== Diktat Perilaku Organisasi ==

24
== Diktat Perilaku Organisasi == Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 65 BAB IX KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) Beberapa istilah yang perlu diketahui : pemimpin / Khalifah (leader), Kepemimpinan (leadership). Istilah lain : Pimpinan Manajer (Manager). Perbedaan Pemimpin Vs Manajer Pemimpin Manajer Pemimpin tidak selalu ada dalam organisasi. Manajer selalu ada dalam organisasi, baik formal maupun non formal. Pemimpin bisa ditunjuk atau diangkat oleh anggotanya. Manajer selalu ditunjuk oleh anggotanya. Pengaruh (influence) yang dimiliki pemimpin disebabkan karena memiliki kemampuan pribadi yang lebih, dibandingkan dengan yang lainnya. Pengaruh yang dimiliki manajer disebabkan memiliki otoritas formal. Pemimpin memikirkan organisasi secara lebih luas dan jangka panjang (memiliki visi yang luas). Manajer berfikir jangka pendek dan sebatas tugas dan tanggungjawab. Pemimpin memiliki ketrampilan politik dalam menyelesaikan konflik. Manajer menggunakan pendekatan legal formal dalam menyelesaikan konflik. Pemimpin berfikir untuk kemajuan dan perbaikan organisasi secara luas. Manajer berfikir untuk kepentingan diri dan kelompoknya secara sempit. Pemimpin memiliki kekuasaan secara lebih luas. Manajer hanya memiliki wewenang saja. Sumber : Menurut Veithzal Riva’i. Beberapa Pengertian : Pemimpin (leader) : orang yang bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan. Atau orang yang meraih tujuan organisasi menggunakan orang lain. Kepemimpinan (leadership) : 1. Adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan (Stephen P. Robbins).

description

Perilaku Organisasi, Saepudin, USB YPKP, Universitas Sangga Buana

Transcript of == Diktat Perilaku Organisasi ==

Page 1: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 65

BAB IXKEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

Beberapa istilah yang perlu diketahui : pemimpin / Khalifah (leader),

Kepemimpinan (leadership). Istilah lain : Pimpinan Manajer (Manager).

Perbedaan Pemimpin Vs Manajer

Pemimpin Manajer

Pemimpin tidak selalu ada dalam organisasi.

Manajer selalu ada dalam organisasi, baik formal maupun non formal.

Pemimpin bisa ditunjuk atau diangkat oleh anggotanya.

Manajer selalu ditunjuk oleh anggotanya.

Pengaruh (influence) yang dimiliki pemimpin disebabkan karena memiliki kemampuan pribadi yang lebih, dibandingkan dengan yang lainnya.

Pengaruh yang dimiliki manajer disebabkan memiliki otoritas formal.

Pemimpin memikirkan organisasi secara lebih luas dan jangka panjang (memiliki visi yang luas).

Manajer berfikir jangka pendek dan sebatas tugas dan tanggungjawab.

Pemimpin memiliki ketrampilan politik dalam menyelesaikan konflik.

Manajer menggunakan pendekatan legal formal dalam menyelesaikan konflik.

Pemimpin berfikir untuk kemajuan dan perbaikan organisasi secara luas.

Manajer berfikir untuk kepentingan diri dan kelompoknya secara sempit.

Pemimpin memiliki kekuasaan secara lebih luas.

Manajer hanya memiliki wewenang saja.

Sumber : Menurut Veithzal Riva’i.

Beberapa Pengertian :

Pemimpin (leader) : orang yang bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai

tujuan. Atau orang yang meraih tujuan organisasi menggunakan

orang lain.

Kepemimpinan (leadership) :

1. Adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan

(Stephen P. Robbins).

Page 2: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 66

2. Adalah proses untuk memberikan pengarahan dan mempengaruhi kegiatan yang

berhubungan dengan tugas anggota kelompok/organisasi (Stoner).

3. Sebagai : “Pengaruh (influence)”, suatu seni atau proses mempengaruhi seseorang

sehingga mereka mau melakukan sesuatu untuk mencapai kelompok/organisasi

(Koontz).

4. Sebagai : “Pengaruh (influence)………(Ary Ginanjar).

Unsur Pokok dalam Kepemimpinan

1. Adanya orang lain/pengikut/bawahan. Adanya pengikut menimbulkan tumbuhnya

“Status” seseorang.

2. Adanya distribusi/pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara pemimpin dan

bawahan.

3. Pemimpin dapat mempengaruhi bawahan.

Sumber Kekuatan (Power) Pemimpin

1. Reward power : kekuatan/kekuasaan pemimpin untuk memberikan balas

jasa/ganjaran/gaji/upah/hadiah, dll. untuk pelaksanaan

tugas bawahannya.

2. Coercive power : kekuatan/kekuasaan pemimpin untuk untuk menghukum

bawahannya.

3. Legitimate power : kekuatan/kekuasaan pemimpin yang didapat secara hukum

(dimilikinya power authority).

4. Referent power : kekuatan/kekuasaan pemimpin untuk membuat orang lain

mau meniru tingkah laku/gaya/style-nya.

5. Expert power : kekuatan/kekuasaan pemimpin yang didapat pemimpin dari

kelebihan yang dimilikinya dibidang pengetahuan /

ketrampilan (ability to skill).

Pendekatan (Approach) dalam Mempelajari Kepemimpinan (Leadership)

o Pendekatan sifat/ciri kepemimpinan (traits approach) : pendekatan ini

mencoba menelaah kepemimpinan melalui sifat-sifat tertentu yang membedakan

pemimpin dengan orang lain yang bukan pemimpin.

Page 3: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 67

o Pendekatan Tingkah Laku (perilaku) Kepemimpinan (Behavior Approach):

Pendekatan ini mencoba menelaah apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin.

Bagaimana mereka mendelegasikan tugas (task), berkomunikasi, memotivasi

bawahan, melaksanakan fungsinya, dsb. Dua fungsi utama yang dilakukan pemimpin

yang efektif :

a. Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task oriented) atau fungsi pemecahan

masalah pekerjaan. Yaitu suatu fungsi yang menyangkut pemberian saran-saran

kepada bawahan untuk menyelesaikan masalah, informasi dan pendapat atas

suatu masalah.

b. Fungsi pemeliharaan kelompok (human oriented) atau fungsi sosial. Yaitu

semua bentuk usaha yang dapat membantu kelompok berjalan lancar,

mencegah/menengahi beda pendapat, membuat kesimpulan rapat, dll.

3. Pendekatan Ketergantungan pada Situasi (Contingency Approach).

Pendekatan ini berkembang berdasarkan pemikiran dan penelitian yang menunjukkan

bahwa situasi yang berkembang sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan

seseorang. Artinya efektivitas kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh situasi/kondisi

pada saat kepemimpinan itu dilakukan. Dpl. pemimpin yang berhasil menjalankan

kepemimpinannya pada suatu situasi/kondisi tertentu belum dapat menjamin

keberhasilannya pada suatu situasi/kondisi yang lain. Oki. pendekatan ini mencoba

merumuskan gaya kepemimpinan yang efektif untuk situasi/kondisi tertentu pula.

4. Pendekatan kepemimpinan melalui keteladanan Rosululloh Muhammad SAW.

yang dikemukakan oleh Ary Ginanjar Agustian.

Menurut Ary Ginanjar Agustian, ada 5 (lima) tangga kepemimpinan yang harus

dilalui oleh seorang pemimpin, sebagaimana Rosululloh Muhammad SAW telah

melakukannya dengan sempurna, yaitu sebagai berikut :

1. Pemimpin tingkat 1 : Pemimpin yang dicintai,

2. Pemimpin tingkat 2 : Pemimpin yang dipercaya,

3. Pemimpin tingkat 3 : Pemimpin yang dapat membimbing,

4. Pemimpin tingkat 4 : Pemimpin yang berkepribadian,

5. Pemimpin tingkat 5 : Pemimpin yang abadi.

o Teori Ciri/Traits theory

Menurut teori ini pemimpin yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Page 4: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 68

1. Ambisi dan energi

2. Hasrat untuk memimpin

3. Kejujuran dan integritas (keutuhan/penyatuan)

4. Percaya diri

5. Kecerdasan

6. Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan

7. Self monitoring yang tinggi.

o Teori Perilaku

Pendukung teori ini antara lain :

1. Studi Universitas Ohio

2. Studi Universitas Michigan

3. Kisi Manajerial

4. Studi Skandinavia

o Kemungkinan :

Pendukung teori ini antara lain :

1. Model kemungkinan Fred Fiedler

2. Teori Situasional Paul Harsey dan Kenneth H. Blanchard

3. Teori Pertukaran pemimpin anggota

4. Model jalur tujuan

5. Model partisipasi pemimpin

o Teori Gaya yang Menonjolkan Penampilan Kepemimpinan :

Pendukung teori ini antara lain :

1. Teori atribusi kepemimpinan

2. Teori kepemimpinan kharismatik

3. Kepemimpinan transaksional Vs. transformasional.

Gaya/Type Kepemimpinan (style of leadership)

Gaya adalah suatu pola tingkah laku yang disusun/dirancang untuk

mengintegrasikan kepentingan individu dengan kepentingan organisasi dalam

Page 5: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 69

mewujudkan tujuan (Flippo). Ada dua dasar yang membedakan gaya kepemimpinan

seseorang, yaitu :

1. Orientasi tugas (Task orientation)

o Orientasinya terhadap tugas dalam arti seberapa jauh perhatiannya terhadap cara

melaksanakan tugas.

o Pada tingkat tertinggi, seorang pemimpin yang task orientation style akan lebih

mementingkan, bagaimana melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, tanpa

memperhatikan peningkatan kemampuan bawahannya. Cenderung tidak

manusiawi.

2. Employee/Human orientation (Orientasinya terhadap pengikut / karyawan)

o Dalam arti seberapa jauh perhatiaanya terhadap kepentingan karyawan. Pada

tingkat tertinggi, seorang pemimpin yang employee orinted style akan lebih

mementingkan karyawan dalam arti akan berusaha memotivasi karyawan, kalau

perlu demi karyawanya, tugas dapat ditunda pelaksanaanya.

o Oki berdasarkan dua dasar gaya di atas, secara umum gaya kepemimpinan yang

ada berkisar pada dua leadership style :

Total autocratic leadership

Total democratic leadership

Contoh bagaimana leader bertindak (Edwin B. Flippo) :

1. Coercive autocracy : Pemimpin memerintah dan mengancam.

2. Benevolent autocracy : Pemimpin memerintah dan menjelaskan.

3. Manipulative autocracy : Membuat kesan, bahwa bawahan merasa telah

berpartisipasi/berperan walupun hanya di belakang

layer.

4. Consultative leadership : Bawahan memiliki keyakinan bahwa

input/pendapatnya benar-benar diperlukan dan

tercermin dalam keputusan yang diambil.

5. Laissez–faire approach : Pemimpin ikut serta sebagai anggota biasa dan

mengerjakan apa yang kelompok itu ingin kerjakan.

Teori Ciri

Page 6: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 70

Teori ciri kepemimpinan adalah teori yang mencari ciri-ciri kepribadian, sosial, fisik

atau intelektual yang membedakan pemimpin dengan bukan pemimpin. Pada jaman

Yunani kuno orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukannya dibuat (melalui

proses pendidikan). Teory the Great Man menyatakan bahwa seorang yang dilahirkan

sebagai pemimpin ia akan menjadi pemimpin apakah ia mempunyai sifat atau tidak

mempunya sifat sebagai pemimpin.

Ciri-ciri yang cenderung konsisten dengan kepemimpinan adalah :

1. Ambisi dan energi,

2. Hasrat untuk memimpin,

3. Kejujuran dan integritas (keutuhan/penyatuan),

4. Percaya diri,

5. Kecerdasan,

6. Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan,

7. Self monitoring yang tinggi.

Empat Sifat Umum Leader yang Mempunyai Pengaruh Terhadap Keberhasilan

Kepemimpinan Organisasi

1. Kecerdasan. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemimpin mempunyai tingkat

kecerdasan yang lebih tinggi di bandingkan dengan yang dipimpin.

2. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial. Pemimpin cenderung menjadi matang

dan mempunyai emosi yang stabil serta mempunyai perhatian yang luas terhadap

aktivitas-aktivitas sosial.

3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Para pemimpin secara relatif mempunyai

dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi.

4. Sikap-sikap hubungan kemanusian. Pemimpin-pemimpin yang berhasil mau

mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak

kepadanya.

Teori Perilaku

Para pendukung teori perilaku :

1. Studi Universitas Ohio

2. Studi Universitas Michigan

Page 7: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 71

3. Kisi Manajerial (Robert Blake & Jane Mouton)

4. Studi Skandinavia

Hasil studi Ohio :

o Dibuat kotak yang terdiri dari empat bagian,

o Sumbu tegak lurus menjelaskan kecenderungan leader dalam hal orientasinya kepada

pengikut (tinggi atau rendah) kemudian diberi nama consideran tinggi atau rendah

atau orientasi kepada pengikut (human orientation) tinggi atau rendah.

o Sumbu horisontal menjelaskan kecenderungan leader dalam hal orientasinya

terhadap pelaksanaan tugas, kemudian diberi istilah initiating structure (task

orientation/orientasi tugas).

Teori Perilaku Menurut Studi Universitas Ohio

Menurut hasil studi yang dilakukan Universitas Ohio, bahwa perilaku leader pada saat

memimpin terbagi atas empat kemungkinan, yaitu :

1. Leder yang memiliki struktur rendah, consideran rendah. Leder yang memiliki

struktur rendah artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang

rendah, sedangkan leader yang consideran rendah artinya leader tersebut memiliki

hubungan dengan bawahan yang rendah pula (human orientationnya rendah).

Dengan perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah.

• Strukturrendah

• Cons.tinggi

• Struktur tinggi

• Cons. tinggi

• Struktur rendah

• Cons. rendah

• Struktur tinggi

• Cons. rendah

Consideration

Structure

Page 8: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 72

2. Leder yang memiliki struktur rendah, consideran tinggi. Leder yang memiliki

struktur rendah artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang

rendah, sedangkan leader yang consideran tinggi artinya leader tersebut memiliki

hubungan dengan bawahan yang sangat baik (human orientationnya tinggi). Dengan

perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah.

3. Leder yang memiliki struktur tinggi, consideran tinggi. Leder yang memiliki struktur

tinggi artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang tinggi,

sedangkan leader yang consideran tinggi artinya leader tersebut memiliki hubungan

dengan bawahan yang sangat baik (human orientationnya tinggi).

4. Leder yang memiliki struktur tinggi, consideran rendah. Leder yang memiliki

struktur tinggi artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang tinggi,

sedangkan leader yang consideran rendah artinya leader tersebut memiliki hubungan

dengan bawahan yang rendah pula (human orientationnya rendah). Dengan

perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah.

Managerial Grid (Kerangka Manajerial) Robert Blake & Jane Mouton

1.9 9.9

5.5

1.1 9.1

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa :

1. Style 1.1. Impoverished (laissez faire) management. Yaitu pemimpin yang

memiliki gaya berorientasi tugas rendah serta berorientasi kemanusiaan juga rendah.

2. Style 1.9. Country club management. Yaitu pemimpin yang memiliki gaya

berorientasi tugas rendah serta berorientasi kemanusiaan tinggi.

Concern for Production

Concern for People

Page 9: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 73

3. Style 9.1. Task/Authoritarian management. Yaitu pemimpin yang memiliki gaya

berorientasi tugas tinggi serta berorientasi kemanusiaan rendah.

4. Style 5.5. Middle of the road management. Yaitu pemimpin yang memiliki gaya

berorientasi tugas “sedang” serta berorientasi kemanusiaan juga “sedang”.

5. Style 9.9. Team/Democratic management. Yaitu pemimpin yang memiliki gaya

berorientasi tugas tinggi serta berorientasi kemanusiaan juga tinggi.

Teori Kemungkinan Fred Fiedler

Dalam menggunakan pendekatan situasional, Fiedler menyatakan bahwa :

keberhasilan seorang pemimpin dlm. Menjalankan kepemimpinannya ditentukan oleh

faktor situasional dan interaksi pemimpin tersebut dengan situasi yang berkembang

(kemampuannya memilih gaya kepemimpinan yang sesuai untuk situasi tertentu).

Dengan menggunakan tiga elemen sebagai dasar, Fiedler merumuskan 8 macam situasi

yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yang paling efektif. Tiga elemen pokok itu

meliputi :

1. Hubungan pemimpin dan bawahan (leader–member–relation). Elemen ini diukur

dengan mengevaluasi tingkat penerimaan bawahan thd. atasannya.

2. Struktur tugas (task structure). Diukur dengan mengevaluasi sejauhmana kejelasan

tentang tujuan yang harus dicapai, tingkat berubah-ubahnya keputusan yang

diambil, bagaimana keragaman alternatif pemecahan.

3. Posisi leader (position power of the leader). Diukur dengan mengevaluasi tingkat

pengaruh pemimpin terhadap bawahan. Berapa banyak hukuman harus

dipergunakan untuk mempengaruhi bawahan.

4. Hasil penelitiannya

5. Style leadership yang Task Oriented atau Controlling Leader, lebih efektif

dipergunakan pada siatusi 1, 2, 3 dan 8 (yaitu siatuasi paling mudah dan paling

sukar).

6. Permisive leader yang human oriented untuk situasi pertengahan (4, 5, 6, 7).

7. Sebagai kontrol thd. efektivitas gaya kepemimpinan, Fiedler menggunakan tingkat

nilai yang didapatkan seorang pemimpin dari Least Prefered Co-worker (LPC-

nya).

8. LPC adalah pembantu/rekan kerja yang paling disukainya.

Page 10: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 74

Least Prefered Co-worker (LPC)

Seorang leader dengan LPC tinggi, termasuk leader dengan consideration / human

oriented, efektif dengan permissive leadership. Seorang leader dengan LPC rendah,

termasuk leader dengan task oriented, efektif dengan controlling leadership. LPC

diperoleh melaui kuisioner untuk mengukur kecenderungan gaya kepemimpinan dilihat

dari penerimaan bawahan thd leader.

Alternatif jawaban kuisioner :

1. Menyenangkan 8 7 6 5 4 3 2 1 Tidak menyenangkan

2. Ramah 8 7 6 5 4 3 2 1 Tidak ramah

3. Menolak 8 7 6 5 4 3 2 1 Menerima

4. Tegang 8 7 6 5 4 3 2 1 Santai.

Page 11: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 75

Delapan Situasi Fiedler

Life Cycle Theory of Leadership dari Paul Harsey & Kenneth H. Blanchard

Teori ini menjelaskan bahwa efektivitas seorang leader tergantung pada kesiapan

(readyness) bawahan. Semakin matang bawahan, maka leader harus dapat mengurangi

task orientednya, kemudian mengubah menjadi delegasting, artinya membagi

kewenangan kepada bawahan yang telah matang (Maturity). Ada 4 kondisi kematangan

bawahan, sbb :

Tinggi Sedang Rendah

R-4( Maturity 4 )

R-3( Maturity 3 )

R-2( Maturity 2 )

R-1( Maturity 1 )

Orang-orang yang mampu dan bersedia melakukan tugas.

Orang-orang yang mampu tetapi tidak bersedia melakukan tugas.

Orang-orang yang tidak mampu tetapi bersedia mengerjakan tugas dan mengambil tanggungjawab untuk melakukan sesuatu. Mereka termotivasi tetapi kurang terampil.

Orang-orang yang tidak mampu dan tidak bersedia mengambil tanggungjawab untuk melakukan sesuatu. Mereka tidak kompeten atau tidak yakin.

Situation 1 2 3 4 5 6 7 8

Leader-member relation

Good Good Good Good Poor Poor Poor Poor

Task structure Structured Un-structured Structured Un-structured

Position power of leader

Strong Weak Strong Weak Strong Weak Strong Weak

Situasi 1,2,3.(Manajer kantor)

Situasi 4,5,6,7.(Perawat/penyelia)

Task oriented(LPC rendah)

Human oriented(LPC tinggi)

TaskOriented

Situasi 8.(Perekayasa

proyek)

Gaya kepemimpinanyang diinginkan

Diarahkan Pengikut Diarahkan Pengikut

Page 12: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 76

Page 13: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 77

Life Cycle Theory of Leadership dariPaul Harsey & Kenneth H. Blanchard

Empat perilaku pemimpin (leader) menghadapi empat situasi dan kondisi kematangan

bawahan :

1. R-1, High task-Low relationship : artinya pemimpin harus orientasi tugas tinggi,

hubungan rendah, oki harus mengatakan (telling). Pemimpin harus mendefinisikan

peran dan memerintahkan kepada bawahan mengenai apa (what), bagaimana (how),

kapan (when) dan di mana (where) melakukan tugas.

2. R-2, High task-High relationship : artinya pemimpin harus menjual (selling),

maksudnya orientasi tugas tinggi dan hubungan juga tinggi. Pemimpin harus

berperilaku mengarahkan dan mendukung.

3. R-3, Low task- High relationship : artinya pemimpin harus berperan serta

(participating), maksudnya orientasi tugas rendah dan hubungan tinggi. Pemimpin dan

pengikut bersama-sama mengambil keputusan, dan peran utama pemimpin adalah

mempermudah dan berkomunikasi.

Task OrientationMature Im-mature

R-1

High task- Low

relationship

R-4

Low task- Low

relationship

R-2

High task- High

relationship

R-3

Low task- High

relationship

Relationship

Page 14: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 78

4. R-4, Low task- Low relationship : artinya pemimpin harus mendelegasikan

(delegating), maksudnya orientasi tugas rendah dan hubungan rendah. Pemimpin

memberikan sedikit pengarahan dan dukungan.

Page 15: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 79

Kepemimpinan (Leadership) Pandangan Islam

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : “Aku hendak jadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata : “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ? Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. QS Al Baqarah (Sapi Betina) 2 : 30

1. Pendahuluan

Membicarakan kepemimpinan (leadership) memang menarik dan dapat dimulai dari

mana saja untuk diteropong, namun demikian membicarakannya tidak bisa terlepas dari

kata pemimpin (leader) dan kekuasaan (power). Ada yang berpendapat bahwa masalah

kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Kepemimpinan diperlukan

manusia, hal ini disebabkan karena dalam diri manusia terdapat suatu keterbatasan dan

kelebihan-kelebihan. Disatu pihak, terdapat manusia yang terbatas kemampuannya

untuk memimpin, dilain pihak ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk

memimpin.

Miftah Thoha menyatakan bahwa betapa pentingnya kepemimpinan dan betapa

manusia membutuhkannya, sampai ada pendapat yang “galak” menyatakan bahwa :

Dunia atau umat manusia di dunia ini pada hakikatnya hanya ditentukan oleh beberapa

orang saja, yakni yang berstatus sebagai pemimpin”. Pepatah orang Melayu menyatakan

bahwa : Jika Gajah sesama Gajah berkelahi, pelanduk mati di tengah-tengah, sejalan

dengan pendapat di atas. Dengan demikian apabila sekelompok orang yang berstatus

pemimpin memutuskan untuk menibulkan perang dunia ke 3 sebagai satu-satunya jalan

ke luar dari suatu konflik, maka umat manusia di dunia ini sebagai Pelanduknya, akan

mati di tengah-tengah medan konflik tersebut. Hal ini sekedar penegasan dari pepatah

Melayu tersebut dan kegalakan dari pendapat di atas yang ingin menyatakan bahwa

pemimpin dan kepemimpinan “sangat menentukan dalam kehidupan manusia”.

Dilihat dari sisi bahasa, kepemimpinan berasal dari kata leadership sedangkan

pemimpin berasal dari kata leader. Kepemimpinan menurut Robert Dubin, diartikan

sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. J.K. Hemphill, mengartikan

kepemimpinan : suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang

konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama.

Stephen P. Robbins, mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Lebih jauh lagi George R.

Terry, merumuskan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-

orang agar diarahkan mencapai tujuan organisasi.

Page 16: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 80

Veithzal Riva’i menyatakan bahwa literatur tentang kepemimpinan jumlahnya

sangat banyak, sehingga untuk menjelaskan apa yang membuat pemimpin itu “efektif”

ada beberapa pendekatan. Pertama, pendekatan sifat-sifat kepribadian umum yang

dimiliki pemimpin. Pengkajian teori sifat ini dilakukan hingga tahun 1940. Teori

kepemimpinan sifat adalah teori yang mencari sifat-sifat kepribadian, sosial, fisik atau

intelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori

ini kepemimpinan itu dibawa sejak lahir atau merupakan bakat bawaan. Misalnya

ditemukan ada enam macam sifat yang membedakan antara pemimpin dan bukan

pemimpin, yaitu : ambisi dan energi, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan

integritas, rasa percaya diri, intelegensi, dan pengetahuan yang relevan dengan

pekerjaan. Namun demikian teori sifat ini tidak tidak memberikan bukti adanya indikasi

kesuksesan seorang pemimpin. Kedua, pendekatan tingkah laku (perilaku) pemimpin.

Teori ini muncul antara tahun 1940-an hingga 1960-an. Teori ini mengacu kepada

tingkah laku tertentu yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin.

Berdasarkan teori ini, kepemimpinan itu dapat diajarkan, oleh karena itu untuk

melahirkan pemimpin yang efektif bisa dilakukan dengan mendesain program khusus.

Ketiga, berdasarkan pendekatan kemungkinan (situasional). Teori ini muncul antara

tahun 1960-an hingga 1970-an. Teori ini mendasarkan pada sifat atau tingkah laku

seorang pemimpin, akan tetapi efektivitas kepemimpinan dipengaruhi oleh situasi

tertentu. Di dalam situasi tertentu memerlukan gaya kepemimpinan yang lain pula.

Keempat, pendekatan kembali kepada sifat atau ciri dari suatu perspektif yang berbeda

yaitu mencoba mengidentifikasi seperangkat ciri pemimpin yang menjadi acuan orang

lain. Teori ini berkembang antara tahun 1970-an hingga tahun 2000-an. Teori yang

berkembang selanjutnya tidak didasarkan pada sifat, tingkah laku (perilaku) atau situasi

tertentu, melainkan berdasarkan pada kemampuan lebih dari seorang pemimpin

dibandingkan dengan orang lain.

Ary Ginanjar Agustian, menjelaskan rahasia dibalik kepemimpinan Nabi

Muhammad SAW, sebagai Nabi akhir jaman. Banyak hal yang diungkapkan beliau yang

bersumber dari Al Qur’an tentang kepemimpinan Rasullulah Muhammad SAW, yang dapat

dijadikan referensi untuk mempersiapkan kepemimpinan yang abadi, mulai dari

penjelasan tentang pemahaman yang keliru tentang pemimpin, pengertian

kepemimpinan dan tangga kepemimpinan yang harus dilalui oleh seorang pemimpin

menuju kepemimpinan yang abadi. Dengan tidak bermaksud mengesampingkan arti

penting beberapa pendekatan teori kepemimpinan yang disebutkan di atas, pada

kesempatan ini, penulis mencoba mendeskripsikan pendapat Ary Ginanjar Agustian

Page 17: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 81

dalam bukunya yang berjudul Emotional Spiritual Quotient (ESQ) tentang kepemimpinan

yang abadi.

2. Paradigma yang Keliru

Selama ini banyak sekali orang yang keliru memahami arti kepemimpinan.

Umumnya orang melihat pemimpin adalah sebuah kedudukan atau sebuah posisi

jabatan semata. Akibatnya banyak orang berupaya mengejar untuk menjadi pemimpin

dengan “menghalalkan berbagai cara” dalam mencapai tujuan tersebut. Pemimpin yang

memperolehnya dengan cara seperti itu akan selalu menggunakan kekuasaannya untuk

mengarahkan, memperalat, bahkan menguasai orang orang lain agar mengikutinya.

Umumnya pemimpin seperti ini suka menekan para pengikutnya. Akibatnya, akan

melahirkan pemimpin yang tidak dicintai, tidak disegani, tidak ditaati, bahkan dibenci.

3. Semua Orang Adalah Pemimpin

Banyak orang yang mengharapkan dirinya menjadi pemimpin. Mereka seringkali

tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka adalah pemimpin, paling tidak bagi mereka

sendiri. Saat seorang anak menjadi ketua kelas, ketua RT, guru/dosen, bahkan seorang

ibu pun adalah pemimpin bagi anak-anaknya. Hampir setiap orang menjadi pemimpin di

lingkungannya masing-masing, terlepas dari besar kecilnya jumlah orang dalam

kelompok tersebut. Meskipun hanya satu orang saja pengikutnya, maka ia dikatakan

sebagai seorang pemimpin. Bahkan manusia seorang diri pun harus mampu memimpin

dirinya sendiri.

Ketidaksadaran inilah yang seringkali mengakibatkan orang kurang dapat

mengembangkan ilmu kepemimpinannya. Jargon-jargon seperti : “Saya ini rakyat kecil”,

sesungguhnya sangatlah mengerdilkan. Siapapun dapat menjadi pemimpin hebat bagi

keluarganya di rumah. Apalagi jika ia mampu menciptakan serta menghidupkan

kebesaran jiwa pada kalbu anak-anaknya. Tidak ada istilah orang kecil, semua manusia

sama dimata Tuhan. Setiap manusia adalah khalifah Alloh di muka bumi. Inilah yang

ditegaskan Alloh sebagai berikut : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para

Malaikat : “Aku hendak jadikan khalifah di muka bumi……..”. QS Al Baqarah (Sapi Betina)

2 : 30.

4. Pemimpin Adalah Pengaruh (Influence)

Banyak ahli yang mendefinisikan kepemimpinan, beberapa diantaranya disajikan

pada bagian pendahuluan. Ary Ginajar Agustian secara singkat mendefinisikan

Page 18: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 82

kepemimpinan sebagai pengaruh (influence). Ketika orang lain memberikan suatu nasihat

atau sebuah ceritera, kita akan mengingatnya, hal ini sebenarnya adalah sebuah

pengaruh. Atau hal-hal kecil lainnya yang mempengaruhi kita dan berhasil mengubah

cara hidup kita. Begitu pula sebaliknya, kita dapat memberi pengaruh kepada orang lain

melalui sikap, perbuatan dan perkataan kita. JR. Miller yang dikutif oleh Ary Ginajar

Agustian manyatakan : “Ada pertemuan yang hanya sesaat, namun meninggalkan kesan

seumur hidup”. Tidak ada seorang pun yang dapat memahami hal misterius yang disebut

“pengaruh”, namun setiap orang diantara kita terus-menerus memberikan pengaruh,

apakah untuk menyembuhkan…., meninggalkan bekas keindahan ataupun melukai, untuk

menyakiti, meracuni kehidupan orang lain, dan sebagainya.

Terlepas dari kedudukan resmi kita sebagai pemimpin, maka perlu disadari bahwa

setiap kata yang terucap, setiap langkah yang dibuat, selalu akan menimbulkan pengaruh

kepada orang lain di sekitar kita. Segala perbuatan dan perilaku kita akan menciptakan

diri kita menjadi seorang pemimpinkah atau tidak samasekali. Seorang pemimpin,

bagaimanapun tipikal dan gaya kepemimpinannya, semuanya bergantung pada prinsip

yang dianutnya. Sebaliknya, lingkungan akan membuat kita menjadi pengikut, disadari

ataupun tidak. Orang yang tidak memiliki prinsip, akan sangat mudah terpengaruh.

Setiap hari kita akan terus berjalan di tengah padang rumput yang penuh dengan ranjau-

ranjau yang mempengaruhi pikiran kita. Biasanya orang yang memiliki prinsip yang kuat,

akan menjadi pemimpin besar, melalui pengaruhnya yang kuat. Apabila seseorang tidak

memiliki prinsip, bisa dipastikan bahwa yang bersangkutan akan menjadi pengikut saja.

Tak peduli prinsip itu benar atau salah, tetap akan ada pengikutnya. Contoh : Stalin dan

Lenin yang memiliki puluhan juta pengikut yang menganut aliran komunis. Begitulah,

suara hati dan prinsip yang benarlah yang akan menyelamatkan pemimpin dari kenistaan

dan kehancuran. Suara hati dan prinsip yang benarlah yang akan membuat seseorang

menjadi pemimpin sejati.

5. Tangga Kepemimpinan Menuju Pemimpin yang Abadi

Di sekitar kita, banyak contoh pemimpin dengan tipikal, gaya dan prinsip yang

berbedar-beda. Ada pemimpin yang sangat menonjol prestasi kerja serta integritasnya,

tetapi tidak dicintai oleh pengikutnya. Ada pula pemimpin yang senang mengajari serta

membimbing pengikutnya, namun malangnya, jarang ada yang mau mengikuti kata-

katanya, karena pemimpin tersebut juga jarang mengerjakan pekerjaannya dengan

sungguh-sungguh. Banyak lagi contoh tipe yang lain, yang tidak dapat diungkapkan satu

persatu pada tulisan ini. Muncul pertanyaan, bagaimana caranya menghasilkan pemimpin

yang tidak hanya dicintai, dipercaya atau diikuti, namun juga pemimpin yang dapat

membimbing dengan suara hati ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis rangkum

Page 19: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 83

pendapat Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya yang berjudul Rahasia Sukses

Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ). Beliau mendeskripsikan bahwa untuk

menjadi pemimpin yang abadi, memiliki pengaruh yang besar dan kuat serta dikenang

sepanjang masa, harus menapaki 5 (lima) tangga kepemimpinan, yaitu sebagai berikut

:

1. Pemimpin tingkat 1 : Pemimpin yang dicintai,

2. Pemimpin tingkat 2 : Pemimpin yang dipercaya,

3. Pemimpin tingkat 3 : Pemimpin yang dapat membimbing,

4. Pemimpin tingkat 4 : Pemimpin yang berkepribadian,

5. Pemimpin tingkat 5 : Pemimpin yang abadi.

Kelima tangga kepemimpinan di atas, penjelasannya penulis rangkum di bawah ini.

A.d.1. Pemimpin Tingkat 1 : Pemimpin yang dicintai,

Kita bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi kita tidak bisa

memimpin orang lain tanpa mencintai mereka. Pernyataan tersebut melukiskan tentang

seorang pemimpin yang harus mampu berhubungan secara baik dengan orang lain.

Seorang pemimpin tidak bisa hanya menunjukkan prestasi kerjanya saja, namun ia harus

mencintai dan dicintai orang lain (pengikut). Tangga pertama ini tidak boleh dilewati,

apabila dilewati maka orang lain tidak akan mendukung kita, karena mereka tidak

menyukai kita.

Prinsip Basmallah, bismillahirrahmannirrahim adalah jawabannya. Selalu berusaha

mengerti dan menghargai setiap individu, dan selalu bersikap rahman dan rahim.

Berbeda dengan teknik sekarang yang banyak diajarkan, yang lebih menekankan pada

pada teknik luar (kulit/permukaan), seperti : senyum, mengingat nama, mau mendengar

atau fokus pada minat orang lain, sedangkan Nabi Muhammad SAW lebih dari sekedar

“kulit” tersebut. Ia lebih memilih untuk menanamkan pengaruhnya lewat inner beauty-

nya yang begitu memukau, tanpa cacat. Salah satu contoh penampilan beliau sehari-hari

: Bila ada orang yang mengajaknya berbicara, ia mendengarkan dengan hati-hati, tanpa

menoleh kepada orang lain. Tidak hanya mendengarkan orang yang mengajaknya

berbicara, bahkan ia memutarkan seluruh tubuhnya. Bicaranya sedikit sekali, lebih

banyak mendengarkan. Bila berbicara, selalu sungguh-sungguh, tetapi sungguhpun

begitu, ia pun tidak melupakan ikut membuat humor dan bersenda gurau dan yang

Page 20: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 84

dikatakannya selalu benar. Kadang ia tertawa sampai terlihat gerahamnnya, semua itu

terbawa oleh kodratnya yang selalu berlapang dada dan menghargai orang lain. Begitu

bijaksananya ia, murah hati dan mudah bergaul.

A.d.2. Pemimpin Tingkat 2 : Pemimpin yang Dipercaya,

Kata kunci dari pemimpin yang dapat dipercaya adalah pemimpin yang memiliki

integritas yang tinggi. Seseorang yang memiliki integritas yang tinggi adalah orang yang

dengan penuh keberanian serta berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai

apa yang ia cita-citakan. Cita-cita yang dimilikinya itu mampu mendorong dirinya untuk

tetap konsisten dengan langkahnya. Ketika seseorang mencapai tingkat ini, maka orang

lain akan melihat bagaimana aspek “mulkiyah” yaitu komitmen pemimpin, sehingga

orang lain akan menilai dan memutuskan untuk mengikuti atau tidak mengikuti

pemimpin. Integritas akan membuat pemimpin dipercaya dan kepercayaan ini akan

menciptakan pengikut sehingga tercipta sebuah kelompok yang memiliki kesamaan

tujuan. Inilah tangga kedua kepemimpinan setelah mencapai landasan sebagai pemimpin

yang dicintai maka tingkat kedua adalah integritas yang menciptakan kepercayaan.

Integritas adalah sebuah kejujuran. Integritas tidak pernah berbohong dan

integritas adalah kesesuaian antara kata-kata dan perbuatan yang menghasilkan

kepercayaan. Ketika pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Alloh

SWT, ia merasa bingung, : Siapa yang akan kuajak ? Siapa pula yang akan kuajak ?

Sudah sewajarnya apabila Khadijah percaya padanya. Ia telah mengenalnya dengan

sangat baik. Selama hidupnya laki-laki itu selalu jujur. Lalu Khadijah menyatakan

beriman atas kenabiannya itu. Inilah hadiah sebuah kepercayaan dari orang lain yang

diperoleh karena sikap jujur Nabi Muhammad SAW yang dijuluki Al Amin. Saat itu juga ia

memperoleh seorang pengikut, istrinya sendiri.

A.d.3. Pemimpin Tingkat 3 : Pemimpin yang dapat Membimbing

Pemimpin yang berhasil bukanlah yang berhasil dari sisi luas tidaknya kekuasaan,

namun lebih karena kemampuannya memberikan motivasi dan kekuatan kepada orang

lain melalui bimbingan-bimbingannya. Seorang pemimpin bisa dikatakan gagal apabila

tidak berhasil memiliki penerus sebagai hasil bimbingannya. Pada tangga inilah puncak

loyalitas pengikutnya akan terbentuk. Pada tangga pertama, akan menghasilkan

pemimpin yang dicintai ; tangga kedua akan menghasilkan pemimpin yang memperoleh

kepercayaan karena integritasnya ; dan pada tangga ketiga akan tercipta loyalitas,

kader-kader penerus, sekaligus kesetiaan dari para pengikutnya.

Syarat lainnya yang harus dimiliki seorang pemimpin, agar dapat

mengembangkan kemampuan serta keteguhan mental orang lain, selain memiliki rasa

Page 21: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 85

kemanusiaan yang tinggi (tangga pertama) dan memiliki integritas, komitmen dan

konsistensi (tangga kedua), seorang pemimpin juga harus memiliki kejernihan hati,

melalui proses penjernihan emosi (zero mind process), agar pemimpin dan pengikut

termasuk ke dalam golongan orang-orang yang memiliki pemikiran yang berlandaskan

kebenaran (fitrah).

Nabi Muhammad SAW, sering memberikan nasihat, petunjuk serta contoh kepada

para sahabatnya untuk membimbing mereka guna mencapai kebahagiaan. Beliau telah

menyampaikan nasihat-nasihat berharga kepada para sahabatnya, seperti halnya : Ali

bin bin Abi Thalib Ra dan Abu Hurairah Ra. Ali bin bin Abi Thalib Ra. adalah kader yang

pertama kali mendapat gemblengannya sejak kecil, dan akhirnya Ali bin bin Abi Thalib

Ra. berhasil menjadi pemimpin besar dan menjadi salah seorang “Khulafaur Rasydin”

yang disegani dan dihormati, sedangkan Abu Khurairah Ra. amat menonjol sebagai ahli

hadis Rasullulah SAW sebanyak tidak kurang dari 5.346 buah hadis.

Ad.4. Pemimpin Tingkat 4 : Pemimpin yang Berkepribadian,

Gordon Allport dalam Robbins menyatakan bahwa : Kepribadian adalah total

jumlah dari cara-cara dalam mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan

orang-orang lain. Kuncinya adalah bagaimana seorang pemimpin memiliki kepribadian

yang disukai oleh para pengikutnya. Ketika membaca tulisan tentang kehidupan “orang-

orang besar”, kita akan teringat pada Harry S. Truman yang menyatakan bahwa :

“Disiplin pribadi (diri sendiri) adalah suatu hal yang datang terlebih dahulu”. Pemimpin

tidak akan berhasil memimpin orang lain apabila ia belum berhasil memimpin dirinya

sendiri. Pemimpin harus mampu dan berhasil menjelajahi dirinya sendiri ; mengenal

secara mendalam siapa diri mereka sebenarnya. Sebelum memimpin ke luar, ia harus

lebih dulu memimpin ke dalam.

Frederick Agung, raja Prusia yang terkenal itu, suatu hari berjalan-jalan di

pinggiran kota Berlin. Ia bertemu dengan seorang laki-laki tua yang seadng berjalan ke

arahnya, kemudian ia bertanya : Kau siapa ? Tanya Frederick Agung. Saya raja ! Jawab

sang laki -laki tua. Raja ! Frederick Agung tertawa. Atas kerajaan mana anda

memerintah ? Atas diri saya sendiri, jawab laki-laki tua itu dengan bangga.

Pekerjaan inilah sebenarnya yang paling berat, memimpin diri sendiri melawan

hawa nafsu yang merupakan refleksi kedisiplinan diri. Disiplin diri adalah bagaimana

mencapai apa yang diharapkan, dengan tidak melakukan hal-hal yang “sebenarnya” tidak

diinginkan. Musuh yang paling berat sebenarnya adalah diri sendiri dan seorang

pemimpin harus mengenali dengan baik, siapa lawan dan kawan, termasuk yang ada

Page 22: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 86

dalam diri sendiri. Tanpa pengetahuan tentang hal ini, maka ia akan menjadi budak dari

pemikiran yang diciptakannya sendiri.

Ad.5. Pemimpin tingkat 5 : Pemimpin yang Abadi

Kondisi saat ini, memang telah banyak pemimpin yang sudah dicintai, dipercaya,

dan juga pembimbing yang baik, namun apabila terbukti atau dirasakan tidak sesuai lagi

dengan hati nurani manusia, umumnya pengaruhnya berhenti pada suatu masa saja.

Ketika “suara hati” merasakan ada hal-hal yang tidak beres dan tidak sesuai, maka

manusia yang telah dikaruniai hati sebagai “radar” oleh Tuhan, akan dengan mudah

mendeteksi hal tersebut.

Sifat ajaran Nabi Muhammad SAW adalah intelektual dan spiritua. Prinsipnya

adalah mengarahkan orang kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan dan keberhasilan.

Metode ilmiah demikian ini yang mampu memberikan kemerdekaan berfikir dan tidak

menentang kehendak hati nurani yang bebas, serta tanpa adanya unsur pemaksaan yang

menekan perasaan, merupakan metode terbaik yang pernah ada di muka bumi,

khususnya di bidang kepemimpinan dan ahlak. Semua terasa begitu sesuai dengan suara

hati ; begitu cocok dengan martabat kehormatan manusia ; sangat menjunjung tinggi

hati dan pikiran manusia, sekaligus membersihkan belenggu yang senantiasa membuat

orang menjadi buta.

Ary Ginanjar Agustian mengutif pendapat seorang pakar, menyatakan : “Yang telah

saya temukan selama bertahun-tahun adalah bahwa pada umumnya orang-orang hebat

yang kita kenang adalah mereka yang paling berkenan dihati kita. Mungkin mereka

adalah orang-orang jenius yang kreatif dan intuitif. Atau mereka yang mempunyai

kesungguhan hati dan keberanian. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kejujuran

emosi (hati) dan tidak mau hidup dalam kepura-puraan, mereka mempunyai kemauan

untuk memperbarui keadaan, mempertanyakan aturan yang membeda-bedakan

golongan, mengulurkan kasih sayang, atau mengucapkan kata-kata yang ramah. Mereka

mempunyai standar tersendiri dalam hal integritas dan terus menerus mencari makna-

makna kehidupan yang lebih dalam”.

Semakin kita cermati kepribadiannya, ajaran serta nasihatnya, maka pemimpin

yang tergolong pada kriteria pemimpin tingkat lima, akan terasakan bahwa kepribadian,

ajaran serta nasihatnya mengalir dengan begitu alamiah. Pemimpin jenis ini sangat

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, dan niscaya apabila kita penganut

prinsip kebenaran, tentulah mampu merasakan aroma kebenarannya.. Sekali lagi, hal ini

hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang telah berpikiran dan berhati jernih. Inilah

tingkat kepemimpinan yang tertinggi, pemimpin abadi, yang cara berpikir dan

Page 23: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 87

pengaruhnya akan terus berjalan sampai akhir zaman. Inilah dasar yang telah diletakkan

oleh Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban baru, peradaban yang sesuai

dengan fitrah manusia.

6. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sesuai dengan kodratnya, semua manusia pada dasarnya adalah pemimpin (leader),

minimal pemimpin untuk dirinya sendiri.

2. Kepemimpinan (leadership) adalah pengaruh (influence), artinya seberapa besar

seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh bagi para pengikutnya, dalam rangka

untuk mencapai tujuannya.

3. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat melaksanakan kepemimpinannya

sesuai dengan hati nurani dan fitrah manusia.

4. Pemimpin yang abadi adalah pemimpin yang pengaruhnya dapat dikenang dan

dilaksanakan sepanjang masa sehingga dapat memberikan warna terhadap peradaban

manusia.

5. Untuk mencapai tahapan pemimpin yang abadi, seorang pemimpin harus dapat

melewati beberapa tahapan, yaitu :

a. Tahapan pertama, yaitu pemimpin yang dicintai. Untuk menjadi pemimpin yang

dicintai, maka pemimpin harus mencintai pengikutnya. Prinsip Basmallah adalah

jawabannya. Selalu berusaha mengerti dan menghargai setiap individu, dan selalu

bersikap rahman dan rahim kepada para pengikutnya.

b. Tahapan kedua, pemimpin yang dipercaya. Untuk mencapai tangga kedua,

pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi. Integritas adalah kejujuran.

Pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi adalah orang yang dengan penuh

keberanian serta berusaha tanpa kenal putus asa untuk dapat mencapai apa yang

ia cita-citakan.

c. Tahapan ketiga, pemimpin yang dapat membimbing. Yaitu kemampuan pemimpin

memberikan motivasi dan kekuatan kepada orang lain melalui bimbingan-

bimbingannya. Seorang pemimpin bisa dikatakan gagal apabila tidak berhasil

memiliki penerus. Pada tangga inilah puncak loyalitas pengikutnya akan terbentuk.

d. Tahapan keempat, pemimpin yang berkepribadian. Pemimpin harus mampu dan

berhasil menjelajahi dirinya sendiri ; mengenal secara mendalam siapa diri mereka

sebenarnya. Sebelum memimpin ke luar, ia harus lebih dulu memimpin ke dalam,

Page 24: == Diktat Perilaku Organisasi ==

== Diktat Perilaku Organisasi ==

Universitas Sangga Buana (USB YPKP) Hal : 88

sehingga muncul pribadi pemimpin yang dapat mengendalikan nafsu sebagai

refleksi mendisiplinkan diri.