bektisrimulyani.files.wordpress.com … · Web viewBimbingan belajar merupakan bagian integral...
Transcript of bektisrimulyani.files.wordpress.com … · Web viewBimbingan belajar merupakan bagian integral...
LAPORAN HASIL DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Bimbingan Konseling Belajar
Dosen Pengampu: - Dra. Ninik Setyowani, M.Pd
Muslikah, S.Pd, M. Pd
Oleh:
Bekti Sri Mulyani
1301412014
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
i
DAFTAR ISI
Halaman judul................................................................................................................i
Daftar isi........................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang.........................................................................................................1b. Rumusan Masalah....................................................................................................2c. Tujuan......................................................................................................................2d. Manfaat....................................................................................................................2
Bab II Landasan Teori
a. Definisi Diagnosis Kesulitan Belajar......................................................................3b. Tahapan-tahapan Kegiatan......................................................................................3c. Faktor-faktor Penyebab...........................................................................................4d. Upaya.......................................................................................................................5
Bab III Metode Pengumpulan Data
a. Analis leger..............................................................................................................6b. Wawancara..............................................................................................................7c. Dokumentasi............................................................................................................7
Bab IV Hasil dan Pembahasan
a. Gambaran/ kondisi sekolah.....................................................................................8b. Hasil Diagnosa Kesulitan Belajar............................................................................9
c. Melakukan Treatment..............................................................................................11
Bab V Simpulan dan Saran
a. Simpulan..................................................................................................................12
b. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
LAMPIRAN..................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan belajar merupakan bagian integral dalam proses pendidikan secara
keseluruhan. Bimbingan bagian dari pendidikan memiliki tujuan khusus, yaitu
membantu individu mengembangkan dirinya secara optimal sehingga ia dapat
menemukan dirinya dan dapat mengadakan pilihan keputusan dan penyesuaian diri
secara efektif. Oleh sebab itu bimbingan belajar wajib dilaksanakan bagi setiap
sekolah dalam upaya mencapai keberhasilan belajar siswa secara keseluruhan. Dalam
kenyataannya, pada saat siswa melakukan kegiatan belajar sebagai bagian proses
pembelajaran banyak timbul permasalahan diantaranya tidak ada motivasi belajar,
tidak bisa konsentrasi belajar, nilai hasil belajar rendah, tidak bisa mengatur waktu,
tidak bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian atau ulangan dan lain
sebagainya.
Masalah-masalah pendidikan secara terinci, yang kerap kali dihadapi oleh
peserta didik antara lain ialah pada awal sekolah baru, siswa kerap menghadapi
kesulitan menyesuaikan diri dengan palajaran, para guru, tata tertib sekolah, dan
sebagainya. Dalam proses menjalani program pengajaran di sekolah siswa tidak
jarang menghadapi kesulitan berupa keraguan memilih bidang studi yang sesuai,
memilih mata pelajaran yang cocok, memilih ekstrakurikuler, memilih kegiatan-
kegiatan non akademis yang menunjang pendidikan, menyusun jadwal kegiatan/
belajar menurut kebutuhannya dan sebagainya.
Terkait dengan beberapa permasalahan tersebut, maka sekolah mempunyai
tanggung jawab untuk membantu permasalahan siswa dalam hal belajar, agar mereka
dapat berhasil dalam belajarnya. Bimbingan belajar sebagai salah satu usaha untuk
membantu permasalahan siswa dalam hal belajar dilakukan dengan cara
mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar siswa terhindar dari
kesulitan belajar. Para pembimbing membantu siswa dalam mengatasi kesulitan
belajar, mengambangkan cara belajar yang efektif, membantu siswa agar sukses
dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/
pendidikan. Dalam bimbingan belajar, para pembimbing berupaya memfasilitasi
siswa dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
1
Atau sekolah dapat juga memberikan layanan bimbingan belajar, layanan
bimbingan belajar itu sendiri adalah kegiatan layanan yang diberikan untuk membantu
siswa dalam mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Melalui layanan ini
diharapkan siswa akan terbuka melalui bimbingan dan konseling yang telah diberikan
oleh guru bimbingan dan konseling.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran kondisi sekolah
2. Bagaimana hasil diagnosa kesulitan belajar?
3. Rekomendasi kepada guru BK?
C. Tujuan
Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui gejala-gejala yang muncul dan
memicu hal-hal yang dapat mengganggu prestasi belajar siswa dengan lebih luas dan
menyeluruh.
D. Manfaat
1. Untuk guru bisa memperbaiki kelemahan belajar siswa dengan metode-metode yang diberikan
2. Untuk Guru bisa memberikan pelayan terhadap siswa karena kesulitan belajar yang dialami siswa
3. Untuk guru dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal4. Untuk siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan prestasi
belajarnya
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Diagnosis Kesulitan Belajar
1. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike
dan Hagen (Abin S.M, 2002: 307), diagnosis dapat diartikan sebagai:
a. Upaya atau Proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, diasease)
apa yang yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang
seksama menegnai gejala-gejalanya (symtomsi).
b. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas
gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.
Dari ketiga pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa didalam konseling diagnosis,
secara implisit telah tercakup pula konsep prognosisnya. Dengan demikian dalam
proses diagnosis bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis karakteristiknya, serta
latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga
mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan
tindakan pemecahannya.
B. Tahapan-tahapan kegiatan
1. Mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar,
Dari segi prestasi, individu dapat dinyatakan mengalami kesulitan melalui hasil
rapor/ leger
2. Menganalisis perilaku yng berhubungan dengan proses belajar
Analisis perilaku terhadap siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
3. Menganalisis hubungan sosial
Intensitas interaksi soaial individu dengan kelompoknya dapat diketahaui dengan
sosiometri. Dengan sosiometri dapat diketahui individu-individu yang terisolasi dari
kelompoknya. Gejala tersebut merupakan salah satu indicator kesulitan belajar.
3
Melokalisasi letak kesulitan belajar, pada mata pelajaran apa yang bersangkutan
menglami kesulitan, pada aspek tujuan pembelajaran yang mana kesulitan terjadi,
pada materi mana yang kesulitan terjadi.
4. Pada segi-segi proses pembeljaran yang mana kesulitan terjadi
C. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Menurut Burton, sebagaiman dikutip oleh Abin S.M. (2002:325-326), faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor interna, yaitu yang berasal dari
luar diri yang bersangkutan.
1. Faktor Internal yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktora yang berasal
dari dalam diri siswa. dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor kejiwaan dan faktor
kejasmanian.
a. Faktor kejiwaan antara lain:
1. Minat terhadap mata pelajaran kurang
2. Rasa percaya diri kurang
3. Disiplin pribadi rendah
4. Motif belajar rendah
5. Esring meremehkan persoalan
6. Sering mengalami komflik psikis
7. Integrasi kepribadian rendah
b. Faktor kepribadian, anatara lain:
1. Keadaan fisik lemah (mudah sakit)
2. Adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan
3. Adanya gangguan pada fungsi indera
4. Kelelahan secara fisik
2. Faktor Eksternal
Adalah faktor yang berasal dari luar siswa. dapat dibedakan menjadi faktor instrumental
dan faktor lingkungan
a. Faktor Instrumental
Dapat menyebabkan kesulitan belajar antara lain:
1. Kemampuan professional dan kepribadian guru yang tidak memadai
2. Kurikulum yang terlalu berat untuk siswa
3. Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik
4
4. Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Faktor
lingkungan antara lain:
1. Disintegrasi atau keharmonisan keluarga
2. Lingkungan sosial sekolah yang krang kondusif
3. Teman-teman bergaul yang kurang baik.
D. Upaya yang dapat Mengatasi Kesulitan Belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar tidak berlarut-
larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Beberapa upaya yang
dapat dilakukan:
a. Pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada
seorang atau sekelompok siswa yang mengahadapi masalah belajar dengan maksud
memperbaiki kesalahan-kesalahn dalam proses dan hasil belajar.
b. Kegiatan pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakn suatu bentuk layanan yang diberikan guru kepada
seorang atau beberapa siswa yang sangat cepat dalam belajar
c. Peningkatan Motivasi Belajar
Salah satu bantuan yang dapat dberikan oleh guru dalam mengatasi
masalah belajar siswa adalah dengan cara memberikan motivasi.
5
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
A. Analisi LagerDaftar siswa kelas XII IPS1 yang nilainnya dibawah teman-temanya:
Agama : Riski Panji, Rizki Ayu, PKN : Nur Fajri, Suci Fitriani, Yulianto
Bahasa Indonesia : Eva Yuliana, Gilang, Ria Bahasa Inggris : Ahmad, Bagus, Gilang, Matematika : Gilang, Nur Fajri, Rizki Sejarah : Elgrahani, Mukhamad, Nova Geografi : Ahmad, Anisa, Diah, Eva, Fajar, Gilang,
Riski, Suci Ekonomi : Ahmad, Nova
Sosiologi : Ahmad, Didit, Gilang, Roni Seni Budaya : Ahmad, Didit, Nova, Novi, Nur Fajri, Riski Penjasorkes : Ahmad, Anisa, diah, Eva, Fajar, Gilang, Nisvi
TIK : AnisaKet.kom : Ahmad, Anisa, Diah, Novi, Nur Fajri, Nurrita, Riski, Rizki, Roni, Sarah Bahasa Jawa : -
- Mata pelajaran yang paling banyak siswa mengalami kesulitan
adalah mata pelajaran Geografi dan Ket.Komputer- Dan dari analisis lager tersebut dapat diperoleh data bahwa
Ahmad Tohiri dan Gilang Hakekat Juang merupakan siswa yang paling mengalami kesulitan belajar dikelas tersebut.
- Tetapi dari pihak guru BK, mengizinkan untuk memilih salah seorang saja, karena waktu yang diberikan terbatas. Dan saya meminta agar Gilang Hakekat Juang bisa jadi narasumber saya.
6
B. Adapun instrument yang saya gunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data
dalam penelitian ini yaitu:
1. Wawancara ( Interview)
Anwar Sutoyo ( 2012:152-160), mengemukakan bahwa Interviu
dipandang sebagai teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan yang
dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian. Pada umumnya
interviu dilakukan oleh dua orang atau lebih, satu pihak sebagai pencari data
(interviewer), pihak yang yang sebagai sumber data (interviewee) dengan
memanfaatkan saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancar.
Sebagai pemburu informasi, interviewer mengajukkan pertanyaan-pertanyaan,
menilai jawaban-jawaban, meminta penjelasan, melakukan paraprase, mencatat
atau mengingat-ingat jawaban, dan melakukan penggalian keterangan lebih
dalam (prodding) jawaban-jawaban dari interviewee). Disisi lain, sebagai
informan atau sumber data, interviewee menjawab pertanyaan-pertanyaan,
memberikan penjelasan-penjelasan, dan kadang-kadang juga membalas
mengajukkan pertanyaan-pertanyaan kepada interviewer. Adanya dua pihak
yang kedudukannya tidak sama itu menjadi pembeda antara metode interviu
dengan diskusi. Hubungan antara interviewer dengan interviewee adalah
hubungan sepihak, bukan hubungan timbal balik.
Dalam proses ini saya melakukan pengumpulan data dengan cara
memperoleh informasi-informasi secara langsung lebih mendalam kepada
narasumber. Di sekolah saya mewawancarai beberapa narasumber seperti, siswa
yang bersangkutan langsung, teman satu kelasnya, guru BK, dan wali kelasnya.
Ketika saya hendak mewawancarai guru maple, ternyata guru-guru sedang
bertakziah, di salah seorang siswa yang sedang terkena musibah yaitu
kehilangan ibunya. Dalam proses wawancara ini, X terlihat bersemangat untuk
menceritakan atau mnejawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan.
2. Dokumentasi
7
Dalam proses wawancara kepada siswa tersebut, teman satu kelasnya, wali
wali kelas, dan guru BK saya meminta dokumentasi sebagai bukti observasi dan
pada saat itu narasumber yang bersangkutan bersedia.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran atau Kondisi Sekolah
SMA N 1 COMAL merupakan SMA unggulan di Kabupaten Pemalang. SMA N 1
Comal beralamatkan di Jalan Jend. A. Yani No. 77 Telp. (0285) 577190 Email :
[email protected] Web: www.sman1comal-pemalang.sch.id
SMA N 1 Comal memiliki Visi “Unggul dalam Prestasi, Berakhlak mulia & terampil
dalam berkarya. Sedangkan Misi nya yaitu :
1. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar
2. Meningkatkan layanan bimbingan belajar siswa
3. Meningkatkan sarana prasarana pendidikan
4. Meningkatkan alat dan sumber belajar
5. Memiliki kelas unggulan pada tiap tingkatan (kelas)
6. Mempersiapkan siswa untuk masuk perguruan tinggi
7. Memberikan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Inggris
8. Menyediakan wahana komunikasi & koordinasi antara sekolah, Orang tua,
Masyarakat, Instansi terkait
Pada saat saya melakukan observasi di SMA Negeri 1 Comal Pemalang,
kondisi sekolah baik, gurunya dapat memperhatikan siswa dengan baik pula. Guru
BKpun tak kalah perhatiannya, ketika saya berada diruang BK dan konsultasi
mengenai leger yang telah saya analisis, saya mendapatkan dua anak didalam kelas
yang mendapatkan nilai dibawah teman-temannya, setelah saya rekomendasikan
kepeda guru BK, ternyata memnag siswa tersebut bermasalah dengan belajar atau
denag nilainya.
8
Dan ternyata guru BK memberi ijin saya untuk melakukan wawancara tetapi
salah satu dari kedua siswa terebut, dan beliau memberikan syarat agar tidak
mengatakan tujuan saya melakukan wawancara yang sebenarnya.
B. Hasil Diagnosa Kesulitan Belajar
Pada saat wawancara dengan si X
Pada saat saya bertemu dengan si X, dia merasa gugup, penasaran dan takut.
Tetapi saya mencoba untuk menenangkan dan menjelaskan bahwa saya hanya ingin
bertanya-tanya masalah kegiatannya. Diapun bersedia untuk sharing kepada saya, dan
dia memperkenalkan dirinya:
Nama : X
Jenis kelamin : Laki-laki
Kelas : XII IPS 1
Alamat : Kelang Depok, Rt 01 Rw 02 Bodeh, Pemalang
Hobby : Bermain sepak bola
Cita-cita : Guru
Dia mengalami kesulitan pada saat mengikuti mata pelajaran bahasa Inggris
dan Ekonomi. Menurutnya, bahasa inggris susah untuk dipelajari, padahal dia
mengaku sudah belajar semaksimal mungkin, tetapi tetap saja menurutnya bahasa
inggris susah untuk dipelajari, dan dia mengaku memang susah pada saat mengartikan
bahasa inggris meskipun sudah dibantu dengan kamus dan guru mata pelajarannyapun
sangat baik dengannya tetapi tetap saja dia tidak bisa di mata pelajaran tersebut,
malah terkadang pada mata pelajaran bahasa inggris dia gunakan untuk membolos,
karena dia merasa jenuh dan tidak mengerti, dan dia mengaku tidak ada rasa menyesal
setelah membolos.
Kemudian dia juga mengaku bahwa mata pelajaran ekonomi sulit untuknya,
menurutnya dari faktor guru yang mengajar. Baginya guru tersebut galak dan
menakutkan. Pada pelajarn ini dia mengaku tidak berani membolos karena faktor dari
guru tersebut.
Lalu dia menceritakan bahwa dia ingin melanjutkan ke Perguruan tinggi,
jurusan Pendidikan Olah raga. Dia bertekat agar dapat diterima di Jurusan Olah Raga,
karena ingin mengembangkan bakatnya dibidang olah raga. Sebenarnya dia ingin
masuk kesekolah bola, tetapi karena faktor kendaraan jadi dia terpaksa harus sekolah
9
di SMA, orang tuanya selalu mendukung jika dia akan melanjutkan ke Perguruan
tinggi.
Hobbynya bermain sepak bola yang membuat dia kurang begitu
memperhatikan sekolah, jika dirumah dia mengaku belajar ketika ada ujian saja,
padahal orang tuanya sering perhatian dalam hal pendidikan, keinginannya juga selalu
dipenuhi oleh orang tuanya. Dan dia mengaku kegiatan diluar sekolah hanya bermain
sepak bola.
Saya tidak banyak mewawancarainya, karena keterbatasan waktu yang
diberikan oleh guru BK, dan ketika saya mewawancarai guru BK, Wali kela, dan
teman sekelasnyapun jawabannya sama, X memang gemar bermain sepak bola, dan
hal itulah yang menyebabkan nilainya dibawah nilai teman-temannya.
Pada saat mewawancarai teman sekelas si X
Menurutnya, si X memang gemar bermain bola, sehingga dalam mata
pelajarannya agak sedikit terganggu, sebenarnya dia adalah anak yang rajin, dia juga
sering mengajak teman-teman, tetapi karena keadaan kelas yang kurang kompak
sehingga menjadikan si X malas untuk belajar bersama, kelemahannya pada mata
kuliah bahasa inggris dan ekonomi. Pada mata pelajaran bahasa inggris si X gunakan
untuk membolos, karena tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, meskipun sudah
belajar dengan sungguh. Si X baik dalam bergaul dengan teman-temannya juga si X
baik, tidak membeda-bedakan temannya.
Pada saat wawancara dengan wali kelas
Wali kelas mengaku bahwa si X memang baik, dia gemar bermain bola,
“football is number one” itu kata-kata si X. Wali kelas mengaku sudah menasihati
agar berhenti dahulu dalam dunia bolanya, tetapi kerena memang itu hobby dia jadi
tidak mudah untuk menyingkirkan hobynya sementara itu.
Pada saat wawancara dengan guru BK
Sepak bola, itu kata-kata guru BK saat pertama kali saya mengeluarkan
analisis leger. Menurutnya, dia susah sekali untuk dijauhkan dengan yang namanya
sepak bola, karena sudah hoby. Guru BK hanya dapat memantau perkembangan
belajar misalnya dengan cara mengecek kehadiran X pada saat jam tambahan pulang
sekolah. Dari orang tuanya, dia berasal dari keluarga yang baik-baik, Karena ibunya
10
selalu memantau lewat saya, atau wali kelasnya. Orang tuanya mengeluh Karena
sepak bolanya itu yang selalu diutamakan oleh dirinya. Kedepannya guru BK akan
terus memantau dan membimbing agar dia slalu giat belajar.
C. Melakukan Treatment
Sekolah atau guru BK khususnya dapat memberikan berbagai layanan seperti
layanan individual, kelompok, dan layanan klasikal.
a. Layanan Individual
Adalah salah satu kegiatan layanan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan
dirinya sehingga mampu mengoptimalkan apa yang dimilikinya.
b. Layanan Kelompok
Menurut prayitno (1995 : 61) bahwa bimbingan kelompok adalah memanfaatkan
Dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan
kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada individu melalui
kelompok.
c. Layanan klasikal
Bimbingan klasikal dapat diartikan sebagai layanan yang diberikan kepada semua
siswa. Hal ini menunjukan bahwa dalam proses bimbingan program sudah disusun
secara baik, dan siap untuk diberikan kepada siswa secara terjadwal, kegiatan ini
berisi informasi yang diberikan oleh seseorang pembimbing kepada siswa secara
kontak langsung terutama pemahaman siswa terhadap materi yang perlu disampakan.
Layanan bimbingan klasikal berbeda dengan mengajar, didalam layanan klasikal ada
ketentuan dalam pelaksanaannya.
11
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga
tidak bisa belajar sebagaimana mestinya, yang berdampak pada keberhasilan belajar.
Dan keberhasilan belajar itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor
Internal (yang berasal dai diri sendiri) dan faktor Eksternal ( yang berasal dari
lingkungan).
B. Saran
Saran saya, yang terpenting yaitu bagaimana kita bisa menelaah dengan baik
perkembangan siswa, mendiagnosa perkembangan anak didik merupakan hal yang
mutlak yang harus dilakukan. Dengan demikian kita akan dapat mengetahui kesulitan
apa yang sedang dialami oleh siswa.
Dalam melakukan bimbingan kesulitan belajar hendaknya dilakukan secara
serius dan melibatkan banyak banyak pihak. Bagi orang tua, sangatlah penting untuk
memberikan perhatian agar anak tersebut dapat memaksimalkan kemampuannya.
Bagi guru ( guru maple, wali kelas dan guru BK), hendaknya dalam dalam meberikan
bimbingan perlu memperhatikan beberapa aspek, agar proses bimbingan tersebut
berjalan dengan baik, bagi temannya, alangkah lebih baik jika seorang teman
memberikan motivasi kepada teman yang mempunyai maslah dalam belajarnya, atau
memberikan bantuan semampunya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dilt Robert dan Jennifer Dilt. 2004. Strategi Mengatasi Kesulitan Konsentrasi Anak. Prestasi Pustaka: Jakarta
Rifa’i Achmad dan Tri Anni Cathrina.2012. Psikologi Pendidikan. Unnes Press: Semarang
Silberman Mel. 2009. Active Learning. YAPPENDIS: Yogyakarta
Supriyono, Widodo dan Abu Ahmadi. 2004. Psikologi Belajar. PT RINEKA CIPTA.
Jakarta
Sutoyo, Anwar. 2012. Pemahaman Individu. PUSTAKA PELAJAR. Yogyakarta
13
LAMPIRAN
14
Biodata siswa yang mengalami kesulitan belajar
Nama : X
Jenis kelamin : Laki-laki
Kelas : XII IPS 1
Alamat : Kelang Depok, Rt 01 Rw 02 Bodeh, Pemalang
Hobby : Bermain sepak bola
Cita-cita : Guru
No. Hp : 085712173020
Ayah : bpk. Sugianto
Ibu : ibu. Tuti Indarti
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Guru TK
Latar Belakang Keluarga
Si X berasal dari keluarga yang cukup dalam artian, dia adalah anak semata wayang
dari bapak Sugianto dan ibu Tuti Indarti. Pekerjaan ayahnya yaitu wirswata, dan ibunya
bekerja sebagi guru TK. Kedua orang tua X ini selalu memantau X lewat wali kelas atau
guru BK. Orang tua X sangat mendukung X melanjutkan keperguruan tinggi dengan
mengmbil jurusan pendidikan olah raga.
15
Panduan Wawancara
1. Tujuan wawancara : Mengungkap tentang kesulitan belajar siswa
2. Kode subyek (interview): A/B/C/D/E (coret yang tidak perlu)
3. Interviewer : Bekti Sri Mulyani
4. Interviewee : X
5. Pelaksanaan:
a. Hari/tanggal : sabtu, 30 november 2013
b. Jam : 08.30-
c. Kondisi subyek pada saat interview dilakukan: sehat
1. Aspek Educational Problem
a. Apakah anda mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran?
Jawab: iya, benar saya mengalami kesuitan pelajaran, pada mata pelajaran bahasa
inggris dan ekonomi khususnya mba.
b. Bagaimana cara belajar saudara?
Jawab: saya belajar terus, tetapi tetap saja tidak bisa, padahal saya kalau dirumah
belajar, terkadang saya juga mengajak teman-teman kelas untuk kelompokan,
tetapi kelas saya tidak kompak apalagi yang perempuannya, mereka tidak mau
berbaur untuk belajar bersama.
2. Aspek Vocational Problem
a. Apa cita-cita anda? Coba ceritakan cara mewujudkannya!
Jawab: cita-cita saya jadi guru, khususnya guru olah raga, karena saya suka olah
raga dan tentunya saya menyukai sepak bola. Cara mewujudkannya ya dengan
saya berlatih .
b. Apakah orangtua anda mendukung belajar anda?
Jawab: orang tua saya mendukung, beliau suka memantau saya, beliau ingin saya
menjadi yang terbaik untuk beliau.
3. Aspek Sosial Problem
a. Apakah anda suka berdiskusi dengan teman anda dalam hal mata pelajaran?
16
Jawab: saya suka berdiskusi dengan teman saya khususnya yang laki-laki tetapi
tetap saja tidak bisa, Karena sama-sama tidak bisa.
b. Siapakah guru yang anda kurang sukai? Apa alasannya?
Jawab: guru ekonomi mba, gurunya galak. Terlalu disiplin, itu yang membuat
saya takut dan tidak bisa mengikuti pelajarannya.
4. Aspek Personal Problem
a. Apakah anda nyaman dengan cara belajar anda?
Jawab: sebenarnya kurang nyaman, tetapi saya sudah belajar sesuai dengan
kemampuan saya, tapi hasilnya masih kurang memuaskan.
b. Apakah anda percaya diri?
Jawab: saya merasa sudah percaya diri dan tidak malu-malu.
c. Bagaimana cara mengatasi gangguan belajar anda?
Jawab: harusnya teman-teman saya kompak dan harus saling membantu sehingga
kita selalu bersama saling membantu teman yang tidak bisa seperti saya ini.
d. Bagaimana sikap anda jika ada teman yang bertanya tentang masalah pelajaran?
Jawab: biasa saja, terkadang jika saya ingin bertanya bingung ingi tanya apa, jadi
saya lebih baik mendengarkan temna-temna yang sedang bertanya.
5. Aspek Morality Problem
a. Apa saja yang saudara dapatkan di sekolah ?
Jawab: banyak, yang saya dapatkan ya tentunya ilmu, teman-teman saya juga
senang dapat bersekolah, Karena masih banyak orang-orang yang tidak bisa
bersekolah seperti saya.
b. Bagaimana sikap anda jika banyak tugas?
Jawab: ya saya merasa stress, arena tidak dapat membagi waktu dengan berman
sepak bola, apalagi temannya tidak kompak
c. Bagaimana perasaan anda jika ada salah satu guru mapel yang memarahi anda
karena anda tidak dapat mengikuti pelajarannya dengan baik?
Jawab: memang saya tidak paham dengan apa yang diterangkan ya saya trima
saja, tetapi tetap saya belajar sedikit-sedikit saya mau belajar.
Panduan wawancara untuk orang tuaa. Bagaimana belajar adik di rumah?
b. Mengapa adik bisa mendapatkan nilai rendah? Apa penyebabnya?
c. Bagaimana hubungan ibu dan bapak terhadap adik?
17
Panduan wawancara untuk guru mapel
a. Bagaimana siswa X mengikuti pelajaran bapak/ibu?
b. Menurut anda apa faktor yang menyebabkan X mendapatkan nilai yang rendah?
c. Bagaimana cara mengajar bapak di kelas?
Panduan wawancara untuk guru BK
a. Bagaimana siswa X mengikuti pelajaran bapak/ibu X?
Jawab: sebenarnya dia bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran tersebut,
tetapi memang dalam dua pelajaran antara ekonomi dan bahasa inggris dia
sulit untuk menangkapnya, padahal saya sudah bersi keras untuk memberi
masukan-masukan agar dia mau berlatih terus menerus, tetapi prioritas
utamanya bermain sepak bola.
b. Menurut anda apa faktor yang menyebabkan X mendapatkan nilai yang
rendah?
Jawab: sebenarnya, jika dia meminimalisirkan bermain sepak bolanya itu, dia
pasti bisa dengan terus belajar, tetapi karena adanya faktor bermain bola
tersebut, jadi memang susah.
c. Bagaimana cara mengajar guru x sehingga anak ini mendapatkan nilai rendah?
Jawab: guru ekonomi ini memang disiplin, sebenarnya tidak galak, hanya saja
terkadang siswa yang tidak paham dalam penyampaian materinya, karena itu
tadi, guru tersebut memang disiplin dalam mengajar, beliau tidak suka
bercanda, beliau serius dalam mengajar.
Jadi, dari hasil analisis keseluruhan yaitu, faktornya adalah faktor intern karena
hobbynya bermain sepak bola dan susah dipisahkan dalam bermain sepak bola. Sedangkan
dari faktor keluarga, dia termasuk anak yang beruntung Karena mendapatkan perhatian yang
lebih dari orang tuanya, faktor ekonominya juga mencukupinya, faktor sosialnya bagus, dia
mau berbaur dengan teman-teman siapa saja, dan ketika diwawancarai juga dia terlihat jujur
tidak dibuat-buat.
18
Ketika observer sedang mewawancarai X
19
Ketika observer sedang mewawancarai Teman X
Ketika observer sedang mewawancarai
20
Ketika observer sedang mewawancarai
21