sajaSecara garis besar novel memiliki unsurshyunsur yang berupa tema ajang (setting) suasana plot konflik krisisklimaks dan penyelesaian dengan menggunakan bahasa yang deskriptif emotif berbentuk dialog nadakeindahan bunyi dan pencitraan dengan peran karakterisasi yang protagonis antagonis dan peran pembantuLebih lanjut di dalam memahami karya susastra khususnya novel dapat dilakukan dengan berbagai cara(Ratna 2005 552shy556) Carashycara tersebut adalah dengan (1) menganggap novel sebagai bentuk miniatur

id 196Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 197Quotes detected 001 in quotes

id 198Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 199Quotes detected 0 in quotes

id 200Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 201Quotes detected 0 in quotes

id 202Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

id 203Plagiarism detected 028 httpsastraumacidwpshycontentu

id 204Plagiarism detected 062 httpsastraumacidwpshycontentu

masyarakat sebagai dunia dalam katashykata Cara ini menyebabkan novel menampilkan unsurshyunsur sosialseperti tokoh peristiwa dan latar yang secara keseluruhan diadopsi melalui dunia nyata Tidak ada novel yangsematashymata diciptakan melalui imajinasi dan (2) novel merupakan respons interaksi sosial keberadaan karyasusastra lebih banyak ditentukan oleh masyarakat Cara ini mengkondisikan karya sebagai suatu alat sebagaiprasarana estetis yang melaluinya masyarakat dapat menemukan aspirasinya

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentuyang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalah penghasil teks sumberpengirim teks sumber teks sumber penerima teks sumberinisiator penerjemah teks sasaran dan penerima teks sasaran

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antara penghasil teks sumber dan pengirim teks sumberPenghasil teks sumber menghasilkan teks sumber dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim teks sumberHal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksud pengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tekssumber yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untuk pembaca teks sumber Meskipun penerima tekssumber tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudaya penerima teks masihmempengaruhi teks sumber dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkan oleh tekssasaran berbeda dengan situasi yang dihasilkan teks sumber dengan pengirim teks sumber dan penerima tekssasaran yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan olehpenerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memiliki ketertarikan dalam menerjemahkanteks sumber saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerima teks sumber Berdasarkanpada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan juga bahasa sasaranpenerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sumber dan mengantisipasi

id 205Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 206Plagiarism detected 061 httpsastraumacidwpshycontentu

id 207Plagiarism detected 039 httpsastraumacidwpshycontentu

id 208Plagiarism detected 047 httpsastraumacidwpshycontentu

id 209Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 210Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sasaran serta menguji kecukupan fungsional dari terjemahanyangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim

teks sumber penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yangmengungkapkan maksudshymaksud pada teks sumber Pentingnya melihat penerjemahan sebagai transfer antarbudaya dan antarindividu karena suatu kenyataanbahwa penerjemahlah orang pertama yang dianggap sebagai

aktor dalam proses penerjemahan Penerjemah tidak lagi membatasi pada penerapan prosedur penerjemahanuntuk memindah teks sumber ke teks sasaran menurut prinsip kesamaan (equivalence) tetapi juga prinsiptransfer budaya Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141) Maksudnya bahwa penerjemah suatu teks tidak akan pernah dapat menuntut bahwa suatu teks diterimapembaca berdasarkan keinginan tersendiri daripenerjemah Penerjemah hanya dapat menyarankan

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing pembaca Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybedameskipun mereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapatmenjadi sebagai tawaran informasi dan pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengansituasi dan tujuan pembaca Berdasarkan informasi di dalam teks sumber penerjemah akan memilih informasi sesuai dengan harapannyaterhadap penerima sasaran dan situasi pembaca Di sini jelas bahwa harapanshyharapan tersebut dan jugatawaran informasi terhadap teks sasaran akan berbeda dengan tawaran informasi dalam teks sumber karenapenerima teks sumber dan teks sasaran memiliki komunitas budaya dan bahasa yangberbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan tekssasaran tidak akan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan teks sumbermelainkan menawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

id 211Plagiarism detected 085 httpsastraumacidwpshycontentu

id 212Plagiarism detected 029 httpsastraumacidwpshycontentu

id 213Plagiarism detected 022 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada

hubungan antara teks sumber dan teks sasaran Hubungan antara teks sumber dan teks sasaran initergantung pada interpretasi penerjemah terhadap teks sumber dan fungsi teks sasaran yang harus dipenuhioleh penerjemah di dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah7 A translation depends on its skopos ie its intended purpose8 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language9 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 10 A translation must be coherent in itself11 A translation must be coherent with regard to its source text12 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwa1 Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkan2 Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkantawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumber3 Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukan sebaliknya (teks sumber tidak dapat dihasilkandari teks sasaran)4 Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)5 Suatu terjemahan harus bertalian logis dengan teks sumbernya (koherensi intertekstual)6 Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi

antarbudaya dan transfer budaya dan tujuan (skopos) menempati posisi teratas Namun demikian Nord (1997124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkan penulis teks sumberpenggagas dan pembaca teks sasaran Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkinmenghasilkan teks sasaran yang bertentangan dengan maksud penulis teks sumber atau gagasan pembacateks sasaran mengenai apakah suatu penerjemahan menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggungjawab penerjemah dalam mempertimbangkan hal tersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitumengacu pada hubungan interpersonal antara partisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan

fungsi teks sasaran yang dapat dijangkau untuk satu teks sumber tertentu sedangkan fungsi mengacu padafaktorshyfaktor yang membuat teks sasaran bekerja sesuai dengan yang dimaksud di dalam situasi sasaranFungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan teks sasaran yangfungsional yang sesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akanditerima oleh pembaca teks sasaran karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentuBaker (2001 127) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penerjemahan karya susastra adalah suatu karyapenerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah karya susastra Dengan kata lain bahwa penerjemahan karyasusastra merupakan kegiatan subjektif murni pada ranah sosial dan budaya yang kompleks yang dilakukan olehpenerjemah dengan memadukan unsurshyunsur imajinatif intelektual dan intuisi ke dalam suatu karya tulis yangdisebut dengan terjemahan Sementara itu Gunarwan (2005 4) menyatakan bahwa penerjemahan karyasusastra termasuk ke dalam golongan penerjemahan literer yaitu penerjemahan yang mengacu padapenerjemahan karya susastra baik prosa maupun puisi Dengan melihat pada cakupan ranah yang luas dan penggunaan unsurshyunsur yang kompleks dari pernyataanshypernyataan di atas penerjemahan literer atau penerjemahan karya susastra dianggap lebih sukar daripadapenerjemahan nonliterer karena pada dasarnya karya susastra lebih bersifat ekspresi diri si pengarang yangberpusat pada efek dan kesan yang ditimbulkan kepada para pembacanya dan di dalam penerjemahan karyasusastra tersebut penerjemah dituntut untuk menghasilkan padanan yang dinamis yaitu padanan yang efeknyadirasakan oleh pembaca bahasa sasaran sebanding dengan efek yang dirasakan oleh pembaca bahasa sasaran

(Nida dan Taber 1974) Penerjemah di dalam karya susastra di samping harus menguasai bahasa sumberbahasa sasaran bidang ilmu yang diterjemahkan teori terjemahan juga dituntut menguasai hal lain yangberhubungan dengan ilmu susastra yaitu yang berupa pemahaman latar belakang pengarang gaya bahasagaya pengarang dalam menuangkan ide cerita aspekshyaspek budaya dalam karya dan lainshylain

Teori Polisistem EvenshyZohar (19979shy45) di dalam model yang dikembangkannya yaitu teori polisistem melihat penerjemahankarya susastra sebagai bagian dari sistem budaya susastra dan sejarah dari bahasa sasaran (Munday2000108) Karya susastra tidaklah dilihat sebagai karya yang dipelajari secara terpisah namun sebagai bagiandari sistem susastra yang dinamis di dalam polisistem secara keseluruhan dengan menekankan bahwapenerjemahan karya susastra bekerja pada sistem (1) bahasa sasaran memilih karya untuk penerjemahannyadan (2) norma tingkah laku dan kebijakan penerjemahan dipengaruhi oleh sistem yang lain (coshysistem) Sebagaimana dinyatakan oleh Shuttleworth and Cowie (dalam Munday 2000 109) bahwa The polysistem isconceived as a heterogeneous hierarchized conglomerate (or sistem) of sistems which interact to bring about anongoing dynamic process of evolution within the polysistem as a whole Pernyataan tersebut mengandung duahal yang perlu dipertimbangkan yaitu hirarki dan proses evolusi yang dinamis Yang dimaksud dengan hirarkiadalah mengacu pada posisi dan interaksi dari strata yang berbeda dari polisistem Bila posisi tertinggi didudukioleh jenis karya susastra inovatif maka strata yang lebih rendah diduduki oleh jenis karya susastra konservatifbegitu pula sebaliknya Proses evolusi yang dinamis menunjukkan bahwa hubungan antara sistem inovatif dankonservatif suatu karya susastra tidaklah tetap atau statis namun mungkin menempati posisi utama atau keduadi dalam polisistem Bila karya susastra terjemahan menempati posisi utama berarti bahwa karya susastratersebut memberi pengaruh yang sangat kuat dalam polisistem dan sebaliknya bahwa karya susastra yangmenempati posisi kedua berarti bahwa karya susastra tersebut sangat lemah dan tidak memiliki pengaruh yangberartiDi dalam polisistem nampak bahwa posisi yang diduduki oleh karya terjemahan di dalam polisistem menentukanstrategi penerjemahan Apabila karya terjemahan merupakan karya utama penerjemah tidak akan merasaterbatasi untuk mengikuti model susastra sasaran dan lebih siap untuk berekspresi dan penerjemah seringkalimenghasilkan teks sasaran yang sangat sepadan atau berkecukupan (adequacy) dengan bahasa sumberSebaliknya bila karya terjemahan menempati posisi kedua penerjemah cenderung menggunakan modelbudaya sasaran yang sudah ada untuk teks sasaran dan menghasilkan penerjemahan yang tidak berkecukupan(nonshyadequate)Dengan dasar pada teori EvenshyZohar Toury (1995) mengembangkan suatu teori penerjemahan umum yangdikenal dengan Descriptive Translation Studies dengan mengusulkan tiga fase metodologi yaitu1 Menempatkan teks di dalam sistem budaya sasaran dengan melihat kepentingan dan keberterimaannya 2 Membandingkan teks sumber dan teks sasaran mengidentifikasi hubungan antara pasangan segmenshysegmen teks sumber dan teks sasaran dan berusaha memberikan generalisasi konsep penerjemahannya3 Membuat gambaran pembuatan keputusan untuk penerjemahan berikutnyaMenilik pada metodologi di atas tampak bahwa salah satu langkah penting di dalam penerjemahan adalahkemungkinan pengulangan pada fase pertama dan fase kedua bagi pasangan teks yang sama lainnya untukmemperluas dan membangun profile penerjemahan sesuai dengan jenis teks pengarang pembaca dansebagainya (Pym 200516shy21) Dengan cara ini normashynorma yang menyinggung masingshymasing jenispenerjemahan dapat diidentifikasi dengan tujuan akhir penetapan penerjemahan secara umum

Konsep NormaTujuan utama konsep norma yang diusulkan oleh Toury (1995) adalah untuk membedakan kecenderunganperilaku penerjemahan membuat generalisasi yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yangdilakukan oleh penerjemah dan kemudian merekonstruksi normashynorma yang telah bekerja di dalampenerjemahan dan membuat hipotesis yang dapat diuji melalui kajian deskriptif berikutnya Definisi yangdinyatakan oleh Toury adalah sebagai berikut the translation of general values or ideas shared by a communityshyas to what is right or wrong adequate or inadequateshyinto performance instructions appropriate for and applicableto particular situationsMenurut Toury semua manusia memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dan diterima secara sosial dansebagai akibatnya bahwa di bawah kondisi yang normal manusia cenderung menghindari perilaku yang dilarangdan mengadopsi tingkah laku yang dianggap sesuai di dalam kelompok tempat mereka tinggal Terdapat adanyasuatu pengetahuan yang secara sosial sama antara anggota masingshymasing komunitas yang dianggap sebagaihal yang baik atau pantas di dalam perilaku komunikatif Pengetahuan tersebut muncul dalam bentuk normashynorma Normashynorma di dalam penerjemahan sebagaimana yang ditentukan oleh Toury erat sekalihubungannya dengan suatu ideologi dengan kata lain bahwa normashynorma dapat dipahami sebagai perwujudanideologi dari konsep kebersesuaian dan keberterimaanMenurut Toury bahwa norma mengatur setiap langkah pengambilan keputusan di dalam proses penerjemahan

id 214Plagiarism detected 002 httpsdidaktikaunjcom20120208

mulai dari pilihan teks yang akan diterjemahkan sampai pada pilihan paling akhir dalam proses strategipenerjemahannya Lebih lanjut Toury memperkenalkan tiga jenis norma 1) initial norm 2) preliminary normsdan 3) operational normsInitial norm mengacu pada pemilihan secara umum yang dilakukan oleh penerjemah Di dalam norma inipenerjemah dapat memusatkan diri mereka

sendiri ke dalam normashynorma yangdiwujudkan di dalam teks sumber atau normashynorma dari bahasa dan budaya sasaran Apabila diwujudkan kedalam teks sumber maka teks sasaran akan menjadi mencukupi (adequate) dan apabila di dalam normabudaya sasaran maka teks sasaran akan menjadi berterima (acceptable) Kutub dari kebercukupan dankeberterimaan adalah pada suatu rangkaian kesatuan karena pada dasarnya tidak ada penerjemahan yangsecara penuh berkecukupan atau berterima dan pergeseranshypergeseran di dalam penerjemahan adalah halyang tidak terelakkanPreliminary norms mengatur semua keputusan yang dilakukan yang berkaitan dengan translation policy dantranslation directness Translation policy mengacu pada faktorshyfaktor yang menentukan dan mengatur semuakeputusan pemilihan jenis teks untuk diterjemahkan ke dalam budaya atau bahasa tertentu dalam kurun waktutertentu sedangkan directness of translation berhubungan dengan apakah penerjemahan terjadi melalui bahasaperantara dan juga pada ambang toleransi mengenai bahasa apa yang digunakan dalam menerjemahkan kebudaya sasaran Operational norms mengacu pada keputusan langsung yang diambil selama kegiatan penerjemahan Keputusanini digolongkan ke dalam matricial norms dan textualshylinguistic norms Matricial norms mengatur segmentasi dandistribusi materi tekstual di dalam teks sasaran Textualshylinguistic norms mengatur pemilihan materi untukmembuat teks sasaran ataupun mengganti materi teks sumberDengan pengaruh karya EvenshyZohar dan Toury beberapa pakar memberikan paradigma baru mengenaipenerjemahan susastra sebagaimana yang dinyatakan oleh Hermans dalam Munday (2000 120) sebagaiberikutWhat they have in common is a view of literature as a complex and dynamic system a conviction that thereshould be a continual interplay between theoretical models and practical case studies an approach to literarytranslation which is descriptive targetshyorganized functional and systemic and an interest in the norms andconstraints that govern the production and reception of translations in the relation between translation and othertypes of text processing and in the place and role of translations both within a given literature and in theinteraction between literatures

Dari pernyataan Hermans di atas tampak jelas bahwa terdapat suatu hubungan yang sangat kuat antara teoripolisistem dan Descriptive Translation Studies suatu hubungan yang saling berkesinambungan antara teori danpraktek penerjemahan Lebih lanjut Lambert dan Hendrik van Gorb (dalam Munday 2000120) membuat suatuskema yang dapat digunakan untuk membandingkan sistem kesusastraan dalam teks sumber dengan tekssasaran dan penggambaran hubungan antara keduanya Lambert dan van Gorb membagi skema tersebut kedalam empat bagian1 Preliminary data pada tahap ini peneliti mengidentifikasi informasi pada halaman judul metateks(pendahuluan dan sebagainya) dan strategi umum (apakah terjemahan tersebut sebagian atau lengkap)Hasilnya akan mengarah pada hipotesis yang berkaitan dengan level 2 dan 3 berikut ini2 Macroshylevel pada tahap ini peneliti melihat pada pembagian teks judul dan penyajian bab struktur naratifinternal dan komentar penulis Tingkat ini akan memunculkan hipotesis pada level 3 berikut ini3 Microshylevel yaitu peneliti mengidentifikasi pergeseran pada tingkat kebahasaan yang berbeda yang meliputitingkat leksikal pola gramatikal narasi sudut pandang dan modalitas Hasil dari tingkat ini akan berinteraksidengan tingkat makro (level 2) dan mengarah pada konteks sistemik yang lebih luas4 Sistemic context pada tahap ini tingkat mikro dan makro teks dan teori dibandingkan dan normashynormadiidentifikasi Hubungan intertekstual (hubungan dengan teksshyteks yang lain di dalam penerjemahan) danhubungan intersistemik (hubungan dengan tipe teks yang lain) juga digambarkanSementara itu Suryawinata (1982 83) dan Suparman (2003 143) menyatakan bahwa penerjemah karyasusastra harus memiliki syaratshysyarat sebagai berikut1 Memahami bahasa sumber secara hampir sempurna Dalam tingkat rekognisi kemampuannya diharapkanmendekati seratus persen2 Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik dan efektif3 Mengetahui dan memahami susastra apresiasi susastra serta teori terjemahan4 Mempunyai kepekaan terhadap karya susastra5 Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural

id 215Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 216Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 217Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 218Plagiarism detected 002 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 219Plagiarism detected 002 httpjournaltrunojoyoacidpros

id 220Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

6 Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat

ReferensiAsim Gunarwan 2005 Pragmatik dalam Penilaian Terjemahan Pendekatan Baru Artikel disajikan dalamInternational Conference on Translation di Solo 14shy15 September 2005

Baker Mona

2001 (Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledge

Even ItamarshyZohar 1997 Polysystem Studies Online Translation Journal Poetics Today International Journalfor Theory and Analysis of Literature and Communication Volume 11 number 1

Kutha Ratna Nyoman 2005 Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta Yogyakarta PustakaPelajar

Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York Rutledge

Nord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis AmsterdamRodopi BV

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pym Anthony 2005 On Touryrsquos Laws of How Translators Translate Translation Article Intercultural StudiesGroup Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain (httpwwwtinetcat~apympublicationspublicationshtml)

Suparman 2003 Terjemahan dalam Sastra Artikel

disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemahan diSolo 15shy16 September 2003Toury G

1995 Descriptive Translation Studies and Beyond AmsterdamJohn Benjamins

Vermeer H J 2000 Skopos and commission in translational action (A Chesterman Trans) In L Venuti (Ed)The translation studies reader (pp 221shy32) London Routledge

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

id 221Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 222Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 223Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 224Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

11 Langkah dalam Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa langkah dalam menerjemahkan novel

Secara sederhana penerjemah adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengalihkan pesan tertulis daribahasa sumber ke bahasa sasaran Dengan kata lain bahwa menerjemahkan melibatkan dua bahasa yangmemungkinkan akan terjadi suatu alih kode Namun menerjemahkan tidak hanya sekadar alih kode tetapi jugasebuah profesi yang memerlukan pendidikan dan pelatihan pada tingkat lanjutanDi dalam penerjemahan novel penerjemah adalah orang yang sangat memperhatikan terhadap penerjemahanteksshyteks susastra Penerjemah novel secara umum menerjemahkan suatu teks dengan tulisan yang indahdengan memperhatikan bahasa bentuk dan isi teks (Newmark 19881) Penerjemah novel berperan aktif dalamkegiatan kreatif penulis dan kemudian menciptakan struktur kalimat dan tanda dengan cara menyesuaikan teksdalam bahasa sasaran dengan teks dalam bahasa sumber sedekat mungkin Penerjemah memikirkan denganmendalam mengenai kualitas teks novel yang diterjemahkan dan keberterimaannya dengan pembaca sasaran Penerjemahan novel sebagai proses pengalihan pesan tidak hanya melibatkan dua bahasa yang berbeda yaitubahasa sumber dan bahasa sasaran namun juga melibatkan kondisi sosiobudaya yang berbeda karena suatuteks dalam penerjemahan berada dalam konteks sosiobudaya yang terkait dengan

bahasa sumber dan bahasa sasaran Oleh karena itupenerjemahan novel tidak bisa dilihat hanya sebagai upaya menggantikan teks dalam satu bahasa ke teksbahasa lain Faktor lain yang sangat dibutuhkan adalah adanya suatu kompetensi mengenai suatu wacanauntuk menghasilkan suatu terjemahan yang benar secara sintaktik tepat makna memenuhi unsur kewajaranketerbacaan dan secara sosial berterima di dalam suatu konteks yang didasari budaya Apabila

yang diupayakan oleh seorang penerjemah adalah pengungkapan kembali pesan bahasa sumber dalambahasa sasaran makateks sasaran haruslah sepadan dengan teks sumber yaitu dua teks yang isi dan gayanya dapat dipahamisecara sama oleh penerima (pembaca) masingshymasing teks

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran

Sebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Oleh sebab itu penerjemah novel perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang latarbelakang sosiokultural dari bahasa sumber tersebut memiliki pengetahuan dan kualitas khusus (kesusastraandan estetika dan artistika kebahasaan) harus dapat mengidentifikasi unsurshyunsur susastra dan memilikipemahaman budaya dan nilaishynilai karya susastra yang diterjemahkan serta memahami karya susastra secaramenyeluruhDi dalam menerjemahkan novel sangat mungkin penerjemah menemukan kesulitanshykesulitan baik kesulitandalam aspek budaya misalnya kesulitan penerjemah dalam mencari padanan istilah yang berkaitan dengan

materi dan peristiwa budaya kesulitan dalam aspek susastra misalnya penerjemahan karakterisasi tokoh yangsepadan dengan keadaan masyarakat pembaca novel penerjemahan maupun juga kesulitan dalam aspekkebahasaan misalnya dalam menerjemahkan struktur kalimat yang sangat panjang dan tata bahasa yang rumitLatar belakang penerjemah dan langkahshylangkah yang dilakukan oleh penerjemah di dalam menerjemahkannovel sangat menarik untuk dicermati Analisis penerjemahan novel yang didasarkan pada analisis karyaterjemahan semata dapat diduga bahwa kualitas terjemahan yang dihasilkan tidak akan memberikanpemahaman yang mendalam dan menyeluruh hal ini karena karya terjemahan dihasilkan melalui suatu prosespenerjemahan dan baikshytidaknya karya terjemahan sangat tergantung pada kompetensi dan strategi penerjemahdalam melakukan proses penerjemahan dan penerjemah adalah pelaku utama (main agent) prosespenerjemahan karenanya pembuatan keputusan penerjemah sangat dipengaruhi oleh latar belakang dankompetensinya Pekerjaan menerjemahkan sebagaimana pekerjaanshypekerjaan yang lain memerlukan sejumlah syarat agar bisaberkualitas Karena penerjemahan termasuk bidang jasa si pemberi jasalah yang merupakan modal utamanyaSeorang penerjemah (yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) harus menguasai bahasa Indonesiadengan sangat baik baik ragam tulis maupun lisan Selain itu penerjemah juga mutlak harus menguasai bahasasumber dengan sangat baik karena tanpa menguasai bahasa sumber dengan baik mustahil seseorang bisamenerjemahkan dengan hasil yang memuaskan Syarat lain adalah mengenal dengan baik bahan yang akanditerjemahkan mengetahui cara menggunakan sumber bantuan misalnya cara menggunakan kamus (baikkamus manual maupun kamus online) sumber informasi di internet dan sumber bantuan lain berupa milis parapenerjemah Yang terakhir yang juga diperlukan oleh penerjemah adalah ketrampilan menggunakan beberapaprogram komputer semacam Trados Dejavu Wordfast dan lainshylain untuk membantu penerjemah membanguntranslation memory di komputernya untuk memudahkan penerjemahan baik dokumen maupun novel yang selaludiperbarui Istilah penerjemah itu pada dasarnya ada dua yaitu penerjemah umum (generalist) dan penerjemah khusus(specialist) Penerjemah umum yaitu penerjemah yang bekerja seperti pemborong yaitu menerima semuanaskah dalam bentuk apapun (bunga rampai) untuk diterjemahkan misalnya naskah kedokteran hukumkomputer dan sebagainya Sedangkan penerjemah khusus adalah penerjemah yang mengkhususkan padanaskahshynaskah terjemahan tertentu misalnya novel legal document dan sebagainya Penerjemah sendiridalam pengakuannya lebih suka atau tertarik dengan spesialisasi pada penerjemahan novel karena denganmenerjemahkan novel akan menambah wawasan ilmu katashykata baru sedangkan kalau menerjemahkandokumen legal hanya kopishypaste sudah selesaiKarena penerjemah adalah sebagai profesi dan bukan karir maka untuk menjaga tingkat keprofesian tersebutseorang penerjemah harus terusshymenerus memupuk kualitas penerjemahannya menjadikan penerjemahansebagai aktivitas sampai akhir hayat dan yang terpenting adalah menjalin komunikasi dengan kliennya dengantetap memberikan kepercayaan bahwa kita (penerjemah) mumpuni dalam menerjemahkan Menurutpenerjemah kunci untuk menghasilkan terjemahan yang baik adalah bukan hanya karena gelar akademik sajanamun lebih pada bagaimana menjadi seorang penerjemah yang berkualitas Gelar akademik penting terutamauntuk meningkatkan status penerjemah dalam lingkup akademik namun di dalam profesi kerja bukti nyataseorang penerjemah yang berkualitaslah yang akan menjadi tolok ukur dalam keberhasilan terjemahan dan halini akan berlangsung dalam simbol yang saling menguntungkan Misalnya penerjemah yang pada awalnyamelamar ke penerbit dan kemudian dinyatakan layak oleh penerbit sebagai partner kerja lantas diberikepercayaan untuk menerjemahkan sebuah novel Apabila kemudian novel tersebut diterbitkan biasanya selainmendapatkan royalti penerjemah juga akan mendapatkan novel aslinya dari penerbit Hal ini tentunya akanmemberikan semangat yang luar biasa bagi penerjemah untuk terus menerjemahkan dan penerbit tentu sajaakan terus mendapatkan keuntungan karena novel atau buku yang mereka terbitkan dinikmati oleh banyakkonsumen Di dalam menerjemahkan novel penerjemah pada dasarnya menggunakan langkahshylangkah sebagai berikutmelakukan persiapan menerjemahkan dan mengedit terjemahan Persiapanshypersiapan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu persiapan umum dan persiapankhusus Persiapan umum yang dilakukan adalah membaca teks secara keseluruhan sebelum diterjemahkan Halini dilakukan penerjemah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai isi novel dan gaya berceritayang ada di dalam novel tersebut Selain itu penerjemah melakukan searching atau browsing internet sebelummenerjemahkan Searching atau browsing internet ini menurut penerjemah sangat penting dilakukan sebelumkegiatan menerjemahkan yaitu untuk mempercepat pekerjaan menerjemahkan dan mendapatkan berbagaireferensi pendukung yang berkaitan dengan isi novel Persiapan umum lain yang dilakukan penerjemah adalahmempersiapkan kamus yang cukup layak yaitu koleksi berbagai macam kamus baik kamus ekabahasa maupundwibahasa kamus manual maupun kamus online baik kamus umum maupun kamus khusus Persiapanberbagai macam kamus ini amat penting menurut penerjemah karena dalam menerjemahkan seringkaliterdapat katashykata maupun kalimat yang dicuplik dari katashykata atau kalimat dari bahasa lain Misalnyabeberapa kata khusus di dalam novel yang sebenarnya diambil dari bahasa Latin (kata nudibrance dan lainshy

lain) dan katashykata tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran dan tidak boleh ada makna dalamkatashykata tersebut yang tidak diterjemahkan Beberapa kamus yang sering digunakan penerjemah adalahLongman Dictionary Oxford Dictionary Webster Dictionary Longman CDshyROM Dictionary Encarta CDshyROMDictionary CDshyROM Collins COBUILD Dictionary National Geography Dictionary Thesaurus dan EnsiklopediaDi dalam menerjemahkan novel penerjemah paling sering menggunakan kamus Longman CDshyROM Dictionarykarena kamus tersebut sangat mewakili katashykata ataupun istilahshyistilah khusus yang ada di dalam noveltersebut Adapun yang dimaksud dengan persiapan khusus yang dilakukan penerjemah adalah mempelajari pengetahuanyang berkaitan dengan isi teks novel yang akan diterjemahkan Oleh karena itu persiapan khusus yangdilakukan penerjemah adalah secara penuh memahami istilahshyistilah yang termuat dalam indeks Persiapankhusus lainnya adalah membaca berbagai novel baik novel terkini maupun terdahulu dan berbagai artikel yangberhubungan dengan halshyhal khas ataupun istilahshyistilah khusus yang terdapat di dalam novel dan sekaligusuntuk menambah wawasan dan membuka kembali schemata maupun translation memory Hal lain yang takkalah pentingnya di dalam persiapan khusus ini adalah memperhatikan masalah gaya Menurut penerjemahmenerjemahkan novel tidak hanya sekadar memindahkan katashykata atau kalimatshykalimat saja tetapi jugadiperlukan hiasanshyhiasan atau aksesorishyaksesori dan nuansa katashykata indah Masalah gaya yang dimaksud olehpenerjemah adalah bagaimana mempertimbangkan masalah panjangshypendek kalimatparagraf lebar atau luashalaman jenis font dan jarak baris ukuran kertas jenis kolom dan yang paling penting adalah menjangkaualam pikiran pembaca memperhatikan situasi atau konteks kejadian cerita yang ada di dalam novel ke dalamkonteks atau situasi para pembacaDalam menerjemahkan novel yang dilakukan penerjemah adalah berusaha menerjemahkan dengan setepatshytepatnya Menerjemahkan dengan setepatshytepatnya ini bukan berarti menerjemahkan kata per kata ataumenerjemahkan secara harfiah namun lebih pada penyediaan pilihanshypilihan kata sebanyak mungkin yang telahdikembangkan dari indeks katashykata dalam menerjemahkan novel yang kemudian diselaraskan dengan situasipembaca Misalnya menerjemahkan kata walk Kata tersebut tidak langsung diterjemahkan secara harfiahberjalan Tapi perlu dilihat konteksnya apakah istilah walk yang dimaksud adalah berjalan naik tangga berjalanterseokshyseok berjalan gontai atau berjalan yang bagaimana karena berjalan naik tangga tentunya akanmemiliki konteks yang berbeda dengan berjalan terseretshyseret ataupun berjalan dengan berat Pilihanshypilihankata inilah yang harus disediakan oleh penerjemah Setelah persiapan langkah selanjutnya yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel samahalnya dengan menerjemahkan novelshynovel yang lain yaitu menulis hasil terjemahan di komputer sambilmencari hasil penerjemahan katashykata dan frase sebelumnya di dalam translation memory mencari makna darikatashykata yang sulit diterjemahkan di dalam kamus (biasanya kamus online) memahami makna kata tersebutsecara mendalam berdasarkan konteksnya (misal novel bercerita tentang kehidupan laut maka perlu melihatpada National Geography Dictionary) mengakses dan mendalami sumbershysumber rujukan lain di internet danmenulis ulang kata atau kalimat yang telah diterjemahkan ke dalam ekspresi yang lain Di dalam menulis hasil terjemahan tersebut hal yang hampir bersamaan dilakukan adalah mempertimbangkanjenis kata yang sesuai dengan keadaan selera dan tujuan pembaca Maksudnya adalah untuk kalanganpenikmat terjemahan yang bagaimanakah yang akan menjadi pembaca terjemahan tersebut Apakah noveltersebut ditujukan untuk kalangan akademik anakshyanak atau remaja Menerjemahkan yang berdasarkanfungsinya inilah yang menurut penerjemah akan menjadi terjemahan yang baik yaitu terjemahan yang setepatshytepatnya sesuai dengan selera pembaca teks sasaran ( di dalam pengungkapan makna teks sumber ke dalamteks sasaran penerjemah berusaha mengupayakan penggunaan bentukshybentuk kebahasaan yang lebih disukaioleh pembaca teks sasaran) Menurut penerjemah menyelami pembaca ini sangatlah penting apalagi di dalammenerjemahkan sebuah novel Misalnya ketika membaca novel yang berlatar kehidupan laut penerjemahmembayangkan untuk mengajak pembaca menyelami konteks ceritashycerita di laut jenisshyjenis makhluk hiduplaut dan sebagainya Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang yang dilakukan penerjemah berikutnya adalah memutuskanapakah menggunakan kata pinjaman (loan words) katashykata yang dinaturalisasikan ataukah menggunakansinonim di dalam teks sasaran dan apabila memungkinkan juga menciptakan katashykata terjemahan baru yangmemang tidak ada sebelumnya Di dalam memutuskan penggunaan katashykata ini tidak jarang penerjemah harusberkonsultasi dengan para penerjemah lain dosen bahasa Inggris dan terkadang dengan dosenshydosen lainyang menguasai bidang atau katashykata teknis khusus yang ada di dalam novelBerikutnya adalah menuangkan katashykata yang telah diputuskan ke dalam draft terjemahan Penerjemahmembuat dratf terjemahan dahulu dan menandai bagianshybagian yang sulit diterjemahkan untuk ditindaklanjutinantinya Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan katashykata yang sulit tersebut sekitar satuminggu sementara katashykata yang mudah (dalam arti katashykata harfiah dan umum) mengalir begitu saja karenapenerjemah sudah sering menerjemahkan katashykata yang sejenis Langkah terakhir yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel adalah merevisi novelterjemahannya Penekanan revisi biasanya adalah pada kualitas kebahasaan teks terjemahan dan kealamian

id 225Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

terjemahan yang dihasilkan Setelah beberapa perbaikan dilakukan berikutnya adalah melakukan revisi akhirdan membiarkan hasil terjemahan tersebut selama satu atau dua minggu Hal ini dilakukan untuk mendapatkanhasil akhir terjemahan yang benarshybenar alamiMenerjemahkan halshyhal yang khas dalam sebuah novel penerjemah membutuhkan waktu dan pemikirantersendiri Dalam arti bahwa penerjemah harus memikirkan dalamshydalam dan matangshymatang pilihan padananyang akan diberikan hal ini karena halshyhal yang khas ini memiliki karakter tersendiri di dalam novel Menurutpenerjemah halshyhal yang khas tersebut meliputi penerjemahan istilahshyistilah yang khusus di dalam teks sumberyang tidak dijumpai atau tidak ada padanannya di dalam teks sasaran Misalnya namashynama hewan yang hidupdi laut di pesisir yang memang hanya berhabitat di dekat lautan Pasifik misalnya ikan nudibranch The Jesusstar dan hewanshyhewan laut tersebut tidak dijumpai di perairan Indonesia Halshyhal khas lainnya menurutpenerjemah adalah istilahshyistilah budaya di dalam novel sumber misalnya frasa Malboro Man zombie smile dan juga gaya bahasa Di dalam mempertimbangkan secara matang padanan yang akan diberikan menurut penerjemah yang sangatdiperlukan adalah kemampuan untuk mengungkapkan konteks yang melingkupi kata atau frase yang akanditerjemahkan atau yang sering disebut dengan background knowledge Misalnya di dalam menerjemahkanfrasa Malboro Man penerjemah perlu melihat secara menyeluruh makna dari frasa tersebut apa dengan caramengajukan beberapa pertanyaan misalnya apakah Malboro itu Malboro Man itu memiliki karakterbagaimana adanya di mana dan sebagainya Setelah mengetahui jawaban pertanyaanshypertanyaan tersebutkemudian baru penerjemah memberikan padanan yang sesuaiPada saat menemukan katashykata yang sulit biasanya yang paling sering dilakukan penerjemah adalah membuatcatatan kaki atau menetralisir atau menaturalisasi kata tersebut Catatan kaki sifatnya adalah sebagai suatukomentar atau catatanshycatatan kecil yang diperlukan untuk memberikan tambahan informasi Misalnya padasaat menerjemahkan kata bell penerjemah membuat catatan kaki mengenai istilahshyistilah dalam bahasasasaran yang memiliki beberapa makna Kata bell bisa dipadankan dengan lonceng ataupun genta Catatan kakiyang diberikan adalah penambahan informasi bahwa yang disebut dengan lonceng adalah bel yang bentuk danukurannya kecil dan cukup dibunyikan saja sementara genta adalah bel yang bentuk dan ukurannya besar biasanya adanya di kuil dan membunyikannya dengan cara diayun kemudian dipukulkan Menetralisir ataumenaturalisasi kata atau frase sering dilakukan penerjemah terutama bila berhubungan dengan namashynamaekologi maupun budaya di dalam teks sumber Misalnya frasa his babyshyblue El Camino

di dalam novel The Highest Tidedinaturalisasikan menjadi mobil El Camino birunyaNamun apabila sudah benarshybenar tidak ada ide lagi maka yang dilakukan penerjemah adalah menyelami danmempraktekkan sendiri katashykata tersebut karena di sini (menurut penerjemah) menerjemahkan tidak lagimasalah kamus grammar maksud pengarang namun sudah berada di dalam konteks yang harus benarshybenardilakukan dan kemudian memutuskan untuk menghilangkan kata tersebut atau menciptakan sendiri kata yangsepadan Di dalam menerjemahkan karya susastra maka penerjemah tidak bisa hanya menerjemahkan maknanya sajanamun ada hal lain yang perlu dipertimbangkan dengan matang yaitu mengenai kemana arah pesan di dalamnovel sumber yang akan disampaikan ke pembaca dan untuk tujuan apa terjemahan tersebut disampaikandalam arti bahwa menarik dan tidaknya novel yang diterjemahkan akan sangat bergantung pada carapenerjemah menyampaikan pesan yang ada di dalam novel tersebut kepada para pembacanya Hal lain yangmembuat menarik adalah bagaimana penerjemah novel mengurangi atau menambahkan makna di dalam tekssasaran untuk membuat teks sasaran lebih hidup sebagaimana dicontohkan dalam teks berikut008HTChap1Pg6PLBb1Hal15

Tsu I stopped and waited with them to actually see the moment when the tide started returning with its invisiblebuffet of plankton for the clams oysters mussels and other filter feeders It was right then ankle deep in theSound feet numbing eyes relaxed that I saw the nudibranch

Tsa Aku ikut diam menunggu lalu kusaksikan sendiri detikshydetik ketika laut kembali pasang dan membawajutaan plankton yang lezat untuk remis tiram remis kepah dan makhlukshymakhluk pemakan plankton lainnyaSaat itulah ketika sedang berdiri di kubangan lumpur Puget Sound dengan kaki mati rasa kulihat seekornudibranch

Di dalam teks tersebut penerjemah berusaha menghilangkan atau tidak menerjemahkan kata yang terdapat didalam teks sumber eyes relaxed (frase digarisbawahi sendiri oleh penulis) ke dalam teks sasaran Hal inibarangkali untuk membuat teks sasaran menjadi lebih hidup atau memenuhi unsur kewajaran di dalam teks

id 226Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

id 227Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 228Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

Penerjemahan secara umum dipahami sebagai pengalihan pesan dan gaya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran(Ibrahim (20081) Pym (20071) Xiaoshu (20032) Shiyab (20035) Untuk itu penerjemah paling tidakmelakukan dua kegiatan yaitu memahami makna bahasa sumber dan merekonstruksi makna yang telahdipahaminya itu ke dalam bahasa sasaran Untuk memahami makna bahasa sumber penerjemah tidak dapathanya menerapkan pengetahuannya tentang kaidahshykaidah (grammar) bahasa sumber tetapi ia juga harusmempertimbangkan konteks digunakannya bahasa sumber itu Hal yang sama terjadi ketika ia harusmerekonstruksikan makna yang telah dipahaminya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranIa perlu menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan pembaca sasaran materi yang diterjemahkan tujuanpenerjemahan dan sebagainyaLangkahshylangkah di dalam menerjemahkan novel di atas selaras dengan pernyataan Sumarno (199713)Menurut Sumarno proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan oleh seorang penerjemahpada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelum menerjemahkan suatu teksseorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yangdimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Sumarno di atas selaras dengan proses penerjemahan yang telahdinyatakan oleh Nida (197580) yang membagi proses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1)analysis (2) transfer dan (3) restructuring Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatanyang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan (juga Suryawinata 198980) terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2)pengalihan pesan dan (3) restrukturisasi Lebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiPada tahap analisis sebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemahselalu dihadapkan pada teks sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahapanalisis ini yang dapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks sumber (Nababan200325shy26) Kegiatan membaca teks sumbers dimaksudkan untuk memahami isi teks sumber tersebut Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa itu(Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Sebagaimana diketahui setiap bahasa memiliki bentuk dan makna Bentuk bahasa yang dalam bahasa tulisdisebut teks dapat berupa kata frase klausa kalimat atau wacana Sementara itu makna bahasa yaitu apayang terkandung di dalam bentuk bahasa dapat berupa makna leksikal makna gramatikal makna tekstualmakna kontekstual makna sosiokultural dan makna implisit Untuk memahami kalimat bahasa sumber orangdituntut untuk memahami tidak saja makna masingshymasing kata yang terdapat di dalam kalimat itu melainkanjuga hubungan dari masingshymasing kata tersebut Kadangkala suatu kalimat mengandung makna lebih darisekadar makna harfiah namun ada makna lain yang ingin diungkapkan selain yang tersurat Untukmemahaminya orang perlu mempertimbangkan konteks digunakannya kalimat tersebut

id 229Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 230Plagiarism detected 002 httpsdianamayasaristkipjbwordpr

id 231Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 232Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

Pada tahap pengalihan (transfer) seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuksemua kata frase klausa kalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padananini terjadi di batin seorang penerjemah (Sumarno 200317) Kata frase klausa kalimat dan bahkan seluruhwacana tersebut dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karenakadangshykadang terdapat ungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasarandan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasasasaranPada langkah transfer tersebut penerjemah melakukan pemindahan makna teks yang diperoleh dari hasilanalisis pada langkah pertama tersebut

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDi sini ia di tuntut mencari dan menentukan padanan dalam bahasa sasaran pada setiap tingkatan atau unsurdalam bahasa sumber mulai dari

kata frase klausa kalimat hingga wacanaMengingat tidak ada dua bahasa yang identik penerjemah boleh jadi akan mengalami kesulitan pada fase iniKesulitan tersebut dapat berasal dari elemen internal bahasa atau dari elemen luar bahasa Kesulitan internalberkaitan dengan sistem bahasa itu sendiri seperti mencari padanan tenses Kesulitan eksternal berkaitandengan elemenshyelemen di luar sistem bahasa seperti kesulitan budayaDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Pada tahap penyelarasan (restructuring) tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno2003 17) yaitu setelah penerjemah menemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemahharus menuangkan semua padanan tersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebutungkapanshyungkapan di dalam bahasa sasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan ataupenyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari Tsu tetapi dikendalikan oleh fungsi Tsa yang ingin dicapai di dalam budayasasaran dengan fungsi Tsa yang ditentukan oleh penerimanya Pada langkah restrukturisasi penerjemah menyusun padanan

pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranRestrukturisasi pesan tersebut dilakukan berdasarkan kaidahshykaidah bahasa sasaran yang berterima sehinggapesan tersebut dapat dipahami secara wajar oleh pembaca sasaran Apabila dimungkinkan penerjemahdiharapkan mampu memberikan nuansa terjemahannya sedemikian rupa sehingga pembaca tidak merasabahwa ia sedang membaca karya terjemahan Hal itu sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas bahwapenerjemahan tidak sekadar membuat pembaca sasaran memahami pesan tetapi juga memiliki respon yangrelatif sama dengan pembaca bahasa sumber ketika mereka membaca teks bahasa sumber Di sini penerjemahdituntut menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan konteks penggunaan bahasa

ReferensiIbrahim Fatima Ahmed 2008 Problems of Dynamic Equivalence in Translation Online Translation Article (

id 233Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 234Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 235Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 236Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 237Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

httpwwwTranslationDirectorycom )

Nababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nida Eugene A 1975 Language Structure and Translation Stanford University Press California

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)

Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )

Shiyab Said et al 2003 Can Literary Style Be Translated Journal Article in Editions UNESCO 1 Francehttpaccurapidcomjournal

Sumarno Thomas 1997

Proses dan Hasil Terjemahan Haluan Sastra Budaya no 32 ThXVI Oktober 1997

Xiaoshu Song 2003 Translation of Literary Style Journal of Translation Volume 7 Number 1 ChineseTranslators Journal (httpaccurapidcomjournal23stylehtm)

Zuchridin Suryawinata 1989 Terjemahan Pengantar Toeri dan Praktek Jakarta Depdikbud Dirjen DiktiPPLPTK

Plagiarism DetectorYour right to know the authenticity

Page 6: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan

id 17Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 18Plagiarism detected 002 httpslinguashybahasablogspotcom + 3 more resources

id 19Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 20Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfile393

2 Penerjemahan BebasPenerjemahan bebas asalah penerjemahan yang tidak terikat lagi pada tataran kata demi kata dan kalimattetapi lebih cenderung mencari padanan makna menurut bentuk yang berterima dalam Bsa (Nababan 200331)

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahkesetiaannya pada pesan yang terkandung dalam bahasa sumber Penerjemah bebas berusaha mengalihkanmakna dalam Bsa dengan berbagai macam cara tetapi ia tidak boleh mengurangi atau menambah informasibaru yang tidak terdapat dalam Bsu Ungkapan idiomatik dan peribahasa seringkali diterjemahkan ini adalahsebagai berikutBsu Killing two birds with one stoneBsa Menyelam sambil minum air Terjemahan seperti tampak di atas katashykata yang digunakan tidak lagi terikat pada katashykata yang digunakandalam Bsu Walaupun demikian makna

yang ada dalam Bsu dan Bsamasih sepadan karena tidak ada makna yang hilang atau berkurang dalam Bsa Jenis penerjemahan ini lebihmementingkan isi daripada padanan kata dan bentuk kalimat Jadi penerjemahan bebas lebih menekankan padakesetiaan makna yang disampaikan dalam berbagai bentuk yang wajar dan berterima dalam BsaKelemahan dari jenis penerjemahanini adalah sifatnya yang sering tidak terikat pada pencarian padanan kataatau kalimat tetapi pencarian padanan itu cenderung terjadi pada tataran paragraf atau wacana Penerjemahharus mampu menangkap amanat dalam bahasa sumber pada tataran paragraph atau wacana secara utuh dankemudian mengalihkan serta mengungkapkannya dalam bahasa sasaran Hal itu sukar dilakukan terutama olehpenerjemah yang belum berpengalaman

3) Penerjemah harfiahPenerjemahan harfiah bisa dikatakan terletak diantara penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebasPenerjemahan ini mulashymula seperti penerjemahan kata demi kata tetapi kemudian diadakan perubahanshyperubahan seperlunya mengenai tata bahasa sesuai dengan tata bahasa yang berlaku dalam Bsa (Nababan200332) Urutan kata dalam penerjemahan harfiah tidak lagi persis sama seperti dalam Bsu tetapi urutan katashykatanya sudah disesuaikan dengan struktur

Bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan inibahwa penerjemahan harfiah sudah melakukan penyesuaian bentuk dalam Bsa Sebagai contoh penerjemahanharfiah bisa dilihat terjemahan berikutBsu His hearth is in the right placeBsa Hatinya ada ditempat yang benarTerjemahan di atas adalah terjemahan harfiah dimana terjemahan ini masih terikat pada katashy

kata seperti yang ada dalam Bsutetapi susunan katashykata dalam terjemahan tersebut telah disesuaikan dengan gramatikal BsaKelemahan dari jenis penerjemahan ini adalah sifatnya yang berubahshyubah secara mendadak dan cenderungtidak setia Sekali waktu jenis ini melakukan proses rankshyboud translation dengan tetap pada tataran (rank) yangsama (morpem kata klausa atau kalimat) dan suatu saat akan sangat melebar menjadi unbounded translationsehingga akan sukit dikontrol

4) Penerjemahan DinamikPenerjemahan dinamik adalah penerjemahan yang berusaha mencari padanan makna dengan menggunakanungkapanshyungkapan yang wajar dalam Bsa Maka penerjemahan ini sering juga disebut sebagai penerjemahanwajar (Nida dalam Soemarno 19976) Kelebihan dari jenis ini bahwa penerjemahan ini selalu mencari padanan makna yang selalu dikaitkan dengankonteks budaya Bsa Segala sesuatu yang berbau asing atau kurang bersifat alami baik yang menyangkutbudaya maupun dalam pengungkapannya dalam Bsa sedapat mungkin dihindari Suryawinata (dalamSoemarno 19976) menjelaskan bahwa di dalam penerjemahan dinamik ini penerjemah mencari padanan atauekuivalen

id 21Plagiarism detected 007 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 22Quotes detected 093 in quotes

id 23Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom + 4 more resources

yang sedekat mungkindengan teks aslinya dalam Bsu tidak kata demi kata atau kalimat demi kalimat tetapi harus memperhatikanmakna tekssecara keseluruhan Penerjemahan dinamik sangat memperhatikan kekhususan masingshymasing bahasaSebagai contoh bisa dilihat trjemahan sebagai berikutBsu The author has organized this book since 1995Bsa Penulis telah menyusun buku ini sejak tahun 1995 (Nababan 200334)Untuk menghindari ketidakwajaran terjemahan maka kata organized yang sebenarnya bermakna

lsquomengorganisasi lsquo oleh penerjemah telah dialihkan menjadi lsquomenyusunrsquo dalam Bsa Hal ini dilakukan untukmembuat terjemahan itu terkesan wajar dalam BsaKelemahan dari jenis terjemahan ini adalah ketidaktaatan atau ketidaksetiaan pada bentuk Hal ini karena jenisini sangat mengutamakan pengalihan amanat bahasa sasaran

5) Penerjemahan EstetikshyPuitikPenerjemahan estetikshypuitik adalah penerjemahan yang biasanya dilakukan untuk menerjemahkan karyashykaryasastra seperti puisi prosa dan drama yang menekankan konotasi emosi dari gaya bahasa Penerjemah tidakhanya menekankan pada penyampaian informasi tetapi juga menekankan pada masalah kesan emosi dangaya bahasa dengan mempertimbangkan keindahan bahasa sasaran (Nababan 200335) Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang tidak hanya pada masalahpenyampaian informasi saja namun juga pada penekanan konotasi emosi dan gaya bahasaKelemahannya adalah bahwa jenis penerjemahan ini sangat sulit untuk dilaksanakan karena sastra suatubahasa sangat berbeda dengan sastra bahasa yang lain demikian pula budaya yang melatarbelakanginyaBisa pula dikatakan bahwa untuk menerjemahkan karya sastra sangat dilematis Jika penerjemah harusmempertahankan isi pesan yang ada dalam Bsu ke dalam Bsa berarti ia akan mengorbankan bentuknya Disisi lain ketika penerjemah harus mempertahankan bentuk dan keindahan bahasanya itu berarti penerjemahharus mengorbankan isinya Secara ekstrim ada pakar penerjemahan yang mengatakan bahwa penerjemahankaryashykarya sastra seperti puisi syair gurindam dan sebagainya tidak mungkin bisa dilakukan Pendapat itubenar adanya karena sebenarnya keindahan yang ada pada bahasa satu berbeda dengan keindahaan dalambahasa lain Sebagai gambaran tentang penerjemahan estetikshypuitik bisa dilihat contoh berikutSenja di Pelabuhan KecilIni kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang rumah tua pada ceritatiang serta temali kapal perahu tidak berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpauthelliphelliphelliphelliphellip(oleh Chairil Anwar)This time no onersquos looking for lovebetween the sheds the old house in the makeshybelieveof poles and ropes A boat a prau without waterpuff and blows thinking therersquos something it can catchhelliphelliphelliphelliphellip(Translated by Burton Raffel dalam Kasbolah 199012)Terjemahan tersebut adalah terjemahan puisi

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa InggrisMakna dalam Bsu tampaknya bisa disampaikan dengan baik oleh penerjemah ke dalam Bsa meskipun nampakbahwa gaya atau style penerjemah di dalam menerjemahkan puisi tersebut berbeda dan pada ujungnyamempengaruhi nuansa keindahan puisi yang diterjemahkan Ini menunjukkan bahwa menerjemahkan puisi sulitdilakukan ke dalam bahasa lain karena keindahan dalam bahasa yang satu belum tentu indah dalam bahasayang lain

6) Penerjemahan KomunikatifNewmark (198162) mengemukakan pandangannya tentang fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi melaluipernyetaannya sebagai berikut

id 24Quotes detected 007 in quotes

id 25Quotes detected 0 in quotes

id 26Quotes detected 0 in quotes

id 27Plagiarism detected 037 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 28Plagiarism detected 102 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

ldquohelliptranslation is basically a means of communication ora manner of addering one or more persons in the speaker presencerdquoSementara itu Soemarno (19977) menjelaskan bahwa penerjemahan komunikatif adalah bentuk penerjemahanyang selalu berusaha untuk menimbulkan

lsquoefekrsquopada pembaca terjemahan seperti

lsquoefekrsquoyang

dirasakan oleh pembaca asli pada waktu mereka membaca teks aslinya Dengan demikian penerjemah sebagai komunikator sekaligus mediator antara penulis teks asli denganpembaca terjemahan harus menyampaikan pesan kedalam Bsa yang sedapat mungkin sama dengan pesanyang ada dalam Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah fungsi utamanya sebagai suatu alat untuk menyampaikan ataumengungkapkan suatu gagasan atau perasaan orang lain Jenis ini juga menaruh perhatian akan pentingnyasemua unsur di dalam proses penerjemahan yaitu unsurshyunsur seperti bahasa sumber dan bahasa sasaranbudaya penulis teks asli penerjemah keefektifan bahasa terjemahandan pembaca terjemahanBerikut adalah contoh penerjemahan komunikatifBsu awas anjing galakBsa Beware of the dog (bukan Beware of the viciousdog)(Nababan200341)

Kelemahan dari jenis penerjemahan ini bahwa persyaratan yang ketat agar bahasa terjemahan mempunyaibentuk makna dan fungsi Hal ini perlu mendapatkan perhatian karena ada kemungkinan suatu kalimat sudahbenar secara sintaksis tetapi maknanya tidak logis atau bentuk dan maknanya sudah benar namunpenggunaannya tidak tepat seperti contoh di bawah ini1 I told that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini salah meskipun maknanya logis)2 I told the star that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini bnar tetapi maknanya tidak logis)

7) Penerjemahan semantikNewmark dalam Soemarno (19977) menegaskan bahwa penerjemahan semantik berusaha untukmengalihkan makna kontekstual Bsu yang sedekat mungkin kedalam struktur sintaksis dan semantik BsaSenada dengan itu Nababan (200344) menjelaskan bahwa penerjemahan semantik terfokus pada tatarankata dengan tetap terikat pada budaya Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah lebih berfokus atau berpenekanan yang kuat dan ketat padapencarian padanan pada tataran kata yang terikat pada budaya bahasa sumberSebagai gambaran penerjemahan jenis ini bisa dilihat contoh berikut1 Konteks ALecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Mr Jackson My name is Rudi Hartono 2 Konteks BLecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Jackson My name is Rudi Hartono

Dalam dua dialog di atas student menggunakan dua kata yang berbeda yaitu Mr Jackson dan JacksonDigunakan dua kata ini sangat dipengaruhi oleh konteks budaya bahasa sasaran dan bahasa sumber MrJackson pada konteks A digunakan dalam situasi formal sedangkan Jackson pada konteks B digunakandalam situasi yang akrab Oleh karena itu kata Mr Jackson pada konteks A mestinya dialihkan ke dalam bsa

id 29Quotes detected 002 in quotes

id 30Plagiarism detected 003 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 31Quotes detected 003 in quotes

id 32Plagiarism detected 013 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 33Plagiarism detected 041 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 34Quotes detected 0 in quotes

id 35Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 36Quotes detected 0 in quotes

id 37Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 38Quotes detected 0 in quotes

id 39Plagiarism detected 064 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

menjadi

lsquoPak Jackson atau Prof Jacksonrsquo

sedangkan kata Jackson pada konteks B mestinya dialihkan menjadi

lsquopak (bukan langsung menyebut nama Jackson secara langsung)rsquo

Kelemahan dari penerjemahan semantik adalah kelemahan pada saat menerapkannya karena keterikatanpenerjemah pada budaya bahasa sumber pada saat dia melakukan tugasnya Padahal bahasa yang melatarbelakangi bahasa sumber dan bahasa sasaran pasti berbeda Akibatnya penerjemahan tipe ini seringkali sulitditerapkan

terutama dalam menerjemahkan katashykata yang bermakna abstrak atau subjektif

8) Penerjemahan EtnografikPenerjemahan etnografik adalah suatu jenis penerjemahan yang berusaha mengalihkan pesan dari Bsu kedalam Bsa yang sangat dipengaruhi oleh faktorshyfaktor budaya Brislin dalam Soemarno (19975) menjelaskanbahwa tujuan penerjemahan ini adalah untuk menjelaskan konteks budaya Bsu dan bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah kelengkapan register di dalam karya terjemahan tersebut dimanaada dua pilihan kata dengan mencarikan padananya ataukah menulis kata bsa dan anotasinya Kesulitan utama yang dihadapi penerjemah dalam penerjemahan jenis ini adalah kesulitan dalammengidentifikasi suatu bentuk ungkapan budaya dan kemudian menemukan padanannya yang sesuai dalambsa Tidak jarang suatu istilah budaya dalam suatu masyarakat atau bangsa tidak dapat ditemukanpadanannya dalam Bsa Sebagai contoh kata

lsquomodinrsquo

lsquomitonirsquo

dan

lsquotingkebanrsquo

adalah istilahshyistilah budaya jawa yang tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasa Inggris atau bahasaLainnya Bila istilah budaya ini tidak dapat ditemukan padanannya dalam Bsa maka penerjemah harus bisamenentukan sikap untuk mengambil keputusan apakah istilah akan dicarikan padanannya yang terdekat dalamBsa atau istilah budaya itu ditulis lagi dalam Bsa kemudian memberi anotasi atau bahkan istilah itudisampaikan dalam bentuk parafrasa dalam Bsa Keputusan itu tentunya tergantung pada kemampuanpenerjemah dalam memahami makna dari istilah budaya itu dalam Bsu

9 Penerjemahan PragmatikPenerjemahan pragmatik mengacu pada pengalihan amanat dengan mementingkan ketepatan penyampaianinformasi dalam bahasa sasaran yang sesuai dengan informasi yang terdapat dalam bahasa sumber(Nababan 200334) Maksud dari penerjemahan ini adalah memberikan penjelasan atau informsi yang

id 40Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 41Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 42Quotes detected 002 in quotes

id 43Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

selengkapshylengkapnyaKelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang cukup dalam dan lengkap padapengalihan informasi atau fakta (misal dalam terjemahan dokumenshydokumen teknik niaga administrasipemerintahan) Dan bahkan bila diperlukan penerjemah harus menambah beberapa informasi untuk membuatterjemahannya lebih jelasKelemahan dari jenis ini adalah bahwa penerjemahan pragmatik tidak begitu memperhatikan aspek bentukestetik bahasa sumber Masalah bentuk bahasa kurang diperhatikan karena yang dipentingkan adalahpengalihan informasi yang selengkapshylengkapnya

10 Penerjemahan linguistikPenerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya berisi informasi linguistik yang implisit dalam bahasasumber yang dijadikan ekplisit dan yang dalam perubahan bentuk dipergunakan transformasi balik dan analisiskomponen utama (Nababan 200337) Dalam penerjemahan ini penerjemah hanyamenemukan informasilinguistic sepertimorfem kata frasa klausa dan kalimat Informasi tersebut tersirat di dalam bahasa sumberyang kemudian dijadikan tersurat dalam bahasa sasaran

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahketepatan terjemahan bila diterapkan jika terdapat ketaksaan dalam bahasa sumber baik pada tataran katafrasa klausa atau pun pada tataran kalimat khususnya kalimat kompleks Kelemahan dari jenis ini adalah pensyaratan mutlak pada penerapan transformasi balik dan analisis komponenmakna dalam penerjemahan Hal ini menjadi sulit karena ada kemungkinan penerjemah berhadapan dengandua buah kalimat bahasa sumber yang mempunyai struktur lahir yang sama tetapi struktur batin kedua kalimatitu berbeda satu sama lain Untuk mengatasi ketaksaan tersebut penerjemah harus menganalisis dalam kalimatdengan bantuan analisis sintaktikal dan kontekstual

ReferensiCatford JC 1974

A Linguistic Theory of Translation London Oxford UniversityPress

Kasbolah K 1990 Linguistics and Literature a Translation Analysis of

ldquo Senja di Pelabuhan Kecilrdquo Unpublished paper Malang IKIP Malang

Nababan M Rudolf 2003 Teori Menerjemah Bahasa InggrisYogjakarta Pustaka Pelajar

Newmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

Sumarno Thomas 1997 Sedikit Catatan Mengenai Teori Penerjemahan Makalah dalam seminar sehari diPusat Bahasa UNS Surakarta UNS

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam seminar Nasional I tentang Semantik sebagaiDasar Fundamental Pengkajian Bahasa Surakarta UNS

id 44Plagiarism detected 028 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 45Quotes detected 0 in quotes

id 46Quotes detected 0 in quotes

id 47Quotes detected 0 in quotes

id 48Quotes detected 001 in quotes

id 49Quotes detected 001 in quotes

id 50Quotes detected 0 in quotes

3Makna dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan maknashymakna di dalam penerjemahan

Makna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam bahasa sasaran (Bsa) yang sedekatshydekatnya sama denganmakna yang ada dalam bahasa sumber (Bsu) Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemahyang baik harus mampu menganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalamtataran leksikal frasa kalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalambahasa sasaranKajian mengenai makna ini termasuk dalam ranah semantik Dalam studi semantik istilah makna bermacamshymacam yakni meaning sense denotation designation reference dan information (Edi Subroto 19991)Menurut Edi Subroto yang dimaksud dengan meaning (diterjemahkan menjadi arti) adalah bentuk pengetahuankognitif yang terdapat di dalam bahasa yang terdapat dan distrukturkan di dalam dan oleh sistem bahasa yangdipahami lebih kurang sama oleh para penutur dalam kegiatan berkomunikasi secara umum dan wajar Haltersebut berarti bahwa arti itu dipahami oleh pengguna bahasa secara empirik berdasarkan kemampuankognitifnya sejak mulai belajar dan menguasai bahasa Dengan penguasaan arti secara empirik dan kognitif ituseorang penutur mampu melakukan pembahasaan atau simbolisasi secara verbal akan sebuah referent yangada disekitarnya Sejumlah referent yang secara faktual barangkali berbedashybeda namun memiliki sejumlah cirikonseptual yang sama akan dibahasakan dengan unit leksikal yang sama Sebagai contoh sebuah unit leksikaldengan nama

lsquokursirsquo meskipun secara empirik ditangkap adanya sejumlah benda yang disebut kursi yang memiliki cirishycirikonseptual yang berbedashybeda baik dalam hal bahannya wujudnya jumlah kakinya namun secara bersamadapat disimbolkan dengan unit leksikal yaitu

lsquokursirsquoKemudian yang dimaksud dengan designation (designasi) dan denotation (denotasi) adalah bagian dari arti yangditentukan oleh sistem bahasa dan tidak bergantung pada situasi yang khas dari sebuah tuturan Designasi dandenotasi ini mempunyai maksud yang serupa dengan istilah meaning di atas Sementara itu yang dimaksuddengan reference (referensi) adalah bagian dari arti yang bergantung pada situasi pemakaiannya danbergantung pada wujud tuturannya Dalam arti bahwa referensi adalah suatu bentuk penunjukkan dalamkegiatan berbahasa yang nyata yang bersifat tertentu dan bergantung pada konteks Misalnya

lsquokursirsquodan

lsquokursi itursquomengandung maksud yang berbeda Yang pertama berkaitan dengan konsep denotasi yaitu mengacu padagolongan entity (maujud) yang dipersepsikan sama sebagai kursi dan sebaliknya

lsquokursi itursquotermasuk proses referensi karena hanya menunjuk pada

lsquokursirsquo

id 51Plagiarism detected 037 httpstextshyid123dokcomdocument

id 52Quotes detected 002 in quotes

id 53Plagiarism detected 308 httpstextshyid123dokcomdocument + 3 more resources

tertentu saja Hal berikutnya adalah sense Edi Subroto memadankan istilah sense ini dengan makna yaitu arti sebuah butirleksikal atau sebuah tuturan kalimat berdasarkan konteks pemakaian situasi yang melatarinya dan intonasinyaDengan demikian kalau arti (sebagai padanan meaning) itu bersifat dasar maka makna itu sudah bersifatspesifik karena dirambushyrambui oleh struktur oleh konteks pemakaian oleh intonasi dan oleh latar yangmelingkupinya Misalnya kata baru Untuk mengetahui makna baru ini harus dikaji kemungkinannyaberkombinasi atau disubstitusi dengan leksemshyleksem lain misalnya lama usang tua dan sebagainyaSementara itu Lyons (1995124) menyatakan bahwa sense hanya dapat diterangkan dalam konteks hubunganmakna antara leksem yang satu dengan leksem yang lain atau antara ekspresi yang satu dengan ekspresi yanglain di dalam sistem bahasa yang sama Berkaitan dengan itu Lyons menggunakan konsep hubungankombinatorial dan substitusional untuk menentukan makna sebuah leksem Hubungan tersebut sering disebutdengan hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik Hubungan sintakmatik merupakan hubungan linier antara unsurshyunsur bahasa dalam tataran tertentu misalhubungan antara saya bermain dan kelereng dalam kalimat Saya bermain kelereng Hubungan itu dikatakanhubungan in praesentia Sementara itu hubungan paradigmatik merupakan hubungan antara unsurshyunsurbahasa dalam tataran tertentu dengan unsurshyunsur lain di luar tataran itu yang dapat dipertukarkan misal dalamkalimat saya bermain kelereng Antara saya dan dengan dia mereka dsb dapat dipertukarkan Hubunganantara unsurshyunsur itu dikatakan hubungan in absentia Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Dengan kata lain sense atau makna memiliki peran yang penting didalam penerjemahanLebih lanjut pengertian makna dapat dilihat pada pengertian makna literal dan makna figurative yaitu yang

mengarah pada pembedaan di dalam sistem kebahasaan untuk menganalisis makna suatu bahasa Contohdari pembedaan makna di atas dapat dilihat di dalam kalimat berikut The ground is thirsty Kalimat ini memilikimakna berkias Kata ground sendiri memiliki makna literal namun kata ground atau tanah dapat dipahamibahwa ground itu tidaklah hidup oleh karenanya ground tidak memerlukan minuman atau merasakan hausPembaca kalimat tersebut akan secara langsung menolak suatu interpretasi literal dan secara pasti akanmenginterpretasikan bahwa katashykata tersebut yang dimaksud adalah The ground is dry suatu analogi yangmengarah pada kondisi yang menimbulkan rasa haus pada manusia atau binatang Begitu pula di dalamcontoh kalimat yang diucapkan sebagai berikut

ldquoItrsquos raining cats and dogsrdquo

Kalimat ini memiliki makna literal pada masingshymasing katanya namun bagi pendengar akan secara langsungmenolak interpretasi literal tersebut karena dirasakan tidak sesuai namun pendengar akan memilih interpretasifiguratif dari tuturan tersebut yang dibantu oleh suatu konteks bahwa yang dimaksud di dalam tuturan tersebutadalah kondisi atau keadaan hujan derasMenurut Motsch amp Pasch (198735) makna harfiah ialah makna ujaran yang konteks ujarannya tidakmembawa kepada penafsiran semula terhadap makna tertentu dari segi tatabahasa bagi kata atau ungkapanitu Disini juga makna harfiah itu berada pada suatu konteks namun tidak dipengaruhi oleh konteks tersebutSementara itu Searle (1979 132) membuat perbedaan antara makna penutur makna kalimat dan maknaharfiah Menurut Searle makna harfiah berada dalam domain makna kalimat dan makna penutur bergantungpada makna kalimat Searle mengungkapkan bahwa makna harfiah berada pada suatu konteks Menurut Israel (20041) makna literal merupakan makna lugas dan termasuk ke dalam jenis makna yangpaling sederhana yang bersifat langsung harfiah dan menerapkan aturan tatabahasa sewajarnya (ordinaryrules of grammar) dalam arti bahwa makna leksikal tersebut tidak memerlukan penambahan imajinasiinferensi maupun gaya bahasa Makna literal tersebut terletak di dalam kata itu sendiri Sementara itu Turner(1991147) memberikan konsep pemahaman makna literal di dalam hubungan antara bahasa pemikiran danrealitas Menurut Turner makna leksikal mengabaikan peranan imajinasi di dalam konstruksi maknakeseharian berhubungan dengan suatu kebenaran dan pemikiran di satu sisi dan bertentangan dengankebohongan dan khayalan di sisi yang lain sebagaimana yang dinyatakan sebagai berikutThe real world is exhaustively literal literal language refers to it literalconcepts mirror the literal world literal language evokes literal conceptsSeparate from all this so the folk theory runs there are mental imaginativeconnections that are false they are expressed in figurative nonshyliterallanguage or literally false language we must transform the meaning of this

language in order to arrive at interpretations of it that can be literal and true

Makna leksikal tersebut tidak secara tibashytiba berdiri sendiri namun keberadaannya tetap di dalam suatukalimat atau paragraf namun memiliki makna yang terbebas dari konteks atau tidak dipengaruhi oleh suatukonteks Di dalam suatu tuturan yang panjang misalnya di dalam sebuah novel makna literal mungkin berupasuatu cerita narasi biasa saja yang terbebas atau tidak memiliki asosiasi moral politik estetik atau asosiasisimbolik lain yang ingin disampaikan Saeed (200015shy17) menyatakan bahwa perbedaan antara makna literal dan makna figuratif dapat dilihat didalam penggunaan bahasa yang literal dan nonshyliteral Penggunaan bahasa yang literal mengarah pada suatukeadaan yaitu pembicara yang mengungkapkan tuturan secara netral dan secara faktual tepat sedangkanpenggunaan bahasa yang nonshyliteral mengacu pada suatu keadaan yaitu pembicara secara berlebihshylebihanmenggambarkan sesuatu dengan istilahshyistilah atau katashykata yang tidak benar (untrue) dan tidak mungkin(impossible) yang tujuannya untuk mendapatkan efek khusus Lebih lanjut Saeed memberikan contoh sebagaiberikuta Irsquom hungryb Irsquom starvingc I could eat a horseDi dalam contoh tersebut bahwa pada kondisi atau keadaan lapar pembicara mungkin secara literal akanmengungkapkan tuturan sebagaimana poin a atau juga secara nonshyliteral seperti pada poin b dan c Di sininampak bahwa di dalam penggunaan bahasa nonshyliteral pembicara menggeser makna suatu kata untukkemudian disesuaikan dengan kondisi yang baru Pergeseran atau penyimpangan bentuk ungkapan bahasaini menurut Gorys Keraf (2002113) disebut dengan gaya bahasa (figures of speech) yaitu caramengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ataupengguna bahasa Pemakaian dengan cara yang khas tersebut ditandai oleh adanya penyimpangan daripemakaian bahasa lumrahPenggunaan gaya bahasa sering terjadi di dalam dunia sastra sebab katashykata harfiah memiliki keterbatasanDengan mengandalkan makna harfiah semata dalam mendeskripsikan suatu objek atau ide seorangpengarang akan menemui halangan Dengan gaya bahasa seorang pengarang dapat memperkaya maknasehingga pengarang dapat menyampaikan pesan yang diinginkan secara lebih leluasaSementara itu menurut Ratna (2009164) figures of speech disebut juga dengan majas yaitu pilihan katatertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan MenurutRatna secara umum majas dibedakan menjadi empat macam yaitu a) majas penegasan b) perbandingan c)pertentangan d) dan majas sindiran Beberapa jenis majas dibedakan lagi menjadi subjenis lain sesuai dengancirinya masingshymasing Secara tradisional bentukshybentuk tersebut disebut dengan gaya bahasa Namundemikian di dalam perkembangan kontemporer majas hanyalah bagian kecil dari gaya bahasa Majas dengandemikian merupakan penunjang unsurshyunsur yang berfungsi untuk melengkapi gaya bahasa Dengan kalimatlain gaya bahasa jauh lebih luas daripada majas Pada saat menganalis sebuah karya sastra tidak terhitungjenis gaya bahasa yang timbul yang harus dibicarakan seperti panjang pendeknya kalimat tingkatan bahasatinggi dan rendah penggunaan katashykata serapan penggunaan kosakata daerah dan sebagainya Gayabahasa juga meliputi carashycara penyusunan struktur intrinsik secara keseluruhan seperti plot tokoh kejadiandan sudut pandang Tidak ada suatu pemahaman apa pun tanpa adanya carashycara tertentu yang berbedaDemikian juga tidak ada karya sastra tertentu tanpa gaya bahasa tertentu Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat dipahami bahwa makna leksikal atau seringdisebut dengan makna harfiah adalah makna yang sebenarnya makna yang sesuai dengan hasil observasiindra kita makna apa adanya atau makna kalimat yang bebas dari konteks yang melatarinya sedangkanmakna figuratif atau makna kiasan adalah makna bahasa berkias yang dapat menghidupkanmeningkatkanefek dan menimbulkan konotasi tertentu Makna figuratif ini merujuk pada kata atau kelompok kata yangdilebihshylebihkan atau diubah makna sebenarnya yang dibantu oleh suatu konteks Makna figuratif ini dapatberupa suatu metafora simile personifikasi litotes ironi sinekdot eufemisme repetisi anafora pleonasmeantitesis alusio klimaks antiklimaks satire pars pro toto totem pro parte ataupun paradoks

Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Makna dalam penerjemahan tidak hanya bisa dirunut dari kata per katasecara individual tetapi makna dalam penerjemahan harus dilihat dari rangkaian antarkata yang saling berkaitansecara utuh yang terbungkus dalam suatu prosodi atau dengan situasi tempat katashykata itu digunakan(Soemarno 19992) Dengan kata lain bahwa makna yang dibahas di dalam penerjemahan adalah maknashymakna yang langsung berhubungan dengan makna yang terdapat dalam teksDalam penerjemahan ada banyak jenis makna di antaranya adalah sebagai berikut

id 54Quotes detected 0 in quotes

id 55Quotes detected 0 in quotes

id 56Quotes detected 0 in quotes

id 57Plagiarism detected 002 httpscholarunandacid1679

id 58Quotes detected 0 in quotes

id 59Quotes detected 0 in quotes

id 60Quotes detected 004 in quotes

1) Makna LeksikalMakna leksikal adalah makna yang belum dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan Jadi maknaleksikal adalah makna apa adanya seperti yang ada dalam kamus (Soemarno 19993) Makna tersebut terdapatdalam kata benda (noun) kata kerja (verb) kata sifat (adjective) dan kata keterangan (adverb)Dalam proses penerjemahan penerjemah bisa mencari padanan makna yang mempunyai cirishyciri fisik yangsama dalam bahasa sasaran Tetapi dalam penerjemahan seringkali para penerjemah mendapat kesulitan untukmenemukan padanan yang betulshybetul sama persis Hal ini disebabkan karena makna dalam suatu bahasa yangselalu mengikuti perkembangan budaya suatu bangsa Dalam kaitannya dengan penerjemahan Soemarno (19993) mengelompokkan katashykata bermakna leksikal kedalam tiga kelompok utama yaitu (1) katashykata dalam Bsu yang dengan mudah dapat dicari padanannya dalamBsa misalnya katashykata seperti radio = radio computer = computer book = buku gold = emas dan sebagainya(2) katashykata bermakna leksikal Bsu yang mempunyai padanan dalam Bsa tetapi makna itu sebenarnya sudahsedikit berbeda baik dari segi fisik maupun konsepnya namun kedua makna leksikal tersebut (dalam Bsu danBsa) masih dianggap padanan sehingga penerjemah masih bisa menggunakannya sebagai padanan dalampenerjemahan misalnya kata

lsquorichrsquo(Ing) dan

lsquokayarsquo(Ind) Kata itu masih bisa digunakan sebagai padanan walaupun ukuran

lsquokayarsquoantara negara satu dengan lainnya berbedashybeda (3) katashykata dalam Bsu yang sulit dicari padanannya dalamBsa bahkan ada katashykata tertentu

yang tidak dapat diterjemahkan ke dalamBsa (untranslatable) dan ketakterjemahan ini bisa dilihat dari faktor linguistik maupun kultural Misalnya kata

lsquothanksgivingrsquodalam bahasa Inggris sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia sebaliknya kata

lsquopermisirsquo(yang diucapkan sewaktu seseorang yang akan meninggalkan rumah) sulit dicari padanannya dalam bahasaInggris karena kebiasaan itu tidak ada dalam bahasa Inggris

2) Makna gramatikalMakna gramatikal adalah makna suatu kata yang dapat dikenali dan mempunyai fungsi apabila digunakan didalam atau di antara kalimat atau dengan kata lain akan memiliki makna apabila sudah berada dalam suatukalimat klausa maupun kelompok kata (Newmark 198126) Tergolong dalam makna gramatikal ini adalahkonjungsi preposisi artikel dan juga tenses Contoh makna gramatikal ini dapat dilihat dalam kalimat sumber sebagai berikutHersquoll have been studying English for four months by the time he takes his examinations

Kalimat tersebut terasa sulit untuk dicari padanan maknanya yang benarshybenar sama dalam Bsa (BahasaIndonesia) Ketika kalimat tersebut dialihkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi

lsquoDia telah belajar bahasa Inggris selama empat bulan menjelang dia mengikuti ujianrsquo maka terjemahan tersebut sebenarnya maknanya tidak persis sama seperti yang ada dalam Bsu Kalimatdalam Bsu mengandung makna yang menunjukkan lamanya suatu kegiatan yang di mulai pada waktu lampaudan sampai saat ini kegiatan itu masih berlangsung Berbeda dengan terjemahannya dalam Bsa di mana makna

id 61Quotes detected 0 in quotes

id 62Quotes detected 0 in quotes

id 63Quotes detected 0 in quotes

id 64Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

terjemahan itu tidak menyampaikan makna seperti yang ada dalam Bsu Perbedaan makna dalam Bsu dan Bsaini lebih disebabkan oleh sistem kebahasaan yang berlaku dalam Bsu maupun Bsa

3) Makna Situasional atau KontekstualSetiap kata dalam suatu bahasa sering sekali mempunyai makna lebih dari satu Makna apa yang ada dalamsatu kata itu sangat dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan dalam proses komunikasi Maknasuatu kata akan mempunyai arti sebanyak situasi atau konteks yang menyertainya (Soemarno19995) Dengandemikian kemampuan penerjemah dalam memahami situasi di mana kata itu digunakan menjadi sangat pentingsehingga ia mampu menemukan padanan makna yang sesuai dalam bahasa sasaran Konteks sering kali terikatoleh tempat dan juga waktu yang menyertainya Sebagaimana contoh berikut1 The prisoner thought that the policeman would not have the heart to fine him2 The rescue team hopes that the weather will be fine soon3 Do you think the victims of the earthquake will be fine soon

Fine pada ketiga kalimat tersebut tampaknya tidak mempunyai makna yang benarshybenar sama walaupunbentuk kata tersebut benarshybenar sama Makna kata fine dalam masingshymasing kalimat tersebut sudah sangatdipengaruhi oleh konteks di mana kalimat tersebut digunakan Pada kalimat 1 fine berhubungan dengankonteks hukum yang berarti

lsquomendendarsquo Hal ini berbeda dengan kalimat 2 fine berarti

lsquocerahrsquokarena berkaitan dengan kontek cuaca sedangkan kalimat 3 fine berarti

lsquosehatrsquokarena berkaitan dengan kesehatan

4) Makna TekstualMakna tekstual adalah makna yang berkaitan erat dengan suatu teks atau wacana (Soemarno19996) Kadangshykadang suatu bentuk kata yang sama akan mempunyai makna yang berbeda apabila kata itu digunakan dalamwacana yang membicarakan bidang kajian yang berbeda Misalnya kata morfologi yang digunakan di dalamwacana biologi akan berbeda maknanya dengan morfologi yang digunakan di dalam wacana linguistik Maknainstrumen dalam wacana penelitian berbeda dengan instrumen dalam wacana musik Perbedaan makna itudikarenakan adanya perbedaan konteksSebenarnya makna tekstual masih ada kaitannya dengan makna kontekstual Bedanya adalah kalau maknakontekstual hanya sekadar dipengaruhi oleh satu atau dua kalimat saja sedangkan makna tekstual sangatdipengaruhi oleh seluruh wacana yang menjadi latar belakang di mana kata itu digunakan Kedua pengertian inimasih sering dicampuradukkan oleh beberapa kalangan karena kedua hal tersebut dianggap suatu hal yangsama

5) Makna SosiokulturalMakna suatu bahasa sangat berkaitan erat dengan situasi sosiokultural di mana bahasa itu digunakan sebagaialat komunikasi oleh masyarakat (Soemarno19997) Kelompok masyarakat yang satu dengan lainnya sebagaipengguna bahasa tentu saja mempunyai istilahshyistilah budaya yang bersifat unik yang kadangshykadang

tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasayang lainMakna sosiokultural seringkali dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat sebagai pengguna bahasa itu Makna iniselain sering ditemukan dalam bentuk katashykata istilah budaya seperti thanksgiving labamba mitoni dansebagainya sering juga ditemukan dalam ungkapanshyungkapan idiomatik yang tidak dapat dijelaskan maknanyadari katashykata yang membentuk ungkapan itu seperti miss the boat feel like a million buck black sheep dansebagainyaSeorang penerjemah harus peka terhadap katashykata yang erat kaitannya dengan istilahshyistilah sosiokultural ituPenerjemah harus mampu mengidentifikasi apakah istilahshyistilah itu ada kemiripan atau padanannya dalam

id 65Quotes detected 001 in quotes

id 66Quotes detected 001 in quotes

id 67Quotes detected 001 in quotes

id 68Quotes detected 019 in quotes

bahasa sasaran atau tidak sehingga penerjemah dapat menentukan apa yang harus diperbuat ketikamengalihkan makna yang berkaitan dengan sosial budaya suatu masyarakat tertentu

6) Makna ImplisitMakna implisit adalah makna yang tidak diungkapkan secara nyata atau tertulis oleh penulis atau pembicarakarena pembaca atau lawan bicarapendengar sebagai interlocutor (teman bicara) telah memahami maksud daritulisan atau pembicaraan itu (Soemarno 19998) Di dalam bahasa pragmatik penutur tidak mengungkapkannya melalui eksplikatur tetapi melalui implikaturIstilah implikatur ini diciptakan oleh Grice (1975) yang semula membedakan makna ujaran menjadi dua yaknimakna natural dan makna nonshynatural Makna natural adalah makna yang muncul bila ujaran yang samamuncul Jadi makna natural suatu ujaran selalu sama Makna nonshynatural adalah makna yang berubahshyubahtergantung pada konteks percakapannya Makna nonshynatural inilah yang kemudian menjurus ke apa yangdisebut oleh Grice sebagai implikatur yaitu yang mengacu ke makna yang tersirat yang tidak dikatakan olehpenutur tetapi dikomunikasikan juga Dengan implikatur petutur menerkashynerka yang mana sebenarnya yangdimaksud oleh penuturMakna implisit sering kali tersembunyi di balik gramatika bahasa intonasi bahasa dan juga tersembunyi dalamungkapanshyungkapan yang bersifat kiasan Agar mampu memahami makna yang ada dibalik gramatika bahasaitu penerjemah harus paham mengenai sistem yang ada pada bahasa tersebut Untuk menghindarikesalahpahaman pembaca hasil terjemahan penerjemah boleh saja mengalihkan makna yang implisit itumenjadi eksplisit sehingga pembaca terjemahan tidak mengalami salah persepsi Sebagai contoh dapat diamatidialog berikutA What are you eatingB Bread

Dalam menjawab pertanyaan di atas B tidak perlu mengucapkan katashykata

lsquoI am eatingrsquokarena B menganggap bahwa A pasti mengetahui apa isi katashykata yang tidak diucapkan itu Bagian maknayang tidak diucapkan itu disebut makna implisit

Referensi

Edi Subroto 1999 Ihwal Relasi Makna Beberapa Kasus dalam Bahasa Indonesia Surakarta PPs UNS Gorys Keraf 2002 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka UtamaGrice HP 1975

ldquoLogic and Conversationrdquo dalam P Cole dan JL Morgan Syntax and Semantics vol 3 Speech Acts New York Academic PressIsrael Michael 2004 Common Sense and

lsquoLiteral Meaningrsquo Online Journal of Semantics XX 1shy31 (httpwwwIsraelshyLiteralismcom httpwwwIsraelshyLiteralalismcom )Motsch Wolfgang amp Renate Pasch 1987

Illokutive Handlungen Satz Text prachliche Handlung (= Studia grammatical 25) disunting oleh WolfgangMotsch II shy79 Berlin Akademic shyVlgNewmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press Ratna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta PustakaPelajarSaeed John I 2000 Semantics UK Blackwell Publishers LtdSearle John R 1979 Literal Meaning Expression and Meaning Studies in the Theory of Speech Acts Cambridge Cambridge UnivPressSumarno Thomas 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam Seminar Nasional Semantik I di UNSSurakarta

id 69Quotes detected 012 in quotes

id 70Quotes detected 039 in quotes

Turner Mark 1991 Reading minds the Study of English in the Age of Cognitive Science Princeton NJPrinceton University Press

4Gaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pengertian gaya di dalam penerjemahan

Konsep gaya menurut Leech and Short (198110) adalah suatu sistem pilihan penggunaan bahasa Secara lebihkhusus Leech and Short menjelaskan bahwa gaya merupakan sistem pilihan penggunaan bahasa secaraindividu yang dilakukan oleh penulis dan gaya tidak digunakan sebagai suatu sistem pemakaian bahasa yangmelibatkan tingkat sosial suatu kelompok yaitu pemakaian bentuk bahasa yang berhubungan dengan situasisosial tertentu Clifford (2001 90) mendefinisikan gaya sebagai berikut

ldquoStyle can be defined as a characteristic mode of expression and consciously or unconsciously the translatordisplays one In this respect style is inextricably intertwined with onersquos idiolect the way an individual normallyspeaksrdquo Definisi ini selaras dengan yang dinyatakan Wales dalam kamusnya Dictionary of Stylistics (2001371) bahwagaya pada dasarnya merupakan manner of expression yang dilakukan secara nyata oleh penulis Sementara itu di dalam kamus bahasa Inggris Encarta (2004) disebutkan bahwa gaya merupakan way of writingor performing yaitu cara bagaimana suatu kata atau kalimat ditulis atau diucapkan yang secara nyata dibedakandengan kandungan atau isi tulisan atau ucapan Lebih lanjut Lynch (2001) memberikan konsep gaya yang lebihluas bahwa gaya berarti sesuatu mengenai cara bagaimana kita menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan yangmembedakan tulisan yang baik dengan tulisan yang jelek Di sini jelas bahwa gaya digunakan sebagai suatuistilah yang menekankan pada bentuk atau format dan membedakannya dengan isi tulisan Dengan kata lainbahwa gaya adalah bagaimana (how) cara menyajikan atau mengkomunikasikan sesuatu sedangkan isi ataumakna mengacu pada apa (what) yang disajikan atau dikomunikasikan Gaya juga merupakan jembatan individuyang membedakan seorang penulis yang baik dengan penulis biasa (Chandler 20041)Di dalam karya susastra gaya merupakan pilihan kata atau frase dari pengarang dan bagaimana pengarangtersebut menyusun katashykata dan frase tersebut di dalam kalimat dan paragraf Misalnya seorang penulismungkin menggunakan katashykata sederhana dan kalimat langsung sementara penulis yang lain mungkinmenggunakan kosakata yang sulit dan mengelaborasi struktur kalimatnya (Encarta 2004) Gaya di dalampenerjemahan karya susastra merupakan potret dari wajah si pengarang Gaya seorang pengarang menentukanpilihan katanya dan penerjemah menjadi seorang mediator yang harus memberikan berbagai pilihan padananJadi pilihan kata yang menurut pengarang benar juga akan menjadi benar menurut penerjemah Lebih jauh gaya dalam karya susastra tidak dapat dipisahkan dengan makna atau pesan yang ada di dalamkarya tersebut Sebagaimana yang dinyatakan oleh Saad (20036) bahwa karya susastra misalnya puisi atauprosa tidak dapat menyampaikan pesan yang terpisah dengan bentuknya keduanya baik pesan dan bentukharus seiring sejalanDi dalam menerjemahkan karya susastra memahami fiturshyfitur kebahasaan sangatlah penting dan penerjemahseharusnya memiliki kemampuan mengapresiasi dan menganalisis unsur seni dan pencitraan yang disajikanPenguasaan bahasa asing saja tidaklah mencukupi namun penguasaan bahasa asing ini penting sebagailandasan atau dasar yang baik untuk menerjemahkan Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa salah satufaktor penting di dalam menerjemahkan karya susastra adalah kealamian karya tersebut dan penggunaan sifatshysifat kebahasaan di dalam susastra tersebut Bahasa susastra melibatkan serangkaian fiturshyfitur kebahasaantertentu dan cara bagaimana fiturshyfitur kebahasaan tersebut digunakan Memahami karya susastra berartimelibatkan pemahaman dan penganalisisan fiturshyfitur bahasa susastra tersebut Oleh karena itu memahamikarya susastra merupakan syarat mutlak dalam menerjemahkan karya susastra sebagaimana dinyatakan olehSaid Shiyab and M Stuart Lynch (20034) berikut

ldquo What translators need in this respect is not only to analyze words and concepts but to create the artisticrepresentations that affect the audience The audience through the poetic images and the artisticrepresentations conveyed in the original text and manifested in the translation must feel such lsquoartrsquo In thisrespect translating a text means creating a work of art in another language this kind of work requiring thetranslator to be sensitive and imaginatively creative The study of style therefore is the most fundamental issue

id 71Plagiarism detected 011 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 72Plagiarism detected 012 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 73Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 74Plagiarism detected 004 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 75Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 76Plagiarism detected 014 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 77Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

in the translation of literary texts playing an important role in literary translation particularly the work thatembodies such artistic devices as metaphor symbolism and even repetitionrdquo

Duff ( 1981 7) menyatakan bahwa di dalam menerjemahkan

penerjemah harus mempertimbangkan misalnya untuk siapa karya atau terjemahannya itu diperuntukkan danbagaimana tingkat kemampuan khusus para pembaca Itu berarti dia harus menentukan ragam bahasaterjemahannya dan mempertahankan ragam bahasa itu secara ajegBila kita cermati pendapat Duff ini maka

seorang penerjemah harus menentukan ragam bahasa terjemahan sesuai dengan jenis teks yang sedangditerjemahkan Jika penerjemah menerjemahkan suatu teks ilmiah dia harus menggunakan ragam bahasailmu dalam terjemahannya Hal sama berlaku juga dalam penerjemahan karyasusastra Jika penerjemah menerjemahkan sebuah prosa maka penerjemah harus memunculkan gaya prosatersebut dalam terjemahannya Dengan kata lain bahwa gaya bahasa prosa tersebut tidak seharusnya

diubah menjadi gaya bahasa puisi atau bahkangaya bahasa ilmiahDi dalam mempertahankan gaya di samping tentunya kesetiaan pada isi pesan maka pemunculan gaya perludipertimbangkan secara tepat Penerjemah

harus tahu kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan bagaimana tingkat kemampuan khusus parapembacanya Hal ini perlu karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seorang

yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang ada kaitannya dengan bidang ilmu yang merekageluti Apabila terjemahannya itu ditujukan kepada para pembacayang bukan ahli dalam disiplin ilmu yang diterjemahkan

penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang berkonstruksi rumit tanpa mengaburkan ataumenghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber Katashykata yang masih asing bagi merekaperlu dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang memungkinkan pembaca dapat memahami konsepyang terkandung dalam katashykatatersebut Sebaliknya pembaca yang profesional

tidak begitu mengalami kesulitan dalam memahami suatu isi teks terjemahan yang diungkapkan dengankalimatshykalimat yang kompleks dan dengan istilahshyistilah yang rumit dan konseptualJuga dimungkinkan sekali bahwa dalam suatu naskah bahasa sumber tidak hanya terdapat satu jenis ragamatau gaya bahasa saja tetapi lebih dari satu gaya bahasa maka penerjemah juga harus mengenalinya danmenggunakan gaya bahasashygaya bahasa yang digunakan oleh penulis naskah Oleh karena itu gayamenunjukkan keakuratan dan kewajaran penerjemahan karena salah satu alasan pilihan kata penerjemahadalah memberikan gaya yang sedekat mungkin dengan gaya dalam teks sumberGaya dapat diukur secara kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi unsurshyunsur gaya tersebut (Leech andShort 198142) Unsurshyunsur gaya tersebut dapat dilihat dari sudutpandang kebahasaan (Song Xiaoshu 20032 Said Shiyab 20034) Di dalam sudut pandang kebahasaan ini di dalam proses penerjemahan semuaparagraf kalimat dan kata harus betulshybetul diperhatikan sehingga pemilihan terbaik dapat diambil untukmenghasilkan pemikiran perasaan dan gaya yang alami Dari sudutpandang ini gaya dibentuk denganpenggabungan paragraf kalimat dan kata Oleh karena itu beberapa kalimat atau katashykata tunggal yang tidakditerjemahkan dengan baik kalimat atau katashykata tersebut tidak akan mempengaruhi gaya secara keseluruhandari karya yang diterjemahkanDi sini jelas bahwa paragraf kalimat dan kata benarshybenar penting di dalam gaya Paragraf kalimat dan katamerupakan dasar utama dari gaya Kalimat dibentuk dari katashykata paragraf dibentuk dari kalimatshykalimat dan

id 78Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 79Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 80Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 81Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

keseluruhan karya dibentuk dari paragrafshyparagraf Karya yang sangat baik dihasilkan melalui kesempurnaanparagraf paragraf dihasilkan melalui pemakaian kalimat yang sempurna dan kalimat dihasilkan melaluipemilihan kata yang benarshybenar sesuai Ke semua hal tersebut adalah yang ingin dicapai oleh penulis danpenerjemah dalam usahanya membuat hasil terjemahan yang benarshybenar sepadan gayanya Dengan demikiandi dalam proses penerjemahan penerjemah harus melihat keseluruhan karya melalui katashykata kalimat danparagraf dan menentukan gaya yang bagaimana yang akan dipakai Kemudian penerjemah mulaimenerjemahkan secara kalimat per kalimat dan paragraf per paragraf mulai dari awal sampai akhir dengan terusmemperhatikan pada reproduksi gaya yang digunakanBolantildeos (2006 212) menyatakan bahwa gaya merupakan karakteristik tekstual dari semua jenis teks yangmenunjukkan bentuk verbalisasi penulis sesuai dengan maksud komunikatifnya Lebih lanjut Bolantildeosmenyebutkan lima parameter untuk menjelaskan gaya Pertama adalah mendramatisir pergeseran gaya yaitupenggunaan berbagai pilihan kata di dalam teks sasaran dengan cara merubah atau menambahkan katashykatasecara lebih rinci meskipun katashykata tersebut tidak ada di dalam teks sasaran Kedua adalah penggunaanekspresi idiomatik yaitu menggunakan ekspresi idiomatik dalam teks sasaran yang sama dengan ekspresiidiomatik yang digunakan di dalam teks sumber Ketiga adalah penggunaan gaya bahasa yaitu penggunaangaya bahasa yang sama di dalam bahasa sasaran untuk menggantikan gaya bahasa di dalam bahasa sumberKeempat adalah penggunaan jenis bahasa tertentu yaitu penggunaan katashykata yang sesuai struktur kata danberbagai ekspresi yang ada di dalam teks sasaran sesuai dengan jenis teksnya Kelima adalah penggunaantanda baca yaitu penggunaan tanda baca di dalam teks sasaran yang dapat diubah setelah membandingkannyadengan tanda baca di dalam teks sumber

5Ungkapanshyungkapan Budaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa ungkapan budaya yang muncul di dalam penerjemahan

Ungkapanshyungkapan budaya yang dimaksud oleh penulis disini adalah ungkapanshyungkapan yang lebih khususdari teks novel sumber yang tidak hanya mengenai maknanya secara umum atau memiliki karakter leksikalnamun bagianshybagian teks novel yang mengandung atau memiliki pemahaman mengenai konteks budaya danstruktur bahasa yang memiliki makna figuratif atau konotatif Bagianshybagian yang khas atau khusus tersebutadalah

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan budayamateri istilahshyistilah ekologi budaya sosial dan ungkapanshyungkapan figuratif Dari sinilah teks novel ditentukankualitas dan kekhasannya yang istimewa

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Budaya MateriNewmark (198897) menyebutkan beberapa ungkapan yang termasuk ke dalam budaya materi yaitua Food (makanan) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah makanan minuman dan cara penyajiannya Di Amerika misalnya terdapat macaroni spaghetti raviolipizza junk food hors drsquooeuvre starter dessert Algerian wine dan sebagainya b Cloth (pakaian) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah pakaian tradisional kostum nasional dan cara berpakaian Di beberapa negara misalnya terdapat istilahsari kimono yukala jubbah jeans dan sebagainya

id 82Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 83Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

c House (tempat tinggal yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan tempat tinggal komunitasmasyarakat yang biasanya memiliki tempat tinggal yang khas dan memiliki tujuan tertentu misalnya palazzohotel bungalow hacienda pension villa borgata dan sebagainya Sementara itu Sumarno (2003 18shy21)menambahkan bahwa budaya materi juga dapat berupa bangunan tradisional yaitu ungkapanshyungkapan yangberhubungan dengan ciri khas bangunan di suatu budaya dan tidak terdapat di budaya lain Di Cina misalnyaterdapat bagunan yang disebut Tembok Cina di Indonesia terdapat Rumah Gadang Pendhopo Agung dansebagainyad Transport (moda transportasi) yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan sarana dan sistemperhubungan Di beberapa negara alat transportasi ini telah menjadi simbol dari kepemilikan pribadi danseringkali mengkonotasikan martabat seseorang Beberapa nama alat transportasi tersebut tidak hanya memilikinama lokal namun juga telah mengshyinternasional misalnya jumbo jet Metro BMW Volvo flyshyover phaethonlandau tulbury dan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Istilah EkologiIstilahshyistilah ekologi berbedashybeda antara satu budaya dengan budaya lain tergantung pada penamaan masingshymasing wilayah dan tingkat kekhasannya (Newmark 1988 97) Beberapa negara memiliki istilahshyistilah lokaldengan unsurshyunsur lokalnya yang sangat kuat dan penamaan istilahshyistilah lokal tersebut memiliki fungsi yangpenting dalam menunjukkan geografis dan identitas suatu negara Misalnya plateau yang secara geografismerujuk pada wilayah yang terdapat di Inggris dan Amerika sedangkan nama lainnya yaitu mesa altipianosecara geografis langsung merujuk pada suatu wilayah yang ada di Spanyol dan Italia Selain itu beberapa unsurshyunsur ekologi lain yaitu jenis musim hujan lembah ikan dan lain sebagainya yangtidak dapat dipahami baik secara denotatif maupun konotatif juga memiliki katashykata budaya yang perlu dicarikanpenyelesaian padanan misalnya jenis ikan nudibranch yang hanya terdapat di Lautan Pasifik namun tidakditemukan di wilayah lain begitu pula unsurshyunsur ekologi lain yang erat kaitannya dengan unsur komersialmisalnya mango advocado dan lainshylain yang menjadi produk dan kekhasan suatu wilayah yang kemudian dibawa atau di impor ke wilayah lain yang kemudian dinaturalisasikan menjadi mangue avocat dan lainshylain diwilayah lain

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan BudayaSosialMenurut Newmark (198898) yang dimaksud dengan budaya sosial secara khusus adalah manifestasi tertentu didalam suatu masyarakat yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa khusus atau tertentu atau dengankata lain sebagai foreign cultural words Yang tergolong ke dalam budaya sosial tersebut adalah ungkapanshyungkapan di dalam suatu pekerjaan dan kegiatan di waktu senggang yang biasanya dilakukan oleh anggotasuatu komunitas (Newmark 1988 99) sebutan atau penamaan yang diberikan kepada seseorang (Thriveni20021) dan peristiwa budaya (Sumarno 2003 18shy21) a PekerjaanDi dalam menerjemahkan masalah pekerjaan penerjemah harus membedakan antara masalah penerjemahandenotatif dan konotatif dari pekerjaan tersebut Ungkapanshyungkapan pekerjaan yang denotatif biasanya jarangmenimbulkan masalah terjemahan karena katashykata atau ungkapanshyungkapan tersebut dapat secara fungsionaldidefinisikan atau ditransfer misalnya ungkapanshyungkapan di dalam Tsu porkshybutcher cake shop with cafeacutemenjadi jagal warung kopi di dalam TsaUngkapanshyungkapan konotatif di dalam pekerjaan mungkin dapat menimbulkan masalah terjemahan misalnyaungkapanshyungkapan the masses the working class Ungkapanshyungkapan tersebut dapat menimbulkan maknapositif dan negatif yaitu ungkapanshyungkapan yang dapat berarti sekelompok orang yang bekerja (bukanpengangguran) ataupun kelompok orang yang bekerja di pabrik (pekerja pabrik) atau pekerja kasar yang miskinb Kegiatan Waktu Senggang Ungkapanshyungkapan budaya sosial yang merujuk pada kegiatanshykegiatan yang dilakukan pada saat santai dapatberupa pertandinganshypertandingan nasional misalnya cricket bullshyfighting tennis cardshygames gamblinggames dan sebagainya c Sebutan atau PenamaanSebutan atau penamaan terhadap seseorang merupakan unsur budaya sosial yang sering diwujudkan ataudiungkapkan di dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu Ungkapanshyungkapan tersebut juga seringdigunakan oleh penulis atau pengarang sebagai nilai asosiatif Misalnya sebutan Tuan Kate untuk menyebutseseorang yang kerdil yang diibaratkan mirip dengan ayam kate Selain itu sebutan atau penamaan tersebut

id 84Plagiarism detected 006 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 85Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

juga sering diwujudkan untuk mengekspresikan ungkapanshyungkapan tertentu terhadap karakter fisik seseorangmisalnya menyebut rambut dengan ungkapan bangs dan sebagainya d Peristiwa budayaPeristiwa budaya yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan kegiatan atau peristiwa suatu negaraseperti Thanksgiving di Amerika Serikat Sekaten Kenduren dan sebagainya di Indonesia Peristiwashyperistiwabudaya tersebut menimbulkan permasalahan di dalam menerjemahkan karena peristiwa budaya di suatu tempatsangat mungkin tidak dapat ditemukan padanannya di budaya lainPeristiwa budaya ini juga menyangkut kegiatanshykegiatan keorganisasian keagamaan kesenian dan juga istilahshyistilah khusus suatu konsep atau gagasan Istilahshyistilah khusus mengenai suatu gagasan merujuk pada suatuistilah yang dipakai baik secara populer maupun dalam bidang tertentu sebagai suatu entitas atau kejadian Didalam perkembangannya sekarang banyak orang yang menganggap bahwa gagasan adalah suatu kekayaanintelektual httpidwikipediaorgwikiKekayaan_intelektual seperti hak cipta httpidwikipediaorgwikiHak_ciptaatau paten httpidwikipediaorgwikiPaten Terma organisasi maupun religi merujuk pada istilahshyistilah suatuorganisasi atau religi yang dapat berupa organisasi politik sosial negara sekolah dan sebagainya Organisasishyorganisasi tersebut seringkali memiliki istilahshyistilah yang unik dan hanya dimiliki oleh anggota organisasitersebut misalnya organisasi militer yang memiliki istilahshyistilah seperti junta guinta junte mayor dansebagainya Sementara itu di dalam bahasa religi juga diwujudkan dalam berbagai varian istilah atauungkapan misalnya Santa Claus Saint Nicholas Father Christmas Kris Kringle dan lainshylainSementara itu istilah artistik merujuk pada suatu produk atau proses dari suatu unsur yang sedemikian rupamempengaruhi makna emosi dan intelektualitas Artistik mencakup berbagai wilayah kegiatan kreasi danbentuk ekspresi manusia yang termasuk di dalamnya adalah musik potografi film patung lukisan gedung senidan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Gaya BahasaGaya bahasa berbeda dengan gaya Sebagaimana yang penulis uraikan sebelumnya bahwa gaya adalah way ofwriting atau cara bagaimana penulis atau pengarang menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan sedangkan gayabahasa adalah cara bagaimana menyusun bahasa sehingga menimbulkan nuansa keindahan Gaya digunakansebagai suatu istilah yang menekankan pada bentuk tulisan dan membedakannya dengan isi tulisan Carapenulis menyajikan tulisannya mungkin saja menggunakan struktur kata atau kalimat yang kompleks atausederhana menggunakan istilahshyistilah teknis atau budaya menggunakan pemilihan partisipan dari beragamsudutpandang ataupun juga menggunakan bahasashybahasa figuratif atau gaya bahasa yang berbedashybedaDengan kata lain gaya bahasa merupakan bagian dari gayaSecara umum yang dimaksud dengan gaya bahasa

adalah carashycara yang khas bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu sehingga tujuanyang dimaksudkan dapat dicapai secaramaksimal (Ratna 2009 3) Di dalam karya susastra gaya bahasa adalah cara penyusunan bahasa sehinggamenimbulkan aspek estetis Secara tradisional gaya bahasa disamakan dengan majas atau suatu kiasan yangdigunakan

penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspekkeindahan Majas tersebut secara umum dibedakan menjadi empat macam yaitu majas penegasanperbandingan pertentangan dan majas sindiranDilihat dari hakikat karya susastra secara keseluruhan sebagai kualitas estetis perbandingan dianggap sebagaimajas yang paling penting sebab semua majas pada dasarnya memiliki cirishyciri perbandingan Metafora sebagaisalah satu bentuk majas merupakan yang paling banyak dan paling sering di dalam memanfaatkanperbandingan atau dengan kata lain di antara semua majas maka metaforalah yang paling penting MenurutWellek dan Warren (1989 246) makna karya susastra justru terletak di dalam metafora yang berkaitan denganperumpamaan secara umum karena di dalam susastra yang penting adalah citra yang ditampilkan dengan cirikhasnya yang estetis Oleh karena itu di dalam penelitian ini metafora menjadi objek kajian yang berhubungandengan gaya bahasa Metafora didefinisikan melalui dua pengertian secara sempit dan luas Pengertian secara sempit metaforaadalah majas seperti metonimia hiperbola personifikasi dan sebagainya Pengertian metafora secara luasmeliputi semua bentuk kiasan penggunaan bahasa yang dianggap menyimpang dari bahasa baku Di dalamkaitannya dengan penciptaan citra atau kesan baru metafora menurut Larson (1984 246) dibagi menjadi duakategori yaitu metafora hidup dan metafora mati Metafora hidup adalah metafora yang temporer atau sertashymerta diciptakan oleh penulis atau pembicara untuk melukiskan sesuatu yang seringkali penciptaannya

id 86Quotes detected 001 in quotes

id 87Quotes detected 001 in quotes

id 88Quotes detected 001 in quotes

dilakukan secara emosional Misalnya penggunaan bahasa

lsquopisau tajamrsquo yang semula mengacu pada pengertian benda nyata kemudian menjadi

lsquopikiran tajamrsquountuk menunjukkan kejernihan kedalaman dan ketelitian seseorang dalam menganalisis suatu permasalahansama dengan kemampuan pisau tersebut Pisau yang tajam atau bendashybenda lain yang tajam tidak akanmenghasilkan makna yang baru sebab makna tajam yang dimiliki oleh pisau sudah dianggap sebagai maknaliteral Sebaliknya pikiran tajam berhasil membangkitkan emosi sebab makna tajam itu sendiri sudah berada didalam konteks yang baru Dengan kata lain bahwa metafora hidup merupakan estetis yang memberikan kesanbaru Metafora hidup ini akan mudah dipahami apabila pembaca atau pendengar memberikan perhatian yangkhusus terhadap perbandingan yang telah dibuat Metafora mati atau seringkali disebut dengan bahasa klise atau idiom merupakan metafora yang dibentukdengan tidak lagi memikirkan pembanding makna dasarnya namun langsung memikirkan pada makna idiomatisyang dibentuknya Contoh dari metafora mati ini adalah leg of the table atau kaki meja Penulis atau pembicaramembentuk metafora ini dengan membandingkannya antara kaki meja dengan kaki manusia namun penulis danpembaca tidak lagi memikirkan kaki manusia ketika menggunakan tersebut Metafora seperti kaki meja inimemiliki makna yang tetap atau tidak berubah Jadi makna metafora mati atau idiom tidak dapat diprediksi darikatashykata yang membentuk idiom tersebut Misalnya if convicted he will certainly get the hot seat yang memilikimakna

lsquohukuman matirsquo Arti idiom tersebut sama sekali tidak dapat diprediksi dari katashykata pembentuknya yaitu hot dan seat Larson (1984 246) menyatakan bahwa idiom memiliki makna idiomatik yang juga disebut dengan nonshyliteralmeaning (figurative meaning) atau figure of speech yaitu sebuah kata atau frase yang dipakai untukmenciptakan efek khusus dan dipakai bukan dalam arti yang sebenarnya Idiom bisa merupakan kelompok kataatau frase klausa dan bahkan kalimat Idiom termasuk ke dalam ungkapan figuratif yang terdapat di dalamsemua bahasa dan makna dari idiom tersebut tidak bisa diprediksi dari katashykata yang menyusunnya secaraharfiah Walaupun pengarang susastra melakukan penyimpangan strukturshystruktur bahasa yang lazim dipakaikenyataannya mereka tidak dapat melepaskan diri secara total akan konvensi susastra Menurut Aminuddin(200944shy46) konvensi susastra tersebut secara umum dapat dilihat melalui penandashypenanda sebagai berikuta) Bahasa yang dipakai di dalam susastra adalah bahasa yang bersifat estetis puitis dan menyentuh rasakeindahan Keindahan bahasa susastra tercipta lewat pendiksian yang tepat serta kompensasi bunyi yangserasi Setiap novel pasti memenuhi penanda inib) Karya susastra bersifat imajinatif atau fiktif yaitu suatu cerita rekaan yang berangkat dari daya khayal kreatifKarya susastra bersifat intuitif yang mengutamakan faktor rasa Imajinasi merupakan wilayah khusus yang tidakperlu dicocokshycocokkan dengan kenyataan walaupun sesuatu yang bersifat imajinatif tidak harus irasionalSesuatu yang bersifat imajinatif boleh jadi terjadi dalam kehidupan nyata karena bagaimanapun juga karyasusastra merupakan refleksi kehidupan manusiac) Bahasa susastra bersifat konotatif dan multiinterpretasi Bahasa susastra mempunyai banyak makna dandapat ditafsirkan melalui berbagai macam aspek dan dimensi Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa karyasusastra memang merupakan karya kreatif yang harus mampu menggugah kreativisme dan merangsang dayapikir Jika seseorang berhasil menginterpretasikan ungkapanshyungkapan susastra yang rumit maka dia tidakperlu mengklaim bahwa tafsirannyalah yang paling benar karena penafsiran karya susastra terbuka terhadapbanyak tafsir Karya susastra selalu mempunyai berlapisshylapis makna dan karenanya selalu mengundangpenafsiran maknashymakna baru Karya susastra bersifat dinamisd) Bahasa susastra bersifat simbolis asosiatif sugestif dan konotatif Bahasa susastra mengungkapkansesuatu dengan kiasan Penggunaan bahasa kias dalam karya susastra bukan berarti pengarang sengajamembuat pembaca bingung namun justru lebih mendorong pembaca untuk berfikir kreatif Bahasa kias jugamencerminkan kehalusan perasaan pengarang dan daya asosiasi yang tinggie) Tokohshytokoh didalam karya susastra dilukiskan dengan karakter pribadi dan pencitraan diri yang kuatKeberadaan tokohshytokoh tersebut terasa hidup dan berada kuat di tengahshytengah kita Setting dilukiskan dengancermat dan hidup sedangkan plotnya begitu memikat Adanya setting dan plot memungkinkan para tokoh biasbergerak dengan leluasa untuk melahirkan konflikshykonflik yang dramatis

id 89Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 90Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 91Plagiarism detected 004 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 92Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 93Plagiarism detected 005 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 94Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 95Plagiarism detected 011 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 96Plagiarism detected 018 httpsfitrimeydhablogspotcom20

Dengan mengacu pada konvensi di atas dan dengan mempertimbangkan

gaya bahasa sebagai pemakaian bahasa secarakhas maka pemakaian bahasa yang khas dapat diidentifikasi dengan (1) secara teoretis menemukan cirishyciripemakaian bahasa yang khas yang

pada umumnya dilakukan dalam kaitannya denganpenelitian ilmiah misalnya pada saat menganalisis sebuah karya susastra dan (

b) secara praktis melalui pengamatan langsung terhadap pemakaian bahasa seharishyhari misalnya melaluipemakaianberbagai perumpamaan (Ratna 200913) Namun demikian dikaitkan dengan relevansinya

sebagai kekhasan itu sendiri bahasa yangdiciptakan dengan sengaja maka pemakaian bahasa yang khas pada umumnya dibatasi pada karya susastraDominasi penggunaan bahasa yang khas ini di dalam karya susastra diakibatkan oleh beberapa hal sebagaiberikuta) Karya susastra merupakan karya yang mementingkan unsur keindahanb) Karya susastra di dalam menyampaikan pesan menggunakan carashycara tidak langsung sepert refleksimanifestasi dan representasic) Karya susastra

adalah curahan emosi bukan intelektualAspek keindahan pesan tak langsung dan hakikat emosional mengarahkan bahasasusastra pada bentuk penyajian terselubung dan bahkan sengaja disembunyikan Ada suatu kesan bahwa untukmenemukan pesan di dalam karya susastra harus dilakukan melalui jalan yang panjang dan berbelokshybelokJadi karya susastra

berbeda dengan karya ilmiah yang justrumenghindari unsur estetis dan emosionalitas Karya susastra

juga berbeda dengan bahasa seharishyhari yang bersifat praktis dan cepat dimengertiPenggunaan bahasa khas bukan dalam pengertian bahwa bahasa susastra berbeda dengan bahasa seharishyhari dan bahasa ilmiah Tidak ada perbedaan prinsip sepertikosakata dan leksikal antara bahasa susastra bahasa ilmiah dan bahasa seharishyhari Ciri khas danperbedaannya

diperoleh melalui proses pemilihan dan penyusunan kembali Analog dengan kehidupan seharishyhari gayasebagai salah satu cara hidup di antara berbagai cara yang lain gaya bahasa adalah masalah cara pemakaianyang khas bukan bahasa khas yang berbeda dengan bahasa dalam kamus Dengan kata lain kekhasan yangdimaksudkan adalah kekhasan dalam proses seleksi memanipulasi danmengombinasikan katashykata Pilihanshypilihan seperti itulah yang justru memegang peranan karena di dalamproses tersebut terkandung kualitas proses kreatif kemampuan imajinatif dan kekuatan katashykata Sementara itu Zuchridin (1982 87shy91) menegaskan bahwa kekhasan bahasa di dalam karya susastra adalahkekhasan dari sifatshysifat susastra itu sendiri yaitu bahwa karya susastra selain memiliki unsurshyunsur ekspresiamanat informasi fiksi juga bersifat individulisasi Oleh karena kekhasannya tersebut maka penggunaanbahasa di dalam karya susastra harus digunakan sebaikshybaiknya Bahasa yang digunakan harus sederhanasegar tepat dan hidup Dengan melihat pada sifat kekhasan bahasa di dalam karya susastra maka seorangpenerjemah perlu atau harus dapat memberikan interpretasi dan apresiasi yang tepat terhadap karya terjemahanyang akan diterjemahkan

id 97Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 98Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

id 99Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 100Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 101Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu + 6 more resources

id 102Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 103Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

ReferensiLarson Mildred L 1989 Penerjemahan Berdasarkan Makna Terjemahan Kencanawati Taniran Jakarta ArcanNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalRatna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta Pustaka PelajarSumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003SurakartaZuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

6Kesepadanan dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan definisi kesepadanan dalam penerjemahan

Penerjemahan pada dasarnya merupakan pengalihan suatu pesan dan gaya bahasa suatu teks yang sepadandari bahasa yang satu (bahasa sumber) ke bahasa yang lain (bahasa sasaran) Dengan kata lain bahwakegiatan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah selalu ditujukan untuk mencari padanan yang optimal

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranPadanan yang optimal adalah tujuan akhir penerjemahan (Zhu 2004) Di dalam usaha mencari suatu padananyang optimal bukanlah hal yang mudah bagi penerjemah dan seringkali menimbulkan banyak masalahMasalahshymasalah tersebut sebagai akibat adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosiokultural

antara bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut Rochayah (2000 106) kesepadanan bukanlah kesamaan Hal ini karena bahasa berbeda satu samalain baik yang menyangkut bentuk maupun kaidah yang mengatur konstruksi gramatikal Hal senadadisampaikan oleh Bassnett (200237) bahwa kesepadanan (equivalence) di dalam penerjemahan seharusnyatidak disebut dengan kesamaan (sameness) karena kesamaan tidak dapat muncul bersama antara dua bentukteks sasaran dari teks yang sama namun tetap berdiri sendiri

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu Pym (20072) mengatakan bahwa

id 104Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dan teks bahasa sasarantidak bisa disebut berpadanan karena konsep terjemahan itu sendiri pada dasarnya secara budaya berbeda danmemiliki konsep sendirishysendiri Lebih lanjut menurut Nababan (2008) suatu kesepadanan penerjemahan antara teks sasaran dengan tekssumber sangatlah problematik dalam arti bahwa kesepadanan mutlak sangatlah sulit dicapai Hal ini karena tigaalasan yaitu tidak mungkin suatu teks memiliki interpretasi yang konstan sama meskipun dari orang yang samadalam kesempatan yang berbeda penerjemahan merupakan interpretasi subjektif dari penerjemah (samadengan pendapat William 2001) dan tidak mungkin bagi seorang penerjemah untuk menentukan bagaimanatanggapan pembaca terjemahan terhadap teks sumber ketika teks sumber tersebut pertama kali dibuat Didalam usaha mencari hubungan padanan ini beberapa pakar penerjemahan menyodorkan berbagai pendapatmengenai konsep kepadanan dalam penerjemahan

A Vinay dan Darbelnet

Vinay and Darbelnet (1995342) memandang kesepadanan sebagai suatu prosedur pengalihan situasi ataukonteks yang sama dengan konteks aslinya meskipun pengalihannya menggunakan katashykata yang berbedaantara teks sasaran dengan teks sumber Menurut Vinay dan Darbelnet apabila prosedur ini diterapkan dalamproses penerjemahan prosedur tersebut mampu menjaga bentuk atau gaya dari teks sumber ke dalam tekssasaran Oleh karena itu kesepadanan tersebut merupakan metode yang sangat ideal di dalam menerjemahkanperibahasa idiom frasa nominal atau sifat dan juga onomatopi suara binatangLebih lanjut Vinay dan Darbelnet mengatakan penciptaan kesepadanan muncul dari suatu situasi yaitu situasi didalam teks sumber yang akan dicarikan solusinya atau padanannya oleh penerjemah Di dalam mencaripadanan ini penerjemah tidaklah cukup apabila hanya mencarikan padanannya melalui kamus atau glosari sajanamun juga harus mencari padanannya di dalam situasi atau konteks yang sama atau dalam istilah mereka disebut dengan full equivalents (hal 255)

B Jakobson

Kesepadanan menurut Jakobson (2000 233) adalah penggunaan sinonim untuk mendapatkan makna dari tekssumber (hal yang sama juga disampaikan oleh Amstrong 200544) Hal ini berarti bahwa di dalampenerjemahan tidak ada yang namanya full equivalence antara fiturshyfitur kebahasaaan di dalam teks sumber danteks sasaran Di dalam konsep kesepadanan ini dapat dijelaskan bahwa penerjemahan melibatkan duapengalihan pesan yang sepadan di dalam dua fitur kebahasaan yang berbeda Lebih lanjut Jakobsonmengatakan bahwa dari sudut pandang gramatikal bahasa pastilah berbeda satu sama lain namun perbedaantersebut tidak berarti bahwa penerjemahan tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain bahwa penerjemahantetap dapat dilakukan meskipun menghadapi masalah di dalam mencari padanan penerjemahan Di dalammencari padanan ini dapat dilakukan dengan cara peminjaman kata (loanwords) pergeseran semantik ataupenciptaan kata sendiri Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Jakobson ini dapat dijelaskan bahwa di dalam halshyhal tertentu tidakada kesepadanan literal untuk katashykata atau kalimat tertentu atau khas di dalam teks sumber dan oleh karenaitu penerjemah harus memilih atau mencari cara yang paling sesuai atau memungkinkan diterapkan pada tekssasaran Di sini nampak bahwa ada kesamaan antara konsep kesepadanan Vinay dan Darbelnet dengankonsep Jakobson Kedua konsep kesepadanan tersebut menekankan bahwa apabila pendekatan linguistiksudah tidak lagi sesuai di dalam menerjemahkan penerjemah harus mencari prosedur yang lain misalnyapinjaman kata (loanwords) pergeseran semantik dan sebagainya Kedua konsep tersebut menjelaskanketerbatasan teori linguistik dan menjelaskan bahwa penerjemahan tetap dapat dilakukan karena masih terdapacarashycara lain yang dapat dipilih oleh penerjemah

C Nida dan Taber

Menurut Nida (1982200shy201) terdapat dua jenis kesepadanan yaitu kesepadanan formal dan kesepadanandinamis Kesepadanan formal merujuk pada kesepadanan maksimal pada kata atau frasa bahasa sumber Nidadan Taber memberikan kejelasan bahwa tidak selalu ada kesepadanan formal antara dua bahasa

Oleh karena itu Nida dan Tabermenyarankan bahwa kesepadanan formal dipakai apabila penerjemahan bertujuan untuk mendapatkankesepadanan yang benarshybenar formal daripada kesepadanan yang sifatnya dinamis Penggunaankesepadanan formal ini membawa implikasi yang cukup serius di dalam teks sasaran karena penerjemahan

id 105Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 106Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 107Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tersebut tidak akan mudah dipahami oleh pembaca (Fawcett 1997) Nida dan Taber sendiri menyatakan bahwakesepadanan formal pada umumnya menyimpangkan pola gramatikal dan gaya dari bahasa sasaran dan olehkarenanya juga menyimpangkan pesan atau makna yang disampaikan kepada pembaca karena pembaca akansangat sulit memahami pesan yang disampaikan Kesepadanan dinamis merujuk pada prinsip penerjemahan bahwa penerjemah berusaha mencari makna aslisedemikian rupa sehingga katashykata di dalam teks sasaran akan membangkitkan pengaruh atau efek yang samakepada pembaca sasaran sebagaimana pengaruh atau efek yang dibangkitkan teks sumber terhadap pembacateks sumber Hal ini berarti bahwa bentuk atau gaya di dalam teks sumber dapat diubah sepanjang perubahantersebut mengacu pada konsistensi kontekstual dalam pengalihannya Konsep kesepadanan oleh Nida dan Taber ini menyiratkan secara jelas bahwa kesepadanan dinamis lebihefektif (Ibrahim 20081) daripada kesepadanan formal karena hal ini dapat dipahami bahwa konteks atau situasijauh lebih akurat dan komunikatif daripada menggunakan pendekatan linguistik di dalam menerjemahkan ataudengan kata lain kualitas pragmatikshysemantik lebih menjelaskan kesepadanan dalam penerjemahan daripadasekadar kesepadanan harfiah saja Atau dalam pandangan Hatim dan Munday (200427) bahwa kesepadananformal hanya melibatkan pendeskripsian sistem kebahasaan saja (langue) dan bukannya perbandingan dankesepadanan

antara teks sumber dan teks sasaran

CNewmark

Newmark (1981) membedakan konsep kesepadanan antara kesepadanan semantik dan kesepadanankomunikatif Sama halnya dengan konsep kesepadanan dinamis yang diberikan oleh Nida dan Taberkesepadanan komunikatif juga berusaha menciptakan efek terhadap pembaca teks sasaran yang sama denganapa yang diterima oleh pembaca teks bahasa sumber

E MundayMunday (2000) menggambarkan konsep kesepadanan dalam lima jenis kesepadanan yaitu1 Kesepadanan denotatif yaitu yang berhubungan dengan kesepadanan ekstralinguistik suatu teks2 Kesepadanan konotatif yaitu yang berhubungan dengan pilihanshypilihan leksikal3 Kesepadanan teksshynormatif yaitu yang berhubungan dengan jenisshyjenis teks4 Kesepadanan pragmatik atau kesepadanan komunikatif yaitu kesepadanan yang ditujukan pada pembacateks5 Kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang berhubungan dengan bentuk atau gaya suatu teks

F Catford

Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Catford (1974) ini benarshybenar berbeda dengan yang ditawarkanoleh Vinay dan Darbelnet Jakobson maupun Nida dan Taber karena Catford lebih menekankan padapendekatan yang berbasis linguistik dengan kontribusi terbesarnya di dalam terjemahan yaitu mengenaipergeseran terjemahan (translation shift) Gagasan mengenai pergeseran terjemahan tersebut pada dasarnyaberawal dari perbedaan antara kesepadanan formal dan kesepadanan tekstual Di dalam terjemahan terikat(rankshybound translation) kesepadanan dilakukan secara kata per kata atau morfem per morfem di dalam tekssasaran Sementara itu di dalam terjemahan bebas (unbounded translation) kesepadanan tidak terikat padatataran tertentu dalam arti bahwa kesepadanan dapat ditemukan di dalam tingkat kalimat klausa ataupuntingkat yang lain Oleh karena itu menurut Catford bahwa kesepadanan formal selalu ada

antara teks sumber dan teks sasarandan memiliki konfigurasi yang sama di dalam tataran (ranks) teks sumber dan teks sasaran Salah satu masalahyang nyata di dalam kesepadanan formal adalah meskipun bermanfaat di dalam perbandingan bahasa namuntidak benarshybenar sesuai di dalam memcari kesepadanan terjemahan

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu kesepadanan tekstual terjadi ketika teks di dalam bahasa sasaran diselaraskan supaya sepadan

id 108Quotes detected 001 in quotes

id 109Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan teks yang ada di dalam bahasa sumber Sejauh pergeseran terjemahan dapat dilakukan makakesepadanan terjemahan dapat dilakukan Dengan alasan ini Catford membedakan pergeseran terjemahandengan pergeseran tingkat (level shifts) dan pergeseran kategori (category shifts)Konsep kesepadanan Catford ini menuai banyak kritik Salah satu kritik yang paling tajam berasal dari SnellshyHornby (198819shy20) yaitu yang mengatakan bahwa definisi kesepadanan tekstual Catford yang sangatbergantung pada faktor tekstual

lsquobenarshybenar tidak cukuprsquodi dalam proses penerjemahan SnellshyHornby menyatakan bahwa proses penerjemahan tidak cukup hanyadengan pengurangan atau pergeseran pada tataran linguistik saja namun masih ada faktorshyfaktor lain yangperlu diperhatikan yaitu aspek budaya dan konteks

G House

House (197749) lebih menekankan pada kesepadanan semantik dan pragmatik dan menyatakan bahwa tekssumber dan teks sasaran seharusnya memiliki fungsi yang sepadanan dan berada dalam dimensi situasionalyang sama Jadi apabila teks sumber dan teks sasaran secara substansial berbeda dimensi situasinya dankemudian secara fungsinya tidak sepadan maka terjemahan tersebut tidak memiliki kualitas terjemahan yangtinggi

H Baker Baker mengeksplorasi kesepadanan dalam berbagai tingkatan di dalam proses penerjemahan Menurut Baker(199211shy12) kesepadanan dapat digolongkan dalam a Kesepadanan kata yaitu kesepadanan antar kata Ketika penerjemah mulai menganalisis teks sumberpenerjemah melihat katashykata sebagai suatu unit tunggal untuk menemukan padanan langsung di dalam tekssasaran b Kesepadanan Gramatikal Kesepadanan ini merujuk pada perbedaanshyperbedaan kategori gramatikal bahasasumber dengan bahasa sasaran Menurut Baker aturan gramatikal mungkin berbedashybeda antar bahasa dan inimenimbulkan masalah di dalam mencari kesepadanan langsung di dalam teks sasaran Perbedaan inimemungkinkan sekali terjadi perubahan pesan atau makna dalam teks sumber dan teks sasaran Perubahan inimembuat penerjemah melakukan penambahan atau penghilangan informasi di dalam teks sasaran itu sendiri c Kesepadanan Tekstual Kesepadanan ini merujuk pada kesepadanan

antara teks sumber dan teks sasarandalam hal makna dan kohesinya Penerjemah berusaha mencari atau menghasilkan suatu teks yang kohesif dankoheren bagi pembaca teks sasaran di dalam konteks tertentu Hal ini tergantung kepada penerjemah untukmemutuskan apakah tetap menjaga atau melepas ikatan kohesif dan koheren teks sumber Keputusan untukmelakukan ini akan banyak dipengaruhi oleh aspek pembaca sasaran tujuan penerjemahan dan jenis teks d Kesepadanan Pragmatik Kesepadanan ini merujuk pada implikatur dan strategi yang digunakan selamaproses penerjemahan Implikatur di sini bukan semata apa yang secara eksplisit disampaikan namun juga apayang tersirat Oleh karena itu peran penerjemah adalah menjembatani maksud penulis baik yang tersuratmaupun tersirat ke dalam budaya lain sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca memahami teksdengan mudah

I Bell

Bell (19916) membagi kesepadanan berdasar sifat bahasa itu sendiri yaitu sebagai struktur formal dan sebagaisistem komunikasi Bahasa sebagai struktur formal terdiri dari unsurshyunsur yang dikombinasikan dan yangmemiliki makna Bahasa sebagai sistem komunikasi dalam arti bahwa bentukshybentuk struktur formal tersebutmengacu pada entitas dan disertai dengan sinyalshysinyal yang memiliki nilai komunikasi Berdasarkan sifatbahasa ini kesepadanan terjemahan dibedakan atas kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang bebaskonteks dan kesepadanan fungsional yaitu kesepadanan yang berorientasi pada nilaishynilai komunikasi teksDari beberapa konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh para pakar tersebut secara substansial dapat dilihatbahwa beberapa pakar lebih berfokus pada aspek linguistik dan beberapa pakar lain lebih pada fungsinyaPernyataan yang sama diungkapkan oleh Leonardi (20001) bahwa konsep kesepadanan dapat dibagi ke dalamtiga kelompok yaitu (1) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan pada pendekatan linguistik di dalamupaya mencari kesepadanan di dalam menerjemahkan (2) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan

id 110Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

id 111Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 112Plagiarism detected 004 httpjournalsumsacidindexphp

id 113Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

kesepadanan dengan melihat pada perbedaan aspek pragmatiksemantik fungsi dan budaya dan (3) kelompokpakar penerjemahan yang berdiri di tengahshytengah yang menganggap bahwa penerjemahan pada dasarnyaadalah rsquofor the sake of conveniencersquo Sebagaimana disebutkan di atas bahwa karena adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosioshykulturalantara bahasa sumber dan bahasa sasaran maka diperlukan strategi pemecahan masalah padanan Strategitersebut dapat berupa penambahan informasi pengurangan informasi dan penyesuaian struktur (Newmark198885shy91) Penambahan informasi adalah memasukkan informasi yang tidak ada dalam teks sumber ke dalamteks sasaran Informasi yang ditambahkan dapat berupa informasi kultural teknis atau kebahasaanPenghilangan informasi merujuk pada penghilangan isi dan bukan penyelarasan struktur untuk menghasilkanterjemahan yang gramatikal Penyesuaian struktur merujuk pada perubahan atau pergeseran tatabahasa daribahasa sumber ke bahasa sasaran Tujuan penyesuaian struktur ini adalah untuk menghasilkan terjemahanyang sepadan makna dan gayanya Sementara itu menurut Aguardo (2005294) strategi lain yang dapatdilakukan untuk mengatasi masalah kesepadanan adalah dengan menggunakan berbagai strategimenerjemahkan dengan memperhatikan pada tataran kata kalimat dan pertanyaanshypertanyaan pada maknashymakna leksikalNamun demikian karena tidak ada dua bahasa yang secara sistematis dan budaya sama maka pergeserantersebut penambahan penghilangan dan substitusi perlu dilakukan namun tidak dalam setiap kesempatan(Riazi 2008) Penerjemah perlu mempertimbangkan secara mendalam penggunaan gaya di dalam tekssasaran Apabila terdapat perbedaan yang sangat lebar antara dua bahasa penerjemah dapat merubahnya kedalam bentuk atau gaya yang sesuai di dalam bahasa sasaran yang didasarkan pada suatu konteks yangmelatarinya (Pinto 2001 House 2001) dan juga tugas penerjemah perlu mengenali jenisshyjenis teks sebelummemulai menerjemahkan (Nieminen 2004)

ReferensiAguardo Pilar 2005 TranslationshyStrategies Use A ClassroomshyBased Examination of Bakerrsquos Taxonomy OnlineTranslation Journal Meta vol 50 ndeg 1 2005 p 294shy311 (http httpideruditorgiderudit010675ar )Catford JC

1974 A Linguistic Theory on Translation London Oxford UniversityPressFawcett Peter 1997 Translation and Language Linguistic Theories Explained Manchester St JeromePublishingHatim B dan I Mason 1997

The Translator as Communicator LondonNew YorkRutledgeHouse Juliane 1977 A Model for Translation Quality Assessment Tuumlbingen Gunter Narr

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressLeonardi Vanessa 2000 Equivalence in Translation Between Myth and Reality Online Translation Journal 44 1shy14 (httpaccurapidcomjournal14equivhtm)Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNababan Rudolf

2008 Equivalence in Translation Some ProblemshySolving Strategies Online Translation Article (httphttpwwwprozcomdoc2071 )Newmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

id 114Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 115Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

Nida Eugene A 1982 Language Structure and Translation Stanford University Press CaliforniaNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta GrasindoSnellshyHornby Mary1988 Translation Studies an Integrated Approach Amsterdam and Philadelphia JohnBenjaminsVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John BenjaminsWilliams M 2001 The Application of Argumentation Theory to Translation Quality Assessment OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 326shy 344(httpwwweruditorg)Zhu Chunshen 2004 Ut Once More The Sentence as the Key Functional Unit of Translation OnlineTranslation Journal Meta Translators Journal vol 44 ndeg 3 2004 p 429shy447 (httpideruditorgiderudit004644ar )

7Analisis Kontrastif dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menguraikan analisis kontrastif dalam penerjemahan

Kemunculan analisis kontrastif dimulai setelah Perang Dunia II dengan adanya urbanisasi besarshybesaran darisatu negara ke negara lain Urbanisasi ini memaksa suatu negara (sebagai pendatang) dengan segalakonsekuensinya harus mempelajari lingkungan sosiobudaya masyarakat atau negara yang ditempati James(1980iv) menyatakan bahwa pada tahun 1960 analisis kontrastif pertama kali dipublikasikan denganmembandingkan bahasa Inggris dengan bahasashybahasa lain yaitu Jerman Prancis Polandia dan Spanyol dandiselenggarakannya programshyprogram pengajaran bahasa yang sesuai dengan negara baru yang ditujuBerbagai penelitian mengenai analisis kontrastif dilakukan oleh para ahli bahasa untuk membandingkan aspekshyaspek yang ada dalam bahasa satu dengan bahasa lainnya Pada dekade ini penelitian mengenai analisiskontrastif mencapai puncaknyaNamun setelah tahun 1970 analisis kontrastif mulai kurang mendapat perhatian Hal ini dikarenakan duapenyebab utama yaitu linguistik deskriptif dan pedagogik psikolinguistik Linguistik deskriptif sebagai dasar daridiskriptif kontrastif tidak mampu bertahan terhadap tekananshytekanan yang terusshymenerus terkait denganperubahan model analisis dan pendekatanshypendekatan sedangkan dari faktor pedagogik pesikolinguistik paraguru bahasa menganggap bahwa deskriptif kontrastif yang mereka kenal hanya mampu memprediksi sebagianmasalah pembelajaran saja dan hal ini justru menyebabkan berbagai masalah baru bagi para pembelajar yangmemiliki latar belakang berbeda dan merosotnya kualitas hasil proses pembelajaran

Pasang surut analisis kontrastifAnalisis kontrastif dalam perjalannya mengalami pasang surut yang tidak hanya problematik namun juga penuhkontroversi(James 1980166) Di dalam melihat pasang surut ini paling tidak dapat dilihat dalam dua pertanyaan

id 116Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 117Quotes detected 0 in quotes

id 118Quotes detected 0 in quotes

id 119Quotes detected 0 in quotes

id 120Quotes detected 0 in quotes

id 121Quotes detected 0 in quotes

id 122Quotes detected 0 in quotes

id 123Quotes detected 0 in quotes

id 124Quotes detected 013 in quotes

utama yaitu apakah bahasashybahasa yang berbeda dapat dibandingkan semua dengan sematashymata melihatsifat analisis kontrastif yang memiliki validitas rendah (face validity) dan apabila bahasashybahasa itu secaraprinsip dapat dibandingkan dengan memakai kriteria apa hal tersebut dapat dibandingkanPertanyaan pertama tersebut menjadi suatu dilema bagi para Strukturalis yang telah mempromosikan analisiskontrastif dimana pada saat yang sama mereka tetap bertahan pada keunikan masingshymasing bahasa Keunikanini terlihat dalam penentuan kategori sistem fonologi dan gramatikal Contoh dari pandangan ini adalah bahwabahasa Inggris dan Jerman mempunyai fonem yang ditunjukkan dengan simbol yang sama i dan intmisalnyadalam queen shoe much pretty namun bernilai berbeda

Hal yang sama juga terjadi padapenggunaan label tense dan artikel untuk merujuk pada kategori gramatikal tertentu pada dua bahasa yangberbeda yang tidak berarti bahwa kita membicarakan hal yang sama Contoh dari fakta ini adalah penggunaankata benda

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman dan Perancis Kata

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman memiliki nilai yang berbeda dengan

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Perancis Maskulin dalam bahasa Perancis maksudnya hanya berbeda dengan

lsquofeminimrsquo(sistem gender duashyistilah) sedangkan dalam bahasa Jerman

lsquomaskulinrsquodibedakan dengan

lsquoneuterrsquodan

lsquofeminimrsquo(sistem gender tigashyistilah)Pertanyaan kedua merujuk pada tertium comparationis (TC) untuk analisis kontrastif fonologi dan leksikal yaitustruktur tampak muka (surface structure) struktur makna (deep structure) dan kesepadanan terjemahan(translation equivalence) Keberatan utama pada penggunaan struktur tampak muka dalam TC ini adalah bahwastruktur tampak muka ini mengarah peda persamaan antarbahasa yang superfisial dan tidak penting Keberatanyang sama juga terjadi pada struktur makna bahwa kalimatshykalimat dalam bahasashybahasa yang sama maupunberbeda dengan struktur makna tidak serta merta memiliki kesepadanan komunikatif yang sama Dengan katalain meskipun kita mendemonstrasikan dua kalimat dari dua bahasa yang berbeda kita dapat membingungkanpembaca bila kita berusaha menyamakan bahasa tersebut dalam hal potensial komunikatifnya

Pentingnya analisis kontrastif dalam terjemahan

Analisis kontrastif memiliki peran yang penting dalam terjemahan meskipun terdapat beberapa keberatanSebagaimana dikatakan oleh Baker (1998 49)

ldquothe relationship between contrastive translation is bishydirectional on the other hand the translation of specificpieces of text may provide the data dor contrastive analysis On the other hand contrastive analysis may

id 125Quotes detected 001 in quotes

id 126Quotes detected 0 in quotes

id 127Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 128Quotes detected 014 in quotes

provide explanations of difficulties encountered in translationrdquo

Pentingnya analisis kontrastif ini dapat disimak dalam pendefinisian kesepadanan terjemahan(Jakobson2000233 Newmark1982Munday2000 Pinto 2001 House 2001 Nieminen 2004) Beberapapakar (Vinay and Darbelnet1995342 Catford 1974) menyatakan bahwa kesepadanan terjemahan adalahsinonim dengan kesamaan makna Menurut pandangan ini bahwa para kontrativis seharusnya menyamakanpasangan kalimat dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan

lsquobenarshybenar samarsquo Permasalahan menjadi muncul bagaimanakah menentukan bahwa kalimat dalam bahasa sumber memilikimakna yang benarshybenar sama dengan bahasa sasaran Salah satu cara untuk menentukan kesepadanan terjemahan ini adalah dengan identifikasi struktur makna (deepstructure) karena struktur makna dalam suatu kalimat merupakan suatu

lsquorepresentasirsquoyang menghubungkan semua informasi yang sesuai dengan interpretasi tunggal dari kalimat tertentu ataukalimat yang dimaksud (James 1980175) Struktur makna menyamakan makna yang menyatakan bahwaidentitas struktur makna menyamakan kesamaan makna Kesimpulan yang beralasan yang bisa diambil adalahbahwa konstruksi yang sama memiliki struktur makna yang identik atau sama yang bahkan bila pada strukturtampak mukanya berbeda Contoh dalam hal ini adalaha Annaura sliced the potato with a knifeNP1 V NP2 NP3b Annaura used a knife to slice the potatoNP1 V1 NP3 V2 NP2c Annaura mengiris kentang dengan pisauNP1 V NP2 NP3d Annaura menggunakan pisau untuk mengiris kentangNP1 V1 NP3 V2 NP2e Annaura used a knife (Annaura sliced the potato)NP1 V NP3 ( NP1 V NP2 ) S

Penjelasan dari contoh diatas adalah sebagai berikut1

Dalam bahasa sumber dan bahasa sasarankata kerja slicemengiris adalah aktif2 NP2 (potato) tidak harus menjadi pusat NP33 Pertanyaan yang diambil dari kedua pasangan bahasa sumber dan bahasa sasaran adalah samaDid Annaura slice the potato with a knifeApakah Annura mengiris kentang dengan pisau

Contoh diatas menunjukkan bahwa kesepadanan terjemahan a dan b memiliki struktur makna yang samadengan c dan d yang berarti bahwa kesepadanan terjemahan ini mengimplikasikan identitas struktur maknaStruktur makna ini dapat mengidentifikasi kesepadanan makna terutama kesepadanan ideasionalKontrastif analisis sebagai suatu ilmu linguistik terapan merupakan disiplin ilmu linguistik hibrida suatu ilmu yangtidak hanya berkutat pada aspekshyaspek kebahasaan saja tetapi juga masalahshymasalah psikologi dan sosiologiHal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh James (19806)

ldquo A further reason why I think it necessary to postulate the existence of a science which is called lsquoappliedlinguisticsrsquo is slightly paradoxical applied linguistics is a hybrid discipline constituted not only of linguistics butalso of psychology and sociologyrdquo

Berbeda dengan linguistik murni linguistik terapan tidak hanya menilai validitas kebahasaannya saja tetapi juga

id 129Quotes detected 001 in quotes

id 130Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

validitas psikologi dan sosiolinguistiknya Dengan kata lain bahwa salah satu cabang ilmu linguistik terapan tidakmenggantungkan sepenuhnya pada ilmu bahasa yang

lsquobenarshybenar murnirsquotetapi juga semua teorishyteori pendukung kebahasaan yang lainnya dengan berbagai wawasan dua cabang ilmuyang lainnya Jadi analisis kontrastif menggantungkan sepenuhnya pada kedua cabang tersebut terutamapsikologiAnalisis kontrastif dalam paham komparabilitasnya tidak hanya membandingkan pada aspek komparatifkontrastif atau tipologinya saja melainkan dalam kesemestaan bahasa (universals of language) Tujuan daripencapaian kesemestaan bahasa adalah sebagaimana dinyatakan oleh Chomskyrdquo Real progress in linguisticsconsists in the discovery that certain features of given languages can be reduced to universal properties oflanguage and explained in terms of these deeper aspects of linguistic formrdquo(James 1980 7)Jadi pencarian aspekshyaspek kebahasaan yang lain untuk memperoleh aspek kesemestaan ini perlu dilakukandengan menggunakan analisis yang mendalam (analisis makna) dari beberapa bahasa tunggal Contoh dari halini adalah sebagaimana dibuktikan oleh Ross (dalam James 1980 7) bahwa secara kesemestaan kata sifatberasal dari frasa kata benda (NP) di dalam struktur makna (deep structure) seperti di bawah iniJack is clever but he doesnrsquot look it

Ross mengecek kebenaran ini dengan membandingkannya dengan data dari bahasa Jerman dan Perancissebagai berikut

Hans ist klug aber seine Sohne sind es nicht Jean est intelligent mais ses enfants ne le sont pas

Pengecekan tersebut terbukti benar bahwa pengganti kata benda it es le secara pasti mengarah pada katasifat di dalam klausa antesenden

Komponen Analisis KontrastifPara pakar kontrastif melihat kontrastif analisis sebagai suatu tujuan untuk menerangkan aspekshyaspek tertentudari pembelajaran bahasa kedua suatu cara atau metode untuk mendeskripsikan bahasa pertama dan bahasakedua pembelajar yang harus dipelajari dan suatu tehnik untuk membandingkan deskripsishydeskripsi tersebut Analisis kontrastif meminjam kerangka kerja linguistik untuk mengorganisasikan tiga deskripsi kebahasaanPertama analisis kontrastif mengadopsi deskripsi kebahasaan di dalam membagi konsep bahasa ke dalam tigawilayah yang lebih kecil yaitu fonologi grammar dan leksis Tingkatanshytingkatan bahasa sebagai suatukomponen linguistik dari analisis kontrastif tersebut membatasi dirinya sendiri pada beberapa aspek bahasa dantidak mencakup beberapa aspek secara simultan Jadi wilayah fonologi hanya pada sound system dari suatubahasa dan seterusnya Kedua deskripsi kebahasaan juga digunakan untuk menentukan kategori kebahasaan yang meliputi unitstruktur kelas dan sistem Di samping membatasi diri pada masingshymasing wilayah bahasa deskripsikebahasaan juga menegaskan adanya suatu referensi terhadap berbagai entitas atau konsep gramatikalDengan kata lain deskripsi kebahasaan disusun dalam suatu kerangka kerja kategori yaitu unit struktur kelasdan sistem Keempat kategori tersebut bersifat universal maksudnya keempat kategori tersebut sangatlahpenting dan mencukupi sebagai dasar mendeskripsikan berbagai bahasaAnalisis kontrastif di dalam kategori unit menganalisis unitshyunit yang ada dalam suatu kalimat Suatu kalimattunggal dalam bahasa sumber akan selalu berhubungan dengan dasar satushydemishysatu dengan kalimat tunggaldalam bahasa sasaran Di dalam kategori struktur analisis kontrastif menganalisis susunan linear yang mungkindari unitshyunit di dalam klausa frasa dan kata Pernyataan struktur analisis kontrastif ini secara implisit

dapat dilihat di dalam kalimat berikutMy friend who plays football is very patient Di dalam kategori kelas analisis kontrastif menganalisis unitshyunityang dapat beroperasi di berbagai tempat dalam struktur Di dalam kategori sistem analisis kontrastifmenganalisis pilihan dari rangkaian unsure yang tidak ditentukan lagi oleh tempat dimana unsur tersebutmenduduki suatu kalimat Pilihan yang dimaksud adalah pilihan terhadap terma tertentu pada satu tempattertentu dalam rangkaian pilihan terma yang lain yang juga mungkin ada di termpat tersebut Misalnya kita harusmenggunakan frasa kelas nominal untuk mengisi subjek di dalam klausa tetapi kita bebas untuk memilih antarafrasa nomina tunggal atau jamak Ketiga analisis kontrastif menggabungkan deskripsishydeskripsi tersebut ke dalam model bahasa yang sama

id 131Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 132Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

id 133Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

Terdapat beberapa model yang digunakan di dalam analisis kontrastif yaitu model struktur (taksonomi) modeltransformationalshygenerative grammar (TGG) dan model contrastive generative grammar (CGG) Model struktural menurut para Strukturalis dapat digunakan untuk tujuan komparatif Model tersebutmempermudah di dalam mengukur struktur gramatikal dan membuat perbedaan maksimum antara dua sistembahasa Dengan model struktural beberapa konstruksi gramatikal yang tidak sederhana (yang tidak terdiri darisalah satu unsur) dapat dikurangi dalam pasangan konstituen (analisis ini disebut Immediate Constituent)Misalnya konstruksi seperti disgraceful dianalisis ke dalam disgrace + ful Dengan kata lain konstruksi yangdiberikan terbentuk dari bagian ABC yang dapat dianalisis dengan AB + C atau A + BC Prosedur ini juga dapatdigunakan untuk penerapan yang lebih luas misalnya di dalam frasa maupun kalimat Model transformationalshygenerative grammar mengenali tingkatan deep structure (struktur makna)dan surfacestructure dalam suatu kalimat Kedua tingkatan ini dihubungkan dengan menggunakan apa yang disebuttransformation dengan komponen sintaktik grammar yaitu generative dan komponen semantik yaituinterpretative Model contrastive generative grammar sejauh ini telah diasumsikan bahwa suatu prosedur dimana masingshymasing dari dua bahasa yang terlibat di dalam analisis kontrastif telah dianalisis secara independen yang manakedua bahasa tersebut menghasilkan analisis untuk tujuan perbandingan Analisis kontrastif ini melibatkan duafase pertama deskripsi independen dan kedua komparasinya Fase deskripfit Nampak sebagai pendahuluansaja terhadap analisis kontrastif daripada sebagai bagian yang integral di dalamnya sedangkan fase komparatifnampak seperti ditentukan oleh inputnya Prosedur yang seharusnya adalah bahasa simber dan bahasa sasarandiletakkan menjadi satu yang dimunculkan dari beberapa dasar dan dibandingkan selama proses generatifnya

Metode Analisis KontrastifDi dalam aplikasi analisis kontrastif terutama yang menyangkut analisis kalimat di dalam suatu teks digunakanbeberapa metode yaitu karakterisasi tekstual tipologi teks dan teks yang diterjemahkanKarakterisasi tekstual merujuk pada kumpulan data yang ditunjukkan oleh masingshymasing pasangan bahasa didalam pemakaian perangkat kebahasaan tertentu untuk mencapai kohesi tekstual Konsep kohesi didapatkanmelalui pengulangan bagian dari masingshymasing kohesi yang mendahului suatu kalimat Jenis pendekatantekstual ini membutuhkan rangkaian teks yang sangat besar dalam masingshymasing bahasa jenis perangkatkohesi yang digunakan dan jenis konteks yang melatarbelakanginyaTipologi teks merujuk pada penentuan jenis teks di dalam bahasa yang berbeda yang menunjukkan fungsi yangsama Jenis teks tersebut adalah isi bentuk dan kesan sedangkan fungsi yang ditunjukkan adalah fungsi teksekspresif informatif dan imperatif Di dalam analisis kontrastif metode ini menggambarkan teksshyteks ekspresifdi

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranTeks yang diterjemahkan merupakan dasar utama analisis kontrastif tekstual Batasan utamanya adalah potensiterjadinya distorsi terjemahan yaitu bahwa teks bahasa sasaran dapat menunjukkan tandashytanda interferensidari bahasa sumber Karena penerjemah harus diberi akses pada teks sumber maka tidak ada cara untukmencegah pentransferan bentuk aslinya ke dalam bahasa sasaran Bila terjadi interferensi bahasa sumbermaka bahasa sasaran menjadi tidak alami atau tidak autentik Contoh dalam hal ini adalah kajian analisis kontrastif kedua kalimat yang digarisbawahi di bawah iniAt its southern shore it is exposed to 1 2 3 4 5Di ____ pantai selatan ______ ___________ 1 2 3 4 5the thunderous waves of the Indian Ocean6 7 8dari Samudera Indonesia7 8which is ruled by the Goddess the Southern Sea Loro Kidul

9 10 1112 13 14yang diperintah oleh Dewi Pantai Selatan Loro Kidul

9 10 11 12

id 134Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

13 14suara ombak terdengar gemuruh6

Pembahasan1 At diterjemahkan menjadi di Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima2 Its di depan kata depan at yang berarti nya dihilangkan dan hal ini tidak mengurangi makna yang ada3 Frasa southern shore diterjemahkan menjadi pantai selatan Padanan yang digunakan sudh tepat danberterima4 Kata it tidak diterjemahkan Pelesapan ini sudah tepat dan berterima karena kata it tidak memiliki arti dan tidakmengubah makna yang ada di dalam kalimat5 is exposed to tidak diterjemahkan Seharusnya kata tersebut tidak dilesapkan oleh penerjemah karena katatersebut memiliki makna tampaklah atau terlihatlah dan makna tersebut sangat berarti di dalam konteks kalimattersebut 6 the thunderous waves diterjemahkan menjadi suara ombak terdengar gemuruh Terdapat pergeseran bentukyaitu dari bentuk jamak menjadi bentuk tunggal Selain itu terdapat juga pergeseran posisi atau trasposisiPadanan yang digunakan sudah tepat namun kurang berterima Padanan ini akan lebih berterima seandainyakata suara dan terdengar dalam bahasa sasaran dilesapkan Hal ini terjadi karena kata suara dan terdengardalam konteks kalimat ini tidak memiliki makna sentral dan keberadaannya sudah diwakili oleh kata gemuruhdan ombak Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Jadipadanan yang lebih berterima seharusnya cukup gemuruh ombak saja7 Kata depan of di depan frasa the thunderous waves yang berarti dari tidak diterjemahkan dan hal ini tidakmengurangi makna yang ada8 The Indian Ocean diterjemahkan menjadi Samudera Indonesia Padanan yang digunakan sudah tepat danberterima Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Kata Indian didalam Indian Ocean dapat berarti Samudera India atau Samudera Indonesia karena letaknya antara negaraIndia dan Indonesia 9 Which diterjemahkan menjadi yang Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima10 is ruled diterjemahkan menjadi diperintahkan Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima11 by diterjemahkan menjadi oleh Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima12 the Goddess diterjemahkan menjadi Dewi Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima13 the southern sea diterjemahkan menjadi Pantai selatan Padanan yang digunakan sudah berterima namunkurang tepat Kata Sea seharusnya diterjemahkan menjadi laut karena kata laut dan pantai dalam bahasasasaran memili konsep dan makna yang berbeda Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memilikimakna yang sudah tentu14 Loro Kidul diterjemahkan tetap menjadi Loro Kidul Padanan ini sudah tepat dan berterima

Dari segmentasi diatas alternatif padanan yang dapat ditawarkan adalah Di Pantai Selatan tampaklahgemuruh ombak Samudera Indonesia yang diperintahkan oleh Dewi laut Selatan Loro Kidul

ReferensiBaker Mona 1998 In Other Words London RoutledgeCatford JC 1974 A Linguistics

Theory on Translation London Oxford UniversityPressHouse Juliane 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressJames Carl 1980 Contrastive Analysis London LongmanMunday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

id 135Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 136Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 137Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 138Quotes detected 001 in quotes

id 139Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 140Quotes detected 0 in quotes

id 141Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 142Quotes detected 0 in quotes

id 143Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

2001) Quality Factors inDocumentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Newmark Peter 1982 Approaches to Translation Germany Pergamon PressVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John Benjamins

8Pendekatan Fungsional dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pendekatan fungsional dalam penerjemahan

Sebagai suatu kegiatan yang profesional penerjemahan telah berkembang pesat akibat perkembangan peranandan pengaruh komunitas internasional dan berbagai bentuk keanekaragaman bahasa Oleh karena itu pulaberbagai penelitian yang mendalam mengenai penerjemahan telah banyak dilakukan tidak hanya dalamberbagai bentuk pendekatan teoretis terhadap penerjemahan yang telah dilakukan selama bertahunshytahuntetapi juga bagaimana para penerjemah menerjemahkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan tersebutSalah satu pendekatan di dalam penelitian penerjemahan adalah pendekatan fungsional Pendekatan inimenyebutkan bahwa penerjemah seharusnya tidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikanoleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai di dalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yangditentukan oleh penerimanya (Nord 199240) Pendekatan fungsional pada dasarnya terdiri dari penerjemahansebagai komunikasi antarbudaya penerjemahan sebagai transfer budaya dan teori skopos (dalam bahasa Latinyang berarti maksud atau tujuan)

PENERJEMAHAN SEBAGAI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentu

id 144Plagiarism detected 025 httpsastraumacidwpshycontentu

id 145Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 146Plagiarism detected 019 httpsastraumacidwpshycontentu

id 147Plagiarism detected 008 httpsastraumacidwpshycontentu

id 148Plagiarism detected 015 httpsastraumacidwpshycontentu

id 149Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 150Plagiarism detected 049 httpsastraumacidwpshycontentu

yang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalahpenghasil Tsu pengirim Tsu Tsu penerima Tsu inisiator penerjemah Tsa dan penerima Tsa

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antarapenghasil Tsu dan pengirim Tsu Penghasil Tsu menghasilkan Tsu

dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim Tsu Hal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksudpengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tsu yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untukpembaca Tsu Meskipun penerima Tsu tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudayapenerima teks masih mempengaruhi Tsu dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkanolehTsa berbeda dengan situasi yang dihasilkan Tsu dengan pengirim Tsu dan penerima Tsa

yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan oleh penerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memilikiketertarikan dalam menerjemahkan Tsu saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerimaTsu

Berdasarkan pada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan jugabahasa sasaran penerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsu danmengantisipasi reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsa serta menguji kecukupan fungsional dariterjemahan yangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim Tsu

penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yang mengungkapkan maksudshymaksudpada Tsu

PENERJEMAHAN SEBAGAI TRANSFER BUDAYA

Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141)

Maksudnya adalah bahwa pengirim suatu teks tidak akan pernah dapat menuntutbahwa suatu teks diterima dengan cara tertentu Pengirim hanya dapat menyarankan

id 151Plagiarism detected 021 httpsastraumacidwpshycontentu

id 152Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 153Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 154Plagiarism detected 046 httpsastraumacidwpshycontentu

id 155Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 156Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 157Plagiarism detected 063 httpsastraumacidwpshycontentu

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing penerima Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybeda bahkanmereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapat menjadisebagai tawaran informasi dimana pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengan situasidan tujuan pembaca Berdasarkan informasiyang ada pada teks sumber penerjemah akan memilih informasi yang sesuai dengan harapannya terhadapkeinginan dan situasi pembaca Disini jelas bahwa harapanshyharapan dan tawaran informasi di dalam

teks sasaran akan berbeda dengan tawaraninformasi dalam teks sumber karena penulis atau

pengirim teks sumber dan penerima teks sasaranberasal dari komunitas kebahasaan dan budaya yang berbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan Tsa tidakakan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan Tsu melainkanmenawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner

Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada hubungan antara Tsu dan Tsa Hubungan antara Tsu dan Tsa

ini tergantung pada interpretasi penerjemah terhadap Tsu dan fungsi Tsa yang harus dipenuhi oleh penerjemahdi dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah1 A translation depends on its skopos ie its intended purpose2 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language3 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 4 A translation must be coherent in itself5 A translation must be coherent with regard to its source text6 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwaa) Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkanb) Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkan

id 158Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 159Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 160Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 161Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 162Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 163Plagiarism detected 012 httpsastraumacidwpshycontentu

id 164Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 165Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumberc) Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukansebaliknya (Tsu tidak dapat dihasilkan dari Tsa)d)

Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)e) Suatu terjemahan harus bertalian logis denganTsunya (koherensi intertekstual)f)

Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya dan transfer budaya

Namun demikian Nord (1997 124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkanpenulisTsu penggagas dan pembaca Tsa

Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkin menghasilkanTsa yang bertentangan dengan maksud penulis Tsu atau gagasan pembaca Tsa mengenai apakah suatupenerjemahan

menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggung jawab penerjemah dalam mempertimbangkan haltersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitu mengacu pada hubungan interpersonal antarapartisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan fungsi Tsa yang dapat dijangkau untuk satu Tsutertentu sedangkan fungsi mengacu pada faktorshyfaktor yang membuat Tsa bekerja sesuai dengan yangdimaksud di dalam situasi sasaran

Fungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan Tsa yang fungsional yangsesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akan diterima oleh pembacaTsa karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentu

TEORI SKOPOSSalah satu konsep sentral yang telah banyak diterapkan di dalam penelitian penrjemahan adalah gagasanmengenai skopos yang secara umum digunakan untuk merujuk pada suatu tujuan atau fungsi suatupenerjemahan (Nord 199727)

Fokus dari teori skopos adalah suatuide atau gagasan yang di dalam beberapa penerjemahan penerjemah harus sadar terhadap suatu tujuan ataumaksud yang dimiliki oleh teks bahasa sasaran (Nord 199124) Suatu pertanyaan yang perlu ditanyakan adalah apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh suatu terjemahanuntuk alasan apa suatu penerjemahan dilakukan Di dalam teori skopos tujuan utama dari penerjemahanadalah teks sasaran

dan oleh karena itu di dalammenerjemahkan tidaklah penting untuk memiliki fungsi yang sama dengan teks sumber Dengan kata lain bahwajenis kesepadanan (equivalence) tertentu antara teks sumber dan penerjemahan tidaklah diikat oleh teoriskoposSebagaimana dinyatakan di atas kesepadanan (equivalence) bukanlah merupakan konsep utama dari teoriskopos meskipun berdasarkan strukturnya bentukan kata dan maksud dari teks aslinya dapat menjadi tujuan

id 166Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 167Plagiarism detected 032 httpsastraumacidwpshycontentu

id 168Plagiarism detected 081 httpsastraumacidwpshycontentu

id 169Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 170Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 171Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

(skopos) dari suatu terjemahan Hal ini

dapat dikatakan bahwa di dalam teoriskopos bentukshybentuk budaya sasaran sangatlah penting dan bukannya kesepadanan (equivalence) antara tekssumber dengan teks sasaran Hal ini memberikan ruang gerak atau suatu kebebasan yang lebih bagipenerjemah sehingga penerjemah dapat memfokuskan pada tujuan dari penerjemahan tersebut Tujuan iniditentukan oleh pemberi tujuan (dengan masukanshymasukan dari penerjemah) yang mengatur atau mendiktetujuan (skopos) dari penerjemahan tersebutJadi dalam teori skopos

tujuan dari teks sasaran sangatlah penting dalam arti bahwa di dalam terjemahan untuk memiliki fungsi yangsama atau sepadan dengan bahasa sumber tidaklah penting Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord(199736) bahwa jenis kesepadanan dari bahasa sumber dan terjemahannya tidaklah diikat atau diatur melaluiteori skopos Ini berarti bahwa ekuivalensi atau kesepadanan bukanlah konsep utama dari teori skoposDengan kata lain dapat dikatakan bahwa di dalam teori skopos fiturshyfitur bahasa sasaran sangatlah penting danbukannya kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran Hal ini memberikanbanyak kebebasan kepada para penerjemah sehingga penerjemahdapat memusatkan pada tujuan atau hasil dari penerjemahannya

Kapanpun penerjemah diminta untuk mengerjakan tugas penerjemahan dia biasanya memulai dengantahapan atau fase penting dengan menguji atau melihat dulu skopos (tujuan) dari penerjemahan tersebut(Nord 199735) Dalam tahapan awal ini keterbacaan haruslah benarshybenar dipikirkan Juga penerjemahharus melihat pada apa pengaruh teks terhadap para pembaca Tahapan ini sering melibatkan analisis fiturshyfitur asli bahasa sumber penerjemah juga memikirkan bagaimana teks sumber mempengaruhi pembacanyaDi dalam usahanya pengaruh dari fiturshyfitur tekstual khususnya tingkat keterbacaan harus benarshybenardipertimbangkanTeori skopos juga menekankan perbedaan antara jenisshyjenis teks Tipologi teks yang sering digunakan didalam konteks teori skopos adalah bahwa teks dibagi ke dalam teks informatif (memberitahu pembacamengenai objek dan fenomena di dalam dunia nyata) teks ekspresif (aspek informatif dikomplementasikandengan menggunakan komponen astetika) dan teks operatif (baik makna dan bentuk merupakan subordinatterhadap efek ekstralinguistik) (Nord 1997 37shy38)Suatu teks di dalam pendekatan teori skopos pada dasarnya merupakan suatu tawaran informasi (offer ofinformation) dari produsen kepada para pelanggannya (Schaffner 1998b 236) Penerjemah sebagai seorangpakar di dalam penerjemahan haruslah menginterpretasikan informasi bahasa sumber dengan memilih fiturshyfitur yang paling mendekati atau berhubungan dengan persyaratan yang diminta di dalam bahasa sasaran Darisudut pandang ini dapat dikatakan bahwa proses penerjemahan tidak ditentukan oleh bahasa sumbernya atautujuan dari pengarangnya namun ditentukan oleh skopos dari bahasa sasaran sebagaimana yang diminta atauditentukan oleh permintaan pelanggan sasaran (dalam hal ini penerjemahan tetap dilakukan dan diputuskanoleh penerjemah sendiri) Oleh karenanya terjemahanadalah hasil dari teks sasaran yang secara fungsional sesuai dengan teks sumber yang diterjemahkan danhubungan antara dua teks tersebut ditentukan menurut tujuan (skopos) penerjemahan (

Schaffner 1998b236)Dengan melihat pada tujuan penerjemahan sebagai faktor yang paling penting di dalam kegiatanpenerjemahan teoriskopos menekankan pentingnya peranan

penerjemah sebagai seorang pakar di dalam kegiatan penerjemahan dan sematashymata menawarkan informasiyang peranannya di dalam kegiatan harus diputuskan oleh penerjemah tergantung pada harapan dankebutuhan pembacasasaran Schaffner (1998b) lebih lanjut mengatakan teori skopos sebagai bagian dari

pendekatan fungsional memfokuskan pada penerjemah memberikannya lebih banyak kebebasan dan padasaat yang sama juga lebih bertanggung jawab

id 172Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 173Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

terhadap penerjemahannya Oleh karena itu penerjemah

menjadi seorang pengarang teks bahasa sasaran yang bebas dari batasanshybatasan yang ditentukan olehkonsep kesetiaan terhadap bahasa sumber itu sendiriLebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwa penerjemah tidak selamanya dapat menentukan tujuanpenerjemahan dari teks sumber ke bahasa sasaran dan oleh karena itu penerjemah memerlukan apa yangdisebut dengan petunjuk penerjemahan (translation brief) Petunjuk penerjemahan akan memandu penerjemahterhadap informasi yang mereka pilih dari tawaran informasi awal (teks sumber) dan cara penerjemahmengemas informasi tersebut ke dalam teks sasaran Menurut Nord petunjuk penerjemahan tersebut terdiri darifungsi teks yang diinginkan pembaca teks sasaran waktu dan tempat penerimaan teks medium dimana tekstersebut akan diterjemahkan dan alasan pemroduksian teks tersebutBila petunjuk penerjemahan menyatakan bahwa fungsi atau tujuan harus diganti atau dipertahankan di dalampenerjemahan penerjemah juga harus melakukan hal tersebut Oleh karena itu penerjemahan tidak lagi

ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapi berdasarkan kecukupan (adequacy) sesuaidengan petunjuk penerjemahan Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logis ataumasuk akal (coherent)

Untuk menganalisis teks sumber yang berbeda dengan teks sasaran dan juga untuk melihat unsurshyunsur dalamteks sumber yang tetap dipertahankan dan yang harus diganti untuk menghasilkan teks sasaran yang fungsionaldalam budaya sasaran maka dibutuhkan apa yang disebut dengan faktorshyfaktor ekstratekstual dan faktorshyfaktorintratekstual (Nord 1991a35shy43) Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual ini merupakan bagian dari teoriskoposFaktorshyfaktor ekstratekstual merujuk pada situasi komunikasi dari teks sumber dan fungsi yang akan dihasilkanteks sasaran Faktorshyfaktor ekstratekstual ini mengindikasikan fungsishyfungsi teks yang ingin dicapai yangmencakup informasi mengenai penulis atau pengirim teks (who) penerima teks yang dimaksud (to whom)maksud pengirim (what for) medium atau kanal tempat teks dikomunikasikan tempat dan waktu komunikasiproduksi teks dan penerima teks dan motif komunikasi (why) Faktorshyfaktor ekstratekstual dapat diidentifikasisebelum membaca teksFaktorshyfaktor intratekstual merujuk pada teks itu sendiri dan mencakup unsurshyunsur nonshyverbal Faktorshyfaktorintratekstual ini hanya dapat diidentifikasi setelah teks dibaca Faktorshyfaktor intratekstual ini dianalisis denganmenanyakan mengenai pokok permasalahan teks isi atau informasi dalam teks asumsi pengetahuan yangdibuat oleh penulis bagaimana teks dibangun unsurshyunsur nonshyverbal yang ada di dalam dan di sekitar tekskarakteristik leksikal dan sintaks dan fiturshyfitur suprasegmentalFaktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tidak dapat dilihat secara terpisahshypisah karena faktorshyfaktortersebut saling mempengaruhi satu sama lain Kedua rangkaian faktor tersebut akan menghasilkan efek tertentuterhadap penerima atau pembaca (Nord 1991a130shy140) Efek ini berorientasi pada pembaca karena efek inimembangun hubungan antara teks dan pembaca Hubungan tersebut merupakan hasil dari tujuan komunikatifdan dapat mempengaruhi hubungan sosial pembaca terhadap pengirim tingkat pengetahuan keadaanemosional dan kegiatan berikutnya Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut diungkapkan di dalambentuk pertanyaan sebagaimana dinyatakan Nord sebagai berikutWho transmitsTo whomwhat forby which mediumwherewhenwhya textwith what functionOn what subjectshymatterdoes he saywhat(what not)in what orderusing which nonshyverbal elementsin which words

id 174Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 175Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 176Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 177Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

in what kind of sentencesin which toneto what effect

Salah satu keuntungan dari analisis faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual sebagai bagian dari teoriskopos adalah bahwa faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut dapat diterapkan pada semua jenisteks sumber dan terjemahan yang dihasilkan ke dalam berbagai teks sasaran dan budaya sasaranNamun demikian terdapat kritik terhadap teori skopos tersebut Kebanyakan kritik tersebut berhubungan dengandasarshydasar filosofi dari teori skopos itu sendiri yang menyatakan bahwa teori skopos hanya dapat diterapkanuntuk penerjemahan teks yang bukan sastra Namun pernyataan tersebut disangkal oleh Nord (199780shy108)bahwa teori skopos dapat diterapkan untuk menerjemahkan karya sastra

ReferensiBaker M 2001 (

Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledgeNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalNord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis Amsterdam Rodopi BV helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1997 Translating as a Purposeful Activity ManchesterSt JeromeSchaffner 1998b

Skopos Theory In Mona Baker (ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies (pp 235shy38) London Routledge9Penilaian Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan penilaian di dalam penerjemahan

Penilaian penerjemahan selalu melibatkan dua hal penting yaitu bagaimana pesan dan bentuk teks sumberdialihkan ke dalam teks terjemahan Jadi penilaian terjemahan pada dasarnya berkisar pada bagaimana keduahal tersebut dialihkan Umumnya yang ditekankan pada penilaian adalah pengalihan makna yaitu apakahpesan yang disampaikan tetap setia pada teks sumber atau adakah pesan yang hilang ataupun ditambahPenilaian berikutnya adalah pada bentuk yaitu apakah bentuk teks sasaran atau teks terjemahan dapat terbacasebagai tulisan asli atau tidak apakah ada atau tidak interferensi dari bahasa sumber dan ada atau tidakkahkesalahan gramatikal di dalam teks sasaranEvaluasi terhadap kualitas terjemahan dapat dilakukan dengan berbagai cara Soemarno (1988 33shy35)menyatakan bahwa carashycara menilai suatu terjemahan dapat dilakukan melalui (1) terjemahan balik (2)pengujian pemahaman (3) pengujian melalui performansi seseorang 1 Terjemahan BalikSuatu teks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Hasil terjemahan dalam bahasa B diterjemahkankembali ke dalam A1 Untuk menilai hasil terjemahan itu terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli ASemakin dekat terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli A semakin tinggi nilainya Terjemahan A1memang tidak akan sama dengan teks asli A

2 Pengujian PemahamanTeks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Seseorang dengan membaca hasil terjemahan dalam

bahasa B itu diminta untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau kuesioner dalam bahasa B yangmaterinya diambil dari teks dalam bahasa A Jawaban terhadap kuesioner tersebut digunakan untuk menilaihasil terjemahan tersebut3 Pengujian Melalui Performansi SeseorangCara ini digunakan untuk menilai suatu terjemahan dari suatu naskah yang bersifat teknis Pengujian inidilakukan dengan menyuruh seseorang melakukan suatu perbuatan sesuai dengan apa yang dituliskan dalamnaskah yang diterjemahkan tersebutDi samping cara menilai terjemahan seperti yang disampaikan Soemarno di atas carashycara lain yang dapatdilakukan adalah dengan teknik cloze (cloze technique) teknik membaca dengan suara nyaring (reading aloudtechnique) dan pendekatan berdasar padanan (equivalence based approach) a Teknik ClozeTeknik cloze merupakan tes pemahaman pembaca yang digunakan sebagai suatu indikator tentang sukar ataumudahnya teks terjemahan bagi pembaca (Suryawinata 1982 107) Indikator kemudahan teks cukup dilihat daripersentasi yaitu 75 pembaca dapat mengerjakan dengan benar 50 dari soal berarti teks terjemahan itucukup mudah dipahami yang berarti penerjemahannya dapat dianggap cukup baik Menurut Nababan (200420) teknik cloze ini menggunakan tingkat keterpahaman pembaca terhadap teks bahasa sasaran sebagaiprediktor kualitas terjemahan Semakin mudah pembaca menebak kata berikutnya dalam kalimat dalam suatuterjemahan semakin mudah kata tersebut dapat dipahami dalam konteks tertentu Teknik cloze ini dianggap memiliki cirishyciri tes integratif dan bahkan pragmatik Tes cloze selalu menggunakanwacana yang mengandung konteks bukan sematashymata kalimatshykalimat lepas Mengerjakan tes yangmenggunakan wacana mensyaratkan kemampuan memahami unsurshyunsur kebahasaan maupun nonshykebahasaan sebagai bagian dari pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan Kemampuan untukmengerjakan tes cloze mengandalkan pada kemampuan memahami wacana tulis yang ditunjang olehpenguasaan tatabahasa kosakata serta wacana secara umum Dalam penerapannya teknik ini digunakan sebagai suatu proses pemahaman wacana yang disertai denganmelengkapi kekuranganshykekurangan yang ada Kekuranganshykekurangan yang harus dilengkapi itu terdiri darikatashykata yang merupakan bagian dari suatu wacana yang dengan sengaja dihilangkan dari teks aslinyaKemampuan untuk mengenali dan mengembalikan katashykata yang telah dihilangkan itu secara tepatmenunjukkan tingkat kemampuan pemahaman dan merupakan sasaran tes clozePenghilangan katashykata dari suatu wacana tulis merupakan ciri pokok tes cloze Penghilangan katashykata itudilakukan secara sistematis dengan menggunakan rumus yang dikenal dengan penghilangan kata keshynMaksudnya adalah bahwa pada suatu teks yang telah dipilih kata yang keshysekian (misalnya keshy7 keshy8 dansebagainya) dihilangkan sehingga meninggalkan suatu tempat kosong Dengan demikian pada teks yangdigunakan sebagai bahan tes cloze terdapat sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg (reliabel) yaitusetiap kata keshynDalam mengerjakan tes cloze peserta harus berusaha untuk menentukan kata yang telah dihilangkan danmemasukkannya kembali ke dalam tempatnya yang sesuai sedemikian rupa sehingga teks itu kembali utuhsecara kebahasaan dan makna seperti teks aslinya Untuk itu dibutuhkan kemampuan berbahasa yang bersifatmenyeluruh yang tidak sematashymata terbatas pada penguasaan ejaan penulisan dan makna katashykata tetapijuga pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan dengan berbagai hubungan antarbagian wacana yangterdapat di dalamnyaDalam penyelenggaraan tes cloze hubungan antarbagian dalam wacana merupakan unsur yang penting Untukitu dibutuhkan wacana yang cukup panjang dan bukan sekadar kumpulan kalimatshykalimat lepas Selain adanyahubungan antarbagian wacana yang cukup panjang memungkinkan penghilangan katashykata dalam jumlah yanglayak untuk menyusun satu tes yang utuh Semakin panjang teks yang digunakan semakin banyak jumlah katadi dalamnya Dan semakin banyak jumlah kata dalam suatu teks semakin banyak jumlah kata yang dapatdihilangkan atau semakin jarang jarak penghilangan katanya Dapat dicatat bahwa semakin rapat jarakpenghilangan kata yang berarti semakin banyak jumlah kata yang dihilangkan akan semakin sulit tesnya dansebaliknya Tes cloze dengan penghilangan setiap kata keshy5 misalnya lebih sulit daripada tes serupa denganjarak penghilangan setiap kata keshy9 b Teknik membaca dengan suara nyaringTeknik membaca dengan suara nyaring melibatkan para pembaca dalam menentukan kualitas terjemahanPenilai meminta beberapa pembaca untuk membaca teks terjemahan dengan suara nyaring di hadapanpendengar Jika para pembaca tersendatshysendat ketika membaca teks terjemahan maka diasumsikan bahwateks terjemahan tersebut mengandung masalah (Nababan 200421)Teknik membaca dengan suara nyaring ini pada dasarnya hanyalah mengukur tingkat kelancaran membacasaja Jika pembaca mampu membaca dengan lancar tidak menjamin bahwa pembaca tersebut benarshybenarmemahami isi teks terjemahan dengan baikc Pendekatan berdasarkan PadananPendekatan berdasarkan padanan menggunakan padanan antara

id 178Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 179Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 180Plagiarism detected 009 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 181Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dengan teks bahasasasaran sebagai kriteria untuk menentukan kualitas terjemahan Sebuah terjemahan dikatakan mempunyaikualitas yang tinggi jika terjemahan yang bersangkutan dapat mencapai padanan yang optimal antara teksbahasa sumber dan teks bahasa sasaran (Nababan 200426)Untuk mengetahui apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan penilai perlumembandingkan kedua teks tersebut dalam hal tipe teks ciri kebahasaan yang digunakan dan faktorshyfaktorekstralinguistik Tipe teks mengacu pada fungsi utama bahasa dalam suatu teks ciri kebahasaan menyangkutciri semantik gramatikal dan stilistik dan faktorshyfaktor ekstralinguistik mengacu pada dampak faktorshyfaktor padastrategi verbalisasi termasuk tingkat pengetahuan yang berbedashybeda tentang isi teks yang dimiliki oleh parapembaca

teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran pengetahuan dan persepsi yang berbedashybeda tentang fenomena tertentu

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa makna dan gaya merupakan hal yang sangat penting dalampenerjemahan dan merupakan hal yang mendasar yang ingin dilakukan di dalam menerjemahkan

Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemah harus mampu mencari padanan makna dan gaya dalambahasa sasaran yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang ada dalam bahasa sumber

Di dalam usaha mencari padanan makna dan gaya tersebut perlu dirumuskan suatu parameter penilaian kualitasterjemahan Parameter ini digunakan untuk memberikan kriteriashykriteria yang objektif mengenai kualitashubungan antara teks sumber dengan teks sasaran Parameter kualitas penerjemahan dapat dilihat dari berbagai sudut atau perspektif Menurut Gerzymisch(2001229) parameter kualitas terjemahan dapat dilihat dari perspektif individual (an itemized perspective)perspektif pola hubungan (a relational pattern perspective) dan perspektif pola keseluruhan (a holisticperspective) Perspektif individual melihat masalahshymasalah secara satu per satu yang ada di dalam suatu teksdan mengidentifikasi fenomena tekstual lokal seperti metafora makna leksikal makna gramatikal maknaambigu dan sebagainya Perspektif pola hubungan menggambarkan polashypola yang dapat diidentifikasisebelumnya dengan unsurshyunsur yang dapat diidentifikasi berikutnya di dalam suatu teks dan kita dapatmengidentifikasi titik awal masalah yang dapat ditelusuri di dalam perkembangannya terhadap keseluruhan teksdan yang dapat digambarkan sebagai rangkaian fenomena individual Perspektif pola keseluruhan melihat polashypola holistik sebagai entitas fungsional yang membentuk teks yang dengan perspektif tersebut kita dapatmengidentifikasi polashypola di dalam suatu teks yang tidak ada titik awal yang dapat diidentifikasi sebelumnyaPolashypola holistik tersebut dibentuk oleh unsurshyunsur yang secara fungsional saling berhubungan dengan salahsatu unsur fungsional yang kemudian menjadi suatu unsur di dalam entitas fungsional yang besar Contohshycontoh dari perspektif ini adalah hubunganshyhubungan budaya pola pengetahuan dan sebagainya Sementara itu AlshyQinai (2000499) menyatakan bahwa parameter penilaian penerjemahan dapat digunakanuntuk mengukur tingkat efisiensi suatu teks dengan melihat pada fungsi sintaktik semantik dan pragmatikdalam kerangka budaya yang ada baik

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut AlshyQinai parameter tersebut adalah 1 Tipologi Teks dan Tenor misalnya struktur naratif dan kebahasaan dari teks sumber dan teks sasaran fungsiteks (didaktif informatif instruksional persuasif dan sebagainya)2 Hubungan Formal keseluruhan makna dan bentuk teks pembagian paragraf tanda baca kuotasi dansebagainya3 Koherensi Struktur Tematik Tingkat kesimetrisan tematik bahasa sumber dengan bahasa sasaran4 Kohesi Referensi (koshyreferensi anapora katapora) substitusi elipsis deiksis dan konjungsi5 Kesepadanan Teks Pragmatik (Dinamik) Tingkat kedekatan teks sasaran dengan maksud teks sumber(misal kepuasaan atau penyimpangan harapan pembaca) dan fungsi ilokusioner teks sumber dan teks sasaran6 Register jargon idiom kata pinjaman kolokasi parafrase konotasi dan aspek emotif dari makna leksikal7 Kesepadanan Gramatikal susunan kata struktur kalimat modalitas tense Parameter bahwa suatu terjemahan sudah sepadan makna dan gayanya bila terjemahan yang bersangkutan

id 182Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 183Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 184Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 185Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

id 186Plagiarism detected 004 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 187Plagiarism detected 001 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 188Plagiarism detected 003 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

dapat mencapai padanan makna dan gaya yang optimal

antara teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran Kalimat dikatakan mempunyai padanan makna bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki makna leksikal gramatikal tekstual kontekstual sosiokultural danatau makna implisit yang samaKalimat dikatakan mempunyai padanan gaya bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki kategori yang sama dalam unsurshyunsur gayanya yaitu pilihan kata ekspresi idiomatik gaya bahasajenis katastruktur kata tertentu dan tanda baca dalam upaya bagaimana menyajikan atau mengkomunikasikanhasil terjemahannya dalam bentuk tulisan Sementara itu keterbacaan keakuratan dan kewajaran sangatlah penting di dalam menilai kualitas terjemahanSebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Parameter bahwa suatu terjemahan sudah memenuhi unsur keterbacaan bila suatu teks tersebut dapatdipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yang dilakukan para pembaca terhadap teks tersebutsuatu terjemahan memenuhi unsur keakuratan bila pembaca bahasa sasaran dapat memahami pesan secaraakurat seperti yang dimaksud oleh penulis asli (makna dan gaya yang diterjemahkan sudah sepadan danberterima secara optimal) dan suatu terjemahan memenuhi unsur kewajaran bila pesan dapat dikomunikasikandalam bentuk yang sealami mungkin sehingga pembaca teks sasaran merasa bahwa teks yang dibaca adalahteks yang asli atau tidak tampak seperti suatu terjemahan Menurut Rochayah (2000 108) pentingnya penilaian hasil terjemahan karena dua alasan yaitu untukmenciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktek penerjemahan dan untuk kepentingan kriteria danstandar dalam menilai kompetensi penerjemah Penilaian hasil penerjemahan ini mengacu pada produk ataukarya terjemahan itu sendiri Menurut Nababan (2000 121) ada dua arah penelitian dalam

penerjemahan yaitu penelitian yang berorientasi pada produk dan penelitian yang berorientasi pada prosesPenelitian yang berorientasi pada produk inilah yang bisa dinilai dan dievaluasi oleh seorang penilai terjemahansedangkan penelitian yang mengacu pada proses sangat sulit untuk dinilai karena yang dikaji mengarah padaproses ketika aktivitas penerjemahan dilakukan oleh penerjemahHal pokok dalam penilaian karya terjemahan adalah rambushyrambu atau kriteria penilaian karya terjemahanKriteria penilaian ini ditentukan untuk menjaga validitas dan reliabilitas hasil penilaian Namun demikian perludipahami bahwa tidak ada hasil terjemahan yang sempurna sehingga penilaian pun bersifat relatif danberdasarkan kriteria kurang lebih karena penilaian terhadap padanan semua tataran satuan lingual secaraobjektif sulit dicapai (Rochayah 2000115 dan Nababan 200460) sehingga penentuan kriteria dan indikator puntidak dapat bersifat objektif ketat dan tetap terpengaruh pada sujektifitas penilai Rochayah (2000119) menyampaikan kriteria penilaian hasil terjemahan sebagai berikutKriteria Penilaian Hasil Terjemahan

Kategori Nilai Indikator Terjemahan hampir sempurnaTerjemahan sangat bagus Terjemahan baik Terjemahan cukup Terjemahan kurang 86shy90 (A) 76shy85 (B) 61shy75(C) 46shy60 (D) 20shy45 (E) Penyampaian wajar

hampir tidak terasa seperti terjemahan tidak ada kesalahanejaan tidak ada kesalahanpenyimpangan tata bahasa tidak ada kekeliruan penggunaan istilah Tidak ada

id 189Plagiarism detected 014 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 190Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 191Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 192Quotes detected 001 in quotes

id 193Plagiarism detected 002 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

distorsi makna tidak ada terjemahan harfiah yang kaku tidak ada kekeliruan penggunaan istilah ada satushyduakesalahan tata bahasa ada satushydua kesalahan penggunaan ejaan dan tanda bacaejaan Tidak ada distorsimakna ada

terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teks sehingga tidak terlaluterasa seperti terjemahan kesalahan tata bahasa dan idiom relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teksada satushydua penggunaan istilah yang tidak bakuumum ada satushydua kesalahan ejaan Terasa sebagai terjemahan

ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teks ada beberapakesalahan idiom dantata bahasa tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teksada penggunaan istilah yang tidak bakuumum dan atau tidak jelas

Sangat terasa sebagai terjemahan terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif lebih dari 25 darikeseluruhan teks) terdapat distorsi makna dan kekeliruan penggunaan istilah lebih dari 25 keseluruhan teks

Apabila kita cermati kriteria yang diberikan oleh Rochayah mempunyai sedikit kekurangan Pada kategoriterjemahan hampir sempurna terdapat sedikit kekurangan pada kriteria indikatornya Kekurangan tersebutadalah tidak adanya indikator

lsquotidak ada distorsi maknarsquoseperti pada kategori terjemahan sangat bagus dan terjemahan baik Indikator tidak ada distorsi makna iniseharusnya ditambahkan di dalam indikator terjemahan hampir sempurna karena dalam penerjemahan yangdilakukan adalah pencarian padanan makna yang seoptimal mungkin Nababan (2004) menggunakan dua instrumen untuk menilai kualitas terjemahan Instrumen tersebut adalahAccuracyshyRating Instrument yang diadaptasi dari Nagao Tsujii dan Nakamura (1998) yang didasarkan padaskala 1 sampai 4 sebagaimana yang ditunjukkan berikut iniSkala dan Definisi Kualitas Terjemahan (Nababan 2004)Scale Definition 1 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentence isclear to the evaluator and no rewriting is needed 2 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentencecan be clearly understood by the evaluator but some rewriting and some change in word order are needed 3 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence There are some problemswith the choice of lexical items and with the relationship between phrase clause and sentence elements 4 The source sentence is not translated all into target sentence ie it is omitted or deleted

Kriteria atau rambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang dinyatakan oleh Nababan menunjukkan suatukemudahan keefektifan indikator dibanding yang telah dinyatakan oleh Rochayah dan hal ini juga ditunjukkandengan penggunaan skala 1 sampai 4 Namun demikian perlu dipertimbangkan bahwa dalam menilaiterjemahan harus dilihat apa yang akan dinilai apakah itu teks ilmiah ataukah teks susastra dan kepadasasaran pembaca yang mana Lebih lanjut Rochayah menyatakan bahwa di samping makna dan kriteria hal pokok dalam menilai karyaterjemahan adalah cara menilai hasil terjemahan Rochayah (2000117shy123) membagi ke dalam dua cara yaitu

cara umum dan cara khusus Cara umumdigunakan untuk teks yang umum yakni teks yang tidak mempunyai ciri tertentu yang beda dengan yang lainsecara universal Misalnya ciri penggunaan bahasa dalam teks ilmiah mempunyai ciri universal yaitu efektiflugas tidak taksa dan formal Ciri tersebut berlaku untuk semua teks ilmiah misalnya jurnal makalah artikeldisertasi dan lainshylainPenilaian secara umum dapat dimulai dari asumsi umum bahwa tidak ada terjemahan yang sempurnapenerjemahan semantik dan komunikatif merupakan reproduksi pesan yang umum dan penilaian bersifat umumdan relatif Penilaian karya terjemahan dapat dilakukan dengan tahapan penilaian fungsional penilaian

berdasarkan makna dan kriterai dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan kesepadananpesan hasil terjemahan yakni terjemahan yang hampir sempurna terjemahan sangat bagus terjemahan baikterjemahan cukup dan terjemahan burukSedangkan cara penilaian khusus digunakan untuk menilai teks yang mempunyai ciri penggunaan yang khususatau tidak mempunyai ciri penggunaan bahasa yang universal dengan teks lainnya misalnya puisi Di sampingmakna bentuk puisi harus dipertimbangkan oleh penerjemah sehingga dalam menerjemahkan harus dapatmemasukkan minimal dua unsur tersebut agar keindahan bentuknya juga dapat terhubung dalam karyaterjemahan puisi Oleh karena itu penilaian khusus harus mempertimbangkan bentuk sifat dan fungsiLebih lanjut Rochayah (2000121shy122) menjelaskan bahwa kriteria yang dapat digunakan dalam penilaiankhusus adalah berubah atau tidak berubah menyeluruh atau lokal jelas atau tidak jelas baku atau tidak bakuwajar atau tidak wajar (misalnya puisi yang mengandung metaforik) benar atau tidak Namun demikian carayang dilakukan tidak berbeda dengan cara penilaian umum yakni penilaian fungsional penilaian berdasarkanmakna dan kriteria dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan keberterimaankesepadanan pesan hasil terjemahan dan kualitas terjemahan yakni terjemahan hampir sempurna terjemahansangat bagus terjemahan baik terjemahan cukup dan terjemahan burukSenada dengan cara penilaian khusus yang disampaikan oleh Rochayah Zhonggang (2006 45) menilai suatukarya terjemahan susastra baik puisi maupun novel dengan menggunakan skala relevansi MenurutZhonggang yang dimaksud dengan skala relevansi adalah suatu tingkat relevansi yang mana pembacamemahami suatu teks tergantung pada jumlah pengaruh kontekstual terhadap teks dan upaya untuk memahamiteks tersebut Semakin banyak pengaruh kontekstual semakin relevan teks tersebut semakin sedikit upayayang dilakukan pembaca dalam memahami suatu teks semakin relevan teks tersebut Skala relevansi inidikelompokkan menjadi relevansi optimal relevansi kuat relevansi lemah dan tidak ada relevansisebagaimana tersaji berikut

Skala Relevansi (Zhonggang 2006 45)Relevance Contextual implication Processing effort Optimal relevance Fully comprehensible Without unnecessary effort Strong relevance Relatively clear With some necessary effort Weak relevance Implied Considerable effort taken Irrelevance Vague and unclear All the effort is in vain

Ketiga cara penilaian yang telah disampaikan oleh Rochayah Nababan dan Zhonggang di atas merupakanrambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang lebih mengutamakan pada keakuratan makna Selain maknapenggunaan gaya dalam penerjemahan novel juga sama pentingnya dengan makna Penerjemahan ataupencarian padanan makna tanpa penerjemahan gaya yang sesuai hasil terjemahan akan menjadi tidak lengkapdan tidak efisien Makna adalah apa yang dikomunikasikan ke pembaca terjemahan sedangkan gaya adalahcara bagaimana mengkomunikasikan makna tersebut ke pembaca terjemahanSelain itu hal penting lainnya adalah tingkat pemahaman pembaca atau unsur keterbacaan terjemahanKeterbacaan menurut para pakar terjemahan mengacu pada seberapa mudah teks tulis dapat dibaca dandipahami oleh pembaca Keterbacaan merupakan keseluruhan unsur dalam sebuah teks tulis yangmempengaruhi keterpahaman pembaca (dalam Nababan 2004 29) Sementara itu Suryawinata (1982 104shy105) menyatakan bahwa keterbacaan adalah berpusat pada masalah mudah tidaknya suatu teks untuk dibacadan dipahami oleh pembacanya dan tidak mempermasalahkan kesetiaan suatu teks terjemahan terhadapsumber aslinya Dari beberapa pendapat para pakar terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbacaan adalah suatukriteria mengenai sejauh mana suatu teks dapat dipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yangdilakukan para pembaca terhadap teks tersebut Jadi keterbacaan suatu teks sangatlah tergantung padapembaca karena pada dasarnya suatu teks tidak dapat dibaca sendiri oleh teks tersebut Di sini jelas bahwatingkat keterbacaan ditentukan oleh pembaca dengan tingkat kemampuan pengetahuan dan konsentrasipembaca dalam memahami teks terjemahan meskipun keterbacaan itu sendiri juga dipengaruhi oleh fiturshyfiturteks sebagaimana dikutip dalam Nababan (2004 29) bahwa keterbacaan sebuah teks dapat diukur secaraempirik yang didasarkan pada panjang ratashyrata kalimat kompleksitas struktur kalimat jumlah kata baru yangdigunakan dalam teks kosa kata konstruksi kalimat yang digunakan penulis penggunaan kata asing dandaerah penggunaan kata dan kalimat taksa penggunaan kalimat tak lengkap dan alur pikir yang tidak runtut

ReferensiAlshyQinai Jamal 2000 Translation Quality Assessment Strategies Parametres and Procedures OnlineTranslation Journal Meta Vol XLV 3 2000 pg 497shy519 (httpwwweruditorgenrevuemeta2000v45n3indexhtml retrieved on 29 October 2008)

id 194Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 2 more resources

id 195Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

Gerzymisch HeidrunshyArbogast 2001 Equivalence Parameters and Evaluation Germany University ofSaarbrucken

Nababan Rudolf dkk 2004 Keterkaitan antara Latar Belakang Penerjemah dengan Proses Penerjemahan danKualitas Terjemahan (Studi Kasus Penerjemah Profesional di Surakarta) Laporan Penelitian Surakarta PPsUNS

Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo

Sumarno Thomas 1988 Hubungan antara Lama Belajar dalam Bidang Penerjemahan Jenis KelaminKemampuan berbahasa Inggris dan TipeshyTipe Kesilapan Terjemahan

dari bahasa Inggris ke dalam bahasaIndonesia Disertasi S3 Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang

Zhonggang Sang 2006 A Relevance Theory Perspective on Translating the Implicit Information in LiteraryTexts Journal of Translation Volume 2 Number 2 China Chinese Translators Journal(httpaccurapidcomjournal)

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

10Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa hal mengenai penerjemahan novel

Novel sebagai salah satu bentuk karya susastra memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya denganjenis karya susastra yang lain seperti puisi dan drama Perbedaanshyperbedaan tersebut sebagaimana yangdinyatakan oleh Suryawinata (1982 92shy95) adalah (1) puisi merupakan jenis karya susastra yang paling emotifkarena merupakan ekspresi penyair yang dikomunikasikan melalui media puisi Puisi juga mengeksploitasiasosiasi keindahan kata serta efekshyefek bunyi seperti keindahan efek bunyi yang berulang dalam rima eliterasidan asonansi Selain itu puisi juga memiliki unsur pokok yang membedakan dengan jenis karya susastra yanglain yaitu unsur pencitraan yang diungkapkan dalam metafora atau katashykata yang segar dan unik (2) dramamemiliki unsur pokok yang berupa dialog atau monolog Tanpa dialog drama tidak mungkin dilakukan Selain itudrama memiliki unsur yang tidak kalah pentingnya yang berupa karakterisasi atau penokohan Tanpakarakterisasi yang kuat drama akan menjadi hambar dan tokohshytokoh dalam drama akan menjadi pemain tanpawatak dan (3) novel memiliki unsurshyunsur yang hampir sama dengan drama dengan perbedaannya yangkhusus Novel memiliki unsur pokok berupa dialog dan dialog ini merupakan salah satu unsur yang dipakai untukmendapatkan bahasa yang segar dan realistis Unsur lain yang dimiliki novel adalah penokohan ataukarakterisasi yang kuat Suatu novel sebagaimana juga drama akan menjadi hambar apabila tidak memilikiunsur karakterisasi yang kuat karena tokohshytokoh yang tampil akan berubah menjadi sekadar pelaku untukkelangsungan cerita sajaSecara garis besar novel memiliki unsurshyunsur yang berupa tema ajang (setting) suasana plot konflik krisisklimaks dan penyelesaian dengan menggunakan bahasa yang deskriptif emotif berbentuk dialog nadakeindahan bunyi dan pencitraan dengan peran karakterisasi yang protagonis antagonis dan peran pembantuLebih lanjut di dalam memahami karya susastra khususnya novel dapat dilakukan dengan berbagai cara(Ratna 2005 552shy556) Carashycara tersebut adalah dengan (1) menganggap novel sebagai bentuk miniatur

id 196Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 197Quotes detected 001 in quotes

id 198Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 199Quotes detected 0 in quotes

id 200Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 201Quotes detected 0 in quotes

id 202Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

id 203Plagiarism detected 028 httpsastraumacidwpshycontentu

id 204Plagiarism detected 062 httpsastraumacidwpshycontentu

masyarakat sebagai dunia dalam katashykata Cara ini menyebabkan novel menampilkan unsurshyunsur sosialseperti tokoh peristiwa dan latar yang secara keseluruhan diadopsi melalui dunia nyata Tidak ada novel yangsematashymata diciptakan melalui imajinasi dan (2) novel merupakan respons interaksi sosial keberadaan karyasusastra lebih banyak ditentukan oleh masyarakat Cara ini mengkondisikan karya sebagai suatu alat sebagaiprasarana estetis yang melaluinya masyarakat dapat menemukan aspirasinya

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentuyang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalah penghasil teks sumberpengirim teks sumber teks sumber penerima teks sumberinisiator penerjemah teks sasaran dan penerima teks sasaran

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antara penghasil teks sumber dan pengirim teks sumberPenghasil teks sumber menghasilkan teks sumber dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim teks sumberHal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksud pengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tekssumber yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untuk pembaca teks sumber Meskipun penerima tekssumber tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudaya penerima teks masihmempengaruhi teks sumber dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkan oleh tekssasaran berbeda dengan situasi yang dihasilkan teks sumber dengan pengirim teks sumber dan penerima tekssasaran yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan olehpenerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memiliki ketertarikan dalam menerjemahkanteks sumber saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerima teks sumber Berdasarkanpada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan juga bahasa sasaranpenerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sumber dan mengantisipasi

id 205Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 206Plagiarism detected 061 httpsastraumacidwpshycontentu

id 207Plagiarism detected 039 httpsastraumacidwpshycontentu

id 208Plagiarism detected 047 httpsastraumacidwpshycontentu

id 209Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 210Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sasaran serta menguji kecukupan fungsional dari terjemahanyangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim

teks sumber penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yangmengungkapkan maksudshymaksud pada teks sumber Pentingnya melihat penerjemahan sebagai transfer antarbudaya dan antarindividu karena suatu kenyataanbahwa penerjemahlah orang pertama yang dianggap sebagai

aktor dalam proses penerjemahan Penerjemah tidak lagi membatasi pada penerapan prosedur penerjemahanuntuk memindah teks sumber ke teks sasaran menurut prinsip kesamaan (equivalence) tetapi juga prinsiptransfer budaya Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141) Maksudnya bahwa penerjemah suatu teks tidak akan pernah dapat menuntut bahwa suatu teks diterimapembaca berdasarkan keinginan tersendiri daripenerjemah Penerjemah hanya dapat menyarankan

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing pembaca Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybedameskipun mereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapatmenjadi sebagai tawaran informasi dan pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengansituasi dan tujuan pembaca Berdasarkan informasi di dalam teks sumber penerjemah akan memilih informasi sesuai dengan harapannyaterhadap penerima sasaran dan situasi pembaca Di sini jelas bahwa harapanshyharapan tersebut dan jugatawaran informasi terhadap teks sasaran akan berbeda dengan tawaran informasi dalam teks sumber karenapenerima teks sumber dan teks sasaran memiliki komunitas budaya dan bahasa yangberbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan tekssasaran tidak akan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan teks sumbermelainkan menawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

id 211Plagiarism detected 085 httpsastraumacidwpshycontentu

id 212Plagiarism detected 029 httpsastraumacidwpshycontentu

id 213Plagiarism detected 022 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada

hubungan antara teks sumber dan teks sasaran Hubungan antara teks sumber dan teks sasaran initergantung pada interpretasi penerjemah terhadap teks sumber dan fungsi teks sasaran yang harus dipenuhioleh penerjemah di dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah7 A translation depends on its skopos ie its intended purpose8 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language9 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 10 A translation must be coherent in itself11 A translation must be coherent with regard to its source text12 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwa1 Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkan2 Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkantawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumber3 Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukan sebaliknya (teks sumber tidak dapat dihasilkandari teks sasaran)4 Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)5 Suatu terjemahan harus bertalian logis dengan teks sumbernya (koherensi intertekstual)6 Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi

antarbudaya dan transfer budaya dan tujuan (skopos) menempati posisi teratas Namun demikian Nord (1997124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkan penulis teks sumberpenggagas dan pembaca teks sasaran Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkinmenghasilkan teks sasaran yang bertentangan dengan maksud penulis teks sumber atau gagasan pembacateks sasaran mengenai apakah suatu penerjemahan menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggungjawab penerjemah dalam mempertimbangkan hal tersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitumengacu pada hubungan interpersonal antara partisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan

fungsi teks sasaran yang dapat dijangkau untuk satu teks sumber tertentu sedangkan fungsi mengacu padafaktorshyfaktor yang membuat teks sasaran bekerja sesuai dengan yang dimaksud di dalam situasi sasaranFungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan teks sasaran yangfungsional yang sesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akanditerima oleh pembaca teks sasaran karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentuBaker (2001 127) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penerjemahan karya susastra adalah suatu karyapenerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah karya susastra Dengan kata lain bahwa penerjemahan karyasusastra merupakan kegiatan subjektif murni pada ranah sosial dan budaya yang kompleks yang dilakukan olehpenerjemah dengan memadukan unsurshyunsur imajinatif intelektual dan intuisi ke dalam suatu karya tulis yangdisebut dengan terjemahan Sementara itu Gunarwan (2005 4) menyatakan bahwa penerjemahan karyasusastra termasuk ke dalam golongan penerjemahan literer yaitu penerjemahan yang mengacu padapenerjemahan karya susastra baik prosa maupun puisi Dengan melihat pada cakupan ranah yang luas dan penggunaan unsurshyunsur yang kompleks dari pernyataanshypernyataan di atas penerjemahan literer atau penerjemahan karya susastra dianggap lebih sukar daripadapenerjemahan nonliterer karena pada dasarnya karya susastra lebih bersifat ekspresi diri si pengarang yangberpusat pada efek dan kesan yang ditimbulkan kepada para pembacanya dan di dalam penerjemahan karyasusastra tersebut penerjemah dituntut untuk menghasilkan padanan yang dinamis yaitu padanan yang efeknyadirasakan oleh pembaca bahasa sasaran sebanding dengan efek yang dirasakan oleh pembaca bahasa sasaran

(Nida dan Taber 1974) Penerjemah di dalam karya susastra di samping harus menguasai bahasa sumberbahasa sasaran bidang ilmu yang diterjemahkan teori terjemahan juga dituntut menguasai hal lain yangberhubungan dengan ilmu susastra yaitu yang berupa pemahaman latar belakang pengarang gaya bahasagaya pengarang dalam menuangkan ide cerita aspekshyaspek budaya dalam karya dan lainshylain

Teori Polisistem EvenshyZohar (19979shy45) di dalam model yang dikembangkannya yaitu teori polisistem melihat penerjemahankarya susastra sebagai bagian dari sistem budaya susastra dan sejarah dari bahasa sasaran (Munday2000108) Karya susastra tidaklah dilihat sebagai karya yang dipelajari secara terpisah namun sebagai bagiandari sistem susastra yang dinamis di dalam polisistem secara keseluruhan dengan menekankan bahwapenerjemahan karya susastra bekerja pada sistem (1) bahasa sasaran memilih karya untuk penerjemahannyadan (2) norma tingkah laku dan kebijakan penerjemahan dipengaruhi oleh sistem yang lain (coshysistem) Sebagaimana dinyatakan oleh Shuttleworth and Cowie (dalam Munday 2000 109) bahwa The polysistem isconceived as a heterogeneous hierarchized conglomerate (or sistem) of sistems which interact to bring about anongoing dynamic process of evolution within the polysistem as a whole Pernyataan tersebut mengandung duahal yang perlu dipertimbangkan yaitu hirarki dan proses evolusi yang dinamis Yang dimaksud dengan hirarkiadalah mengacu pada posisi dan interaksi dari strata yang berbeda dari polisistem Bila posisi tertinggi didudukioleh jenis karya susastra inovatif maka strata yang lebih rendah diduduki oleh jenis karya susastra konservatifbegitu pula sebaliknya Proses evolusi yang dinamis menunjukkan bahwa hubungan antara sistem inovatif dankonservatif suatu karya susastra tidaklah tetap atau statis namun mungkin menempati posisi utama atau keduadi dalam polisistem Bila karya susastra terjemahan menempati posisi utama berarti bahwa karya susastratersebut memberi pengaruh yang sangat kuat dalam polisistem dan sebaliknya bahwa karya susastra yangmenempati posisi kedua berarti bahwa karya susastra tersebut sangat lemah dan tidak memiliki pengaruh yangberartiDi dalam polisistem nampak bahwa posisi yang diduduki oleh karya terjemahan di dalam polisistem menentukanstrategi penerjemahan Apabila karya terjemahan merupakan karya utama penerjemah tidak akan merasaterbatasi untuk mengikuti model susastra sasaran dan lebih siap untuk berekspresi dan penerjemah seringkalimenghasilkan teks sasaran yang sangat sepadan atau berkecukupan (adequacy) dengan bahasa sumberSebaliknya bila karya terjemahan menempati posisi kedua penerjemah cenderung menggunakan modelbudaya sasaran yang sudah ada untuk teks sasaran dan menghasilkan penerjemahan yang tidak berkecukupan(nonshyadequate)Dengan dasar pada teori EvenshyZohar Toury (1995) mengembangkan suatu teori penerjemahan umum yangdikenal dengan Descriptive Translation Studies dengan mengusulkan tiga fase metodologi yaitu1 Menempatkan teks di dalam sistem budaya sasaran dengan melihat kepentingan dan keberterimaannya 2 Membandingkan teks sumber dan teks sasaran mengidentifikasi hubungan antara pasangan segmenshysegmen teks sumber dan teks sasaran dan berusaha memberikan generalisasi konsep penerjemahannya3 Membuat gambaran pembuatan keputusan untuk penerjemahan berikutnyaMenilik pada metodologi di atas tampak bahwa salah satu langkah penting di dalam penerjemahan adalahkemungkinan pengulangan pada fase pertama dan fase kedua bagi pasangan teks yang sama lainnya untukmemperluas dan membangun profile penerjemahan sesuai dengan jenis teks pengarang pembaca dansebagainya (Pym 200516shy21) Dengan cara ini normashynorma yang menyinggung masingshymasing jenispenerjemahan dapat diidentifikasi dengan tujuan akhir penetapan penerjemahan secara umum

Konsep NormaTujuan utama konsep norma yang diusulkan oleh Toury (1995) adalah untuk membedakan kecenderunganperilaku penerjemahan membuat generalisasi yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yangdilakukan oleh penerjemah dan kemudian merekonstruksi normashynorma yang telah bekerja di dalampenerjemahan dan membuat hipotesis yang dapat diuji melalui kajian deskriptif berikutnya Definisi yangdinyatakan oleh Toury adalah sebagai berikut the translation of general values or ideas shared by a communityshyas to what is right or wrong adequate or inadequateshyinto performance instructions appropriate for and applicableto particular situationsMenurut Toury semua manusia memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dan diterima secara sosial dansebagai akibatnya bahwa di bawah kondisi yang normal manusia cenderung menghindari perilaku yang dilarangdan mengadopsi tingkah laku yang dianggap sesuai di dalam kelompok tempat mereka tinggal Terdapat adanyasuatu pengetahuan yang secara sosial sama antara anggota masingshymasing komunitas yang dianggap sebagaihal yang baik atau pantas di dalam perilaku komunikatif Pengetahuan tersebut muncul dalam bentuk normashynorma Normashynorma di dalam penerjemahan sebagaimana yang ditentukan oleh Toury erat sekalihubungannya dengan suatu ideologi dengan kata lain bahwa normashynorma dapat dipahami sebagai perwujudanideologi dari konsep kebersesuaian dan keberterimaanMenurut Toury bahwa norma mengatur setiap langkah pengambilan keputusan di dalam proses penerjemahan

id 214Plagiarism detected 002 httpsdidaktikaunjcom20120208

mulai dari pilihan teks yang akan diterjemahkan sampai pada pilihan paling akhir dalam proses strategipenerjemahannya Lebih lanjut Toury memperkenalkan tiga jenis norma 1) initial norm 2) preliminary normsdan 3) operational normsInitial norm mengacu pada pemilihan secara umum yang dilakukan oleh penerjemah Di dalam norma inipenerjemah dapat memusatkan diri mereka

sendiri ke dalam normashynorma yangdiwujudkan di dalam teks sumber atau normashynorma dari bahasa dan budaya sasaran Apabila diwujudkan kedalam teks sumber maka teks sasaran akan menjadi mencukupi (adequate) dan apabila di dalam normabudaya sasaran maka teks sasaran akan menjadi berterima (acceptable) Kutub dari kebercukupan dankeberterimaan adalah pada suatu rangkaian kesatuan karena pada dasarnya tidak ada penerjemahan yangsecara penuh berkecukupan atau berterima dan pergeseranshypergeseran di dalam penerjemahan adalah halyang tidak terelakkanPreliminary norms mengatur semua keputusan yang dilakukan yang berkaitan dengan translation policy dantranslation directness Translation policy mengacu pada faktorshyfaktor yang menentukan dan mengatur semuakeputusan pemilihan jenis teks untuk diterjemahkan ke dalam budaya atau bahasa tertentu dalam kurun waktutertentu sedangkan directness of translation berhubungan dengan apakah penerjemahan terjadi melalui bahasaperantara dan juga pada ambang toleransi mengenai bahasa apa yang digunakan dalam menerjemahkan kebudaya sasaran Operational norms mengacu pada keputusan langsung yang diambil selama kegiatan penerjemahan Keputusanini digolongkan ke dalam matricial norms dan textualshylinguistic norms Matricial norms mengatur segmentasi dandistribusi materi tekstual di dalam teks sasaran Textualshylinguistic norms mengatur pemilihan materi untukmembuat teks sasaran ataupun mengganti materi teks sumberDengan pengaruh karya EvenshyZohar dan Toury beberapa pakar memberikan paradigma baru mengenaipenerjemahan susastra sebagaimana yang dinyatakan oleh Hermans dalam Munday (2000 120) sebagaiberikutWhat they have in common is a view of literature as a complex and dynamic system a conviction that thereshould be a continual interplay between theoretical models and practical case studies an approach to literarytranslation which is descriptive targetshyorganized functional and systemic and an interest in the norms andconstraints that govern the production and reception of translations in the relation between translation and othertypes of text processing and in the place and role of translations both within a given literature and in theinteraction between literatures

Dari pernyataan Hermans di atas tampak jelas bahwa terdapat suatu hubungan yang sangat kuat antara teoripolisistem dan Descriptive Translation Studies suatu hubungan yang saling berkesinambungan antara teori danpraktek penerjemahan Lebih lanjut Lambert dan Hendrik van Gorb (dalam Munday 2000120) membuat suatuskema yang dapat digunakan untuk membandingkan sistem kesusastraan dalam teks sumber dengan tekssasaran dan penggambaran hubungan antara keduanya Lambert dan van Gorb membagi skema tersebut kedalam empat bagian1 Preliminary data pada tahap ini peneliti mengidentifikasi informasi pada halaman judul metateks(pendahuluan dan sebagainya) dan strategi umum (apakah terjemahan tersebut sebagian atau lengkap)Hasilnya akan mengarah pada hipotesis yang berkaitan dengan level 2 dan 3 berikut ini2 Macroshylevel pada tahap ini peneliti melihat pada pembagian teks judul dan penyajian bab struktur naratifinternal dan komentar penulis Tingkat ini akan memunculkan hipotesis pada level 3 berikut ini3 Microshylevel yaitu peneliti mengidentifikasi pergeseran pada tingkat kebahasaan yang berbeda yang meliputitingkat leksikal pola gramatikal narasi sudut pandang dan modalitas Hasil dari tingkat ini akan berinteraksidengan tingkat makro (level 2) dan mengarah pada konteks sistemik yang lebih luas4 Sistemic context pada tahap ini tingkat mikro dan makro teks dan teori dibandingkan dan normashynormadiidentifikasi Hubungan intertekstual (hubungan dengan teksshyteks yang lain di dalam penerjemahan) danhubungan intersistemik (hubungan dengan tipe teks yang lain) juga digambarkanSementara itu Suryawinata (1982 83) dan Suparman (2003 143) menyatakan bahwa penerjemah karyasusastra harus memiliki syaratshysyarat sebagai berikut1 Memahami bahasa sumber secara hampir sempurna Dalam tingkat rekognisi kemampuannya diharapkanmendekati seratus persen2 Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik dan efektif3 Mengetahui dan memahami susastra apresiasi susastra serta teori terjemahan4 Mempunyai kepekaan terhadap karya susastra5 Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural

id 215Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 216Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 217Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 218Plagiarism detected 002 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 219Plagiarism detected 002 httpjournaltrunojoyoacidpros

id 220Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

6 Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat

ReferensiAsim Gunarwan 2005 Pragmatik dalam Penilaian Terjemahan Pendekatan Baru Artikel disajikan dalamInternational Conference on Translation di Solo 14shy15 September 2005

Baker Mona

2001 (Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledge

Even ItamarshyZohar 1997 Polysystem Studies Online Translation Journal Poetics Today International Journalfor Theory and Analysis of Literature and Communication Volume 11 number 1

Kutha Ratna Nyoman 2005 Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta Yogyakarta PustakaPelajar

Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York Rutledge

Nord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis AmsterdamRodopi BV

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pym Anthony 2005 On Touryrsquos Laws of How Translators Translate Translation Article Intercultural StudiesGroup Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain (httpwwwtinetcat~apympublicationspublicationshtml)

Suparman 2003 Terjemahan dalam Sastra Artikel

disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemahan diSolo 15shy16 September 2003Toury G

1995 Descriptive Translation Studies and Beyond AmsterdamJohn Benjamins

Vermeer H J 2000 Skopos and commission in translational action (A Chesterman Trans) In L Venuti (Ed)The translation studies reader (pp 221shy32) London Routledge

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

id 221Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 222Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 223Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 224Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

11 Langkah dalam Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa langkah dalam menerjemahkan novel

Secara sederhana penerjemah adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengalihkan pesan tertulis daribahasa sumber ke bahasa sasaran Dengan kata lain bahwa menerjemahkan melibatkan dua bahasa yangmemungkinkan akan terjadi suatu alih kode Namun menerjemahkan tidak hanya sekadar alih kode tetapi jugasebuah profesi yang memerlukan pendidikan dan pelatihan pada tingkat lanjutanDi dalam penerjemahan novel penerjemah adalah orang yang sangat memperhatikan terhadap penerjemahanteksshyteks susastra Penerjemah novel secara umum menerjemahkan suatu teks dengan tulisan yang indahdengan memperhatikan bahasa bentuk dan isi teks (Newmark 19881) Penerjemah novel berperan aktif dalamkegiatan kreatif penulis dan kemudian menciptakan struktur kalimat dan tanda dengan cara menyesuaikan teksdalam bahasa sasaran dengan teks dalam bahasa sumber sedekat mungkin Penerjemah memikirkan denganmendalam mengenai kualitas teks novel yang diterjemahkan dan keberterimaannya dengan pembaca sasaran Penerjemahan novel sebagai proses pengalihan pesan tidak hanya melibatkan dua bahasa yang berbeda yaitubahasa sumber dan bahasa sasaran namun juga melibatkan kondisi sosiobudaya yang berbeda karena suatuteks dalam penerjemahan berada dalam konteks sosiobudaya yang terkait dengan

bahasa sumber dan bahasa sasaran Oleh karena itupenerjemahan novel tidak bisa dilihat hanya sebagai upaya menggantikan teks dalam satu bahasa ke teksbahasa lain Faktor lain yang sangat dibutuhkan adalah adanya suatu kompetensi mengenai suatu wacanauntuk menghasilkan suatu terjemahan yang benar secara sintaktik tepat makna memenuhi unsur kewajaranketerbacaan dan secara sosial berterima di dalam suatu konteks yang didasari budaya Apabila

yang diupayakan oleh seorang penerjemah adalah pengungkapan kembali pesan bahasa sumber dalambahasa sasaran makateks sasaran haruslah sepadan dengan teks sumber yaitu dua teks yang isi dan gayanya dapat dipahamisecara sama oleh penerima (pembaca) masingshymasing teks

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran

Sebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Oleh sebab itu penerjemah novel perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang latarbelakang sosiokultural dari bahasa sumber tersebut memiliki pengetahuan dan kualitas khusus (kesusastraandan estetika dan artistika kebahasaan) harus dapat mengidentifikasi unsurshyunsur susastra dan memilikipemahaman budaya dan nilaishynilai karya susastra yang diterjemahkan serta memahami karya susastra secaramenyeluruhDi dalam menerjemahkan novel sangat mungkin penerjemah menemukan kesulitanshykesulitan baik kesulitandalam aspek budaya misalnya kesulitan penerjemah dalam mencari padanan istilah yang berkaitan dengan

materi dan peristiwa budaya kesulitan dalam aspek susastra misalnya penerjemahan karakterisasi tokoh yangsepadan dengan keadaan masyarakat pembaca novel penerjemahan maupun juga kesulitan dalam aspekkebahasaan misalnya dalam menerjemahkan struktur kalimat yang sangat panjang dan tata bahasa yang rumitLatar belakang penerjemah dan langkahshylangkah yang dilakukan oleh penerjemah di dalam menerjemahkannovel sangat menarik untuk dicermati Analisis penerjemahan novel yang didasarkan pada analisis karyaterjemahan semata dapat diduga bahwa kualitas terjemahan yang dihasilkan tidak akan memberikanpemahaman yang mendalam dan menyeluruh hal ini karena karya terjemahan dihasilkan melalui suatu prosespenerjemahan dan baikshytidaknya karya terjemahan sangat tergantung pada kompetensi dan strategi penerjemahdalam melakukan proses penerjemahan dan penerjemah adalah pelaku utama (main agent) prosespenerjemahan karenanya pembuatan keputusan penerjemah sangat dipengaruhi oleh latar belakang dankompetensinya Pekerjaan menerjemahkan sebagaimana pekerjaanshypekerjaan yang lain memerlukan sejumlah syarat agar bisaberkualitas Karena penerjemahan termasuk bidang jasa si pemberi jasalah yang merupakan modal utamanyaSeorang penerjemah (yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) harus menguasai bahasa Indonesiadengan sangat baik baik ragam tulis maupun lisan Selain itu penerjemah juga mutlak harus menguasai bahasasumber dengan sangat baik karena tanpa menguasai bahasa sumber dengan baik mustahil seseorang bisamenerjemahkan dengan hasil yang memuaskan Syarat lain adalah mengenal dengan baik bahan yang akanditerjemahkan mengetahui cara menggunakan sumber bantuan misalnya cara menggunakan kamus (baikkamus manual maupun kamus online) sumber informasi di internet dan sumber bantuan lain berupa milis parapenerjemah Yang terakhir yang juga diperlukan oleh penerjemah adalah ketrampilan menggunakan beberapaprogram komputer semacam Trados Dejavu Wordfast dan lainshylain untuk membantu penerjemah membanguntranslation memory di komputernya untuk memudahkan penerjemahan baik dokumen maupun novel yang selaludiperbarui Istilah penerjemah itu pada dasarnya ada dua yaitu penerjemah umum (generalist) dan penerjemah khusus(specialist) Penerjemah umum yaitu penerjemah yang bekerja seperti pemborong yaitu menerima semuanaskah dalam bentuk apapun (bunga rampai) untuk diterjemahkan misalnya naskah kedokteran hukumkomputer dan sebagainya Sedangkan penerjemah khusus adalah penerjemah yang mengkhususkan padanaskahshynaskah terjemahan tertentu misalnya novel legal document dan sebagainya Penerjemah sendiridalam pengakuannya lebih suka atau tertarik dengan spesialisasi pada penerjemahan novel karena denganmenerjemahkan novel akan menambah wawasan ilmu katashykata baru sedangkan kalau menerjemahkandokumen legal hanya kopishypaste sudah selesaiKarena penerjemah adalah sebagai profesi dan bukan karir maka untuk menjaga tingkat keprofesian tersebutseorang penerjemah harus terusshymenerus memupuk kualitas penerjemahannya menjadikan penerjemahansebagai aktivitas sampai akhir hayat dan yang terpenting adalah menjalin komunikasi dengan kliennya dengantetap memberikan kepercayaan bahwa kita (penerjemah) mumpuni dalam menerjemahkan Menurutpenerjemah kunci untuk menghasilkan terjemahan yang baik adalah bukan hanya karena gelar akademik sajanamun lebih pada bagaimana menjadi seorang penerjemah yang berkualitas Gelar akademik penting terutamauntuk meningkatkan status penerjemah dalam lingkup akademik namun di dalam profesi kerja bukti nyataseorang penerjemah yang berkualitaslah yang akan menjadi tolok ukur dalam keberhasilan terjemahan dan halini akan berlangsung dalam simbol yang saling menguntungkan Misalnya penerjemah yang pada awalnyamelamar ke penerbit dan kemudian dinyatakan layak oleh penerbit sebagai partner kerja lantas diberikepercayaan untuk menerjemahkan sebuah novel Apabila kemudian novel tersebut diterbitkan biasanya selainmendapatkan royalti penerjemah juga akan mendapatkan novel aslinya dari penerbit Hal ini tentunya akanmemberikan semangat yang luar biasa bagi penerjemah untuk terus menerjemahkan dan penerbit tentu sajaakan terus mendapatkan keuntungan karena novel atau buku yang mereka terbitkan dinikmati oleh banyakkonsumen Di dalam menerjemahkan novel penerjemah pada dasarnya menggunakan langkahshylangkah sebagai berikutmelakukan persiapan menerjemahkan dan mengedit terjemahan Persiapanshypersiapan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu persiapan umum dan persiapankhusus Persiapan umum yang dilakukan adalah membaca teks secara keseluruhan sebelum diterjemahkan Halini dilakukan penerjemah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai isi novel dan gaya berceritayang ada di dalam novel tersebut Selain itu penerjemah melakukan searching atau browsing internet sebelummenerjemahkan Searching atau browsing internet ini menurut penerjemah sangat penting dilakukan sebelumkegiatan menerjemahkan yaitu untuk mempercepat pekerjaan menerjemahkan dan mendapatkan berbagaireferensi pendukung yang berkaitan dengan isi novel Persiapan umum lain yang dilakukan penerjemah adalahmempersiapkan kamus yang cukup layak yaitu koleksi berbagai macam kamus baik kamus ekabahasa maupundwibahasa kamus manual maupun kamus online baik kamus umum maupun kamus khusus Persiapanberbagai macam kamus ini amat penting menurut penerjemah karena dalam menerjemahkan seringkaliterdapat katashykata maupun kalimat yang dicuplik dari katashykata atau kalimat dari bahasa lain Misalnyabeberapa kata khusus di dalam novel yang sebenarnya diambil dari bahasa Latin (kata nudibrance dan lainshy

lain) dan katashykata tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran dan tidak boleh ada makna dalamkatashykata tersebut yang tidak diterjemahkan Beberapa kamus yang sering digunakan penerjemah adalahLongman Dictionary Oxford Dictionary Webster Dictionary Longman CDshyROM Dictionary Encarta CDshyROMDictionary CDshyROM Collins COBUILD Dictionary National Geography Dictionary Thesaurus dan EnsiklopediaDi dalam menerjemahkan novel penerjemah paling sering menggunakan kamus Longman CDshyROM Dictionarykarena kamus tersebut sangat mewakili katashykata ataupun istilahshyistilah khusus yang ada di dalam noveltersebut Adapun yang dimaksud dengan persiapan khusus yang dilakukan penerjemah adalah mempelajari pengetahuanyang berkaitan dengan isi teks novel yang akan diterjemahkan Oleh karena itu persiapan khusus yangdilakukan penerjemah adalah secara penuh memahami istilahshyistilah yang termuat dalam indeks Persiapankhusus lainnya adalah membaca berbagai novel baik novel terkini maupun terdahulu dan berbagai artikel yangberhubungan dengan halshyhal khas ataupun istilahshyistilah khusus yang terdapat di dalam novel dan sekaligusuntuk menambah wawasan dan membuka kembali schemata maupun translation memory Hal lain yang takkalah pentingnya di dalam persiapan khusus ini adalah memperhatikan masalah gaya Menurut penerjemahmenerjemahkan novel tidak hanya sekadar memindahkan katashykata atau kalimatshykalimat saja tetapi jugadiperlukan hiasanshyhiasan atau aksesorishyaksesori dan nuansa katashykata indah Masalah gaya yang dimaksud olehpenerjemah adalah bagaimana mempertimbangkan masalah panjangshypendek kalimatparagraf lebar atau luashalaman jenis font dan jarak baris ukuran kertas jenis kolom dan yang paling penting adalah menjangkaualam pikiran pembaca memperhatikan situasi atau konteks kejadian cerita yang ada di dalam novel ke dalamkonteks atau situasi para pembacaDalam menerjemahkan novel yang dilakukan penerjemah adalah berusaha menerjemahkan dengan setepatshytepatnya Menerjemahkan dengan setepatshytepatnya ini bukan berarti menerjemahkan kata per kata ataumenerjemahkan secara harfiah namun lebih pada penyediaan pilihanshypilihan kata sebanyak mungkin yang telahdikembangkan dari indeks katashykata dalam menerjemahkan novel yang kemudian diselaraskan dengan situasipembaca Misalnya menerjemahkan kata walk Kata tersebut tidak langsung diterjemahkan secara harfiahberjalan Tapi perlu dilihat konteksnya apakah istilah walk yang dimaksud adalah berjalan naik tangga berjalanterseokshyseok berjalan gontai atau berjalan yang bagaimana karena berjalan naik tangga tentunya akanmemiliki konteks yang berbeda dengan berjalan terseretshyseret ataupun berjalan dengan berat Pilihanshypilihankata inilah yang harus disediakan oleh penerjemah Setelah persiapan langkah selanjutnya yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel samahalnya dengan menerjemahkan novelshynovel yang lain yaitu menulis hasil terjemahan di komputer sambilmencari hasil penerjemahan katashykata dan frase sebelumnya di dalam translation memory mencari makna darikatashykata yang sulit diterjemahkan di dalam kamus (biasanya kamus online) memahami makna kata tersebutsecara mendalam berdasarkan konteksnya (misal novel bercerita tentang kehidupan laut maka perlu melihatpada National Geography Dictionary) mengakses dan mendalami sumbershysumber rujukan lain di internet danmenulis ulang kata atau kalimat yang telah diterjemahkan ke dalam ekspresi yang lain Di dalam menulis hasil terjemahan tersebut hal yang hampir bersamaan dilakukan adalah mempertimbangkanjenis kata yang sesuai dengan keadaan selera dan tujuan pembaca Maksudnya adalah untuk kalanganpenikmat terjemahan yang bagaimanakah yang akan menjadi pembaca terjemahan tersebut Apakah noveltersebut ditujukan untuk kalangan akademik anakshyanak atau remaja Menerjemahkan yang berdasarkanfungsinya inilah yang menurut penerjemah akan menjadi terjemahan yang baik yaitu terjemahan yang setepatshytepatnya sesuai dengan selera pembaca teks sasaran ( di dalam pengungkapan makna teks sumber ke dalamteks sasaran penerjemah berusaha mengupayakan penggunaan bentukshybentuk kebahasaan yang lebih disukaioleh pembaca teks sasaran) Menurut penerjemah menyelami pembaca ini sangatlah penting apalagi di dalammenerjemahkan sebuah novel Misalnya ketika membaca novel yang berlatar kehidupan laut penerjemahmembayangkan untuk mengajak pembaca menyelami konteks ceritashycerita di laut jenisshyjenis makhluk hiduplaut dan sebagainya Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang yang dilakukan penerjemah berikutnya adalah memutuskanapakah menggunakan kata pinjaman (loan words) katashykata yang dinaturalisasikan ataukah menggunakansinonim di dalam teks sasaran dan apabila memungkinkan juga menciptakan katashykata terjemahan baru yangmemang tidak ada sebelumnya Di dalam memutuskan penggunaan katashykata ini tidak jarang penerjemah harusberkonsultasi dengan para penerjemah lain dosen bahasa Inggris dan terkadang dengan dosenshydosen lainyang menguasai bidang atau katashykata teknis khusus yang ada di dalam novelBerikutnya adalah menuangkan katashykata yang telah diputuskan ke dalam draft terjemahan Penerjemahmembuat dratf terjemahan dahulu dan menandai bagianshybagian yang sulit diterjemahkan untuk ditindaklanjutinantinya Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan katashykata yang sulit tersebut sekitar satuminggu sementara katashykata yang mudah (dalam arti katashykata harfiah dan umum) mengalir begitu saja karenapenerjemah sudah sering menerjemahkan katashykata yang sejenis Langkah terakhir yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel adalah merevisi novelterjemahannya Penekanan revisi biasanya adalah pada kualitas kebahasaan teks terjemahan dan kealamian

id 225Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

terjemahan yang dihasilkan Setelah beberapa perbaikan dilakukan berikutnya adalah melakukan revisi akhirdan membiarkan hasil terjemahan tersebut selama satu atau dua minggu Hal ini dilakukan untuk mendapatkanhasil akhir terjemahan yang benarshybenar alamiMenerjemahkan halshyhal yang khas dalam sebuah novel penerjemah membutuhkan waktu dan pemikirantersendiri Dalam arti bahwa penerjemah harus memikirkan dalamshydalam dan matangshymatang pilihan padananyang akan diberikan hal ini karena halshyhal yang khas ini memiliki karakter tersendiri di dalam novel Menurutpenerjemah halshyhal yang khas tersebut meliputi penerjemahan istilahshyistilah yang khusus di dalam teks sumberyang tidak dijumpai atau tidak ada padanannya di dalam teks sasaran Misalnya namashynama hewan yang hidupdi laut di pesisir yang memang hanya berhabitat di dekat lautan Pasifik misalnya ikan nudibranch The Jesusstar dan hewanshyhewan laut tersebut tidak dijumpai di perairan Indonesia Halshyhal khas lainnya menurutpenerjemah adalah istilahshyistilah budaya di dalam novel sumber misalnya frasa Malboro Man zombie smile dan juga gaya bahasa Di dalam mempertimbangkan secara matang padanan yang akan diberikan menurut penerjemah yang sangatdiperlukan adalah kemampuan untuk mengungkapkan konteks yang melingkupi kata atau frase yang akanditerjemahkan atau yang sering disebut dengan background knowledge Misalnya di dalam menerjemahkanfrasa Malboro Man penerjemah perlu melihat secara menyeluruh makna dari frasa tersebut apa dengan caramengajukan beberapa pertanyaan misalnya apakah Malboro itu Malboro Man itu memiliki karakterbagaimana adanya di mana dan sebagainya Setelah mengetahui jawaban pertanyaanshypertanyaan tersebutkemudian baru penerjemah memberikan padanan yang sesuaiPada saat menemukan katashykata yang sulit biasanya yang paling sering dilakukan penerjemah adalah membuatcatatan kaki atau menetralisir atau menaturalisasi kata tersebut Catatan kaki sifatnya adalah sebagai suatukomentar atau catatanshycatatan kecil yang diperlukan untuk memberikan tambahan informasi Misalnya padasaat menerjemahkan kata bell penerjemah membuat catatan kaki mengenai istilahshyistilah dalam bahasasasaran yang memiliki beberapa makna Kata bell bisa dipadankan dengan lonceng ataupun genta Catatan kakiyang diberikan adalah penambahan informasi bahwa yang disebut dengan lonceng adalah bel yang bentuk danukurannya kecil dan cukup dibunyikan saja sementara genta adalah bel yang bentuk dan ukurannya besar biasanya adanya di kuil dan membunyikannya dengan cara diayun kemudian dipukulkan Menetralisir ataumenaturalisasi kata atau frase sering dilakukan penerjemah terutama bila berhubungan dengan namashynamaekologi maupun budaya di dalam teks sumber Misalnya frasa his babyshyblue El Camino

di dalam novel The Highest Tidedinaturalisasikan menjadi mobil El Camino birunyaNamun apabila sudah benarshybenar tidak ada ide lagi maka yang dilakukan penerjemah adalah menyelami danmempraktekkan sendiri katashykata tersebut karena di sini (menurut penerjemah) menerjemahkan tidak lagimasalah kamus grammar maksud pengarang namun sudah berada di dalam konteks yang harus benarshybenardilakukan dan kemudian memutuskan untuk menghilangkan kata tersebut atau menciptakan sendiri kata yangsepadan Di dalam menerjemahkan karya susastra maka penerjemah tidak bisa hanya menerjemahkan maknanya sajanamun ada hal lain yang perlu dipertimbangkan dengan matang yaitu mengenai kemana arah pesan di dalamnovel sumber yang akan disampaikan ke pembaca dan untuk tujuan apa terjemahan tersebut disampaikandalam arti bahwa menarik dan tidaknya novel yang diterjemahkan akan sangat bergantung pada carapenerjemah menyampaikan pesan yang ada di dalam novel tersebut kepada para pembacanya Hal lain yangmembuat menarik adalah bagaimana penerjemah novel mengurangi atau menambahkan makna di dalam tekssasaran untuk membuat teks sasaran lebih hidup sebagaimana dicontohkan dalam teks berikut008HTChap1Pg6PLBb1Hal15

Tsu I stopped and waited with them to actually see the moment when the tide started returning with its invisiblebuffet of plankton for the clams oysters mussels and other filter feeders It was right then ankle deep in theSound feet numbing eyes relaxed that I saw the nudibranch

Tsa Aku ikut diam menunggu lalu kusaksikan sendiri detikshydetik ketika laut kembali pasang dan membawajutaan plankton yang lezat untuk remis tiram remis kepah dan makhlukshymakhluk pemakan plankton lainnyaSaat itulah ketika sedang berdiri di kubangan lumpur Puget Sound dengan kaki mati rasa kulihat seekornudibranch

Di dalam teks tersebut penerjemah berusaha menghilangkan atau tidak menerjemahkan kata yang terdapat didalam teks sumber eyes relaxed (frase digarisbawahi sendiri oleh penulis) ke dalam teks sasaran Hal inibarangkali untuk membuat teks sasaran menjadi lebih hidup atau memenuhi unsur kewajaran di dalam teks

id 226Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

id 227Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 228Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

Penerjemahan secara umum dipahami sebagai pengalihan pesan dan gaya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran(Ibrahim (20081) Pym (20071) Xiaoshu (20032) Shiyab (20035) Untuk itu penerjemah paling tidakmelakukan dua kegiatan yaitu memahami makna bahasa sumber dan merekonstruksi makna yang telahdipahaminya itu ke dalam bahasa sasaran Untuk memahami makna bahasa sumber penerjemah tidak dapathanya menerapkan pengetahuannya tentang kaidahshykaidah (grammar) bahasa sumber tetapi ia juga harusmempertimbangkan konteks digunakannya bahasa sumber itu Hal yang sama terjadi ketika ia harusmerekonstruksikan makna yang telah dipahaminya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranIa perlu menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan pembaca sasaran materi yang diterjemahkan tujuanpenerjemahan dan sebagainyaLangkahshylangkah di dalam menerjemahkan novel di atas selaras dengan pernyataan Sumarno (199713)Menurut Sumarno proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan oleh seorang penerjemahpada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelum menerjemahkan suatu teksseorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yangdimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Sumarno di atas selaras dengan proses penerjemahan yang telahdinyatakan oleh Nida (197580) yang membagi proses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1)analysis (2) transfer dan (3) restructuring Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatanyang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan (juga Suryawinata 198980) terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2)pengalihan pesan dan (3) restrukturisasi Lebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiPada tahap analisis sebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemahselalu dihadapkan pada teks sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahapanalisis ini yang dapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks sumber (Nababan200325shy26) Kegiatan membaca teks sumbers dimaksudkan untuk memahami isi teks sumber tersebut Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa itu(Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Sebagaimana diketahui setiap bahasa memiliki bentuk dan makna Bentuk bahasa yang dalam bahasa tulisdisebut teks dapat berupa kata frase klausa kalimat atau wacana Sementara itu makna bahasa yaitu apayang terkandung di dalam bentuk bahasa dapat berupa makna leksikal makna gramatikal makna tekstualmakna kontekstual makna sosiokultural dan makna implisit Untuk memahami kalimat bahasa sumber orangdituntut untuk memahami tidak saja makna masingshymasing kata yang terdapat di dalam kalimat itu melainkanjuga hubungan dari masingshymasing kata tersebut Kadangkala suatu kalimat mengandung makna lebih darisekadar makna harfiah namun ada makna lain yang ingin diungkapkan selain yang tersurat Untukmemahaminya orang perlu mempertimbangkan konteks digunakannya kalimat tersebut

id 229Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 230Plagiarism detected 002 httpsdianamayasaristkipjbwordpr

id 231Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 232Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

Pada tahap pengalihan (transfer) seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuksemua kata frase klausa kalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padananini terjadi di batin seorang penerjemah (Sumarno 200317) Kata frase klausa kalimat dan bahkan seluruhwacana tersebut dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karenakadangshykadang terdapat ungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasarandan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasasasaranPada langkah transfer tersebut penerjemah melakukan pemindahan makna teks yang diperoleh dari hasilanalisis pada langkah pertama tersebut

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDi sini ia di tuntut mencari dan menentukan padanan dalam bahasa sasaran pada setiap tingkatan atau unsurdalam bahasa sumber mulai dari

kata frase klausa kalimat hingga wacanaMengingat tidak ada dua bahasa yang identik penerjemah boleh jadi akan mengalami kesulitan pada fase iniKesulitan tersebut dapat berasal dari elemen internal bahasa atau dari elemen luar bahasa Kesulitan internalberkaitan dengan sistem bahasa itu sendiri seperti mencari padanan tenses Kesulitan eksternal berkaitandengan elemenshyelemen di luar sistem bahasa seperti kesulitan budayaDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Pada tahap penyelarasan (restructuring) tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno2003 17) yaitu setelah penerjemah menemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemahharus menuangkan semua padanan tersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebutungkapanshyungkapan di dalam bahasa sasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan ataupenyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari Tsu tetapi dikendalikan oleh fungsi Tsa yang ingin dicapai di dalam budayasasaran dengan fungsi Tsa yang ditentukan oleh penerimanya Pada langkah restrukturisasi penerjemah menyusun padanan

pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranRestrukturisasi pesan tersebut dilakukan berdasarkan kaidahshykaidah bahasa sasaran yang berterima sehinggapesan tersebut dapat dipahami secara wajar oleh pembaca sasaran Apabila dimungkinkan penerjemahdiharapkan mampu memberikan nuansa terjemahannya sedemikian rupa sehingga pembaca tidak merasabahwa ia sedang membaca karya terjemahan Hal itu sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas bahwapenerjemahan tidak sekadar membuat pembaca sasaran memahami pesan tetapi juga memiliki respon yangrelatif sama dengan pembaca bahasa sumber ketika mereka membaca teks bahasa sumber Di sini penerjemahdituntut menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan konteks penggunaan bahasa

ReferensiIbrahim Fatima Ahmed 2008 Problems of Dynamic Equivalence in Translation Online Translation Article (

id 233Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 234Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 235Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 236Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 237Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

httpwwwTranslationDirectorycom )

Nababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nida Eugene A 1975 Language Structure and Translation Stanford University Press California

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)

Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )

Shiyab Said et al 2003 Can Literary Style Be Translated Journal Article in Editions UNESCO 1 Francehttpaccurapidcomjournal

Sumarno Thomas 1997

Proses dan Hasil Terjemahan Haluan Sastra Budaya no 32 ThXVI Oktober 1997

Xiaoshu Song 2003 Translation of Literary Style Journal of Translation Volume 7 Number 1 ChineseTranslators Journal (httpaccurapidcomjournal23stylehtm)

Zuchridin Suryawinata 1989 Terjemahan Pengantar Toeri dan Praktek Jakarta Depdikbud Dirjen DiktiPPLPTK

Plagiarism DetectorYour right to know the authenticity

Page 7: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan

id 21Plagiarism detected 007 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 22Quotes detected 093 in quotes

id 23Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom + 4 more resources

yang sedekat mungkindengan teks aslinya dalam Bsu tidak kata demi kata atau kalimat demi kalimat tetapi harus memperhatikanmakna tekssecara keseluruhan Penerjemahan dinamik sangat memperhatikan kekhususan masingshymasing bahasaSebagai contoh bisa dilihat trjemahan sebagai berikutBsu The author has organized this book since 1995Bsa Penulis telah menyusun buku ini sejak tahun 1995 (Nababan 200334)Untuk menghindari ketidakwajaran terjemahan maka kata organized yang sebenarnya bermakna

lsquomengorganisasi lsquo oleh penerjemah telah dialihkan menjadi lsquomenyusunrsquo dalam Bsa Hal ini dilakukan untukmembuat terjemahan itu terkesan wajar dalam BsaKelemahan dari jenis terjemahan ini adalah ketidaktaatan atau ketidaksetiaan pada bentuk Hal ini karena jenisini sangat mengutamakan pengalihan amanat bahasa sasaran

5) Penerjemahan EstetikshyPuitikPenerjemahan estetikshypuitik adalah penerjemahan yang biasanya dilakukan untuk menerjemahkan karyashykaryasastra seperti puisi prosa dan drama yang menekankan konotasi emosi dari gaya bahasa Penerjemah tidakhanya menekankan pada penyampaian informasi tetapi juga menekankan pada masalah kesan emosi dangaya bahasa dengan mempertimbangkan keindahan bahasa sasaran (Nababan 200335) Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang tidak hanya pada masalahpenyampaian informasi saja namun juga pada penekanan konotasi emosi dan gaya bahasaKelemahannya adalah bahwa jenis penerjemahan ini sangat sulit untuk dilaksanakan karena sastra suatubahasa sangat berbeda dengan sastra bahasa yang lain demikian pula budaya yang melatarbelakanginyaBisa pula dikatakan bahwa untuk menerjemahkan karya sastra sangat dilematis Jika penerjemah harusmempertahankan isi pesan yang ada dalam Bsu ke dalam Bsa berarti ia akan mengorbankan bentuknya Disisi lain ketika penerjemah harus mempertahankan bentuk dan keindahan bahasanya itu berarti penerjemahharus mengorbankan isinya Secara ekstrim ada pakar penerjemahan yang mengatakan bahwa penerjemahankaryashykarya sastra seperti puisi syair gurindam dan sebagainya tidak mungkin bisa dilakukan Pendapat itubenar adanya karena sebenarnya keindahan yang ada pada bahasa satu berbeda dengan keindahaan dalambahasa lain Sebagai gambaran tentang penerjemahan estetikshypuitik bisa dilihat contoh berikutSenja di Pelabuhan KecilIni kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang rumah tua pada ceritatiang serta temali kapal perahu tidak berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpauthelliphelliphelliphelliphellip(oleh Chairil Anwar)This time no onersquos looking for lovebetween the sheds the old house in the makeshybelieveof poles and ropes A boat a prau without waterpuff and blows thinking therersquos something it can catchhelliphelliphelliphelliphellip(Translated by Burton Raffel dalam Kasbolah 199012)Terjemahan tersebut adalah terjemahan puisi

dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa InggrisMakna dalam Bsu tampaknya bisa disampaikan dengan baik oleh penerjemah ke dalam Bsa meskipun nampakbahwa gaya atau style penerjemah di dalam menerjemahkan puisi tersebut berbeda dan pada ujungnyamempengaruhi nuansa keindahan puisi yang diterjemahkan Ini menunjukkan bahwa menerjemahkan puisi sulitdilakukan ke dalam bahasa lain karena keindahan dalam bahasa yang satu belum tentu indah dalam bahasayang lain

6) Penerjemahan KomunikatifNewmark (198162) mengemukakan pandangannya tentang fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi melaluipernyetaannya sebagai berikut

id 24Quotes detected 007 in quotes

id 25Quotes detected 0 in quotes

id 26Quotes detected 0 in quotes

id 27Plagiarism detected 037 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 28Plagiarism detected 102 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

ldquohelliptranslation is basically a means of communication ora manner of addering one or more persons in the speaker presencerdquoSementara itu Soemarno (19977) menjelaskan bahwa penerjemahan komunikatif adalah bentuk penerjemahanyang selalu berusaha untuk menimbulkan

lsquoefekrsquopada pembaca terjemahan seperti

lsquoefekrsquoyang

dirasakan oleh pembaca asli pada waktu mereka membaca teks aslinya Dengan demikian penerjemah sebagai komunikator sekaligus mediator antara penulis teks asli denganpembaca terjemahan harus menyampaikan pesan kedalam Bsa yang sedapat mungkin sama dengan pesanyang ada dalam Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah fungsi utamanya sebagai suatu alat untuk menyampaikan ataumengungkapkan suatu gagasan atau perasaan orang lain Jenis ini juga menaruh perhatian akan pentingnyasemua unsur di dalam proses penerjemahan yaitu unsurshyunsur seperti bahasa sumber dan bahasa sasaranbudaya penulis teks asli penerjemah keefektifan bahasa terjemahandan pembaca terjemahanBerikut adalah contoh penerjemahan komunikatifBsu awas anjing galakBsa Beware of the dog (bukan Beware of the viciousdog)(Nababan200341)

Kelemahan dari jenis penerjemahan ini bahwa persyaratan yang ketat agar bahasa terjemahan mempunyaibentuk makna dan fungsi Hal ini perlu mendapatkan perhatian karena ada kemungkinan suatu kalimat sudahbenar secara sintaksis tetapi maknanya tidak logis atau bentuk dan maknanya sudah benar namunpenggunaannya tidak tepat seperti contoh di bawah ini1 I told that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini salah meskipun maknanya logis)2 I told the star that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini bnar tetapi maknanya tidak logis)

7) Penerjemahan semantikNewmark dalam Soemarno (19977) menegaskan bahwa penerjemahan semantik berusaha untukmengalihkan makna kontekstual Bsu yang sedekat mungkin kedalam struktur sintaksis dan semantik BsaSenada dengan itu Nababan (200344) menjelaskan bahwa penerjemahan semantik terfokus pada tatarankata dengan tetap terikat pada budaya Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah lebih berfokus atau berpenekanan yang kuat dan ketat padapencarian padanan pada tataran kata yang terikat pada budaya bahasa sumberSebagai gambaran penerjemahan jenis ini bisa dilihat contoh berikut1 Konteks ALecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Mr Jackson My name is Rudi Hartono 2 Konteks BLecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Jackson My name is Rudi Hartono

Dalam dua dialog di atas student menggunakan dua kata yang berbeda yaitu Mr Jackson dan JacksonDigunakan dua kata ini sangat dipengaruhi oleh konteks budaya bahasa sasaran dan bahasa sumber MrJackson pada konteks A digunakan dalam situasi formal sedangkan Jackson pada konteks B digunakandalam situasi yang akrab Oleh karena itu kata Mr Jackson pada konteks A mestinya dialihkan ke dalam bsa

id 29Quotes detected 002 in quotes

id 30Plagiarism detected 003 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 31Quotes detected 003 in quotes

id 32Plagiarism detected 013 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 33Plagiarism detected 041 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 34Quotes detected 0 in quotes

id 35Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 36Quotes detected 0 in quotes

id 37Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 38Quotes detected 0 in quotes

id 39Plagiarism detected 064 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

menjadi

lsquoPak Jackson atau Prof Jacksonrsquo

sedangkan kata Jackson pada konteks B mestinya dialihkan menjadi

lsquopak (bukan langsung menyebut nama Jackson secara langsung)rsquo

Kelemahan dari penerjemahan semantik adalah kelemahan pada saat menerapkannya karena keterikatanpenerjemah pada budaya bahasa sumber pada saat dia melakukan tugasnya Padahal bahasa yang melatarbelakangi bahasa sumber dan bahasa sasaran pasti berbeda Akibatnya penerjemahan tipe ini seringkali sulitditerapkan

terutama dalam menerjemahkan katashykata yang bermakna abstrak atau subjektif

8) Penerjemahan EtnografikPenerjemahan etnografik adalah suatu jenis penerjemahan yang berusaha mengalihkan pesan dari Bsu kedalam Bsa yang sangat dipengaruhi oleh faktorshyfaktor budaya Brislin dalam Soemarno (19975) menjelaskanbahwa tujuan penerjemahan ini adalah untuk menjelaskan konteks budaya Bsu dan bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah kelengkapan register di dalam karya terjemahan tersebut dimanaada dua pilihan kata dengan mencarikan padananya ataukah menulis kata bsa dan anotasinya Kesulitan utama yang dihadapi penerjemah dalam penerjemahan jenis ini adalah kesulitan dalammengidentifikasi suatu bentuk ungkapan budaya dan kemudian menemukan padanannya yang sesuai dalambsa Tidak jarang suatu istilah budaya dalam suatu masyarakat atau bangsa tidak dapat ditemukanpadanannya dalam Bsa Sebagai contoh kata

lsquomodinrsquo

lsquomitonirsquo

dan

lsquotingkebanrsquo

adalah istilahshyistilah budaya jawa yang tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasa Inggris atau bahasaLainnya Bila istilah budaya ini tidak dapat ditemukan padanannya dalam Bsa maka penerjemah harus bisamenentukan sikap untuk mengambil keputusan apakah istilah akan dicarikan padanannya yang terdekat dalamBsa atau istilah budaya itu ditulis lagi dalam Bsa kemudian memberi anotasi atau bahkan istilah itudisampaikan dalam bentuk parafrasa dalam Bsa Keputusan itu tentunya tergantung pada kemampuanpenerjemah dalam memahami makna dari istilah budaya itu dalam Bsu

9 Penerjemahan PragmatikPenerjemahan pragmatik mengacu pada pengalihan amanat dengan mementingkan ketepatan penyampaianinformasi dalam bahasa sasaran yang sesuai dengan informasi yang terdapat dalam bahasa sumber(Nababan 200334) Maksud dari penerjemahan ini adalah memberikan penjelasan atau informsi yang

id 40Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 41Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 42Quotes detected 002 in quotes

id 43Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

selengkapshylengkapnyaKelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang cukup dalam dan lengkap padapengalihan informasi atau fakta (misal dalam terjemahan dokumenshydokumen teknik niaga administrasipemerintahan) Dan bahkan bila diperlukan penerjemah harus menambah beberapa informasi untuk membuatterjemahannya lebih jelasKelemahan dari jenis ini adalah bahwa penerjemahan pragmatik tidak begitu memperhatikan aspek bentukestetik bahasa sumber Masalah bentuk bahasa kurang diperhatikan karena yang dipentingkan adalahpengalihan informasi yang selengkapshylengkapnya

10 Penerjemahan linguistikPenerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya berisi informasi linguistik yang implisit dalam bahasasumber yang dijadikan ekplisit dan yang dalam perubahan bentuk dipergunakan transformasi balik dan analisiskomponen utama (Nababan 200337) Dalam penerjemahan ini penerjemah hanyamenemukan informasilinguistic sepertimorfem kata frasa klausa dan kalimat Informasi tersebut tersirat di dalam bahasa sumberyang kemudian dijadikan tersurat dalam bahasa sasaran

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahketepatan terjemahan bila diterapkan jika terdapat ketaksaan dalam bahasa sumber baik pada tataran katafrasa klausa atau pun pada tataran kalimat khususnya kalimat kompleks Kelemahan dari jenis ini adalah pensyaratan mutlak pada penerapan transformasi balik dan analisis komponenmakna dalam penerjemahan Hal ini menjadi sulit karena ada kemungkinan penerjemah berhadapan dengandua buah kalimat bahasa sumber yang mempunyai struktur lahir yang sama tetapi struktur batin kedua kalimatitu berbeda satu sama lain Untuk mengatasi ketaksaan tersebut penerjemah harus menganalisis dalam kalimatdengan bantuan analisis sintaktikal dan kontekstual

ReferensiCatford JC 1974

A Linguistic Theory of Translation London Oxford UniversityPress

Kasbolah K 1990 Linguistics and Literature a Translation Analysis of

ldquo Senja di Pelabuhan Kecilrdquo Unpublished paper Malang IKIP Malang

Nababan M Rudolf 2003 Teori Menerjemah Bahasa InggrisYogjakarta Pustaka Pelajar

Newmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

Sumarno Thomas 1997 Sedikit Catatan Mengenai Teori Penerjemahan Makalah dalam seminar sehari diPusat Bahasa UNS Surakarta UNS

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam seminar Nasional I tentang Semantik sebagaiDasar Fundamental Pengkajian Bahasa Surakarta UNS

id 44Plagiarism detected 028 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 45Quotes detected 0 in quotes

id 46Quotes detected 0 in quotes

id 47Quotes detected 0 in quotes

id 48Quotes detected 001 in quotes

id 49Quotes detected 001 in quotes

id 50Quotes detected 0 in quotes

3Makna dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan maknashymakna di dalam penerjemahan

Makna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam bahasa sasaran (Bsa) yang sedekatshydekatnya sama denganmakna yang ada dalam bahasa sumber (Bsu) Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemahyang baik harus mampu menganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalamtataran leksikal frasa kalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalambahasa sasaranKajian mengenai makna ini termasuk dalam ranah semantik Dalam studi semantik istilah makna bermacamshymacam yakni meaning sense denotation designation reference dan information (Edi Subroto 19991)Menurut Edi Subroto yang dimaksud dengan meaning (diterjemahkan menjadi arti) adalah bentuk pengetahuankognitif yang terdapat di dalam bahasa yang terdapat dan distrukturkan di dalam dan oleh sistem bahasa yangdipahami lebih kurang sama oleh para penutur dalam kegiatan berkomunikasi secara umum dan wajar Haltersebut berarti bahwa arti itu dipahami oleh pengguna bahasa secara empirik berdasarkan kemampuankognitifnya sejak mulai belajar dan menguasai bahasa Dengan penguasaan arti secara empirik dan kognitif ituseorang penutur mampu melakukan pembahasaan atau simbolisasi secara verbal akan sebuah referent yangada disekitarnya Sejumlah referent yang secara faktual barangkali berbedashybeda namun memiliki sejumlah cirikonseptual yang sama akan dibahasakan dengan unit leksikal yang sama Sebagai contoh sebuah unit leksikaldengan nama

lsquokursirsquo meskipun secara empirik ditangkap adanya sejumlah benda yang disebut kursi yang memiliki cirishycirikonseptual yang berbedashybeda baik dalam hal bahannya wujudnya jumlah kakinya namun secara bersamadapat disimbolkan dengan unit leksikal yaitu

lsquokursirsquoKemudian yang dimaksud dengan designation (designasi) dan denotation (denotasi) adalah bagian dari arti yangditentukan oleh sistem bahasa dan tidak bergantung pada situasi yang khas dari sebuah tuturan Designasi dandenotasi ini mempunyai maksud yang serupa dengan istilah meaning di atas Sementara itu yang dimaksuddengan reference (referensi) adalah bagian dari arti yang bergantung pada situasi pemakaiannya danbergantung pada wujud tuturannya Dalam arti bahwa referensi adalah suatu bentuk penunjukkan dalamkegiatan berbahasa yang nyata yang bersifat tertentu dan bergantung pada konteks Misalnya

lsquokursirsquodan

lsquokursi itursquomengandung maksud yang berbeda Yang pertama berkaitan dengan konsep denotasi yaitu mengacu padagolongan entity (maujud) yang dipersepsikan sama sebagai kursi dan sebaliknya

lsquokursi itursquotermasuk proses referensi karena hanya menunjuk pada

lsquokursirsquo

id 51Plagiarism detected 037 httpstextshyid123dokcomdocument

id 52Quotes detected 002 in quotes

id 53Plagiarism detected 308 httpstextshyid123dokcomdocument + 3 more resources

tertentu saja Hal berikutnya adalah sense Edi Subroto memadankan istilah sense ini dengan makna yaitu arti sebuah butirleksikal atau sebuah tuturan kalimat berdasarkan konteks pemakaian situasi yang melatarinya dan intonasinyaDengan demikian kalau arti (sebagai padanan meaning) itu bersifat dasar maka makna itu sudah bersifatspesifik karena dirambushyrambui oleh struktur oleh konteks pemakaian oleh intonasi dan oleh latar yangmelingkupinya Misalnya kata baru Untuk mengetahui makna baru ini harus dikaji kemungkinannyaberkombinasi atau disubstitusi dengan leksemshyleksem lain misalnya lama usang tua dan sebagainyaSementara itu Lyons (1995124) menyatakan bahwa sense hanya dapat diterangkan dalam konteks hubunganmakna antara leksem yang satu dengan leksem yang lain atau antara ekspresi yang satu dengan ekspresi yanglain di dalam sistem bahasa yang sama Berkaitan dengan itu Lyons menggunakan konsep hubungankombinatorial dan substitusional untuk menentukan makna sebuah leksem Hubungan tersebut sering disebutdengan hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik Hubungan sintakmatik merupakan hubungan linier antara unsurshyunsur bahasa dalam tataran tertentu misalhubungan antara saya bermain dan kelereng dalam kalimat Saya bermain kelereng Hubungan itu dikatakanhubungan in praesentia Sementara itu hubungan paradigmatik merupakan hubungan antara unsurshyunsurbahasa dalam tataran tertentu dengan unsurshyunsur lain di luar tataran itu yang dapat dipertukarkan misal dalamkalimat saya bermain kelereng Antara saya dan dengan dia mereka dsb dapat dipertukarkan Hubunganantara unsurshyunsur itu dikatakan hubungan in absentia Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Dengan kata lain sense atau makna memiliki peran yang penting didalam penerjemahanLebih lanjut pengertian makna dapat dilihat pada pengertian makna literal dan makna figurative yaitu yang

mengarah pada pembedaan di dalam sistem kebahasaan untuk menganalisis makna suatu bahasa Contohdari pembedaan makna di atas dapat dilihat di dalam kalimat berikut The ground is thirsty Kalimat ini memilikimakna berkias Kata ground sendiri memiliki makna literal namun kata ground atau tanah dapat dipahamibahwa ground itu tidaklah hidup oleh karenanya ground tidak memerlukan minuman atau merasakan hausPembaca kalimat tersebut akan secara langsung menolak suatu interpretasi literal dan secara pasti akanmenginterpretasikan bahwa katashykata tersebut yang dimaksud adalah The ground is dry suatu analogi yangmengarah pada kondisi yang menimbulkan rasa haus pada manusia atau binatang Begitu pula di dalamcontoh kalimat yang diucapkan sebagai berikut

ldquoItrsquos raining cats and dogsrdquo

Kalimat ini memiliki makna literal pada masingshymasing katanya namun bagi pendengar akan secara langsungmenolak interpretasi literal tersebut karena dirasakan tidak sesuai namun pendengar akan memilih interpretasifiguratif dari tuturan tersebut yang dibantu oleh suatu konteks bahwa yang dimaksud di dalam tuturan tersebutadalah kondisi atau keadaan hujan derasMenurut Motsch amp Pasch (198735) makna harfiah ialah makna ujaran yang konteks ujarannya tidakmembawa kepada penafsiran semula terhadap makna tertentu dari segi tatabahasa bagi kata atau ungkapanitu Disini juga makna harfiah itu berada pada suatu konteks namun tidak dipengaruhi oleh konteks tersebutSementara itu Searle (1979 132) membuat perbedaan antara makna penutur makna kalimat dan maknaharfiah Menurut Searle makna harfiah berada dalam domain makna kalimat dan makna penutur bergantungpada makna kalimat Searle mengungkapkan bahwa makna harfiah berada pada suatu konteks Menurut Israel (20041) makna literal merupakan makna lugas dan termasuk ke dalam jenis makna yangpaling sederhana yang bersifat langsung harfiah dan menerapkan aturan tatabahasa sewajarnya (ordinaryrules of grammar) dalam arti bahwa makna leksikal tersebut tidak memerlukan penambahan imajinasiinferensi maupun gaya bahasa Makna literal tersebut terletak di dalam kata itu sendiri Sementara itu Turner(1991147) memberikan konsep pemahaman makna literal di dalam hubungan antara bahasa pemikiran danrealitas Menurut Turner makna leksikal mengabaikan peranan imajinasi di dalam konstruksi maknakeseharian berhubungan dengan suatu kebenaran dan pemikiran di satu sisi dan bertentangan dengankebohongan dan khayalan di sisi yang lain sebagaimana yang dinyatakan sebagai berikutThe real world is exhaustively literal literal language refers to it literalconcepts mirror the literal world literal language evokes literal conceptsSeparate from all this so the folk theory runs there are mental imaginativeconnections that are false they are expressed in figurative nonshyliterallanguage or literally false language we must transform the meaning of this

language in order to arrive at interpretations of it that can be literal and true

Makna leksikal tersebut tidak secara tibashytiba berdiri sendiri namun keberadaannya tetap di dalam suatukalimat atau paragraf namun memiliki makna yang terbebas dari konteks atau tidak dipengaruhi oleh suatukonteks Di dalam suatu tuturan yang panjang misalnya di dalam sebuah novel makna literal mungkin berupasuatu cerita narasi biasa saja yang terbebas atau tidak memiliki asosiasi moral politik estetik atau asosiasisimbolik lain yang ingin disampaikan Saeed (200015shy17) menyatakan bahwa perbedaan antara makna literal dan makna figuratif dapat dilihat didalam penggunaan bahasa yang literal dan nonshyliteral Penggunaan bahasa yang literal mengarah pada suatukeadaan yaitu pembicara yang mengungkapkan tuturan secara netral dan secara faktual tepat sedangkanpenggunaan bahasa yang nonshyliteral mengacu pada suatu keadaan yaitu pembicara secara berlebihshylebihanmenggambarkan sesuatu dengan istilahshyistilah atau katashykata yang tidak benar (untrue) dan tidak mungkin(impossible) yang tujuannya untuk mendapatkan efek khusus Lebih lanjut Saeed memberikan contoh sebagaiberikuta Irsquom hungryb Irsquom starvingc I could eat a horseDi dalam contoh tersebut bahwa pada kondisi atau keadaan lapar pembicara mungkin secara literal akanmengungkapkan tuturan sebagaimana poin a atau juga secara nonshyliteral seperti pada poin b dan c Di sininampak bahwa di dalam penggunaan bahasa nonshyliteral pembicara menggeser makna suatu kata untukkemudian disesuaikan dengan kondisi yang baru Pergeseran atau penyimpangan bentuk ungkapan bahasaini menurut Gorys Keraf (2002113) disebut dengan gaya bahasa (figures of speech) yaitu caramengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ataupengguna bahasa Pemakaian dengan cara yang khas tersebut ditandai oleh adanya penyimpangan daripemakaian bahasa lumrahPenggunaan gaya bahasa sering terjadi di dalam dunia sastra sebab katashykata harfiah memiliki keterbatasanDengan mengandalkan makna harfiah semata dalam mendeskripsikan suatu objek atau ide seorangpengarang akan menemui halangan Dengan gaya bahasa seorang pengarang dapat memperkaya maknasehingga pengarang dapat menyampaikan pesan yang diinginkan secara lebih leluasaSementara itu menurut Ratna (2009164) figures of speech disebut juga dengan majas yaitu pilihan katatertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan MenurutRatna secara umum majas dibedakan menjadi empat macam yaitu a) majas penegasan b) perbandingan c)pertentangan d) dan majas sindiran Beberapa jenis majas dibedakan lagi menjadi subjenis lain sesuai dengancirinya masingshymasing Secara tradisional bentukshybentuk tersebut disebut dengan gaya bahasa Namundemikian di dalam perkembangan kontemporer majas hanyalah bagian kecil dari gaya bahasa Majas dengandemikian merupakan penunjang unsurshyunsur yang berfungsi untuk melengkapi gaya bahasa Dengan kalimatlain gaya bahasa jauh lebih luas daripada majas Pada saat menganalis sebuah karya sastra tidak terhitungjenis gaya bahasa yang timbul yang harus dibicarakan seperti panjang pendeknya kalimat tingkatan bahasatinggi dan rendah penggunaan katashykata serapan penggunaan kosakata daerah dan sebagainya Gayabahasa juga meliputi carashycara penyusunan struktur intrinsik secara keseluruhan seperti plot tokoh kejadiandan sudut pandang Tidak ada suatu pemahaman apa pun tanpa adanya carashycara tertentu yang berbedaDemikian juga tidak ada karya sastra tertentu tanpa gaya bahasa tertentu Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat dipahami bahwa makna leksikal atau seringdisebut dengan makna harfiah adalah makna yang sebenarnya makna yang sesuai dengan hasil observasiindra kita makna apa adanya atau makna kalimat yang bebas dari konteks yang melatarinya sedangkanmakna figuratif atau makna kiasan adalah makna bahasa berkias yang dapat menghidupkanmeningkatkanefek dan menimbulkan konotasi tertentu Makna figuratif ini merujuk pada kata atau kelompok kata yangdilebihshylebihkan atau diubah makna sebenarnya yang dibantu oleh suatu konteks Makna figuratif ini dapatberupa suatu metafora simile personifikasi litotes ironi sinekdot eufemisme repetisi anafora pleonasmeantitesis alusio klimaks antiklimaks satire pars pro toto totem pro parte ataupun paradoks

Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Makna dalam penerjemahan tidak hanya bisa dirunut dari kata per katasecara individual tetapi makna dalam penerjemahan harus dilihat dari rangkaian antarkata yang saling berkaitansecara utuh yang terbungkus dalam suatu prosodi atau dengan situasi tempat katashykata itu digunakan(Soemarno 19992) Dengan kata lain bahwa makna yang dibahas di dalam penerjemahan adalah maknashymakna yang langsung berhubungan dengan makna yang terdapat dalam teksDalam penerjemahan ada banyak jenis makna di antaranya adalah sebagai berikut

id 54Quotes detected 0 in quotes

id 55Quotes detected 0 in quotes

id 56Quotes detected 0 in quotes

id 57Plagiarism detected 002 httpscholarunandacid1679

id 58Quotes detected 0 in quotes

id 59Quotes detected 0 in quotes

id 60Quotes detected 004 in quotes

1) Makna LeksikalMakna leksikal adalah makna yang belum dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan Jadi maknaleksikal adalah makna apa adanya seperti yang ada dalam kamus (Soemarno 19993) Makna tersebut terdapatdalam kata benda (noun) kata kerja (verb) kata sifat (adjective) dan kata keterangan (adverb)Dalam proses penerjemahan penerjemah bisa mencari padanan makna yang mempunyai cirishyciri fisik yangsama dalam bahasa sasaran Tetapi dalam penerjemahan seringkali para penerjemah mendapat kesulitan untukmenemukan padanan yang betulshybetul sama persis Hal ini disebabkan karena makna dalam suatu bahasa yangselalu mengikuti perkembangan budaya suatu bangsa Dalam kaitannya dengan penerjemahan Soemarno (19993) mengelompokkan katashykata bermakna leksikal kedalam tiga kelompok utama yaitu (1) katashykata dalam Bsu yang dengan mudah dapat dicari padanannya dalamBsa misalnya katashykata seperti radio = radio computer = computer book = buku gold = emas dan sebagainya(2) katashykata bermakna leksikal Bsu yang mempunyai padanan dalam Bsa tetapi makna itu sebenarnya sudahsedikit berbeda baik dari segi fisik maupun konsepnya namun kedua makna leksikal tersebut (dalam Bsu danBsa) masih dianggap padanan sehingga penerjemah masih bisa menggunakannya sebagai padanan dalampenerjemahan misalnya kata

lsquorichrsquo(Ing) dan

lsquokayarsquo(Ind) Kata itu masih bisa digunakan sebagai padanan walaupun ukuran

lsquokayarsquoantara negara satu dengan lainnya berbedashybeda (3) katashykata dalam Bsu yang sulit dicari padanannya dalamBsa bahkan ada katashykata tertentu

yang tidak dapat diterjemahkan ke dalamBsa (untranslatable) dan ketakterjemahan ini bisa dilihat dari faktor linguistik maupun kultural Misalnya kata

lsquothanksgivingrsquodalam bahasa Inggris sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia sebaliknya kata

lsquopermisirsquo(yang diucapkan sewaktu seseorang yang akan meninggalkan rumah) sulit dicari padanannya dalam bahasaInggris karena kebiasaan itu tidak ada dalam bahasa Inggris

2) Makna gramatikalMakna gramatikal adalah makna suatu kata yang dapat dikenali dan mempunyai fungsi apabila digunakan didalam atau di antara kalimat atau dengan kata lain akan memiliki makna apabila sudah berada dalam suatukalimat klausa maupun kelompok kata (Newmark 198126) Tergolong dalam makna gramatikal ini adalahkonjungsi preposisi artikel dan juga tenses Contoh makna gramatikal ini dapat dilihat dalam kalimat sumber sebagai berikutHersquoll have been studying English for four months by the time he takes his examinations

Kalimat tersebut terasa sulit untuk dicari padanan maknanya yang benarshybenar sama dalam Bsa (BahasaIndonesia) Ketika kalimat tersebut dialihkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi

lsquoDia telah belajar bahasa Inggris selama empat bulan menjelang dia mengikuti ujianrsquo maka terjemahan tersebut sebenarnya maknanya tidak persis sama seperti yang ada dalam Bsu Kalimatdalam Bsu mengandung makna yang menunjukkan lamanya suatu kegiatan yang di mulai pada waktu lampaudan sampai saat ini kegiatan itu masih berlangsung Berbeda dengan terjemahannya dalam Bsa di mana makna

id 61Quotes detected 0 in quotes

id 62Quotes detected 0 in quotes

id 63Quotes detected 0 in quotes

id 64Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

terjemahan itu tidak menyampaikan makna seperti yang ada dalam Bsu Perbedaan makna dalam Bsu dan Bsaini lebih disebabkan oleh sistem kebahasaan yang berlaku dalam Bsu maupun Bsa

3) Makna Situasional atau KontekstualSetiap kata dalam suatu bahasa sering sekali mempunyai makna lebih dari satu Makna apa yang ada dalamsatu kata itu sangat dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan dalam proses komunikasi Maknasuatu kata akan mempunyai arti sebanyak situasi atau konteks yang menyertainya (Soemarno19995) Dengandemikian kemampuan penerjemah dalam memahami situasi di mana kata itu digunakan menjadi sangat pentingsehingga ia mampu menemukan padanan makna yang sesuai dalam bahasa sasaran Konteks sering kali terikatoleh tempat dan juga waktu yang menyertainya Sebagaimana contoh berikut1 The prisoner thought that the policeman would not have the heart to fine him2 The rescue team hopes that the weather will be fine soon3 Do you think the victims of the earthquake will be fine soon

Fine pada ketiga kalimat tersebut tampaknya tidak mempunyai makna yang benarshybenar sama walaupunbentuk kata tersebut benarshybenar sama Makna kata fine dalam masingshymasing kalimat tersebut sudah sangatdipengaruhi oleh konteks di mana kalimat tersebut digunakan Pada kalimat 1 fine berhubungan dengankonteks hukum yang berarti

lsquomendendarsquo Hal ini berbeda dengan kalimat 2 fine berarti

lsquocerahrsquokarena berkaitan dengan kontek cuaca sedangkan kalimat 3 fine berarti

lsquosehatrsquokarena berkaitan dengan kesehatan

4) Makna TekstualMakna tekstual adalah makna yang berkaitan erat dengan suatu teks atau wacana (Soemarno19996) Kadangshykadang suatu bentuk kata yang sama akan mempunyai makna yang berbeda apabila kata itu digunakan dalamwacana yang membicarakan bidang kajian yang berbeda Misalnya kata morfologi yang digunakan di dalamwacana biologi akan berbeda maknanya dengan morfologi yang digunakan di dalam wacana linguistik Maknainstrumen dalam wacana penelitian berbeda dengan instrumen dalam wacana musik Perbedaan makna itudikarenakan adanya perbedaan konteksSebenarnya makna tekstual masih ada kaitannya dengan makna kontekstual Bedanya adalah kalau maknakontekstual hanya sekadar dipengaruhi oleh satu atau dua kalimat saja sedangkan makna tekstual sangatdipengaruhi oleh seluruh wacana yang menjadi latar belakang di mana kata itu digunakan Kedua pengertian inimasih sering dicampuradukkan oleh beberapa kalangan karena kedua hal tersebut dianggap suatu hal yangsama

5) Makna SosiokulturalMakna suatu bahasa sangat berkaitan erat dengan situasi sosiokultural di mana bahasa itu digunakan sebagaialat komunikasi oleh masyarakat (Soemarno19997) Kelompok masyarakat yang satu dengan lainnya sebagaipengguna bahasa tentu saja mempunyai istilahshyistilah budaya yang bersifat unik yang kadangshykadang

tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasayang lainMakna sosiokultural seringkali dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat sebagai pengguna bahasa itu Makna iniselain sering ditemukan dalam bentuk katashykata istilah budaya seperti thanksgiving labamba mitoni dansebagainya sering juga ditemukan dalam ungkapanshyungkapan idiomatik yang tidak dapat dijelaskan maknanyadari katashykata yang membentuk ungkapan itu seperti miss the boat feel like a million buck black sheep dansebagainyaSeorang penerjemah harus peka terhadap katashykata yang erat kaitannya dengan istilahshyistilah sosiokultural ituPenerjemah harus mampu mengidentifikasi apakah istilahshyistilah itu ada kemiripan atau padanannya dalam

id 65Quotes detected 001 in quotes

id 66Quotes detected 001 in quotes

id 67Quotes detected 001 in quotes

id 68Quotes detected 019 in quotes

bahasa sasaran atau tidak sehingga penerjemah dapat menentukan apa yang harus diperbuat ketikamengalihkan makna yang berkaitan dengan sosial budaya suatu masyarakat tertentu

6) Makna ImplisitMakna implisit adalah makna yang tidak diungkapkan secara nyata atau tertulis oleh penulis atau pembicarakarena pembaca atau lawan bicarapendengar sebagai interlocutor (teman bicara) telah memahami maksud daritulisan atau pembicaraan itu (Soemarno 19998) Di dalam bahasa pragmatik penutur tidak mengungkapkannya melalui eksplikatur tetapi melalui implikaturIstilah implikatur ini diciptakan oleh Grice (1975) yang semula membedakan makna ujaran menjadi dua yaknimakna natural dan makna nonshynatural Makna natural adalah makna yang muncul bila ujaran yang samamuncul Jadi makna natural suatu ujaran selalu sama Makna nonshynatural adalah makna yang berubahshyubahtergantung pada konteks percakapannya Makna nonshynatural inilah yang kemudian menjurus ke apa yangdisebut oleh Grice sebagai implikatur yaitu yang mengacu ke makna yang tersirat yang tidak dikatakan olehpenutur tetapi dikomunikasikan juga Dengan implikatur petutur menerkashynerka yang mana sebenarnya yangdimaksud oleh penuturMakna implisit sering kali tersembunyi di balik gramatika bahasa intonasi bahasa dan juga tersembunyi dalamungkapanshyungkapan yang bersifat kiasan Agar mampu memahami makna yang ada dibalik gramatika bahasaitu penerjemah harus paham mengenai sistem yang ada pada bahasa tersebut Untuk menghindarikesalahpahaman pembaca hasil terjemahan penerjemah boleh saja mengalihkan makna yang implisit itumenjadi eksplisit sehingga pembaca terjemahan tidak mengalami salah persepsi Sebagai contoh dapat diamatidialog berikutA What are you eatingB Bread

Dalam menjawab pertanyaan di atas B tidak perlu mengucapkan katashykata

lsquoI am eatingrsquokarena B menganggap bahwa A pasti mengetahui apa isi katashykata yang tidak diucapkan itu Bagian maknayang tidak diucapkan itu disebut makna implisit

Referensi

Edi Subroto 1999 Ihwal Relasi Makna Beberapa Kasus dalam Bahasa Indonesia Surakarta PPs UNS Gorys Keraf 2002 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka UtamaGrice HP 1975

ldquoLogic and Conversationrdquo dalam P Cole dan JL Morgan Syntax and Semantics vol 3 Speech Acts New York Academic PressIsrael Michael 2004 Common Sense and

lsquoLiteral Meaningrsquo Online Journal of Semantics XX 1shy31 (httpwwwIsraelshyLiteralismcom httpwwwIsraelshyLiteralalismcom )Motsch Wolfgang amp Renate Pasch 1987

Illokutive Handlungen Satz Text prachliche Handlung (= Studia grammatical 25) disunting oleh WolfgangMotsch II shy79 Berlin Akademic shyVlgNewmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press Ratna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta PustakaPelajarSaeed John I 2000 Semantics UK Blackwell Publishers LtdSearle John R 1979 Literal Meaning Expression and Meaning Studies in the Theory of Speech Acts Cambridge Cambridge UnivPressSumarno Thomas 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam Seminar Nasional Semantik I di UNSSurakarta

id 69Quotes detected 012 in quotes

id 70Quotes detected 039 in quotes

Turner Mark 1991 Reading minds the Study of English in the Age of Cognitive Science Princeton NJPrinceton University Press

4Gaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pengertian gaya di dalam penerjemahan

Konsep gaya menurut Leech and Short (198110) adalah suatu sistem pilihan penggunaan bahasa Secara lebihkhusus Leech and Short menjelaskan bahwa gaya merupakan sistem pilihan penggunaan bahasa secaraindividu yang dilakukan oleh penulis dan gaya tidak digunakan sebagai suatu sistem pemakaian bahasa yangmelibatkan tingkat sosial suatu kelompok yaitu pemakaian bentuk bahasa yang berhubungan dengan situasisosial tertentu Clifford (2001 90) mendefinisikan gaya sebagai berikut

ldquoStyle can be defined as a characteristic mode of expression and consciously or unconsciously the translatordisplays one In this respect style is inextricably intertwined with onersquos idiolect the way an individual normallyspeaksrdquo Definisi ini selaras dengan yang dinyatakan Wales dalam kamusnya Dictionary of Stylistics (2001371) bahwagaya pada dasarnya merupakan manner of expression yang dilakukan secara nyata oleh penulis Sementara itu di dalam kamus bahasa Inggris Encarta (2004) disebutkan bahwa gaya merupakan way of writingor performing yaitu cara bagaimana suatu kata atau kalimat ditulis atau diucapkan yang secara nyata dibedakandengan kandungan atau isi tulisan atau ucapan Lebih lanjut Lynch (2001) memberikan konsep gaya yang lebihluas bahwa gaya berarti sesuatu mengenai cara bagaimana kita menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan yangmembedakan tulisan yang baik dengan tulisan yang jelek Di sini jelas bahwa gaya digunakan sebagai suatuistilah yang menekankan pada bentuk atau format dan membedakannya dengan isi tulisan Dengan kata lainbahwa gaya adalah bagaimana (how) cara menyajikan atau mengkomunikasikan sesuatu sedangkan isi ataumakna mengacu pada apa (what) yang disajikan atau dikomunikasikan Gaya juga merupakan jembatan individuyang membedakan seorang penulis yang baik dengan penulis biasa (Chandler 20041)Di dalam karya susastra gaya merupakan pilihan kata atau frase dari pengarang dan bagaimana pengarangtersebut menyusun katashykata dan frase tersebut di dalam kalimat dan paragraf Misalnya seorang penulismungkin menggunakan katashykata sederhana dan kalimat langsung sementara penulis yang lain mungkinmenggunakan kosakata yang sulit dan mengelaborasi struktur kalimatnya (Encarta 2004) Gaya di dalampenerjemahan karya susastra merupakan potret dari wajah si pengarang Gaya seorang pengarang menentukanpilihan katanya dan penerjemah menjadi seorang mediator yang harus memberikan berbagai pilihan padananJadi pilihan kata yang menurut pengarang benar juga akan menjadi benar menurut penerjemah Lebih jauh gaya dalam karya susastra tidak dapat dipisahkan dengan makna atau pesan yang ada di dalamkarya tersebut Sebagaimana yang dinyatakan oleh Saad (20036) bahwa karya susastra misalnya puisi atauprosa tidak dapat menyampaikan pesan yang terpisah dengan bentuknya keduanya baik pesan dan bentukharus seiring sejalanDi dalam menerjemahkan karya susastra memahami fiturshyfitur kebahasaan sangatlah penting dan penerjemahseharusnya memiliki kemampuan mengapresiasi dan menganalisis unsur seni dan pencitraan yang disajikanPenguasaan bahasa asing saja tidaklah mencukupi namun penguasaan bahasa asing ini penting sebagailandasan atau dasar yang baik untuk menerjemahkan Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa salah satufaktor penting di dalam menerjemahkan karya susastra adalah kealamian karya tersebut dan penggunaan sifatshysifat kebahasaan di dalam susastra tersebut Bahasa susastra melibatkan serangkaian fiturshyfitur kebahasaantertentu dan cara bagaimana fiturshyfitur kebahasaan tersebut digunakan Memahami karya susastra berartimelibatkan pemahaman dan penganalisisan fiturshyfitur bahasa susastra tersebut Oleh karena itu memahamikarya susastra merupakan syarat mutlak dalam menerjemahkan karya susastra sebagaimana dinyatakan olehSaid Shiyab and M Stuart Lynch (20034) berikut

ldquo What translators need in this respect is not only to analyze words and concepts but to create the artisticrepresentations that affect the audience The audience through the poetic images and the artisticrepresentations conveyed in the original text and manifested in the translation must feel such lsquoartrsquo In thisrespect translating a text means creating a work of art in another language this kind of work requiring thetranslator to be sensitive and imaginatively creative The study of style therefore is the most fundamental issue

id 71Plagiarism detected 011 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 72Plagiarism detected 012 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 73Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 74Plagiarism detected 004 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 75Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 76Plagiarism detected 014 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 77Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

in the translation of literary texts playing an important role in literary translation particularly the work thatembodies such artistic devices as metaphor symbolism and even repetitionrdquo

Duff ( 1981 7) menyatakan bahwa di dalam menerjemahkan

penerjemah harus mempertimbangkan misalnya untuk siapa karya atau terjemahannya itu diperuntukkan danbagaimana tingkat kemampuan khusus para pembaca Itu berarti dia harus menentukan ragam bahasaterjemahannya dan mempertahankan ragam bahasa itu secara ajegBila kita cermati pendapat Duff ini maka

seorang penerjemah harus menentukan ragam bahasa terjemahan sesuai dengan jenis teks yang sedangditerjemahkan Jika penerjemah menerjemahkan suatu teks ilmiah dia harus menggunakan ragam bahasailmu dalam terjemahannya Hal sama berlaku juga dalam penerjemahan karyasusastra Jika penerjemah menerjemahkan sebuah prosa maka penerjemah harus memunculkan gaya prosatersebut dalam terjemahannya Dengan kata lain bahwa gaya bahasa prosa tersebut tidak seharusnya

diubah menjadi gaya bahasa puisi atau bahkangaya bahasa ilmiahDi dalam mempertahankan gaya di samping tentunya kesetiaan pada isi pesan maka pemunculan gaya perludipertimbangkan secara tepat Penerjemah

harus tahu kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan bagaimana tingkat kemampuan khusus parapembacanya Hal ini perlu karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seorang

yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang ada kaitannya dengan bidang ilmu yang merekageluti Apabila terjemahannya itu ditujukan kepada para pembacayang bukan ahli dalam disiplin ilmu yang diterjemahkan

penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang berkonstruksi rumit tanpa mengaburkan ataumenghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber Katashykata yang masih asing bagi merekaperlu dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang memungkinkan pembaca dapat memahami konsepyang terkandung dalam katashykatatersebut Sebaliknya pembaca yang profesional

tidak begitu mengalami kesulitan dalam memahami suatu isi teks terjemahan yang diungkapkan dengankalimatshykalimat yang kompleks dan dengan istilahshyistilah yang rumit dan konseptualJuga dimungkinkan sekali bahwa dalam suatu naskah bahasa sumber tidak hanya terdapat satu jenis ragamatau gaya bahasa saja tetapi lebih dari satu gaya bahasa maka penerjemah juga harus mengenalinya danmenggunakan gaya bahasashygaya bahasa yang digunakan oleh penulis naskah Oleh karena itu gayamenunjukkan keakuratan dan kewajaran penerjemahan karena salah satu alasan pilihan kata penerjemahadalah memberikan gaya yang sedekat mungkin dengan gaya dalam teks sumberGaya dapat diukur secara kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi unsurshyunsur gaya tersebut (Leech andShort 198142) Unsurshyunsur gaya tersebut dapat dilihat dari sudutpandang kebahasaan (Song Xiaoshu 20032 Said Shiyab 20034) Di dalam sudut pandang kebahasaan ini di dalam proses penerjemahan semuaparagraf kalimat dan kata harus betulshybetul diperhatikan sehingga pemilihan terbaik dapat diambil untukmenghasilkan pemikiran perasaan dan gaya yang alami Dari sudutpandang ini gaya dibentuk denganpenggabungan paragraf kalimat dan kata Oleh karena itu beberapa kalimat atau katashykata tunggal yang tidakditerjemahkan dengan baik kalimat atau katashykata tersebut tidak akan mempengaruhi gaya secara keseluruhandari karya yang diterjemahkanDi sini jelas bahwa paragraf kalimat dan kata benarshybenar penting di dalam gaya Paragraf kalimat dan katamerupakan dasar utama dari gaya Kalimat dibentuk dari katashykata paragraf dibentuk dari kalimatshykalimat dan

id 78Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 79Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 80Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 81Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

keseluruhan karya dibentuk dari paragrafshyparagraf Karya yang sangat baik dihasilkan melalui kesempurnaanparagraf paragraf dihasilkan melalui pemakaian kalimat yang sempurna dan kalimat dihasilkan melaluipemilihan kata yang benarshybenar sesuai Ke semua hal tersebut adalah yang ingin dicapai oleh penulis danpenerjemah dalam usahanya membuat hasil terjemahan yang benarshybenar sepadan gayanya Dengan demikiandi dalam proses penerjemahan penerjemah harus melihat keseluruhan karya melalui katashykata kalimat danparagraf dan menentukan gaya yang bagaimana yang akan dipakai Kemudian penerjemah mulaimenerjemahkan secara kalimat per kalimat dan paragraf per paragraf mulai dari awal sampai akhir dengan terusmemperhatikan pada reproduksi gaya yang digunakanBolantildeos (2006 212) menyatakan bahwa gaya merupakan karakteristik tekstual dari semua jenis teks yangmenunjukkan bentuk verbalisasi penulis sesuai dengan maksud komunikatifnya Lebih lanjut Bolantildeosmenyebutkan lima parameter untuk menjelaskan gaya Pertama adalah mendramatisir pergeseran gaya yaitupenggunaan berbagai pilihan kata di dalam teks sasaran dengan cara merubah atau menambahkan katashykatasecara lebih rinci meskipun katashykata tersebut tidak ada di dalam teks sasaran Kedua adalah penggunaanekspresi idiomatik yaitu menggunakan ekspresi idiomatik dalam teks sasaran yang sama dengan ekspresiidiomatik yang digunakan di dalam teks sumber Ketiga adalah penggunaan gaya bahasa yaitu penggunaangaya bahasa yang sama di dalam bahasa sasaran untuk menggantikan gaya bahasa di dalam bahasa sumberKeempat adalah penggunaan jenis bahasa tertentu yaitu penggunaan katashykata yang sesuai struktur kata danberbagai ekspresi yang ada di dalam teks sasaran sesuai dengan jenis teksnya Kelima adalah penggunaantanda baca yaitu penggunaan tanda baca di dalam teks sasaran yang dapat diubah setelah membandingkannyadengan tanda baca di dalam teks sumber

5Ungkapanshyungkapan Budaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa ungkapan budaya yang muncul di dalam penerjemahan

Ungkapanshyungkapan budaya yang dimaksud oleh penulis disini adalah ungkapanshyungkapan yang lebih khususdari teks novel sumber yang tidak hanya mengenai maknanya secara umum atau memiliki karakter leksikalnamun bagianshybagian teks novel yang mengandung atau memiliki pemahaman mengenai konteks budaya danstruktur bahasa yang memiliki makna figuratif atau konotatif Bagianshybagian yang khas atau khusus tersebutadalah

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan budayamateri istilahshyistilah ekologi budaya sosial dan ungkapanshyungkapan figuratif Dari sinilah teks novel ditentukankualitas dan kekhasannya yang istimewa

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Budaya MateriNewmark (198897) menyebutkan beberapa ungkapan yang termasuk ke dalam budaya materi yaitua Food (makanan) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah makanan minuman dan cara penyajiannya Di Amerika misalnya terdapat macaroni spaghetti raviolipizza junk food hors drsquooeuvre starter dessert Algerian wine dan sebagainya b Cloth (pakaian) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah pakaian tradisional kostum nasional dan cara berpakaian Di beberapa negara misalnya terdapat istilahsari kimono yukala jubbah jeans dan sebagainya

id 82Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 83Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

c House (tempat tinggal yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan tempat tinggal komunitasmasyarakat yang biasanya memiliki tempat tinggal yang khas dan memiliki tujuan tertentu misalnya palazzohotel bungalow hacienda pension villa borgata dan sebagainya Sementara itu Sumarno (2003 18shy21)menambahkan bahwa budaya materi juga dapat berupa bangunan tradisional yaitu ungkapanshyungkapan yangberhubungan dengan ciri khas bangunan di suatu budaya dan tidak terdapat di budaya lain Di Cina misalnyaterdapat bagunan yang disebut Tembok Cina di Indonesia terdapat Rumah Gadang Pendhopo Agung dansebagainyad Transport (moda transportasi) yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan sarana dan sistemperhubungan Di beberapa negara alat transportasi ini telah menjadi simbol dari kepemilikan pribadi danseringkali mengkonotasikan martabat seseorang Beberapa nama alat transportasi tersebut tidak hanya memilikinama lokal namun juga telah mengshyinternasional misalnya jumbo jet Metro BMW Volvo flyshyover phaethonlandau tulbury dan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Istilah EkologiIstilahshyistilah ekologi berbedashybeda antara satu budaya dengan budaya lain tergantung pada penamaan masingshymasing wilayah dan tingkat kekhasannya (Newmark 1988 97) Beberapa negara memiliki istilahshyistilah lokaldengan unsurshyunsur lokalnya yang sangat kuat dan penamaan istilahshyistilah lokal tersebut memiliki fungsi yangpenting dalam menunjukkan geografis dan identitas suatu negara Misalnya plateau yang secara geografismerujuk pada wilayah yang terdapat di Inggris dan Amerika sedangkan nama lainnya yaitu mesa altipianosecara geografis langsung merujuk pada suatu wilayah yang ada di Spanyol dan Italia Selain itu beberapa unsurshyunsur ekologi lain yaitu jenis musim hujan lembah ikan dan lain sebagainya yangtidak dapat dipahami baik secara denotatif maupun konotatif juga memiliki katashykata budaya yang perlu dicarikanpenyelesaian padanan misalnya jenis ikan nudibranch yang hanya terdapat di Lautan Pasifik namun tidakditemukan di wilayah lain begitu pula unsurshyunsur ekologi lain yang erat kaitannya dengan unsur komersialmisalnya mango advocado dan lainshylain yang menjadi produk dan kekhasan suatu wilayah yang kemudian dibawa atau di impor ke wilayah lain yang kemudian dinaturalisasikan menjadi mangue avocat dan lainshylain diwilayah lain

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan BudayaSosialMenurut Newmark (198898) yang dimaksud dengan budaya sosial secara khusus adalah manifestasi tertentu didalam suatu masyarakat yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa khusus atau tertentu atau dengankata lain sebagai foreign cultural words Yang tergolong ke dalam budaya sosial tersebut adalah ungkapanshyungkapan di dalam suatu pekerjaan dan kegiatan di waktu senggang yang biasanya dilakukan oleh anggotasuatu komunitas (Newmark 1988 99) sebutan atau penamaan yang diberikan kepada seseorang (Thriveni20021) dan peristiwa budaya (Sumarno 2003 18shy21) a PekerjaanDi dalam menerjemahkan masalah pekerjaan penerjemah harus membedakan antara masalah penerjemahandenotatif dan konotatif dari pekerjaan tersebut Ungkapanshyungkapan pekerjaan yang denotatif biasanya jarangmenimbulkan masalah terjemahan karena katashykata atau ungkapanshyungkapan tersebut dapat secara fungsionaldidefinisikan atau ditransfer misalnya ungkapanshyungkapan di dalam Tsu porkshybutcher cake shop with cafeacutemenjadi jagal warung kopi di dalam TsaUngkapanshyungkapan konotatif di dalam pekerjaan mungkin dapat menimbulkan masalah terjemahan misalnyaungkapanshyungkapan the masses the working class Ungkapanshyungkapan tersebut dapat menimbulkan maknapositif dan negatif yaitu ungkapanshyungkapan yang dapat berarti sekelompok orang yang bekerja (bukanpengangguran) ataupun kelompok orang yang bekerja di pabrik (pekerja pabrik) atau pekerja kasar yang miskinb Kegiatan Waktu Senggang Ungkapanshyungkapan budaya sosial yang merujuk pada kegiatanshykegiatan yang dilakukan pada saat santai dapatberupa pertandinganshypertandingan nasional misalnya cricket bullshyfighting tennis cardshygames gamblinggames dan sebagainya c Sebutan atau PenamaanSebutan atau penamaan terhadap seseorang merupakan unsur budaya sosial yang sering diwujudkan ataudiungkapkan di dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu Ungkapanshyungkapan tersebut juga seringdigunakan oleh penulis atau pengarang sebagai nilai asosiatif Misalnya sebutan Tuan Kate untuk menyebutseseorang yang kerdil yang diibaratkan mirip dengan ayam kate Selain itu sebutan atau penamaan tersebut

id 84Plagiarism detected 006 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 85Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

juga sering diwujudkan untuk mengekspresikan ungkapanshyungkapan tertentu terhadap karakter fisik seseorangmisalnya menyebut rambut dengan ungkapan bangs dan sebagainya d Peristiwa budayaPeristiwa budaya yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan kegiatan atau peristiwa suatu negaraseperti Thanksgiving di Amerika Serikat Sekaten Kenduren dan sebagainya di Indonesia Peristiwashyperistiwabudaya tersebut menimbulkan permasalahan di dalam menerjemahkan karena peristiwa budaya di suatu tempatsangat mungkin tidak dapat ditemukan padanannya di budaya lainPeristiwa budaya ini juga menyangkut kegiatanshykegiatan keorganisasian keagamaan kesenian dan juga istilahshyistilah khusus suatu konsep atau gagasan Istilahshyistilah khusus mengenai suatu gagasan merujuk pada suatuistilah yang dipakai baik secara populer maupun dalam bidang tertentu sebagai suatu entitas atau kejadian Didalam perkembangannya sekarang banyak orang yang menganggap bahwa gagasan adalah suatu kekayaanintelektual httpidwikipediaorgwikiKekayaan_intelektual seperti hak cipta httpidwikipediaorgwikiHak_ciptaatau paten httpidwikipediaorgwikiPaten Terma organisasi maupun religi merujuk pada istilahshyistilah suatuorganisasi atau religi yang dapat berupa organisasi politik sosial negara sekolah dan sebagainya Organisasishyorganisasi tersebut seringkali memiliki istilahshyistilah yang unik dan hanya dimiliki oleh anggota organisasitersebut misalnya organisasi militer yang memiliki istilahshyistilah seperti junta guinta junte mayor dansebagainya Sementara itu di dalam bahasa religi juga diwujudkan dalam berbagai varian istilah atauungkapan misalnya Santa Claus Saint Nicholas Father Christmas Kris Kringle dan lainshylainSementara itu istilah artistik merujuk pada suatu produk atau proses dari suatu unsur yang sedemikian rupamempengaruhi makna emosi dan intelektualitas Artistik mencakup berbagai wilayah kegiatan kreasi danbentuk ekspresi manusia yang termasuk di dalamnya adalah musik potografi film patung lukisan gedung senidan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Gaya BahasaGaya bahasa berbeda dengan gaya Sebagaimana yang penulis uraikan sebelumnya bahwa gaya adalah way ofwriting atau cara bagaimana penulis atau pengarang menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan sedangkan gayabahasa adalah cara bagaimana menyusun bahasa sehingga menimbulkan nuansa keindahan Gaya digunakansebagai suatu istilah yang menekankan pada bentuk tulisan dan membedakannya dengan isi tulisan Carapenulis menyajikan tulisannya mungkin saja menggunakan struktur kata atau kalimat yang kompleks atausederhana menggunakan istilahshyistilah teknis atau budaya menggunakan pemilihan partisipan dari beragamsudutpandang ataupun juga menggunakan bahasashybahasa figuratif atau gaya bahasa yang berbedashybedaDengan kata lain gaya bahasa merupakan bagian dari gayaSecara umum yang dimaksud dengan gaya bahasa

adalah carashycara yang khas bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu sehingga tujuanyang dimaksudkan dapat dicapai secaramaksimal (Ratna 2009 3) Di dalam karya susastra gaya bahasa adalah cara penyusunan bahasa sehinggamenimbulkan aspek estetis Secara tradisional gaya bahasa disamakan dengan majas atau suatu kiasan yangdigunakan

penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspekkeindahan Majas tersebut secara umum dibedakan menjadi empat macam yaitu majas penegasanperbandingan pertentangan dan majas sindiranDilihat dari hakikat karya susastra secara keseluruhan sebagai kualitas estetis perbandingan dianggap sebagaimajas yang paling penting sebab semua majas pada dasarnya memiliki cirishyciri perbandingan Metafora sebagaisalah satu bentuk majas merupakan yang paling banyak dan paling sering di dalam memanfaatkanperbandingan atau dengan kata lain di antara semua majas maka metaforalah yang paling penting MenurutWellek dan Warren (1989 246) makna karya susastra justru terletak di dalam metafora yang berkaitan denganperumpamaan secara umum karena di dalam susastra yang penting adalah citra yang ditampilkan dengan cirikhasnya yang estetis Oleh karena itu di dalam penelitian ini metafora menjadi objek kajian yang berhubungandengan gaya bahasa Metafora didefinisikan melalui dua pengertian secara sempit dan luas Pengertian secara sempit metaforaadalah majas seperti metonimia hiperbola personifikasi dan sebagainya Pengertian metafora secara luasmeliputi semua bentuk kiasan penggunaan bahasa yang dianggap menyimpang dari bahasa baku Di dalamkaitannya dengan penciptaan citra atau kesan baru metafora menurut Larson (1984 246) dibagi menjadi duakategori yaitu metafora hidup dan metafora mati Metafora hidup adalah metafora yang temporer atau sertashymerta diciptakan oleh penulis atau pembicara untuk melukiskan sesuatu yang seringkali penciptaannya

id 86Quotes detected 001 in quotes

id 87Quotes detected 001 in quotes

id 88Quotes detected 001 in quotes

dilakukan secara emosional Misalnya penggunaan bahasa

lsquopisau tajamrsquo yang semula mengacu pada pengertian benda nyata kemudian menjadi

lsquopikiran tajamrsquountuk menunjukkan kejernihan kedalaman dan ketelitian seseorang dalam menganalisis suatu permasalahansama dengan kemampuan pisau tersebut Pisau yang tajam atau bendashybenda lain yang tajam tidak akanmenghasilkan makna yang baru sebab makna tajam yang dimiliki oleh pisau sudah dianggap sebagai maknaliteral Sebaliknya pikiran tajam berhasil membangkitkan emosi sebab makna tajam itu sendiri sudah berada didalam konteks yang baru Dengan kata lain bahwa metafora hidup merupakan estetis yang memberikan kesanbaru Metafora hidup ini akan mudah dipahami apabila pembaca atau pendengar memberikan perhatian yangkhusus terhadap perbandingan yang telah dibuat Metafora mati atau seringkali disebut dengan bahasa klise atau idiom merupakan metafora yang dibentukdengan tidak lagi memikirkan pembanding makna dasarnya namun langsung memikirkan pada makna idiomatisyang dibentuknya Contoh dari metafora mati ini adalah leg of the table atau kaki meja Penulis atau pembicaramembentuk metafora ini dengan membandingkannya antara kaki meja dengan kaki manusia namun penulis danpembaca tidak lagi memikirkan kaki manusia ketika menggunakan tersebut Metafora seperti kaki meja inimemiliki makna yang tetap atau tidak berubah Jadi makna metafora mati atau idiom tidak dapat diprediksi darikatashykata yang membentuk idiom tersebut Misalnya if convicted he will certainly get the hot seat yang memilikimakna

lsquohukuman matirsquo Arti idiom tersebut sama sekali tidak dapat diprediksi dari katashykata pembentuknya yaitu hot dan seat Larson (1984 246) menyatakan bahwa idiom memiliki makna idiomatik yang juga disebut dengan nonshyliteralmeaning (figurative meaning) atau figure of speech yaitu sebuah kata atau frase yang dipakai untukmenciptakan efek khusus dan dipakai bukan dalam arti yang sebenarnya Idiom bisa merupakan kelompok kataatau frase klausa dan bahkan kalimat Idiom termasuk ke dalam ungkapan figuratif yang terdapat di dalamsemua bahasa dan makna dari idiom tersebut tidak bisa diprediksi dari katashykata yang menyusunnya secaraharfiah Walaupun pengarang susastra melakukan penyimpangan strukturshystruktur bahasa yang lazim dipakaikenyataannya mereka tidak dapat melepaskan diri secara total akan konvensi susastra Menurut Aminuddin(200944shy46) konvensi susastra tersebut secara umum dapat dilihat melalui penandashypenanda sebagai berikuta) Bahasa yang dipakai di dalam susastra adalah bahasa yang bersifat estetis puitis dan menyentuh rasakeindahan Keindahan bahasa susastra tercipta lewat pendiksian yang tepat serta kompensasi bunyi yangserasi Setiap novel pasti memenuhi penanda inib) Karya susastra bersifat imajinatif atau fiktif yaitu suatu cerita rekaan yang berangkat dari daya khayal kreatifKarya susastra bersifat intuitif yang mengutamakan faktor rasa Imajinasi merupakan wilayah khusus yang tidakperlu dicocokshycocokkan dengan kenyataan walaupun sesuatu yang bersifat imajinatif tidak harus irasionalSesuatu yang bersifat imajinatif boleh jadi terjadi dalam kehidupan nyata karena bagaimanapun juga karyasusastra merupakan refleksi kehidupan manusiac) Bahasa susastra bersifat konotatif dan multiinterpretasi Bahasa susastra mempunyai banyak makna dandapat ditafsirkan melalui berbagai macam aspek dan dimensi Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa karyasusastra memang merupakan karya kreatif yang harus mampu menggugah kreativisme dan merangsang dayapikir Jika seseorang berhasil menginterpretasikan ungkapanshyungkapan susastra yang rumit maka dia tidakperlu mengklaim bahwa tafsirannyalah yang paling benar karena penafsiran karya susastra terbuka terhadapbanyak tafsir Karya susastra selalu mempunyai berlapisshylapis makna dan karenanya selalu mengundangpenafsiran maknashymakna baru Karya susastra bersifat dinamisd) Bahasa susastra bersifat simbolis asosiatif sugestif dan konotatif Bahasa susastra mengungkapkansesuatu dengan kiasan Penggunaan bahasa kias dalam karya susastra bukan berarti pengarang sengajamembuat pembaca bingung namun justru lebih mendorong pembaca untuk berfikir kreatif Bahasa kias jugamencerminkan kehalusan perasaan pengarang dan daya asosiasi yang tinggie) Tokohshytokoh didalam karya susastra dilukiskan dengan karakter pribadi dan pencitraan diri yang kuatKeberadaan tokohshytokoh tersebut terasa hidup dan berada kuat di tengahshytengah kita Setting dilukiskan dengancermat dan hidup sedangkan plotnya begitu memikat Adanya setting dan plot memungkinkan para tokoh biasbergerak dengan leluasa untuk melahirkan konflikshykonflik yang dramatis

id 89Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 90Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 91Plagiarism detected 004 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 92Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 93Plagiarism detected 005 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 94Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 95Plagiarism detected 011 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 96Plagiarism detected 018 httpsfitrimeydhablogspotcom20

Dengan mengacu pada konvensi di atas dan dengan mempertimbangkan

gaya bahasa sebagai pemakaian bahasa secarakhas maka pemakaian bahasa yang khas dapat diidentifikasi dengan (1) secara teoretis menemukan cirishyciripemakaian bahasa yang khas yang

pada umumnya dilakukan dalam kaitannya denganpenelitian ilmiah misalnya pada saat menganalisis sebuah karya susastra dan (

b) secara praktis melalui pengamatan langsung terhadap pemakaian bahasa seharishyhari misalnya melaluipemakaianberbagai perumpamaan (Ratna 200913) Namun demikian dikaitkan dengan relevansinya

sebagai kekhasan itu sendiri bahasa yangdiciptakan dengan sengaja maka pemakaian bahasa yang khas pada umumnya dibatasi pada karya susastraDominasi penggunaan bahasa yang khas ini di dalam karya susastra diakibatkan oleh beberapa hal sebagaiberikuta) Karya susastra merupakan karya yang mementingkan unsur keindahanb) Karya susastra di dalam menyampaikan pesan menggunakan carashycara tidak langsung sepert refleksimanifestasi dan representasic) Karya susastra

adalah curahan emosi bukan intelektualAspek keindahan pesan tak langsung dan hakikat emosional mengarahkan bahasasusastra pada bentuk penyajian terselubung dan bahkan sengaja disembunyikan Ada suatu kesan bahwa untukmenemukan pesan di dalam karya susastra harus dilakukan melalui jalan yang panjang dan berbelokshybelokJadi karya susastra

berbeda dengan karya ilmiah yang justrumenghindari unsur estetis dan emosionalitas Karya susastra

juga berbeda dengan bahasa seharishyhari yang bersifat praktis dan cepat dimengertiPenggunaan bahasa khas bukan dalam pengertian bahwa bahasa susastra berbeda dengan bahasa seharishyhari dan bahasa ilmiah Tidak ada perbedaan prinsip sepertikosakata dan leksikal antara bahasa susastra bahasa ilmiah dan bahasa seharishyhari Ciri khas danperbedaannya

diperoleh melalui proses pemilihan dan penyusunan kembali Analog dengan kehidupan seharishyhari gayasebagai salah satu cara hidup di antara berbagai cara yang lain gaya bahasa adalah masalah cara pemakaianyang khas bukan bahasa khas yang berbeda dengan bahasa dalam kamus Dengan kata lain kekhasan yangdimaksudkan adalah kekhasan dalam proses seleksi memanipulasi danmengombinasikan katashykata Pilihanshypilihan seperti itulah yang justru memegang peranan karena di dalamproses tersebut terkandung kualitas proses kreatif kemampuan imajinatif dan kekuatan katashykata Sementara itu Zuchridin (1982 87shy91) menegaskan bahwa kekhasan bahasa di dalam karya susastra adalahkekhasan dari sifatshysifat susastra itu sendiri yaitu bahwa karya susastra selain memiliki unsurshyunsur ekspresiamanat informasi fiksi juga bersifat individulisasi Oleh karena kekhasannya tersebut maka penggunaanbahasa di dalam karya susastra harus digunakan sebaikshybaiknya Bahasa yang digunakan harus sederhanasegar tepat dan hidup Dengan melihat pada sifat kekhasan bahasa di dalam karya susastra maka seorangpenerjemah perlu atau harus dapat memberikan interpretasi dan apresiasi yang tepat terhadap karya terjemahanyang akan diterjemahkan

id 97Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 98Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

id 99Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 100Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 101Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu + 6 more resources

id 102Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 103Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

ReferensiLarson Mildred L 1989 Penerjemahan Berdasarkan Makna Terjemahan Kencanawati Taniran Jakarta ArcanNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalRatna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta Pustaka PelajarSumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003SurakartaZuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

6Kesepadanan dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan definisi kesepadanan dalam penerjemahan

Penerjemahan pada dasarnya merupakan pengalihan suatu pesan dan gaya bahasa suatu teks yang sepadandari bahasa yang satu (bahasa sumber) ke bahasa yang lain (bahasa sasaran) Dengan kata lain bahwakegiatan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah selalu ditujukan untuk mencari padanan yang optimal

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranPadanan yang optimal adalah tujuan akhir penerjemahan (Zhu 2004) Di dalam usaha mencari suatu padananyang optimal bukanlah hal yang mudah bagi penerjemah dan seringkali menimbulkan banyak masalahMasalahshymasalah tersebut sebagai akibat adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosiokultural

antara bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut Rochayah (2000 106) kesepadanan bukanlah kesamaan Hal ini karena bahasa berbeda satu samalain baik yang menyangkut bentuk maupun kaidah yang mengatur konstruksi gramatikal Hal senadadisampaikan oleh Bassnett (200237) bahwa kesepadanan (equivalence) di dalam penerjemahan seharusnyatidak disebut dengan kesamaan (sameness) karena kesamaan tidak dapat muncul bersama antara dua bentukteks sasaran dari teks yang sama namun tetap berdiri sendiri

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu Pym (20072) mengatakan bahwa

id 104Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dan teks bahasa sasarantidak bisa disebut berpadanan karena konsep terjemahan itu sendiri pada dasarnya secara budaya berbeda danmemiliki konsep sendirishysendiri Lebih lanjut menurut Nababan (2008) suatu kesepadanan penerjemahan antara teks sasaran dengan tekssumber sangatlah problematik dalam arti bahwa kesepadanan mutlak sangatlah sulit dicapai Hal ini karena tigaalasan yaitu tidak mungkin suatu teks memiliki interpretasi yang konstan sama meskipun dari orang yang samadalam kesempatan yang berbeda penerjemahan merupakan interpretasi subjektif dari penerjemah (samadengan pendapat William 2001) dan tidak mungkin bagi seorang penerjemah untuk menentukan bagaimanatanggapan pembaca terjemahan terhadap teks sumber ketika teks sumber tersebut pertama kali dibuat Didalam usaha mencari hubungan padanan ini beberapa pakar penerjemahan menyodorkan berbagai pendapatmengenai konsep kepadanan dalam penerjemahan

A Vinay dan Darbelnet

Vinay and Darbelnet (1995342) memandang kesepadanan sebagai suatu prosedur pengalihan situasi ataukonteks yang sama dengan konteks aslinya meskipun pengalihannya menggunakan katashykata yang berbedaantara teks sasaran dengan teks sumber Menurut Vinay dan Darbelnet apabila prosedur ini diterapkan dalamproses penerjemahan prosedur tersebut mampu menjaga bentuk atau gaya dari teks sumber ke dalam tekssasaran Oleh karena itu kesepadanan tersebut merupakan metode yang sangat ideal di dalam menerjemahkanperibahasa idiom frasa nominal atau sifat dan juga onomatopi suara binatangLebih lanjut Vinay dan Darbelnet mengatakan penciptaan kesepadanan muncul dari suatu situasi yaitu situasi didalam teks sumber yang akan dicarikan solusinya atau padanannya oleh penerjemah Di dalam mencaripadanan ini penerjemah tidaklah cukup apabila hanya mencarikan padanannya melalui kamus atau glosari sajanamun juga harus mencari padanannya di dalam situasi atau konteks yang sama atau dalam istilah mereka disebut dengan full equivalents (hal 255)

B Jakobson

Kesepadanan menurut Jakobson (2000 233) adalah penggunaan sinonim untuk mendapatkan makna dari tekssumber (hal yang sama juga disampaikan oleh Amstrong 200544) Hal ini berarti bahwa di dalampenerjemahan tidak ada yang namanya full equivalence antara fiturshyfitur kebahasaaan di dalam teks sumber danteks sasaran Di dalam konsep kesepadanan ini dapat dijelaskan bahwa penerjemahan melibatkan duapengalihan pesan yang sepadan di dalam dua fitur kebahasaan yang berbeda Lebih lanjut Jakobsonmengatakan bahwa dari sudut pandang gramatikal bahasa pastilah berbeda satu sama lain namun perbedaantersebut tidak berarti bahwa penerjemahan tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain bahwa penerjemahantetap dapat dilakukan meskipun menghadapi masalah di dalam mencari padanan penerjemahan Di dalammencari padanan ini dapat dilakukan dengan cara peminjaman kata (loanwords) pergeseran semantik ataupenciptaan kata sendiri Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Jakobson ini dapat dijelaskan bahwa di dalam halshyhal tertentu tidakada kesepadanan literal untuk katashykata atau kalimat tertentu atau khas di dalam teks sumber dan oleh karenaitu penerjemah harus memilih atau mencari cara yang paling sesuai atau memungkinkan diterapkan pada tekssasaran Di sini nampak bahwa ada kesamaan antara konsep kesepadanan Vinay dan Darbelnet dengankonsep Jakobson Kedua konsep kesepadanan tersebut menekankan bahwa apabila pendekatan linguistiksudah tidak lagi sesuai di dalam menerjemahkan penerjemah harus mencari prosedur yang lain misalnyapinjaman kata (loanwords) pergeseran semantik dan sebagainya Kedua konsep tersebut menjelaskanketerbatasan teori linguistik dan menjelaskan bahwa penerjemahan tetap dapat dilakukan karena masih terdapacarashycara lain yang dapat dipilih oleh penerjemah

C Nida dan Taber

Menurut Nida (1982200shy201) terdapat dua jenis kesepadanan yaitu kesepadanan formal dan kesepadanandinamis Kesepadanan formal merujuk pada kesepadanan maksimal pada kata atau frasa bahasa sumber Nidadan Taber memberikan kejelasan bahwa tidak selalu ada kesepadanan formal antara dua bahasa

Oleh karena itu Nida dan Tabermenyarankan bahwa kesepadanan formal dipakai apabila penerjemahan bertujuan untuk mendapatkankesepadanan yang benarshybenar formal daripada kesepadanan yang sifatnya dinamis Penggunaankesepadanan formal ini membawa implikasi yang cukup serius di dalam teks sasaran karena penerjemahan

id 105Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 106Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 107Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tersebut tidak akan mudah dipahami oleh pembaca (Fawcett 1997) Nida dan Taber sendiri menyatakan bahwakesepadanan formal pada umumnya menyimpangkan pola gramatikal dan gaya dari bahasa sasaran dan olehkarenanya juga menyimpangkan pesan atau makna yang disampaikan kepada pembaca karena pembaca akansangat sulit memahami pesan yang disampaikan Kesepadanan dinamis merujuk pada prinsip penerjemahan bahwa penerjemah berusaha mencari makna aslisedemikian rupa sehingga katashykata di dalam teks sasaran akan membangkitkan pengaruh atau efek yang samakepada pembaca sasaran sebagaimana pengaruh atau efek yang dibangkitkan teks sumber terhadap pembacateks sumber Hal ini berarti bahwa bentuk atau gaya di dalam teks sumber dapat diubah sepanjang perubahantersebut mengacu pada konsistensi kontekstual dalam pengalihannya Konsep kesepadanan oleh Nida dan Taber ini menyiratkan secara jelas bahwa kesepadanan dinamis lebihefektif (Ibrahim 20081) daripada kesepadanan formal karena hal ini dapat dipahami bahwa konteks atau situasijauh lebih akurat dan komunikatif daripada menggunakan pendekatan linguistik di dalam menerjemahkan ataudengan kata lain kualitas pragmatikshysemantik lebih menjelaskan kesepadanan dalam penerjemahan daripadasekadar kesepadanan harfiah saja Atau dalam pandangan Hatim dan Munday (200427) bahwa kesepadananformal hanya melibatkan pendeskripsian sistem kebahasaan saja (langue) dan bukannya perbandingan dankesepadanan

antara teks sumber dan teks sasaran

CNewmark

Newmark (1981) membedakan konsep kesepadanan antara kesepadanan semantik dan kesepadanankomunikatif Sama halnya dengan konsep kesepadanan dinamis yang diberikan oleh Nida dan Taberkesepadanan komunikatif juga berusaha menciptakan efek terhadap pembaca teks sasaran yang sama denganapa yang diterima oleh pembaca teks bahasa sumber

E MundayMunday (2000) menggambarkan konsep kesepadanan dalam lima jenis kesepadanan yaitu1 Kesepadanan denotatif yaitu yang berhubungan dengan kesepadanan ekstralinguistik suatu teks2 Kesepadanan konotatif yaitu yang berhubungan dengan pilihanshypilihan leksikal3 Kesepadanan teksshynormatif yaitu yang berhubungan dengan jenisshyjenis teks4 Kesepadanan pragmatik atau kesepadanan komunikatif yaitu kesepadanan yang ditujukan pada pembacateks5 Kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang berhubungan dengan bentuk atau gaya suatu teks

F Catford

Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Catford (1974) ini benarshybenar berbeda dengan yang ditawarkanoleh Vinay dan Darbelnet Jakobson maupun Nida dan Taber karena Catford lebih menekankan padapendekatan yang berbasis linguistik dengan kontribusi terbesarnya di dalam terjemahan yaitu mengenaipergeseran terjemahan (translation shift) Gagasan mengenai pergeseran terjemahan tersebut pada dasarnyaberawal dari perbedaan antara kesepadanan formal dan kesepadanan tekstual Di dalam terjemahan terikat(rankshybound translation) kesepadanan dilakukan secara kata per kata atau morfem per morfem di dalam tekssasaran Sementara itu di dalam terjemahan bebas (unbounded translation) kesepadanan tidak terikat padatataran tertentu dalam arti bahwa kesepadanan dapat ditemukan di dalam tingkat kalimat klausa ataupuntingkat yang lain Oleh karena itu menurut Catford bahwa kesepadanan formal selalu ada

antara teks sumber dan teks sasarandan memiliki konfigurasi yang sama di dalam tataran (ranks) teks sumber dan teks sasaran Salah satu masalahyang nyata di dalam kesepadanan formal adalah meskipun bermanfaat di dalam perbandingan bahasa namuntidak benarshybenar sesuai di dalam memcari kesepadanan terjemahan

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu kesepadanan tekstual terjadi ketika teks di dalam bahasa sasaran diselaraskan supaya sepadan

id 108Quotes detected 001 in quotes

id 109Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan teks yang ada di dalam bahasa sumber Sejauh pergeseran terjemahan dapat dilakukan makakesepadanan terjemahan dapat dilakukan Dengan alasan ini Catford membedakan pergeseran terjemahandengan pergeseran tingkat (level shifts) dan pergeseran kategori (category shifts)Konsep kesepadanan Catford ini menuai banyak kritik Salah satu kritik yang paling tajam berasal dari SnellshyHornby (198819shy20) yaitu yang mengatakan bahwa definisi kesepadanan tekstual Catford yang sangatbergantung pada faktor tekstual

lsquobenarshybenar tidak cukuprsquodi dalam proses penerjemahan SnellshyHornby menyatakan bahwa proses penerjemahan tidak cukup hanyadengan pengurangan atau pergeseran pada tataran linguistik saja namun masih ada faktorshyfaktor lain yangperlu diperhatikan yaitu aspek budaya dan konteks

G House

House (197749) lebih menekankan pada kesepadanan semantik dan pragmatik dan menyatakan bahwa tekssumber dan teks sasaran seharusnya memiliki fungsi yang sepadanan dan berada dalam dimensi situasionalyang sama Jadi apabila teks sumber dan teks sasaran secara substansial berbeda dimensi situasinya dankemudian secara fungsinya tidak sepadan maka terjemahan tersebut tidak memiliki kualitas terjemahan yangtinggi

H Baker Baker mengeksplorasi kesepadanan dalam berbagai tingkatan di dalam proses penerjemahan Menurut Baker(199211shy12) kesepadanan dapat digolongkan dalam a Kesepadanan kata yaitu kesepadanan antar kata Ketika penerjemah mulai menganalisis teks sumberpenerjemah melihat katashykata sebagai suatu unit tunggal untuk menemukan padanan langsung di dalam tekssasaran b Kesepadanan Gramatikal Kesepadanan ini merujuk pada perbedaanshyperbedaan kategori gramatikal bahasasumber dengan bahasa sasaran Menurut Baker aturan gramatikal mungkin berbedashybeda antar bahasa dan inimenimbulkan masalah di dalam mencari kesepadanan langsung di dalam teks sasaran Perbedaan inimemungkinkan sekali terjadi perubahan pesan atau makna dalam teks sumber dan teks sasaran Perubahan inimembuat penerjemah melakukan penambahan atau penghilangan informasi di dalam teks sasaran itu sendiri c Kesepadanan Tekstual Kesepadanan ini merujuk pada kesepadanan

antara teks sumber dan teks sasarandalam hal makna dan kohesinya Penerjemah berusaha mencari atau menghasilkan suatu teks yang kohesif dankoheren bagi pembaca teks sasaran di dalam konteks tertentu Hal ini tergantung kepada penerjemah untukmemutuskan apakah tetap menjaga atau melepas ikatan kohesif dan koheren teks sumber Keputusan untukmelakukan ini akan banyak dipengaruhi oleh aspek pembaca sasaran tujuan penerjemahan dan jenis teks d Kesepadanan Pragmatik Kesepadanan ini merujuk pada implikatur dan strategi yang digunakan selamaproses penerjemahan Implikatur di sini bukan semata apa yang secara eksplisit disampaikan namun juga apayang tersirat Oleh karena itu peran penerjemah adalah menjembatani maksud penulis baik yang tersuratmaupun tersirat ke dalam budaya lain sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca memahami teksdengan mudah

I Bell

Bell (19916) membagi kesepadanan berdasar sifat bahasa itu sendiri yaitu sebagai struktur formal dan sebagaisistem komunikasi Bahasa sebagai struktur formal terdiri dari unsurshyunsur yang dikombinasikan dan yangmemiliki makna Bahasa sebagai sistem komunikasi dalam arti bahwa bentukshybentuk struktur formal tersebutmengacu pada entitas dan disertai dengan sinyalshysinyal yang memiliki nilai komunikasi Berdasarkan sifatbahasa ini kesepadanan terjemahan dibedakan atas kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang bebaskonteks dan kesepadanan fungsional yaitu kesepadanan yang berorientasi pada nilaishynilai komunikasi teksDari beberapa konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh para pakar tersebut secara substansial dapat dilihatbahwa beberapa pakar lebih berfokus pada aspek linguistik dan beberapa pakar lain lebih pada fungsinyaPernyataan yang sama diungkapkan oleh Leonardi (20001) bahwa konsep kesepadanan dapat dibagi ke dalamtiga kelompok yaitu (1) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan pada pendekatan linguistik di dalamupaya mencari kesepadanan di dalam menerjemahkan (2) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan

id 110Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

id 111Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 112Plagiarism detected 004 httpjournalsumsacidindexphp

id 113Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

kesepadanan dengan melihat pada perbedaan aspek pragmatiksemantik fungsi dan budaya dan (3) kelompokpakar penerjemahan yang berdiri di tengahshytengah yang menganggap bahwa penerjemahan pada dasarnyaadalah rsquofor the sake of conveniencersquo Sebagaimana disebutkan di atas bahwa karena adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosioshykulturalantara bahasa sumber dan bahasa sasaran maka diperlukan strategi pemecahan masalah padanan Strategitersebut dapat berupa penambahan informasi pengurangan informasi dan penyesuaian struktur (Newmark198885shy91) Penambahan informasi adalah memasukkan informasi yang tidak ada dalam teks sumber ke dalamteks sasaran Informasi yang ditambahkan dapat berupa informasi kultural teknis atau kebahasaanPenghilangan informasi merujuk pada penghilangan isi dan bukan penyelarasan struktur untuk menghasilkanterjemahan yang gramatikal Penyesuaian struktur merujuk pada perubahan atau pergeseran tatabahasa daribahasa sumber ke bahasa sasaran Tujuan penyesuaian struktur ini adalah untuk menghasilkan terjemahanyang sepadan makna dan gayanya Sementara itu menurut Aguardo (2005294) strategi lain yang dapatdilakukan untuk mengatasi masalah kesepadanan adalah dengan menggunakan berbagai strategimenerjemahkan dengan memperhatikan pada tataran kata kalimat dan pertanyaanshypertanyaan pada maknashymakna leksikalNamun demikian karena tidak ada dua bahasa yang secara sistematis dan budaya sama maka pergeserantersebut penambahan penghilangan dan substitusi perlu dilakukan namun tidak dalam setiap kesempatan(Riazi 2008) Penerjemah perlu mempertimbangkan secara mendalam penggunaan gaya di dalam tekssasaran Apabila terdapat perbedaan yang sangat lebar antara dua bahasa penerjemah dapat merubahnya kedalam bentuk atau gaya yang sesuai di dalam bahasa sasaran yang didasarkan pada suatu konteks yangmelatarinya (Pinto 2001 House 2001) dan juga tugas penerjemah perlu mengenali jenisshyjenis teks sebelummemulai menerjemahkan (Nieminen 2004)

ReferensiAguardo Pilar 2005 TranslationshyStrategies Use A ClassroomshyBased Examination of Bakerrsquos Taxonomy OnlineTranslation Journal Meta vol 50 ndeg 1 2005 p 294shy311 (http httpideruditorgiderudit010675ar )Catford JC

1974 A Linguistic Theory on Translation London Oxford UniversityPressFawcett Peter 1997 Translation and Language Linguistic Theories Explained Manchester St JeromePublishingHatim B dan I Mason 1997

The Translator as Communicator LondonNew YorkRutledgeHouse Juliane 1977 A Model for Translation Quality Assessment Tuumlbingen Gunter Narr

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressLeonardi Vanessa 2000 Equivalence in Translation Between Myth and Reality Online Translation Journal 44 1shy14 (httpaccurapidcomjournal14equivhtm)Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNababan Rudolf

2008 Equivalence in Translation Some ProblemshySolving Strategies Online Translation Article (httphttpwwwprozcomdoc2071 )Newmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

id 114Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 115Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

Nida Eugene A 1982 Language Structure and Translation Stanford University Press CaliforniaNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta GrasindoSnellshyHornby Mary1988 Translation Studies an Integrated Approach Amsterdam and Philadelphia JohnBenjaminsVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John BenjaminsWilliams M 2001 The Application of Argumentation Theory to Translation Quality Assessment OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 326shy 344(httpwwweruditorg)Zhu Chunshen 2004 Ut Once More The Sentence as the Key Functional Unit of Translation OnlineTranslation Journal Meta Translators Journal vol 44 ndeg 3 2004 p 429shy447 (httpideruditorgiderudit004644ar )

7Analisis Kontrastif dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menguraikan analisis kontrastif dalam penerjemahan

Kemunculan analisis kontrastif dimulai setelah Perang Dunia II dengan adanya urbanisasi besarshybesaran darisatu negara ke negara lain Urbanisasi ini memaksa suatu negara (sebagai pendatang) dengan segalakonsekuensinya harus mempelajari lingkungan sosiobudaya masyarakat atau negara yang ditempati James(1980iv) menyatakan bahwa pada tahun 1960 analisis kontrastif pertama kali dipublikasikan denganmembandingkan bahasa Inggris dengan bahasashybahasa lain yaitu Jerman Prancis Polandia dan Spanyol dandiselenggarakannya programshyprogram pengajaran bahasa yang sesuai dengan negara baru yang ditujuBerbagai penelitian mengenai analisis kontrastif dilakukan oleh para ahli bahasa untuk membandingkan aspekshyaspek yang ada dalam bahasa satu dengan bahasa lainnya Pada dekade ini penelitian mengenai analisiskontrastif mencapai puncaknyaNamun setelah tahun 1970 analisis kontrastif mulai kurang mendapat perhatian Hal ini dikarenakan duapenyebab utama yaitu linguistik deskriptif dan pedagogik psikolinguistik Linguistik deskriptif sebagai dasar daridiskriptif kontrastif tidak mampu bertahan terhadap tekananshytekanan yang terusshymenerus terkait denganperubahan model analisis dan pendekatanshypendekatan sedangkan dari faktor pedagogik pesikolinguistik paraguru bahasa menganggap bahwa deskriptif kontrastif yang mereka kenal hanya mampu memprediksi sebagianmasalah pembelajaran saja dan hal ini justru menyebabkan berbagai masalah baru bagi para pembelajar yangmemiliki latar belakang berbeda dan merosotnya kualitas hasil proses pembelajaran

Pasang surut analisis kontrastifAnalisis kontrastif dalam perjalannya mengalami pasang surut yang tidak hanya problematik namun juga penuhkontroversi(James 1980166) Di dalam melihat pasang surut ini paling tidak dapat dilihat dalam dua pertanyaan

id 116Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 117Quotes detected 0 in quotes

id 118Quotes detected 0 in quotes

id 119Quotes detected 0 in quotes

id 120Quotes detected 0 in quotes

id 121Quotes detected 0 in quotes

id 122Quotes detected 0 in quotes

id 123Quotes detected 0 in quotes

id 124Quotes detected 013 in quotes

utama yaitu apakah bahasashybahasa yang berbeda dapat dibandingkan semua dengan sematashymata melihatsifat analisis kontrastif yang memiliki validitas rendah (face validity) dan apabila bahasashybahasa itu secaraprinsip dapat dibandingkan dengan memakai kriteria apa hal tersebut dapat dibandingkanPertanyaan pertama tersebut menjadi suatu dilema bagi para Strukturalis yang telah mempromosikan analisiskontrastif dimana pada saat yang sama mereka tetap bertahan pada keunikan masingshymasing bahasa Keunikanini terlihat dalam penentuan kategori sistem fonologi dan gramatikal Contoh dari pandangan ini adalah bahwabahasa Inggris dan Jerman mempunyai fonem yang ditunjukkan dengan simbol yang sama i dan intmisalnyadalam queen shoe much pretty namun bernilai berbeda

Hal yang sama juga terjadi padapenggunaan label tense dan artikel untuk merujuk pada kategori gramatikal tertentu pada dua bahasa yangberbeda yang tidak berarti bahwa kita membicarakan hal yang sama Contoh dari fakta ini adalah penggunaankata benda

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman dan Perancis Kata

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman memiliki nilai yang berbeda dengan

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Perancis Maskulin dalam bahasa Perancis maksudnya hanya berbeda dengan

lsquofeminimrsquo(sistem gender duashyistilah) sedangkan dalam bahasa Jerman

lsquomaskulinrsquodibedakan dengan

lsquoneuterrsquodan

lsquofeminimrsquo(sistem gender tigashyistilah)Pertanyaan kedua merujuk pada tertium comparationis (TC) untuk analisis kontrastif fonologi dan leksikal yaitustruktur tampak muka (surface structure) struktur makna (deep structure) dan kesepadanan terjemahan(translation equivalence) Keberatan utama pada penggunaan struktur tampak muka dalam TC ini adalah bahwastruktur tampak muka ini mengarah peda persamaan antarbahasa yang superfisial dan tidak penting Keberatanyang sama juga terjadi pada struktur makna bahwa kalimatshykalimat dalam bahasashybahasa yang sama maupunberbeda dengan struktur makna tidak serta merta memiliki kesepadanan komunikatif yang sama Dengan katalain meskipun kita mendemonstrasikan dua kalimat dari dua bahasa yang berbeda kita dapat membingungkanpembaca bila kita berusaha menyamakan bahasa tersebut dalam hal potensial komunikatifnya

Pentingnya analisis kontrastif dalam terjemahan

Analisis kontrastif memiliki peran yang penting dalam terjemahan meskipun terdapat beberapa keberatanSebagaimana dikatakan oleh Baker (1998 49)

ldquothe relationship between contrastive translation is bishydirectional on the other hand the translation of specificpieces of text may provide the data dor contrastive analysis On the other hand contrastive analysis may

id 125Quotes detected 001 in quotes

id 126Quotes detected 0 in quotes

id 127Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 128Quotes detected 014 in quotes

provide explanations of difficulties encountered in translationrdquo

Pentingnya analisis kontrastif ini dapat disimak dalam pendefinisian kesepadanan terjemahan(Jakobson2000233 Newmark1982Munday2000 Pinto 2001 House 2001 Nieminen 2004) Beberapapakar (Vinay and Darbelnet1995342 Catford 1974) menyatakan bahwa kesepadanan terjemahan adalahsinonim dengan kesamaan makna Menurut pandangan ini bahwa para kontrativis seharusnya menyamakanpasangan kalimat dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan

lsquobenarshybenar samarsquo Permasalahan menjadi muncul bagaimanakah menentukan bahwa kalimat dalam bahasa sumber memilikimakna yang benarshybenar sama dengan bahasa sasaran Salah satu cara untuk menentukan kesepadanan terjemahan ini adalah dengan identifikasi struktur makna (deepstructure) karena struktur makna dalam suatu kalimat merupakan suatu

lsquorepresentasirsquoyang menghubungkan semua informasi yang sesuai dengan interpretasi tunggal dari kalimat tertentu ataukalimat yang dimaksud (James 1980175) Struktur makna menyamakan makna yang menyatakan bahwaidentitas struktur makna menyamakan kesamaan makna Kesimpulan yang beralasan yang bisa diambil adalahbahwa konstruksi yang sama memiliki struktur makna yang identik atau sama yang bahkan bila pada strukturtampak mukanya berbeda Contoh dalam hal ini adalaha Annaura sliced the potato with a knifeNP1 V NP2 NP3b Annaura used a knife to slice the potatoNP1 V1 NP3 V2 NP2c Annaura mengiris kentang dengan pisauNP1 V NP2 NP3d Annaura menggunakan pisau untuk mengiris kentangNP1 V1 NP3 V2 NP2e Annaura used a knife (Annaura sliced the potato)NP1 V NP3 ( NP1 V NP2 ) S

Penjelasan dari contoh diatas adalah sebagai berikut1

Dalam bahasa sumber dan bahasa sasarankata kerja slicemengiris adalah aktif2 NP2 (potato) tidak harus menjadi pusat NP33 Pertanyaan yang diambil dari kedua pasangan bahasa sumber dan bahasa sasaran adalah samaDid Annaura slice the potato with a knifeApakah Annura mengiris kentang dengan pisau

Contoh diatas menunjukkan bahwa kesepadanan terjemahan a dan b memiliki struktur makna yang samadengan c dan d yang berarti bahwa kesepadanan terjemahan ini mengimplikasikan identitas struktur maknaStruktur makna ini dapat mengidentifikasi kesepadanan makna terutama kesepadanan ideasionalKontrastif analisis sebagai suatu ilmu linguistik terapan merupakan disiplin ilmu linguistik hibrida suatu ilmu yangtidak hanya berkutat pada aspekshyaspek kebahasaan saja tetapi juga masalahshymasalah psikologi dan sosiologiHal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh James (19806)

ldquo A further reason why I think it necessary to postulate the existence of a science which is called lsquoappliedlinguisticsrsquo is slightly paradoxical applied linguistics is a hybrid discipline constituted not only of linguistics butalso of psychology and sociologyrdquo

Berbeda dengan linguistik murni linguistik terapan tidak hanya menilai validitas kebahasaannya saja tetapi juga

id 129Quotes detected 001 in quotes

id 130Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

validitas psikologi dan sosiolinguistiknya Dengan kata lain bahwa salah satu cabang ilmu linguistik terapan tidakmenggantungkan sepenuhnya pada ilmu bahasa yang

lsquobenarshybenar murnirsquotetapi juga semua teorishyteori pendukung kebahasaan yang lainnya dengan berbagai wawasan dua cabang ilmuyang lainnya Jadi analisis kontrastif menggantungkan sepenuhnya pada kedua cabang tersebut terutamapsikologiAnalisis kontrastif dalam paham komparabilitasnya tidak hanya membandingkan pada aspek komparatifkontrastif atau tipologinya saja melainkan dalam kesemestaan bahasa (universals of language) Tujuan daripencapaian kesemestaan bahasa adalah sebagaimana dinyatakan oleh Chomskyrdquo Real progress in linguisticsconsists in the discovery that certain features of given languages can be reduced to universal properties oflanguage and explained in terms of these deeper aspects of linguistic formrdquo(James 1980 7)Jadi pencarian aspekshyaspek kebahasaan yang lain untuk memperoleh aspek kesemestaan ini perlu dilakukandengan menggunakan analisis yang mendalam (analisis makna) dari beberapa bahasa tunggal Contoh dari halini adalah sebagaimana dibuktikan oleh Ross (dalam James 1980 7) bahwa secara kesemestaan kata sifatberasal dari frasa kata benda (NP) di dalam struktur makna (deep structure) seperti di bawah iniJack is clever but he doesnrsquot look it

Ross mengecek kebenaran ini dengan membandingkannya dengan data dari bahasa Jerman dan Perancissebagai berikut

Hans ist klug aber seine Sohne sind es nicht Jean est intelligent mais ses enfants ne le sont pas

Pengecekan tersebut terbukti benar bahwa pengganti kata benda it es le secara pasti mengarah pada katasifat di dalam klausa antesenden

Komponen Analisis KontrastifPara pakar kontrastif melihat kontrastif analisis sebagai suatu tujuan untuk menerangkan aspekshyaspek tertentudari pembelajaran bahasa kedua suatu cara atau metode untuk mendeskripsikan bahasa pertama dan bahasakedua pembelajar yang harus dipelajari dan suatu tehnik untuk membandingkan deskripsishydeskripsi tersebut Analisis kontrastif meminjam kerangka kerja linguistik untuk mengorganisasikan tiga deskripsi kebahasaanPertama analisis kontrastif mengadopsi deskripsi kebahasaan di dalam membagi konsep bahasa ke dalam tigawilayah yang lebih kecil yaitu fonologi grammar dan leksis Tingkatanshytingkatan bahasa sebagai suatukomponen linguistik dari analisis kontrastif tersebut membatasi dirinya sendiri pada beberapa aspek bahasa dantidak mencakup beberapa aspek secara simultan Jadi wilayah fonologi hanya pada sound system dari suatubahasa dan seterusnya Kedua deskripsi kebahasaan juga digunakan untuk menentukan kategori kebahasaan yang meliputi unitstruktur kelas dan sistem Di samping membatasi diri pada masingshymasing wilayah bahasa deskripsikebahasaan juga menegaskan adanya suatu referensi terhadap berbagai entitas atau konsep gramatikalDengan kata lain deskripsi kebahasaan disusun dalam suatu kerangka kerja kategori yaitu unit struktur kelasdan sistem Keempat kategori tersebut bersifat universal maksudnya keempat kategori tersebut sangatlahpenting dan mencukupi sebagai dasar mendeskripsikan berbagai bahasaAnalisis kontrastif di dalam kategori unit menganalisis unitshyunit yang ada dalam suatu kalimat Suatu kalimattunggal dalam bahasa sumber akan selalu berhubungan dengan dasar satushydemishysatu dengan kalimat tunggaldalam bahasa sasaran Di dalam kategori struktur analisis kontrastif menganalisis susunan linear yang mungkindari unitshyunit di dalam klausa frasa dan kata Pernyataan struktur analisis kontrastif ini secara implisit

dapat dilihat di dalam kalimat berikutMy friend who plays football is very patient Di dalam kategori kelas analisis kontrastif menganalisis unitshyunityang dapat beroperasi di berbagai tempat dalam struktur Di dalam kategori sistem analisis kontrastifmenganalisis pilihan dari rangkaian unsure yang tidak ditentukan lagi oleh tempat dimana unsur tersebutmenduduki suatu kalimat Pilihan yang dimaksud adalah pilihan terhadap terma tertentu pada satu tempattertentu dalam rangkaian pilihan terma yang lain yang juga mungkin ada di termpat tersebut Misalnya kita harusmenggunakan frasa kelas nominal untuk mengisi subjek di dalam klausa tetapi kita bebas untuk memilih antarafrasa nomina tunggal atau jamak Ketiga analisis kontrastif menggabungkan deskripsishydeskripsi tersebut ke dalam model bahasa yang sama

id 131Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 132Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

id 133Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

Terdapat beberapa model yang digunakan di dalam analisis kontrastif yaitu model struktur (taksonomi) modeltransformationalshygenerative grammar (TGG) dan model contrastive generative grammar (CGG) Model struktural menurut para Strukturalis dapat digunakan untuk tujuan komparatif Model tersebutmempermudah di dalam mengukur struktur gramatikal dan membuat perbedaan maksimum antara dua sistembahasa Dengan model struktural beberapa konstruksi gramatikal yang tidak sederhana (yang tidak terdiri darisalah satu unsur) dapat dikurangi dalam pasangan konstituen (analisis ini disebut Immediate Constituent)Misalnya konstruksi seperti disgraceful dianalisis ke dalam disgrace + ful Dengan kata lain konstruksi yangdiberikan terbentuk dari bagian ABC yang dapat dianalisis dengan AB + C atau A + BC Prosedur ini juga dapatdigunakan untuk penerapan yang lebih luas misalnya di dalam frasa maupun kalimat Model transformationalshygenerative grammar mengenali tingkatan deep structure (struktur makna)dan surfacestructure dalam suatu kalimat Kedua tingkatan ini dihubungkan dengan menggunakan apa yang disebuttransformation dengan komponen sintaktik grammar yaitu generative dan komponen semantik yaituinterpretative Model contrastive generative grammar sejauh ini telah diasumsikan bahwa suatu prosedur dimana masingshymasing dari dua bahasa yang terlibat di dalam analisis kontrastif telah dianalisis secara independen yang manakedua bahasa tersebut menghasilkan analisis untuk tujuan perbandingan Analisis kontrastif ini melibatkan duafase pertama deskripsi independen dan kedua komparasinya Fase deskripfit Nampak sebagai pendahuluansaja terhadap analisis kontrastif daripada sebagai bagian yang integral di dalamnya sedangkan fase komparatifnampak seperti ditentukan oleh inputnya Prosedur yang seharusnya adalah bahasa simber dan bahasa sasarandiletakkan menjadi satu yang dimunculkan dari beberapa dasar dan dibandingkan selama proses generatifnya

Metode Analisis KontrastifDi dalam aplikasi analisis kontrastif terutama yang menyangkut analisis kalimat di dalam suatu teks digunakanbeberapa metode yaitu karakterisasi tekstual tipologi teks dan teks yang diterjemahkanKarakterisasi tekstual merujuk pada kumpulan data yang ditunjukkan oleh masingshymasing pasangan bahasa didalam pemakaian perangkat kebahasaan tertentu untuk mencapai kohesi tekstual Konsep kohesi didapatkanmelalui pengulangan bagian dari masingshymasing kohesi yang mendahului suatu kalimat Jenis pendekatantekstual ini membutuhkan rangkaian teks yang sangat besar dalam masingshymasing bahasa jenis perangkatkohesi yang digunakan dan jenis konteks yang melatarbelakanginyaTipologi teks merujuk pada penentuan jenis teks di dalam bahasa yang berbeda yang menunjukkan fungsi yangsama Jenis teks tersebut adalah isi bentuk dan kesan sedangkan fungsi yang ditunjukkan adalah fungsi teksekspresif informatif dan imperatif Di dalam analisis kontrastif metode ini menggambarkan teksshyteks ekspresifdi

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranTeks yang diterjemahkan merupakan dasar utama analisis kontrastif tekstual Batasan utamanya adalah potensiterjadinya distorsi terjemahan yaitu bahwa teks bahasa sasaran dapat menunjukkan tandashytanda interferensidari bahasa sumber Karena penerjemah harus diberi akses pada teks sumber maka tidak ada cara untukmencegah pentransferan bentuk aslinya ke dalam bahasa sasaran Bila terjadi interferensi bahasa sumbermaka bahasa sasaran menjadi tidak alami atau tidak autentik Contoh dalam hal ini adalah kajian analisis kontrastif kedua kalimat yang digarisbawahi di bawah iniAt its southern shore it is exposed to 1 2 3 4 5Di ____ pantai selatan ______ ___________ 1 2 3 4 5the thunderous waves of the Indian Ocean6 7 8dari Samudera Indonesia7 8which is ruled by the Goddess the Southern Sea Loro Kidul

9 10 1112 13 14yang diperintah oleh Dewi Pantai Selatan Loro Kidul

9 10 11 12

id 134Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

13 14suara ombak terdengar gemuruh6

Pembahasan1 At diterjemahkan menjadi di Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima2 Its di depan kata depan at yang berarti nya dihilangkan dan hal ini tidak mengurangi makna yang ada3 Frasa southern shore diterjemahkan menjadi pantai selatan Padanan yang digunakan sudh tepat danberterima4 Kata it tidak diterjemahkan Pelesapan ini sudah tepat dan berterima karena kata it tidak memiliki arti dan tidakmengubah makna yang ada di dalam kalimat5 is exposed to tidak diterjemahkan Seharusnya kata tersebut tidak dilesapkan oleh penerjemah karena katatersebut memiliki makna tampaklah atau terlihatlah dan makna tersebut sangat berarti di dalam konteks kalimattersebut 6 the thunderous waves diterjemahkan menjadi suara ombak terdengar gemuruh Terdapat pergeseran bentukyaitu dari bentuk jamak menjadi bentuk tunggal Selain itu terdapat juga pergeseran posisi atau trasposisiPadanan yang digunakan sudah tepat namun kurang berterima Padanan ini akan lebih berterima seandainyakata suara dan terdengar dalam bahasa sasaran dilesapkan Hal ini terjadi karena kata suara dan terdengardalam konteks kalimat ini tidak memiliki makna sentral dan keberadaannya sudah diwakili oleh kata gemuruhdan ombak Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Jadipadanan yang lebih berterima seharusnya cukup gemuruh ombak saja7 Kata depan of di depan frasa the thunderous waves yang berarti dari tidak diterjemahkan dan hal ini tidakmengurangi makna yang ada8 The Indian Ocean diterjemahkan menjadi Samudera Indonesia Padanan yang digunakan sudah tepat danberterima Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Kata Indian didalam Indian Ocean dapat berarti Samudera India atau Samudera Indonesia karena letaknya antara negaraIndia dan Indonesia 9 Which diterjemahkan menjadi yang Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima10 is ruled diterjemahkan menjadi diperintahkan Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima11 by diterjemahkan menjadi oleh Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima12 the Goddess diterjemahkan menjadi Dewi Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima13 the southern sea diterjemahkan menjadi Pantai selatan Padanan yang digunakan sudah berterima namunkurang tepat Kata Sea seharusnya diterjemahkan menjadi laut karena kata laut dan pantai dalam bahasasasaran memili konsep dan makna yang berbeda Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memilikimakna yang sudah tentu14 Loro Kidul diterjemahkan tetap menjadi Loro Kidul Padanan ini sudah tepat dan berterima

Dari segmentasi diatas alternatif padanan yang dapat ditawarkan adalah Di Pantai Selatan tampaklahgemuruh ombak Samudera Indonesia yang diperintahkan oleh Dewi laut Selatan Loro Kidul

ReferensiBaker Mona 1998 In Other Words London RoutledgeCatford JC 1974 A Linguistics

Theory on Translation London Oxford UniversityPressHouse Juliane 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressJames Carl 1980 Contrastive Analysis London LongmanMunday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

id 135Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 136Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 137Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 138Quotes detected 001 in quotes

id 139Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 140Quotes detected 0 in quotes

id 141Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 142Quotes detected 0 in quotes

id 143Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

2001) Quality Factors inDocumentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Newmark Peter 1982 Approaches to Translation Germany Pergamon PressVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John Benjamins

8Pendekatan Fungsional dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pendekatan fungsional dalam penerjemahan

Sebagai suatu kegiatan yang profesional penerjemahan telah berkembang pesat akibat perkembangan peranandan pengaruh komunitas internasional dan berbagai bentuk keanekaragaman bahasa Oleh karena itu pulaberbagai penelitian yang mendalam mengenai penerjemahan telah banyak dilakukan tidak hanya dalamberbagai bentuk pendekatan teoretis terhadap penerjemahan yang telah dilakukan selama bertahunshytahuntetapi juga bagaimana para penerjemah menerjemahkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan tersebutSalah satu pendekatan di dalam penelitian penerjemahan adalah pendekatan fungsional Pendekatan inimenyebutkan bahwa penerjemah seharusnya tidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikanoleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai di dalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yangditentukan oleh penerimanya (Nord 199240) Pendekatan fungsional pada dasarnya terdiri dari penerjemahansebagai komunikasi antarbudaya penerjemahan sebagai transfer budaya dan teori skopos (dalam bahasa Latinyang berarti maksud atau tujuan)

PENERJEMAHAN SEBAGAI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentu

id 144Plagiarism detected 025 httpsastraumacidwpshycontentu

id 145Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 146Plagiarism detected 019 httpsastraumacidwpshycontentu

id 147Plagiarism detected 008 httpsastraumacidwpshycontentu

id 148Plagiarism detected 015 httpsastraumacidwpshycontentu

id 149Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 150Plagiarism detected 049 httpsastraumacidwpshycontentu

yang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalahpenghasil Tsu pengirim Tsu Tsu penerima Tsu inisiator penerjemah Tsa dan penerima Tsa

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antarapenghasil Tsu dan pengirim Tsu Penghasil Tsu menghasilkan Tsu

dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim Tsu Hal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksudpengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tsu yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untukpembaca Tsu Meskipun penerima Tsu tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudayapenerima teks masih mempengaruhi Tsu dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkanolehTsa berbeda dengan situasi yang dihasilkan Tsu dengan pengirim Tsu dan penerima Tsa

yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan oleh penerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memilikiketertarikan dalam menerjemahkan Tsu saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerimaTsu

Berdasarkan pada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan jugabahasa sasaran penerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsu danmengantisipasi reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsa serta menguji kecukupan fungsional dariterjemahan yangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim Tsu

penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yang mengungkapkan maksudshymaksudpada Tsu

PENERJEMAHAN SEBAGAI TRANSFER BUDAYA

Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141)

Maksudnya adalah bahwa pengirim suatu teks tidak akan pernah dapat menuntutbahwa suatu teks diterima dengan cara tertentu Pengirim hanya dapat menyarankan

id 151Plagiarism detected 021 httpsastraumacidwpshycontentu

id 152Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 153Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 154Plagiarism detected 046 httpsastraumacidwpshycontentu

id 155Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 156Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 157Plagiarism detected 063 httpsastraumacidwpshycontentu

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing penerima Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybeda bahkanmereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapat menjadisebagai tawaran informasi dimana pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengan situasidan tujuan pembaca Berdasarkan informasiyang ada pada teks sumber penerjemah akan memilih informasi yang sesuai dengan harapannya terhadapkeinginan dan situasi pembaca Disini jelas bahwa harapanshyharapan dan tawaran informasi di dalam

teks sasaran akan berbeda dengan tawaraninformasi dalam teks sumber karena penulis atau

pengirim teks sumber dan penerima teks sasaranberasal dari komunitas kebahasaan dan budaya yang berbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan Tsa tidakakan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan Tsu melainkanmenawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner

Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada hubungan antara Tsu dan Tsa Hubungan antara Tsu dan Tsa

ini tergantung pada interpretasi penerjemah terhadap Tsu dan fungsi Tsa yang harus dipenuhi oleh penerjemahdi dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah1 A translation depends on its skopos ie its intended purpose2 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language3 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 4 A translation must be coherent in itself5 A translation must be coherent with regard to its source text6 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwaa) Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkanb) Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkan

id 158Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 159Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 160Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 161Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 162Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 163Plagiarism detected 012 httpsastraumacidwpshycontentu

id 164Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 165Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumberc) Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukansebaliknya (Tsu tidak dapat dihasilkan dari Tsa)d)

Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)e) Suatu terjemahan harus bertalian logis denganTsunya (koherensi intertekstual)f)

Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya dan transfer budaya

Namun demikian Nord (1997 124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkanpenulisTsu penggagas dan pembaca Tsa

Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkin menghasilkanTsa yang bertentangan dengan maksud penulis Tsu atau gagasan pembaca Tsa mengenai apakah suatupenerjemahan

menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggung jawab penerjemah dalam mempertimbangkan haltersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitu mengacu pada hubungan interpersonal antarapartisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan fungsi Tsa yang dapat dijangkau untuk satu Tsutertentu sedangkan fungsi mengacu pada faktorshyfaktor yang membuat Tsa bekerja sesuai dengan yangdimaksud di dalam situasi sasaran

Fungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan Tsa yang fungsional yangsesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akan diterima oleh pembacaTsa karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentu

TEORI SKOPOSSalah satu konsep sentral yang telah banyak diterapkan di dalam penelitian penrjemahan adalah gagasanmengenai skopos yang secara umum digunakan untuk merujuk pada suatu tujuan atau fungsi suatupenerjemahan (Nord 199727)

Fokus dari teori skopos adalah suatuide atau gagasan yang di dalam beberapa penerjemahan penerjemah harus sadar terhadap suatu tujuan ataumaksud yang dimiliki oleh teks bahasa sasaran (Nord 199124) Suatu pertanyaan yang perlu ditanyakan adalah apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh suatu terjemahanuntuk alasan apa suatu penerjemahan dilakukan Di dalam teori skopos tujuan utama dari penerjemahanadalah teks sasaran

dan oleh karena itu di dalammenerjemahkan tidaklah penting untuk memiliki fungsi yang sama dengan teks sumber Dengan kata lain bahwajenis kesepadanan (equivalence) tertentu antara teks sumber dan penerjemahan tidaklah diikat oleh teoriskoposSebagaimana dinyatakan di atas kesepadanan (equivalence) bukanlah merupakan konsep utama dari teoriskopos meskipun berdasarkan strukturnya bentukan kata dan maksud dari teks aslinya dapat menjadi tujuan

id 166Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 167Plagiarism detected 032 httpsastraumacidwpshycontentu

id 168Plagiarism detected 081 httpsastraumacidwpshycontentu

id 169Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 170Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 171Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

(skopos) dari suatu terjemahan Hal ini

dapat dikatakan bahwa di dalam teoriskopos bentukshybentuk budaya sasaran sangatlah penting dan bukannya kesepadanan (equivalence) antara tekssumber dengan teks sasaran Hal ini memberikan ruang gerak atau suatu kebebasan yang lebih bagipenerjemah sehingga penerjemah dapat memfokuskan pada tujuan dari penerjemahan tersebut Tujuan iniditentukan oleh pemberi tujuan (dengan masukanshymasukan dari penerjemah) yang mengatur atau mendiktetujuan (skopos) dari penerjemahan tersebutJadi dalam teori skopos

tujuan dari teks sasaran sangatlah penting dalam arti bahwa di dalam terjemahan untuk memiliki fungsi yangsama atau sepadan dengan bahasa sumber tidaklah penting Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord(199736) bahwa jenis kesepadanan dari bahasa sumber dan terjemahannya tidaklah diikat atau diatur melaluiteori skopos Ini berarti bahwa ekuivalensi atau kesepadanan bukanlah konsep utama dari teori skoposDengan kata lain dapat dikatakan bahwa di dalam teori skopos fiturshyfitur bahasa sasaran sangatlah penting danbukannya kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran Hal ini memberikanbanyak kebebasan kepada para penerjemah sehingga penerjemahdapat memusatkan pada tujuan atau hasil dari penerjemahannya

Kapanpun penerjemah diminta untuk mengerjakan tugas penerjemahan dia biasanya memulai dengantahapan atau fase penting dengan menguji atau melihat dulu skopos (tujuan) dari penerjemahan tersebut(Nord 199735) Dalam tahapan awal ini keterbacaan haruslah benarshybenar dipikirkan Juga penerjemahharus melihat pada apa pengaruh teks terhadap para pembaca Tahapan ini sering melibatkan analisis fiturshyfitur asli bahasa sumber penerjemah juga memikirkan bagaimana teks sumber mempengaruhi pembacanyaDi dalam usahanya pengaruh dari fiturshyfitur tekstual khususnya tingkat keterbacaan harus benarshybenardipertimbangkanTeori skopos juga menekankan perbedaan antara jenisshyjenis teks Tipologi teks yang sering digunakan didalam konteks teori skopos adalah bahwa teks dibagi ke dalam teks informatif (memberitahu pembacamengenai objek dan fenomena di dalam dunia nyata) teks ekspresif (aspek informatif dikomplementasikandengan menggunakan komponen astetika) dan teks operatif (baik makna dan bentuk merupakan subordinatterhadap efek ekstralinguistik) (Nord 1997 37shy38)Suatu teks di dalam pendekatan teori skopos pada dasarnya merupakan suatu tawaran informasi (offer ofinformation) dari produsen kepada para pelanggannya (Schaffner 1998b 236) Penerjemah sebagai seorangpakar di dalam penerjemahan haruslah menginterpretasikan informasi bahasa sumber dengan memilih fiturshyfitur yang paling mendekati atau berhubungan dengan persyaratan yang diminta di dalam bahasa sasaran Darisudut pandang ini dapat dikatakan bahwa proses penerjemahan tidak ditentukan oleh bahasa sumbernya atautujuan dari pengarangnya namun ditentukan oleh skopos dari bahasa sasaran sebagaimana yang diminta atauditentukan oleh permintaan pelanggan sasaran (dalam hal ini penerjemahan tetap dilakukan dan diputuskanoleh penerjemah sendiri) Oleh karenanya terjemahanadalah hasil dari teks sasaran yang secara fungsional sesuai dengan teks sumber yang diterjemahkan danhubungan antara dua teks tersebut ditentukan menurut tujuan (skopos) penerjemahan (

Schaffner 1998b236)Dengan melihat pada tujuan penerjemahan sebagai faktor yang paling penting di dalam kegiatanpenerjemahan teoriskopos menekankan pentingnya peranan

penerjemah sebagai seorang pakar di dalam kegiatan penerjemahan dan sematashymata menawarkan informasiyang peranannya di dalam kegiatan harus diputuskan oleh penerjemah tergantung pada harapan dankebutuhan pembacasasaran Schaffner (1998b) lebih lanjut mengatakan teori skopos sebagai bagian dari

pendekatan fungsional memfokuskan pada penerjemah memberikannya lebih banyak kebebasan dan padasaat yang sama juga lebih bertanggung jawab

id 172Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 173Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

terhadap penerjemahannya Oleh karena itu penerjemah

menjadi seorang pengarang teks bahasa sasaran yang bebas dari batasanshybatasan yang ditentukan olehkonsep kesetiaan terhadap bahasa sumber itu sendiriLebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwa penerjemah tidak selamanya dapat menentukan tujuanpenerjemahan dari teks sumber ke bahasa sasaran dan oleh karena itu penerjemah memerlukan apa yangdisebut dengan petunjuk penerjemahan (translation brief) Petunjuk penerjemahan akan memandu penerjemahterhadap informasi yang mereka pilih dari tawaran informasi awal (teks sumber) dan cara penerjemahmengemas informasi tersebut ke dalam teks sasaran Menurut Nord petunjuk penerjemahan tersebut terdiri darifungsi teks yang diinginkan pembaca teks sasaran waktu dan tempat penerimaan teks medium dimana tekstersebut akan diterjemahkan dan alasan pemroduksian teks tersebutBila petunjuk penerjemahan menyatakan bahwa fungsi atau tujuan harus diganti atau dipertahankan di dalampenerjemahan penerjemah juga harus melakukan hal tersebut Oleh karena itu penerjemahan tidak lagi

ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapi berdasarkan kecukupan (adequacy) sesuaidengan petunjuk penerjemahan Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logis ataumasuk akal (coherent)

Untuk menganalisis teks sumber yang berbeda dengan teks sasaran dan juga untuk melihat unsurshyunsur dalamteks sumber yang tetap dipertahankan dan yang harus diganti untuk menghasilkan teks sasaran yang fungsionaldalam budaya sasaran maka dibutuhkan apa yang disebut dengan faktorshyfaktor ekstratekstual dan faktorshyfaktorintratekstual (Nord 1991a35shy43) Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual ini merupakan bagian dari teoriskoposFaktorshyfaktor ekstratekstual merujuk pada situasi komunikasi dari teks sumber dan fungsi yang akan dihasilkanteks sasaran Faktorshyfaktor ekstratekstual ini mengindikasikan fungsishyfungsi teks yang ingin dicapai yangmencakup informasi mengenai penulis atau pengirim teks (who) penerima teks yang dimaksud (to whom)maksud pengirim (what for) medium atau kanal tempat teks dikomunikasikan tempat dan waktu komunikasiproduksi teks dan penerima teks dan motif komunikasi (why) Faktorshyfaktor ekstratekstual dapat diidentifikasisebelum membaca teksFaktorshyfaktor intratekstual merujuk pada teks itu sendiri dan mencakup unsurshyunsur nonshyverbal Faktorshyfaktorintratekstual ini hanya dapat diidentifikasi setelah teks dibaca Faktorshyfaktor intratekstual ini dianalisis denganmenanyakan mengenai pokok permasalahan teks isi atau informasi dalam teks asumsi pengetahuan yangdibuat oleh penulis bagaimana teks dibangun unsurshyunsur nonshyverbal yang ada di dalam dan di sekitar tekskarakteristik leksikal dan sintaks dan fiturshyfitur suprasegmentalFaktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tidak dapat dilihat secara terpisahshypisah karena faktorshyfaktortersebut saling mempengaruhi satu sama lain Kedua rangkaian faktor tersebut akan menghasilkan efek tertentuterhadap penerima atau pembaca (Nord 1991a130shy140) Efek ini berorientasi pada pembaca karena efek inimembangun hubungan antara teks dan pembaca Hubungan tersebut merupakan hasil dari tujuan komunikatifdan dapat mempengaruhi hubungan sosial pembaca terhadap pengirim tingkat pengetahuan keadaanemosional dan kegiatan berikutnya Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut diungkapkan di dalambentuk pertanyaan sebagaimana dinyatakan Nord sebagai berikutWho transmitsTo whomwhat forby which mediumwherewhenwhya textwith what functionOn what subjectshymatterdoes he saywhat(what not)in what orderusing which nonshyverbal elementsin which words

id 174Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 175Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 176Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 177Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

in what kind of sentencesin which toneto what effect

Salah satu keuntungan dari analisis faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual sebagai bagian dari teoriskopos adalah bahwa faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut dapat diterapkan pada semua jenisteks sumber dan terjemahan yang dihasilkan ke dalam berbagai teks sasaran dan budaya sasaranNamun demikian terdapat kritik terhadap teori skopos tersebut Kebanyakan kritik tersebut berhubungan dengandasarshydasar filosofi dari teori skopos itu sendiri yang menyatakan bahwa teori skopos hanya dapat diterapkanuntuk penerjemahan teks yang bukan sastra Namun pernyataan tersebut disangkal oleh Nord (199780shy108)bahwa teori skopos dapat diterapkan untuk menerjemahkan karya sastra

ReferensiBaker M 2001 (

Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledgeNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalNord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis Amsterdam Rodopi BV helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1997 Translating as a Purposeful Activity ManchesterSt JeromeSchaffner 1998b

Skopos Theory In Mona Baker (ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies (pp 235shy38) London Routledge9Penilaian Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan penilaian di dalam penerjemahan

Penilaian penerjemahan selalu melibatkan dua hal penting yaitu bagaimana pesan dan bentuk teks sumberdialihkan ke dalam teks terjemahan Jadi penilaian terjemahan pada dasarnya berkisar pada bagaimana keduahal tersebut dialihkan Umumnya yang ditekankan pada penilaian adalah pengalihan makna yaitu apakahpesan yang disampaikan tetap setia pada teks sumber atau adakah pesan yang hilang ataupun ditambahPenilaian berikutnya adalah pada bentuk yaitu apakah bentuk teks sasaran atau teks terjemahan dapat terbacasebagai tulisan asli atau tidak apakah ada atau tidak interferensi dari bahasa sumber dan ada atau tidakkahkesalahan gramatikal di dalam teks sasaranEvaluasi terhadap kualitas terjemahan dapat dilakukan dengan berbagai cara Soemarno (1988 33shy35)menyatakan bahwa carashycara menilai suatu terjemahan dapat dilakukan melalui (1) terjemahan balik (2)pengujian pemahaman (3) pengujian melalui performansi seseorang 1 Terjemahan BalikSuatu teks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Hasil terjemahan dalam bahasa B diterjemahkankembali ke dalam A1 Untuk menilai hasil terjemahan itu terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli ASemakin dekat terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli A semakin tinggi nilainya Terjemahan A1memang tidak akan sama dengan teks asli A

2 Pengujian PemahamanTeks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Seseorang dengan membaca hasil terjemahan dalam

bahasa B itu diminta untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau kuesioner dalam bahasa B yangmaterinya diambil dari teks dalam bahasa A Jawaban terhadap kuesioner tersebut digunakan untuk menilaihasil terjemahan tersebut3 Pengujian Melalui Performansi SeseorangCara ini digunakan untuk menilai suatu terjemahan dari suatu naskah yang bersifat teknis Pengujian inidilakukan dengan menyuruh seseorang melakukan suatu perbuatan sesuai dengan apa yang dituliskan dalamnaskah yang diterjemahkan tersebutDi samping cara menilai terjemahan seperti yang disampaikan Soemarno di atas carashycara lain yang dapatdilakukan adalah dengan teknik cloze (cloze technique) teknik membaca dengan suara nyaring (reading aloudtechnique) dan pendekatan berdasar padanan (equivalence based approach) a Teknik ClozeTeknik cloze merupakan tes pemahaman pembaca yang digunakan sebagai suatu indikator tentang sukar ataumudahnya teks terjemahan bagi pembaca (Suryawinata 1982 107) Indikator kemudahan teks cukup dilihat daripersentasi yaitu 75 pembaca dapat mengerjakan dengan benar 50 dari soal berarti teks terjemahan itucukup mudah dipahami yang berarti penerjemahannya dapat dianggap cukup baik Menurut Nababan (200420) teknik cloze ini menggunakan tingkat keterpahaman pembaca terhadap teks bahasa sasaran sebagaiprediktor kualitas terjemahan Semakin mudah pembaca menebak kata berikutnya dalam kalimat dalam suatuterjemahan semakin mudah kata tersebut dapat dipahami dalam konteks tertentu Teknik cloze ini dianggap memiliki cirishyciri tes integratif dan bahkan pragmatik Tes cloze selalu menggunakanwacana yang mengandung konteks bukan sematashymata kalimatshykalimat lepas Mengerjakan tes yangmenggunakan wacana mensyaratkan kemampuan memahami unsurshyunsur kebahasaan maupun nonshykebahasaan sebagai bagian dari pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan Kemampuan untukmengerjakan tes cloze mengandalkan pada kemampuan memahami wacana tulis yang ditunjang olehpenguasaan tatabahasa kosakata serta wacana secara umum Dalam penerapannya teknik ini digunakan sebagai suatu proses pemahaman wacana yang disertai denganmelengkapi kekuranganshykekurangan yang ada Kekuranganshykekurangan yang harus dilengkapi itu terdiri darikatashykata yang merupakan bagian dari suatu wacana yang dengan sengaja dihilangkan dari teks aslinyaKemampuan untuk mengenali dan mengembalikan katashykata yang telah dihilangkan itu secara tepatmenunjukkan tingkat kemampuan pemahaman dan merupakan sasaran tes clozePenghilangan katashykata dari suatu wacana tulis merupakan ciri pokok tes cloze Penghilangan katashykata itudilakukan secara sistematis dengan menggunakan rumus yang dikenal dengan penghilangan kata keshynMaksudnya adalah bahwa pada suatu teks yang telah dipilih kata yang keshysekian (misalnya keshy7 keshy8 dansebagainya) dihilangkan sehingga meninggalkan suatu tempat kosong Dengan demikian pada teks yangdigunakan sebagai bahan tes cloze terdapat sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg (reliabel) yaitusetiap kata keshynDalam mengerjakan tes cloze peserta harus berusaha untuk menentukan kata yang telah dihilangkan danmemasukkannya kembali ke dalam tempatnya yang sesuai sedemikian rupa sehingga teks itu kembali utuhsecara kebahasaan dan makna seperti teks aslinya Untuk itu dibutuhkan kemampuan berbahasa yang bersifatmenyeluruh yang tidak sematashymata terbatas pada penguasaan ejaan penulisan dan makna katashykata tetapijuga pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan dengan berbagai hubungan antarbagian wacana yangterdapat di dalamnyaDalam penyelenggaraan tes cloze hubungan antarbagian dalam wacana merupakan unsur yang penting Untukitu dibutuhkan wacana yang cukup panjang dan bukan sekadar kumpulan kalimatshykalimat lepas Selain adanyahubungan antarbagian wacana yang cukup panjang memungkinkan penghilangan katashykata dalam jumlah yanglayak untuk menyusun satu tes yang utuh Semakin panjang teks yang digunakan semakin banyak jumlah katadi dalamnya Dan semakin banyak jumlah kata dalam suatu teks semakin banyak jumlah kata yang dapatdihilangkan atau semakin jarang jarak penghilangan katanya Dapat dicatat bahwa semakin rapat jarakpenghilangan kata yang berarti semakin banyak jumlah kata yang dihilangkan akan semakin sulit tesnya dansebaliknya Tes cloze dengan penghilangan setiap kata keshy5 misalnya lebih sulit daripada tes serupa denganjarak penghilangan setiap kata keshy9 b Teknik membaca dengan suara nyaringTeknik membaca dengan suara nyaring melibatkan para pembaca dalam menentukan kualitas terjemahanPenilai meminta beberapa pembaca untuk membaca teks terjemahan dengan suara nyaring di hadapanpendengar Jika para pembaca tersendatshysendat ketika membaca teks terjemahan maka diasumsikan bahwateks terjemahan tersebut mengandung masalah (Nababan 200421)Teknik membaca dengan suara nyaring ini pada dasarnya hanyalah mengukur tingkat kelancaran membacasaja Jika pembaca mampu membaca dengan lancar tidak menjamin bahwa pembaca tersebut benarshybenarmemahami isi teks terjemahan dengan baikc Pendekatan berdasarkan PadananPendekatan berdasarkan padanan menggunakan padanan antara

id 178Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 179Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 180Plagiarism detected 009 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 181Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dengan teks bahasasasaran sebagai kriteria untuk menentukan kualitas terjemahan Sebuah terjemahan dikatakan mempunyaikualitas yang tinggi jika terjemahan yang bersangkutan dapat mencapai padanan yang optimal antara teksbahasa sumber dan teks bahasa sasaran (Nababan 200426)Untuk mengetahui apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan penilai perlumembandingkan kedua teks tersebut dalam hal tipe teks ciri kebahasaan yang digunakan dan faktorshyfaktorekstralinguistik Tipe teks mengacu pada fungsi utama bahasa dalam suatu teks ciri kebahasaan menyangkutciri semantik gramatikal dan stilistik dan faktorshyfaktor ekstralinguistik mengacu pada dampak faktorshyfaktor padastrategi verbalisasi termasuk tingkat pengetahuan yang berbedashybeda tentang isi teks yang dimiliki oleh parapembaca

teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran pengetahuan dan persepsi yang berbedashybeda tentang fenomena tertentu

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa makna dan gaya merupakan hal yang sangat penting dalampenerjemahan dan merupakan hal yang mendasar yang ingin dilakukan di dalam menerjemahkan

Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemah harus mampu mencari padanan makna dan gaya dalambahasa sasaran yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang ada dalam bahasa sumber

Di dalam usaha mencari padanan makna dan gaya tersebut perlu dirumuskan suatu parameter penilaian kualitasterjemahan Parameter ini digunakan untuk memberikan kriteriashykriteria yang objektif mengenai kualitashubungan antara teks sumber dengan teks sasaran Parameter kualitas penerjemahan dapat dilihat dari berbagai sudut atau perspektif Menurut Gerzymisch(2001229) parameter kualitas terjemahan dapat dilihat dari perspektif individual (an itemized perspective)perspektif pola hubungan (a relational pattern perspective) dan perspektif pola keseluruhan (a holisticperspective) Perspektif individual melihat masalahshymasalah secara satu per satu yang ada di dalam suatu teksdan mengidentifikasi fenomena tekstual lokal seperti metafora makna leksikal makna gramatikal maknaambigu dan sebagainya Perspektif pola hubungan menggambarkan polashypola yang dapat diidentifikasisebelumnya dengan unsurshyunsur yang dapat diidentifikasi berikutnya di dalam suatu teks dan kita dapatmengidentifikasi titik awal masalah yang dapat ditelusuri di dalam perkembangannya terhadap keseluruhan teksdan yang dapat digambarkan sebagai rangkaian fenomena individual Perspektif pola keseluruhan melihat polashypola holistik sebagai entitas fungsional yang membentuk teks yang dengan perspektif tersebut kita dapatmengidentifikasi polashypola di dalam suatu teks yang tidak ada titik awal yang dapat diidentifikasi sebelumnyaPolashypola holistik tersebut dibentuk oleh unsurshyunsur yang secara fungsional saling berhubungan dengan salahsatu unsur fungsional yang kemudian menjadi suatu unsur di dalam entitas fungsional yang besar Contohshycontoh dari perspektif ini adalah hubunganshyhubungan budaya pola pengetahuan dan sebagainya Sementara itu AlshyQinai (2000499) menyatakan bahwa parameter penilaian penerjemahan dapat digunakanuntuk mengukur tingkat efisiensi suatu teks dengan melihat pada fungsi sintaktik semantik dan pragmatikdalam kerangka budaya yang ada baik

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut AlshyQinai parameter tersebut adalah 1 Tipologi Teks dan Tenor misalnya struktur naratif dan kebahasaan dari teks sumber dan teks sasaran fungsiteks (didaktif informatif instruksional persuasif dan sebagainya)2 Hubungan Formal keseluruhan makna dan bentuk teks pembagian paragraf tanda baca kuotasi dansebagainya3 Koherensi Struktur Tematik Tingkat kesimetrisan tematik bahasa sumber dengan bahasa sasaran4 Kohesi Referensi (koshyreferensi anapora katapora) substitusi elipsis deiksis dan konjungsi5 Kesepadanan Teks Pragmatik (Dinamik) Tingkat kedekatan teks sasaran dengan maksud teks sumber(misal kepuasaan atau penyimpangan harapan pembaca) dan fungsi ilokusioner teks sumber dan teks sasaran6 Register jargon idiom kata pinjaman kolokasi parafrase konotasi dan aspek emotif dari makna leksikal7 Kesepadanan Gramatikal susunan kata struktur kalimat modalitas tense Parameter bahwa suatu terjemahan sudah sepadan makna dan gayanya bila terjemahan yang bersangkutan

id 182Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 183Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 184Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 185Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

id 186Plagiarism detected 004 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 187Plagiarism detected 001 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 188Plagiarism detected 003 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

dapat mencapai padanan makna dan gaya yang optimal

antara teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran Kalimat dikatakan mempunyai padanan makna bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki makna leksikal gramatikal tekstual kontekstual sosiokultural danatau makna implisit yang samaKalimat dikatakan mempunyai padanan gaya bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki kategori yang sama dalam unsurshyunsur gayanya yaitu pilihan kata ekspresi idiomatik gaya bahasajenis katastruktur kata tertentu dan tanda baca dalam upaya bagaimana menyajikan atau mengkomunikasikanhasil terjemahannya dalam bentuk tulisan Sementara itu keterbacaan keakuratan dan kewajaran sangatlah penting di dalam menilai kualitas terjemahanSebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Parameter bahwa suatu terjemahan sudah memenuhi unsur keterbacaan bila suatu teks tersebut dapatdipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yang dilakukan para pembaca terhadap teks tersebutsuatu terjemahan memenuhi unsur keakuratan bila pembaca bahasa sasaran dapat memahami pesan secaraakurat seperti yang dimaksud oleh penulis asli (makna dan gaya yang diterjemahkan sudah sepadan danberterima secara optimal) dan suatu terjemahan memenuhi unsur kewajaran bila pesan dapat dikomunikasikandalam bentuk yang sealami mungkin sehingga pembaca teks sasaran merasa bahwa teks yang dibaca adalahteks yang asli atau tidak tampak seperti suatu terjemahan Menurut Rochayah (2000 108) pentingnya penilaian hasil terjemahan karena dua alasan yaitu untukmenciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktek penerjemahan dan untuk kepentingan kriteria danstandar dalam menilai kompetensi penerjemah Penilaian hasil penerjemahan ini mengacu pada produk ataukarya terjemahan itu sendiri Menurut Nababan (2000 121) ada dua arah penelitian dalam

penerjemahan yaitu penelitian yang berorientasi pada produk dan penelitian yang berorientasi pada prosesPenelitian yang berorientasi pada produk inilah yang bisa dinilai dan dievaluasi oleh seorang penilai terjemahansedangkan penelitian yang mengacu pada proses sangat sulit untuk dinilai karena yang dikaji mengarah padaproses ketika aktivitas penerjemahan dilakukan oleh penerjemahHal pokok dalam penilaian karya terjemahan adalah rambushyrambu atau kriteria penilaian karya terjemahanKriteria penilaian ini ditentukan untuk menjaga validitas dan reliabilitas hasil penilaian Namun demikian perludipahami bahwa tidak ada hasil terjemahan yang sempurna sehingga penilaian pun bersifat relatif danberdasarkan kriteria kurang lebih karena penilaian terhadap padanan semua tataran satuan lingual secaraobjektif sulit dicapai (Rochayah 2000115 dan Nababan 200460) sehingga penentuan kriteria dan indikator puntidak dapat bersifat objektif ketat dan tetap terpengaruh pada sujektifitas penilai Rochayah (2000119) menyampaikan kriteria penilaian hasil terjemahan sebagai berikutKriteria Penilaian Hasil Terjemahan

Kategori Nilai Indikator Terjemahan hampir sempurnaTerjemahan sangat bagus Terjemahan baik Terjemahan cukup Terjemahan kurang 86shy90 (A) 76shy85 (B) 61shy75(C) 46shy60 (D) 20shy45 (E) Penyampaian wajar

hampir tidak terasa seperti terjemahan tidak ada kesalahanejaan tidak ada kesalahanpenyimpangan tata bahasa tidak ada kekeliruan penggunaan istilah Tidak ada

id 189Plagiarism detected 014 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 190Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 191Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 192Quotes detected 001 in quotes

id 193Plagiarism detected 002 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

distorsi makna tidak ada terjemahan harfiah yang kaku tidak ada kekeliruan penggunaan istilah ada satushyduakesalahan tata bahasa ada satushydua kesalahan penggunaan ejaan dan tanda bacaejaan Tidak ada distorsimakna ada

terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teks sehingga tidak terlaluterasa seperti terjemahan kesalahan tata bahasa dan idiom relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teksada satushydua penggunaan istilah yang tidak bakuumum ada satushydua kesalahan ejaan Terasa sebagai terjemahan

ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teks ada beberapakesalahan idiom dantata bahasa tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teksada penggunaan istilah yang tidak bakuumum dan atau tidak jelas

Sangat terasa sebagai terjemahan terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif lebih dari 25 darikeseluruhan teks) terdapat distorsi makna dan kekeliruan penggunaan istilah lebih dari 25 keseluruhan teks

Apabila kita cermati kriteria yang diberikan oleh Rochayah mempunyai sedikit kekurangan Pada kategoriterjemahan hampir sempurna terdapat sedikit kekurangan pada kriteria indikatornya Kekurangan tersebutadalah tidak adanya indikator

lsquotidak ada distorsi maknarsquoseperti pada kategori terjemahan sangat bagus dan terjemahan baik Indikator tidak ada distorsi makna iniseharusnya ditambahkan di dalam indikator terjemahan hampir sempurna karena dalam penerjemahan yangdilakukan adalah pencarian padanan makna yang seoptimal mungkin Nababan (2004) menggunakan dua instrumen untuk menilai kualitas terjemahan Instrumen tersebut adalahAccuracyshyRating Instrument yang diadaptasi dari Nagao Tsujii dan Nakamura (1998) yang didasarkan padaskala 1 sampai 4 sebagaimana yang ditunjukkan berikut iniSkala dan Definisi Kualitas Terjemahan (Nababan 2004)Scale Definition 1 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentence isclear to the evaluator and no rewriting is needed 2 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentencecan be clearly understood by the evaluator but some rewriting and some change in word order are needed 3 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence There are some problemswith the choice of lexical items and with the relationship between phrase clause and sentence elements 4 The source sentence is not translated all into target sentence ie it is omitted or deleted

Kriteria atau rambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang dinyatakan oleh Nababan menunjukkan suatukemudahan keefektifan indikator dibanding yang telah dinyatakan oleh Rochayah dan hal ini juga ditunjukkandengan penggunaan skala 1 sampai 4 Namun demikian perlu dipertimbangkan bahwa dalam menilaiterjemahan harus dilihat apa yang akan dinilai apakah itu teks ilmiah ataukah teks susastra dan kepadasasaran pembaca yang mana Lebih lanjut Rochayah menyatakan bahwa di samping makna dan kriteria hal pokok dalam menilai karyaterjemahan adalah cara menilai hasil terjemahan Rochayah (2000117shy123) membagi ke dalam dua cara yaitu

cara umum dan cara khusus Cara umumdigunakan untuk teks yang umum yakni teks yang tidak mempunyai ciri tertentu yang beda dengan yang lainsecara universal Misalnya ciri penggunaan bahasa dalam teks ilmiah mempunyai ciri universal yaitu efektiflugas tidak taksa dan formal Ciri tersebut berlaku untuk semua teks ilmiah misalnya jurnal makalah artikeldisertasi dan lainshylainPenilaian secara umum dapat dimulai dari asumsi umum bahwa tidak ada terjemahan yang sempurnapenerjemahan semantik dan komunikatif merupakan reproduksi pesan yang umum dan penilaian bersifat umumdan relatif Penilaian karya terjemahan dapat dilakukan dengan tahapan penilaian fungsional penilaian

berdasarkan makna dan kriterai dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan kesepadananpesan hasil terjemahan yakni terjemahan yang hampir sempurna terjemahan sangat bagus terjemahan baikterjemahan cukup dan terjemahan burukSedangkan cara penilaian khusus digunakan untuk menilai teks yang mempunyai ciri penggunaan yang khususatau tidak mempunyai ciri penggunaan bahasa yang universal dengan teks lainnya misalnya puisi Di sampingmakna bentuk puisi harus dipertimbangkan oleh penerjemah sehingga dalam menerjemahkan harus dapatmemasukkan minimal dua unsur tersebut agar keindahan bentuknya juga dapat terhubung dalam karyaterjemahan puisi Oleh karena itu penilaian khusus harus mempertimbangkan bentuk sifat dan fungsiLebih lanjut Rochayah (2000121shy122) menjelaskan bahwa kriteria yang dapat digunakan dalam penilaiankhusus adalah berubah atau tidak berubah menyeluruh atau lokal jelas atau tidak jelas baku atau tidak bakuwajar atau tidak wajar (misalnya puisi yang mengandung metaforik) benar atau tidak Namun demikian carayang dilakukan tidak berbeda dengan cara penilaian umum yakni penilaian fungsional penilaian berdasarkanmakna dan kriteria dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan keberterimaankesepadanan pesan hasil terjemahan dan kualitas terjemahan yakni terjemahan hampir sempurna terjemahansangat bagus terjemahan baik terjemahan cukup dan terjemahan burukSenada dengan cara penilaian khusus yang disampaikan oleh Rochayah Zhonggang (2006 45) menilai suatukarya terjemahan susastra baik puisi maupun novel dengan menggunakan skala relevansi MenurutZhonggang yang dimaksud dengan skala relevansi adalah suatu tingkat relevansi yang mana pembacamemahami suatu teks tergantung pada jumlah pengaruh kontekstual terhadap teks dan upaya untuk memahamiteks tersebut Semakin banyak pengaruh kontekstual semakin relevan teks tersebut semakin sedikit upayayang dilakukan pembaca dalam memahami suatu teks semakin relevan teks tersebut Skala relevansi inidikelompokkan menjadi relevansi optimal relevansi kuat relevansi lemah dan tidak ada relevansisebagaimana tersaji berikut

Skala Relevansi (Zhonggang 2006 45)Relevance Contextual implication Processing effort Optimal relevance Fully comprehensible Without unnecessary effort Strong relevance Relatively clear With some necessary effort Weak relevance Implied Considerable effort taken Irrelevance Vague and unclear All the effort is in vain

Ketiga cara penilaian yang telah disampaikan oleh Rochayah Nababan dan Zhonggang di atas merupakanrambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang lebih mengutamakan pada keakuratan makna Selain maknapenggunaan gaya dalam penerjemahan novel juga sama pentingnya dengan makna Penerjemahan ataupencarian padanan makna tanpa penerjemahan gaya yang sesuai hasil terjemahan akan menjadi tidak lengkapdan tidak efisien Makna adalah apa yang dikomunikasikan ke pembaca terjemahan sedangkan gaya adalahcara bagaimana mengkomunikasikan makna tersebut ke pembaca terjemahanSelain itu hal penting lainnya adalah tingkat pemahaman pembaca atau unsur keterbacaan terjemahanKeterbacaan menurut para pakar terjemahan mengacu pada seberapa mudah teks tulis dapat dibaca dandipahami oleh pembaca Keterbacaan merupakan keseluruhan unsur dalam sebuah teks tulis yangmempengaruhi keterpahaman pembaca (dalam Nababan 2004 29) Sementara itu Suryawinata (1982 104shy105) menyatakan bahwa keterbacaan adalah berpusat pada masalah mudah tidaknya suatu teks untuk dibacadan dipahami oleh pembacanya dan tidak mempermasalahkan kesetiaan suatu teks terjemahan terhadapsumber aslinya Dari beberapa pendapat para pakar terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbacaan adalah suatukriteria mengenai sejauh mana suatu teks dapat dipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yangdilakukan para pembaca terhadap teks tersebut Jadi keterbacaan suatu teks sangatlah tergantung padapembaca karena pada dasarnya suatu teks tidak dapat dibaca sendiri oleh teks tersebut Di sini jelas bahwatingkat keterbacaan ditentukan oleh pembaca dengan tingkat kemampuan pengetahuan dan konsentrasipembaca dalam memahami teks terjemahan meskipun keterbacaan itu sendiri juga dipengaruhi oleh fiturshyfiturteks sebagaimana dikutip dalam Nababan (2004 29) bahwa keterbacaan sebuah teks dapat diukur secaraempirik yang didasarkan pada panjang ratashyrata kalimat kompleksitas struktur kalimat jumlah kata baru yangdigunakan dalam teks kosa kata konstruksi kalimat yang digunakan penulis penggunaan kata asing dandaerah penggunaan kata dan kalimat taksa penggunaan kalimat tak lengkap dan alur pikir yang tidak runtut

ReferensiAlshyQinai Jamal 2000 Translation Quality Assessment Strategies Parametres and Procedures OnlineTranslation Journal Meta Vol XLV 3 2000 pg 497shy519 (httpwwweruditorgenrevuemeta2000v45n3indexhtml retrieved on 29 October 2008)

id 194Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 2 more resources

id 195Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

Gerzymisch HeidrunshyArbogast 2001 Equivalence Parameters and Evaluation Germany University ofSaarbrucken

Nababan Rudolf dkk 2004 Keterkaitan antara Latar Belakang Penerjemah dengan Proses Penerjemahan danKualitas Terjemahan (Studi Kasus Penerjemah Profesional di Surakarta) Laporan Penelitian Surakarta PPsUNS

Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo

Sumarno Thomas 1988 Hubungan antara Lama Belajar dalam Bidang Penerjemahan Jenis KelaminKemampuan berbahasa Inggris dan TipeshyTipe Kesilapan Terjemahan

dari bahasa Inggris ke dalam bahasaIndonesia Disertasi S3 Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang

Zhonggang Sang 2006 A Relevance Theory Perspective on Translating the Implicit Information in LiteraryTexts Journal of Translation Volume 2 Number 2 China Chinese Translators Journal(httpaccurapidcomjournal)

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

10Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa hal mengenai penerjemahan novel

Novel sebagai salah satu bentuk karya susastra memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya denganjenis karya susastra yang lain seperti puisi dan drama Perbedaanshyperbedaan tersebut sebagaimana yangdinyatakan oleh Suryawinata (1982 92shy95) adalah (1) puisi merupakan jenis karya susastra yang paling emotifkarena merupakan ekspresi penyair yang dikomunikasikan melalui media puisi Puisi juga mengeksploitasiasosiasi keindahan kata serta efekshyefek bunyi seperti keindahan efek bunyi yang berulang dalam rima eliterasidan asonansi Selain itu puisi juga memiliki unsur pokok yang membedakan dengan jenis karya susastra yanglain yaitu unsur pencitraan yang diungkapkan dalam metafora atau katashykata yang segar dan unik (2) dramamemiliki unsur pokok yang berupa dialog atau monolog Tanpa dialog drama tidak mungkin dilakukan Selain itudrama memiliki unsur yang tidak kalah pentingnya yang berupa karakterisasi atau penokohan Tanpakarakterisasi yang kuat drama akan menjadi hambar dan tokohshytokoh dalam drama akan menjadi pemain tanpawatak dan (3) novel memiliki unsurshyunsur yang hampir sama dengan drama dengan perbedaannya yangkhusus Novel memiliki unsur pokok berupa dialog dan dialog ini merupakan salah satu unsur yang dipakai untukmendapatkan bahasa yang segar dan realistis Unsur lain yang dimiliki novel adalah penokohan ataukarakterisasi yang kuat Suatu novel sebagaimana juga drama akan menjadi hambar apabila tidak memilikiunsur karakterisasi yang kuat karena tokohshytokoh yang tampil akan berubah menjadi sekadar pelaku untukkelangsungan cerita sajaSecara garis besar novel memiliki unsurshyunsur yang berupa tema ajang (setting) suasana plot konflik krisisklimaks dan penyelesaian dengan menggunakan bahasa yang deskriptif emotif berbentuk dialog nadakeindahan bunyi dan pencitraan dengan peran karakterisasi yang protagonis antagonis dan peran pembantuLebih lanjut di dalam memahami karya susastra khususnya novel dapat dilakukan dengan berbagai cara(Ratna 2005 552shy556) Carashycara tersebut adalah dengan (1) menganggap novel sebagai bentuk miniatur

id 196Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 197Quotes detected 001 in quotes

id 198Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 199Quotes detected 0 in quotes

id 200Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 201Quotes detected 0 in quotes

id 202Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

id 203Plagiarism detected 028 httpsastraumacidwpshycontentu

id 204Plagiarism detected 062 httpsastraumacidwpshycontentu

masyarakat sebagai dunia dalam katashykata Cara ini menyebabkan novel menampilkan unsurshyunsur sosialseperti tokoh peristiwa dan latar yang secara keseluruhan diadopsi melalui dunia nyata Tidak ada novel yangsematashymata diciptakan melalui imajinasi dan (2) novel merupakan respons interaksi sosial keberadaan karyasusastra lebih banyak ditentukan oleh masyarakat Cara ini mengkondisikan karya sebagai suatu alat sebagaiprasarana estetis yang melaluinya masyarakat dapat menemukan aspirasinya

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentuyang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalah penghasil teks sumberpengirim teks sumber teks sumber penerima teks sumberinisiator penerjemah teks sasaran dan penerima teks sasaran

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antara penghasil teks sumber dan pengirim teks sumberPenghasil teks sumber menghasilkan teks sumber dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim teks sumberHal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksud pengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tekssumber yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untuk pembaca teks sumber Meskipun penerima tekssumber tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudaya penerima teks masihmempengaruhi teks sumber dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkan oleh tekssasaran berbeda dengan situasi yang dihasilkan teks sumber dengan pengirim teks sumber dan penerima tekssasaran yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan olehpenerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memiliki ketertarikan dalam menerjemahkanteks sumber saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerima teks sumber Berdasarkanpada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan juga bahasa sasaranpenerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sumber dan mengantisipasi

id 205Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 206Plagiarism detected 061 httpsastraumacidwpshycontentu

id 207Plagiarism detected 039 httpsastraumacidwpshycontentu

id 208Plagiarism detected 047 httpsastraumacidwpshycontentu

id 209Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 210Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sasaran serta menguji kecukupan fungsional dari terjemahanyangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim

teks sumber penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yangmengungkapkan maksudshymaksud pada teks sumber Pentingnya melihat penerjemahan sebagai transfer antarbudaya dan antarindividu karena suatu kenyataanbahwa penerjemahlah orang pertama yang dianggap sebagai

aktor dalam proses penerjemahan Penerjemah tidak lagi membatasi pada penerapan prosedur penerjemahanuntuk memindah teks sumber ke teks sasaran menurut prinsip kesamaan (equivalence) tetapi juga prinsiptransfer budaya Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141) Maksudnya bahwa penerjemah suatu teks tidak akan pernah dapat menuntut bahwa suatu teks diterimapembaca berdasarkan keinginan tersendiri daripenerjemah Penerjemah hanya dapat menyarankan

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing pembaca Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybedameskipun mereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapatmenjadi sebagai tawaran informasi dan pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengansituasi dan tujuan pembaca Berdasarkan informasi di dalam teks sumber penerjemah akan memilih informasi sesuai dengan harapannyaterhadap penerima sasaran dan situasi pembaca Di sini jelas bahwa harapanshyharapan tersebut dan jugatawaran informasi terhadap teks sasaran akan berbeda dengan tawaran informasi dalam teks sumber karenapenerima teks sumber dan teks sasaran memiliki komunitas budaya dan bahasa yangberbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan tekssasaran tidak akan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan teks sumbermelainkan menawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

id 211Plagiarism detected 085 httpsastraumacidwpshycontentu

id 212Plagiarism detected 029 httpsastraumacidwpshycontentu

id 213Plagiarism detected 022 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada

hubungan antara teks sumber dan teks sasaran Hubungan antara teks sumber dan teks sasaran initergantung pada interpretasi penerjemah terhadap teks sumber dan fungsi teks sasaran yang harus dipenuhioleh penerjemah di dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah7 A translation depends on its skopos ie its intended purpose8 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language9 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 10 A translation must be coherent in itself11 A translation must be coherent with regard to its source text12 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwa1 Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkan2 Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkantawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumber3 Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukan sebaliknya (teks sumber tidak dapat dihasilkandari teks sasaran)4 Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)5 Suatu terjemahan harus bertalian logis dengan teks sumbernya (koherensi intertekstual)6 Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi

antarbudaya dan transfer budaya dan tujuan (skopos) menempati posisi teratas Namun demikian Nord (1997124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkan penulis teks sumberpenggagas dan pembaca teks sasaran Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkinmenghasilkan teks sasaran yang bertentangan dengan maksud penulis teks sumber atau gagasan pembacateks sasaran mengenai apakah suatu penerjemahan menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggungjawab penerjemah dalam mempertimbangkan hal tersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitumengacu pada hubungan interpersonal antara partisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan

fungsi teks sasaran yang dapat dijangkau untuk satu teks sumber tertentu sedangkan fungsi mengacu padafaktorshyfaktor yang membuat teks sasaran bekerja sesuai dengan yang dimaksud di dalam situasi sasaranFungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan teks sasaran yangfungsional yang sesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akanditerima oleh pembaca teks sasaran karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentuBaker (2001 127) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penerjemahan karya susastra adalah suatu karyapenerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah karya susastra Dengan kata lain bahwa penerjemahan karyasusastra merupakan kegiatan subjektif murni pada ranah sosial dan budaya yang kompleks yang dilakukan olehpenerjemah dengan memadukan unsurshyunsur imajinatif intelektual dan intuisi ke dalam suatu karya tulis yangdisebut dengan terjemahan Sementara itu Gunarwan (2005 4) menyatakan bahwa penerjemahan karyasusastra termasuk ke dalam golongan penerjemahan literer yaitu penerjemahan yang mengacu padapenerjemahan karya susastra baik prosa maupun puisi Dengan melihat pada cakupan ranah yang luas dan penggunaan unsurshyunsur yang kompleks dari pernyataanshypernyataan di atas penerjemahan literer atau penerjemahan karya susastra dianggap lebih sukar daripadapenerjemahan nonliterer karena pada dasarnya karya susastra lebih bersifat ekspresi diri si pengarang yangberpusat pada efek dan kesan yang ditimbulkan kepada para pembacanya dan di dalam penerjemahan karyasusastra tersebut penerjemah dituntut untuk menghasilkan padanan yang dinamis yaitu padanan yang efeknyadirasakan oleh pembaca bahasa sasaran sebanding dengan efek yang dirasakan oleh pembaca bahasa sasaran

(Nida dan Taber 1974) Penerjemah di dalam karya susastra di samping harus menguasai bahasa sumberbahasa sasaran bidang ilmu yang diterjemahkan teori terjemahan juga dituntut menguasai hal lain yangberhubungan dengan ilmu susastra yaitu yang berupa pemahaman latar belakang pengarang gaya bahasagaya pengarang dalam menuangkan ide cerita aspekshyaspek budaya dalam karya dan lainshylain

Teori Polisistem EvenshyZohar (19979shy45) di dalam model yang dikembangkannya yaitu teori polisistem melihat penerjemahankarya susastra sebagai bagian dari sistem budaya susastra dan sejarah dari bahasa sasaran (Munday2000108) Karya susastra tidaklah dilihat sebagai karya yang dipelajari secara terpisah namun sebagai bagiandari sistem susastra yang dinamis di dalam polisistem secara keseluruhan dengan menekankan bahwapenerjemahan karya susastra bekerja pada sistem (1) bahasa sasaran memilih karya untuk penerjemahannyadan (2) norma tingkah laku dan kebijakan penerjemahan dipengaruhi oleh sistem yang lain (coshysistem) Sebagaimana dinyatakan oleh Shuttleworth and Cowie (dalam Munday 2000 109) bahwa The polysistem isconceived as a heterogeneous hierarchized conglomerate (or sistem) of sistems which interact to bring about anongoing dynamic process of evolution within the polysistem as a whole Pernyataan tersebut mengandung duahal yang perlu dipertimbangkan yaitu hirarki dan proses evolusi yang dinamis Yang dimaksud dengan hirarkiadalah mengacu pada posisi dan interaksi dari strata yang berbeda dari polisistem Bila posisi tertinggi didudukioleh jenis karya susastra inovatif maka strata yang lebih rendah diduduki oleh jenis karya susastra konservatifbegitu pula sebaliknya Proses evolusi yang dinamis menunjukkan bahwa hubungan antara sistem inovatif dankonservatif suatu karya susastra tidaklah tetap atau statis namun mungkin menempati posisi utama atau keduadi dalam polisistem Bila karya susastra terjemahan menempati posisi utama berarti bahwa karya susastratersebut memberi pengaruh yang sangat kuat dalam polisistem dan sebaliknya bahwa karya susastra yangmenempati posisi kedua berarti bahwa karya susastra tersebut sangat lemah dan tidak memiliki pengaruh yangberartiDi dalam polisistem nampak bahwa posisi yang diduduki oleh karya terjemahan di dalam polisistem menentukanstrategi penerjemahan Apabila karya terjemahan merupakan karya utama penerjemah tidak akan merasaterbatasi untuk mengikuti model susastra sasaran dan lebih siap untuk berekspresi dan penerjemah seringkalimenghasilkan teks sasaran yang sangat sepadan atau berkecukupan (adequacy) dengan bahasa sumberSebaliknya bila karya terjemahan menempati posisi kedua penerjemah cenderung menggunakan modelbudaya sasaran yang sudah ada untuk teks sasaran dan menghasilkan penerjemahan yang tidak berkecukupan(nonshyadequate)Dengan dasar pada teori EvenshyZohar Toury (1995) mengembangkan suatu teori penerjemahan umum yangdikenal dengan Descriptive Translation Studies dengan mengusulkan tiga fase metodologi yaitu1 Menempatkan teks di dalam sistem budaya sasaran dengan melihat kepentingan dan keberterimaannya 2 Membandingkan teks sumber dan teks sasaran mengidentifikasi hubungan antara pasangan segmenshysegmen teks sumber dan teks sasaran dan berusaha memberikan generalisasi konsep penerjemahannya3 Membuat gambaran pembuatan keputusan untuk penerjemahan berikutnyaMenilik pada metodologi di atas tampak bahwa salah satu langkah penting di dalam penerjemahan adalahkemungkinan pengulangan pada fase pertama dan fase kedua bagi pasangan teks yang sama lainnya untukmemperluas dan membangun profile penerjemahan sesuai dengan jenis teks pengarang pembaca dansebagainya (Pym 200516shy21) Dengan cara ini normashynorma yang menyinggung masingshymasing jenispenerjemahan dapat diidentifikasi dengan tujuan akhir penetapan penerjemahan secara umum

Konsep NormaTujuan utama konsep norma yang diusulkan oleh Toury (1995) adalah untuk membedakan kecenderunganperilaku penerjemahan membuat generalisasi yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yangdilakukan oleh penerjemah dan kemudian merekonstruksi normashynorma yang telah bekerja di dalampenerjemahan dan membuat hipotesis yang dapat diuji melalui kajian deskriptif berikutnya Definisi yangdinyatakan oleh Toury adalah sebagai berikut the translation of general values or ideas shared by a communityshyas to what is right or wrong adequate or inadequateshyinto performance instructions appropriate for and applicableto particular situationsMenurut Toury semua manusia memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dan diterima secara sosial dansebagai akibatnya bahwa di bawah kondisi yang normal manusia cenderung menghindari perilaku yang dilarangdan mengadopsi tingkah laku yang dianggap sesuai di dalam kelompok tempat mereka tinggal Terdapat adanyasuatu pengetahuan yang secara sosial sama antara anggota masingshymasing komunitas yang dianggap sebagaihal yang baik atau pantas di dalam perilaku komunikatif Pengetahuan tersebut muncul dalam bentuk normashynorma Normashynorma di dalam penerjemahan sebagaimana yang ditentukan oleh Toury erat sekalihubungannya dengan suatu ideologi dengan kata lain bahwa normashynorma dapat dipahami sebagai perwujudanideologi dari konsep kebersesuaian dan keberterimaanMenurut Toury bahwa norma mengatur setiap langkah pengambilan keputusan di dalam proses penerjemahan

id 214Plagiarism detected 002 httpsdidaktikaunjcom20120208

mulai dari pilihan teks yang akan diterjemahkan sampai pada pilihan paling akhir dalam proses strategipenerjemahannya Lebih lanjut Toury memperkenalkan tiga jenis norma 1) initial norm 2) preliminary normsdan 3) operational normsInitial norm mengacu pada pemilihan secara umum yang dilakukan oleh penerjemah Di dalam norma inipenerjemah dapat memusatkan diri mereka

sendiri ke dalam normashynorma yangdiwujudkan di dalam teks sumber atau normashynorma dari bahasa dan budaya sasaran Apabila diwujudkan kedalam teks sumber maka teks sasaran akan menjadi mencukupi (adequate) dan apabila di dalam normabudaya sasaran maka teks sasaran akan menjadi berterima (acceptable) Kutub dari kebercukupan dankeberterimaan adalah pada suatu rangkaian kesatuan karena pada dasarnya tidak ada penerjemahan yangsecara penuh berkecukupan atau berterima dan pergeseranshypergeseran di dalam penerjemahan adalah halyang tidak terelakkanPreliminary norms mengatur semua keputusan yang dilakukan yang berkaitan dengan translation policy dantranslation directness Translation policy mengacu pada faktorshyfaktor yang menentukan dan mengatur semuakeputusan pemilihan jenis teks untuk diterjemahkan ke dalam budaya atau bahasa tertentu dalam kurun waktutertentu sedangkan directness of translation berhubungan dengan apakah penerjemahan terjadi melalui bahasaperantara dan juga pada ambang toleransi mengenai bahasa apa yang digunakan dalam menerjemahkan kebudaya sasaran Operational norms mengacu pada keputusan langsung yang diambil selama kegiatan penerjemahan Keputusanini digolongkan ke dalam matricial norms dan textualshylinguistic norms Matricial norms mengatur segmentasi dandistribusi materi tekstual di dalam teks sasaran Textualshylinguistic norms mengatur pemilihan materi untukmembuat teks sasaran ataupun mengganti materi teks sumberDengan pengaruh karya EvenshyZohar dan Toury beberapa pakar memberikan paradigma baru mengenaipenerjemahan susastra sebagaimana yang dinyatakan oleh Hermans dalam Munday (2000 120) sebagaiberikutWhat they have in common is a view of literature as a complex and dynamic system a conviction that thereshould be a continual interplay between theoretical models and practical case studies an approach to literarytranslation which is descriptive targetshyorganized functional and systemic and an interest in the norms andconstraints that govern the production and reception of translations in the relation between translation and othertypes of text processing and in the place and role of translations both within a given literature and in theinteraction between literatures

Dari pernyataan Hermans di atas tampak jelas bahwa terdapat suatu hubungan yang sangat kuat antara teoripolisistem dan Descriptive Translation Studies suatu hubungan yang saling berkesinambungan antara teori danpraktek penerjemahan Lebih lanjut Lambert dan Hendrik van Gorb (dalam Munday 2000120) membuat suatuskema yang dapat digunakan untuk membandingkan sistem kesusastraan dalam teks sumber dengan tekssasaran dan penggambaran hubungan antara keduanya Lambert dan van Gorb membagi skema tersebut kedalam empat bagian1 Preliminary data pada tahap ini peneliti mengidentifikasi informasi pada halaman judul metateks(pendahuluan dan sebagainya) dan strategi umum (apakah terjemahan tersebut sebagian atau lengkap)Hasilnya akan mengarah pada hipotesis yang berkaitan dengan level 2 dan 3 berikut ini2 Macroshylevel pada tahap ini peneliti melihat pada pembagian teks judul dan penyajian bab struktur naratifinternal dan komentar penulis Tingkat ini akan memunculkan hipotesis pada level 3 berikut ini3 Microshylevel yaitu peneliti mengidentifikasi pergeseran pada tingkat kebahasaan yang berbeda yang meliputitingkat leksikal pola gramatikal narasi sudut pandang dan modalitas Hasil dari tingkat ini akan berinteraksidengan tingkat makro (level 2) dan mengarah pada konteks sistemik yang lebih luas4 Sistemic context pada tahap ini tingkat mikro dan makro teks dan teori dibandingkan dan normashynormadiidentifikasi Hubungan intertekstual (hubungan dengan teksshyteks yang lain di dalam penerjemahan) danhubungan intersistemik (hubungan dengan tipe teks yang lain) juga digambarkanSementara itu Suryawinata (1982 83) dan Suparman (2003 143) menyatakan bahwa penerjemah karyasusastra harus memiliki syaratshysyarat sebagai berikut1 Memahami bahasa sumber secara hampir sempurna Dalam tingkat rekognisi kemampuannya diharapkanmendekati seratus persen2 Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik dan efektif3 Mengetahui dan memahami susastra apresiasi susastra serta teori terjemahan4 Mempunyai kepekaan terhadap karya susastra5 Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural

id 215Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 216Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 217Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 218Plagiarism detected 002 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 219Plagiarism detected 002 httpjournaltrunojoyoacidpros

id 220Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

6 Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat

ReferensiAsim Gunarwan 2005 Pragmatik dalam Penilaian Terjemahan Pendekatan Baru Artikel disajikan dalamInternational Conference on Translation di Solo 14shy15 September 2005

Baker Mona

2001 (Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledge

Even ItamarshyZohar 1997 Polysystem Studies Online Translation Journal Poetics Today International Journalfor Theory and Analysis of Literature and Communication Volume 11 number 1

Kutha Ratna Nyoman 2005 Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta Yogyakarta PustakaPelajar

Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York Rutledge

Nord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis AmsterdamRodopi BV

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pym Anthony 2005 On Touryrsquos Laws of How Translators Translate Translation Article Intercultural StudiesGroup Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain (httpwwwtinetcat~apympublicationspublicationshtml)

Suparman 2003 Terjemahan dalam Sastra Artikel

disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemahan diSolo 15shy16 September 2003Toury G

1995 Descriptive Translation Studies and Beyond AmsterdamJohn Benjamins

Vermeer H J 2000 Skopos and commission in translational action (A Chesterman Trans) In L Venuti (Ed)The translation studies reader (pp 221shy32) London Routledge

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

id 221Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 222Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 223Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 224Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

11 Langkah dalam Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa langkah dalam menerjemahkan novel

Secara sederhana penerjemah adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengalihkan pesan tertulis daribahasa sumber ke bahasa sasaran Dengan kata lain bahwa menerjemahkan melibatkan dua bahasa yangmemungkinkan akan terjadi suatu alih kode Namun menerjemahkan tidak hanya sekadar alih kode tetapi jugasebuah profesi yang memerlukan pendidikan dan pelatihan pada tingkat lanjutanDi dalam penerjemahan novel penerjemah adalah orang yang sangat memperhatikan terhadap penerjemahanteksshyteks susastra Penerjemah novel secara umum menerjemahkan suatu teks dengan tulisan yang indahdengan memperhatikan bahasa bentuk dan isi teks (Newmark 19881) Penerjemah novel berperan aktif dalamkegiatan kreatif penulis dan kemudian menciptakan struktur kalimat dan tanda dengan cara menyesuaikan teksdalam bahasa sasaran dengan teks dalam bahasa sumber sedekat mungkin Penerjemah memikirkan denganmendalam mengenai kualitas teks novel yang diterjemahkan dan keberterimaannya dengan pembaca sasaran Penerjemahan novel sebagai proses pengalihan pesan tidak hanya melibatkan dua bahasa yang berbeda yaitubahasa sumber dan bahasa sasaran namun juga melibatkan kondisi sosiobudaya yang berbeda karena suatuteks dalam penerjemahan berada dalam konteks sosiobudaya yang terkait dengan

bahasa sumber dan bahasa sasaran Oleh karena itupenerjemahan novel tidak bisa dilihat hanya sebagai upaya menggantikan teks dalam satu bahasa ke teksbahasa lain Faktor lain yang sangat dibutuhkan adalah adanya suatu kompetensi mengenai suatu wacanauntuk menghasilkan suatu terjemahan yang benar secara sintaktik tepat makna memenuhi unsur kewajaranketerbacaan dan secara sosial berterima di dalam suatu konteks yang didasari budaya Apabila

yang diupayakan oleh seorang penerjemah adalah pengungkapan kembali pesan bahasa sumber dalambahasa sasaran makateks sasaran haruslah sepadan dengan teks sumber yaitu dua teks yang isi dan gayanya dapat dipahamisecara sama oleh penerima (pembaca) masingshymasing teks

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran

Sebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Oleh sebab itu penerjemah novel perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang latarbelakang sosiokultural dari bahasa sumber tersebut memiliki pengetahuan dan kualitas khusus (kesusastraandan estetika dan artistika kebahasaan) harus dapat mengidentifikasi unsurshyunsur susastra dan memilikipemahaman budaya dan nilaishynilai karya susastra yang diterjemahkan serta memahami karya susastra secaramenyeluruhDi dalam menerjemahkan novel sangat mungkin penerjemah menemukan kesulitanshykesulitan baik kesulitandalam aspek budaya misalnya kesulitan penerjemah dalam mencari padanan istilah yang berkaitan dengan

materi dan peristiwa budaya kesulitan dalam aspek susastra misalnya penerjemahan karakterisasi tokoh yangsepadan dengan keadaan masyarakat pembaca novel penerjemahan maupun juga kesulitan dalam aspekkebahasaan misalnya dalam menerjemahkan struktur kalimat yang sangat panjang dan tata bahasa yang rumitLatar belakang penerjemah dan langkahshylangkah yang dilakukan oleh penerjemah di dalam menerjemahkannovel sangat menarik untuk dicermati Analisis penerjemahan novel yang didasarkan pada analisis karyaterjemahan semata dapat diduga bahwa kualitas terjemahan yang dihasilkan tidak akan memberikanpemahaman yang mendalam dan menyeluruh hal ini karena karya terjemahan dihasilkan melalui suatu prosespenerjemahan dan baikshytidaknya karya terjemahan sangat tergantung pada kompetensi dan strategi penerjemahdalam melakukan proses penerjemahan dan penerjemah adalah pelaku utama (main agent) prosespenerjemahan karenanya pembuatan keputusan penerjemah sangat dipengaruhi oleh latar belakang dankompetensinya Pekerjaan menerjemahkan sebagaimana pekerjaanshypekerjaan yang lain memerlukan sejumlah syarat agar bisaberkualitas Karena penerjemahan termasuk bidang jasa si pemberi jasalah yang merupakan modal utamanyaSeorang penerjemah (yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) harus menguasai bahasa Indonesiadengan sangat baik baik ragam tulis maupun lisan Selain itu penerjemah juga mutlak harus menguasai bahasasumber dengan sangat baik karena tanpa menguasai bahasa sumber dengan baik mustahil seseorang bisamenerjemahkan dengan hasil yang memuaskan Syarat lain adalah mengenal dengan baik bahan yang akanditerjemahkan mengetahui cara menggunakan sumber bantuan misalnya cara menggunakan kamus (baikkamus manual maupun kamus online) sumber informasi di internet dan sumber bantuan lain berupa milis parapenerjemah Yang terakhir yang juga diperlukan oleh penerjemah adalah ketrampilan menggunakan beberapaprogram komputer semacam Trados Dejavu Wordfast dan lainshylain untuk membantu penerjemah membanguntranslation memory di komputernya untuk memudahkan penerjemahan baik dokumen maupun novel yang selaludiperbarui Istilah penerjemah itu pada dasarnya ada dua yaitu penerjemah umum (generalist) dan penerjemah khusus(specialist) Penerjemah umum yaitu penerjemah yang bekerja seperti pemborong yaitu menerima semuanaskah dalam bentuk apapun (bunga rampai) untuk diterjemahkan misalnya naskah kedokteran hukumkomputer dan sebagainya Sedangkan penerjemah khusus adalah penerjemah yang mengkhususkan padanaskahshynaskah terjemahan tertentu misalnya novel legal document dan sebagainya Penerjemah sendiridalam pengakuannya lebih suka atau tertarik dengan spesialisasi pada penerjemahan novel karena denganmenerjemahkan novel akan menambah wawasan ilmu katashykata baru sedangkan kalau menerjemahkandokumen legal hanya kopishypaste sudah selesaiKarena penerjemah adalah sebagai profesi dan bukan karir maka untuk menjaga tingkat keprofesian tersebutseorang penerjemah harus terusshymenerus memupuk kualitas penerjemahannya menjadikan penerjemahansebagai aktivitas sampai akhir hayat dan yang terpenting adalah menjalin komunikasi dengan kliennya dengantetap memberikan kepercayaan bahwa kita (penerjemah) mumpuni dalam menerjemahkan Menurutpenerjemah kunci untuk menghasilkan terjemahan yang baik adalah bukan hanya karena gelar akademik sajanamun lebih pada bagaimana menjadi seorang penerjemah yang berkualitas Gelar akademik penting terutamauntuk meningkatkan status penerjemah dalam lingkup akademik namun di dalam profesi kerja bukti nyataseorang penerjemah yang berkualitaslah yang akan menjadi tolok ukur dalam keberhasilan terjemahan dan halini akan berlangsung dalam simbol yang saling menguntungkan Misalnya penerjemah yang pada awalnyamelamar ke penerbit dan kemudian dinyatakan layak oleh penerbit sebagai partner kerja lantas diberikepercayaan untuk menerjemahkan sebuah novel Apabila kemudian novel tersebut diterbitkan biasanya selainmendapatkan royalti penerjemah juga akan mendapatkan novel aslinya dari penerbit Hal ini tentunya akanmemberikan semangat yang luar biasa bagi penerjemah untuk terus menerjemahkan dan penerbit tentu sajaakan terus mendapatkan keuntungan karena novel atau buku yang mereka terbitkan dinikmati oleh banyakkonsumen Di dalam menerjemahkan novel penerjemah pada dasarnya menggunakan langkahshylangkah sebagai berikutmelakukan persiapan menerjemahkan dan mengedit terjemahan Persiapanshypersiapan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu persiapan umum dan persiapankhusus Persiapan umum yang dilakukan adalah membaca teks secara keseluruhan sebelum diterjemahkan Halini dilakukan penerjemah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai isi novel dan gaya berceritayang ada di dalam novel tersebut Selain itu penerjemah melakukan searching atau browsing internet sebelummenerjemahkan Searching atau browsing internet ini menurut penerjemah sangat penting dilakukan sebelumkegiatan menerjemahkan yaitu untuk mempercepat pekerjaan menerjemahkan dan mendapatkan berbagaireferensi pendukung yang berkaitan dengan isi novel Persiapan umum lain yang dilakukan penerjemah adalahmempersiapkan kamus yang cukup layak yaitu koleksi berbagai macam kamus baik kamus ekabahasa maupundwibahasa kamus manual maupun kamus online baik kamus umum maupun kamus khusus Persiapanberbagai macam kamus ini amat penting menurut penerjemah karena dalam menerjemahkan seringkaliterdapat katashykata maupun kalimat yang dicuplik dari katashykata atau kalimat dari bahasa lain Misalnyabeberapa kata khusus di dalam novel yang sebenarnya diambil dari bahasa Latin (kata nudibrance dan lainshy

lain) dan katashykata tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran dan tidak boleh ada makna dalamkatashykata tersebut yang tidak diterjemahkan Beberapa kamus yang sering digunakan penerjemah adalahLongman Dictionary Oxford Dictionary Webster Dictionary Longman CDshyROM Dictionary Encarta CDshyROMDictionary CDshyROM Collins COBUILD Dictionary National Geography Dictionary Thesaurus dan EnsiklopediaDi dalam menerjemahkan novel penerjemah paling sering menggunakan kamus Longman CDshyROM Dictionarykarena kamus tersebut sangat mewakili katashykata ataupun istilahshyistilah khusus yang ada di dalam noveltersebut Adapun yang dimaksud dengan persiapan khusus yang dilakukan penerjemah adalah mempelajari pengetahuanyang berkaitan dengan isi teks novel yang akan diterjemahkan Oleh karena itu persiapan khusus yangdilakukan penerjemah adalah secara penuh memahami istilahshyistilah yang termuat dalam indeks Persiapankhusus lainnya adalah membaca berbagai novel baik novel terkini maupun terdahulu dan berbagai artikel yangberhubungan dengan halshyhal khas ataupun istilahshyistilah khusus yang terdapat di dalam novel dan sekaligusuntuk menambah wawasan dan membuka kembali schemata maupun translation memory Hal lain yang takkalah pentingnya di dalam persiapan khusus ini adalah memperhatikan masalah gaya Menurut penerjemahmenerjemahkan novel tidak hanya sekadar memindahkan katashykata atau kalimatshykalimat saja tetapi jugadiperlukan hiasanshyhiasan atau aksesorishyaksesori dan nuansa katashykata indah Masalah gaya yang dimaksud olehpenerjemah adalah bagaimana mempertimbangkan masalah panjangshypendek kalimatparagraf lebar atau luashalaman jenis font dan jarak baris ukuran kertas jenis kolom dan yang paling penting adalah menjangkaualam pikiran pembaca memperhatikan situasi atau konteks kejadian cerita yang ada di dalam novel ke dalamkonteks atau situasi para pembacaDalam menerjemahkan novel yang dilakukan penerjemah adalah berusaha menerjemahkan dengan setepatshytepatnya Menerjemahkan dengan setepatshytepatnya ini bukan berarti menerjemahkan kata per kata ataumenerjemahkan secara harfiah namun lebih pada penyediaan pilihanshypilihan kata sebanyak mungkin yang telahdikembangkan dari indeks katashykata dalam menerjemahkan novel yang kemudian diselaraskan dengan situasipembaca Misalnya menerjemahkan kata walk Kata tersebut tidak langsung diterjemahkan secara harfiahberjalan Tapi perlu dilihat konteksnya apakah istilah walk yang dimaksud adalah berjalan naik tangga berjalanterseokshyseok berjalan gontai atau berjalan yang bagaimana karena berjalan naik tangga tentunya akanmemiliki konteks yang berbeda dengan berjalan terseretshyseret ataupun berjalan dengan berat Pilihanshypilihankata inilah yang harus disediakan oleh penerjemah Setelah persiapan langkah selanjutnya yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel samahalnya dengan menerjemahkan novelshynovel yang lain yaitu menulis hasil terjemahan di komputer sambilmencari hasil penerjemahan katashykata dan frase sebelumnya di dalam translation memory mencari makna darikatashykata yang sulit diterjemahkan di dalam kamus (biasanya kamus online) memahami makna kata tersebutsecara mendalam berdasarkan konteksnya (misal novel bercerita tentang kehidupan laut maka perlu melihatpada National Geography Dictionary) mengakses dan mendalami sumbershysumber rujukan lain di internet danmenulis ulang kata atau kalimat yang telah diterjemahkan ke dalam ekspresi yang lain Di dalam menulis hasil terjemahan tersebut hal yang hampir bersamaan dilakukan adalah mempertimbangkanjenis kata yang sesuai dengan keadaan selera dan tujuan pembaca Maksudnya adalah untuk kalanganpenikmat terjemahan yang bagaimanakah yang akan menjadi pembaca terjemahan tersebut Apakah noveltersebut ditujukan untuk kalangan akademik anakshyanak atau remaja Menerjemahkan yang berdasarkanfungsinya inilah yang menurut penerjemah akan menjadi terjemahan yang baik yaitu terjemahan yang setepatshytepatnya sesuai dengan selera pembaca teks sasaran ( di dalam pengungkapan makna teks sumber ke dalamteks sasaran penerjemah berusaha mengupayakan penggunaan bentukshybentuk kebahasaan yang lebih disukaioleh pembaca teks sasaran) Menurut penerjemah menyelami pembaca ini sangatlah penting apalagi di dalammenerjemahkan sebuah novel Misalnya ketika membaca novel yang berlatar kehidupan laut penerjemahmembayangkan untuk mengajak pembaca menyelami konteks ceritashycerita di laut jenisshyjenis makhluk hiduplaut dan sebagainya Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang yang dilakukan penerjemah berikutnya adalah memutuskanapakah menggunakan kata pinjaman (loan words) katashykata yang dinaturalisasikan ataukah menggunakansinonim di dalam teks sasaran dan apabila memungkinkan juga menciptakan katashykata terjemahan baru yangmemang tidak ada sebelumnya Di dalam memutuskan penggunaan katashykata ini tidak jarang penerjemah harusberkonsultasi dengan para penerjemah lain dosen bahasa Inggris dan terkadang dengan dosenshydosen lainyang menguasai bidang atau katashykata teknis khusus yang ada di dalam novelBerikutnya adalah menuangkan katashykata yang telah diputuskan ke dalam draft terjemahan Penerjemahmembuat dratf terjemahan dahulu dan menandai bagianshybagian yang sulit diterjemahkan untuk ditindaklanjutinantinya Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan katashykata yang sulit tersebut sekitar satuminggu sementara katashykata yang mudah (dalam arti katashykata harfiah dan umum) mengalir begitu saja karenapenerjemah sudah sering menerjemahkan katashykata yang sejenis Langkah terakhir yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel adalah merevisi novelterjemahannya Penekanan revisi biasanya adalah pada kualitas kebahasaan teks terjemahan dan kealamian

id 225Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

terjemahan yang dihasilkan Setelah beberapa perbaikan dilakukan berikutnya adalah melakukan revisi akhirdan membiarkan hasil terjemahan tersebut selama satu atau dua minggu Hal ini dilakukan untuk mendapatkanhasil akhir terjemahan yang benarshybenar alamiMenerjemahkan halshyhal yang khas dalam sebuah novel penerjemah membutuhkan waktu dan pemikirantersendiri Dalam arti bahwa penerjemah harus memikirkan dalamshydalam dan matangshymatang pilihan padananyang akan diberikan hal ini karena halshyhal yang khas ini memiliki karakter tersendiri di dalam novel Menurutpenerjemah halshyhal yang khas tersebut meliputi penerjemahan istilahshyistilah yang khusus di dalam teks sumberyang tidak dijumpai atau tidak ada padanannya di dalam teks sasaran Misalnya namashynama hewan yang hidupdi laut di pesisir yang memang hanya berhabitat di dekat lautan Pasifik misalnya ikan nudibranch The Jesusstar dan hewanshyhewan laut tersebut tidak dijumpai di perairan Indonesia Halshyhal khas lainnya menurutpenerjemah adalah istilahshyistilah budaya di dalam novel sumber misalnya frasa Malboro Man zombie smile dan juga gaya bahasa Di dalam mempertimbangkan secara matang padanan yang akan diberikan menurut penerjemah yang sangatdiperlukan adalah kemampuan untuk mengungkapkan konteks yang melingkupi kata atau frase yang akanditerjemahkan atau yang sering disebut dengan background knowledge Misalnya di dalam menerjemahkanfrasa Malboro Man penerjemah perlu melihat secara menyeluruh makna dari frasa tersebut apa dengan caramengajukan beberapa pertanyaan misalnya apakah Malboro itu Malboro Man itu memiliki karakterbagaimana adanya di mana dan sebagainya Setelah mengetahui jawaban pertanyaanshypertanyaan tersebutkemudian baru penerjemah memberikan padanan yang sesuaiPada saat menemukan katashykata yang sulit biasanya yang paling sering dilakukan penerjemah adalah membuatcatatan kaki atau menetralisir atau menaturalisasi kata tersebut Catatan kaki sifatnya adalah sebagai suatukomentar atau catatanshycatatan kecil yang diperlukan untuk memberikan tambahan informasi Misalnya padasaat menerjemahkan kata bell penerjemah membuat catatan kaki mengenai istilahshyistilah dalam bahasasasaran yang memiliki beberapa makna Kata bell bisa dipadankan dengan lonceng ataupun genta Catatan kakiyang diberikan adalah penambahan informasi bahwa yang disebut dengan lonceng adalah bel yang bentuk danukurannya kecil dan cukup dibunyikan saja sementara genta adalah bel yang bentuk dan ukurannya besar biasanya adanya di kuil dan membunyikannya dengan cara diayun kemudian dipukulkan Menetralisir ataumenaturalisasi kata atau frase sering dilakukan penerjemah terutama bila berhubungan dengan namashynamaekologi maupun budaya di dalam teks sumber Misalnya frasa his babyshyblue El Camino

di dalam novel The Highest Tidedinaturalisasikan menjadi mobil El Camino birunyaNamun apabila sudah benarshybenar tidak ada ide lagi maka yang dilakukan penerjemah adalah menyelami danmempraktekkan sendiri katashykata tersebut karena di sini (menurut penerjemah) menerjemahkan tidak lagimasalah kamus grammar maksud pengarang namun sudah berada di dalam konteks yang harus benarshybenardilakukan dan kemudian memutuskan untuk menghilangkan kata tersebut atau menciptakan sendiri kata yangsepadan Di dalam menerjemahkan karya susastra maka penerjemah tidak bisa hanya menerjemahkan maknanya sajanamun ada hal lain yang perlu dipertimbangkan dengan matang yaitu mengenai kemana arah pesan di dalamnovel sumber yang akan disampaikan ke pembaca dan untuk tujuan apa terjemahan tersebut disampaikandalam arti bahwa menarik dan tidaknya novel yang diterjemahkan akan sangat bergantung pada carapenerjemah menyampaikan pesan yang ada di dalam novel tersebut kepada para pembacanya Hal lain yangmembuat menarik adalah bagaimana penerjemah novel mengurangi atau menambahkan makna di dalam tekssasaran untuk membuat teks sasaran lebih hidup sebagaimana dicontohkan dalam teks berikut008HTChap1Pg6PLBb1Hal15

Tsu I stopped and waited with them to actually see the moment when the tide started returning with its invisiblebuffet of plankton for the clams oysters mussels and other filter feeders It was right then ankle deep in theSound feet numbing eyes relaxed that I saw the nudibranch

Tsa Aku ikut diam menunggu lalu kusaksikan sendiri detikshydetik ketika laut kembali pasang dan membawajutaan plankton yang lezat untuk remis tiram remis kepah dan makhlukshymakhluk pemakan plankton lainnyaSaat itulah ketika sedang berdiri di kubangan lumpur Puget Sound dengan kaki mati rasa kulihat seekornudibranch

Di dalam teks tersebut penerjemah berusaha menghilangkan atau tidak menerjemahkan kata yang terdapat didalam teks sumber eyes relaxed (frase digarisbawahi sendiri oleh penulis) ke dalam teks sasaran Hal inibarangkali untuk membuat teks sasaran menjadi lebih hidup atau memenuhi unsur kewajaran di dalam teks

id 226Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

id 227Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 228Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

Penerjemahan secara umum dipahami sebagai pengalihan pesan dan gaya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran(Ibrahim (20081) Pym (20071) Xiaoshu (20032) Shiyab (20035) Untuk itu penerjemah paling tidakmelakukan dua kegiatan yaitu memahami makna bahasa sumber dan merekonstruksi makna yang telahdipahaminya itu ke dalam bahasa sasaran Untuk memahami makna bahasa sumber penerjemah tidak dapathanya menerapkan pengetahuannya tentang kaidahshykaidah (grammar) bahasa sumber tetapi ia juga harusmempertimbangkan konteks digunakannya bahasa sumber itu Hal yang sama terjadi ketika ia harusmerekonstruksikan makna yang telah dipahaminya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranIa perlu menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan pembaca sasaran materi yang diterjemahkan tujuanpenerjemahan dan sebagainyaLangkahshylangkah di dalam menerjemahkan novel di atas selaras dengan pernyataan Sumarno (199713)Menurut Sumarno proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan oleh seorang penerjemahpada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelum menerjemahkan suatu teksseorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yangdimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Sumarno di atas selaras dengan proses penerjemahan yang telahdinyatakan oleh Nida (197580) yang membagi proses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1)analysis (2) transfer dan (3) restructuring Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatanyang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan (juga Suryawinata 198980) terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2)pengalihan pesan dan (3) restrukturisasi Lebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiPada tahap analisis sebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemahselalu dihadapkan pada teks sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahapanalisis ini yang dapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks sumber (Nababan200325shy26) Kegiatan membaca teks sumbers dimaksudkan untuk memahami isi teks sumber tersebut Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa itu(Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Sebagaimana diketahui setiap bahasa memiliki bentuk dan makna Bentuk bahasa yang dalam bahasa tulisdisebut teks dapat berupa kata frase klausa kalimat atau wacana Sementara itu makna bahasa yaitu apayang terkandung di dalam bentuk bahasa dapat berupa makna leksikal makna gramatikal makna tekstualmakna kontekstual makna sosiokultural dan makna implisit Untuk memahami kalimat bahasa sumber orangdituntut untuk memahami tidak saja makna masingshymasing kata yang terdapat di dalam kalimat itu melainkanjuga hubungan dari masingshymasing kata tersebut Kadangkala suatu kalimat mengandung makna lebih darisekadar makna harfiah namun ada makna lain yang ingin diungkapkan selain yang tersurat Untukmemahaminya orang perlu mempertimbangkan konteks digunakannya kalimat tersebut

id 229Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 230Plagiarism detected 002 httpsdianamayasaristkipjbwordpr

id 231Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 232Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

Pada tahap pengalihan (transfer) seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuksemua kata frase klausa kalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padananini terjadi di batin seorang penerjemah (Sumarno 200317) Kata frase klausa kalimat dan bahkan seluruhwacana tersebut dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karenakadangshykadang terdapat ungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasarandan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasasasaranPada langkah transfer tersebut penerjemah melakukan pemindahan makna teks yang diperoleh dari hasilanalisis pada langkah pertama tersebut

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDi sini ia di tuntut mencari dan menentukan padanan dalam bahasa sasaran pada setiap tingkatan atau unsurdalam bahasa sumber mulai dari

kata frase klausa kalimat hingga wacanaMengingat tidak ada dua bahasa yang identik penerjemah boleh jadi akan mengalami kesulitan pada fase iniKesulitan tersebut dapat berasal dari elemen internal bahasa atau dari elemen luar bahasa Kesulitan internalberkaitan dengan sistem bahasa itu sendiri seperti mencari padanan tenses Kesulitan eksternal berkaitandengan elemenshyelemen di luar sistem bahasa seperti kesulitan budayaDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Pada tahap penyelarasan (restructuring) tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno2003 17) yaitu setelah penerjemah menemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemahharus menuangkan semua padanan tersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebutungkapanshyungkapan di dalam bahasa sasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan ataupenyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari Tsu tetapi dikendalikan oleh fungsi Tsa yang ingin dicapai di dalam budayasasaran dengan fungsi Tsa yang ditentukan oleh penerimanya Pada langkah restrukturisasi penerjemah menyusun padanan

pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranRestrukturisasi pesan tersebut dilakukan berdasarkan kaidahshykaidah bahasa sasaran yang berterima sehinggapesan tersebut dapat dipahami secara wajar oleh pembaca sasaran Apabila dimungkinkan penerjemahdiharapkan mampu memberikan nuansa terjemahannya sedemikian rupa sehingga pembaca tidak merasabahwa ia sedang membaca karya terjemahan Hal itu sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas bahwapenerjemahan tidak sekadar membuat pembaca sasaran memahami pesan tetapi juga memiliki respon yangrelatif sama dengan pembaca bahasa sumber ketika mereka membaca teks bahasa sumber Di sini penerjemahdituntut menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan konteks penggunaan bahasa

ReferensiIbrahim Fatima Ahmed 2008 Problems of Dynamic Equivalence in Translation Online Translation Article (

id 233Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 234Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 235Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 236Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 237Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

httpwwwTranslationDirectorycom )

Nababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nida Eugene A 1975 Language Structure and Translation Stanford University Press California

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)

Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )

Shiyab Said et al 2003 Can Literary Style Be Translated Journal Article in Editions UNESCO 1 Francehttpaccurapidcomjournal

Sumarno Thomas 1997

Proses dan Hasil Terjemahan Haluan Sastra Budaya no 32 ThXVI Oktober 1997

Xiaoshu Song 2003 Translation of Literary Style Journal of Translation Volume 7 Number 1 ChineseTranslators Journal (httpaccurapidcomjournal23stylehtm)

Zuchridin Suryawinata 1989 Terjemahan Pengantar Toeri dan Praktek Jakarta Depdikbud Dirjen DiktiPPLPTK

Plagiarism DetectorYour right to know the authenticity

Page 8: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan

id 24Quotes detected 007 in quotes

id 25Quotes detected 0 in quotes

id 26Quotes detected 0 in quotes

id 27Plagiarism detected 037 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 28Plagiarism detected 102 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

ldquohelliptranslation is basically a means of communication ora manner of addering one or more persons in the speaker presencerdquoSementara itu Soemarno (19977) menjelaskan bahwa penerjemahan komunikatif adalah bentuk penerjemahanyang selalu berusaha untuk menimbulkan

lsquoefekrsquopada pembaca terjemahan seperti

lsquoefekrsquoyang

dirasakan oleh pembaca asli pada waktu mereka membaca teks aslinya Dengan demikian penerjemah sebagai komunikator sekaligus mediator antara penulis teks asli denganpembaca terjemahan harus menyampaikan pesan kedalam Bsa yang sedapat mungkin sama dengan pesanyang ada dalam Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah fungsi utamanya sebagai suatu alat untuk menyampaikan ataumengungkapkan suatu gagasan atau perasaan orang lain Jenis ini juga menaruh perhatian akan pentingnyasemua unsur di dalam proses penerjemahan yaitu unsurshyunsur seperti bahasa sumber dan bahasa sasaranbudaya penulis teks asli penerjemah keefektifan bahasa terjemahandan pembaca terjemahanBerikut adalah contoh penerjemahan komunikatifBsu awas anjing galakBsa Beware of the dog (bukan Beware of the viciousdog)(Nababan200341)

Kelemahan dari jenis penerjemahan ini bahwa persyaratan yang ketat agar bahasa terjemahan mempunyaibentuk makna dan fungsi Hal ini perlu mendapatkan perhatian karena ada kemungkinan suatu kalimat sudahbenar secara sintaksis tetapi maknanya tidak logis atau bentuk dan maknanya sudah benar namunpenggunaannya tidak tepat seperti contoh di bawah ini1 I told that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini salah meskipun maknanya logis)2 I told the star that you were wrong(secara sintaksis kalimat ini bnar tetapi maknanya tidak logis)

7) Penerjemahan semantikNewmark dalam Soemarno (19977) menegaskan bahwa penerjemahan semantik berusaha untukmengalihkan makna kontekstual Bsu yang sedekat mungkin kedalam struktur sintaksis dan semantik BsaSenada dengan itu Nababan (200344) menjelaskan bahwa penerjemahan semantik terfokus pada tatarankata dengan tetap terikat pada budaya Bsu Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah lebih berfokus atau berpenekanan yang kuat dan ketat padapencarian padanan pada tataran kata yang terikat pada budaya bahasa sumberSebagai gambaran penerjemahan jenis ini bisa dilihat contoh berikut1 Konteks ALecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Mr Jackson My name is Rudi Hartono 2 Konteks BLecturer I would like to introduce myself My name is Michael Jackson If you want you can call me JacksonStudent How do you spell your name Jackson My name is Rudi Hartono

Dalam dua dialog di atas student menggunakan dua kata yang berbeda yaitu Mr Jackson dan JacksonDigunakan dua kata ini sangat dipengaruhi oleh konteks budaya bahasa sasaran dan bahasa sumber MrJackson pada konteks A digunakan dalam situasi formal sedangkan Jackson pada konteks B digunakandalam situasi yang akrab Oleh karena itu kata Mr Jackson pada konteks A mestinya dialihkan ke dalam bsa

id 29Quotes detected 002 in quotes

id 30Plagiarism detected 003 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 31Quotes detected 003 in quotes

id 32Plagiarism detected 013 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 33Plagiarism detected 041 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 34Quotes detected 0 in quotes

id 35Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 36Quotes detected 0 in quotes

id 37Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 38Quotes detected 0 in quotes

id 39Plagiarism detected 064 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

menjadi

lsquoPak Jackson atau Prof Jacksonrsquo

sedangkan kata Jackson pada konteks B mestinya dialihkan menjadi

lsquopak (bukan langsung menyebut nama Jackson secara langsung)rsquo

Kelemahan dari penerjemahan semantik adalah kelemahan pada saat menerapkannya karena keterikatanpenerjemah pada budaya bahasa sumber pada saat dia melakukan tugasnya Padahal bahasa yang melatarbelakangi bahasa sumber dan bahasa sasaran pasti berbeda Akibatnya penerjemahan tipe ini seringkali sulitditerapkan

terutama dalam menerjemahkan katashykata yang bermakna abstrak atau subjektif

8) Penerjemahan EtnografikPenerjemahan etnografik adalah suatu jenis penerjemahan yang berusaha mengalihkan pesan dari Bsu kedalam Bsa yang sangat dipengaruhi oleh faktorshyfaktor budaya Brislin dalam Soemarno (19975) menjelaskanbahwa tujuan penerjemahan ini adalah untuk menjelaskan konteks budaya Bsu dan bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah kelengkapan register di dalam karya terjemahan tersebut dimanaada dua pilihan kata dengan mencarikan padananya ataukah menulis kata bsa dan anotasinya Kesulitan utama yang dihadapi penerjemah dalam penerjemahan jenis ini adalah kesulitan dalammengidentifikasi suatu bentuk ungkapan budaya dan kemudian menemukan padanannya yang sesuai dalambsa Tidak jarang suatu istilah budaya dalam suatu masyarakat atau bangsa tidak dapat ditemukanpadanannya dalam Bsa Sebagai contoh kata

lsquomodinrsquo

lsquomitonirsquo

dan

lsquotingkebanrsquo

adalah istilahshyistilah budaya jawa yang tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasa Inggris atau bahasaLainnya Bila istilah budaya ini tidak dapat ditemukan padanannya dalam Bsa maka penerjemah harus bisamenentukan sikap untuk mengambil keputusan apakah istilah akan dicarikan padanannya yang terdekat dalamBsa atau istilah budaya itu ditulis lagi dalam Bsa kemudian memberi anotasi atau bahkan istilah itudisampaikan dalam bentuk parafrasa dalam Bsa Keputusan itu tentunya tergantung pada kemampuanpenerjemah dalam memahami makna dari istilah budaya itu dalam Bsu

9 Penerjemahan PragmatikPenerjemahan pragmatik mengacu pada pengalihan amanat dengan mementingkan ketepatan penyampaianinformasi dalam bahasa sasaran yang sesuai dengan informasi yang terdapat dalam bahasa sumber(Nababan 200334) Maksud dari penerjemahan ini adalah memberikan penjelasan atau informsi yang

id 40Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 41Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 42Quotes detected 002 in quotes

id 43Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

selengkapshylengkapnyaKelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang cukup dalam dan lengkap padapengalihan informasi atau fakta (misal dalam terjemahan dokumenshydokumen teknik niaga administrasipemerintahan) Dan bahkan bila diperlukan penerjemah harus menambah beberapa informasi untuk membuatterjemahannya lebih jelasKelemahan dari jenis ini adalah bahwa penerjemahan pragmatik tidak begitu memperhatikan aspek bentukestetik bahasa sumber Masalah bentuk bahasa kurang diperhatikan karena yang dipentingkan adalahpengalihan informasi yang selengkapshylengkapnya

10 Penerjemahan linguistikPenerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya berisi informasi linguistik yang implisit dalam bahasasumber yang dijadikan ekplisit dan yang dalam perubahan bentuk dipergunakan transformasi balik dan analisiskomponen utama (Nababan 200337) Dalam penerjemahan ini penerjemah hanyamenemukan informasilinguistic sepertimorfem kata frasa klausa dan kalimat Informasi tersebut tersirat di dalam bahasa sumberyang kemudian dijadikan tersurat dalam bahasa sasaran

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahketepatan terjemahan bila diterapkan jika terdapat ketaksaan dalam bahasa sumber baik pada tataran katafrasa klausa atau pun pada tataran kalimat khususnya kalimat kompleks Kelemahan dari jenis ini adalah pensyaratan mutlak pada penerapan transformasi balik dan analisis komponenmakna dalam penerjemahan Hal ini menjadi sulit karena ada kemungkinan penerjemah berhadapan dengandua buah kalimat bahasa sumber yang mempunyai struktur lahir yang sama tetapi struktur batin kedua kalimatitu berbeda satu sama lain Untuk mengatasi ketaksaan tersebut penerjemah harus menganalisis dalam kalimatdengan bantuan analisis sintaktikal dan kontekstual

ReferensiCatford JC 1974

A Linguistic Theory of Translation London Oxford UniversityPress

Kasbolah K 1990 Linguistics and Literature a Translation Analysis of

ldquo Senja di Pelabuhan Kecilrdquo Unpublished paper Malang IKIP Malang

Nababan M Rudolf 2003 Teori Menerjemah Bahasa InggrisYogjakarta Pustaka Pelajar

Newmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

Sumarno Thomas 1997 Sedikit Catatan Mengenai Teori Penerjemahan Makalah dalam seminar sehari diPusat Bahasa UNS Surakarta UNS

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam seminar Nasional I tentang Semantik sebagaiDasar Fundamental Pengkajian Bahasa Surakarta UNS

id 44Plagiarism detected 028 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 45Quotes detected 0 in quotes

id 46Quotes detected 0 in quotes

id 47Quotes detected 0 in quotes

id 48Quotes detected 001 in quotes

id 49Quotes detected 001 in quotes

id 50Quotes detected 0 in quotes

3Makna dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan maknashymakna di dalam penerjemahan

Makna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam bahasa sasaran (Bsa) yang sedekatshydekatnya sama denganmakna yang ada dalam bahasa sumber (Bsu) Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemahyang baik harus mampu menganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalamtataran leksikal frasa kalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalambahasa sasaranKajian mengenai makna ini termasuk dalam ranah semantik Dalam studi semantik istilah makna bermacamshymacam yakni meaning sense denotation designation reference dan information (Edi Subroto 19991)Menurut Edi Subroto yang dimaksud dengan meaning (diterjemahkan menjadi arti) adalah bentuk pengetahuankognitif yang terdapat di dalam bahasa yang terdapat dan distrukturkan di dalam dan oleh sistem bahasa yangdipahami lebih kurang sama oleh para penutur dalam kegiatan berkomunikasi secara umum dan wajar Haltersebut berarti bahwa arti itu dipahami oleh pengguna bahasa secara empirik berdasarkan kemampuankognitifnya sejak mulai belajar dan menguasai bahasa Dengan penguasaan arti secara empirik dan kognitif ituseorang penutur mampu melakukan pembahasaan atau simbolisasi secara verbal akan sebuah referent yangada disekitarnya Sejumlah referent yang secara faktual barangkali berbedashybeda namun memiliki sejumlah cirikonseptual yang sama akan dibahasakan dengan unit leksikal yang sama Sebagai contoh sebuah unit leksikaldengan nama

lsquokursirsquo meskipun secara empirik ditangkap adanya sejumlah benda yang disebut kursi yang memiliki cirishycirikonseptual yang berbedashybeda baik dalam hal bahannya wujudnya jumlah kakinya namun secara bersamadapat disimbolkan dengan unit leksikal yaitu

lsquokursirsquoKemudian yang dimaksud dengan designation (designasi) dan denotation (denotasi) adalah bagian dari arti yangditentukan oleh sistem bahasa dan tidak bergantung pada situasi yang khas dari sebuah tuturan Designasi dandenotasi ini mempunyai maksud yang serupa dengan istilah meaning di atas Sementara itu yang dimaksuddengan reference (referensi) adalah bagian dari arti yang bergantung pada situasi pemakaiannya danbergantung pada wujud tuturannya Dalam arti bahwa referensi adalah suatu bentuk penunjukkan dalamkegiatan berbahasa yang nyata yang bersifat tertentu dan bergantung pada konteks Misalnya

lsquokursirsquodan

lsquokursi itursquomengandung maksud yang berbeda Yang pertama berkaitan dengan konsep denotasi yaitu mengacu padagolongan entity (maujud) yang dipersepsikan sama sebagai kursi dan sebaliknya

lsquokursi itursquotermasuk proses referensi karena hanya menunjuk pada

lsquokursirsquo

id 51Plagiarism detected 037 httpstextshyid123dokcomdocument

id 52Quotes detected 002 in quotes

id 53Plagiarism detected 308 httpstextshyid123dokcomdocument + 3 more resources

tertentu saja Hal berikutnya adalah sense Edi Subroto memadankan istilah sense ini dengan makna yaitu arti sebuah butirleksikal atau sebuah tuturan kalimat berdasarkan konteks pemakaian situasi yang melatarinya dan intonasinyaDengan demikian kalau arti (sebagai padanan meaning) itu bersifat dasar maka makna itu sudah bersifatspesifik karena dirambushyrambui oleh struktur oleh konteks pemakaian oleh intonasi dan oleh latar yangmelingkupinya Misalnya kata baru Untuk mengetahui makna baru ini harus dikaji kemungkinannyaberkombinasi atau disubstitusi dengan leksemshyleksem lain misalnya lama usang tua dan sebagainyaSementara itu Lyons (1995124) menyatakan bahwa sense hanya dapat diterangkan dalam konteks hubunganmakna antara leksem yang satu dengan leksem yang lain atau antara ekspresi yang satu dengan ekspresi yanglain di dalam sistem bahasa yang sama Berkaitan dengan itu Lyons menggunakan konsep hubungankombinatorial dan substitusional untuk menentukan makna sebuah leksem Hubungan tersebut sering disebutdengan hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik Hubungan sintakmatik merupakan hubungan linier antara unsurshyunsur bahasa dalam tataran tertentu misalhubungan antara saya bermain dan kelereng dalam kalimat Saya bermain kelereng Hubungan itu dikatakanhubungan in praesentia Sementara itu hubungan paradigmatik merupakan hubungan antara unsurshyunsurbahasa dalam tataran tertentu dengan unsurshyunsur lain di luar tataran itu yang dapat dipertukarkan misal dalamkalimat saya bermain kelereng Antara saya dan dengan dia mereka dsb dapat dipertukarkan Hubunganantara unsurshyunsur itu dikatakan hubungan in absentia Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Dengan kata lain sense atau makna memiliki peran yang penting didalam penerjemahanLebih lanjut pengertian makna dapat dilihat pada pengertian makna literal dan makna figurative yaitu yang

mengarah pada pembedaan di dalam sistem kebahasaan untuk menganalisis makna suatu bahasa Contohdari pembedaan makna di atas dapat dilihat di dalam kalimat berikut The ground is thirsty Kalimat ini memilikimakna berkias Kata ground sendiri memiliki makna literal namun kata ground atau tanah dapat dipahamibahwa ground itu tidaklah hidup oleh karenanya ground tidak memerlukan minuman atau merasakan hausPembaca kalimat tersebut akan secara langsung menolak suatu interpretasi literal dan secara pasti akanmenginterpretasikan bahwa katashykata tersebut yang dimaksud adalah The ground is dry suatu analogi yangmengarah pada kondisi yang menimbulkan rasa haus pada manusia atau binatang Begitu pula di dalamcontoh kalimat yang diucapkan sebagai berikut

ldquoItrsquos raining cats and dogsrdquo

Kalimat ini memiliki makna literal pada masingshymasing katanya namun bagi pendengar akan secara langsungmenolak interpretasi literal tersebut karena dirasakan tidak sesuai namun pendengar akan memilih interpretasifiguratif dari tuturan tersebut yang dibantu oleh suatu konteks bahwa yang dimaksud di dalam tuturan tersebutadalah kondisi atau keadaan hujan derasMenurut Motsch amp Pasch (198735) makna harfiah ialah makna ujaran yang konteks ujarannya tidakmembawa kepada penafsiran semula terhadap makna tertentu dari segi tatabahasa bagi kata atau ungkapanitu Disini juga makna harfiah itu berada pada suatu konteks namun tidak dipengaruhi oleh konteks tersebutSementara itu Searle (1979 132) membuat perbedaan antara makna penutur makna kalimat dan maknaharfiah Menurut Searle makna harfiah berada dalam domain makna kalimat dan makna penutur bergantungpada makna kalimat Searle mengungkapkan bahwa makna harfiah berada pada suatu konteks Menurut Israel (20041) makna literal merupakan makna lugas dan termasuk ke dalam jenis makna yangpaling sederhana yang bersifat langsung harfiah dan menerapkan aturan tatabahasa sewajarnya (ordinaryrules of grammar) dalam arti bahwa makna leksikal tersebut tidak memerlukan penambahan imajinasiinferensi maupun gaya bahasa Makna literal tersebut terletak di dalam kata itu sendiri Sementara itu Turner(1991147) memberikan konsep pemahaman makna literal di dalam hubungan antara bahasa pemikiran danrealitas Menurut Turner makna leksikal mengabaikan peranan imajinasi di dalam konstruksi maknakeseharian berhubungan dengan suatu kebenaran dan pemikiran di satu sisi dan bertentangan dengankebohongan dan khayalan di sisi yang lain sebagaimana yang dinyatakan sebagai berikutThe real world is exhaustively literal literal language refers to it literalconcepts mirror the literal world literal language evokes literal conceptsSeparate from all this so the folk theory runs there are mental imaginativeconnections that are false they are expressed in figurative nonshyliterallanguage or literally false language we must transform the meaning of this

language in order to arrive at interpretations of it that can be literal and true

Makna leksikal tersebut tidak secara tibashytiba berdiri sendiri namun keberadaannya tetap di dalam suatukalimat atau paragraf namun memiliki makna yang terbebas dari konteks atau tidak dipengaruhi oleh suatukonteks Di dalam suatu tuturan yang panjang misalnya di dalam sebuah novel makna literal mungkin berupasuatu cerita narasi biasa saja yang terbebas atau tidak memiliki asosiasi moral politik estetik atau asosiasisimbolik lain yang ingin disampaikan Saeed (200015shy17) menyatakan bahwa perbedaan antara makna literal dan makna figuratif dapat dilihat didalam penggunaan bahasa yang literal dan nonshyliteral Penggunaan bahasa yang literal mengarah pada suatukeadaan yaitu pembicara yang mengungkapkan tuturan secara netral dan secara faktual tepat sedangkanpenggunaan bahasa yang nonshyliteral mengacu pada suatu keadaan yaitu pembicara secara berlebihshylebihanmenggambarkan sesuatu dengan istilahshyistilah atau katashykata yang tidak benar (untrue) dan tidak mungkin(impossible) yang tujuannya untuk mendapatkan efek khusus Lebih lanjut Saeed memberikan contoh sebagaiberikuta Irsquom hungryb Irsquom starvingc I could eat a horseDi dalam contoh tersebut bahwa pada kondisi atau keadaan lapar pembicara mungkin secara literal akanmengungkapkan tuturan sebagaimana poin a atau juga secara nonshyliteral seperti pada poin b dan c Di sininampak bahwa di dalam penggunaan bahasa nonshyliteral pembicara menggeser makna suatu kata untukkemudian disesuaikan dengan kondisi yang baru Pergeseran atau penyimpangan bentuk ungkapan bahasaini menurut Gorys Keraf (2002113) disebut dengan gaya bahasa (figures of speech) yaitu caramengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ataupengguna bahasa Pemakaian dengan cara yang khas tersebut ditandai oleh adanya penyimpangan daripemakaian bahasa lumrahPenggunaan gaya bahasa sering terjadi di dalam dunia sastra sebab katashykata harfiah memiliki keterbatasanDengan mengandalkan makna harfiah semata dalam mendeskripsikan suatu objek atau ide seorangpengarang akan menemui halangan Dengan gaya bahasa seorang pengarang dapat memperkaya maknasehingga pengarang dapat menyampaikan pesan yang diinginkan secara lebih leluasaSementara itu menurut Ratna (2009164) figures of speech disebut juga dengan majas yaitu pilihan katatertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan MenurutRatna secara umum majas dibedakan menjadi empat macam yaitu a) majas penegasan b) perbandingan c)pertentangan d) dan majas sindiran Beberapa jenis majas dibedakan lagi menjadi subjenis lain sesuai dengancirinya masingshymasing Secara tradisional bentukshybentuk tersebut disebut dengan gaya bahasa Namundemikian di dalam perkembangan kontemporer majas hanyalah bagian kecil dari gaya bahasa Majas dengandemikian merupakan penunjang unsurshyunsur yang berfungsi untuk melengkapi gaya bahasa Dengan kalimatlain gaya bahasa jauh lebih luas daripada majas Pada saat menganalis sebuah karya sastra tidak terhitungjenis gaya bahasa yang timbul yang harus dibicarakan seperti panjang pendeknya kalimat tingkatan bahasatinggi dan rendah penggunaan katashykata serapan penggunaan kosakata daerah dan sebagainya Gayabahasa juga meliputi carashycara penyusunan struktur intrinsik secara keseluruhan seperti plot tokoh kejadiandan sudut pandang Tidak ada suatu pemahaman apa pun tanpa adanya carashycara tertentu yang berbedaDemikian juga tidak ada karya sastra tertentu tanpa gaya bahasa tertentu Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat dipahami bahwa makna leksikal atau seringdisebut dengan makna harfiah adalah makna yang sebenarnya makna yang sesuai dengan hasil observasiindra kita makna apa adanya atau makna kalimat yang bebas dari konteks yang melatarinya sedangkanmakna figuratif atau makna kiasan adalah makna bahasa berkias yang dapat menghidupkanmeningkatkanefek dan menimbulkan konotasi tertentu Makna figuratif ini merujuk pada kata atau kelompok kata yangdilebihshylebihkan atau diubah makna sebenarnya yang dibantu oleh suatu konteks Makna figuratif ini dapatberupa suatu metafora simile personifikasi litotes ironi sinekdot eufemisme repetisi anafora pleonasmeantitesis alusio klimaks antiklimaks satire pars pro toto totem pro parte ataupun paradoks

Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Makna dalam penerjemahan tidak hanya bisa dirunut dari kata per katasecara individual tetapi makna dalam penerjemahan harus dilihat dari rangkaian antarkata yang saling berkaitansecara utuh yang terbungkus dalam suatu prosodi atau dengan situasi tempat katashykata itu digunakan(Soemarno 19992) Dengan kata lain bahwa makna yang dibahas di dalam penerjemahan adalah maknashymakna yang langsung berhubungan dengan makna yang terdapat dalam teksDalam penerjemahan ada banyak jenis makna di antaranya adalah sebagai berikut

id 54Quotes detected 0 in quotes

id 55Quotes detected 0 in quotes

id 56Quotes detected 0 in quotes

id 57Plagiarism detected 002 httpscholarunandacid1679

id 58Quotes detected 0 in quotes

id 59Quotes detected 0 in quotes

id 60Quotes detected 004 in quotes

1) Makna LeksikalMakna leksikal adalah makna yang belum dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan Jadi maknaleksikal adalah makna apa adanya seperti yang ada dalam kamus (Soemarno 19993) Makna tersebut terdapatdalam kata benda (noun) kata kerja (verb) kata sifat (adjective) dan kata keterangan (adverb)Dalam proses penerjemahan penerjemah bisa mencari padanan makna yang mempunyai cirishyciri fisik yangsama dalam bahasa sasaran Tetapi dalam penerjemahan seringkali para penerjemah mendapat kesulitan untukmenemukan padanan yang betulshybetul sama persis Hal ini disebabkan karena makna dalam suatu bahasa yangselalu mengikuti perkembangan budaya suatu bangsa Dalam kaitannya dengan penerjemahan Soemarno (19993) mengelompokkan katashykata bermakna leksikal kedalam tiga kelompok utama yaitu (1) katashykata dalam Bsu yang dengan mudah dapat dicari padanannya dalamBsa misalnya katashykata seperti radio = radio computer = computer book = buku gold = emas dan sebagainya(2) katashykata bermakna leksikal Bsu yang mempunyai padanan dalam Bsa tetapi makna itu sebenarnya sudahsedikit berbeda baik dari segi fisik maupun konsepnya namun kedua makna leksikal tersebut (dalam Bsu danBsa) masih dianggap padanan sehingga penerjemah masih bisa menggunakannya sebagai padanan dalampenerjemahan misalnya kata

lsquorichrsquo(Ing) dan

lsquokayarsquo(Ind) Kata itu masih bisa digunakan sebagai padanan walaupun ukuran

lsquokayarsquoantara negara satu dengan lainnya berbedashybeda (3) katashykata dalam Bsu yang sulit dicari padanannya dalamBsa bahkan ada katashykata tertentu

yang tidak dapat diterjemahkan ke dalamBsa (untranslatable) dan ketakterjemahan ini bisa dilihat dari faktor linguistik maupun kultural Misalnya kata

lsquothanksgivingrsquodalam bahasa Inggris sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia sebaliknya kata

lsquopermisirsquo(yang diucapkan sewaktu seseorang yang akan meninggalkan rumah) sulit dicari padanannya dalam bahasaInggris karena kebiasaan itu tidak ada dalam bahasa Inggris

2) Makna gramatikalMakna gramatikal adalah makna suatu kata yang dapat dikenali dan mempunyai fungsi apabila digunakan didalam atau di antara kalimat atau dengan kata lain akan memiliki makna apabila sudah berada dalam suatukalimat klausa maupun kelompok kata (Newmark 198126) Tergolong dalam makna gramatikal ini adalahkonjungsi preposisi artikel dan juga tenses Contoh makna gramatikal ini dapat dilihat dalam kalimat sumber sebagai berikutHersquoll have been studying English for four months by the time he takes his examinations

Kalimat tersebut terasa sulit untuk dicari padanan maknanya yang benarshybenar sama dalam Bsa (BahasaIndonesia) Ketika kalimat tersebut dialihkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi

lsquoDia telah belajar bahasa Inggris selama empat bulan menjelang dia mengikuti ujianrsquo maka terjemahan tersebut sebenarnya maknanya tidak persis sama seperti yang ada dalam Bsu Kalimatdalam Bsu mengandung makna yang menunjukkan lamanya suatu kegiatan yang di mulai pada waktu lampaudan sampai saat ini kegiatan itu masih berlangsung Berbeda dengan terjemahannya dalam Bsa di mana makna

id 61Quotes detected 0 in quotes

id 62Quotes detected 0 in quotes

id 63Quotes detected 0 in quotes

id 64Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

terjemahan itu tidak menyampaikan makna seperti yang ada dalam Bsu Perbedaan makna dalam Bsu dan Bsaini lebih disebabkan oleh sistem kebahasaan yang berlaku dalam Bsu maupun Bsa

3) Makna Situasional atau KontekstualSetiap kata dalam suatu bahasa sering sekali mempunyai makna lebih dari satu Makna apa yang ada dalamsatu kata itu sangat dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan dalam proses komunikasi Maknasuatu kata akan mempunyai arti sebanyak situasi atau konteks yang menyertainya (Soemarno19995) Dengandemikian kemampuan penerjemah dalam memahami situasi di mana kata itu digunakan menjadi sangat pentingsehingga ia mampu menemukan padanan makna yang sesuai dalam bahasa sasaran Konteks sering kali terikatoleh tempat dan juga waktu yang menyertainya Sebagaimana contoh berikut1 The prisoner thought that the policeman would not have the heart to fine him2 The rescue team hopes that the weather will be fine soon3 Do you think the victims of the earthquake will be fine soon

Fine pada ketiga kalimat tersebut tampaknya tidak mempunyai makna yang benarshybenar sama walaupunbentuk kata tersebut benarshybenar sama Makna kata fine dalam masingshymasing kalimat tersebut sudah sangatdipengaruhi oleh konteks di mana kalimat tersebut digunakan Pada kalimat 1 fine berhubungan dengankonteks hukum yang berarti

lsquomendendarsquo Hal ini berbeda dengan kalimat 2 fine berarti

lsquocerahrsquokarena berkaitan dengan kontek cuaca sedangkan kalimat 3 fine berarti

lsquosehatrsquokarena berkaitan dengan kesehatan

4) Makna TekstualMakna tekstual adalah makna yang berkaitan erat dengan suatu teks atau wacana (Soemarno19996) Kadangshykadang suatu bentuk kata yang sama akan mempunyai makna yang berbeda apabila kata itu digunakan dalamwacana yang membicarakan bidang kajian yang berbeda Misalnya kata morfologi yang digunakan di dalamwacana biologi akan berbeda maknanya dengan morfologi yang digunakan di dalam wacana linguistik Maknainstrumen dalam wacana penelitian berbeda dengan instrumen dalam wacana musik Perbedaan makna itudikarenakan adanya perbedaan konteksSebenarnya makna tekstual masih ada kaitannya dengan makna kontekstual Bedanya adalah kalau maknakontekstual hanya sekadar dipengaruhi oleh satu atau dua kalimat saja sedangkan makna tekstual sangatdipengaruhi oleh seluruh wacana yang menjadi latar belakang di mana kata itu digunakan Kedua pengertian inimasih sering dicampuradukkan oleh beberapa kalangan karena kedua hal tersebut dianggap suatu hal yangsama

5) Makna SosiokulturalMakna suatu bahasa sangat berkaitan erat dengan situasi sosiokultural di mana bahasa itu digunakan sebagaialat komunikasi oleh masyarakat (Soemarno19997) Kelompok masyarakat yang satu dengan lainnya sebagaipengguna bahasa tentu saja mempunyai istilahshyistilah budaya yang bersifat unik yang kadangshykadang

tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasayang lainMakna sosiokultural seringkali dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat sebagai pengguna bahasa itu Makna iniselain sering ditemukan dalam bentuk katashykata istilah budaya seperti thanksgiving labamba mitoni dansebagainya sering juga ditemukan dalam ungkapanshyungkapan idiomatik yang tidak dapat dijelaskan maknanyadari katashykata yang membentuk ungkapan itu seperti miss the boat feel like a million buck black sheep dansebagainyaSeorang penerjemah harus peka terhadap katashykata yang erat kaitannya dengan istilahshyistilah sosiokultural ituPenerjemah harus mampu mengidentifikasi apakah istilahshyistilah itu ada kemiripan atau padanannya dalam

id 65Quotes detected 001 in quotes

id 66Quotes detected 001 in quotes

id 67Quotes detected 001 in quotes

id 68Quotes detected 019 in quotes

bahasa sasaran atau tidak sehingga penerjemah dapat menentukan apa yang harus diperbuat ketikamengalihkan makna yang berkaitan dengan sosial budaya suatu masyarakat tertentu

6) Makna ImplisitMakna implisit adalah makna yang tidak diungkapkan secara nyata atau tertulis oleh penulis atau pembicarakarena pembaca atau lawan bicarapendengar sebagai interlocutor (teman bicara) telah memahami maksud daritulisan atau pembicaraan itu (Soemarno 19998) Di dalam bahasa pragmatik penutur tidak mengungkapkannya melalui eksplikatur tetapi melalui implikaturIstilah implikatur ini diciptakan oleh Grice (1975) yang semula membedakan makna ujaran menjadi dua yaknimakna natural dan makna nonshynatural Makna natural adalah makna yang muncul bila ujaran yang samamuncul Jadi makna natural suatu ujaran selalu sama Makna nonshynatural adalah makna yang berubahshyubahtergantung pada konteks percakapannya Makna nonshynatural inilah yang kemudian menjurus ke apa yangdisebut oleh Grice sebagai implikatur yaitu yang mengacu ke makna yang tersirat yang tidak dikatakan olehpenutur tetapi dikomunikasikan juga Dengan implikatur petutur menerkashynerka yang mana sebenarnya yangdimaksud oleh penuturMakna implisit sering kali tersembunyi di balik gramatika bahasa intonasi bahasa dan juga tersembunyi dalamungkapanshyungkapan yang bersifat kiasan Agar mampu memahami makna yang ada dibalik gramatika bahasaitu penerjemah harus paham mengenai sistem yang ada pada bahasa tersebut Untuk menghindarikesalahpahaman pembaca hasil terjemahan penerjemah boleh saja mengalihkan makna yang implisit itumenjadi eksplisit sehingga pembaca terjemahan tidak mengalami salah persepsi Sebagai contoh dapat diamatidialog berikutA What are you eatingB Bread

Dalam menjawab pertanyaan di atas B tidak perlu mengucapkan katashykata

lsquoI am eatingrsquokarena B menganggap bahwa A pasti mengetahui apa isi katashykata yang tidak diucapkan itu Bagian maknayang tidak diucapkan itu disebut makna implisit

Referensi

Edi Subroto 1999 Ihwal Relasi Makna Beberapa Kasus dalam Bahasa Indonesia Surakarta PPs UNS Gorys Keraf 2002 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka UtamaGrice HP 1975

ldquoLogic and Conversationrdquo dalam P Cole dan JL Morgan Syntax and Semantics vol 3 Speech Acts New York Academic PressIsrael Michael 2004 Common Sense and

lsquoLiteral Meaningrsquo Online Journal of Semantics XX 1shy31 (httpwwwIsraelshyLiteralismcom httpwwwIsraelshyLiteralalismcom )Motsch Wolfgang amp Renate Pasch 1987

Illokutive Handlungen Satz Text prachliche Handlung (= Studia grammatical 25) disunting oleh WolfgangMotsch II shy79 Berlin Akademic shyVlgNewmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press Ratna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta PustakaPelajarSaeed John I 2000 Semantics UK Blackwell Publishers LtdSearle John R 1979 Literal Meaning Expression and Meaning Studies in the Theory of Speech Acts Cambridge Cambridge UnivPressSumarno Thomas 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam Seminar Nasional Semantik I di UNSSurakarta

id 69Quotes detected 012 in quotes

id 70Quotes detected 039 in quotes

Turner Mark 1991 Reading minds the Study of English in the Age of Cognitive Science Princeton NJPrinceton University Press

4Gaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pengertian gaya di dalam penerjemahan

Konsep gaya menurut Leech and Short (198110) adalah suatu sistem pilihan penggunaan bahasa Secara lebihkhusus Leech and Short menjelaskan bahwa gaya merupakan sistem pilihan penggunaan bahasa secaraindividu yang dilakukan oleh penulis dan gaya tidak digunakan sebagai suatu sistem pemakaian bahasa yangmelibatkan tingkat sosial suatu kelompok yaitu pemakaian bentuk bahasa yang berhubungan dengan situasisosial tertentu Clifford (2001 90) mendefinisikan gaya sebagai berikut

ldquoStyle can be defined as a characteristic mode of expression and consciously or unconsciously the translatordisplays one In this respect style is inextricably intertwined with onersquos idiolect the way an individual normallyspeaksrdquo Definisi ini selaras dengan yang dinyatakan Wales dalam kamusnya Dictionary of Stylistics (2001371) bahwagaya pada dasarnya merupakan manner of expression yang dilakukan secara nyata oleh penulis Sementara itu di dalam kamus bahasa Inggris Encarta (2004) disebutkan bahwa gaya merupakan way of writingor performing yaitu cara bagaimana suatu kata atau kalimat ditulis atau diucapkan yang secara nyata dibedakandengan kandungan atau isi tulisan atau ucapan Lebih lanjut Lynch (2001) memberikan konsep gaya yang lebihluas bahwa gaya berarti sesuatu mengenai cara bagaimana kita menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan yangmembedakan tulisan yang baik dengan tulisan yang jelek Di sini jelas bahwa gaya digunakan sebagai suatuistilah yang menekankan pada bentuk atau format dan membedakannya dengan isi tulisan Dengan kata lainbahwa gaya adalah bagaimana (how) cara menyajikan atau mengkomunikasikan sesuatu sedangkan isi ataumakna mengacu pada apa (what) yang disajikan atau dikomunikasikan Gaya juga merupakan jembatan individuyang membedakan seorang penulis yang baik dengan penulis biasa (Chandler 20041)Di dalam karya susastra gaya merupakan pilihan kata atau frase dari pengarang dan bagaimana pengarangtersebut menyusun katashykata dan frase tersebut di dalam kalimat dan paragraf Misalnya seorang penulismungkin menggunakan katashykata sederhana dan kalimat langsung sementara penulis yang lain mungkinmenggunakan kosakata yang sulit dan mengelaborasi struktur kalimatnya (Encarta 2004) Gaya di dalampenerjemahan karya susastra merupakan potret dari wajah si pengarang Gaya seorang pengarang menentukanpilihan katanya dan penerjemah menjadi seorang mediator yang harus memberikan berbagai pilihan padananJadi pilihan kata yang menurut pengarang benar juga akan menjadi benar menurut penerjemah Lebih jauh gaya dalam karya susastra tidak dapat dipisahkan dengan makna atau pesan yang ada di dalamkarya tersebut Sebagaimana yang dinyatakan oleh Saad (20036) bahwa karya susastra misalnya puisi atauprosa tidak dapat menyampaikan pesan yang terpisah dengan bentuknya keduanya baik pesan dan bentukharus seiring sejalanDi dalam menerjemahkan karya susastra memahami fiturshyfitur kebahasaan sangatlah penting dan penerjemahseharusnya memiliki kemampuan mengapresiasi dan menganalisis unsur seni dan pencitraan yang disajikanPenguasaan bahasa asing saja tidaklah mencukupi namun penguasaan bahasa asing ini penting sebagailandasan atau dasar yang baik untuk menerjemahkan Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa salah satufaktor penting di dalam menerjemahkan karya susastra adalah kealamian karya tersebut dan penggunaan sifatshysifat kebahasaan di dalam susastra tersebut Bahasa susastra melibatkan serangkaian fiturshyfitur kebahasaantertentu dan cara bagaimana fiturshyfitur kebahasaan tersebut digunakan Memahami karya susastra berartimelibatkan pemahaman dan penganalisisan fiturshyfitur bahasa susastra tersebut Oleh karena itu memahamikarya susastra merupakan syarat mutlak dalam menerjemahkan karya susastra sebagaimana dinyatakan olehSaid Shiyab and M Stuart Lynch (20034) berikut

ldquo What translators need in this respect is not only to analyze words and concepts but to create the artisticrepresentations that affect the audience The audience through the poetic images and the artisticrepresentations conveyed in the original text and manifested in the translation must feel such lsquoartrsquo In thisrespect translating a text means creating a work of art in another language this kind of work requiring thetranslator to be sensitive and imaginatively creative The study of style therefore is the most fundamental issue

id 71Plagiarism detected 011 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 72Plagiarism detected 012 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 73Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 74Plagiarism detected 004 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 75Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 76Plagiarism detected 014 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 77Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

in the translation of literary texts playing an important role in literary translation particularly the work thatembodies such artistic devices as metaphor symbolism and even repetitionrdquo

Duff ( 1981 7) menyatakan bahwa di dalam menerjemahkan

penerjemah harus mempertimbangkan misalnya untuk siapa karya atau terjemahannya itu diperuntukkan danbagaimana tingkat kemampuan khusus para pembaca Itu berarti dia harus menentukan ragam bahasaterjemahannya dan mempertahankan ragam bahasa itu secara ajegBila kita cermati pendapat Duff ini maka

seorang penerjemah harus menentukan ragam bahasa terjemahan sesuai dengan jenis teks yang sedangditerjemahkan Jika penerjemah menerjemahkan suatu teks ilmiah dia harus menggunakan ragam bahasailmu dalam terjemahannya Hal sama berlaku juga dalam penerjemahan karyasusastra Jika penerjemah menerjemahkan sebuah prosa maka penerjemah harus memunculkan gaya prosatersebut dalam terjemahannya Dengan kata lain bahwa gaya bahasa prosa tersebut tidak seharusnya

diubah menjadi gaya bahasa puisi atau bahkangaya bahasa ilmiahDi dalam mempertahankan gaya di samping tentunya kesetiaan pada isi pesan maka pemunculan gaya perludipertimbangkan secara tepat Penerjemah

harus tahu kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan bagaimana tingkat kemampuan khusus parapembacanya Hal ini perlu karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seorang

yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang ada kaitannya dengan bidang ilmu yang merekageluti Apabila terjemahannya itu ditujukan kepada para pembacayang bukan ahli dalam disiplin ilmu yang diterjemahkan

penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang berkonstruksi rumit tanpa mengaburkan ataumenghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber Katashykata yang masih asing bagi merekaperlu dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang memungkinkan pembaca dapat memahami konsepyang terkandung dalam katashykatatersebut Sebaliknya pembaca yang profesional

tidak begitu mengalami kesulitan dalam memahami suatu isi teks terjemahan yang diungkapkan dengankalimatshykalimat yang kompleks dan dengan istilahshyistilah yang rumit dan konseptualJuga dimungkinkan sekali bahwa dalam suatu naskah bahasa sumber tidak hanya terdapat satu jenis ragamatau gaya bahasa saja tetapi lebih dari satu gaya bahasa maka penerjemah juga harus mengenalinya danmenggunakan gaya bahasashygaya bahasa yang digunakan oleh penulis naskah Oleh karena itu gayamenunjukkan keakuratan dan kewajaran penerjemahan karena salah satu alasan pilihan kata penerjemahadalah memberikan gaya yang sedekat mungkin dengan gaya dalam teks sumberGaya dapat diukur secara kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi unsurshyunsur gaya tersebut (Leech andShort 198142) Unsurshyunsur gaya tersebut dapat dilihat dari sudutpandang kebahasaan (Song Xiaoshu 20032 Said Shiyab 20034) Di dalam sudut pandang kebahasaan ini di dalam proses penerjemahan semuaparagraf kalimat dan kata harus betulshybetul diperhatikan sehingga pemilihan terbaik dapat diambil untukmenghasilkan pemikiran perasaan dan gaya yang alami Dari sudutpandang ini gaya dibentuk denganpenggabungan paragraf kalimat dan kata Oleh karena itu beberapa kalimat atau katashykata tunggal yang tidakditerjemahkan dengan baik kalimat atau katashykata tersebut tidak akan mempengaruhi gaya secara keseluruhandari karya yang diterjemahkanDi sini jelas bahwa paragraf kalimat dan kata benarshybenar penting di dalam gaya Paragraf kalimat dan katamerupakan dasar utama dari gaya Kalimat dibentuk dari katashykata paragraf dibentuk dari kalimatshykalimat dan

id 78Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 79Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 80Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 81Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

keseluruhan karya dibentuk dari paragrafshyparagraf Karya yang sangat baik dihasilkan melalui kesempurnaanparagraf paragraf dihasilkan melalui pemakaian kalimat yang sempurna dan kalimat dihasilkan melaluipemilihan kata yang benarshybenar sesuai Ke semua hal tersebut adalah yang ingin dicapai oleh penulis danpenerjemah dalam usahanya membuat hasil terjemahan yang benarshybenar sepadan gayanya Dengan demikiandi dalam proses penerjemahan penerjemah harus melihat keseluruhan karya melalui katashykata kalimat danparagraf dan menentukan gaya yang bagaimana yang akan dipakai Kemudian penerjemah mulaimenerjemahkan secara kalimat per kalimat dan paragraf per paragraf mulai dari awal sampai akhir dengan terusmemperhatikan pada reproduksi gaya yang digunakanBolantildeos (2006 212) menyatakan bahwa gaya merupakan karakteristik tekstual dari semua jenis teks yangmenunjukkan bentuk verbalisasi penulis sesuai dengan maksud komunikatifnya Lebih lanjut Bolantildeosmenyebutkan lima parameter untuk menjelaskan gaya Pertama adalah mendramatisir pergeseran gaya yaitupenggunaan berbagai pilihan kata di dalam teks sasaran dengan cara merubah atau menambahkan katashykatasecara lebih rinci meskipun katashykata tersebut tidak ada di dalam teks sasaran Kedua adalah penggunaanekspresi idiomatik yaitu menggunakan ekspresi idiomatik dalam teks sasaran yang sama dengan ekspresiidiomatik yang digunakan di dalam teks sumber Ketiga adalah penggunaan gaya bahasa yaitu penggunaangaya bahasa yang sama di dalam bahasa sasaran untuk menggantikan gaya bahasa di dalam bahasa sumberKeempat adalah penggunaan jenis bahasa tertentu yaitu penggunaan katashykata yang sesuai struktur kata danberbagai ekspresi yang ada di dalam teks sasaran sesuai dengan jenis teksnya Kelima adalah penggunaantanda baca yaitu penggunaan tanda baca di dalam teks sasaran yang dapat diubah setelah membandingkannyadengan tanda baca di dalam teks sumber

5Ungkapanshyungkapan Budaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa ungkapan budaya yang muncul di dalam penerjemahan

Ungkapanshyungkapan budaya yang dimaksud oleh penulis disini adalah ungkapanshyungkapan yang lebih khususdari teks novel sumber yang tidak hanya mengenai maknanya secara umum atau memiliki karakter leksikalnamun bagianshybagian teks novel yang mengandung atau memiliki pemahaman mengenai konteks budaya danstruktur bahasa yang memiliki makna figuratif atau konotatif Bagianshybagian yang khas atau khusus tersebutadalah

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan budayamateri istilahshyistilah ekologi budaya sosial dan ungkapanshyungkapan figuratif Dari sinilah teks novel ditentukankualitas dan kekhasannya yang istimewa

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Budaya MateriNewmark (198897) menyebutkan beberapa ungkapan yang termasuk ke dalam budaya materi yaitua Food (makanan) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah makanan minuman dan cara penyajiannya Di Amerika misalnya terdapat macaroni spaghetti raviolipizza junk food hors drsquooeuvre starter dessert Algerian wine dan sebagainya b Cloth (pakaian) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah pakaian tradisional kostum nasional dan cara berpakaian Di beberapa negara misalnya terdapat istilahsari kimono yukala jubbah jeans dan sebagainya

id 82Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 83Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

c House (tempat tinggal yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan tempat tinggal komunitasmasyarakat yang biasanya memiliki tempat tinggal yang khas dan memiliki tujuan tertentu misalnya palazzohotel bungalow hacienda pension villa borgata dan sebagainya Sementara itu Sumarno (2003 18shy21)menambahkan bahwa budaya materi juga dapat berupa bangunan tradisional yaitu ungkapanshyungkapan yangberhubungan dengan ciri khas bangunan di suatu budaya dan tidak terdapat di budaya lain Di Cina misalnyaterdapat bagunan yang disebut Tembok Cina di Indonesia terdapat Rumah Gadang Pendhopo Agung dansebagainyad Transport (moda transportasi) yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan sarana dan sistemperhubungan Di beberapa negara alat transportasi ini telah menjadi simbol dari kepemilikan pribadi danseringkali mengkonotasikan martabat seseorang Beberapa nama alat transportasi tersebut tidak hanya memilikinama lokal namun juga telah mengshyinternasional misalnya jumbo jet Metro BMW Volvo flyshyover phaethonlandau tulbury dan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Istilah EkologiIstilahshyistilah ekologi berbedashybeda antara satu budaya dengan budaya lain tergantung pada penamaan masingshymasing wilayah dan tingkat kekhasannya (Newmark 1988 97) Beberapa negara memiliki istilahshyistilah lokaldengan unsurshyunsur lokalnya yang sangat kuat dan penamaan istilahshyistilah lokal tersebut memiliki fungsi yangpenting dalam menunjukkan geografis dan identitas suatu negara Misalnya plateau yang secara geografismerujuk pada wilayah yang terdapat di Inggris dan Amerika sedangkan nama lainnya yaitu mesa altipianosecara geografis langsung merujuk pada suatu wilayah yang ada di Spanyol dan Italia Selain itu beberapa unsurshyunsur ekologi lain yaitu jenis musim hujan lembah ikan dan lain sebagainya yangtidak dapat dipahami baik secara denotatif maupun konotatif juga memiliki katashykata budaya yang perlu dicarikanpenyelesaian padanan misalnya jenis ikan nudibranch yang hanya terdapat di Lautan Pasifik namun tidakditemukan di wilayah lain begitu pula unsurshyunsur ekologi lain yang erat kaitannya dengan unsur komersialmisalnya mango advocado dan lainshylain yang menjadi produk dan kekhasan suatu wilayah yang kemudian dibawa atau di impor ke wilayah lain yang kemudian dinaturalisasikan menjadi mangue avocat dan lainshylain diwilayah lain

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan BudayaSosialMenurut Newmark (198898) yang dimaksud dengan budaya sosial secara khusus adalah manifestasi tertentu didalam suatu masyarakat yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa khusus atau tertentu atau dengankata lain sebagai foreign cultural words Yang tergolong ke dalam budaya sosial tersebut adalah ungkapanshyungkapan di dalam suatu pekerjaan dan kegiatan di waktu senggang yang biasanya dilakukan oleh anggotasuatu komunitas (Newmark 1988 99) sebutan atau penamaan yang diberikan kepada seseorang (Thriveni20021) dan peristiwa budaya (Sumarno 2003 18shy21) a PekerjaanDi dalam menerjemahkan masalah pekerjaan penerjemah harus membedakan antara masalah penerjemahandenotatif dan konotatif dari pekerjaan tersebut Ungkapanshyungkapan pekerjaan yang denotatif biasanya jarangmenimbulkan masalah terjemahan karena katashykata atau ungkapanshyungkapan tersebut dapat secara fungsionaldidefinisikan atau ditransfer misalnya ungkapanshyungkapan di dalam Tsu porkshybutcher cake shop with cafeacutemenjadi jagal warung kopi di dalam TsaUngkapanshyungkapan konotatif di dalam pekerjaan mungkin dapat menimbulkan masalah terjemahan misalnyaungkapanshyungkapan the masses the working class Ungkapanshyungkapan tersebut dapat menimbulkan maknapositif dan negatif yaitu ungkapanshyungkapan yang dapat berarti sekelompok orang yang bekerja (bukanpengangguran) ataupun kelompok orang yang bekerja di pabrik (pekerja pabrik) atau pekerja kasar yang miskinb Kegiatan Waktu Senggang Ungkapanshyungkapan budaya sosial yang merujuk pada kegiatanshykegiatan yang dilakukan pada saat santai dapatberupa pertandinganshypertandingan nasional misalnya cricket bullshyfighting tennis cardshygames gamblinggames dan sebagainya c Sebutan atau PenamaanSebutan atau penamaan terhadap seseorang merupakan unsur budaya sosial yang sering diwujudkan ataudiungkapkan di dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu Ungkapanshyungkapan tersebut juga seringdigunakan oleh penulis atau pengarang sebagai nilai asosiatif Misalnya sebutan Tuan Kate untuk menyebutseseorang yang kerdil yang diibaratkan mirip dengan ayam kate Selain itu sebutan atau penamaan tersebut

id 84Plagiarism detected 006 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 85Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

juga sering diwujudkan untuk mengekspresikan ungkapanshyungkapan tertentu terhadap karakter fisik seseorangmisalnya menyebut rambut dengan ungkapan bangs dan sebagainya d Peristiwa budayaPeristiwa budaya yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan kegiatan atau peristiwa suatu negaraseperti Thanksgiving di Amerika Serikat Sekaten Kenduren dan sebagainya di Indonesia Peristiwashyperistiwabudaya tersebut menimbulkan permasalahan di dalam menerjemahkan karena peristiwa budaya di suatu tempatsangat mungkin tidak dapat ditemukan padanannya di budaya lainPeristiwa budaya ini juga menyangkut kegiatanshykegiatan keorganisasian keagamaan kesenian dan juga istilahshyistilah khusus suatu konsep atau gagasan Istilahshyistilah khusus mengenai suatu gagasan merujuk pada suatuistilah yang dipakai baik secara populer maupun dalam bidang tertentu sebagai suatu entitas atau kejadian Didalam perkembangannya sekarang banyak orang yang menganggap bahwa gagasan adalah suatu kekayaanintelektual httpidwikipediaorgwikiKekayaan_intelektual seperti hak cipta httpidwikipediaorgwikiHak_ciptaatau paten httpidwikipediaorgwikiPaten Terma organisasi maupun religi merujuk pada istilahshyistilah suatuorganisasi atau religi yang dapat berupa organisasi politik sosial negara sekolah dan sebagainya Organisasishyorganisasi tersebut seringkali memiliki istilahshyistilah yang unik dan hanya dimiliki oleh anggota organisasitersebut misalnya organisasi militer yang memiliki istilahshyistilah seperti junta guinta junte mayor dansebagainya Sementara itu di dalam bahasa religi juga diwujudkan dalam berbagai varian istilah atauungkapan misalnya Santa Claus Saint Nicholas Father Christmas Kris Kringle dan lainshylainSementara itu istilah artistik merujuk pada suatu produk atau proses dari suatu unsur yang sedemikian rupamempengaruhi makna emosi dan intelektualitas Artistik mencakup berbagai wilayah kegiatan kreasi danbentuk ekspresi manusia yang termasuk di dalamnya adalah musik potografi film patung lukisan gedung senidan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Gaya BahasaGaya bahasa berbeda dengan gaya Sebagaimana yang penulis uraikan sebelumnya bahwa gaya adalah way ofwriting atau cara bagaimana penulis atau pengarang menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan sedangkan gayabahasa adalah cara bagaimana menyusun bahasa sehingga menimbulkan nuansa keindahan Gaya digunakansebagai suatu istilah yang menekankan pada bentuk tulisan dan membedakannya dengan isi tulisan Carapenulis menyajikan tulisannya mungkin saja menggunakan struktur kata atau kalimat yang kompleks atausederhana menggunakan istilahshyistilah teknis atau budaya menggunakan pemilihan partisipan dari beragamsudutpandang ataupun juga menggunakan bahasashybahasa figuratif atau gaya bahasa yang berbedashybedaDengan kata lain gaya bahasa merupakan bagian dari gayaSecara umum yang dimaksud dengan gaya bahasa

adalah carashycara yang khas bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu sehingga tujuanyang dimaksudkan dapat dicapai secaramaksimal (Ratna 2009 3) Di dalam karya susastra gaya bahasa adalah cara penyusunan bahasa sehinggamenimbulkan aspek estetis Secara tradisional gaya bahasa disamakan dengan majas atau suatu kiasan yangdigunakan

penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspekkeindahan Majas tersebut secara umum dibedakan menjadi empat macam yaitu majas penegasanperbandingan pertentangan dan majas sindiranDilihat dari hakikat karya susastra secara keseluruhan sebagai kualitas estetis perbandingan dianggap sebagaimajas yang paling penting sebab semua majas pada dasarnya memiliki cirishyciri perbandingan Metafora sebagaisalah satu bentuk majas merupakan yang paling banyak dan paling sering di dalam memanfaatkanperbandingan atau dengan kata lain di antara semua majas maka metaforalah yang paling penting MenurutWellek dan Warren (1989 246) makna karya susastra justru terletak di dalam metafora yang berkaitan denganperumpamaan secara umum karena di dalam susastra yang penting adalah citra yang ditampilkan dengan cirikhasnya yang estetis Oleh karena itu di dalam penelitian ini metafora menjadi objek kajian yang berhubungandengan gaya bahasa Metafora didefinisikan melalui dua pengertian secara sempit dan luas Pengertian secara sempit metaforaadalah majas seperti metonimia hiperbola personifikasi dan sebagainya Pengertian metafora secara luasmeliputi semua bentuk kiasan penggunaan bahasa yang dianggap menyimpang dari bahasa baku Di dalamkaitannya dengan penciptaan citra atau kesan baru metafora menurut Larson (1984 246) dibagi menjadi duakategori yaitu metafora hidup dan metafora mati Metafora hidup adalah metafora yang temporer atau sertashymerta diciptakan oleh penulis atau pembicara untuk melukiskan sesuatu yang seringkali penciptaannya

id 86Quotes detected 001 in quotes

id 87Quotes detected 001 in quotes

id 88Quotes detected 001 in quotes

dilakukan secara emosional Misalnya penggunaan bahasa

lsquopisau tajamrsquo yang semula mengacu pada pengertian benda nyata kemudian menjadi

lsquopikiran tajamrsquountuk menunjukkan kejernihan kedalaman dan ketelitian seseorang dalam menganalisis suatu permasalahansama dengan kemampuan pisau tersebut Pisau yang tajam atau bendashybenda lain yang tajam tidak akanmenghasilkan makna yang baru sebab makna tajam yang dimiliki oleh pisau sudah dianggap sebagai maknaliteral Sebaliknya pikiran tajam berhasil membangkitkan emosi sebab makna tajam itu sendiri sudah berada didalam konteks yang baru Dengan kata lain bahwa metafora hidup merupakan estetis yang memberikan kesanbaru Metafora hidup ini akan mudah dipahami apabila pembaca atau pendengar memberikan perhatian yangkhusus terhadap perbandingan yang telah dibuat Metafora mati atau seringkali disebut dengan bahasa klise atau idiom merupakan metafora yang dibentukdengan tidak lagi memikirkan pembanding makna dasarnya namun langsung memikirkan pada makna idiomatisyang dibentuknya Contoh dari metafora mati ini adalah leg of the table atau kaki meja Penulis atau pembicaramembentuk metafora ini dengan membandingkannya antara kaki meja dengan kaki manusia namun penulis danpembaca tidak lagi memikirkan kaki manusia ketika menggunakan tersebut Metafora seperti kaki meja inimemiliki makna yang tetap atau tidak berubah Jadi makna metafora mati atau idiom tidak dapat diprediksi darikatashykata yang membentuk idiom tersebut Misalnya if convicted he will certainly get the hot seat yang memilikimakna

lsquohukuman matirsquo Arti idiom tersebut sama sekali tidak dapat diprediksi dari katashykata pembentuknya yaitu hot dan seat Larson (1984 246) menyatakan bahwa idiom memiliki makna idiomatik yang juga disebut dengan nonshyliteralmeaning (figurative meaning) atau figure of speech yaitu sebuah kata atau frase yang dipakai untukmenciptakan efek khusus dan dipakai bukan dalam arti yang sebenarnya Idiom bisa merupakan kelompok kataatau frase klausa dan bahkan kalimat Idiom termasuk ke dalam ungkapan figuratif yang terdapat di dalamsemua bahasa dan makna dari idiom tersebut tidak bisa diprediksi dari katashykata yang menyusunnya secaraharfiah Walaupun pengarang susastra melakukan penyimpangan strukturshystruktur bahasa yang lazim dipakaikenyataannya mereka tidak dapat melepaskan diri secara total akan konvensi susastra Menurut Aminuddin(200944shy46) konvensi susastra tersebut secara umum dapat dilihat melalui penandashypenanda sebagai berikuta) Bahasa yang dipakai di dalam susastra adalah bahasa yang bersifat estetis puitis dan menyentuh rasakeindahan Keindahan bahasa susastra tercipta lewat pendiksian yang tepat serta kompensasi bunyi yangserasi Setiap novel pasti memenuhi penanda inib) Karya susastra bersifat imajinatif atau fiktif yaitu suatu cerita rekaan yang berangkat dari daya khayal kreatifKarya susastra bersifat intuitif yang mengutamakan faktor rasa Imajinasi merupakan wilayah khusus yang tidakperlu dicocokshycocokkan dengan kenyataan walaupun sesuatu yang bersifat imajinatif tidak harus irasionalSesuatu yang bersifat imajinatif boleh jadi terjadi dalam kehidupan nyata karena bagaimanapun juga karyasusastra merupakan refleksi kehidupan manusiac) Bahasa susastra bersifat konotatif dan multiinterpretasi Bahasa susastra mempunyai banyak makna dandapat ditafsirkan melalui berbagai macam aspek dan dimensi Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa karyasusastra memang merupakan karya kreatif yang harus mampu menggugah kreativisme dan merangsang dayapikir Jika seseorang berhasil menginterpretasikan ungkapanshyungkapan susastra yang rumit maka dia tidakperlu mengklaim bahwa tafsirannyalah yang paling benar karena penafsiran karya susastra terbuka terhadapbanyak tafsir Karya susastra selalu mempunyai berlapisshylapis makna dan karenanya selalu mengundangpenafsiran maknashymakna baru Karya susastra bersifat dinamisd) Bahasa susastra bersifat simbolis asosiatif sugestif dan konotatif Bahasa susastra mengungkapkansesuatu dengan kiasan Penggunaan bahasa kias dalam karya susastra bukan berarti pengarang sengajamembuat pembaca bingung namun justru lebih mendorong pembaca untuk berfikir kreatif Bahasa kias jugamencerminkan kehalusan perasaan pengarang dan daya asosiasi yang tinggie) Tokohshytokoh didalam karya susastra dilukiskan dengan karakter pribadi dan pencitraan diri yang kuatKeberadaan tokohshytokoh tersebut terasa hidup dan berada kuat di tengahshytengah kita Setting dilukiskan dengancermat dan hidup sedangkan plotnya begitu memikat Adanya setting dan plot memungkinkan para tokoh biasbergerak dengan leluasa untuk melahirkan konflikshykonflik yang dramatis

id 89Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 90Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 91Plagiarism detected 004 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 92Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 93Plagiarism detected 005 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 94Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 95Plagiarism detected 011 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 96Plagiarism detected 018 httpsfitrimeydhablogspotcom20

Dengan mengacu pada konvensi di atas dan dengan mempertimbangkan

gaya bahasa sebagai pemakaian bahasa secarakhas maka pemakaian bahasa yang khas dapat diidentifikasi dengan (1) secara teoretis menemukan cirishyciripemakaian bahasa yang khas yang

pada umumnya dilakukan dalam kaitannya denganpenelitian ilmiah misalnya pada saat menganalisis sebuah karya susastra dan (

b) secara praktis melalui pengamatan langsung terhadap pemakaian bahasa seharishyhari misalnya melaluipemakaianberbagai perumpamaan (Ratna 200913) Namun demikian dikaitkan dengan relevansinya

sebagai kekhasan itu sendiri bahasa yangdiciptakan dengan sengaja maka pemakaian bahasa yang khas pada umumnya dibatasi pada karya susastraDominasi penggunaan bahasa yang khas ini di dalam karya susastra diakibatkan oleh beberapa hal sebagaiberikuta) Karya susastra merupakan karya yang mementingkan unsur keindahanb) Karya susastra di dalam menyampaikan pesan menggunakan carashycara tidak langsung sepert refleksimanifestasi dan representasic) Karya susastra

adalah curahan emosi bukan intelektualAspek keindahan pesan tak langsung dan hakikat emosional mengarahkan bahasasusastra pada bentuk penyajian terselubung dan bahkan sengaja disembunyikan Ada suatu kesan bahwa untukmenemukan pesan di dalam karya susastra harus dilakukan melalui jalan yang panjang dan berbelokshybelokJadi karya susastra

berbeda dengan karya ilmiah yang justrumenghindari unsur estetis dan emosionalitas Karya susastra

juga berbeda dengan bahasa seharishyhari yang bersifat praktis dan cepat dimengertiPenggunaan bahasa khas bukan dalam pengertian bahwa bahasa susastra berbeda dengan bahasa seharishyhari dan bahasa ilmiah Tidak ada perbedaan prinsip sepertikosakata dan leksikal antara bahasa susastra bahasa ilmiah dan bahasa seharishyhari Ciri khas danperbedaannya

diperoleh melalui proses pemilihan dan penyusunan kembali Analog dengan kehidupan seharishyhari gayasebagai salah satu cara hidup di antara berbagai cara yang lain gaya bahasa adalah masalah cara pemakaianyang khas bukan bahasa khas yang berbeda dengan bahasa dalam kamus Dengan kata lain kekhasan yangdimaksudkan adalah kekhasan dalam proses seleksi memanipulasi danmengombinasikan katashykata Pilihanshypilihan seperti itulah yang justru memegang peranan karena di dalamproses tersebut terkandung kualitas proses kreatif kemampuan imajinatif dan kekuatan katashykata Sementara itu Zuchridin (1982 87shy91) menegaskan bahwa kekhasan bahasa di dalam karya susastra adalahkekhasan dari sifatshysifat susastra itu sendiri yaitu bahwa karya susastra selain memiliki unsurshyunsur ekspresiamanat informasi fiksi juga bersifat individulisasi Oleh karena kekhasannya tersebut maka penggunaanbahasa di dalam karya susastra harus digunakan sebaikshybaiknya Bahasa yang digunakan harus sederhanasegar tepat dan hidup Dengan melihat pada sifat kekhasan bahasa di dalam karya susastra maka seorangpenerjemah perlu atau harus dapat memberikan interpretasi dan apresiasi yang tepat terhadap karya terjemahanyang akan diterjemahkan

id 97Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 98Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

id 99Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 100Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 101Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu + 6 more resources

id 102Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 103Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

ReferensiLarson Mildred L 1989 Penerjemahan Berdasarkan Makna Terjemahan Kencanawati Taniran Jakarta ArcanNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalRatna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta Pustaka PelajarSumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003SurakartaZuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

6Kesepadanan dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan definisi kesepadanan dalam penerjemahan

Penerjemahan pada dasarnya merupakan pengalihan suatu pesan dan gaya bahasa suatu teks yang sepadandari bahasa yang satu (bahasa sumber) ke bahasa yang lain (bahasa sasaran) Dengan kata lain bahwakegiatan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah selalu ditujukan untuk mencari padanan yang optimal

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranPadanan yang optimal adalah tujuan akhir penerjemahan (Zhu 2004) Di dalam usaha mencari suatu padananyang optimal bukanlah hal yang mudah bagi penerjemah dan seringkali menimbulkan banyak masalahMasalahshymasalah tersebut sebagai akibat adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosiokultural

antara bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut Rochayah (2000 106) kesepadanan bukanlah kesamaan Hal ini karena bahasa berbeda satu samalain baik yang menyangkut bentuk maupun kaidah yang mengatur konstruksi gramatikal Hal senadadisampaikan oleh Bassnett (200237) bahwa kesepadanan (equivalence) di dalam penerjemahan seharusnyatidak disebut dengan kesamaan (sameness) karena kesamaan tidak dapat muncul bersama antara dua bentukteks sasaran dari teks yang sama namun tetap berdiri sendiri

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu Pym (20072) mengatakan bahwa

id 104Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dan teks bahasa sasarantidak bisa disebut berpadanan karena konsep terjemahan itu sendiri pada dasarnya secara budaya berbeda danmemiliki konsep sendirishysendiri Lebih lanjut menurut Nababan (2008) suatu kesepadanan penerjemahan antara teks sasaran dengan tekssumber sangatlah problematik dalam arti bahwa kesepadanan mutlak sangatlah sulit dicapai Hal ini karena tigaalasan yaitu tidak mungkin suatu teks memiliki interpretasi yang konstan sama meskipun dari orang yang samadalam kesempatan yang berbeda penerjemahan merupakan interpretasi subjektif dari penerjemah (samadengan pendapat William 2001) dan tidak mungkin bagi seorang penerjemah untuk menentukan bagaimanatanggapan pembaca terjemahan terhadap teks sumber ketika teks sumber tersebut pertama kali dibuat Didalam usaha mencari hubungan padanan ini beberapa pakar penerjemahan menyodorkan berbagai pendapatmengenai konsep kepadanan dalam penerjemahan

A Vinay dan Darbelnet

Vinay and Darbelnet (1995342) memandang kesepadanan sebagai suatu prosedur pengalihan situasi ataukonteks yang sama dengan konteks aslinya meskipun pengalihannya menggunakan katashykata yang berbedaantara teks sasaran dengan teks sumber Menurut Vinay dan Darbelnet apabila prosedur ini diterapkan dalamproses penerjemahan prosedur tersebut mampu menjaga bentuk atau gaya dari teks sumber ke dalam tekssasaran Oleh karena itu kesepadanan tersebut merupakan metode yang sangat ideal di dalam menerjemahkanperibahasa idiom frasa nominal atau sifat dan juga onomatopi suara binatangLebih lanjut Vinay dan Darbelnet mengatakan penciptaan kesepadanan muncul dari suatu situasi yaitu situasi didalam teks sumber yang akan dicarikan solusinya atau padanannya oleh penerjemah Di dalam mencaripadanan ini penerjemah tidaklah cukup apabila hanya mencarikan padanannya melalui kamus atau glosari sajanamun juga harus mencari padanannya di dalam situasi atau konteks yang sama atau dalam istilah mereka disebut dengan full equivalents (hal 255)

B Jakobson

Kesepadanan menurut Jakobson (2000 233) adalah penggunaan sinonim untuk mendapatkan makna dari tekssumber (hal yang sama juga disampaikan oleh Amstrong 200544) Hal ini berarti bahwa di dalampenerjemahan tidak ada yang namanya full equivalence antara fiturshyfitur kebahasaaan di dalam teks sumber danteks sasaran Di dalam konsep kesepadanan ini dapat dijelaskan bahwa penerjemahan melibatkan duapengalihan pesan yang sepadan di dalam dua fitur kebahasaan yang berbeda Lebih lanjut Jakobsonmengatakan bahwa dari sudut pandang gramatikal bahasa pastilah berbeda satu sama lain namun perbedaantersebut tidak berarti bahwa penerjemahan tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain bahwa penerjemahantetap dapat dilakukan meskipun menghadapi masalah di dalam mencari padanan penerjemahan Di dalammencari padanan ini dapat dilakukan dengan cara peminjaman kata (loanwords) pergeseran semantik ataupenciptaan kata sendiri Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Jakobson ini dapat dijelaskan bahwa di dalam halshyhal tertentu tidakada kesepadanan literal untuk katashykata atau kalimat tertentu atau khas di dalam teks sumber dan oleh karenaitu penerjemah harus memilih atau mencari cara yang paling sesuai atau memungkinkan diterapkan pada tekssasaran Di sini nampak bahwa ada kesamaan antara konsep kesepadanan Vinay dan Darbelnet dengankonsep Jakobson Kedua konsep kesepadanan tersebut menekankan bahwa apabila pendekatan linguistiksudah tidak lagi sesuai di dalam menerjemahkan penerjemah harus mencari prosedur yang lain misalnyapinjaman kata (loanwords) pergeseran semantik dan sebagainya Kedua konsep tersebut menjelaskanketerbatasan teori linguistik dan menjelaskan bahwa penerjemahan tetap dapat dilakukan karena masih terdapacarashycara lain yang dapat dipilih oleh penerjemah

C Nida dan Taber

Menurut Nida (1982200shy201) terdapat dua jenis kesepadanan yaitu kesepadanan formal dan kesepadanandinamis Kesepadanan formal merujuk pada kesepadanan maksimal pada kata atau frasa bahasa sumber Nidadan Taber memberikan kejelasan bahwa tidak selalu ada kesepadanan formal antara dua bahasa

Oleh karena itu Nida dan Tabermenyarankan bahwa kesepadanan formal dipakai apabila penerjemahan bertujuan untuk mendapatkankesepadanan yang benarshybenar formal daripada kesepadanan yang sifatnya dinamis Penggunaankesepadanan formal ini membawa implikasi yang cukup serius di dalam teks sasaran karena penerjemahan

id 105Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 106Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 107Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tersebut tidak akan mudah dipahami oleh pembaca (Fawcett 1997) Nida dan Taber sendiri menyatakan bahwakesepadanan formal pada umumnya menyimpangkan pola gramatikal dan gaya dari bahasa sasaran dan olehkarenanya juga menyimpangkan pesan atau makna yang disampaikan kepada pembaca karena pembaca akansangat sulit memahami pesan yang disampaikan Kesepadanan dinamis merujuk pada prinsip penerjemahan bahwa penerjemah berusaha mencari makna aslisedemikian rupa sehingga katashykata di dalam teks sasaran akan membangkitkan pengaruh atau efek yang samakepada pembaca sasaran sebagaimana pengaruh atau efek yang dibangkitkan teks sumber terhadap pembacateks sumber Hal ini berarti bahwa bentuk atau gaya di dalam teks sumber dapat diubah sepanjang perubahantersebut mengacu pada konsistensi kontekstual dalam pengalihannya Konsep kesepadanan oleh Nida dan Taber ini menyiratkan secara jelas bahwa kesepadanan dinamis lebihefektif (Ibrahim 20081) daripada kesepadanan formal karena hal ini dapat dipahami bahwa konteks atau situasijauh lebih akurat dan komunikatif daripada menggunakan pendekatan linguistik di dalam menerjemahkan ataudengan kata lain kualitas pragmatikshysemantik lebih menjelaskan kesepadanan dalam penerjemahan daripadasekadar kesepadanan harfiah saja Atau dalam pandangan Hatim dan Munday (200427) bahwa kesepadananformal hanya melibatkan pendeskripsian sistem kebahasaan saja (langue) dan bukannya perbandingan dankesepadanan

antara teks sumber dan teks sasaran

CNewmark

Newmark (1981) membedakan konsep kesepadanan antara kesepadanan semantik dan kesepadanankomunikatif Sama halnya dengan konsep kesepadanan dinamis yang diberikan oleh Nida dan Taberkesepadanan komunikatif juga berusaha menciptakan efek terhadap pembaca teks sasaran yang sama denganapa yang diterima oleh pembaca teks bahasa sumber

E MundayMunday (2000) menggambarkan konsep kesepadanan dalam lima jenis kesepadanan yaitu1 Kesepadanan denotatif yaitu yang berhubungan dengan kesepadanan ekstralinguistik suatu teks2 Kesepadanan konotatif yaitu yang berhubungan dengan pilihanshypilihan leksikal3 Kesepadanan teksshynormatif yaitu yang berhubungan dengan jenisshyjenis teks4 Kesepadanan pragmatik atau kesepadanan komunikatif yaitu kesepadanan yang ditujukan pada pembacateks5 Kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang berhubungan dengan bentuk atau gaya suatu teks

F Catford

Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Catford (1974) ini benarshybenar berbeda dengan yang ditawarkanoleh Vinay dan Darbelnet Jakobson maupun Nida dan Taber karena Catford lebih menekankan padapendekatan yang berbasis linguistik dengan kontribusi terbesarnya di dalam terjemahan yaitu mengenaipergeseran terjemahan (translation shift) Gagasan mengenai pergeseran terjemahan tersebut pada dasarnyaberawal dari perbedaan antara kesepadanan formal dan kesepadanan tekstual Di dalam terjemahan terikat(rankshybound translation) kesepadanan dilakukan secara kata per kata atau morfem per morfem di dalam tekssasaran Sementara itu di dalam terjemahan bebas (unbounded translation) kesepadanan tidak terikat padatataran tertentu dalam arti bahwa kesepadanan dapat ditemukan di dalam tingkat kalimat klausa ataupuntingkat yang lain Oleh karena itu menurut Catford bahwa kesepadanan formal selalu ada

antara teks sumber dan teks sasarandan memiliki konfigurasi yang sama di dalam tataran (ranks) teks sumber dan teks sasaran Salah satu masalahyang nyata di dalam kesepadanan formal adalah meskipun bermanfaat di dalam perbandingan bahasa namuntidak benarshybenar sesuai di dalam memcari kesepadanan terjemahan

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu kesepadanan tekstual terjadi ketika teks di dalam bahasa sasaran diselaraskan supaya sepadan

id 108Quotes detected 001 in quotes

id 109Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan teks yang ada di dalam bahasa sumber Sejauh pergeseran terjemahan dapat dilakukan makakesepadanan terjemahan dapat dilakukan Dengan alasan ini Catford membedakan pergeseran terjemahandengan pergeseran tingkat (level shifts) dan pergeseran kategori (category shifts)Konsep kesepadanan Catford ini menuai banyak kritik Salah satu kritik yang paling tajam berasal dari SnellshyHornby (198819shy20) yaitu yang mengatakan bahwa definisi kesepadanan tekstual Catford yang sangatbergantung pada faktor tekstual

lsquobenarshybenar tidak cukuprsquodi dalam proses penerjemahan SnellshyHornby menyatakan bahwa proses penerjemahan tidak cukup hanyadengan pengurangan atau pergeseran pada tataran linguistik saja namun masih ada faktorshyfaktor lain yangperlu diperhatikan yaitu aspek budaya dan konteks

G House

House (197749) lebih menekankan pada kesepadanan semantik dan pragmatik dan menyatakan bahwa tekssumber dan teks sasaran seharusnya memiliki fungsi yang sepadanan dan berada dalam dimensi situasionalyang sama Jadi apabila teks sumber dan teks sasaran secara substansial berbeda dimensi situasinya dankemudian secara fungsinya tidak sepadan maka terjemahan tersebut tidak memiliki kualitas terjemahan yangtinggi

H Baker Baker mengeksplorasi kesepadanan dalam berbagai tingkatan di dalam proses penerjemahan Menurut Baker(199211shy12) kesepadanan dapat digolongkan dalam a Kesepadanan kata yaitu kesepadanan antar kata Ketika penerjemah mulai menganalisis teks sumberpenerjemah melihat katashykata sebagai suatu unit tunggal untuk menemukan padanan langsung di dalam tekssasaran b Kesepadanan Gramatikal Kesepadanan ini merujuk pada perbedaanshyperbedaan kategori gramatikal bahasasumber dengan bahasa sasaran Menurut Baker aturan gramatikal mungkin berbedashybeda antar bahasa dan inimenimbulkan masalah di dalam mencari kesepadanan langsung di dalam teks sasaran Perbedaan inimemungkinkan sekali terjadi perubahan pesan atau makna dalam teks sumber dan teks sasaran Perubahan inimembuat penerjemah melakukan penambahan atau penghilangan informasi di dalam teks sasaran itu sendiri c Kesepadanan Tekstual Kesepadanan ini merujuk pada kesepadanan

antara teks sumber dan teks sasarandalam hal makna dan kohesinya Penerjemah berusaha mencari atau menghasilkan suatu teks yang kohesif dankoheren bagi pembaca teks sasaran di dalam konteks tertentu Hal ini tergantung kepada penerjemah untukmemutuskan apakah tetap menjaga atau melepas ikatan kohesif dan koheren teks sumber Keputusan untukmelakukan ini akan banyak dipengaruhi oleh aspek pembaca sasaran tujuan penerjemahan dan jenis teks d Kesepadanan Pragmatik Kesepadanan ini merujuk pada implikatur dan strategi yang digunakan selamaproses penerjemahan Implikatur di sini bukan semata apa yang secara eksplisit disampaikan namun juga apayang tersirat Oleh karena itu peran penerjemah adalah menjembatani maksud penulis baik yang tersuratmaupun tersirat ke dalam budaya lain sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca memahami teksdengan mudah

I Bell

Bell (19916) membagi kesepadanan berdasar sifat bahasa itu sendiri yaitu sebagai struktur formal dan sebagaisistem komunikasi Bahasa sebagai struktur formal terdiri dari unsurshyunsur yang dikombinasikan dan yangmemiliki makna Bahasa sebagai sistem komunikasi dalam arti bahwa bentukshybentuk struktur formal tersebutmengacu pada entitas dan disertai dengan sinyalshysinyal yang memiliki nilai komunikasi Berdasarkan sifatbahasa ini kesepadanan terjemahan dibedakan atas kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang bebaskonteks dan kesepadanan fungsional yaitu kesepadanan yang berorientasi pada nilaishynilai komunikasi teksDari beberapa konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh para pakar tersebut secara substansial dapat dilihatbahwa beberapa pakar lebih berfokus pada aspek linguistik dan beberapa pakar lain lebih pada fungsinyaPernyataan yang sama diungkapkan oleh Leonardi (20001) bahwa konsep kesepadanan dapat dibagi ke dalamtiga kelompok yaitu (1) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan pada pendekatan linguistik di dalamupaya mencari kesepadanan di dalam menerjemahkan (2) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan

id 110Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

id 111Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 112Plagiarism detected 004 httpjournalsumsacidindexphp

id 113Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

kesepadanan dengan melihat pada perbedaan aspek pragmatiksemantik fungsi dan budaya dan (3) kelompokpakar penerjemahan yang berdiri di tengahshytengah yang menganggap bahwa penerjemahan pada dasarnyaadalah rsquofor the sake of conveniencersquo Sebagaimana disebutkan di atas bahwa karena adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosioshykulturalantara bahasa sumber dan bahasa sasaran maka diperlukan strategi pemecahan masalah padanan Strategitersebut dapat berupa penambahan informasi pengurangan informasi dan penyesuaian struktur (Newmark198885shy91) Penambahan informasi adalah memasukkan informasi yang tidak ada dalam teks sumber ke dalamteks sasaran Informasi yang ditambahkan dapat berupa informasi kultural teknis atau kebahasaanPenghilangan informasi merujuk pada penghilangan isi dan bukan penyelarasan struktur untuk menghasilkanterjemahan yang gramatikal Penyesuaian struktur merujuk pada perubahan atau pergeseran tatabahasa daribahasa sumber ke bahasa sasaran Tujuan penyesuaian struktur ini adalah untuk menghasilkan terjemahanyang sepadan makna dan gayanya Sementara itu menurut Aguardo (2005294) strategi lain yang dapatdilakukan untuk mengatasi masalah kesepadanan adalah dengan menggunakan berbagai strategimenerjemahkan dengan memperhatikan pada tataran kata kalimat dan pertanyaanshypertanyaan pada maknashymakna leksikalNamun demikian karena tidak ada dua bahasa yang secara sistematis dan budaya sama maka pergeserantersebut penambahan penghilangan dan substitusi perlu dilakukan namun tidak dalam setiap kesempatan(Riazi 2008) Penerjemah perlu mempertimbangkan secara mendalam penggunaan gaya di dalam tekssasaran Apabila terdapat perbedaan yang sangat lebar antara dua bahasa penerjemah dapat merubahnya kedalam bentuk atau gaya yang sesuai di dalam bahasa sasaran yang didasarkan pada suatu konteks yangmelatarinya (Pinto 2001 House 2001) dan juga tugas penerjemah perlu mengenali jenisshyjenis teks sebelummemulai menerjemahkan (Nieminen 2004)

ReferensiAguardo Pilar 2005 TranslationshyStrategies Use A ClassroomshyBased Examination of Bakerrsquos Taxonomy OnlineTranslation Journal Meta vol 50 ndeg 1 2005 p 294shy311 (http httpideruditorgiderudit010675ar )Catford JC

1974 A Linguistic Theory on Translation London Oxford UniversityPressFawcett Peter 1997 Translation and Language Linguistic Theories Explained Manchester St JeromePublishingHatim B dan I Mason 1997

The Translator as Communicator LondonNew YorkRutledgeHouse Juliane 1977 A Model for Translation Quality Assessment Tuumlbingen Gunter Narr

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressLeonardi Vanessa 2000 Equivalence in Translation Between Myth and Reality Online Translation Journal 44 1shy14 (httpaccurapidcomjournal14equivhtm)Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNababan Rudolf

2008 Equivalence in Translation Some ProblemshySolving Strategies Online Translation Article (httphttpwwwprozcomdoc2071 )Newmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

id 114Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 115Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

Nida Eugene A 1982 Language Structure and Translation Stanford University Press CaliforniaNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta GrasindoSnellshyHornby Mary1988 Translation Studies an Integrated Approach Amsterdam and Philadelphia JohnBenjaminsVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John BenjaminsWilliams M 2001 The Application of Argumentation Theory to Translation Quality Assessment OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 326shy 344(httpwwweruditorg)Zhu Chunshen 2004 Ut Once More The Sentence as the Key Functional Unit of Translation OnlineTranslation Journal Meta Translators Journal vol 44 ndeg 3 2004 p 429shy447 (httpideruditorgiderudit004644ar )

7Analisis Kontrastif dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menguraikan analisis kontrastif dalam penerjemahan

Kemunculan analisis kontrastif dimulai setelah Perang Dunia II dengan adanya urbanisasi besarshybesaran darisatu negara ke negara lain Urbanisasi ini memaksa suatu negara (sebagai pendatang) dengan segalakonsekuensinya harus mempelajari lingkungan sosiobudaya masyarakat atau negara yang ditempati James(1980iv) menyatakan bahwa pada tahun 1960 analisis kontrastif pertama kali dipublikasikan denganmembandingkan bahasa Inggris dengan bahasashybahasa lain yaitu Jerman Prancis Polandia dan Spanyol dandiselenggarakannya programshyprogram pengajaran bahasa yang sesuai dengan negara baru yang ditujuBerbagai penelitian mengenai analisis kontrastif dilakukan oleh para ahli bahasa untuk membandingkan aspekshyaspek yang ada dalam bahasa satu dengan bahasa lainnya Pada dekade ini penelitian mengenai analisiskontrastif mencapai puncaknyaNamun setelah tahun 1970 analisis kontrastif mulai kurang mendapat perhatian Hal ini dikarenakan duapenyebab utama yaitu linguistik deskriptif dan pedagogik psikolinguistik Linguistik deskriptif sebagai dasar daridiskriptif kontrastif tidak mampu bertahan terhadap tekananshytekanan yang terusshymenerus terkait denganperubahan model analisis dan pendekatanshypendekatan sedangkan dari faktor pedagogik pesikolinguistik paraguru bahasa menganggap bahwa deskriptif kontrastif yang mereka kenal hanya mampu memprediksi sebagianmasalah pembelajaran saja dan hal ini justru menyebabkan berbagai masalah baru bagi para pembelajar yangmemiliki latar belakang berbeda dan merosotnya kualitas hasil proses pembelajaran

Pasang surut analisis kontrastifAnalisis kontrastif dalam perjalannya mengalami pasang surut yang tidak hanya problematik namun juga penuhkontroversi(James 1980166) Di dalam melihat pasang surut ini paling tidak dapat dilihat dalam dua pertanyaan

id 116Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 117Quotes detected 0 in quotes

id 118Quotes detected 0 in quotes

id 119Quotes detected 0 in quotes

id 120Quotes detected 0 in quotes

id 121Quotes detected 0 in quotes

id 122Quotes detected 0 in quotes

id 123Quotes detected 0 in quotes

id 124Quotes detected 013 in quotes

utama yaitu apakah bahasashybahasa yang berbeda dapat dibandingkan semua dengan sematashymata melihatsifat analisis kontrastif yang memiliki validitas rendah (face validity) dan apabila bahasashybahasa itu secaraprinsip dapat dibandingkan dengan memakai kriteria apa hal tersebut dapat dibandingkanPertanyaan pertama tersebut menjadi suatu dilema bagi para Strukturalis yang telah mempromosikan analisiskontrastif dimana pada saat yang sama mereka tetap bertahan pada keunikan masingshymasing bahasa Keunikanini terlihat dalam penentuan kategori sistem fonologi dan gramatikal Contoh dari pandangan ini adalah bahwabahasa Inggris dan Jerman mempunyai fonem yang ditunjukkan dengan simbol yang sama i dan intmisalnyadalam queen shoe much pretty namun bernilai berbeda

Hal yang sama juga terjadi padapenggunaan label tense dan artikel untuk merujuk pada kategori gramatikal tertentu pada dua bahasa yangberbeda yang tidak berarti bahwa kita membicarakan hal yang sama Contoh dari fakta ini adalah penggunaankata benda

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman dan Perancis Kata

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman memiliki nilai yang berbeda dengan

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Perancis Maskulin dalam bahasa Perancis maksudnya hanya berbeda dengan

lsquofeminimrsquo(sistem gender duashyistilah) sedangkan dalam bahasa Jerman

lsquomaskulinrsquodibedakan dengan

lsquoneuterrsquodan

lsquofeminimrsquo(sistem gender tigashyistilah)Pertanyaan kedua merujuk pada tertium comparationis (TC) untuk analisis kontrastif fonologi dan leksikal yaitustruktur tampak muka (surface structure) struktur makna (deep structure) dan kesepadanan terjemahan(translation equivalence) Keberatan utama pada penggunaan struktur tampak muka dalam TC ini adalah bahwastruktur tampak muka ini mengarah peda persamaan antarbahasa yang superfisial dan tidak penting Keberatanyang sama juga terjadi pada struktur makna bahwa kalimatshykalimat dalam bahasashybahasa yang sama maupunberbeda dengan struktur makna tidak serta merta memiliki kesepadanan komunikatif yang sama Dengan katalain meskipun kita mendemonstrasikan dua kalimat dari dua bahasa yang berbeda kita dapat membingungkanpembaca bila kita berusaha menyamakan bahasa tersebut dalam hal potensial komunikatifnya

Pentingnya analisis kontrastif dalam terjemahan

Analisis kontrastif memiliki peran yang penting dalam terjemahan meskipun terdapat beberapa keberatanSebagaimana dikatakan oleh Baker (1998 49)

ldquothe relationship between contrastive translation is bishydirectional on the other hand the translation of specificpieces of text may provide the data dor contrastive analysis On the other hand contrastive analysis may

id 125Quotes detected 001 in quotes

id 126Quotes detected 0 in quotes

id 127Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 128Quotes detected 014 in quotes

provide explanations of difficulties encountered in translationrdquo

Pentingnya analisis kontrastif ini dapat disimak dalam pendefinisian kesepadanan terjemahan(Jakobson2000233 Newmark1982Munday2000 Pinto 2001 House 2001 Nieminen 2004) Beberapapakar (Vinay and Darbelnet1995342 Catford 1974) menyatakan bahwa kesepadanan terjemahan adalahsinonim dengan kesamaan makna Menurut pandangan ini bahwa para kontrativis seharusnya menyamakanpasangan kalimat dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan

lsquobenarshybenar samarsquo Permasalahan menjadi muncul bagaimanakah menentukan bahwa kalimat dalam bahasa sumber memilikimakna yang benarshybenar sama dengan bahasa sasaran Salah satu cara untuk menentukan kesepadanan terjemahan ini adalah dengan identifikasi struktur makna (deepstructure) karena struktur makna dalam suatu kalimat merupakan suatu

lsquorepresentasirsquoyang menghubungkan semua informasi yang sesuai dengan interpretasi tunggal dari kalimat tertentu ataukalimat yang dimaksud (James 1980175) Struktur makna menyamakan makna yang menyatakan bahwaidentitas struktur makna menyamakan kesamaan makna Kesimpulan yang beralasan yang bisa diambil adalahbahwa konstruksi yang sama memiliki struktur makna yang identik atau sama yang bahkan bila pada strukturtampak mukanya berbeda Contoh dalam hal ini adalaha Annaura sliced the potato with a knifeNP1 V NP2 NP3b Annaura used a knife to slice the potatoNP1 V1 NP3 V2 NP2c Annaura mengiris kentang dengan pisauNP1 V NP2 NP3d Annaura menggunakan pisau untuk mengiris kentangNP1 V1 NP3 V2 NP2e Annaura used a knife (Annaura sliced the potato)NP1 V NP3 ( NP1 V NP2 ) S

Penjelasan dari contoh diatas adalah sebagai berikut1

Dalam bahasa sumber dan bahasa sasarankata kerja slicemengiris adalah aktif2 NP2 (potato) tidak harus menjadi pusat NP33 Pertanyaan yang diambil dari kedua pasangan bahasa sumber dan bahasa sasaran adalah samaDid Annaura slice the potato with a knifeApakah Annura mengiris kentang dengan pisau

Contoh diatas menunjukkan bahwa kesepadanan terjemahan a dan b memiliki struktur makna yang samadengan c dan d yang berarti bahwa kesepadanan terjemahan ini mengimplikasikan identitas struktur maknaStruktur makna ini dapat mengidentifikasi kesepadanan makna terutama kesepadanan ideasionalKontrastif analisis sebagai suatu ilmu linguistik terapan merupakan disiplin ilmu linguistik hibrida suatu ilmu yangtidak hanya berkutat pada aspekshyaspek kebahasaan saja tetapi juga masalahshymasalah psikologi dan sosiologiHal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh James (19806)

ldquo A further reason why I think it necessary to postulate the existence of a science which is called lsquoappliedlinguisticsrsquo is slightly paradoxical applied linguistics is a hybrid discipline constituted not only of linguistics butalso of psychology and sociologyrdquo

Berbeda dengan linguistik murni linguistik terapan tidak hanya menilai validitas kebahasaannya saja tetapi juga

id 129Quotes detected 001 in quotes

id 130Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

validitas psikologi dan sosiolinguistiknya Dengan kata lain bahwa salah satu cabang ilmu linguistik terapan tidakmenggantungkan sepenuhnya pada ilmu bahasa yang

lsquobenarshybenar murnirsquotetapi juga semua teorishyteori pendukung kebahasaan yang lainnya dengan berbagai wawasan dua cabang ilmuyang lainnya Jadi analisis kontrastif menggantungkan sepenuhnya pada kedua cabang tersebut terutamapsikologiAnalisis kontrastif dalam paham komparabilitasnya tidak hanya membandingkan pada aspek komparatifkontrastif atau tipologinya saja melainkan dalam kesemestaan bahasa (universals of language) Tujuan daripencapaian kesemestaan bahasa adalah sebagaimana dinyatakan oleh Chomskyrdquo Real progress in linguisticsconsists in the discovery that certain features of given languages can be reduced to universal properties oflanguage and explained in terms of these deeper aspects of linguistic formrdquo(James 1980 7)Jadi pencarian aspekshyaspek kebahasaan yang lain untuk memperoleh aspek kesemestaan ini perlu dilakukandengan menggunakan analisis yang mendalam (analisis makna) dari beberapa bahasa tunggal Contoh dari halini adalah sebagaimana dibuktikan oleh Ross (dalam James 1980 7) bahwa secara kesemestaan kata sifatberasal dari frasa kata benda (NP) di dalam struktur makna (deep structure) seperti di bawah iniJack is clever but he doesnrsquot look it

Ross mengecek kebenaran ini dengan membandingkannya dengan data dari bahasa Jerman dan Perancissebagai berikut

Hans ist klug aber seine Sohne sind es nicht Jean est intelligent mais ses enfants ne le sont pas

Pengecekan tersebut terbukti benar bahwa pengganti kata benda it es le secara pasti mengarah pada katasifat di dalam klausa antesenden

Komponen Analisis KontrastifPara pakar kontrastif melihat kontrastif analisis sebagai suatu tujuan untuk menerangkan aspekshyaspek tertentudari pembelajaran bahasa kedua suatu cara atau metode untuk mendeskripsikan bahasa pertama dan bahasakedua pembelajar yang harus dipelajari dan suatu tehnik untuk membandingkan deskripsishydeskripsi tersebut Analisis kontrastif meminjam kerangka kerja linguistik untuk mengorganisasikan tiga deskripsi kebahasaanPertama analisis kontrastif mengadopsi deskripsi kebahasaan di dalam membagi konsep bahasa ke dalam tigawilayah yang lebih kecil yaitu fonologi grammar dan leksis Tingkatanshytingkatan bahasa sebagai suatukomponen linguistik dari analisis kontrastif tersebut membatasi dirinya sendiri pada beberapa aspek bahasa dantidak mencakup beberapa aspek secara simultan Jadi wilayah fonologi hanya pada sound system dari suatubahasa dan seterusnya Kedua deskripsi kebahasaan juga digunakan untuk menentukan kategori kebahasaan yang meliputi unitstruktur kelas dan sistem Di samping membatasi diri pada masingshymasing wilayah bahasa deskripsikebahasaan juga menegaskan adanya suatu referensi terhadap berbagai entitas atau konsep gramatikalDengan kata lain deskripsi kebahasaan disusun dalam suatu kerangka kerja kategori yaitu unit struktur kelasdan sistem Keempat kategori tersebut bersifat universal maksudnya keempat kategori tersebut sangatlahpenting dan mencukupi sebagai dasar mendeskripsikan berbagai bahasaAnalisis kontrastif di dalam kategori unit menganalisis unitshyunit yang ada dalam suatu kalimat Suatu kalimattunggal dalam bahasa sumber akan selalu berhubungan dengan dasar satushydemishysatu dengan kalimat tunggaldalam bahasa sasaran Di dalam kategori struktur analisis kontrastif menganalisis susunan linear yang mungkindari unitshyunit di dalam klausa frasa dan kata Pernyataan struktur analisis kontrastif ini secara implisit

dapat dilihat di dalam kalimat berikutMy friend who plays football is very patient Di dalam kategori kelas analisis kontrastif menganalisis unitshyunityang dapat beroperasi di berbagai tempat dalam struktur Di dalam kategori sistem analisis kontrastifmenganalisis pilihan dari rangkaian unsure yang tidak ditentukan lagi oleh tempat dimana unsur tersebutmenduduki suatu kalimat Pilihan yang dimaksud adalah pilihan terhadap terma tertentu pada satu tempattertentu dalam rangkaian pilihan terma yang lain yang juga mungkin ada di termpat tersebut Misalnya kita harusmenggunakan frasa kelas nominal untuk mengisi subjek di dalam klausa tetapi kita bebas untuk memilih antarafrasa nomina tunggal atau jamak Ketiga analisis kontrastif menggabungkan deskripsishydeskripsi tersebut ke dalam model bahasa yang sama

id 131Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 132Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

id 133Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

Terdapat beberapa model yang digunakan di dalam analisis kontrastif yaitu model struktur (taksonomi) modeltransformationalshygenerative grammar (TGG) dan model contrastive generative grammar (CGG) Model struktural menurut para Strukturalis dapat digunakan untuk tujuan komparatif Model tersebutmempermudah di dalam mengukur struktur gramatikal dan membuat perbedaan maksimum antara dua sistembahasa Dengan model struktural beberapa konstruksi gramatikal yang tidak sederhana (yang tidak terdiri darisalah satu unsur) dapat dikurangi dalam pasangan konstituen (analisis ini disebut Immediate Constituent)Misalnya konstruksi seperti disgraceful dianalisis ke dalam disgrace + ful Dengan kata lain konstruksi yangdiberikan terbentuk dari bagian ABC yang dapat dianalisis dengan AB + C atau A + BC Prosedur ini juga dapatdigunakan untuk penerapan yang lebih luas misalnya di dalam frasa maupun kalimat Model transformationalshygenerative grammar mengenali tingkatan deep structure (struktur makna)dan surfacestructure dalam suatu kalimat Kedua tingkatan ini dihubungkan dengan menggunakan apa yang disebuttransformation dengan komponen sintaktik grammar yaitu generative dan komponen semantik yaituinterpretative Model contrastive generative grammar sejauh ini telah diasumsikan bahwa suatu prosedur dimana masingshymasing dari dua bahasa yang terlibat di dalam analisis kontrastif telah dianalisis secara independen yang manakedua bahasa tersebut menghasilkan analisis untuk tujuan perbandingan Analisis kontrastif ini melibatkan duafase pertama deskripsi independen dan kedua komparasinya Fase deskripfit Nampak sebagai pendahuluansaja terhadap analisis kontrastif daripada sebagai bagian yang integral di dalamnya sedangkan fase komparatifnampak seperti ditentukan oleh inputnya Prosedur yang seharusnya adalah bahasa simber dan bahasa sasarandiletakkan menjadi satu yang dimunculkan dari beberapa dasar dan dibandingkan selama proses generatifnya

Metode Analisis KontrastifDi dalam aplikasi analisis kontrastif terutama yang menyangkut analisis kalimat di dalam suatu teks digunakanbeberapa metode yaitu karakterisasi tekstual tipologi teks dan teks yang diterjemahkanKarakterisasi tekstual merujuk pada kumpulan data yang ditunjukkan oleh masingshymasing pasangan bahasa didalam pemakaian perangkat kebahasaan tertentu untuk mencapai kohesi tekstual Konsep kohesi didapatkanmelalui pengulangan bagian dari masingshymasing kohesi yang mendahului suatu kalimat Jenis pendekatantekstual ini membutuhkan rangkaian teks yang sangat besar dalam masingshymasing bahasa jenis perangkatkohesi yang digunakan dan jenis konteks yang melatarbelakanginyaTipologi teks merujuk pada penentuan jenis teks di dalam bahasa yang berbeda yang menunjukkan fungsi yangsama Jenis teks tersebut adalah isi bentuk dan kesan sedangkan fungsi yang ditunjukkan adalah fungsi teksekspresif informatif dan imperatif Di dalam analisis kontrastif metode ini menggambarkan teksshyteks ekspresifdi

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranTeks yang diterjemahkan merupakan dasar utama analisis kontrastif tekstual Batasan utamanya adalah potensiterjadinya distorsi terjemahan yaitu bahwa teks bahasa sasaran dapat menunjukkan tandashytanda interferensidari bahasa sumber Karena penerjemah harus diberi akses pada teks sumber maka tidak ada cara untukmencegah pentransferan bentuk aslinya ke dalam bahasa sasaran Bila terjadi interferensi bahasa sumbermaka bahasa sasaran menjadi tidak alami atau tidak autentik Contoh dalam hal ini adalah kajian analisis kontrastif kedua kalimat yang digarisbawahi di bawah iniAt its southern shore it is exposed to 1 2 3 4 5Di ____ pantai selatan ______ ___________ 1 2 3 4 5the thunderous waves of the Indian Ocean6 7 8dari Samudera Indonesia7 8which is ruled by the Goddess the Southern Sea Loro Kidul

9 10 1112 13 14yang diperintah oleh Dewi Pantai Selatan Loro Kidul

9 10 11 12

id 134Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

13 14suara ombak terdengar gemuruh6

Pembahasan1 At diterjemahkan menjadi di Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima2 Its di depan kata depan at yang berarti nya dihilangkan dan hal ini tidak mengurangi makna yang ada3 Frasa southern shore diterjemahkan menjadi pantai selatan Padanan yang digunakan sudh tepat danberterima4 Kata it tidak diterjemahkan Pelesapan ini sudah tepat dan berterima karena kata it tidak memiliki arti dan tidakmengubah makna yang ada di dalam kalimat5 is exposed to tidak diterjemahkan Seharusnya kata tersebut tidak dilesapkan oleh penerjemah karena katatersebut memiliki makna tampaklah atau terlihatlah dan makna tersebut sangat berarti di dalam konteks kalimattersebut 6 the thunderous waves diterjemahkan menjadi suara ombak terdengar gemuruh Terdapat pergeseran bentukyaitu dari bentuk jamak menjadi bentuk tunggal Selain itu terdapat juga pergeseran posisi atau trasposisiPadanan yang digunakan sudah tepat namun kurang berterima Padanan ini akan lebih berterima seandainyakata suara dan terdengar dalam bahasa sasaran dilesapkan Hal ini terjadi karena kata suara dan terdengardalam konteks kalimat ini tidak memiliki makna sentral dan keberadaannya sudah diwakili oleh kata gemuruhdan ombak Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Jadipadanan yang lebih berterima seharusnya cukup gemuruh ombak saja7 Kata depan of di depan frasa the thunderous waves yang berarti dari tidak diterjemahkan dan hal ini tidakmengurangi makna yang ada8 The Indian Ocean diterjemahkan menjadi Samudera Indonesia Padanan yang digunakan sudah tepat danberterima Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Kata Indian didalam Indian Ocean dapat berarti Samudera India atau Samudera Indonesia karena letaknya antara negaraIndia dan Indonesia 9 Which diterjemahkan menjadi yang Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima10 is ruled diterjemahkan menjadi diperintahkan Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima11 by diterjemahkan menjadi oleh Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima12 the Goddess diterjemahkan menjadi Dewi Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima13 the southern sea diterjemahkan menjadi Pantai selatan Padanan yang digunakan sudah berterima namunkurang tepat Kata Sea seharusnya diterjemahkan menjadi laut karena kata laut dan pantai dalam bahasasasaran memili konsep dan makna yang berbeda Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memilikimakna yang sudah tentu14 Loro Kidul diterjemahkan tetap menjadi Loro Kidul Padanan ini sudah tepat dan berterima

Dari segmentasi diatas alternatif padanan yang dapat ditawarkan adalah Di Pantai Selatan tampaklahgemuruh ombak Samudera Indonesia yang diperintahkan oleh Dewi laut Selatan Loro Kidul

ReferensiBaker Mona 1998 In Other Words London RoutledgeCatford JC 1974 A Linguistics

Theory on Translation London Oxford UniversityPressHouse Juliane 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressJames Carl 1980 Contrastive Analysis London LongmanMunday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

id 135Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 136Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 137Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 138Quotes detected 001 in quotes

id 139Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 140Quotes detected 0 in quotes

id 141Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 142Quotes detected 0 in quotes

id 143Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

2001) Quality Factors inDocumentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Newmark Peter 1982 Approaches to Translation Germany Pergamon PressVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John Benjamins

8Pendekatan Fungsional dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pendekatan fungsional dalam penerjemahan

Sebagai suatu kegiatan yang profesional penerjemahan telah berkembang pesat akibat perkembangan peranandan pengaruh komunitas internasional dan berbagai bentuk keanekaragaman bahasa Oleh karena itu pulaberbagai penelitian yang mendalam mengenai penerjemahan telah banyak dilakukan tidak hanya dalamberbagai bentuk pendekatan teoretis terhadap penerjemahan yang telah dilakukan selama bertahunshytahuntetapi juga bagaimana para penerjemah menerjemahkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan tersebutSalah satu pendekatan di dalam penelitian penerjemahan adalah pendekatan fungsional Pendekatan inimenyebutkan bahwa penerjemah seharusnya tidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikanoleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai di dalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yangditentukan oleh penerimanya (Nord 199240) Pendekatan fungsional pada dasarnya terdiri dari penerjemahansebagai komunikasi antarbudaya penerjemahan sebagai transfer budaya dan teori skopos (dalam bahasa Latinyang berarti maksud atau tujuan)

PENERJEMAHAN SEBAGAI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentu

id 144Plagiarism detected 025 httpsastraumacidwpshycontentu

id 145Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 146Plagiarism detected 019 httpsastraumacidwpshycontentu

id 147Plagiarism detected 008 httpsastraumacidwpshycontentu

id 148Plagiarism detected 015 httpsastraumacidwpshycontentu

id 149Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 150Plagiarism detected 049 httpsastraumacidwpshycontentu

yang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalahpenghasil Tsu pengirim Tsu Tsu penerima Tsu inisiator penerjemah Tsa dan penerima Tsa

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antarapenghasil Tsu dan pengirim Tsu Penghasil Tsu menghasilkan Tsu

dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim Tsu Hal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksudpengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tsu yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untukpembaca Tsu Meskipun penerima Tsu tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudayapenerima teks masih mempengaruhi Tsu dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkanolehTsa berbeda dengan situasi yang dihasilkan Tsu dengan pengirim Tsu dan penerima Tsa

yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan oleh penerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memilikiketertarikan dalam menerjemahkan Tsu saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerimaTsu

Berdasarkan pada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan jugabahasa sasaran penerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsu danmengantisipasi reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsa serta menguji kecukupan fungsional dariterjemahan yangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim Tsu

penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yang mengungkapkan maksudshymaksudpada Tsu

PENERJEMAHAN SEBAGAI TRANSFER BUDAYA

Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141)

Maksudnya adalah bahwa pengirim suatu teks tidak akan pernah dapat menuntutbahwa suatu teks diterima dengan cara tertentu Pengirim hanya dapat menyarankan

id 151Plagiarism detected 021 httpsastraumacidwpshycontentu

id 152Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 153Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 154Plagiarism detected 046 httpsastraumacidwpshycontentu

id 155Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 156Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 157Plagiarism detected 063 httpsastraumacidwpshycontentu

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing penerima Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybeda bahkanmereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapat menjadisebagai tawaran informasi dimana pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengan situasidan tujuan pembaca Berdasarkan informasiyang ada pada teks sumber penerjemah akan memilih informasi yang sesuai dengan harapannya terhadapkeinginan dan situasi pembaca Disini jelas bahwa harapanshyharapan dan tawaran informasi di dalam

teks sasaran akan berbeda dengan tawaraninformasi dalam teks sumber karena penulis atau

pengirim teks sumber dan penerima teks sasaranberasal dari komunitas kebahasaan dan budaya yang berbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan Tsa tidakakan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan Tsu melainkanmenawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner

Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada hubungan antara Tsu dan Tsa Hubungan antara Tsu dan Tsa

ini tergantung pada interpretasi penerjemah terhadap Tsu dan fungsi Tsa yang harus dipenuhi oleh penerjemahdi dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah1 A translation depends on its skopos ie its intended purpose2 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language3 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 4 A translation must be coherent in itself5 A translation must be coherent with regard to its source text6 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwaa) Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkanb) Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkan

id 158Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 159Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 160Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 161Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 162Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 163Plagiarism detected 012 httpsastraumacidwpshycontentu

id 164Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 165Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumberc) Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukansebaliknya (Tsu tidak dapat dihasilkan dari Tsa)d)

Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)e) Suatu terjemahan harus bertalian logis denganTsunya (koherensi intertekstual)f)

Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya dan transfer budaya

Namun demikian Nord (1997 124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkanpenulisTsu penggagas dan pembaca Tsa

Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkin menghasilkanTsa yang bertentangan dengan maksud penulis Tsu atau gagasan pembaca Tsa mengenai apakah suatupenerjemahan

menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggung jawab penerjemah dalam mempertimbangkan haltersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitu mengacu pada hubungan interpersonal antarapartisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan fungsi Tsa yang dapat dijangkau untuk satu Tsutertentu sedangkan fungsi mengacu pada faktorshyfaktor yang membuat Tsa bekerja sesuai dengan yangdimaksud di dalam situasi sasaran

Fungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan Tsa yang fungsional yangsesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akan diterima oleh pembacaTsa karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentu

TEORI SKOPOSSalah satu konsep sentral yang telah banyak diterapkan di dalam penelitian penrjemahan adalah gagasanmengenai skopos yang secara umum digunakan untuk merujuk pada suatu tujuan atau fungsi suatupenerjemahan (Nord 199727)

Fokus dari teori skopos adalah suatuide atau gagasan yang di dalam beberapa penerjemahan penerjemah harus sadar terhadap suatu tujuan ataumaksud yang dimiliki oleh teks bahasa sasaran (Nord 199124) Suatu pertanyaan yang perlu ditanyakan adalah apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh suatu terjemahanuntuk alasan apa suatu penerjemahan dilakukan Di dalam teori skopos tujuan utama dari penerjemahanadalah teks sasaran

dan oleh karena itu di dalammenerjemahkan tidaklah penting untuk memiliki fungsi yang sama dengan teks sumber Dengan kata lain bahwajenis kesepadanan (equivalence) tertentu antara teks sumber dan penerjemahan tidaklah diikat oleh teoriskoposSebagaimana dinyatakan di atas kesepadanan (equivalence) bukanlah merupakan konsep utama dari teoriskopos meskipun berdasarkan strukturnya bentukan kata dan maksud dari teks aslinya dapat menjadi tujuan

id 166Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 167Plagiarism detected 032 httpsastraumacidwpshycontentu

id 168Plagiarism detected 081 httpsastraumacidwpshycontentu

id 169Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 170Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 171Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

(skopos) dari suatu terjemahan Hal ini

dapat dikatakan bahwa di dalam teoriskopos bentukshybentuk budaya sasaran sangatlah penting dan bukannya kesepadanan (equivalence) antara tekssumber dengan teks sasaran Hal ini memberikan ruang gerak atau suatu kebebasan yang lebih bagipenerjemah sehingga penerjemah dapat memfokuskan pada tujuan dari penerjemahan tersebut Tujuan iniditentukan oleh pemberi tujuan (dengan masukanshymasukan dari penerjemah) yang mengatur atau mendiktetujuan (skopos) dari penerjemahan tersebutJadi dalam teori skopos

tujuan dari teks sasaran sangatlah penting dalam arti bahwa di dalam terjemahan untuk memiliki fungsi yangsama atau sepadan dengan bahasa sumber tidaklah penting Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord(199736) bahwa jenis kesepadanan dari bahasa sumber dan terjemahannya tidaklah diikat atau diatur melaluiteori skopos Ini berarti bahwa ekuivalensi atau kesepadanan bukanlah konsep utama dari teori skoposDengan kata lain dapat dikatakan bahwa di dalam teori skopos fiturshyfitur bahasa sasaran sangatlah penting danbukannya kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran Hal ini memberikanbanyak kebebasan kepada para penerjemah sehingga penerjemahdapat memusatkan pada tujuan atau hasil dari penerjemahannya

Kapanpun penerjemah diminta untuk mengerjakan tugas penerjemahan dia biasanya memulai dengantahapan atau fase penting dengan menguji atau melihat dulu skopos (tujuan) dari penerjemahan tersebut(Nord 199735) Dalam tahapan awal ini keterbacaan haruslah benarshybenar dipikirkan Juga penerjemahharus melihat pada apa pengaruh teks terhadap para pembaca Tahapan ini sering melibatkan analisis fiturshyfitur asli bahasa sumber penerjemah juga memikirkan bagaimana teks sumber mempengaruhi pembacanyaDi dalam usahanya pengaruh dari fiturshyfitur tekstual khususnya tingkat keterbacaan harus benarshybenardipertimbangkanTeori skopos juga menekankan perbedaan antara jenisshyjenis teks Tipologi teks yang sering digunakan didalam konteks teori skopos adalah bahwa teks dibagi ke dalam teks informatif (memberitahu pembacamengenai objek dan fenomena di dalam dunia nyata) teks ekspresif (aspek informatif dikomplementasikandengan menggunakan komponen astetika) dan teks operatif (baik makna dan bentuk merupakan subordinatterhadap efek ekstralinguistik) (Nord 1997 37shy38)Suatu teks di dalam pendekatan teori skopos pada dasarnya merupakan suatu tawaran informasi (offer ofinformation) dari produsen kepada para pelanggannya (Schaffner 1998b 236) Penerjemah sebagai seorangpakar di dalam penerjemahan haruslah menginterpretasikan informasi bahasa sumber dengan memilih fiturshyfitur yang paling mendekati atau berhubungan dengan persyaratan yang diminta di dalam bahasa sasaran Darisudut pandang ini dapat dikatakan bahwa proses penerjemahan tidak ditentukan oleh bahasa sumbernya atautujuan dari pengarangnya namun ditentukan oleh skopos dari bahasa sasaran sebagaimana yang diminta atauditentukan oleh permintaan pelanggan sasaran (dalam hal ini penerjemahan tetap dilakukan dan diputuskanoleh penerjemah sendiri) Oleh karenanya terjemahanadalah hasil dari teks sasaran yang secara fungsional sesuai dengan teks sumber yang diterjemahkan danhubungan antara dua teks tersebut ditentukan menurut tujuan (skopos) penerjemahan (

Schaffner 1998b236)Dengan melihat pada tujuan penerjemahan sebagai faktor yang paling penting di dalam kegiatanpenerjemahan teoriskopos menekankan pentingnya peranan

penerjemah sebagai seorang pakar di dalam kegiatan penerjemahan dan sematashymata menawarkan informasiyang peranannya di dalam kegiatan harus diputuskan oleh penerjemah tergantung pada harapan dankebutuhan pembacasasaran Schaffner (1998b) lebih lanjut mengatakan teori skopos sebagai bagian dari

pendekatan fungsional memfokuskan pada penerjemah memberikannya lebih banyak kebebasan dan padasaat yang sama juga lebih bertanggung jawab

id 172Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 173Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

terhadap penerjemahannya Oleh karena itu penerjemah

menjadi seorang pengarang teks bahasa sasaran yang bebas dari batasanshybatasan yang ditentukan olehkonsep kesetiaan terhadap bahasa sumber itu sendiriLebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwa penerjemah tidak selamanya dapat menentukan tujuanpenerjemahan dari teks sumber ke bahasa sasaran dan oleh karena itu penerjemah memerlukan apa yangdisebut dengan petunjuk penerjemahan (translation brief) Petunjuk penerjemahan akan memandu penerjemahterhadap informasi yang mereka pilih dari tawaran informasi awal (teks sumber) dan cara penerjemahmengemas informasi tersebut ke dalam teks sasaran Menurut Nord petunjuk penerjemahan tersebut terdiri darifungsi teks yang diinginkan pembaca teks sasaran waktu dan tempat penerimaan teks medium dimana tekstersebut akan diterjemahkan dan alasan pemroduksian teks tersebutBila petunjuk penerjemahan menyatakan bahwa fungsi atau tujuan harus diganti atau dipertahankan di dalampenerjemahan penerjemah juga harus melakukan hal tersebut Oleh karena itu penerjemahan tidak lagi

ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapi berdasarkan kecukupan (adequacy) sesuaidengan petunjuk penerjemahan Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logis ataumasuk akal (coherent)

Untuk menganalisis teks sumber yang berbeda dengan teks sasaran dan juga untuk melihat unsurshyunsur dalamteks sumber yang tetap dipertahankan dan yang harus diganti untuk menghasilkan teks sasaran yang fungsionaldalam budaya sasaran maka dibutuhkan apa yang disebut dengan faktorshyfaktor ekstratekstual dan faktorshyfaktorintratekstual (Nord 1991a35shy43) Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual ini merupakan bagian dari teoriskoposFaktorshyfaktor ekstratekstual merujuk pada situasi komunikasi dari teks sumber dan fungsi yang akan dihasilkanteks sasaran Faktorshyfaktor ekstratekstual ini mengindikasikan fungsishyfungsi teks yang ingin dicapai yangmencakup informasi mengenai penulis atau pengirim teks (who) penerima teks yang dimaksud (to whom)maksud pengirim (what for) medium atau kanal tempat teks dikomunikasikan tempat dan waktu komunikasiproduksi teks dan penerima teks dan motif komunikasi (why) Faktorshyfaktor ekstratekstual dapat diidentifikasisebelum membaca teksFaktorshyfaktor intratekstual merujuk pada teks itu sendiri dan mencakup unsurshyunsur nonshyverbal Faktorshyfaktorintratekstual ini hanya dapat diidentifikasi setelah teks dibaca Faktorshyfaktor intratekstual ini dianalisis denganmenanyakan mengenai pokok permasalahan teks isi atau informasi dalam teks asumsi pengetahuan yangdibuat oleh penulis bagaimana teks dibangun unsurshyunsur nonshyverbal yang ada di dalam dan di sekitar tekskarakteristik leksikal dan sintaks dan fiturshyfitur suprasegmentalFaktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tidak dapat dilihat secara terpisahshypisah karena faktorshyfaktortersebut saling mempengaruhi satu sama lain Kedua rangkaian faktor tersebut akan menghasilkan efek tertentuterhadap penerima atau pembaca (Nord 1991a130shy140) Efek ini berorientasi pada pembaca karena efek inimembangun hubungan antara teks dan pembaca Hubungan tersebut merupakan hasil dari tujuan komunikatifdan dapat mempengaruhi hubungan sosial pembaca terhadap pengirim tingkat pengetahuan keadaanemosional dan kegiatan berikutnya Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut diungkapkan di dalambentuk pertanyaan sebagaimana dinyatakan Nord sebagai berikutWho transmitsTo whomwhat forby which mediumwherewhenwhya textwith what functionOn what subjectshymatterdoes he saywhat(what not)in what orderusing which nonshyverbal elementsin which words

id 174Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 175Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 176Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 177Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

in what kind of sentencesin which toneto what effect

Salah satu keuntungan dari analisis faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual sebagai bagian dari teoriskopos adalah bahwa faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut dapat diterapkan pada semua jenisteks sumber dan terjemahan yang dihasilkan ke dalam berbagai teks sasaran dan budaya sasaranNamun demikian terdapat kritik terhadap teori skopos tersebut Kebanyakan kritik tersebut berhubungan dengandasarshydasar filosofi dari teori skopos itu sendiri yang menyatakan bahwa teori skopos hanya dapat diterapkanuntuk penerjemahan teks yang bukan sastra Namun pernyataan tersebut disangkal oleh Nord (199780shy108)bahwa teori skopos dapat diterapkan untuk menerjemahkan karya sastra

ReferensiBaker M 2001 (

Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledgeNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalNord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis Amsterdam Rodopi BV helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1997 Translating as a Purposeful Activity ManchesterSt JeromeSchaffner 1998b

Skopos Theory In Mona Baker (ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies (pp 235shy38) London Routledge9Penilaian Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan penilaian di dalam penerjemahan

Penilaian penerjemahan selalu melibatkan dua hal penting yaitu bagaimana pesan dan bentuk teks sumberdialihkan ke dalam teks terjemahan Jadi penilaian terjemahan pada dasarnya berkisar pada bagaimana keduahal tersebut dialihkan Umumnya yang ditekankan pada penilaian adalah pengalihan makna yaitu apakahpesan yang disampaikan tetap setia pada teks sumber atau adakah pesan yang hilang ataupun ditambahPenilaian berikutnya adalah pada bentuk yaitu apakah bentuk teks sasaran atau teks terjemahan dapat terbacasebagai tulisan asli atau tidak apakah ada atau tidak interferensi dari bahasa sumber dan ada atau tidakkahkesalahan gramatikal di dalam teks sasaranEvaluasi terhadap kualitas terjemahan dapat dilakukan dengan berbagai cara Soemarno (1988 33shy35)menyatakan bahwa carashycara menilai suatu terjemahan dapat dilakukan melalui (1) terjemahan balik (2)pengujian pemahaman (3) pengujian melalui performansi seseorang 1 Terjemahan BalikSuatu teks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Hasil terjemahan dalam bahasa B diterjemahkankembali ke dalam A1 Untuk menilai hasil terjemahan itu terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli ASemakin dekat terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli A semakin tinggi nilainya Terjemahan A1memang tidak akan sama dengan teks asli A

2 Pengujian PemahamanTeks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Seseorang dengan membaca hasil terjemahan dalam

bahasa B itu diminta untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau kuesioner dalam bahasa B yangmaterinya diambil dari teks dalam bahasa A Jawaban terhadap kuesioner tersebut digunakan untuk menilaihasil terjemahan tersebut3 Pengujian Melalui Performansi SeseorangCara ini digunakan untuk menilai suatu terjemahan dari suatu naskah yang bersifat teknis Pengujian inidilakukan dengan menyuruh seseorang melakukan suatu perbuatan sesuai dengan apa yang dituliskan dalamnaskah yang diterjemahkan tersebutDi samping cara menilai terjemahan seperti yang disampaikan Soemarno di atas carashycara lain yang dapatdilakukan adalah dengan teknik cloze (cloze technique) teknik membaca dengan suara nyaring (reading aloudtechnique) dan pendekatan berdasar padanan (equivalence based approach) a Teknik ClozeTeknik cloze merupakan tes pemahaman pembaca yang digunakan sebagai suatu indikator tentang sukar ataumudahnya teks terjemahan bagi pembaca (Suryawinata 1982 107) Indikator kemudahan teks cukup dilihat daripersentasi yaitu 75 pembaca dapat mengerjakan dengan benar 50 dari soal berarti teks terjemahan itucukup mudah dipahami yang berarti penerjemahannya dapat dianggap cukup baik Menurut Nababan (200420) teknik cloze ini menggunakan tingkat keterpahaman pembaca terhadap teks bahasa sasaran sebagaiprediktor kualitas terjemahan Semakin mudah pembaca menebak kata berikutnya dalam kalimat dalam suatuterjemahan semakin mudah kata tersebut dapat dipahami dalam konteks tertentu Teknik cloze ini dianggap memiliki cirishyciri tes integratif dan bahkan pragmatik Tes cloze selalu menggunakanwacana yang mengandung konteks bukan sematashymata kalimatshykalimat lepas Mengerjakan tes yangmenggunakan wacana mensyaratkan kemampuan memahami unsurshyunsur kebahasaan maupun nonshykebahasaan sebagai bagian dari pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan Kemampuan untukmengerjakan tes cloze mengandalkan pada kemampuan memahami wacana tulis yang ditunjang olehpenguasaan tatabahasa kosakata serta wacana secara umum Dalam penerapannya teknik ini digunakan sebagai suatu proses pemahaman wacana yang disertai denganmelengkapi kekuranganshykekurangan yang ada Kekuranganshykekurangan yang harus dilengkapi itu terdiri darikatashykata yang merupakan bagian dari suatu wacana yang dengan sengaja dihilangkan dari teks aslinyaKemampuan untuk mengenali dan mengembalikan katashykata yang telah dihilangkan itu secara tepatmenunjukkan tingkat kemampuan pemahaman dan merupakan sasaran tes clozePenghilangan katashykata dari suatu wacana tulis merupakan ciri pokok tes cloze Penghilangan katashykata itudilakukan secara sistematis dengan menggunakan rumus yang dikenal dengan penghilangan kata keshynMaksudnya adalah bahwa pada suatu teks yang telah dipilih kata yang keshysekian (misalnya keshy7 keshy8 dansebagainya) dihilangkan sehingga meninggalkan suatu tempat kosong Dengan demikian pada teks yangdigunakan sebagai bahan tes cloze terdapat sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg (reliabel) yaitusetiap kata keshynDalam mengerjakan tes cloze peserta harus berusaha untuk menentukan kata yang telah dihilangkan danmemasukkannya kembali ke dalam tempatnya yang sesuai sedemikian rupa sehingga teks itu kembali utuhsecara kebahasaan dan makna seperti teks aslinya Untuk itu dibutuhkan kemampuan berbahasa yang bersifatmenyeluruh yang tidak sematashymata terbatas pada penguasaan ejaan penulisan dan makna katashykata tetapijuga pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan dengan berbagai hubungan antarbagian wacana yangterdapat di dalamnyaDalam penyelenggaraan tes cloze hubungan antarbagian dalam wacana merupakan unsur yang penting Untukitu dibutuhkan wacana yang cukup panjang dan bukan sekadar kumpulan kalimatshykalimat lepas Selain adanyahubungan antarbagian wacana yang cukup panjang memungkinkan penghilangan katashykata dalam jumlah yanglayak untuk menyusun satu tes yang utuh Semakin panjang teks yang digunakan semakin banyak jumlah katadi dalamnya Dan semakin banyak jumlah kata dalam suatu teks semakin banyak jumlah kata yang dapatdihilangkan atau semakin jarang jarak penghilangan katanya Dapat dicatat bahwa semakin rapat jarakpenghilangan kata yang berarti semakin banyak jumlah kata yang dihilangkan akan semakin sulit tesnya dansebaliknya Tes cloze dengan penghilangan setiap kata keshy5 misalnya lebih sulit daripada tes serupa denganjarak penghilangan setiap kata keshy9 b Teknik membaca dengan suara nyaringTeknik membaca dengan suara nyaring melibatkan para pembaca dalam menentukan kualitas terjemahanPenilai meminta beberapa pembaca untuk membaca teks terjemahan dengan suara nyaring di hadapanpendengar Jika para pembaca tersendatshysendat ketika membaca teks terjemahan maka diasumsikan bahwateks terjemahan tersebut mengandung masalah (Nababan 200421)Teknik membaca dengan suara nyaring ini pada dasarnya hanyalah mengukur tingkat kelancaran membacasaja Jika pembaca mampu membaca dengan lancar tidak menjamin bahwa pembaca tersebut benarshybenarmemahami isi teks terjemahan dengan baikc Pendekatan berdasarkan PadananPendekatan berdasarkan padanan menggunakan padanan antara

id 178Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 179Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 180Plagiarism detected 009 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 181Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dengan teks bahasasasaran sebagai kriteria untuk menentukan kualitas terjemahan Sebuah terjemahan dikatakan mempunyaikualitas yang tinggi jika terjemahan yang bersangkutan dapat mencapai padanan yang optimal antara teksbahasa sumber dan teks bahasa sasaran (Nababan 200426)Untuk mengetahui apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan penilai perlumembandingkan kedua teks tersebut dalam hal tipe teks ciri kebahasaan yang digunakan dan faktorshyfaktorekstralinguistik Tipe teks mengacu pada fungsi utama bahasa dalam suatu teks ciri kebahasaan menyangkutciri semantik gramatikal dan stilistik dan faktorshyfaktor ekstralinguistik mengacu pada dampak faktorshyfaktor padastrategi verbalisasi termasuk tingkat pengetahuan yang berbedashybeda tentang isi teks yang dimiliki oleh parapembaca

teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran pengetahuan dan persepsi yang berbedashybeda tentang fenomena tertentu

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa makna dan gaya merupakan hal yang sangat penting dalampenerjemahan dan merupakan hal yang mendasar yang ingin dilakukan di dalam menerjemahkan

Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemah harus mampu mencari padanan makna dan gaya dalambahasa sasaran yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang ada dalam bahasa sumber

Di dalam usaha mencari padanan makna dan gaya tersebut perlu dirumuskan suatu parameter penilaian kualitasterjemahan Parameter ini digunakan untuk memberikan kriteriashykriteria yang objektif mengenai kualitashubungan antara teks sumber dengan teks sasaran Parameter kualitas penerjemahan dapat dilihat dari berbagai sudut atau perspektif Menurut Gerzymisch(2001229) parameter kualitas terjemahan dapat dilihat dari perspektif individual (an itemized perspective)perspektif pola hubungan (a relational pattern perspective) dan perspektif pola keseluruhan (a holisticperspective) Perspektif individual melihat masalahshymasalah secara satu per satu yang ada di dalam suatu teksdan mengidentifikasi fenomena tekstual lokal seperti metafora makna leksikal makna gramatikal maknaambigu dan sebagainya Perspektif pola hubungan menggambarkan polashypola yang dapat diidentifikasisebelumnya dengan unsurshyunsur yang dapat diidentifikasi berikutnya di dalam suatu teks dan kita dapatmengidentifikasi titik awal masalah yang dapat ditelusuri di dalam perkembangannya terhadap keseluruhan teksdan yang dapat digambarkan sebagai rangkaian fenomena individual Perspektif pola keseluruhan melihat polashypola holistik sebagai entitas fungsional yang membentuk teks yang dengan perspektif tersebut kita dapatmengidentifikasi polashypola di dalam suatu teks yang tidak ada titik awal yang dapat diidentifikasi sebelumnyaPolashypola holistik tersebut dibentuk oleh unsurshyunsur yang secara fungsional saling berhubungan dengan salahsatu unsur fungsional yang kemudian menjadi suatu unsur di dalam entitas fungsional yang besar Contohshycontoh dari perspektif ini adalah hubunganshyhubungan budaya pola pengetahuan dan sebagainya Sementara itu AlshyQinai (2000499) menyatakan bahwa parameter penilaian penerjemahan dapat digunakanuntuk mengukur tingkat efisiensi suatu teks dengan melihat pada fungsi sintaktik semantik dan pragmatikdalam kerangka budaya yang ada baik

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut AlshyQinai parameter tersebut adalah 1 Tipologi Teks dan Tenor misalnya struktur naratif dan kebahasaan dari teks sumber dan teks sasaran fungsiteks (didaktif informatif instruksional persuasif dan sebagainya)2 Hubungan Formal keseluruhan makna dan bentuk teks pembagian paragraf tanda baca kuotasi dansebagainya3 Koherensi Struktur Tematik Tingkat kesimetrisan tematik bahasa sumber dengan bahasa sasaran4 Kohesi Referensi (koshyreferensi anapora katapora) substitusi elipsis deiksis dan konjungsi5 Kesepadanan Teks Pragmatik (Dinamik) Tingkat kedekatan teks sasaran dengan maksud teks sumber(misal kepuasaan atau penyimpangan harapan pembaca) dan fungsi ilokusioner teks sumber dan teks sasaran6 Register jargon idiom kata pinjaman kolokasi parafrase konotasi dan aspek emotif dari makna leksikal7 Kesepadanan Gramatikal susunan kata struktur kalimat modalitas tense Parameter bahwa suatu terjemahan sudah sepadan makna dan gayanya bila terjemahan yang bersangkutan

id 182Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 183Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 184Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 185Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

id 186Plagiarism detected 004 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 187Plagiarism detected 001 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 188Plagiarism detected 003 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

dapat mencapai padanan makna dan gaya yang optimal

antara teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran Kalimat dikatakan mempunyai padanan makna bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki makna leksikal gramatikal tekstual kontekstual sosiokultural danatau makna implisit yang samaKalimat dikatakan mempunyai padanan gaya bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki kategori yang sama dalam unsurshyunsur gayanya yaitu pilihan kata ekspresi idiomatik gaya bahasajenis katastruktur kata tertentu dan tanda baca dalam upaya bagaimana menyajikan atau mengkomunikasikanhasil terjemahannya dalam bentuk tulisan Sementara itu keterbacaan keakuratan dan kewajaran sangatlah penting di dalam menilai kualitas terjemahanSebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Parameter bahwa suatu terjemahan sudah memenuhi unsur keterbacaan bila suatu teks tersebut dapatdipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yang dilakukan para pembaca terhadap teks tersebutsuatu terjemahan memenuhi unsur keakuratan bila pembaca bahasa sasaran dapat memahami pesan secaraakurat seperti yang dimaksud oleh penulis asli (makna dan gaya yang diterjemahkan sudah sepadan danberterima secara optimal) dan suatu terjemahan memenuhi unsur kewajaran bila pesan dapat dikomunikasikandalam bentuk yang sealami mungkin sehingga pembaca teks sasaran merasa bahwa teks yang dibaca adalahteks yang asli atau tidak tampak seperti suatu terjemahan Menurut Rochayah (2000 108) pentingnya penilaian hasil terjemahan karena dua alasan yaitu untukmenciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktek penerjemahan dan untuk kepentingan kriteria danstandar dalam menilai kompetensi penerjemah Penilaian hasil penerjemahan ini mengacu pada produk ataukarya terjemahan itu sendiri Menurut Nababan (2000 121) ada dua arah penelitian dalam

penerjemahan yaitu penelitian yang berorientasi pada produk dan penelitian yang berorientasi pada prosesPenelitian yang berorientasi pada produk inilah yang bisa dinilai dan dievaluasi oleh seorang penilai terjemahansedangkan penelitian yang mengacu pada proses sangat sulit untuk dinilai karena yang dikaji mengarah padaproses ketika aktivitas penerjemahan dilakukan oleh penerjemahHal pokok dalam penilaian karya terjemahan adalah rambushyrambu atau kriteria penilaian karya terjemahanKriteria penilaian ini ditentukan untuk menjaga validitas dan reliabilitas hasil penilaian Namun demikian perludipahami bahwa tidak ada hasil terjemahan yang sempurna sehingga penilaian pun bersifat relatif danberdasarkan kriteria kurang lebih karena penilaian terhadap padanan semua tataran satuan lingual secaraobjektif sulit dicapai (Rochayah 2000115 dan Nababan 200460) sehingga penentuan kriteria dan indikator puntidak dapat bersifat objektif ketat dan tetap terpengaruh pada sujektifitas penilai Rochayah (2000119) menyampaikan kriteria penilaian hasil terjemahan sebagai berikutKriteria Penilaian Hasil Terjemahan

Kategori Nilai Indikator Terjemahan hampir sempurnaTerjemahan sangat bagus Terjemahan baik Terjemahan cukup Terjemahan kurang 86shy90 (A) 76shy85 (B) 61shy75(C) 46shy60 (D) 20shy45 (E) Penyampaian wajar

hampir tidak terasa seperti terjemahan tidak ada kesalahanejaan tidak ada kesalahanpenyimpangan tata bahasa tidak ada kekeliruan penggunaan istilah Tidak ada

id 189Plagiarism detected 014 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 190Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 191Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 192Quotes detected 001 in quotes

id 193Plagiarism detected 002 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

distorsi makna tidak ada terjemahan harfiah yang kaku tidak ada kekeliruan penggunaan istilah ada satushyduakesalahan tata bahasa ada satushydua kesalahan penggunaan ejaan dan tanda bacaejaan Tidak ada distorsimakna ada

terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teks sehingga tidak terlaluterasa seperti terjemahan kesalahan tata bahasa dan idiom relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teksada satushydua penggunaan istilah yang tidak bakuumum ada satushydua kesalahan ejaan Terasa sebagai terjemahan

ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teks ada beberapakesalahan idiom dantata bahasa tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teksada penggunaan istilah yang tidak bakuumum dan atau tidak jelas

Sangat terasa sebagai terjemahan terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif lebih dari 25 darikeseluruhan teks) terdapat distorsi makna dan kekeliruan penggunaan istilah lebih dari 25 keseluruhan teks

Apabila kita cermati kriteria yang diberikan oleh Rochayah mempunyai sedikit kekurangan Pada kategoriterjemahan hampir sempurna terdapat sedikit kekurangan pada kriteria indikatornya Kekurangan tersebutadalah tidak adanya indikator

lsquotidak ada distorsi maknarsquoseperti pada kategori terjemahan sangat bagus dan terjemahan baik Indikator tidak ada distorsi makna iniseharusnya ditambahkan di dalam indikator terjemahan hampir sempurna karena dalam penerjemahan yangdilakukan adalah pencarian padanan makna yang seoptimal mungkin Nababan (2004) menggunakan dua instrumen untuk menilai kualitas terjemahan Instrumen tersebut adalahAccuracyshyRating Instrument yang diadaptasi dari Nagao Tsujii dan Nakamura (1998) yang didasarkan padaskala 1 sampai 4 sebagaimana yang ditunjukkan berikut iniSkala dan Definisi Kualitas Terjemahan (Nababan 2004)Scale Definition 1 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentence isclear to the evaluator and no rewriting is needed 2 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentencecan be clearly understood by the evaluator but some rewriting and some change in word order are needed 3 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence There are some problemswith the choice of lexical items and with the relationship between phrase clause and sentence elements 4 The source sentence is not translated all into target sentence ie it is omitted or deleted

Kriteria atau rambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang dinyatakan oleh Nababan menunjukkan suatukemudahan keefektifan indikator dibanding yang telah dinyatakan oleh Rochayah dan hal ini juga ditunjukkandengan penggunaan skala 1 sampai 4 Namun demikian perlu dipertimbangkan bahwa dalam menilaiterjemahan harus dilihat apa yang akan dinilai apakah itu teks ilmiah ataukah teks susastra dan kepadasasaran pembaca yang mana Lebih lanjut Rochayah menyatakan bahwa di samping makna dan kriteria hal pokok dalam menilai karyaterjemahan adalah cara menilai hasil terjemahan Rochayah (2000117shy123) membagi ke dalam dua cara yaitu

cara umum dan cara khusus Cara umumdigunakan untuk teks yang umum yakni teks yang tidak mempunyai ciri tertentu yang beda dengan yang lainsecara universal Misalnya ciri penggunaan bahasa dalam teks ilmiah mempunyai ciri universal yaitu efektiflugas tidak taksa dan formal Ciri tersebut berlaku untuk semua teks ilmiah misalnya jurnal makalah artikeldisertasi dan lainshylainPenilaian secara umum dapat dimulai dari asumsi umum bahwa tidak ada terjemahan yang sempurnapenerjemahan semantik dan komunikatif merupakan reproduksi pesan yang umum dan penilaian bersifat umumdan relatif Penilaian karya terjemahan dapat dilakukan dengan tahapan penilaian fungsional penilaian

berdasarkan makna dan kriterai dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan kesepadananpesan hasil terjemahan yakni terjemahan yang hampir sempurna terjemahan sangat bagus terjemahan baikterjemahan cukup dan terjemahan burukSedangkan cara penilaian khusus digunakan untuk menilai teks yang mempunyai ciri penggunaan yang khususatau tidak mempunyai ciri penggunaan bahasa yang universal dengan teks lainnya misalnya puisi Di sampingmakna bentuk puisi harus dipertimbangkan oleh penerjemah sehingga dalam menerjemahkan harus dapatmemasukkan minimal dua unsur tersebut agar keindahan bentuknya juga dapat terhubung dalam karyaterjemahan puisi Oleh karena itu penilaian khusus harus mempertimbangkan bentuk sifat dan fungsiLebih lanjut Rochayah (2000121shy122) menjelaskan bahwa kriteria yang dapat digunakan dalam penilaiankhusus adalah berubah atau tidak berubah menyeluruh atau lokal jelas atau tidak jelas baku atau tidak bakuwajar atau tidak wajar (misalnya puisi yang mengandung metaforik) benar atau tidak Namun demikian carayang dilakukan tidak berbeda dengan cara penilaian umum yakni penilaian fungsional penilaian berdasarkanmakna dan kriteria dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan keberterimaankesepadanan pesan hasil terjemahan dan kualitas terjemahan yakni terjemahan hampir sempurna terjemahansangat bagus terjemahan baik terjemahan cukup dan terjemahan burukSenada dengan cara penilaian khusus yang disampaikan oleh Rochayah Zhonggang (2006 45) menilai suatukarya terjemahan susastra baik puisi maupun novel dengan menggunakan skala relevansi MenurutZhonggang yang dimaksud dengan skala relevansi adalah suatu tingkat relevansi yang mana pembacamemahami suatu teks tergantung pada jumlah pengaruh kontekstual terhadap teks dan upaya untuk memahamiteks tersebut Semakin banyak pengaruh kontekstual semakin relevan teks tersebut semakin sedikit upayayang dilakukan pembaca dalam memahami suatu teks semakin relevan teks tersebut Skala relevansi inidikelompokkan menjadi relevansi optimal relevansi kuat relevansi lemah dan tidak ada relevansisebagaimana tersaji berikut

Skala Relevansi (Zhonggang 2006 45)Relevance Contextual implication Processing effort Optimal relevance Fully comprehensible Without unnecessary effort Strong relevance Relatively clear With some necessary effort Weak relevance Implied Considerable effort taken Irrelevance Vague and unclear All the effort is in vain

Ketiga cara penilaian yang telah disampaikan oleh Rochayah Nababan dan Zhonggang di atas merupakanrambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang lebih mengutamakan pada keakuratan makna Selain maknapenggunaan gaya dalam penerjemahan novel juga sama pentingnya dengan makna Penerjemahan ataupencarian padanan makna tanpa penerjemahan gaya yang sesuai hasil terjemahan akan menjadi tidak lengkapdan tidak efisien Makna adalah apa yang dikomunikasikan ke pembaca terjemahan sedangkan gaya adalahcara bagaimana mengkomunikasikan makna tersebut ke pembaca terjemahanSelain itu hal penting lainnya adalah tingkat pemahaman pembaca atau unsur keterbacaan terjemahanKeterbacaan menurut para pakar terjemahan mengacu pada seberapa mudah teks tulis dapat dibaca dandipahami oleh pembaca Keterbacaan merupakan keseluruhan unsur dalam sebuah teks tulis yangmempengaruhi keterpahaman pembaca (dalam Nababan 2004 29) Sementara itu Suryawinata (1982 104shy105) menyatakan bahwa keterbacaan adalah berpusat pada masalah mudah tidaknya suatu teks untuk dibacadan dipahami oleh pembacanya dan tidak mempermasalahkan kesetiaan suatu teks terjemahan terhadapsumber aslinya Dari beberapa pendapat para pakar terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbacaan adalah suatukriteria mengenai sejauh mana suatu teks dapat dipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yangdilakukan para pembaca terhadap teks tersebut Jadi keterbacaan suatu teks sangatlah tergantung padapembaca karena pada dasarnya suatu teks tidak dapat dibaca sendiri oleh teks tersebut Di sini jelas bahwatingkat keterbacaan ditentukan oleh pembaca dengan tingkat kemampuan pengetahuan dan konsentrasipembaca dalam memahami teks terjemahan meskipun keterbacaan itu sendiri juga dipengaruhi oleh fiturshyfiturteks sebagaimana dikutip dalam Nababan (2004 29) bahwa keterbacaan sebuah teks dapat diukur secaraempirik yang didasarkan pada panjang ratashyrata kalimat kompleksitas struktur kalimat jumlah kata baru yangdigunakan dalam teks kosa kata konstruksi kalimat yang digunakan penulis penggunaan kata asing dandaerah penggunaan kata dan kalimat taksa penggunaan kalimat tak lengkap dan alur pikir yang tidak runtut

ReferensiAlshyQinai Jamal 2000 Translation Quality Assessment Strategies Parametres and Procedures OnlineTranslation Journal Meta Vol XLV 3 2000 pg 497shy519 (httpwwweruditorgenrevuemeta2000v45n3indexhtml retrieved on 29 October 2008)

id 194Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 2 more resources

id 195Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

Gerzymisch HeidrunshyArbogast 2001 Equivalence Parameters and Evaluation Germany University ofSaarbrucken

Nababan Rudolf dkk 2004 Keterkaitan antara Latar Belakang Penerjemah dengan Proses Penerjemahan danKualitas Terjemahan (Studi Kasus Penerjemah Profesional di Surakarta) Laporan Penelitian Surakarta PPsUNS

Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo

Sumarno Thomas 1988 Hubungan antara Lama Belajar dalam Bidang Penerjemahan Jenis KelaminKemampuan berbahasa Inggris dan TipeshyTipe Kesilapan Terjemahan

dari bahasa Inggris ke dalam bahasaIndonesia Disertasi S3 Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang

Zhonggang Sang 2006 A Relevance Theory Perspective on Translating the Implicit Information in LiteraryTexts Journal of Translation Volume 2 Number 2 China Chinese Translators Journal(httpaccurapidcomjournal)

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

10Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa hal mengenai penerjemahan novel

Novel sebagai salah satu bentuk karya susastra memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya denganjenis karya susastra yang lain seperti puisi dan drama Perbedaanshyperbedaan tersebut sebagaimana yangdinyatakan oleh Suryawinata (1982 92shy95) adalah (1) puisi merupakan jenis karya susastra yang paling emotifkarena merupakan ekspresi penyair yang dikomunikasikan melalui media puisi Puisi juga mengeksploitasiasosiasi keindahan kata serta efekshyefek bunyi seperti keindahan efek bunyi yang berulang dalam rima eliterasidan asonansi Selain itu puisi juga memiliki unsur pokok yang membedakan dengan jenis karya susastra yanglain yaitu unsur pencitraan yang diungkapkan dalam metafora atau katashykata yang segar dan unik (2) dramamemiliki unsur pokok yang berupa dialog atau monolog Tanpa dialog drama tidak mungkin dilakukan Selain itudrama memiliki unsur yang tidak kalah pentingnya yang berupa karakterisasi atau penokohan Tanpakarakterisasi yang kuat drama akan menjadi hambar dan tokohshytokoh dalam drama akan menjadi pemain tanpawatak dan (3) novel memiliki unsurshyunsur yang hampir sama dengan drama dengan perbedaannya yangkhusus Novel memiliki unsur pokok berupa dialog dan dialog ini merupakan salah satu unsur yang dipakai untukmendapatkan bahasa yang segar dan realistis Unsur lain yang dimiliki novel adalah penokohan ataukarakterisasi yang kuat Suatu novel sebagaimana juga drama akan menjadi hambar apabila tidak memilikiunsur karakterisasi yang kuat karena tokohshytokoh yang tampil akan berubah menjadi sekadar pelaku untukkelangsungan cerita sajaSecara garis besar novel memiliki unsurshyunsur yang berupa tema ajang (setting) suasana plot konflik krisisklimaks dan penyelesaian dengan menggunakan bahasa yang deskriptif emotif berbentuk dialog nadakeindahan bunyi dan pencitraan dengan peran karakterisasi yang protagonis antagonis dan peran pembantuLebih lanjut di dalam memahami karya susastra khususnya novel dapat dilakukan dengan berbagai cara(Ratna 2005 552shy556) Carashycara tersebut adalah dengan (1) menganggap novel sebagai bentuk miniatur

id 196Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 197Quotes detected 001 in quotes

id 198Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 199Quotes detected 0 in quotes

id 200Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 201Quotes detected 0 in quotes

id 202Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

id 203Plagiarism detected 028 httpsastraumacidwpshycontentu

id 204Plagiarism detected 062 httpsastraumacidwpshycontentu

masyarakat sebagai dunia dalam katashykata Cara ini menyebabkan novel menampilkan unsurshyunsur sosialseperti tokoh peristiwa dan latar yang secara keseluruhan diadopsi melalui dunia nyata Tidak ada novel yangsematashymata diciptakan melalui imajinasi dan (2) novel merupakan respons interaksi sosial keberadaan karyasusastra lebih banyak ditentukan oleh masyarakat Cara ini mengkondisikan karya sebagai suatu alat sebagaiprasarana estetis yang melaluinya masyarakat dapat menemukan aspirasinya

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentuyang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalah penghasil teks sumberpengirim teks sumber teks sumber penerima teks sumberinisiator penerjemah teks sasaran dan penerima teks sasaran

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antara penghasil teks sumber dan pengirim teks sumberPenghasil teks sumber menghasilkan teks sumber dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim teks sumberHal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksud pengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tekssumber yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untuk pembaca teks sumber Meskipun penerima tekssumber tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudaya penerima teks masihmempengaruhi teks sumber dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkan oleh tekssasaran berbeda dengan situasi yang dihasilkan teks sumber dengan pengirim teks sumber dan penerima tekssasaran yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan olehpenerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memiliki ketertarikan dalam menerjemahkanteks sumber saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerima teks sumber Berdasarkanpada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan juga bahasa sasaranpenerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sumber dan mengantisipasi

id 205Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 206Plagiarism detected 061 httpsastraumacidwpshycontentu

id 207Plagiarism detected 039 httpsastraumacidwpshycontentu

id 208Plagiarism detected 047 httpsastraumacidwpshycontentu

id 209Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 210Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sasaran serta menguji kecukupan fungsional dari terjemahanyangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim

teks sumber penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yangmengungkapkan maksudshymaksud pada teks sumber Pentingnya melihat penerjemahan sebagai transfer antarbudaya dan antarindividu karena suatu kenyataanbahwa penerjemahlah orang pertama yang dianggap sebagai

aktor dalam proses penerjemahan Penerjemah tidak lagi membatasi pada penerapan prosedur penerjemahanuntuk memindah teks sumber ke teks sasaran menurut prinsip kesamaan (equivalence) tetapi juga prinsiptransfer budaya Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141) Maksudnya bahwa penerjemah suatu teks tidak akan pernah dapat menuntut bahwa suatu teks diterimapembaca berdasarkan keinginan tersendiri daripenerjemah Penerjemah hanya dapat menyarankan

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing pembaca Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybedameskipun mereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapatmenjadi sebagai tawaran informasi dan pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengansituasi dan tujuan pembaca Berdasarkan informasi di dalam teks sumber penerjemah akan memilih informasi sesuai dengan harapannyaterhadap penerima sasaran dan situasi pembaca Di sini jelas bahwa harapanshyharapan tersebut dan jugatawaran informasi terhadap teks sasaran akan berbeda dengan tawaran informasi dalam teks sumber karenapenerima teks sumber dan teks sasaran memiliki komunitas budaya dan bahasa yangberbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan tekssasaran tidak akan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan teks sumbermelainkan menawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

id 211Plagiarism detected 085 httpsastraumacidwpshycontentu

id 212Plagiarism detected 029 httpsastraumacidwpshycontentu

id 213Plagiarism detected 022 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada

hubungan antara teks sumber dan teks sasaran Hubungan antara teks sumber dan teks sasaran initergantung pada interpretasi penerjemah terhadap teks sumber dan fungsi teks sasaran yang harus dipenuhioleh penerjemah di dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah7 A translation depends on its skopos ie its intended purpose8 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language9 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 10 A translation must be coherent in itself11 A translation must be coherent with regard to its source text12 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwa1 Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkan2 Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkantawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumber3 Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukan sebaliknya (teks sumber tidak dapat dihasilkandari teks sasaran)4 Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)5 Suatu terjemahan harus bertalian logis dengan teks sumbernya (koherensi intertekstual)6 Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi

antarbudaya dan transfer budaya dan tujuan (skopos) menempati posisi teratas Namun demikian Nord (1997124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkan penulis teks sumberpenggagas dan pembaca teks sasaran Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkinmenghasilkan teks sasaran yang bertentangan dengan maksud penulis teks sumber atau gagasan pembacateks sasaran mengenai apakah suatu penerjemahan menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggungjawab penerjemah dalam mempertimbangkan hal tersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitumengacu pada hubungan interpersonal antara partisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan

fungsi teks sasaran yang dapat dijangkau untuk satu teks sumber tertentu sedangkan fungsi mengacu padafaktorshyfaktor yang membuat teks sasaran bekerja sesuai dengan yang dimaksud di dalam situasi sasaranFungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan teks sasaran yangfungsional yang sesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akanditerima oleh pembaca teks sasaran karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentuBaker (2001 127) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penerjemahan karya susastra adalah suatu karyapenerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah karya susastra Dengan kata lain bahwa penerjemahan karyasusastra merupakan kegiatan subjektif murni pada ranah sosial dan budaya yang kompleks yang dilakukan olehpenerjemah dengan memadukan unsurshyunsur imajinatif intelektual dan intuisi ke dalam suatu karya tulis yangdisebut dengan terjemahan Sementara itu Gunarwan (2005 4) menyatakan bahwa penerjemahan karyasusastra termasuk ke dalam golongan penerjemahan literer yaitu penerjemahan yang mengacu padapenerjemahan karya susastra baik prosa maupun puisi Dengan melihat pada cakupan ranah yang luas dan penggunaan unsurshyunsur yang kompleks dari pernyataanshypernyataan di atas penerjemahan literer atau penerjemahan karya susastra dianggap lebih sukar daripadapenerjemahan nonliterer karena pada dasarnya karya susastra lebih bersifat ekspresi diri si pengarang yangberpusat pada efek dan kesan yang ditimbulkan kepada para pembacanya dan di dalam penerjemahan karyasusastra tersebut penerjemah dituntut untuk menghasilkan padanan yang dinamis yaitu padanan yang efeknyadirasakan oleh pembaca bahasa sasaran sebanding dengan efek yang dirasakan oleh pembaca bahasa sasaran

(Nida dan Taber 1974) Penerjemah di dalam karya susastra di samping harus menguasai bahasa sumberbahasa sasaran bidang ilmu yang diterjemahkan teori terjemahan juga dituntut menguasai hal lain yangberhubungan dengan ilmu susastra yaitu yang berupa pemahaman latar belakang pengarang gaya bahasagaya pengarang dalam menuangkan ide cerita aspekshyaspek budaya dalam karya dan lainshylain

Teori Polisistem EvenshyZohar (19979shy45) di dalam model yang dikembangkannya yaitu teori polisistem melihat penerjemahankarya susastra sebagai bagian dari sistem budaya susastra dan sejarah dari bahasa sasaran (Munday2000108) Karya susastra tidaklah dilihat sebagai karya yang dipelajari secara terpisah namun sebagai bagiandari sistem susastra yang dinamis di dalam polisistem secara keseluruhan dengan menekankan bahwapenerjemahan karya susastra bekerja pada sistem (1) bahasa sasaran memilih karya untuk penerjemahannyadan (2) norma tingkah laku dan kebijakan penerjemahan dipengaruhi oleh sistem yang lain (coshysistem) Sebagaimana dinyatakan oleh Shuttleworth and Cowie (dalam Munday 2000 109) bahwa The polysistem isconceived as a heterogeneous hierarchized conglomerate (or sistem) of sistems which interact to bring about anongoing dynamic process of evolution within the polysistem as a whole Pernyataan tersebut mengandung duahal yang perlu dipertimbangkan yaitu hirarki dan proses evolusi yang dinamis Yang dimaksud dengan hirarkiadalah mengacu pada posisi dan interaksi dari strata yang berbeda dari polisistem Bila posisi tertinggi didudukioleh jenis karya susastra inovatif maka strata yang lebih rendah diduduki oleh jenis karya susastra konservatifbegitu pula sebaliknya Proses evolusi yang dinamis menunjukkan bahwa hubungan antara sistem inovatif dankonservatif suatu karya susastra tidaklah tetap atau statis namun mungkin menempati posisi utama atau keduadi dalam polisistem Bila karya susastra terjemahan menempati posisi utama berarti bahwa karya susastratersebut memberi pengaruh yang sangat kuat dalam polisistem dan sebaliknya bahwa karya susastra yangmenempati posisi kedua berarti bahwa karya susastra tersebut sangat lemah dan tidak memiliki pengaruh yangberartiDi dalam polisistem nampak bahwa posisi yang diduduki oleh karya terjemahan di dalam polisistem menentukanstrategi penerjemahan Apabila karya terjemahan merupakan karya utama penerjemah tidak akan merasaterbatasi untuk mengikuti model susastra sasaran dan lebih siap untuk berekspresi dan penerjemah seringkalimenghasilkan teks sasaran yang sangat sepadan atau berkecukupan (adequacy) dengan bahasa sumberSebaliknya bila karya terjemahan menempati posisi kedua penerjemah cenderung menggunakan modelbudaya sasaran yang sudah ada untuk teks sasaran dan menghasilkan penerjemahan yang tidak berkecukupan(nonshyadequate)Dengan dasar pada teori EvenshyZohar Toury (1995) mengembangkan suatu teori penerjemahan umum yangdikenal dengan Descriptive Translation Studies dengan mengusulkan tiga fase metodologi yaitu1 Menempatkan teks di dalam sistem budaya sasaran dengan melihat kepentingan dan keberterimaannya 2 Membandingkan teks sumber dan teks sasaran mengidentifikasi hubungan antara pasangan segmenshysegmen teks sumber dan teks sasaran dan berusaha memberikan generalisasi konsep penerjemahannya3 Membuat gambaran pembuatan keputusan untuk penerjemahan berikutnyaMenilik pada metodologi di atas tampak bahwa salah satu langkah penting di dalam penerjemahan adalahkemungkinan pengulangan pada fase pertama dan fase kedua bagi pasangan teks yang sama lainnya untukmemperluas dan membangun profile penerjemahan sesuai dengan jenis teks pengarang pembaca dansebagainya (Pym 200516shy21) Dengan cara ini normashynorma yang menyinggung masingshymasing jenispenerjemahan dapat diidentifikasi dengan tujuan akhir penetapan penerjemahan secara umum

Konsep NormaTujuan utama konsep norma yang diusulkan oleh Toury (1995) adalah untuk membedakan kecenderunganperilaku penerjemahan membuat generalisasi yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yangdilakukan oleh penerjemah dan kemudian merekonstruksi normashynorma yang telah bekerja di dalampenerjemahan dan membuat hipotesis yang dapat diuji melalui kajian deskriptif berikutnya Definisi yangdinyatakan oleh Toury adalah sebagai berikut the translation of general values or ideas shared by a communityshyas to what is right or wrong adequate or inadequateshyinto performance instructions appropriate for and applicableto particular situationsMenurut Toury semua manusia memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dan diterima secara sosial dansebagai akibatnya bahwa di bawah kondisi yang normal manusia cenderung menghindari perilaku yang dilarangdan mengadopsi tingkah laku yang dianggap sesuai di dalam kelompok tempat mereka tinggal Terdapat adanyasuatu pengetahuan yang secara sosial sama antara anggota masingshymasing komunitas yang dianggap sebagaihal yang baik atau pantas di dalam perilaku komunikatif Pengetahuan tersebut muncul dalam bentuk normashynorma Normashynorma di dalam penerjemahan sebagaimana yang ditentukan oleh Toury erat sekalihubungannya dengan suatu ideologi dengan kata lain bahwa normashynorma dapat dipahami sebagai perwujudanideologi dari konsep kebersesuaian dan keberterimaanMenurut Toury bahwa norma mengatur setiap langkah pengambilan keputusan di dalam proses penerjemahan

id 214Plagiarism detected 002 httpsdidaktikaunjcom20120208

mulai dari pilihan teks yang akan diterjemahkan sampai pada pilihan paling akhir dalam proses strategipenerjemahannya Lebih lanjut Toury memperkenalkan tiga jenis norma 1) initial norm 2) preliminary normsdan 3) operational normsInitial norm mengacu pada pemilihan secara umum yang dilakukan oleh penerjemah Di dalam norma inipenerjemah dapat memusatkan diri mereka

sendiri ke dalam normashynorma yangdiwujudkan di dalam teks sumber atau normashynorma dari bahasa dan budaya sasaran Apabila diwujudkan kedalam teks sumber maka teks sasaran akan menjadi mencukupi (adequate) dan apabila di dalam normabudaya sasaran maka teks sasaran akan menjadi berterima (acceptable) Kutub dari kebercukupan dankeberterimaan adalah pada suatu rangkaian kesatuan karena pada dasarnya tidak ada penerjemahan yangsecara penuh berkecukupan atau berterima dan pergeseranshypergeseran di dalam penerjemahan adalah halyang tidak terelakkanPreliminary norms mengatur semua keputusan yang dilakukan yang berkaitan dengan translation policy dantranslation directness Translation policy mengacu pada faktorshyfaktor yang menentukan dan mengatur semuakeputusan pemilihan jenis teks untuk diterjemahkan ke dalam budaya atau bahasa tertentu dalam kurun waktutertentu sedangkan directness of translation berhubungan dengan apakah penerjemahan terjadi melalui bahasaperantara dan juga pada ambang toleransi mengenai bahasa apa yang digunakan dalam menerjemahkan kebudaya sasaran Operational norms mengacu pada keputusan langsung yang diambil selama kegiatan penerjemahan Keputusanini digolongkan ke dalam matricial norms dan textualshylinguistic norms Matricial norms mengatur segmentasi dandistribusi materi tekstual di dalam teks sasaran Textualshylinguistic norms mengatur pemilihan materi untukmembuat teks sasaran ataupun mengganti materi teks sumberDengan pengaruh karya EvenshyZohar dan Toury beberapa pakar memberikan paradigma baru mengenaipenerjemahan susastra sebagaimana yang dinyatakan oleh Hermans dalam Munday (2000 120) sebagaiberikutWhat they have in common is a view of literature as a complex and dynamic system a conviction that thereshould be a continual interplay between theoretical models and practical case studies an approach to literarytranslation which is descriptive targetshyorganized functional and systemic and an interest in the norms andconstraints that govern the production and reception of translations in the relation between translation and othertypes of text processing and in the place and role of translations both within a given literature and in theinteraction between literatures

Dari pernyataan Hermans di atas tampak jelas bahwa terdapat suatu hubungan yang sangat kuat antara teoripolisistem dan Descriptive Translation Studies suatu hubungan yang saling berkesinambungan antara teori danpraktek penerjemahan Lebih lanjut Lambert dan Hendrik van Gorb (dalam Munday 2000120) membuat suatuskema yang dapat digunakan untuk membandingkan sistem kesusastraan dalam teks sumber dengan tekssasaran dan penggambaran hubungan antara keduanya Lambert dan van Gorb membagi skema tersebut kedalam empat bagian1 Preliminary data pada tahap ini peneliti mengidentifikasi informasi pada halaman judul metateks(pendahuluan dan sebagainya) dan strategi umum (apakah terjemahan tersebut sebagian atau lengkap)Hasilnya akan mengarah pada hipotesis yang berkaitan dengan level 2 dan 3 berikut ini2 Macroshylevel pada tahap ini peneliti melihat pada pembagian teks judul dan penyajian bab struktur naratifinternal dan komentar penulis Tingkat ini akan memunculkan hipotesis pada level 3 berikut ini3 Microshylevel yaitu peneliti mengidentifikasi pergeseran pada tingkat kebahasaan yang berbeda yang meliputitingkat leksikal pola gramatikal narasi sudut pandang dan modalitas Hasil dari tingkat ini akan berinteraksidengan tingkat makro (level 2) dan mengarah pada konteks sistemik yang lebih luas4 Sistemic context pada tahap ini tingkat mikro dan makro teks dan teori dibandingkan dan normashynormadiidentifikasi Hubungan intertekstual (hubungan dengan teksshyteks yang lain di dalam penerjemahan) danhubungan intersistemik (hubungan dengan tipe teks yang lain) juga digambarkanSementara itu Suryawinata (1982 83) dan Suparman (2003 143) menyatakan bahwa penerjemah karyasusastra harus memiliki syaratshysyarat sebagai berikut1 Memahami bahasa sumber secara hampir sempurna Dalam tingkat rekognisi kemampuannya diharapkanmendekati seratus persen2 Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik dan efektif3 Mengetahui dan memahami susastra apresiasi susastra serta teori terjemahan4 Mempunyai kepekaan terhadap karya susastra5 Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural

id 215Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 216Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 217Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 218Plagiarism detected 002 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 219Plagiarism detected 002 httpjournaltrunojoyoacidpros

id 220Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

6 Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat

ReferensiAsim Gunarwan 2005 Pragmatik dalam Penilaian Terjemahan Pendekatan Baru Artikel disajikan dalamInternational Conference on Translation di Solo 14shy15 September 2005

Baker Mona

2001 (Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledge

Even ItamarshyZohar 1997 Polysystem Studies Online Translation Journal Poetics Today International Journalfor Theory and Analysis of Literature and Communication Volume 11 number 1

Kutha Ratna Nyoman 2005 Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta Yogyakarta PustakaPelajar

Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York Rutledge

Nord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis AmsterdamRodopi BV

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pym Anthony 2005 On Touryrsquos Laws of How Translators Translate Translation Article Intercultural StudiesGroup Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain (httpwwwtinetcat~apympublicationspublicationshtml)

Suparman 2003 Terjemahan dalam Sastra Artikel

disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemahan diSolo 15shy16 September 2003Toury G

1995 Descriptive Translation Studies and Beyond AmsterdamJohn Benjamins

Vermeer H J 2000 Skopos and commission in translational action (A Chesterman Trans) In L Venuti (Ed)The translation studies reader (pp 221shy32) London Routledge

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

id 221Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 222Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 223Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 224Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

11 Langkah dalam Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa langkah dalam menerjemahkan novel

Secara sederhana penerjemah adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengalihkan pesan tertulis daribahasa sumber ke bahasa sasaran Dengan kata lain bahwa menerjemahkan melibatkan dua bahasa yangmemungkinkan akan terjadi suatu alih kode Namun menerjemahkan tidak hanya sekadar alih kode tetapi jugasebuah profesi yang memerlukan pendidikan dan pelatihan pada tingkat lanjutanDi dalam penerjemahan novel penerjemah adalah orang yang sangat memperhatikan terhadap penerjemahanteksshyteks susastra Penerjemah novel secara umum menerjemahkan suatu teks dengan tulisan yang indahdengan memperhatikan bahasa bentuk dan isi teks (Newmark 19881) Penerjemah novel berperan aktif dalamkegiatan kreatif penulis dan kemudian menciptakan struktur kalimat dan tanda dengan cara menyesuaikan teksdalam bahasa sasaran dengan teks dalam bahasa sumber sedekat mungkin Penerjemah memikirkan denganmendalam mengenai kualitas teks novel yang diterjemahkan dan keberterimaannya dengan pembaca sasaran Penerjemahan novel sebagai proses pengalihan pesan tidak hanya melibatkan dua bahasa yang berbeda yaitubahasa sumber dan bahasa sasaran namun juga melibatkan kondisi sosiobudaya yang berbeda karena suatuteks dalam penerjemahan berada dalam konteks sosiobudaya yang terkait dengan

bahasa sumber dan bahasa sasaran Oleh karena itupenerjemahan novel tidak bisa dilihat hanya sebagai upaya menggantikan teks dalam satu bahasa ke teksbahasa lain Faktor lain yang sangat dibutuhkan adalah adanya suatu kompetensi mengenai suatu wacanauntuk menghasilkan suatu terjemahan yang benar secara sintaktik tepat makna memenuhi unsur kewajaranketerbacaan dan secara sosial berterima di dalam suatu konteks yang didasari budaya Apabila

yang diupayakan oleh seorang penerjemah adalah pengungkapan kembali pesan bahasa sumber dalambahasa sasaran makateks sasaran haruslah sepadan dengan teks sumber yaitu dua teks yang isi dan gayanya dapat dipahamisecara sama oleh penerima (pembaca) masingshymasing teks

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran

Sebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Oleh sebab itu penerjemah novel perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang latarbelakang sosiokultural dari bahasa sumber tersebut memiliki pengetahuan dan kualitas khusus (kesusastraandan estetika dan artistika kebahasaan) harus dapat mengidentifikasi unsurshyunsur susastra dan memilikipemahaman budaya dan nilaishynilai karya susastra yang diterjemahkan serta memahami karya susastra secaramenyeluruhDi dalam menerjemahkan novel sangat mungkin penerjemah menemukan kesulitanshykesulitan baik kesulitandalam aspek budaya misalnya kesulitan penerjemah dalam mencari padanan istilah yang berkaitan dengan

materi dan peristiwa budaya kesulitan dalam aspek susastra misalnya penerjemahan karakterisasi tokoh yangsepadan dengan keadaan masyarakat pembaca novel penerjemahan maupun juga kesulitan dalam aspekkebahasaan misalnya dalam menerjemahkan struktur kalimat yang sangat panjang dan tata bahasa yang rumitLatar belakang penerjemah dan langkahshylangkah yang dilakukan oleh penerjemah di dalam menerjemahkannovel sangat menarik untuk dicermati Analisis penerjemahan novel yang didasarkan pada analisis karyaterjemahan semata dapat diduga bahwa kualitas terjemahan yang dihasilkan tidak akan memberikanpemahaman yang mendalam dan menyeluruh hal ini karena karya terjemahan dihasilkan melalui suatu prosespenerjemahan dan baikshytidaknya karya terjemahan sangat tergantung pada kompetensi dan strategi penerjemahdalam melakukan proses penerjemahan dan penerjemah adalah pelaku utama (main agent) prosespenerjemahan karenanya pembuatan keputusan penerjemah sangat dipengaruhi oleh latar belakang dankompetensinya Pekerjaan menerjemahkan sebagaimana pekerjaanshypekerjaan yang lain memerlukan sejumlah syarat agar bisaberkualitas Karena penerjemahan termasuk bidang jasa si pemberi jasalah yang merupakan modal utamanyaSeorang penerjemah (yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) harus menguasai bahasa Indonesiadengan sangat baik baik ragam tulis maupun lisan Selain itu penerjemah juga mutlak harus menguasai bahasasumber dengan sangat baik karena tanpa menguasai bahasa sumber dengan baik mustahil seseorang bisamenerjemahkan dengan hasil yang memuaskan Syarat lain adalah mengenal dengan baik bahan yang akanditerjemahkan mengetahui cara menggunakan sumber bantuan misalnya cara menggunakan kamus (baikkamus manual maupun kamus online) sumber informasi di internet dan sumber bantuan lain berupa milis parapenerjemah Yang terakhir yang juga diperlukan oleh penerjemah adalah ketrampilan menggunakan beberapaprogram komputer semacam Trados Dejavu Wordfast dan lainshylain untuk membantu penerjemah membanguntranslation memory di komputernya untuk memudahkan penerjemahan baik dokumen maupun novel yang selaludiperbarui Istilah penerjemah itu pada dasarnya ada dua yaitu penerjemah umum (generalist) dan penerjemah khusus(specialist) Penerjemah umum yaitu penerjemah yang bekerja seperti pemborong yaitu menerima semuanaskah dalam bentuk apapun (bunga rampai) untuk diterjemahkan misalnya naskah kedokteran hukumkomputer dan sebagainya Sedangkan penerjemah khusus adalah penerjemah yang mengkhususkan padanaskahshynaskah terjemahan tertentu misalnya novel legal document dan sebagainya Penerjemah sendiridalam pengakuannya lebih suka atau tertarik dengan spesialisasi pada penerjemahan novel karena denganmenerjemahkan novel akan menambah wawasan ilmu katashykata baru sedangkan kalau menerjemahkandokumen legal hanya kopishypaste sudah selesaiKarena penerjemah adalah sebagai profesi dan bukan karir maka untuk menjaga tingkat keprofesian tersebutseorang penerjemah harus terusshymenerus memupuk kualitas penerjemahannya menjadikan penerjemahansebagai aktivitas sampai akhir hayat dan yang terpenting adalah menjalin komunikasi dengan kliennya dengantetap memberikan kepercayaan bahwa kita (penerjemah) mumpuni dalam menerjemahkan Menurutpenerjemah kunci untuk menghasilkan terjemahan yang baik adalah bukan hanya karena gelar akademik sajanamun lebih pada bagaimana menjadi seorang penerjemah yang berkualitas Gelar akademik penting terutamauntuk meningkatkan status penerjemah dalam lingkup akademik namun di dalam profesi kerja bukti nyataseorang penerjemah yang berkualitaslah yang akan menjadi tolok ukur dalam keberhasilan terjemahan dan halini akan berlangsung dalam simbol yang saling menguntungkan Misalnya penerjemah yang pada awalnyamelamar ke penerbit dan kemudian dinyatakan layak oleh penerbit sebagai partner kerja lantas diberikepercayaan untuk menerjemahkan sebuah novel Apabila kemudian novel tersebut diterbitkan biasanya selainmendapatkan royalti penerjemah juga akan mendapatkan novel aslinya dari penerbit Hal ini tentunya akanmemberikan semangat yang luar biasa bagi penerjemah untuk terus menerjemahkan dan penerbit tentu sajaakan terus mendapatkan keuntungan karena novel atau buku yang mereka terbitkan dinikmati oleh banyakkonsumen Di dalam menerjemahkan novel penerjemah pada dasarnya menggunakan langkahshylangkah sebagai berikutmelakukan persiapan menerjemahkan dan mengedit terjemahan Persiapanshypersiapan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu persiapan umum dan persiapankhusus Persiapan umum yang dilakukan adalah membaca teks secara keseluruhan sebelum diterjemahkan Halini dilakukan penerjemah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai isi novel dan gaya berceritayang ada di dalam novel tersebut Selain itu penerjemah melakukan searching atau browsing internet sebelummenerjemahkan Searching atau browsing internet ini menurut penerjemah sangat penting dilakukan sebelumkegiatan menerjemahkan yaitu untuk mempercepat pekerjaan menerjemahkan dan mendapatkan berbagaireferensi pendukung yang berkaitan dengan isi novel Persiapan umum lain yang dilakukan penerjemah adalahmempersiapkan kamus yang cukup layak yaitu koleksi berbagai macam kamus baik kamus ekabahasa maupundwibahasa kamus manual maupun kamus online baik kamus umum maupun kamus khusus Persiapanberbagai macam kamus ini amat penting menurut penerjemah karena dalam menerjemahkan seringkaliterdapat katashykata maupun kalimat yang dicuplik dari katashykata atau kalimat dari bahasa lain Misalnyabeberapa kata khusus di dalam novel yang sebenarnya diambil dari bahasa Latin (kata nudibrance dan lainshy

lain) dan katashykata tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran dan tidak boleh ada makna dalamkatashykata tersebut yang tidak diterjemahkan Beberapa kamus yang sering digunakan penerjemah adalahLongman Dictionary Oxford Dictionary Webster Dictionary Longman CDshyROM Dictionary Encarta CDshyROMDictionary CDshyROM Collins COBUILD Dictionary National Geography Dictionary Thesaurus dan EnsiklopediaDi dalam menerjemahkan novel penerjemah paling sering menggunakan kamus Longman CDshyROM Dictionarykarena kamus tersebut sangat mewakili katashykata ataupun istilahshyistilah khusus yang ada di dalam noveltersebut Adapun yang dimaksud dengan persiapan khusus yang dilakukan penerjemah adalah mempelajari pengetahuanyang berkaitan dengan isi teks novel yang akan diterjemahkan Oleh karena itu persiapan khusus yangdilakukan penerjemah adalah secara penuh memahami istilahshyistilah yang termuat dalam indeks Persiapankhusus lainnya adalah membaca berbagai novel baik novel terkini maupun terdahulu dan berbagai artikel yangberhubungan dengan halshyhal khas ataupun istilahshyistilah khusus yang terdapat di dalam novel dan sekaligusuntuk menambah wawasan dan membuka kembali schemata maupun translation memory Hal lain yang takkalah pentingnya di dalam persiapan khusus ini adalah memperhatikan masalah gaya Menurut penerjemahmenerjemahkan novel tidak hanya sekadar memindahkan katashykata atau kalimatshykalimat saja tetapi jugadiperlukan hiasanshyhiasan atau aksesorishyaksesori dan nuansa katashykata indah Masalah gaya yang dimaksud olehpenerjemah adalah bagaimana mempertimbangkan masalah panjangshypendek kalimatparagraf lebar atau luashalaman jenis font dan jarak baris ukuran kertas jenis kolom dan yang paling penting adalah menjangkaualam pikiran pembaca memperhatikan situasi atau konteks kejadian cerita yang ada di dalam novel ke dalamkonteks atau situasi para pembacaDalam menerjemahkan novel yang dilakukan penerjemah adalah berusaha menerjemahkan dengan setepatshytepatnya Menerjemahkan dengan setepatshytepatnya ini bukan berarti menerjemahkan kata per kata ataumenerjemahkan secara harfiah namun lebih pada penyediaan pilihanshypilihan kata sebanyak mungkin yang telahdikembangkan dari indeks katashykata dalam menerjemahkan novel yang kemudian diselaraskan dengan situasipembaca Misalnya menerjemahkan kata walk Kata tersebut tidak langsung diterjemahkan secara harfiahberjalan Tapi perlu dilihat konteksnya apakah istilah walk yang dimaksud adalah berjalan naik tangga berjalanterseokshyseok berjalan gontai atau berjalan yang bagaimana karena berjalan naik tangga tentunya akanmemiliki konteks yang berbeda dengan berjalan terseretshyseret ataupun berjalan dengan berat Pilihanshypilihankata inilah yang harus disediakan oleh penerjemah Setelah persiapan langkah selanjutnya yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel samahalnya dengan menerjemahkan novelshynovel yang lain yaitu menulis hasil terjemahan di komputer sambilmencari hasil penerjemahan katashykata dan frase sebelumnya di dalam translation memory mencari makna darikatashykata yang sulit diterjemahkan di dalam kamus (biasanya kamus online) memahami makna kata tersebutsecara mendalam berdasarkan konteksnya (misal novel bercerita tentang kehidupan laut maka perlu melihatpada National Geography Dictionary) mengakses dan mendalami sumbershysumber rujukan lain di internet danmenulis ulang kata atau kalimat yang telah diterjemahkan ke dalam ekspresi yang lain Di dalam menulis hasil terjemahan tersebut hal yang hampir bersamaan dilakukan adalah mempertimbangkanjenis kata yang sesuai dengan keadaan selera dan tujuan pembaca Maksudnya adalah untuk kalanganpenikmat terjemahan yang bagaimanakah yang akan menjadi pembaca terjemahan tersebut Apakah noveltersebut ditujukan untuk kalangan akademik anakshyanak atau remaja Menerjemahkan yang berdasarkanfungsinya inilah yang menurut penerjemah akan menjadi terjemahan yang baik yaitu terjemahan yang setepatshytepatnya sesuai dengan selera pembaca teks sasaran ( di dalam pengungkapan makna teks sumber ke dalamteks sasaran penerjemah berusaha mengupayakan penggunaan bentukshybentuk kebahasaan yang lebih disukaioleh pembaca teks sasaran) Menurut penerjemah menyelami pembaca ini sangatlah penting apalagi di dalammenerjemahkan sebuah novel Misalnya ketika membaca novel yang berlatar kehidupan laut penerjemahmembayangkan untuk mengajak pembaca menyelami konteks ceritashycerita di laut jenisshyjenis makhluk hiduplaut dan sebagainya Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang yang dilakukan penerjemah berikutnya adalah memutuskanapakah menggunakan kata pinjaman (loan words) katashykata yang dinaturalisasikan ataukah menggunakansinonim di dalam teks sasaran dan apabila memungkinkan juga menciptakan katashykata terjemahan baru yangmemang tidak ada sebelumnya Di dalam memutuskan penggunaan katashykata ini tidak jarang penerjemah harusberkonsultasi dengan para penerjemah lain dosen bahasa Inggris dan terkadang dengan dosenshydosen lainyang menguasai bidang atau katashykata teknis khusus yang ada di dalam novelBerikutnya adalah menuangkan katashykata yang telah diputuskan ke dalam draft terjemahan Penerjemahmembuat dratf terjemahan dahulu dan menandai bagianshybagian yang sulit diterjemahkan untuk ditindaklanjutinantinya Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan katashykata yang sulit tersebut sekitar satuminggu sementara katashykata yang mudah (dalam arti katashykata harfiah dan umum) mengalir begitu saja karenapenerjemah sudah sering menerjemahkan katashykata yang sejenis Langkah terakhir yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel adalah merevisi novelterjemahannya Penekanan revisi biasanya adalah pada kualitas kebahasaan teks terjemahan dan kealamian

id 225Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

terjemahan yang dihasilkan Setelah beberapa perbaikan dilakukan berikutnya adalah melakukan revisi akhirdan membiarkan hasil terjemahan tersebut selama satu atau dua minggu Hal ini dilakukan untuk mendapatkanhasil akhir terjemahan yang benarshybenar alamiMenerjemahkan halshyhal yang khas dalam sebuah novel penerjemah membutuhkan waktu dan pemikirantersendiri Dalam arti bahwa penerjemah harus memikirkan dalamshydalam dan matangshymatang pilihan padananyang akan diberikan hal ini karena halshyhal yang khas ini memiliki karakter tersendiri di dalam novel Menurutpenerjemah halshyhal yang khas tersebut meliputi penerjemahan istilahshyistilah yang khusus di dalam teks sumberyang tidak dijumpai atau tidak ada padanannya di dalam teks sasaran Misalnya namashynama hewan yang hidupdi laut di pesisir yang memang hanya berhabitat di dekat lautan Pasifik misalnya ikan nudibranch The Jesusstar dan hewanshyhewan laut tersebut tidak dijumpai di perairan Indonesia Halshyhal khas lainnya menurutpenerjemah adalah istilahshyistilah budaya di dalam novel sumber misalnya frasa Malboro Man zombie smile dan juga gaya bahasa Di dalam mempertimbangkan secara matang padanan yang akan diberikan menurut penerjemah yang sangatdiperlukan adalah kemampuan untuk mengungkapkan konteks yang melingkupi kata atau frase yang akanditerjemahkan atau yang sering disebut dengan background knowledge Misalnya di dalam menerjemahkanfrasa Malboro Man penerjemah perlu melihat secara menyeluruh makna dari frasa tersebut apa dengan caramengajukan beberapa pertanyaan misalnya apakah Malboro itu Malboro Man itu memiliki karakterbagaimana adanya di mana dan sebagainya Setelah mengetahui jawaban pertanyaanshypertanyaan tersebutkemudian baru penerjemah memberikan padanan yang sesuaiPada saat menemukan katashykata yang sulit biasanya yang paling sering dilakukan penerjemah adalah membuatcatatan kaki atau menetralisir atau menaturalisasi kata tersebut Catatan kaki sifatnya adalah sebagai suatukomentar atau catatanshycatatan kecil yang diperlukan untuk memberikan tambahan informasi Misalnya padasaat menerjemahkan kata bell penerjemah membuat catatan kaki mengenai istilahshyistilah dalam bahasasasaran yang memiliki beberapa makna Kata bell bisa dipadankan dengan lonceng ataupun genta Catatan kakiyang diberikan adalah penambahan informasi bahwa yang disebut dengan lonceng adalah bel yang bentuk danukurannya kecil dan cukup dibunyikan saja sementara genta adalah bel yang bentuk dan ukurannya besar biasanya adanya di kuil dan membunyikannya dengan cara diayun kemudian dipukulkan Menetralisir ataumenaturalisasi kata atau frase sering dilakukan penerjemah terutama bila berhubungan dengan namashynamaekologi maupun budaya di dalam teks sumber Misalnya frasa his babyshyblue El Camino

di dalam novel The Highest Tidedinaturalisasikan menjadi mobil El Camino birunyaNamun apabila sudah benarshybenar tidak ada ide lagi maka yang dilakukan penerjemah adalah menyelami danmempraktekkan sendiri katashykata tersebut karena di sini (menurut penerjemah) menerjemahkan tidak lagimasalah kamus grammar maksud pengarang namun sudah berada di dalam konteks yang harus benarshybenardilakukan dan kemudian memutuskan untuk menghilangkan kata tersebut atau menciptakan sendiri kata yangsepadan Di dalam menerjemahkan karya susastra maka penerjemah tidak bisa hanya menerjemahkan maknanya sajanamun ada hal lain yang perlu dipertimbangkan dengan matang yaitu mengenai kemana arah pesan di dalamnovel sumber yang akan disampaikan ke pembaca dan untuk tujuan apa terjemahan tersebut disampaikandalam arti bahwa menarik dan tidaknya novel yang diterjemahkan akan sangat bergantung pada carapenerjemah menyampaikan pesan yang ada di dalam novel tersebut kepada para pembacanya Hal lain yangmembuat menarik adalah bagaimana penerjemah novel mengurangi atau menambahkan makna di dalam tekssasaran untuk membuat teks sasaran lebih hidup sebagaimana dicontohkan dalam teks berikut008HTChap1Pg6PLBb1Hal15

Tsu I stopped and waited with them to actually see the moment when the tide started returning with its invisiblebuffet of plankton for the clams oysters mussels and other filter feeders It was right then ankle deep in theSound feet numbing eyes relaxed that I saw the nudibranch

Tsa Aku ikut diam menunggu lalu kusaksikan sendiri detikshydetik ketika laut kembali pasang dan membawajutaan plankton yang lezat untuk remis tiram remis kepah dan makhlukshymakhluk pemakan plankton lainnyaSaat itulah ketika sedang berdiri di kubangan lumpur Puget Sound dengan kaki mati rasa kulihat seekornudibranch

Di dalam teks tersebut penerjemah berusaha menghilangkan atau tidak menerjemahkan kata yang terdapat didalam teks sumber eyes relaxed (frase digarisbawahi sendiri oleh penulis) ke dalam teks sasaran Hal inibarangkali untuk membuat teks sasaran menjadi lebih hidup atau memenuhi unsur kewajaran di dalam teks

id 226Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

id 227Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 228Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

Penerjemahan secara umum dipahami sebagai pengalihan pesan dan gaya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran(Ibrahim (20081) Pym (20071) Xiaoshu (20032) Shiyab (20035) Untuk itu penerjemah paling tidakmelakukan dua kegiatan yaitu memahami makna bahasa sumber dan merekonstruksi makna yang telahdipahaminya itu ke dalam bahasa sasaran Untuk memahami makna bahasa sumber penerjemah tidak dapathanya menerapkan pengetahuannya tentang kaidahshykaidah (grammar) bahasa sumber tetapi ia juga harusmempertimbangkan konteks digunakannya bahasa sumber itu Hal yang sama terjadi ketika ia harusmerekonstruksikan makna yang telah dipahaminya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranIa perlu menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan pembaca sasaran materi yang diterjemahkan tujuanpenerjemahan dan sebagainyaLangkahshylangkah di dalam menerjemahkan novel di atas selaras dengan pernyataan Sumarno (199713)Menurut Sumarno proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan oleh seorang penerjemahpada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelum menerjemahkan suatu teksseorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yangdimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Sumarno di atas selaras dengan proses penerjemahan yang telahdinyatakan oleh Nida (197580) yang membagi proses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1)analysis (2) transfer dan (3) restructuring Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatanyang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan (juga Suryawinata 198980) terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2)pengalihan pesan dan (3) restrukturisasi Lebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiPada tahap analisis sebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemahselalu dihadapkan pada teks sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahapanalisis ini yang dapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks sumber (Nababan200325shy26) Kegiatan membaca teks sumbers dimaksudkan untuk memahami isi teks sumber tersebut Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa itu(Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Sebagaimana diketahui setiap bahasa memiliki bentuk dan makna Bentuk bahasa yang dalam bahasa tulisdisebut teks dapat berupa kata frase klausa kalimat atau wacana Sementara itu makna bahasa yaitu apayang terkandung di dalam bentuk bahasa dapat berupa makna leksikal makna gramatikal makna tekstualmakna kontekstual makna sosiokultural dan makna implisit Untuk memahami kalimat bahasa sumber orangdituntut untuk memahami tidak saja makna masingshymasing kata yang terdapat di dalam kalimat itu melainkanjuga hubungan dari masingshymasing kata tersebut Kadangkala suatu kalimat mengandung makna lebih darisekadar makna harfiah namun ada makna lain yang ingin diungkapkan selain yang tersurat Untukmemahaminya orang perlu mempertimbangkan konteks digunakannya kalimat tersebut

id 229Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 230Plagiarism detected 002 httpsdianamayasaristkipjbwordpr

id 231Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 232Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

Pada tahap pengalihan (transfer) seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuksemua kata frase klausa kalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padananini terjadi di batin seorang penerjemah (Sumarno 200317) Kata frase klausa kalimat dan bahkan seluruhwacana tersebut dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karenakadangshykadang terdapat ungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasarandan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasasasaranPada langkah transfer tersebut penerjemah melakukan pemindahan makna teks yang diperoleh dari hasilanalisis pada langkah pertama tersebut

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDi sini ia di tuntut mencari dan menentukan padanan dalam bahasa sasaran pada setiap tingkatan atau unsurdalam bahasa sumber mulai dari

kata frase klausa kalimat hingga wacanaMengingat tidak ada dua bahasa yang identik penerjemah boleh jadi akan mengalami kesulitan pada fase iniKesulitan tersebut dapat berasal dari elemen internal bahasa atau dari elemen luar bahasa Kesulitan internalberkaitan dengan sistem bahasa itu sendiri seperti mencari padanan tenses Kesulitan eksternal berkaitandengan elemenshyelemen di luar sistem bahasa seperti kesulitan budayaDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Pada tahap penyelarasan (restructuring) tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno2003 17) yaitu setelah penerjemah menemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemahharus menuangkan semua padanan tersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebutungkapanshyungkapan di dalam bahasa sasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan ataupenyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari Tsu tetapi dikendalikan oleh fungsi Tsa yang ingin dicapai di dalam budayasasaran dengan fungsi Tsa yang ditentukan oleh penerimanya Pada langkah restrukturisasi penerjemah menyusun padanan

pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranRestrukturisasi pesan tersebut dilakukan berdasarkan kaidahshykaidah bahasa sasaran yang berterima sehinggapesan tersebut dapat dipahami secara wajar oleh pembaca sasaran Apabila dimungkinkan penerjemahdiharapkan mampu memberikan nuansa terjemahannya sedemikian rupa sehingga pembaca tidak merasabahwa ia sedang membaca karya terjemahan Hal itu sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas bahwapenerjemahan tidak sekadar membuat pembaca sasaran memahami pesan tetapi juga memiliki respon yangrelatif sama dengan pembaca bahasa sumber ketika mereka membaca teks bahasa sumber Di sini penerjemahdituntut menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan konteks penggunaan bahasa

ReferensiIbrahim Fatima Ahmed 2008 Problems of Dynamic Equivalence in Translation Online Translation Article (

id 233Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 234Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 235Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 236Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 237Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

httpwwwTranslationDirectorycom )

Nababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nida Eugene A 1975 Language Structure and Translation Stanford University Press California

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)

Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )

Shiyab Said et al 2003 Can Literary Style Be Translated Journal Article in Editions UNESCO 1 Francehttpaccurapidcomjournal

Sumarno Thomas 1997

Proses dan Hasil Terjemahan Haluan Sastra Budaya no 32 ThXVI Oktober 1997

Xiaoshu Song 2003 Translation of Literary Style Journal of Translation Volume 7 Number 1 ChineseTranslators Journal (httpaccurapidcomjournal23stylehtm)

Zuchridin Suryawinata 1989 Terjemahan Pengantar Toeri dan Praktek Jakarta Depdikbud Dirjen DiktiPPLPTK

Plagiarism DetectorYour right to know the authenticity

Page 9: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan

id 29Quotes detected 002 in quotes

id 30Plagiarism detected 003 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 31Quotes detected 003 in quotes

id 32Plagiarism detected 013 httpswwwcourseherocomfilepcp

id 33Plagiarism detected 041 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 34Quotes detected 0 in quotes

id 35Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 36Quotes detected 0 in quotes

id 37Plagiarism detected 0 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 38Quotes detected 0 in quotes

id 39Plagiarism detected 064 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

menjadi

lsquoPak Jackson atau Prof Jacksonrsquo

sedangkan kata Jackson pada konteks B mestinya dialihkan menjadi

lsquopak (bukan langsung menyebut nama Jackson secara langsung)rsquo

Kelemahan dari penerjemahan semantik adalah kelemahan pada saat menerapkannya karena keterikatanpenerjemah pada budaya bahasa sumber pada saat dia melakukan tugasnya Padahal bahasa yang melatarbelakangi bahasa sumber dan bahasa sasaran pasti berbeda Akibatnya penerjemahan tipe ini seringkali sulitditerapkan

terutama dalam menerjemahkan katashykata yang bermakna abstrak atau subjektif

8) Penerjemahan EtnografikPenerjemahan etnografik adalah suatu jenis penerjemahan yang berusaha mengalihkan pesan dari Bsu kedalam Bsa yang sangat dipengaruhi oleh faktorshyfaktor budaya Brislin dalam Soemarno (19975) menjelaskanbahwa tujuan penerjemahan ini adalah untuk menjelaskan konteks budaya Bsu dan bsa Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah kelengkapan register di dalam karya terjemahan tersebut dimanaada dua pilihan kata dengan mencarikan padananya ataukah menulis kata bsa dan anotasinya Kesulitan utama yang dihadapi penerjemah dalam penerjemahan jenis ini adalah kesulitan dalammengidentifikasi suatu bentuk ungkapan budaya dan kemudian menemukan padanannya yang sesuai dalambsa Tidak jarang suatu istilah budaya dalam suatu masyarakat atau bangsa tidak dapat ditemukanpadanannya dalam Bsa Sebagai contoh kata

lsquomodinrsquo

lsquomitonirsquo

dan

lsquotingkebanrsquo

adalah istilahshyistilah budaya jawa yang tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasa Inggris atau bahasaLainnya Bila istilah budaya ini tidak dapat ditemukan padanannya dalam Bsa maka penerjemah harus bisamenentukan sikap untuk mengambil keputusan apakah istilah akan dicarikan padanannya yang terdekat dalamBsa atau istilah budaya itu ditulis lagi dalam Bsa kemudian memberi anotasi atau bahkan istilah itudisampaikan dalam bentuk parafrasa dalam Bsa Keputusan itu tentunya tergantung pada kemampuanpenerjemah dalam memahami makna dari istilah budaya itu dalam Bsu

9 Penerjemahan PragmatikPenerjemahan pragmatik mengacu pada pengalihan amanat dengan mementingkan ketepatan penyampaianinformasi dalam bahasa sasaran yang sesuai dengan informasi yang terdapat dalam bahasa sumber(Nababan 200334) Maksud dari penerjemahan ini adalah memberikan penjelasan atau informsi yang

id 40Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilep2i + 2 more resources

id 41Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 42Quotes detected 002 in quotes

id 43Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

selengkapshylengkapnyaKelebihan dari jenis penerjemahan ini adalah pemusatan perhatian yang cukup dalam dan lengkap padapengalihan informasi atau fakta (misal dalam terjemahan dokumenshydokumen teknik niaga administrasipemerintahan) Dan bahkan bila diperlukan penerjemah harus menambah beberapa informasi untuk membuatterjemahannya lebih jelasKelemahan dari jenis ini adalah bahwa penerjemahan pragmatik tidak begitu memperhatikan aspek bentukestetik bahasa sumber Masalah bentuk bahasa kurang diperhatikan karena yang dipentingkan adalahpengalihan informasi yang selengkapshylengkapnya

10 Penerjemahan linguistikPenerjemahan linguistik adalah penerjemahan yang hanya berisi informasi linguistik yang implisit dalam bahasasumber yang dijadikan ekplisit dan yang dalam perubahan bentuk dipergunakan transformasi balik dan analisiskomponen utama (Nababan 200337) Dalam penerjemahan ini penerjemah hanyamenemukan informasilinguistic sepertimorfem kata frasa klausa dan kalimat Informasi tersebut tersirat di dalam bahasa sumberyang kemudian dijadikan tersurat dalam bahasa sasaran

Kelebihan dari jenis penerjemahan ini adalahketepatan terjemahan bila diterapkan jika terdapat ketaksaan dalam bahasa sumber baik pada tataran katafrasa klausa atau pun pada tataran kalimat khususnya kalimat kompleks Kelemahan dari jenis ini adalah pensyaratan mutlak pada penerapan transformasi balik dan analisis komponenmakna dalam penerjemahan Hal ini menjadi sulit karena ada kemungkinan penerjemah berhadapan dengandua buah kalimat bahasa sumber yang mempunyai struktur lahir yang sama tetapi struktur batin kedua kalimatitu berbeda satu sama lain Untuk mengatasi ketaksaan tersebut penerjemah harus menganalisis dalam kalimatdengan bantuan analisis sintaktikal dan kontekstual

ReferensiCatford JC 1974

A Linguistic Theory of Translation London Oxford UniversityPress

Kasbolah K 1990 Linguistics and Literature a Translation Analysis of

ldquo Senja di Pelabuhan Kecilrdquo Unpublished paper Malang IKIP Malang

Nababan M Rudolf 2003 Teori Menerjemah Bahasa InggrisYogjakarta Pustaka Pelajar

Newmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

Sumarno Thomas 1997 Sedikit Catatan Mengenai Teori Penerjemahan Makalah dalam seminar sehari diPusat Bahasa UNS Surakarta UNS

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam seminar Nasional I tentang Semantik sebagaiDasar Fundamental Pengkajian Bahasa Surakarta UNS

id 44Plagiarism detected 028 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 45Quotes detected 0 in quotes

id 46Quotes detected 0 in quotes

id 47Quotes detected 0 in quotes

id 48Quotes detected 001 in quotes

id 49Quotes detected 001 in quotes

id 50Quotes detected 0 in quotes

3Makna dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan maknashymakna di dalam penerjemahan

Makna merupakan sesuatu hal yang utama dalam kegiatan penerjemahan Tidak akan ada kegiatanpenerjemahan jika tidak ada makna yang harus dialihkan Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemahharus mampu mencari padanan makna dalam bahasa sasaran (Bsa) yang sedekatshydekatnya sama denganmakna yang ada dalam bahasa sumber (Bsu) Soemarno (19991) menjelaskan bahwa seorang penerjemahyang baik harus mampu menganalisis suatu wacana atau teks untuk mendapatkan makna yang tepat dalamtataran leksikal frasa kalimat dan bahkan makna dari seluruh wacana itu kemudian mengalihkannya ke dalambahasa sasaranKajian mengenai makna ini termasuk dalam ranah semantik Dalam studi semantik istilah makna bermacamshymacam yakni meaning sense denotation designation reference dan information (Edi Subroto 19991)Menurut Edi Subroto yang dimaksud dengan meaning (diterjemahkan menjadi arti) adalah bentuk pengetahuankognitif yang terdapat di dalam bahasa yang terdapat dan distrukturkan di dalam dan oleh sistem bahasa yangdipahami lebih kurang sama oleh para penutur dalam kegiatan berkomunikasi secara umum dan wajar Haltersebut berarti bahwa arti itu dipahami oleh pengguna bahasa secara empirik berdasarkan kemampuankognitifnya sejak mulai belajar dan menguasai bahasa Dengan penguasaan arti secara empirik dan kognitif ituseorang penutur mampu melakukan pembahasaan atau simbolisasi secara verbal akan sebuah referent yangada disekitarnya Sejumlah referent yang secara faktual barangkali berbedashybeda namun memiliki sejumlah cirikonseptual yang sama akan dibahasakan dengan unit leksikal yang sama Sebagai contoh sebuah unit leksikaldengan nama

lsquokursirsquo meskipun secara empirik ditangkap adanya sejumlah benda yang disebut kursi yang memiliki cirishycirikonseptual yang berbedashybeda baik dalam hal bahannya wujudnya jumlah kakinya namun secara bersamadapat disimbolkan dengan unit leksikal yaitu

lsquokursirsquoKemudian yang dimaksud dengan designation (designasi) dan denotation (denotasi) adalah bagian dari arti yangditentukan oleh sistem bahasa dan tidak bergantung pada situasi yang khas dari sebuah tuturan Designasi dandenotasi ini mempunyai maksud yang serupa dengan istilah meaning di atas Sementara itu yang dimaksuddengan reference (referensi) adalah bagian dari arti yang bergantung pada situasi pemakaiannya danbergantung pada wujud tuturannya Dalam arti bahwa referensi adalah suatu bentuk penunjukkan dalamkegiatan berbahasa yang nyata yang bersifat tertentu dan bergantung pada konteks Misalnya

lsquokursirsquodan

lsquokursi itursquomengandung maksud yang berbeda Yang pertama berkaitan dengan konsep denotasi yaitu mengacu padagolongan entity (maujud) yang dipersepsikan sama sebagai kursi dan sebaliknya

lsquokursi itursquotermasuk proses referensi karena hanya menunjuk pada

lsquokursirsquo

id 51Plagiarism detected 037 httpstextshyid123dokcomdocument

id 52Quotes detected 002 in quotes

id 53Plagiarism detected 308 httpstextshyid123dokcomdocument + 3 more resources

tertentu saja Hal berikutnya adalah sense Edi Subroto memadankan istilah sense ini dengan makna yaitu arti sebuah butirleksikal atau sebuah tuturan kalimat berdasarkan konteks pemakaian situasi yang melatarinya dan intonasinyaDengan demikian kalau arti (sebagai padanan meaning) itu bersifat dasar maka makna itu sudah bersifatspesifik karena dirambushyrambui oleh struktur oleh konteks pemakaian oleh intonasi dan oleh latar yangmelingkupinya Misalnya kata baru Untuk mengetahui makna baru ini harus dikaji kemungkinannyaberkombinasi atau disubstitusi dengan leksemshyleksem lain misalnya lama usang tua dan sebagainyaSementara itu Lyons (1995124) menyatakan bahwa sense hanya dapat diterangkan dalam konteks hubunganmakna antara leksem yang satu dengan leksem yang lain atau antara ekspresi yang satu dengan ekspresi yanglain di dalam sistem bahasa yang sama Berkaitan dengan itu Lyons menggunakan konsep hubungankombinatorial dan substitusional untuk menentukan makna sebuah leksem Hubungan tersebut sering disebutdengan hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik Hubungan sintakmatik merupakan hubungan linier antara unsurshyunsur bahasa dalam tataran tertentu misalhubungan antara saya bermain dan kelereng dalam kalimat Saya bermain kelereng Hubungan itu dikatakanhubungan in praesentia Sementara itu hubungan paradigmatik merupakan hubungan antara unsurshyunsurbahasa dalam tataran tertentu dengan unsurshyunsur lain di luar tataran itu yang dapat dipertukarkan misal dalamkalimat saya bermain kelereng Antara saya dan dengan dia mereka dsb dapat dipertukarkan Hubunganantara unsurshyunsur itu dikatakan hubungan in absentia Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Dengan kata lain sense atau makna memiliki peran yang penting didalam penerjemahanLebih lanjut pengertian makna dapat dilihat pada pengertian makna literal dan makna figurative yaitu yang

mengarah pada pembedaan di dalam sistem kebahasaan untuk menganalisis makna suatu bahasa Contohdari pembedaan makna di atas dapat dilihat di dalam kalimat berikut The ground is thirsty Kalimat ini memilikimakna berkias Kata ground sendiri memiliki makna literal namun kata ground atau tanah dapat dipahamibahwa ground itu tidaklah hidup oleh karenanya ground tidak memerlukan minuman atau merasakan hausPembaca kalimat tersebut akan secara langsung menolak suatu interpretasi literal dan secara pasti akanmenginterpretasikan bahwa katashykata tersebut yang dimaksud adalah The ground is dry suatu analogi yangmengarah pada kondisi yang menimbulkan rasa haus pada manusia atau binatang Begitu pula di dalamcontoh kalimat yang diucapkan sebagai berikut

ldquoItrsquos raining cats and dogsrdquo

Kalimat ini memiliki makna literal pada masingshymasing katanya namun bagi pendengar akan secara langsungmenolak interpretasi literal tersebut karena dirasakan tidak sesuai namun pendengar akan memilih interpretasifiguratif dari tuturan tersebut yang dibantu oleh suatu konteks bahwa yang dimaksud di dalam tuturan tersebutadalah kondisi atau keadaan hujan derasMenurut Motsch amp Pasch (198735) makna harfiah ialah makna ujaran yang konteks ujarannya tidakmembawa kepada penafsiran semula terhadap makna tertentu dari segi tatabahasa bagi kata atau ungkapanitu Disini juga makna harfiah itu berada pada suatu konteks namun tidak dipengaruhi oleh konteks tersebutSementara itu Searle (1979 132) membuat perbedaan antara makna penutur makna kalimat dan maknaharfiah Menurut Searle makna harfiah berada dalam domain makna kalimat dan makna penutur bergantungpada makna kalimat Searle mengungkapkan bahwa makna harfiah berada pada suatu konteks Menurut Israel (20041) makna literal merupakan makna lugas dan termasuk ke dalam jenis makna yangpaling sederhana yang bersifat langsung harfiah dan menerapkan aturan tatabahasa sewajarnya (ordinaryrules of grammar) dalam arti bahwa makna leksikal tersebut tidak memerlukan penambahan imajinasiinferensi maupun gaya bahasa Makna literal tersebut terletak di dalam kata itu sendiri Sementara itu Turner(1991147) memberikan konsep pemahaman makna literal di dalam hubungan antara bahasa pemikiran danrealitas Menurut Turner makna leksikal mengabaikan peranan imajinasi di dalam konstruksi maknakeseharian berhubungan dengan suatu kebenaran dan pemikiran di satu sisi dan bertentangan dengankebohongan dan khayalan di sisi yang lain sebagaimana yang dinyatakan sebagai berikutThe real world is exhaustively literal literal language refers to it literalconcepts mirror the literal world literal language evokes literal conceptsSeparate from all this so the folk theory runs there are mental imaginativeconnections that are false they are expressed in figurative nonshyliterallanguage or literally false language we must transform the meaning of this

language in order to arrive at interpretations of it that can be literal and true

Makna leksikal tersebut tidak secara tibashytiba berdiri sendiri namun keberadaannya tetap di dalam suatukalimat atau paragraf namun memiliki makna yang terbebas dari konteks atau tidak dipengaruhi oleh suatukonteks Di dalam suatu tuturan yang panjang misalnya di dalam sebuah novel makna literal mungkin berupasuatu cerita narasi biasa saja yang terbebas atau tidak memiliki asosiasi moral politik estetik atau asosiasisimbolik lain yang ingin disampaikan Saeed (200015shy17) menyatakan bahwa perbedaan antara makna literal dan makna figuratif dapat dilihat didalam penggunaan bahasa yang literal dan nonshyliteral Penggunaan bahasa yang literal mengarah pada suatukeadaan yaitu pembicara yang mengungkapkan tuturan secara netral dan secara faktual tepat sedangkanpenggunaan bahasa yang nonshyliteral mengacu pada suatu keadaan yaitu pembicara secara berlebihshylebihanmenggambarkan sesuatu dengan istilahshyistilah atau katashykata yang tidak benar (untrue) dan tidak mungkin(impossible) yang tujuannya untuk mendapatkan efek khusus Lebih lanjut Saeed memberikan contoh sebagaiberikuta Irsquom hungryb Irsquom starvingc I could eat a horseDi dalam contoh tersebut bahwa pada kondisi atau keadaan lapar pembicara mungkin secara literal akanmengungkapkan tuturan sebagaimana poin a atau juga secara nonshyliteral seperti pada poin b dan c Di sininampak bahwa di dalam penggunaan bahasa nonshyliteral pembicara menggeser makna suatu kata untukkemudian disesuaikan dengan kondisi yang baru Pergeseran atau penyimpangan bentuk ungkapan bahasaini menurut Gorys Keraf (2002113) disebut dengan gaya bahasa (figures of speech) yaitu caramengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ataupengguna bahasa Pemakaian dengan cara yang khas tersebut ditandai oleh adanya penyimpangan daripemakaian bahasa lumrahPenggunaan gaya bahasa sering terjadi di dalam dunia sastra sebab katashykata harfiah memiliki keterbatasanDengan mengandalkan makna harfiah semata dalam mendeskripsikan suatu objek atau ide seorangpengarang akan menemui halangan Dengan gaya bahasa seorang pengarang dapat memperkaya maknasehingga pengarang dapat menyampaikan pesan yang diinginkan secara lebih leluasaSementara itu menurut Ratna (2009164) figures of speech disebut juga dengan majas yaitu pilihan katatertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan MenurutRatna secara umum majas dibedakan menjadi empat macam yaitu a) majas penegasan b) perbandingan c)pertentangan d) dan majas sindiran Beberapa jenis majas dibedakan lagi menjadi subjenis lain sesuai dengancirinya masingshymasing Secara tradisional bentukshybentuk tersebut disebut dengan gaya bahasa Namundemikian di dalam perkembangan kontemporer majas hanyalah bagian kecil dari gaya bahasa Majas dengandemikian merupakan penunjang unsurshyunsur yang berfungsi untuk melengkapi gaya bahasa Dengan kalimatlain gaya bahasa jauh lebih luas daripada majas Pada saat menganalis sebuah karya sastra tidak terhitungjenis gaya bahasa yang timbul yang harus dibicarakan seperti panjang pendeknya kalimat tingkatan bahasatinggi dan rendah penggunaan katashykata serapan penggunaan kosakata daerah dan sebagainya Gayabahasa juga meliputi carashycara penyusunan struktur intrinsik secara keseluruhan seperti plot tokoh kejadiandan sudut pandang Tidak ada suatu pemahaman apa pun tanpa adanya carashycara tertentu yang berbedaDemikian juga tidak ada karya sastra tertentu tanpa gaya bahasa tertentu Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum dapat dipahami bahwa makna leksikal atau seringdisebut dengan makna harfiah adalah makna yang sebenarnya makna yang sesuai dengan hasil observasiindra kita makna apa adanya atau makna kalimat yang bebas dari konteks yang melatarinya sedangkanmakna figuratif atau makna kiasan adalah makna bahasa berkias yang dapat menghidupkanmeningkatkanefek dan menimbulkan konotasi tertentu Makna figuratif ini merujuk pada kata atau kelompok kata yangdilebihshylebihkan atau diubah makna sebenarnya yang dibantu oleh suatu konteks Makna figuratif ini dapatberupa suatu metafora simile personifikasi litotes ironi sinekdot eufemisme repetisi anafora pleonasmeantitesis alusio klimaks antiklimaks satire pars pro toto totem pro parte ataupun paradoks

Dengan melihat pada pendefinisian di atas nampak bahwa yang dapat dialihbahasakan dalam penerjemahanterutama adalah sense atau maknanya Makna dalam penerjemahan tidak hanya bisa dirunut dari kata per katasecara individual tetapi makna dalam penerjemahan harus dilihat dari rangkaian antarkata yang saling berkaitansecara utuh yang terbungkus dalam suatu prosodi atau dengan situasi tempat katashykata itu digunakan(Soemarno 19992) Dengan kata lain bahwa makna yang dibahas di dalam penerjemahan adalah maknashymakna yang langsung berhubungan dengan makna yang terdapat dalam teksDalam penerjemahan ada banyak jenis makna di antaranya adalah sebagai berikut

id 54Quotes detected 0 in quotes

id 55Quotes detected 0 in quotes

id 56Quotes detected 0 in quotes

id 57Plagiarism detected 002 httpscholarunandacid1679

id 58Quotes detected 0 in quotes

id 59Quotes detected 0 in quotes

id 60Quotes detected 004 in quotes

1) Makna LeksikalMakna leksikal adalah makna yang belum dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan Jadi maknaleksikal adalah makna apa adanya seperti yang ada dalam kamus (Soemarno 19993) Makna tersebut terdapatdalam kata benda (noun) kata kerja (verb) kata sifat (adjective) dan kata keterangan (adverb)Dalam proses penerjemahan penerjemah bisa mencari padanan makna yang mempunyai cirishyciri fisik yangsama dalam bahasa sasaran Tetapi dalam penerjemahan seringkali para penerjemah mendapat kesulitan untukmenemukan padanan yang betulshybetul sama persis Hal ini disebabkan karena makna dalam suatu bahasa yangselalu mengikuti perkembangan budaya suatu bangsa Dalam kaitannya dengan penerjemahan Soemarno (19993) mengelompokkan katashykata bermakna leksikal kedalam tiga kelompok utama yaitu (1) katashykata dalam Bsu yang dengan mudah dapat dicari padanannya dalamBsa misalnya katashykata seperti radio = radio computer = computer book = buku gold = emas dan sebagainya(2) katashykata bermakna leksikal Bsu yang mempunyai padanan dalam Bsa tetapi makna itu sebenarnya sudahsedikit berbeda baik dari segi fisik maupun konsepnya namun kedua makna leksikal tersebut (dalam Bsu danBsa) masih dianggap padanan sehingga penerjemah masih bisa menggunakannya sebagai padanan dalampenerjemahan misalnya kata

lsquorichrsquo(Ing) dan

lsquokayarsquo(Ind) Kata itu masih bisa digunakan sebagai padanan walaupun ukuran

lsquokayarsquoantara negara satu dengan lainnya berbedashybeda (3) katashykata dalam Bsu yang sulit dicari padanannya dalamBsa bahkan ada katashykata tertentu

yang tidak dapat diterjemahkan ke dalamBsa (untranslatable) dan ketakterjemahan ini bisa dilihat dari faktor linguistik maupun kultural Misalnya kata

lsquothanksgivingrsquodalam bahasa Inggris sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia sebaliknya kata

lsquopermisirsquo(yang diucapkan sewaktu seseorang yang akan meninggalkan rumah) sulit dicari padanannya dalam bahasaInggris karena kebiasaan itu tidak ada dalam bahasa Inggris

2) Makna gramatikalMakna gramatikal adalah makna suatu kata yang dapat dikenali dan mempunyai fungsi apabila digunakan didalam atau di antara kalimat atau dengan kata lain akan memiliki makna apabila sudah berada dalam suatukalimat klausa maupun kelompok kata (Newmark 198126) Tergolong dalam makna gramatikal ini adalahkonjungsi preposisi artikel dan juga tenses Contoh makna gramatikal ini dapat dilihat dalam kalimat sumber sebagai berikutHersquoll have been studying English for four months by the time he takes his examinations

Kalimat tersebut terasa sulit untuk dicari padanan maknanya yang benarshybenar sama dalam Bsa (BahasaIndonesia) Ketika kalimat tersebut dialihkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi

lsquoDia telah belajar bahasa Inggris selama empat bulan menjelang dia mengikuti ujianrsquo maka terjemahan tersebut sebenarnya maknanya tidak persis sama seperti yang ada dalam Bsu Kalimatdalam Bsu mengandung makna yang menunjukkan lamanya suatu kegiatan yang di mulai pada waktu lampaudan sampai saat ini kegiatan itu masih berlangsung Berbeda dengan terjemahannya dalam Bsa di mana makna

id 61Quotes detected 0 in quotes

id 62Quotes detected 0 in quotes

id 63Quotes detected 0 in quotes

id 64Plagiarism detected 002 httpswwwcourseherocomfilepcp

terjemahan itu tidak menyampaikan makna seperti yang ada dalam Bsu Perbedaan makna dalam Bsu dan Bsaini lebih disebabkan oleh sistem kebahasaan yang berlaku dalam Bsu maupun Bsa

3) Makna Situasional atau KontekstualSetiap kata dalam suatu bahasa sering sekali mempunyai makna lebih dari satu Makna apa yang ada dalamsatu kata itu sangat dipengaruhi oleh konteks di mana kata itu digunakan dalam proses komunikasi Maknasuatu kata akan mempunyai arti sebanyak situasi atau konteks yang menyertainya (Soemarno19995) Dengandemikian kemampuan penerjemah dalam memahami situasi di mana kata itu digunakan menjadi sangat pentingsehingga ia mampu menemukan padanan makna yang sesuai dalam bahasa sasaran Konteks sering kali terikatoleh tempat dan juga waktu yang menyertainya Sebagaimana contoh berikut1 The prisoner thought that the policeman would not have the heart to fine him2 The rescue team hopes that the weather will be fine soon3 Do you think the victims of the earthquake will be fine soon

Fine pada ketiga kalimat tersebut tampaknya tidak mempunyai makna yang benarshybenar sama walaupunbentuk kata tersebut benarshybenar sama Makna kata fine dalam masingshymasing kalimat tersebut sudah sangatdipengaruhi oleh konteks di mana kalimat tersebut digunakan Pada kalimat 1 fine berhubungan dengankonteks hukum yang berarti

lsquomendendarsquo Hal ini berbeda dengan kalimat 2 fine berarti

lsquocerahrsquokarena berkaitan dengan kontek cuaca sedangkan kalimat 3 fine berarti

lsquosehatrsquokarena berkaitan dengan kesehatan

4) Makna TekstualMakna tekstual adalah makna yang berkaitan erat dengan suatu teks atau wacana (Soemarno19996) Kadangshykadang suatu bentuk kata yang sama akan mempunyai makna yang berbeda apabila kata itu digunakan dalamwacana yang membicarakan bidang kajian yang berbeda Misalnya kata morfologi yang digunakan di dalamwacana biologi akan berbeda maknanya dengan morfologi yang digunakan di dalam wacana linguistik Maknainstrumen dalam wacana penelitian berbeda dengan instrumen dalam wacana musik Perbedaan makna itudikarenakan adanya perbedaan konteksSebenarnya makna tekstual masih ada kaitannya dengan makna kontekstual Bedanya adalah kalau maknakontekstual hanya sekadar dipengaruhi oleh satu atau dua kalimat saja sedangkan makna tekstual sangatdipengaruhi oleh seluruh wacana yang menjadi latar belakang di mana kata itu digunakan Kedua pengertian inimasih sering dicampuradukkan oleh beberapa kalangan karena kedua hal tersebut dianggap suatu hal yangsama

5) Makna SosiokulturalMakna suatu bahasa sangat berkaitan erat dengan situasi sosiokultural di mana bahasa itu digunakan sebagaialat komunikasi oleh masyarakat (Soemarno19997) Kelompok masyarakat yang satu dengan lainnya sebagaipengguna bahasa tentu saja mempunyai istilahshyistilah budaya yang bersifat unik yang kadangshykadang

tidak dapat ditemukan padanannya dalam bahasayang lainMakna sosiokultural seringkali dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat sebagai pengguna bahasa itu Makna iniselain sering ditemukan dalam bentuk katashykata istilah budaya seperti thanksgiving labamba mitoni dansebagainya sering juga ditemukan dalam ungkapanshyungkapan idiomatik yang tidak dapat dijelaskan maknanyadari katashykata yang membentuk ungkapan itu seperti miss the boat feel like a million buck black sheep dansebagainyaSeorang penerjemah harus peka terhadap katashykata yang erat kaitannya dengan istilahshyistilah sosiokultural ituPenerjemah harus mampu mengidentifikasi apakah istilahshyistilah itu ada kemiripan atau padanannya dalam

id 65Quotes detected 001 in quotes

id 66Quotes detected 001 in quotes

id 67Quotes detected 001 in quotes

id 68Quotes detected 019 in quotes

bahasa sasaran atau tidak sehingga penerjemah dapat menentukan apa yang harus diperbuat ketikamengalihkan makna yang berkaitan dengan sosial budaya suatu masyarakat tertentu

6) Makna ImplisitMakna implisit adalah makna yang tidak diungkapkan secara nyata atau tertulis oleh penulis atau pembicarakarena pembaca atau lawan bicarapendengar sebagai interlocutor (teman bicara) telah memahami maksud daritulisan atau pembicaraan itu (Soemarno 19998) Di dalam bahasa pragmatik penutur tidak mengungkapkannya melalui eksplikatur tetapi melalui implikaturIstilah implikatur ini diciptakan oleh Grice (1975) yang semula membedakan makna ujaran menjadi dua yaknimakna natural dan makna nonshynatural Makna natural adalah makna yang muncul bila ujaran yang samamuncul Jadi makna natural suatu ujaran selalu sama Makna nonshynatural adalah makna yang berubahshyubahtergantung pada konteks percakapannya Makna nonshynatural inilah yang kemudian menjurus ke apa yangdisebut oleh Grice sebagai implikatur yaitu yang mengacu ke makna yang tersirat yang tidak dikatakan olehpenutur tetapi dikomunikasikan juga Dengan implikatur petutur menerkashynerka yang mana sebenarnya yangdimaksud oleh penuturMakna implisit sering kali tersembunyi di balik gramatika bahasa intonasi bahasa dan juga tersembunyi dalamungkapanshyungkapan yang bersifat kiasan Agar mampu memahami makna yang ada dibalik gramatika bahasaitu penerjemah harus paham mengenai sistem yang ada pada bahasa tersebut Untuk menghindarikesalahpahaman pembaca hasil terjemahan penerjemah boleh saja mengalihkan makna yang implisit itumenjadi eksplisit sehingga pembaca terjemahan tidak mengalami salah persepsi Sebagai contoh dapat diamatidialog berikutA What are you eatingB Bread

Dalam menjawab pertanyaan di atas B tidak perlu mengucapkan katashykata

lsquoI am eatingrsquokarena B menganggap bahwa A pasti mengetahui apa isi katashykata yang tidak diucapkan itu Bagian maknayang tidak diucapkan itu disebut makna implisit

Referensi

Edi Subroto 1999 Ihwal Relasi Makna Beberapa Kasus dalam Bahasa Indonesia Surakarta PPs UNS Gorys Keraf 2002 Diksi dan Gaya Bahasa Jakarta Gramedia Pustaka UtamaGrice HP 1975

ldquoLogic and Conversationrdquo dalam P Cole dan JL Morgan Syntax and Semantics vol 3 Speech Acts New York Academic PressIsrael Michael 2004 Common Sense and

lsquoLiteral Meaningrsquo Online Journal of Semantics XX 1shy31 (httpwwwIsraelshyLiteralismcom httpwwwIsraelshyLiteralalismcom )Motsch Wolfgang amp Renate Pasch 1987

Illokutive Handlungen Satz Text prachliche Handlung (= Studia grammatical 25) disunting oleh WolfgangMotsch II shy79 Berlin Akademic shyVlgNewmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press Ratna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta PustakaPelajarSaeed John I 2000 Semantics UK Blackwell Publishers LtdSearle John R 1979 Literal Meaning Expression and Meaning Studies in the Theory of Speech Acts Cambridge Cambridge UnivPressSumarno Thomas 1999 Makna dalam Penerjemahan Makalah dalam Seminar Nasional Semantik I di UNSSurakarta

id 69Quotes detected 012 in quotes

id 70Quotes detected 039 in quotes

Turner Mark 1991 Reading minds the Study of English in the Age of Cognitive Science Princeton NJPrinceton University Press

4Gaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pengertian gaya di dalam penerjemahan

Konsep gaya menurut Leech and Short (198110) adalah suatu sistem pilihan penggunaan bahasa Secara lebihkhusus Leech and Short menjelaskan bahwa gaya merupakan sistem pilihan penggunaan bahasa secaraindividu yang dilakukan oleh penulis dan gaya tidak digunakan sebagai suatu sistem pemakaian bahasa yangmelibatkan tingkat sosial suatu kelompok yaitu pemakaian bentuk bahasa yang berhubungan dengan situasisosial tertentu Clifford (2001 90) mendefinisikan gaya sebagai berikut

ldquoStyle can be defined as a characteristic mode of expression and consciously or unconsciously the translatordisplays one In this respect style is inextricably intertwined with onersquos idiolect the way an individual normallyspeaksrdquo Definisi ini selaras dengan yang dinyatakan Wales dalam kamusnya Dictionary of Stylistics (2001371) bahwagaya pada dasarnya merupakan manner of expression yang dilakukan secara nyata oleh penulis Sementara itu di dalam kamus bahasa Inggris Encarta (2004) disebutkan bahwa gaya merupakan way of writingor performing yaitu cara bagaimana suatu kata atau kalimat ditulis atau diucapkan yang secara nyata dibedakandengan kandungan atau isi tulisan atau ucapan Lebih lanjut Lynch (2001) memberikan konsep gaya yang lebihluas bahwa gaya berarti sesuatu mengenai cara bagaimana kita menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan yangmembedakan tulisan yang baik dengan tulisan yang jelek Di sini jelas bahwa gaya digunakan sebagai suatuistilah yang menekankan pada bentuk atau format dan membedakannya dengan isi tulisan Dengan kata lainbahwa gaya adalah bagaimana (how) cara menyajikan atau mengkomunikasikan sesuatu sedangkan isi ataumakna mengacu pada apa (what) yang disajikan atau dikomunikasikan Gaya juga merupakan jembatan individuyang membedakan seorang penulis yang baik dengan penulis biasa (Chandler 20041)Di dalam karya susastra gaya merupakan pilihan kata atau frase dari pengarang dan bagaimana pengarangtersebut menyusun katashykata dan frase tersebut di dalam kalimat dan paragraf Misalnya seorang penulismungkin menggunakan katashykata sederhana dan kalimat langsung sementara penulis yang lain mungkinmenggunakan kosakata yang sulit dan mengelaborasi struktur kalimatnya (Encarta 2004) Gaya di dalampenerjemahan karya susastra merupakan potret dari wajah si pengarang Gaya seorang pengarang menentukanpilihan katanya dan penerjemah menjadi seorang mediator yang harus memberikan berbagai pilihan padananJadi pilihan kata yang menurut pengarang benar juga akan menjadi benar menurut penerjemah Lebih jauh gaya dalam karya susastra tidak dapat dipisahkan dengan makna atau pesan yang ada di dalamkarya tersebut Sebagaimana yang dinyatakan oleh Saad (20036) bahwa karya susastra misalnya puisi atauprosa tidak dapat menyampaikan pesan yang terpisah dengan bentuknya keduanya baik pesan dan bentukharus seiring sejalanDi dalam menerjemahkan karya susastra memahami fiturshyfitur kebahasaan sangatlah penting dan penerjemahseharusnya memiliki kemampuan mengapresiasi dan menganalisis unsur seni dan pencitraan yang disajikanPenguasaan bahasa asing saja tidaklah mencukupi namun penguasaan bahasa asing ini penting sebagailandasan atau dasar yang baik untuk menerjemahkan Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa salah satufaktor penting di dalam menerjemahkan karya susastra adalah kealamian karya tersebut dan penggunaan sifatshysifat kebahasaan di dalam susastra tersebut Bahasa susastra melibatkan serangkaian fiturshyfitur kebahasaantertentu dan cara bagaimana fiturshyfitur kebahasaan tersebut digunakan Memahami karya susastra berartimelibatkan pemahaman dan penganalisisan fiturshyfitur bahasa susastra tersebut Oleh karena itu memahamikarya susastra merupakan syarat mutlak dalam menerjemahkan karya susastra sebagaimana dinyatakan olehSaid Shiyab and M Stuart Lynch (20034) berikut

ldquo What translators need in this respect is not only to analyze words and concepts but to create the artisticrepresentations that affect the audience The audience through the poetic images and the artisticrepresentations conveyed in the original text and manifested in the translation must feel such lsquoartrsquo In thisrespect translating a text means creating a work of art in another language this kind of work requiring thetranslator to be sensitive and imaginatively creative The study of style therefore is the most fundamental issue

id 71Plagiarism detected 011 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 72Plagiarism detected 012 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 73Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 74Plagiarism detected 004 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 75Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 76Plagiarism detected 014 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 77Plagiarism detected 008 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

in the translation of literary texts playing an important role in literary translation particularly the work thatembodies such artistic devices as metaphor symbolism and even repetitionrdquo

Duff ( 1981 7) menyatakan bahwa di dalam menerjemahkan

penerjemah harus mempertimbangkan misalnya untuk siapa karya atau terjemahannya itu diperuntukkan danbagaimana tingkat kemampuan khusus para pembaca Itu berarti dia harus menentukan ragam bahasaterjemahannya dan mempertahankan ragam bahasa itu secara ajegBila kita cermati pendapat Duff ini maka

seorang penerjemah harus menentukan ragam bahasa terjemahan sesuai dengan jenis teks yang sedangditerjemahkan Jika penerjemah menerjemahkan suatu teks ilmiah dia harus menggunakan ragam bahasailmu dalam terjemahannya Hal sama berlaku juga dalam penerjemahan karyasusastra Jika penerjemah menerjemahkan sebuah prosa maka penerjemah harus memunculkan gaya prosatersebut dalam terjemahannya Dengan kata lain bahwa gaya bahasa prosa tersebut tidak seharusnya

diubah menjadi gaya bahasa puisi atau bahkangaya bahasa ilmiahDi dalam mempertahankan gaya di samping tentunya kesetiaan pada isi pesan maka pemunculan gaya perludipertimbangkan secara tepat Penerjemah

harus tahu kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan bagaimana tingkat kemampuan khusus parapembacanya Hal ini perlu karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seorang

yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang ada kaitannya dengan bidang ilmu yang merekageluti Apabila terjemahannya itu ditujukan kepada para pembacayang bukan ahli dalam disiplin ilmu yang diterjemahkan

penerjemah perlu menyederhanakan kalimat terjemahan yang berkonstruksi rumit tanpa mengaburkan ataumenghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber Katashykata yang masih asing bagi merekaperlu dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang memungkinkan pembaca dapat memahami konsepyang terkandung dalam katashykatatersebut Sebaliknya pembaca yang profesional

tidak begitu mengalami kesulitan dalam memahami suatu isi teks terjemahan yang diungkapkan dengankalimatshykalimat yang kompleks dan dengan istilahshyistilah yang rumit dan konseptualJuga dimungkinkan sekali bahwa dalam suatu naskah bahasa sumber tidak hanya terdapat satu jenis ragamatau gaya bahasa saja tetapi lebih dari satu gaya bahasa maka penerjemah juga harus mengenalinya danmenggunakan gaya bahasashygaya bahasa yang digunakan oleh penulis naskah Oleh karena itu gayamenunjukkan keakuratan dan kewajaran penerjemahan karena salah satu alasan pilihan kata penerjemahadalah memberikan gaya yang sedekat mungkin dengan gaya dalam teks sumberGaya dapat diukur secara kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi unsurshyunsur gaya tersebut (Leech andShort 198142) Unsurshyunsur gaya tersebut dapat dilihat dari sudutpandang kebahasaan (Song Xiaoshu 20032 Said Shiyab 20034) Di dalam sudut pandang kebahasaan ini di dalam proses penerjemahan semuaparagraf kalimat dan kata harus betulshybetul diperhatikan sehingga pemilihan terbaik dapat diambil untukmenghasilkan pemikiran perasaan dan gaya yang alami Dari sudutpandang ini gaya dibentuk denganpenggabungan paragraf kalimat dan kata Oleh karena itu beberapa kalimat atau katashykata tunggal yang tidakditerjemahkan dengan baik kalimat atau katashykata tersebut tidak akan mempengaruhi gaya secara keseluruhandari karya yang diterjemahkanDi sini jelas bahwa paragraf kalimat dan kata benarshybenar penting di dalam gaya Paragraf kalimat dan katamerupakan dasar utama dari gaya Kalimat dibentuk dari katashykata paragraf dibentuk dari kalimatshykalimat dan

id 78Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 79Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 80Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 81Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

keseluruhan karya dibentuk dari paragrafshyparagraf Karya yang sangat baik dihasilkan melalui kesempurnaanparagraf paragraf dihasilkan melalui pemakaian kalimat yang sempurna dan kalimat dihasilkan melaluipemilihan kata yang benarshybenar sesuai Ke semua hal tersebut adalah yang ingin dicapai oleh penulis danpenerjemah dalam usahanya membuat hasil terjemahan yang benarshybenar sepadan gayanya Dengan demikiandi dalam proses penerjemahan penerjemah harus melihat keseluruhan karya melalui katashykata kalimat danparagraf dan menentukan gaya yang bagaimana yang akan dipakai Kemudian penerjemah mulaimenerjemahkan secara kalimat per kalimat dan paragraf per paragraf mulai dari awal sampai akhir dengan terusmemperhatikan pada reproduksi gaya yang digunakanBolantildeos (2006 212) menyatakan bahwa gaya merupakan karakteristik tekstual dari semua jenis teks yangmenunjukkan bentuk verbalisasi penulis sesuai dengan maksud komunikatifnya Lebih lanjut Bolantildeosmenyebutkan lima parameter untuk menjelaskan gaya Pertama adalah mendramatisir pergeseran gaya yaitupenggunaan berbagai pilihan kata di dalam teks sasaran dengan cara merubah atau menambahkan katashykatasecara lebih rinci meskipun katashykata tersebut tidak ada di dalam teks sasaran Kedua adalah penggunaanekspresi idiomatik yaitu menggunakan ekspresi idiomatik dalam teks sasaran yang sama dengan ekspresiidiomatik yang digunakan di dalam teks sumber Ketiga adalah penggunaan gaya bahasa yaitu penggunaangaya bahasa yang sama di dalam bahasa sasaran untuk menggantikan gaya bahasa di dalam bahasa sumberKeempat adalah penggunaan jenis bahasa tertentu yaitu penggunaan katashykata yang sesuai struktur kata danberbagai ekspresi yang ada di dalam teks sasaran sesuai dengan jenis teksnya Kelima adalah penggunaantanda baca yaitu penggunaan tanda baca di dalam teks sasaran yang dapat diubah setelah membandingkannyadengan tanda baca di dalam teks sumber

5Ungkapanshyungkapan Budaya dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa ungkapan budaya yang muncul di dalam penerjemahan

Ungkapanshyungkapan budaya yang dimaksud oleh penulis disini adalah ungkapanshyungkapan yang lebih khususdari teks novel sumber yang tidak hanya mengenai maknanya secara umum atau memiliki karakter leksikalnamun bagianshybagian teks novel yang mengandung atau memiliki pemahaman mengenai konteks budaya danstruktur bahasa yang memiliki makna figuratif atau konotatif Bagianshybagian yang khas atau khusus tersebutadalah

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan budayamateri istilahshyistilah ekologi budaya sosial dan ungkapanshyungkapan figuratif Dari sinilah teks novel ditentukankualitas dan kekhasannya yang istimewa

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Budaya MateriNewmark (198897) menyebutkan beberapa ungkapan yang termasuk ke dalam budaya materi yaitua Food (makanan) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah makanan minuman dan cara penyajiannya Di Amerika misalnya terdapat macaroni spaghetti raviolipizza junk food hors drsquooeuvre starter dessert Algerian wine dan sebagainya b Cloth (pakaian) yaitu

ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan istilahshyistilah pakaian tradisional kostum nasional dan cara berpakaian Di beberapa negara misalnya terdapat istilahsari kimono yukala jubbah jeans dan sebagainya

id 82Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

id 83Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

c House (tempat tinggal yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan tempat tinggal komunitasmasyarakat yang biasanya memiliki tempat tinggal yang khas dan memiliki tujuan tertentu misalnya palazzohotel bungalow hacienda pension villa borgata dan sebagainya Sementara itu Sumarno (2003 18shy21)menambahkan bahwa budaya materi juga dapat berupa bangunan tradisional yaitu ungkapanshyungkapan yangberhubungan dengan ciri khas bangunan di suatu budaya dan tidak terdapat di budaya lain Di Cina misalnyaterdapat bagunan yang disebut Tembok Cina di Indonesia terdapat Rumah Gadang Pendhopo Agung dansebagainyad Transport (moda transportasi) yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan sarana dan sistemperhubungan Di beberapa negara alat transportasi ini telah menjadi simbol dari kepemilikan pribadi danseringkali mengkonotasikan martabat seseorang Beberapa nama alat transportasi tersebut tidak hanya memilikinama lokal namun juga telah mengshyinternasional misalnya jumbo jet Metro BMW Volvo flyshyover phaethonlandau tulbury dan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Istilah EkologiIstilahshyistilah ekologi berbedashybeda antara satu budaya dengan budaya lain tergantung pada penamaan masingshymasing wilayah dan tingkat kekhasannya (Newmark 1988 97) Beberapa negara memiliki istilahshyistilah lokaldengan unsurshyunsur lokalnya yang sangat kuat dan penamaan istilahshyistilah lokal tersebut memiliki fungsi yangpenting dalam menunjukkan geografis dan identitas suatu negara Misalnya plateau yang secara geografismerujuk pada wilayah yang terdapat di Inggris dan Amerika sedangkan nama lainnya yaitu mesa altipianosecara geografis langsung merujuk pada suatu wilayah yang ada di Spanyol dan Italia Selain itu beberapa unsurshyunsur ekologi lain yaitu jenis musim hujan lembah ikan dan lain sebagainya yangtidak dapat dipahami baik secara denotatif maupun konotatif juga memiliki katashykata budaya yang perlu dicarikanpenyelesaian padanan misalnya jenis ikan nudibranch yang hanya terdapat di Lautan Pasifik namun tidakditemukan di wilayah lain begitu pula unsurshyunsur ekologi lain yang erat kaitannya dengan unsur komersialmisalnya mango advocado dan lainshylain yang menjadi produk dan kekhasan suatu wilayah yang kemudian dibawa atau di impor ke wilayah lain yang kemudian dinaturalisasikan menjadi mangue avocat dan lainshylain diwilayah lain

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan BudayaSosialMenurut Newmark (198898) yang dimaksud dengan budaya sosial secara khusus adalah manifestasi tertentu didalam suatu masyarakat yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa khusus atau tertentu atau dengankata lain sebagai foreign cultural words Yang tergolong ke dalam budaya sosial tersebut adalah ungkapanshyungkapan di dalam suatu pekerjaan dan kegiatan di waktu senggang yang biasanya dilakukan oleh anggotasuatu komunitas (Newmark 1988 99) sebutan atau penamaan yang diberikan kepada seseorang (Thriveni20021) dan peristiwa budaya (Sumarno 2003 18shy21) a PekerjaanDi dalam menerjemahkan masalah pekerjaan penerjemah harus membedakan antara masalah penerjemahandenotatif dan konotatif dari pekerjaan tersebut Ungkapanshyungkapan pekerjaan yang denotatif biasanya jarangmenimbulkan masalah terjemahan karena katashykata atau ungkapanshyungkapan tersebut dapat secara fungsionaldidefinisikan atau ditransfer misalnya ungkapanshyungkapan di dalam Tsu porkshybutcher cake shop with cafeacutemenjadi jagal warung kopi di dalam TsaUngkapanshyungkapan konotatif di dalam pekerjaan mungkin dapat menimbulkan masalah terjemahan misalnyaungkapanshyungkapan the masses the working class Ungkapanshyungkapan tersebut dapat menimbulkan maknapositif dan negatif yaitu ungkapanshyungkapan yang dapat berarti sekelompok orang yang bekerja (bukanpengangguran) ataupun kelompok orang yang bekerja di pabrik (pekerja pabrik) atau pekerja kasar yang miskinb Kegiatan Waktu Senggang Ungkapanshyungkapan budaya sosial yang merujuk pada kegiatanshykegiatan yang dilakukan pada saat santai dapatberupa pertandinganshypertandingan nasional misalnya cricket bullshyfighting tennis cardshygames gamblinggames dan sebagainya c Sebutan atau PenamaanSebutan atau penamaan terhadap seseorang merupakan unsur budaya sosial yang sering diwujudkan ataudiungkapkan di dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu Ungkapanshyungkapan tersebut juga seringdigunakan oleh penulis atau pengarang sebagai nilai asosiatif Misalnya sebutan Tuan Kate untuk menyebutseseorang yang kerdil yang diibaratkan mirip dengan ayam kate Selain itu sebutan atau penamaan tersebut

id 84Plagiarism detected 006 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 85Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

juga sering diwujudkan untuk mengekspresikan ungkapanshyungkapan tertentu terhadap karakter fisik seseorangmisalnya menyebut rambut dengan ungkapan bangs dan sebagainya d Peristiwa budayaPeristiwa budaya yaitu ungkapanshyungkapan yang berhubungan dengan kegiatan atau peristiwa suatu negaraseperti Thanksgiving di Amerika Serikat Sekaten Kenduren dan sebagainya di Indonesia Peristiwashyperistiwabudaya tersebut menimbulkan permasalahan di dalam menerjemahkan karena peristiwa budaya di suatu tempatsangat mungkin tidak dapat ditemukan padanannya di budaya lainPeristiwa budaya ini juga menyangkut kegiatanshykegiatan keorganisasian keagamaan kesenian dan juga istilahshyistilah khusus suatu konsep atau gagasan Istilahshyistilah khusus mengenai suatu gagasan merujuk pada suatuistilah yang dipakai baik secara populer maupun dalam bidang tertentu sebagai suatu entitas atau kejadian Didalam perkembangannya sekarang banyak orang yang menganggap bahwa gagasan adalah suatu kekayaanintelektual httpidwikipediaorgwikiKekayaan_intelektual seperti hak cipta httpidwikipediaorgwikiHak_ciptaatau paten httpidwikipediaorgwikiPaten Terma organisasi maupun religi merujuk pada istilahshyistilah suatuorganisasi atau religi yang dapat berupa organisasi politik sosial negara sekolah dan sebagainya Organisasishyorganisasi tersebut seringkali memiliki istilahshyistilah yang unik dan hanya dimiliki oleh anggota organisasitersebut misalnya organisasi militer yang memiliki istilahshyistilah seperti junta guinta junte mayor dansebagainya Sementara itu di dalam bahasa religi juga diwujudkan dalam berbagai varian istilah atauungkapan misalnya Santa Claus Saint Nicholas Father Christmas Kris Kringle dan lainshylainSementara itu istilah artistik merujuk pada suatu produk atau proses dari suatu unsur yang sedemikian rupamempengaruhi makna emosi dan intelektualitas Artistik mencakup berbagai wilayah kegiatan kreasi danbentuk ekspresi manusia yang termasuk di dalamnya adalah musik potografi film patung lukisan gedung senidan sebagainya

Ungkapanshyungkapan yang Berhubungan dengan Gaya BahasaGaya bahasa berbeda dengan gaya Sebagaimana yang penulis uraikan sebelumnya bahwa gaya adalah way ofwriting atau cara bagaimana penulis atau pengarang menyajikan sesuatu dalam bentuk tulisan sedangkan gayabahasa adalah cara bagaimana menyusun bahasa sehingga menimbulkan nuansa keindahan Gaya digunakansebagai suatu istilah yang menekankan pada bentuk tulisan dan membedakannya dengan isi tulisan Carapenulis menyajikan tulisannya mungkin saja menggunakan struktur kata atau kalimat yang kompleks atausederhana menggunakan istilahshyistilah teknis atau budaya menggunakan pemilihan partisipan dari beragamsudutpandang ataupun juga menggunakan bahasashybahasa figuratif atau gaya bahasa yang berbedashybedaDengan kata lain gaya bahasa merupakan bagian dari gayaSecara umum yang dimaksud dengan gaya bahasa

adalah carashycara yang khas bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu sehingga tujuanyang dimaksudkan dapat dicapai secaramaksimal (Ratna 2009 3) Di dalam karya susastra gaya bahasa adalah cara penyusunan bahasa sehinggamenimbulkan aspek estetis Secara tradisional gaya bahasa disamakan dengan majas atau suatu kiasan yangdigunakan

penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspekkeindahan Majas tersebut secara umum dibedakan menjadi empat macam yaitu majas penegasanperbandingan pertentangan dan majas sindiranDilihat dari hakikat karya susastra secara keseluruhan sebagai kualitas estetis perbandingan dianggap sebagaimajas yang paling penting sebab semua majas pada dasarnya memiliki cirishyciri perbandingan Metafora sebagaisalah satu bentuk majas merupakan yang paling banyak dan paling sering di dalam memanfaatkanperbandingan atau dengan kata lain di antara semua majas maka metaforalah yang paling penting MenurutWellek dan Warren (1989 246) makna karya susastra justru terletak di dalam metafora yang berkaitan denganperumpamaan secara umum karena di dalam susastra yang penting adalah citra yang ditampilkan dengan cirikhasnya yang estetis Oleh karena itu di dalam penelitian ini metafora menjadi objek kajian yang berhubungandengan gaya bahasa Metafora didefinisikan melalui dua pengertian secara sempit dan luas Pengertian secara sempit metaforaadalah majas seperti metonimia hiperbola personifikasi dan sebagainya Pengertian metafora secara luasmeliputi semua bentuk kiasan penggunaan bahasa yang dianggap menyimpang dari bahasa baku Di dalamkaitannya dengan penciptaan citra atau kesan baru metafora menurut Larson (1984 246) dibagi menjadi duakategori yaitu metafora hidup dan metafora mati Metafora hidup adalah metafora yang temporer atau sertashymerta diciptakan oleh penulis atau pembicara untuk melukiskan sesuatu yang seringkali penciptaannya

id 86Quotes detected 001 in quotes

id 87Quotes detected 001 in quotes

id 88Quotes detected 001 in quotes

dilakukan secara emosional Misalnya penggunaan bahasa

lsquopisau tajamrsquo yang semula mengacu pada pengertian benda nyata kemudian menjadi

lsquopikiran tajamrsquountuk menunjukkan kejernihan kedalaman dan ketelitian seseorang dalam menganalisis suatu permasalahansama dengan kemampuan pisau tersebut Pisau yang tajam atau bendashybenda lain yang tajam tidak akanmenghasilkan makna yang baru sebab makna tajam yang dimiliki oleh pisau sudah dianggap sebagai maknaliteral Sebaliknya pikiran tajam berhasil membangkitkan emosi sebab makna tajam itu sendiri sudah berada didalam konteks yang baru Dengan kata lain bahwa metafora hidup merupakan estetis yang memberikan kesanbaru Metafora hidup ini akan mudah dipahami apabila pembaca atau pendengar memberikan perhatian yangkhusus terhadap perbandingan yang telah dibuat Metafora mati atau seringkali disebut dengan bahasa klise atau idiom merupakan metafora yang dibentukdengan tidak lagi memikirkan pembanding makna dasarnya namun langsung memikirkan pada makna idiomatisyang dibentuknya Contoh dari metafora mati ini adalah leg of the table atau kaki meja Penulis atau pembicaramembentuk metafora ini dengan membandingkannya antara kaki meja dengan kaki manusia namun penulis danpembaca tidak lagi memikirkan kaki manusia ketika menggunakan tersebut Metafora seperti kaki meja inimemiliki makna yang tetap atau tidak berubah Jadi makna metafora mati atau idiom tidak dapat diprediksi darikatashykata yang membentuk idiom tersebut Misalnya if convicted he will certainly get the hot seat yang memilikimakna

lsquohukuman matirsquo Arti idiom tersebut sama sekali tidak dapat diprediksi dari katashykata pembentuknya yaitu hot dan seat Larson (1984 246) menyatakan bahwa idiom memiliki makna idiomatik yang juga disebut dengan nonshyliteralmeaning (figurative meaning) atau figure of speech yaitu sebuah kata atau frase yang dipakai untukmenciptakan efek khusus dan dipakai bukan dalam arti yang sebenarnya Idiom bisa merupakan kelompok kataatau frase klausa dan bahkan kalimat Idiom termasuk ke dalam ungkapan figuratif yang terdapat di dalamsemua bahasa dan makna dari idiom tersebut tidak bisa diprediksi dari katashykata yang menyusunnya secaraharfiah Walaupun pengarang susastra melakukan penyimpangan strukturshystruktur bahasa yang lazim dipakaikenyataannya mereka tidak dapat melepaskan diri secara total akan konvensi susastra Menurut Aminuddin(200944shy46) konvensi susastra tersebut secara umum dapat dilihat melalui penandashypenanda sebagai berikuta) Bahasa yang dipakai di dalam susastra adalah bahasa yang bersifat estetis puitis dan menyentuh rasakeindahan Keindahan bahasa susastra tercipta lewat pendiksian yang tepat serta kompensasi bunyi yangserasi Setiap novel pasti memenuhi penanda inib) Karya susastra bersifat imajinatif atau fiktif yaitu suatu cerita rekaan yang berangkat dari daya khayal kreatifKarya susastra bersifat intuitif yang mengutamakan faktor rasa Imajinasi merupakan wilayah khusus yang tidakperlu dicocokshycocokkan dengan kenyataan walaupun sesuatu yang bersifat imajinatif tidak harus irasionalSesuatu yang bersifat imajinatif boleh jadi terjadi dalam kehidupan nyata karena bagaimanapun juga karyasusastra merupakan refleksi kehidupan manusiac) Bahasa susastra bersifat konotatif dan multiinterpretasi Bahasa susastra mempunyai banyak makna dandapat ditafsirkan melalui berbagai macam aspek dan dimensi Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa karyasusastra memang merupakan karya kreatif yang harus mampu menggugah kreativisme dan merangsang dayapikir Jika seseorang berhasil menginterpretasikan ungkapanshyungkapan susastra yang rumit maka dia tidakperlu mengklaim bahwa tafsirannyalah yang paling benar karena penafsiran karya susastra terbuka terhadapbanyak tafsir Karya susastra selalu mempunyai berlapisshylapis makna dan karenanya selalu mengundangpenafsiran maknashymakna baru Karya susastra bersifat dinamisd) Bahasa susastra bersifat simbolis asosiatif sugestif dan konotatif Bahasa susastra mengungkapkansesuatu dengan kiasan Penggunaan bahasa kias dalam karya susastra bukan berarti pengarang sengajamembuat pembaca bingung namun justru lebih mendorong pembaca untuk berfikir kreatif Bahasa kias jugamencerminkan kehalusan perasaan pengarang dan daya asosiasi yang tinggie) Tokohshytokoh didalam karya susastra dilukiskan dengan karakter pribadi dan pencitraan diri yang kuatKeberadaan tokohshytokoh tersebut terasa hidup dan berada kuat di tengahshytengah kita Setting dilukiskan dengancermat dan hidup sedangkan plotnya begitu memikat Adanya setting dan plot memungkinkan para tokoh biasbergerak dengan leluasa untuk melahirkan konflikshykonflik yang dramatis

id 89Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 90Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 91Plagiarism detected 004 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 92Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 93Plagiarism detected 005 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 94Plagiarism detected 002 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 95Plagiarism detected 011 httpsfitrimeydhablogspotcom20

id 96Plagiarism detected 018 httpsfitrimeydhablogspotcom20

Dengan mengacu pada konvensi di atas dan dengan mempertimbangkan

gaya bahasa sebagai pemakaian bahasa secarakhas maka pemakaian bahasa yang khas dapat diidentifikasi dengan (1) secara teoretis menemukan cirishyciripemakaian bahasa yang khas yang

pada umumnya dilakukan dalam kaitannya denganpenelitian ilmiah misalnya pada saat menganalisis sebuah karya susastra dan (

b) secara praktis melalui pengamatan langsung terhadap pemakaian bahasa seharishyhari misalnya melaluipemakaianberbagai perumpamaan (Ratna 200913) Namun demikian dikaitkan dengan relevansinya

sebagai kekhasan itu sendiri bahasa yangdiciptakan dengan sengaja maka pemakaian bahasa yang khas pada umumnya dibatasi pada karya susastraDominasi penggunaan bahasa yang khas ini di dalam karya susastra diakibatkan oleh beberapa hal sebagaiberikuta) Karya susastra merupakan karya yang mementingkan unsur keindahanb) Karya susastra di dalam menyampaikan pesan menggunakan carashycara tidak langsung sepert refleksimanifestasi dan representasic) Karya susastra

adalah curahan emosi bukan intelektualAspek keindahan pesan tak langsung dan hakikat emosional mengarahkan bahasasusastra pada bentuk penyajian terselubung dan bahkan sengaja disembunyikan Ada suatu kesan bahwa untukmenemukan pesan di dalam karya susastra harus dilakukan melalui jalan yang panjang dan berbelokshybelokJadi karya susastra

berbeda dengan karya ilmiah yang justrumenghindari unsur estetis dan emosionalitas Karya susastra

juga berbeda dengan bahasa seharishyhari yang bersifat praktis dan cepat dimengertiPenggunaan bahasa khas bukan dalam pengertian bahwa bahasa susastra berbeda dengan bahasa seharishyhari dan bahasa ilmiah Tidak ada perbedaan prinsip sepertikosakata dan leksikal antara bahasa susastra bahasa ilmiah dan bahasa seharishyhari Ciri khas danperbedaannya

diperoleh melalui proses pemilihan dan penyusunan kembali Analog dengan kehidupan seharishyhari gayasebagai salah satu cara hidup di antara berbagai cara yang lain gaya bahasa adalah masalah cara pemakaianyang khas bukan bahasa khas yang berbeda dengan bahasa dalam kamus Dengan kata lain kekhasan yangdimaksudkan adalah kekhasan dalam proses seleksi memanipulasi danmengombinasikan katashykata Pilihanshypilihan seperti itulah yang justru memegang peranan karena di dalamproses tersebut terkandung kualitas proses kreatif kemampuan imajinatif dan kekuatan katashykata Sementara itu Zuchridin (1982 87shy91) menegaskan bahwa kekhasan bahasa di dalam karya susastra adalahkekhasan dari sifatshysifat susastra itu sendiri yaitu bahwa karya susastra selain memiliki unsurshyunsur ekspresiamanat informasi fiksi juga bersifat individulisasi Oleh karena kekhasannya tersebut maka penggunaanbahasa di dalam karya susastra harus digunakan sebaikshybaiknya Bahasa yang digunakan harus sederhanasegar tepat dan hidup Dengan melihat pada sifat kekhasan bahasa di dalam karya susastra maka seorangpenerjemah perlu atau harus dapat memberikan interpretasi dan apresiasi yang tepat terhadap karya terjemahanyang akan diterjemahkan

id 97Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 98Plagiarism detected 005 httpjournalsumsacidindexphp

id 99Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 100Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 101Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu + 6 more resources

id 102Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 103Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

ReferensiLarson Mildred L 1989 Penerjemahan Berdasarkan Makna Terjemahan Kencanawati Taniran Jakarta ArcanNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalRatna Nyoman Kutha 2009 Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya Yogyakarta Pustaka PelajarSumarno Thomas

2003 Menerjemahkan itu Sulit dan Rumit Makalah disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemah 15shy16September 2003SurakartaZuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

6Kesepadanan dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan definisi kesepadanan dalam penerjemahan

Penerjemahan pada dasarnya merupakan pengalihan suatu pesan dan gaya bahasa suatu teks yang sepadandari bahasa yang satu (bahasa sumber) ke bahasa yang lain (bahasa sasaran) Dengan kata lain bahwakegiatan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah selalu ditujukan untuk mencari padanan yang optimal

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranPadanan yang optimal adalah tujuan akhir penerjemahan (Zhu 2004) Di dalam usaha mencari suatu padananyang optimal bukanlah hal yang mudah bagi penerjemah dan seringkali menimbulkan banyak masalahMasalahshymasalah tersebut sebagai akibat adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosiokultural

antara bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut Rochayah (2000 106) kesepadanan bukanlah kesamaan Hal ini karena bahasa berbeda satu samalain baik yang menyangkut bentuk maupun kaidah yang mengatur konstruksi gramatikal Hal senadadisampaikan oleh Bassnett (200237) bahwa kesepadanan (equivalence) di dalam penerjemahan seharusnyatidak disebut dengan kesamaan (sameness) karena kesamaan tidak dapat muncul bersama antara dua bentukteks sasaran dari teks yang sama namun tetap berdiri sendiri

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu Pym (20072) mengatakan bahwa

id 104Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dan teks bahasa sasarantidak bisa disebut berpadanan karena konsep terjemahan itu sendiri pada dasarnya secara budaya berbeda danmemiliki konsep sendirishysendiri Lebih lanjut menurut Nababan (2008) suatu kesepadanan penerjemahan antara teks sasaran dengan tekssumber sangatlah problematik dalam arti bahwa kesepadanan mutlak sangatlah sulit dicapai Hal ini karena tigaalasan yaitu tidak mungkin suatu teks memiliki interpretasi yang konstan sama meskipun dari orang yang samadalam kesempatan yang berbeda penerjemahan merupakan interpretasi subjektif dari penerjemah (samadengan pendapat William 2001) dan tidak mungkin bagi seorang penerjemah untuk menentukan bagaimanatanggapan pembaca terjemahan terhadap teks sumber ketika teks sumber tersebut pertama kali dibuat Didalam usaha mencari hubungan padanan ini beberapa pakar penerjemahan menyodorkan berbagai pendapatmengenai konsep kepadanan dalam penerjemahan

A Vinay dan Darbelnet

Vinay and Darbelnet (1995342) memandang kesepadanan sebagai suatu prosedur pengalihan situasi ataukonteks yang sama dengan konteks aslinya meskipun pengalihannya menggunakan katashykata yang berbedaantara teks sasaran dengan teks sumber Menurut Vinay dan Darbelnet apabila prosedur ini diterapkan dalamproses penerjemahan prosedur tersebut mampu menjaga bentuk atau gaya dari teks sumber ke dalam tekssasaran Oleh karena itu kesepadanan tersebut merupakan metode yang sangat ideal di dalam menerjemahkanperibahasa idiom frasa nominal atau sifat dan juga onomatopi suara binatangLebih lanjut Vinay dan Darbelnet mengatakan penciptaan kesepadanan muncul dari suatu situasi yaitu situasi didalam teks sumber yang akan dicarikan solusinya atau padanannya oleh penerjemah Di dalam mencaripadanan ini penerjemah tidaklah cukup apabila hanya mencarikan padanannya melalui kamus atau glosari sajanamun juga harus mencari padanannya di dalam situasi atau konteks yang sama atau dalam istilah mereka disebut dengan full equivalents (hal 255)

B Jakobson

Kesepadanan menurut Jakobson (2000 233) adalah penggunaan sinonim untuk mendapatkan makna dari tekssumber (hal yang sama juga disampaikan oleh Amstrong 200544) Hal ini berarti bahwa di dalampenerjemahan tidak ada yang namanya full equivalence antara fiturshyfitur kebahasaaan di dalam teks sumber danteks sasaran Di dalam konsep kesepadanan ini dapat dijelaskan bahwa penerjemahan melibatkan duapengalihan pesan yang sepadan di dalam dua fitur kebahasaan yang berbeda Lebih lanjut Jakobsonmengatakan bahwa dari sudut pandang gramatikal bahasa pastilah berbeda satu sama lain namun perbedaantersebut tidak berarti bahwa penerjemahan tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain bahwa penerjemahantetap dapat dilakukan meskipun menghadapi masalah di dalam mencari padanan penerjemahan Di dalammencari padanan ini dapat dilakukan dengan cara peminjaman kata (loanwords) pergeseran semantik ataupenciptaan kata sendiri Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Jakobson ini dapat dijelaskan bahwa di dalam halshyhal tertentu tidakada kesepadanan literal untuk katashykata atau kalimat tertentu atau khas di dalam teks sumber dan oleh karenaitu penerjemah harus memilih atau mencari cara yang paling sesuai atau memungkinkan diterapkan pada tekssasaran Di sini nampak bahwa ada kesamaan antara konsep kesepadanan Vinay dan Darbelnet dengankonsep Jakobson Kedua konsep kesepadanan tersebut menekankan bahwa apabila pendekatan linguistiksudah tidak lagi sesuai di dalam menerjemahkan penerjemah harus mencari prosedur yang lain misalnyapinjaman kata (loanwords) pergeseran semantik dan sebagainya Kedua konsep tersebut menjelaskanketerbatasan teori linguistik dan menjelaskan bahwa penerjemahan tetap dapat dilakukan karena masih terdapacarashycara lain yang dapat dipilih oleh penerjemah

C Nida dan Taber

Menurut Nida (1982200shy201) terdapat dua jenis kesepadanan yaitu kesepadanan formal dan kesepadanandinamis Kesepadanan formal merujuk pada kesepadanan maksimal pada kata atau frasa bahasa sumber Nidadan Taber memberikan kejelasan bahwa tidak selalu ada kesepadanan formal antara dua bahasa

Oleh karena itu Nida dan Tabermenyarankan bahwa kesepadanan formal dipakai apabila penerjemahan bertujuan untuk mendapatkankesepadanan yang benarshybenar formal daripada kesepadanan yang sifatnya dinamis Penggunaankesepadanan formal ini membawa implikasi yang cukup serius di dalam teks sasaran karena penerjemahan

id 105Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 106Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 107Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tersebut tidak akan mudah dipahami oleh pembaca (Fawcett 1997) Nida dan Taber sendiri menyatakan bahwakesepadanan formal pada umumnya menyimpangkan pola gramatikal dan gaya dari bahasa sasaran dan olehkarenanya juga menyimpangkan pesan atau makna yang disampaikan kepada pembaca karena pembaca akansangat sulit memahami pesan yang disampaikan Kesepadanan dinamis merujuk pada prinsip penerjemahan bahwa penerjemah berusaha mencari makna aslisedemikian rupa sehingga katashykata di dalam teks sasaran akan membangkitkan pengaruh atau efek yang samakepada pembaca sasaran sebagaimana pengaruh atau efek yang dibangkitkan teks sumber terhadap pembacateks sumber Hal ini berarti bahwa bentuk atau gaya di dalam teks sumber dapat diubah sepanjang perubahantersebut mengacu pada konsistensi kontekstual dalam pengalihannya Konsep kesepadanan oleh Nida dan Taber ini menyiratkan secara jelas bahwa kesepadanan dinamis lebihefektif (Ibrahim 20081) daripada kesepadanan formal karena hal ini dapat dipahami bahwa konteks atau situasijauh lebih akurat dan komunikatif daripada menggunakan pendekatan linguistik di dalam menerjemahkan ataudengan kata lain kualitas pragmatikshysemantik lebih menjelaskan kesepadanan dalam penerjemahan daripadasekadar kesepadanan harfiah saja Atau dalam pandangan Hatim dan Munday (200427) bahwa kesepadananformal hanya melibatkan pendeskripsian sistem kebahasaan saja (langue) dan bukannya perbandingan dankesepadanan

antara teks sumber dan teks sasaran

CNewmark

Newmark (1981) membedakan konsep kesepadanan antara kesepadanan semantik dan kesepadanankomunikatif Sama halnya dengan konsep kesepadanan dinamis yang diberikan oleh Nida dan Taberkesepadanan komunikatif juga berusaha menciptakan efek terhadap pembaca teks sasaran yang sama denganapa yang diterima oleh pembaca teks bahasa sumber

E MundayMunday (2000) menggambarkan konsep kesepadanan dalam lima jenis kesepadanan yaitu1 Kesepadanan denotatif yaitu yang berhubungan dengan kesepadanan ekstralinguistik suatu teks2 Kesepadanan konotatif yaitu yang berhubungan dengan pilihanshypilihan leksikal3 Kesepadanan teksshynormatif yaitu yang berhubungan dengan jenisshyjenis teks4 Kesepadanan pragmatik atau kesepadanan komunikatif yaitu kesepadanan yang ditujukan pada pembacateks5 Kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang berhubungan dengan bentuk atau gaya suatu teks

F Catford

Konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh Catford (1974) ini benarshybenar berbeda dengan yang ditawarkanoleh Vinay dan Darbelnet Jakobson maupun Nida dan Taber karena Catford lebih menekankan padapendekatan yang berbasis linguistik dengan kontribusi terbesarnya di dalam terjemahan yaitu mengenaipergeseran terjemahan (translation shift) Gagasan mengenai pergeseran terjemahan tersebut pada dasarnyaberawal dari perbedaan antara kesepadanan formal dan kesepadanan tekstual Di dalam terjemahan terikat(rankshybound translation) kesepadanan dilakukan secara kata per kata atau morfem per morfem di dalam tekssasaran Sementara itu di dalam terjemahan bebas (unbounded translation) kesepadanan tidak terikat padatataran tertentu dalam arti bahwa kesepadanan dapat ditemukan di dalam tingkat kalimat klausa ataupuntingkat yang lain Oleh karena itu menurut Catford bahwa kesepadanan formal selalu ada

antara teks sumber dan teks sasarandan memiliki konfigurasi yang sama di dalam tataran (ranks) teks sumber dan teks sasaran Salah satu masalahyang nyata di dalam kesepadanan formal adalah meskipun bermanfaat di dalam perbandingan bahasa namuntidak benarshybenar sesuai di dalam memcari kesepadanan terjemahan

antara teks sumber dan teks sasaranSementara itu kesepadanan tekstual terjadi ketika teks di dalam bahasa sasaran diselaraskan supaya sepadan

id 108Quotes detected 001 in quotes

id 109Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan teks yang ada di dalam bahasa sumber Sejauh pergeseran terjemahan dapat dilakukan makakesepadanan terjemahan dapat dilakukan Dengan alasan ini Catford membedakan pergeseran terjemahandengan pergeseran tingkat (level shifts) dan pergeseran kategori (category shifts)Konsep kesepadanan Catford ini menuai banyak kritik Salah satu kritik yang paling tajam berasal dari SnellshyHornby (198819shy20) yaitu yang mengatakan bahwa definisi kesepadanan tekstual Catford yang sangatbergantung pada faktor tekstual

lsquobenarshybenar tidak cukuprsquodi dalam proses penerjemahan SnellshyHornby menyatakan bahwa proses penerjemahan tidak cukup hanyadengan pengurangan atau pergeseran pada tataran linguistik saja namun masih ada faktorshyfaktor lain yangperlu diperhatikan yaitu aspek budaya dan konteks

G House

House (197749) lebih menekankan pada kesepadanan semantik dan pragmatik dan menyatakan bahwa tekssumber dan teks sasaran seharusnya memiliki fungsi yang sepadanan dan berada dalam dimensi situasionalyang sama Jadi apabila teks sumber dan teks sasaran secara substansial berbeda dimensi situasinya dankemudian secara fungsinya tidak sepadan maka terjemahan tersebut tidak memiliki kualitas terjemahan yangtinggi

H Baker Baker mengeksplorasi kesepadanan dalam berbagai tingkatan di dalam proses penerjemahan Menurut Baker(199211shy12) kesepadanan dapat digolongkan dalam a Kesepadanan kata yaitu kesepadanan antar kata Ketika penerjemah mulai menganalisis teks sumberpenerjemah melihat katashykata sebagai suatu unit tunggal untuk menemukan padanan langsung di dalam tekssasaran b Kesepadanan Gramatikal Kesepadanan ini merujuk pada perbedaanshyperbedaan kategori gramatikal bahasasumber dengan bahasa sasaran Menurut Baker aturan gramatikal mungkin berbedashybeda antar bahasa dan inimenimbulkan masalah di dalam mencari kesepadanan langsung di dalam teks sasaran Perbedaan inimemungkinkan sekali terjadi perubahan pesan atau makna dalam teks sumber dan teks sasaran Perubahan inimembuat penerjemah melakukan penambahan atau penghilangan informasi di dalam teks sasaran itu sendiri c Kesepadanan Tekstual Kesepadanan ini merujuk pada kesepadanan

antara teks sumber dan teks sasarandalam hal makna dan kohesinya Penerjemah berusaha mencari atau menghasilkan suatu teks yang kohesif dankoheren bagi pembaca teks sasaran di dalam konteks tertentu Hal ini tergantung kepada penerjemah untukmemutuskan apakah tetap menjaga atau melepas ikatan kohesif dan koheren teks sumber Keputusan untukmelakukan ini akan banyak dipengaruhi oleh aspek pembaca sasaran tujuan penerjemahan dan jenis teks d Kesepadanan Pragmatik Kesepadanan ini merujuk pada implikatur dan strategi yang digunakan selamaproses penerjemahan Implikatur di sini bukan semata apa yang secara eksplisit disampaikan namun juga apayang tersirat Oleh karena itu peran penerjemah adalah menjembatani maksud penulis baik yang tersuratmaupun tersirat ke dalam budaya lain sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca memahami teksdengan mudah

I Bell

Bell (19916) membagi kesepadanan berdasar sifat bahasa itu sendiri yaitu sebagai struktur formal dan sebagaisistem komunikasi Bahasa sebagai struktur formal terdiri dari unsurshyunsur yang dikombinasikan dan yangmemiliki makna Bahasa sebagai sistem komunikasi dalam arti bahwa bentukshybentuk struktur formal tersebutmengacu pada entitas dan disertai dengan sinyalshysinyal yang memiliki nilai komunikasi Berdasarkan sifatbahasa ini kesepadanan terjemahan dibedakan atas kesepadanan formal yaitu kesepadanan yang bebaskonteks dan kesepadanan fungsional yaitu kesepadanan yang berorientasi pada nilaishynilai komunikasi teksDari beberapa konsep kesepadanan yang ditawarkan oleh para pakar tersebut secara substansial dapat dilihatbahwa beberapa pakar lebih berfokus pada aspek linguistik dan beberapa pakar lain lebih pada fungsinyaPernyataan yang sama diungkapkan oleh Leonardi (20001) bahwa konsep kesepadanan dapat dibagi ke dalamtiga kelompok yaitu (1) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan pada pendekatan linguistik di dalamupaya mencari kesepadanan di dalam menerjemahkan (2) kelompok pakar penerjemahan yang mendasarkan

id 110Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

id 111Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 112Plagiarism detected 004 httpjournalsumsacidindexphp

id 113Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

kesepadanan dengan melihat pada perbedaan aspek pragmatiksemantik fungsi dan budaya dan (3) kelompokpakar penerjemahan yang berdiri di tengahshytengah yang menganggap bahwa penerjemahan pada dasarnyaadalah rsquofor the sake of conveniencersquo Sebagaimana disebutkan di atas bahwa karena adanya perbedaan gramatikal semantik dan sosioshykulturalantara bahasa sumber dan bahasa sasaran maka diperlukan strategi pemecahan masalah padanan Strategitersebut dapat berupa penambahan informasi pengurangan informasi dan penyesuaian struktur (Newmark198885shy91) Penambahan informasi adalah memasukkan informasi yang tidak ada dalam teks sumber ke dalamteks sasaran Informasi yang ditambahkan dapat berupa informasi kultural teknis atau kebahasaanPenghilangan informasi merujuk pada penghilangan isi dan bukan penyelarasan struktur untuk menghasilkanterjemahan yang gramatikal Penyesuaian struktur merujuk pada perubahan atau pergeseran tatabahasa daribahasa sumber ke bahasa sasaran Tujuan penyesuaian struktur ini adalah untuk menghasilkan terjemahanyang sepadan makna dan gayanya Sementara itu menurut Aguardo (2005294) strategi lain yang dapatdilakukan untuk mengatasi masalah kesepadanan adalah dengan menggunakan berbagai strategimenerjemahkan dengan memperhatikan pada tataran kata kalimat dan pertanyaanshypertanyaan pada maknashymakna leksikalNamun demikian karena tidak ada dua bahasa yang secara sistematis dan budaya sama maka pergeserantersebut penambahan penghilangan dan substitusi perlu dilakukan namun tidak dalam setiap kesempatan(Riazi 2008) Penerjemah perlu mempertimbangkan secara mendalam penggunaan gaya di dalam tekssasaran Apabila terdapat perbedaan yang sangat lebar antara dua bahasa penerjemah dapat merubahnya kedalam bentuk atau gaya yang sesuai di dalam bahasa sasaran yang didasarkan pada suatu konteks yangmelatarinya (Pinto 2001 House 2001) dan juga tugas penerjemah perlu mengenali jenisshyjenis teks sebelummemulai menerjemahkan (Nieminen 2004)

ReferensiAguardo Pilar 2005 TranslationshyStrategies Use A ClassroomshyBased Examination of Bakerrsquos Taxonomy OnlineTranslation Journal Meta vol 50 ndeg 1 2005 p 294shy311 (http httpideruditorgiderudit010675ar )Catford JC

1974 A Linguistic Theory on Translation London Oxford UniversityPressFawcett Peter 1997 Translation and Language Linguistic Theories Explained Manchester St JeromePublishingHatim B dan I Mason 1997

The Translator as Communicator LondonNew YorkRutledgeHouse Juliane 1977 A Model for Translation Quality Assessment Tuumlbingen Gunter Narr

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressLeonardi Vanessa 2000 Equivalence in Translation Between Myth and Reality Online Translation Journal 44 1shy14 (httpaccurapidcomjournal14equivhtm)Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNababan Rudolf

2008 Equivalence in Translation Some ProblemshySolving Strategies Online Translation Article (httphttpwwwprozcomdoc2071 )Newmark Peter 1981 Approaches to Translation Germany Pergamon Press shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternational

id 114Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 115Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

Nida Eugene A 1982 Language Structure and Translation Stanford University Press CaliforniaNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta GrasindoSnellshyHornby Mary1988 Translation Studies an Integrated Approach Amsterdam and Philadelphia JohnBenjaminsVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John BenjaminsWilliams M 2001 The Application of Argumentation Theory to Translation Quality Assessment OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 326shy 344(httpwwweruditorg)Zhu Chunshen 2004 Ut Once More The Sentence as the Key Functional Unit of Translation OnlineTranslation Journal Meta Translators Journal vol 44 ndeg 3 2004 p 429shy447 (httpideruditorgiderudit004644ar )

7Analisis Kontrastif dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menguraikan analisis kontrastif dalam penerjemahan

Kemunculan analisis kontrastif dimulai setelah Perang Dunia II dengan adanya urbanisasi besarshybesaran darisatu negara ke negara lain Urbanisasi ini memaksa suatu negara (sebagai pendatang) dengan segalakonsekuensinya harus mempelajari lingkungan sosiobudaya masyarakat atau negara yang ditempati James(1980iv) menyatakan bahwa pada tahun 1960 analisis kontrastif pertama kali dipublikasikan denganmembandingkan bahasa Inggris dengan bahasashybahasa lain yaitu Jerman Prancis Polandia dan Spanyol dandiselenggarakannya programshyprogram pengajaran bahasa yang sesuai dengan negara baru yang ditujuBerbagai penelitian mengenai analisis kontrastif dilakukan oleh para ahli bahasa untuk membandingkan aspekshyaspek yang ada dalam bahasa satu dengan bahasa lainnya Pada dekade ini penelitian mengenai analisiskontrastif mencapai puncaknyaNamun setelah tahun 1970 analisis kontrastif mulai kurang mendapat perhatian Hal ini dikarenakan duapenyebab utama yaitu linguistik deskriptif dan pedagogik psikolinguistik Linguistik deskriptif sebagai dasar daridiskriptif kontrastif tidak mampu bertahan terhadap tekananshytekanan yang terusshymenerus terkait denganperubahan model analisis dan pendekatanshypendekatan sedangkan dari faktor pedagogik pesikolinguistik paraguru bahasa menganggap bahwa deskriptif kontrastif yang mereka kenal hanya mampu memprediksi sebagianmasalah pembelajaran saja dan hal ini justru menyebabkan berbagai masalah baru bagi para pembelajar yangmemiliki latar belakang berbeda dan merosotnya kualitas hasil proses pembelajaran

Pasang surut analisis kontrastifAnalisis kontrastif dalam perjalannya mengalami pasang surut yang tidak hanya problematik namun juga penuhkontroversi(James 1980166) Di dalam melihat pasang surut ini paling tidak dapat dilihat dalam dua pertanyaan

id 116Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 117Quotes detected 0 in quotes

id 118Quotes detected 0 in quotes

id 119Quotes detected 0 in quotes

id 120Quotes detected 0 in quotes

id 121Quotes detected 0 in quotes

id 122Quotes detected 0 in quotes

id 123Quotes detected 0 in quotes

id 124Quotes detected 013 in quotes

utama yaitu apakah bahasashybahasa yang berbeda dapat dibandingkan semua dengan sematashymata melihatsifat analisis kontrastif yang memiliki validitas rendah (face validity) dan apabila bahasashybahasa itu secaraprinsip dapat dibandingkan dengan memakai kriteria apa hal tersebut dapat dibandingkanPertanyaan pertama tersebut menjadi suatu dilema bagi para Strukturalis yang telah mempromosikan analisiskontrastif dimana pada saat yang sama mereka tetap bertahan pada keunikan masingshymasing bahasa Keunikanini terlihat dalam penentuan kategori sistem fonologi dan gramatikal Contoh dari pandangan ini adalah bahwabahasa Inggris dan Jerman mempunyai fonem yang ditunjukkan dengan simbol yang sama i dan intmisalnyadalam queen shoe much pretty namun bernilai berbeda

Hal yang sama juga terjadi padapenggunaan label tense dan artikel untuk merujuk pada kategori gramatikal tertentu pada dua bahasa yangberbeda yang tidak berarti bahwa kita membicarakan hal yang sama Contoh dari fakta ini adalah penggunaankata benda

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman dan Perancis Kata

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Jerman memiliki nilai yang berbeda dengan

lsquomaskulinrsquodalam bahasa Perancis Maskulin dalam bahasa Perancis maksudnya hanya berbeda dengan

lsquofeminimrsquo(sistem gender duashyistilah) sedangkan dalam bahasa Jerman

lsquomaskulinrsquodibedakan dengan

lsquoneuterrsquodan

lsquofeminimrsquo(sistem gender tigashyistilah)Pertanyaan kedua merujuk pada tertium comparationis (TC) untuk analisis kontrastif fonologi dan leksikal yaitustruktur tampak muka (surface structure) struktur makna (deep structure) dan kesepadanan terjemahan(translation equivalence) Keberatan utama pada penggunaan struktur tampak muka dalam TC ini adalah bahwastruktur tampak muka ini mengarah peda persamaan antarbahasa yang superfisial dan tidak penting Keberatanyang sama juga terjadi pada struktur makna bahwa kalimatshykalimat dalam bahasashybahasa yang sama maupunberbeda dengan struktur makna tidak serta merta memiliki kesepadanan komunikatif yang sama Dengan katalain meskipun kita mendemonstrasikan dua kalimat dari dua bahasa yang berbeda kita dapat membingungkanpembaca bila kita berusaha menyamakan bahasa tersebut dalam hal potensial komunikatifnya

Pentingnya analisis kontrastif dalam terjemahan

Analisis kontrastif memiliki peran yang penting dalam terjemahan meskipun terdapat beberapa keberatanSebagaimana dikatakan oleh Baker (1998 49)

ldquothe relationship between contrastive translation is bishydirectional on the other hand the translation of specificpieces of text may provide the data dor contrastive analysis On the other hand contrastive analysis may

id 125Quotes detected 001 in quotes

id 126Quotes detected 0 in quotes

id 127Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 128Quotes detected 014 in quotes

provide explanations of difficulties encountered in translationrdquo

Pentingnya analisis kontrastif ini dapat disimak dalam pendefinisian kesepadanan terjemahan(Jakobson2000233 Newmark1982Munday2000 Pinto 2001 House 2001 Nieminen 2004) Beberapapakar (Vinay and Darbelnet1995342 Catford 1974) menyatakan bahwa kesepadanan terjemahan adalahsinonim dengan kesamaan makna Menurut pandangan ini bahwa para kontrativis seharusnya menyamakanpasangan kalimat dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan

lsquobenarshybenar samarsquo Permasalahan menjadi muncul bagaimanakah menentukan bahwa kalimat dalam bahasa sumber memilikimakna yang benarshybenar sama dengan bahasa sasaran Salah satu cara untuk menentukan kesepadanan terjemahan ini adalah dengan identifikasi struktur makna (deepstructure) karena struktur makna dalam suatu kalimat merupakan suatu

lsquorepresentasirsquoyang menghubungkan semua informasi yang sesuai dengan interpretasi tunggal dari kalimat tertentu ataukalimat yang dimaksud (James 1980175) Struktur makna menyamakan makna yang menyatakan bahwaidentitas struktur makna menyamakan kesamaan makna Kesimpulan yang beralasan yang bisa diambil adalahbahwa konstruksi yang sama memiliki struktur makna yang identik atau sama yang bahkan bila pada strukturtampak mukanya berbeda Contoh dalam hal ini adalaha Annaura sliced the potato with a knifeNP1 V NP2 NP3b Annaura used a knife to slice the potatoNP1 V1 NP3 V2 NP2c Annaura mengiris kentang dengan pisauNP1 V NP2 NP3d Annaura menggunakan pisau untuk mengiris kentangNP1 V1 NP3 V2 NP2e Annaura used a knife (Annaura sliced the potato)NP1 V NP3 ( NP1 V NP2 ) S

Penjelasan dari contoh diatas adalah sebagai berikut1

Dalam bahasa sumber dan bahasa sasarankata kerja slicemengiris adalah aktif2 NP2 (potato) tidak harus menjadi pusat NP33 Pertanyaan yang diambil dari kedua pasangan bahasa sumber dan bahasa sasaran adalah samaDid Annaura slice the potato with a knifeApakah Annura mengiris kentang dengan pisau

Contoh diatas menunjukkan bahwa kesepadanan terjemahan a dan b memiliki struktur makna yang samadengan c dan d yang berarti bahwa kesepadanan terjemahan ini mengimplikasikan identitas struktur maknaStruktur makna ini dapat mengidentifikasi kesepadanan makna terutama kesepadanan ideasionalKontrastif analisis sebagai suatu ilmu linguistik terapan merupakan disiplin ilmu linguistik hibrida suatu ilmu yangtidak hanya berkutat pada aspekshyaspek kebahasaan saja tetapi juga masalahshymasalah psikologi dan sosiologiHal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh James (19806)

ldquo A further reason why I think it necessary to postulate the existence of a science which is called lsquoappliedlinguisticsrsquo is slightly paradoxical applied linguistics is a hybrid discipline constituted not only of linguistics butalso of psychology and sociologyrdquo

Berbeda dengan linguistik murni linguistik terapan tidak hanya menilai validitas kebahasaannya saja tetapi juga

id 129Quotes detected 001 in quotes

id 130Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

validitas psikologi dan sosiolinguistiknya Dengan kata lain bahwa salah satu cabang ilmu linguistik terapan tidakmenggantungkan sepenuhnya pada ilmu bahasa yang

lsquobenarshybenar murnirsquotetapi juga semua teorishyteori pendukung kebahasaan yang lainnya dengan berbagai wawasan dua cabang ilmuyang lainnya Jadi analisis kontrastif menggantungkan sepenuhnya pada kedua cabang tersebut terutamapsikologiAnalisis kontrastif dalam paham komparabilitasnya tidak hanya membandingkan pada aspek komparatifkontrastif atau tipologinya saja melainkan dalam kesemestaan bahasa (universals of language) Tujuan daripencapaian kesemestaan bahasa adalah sebagaimana dinyatakan oleh Chomskyrdquo Real progress in linguisticsconsists in the discovery that certain features of given languages can be reduced to universal properties oflanguage and explained in terms of these deeper aspects of linguistic formrdquo(James 1980 7)Jadi pencarian aspekshyaspek kebahasaan yang lain untuk memperoleh aspek kesemestaan ini perlu dilakukandengan menggunakan analisis yang mendalam (analisis makna) dari beberapa bahasa tunggal Contoh dari halini adalah sebagaimana dibuktikan oleh Ross (dalam James 1980 7) bahwa secara kesemestaan kata sifatberasal dari frasa kata benda (NP) di dalam struktur makna (deep structure) seperti di bawah iniJack is clever but he doesnrsquot look it

Ross mengecek kebenaran ini dengan membandingkannya dengan data dari bahasa Jerman dan Perancissebagai berikut

Hans ist klug aber seine Sohne sind es nicht Jean est intelligent mais ses enfants ne le sont pas

Pengecekan tersebut terbukti benar bahwa pengganti kata benda it es le secara pasti mengarah pada katasifat di dalam klausa antesenden

Komponen Analisis KontrastifPara pakar kontrastif melihat kontrastif analisis sebagai suatu tujuan untuk menerangkan aspekshyaspek tertentudari pembelajaran bahasa kedua suatu cara atau metode untuk mendeskripsikan bahasa pertama dan bahasakedua pembelajar yang harus dipelajari dan suatu tehnik untuk membandingkan deskripsishydeskripsi tersebut Analisis kontrastif meminjam kerangka kerja linguistik untuk mengorganisasikan tiga deskripsi kebahasaanPertama analisis kontrastif mengadopsi deskripsi kebahasaan di dalam membagi konsep bahasa ke dalam tigawilayah yang lebih kecil yaitu fonologi grammar dan leksis Tingkatanshytingkatan bahasa sebagai suatukomponen linguistik dari analisis kontrastif tersebut membatasi dirinya sendiri pada beberapa aspek bahasa dantidak mencakup beberapa aspek secara simultan Jadi wilayah fonologi hanya pada sound system dari suatubahasa dan seterusnya Kedua deskripsi kebahasaan juga digunakan untuk menentukan kategori kebahasaan yang meliputi unitstruktur kelas dan sistem Di samping membatasi diri pada masingshymasing wilayah bahasa deskripsikebahasaan juga menegaskan adanya suatu referensi terhadap berbagai entitas atau konsep gramatikalDengan kata lain deskripsi kebahasaan disusun dalam suatu kerangka kerja kategori yaitu unit struktur kelasdan sistem Keempat kategori tersebut bersifat universal maksudnya keempat kategori tersebut sangatlahpenting dan mencukupi sebagai dasar mendeskripsikan berbagai bahasaAnalisis kontrastif di dalam kategori unit menganalisis unitshyunit yang ada dalam suatu kalimat Suatu kalimattunggal dalam bahasa sumber akan selalu berhubungan dengan dasar satushydemishysatu dengan kalimat tunggaldalam bahasa sasaran Di dalam kategori struktur analisis kontrastif menganalisis susunan linear yang mungkindari unitshyunit di dalam klausa frasa dan kata Pernyataan struktur analisis kontrastif ini secara implisit

dapat dilihat di dalam kalimat berikutMy friend who plays football is very patient Di dalam kategori kelas analisis kontrastif menganalisis unitshyunityang dapat beroperasi di berbagai tempat dalam struktur Di dalam kategori sistem analisis kontrastifmenganalisis pilihan dari rangkaian unsure yang tidak ditentukan lagi oleh tempat dimana unsur tersebutmenduduki suatu kalimat Pilihan yang dimaksud adalah pilihan terhadap terma tertentu pada satu tempattertentu dalam rangkaian pilihan terma yang lain yang juga mungkin ada di termpat tersebut Misalnya kita harusmenggunakan frasa kelas nominal untuk mengisi subjek di dalam klausa tetapi kita bebas untuk memilih antarafrasa nomina tunggal atau jamak Ketiga analisis kontrastif menggabungkan deskripsishydeskripsi tersebut ke dalam model bahasa yang sama

id 131Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 132Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

id 133Plagiarism detected 001 httpalkitabsabdaorgcommentary

Terdapat beberapa model yang digunakan di dalam analisis kontrastif yaitu model struktur (taksonomi) modeltransformationalshygenerative grammar (TGG) dan model contrastive generative grammar (CGG) Model struktural menurut para Strukturalis dapat digunakan untuk tujuan komparatif Model tersebutmempermudah di dalam mengukur struktur gramatikal dan membuat perbedaan maksimum antara dua sistembahasa Dengan model struktural beberapa konstruksi gramatikal yang tidak sederhana (yang tidak terdiri darisalah satu unsur) dapat dikurangi dalam pasangan konstituen (analisis ini disebut Immediate Constituent)Misalnya konstruksi seperti disgraceful dianalisis ke dalam disgrace + ful Dengan kata lain konstruksi yangdiberikan terbentuk dari bagian ABC yang dapat dianalisis dengan AB + C atau A + BC Prosedur ini juga dapatdigunakan untuk penerapan yang lebih luas misalnya di dalam frasa maupun kalimat Model transformationalshygenerative grammar mengenali tingkatan deep structure (struktur makna)dan surfacestructure dalam suatu kalimat Kedua tingkatan ini dihubungkan dengan menggunakan apa yang disebuttransformation dengan komponen sintaktik grammar yaitu generative dan komponen semantik yaituinterpretative Model contrastive generative grammar sejauh ini telah diasumsikan bahwa suatu prosedur dimana masingshymasing dari dua bahasa yang terlibat di dalam analisis kontrastif telah dianalisis secara independen yang manakedua bahasa tersebut menghasilkan analisis untuk tujuan perbandingan Analisis kontrastif ini melibatkan duafase pertama deskripsi independen dan kedua komparasinya Fase deskripfit Nampak sebagai pendahuluansaja terhadap analisis kontrastif daripada sebagai bagian yang integral di dalamnya sedangkan fase komparatifnampak seperti ditentukan oleh inputnya Prosedur yang seharusnya adalah bahasa simber dan bahasa sasarandiletakkan menjadi satu yang dimunculkan dari beberapa dasar dan dibandingkan selama proses generatifnya

Metode Analisis KontrastifDi dalam aplikasi analisis kontrastif terutama yang menyangkut analisis kalimat di dalam suatu teks digunakanbeberapa metode yaitu karakterisasi tekstual tipologi teks dan teks yang diterjemahkanKarakterisasi tekstual merujuk pada kumpulan data yang ditunjukkan oleh masingshymasing pasangan bahasa didalam pemakaian perangkat kebahasaan tertentu untuk mencapai kohesi tekstual Konsep kohesi didapatkanmelalui pengulangan bagian dari masingshymasing kohesi yang mendahului suatu kalimat Jenis pendekatantekstual ini membutuhkan rangkaian teks yang sangat besar dalam masingshymasing bahasa jenis perangkatkohesi yang digunakan dan jenis konteks yang melatarbelakanginyaTipologi teks merujuk pada penentuan jenis teks di dalam bahasa yang berbeda yang menunjukkan fungsi yangsama Jenis teks tersebut adalah isi bentuk dan kesan sedangkan fungsi yang ditunjukkan adalah fungsi teksekspresif informatif dan imperatif Di dalam analisis kontrastif metode ini menggambarkan teksshyteks ekspresifdi

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranTeks yang diterjemahkan merupakan dasar utama analisis kontrastif tekstual Batasan utamanya adalah potensiterjadinya distorsi terjemahan yaitu bahwa teks bahasa sasaran dapat menunjukkan tandashytanda interferensidari bahasa sumber Karena penerjemah harus diberi akses pada teks sumber maka tidak ada cara untukmencegah pentransferan bentuk aslinya ke dalam bahasa sasaran Bila terjadi interferensi bahasa sumbermaka bahasa sasaran menjadi tidak alami atau tidak autentik Contoh dalam hal ini adalah kajian analisis kontrastif kedua kalimat yang digarisbawahi di bawah iniAt its southern shore it is exposed to 1 2 3 4 5Di ____ pantai selatan ______ ___________ 1 2 3 4 5the thunderous waves of the Indian Ocean6 7 8dari Samudera Indonesia7 8which is ruled by the Goddess the Southern Sea Loro Kidul

9 10 1112 13 14yang diperintah oleh Dewi Pantai Selatan Loro Kidul

9 10 11 12

id 134Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp + 5 more resources

13 14suara ombak terdengar gemuruh6

Pembahasan1 At diterjemahkan menjadi di Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima2 Its di depan kata depan at yang berarti nya dihilangkan dan hal ini tidak mengurangi makna yang ada3 Frasa southern shore diterjemahkan menjadi pantai selatan Padanan yang digunakan sudh tepat danberterima4 Kata it tidak diterjemahkan Pelesapan ini sudah tepat dan berterima karena kata it tidak memiliki arti dan tidakmengubah makna yang ada di dalam kalimat5 is exposed to tidak diterjemahkan Seharusnya kata tersebut tidak dilesapkan oleh penerjemah karena katatersebut memiliki makna tampaklah atau terlihatlah dan makna tersebut sangat berarti di dalam konteks kalimattersebut 6 the thunderous waves diterjemahkan menjadi suara ombak terdengar gemuruh Terdapat pergeseran bentukyaitu dari bentuk jamak menjadi bentuk tunggal Selain itu terdapat juga pergeseran posisi atau trasposisiPadanan yang digunakan sudah tepat namun kurang berterima Padanan ini akan lebih berterima seandainyakata suara dan terdengar dalam bahasa sasaran dilesapkan Hal ini terjadi karena kata suara dan terdengardalam konteks kalimat ini tidak memiliki makna sentral dan keberadaannya sudah diwakili oleh kata gemuruhdan ombak Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Jadipadanan yang lebih berterima seharusnya cukup gemuruh ombak saja7 Kata depan of di depan frasa the thunderous waves yang berarti dari tidak diterjemahkan dan hal ini tidakmengurangi makna yang ada8 The Indian Ocean diterjemahkan menjadi Samudera Indonesia Padanan yang digunakan sudah tepat danberterima Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memiliki makna yang sudah tentu Kata Indian didalam Indian Ocean dapat berarti Samudera India atau Samudera Indonesia karena letaknya antara negaraIndia dan Indonesia 9 Which diterjemahkan menjadi yang Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima10 is ruled diterjemahkan menjadi diperintahkan Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima11 by diterjemahkan menjadi oleh Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima12 the Goddess diterjemahkan menjadi Dewi Padanan yang digunakan sudah tepat dan berterima13 the southern sea diterjemahkan menjadi Pantai selatan Padanan yang digunakan sudah berterima namunkurang tepat Kata Sea seharusnya diterjemahkan menjadi laut karena kata laut dan pantai dalam bahasasasaran memili konsep dan makna yang berbeda Artikel the tidak diterjemahkan karena artikel the ini memilikimakna yang sudah tentu14 Loro Kidul diterjemahkan tetap menjadi Loro Kidul Padanan ini sudah tepat dan berterima

Dari segmentasi diatas alternatif padanan yang dapat ditawarkan adalah Di Pantai Selatan tampaklahgemuruh ombak Samudera Indonesia yang diperintahkan oleh Dewi laut Selatan Loro Kidul

ReferensiBaker Mona 1998 In Other Words London RoutledgeCatford JC 1974 A Linguistics

Theory on Translation London Oxford UniversityPressHouse Juliane 2001 Translation Quality Assessment Linguistic Description versus Social Evaluation OnlineTranslation Journal Meta XLV1 2 243shy257 (httpwwweruditorg)Jakobson Roman 2000 On Linguistic Aspects of Translation in R A Brower (ed 1959) On TranslationCambridge MA Harvard University PressJames Carl 1980 Contrastive Analysis London LongmanMunday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York RutledgeNieminen T (2004) The Value of Register Text Type and Genre for Translation and Translation Assessment (httpwwwutafi7Etraunieminenesseehtm )Pinto M (

id 135Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 136Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 137Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 138Quotes detected 001 in quotes

id 139Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 140Quotes detected 0 in quotes

id 141Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 142Quotes detected 0 in quotes

id 143Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

2001) Quality Factors inDocumentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)Newmark Peter 1982 Approaches to Translation Germany Pergamon PressVinay JP and J Darbelnet 1995 Comparative Stylistics of French and English a Methodology for Translationtranslated by J C Sager and M J Hamel Amsterdam Philadelphia John Benjamins

8Pendekatan Fungsional dalam Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan pendekatan fungsional dalam penerjemahan

Sebagai suatu kegiatan yang profesional penerjemahan telah berkembang pesat akibat perkembangan peranandan pengaruh komunitas internasional dan berbagai bentuk keanekaragaman bahasa Oleh karena itu pulaberbagai penelitian yang mendalam mengenai penerjemahan telah banyak dilakukan tidak hanya dalamberbagai bentuk pendekatan teoretis terhadap penerjemahan yang telah dilakukan selama bertahunshytahuntetapi juga bagaimana para penerjemah menerjemahkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan tersebutSalah satu pendekatan di dalam penelitian penerjemahan adalah pendekatan fungsional Pendekatan inimenyebutkan bahwa penerjemah seharusnya tidak dikendalikan oleh fungsi dari teks sumber tetapi dikendalikanoleh fungsi teks sasaran yang ingin dicapai di dalam budaya sasaran dengan fungsi teks sasaran yangditentukan oleh penerimanya (Nord 199240) Pendekatan fungsional pada dasarnya terdiri dari penerjemahansebagai komunikasi antarbudaya penerjemahan sebagai transfer budaya dan teori skopos (dalam bahasa Latinyang berarti maksud atau tujuan)

PENERJEMAHAN SEBAGAI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentu

id 144Plagiarism detected 025 httpsastraumacidwpshycontentu

id 145Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 146Plagiarism detected 019 httpsastraumacidwpshycontentu

id 147Plagiarism detected 008 httpsastraumacidwpshycontentu

id 148Plagiarism detected 015 httpsastraumacidwpshycontentu

id 149Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 150Plagiarism detected 049 httpsastraumacidwpshycontentu

yang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalahpenghasil Tsu pengirim Tsu Tsu penerima Tsu inisiator penerjemah Tsa dan penerima Tsa

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antarapenghasil Tsu dan pengirim Tsu Penghasil Tsu menghasilkan Tsu

dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim Tsu Hal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksudpengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tsu yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untukpembaca Tsu Meskipun penerima Tsu tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudayapenerima teks masih mempengaruhi Tsu dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkanolehTsa berbeda dengan situasi yang dihasilkan Tsu dengan pengirim Tsu dan penerima Tsa

yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan oleh penerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memilikiketertarikan dalam menerjemahkan Tsu saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerimaTsu

Berdasarkan pada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan jugabahasa sasaran penerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsu danmengantisipasi reaksi yang mungkin muncul dari penerima Tsa serta menguji kecukupan fungsional dariterjemahan yangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim Tsu

penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yang mengungkapkan maksudshymaksudpada Tsu

PENERJEMAHAN SEBAGAI TRANSFER BUDAYA

Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141)

Maksudnya adalah bahwa pengirim suatu teks tidak akan pernah dapat menuntutbahwa suatu teks diterima dengan cara tertentu Pengirim hanya dapat menyarankan

id 151Plagiarism detected 021 httpsastraumacidwpshycontentu

id 152Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 153Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 154Plagiarism detected 046 httpsastraumacidwpshycontentu

id 155Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 156Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 157Plagiarism detected 063 httpsastraumacidwpshycontentu

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing penerima Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybeda bahkanmereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapat menjadisebagai tawaran informasi dimana pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengan situasidan tujuan pembaca Berdasarkan informasiyang ada pada teks sumber penerjemah akan memilih informasi yang sesuai dengan harapannya terhadapkeinginan dan situasi pembaca Disini jelas bahwa harapanshyharapan dan tawaran informasi di dalam

teks sasaran akan berbeda dengan tawaraninformasi dalam teks sumber karena penulis atau

pengirim teks sumber dan penerima teks sasaranberasal dari komunitas kebahasaan dan budaya yang berbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan Tsa tidakakan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan Tsu melainkanmenawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner

Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada hubungan antara Tsu dan Tsa Hubungan antara Tsu dan Tsa

ini tergantung pada interpretasi penerjemah terhadap Tsu dan fungsi Tsa yang harus dipenuhi oleh penerjemahdi dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah1 A translation depends on its skopos ie its intended purpose2 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language3 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 4 A translation must be coherent in itself5 A translation must be coherent with regard to its source text6 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwaa) Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkanb) Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkan

id 158Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 159Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 160Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

id 161Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 162Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 163Plagiarism detected 012 httpsastraumacidwpshycontentu

id 164Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 165Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

tawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumberc) Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukansebaliknya (Tsu tidak dapat dihasilkan dari Tsa)d)

Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)e) Suatu terjemahan harus bertalian logis denganTsunya (koherensi intertekstual)f)

Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya dan transfer budaya

Namun demikian Nord (1997 124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkanpenulisTsu penggagas dan pembaca Tsa

Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkin menghasilkanTsa yang bertentangan dengan maksud penulis Tsu atau gagasan pembaca Tsa mengenai apakah suatupenerjemahan

menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggung jawab penerjemah dalam mempertimbangkan haltersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitu mengacu pada hubungan interpersonal antarapartisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan fungsi Tsa yang dapat dijangkau untuk satu Tsutertentu sedangkan fungsi mengacu pada faktorshyfaktor yang membuat Tsa bekerja sesuai dengan yangdimaksud di dalam situasi sasaran

Fungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan Tsa yang fungsional yangsesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akan diterima oleh pembacaTsa karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentu

TEORI SKOPOSSalah satu konsep sentral yang telah banyak diterapkan di dalam penelitian penrjemahan adalah gagasanmengenai skopos yang secara umum digunakan untuk merujuk pada suatu tujuan atau fungsi suatupenerjemahan (Nord 199727)

Fokus dari teori skopos adalah suatuide atau gagasan yang di dalam beberapa penerjemahan penerjemah harus sadar terhadap suatu tujuan ataumaksud yang dimiliki oleh teks bahasa sasaran (Nord 199124) Suatu pertanyaan yang perlu ditanyakan adalah apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh suatu terjemahanuntuk alasan apa suatu penerjemahan dilakukan Di dalam teori skopos tujuan utama dari penerjemahanadalah teks sasaran

dan oleh karena itu di dalammenerjemahkan tidaklah penting untuk memiliki fungsi yang sama dengan teks sumber Dengan kata lain bahwajenis kesepadanan (equivalence) tertentu antara teks sumber dan penerjemahan tidaklah diikat oleh teoriskoposSebagaimana dinyatakan di atas kesepadanan (equivalence) bukanlah merupakan konsep utama dari teoriskopos meskipun berdasarkan strukturnya bentukan kata dan maksud dari teks aslinya dapat menjadi tujuan

id 166Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 167Plagiarism detected 032 httpsastraumacidwpshycontentu

id 168Plagiarism detected 081 httpsastraumacidwpshycontentu

id 169Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 170Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 171Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

(skopos) dari suatu terjemahan Hal ini

dapat dikatakan bahwa di dalam teoriskopos bentukshybentuk budaya sasaran sangatlah penting dan bukannya kesepadanan (equivalence) antara tekssumber dengan teks sasaran Hal ini memberikan ruang gerak atau suatu kebebasan yang lebih bagipenerjemah sehingga penerjemah dapat memfokuskan pada tujuan dari penerjemahan tersebut Tujuan iniditentukan oleh pemberi tujuan (dengan masukanshymasukan dari penerjemah) yang mengatur atau mendiktetujuan (skopos) dari penerjemahan tersebutJadi dalam teori skopos

tujuan dari teks sasaran sangatlah penting dalam arti bahwa di dalam terjemahan untuk memiliki fungsi yangsama atau sepadan dengan bahasa sumber tidaklah penting Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord(199736) bahwa jenis kesepadanan dari bahasa sumber dan terjemahannya tidaklah diikat atau diatur melaluiteori skopos Ini berarti bahwa ekuivalensi atau kesepadanan bukanlah konsep utama dari teori skoposDengan kata lain dapat dikatakan bahwa di dalam teori skopos fiturshyfitur bahasa sasaran sangatlah penting danbukannya kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran Hal ini memberikanbanyak kebebasan kepada para penerjemah sehingga penerjemahdapat memusatkan pada tujuan atau hasil dari penerjemahannya

Kapanpun penerjemah diminta untuk mengerjakan tugas penerjemahan dia biasanya memulai dengantahapan atau fase penting dengan menguji atau melihat dulu skopos (tujuan) dari penerjemahan tersebut(Nord 199735) Dalam tahapan awal ini keterbacaan haruslah benarshybenar dipikirkan Juga penerjemahharus melihat pada apa pengaruh teks terhadap para pembaca Tahapan ini sering melibatkan analisis fiturshyfitur asli bahasa sumber penerjemah juga memikirkan bagaimana teks sumber mempengaruhi pembacanyaDi dalam usahanya pengaruh dari fiturshyfitur tekstual khususnya tingkat keterbacaan harus benarshybenardipertimbangkanTeori skopos juga menekankan perbedaan antara jenisshyjenis teks Tipologi teks yang sering digunakan didalam konteks teori skopos adalah bahwa teks dibagi ke dalam teks informatif (memberitahu pembacamengenai objek dan fenomena di dalam dunia nyata) teks ekspresif (aspek informatif dikomplementasikandengan menggunakan komponen astetika) dan teks operatif (baik makna dan bentuk merupakan subordinatterhadap efek ekstralinguistik) (Nord 1997 37shy38)Suatu teks di dalam pendekatan teori skopos pada dasarnya merupakan suatu tawaran informasi (offer ofinformation) dari produsen kepada para pelanggannya (Schaffner 1998b 236) Penerjemah sebagai seorangpakar di dalam penerjemahan haruslah menginterpretasikan informasi bahasa sumber dengan memilih fiturshyfitur yang paling mendekati atau berhubungan dengan persyaratan yang diminta di dalam bahasa sasaran Darisudut pandang ini dapat dikatakan bahwa proses penerjemahan tidak ditentukan oleh bahasa sumbernya atautujuan dari pengarangnya namun ditentukan oleh skopos dari bahasa sasaran sebagaimana yang diminta atauditentukan oleh permintaan pelanggan sasaran (dalam hal ini penerjemahan tetap dilakukan dan diputuskanoleh penerjemah sendiri) Oleh karenanya terjemahanadalah hasil dari teks sasaran yang secara fungsional sesuai dengan teks sumber yang diterjemahkan danhubungan antara dua teks tersebut ditentukan menurut tujuan (skopos) penerjemahan (

Schaffner 1998b236)Dengan melihat pada tujuan penerjemahan sebagai faktor yang paling penting di dalam kegiatanpenerjemahan teoriskopos menekankan pentingnya peranan

penerjemah sebagai seorang pakar di dalam kegiatan penerjemahan dan sematashymata menawarkan informasiyang peranannya di dalam kegiatan harus diputuskan oleh penerjemah tergantung pada harapan dankebutuhan pembacasasaran Schaffner (1998b) lebih lanjut mengatakan teori skopos sebagai bagian dari

pendekatan fungsional memfokuskan pada penerjemah memberikannya lebih banyak kebebasan dan padasaat yang sama juga lebih bertanggung jawab

id 172Plagiarism detected 007 httpsastraumacidwpshycontentu

id 173Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

terhadap penerjemahannya Oleh karena itu penerjemah

menjadi seorang pengarang teks bahasa sasaran yang bebas dari batasanshybatasan yang ditentukan olehkonsep kesetiaan terhadap bahasa sumber itu sendiriLebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwa penerjemah tidak selamanya dapat menentukan tujuanpenerjemahan dari teks sumber ke bahasa sasaran dan oleh karena itu penerjemah memerlukan apa yangdisebut dengan petunjuk penerjemahan (translation brief) Petunjuk penerjemahan akan memandu penerjemahterhadap informasi yang mereka pilih dari tawaran informasi awal (teks sumber) dan cara penerjemahmengemas informasi tersebut ke dalam teks sasaran Menurut Nord petunjuk penerjemahan tersebut terdiri darifungsi teks yang diinginkan pembaca teks sasaran waktu dan tempat penerimaan teks medium dimana tekstersebut akan diterjemahkan dan alasan pemroduksian teks tersebutBila petunjuk penerjemahan menyatakan bahwa fungsi atau tujuan harus diganti atau dipertahankan di dalampenerjemahan penerjemah juga harus melakukan hal tersebut Oleh karena itu penerjemahan tidak lagi

ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapi berdasarkan kecukupan (adequacy) sesuaidengan petunjuk penerjemahan Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logis ataumasuk akal (coherent)

Untuk menganalisis teks sumber yang berbeda dengan teks sasaran dan juga untuk melihat unsurshyunsur dalamteks sumber yang tetap dipertahankan dan yang harus diganti untuk menghasilkan teks sasaran yang fungsionaldalam budaya sasaran maka dibutuhkan apa yang disebut dengan faktorshyfaktor ekstratekstual dan faktorshyfaktorintratekstual (Nord 1991a35shy43) Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual ini merupakan bagian dari teoriskoposFaktorshyfaktor ekstratekstual merujuk pada situasi komunikasi dari teks sumber dan fungsi yang akan dihasilkanteks sasaran Faktorshyfaktor ekstratekstual ini mengindikasikan fungsishyfungsi teks yang ingin dicapai yangmencakup informasi mengenai penulis atau pengirim teks (who) penerima teks yang dimaksud (to whom)maksud pengirim (what for) medium atau kanal tempat teks dikomunikasikan tempat dan waktu komunikasiproduksi teks dan penerima teks dan motif komunikasi (why) Faktorshyfaktor ekstratekstual dapat diidentifikasisebelum membaca teksFaktorshyfaktor intratekstual merujuk pada teks itu sendiri dan mencakup unsurshyunsur nonshyverbal Faktorshyfaktorintratekstual ini hanya dapat diidentifikasi setelah teks dibaca Faktorshyfaktor intratekstual ini dianalisis denganmenanyakan mengenai pokok permasalahan teks isi atau informasi dalam teks asumsi pengetahuan yangdibuat oleh penulis bagaimana teks dibangun unsurshyunsur nonshyverbal yang ada di dalam dan di sekitar tekskarakteristik leksikal dan sintaks dan fiturshyfitur suprasegmentalFaktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tidak dapat dilihat secara terpisahshypisah karena faktorshyfaktortersebut saling mempengaruhi satu sama lain Kedua rangkaian faktor tersebut akan menghasilkan efek tertentuterhadap penerima atau pembaca (Nord 1991a130shy140) Efek ini berorientasi pada pembaca karena efek inimembangun hubungan antara teks dan pembaca Hubungan tersebut merupakan hasil dari tujuan komunikatifdan dapat mempengaruhi hubungan sosial pembaca terhadap pengirim tingkat pengetahuan keadaanemosional dan kegiatan berikutnya Faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut diungkapkan di dalambentuk pertanyaan sebagaimana dinyatakan Nord sebagai berikutWho transmitsTo whomwhat forby which mediumwherewhenwhya textwith what functionOn what subjectshymatterdoes he saywhat(what not)in what orderusing which nonshyverbal elementsin which words

id 174Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 175Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 176Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu + 2 more resources

id 177Plagiarism detected 004 httpsastraumacidwpshycontentu

in what kind of sentencesin which toneto what effect

Salah satu keuntungan dari analisis faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual sebagai bagian dari teoriskopos adalah bahwa faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual tersebut dapat diterapkan pada semua jenisteks sumber dan terjemahan yang dihasilkan ke dalam berbagai teks sasaran dan budaya sasaranNamun demikian terdapat kritik terhadap teori skopos tersebut Kebanyakan kritik tersebut berhubungan dengandasarshydasar filosofi dari teori skopos itu sendiri yang menyatakan bahwa teori skopos hanya dapat diterapkanuntuk penerjemahan teks yang bukan sastra Namun pernyataan tersebut disangkal oleh Nord (199780shy108)bahwa teori skopos dapat diterapkan untuk menerjemahkan karya sastra

ReferensiBaker M 2001 (

Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledgeNewmark Peter 1988

A Textbook of Translation UK Prentice HallInternationalNord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis Amsterdam Rodopi BV helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1997 Translating as a Purposeful Activity ManchesterSt JeromeSchaffner 1998b

Skopos Theory In Mona Baker (ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies (pp 235shy38) London Routledge9Penilaian Penerjemahan

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan penilaian di dalam penerjemahan

Penilaian penerjemahan selalu melibatkan dua hal penting yaitu bagaimana pesan dan bentuk teks sumberdialihkan ke dalam teks terjemahan Jadi penilaian terjemahan pada dasarnya berkisar pada bagaimana keduahal tersebut dialihkan Umumnya yang ditekankan pada penilaian adalah pengalihan makna yaitu apakahpesan yang disampaikan tetap setia pada teks sumber atau adakah pesan yang hilang ataupun ditambahPenilaian berikutnya adalah pada bentuk yaitu apakah bentuk teks sasaran atau teks terjemahan dapat terbacasebagai tulisan asli atau tidak apakah ada atau tidak interferensi dari bahasa sumber dan ada atau tidakkahkesalahan gramatikal di dalam teks sasaranEvaluasi terhadap kualitas terjemahan dapat dilakukan dengan berbagai cara Soemarno (1988 33shy35)menyatakan bahwa carashycara menilai suatu terjemahan dapat dilakukan melalui (1) terjemahan balik (2)pengujian pemahaman (3) pengujian melalui performansi seseorang 1 Terjemahan BalikSuatu teks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Hasil terjemahan dalam bahasa B diterjemahkankembali ke dalam A1 Untuk menilai hasil terjemahan itu terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli ASemakin dekat terjemahan A1 dibandingkan dengan teks asli A semakin tinggi nilainya Terjemahan A1memang tidak akan sama dengan teks asli A

2 Pengujian PemahamanTeks dalam bahasa A diterjemahkan ke dalam bahasa B Seseorang dengan membaca hasil terjemahan dalam

bahasa B itu diminta untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau kuesioner dalam bahasa B yangmaterinya diambil dari teks dalam bahasa A Jawaban terhadap kuesioner tersebut digunakan untuk menilaihasil terjemahan tersebut3 Pengujian Melalui Performansi SeseorangCara ini digunakan untuk menilai suatu terjemahan dari suatu naskah yang bersifat teknis Pengujian inidilakukan dengan menyuruh seseorang melakukan suatu perbuatan sesuai dengan apa yang dituliskan dalamnaskah yang diterjemahkan tersebutDi samping cara menilai terjemahan seperti yang disampaikan Soemarno di atas carashycara lain yang dapatdilakukan adalah dengan teknik cloze (cloze technique) teknik membaca dengan suara nyaring (reading aloudtechnique) dan pendekatan berdasar padanan (equivalence based approach) a Teknik ClozeTeknik cloze merupakan tes pemahaman pembaca yang digunakan sebagai suatu indikator tentang sukar ataumudahnya teks terjemahan bagi pembaca (Suryawinata 1982 107) Indikator kemudahan teks cukup dilihat daripersentasi yaitu 75 pembaca dapat mengerjakan dengan benar 50 dari soal berarti teks terjemahan itucukup mudah dipahami yang berarti penerjemahannya dapat dianggap cukup baik Menurut Nababan (200420) teknik cloze ini menggunakan tingkat keterpahaman pembaca terhadap teks bahasa sasaran sebagaiprediktor kualitas terjemahan Semakin mudah pembaca menebak kata berikutnya dalam kalimat dalam suatuterjemahan semakin mudah kata tersebut dapat dipahami dalam konteks tertentu Teknik cloze ini dianggap memiliki cirishyciri tes integratif dan bahkan pragmatik Tes cloze selalu menggunakanwacana yang mengandung konteks bukan sematashymata kalimatshykalimat lepas Mengerjakan tes yangmenggunakan wacana mensyaratkan kemampuan memahami unsurshyunsur kebahasaan maupun nonshykebahasaan sebagai bagian dari pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan Kemampuan untukmengerjakan tes cloze mengandalkan pada kemampuan memahami wacana tulis yang ditunjang olehpenguasaan tatabahasa kosakata serta wacana secara umum Dalam penerapannya teknik ini digunakan sebagai suatu proses pemahaman wacana yang disertai denganmelengkapi kekuranganshykekurangan yang ada Kekuranganshykekurangan yang harus dilengkapi itu terdiri darikatashykata yang merupakan bagian dari suatu wacana yang dengan sengaja dihilangkan dari teks aslinyaKemampuan untuk mengenali dan mengembalikan katashykata yang telah dihilangkan itu secara tepatmenunjukkan tingkat kemampuan pemahaman dan merupakan sasaran tes clozePenghilangan katashykata dari suatu wacana tulis merupakan ciri pokok tes cloze Penghilangan katashykata itudilakukan secara sistematis dengan menggunakan rumus yang dikenal dengan penghilangan kata keshynMaksudnya adalah bahwa pada suatu teks yang telah dipilih kata yang keshysekian (misalnya keshy7 keshy8 dansebagainya) dihilangkan sehingga meninggalkan suatu tempat kosong Dengan demikian pada teks yangdigunakan sebagai bahan tes cloze terdapat sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg (reliabel) yaitusetiap kata keshynDalam mengerjakan tes cloze peserta harus berusaha untuk menentukan kata yang telah dihilangkan danmemasukkannya kembali ke dalam tempatnya yang sesuai sedemikian rupa sehingga teks itu kembali utuhsecara kebahasaan dan makna seperti teks aslinya Untuk itu dibutuhkan kemampuan berbahasa yang bersifatmenyeluruh yang tidak sematashymata terbatas pada penguasaan ejaan penulisan dan makna katashykata tetapijuga pemahaman terhadap wacana secara keseluruhan dengan berbagai hubungan antarbagian wacana yangterdapat di dalamnyaDalam penyelenggaraan tes cloze hubungan antarbagian dalam wacana merupakan unsur yang penting Untukitu dibutuhkan wacana yang cukup panjang dan bukan sekadar kumpulan kalimatshykalimat lepas Selain adanyahubungan antarbagian wacana yang cukup panjang memungkinkan penghilangan katashykata dalam jumlah yanglayak untuk menyusun satu tes yang utuh Semakin panjang teks yang digunakan semakin banyak jumlah katadi dalamnya Dan semakin banyak jumlah kata dalam suatu teks semakin banyak jumlah kata yang dapatdihilangkan atau semakin jarang jarak penghilangan katanya Dapat dicatat bahwa semakin rapat jarakpenghilangan kata yang berarti semakin banyak jumlah kata yang dihilangkan akan semakin sulit tesnya dansebaliknya Tes cloze dengan penghilangan setiap kata keshy5 misalnya lebih sulit daripada tes serupa denganjarak penghilangan setiap kata keshy9 b Teknik membaca dengan suara nyaringTeknik membaca dengan suara nyaring melibatkan para pembaca dalam menentukan kualitas terjemahanPenilai meminta beberapa pembaca untuk membaca teks terjemahan dengan suara nyaring di hadapanpendengar Jika para pembaca tersendatshysendat ketika membaca teks terjemahan maka diasumsikan bahwateks terjemahan tersebut mengandung masalah (Nababan 200421)Teknik membaca dengan suara nyaring ini pada dasarnya hanyalah mengukur tingkat kelancaran membacasaja Jika pembaca mampu membaca dengan lancar tidak menjamin bahwa pembaca tersebut benarshybenarmemahami isi teks terjemahan dengan baikc Pendekatan berdasarkan PadananPendekatan berdasarkan padanan menggunakan padanan antara

id 178Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot

id 179Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 180Plagiarism detected 009 httpswwwcourseherocomfile393 + 2 more resources

id 181Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

teks bahasa sumber dengan teks bahasasasaran sebagai kriteria untuk menentukan kualitas terjemahan Sebuah terjemahan dikatakan mempunyaikualitas yang tinggi jika terjemahan yang bersangkutan dapat mencapai padanan yang optimal antara teksbahasa sumber dan teks bahasa sasaran (Nababan 200426)Untuk mengetahui apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan penilai perlumembandingkan kedua teks tersebut dalam hal tipe teks ciri kebahasaan yang digunakan dan faktorshyfaktorekstralinguistik Tipe teks mengacu pada fungsi utama bahasa dalam suatu teks ciri kebahasaan menyangkutciri semantik gramatikal dan stilistik dan faktorshyfaktor ekstralinguistik mengacu pada dampak faktorshyfaktor padastrategi verbalisasi termasuk tingkat pengetahuan yang berbedashybeda tentang isi teks yang dimiliki oleh parapembaca

teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran pengetahuan dan persepsi yang berbedashybeda tentang fenomena tertentu

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa makna dan gaya merupakan hal yang sangat penting dalampenerjemahan dan merupakan hal yang mendasar yang ingin dilakukan di dalam menerjemahkan

Dalam kegiatan penerjemahan seorang penerjemah harus mampu mencari padanan makna dan gaya dalambahasa sasaran yang sedekatshydekatnya sama dengan makna yang ada dalam bahasa sumber

Di dalam usaha mencari padanan makna dan gaya tersebut perlu dirumuskan suatu parameter penilaian kualitasterjemahan Parameter ini digunakan untuk memberikan kriteriashykriteria yang objektif mengenai kualitashubungan antara teks sumber dengan teks sasaran Parameter kualitas penerjemahan dapat dilihat dari berbagai sudut atau perspektif Menurut Gerzymisch(2001229) parameter kualitas terjemahan dapat dilihat dari perspektif individual (an itemized perspective)perspektif pola hubungan (a relational pattern perspective) dan perspektif pola keseluruhan (a holisticperspective) Perspektif individual melihat masalahshymasalah secara satu per satu yang ada di dalam suatu teksdan mengidentifikasi fenomena tekstual lokal seperti metafora makna leksikal makna gramatikal maknaambigu dan sebagainya Perspektif pola hubungan menggambarkan polashypola yang dapat diidentifikasisebelumnya dengan unsurshyunsur yang dapat diidentifikasi berikutnya di dalam suatu teks dan kita dapatmengidentifikasi titik awal masalah yang dapat ditelusuri di dalam perkembangannya terhadap keseluruhan teksdan yang dapat digambarkan sebagai rangkaian fenomena individual Perspektif pola keseluruhan melihat polashypola holistik sebagai entitas fungsional yang membentuk teks yang dengan perspektif tersebut kita dapatmengidentifikasi polashypola di dalam suatu teks yang tidak ada titik awal yang dapat diidentifikasi sebelumnyaPolashypola holistik tersebut dibentuk oleh unsurshyunsur yang secara fungsional saling berhubungan dengan salahsatu unsur fungsional yang kemudian menjadi suatu unsur di dalam entitas fungsional yang besar Contohshycontoh dari perspektif ini adalah hubunganshyhubungan budaya pola pengetahuan dan sebagainya Sementara itu AlshyQinai (2000499) menyatakan bahwa parameter penilaian penerjemahan dapat digunakanuntuk mengukur tingkat efisiensi suatu teks dengan melihat pada fungsi sintaktik semantik dan pragmatikdalam kerangka budaya yang ada baik

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranMenurut AlshyQinai parameter tersebut adalah 1 Tipologi Teks dan Tenor misalnya struktur naratif dan kebahasaan dari teks sumber dan teks sasaran fungsiteks (didaktif informatif instruksional persuasif dan sebagainya)2 Hubungan Formal keseluruhan makna dan bentuk teks pembagian paragraf tanda baca kuotasi dansebagainya3 Koherensi Struktur Tematik Tingkat kesimetrisan tematik bahasa sumber dengan bahasa sasaran4 Kohesi Referensi (koshyreferensi anapora katapora) substitusi elipsis deiksis dan konjungsi5 Kesepadanan Teks Pragmatik (Dinamik) Tingkat kedekatan teks sasaran dengan maksud teks sumber(misal kepuasaan atau penyimpangan harapan pembaca) dan fungsi ilokusioner teks sumber dan teks sasaran6 Register jargon idiom kata pinjaman kolokasi parafrase konotasi dan aspek emotif dari makna leksikal7 Kesepadanan Gramatikal susunan kata struktur kalimat modalitas tense Parameter bahwa suatu terjemahan sudah sepadan makna dan gayanya bila terjemahan yang bersangkutan

id 182Plagiarism detected 002 httpsbahariskandarblogspotcom

id 183Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 184Plagiarism detected 002 httpslinguistikademiafilesword

id 185Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

id 186Plagiarism detected 004 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 187Plagiarism detected 001 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 188Plagiarism detected 003 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

dapat mencapai padanan makna dan gaya yang optimal

antara teks bahasa sumber dan teks bahasasasaran Kalimat dikatakan mempunyai padanan makna bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki makna leksikal gramatikal tekstual kontekstual sosiokultural danatau makna implisit yang samaKalimat dikatakan mempunyai padanan gaya bila semua kata atau kelompok kata di

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaranmemiliki kategori yang sama dalam unsurshyunsur gayanya yaitu pilihan kata ekspresi idiomatik gaya bahasajenis katastruktur kata tertentu dan tanda baca dalam upaya bagaimana menyajikan atau mengkomunikasikanhasil terjemahannya dalam bentuk tulisan Sementara itu keterbacaan keakuratan dan kewajaran sangatlah penting di dalam menilai kualitas terjemahanSebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Parameter bahwa suatu terjemahan sudah memenuhi unsur keterbacaan bila suatu teks tersebut dapatdipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yang dilakukan para pembaca terhadap teks tersebutsuatu terjemahan memenuhi unsur keakuratan bila pembaca bahasa sasaran dapat memahami pesan secaraakurat seperti yang dimaksud oleh penulis asli (makna dan gaya yang diterjemahkan sudah sepadan danberterima secara optimal) dan suatu terjemahan memenuhi unsur kewajaran bila pesan dapat dikomunikasikandalam bentuk yang sealami mungkin sehingga pembaca teks sasaran merasa bahwa teks yang dibaca adalahteks yang asli atau tidak tampak seperti suatu terjemahan Menurut Rochayah (2000 108) pentingnya penilaian hasil terjemahan karena dua alasan yaitu untukmenciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktek penerjemahan dan untuk kepentingan kriteria danstandar dalam menilai kompetensi penerjemah Penilaian hasil penerjemahan ini mengacu pada produk ataukarya terjemahan itu sendiri Menurut Nababan (2000 121) ada dua arah penelitian dalam

penerjemahan yaitu penelitian yang berorientasi pada produk dan penelitian yang berorientasi pada prosesPenelitian yang berorientasi pada produk inilah yang bisa dinilai dan dievaluasi oleh seorang penilai terjemahansedangkan penelitian yang mengacu pada proses sangat sulit untuk dinilai karena yang dikaji mengarah padaproses ketika aktivitas penerjemahan dilakukan oleh penerjemahHal pokok dalam penilaian karya terjemahan adalah rambushyrambu atau kriteria penilaian karya terjemahanKriteria penilaian ini ditentukan untuk menjaga validitas dan reliabilitas hasil penilaian Namun demikian perludipahami bahwa tidak ada hasil terjemahan yang sempurna sehingga penilaian pun bersifat relatif danberdasarkan kriteria kurang lebih karena penilaian terhadap padanan semua tataran satuan lingual secaraobjektif sulit dicapai (Rochayah 2000115 dan Nababan 200460) sehingga penentuan kriteria dan indikator puntidak dapat bersifat objektif ketat dan tetap terpengaruh pada sujektifitas penilai Rochayah (2000119) menyampaikan kriteria penilaian hasil terjemahan sebagai berikutKriteria Penilaian Hasil Terjemahan

Kategori Nilai Indikator Terjemahan hampir sempurnaTerjemahan sangat bagus Terjemahan baik Terjemahan cukup Terjemahan kurang 86shy90 (A) 76shy85 (B) 61shy75(C) 46shy60 (D) 20shy45 (E) Penyampaian wajar

hampir tidak terasa seperti terjemahan tidak ada kesalahanejaan tidak ada kesalahanpenyimpangan tata bahasa tidak ada kekeliruan penggunaan istilah Tidak ada

id 189Plagiarism detected 014 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 190Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 191Plagiarism detected 01 httprepositoryuinjktaciddspa + 3 more resources

id 192Quotes detected 001 in quotes

id 193Plagiarism detected 002 httprepositoryuinjktaciddspa + 2 more resources

distorsi makna tidak ada terjemahan harfiah yang kaku tidak ada kekeliruan penggunaan istilah ada satushyduakesalahan tata bahasa ada satushydua kesalahan penggunaan ejaan dan tanda bacaejaan Tidak ada distorsimakna ada

terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teks sehingga tidak terlaluterasa seperti terjemahan kesalahan tata bahasa dan idiom relatif tidak lebih dari 15 dari keseluruhan teksada satushydua penggunaan istilah yang tidak bakuumum ada satushydua kesalahan ejaan Terasa sebagai terjemahan

ada beberapa terjemahan harfiah yang kaku tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teks ada beberapakesalahan idiom dantata bahasa tetapi relatif tidak lebih dari 25 keseluruhan teksada penggunaan istilah yang tidak bakuumum dan atau tidak jelas

Sangat terasa sebagai terjemahan terlalu banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif lebih dari 25 darikeseluruhan teks) terdapat distorsi makna dan kekeliruan penggunaan istilah lebih dari 25 keseluruhan teks

Apabila kita cermati kriteria yang diberikan oleh Rochayah mempunyai sedikit kekurangan Pada kategoriterjemahan hampir sempurna terdapat sedikit kekurangan pada kriteria indikatornya Kekurangan tersebutadalah tidak adanya indikator

lsquotidak ada distorsi maknarsquoseperti pada kategori terjemahan sangat bagus dan terjemahan baik Indikator tidak ada distorsi makna iniseharusnya ditambahkan di dalam indikator terjemahan hampir sempurna karena dalam penerjemahan yangdilakukan adalah pencarian padanan makna yang seoptimal mungkin Nababan (2004) menggunakan dua instrumen untuk menilai kualitas terjemahan Instrumen tersebut adalahAccuracyshyRating Instrument yang diadaptasi dari Nagao Tsujii dan Nakamura (1998) yang didasarkan padaskala 1 sampai 4 sebagaimana yang ditunjukkan berikut iniSkala dan Definisi Kualitas Terjemahan (Nababan 2004)Scale Definition 1 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentence isclear to the evaluator and no rewriting is needed 2 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence The translated sentencecan be clearly understood by the evaluator but some rewriting and some change in word order are needed 3 The content of the source sentence is accurately conveyed into the target sentence There are some problemswith the choice of lexical items and with the relationship between phrase clause and sentence elements 4 The source sentence is not translated all into target sentence ie it is omitted or deleted

Kriteria atau rambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang dinyatakan oleh Nababan menunjukkan suatukemudahan keefektifan indikator dibanding yang telah dinyatakan oleh Rochayah dan hal ini juga ditunjukkandengan penggunaan skala 1 sampai 4 Namun demikian perlu dipertimbangkan bahwa dalam menilaiterjemahan harus dilihat apa yang akan dinilai apakah itu teks ilmiah ataukah teks susastra dan kepadasasaran pembaca yang mana Lebih lanjut Rochayah menyatakan bahwa di samping makna dan kriteria hal pokok dalam menilai karyaterjemahan adalah cara menilai hasil terjemahan Rochayah (2000117shy123) membagi ke dalam dua cara yaitu

cara umum dan cara khusus Cara umumdigunakan untuk teks yang umum yakni teks yang tidak mempunyai ciri tertentu yang beda dengan yang lainsecara universal Misalnya ciri penggunaan bahasa dalam teks ilmiah mempunyai ciri universal yaitu efektiflugas tidak taksa dan formal Ciri tersebut berlaku untuk semua teks ilmiah misalnya jurnal makalah artikeldisertasi dan lainshylainPenilaian secara umum dapat dimulai dari asumsi umum bahwa tidak ada terjemahan yang sempurnapenerjemahan semantik dan komunikatif merupakan reproduksi pesan yang umum dan penilaian bersifat umumdan relatif Penilaian karya terjemahan dapat dilakukan dengan tahapan penilaian fungsional penilaian

berdasarkan makna dan kriterai dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan kesepadananpesan hasil terjemahan yakni terjemahan yang hampir sempurna terjemahan sangat bagus terjemahan baikterjemahan cukup dan terjemahan burukSedangkan cara penilaian khusus digunakan untuk menilai teks yang mempunyai ciri penggunaan yang khususatau tidak mempunyai ciri penggunaan bahasa yang universal dengan teks lainnya misalnya puisi Di sampingmakna bentuk puisi harus dipertimbangkan oleh penerjemah sehingga dalam menerjemahkan harus dapatmemasukkan minimal dua unsur tersebut agar keindahan bentuknya juga dapat terhubung dalam karyaterjemahan puisi Oleh karena itu penilaian khusus harus mempertimbangkan bentuk sifat dan fungsiLebih lanjut Rochayah (2000121shy122) menjelaskan bahwa kriteria yang dapat digunakan dalam penilaiankhusus adalah berubah atau tidak berubah menyeluruh atau lokal jelas atau tidak jelas baku atau tidak bakuwajar atau tidak wajar (misalnya puisi yang mengandung metaforik) benar atau tidak Namun demikian carayang dilakukan tidak berbeda dengan cara penilaian umum yakni penilaian fungsional penilaian berdasarkanmakna dan kriteria dan penilaian berdasarkan indikator dan nilai untuk menentukan keberterimaankesepadanan pesan hasil terjemahan dan kualitas terjemahan yakni terjemahan hampir sempurna terjemahansangat bagus terjemahan baik terjemahan cukup dan terjemahan burukSenada dengan cara penilaian khusus yang disampaikan oleh Rochayah Zhonggang (2006 45) menilai suatukarya terjemahan susastra baik puisi maupun novel dengan menggunakan skala relevansi MenurutZhonggang yang dimaksud dengan skala relevansi adalah suatu tingkat relevansi yang mana pembacamemahami suatu teks tergantung pada jumlah pengaruh kontekstual terhadap teks dan upaya untuk memahamiteks tersebut Semakin banyak pengaruh kontekstual semakin relevan teks tersebut semakin sedikit upayayang dilakukan pembaca dalam memahami suatu teks semakin relevan teks tersebut Skala relevansi inidikelompokkan menjadi relevansi optimal relevansi kuat relevansi lemah dan tidak ada relevansisebagaimana tersaji berikut

Skala Relevansi (Zhonggang 2006 45)Relevance Contextual implication Processing effort Optimal relevance Fully comprehensible Without unnecessary effort Strong relevance Relatively clear With some necessary effort Weak relevance Implied Considerable effort taken Irrelevance Vague and unclear All the effort is in vain

Ketiga cara penilaian yang telah disampaikan oleh Rochayah Nababan dan Zhonggang di atas merupakanrambushyrambu penilaian hasil terjemahan yang lebih mengutamakan pada keakuratan makna Selain maknapenggunaan gaya dalam penerjemahan novel juga sama pentingnya dengan makna Penerjemahan ataupencarian padanan makna tanpa penerjemahan gaya yang sesuai hasil terjemahan akan menjadi tidak lengkapdan tidak efisien Makna adalah apa yang dikomunikasikan ke pembaca terjemahan sedangkan gaya adalahcara bagaimana mengkomunikasikan makna tersebut ke pembaca terjemahanSelain itu hal penting lainnya adalah tingkat pemahaman pembaca atau unsur keterbacaan terjemahanKeterbacaan menurut para pakar terjemahan mengacu pada seberapa mudah teks tulis dapat dibaca dandipahami oleh pembaca Keterbacaan merupakan keseluruhan unsur dalam sebuah teks tulis yangmempengaruhi keterpahaman pembaca (dalam Nababan 2004 29) Sementara itu Suryawinata (1982 104shy105) menyatakan bahwa keterbacaan adalah berpusat pada masalah mudah tidaknya suatu teks untuk dibacadan dipahami oleh pembacanya dan tidak mempermasalahkan kesetiaan suatu teks terjemahan terhadapsumber aslinya Dari beberapa pendapat para pakar terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterbacaan adalah suatukriteria mengenai sejauh mana suatu teks dapat dipahami oleh para pembaca dan seberapa besar usaha yangdilakukan para pembaca terhadap teks tersebut Jadi keterbacaan suatu teks sangatlah tergantung padapembaca karena pada dasarnya suatu teks tidak dapat dibaca sendiri oleh teks tersebut Di sini jelas bahwatingkat keterbacaan ditentukan oleh pembaca dengan tingkat kemampuan pengetahuan dan konsentrasipembaca dalam memahami teks terjemahan meskipun keterbacaan itu sendiri juga dipengaruhi oleh fiturshyfiturteks sebagaimana dikutip dalam Nababan (2004 29) bahwa keterbacaan sebuah teks dapat diukur secaraempirik yang didasarkan pada panjang ratashyrata kalimat kompleksitas struktur kalimat jumlah kata baru yangdigunakan dalam teks kosa kata konstruksi kalimat yang digunakan penulis penggunaan kata asing dandaerah penggunaan kata dan kalimat taksa penggunaan kalimat tak lengkap dan alur pikir yang tidak runtut

ReferensiAlshyQinai Jamal 2000 Translation Quality Assessment Strategies Parametres and Procedures OnlineTranslation Journal Meta Vol XLV 3 2000 pg 497shy519 (httpwwweruditorgenrevuemeta2000v45n3indexhtml retrieved on 29 October 2008)

id 194Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 2 more resources

id 195Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

Gerzymisch HeidrunshyArbogast 2001 Equivalence Parameters and Evaluation Germany University ofSaarbrucken

Nababan Rudolf dkk 2004 Keterkaitan antara Latar Belakang Penerjemah dengan Proses Penerjemahan danKualitas Terjemahan (Studi Kasus Penerjemah Profesional di Surakarta) Laporan Penelitian Surakarta PPsUNS

Rochayah Machali 2000 Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo

Sumarno Thomas 1988 Hubungan antara Lama Belajar dalam Bidang Penerjemahan Jenis KelaminKemampuan berbahasa Inggris dan TipeshyTipe Kesilapan Terjemahan

dari bahasa Inggris ke dalam bahasaIndonesia Disertasi S3 Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang

Zhonggang Sang 2006 A Relevance Theory Perspective on Translating the Implicit Information in LiteraryTexts Journal of Translation Volume 2 Number 2 China Chinese Translators Journal(httpaccurapidcomjournal)

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

10Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa hal mengenai penerjemahan novel

Novel sebagai salah satu bentuk karya susastra memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya denganjenis karya susastra yang lain seperti puisi dan drama Perbedaanshyperbedaan tersebut sebagaimana yangdinyatakan oleh Suryawinata (1982 92shy95) adalah (1) puisi merupakan jenis karya susastra yang paling emotifkarena merupakan ekspresi penyair yang dikomunikasikan melalui media puisi Puisi juga mengeksploitasiasosiasi keindahan kata serta efekshyefek bunyi seperti keindahan efek bunyi yang berulang dalam rima eliterasidan asonansi Selain itu puisi juga memiliki unsur pokok yang membedakan dengan jenis karya susastra yanglain yaitu unsur pencitraan yang diungkapkan dalam metafora atau katashykata yang segar dan unik (2) dramamemiliki unsur pokok yang berupa dialog atau monolog Tanpa dialog drama tidak mungkin dilakukan Selain itudrama memiliki unsur yang tidak kalah pentingnya yang berupa karakterisasi atau penokohan Tanpakarakterisasi yang kuat drama akan menjadi hambar dan tokohshytokoh dalam drama akan menjadi pemain tanpawatak dan (3) novel memiliki unsurshyunsur yang hampir sama dengan drama dengan perbedaannya yangkhusus Novel memiliki unsur pokok berupa dialog dan dialog ini merupakan salah satu unsur yang dipakai untukmendapatkan bahasa yang segar dan realistis Unsur lain yang dimiliki novel adalah penokohan ataukarakterisasi yang kuat Suatu novel sebagaimana juga drama akan menjadi hambar apabila tidak memilikiunsur karakterisasi yang kuat karena tokohshytokoh yang tampil akan berubah menjadi sekadar pelaku untukkelangsungan cerita sajaSecara garis besar novel memiliki unsurshyunsur yang berupa tema ajang (setting) suasana plot konflik krisisklimaks dan penyelesaian dengan menggunakan bahasa yang deskriptif emotif berbentuk dialog nadakeindahan bunyi dan pencitraan dengan peran karakterisasi yang protagonis antagonis dan peran pembantuLebih lanjut di dalam memahami karya susastra khususnya novel dapat dilakukan dengan berbagai cara(Ratna 2005 552shy556) Carashycara tersebut adalah dengan (1) menganggap novel sebagai bentuk miniatur

id 196Plagiarism detected 016 httpsastraumacidwpshycontentu

id 197Quotes detected 001 in quotes

id 198Plagiarism detected 009 httpsastraumacidwpshycontentu

id 199Quotes detected 0 in quotes

id 200Plagiarism detected 001 httpsastraumacidwpshycontentu

id 201Quotes detected 0 in quotes

id 202Plagiarism detected 013 httpsastraumacidwpshycontentu

id 203Plagiarism detected 028 httpsastraumacidwpshycontentu

id 204Plagiarism detected 062 httpsastraumacidwpshycontentu

masyarakat sebagai dunia dalam katashykata Cara ini menyebabkan novel menampilkan unsurshyunsur sosialseperti tokoh peristiwa dan latar yang secara keseluruhan diadopsi melalui dunia nyata Tidak ada novel yangsematashymata diciptakan melalui imajinasi dan (2) novel merupakan respons interaksi sosial keberadaan karyasusastra lebih banyak ditentukan oleh masyarakat Cara ini mengkondisikan karya sebagai suatu alat sebagaiprasarana estetis yang melaluinya masyarakat dapat menemukan aspirasinya

Penerjemahan sebagai komunikasi antarbudaya berangkat dari suatu pandangan bahwa bahasa dan budayatidaklah dapat dipisahkan Suatu kegiatan akan menjadi komunikatif bila kegiatan itu dilakukan melalui suatutanda yang dihasilkan dengan penuh maksud oleh seorang pengirim dan diteruskan ke penerimaSebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199716) bahwa

ldquoAction becomes communicative rdquo

when it is carried out through signs produced intentionally by one agent usually referred to as the rsquosenderrsquo anddirected toward another agent referred to as the

lsquoaddresseersquo

or the

lsquoreceiverrsquo

rdquo Ini berarti bahwa pengirim dan penerima membentuk situasi komunikasi pada waktu dan tempat tertentuyang menambahkan dimensi sejarah dan budaya terhadap proses komunikasi Dimensi sejarah dan budayatersebut mempengaruhi pengetahuan dan harapan pengirim dan penerima kebahasaanmereka dan cara mereka mendapatkan situasi tertentu Sementara itu di dalam situasi komunikasi

pengirim dan penerima diharapkan memiliki dasar yang sama dalam komunikasi agar supaya komunikasimereka berhasil Penerjemah di dalam hal ini adalah sebagai mediator kebahasaan dan sekaligus mediatorbudaya Penerjemah tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang menyeluruh mengenai bahasa sumber danbahasa sasaran tetapi juga budaya sumber dan budaya sasaranPenerjemahan tidak hanya antarbudaya namun juga antarindividu dan terdiri dari sejumlah pemain peranMenurut Nord (19915shy11) yang dimaksud dengan para pemain peran tersebut adalah penghasil teks sumberpengirim teks sumber teks sumber penerima teks sumberinisiator penerjemah teks sasaran dan penerima teks sasaran

Dalam konteks tersebut Nord membuat perbedaan antara penghasil teks sumber dan pengirim teks sumberPenghasil teks sumber menghasilkan teks sumber dan mungkin juga sekaligus sebagai pengirim teks sumberHal ini bisa mengakibatkan ketidaksesuaian antara maksud pengirim dan teks yang ditulis oleh produser Tekssumber yang dihasilkan pada umumnya dimaksudkan untuk pembaca teks sumber Meskipun penerima tekssumber tidak memainkan peranan yang aktif di dalam komunikasi antarbudaya penerima teks masihmempengaruhi teks sumber dalam hal karakteristik bahasa Sebaliknya situasi yang dihasilkan oleh tekssasaran berbeda dengan situasi yang dihasilkan teks sumber dengan pengirim teks sumber dan penerima tekssasaran yang berbeda karena perbedaan waktu dan jarak Semua faktor tersebut harus dipikirkan olehpenerjemahPeranan penerjemah sangatlah unik karena penerjemah hanya memiliki ketertarikan dalam menerjemahkanteks sumber saja Penerjemah akan secara kritis membaca teks sebagai penerima teks sumber Berdasarkanpada tingkat kemampuan penerjemah di dalam bahasa sumber dan budaya sumber dan juga bahasa sasaranpenerjemah harus mampu melihat reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sumber dan mengantisipasi

id 205Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 206Plagiarism detected 061 httpsastraumacidwpshycontentu

id 207Plagiarism detected 039 httpsastraumacidwpshycontentu

id 208Plagiarism detected 047 httpsastraumacidwpshycontentu

id 209Plagiarism detected 01 httpsastraumacidwpshycontentu

id 210Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

reaksi yang mungkin muncul dari penerima teks sasaran serta menguji kecukupan fungsional dari terjemahanyangdihasilkan Meskipun penerjemah bukanlah pengirim

teks sumber penerjemah menghasilkan suatu teks komunikatif di dalam budaya sasaran yangmengungkapkan maksudshymaksud pada teks sumber Pentingnya melihat penerjemahan sebagai transfer antarbudaya dan antarindividu karena suatu kenyataanbahwa penerjemahlah orang pertama yang dianggap sebagai

aktor dalam proses penerjemahan Penerjemah tidak lagi membatasi pada penerapan prosedur penerjemahanuntuk memindah teks sumber ke teks sasaran menurut prinsip kesamaan (equivalence) tetapi juga prinsiptransfer budaya Penerjemahan sebagai suatu transfer budaya maksudnya adalah bahwa penerjemahan tidak lagi sematashymatasebagai transfer komunikasi tetapi sebagai suatu penawaran informasi pada kegiatan komunikatif yang telahterjadi sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord sebagai berikut A text can therefore only be an offer of information from which the receiver will choose the pieces that arerelevant to his situation and purpose In the same vein every translation independent of its function and texttype (genre) is an offer of information in the target language and its target culture based on information offeredin the form of a source text in a source language and its source culture Translation is thus no longer simply atransfer of communication but an offer of information on a communicative act that has already taken place(1997 141) Maksudnya bahwa penerjemah suatu teks tidak akan pernah dapat menuntut bahwa suatu teks diterimapembaca berdasarkan keinginan tersendiri daripenerjemah Penerjemah hanya dapat menyarankan

suatu pemahaman tertentu dari suatu teks Cara teks tersebut dipahami akan tergantung pada situasi danmasingshymasing pembaca Beragam pembaca akan memahami teks yang sama secara berbedashybedameskipun mereka yang berasal dari budaya yang sama sekalipun Oleh karena itu suatu teks hanya dapatmenjadi sebagai tawaran informasi dan pembacalah yang akan memilih teks terjemahan yang sesuai dengansituasi dan tujuan pembaca Berdasarkan informasi di dalam teks sumber penerjemah akan memilih informasi sesuai dengan harapannyaterhadap penerima sasaran dan situasi pembaca Di sini jelas bahwa harapanshyharapan tersebut dan jugatawaran informasi terhadap teks sasaran akan berbeda dengan tawaran informasi dalam teks sumber karenapenerima teks sumber dan teks sasaran memiliki komunitas budaya dan bahasa yangberbeda Suatu kenyataan bahwa perbedaan budaya

pastilah memiliki aturan dan norma yang berbeda pula dan oleh karena itu di dalam penerjemahan tekssasaran tidak akan pernah menawarkan sejumlah informasi yang sama atau hampir sama dengan teks sumbermelainkan menawarkan informasi yang berbeda dengan cara yang berbeda pula Lebih lanjut Nord (199760) menyatakan bahwaSince the translator cannot always derive the purpose the translation is to fulfill in the target language andtarget culture from the source text or his own experience he needs a translation brief It is either given to thetranslator by the initiatorcommissioner or established in a discussion between the translator andinitiatorcommissioner Jadi penerjemahan tidak lagi hanya ditentukan oleh adanya prinsip kesepadanan (equivalence) tetapiberdasarkan kecukupan (adequacy) Namun demikian terjemahan tersebut harus masih bertalian secara logisatau masuk akal (coherent) Suatu penerjemahan dikatakan bertalian secara logis bila penerjemahan tersebut

mempunyai makna terhadap penerima atau sasaran atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nord (199735)rdquoit should make sense in the communicative situation and culture in which it isreceivedrdquo Pertalian inilah yang disebut

id 211Plagiarism detected 085 httpsastraumacidwpshycontentu

id 212Plagiarism detected 029 httpsastraumacidwpshycontentu

id 213Plagiarism detected 022 httpsastraumacidwpshycontentu

dengan koherensi intratekstual yang berbeda dengankoherensi intertekstual yang mengacu pada

hubungan antara teks sumber dan teks sasaran Hubungan antara teks sumber dan teks sasaran initergantung pada interpretasi penerjemah terhadap teks sumber dan fungsi teks sasaran yang harus dipenuhioleh penerjemah di dalam budaya sasaran Berdasarkan pada pernyataan tersebut di atas Reiss dan Vermeer (2000221shy232) merumuskan teoripenerjemahan umum yang terdiri dari lima aturan dasar dengan aturan keenam yang menyatakan bagaimanakelima aturan tersebut saling berhubungan Keenam aturan tersebut adalah7 A translation depends on its skopos ie its intended purpose8 A translation is an offer of information in the target culture and target language based on an offer ofinformation in the source culture and source language9 A translation presents an offer of information and is as such not reversible 10 A translation must be coherent in itself11 A translation must be coherent with regard to its source text12 The above rules are hierarchically interlinked in the stipulated order

Maksud dari teori umum di atas adalah bahwa1 Suatu terjemahan tergantung pada tujuan yang diinginkan2 Suatu terjemahan merupakan tawaran informasi di dalam budaya sasaran dan bahasa sasaran berdasarkantawaran informasi di dalam budaya dan bahasa sumber3 Suatu terjemahan menyajikan tawaran informasi dan bukan sebaliknya (teks sumber tidak dapat dihasilkandari teks sasaran)4 Suatu terjemahan harus bertalian logis di dalam teks itu sendiri (koherensi intratekstual)5 Suatu terjemahan harus bertalian logis dengan teks sumbernya (koherensi intertekstual)6 Aturanshyaturan di atas secara hirarkhi saling berhubunganBerdasarkan rumusan di atas terlihat bahwa penerjemahanmenggabungkan prinsipshyprinsip penerjemahan sebagai komunikasi

antarbudaya dan transfer budaya dan tujuan (skopos) menempati posisi teratas Namun demikian Nord (1997124shy128) percaya bahwa seorang penerjemah juga harus mempertimbangkan penulis teks sumberpenggagas dan pembaca teks sasaran Hal ini berarti bahwa seorang penerjemah tidak mungkinmenghasilkan teks sasaran yang bertentangan dengan maksud penulis teks sumber atau gagasan pembacateks sasaran mengenai apakah suatu penerjemahan menjadi berterima di dalam budaya sasaran Tanggungjawab penerjemah dalam mempertimbangkan hal tersebut di atas disebut dengan loyalty (kesetiaan) yaitumengacu pada hubungan interpersonal antara partisipan di dalamproses komunikasi penerjemahan dan membatasi jangkauan

fungsi teks sasaran yang dapat dijangkau untuk satu teks sumber tertentu sedangkan fungsi mengacu padafaktorshyfaktor yang membuat teks sasaran bekerja sesuai dengan yang dimaksud di dalam situasi sasaranFungsional dan kesetiaan berarti bahwa penerjemah akan berusaha menghasilkan teks sasaran yangfungsional yang sesuai dengan uraian ringkas terjemahan yang dimaksudkan oleh penggagas dan akanditerima oleh pembaca teks sasaran karena memasukkan pertimbanganshypertimbangan budaya tertentuBaker (2001 127) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penerjemahan karya susastra adalah suatu karyapenerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah karya susastra Dengan kata lain bahwa penerjemahan karyasusastra merupakan kegiatan subjektif murni pada ranah sosial dan budaya yang kompleks yang dilakukan olehpenerjemah dengan memadukan unsurshyunsur imajinatif intelektual dan intuisi ke dalam suatu karya tulis yangdisebut dengan terjemahan Sementara itu Gunarwan (2005 4) menyatakan bahwa penerjemahan karyasusastra termasuk ke dalam golongan penerjemahan literer yaitu penerjemahan yang mengacu padapenerjemahan karya susastra baik prosa maupun puisi Dengan melihat pada cakupan ranah yang luas dan penggunaan unsurshyunsur yang kompleks dari pernyataanshypernyataan di atas penerjemahan literer atau penerjemahan karya susastra dianggap lebih sukar daripadapenerjemahan nonliterer karena pada dasarnya karya susastra lebih bersifat ekspresi diri si pengarang yangberpusat pada efek dan kesan yang ditimbulkan kepada para pembacanya dan di dalam penerjemahan karyasusastra tersebut penerjemah dituntut untuk menghasilkan padanan yang dinamis yaitu padanan yang efeknyadirasakan oleh pembaca bahasa sasaran sebanding dengan efek yang dirasakan oleh pembaca bahasa sasaran

(Nida dan Taber 1974) Penerjemah di dalam karya susastra di samping harus menguasai bahasa sumberbahasa sasaran bidang ilmu yang diterjemahkan teori terjemahan juga dituntut menguasai hal lain yangberhubungan dengan ilmu susastra yaitu yang berupa pemahaman latar belakang pengarang gaya bahasagaya pengarang dalam menuangkan ide cerita aspekshyaspek budaya dalam karya dan lainshylain

Teori Polisistem EvenshyZohar (19979shy45) di dalam model yang dikembangkannya yaitu teori polisistem melihat penerjemahankarya susastra sebagai bagian dari sistem budaya susastra dan sejarah dari bahasa sasaran (Munday2000108) Karya susastra tidaklah dilihat sebagai karya yang dipelajari secara terpisah namun sebagai bagiandari sistem susastra yang dinamis di dalam polisistem secara keseluruhan dengan menekankan bahwapenerjemahan karya susastra bekerja pada sistem (1) bahasa sasaran memilih karya untuk penerjemahannyadan (2) norma tingkah laku dan kebijakan penerjemahan dipengaruhi oleh sistem yang lain (coshysistem) Sebagaimana dinyatakan oleh Shuttleworth and Cowie (dalam Munday 2000 109) bahwa The polysistem isconceived as a heterogeneous hierarchized conglomerate (or sistem) of sistems which interact to bring about anongoing dynamic process of evolution within the polysistem as a whole Pernyataan tersebut mengandung duahal yang perlu dipertimbangkan yaitu hirarki dan proses evolusi yang dinamis Yang dimaksud dengan hirarkiadalah mengacu pada posisi dan interaksi dari strata yang berbeda dari polisistem Bila posisi tertinggi didudukioleh jenis karya susastra inovatif maka strata yang lebih rendah diduduki oleh jenis karya susastra konservatifbegitu pula sebaliknya Proses evolusi yang dinamis menunjukkan bahwa hubungan antara sistem inovatif dankonservatif suatu karya susastra tidaklah tetap atau statis namun mungkin menempati posisi utama atau keduadi dalam polisistem Bila karya susastra terjemahan menempati posisi utama berarti bahwa karya susastratersebut memberi pengaruh yang sangat kuat dalam polisistem dan sebaliknya bahwa karya susastra yangmenempati posisi kedua berarti bahwa karya susastra tersebut sangat lemah dan tidak memiliki pengaruh yangberartiDi dalam polisistem nampak bahwa posisi yang diduduki oleh karya terjemahan di dalam polisistem menentukanstrategi penerjemahan Apabila karya terjemahan merupakan karya utama penerjemah tidak akan merasaterbatasi untuk mengikuti model susastra sasaran dan lebih siap untuk berekspresi dan penerjemah seringkalimenghasilkan teks sasaran yang sangat sepadan atau berkecukupan (adequacy) dengan bahasa sumberSebaliknya bila karya terjemahan menempati posisi kedua penerjemah cenderung menggunakan modelbudaya sasaran yang sudah ada untuk teks sasaran dan menghasilkan penerjemahan yang tidak berkecukupan(nonshyadequate)Dengan dasar pada teori EvenshyZohar Toury (1995) mengembangkan suatu teori penerjemahan umum yangdikenal dengan Descriptive Translation Studies dengan mengusulkan tiga fase metodologi yaitu1 Menempatkan teks di dalam sistem budaya sasaran dengan melihat kepentingan dan keberterimaannya 2 Membandingkan teks sumber dan teks sasaran mengidentifikasi hubungan antara pasangan segmenshysegmen teks sumber dan teks sasaran dan berusaha memberikan generalisasi konsep penerjemahannya3 Membuat gambaran pembuatan keputusan untuk penerjemahan berikutnyaMenilik pada metodologi di atas tampak bahwa salah satu langkah penting di dalam penerjemahan adalahkemungkinan pengulangan pada fase pertama dan fase kedua bagi pasangan teks yang sama lainnya untukmemperluas dan membangun profile penerjemahan sesuai dengan jenis teks pengarang pembaca dansebagainya (Pym 200516shy21) Dengan cara ini normashynorma yang menyinggung masingshymasing jenispenerjemahan dapat diidentifikasi dengan tujuan akhir penetapan penerjemahan secara umum

Konsep NormaTujuan utama konsep norma yang diusulkan oleh Toury (1995) adalah untuk membedakan kecenderunganperilaku penerjemahan membuat generalisasi yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yangdilakukan oleh penerjemah dan kemudian merekonstruksi normashynorma yang telah bekerja di dalampenerjemahan dan membuat hipotesis yang dapat diuji melalui kajian deskriptif berikutnya Definisi yangdinyatakan oleh Toury adalah sebagai berikut the translation of general values or ideas shared by a communityshyas to what is right or wrong adequate or inadequateshyinto performance instructions appropriate for and applicableto particular situationsMenurut Toury semua manusia memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dan diterima secara sosial dansebagai akibatnya bahwa di bawah kondisi yang normal manusia cenderung menghindari perilaku yang dilarangdan mengadopsi tingkah laku yang dianggap sesuai di dalam kelompok tempat mereka tinggal Terdapat adanyasuatu pengetahuan yang secara sosial sama antara anggota masingshymasing komunitas yang dianggap sebagaihal yang baik atau pantas di dalam perilaku komunikatif Pengetahuan tersebut muncul dalam bentuk normashynorma Normashynorma di dalam penerjemahan sebagaimana yang ditentukan oleh Toury erat sekalihubungannya dengan suatu ideologi dengan kata lain bahwa normashynorma dapat dipahami sebagai perwujudanideologi dari konsep kebersesuaian dan keberterimaanMenurut Toury bahwa norma mengatur setiap langkah pengambilan keputusan di dalam proses penerjemahan

id 214Plagiarism detected 002 httpsdidaktikaunjcom20120208

mulai dari pilihan teks yang akan diterjemahkan sampai pada pilihan paling akhir dalam proses strategipenerjemahannya Lebih lanjut Toury memperkenalkan tiga jenis norma 1) initial norm 2) preliminary normsdan 3) operational normsInitial norm mengacu pada pemilihan secara umum yang dilakukan oleh penerjemah Di dalam norma inipenerjemah dapat memusatkan diri mereka

sendiri ke dalam normashynorma yangdiwujudkan di dalam teks sumber atau normashynorma dari bahasa dan budaya sasaran Apabila diwujudkan kedalam teks sumber maka teks sasaran akan menjadi mencukupi (adequate) dan apabila di dalam normabudaya sasaran maka teks sasaran akan menjadi berterima (acceptable) Kutub dari kebercukupan dankeberterimaan adalah pada suatu rangkaian kesatuan karena pada dasarnya tidak ada penerjemahan yangsecara penuh berkecukupan atau berterima dan pergeseranshypergeseran di dalam penerjemahan adalah halyang tidak terelakkanPreliminary norms mengatur semua keputusan yang dilakukan yang berkaitan dengan translation policy dantranslation directness Translation policy mengacu pada faktorshyfaktor yang menentukan dan mengatur semuakeputusan pemilihan jenis teks untuk diterjemahkan ke dalam budaya atau bahasa tertentu dalam kurun waktutertentu sedangkan directness of translation berhubungan dengan apakah penerjemahan terjadi melalui bahasaperantara dan juga pada ambang toleransi mengenai bahasa apa yang digunakan dalam menerjemahkan kebudaya sasaran Operational norms mengacu pada keputusan langsung yang diambil selama kegiatan penerjemahan Keputusanini digolongkan ke dalam matricial norms dan textualshylinguistic norms Matricial norms mengatur segmentasi dandistribusi materi tekstual di dalam teks sasaran Textualshylinguistic norms mengatur pemilihan materi untukmembuat teks sasaran ataupun mengganti materi teks sumberDengan pengaruh karya EvenshyZohar dan Toury beberapa pakar memberikan paradigma baru mengenaipenerjemahan susastra sebagaimana yang dinyatakan oleh Hermans dalam Munday (2000 120) sebagaiberikutWhat they have in common is a view of literature as a complex and dynamic system a conviction that thereshould be a continual interplay between theoretical models and practical case studies an approach to literarytranslation which is descriptive targetshyorganized functional and systemic and an interest in the norms andconstraints that govern the production and reception of translations in the relation between translation and othertypes of text processing and in the place and role of translations both within a given literature and in theinteraction between literatures

Dari pernyataan Hermans di atas tampak jelas bahwa terdapat suatu hubungan yang sangat kuat antara teoripolisistem dan Descriptive Translation Studies suatu hubungan yang saling berkesinambungan antara teori danpraktek penerjemahan Lebih lanjut Lambert dan Hendrik van Gorb (dalam Munday 2000120) membuat suatuskema yang dapat digunakan untuk membandingkan sistem kesusastraan dalam teks sumber dengan tekssasaran dan penggambaran hubungan antara keduanya Lambert dan van Gorb membagi skema tersebut kedalam empat bagian1 Preliminary data pada tahap ini peneliti mengidentifikasi informasi pada halaman judul metateks(pendahuluan dan sebagainya) dan strategi umum (apakah terjemahan tersebut sebagian atau lengkap)Hasilnya akan mengarah pada hipotesis yang berkaitan dengan level 2 dan 3 berikut ini2 Macroshylevel pada tahap ini peneliti melihat pada pembagian teks judul dan penyajian bab struktur naratifinternal dan komentar penulis Tingkat ini akan memunculkan hipotesis pada level 3 berikut ini3 Microshylevel yaitu peneliti mengidentifikasi pergeseran pada tingkat kebahasaan yang berbeda yang meliputitingkat leksikal pola gramatikal narasi sudut pandang dan modalitas Hasil dari tingkat ini akan berinteraksidengan tingkat makro (level 2) dan mengarah pada konteks sistemik yang lebih luas4 Sistemic context pada tahap ini tingkat mikro dan makro teks dan teori dibandingkan dan normashynormadiidentifikasi Hubungan intertekstual (hubungan dengan teksshyteks yang lain di dalam penerjemahan) danhubungan intersistemik (hubungan dengan tipe teks yang lain) juga digambarkanSementara itu Suryawinata (1982 83) dan Suparman (2003 143) menyatakan bahwa penerjemah karyasusastra harus memiliki syaratshysyarat sebagai berikut1 Memahami bahasa sumber secara hampir sempurna Dalam tingkat rekognisi kemampuannya diharapkanmendekati seratus persen2 Menguasai dan mampu memakai bahasa sasaran dengan baik dan efektif3 Mengetahui dan memahami susastra apresiasi susastra serta teori terjemahan4 Mempunyai kepekaan terhadap karya susastra5 Memiliki keluwesan kognitif dan keluwesan sosiokultural

id 215Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 216Plagiarism detected 006 httpsastraumacidwpshycontentu

id 217Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 218Plagiarism detected 002 httpsiasiunsblogspotcom20050

id 219Plagiarism detected 002 httpjournaltrunojoyoacidpros

id 220Plagiarism detected 006 httpsiasiunsblogspotcom20050

6 Memiliki keuletan dan motivasi yang kuat

ReferensiAsim Gunarwan 2005 Pragmatik dalam Penilaian Terjemahan Pendekatan Baru Artikel disajikan dalamInternational Conference on Translation di Solo 14shy15 September 2005

Baker Mona

2001 (Ed) Routledge Encyclopedia of Translation Studies LondonRoutledge

Even ItamarshyZohar 1997 Polysystem Studies Online Translation Journal Poetics Today International Journalfor Theory and Analysis of Literature and Communication Volume 11 number 1

Kutha Ratna Nyoman 2005 Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta Yogyakarta PustakaPelajar

Munday Jeremy 2000 Introducing Translation Studies LondonNew York Rutledge

Nord Christiane 1991

Text Analysis in Translation Theory Methodology and Dicdactic Application of a Model for TranslationshyOriented Text Analysis AmsterdamRodopi BV

shyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshyshy 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pym Anthony 2005 On Touryrsquos Laws of How Translators Translate Translation Article Intercultural StudiesGroup Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain (httpwwwtinetcat~apympublicationspublicationshtml)

Suparman 2003 Terjemahan dalam Sastra Artikel

disajikan dalam Kongres Nasional Penerjemahan diSolo 15shy16 September 2003Toury G

1995 Descriptive Translation Studies and Beyond AmsterdamJohn Benjamins

Vermeer H J 2000 Skopos and commission in translational action (A Chesterman Trans) In L Venuti (Ed)The translation studies reader (pp 221shy32) London Routledge

Zuchridin Suryawinata

1982 Analisis dan Evaluasi terhadap Terjemahan Novel Sastra the Adventures of Huckleberry Finn daribahasa Inggris kebahasa Indonesia Unpublished Dissertation Malang IKIP Malang Pascasarjana

id 221Plagiarism detected 003 httpsastraumacidwpshycontentu

id 222Plagiarism detected 005 httpsastraumacidwpshycontentu

id 223Plagiarism detected 002 httpsastraumacidwpshycontentu

id 224Plagiarism detected 004 httpsbahariskandarblogspotcom + 2 more resources

11 Langkah dalam Menerjemahkan Novel

Kompetensi DasarMahasiswa mampu menjelaskan beberapa langkah dalam menerjemahkan novel

Secara sederhana penerjemah adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengalihkan pesan tertulis daribahasa sumber ke bahasa sasaran Dengan kata lain bahwa menerjemahkan melibatkan dua bahasa yangmemungkinkan akan terjadi suatu alih kode Namun menerjemahkan tidak hanya sekadar alih kode tetapi jugasebuah profesi yang memerlukan pendidikan dan pelatihan pada tingkat lanjutanDi dalam penerjemahan novel penerjemah adalah orang yang sangat memperhatikan terhadap penerjemahanteksshyteks susastra Penerjemah novel secara umum menerjemahkan suatu teks dengan tulisan yang indahdengan memperhatikan bahasa bentuk dan isi teks (Newmark 19881) Penerjemah novel berperan aktif dalamkegiatan kreatif penulis dan kemudian menciptakan struktur kalimat dan tanda dengan cara menyesuaikan teksdalam bahasa sasaran dengan teks dalam bahasa sumber sedekat mungkin Penerjemah memikirkan denganmendalam mengenai kualitas teks novel yang diterjemahkan dan keberterimaannya dengan pembaca sasaran Penerjemahan novel sebagai proses pengalihan pesan tidak hanya melibatkan dua bahasa yang berbeda yaitubahasa sumber dan bahasa sasaran namun juga melibatkan kondisi sosiobudaya yang berbeda karena suatuteks dalam penerjemahan berada dalam konteks sosiobudaya yang terkait dengan

bahasa sumber dan bahasa sasaran Oleh karena itupenerjemahan novel tidak bisa dilihat hanya sebagai upaya menggantikan teks dalam satu bahasa ke teksbahasa lain Faktor lain yang sangat dibutuhkan adalah adanya suatu kompetensi mengenai suatu wacanauntuk menghasilkan suatu terjemahan yang benar secara sintaktik tepat makna memenuhi unsur kewajaranketerbacaan dan secara sosial berterima di dalam suatu konteks yang didasari budaya Apabila

yang diupayakan oleh seorang penerjemah adalah pengungkapan kembali pesan bahasa sumber dalambahasa sasaran makateks sasaran haruslah sepadan dengan teks sumber yaitu dua teks yang isi dan gayanya dapat dipahamisecara sama oleh penerima (pembaca) masingshymasing teks

dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran

Sebuah terjemahan yang akurat tidak akan dapat memenuhi tujuan praktisnya

sebagai alat komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dan pembaca teks bahasasasaran apabila terjemahan yang bersangkutan sulit dipahami oleh pembaca begitu pula bahwa sebuahterjemahan yang mudah dipahami bukanlah terjemahan yang baik apabila pesannya menyimpang dari pesanteks bahasa sumber Oleh sebab itu penerjemah novel perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang latarbelakang sosiokultural dari bahasa sumber tersebut memiliki pengetahuan dan kualitas khusus (kesusastraandan estetika dan artistika kebahasaan) harus dapat mengidentifikasi unsurshyunsur susastra dan memilikipemahaman budaya dan nilaishynilai karya susastra yang diterjemahkan serta memahami karya susastra secaramenyeluruhDi dalam menerjemahkan novel sangat mungkin penerjemah menemukan kesulitanshykesulitan baik kesulitandalam aspek budaya misalnya kesulitan penerjemah dalam mencari padanan istilah yang berkaitan dengan

materi dan peristiwa budaya kesulitan dalam aspek susastra misalnya penerjemahan karakterisasi tokoh yangsepadan dengan keadaan masyarakat pembaca novel penerjemahan maupun juga kesulitan dalam aspekkebahasaan misalnya dalam menerjemahkan struktur kalimat yang sangat panjang dan tata bahasa yang rumitLatar belakang penerjemah dan langkahshylangkah yang dilakukan oleh penerjemah di dalam menerjemahkannovel sangat menarik untuk dicermati Analisis penerjemahan novel yang didasarkan pada analisis karyaterjemahan semata dapat diduga bahwa kualitas terjemahan yang dihasilkan tidak akan memberikanpemahaman yang mendalam dan menyeluruh hal ini karena karya terjemahan dihasilkan melalui suatu prosespenerjemahan dan baikshytidaknya karya terjemahan sangat tergantung pada kompetensi dan strategi penerjemahdalam melakukan proses penerjemahan dan penerjemah adalah pelaku utama (main agent) prosespenerjemahan karenanya pembuatan keputusan penerjemah sangat dipengaruhi oleh latar belakang dankompetensinya Pekerjaan menerjemahkan sebagaimana pekerjaanshypekerjaan yang lain memerlukan sejumlah syarat agar bisaberkualitas Karena penerjemahan termasuk bidang jasa si pemberi jasalah yang merupakan modal utamanyaSeorang penerjemah (yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) harus menguasai bahasa Indonesiadengan sangat baik baik ragam tulis maupun lisan Selain itu penerjemah juga mutlak harus menguasai bahasasumber dengan sangat baik karena tanpa menguasai bahasa sumber dengan baik mustahil seseorang bisamenerjemahkan dengan hasil yang memuaskan Syarat lain adalah mengenal dengan baik bahan yang akanditerjemahkan mengetahui cara menggunakan sumber bantuan misalnya cara menggunakan kamus (baikkamus manual maupun kamus online) sumber informasi di internet dan sumber bantuan lain berupa milis parapenerjemah Yang terakhir yang juga diperlukan oleh penerjemah adalah ketrampilan menggunakan beberapaprogram komputer semacam Trados Dejavu Wordfast dan lainshylain untuk membantu penerjemah membanguntranslation memory di komputernya untuk memudahkan penerjemahan baik dokumen maupun novel yang selaludiperbarui Istilah penerjemah itu pada dasarnya ada dua yaitu penerjemah umum (generalist) dan penerjemah khusus(specialist) Penerjemah umum yaitu penerjemah yang bekerja seperti pemborong yaitu menerima semuanaskah dalam bentuk apapun (bunga rampai) untuk diterjemahkan misalnya naskah kedokteran hukumkomputer dan sebagainya Sedangkan penerjemah khusus adalah penerjemah yang mengkhususkan padanaskahshynaskah terjemahan tertentu misalnya novel legal document dan sebagainya Penerjemah sendiridalam pengakuannya lebih suka atau tertarik dengan spesialisasi pada penerjemahan novel karena denganmenerjemahkan novel akan menambah wawasan ilmu katashykata baru sedangkan kalau menerjemahkandokumen legal hanya kopishypaste sudah selesaiKarena penerjemah adalah sebagai profesi dan bukan karir maka untuk menjaga tingkat keprofesian tersebutseorang penerjemah harus terusshymenerus memupuk kualitas penerjemahannya menjadikan penerjemahansebagai aktivitas sampai akhir hayat dan yang terpenting adalah menjalin komunikasi dengan kliennya dengantetap memberikan kepercayaan bahwa kita (penerjemah) mumpuni dalam menerjemahkan Menurutpenerjemah kunci untuk menghasilkan terjemahan yang baik adalah bukan hanya karena gelar akademik sajanamun lebih pada bagaimana menjadi seorang penerjemah yang berkualitas Gelar akademik penting terutamauntuk meningkatkan status penerjemah dalam lingkup akademik namun di dalam profesi kerja bukti nyataseorang penerjemah yang berkualitaslah yang akan menjadi tolok ukur dalam keberhasilan terjemahan dan halini akan berlangsung dalam simbol yang saling menguntungkan Misalnya penerjemah yang pada awalnyamelamar ke penerbit dan kemudian dinyatakan layak oleh penerbit sebagai partner kerja lantas diberikepercayaan untuk menerjemahkan sebuah novel Apabila kemudian novel tersebut diterbitkan biasanya selainmendapatkan royalti penerjemah juga akan mendapatkan novel aslinya dari penerbit Hal ini tentunya akanmemberikan semangat yang luar biasa bagi penerjemah untuk terus menerjemahkan dan penerbit tentu sajaakan terus mendapatkan keuntungan karena novel atau buku yang mereka terbitkan dinikmati oleh banyakkonsumen Di dalam menerjemahkan novel penerjemah pada dasarnya menggunakan langkahshylangkah sebagai berikutmelakukan persiapan menerjemahkan dan mengedit terjemahan Persiapanshypersiapan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu persiapan umum dan persiapankhusus Persiapan umum yang dilakukan adalah membaca teks secara keseluruhan sebelum diterjemahkan Halini dilakukan penerjemah untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai isi novel dan gaya berceritayang ada di dalam novel tersebut Selain itu penerjemah melakukan searching atau browsing internet sebelummenerjemahkan Searching atau browsing internet ini menurut penerjemah sangat penting dilakukan sebelumkegiatan menerjemahkan yaitu untuk mempercepat pekerjaan menerjemahkan dan mendapatkan berbagaireferensi pendukung yang berkaitan dengan isi novel Persiapan umum lain yang dilakukan penerjemah adalahmempersiapkan kamus yang cukup layak yaitu koleksi berbagai macam kamus baik kamus ekabahasa maupundwibahasa kamus manual maupun kamus online baik kamus umum maupun kamus khusus Persiapanberbagai macam kamus ini amat penting menurut penerjemah karena dalam menerjemahkan seringkaliterdapat katashykata maupun kalimat yang dicuplik dari katashykata atau kalimat dari bahasa lain Misalnyabeberapa kata khusus di dalam novel yang sebenarnya diambil dari bahasa Latin (kata nudibrance dan lainshy

lain) dan katashykata tersebut harus diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran dan tidak boleh ada makna dalamkatashykata tersebut yang tidak diterjemahkan Beberapa kamus yang sering digunakan penerjemah adalahLongman Dictionary Oxford Dictionary Webster Dictionary Longman CDshyROM Dictionary Encarta CDshyROMDictionary CDshyROM Collins COBUILD Dictionary National Geography Dictionary Thesaurus dan EnsiklopediaDi dalam menerjemahkan novel penerjemah paling sering menggunakan kamus Longman CDshyROM Dictionarykarena kamus tersebut sangat mewakili katashykata ataupun istilahshyistilah khusus yang ada di dalam noveltersebut Adapun yang dimaksud dengan persiapan khusus yang dilakukan penerjemah adalah mempelajari pengetahuanyang berkaitan dengan isi teks novel yang akan diterjemahkan Oleh karena itu persiapan khusus yangdilakukan penerjemah adalah secara penuh memahami istilahshyistilah yang termuat dalam indeks Persiapankhusus lainnya adalah membaca berbagai novel baik novel terkini maupun terdahulu dan berbagai artikel yangberhubungan dengan halshyhal khas ataupun istilahshyistilah khusus yang terdapat di dalam novel dan sekaligusuntuk menambah wawasan dan membuka kembali schemata maupun translation memory Hal lain yang takkalah pentingnya di dalam persiapan khusus ini adalah memperhatikan masalah gaya Menurut penerjemahmenerjemahkan novel tidak hanya sekadar memindahkan katashykata atau kalimatshykalimat saja tetapi jugadiperlukan hiasanshyhiasan atau aksesorishyaksesori dan nuansa katashykata indah Masalah gaya yang dimaksud olehpenerjemah adalah bagaimana mempertimbangkan masalah panjangshypendek kalimatparagraf lebar atau luashalaman jenis font dan jarak baris ukuran kertas jenis kolom dan yang paling penting adalah menjangkaualam pikiran pembaca memperhatikan situasi atau konteks kejadian cerita yang ada di dalam novel ke dalamkonteks atau situasi para pembacaDalam menerjemahkan novel yang dilakukan penerjemah adalah berusaha menerjemahkan dengan setepatshytepatnya Menerjemahkan dengan setepatshytepatnya ini bukan berarti menerjemahkan kata per kata ataumenerjemahkan secara harfiah namun lebih pada penyediaan pilihanshypilihan kata sebanyak mungkin yang telahdikembangkan dari indeks katashykata dalam menerjemahkan novel yang kemudian diselaraskan dengan situasipembaca Misalnya menerjemahkan kata walk Kata tersebut tidak langsung diterjemahkan secara harfiahberjalan Tapi perlu dilihat konteksnya apakah istilah walk yang dimaksud adalah berjalan naik tangga berjalanterseokshyseok berjalan gontai atau berjalan yang bagaimana karena berjalan naik tangga tentunya akanmemiliki konteks yang berbeda dengan berjalan terseretshyseret ataupun berjalan dengan berat Pilihanshypilihankata inilah yang harus disediakan oleh penerjemah Setelah persiapan langkah selanjutnya yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel samahalnya dengan menerjemahkan novelshynovel yang lain yaitu menulis hasil terjemahan di komputer sambilmencari hasil penerjemahan katashykata dan frase sebelumnya di dalam translation memory mencari makna darikatashykata yang sulit diterjemahkan di dalam kamus (biasanya kamus online) memahami makna kata tersebutsecara mendalam berdasarkan konteksnya (misal novel bercerita tentang kehidupan laut maka perlu melihatpada National Geography Dictionary) mengakses dan mendalami sumbershysumber rujukan lain di internet danmenulis ulang kata atau kalimat yang telah diterjemahkan ke dalam ekspresi yang lain Di dalam menulis hasil terjemahan tersebut hal yang hampir bersamaan dilakukan adalah mempertimbangkanjenis kata yang sesuai dengan keadaan selera dan tujuan pembaca Maksudnya adalah untuk kalanganpenikmat terjemahan yang bagaimanakah yang akan menjadi pembaca terjemahan tersebut Apakah noveltersebut ditujukan untuk kalangan akademik anakshyanak atau remaja Menerjemahkan yang berdasarkanfungsinya inilah yang menurut penerjemah akan menjadi terjemahan yang baik yaitu terjemahan yang setepatshytepatnya sesuai dengan selera pembaca teks sasaran ( di dalam pengungkapan makna teks sumber ke dalamteks sasaran penerjemah berusaha mengupayakan penggunaan bentukshybentuk kebahasaan yang lebih disukaioleh pembaca teks sasaran) Menurut penerjemah menyelami pembaca ini sangatlah penting apalagi di dalammenerjemahkan sebuah novel Misalnya ketika membaca novel yang berlatar kehidupan laut penerjemahmembayangkan untuk mengajak pembaca menyelami konteks ceritashycerita di laut jenisshyjenis makhluk hiduplaut dan sebagainya Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang yang dilakukan penerjemah berikutnya adalah memutuskanapakah menggunakan kata pinjaman (loan words) katashykata yang dinaturalisasikan ataukah menggunakansinonim di dalam teks sasaran dan apabila memungkinkan juga menciptakan katashykata terjemahan baru yangmemang tidak ada sebelumnya Di dalam memutuskan penggunaan katashykata ini tidak jarang penerjemah harusberkonsultasi dengan para penerjemah lain dosen bahasa Inggris dan terkadang dengan dosenshydosen lainyang menguasai bidang atau katashykata teknis khusus yang ada di dalam novelBerikutnya adalah menuangkan katashykata yang telah diputuskan ke dalam draft terjemahan Penerjemahmembuat dratf terjemahan dahulu dan menandai bagianshybagian yang sulit diterjemahkan untuk ditindaklanjutinantinya Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan katashykata yang sulit tersebut sekitar satuminggu sementara katashykata yang mudah (dalam arti katashykata harfiah dan umum) mengalir begitu saja karenapenerjemah sudah sering menerjemahkan katashykata yang sejenis Langkah terakhir yang dilakukan penerjemah di dalam menerjemahkan novel adalah merevisi novelterjemahannya Penekanan revisi biasanya adalah pada kualitas kebahasaan teks terjemahan dan kealamian

id 225Plagiarism detected 002 httpstextshyid123dokcomdocument

terjemahan yang dihasilkan Setelah beberapa perbaikan dilakukan berikutnya adalah melakukan revisi akhirdan membiarkan hasil terjemahan tersebut selama satu atau dua minggu Hal ini dilakukan untuk mendapatkanhasil akhir terjemahan yang benarshybenar alamiMenerjemahkan halshyhal yang khas dalam sebuah novel penerjemah membutuhkan waktu dan pemikirantersendiri Dalam arti bahwa penerjemah harus memikirkan dalamshydalam dan matangshymatang pilihan padananyang akan diberikan hal ini karena halshyhal yang khas ini memiliki karakter tersendiri di dalam novel Menurutpenerjemah halshyhal yang khas tersebut meliputi penerjemahan istilahshyistilah yang khusus di dalam teks sumberyang tidak dijumpai atau tidak ada padanannya di dalam teks sasaran Misalnya namashynama hewan yang hidupdi laut di pesisir yang memang hanya berhabitat di dekat lautan Pasifik misalnya ikan nudibranch The Jesusstar dan hewanshyhewan laut tersebut tidak dijumpai di perairan Indonesia Halshyhal khas lainnya menurutpenerjemah adalah istilahshyistilah budaya di dalam novel sumber misalnya frasa Malboro Man zombie smile dan juga gaya bahasa Di dalam mempertimbangkan secara matang padanan yang akan diberikan menurut penerjemah yang sangatdiperlukan adalah kemampuan untuk mengungkapkan konteks yang melingkupi kata atau frase yang akanditerjemahkan atau yang sering disebut dengan background knowledge Misalnya di dalam menerjemahkanfrasa Malboro Man penerjemah perlu melihat secara menyeluruh makna dari frasa tersebut apa dengan caramengajukan beberapa pertanyaan misalnya apakah Malboro itu Malboro Man itu memiliki karakterbagaimana adanya di mana dan sebagainya Setelah mengetahui jawaban pertanyaanshypertanyaan tersebutkemudian baru penerjemah memberikan padanan yang sesuaiPada saat menemukan katashykata yang sulit biasanya yang paling sering dilakukan penerjemah adalah membuatcatatan kaki atau menetralisir atau menaturalisasi kata tersebut Catatan kaki sifatnya adalah sebagai suatukomentar atau catatanshycatatan kecil yang diperlukan untuk memberikan tambahan informasi Misalnya padasaat menerjemahkan kata bell penerjemah membuat catatan kaki mengenai istilahshyistilah dalam bahasasasaran yang memiliki beberapa makna Kata bell bisa dipadankan dengan lonceng ataupun genta Catatan kakiyang diberikan adalah penambahan informasi bahwa yang disebut dengan lonceng adalah bel yang bentuk danukurannya kecil dan cukup dibunyikan saja sementara genta adalah bel yang bentuk dan ukurannya besar biasanya adanya di kuil dan membunyikannya dengan cara diayun kemudian dipukulkan Menetralisir ataumenaturalisasi kata atau frase sering dilakukan penerjemah terutama bila berhubungan dengan namashynamaekologi maupun budaya di dalam teks sumber Misalnya frasa his babyshyblue El Camino

di dalam novel The Highest Tidedinaturalisasikan menjadi mobil El Camino birunyaNamun apabila sudah benarshybenar tidak ada ide lagi maka yang dilakukan penerjemah adalah menyelami danmempraktekkan sendiri katashykata tersebut karena di sini (menurut penerjemah) menerjemahkan tidak lagimasalah kamus grammar maksud pengarang namun sudah berada di dalam konteks yang harus benarshybenardilakukan dan kemudian memutuskan untuk menghilangkan kata tersebut atau menciptakan sendiri kata yangsepadan Di dalam menerjemahkan karya susastra maka penerjemah tidak bisa hanya menerjemahkan maknanya sajanamun ada hal lain yang perlu dipertimbangkan dengan matang yaitu mengenai kemana arah pesan di dalamnovel sumber yang akan disampaikan ke pembaca dan untuk tujuan apa terjemahan tersebut disampaikandalam arti bahwa menarik dan tidaknya novel yang diterjemahkan akan sangat bergantung pada carapenerjemah menyampaikan pesan yang ada di dalam novel tersebut kepada para pembacanya Hal lain yangmembuat menarik adalah bagaimana penerjemah novel mengurangi atau menambahkan makna di dalam tekssasaran untuk membuat teks sasaran lebih hidup sebagaimana dicontohkan dalam teks berikut008HTChap1Pg6PLBb1Hal15

Tsu I stopped and waited with them to actually see the moment when the tide started returning with its invisiblebuffet of plankton for the clams oysters mussels and other filter feeders It was right then ankle deep in theSound feet numbing eyes relaxed that I saw the nudibranch

Tsa Aku ikut diam menunggu lalu kusaksikan sendiri detikshydetik ketika laut kembali pasang dan membawajutaan plankton yang lezat untuk remis tiram remis kepah dan makhlukshymakhluk pemakan plankton lainnyaSaat itulah ketika sedang berdiri di kubangan lumpur Puget Sound dengan kaki mati rasa kulihat seekornudibranch

Di dalam teks tersebut penerjemah berusaha menghilangkan atau tidak menerjemahkan kata yang terdapat didalam teks sumber eyes relaxed (frase digarisbawahi sendiri oleh penulis) ke dalam teks sasaran Hal inibarangkali untuk membuat teks sasaran menjadi lebih hidup atau memenuhi unsur kewajaran di dalam teks

id 226Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

id 227Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 228Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 4 more resources

Penerjemahan secara umum dipahami sebagai pengalihan pesan dan gaya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran(Ibrahim (20081) Pym (20071) Xiaoshu (20032) Shiyab (20035) Untuk itu penerjemah paling tidakmelakukan dua kegiatan yaitu memahami makna bahasa sumber dan merekonstruksi makna yang telahdipahaminya itu ke dalam bahasa sasaran Untuk memahami makna bahasa sumber penerjemah tidak dapathanya menerapkan pengetahuannya tentang kaidahshykaidah (grammar) bahasa sumber tetapi ia juga harusmempertimbangkan konteks digunakannya bahasa sumber itu Hal yang sama terjadi ketika ia harusmerekonstruksikan makna yang telah dipahaminya

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranIa perlu menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan pembaca sasaran materi yang diterjemahkan tujuanpenerjemahan dan sebagainyaLangkahshylangkah di dalam menerjemahkan novel di atas selaras dengan pernyataan Sumarno (199713)Menurut Sumarno proses penerjemahan adalah langkahshylangkah yang dilakukan oleh seorang penerjemahpada waktu dia melakukan penerjemahannya Hal ini berarti bahwa sebelum menerjemahkan suatu teksseorang penerjemah harus melakukan langkahshylangkah penerjemahan Langkahshylangkah penerjemahan yangdimaksud adalah (1) menganalisis (2) mentransfer dan (3) merestrukturisasi Proses penerjemahan yang didefinisikan oleh Sumarno di atas selaras dengan proses penerjemahan yang telahdinyatakan oleh Nida (197580) yang membagi proses penerjemahan menjadi tiga tahap atau langkah yaitu (1)analysis (2) transfer dan (3) restructuring Sementara itu Nababan (200324shy25) mengartikan proses penerjemahan sebagai (1) serangkaian kegiatanyang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranatau (2) suatu sistem kegiatan dalam aktivitas menerjemahkan Dari definisi Nababan di atas dapat dilihat bahwasebelum menerjemahkan seorang penerjemah harus melakukan berbagai langkah atau tahap penerjemahanyang terangkai dalam suatu sistem di dalam menerjemahkan Lebih lanjut tahapshytahap menerjemahkan menurutNababan (juga Suryawinata 198980) terdiri dari tiga tahap yaitu (1) analisis teks bahasa sumber (2)pengalihan pesan dan (3) restrukturisasi Lebih lanjut Nababan menyatakan bahwa di dalam proses analisis perlu apa yang disebut dengan pemahamanterhadap teks bahasa sumber di dalam proses transfer selalu melibatkan apa yang disebut dengan prosesbatin dan dalam proses batin perlu melakukan evaluasi dan revisiPada tahap analisis sebelum seorang penerjemah menganalisis teks yang akan diterjemahkan penerjemahselalu dihadapkan pada teks sumber terlebih dahulu (Sumarno 200316 Nababan 200324) Di dalam tahapanalisis ini yang dapat dilakukan penerjemah adalah membaca dan memahami isi teks sumber (Nababan200325shy26) Kegiatan membaca teks sumbers dimaksudkan untuk memahami isi teks sumber tersebut Di dalam memahami isi teks tersebut diperlukan adanya pemahaman terhadap unsur linguistik danekstralinguistik yang terkandung di dalam teks sumber Unsur linguistik mengacu pada unsur kebahasaan danunsur ekstralinguistik yang mengacu pada unsur yang berada di luar kebahasaan Unsur ekstralinguistik initerkait dengan sosioshybudaya teks bahasa sumber yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa itu(Nababan 2003 26)Pernyataan Nababan di atas selaras dengan yang dinyatakan oleh Nord (1997) bahwa teks sumber dapatdianalisis melalui faktorshyfaktor ekstratekstual dan intratekstual yang ada di dalam teks bahasa sumber tersebutDari sudutpandang ekstratekstual faktorshyfaktor seperti waktu tempat pengirim medium dan motif dapatmempengaruhi pilihan kata Dari sudutpandang intratekstual analisis struktur kalimat mengarah pada informasimengenai karakteristik pokok masalah struktur kata fiturshyfitur suprasegmental dan sintaksisnya Sebagaimana diketahui setiap bahasa memiliki bentuk dan makna Bentuk bahasa yang dalam bahasa tulisdisebut teks dapat berupa kata frase klausa kalimat atau wacana Sementara itu makna bahasa yaitu apayang terkandung di dalam bentuk bahasa dapat berupa makna leksikal makna gramatikal makna tekstualmakna kontekstual makna sosiokultural dan makna implisit Untuk memahami kalimat bahasa sumber orangdituntut untuk memahami tidak saja makna masingshymasing kata yang terdapat di dalam kalimat itu melainkanjuga hubungan dari masingshymasing kata tersebut Kadangkala suatu kalimat mengandung makna lebih darisekadar makna harfiah namun ada makna lain yang ingin diungkapkan selain yang tersurat Untukmemahaminya orang perlu mempertimbangkan konteks digunakannya kalimat tersebut

id 229Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 230Plagiarism detected 002 httpsdianamayasaristkipjbwordpr

id 231Plagiarism detected 002 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

id 232Plagiarism detected 003 httpspenerjemahqtcjogjablogspot + 5 more resources

Pada tahap pengalihan (transfer) seorang penerjemah pada tahap ini harus mampu mencarikan padanan untuksemua kata frase klausa kalimat dan bahkan mencarikan padanan untuk seluruh wacana Pencarian padananini terjadi di batin seorang penerjemah (Sumarno 200317) Kata frase klausa kalimat dan bahkan seluruhwacana tersebut dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran Pencarian padanan tersebut tidak mudah karenakadangshykadang terdapat ungkapanshyungkapan yang sukar sekali dicarikan padanannya dalam bahasa sasarandan bahkan kadangshykadang terdapat makna yang sama sekali tidak dapat dicarikan padanannya dalam bahasasasaranPada langkah transfer tersebut penerjemah melakukan pemindahan makna teks yang diperoleh dari hasilanalisis pada langkah pertama tersebut

dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDi sini ia di tuntut mencari dan menentukan padanan dalam bahasa sasaran pada setiap tingkatan atau unsurdalam bahasa sumber mulai dari

kata frase klausa kalimat hingga wacanaMengingat tidak ada dua bahasa yang identik penerjemah boleh jadi akan mengalami kesulitan pada fase iniKesulitan tersebut dapat berasal dari elemen internal bahasa atau dari elemen luar bahasa Kesulitan internalberkaitan dengan sistem bahasa itu sendiri seperti mencari padanan tenses Kesulitan eksternal berkaitandengan elemenshyelemen di luar sistem bahasa seperti kesulitan budayaDi dalam tahap ini Nababan (2003 27) juga menyampaikan hal yang senada dengan Sumarno bahwa setelahpenerjemah dapat memahami makna dan struktur bahasa sumber maka penerjemah akan dapat menangkappesan yang terkandung di dalamnya Langkah selanjutnya adalah mengalihkan isi makna pesan yangterkandung

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranDalam tahap pengalihan pesan ini penerjemah dituntut untuk menemukan padanan kata bahasa sumber dalambahasa sasaran Proses pengalihan isi makna dan pesan tersebut merupakan proses batin proses yangberlangsung di dalam pikiran penerjemah Pada tahap penyelarasan (restructuring) tahap ini sering pula di sebut dengan tahap penyelarasan (Sumarno2003 17) yaitu setelah penerjemah menemukan semua padanan dalam bahasa sasaran maka penerjemahharus menuangkan semua padanan tersebut ke dalam draft atau rencana terjemahan Di dalam draft tersebutungkapanshyungkapan di dalam bahasa sasaran masih bersifat sementara dan masih perlu perbaikan ataupenyelarasanLebih lanjut Nababan (200328) menyatakan bahwa restrukturisasi atau penyelarasan adalah pengubahanproses pengalihan menjadi bentuk stilistik yang cocok dengan bahasa sasaran pembaca atau pendengarDengan demikian pada tahap penyelarasan tersebut seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasauntuk menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan juga memperhatikanuntuk siapa terjemahannya itu ditujukanDi dalam proses ini apa yang disampaikan Nababan bahwa penerjemah perlu memperhatikan untuk siapaterjemahannya itu ditujukan mengacu pada terjemahan yang fungsional yaitu bahwa penerjemah seharusnyatidak dikendalikan oleh fungsi dari Tsu tetapi dikendalikan oleh fungsi Tsa yang ingin dicapai di dalam budayasasaran dengan fungsi Tsa yang ditentukan oleh penerimanya Pada langkah restrukturisasi penerjemah menyusun padanan

pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaranRestrukturisasi pesan tersebut dilakukan berdasarkan kaidahshykaidah bahasa sasaran yang berterima sehinggapesan tersebut dapat dipahami secara wajar oleh pembaca sasaran Apabila dimungkinkan penerjemahdiharapkan mampu memberikan nuansa terjemahannya sedemikian rupa sehingga pembaca tidak merasabahwa ia sedang membaca karya terjemahan Hal itu sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas bahwapenerjemahan tidak sekadar membuat pembaca sasaran memahami pesan tetapi juga memiliki respon yangrelatif sama dengan pembaca bahasa sumber ketika mereka membaca teks bahasa sumber Di sini penerjemahdituntut menyesuaikan kalimatshykalimatnya dengan konteks penggunaan bahasa

ReferensiIbrahim Fatima Ahmed 2008 Problems of Dynamic Equivalence in Translation Online Translation Article (

id 233Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 234Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 235Plagiarism detected 002 httpjournalsumsacidindexphp

id 236Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

id 237Plagiarism detected 003 httpjournalsumsacidindexphp

httpwwwTranslationDirectorycom )

Nababan Rudolf 2003

Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris Surakarta PustakaPelajar

Nida Eugene A 1975 Language Structure and Translation Stanford University Press California

Nord Christiane 1997

Translating as a Purposeful Activity Functionalist Approaches ExplainedManchester St Jerome Publishing

Pinto M (

2001) Quality Factors in Documentary Translation OnlineTranslation

Journal Meta XLV1 2 288shy300 (httpwwweruditorg)

Pym Anthony 2007 On History in Formal Conceptualizations of Translation Translation Journal InterculturalStudies Group Universitat Rovira i Virgili Tarragona Spain ( httpwwwtinetcat~apymonshylinetranslationtranslation_nypdf )

Shiyab Said et al 2003 Can Literary Style Be Translated Journal Article in Editions UNESCO 1 Francehttpaccurapidcomjournal

Sumarno Thomas 1997

Proses dan Hasil Terjemahan Haluan Sastra Budaya no 32 ThXVI Oktober 1997

Xiaoshu Song 2003 Translation of Literary Style Journal of Translation Volume 7 Number 1 ChineseTranslators Journal (httpaccurapidcomjournal23stylehtm)

Zuchridin Suryawinata 1989 Terjemahan Pengantar Toeri dan Praktek Jakarta Depdikbud Dirjen DiktiPPLPTK

Plagiarism DetectorYour right to know the authenticity

Page 10: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 11: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 12: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 13: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 14: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 15: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 16: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 17: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 18: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 19: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 20: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 21: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 22: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 23: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 24: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 25: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 26: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 27: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 28: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 29: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 30: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 31: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 32: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 33: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 34: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 35: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 36: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 37: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 38: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 39: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 40: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 41: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 42: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 43: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 44: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 45: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 46: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 47: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 48: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 49: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 50: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 51: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 52: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 53: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 54: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 55: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 56: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 57: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 58: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 59: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan
Page 60: 1. BUKU PENERJEMAHAN 1.rtf - Universitas Trunojoyo Madurasasing.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/1... · 2019. 8. 25. · terjemahan secara profesional dan menjadikan kegiatan