repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA...

184
PENGELOLAAN INFORMASI MASJID BERBASIS ONLINE: ANALISIS PERFORMA KOMUNIKATIF PADA APLIKASI MASJIDKU Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) Oleh Ahya Hasyim NIM. 11140510000051 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

PENGELOLAAN INFORMASI MASJID BERBASIS

ONLINE: ANALISIS PERFORMA KOMUNIKATIF PADA

APLIKASI MASJIDKU

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Sosial (S.Sos)

Oleh

Ahya Hasyim

NIM. 11140510000051

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

i

ABSTRAK

Ahya Hasyim

Pengelolaan Informasi Masjid Berbasis Online: Analisis Performa

Komunikatif Pada Aplikasi Masjidku

Aplikasi Masjidku merupakan perusahaan karya anak bangsa

yang pertama kali menghubungkan komunikasi masjid dan mushala yang

di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2013. Pada tahun 2018

ini sudah tergabung 1.237 masjid dan mushala. Beberapa tahun

belakangan ini Aplikasi Masjidku mengalami penurunan kinerja.

Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui

bagaimana performa komunikatif yang dilakukan tim masjidku dalam

mengelola informasi masjid pada Aplikasi Masjidku?

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus

intrinsik dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data

menggunakan observasi tidak berstruktur, wawancara dan dokumentasi.

Adapun teori yang digunakan adalah teori Performa Komunikatif

yang dikemukakan oleh Pacanowsky dan O’Donnell Trujilo yang

menggambarkan proses simbolik dari pemahaman perilaku manusia

dalam sebuah organisasi. Selain itu peneliti juga menggunakan teori

Computer Mediated Communication, konsep New Media, dan konsep

Media Sosial sebagai teori pendukung dalam menganalisa penelitian.

Hasil penelitian dan analisis dilakukan dengan menggunakan

elemen-elemen teori performa komunikatif seperti menilai performa

ritual, performa hasrat, performa sosial, performa politis dan performa

enkulturasi masing-masing individu. Sejauh ini performa yang terjadi

ditemukan hambatan karena perbedaan lokasi kerja, tidak terbuka

terhadap investor muslim, tidak fokus kepada tujuan awal dan program

yang kurang diminati jamaah.

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Aplikasi Masjidku harus

membuka diri terhadap investor muslim, menetapkan kantor kerja dalam

satu tempat, mencari ide kreatif dan inovatif agar programnya kembali

diminati jamaah.

Kata Kunci: Aplikasi Masjidku, Performa Komunikatif, Masjid, Jamaah,

dan Mushala

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah. Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang

memberikan kenikmatan, kekuatan, kemudahan, dan ilmu pengetahuan

hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.

Sholawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju

zaman yang tercerahkan dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini peneliti mendapat bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi.

3. Drs. Masran, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam dan Fita Fatkhurakhmah, M.Si, selaku sekertaris

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Rachmat Baihaky, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya dan sabar dalam memberikan arahan,

saran dan kritik yang membangun dalam penyelesaian penelitian

ini.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

iii

5. Dr. Suhaimi, M.Si, selaku penasihat akademik yang senantiasa

mendoakan dan mengingatkan peneliti untuk semangat dalam

menulis skripsi.

6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.

Semoga apa yang telah diberikan bermanfaat bagi peneliti dalam

menjalani kehidupan di masyarakat dan menjadi amal soleh

yang terus mengali bagi bapak dan ibu sekalian.

7. Keluarga Peneliti. Orang Tua tercinta. Bapak Jamanuddin dan

Ibu Admiati yang senantiasa mendoakan kesuksesan anaknya

dan memberikan semangat maupun motivasi untuk senantiasa

sabar dalam menutut ilmu sehingga menjadi mahasiswa yang

lulus bukan hanya berkuantitas namun juga berkualitas.

Teruntuk adik peneliti, Ahmad Qoulan Syadida dan Fajar Ikhsan

yang senantiasa mendoakan kakaknya. Semoga penelitian skripsi

kakak dapat mengajarkan kepada kalian jika meneliti itu

menyenangkan dan jadikanlah skripsi sebagai Maha Karya

terbaik dalam jenjang strata satu.

8. Tim Masjidku Apps yaitu Narenda Wicaksono, Muchdlir Johar

Zauhary, dan Fauzil Hamdi. Terimakasih atas kesediaan

wawancara maupun bantuan data yang peneliti butuhkan untuk

melengkapi skripsi ini.

9. Kekasih, Mitsyalina Permata Daya, Amd.Keb yang telah

mendoakan dan mendukung setiap langkah perjuangan dan

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

iv

mimpi peneliti serta tidak bosan mengingatkan peneliti untuk

fokus dalam setiap pekerjaan termasuk penyelesaian skripsi ini.

10. Rekan-rekan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2014

khususnya KPI B yang telah berjuang selama 4 tahun dengan

berbagai canda, tawa, amarah, dan perjuangan yang akan selalu

membekas.

11. KKN Rangers 117, Zaky, Hilman, Ichen, Ridho, Ryan, Panji,

Wita, Nisa, Desi, Ana, Alyssa, Anindia, Linda, Yunita dan

Mayang serta warga desa Sibanteng yang telah memberikan

pelajaran kehidupan tentang arti kemandirian dan pengabdian

masyarakat.

12. Keluarga besar Remaja dan Pemuda Islam Masjid Raya Bintaro

(REMISYA) dan Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya,

MUSAWARAH, WAVE, CONNCREATE atas segala

pembelajaran dan tempat peneliti beraktivitas mengembangkan

potensi diri sehingga menjadi manusia yang terus menjadi lebih

baik. Terimakasih kepada Syeikh Muhammad Abdul Gouts

Syaifullah Maslul, Habib Geys Assegaf, Novandrian, Shani

Budhi, Bambang Supriadi, Andy Thamrin, Dimas Seto, Dude

Harlino, Teuku Wisnu, Arie Untung, Adrian Maulana, Yudha,

Tegar, Bagas, Rangga, Rofi, Rahmadika, Desi, Rini, Olga, Budi

Mulyanto dan Fara atas segala saran dan semangatnya untuk

istiqomah dalam menulis.

13. Pembaca penelitian skripsi ini. Semoga apa yang peneliti tulis

dapat bermanfaat.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

v

Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan dalam

penulisan penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan

masukan baik berupa saran maupun kritik sehingga dapat

menjadikan penelitian ini lebih baik lagi. Semoga apa yang

peneliti tuliskan dalam skripsi ini menjadi ilmu yang bermanfaat

dan menjadi amal jariyah untuk peneliti, keluarga dan para

pengajar.

Jakarta, Oktober 2018

Ahya Hasyim

11140510000051

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………..……. i

KATA PENGANTAR ……………………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………... vi

DAFTAR TABEL ………………………………………….. ix

DAFTAR GAMBAR ………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN ………………………….……… 1

A. Latar Belakang Masalah …………………...…… 1

B. Batasan Masalah …………………………..……. 5

C. Rumusan Masalah …………………………...….. 5

D. Tujuan dan Manfaat …………………………….. 5

E. Tinjauan Pustaka ………………………………... 6

F. Metodologi Penelitian ………………………...… 7

G. Sistematika Penulisan …………….………….…. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………….. 12

A. Teori Performa Komunikatif ………………….. 12

1. Definisi Performa Komunikatif …………….. 12

2. Lima Performa Komunikatif ……………….. 13

B. Teori Computer Mediated Communication ….... 15

1. Definisi Computer Mediated Communication 15

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

vii

2. Perspektif Computer Mediated Communication 15

C. Konseptual New Media ………………………… 17

1. Definisi New Media …………………………. 20

2. Karakter New Media ………………………… 21

D. Konseptualisasi Media Sosial ………………….. 23

1. Definisi Media Sosial ……………………….. 23

2. Jenis-jenis Media Sosial …………………….. 23

3. Karakteristik Media Sosial ………………….. 25

E. Kerangka Berpikir ……………………………… 25

BAB III GAMBARAN UMUM …………………………... 26

A. Media Baru di Era Kemajuan Teknologi ………. 26

B. Partisipasi Pemeluk Agama Islam Menggunakan

Media Baru di Era Kemajuan Teknologi ……….. 29

C. Profil Masjidku Apps ……………………..…….. 13

1. Sejarah terbentuknya Aplikasi Masjidku …….. 32

2. Visi dan Misi …………………………………. 35

3. Fitur dan Program ……………………………. 39

4. Profil Tim Aplikasi Masjidku ………………... 51

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS …………….. 58

A. Fenomena Mengenai Penyebaran Informasi di

Aplikasi Masjidku …………………………...... 59

B. Perfroma Komunikatif yang Dilakukan Tim

Masjidku Dalam Mengelola Informasi Masjid Pada

Aplikasi Masjidku ……………………………... 87

1. Performa Ritual ……………………………... 88

2. Performa Hasrat ……………………………..100

3. Performa Sosial …………………………….. 104

4. Performa Politis …………………………….. 109

5. Performa Enkulturasi ………………………..114

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

viii

BAB V PENUTUP ………...……………………….……… 129

A. Kesimpulan ……………….…………………….. 129

B. Saran …………………………...………………... 132

C. Kekurangan ……………………..………………. 133

DAFTAR PUSTAKA …………………………………….... 135

LAMPIRAN ………………………………………………... 141

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data 20 Masjid Populer Versi Masjidku Juni 2018….. 44

Tabel 2 Kegiatan Wilayah Jakarta Selatan …………………… 48

Tabel 3 Kegiatan Masjid di Jakarta Pusat, Timur dan Barat …. 49

Tabel 4 Detail Sebaran Artikel Wilayah DKI Jakarta ………... 52

Tabel 5 Pengeluaran Masjid Jogokariyan Tahun 2002-2003 … 88

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tampilan Fitur Masjidku Mobile ………………….. 29

Gambar 2 Tampilan Masjidku Website ………………………. 30

Gambar 3 Tampilan Masjidku TV ……………………………. 31

Gambar 4 Acara Workshop Jejaring Takmir Masjid Indonesia 33

Gambar 5 Pemenang Acara Masjidku Talk …………………... 34

Gambar 6 Poster Masjidku Kontes di Instagram ……………..35

Gambar 7 Campaign #CintaMasjid di Instagram …………….. 36

Gambar 8 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di Detik.com …….. 45

Gambar 9 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di Kompas.com ….45

Gambar 10 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di Antaranews….. 46

Gambar 11 Pemberitaan Aplikasi Masjidku di

Salaamgateway.com ……………………………...…………... 47

Gambar 12 Grafik Data Kegiatan Masjidku 2015-2018 ….….. 47

Gambar 13 Grafik Data Artikel Masjidku 2015-2017…….….. 53

Gambar 14 Demografi Pengguna Internet Indonesia Tahun 2015

………………………………………………………….…….. 56

Gambar 15 Dashboard Untuk Mengedit Artikel ……….……. 67

Gambar 16 Tampilan Dashboard Untuk Mengedit Kegiatan .. 67

Gambar 17 Contoh Tampilan Form Pengisian Lewat Dashboard

Masjidku.id ………………………………………………….... 73

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

xi

Gambar 18 Contoh Tampilan Landing Page ……...………….. 74

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara berkembang,kini memasuki

babak baru dalam bidang informasi, dimana informasi terus

berkembang pesat dari tahun ke tahun. Internet saat ini

bertransformasi menjadi alat canggih yang dinamakan

smartphone model android, IOs,dan semacamnya. Menurut

laporan Emarketer dalam laman webnya,1 merilis pada akhir

tahun 2014 didapatkan juga bahwa pengguna smartphone

meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2014-2015.

Implementasi internet, electronic commerce, electronic

data interchange, virtual office, telemedicine, intranet, dan lain

sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara,

khususnya di Indonesia dengan gugusan ribuan pulau yang

membentang dari Sabang sampai Marauke. Fenomena

semacam ini semakin menguatkan argumentasi bahwa dunia

saat ini memasuki era digitalisasi.Era dimana hal-hal yang

berbau digital dapat sangat membantu, menghibur dan

memudahkan keperluan hidup manusia dari bangun tidur

hingga tidur kembali.

Adanya internet saat ini memicu manusia melakukan

inovasi-inovasi yang dapat membuat perubahan yang menjadi

1https://www.emarketer.com/m/articel/2-Billion-Consumers-

Worldwide-Smartphones-by2016/1011694. Diakses pada 14 Februari 2018

pukul 17.10

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

2

trend sosial. Salah satu trend yang saat ini digandrungi anak

muda yaitu startup. Menurut jurnal.id pada lamannya2,

menyebutkan bahwa istilah startup digital lebih banyak

digunakan untuk menjelaskan perusahaan yang berbau

teknologi, web, Internet dan yang berhubungan dengan ranah

tersebut. Kenapa demikian? Hal tersebut terjadi dikarenakan

istilah startup sendiri mulai populer secara Internasional pada

masa ‘bubble dot-com’. Fenomena bubble dot-com adalah

ketika banyak perusahaan dot-com yang didirikan secara

bersamaan pada periode1998-2000. Pada masa itu mulai

gencarnya website pribadi, dan waktu itu pula startup muncul

dan bertransformasi menjadi sebuah aplikasi. Aplikasi di mana

orang-orang dapat mengenalkan perusahaanya di dunia maya

baik mengenalkan produk, jasa, organisasi, gerakan sosial

maupun gerakan ekonomi kerakyatan.

Seiring dengan berkembangnya aplikasi startup di

Indonesia dengan beragam jenis maupun kegunaan, baik yang

berbayar maupun yang gratis. Muncul pula beragam aplikasi

startup dalam bidang keagamaan. Terutama aplikasi keislaman

yang kini berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan yang

memulainya pertama kali adalah Aplikasi Masjidku, sebuah

aplikasi islami di dalam smartphone yang dapat menjadi solusi

dalam memanfaatkan internet untuk menunjang peribadahan

umat tanpa melupakan koridor yang telah ditentukan di dalam

syariat Islam. Aplikasi ini diperkenalkan ke publik pada tahun

2https://www.jurnal.id/id/blog/2017/karakter-dan-perkembangan-

bisnis-startup-di-indonesia. Diakses pada 13 April 2018 Pukul 19.08

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

3

2014, dibuat oleh empat orang anak bangsa yaitu Narenda

Wicaksono, Muchdlir Johar Zauhary, dan Adib Thoriq.

Sebagai pionir aplikasi islami berbasis masjid, Aplikasi

Masjidku inimemiliki pondasi yang kuat dalam visi dan

misinya. Visi utamanya yaitu dalam rangka memakmurkan

masjid dan musholah di Indonesia. Misinya yaitu

mendigitalisasikan informasi masjid dan musholah di

Indonesia agar dapat diakses dengan mudah oleh umat Islam,

merekatkan tali ukhwah Islamiyah antar masjid dan musholah

yang tergabung di Masjidku.id, dan yang paling utama adalah

mengembalikanmasjid menjadi pusat peradaban.3

Dalam perjalannya sampai tahun 2018 ini, Aplikasi

Masjidku sudah digunakan dan dimanfaatkan oleh sekitar

31.335 lebih umat muslim serta 1.237 masjid dan musholah

yang tersebar di seluruh Indonesia.4 Fitur di dalam aplikasi

tesebut, diantaranya ada Push notification Ibadah, Islamic

News & Masjid Gallery, Event Info & Registration, Follow

Nearby Masjid, Prayer times & Qiblah Compass, Infaq

Digital, Al-Qur’an Digital, dan fitur lainnya. 5

Aplikasi Masjidku mengalami masa keemasannya pada

tahun pertama dan keduanya, hal inilah yang membuat peneliti

tertarik menjadi pengguna Aplikasi Masjidku dari awal mulai

diluncurkannya. Namun dari waktu ke waktu masjidku

3 Johar Zauhary, Restoring Mosque as the Heart of Islamic

Civilization, (Jakarta: PowerPoint Presentation, 2017) Vol.4 h.3 4 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada tanggal 14 Mei 2018 5 Johar Zauhary, Restoring Mosque as the Heart of Islamic

Civilization, h.5-8

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

4

mengalami penurunan intensitas fungsionalnya, dari mulai

artikel yang monoton, jadwal kegiatan masjid yang semakin

jarang terupdate hingga sedikitnya masjid yang memanfaatkan

Aplikasi Masjidku. Hal inilah yang memicu peneliti untuk

mengetahui masalah yang sebenarnya terjadi.

Menjalankan dan mengembangkanaplikasi Masjidku

ini bukanlah hal yang mudah, karena menjadi tantangan

tersendiri bagi tim Masjidku. Tolak ukur kesuksesannya pun

sangat beragam dan kembali lagi bagaimana umat merespon

dan menilainya. Hal itu bisa dinilai bagaimana latar belakang

terbentuk aplikasi ini, siapa saja orang-orang didalamnya,

bagaimana tingkat Pendidikan dan pengalamannya dalam

dunia startup Islam, serta bagaimana interaksi komunikasi

yang terjalin kepada para pengurus masjid dan jamaah yang

memakai apps ini. Tidak kalah penting yang melatarbelakangi

keberhasilan sebuah aplikasi dapat berjalan sampai saat ini

yaitu penghayatan adanya Aplikasi ini dari para pembuatnya.

Dalam konteks ini, peneliti ingin melihat teori performa

komunikatif yang diambil dari teori budaya organisasi, apakah

dapat dijalankan di suatu organisasi berbasis digital, dengan

melihat berbagai varian yang terdapat didalamnya, diantaranya

yaitu performa ritual, performa hasrat, performa sosial,

performa politis dan performa enkulturasi.

Pasang surut mengelolastartup Islami berbasis

informasi masjid digital ini dapat dianalisis dengan

menggunakan teori performa komunikatif, tentunya masih

sangatlah sedikit dan menarik untuk diteliti, oleh karena itu

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

5

peneliti mengambil topik ini dengan judul Pengelolaan

Informasi Masjid Berbasis Online: Analisis Performa

Komunikatif Pada Masjidku Aplikasi.

B. Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka peneliti

membatasi masalahnya pada komunikasi dan interaksi tim

Masjidku dalam mengelola informasi masjid di aplikasi

Masjidku dari tahun 2014-2018.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka muncul

beberapa rumusan masalah antara lain:

Bagaimana performa komunikatif yang dilakukan tim

masjidku dalam mengelola informasi masjid pada Aplikasi

Masjidku?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian, adalah:

Untuk mengetahui performa komunikatif yang dilakukan tim

masjidku dalam mengelola informasi masjid pada Aplikasi

Masjidku.

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan bermanfaat

sebagai berikut:

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

6

a. Secara teoritis

Sebagai acuan ilmiah maupun referensi dalam

pengembangan ilmu komunikasi, khususnya pada

tataran kajian komunikasi organisasi.

b. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi yang positif dalam perkembangan studi

tentang komunikasi saat ini, khususnya bagi

peneliti dan akademis serta umumnya bagi

masyarakat luas yang ingin mengetahui lebih

dalam tentang komunikasi organisasi.

E. Tinjauan Pustaka

Skripsi dari Satia Chandra Wiguna, mahasiswa jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.

Dalam skripsinya, dia membahas tentang Performa

Komunikatif Hajriyanto Yasin Thohari dalam Implementasi

Pengelolaan Jabatan Publik. Pada penelitian ini hanya

ditemukan konsep tentang Performa Komunikatif dan subjek

dan kajian penelitian yang berbeda.

Skripsi dari Fachri Auliya, mahasiswa program S-1

Transfer Non Kependidikan Ilmu Komunikasi fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun

2016. Dalam skripsinya, dia membahas tentang Media Sosial

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

7

Sebagai Sarana Pendukung Gerakan Sosial (Studi tentang

Pemanfaatan Facebook dan Twitter Oleh Akun Pandji dan

Kitabisa untuk Mendukung Project Pembangunan Masjid di

Tolikara). Beberapa teori, konsep, serta metode yang sama

pada penelitian lainnya, berupa konsep media baru dan media

sosial, Namun skripsi ini memiliki subjek, objek penelitian

yang berbeda.

Beberapa teori dan konsep yang sama pada penelitian

lainnya, berupa konsep new media dan media sosial, yaitu

skripsi dari Dian Andriani, mahasiswa jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

Dalam skripsinya, dia membahas tentang Kampanye Sosial di

Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated

Communication pada Platform Crowdfunding

KITABISA.COM). Namun skripsi ini memiliki subjek, objek

penelitian yang berbeda.

F. Metodologi Penelitian

1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Pengelola Informasi

Masjid pada Aplikasi Masjidku. Sedangkan objek

penelitiannya adalah performa komunikatif.

2. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian

Penelitian ini, menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan menggunakan pendekatan case study

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

8

intrinsic (studi kasus Intrinsik). Studi Kasus Intrinsik itu

sendiri adalah salah satu dari tiga macam tipe studi kasus

menurut Staje dalam buku karya Denzin & Lincoln yang

berjudul: “Handbook of Qualitative Research”. Studi

kasus intrinsik adalah apabila kasus yang dipelajari secara

mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk

dipelajari berasal dari kasus itu sendiri atau dapat

dikatakan mengandung minat intrinsik(intrinsic interest).6

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data:

a). Wawancara

Tahap pertama dari pengumpulan data

penelitian adalah dengan melakukan wawancara

kepada beberapa narasumber, dimulai dari CEO

Aplikasi Masjidku yaitu Narenda Wicaksono, COO

Aplikasi Masjidku yaitu Muchdlir Johar Zauhary, dan

CTO Aplikasi Masjidku yaitu Fauzil Hamdi serta

pakar dan pengamat Ilmu Komunikasi Universitas

Jayabaya yaitu Dr. Lely Arrianie, M.Si. Penelitian ini

bukanlah bersifat satu arah yang mengarah kepada

subjektivitas, namun diharapkan hasil dari penelitian

6 Denzin & Lincoln, Handbook of Qualitative Research (Sage

Publication, 1998), h.50

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

9

ini lebih kepada objektivitas dengan melibatkan pihak

luar.

b). Studi Dokumentasi

Aplikasi Masjidku sudah banyak menghasilkan

artikel di portal informasinya, baik yang

dipublikasikan melalui media cetak maupun melalui

media onlinenya. Media cetak berupa Newsletter dan

Handbook Masjidku, sedangkan media online yang

dimiliki Masjidku seperti Website, Masjidku Apps

Mobile dan Masjidku TV maupun media online lain

yang menginformasikan seputar Masjidku. Dengan

melakukan kajian pada bahan-bahan ini, diharapkan

semakin banyak referensi untuk menyusun hasil

penelitian ini.

c). Observasi Partisipatoris Pasif

Obervasi akan difokuskan pada aktivitas rutin

tim pengelola Aplikasi Masjidku dalam menjalankan

kerjanya. Observasi dilakukan selama proses

penyusunan penelitian ini berlangsung dengan

mengikuti aktivitas tim pengelolaan Aplikasi

Masjidku.

4. Teknik Analisis Data

Analisis merupakan proses pencarian dan

perencanaan secara sistematis semua data dan bahan yang

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

10

telah terkumpul agar peneliti mengerti benar makna yang

telah dikemukakannya dan dapat menyajikannnya kepada

orang lain secara jelas.7 Maka dari itu secara ringkas

dalam menganalisa data, penulisan melakukan tiga

tahapan Analisa data menurut Miles dan Huberman yakni

reduksi data (datareduction), paparan data (data display)

dan penarikan kesimpulan (conclusion). Analisis data

kualitatif ini artinya kegiatan tersebut dapat dilakukan

selama dan sesudah pengumpulan data. Data yang

diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, maupun

catatan dilapangan akan diorganisasikan ke dalam konsep

performa komunikatif.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini merujuk

kepada pedoman umum karya ilmiah yang tercantum dalam

Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor

507 Tahun 2017. Penulis membagi enam bagian untuk lebih

jelas dalam melihat pembagian fokus di masing bagian bab,

yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab I akan dibahas: latar belakang, Batasan dan rumusan

masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

kajian pustaka, metodologi penelitian, subjek dan objek

7 Lexy J. Moloeng. Metode Kualitatif. Bandung: Remaja Karya,

1991, h.112

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

11

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data,

waktu dan tempat penelitian, pedoman penulisan skripsi.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bagian ini penulis akan membahas kerangka teoritis: Teori

Performa Komunikatif, Teori Computer Mediated

Communication, Konseptualisasi New Media, Konseptualisasi

Media Sosial.

BAB III : GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Pada bab ini lebih berupaya menggambarkan visi, misi, tujuan,

serta profil Tim Masjidku Apps

BAB IV: HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

Dalam bab ini akanmenampilkan hasil temuan secara

keseluruhan berdasarkan kesesuaian data yang mendukung

terhadap penelitian ini dan diuraikan hasil Analisa temuan

performa komunikatif pada Aplikasi Masjidku di lapangan,

serta penyajian data mengenai pengelolaan informasi masjid

berbasis online.

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan memberikan kesimpulan, Implikasi

dan Saran.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Performa Komunikatif

1. Definisi Performa Komunikatif

Performa Komunikatif adalah salah satu konsep

yang terdapat di Teori Budaya Organisasi. Teori budaya

organisasi merupakan sebuah teori komunikasi yang

mencangkup semua simbol komunikasi (tindakan,

rutinitas, dan percakapan) dan makna yang dilekatkan

orang terhadap simbol tersebut.8 Lebih lanjut lagi, Inti

teori budaya ini adalah bagaimana para anggota organisasi

dapat menciptakannya, bagaimana mereka

menggunakannya untuk membentuk suatu konteks yang

berpengaruh pada penafsiran mereka mengenai berbagai

peristiwa, dan bagaimana anggota menyokong atau

mengubah peraga tersebut melalui komunikasi.9

Teori Budaya Organisasi itu sendiri adalah hasil

penelitian dari Clifford Geertz, Michael Pacanowsky,

Nick O’Donnel-Trujillo. Asumsi dasar dari teori ini

adalah sebagai berikut10:

8 West, Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan

Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h.325. 9R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2013), h.96 10 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.319

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

13

a). Anggota-anggota organisasi menciptakan dan

mempertahankan perasaan yang dimiliki Bersama

mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada

pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah

organisasi.

b). Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting

dalam budaya organisasi.

c). Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang

berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga

beragam.

Pancanowsky dan O’Donnell Trujilo menyatakan

bahwa anggota organisasi melakukan sebuah performa

komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya

budaya organisasi yang unik. Performa itu sendiri

merupakan metafora yang menggambarkan proses

simbolik pemahaman akan perilaku manusia dalam

sebuah organisasi.11

2. Lima Performa Komunikatif

Ada 5 (lima) penjabaran mengenai Performa

Komunikatif, yaitu:

a. Performa Ritual

Pada performa ini, akan dijabarkan bagaimana

seseorang melakukan aktivitas hariannya yang terjadi

secara teratur dan berulang. Ritual terdiri atas empat

11 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.325

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

14

jenis, yakni 1) Personal, 2) Tugas, 3) Sosial, dan 4)

Organisasi. Ritual personal merupakan rutinitas yang

dilakukan dengan pekerjaan tertentu di tempat kerja

setiap hari. Ritual tugas merupakan rutinitas yang

dilakukan dengan pekerjaan tertentu di tempat kerja.

Ritual sosial merupakan rutinitas yang melibatkan

hubungan dengan orang lain di tempat kerja. Ritual

organisasi merupakan rutinitas yang berkaitan dengan

organisasi secara keseluruhan.12

b. Performa Hasrat

Pada performa Hasrat peneliti ingin melihat

berbagai cerita dan kisah tentang seseorang dalam

menjalankan seluruh aktivitasnya, baik di organisasi

maupun di institusi tempat ia beraktivitas. Tentu perlu

dilakukan wawancara mendalam terhadap orang

orang yang sering ditemui dalam suatu rutinitas.

c. Performa Sosial

Performa ini merupakan perpanjangan sikap

santun dan kesopanan untuk mendorong kerja sama di

antara anggota organisasi.

d. Performa Politik

Performa ini merupakan perilaku organisasi

yang mendemonstrasikan kekuasaan atau

kontrol.Ketika anggota organisasi terlibat dalam

12 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.326

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

15

performa politis, mereka mengomunikasikan

keinginan untuk memengaruhi orang lain.

e. Performa Enkulturasi

Performa ini dapat berupa sesuatu yang berani

maupun hati-hati dan performa ini mendemostrasikan

kompetensi seorang anggota dalam sebuah

organisasi.13 Performa ini juga merujuk bagaimana

anggota mendapat pengetahuan dan keahlian untuk

dapat menjadi anggota organisasi yang mampu

berkontribusi.

B. Teori Computer Mediated Communication

1. Definisi Teori Computer Mediated Communication

Teori yang digunakan mengenai Teori Computer

Mediated Communication (CMC). Dalam era teknologi

informasi hari ini, mode komunikasi yang kita jalani telah

diperantarai Internet dan telah bergerak secara cepat

menuju apa yang disebut dengan computer-mediated

communication (CMC) atau komunikasi yang dimediasi

oleh komputer. Dalam konteks ini, computer mediated

communication (CMC) dipandang sebagai integrasi

teknologi komputer dengan kehidupan kita sehari-hari.14

Asumsi penting dalam penelitian ini menegaskan

bahwa CMC (Computer-Mediated Communication)

13 R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan, h.327 14 Smith, Matthew J & Andrew F. Wood, Online Communication:

Linking Technology, Identity and Culture, (New Jersey: Lawrence Erlbaum

Associates, Inc, 2005) h.4

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

16

merupakan bentuk komunikasi yang sangat berbeda dengan

bentuk komunikasi yang lain seperti komunikasi

interpersonal, komunikasi kelompok, organisasi dan

komunikasi massa. Seperti yang dikatakan Andrew F.

Wood dan Matthew J. Smith (2005: 4) bahwa CMC

merupakan sebuah integrasi teknologi komputer dengan

kehidupan sehari-hari. Di dalamnya seringkali terjadi

adanya batas-batas yang samar antara bentuk komunikasi

yang bermediasi dan bentuk komunikasi yang dimediasi.15

Lebih dijelaskan lagi,Computer Mediated

Communication (CMC) adalah istilah yang digunakan

untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih

yang dapat saling berinteraksi melalui komputer yang

berbeda. Atau menurut John December(1997) Computer

Mediated Commnication adalah proses manusia

berkomunikasi dengan menggunakan via komputer, dengan

melibatkan seseorang, dalam situasi konteks tertentu,

dengan terlibat dalam proses untuk membentuk media

sebagai tujuan.16

Hal yang dimaksud di sini bukanlah bagaimana dua

mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun

bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu

dengan lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer

15Basuki Agus Suparno, dkk, Computer Mediated Communication

Situs Jejaring Sosial dan Identitas Diri Remaja, (Yogyakarta: Universitas

Pembangunan “Veteran” Yogyakarta) h.90 16 Alice tomic, dkk, Computer Mediated Communication: Social

Interaction and The Internet, (California: SAGE Publications, 2004) h.15

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

17

melalui program aplikasi yang ada pada komputer tersebut.

Dengan ini dapat diketahui, bahwa yang diperlukan

partisipan CMC dalam menjalankan komunikasi dengan

komunikannya harus melibatkan dua komponen, yaitu

komputer dan jaringan internet. Sebenarnya, bukan hanya

komputer dan jaringan internet saja, namun dalam

komputer tersebut harus terdapat program atau aplikasi

tertentu yang memungkinkan komunikator untuk

berinteraksi dengan komunikannya. Sebut saja instant

messenger, pada era globalisasi ini, instant messenger

sudah semakin mendunia.17

2. Perspektif Computer Mediated Communication

Ada tiga perspektif yang mengkaji tentang

computer mediated communication seperti yang

diungkapkan oleh Joseph Walther, yakni18

Impersonal; Komunikasi ini dilakukan massif kepada

khalayak dengan menggunakan media massa sebagai alat

untuk menyampaikan pesan secara menyeluruh. Perspektif

ini memandang bahwa komunikasi online kurang

mendukung aspek personal karena saluran internet tidak

mengakomodasi sinyal non-verbal yang dibutuhkan dalam

menjalin interaksi interpersonal. Dalam komunikasi secara

17 Alice tomic, dkk, Computer Mediated Communication: Social

Interaction and The Internet, h.5 18 Joseph B. Walther, “Computer-Mediated Communication:

Impersonal, Interpersonal, and Hyperpersonal Interaction” Communication

Research Vol.23, (California, USA: Sage Publications, Inc, 1996), h.5.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

18

tatap muka (face-to face) cenderung lebih banyak

menggunakan Bahasa non-verbal untuk berkomunikasi

seperti nada suara, raut wajah, intonasi, jarak, dsb. Namun

dalam komunikasi online, sulit untuk menujukkan tanda-

tanda non-verbal tersebut. Perspektif ini kemudian

memunculkan beberapa kritik, yaitu munculnya petunjuk

non-verbal seperti emoction dan avatar. Inovasi ini

meningkatkan derajat kehadiran sosial yang sebelumnya

tidak terakomodasi.

Interpersonal; Perspektif ini merupakan jawaban dari

perspektif impersonal. Secara sederhana komunikasi

interpersonal mengungkapkan bahwa tidak adanya petunjuk

non-verbal dapat dijembatani dengan penyesuaian sikap.

Baik disadari atau tidak, dalam berkomunikasi masyarakat

selalu menyesuaikan dengan faktor disekelilingnya. Model

ini mengasumsikan komunikator pada computer mediated

communication didorong berkomunikasi dengan orang

asing dengan membentuk kesan sederhana melalui

komunikasi secara tekstual. Berdasarkan kesan ini, mereka

menguji asumsi satu sama lain dari waktu ke waktu hingga

terkumpul dalam pengetahuan interpersonal dan

menstimulir perubahan dalam komunikasi relasional antar

pengguna computer mediated communication. Perbedaan

utama pada computer mediated communication dan face-to-

face communication adalah pada laju pertukaran informasi

sosial, bukan dengan jumlah pertukaran informasi sosial.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

19

Hyperpersonal; Komunikasi hyperpersonal dilakukan

dengan media internet yang menurut masyarakat sosial

lebih menarik bila dibandingkan dengan komunikasi face-

to-face. Berbeda dari dua perspektif sebelumnya yang

mempermasalahkan Bahasa non-verbal, perspektif ini justru

menganggap bahwa tidak adanya non-verbal justru

membantu dalam berinteraksi. Komunikasi hyperpersonal

terjadi ketika dalam saluran komunikasi melalui media

daripada komunikasi langsung. Watlher mengungkapkan

komunikasi hyperpersonal dapat diatributkan dalam empat

faktor:

a. Faktor penerima, penerima dapat mengukur

kualitas seseorang di dalam komunikasi

hyperpersonal.

b. Faktor pengirim, faktor ini memegang kendali

bagaimana menampilkan diri sendiri terhadap

orang lain.

c. Faktor saluran, pesan yang ditransmisikan

melalui internet tidak hanya menembus ruang

tetapi juga waktu

d. Faktor umpan balik, umpan balik dalam

computer mediated communication dapat

mengarah pada perputaran intensif dimana

konfirmasi pesan dari tiap perilaku komunikasi

dapat menguatkan perilaku masing-masing.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

20

C. Konseptualisasi New Media

1. DefinisiNew Media

Definisi new media sering diartikan sebagai

komunikasi yang langsung atau berkaitan dengan komputer,

tidak lagi komunikasi tatap wajah tetapi sudah

menggunakan komputer sebagai perantara atau

medianya.New media sering dikaitan dengan sifat

interaktivitas. Interaktivitas adalah salah satu fitur media

baru yang paling banyak dibicarakan.

Interaktivitasdidefinisikan oleh Dillon dan Leonard sebagai

kemampuan pengguna untuk berkomunikasi secara

langsung dengan komputer dan memiliki dampak pada

pesan apa pun yang sedang dibuat.19Sifat ini merujuk pada

umpan balik yang langsung di dapat dalam proses

komunikasi.

Era new media tumbuh berkembang ditandai oleh

adanya perkembangan teknologi komunikasi seperti

jaringan internet yang didalamnya menekankan kepada

format isi media yang dikombinasikan dan satu kesatuan

data baik teks, suara, gambar, dan sebagainya dalam format

digital.Benedikt dalam Werner and James mengatakan,

New Media sering diartikan dengan Dunia Maya, di mana

realita yang terhubung secara global, didukung komputer,

berakses komputer, multidimensi, artifisial, atau “virual”.

19 Werner J. Severi & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi

Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, ed., Communication

Theories: Origins, Methods, & Uses in the Mass Media, (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2005), h.448

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

21

Dalam realita ini, di mana setiap komputer adalah sebuah

jendela, terlihat atau terdengar objek-objek yang bukan

bersifat fisik dan bukan representasi objek-objek fisik,

namun lebih merupakan gaya, karakter, dan aksi pembuatan

data, pembuatan informasi murni.20

Lebih dalam lagi, New Media berperan sebagai

infrastruktur yang digunakan sebagai perangkat untuk

berkomunikasi atau menyampaikan informasi, kegiatan dan

praktik sehingga orang-orang terlibat untuk berkomunikasi

dan berbagi informasi, dan pengaturan sosial yang

berkembang di sekitar perangkat dan praktik tersebut.21New

media telah mengubah cara berinteraksi manusia satu sama

lainnya yang merujuk pada perubahan yang terjadi pada

aktor yang terlihat, proses produksinya, distribusinya,

konten, dan penggunaannya.22

2. Karakteristik New Media

Rogers menyebutkan tiga karakteristik yang

menandai kehadiran teknologi komunikasi baru, yaitu:

interactivity, de-massification dan asyncronous23

20 Werner J. Severi & James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi

Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, ed., Communication

Theories: Origins, Methods, & Uses in the Mass Media, h.445 21 Lievrouw, Leah A. dan Livingstone, Sonia, Handbook of New

Media, (Sage Publications: London,2006), h.2 22 Lievrouw, Leah A. dan Livingstone, Sonia, Handbook of New

Media, h.3 23 Endah Muwarni, “Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi”

dalam Irwansyah, ed., The Reposision of Communication in the Dynamic of

Convergence:Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2012), h.236

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

22

karakteristik pertama, interactivity merupakan kemampuan

sistem komunikasi baru (berupa sebuah komputer sebagai

salah satu komponennya) dalam memberi talk back bagi

penggunannya. Dengan kata lain, new media mempunyai

sifat interaktif pada komunikasi tatap muka. Sifat interaktif

ini merupakan kualitas yang diharapkan dari sistem

komunikasi, karena perilaku komunikasi diharapkan dapat

lebih akurat,efektif, dan lebih memuaskan.

Karakteristik kedua adalah de-massification, yaitu

suatu pesan yang dapat diubah setiap individu dalam

audience yang besar. De-massification ini juga berarti

sebagai control sistem komunikasi yang berubah dari

produsen pesan ke konsumen media. Pengindividualisasian

ini menyamakan new media dengan komunikasi antar

pribadi. Karakteristik ketiga anycromous, yang mempunyai

pengertian bahwa teknologi komunikasi baru mempunyai

kemampuan mengirim dan menerima pesan dalam waktu

yang dikehendaki individu. Sifat ini juga memperlihatkan

partisipan komunikasi tidak perlu memakan waktu

bersamaan dalam mengirim dan menerima pesan.

Pergeseran waktu ini merupakan salah satu kemampuan

teknologi komunikasi baru.

Karakter lainnya dari new media adalah mudah

diubah dan diadaptasi dalam berbagai bentuk penyimpanan,

pengirimian, dan penggunaan; dapat dibagi dan

dipertukarkan secara terus-menerus oleh sejumlah besar

pengguna di seluruh dunia; dapat disebarkan melalui

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

23

jaringan yang bentuknya sama dengan yang dipersentasikan

dan digunakan oleh pemilik atau

penciptanya;mempermudah dan mempercepat individu

untuk mendapatkan informasi; mudah diakses dan mudah

digunakan di berbagai tempat; dan membentuk sebuah

jaringan komunikasi yang melibatkan pengguna new media

dalam prosesnya.24

D. Konseptualisasi Media Sosial

1. Definisi Media Sosial

Brian Solis seorang penggagas pengguna media

sosial asal Amerika Serikat mendefinisikan media sosial

sebagai demokratisasi isi serta perubahan peran public

dalam membaca serta menyebarkan informasi. Media sosial

mewakili perubahan dari satu buah mekanisme penyiaran

menjadi banyak model yang bermula dari format

percakapan antara penulis dan rekan-rekannya di dalam

kanal-kanal sosial mereka.25

2. Jenis-jenis Media Sosial

24 Creeber, Glen dan Martin, Royston, Digital Cultures:

Understanding New Media, (University Pres: Berkshire,2009) h.49 25 Solis & Breakendridge, Putting the Public Back in Public

Relations: How Media sosial is venting the Agging Business of PR, (New

Jersey: Pearson Education, 2009), h.3

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

24

Media sosial secara umum dapat digolongkan

menjadi beberapa jenis publikasi sebagai berikut:26

a. Publikasi Personal

Jenis publikasi personal berbasis internet adalah blog

dan surat elektronik (e-mail). Blog masih dikategorikan

sebagai medium publikasi personal meskipun blog dapat

dimiliki dan dikelola bukan oleh perseorangan. Melalui

blog, individu maupun sekelompok individu dapat menulis

artikel, mengunggah foto hingga video, dan mengundang

orang untuk berinteraksi dengan mereka. Perangkat

publikasi lainnya yaitu e-mail yang memungkinkan

individu untuk mengirimkan informasi kepada satu hingga

sejumlah besar individu lain dalam waktu seketika.

b. Publikasi Kelompok

Wikipedia merupakan bentuk publikasi kelompok

yang paling umum dimana sekelompok orang Bersama-

sama menerbitkan artikel dan membangun situs yang

lengkap dalam kurun waktu tertentu.

c. Publikasi berbasis Jaringan Sosial

Publikasi yang berbasis jaringan sosial memberikan

kemudahan bagi penggunanya untuk membangun hubungan

dengan individu lain serta memanfaatkan hubungan

26 Jhon Blossom, Content Nation: Surviving and Thriving as Media

sosial Changes Our Work, Our Lives, and Our Future, (USA: Wiley

Publishing, 2009), h.32.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

25

tersebut. Jenis publikasi ini termasuk sosial media yang

paling cepat perkembangannya saat ini. Beberapa situs

jejaring sosial menawarkan fitur-fitur yang memudahkan

penggunanya untuk membangun jaringan pertemanan,

menambahkan informasi, dan juga berkomunikasi dengan

jaringan pertemanan mereka tersebut. Beberapa contoh

jenis publikasi ini adalah Facebook, Twitter, MySpace,

Path, Instagram.

3. Karakteristik Media Sosial

Ada beberapa karakteristik yang harus diketahui,

pertama ada Participation, yaitu dimana media sosial

mendukung feedback dari masing-masing individu; Kedua,

Openess, yaitu media sosial terbuka terhadap feedback

individu atau pengguna; Ketiga, Conversation, yaitu

melihat media sosial itu sebagai komunikasi dua arah antara

orang yang satu dengan lainnya; Keempat, Community,

media sosial memungkinkan terbentuknya komunitas

berdasarkan asas kesamaan; Kelima, Connectedness, media

sosial memungkinkan menguhubungkan siapapun dan

dimanapun.

E. Kerangka Berpikir

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

26

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Media Baru di Era Kemajuan Teknologi

Media baru merupakan salah satu bukti dari fase

keemasan berkembangnya teknologi komunikasi di dunia.

Seperti yang kita tahu dalam sejarahnya, dunia mengalami

empat era perubahan komunikasi seiring berkembangnya

teknologi manusia. Evert M. Rogers dalam bukunya27,

mengklasifikasikan empat era tersebut sebagai berikut:

Pertama yaitu era tulisan, dimana era ditemukannya simbol-

simbol berupa ukiran di dinding gua, tulisan pada kayu, batu,

kulit, daun bahkan dahan hutan lainnya yang dibuat oeh

bangsa Sumerians sekitaran 4000 SM. Kemudian tulisan

berkembang ke Negeri Cina sekitaran 1041 M setelah

mengenal tulisan, mereka berinovasi yaitu menciptakan alat

untuk mencetak tulisan atau huruf ke dalam kertas atau buku.

Berkembang lagi sekitaran tahun 1241 M di Negeri Korea,

yang telah mampu memindahkan huruf yang akan dicetak dari

tanah ke dalam logam.

Kedua, era cetak. Era ini merupakan lanjutan dari era

tulisan, era ini lahir ketika seorang berkebangsaan Jerman

bernama Gutenberg menemukan mesin cetak yang pada saat

27 Everett M. Rogers, Communication Technology The New Media in

Society, (Michigan University New York: Free Press; London; Collier

Macmillan, Tahun 1986) h.26-31

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

27

itu digunakan untuk kepentingan tertentu saja. Seiring

meningkatnya kebutuhan teknologi di zaman itu, pada tahun

1833, mesin cetak buatannya digunakan dalam penerbitan

surat kabar Amerika yang pertama bernama The New York

Sun. Pada tahun 1839 , Daguerre kemudian menggunakan

mesin cetak untuk mencetak gambar atau foto sekaligus

menemukan metode fotografi untuk surat kabar. Sampai saat

ini media cetak berkembang menghasilkan Koran, tabloid,

majalah dan lain sebagainya.

Ketiga, era telekomunikasi, era ini sering disebut juga

era teknologi. Menurut Rogers, era telekomunikasi ini pertama

kali diperkenalkan oleh Samuel Morse yang menemukan cara

menyampaikan informasi melalui kabel elektronika yang

dikenal sebagai telegraf. Kemunculan telegraf ini berdampak

pada inovasi-inovasi teknologi yang melahirkan televisi, radio,

telepon dan teknologi canggih lainnya.

Keempat, era interaktif, era dimana semakin pesatnya

dan tak terbendungnya kecanggihan teknologi informasi. Pada

era ini terjadi penggabungan antara teknologi komputer dan

telekomunikasi. Terjadi pada tahun 1946, ketika Universitas

Pennsylvania merancang ENIAC (Electronic Numeric

Integrator and Computer) yang digunakan para Angkatan

Darat Amerika untuk menghitung tabel tembakan senjata. Era

ini juga semakin berkembang dengan ditemukan transitor

pesawat radio pada tahun 1947. Dan puncaknya pada tahun

1990 ketika tim Berners Lee menemukan program editor dan

browser yang berfungsi untuk menghubungkan dari komputer

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

28

satu ke komputer lainnya, sehingga terciptalah WWW (World

Wide Web) yang menjadi cikal bakal adanya internet yang

terus berkembang dan terus bertransformasi menjadi sangat

canggih dengan beragam bentuknya seperti kemunculan

“Multi Media” yaitu gabungan antar teknologi yang dijalankan

dalam satu tempat, dalam hal ini contohnya yaituHandphone

yang di dalamnya memuat chat, video, foto, videocall, media

sosial, dan lain sebagainya.

Perkembangan teknologi ini semakin berkembang

pesat, menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Teknologi telah mengubah pola komunikasi manusia menjadi

sebuah bentuk informasi kampung global yang di dalamnya

memuat tulisan dan lisan yang sangat luas. Cikal bakal

teknologi seperti surat kabar sampai radio dahulu telah banyak

membantu upaya memerdekakan rakyat Indonesia dari

keterbelengguan penjajah sampai akhirnya indonesia menjadi

sebuah negara yang mandiri pada 17 Agustus 1945. Kehadiran

televisi juga pada tahun 1962 sebagai media siaran pembukaan

Asian Games IV oleh TVRI dan Komputer pada kisaran tahun

1967 semakin membuktikan cepatnya transformasi teknologi

serta menjadi babak baru teknologi perkomputeran di

Indonesia dengan beragam inovasinya.

Minat ataupun keingintahuan masyarakat Indonesia

terhadap teknologi komputer di era ini tak dapat di bendung.

Terlebih lagi dengan adanya kemunculan internet pada

pertengahan 1990an yang dirintis oleh Paguyuban Network,

hingga akitivitas anak-anak ITB pada tahun 1992 yang

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

29

mengembangkan teknologi radio paket TCP/IP sampai pada

puncaknya 1996-1998, para peneliti ITB berhasil

menghubungkan lebih dari 25 lembagai pendidikan di

Indonesia dengan internet. Perkembangan internet sebagai

media komunikasi tidak hanya merambah pada bidang

pendidikan melainkan mempengaruhi berbagai macam sektor

seperti pertahanan, pemerintahan, kebudayaan, media massa,

perbankan hingga keagamaan.

B. Partisipasi Pemeluk Agama Islam menggunakan Media

Baru di Era Kemajuan Teknologi

Kemajuan ilmu dan teknologi komunikasi telah

banyak mengubah cara pandang dan gaya hidup masyarakat

Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya di penghujung abad

ke-20. Terutama umat muslim sebagai pemeluk agama islam

mayoritas di Indonesia.

Dalam suasana seperti ini ketika manusia berhadapan

dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat. Ditandai

dengan perubahan sikap dan gaya hidup yang global, disini

peran agama sebagai pengendali sikap dan perilaku dalam

kehidupan bermasyarakat maupun sebagai landasan etika,

moral, cara bersikap dan spiritual membangun bangsa yang

masyarakatnya bermartabat menjadi sangat penting, ditambah

juga sebagai penentu dalam memperoleh kesejahteraan umat

manusia.

Pada realita yang ada, umat islam mengalami

penurunan drastis semenjak runtuhnya kekhalifahan Turki

Ottoman yang berkuasa selama 7 abad lamanya dan memiliki

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

30

daerah kekuasaan di tiga benua,yaitu timur dan tenggara

Eropa,daerah pegunungan Kaukasus, Afrika Utara hingga

mengatur sebagian besar Asia Barat termasuk sebuah kerajaan

yang mendapat julukan “saudara di tengah laut” yaitu

Samudera Pasai yang berada di tanah nusantara. Hingga pada

akhirnya karena tipu daya muslihat dari musuh-musuh Islam

yang dirancang dan digejolakkan selama bertahun-tahun

lamanya, Islam semakin menjadi umat pesakit dan terkalahkan

dengan majunya peradaban barat. Kita ingat dahulu, Islam

pernah berjaya dengan peradaban teknologi yang banyak

menghasilkan sub-sub ilmu yang sangat penting, disaat tinta

emas dalam sejarah peradaban manusia tertoreh lewat karya

besar pemikir dan saintis muslim seperti Al-khawarizmi

dengan teori matematikanya, Al-kindi dengan pemikirannya,

Ibnu Sina dengan ilmu kedokteran dan kesusasteraanya yang

telah menulis asas pengobatan, Ibnu Khaldun dengan ilmu dan

teori sejarahnya serta Ibnu Al-Haitsami dengan ilmu optiknya

dan masih banyak lagi ilmuan muslim lainnya. Namun

pertanyaan besar membentang di depan mata kita semua,

mengapa teknologi saat ini tidak dikuasai oleh umat islam dan

mengapa kita semakin lama menjadi umat yang terbelakang

dalam peradaban?

Tepatnya di abad ke-21, semakin banyak umat Islam

tersadarkan akan keterpurukan ini, khususnyaumat Islam di

Indonesia. Kesempatan memperoleh teknologi yang terbuka

ini pun tidak di sia-siakan untuk mensyiarkan agama lewat

teknologi dan segala bentuk terapannya, dengan membuktikan

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

31

sehasta demi sehasta mengembalikan bagian yang hilang pada

kaum muslimin. Bukti kemunculannya sepertihadirnya bank

syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank

Muamalat pada tahun 1991 dan mulai beroperasi penuh tahun

1992. Sedikit besarnya sangat berpengaruh di Indonesia dan

menjadi edukasi penting bagi umat Islam untuk kembali

kepada model keuangan yang sesuai syariat islam.Belum lama

ini peneliti mengikuti sebuah kajian di Masjid Agung Al-

Azhar Kebayoran Baru dalam tema Internet on Sharia yang

membahas mengenai perkembangan dunia perbankan yaitu

adanya Financial Technology Syariah dimana bertujuan untuk

membuat masyarakat lebih mudah mengakses produk-produk

keuangan secara online, mempermudah transaksi dan juga

meningkatkan literasi keuangan secara syariah, yang pada hari

ini baru ada dua perusahaan dari 50 yang terdaftar di OJK

yang mendapatkan sertifikat syariah.

Contoh lainnya yang tak kalah modern yaitu penyedia

jasa jual beli emas, titip emas sampai cicilan untuk menabung

emas yang tentu sistemnya syariah baik menggunakan kanal

website maupun teknologi aplikasi. Ada juga petunjuk arah

kiblat digital, Al-Qur’an Digital, Kitab kuning para imam

berbentuk Portable Document Format yang memudahkan kita

membawanya kemana-mana sampai kepada MP3 berisi

rekaman bacaan surah Imam Masjidil Haram sertasholawat

yang bisa kita dengarkan setiap saat di handphone kita. Ada

juga pengingat waktu sholat digital, kalender hijriyah digital

hingga kepada kanal informasi media online Islam yang sangat

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

32

banyak sekali mewarnai dunia pemberitaan nasional dan

internasional. Ada pula teknologi berbasis aplikasi

startupIslami yang menghubungkan pengurus masjid dan

musholah dengan jamaah yang ada di Indonesia. Salah satunya

yang terkenal dan menjadi pionirnya adalah Aplikasi

Masjidku.

C. Profil Masjidku Apps

1. Sejarah terbentuknya Aplikasi Masjidku

Masjidku merupakan inisiatif pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi melalui pengembanganaplikasi

dan produk lainnya sebagai media informasibagi masjid dan

umat Islam. Pada awalnya dibangun pada tahun 2013 dan

diperkenalan ke publik pada tahun 2014 atas inisiatif tiga

anak muda Indonesia yaitu Narenda Wicaksono, Adib

Thoriq, dan Muchdlir Johar Zauhary. Alasan pertama

dibangun Aplikasi ini karena sebuah keresahan. Narenda

saat itu sangat sulit mencari informasi kajian masjid-masjid

sekitar rumahnya, sedangkan daerah perumahannya

merupakan daerah modern dan tentunya memiliki sumber

daya manusia yang melek perkembangan teknologi, singkat

cerita tentunya ini menjadi hambatan informasi yang

seharusnya bisa diselesaikan oleh Narenda. Ketika itu

muncul inisiatif untuk mendigitalisasikan informasi masjid

baik jadwal kajian maupun artikel tausyiah, dan kebetulan

saat itu belum ada media yang secara spesifik menyediakan

informasi yang dihasilkan atau diproduksi oleh masjid yang

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

33

sifatnya terverifikasi dan terpercaya dengan tujuan untuk

memperkuat ukhuwah.

Kedua, keresahan Narenda terhadap sulitnya

melakukan kontrol yang transparan atas dana infaq masjid

yang masuk. Ketiga, kendala komunikasi untuk

memberikan transparansi soal penggunaan data, dan

keempat keresahan Narenda terhadap tingginya biaya

publikasi kegiatan ataupun artikel bacaan yang harus di

keluarkan oleh Masjid. Dari keresahan itulah Narenda

berniat membuat sistem aplikasi untuk mengurangi secara

signifikan biaya untuk broadcast informasi sehingga dapat

di maksimalkan untuk hal yang lain, selain itu adanya

aplikasi yang nantinya dibuat akan meningkatkan

partisipasi serta rasa kepemilikan dari umat terhadap

masjidnya.

Demi mewujudkan ide brilian ini Narenda

menggandeng temannya yaitu Adib yang bekerja sebagai

Programmer untuk menjadi tim teknis dan Johar yang

merupakan aktivisgerakan sosial untuk menangani

manajerial di Masjidku. Kolaborasi tersebut menghasilkan

sebuah prototipe yang pada saat itu di uji coba terapkan di

Masjid Ash Shaff Emerald Bintaro dan Masjid Raya

Bintaro Jaya. Melihat banyaknya Masjid yang

membutuhkan dan meminta untuk dibuatkan, akhirnya tim

masjidku mengembangkan Aplikasi ini dan membuka

kesempatan agar platform ini dapat dimanfaatkan oleh

seluruh Masjid maupun Mushala yang ada di Indonesia.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

34

Dihari peluncurannya, Masjidku telah memiliki lebih

dari 1.250 orang pengguna dan 11 masjid yang bergabung

menggunakan platformnya, yakni Masjid Daarut Tauhid

Bandung, Masjid Jendral Sudirman Jakarta, Masjid Jami’

Al-Muqorrobin Jakarta, Masjid Baitul Makmur Boyolali,

Masjid Darul Ihsan Bekasi, Masjid Raya Bintaro Jaya

Sektor 9, Masjid Emerald Bintaro, Masjid Nuruddin

Jombang-Jawa Timur, Masjid Cahyaningati Malang,

Masjid Al-Muttaqien Malang, dan Masjid Abu Dzar Al

Ghifari Malang.28 Aplikasi Masjidku ini dapat digunakan

oleh masjid dan umat Islam secara gratis tanpa biaya

pendaftaran terlebih dahulu.

Tahun pertama hingga tahun ketiga merupakan masa

keemasan Masjidku, aplikasi ini banyak dikenal dan

digunakan, namun ditahun 2016 Adib sebagai programmer

tim teknis mengundurkan diri Masjidku karena ketidak

mampuan dalam mengelola aplikasi ini lebih lanjut lagi.

Akhirnya Masjidku sempat terjadi masa vaccum di bidang

IT dan masa peralihan dari Algo Studio milik Adib ke satu

nama developer yaitu Masjidku. di tengah kekosongan

Programmer, tim Manajerial terus berusaha menjalankan

roda keberlangsungan Masjidku ini dengan mengandalkan

donatur yang ada.

Di tahun 2016 akhir, Masjidku dipertemukan dengan

Fauzil Hamdi seorang programmer asal Cimahi yang

28https://www.kanalsatu.com/id/post/44603/aplikasi-mesjidku-

layanan-jejaring-sosial-untuk-masjid diakses pada 10 Mei 2018

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

35

kebetulan sangat berminat membantu Masjidku ini untuk

terus berkembang. Berawal dari inspirasi Fauzil ketika

melihat kotak infaq yang lewat pada saat sholat Jumat, lalu

Fauzil berpikiran andaikan kotak infaq ini dapat dilakukan

secara digital kapanpun dan dimanapun, tanpa perlu harus

menunggu pelaksanaan sholat Jumat tiba. Akhirnya disitu

Fauzil teringat Narenda, teman komunitasnya di Bekraf

yang memiliki Aplikasi Masjidku. Melihat Masjidku yang

pada saat itu masih aktif namun sedang mengalami

kekosongan tim teknis, akhirnya Fauzil memutuskan

bergabung dan mengambil alih seluruh pengerjaan teknis di

Masjidku.

Sejak awal dibuatnya Aplikasi Masjidku ini, Narenda

menyadari pentingnya menekankan visi-misi Masjidku

sebagai sebuah aplikasi berbasis masjid dalam menjalankan

fungsi dan manfaatnya kepada para jamaah.

2. Visi dan Misi

Visi Masjidku:

Dalam rangka memakmurkan masjid dan mushala di

Indonesia

Misi Masjidku:

1)Mendigitalisasikan informasi masjid dan mushala di

Indonesia agar dapat diakses dengan mudah oleh umat

Islam

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

36

2)Merekatkan tali ukhwah Islamiyah antar masjid dan

mushala yang tergabung di Aplikasi Masjidku

3)Mengembalikan masjid menjadi pusat peradaban

Visi dan misi ini tentunya sejalan dengan apa yang

digariskan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala di dalam surat

At Taubah ayat 18 yang berbunyi:

الة إنما يعمر مساجد هللا من ءامن باهلل واليوم األخر وأقام الص

كاة ولم يخش إ ال هللا فعسى أوالئك أن يكونوا من وءاتى الز

{18المهتدين }

Artinya: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah

ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari

akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat

dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,

maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk

golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. At

Taubah:18)

Dorongan ayat ini bukan lain dan tidak bukan adalah

sebuah perwujudan seorang hamba yang takut kepada

Rabb-nya dan berharap menjadi orang yang dicintai Allah

Subhanahu wa ta’ala sehingga selalu dicurahkan petunjuk

dalam hal apapun. Prof. M. Quraish Shihab menjelaskan

dorongan utama bagi lahirnya motivasi beragama adalah

rasa takut dan harapan. Bahkan dapat dikatakan bahwa

harapan mengandung takut, yakni takut jangan sampai yang

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

37

diharapkan tidak tercapai.29 Poin penting itulah yang

membuat visi Aplikasi Masjidku begitu kokoh dengan

perwujudan harapannya bahwa nantinya Masjidku bisa

menjadi jembatan penghubung orang-orang yang

memakmurkan masjid.

Dalam hadits Rasulullah SAW juga diceritakan

mengenai satu golongan diantara tujuh golongan yang

mendapatkan naungan keselamatan di hari kiamat kelak,

yaitu orang orang yang dalam hatinya ingin memakmurkan

masjid-masjid Allah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu

‘anhu, dari Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam, beliau shallahu

‘alaihi wa sallam bersabda,“Tujuh golongan yang dinaungi

oleh Allah dalam naungan-Nya, pada hari yang tidak ada

naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil,

pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu

beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada

masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya),

dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya

berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang

diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina),

tapi ia mengatakan: “Aku takut kepada Allah”, seseorang

yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya

sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan

tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir

(mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air

29 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan Kesan dan

Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2004), h.552

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

38

mata dari kedua matanya.” (HR. Bukhari, no.1423 dan

Muslim, no.1031)

Lewat hadits ini pula, semangat Masjidku muncul

sebagai titik tujuan para pendirinya, yaitu untuk bisa

menjadi hamba-hamba yang selamat di hari kiamat dimana

tidak ada perlindungan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala

yang memiliki daya dan upaya menguasai alam jagat raya

ini.

Dengan harapan memakmurkan masjid tentunya

masjid bukan hanya sekedar makmur bentuk bangunan

fisiknya namun makmur dari segi jamaah yang ada di

dalamnya, sebelum menuju hasil yaitu kemakmurkan,

butuh proses menyatukan ummat. Keberadaan Masjidku

diharapkan sebagai mediator pemersatu umat Islam,

menyatukan serta menguatkan elemen-elemen yang ada di

masjid dan mushala yang masih terpisah dan terkotak-

kotakan. Lewat platform dan tab berupa jadwal kajian dan

artikel tausyiah bisa menjadikan potensi kekayaan sumber

daya manusia yang bisa saling diberdayakan. Takmir

masjid dan jamaah bisa saling mengetahui secara transparan

keadaan masjid dan musholah di Indonesia. Semua itu tidak

lain dan tidak bukan tujannya untuk merekatkan ukhwah

Islamiyah sesuai dengan misi yang ada di Aplikasi

Masjidku.

Hal ini sesuai sabda Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa

Sallam yang sudah masyur di telinga kita: Dari Abu Musa

RA, Rasulullah SAW bersabda “Seorang mukmin dengan

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

39

mukmin lainnya seperti satu bangunan yang satu sama lain

saling menguatkan” kemudian beliau menggenggamkan

jari-jarinya” (HR. Muttafaqun Alaih).

Diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir, bahwa

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih

sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan

merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan

panas dan demam”. (HR. Muslim)

Ketika kekuatan-kekuatan ummat ini dapat bersatu

setelah itu dapat timbul rasa saling cinta, saling memiliki,

merasa tersakiti lantas membela ketika ada seorang muslim

kita dianiaya maupun terdzolimi dengan pemberitaan tidak

baik maka ketika tingkatan ukhwahnya sudah sampai titik

itu niscaya kemakmuran masjid dan musholah semakin

tersebar rata dari sabang hingga marauke.

3. Fitur dan Program

Masjidku sejak awal dibuatnya sudah memiliki tiga

platform andalan, yaitu Masjidku Mobile, Masjidku

Website, dan Masjidku TV. Pertama adalah Masjidku

Mobile, Masjidku Mobile menjembatani antara pengguna

smartphone dengan masjid.Aplikasi Masjidku tersedia di

Android dan iOS dengan rating 4.7.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

40

Gambar 130

Tampilan Fitur Masjidku Mobile

Adapun fitur bermanfaat untuk pengguna,

diantaranya ada informasi dakwah, informasi kegiatan

masjid dan musholah, infaq digital, jadwal shalat dan arah

kiblat, masjid terdekat, dan kelompok tadarusan. Potensi

market terhadap Masjidku Mobile ini tujuh puluh juta

smartphone user. Sedangkan fitur bermanfaat untuk masjid

adalah sebagai media penyebar dakwah, media informasi

kegiatan, media penggalangan dana, fungsi analitis, dan

jejaring sesama takmir masjid dan mushala di Indonesia.

Masjidku Website adalah website yang

dikembangkan untuk masjid-masjid yang terdaftar, dengan

30 Screenshoot Masjidku Apps di Android phone, pada 2 Juni 2018

pukul 16.35 WIB

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

41

demikian masing-masing masjid akan mendapatkan satu

laman website tersendiri.

Gambar 231

Tampilan Masjidku Website

Layanan ini digunakan untuk memberikan akses

kepada masjid-masjid yang ingin memiliki website namun

memiliki kendala finansial, teknis dan kendala lainnya.

Masjidku platform dimaksudkan sebagai media informasi,

media transparansi pengelolaan masjid serta media

kolaborasi baik antar masjid, antar umat maupun antara

masjid dan umat.

Masjidku TV adalah sebuah platform yang terdiri dari

aplikasi mobile windows yang dapat digunakan untuk

optimalisasi penggunaan TV masjid dalam penyebaran

31www.masjidku.id diakses pada 3 Juli 2018 pukul 16.36 WIB

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

42

informasi terkait kegiatan, pelaporan keuangan masjid dan

sebagainya. Masjidku TV terintegrasi dengan masjidku

mobile, dengan demikian update informasi cukup sekali

dilakukan oleh admin masjid. Untuk masjid dan umat,

bahwa masjidku TV adalah media teaser agar jamaah atau

umatnantinya akan menggunakan Masjidku mobile

untukmendapatkan informasi yang lebih lengkap dan

komprehensif. Baik masjidku mobile ataupun TV

merupakan penghubungantara masjid dan jamaahnya.32

Gambar 333

Tampilan Masjidku TV

Ketiga media plaform layanan ini merupakan media

yang saling terintegrasi satu sama lainnya dalam satu

dashboard yang bisa diakses melalui Masjidku Website

32 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes,

(Jakarta: Masjidku Press, 2016), Berkas PDF. 20 Mei 2018. h. 21 33 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes, h.19

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

43

maupun Aplikasi Masjidku. Dengan kemudahan teknologi

ini masjid dapat melakukan update konten satu kali saja dan

masjid juga mendapatkan dukungan terkait dengan user

management dan user analytic yang berguna sebagai alat

evaluasi setiap event-event yang diadakan oleh masjid dan

musholah. Media informasi yang terintegrasi ini juga

nantinya akan menjadi penghubung masjid dengan umat,

masjid dengan masjid, serta umat dengan umat. Informasi

akan masjid yang dapat diakses dengan mudah dan lengkap,

akan mendorong masjid maupun umat untuk semakin

memakmurkan masjidnya. Salah satu modal untuk

membangun Indonesia yang lebihbaik.

Aplikasi Masjidku memilikibanyak sekali kegiatan

atau program, tidak hanya terbatas pada peribadatan namun

juga ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, lingkungan

dan lain sebagainya sebagai upaya untuk mengoptimalkan

pemanfaatan platform Masjidku serta mengajak masyarakat

luas untuk ikut serta dalam memakmurkan masjid, maka

beberapa program inisiatif yang Masjidku gagas adalah

sebagai berikut:

a). Jejaring Takmir Masjid Indonesia

Program ini merupakan wadah silaturahmi dan

komunikasi antar takmir masjid terkait dengan

pengalaman mereka dalam manajemen alias pengelolaan

masjid. Program ini bertujuan sebagai wadah untuk

bertukar pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan

keahlian tentang masjid, jejaring untuk menyuburkan

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

44

Islam yang damai bagi Indonesia yang lebih baik dan

sebagai media yang mendorong terwujudnya pemerataan

kemakmuran masjid.

Acara diselenggarakan untuk program ini berupa

acara ‘Silaturahmi 1001 Takmir Masjid’.34 Acara diisi

dengan banyak workshop hardskill maupun softskill baik

berkaitan dengan dunia jurnalistik, fotografi dan

videografi, keterampilan berbicara di depan umum,

maupun dunia seputar penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi. Peserta dari acara ini merupakan

perwakilan masing-masing takmir masjid dan musholah

yang sudah tergabung di Aplikasi Masjidku.

Gambar 435

Acara Workshop Jejaring Takmir Masjid Indonesia

34 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes, h.

24 35 Johar Zauhary, Restoring Mosque as the Heart of Islamic

Civilization, (Jakarta: PowerPoint Presentation, 2017) Vol.4 h.11

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

45

b). Sahabat Masjidku

Program untuk komunitas yang terbuka untuk

muslim dari segala gender yang ingin memajukan dan

memakmurkan masjid. Komunitas ini mengajak

masyarakat untuk menghidupkan masjid sebagai pusat

pengembangan peradaban. Fungsi adanya Sahabat

Masjidku ini adalah sebagai wadah bagi mereka-mereka

yang ingin memakmurkan masjid, menyuburkan dan

mendorong hidupnya remaja-remaja masjid, ikut serta

mendukung takmir masjid melalui sumbangan ide dan

partisipasi langsung dalam kegiatan masjid. Sahabat

Masjidku ini bersifat volunteer atau kerelawanan yang

bisa diikuti oleh para pemuda dan pemudi ahlussunah

wal jamaah. Acara yang diselenggarankan berupa

Magang Masjidku yang diperuntukkan untuk mahasiswa

maupun aktivis masjid. Ada juga acara Masjidku Talk,

yang merupakan acara nongkrong bareng bersama

Sahabat Masjidku untuk membahas perkembangan

masjid dan teknologi terutama mengenai Aplikasi

Masjidku di dalamnya diadakan lomba pengetahuan

anak muda terhadap masjid. Dan Masjidku setiap

datangnya bulan suci Ramadhan biasa melaksanakan

Masjidku Kontes, dimana acara tersebut sebagai ajang

pencarian bakat-bakat fotografi dan videografi untuk

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

46

mendokumentasikan seputar kegiatan masjid maupun

kontes bangunan masjid terindah. Perlombaan ini

diadakan lewat media sosial Aplikasi Masjidku dengan

penjurian online dan peserta yang beruntung

mendapatkan hadiah menarik dari Masjidku.

Gambar 536

Pemenang Acara Masjidku Talk

Gambar 637

Poster Masjidku Kontes di Instagram

36 Muchdlir Johar Zauhary, Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes,

(Jakarta: Masjidku Press, 2016), Berkas PDF. 20 Mei 2018. h. 25 37www.instagram.com diakses pada 1 Juli 2018 pukul 15.10 WIB

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

47

c). #CintaiMasjid Campaign

Program ini merupakan program penyaluran

bantuan kepada masjid dan musholah serta marbot

masjid yang bekerja di dalamnya. Program bantuan ini

diadakan setiap tahun secara serempak di beberapa kota

pilihan. Acara di dalamnya berupa “Masjidku Cinta

Masjid”, berupa memberikan seperangkat alat

kebersihan, perlengkapan pendukung masjid dan

bantuan dana terhadap masjid maupun mushala yang

kondisi bangunannya tidak terawat dan kurang perhatian

masyarakat setempat.

Acara “Masjidku Cinta Marbot” juga dilaksanakan

setiap tahun, yaitu dengan memberikan bingkisan

lebaran berupa perangkat ibadah dan bantuan dana

kepada para marbot masjid yang kurang mendapatkan

perhatian atau hidup dalam taraf kemiskinan. Ada juga

acara Masjidku Go Green dengan memberikan

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

48

sumbangan tanaman untuk masjid dan mushala sekitar

dan Masjidku cinta Ibu dengan memberikan hadiah bagi

pemenang terbaik yang memposting kebersamaannya

bersama ibu di instagram.

Gambar 738

Campaign #CintaMasjid di Instagram

Inisiatif program tersebut di atas sifatnya

bukanmenggantikan wadah-wadah berjejaring lain yang

sudah ada, namun sifatnya adalah menguatkan satu sama

lain.bersama memakmurkan masjid, dan juga Masjidku

38www.instagram.com diakses pada 1 Juli 2018 pukul 17.08 WIB

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

49

dengan semangat mendigitalisasikan agama berupa

informasi masjid ini memberikan pesan kepada masyarakat

muslim bahwa saat ini umat sudah harus mengambil peran

teknologi guna mensyiarkan agama islam kepada dunia.

Semangat syiar agama islam yang dijalankan

Masjidku ini berawal dari landasan islam yakni berdakwah,

setiap individu umat muslim dengan berbagai profesinya

memiliki kewajiban untuk berdakwah, diantaranya

termaktub dalam surat Ali Imran ayat 104 “Dan hendaklah

ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajukan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah

dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang

beruntung”.

Di dalam tafsir Imam Jauhari al-Thanthawi dalam

tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Quran al-Karim bahwa39 “harus

ada diantara kaum mukminin, segolongan yang kuat

imannya dan besar ikhlasnya, yang mengerahkan segenap

daya dalam berdakwah, mengajak kepada kebaikan.

Kebaikan yang membawa kemaslahatan bagi manusia.

Golongan itu juga harus mengajak kepada manusia untuk

berpegang teguh kepada ajaran-ajaran dan etika Islam yang

sesuai dengan kitab, sunnah dan akal sehat, juga melarang

mereka dari kemungkaran yang tidak sesuai dengan ajaran

Allah dan yang tidak disukai oleh tabiat normal kita”.

39 Thantawi Jauhari Thantawi, Al-jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-

Karim, (Beirut: Mu’sasah Musthafa al-Babi al-Halabi,1995) h.201-202

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

50

Keinginan, semangat dan motivasi untuk terus

berdakwah kini menjadi hal yang harus ditanamkan oleh

umat Islam. Hal itu sudah menjadi tanggung jawab moral di

kalangan umat Islam. Berbagai cara telah dilakukan agar

dakwah senantiasa berjalan harmonis hingga kini, dari

mulai dakwah yang telah telah berselang ratusan tahun

sejak dakwah lisan yang dilakukan Rasulullah sampai

dakwah saat ini yang menggunakan media

digital.40Semangat mensyiarkan agama lewat digital juga

bukan hanya disadari oleh tim Aplikasi Masjidkusaja tetapi

menjadi kesadaran umat manusia. Karena teknologi tidak

dapat dipisahkan dari komunikasi, ditambah pada saat ini

masyarakat tengah membutuhkan percepatan informasi

yang luar biasa, maka informasi tidak dapat dibendung

dalam artian sekecil apapun yang terjadi merupakan sebuah

informasi dan menjadikan sebuah budaya. Nampaknya

konsep ruang publik yang digagas oleh Habermas sedikit

demi sedikit mulai bergeser karena hadirnya budaya

internet pada masyarakat kita. Faktanya masyarakat

sekarang cenderung lebih suka mencari atau mendapatkan

informasi di internet daripada mendapatkannya secara

konvensional.

Alhasil berbagai macam aplikasi Islam berbasis

internet mulai bertebaran dan memberikan informasi

40 Yedi Purwanto, dkk, Peran Teknologi Informasi Dalam

Perkembangan Dakwah Mahasiswa,Jurnal Sosioteknologi, vol.16 no.1, April

2017, h.95

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

51

kepada masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia.

Seperti My Quran, Jadwal Sholat, Kiblat, Shahih Al

Bukhari, Islam Menjawab, Daily dua for kids Muslim dua,

Wikislampedia bahkan Masjidku sebagai pelopor aplikasi

media sosial masjid , lewat peluang inilah dakwah Aplikasi

Masjidku masuk dengan kemasan yang menarik, modern

dan religius. Dengan begitu masyarakat muslim dapat

memanfaatkan akses informasi dakwah dengan mudah,

karena pemanfaatan dunia maya cenderung lebih disukai

karena dunia maya lebih variatif, membuka kreativitas,

efektif dan efisien dibandingkan dengan dunia nyata.

4. Profil Tim Masjidku Apps

a. Narenda Wicaksono

Narenda Wicaksono atau

yang lebih sering disapa

“Naren” merupakan

lulusan S1 ITB jurusan

Teknik Informatika,

ketika kuliah beliau aktif

menjabat sebagai Ketua

Himpunan Mahasiswa

Teknik Informatika

ITB.Naren banyak sekali mengikuti kejuaraan di

kampusnya, diantaranya pernah menjadi pemenang di

ajang ITS National Innovation Competition 2006,

pemenang Microsoft Imagine Cup 2006 untuk negara

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

52

Indonesia; dan finalis (tingkat dunia) Microsoft

Imagine Cup 2006 di India. Ia juga terpilih menjadi

Student Ambassador ot the Year 2006. Berkat

ketekunan dan kegigihan Naren dalammengikuti

perlombaan, organisasi maupun komunitas IT,

akhirnya ia direkrut menjadi Microsoft Most Valuable

Professional dan tak lama kemudian diajak bergabung

bersama Microsoft Indonesia menjadi Technical

Advisor. Setelah itu beliau pernah 4 tahun bergabung

di Nokia Indonesia dan mendapatkan award Intel

Innovator. Setelah mendapatkan ilmu dari banyak

perusahaan yang pernah beliau pegang, akhirnya Naren

memutuskan untuk berkarir secara mandiri sebagai

seorang developer. Puncaknya pada 5 Januari 2015,

naren berhasil membangun perusahaan IT yang

dinamakan Dicoding Indonesia yang terus berkembang

pesat sampai saat ini. Disamping itu, lelaki kelahiran

Bandung, 11 Januari 1984 ini sibuk membuat dan

mengembangkan Aplikasi Masjidku sebagai wujud

pengabdianya terhadap dunia islam dalam bidang

teknologi yang saat ini ditekuninya.

b. Adib Toriq

Adib Thoriq merupakan

seorang developer

kelahiran Malang yang

mendirikan perusahaan

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

53

Algostudio. Beliau pernah mengenyam bangku

perkuliahan di Universitas Brawijaya Malang. Pada

masa itu Adib bersama rekannya pernah mendapatkan

penghargaan 3rd Best Educational Software

Development Proposal pada ajang E-Learning Award

2007. Beliau kemudian melanjutkan Pendidikan di

jenjang Magister jurusan di STEI Institut Teknologi

Bandung, semasa kuliah Magister ia pernah

mendapatkan beberapa penghargaan kompetisi seperti

Notable Finalist “App to the Future” design award-

Core 77 dan medali emas pada ajang Nokia Lumia

Apps Olimpyad di Kategori API Ongkoskirim.41

Adib Toriq secara resmi membentuk Algostudio

pada tanggal 12 November 2012 dan telah menciptakan

banyak sekali aplikasi seperti yang terkenal yaitu Drug

Guide, BookTracker, Blastnote dan Masjidku.

Masjidku tercipta dari ide Narenda yang merupakan

teman kuliahnya semasa di Bandung. Akhirnya mereka

membuat serta mengembangkan aplikasi tersebut.

Namun sayang, kiprah beliau di Masjidku Apps tidak

lama,di tahun 2016 karena kesibukan membuat aplikasi

lainnya, Adib memutuskan keluar dari tim harus rela

melepaskan Aplikasi Masjidku dari Algostudio.

c. Muchdlir Johar Zauhariy

41https://www.teknojurnal.com/adib-toriq/amp/. Diakses pada tanggal

24 Mei 2018 pukul 11.19

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

54

Muchdlir Johar Zauhariy

atau akrab disapa Johar

lulus dengan predikat

cum laude dan

valedoctarian dari

Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

(FEUI) . Selama menjadi

mahasiswa, Johar

mendapatkan berbagai penghargaan misalnya

Mahasiswa Teladan Nasional 2009, FEUI Award untuk

kategori Mahasiswa Terbaik, FEUI Award 2009 untuk

kategori penulisan ilmiah dan jurnalistik, McKinsey &

Company Young Leaders for Indonesia, Duta Muda

ASEAN Indonesia. Pria kelahiran 8 Januari 1988 ini

juga berkesempatan untuk mengikuti berbagai acara

internasional misalnya di Malaysia, Singapore, Brunei

Darussalam, Korea, Japan, The Philippines dan

Amerika Serikat. Selama menjadi mahasiswa, Johar

aktif di kegiatan penulisan ilmiah, debat ilmiah dan

kegiatan sosial terutama pendidikan bagi anak yang

kurang mampu.

Setelah lulus, Johar bekerja di perusahaan

konsultan asing yakni Accenture. Johar memiliki

ketertarikannya dalam dunia bisnis dan wirausaha. Dia

dan beberapa temannya, menginisiasikan

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

55

pengembangan pariwisata berbasis pelestarian wayang

di daerah Wonogiri, Jawa Tengah. Inisitif ini yang

kemudian membawa dia dan timnya menjadi juara

pertama Kompetisi Wirausaha Muda Mandiri 2012.

Johar juga pernah terjun di berbagai bidang bisnis

misalnya musik, makanan, serta pariwisata.

Saat ini beliau fokus dalam membangun

perusahaannya di industri alat berat. Johar tercatat aktif

sebagai pemuda yang ikut dalam berbagai kegiatan

sosial terutama yang berfokus pada pendidikan

terutama bagi mereka yang kurang mampu. Johar

pernah menjadi pengajar anak-anak jalanan di Depok

dan Jakarta.42

Saat ini ia terlibat sebagai pembina I'M UIJO atau

singkatan dari Ikatan Mahasiswa Universitas Indonesia

Jombang (http://imuijombang.org) . Johar juga menjadi

penggagas dan pengurus Yayasan Salasika Indonesia

(http://salasika.org), yayasan yang berfokus untuk

pemberdayaan masyarakat pedesaan di Kabupaten

Jombang Jawa Timur. Selain itu, Johar juga punya

ketertarikan besar dalam bidang pariwisata dan budaya

dan keagamaan. Beliau merupakan salah satu pendiri

dan saat ini menjadi ketua Komunitas Jalan Jalan Baik

(http://jalanjalanbaik.org) yakni komunitas yang fokus

42https://kitabisa.com/orang-baik/2270. Diakses pada tanggal 24 Mei

2018 pukul 10.58 WIB

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

56

pada promosi pembangunan pariwisata dan pelestarian

budaya Indonesia yang berkelanjutan. Saat ini beliau

menjabat sebagai COO dan merupakan sebagai salah

satu pendiri Aplikasi Masjidkuyang bergerak di bidang

teknologiaplikasi media sosial berbasis Masjid.

d. Fauzil Hamdi

Fauzil Hamdi,

kecintaannya terhadap

dunia IT khususnya

pemrograman ini sudah

muncul sejak dibangku

SMP. Kecintaanya

terhadap dunia IT

terkhusus dunia game

telah menghantarkan Fauzil untuk berkuliah di bidang

IT. Hingga akhirnya game pertama yang

dikembangkan oleh Fauzil pada saat masa kuliah

adalah Poker Jawa. game pertama ini berbasis mobile,

ia juga menciptakan game Diponegoro Story dan

twitblack yang merupakan aplikasi twitter client.

Selepas kuliah, fauzil pernah bekerja di perusahaan TI

sistem informasi rumah sakit, perusahaan partner salah

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

57

satu provider Indonesia, pernah juga di perusahaan TI

Perbankan bahkan pernah membantu Agate studio

untuk mengembangkan game J2ME pertamanya. Awal

tahun 2011, Fauzil memutuskan berhijrah untuk

membuat aplikasi berbasis islam yang akhirnya ia

namakan sebagai The Wali Studio. The Wali Studio

sendiri diresmikan secara legal berbadan hukum pada

24 Januari 2012. Di akhir tahun 2013, Fauzil beserta

rekan-rekan di The Wali Studio mengikuti kompetisi

MGDW 5 dengan menyertakan game kelereng yang

berjudul Tales of Marble dan berhasil menjadi

pemenang kategori puzzle dan trivia.

Dari pertengahan 2014 hingga sekarang Fauzil

beserta tim The Wali Studio tidak lagi mengerjakan

proyek dan hanya fokus pada pengembangan produk

hingga aplikasi MyQuran mendapatkan sertifikat

Tashih.

Selain itu, The Wali Studio juga membangun

aplikasi muslim all in one yang bernama Muslim

Daily. Aplikasi ini diharapkan yang menjadi alternatif

untuk aplikasi ibadah karena fiturnya yang cukup

lengkap. Kedepannya The Wali Studio merencanakan

untuk tetap fokus pada aplikasi Islami dan

juga game Islami. Pertemuannya dengan Narenda di

awal 2016 juga memberikan sebuah solusi agar My

Quran lebih tepat sasaran dan banyak pembacanya,

yaitu jamaah-jamaah masjid dan musholah. Melihat

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

58

banyak sekali kemanfaatan yang ia bisa dapatkan di

Masjidku akhirnya Fauzil memutuskan untuk

bergabung ke Aplikasi Masjidku menggantikan peran

Adib di bidang teknis menjadi seorang CTO sampai

saat ini.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

59

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

A. Fenomena Mengenai Penyebaran Informasi di Aplikasi

Masjidku

Berdakwah menggunakan media teknologi digital di

zaman ini dengan mad’u yang heterogen menjadi tantangan

berat bagi para dai’ dalam menyampaikan isi pesan dengan

kemasan yang menarik, agar media dakwah yang dibuat dapat

terus dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat. Masjidku

dengan beragam fitur aplikasinya, mencoba untuk menyajikan

berbagai hal kemudahan yang didapatkan masjid maupun

jamaah, namun beragam kemudahan dan kecanggihan

teknologi tersebut ternyata tidak seimbang dengan sumber

daya manusianya, dimana saat ini teknologi Masjidku kurang

dimaksimalkan oleh pengurus masjid untuk mengenalkan

masjidnya kepada khalayak.

Contoh yang paling menonjol adalah keaktifan admin

takmir masjid untuk menyebarkan informasi di aplikasi

Masjidku.penulis mencoba menampilkan data tabel yang

penulis dapatkan dari wawancara, mengenai “20 Masjid

Populer versi Masjidku Juni 2018” lengkap dengan keaktifan

masjid-masjid tersebut menyebarkan informasi Masjid di

Aplikasi Masjidku. 20 Masjid atau Mushala yang ada di tabel

tersebut dinilai berdasarkan followers atau pengikut jamaah

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

60

terbanyak dari 1.300 Masjid dan Mushala yang tergabung di

Aplikasi Masjidku.

Tabel 143

Data 20 Masjid Populer versi Masjidku Juni 2018

No. Nama Masjid Kota Aktif Bergabung Update Kegiatan

dan Artikel

Follo

wers

1. Masjid Darussalam Kota

Wisata

Cibubur 26 Juni 2015 9 Juni 2018 16727

2. Masjid Ash Shaff Emerald Tangerang

Selatan

13 Mei 2015 13 Juni 2018 12208

3. Masjid Agung Al-Azhar Jakarta Selatan 2 Agustus 2015 22 Juni 2017 9952

4. Mushala Baitul Ittihad Brebes 14 Juni 2016 5 November 2016 9682

5. Masjid Al Muhajirin

Bintang Mas

Tangerang

Selatan

5 Mei 2016 30 Juli 2017 6229

6. Masjid Baitul Ihsan BI Jakarta Pusat 17 Juli 2015 27 Mei 2017 6194

7. Masjid Jami’ Bintaro Jaya Tangerang

Selatan

1 September 2015 2 Juni 2018 4938

8. Masjid Daarut Tauhiid Bandung 2 Agustus 2015 12 Juni 2016 4357

9. Masjid Baitushidqi PKP JIS Jakarta Timur 20 Desember

2015

1 Oktober 2016 3855

10. Mushala Darun Nawawi Lombok Barat 16 Maret 2016 15 Juli 2016 3821

11. Masjid Raya Bintaro Jaya Tangerang

Selatan

13 Mei 2015 2 Juli2016 3787

12. Masjid Al-Baakhirah Baros Cimahi 24 Juni 2016 8 Agustus 2017 3462

13. Masjid Al-Ikhlas Jakarta Pusat 21 Agustus 2015 12 September 2016 3501

14. Masjid Al-Madinah Bogor 6 Juli 2016 12 Maret 2017 3217

15. Masjid Baitul Makmur Boyolali 23 Mei 2015 7 Juli 2015 3126

16. Masjid Baiturrahiim Vila

Bogor Indah

Bogor 19 Agustus 2017 17 September 2017 2888

17. Masjid Al-Falah Puri Dago Bandung 23 Oktober 2015 18 Oktober 2016 2690

18. Masjid Al Fajar Komplek

BPPSDMKes

Jakarta Selatan 29 Februari 2016 10 Juni 2017 2255

19. Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan 28 Juni 2015 27 Mei 2016 2169

20. Masjid Djamik Rengat

Indragiri Hulu

Rengat, Riau 30 Feburuari 2015 23 Oktober 2015 2097

Dapatdilihat dengan seksama data-data masjid diatas,

dari dua puluh masjid yang dirilis hanya ada tiga Masjid yang

sampai bulan Juni 2018 masih aktif menyebarkan informasi

43 Dokumen interal Masjidku Apps didapatkan saat wawancara 14

Mei 2018 pukul 13.02 WIB

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

61

berupa kegiatan maupun artikel di Masjidku. Yaitu Masjid

Darussalam kota Wisata, Masjid Ash-Shaff Emerlad Bintaro

dan Masjid Jami’ Bintaro Jaya.

Dari data ini juga dapat kita ketahui mengapa Aplikasi

Masjidku yang dulu di tahun-tahun pertamanya sangat aktif

dengan banyaknya Masjid dan Mushalaberbondong-bondong

bergabung dengan Aplikasi Masjidku ditambah dengan banyak

media mainstream nasional bahkan internasional seperti

Salaam Gateway sebuah portal berita ekonomi Islam

internasional asal Dubai, Uni Emirate Arab yang

memberitakan mengenaiAplikasi Masjidku ini.

Gambar 844

Pemberitaan Aplikasi Masjidkudi Detik.com

44https://m.detik.com/inet/cyberlife/d-3052752/aplikasi-masjidku-

buatkan-situs-gratis-untuk-masjid Diakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.50 WIB

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

62

Gambar 945

Pemberitaan Masjidku Apps di Kompas.com

Gambar 1046

Pemberitaan Masjidku Apps di Antaranews.com

45https:/tekno.kompas.com/read/2015/06/15/09295847/Masjidku.Jejar

ing.Sosial.untuk.MasjidDiakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.50 WIB 46https://m.antaranews.com/berita/501233/masjidku-aplikasi-jejaring-

sosial-untuk-masjid Diakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.51 WIB

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

63

Gambar 1147

Pemberitaan Masjidku Apps di Salaamgateway.com

Data lainnya, telah peneliti dapatkan dari dashboard,

dashboard ini merupakan sebuah tempat berbentuk aplikasi

yang digunakan sebagai tempat memproduksi informasi

sebelum informasi tersebut tersebar di Aplikasi Masjidku,

barulah setelah itu data dapat diolah menjadi banyak data,

salah satunya data grafik,data ini mengambarkan jumlah

artikel Masjid wilayah DKI Jakarta yang di shareatau

disebarkan di Aplikasi Masjidku ini dari tahun 2015 sampai

awal Juni 2018.

Gambar 1248

Grafik Data Kegiatan Masjidku 2015-2018

47https://www.salaamgateway.com/en/story/Indonesias_mosques_app

_up_to_connect_with _Muslim_communities-SALAAM31012016054003/

Diakses pada 28 Juni 2018 pukul 13.40 WIB 48 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

64

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa Masjidku sudah

banyak digunakan oleh Masjid-Masjid di wilayah DKI Jakarta,

meliputi 5 wilayah administrasi yaitu Jakarta Pusat, Jakarta

Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Dari

1.237 Masjid dan Mushala yang masihaktif penggunanya di

Indonesia, terdata diantaranya ada 31 Masjid yang berada di 5

wilayah DKI Jakarta. Jika di total dari tahun 2015 sampai

tahun 2018 sebanyak 508 kegiatan pernah terlaksana di

wilayah DKI Jakarta ini.

Melengkapi data diatas, ternyata wilayah yang paling

banyak menyebarkan informasi kegiatannya di Aplikasi

Masjidku adalah Masjid-Masjid yang berada di wilayah

Jakarta Selatan, lebih spesifik lagi kegiatan apa saja yang

pernah terlaksana di wilayah Jakarta Selatan, dapatdilihat pada

tabel berikut ini:

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

65

Tabel249

Tabel Kegiatan Wilayah Jakarta Selatan

Tahun

Kegiatan 2015 2016 2017 2018

Tabligh Akbar 1 1 4 1

Ramadhan 1 7 6 1

Pra Nikah 1 2 1

Kajian Rutin 41 89 6

Kajian Tematik 13 59 2

Idul Fitri 2

Idul Adha 1

Al-Quran 5 3 2

Khitan Massal 1

Sholat Jumat 12 48

Sholat Gerhana 1

Politik 1

Kesehatan 1

Gerakan Subuh 212 1

Waqaf 1

Infaq 1

TOTAL 78 210 25 3

Dari data diatas didapatkan ternyata kegiatan ‘Kajian

Rutin’ yang banyak sekali di publikasi. Tepat di tahun 2016 ini

jumlah yang juga banyak di sebarkan oleh Masjid-Masjid

seperti Masjid Jami’ Bintaro, Masjid Al-fajar BBPSD

Kemenkes, Masjid Agung Al-Azhar, Masjid Baiturrahmah dan

Masjid Daaruttauhid Jakarta ikut meramaikanAplikasi

Masjidku ini, namun kalau kita lihat intensitas jumlah dari

tahun ke tahun, kemauan takmir masjid untuk menyebarkan

kegiatan di Aplikasi Masjidku semakin menurun drastis.Hal

ini dapat dilihat dari angka ‘Total’ yang pada tahun 2018

hanya terdapat 3 kegiatan saja.

49 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

66

Urutan selanjutnya, Wilayah DKI Jakarta yang banyak

menyebarkan kegiatannya di Aplikasi Masjidku adalah

wilayah administratif Jakarta Pusat, diikuti Jakarta Timur, dan

Jakarta Barat. Minus Jakarta Utara yang tidak ada kegiatan

yang di sebarkan lewat Aplikasi Masjidku selama tahun 2015

sampai tahun 2018 ini.

Tabel 350

Kegiatan Masjid di Jakarta Pusat, Timur, dan Barat

50 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id

Jakarta Pusat

Tahun

Kegiatan 2015 2016 2017 2018

Ramadhan 3 1

Kajian Rutin 24 7 8

Kajian Tematik 2 1 2

Idul Adha 2

Maulid Nabi 1

Sholat Jumat 12 8 8

Donor Darah 1

Gerakan Subuh 212 1

Pengajian Ibu-ibu 1

TOTAL 41 20 21 0

Jakarta Timur

Tahun

Kegiatan 2015 2016 2017 2018

Tabligh Akbar 2

Kajian Rutin 8

Kajian Tematik 1 2

Al-Quran 1

Infaq 1

TOTAL 1 14 0 0

Jakarta Barat

Tahun

Kegiatan 2015 2016 2017 2018

Al-Quran 1

TOTAL 0 1 0 0

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

67

Dari data diatas dapat kita lihat penurunan yang sangat

drastis dari masing-masing wilayah di ibukota Jakarta, padahal

wilayah DKI Jakarta merupakan basis kekuatan banyaknya

pengguna Aplikasi ini. Dari data ini dapat dilihat minat

terbanyak pengurus Masjid di wilayah DKI Jakarta adalah

menyebarkan informasi mengenai kajian rutin, beberapa

Masjid yang berpartisipasi aktif di dalamnya seperti Masjid

Baitul Ihsan BI, Masjid Al-Ikhlas, dan Masjid Asy-Syahadah.

Di wilayah Jakarta pusat, menyebarkan informasi

mengenai pelaksanaan sholat Jumat menjadi prioritas kedua,

diikuti selanjutnya adalah jadwal kajian tematik serta

Ramadhan. Namun trend yang terjadi di wilayah ini masih

sama dengan wilayah Jakarta Selatan yaitu mengalami

penurunan di tahun 2018. Tidak jauh berbeda dengan wilayah

Jakarta Timur yang masih mengandalkan kajian rutinnya

untuk di sebarkan lewat Aplikasi Masjidku, beberapa Masjid

yang aktif menyebarkannya seperti Masjid Baitusshidqi PKP

JIS. Namun berbeda dengan Jakarta Barat yang hanya

ditemukan satu kegiatan selama 4 tahun yaitu kegiatan

Tadabur Al-Quran di Masjid Darrud Da’wah Griya Dadap.

Berdasarkan kedua tabel data diatas maka dapat kita temukan

bahwa rata-rata Masjid-Masjid di wilayah DKI Jakarta mulai

banyak menyebarkan kegiatannya di Aplikasi Masjidku pada

tahun 2016.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

68

Data selanjutnya yang peneliti dapatkan adalah mengenai

penyebaran artikel Islam di Aplikasi Masjidku pada rentang

tahun 2015 sampai tahun 2017 di wilayah DKI Jakarta yang

meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta

Timur, dan Jakarta Utara.

Gambar 1351

Grafik Data Artikel Masjidku 2015-2017

Data diatas dapat memberikan penjelasan kepada kita

bahwa dalam rentang tahun 2015-2017 akhir, jumlah artikel

Islam yang disebarkan Masjid-Masjid wilayah DKI Jakarta

sebesar 387 artikel. Hal ini tentunya menjadi ironi tersendiri,

karena kita mengetahui bahwa basis Masjidku ini adalah di

ibukota Jakarta yang meliputi 5 wilayah tersebut, namun minat

takmir Masjid menyebarkan ringkasan tausyiah ataupun artikel

sangatlah sedikit dalam kurun waktu 3 tahun ini. Tercatat dari

51 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

69

1.237 Masjid dan Mushala yang aktif berkomunikasi dengan

Aplikasi Masjidku, hanya 31 Masjid aktif yang berada di

wilayah DKI Jakarta ini. Beberapa Masjid di Jakarta Selatan

yang aktif berkontribusi dalam membuat artikel di Aplikasi

Masjidku adalah Masjid Jami’ Bintaro, Masjid Al-fajar

BBPSD Kemenkes, Masjid Agung Al-Azhar, Masjid Jendral

Sudirman WTC dan Masjid Nurullah Kalibata.

Adapun di wilayah Jakarta Pusat seperti Masjid Baitul

Ihsan BI, Masjid Al-Ikhlas, Masjid Cut Meutia Menteng, dan

Masjid At-Taqwa Kemenkominfo. Masjid Daerah Jakarta

Timur seperti Masjid Baitusshidqi PKP JIS, Masjid Nurul

Iman Pondok Bambu, Masjid Asy-Syakirin Pondok Bambu

serta Daerah Jakarta Utara seperti Masjid Jakarta Islamic

Center dan Masjid Darussalam BKN dan Jakarta Barat seperti

Musholah Daarud Da’wah Griya Dadap.

Artikel atau ringkasan tausyiah yang disebarkan juga

beragam dari berbagai Masjid, seperti tabel berikut ini,

Tabel 452

Detail Sebaran Artikel Wilayah DKI Jakarta

Jakarta Selatan

Tahun

Tema 2015 2016 2017

Hadits 1 7

Al-Quran 3 3

Sejarah 3

Fiqih 6 4

Islam dan Sains 2 3

Aqidah 6 8

Ibadah 4

Ekonomi 3 1

52 Data olahan peneliti pada dashboard.masjidku.id

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

70

Psiokologis 1

Info Pemulasaraan Jenazah 1 1 1

Adab dan Etika 3 1

Ramadhan 22 5 5

Profil Masjid 2 1 1

Kepemimpinan 2

Iedul Adha 5 1 1

ZIS 3 3 2

Tadzkiatunnafs 6

Ukhuwah 3 2

TOTAL 76 32 18

Jakarta Pusat

Tahun

Tema 2015 2016 2017

Hadits 2

Al-Quran 2

Sejarah 20 2

Fiqih 9 1

Aqidah 53

Ibadah 13

Ekonomi 3

Muhasabah 9

Menuntut Ilmu 3

Adab dan Etika 5

Ramadhan 4

Profil Masjid 6

Kepemimpinan 1

Iedul Fitri 1

Iedul Adha 5

ZIS 4 1

Tadzkiatunnafs 7

Ukhuwah 1

TOTAL 165 4 3

Jakarta Barat

Tahun

Tema 2015 2016 2017

Al-Quran 1

ZIS 2

TOTAL 0 0 3

Jakarta Timur

Tahun

Tema 2015 2016 2017

Hadits 2

Al-Quran 4

Sejarah 4 2

Fiqih 2 6

Aqidah 4 9

Ibadah 7 10 1

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

71

Kepemimpinan 1 2

Muhasabah 1 6

Syaban 2

Adab dan Etika 10

Ramadhan 1

Iedul Fitri 1

Iedul Adha 1

Profil Masjid 8

Silaturahmi 1

Muharram 3

ZIS 1 3 2

Tadzkiatunnafs

Parenting 6

Ukhuwah 2

TOTAL 47 52 3

Jakarta Utara

Tahun

Tema 2015 2016 2017

Sejarah 1

Ibadah 1 1

Profil Masjid 3

ZIS 2

TOTAL 3 2 3

Dari data lengkap yang peneliti dapatkan diatas

dapatdiamati secara detail tema artikel-artikel serta jumlah

sebaran dari tahun ke tahun yang dilakukan oleh Masjid-

Masjid yang berada di DKI Jakarta. Dimulai dari artikel

wilayah Jakarta Selatan yang banyak membahas mengenai

seputar Ramadhan dari tahun 2015 sampai 2017 sebanyak 32

artikel. Diikuti dengan artikel mengenai Akidah yaitu bahasan

mengenai aliran-aliran sesat dan keimanan kepada Allah

Subhanahu wata’ala sebanyak 14 artikel, serta masih banyak

lagi artikel-artikel menarik yang di shareatau disebarkan di

Aplikasi Masjidku.

Berbeda di daerah Jakarta Pusat, Artikel yang lebih

banyak disebarkan yaitu mengenai Aqidah, Sejarah maupun

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

72

Ibadah mahdah maupun ghairu mahdah. Tidak jauh berbeda

dengan artikel yang banyak disebarkan oleh Masjid-Masjid di

daerah Jakarta Timur yaitu artikel seputar ibadah, aqidah, adab

dan etika, disusul dengan artikel dengan tema lain. Jakarta

Barat dan Jakarta Utara menempati urutan paling akhir dari

banyaknya artikel yang di sebarkan lewat Aplikasi Masjidku.

Dalam kurun waktu tiga tahun Masjid di daerah Jakarta Barat

hanya menyebarkan artikel mengenai Al-Quran dan ZIS,di

wilayah Jakarta Utara hanya menyebarkan artikelnya sebanyak

8 artikel dengan tema sejarah, ibadah, profil Masjid dan ZIS.

Temuan data diatas tentu tidak sesuai ekspetasi peneliti

terhadap banyaknya informasi-informasi masjid yang tersebar

di Aplikasi Masjidku ini. Karena dibalik namanya yang

membumbung tinggi di kalangan Masjid dan Mushala di

Indonesia, tidak sebanding dengan keaktifan takmir Masjid

terhadap aplikasi ini. Hal ini menjadi problem bagi tim

Masjidku, dengan berbagai macam cara bagaimana masjidku

bisa eksis kembali dan lebih bermanfaat untuk umat Islam.

Namun sebelum berpikir kesana, peneliti menelaah terlebih

dahulu akar permasalahan awal mengapa Masjidku kini

semakin turun keatifannya. Peneliti melakukan wawancara

dengan Johar yang merupakan COO dari Masjidku, beliau

mengatakan bahwa:

“Jadi waktu itu kita mendapat dukungan dana

dari donatur yang tau masjidku ini memang bagus

untuk dikembangkan dan kita jadikan dana itu

sebagai dana operasional, tetapi karena mungkin ada

satu dan lain kendala akhirnya kita kehabisan bensin

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

73

ceritanya, atau dalam hal ini misi belum selesai

tetapi kekurangan dana di tengah jalan,”53

Pada potongan wawancara diatas dapat ditemukan bahwa

masalah utamanya disini adalah dana operasional, dimana

dana tersebut didapatkan dari donatur. Dana operasional ini

digunakan mengedukasi Masjid dan Mushala di Indonesia

untuk dua hingga tiga tahun mendatang. Namun karena

perhitungan yang meleset, alhasil operasional Aplikasi

Masjidku terhenti ditengah jalan dan akhirnya tidak bisa aktif

mengedukasi dan mengenalkan teknologi dakwah kepada para

takmir Masjid dan Mushala lagi.

Johar juga menuturkan bahwa di tengah kehabisan dana

tersebut tim Masjidku masih terus beroperasional dengan hal-

hal yang masih mungkin dilakukan, yaitu terus menghubungi

lewat telepon, SMS maupun lewat media Whatsapp untuk

membantu segala sesuatu hal tentang pengoperasian dan

pengenalanMasjidku kepada pengurus-pengurus masjid dan

Mushala, dan terus menjalin hubungan kerjasama promosi ke

Dewan Masjid Indonesia, lembaga-lembaga dakwah dan

beberapa media massa.

“Pekerjaan yang terkait dengan hubungan

pihak-pihak terkait, mulai dari pengurus musholah,

masjid, Dewan Masjid Indonesia, beberapa media

massa juga,”54

Ternyata kendala tidak hanya sampai situ, Johar menjelaskan:

53 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018 54 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

74

“Satu tantangan terbesar adalah mengedukasi

pengurus masjid dan musholah, karena mayoritasdari

mereka adalah orang-orang yang sudah sepuh,

walaupun mereka pengguna smartphone tetapi untuk

mengadopsi dan memakai aplikasi sangat lambat

sekali walaupun feature aplikasi kita buat dengan

sangat bagus tetapi karena mereka tidak bisa

mengadaptasi digitalisasi ini dengan cepat hingga

akhirnya mereka berkesimpulan bahwa aplikasinya

susah untuk dipakai.”55

Masalah penggunaan teknologi komunikasi berbasis

internet ini sebenarnya bukan hanya masalah yang ada di

Masjid atau Mushala saja tetapi masalah global yang

menyangkut rentang umur manusia yang hidup pada

zamannya. Berikut penulis sajikan data survey yang dilakukan

APJI dan PuskaKom UI tahun 2015.

Gambar 1456

Demografi Penggunaan Internet Indonesia Tahun 2015

55 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018 56 Gun gun Heryanto, Handbook Internet dan Politik, (Jakarta:

Persentation file PDF,2016) h.12

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

75

Melihat data demografi di atas ternyata usia pengguna

internet hingga saat ini dikuasai oleh usia 18-26 tahun yang

sebesar 49% hampir setengah dari populasi penduduk

pengguna internet di Indonesia. Disusul pengguna di usia 26-

36 tahun yaitu sebesar 33,8%, usia 36-46 tahun sebesar 14,6%,

usia 46-56 tahun adalah 2,4% dan pengguna usia 56-65 tahun

adalah sebesar 0,2% dengan akses internet menggunakan

telepon seluler terbesar yaitu 85%.

Wajar saja jika efektifitas pemanfaatan Masjidku oleh

takmir Masjid dan Mushala terhambat karena usia takmir yang

kebanyakansudah tua sehingga lemah dalam menggunakan

teknologi komunikasi ini. Belum lagi persentase ini dikurangi

dengan penduduk non muslim yang berada di Indonesia.

Narenda menambahkan bahwa menjadi pekerjaan rumah yang

cukup besar untuk bisa mensosialisasikan Masjidku kepada

Masjid dan Mushala karena kebanyakan takmir Masjid atau

Mushala berasal dari kalangan yang masih jauh dengan

teknologi.

“Masjid di dominasi oleh generasi orangtua

yang sulit dan lambat dengan penggunaan aplikasi

maupun internet. Selain itu sosialisasi kepada

pengurus masjid menjadi pekerjaan rumah yang

sangat besar karena mayoritas pengurus masjid atau

musholah berasal dari kalangan yang masih jauh

dengan teknologi.”57

Perkembangan teknologi komunikasi yang super cepat

seperti saat ini, telah diutarakan Andrew F. Wood dalam

57 Wawancara dengan Narenda Wicaksono pada 10 Mei 2018

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

76

teorinya yaitu Computer Mediated Communication, bahwa

metode komunikasi saat ini telah diperantarai internet dan

sudah bergerak secara cepat dan dikatakan sebagai integrasi

teknologi komputer dalam kehidupan kita sehari-hari.

Maksudnya adalah teknologi komunikasi yang kita hadapi

secara tidak langsung membuat kita merasakan dan mengikuti

pemakaiannya hingga menjadi hal sering terjadi dan dapat

membantu kita dalam kehidupan kita sehari hari. Jika saja

metode komunikasi CMC dapat semua orang lakukan dan

terapkan dengan baik seperti apa yang dikemukakan Joseph B.

Walther dalam penelitiannya bahwa setidaknya komunikasi

secara hypersonal dapat lihat dari empat faktor, yaitu faktor

penerima, faktor pengirim, faktor saluran, dan faktor umpan

balik. Namun dalam praktiknya ternyata banyak sekali admin

takmir Masjid yang gagap teknologi sehingga terhambat untuk

menjadi seorang pengirim informasi.

Setidaknya admin takmir Masjid dan Mushala harus bisa

memahami terlebih dahulu tiga karakteristik New Media yang

menandai kehadiran teknologi komunikasi baru sebelum dapat

menjalankan komunikasi virtual yang efektif. Rogers

menyebutkan ada tiga karakteristik. Karakteristik pertama

yaitu Interactivity yang merupakan sebuah kemampuan sistem

komunikasi baru dalam memberi talk back bagi penggunanya.

Sifat interaktif ini diharapkan dapat lebih akurat, efektif dan

memuaskan. Dalam hal ini Aplikasi Masjidku mengandalkan

interaktif pengurus Masjid dan Mushala agar kinerja dari

Aplikasi ini berjalan efektif dan aktif setiap hari.

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

77

Karakteristik kedua yaitu de-massification yang berarti

juga sebagai kontrol sistem komunikasi yang berubah dari

produsen pesan ke konsumen media. Tentunya karakteristik

kedua ini merupakan bagian dari Masjidku, dimana tim

Masjidku bekerja dengan posisi sebagai kontrol sistem dari

semua konten yang beredar di dalam Aplikasi Masjidku, baik

konten yang diproduksi oleh Masjid dan Mushala yang

memproduksi informasinya maupun para pengguna yaitu

jamaah yang menerima dan mendapatkan informasi dari

Masjid dan Mushala yang bersangkutan. Karakteristik ketiga

adalah asynchronous, yang berarti kemampuan mengirim dan

menerima pesan dalam waktu yang dikehendaki individu,

tidak memakan waktu lama untuk menyebarkan informasi,

sehingga teknologi mampu mempercepat waktu pengiriman

informasi atau pesan. Karakter lainya dari New Media ini

adalah seperti bisa dipertukarkan dan disebarkan informasi

tersebut secara terus-menerus oleh sejumlah besar

penggunanya, mempermudah dan mempercepat individu atau

pengguna mendapatkan informasi, mudah diakses dan mudah

digunakan di berbagai tempat.

Aplikasi Masjidku sebenarnya sangat mudah digunakan

olehpara admin dari takmir Masjid, cukup dengan

MengunduhAplikasi Masjidku di Playstore, setelah terinstal

maka masukan id dan password yang dibuat sendiri oleh

admin takmir Masjid, setelah itu muncul dashboard yang

berisi tab menu untuk membuat postingan baik jadwal

kegiatan maupun artikel. Jika sudah selesai, maka klik ‘ok’,

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

78

dan informasi dapat tersebar di tiga platform Aplikasi

Masjidku secara bersamaan tanpa perlu membuat informasi

yang sama pada platform yang lain. Sayangnya kemampuan

teknologi komunikasi ini tidak seimbang dengan sumber daya

manusia yang diberdayakan, padahal Masjid memiliki para

remaja dan pemuda yang bisa menjadi generasi penerus

kemajuan dan kemakmuran Masjid dan Mushala. Berbicara

mengenai pemberdayaan remaja Masjid untuk

mengoperasikan Masjidku, tim Masjidkupernah mengundang

para remaja dan pemuda Masjid di setiap wilayah untuk

melakukan workshop mengenai teknologi Masjidku,

jurnalistik dan fotografi.

“Waktu itu kita buat acara training atau

workshop bersama dengan mengundang 20-30

pengurus masjid di satu kota wilayah, awalnya

sambutannya bagus dengan banyak menyasar ke

remaja dan pemuda masjidnya, karena mereka lebih

milenial dan bisa menggunakan aplikasi dengan

cepat dan paham perubahan tapi kendalanya adalah

antara remaja masjid dengan pengurus masjidnya

banyak yang tidak diberikan otoritas atau hak untuk

mengelola media masjid dan musholah.”58

Sering tidak didukungnya remaja Masjid menjadi

kendala juga bagi Masjid dan Mushala, ada sebuah pemikiran

bahwa anak muda belum bisa diberikan tanggung jawab

mengelola Masjid, padahal lewat tangan pemuda, Masjid bisa

terus menerus makmur dari generasi ke generasi. Padahal saat

itu para pemuda yang mengikuti programMasjidku sudah mau

berkomitmen untuk menyemarakan kemakmuran Masjid lewat

58 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

79

aplikasi ini, namun sekali lagi terbentur birokrasi kolot

pengurus Masjid yang membuat mereka terhambat untuk

berkembang, dan imbasnya kegiatan yang diadakan Masjidku

tidak se-efektif yang diharapkan. Alhasil karena masalah itulah

saat ini para pemuda dan remaja Masjid lebih aktif

menggunakan media sosial lain yang lebih populer seperti

Instagram, Facebook dan Twitter untuk tempat menyalurkan

aspirasi dan dakwah mereka. Akhirnya,perlahan-lahan

Aplikasi Masjidku yang dibuat oleh para pemuda kreatifini

mulai ditinggalkan oleh penggunanya. Johar mengatakan:

“Disamping itu juga banyak media sosial yang

menurut mereka lebih bisa dipakai daripada

Masjidku seperti Instagram, Twitter maupun

Facebook dan merekapun sudah memakai itu lebih

dulu, akhirnya mereka kembali memakai media-

media tersebut.”59

Tantangan dakwah yang dihadapi Masjidku selanjutnya

yaitu adanya perbedaan pola pikir takmirMasjid dan Mushala.

Banyak takmirdi zaman ini berfikiran Masjid makmur hanya

cukup menjadikannya tempat untukibadah sholatbaik untuk

dirinya maupun orang lain.Padahal jika takmir Masjid dan

Mushala berfikiran visioner, program-program pemberdayaan

dalam memakmurkan Masjid akan lebih beragam dengan

bantuan menggunakan aplikasi ini. Terkadang dari perbedaan

tersebut menimbulkan paham saling mencurigai satu sama

lain, menyangka muslim satu dan muslim lainnya bukan

golongannya, seperti yang ditemukan Johar ketika ia

59 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

80

mensosialisasikan Aplikasi Masjidku di beberapa Masjid dan

Mushala yang ada di Indonesia.

“Ada cerita yang mengesalkan, ketika waktu itu

saya datang ke masjid dikiranya saya adalah seorang

zoinis dan saya pernah dituduh sebagai antek-antek

kapitalis karena saya mempromosikan teknologi

apalagi berbasis keagamaan. Saya juga pernah

dituduh sebagai sekte sesat Ahmadiyah, atau

pendanaanya pasti dari orang-orang Syiah wah disitu

saya ketawa dan sedih juga ya, segitunya sesama

saudara muslim dituduh macem-macem padahal

disitu saya ikhlas, dan sayapun seorang ahlussunah

wal jamaah, tapi saya melihat itu bukan sebagai

penghinaan tapi yasudah mungkin karena memang

mereka tidak tahu, walaupun awalnya kaget tiba-tiba

dateng ke masjid dituduh macem-macem.”60

Kejadian semacam ini menjadi tamparan keras bagi kita

sebagai umat Islam, disaat saudara kita seorang muslim

mengenalkan sebuah teknologi untuk mempermudah Masjid

makmur tanpa biaya sepeser pun, tetapi disisi lain respon

muslim lainnya tidak memihak sedikitpun. Bahkan sampai

berprasangka buruk dengan meremehkannya. Tetapi Johar

menanggap ini hal yang dimaklumi dan bersikap ikhlas.

Padahal Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab ra, ia berkata,

“Janganlah kamu sekali-kali berprasangka terhadap

suatu ucapan yang muncul dari saudaram yang beriman

melainkan dengan prasangka yang baik, karena engkau

memiliki cara lain untuk memahami (perkataan)nya dengan

pemahaman yang baik. Dan ucapan tersebut masih

60 Wawancara dengan Johar Jauhary pada tanggal 10 Mei 2018

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

81

dimungkinkan mengandung kebaikan.” (HR. Ahmad dalam

kitab Durrul Mantsuur)61

Menurut pandangan peneliti ada dua permasalahan besar

yang saat ini dihadapi oleh Aplikasi Masjidku untuk

menyemarakan kembali syiar dakwah dari Masjid dan

Mushola yang ada di Indonesia, pertama yaitu permasalahan

pendanaan dan kedua adalah kesulitan edukasi teknologi

antara pembuat Aplikasi masjidku dengan takmir Masjid atau

Mushala.

Berfikiran untuk terus menerus mengandalkan donatur

adalah cara yang tidak tepat, walaupun di Indonesia mayoritas

penduduknya adalah muslim, namun orang yang ingin

mendonasikan dana yang besar untuk sebuah aplikasi dakwah

sangat sulit ditemukan. Karena pendanaan dalam mengelola

sebuah aplikasi startup tidaklah murah seperti ketika kita ingin

mendonasikan harta kita dengan memasukan uang ke kotak

amal masjid. Masalah modal ini tidak bisa diremehkan karena

cukup mahal ongkos membesarkannya. Dilansir dari laman

dailysocial.id,62 bahwa Ario Tamat yaitu Founder dari Ohdio

dan Wooz.in mengatakan bahwa “yang paling utama untuk

sebuahstartup itu sumber daya manusia. Kalaupun sumber

daya manusianya semuanya adalah founder dan dianggap mau

bekerja secara gratis, mereka tetap harus makan dan menutup

pengeluaran lain. Jadi entah gimana caranya, biaya ini harus

61 Syekh Jalaluddin as-Suyuthi, Mukhtasor al-Muzani Fi Furu’asy-

Syafi’iyah, (Mesir: Dar Hijr, 2003) Jilid. V, hal.99 62https://dailysocial.id/post/modal-startup/ Diakses pada 20 Juli 2018

pukul 20.54 WIB

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

82

terpenuhi. Ini bisa berasal dari tabungan, atau seed investment,

dan harus dihitung paling tidak untuk satu tahun ke depan

bekerja. Dibutuhkan juga peralatan yang diperlukan. Kalau inti

startup-nya adalah programming, dibutuhkan perangkat

komputer yang memadai beserta fungsi lainnya, seperti

business development dan finance.”

Berkaca dari pendapat diatas, Aplikasi Masjidku tentu

memiliki modal yang cukup besar untuk membuat dan

mengelola informasi setiap harinya, bagaimana tidak besar

yang dikelola ada ribuan Masjid dan puluhan ribu pengguna

yang tentunya setiap waktu memerlukanresponsibility

sehingga dana operasional yang dikeluarkan cukup besar,

belum lagi untuk menjalankan program-program besar seperti

program jejaring takmir Masjid, Sahabat Masjidku, dan

#cintamasjid campaign yang saat ini masih menjadi andalan

tim Aplikasi Masjidku dalam menarik simpati pengguna.

Walaupun para founder saat ini bekerja secara gratis atau

tidak dibayar, namun keperluan pribadi maupun pengeluaran

untuk hal-hal yang berkaitan dengan Masjidku juga bisa

menguras keuangan para founder. Sudah saatnya Aplikasi

Masjidku mencoba cara baru yaitu membuka pendanaan dari

luar, baik itu bisa dari investor muslim yang menggelontorkan

dananya sekian persen saham Aplikasi Masjidku ataupun bisa

dengan memasukan ads atau iklan ke dalam aplikasi tersebut.

Pendanaan investor muslim harus dilakukan, halini dirasa tepat

melihat asset Masjidku yang sudah cukup besar, dari

pertambahan nilai aplikasi startup, database pengguna maupun

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

83

kepopulerannya di dunia maya khususnya masyarakat

muslim.Dalam hal ini Masjidku bisa menerapkan investasi

muslim, maksudnya yaitu hanya orang-orang muslim saja

yang bisa menginvestasikan uangnya di Aplikasi Masjidku,

dengan harapan agar dapat tercapai tujuan utama Masjidku

yaitu untuk memakmurkan Masjid atau Mushala lewat sektor

teknologi, yang pada akhirnya menciptakan turunanya seperti

berkembang masuk ke sektor ekonomi kreatif masjid,

kebudayaan islam, kesehatan, keilmuan dan lain sebagainya.

Tidak dapat dipungkiri investasi tersebut bisa

direalisasikan guna mencapai tujuan dan mempertahankan

keberlangsungan aplikasi, butuh keberanian dari founder

Aplikasi Masjidku untuk menjalankannya. Saat ini sudah

banyak sekali aplikasi Islam berbasis digital yang

pendanaanya dari investor muslim seperti Muslim Go (PT.

Funtastik Muslim), My Quran Indonesia (WaLi Studio), Apa

Doanya (Rahmadi Deswira) dan masih banyak lagi aplikasi

terbaik dan populer Islami yang ada di Playstore. Masjidku

juga terbuka lebar peluang tersebut dengan memanfaatkan

linkatau hubungan pertemanan Narenda dengan developer

muslim yang sudah berkecimpung di dunia IT selama puluhan

tahun.

Cara kedua yaitu mendapatkan pendanaan dengan

memasukan iklan lewat penyedia iklan online, baik iklan yang

berbentuk banner biasa hingga offer wall (iklan berisi daftar

aplikasi-aplikasi yang dapat diunduh oleh pengguna untuk

mendapatkan suatu hadiah). Tentunya tim Masjidku sudah

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

84

memahami perihal penyediaan layanan iklan ini. Lewat iklan

inilah Masjidku dapat menghasilkan uang yang dapat

digunakan untuk operasional sehari-hari tim menjalankan

aktivitasnya, tanpa perlu ketergantungan terhadap donatur

yang saat ini sulit didapatkan.

Masalah kedua yaitu mengenai edukasi terhadap takmir

maupun remaja Masjid atau Mushala yang masih terbentur

perkembangan teknologi. Walaupun Johar dengan berbagai

macam pengalamannya sudah mencoba mengumpulkan para

pemuda dan remaja Masjid masing-masing kota di Indonesia

untuk diberikan pelatihan teknologi sampai kepada fotografi,

namun acara-acara tersebut belum cukup untuk menjadikan

remaja dan pemuda Masjid ini bergerak aktif membantu

menebar kebaikan Aplikasi Masjidku, dikarenakan banyak

remaja dan pemuda Masjid yang kehilangan kepercayaan dari

dewan takmir masjidnya sendiri. Johar maupun Narenda harus

memfokuskan arah gerakan edukasi Masjidku ini, yaitu

dengan memusatkan kekuatan di satu daerah sebagai basis.

Misalkan wilayah yang paling banyak aktif remaja dan

pemuda masjidnya adalah wilayah Jakarta Selatan. Maka

Masjidku harus jadikan remaja dan pemuda Masjid di daerah

Jakarta Selatan ini sebagai basis kekuatannya dengan tujuan

memancing wilayah-wilayah lain untuk mengikuti jejak

remaja dan pemuda Masjid di Jakarta Selatan.

Johar sebagai COO harus terlebih dahulu merancang

program kepemudaan di dalam basis kekuatan Masjidku ini.

Barulah setelah wilayah basis kekuatan ini berhasil, kota-kota

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

85

lain atau wilayah-wilayah lainnya di Indonesia mengikuti

dengan sendirinya. Mengapa basis pemuda digunakan sebagai

objeknya, karena kita mengetahui bahwasanya teknologi akan

lebih mudah bersentuhan dengan kaummillennial, ditambah

lewat pemuda generasi penerus agama islam di Masjid- Masjid

dan Mushala yang ada di Indonesia dapat terus makmur.

Selain hal-hal diatas, perlu juga tim masjidku membuat

semacam buku panduan penggunaan aplikasi, dari mulai

bagaimana proses mendaftarkan akun, bagaimana SOP

penggunaanya, proses pengenalan fitur-fitur dashboard,

hingga teknis pembuatan konten yang nantinya dibuat khusus

untuk para takmir Masjid dan Mushala agar lebih mudah

mengoperasikan Aplikasi Masjidku. Selama ini Masjid atau

Mushala masih kesulitan menggunakan Masjidku karena tidak

adanya buku panduan pemakaian dan hanya sekedar

pengarahan jarak jauh tim Masjidku kepada Masjid dan

Mushala yang bersangkutan. Tetapi dengan adanya buku

panduan ini tentu memudahkan Johar dalam mensosialisasikan

Masjidku, tanpa harus lelah mendatangi satu persatu Masjid

atau Mushala yang ada di Indonesia untuk mengajarkan

penggunaan Aplikasi Masjidku.

Disamping membangun basis kekuatan dan membuat

panduan penggunaan, Fauzil selaku CTO harus merancang

kembali desain templateAplikasi Masjidku agar terlihat lebih

menarik dan tidak terlihat datar dan membosankan. Tentu

fitur dan isi konten yang bagus tidak akan banyak dilirik orang

jika tidak di kemas dengan tampilan yang menarik, seperti

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

86

yang dilansir dalam laman digitalmarekter.id,63 bahwa secara

psikologis otak manusia lebih mudah tertarik melihat kemasan

baik makanan maupun pakaian, kemasan barang kosmetik

hingga konten dan penataan halaman website yang

mengandung unsur estetika, penataan warna dan gambar.

Raheem, Vishnu & Ahmed dalam jurnal berjudul Impact of

Product Packaging on Consumer’s Buying Behavior64 juga

menyatakan bahwa kemasan terhadap merek tertentu akan

meningkatkan citra, dan merangsang konsumen tentang

produk. Memang Masjidku bukanlah produk makanan maupun

fashion, namun dari sini bisa dilihat kesamaan, yaitu orang

dapat tertarik terhadap suatu hal yaitu dengan desain yang

menarik.

Permasalahan-permasalahan eksternal yang dijelaskan

diatas merupakan dinamika dakwah yang saat ini dirasakan

tim Aplikasi Masjidku. Tetapi masalah di atas tidak akan

muncul jika tidak ada sebab yang lain, yaitu permasalahan

yang terjadi di internal tim Masjidku sendiri. Pada sub bab

selanjutnya penulis akan identifikasi masalah tersebut dengan

menggunakan teori performa komunikatif.

63https://digitalmarketer.id/mind/8-alasan-psikologis-mengapa-orang-

membeli -produk-anda/ Diakses pada 20 Juli 2018 pukul 22.27 WIB 64 A.R.Raheem, P. Vishnu, & A.M Ahmed, Impact of Product

Packaging on Consumer’s, (European Journal of Scientific Research, 2004)

h.122

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

87

B. Performa Komunikatif Yang Dilakukan Tim Masjidku

Dalam Mengelola Informasi Masjid Pada Masjidku Apps

Mengedukasi takmir Masjid dan Mushala terhadap

perkembangan teknologi komunikasi memang bukanlah hal

yang mudah, terlebih setiap Masjid dan Mushala memiliki

kultur budaya yang beragam dan bersifat unik. Tim Aplikasi

Masjidku harus mampu meramu formula terbaik agar proses

edukasi kepada takmir Masjid dan Mushala berjalan efektif.

Akan tetapi sebelum melangkah ke tahap selanjutnya,

Masjidku Apps harus melakukan penguatan interal tim agar

semakin kokoh pondasi dan semakin jelasnya arah tujuannya.

Terutama menguatkan proses komunikasi dan koordinasi di

perusahaannya agar tercipta budaya organisasi seperti yang

diharapkan bersama. Selain itu budaya organisasi yang

diciptakan akan mempengaruhi baik tidaknya anggota tim

Aplikasi Masjidku menjalankan perusahaanya.

Selaras dengan teori budaya organisasi yang

dikemukakan oleh Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo (1983)

bahwa budaya merupakan suatu cara hidup di dalam sebuah

organisasi, yang asumsinya menekankan pada pandangan

mengenai proses sebuah nilai berlaku pada semua perilaku

kerja sebuah organisasi.65 Lebih dalam lagi, dari sebuah nilai

perilaku ini, kemudian pacanowsky dan O’Donnell Trujillo

mengklasifikasikan proses nilai tersebut menjadi lima bagian

dalam performa komunikatif.

65 West, Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan

Aplikasi (Jakarta: Salemba Humanika,2008), h.317

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

88

Penulis akan mengidentifikasi satu persatu elemen dari

performa komunikatif yang dijalankan Aplikasi Masjidku dan

dari analisis teori performa komunikatif ini tujuan akhirnya

adalah sukses atau tidaknya tim di Aplikasi Masjidku

menjalankan, menjalin hubungan dan menyelesaikan masalah-

masalah perusahaannya baik internal dan eksternal. Ada

beberapa performa komunikasi yang dilakukan tim Aplikasi

Masjidku:

1. Performa Ritual

Performa ritual ini menjelaskan mengenai bagaimana

seseorang melakukan aktivitas kesehariannya yang terjadi

secara teratur dan berulang. Ritual tersebut terdiri dari empat

jenis yaitu personal, tugas, sosial dan organisasi. Dalam

kaitannya dengan pengelolaan informasi dan hubungan

komunikasi sesama pengurus Aplikasi Masjidku, ritual

personal dan ritual tugas yang dilakukan oleh Narenda setiap

hari adalah memantau dan memeriksa konten tiga platform

yaitu Masjidku Web, Masjidku Mobile dan Masjidku TV. Jika

ada kesalahan penulisan maupun isi konten yang kurang

sesuai, Narenda bertugas memperbaiki hal tersebut.

Isi konten yang dimaksud adalah isi pesan yang dibuat

oleh admin takmir Masjid baik di tab artikel maupun tab

kegiatan, kesalahan yang biasa terjadi dilakukan Masjid

biasanya berkenan dengan tanggal pelaksanaan yang tidak

sesuai dengan poster yang di upload ataupun deskripsi

kegiatan yang tidak diisi dengan benar. Apabila ada isi pesan

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

89

yang tidak pantas atau tidak sesuai kaidah Islam ataupun

tulisan di artikel tersebut dapat memicu pertentangan serta

perdebatan biasanya Narenda bertugas merubah ataupun

menghapus artikel atau kegiatan tersebut dari dashboard admin

Masjidku.

Gambar 1566

Dashboard Untuk Mengedit artikel

66https://dashboard.masjidku.id/artikel Diakses pada 19 Juni 2018

pukul 9.43 WIB

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

90

Gambar 1667

Tampilan Dashboard Untuk mengedit Kegiatan

Tugas lainnya sebagai CEO, Narenda memiliki tugas

untuk mengenalkan Aplikasi setiapsetiap waktu baik online

maupun offline kepada khalayak pebisnis, pemerintah dan

jaringan lembagayang ia miliki.

Berbeda dengan Johar, performa ritual dan tugas yang

dilakukan sehari-hari yaitu memeriksa dan membalas email

dari jamaah atau takmir Masjid, membalas respon pengguna

aplikasi di Playstore, menjadi kontak operator center takmir

67https://dashboard.masjidku.id/kegiatan Diakses pada 19 Juni 2018

pukul 10.00 WIB

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

91

Masjid dan Mushalauntuk menghubungi

Masjidku,menjalankan round-map job yang telah dibuat,

maupun menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak lembaga

keagamaan. Semua hal tersebut dikerjakan setiap hari secara

berkala dan fleksibel setelah ia selesai melakukan pekerjaanya

sebagai konsultan bisnis.

“Yang saya kerjakan ada beberapa hal di

tim ini, yaitu konseping, karena waktu itu prototipe

masjidku udah ada tapi secara dokumentasi, promosi,

strategi untuk mencapai beberapa parameter dan

beberapa tujuan yang akan kita capai itu belum ada

sama sekali, Disitu saya memainkan fungsi saya

dengan salah satunya membuat saya buat roundmap

job selama kurun waktu kedepan. Kedua, pekerjaan

yang terkait dengan hubungan pihak-pihak terkait,

mulai dari pengurus musholah, masjid, Dewan

Masjid Indonesia, beberapa media massa juga,

karena to be honest untuk bisa berhasil

mengembangakan masjidku itu memang kita tidak

bisa berdiri sendiri dan butuh orang lain juga, yang

paling penting sebagai objek kita yaitu orang masjid

dan musholah.”68

Fauzil selaku CTO melakukan performa ritual dan

tugasnya di Aplikasi Masjidku ini adalah dengan menangani

bug yang membuat eror aplikasi serta menangani feed dengan

menggunakan Native Android Studio. Bug merupakan sebuah

kesalahan pada komputer maupun aplikasi baik disebabkan

oleh perangkat lunak ataupun perangkat keras sehingga

komputer tidak bekerja dengan semestinya. Fungsi CTO dalam

keseharian sangatlah penting, karena hanya orang yang

68 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

92

mengetahui seluk beluk sistem komputer yang bisa

menyelesaikan masalah error application.

“Kegiatan rutin adalah kita menangani bug

yang membuat eror di aplikasi, dan menangani feed

dengan menggunakan native android studio. Lebih

banyak yang saya kerjakan itu by request dari tim

manajerial terutama instruksi langsung dari COO

yaitu mas Johar, misalkan butuh merombak desain,

ada kesalahan atau error di aplikasi, ada usulan

penambahan fitur dan lain sebagainya.”69

Dapat dikatakan kinerja kesehariannya kurang berjalan

dengan baik, aktivitas rutin yang dilakukan Fauzil tidak sering

dilakukan dan hanya melalui instruksi by requestdari Narenda.

Kebanyakan juga by request dari tim manajerial dan hal

tersebut tidak terjadi setiap hari, hanya di waktu tertentu saja

jika Fauzil mendapatkan informasi bahwa ada eror atau bug

ataupun ada perbaikan komponen fitur atau permintaan desain

ulang, maupun desain publikasi untuk promosi, yang diminta

Johar atau Narenda, setelah itu barulah Fauzil mengerjakan

tugasnya.

Pengerjaan tugas yang dilakukan Fauzil ini dapat

menghabiskan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu

tergantung perubahan atau masalah sistem yang terjadi. Alur

pengerjaanya itu semua berawal dari komunikasi lewat

aplikasi grup WhatsApp Tim Masjidku, Fauzil mengatakan,

“Ketika tim manajerial menginformasikan ke

saya bahwa ada kesalahan teknis penginputan data,

misalkan kesalahan tanggal kegiatan, yang

seharusnya di dashboard admin tanggal sekian ketika

69 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

93

di tampilan user malah keluar di tanggal yang

berbeda. Misalkan lagi ada eror ketika masuk ke

Apps nya, terus kami cek kami hilangkan bug dan

kami laporkan kembali ke tim manajerial untuk bisa

di test apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan.

Misalkan ada lagi permintaan re-design, ukuran teks

di tab ini terlalu kecil bisa diubah ke teks yang lebih

besar itu biasa kami terima. Ujungnya nanti kepada

tester oleh tim manajerial sebelum di terapkan

kembali ke aplikasinya.”70

Lewat aplikasi grup WhatsApp inilah penerapan ritual

tugas berjalan rutin.Fauzil, Narenda, maupun Johar terus

melaksanakan amanah tugas kesehariannya. Berkaitan dengan

ritual organisasi dan sosialnya dalam performa ritual, Aplikasi

Masjidku biasa melakukan rapat online maupun offline.

Namun secara intensitas pertemuan lebih banyak menerapkan

rapat online baik lewat Skype maupun Trello, dikarenakan

antara Narenda, Johar dan Fauzil terpisah jarak lokasi yang

cukup jauh, sehingga imbasnya pengelolaan informasi

diAplikasi Masjidku pun berjalan berpindah-pindah dan hanya

tim teknis yang bekerja menetap di kantor. Narenda

menjelaskan,

“Kendala internal kita yaitu di komunikasi

tatap wajah langsung, karena kita semua

mengerjakan masjidku banyak mobile atau berpindah

tempat tidak stay di kantor semua, kecuali tim teknis

yang ada di Bandung yang kerja di dalam ruangan,

berbeda dengan tim manajerial yang saat ini di

70 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

94

Bintaro. Jadi melihat hal ini saya dan tim dibatasi

jarak dan waktu.”71

Narenda menyadari komunikasi yang selama ini terjalin

kurang efektif dan menjadi kendala yang menjadikanAplikasi

Masjidku lambat perkembangannya. Hal senada pun

disampaikan Johar,

“Menurut saya komunikasi yang kurang

efektif itu dengan tim teknis di Malang saat itu dan

sekarang pindah ke Cimahi, kemudian bekerja dalam

satu tim bernama Masjidku, whicis itu akan menjadi

kendala buat saya. Kalau ketemuan face to face

setiap saat pasti akan jauh lebih efektif daripada

ketemuan lewat dunia maya, karena kita tidak bisa

membaca ekspresi mereka, apakah mereka masih

semangat atau engga, atau mereka sedang mood atau

engga.”72

Kendala itupun dirasakan Fauzil yang saat ini menjadi

CTO Aplikasi Masjidku di Cimahi, Fauzil menjelaskan

kendala Aplikasi Masjidku orang-orangnya ini jauh ditambah

waktu pengerjaan jobdesc dari Masjidku sendiri. Karena

Fauzil selain menangani Aplikasi Masjidku, juga menangani

My Quran Indonesia yang merupakan aplikasi miliknya,

melihat kendala pada waktu itu juga akhirnya Fauzil

mengintegrasikan Masjidku dengan My Quran Indonesia agar

dapat sama-sama dikerjakan dalam satu sistem. Namun porsi

kerjanya masih tetap memprioritaskan pengerjaan aplikasi

miliknya tersebut.

“Masjidku ini kan tim teknisnya disini

(ed:cimahi) kalau manajerial di Jakarta semua,

71 Wawancara dengan Narenda Wicaksono pada 10 Mei 2018 72 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

95

ditambah kendala waktu yang memang waktu itu saya

menangani penuh aplikasi buatan saya yaitu My

Quran Indonesia, jadi butuh penyesuaian dan

pembagian waktu.”73

Walaupun lebih banyak komunikasi online, timAplikasi

Masjidku tidak turut serta meninggalkan komunikasi offline,

komunikasi offline biasanya terjadi jika ada pertemuan penting

sifatnya segera atau masalah perusahaan yang sangat

mendesak untuk diputuskan bersama. Terkadang diadakan

juga sebulan sekali atau dua tiga bulan sekali agar terus terjalin

silaturahim yang baik antar tim.

Kurangnya intensitas pertemuan tim Aplikasi Masjidku

ini semakin menguatkan masalah diatas, seperti yang

disampaikan oleh Lely Arrianie yaitu seorang pakar ilmu

komunikasi, ia menyatakan:

“Luar biasa pengaruhnya, karena ada

komunikasi interaksional yang terputus, ada

komunikasi interaksional yang tidak jalan sehinga

gerak program ini tadi seolah-olah berhenti pada

figure tertentu yang tidak diketahui oleh figure

lainnya dalam hal ini sama sama founder. Padahal

sebuah tim setiap saat harus mensinkronkan itu untuk

bisa meyakinkan jamaah.”74

Walaupun Aplikasi Masjidku secara sekilas merasa

perusahaanya masih normal berjalan, namun pada hakikatnya

ada komunikasi yang seharusnya jika ada masalah bisa

terselesaikan, namun karena terputus atau terhambatnya

73 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018 74 Wawancara dengan Lely Arrianie pada 21 Juli 2018

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

96

komunikasi antar tim tersebut, akhirnya tidak menyelesaikan

masalah apapun.

Peneliti sependapat dengan pernyataan pakar,

bahwasanya komunikasi interaksional yang seharusnya

berjalan aktif dalam sebuah perusahaan, baik antara Narenda

dengan Johar dan Fauzil ini kenyataanya terhambat dengan

jarak. Bagaimanapun komunikasi interaksional harus terjalin

setiap waktu dan di respon dengan cepat di antara anggota-

anggotanya. Komunikasi secara langsung mempunyai

kelebihan dibandingkan komunikasi secara online. Tidak serta

merta menangani jaring-jaring komunikasi yang banyak

terhadap jamaah secara online, lantas tim menghiraukan

pertemuan-pertemuan secara langsung dan lebih banyak

memilih komunikasi secara online.

Peneliti beranggapan bahwa dengan komunikasi secara

langsung semua tim bisa menguatkan ikatan emosional antar

pribadi, sehingga lebih memahami yang sebetulnya terjadi

terhadap sebuah perusahaan. Pertemuan secara langsung yang

dibangun tidak cukup hanya sekali tiga kali dalam sebulan,

namun pertemuan tersebut harus dilakukan secara rutin jika

ingin Aplikasi Masjidku dapat kembali menjalankan fungsi

performa ritualnya dengan baik dan efektif.

Peneliti memberikan tanggapan berkaitan dengan

performa ritual yang dilakukan oleh Fauzil mengenai

pengerjaan yang semua adalah tugas secara by request.

Pengerjaan tugas berdasarkan by request tidak mencirikan

sebuah komunikasi yang efektif, justru terkesan menunggu

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

97

instruksi sehingga tidak mencerminkan sebuah inisiatif

mengembangkan potensi aplikasi yang seharusnya

dapatdilakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut rutin setiap

harinya. Lewat aplikasi ini sebenarnya Fauzil bisa

mengembangkan skema crowdfunding yang bisa juga nantinya

menjadi program andalan dari Aplikasi Masjidku.

Aplikasi Masjidku sebenarnya telah memiliki tab untuk

berinfaq atau berdonasi, namun masih berfokus kepada

perantara infaq Masjid dan Mushala dari jamaah, jika saja

model atau skema berinfaq tersebut dibuat menarik atau lebih

bervariasi seperti pembuatan laporan transparansi infaq

Masjid,membuat campaign atau crowdfunding untuk renovasi

Mushala dan Masjid, pengadaan perlengkapan atau peralatan

Masjid dan Mushala, pembebasan lahan Masjid atau Mushala,

maupun kegiatan-kegiatan bermanfaat untuk Masjid dan

Mushala yang sedang membutuhkan pembiayaan, pasti dengan

begitu Aplikasi Masjidku lebih banyak di lirik jamaah, dengan

begitu performa ritual yang dijalankan akan berjalan rutin dan

berkesinambungan dengan program-program lainnya.

Konsen peneliti terhadap kemampuan Fauzil ini,

nantinya diharapkan skemadapat diterapkan dengan sistem

Aplikasi Masjidku. Berikut salah satu contoh skema

crowdfunding yang coba dibuat oleh peneliti dan kedepannya

dapat digunakan dan dikembangkan oleh Fauzil.

Gambar 17

Contoh Tampilan Form Pengisian Lewat Dashboard

Masjidku.Id

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

98

Pada halaman ini nantinya Fauzil dapat membuat

tampilan formulir untuk pembuatan crowdfunding. Halaman

ini bisa Fauzil letakan pada tab pilihan dashboard yang

dimiliki masing-masing Masjid atau Mushala yang tergabung

di Masjidku. sebelum tampilan simple form ini muncul, di

pembukaan tab akan diberikan contoh pengisian serta panduan

dalam membuat crowdfunding.

Pada halaman output di Mobile Apps maupun Website

masjidku.id, Fauzil bisa membuat tampilan yang menarik serta

dengan sistem canggih yang bisa di sinkronkan dan di

integrasikan dengan tab infaq yang sudah ada di Aplikasi

Masjidku. Berikut peneliti akan menampilkan contoh landing

page crowdfunding.

Gambar 18

Contoh Tampilan Landing Page

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

99

Pada contoh landing page ini sangat mungkin bisa

diterapkan dengan tampilan seperti di atas, tinggal bagaimana

Fauzil dapat mendesain dan merancang semua tampilan ini

secara menarik dan sistematis agar penggunaan program

crowdfunding ini bisa berjalan. Kita tahu bahwa Masjidku saat

ini sudah memiliki fasilitas infaq, yaitu model transfer ke

rekening Masjid dan model potong pulsa. Kedua-duanya itu

bisa dijalankan dengan skema model crowdfunding sehingga

setiap hari banyak jamaah mengakses Aplikasi Masjidku, baik

pihak Masjid atau Musholah yang melakukan penggalangan

dana maupun jamaah yang ingin mendonasikan uangnya.

Pekerjaan ini sebenarnya bisa menjadi pekerjaan rutin Fauzil

sebagai CTO, bahkan dengan skema pengembangan program

lainnya tanpa harus menunggu instruksi dari tim yang lainnya

untuk terus bergerak.

Program rutin ini dapat digarap dengan kerjasama tim

Aplikasi Masjidku, disamping Fauzil menyiapkan sistem dan

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

100

menjalankan sistem, maka Johar sebagai COO dapat

mempromosikan atau mensosialisasikan model crowdfunding

ini kepada takmir Masjid, bisa dengan mempersiapkan

panduan penggalangan, pembuatan e-flyer maupun membuat

press conference dengan media sebagai bagian dari promosi.

Disisi lain, Narenda dapat bekerja lebih maksimal setiap

harinya untuk mencoba membuka segala akses baik ke

pemerintahan, lembaga maupun pengusaha muslim agar

proses mengenalkan jati diri dan kemanfaatanAplikasi

Masjidku semakin terbuka luas.

2. Performa Hasrat

Lewat performa hasrat disini peneliti ingin melihat

berbagai cerita dan kisah yang penuh antusiasme tentang

seseorang dalam menjalankan seluruh aktivitasnya, baik di

organisasi maupun di institusi tempat beraktivitas. Hal ini

terlihat saat peneliti mengikuti meeting bulanan tim Masjidku

yang dihadiri Narenda, Johar dan Fauzil di kediaman Narenda

pada hari Ahad 3 Juni 2018. Johar mengungkapkan bahwa

kami di setiap awal rapat selalu menyempatkan untuk

menanyakan kabar keluarga dan pekerjaan di Aplikasi

Masjidku, terutama Johar yang berinteraksi langsung dengan

jamaah atau takmir Masjid yang tentunya memiliki cerita yang

cukup banyak untuk diceritakan kepada Narenda dan Fauzil.

Johar banyak menceritakan aktivitasnya yang banyak

berkomunikasi langsung dengan pengurus Masjid dan

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

101

Mushala, baik yang sudah bergabung di Aplikasi Masjidku

ataupun yang belum pernah bergabung.

Dalam kesempatan rapat, Johar sering menceritakan

perlakuan beberapa takmir Masjid terhadapnya yang dirasa

sangat berlebihan terhadap kehadirannya di Masjid dan

Mushala tersebut, sering sekali Johar dituduh sebagai zionis

sampai peminta sumbangan dana.

“Disini saya mau cerita yang tidak enaknya

ya, ada cerita yang mengesalkan, ketika waktu itu

saya datang ke masjid dikiranya saya adalah seorang

zoinis dan saya pernah dituduh sebagai antek-antek

kapitalis karena saya mempromosikan teknologi

apalagi berbasis keagamaan. Saya juga pernah

dituduh sebagai sekte sesat Ahmadiyah, atau

pendanaanya pasti dari orang-orang Syiah wah disitu

saya ketawa dan sedih juga ya, segitunya sesama

saudara muslim dituduh macem-macem padahal

disitu saya ikhlas, dan sayapun seorang ahlussunah

wal jamaah, tapi saya melihat itu bukan sebagai

penghinaan tapi yasudah mungkin karena memang

mereka tidak tahu, walaupun awalnya kaget tiba-tiba

dateng ke masjid dituduh macem-macem. Ada lagi

pengalaman, ketika saya ke masjid, dikiranya minta

sumbangan dan minta uang, padahal kan engga, dan

saya ga pernah minta uang sepeserpun ke masjid.”75

Cerita atau kisah menarik juga banyak diutarakan oleh

Narenda dan Fauzil, cerita Narenda seperti apa yang dirasakan

Johar saat bertemu dengan pengurus Masjid atau Mushala

ataupun kepada pengusaha muslim yang ternyata banyak

sekali yang meremehkan Aplikasi Masjidku ini,maupun acuh

terhadap pencapaian Aplikasi Masjidku sebagai media sosial

75 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

102

Masjid dan Mushala yang membantu para takmir

mempromosikan Masjid dan Mushalanya. Ataupun cerita

Narenda ketika melakukan koreksi terhadap artikel dan

kegiatan, banyak sekali admin takmir yang sudah di

peringatkan berkali-kali namun tetap melakukan kesalahan

yang sama, hingga akhirnya Narenda berikan penjelasan ulang

kepada pengurus Masjid tentang teknis apply tulisan, lewat

media telepon maupun bertatap wajah langsung.

Cerita atau kisah yang diutarakan Fauzil tak kalah

menarik, keberadaan lokasi kerja di Cimahi tentu punya cerita

unik tersendiri mengenai Masjidku, walaupun Fauzil selama

ini ditugaskan untuk bagian teknis dan selalu berhadapan

dengan komputer dan jarang bersosialisasi mengenai

Masjidku. Ketika bertemu dengan tim, Fauzil selalu

menceritakan proses kerja yang sering terhambat dan tidak

sesuai dengan schedule yang sudah direncakan. Terlebih

dengan interaksinya memperbaiki aplikasi di komputer,

terkadang hal yang membuat Fauzil kesal ketika sedang

memperbaiki error di aplikasi. Menurutnya ketika ia sudah

selesai menghapus bug atau memperbaikinya, suka muncul

kembali bug dan error yang lainnya. Cerita atau kisah yang

disampaikan di awal rapat biasanya menjadi bahan

pembahasan pada rapat tersebut. Walaupun tidak bisa

diselesaikan masalahnya semuanya, setidaknya ada satu dua

masalah yang bisa diselesaikan oleh tim Aplikasi Masjidku.

Peneliti berpandangan performa hasrat yang terjadi

terhadap Narenda, Johar dan Fauzil adalah hal atau kisah yang

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

103

sebenarnya cukup penting mengenai branding Aplikasi

Masjidku di mata jamaah maupun takmir Masjid. Terutama

Cerita atau kisah yang utarakan Johar, penolakan tersebut

terjadi karena sebuah penyaluran informasi yang tidak sampai

kepada takmir Masjid atau Mushala yang akan diajak

bergabung menggunakan Aplikasi Masjidku. Hal senada pun

di sampaikan Lely Arrianie selaku pakar ilmu komunikasi,

“Tergantung orang-orang yang ada di

dalamnya maksudnya adalah Narenda, Johar, Fauzil

dan orang-orang atau audience yang berhubungan

dengan Masjidku. Dia bisa menggunakan komunikasi

tingkat tinggi atau tingkat rendah, kalau tingkat

rendah itukan apa adanya sajalah, kalau tinggi

itukan harus membutuhkan penataan kata yang rumit

dan sebagainya. Mungkin ada pesan yang satu kata

bisa sampai tapi di pihak atau orang lain ada pesan

yang sulit untuk dicerna. Jadi sekali lagi tergantung

siapa yang berinteraksi di dalamnya. Makannya

ketika kita berbicara harus pahami dulu siapa lawan

bicara anda dan bagaimana karakternya. Masing-

masing harus pandai dalam bersikap.”76

Kepandaian memahami audience harus dimiliki oleh

setiap tim terutama Johar yang setiap saat bertugas dan

memang berinteraksi dengan jamaah maupun takmir Masjid

dan Mushala. Tidak semua komunikasi Masjid itu sama dalam

penerapannya, karena bisa jadi latar belakang orang-orang

yang berada di Masjid atau Mushala yang berbeda-beda, baik

berbeda tingkat pendidikannya, latar belakang budaya dan lain

sebagainya. Tidak bisa disamakan antara Masjid yang berada

di perkotaan dan di daerah, pastinya memiliki pendekatan

76 Wawancara dengan Lely Arrianie pada 21 Juli 2018

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

104

yang berbeda. Selain memberikan informasi Aplikasi

Masjidku kepada takmir Masjid, Johar harus memahami

dengan baik kebutuhan takmir Masjid atau Mushala, model

bincang-bicang santai mungkin tepat digunakan sebagai

pendekatan agar tidak terlihat seperti seseorang yang

berambisi untuk memakai atau menggunakan sesuatu.

Dengarkan keluhan takmir dan masuklah pembicaraan dengan

solusi atas keluhan tersebut.

Jadi kisah yang disampaikan Johar adalah problem yang

sebenarnya seringkali terjadi di lapangan dan tidak menjadi

evaluasi oleh tim Masjidku. Kritik saya, Aplikasi Masjidku

harus reaktif terhadap hal-hal yang menyangkut branding

perusahaan dan eksistensi Masjidku di masyarakat. Berikan

hal-hal positif, memberikan program yang sedikit namun

memiliki perubahan besar daripada menunda-nunda

penyelesaian yang tak kunjung berakhir, dengan perbaikan

branding ini tentu nantinya tim Masjidku mendapatkan respon

positif, cerita atau kisah positif dari masyarakat dan menjadi

sebuah motivasi kerja atas kisah-kisah menarik yang telah

terjadi.

3. Performa Sosial

Performa sosial harus dimiliki semua perusahaan agar

tercipta sebuah kerjasama yang baik antar anggota dan orang

lain. Performa ini juga merupakan perpanjangan dari sebuah

sikap ramah, sopan dan santun kepada internal maupun

eksternal yang menjadi penentu baik atau tidaknya budaya ini

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

105

di Aplikasi Masjidku. Dalam menjalankan tugasnya pada

lingkup internal sudah berjalan dengan baik, Johar dan

Narenda adalah orang yang lebih sering bertatap wajah

dibandingkan Fauzil. Komunikasi Narenda dan Johar sampai

saat ini cukup baik, tidak ada masalah yang ditutupi, saling

memandang baik antara keduanya, sopan santun Johar ke

Narenda juga cukup baik walaupun Narenda umurnya diatas

Johar dan lebih senior dalam hal Teknologi. Begitu juga

Narenda kepada Johar yang telah menganggapnya seperti

keluarga dan sahabat yang harus saling dihormati walaupun

sering terjadi perbedaan pendapat namun dengan memahami

satu sama lain, penjelasan yang lebih adil dan tentunya lebih

bermanfaat untuk umat itulah yang diutamakan Narenda

terhadap Johar.

Begitupun dengan Fauzil terhadap Narenda dan Johar,

walaupun Fauzil termasuk orang baru di tim Masjidku

ditambah dengan jarangnya pertemuan langsung dengan

Narenda dan Johar di Masjidku, namun peneliti melihat tidak

ada bentuk senioritas, semua berjalan atas asas kekeluargaan

yang cukup erat. Tidak ada saling merendahkan disaat berbeda

pandangan dan semata-mata mengerjakan pekerjaan

iniberlandaskan keridhoan dari Allah Subhanahu wa ta’ala,

itulah prinsip yang dipegang teguh oleh Fauzil. Fauzil

termasuk orang yang sangat ramah dengan siapapun baik yang

tua maupun muda, teman maupun Kompetitor.

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

106

“Komunikasi horizontal ya, menganggap

semua sama, tidak ada yang merasa lebih hebat

karena jabatan, tidak ada yang lebih rendah karena

berbeda pandangan. Semua kita jalankan, niatnya

karena demi mendapatkan keridhoan dari Allah.

Terbuka juga jika ada permasalahan, di bicarakan

atau di musyawarahkan bersama, pokoknya semua

asasnya kekeluargaan di Masjidku.”77

Performa sosial diuji jika sebuah tim didapatkan ada

sebuah konflik, biasanya menyebabkan ketidakseimbangan

komunikasi yang terjalin antar individu di dalamnya. Aplikasi

Masjidku dengan tujuan awal mencurahkan semangat

berjamaah memakmurkan Masjid dan Mushala menjadikan

konflik sebagai sesuatu yang dapat diatasi dengan mudah dan

penuh keterbukaan. Fauzil menyampaikan jika ada konflik

terjadi di internal biasanya hanya perbedaan pemikiran atau

persepsi diantara Fauzil, Narenda dan Johar, baik itu di saat

rapat online maupun offline. Fauzil secara pribadi harus

memahami perbedaan tersebut serta menelaah lebih dalam

sebelum memutuskan bersikap.

Budaya unik yang ada di tim Masjidku terutama ketika

bertemu atau bertatap wajah adalah selalu membiasakan

adanya suguhan kopi hangat yang terseduh menemani

kebersamaan mereka, efeknya ketika ada konflik yang terjadi

karena perbedaan pendapat, suasana dapat cair karenaefek

darimeminum kopi. Entah mitos atau fakta namun hal itu

diakui oleh Fauzil, Narenda maupun Johar. Fauzil mengakui

77 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

107

secara garis besar tidak ada konflik besar yang pernah terjadi

di Masjidku Apps selama ini.

Hal yang berbeda disampaikan Narenda dan Johar jika

berbicara mengenai konflik yang hubungannya terhadap

interaksi sosial antar individu tim Masjidku ini, ada sebuah

konflik yang terjadi pada saat tim teknis masih di pegang oleh

Adib yang berada di Malang. Konflik terjadi karena perbedaan

pendapat yang berujung pada keluarnya Adib dari Aplikasi

Masjidku hingga akhirnya membuat Masjidku vacum secara

teknis, suasana pun sempat memanas dan imbasnya tidakada

pengembangan aplikasi baik itu perbaikan bug dan error.

Konflik ini menyebabkan anti-klimaks disaat Masjidku sedang

berada di puncak kejayaanya. Buruknya kondisi tersebut

menyebabkan terbengkalainya tim operasional selama

beberapa bulan, hingga akhirnya dengan kelapangan dada

Narenda melepaskan Adib dari tim Masjidku sambilmengajak

kembali Johar untuk mau mengoperasikan Aplikasi Masjidku

sambil mencari pengganti tim teknis yang cocok untuk

menggantikan Adib.

Peneliti berpandangan proses sosial ataupun performa

yang terjadi di tim Masjidku tidaklah selalu baik, terlebih

ketika peneliti mengetahui komunikasi yang diterapkan tim

pada perusahaan ini adalah kebanyakan lewat online.

berkomunikasi menggunakan media online bukanlah hal yang

buruk bahkan sebuah kemajuan dalam teknologi yang dapat

mempermudah manusia, namun dalam usaha menyatukan

umat Islam khususnya jamaah dengan Masjid dan Mushala ini

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

108

perlu adanya para inisiator iniberkomunikasi secara langsung

agar tidak terjadi miss perception. Perbedaan umur diantara

ketiganya pun tidak terlampau jauh, jadi seharusnya tidak

menjadi masalah besar dalam hubungan sosial antara

ketiganya.

Namun disini peneliti melihat terdapat sebuah trauma

sosial yang diakibatkan dari konflik internal Narenda dan Adib

yang merupakan tim teknis Masjidku yang sebelumnya.

Konflik internal tersebut memicu adanya perubahan secara

besar-besaran yaitu dengan menggantikan tim teknis di

Malang dengan yang ada di Cimahi. Konflik internal

sebelumnya terjadi karena hubungan sosial yang tidak baik

selama mereka berkomunikasi, peneliti melihat konflik terjadi

karena sudah berbedanya tujuan ataupun visi misi diantara

keduanya, sehingga hal inilah yang memicu rusaknya

hubungan antar individu.Alhasil Adib memutuskan untuk

keluar dari tim Aplikasi Masjidku.

Dampak dari konflik internal ini yaitu berubahnya

keribadian individu yang terlibat dalam konflik, perubahan itu

berujung kepada sikap traumatis, sikapinilah yang menjadi

sifatberkepanjangan sehingga menimbulkan sikaptakut

memulai kembali dengan formasi tim baru serta terlihat seperti

kehilangan semangat untuk memajukan Aplikasi Masjidku

lagi.

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

109

4. Performa Politis

Dalam performa politis, seseorang dituntut

mengkomunikasikan perilaku kekuasaan atau kontrol kepada

anggota lainnya untuk mempengaruhi orang lain. Dalam hal

ini tim Masjidku akan berusaha menempatkan dirinya masing-

masing pada jabatan yang dipegang. Narenda sebagai CEO

mengkomunikasikan kekuasaanya dengan memberikan arahan

dengan gaya bahasa yang horizontal baik kepada Fauzil

maupun Johar. Narenda dalam mengkomunikasikan

kekuasaannya sering membawa atau menceritakan

pengalaman di perusahaan yang saat ini dimilikinya yaitu

decoding sebagai daya penguat keyakinan kepada rekan-

rekannya di Aplikasi Masjidku. Sifatnya yang to the point

membuat keputusan-keputusan yang cepat namun penuh

pertimbangan matang.Melihat kepribadian seperti diatas,

ternyata Narenda bukan tipikal pengekang. Senada dengan

apayang disampaikan oleh Johar,

“Beliau bukan tipe pengekang ya, sejauh

pekerjaanya itu tujuannya baik, kebutuhan sumber

daya nya jelas kemudian ada manfaatnya dia akan

setuju.”78

Narenda adalah seorang dengan tipikal terbuka dan

menerima segala masukan bahkan ide-ide yang membuat

Johar dan Fauzil dapat berkreasi lebih luas lagi. Namun ketika

ada sebuah kesalahan yang dilakukan Johar dan Fauzil,

Narenda tidak segan-segan memberikan teguran dan

78 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

110

memberikan evaluasi kesalahan yang terjadi secara terbuka.

Namun dibalik sisinya yang terbuka menerima segala masukan

dan ide-ide, beliau memiliki idealisme yang sangat tinggi

terhadap apa yang ia yakini, terutama Aplikasi Masjidku ini.

Hal ini terbukti ketika Johar banyak menceritakan bahwa

Aplikasi Masjidku sulit untuk bekerjasama dengan pihak luar

dalam hal pengembangan dan pemasukan keuangan Aplikasi

Masjidku. Padahal saat itu Johar sudah mengusahakan

bagaimana Masjidku nantinya bisa melakukan funding yang

lebih sustainable dengan strategi pendanaan yang mandiri baik

dari kerjasama jasa iklan maupun produk-produk komersial.

Johar menyampaikan,

“Beberapa waktu lalu Masjidku itu mau

dibeli dengan harga yang fantastis tapi karena

Narenda tidak mengizinkan akhirnya tidak jadi, ada

juga yang mau beli beberapa persen saham masjidku

bahkan ada yang mau kerjasama pemasangan iklan

di Masjidku juga ditolak oleh Narenda, saya sebagai

COO pun kalah pendapat dengan beliau ini. Mungkin

ingin masjidku seperti ini saja flat tidak ada inovasi

dan usaha memutarkan uang untuk operasional atau

apa saya pun merasa bingung.”79

Idealisme Narenda yang tidak ingin Masjidku menerima

campur tangan terhadap pihak luar inilah yang bisa menjadi

kendala dan akhirnya kalah berkompetisi dengan aplikasi

Islami lainnya.Ditambah sulitnya brand Masjidku ini

diunggulkan di google search enginesehingga kurang efektif

dikenal di dunia maya. Fauzil berpandangan,

79 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

111

“Masjidku itu brand, terkadang kalau kita

search Masjidku di google suka sulit ditemukan,

karena search engine di google itu lebih tertarik

dengan keyword. Kecuali brand tersebut sudah

sangat kuat dan menempati posisi teratas. Jika kita

search dengan tulisan ‘masjidku’ pasti keluar dengan

posisi teratas, tetapi kalau kita search dengan tulisan

‘masjid’ maka Masjidku Apps ini menempati urutan

yang kesekian puluh.”80

Berbeda dengan Narenda, performa politis yang sering

dikomunikasikan Johar adalah kewenangannya terhadap

pekerjaanya di bagian operasional, segala ucapan maupun

kebijakan yang dibuatnya kepada jamaah maupun takmir

Masjid dan Mushala sangat berpengaruh terhadap kinjerja

Aplikasi Masjidku. Johar tipikal orang yang serius namun

ceplas-ceplos, terkadang banyak ucapanya yang sering di salah

artikan internal tim terutama ketika mengkomunikasikan

tentang konseping dan roundmap job, jadiharus dipahami

dengan seksamadan mendalam untuk bisa memahami maksud

arah pembicaraan Johar dalam setiap agenda pertemuan

dengan tim. Kelemahan Johar dalam komunikasi interpersonal

inilah yang menjadi keterbatasan. Namun Sebagai COO, Johar

mentaati segala kebijakan yang dibuat oleh Narenda selaku

CEO dan memiliki kewenangan penuh terhadap kebijakan

konseping, dokumentasi, arsip surat menyurat, dan roundmap

job. Dalam menjalankan itu semua dilakukan dengan

komunikasi yang santai tanpa mengekang berbagai pihak

meskipun berhubungan dengan pihak luar.

80 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

112

Performa politis yang dikomunikasikan Fauzil adalah

dalam hal teknis komputer, beliau memiliki kuasa penuh atas

semua kebijakan yang berkaitan dengan teknis komputer.

Walaupun sifat kerjanya by request, dalam pengerjaanya tetap

Fauzil yang menentukan apakah ini layak dibuat atau

diperbaiki. Beliau yang menentukan kapan jangka waktu

project bisa di selesaikan.

Tujuan Aplikasi Masjidku yang mulia yaitu menggapai

keridhoan dari Allah lewat potensi teknologiyang saat ini

masih menjadi sumber keyakinan terbesar bagi mereka bertiga,

lewat landasan inilah masing-masing dari mereka merasa

bahwa jabatan yang diemban hanyalah perantara untuk mereka

bisa lebih dekat dengan tujuan tersebut. Menjadikan jabatan

tersebut sebagai amanah besar yang harus dijalankan dengan

baik dan tentu hanyalah sebuah titipan yang tidak akan pernah

mungkin dimiliki selamanya oleh manusia. Karena itulah, dari

awal dibuatnya perusahaan ini selalu menjunjung tinggi nilai

kekeluargaan tanpa perlu mengekang dan mengintimidasi satu

sama lainnya. Karena setiap gerak tubuh dan ucapan akan

mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

Komunikasi yang diterapkan dalam perusahaan ini sudah

cukup bagus, mengingat kapasitas kewenangan yang masing-

masing memiliki kekuatan, menjadikan distribusi kekuasaan

terhadap yang satu dengan lainnya berjalan dengan

semestinya. Disisi lain peneliti berpandangan, komunikasi

horizontal ini tidak harus selalu diterapkan dalam tim

Masjidku, walaupun komunikasi horizontal merupakan

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

113

komunikasi formal yang dilakukan karena memiliki level

jabatan atau level yang sama, tetapi ada kalanya komunikasi

terjalin vertikal terhadap setiap situasi maupun kondisinya.

Sebagai contoh ketika Narenda memberikan evaluasi terhadap

kinerja Johar yang ternyata belum

berhasilmengkomunikasikanaplikasi ini menarik untuk para

takmir Masjid atau Mushala, hal yang bisa menjadi pukulan

telak terhadap branding dari Masjidku sendiri. Lewat

komunikasi vertikal inilah Narenda bisa meminta Johar untuk

memperbaiki kesalahan tersebut. Lely Arrianie selaku pakar

ilmu komunikasi memberikan pandangannya terhadap

komunikasi yang berjalan pada perusahaan ini,

“Menurut saya yang penting model-model

yang dikembangkan itu ada step flow model tapi

harus sudah bergerak ke arah yang interaksional,

karena perusahaan yang secanggih apapun

membutuhkan komunikasi yang interaksional dan

interpersonal. Jadi performanya harus dikembangkan

mana yang formal mana yang non formal. Kadang-

kadang kita membutuhkan komposisi dari sebuah

model komunikasi untuk performa yang satu tapi di

performa yang lain tidak. Mungkin karena adanya

jarak komunikasi, program yang sudah berubah,

kemajuan teknologi, atau kredebilitas narasumber

komunikasi-komunikasi tersebut sah sah aja

digunakan.”81

Sejalan dengan pendapat pakar, bagaimanapun sebuah

bentuk komunikasi diterapkan di Aplikasi Masjidku, harus

tetap mementingkan komunikasi interaksional yang sejalan

dengan interpersonal. Interpersonal yang dibangun nantinya

81 Wawancara Lely Arrianie pada 21 Juli 2018

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

114

tentunya akan memunculakan sebuah keefektifan sehingga

antar individu saling terbuka baik itu terbuka terhadap

interaksi sesama, membuka sebuah informasi yang belum

diketahui tim dan terbuka untuk saling bertanggung jawab.

Keefektifan selanjutnya adanya saling berempati, ketika satu

orang merasa sedih kita ikut merasakan dengan cara yang

sama, karena sifat empati mampu memahami motivasi dan

pengalaman orang lain, perasaan dan sikap, serta sebuah

harapan dam keinginan untuk suatu masa yang akan datang.

Keefektifan itu juga terjadi ketika saling mendukung satu sama

lain serta saling berhusnudzon, karena sifat positif atau

husnudzon mendorong orang yang tersebut berinteraksi

kepada diri kita. Efektivitas itu juga tercermin dari sebuah

kesetaraan yang terjalin baik, tidak ada yang merasa paling

tinggi jabatannya, tidak ada yang merasa lebih pandai, harus

meyakinkan dalam hati kalau masing-masing individu sama-

sama berharga. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan

penghargaan yang positif tak bersyarat kepada orang lain.

5. Performa Enkulturasi

Performa enkulturasi ini kaitannya dengan kontribusi

masing-masing individu dalam tim dengan segala kemampuan

ilmu dan keahliannya di dalam perusahaanya. Tim Masjidku

yang terdiri dari Narenda, Johar dan Fauzil memiliki latar

belakang keahlian dan keilmuan yang kompeten di bidangnya.

Tentu keahlian mereka bukan hanya sekedar teori namun

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

115

sudah banyak dipraktekan dalam menjalankan perusahaan

Aplikasi Masjidku ini.

Narenda, sebagai orang yang sangat berpengalaman

dalam dunia informasi teknologi yang sukses membangun

perusahaan besar bernama Decoding, ditambah beliau juga

memiliki ketertarikan dunia dakwah Islam sehingga

membuatnya tergerak mendirikan Aplikasi Masjidku serta

mengupayakan Masjidku ini terus bergerak ke tujuan

utamanya yaitu membantu Masjid dan Mushala di Indonesia

agar semakin makmur dalam segala hal yang dimulai dari

dunia teknologi.

Namun semua cita-cita besar tersebut harus diimbangi

dengan fokus dalam mengerjakan Aplikasi ini, permasalahan

mendasar Masjidku sampai saat ini kesulitan mengoperasikan

yaitu ketidakfokusan dan kecukupan waktu serta tenaga

Narenda menggarap Masjidku, karena saat ini fokusnya

terbagi lebih besar ke perusahaan Decodingnya.

Johar, sebagai orang yang diberi amanah menjadi COO

yang mengurusi semua operasional Aplikasi Masjidku tentu

tidak bisa langsung menjadi COO tanpa ada rasa kepercayaan

yang tinggi dari Narenda. Johar merupakan konsultan bisnis

dan aktif berorganisasi serta banyak memiliki pengalaman di

komunitasnya yaitu di bidang sosial dan budaya. Atas dasar

kepercayaan akan pengalaman itulah yang membuat Narenda

memilih Johar menjadi COO.

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

116

Banyaknya pekerjaan yang dilakukan Johar di Masjidku

dan sedikitnya orang yang ikhlas dan mau tumbuh bersama

seperti Johar yang mengurusi Aplikasi Masjidku inilah yang

membuat aktivitas Masjidku terhambat.

Kontribusi sebagai bagian dari performa enkulturasi

yang direalisasikan Johar di Masjidku adalah kemampuannya

menangani Masjid dan Mushala dengan cepat, pemahaman

secara menyeluruh dalam pembuatan prosedur

penggunaan,dan juga handal dalam membuat SOP yang

memudahkan para pengguna maupun admin-admin Masjid.

Kontribusi lainnya yang Johar pernah dibuat adalah skema

kerelawanan dengan merekrut beberapa mahasiswa untuk

magang sesuai keahlian yang dimiliki. Seperti apa yang

disampaikan Johar,

“Jadi waktu itu saya pernah

mengembangkan satu skema kerelawanan atau

volunteerism dengan merekrut beberapa mahasiswa

untuk menjadi bagian dari Masjidku sesuai dengan

keahlian yang mereka minati, kalau misalkan bisa

membuat desain diarahkan ke desainer media sosial,

bisa membuat konten diarahkan menjadi copywriter,

tetapi juga kurang berhasil. Ada beberapa

penyebabnya, biasa kalau kita menghadapi

mahasiswa kadang mereka semangat di awal tetapi

tidak bisa me-manage semangat mereka sampai

akhir, akhirnya mereka juga berhenti.”82

Selanjutnya adalah Fauzil, menurut peneliti ia orang

yang tepat menangani Aplikasi Masjidku, perusahaan ini

harus beruntung memiliki fauzil saat ini, pertama ia adalah

82 Wawancara dengan Johar Jauhary pada 10 Mei 2018

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

117

orang yang sangat paham dunia aplikasi Islam dan kedua ia

mau berkontribusi penuh untuk membantu Masjidku dalam

bidang teknis komputer. Kontribusi Fauzil untuk masa depan

Masjidku juga sudah dirancang yaitu salah satunya adalah

Infaq Digital, dimana dengan kemampuanya meracik sistem

databasejaringan Masjid dan Mushala yang tergabung

Masjidku dapat diterapkan pada sebuah tab infaq digital.

Fauzil ingin menerapkan infaq digital tersebut dengan dua

skema.

Pertama adalah sistem transfer, yaitu sistem yang ketika

pengguna meng-klik tab transfer pada tab infaq digital tersebut

langsung mucul nomor rekening Masjid yang ingindituju.

Sistem transfer ini uangnya langsung masuk ke rekening

Masjid yang bersangkutan, sehingga proses masuknya

keuangannya menjadi transparan di kedua pihak antara

Masjidku dan Masjid atau Mushala. Kedua yaitu sistem

potong pulsa, ketika ada donatur atau jamaah ingin berinfaq,

cukup dengan mengklik tab potong pulsa maka muncul pop up

pilihan nominal infaq, selanjutnya cukup ikuti alurnya dan

setelah transaksi selesai maka pulsa pengguna akan langsung

terpotong secara otomatis. Uangnya nanti dikumpulkan lewat

penyedia jasa potong pulsa dan uang tersebut akan masuk ke

rekening Masjid atau Mushalq yang sedang membutuhkan

bantuan.

Sistem infaq tersebut sebenarnya sudah dibuatkan oleh

Fauzil di Aplikasi Masjidku, tetapi masih belum siap

digunakan, menjalankan infaq digital ini harus ada support

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

118

operasional dalam mengenalkan dan mengedukasi fitur

barukepada masyarakat agar pemakaianya bisa dimanfaatkan

sebaik mungkin. Sayangnya keuangan yang tidak dimiliki

dankendala jarak komunikasi langsung Fauzil dan tim

manajerial di Jakarta dalam rangka menguatkan fitur ini tidak

menjadikan Aplikasi Masjidku efektif dalam pengerjaan fitur

barunya.

Berbicara mengenai manfaat, nilai guna infaq digital

Masjidku nantinya berefek terhadap tranparansi keuangan

Masjid dan Mushala yang menggunakan Masjidku. tranparansi

uang infaq menjadi urgensi terpenting yang bisa menjadi daya

tarik jamaah selain inovasi skema model crowdfunding dalam

Aplikasi ini. Dapat kita ketahui bersama bahwa Masjid

merupakan tempat paling aman untuk beramal, namun tidak

sedikit juga ketika jamaah mengetahui bahwa uang amalnya

banyak menumpuk di kas Masjid dan jarang dikeluarkan,

maka akan terjadi ketidakpercayaan jamaah terhadap

Masjidnya sendiri. Permasalahan diatas ini yang coba

dipecahkan Masjidku lewat tab Infaq Digital.

Barangkali jika berbicara mengenai transparansi infaq

jamaah kita bisa berkaca dengan Masjid Jogokariyan. Sebuah

Masjid sederhana yang memiliki daya tampung 1.200 jamaah,

terletak di tengah-tengah perkampung Mantrijeron, DIY

Yogyakarta, memiliki jumlah penduduk sebesar 3.970 dengan

887 kepala keluarga.83 Para takmirnyaselalu menerapkan

83 Aditya Reddia, Studi Banding Masjid Jogokariyan dan Hasan Jufri

Bawean, (Jakarta: Slide of Persentation, 2016) h.5-6

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

119

metode infaq mandiri dan penghabisan infaq hingga 0 (nol)

rupiah setiap hari untuk keperluan jamaah dan warganya. Infaq

mandiri di Masjid ini digagas atas inisiatif jamaah agar tidak

tergantung dengan infaq donatur yang ternyata tidak bisa

menutupi keperluan Masjid selama setahun seperti listrik, air,

biaya kebersihan, khotib Jumat, minuman subuh, minuman

Jumat, biaya pengajian, serta perawatan dan pengembangan

Masjid. Sampai pada akhirnya takmir mengajak jamaah untuk

menerapkan metode infaq mandiri. Peneliti mengambil contoh

gambaran keperluan Masjid Jogokariyan selama setahun pada

tahun 2002-2003 pada tabel dibawah ini.

Tabel 584

Pengeluaran Masjid Jogokariyan tahun 2002-2003

No. Pengeluaran Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1. Listrik 250.000 x 12 3.000.000

2. Air 35.000 x 12 420.000

3. Biaya Kebersihan 425.000 x 12 5.100.000

4. Khotib Jumat 50.000 x 4 x 12 2.400.000

5. Minuman Subuh 500x 250 x 4

x12

6.000.000

6. Minuman Jumat 500x250x4x12 6.000.000

7. Biaya Pengajian 14.400.000 14.400.000

8. Perawatan dan 5.880.000 5.880.000

84Aditya Reddia, Studi Banding Masjid Jogokariyan dan Hasan Jufri

Bawean, h.16

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

120

Pengembangan Masjid

TOTAL PENGELUARAN 43.200.000

Dengan pengeluaran 43.200.000 rupiah, takmir membuat

breakdown biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap jamaah.

Jika kita pecahkan secara perpekan maka didapatkan Rp

43.200.000 : 12 : 4 = Rp 900.000. Pada saat itu jumlah jamaah

yang sudah aktif ke Masjid ada 600 orang. Maka kalau

900.000 rupiah/pekan tersebut dibagi 600 jamaah maka hasil

akhirnya adalah Rp.1.500/jamaah per pekan. Sehingga dari

hasil inilah para takmir menerima iuran berjumlah 1.500

rupiah per jamaah per pekan untuk menutupi pengeluaran

sebesar 43.200.000 per tahun. Jadi secara otomatis uang yang

didapatkan tersebut habis setiap pekannya tanpa tersisa satu

rupiah-pun. Mengenai penghabisan uang yang selalu 0 (nol)

rupiah setiap harinya juga menerapkan konsep yan sama

dengan yang dilakukan pada infaq mandiri. Hal ini tuturkan

oleh Enggar Haryo Panggalih , salah seorang takmir Masjid

Jogokariyan bidang kesekertariatan menjelaskan bahwa,

“Kita disini mengambil arti saldo 0 adalah

infaq itu harus segera ditasarufkan atau segera

dikembalikan lagi untuk kegiatan dakwah maupun

keperluan ummat. Jadi peginfaq insya allah akan

merasakan pahalanya, tapi pahala itu ketika di

akhirat. Kita ingin memberikan si penginfaq ini

sebuah rasa bahwa infaq itu benar-benar langsung di

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

121

rasakan manfaatnya ketika menginfaqkan rezekinya

di Masjid Jogokariyan, sehingga model langsung di

tasarufkan ini digunakan takmir Masjid Jogokariyan

guna kemakmuran masyarakat, jamaah maupun

kemakmurkan masjid itu sendiri. Takmir Masjid juga

tidak berhak untuk menunda-nunda infaq yang

mereka kelola di Masjid karena itu sebenarnya hak

untuk jamaah Masjid yang membutuhkan.”85

Upaya menghabiskan uang secepat mungkin bukanlah

tanpa alasan, selain menghindari fitnah karena uang lama

mengendap di kas Masjid, disisi lain menjadi suatu tanda

kepercaya bahwa Masjid tersebut melakukan transparansi

keuangan terhadap jamaahnya. Terbukti dari tabel pengeluaran

dana sampai kepada harus berapa rupiah masing-masing

jamaah harus berinfaq mandiri, sangatlah terlihat jelas. Metode

ini sangat baik karena memang hal inilah yang menurut

peneliti sangat dicita-citakan, jamaah.

Aplikasi Masjidku saat ini memiliki potensi yang sangat

luas untuk membuat Masjid-Masjid besar yang berada di

ibukota maupun yang berada di kota lainnya melaporkan

pemasukan dan pengeluaran infaqnya kepada jamaah secara

online dan transparan. Bukan hanya jamaah di satu Masjid saja

yang mengetahui dana masuk dan keluarnya tetapi jamaah di

Masjid lainnya juga bisa mengetahuinya lewat sistem yang

dibangun oleh Aplikasi Masjidku.

85 Wawancara kepada Enggar Haryo Panggalih via media Whatsapp

pada 25 Juli 2018 pukul 16.06 WIB

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

122

Jika sistem infaq digital secara transparan ini

berkembang pesat dan dengan mudah digunakan oleh Masjid

dan Mushala, bisa dibayangkan suatu saat Masjid yang

kekurangan dalam pembangunan atau kesulitan dalam

pemasukan dana akan mendapatkan infaq dari Masjid besar

yang memiliki kelebihan dana infaqnya, dan menjadi sebuah

kenyataan, pemerataan kekuatan uang umat di Masjid dan

Mushala yang ada di Indonesia akan terealisasi,serta dapat kita

lihat di kemudian hari, umat islam yang kaya akan menjadi

dermawan, yang miskin akan berdaya, yang berhutang bisa

terbebaskan dan yang sakit segera sembuh. Sehingga tidak

melulu infaq diperuntukkan untuk orang miskin dan yatim,

tetapi bisa menyeluruh memberikan infaq kepada lima orang

yaitu orang tua, Kerabat (saudara), orang miskin, musafir dan

anak yatim seperti yang termaktub dalam surah Al-Baqarah

ayat 215.

“Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka

nafkahkan. Jawablah: ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan

hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-

anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang

sedang dalam perjalanan.’ Dan apa saja kebajikan yang kamu

buat, maka sesungguhnya Allah Mahamengetahuinya.” (QS.

Al-Baqarah: 215)

Inilah yang dinamakan konsep memakmurkan jamaah

dari kita dan untuk kita. Sehingga Masjid menjadi poros

kekuatan umat seperti yang terjadi di zaman Rasulullah

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

123

Shallahu ‘Alaihi Wassalam,Masjid menjadi basis perubahan

sosial masyarakat serta Masjid menjadi tempat tumbuhnya

generasi-generasi keemasan yang akan menyongsong

kebangkitan umat Islam.

Kontribusi yang serius dari fauziljuga ditunjukkan

dengan pembuatan fitur tadarus. Fauzil mengungkapkan,

“Kita bisa membuka Al-Qur’an dengan

mudah di Masjidku Apps, karena kerjasama dengan

My Quran, insya Allah segala fitur kebutuhan

mempelajari Al-Qur’an pun sudah cukup lengkap.

Dimulai pola membuat kelompok tadarusan dengan

teman-teman, ada penanda surat bacaan sampai

notifikasi giliran mengaji.”86

Adanya fitur ini menambahkan peran kontribusi Fauzil

untuk memajukan Aplikasi Masjidku, namun yang sangat

disayangkan sampai detik ini Masjidku belum bisa bangkit dan

menyelesaikan problematikanya.

Melihat dinamika yang saat ini terjadi pada performa

komunikatif Aplikasi Masjidku dalam mengelola informasi

digitalnya, Lely Arrianie selaku pakar ilmu komunikasi

menyebutkan ada tiga masalah prinsip yang menurutnya harus

dicermati, karena hal itu sangat mempengaruhi seluruh

performa yang ada, yaitu permasalahan kredebilitas

narasumber atau orang-orang yang berada di Masjidku, konflik

internal, dan fenomena interpersonal. Lely menyampaikan,

“Dalam satu organisasi itu biasanya ada mode-

model komunikasi yang beragam, bisa struktur, bisa

jaringan, nah yang menjadi masalah adalah mau

86 Wawancara dengan Fauzil Hamdi pada 14 Mei 2018

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

124

model komunikasi apapun itu dibutuhkan kredebilitas

narasumber. Kredebilitas narasumber itu adalah

komunikator. Makannya kenapa saat ini kita tidak

boleh melihat model komunikasi itu dengan model

laswell, karena model tersebut telah gugur. Karena

laswell hanya memuat lima unsur yaitu siapa

mengatakan apa, medianya apa, pesanya apa, siapa

yang menerima, efeknya apa tapi dia tidak ada

umpan balik. Nah dalam perkembangannya entah itu

komunikasi apapun, mau itu komunikasi organisasi,

komunikasi antar budaya, komunikasi politik, sampai

ke komunikasi sosial, semuanya itu membutuhkan

efek yang menjadi umpan balik. Barangkali yang

terjadi pada Masjidku Apps tidak ada lagi umpan

baliknya, stagnan di periode tertentu. Nah menurut

saya itu harus ditelusuri bagaimana pendapat dari

audience atau komunitasnya untuk mencari tau.

Kenapa ga aktif lagi? kenapa ga ikut mempopulerkan

lagi kegiatan dari program yang di canangkan masjid

bapak sendiri. Selain masalah di keredebilitas

narasumber, bisa juga terjadi karena konflik internal,

tujuan yang dipahami tidak lagi sejalan istilahnya

“goal” sudah tidak sejalan dalam komunikasi itu.

Bisa juga adanya fenomena interpersonal anggota

organisasi. Mungkin ada yang tersumbat

komunikasinya sehingga kepentingan masing-masing

pihak itu tidak terakomodasi. Bisa juga programnya,

sudah tidak menarik lagi, biasanya dalam

perusahaan yang bersifat teknologi dibutuhkan

inovasi. Saya pikir masalah diatas itu prinsip.”87

Kredebilitas narasumber yang dimaksud oleh pakar yaitu

berfokus pada komunikasi ke dalam dan keluar, kredebilitas

yang bersifat keluar ini yaitu kemampuan orang-orang yang

berada di Masjidkudapat mengkomunikasikan sedemikain

87 Wawancara dengan Lely Arrianie pada 20 Juli 2018

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

125

rupa agar menarik jamaah maupun takmir Masjid atau

Mushala untuk menggunakan aplikasi ini serta mampu

menjelaskan urgensi dari penggunaan teknologi digital seperti

Aplikasi Masjidku. Sedangkan yang bersifat ke dalam, yaitu

kemampuan masing-masing anggota tim Aplikasi Masjidku

berhasil menjadi komunikator dan komunikan yang baik. Ada

feedback yang terjadi sehingga komunikasi berjalan dengan

baik dan efektif. Namun pakar melihat ada komunikasi yang

terputus terutama dalam internal tim. Terputusnya komunikasi

antar individu dalam tim ini disebabkan karena perbedaan

jarak dan waktu sehingga tim yang terdiri dari Narenda, Johar

dan Fauzil tidak bisa rutin menjalankan fungsinya

komunikasinya dengan baik. Dari banyak terputusnya

komunikasi itu juga menjadikan Masjidku terhenti ataupun

terhambat di dari tahun ke tahun.

Konflik internal juga dilatarbelakangi dengan

menurunnya performa Masjidku, trauma masa lalu membuat

segala aktivitas Masjidku berjalan tidak harmonis dan penuh

rasa takut untuk bangkit. Masalah diatas seharusnya bisa

teratas dengan kuncinya yaitu fokus kepada tujuan awal

perusahaan yang bertumpuan terhadap visi dan misinya.

Seharusnya konflik internal harus disikapi dengan memaknai

hikmah yang tersirat yaitu berfikiran untuk tidak akan pernah

mengulangi kembali hal-hal yang tidak diinginkan sehingga

merusakan seluruh tatanan komunikasi yang ada di perusahaan

ini.

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

126

Selain itu, fenomena interpersonal yang terjadi pada

masing-masing individu di dalam tim Aplikais Masjidku ini

sangat beragam, dari mulai tidak terakomodasinya keinginan

masing-masing individu, seperti keinginan Johar yang

menginginkan Masjidku lebih terbuka dalam hal mencari

sumber keuangan tanpa harus mengandalkan donatur yang

belum jelas kapan masuknya, ataupun keinginan Fauzil yang

ingin mengembangkan model crowdfunding yang saat ini

masih terhambat di masalah pendanaan serta keputusan

pimpinan perusahaan, atau bisa jadi keinginan yang justru

berbeda dari Narenda agar Masjidku berjalan apa adanya dan

tidak perlu adanya tindak lanjut pengembangan secara besar-

besaran.

Fenomena interpersonal lainnya bisa terjadi karena

komitmen awal yang saat ini berubah karena kondisi tertentu.

Komitmen diantara tim Masjidku yang pada awalnya ingin

menjadikan Aplikasi Masjidkusebagai basis informasi

kekuatan Masjid juga sebagai media pendukung

memakmurkan Masjid, dan komitmen untuk saling

berkontribusi demi kemajuan Aplikasi Masjidku kedepannya,

namun ternyata komitmen itu telah rapuh diantara timnya.

Berdasarkan analisa yang peneliti lakukan, peneliti

memberikan kritik terhadap kondisi kinerja performa

komunikatif yang saat ini terjadi di Aplikasi Masjidku.

Pertama, sikap tertutupnya Narenda selaku CEO Aplikasi

Masjidku, sudah seharusnya sebagai aplikasi yang sudah

mampu bertahan hampir kurang lebih 5 tahun ini berubah dan

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

127

mencari pola yang baru untuk mempertahankan dan

memajukan Aplikasi Masjidku. Aplikasi ini butuh inovasi agar

dapat bersaing maupun mewarnai dunia aplikasi digital di

Indonesia. Sikap Narenda yang memilih untuk tertutup

terhadap kolaborasi pendanaan Masjidku inilah yang

menjadikan masjidku terus mengandalkan donatur. Seandaikan

memiliki donatur tetap pun tidak menjadikan perusahaan ini

mandiri dalam menjalankannya, akhirnya hanya

mengandalkan pemberian dari orang lain. Jika saja problem

tersebut terselesaikan maka satu persatu bagian-bagian

masalah Aplikasi Masjidku dari mulai operasional hingga

teknis akan berjalan kembali. Sebab tak dapat dipungkiri

semua aktivitas memerlukan ekstra tenaga maupun ekstra

dana, jadi kemandirian dalam keuangan harus diutamakan.

Kedua,Sejauh ini tim Masjidku dalam menjalankan

fungsinya masih belum maksimal. Performa tidak akan efektif

terjadi jika masing-masing anggota tim terpisah jarak dan

waktu yang begitu jauh. Keterbatasan ini harus segara

diselesaikan. Narenda dan tim di dalamnya harus bersepakat

menyatukan kantor ataupun tempat mereka semua berinteraksi

satu sama lainnya. Dengan begini, hambatan untuk

berkomunikasi yang selama ini terjadi bisa terselesaikan.

Ketiga, Masjidku harus intropeksi diri untukkembali

fokus kepada tujuan awal. Menyatukan kembali tujuan awal

perusahaan berarti juga berfokus terhadap pencapaian-

pencapaian yang harus didapatkan.Aplikasi Masjidku akan

maju dan berpengaruh besar di masyarakat jika semua anggota

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

128

tim Masjidku fokus mengerjakannya. Harus ada waktu yang

dikorbankan, harus ada waktu luang yang ditukar dengan kerja

keras dan ada waktu untuk melakukan perubahan yang

bemanfaat. Narenda, Fauzil dan Johar harus fokus menggarap

Masjidku jika aplikasi ini ingin terus eksis dan bermanfaat

untuk umat.

Keempat, inovasi program Aplikasi Masjidku terlalu

luas, inovasi harus spesifik menyasar kepada objek yang

bersifat membina dan berkesinambungan, sehingga objek

sasarannya tidak hanya salah, sehingga aplikasi hanya

dinikmati sendiri dan terkesan tidak ada tindak lanjut yang

pasti kedepannya. Inovasi Program yang unik sangat

dibutuhkan, tentu tidak dimiliki oleh perusahaan lain sehingga

menjadi kekhasan dari Masjidku yang bisa selalu dibawa dan

diperkenalkan ke masyarakat luas. Seperti mengakomodasi

fitur infaq digital secara transparan untuk Masjid dan Mushala

yang bergabung di Aplikasi Masjidku. Karena akan percuma

menerapkan infaq digital tetapi posisi Masjidku hanya sebagai

perantara infaq jamaah ke Masjid yang tentu lembaga amil

zakat yang jumlahnya ratusan di Indonesia juga bisa

melakukannya.

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

129

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti dapat

menyimpulkan:

1. Dalam upaya mempertahankan syiar dakwah di Aplikasi

Masjidku ternyata mengalami penurunan minat takmir

Masjid dan jamaah yang sangat signifikan. Faktor

terjadinya hal tersebut ada enam.Pertama, adalah habisnya

dana operasional karena mengandalkan donatur yang tidak

tetap. Kedua, sulitnya memberikan edukasi kepada

pengurus Masjid dan Mushala yang rata-rata sudah sepuh

usianya sehingga berakibat kepada sulitnya beradaptasi

dengan perubahan teknologi yang sangat cepat terjadi di

zaman ini. Padahal Aplikasi Masjidku sudah dibuat

semudah mungkin dalam penggunaanya. Ketiga,tim

Aplikasi Masjidku sudah berupaya mengumpulkan para

remaja dan pemuda Masjid di berbagai wilayah, namun

hasilnya semuanya nihil, karena permasalahan yang vital

yaitu kurang mendapatkan perhatiandan tidak mendapatkan

otoritas dari dewan takmir Masjid kepada para remaja

masjid dalam mengakses pengelolaan media Masjid dan

Mushalahnya. Keempat,perbedaan cara berpikir takmir

Masjid dengan tim Aplikasi Masjidku dalam

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

130

mengkomunikasian urgensi penggunaan teknologi di

Masjid dan Mushala. Sehingga dari ketidak sinkronan

mindset inilah takmir banyak menolak Aplikasi ini

digunakan di Masjid atau Mushalanya, padahal Aplikasi

Masjidku sudah mengemas bahasa serta konten secara

ringan dan diprediksi mudah diterima oleh para takmir

Masjid. Kelima, mulai ditinggalkannya Aplikasi ini karena

sudah tidak menarik lagi fitur-fitur yang ditawarkan serta

desain yang terlalu membosankan sehingga terjadi

perpindahan massa untuk pindah ke aplikasi lainnya yang

saat ini banyak digunakan masyarakat.Keenam, tidak

adanya basis wilayah yang kuat untuk Masjidku bisa

menerapkan secara berkala sistem aplikasi yang sudah

mereka buat, walaupun Masjidku sudah berupaya membuat

basis wilayah kekuatan di Jakarta Selatan akan tetapi

manajemen kurang baik untuk mengakomodir Masjid dan

Musholah tersebut, alhasil ekosistem yang diharapkan

menjadi peta kekuatan saat ini tidak dapat tercapai.

2. Tim Aplikasi Masjidku telah melakukan berbagai macam

programnya untuk menyebarkan syiarnya di masyarakat.

Berkaitan hal itu jugatim Aplikasi Masjidku harus

memperhatikan sinergitas antar timdi dalam menjaga

budaya organisasi yang ada di dalam perusahaan tersebut.

Berikut lima performa komunikatif yang sudah dijalankan

oleh tim Aplikasi Masjidku. Pertama, dalam performa

ritual yang terjadi, tim Aplikasi Masjidku yang terdiri dari

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

131

Narenda, Johar dan Fauzil melakukan kegiatannya dengan

menerapkan rapat online di setiap kesempatannya, rapat ini

tidak rutin dilaksanakan karena jauhnya posisi wilayah

ketiganya dan tidak dalam satu kantor. Hal ini berimbas

kepada terhambatnya komunikasi sehingga berpengaruh

kuat terhadap lambatnya perkembangan Aplikasi Masjidku

dari tahun ke tahun.Kedua, performa hasrat ini dapat

dirasakan tim Aplikasi Masjidku ketika bertemu dalam

rapat offline. Ketiganya saling mengungkapkan kisah-kisah

menarik yang cukup terpendam lama yaitu seputar

pekerjaan yang dilakukannya di Aplikasi Masjidku baik itu

cerita kendala dan sulitnya interaksi dengan beberapa

takmir Masjid, apresiasi Masjid dengan teknologi

Masjidku, maupun cerita aktivitas mengelola sistem data

komputer di Masjidku. cerita-cerita yang banyak ini masih

bisa terjadi walaupun tidak banyak intensitas pertemuan

yang dilakukan ketiganya. Ketiga, performa sosial tim

Aplikasi Masjidku mencoba menjaga hubungan baik

diantara individu-individu yang berada di internal tim

Masjidku. walaupun perusahaan ini pernah terjadi konflik

yang cukup besar antar pendirinya, hingga akhirnya konflik

tersebut bisa di redam dengan saling memahami satu sama

lainnya. Namun dari konflik tersebut menimbulkan sikap

traumatis berkepanjangan seperti kehilangan semangat

mengembangkan Aplikasi Masjidku.Keempat,performa

politis tim Aplikasi Masjidku sudah berjalan sesuai dengan

porsinya masing-masing individu di dalam tim. Namun

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

132

idealisme CEO perusahaan memilih menghiraukan

beberapa masukan dari individu tim, sehingga membuat

perkembangan Masjidku terhambat.Kelima, perfroma

enkulturasi yaitu mendukung pengetahuan dan keahlian

dalam pekerjaan tim Aplikasi Masjidku dari proses

penyerapan hasil kinerja di lapangan. Performa enkulturasi

sebagai kredebilitas individu maupun perusahaan ini belum

dimaksimalkan dengan baik oleh tim Aplikasi Masjidku,

padahal masing-masing individu memiliki keahlian yang

sangat baik di bidangnya. Diperlukan proses kreativitas dan

inovasi untuk peningkatan performa tersebut.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti

memiliki saran sebagai berikut:

1. Untuk Tim Aplikasi Masjidku

a. Tim Aplikasi Masjidku hendaknya membuka diri

untuk memberikan kesempatan kepada investor

muslim menginvestasikan dananya di Masjidku

maupun peluang kerjasama dengan penyedia jasa

iklan. Dengan membuka diri, problem mengenai

keterbatasan dana operasional dan sulitnya berinovasi

akan bisa teratasi.

b. Tim Aplikasi Masjidku sebaiknya menetapkan tempat

berkantor yang sama. Agar hambatan komunikasi

yang terjadi karena jauhnya jarak antar tim lainnya

bisa diselesaikan dan bisa beroperasi dalam satu

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

133

tempat dengan baik sebagaimana perusahaan pada

umumnya.

c. Tim Aplikasi Masjidku hendaknya menetapkan fokus

pekerjaanya, karena yang terjadi saat ini tidaknya

adanya fokus antar tim sehingga tidak ada waktu

prioritas untuk menggarap Aplikasi Masjidku

kembali.

d. Tim Aplikasi Masjidku sebaiknya mulai mencari ide

kreatif dan inovasi yang unik untuk programnya dan

hal itu tidak dimiliki perusahaan yang sejenis

Aplikasi Masjidku ini. Tentu program tersebut harus

yang berkesinambungan, berefek luas dan dapat

dirasakan manfaatnya untuk Masjid dan umat Islam.

2. Untuk kalangan akademisi

Sebaikan kajian seputar performa komunikatif

terus dikembangkan. Riset ini dapat ditindaklanjuti

dengan meneliti performa komunikatif yang terjadi

pada organisasi, perusahaan berbasis teknologi maupun

komunitas lain sehingga dapat memberikan

sumbangsih terhadap cara komunikasi yang lebih baik.

C. Kekurangan

Peneliti membahas seputar performa komunikatif yang

terjadi di dalam sebuah perusahaan teknologi di tahun 2018 ini

dengan memberikan penjelasan pada awal pendiriannya

hingga saat ini, dengan segala keterbatasan peneliti hanya

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

134

dapat menyuguhkan beberapa problem atau turunan dari

performa komunikatif ini dan tidak fokus membahas

mendalam terkait dinamika lainnya diluar perusahaan seperti

hubungan atau interaksi komunikasi dengan takmir Masjid dan

Mushala secara khusus.

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

135

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Andrew F. Wood & Matthew J. Smith. Online

Communication: Linking Technology, Identity and

Culture. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates,

Inc. 2005.

As-Suyuthi, Syekh Jalaluddin. Mukhtasor al-Muzani Fi

Furu’asy-Syafi’iyah. Mesir: Dar Hijr. 2003.

B. Walther, Joseph. “Computer-Mediated Communication:

Impersonal, Interpersonal, and Hyperpersonal

Interaction” Communication Research Vol.23,

Californi, USA: Sage Publications, Inc.1996.

Blossom, Jhon.Content Nation: Surviving and Thriving as

Media sosial Changes Our Work, Our Lives, and

Our Future. USA: Wiley Publishing. 2009.

Breakendridge, Solis.Putting the Public Back in Public

Relations: How Media sosial is venting the Agging

Business of PR. New Jersey: Pearson Education.

2009.

Faules, R. Wayne Pace and Don F. Komunikasi Organisasi

Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2013.

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

136

Jauhari, Thantawi. Al-jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim.

Beirut: Mu’sasah Musthafa al-Babi al-Halabi. 1995.

J. Moloeng, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT.

Remaja Karya. 1997.

Lievrouw, Leah A. dan Livingstone, Sonia. Handbook of New

Media. London: Sage Publications. 2006.

Lincoln, and Denzin. Handbook of Qualitative Research. Sage

Publication. 1998.

Muwarni, Endah.“Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi”

dalam Irwansyah, ed., The Reposision of

Communication in the Dynamic of Convergence:

Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.

Rogers, Everett M. Communication Technology: The New

Media In Society. Michigan University New York:

Free Press; London; Collier Macmillan. 1986.

Royston, Creeber, Glen dan Martin. Digital Cultures:

Understanding New Media. Berkshire: University

Press. 2009.

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

137

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah Pesan Kesan dan

Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati. 2004

Thurlow, Crispin, Laura Lengel and Alice Tomic. Computer

Mediated Communication: Social Interaction and

The Internet. California: SAGE Publications.2004.

Tankard Jr, Werner J. Severin & James W. Teori Komunikasi

Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media

Massa.ed.,Communication Theories: Origins,

Methods, & Uses in the Mass Media. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group. 2005.

Turner, West. Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis

dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. 2008.

B. JURNAL

A.M Ahmed, A.R. Raheem, P. Vishnu. Impact of Product

Packaging on Consumer’s. European Journal od

Scientific Research. 2004.

Purwanto, Yedi, Muhammad Taufik dan Asep Jatnika. Peran

Teknologi Informasi Dalam Perkembangan Dakwah

Mahasiswa. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

2017. Terarsip dalam

https://journals.itb.ac.id/index.php/sostek/articel/view/38

16.

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

138

Tripambudi, Sigit, Edwie Arif Sosiawan dan Basuki Agus

Suparno. Computer Mediated Communication Situs

Jejaring Sosial dan Identitas Diri Remaja. Yogyakarta:

Universitas Pembangunan “Veteran” Yogyakarta. 2012.

Terarsip dalam

https://media.neliti.com/media/publications/99839-ID-

computer-mediated-communication-situs-je.pdf.

C. DOKUMEN DIGITAL

Reddia, Aditya. Studi Banding Masjid Jogokariyan dan Hasan

Jufri Bawean. Jakarta: Slide of Persentation. 2016.

Zauhary, Johar. Masjidku: Sahabat Masjidku Kontes. Jakarta:

Masjidku Press. 2016.

Zauhary, Johar. Restoring Mosque as the Heart of Islamic

Civilization vol.4. Jakarta: PowerPoint Presentation.

2017.

D. WEBSITE

Adib Thoriq, diakses pada tanggal 24 Mei 2018 pukul 11.19

WIB, dari https://www.teknojurnal.com/adib-

toriq/amp/

Aplikasi Mesjidku Layanan Jejaring Sosial Untuk Masjid,

diakses pada tanggal 10 Mei 2018 pukul 21.19 WIB,

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

139

dari https://www.kanalsatu.com/id/post/44603/aplikasi-

mesjidku-layanan-jejaring-sosial-untuk-masjid

Jumlah Penganut Agama di Indonesia Tipa Provinsi, diakses

pada tanggal 14 Februari 2018 pukul 12.00 WIB, dari

http://tumoutonews.com/2017/11/08/jumlah-penganut-

agama-di-indonesia-tiap-provinsi/

Karakter dan Perkembangan Bisnis Startup di Indonesia,

diakses pada 13 April 2018 pukul 19.08 WIB, dari

https://www.jurnal.id/id/blog/2017/karakter-dan-

perkembangan-bisnis-startup-di-indonesia

Modal Startup, diakses pada tanggal 20 Juli 2018 pukul 20.54

WIB, dari https://dailysocial.id/post/modal-startup/

Orang Baik, diakses pada tanggal 24 Mei 2018 pukul 10.58

WIB, dari https://kitabisa.com/orang-baik/2270

2 Billion Consumers Worldwide Smartphones, diakses pada

tanggal 14 Februari 2018 pukul 13.27 WIB, dari

https://www.emarketer.com/m/articel/2-Billion-

Consumers-Worldwide-Smartphones-by2016/1011694

8 Alasan Psikologis Mengapa Orang Membeli Produk Anda,

diakses pada tanggal 20 Juli 2018 pukul 22.27 WIB,

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

141

LAMPIRAN

Transkrip Wawancara

Keterangan:

T: Tanya

J: Jawab

Nama Narasumber: Muchdlir Johar Zauhary

Pekerjaan : Konsultan Bisnis

Waktu Wawancara: 10 Mei 2018

Tempat: Neighborhood Coffe Distrik Emerlad Bintaro

T: Bagaimana awal mula mas Johar bergabung di Masjidku

Apps?

J: Sekitar tiga tahun lalu, waktu itu ada temen saya bernama

Narenda, waktu itu diajak diskusi santai terus menceritakan satu

ide dan pada saat itu sudah ada protipe aplikasinya yang saat ini

dinamakan Masjidku. Disitu beliau menjelaskan mengenai fitur,

potensi pasar, dll yang akan nantinya akan dicapai oleh masjidku.

Disitu saya lihat Masjidku itu adalah suatu proyek sosial yang

punya tujuan baik yaitu untuk membantu masjid dan musholah

seluruh Indonesia untuk bisa mengenalkan teknologi serta

menyebarkan informasi kepada yang biasa datang ke masjid atau

musholah itu dan ada tujuan memakmurkan masjid secara

ekonomi. Kemudian saya berpikir bahwa ide ini bagus, karena

tidak melulu bicara komersil tetapi lebih kepada perubahan atau

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

142

kontribusi sosial yang ingin dicapai oleh Masjidku ini. Setelah

beberapa hari yang fikirkan matang-matang akhirnya saya

memutuskan untuk bergabung di Masjidku Apps.

T: Pekerjaan apa saja yang rutin mas Johar lakukan Masjidku?

J: Di awal awal berdirinya Masjidku ini, sebenarnya kita dibagi

menjadi dua function besar, satu itu namanya teknikal tim dimana

mereka mengerjakan semua hal-hal yang berbau dengan teknik

mulai dari pengembangan aplikasi maupun website, ada juga

bagian manajerial tim, karena saya tidak punya keahlian bidang

teknikal jadi saya mengambil bagian manajerial tim. Yang saya

kerjakan ada beberapa hal di tim ini, yaitu konseping, karena

waktu itu prototipe masjidku udah ada tapi secara dokumentasi,

promosi, strategi untuk mencapai beberapa parameter dan

beberapa tujuan yang akan kita capai itu belum ada sama sekali,

Disitu saya memainkan fungsi saya dengan salah satunya

membuat saya buat roundmap job selama kurun waktu kedepan.

Kedua, pekerjaan yang terkait dengan hubungan pihak-pihak

terkait, mulai dari pengurus musholah, masjid, Dewan Masjid

Indonesia, beberapa media massa juga, karena to be honest untuk

bisa berhasil mengembangakan masjidku itu memang kita tidak

bisa berdiri sendiri dan butuh orang lain juga, yang paling penting

sebagai objek kita yaitu orang masjid dan musholah.

Ketiga, berusaha memikirkan dan mengusahakan bagaimana

Masjidku Apps nantinya bisa melakukan funding, lebih

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

143

sustainable dengan membuat suatu strategi pendanaan mandiri,

entah dari produk-produk komersial dsb. Kalau berbicara cara

kerja kita, waktu itu tim teknis kita berada di Malang jadi kita

tidak bisa sering-sering ketemu fisik, untuk menjalin

komunikasinya biasa lewat Whatsapp, rapat online dengan skype

maupun trello. Jadi kalau misalnya kita ada testing features dari

aplikasi, tim teknis akan update dan tim manajerial akan coba

trial error nya kemudian dibuat evaluasi dengan rapat online.

T: Bagaimana bentuk komunikasi mas Johar terhadap mas Narenda,

mas Fauzil dan anggota tim lainnya?

J: Bebicara mengenai Narenda, sebenarnya sebelumnya saya sudah

pernah bekerja dengan beliau, jadi banyak sedikitnya tau

mengenai karakter beliau saat bekerja, to be honest beliau

orangnya fair dengan seluruh anggota tim, terutama terhadap

saya, saya punya keleluasaan untuk berkreasi dan beliau selalu

setuju dengan ide-ide saya. Beliau bukan tipe pengekang ya,

sejauh pekerjaanya itu tujuannya baik, kebutuhan sumber daya

nya jelas kemudian ada manfaatnya dia akan setuju. Menurut

saya komunikasi yang kurang efektif itu dengan tim teknis di

Malang saat itu dan sekarang pindah ke Bandung, kemudian

bekerja dalam satu tim bernama Masjidku, whicis itu akan

menjadi kendala buat saya. Kalau ketemuan face to face setiap

saat pasti akan jauh lebih efektif daripada ketemuan lewat dunia

maya, karena kita tidak bisa membaca ekspresi mereka, apakah

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

144

mereka masih semangat atau engga, atau mereka sedang mood

atau engga.

T: Apa kendala yang sering anda dihadapi di dalam tim maupun

terhadap pengguna atau user Masjidku diluar sana?

J: Kendala ada banyak, pertama kendala internal, jadi waktu itu kita

mendapat dukungan dana dari donatur yang tau masjidku ini

memang bagus untuk dikembangkan dan kita jadikan dana itu

sebagai dana operasional, tetapi karena mungkin ada satu dan lain

kendala akhirnya kita ketika kita kehabisan bensin ceritanya, atau

dalam hal ini misi belum selesai tetapi kekurangan dana di tengah

jalan, dan pada saat itu saya pribadi sampai sekarang masih ingin

menghidupkan Masjidku kembali. By the way melihat masalah

ini saya selalu mencoba ikhlas karena Masjidku ini bukan sesuatu

yang komersial jadi saya jadi manage ekspetasi, jadi semisalnya

saya tidak dibayarpun saya akan tetap ada di tim ini. Tetapi

sayangnya untuk beberapa orang atau tim teknis Malang itu

karena mereka sudah beda fokus, aspirasi dan lain-lain akhirnya

mereka harus berhenti. Jadi kendala yang sebenarnya adalah

menemukan orang-orang yang bener-bener ikhlas untuk

menjalakan Masjidku ini, karena ini bukan project duniawi

semata.

Kedua, jadi waktu itu saya pernah mengembangkan satu skema

kerelawanan atau volunteerism dengan merekrut beberapa

mahasiswa untuk menjadi bagian dari Masjidku sesuai dengan

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

145

keahlian yang mereka minati, kalau misalkan bisa membuat

desain diarahkan ke desainer media sosial, bisa membuat konten

diarahkan menjadi copywriter, tetapi juga kurang berhasil. Ada

beberapa penyebabnya, biasa kalau kita menghadapi mahasiswa

kadang mereka semangat di awal tetapi tidak bisa me-manage

semangat mereka sampai akhir, akhirnya mereka juga berhenti.

Kalau kendala eksternal, satu tantangan terbesar adalah

mengedukasi pengurus masjid dan musholah, karena mayoritas

dari mereka adalah orang-orang yang sudah sepuh, walaupun

mereka pengguna smartphone tetapi untuk mengadopsi dan

memakai aplikasi sangat lambat sekali, walaupun feature aplikasi

kita buat dengan sangat bagus tetapi karena mereka tidak bisa

mengadaptasi digitalisasi ini dengan cepat hingga akhirnya

mereka berkesimpulan bahwa aplikasinya susah untuk dipakai.

Disini yang saya garis bawahi adalah, sumber daya yang dipakai

untuk mengedukasi orang masjid itu sangat banyak sekali, waktu

itu ada acara training bersama, kemudian mengundang 20-30

pengurus masjid di satu kota wilayah, awalnya sambutannya

bagus, tetapi karena ada jurang pemisah antara yang muda

dengan yang purna usia akhirnya penggunaan Masjidku kurang

optimal.

T: Apakah ada usaha untuk menghilangkan jurang pemisah antara

kemampuan orang muda di Masjidku dengan pengurus masjid

yang mayoritas sudah purnah usia tersebut?

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

146

J: Dulu pernah kita punya ide bagaimana kita menyasar ke remaja

masjid atau musholah di Indonesia, karena kan mereka lebih

milenial mereka lebih bisa menggunakan aplikasi dengan cepat

dan paham perubahan tapi kendalanya adalah antara remaja

masjid dengan pengurus masjidnya banyak yang tidak diberikan

otoritas atau hak untuk mengelola media masjid atau musholah

yang bersangkutan, jadi ketika anak mudanya sudah berkomitmen

mau menggunakan Masjidku, tetapi dari pengurus masjid atau

musholahnya tidak memberikan akses jadinya tidak bisa

dijalankan. Disamping itu juga banyak media sosial yang

menurut mereka lebih bisa dipakai daripada Masjidku seperti

Instagram, Twitter maupun Facebook dan merekapun sudah

memakai itu lebih dulu, akhirnya mereka kembali memakai

media-media tersebut. Sampai sekarang kita belum jalankan

alternatif formulanya menyelesaikan masalah ini tetapi

kedepannya kita mau coba jalankan formula tersebut. Salah

satunya dengan banyak memfollow up masjid dan musholah yang

sudah tergabung, memberikan prosedur pemakaian yang jauh

lebih simple dan membuat SOP yang memudahkan para

pengguna maupun admin-admin masjid. Tetapi kalau untuk

mendatangi satu persatu masjid dan musholah yang ada di

Indonesia, sumber daya kami belum memadai.

T: Apakah pernah masjidku ingin dijual atau ada yang berminat

untuk membelinya?

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

147

J: Beberapa waktu lalu Masjidku itu mau dibeli dengan harga yang

fantastis tapi karena Narenda tidak mengizinkan akhirnya tidak

jadi, ada juga yang mau beli beberapa persen saham masjidku

bahkan ada yang mau kerjasama pemasangan iklan di Masjidku

juga ditolak oleh Narenda, saya sebagai COO pun kalah pendapat

dengan beliau ini. Mungkin ingin masjidku seperti ini saja flat

tidak ada inovasi dan usaha memutarkan uang untuk operasional

atau apa saya pun merasa bingung.”

T: Adakah cerita unik atau berkesan ketika berinteraksi dengan tim

maupun dengan pengguna?

J: Ada, dan Alhamdulillah banyak cerita yang bagus-bagus banyak

yah, tapi disini saya mau cerita yang tidak enaknya ya, ada cerita

yang mengesalkan, ketika waktu itu saya datang ke masjid

dikiranya saya adalah seorang zoinis dan saya pernah dituduh

sebagai antek-antek kapitalis karena saya mempromosikan

teknologi apalagi berbasis keagamaan. Saya juga pernah dituduh

sebagai sekte sesat Ahmadiyah, atau pendanaanya pasti dari

orang-orang Syiah wah disitu saya ketawa dan sedih juga ya,

segitunya sesama saudara muslim dituduh macem-macem

padahal disitu saya ikhlas, dan sayapun seorang ahlussunah wal

jamaah, tapi saya melihat itu bukan sebagai penghinaan tapi

yasudah mungkin karena memang mereka tidak tahu, walaupun

awalnya kaget tiba-tiba dateng ke masjid dituduh macem-macem.

Ada lagi pengalaman, ketika saya ke masjid, dikiranya minta

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

148

sumbangan dan minta uang, padahal kan engga, dan saya ga

pernah minta uang sepeserpun ke masjid.

T: Bagaimana tanggapan anda melihat saat ini semakin banyak

startup berbasis masjid juga di Indonesia ? Apakah Masjidku

merasa terancam eksistensinya?

J: Saya tidak melihat banyaknya aplikasi islam di Indonesia sebagai

ancaman, saya pun memperhatikan banyak sekali memang

aplikasi yang secara fitur-fitur dan fungsi sama dengan Masjidku,

tetapi kita lihat sekarang mereka tidak bisa bertahan dengan

produknya tersebut. Karena saya yakin mereka pun mengalami

kendala yang sama dengan kami di Masjidku, diantaranya adalah

sulitnya mengedukasi para pengguna dan kesulitan mendapatkan

dan memanajemen pendanaan. Tetapi kalau kita lihat lebih global

ada aplikasi namanya Masjeed, Muslim Pro,dll maupun aplikasi

lain di negara tetangga yang saya lihat fungsinya tidak

menghubungkan ummat kepada masjid tetapi lebih kepada

penunjang ibadah secara individu, sangat bagus dan saya pun

banyak belajar dengan aplikasi-aplikasi tersebut.

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

149

Nama Narasumber: Narenda Wicaksono

Pekerjaan : Developer/CEO Masjidku Apps

Waktu Wawancara: 10 Mei 2018

Tempat: Neighborhood Coffe Distrik Emerlad Bintaro

T: Bagaimana awalnya Masjidku didirikan?

J: Awalnya adalah membuat aplikasi untuk Masjid Emerald saja.

Tapi karena banyak masjid yang meminta, akhirna dibuatkan

versi yang bisa dipakai oleh banyak masjid. Itulah awal masjidku

dibuat dan selanjutnya dikembangkan terus sampai saat ini

T: Bagaimana semangat atau motivasi dalam membuat Masjidku

Apps?

J: Ada 3 hal yang menjadi motivasi dalam membuat masjidku

diawal adalah yang pertama sulitnya melakukan control atas dana

infaq masjid yang masuk, kedua yaitu kendala komunikasi untuk

memberikan transparansi soal penggunaan data, dan ketiga yaitu

biaya tinggi untuk memberikan informasi soal kegiatan-kegiatan

dakwah. Akhirnya kami membangun masjidku dengan tujuan

untuk meningkatkan kualitas ibadah sekaligus ukhwah Islamiyah

antar umat muslim, mengurangi secara signifikan biaya untuk

broadcast informasi sehingga dapat dimaksimalkan untuk hal

yang lain, serta meingkatkan partisipasi dan rasa kepemilikan dari

umat terhadap masjidnya.

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

150

T: Bagaimana perkembangan startup di Indonesia dan menurut

anda serta bagaimana semangat orang membuat aplikasi berbasis

masjid?

J: Di tahun ini tren startup cenderung menurun, melihat laporan

dari techinasia kondisi ini belum bisa mejadi patokan untuk

menentukan tren tahun 2018. Namun disisi lain, mengenai

pendanaan ada GO-JEK yang ditahun ini mengumumkan

pendanaan besar dari para investor, setelah sebelumnya pada

tahun 2017, Traveloka dan Tokopedia juga mengumumkan telah

mendapatkan pendanaan yang besar.

Kembali ke Masjidku ini, semangat kita dari awal adalah

semangat berjamaah dalam pembuatan aplikasi ini, melihat tren

juga menurut saya menurun karena jumlah aplikasi yang lahir

tidak sebanyak 2-3 tahun yang lalu.

T: Ada berapa platform? Dan platform apa yang paling banyak

digunakan di Masjidku?

J: di Masjidku kita memakai tiga platform, pertama yaitu

Masjidku Apps, sebuah media sebaran lewat sebuah aplikasi di

smartphone Android; Kedua yaitu Masjidku Website yaitu

plaform yang dipakai atau bisa dibuka di web browser teman-

teman pengguna; Ketiga yaitu Masjidku TV, jadi platform ini

menggunakan mini PC sebagai otak pengolah informasinya dan

nanti langsung terhubung dengan jaringan lokal dan bisa di

pasang di TV Masjid atau musholah.

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

151

Berbicara mengenai mana yang lebih banyak dipakai, melihat

data kami yaitu Masjidku Web, sekitar 50 persen atau sekitar 143

juta orang telah terhubung jaringan internet sepanjang 2017,

setidaknya begitu menurut laporan teranyar Asosiasi

Penyelengara Jasa Internet Indonesia.

T: Mengapa bukan Apps yang paling banyak digunakan?

J: Saat ini banyak orang mengakses di Web dan nanti ujungnya

bermuara kepada pilihan untuk mendownload Masjidku Apps

ataupun cukup melihat informasi di Web. Tapi tetap yang kami

promosikan adalah Masjidku Apps untuk memudahkan

penggunaan.

T: Kendala yang dihadapi bai dari sisi komunikasi internal

maupun eksternal yaitu kepada pengguna?

J: Kendala internal kita di komunikasi tatap wajah langsung,

karena kita semua mengerjakan masjidku banyak mobile atau

berpindah tempat tidak stay di kantor semua, kecuali tim teknis

yang ada di Bandung yang kerja di dalam ruangan, berbeda

dengan tim manajerial yang saat ini di Bintaro. Jadi melihat hal

ini saya dan tim dibatasi jarak dan waktu.

Kendala eksternal karena waktu aplikasi Masjidku diluncurkan,

market masjid masih belum siap. Masjid di dominasi oleh

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

152

generasi yang belum terlalu familiar dengan penggunaan aplikasi

maupun internet. Selain itu sosialisasi kepada pengurus masjid

menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar karena mayoritas

pengurus masjid atau musholah berasal dari kalangan yang masih

jauh dengan teknologi.

T: Apa solusi mengatasi kendala tersebut?

J: Kendala interal kita selesaikan dengan rapat online

menggunakan Whatsapp dan Skype agar kesenjangan komunikasi

semakin kecil. Kendala eksternal sebenarnya masih kita racik

terus packing konten agar mudah, agar informasi bisa

tersampaikan secara maksimal kepada pengurus masjid.

T: Apakah ada cerita unik mengenai yang pernah anda alami

selama menjalankan Masjidku baik interaksi kepada interal tim

maupun kepada jamaah?

J: Salah satu pengalaman uniknya adalah saat menghadapi

pengurus masjid yang masih jauh dengan teknologi. Mengajarkan

kepada mereka untuk mengelola Masjidku harus benar-benar dari

awal mengenal konsep teknologi. Namun, kami masih semangat

karena ilmu yang bermanfaat adalah salah satu amal yang tidak

terputus.

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

153

Nama Narasumber: Fauzil Hamdi

Pekerjaan : Developer/CEO WALI Studio/COO Masjidku Apps

Waktu Wawancara: 14 Mei 2018

Tempat: Komplek Pos Giro, Jl. Purbakencana 1 No.1, Cipageran,

Cimahi, Jawa Barat.

T: Bagaimana pendapat anda mengenai perkembangan startup

digital berbasis islam di Indonesia?

J: Pendapat saya, sekarang ini kan banyak sekali anak-anak muda

yang mulai hijrah ditambah kesadaran tentang islam juga

semakin meningkat, walaupun islam di Indonesia banyak di teror,

dituduh macam-macam bahkan disakiti. Tapi teman-teman ini

memahami kalau islam itu rahmatan lil’alamin. Berkaca dari

itulah justru banyak orang yang simpati dengan islam, bahkan

orang islam nya pun sendiri kini banyak yang mempelajari islam

lebih tekun dan banyak berinovasi terhadap dakwah islam.

Kalau dulu awal-awal saya berkecimpung ke dunia startup islam

ini mulai banyak satu demi satu muncul apps baru yang

mengenalkan islam kepada dunia bukan hanya Indonesia, karena

itu tadi, mereka melek melihat kondisi islam saat ini dan harus

berbuat sesuatu di bidang teknologi. Kalau dilihat dari perspektif

bisnis, Indonesia dengan penduduk muslim mayoritas ditambah

dengan pemakain smartphone yang juga sangat tinggi dari tahun

ketahun. Jadi sudah tepat jika membuat startup islam saat ini.

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

154

T: Bagaimana sejarahnya anda bisa bergabung di Masjidku

Apps?

J: Ceritanya waktu itu saya lagi sholat jumat, terus ada kotak

infaq lewat di depan saya, terus saya berpikir “andaikan kotak

infaq ini dilakukan secara digital kapanpun dan dimanapun ga

harus nunggu solat jumat baru infaq”. Akhirnya disitu saya

teringat Narenda, lalu setelah jumatan saya langsung hubungi

Narenda, jadi Narenda itu teman saya di Bekraf, setelah itu saya

bertanya ke beliau apakah masjidku masih berjalan? Kata beliau

masih, tapi kurang efektif saat ini karena Masjidku sudah tidak

dipegang oleh tim yang ada di Malang, dari situ saya berinisiatif

untuk join di Masjidku untuk mewujudkan Infaq Digital tersebut

dan membantu menangani semua hal teknisnya mengantikan tim

yang ada di Malang.

T: Kenapa saat itu memilih Masjidku Apps?

J: Karena saat itu Masjidku banyak sekali artikel islam yang

bagus dan kebetulan saya suka sekali membacanya. Dari situ saya

melihat sangat berpotensi sebenarnya Masjidku bisa semakin

berkembang.

T: Sebagai CTO, Apa saja yang anda kerjakan di Masjidku Apps?

J: Kegiatan rutin adalah kita menangani bug yang membuat eror

di aplikasi, dan menangani feed dengan menggunakan native

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

155

android studio. Lebih banyak yang saya kerjakan itu by request

dari tim manajerial terutama instruksi langsung dari COO yaitu

mas Johar, misalkan butuh merombak desain, ada kesalahan atau

error di aplikasi, ada usulan penambahan fitur dan lain

sebagainya.

T: Bagaimana alur by request yang biasa anda kerjakan?

J: Alurnya itu misalkan ketika tim manajerial menginformasikan

ke saya bahwa ada kesalahan teknis penginputan data, misalkan

kesalahan tanggal kegiatan, yang seharusnya di dashboard admin

tanggal sekian ketika di tampilan user malah keluar di tanggal

yang berbeda. Misalkan lagi ada eror ketika masuk ke Apps nya,

terus kami cek kami hilangkan bug dan kami laporkan kembali ke

tim manajerial untuk bisa di test apakah sudah sesuai dengan

yang diinginkan. Misalkan ada lagi permintaan re-design, ukuran

teks di tab ini terlalu kecil bisa diubah ke teks yang lebih besar itu

biasa kami terima. Ujungnya nanti kepada tester oleh tim

manajerial sebelum di terapkan kembali ke aplikasinya.

T: Apa kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan Masjidku

Apps?

J: Kesulitannya di awal penyerahan ke saya di tahun 2016, saya

harus beradaptasi dengan teknis server yang ada sebelumnya

karena aplikasi Masjidku ini kita tahu dikerjakan oleh developer

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

156

yang lain. Tapi dari kesulitan itu justru kami jadi belajar dan

mendapatkan ilmu-ilmu baru di bidang IT.

T: Bagaimana bentuk atau kultur komunikasi yang biasa anda

terapkan kepada tim?

J: Komunikasi horizontal ya, menganggap semua sama, tidak ada

yang merasa lebih hebat karena jabatan, tidak ada yang lebih

rendah karena berbeda pandangan. Semua kita jalankan, niatnya

karena demi mendapatkan keridhoan dari Allah. Terbuka juga

jika ada permasalahan, di bicarakan atau di musyawarahkan

bersama, pokoknya semua asasnya kekeluargaan di Masjidku.

T: Pernah mengalami konflik di internal tim? Jika ada bagaimana

cara mengatasinya?

J: Konflik sih tidak ada, hanya beda pemikiran atau persepsi

kadang kali saya pribadi pun harus memahami, menelaah lebih

dalam sebelum memutuskan bersikap. Secara garis besar saya

tidak pernah merasa ada konflik dengan tim internal Masjidku.

T: Apa kendala yang anda rasakan ketika berkomunikasi dengan

tim internal?

J: Kendalanya pasti ada, Masjidku ini kan tim teknisnya disini

(ed:cimahi) kalau manajerial di Jakarta semua, ditambah kendala

waktu yang memang waktu itu saya menangani penuh aplikasi

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

157

buatan saya yaitu My Quran Indonesia, jadi butuh penyesuaian

dan pembagian waktu.

Kendala lainnya di awal mulai rilis yang versi keduanya, saya

waktu itu sering keluar kota, belum fokus semua mengerjakan

versi terbarunya, akhirnya sedikit terlambat dari schedule yang

sudah di rencakanan, akhirnya saya alihkan fokus semua ke

Masjidku Apps terlebih dahulu untuk di rilis versi keduanya.

Tetapi saat ini Alhamdulillah, saya sudah fokus mengerjakan My

Quran dan Masjidku saja, karena sudah saling terintegrasi.

T: Harapan Masjidku Apps ini kedepannya?

J: Inginnya Masjidku itu ada di semua masjid dan musholah,

lebih luas lagi jaringannya. Dari situ kita punya nantinya

kekuatan basis database, untuk selanjutnya kita bisa lebih

memahami dimana masjid atau musholah yang kurang baik

secara fasilitas maupun pendanaan. Secara pendanaan masjid

juga bisa kita nanti merekomendasikan masjid-masjid mana yang

berkecukupan untuk bisa membantu masjid mana yang

membutuhkan. Soalnya mimpi saya seperti itu, jadi semua masjid

dan musholah saling support satu sama lain dalam hal

membangun peradaban umat islam seperti misi yang diemban

oleh Masjidku sendiri, disamping itu Masjidku bisa jadi alat yang

bagus untuk memaintenance jamaah maupun sebagai media

informasi kegiatan secara global.

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

158

T: Apakah fitur yang saat ini ingin Masjidku galakkan?

J: Selain fitur Kegiatan dan Artikel Masjid, kita saat ini sudah

merilis Infaq Digital, dimana kita sudah menyediakan dua

alternatif infaq, pertama adalah sistem transfer, yaitu ketika kita

meng-klik tab transfer pada tab Infaq Digital maka muncul nomor

rekening masjid yang ingin kita tuju. Jadi sistem transfer ini

uangnya langsung masuk ke rekening masjid yang bersangkutan,

sehingga menjadi transparan. Kedua yaitu sistem potong pulsa,

jadi ketika ada donatur ingin berinfaq cukup meng-klik tab

potong pulsa makan muncul pop up pilihan nominal infaq, dan

nanti ketika setelah selesai, pulsa pengguna langsung terpotong

secara otomatis. Uangnya nanti dikumpulkan lewat penyedia

jasanya, akan Masjidku salurkan kepada masjid atau musholah

yang membutuhkan bantuan tersebut.

Selain itu, ada juga fitur Tadarus, kita bisa membuka Al-Qur’an

dengan mudah di Masjidku Apps, karena kerjasama dengan My

Quran, insya Allah segala fitur kebutuhan mempelajari Al-

Qur’an-pun cukup lengkap. Dimulai pola membuat kelompok

tadarusan dengan teman-teman, ada penanda surat bacaan sampai

notifikasi giliran mengaji.

T: Bagaimana pendapat anda, apakah kini Masjidku Apps sebagai

pionir merasa terancam dengan aplikasi-aplikasi baru berbasis

masjid?

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

159

J: Persaingain pasti ada, tinggal bagaimana kita memandang itu

sebagai masalah atau hal yang biasa saja. Masjidku itu brand,

terkadang kalau kita search Masjidku di google suka sulit

ditemukan, karena search engine di google itu lebih tertarik

dengan keyword. Kecuali brand tersebut sudah sangat kuat dan

menempati posisi teratas. Jika kita search dengan tulisan

‘masjidku’ pasti keluar dengan posisi teratas, tetapi kalau kita

search dengan tulisan ‘masjid’ maka Masjidku Apps ini

menempati urutan yang kesekian puluh. Terpenting bagi kami

adalah jangan berhenti berkreasi, berfikir keras untuk tetap

update dan sesuai dengan permintaan pasar, serta mempercanggih

fitur yang sudah ada, Insya Allah Masjidku Apps tetap bisa

bermanfaat untuk orang banyak.

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

160

Nama Narasumber: Dr. Lely Arrianie, M.Si

Pekerjaan : Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya

Waktu Wawancara: 21 Juli 2018

Tempat: Warung Daun, Jalan Cikini Raya 26, Menteng, Jakarta

Pusat

T: Jika melihat permasalahan pada performa komunikatif yang

terjadi pada Masjidku Apps, permasalahan apa yang menurut ibu

cermati ?

J: Dalam satu organisasi itu biasanya ada mode-model

komunikasi yang beragam, bisa struktur, bisa jaringan, nah yang

menjadi masalah adalah mau model komunikasi apapun itu

dibutuhkan kredebilitas narasumber. Kredebilitas narasumber itu

adalah komunikator. Makannya kenapa saat ini kita tidak boleh

melihat model komunikasi itu dengan model laswell, karena

model tersebut telah gugur. Karena laswell hanya memuat lima

unsur yaitu siapa mengatakan apa, medianya apa, pesanya apa,

siapa yang menerima, efeknya apa tapi dia tidak ada umpan balik.

Nah dalam perkembangannya entah itu komunikasi apapun, mau

itu komunikasi organisasi, komunikasi antar budaya, komunikasi

politik, sampai ke komunikasi sosial, semuanya itu membutuhkan

efek yang menjadi umpan balik. Barangkali yang terjadi pada

Masjidku Apps tidak ada lagi umpan baliknya, stagnan di periode

tertentu. Nah menurut saya itu harus ditelusuri bagaimana

pendapat dari audience atau komunitasnya untuk mencari tau.

Kenapa ga aktif lagi? kenapa ga ikut mempopulerkan lagi

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

161

kegiatan dari program yang di canangkan masjid bapak sendiri.

Selain masalah di keredebilitas narasumber, bisa juga terjadi

karena konflik internal, tujuan yang dipahami tidak lagi sejalan

istilahnya “goal” sudah tidak sejalan dalam komunikasi itu. Bisa

juga adanya fenomena interpersonal anggota organisasi. Mungkin

ada yang tersumbat komunikasinya sehingga kepentingan

masing-masing pihak itu tidak terakomodasi. Bisa juga

programnya, sudah tidak menarik lagi, biasanya dalam

perusahaan yang bersifat teknologi dibutuhkan inovasi. Saya pikir

masalah diatas itu prinsip.

T: Dari temuan penelitian, Narenda, Johar dan Fauzil sama-sama

memiliki perusahaan yang harus mereka kerjakan, sehingga tidak

fokus menjalankan Masjidku Apps. Apakah hal tersebut yang

menjadikan masjidku sulit berkembang saat ini?

J: Saya pikir dalam suatu perusahaan banyak sekali perusahaan

yang kemudian mengembangkan model-model pekerjaan lain

entah itu sampingan atau tambahan bahkan bisa juga yang ada

kaitannya dengan pekerjaan yang sama bisa juga berbeda.

Banyak juga koq yang sukses .. jadi tidak menjadi masalah ya.

Saya pikir masalahnya ada di tiga hal tadi.

T: Dalam performa politis ditemukan bahwa komunikasi para

pengurus terutama CEO banyak menggunakan komunikasi

horizontal yaitu komunikasi pertemanan, apakah baik penerapan

komunikasi horizontal dalam sebuah budaya komunikasi di

sebuah organisasi?

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

162

J: Menurut saya yang penting model-model yang dikembangkan

itu ada step flow model tapi harus sudah bergerak ke arah yang

interaksional, karena perusahaan yang secanggih apapun

membutuhkan komunikasi yang interaksional dan interpersonal.

Jadi performanya harus dikembangkan mana yang formal mana

yang non formal. Kadang-kadang kita membutuhkan komposisi

dari sebuah model komunikasi untuk performa yang satu tapi di

performa yang lain tidak. Mungkin karena adanya jarak

komunikasi, program yang sudah berubah, kemajuan teknologi,

atau kredebilitas narasumber komunikasi-komunikasi tersebut sah

sah aja digunakan.

T: Bagaimana sebenarnya perfoma komunikatif dikatakan baik,

benar atau efektif di dalam sebuah perusahaan?

J: Tergantung orang-orang yang ada di dalamnya maksudnya

adalah Narenda, Johar, Fauzil dan orang-orang atau audience

yang berhubungan dengan Masjidku. Dia bisa menggunakan

komunikasi tingkat tinggi atau tingkat rendah, kalau tingkat

rendah itukan apa adanya sajalah, kalau tinggi itukan harus

membutuhkan penataan kata yang rumit dan sebagainya.

Mungkin ada pesan yang satu kata bisa sampai tapi di pihak atau

orang lain ada pesan yang sulit untuk dicerna. Jadi sekali lagi

tergantung siapa yang berinteraksi di dalamnya. Makannya ketika

kita berbicara harus pahami dulu siapa lawan bicara anda dan

bagaimana karakternya. Masing-masing harus pandai dalam

bersikap.

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

163

T: Melihat temuan peneliti bahwa diketahui tim Masjidku Apps

saat ini jarang melakukan pertemuan, sejauh mana rapat

pertemuan berpengaruh terhadap perusahaan?

J: Luar biasa pengaruhnya, karena ada komunikasi interaksional

yang terputus, ada komunikasi interaksional yang tidak jalan

sehinga gerak program ini tadi seolah-olah berhenti pada figure

tertentu yang tidak diketahui oleh figure lainnya dalam hal ini

sama sama founder. Padahal sebuah tim setiap saat harus

mensinkronkan itu untuk bisa meyakinkan jamaah. Memang

kadang-kadang susah kalau sebuah perusahaan didirikan oleh tiga

pribadi yang berbeda, tetapi sepanjang goal dan tujuan yang sama

lalu mereka sudah membuat program. Model komunikasi seperti

ini yang jadi perusaknya adalah cara atau model komunikasi yang

diterapkan menurut saya. Karena latar belakang budaya berbeda,

latar belakang pendidikan berbeda, latar belakang keahlian

berbeda.

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

164

Catatan Observasi

No Tanggal Nama

Kegiatan

Aktivitas Catatan

1 28 April

2018

Meeting

Offline

Masjidku

Apps

Peneliti

memperhatikan

setiap

komunikasi

yang dilakukan

pengurus

Masjidku Apps

Peneliti

diizinkan

mengikuti

meeting di

rumah CEO

Masjidku Apps

2 10 Mei

2018

Meet up

Pengurus

Masjidku

Apps

Peneliti

memperhatikan

setiap

komunikasi

yang dilakukan

pengurus

Masjidku Apps

Meet up

dilakukan di

sebuah Coffe nd

Resto di Distric

Emerald,

peneliti

diizinkan

melihat dan

mencatat

obrolan meet up

pengurus

3 10 Mei

2018

Wawancara

dengan

COO

Masjidku

Apps

Peneliti

mengajukan

pertanyaan

seputar

Masjidku Apps

Wawancara

diperbolehkan

setelah meet up

pengurus

Masjidku Apps.

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

165

kepada COO

yaitu Johar

Jauhary

Pada saat itu

saya tidak dapat

mewawancarai

CEO Masjidku

secara langsung

karena beliau

langsung pergi

ke luar kota.

4 13 Mei

2018

Wawancara

melalui

media

sosial

whats up

dengan

CEO

Masjidku

Apps yaitu

Narenda

Wicaksono

Peneliti

mengajukan

pertanyaan

seputar

Masjidku Apps

Narenda banyak

mengungkapkan

jawaban lewat

chat dan voice

note

5 14 Mei

2018

Meeting

Tim CTO

Masjidku

Apps

Cimahi

Peneliti

memperhatikan

setiap

komunikasi

yang dilakukan

pengurus

Masjidku Apps

Peneliti

diizinkan

berkunjung ke

kantor Masjidku

Apps di Cimahi

Jawa Barat

Page 181: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

166

bidang teknis

6 14 Mei

2018

Wawancara

di Kantor

Masjidku

Cimahi

Peneliti

mengajukan

pertanyaan

seputar

Masjidku Apps

kepada CTO

yaitu Fauzil

Hamdi

Wawancara

dilakukan

setelah meeting

internal tim

CTO Masjidku

Apps

7 29 Juni

2018

Kunjungan

ke kantor

COO

Masjidku

Apps yaitu

Johar

Jauhary

Peneliti diajak

mengikuti

keseharian

Johar

mengelola

Masjidku lewat

online

Lokasi berada

di kediaman

beliau di daerah

Tebet Selatan.

Saya harus

menunggu satu

jam sebelum

beliau pulang

dari kantornya.

Masjidku

banyak

mengajarkan

bahwa tim

Masjidku Apps

harus

memanfaatkan

waktu sebaik

Page 182: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

167

mungkin dan se

fleksibel

mungkin.

8 14 Juli

2018

Seminar

Manajemen

Masjidku

untuk

Masjid

Peneliti

mencatat

semua

pembahasan

CEO Masjidku

Apps

Seminar

disampaikan di

Masjid Ash-

Shaff Emerald

Bintaro,

dilaksanakan

pagi pada pukul

8-12 siang

Page 183: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

168

Dokumentasi

Foto Peneliti dengan CEO Aplikasi Masjidku, Narenda

Wicaksono

Foto peneliti dengan CTO Aplikasi Masjidku, Fauzil Hamdi

Page 184: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43884/1/AHYA HASYIM-FDK.pdfrepository.uinjkt.ac.id

169

Foto peneliti dengan COO Aplikasi Masjidku, Muchdlir Johar

Jauhary

Foto Peneliti dengan Pakar Ilmu Komunikasi Universitas

Jayabaya, Dr. Lely Arrianie, M.Si