elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/SAINSARSITEKTUR2/work/... · Web...
Transcript of elearning.upnjatim.ac.idelearning.upnjatim.ac.id/courses/SAINSARSITEKTUR2/work/... · Web...
SAINS ARSITEKTUR IIBANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN
MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS
Di Susun Oleh :Satriyo budi (0851010081)
Dosen Pembimbing :HERU SUBIYANTORO ST. MT.
UPN “VETERAN” JAWA TIMURFAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN SIPIL
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTURTAHUN AJARAN 2011/2012
Arsitektur tropis adalah sebuah konsep desain yang beradaptasi dengan lingkungan yang tropis
Tetapi bukan berarti melupakan sisi estetika. Hanya disini hal yang paling utama adalah sebuah
respon positif dari efek iklim tropis itu sendiri. Tentunya ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dari segi material, sirkulasi udara, dan penchayaan alami. Karena lingkungan yang
tropis memilikin iklim dengan panas yang menyengat, pergerakan udara, dan curah hujan yang
cukup tinggi. Oleh sebab itu dalam konsep arsitektur tropis ini juga ada upaya yang harus
dicegah dari timbulnya efek iklim tropis. Seperti faktor kelembaban, perubahan suhu, kesehatah
udara.
Pada bangunan arsitektur tropis juga didukung dengan materialnya yang banyak dengan material
loka dan alami. seperti kayu, bambu, dll.
Bukaan untuk bangunan arsitektur tropis harus memperhatikan arah pencahayaan matahari pagi
dan sore. Agar tercipta suhu dalam bangunan yang cukup nyaman dan sehat. Juga sirkulasi udara
yang dirasa akan cukup sebagai udara yang sehat.
kesadaran akan lingkungan dalam rumah yang baik sudah makindimiliki masyarakat.Konsep arsitektur
tropis yang ramah lingkungan dan sesuaiuntuk orang Indonesia mulai diminati kembali dengan sentuhan lebih
modern.Dalam hal ini, tetap stylish dengan gaya modern, tapi juga hijau. Arsitektur yangtren sesaat seperti Spanyol,
Mediterania atau minimalis dipandang bukan lagi trenarsitektur rumah yang esensial karena hanya merupakan tren
tampilan rumahsaja,tapi belum menyentuh konsep ruang yang merupakan esensi arsitekturterpenting. Desain
arsitektur tropis menjadi tren karena didasari kesadaran dalam dunia desain,terutama oleh para arsitek,ilmuwan dan
pencinta lingkungan hidupuntuk menggunakan desain yang ramah lingkungan, hijau, dan berkelanjutan.Konsep ini
lebih didasari oleh kesadaran, karena itu dengan adanya kesadaranuntuk arsitektur yang lebih hijau dan berwawasan
lingkungan.” Hal ini berartikesadaran masyarakat dan para praktisi arsitek pada umumnya sudah meningkatdaripada
sekedar membuat desain bangunan yang tidak berwawasan lingkungan,” jelas dia saat dihubungi Seputar
Indonesia.
Ciri khas desain arsitektur tropis iniadalah memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan
baik.Sehinggameminimalkan kerusakan lingkungan akibat desain arsitektur.Beberapa contoh aplikasi desain yang
‘hijau’.Misalkan saja sinar atau cahayamatahari untuk mengurangi atau menghilangkan pemakaian listrik
untukpenerangan buatan. Berbagai trik desain seperti atap yang tinggi,ventilasi yangbaik, unsur tanaman dan
perkerasan di sekitar rumah menjadi pendukung untukkonsep ini. Selain itu, penghawaan alami yang didukung oleh
desain yang tidakmemerlukan AC atau penghawaan buatan,karena sudah terasa dingin dansejuk,didukung oleh
pelestarian tanah dengan menanam banyak pohon untukpenghijauan.”Lahan yang makin sempit dan mahal harus
didesain dengan seksama sehinggatetap memiliki taman yang menyegarkan area rumah,menjadi area peresapan
airsehingga mengurangi banjir,” terangnya. Pembangunan yang cenderung vertikal,sehingga makin banyak lahan
tersisa untuk penghijauan dan peresapan airtanah.Meskipun tidak memiliki taman di atas tanah, bisa juga
menggunakantaman di atas atap dak beton,hal ini juga mulai menjadi tren, sehingga tetap adaarea untuk bersantai
bagi keluarga menikmati alam.Sementara pada unsur tampilan, desain rumah pada 2010 cenderung
akanmengadopsi gaya arsitektur modern dan tropis yang banyak menggunakan unsurmaterial ekspos seperti batuan
ekspos dan lapisan kayu. Ini membuat tampilannyamenjadi makin segar. Sayangnya belum banyak pengembang
yang membangunrumah dengan desain seperti itu. Ini karena orientasi pengembang saat inibarangkali masih 90%
berorientasi pada keuntungan ekonomis dari penjualanrumah-rumah atau apartemen.
VERNAKULAR HOUSEProject Type : HouseArchitect : Mario Andreti ST & Tommy Chandra STClient/Owner : -Location : Depok, Jawa Barat, IndonesiaStatus : concept planning (for UI design competition, 2006)Expected completition : -
Indonesia memiliki berbagai macam, jenis budaya yang melimpah. Bukan hanya kita memiliki
jumlah penduduk yang besar, namun keanekaragaman yang sangat unik dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Begitu juga bila kita melihat dari segi arsitektural, begitu
banyak jenis rumah yang dapat kita temukan, lengkap dengan detail-detail arsitekturalnya yang
merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang kita. Mungkin kita temukan beberapa hal
yang serupa, dan inilah yang coba kami tangkap sebagai sebuah karakteristik hunian masyarakat
Indonesia saat ini.
KONSEP PERANCANGAN
Sejarah, tradisi, kebutuhan masyarakat akan hunian serta teknologi yang berkembang saat ini di
negara kita merupakan pangkal tolak kami bagaimana berpikir ke depan untuk mengembangkan
rumah bertema verankular ini. Belum lagi dengan kondisi site yang cukup terbatas, kejelian
berpikir, serta kreatifitas sangat dituntut disini. Kami pun mencoba menganggap site ini berada
pada kawasan padat permukiman yang disekitarnya penuh sesak bangunan dengan berbagai gaya
(style), berbagai jenis, serta berbagai tujuan dalam pembangunananya. Dan kami pun bertanya
pada diri masing-masing, akan seperti apa bangunan rumah ini nantinya. Mencoba mendalami
dan meresapi tiap bentuk dari bangunan-bangunan tradisional beberapa budaya masyarakat kita,
akhirnya kami temukan bentukan lumbung padi dari Lombok, sebagai inspirasi bagi desain
rumah ini.
Bentuk lumbung padi dari Lombok, diambil selain karena memiliki bentuk yang sangat khas
serta memiliki bentukan rumah-rumah tradisional Indonesia yang rata-rata berbentuk rumah
panggung, bentuk lumbung padi ini memiliki potensi untuk dikembangkan memanjang ke
belakang.
Dengan kondisi site yang memiliki ukuran 5 x 12 m, dan memanjang ke arah utara-selatan,
orientasi bangunan kami arahkan menuju ke arah jalan pada selatan site, tata masa pun
memanjang ke arah utara selatan. Hal ini ditujukan untuk mengurangi dampak radiasi panas
matahari yang berlebih pada sisi barat dan timur bangunan.
Jika kita amati bangunan -bangunan di negara kita memiliki karakteristi, bentuk dasar yang
terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala (atap), badan (lantai 1), khaki (lantai dasar) dpt berupa tiang2
pada rumah panggung, atau sekedar pembedaan material dan detail.
kehidupan harus ada keseimbangan. Di daerah tropis , intensitas cahaya matahari termasuk tinggi
dan angin yang kencang. Hal ini bisa dimanfaatkan , bukan dihalangi dalam desain. Air juga
merupakan komponen penting dalam hidup manusia yang memberikan kesejukan dan sebagai
reflektor yang baik bagi sinar. Ketiga hal inilah yang coba dimasukkan dalam ide desain hunian
yang tetap memperhatikan masalah iklim tropis.
bentuk teras yang berfungsi sebagai ruang pertama sebelum masuk ke hunian. didesain dengan
memasukkan unsur air. Bentuk juga dianalogikan dengan bentuk batu kali dan sungai.
Dalam bentuk formal , selain mengambil preseden bentuk lumbung masyarakat Lombok , juga
diambil dari filosofisnya. Angka tiga termasuk angka yang mendalam pada kehidupan
masyarakat Lombok. Mereka mengenal sistem kepercayaan waktu telu ( telu=tiga ) , dimana
mereka sholat sebanyak 3 kali dalam sehari , tidak seperti masyarakat Islam kebanyakan. Selain
itu , tiga mencerminkan kehidupan manusia. tiga melambangkan kelahiran , hidup /
berkembang ,dan kematian. Tiga melambangkan Ayah , Ibu , dan Anak. Pada desain hunian ini.
konsep filosofis ini dimasukkan dan diterapkan pada bagian depan.Ini menunjukkan sebagai
ekspresi filosofi dan budaya harus tetap dijaga dan di”depan”kan.Penggunaan material kaca
untuk memaksimalkan view di ruang keluarga. penggunaan shading dan ventilasi agar cahaya
tetap masuk , mengurangi panas dalam ruang , dan penghawaan alami.
Memaksimalkan jendela dengan sun-shading berupa kisi-kisi atau bagian dinding yang menjorok
ke luar, pada sisi utara dan selatan bangunan. Hal ini dimaksudkan agar mendapat cahaya alami
secara maksimal, namun panas matahari tidak terallu banyak masuk ke dalam, karena intensitas
cahaya matahari pada sisi utara-selatan, tidak seterik barat-timur bangunan. selain itu
penggunaan kisi-kisi pada bukaan, dimaksudkan selain mengurangi radiasi panas matahari ke
dalam bangunan juga dimaksudkan untuk alasan keamanan
Penggunaan ruang antara plafon dan atap pada lantai 2, merupakan solusi besarnya panas yang
diberi atap seng kepada ruang dibawahnya. Sehingga ruang tersebut dimaksudkan untuk
mengurangi besarnya panas akibat radiasi tadi.
Indonesia memiliki berbagai macam jenis kain. hampir tiap daerah memiliki bentuk dan jenis
kain yang memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Kain-kain ini sering digunakan baik pada
kehidupan sehari-hari maupun pada acara-acara tertentu. Seperti contohnya Lampung dengan
kain tapisnya. Salah satu jenis kain yaitu selendang, biasanya digunakan oleh para penari, atau
sebagai pelengkap kebaya. begitu banyak motif serta warna-warna yang dimiliki selendang-
selendang ini. Pada interior kami mencoba memasukan unsur kaca berwarna, yang kami
ibaratkan seperti selendang-selendang yang menghiasi sebuah tarian. Sehingga keindahan pun
muncul dalam interior rumah layaknya menonton tarian tradisional.
MATERIAL
Besi chrome, kaca, kayu, dan batu candi merupakan material yang dominan pada desain ini,
kami berupaya memadukan unsur-unsur alami dengan unsur-unsur modern. Hal ini merupakan
wujud penggambaran masyarakat Indonesia saat ini yang mulai beralih dari kehidupan
tradisional menuju ke kehidupan yang modern dan global. Kami mencoba memberi kritik
terhadap masyarakat kita agar tidak melupakan budaya kita, sebagai identitas kita, sebagai
sebuah jati diri yang tentu saja sangat berharga. Dengan pertimbangan yang matang dalam
pengolahan material alami serta memanfaatkan teknologi terapan pada desain ini, kami mencoba
memberi arahan bahwa kehidupan modern dan tradisional bukanlah sesuatu yang benar-benar
bersebrangan. Namun sepatutnya kita memadukan keduanya secara tepat sehingga kedua-duanya
dapat benar-benar bermanfaat bagi kehidupan kita.
DETAIL
01. Penggunaan material kayu pada lantai teras, memberi kesan hangat dan lembut bagi para
tamu yang berkunjung, menciptakan kesan bersahabat. Pijakan menuju teras yang melalui kolam
mengingatkan kita pada nuansa pedesaan dimana kita menyebrang sungai dari batu satu ke batu
yang lain.
02. Selain untuk mengurangi radiasi panas matahari pada teras, penggunaan shading yang
menjorok ke depan menguatkan kesan teras sebaga entrance utama.
07. Pada lantai dua penggunaan jendela hidup serta bukaan pada atas dinding dengan kisi-kisi
membuat pertukaran udara di dalam ruang menjadi baik, selain itu jendela ini dapat memeberi
view bagi ruang kamar yang berada di bagian belakang lantai dua ini.
08. Desain fasad yang unik membuat bangunan rumah ini dapat menjadi sebuah landmark bagi
kawasan perumahan di sekitar site, selain itu mampu memberi nuansa yang baru bagi lingkungan
sekitar, yang biasanya di dominasi dengan bangunan beratap miring. Banyaknya bukaan dengan
kisi-kisi serta jendela pada bagian depan rumah merupakan bentuk pemanfaatan potensi site yang
menghadap utara ini, sehingga sirkulasi udara secara alami dapat berjalan dengan baik dan
cahaya alami pun dapat masuk dengan efektif karena tidak radiasi panas yang diterima pada sisi
utara tidak sebesar sisi barat- timur. Perpaduan antara elemen-elemen modern dan alam
diwujudkan dengan penggunaan material kayu, batu candi yang di mix dengan material kaca,
metal chrome, serta warna dinding yang berwarna putih.
09. Bagian atap transparan berbahan policarbonat, menjadi sumber masuknya cahaya alami ke
dalam bangunan namun tidak terlalu banyak memberi panas ke dalam bangunan, karena material
policarbonat yang dapat memfilter radiasi panas matahari.
10. Talang air diberi pada tepi atap menampung air dari bentuk atap lengkung ini, lalu dialirkan
menuju lantai bawah dan sumur peresapan sebagai penampungannya.
KESIMPULAN
Seringkali seseorang terpancang dengan modernitas pemikiran gaya arsitektur yang berkembang pada
saat ini, hal ini didukung dengan pengetahuan instan tentang arsitektur yangmulai marak di dapat
pada buku-buku arsitektur, seharusnya pemikiran arsitektur harusdiimbangi dengan seorang arsitek yang
menerangkan akan kelebihan dan kekeurangan bahankonsumsi instan tersebut. Diharapkan pada masa selanjutnya
adalah pemahaman akanarsitektur lebih baik bila disesuaikan dengan kondisi kehidupan di kawasan ini, baik dilihat
darifaktor iklim, atau faktor-faktor yang lainnya.
Daftar pustaka
www.marioormarjo.com