eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i MANAJEMEN CSR...
Transcript of eprints.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i MANAJEMEN CSR...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
MANAJEMEN CSR MELALUI PROGRAM KEMITRAAN OLEH COMMUNITY DEVELOPMENT SUB AREA PT.TELKOM,Tbk SOLO
Oleh
EVI YULIANTI
D0107009
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dosen Pembimbing
Dra. Sri Yuliani, M.Si NIP. 19601009 198601 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini Telah Diuji dan Disahkan Oleh Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1. Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si ( ) NIP. 195310091980032003
2. Drs. Ali, M.Si ( ) NIP.195408301985031002
3. Dra. Sri Yuliani, M.Si ( ) NIP. 19601009 198601 1
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Drs. Pawito, Ph.D NIP. 195408051985031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Allah SWT, Sang Maha Penghendak atas segala
sesuatu, serta pemilik segala rahasia.
Mama tercinta, Kakak ku tercinta Mas Iwan, Andri,
Ipin, Mbak Atik, Desy, Adaw dan Istiqomah atas
segala dukungan, semangat serta kasih sayang, dan doa
yang tak pernah terputus yang senantiasa diberikannya.
Alm. Ayahanda, karenamu aku bisa mengerti dan kuat
menjalani kehidupan ini.
Keponakan ku Azhar .
Muhammad Taufik, yang menyemangati dan menasehati
tiada henti.
Sahabat ku Ratna, Atik, Fitri.
5 Sekawan dan seperjuangan Chintya, Tika, Dian, Tyas.
Teman-temanku sepermainan Santi, Novita,dan seluruh
teman-teman AN 2007 Kelas A.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari satu urusan maka kerjakan urusan selanjutnya dengan sungguh‐
sungguh dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(Q.S.Al Insyirah: 6‐8)
“Man Jadda Wa Jada”
(barangsiapa bersungguh‐sungguh pasti dapat)
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan.
(Mario Teguh)
We Life, We Learn, We Try Hard, We Pray, We Success.
Jenius adalah 1% inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat
menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika
kesempatan bertemu dengan kesiapan.
(Thomas A Edison)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi rabbil’aalamin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Manajemen CSR melalui Program
Kemitraan Oleh CDSA Telkom Solo”. Penulisan skripsi ini merupakan upaya
penulis untuk memenuhi salah satu syarat ujian akhir untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosial Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi
ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dengan sabar, memotivasi, serta memberi banyak masukan
selama ini sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Bpk. Drs. Sudarto, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan nasehat serta bimbingan selama penulis menempuh kuliah.
3. Bpk. Prof. Drs. Pawito, Ph.d, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
4. Segenap Dosen Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UNS, yang telah
mencurahkan ilmunya
5. Bapak Agus Suhartanto, selaku Manager CD Area IV Jateng & DIY yang
telah memberikan kesempatan dan kemudahan di dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Bapak Agus M.Munajat selaku OFFICER 1- PKBL CDSA Telkom Solo yang
telah memberikan kesempatan dan kemudahan di dalam penyusunan skripsi
ini.
7. Bapak Irsan Gunardi selaku OFFICER-2 PKBL CDSA Telkom Solo yang
telah memberikan kesempatan dan kemudahan di dalam penyusunan skripsi
ini.
8. Ibu Rahma sovia selaku Administrasi CDSA Telkom Solo yang telah
memberikan kesempatan dan kemudahan di dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Mintorogo,SE, Bapak Budi Santoso, Bapak Basuki, Bapak Sumartoyo,
Bapak M.Nur Wathoni, Bapak Suwarno, Ibu Indarwati, Ibu Agnes Sri
Widyaningsih selaku mitra binaan program kemitraan CDSA Telkom Solo
atas kesediaan pemberiaan informasi yang penulis butuhkan dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Seluruh teman-teman Administrasi Negara angkatan 2007.
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang menuju ke arah perbaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
skripsi ini akan penulis perhatikan. Meskipun demikan, penulis berharap agar
penelitian ini dapat dijadikan bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam
dan dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Surakarta, 27 Juli
2011
Evi Yulianti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
ABSTRAK ........................................................................................................ xii
ABSTRACT...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 13
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 13
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 15
A. Manajemen ........................................................................................ 15
1. Perencanaan......................................................................................... 16 2. Pengorganisasian ................................................................................. 17 3. Penggerakkan/Pelaksanaan.................................................................. 19 4. Pengendalian/ Evaluasi........................................................................ 22
B. Konsep Corporate Social Responsibility......................................... 24
C. Program Kemitraan.......................................................................... 29
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan CSR Program
Kemitraan .......................................................................................... 33
E. Manajemen CSR melalui Program Kemitraan.............................. 39
F. Kerangka Berfikir............................................................................. 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 46
A. Jenis Penilitian .................................................................................. 46
B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 47
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 47
D. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 49
E. Analisis Data. .................................................................................... 50
F. Validitas Data ................................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 55
I. Deskripsi CDSA Telkom Solo................................................................ 55
A. Sejarah Telkom ................................................................................. 55
B. Visi dan Misi PT.Telkom.................................................................. 57
C. Logo PT.Telkom................................................................................ 58
D. Profile PT.Telkom............................................................................. 60
E. Tujuan Perusahaan........................................................................... 61
F. Lokasi Community Development Sub Area PT.Telkom............... 62
G. Visi, Misi dan Strategi CDC PT.Telkom......................................... 62
H. Kebijakan Tanggung Jawab Sosial PT.Telkom ............................. 62
I. Tujuh pilar Tanggung Jawab Sosial PT.Telkom ........................... 63
J. Penghargaan Tanggung Jawab Sosial PT.Telkom ........................ 66
II. Pembahasan............................................................................................. 67
A. Perencanaan Program Kemitraan CDSA Telkom Solo ...................... 67
B. Pengorganisasian Program Kemitraan CDSA Telkom Solo............... 74
C. Pelaksanaan Kegiatan Program Kemitraan CDSA Telkom Solo ....... 84
D. Pengawasan / Evaluasi Kegiatan Program Kemitraan CDSA Telkom
Solo ..................................................................................................... 121
III. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proram kemitraan di
CDSA Telkom Solo .................................................................................. 129
BAB V PENUTUP......................................................................................... 136
Kesimpulan .................................................................................................... 136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Saran .............................................................................................................. 142
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Penyaluran Dana Kemitraaan triwulan I- IV /2009 CDSA PT.TELKOM,tbk Solo............................................................ 6
TABEL 4.1 Laporan PKBL(Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) Community Development Sub Area Telkom Solo Tahun 2010 ………………………………………………………………..... 65
TABEL 4.2 Rencana Kegiatan Program Kemitraan Community Development Sub Area Telkom Solo Tahun 2010-2011.……………………. 72
TABEL 4.3 Penyaluran Dana Program Kemitraan CDSA Telkom Solo Tahun 2004 - Triwulan I/Maret 2011.............................................. 90
TABEL 4.4 Data Proposal Pengajuan Program Kemitraan CD Sub Area Telkom Solo Triwulan I/ 2011………………………………… 92
TABEL 4.5 Daftar Usulan Penetapan Calon Mitra Binan CD Sub Area Solo Bulan Maret Triwulan I/ 2011…………………………………. 95
TABEL 4.6 Penyaluran Dana Program Kemitraan CD Sub Area Solo Bulan Maret / Triwulan I/ 2011……...……………………………….. 97
TABEL 4.7 Tunggakan angsuran pinjaman Program Kemitraan CDSA Telkom Solo. Per Triwulan I/ Maret 2011……………………………...108
TABEL 4.8 Kegiatan Pembekalan CD Sub Area Solo Tahun 2010- Triwulan I/ 2011……………………………………………………………. 110
TABEL 4.9 Kegiatan Pelatihan CD Sub Area Telkom Solo Pada Tahun 2010- Triwulan-I 2011……………………………………………….. 113
TABEL 4.10 Kegiatan Pameran CD Sub Area Telkom Solo Pada Tahun 2010- Triwulan-I……………………………………………….…...... 116
TABEL 4.11 Laporan Perolehan Kinerja NPL & Collection CD Sub Area Telkom Solo Periode Januari- Desember 2010……….…................................................................... 124
TABEL 4.12 Laporan Tahunan Kegiatan Program Kemitraan CD Sub Area Telkom Solo Triwulan I-IV Tahun 2010………………..…… 124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
Gambar2.1 Kerangka Berfikir…………................................................... 44
Gambar 3.1 Model Analisa Interaktif………..………………………........... 53
Gambar 4.1 Logo PT.Telekomunikasi Indonesia……………..…………….. 58
Bagan 4.1 Struktur Organisasi CDC PT.Telekomunikasi Indonesia.…... 75
Bagan 4.2 Struktur Organisasi CDSA Telkom Solo………………..…….. 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAK Evi Yulianti, D0107009, Manajemen CSR melalui program kemitraan oleh Community Development Sub Area PT.Telkom,tbk Solo, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.
CSR Program Kemitraan PT. Telkom, Tbk. bertujuan untuk mengembangkan potensi usaha kecil dan koperasi agar menjadi tangguh dan mandiri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen CSR/PKBL melalui program kemitraan oleh CDSA Telkom Solo serta faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program kemitraan.
Penelitian ini adalah jenis penelitian studi deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk meggambarkan dan menganalisa data secara mendalam. Lokasi penelitian berlokasi di CDSA Telkom Solo.Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara dan study dokumentasi (telaah dokumen). Validitas data menggunakan teknik pengujian triangulasi data, yaitu triangulasi sumber. Analisa data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen CSR/PKBL melalui program kemitraan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan secara umum telah dilaksanakan. Perencanaan program kemitraan dilaksanakan oleh CDC pusat Telkom Bandung dan CD Area menggunakan pendekatan Bottom up yang melibatkan stakeholders internal, yaitu karyawan, direksi,serta stakeholders eksternal yaitu pemegang saham, masyarakat, dan pemerintah. Kegiatan perencanaan meliputi penyusunan rencana kegiatan dan kerja anatara lain: kegiatan penyaluran, pembinaan dan pelatihan serta menentukan sasaran dan tujuan. Setelah rencana ditetapkan tahap selanjutnya adalah sosialisasi kegiatan melalui media internet. Pengorganisasian, stuktur organisasi garis komando dilakukan oleh SGM CDC Pusat kepada Manager Area yang dilanjutkan kepada Officer CDSA sebagai pelaksana. Dalam pelaksanaan penggerakkan terdapat beberapa kegiatan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam program kemitraan adalah pemberian bantuan pinjaman dan bantuan dana hibah/ khusus pada mitra binaan berupa pembinaan sebagai pendampingan. Pengawasan program kemitraan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh CDSA Telkom Solo kepada mitra binaan dengan melakukan tinjauan langsung, kegiatan sarasehan, dan pengumpulan laporan keuangan usaha setiap triwulan. Dalam pelaksanaan program kemitraan di CDSA Telkom Solo terdapat beberapa faktor yang menghambat antara lain: kapasitas masyarakat, yaitu kurangnya inovasi dan kreatifitas mitra binaan dalam mengembangkan usaha, kurangnya kesadaran mitra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
binaan yang macet untuk menyelesaikan kewajiban membayar pinjaman kepada perusahaan, terbatasnya jumlah dana target penyaluran yang tersedia yang menyebabkan tidak semua calon mitra binaan yang mengajukan pinjaman dapat terpenuhi, teknologi system komputerisasi yang sering eror sehingga menghambat pekerjaan petugas dalam mengolah data, sertabencana alam yang dapat menyebabkan kebangkrutan usaha mitra binaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRACT
Evi Yulianti, D0107009. CSR management through partnership program by Community Development of Sub Area PT. Telkom Tbk Solo. Thesis, Administration Department, Social and Political Sciences Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, 2011.
CSR of Partnership Program of PT. Telkom Tbk aims to develop the potential of small-scale business and cooperative into the firm and independent ones. This research aims to find out the management of CSR/PKBL through the partnership program by CDSA of Telkom Solo as well as the factors inhibiting the implementation of partnership program.
This research belongs to a descriptive qualitative study taken place in CDSA Telkom Solo. The data collection was done using observation, interview and document study technique. Data validation was done using data and source triangulations technique. The data analysis was done through three stages: data reduction, data display and conclusion drawing or verification.
The result of research shows that the CSR/PKBL management through the partnership program including planning, organizing, implementing, and overseeing has been generally implemented. The partnership program planning is done by central CDC of Telkom Bandung and CD area using Bottom-up approach involving internal stakeholders such as employees, director board, as well as external stakeholder such as shareholders, society, and government. The planning activity includes arranging the activity and work plan encompassing: distribution, counseling and training activity as well as target and objective determination. After the plan is determined, the next stage is socialization of activity through internet media. Organizing, the command line organizational structure is done by SGM of Central CDC to the Area Manager forwarded to the Officer of CDSA as the executor. In implementing the mobilization, there are several activities. The activity carried out in partnership program includes the loan and special grant giving to built partner in the form of counseling. The partnership program overseeing is done both directly and indirectly by CDSA of Telkom Solo to the built partner by direct observation, gathering, and by compiling the financial quarterly statement compilation. In implementing the partnership program in CDSA of Telkom Solo, there are several factors affecting: society capacity including the lack of innovation and creativity among the built partner in developing business, the lack of built partners who do not fulfill their obligation of repaying their loan to the company, the limited amount of available distribution target leading to not all prospective built partners applying credit can be fulfilled, the frequently troubled computerization system technology so that it inhibits the officer’s work in processing data, as well as natural disaster that can result in built partner’s business bankruptcy.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dari masyarakat
sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resipirokal (timbal balik)
antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah
pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan
harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan pembangunan bangsa.
Dua aspek penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara
keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah
perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
Dari aspek ekonomi, perusahaan harus berorientasi untuk mendapatkan
keuntungan (profit) dan dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan
kontribusi secara langsung kepada masyarakat yaitu meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Perusahaan tidak hanya dihadapkan
pada tanggung jawab yang berpijak pada perolehan keuntungan/ laba
perusahaan semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial dan
lingkungannya. Jika masyarakat (terutama masyarakat sekitar) menganggap
perusahaan tidak memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya serta tidak
merasakan kontribusi secara langsung bahkan merasakan dampak negatif dari
beroperasinya sebuah perusahaan maka kondisi itu akan menimbulkan resistensi
masyarakat atau gejolak sosial. (Jurnal Implementasi CSR untuk mendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pembangunan berkelanjutan, Vol 4 No.2 hal 123-130.2008). Komitmen
perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan
memperhatikan aspek financial atau ekonomi, sosial, dan lingkungan itulah
yang menjadi isu utama dari konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
demi tercapainya sebuah keseimbangan dunia usaha antara pelaku dan
masyarakat sekitar, yang menuntut para pelaku bisnis dan perusahaan untuk
menjalankan usahanya dengan semakin bertanggung jawab.
Perubahan lingkungan yang sangat dinamis, baik yang dipicu oleh
kekuatan lingkungan eksternal maupun internal telah memaksa para pelaku
bisnis untuk tidak saja harus selalu meningkatkan laba dan kinerja, tetapi juga
harus peduli terhadap problem sosial. Semakin besarnya kekuasaan para pelaku
bisnis membawa dampak yang sangat signifikan terhadap kualitas kehidupan
manusia, baik individu, masyarakat, maupun seluruh kehidupan ini. Fenomena
inilah yang menjadi isu tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai sebuah gagasan menjadikan perusahaan tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu
nilai perusahaan (corporate value) yang menekankan bahwa tanggung jawab
bukan lagi sekedar aktivitas ekonomi atau kondisi keuangannya (financial) saja
untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnis. Tetapi tanggung jawab
perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, yaitu juga memperhatikan
masalah sosial dan lingkungan. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin
nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable), tetapi juga
memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Kesadaran tentang pentingnya memperhatikan Corporate Social
Responsibility (CSR) ini menjadi tren global seiring dengan semakin
maraknya kepedulian masyarakat global terhadap perusahaan yang
memperhatikan kaidah-kaidah sosial, lingkungan hidup dan prinsip-prinsip
HAM.
Corporate Social Responsibility (CSR) kini dianggap penting untuk
menjembatani dan memperkecil jurang antara lapisan masyarakat kaya dan
miskin di berbagai pelosok dunia. Teorinya sederhana, bahwa tidak ada
perusahaan yang dapat maju apabila berada di tengah masyarakat miskin atau
di lingkungan yang tidak menunjang eksistensinya. “Forum Ekonomi Dunia
melalui Global Govermance Initiative menggelar World Business Council For
Sustainablle Development di New York pada tahun 2005, salah satu deklarasi
penting disepakati bahwa CSR jadi wujud komitmen dunia usaha untuk
membantu PBB dalam merealisasikan Millennium Development Goalds
(MDGs). Adapun tujuan utama MDGs adalah mengurangi separuh kemiskinan
dan kelaparan ditahun 2015. Pantas untuk dicatat tujuan ini jelas sangat berat,
mengingat pertumbuhan dunia bisnis terus meningkat, tetapi kemiskinan justru
bertambah. Human Depelopment Report tahun 2005 (HDR) melaporkan, 40%
penduduk dunia atau 2,5 milyar jiwa hidup dengan upah dibawah US$
2/hari/kapita. Total upah ini nilainya setara dengan 5% pendapatan dunia,
setiap hari 1200 anak-anak mati karena kelaparan. HDR mensinyalir 10%
orang terkaya di dunia menguasai 54% total pendapatan dunia yang 500 orang
dari 10% terkaya itu, hartanya lebih besar ketimbang kekayaan 416 juta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
penduduk termiskin (Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007.
Chairil N. Siregar). Untuk mengatasi kemiskinan ini pihak perusahaan perlu
menyisihkan uang dari keuntungan yang diperoleh tetapi bukan dimasukan
kedalam biaya investasi yang harus ditanggung pemerintah.Penerapan CSR
sebagai sebuah sebuah standar beroperasinya perusahaan dapat menjadi salah
satu jalan atau upaya untuk tutur mengurangi dari dampak masalah tersebut.
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
perwujudan komitmen yang dibangun oleh perusahaan untuk memberikan
kontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan.
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia bukan lagi
merupakan discretionary businesss practice, melainkan pelaksanaannya sudah
diatur oleh undang-undang (bersifat mandatory). Corporate Social
Responsibility sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 ayat 1-4
dijelaskan sebagai berikut:
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaiamana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan
lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Bagi pemerintah Indonesia, istilah CSR lebih dikenal dengan istilah
kemitraan dan bina lingkungan. Hal yang terkait dengan pengembangan usaha
kecil terdapat pada bidang kemitraan sedangkan mengenai lingkungan
masyarakat (seperti: bantuan bencana alam, bantuan kesehatan, bantuan sarana
umum dsb) terdapat pada bidang bina lingkungan. Dalam PER-05/MBU/2007
pasal 2 dinyatakan bahwa ; (1) Perum dan persero wajib melaksanakan
program kemitraan dan program bina lingkungan dengan memenuhi
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini, (2) Persero Terbuka
dapat melaksanakan program kemitraan dan program bina lingkungan dengan
berpedoman pada peraturan ini yang ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
CSR yang ditekankan dalam peraturan diatas merupakan pelaksanaan
bidang kemitraan dan bina lingkungan yang memiliki tujuan yang berbeda.
Bina lingkungan lebih kepada permasalahan lingkungan hidup yang bersifat
filantropis, sedangkan bidang kemitraan lebih kepada pemberdayaan ekonomi
lokal yang bersifat peningkatan kapasitas. Yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah pelaksanaan pada bidang kemitraan yang memiliki tujuan
pemberdayaan ekonomi lokal. Pemberdayaan ekonomi lokal berarti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
memampukan masyarakat sekitar agar dapat mandiri secara ekonomi atau
setidak-tidaknya memberikan pemacu agar terjadi perkembangan ekonomi di
daerah tersebut.
Pemberdayaan ekonomi lokal ini menjadi sangat penting karena sektor
usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan sektor yang memiliki peranan
penting di dalam perekonomian Indonesia. Kemampuannya untuk tetap
bertahan di masa krisis ekonomi merupakan bukti bahwa sektor UKM ini
merupakan bagian dari sektor usaha yang cukup tangguh. Setidaknya terdapat
tiga alasan yang mendasari Negara berkembang belakangan ini memandang
penting keberadaan UKM (Berry,dkk,2001). Alasan pertama adalah karena
kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang
produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai
peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi.
Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam
hal fleksibilitas ketimbang usaha besar.
Kuncoro (2002: 183) menyebutkan bahwa usaha kecil dan usaha
rumah tangga di Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyerap
tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan
rumah tangga. Sebagai gambaran, walaupun secara rata-rata selama periode
1997-2005 sektor UKM memberikan kontribusi terhadap output nasional
hanya sebesar 56,4% tetapi kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja
mencapai hingga 98%. Menurut Hoselitz (1959), Sektor UKM di negara
berkembang merupakan sektor yang labor intensive sehingga sektor ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
diharapkan dapat mengatasi masalah pengangguran di Negara berkembang.
Selain labor intensive, UKM sering dikenal sebagai mesin pertumbuhan
ekonomi, banyak sisi kebaikan yang dapat diambil dari UKM khususnya
dalam mendorong pembangunan di negara-negara berkembang.
Dengan banyaknya keuntungan inilah, maka CSR bidang kemitraan
haruslah sangat diperhatikan pelaksanaannya baik oleh pemerintah maupun
oleh perusahaan-perusahaan besar. Tetapi selain kebaikan-kebaikan yang
dimiliki oleh usaha kecil dan menengah, usaha kecil juga dihadapi berbagai
persoalan-persoalan. Persoalan utama yang dihadapi usaha kecil di Indonesia
yaitu (Hasfah,2004:116):
1) Faktor Internal
1. Kurangnya permodalan;
2. Sumber daya manusia terbatas kemampuannya dalam manajemen
karena pendidikan yang rendah;
3. Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar, karena
produk yang dihasilkan umumnya jumlahnya sangat terbatas dan
mempunyai kualitas yang kurang kompetitif.
2) Faktor Eksternal
1. Iklim usaha yang belum kondusif karena masih terlihat adanya
persaingan kurang sehat antara pengusaha kecil dan pengusaha
besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Terbatasnya sarana dan prasarana usaha karena kurangnya akses
terhadap informasi dan perkembangan teknologi.
3. Implikasi perdagangan bebas dengan adanya AFTA tahun 2003
dan AOEC tahun 2020 serta standar kualitas produk harus
memenuhi ISO 9000 maupun isu lingkungan (IS0 14000), maka
usaha kecil dan menengah makin sulit bersaing di pasar global,
karena peraturan-peraturan tersebut sering digunakan oleh Negara
maju secara tidak fair dalam bentuk non tariff barier to trade.
4. Sifat produk dengan lifetime pendek.
5. Terbatasnya akses pasar.
Kelemahan-kelemahan ini haruslah diperhatikan oleh perusahan besar
agar dapat diatasi sehingga dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Untuk itu salah satu perusahaan yang menerapkan CSR adalah
PT.TELKOM,tbk sebagai suatu perusahaan BUMN di Indonesia. TELKOM
telah memiliki klasifikasi program TELKOM CSR dalam 7 (tujuh pilar
program yaitu: pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan keadaban, kemitraan,
layanan umum, lingkungan, serta bantuan kemanusiaan dan bencana alam.
Diantara ketujuh pilar program CSR tersebut, peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut tentang manajemen pelaksanaan CSR dalam program
kemitraan, khususnya yang dilaksanakan oleh CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.
Ketertarikan ini didasari karena program kemitraan merupakan kegiatan
pemberdayaan usaha kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan mandiri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sehingga dirasa relevan dengan banyaknya industri dan usaha-usaha kreatif
yang semakin berkembang di kota Solo.
Melihat perkembangan Usaha kecil dan menengah (UKM) di Solo
tumbuh hingga 200% pada awal tahun 2011. Pesatnya pertumbuhan ini dipacu
kondisi ekonomi yang membaik dan iklim usaha yang semakin kondusif. Hal
ini tidak terlepas dari kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahan-perusahan.
Seperti yang disampaikan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
(HIPMI) Solo, Farid Sunarto, di sela Kongres Nasional dan launching
ASPAPI:
“Jika melihat iklim usaha yang kian kondusif. Tingkat pertumbuhan UKM sangat signifikan sampai hingga dua ratus persen. Berarti iklim usaha di Solo sangat baik. Dilihat dari interaksi sektor-sektor tertentu yang bergerak dinamis,” (http//: www.Seputar Solo.com, 29 Maret 2011).
Hal ini juga ditambahkan oleh Bapak Jokowi sebagai walikota, dalam
acara Seminar Academic Corner di FISIP UNS pada tanggal 28 Juni 2011
berikut penuturannya:
“Perkembangan UKM di Kota Solo merupakan salah satu penyumbang APBD terbesar dibandingkan sektor lain, untuk tahun 2010 UKM, memberikan 19,2 Milyar, sehingga kota Solo diharapkan dapat menjadi kota UKM.”(Seminar Academic Corner FISIP UNS, 28 Juni 2011).
Dengan melihat pertumbuhan UKM yang pesat di Kota Solo, model
CSR/PKBL bidang program kemitraaan sangat tepat diterapkan untuk lebih
memacu pertumbuhan UKM di Kota Solo. Bukti nyata Tanggung Jawab
Sosial PT.Telkom,tbk Solo yang relatif penting yaitu kepada masyarakat
melalui CSR program kemitraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Program kemitraan TELKOM bertujuan untuk mendorong kegiatan
atau pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pemerataan pembangunan melalui
perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta peningkatan taraf
hidup masyarakat, baik antara perusahaan dan mitra binaan maupun antar
mitra binaan sehingga membawa manfaat bagi kelangsungan usaha. Oleh
karena itu, perlu dikembangkan potensi usaha kecil dan koperasi agar menjadi
tangguh dan mandiri, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
serta mendorong tumbuhnya kemitraan antara usaha besar (BUMN) dengan
usaha kecil dan koperasi,.
Selain itu, TELKOM juga memberikan bantuan dana bergulir terhadap
pengusaha kecil. Dana yang diberikan oleh TELKOM ini diharapkan dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan modal dan investasi. Disamping mengejar
pemasukan uang (revenue), PT.TELKOM,tbk menyisihkan sebagian labanya
guna membantu pemberdayaan komunitas masyarakat (community) dalam
program kemitraan dengan usaha kecil (mikro). Dalam triwulan I-IV/2009
PT.TELKOM,tbk Solo telah menggulirkan dana bergulir untuk dialokasikan
kepada 1064 orang mitra binaan CDSA TELKOM Solo yang lolos seleksi.
Total dana yang disalurkan dalam triwulan I-IV/2009 sebesar
RpRp.19.913.400.000,- dengan perincian pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Tabel 1.1
Penyaluran Dana Kemitraaan triwulan I- IV /2009 CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.
No Segmen Jumlah mitra binaan
Jumlah dana
1 Industri 117 Rp.2.521.500.000 2 Perdagangan 500 Rp.8.966.500.000 3 Jasa 395 Rp.7.386.100.000 4 Pertanian 6 Rp.60.000.000 5 Peternakan 38 Rp.658.800.000 6 Perikanan 2 Rp.70.500.000 7 Lainnya 6 Rp.250.000.000 Jumlah 1064 Rp.19.913.400.000
(Sumber: SIMPK CDSA Telkom Solo)
Dengan adanya bantuan pinjaman program kemitran yang telah
digulirkan oleh CDSA Telkom Solo diharapkan dapat membantu untuk
memberdayakan dan membantu UKM di sekitar wilayah operasional
PT.Telkom Solo . Sehingga untuk menjamin eksekusi dan keberhasilan program
kemitraan maka dibutuhkan sebuah manajemen yang baik dalam pengelolaan.
Dengan melihat latar belakang yang ada, penelitian ini akan melihat
bagaimana manajemen CSR melalui program kemitraan oleh CDSA
PT.TELKOM,tbk Solo serta faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk
meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan
mandiri yang berada di sekitar wilayah operasi CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
B. Rumusan Masalah.
Berdasarakan latar belakang yang dipaparkan penulis, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana manajemen CSR program kemitraan yang dilaksanakan
oleh CDSA PT.TELKOM,tbk Solo ?
2. Hambatan apa sajakah yang yang mempengaruhi pelaksanaan dari
CSR program kemitraan di CDSA PT.TELKOM,tbk Solo?
C. Tujuan Penelitian.
1. Mengetahui manajemen pelaksanaan CSR, melalui program kemitraan
oleh Community Development Sub Area Telkom Solo.
2. Menguraikan dan menjelaskan faktor-faktor yang menghambat
pelaksanaan CSR melalui program kemitraan oleh Community
Development Sub Area Telkom Solo.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi
baik secara akademis maupun praktis yaitu :
1. Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan tambahan
informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam studi
Administrasi Negara, khususnya studi mengenai tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) serta peranannya dalam peningkatan dan
kemakmuran rakyat melalui program kemitraan di CDSA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
PT.TELKOM,tbk Solo khususnya dan perusahaan - perusahaan
lainnya yang memiliki tanggung jawab sosial (CSR) terhadap
pengembangan masyarakat.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan
pemahaman penulis mengenai tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR) di CDSA PT.TELKOM, Solo khususnya dan perusahaan –
perusahaan lainnya pada umumnya.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan khususnya
PT.TELKOM,tbk Solo, Pemerintah dan masyarakat mengenai
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang diperlukan guna
menunjang proses pengembangan masyarakat melalui kegiatan
program kemitraan di wilayah kerja khususnya CDSA
PT.TELKOM,tbk Solo secara khusus dan masyarakat Indonesia secara
keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen
Manajemen pada dasarnya adalah merupakan proses kegiatan yang
harus dilakukan dengan menguraikan cara-cara pemikiran yang ilmiah
maupun praktis untuk mencapai tujuan yang akan ditetapkan dengan melalui
kerjasama orang-orang lain dengan menggunakan sumber-sumber yang
tersedia dengan cara yang setepat-tepatnya. Manajemen pada hakekatnya
adalah “achieving goals through others”, pencapaian tujuan dengan melalui
kegiatan orang lain. Sedangkan George R. Terry mendefinisikan manajemen
adalah pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
menggunakan bantuan orang lain (Nawawi 2000:36).
Demikian pula Drucker telah merumuskan pengertian bahwa:”
Manajemen adalah kegiatan spesifik dalam menggerakkan sejumlah orang
agar berlangsung efektif dalam mencapai tujuan organisasi dan organisasi
menjadi produktif” (Nawawi 2000:36).
Pengertian tentang manajemen begitu luas, sehingga dalam
kenyataanya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua
orang. Antara ahli yang satu dengan ahli yang lain mempunyai batasan yang
beragam dan sudut pandang yang berbeda. Menurut Luke C. Ng dalam
Journal of Management Development, Volume: 30, Issue: 1(2011)
menyatakan bahwa “Management means “getting things done effectively
through people”. This implies the importance of leadership and people skills
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
in management practice to achieve optimal results”. (Manajemen berarti
“melaksanakan berbagai hal secara efektif melalui orang lain”. Ini
menyiratkan pentingnya kepemimpinan dan ketrampilan orang-orang didalam
praktek manajemen untuk mencapai hasil yang optimal”.)
Dari definisi-definisi tersebut tampak ada beberapa kesamaan dasar
yang dapat disimpulkan, yaitu manajemen merupakan kemampuan membuat
orang lain melakukan kegiatan tertentu atau bekerja sesuai tujuan organisasi,
dengan mengajak dan menggerakkannya agar bekerja sama secara efektif dan
efisien.
Menurut George R.Terry (1986:37), fungsi-fungsi manajemen terdiri
dari empat macam yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), menggerakkan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Dalam proses manajemen secara keseluruhan mencakup beberapa jenis
aktivitas penting yang berorientasi pada tindakan untuk pelaksanaan/
implementasi program.
1. Perencanaan.
Perencanaan adalah pemilihan sejumlah kegiatan untuk ditetapkan
sebagai keputusan tentang apa yang harus dilakukan dan apa bagaimana
melaksanakannya, serta siapa pelaksananya. Sondang P.Siagian
mendifinisikan perancanaa merupakan usaha sadar dan pengambilan
keputusan yang telah diperhitungkan secara sadar matang tentang hal-hal
yang dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (2004:36).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Hasibuan (1987) mendefinisikan rencana itu sendiri adalah sejumlah
keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Fungsi perencanaan dalam manajemen merupakan merumuskan sasaran,
menetapkan suatu strategi untuk mencapai sasaran ini, dan menyusun
rencana guna mengintegrasikan dan mengkoordinasikan .
Di dalam sebuah pelaksanaan dibutuhkan sebuah koordinasi yang
baik, antar pelaksana. Sehingga dibutuhkan sebuah pengorganisasian
(organizing) dan actuating yang mengintegrasikan dan mengkoordinasikan
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
2. Pengorganisasian / Organizing.
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokkan
orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya (Siagian,2005:60). Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Ketiga, (2005:593). Coordinating: Suatu proses
pengintegrasiaan kegiatan-kegiatan dan target/tujuan dari berbagai unit
kerja dari suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan secara efisien.
(Keban,T,Yeremias,(2004:87). Tanpa koordinasi, individu-individu dan
bagian-bagian yang ada akan bekerja menurut arah yang berlainan dengan
irama/kecepatan yang berbeda-beda, masing-masing bekerja sesuai dengan
kepentingannya yang pada akhirnya dapat mengorbankan kepentingan
organisasi secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
George R.Terry (1986:233) juga mendefenisikan pengorganisasian
sebagai tindakan-tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan
yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama
secara efisien dan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal
melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna
mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Kemudian George R.Terry (1986:233) juga menambahkan bahwa
salah satu tugas penting pengorganisasian adalah mengharmoniskan suatu
kelompok orang-orang berbeda, mempertemukan macam-macam
kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-kemapuan kesemuanya
kesuatu arah tertentu. Harapannya adalah tercapainya sinergisme
(synergism) yang berarti tindakan-tindakan simultan unit individual atau
yang terpisah yang bersama-sama menghasilkan suatu efek total yang
lebih besar dibandingkan dengan jumlah komponen-komponen individual.
George R.Terry (1986:233) mengungkapkan bahwa
pengorganisasian menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi yang
dapat dianggap sebuah kerangka yang merupakan titik pusat sekitar apa
manusia dapat menggabungkan usaha-usaha mereka dengan baik.
Dengan adanya struktur organisasi maka akan dapat diterapkan
siapa yang melaksanakan, bagaimana tugas akan dibagi, dan mekanisme
koordinasi dan formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Dalam
pembagian kerja tersebut akan tampak dengan jelas pengelompokkan
tugas berdasarkan spesialisasi dan departemenisasi, hubungan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
tugas-tugas, susunan hierarkis dan jangkauan wewenang, arus delegasi
wewenang dan tanggung jawab serta memberikan stabilitas dan
kontinuitas yang memungkinkan organisai mempertahankan keluar dan
masuk orang-orang atau tenaga kerja serta mengkoordinasi hubungannya
dengan lingkungannya.
3. Menggerakkan/pelaksanaan (actuating)
Usaha pengorganisasian tidak akan ada output konkrit sampai kita
mengimplementasikan aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang
diorganisasi berupa menggerakkan (actuating). Untuk itulah, diperlukan
tindakan actuating atau usaha untuk menimbulkan action. Menggerakkan
berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya
merupakan pusat sekitar apa aktivitas-aktivitas manajemen berputar.
Actuating merupakan usaha untuk menggerakkan anggota-anggota
kelompok demikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaran-sasaran perusahaan yang bersangkutan dengan sasaran-
sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh para anggota itu ingin
mencapai sasaran-sasaran tersebut (G.R.Terry,1986:313).
Menurut Hadari Nawawi (2000:95), kegiatan
pelaksanaan/actuating yaitu melakukan pengarahan (commanding),
bimbingan (directing), dan komunikasi (commuinication) termasuk
koordinasi.
Pengarahan dan bimbingan adalah kegiatan menciptakan,
memelihara, menjaga/mempertahankan dan memajukan organisasi melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
setiap personil, baik secara struktural maupun fungsional, agar langkah
operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai tujuan organisasi (Hadari
Nawawi, 2000:95). Dari pengertian tersebut terlihat bahwa di dalam setiap
organisasi setiap personil melaksanakan tugas pokoknya sesuai dengan
posisi/ jabatan sebagai unit satuan kerja, yang disebut jabatan struktural.
Bilamana organisasi telah berfungsi, maka setiap personil telah siap
melaksanakan tugas pokoknya sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing sehingga pelaksanaannya berlangsung secara
efektif, efisien, dan terarah pada pencapaian tujuan organisasi.
Kegiatan pengarahan dan bimbingan sebagai perwujudan fungsi
pelaksanaan actuating dalam manajemen fungsional memerlukan
penciptaan dan pengembangan komunikasi secara efektif dan efisien. Oleh
karena itu komunikasi ditempatkan sebagai bagian dari fungsi actuating
ini. Sehubungan dengan itu, komunikasi diartikan sebagai proses
penyampaian dan penerimaan informasi yang menjadi salah satu sumber
daya untuk menjaga, memelihara, memajukan dan pengembangan
organisasi secara dinamis sesuai dengan tujuannya. Disamping itu
komunikasi dapat juga diartikan sebagai proses penyampaian informasi
berupa gagasan, pendapat, penjelasan, saran-saran dan lain-lain dari
sumbernya kepada dan untuk memperoleh, mempengaruhi merubah
respon penerima informasi sesuai dengan yang diinginkan sumber
informasi (Hadari Nawawi, 2000:99).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Salah satu respon yang penting dalam menyampaikan informasi
adalah kesediaan bekerjasama atau pemberian dukungan dari penerima
informasi sesuai harapan sumber informasi dalam melaksanakan suatu
pekerjaan atau menyelesaikan suatu masalah dilingkungan suatu
organisasi. Hal itu juga menunjukkan bahwa komunikasi sangat penting
artinya dalam menciptakan dan mengembangkan jaringan kerja (network)
internal dan eksternal, yang berpengaruh pada kinerja organisasi dalam
mewujudkan eksistensinya melalui pencapaian tujuannya.
Di dalam komunikasi, termasuk juga di dalamnya koordinasi.
Koordinasi diartikan sebagai proses atau rangkaian kegiatan
menyelaraskan pikiran, pendapat, dan perilaku dalam mewujudkan
wewenang dan tanggungjawab sesuai tugas pokok masing-masing, agar
secara serentak terarah pada tujuan yang sama. Disamping itu koordinasi
dapat diartikan juga sebagai upaya mewujudkan jaringan kerja (network)
internal antar personil dan atau unit/satuan kerja di dalam suatu organisasi,
dan dengan organisasi lain sebagai jaringan kerja (network) eksternal
(Hadari Nawawi, 2000:87).
Pelaksanaan program CSR bidang kemitraan melibatkan beberapa
pihak, yaitu Perusahaan dan masyarakat calon penerima manfaat program
CSR bidang kemitraan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan program CSR
bidang kemitraan diperlukan beberapa kondisi yang akan menjamin
terlaksananya pelaksanaan program CSR bidang kemitraan dengan baik.
Kondisi pertama, pelaksanaan CSR bidang kemitraan memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
persetujuan dan dukungan dari para pihak yang terlibat. Kondisi kedua
yang harus diciptakan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan program
CSR adalah ditetapkannya pola hubungan (relationship) di antara pihak-
pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas
koordinasi pelaksanaan program CSR. Kondisi ketiga adalah adanya
pengelolaan program yang baik. Pengelolaan program yang baik hanya
dapat terwujud bila terdapat kejelasan tujuan program, terdapat
kesepakatan mengenai strategi yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan program dari pihak yang terlibat dalam pelaksanaan CSR bidang
kemitraan.
4. Pengawasan/ Evaluasi (Monitoring).
Pengawasan/ Evaluasi (Monitoring) adalah aktifitas manajemen
yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terkendali pelaksanaannya
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau
hasil yang dikehendaki. Dalam pengendalian/ pengawasan berusaha untuk
mengevaluasi apakah tujuan dapat dicapai. Dengan demikian pengawasan
dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen tercapai. Hadari Nawawi (2005:115)
mengemukakan pengawasan/control diartikan sebagai proses mengukur
(measurement) dan menilai (evaluation) tingkat efektivitas kerja personil
dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan
kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.G.R.Terry (1986:387)
memberi batasan tentang pengawasan atau controlling sebagai proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
penentuan apa yang harus dicapai, yaitu standart: apa yang sedang dicapai,
yaitu pelaksanaan: evaluasi terhadap pelaksanaan dan kalau perlu
menerapkan ukuran-ukuran untuk koreksi sehingga pelaksanaan menjadi
sesuai dengan rencana, yaitu persesuaiannya dengan standart.
Robert J.Molker (1972:2) dalam pengantar manajemen Siswanto
(2006:139) memberikan batasan pengendalian yang menekankan elemen
esensial proses pengendalian dalam beberapa langkah. Batasan yang
diajukan meliputi hal berikut:
“Management control is a systematic effort to set performance standards with planning objectives, to design information feedback systems, to compare actual performance with these predetermined standards, to determine whether there are any deviations and to measure their significance, and to take any action required to assure that all corporate resources are being used in the most effective and efficient way possible in achieving corporate objectives.”Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistemayik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain system umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan. Dari penjelasan beberapa ahli tersebut, maka pengertian dari
pengawasan yaitu usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa
semua tindakan operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Konsep Corporate Social Responsibility
Konsep CSR sebagai salah satu tonggak penting dalam perjalanan
manajemen korporat akan diuraikan mulai sejak lahir sampai dengan konteks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
kekinian. Tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR) pertama kali muncul
dalam diskursus resmi akademik sejak ditemukan tulisan Howard R.Bowen
pada tahun 1953 (Carrol, 1999:270) (Kartini 2009:5) dalam karyanya Social
Responbilities of the businessman.Pengakuan publik terhadap prinsip-prinsip
Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang dikemukakan Bowen,
membuat dirinya dinobatkan secara aklamasi sebagai “ The Father’s of
Corporate Social Responbility” yang merumuskan konsep tanggung jawab
sosial sebagai : “The Obligations of businessman to pursue those policies, to
make those decisions, or to follow those line of action which are disrable in
term of the objectivies and values of our society.”
Steiner and Steiner (1994:105-110) dalam (Kartini 2009:5)
memandang rumusan Bowen mengenai tanggung jawab sosial yang dilakukan
oleh pelaku bisnis sebagai kelanjutan dari pelaksanaan berbagai kegiatan
derma (charity) sebagai wujud kecintaan manusia terhadap sesama manusia
(philantropi) yang banyak dilakukan oleh para pengusaha. Tanggung jawab
sosial perusahaan (CSR) mengacu pada kewajiban pelaku bisnis untuk
membuat dan melaksanakan kebijakan, keputusan, dan konsep tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) mengandung makna, perusahaan atau pelaku
bisnis umumnya memiliki tanggung jawab yang meliputi tanggung jawab
legal, ekonomi, etis dan lingkungan. Lebih khusus lagi, tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) menekankan aspek etis dan sosial dari perilaku korporasi,
seperti etika bisnis, kepatuhan pada hukum, pencegahan penyalahgunaan
kekuasaan dan pencaplokan hak milik masyarakat, praktik tenaga kerja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
manusiawi, hak asasi manusia, keamanan dan kesehatan, perlindungan
konsumen, sumbangan sosial, standar-standar pelimpahan kerja dan barang,
serta operasi antar negara. (Eddie Riyadi, Kompas22/3/2007).
Menurut Rumusan CSR dari The World Business Council For
Sustainable Development (WBCSD) in Fox, et al (2002), dalam (Wahyudi,
2008:29) definisi CSR adalah:
“corporate social responsibility is the continuing commitment by business to be have ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the locall community and society at large.”, yaitu komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komuniti-komuniti setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Peningkatan kualitas kehidupan mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memeliharanya.
Berdasar pada Trinidad and Tobaco Bureau of Standards (TTBS)
menyatakan bahwa corporate social responsibility diartikan sebagai komitmen
usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi
untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup
keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara luas (Sankat,Clement
K,2002 dalam Budimanta 2007:76).
Berdasarkan CSR Eropa, Komisi Eropa meluncurkan yang dikenal
dengan Green Paper Mempromosikan Kerangka Eropa Corporate Social
Responsibility Tanggung Jawab Sosial dan mendefinisikan CSR sebagai :
‘‘a concept whereby companies integrate social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
their stakeholders on a voluntary basis’’ (European Commission, 2001, p. 8).(Journal International , Corporate Social Responsibility as Subsidiary Co Responsibility: A Macroeconomic Perspective, Michael S. Aßländer, Journal of Business Ethics (2011) 99:115–128 )
The Green Paper membagi CSR yang dilakukan perusahaan ke dalam
dua kategori, yaitu: (1) Internal dimension of CSR (mencakup human
resources management, kesehatan dan keselamatan kerja, adaptasi terhadap
perubahan dan pengelolaan dampak lingkungan serta sumber daya alam. (2)
External dimension of CSR (mencakup pemberdayaan komunitas lokal,
partner usaha yang mencakup para pemasok dan konsumen, hak azasi
manusia, dan permasalahan lingkungan (global). Organisasi ini mengajukan
pendekatan secara holistic terhadap CSR, yang di dalamnya mencakup :social
responsibility integrated management, social responsibility reporting and
auditing, quality in work, social and ecolabel, social responsible
investment.(Kartini,2009:3).
CSR dapat diartikan sebagai komitmen industri untuk
mempertanggung jawabkan dampak operasi dalam sosial, ekonomi, dan
lingkungan serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada
masyarakat dan lingkungannya. Melaksanakan secara konsisten dalam jangka
panjang akan menumbuhkan rasa berterimaan masyarakat terhadap kehadiran
perusahaan. CSR sebenarnya lebih berorientasi pada masyarakat dan bisnis.
Apakah itu sektor bisnis swasta yang didasarkan pada kepemilikan pribadi
yang melulu mengejar profit atau dapat juga diberi tanggung jawab pada atas
hak masyarakat umum, mengingat pengaruh bisnis begitu besar. Bisnis sendiri
selalu ber-platform pada tujuan menumpuk keuntungan dan kekayaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tanggung jawab dibebankan pada sektor bisnis akan mengurangi pencapaian
tujuan penumpukan profit.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan mengenai
definisi CSR yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu CSR
merupakan suatu pendekatan yang digunakan oleh perusahaan untuk
menunjukkan tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat sekitar
perusahaan sehingga dapat mengembangkan masyarakat, bentuk tanggung
jawab tersebut diselenggarakan dari aspek ekonomi, budaya, sosial,
lingkungan hidup sehingga dapat membantu pengembangan generasi
selanjutnya agar hidup lebih baik lagi. Komitmen perusahaan tersebut
diharapkan tidak hanya melalui bentuk bantuan melainkan lebih pada
pembangunan berkelanjutan.
Secara teoritis tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
mengasumsikan korporasi sebagai agen pembangunan yang penting,
khususnya dalam hubungan dengan pihak pemerintah dan kelompok
masyarakat sipil. Dengan menggunakan alur pemikiran motivasi dasar,
berbagai stakeholder kunci dapat memantau, bahwa menciptakan tekanan
eksternal yang bisa “memaksa” korporasi mewujudkan konsep dan penjabaran
CSR yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia. Dari perspektif masyarakat
sipil, pola kemitraan sangat menguntungkan karena kegiatan bisnis memilki
berbagai sumber daya penting dan kapabilitas yang dapat digabungkan untuk
tujuan-tujuan pembangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Peran PT (Persero) TELKOM,tbk Solo sebagai suatu badan hukum
yang berada di tengah-tengah masyarakat yang memilik kemampuan dalam
pemberdayaan masyarakat tidak terelakkan untuk melaksanakan program
CSR. Pertama, keberhasilan program kemitraan akan memberi dampak positif
pada perusahaan karena kesejahteraan rakyat yang meningkat dalam
perspektif pengusaha berarti peningkatan daya beli masyarakat, dan
peningkatan seperti ini pada gilirannya akan mempengaruhi profit perusahaan
yang produk-produknya akan lebih terserap oleh pasar. Kedua, perusahaan
yang baik (good corporate) adalah perusahaan yang memiliki tanggung jawab.
PT.TELKOM telah mengklasifikasikan program CSR dalam 7 pilar program
yaitu: pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan keadaban, kemitraan, layanan
umum, lingkungan, serta bantuan kemanusiaan dan bencana alam.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus yaitu ruang lingkup CSR
pada bidang ekonomi. Berdasarkan peraturan pemerintah pengembangan
ekonomi tersebut disebut program kemitraan. Kemitraaan dapat dimaknai
sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang
membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling
membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu
bidang usaha tertentu, atau tujuan tertentu, sehingga dapat memperoleh hasil
yang lebih baik. Kemitraan dapat dilakukan oleh pihak-pihak baik
perseorangan maupun badan hukum, atau kelompok-kelompok. Adapun
pihak-pihak yang bermitra tersebut dapat memiliki status yang setara atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
subordinate, memiliki misi atau misi berbeda tetapi saling mengisi/
melengkapi secara fungsional. (Sulistiyani,2004: 130).
C. Program Kemitraan.
Kemitraan berdasarkan UU Nomor 44 tahun 1997 merupakan
kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah dan atau usaha besar
disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha besar dengan
memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling
menguntungkan.
Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008,
kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun
tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai
memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan pelaku usaha mikro, kecil
dan menengah dengan usaha besar.
Program kemitraan pola CSR pun diartikan oleh pemerintah yaitu
berdasarkan peraturan menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007
menyatakan bahwa program kemitraan BUMN dengan usaha kecil yang
selanjutnya disebut program kemitraan adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil yang selanjutnya disebut program kemitraan adalah
program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh
dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Dengan demikian kemitraan dalam pola CSR, merupakan kerjasama
yang dijalankan oleh dua belah pihak atau lebih dalam hal penelitian ini yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
antara BUMN dengan usaha kecil yang berada disekitar BUMN disertai
dengan pembinaan dan pengembangan usaha (pinjaman modal dan pinjaman
khusus) melalui pemanfaatan dana dari laba BUMN sehingga usaha kecil
dapat menjadi tangguh dan mandiri melalui pola kerjasama partnership.
• Model CSR dan Bentuk Program Kemitraan
Dalam pelaksanaan CSR, setiap perusahaan memiliki model
tersendiri untuk menjalankan fungsi tanggung jawabnya tersebut. Saidi
dan Abidin,(2004: 64) dalam Budimanta (2008:22) mengemukakan model
pelaksanaan CSR yang umumnya dilakukan di Indonesia dan dibagi
menjadi empat model yaitu:
1. Keterlibatan langsung: Perusahaan menjalankan CSR secara
langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegitan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk
menjelaskan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan
salah satu pejabtanya atau departemennya seperti Community
Development Center.
2. Melalui yayasan organisasi sosial perusahaan. Perusahaan
mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya.
Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di
perusahaan-perusahaan di Negara maju. Biasanya, perusahaan
menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat
digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR
melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non-
pemerintah , instansi pemerintah, universitas atau media massa,
baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan
CSR nya.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorium. Perusahaan
turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga
sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan
dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian
hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak
konsorium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh
perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif
mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan
kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.
Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum
adalah pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan
masyarakat miskin di Negara-negara berkembang. Pendekatan CSR yang
berdasarkan motivasi kariatif dan kemanusiaan pada umumnya dilakukan
secara ad-hoc, parsial dan tidak melembaga. CSR pada tataran ini hanya
sekedar do good dan to look good, berbuat baik agar telihat baik.
Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang kurang menyukai
pendekatan kariatif semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan
keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan Community
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Development kemudian semakin banyak diterapkan karena lebih
mendekatkan konsep empowerment. (Jurnal Spirit Publik, Susiloadi:
Implementasi CSR untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan
Vol4, No2 Hal 123-130,2008).
Kegiatan CSR yang dilakukan saat ini sudah mulai beragam, salah
satunya adalah PKBL (Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil
dan Program Bina Lingkungan) pada dasarnya terdiri dari dua jenis
program, yaitu program perkuatan usaha kecil melalui pemberian
pinjaman dana bergulir dan pendampingan (disebut Program Kemitraan)
serta program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sekitar (disebut
Program Bina Lingkungan).
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya
disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui
pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Dari berbagai diskusi dan teori diatas maka pelaksanaan /
implementasi program CSR bidang kemitraan yaitu proses atau langkah-
langkah yang dilakukan oleh para pelaksana program dalam menciptakan
pola kerjasama antara perusahaan dengan usaha kecil dalam rangka
memberdayakan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri.
D. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan CSR program kemitraan.
Menurut Princes Of Wales Foundation ada lima hal penting yang
dapat mempengaruhi implementasi CSR, pertama, menyangkut human capital
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
atau pemberdayaan manusia. Kedua, environments yang berbicara tentang
lingkungan.Ketiga adalah Good Corporate Governance. Keempat, social
cohesion. Artinya dalam melaksanakan CSR jangan sampai menimbulkan
kecemburuan sosial. Kelima adalah economic strength atau memberdayakan
lingkungan menuju kemandirian di bidang ekonomi (Untung,2008:11-12).
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi implementasi tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) adalah: a. Komitmen pimpinan perusahaan; b.
ukuran dan kematangan perusahaan; c. regulasi dan system perpajakan yang
diatur pemerintah. (Franciscus Welirang,Implementasi CSR, Investor 2007
dalam Untung 2008:12). Selain itu juga terdapat tiga pilar penting untuk
merangsang pertumbuhan tanggung jawab sosial perusahan (CSR) yang
mampu mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan, yaitu : a. mencari
bentuk CSR yang efektif untuk mencapai tujuan yang diharapakan dengan
memperhatikan unsur lokalitas; b. mengkalkulasi kapasitas sumber daya
manusia dan institusi untuk merangsang pelaksanaan CSR; dan c. peraturan
serta kode etik dalam dunia usaha. (Dyah Pitaloka,Memperkuat CSR
Memberantas Kemiskinan, Suara Merdeka, 2 Agustus 2007 dalam Untung
2008:36).
Jadi berdasarkan definisi faktor yang ada tersebut, maka faktor-faktor
yang bisa berpengaruh terhadap kemitraan melalui tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) program kemitraan di CDSA PT.TELKOM,tbk Solo
meliputi: 1. Partisipasi yaitu pelibatan secara penuh pada suatu tekad yang
telah disepakati untuk mencapai tujuan. Partisipasi masing-masing stakeholder
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
sangat berperan dalam berjalannya pelaksaan program dalah hal ini adalah :
CD Sub Area Telkom Solo, sebagai pelaksana kegiatan dan masyarakat mitra
binaan sebagai sasaran program. 2. Resources (sumber daya alam dan sumber
daya manusia, finansial), yaitu mengkalkulasi kapasitas sumber daya
manusia,manusia menjadi penggerak dari sebuah aktivitas. Di dalam
pelaksanaan tiap jenis program sumber finansial merupakan aspek penting
untuk membiayai seluruh pelaksanaan program. dan 3. Kapasitas masyarakat
yaitu untuk melihat keadaan dan kemampuan masyarakat yang akan
diberdayakan agar pelaksanaan program kemitraan dapat berjalan secara
efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan memperhatikan unsur
lokalitas.
Adapun ketiga faktor yang dapat mempengaruhi dalam pelaksanaan
kemitraan melalui tanggungjawab sosial perusahaan oleh CDSA
PT.TELKOM,tbk Solo dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Partisipasi.
Partisipasi bisa dilihat adanya kesepakatan yang dijadikan sebagai
pedoman dalam rangka memahami dan mewujudkan tindakan, adanya
tindakan yang didasari oleh kesepakatan, dan adanya pembagian kerja
dan tanggung jawab dalam kedudukan dan peranan masing-masing untuk
bekerjasama dalam mewujudkan tujuan. Dalam hal ini harus ada
partisipasi dari masyarakat sebagai sasaran program kemitraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Resources (Sumber daya alam, Sumber daya manusia, material dan
Financial)
Resources yang diperlukan dalam kegiatan pengembangan
masyarakat melalui tanggung jawab sosial PT.TELKOM,tbk Solo adalah
berupa alat pendukung seperti teknologi, sarana dan prasarana dan
sumberdaya pendukung, baik sumberdaya alam, sumber daya manusia
maupun materil guna memberdayakan masyarakat setempat agar dapat
mandiri dan lebih berkembang lagi sesuai dengan dimensi pengembangan
masyarakat melalui program kemitraan. Sumber daya digunakan untuk
menunjang kegiatan kemitraan melalui tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR) guna pengembangan masyarakat setempat.
PT.TELKOM,tbk Solo sebagai suatu entity (badan hukum) yang
memiliki tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam pemberdayaan
masyarakat guna pengembangan masyarakat setempat adalah merupakan
salah satu sumber dari sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut. Adapun sarana dan prasarana
yang dibutuhkan adalah berupa peralatan (sarana) transportasi, teknologi,
dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan, sedangkan prasarana yang
dibutuhkan berupa tenaga ahli (professional) dalam bidangnya guna
pembimbingan dan pendampingan bagi masyarakat yang akan
diberdayakan dan mitra binaan. Sumber finansial juga merupakan aspek
yang dibutuhkan untuk membiayai pelaksanaan program agar dapat
terealisasi dengan nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3. Kapasitas Masyarakat
Proritas utama dalam kemitraan adalah upaya untuk membangun
aspek masyarakat yang juga berarti membangun aspek manusianya agar
lebih mandiri. Salah satu indikasi bahwa sudah ada pembangunan pada
aspek masyarakat dan juga aspek manusianya tersebut adalah adanya
peningkatan kapasitas, termasuk kapasitas untuk membangun dirinya
sendiri. Kapasitas adalah ruang yang tersedia, daya tampung, daya serap,
keluaran maksimum, kemampuan berproduksi.
Konsep kapasitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk
melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki baik untuk
kepentingan dirinya maupun kepentingan pihak lain. (Dikutip dalam
http://www.dictionary.com/egi-bin/dietplterm-Suharjito).
Kemampuan itu merupakan perpaduan dari pengetahuan
(knowledge), keahlian (skill), pengalaman (experiences), daya cipta
(innovativeness), dan hasrat/ cita-cita (desire). Kemampuan
dioperasionalkan dalam bentuk tindakan untuk mewujudkan kepentingan
pihak lain, bahkan mengabaikan kepentingan dirinya, lazimnya disebut
tindakan altruistic. Tindakan-tindakan dilakukan secara spesifik menurut
tempat (place) dan waktu (time) dan merupakan proses terus menerus
dalam kehidupan sehari-hari sehingga menunjukkan apa yang disebut oleh
Antropolog Richard (1989,1993) sebagai performance.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Kapasitas ada pada individu-individu dan pada masyarakat sebagai
kolektivitas. Pada tingkat masyarakat terjadi proses-proses belajar antar
individu, bekerjasama, saling menolong, gotong royong, pengaturan,
pengorganisasiaan dan proses sosial lain. Kapasitas individu
dipertukarkan, diperkaya, diregenerasi, terjadi “proliferation”. Masyarakat
mempunyai kapasitas sendiri lebih dari kapasitas individu-individu
anggotanya. Dalam masyarakat terdapat norma, nilai aturan-aturan yang
menjadi pedoman, bahkan memaksa, bagi anggotanya dalam melakukan
atau tidak melakukan suatu tindakan. Modal sosial (social capital)
merupakan suatu konsep yang menggambarkan kapasitas masyarakat hal
ini dapat dibandingkan dengan definisi community capacity dari Chaksin
et.al.(2001) sebagai interaksi antara modal sumberdaya manusia,
sumberdaya organisasi, dan modal sosial yang ada di dalam suatu
komunitas yang dapat diangkat atau ditingkatkan untuk memecahkan
masalah-masalah bersama dan memperbaiki atau mempertahankan kondisi
baik yang telah ada. Modal sosial memfasilitasi hubungan-hubungan sosial
antar individu (atau kelompok dan organisasi) mealalui penyiaran
informasi, penegakkan norma, pemeliharaan saling percaya
(trustworthiness), jaringan sosial (social network). (Coleman,1988).
Kendala yang paling besar yang harus dihadapi dalam kemitraan
adalah rendahnya mutu sumber daya manusia. Pada umumnya
keberhasilan program ditentukan oleh kapasitas kemampuan sumber daya
manusia, dimana tantangan yang paling besar adalah bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
memberdayakan manusia dan kelembagaan sumberdaya ekonomi di dalam
memanfaatkan sumberdaya alam untuk menciptakan kesempatan kerja dan
kesejahteraan.
Kapasitas masyarakat adalah kemampuan individu atau
sekelompok orang/masyarakat dalam suatu wilayah tertentu yang berupa
perpaduan dari pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), pengalaman
(experiences), daya cipta (innovativeness), dan hasrat/ cita-cita
(desire)yang dioperasionalkan dalam bentuk tindakan untuk mewujudkan
tujuan bersama yang ingin dicapai baik untuk kepentingan individu atau
sekelompok orang/masyarakat itu sendiri maupun kepentingan masyarakat
lain. Tindakan-tindakan untuk mewujudkan tujuan bersama dilakukan
secara spesifik menurut tempat (place) dan waktu (time) dan merupakan
proses terus menerus dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi
mandiri dalam mengelola sumberdaya alam untuk menciptakan
kesempatan kerja dan kesejahteraan tanpa mengabaikan kelestarian
lingkungan.
E. Manajemen CSR melalui Program Kemitraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian ini yang
dimaksud manajemen adalah serangkaian kegiatan pengelolaan dan
pelaksanaan CSR/PKBL melalui Program Kemitraan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kegitan pengelolaan tersebut berupa
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan/evaluasi (monitoring).
Program Kemitraan adalah Program Kemitraan Telkom dengan usaha
kecil untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan
mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Telkom.
Jadi manajemen CSR melalui Program Kemitraan adalah kegiatan
pengelolaan program Kemitraan yang terdiri dari proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, dalam rangka mewujudkan
Usaha Kecil dan Menengah dan Kopearsi yang tangguh dan mandiri.
Dalam penelitian manajemen CSR melalui Program Kemitraan ini
dimaksudkan sebagai upaya mendeskripsikan pelaksanaan program mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan serta faktor-
faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan program kemitraan.
a) Perencanaan
Perencanaan merupakan pemilihan dan penentuan langkah-langkah
kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai tujuan
program. Dalam program kemitraan kegiatan perencanaan antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1. Proses perumusan kegiatan program kemitraan, dalam
perencanaan siapa saja stakeholders yang terlibat pada siklus
perencanaan untuk merumuskan kegiatan dan anggaran
program kemitraan.
2. Kegiatan apa saja yang terdapat dalam perencanaan terkait
dengan program kemitraan yang menjadi acuan pelaksanaan
program kemitraan.
3. Sosialisasi program bagi calon mitra binaan dan melalui
media.
b) Pengorganisasian
Pengorganisasian dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
berhubungan dengan cara bagaimana mengatur dan mengalokasikan
kegiatan serta sumber daya kepada sasaran/ peserta
kelompokprogram. Hal ini terkait pengaturan peranan masing-masing
anggota. Peranan ini kemudian dijabarkan menjadi pembagian tugas,
tanggung jawab, dan otoritas.
Pengoorganisasian dalam penyelenggaraan Program Kemitraan terdiri
dari CDC (Communty Development Center) Telkom Pusat sebagai
unit bisnis pendukung yang bertanggung jawab atas pengelolaan
program kemitraan di seluruh wilayah operasi Telkom, CD Area 4
Jateng & DIY sebagi unit pelaksana operasional yang berlokasi di
area/ regional yang membawahi CDSA, CD Sub Area Telkom Solo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
sebagai pelaksana program kemitraan yang akan bertanggung jawab
kepada CDArea.
c) Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tindakan merealisasikan apa yang telah
ditetapkan dalam rencana yang dibuat oleh CDC Pusat dan CD Area.
Dalam hal ini yaitu kesatuan tindakan pihak CDSA Telkom Solo untuk
melaksanakan program kemitraan yaitu kegiatan apa saja yang dilakukan
harus dilaksanakan oleh CDSA Telkom solo dalam mewujudkan
rencana:
1. Kegiatan penyaluran pinjaman program kemitraan.
2. Kegiatan pembinaan program kemitraan.
d) Pengawasan dan Evaluasi
Monitoring dalam CSR melalui Program Kemitraan dilakukan agar
pelaksanaan program berjalan secara efektif , efisien, dan transparan.
Kegiatan monitoring dilakukan secara langsung maupun tidak langsung
yang berkala bulanan, triwulan maupun tahunan melalui:
1. Kunjungan secara langsung kepada mitra binaan.
2. Pertemuan dan Sarasehan.
3. Opini masyarakat terhadap pelaksanaan program kemitraan.
4. Evaluasi kegiatan program kemitraan.
5. Terdapat laporan Tahunan (annual report).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Petugas CDSA Telkom Solo melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap seluruh mitra binaan yang menjadi partner perusahaan,
termasuk penyelenggaraan seluruh kegiatan dan memastikan berjalannya
laporan pertanggungjawaban.
e) Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program kemitraan.
Partisipasi yaitu pelibatan secara penuh pada suatu tekad yang telah
disepakati untuk mencapai tujuan. Partisipasi masing-masing stakeholder
sangat berperan dalam berjalannya pelaksanan program dalam hal ini
adalah CD Sub Area Telkom Solo, sebagai pelaksana kegiatan dan
masyarakat mitra binaan sebagai sasaran program. 2. Resources (sumber
daya alam dan sumber daya manusia,finansial), yaitu mengkalkulasi
kapasitas sumber daya manusia, manusia menjadi penggerak dari sebuah
aktivitas. Di dalam pelaksanaan tiap jenis program sumber finansial
merupakan aspek penting untuk membiayai seluruh pelaksanaan
program. dan 3. Kapasitas masyarakat yaitu untuk melihat keadaan dan
kemampuan masyarakat yang akan diberdayakan agar pelaksanaan
program kemitraan dapat berjalan secara efektif untuk mencapai tujuan
yang diharapkan dengan memperhatikan unsur lokalitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
F. Kerangka Berfikir.
Pelaksanaan CSR menjadi sesuatu yang sangat penting di Indonesia
karena pelaksanaan tersebut merupakan salah satu kunci untuk
mengembangkan kualitas masyarakat maka pemerintah mengatur pelaksanaan
CSR tersebut dalam peraturan menteri Negara BUMN nomor PER-
05/MBU/2007.Dalam peraturan tersebut, persero dan perum diwajibkan untuk
melaksanakan CSR dan pelaksanaannya pun harus mengikuti yang telah
ditetapkan dalam peraturan tersebut
Berdasarkan uraian tinjauan pustaka maka secara skematis kerangka
manajemen CSR melalui program kemitraan oleh PT.TELKOM,tbk Solo.
Peneliti akan melihat pelaksanaan CSR melalui program kemitraan dari
fungsi-fungsi manajemen yaitu : perencanaan, pengorganisasian (organizing),
menggerakkan (actuating), dan pengawasan atau pengendalian. Dalam
penelitian ini peneliti juga melihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksnaan CSR melalui program kemitraan di PT.TELKOM, tbk Solo. Dapat
digambarkan seperti pada gambar berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Gambar 2.I Kerangka Berfikir.
Kewajiban Sosial Perusahaan.
CSR TELKOM,tbk dalam 7 pilar program: pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan keadaban, kemitraan, layanan umum, lingkungan, serta bantuan kemanusiaan dan bencana alam.
Program Kemitraan
Manajemen pelaksanaan program kemitraan melalui fungsi-fungsi manajemen (George R.Terry):
1. Perencanaan CSR program kemitraan.
2. Pengorganisasian CSR program kemitraan.
3. Penggerakkan /pelaksanaan CSR program kemitraan.
4. Pengawasan/pengendalian CSR program
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1. Partisipasi
2. Resources
3. Kapasitas
Tercapai tujuan: Peningkatan kemampuan usaha kecil menjadi tangguh dan mandiri.
Rendahnya kesejahteraan masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini ingin
melihat manajemen CSR Program Kemitraan. Hal ini dilatarbelakangi karena
rendahnya kesejahteraan masyrakat, yang tidak hanya menjadi sebuah mandat
dan pekerjaan yang harus dilakukan oleh instansi /atau lembaga Negara tetapi
juga merupakan kewajiban sosial lembaga non privat/ perusahaan untuk
memperhatikan kepentingan publik. Sehingga dalam sebuah perusahaan sesuai
dengan pearturan perundang-undangan No.40 tahun 2007 dituntut untuk
melaksanakan CSR/PKBL. Bentuk pelaksanaan CSR pun beraneka ragam,
dapat berupa mengenai lingkungan masyarakat atau pemberdayaan ekonomi
masyarakat. PT.Telkom sendiri sebagai salah satu BUMN yang ada di
Indonesia yang melaksanakan CSR, membagi kegiatan program CSR menjadi
7 (tujuh) pilar program yaitu: pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan
keadaban, kemitraan, layanan umum, lingkungan, serta bantuan kemanusiaan
dan bencana alam.
Diantara ketujuh pilar program CSR tersebut, peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut tentang manajemen pelaksanaan CSR dalam program
kemitraan, khususnya yang dilaksanakan oleh CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.
Ketertarikan ini didasari karena program kemitraan merupakan kegiatan
pemberdayaan usaha kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan mandiri,
sehingga dirasa relevan dengan banyaknya industri dan usaha-usaha kreatif
yang semakin berkembang di kota Solo. Karena dalam sebuah daerah yang
kuat dibutuhkan pertumbuhan UKM yang pesat yang merupakan alat atau/
mesin pertumbuhan ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
CSR yang dilaksanakan oleh PT.TELKOM,tbk Solo melalui Program
Kemitraan merupakan komitmen perusahaan yang kuat dari perusahaan untuk
mengembangkan usaha kecil masyarakat setempat.
.Mengacu pada pentingnya manajemen dalam pelaksanaan suatu
program, maka dalam pelaksanaan Program Kemitraan pun tidak lepas dari
penerapantindakan-tindakan manajemen yang dijadikan acuan dalam
melaksanakan kegiatan demi tercapainya tujuan. Tindakan-tindakan utama
dalam manajementersebut dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, sampaidengan pengawasan. Dalam upaya pencapaian tujuan,
tidak lepas darihambatan-hambatan yang harus dialalui demi terlaksananya
suatu program.Hal inilah yang menjadi kerangka pemikiran penulis dalam
pelaksanaanpenelitian mengenai Program Kemitraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku dari orang-orang yang diamati.
Penelitian deskriptif merupakan usaha untuk mengungkapkan suatu masalah,
keadaan, atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga hanya bersifat sekedar
mengungkap fakta (fact finding). Hasil penelitian ini ditekankan untuk
memberikan gambaran obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang
diteliti.( Lexi.J. moleong 1988:3)
Peneliti mengembangkan konsep dan penghimpunan fakta, tetapi tidak
melakukan hipotesa. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan
metode penelitian kualitatif yang mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
fenomena atau kejadian berdasarkan fakta atau data, yang dalam hal ini adalah
untuk melihat bagaimana manajemen pelaksanaan CSR bidang kemitraan
yang dilaksanakan oleh CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.
B. Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di PT Telkom,tbk Solo pada Community
Development Sub Area Solo yang menjalankan wewenang dan tanggung
jawab dalam pelaksanaan program-program CSR melalui bidang kemitraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dan bina lingkungan di wilayah operasional CDSA PT.Telkom,tbk Solo.
Penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai manajemen pelaksanaan CSR
bidang kemitraan yang dilaksanakan oleh CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.
Alasan pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan:
1) CDSA PT.TELKOM,tbk Solo mendapatkan penghargaan Best
CSR BUMN & Komitmen Peduli UKM 2010 oleh Pemerintah
Daerah Kota Solo.
2) Karena keberadaan CDSA PT.TELKOM,tbk Solo berada di
wilayah yang sangat strategis untuk pelaksanaan program
kemitraan, dinilai tepat dengan kondisi kota Solo sebagai kota yang
pro UKM dengan perkembangan ukm yang sangat signifikan tiap
tahunnya.
C. Jenis dan Sumber Data.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data untuk
mendapatkan fakta dan informasi yang penulis butuhkan. Sumber data
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Data Primer
Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh
secara langsung dari informan atau narasumber melalui wawancara
dengan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1. Manager Community Development Area 4 Jawa Tengah
&DIY.
2. Divisi CDSA (Community Development Sub Area)
PT.TELKOM,tbk Solo, yaitu: OFF-1 PKBL, OFF-2 PKBL,
dan Staff Administrasi CDSA Telkom Solo.
3. Masyarakat mitra binaan program kemitraan CDSA
PT.TELKOM,tbk Solo.
2) Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh
dengan mengutip serta mengumpulkan keterangan-keterangan dari
sumber lain seperti artikel, Koran, bulletin, jurnal, internet, data-
data dari hasil kegiatan dan dokumentasi yang terdapat di lokasi
penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka pengumpulan data
dilaksanakan melalui:
1) Observasi Lapangan
Pengumpulan data menggunakan observasi, penulis melakukan
pengamatan secara langsung mengenai kondisi dan situasi yang ada di
lokasi penelitian terhadap objek dan sasaran yang akan diteliti dalam
hal ini adalah bentuk/ jenis kegiatan dan hasil kegiatan/laporan
program kemitraan di wilayah CDSA PT.Telkom,tbk Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Wawancara
Untuk mengumpulkan data menggunakan metode wawancara, penulis
melakukan tanya jawab langsung kepada para narasumber/informan
yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang dapat memberikan
penjelasan secara memadai yang diharapkan dapat mewakili apa yang
diinginkan dalam penelitian ini . Dalam hal ini narasumber/informan
merupakan Manager CDA 4 Jawa Tengah dan DIY, OFF-1 PKBL,
OFF-2 PKBL dan Staff Administrasi CDSA PT.Telkom,tbk Solo dan
masyarakat yang menjadi sasaran program dan mitra binaan. Teknik
wawancara ini penulis lakukan secara formal maupun informal, tanpa
struktur yang ketat dan sifatnya open ended question, dimana
pertanyaan diberikan tanpa pilihan jawaban dan responden yang telah
ditentukan dapat memberikan jawaban sesuai dengan bahasan dan
pengetahuan informan. Hal ini penulis lakukan supaya informasi yang
dikumpulkan lebih mendalam. Dan untuk mempermudah perolehan
informasi, peneliti membuat panduan wawancara yang memuat garis-
garis besar pokok pertanyaan (interview guide).
3) Penelitian Kepustakaan dan Dokumentasi
Dalam kepustakaan dan dokumentasi ini penulis mengumpulkan data-
data yang penulis dapatkan melalui kegiatan pemberian atau
pengumpulan, pengkajian, penelaahan bukti dan keterangan berupa
buku-buku, artikel/internet (website), data-data koran, dokumentasi
pelaksanaan hasil kegiatan dan laporan, dan berbagai literature yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
ada yang dipublikasikan atau tidak oleh CDSA PT.TELKOM, tbk Solo
yang berkaitan dengan obyek penelitian, dalam pelaksanaan CSR
melalui program kemitraan di CDSA PT.Telkom,tbk Solo yang dapat
dijadikan data pendukung (data sekunder) bagi peneliti.
E. Analisis Data
Analisa merupakan proses pencarian dan perencanaan secara
sistematik semua data dan bahan yang telah terkumpul agar peneliti mengerti
benar makna yang telah dikemukakannya, dan dapat menyajikan kepada orang
lain secara jelas. (H.B Sutopo,2002:37)
Dalam penelitian kualitatif, proses analisis tidak dilakukan setelah
data terkumpul seluruhnya, tetapi dilakukan pada waktu bersamaan dengan
proses pengumpulan data. Hal ini dilakukan karena analisis ini dimaksudkan
untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat menyeluruh tentang apa
yang tercakup dalam permasalahan yang sedang diteliti.
Namun demikian , supaya penerapannya lebih jelas teknik analisa data
yang digunakan dalam penelitian ini akan mengacu pada model analisa
interaktif (interactive model of analysis) oleh Miles dan Huberman dalam
H.B.Sutopo (2002:94-96), yang terdiri dari tiga komponen analisis data, yang
diuraikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
1) Reduksi data
Merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses
seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data kasar yang
dilaksanakan selama berlangsungnya proses penelitian. Dalam
melakukan proses ini, penulis mengumpulkan semua data yang penulis
dapatkan selama melakukan penelitian setelah itu membuat fokus dan
seleksi data mana yang tepat untuk disajikan berdasarkan fakta yang
penulis temukan di lapangan.
2) Penyajian Data
Kegiatan kedua dalam kegiatan analisis data adalah penyajian data.
Merupakan rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan
penelitian dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data. Dalam
hal ini peneliti akan dapat mengerti tentang apa yang sedang terjadi
serta memungkinkan untuk mengerjakan suatu analisis atau tindakan
lain berdasarkan pengertian tersebut. Dalam menyusun penyajian data,
maka penulis mengemukakan semua fakta yang penulis temukan
selama melakukan penelitian serta menyajikan data-data baik dari data
observasi, wawancara maupun dokumentasi.Untuk itu dalam penyajian
data, data dapat dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis,
atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau
menjawab masalah yang diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi.
Berdasarkan data yang telah tersusun, langkah selanjutnya adalah
penulis melakukan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini
dilakukan untuk menjawab semua permasalahan dari penelitian yang
penulis lakukan.
Aktivitas dari ketiga komponen di atas, berbentuk interaksi dengan
proses pengumpulan data yang menggunakan proses siklus. Peneliti
bergerak diantara ketiga komponen tersebut yang berwujud interaksi
dengan proses pengumpulan data sebagai pegangan utama proses
siklus. H.B.Sutopo (2002:93) menjelaskan bahwa simpulan perlu
diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar dapat dipertanggung
jawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk
tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat.
H.B.Sutopo kemudian menegaskan bahwa pada dasarnya makna data
harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih
kokoh dan lebih bisa dipercaya (2002:93). Apabila dalam penelitian
data yang telah terkumpul dirasa belum mencukupi untuk menguatkan
atau mendukung proses analisis, maka peneliti dapat menyusun
pertanyaan baru untuk mengumpulkan data kembali. Dengan langkah
demikian, diharapkan analisis yang dilakukan cukup mantap.
Kemudian melakukan penarikan kesimpulan yang terakhir. Berikut
adalah bagan pemikiran yang dapat memperjelas proses analisis data
model interaktif ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Gambar 3.1
Model Analisa Interaktif (H.B.Sutopo,2002:96)
F. Validitas Data
Untuk menguji keabsahan data yang terkumpul, peneliti menggunakan
teknik triangulasi sumber (data), dimana peneliti menggunakan beberapa
sumber data untuk mengumpulkan data yang sama sehingga akan saling
mengontrol diri data dengan sumber daya yang berbeda
(H.B.Sutopo,2002:79). Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap
kebenarannya apabila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Dengan
demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji
kebenarannya demikian apa yang diperoleh dari sumber yang lain yang
bilamana dibandingkan dengan data sejenis maupun yang berbeda sejenisnya.
Triangulasi data merupakan tehnik pemeriksaan keabsahan data dengan
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi.
Pengumpulan Data
Penyajian Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekkan
atau sebagai pembanding terhadap data itu.Triangulasi data, sumber dalam
penelitian ini dapat dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
(Lexy Moleong,1988:178).
Dalam hal ini, maka data-data yang penulis dapatkan selama penelitian
di PT.TELKOM,tbk Solo akan penulis pilih dengan fakta-fakta yang telah
penulis temukan di lapangan. Sehingga data tersebut dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi LokasiCDSA (Community Development Sub Area)
PT.Telekomunikasi Indonesia, tbk Solo.
1. Sejarah Telkom.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan
perusahaan penyelenggaraan bisnis T.I.M.E (Telecomunication, Information,
Media and Edutainment) di Indonesia. Pengabdian TELKOM berawal pada
23 Oktober 1856, tepat saat dioperasikannya telekomunikasi pertama dalam
bentuk pengiriman telegraf dari Batavia (Jakarta) ke Buttenzorg (Bogor).
Selama itu pula TELKOM telah mengalami berbagai transformasi.
Transformasi tersebut antara lain pada tahun 1856 PT.TELKOM diberi
nama “ Post En Telegraafidiens “ yang menyediakan layanan pos dan telegraf,
pada 1961 PT.Telkom berubah nama menjadi PN.Pos dan Telekomunikasi
yang menyediakan layanan pos, telegraf dan giro. Selanjutnya pada tahun
1974 PN.Pos dan Telekomunikasi berubah nama menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi yang menatap sebagai pengelolaan telekomunikasi untuk
umum dalam negeri dan luar negeri.
Pada tahun 1989 berdasarkan UU No 3 Tahun 1989 tentang
Telekomunikasi, yang mengatur tentang peran serta swasta dalam
penyelenggaraan telekomunikasi, maka pada 1991 Perumtel berubah bentuk
menjadi perseroan Telekomunikasi Indonesia. Sejak 1995 Telkom
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
meresmikan era Divisi bisnis bidang utama yang dikelola oleh tujuh Divisi
Regional dan satu Divisi Network.
Divisi regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di wilayah
masing-masing sedangkan, divisi network menyelenggarakan jasa
telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian jaringan
transmisi jalur utama nasional. Divisi Regional Telkom mencakup wilayah
sebagai berikut:
1) Divisi Regional I, Sumatera
2) Divisi Regional II, Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi
3) Divisi Regional III, Jawa Barat dan Banten
4) Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
5) Divisi Regional V, Jawa Timur
6) Divisi Regional VI, Kalimantan
7) Divisi Regional VII, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Papua
Transformasi terakhir sekaligus yang disebut NEW TELKOM
Indonesia adalah transformasi dalam bisnis, transformasi infrastruktur,
transformasi system dan model operasi dan transformasi sumber daya
manusia. Transformasi tersebut resmi diluncurkan kepada pihak eksternal
bersama dengan New Corporate Identity TELKOM pada tanggal 23 Oktober
2009, pada hari ulang tahun TELKOM yang ke 153. TELKOM juga memilki
Tagline baru, The World In Your Hand.
Sejalan dengan lahirnya New Telkom Indonesia, berbekal semangat
positioning baru life confident management dan seluruh karyawan TELKOM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
berupaya mempersembahkan professional kerja, serta produk dan layanan
terbaik baik bagi pelanggan dan stakeholders.
2. Visi dan Misi PT.Telkom Komunikasi Indonesia
1) Visi
To Become a Dominant Info Com Player in the Region maksud dari
visi ini adalah Telkom akan selalu berupaya untuk menempatkan diri
sebagai perusahaan infocom yang mempunyai pengaruh dalam
kawasan Asia, dan terlebih lagi di kawasan Asia-Pasifik.
2) Misi
One Stop Infocom Service With Excellent Quality and Competitive
Price and To be the Role model as the Best Managed Indonesian
Corporation. Maksudnya pelanggan akan mendapatkan layanan
terbaik, berupa kemudahan produk dan jaringan berkualitas, dengan
harga competitive.
3. Logo PT.Telekomunikasi Indonesia.
Dalam rangka transformasi PT.Telekomunikasi Indonesia pada tanggal
23 Oktober 2009, pada hari ulang tahun Telkom yang ke 153. Logo Telkom
mencerminkan brand positioning “Life Confident” dimana keahlian dan
dedikasi akan diberikan bagi semua pelanggan untuk mendukung kehidupan
mereka dimanapun mereka berada. Brand positioning ini didukung oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
“service culture” baru yaitu: expertise, empowering, assured, progressive and
heart.
Sekilas logo bulat dengan siluet tangan terkesan simple, simplifikasi
logo ini terdiri dari lingkaran biru yang ada di depan tangan berwarna kuning.
Logo ini mencerminkan dari “ brand value” baru yang selanjutnya disebut
dengan “ Life in touch” dan diperkuat dengan tag line baru pengganti “
Commited 2U” yakni “the world is in your hand”. Berikut gambar Logo:
Gambar IV.1 Logo PT.Telekomunikasi Indonesia
Logo PT.Telekomunikasi Indonesia.
Untuk lebih mengenal logo, ada baiknya kita memaknai arti dari
simbol-simbol tersebut.
1) Expertise : makna dari lingkaran sebagai symbol dari kelengkapan
produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru Telkom yaitu
TIME (Telecomunication, Information, Media & Edutainment).
2) Empowering: makna dari tangan yang meraih keluar. Simbol ini
mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar.
3) Assured: makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah
kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
4) Progressive: kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari
matahari terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang
baru.
5) Heart: symbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan
untuk menggapai masa depan dan dengan hati melayani kebutuhan
pelanggan dalam semua yang kita lakukan.
Selain symbol, warna-warna yang digunakan adalah:
1) Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan
pengalaman yang tinggi.
2) Vital Yellow pada telepak tangan mencerminkan suatu yang
atraktif, hangat, dan dinamis.
3) Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah
mencerminkan inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa
depan.
4. Profile PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut
TELKOM atau Perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi
(InfoCom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap
(full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM
menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa telepon tetap
nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data &
internet serta jasa multimedia lainnya, dan network & interkoneksi, baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. PT Telekomunikasi
Indonesia,Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mempunyai
komitmen untuk senantiasa menjamin hubungan yang harmonis dengan
lingkungan di wilayah usahanya berupa kegiatan sosial kemasyarakatan dan
merupakan tanggung jawab sosial (Good Corporate Citizenship).
Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pembina
seluruh BUMN, juga merespon adanya peningkatan partisipasi BUMN
terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat, pengembangan kondisi sosial
masyarakat serta lingkungan sekitar wilayah usaha BUMN lebih kondusif
dengan mengeluarkan Keputusan Menteri BUMN nomor: PER-05/MBU/2007
tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan ( PKBL). Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan
selanjutnya dikelola oleh unit yang disebut Community Development Center
(CDC).
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah salah satu
Badan Usaha Milik Negara yang memiliki komitmen untuk menjalankan
peran Good Corporate Citizenship melalui penyelenggaraan Program
Kemitraan dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan. Program
Kemitraan dengan usaha kecil bertujuan untuk mendorong kegiatan dan
pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja serta kesempatan berusaha
untuk masyarakat. Sedangkan Program Bina Lingkungan mempunyai tujuan
untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi sosial masyarakat dan
lingkungan di sekitar wilayah usaha Perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dapat memberikan
kontribusi terhadap peningkatan citra Perusahaan di masyarakat dan
lingkungan sekitar Perusahaan sehingga keberadaan Perusahaan dapat
diterima dengan baik serta dapat memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan bisnis TELKOM.
5. Tujuan Perusahaan
Membangun, mengembangkan dan mengusahakan telekomunikasi
untuk umum dalam negeri dalam arti seluas-luasnya guna mempertinggi
kelancaran hubungan masyarakat untuk menunjang terlaksananya
pembangunan sosial.
6. Lokasi Community Development Sub Area PT.TELKOM, Tbk Solo. CD Sub Area Solo untuk wilayah karesidenan Surakarta beralamatkan
di Jalan Mayor Kustanto No.1 Solo. Berada di tengah-tengah kota Solo dan
memiliki tempat yang strategis , sehingga memudahkan masyarakat / calon
mitra binaan dan mitra binaan untuk menjangkaunya dari berbagai tempat atau
wilayah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
7. Visi , Misi dan Strategi CDC Telkom
1) Visi Menjadi ROLE Model Pengelolaan PKBL di lingkungan BUMN.
2) Misi
Peduli dan Komit Kepada Pemberdayaan Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan.
3) Strategi
Kemitraan dan aliansi strategi.
8. Kebijakan Tanggung Jawab Sosial (CSR) PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Untuk mewujudkan komitmen dalam tanggung jawab sosial,
PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk terintegrasi dalam keputusan Direksi No:
KD 21/ PR000/COP-B0030000/2010 Tanggal 19 April 2010 mengenai
Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.
9. Tujuh Pilar Tanggung Jawab Sosial (CSR)/PKBL PT.Telekomunikasi
Indonesia, Tbk.
PT.Telkom berupaya menjaga keberlanjutan jangka panjang bisnis
Perseroan melalui kegiatan CSR/PKBL dalam ruang lingkup ekonomi, sosial
dan lingkungan dengan tetap memperhatikan kepentingan PT.Telkom dan
masyarakat tanpa mengurangi kepentingan pemegang saham. Ruang lingkup
kegitan tersebut terbagi menjadi beberapa pilar. Telkom telah
mengklasifikasikan program Telkom CSR dalam 7(tujuh) pilar program, yaitu:
1) Pendidikan (Education), adalah kegitan yang bertujuan meningkatkan
kualitas pendidikan baik skill, knowledge, dan attitude bagi anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
masyarakat maupun keluarga besar Telkom Group. Kegiatan bidang
pendidikan ini juga dapat membantu sekolah-sekolah untuk pelatihan
dan pemberdayaan bagi guru dan anak-anak dalam program jejaring
pendidikan nasional, program smart campus, smart school dan Internet
Go To School (IG2S) dan pemberian Bea Siswa.
2) Kesehatan (Health) adalah kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan standar kehidupan masyarakat untuk menciptakan
lingkungan dan kehidupan yang sehat dan bersih melalui kegiatan
kesehatan masyarakat. Kegiatan-kegiatan peduli kesehatan masyarakat
yang dilakukan oleh PT.Telekom antara lain donor darah, khitanan
masal, pengobatan gratis, program penyuluhan bahaya Narkoba, dan
program pencegahan Hiv Aids.
3) Kebudayaan dan Keadaban (Culture of Civility) adalah kegiatan
kepedulian untuk melestarikan dan membina budaya, seni, olahraga,
agama dan kegiatan kemasyarakatan lainnya dalam upaya mendukung
perusahaan mengimplementasikan nilai-nilai Good Corporate
Citizenship.
4) Program Kemitraan (Partnership), adalah kegiatan yang mempererat
jalinan kemitraan dengan pihak ketiga baik di bidang produk maupun
lainnya related maupun non related dengan core bisnis Telkom dan
bertujuan untuk memberikan manfaat bagi semua pihak.
5) Layanan Umum (Public Service Obligation), adalah kegiatan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang sarana dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
prasarana telekomunikasi. Kegiatan layanan umum berupa penyedian
hot spot area di ruang publik dan posko telkom peduli saat musim
mudik lebaran, natal dan tahun baru yang diselenggarakan setiap
tahun.
6) Bina Lingkungan (Environment), adalah kepedulian untuk
meningkatkan kualitas lingkungan internal maupun eksternal
perusahaan agar terjadi hubungan yang harmonis antara perusahaan
dengan lingkungannya.
7) Bantuan Kemanusian dan Bencana Alam (Disaster and Rescue),
adalah kegiatan untuk memberikan bantuan di dalam penanggulangan
bencana alam dan bencana kemanusiaan.
Berikut Laporan jumlah realisasi dana PKBL (Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan yang telah dilaksanakan oleh CDSA Telkom Solo pada
tahun 2010:
Tabel 4.1
Laporan PKBL(Program Kemitraan dan Bina Lingkungan )
Community Development Sub Area Telkom Solo Tahun 2010.
No Pilar Realisasi Dana 1 Pendidikan Rp. 132.000.000 2 Kesehatan Rp. 117.350.000 3 Kebudayaan dan Keadaban Rp. 112.000.000 4 Layanan Umum Rp. 105.400.000 5 Kemitraan Rp.7.936.058.809 6 Bina Lingkungan Rp. 86.000.000 7 Bantuan Kemanusiaan
dan Bencana Alam. Rp. 173.000.000
Jumlah Realisasi Dana Rp.8.661.808.809 Sumber: SIMPK CDSA Telkom Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
10. Penghargaan Tanggung Jawab Sosial PT.Telekomunikasi Indonesia,
Tbk.
Dalam melaksanakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial
PT.Telekomunikasi Indonesia mendapatkan beberapa penghargaan baik secara
lokal maupun nasional, penghargaan tersebut antara lain:
1. Untuk CDSA Telkom Solo sebagai pelaksana program kemitraan di
area se-eks Karesidenan Kota Surakarta telah mendapat penghargaan
yaitu: Best CSR BUMN & Komitmen Peduli UKM dari walikota
Surakarta 2010, Komitmen telah menjalin kerjasama dan Kemitraan
dari Kabupaten Sragen pada tahun 2010.
2. Pada tahun 2010, CSR Bidang Pendidikan dan CSR Bidang Ekonomi
Kerakyatan oleh CSR For Indonesia Award 2010.
3. Pada Tahun 2007, The Most Coverage and Target in Corporate Social
Responsibility dari Departemen Komunikasi dan Informatika
bekerjasama dengan masyarakat Telekomunikasi Indonesia dan
majalah Seluler, Best CSR For Indonesia,
4. Pada Tahun 2008, Indonesian CSR Award 2008 oleh Corporate Forum
For Communty Development dan Menteri Sosial.
5. Pada Tahun 2009, Best of Indonesia Sustainbility Reporting Award
(ISRA) 2009 Kelompok Industri Jasa Keuangan, Infrastruktur, Utilitas
dan Transportasi serta Perdagangan, Jasa dan Investasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
B. Pembahasan
Dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan mengenai
manajemen CSR /PKBL melalui program kemitraan oleh CDSA PT.Telkom
Solo, dalam upaya meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi
tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Selain itu, dijelaskan juga mengenai faktor yang menghambat dalam
pelaksanaan program kemitraan yang dilaksanakan oleh CDSA PT.Telkom
Solo.
Manajemen CSR melalui program kemitraan oleh CDSAPT.Telkom
Solo, yang akan dibahas adalah merupakan fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan /pelaksanaan, dan
pengawasan/ evaluasi (monitoring).
1. Perencanaan Program Kemitraan.
Program kemitraan oleh CDSA PT.Telkom Solo dilaksanakan
melalui berbagai tahapan yang diawali dengan tahap perencanaan.
Perencanaan merupakan suatu usaha, dalam mengambil keputusan yang
telah diperhitungkan secara matang dengan membuat langkah-langkah yang
perlu dikerjakan sebelum pekerjaan dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan dibuat untuk 1
periode tahun anggaran. Perencanaan digunakan CDSA untuk setiap
program atau kegiatan kemitraan yang dilakukan. Perencanaan ini berfungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
sebagai acuan dasar dalam melaksanakan program. Perencanaan dibuat oleh
CDC Pusat dan CDA Area. CDC adalah unit bisnis pendukung yang
bertanggung jawab atas pengelolaan program kemitraan, dan CD Area
adalah unit organisasi pelaksana operasional CDC yang berlokasi di area/
lokasi unit-unit bisnis per regional. Dalam penyusunan program-program
PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) termasuk kemitraan di
dalamnya CDC Pusat dan CDC Area yang membuat perencanaanya.
Kemudian hasil perencanaan yang telah ditetapkan akan diberikan kepada
tiap-tiap CD Area, yang kemudian didelegasikan lagi kepada tiap-tiap CD
Sub Area sebagai pelaksana program kemitraan di lapangan, seperti yang
dikatakan oleh Bapak Agus Munajat, selaku Off-1 PKBL CDSA Telkom
Solo di bawah ini:
”Perencaaan yang terkait dengan program kemitraan, Sub Area tidak menyusun rencana, CDSA tidak dilibatkan, CDSA hanya terima jadi program, perencanaan dilakukan oleh CD Area IV Semarang yang menerima usulan dari sub Area, yang kemudian disampaikan dan disusun bersama oleh CDC PT.Telkom pusat di bandung”.(Wawancara, 8 April 2011).
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Irsan Gunardi, selaku Off 2
PKBL CDSA Solo sebagai berikut:
”Kalau CDSA hanya terima jadi program kemitraan yang telah ditetapkan oleh CD Area yang ada di Semarang. CDSA Solo hanya memiliki kewenangan untuk menentukan mitra binaan dari hasil survey, dan proposal yang masuk yang disesuaikan dengan jumlah anggaran program kemitraan yang tersedia, yang digulirkan tiap triwulan”.(Wawancara,8 April 2011). Hal ini ditambahkan juga oleh Ibu Rahma selaku Staff admin CDSA
Solo, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
”Ya kan kita mendapat nota dinas yang memuat pelaksanaan program kemitraan dari CDC Pusat yang kemudian disampaikan kepada CD Area dan dilanjutkan kepada CDSA, tiap-tiap CDSA sudah memiliki target salur per triwulan dari program yang ada, terima jadi aja mbak, kita tidak terlibat perencanaan secara langsung, hanya sebagai pelaksana.” (Wawancara, 15 April 2011).
Hal ini dibenarkan dan diperkuat oleh Bapak Agus Hartanto selaku
Manager CD Area 4 Jawa Tengah dan DIY:
”Memang benar dalam perencanaan PKBL (Program Kemitraan Bina Lingkungan) tiap-tiap CDSA tidak memiliki kewenangan untuk membuat rencana masing-masing, CDSA berperan sebagai implementor (eksekutor dari rencana), tapi pada dasarnya seluruh mitra binaan yang menjadi pilihan tiap-tiap CDSA adalah pilihan dari CDSA yang berpedoman pada proposal yang diajukan dan hasil survey yang dilaksanakan oleh petugas CDSA Off PKBL, yang kemudian diajukan kepada CDA 4 Jawa Tengah& DIY untuk di acc. Kalau Perencanaan yang bersifatnya Nasional itu kami lakukan dengan adanya pertemuan seluruh CD Area seluruh Indonesia bersama CDC Pusat Bandung dengan masyarakat dan pemerintah dalam program kemitraan yang mengacu pada peraturan Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 ayat 1-4 tentang PKBL dengan memperhatikan prinsip Engagement (terjalinnya komunikasi dan relasi yang baik mengenai rencana) dan Assesment (mendengarkan aspirasi masyrakat yang menjadi pedoman dan identifikasi kebutuhan masyarakat).” Dalam perencanaan stakeholder yang terlibat dalam perencanaan PKBL (Program Kemitraan) terdiri dari: stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Stakeholder internal disini adalah Karyawan, Direksi. Stakeholder eksternal yaitu pemegang saham, pelanggan (masyarakat), regulator (pemerintah). Ini betuknya segitiga seperti ini:
Dalam hal ini regulator (Pemerintah) berperan untuk mendukung operasional program. Pemerintah membuat regulasi (undang-undang) dan mengawasai program yang dijalankan oleh BUMN. BUMN sendiri menjalankan program CSR/PKBL secara transparan, realibel, tangibel dari hasil laba BUMN. Masyarakat mengawasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
mengkritik yang membangun untuk operasional pelaksanaan program, dan disini masyarkat (pelanggan) sebagai subyek dari pelaksanaan program. Dalam perencanaan, Telkom mempunyai Blue Print perencanaan dalam jangka panjang selama 5 tahun dan jangka pendek selama 1 tahun. Kalau dalam jangka pendek bertujuan memajukan dan mensejahterakan masyarakat komunitas. (Wawancara, 27 April 2011). Jadi dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
perencanaan CSR program kemitraan tidak dilaksanakan pada CDSA
Telkom Solo, karena peran CDSA hanya sebagai implementor dari program
kemitraan yang perencanaannya dilakukan oleh CDC pusat dan CD Area
yang kemudian hasil perencanaan didelegasikan kepada CDSA sebagai
pelaksana program kemitraan. PT.Telekomunikasi Indonesia dalam
perencanaan program PKBL melibatkan karyawan dan direksi sebagai
stakeholder internal, serta pemerintah dan masayarakat (pelanggan) sebagai
stakeholder eksternal agar program dapat berjalan beriringan sesuai rencana
dan tidak timpang. Dalam perencanaan ketiga unsur stakeholders tersebut
membentuk kolaborasi yang terbuka dan saling memberikan nilai tambah,
sehingga ketika strategi kolaborasi kemitraan ini dibawa ke tataran teknis,
maka akan menghasilkan kreasi PKBL program kemitraan yang
komprehensif serta berfungsi dan bermanfaat untuk semua kalangan.
Partnership dalam perencanaan akan berdaya guna dalam mengeksekusi
CSR/PKBL program kemitraan agar berjalan dengan efektif dan jitu.
Kebijakan perencanaan dalam melaksanakan program tahunan CDC
bertanggung jawab terhadap:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
a) Penyusunan Rencana Kerja Manajerial tahunan CDC dengan
memperhatikan visi dan misi CDC dan calender of event yang
berkaitan dengan program kemitraan.
b) Penyusunan Daftar Rencana Kerja dan Anggaran Program
kemitraan yang mencerminkan pertumbuhan dan peningkatan
indikator kinerja CDC yang dapat memberikan dan meningkatkan
nilai perusahaan.
c) Daftar Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan disusun
secara Bottom up dari CD Area ke CDC.
d) CDC melakukan paketisasi program Kemitraan secara Nasional
berdasarkan rencana kerja dan anggaran tahunan.
Dalam perencanaan program kemitraan terdapat beberapa program
antara lain program kemitraan dana pinjaman, bagi UKM. Selain program
bantuan finansial PT.Telkom juga merencanakan program untuk melakukan
berbagai pembinaan bagi mitra binaanya berupa pelatihan sebagai bentuk
pengembangan softskill, keterampilan serta wawasan mitra binaan dan
promosi (pameran) sebagai wadah pengembangan jaringan pemasaran usaha
bagi mitra binaan. Berikut Rencana Program Kemitraan untuk CDSA
Telkom Solo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 4.2.
Rencana Kegiatan Program Kemitraan
Community Development Sub Area Telkom Solo Tahun 2010-2011.
Sumber: Dokumen CDSA Telkom Solo
Setelah rencana ditetapkan, tahap berikutnya dalam perencanaan
program kemitraan adalah sosialisasi, upaya mensosialisasikan program
Sasaran dan Tujuan Indikator Keberhasilan Pelaksana
Sasaran:
Terwujudnya kemampuan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) & Koperasi yang tangguh dan mandiri.
• UKM tumbuh dan berkembang.
• Terciptanya lapangan kerja,
kesempatan untuk berusaha.
• Mampu mengembangkan roda
perekonomian di masyarakat.
Community Development
Sub Area.
Tujuan Kegiatan Pokok Asumsi
Tujuan 1: Membantu permodalan bagi UKM dan Koperasi.
1) Penyaluran Bantuan pinjaman usaha dan bantuan hibah.
• Tersedianyamodal usaha bagi usaha kecil dan koperasi.
Tujuan 2 : Pengembangan Jaringan Pemasaran
1) Pembinaan Pameran / Promosi (Scope Lokal dan Nasional)
• Memperluas jaringan pemasaran hasil usaha UKM.
• Peningkatan kemampuan marketing.
Tujuan 3: Peningkatan Keterampilan Teknis dan wawasan mitra binaan.
1) Pelatihan Kewirausahaan bagi mitra binaan.
2) Pelatihan Manajemen bagi Mitra binaan.
3) Pemagangan dan Pendampingan
• Peningkatan kemampuan wirausaha mitra binaan.
• Peningkatan kemampuan manajemen usaha mitra binaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
kemitraan CDSA Telkom Solo dilakukan melalui media Internet dalam
portal website Telkom. Informasi yang diperoleh calon mitra binaan melalui
media internet atau mendengar dari teman, saudara atau orang lain yang
telah menjadi mitra binaan telkom, yang kemudian mereka mempunyai
insiatif untuk menanyakan langsung kepada pihak CDSA Telkom Solo.
Seperti yang dilakukan oleh Bapak Basuki salah satu mitra binaan berikut
ini:
“ Informasi tentang program kemitraan Telkom, saya ketahui dari teman saya yang sudah menjadi mitra binaan terlebih dulu di Telkom. Setelah itu saya tanyakan langsung kepada CDSA Telkom Solo. Saya merasa informasi ini terlambat, kalu saja saya tau dari dulu mungkin saja, saya sudah ikut dari dulu-dulu.” (Wawncara, 6 Mei 2011)
Hal ini juga dibenarkan oleh Bapak Agus Munajat selaku Off 1
PKBL CDSA Telkom Solo, berikut penuturannya:
“Informasi program kemitraan Telkom dapat diketahui melalui media Internet dan dari mulut-ke mulut. Informasi dari mulut ke mulut ini biasanya disebarkan oleh mitra binaan yang sudah menjadi bagian dari program kemitraan kepada teman-temannya sesama ukm atau kerabatnya.” (Wawancara, 15 April 2011) Ada juga mitra binaan yang lain, yang memperoleh infomasi adanya
bantuan pinjaman program kemitraan diperoleh dari salah satu anggota
keluarganya yang bekerja di PT.Telkom, hal ini diungkapkan oleh Ibu
Agnes sebagai mitra binaan yang memiliki usaha warung makan sebagai
berikut:
“ Saya mengetahui informasi program kemitraan dari suami saya. Suami saya kan bekerja di koperasi Telkom. Kemudian saya diberikan informasi untuk mencoba mengikuti program kemitraan yang ada di CDSA Telkom Solo” (Wawancara, 28 Mei 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi
adanya bantuan pinjaman program kemitraan oleh CDSA PT.Telkom Solo
menjadi terbatas. Pemberitahuan dengan cara ini kurang dapat menjangkau
seluruh UKM dan Koperasi yang memerlukan bantuan pinjaman. Sehingga
masih banyak usaha kecil dan koperasi yang belum mengetahui tentang
adanya bantuan pinjaman program kemitraan yang dilakukan oleh CDSA
PT.Telkom Solo.
2. Pengorganisasian/ OrganizingProgram Kemitraan.
Untuk mendukung terlaksananya suatu program dibutuhkan
pengorganisasian yang baik yang akan menunjang pelaksanaan tugas dari
masing-masing bagian atau unit kerja. Pengorganisasian dimaksudkan
sebagai keseluruhan proses pembagian tugas, alat-alat, wewenang serta
tanggung jawab masing-masing pegawai/bagian sehingga dapat tercapai
suatu organisasi dalam pelaksanaan program kemitraan, yang dapat
digerakkan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian diperlukan untuk mempermudah dalam
pelaksanaan program yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam
pelaksanaan program kemitraan yang dilaksanakan, PT.Telkom telah
membentuk Divisi tersendiri yang disebut CDC (Community Development
Center). CDC berpusat pada kantor Telkom pusat Bandung, yang kemudian
didelegasikan ke berbagai provinsi, sesuai dengan divisi regional (Divre)
yang ditangani oleh CDA (Community Development Area), dan kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
diteruskan ke kandatel di berbagai daerah, yang akan ditangani oleh divisi
CDSA (Community Development Sub Area). Untuk mengetahui struktur
pelaksana program kemitraan lebih lanjut, dapat diketahui melalui bagan
berikut ini:
Bagan 4.1.
Struktur Organisasi CDC PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk.
Sumber: SIM PK CDC
Dari bagan di atas dapat diketahui tanggung jawab dan pembagian
tugas untuk melaksanakan program kemitraan sesuai dengan kedudukan
masing-masing.
CEO memiliki tugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan
nasehat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan, kepengurusan,
pelaksanaan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Jangka Pendek dan
Anggaran program kemitraan sesuai ketentuan Anggran Dasar serta
ketentuan peraturan yang berlaku. Direktur HCGA merupakan Direktur
Sumber Daya Manusia & Human Capital Perusahaan Perseroan PT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sedangkan SGM CDC melaksanakan
koordinasi program, tema dan mekanisme pelaporannya bersama dengan
seluruh unit bisnis. CDC merupakan unit bisnis perusahaan yang secara
struktural berada di Direktorat Human Capital & General Affair (HCGA).
Dalam garis komando terdapat perbedaan jenjang atau kedudukan
dalam suatu struktur organisasi, sehingga atasan dapat memberi perintah
kepada bawahannya. Pelaksanaan garis komando dilakukan Oleh SGM CDC
Pusat kepada Manager CD Area yang dilanjutkan kepada CDSA.
Dalam penyelenggaraan perannya, CDC mengelola program-
programnya dengan mekanisme sebagai berikut:
a) Program Kemitraan diarahkan oleh Direktur Utama.
b) Laporan Pelaksanaan dan Pertanggung jawaban program kemitraan
dilaporkan kepada Direktur Utama melalui Direktur HCGA.
CDC memberikan layanan program kemitraan di seluruh wilayah
operasional TELKOM. Berikut penjelasan mengenai tugas CDC dalam
pengelolaan program Kemitraan:
• Tugas CDC pusat adalah:
1) Menyusun kebijakan pengelolaan Program Kemitraan;
2) Menyusun Standart Operating Procedure (SOP) pengelolaan
Program Kemitraan;
3) Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) Program
Kemitraan untuk disahkan oleh RUPS atau Dewan Komisaris;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
4) Menyetujui dan menetapkan Program Kemitraan yang
direkomendasikan oleh CD Area;
5) Menyalurkan dana pinjaman kepada Mitra Binaan melalui CD
Area;
6) Dapat melakukan monitoring dan evaluasi penetapan besaran
penyaluran pinjaman melalui Forum Group Discussion (FGD)
di CD Area;
7) Melakukan pengelolaan pinjaman bermasalah;
8) Menyampaikan laporan pelaksanaan program Kemitraan secara
berkala kepada Direksi Utama, selanjutnya Direksi Utama
menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris dan Menteri;
9) Melakukan pembinaan kepada CD Area secara
berkesinambungan/ berkelanjutan.
• Tugas CD Area adalah:
1) Menerima, mengadministrasikan dan mengevaluasi administrasi
serta melakukan survey lapangan terhadap proposal obyek
Calon mitra binaan program Kemitraan;
2) Mengelola dan menyalurkan dana program kemitraan yang
sudah disetujui dan ditetapkan oleh SGM CDC kepada Mitra
Binaan dan penerima bantuan.
3) Membuat Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) dengan Pihak
Ketiga dalam pelaksanaan pembinaan Mitra Binaan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
4) Melakukan aktivitas pengembalian pinjaman (collection) atas
pinjaman program kemitraan yang dikelola dan mengevaluasi
kelancaran pembayaran angsuran pinjaman;
5) Melakukan usaha-usaha pemulihan terhadap pinjaman
bermasalah (kurang lancar, diragukan, macet) dengan cara
rescheduling dan reconditioning;
6) Mengusulkan penghapusbukuan pinjaman bermasalah setelah
melalui tahapan pemulihan, ke CDC.
7) Memonitor, mengadministrasikan dan melaporkan hasil
pelaksanaan program kemitraan.
8) Melakukan pembukuan atas pelaksanaan program kemitraan.
9) Memfasilitasi pembentukan FORKOM dan mengkoordinir
aktivitas FORKOM Mitra Binaan dalam setiap periode
penyaluran dana Program Kemitraan.
10) Menyusun Daftar Rencana Kegiatan (DRK) tahunan Program
Kemitraan.
11) Mengajukan Daftar Rencana Kegiatan tahunan Program
Kemitraan ke CDC.
12) Membuat rekomendasi kepada SGM CDC untuk menyetujui
dan menetapkan Calon Mitra Binaan.
13) Mengajukan dropping dana kepada SGM CDC untuk
penyaluran pinjaman,beban pembinaan, bantuan dan biaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
operasional sesuai kebutuhan dan masih dalam alokasi
anggaran;
Dalam pelaksanaanya, CD Area memiliki beberapa sub area yang
terbagi di beberapa kandatel dalam melaksanakan program kemitraan yang
disebut CDSA. Untuk wilayah CDArea 4 Jawa Tengah dan DIY terdiri dari:
CDSA Pekalongan, CDSA Semarang, CDSA Purwokerto, CDSA DI
Yogyakarta, dan CDSA Solo. CDSA Solo sendiri memiliki struktur
organisasi sebagai jalur koordinasi dan pembagian tugas serta tanggung
jawab masing-masing pada setiap bagian. Seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Irsan Gunardi Selaku Off 2 PKBL CDSA Solo sebagai berikut:
” Di CDSA Solo terdapat Off 1 PKBL dan OFF 2 PKBL, serta 1 Staff Admin yang menangani pekerjaan di CDSA Solo untuk melaksanakan program kemitraan, setiap jabatan yang diemban masing-masing telah memiliki Job-Description untuk pembagian tugasnya yang akan bertanggung jawab langsung kepada Manager CD Area”.(Wawancara, 7 April 2011).
Untuk mengetahui struktur organisasi di CDSA Telkom Solo
berikut gambar struktur organisasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Bagan 4.2.
Struktur Organisasi CDSA Telkom Solo
Sumber: Diolah dari CDSA Telkom Solo
Berikut ini adalah uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing
bidang yang melaksanakan program kemitraan oleh CDSA PT.Telkom
Solo:
a) Uraian Pekerjaan OFF 1 PKBL CDSA Telkom Solo.
1) Memastikan tersedianya data dan informasi yang berhubungan
dengan program kemitraan dan bina lingkungan untuk
pelaksanaan program kerja.
2) Memastikan tersedianya hasil survey dan hasil evaluasi
kelayakan penentuan mitra binaan dan calon obyek bantuan.
3) Memastikan tersedianya draft perjanjian pinjaman antara mitra
binaan dengan TELKOM.
4) Memastikan data perjanjian pinjaman di-entry ke dalam
Aplikasi SIM PK.
Manager CD Area 4 Jateng & DIY
OFF-1 PKBL CDSA Solo
OFF -2 PKBL CDSA Solo
Staff Administrasi CDSA Solo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
5) Memastikan data hasil pembinaan di-entry ke dalam Aplikasi
SIM PK.
6) Memastikan tersedianya hasil pengukuran pelaksanaan kegiatan
PKBL.
7) Memastikan tersedianya eviden (bukti domumen) hasil
pelaksanaan kegiatan PKBL.
8) Memastikan tersedianya rekomendasi perbaikan pelaksanaan
pekerjaan PKBL.
b) Uraian Pekerjaan Off 2 PKBL CDSA Telkom Solo.
1) Memastikan tersedianya data dan informasi yang berhubungan
dengan program kemitraan dan bina lingkungan untuk
pelaksanaan program kerja.
2) Memastikan tersedianya hasil survey dan hasil evaluasi
kelayakan penentuan mitra binaan dan calon obyek bantuan.
3) Memastikan tersedianya draft perjanjian pinjaman antara mitra
binaan dengan TELKOM.
4) Memastikan data perjanjian pinjaman di-entry ke dalam
Aplikasi SIM PK.
5) Memastikan data hasil pembinaan di-entry ke dalam Aplikasi
SIM PK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
6) Memastikan tersedianya hasil pengukuran pelaksanaan kegiatan
PKBL.
7) Memastikan tersedianya eviden (bukti domumen) hasil
pelaksanaan kegiatan PKBL.
8) Memastikan tersedianya rekomendasi perbaikan pelaksanaan
pekerjaan PKBL.
c. Uraian Pekerjaan Staff Administrasi CDSA Telkom Solo.
1) Membantu dan menjelaskan persyaratan Proposal yang berlaku
tentang Program Kemitraaan kepada Calon Mitra Binaan.
2) Melakukan pendataan Proposal yang masuk terhadap CMB
(Calon Mitra Binaan)
3) Membantu survey terhadap Calon Mitra Binaan bersama dengan
Pegawai CD Sub Area setempat.
4) Melakukan Input SIM Pra-PKS dan SP-3K
5) Mengantisipasi angsuran pertama nol (0)
6) Melaksanakan Remainding Call Mitra Binaan.
7) Melaksanakan setor Penerimaan angsuran Mitra Binaan
8) Melaksanakan pengadministrasian hasil setor ke Bank Mandiri
(RC) dan menyerahkannya bukti setor kepada Mitra Binaan.
9) Membantu membuat Laporan Keuangan
10) Membantu pegawai (Officer-I dan Officer-II) dalam pelaksanaan
tertib administrasi keuangan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
11) Membantu pencatatan transaksi Keuangan pada Awal bulan (cut
off mutasi kug) setiap tanggal 3 bulan berikutnya (kecuali hari
libur) pada lokasi kerja setempat.
Dalam pelaksanaan program kemitraan CDSA Telkom Solo tugas
antara Off-1 dan Off-2 hampir memiliki kesamaan dalam pembagian tugas,
untuk CDSA Telkom Solo dalam menjalankan tugasnya berada dibawah
pengwasan CDArea 4 Jawa Tengah dan DIY, Officer 1 PKBL dan Officer 2
PKBL CDSA Telkom Solo dalam melaksanakan pekerjaanya akan
menerima perintah dari Manager CD Area 4 Jawa Tengah &DIY dan
bertanggung jawab langsung kepada Manager CD Area 4 Jawa Tengah&
DIY, sedangkan Staff administrasi berada di bawah pengawasan Officer 1
PKBL.
Dilihat dari jumlah SDM yang ada, masih terdapat kekurangan
jumlah SDM yang tersedia di CDSA Solo, karena seharusnya setiap CDSA
memiliki 3 Officer, yaitu Off 1, Off2, dan Off 3 PKBL dalam pelaksanaan
program kemitraan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Irsan
Gunardi selaku OFF 2 PKBL CDSA Solo:
”Seharusnya tiap CDSA memiliki 3 Off, yaitu Off 1, Off 2, Off3 PKBL, namun di CDSA Solo hanya terdapat 2 Off saja, yaitu pak Agus sebagai Off 1, dan saya Off2, serta dibantu oleh 1 tenaga administrasi outsourching, sehingga terkadang apa yang dikerjakan Off 1 bisa dikerjakan Off 2, begitu juga sebaliknya, seperti Survey, Collection kita bekerja bersama-sama dalam pelaksanaannya. (Wawancara 6 April 2011).
Namun kekurangan jumlah sdm pada CDSA Telkom Solo, tidak
menjadi kendala yang berarti bagi pelaksanaan program kemitraan. Pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
CDSA Telkom Solo sendiri, tidak dapat menambah jumlah karyawan karena
prosedur penambahan karyawan harus menunggu surat keputusan dan
pengangkatan karyawan dari CDC Pusat Telkom Bandung.
3. Menggerakkan/ Pelaksanaan (Actuating)Program Kemitraan.
Setelah melakukan pengorganisasian terhadap pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya maka yang dilakukan selanjutnya adalah penggerakkan.
Actuating merupakan pencapaian semua tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya sehingga tidak hanya rencana yang terbentuk dan tidak
terealisasikan. Fungsi penggerakkan dilakukan agar para pelaku Program
Kemitraan merasa memiliki tanggung jawab yang tinggi dan mau
melaksanakan tugas pokoknya dengan dukungan dan partisipasi dari
masyarakat sehingga pelaksanaan Program Kemitraan dapat berjalan dengan
lancar.
Dalam penggerakkan dilakukan berbagai kegiatan seperti pemberian
motivasi, menetapkan strategi pelaksanaan, dan koordinasi untuk mencapai
hasil yang telah direncanakan.
a. Pemberian Motivasi.
Dalam tahap ini dilakukan dengan memberikan dukungan/ motivasi
serta pendampingan kepada petugas CDSA Telkom Solo,
masyarakat (mitra binaan), selain itu juga penyediaan dana untuk
membiayai pelaksanaan Program Kemitraan. Bantuan pendampingan
dilakukan oleh petugas CDSA Telkom untuk mendampingi mitra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
binaan dalam rangka pemberdayaan ekonomi dan pengembangan
usaha mitra binaan. Kegiatan pendampingan untuk mitra binaan oleh
petugas CDSA Telkom Solo terdiri dari serangkain kegiatan:
pembekalan, pelatihan, dan promosi/ pameran untuk memotivasi
perkembangan usaha mitra binaan. Pada pelaksanaannya perusahaan
juga harus memiliki.tingkat profitabilitas yang memadai untuk
penyediaan dana, sebab laba merupakan fondasi bagi perusahaan
untuk dapat berkembang dan mempertahankan pelaksanaan Program
Kemitraan serta eksistensi perusahaan.
b. Penetapan strategi pelaksanaan.
Untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan maka dapat digunakan
strategi pelaksanaan sebagai berikut:
1. Menggunakan pengembangan masyarakat, sebagai jalur masuk
untuk mengembangkan para mitra binaan UKM menjadi mandiri,
sehingga menghasilkan masyarakat yang secara ekonomi
produktif. Hal ini dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
a. Pemberian pinjaman dana bergulir dan bantuan khusus
kepada masyarakat UKM untuk mengembangkan usahanya.
b. Melakukan kegiatan pemberdayaan melalui pelatihan guna
meningkatkan keterampilan dan manajemen pengelolaan
usaha mitra binaan agar mampu secara mandiri memenuhi
kebutuhannya dan mengelola usahanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
2. Memotivasi mitra binaan untuk berpartisipasi aktif terhadap
berjalannya Program Kemitraan.
3. Menumbuhkan kreativitas dan inovasi mitra binaan untuk
berencana mengembangkan dan membangun usaha nya agar
mampu bersaing di pasar.
4. Menggalang berbagai sumber daya baik internal maupun eksternal
untuk mendukung pelaksanaan program kemitraan.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Agus Munajat
selaku OFF-1 PKBL CDSA Telkom Solo,bahwa:
“ Sesuai dengan petunjuk dari Area dan pedoman pelaksanaan untuk menjalankan Program Kemitraan, di CDSA Telkom Solo juga memiliki strategi pelaksanaan untuk mendukung berjalannya kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Strategi itu antara lain bertujuan untuk menyediakan fasilitas, dana pinjaman dan pendampingan bagi mitra binaan.” (Wawancara, 17 Mei 2011).
c. Koordinasi
Selain motivasi dan pelaksanaan strategi agar pelaksanaan program
berjalan dengan baik perlu adanya pengembangan komunikasi secara
efektif dan efisien. Komunikasi ini penting dalam pengembangan
jaringan kerja baik ke dalam maupun ke luar sehingga berpengaruh
pada kinerja organisasi. Komunikasi pada CDSA Telkom Solo
dilakukan antara petugas CDSA Telkom Solo dilakukan antar
petugas CDSA Telkom Solo pada saat rapat kerja bulanan, serta
komunikasi antar petugas CDSA Telkom Solo dengan CD Area 4
Jateng & DIY pada saat rapat kerja dan koordinasi yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
setiap triwulan oleh CD Area sebelum dilaksanakannya kegiatan
penyaluran dana pinjaman, Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Agus M.Munajat selaku Off 1 PKBL CDSA Telkom Solo
berikut ini:
“ Dalam menjalin komunikasi biasanya setiap bulan kami melakukan rapat koordinasi secara internal bersama OFF-2 PKBL dan Staff Adm untuk mengevaluasi kinerja petugas dalam menjalankan pekerjaanya dalam melaksanakan Program Kemitraan. Sedangkan yang terkait laporan dan koordinasi ke atasan yaitu kepada manager CD Area biasanya dilaksanakan setiap rapat kerja triwulan. Tetapi koordinasi kepada CD Area pun terkadang pun kami lakukan, mungkin hamper setiap hari kami menjalin hubungan komunikasi melalui media telephone untuk menanyakan dan membicarakan program kemitraan. “ (Wawancara, 17 Mei 2011)
Jadi dapat disimpulkan tindakan penggerakkan dalam
Program Kemitraan dilakukan melalui tiga cara yaitu: motivasi,
penetapan strategi pelaksanaan dan koordinasi. Dalam rangka
pemberian motivasi dilakukan dengan pemberian pendampingan
dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan penyedian guna
mendukung operasional kegiatan Program Kemitraan. Penetapan
strategi pelaksanaan dilaksanakan dengan berbagai jenis kegiatan
antara lain, menjadikan Program Kemitraan sebagai langkah awal
membangun masyarakat UKM menjadi mandiri baik secara sosial
maupun ekonomi, melakukan kegiatan pemberdayaan melalui
pelatihan, memotivasi mitra binaan untuk berpartisipasi aktif
terhadap berjalannya Program Kemitraan, menumbuhkan kreativitas
dan inovasi para mitra binaan untuk mengembangkan usahanya dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
menggalang sumber daya untuk mendukung berjalannya Program
Kemitraan. Untuk koordinasi dan komunikasi dilakukan oleh
petugas CDSA Telkom Solo dalam bentuk vertikal dan horizontal.
Koordinasi vertikal yang dilakukan antar petugas CDSA Telkom
Solo yang melaksanakan secara langsung Program Kemitraan.
Sedangkan untuk koordinasi horizontal dilakukan oleh CDSA
Telkom Solo kepada Manager CDSA Telkom Solo kepada Manager
CD Area yang dilakukan melalui rapat kerja koordinasi tiap
triwulan.
Adapun motivasi pelaksanaan CSR/PKBL merupakan suatu bentuk
komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik
bersama stakeholder terkait, terutama adalah masyarakat disekeliling dimana
perusahaan tersebut berada. Peran CSR/PKBL semakin penting dalam
mendorong semakin luasnya tanggung jawab sosial korporat bagi
terciptanya keseimbangan sosial korporat baik pembangunan ekonomi,
sosial, maupun lingkungan. Untuk itu yang menjadi motivasi yang
melandasi sebuah perusahaan untuk melaksanakan CSR/PKBL adalah untuk
menjalankan kewajiban perusahaan hingga demi membantu sesama.
Hal ini juga berangkat dari kenyataan bahwa selain sebagai institusi
ekonomi, perusahaan juga merupakan institusi sosial, sehingga diharapkan
dapat berkembang secara harmonis bersama masyarakat sekitar. Oleh karena
itu, keduanya bukanlah dua entitas yang harus saling menegaskan atau dua
entitas yang saling mengeksploitasi. Di tengah situasi masyarakat yang pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
umumnya masih jauh dari sejahtera, perusahaan memiliki tanggung jawab
untuk membantu kesejahteraan secara sustainability. Perusahaan tidak boleh
hanya memikirkan keuntungan finansial mereka semata, lebih dari itu
perusahaan dituntut untuk memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan publik.
Pada pelaksanaannya perusahaan harus memiliki tingkat
profitabilitas yang memadai, sebab laba merupakan fondasi bagi perusahaan
untuk dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya.
Pada tataran praktis CSR/PKBL biasanya berupa program yang
memiliki tujuan pemberdayaan. Proses pemberdayaan dapat melalui
pengembangan dan pembangunan masyarakat, perusahaan melibatkan
masyarakat untuk turut serta berpartisipasi, bukan hanya sekedar mendapat
bantuan atau hanya konsep Community Development semata. Sehingga
setelah adanya bentuk kegiatan pengembangan masyarakat ini, mereka dapat
lebih mandiri dan berdaya dari sebelumnya.
Kegiatan program CSR/PKBL pun beragam, salah satunya adalah di
bidang ekonomi, melalui program kemitraan. Model kegiatan program
kemitraan dilakukan dalam rangka membangun hubungan antara perusahaan
dan masyarakat sekitar yang lebih berkualitas melalui pengembangan usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Peran perusahaan dalam
pengembangan UMKM dapat dilakukan dengan memberikan bantuan
kepada UMKM sehingga UMKM tersebut dapat membentuk capacity,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
financial support, dan jalur pemasaran yang kuat, sehingga mampu
memperkuat daya saing UMKM di masyarakat.
Dalam kaitan ini, kepedulian perusahaan akan memberi manfaat
kepada kedua belah pihak, khususnya dalam rangka pengurangan dampak
gejolak sosial sebagai akibat kecemburuan sosial. Secara spesifik disebutkan
bahwa CSR/PKBL dapat diarahkan melalui bantuan permodalan atau dalam
bentuk peningkatan kapasitas seperti inovasi packaging, inovasi branding,
inovasi produk serta penampilan produk.
Keberadaan sebuah perusahaan yang memiliki komitmen terhadap
pemberdayaan masyarakat melalui program CSR/PKBL, memiliki nilai
positif yang mampu merancang dan mensukseskan sebuah kemandirian
masyarakat yang dapat dijadikan sandaran dan harapan semua lapisan
masyarakat. Sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat, PT.Telkom
sendiri memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung dan melaksanakan
program CSR/PKLB. Komitmen ini terutama dilatarbelakangi oleh:
1. Tuntutan lingkungan global dalam penerapan CSR/PKBL.
2. Perubahan persepsi manajemen untuk secara bersamaan
mengembangkan bisnis PT.Telkom dan memberdayakan
masyarakat.
3. CSR/PKBL merupakan bagian dari pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik (GCG).
4. Meningkatnya ekspektasi investor global terhadap implementasi
CSR/PKBL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Karenanya, PT.Telkom menempatkan CSR/PKBL sebagai bagian
dari strategi bisnis yang pelaksanaannya dipayungi oleh keputusan Direksi.
Filosofi kegitan CSR/PKBL di lingkungan PT.Telkom adalah integrated dan
strategic CSR/PKBL yang tidak saja memperhatikan aspek generic social
impact untuk sekedar memitigasi dampak negatif dari operasional dan
keberadaan perusahaan dalam bentuk donasi sosial, tetapi juga melibatkan
aspek value chain social impacts and social dimensions of competitivenes.
Konsep dasar dari dilaksanakannya CSR/PKBL program kemitraan
dilatarbelakangi tanggung jawab sosial perusahaan, komitmen, dan
kepedulian PT.TELKOM terhadap pemberdayaan masyarakat melalui
program Pembinaan Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Koperasi guna
mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan
kerja, serta kesempatan berusaha bagi masyarakat. Hal ini diungkapkan
oleh Bapak Agus Munajat selaku Off 1 PKBL CDSA Solo sebagai berikut:
“Program PKBL sendiri sebenarnya sudah lama dilaksanakan oleh PT.TELKOM, namun dulu namanya PUKK pada tahun 1995-2000, dan pengelolaan program tersebut dialihkan ke pos, namun tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kemudian ditangani sendiri oleh PT.TELKOM pada tahun 2001, diserahkan ke kandatel masing-masing. Sekarang sesuai undang-undang dari pemerintah dinamakan PKBL, yaitu program kemitraan dan bina lingkungan, untuk program kemitraan sendiri adalah program pembinaan Usaha Mikro Kecil (UMK) & Koperasi guna mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja, serta kesempatan usaha bagi masyarakat. ” (Wawancara, 15 April 2011)
• Model Pelaksanaan.
Bila dilihat sesuai dengan model-model CSR yang dikemukakan oleh
Saidi dan Abidin (2004) dalam CSR Alternatif Bagi Pembangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Indonesia (2008:22), PT.Telkom menggunakan model melalui keterlibatan
langsung dalam pelaksanaan program CSR/PKBL. Program CSR/PKBL
dilakukan secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri berbagai
kegiatan CSR/PKBL kepada masyarakat dengan membentuk divisi
tersendiri dalam pengelolaan kegiatan CSR/PKBL yang disebut CDC
(Community Development Center). Model pelaksanaan CSR/PKBL yang
dilaksanakan PT. Telkom adalah sebagai berikut:
1) Program yang dikelola secara mandiri oleh PT.Telkom.
2) Program yang dikelola melalui sinergis antara manajemen
PT.Telkom dan manjemen CDC yang menangani PKBL.
3) Program yang melibatkan partisipasi dari seluruh karyawan,
direksi, pemerintah dan masyarakat.
• Bentuk Bantuan
Bantuan pinjaman adalah pembiayaan yang diberikan kepada mitra
binaan untuk membiayai (kebutuhan) modal kerja dan/ atau pembelian
aktiva tetap yang harus dikembalikan dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian. Berdasarkan
ketentuan dalam PKBL bentuk program kemitraan di Telkom berupa
bantuan pinjaman dana yang berupa modal kerja, pembelian barang-barang
modal, atau pinjaman khusus untuk jangka pendek dengan bunga yang
lunak. Selain itu, Telkom juga memberikan berbagai macam bentuk
pembinaan untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan serta
memberikan akses yang luas bagi pemasaran mitra binaan. Sektor usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
yang dapat diberikan bantuan pinjaman adalah industri, jasa, perdagangan,
peternakan, perikanan, pertanian, dan lainnya.
TELKOM dalam hal ini Community Development Sub Area Solo
(CDSA Solo) sebagai unit yang bertanggung jawab dalam implementasi
PERMEN BUMN No. 5/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 yang memiliki
area pelayanan Se-eks Karesidenan Surakarta meliputi Surakarta, Sukoharjo,
Klaten, Boyolali, Sragen, Karanganyar, Salatiga.
Selama kurun waktu tahun 2004 sampai dengan tahun Triwulan
I/Maret 2011 program kemitraan telah ikut menunjang program
Pembangunan Nasional berupa pemberian pinjaman dana bergulir kepada
2036 UKM dana yang telah disalurka CDSA Telkom Solo sebesar 40,8 M
yang terbagi dalam beberapa segmen yaitu : industri, perdagangan, jasa,
peternakan, pertanian, perikanan dan jasa lainnya. Berikut Rinciannya:
Tabel 4. 3.
Penyaluran Dana Program Kemitraan CDSA Telkom Solo
Tahun 2004- Triwulan I/Maret 2011.
Sumber: SIMPK CDSA Telkom Solo
No Segmentsai Jumlah Mitra Dana 1 Industri 231 MB Rp. 5.173.100.000 2 Perdagangan 920 MB Rp. 18.727.500.000 3 Jasa 797 MB Rp. 14.817.600.000 4 Pertanian 17 MB Rp. 264.000.000 5 Peternakan 71 MB Rp. 1.352.300.000 6 Perikanan 3 MB Rp. 100.500.000 7 Lainnya 10 MB Rp. 420.000.000
Jumlah 2036 MB Rp. 40,855,000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Ketentuan Usaha kecil yang dapat mengikuti program kemitraan
Telkom adalah:
1) Memiliki kriteria sebagai usaha mikro & kecil yaitu memiliki
kekayaan bersih (aset) maksimal Rp.200 juta (tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan (omset)
tahunan paling banyak Rp. 1 Milyar.
2) Milik Warga Negara Indonesia.
3) Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun.
4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi dengan usaha
menengah atau usaha besar.
5) Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum atau yang berbadan hukum termasuk koperasi.
6) Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.
7) Tidak sedang menjadi Mitra Binaan BUMN dan institusi sejenis
yang lain.
8) Bersedia menyerahkan anggunan /jaminan minimal sebesar 1,5 kali
pinjaman.
• Tahap Pelaksanaan Program Kemitraan
Tahapan yang dilaksanakan oleh CDSA PT.Telkom Solo dalam
program kemitraan adalah sebagai berikut:
1. Proposal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Langkah pertama dalam penyaluran program kemitraan adalah
penyerahan proposal oleh masyarakat yang ingin mengajukan
pinjaman dana program kemitraan ke CDSA PT.Telkom Solo, untuk
kemudian dihimpun dan dilakukan pengecekan kelengkapan
persyaratan administrasinya. Proposal yang diserahkan harus sesuai
dengan format proposal yang telah ditentukan oleh CDSA. Berikut
penjelasan mbak Rahma selaku staff administrasi CDSA Telkom Solo:
“Proposal yang masuk harus dicek terlebih dahulu kelengkapannya, isi dari proposal antara lain data pribadi, data perusahaan, rencana pengembangan usaha, jumlah tenaga kerja, inventaris usaha, laporan keuangan, jumlah pinjaman yang dibutuhkan, denah lokasi usaha, fc ktp suami-istri, fc KK, fc surat nikah, pas photo 3x4, ijin usaha (jika ada),fc rekening bank mandiri, surat pernyataan suami istri, surat pernyataan tidak sedang dalam pembinaan BUMN lain, dan surat agunan berupa sertifikat atau BPKB, hal ini harus dipastikan kelengkapannya sebelum dilakukan survey dan diinput sim.Biasanya kalau mendekati bulan-bulan penyaluran, banyak yang mengajukan proposal, terkadang proposal yang masuk lebih banyak dari jumlah target salurnya sehingga melebihi kuota, jadi kadang-kadang mitra yang belum sempat ikut triwulan ini diikutkan triwulan selanjutnya”. (Wawancara 13 April 2011) Pada Triwulan I/ Maret 2011 jumlah proposal yang masuk di
Kantor CDSA Telkom Solo sebanyak 106 berikut rincian datanya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 4. 4.
Data Proposal Pengajuan Program Kemitraan
CD Sub Area Telkom Solo Triwulan I/ 2011.
Sumber: CDSA Telkom Solo Dari data di atas dapat diketahui bahwa proposal yang masuk
lebih dominan pada usaha perdagangan dibandingkan jenis usaha
lainnya. Hal ini disebabkan banyaknya perkembangan UKM di bidang
perdagangan di wilayah eks karisidenan Surakarta.
2. Survey kelayakan calon mitra binaan.
Survey calon mitra binaan adalah kegitan penelitian terhadap
calon penerima bantuan guna mendapatkan informasi kelayakan
pemberian bantuan program kemitraan. Survey dilakukan setelah
semua proposal yang diajukan sesuai dengan persyaratan untuk
mengecek kebenaran isi proposal tentang usaha calon mitra binaan dan
untuk mengetahui kemampuan membayar calon mitra binaan. Survey
dilaksanakanOfficer 1, Officer 2, dan staff administrasi untuk
mengetahui apakah usaha tersebut benar-benar ada, bagaimana
kelancaran usaha, apakah usaha tersebut merupakan milik calon mitra
No Jenis Usaha Jumlah Mitra
1 Industri 11 2 Jasa 16 3 Perdagangan 66 4 Peternakan 10 5 Pertanian 3
Total 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
binaan sendiri, mengetahui kebutuhan mitra, dan untuk mengetahui
kemampuan mitra. Banyaknya jumlah mitra binaan yang akan disurvey
disesuaikan dengan jumlah banyaknya jumlah proposal yang
mengajukan. Berikut penjelasan Bapak Irsan Gunardi, selaku OFF-2
PKBL CDSA Telkom Solo:
“Setelah proposal sudah lengkap sesuai persyaratan administrasi dan sudah di input ke dalam SIM CDC. Kurang 1,5 bulan dari waktu penyaluran, petugas CDSA akan mensurvey lokasi usaha untuk melihat kebenaran, kelayakan dan kelancaran usaha. Hal ini sebagai patokan untuk diberikan pinjaman atau tidak diberikan pinjaman dan berapa besar bantuan yang layak diberikan kepada calon mitra binaan sesuai dengan kebutuhan usahanya.”( Wawancara,19 April 2011) Dengan adanya survey, Telkom sebagai pihak yang akan
memberikan pinjaman dapat memahami apa yang dibutuhkan dan
besarnya pinjaman yang sesuai dengan usaha calon mitra binaan,
sehingga terjadi kesepahaman dan kepercayan kepada calon mitra
binaan dan pihak Telkom.
3. Mengirimkan Proposal kepada CDA 4 Jawa Tengah dan CDC
Pusat.
Proposal yang dinyatakan lolos dan usaha yang dinyatakan
layak untuk menerima bantuan, proposalnya akan dikirimkan ke CDA
4 Jawa Tengah& DIY dan diteruskan ke CDC Pusat untuk diberikan
persetujuan. Selama ini, sebagian besar proposal yang sudah di survey
kelayakan usahanya dan memiliki nilai survey yang bagus sesuai
standart peraturan dan kriteria, maka pengajuan calon mitra binaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
akan disetujui. Berikut keterangan Bapak Irsan Gunardi selaku OFF-2
PKBL CDSA Telkom Solo sebagai berikut:
“Setelah semua proposal selesai di survey dan dianggap layak, maka dari CDSA akan mengirim proposal pengajuannya ke CDA 4 Jawa Tengah & DIY di Semarang, yang dilanjutkan ke CDC Pusat Bandung. (Wawancara, 22 April 2011)
Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak Basuki sebagai mitra binaan:
“Jika proposal yang sudah disurvey dan benar adanya usaha sesuai isi proposal yang dilakukan dan diajukan, maka besar kemungkinan permohanan pinjaman kita akan disetujui.”(Wawancara, 6 Mei 2011)
Pada Triwulan I/Maret 2011 jumlah proposal yang
dikirimkan ke CD Area 4 Jateng & DIY sebanyak 59 proposal, yang
disesuaikan dengan hasil survey kelayakan usaha calon mitra binaan
dan jumlah anggaran yang tersedia untuk CDSA Telkom Solo.
Tabel 4.5.
Daftar Usulan Penetapan Calon Mitra BinanCD Sub Area Solo
Bulan Maret Triwulan I/ 2011.
No Jenis Usaha Jumlah Mitra
1 Industri 6 2 Jasa 9 3 Perdagangan 36 4 Peternakan 7 5 Pertanian 1
Total 59 Sumber: CDSA Telkom Solo
Dari tabel di atas dapat diketahui, bahwa jumlah usulan mitra
binaan yang diajukan kepada CD Area yang telah disurvey oleh
petugas CDSA Telkom solo yang memiliki penilaian dan rekomendasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
layak untuk diberikan pinjaman, maka sebagian besar akan disetujui
oleh CD Area 4 Jateng & DIY untuk diberikan pinjaman.
4. Penyaluran pinjaman program kemitraan
Proposal yang telah mendapat persetujuan dari CDC Pusat,
akan diberikan kepada CDA 4 Jawa Tengah& DIY yang kemudian
diteruskan kepada CDSA Solo untuk pemberian dana pinjamannya.
Bantuan ini berlaku selama 2 tahun setiap periode penyalurannya.
Mitra binaan yang sudah melunasi pinjamannya dapat diberikan
pinjaman baru maksimal sampai dengan 3 kali periode pinjaman.
Besarnya bunga pinjaman adalah 6% setiap tahun.
Penyaluran dana program kemitraan dilaksanakan dalam setiap
Triwulan, sehingga untuk penyaluran dana program kemitraan dan
mitra binaan baru dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Setiap mitra
binaan yang lancar dapat diberikan kesempatan untuk mengajukan
pinjaman hingga tiga periode. Hal ini diungkapkan oleh ibu Rahma,
Staff Administrasi CDSA Telkom Solo:
” Program kemitraan ini dilaksanakan tiap triwulan, setahun ada 4 kali penyaluran dananya, biasanya tiap bulan Maret, Juni, September dan Desember. Mitra binaan yang sudah mendapatkan pinjaman, memiliki kewajiban membayar angsuran setelah 2 bulan penerimaan pinjaman, dengan bunga 6% per tahun untuk biaya administrasi. Setiap mitra yang lancar akan diberikan kesempatan hingga 3 periode pengajuan, hal ini didasarkan pada pertimbangan mungkin pinjaman pertama untuk membeli bahan baku, mesin dan menambah modal. Pinjaman kedua dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya, pinjaman ketiga lebih memajukan lagi dan memperluas usahanya.” (Wawancara, 25 April 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Pada acara pembekalan dan penyaluran dana, mitra binaan
diberikan perjanjian dan persetujuan penandatanganan kontrak
kerjasama mengenai program kemitraan. Menurut data program
Kemitraan CDSA Telkom solo pada triwulan pertama bulan maret/
2011, CDSA Telkom solo telah menyalurkan dana program kemitraan
sebesar Rp.1.593.000.000 kepada 59 mitra binaan. Berikut rinciannya:
Tabel 4. 6.
Penyaluran Dana Program Kemitraan CD Sub Area Solo
Bulan Maret / Triwulan I/ 2011
REKAPITULASI SEGMEN USAHA : No
Segmen Usaha Dana Jumlah
Mitra 1 Industri Rp. 172.500.000 6 MB 2 Jasa Rp. 282.000.000 9 MB 3 Perdagangan Rp. 975.000.000 36 MB 4 Peternakan Rp. 148.500.000 7 MB 5 Pertanian Rp. 15.000.000 1 MB
Jumlah Total Rp.1.593.000.000 59 MB
Sumber : SIMPK CDSA Telkom Solo.
Hal ini juga diutarakan oleh Bapak Agus Suhartanto selaku
manager CD Area 4 Jateng & DIY, pada saat penyaluran dana program
kemitraan yang dikutip dalam surat kabar berikut ini:
“Pada triwulan pertama tahun 2011, dana Rp 1,5 miliar telah disalurkan. Sementara sisanya akan disampaikan secara berkala setiap triwulan. CDC Manager Area Jateng-DI Yogyakarta Telkom, Agus Suhartanto mengatakan dana bergulir Rp 6 milyar itu diharapkan mampu mendukung pengembangan usaha UMKM penerima. Saat ini terdapat ribuan UMKM di Soloraya yang telah mendapatkan pinjaman. Jumlah tersebut diakui belum mencukupi kebutuhan pinjaman dana bagi UMKM mengingat setiap bulan terdapat sedikitnya 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
UMKM yang masuk daftar tunggu penerima. (Solo pos, Selasa 29 Maret 2011). Mengenai pencairan dana bantuan pinjaman program kemitraan
ini, umumnya dana yang cair pada mitra binaan lebih kecil dari jumlah
pijaman yang dilakukan. Besarnya pinjaman yang diterima tergantung
dari hasil survey kelayakan usaha yang dilakukan dan ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi usaha mitra binaan dan kemampuannya
dalam mengembalikan atau mengangsur pinjaman. Mengenai
kecenderungan jumlah pinjaman yang didapat lebih kecil dari jumlah
yang diajukan mitra binaan menyatakan bisa menerimanya seperti
penuturan Bapak Basuki sebagai mitra binaan yang memiliki usaha
fiber, dalam wawancara berikut ini:
“waktu di proposal saya mengajukan 50 juta namun disetujui 30 juta, namun syukur Alhamdulilah saya dapat pinjaman program kemitraan karena dapat membantu usaha fiber saya sekarang.” (Wawancara, 6 Mei 2011) Hal ini pula yang dikatakan oleh Ibu Indarwati yang merasa
beruntung dan bersyukur dapat diberikan pinjaman, meskipun
jumlahnya tidak sesuai dengan yang diajukannya seperti penuturan
berikut ini:
“ Pinjaman yang disetujui pada waktu saya mengajukan tidak sepenuhnya secara 100% nominalnya sesuai proposal, pemberian dana pinjaman yang disetujui hanya 80% dari jumlah yang diajukan. Tapi sanagat lumayan sekali untuk menambah modal usaha saya.“(Wawancara, 24 Mei 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Dari pihak CDSA Telkom Solo juga membenarkan adanya
ketidaksesuaian jumlah pinjaman yang dicairkan dengan jumlah
pengajuan pinjaman dalam proposal. Berikut penuturan Bapak Irsan
Gunardi selaku Off-2 PKBL CDSA Telkom Solo:
“ Jumlah pinjaman yang diajukan di proposal dengan jumlah pinjaman yang disetujui tidak sepenuhnya sesuai. Hal ini dilihat dari kelayakan usaha dan kemampuan mitra binaan. Terbatasnya dana yang tersedia dari CD Area juga menjadi salah satu faktor, karena jumlah dana yang terbatas harus dibagi-bagi oleh sejumlah mitra binaan yang mengajukan pinjaman agar merata” (Wawancara, 22 April 2011). Berdasarkan keterangan di atas dijelaskan bahwa jumlah
pinjaman yang diterima oleh mitra binaan lebih kecil dari jumlah yang
diajukan dikarenakan jumlah dana yang diterima dari CD Area 4
Jateng & DIY terbatas jumlahnya. Kemudian dana yang diterima oleh
CDSA Telkom Solo tersebut dibagi oleh sejumlah mitra binaan yang
ada.
Sebagai Agunan, mitra binaan yang mendapatkan pinjaman
diwajibkan untuk menyertakan jaminan. Hal ini untuk mengantisipasi
agar mitra binaan tidak lari dari tanggung jawab dan memenuhi
kewajibannya membayar angsuran. Jaminan dapat berupa sertifikat
tanah atau BPKB Kendaran yang nilai jualnya minimal 1,5 kali nilai
pinjaman yang diajukan. Berikut penuturan Bapak Basuki sebagai
Mitra Binaan:
”Jika mengajukan pinjaman maka kami diwajibkan menyerahkan jaminan berupa sertifikat tanah, atau BPKB kendaraan yang nilainya 1,5 kali lipat dari nilai pinjaman. Seperti saya kan dapat pinjamanm 30 juta, nilai agunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
minimal sekitar 50 jutaan, berupa sertifikat tanah”. (Wawancara, 6 Mei 2011).
Mitra Binaan yang telah mendapatkan pinjaman, mempunyai
kewajiban sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang
telah disetujui oleh BUMN Pembina;
2. Menyelenggarakan pencatatan/ pembukuan dengan tertib;
3. Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati;
4. Menyampaikan laporan perkembangan usaha setiap
triwulan kepada BUMN Pembina.
Jangka Waktu pinjaman dana Program Kemitraan yang
diberikan kepada Mitra Binaan, termasuk Grace Period:
1. Pinjaman yang diterima oleh mitra binaan itu dimanfaatkan
secara beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan usahanya.
Pada usaha industri pinjaman yang Pinjaman modal kerja
dan/atau investasi diberikan untuk masa 2(dua) tahun.
2. Pinjaman khusus diberikan maksimum dalam masa 1(satu)
tahun.
Bantuan pinjaman dana program kemitraan yang diterima bagi
mitra binaan usaha di bidang industri digunakan untuk menambah alat-
alat yang dapat memperlancar produksi dan pembelian bahan baku.
Seperti yang dilakukan dan diutarakan oleh Bapak Basuki mitra binaan
yang memiliki usaha fiber, berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
“Uang pinjaman dari program kemitraan saya gunakan untuk membeli alat poles, las listrik, kompresor yang besar untuk membantu pekerjaan usaha fiber. Selebihnya saya gunakan untuk membeli bahan baku fiber sebanyak 5 drum. Dengan adanya penambahan ini saya bisa melayani pesanan pelanggan saya dengan baik. (Wawancara, 6 Mei 2011) Pada usaha dagang, pinjaman yang diterima digunakan untuk
menambah barang dagangannya yang dapat memperlancar usaha
penjualannya. Seperti yang diutarakan oleh Tri Sulastin mitra binaan
yang memiliki usaha warung sembako dan plastik berikut ini:
“Uang pinjaman dari Telkom saya gunakan untuk menambah belanjaan barang dagangan. Dengan adanya tambahan modal, barang dagangan saya jadi lebih bervariasi dan dapat mengembangkan usaha dagang saya.” (Wawancara 7 Mei 2010). Dari keterangan mitra binaan di atas menunjukkan bahwa
pinjaman yang diterima memang digunakan untuk keperluan usahanya.
Tetapi tidak menutup kemungkinan ada juga mitra binaan yang
menyalahgunakan bantuan pinjaman tersebut.
Dalam pelaksanaan Program Kemitraan berazaskan pada Good
Corporate Citizenship yaitu kepedulian TELKOM dalam memberikan
kontribusi nyata terhadap terbentuknya masyarakat yang hidup
sejahtera dan mampu melakukan kegiatan ekonomi yang lebih
produktif. Prinsip program kemitraan yang dilaksanakan oleh
PT.TELKOM dituturkan oleh Manager CDA 4 Jawa Tengah & DIY
Bapak Agus Suhartanto sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
“Dalam pelaksaannya program kemitraan memiliki asas pengelolaanya yaitu: Accountability, Independency, Fairness, Transparancy, Responbility baik pertanggung jawaban internal maupun eksternal (Wawancara, 27 April 2011). Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan
program kemitraan memiliki asas sebagai berikut:
a) Accountability yaitu pencapaian sasaran baik kejelasan fungsi,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban di dalam pengelolaan
dana maupun manfaat dari program kemitraan sehingga
pengelolaannya dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
b) Independency yaitu pengelolaan dana program kemitraan yang
dilakukan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh serta tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
c) Fairness yaitu memberikan perlakuan yang sama kepada
masyarakat dalam pembinaan lingkungan dan tidak mengarah
untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara
dan alasan apapun.
d) Transparancy adalah semua proses pengambilan keputusan
dalam mengemukakan ketentuan dan informasi, baik tata cara,
evaluasi dan penetapan secara terbuka bagi masyarakat yang
berminat terhadap program kemitraan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
e) Responsibility yaitu kesesuaian dalam tanggung jawab
pengelolaan program kemitraan terhadap peraturan yang
berlaku.
• Pengangsuran pinjaman dan Pengelolaan pinjaman.
1) Pengangsuran pinjaman
Pengangsuran bantuan pinjaman program kemitraan dilakukan
tiap bulan dan dalam jangka waktu 2 tahun. Sistem pembayaran
angsuran pinjaman menggunakan autodebet, sehingga setiap bulan
angsuran dari mitra binaan secara otomatis akan dipotong dari
rekening tabungan mitra binaan ke rekening Telkom. Berikut
penuturan Ibu Indarwati salah satu mitra binaan yang memiliki usaha
kerajinan/ handycraft di bawah ini:
“Sistem pembayaran angsuran pinjaman di Telkom itu autodebet, saya hanya mengisi saldo pada tabungan mandiri saya. Maka setiap bulan akan dipotong sendiri oleh Bank Mandiri sesuai jumlah cicilan yang akan di transfer pada rekening Telkom. Sistem nya sangat praktis sekali, kita tidak perlu repot, datang ke Telkom untuk mengangsur secara tunai.” (Wawancara, 24 Mei 2011)
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Rahma Selaku Staff
administrasi CDSA Telkom Solo, dalam wawancara berikut ini:
“ Memang sistem angsurannya menggunkan autodebet, jadi mitra binaan hanya mengisi saldo tabungan saja, maka nanti setiap tanggal 10 /per bulannya bank mandiri akan memotong secara otomatis, kami hanya terima rekening koran laporan dari bank mandiri dari jumlah angsuran yang masuk ke rekening Telkom, namun apabila ada mitra binaan yang telat mengangsur atau saldo rekening pada tabungan tidak mencukupi, sehingga tidak dipotong oleh bank mandiri, mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
bisa menyetor ke CDSA Telkom Solo secara tunai, yang selanjutnya akan kami setorkan juga ke Bank Mandiri untuk dibukukan pada rekening Telkom.”(Wawancara, 20 April 2011) Bagi mitra binaan yang baru, akan diberikan grass periode
selama 2 bulan untuk menunda angsurannya, sehingga diberikannya
grass periode ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada mitra
binaan agar dana yang diberikan benar-benar dimanfaatkan untuk
usahanya. Sehingga dalam jangka waktu tersebut dapat diperoleh
keuntungan. Karena bisa saja dalam jangka waktu tersebut pinjaman
belum digunakan.
Untuk pengelolaan angsuran pinjaman, sesuai dengan dokumen
pengelolaan program kemitraan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Keputusan Direksi Perusahaan Nomor: KD21/PR0000/COP-
B0030000/2010 tanggal 19 April 2010, system pengelolaan angsuran
pinjaman program kemitraan PT. Telkom adalah sebagai berikut:
• Angsuran Pinjaman
1. Angsuran Pinjaman Program Kemitraan oleh Mitra
Binaan terdiri dari pokok pinjaman dan jasa administrasi
pinjaman;
2. Angsuran Pinjaman Program Kemitraan oleh mitra binaan
harus tepat jumlah dan tepat waktu, sesuai yang
disepakati dalam Surat Perjanjian Pinjaman (SPP);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
3. Pembayaran angsuran pinjaman dilakukan langsung ke
rekening dan pada Bank yang ditetapkan;
4. Pembayaran angsuran pinjaman yang kurang dari
kewajiban mitra binaan maka pembayaran tersebut
terlebih dahulu diperhitungkan untuk pembayaran jasa
administrasi pinjaman dan sisanya bila ada untuk
pembayaran pokok pinjaman;
5. Pembayaran angsuran pinjaman yang melebihi kewajiban
mitra binaan, kelebihannya akan diperlukan sebagai
titipan di modul Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Program Kemitraan.
Kualitas pinjaman dana Program Kemitraan dinilai berdasarkan
pada ketepatan waktu pembayaran kembali pokok pinjaman dan jasa
administrasi pinjaman. Kualitas Pinjaman digolongkan menjadi:
1. Lancar adalah pembayaran anggaran pokok dan jasa
administrasi pinjaman tepat waktu atau terjadi keterlambatan
pembayaran angsuran pokok dan/ atau jasa administrasi
pinjaman selambat-lambatnya 30 hari dari tanggal jatuh tempo
pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah
disetujui bersama;
2. Kurang lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran
angsuran pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang
telah melampaui 30 hari dan belum melampaui 180 hari dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan
perjanjian yang telah disetujui bersama.
3. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran
angsuran pokok dan/ atau jasa administrasi pinjaman yang
telah melampaui 180 hari dan belum melampaui 270 hari dari
tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan
perjanjian yang telah disetujui bersama;
4. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran
pokok dan/atau jasa administrasi pinjaman yang telah
melampaui 270 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran
angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui
bersama.
Terhadap kualitas pinjaman kurang lancar, diragukan dan
macet dapat dilakukan usaha pemulihan pinjaman dengan cara
penjadwalan kembali (rescheduling) atau penyesuaian persyaratan
(reconditioning) apabila memenuhi sebagai berikut:
a) Mitra binaan beritikad baik atau kooperatif terhadap upaya
penyelamatan yang akan dilakukan.
b) Usaha mitra binaan masih berjalan dan mempunyai prospek
usaha.
c) Mitra binaan masih mempunyai kemampuan untuk
membayar angsuran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Untuk CDSA Telkom Solo sendiri memiliki jumlah dana
pinjaman yang macet atau tunggakan angsuran pinjaman yang belum
terbayarkan oleh mitra binaan dari berbagai segmen usaha. Jumlah
dana yang macet hingga per triwulan I/ Maret 2011 untuk CDSA
Telkom solo berkisar hingga 139 juta, berikut rincian datanya:
Tabel.4.7.
Tunggakan angsuran pinjaman Program Kemitraan CDSA Telkom Solo.
Per Triwulan I/ Maret 2011.
No Sektor Tunggakan pokok Tunggakan bunga Total Tunggakan 1 Industri Rp.9.000.000 Rp. 1.027.500 Rp. 10.027.500 2 Perdagangan Rp. 67.854.167 Rp. 4.455.000 Rp. 72.309.167 3 Pertanian Rp. 750.000 Rp. 90.000 Rp. 840.000 4 Peternakan Rp. 1.750.000 Rp. 210.000 Rp. 1.960.000 5 Perkebunan 0 0 0 6 Perikanan 0 0 0 7 Jasa Rp. 49.437.500 Rp. 3.345.000 Rp. 52.782.500 8 Lainnya Rp. 2.062.500 0 Rp. 2.062.500 Jumlah Rp.130.854.167 Rp. 9.127.500 Rp.139.981.167
Sumber: CDSA Telkom Solo.
2) Pengelolaan pinjaman
Dalam anggaran program kemitraan berasal dari penyisihan
laba bersih perusahaan Telkom setelah pajak (consolidated), dengan
besaran maksimum penyisihan laba disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku dan hasil jasa administrasi pinjaman serta angusaran pokok
pinjaman yang berasal dari mitra binaan. Penetapan besarnya dana
program Kemitraan ditetapkan oleh RUPS.
Penggunaan dana program kemitraan digunakan untuk
pinjaman modal kerja dan /atau investasi yang merupakan pemberian
pinjaman kepada Usaha Kecil untuk membiayai modal kerja dan/atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan
penjualan. Sedangkan untuk pinjaman khusus diberikan untuk
membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiataan usaha Mitra Binaan
yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari
rekanan Usaha Mitra Binaan. Selain digunakan untuk pemberian
pinjaman dana program kemitraan juga digunakan untuk membiayai
operasional kegiatan pembinaan yaitu pembekalan, pendidikan dan
pelatihan, promosi dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan
produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajian/penelitian. Beban
pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% dari dana
program kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan. Dalam
pelaksanaan kegiatan pembinaan mitra binaan Telkom dapat
bekerjasama dengan pihak-pihak yang mempunyai kompeten dalam
bidangnya.
• Pembinaan Program Kemitraan.
Program kemitraan tidak hanya berwujud bantuan pinjaman modal,
tetapi juga berupa pembinaan bagi mitra binaan. Berikut penjelasan
mengenai kegiatan pembinaan program kemitraan CDSA Telkom Solo:
1. Pembekalan
Pembekalan merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada saat
kegiatan penyaluran dana kemitran. Dalam kegiatan ini menerangkan
mengenai SP3K (Surat Perjanjian Pinjaman Program Kemitraan), hak dan
kewajiban mitra binaan, tata cara mengangsur dan membuat laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
keuangan usaha. Dalam kesempatan tersebut diberikan pula pembekalan
spiritual, siraman rohani dan tausiah kepada mitra binaan yang baru, agar
mereka dapat tergugah mengenai tanggung jawab dan kewajiban untuk
melunasi hutangnya kelak. Selain itu di dalam kegiatan pembekalan juga
diperkenalkan produk Telkom, hal ini untuk mempromosikan usaha dan
bisnis Telkom kepada Mitra Binaan. Pembekalan biasanya diadakan di
Aula Kandatel Solo. Berikut penuturan Ibu Indarwati sebagai salah satu
mitra binaan yang telah mengikuti acara pembekalan:
“ Awalnya sebelum saya menerima pinjaman dan mendatangani perjanjian, semua mitra binnaan yang mendapat pinjaman di undang dalam acara pembekalan untuk mengetahui perjanjian, tata cara mengangsur dengan autodebet di rekening bank mandiri, dan kewajiban yang harus dipatuhi ketika menjadi mitra binaan”. (Wawancara, 24 Mei 2011). Hal ini ditambahkan oleh Bapak Irsan Gunardi selaku OFF-2
PKBL CDSA TELKOM Solo di bawah ini:
“Sebelum mitra binaan mendapatkan pinjaman, mereka kita undang dan kumpulkan dalam acara pembekalan unutuk mendapatkan penjelasan tata cara, kewajiban dan siraman rohani. Hal ini dilakukan untuk pengarahan bagi mitra binaan yang baru maupun yang sudah kedua kali ataupun ketiga kalinya”.(Wawancara, 25 mei 2011).
Dalam kegiatan pembekalan CDSA Telkom Solo pada tahun 2010-
2011 telah melakukan pembekalan sebanyak 321 mitra binaan, berikut
datanya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Tabel 4.8. Kegiatan Pembekalan CD Sub Area Solo
Tahun 2010- Triwulan I/ 2011. No
Bulan Jumlah mitra
Binaan Biaya 1 Maret/I/2010 59 Rp.8,850,000 2 Juni/II/2010 74 Rp.11,100,000 3 September /III/2010 70 Rp.10,500,000 4 Desember/IV/2010 59 Rp.8,850,000 5 Maret/I/2011 59 Rp.8,850,000
JUMLAH 321 RP.48.150,000
Sumber: SIMPK CDSA Telkom Solo
Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap mitra binaan yang mendapat
pinjaman program kemitran di CDSA Telkom Solo wajib mengikuti
pembekalan pada saat penyaluran dana. Hal ini bertujuan untuk
membekali pengetahuan dan menjelaskan tentang tata cara dan kewajiban
yang harus dilakukan oleh mitra binaan.
2. Pelatihan
Kegiatan pelatihan merupakan kegitan pembinaan yang diberikan
kepada mitra binaan yang bertujuan untuk menambah wawasan,
pengetahuan dan soft skill mitra binaan. Kegiatan ini dilakukan agar mitra
binaan dapat mengelola usaha lebih baik, kreatif dan inovatif. Pelatihan
juga bermanfaat bagi mitra binaan untuk membuat manajemen usaha lebih
baik dan mengerti pembukuan dalam mengelola keuangan usaha.
Belum lama ini, pada tanggal 28 maret 2011 CDSA Telkom solo
telah melakukan Pelatihan E-Commercce atau yang bisa dikenal sebagai
perdagangan elektronik atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas
jaringan internet, yang saat ini menjadi alternatif yang cukup menjanjikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
terutama untuk memperluas pemasaran produk dan mengembangkan
jaringan pasar bagi Usaha Kecil Menengah (UKM). Peluang itulah yang
ditangkap PT.Telekomunikasi Indonesia, dalam mengembangkan mitra
binaan. Kriteria mitra binaan yang mengikuti pelatihan E-Commerce yaitu
mitra binaan unggulan, khususnya di bidang handycraft, batik, dan
makanan kemasan. Hal ini diungkapkan Pak Agus Suhartanto, selaku
Manager CDA 4 Jateng& DIY :
“Kegiatan ini tak lain untuk mempromosikan dan memperkenalkan produk-produk mitra binaan Telkom secara online. Sehingga hasil usaha mitra binaan dapat diketahui secara luas baik di Kota Solo maupun di luar negeri. Paling tidak UKM mitra binaan bisa go International.” (Radar Solo, 29 Maret 2011). Bagi segi mitra binaan yang mengikuti pelatihan kegiatan ini
sangat bermanfaat bagi usahanya. Berikut penuturan Bapak Mintorogo, SE
salah satu mitra binaan yang mengikuti pelatihan:
“Pelatihan yang diberikan oleh Telkom sangat membantu manajeman usaha saya, karena saya jadi mendapat pengetahuan yang luas dari para praktisi yang diundang oleh Telkom. Kegiatan ini sangat positif bagi para wirausaha yang dibina oleh Telkom. Saya sudah mengikuti pelatihan manajemen, kewirausahaan, dan E-Commerce. Dengan mengikuti pelatihan E-Commerce saya sekarang jadi mengerti perkembangan teknologi untuk mengembangkan pemasaran usaha kerajinan dalam situs internet. Semuanya sangat berkesan dan dapat digunakan ilmunya untuk mengelola usaha” (Wawancara, 24 Mei 2011).
Dalam kegiatan pelatihan CDSA Telkom Solo pada tahun 2010- Triwulan
I/ 2011 telah melakukan beberapa kegiatan pelatihan kepada mitra
binaan. Berikut data beberapa kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan
Telkom dalam mengembangkan dan menambah wawasan mitra binaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Tabel 4.9.
KegiatanPelatihan CD Sub Area Telkom Solo
PadaTahun 2010- Triwulan-I 2011
No NamaKegiatanPembinaan Scope Tgl Pembinaan
Jumlah MB
Biaya Lokasi
1 Pelatihan Pemberdayaan UMKM dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang.
Regional 29-05-2010 5 @Rp.465421*5= Rp.2.327.105
TELKOM Learning Center Jl.Tegalsari Barat Raya No.9-11 Semarang
2 Pelatihan Tata Boga Regional 26-06-2010 3 @Rp.788750*3= Rp 2.366.250
Taman Roti, JL. AryaMukti II No. 895 Blok Flamboyan Semarang
3 Pelatihan Manajemen dan Keterampilan Batik.
Regional 14-07-2010 10 @Rp.1087500*10= Rp.10.870.500
Batik Adi( AbdulGhoniYunus ) PerumBinaGriya, JL. Asri No. 9 RT 29/RW 04 Pekalongan.
4 Pelatihan Otomotif Regional 20-07-2010 9 @Rp.1075000*9= Rp.9.675.000
Bp. DikjurJawa Tengah JL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Brotojoyo No. 1 Semarang.
5 Pelatihan Kewirausahaan Reginal 28/30/31-08-2011
27 @Rp.568750*27= Rp.15.356.250
TELKOM Learning Center Jl.Tegalsari Barat Raya No.9-11 Semarang
6 Pelatihan Kewirausahaan Lokal 24-09-2010 8 @Rp.689000*8= Rp.5.512.000
TELKOM Learning Center Jl.Tegalsari Barat Raya No.9-11 Semarang
7 Pelatihan Kewirausahaan lanjutan, Intermediate Accounting & Marketing Effective
Regional 26-11-2010 8 @Rp.609500*8= Rp.4.876.000
TELKOM Learning Center Jl.Tegalsari Barat Raya No.9-11 Semarang
8 Pelatihan Intermediate Accounting & Marketing Effective
Regional 30-11-2010 16 @Rp.609500*16= Rp.9.752.000
TELKOM Learning Center Jl.Tegalsari Barat Raya No.9-11 Semarang
9 Pelatihan Kewirausahaan Regional 26-03-2011 10 @398366*10= Rp.3.983.660
TELKOM Learning Center Jl.Tegalsari Barat Raya No.9-11 Semarang
10 Pelatihan E-Commerce Lokal 28/29-03- 38 @Rp.684848*38= Aula Datel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
2011 Rp.26.024.224 CDSA Telkom Solo
Jumlah 134 Rp.88.376.739; Sumber: SIM PK CDSA Telkom Solo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Dari data kegiatan pelatihan pada tabel, dapat diketahui bahwa
masih sedikit mitra binaan yang dapat menikmati kegiatan pelatihan yang
diadakan oleh CDSA Telkom Solo, hal ini dikarenakan terbatasnya kuota
dan dana yang diberikan dari CD Area 4 Jateng dan DIY kepada mitra
binaan CDSA Telkom Solo.
Namun dapat disimpulkan bahwa pelatihan manajemen,
kewirausahaan, E-commerce dan lainnya yang dilaksanakan PT.Telkom
yang diberikan kepada mitra binaan diharapkan dapat membantu para
UKM untuk pengembangan usaha ke depannya. Dengan pelatihan ini
mitra binaan akan memperoleh berbagai pengetahuan berkenaan dengan
aspek pemasaran dan produksi, keuangan/ pembukuan dan perkembangan
teknologi dari para praktisi yang ahli di bidangnya.
3. Pameran/Promosi
Untuk membantu mengembangkan usaha mitra binaan dalam
bidang handycraft, batik, makanan dan lainnya Telkom juga memberikan
kesempatan kepada mitra binaan yang produktif dan lancar dalam
angsuran untuk mengikuti kegiatan pameran sebagai promosi hasil usaha
/ industri mitra binaan.
Pameran bukan hanya bermanfaat untuk penjualan produk, tapi
akan jauh lebih bermanfaat secara jangka panjang jika dimaksimalkan
sebagai sarana bagi para mitra binaan untuk memperluas daerah
pemasarannya hasil usaha/ UKM yang digeluti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Tahun 2010-2011 Telkom CDSA Solo telah mengirimkan mitra
binaanya sebanyak 36 untuk mengikuti pameran dalam lingkup lokal
maupun nasional. Berikut data mitra binaan yang mengikuti kegitan
pameran yang diberikan oleh CDSA Telkom Solo:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Tabel 4.10.
KegiatanPameranCD Sub Area Telkom Solo
PadaTahun 2010- Triwulan-I 2011.
No NamaPameran Jumlah MB
Scope Pameran
Tanggal Pameran
Lokasi Pameran
Penyelenggara
Dana
1 GelarKarya PKBL BUMN 2010 3 Nasional 24/28-03-2010
Jakarta Convention Center Hall A & B Jakarta
TCDC ( PT MediatamaBinakreasi
@Rp.2.056.429
2 The 2 ndSuperfood Expo 2010 1 Regional 7/11-04-2010 Jogja Expo Center
PT.Telkom @ Rp.7.249.000
3 Pameran Indonesia Art, Craft Tourism (ACT) .
4 Lokal 13/16-05-2010
Diamond Convention Center Solo
Divre Area 4 Jateng&
DIY.
@ Rp.5.781.250
4 Pameran Purwodadi EXPO 2010 5 Lokal 16/14-07-2010
Alun-alun Kota Purwodadi
PT.Telkom 0
5 PameranPurwodadi EXPO 2010 5 Lokal 25 Juli-1 Agustus
2010
Alun-alun Kota Purwodadi
PT.Telkom 0
6 Pameran IBBEX 2010 (Indonesia Business BUMN Exhibitioon)
3 Nasional 23/26-09-2010
JCC (Jakarta Convention Center JL. GatsuSenayan
PT.Telkom @Rp.2.320.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Jakarta 7 Pameran Gelar Karya Pemberdayaan
Masyarakat (GKPM) Expo & Award 2010.
2 Nasional 21/24-10-2010
Jakarta Convention center (JCC)
TCDC @Rp.3.050.000
8 Pameran Micro Financing PKBL BUMN 2010 .
1 Nasional 4/7-11-2010 Gedung SMESCO UKM, JL. GatotSubroto Jakarta
TCDC @Rp.2.801.667
9 Pameran Sempurna Expo 2010 1 Nasional 4/7-11-2010 Kartika Expo Center , BalaiKartini Jakarta
TCDC @Rp.2.618.750
10 Pameran Pesona Pangan Nusantara 2010 1 Regional 4/8-12-2010 Jogja Expo Center
PT.Telkom 0
11 Central Java Waralaba Fair 2011 (CJ-WA FAIR 2011) Tgl 4-6 PEBRUARI 2011
5 Lokal 4/6-02-2011 Graha Solo Raya , JL. SlametRiyadi 1 Surakarta
CD Area 4 Jateng&
DIY
@8.990.000
12 Pameran Produk PKBL 2011(23-27 MARET 2011)
3 Nasional 23/27-03-2011
Jakarta Convention Center (JCC)
TCDC @Rp.2.755.835
13 Pameran Inacraft2011 . 1 Nasional 20/24-04-2011
Jakarta Convention
TCDC @Rp.4.455.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
Center (JCC) 14 Pameran Climate Exchange 1 Nasional 25/28-05-
2011 Jakarta Convention Center (JCC)
PT.Telkom
Jumlah 36 Sumber: SIM PK CDSA Telkom Solo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Off 2 PKBL CDSA Solo juga menjelaskan bahwa pameran sebagai
wujud pembinaan bagi mitra binaan Telkom biasanya diberikan pada
UKM unggulan dan Mitra binaan yang lancar dalam membayar angsuran
pinjaman. Berikut hasil wawancaranya dengan Bapak Irsan Gunardi selaku
OFF-2 PKBL CDSA Telkom Solo:
“Biasanya Pameran diberikan pada mitra binaan yang dibidang handycraft, batik, dan ukm uggulan, dan bagi mitra yang lancar dalam angsuran.” (Wawancara, 24 Mei 2011).
Hal tersebut juga dibenarkan oleh beberapa mitra binaan yang telah
mengikuti pameran, seperti yang diungkapkan Bapak Budi Santoso mitra
binaan yang memiliki usaha konveksi Cartenz dalam wawancara berikut:
“ Alhamdulilah mbak saya dapet kesempatan Pameran Inacraft 20-24 April 2011 di JCC Jakarta, semua biaya akomodasi, transportasi, penginapan gratis. Dengan adanya kesempatan pameran ini, saya dapat lebih luas mengembangkan jaringan usaha dan pasar usaha lebih luas” dari hasil konveksi yang saya produksi.” (Wawancara, 15 April 2011) Ibu Indarwati juga menambahkan sebagi mitra binaan yang
memiliki usaha handycraft, yang mendapat kesempatan pameran, berikut
penuturannya:
“Saya sangat beruntung menjadi mitra binaan Telkom, selain dapat pinjaman saya juga diberikan kesempatan untuk mempromosikan usaha saya di bidang kerajinan di pameran, ya gak tanggung-tanngung mbak tingkat Nasional, besok tanggal 25-29 mei 2011 saya diberi stand di Pameran “Climate Change Indonesia”. Kesempatan pameran ini saya sudah dapat dua kali, pertama saya dapat pameran Pameran Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM) Expo & Award 2010 21 - 24 Oktober 2010. Semua biaya akomodasi, transportasi, penginapan ditanggung dari PT.Telkom. Saya tinggal datang dan menempati stand yang disediakan. Sangat membantu sekali pemasaran usaha kerajinan saya.” (Wawancara, 24 mei 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Diperkuat lagi pernyataan Bapak Mitorogo, sebagai mitra binan
yang memiliki usaha kerajinan kaca lukis sebagai berikut:
“Saya merasa bersyukur dan beruntung bahwa dengan menjadi mitra binaan Telkom, disamping mendapatkan bantuan finacial untuk permodalan yang bunganya lunak. Selain itu juga mendapatkan ilmu, dari segi ini kami diberi pelatihan, dan dari segi wawasan kami diberikan kesempatan mengikuti pameran secara gratis baik dalam skala lokal maupun nasional. Dengan adanya kesempatan Pameran , usaha kami jadi memiliki Branding yang baik dan terkenal, sehingga produk dan usaha kami memiliki nilai lebih. Jika dari sisi Retail kami jadi mempunyai pendapatan yang bagus setiap mengikuti pameran. Untuk jangka panjang kami jadi memiliki banyak order/ pesanan dari pembeli/ pengunjung yang mengetahui dan membeli produk kami saat pameran, karena mereka ingin memesan atau membeli lagi produk kami. Sangat membantu promosi dan publikasi. Kami juga bangga karena dalam website Telkom, kami menjadi salah satu mitra binaan dengan produk unggulan yang dijadikan layoutnya , sehingga setiap pengunjung yang mengunjungi website Telkom jadi mengetahui produk kami.”(Wawancara, 26 Mei 2011).
Dari beberapa keterangan diatas dapat diketahui bahwa adanya
pameran ini sangat menguntungkan mitra binaan. Karena buyer dan
branding yang baik, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam
jangka waktu yang panjang. Karena pada saat pameran tersebut
pengunjung yang datang bisa mengetahui produk mitra, dan bisa diberi
kartu nama apabila pengunjung suatu saat nanti membutuhkan produk
mitra bisa menghubungi atau menelpon untuk memesan kembali. Ini
sangat membantu para mitra binaan UKM untuk mempromosikan
produknya kepada banyak orang. Dari semula orang yang tidak tahu akan
adanya usaha/ industry tersebut, karena pameran mereka jadi tahu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
4. Pengawasan / Evaluasi (Monitoring)Program Kemitraan.
Kegiatan monitoring dilakukan untuk mengetahui bagaimana
capaian kegiatan yang dilakukan dan bagaimana kinerja CDSA Telkom
Solo dalam pelaksanaan kegiatan program kemitraan. Monitoring yang
dilakukan oleh CDSA Telkom Solo ada dua macam yaitu evaluasi
langsung adalah evaluasi saat melakukan pemantauan langsung di
lapangan dengan mngunjungi mitra binaan untuk melihat perkembangan
usahanya oleh petugas CDSA Telkom Solo. Kemudian yang kedua adalah
evaluasi tidak langsung, yaitu pengawasan preventif yang dilaksanakan
setiap triwulan berupa pengumpulan laporan keuangan mitra binaan yang
dapat digunakan untuk melihat perkembangan usaha mitra binaan dari
omset yang didapat setelah mendapat bantuan pinjaman program
kemitraan. Pengawasan preventif ini merupakan upaya yang dilakukan
agar tidak terjadi penyalahgunaan uang pinjaman program kemitraan oleh
mitra binaaa. Hal ini seperti yang diungkapkan Ibu Rahma Selaku Staff
Adm CDSA Tekom Solo beikut ini:
“Setiap Triwulan Mitra binaan harus membuat laporan keuangan perkembangan usahanya yang dikumpulkan ke CDSA Telkom Solo. Hal ini digunakan untuk memonitoring perkembangan usaha mitra binaan setelah mendapatkan bantuan.” (Wawancara, 14 April 2011)
Hal ini juga diperkuat oleh penuturan Bapak Budi Santoso salah
satu mitra binaan di bidang usaha konveksi berikut ini:
“Memang kami diwajibkan membuat laporan keuangan usaha setiap triwulan, yang harus diberikan kepada CDSA Telkom Solo. Dengan adanya pembuatan laporan keuangan, kami dilatih untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
tertib pembukuan keuangan dan manajeman.(Wawancara,15 April 2011) Monitoring juga dilakukan dengan melakukan sarasehan secara
langsung kepada mitra binaan, untuk menampung semua aspirasi dan
keluhan para mitra yang sedang mengalami kendala, sehingga dapat
membantu memecahkan masalah.
Sarasehan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan CDSA
Telkom untuk menjalin komunikasi secara langsung kepada mitra Binaan.
Tujuan yang dicapai dalam melaksanakan sarasehan adalah collection,
kegiatan ini diperioritaskan untuk mitra binaan yang bermasalah, agar
dapat diberikan solusi yang terbaik dan diberikan rescheduling dan
reconditioning kembali angsuran yang macet. Hal ini senada dengan
pernyataan Bapak Irsan Gunardi Off-2 PKBL CDSA Solo sebagai berikut:
“Pada intinya kegiatan Sarasehan berfungsi untuk melakukan Collection (penagihan) kepada mitra binaan yang macet dalam angsurannnya, sehingga kami dapat me Rescheduling dan Reconditioning pinjamannya.” (Wawancara, 24 Mei 2011) Monitoring yang dilaksanakan CDSA Telkom juga dilakukan
dengan melaksanakan kunjungan secara langsung terhadap mitra binaan,
hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan yang erat, komunikasi dan
mengetahui perkembangan usaha mitra binaan setelah mendapatkan
pinjaman program kemitraan. Monitoring juga diutamakan bagi mitra
binaan yang macet dalam mengangsur pinjaman, hal ini dikarenakan untuk
mengetahui kendala apa yang dialami mitra binaan dalam usahanya
sehingga menghambat angsuran, hal ini dilakukan untuk mencari solusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
bagi mitra binaan yang mengalami masalah, agar dapat terselesaikan
secara baik dan menghasilkan kebijakan dan tindakan yang tepat untuk
memberikan dispensasi bagi mitra yang macet.
Setiap triwulan dan tahunan, dilakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan.
Kegiatan monitoring juga melibatkan masyarakat sebagai bentuk
pengawasan ekstern, untuk melihat opini masyarakat, khususnya mitra
binaan dalam pelaksanan program kemitraan yang telah dilaksanaan
CDSA Telkom Solo. Hal ini untuk melihat respon masyarakat (mitra
binaan) terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh CDSA Telkom Solo.
Pengukuran kinerja pengelolaan program kemitraan meliputi indikator
sebagai berikut:
1. Perspektif keuangan (penyaluran dana), pengembalian
pinjaman (collector) dan (cost efficency);
2. Perspektif customer (survey opini dan survey impact);
3. Internal bisnis proses.
Menurut Off-1 PKBL CDSA Telkom Solo, perolehan penilaian
kinerja NPL CDSA Solo pada tahun 2010 sudah sangat baik dan mencapai
target, berikut hasil wawancaranya:
“CDSA Telkom Solo kini memperoleh penilaian kinerja NPL nya sudah mencapai 3,19% yang berarti sangat baik dan mencapai target, karena jumlah mitra binaan yang macet hanya sedikit, dan Collection sudah mencapai rata-rata 95,22 % / tahun yang hampir sempurna dalam pencapaian target pelaksanaan. Sedangkan menurut hasil survey opini yang dilakukan pada tahun 2010 kepada mitra binaan, mereka memiliki tanggapan positif terhadap kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
pelaksanaan program kemitraan CDSA Solo”. (Wawancara 15 April 2011).
Untuk mengetahui opini dari mitra binaan secara langsung, peneliti
juga mewawancarai mitra binaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
pendapat mitra binaan tentang program kemitraan yang dilaksanakan
CDSA Telkom Solo, Seperti penuturan Bapak Mintorogo,SE salah satu
mitra binaan di bawah ini:
“Saya pikir apa yang dilakukan Telkom dalam program Kemitraan cukup baik. Setahu saya BUMN yang cukup nyaman dan bijak daripada BUMN yang lain, kenapa saya bisa bilang gini, dulu saya pernah menjadi mitra binaan BUMN lain, mereka sangat saklek kebijakannya, jika angsuran pinjaman telat, akan diberikan denda berbeda dengan Telkom yang tidak diberikan denda sama sekali, kebijakannya sangat bijak, fleksibel dan mampu memahami keadaan mitra. Terkadang kan kita pernah mengalami kesulitan keuangan, sehingga ada keterlambatan angsuran, mereka tidak memberikan sanksi yang penting mitra ada itikad baik untuk menyelesaikan, itu tidak jadi soal bagi mereka. Petugas CDSA Telkom juga sangat bijak, waktu itu saya terlambat, kami hanya diberi pengertian dan diingatkan oleh Pak Irsan melalui telpon selaku petugas CDSA Telkom dengan cara yang bijak.”(Wawancara , 26 Mei 2011) Hal ini diperkuat dengan laporan perolehan kinerja NPL dan
Collection CDSA Telkom Solo periode Januari-Desember 2010 pada tabel
berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Tabel 4. 11
Laporan Perolehan Kinerja NPL & Collection
CD Sub Area Telkom Solo Periode Januari- Desember 2010.
Kinerja Jan Fbr Maret April Mei Juni Juli NPL 1,43% 1,77% 2,12% 2,39% 2,74% 3,11% 3,28% Agst Sep Okt Nop Des Averege 3,54% 3,89% 4,17% 4,00% 2,65% 3,19% Collection Jan Fbr Maret April Mei Juni Juli 78,39% 84,28% 81,64% 85,39% 87,27% 82,12% 91,76% Agst Sep Okt Nop Des Averege 89,59% 83,79% 87,41% 92,37% 103,46% 95,22%
Sumber: CDSA Telkom Solo
Dari data di atas dapat diketahui bahwa tingkat rata-rata kemacetan
angsuran mitra binaan di CDSA Telkom Solo sangat rendah, pencapaian
target pelaksanaan program kemitraan sudah baik.
Pelaksanaan CSR melalui program kemitraan juga membutuhkan
laporan yang berguna dalam menginformasikan serta mengkomunikasikan
bentuk pertanggung jawaban kepada stakeholders, untuk menghasilkan
sustainbility report yang baik maka bentuk laporan program kemitraan
yang diterapkan oleh PT.Telkom adalah sebagai berikut:
1. Laporan Pelaksanaan Program kemitraan terdapat dari laporan
Triwulan dan Laporan Tahunan.
2. Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan (audited)
Program Kemitraan paling lambat 6 bulan setelah berakhirnya
tahun anggran yang bersangkutan harus disahkan oleh RUPS.
3. Laporan keuangan pelaksanaan Program Kemitraan wajib
diaudit oleh Auditor yang ditetapkan oleh RUPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
4. Pengesahan Laporan Tahunan Program Kemitraan sekaligus
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab
(acquite at de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris
atas pengurusan dan pengawasan program kemitraan sejauh
tindakan tersebut nyata dalam laporan Tahunan Program
Kemitraan yang telah diaudit oleh auditor.
Dalam pelaksanaan kegiatan program kemitraan setiap triwulan
dan tahunan CDSA Telkom Solo membuat laporan kegiatan untuk
dipertanggung jawabkan kepada CD Area IV Jateng & DIY. Hal ini
digunakan untuk menjadi evaluasi kegiatan perencanaan dan pencapaian
kegitan yang sudah dilaksanakan. Dalam pencapaian kegitan penyaluran
dana pinjaman program kemitraan pada tahun 2010 CDSA Telkom Solo
telah berhasil membantu 263 mitra binaan dengan menggulirkan dana
pinjaman sebesar 7,7 Milyar untuk permodalan bagi ukm dan koperasi
yang terdiri dari segmen industry, jasa, perdagangan, peternakan, pertanian
dan lainnya. Dengan adanya pinjaman program kemitraan yang dilakukan
CDSA Telkom Solo, dampaknya sangat mampu memicu tumbuh dan
berkembangnya UKM di daerah Surakarta dan sekitarnya.
Selain pemberian pinjaman, kegiatan program kemitraan juga
melakukan pembinaan bagi mitra binaan berupa pelatihan dan pameran/
promosi. Adapun Kegiatan pelatihan ini dampaknya cukup efektif untuk
membantu mitra binaan yang memiliki usaha pada segmen industri, jasa,
dan perdagangan dalam mengelola manajemen keuangan dan memotivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
kepada mitra binaan untuk dapat mengembangkan usahanya agar lebih
maju. Namun dalam pelaksanaannya belum seluruhnya mitra binaan dapat
mersakan kegiatan pelatihan, jumlah mitra binaan yang mendapatkan
pelatihan berjumlah 134 mitra binaan, kesempatan itu hanya diberikan
kepada mitra binaan yang lancar dan yang memiliki usaha perdagangan,
jasa dan industry. Hal ini karena belum adanya pelatihan yang diberikan
untuk pembudidayaan pada sektor pertanian, peternakan dan perikanan
yang masih kurang menjadi prioritas.
Untuk kegiatan pameran/ promosi manfaatnya sangat membantu
mitra binaan untuk memperluas daerah pemasarannya/ promosi hasil usaha
ukm yang memiliki segmen usaha handycraft. Dalam pelaksanaannya
kegiatan pameran jumlah mitra binaan yang mengikuti pameran masih
sedikit yang mendapatkan kesempatan, hal ini disebabkan jumlah
angggran yang tersedia sangat terbatas.Pada tahun 2010 hanya 36 mitra
binaan CDSA Telkom Solo yang mendapatkan kesempatan kegiatan
pameran. Berikut laporan tahunan kegiatan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
Tabel 4. 12.
Laporan Tahunan Kegiatan Program Kemitraan
CD Sub Area Telkom Solo Triwulan I-IV Tahun 2010
Bantuan pinjaman:
REKAPITULASI SEGMEN USAHA :
Segmen Usaha Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Jumlah Industri 456.000.000 103.500.000 490.500.000 103.500.000 1.153.500.000 Jasa 775.500.000 430.500.000 267.000.000 430.500.000 1.903.500.000
Perdagangan 1.098.000.000 883.000.000
1.413.000,000 883.000.000 4.277.000.000
Peternakan 15.000.000 148.500.000 25.500.000 148.500.000 337.500.000 Pertanian 55.500.000 0 54.000.000 0 109.500.000
Jumlah Total 2.400.000.000
1.565.500.000
2.250.000.000 1.565.500.000 7.781.000.000
Bantuan Hibah/Pembinaan: Pembekalan dan
Penyaluran Dana Dana
Pelatihan Dana
Pameran Triwulan I 8.850.000 60.735.105 55.023.704 Triwulan II 11.100.000 Triwulan III 10.500.000 Triwulan IV 8.850.000 Jumlah Total 39.300.000 60.735.105 55.023.704 155.058.809
Sumber: Diolah dari SIM PK CDSA Telkom Solo B. Faktor hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan CSR melalui
program kemitraan di CDSA Telkom Solo.
Dari sekian banyak manfaat dari pelaksanaan program kemitraan yang
telah diberikan kepada masyarakat, masih terdapat beberapa celah dan
hambatan. Pelaksanaan CSR/ PKBL program kemitraan CDSA Telkom Solo
juga masih memiliki hambatan baik dari segi pelaksana maupun masyarakat
sasaran program kemitraan.
Dari segi mitra binaan, dapat dilihat dari Pinjaman dana yang diberikan
perusahaan terkadang diartikan oleh mitra binaan sebagai bantuan sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
ada mitra binaan yang melampaui batas waktu pengembalian uang pinjaman
tersebut, terlebih perusahaan pun tidak berhak melakukan eksekusi. Bahkan
dana pinjaman untuk mengembangkan usaha kecil tersebut digunakan oleh
masyarakat untuk kepentingan pribadi yang tidak ada kaitannya bagi
pengembangan usaha. Untk lebih mengetahui hambatan pelaksanaan program
kemitraan, berikut penjelasannya:
1. Kapasitas Masyarakat.
Kapasitas masyarakat merupakan kemampuan individu atau
sekelompok orang/ masyarakat dalam suatu wilayah tertentu yang berupa
perpaduan pengetahuan, keahlian, pengalaman, daya cipta dan cita-cita
yang dioperasionalkan dalam bentuk tindakan untuk mewujudkan tujuan
bersama yang ingin dicapai baik kepentingan individu atau sekelompok
masyarakat itu sendiri maupun kepentingan kelompok lain. Persaingan
bisnis dan pasar yang semakin berkembang dan kompetitif menuntut para
mitra binaan yang sebagian besar adalah wirausaha untuk memiliki daya
cipta (inovasi) dan kreatifitas yang tinggi. Namun hal ini masih menjadi
kendala bagi program kemitraan yang mempunyai misi untuk
mengembangkan UKM. Karena masih banyaknya mitra binaan yang
belum memiliki inovasi dan kreatifitas untuk mengembangkan usahanya.
Apabila mitra binaan tidak memiliki kemampuan itu bukan tidak mungkin
usahanya akan stagnan atau bahkan mengalami kebangkrutan. Hal ini
diungkapkan oleh Bapak Irsan Gunardi sebagai OFF-2 PKBL CDSA
Telkom Solo sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
“Mitra binaan yang tidak kreatif dan inovatif, juga menjadi kendala dalam mewujudkan misi kami untuk mengembangkan UKM. Sehingga berapapun pinjaman yang diberikan kepada mitra, belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan usahanya. Jadi usaha nya tetap stagnan dan tidak ada perubahan yang berarti tidak dapat bersaing dengan pasar.” (Wawancara, 6 Mei 2011). Begitu juga yang diutarakan Bapak M. Nur Wathoni salah satu
mitra binaan yang memiliki usaha warnet yang mengalami kebangkrutan,
berikut penuturannya:
” Dengan ada persaingan usaha yang begitu ketat, membuat usaha saya mengalami kebangkrutan hal ini dikarenakan kurangnya perkembangan dalam mngelola usaha dan buruknya manajemen yang dilakukan. Sehingga usaha saya kalah bersaing dengan warnet-warnet yang ada di sini” ( Wawancara, 28 Mei 2011). Hal ini juga peneliti temukan ketika melakukan pengamatan
dilapangan dengan menemui salah satu mitra binaan yang bermasalah ke
tempat usahanya. Peneliti menemui ibu Agnes salah satu mitra binaan
yang mendapat pinjaman pada triwulan III/September 2010, sebesar
Rp.20.000.000;00 yang memiliki usaha warung makan. Namun ketika
peneliti mengunjungi secara langsung, peneliti tidak menemukan
perkembangan yang berarti, dengan adanya penambahan modal pinjaman
sebesar itu, hanya menyediakan 5 menu masakan yang sangat minim
penyajiannya, hal ini dikarenakan uangnya digunakan untuk kepentingan
lain. Berikut penuturan Ibu Agnes:
”Sebagian uang memang digunakan untuk membeli peralatan masak, dan belanja, namun karena keadaan yang mendesak sebagian besar uang itu saya gunakan juga untuk kepentingan yang lain yaitu menggantikan uang kantor yang dihilangkan suami saya, jadi saya sekarang juga bingung untuk membayar angsurannya karena uang yang digunakan untuk menggantikan uang kantor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
suami saya lebih besar daripada untuk modal usaha.”(Wawancara 28 Mei 2011).
Selain tuntutan daya inovasi dan kreatifitas masyarakat yang tinggi,
karakter masyarakat yang tidak jujur juga mempengaruhi pelaksanaan
program kemitraan. Hal ini peneliti buktikan dengan mengunjungi mitra
binaan yang bermasalah/ macet kepada mitra binaan lainnya. Peniliti
mengunjungi salah satu mitra binaan yang macet yaitu Bapak Indar
Istiono. Awalnya dalam proposal pengajuan pinjaman uang tersebut akan
digunakan untuk membuka warnet, namun hingga saat ini warnet itu
belum juga ada. Pinjaman Telkom yang sudah diterima sejak kurang lebih
3 tahun yang lalu belum juga digunakan sebagaimana mestinya, bahkan
petugas CDSA Telkom juga sudah pernah mendatangi secara langsung ke
mitra untuk menagih utang pinjamannya.
Hal ini juga dibenarkan oleh Bapak Suwarno salah satu pegawai
yang bekerja di kantor bapak Indar, berikut wawancaranya:
”Memang pada awalnya uang itu rencananya digunakan untuk membuka usaha warnet dan mengembangkan wartel, namun karena di depan adik bapak Indar sudah membuka usaha warnet, jadi hal itu urung untuk dikerjakan. Sampai saat ini rencana untuk membuka warnet pun tidak jadi dilakukan. Kini wartel pun hanya tinggal beberapa KBU saja, karena sudah jarang diminati konsumen, ibaratnya hidup segan, mati pun enggan. Jadi sampai saat ini saya sendiri juga belum tau uang itu digunakan untuk apa”.( Wawancara, 9 Mei 2011) Karakter masyarakat yang berbeda-beda, karena sifat manusia ada
yang jujur dan ada pula yang tidak jujur juga dapat mempengaruhi
pelaksanaan program kemitraan. Karena terdapat juga mitra binaan yang
tidak menggunakan uang pinjaman sebagaimana mestinya sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
perencanaan pengembangan usaha yang diajukan dalam proposal.
Sehingga pinjaman yang diberikan hanya menjadi sebuah hutang, yang
tidak digunkan untuk usaha. Sehingga tidak sesuai dengan tujuan dari
Program Kemitraan.
2. Partisipasi
Partisipasi mitra binaan sangat berperan dalam berjalannya usaha
pelaksanaan program kemitraan yang saling memberikan manfaat/
keuntungan bagi mitra binaan dan perusahaan. Partisipasi ini menyangkut
kesamaan dan kesepakatan program dalam perjanjian yang sudah
disepakati yang sudah terpadu dan terncana dalam program kemitraan
yang dibangun secara bersama.
Namun, dalam partisipasi masih saja terdapat berbagai hambatan.
Mitra binaan yang bermasalah atau macet sering tidak kooperatif terhadap
petugas CDSA Telkom. Hal ini akan menimbulkan masalah ketika
dilakukan penagihan/ collection bagi mitra binaan yang macet. Sering kali
petugas mengalami kesulitan menghubungi mitra yang bermasalah
dikarenakan nomor telpon yang dihubungi tidak diangkat atau tidak dapat
dihubungi, bahkan ketika dilakukan penagihan ke rumah mitra binaan
sering kali sulit untuk ditemui. Dengan adanya kendala ini dapat
mempersulit petugas dalam upaya penyelamatan dana program kemitraan,
yang harusnya dapat digulirkan pada mitra binaan yang lain pada triwulan
selanjutnya, harus mandek pada mitra binaan yang bermasalah saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Hal ini seperti yang diungkapkan Ibu Rahma, selaku Staff Admin
CDSA Telkom Solo:
”Biasanya kalau mitra binaan yang bermasalah/ macet dalam angsurannya akan sulit dihubungi. Seringkali nomor handphonenya tidak diangkat, tidak diaktifkan, bahkan ada yang sudah tidak nyambung. Ketika kami melakukan collection ke rumahnya seringkali mereka sulit ditemui.” (Wawancara, 10 Mei 2011)
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Bapak M.Anton Fathoni sebagai
mitra binaan yang mengalami kemacetan dalam angsuran pinjaman yang
tidak kooperatif, pada wawancara berikut ini:
“Memang mbak, saya sering dihubungi setiap bulannya oleh pihak Telkom, bahkan pernah dikunjungi ke rumah untuk menanyakan angsuran saya yang macet, namun saya tidak menjawabnya, karena saya sendiri belum memiliki kesanggupan untuk mengangsur pinjamannya, dengan keadaan usaha saya yang bangkrut, jadi saya tidak angkat teleponnya.(Wawancara, 28 Mei 2011)
3. Sumber daya finansial, Sumber daya teknologi dan kondisi alam.
Sumber daya Finansial sangat penting dalam operasi kegiatan
program kemitraan, tetapi sering kali finansial juga dapat menjadi
hambatan karena sangat terbatasnya jumlah dana target penyaluran yang
diberikan CD Area 4 Jawa Tengah kepada CDSA Telkom Solo. Hal ini
menjadi faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program kemitraan.
Jumlah permintaan mitra binaan yang mengajukan proposal program
kemitraan lebih tinggi daripada jumlah dana yang tersedia, sehingga
seringkali banyak mitra binaan yang menjadi daftar tunggu untuk
mendapat pinjaman program kemitraan pada triwulan selanjutnya, karena
Telkom tidak dapat memenuhi permintaan pinjaman secara bersamaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Hal ini diungkapkan oleh Bapak Irsan Gunardi selaku OFF-2 PKBL
CDSA Telkom berikut ini:
“Jumlah dana target salur yang terbatas dari CD Area 4 Jateng & DIY, terkadang membuat kami kuwalahan dalam membagi dana yang tersedia untuk para calon mitra binaan yang mengajukan pinjaman hal ini dikarenakan banyaknya calon mitra binaan yang mengajukan proposal dibandingkan jumlah dana yang tersedia. Sehingga seringkali mitra binaan yang tidak kebagian harus sabar menunggu untuk diikut sertakan pada tahap penyaluran triwulan berikutnya”. (Wawancara, 10 Mei 2011). Selain finansial, teknologi juga dapat menjadi faktor pengaruh
dalam operasional program kemitraan. Perubahan di bidang sistem dan
teknologi mengakibatkan sukar memprediksi apa yang akan terjadi di
masa mendatang. Sistem dan Teknologi dimaksudkan untuk membantu
dan mempermudah manusia untuk bekerja secara lebih efektif dan efisien.
Teknologi juga dapat menjadi faktor penghambat pekerjaan manusia jika
sistem yang dioperasionalkan eror. Hal ini juga dialami oleh CDSA
Telkom Solo dalam sistem SIM CDC untuk mengelola program
kemitraan. Berikut wawancara oleh Ibu Rahma Selaku Staff Admin CDSA
Telkom Solo:
”Terkadang Akses SIM nya lambat sehingga menghambat pekerjaan. Bila akses sistem eror, karena dalam perbaikan / maintance maka proses penginputan ke dalam sistem terhambat. Karena pekerjaannya lebih sering menggunakan sistem komputerisasi, walaupun ada yang manual, hanya bisa digunakan untuk kartu kendali. Tetapi untuk input data propsal, data survey, angsuran, Remainding Call, Remainding Letter dan sebagainya menggunakan sistem CDC, data-data nya terintegrasi di dalamnya. Namun hal ini jarang sekali terjadi, mungkin hanya beberapa waktu saja.” (Wawancara 20 April, 2011 Rahma)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Kondisi lingkungan alam juga dapat menjadi faktor penghambat
dalam pelaksanaan program kemitraan. Hal ini seperti yang diutarakan
oleh Bapak Irsan Gunardi selaku OFF-2 PKBL CDSA Solo:
”Faktor alam terkadang juga menjadi pengaruh kelancaran program kemitraan, misalnya belakangan ini dengan keadaan dan cuaca alam yang tidak menentu dan sering ada bencana alam. Ketika Bencana Banjir yang terjadi di bantaran sungai Bengawan Solo dan letusan Gunung Merapi yang terjadi di Boyolali pada tahun 2010. Ketika Banjir terjadi di daerah solo sekitarnya dan letusan gunung merapi di wilayah Boyolali, ada beberapa mitra binaan yang tinggal atau usahanya di sekitar lokasi bencana alam, maka usahanya kan akan terhambat mengalami penurunan atau bahkan ikut terbawa arus banjir atau terkena dampak letusan merapi sehingga mereka mengalami kerugian besar dan kebangkrutan, maka dengan keadaan seperti itu Telkom juga akan memberikan dispensasi untuk menunda angsuran pinjamannya hingga 6 bulan untuk pemulihan. (Wawancara, 24 Mei 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Melihat dari rumusan masalah dan dari serangkaina data yang
diperoleh di lapangan dalam penelitian, baik itu melalui wawancara dengan
narasumber maupun dari hasil pengamatan, maka di sini peneliti dapat
menarik sebuah kesimpulan mengenai manajemen CSR melalui program
Kemitraan oleh CDSA PT.Telkom,Tbk Solo sebagai berikut:
1. Manajemen
a. Perencanaan.
Untuk merumuskan CSR melalui Program Kemitraaan oleh CDSA
Telkom Solo, dalam perencanaan pihak CDSA Telkom Solo tidak
dilaksanakan pada CDSA Telkom Solo, karena peran CDSA hanya
sebagai implementor program kemitraan. Perencanaan dilakukan oleh
CDC Pusat Telkom Bandung dan CD Area unit bisnis per regional yang
melibatkan stakeholders internal yaitu karyawan dan direksi serta
stakholders eksternal yaitu pemerintah dan masyarakat. Dalam
perencanaan program kemitraan menghasilkan beberapa kegiatan antara
lain peminjaman modal bagi UKM dan Koperasi serta kegiatan pembinaan
sebagai pendampingan.
Setelah rencana kegiatan ditetapkan maka tahap berikutnya diawali
dengan kegiatan sosialisasi kegiatan program kemitraan oleh CDC Telkom
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
melalui media Internet, namun karena minimnya akses dan pemahaman
internet yang dimiliki masyarakat menyebabkan informasi belum dapat
diserap secara luas oleh ukm dan koperasi yang menjadi sasaran program
kemitraan. Pemberitahuan dengan cara ini kurang dapat menjangkau
seluruh UKM dan Koperasi yang memerlukan bantuan pinjaman.
Sehingga masih banyak usaha kecil dan koperasi yang belum mengetahui
tentang adanya bantuan pinjaman program kemitraan yang dilakukan oleh
CDSA PT.Telkom Solo.
b. Pengorganisasian
Dalam pengorganisasian pihak yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan program kemitraan adalah divisi CDC Pusat yang
memberikan layanan program kemitraan di seluruh wilayah operasional
Telkom. Untuk pelaksananya CDC membawahi CD Area untuk
pelaksanaan di wilayah Divisi Regional. Dalam pelaksanaannya di
lapangan tugas CD Area yang terdiri dari beberapa Sub Area akan dibantu
oleh CDSA sebagai implementor program kemitraan yang bertugas di
lapangan secara langsung untuk kegiatan operasional program kemitraaan.
c. Pelaksanaan/Menggerakkan (actuating).
Dalam pelaksanaan program kemitraan yang dilaksankan oleh
CDSA Telkom Solo menggunakan model langsung yang semua
kegiatannya dikelola oleh divisi CDSA (Community Development Sub
Area). Dilihat dari sasaran penerima manfaat CSR bidang program
kemitraan yang dilakukan oleh Telkom ditujukkan bagi ukm & koperasi di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
berbagai sektor perdagangan, jasa, industry, pertanian, peternakan,
perikanan dan lainnya. Kegiatan program kemitraan sudah berdasarkan
rencana yang telah dibuat sebelumnya. Dalam pelaksanaan penggerakkan
terdapat beberapa kegiatan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam
program kemitraan adalah pemberian bantuan pinjaman dan bantuan dana
hibah/ khusus pada mitra binaan. Sementara itu kegiatan pembinaan yang
dilaksanakan dalam program kemitraan oleh CDSA Telkom Solo antara
lain: pembekalan, pelatihan, dan promosi/ pameran.
Tujuan pelaksanaan CSR Program kemitraan oleh CDSA Telkom
Solo ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar
menjadi tangguh dan mandiri bagi masyarakat.
d. Pengawasan / Evaluasi (Controlling).
Evaluasi program kemitraan dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung secara teratur dan berkala bulanan, triwulan serta tahunan.
Evaluasi program kemitraan yang dilakukan secara langsung dengan
melakukan kunjungan secara langsung kepada mitra binaan untuk melihat
perkembangan usahanya. Monitoring juga dilakukan dengan mewajibkan
mitra binaan untuk membuat laporan keuangan usaha setiap triwulan yang
dikumpulkan kepada CDSA Telkom Solo. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi penyalahgunaan dalam pemanfaatan dana pinjaman oleh
mitra binaan yang diberikan CDSA Telkom Solo.
Dalam pencapaian kegiatan penyaluran dana pinjaman program
kemitraan pada tahun 2010 CDSA Telkom solo telah berhasil memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
target salur sesuai dengan anggaran yang disediakan oleh CD Area 4
Jateng. Selain kegiatan pemberian pinjaman, kegiatan pembinaan untuk
mitra binaan berupa pembekalan, pelatihan dan promosi juga telah
dilaksanakan dengan baik, sebagai upaya pengembangan dan
pemberdayaan mitra binaan. Manfaat kegiatan pembinaan yang telah
dilaksanakan CDSA Telkom Solo, memberikan dampak positif bagi
pengelolaan manajemen dan kemajuan usaha mitra binaan sesuai dengan
tujuan yang dirumuskan dalam rencana program kegiatan. Seluruh
kegiatan program kemitraan yang dilaksanakan oleh CDSA Telkom Solo
akan dilaporkan dan dipertanggung jawabkan langsung kepada CD Area 4
Jateng & DIY.
2. Faktor-foktor yang menghambat pelaksanaan CSR program kemitraan
di CDSA Telkom Solo.
1) Kapasitas masyarakat dan kejujuran, Masih banyaknya mitra binaan yang
belum memiliki inovasi dan kreatifitas yang menjadi kendala bagi program
kemitraan yang mempunyai misi untuk mengembangkan UKM, Program
kemitraan akan menjadi sia-sia tanpa ada dukungan sebuah daya inovasi
dan kreatifitas yang tinggi dari mitra binaan, karena berapapun pinjaman
yang akan diberikan kepada mitra, belum dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk mengembangkan usahanya sehingga tidak ada
perkembangan yang berarti yang dirasakan oleh perusahaan maupun mitra
binaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
Ketidak jujuran mitra binaan juga menjadi kendala bagi program
kemitraan, karena pinjaman yang diberikan kepada mitra binaan tidak
digunakan sebagaimana untuk mengembangkan usahanya melainkan
untuk kepentingan pribadi. Sehingga pinjaman itu tidak berkembang
menjadi modal usaha yang produktif, hanya menjadi beban hutang dan
menyebakan kemacetan dalam angsuran pinjaman.
2) Partisipasi, belum ada usaha bersama dan masih kurangnya kesadaran
mitra binaan yang bermasalah yang tergabung dalam program kemitraan
untuk bekerjasama dan kooperatif kepada petugas CDSA Telkom Solo
dalam upaya penyelamatan dana program kemitraan. Hal ini menimbulkan
masalah ketika dilakukan penagihan terhadap mitra binaan yang macet,
yang menyebabkan kesulitan petugas CDSA Telkom Solo untuk
menghubungi mitra binaan yang bermasalah.
3) Sumber daya finansial, sumber daya teknologi, dan kondisi alam.
Sumber daya finansial, menjadi faktor yang mempengaruhi pelaksanan
program kemitraan, terbatasnya jumlah dana target penyaluran yang
tersedia yang diberikan CD Area 4 Jateng & DIY kepada CDSA Telkom
Solo menyebabkan banyaknya calon mitra binaan yang menjadi daftar
tunggu untuk mendapat pinjaman program kemitraan. Karena jumlah
permintaan mitra binaan yang mengajukan proposal program kemitraan
lebih tinggi daripada jumlah dana yang tersedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
Teknologi Informasi, hambatan dari faktor fisik ialah system
komputerisasi di CDSA Telkom Solo yang eror yang dapat menghambat
pekerjaan petugas dalam memasukan data, meskipun hal ini jarang terjadi.
Kondisi alam, terjadinya bencana alam dapat menghambat
pelaksanaan program kemitraan, karena apabila ada mitra binaan yang
memiliki usaha di wilayah lokasi bencana alam, yang menyebabkan
kerugian dan kebangkrutan usaha mitra binaan, hal ini akan menghambat
angsuran pinjaman.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilaksanakan oleh
penulis, maka penulis ingin memberikan beberapa saran pada CDSA Telkom
Solo yaitu:
1. Perusahan sebaiknya menginformasikan program kemitraan tidak
hanya melalui media internet. Petugas CDSA Telkom solo seharusnya
dapat melakukan sosialisasi secara langsung kepada para calon mitra
binaan dengan mendatangi tempat usaha-usaha ukm dengan
menggandeng paguyuban-paguyuban UKM, agar informasi program
kemitraan dapat diketahui oleh semua ukm dan menjangkau lebih luas
lagi.
2. Dalam melakukan kegiatan survey untuk menetukan calon mitra
binaan, petugas harus lebih selektif dan membuat investigasi lebih
mendalam, dengan menanyakan karakter / informasi calon mitra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
binaan kepada masyarakat lingkungan sekitar tempat usaha mitra
binaan, untuk mendapatkan karakter calon mitra binaan yang jujur.
3. Kesempatan pelaksanaan kegiatan pelatihan dapat diberikan lebih
banyak lagi kepada mitra binaan agar mereka termotivasi untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha. Kegiatan pelatihan
tidak hanya ditujukan untuk mitra binaan di bidang sektor industri,
perdagangan dan jasa. Perusahaan juga memberikan peluang dan
kesempatan bagi mitra binaan di bidang pertanian, peternakan dan
perikanan dengan memberkan pembinaan agrocultural,
pembudidayaan tanaman dan pengembangbiakan peternakan serta
perikanan untuk kemajuan para petani dan peternak, yang dapat
bekerjasama kepada pihak yang berkompeten atau universitas untuk
mendapatkan tenaga ahli nya untuk memberikan pembinaan dan
penyuluhan pada bidang tersebut bagi mitra binaan.
4. Perusahaan bisa memberikan punishment atau denda kepada mitra
binaan berupa pengembalian secara langsung uang pinjaman yang
diterima apabila terjadi penyalahgunaan uang pinjaman yang dilakukan
mitra binaan yang tidak sesuai dengan komitmen awal sesuai dalam
proposal. Sehingga dapat membuat mitra binaan jera, apabila ia
menggunakan uang pinjaman tidak untuk mengembangkan usaha.