02-PROSES BIOFARMASETIKA

download 02-PROSES BIOFARMASETIKA

of 17

Transcript of 02-PROSES BIOFARMASETIKA

  • MATERI KULIAH

    BIOFARMASETIKA

    U S M A R

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

  • Obat tidak diberikan sebagai bahan kimia obat murni, tetapi diformulasi dalam bentuk sediaan (produk obat)

    Produk obat meliputi bahan obat aktif dan bahan tambahan pilihan (excipient)

    Produk obat dirancang untuk menyampaikan obat pada efek lokal ataupun sistemik.

    Rancangan dan formulasi produk obat memerlukan pemahaman menyeluruh tentang prinsip biofarmasetika pelepasan obat

  • Biofarmasetika meliputi studi pengaruh in vitro sifat fisikokimia obat dan produk obat terhadap pelepasan obat ke dalam tubuh di bawah kondisi normal maupun patologik

    Perhatian utama dalam biofarmasetika adalah bioavailabilitas obat

    Bioavailabilitas = ukuran laju dan jumlah obat aktif yang tersedia pada tempat kerjanya

  • perubahan bioavailabilitas

    mempengaruhi perubahan

    farmakodinamika dan toksisitas obat

    Biofarmasetika mengatur

    pelepasan obat dari produk obat dalam

    suatu cara sedemikian rupa sehingga

    memberikan aktivitas terapetik optimal

    dan keamanan bagi pasien

  • 1) Sifat fisika dan kimia substansi obat2) Rute pemberian obat, termasuk sifat

    anatomik dan fisiologik dari tempat pemberian (oral, topikal, injeksi, implan, transdermal, dan lain-lain)

    3) Efek farmakodinamik yang diinginkan (aktivitas cepat atau jangka panjang)

    4) Sifat toksikologik obat5) Keamanan bahan penambah6) Pengaruh bahan penambah dan bentuk

    sediaan terhadap pelepasan obat.

  • Rute pemberian

    obat

    Lullman, et al. Color Atlas

    of Pharmacology, 2nd ed.,

    Thieme Stuttgart, NY,

    2000, avalable as pdf file

  • Tahapan absorbsi obat

    Obat dalam produk obat

    Partikel obat padat

    Obat dalam larutanObat dalam

    tubuh

    Liberasi/disintegrasi

    Dissolusi

    Absorbsi

  • Dalam proses disintegrasi, dissolusi, dan absorbsi obat, laju obat mencapai sirkulasi sistemik ditentukan oleh tahap yang paling lambat dalam urutan proses tersebut.

    Tahap yang paling lambat disebut tahap pembatas laju (rate-limiting step)

    Kecuali untuk produk lepas terkendali, disintegrasi biasanya lebih cepat daripada dissolusi dan absorbsi obat.

    Untuk obat dengan kelarutan air yang sangat rendah, laju dissolusi sering menjadi tahap paling lambat

    Untuk obat dengan kelarutan air yang tinggi, laju dissolusi cepat dan laju obat melintasi atau mempermeasi membran sel menjadi tahap paling lambat.

  • 1) Jenis produk obat (larutan,

    suspensi, suppositoria)

    2) Sifat eksipien dalam produk

    obat

    3) Sifat fisikokimia molekul obat

    4) Rute pemberian obat

  • Dissolusi (pelarutan) =proses terlarutnya substansi obat padat (solute) di dalam pelarut (solvent)

    Kelarutan = massa (solut) yang larut dalam sejumlah tertentu massa atau volume solvent pada suhu tertentu misalnya, 1 g NaCl larut

    dalam 2,786 mL air pada suhu 25C

    SIFAT

    DINAMIS

    SIFAT

    STATIS

  • Istilah Kelarutan

    Jumlah Bagian Pelarut

    Yang Diperlukan Untuk

    Melarutkan 1 Bagian Zat

    Sangat mudah larut Kurang dari 1

    Mudah larut 1 sampai 10

    Larut 10 sampai 30

    Agak sukar larut 30 sampai 100

    Sukar larut 100 sampai 1.000

    Sangat sukar larut 1.000 sampai 10.000

    Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

  • Persamaan NOYES-WHITNEY Dissolusi berawal dari

    dissolusi obat pada permukaan partikel padat,

    Terbentuk larutan jenuh di sekitar partikel tersebut. Obat yang terlarut dalam larutan jenuh itu, yang dikenal sebagai lapisan stagnan,

    Difusi ke dalam sejumlah besar solven dari konsentrasi obat yang tinggi ke yang konsentrasi rendah.

    D = tetapan laju difusi, A = luas permukaan partikel, Cs = konsentrasi obat (setara dengan kelarutan

    obat) di dalam larutan stagnan, C = konsentrasi obat di dalam pelarut, h = kekentalan lapisan stagnan

  • 1) Sifat fisikokimia substansi obataktif

    2) Sifat eksipien3) Metode pembuatan

  • Profil pKa dan pH Perlu untuk kestabilan dan kelarutan optimum produk akhir

    Ukuran partikel Dapat mempengaruhi kelarutan obat sehingga mempengaruhi laju

    dissolusi produk

    Polimorfisme Kemampuan obat untuk berada dalam berbagai bentuk kristal dapat

    mengubah kelarutan obat. Demikian juga, kestabilan dari masing-masing

    bentuk adalah penting, karena polimorfisme dapat berubah dari bentuk

    yang satu ke bentuk yang lain.

    Higroskopisitas Absorbsi kelembaban dapat mempengaruhi struktur fisik dan kestabilan

    produk

    Koefisien partisi Dapat memberikan petunjuk afinitas relatif obat terhadap minyak dan air.

    Obat yang memiliki afinitas yang tinggi terhadap minyak akan mengalami

    peleasan yang kurang dan dissolusi dari produk obat.

    Interaksi eksipien Kecocokan eksipien dengan obat dan unsur-unsur yang dalam jumlah

    kecil dalam eksipien dapat mempengaruhi kestabilan produk. Penting

    untuk mengetahui spesifikasi semua bahan baku.

    Profil kestabilan pH Kestabilan larutan sering dipengaruhi oleh pH pembawa. Lebih dari itu,

    karena pH dalam lambung dan usus berbeda, maka pengetahuan tentang

    profil kestabilan dapat membantu menghindari atau mencegah degradasi

    produk selama penyimpanan dan setelah pemberian.

  • Polimorfisme = susunan substansi obat dalam berbagai bentuk kristal atau polimorf.

    Deskripsikan bentuk-bentuk polimorf, solvat, dan amorf, serta solvat yang terdesolvasi.

    Bentuk amorf adalah bentuk nonkristal, Solvat adalah bentuk yang mengandung pelarut

    (solvat) atau air (hidrat), Solvat terdesolvasi adalah bentuk yang dibuat

    dengan menghilangkan pelarut dari solvat.

  • Polimorf memiliki struktur kimia yang sama tetapi sifat fisikanya berbeda, seperti kelarutan, kerapatan, kekerasan, dan karakteristik kompressinya

    Kloramfenikol, memiliki beberapa bentuk kristal, dan bila diberikan secara oral dalam sediaan suspensi, maka konsentrasi obat di dalam tubuh diketahui tergantung pada persen polimorf dalam suspensi.

    Bentuk lebih mudah larut dan terabsorbsi lebih baik

  • Perbandingan rata-rata kadar serum darah yang diperoleh dari pemberian suspensikloramfenikol palmitat yang mengandung variasi rasio polimorf dan , daripemberian dosis oral tunggal yang setara dengan 1,5 g kloramfenikol. Persentaseyang tercantum pada setiap kurva adalah persen polimorf dalam suspensi