1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali...
Transcript of 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - · PDF fileA. Latar Belakang Kolesterol sering kali...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan
yang mengaitkan, tingginya kadar kolesterol dalam darah dengan resiko
terkena penyakit jantung. Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan
kolesterol bila tidak diimbangi dengan olah raga maka akan terjadi
penimbunan lemak di tubuh. Bila keadaan ini terus berlangsung dalam
kehidupan sehari-hari maka akan berdampak kurang baik bagi kesehatan.
Peningkatan kadar kolesterol dapat menimbulkan beberapa penyakit, seperti
hipertensi, penyakit jantung koroner, dan penyumbatan pembuluh darah.
Umumnya kebanyakan orang mengira bahwa kolesterol seseorang akan tinggi
pada orang-orang yang mengalami obesitas saja, padahal kolesterol juga
dapat tinggi pada orang yang berbadan kurus. Karena itu, baik orang yang
mengalami masalah dengan berat badan maupun tidak tetap harus menjaga
kadar kolesterolnya.
Kesehatan merupakan hal yang paling berharga dalam kehidupan setiap
orang, terkadang seseorang rela melakukan apa saja agar kesehatannya tetap
terjaga termasuk merubah pola hidupnya. Tetapi dalam hal mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak dan tinggi kolesterol, terkadang
seseorang agak susah untuk meninggalkannya.
Pegawai Universitas Muhammadiyah Palangka Raya yang berkerja rata-
rata 9 jam dalam sehari.Tidak menutup kemungkinan beresiko kena
PJK(penyakit Jantung Koroner), kurangnya aktifitas fisik, terlalu banyak
duduk saat bekerja dan pola makan yang tidak tepat waktu pada saat berada di
tempat bekerja, kurangnya aktifitas fisik membuat penumpukan lemak dari
makanan-makanan yang di konsumsi, hal ini dapat membuat penyumbatan
pada pembuluh darah oleh lemak.
Melihat dari keadaan di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah
Palangka Raya yang belum tersedianya kantin sehat untuk para pegawai dan
1
2
mahasiswa, dan jam kerja para pegawai yang monoton, dan kurang olah raga
sehingga dapat menimbulkan peningkatan kolesterol.
Pemeriksaan pola lipid atau penetapan kadar lipid-lipoprotein biasanya
dihubungkan dengan resiko penyakit vaskular yang mencakup penyakit
jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak dan penyakit pembuluh darah
perifer. Proses yang mendasarinya adalah arterisklerosis yang berkembang
secara lambat dan berlangsung bertahun-tahun. Oleh karena itu dengan
mendeteksi lebih awal akan memungkinkan untuk melakukan tindakan
pencegahan. Telah lama diketahui penyebab Penyakit Jantung Koroner (PJK)
multifaktorial. Salah satu faktor resiko utama PJK adalah dislipidemia, faktor
resiko lain adalah diabetes militus, hipertensi, kegemukan, merokok dan lain-
lain. Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan
utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol-LDL (Low density
lipoprotein-cholesterol)dan HDL (high density lipoprotein).
(Hardjoeno,2003)
Pemeriksaan kolesterol darah total dapat menggunakan dua cara yaitu
dengan cara Point of care test (POCT) dan Fotometer dengan metode
FOTOMETER. POCT merupakan serangkaian pemeriksaan laboratorium
sederhana menggunakan alat meter. Alat ini disebut juga Badside testing,
Near Patient Testing, Alternative site Testing. POCT dirancang hanya untuk
sampel darah kapiler bukan untuk sampel serum atau plasma. Penggunaan
POCT karena harga yang terjangkau dan hasil yang relatif singkat. Alat ini
hanya memerlukan sedikit sampel darah (whole blood), sehingga digunakan
darah kapiler, sedangkan alat fotometer mengunakan serum atau plasma
sehingga tidak di pengaruhi sel-sel darah seperti pada sampel whole blood.
Sedangkan bila menggunakan fotometer sampel yang digunakan serum
sehingga memerlukan lebih banyak darah, dan dalam pengerjaannya
memerlukan waktu yang lama.
Point of care testing pemeriksan kolesterol darah total terdiri dari alat
meter kolesterol darah total, strip test kolesterol darah total dan autoclick
3
lanset (jarum pengambil sampel). Alat meter kolesterol adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kadar kolesterol darah total berdasarkan deteksi
elektrokimia dengan dilapisi enzim cholesterol oxidase pada strip membran.
(Menkes, 2010)
Kelebihan dari alat POCT, yaitu mudah digunakan dapat dilakukan oleh
perawat, pasien, dan keluarga untuk monitoring pasien, volume sampel yang
dipakai lebih sedikit, bisa dilakukan bed side,alat lebih kecil sehingga tidak
perlu ruangan khusus, dan bisa dibawa / mobile. Adapun kekurangan dari alat
POCT ini presisi dan akurasi korang baik bila dibandingkan dengan metode
rujukan (fotometer), kemampuan pengukuran terbatas, hasil dipengaruhi oleh
suhu, hematokrit dan dapat terinterverensi dengan zat tertantu, pra analitik
sulit di kontrol bila yang melakukan bukan orang yang kompeten, pemantapan
mutu internal kurang diperhatikan dan sulit terdokumentasi, hasil sulit
terdokomentasi terutama bila dilakukan dirumah. (Menkes, 2010)
Untuk menghindari terjadinya beberapa penyakit maka harus bisa
menjaga kadar kolesterol agar seimbang. Sehingga harus secara rutin
dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol. Pemeriksaan kadar kolesterol dapat
dilakukan dengan skrining fraksi lipid, yaitu total kolesterol, High Densiti
Lipoprotein (HDL) kolesterol, Low Densiti Lipoprotein (LDL) kolesterol, dan
trigliserida. Pemeriksaan total kolesterol ini dapat menggunakan Fotometer,
jika menggunakan POCT hanya mengetahui kadar kolesterol secara
keseluruhan.
Namun dalam setiap alat akan ada beberapa perbedaan yang akan
mempengaruhi hasil dari pemeriksaan, sehingga perlu dilakukan penelitian
untuk dapat mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan pada setiap alat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apakah kepentingan klinik dari pemeriksaan kolesterol ?
4
2. Apakah ada perbedaan nilai kadar kolesterol menggunakan POCT dan
Fotometer?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol darah total dengan
menggunakan Point of Care Test (POCT) dan dengan fotometer ?.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan kolesterol darah total dengan
menggunakan Point of Care Tesiting ( POCT )
2. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan kolesterol darah total dengan
menggunakan fotometer
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol darah total
dengan menggunakan Point of Care Testing (POCT) dan fotometer
E. Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan tentang pemeriksaan kolesterol darah total bagi
penulis dan pembaca
2. Memberikan informasi tentang perbandingan pemeriksaan kolesterol darah
total dengan Point of Care Testing (POCT) dengan fotometer.
3. Menambah pengetahuan untuk mahasiswa atau para praktisi laboratorium
kesehatan dalam memilih metode yang baik untuk pemeriksaan kolesterol
darah dengan hasil yang baik.
A. Kolesterol Darah
Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang sebagian besar
tubuh di dalam hati
diperlukan tubuh untuk membuat selaput sel, membungkus serabut saraf,
membuat berbagai hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat diedarkan
langsung oleh darah karena ti
diperlukan molekul “pengangkut” yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis
lipoprotein, yaitu high density lippoprotein
(LDL).
Kolesterol adalah
Inggris: waxy steroid
dalam plasma darah. Merupakan sejenis
atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut
steroid. Steroids ialah lipid yang memiliki
terdiri atas 4 cincin atom
Steroid lain termasuk steroid
testosteron. Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan
dasar kimia kolesterol. Saat tentang membuat sebuah molekul dari
pengubahan molekul yang lebih mudah, para
Hiperkolesterolemia
darah.(Marks B Drawn, 2009)
Gambar 1: Struktur kolesterol, Sumber :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang sebagian besar
tubuh di dalam hati dari makanan berlemak yang di konsumsi. Kolesterol
diperlukan tubuh untuk membuat selaput sel, membungkus serabut saraf,
membuat berbagai hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat diedarkan
langsung oleh darah karena tidak larut dalam air. Untuk mengedarkannya,
diperlukan molekul “pengangkut” yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis
high density lippoprotein (HDL) dan low density lipoprotein
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol (
waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan
. Merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul
atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut
. Steroids ialah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini
atom karbon.
Steroid lain termasuk steroid hormon seperti kortisol, estrogen
. Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan
dasar kimia kolesterol. Saat tentang membuat sebuah molekul dari
pengubahan molekul yang lebih mudah, para ilmuwan menyebutnya
Hiperkolesterolemia berarti bahwa kadar kolesterol terlalu tinggi dalam
(Marks B Drawn, 2009)
Kolesterol
Gambar 1: Struktur kolesterol, Sumber : (Robert K. Muray, 2009)
5
5
diproduksi
. Kolesterol
diperlukan tubuh untuk membuat selaput sel, membungkus serabut saraf,
membuat berbagai hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat diedarkan
dak larut dalam air. Untuk mengedarkannya,
diperlukan molekul “pengangkut” yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis
low density lipoprotein
yang mengandung lemak sterol (bahasa
dan disirkulasikan
yang merupakan molekul lemak
atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid yang disebut
khusus. Struktur ini
estrogen, dan
. Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan struktur
dasar kimia kolesterol. Saat tentang membuat sebuah molekul dari
menyebutnya sintesis.
berarti bahwa kadar kolesterol terlalu tinggi dalam
(Robert K. Muray, 2009)
6
3 1
2
1
2 (2) Dinding arteri (1) Molekul Kolesterol menghasilkan
lemak-lemak yang diendapan pada dinding arteri
(3) plak-plak atherosclerosis menghambat aliran darah
Kolesterol darah adalah salah satu unsur yang paling penting dari darah /
tubuh. Kolesterol darah memiliki fungsi tubuh yang berbeda, dan membangun
sel-sel sehat. Kolesterol darah merupakan konstituen penting dari dinding sel
(membran), dan jika tingkat kolesterol darah turun di bawah normal, dinding
sel darah merah (RBC) yang cenderung pecah, sehingga menyebabkan
penurunan berat pada hemoglobin (Hb).
Kolesterol disintesis / dibuat di dalam tubuh. Ini telah mendapat ekskresi
terbatas. Beberapa lolos dalam kotoran / empedu, tetapi kebanyakan tetap di
dalam tubuh. Tingkat kolesterol darah meningkat begitu orang makan.
Tingkat kolesterol darah normal harus antara 150-199 mg / dl, dan jika
lebih dari 240 mg / dl, hal ini dikategorikan tingkat tinggi kolesterol darah.
Pasien memiliki tingkat kolesterol darah antara 200-239 mg / dl adalah batas
kasus. (Hardjoeno, 2003 ).
Gambar 2. Pembuluh darah mengalami pengerasan (atherosclerosis)
( Sri Mulyani: 2008)
Pemeriksaan pola lipid atau penetapan kadar lipid-lipoprotein biasanya
dihubungkan dengan resiko penyakit vascular yang mencakup penyakit
jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak dan penyakit pembuluh darah
perifer. Proses yang mendasarinya adalah atesklerosis yang berkembang
secara lambat dan berlangsung bertahun-tahun. Oleh karena itu dengan
mendeteksi lebih awal akan memungkinkan untuk melakukan tindakan
pencegahan. (Robert K. Muray, 2009;248)
7
Pemeriksaan kolesterol darah total dapat menggunakan dua cara yaitu
dengan cara Point of care test (POCT) dan Fotometer dengan metode
FOTOMETER. POCT merupakan serangkaian pemeriksaan laboratorium
sederhana menggunakan alat meter. Alat ini disebut juga Badside testing,
Near Patient Testing, Alternative site Testing. POCT dirancang hanya untuk
sampel darah kapiler bukan untuk sampel serum atau plasma. Penggunaan
POCT karena harga yang terjangkau dan hasil yang relatif singkat. Alat ini
hanya memerlukan sedikit sampel darah (whole blood), sehingga digunakan
darah kapiler, sedangkan alat fotometer mengunakan serum atau plasma
sehingga tidak di pengaruhi sel-sel darah sepirti pada sampel whole blood.
POCT umumnya prinsip kerja alat ini menggunakan sel pengukuran
dimana reaksi tertentu dapat berlangsung, sel ini dapat berupa matris yanga
berpori, chamber atau suatu permukaan (surfance). Cara pengukuran dapat
secara visual. Optikal atau monitoring reaksi elektrokimia yang terjadi.
Umumnya pemeriksaan POCT kimia menggunakan teknologi biosensor.
(Menkes, 2010)
Kadar kolesterol darah tinggi yang berbahaya bagi tubuh. menyebabkan
penyempitan dan bahkan penyumbatan arteri koroner (pembuluh darah yang
memasok jantung) dan pembuluh darah yang memasok keotak, yang
menyebabkan serangan jantung dan stroke (kelumpuhan, dll) masing-masing
Kemungkinan mengembangkan penyakit ini menjadi lebih tinggi jika
seseorang memiliki, di samping itu, diabetes, tekanan darah tinggi dan
obesitas. Resiko ini juga meningkat jika seseorang memiliki sejarah keluarga
kolesterol darah tinggi / serangan jantung. (Robert K. Muray, 2009;248).
Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang sebagian besar diproduksi
tubuh didalam liver dari makanan yang berlemak. Kolesterol merupakan
salah satu dari sejumlah lemak (lipid) yang dibawa dalam aliran darah. Tubuh
diliputi lipid dengan protein khusus yang membuatnya larut dalam air.
Kemudian protein kecil ini dilapisi oleh partikel (lipoprotein) yang dibawa
dari darah ke sel.(Robert Povey,2001; 5)
8
Kolesterol kebanyakan diangkut dalam plasma, terutama sebagai Low
Densit Lipproteini (LDL). Kolesterol dihubungkan dengan metabolism lipid
dan merupakan sumber untuk sintesa hormone. (D.N. Baron, 1995;93).
1. Trigliserida
Trigliserida merupakan lipid yang dibuat oleh hati atau dari lemak
makanan yang dimakan. Merupakan sumber energi yang penting dan
dirangsang oleh asupan lemak dan gula (terutama dalam bentuk alkohol).
Kelebihan dari lipid ini dapat meningkatkan kecenderungan terbentuknya
bekuan darah. Lipoprotein yang membawa lipid ini keseluruh tubuh yaitu
disebut Very Low Densiti Lipoprotein (VLDL). (Robert Povey, 2001;5)
2. Lipoprotein
Lipoprotein terdapat didinding kapiler darah, yang melekat pada endotel
melalui rantai progtioklikan hefaran sulfat yang bermuatan negative.
Enzim ini ditemukan di jantung jaringan adiposa, limpa dan paru, medulla
ginjal, aorta, diafragma, dan kelenjar mamaria dalam keadaan laktasi.
Namun enzim ini normalnya tidak ditemukan pada orng dewasa. (Robert
K.Muray, 2009; 226)
Lipoprotein yang dikenal kilomikron mengangkut lipid yang di
hasilkan dari pencernaan dan penyerapan . lipoprotein berdensitas sangat
rendah Very Low Densiti Lipoprotein (VLDL) mengangkut triasel gliserol
dari hati. Lipoprotein berdensitas rendah Low Densiti Lipoprotein (LDL)
menyalurkan kolesterol ke jaringan, dan lipoprotein berdensitas tinggi
High Densiti Lipoprotein (HDL) membawa kolesterol ke jaringan dan
membawanya kehati untuk dieksresikan dalam proses yang dikenal
sebagai transport kolesterol terbalik. (Robert K.Muray, 2009; 226)
Kilomikron menangkap kolesterol dan lemak dari usus. Kilomikron
adalah butir-butir lemak yang mengandung sedikit protein. Lemak dikirim
ke jaringan adipose meninggalkan sisa kilomikron (Chylomicron
remnants) yang mengandung sebagian besar kolesterol. Sisa kolesterol ini
di bawa menuju hati. Di dalam hati kolesterol dari sisa kilomikron
9
digabungkan dengan kolesterol yang disintesis oleh hati menjadi partikel
VLDL. VLDL ini kemudian digunakan untuk transport.
Konsentrasi kolesterol yang di inginkan untuk menurunkan resiko
terjadinya arterisklerosis pada manusia adalah, kolesterol total <200 mg/dl,
LDL<130 mg/dl, serta HDL 50-60 mg/dl. Kisaran kadar kolesterol total
200-239 mg/dl dan LDL 130-159 mg/dl adalah batas antara keadaan
beresiko rendah dan tinggi untuk terbentuknya arterosklerosis. (E.
Prangdimurti, dkk, 2007; 13)
Very Low Densiti Lipoprotein (VLDL) berperan penting dalam
penyaluran asam lemak dari triasilghliserol VLDL keadiposit dengan
mengikat yang VLDL dan membawanya berkontak dengan lipoprotein
lipase. Di jaringan adipose, insulin meningkatkan sistesis lipoprotein
lipase didalam adiposity dan translokasinya kepermukaan luminal endotel
kapiler. (Robert K.Muray, 2009; 231)
B. Metabolisme Lipid
Lipid adalah senyawa biologik yang sebagian besar atau seluruhnya
terdiri dari gugus nonpolar. Maka dari itu lipid hanya dapat larut dalam pelarut
non polar dan relative tidak larut dalam pelarut air. Beberapa lipid brfungsi
sebagai energi, yang lainnya berfungsi sebagai komponen membrane atau
sebagai prekursor hormon dan yang lainnya berfungsi pada berbagai peran
khusus. (Adji Darma,1988;122)
1. Sintesis Asam Lemak
Kebanyakan jaringan dapat menggunakan lipid sebagai energi dan
terjadi bila glukosa terbatas. Karana lipid lebih tereduksi dibandingkan
bahan bakar lainnya dan karena lipid disimpan tanpa hidrasi, katabolisme
lipid menghasilkan ATP yang lebih banyak dibandingkan katabolisme
karbonhidrat atau protein dengan berat yang sama. Dengan berkurangnya
permintaan akan glukosa maka lipid memegang peranan penting pada
homeostasis glukosa. Selam makan, sebagian glukosa dan asam amino
makanan yang berlebihan diubah asam lemak. Asam lemak dari makanan
dan dari yang disintesis dari glukosa disimpan dalam jaringan adipose dan
jaringan lain sebagai
dari simpanannya dan digunakan oleh banyak jaringan sebagai alternative
untuk glukosa. ( Adji Darma,1988;123)
Sintensis asam lemak dilakukan dalam sitoplasma hati, dari
jaringan adipose dengan menggunakan asetil
pemecahan parsial glukosa dan asam aminol. Hasil utama sintensis asam
lemak pada manusia adalah asam
Asam palmitat disintensis berturut
reaksi yang dikatalisis oleh asam lemak.
Sebagian
menjadi asam lemak lain oleh enzim pemanjang dan enzim pendisaturasi
rantai yang berhubungan dengan indoplasmik
lemak tergantung pada suplai asetil
melalui pemecahan persial karbohidrat dan asam amino yang berlebihan
dalam makanan.
2. Pembentukan NADPH
Sebagian besar NADPH yang digunakan pada sintesis asam lemak
dihasilkan oleh enzimalat
dan dari yang disintesis dari glukosa disimpan dalam jaringan adipose dan
jaringan lain sebagai trigliserida. Selama puasa, asam lemak dilepaskan
dari simpanannya dan digunakan oleh banyak jaringan sebagai alternative
( Adji Darma,1988;123)
Sintensis asam lemak dilakukan dalam sitoplasma hati, dari
jaringan adipose dengan menggunakan asetil-KoA yang berasal dari
pemecahan parsial glukosa dan asam aminol. Hasil utama sintensis asam
lemak pada manusia adalah asam lemak jenuh 16-Karbon, yaitu palmitat.
disintensis berturut-turut dari 2-Karbon dalam serangkaian
reaksi yang dikatalisis oleh asam lemak. ( Adji Darma,1988;123)
Gambar 2. Sintesis asam lemak (Sri Mulyani, 2008)
Sebagian palmitat yang dihasilkan oleh asam lemak sintase diubah
menjadi asam lemak lain oleh enzim pemanjang dan enzim pendisaturasi
rantai yang berhubungan dengan indoplasmik retikulum. Sintensis asam
lemak tergantung pada suplai asetil-KoA sitoplasma. Suplai ini
melalui pemecahan persial karbohidrat dan asam amino yang berlebihan
dalam makanan. (Adji Darma,1988;124)
Pembentukan NADPH
Sebagian besar NADPH yang digunakan pada sintesis asam lemak
enzimalat (NADPH-coupled malate dehidrogena
10
dan dari yang disintesis dari glukosa disimpan dalam jaringan adipose dan
. Selama puasa, asam lemak dilepaskan
dari simpanannya dan digunakan oleh banyak jaringan sebagai alternative
Sintensis asam lemak dilakukan dalam sitoplasma hati, dari
KoA yang berasal dari
pemecahan parsial glukosa dan asam aminol. Hasil utama sintensis asam
Karbon, yaitu palmitat.
Karbon dalam serangkaian
( Adji Darma,1988;123)
palmitat yang dihasilkan oleh asam lemak sintase diubah
menjadi asam lemak lain oleh enzim pemanjang dan enzim pendisaturasi
retikulum. Sintensis asam
disediakan
melalui pemecahan persial karbohidrat dan asam amino yang berlebihan
Sebagian besar NADPH yang digunakan pada sintesis asam lemak
coupled malate dehidrogenase).
11
Sumber kedua NADPH adalah lintasan pentose fosfat yang juga
dikenal sebagai shunt heksosa monofosfat. Lintasan ini menghasilkan 2
substrat untuk anabolisme. NADPH dan ribose-5-fosfat. Lintasan secara
independen mempunyai 2 bagian yang diatur, satu secara oksidatif,
glukosa 6-fosfat mengalami reduksi dan dekarboliksasi menghasilkan
NADPH, ribulosa 5-fosfot dimetabolisme lebih lanjut membentuk ribose
5-fosfot dan senyawa yang dapat masuk glikolisis. Karena memerlukan
reaksi dekarboksilasi, fase oksidatif lintasan pentose fosfat adalah
reversible, sedangkan fase kedua bekerja secara bebas dalam kedua arah.
Langkah pembatas-kecepatan pada lintasan ini dikatalisis oleh glukosa 6-
fosfat dehidrogenase (G6PD). Sintesis G6PD diinduksi selama makan dan
mengalami represi selama puasa. ( Adji Darma,1988;125)
Asam lemak diubah menjadi trigliserida untuk ditranspor dan
disimpan. Asam lemak bersifat amfopatik (yaitu mempunyai gugus polar
dan non polar) dan oleh karena itu mereka sendiri bersekutu pada
perbatasan permukaan fase polar dan non polar. Sebelum mereka dapat
disimpan dalam tetesan lemak, asam lemak harus diubah menjadi spesies
lipid yang lebih hidrofobik, yaitu trigliserida. Trigliserida, juga
dinamakan triasilgliserol terdiri atas 3 asam lemak yang teresterifikasi
pada gugus hidroksil dari molekul gliserol. Sintesis trigliserida
berlangsung dalam sitolasma. Jalan utama sintresis menggunakan gliserol
3-fosfat sebagai sumber rangka gliserol. Asam lemak diaktifkan agar
dapat bergabung dengan trigliserida dengan diikatkan pada KoA. ( Adji
Darma,1988;125)
Selama puasa, trigliserida disimpan dalam otot dan jaringan
adiposa didedragasi oleh pembuangan berurutan unit asam lemak.
Pembuangan asam lemak pertama dari trigliserida dikatalisis oleh
triasilgleserol lipase. 2 asam lemak sisanya dibuang oleh lipase tambahan.
Setelah transport ke jaringan dimana yang akan digunakan, asam lemak
dilepaskan diesterepikasikan dengan KoA, transport kedalam mitokondria
12
oleh karnitine shuttle, dan didegradasi menjadi asetil KoA oleh enzim β-
oksidasi. ( Adji Darma,1988;129).
3. Pengaturan bahan bakar metabolism lipid
Bahan bakar lipid disintesis dan disimpan bila glukosa banyak dan
dikatabolisme bila glukosa langka, pada keadaan stress, dan selama olah
raga. Metabolism lipid terutama diatur oleh hormon pancreas yitu insulin
dan glucagon dan oleh katekolamin norepineprin dan epineprin.
Hormone-hormon ini menentukan apakan asam lemak akan disintesi dan
dimasukan kedalam trigliserida. ( Adji Darma,1988;131)
Perubahan antara sintesis dan pemechan trigliserida dalam
jaringan adipose diatur pada tingkat triasilgliserol lipase, yang juga
dikenal yang mengkatalisis langkah pertama mobilisasi asam lemak.
Triasilgliserol lipase, yang juga dikenal hormone-hormon sensitive lipase
karena sebagian besar subtrat ketogenesis disediakan oleh katabolisme
asam lemak dalam hati, pengaturan ketogenesis berhubungan erat dengan
pengaturan metabolism asam lemak. Kecepatan ketogenesis sejajar
dengan kecepatan metabolism asam lemak dari jaringan adipose, jadi
meningkat selam kelaparan. ( Adji Darma,1988;133)
4. Tranpor Lipid antar Organ
Lipid diangkut oleh protein albumin serum dan dengan agregasi
lipid dan protein yang dikenal sebagai partikel lipo protein trigliserida dan
ester kolesterol ditranspor oleh beberapa jenis partikel lipoprotein. Lipid
yang ditranspor terdapat dalam inti dan pola. ( Adji Darma,1988;137)
Kilomikron mentranspor lipid dari makanan yang diabsorbsi dari
usus ke hati dan jaringan periper. Lipid yang terdapat dalam makanan
dicerna dalam usus menjadi asam lemak, bebas, kolestrerol, dan β-
monogliserida. Kilomikron diangkut oleh limpo ke aliran darah. Dalam
sirkulasi, mereka mengadakan interaksi dengan partikel high density
lipoprotein (HDL). Selama kilomikron beredar ester kolesterol
dipindahkan ke intinya dari HDL. Dengan menggunakan asam lemak
yang disintesis denovo oleh hati dan asam lemak yang diambiul dari
13
sirkulasi, hati mensintesis trigleserida dan menggabungkannya ke kelas
partikel lipoprotein lainnya, yaitu very low density lipoprotein ( VLDL).
Sisa VLDL dimetabolisme oleh hati, sebagian didegradasi tetapi sebagian
besar diubah menjadi partikel low density lipoprotein (LDL). ( Adji
Darma,1988;140)
LDL yang merupakan partikel lipoprotein utama untuk membawa
kolesterol dalam sirkulasi, mengirimkan kolesterol dari hati ke sel-sel
periper. Setelah keluar dari hati, LDL yang baru terbentuk beredar ke
jaringan periper. Tidak seperti kilomikron dan VLDL, LDL cukup kecil
untuk melewati pori-pori yang terdapat dalam indotel kapiler dan
meninggalkan sirkulasi. Ester kolesterol yang terdapat dalam inti LDL
dilepaskan sebagai koleterol bebas yang mingkin segera digunakan untuk
pembentukan membrane baru, kolesterol asil tranpirase untuk disimpan.
Kolesterol yang dikirim ke sel oleh LDL memperbesar full kolesterol total
seluler dan menghambat biosintesis kolesterol dalam sel. (Adji
Darma,1988;142)
HDL membentuk sekelompok partikel heterogen yang berperan
pada proses yang dinamakan transporsentripetal kolesterol. Pada proses
ini HDL mentranspor kolesterol yang berlebihan menjauhi periper. Pada
tranpor sentripetal, kolesterol yang berlebihan dipindahkan dari
membrane sel periper kedalam permukaan satu lapis HDL. HDL
mengubah kolesterol bebas menjadi ester kolesteriol yang dikatalisis oleh
lesitim kolesterol asil tranpirase. (Adji Darma,1988;143)
C. Darah Vena dan Darah Kapiler
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit, leukosit,
dan eritrosit ( Pearce, 2006 )
1. Darah Vena
Pembuluh darah vena adalah pembuluh berdinding tiga lapis seperti
arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah
14
kempes dan kurang elastis dibandingkan dengan arteri. Darah adalah
jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bagian interseluler adalah cairan
yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur padat yaitu sel darah.
Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit atau sel darah merah, leukosit
atau sel darah putih, dan trombosit atau butir pembeku. Susunan darah
dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena berwarna lebih
tua dan agak ungu karena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada
jaringan. (Pearce, 2006)
2. Darah Kapiler
Pembuluh darah kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan. Oleh
karena itu secara langsung berhubungan dengan sel. Pembuluh darah
kapiler berdiameter 5 – 10 mikrometer, pembuluh kapiler ini adalah
pembuluh darah terkecil di tubuh. Fungsinya untuk menghubungkan
ateriola dan venula. Dengan adanya pembuluh darah ini maka
dimungkinkan terjadinya pertukaran air, oksigen, karbondioksida, nutrient,
dan zat kimia sempit antara darah dan jaringan disekitarnya. Jaringan
pembuluh darah kapiler bekerja membentuk sebuah anyaman yang terdiri
dari suatu jaringan dengan kandungan kurang lebih 2000 kapiler darah
permilimeter. (Pearce, 2006)
D. Pemeriksaan Kolesterol Darah
Pada umumnya permintaan tes laboratorium mempunyai beberapa tujuan
seperti menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit tertentu
misalnya membantu dalam menentukan terapi penyakit jantung dengan
melihat kadar kolesterol seseorang. (Hardjoeno, 2003).
Pemeriksaan kolesterol dapat dilakukan dengan 2 cara yakni melalui
pemeriksaan darah di laboratorium oleh tenaga medis atau pemeriksaan
sendiri dengan alat pemeriksa kolesterol yang mudah didapatkan di apotek
atau toko perlengkapan alat kesehatan. Meskipun pemeriksaan sendiri dengan
alat yang dijual bebas di apotek lebih praktis, namun, tidak sedikit terjadi
15
ketidakcocokan hasil dengan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium
kesehatan.
Hal ini sering membingungkan pasien. Biasanya, hal tersebut terjadi
karena bisa saja pasien tidak melakukan puasa terlebih dahulu sebelumnya.
Pemeriksaan kolesterol di laboratorium menghasilkan hasil pemeriksaan yang
lebih spesifik dan akurat karena pemeriksaan yang dilakukan terhadap kadar
trigliserida, LDL, dan HDL dilakukan secara terpisah dan juga bersamaan
dalam bentuk total kolesterol.
Sedangkan pada alat periksa praktis, hanya menyajikan hasil akhir
berupa total kolesterol. Padahal total kolesterol biasanya terdiri atas 2 faktor
penting yaitu LDL dan HDL yang memiliki fungsi serta pengaruh yang
berbeda pada tubuh. Oleh karena itu, banyak dokter menyarankan pasien
untuk memeriksakan kolesterolnya di laboratorium kesehatan.
Pemeriksaan kolesterol saat-saat ini sering dilakukan dan untuk
mempermudah dalam memperoleh dalam memperoleh hasil yang lebih cepat
dapat dilakukan dengan pemeriksaan POCT menggunakan alat meter
sederhana. Alat ini terdiri dari kolesterol alat meter, strip kolesterol dan holder
beserta jarum untuk pengambilan sampel darah kapiler.
POCT adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di dekat pasien atau
disamping tempat tidur pasien, menggunakan sampel darah dalam jumlah
sedikit. Pemeriksaan ini dilakukan dengan atau tanpa tahap pra analitik dan
memberikan hasil yang cepat, sehingga pengambilan keputusan dapat segera
dilakukan untuk manajemen pasien yang lebih baik.
Selain digunakan dalam sistem pelayanan di rumah sakit, POCT juga
dapat digunakan untuk memantau kondisi kesehatan seseorang secara mandiri,
tanpa harus datang kelayanan kesehatan, pemeriksaan dapat dilakukan sendiri
oleh pasien di rumah.
1. Pra Analitik
Pengambilan sampel lebih baik dilakukan pada pagi hari dibanding
sore hari karena adanya variasi di urnal. Pada sore hari kolesterol darah
lebih rendah sehingga banyak kasus jantung yang tidak terdiagnosis.
16
Untuk tes saring atau kontrol jantung sampel plasma vena, serum atau
darah kapiler. Untuk tes diagnostik sebaiknya serum vena, karena
molaritas kolesterol pada serum vena hampir sama dengan kolesterol pada
whole blood. Konsentrasi kolesterol serum lebih tinggi 11% dibanding
whole blood pada hematokrit normal.
Untuk menghindari kesalahan pra analitik pemeriksaan kolesterol
menggunakan POCT, perlu diperhatikan dari mana asal specimen tersebut
dan bagaimana perlakuan yang benar terhadap specimen. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan untuk pengambilan specimen kapiler adalah :
Tempat pengambilan specimen harus dibersihkan dengan alkohol 70%
Pastikan untuk membersihkan tetesan pertama sebelum menganalisa
kadar kolesterol pada tetesan kedua.
2. Analitik
a. Prinsip Pemeriksaan Kolesterol pada POCT
Hydrogen Peroksida dalam darah terbentuk bereaksi dengan phenol
dan 4-Amino phenazon dalam stip mengubah enzim peroksida menjadi
quinonimin. Reaksi ini menciptakan arus listrik yang besarnya setara
dengan kadar bahan kimia yang ada didalam darah.
Ketika darah yang diteteskan pada test strip, akan terjadi reaksi
antara bahan kimia yang ada didalam darah dengan reagen yang ada di
dalam strip. (Luhur, Anggunmeka : 2013)
b. Prinsip Pemeriksaan Kolesterol Metode FOTOMETER ( Cholesterol
Oksidase Para Amino Phenazone )
Ester kolesterol oleh kolesterol esterase diubah menjadi kolesterol
dan asam lemak bebas. Kolesterol yang terbentuk dioksidasi dengan
bantuan kolesterol oksidase membentuk koleston dan hydrogen
peroksida. Hydrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan
phenol dan 4 – amino phenazon dengan bantuan enzim peroksidase
membentuk quininimin yang berwarna merah muda, kemudian diukur
dengan photometer pada rentang panjang gelombang 480-550 nm.
17
Intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar kolesterol yang
terdapat dalam sampel.
3. Post Analitik
Menurut Hardjoeno sebagai tes saring kadar kolesterol darah memilki
nilai rujukan yaitu < 200 mg / dL. (Hardjoeno, 2003)
E. Kelebihan dan Kekurangan Kolesterol POCT dan FOTOMETER dengan
metode CHOD-PAP
Selain memiliki perbedaan metode dan sampel yang digunakan, kedua
metode ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yaitu :
Alat Kelebihan Kekurangan
POCT
1. Penggunaan instrument
sangat praktis, mudah, dan
efisien.
2. Penggunaan jumlah sampel
yang sedikit
3. Mengurangi atau
meniadakan tahap pra
analitis, sehingga
mengurangi kemungkinan
kesalahan pada tahap ini.
4. Hasil dapat diketahui
dengan cepat sehingga
lebih cepat dalam
pengambilan keputusan.
5. Mengurangi waktu
kunjungan klinik rawat
jalan, dan penggunaan
waktu tenaga kesehatan
yang lebih optimal.
6. Pemeriksaan dapat
dilakukan secara mandiri.
1. Jenis pemeriksaan masih
terbatas
2. Akurasi dan presisi hasil
pemeriksaan POCT belum
sebaik hasil dari
laboratorium klinik dan
belum ada standar.
3. Proses QC (Quality
Control) belum baik
4. Proses dokumentasi hasil
belum baik, karena
biasanya alat ini belum
dilengkapi dengan system
identifikasi pasien, printer
dan belum terkoneksi
dengan system informasi
laboratorium (SIL).
5. Biaya pemeriksaan lebih
mahal bila dibandingkan
dengan biaya pemeriksaan
di laboratorium klinik
6. Pemeriksaan masih
menggunakan metode yang
invasive.
18
Alat Kelebihan Kekurangan
Fotometer 1. Hasil lebih akurat
2. Kadar kolesterol yang
terlalu rendah dan terlalu
tinggi dapat terbaca
3. Pemeriksaan dilakukan
oleh petugas
laboratorium di
laboratorium klinik
4. Proses QC (Quality
control) baik
5. Akurasi dan presisi hasil
pemeriksaan lebih baik
dari hasil POCT
6. Tidak ada factor
ketergantungan bahan
habis pakai /reagen
(Open Methode)
1. Hasil tes membutuhkan
waktu yang lama.
2. Volume darah yang
dibutuhkan lebih banyak
3. Untuk tes ulang
dibutuhkan waktu yang
lama
4. Pemeriksaan dan
penyimpanan
dibutuhkan tempat
khusus
5. Harga lebih mahal
6. Alat harus menggunakan
arus listrik yang stabil
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan data-
data yang bersumber atau berbentuk dari angka-angka.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium klinik Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan dilaksanakan pada tanggal 26
sampai dengan 29 Juni 2013.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah Pegawai Universitas Muhammadiyah
Palangka Raya.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Quota Sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah sampel yang diambil
dari populasi.
Sampel yang digunakan dalam pemeriksaan adalah darah vena dan
kapiler dari 20 orang Pegawai Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel
a. Variabel bebas : POCT dan FOTOMETER
b. Variabel terikat : Kadar Kolesterol
19
20
2. Definisi Operasional Variabel
a. Kadar kolesterol darah adalah nilai atau jumlah kolesterol dalam tubuh
yang sebagai sumber utama energi tubuh untuk proses metabolisme
tubuh.
b. Darah kapiler adalah darah yang diperoleh dari pengambilan pada jari
manis / jari tengah dengan membuang tetesan darah pertama sebelum
pemeriksaan
c. Alat meter / POCT adalah alat pemeriksaan sederhana kolesterol
sehingga diperoleh hasil yang lebih cepat.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari hasil pemeriksaan kolesterol darah kapiler dan
darah vena yang dilakukan di laboratorium klinik Universitas Muhammadiyah
Palangka Raya.
a. Peralatan dan Bahan
Alat yang digunakan adalah kolesterol meter nesco multi check, holder
beserta jarum / lanset untuk pengambilan darah kapiler, fotometer,
sentrifuge, vortex mixer, tabung reaksi dan mikropipet beserta tip.
Bahan yang digunakan adalah whole blood, serum, strip kolesterol,
aquades dan kapas alkohol.
b. Pemeriksaan kolesterol darah sewaktu
1. Menggunakan POCT
Sampel : Darah kapiler
Prinsip : Hydrogen Peroksida dalam darah terbentuk bereaksi
dengan phenol dan 4-Amino phenazon dalam stip mengubah
enzimperoksida menjadi quinonimin. Reaksi ini menciptakan arus
listrik yang tidak berbahaya pada alat meter untuk mengukur kolesterol
dalam darah.
Cara kerja :
a) Masukan strip kealat kolesterol meter, alat akan hidup secara
otomatis dan layar akan menunjukan kode dan tanda tetesan darah
21
b) kode tertera pada layar dipastikan sesuai dengan kode yang tertera
pada tempat strip tes
c) bersihkan jari tengah atau jari manis yang akan diambil darahnya
dengan kapas alkohol dan biarkan kering
d) kemudian tusuk dengan lancet sampai darah keluar. Sebaiknya
buang tetesan darah yang pertama keluar dan gunakan tetesan
kedua
e) darah diteteskan pada zona sampel secara perlahan
f) setelah selesai tekan bekas tusukan dengan kapas
g) hasil akan muncul pada layar dalam waktu 150 detik
h) hasil yang muncul kemudian dicatat dan strip dilepaskan dari alat.
Hasil dibaca dengan satuan mg/dL (Anonim, 2013)
2. Menggunakan Fotometer
Sampel : Darah vena
Prinsip : Ester kolesterol oleh kolesterol esterase diubah menjadi
kolesterol dan asam lemak bebas. Kolesterol yang terbentuk dioksidasi
dengan bantuan kolesterol oksidase membentuk koleston dan hydrogen
peroksida. Hydrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol
dan 4 – amino phenazon dengan bantuan enzim peroksidase
membentuk quininimin yang berwarna merah muda, kemudian diukur
dengan photometer. Intesitas warna yang terbentuk setara dengan
kadar kolesterol yang terdapat dalam sampel.
Reaksi
Cholesterol Esterase
Cholesterol ester + H2O Cholesterol + RCOOH
Cholesterol Oxidase
Cholesterol + O2 4 cholestone-3-one + H2O2
Peroxidase
2H2O2 + 4 aminophenzone + phenol 4- (p-benzoquinone-
monoimino) – phenazone + 4 H2O ( warna merah )
22
Popetasi :
Dipipet dalam tabung Blanko Standar Sampel
Serum
Standar
R1
-
-
1000 ul
-
10 ul
1000 ul
10 ul
-
1000 ul
Homogenkan, 10 menit pada suhu 20 -25 OC atau selama 5 menit pada suhu
37OC dan dibaca menggunakan fotometer dengan panjang gelombang 546
nm
F. Pengolahan dan Analisis Data
Data disajikan dalam bentuk tabel yaitu sebagai berikut :
Jumlah
sampel
Pemeriksaan Laboratorium Kolesterol Darah
POCT (mg/dl) FOTOMETER(mg/dl)
Data hasil penelitian nilai kolesterol darah metode POCT dan
FOTOMETER menggunakan darah vena dan darah kapiler dianalisis dengan
menggunakan uji-t sampel berpasangan dengan taraf signifikan 99% (α =
0,01) dan df = n-1.
Hipotesis statistik yang diuji adalah :
Ho : µo=µ1
Ha :µo ≠µ1
Keterangan :
µo = Hasil pemeriksaan kolesterol darah dengan POCT menggunakan darah
kapiler
µ1 = Hasil pemeriksaan kolesterol darah dengan FOTOMETER
menggunakan darah vena.
Ho = Tidak ada perbedaan nilai kolesterol darah dengan POCT dan dengan
FOTOMETER.
23
Ha = Ada perbedaan nilai kolesterol darah dengan POCT dan dengan
FOTOMETER.
Kriteria penarikan kesimpulan adalah :
Jika, thitung ≤ ttabel maka Ho diterima
Jika, thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak
Rumus untuk uji-t berpasangan adalah sebagai berikut :
nS
dt
dh
Dimana
n
d
d
n
ii
1
Dan
1
1
2
n
dd
S
n
ii
d
Keterangan :
id = Selisih antara hasil pengukuran 1 dan 2
d : rata-rata selisih hasil pengukuran 1dan 2
dS : Standar Deviasi
n : jumlah sampel
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammaddiyah Palangkaraya. Sampel penelitian ini adalah
Pegawai Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Jumlah sampel yang
diambil sebanyak 20 sampel yaitu terdiri dari laki-laki (16 orang) dan
perempuan (4 orang).
Tabel.1 Jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan kolesterol darah
berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah yang diperiksa Persentase (%)
Laki-laki 16 orang 80 %
Perempuan 4 orang 20 %
Jumlah Pasien 20 orang 100 %
Tabel diatas menunjukan bahwa persentase laki-laki sebanyak 80%,
sedangkan perempuan lebih sedikit yaitu 20% dari 20 orang yang diperiksa.
Tabel 2. Hasil rata-rata pemeriksaan Kolesterol darah dengan POCT dan
FOTOMETER
Jumlah sampel Pemeriksaan Laboratorium Kolesterol Darah
POCT (mg/dl) FOTOMETER(mg/dl)
20 167 167,21
Tabel diatas menunjukan hasil rata-rata hasil pemeriksaan kadar kolesterol
darah menggunakan alat POCT nilainya adalah 167 mg/dl dan kadar kolesterol
darah menggunakan fotometer dengan metode FOTOMETER 167,21mg/d
24
25
Gambar4. Grafik Rata-rata kadar kolesterol darah
B. Pembahasan
Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang sebagian besar diproduksi
tubuh di dalam liver dari makanan berlemak yang kita makan. Kolesterol
diperlukan tubuh untuk membuat selaput sel, membungkus serabut saraf,
membuat berbagai hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat diedarkan
langsung oleh darah karena tidak larut dalam air.
Pemeriksaan kolesterol darah adalah pemeriksaan yang penting untuk
mengetahui penyebab penyakit jantung koroner karena jika kadar kolesterol
dislipedenia, faktor resiko mengalami penyakit jantung koroner. Jika penyakit
jantung koroner sudah diketahui maka dapat dilakukan pengobatan dan terapi
bagi pasien. Dalam penelitian ini, pemeriksaan kadar kolesterol darah total
menggunakan POCT dan Fotometer.
Menurut nilai normal kadar kolesterol darah yaitu < 200 mg/dl. Dari data
hasil rata-rata pemeriksaan hasil kolesterol darah menggunakan POCT dan
menggunakan Fotometer, hasil kedua pemeriksaan ini berada dalam rentan
normal yaitu 167 mg/dl pada POCT dan 167, 21 mg/dl pada menggunakan
Fotometer, menggunakan POCT dan menggunakan Fotometer ini memiliki
perbedaan yang sangat jelas terutama pada alat dan sampel yang digunakan
serta mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berdasarkan
166.85
166.9
166.95
167
167.05
167.1
167.15
167.2
167.25
POCT CHODP-PAP
Rata-rata
26
hasil dari uji statistik dan analisa persentasi data diperoleh hasil pemeriksaan
menggunakan POCT nilainya adalah 167 mg/dl dan menggunakan Fotometer
nilainya adalah 167,21 mg/dl maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan pada pemeriksaan kolesterol menggunakan POCT dan Fotometer.
Berdasarkan hasil iji nilai bias diperoleh nilai bias yg lebih tinggi dari 1%
sebanyak 16 sampel dan yang kurang dari 1% sebanyak 4 sampel, Kadar bias
yang semakin tinggi maka semakin tidak akurat karna kadar bias hanya 1 %.
Berarti hanya 4 sampel yang yang mewakili nilai bias dan kadar bias yang
paling tinggi dari sampel no 1 yaitu 18,8 %. Tingginya dadar bias dikarenakan
kekurangan dan kelebihan dari POCT beberapa kekurangan dari alat POCT,
yaitu Kesalahan yang dapat terjadi adalah memory alat yang hanya sedikit
sehingga mengakibatkan alat tidak dapat mengukur kadar kolesterol darah
(error) hasil akurasinya masih dipertanyakan dan hanya dapat membaca kadar
kolesterol darah antara 100 – 400 mg/dl.
Menggunakan POCT, dapat dilakukan oleh setiap orang karena prosedur
yang sangat mudah. Sedangkan menggunakan Fotometer kesalahan dapat
dilakukan oleh seorang analis (human error) pada saat pengambilan sampel.
Pemipetan sampel dan waktu inkubasi yang terlalu lama sehingga
mengakibatkan hasil tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, serta
penggunaan alat yang kurang bersih dan dapat menimbulkan kontaminasi
yang berakibat juga pada hasil pemeriksaan. Pemeriksaan dengan
menggunakan Fotometer hanya dapat dilakukan pada laboratorium dengan
fasilitas baik, seperti rumah sakit dan laboratorium kesehatan yang memiliki
fasilitas yang memadai serta perawatan alat yang relative mahal.
Perbedaan tersebut karena sampel yang digunakan berbeda yaitu darah
vena dan darah kapiler. Dalam darah kapiler, terdapat berbagai zat kimia,
karbon, dan jaringan-jaringan, sehingga pada perhitungan pada alat meter
kadar kolesterol darah menjadi lebih rendah, dikarenakan pada pemeriksaan
menggunakan POCT memiliki beberapa kekurangan seperti hasil dapat
dipengaruhi suhu, kelembabpan, hematokrit, dan dapat terjadi interaksi dengan
zat tertentu. Beberapa tahapan pa analitik yang dapat mempengaruhi hasil dari
27
pemeriksaan menggunakan POCT, seperti konsumsi vitamin C >5mg, pasien
dengan terapi oksigen, asam urat yang tinggi, orang dengan dehidrasi tinggi,
shok berat, dan orang dengan hipoglikemi.
Pemeriksaan dengan menggunakan POCT memiliki beberapa kelebihan,
seperti pemeriksaan dapat dilakukan secara mandiri oleh individu tanpa perlu
mengunjungi laboratorium atau pelayanan kesehatan, hasil dapat diketahui
dengan cepat, penggunaan jumlah sampel yang sedikit, penggunaan
instrument yang sangat praktis, mudah dan efisien sehingga mudah dibawa,
dan mengurangi waktu kunjungan ke klinik rawat jalan karena pasien dapat
memantau keadaannya secara mandiri dan berkala.
Sedangkan pada pemeriksaan dengan menggunakan Fotometer lebih
tinggi karena kolesterol terbungkus protein khusus sehingga larut dalam
plasma yang membuat hasil pemeriksaan dengan plasma lebih tinggi, dan pada
memeriksaan menggunakan Fotometer hasil tidak dipengaruhi oleh sel-sel
darah seperti hematokrit, eritrosit dan leulosit. Selain itu juga karena alat
POCT tidak memiliki nilai standar yang digunakan sebagai acuan seperti pada
fotometer. Pengambilan darah yang tidak sesuai prosedur juga dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan menggunakan POCT. Namun kelebihan alat
POCT ini adalah hasil yang diperoleh tidak memperlukan waktu yang lama
sehingga dapat dilakukan oleh siapapun selain petugas laboratorium.
Sedangkan menggunakan fotometer pengerjaannya memerlukan waktu yang
lama dan bahan yang digunakan mahal serta pemeliharaan alatnya. Namun
menggunakan fotometer memberikan hasil yang lebih teliti dan tepat sehingga
dijadikan sebagai gold standart.
Pemeriksaan menggunakan fotometer juga dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yang dapat menjadikan hasil tinggi palsu maupun rendah
palsu. Seperti faktor-faktor pra analitik yang dapat mengganggu hasil
pemeriksaan, dapat dikarenakan pencucian tabung yang kurang bersih atau
masih ada sabun di dalam tabung, pengambilan specimen yang kurang bersih
pada saat dibersihkan dengan alkohol 70%, sedangkan pada tahapan analitik
28
faktor kesalahan bias dikarenakan pemipetan yang kurang tepat, inkubasi yang
terlalu lama sehingga dapat membuat hasil rendah palsu
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan kadar kolesterol darah dengan
menggunakan POCT dan FOTOMETER maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan dari analisa statistik dan nilai rata-rata diketahui hasil
pemeriksaan kadar kolesterol menggunakan POCT rata-ratanya adalah 167
mg/dl dan FOTOMETER 167,21 mg/dl maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan pada pemeriksaan kolesterol menggunakan POCT dan
FOTOMETER.
B. Saran
1. Bagi masyarakat hendaknya memilih metode pemeriksaan yang lebih baik
dan lebih akurat untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik
2. Bagi mahasiswa analis kesehatan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai
masukan untuk penelitian tentang kolesterol darah menggunakan POCT
dan FOTOMETER
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Leaflet Cholesterol Strip-kit Reagen. PT. Rajawali Nusindo.
Jakarta.
Anonim, 2013. Nesco Multi Check. Blood Cholesterol Test Strip. Kernel Int’l
Corp. Taiwan
Darma, Adji (alih bahasa) 1989. Ringkasan Biokimia Harper: Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran.
Hardjoeno, H, dkk, 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik.
Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin (Lephas). Makasar.
Kaurvaki Redva, 2011. Definisi dan Fungsi Pembuluh Darah Arteri, Vena, dan
Kapiler.http://id.shvoong.com/tags/definisi_&_fungsi_pembuluh_darah_art
eri_vena_dan_kapiler.html diakses pada tanggal 9 Februari 2013
Luhur, Anggunmeka, Richard Mengko (editor), 2013. Instrument Laboratorium
Klinik. ITB, Bandung.
Marks, Dawn B, Marks, Allan D, dan Smith, Collen M (editor), 2000. Biokimia
Kedokteran Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis. EGC, Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran.
Rubert K. Murray. 2012. Biokimia Hepar (alih bahasa). Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta
Povey, Robert. 2002. Memantau Kadar Kolesterol Anda. Jakarta : Arcan
31
Lampiran 1. Data hasil pemeriksaan kadar kolesterol darah metode POCT dan Fotometer
No.
sampel Umur
Kolesterol darah total mg/dl Bias <1 %
POCT Fotometer X1 -X2 / X2x 100
1 41 Th
139 117 18,8 %
2 40 Th
140 159 11,95 %
3 45 Tahun
249 250 0,4 %
4 32 Tahun
185 169 13,16 %
5 30 Tahun
165 190 13,15 %
6 44 Tahu
207 212 2,3 %
7 48 Tahun
162 173 11 %
8 46 Tahun
172 180 4,4 %
9 38 Tahun
189 192 1 %
10 41 Tahun
178 180 1 %
11 29 Tahun
195 202 3,4 %
12 31 Tahun
118 130 10 %
13 38 Tahun
157 168 0,06 %
14 35 Tahun
108 117 0,7 %
15 43 Tahun
168 173 2,8 %
16 58 Tahun
161 180 10 %
17 48 Tahun
178 168 5,95 %
18 28 Tahun
108 112 3,5 %
19 23 Tahun
102 105 2,8 %
20 25 Tahun
162 170 4,7 %
167 167,21
32
Lampiran 2. Tabel Perhitungan t-test
No. Sampel
POCT (X1)
FOTOMETER (X2)
X2 – X1 (Di) (Di - d )²
1 139 117 -22 989.1025 2 140 159 19 91.2025 3 249 250 1 71.4025 4 185 169 -16 647.7025 5 165 190 25 392,04 6 207 212 5 19.8025 7 162 173 11 2.4025 8 172 180 8 2.1025 9 189 192 3 41.6025 10 178 180 2 55.5025 11 195 202 7 6.0025 12 118 130 12 6.5025 13 157 168 11 2.4025 14 108 117 9 0.2025 15 168 173 5 19.8025 16 161 180 19 91.2025 17 178 168 -10 378.3025 18 108 112 4 29.7025 19 102 105 3 41.6025 20 162 170 8 2.1025
3340 3340,2 104 604.9375
167 170.45 5,2
33
Lampiran 3. Perhitungan Manual t-test (uji-t)
Diketahui :
x 1 = 167 id = 104 n = 20
x 2 = 167,21 (id - d )2 = 5,2
d = 20
104
d = 5,2
dS =120
9375,604
dS = 585,9375
ht =
199375.585
2,5
ht = 0.0385
Jadi dengan tingkat signifikansi ( ) = 0,01 dan df = n-1= 19, jadi titik kritisnya t=
2,8453
Kesimpulan :
thitung ( 0,0385) < ttabel (2,8453)
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 99% ( =
0,01 ) nilai thitung (0,0385) lebih kecil dari nilai ttabel sehingga Ho yang berarti tidak
ada perbedaan antara nilai kadar kolesterol yang menggunakan metode POCT dan
metode FOTOMETER menggunakan darah vena dan darah kapiler diterima dan
Ha yang berarti ada perbedaan nilai kadar kolesterol metode POCT dan metode
FOTOMETER menggunakan darah vena dan darah kapiler ditolak.
34
Lampiran 4. Nukilan Tabel Nilai “t” Untuk Berbagai df