Post on 05-Apr-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
i
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING PADA SISWA KELAS XII IPS 2 MA NEGERI NGRAMBE
NGAWI TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
TITIS DWIPANTARA
K7406152
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING PADA SISWA KELAS XII IPS 2 MA NEGERI NGRAMBE
NGAWI TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
TITIS DWIPANTARA
NIM K7406152
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Ngadiman, M. Si Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M
NIP. 195001211 98603 1 001 NIP. 19780803 200312 2 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .......................
Sekretaris : Drs. Sudiyanto, M.Pd .......................
Anggota I : Drs. Ngadiman, M. Si .......................
Anggota II : Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M .......................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .......................
Sekretaris : Drs. Sudiyanto, M.Pd .......................
Anggota I : Drs. Ngadiman, M. Si .......................
Anggota II : Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
TITIS DWIPANTARA. K7406152. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN MODEL
PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS XII IPS 2 MA
NEGERI NGRAMBE NGAWI TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi.
Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta, April 2011.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model Problem Based
Learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi kelas XII IPS 2 MA
Negeri Ngrambe Ngawi Tahun Ajaran 2010/ 2011.
Penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas (classroom action research)
dengan strategi siklus. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai
kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan
partisipasi siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observas, tes dan
dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) pengenalan masalah, (2) persiapan
tindakan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) observasi, (6)
Refleksi ,dan (7) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap
siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 2 x
45 menit
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi.
Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut terefleksi dari proses dan hasil pembelajaran.
Dari sisi proses pembelajaran, indikator adalah: (1) keaktifan siswa dalam apersepsi
menunjukkan peningkatan dari 55,55% atau 15 siswa menjadi 70,37% atau 19 siswa, (2)
Keaktifan siswa bekerjasama dalam kelompok selama kegiatan diskusi sebanyak 19
siswa pada siklus I sedangkan pada siklus II meningkat 22 siswa, (3) Keaktifan siswa
pada saat pembahasan hasil dikusi, mengajukan pertanyaan dan pendapat pada siklus I
terdapat 17 siswa, pada siklus II terdapat 20 siswa. Dari segi hasil pembelajaran,
indikatornya adalah: adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari 77,77% atau
21 siswa menjadi 92,59% atau 25 siswa. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru
melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model Problem Based Learning,
(2) Guru membuat Rencana Pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram, (4) Guru melakukan
evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar
berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan kualitas belajar akuntansi baik dari
segi keaktifan maupun hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
TITIS DWIPANTARA. K7406152. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE
ACCOUNTING LEARNING QUALITY BY APPLYING THE PROBLEM
BASED LEARNING MODEL TO THE XII IPS 2 GRADERS OF MA
NEGERI NGRAMBE NGAWI IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011.
Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Surakarta Sebelas
Maret University, April 2011.
The objective of research is to find out whether or not the problem based
learning model can improve the accounting learning quality of the XII IPS 2
Graders of MA Negeri Ngrambe Ngawi in the school year of 2010/2011.
This study employed a classroom action research approach with cycle
strategy. The object of this action research is a variety of activities occurring in
the classroom during the learning process. This research was taken place in
collaboration between the researcher, classroom teacher, and involved the student
participation. Techniques of collecting data used were observation, test, and
documentation. The research procedure included: (1) problem identification, (2)
action preparation, (3) action planning, (4) implementation, (5) observation, (6)
reflection, (7) report writing. The research process was carried out in two cycles,
each of which consists of four stages: (1) planning, (2) acting, (3) observing and
interpreting, and (4) analyzing and reflecting. Each cycle was carried out in 2
meetings, with time allotment of 2 x 45 minutes, respectively.
Considering the data analysis and discussion, it can be concluded that the
Problem Based Learning model application can improve the accounting learning
quality. Such learning quality improvement is reflected from the learning process
and result. From the learning process side, the indicators include: (1) student
activeness in apperception showing increase from 55.55% or 15 students to
70.37% or 19 students, (2) student activeness in cooperation within group during
discussion activity is 19 students in cycle I and 22 students in cycle II, (3) the
student activeness in discussing the result of discussion, asking question and
expressing opinion is 17 students in cycle I, and 20 students in cycle II. From the
learning achievement aspect, the indicators include: there is an increase in student
learning achievement passing from 77.7% or 21 students to 92.59% or 25
students. Such the improvements occur after the teacher takes some measures,
including: (1) the application of problem based learning, (2) the teacher develops
Learning Plan first before teaching so that the teaching-learning activity proceed
in directed and programmed manner, (3) Teacher undertakes evaluation after the
learning implementation to improve the next learning achievement. Thus, it can be
concluded that the application of Problem Based Learning can improve the
accounting learning quality from both activeness and learning achievement
aspects.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.”
(Q.S. Al Baqarah: 153)
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”.
(Aristoteles)
“Hanya kebodohan meremehkan pendidikan”.
( P.Syrus )
“Problem-Based(PBL) is a learning method based on the principle of using
problems as a starting point for the acquisition and integration of
knowledge”
(Problem Based Learning adalah metode pembelajaran yang menggunakan
Masalah sebagai titik awal untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang
lengkap)
(Prof. Howard Barrows)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
- Ibu dan Bapak terimakasih atas segala cinta, kasih
sayang dan doa yang telah tercurah untukku.
- Adikku Mada tersayang yang selama ini selalu
memberiku semangat.
- Pak Ngadiman dan Bu Laili terima kasih atas
bimbingan, kesabaran, dan semangatnya.
- Sahabat-sahabatku Rachmi, Ratih, dan Rini terimakasih
buat dukungan doa dan semangatnya.
- Saudari- saudariku di Wisma Wijaya Monick, Ardhian,
Ari, Astika, Nurita, Leny, Rela, Wahyu, Ary, Endah
terimakasih buat perhatian, kasih sayang, doa dan
semangat yang kalian berikan selama ini.
- Teman-teman Akuntansi 2006 yang tidak bisa tertulis
semua terima kasih.
- Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis
untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan bijaksana.
4. Drs. Ngadiman, M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak
sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
6. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji
penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna
menyelesaikan studi di bangku kuliah
7. Drs. Muljono, M.Ag, selaku Kepala MA Negeri 1 Ngrambe, yang telah
banyak memberikan ijin kepada penulis untuk menyusunan skripsi ini.
8. Sri Sudarsi, S Pd, selaku guru pamong yang telah memberikan dorongan,
semangat dan bimbingan dengan baik.
9. Guru, karyawan, dan siswa-siswa XII IPS 2 yang telah banyak memberikan
bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Bapak, Ibu, dan adik tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril
maupun spiritual, dan kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya
mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
11. Teman-teman satu perjuangan Ratih, Tri, Mb Titin, Leny, Burhan, Wawan,
Tonang, Arum, Novi dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................ x
DAFTAR ISI ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8
1. Kualitas Pembelajaran Akuntansi ......................................... 8
a. Hakikat Belajar ................................................................. 8
b. Hakikat Pembelajaran ....................................................... 9
c. Hakikat Kualitas Pembelajaran ......................................... 10
d. Hakikat Akuntansi ............................................................. 12
e. Hakikat Kualiatas Pembelajaran Untuk Mata Pelajaran
Akuntansi ........................................................................ 13
2. Model Problem Based Learning ........................................... 14
a. Hakikat Model Problem Based Learning ........................ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
b. Kelebihan dan Kelemahan Model
Problem Based Learning ................................................ 18
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 19
C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 20
D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 24
B. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................... 25
C. Pendekatan Penelitian .................................................................. 25
D. Sumber Data ................................................................................ 30
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 31
F. Prosedur Penelitian ...................................................................... 32
G. Proses Penelitian ....................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 39
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 39
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi
Kelas XII IPS 2 MA Negeri Ngrambe ......................................... 40
C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 42
1. Siklus I ................................................................................... 42
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................ 42
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................................... 44
c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 47
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I .......................... 49
2. Siklus II .................................................................................. 50
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ....................................... 52
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... 52
c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 55
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ......................... 57
D. Pembahasan .................................................................................. 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................... 63
A. Simpulan ...................................................................................... 63
B. Implikasi ...................................................................................... 66
C. Saran ............................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 67
LAMPIRAN ....................................................................................... 69
PERIJINAN ....................................................................................... 148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir 22
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan kelas 28
Gambar 3. Grafik Perbandingan hasil penelitian siklus I dan siklus II 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pembelajaran Berdasarkan Masalah 17
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian 24
Tabel 3. Perbedaan Penelitian formal dan penelitian informal 27
Tabel 4. Indikator Ketercapaian 35
Tabel 5. Persentase capaian hasil pembelajaran pada Siklus I 48
Tabel 6. Persentase capaian hasil pembelajaran pada Siklus II 56
Tabel 7. Hasil Penelitian 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional pada hakekatnya diarahkan pada pembangunan
Indonesia seutuhnya yang menyeluruh baik lahir maupun batin. Dipandang dari
segi kebutuhan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
perlu dipersiapkan untuk berpartisipasi serta memberikan sumbangan terhadap
terlaksananya program-program pembangunan yang telah direncanakan. Salah
satu usaha untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
adalah melalui program pendidikan nasional.
Pendidikan nasional merupakan upaya untuk mencerdaskan bangsa dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia guna mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya untuk
mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (2003: 2), menyatakan bahwa:
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Berdasarkan fungsi pendidikan nasional diatas, maka peran guru menjadi
fungsi keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah selain
bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana
kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan diatas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan
dalam segala komponen pendidikan. Adapun komponen yang mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan meliputi kurikulum, sarana prasarana, guru, siswa dan
model pengajaran yang tepat. Semua komponen tersebut saling terkait dalam
mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan (Djamarah,
2002:123). Hasil belajar yang meningkat merupakan salah satu indikator
pencapaian tujuan pendidikan yang mana hal itu tidak terlepas dari motivasi siswa
maupun kreativitas guru dalam menyajikan suatu materi pelajaran melalui
berbagai model untuk dapat mencapai tujuan pengajaran secara maksimal.
Dewasa ini pendidikan hanya menitikberatkan pada tercapainya tujuan
pendidikan, tetapi kurang memperhatikan proses pencapaian tujuan tersebut.
Telah ditemukan beberapa studi di lapangan, bahwa sebagaian besar proses
pembelajaran kurang melibatkan keaktifan siswa. Kegiatan pembelajaran berpusat
pada guru yang berakibat terjadinya bentuk komunikasi satu arah yaitu dari guru
kepada siswa, sehingga siswa sebagai pendengar hanya memperhatikan dan
membuat catatan seperlunya. Padahal ada kecenderungan bahwa anak akan
belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih
bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam
membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang
dikatakan gampang-gampang susah. Belajar akuntansi pada dasarnya merupakan
hasil belajar konsep, sedangkan konsep-konsep dasar akuntansi merupakan
kesatuan yang utuh, untuk itu dalam proses belajar mengajar akuntansi yang
terpenting adalah bagaimana guru dapat mengajarkan konsep itu pula. Pengajaran
akuntansi harus dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks
dan harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep, walaupun demikian
sampai saat ini akuntansi masih menjadi masalah bagi sebagian siswa dan
mengatakan bahwa akuntansi sulit. Akibat dari itu, sering terdapat kurangnya
minat belajar dan hasil belajar akuntansi kurang optimal, karena siswa banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
melakukan kesalahan. Hal ini bisa terjadi akibat beberapa faktor, mungkin karena
kualitas sumber daya manusia siswa atau mungkin juga pendekatan atau metode
pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakteristik pelajaran akuntansi dan
bisa diterima oleh siswa.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pembenahan dalam
pembelajaran akuntansi, sehingga konsep-konsep dalam pembelajaran akuntansi
lebih mudah dipahami oleh siswa. Pembenahan tersebut antara lain dengan
diterapkannya pendekatan kontekstual disekolah. Di dalam pembelajaran
akuntansi sebaiknya proses pembelajaran lebih dipusatkan kepada siswa, guru
hanya bertindak sebagai fasilitator pembelajaran yang memberikan arahan,
petunjuk, dan motivasi kepada siswa.
Kenyataan yang terjadi pada kelas XII IPS 2 MA Negeri Ngrambe Ngawi
menurut pengamatan penulis dan beberapa masukan dari guru bahwa sebagian
siswa di kelas kurang aktif dalam pembelajaran. Siswa kurang antusias terhadap
pelajaran akuntansi, para siswa menganggap bahwa akuntasi adalah pelajaran
yang sulit sehingga siswa lebih sering mengobrol sendiri dengan temannya saat
pelajaran sedang berlangsung. Selain itu siswa kurang aktif dalam pembelajaran
akuntansi ditandai dengan terjadinya kemacetan komunikasi ketika siswa diberi
kesempatan untuk bertanya, berkomentar, berdiskusi, mengajukan usul, berdialog,
mengkomunikasikan gagasan, dan hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa
belum mencapai batas ketuntasan yaitu 70, dengan ditandai nilai rata-rata kelas
untuk mata pelajaran akuntansi yaitu 68. Oleh sebab itu, hasil belajar masih harus
diperbaiki dan guru harus mempunyai kreativitas tinggi dalam memilih model
pembelajaran yang menarik minat/ antusisas siswa.
Model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam memberikan
informasi kepada siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mengajar.
Setiap guru harus menguasai berbagai macam model mengajar yang sesuai
dengan materi yang diajarkan sehingga dapat tercapai sasaran yang diharapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar banyak model mengajar yang bisa digunakan
guru untuk menyampaikan materi pelajaran, seperti model pembelajaran
kooperatif seperti Jigsaw II, Student Teams-Achievement Division (STAD), Team-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Game-Turnament (TGT), Team Assisted Indivudualization (TAI), Cooperatif
Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Group Investigation (GI).
Adapula model pembelajaran seperti Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
dan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan,
sehingga guru harus dapat memilih suatu model yang tepat dalam penyampaian
materi sebab model mengajar yang digunakan untuk menyampaikan materi untuk
suatu pokok bahasan belum tentu dapat digunakan untuk menyampaikan materi
pada pokok bahasan yang lain. Model mengajar yang dipilih sebaiknya model
yang dapat mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
Pemilihan model pengajaran yang tepat dapat menunjang kelancaran proses
belajar mengajar, Dalam mata diklat akuntansi sering dijumpai soal-soal yang
bervariasi sehingga membutuhkan banyak latihan agar siswa terampil dalam
mengerjakan soal baik secara individu maupun secara kelompok atau kerjasama
tim. Pembelajaran akuntansi akan lebih efektif jika dalam kegiatan belajar
mengajar diterapkan model pembelajaran yang sesuai. Alternatif pembelajaran
yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Problem Based Learning.
Model Problem Based Learning merupakan salah satu model
pembelajaran dimana authentic assesment (penalaran yang nyata atau konkret)
dapat diterapkan secara komprehensif, sebab didalamnya terdapat unsur
menemukan masalah dan sekaligus memecahkannya (unsur terdapat didalamnya
yaitu problem possing atau menemukan permasalahan dan problem solving atau
memecahkan masalah). Tujuan dari PBL untuk menantang siswa mengajukan
permasalahan dan juga menyelesaikan masalah yang lebih rumit dari sebelumnya,
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapatnya,
menggalang kerjasama dan kekompakan siswa dalam kelompok, mengembangkan
kepemimpinan siswa serta mengembangkan kemampuan pola analisis dan dapat
membantu siswa mengembangkan proses nalarnya.
Pengajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir
tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk belajar bagaimana
belajar. Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan jika guru tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide
secara terbuka. Intinya, siswa dihadapkan pada situasi masalah yang otentik dan
bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya (Nurhadi,
2004:109). Model ini cocok diterapkan pada mata pelajaran akuntansi karena
mata pelajaran ini menuntut siswa untuk dapat memiliki keterampilan dalam
melakukan pencatatan seperti pencatatan kedalam jurnal, membuat kertas kerja
dan sebagainya. Yang mana keterampilan tersebut dapat dilatih setahap demi
setahap.
Pembelajaran akuntansi akan lebih menarik jika disajikan dalam suatu
bentuk pembelajaran interaktif yang menyenangkan dalam rangka meningkatkan
kualitas belajar siswa. Untuk itu, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian
dengan judul: “Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Melalui
Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XII IPS 2 MA
Negeri Ngrambe Ngawi Tahun Ajaran 2010/2011”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Siswa kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi karena mereka
merasa bahwa akuntansi selama ini adalah mata pelajaran yang sulit, sehingga
mereka mudah bosan dan sering berbicara sendiri ketika guru sedang
mengajar
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi ditandai dengan terjadinya
kemacetan komunikasi ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya
tentang kesulitan yang mereka hadapi, berkomentar, berdiskusi, mengajukan
usul, berdialog, dan mengkomunikasikan gagasan.
3. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum mencapai batas
ketuntasan yaitu 70, dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran
akuntansi yaitu 68.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang teridentifikasi dapat terarah dan dikaji secara
mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Pada penelitian ini masalah
yang akan dikaji lebih mendalam berdasarkan identifikasi masalah diatas adalah
tentang penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, yaitu dengan:
1. Menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada saat
kegiatan pembelajaran.
2. Kualitas pembelajaran yang akan digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan
dalam penggunaan metode pembelajaran ini adalah mencakup (1) keaktifan
siswa selama apresiasi, (2) keaktifan siswa dalam bekerjasama dengan
kelompok selama kegiatan diskusi, (3) keaktifan siswa pada saat
pembahasan hasil diskusi, mengajukan pertanyaan dan pendapat, (4)
ketuntasan hasil belajar dengan standar nilai KKM 70
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah model Problem Based
Learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas
XII IPS 2 MA Negeri Ngrambe Tahun Ajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran akuntansi kelas XII IPS 2 MA Negeri Ngrambe Ngawi Tahun
Ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian
selanjutnya yang relevan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan
metode pembelajaran yang tepat.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru
- Hasil penelitian diharapkan dapat memberdayakan guru akuntansi
untuk merancang pembelajaran dengan model Problem Based Learning
guna meningkatkan kualitas pembelajaran untuk mata pelajaran
akuntansi.
b. Bagi Siswa
- Memotivasi siswa belajar akuntansi dengan cara yang menyenangkan
dan bervariasi serta dapat memperoleh pengalaman belajar.
- Diharapkan dapat membuat siswa memiliki minat belajar yang besar
khususnya pada mata pelajaran akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kualitas Pembelajaran Akuntansi
a. Hakikat Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang sangat kompleks dan menyangkut
banyak hal. Di kehidupan sehari-hari banyak di jumpai kegiatan yang
sebenarnya merupakan kegiatan belajar, namun hal ini kadang tidak di sadari
sepenuhnya. Perubahan akibat belajar ini akan bertahan lama dan sampai taraf
tertentu mungkin tidak akan hilang. Kemampuan yang telah diperoleh tidak
mudah terhapus begitu saja karena belajar merupakan suatu proses sehingga
perubahan yang terjadi berjalan secara bertahap dan dengan waktu yang relatif
lama. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat
tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di
sekolah, di rumah maupun di masyarakat.
Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan
tingkah laku baik potensial maupun aktual (Gino et. al., 1999: 6). Pendapat
lain yang mendukung pendapat ini mengemukakan belajar sebagai upaya
perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk menuju
perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur
cipta, rasa, karsa dan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Sardiman,
2004: 21). Serangkaian kegiatan jiwa tersebut merupakan tahapan perubahan
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Muhibbin,
2005: 91). Oleh karena itu belajar diartikan sebagai suatu aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas (.Winkel,
1996: 53).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan seseorang yang
menimbulkan serangkaian perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu
pengertian untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang
menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
sebagai hasil dari pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya, di
mana perubahan yang terjadi tersebut tidak bersifat sementara, melainkan
relatif tetap pada individu yang belajar tersebut.
b. Hakikat Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses baik disengaja
maupun tidak disengaja, disadari ataupun tidak disadari yang terjadi setiapsaat
dalam kehidupan. Dari proses belajar mengajar akan diperoleh suatu hasil
yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau tujuan pembelajaran.
Perpaduan guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar akan
menghasilkan suatu interaksi edukatif dengan memanfaatkan sarana dan
sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya. Pembelajaran merupakan aktivitas pokok dam
kegiatan belajar mengajar.
Menurut Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bab XI pasal 39 ayat 2 : Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Menurut
Peraturan Pemerintah no 19 Tentang Badan Standar Nasional Pendidikan
Bab IV pasal 19 ayat (1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (2)
Perubahan paradigma pembelajaran dari paradigma mengajar ke
paradigma belajar, merupakan salah satu agenda penting dalam keterlaksanaan
KTSP yang berbasis kompetensi. Paradigma belajar mengandung makna
bahwa siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan barunya
berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam hal ini fungsi guru
sebagai fasilitator dan motivator, guru mengembangkan kegiatan
pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri konsep baru
yang dipelajari dengan motivasi guru.
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa, dituntut adanya profil
kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai
serta sifat-sifat pribadi (kepribadian), agar proses itu dapat berlangsung
dengan efektif dan efisien. Prinsip-prinsip pembelajaran efektif sebagai
berikut :
1) Berkaitan langsung dengan keberhasilan pencapaian pengalaman belajar
2) Menguatkan praktek dalam tindakan
3) Mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti
4) Bersifat dinamis dan dapat membangkitkan kegairahan
5) Merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tentang pengajaran
6) Membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus pembelajaran
7) Dapat menemukan ekspresi terbaiknya ketika guru berkolaborasi untuk
mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek
mengajar yang profesional
c. Hakikat Kualitas Pembelajaran
Secara konseptual maka kualitas pembelajaran tidak berbeda dengan
arti keefektifan proses belajar mengajar jika dilihat dari indikator evaluasinya.
Sudjana (1990) menggunakan sejumlah indikator untuk menilai PBM seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kualitas hasil belajar, keterampilan, kemampuan mengajar, aktivitas siswa,
motivasi, dan lain sebagainya. Menurut Mulyasa (2004), kualitas
pembelajaran atau pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan
segi hasil.
Menurut Cox (2006 : 8) dalam jurnal Dr. S. Eko Putro Widoyoko
mengemukakan bahwa kualitas program pembelajaran tergantung pada sarana
dan prasarana pembelajaran, aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan
pembelajaran dan personal yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran baik itu
guru dan siswa. Kualitas pembelajaran merupakan ukuran yang menunjukkan
seberapa tinggi kualitas interaksi antar guru dengan siswa yang terjadi dalam
tempat pembelajaran ( ruang kelas ) untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Interaksi tersebut melibatkan guru dan siswa yang dilakukan dalam
lingkungan tertentu dengan dukungan sarana dan prasarana tertentu. Kualitas
pembelajaran akan tergantung dan dipengaruhi oleh : guru, siswa, kurikulum,
sarana dan prasarana, fasilitas pembelajaran, lingkungan kelas dan iklim kelas,
konteks dan lain-lain.
Kualitas dapat dimaknai juga dengan istilah mutu atau keefektifan.
Menurut Etzioni yang dikutip oleh Cepi Ryana, secara definitif efektivitas
dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau
sasarannya. Efektivitas ini sesunguhnya merupakan suatu konsep yang lebih
luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang.
Dengan demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas,
akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya.
Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu
memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai
sasarannya atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan - tujuan dicapai Dengan
demikian, yang dimaksud dengan efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni. Pencapaian tujuan
tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta
pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Mengutip dari Cepi Riyana UNESCO (1996) menetapkan 4 (empat)
pilar pendidikan yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh
pengelola dunia pendidikan, yaitu:
1) Belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan (learning to know)
2) Belajar untuk menguasai keterampilan (learning to do)
3) Belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live together)
4) Belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal (learning tobe).
Keempat pilar akan berjalan dengan baik jika diwarnai dengan
pengembangan keberagamaan. Nilai-nilai keberagamaan sangat dibutuhkan
bagi setiap warga negara Indonesia dalam menapaki kehidupan di dunia ini.
Pengintegrasian nilai-nilai agama ke dalam mata pelajaran yang
diajarkan/dipelajari siswa akan lebih efektif dalam pembentukan pribadi anak
yang ber-Ketuhahan Yang Maha Esa daripada diajarkan secara monolitik yang
penuh dengan konsep.
Dengan adanya pendapat para pakar diatas khususnya mengacu pada
pendapat Mulyasa (2004), kualitas pembelajaran atau pembentukan
kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Untuk itu penulis
menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan suatu hal mempunyai
indikator keberhasilan yang komplek. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti
membatasi indikator yang digunakan dalam melihat keberhasilan kualitas
pembelajarannya berupa keaktifan dan tingkat pemahaman siswa yang dilihat
dari pencapaian hasil belajar siswa pada saat akhir proses pengajaran.
d. Hakikat Akuntansi
Akuntansi adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang sering
digunakan dalam dunia usaha. Akuntansi berasal dari bahasa Inggris yaitu
“accounting” yang berarti pencatatan. American Accounting Association
dalam Soemarso (2004:3) mendefinisikan akuntansi sebagai : “…proses
mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Beliau juga berpendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
bahwa “Proses akuntansi terdiri dari pengumpulan bukti transaksi, pencatatan,
penggolongan, pengikhtisaran, pelaporan, analisis, dan interpretasi”. Soemarso
(2004:4) mengemukakan bahwa “Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan
informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna
bagi pihak-pihak di dalam perusahaan itu sendiri maupun pihak-pihak di luar
perusahaan”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat diartikan bahwa
akuntansi merupakan proses yang terdiri dari pengumpulan bukti transaksi,
pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, sampai pelaporan kepada pihak-
pihak yang membutuhkan informasi akuntansi sebagai bahan pengambilan
keputusan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan sebagai alat
evaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Sedangkan bagi Instansi
Pendidikan, seperti Madrasah Aliyah (MA), Akuntansi merupakan mata
pelajaran yang masih menjadi bagian dari mata pelajaran ekonomi sehingga
belum merupakan suatu mata pelajaran yang berdiri sendiri. Akuntansi
diajarkan di MA sebagai pengantar agar siswa mengerti sejak sekarang
mengenai cara membuat dan mengelola sistem pembukuan, mencatat
transaksi-transaksi yang terjadi di dalam perusahaan jasa serta menyusun
laporan keuangan perusahaan jasa sehingga siswa dapat mempraktekkannya.
Mata pelajaran akuntansi di MA diajarkan setiap minggu selama 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2x45 menit.
e. Hakikat Kualitas Pembelajaran Untuk Mata Pelajaran Akuntansi
Penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan,
setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian
hasil belajar. Sudjana (2009: 56) menyatakan bahwa “Penilaian kualitas
pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga
kepada proses”. Oleh sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar
harus dilaksanakan secara seimbang. Penilaian terhadap hasil belajar semata-
mata, tanpa menilai proses, cenderung melihat faktor siswa sebagai kambing
hitam kegagalan pembelajaran pada khususnya dan pendidikan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
umumnya. Padahal tidak mustahil kegagalan siswa itu disebabkan oleh
lemahnya proses belajar-mengajar dimana guru berperan sebagai
penanggungjawabnya. Di lain pihak, pembelajaran dikatakan berhasil apabila
perubahan-perubahan pada siswa sebagai akibat dari proses yang ditempuhnya
melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru
dalam proses mengajarnya.
Dalam kurikulum MA Negeri Ngrambe, terdapat mata pelajaran
akuntansi. Pokok bahasan khusus yang diberikan kepada kelas XII semester
ganjil membahas tentang Penyusunan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang.
Dalam pembelajaran tahun-tahun sebelumnya, untuk mata pelajaran ini masih
menghasilkan capaian yang timpang diantara siswa. Kurangnya interaksi antar
siswa, pemahaman terhadap materi yang kurang, pengelolaan waktu yang
kurang menguntungkan baik bagi guru maupun siswa menjadikan proses
belajar menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu, dalam penerapan model
Problem Based Learning yang akan dilakukan oleh guru bersama peneliti
diharapkan pembelajaran akan memberikan kontribusi yang lebih baik
daripada tahun-tahun sebelumnya. Dampak dari penerapan tersebut dapat kita
lihat tidak hanya dari hasil akhir pembelajaran saja tetapi juga terhadap proses
pelaksanaannnya. Penilaian/evaluasi pembelajaran akuntansi dengan model
yang baru akan dilakukan dengan menilai kualitas pembelajaran dilihat dari
proses belajar mengajar dan hasil dari pembelajaran yang dilaksanakan.
Melalui penerapan model Problem Based Learning diharapkan kualitas
pembelajaran untuk mata pelajaran akuntansi menjadi lebih baik.
2. Model Problem Based Learning
a. Hakikat Model Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah dikenal dengan istilah problem based
learning (PBL), pada awalnya dirancang untuk program graduate bidang
kesehatan oleh Barrows (1988) yang kemudian diadaptasi untuk program
akademik kependidikan oleh Stepein Gallager (1993). Menurut Arends dalam
Trianto (2007: 68) Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang
otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan kemampuan berfikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri.
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang ciri
utamanya pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan
antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama dan menghasilkan karya atau
hasil peraga (Ibrahim,2000:5). Lebih lanjut menurut Claire Major (2001)
dalam Halizah Awang, dan Ishak Ramly (2001:12), mengemukan bahwa:
“PBL is a total pedagogical approach to education that focuses on helping
students develop self-directed learning skills. It derives from the theory
that learning is a process in which the learner actively constructs new
knowledge on the basis of current knowledge. PBL provides students with
the opportunity to gain theory and content knowledge and comprehension.
PBL helps students develop advanced cognitive abilities such as creative
thinking, problem solving and communication skills”.
PBL adalah pendekatan pedagogis yang berfokus untuk membantu
siswa mengembangkan diri yang diarahkan pada belajar keterampilan. Ini
berasal dari teori belajar bahwa sebuah proses di mana pelajar secara aktif
membangun pengetahuan baru atas dasar pengetahuan saat ini. PBL
memberikan siswa kesempatan untuk mendapatkan teori dan pengetahuan
serta pemahaman. PBL membantu siswa mengembangkan kemampuan
kognitif seperti berpikir kreatif, pemecahan masalah dan kemampuan
komunikasi.
Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai
sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan berfikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapat
pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan pembelajaran ini
mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri
untuk membantu siswa mencapai ketrampilan mengarahkan diri. Guru dalam
pembelajaran berdasarkan masalah berperan sebagai penyaji masalah,
penanya, mengadakan dialog membantu menyelesaikan masalah, dan memberi
fasilitas penelitian. Selain itu guru menyiapkan dukungan dan dorongan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dapat meningkatkan pertumbuhan intelektual siswa. Pembelajaran berdasarkan
masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas
yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.
Menurut Arends dalam Trianto (2007:69). Para pengembang Problem
Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah telah mengemukakan
karakteristik model pembelajaran berbasis masalah yaitu :
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya mengkoordinasikan
sekitar prinsip- prinsip atau keterampilan akademik tertentu,
pembelajaran berdasarkan masalah mengkoordinasikan pengajaran
disekitar pertanyaan dan masalah yang dua- duanya secara sosial
penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka
mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban
sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk
situasi itu.
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun PBL mungkin
berpusat pada mata pelajaran tertentu. Masalah yang dipilih benar-
benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu
dari banyak mata pelajaran.
3) Penyelidikan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah
menghendaki siswa untuk melakukan penyelidikan autentik untuk
mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus
menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan
hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis
informasi, melakukan eksperimen ( jika diperlukan ), membuat
referensi, dan merumuskan kesimpulan.
4) Menghasilkan produk memamerkannya. PBL menuntut siswa untuk
menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan
peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang mereka temukan. Bentuk tersebut dapat berupa
laporan, model fisik, video maupun program komputer. Karya nyata
itu kemudian didemonstrasikan atau dipresentasikan kepada teman-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
temannya yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari dan
menyediakan suatu alternatif terhadap laporan atau makalah.
5) Model pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang
bekerjasama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau
dalam kelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk
secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan
memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
Pembelajaran Berbasis Masalah biasanya terdiri dari lima tahapan
utama yang dimulai dari guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi
masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Secara
singkat kelima tahapan pembelajaran PBL adalah seperti berikut :
Tabel 1. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa pada
masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
mengajukan fenomena atau demonstrasi atau
cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih
Tahap 2
Mengorganisasikan siswa
untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan
Guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menyajikan hasil karya laporan, video, dan model dan membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
(Sumber : Ibrahim & Nur,2000:13)
b. Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning
Menurut Amir (2009:27), penerapan model Problem Based Learning
memiliki beberapa manfaat, antara lain :
1) Menjadi lebih ingat dan meningkatkan pemahamannya atas materi ajar
2) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan
3) Mendorong untuk berfikir
4) Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial
5) Membangun kecakapn belajar (life- long learning skill)
6) Memotivasi pemelajar
Di samping memiliki manfaat, menurut Nurhadi (2004:110) model
Problem Based Learning juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :
1) Pencapaian akademik dari individu siswa
2) Waktu yang diperlukan untuk implementasi
3) Perubahan peran siswa dalam proses
4) Perubahan peran guru dalam proses
5) Perumusan masalah yang baik
Keuntungan pembelajaran berbasis masalah menurut Nurhadi dalam
Sugiyanto (2008:118) adalah pembelajaran berdasarkan masalah mendorong
kerjasama dalam menyelesaikan tugas, pembelajaran berdasarkan masalah
memiliki unsur-unsur belajar magang yang bisa mendorong pengamatan dan
dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran
penting aktivitas mental dan belajar yang terjadi di luar sekolah, pengajaran
berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia
nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut, pengajaran
berdasarkan masalah berusaha membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri
dan otonom. Tujuan dan hasil belajar PBL adalah untuk mengembangkan
kemampuan keterampilan berfikir, mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan memecahkan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai
peran orang dewasa melalui pelibatan mereka pada pengalaman nyata,
mengembangkan keterampilan belajar pengarahan sendiri yang efektif.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang relevan
dijadikan titik tolak penelitian kita dalam mencoba melakukan pengulangan,
revisi, modifikasi, dan sebagainya. Penelitian yang relevan dan selaras dengan
judul penelitian yang diambil, yaitu “Upaya Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Akuntansi Melalui Penerapan Metode Problem Based
Learning (PBL) Pada Siswa Kelas XII IPS 2 MA Negeri Ngrambe Tahun
Diklat 2010/2011”adalah sebagai berikut :
1. Fitri Yuni Astiti (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “ Model
Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning) Untuk
meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester II SMP N 5 Semarang
Pokok Bahasan Bangun ruang Sisi Datar Tahun Pelajaran 2006/2007”,
menyimpulkan bahwa: (1) Model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 5 Semarang sub pokok
bahasan bangun ruang kubus dan balok tahun pelajaran 2006/2007,
(2)Dengan model pembelajaran berbasis masalah aktivitas siswa dalam
pembelajaran mengalami peningkatan.
2. Halizah Awang, and Ishak Ramly (2008) dalam penelitiannya yang berjudul
“Creative Thinking Skill Approach Through Problem- Based Learning:
Pedagogy and Practice in the Enginerring Classroom”. Menyimpulkan
bahwa keaktifaan dan keterampilan siswa dapat meningkat dengan
menggunakan model Problem Based Learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3. Nanik Siswidyawati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Implikasi
Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Pelajaran Biologi Kelas VII-A SMP Negeri 1 Gesi Tahun Ajaran
2007/2008”, menyimpulkan bahwa: Penggunaan Model PBL dapat
meningkatkan hasil belajar sisswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Gesi Tahun
Ajaran 2007/2008, dapat dilihat dari tercapainya target nilai pada semua
ranah. Pada ranah kognitif siklus I persentase rata-rata kelas 73,54%,
sedangkan pada siklus II persentase menjadi 76,93%. Pada ranah afektif
persentase rata-rata kelas siklus I 76,93%, sedangkan pada siklus II menjadi
81,75%. Pada ranah psikomotorik persentase rata-rata kelas siklus I 48,74%,
sedangkan siklus II menjadi 75%.
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Berdasarkan kajian
teori yang telah dikemukakan penulis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai
berikut :
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Selain itu
pembelajaran merupakan proses belajar yang dilakukan siswa dalam memahami
materi kajian yang tersirat dalam pembelajaran dan kegiatan mengajar guru yang
berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi siswa agar mempunyai semangat dan
kemauan tinggi dalam pembelajaran sehingga proses belajar yang telah
direncanakan dan disajikan dapat berlangsung dengan mudah dan mampu
mencapai hasil yang optimal.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran akuntansi
di MA Negeri Ngrambe Ngawi adalah kurangnya antusias/ minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Banyak siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
dan nilai rata- rata kelas yang masih kurang dari KKM. Selain itu penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
metode mengajar yang kurang bervariasi menyebabkan proses belajar mengajar
menjadi kurang kondusif. Hal ini menyebabkan guru menghadapi masalah dalam
membangkitkan minat dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran akuntansi.
Dalam pelajaran akuntansi siswa dituntut untuk dapat memahami sebuah
konsep sehingga diperoleh pemahaman yang bersifat tahan lama dan menguasai
konsep-konsep akuntansi, bukan hanya menghafal teori. Oleh karena itu,
diperlukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model yang
tepat akan membuat siswa lebih mudah memahami konsep atau materi. Untuk
mengatasi masalah tersebut peneliti menawarkan salah satu model pembelajaran
yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran akuntansi adalah model
Problem Based Learning.
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan diri siswa dengan berfikir
kreatif dan berani mengungkapkan pendapatnya, menumbuhkan ketrampilan
sosial dari siswa untuk saling membantu, menimbulkan prilaku rasional dalam diri
siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pada kajian teori dan
tema yang diambil dalam penelitian diatas dan sesuai dengan judul masalah
penelitian, yaitu “Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Akuntansi
Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas XII
IPS 2 MA Negeri Ngrambe Ngawi Tahun Ajaran 2010/2011”, maka dapat
digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
KONDISI
AWAL
T
I
N
D
A
K
A
N
KONDISI
AKHIR
- Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
- Hasil belajar yang belum memenuhi
KKM
- Guru kesulitan dalam menerapkan metode
pembelajaran.
Guru:
Menerapkan model Problem Based Learning
(PBL)
Siswa:
- Keaktifan siswa selama apersepsi
- Keaktifan siswa dalam bekerjasama
dengan kelompok selama kegiatan
diskusi.
- Kemampuan siswa dalam
mengemukakan pertanyaan dan pendapat
- Siswa menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran
- Meningkatkan kemampuan diri siswa
dengan berfikir kreatif
- Berani mengungkapkan pendapatnya
- Menumbuhkan keterampilan sosial
- Hasil belajar meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil
penelitian yang relevan serta kerangka pemikiran, maka dapat penulis
merumuskan hipotesis sebagai berikut ” Penerapan Model Problem Based
Learning dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Di Kelas XII IPS
2 MA Negeri Ngrambe Ngawi Tahun Ajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MA Negeri Ngrambe, yang
beralamat di Jl. Raya Pucangan, Ngrambe, Ngawi. Alasan pemilihan sekolah ini
sebagai tempat penelitian adalah:
a. Menurut pendapat beberapa siswa (khususnya kelas XII IPS 2) bahwa
mata pelajaran akuntansi adalah pembelajaran yang sulit sehingga
banyak siswa kurang memahami materi sehingga hasil yang diperoleh
menjadi kurang maksimal.
b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama
penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol
sekaligus menjaga validitas hasil penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Juli 2010
sampai Desember 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai
penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
No Keterangan Tahun 2010/2011
Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Ma
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Ijin Penelitian
4 Perencanaan tindakan
5 Implementasi Tindakan
siklus I dan Siklus II
6 Penyusunan Laporan
Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini dikhususkan pada kelas XI IPS yang terdiri dari dua kelas,
di mana jumlah siswa tiap kelas rata-rata 27 siswa. Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XII IPS 1 MA Negeri Ngrambe Ngawi tahun diklat 2010/2011
dengan jumlah siswa 27 anak.
2. Objek Penelitian
Objek pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah berbagai kegiatan
yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya Proses Belajar Mengajar yang
terdiri dari :
a. Pemilihan model pembelajaran
b. Pelaksanaan model pembelajaran yang dipilih
c. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
d. Hasil proses pembelajaran
C. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa
adanya. Menurut pendapat Kemmis dan Carr sebagaimana dikutip Kasihani
Kasbolah (2001: 9), “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian
yang yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial
dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjan ini serta di
mana pekerjaan ini dilakukan”. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan
riil yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan
alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan
nyata yang terencana dan terukur.
Untuk lebih memahami mengenai apa yang disebut dengan penelitian
tindakan kelas, perlu dikatahui terlebih dahulu pengertian dan karakteristik
penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (2007:2-3), ada tiga kata yang
membentuk pengertian tersebut, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Penelitian
Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan suatu cara dan aturan metodoligi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal
yang menarik minat dan penting bagi si peneliti
2. Tindakan
Menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Dalam bentuk penelitian rangkaian siklus kegiatan untuk
siswa.
3. Kelas
Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas
adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu(1)
penelitian,(2) tindakan,(3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
yang dilakukan oleh siswa.
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud PTK, perlu diketahui
karakteristik dari PTK itu sendiri. Menurut Zainal Aqib (2007 : 128) karakteristik
PTK meliputi :
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional.
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.
3. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional.
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
6. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan
adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Berdasarkan definisi tersebut penelitian tindakan kelas dapat diartikan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang
memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan
dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki
dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas (classroom action research) berbeda dengan
penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori
yang bersifat umum (general). Classroom action research lebih bertujuan untuk
memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi.
Namun demikian hasil classroom action research dapat saja diterapkan oleh
orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimliki peneliti.
Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action research
disajikan dalam tabel berikut :
Table 3. Perbedaan penelitian formal dan penelitian tindakan kelas
Penelitian Formal Penelitian Tindakan Kelas
Dilakukan oleh orang lain Dilakukan oleh guru
Sampel harus representative Kerepresentatifan sampel tidak
diperhatikan
Instrumen harus valid dan reliable Instrumen yang valid dan reliabel
tidak diperhatikan
Menuntut penggunaan analisis
statistic
Tidak diperlukan analisis statistik
yang rumit
Mempersyaratkan hipotesis Tidak selalu menggunakan hipotesis
Mengembangkan teori Memperbaiki praktik pembelajaran
secara langsung
Menurut Hopkins (1993) yang dikutip oleh Prof. Suhardjono (2007:74),
ada beberapa ahli yang menggunakan model penelitian tindakan kelas dengan
bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat kegiatan utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan,(c)
pengamatan,dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Siklus I
Siklus II
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan
(Suhardjono dalam Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007: 74)
Keterangan :
Rincian kegiatan pada tahapan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan.
Permasalahan
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan
Perencanaan
tindakan I
Refleksi I
Perencanaan
tindakan II
Refleksi II
Dilanjutkan
ke siklus
berikutnya
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan
data II
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan data I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai
berikut :
a. mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-
benar factual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalah
cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan
masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti.
b. menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan
melatarbelakangi PTK.
c. merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat Tanya maupun
kalimat pernyataan.
d. menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa
rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai
alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang
paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru.
e. menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data
yang dapat dipakai untuk menganalisis indicator keberhasilan itu.
f. membuat secara rinci rancangan tindakan.
2. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan scenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan
dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian
tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan
dilakukan,(b) kegiatan yang seharusnya dialakukan oleh guru,(c) kegiatan
yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media
pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis
intrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/ pengamatan disertai
dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3. Observasi dan interpretasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan
menggunakan format observasi/ penilaian yang telah disusun, termasuk juga
pengamatan secara cermat pelaksanaan scenario tindakan dari waktu ke waktu
serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang
dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai
tugas, dan lain-lain) atau data kualitatif yang menggambarkan kretifitas siswa,
antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya.
Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui
keabsahannya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk
mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal
ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,
kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap
hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari
proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus
berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan
pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
D. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam PTK berupa segala gejala atau peristiwa
yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan. Data tersebut meliputi data sekolah, data siswa, nilai hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dan keaktifan siswa. Data penelitan dikumpulkan dari berbagai sumber yang
meliputi :
1. Dokumen/ arsip sekolah mengenai data siswa dan prestasi belajar siswa dilihat
dari nilai siswa
2. Guru mata diklat akuntansi kelas XII IPS 2
3. Siswa kelas XII IPS 2 sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh berupa
keaktifan siswa, nilai tes/ hasil belajar akuntansi siswa saat metode Problem
Based Learning diaplikasikan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data diketahui dengan nama
teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan
kelas biasanya berupa metode observasi, dokumentasi dan tes.
1. Observasi
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses pembelajaran
di kelas saat guru tengah memberikan materi pelajaran. Observasi hanya
dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan
dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Catatan lapangan sebagai salah satu
wujud dari pengamatan dapat digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus
istimewa, atau untuk melukiskan suatu proses.
2. Dokumentasi
Merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana sebuah penelitian
tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengumpulkan
data dan mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran saat penelitian dilaksanakan. Pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengklasifikasikan bahan-bahan yang berhubungan dengan hasil
yang sedang diteliti, baik dari sumber dokumen maupun dari buku-buku.
Teknik ini untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang
berupa dokumen sekolah, catatan-catatan, daftar hadir siswa, hasil karya
siswa, dsb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Tes.
Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari
penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan dengan dua cara, yaitu tes
tertulis dan praktek atau lisan dengan mendemonstrasikan pekerjaan mereka di
depan kelas.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari
beberapa tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dalam bentuk RPP
c. Penyusunan soal evaluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus
II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan
model Problem Based Learning, yakni untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran akuntansi dasar siswa. Hal ini diukur dari tingkat keaktifan
siswa dan pemahaman siswa terhadap materi dengan diadakannya pre-test dan
post-test.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
5. Tahap observasi dan interpretasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang
sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
Pengamatan dapat dilakukan secara beiringan bahkan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan (interpretasi metode). Semua hal yang berkaitan dengan
hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
6. Tahap refleksi
Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan, kemudian bersama dengan guru mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan. Dalam hal ini, guru merefleksikan pengalamannya
kepada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan.
7. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang
telah dilakukan selama penelitian. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu
ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan
deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis.
G. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan
kualitas pembelajaran akuntansi pada kelas XII IPS 2 MA Negeri Ngrambe tahun
ajaran 2010/2011 dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit
sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : (1) Perencanaan
Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi , (4) Analisis
dan Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini,
direncanakan dalam dua siklus.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas meliputi:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model Problem Based Learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
menggunakan model Problem Based Learning, dengan skenario
pembelajaran sebagai berikut:
a) Salam pembuka, guru mengabsen siswa.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
c) Mengulangi sedikit materi terdahulu yang masih ada kaitannya
dengan materi yang akan diajarkan melalui apersepsi dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru dan
peneliti tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
d) Guru menjelaskan materi tahap pencatatan siklus akuntansi
perusahaan dagang, sub bab melakukan posting jurnal khusus ke
buku besar dan mekanisme metode Problem Based Learning.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami
materi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan untuk
tanya jawab.
f) Siswa diminta bergabung dengan kelompok belajarnya yang sudah
dibentuk oleh guru untuk mengerjakan tugas mengidentifikasi
permasalahan materi tahap pencatatan siklus akuntansi perusahaan
dagang yang harus dipecahkan bersama dengan waktu yang
ditentukan. Masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa.
g) Guru memberitahukan bahwa soal latihan tersebut diharapkan
dapat dipresentasikan siswa sesuai dengan tugas masing-masing.
h) Guru menunjuk dua kelompok secara acak untuk
mempresentasikan tugasnya.
i) Selama presentasi berlangsung, siswa kelompok lain diberi
kesempatan untuk bertanya pada kelompok yang sedang
mempresentasikan hasilnya di depan kelas dan berdiskusi.
j) Guru dan peneliti mengawasi dengan baik agar suasana
pembelajaran tetap tertib dan tenang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
k) Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri untuk selanjutnya
mengerjakan evaluasi akhir atas materi yang telah dibahas.
l) Guru dan peneliti membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa
soal uraian dan meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak
saling bekerja sama.
m) Guru dan peneliti mengawasi dengan seksama agar hasil dari
evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal
dengan tertib dan tenang.
n) Guru dan peneliti meminta lembar jawab soal.
b. Menyusun instrumen penelitian, yang berupa test, instrumen test dinilai
dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus)
c. Mempersiapkan lembar kerja siswa.
d. Menetapkan indikator ketercapaian. Indikator ketercapaian ini dinilai dari
beberapa komponen, seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4. Indikator Ketercapaian
Aspek yang diukur
Persentas
e Target
Capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa selama
Apersepsi.
70% Diamati saat guru mem- berikan
apersepsi kepada siswa pada awal
pembelajaran
Keaktifan siswa dalam
bekerjasama dengan
kelompoknya selama
kegiatan diskusi
berlangsung
70 % Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi
oleh peneliti dan dihitung dari
jumlah siswa yang aktif dalam
diskusi dengan kelompoknya
Keaktifan siswa pada saat
pembahasan hasil
diskusi, mengajukan
pertanyaan dan pendapat.
70 % Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi
dan dihitung dari jumlah siswa
yang menunjukkan keaktifan pada
saat pembahasan hasil diskusi,
mengajukan pertanyaan dan
pendapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Ketuntasan hasil
belajar
(standar nilai 70)
80 % Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 70 ke atas,
untuk siswa yang mendapat nilai
70 dianggap telah mencapai
ketuntasan belajar.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan ini dilaksanakan ke dalam dua siklus:
a. Rancangan Siklus I
1) Pendahuluan
a) Apersepsi
b) Motivasi
c) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai
2) Kegiatan inti
a) Memberikan penjelasan apakah model PBL itu.
b) Mempresentasikan informasi tentang materi yang akan dibahas.
c) Membentuk kelompok secara heterogen
d) Membagikan soal yang akan didiskusikan secara kelompok.
e) Meminta siswa bekerja sama dalam kelompok, untuk
mengidentifikasi permasalahan dan menyelesaikan soal diskusi. Guru
membimbing selama kegiatan berlangsung.
f) Meminta kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
mereka dan siswa lainnya menanggapi. Dalam hal ini, guru berperan
sebagai fasilitator.
g) Guru melakukan evaluasi hasil kerja dan memastikan bahwa seluruh
kelompok telah memahami materi yang dibahas.
3) Penutup
a) Guru memberikan rangkuman atas apa yang telah didiskusikan dalam
pertemuan tersebut.
b) Guru memberikan kuis individu sebagai evaluasi akhir atas materi
yang telah dibahas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Rancangan Siklus II
1) Pendahuluan
a) Apersepsi
b) Motivasi
c) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai
2) Kegiatan inti
a) Mempresentasikan informasi tentang materi yang akan dibahas.
b) Membentuk kelompok secara heterogen
c) Membagikan soal yang akan didiskusikan secara kelompok.
d) Meminta siswa bekerja sama dalam kelompok, untuk
mengidentifikasi permasalahan dan menyelesaikan soal diskusi. Guru
membimbing selama kegiatan berlangsung..
e) Meminta kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
mereka dan siswa lainnya menanggapi. Dalam hal ini, guru berperan
sebagai fasilitator.
f) Guru melakukan evaluasi hasil kerja dan memastikan bahwa seluruh
kelompok telah memahami materi yang dibahas.
3) Penutup
a) Guru memberikan rangkuman atas apa yang telah didiskusikan dalam
pertemuan tersebut.
b) Guru memberikan kuis individu sebagai evaluasi akhir atas materi
yang telah dibahas.
3. Tahap Observasi dan Interprestasi
Proses ini dilakukan dengan mengamati aktivitas pembelajaran model
Problem Based Learning pada pembelajaran akuntansi yang telah
direncanakan. Peneliti mencari kelebihan dan kekurangan dalam penerapan
model Problem Based Learning ini dalam memperoleh data yang dibutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Dilakukan dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan pada proses
sebelumnya sehingga diperoleh kesimpulan tentang keberhasilan maupun
kekurangan dari penerapan model Problem Based Learning. Hasil kesimpulan
tersebut akan digunakan untuk perbaikan pada tindakan berikutnya yang
kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Keadaan Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar MA Negeri 1 Ngrambe sangat kondusif, sehingga
mendukung pelaksanaan kegiatan Belajar mengajar. Letak MA Negeri 1
Ngrambe yang strategis membuat sekolah ini mudah dijangkau kendaraan
dari berbagai arah.Untuk lingkungan secara umum, MA Negeri 1 Ngrambe
adalah sekolah yang asri dan bersih. Di setiap sudut bangunan terdapat taman,
terdapat beberapa pohon dan juga tempat hijau dan terawat.
Sedangkan keadaan kelas pada umumnya juga dilengkapi dengan
berbagai fasilitas penunjang berupa inventaris kelas seperti white board, meja,
kursi, dan sebagainya. Selain itu, untuk menunjang kegiatan belajar
disediakan laboratorium dan perpustakaan.
2. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan MA Negeri Ngrambe Ngawi tahun ajaran
2010/2011 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan sebuah kurikulum yang benar-
benar dibuat oleh sekolah yang melibatkan unsur kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, konselor, komite sekolah dan nara sumber sehingga dengan
sinerginya unsur-unsur tersebut akan menemukan kemudahan dalam proses
pembuatan kurikulum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi
Kelas XII IPS 2 di MA Negeri Ngrambe
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada
tanggal 24 September di MA Negeri Ngrambe. Hasil dari identifikasi masalah
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai (terbatasnya buku
paket untuk siswa).
Dalam pembelajaran akuntansi di MA Negeri 1 Ngrambe ini
didukung dengan buku pegangan yang mana masing-masing siswa dapat
mengopy dari guru. Namun, kenyataan yang terjadi adalah tidak semua
siswa mau mengopy buku tersebut dengan alasan ekonomi. Sehingga
siswa terpaksa mengcopy satu buku untuk dua orang. Keterbatasan
tersebut berdampak pada terhambatnya proses belajar siswa (baik belajar
di rumah maupun di sekolah).
b. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
Kurang antusiasnya siswa dalam pembelajaran akuntansi
disebabkan karena materi yang kompleks dan metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru yang kurang tepat. Siswa dapat berkonsentrasi pada
awal pelajaran dimulai tapi setelah setengah jam kemudian siswa sudah
mulai bosan dan kehilangan konsentrasi belajar. Siswa cenderung tidak
mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang
mereka hadapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
c. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi.
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi ditandai dengan
terjadinya kemacetan komunikasi, siswa merasa malu untuk
mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih
diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang
materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk ke
depan jika diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka
terima setelah mendengarkan penjelasan guru. Siswa cenderung
bermasalah dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas.
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan minat/ antusias terhadap mata pelajaran akuntansi
Pada saat pembelajaran akuntansi guru sudah mencoba
membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara
langsung dan dengan memotivasi serta menegur langsung siswa yang tidak
mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu
membangkitkan semangat dan minat belajar siswa. Guru belum dapat
menemukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
antusiasme siswa terhadap pelajaran akuntansi.
b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil
yang maksimal.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa kualitas pembelajaran akuntansi di MA Negeri Ngrambe dapat
dikatakan masih di bawah standar kelulusan minimal, karena dalam
pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas XII IPS 2 MA
Negeri Ngrambe, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan rata-rata nilai
yang mereka peroleh adalah 68.88. Rata-rata tersebut masih dibawah
standar normal yaitu 70, serta siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas
hanya 19 siswa dan hal itu mengindikasikan bahwa pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
akuntansi yang selama ini dilakukan belum berhasil. Hasil belajar yang
tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui model
Problem Based Learning adalah :
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan Tindakan I dilaksanakan pada hari Jumat, 24
September 2010 di ruang guru MA Negeri Ngrambe. Guru bersama
peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui
permasalahan dalam memahami materi dan masih rendahnya tingkat
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan
selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Senin 4 Oktober dan hari Selasa
tanggal 5 Oktober 2010 dengan pokok bahasan memindahbukukan
(posting) jurnal khusus ke buku besar.
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
menggunakan model Problem based Learning, dengan skenario
pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama (2x45 menit)
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat
dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas.
(3) Guru memberi pengarahan tentang model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Problem Based Learning (PBL) yang akan diterapkan.
(4) Guru menjelaskan materi posting jurnal khusus ke buku besar
dan menyampaikan masalah yang akan dibahas
(5) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami.
(6) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing-
masing kelompok beranggotakan 6 siswa yang berbeda
kemampuan akademiknya (heterogen).
(7) Guru memberikan lembar soal latihan (masalah) dan lembar
jawaban untuk setiap kelompok.
(8) Guru meminta kelompok-kelompok untuk mengerjakan tugas
mengidentifikasi permasalahan dengan memasukkan
transaksi ke jurnal khusus dan merekapitulasi jurnal tersebut
untuk selanjutnya di posting ke buku besar yang harus
dipecahkan bersama dengan waktu yang telah ditentukan,
masalah berupa latihan soal yang telah diberikan.
(9) Guru memberitahukan bahwa soal latihan tersebut
dipresentasikan siswa sesuai dengan tugas masing-masing,
dan lembar jawaban dikumpulkan.
(10) Guru menunjuk satu kelompok secara acak untuk
mempresentasikan tugasnya di depan kelas, siswa kelompok
lain diberi kesempatan untuk bertanya pada kelompok yang
sedang presentasi di depan kelas.
(11) Guru dan siswa melakukan refleksi yaitu bersama-sama
dengan guru, siswa dibimbing untuk menyimpulkan masalah
yang sedang didiskusikan membuat kesimpulan dari materi
yang sudah diajarkan.
(12) Guru memberitahukan bahwa pertemuan berikutnya akan
diadakan kuis atau ulangan harian, siswa harus mengerjakan
soal secara individual dan tidak boleh bekerja sama dengan
teman-temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
(13) Guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam
b) Pertemuan Kedua
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat
dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas.
(3) Guru memberikan kuis atau ulangan harian tentang posting
jurnal khusus buku besar.
(4) Guru dan peneliti mengawasi siswa dalam mengerjakan kuis
dengan tujuan agar siswa mengerjakan kuis secara individual
dan tidak bekerja sama dengan temannya.
(5) Guru dan peneliti meminta lembar jawab kuis yang telah
dikerjakan setelah waktu untuk mengerjakan kuis selesai.
(6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar
siswa mengetahui letak kesalahannya secara garis besar.
(7) Salam penutup
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi posting jurnal khusus kedalam buku besar dengan model
Problem Based Learning
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap
siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu tanggal 4 dan 5 Oktober 2010 di
ruang kelas XII IPS 2. Pertemuan dilaksanakan selama 4 x 45 menit sesuai
dengan skenario pembelajaran dan RPP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah posting jurnal
khusus ke dalam buku besar. Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan
konsep materi dan memberikan latihan terbimbing untuk siswa, kemudian
meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya.
Pertemuan kedua diisi dengan melaksanakan evaluasi belajar siswa dari
siklus I.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Senin, 4 Oktober 2010)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, tidak ada
siswa yang absen pada hari itu. Guru mengkondisikan kelas untuk
mengecek apakah siswa sudah siap untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran. Siswa
memperlihatkan perhatian mereka kepada setiap kalimat yang guru
ucapkan.
c) Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi pelajaran pada
pertemuan sebelumnya yaitu mengenai Jurnal khusus. Hanya
beberapa siswa yang terlihat aktif menjawab pertanyaan dari guru.
Masih terlihat siswa yang aktif adalah siswa yang sudah terbiasa
mendominasi jalannya pembelajaran.
d) Guru melanjutkan materi posting jurnal khusus ke buku besar.
Guru menjelaskan cara memposting jurnal khusus ke buku besar,
dimulai dengan membuat jurnal khusus lalu merekapitulasi jurnal
khusus tersebut dan untuk selanjutnya di posting ke buku besar.
e) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka
rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya,
namun akhirnya guru memberikan beberapa pertanyaan secara
bergilir dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan
dilemparkan ke siswa yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
f) Siswa diberi penjelasan tentang kegiatan pembelajaran hari ini
dimana siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok dan
mengerjakan latihan soal. Guru berkeliling untuk mengecek
pekerjaan siswa. Sebagian besar siswa mampu berdiskusi dengan
baik, meskipun ada beberapa kelompok yang belum mampu
berdiskusi dengan baik.
g) Guru meminta kelompok secara sukarela untuk ke depan kelas
mempresentasikan hasil pekerjaannya. Akan tetapi para siswa tidak
ada yang berani mengajukan dirinya dan akhirnya secara acak guru
menunjuk satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya
yaitu kelompok 2 kelompok 5 yang masing- masing diwakili oleh
Fitriana dan Siti Fathonah.
h) Pada saat persentasi berlangsung, banyak dari siswa bertanya
kepada meskipun pada awalnya siswa masih kaku dalam
mengungkapkan pertanyaan/pendapat.
i) Guru menutup pembelajaran hari ini dengan memberikan
kesimpulan dari hasil diskusi dan pada pertemuan berikutnya akan
diadakan evaluasi.
2) Pertemuan Kedua ( Selasa, 5 Oktober 2010)
a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
b) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah
dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.
c) Guru bersama peneliti membagikan soal dan lembar jawab untuk
evaluasi dan meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling
bekerja sama.
d) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari
evaluasi dapat mencerminkan kemampuan mereka dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal
dengan tertib dan tenang. Masih ada beberapa siswa yang mencoba
bekerjasama. Guru menegur satu-persatu siswa yang kedapatan
bekerjasama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
e) Guru meminta lembar jawab soal
f) Guru bertanya soal yang masih sulit bagi siswa dan membahasnya.
g) Salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model Problem Based Learning di kelas XII IPS 2. Peneliti
mengambil posisi di dalam kelas, dengan tujuan agar peneliti dapat secara
jelas melihat (mengamati) proses belajar mengajar akuntansi pada hari itu.
Pada pertemuan pertama yaitu hari Senin 4 Oktober 2010, guru
menyampaikan materi memposting jurnal khusus ke buku besar dengan
model Problem based Learning secara jelas dan mengadakan presentasi
hasil latihan soal yang diberikan kepada siswa. Pada pertemuan kedua,
guru dan peneliti melakukan evaluasi akhir dari siklus I agar hasil belajar
dari siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi
tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan
model Problem Based Learning sudah dijelaskan secara rinci dalam
pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 55.55%,
sedangkan 44,45% lainnya masih belum dapat memusatkan perhatian
pada awal pembelajaran.
2) Siswa yang aktif bekerjasama dengan kelompoknya selama kegiatan
diskusi berlangsung sebesar 70.37%, sedangkan 29,73% lainnya belum
bisa bekerjasama dengan anggota kelompok yang lain.
3) Siswa yang aktif pada saat pembahasan hasil diskusi, mengajukan
pertanyaan dan pendapat sebesar 62,96%, sedangkan 28,04% yang
lainnya masih ada yang pasif dan belum bisa aktif dalam
mengemukakan pendapat dan pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan soal memposting jurnal khusus
ke buku besar dan mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar 77,77%,
sedangkan 22,23% siswa lainnya belum sempurna dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih
kesulitan dalam memahami materi dan kurang teliti dalam pengerjaan
soal.
Tabel 5. Persentase capaian hasil pembelajaran siklus I
Indikator Jumlah Siswa Persentase
1. Keaktifan siswa dalam
apersepsi
Aktif 15 55,55%
Tidak aktif 12 44,75%
Jumlah 27 100%
2. Keaktifan siswa dalam
bekerjasama dengan
kelompok selama
kegiatan diskusi
Aktif 19 70,37%
Tidak aktif 18 29,73%
Jumlah 27 100%
3. Keaktifan siswa pada
saat pembahasan hasil
diskusi, mengajukan
pertanyaan dan
pendapat
Aktif 17 62,96%
Tidak Aktif 10 28,04%
Jumlah 27 100%
4. Ketuntasan hasil
belajar
Tuntas 21 77,77%
Tidak tuntas 6 22,23%
Jumlah 27 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
a) Guru kurang memberi motivasi pada siswa yang kurang aktif dan
lebih memberi perhatian pada siswa yang bertanya.
b) Masih banyak siswa merasa segan bertanya langsung pada guru
pada saat pembelajaran, mereka baru mau bertanya atau
mengemukakan pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru.
Mereka merasa lebih nyaman bertanya kepada guru apabila guru
mendekati mereka.
2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) Kurangnya keterampilan siswa dalam berkomunikasi/
bersosialisasi pada saat diskusi kelompok. Hal ini dapat dilihat dari
masih adanya beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain selain
diskusi tentang materi pelajaran.
b) Walaupun banyak siswa yang cukup aktif dalam pembelajaran,
tetapi masih banyak juga siswa yang kurang aktif bahkan
cenderung diam dan mengabaikan kegiatan diskusi kelas.
c) Masih banyak siswa yang malu untuk bertanya pada saat presentasi
hasil diskusi.
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah :
1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan monitoring
(pengawasan) secara menyeluruh kepada semua siswa dalam
kelompok pada saat diskusi berlangsung supaya setiap siswa berani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
bertanya pada guru secara lebih leluasa dan tidak ada siswa yang
merasa kurang diperhatikan.
2) Guru sebaiknya lebih banyak lagi memberikan masukan-masukan
yang bersifat memotivasi siswa dalam belajar supaya siswa terpacu
untuk lebih aktif dalam pembelajaran. misalnya guru memberikan
penghargaan kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran, terampil
bekerjasama dalam kelompok dan tuntas hasil belajarnya yang berupa
pujian, agar siswa terpacu untuk lebih giat dan rajin belajar.
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui model
Problem Based Learning adalah :
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan Tindakan II dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 5 Oktober 2010 di ruang guru MA Negeri Ngrambe. Guru bersama
peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis
dan refleksi dari siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan
selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Senin tanggal 11 Oktober 2010
dan Selasa tanggal 12 Oktober 2010 dengan rancangan sebagi berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model Problem Based Learning, skenario
pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama (2x45 menit)
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat
dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas.
(3) Mengulang materi pada pertemuan sebelumnya yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
pertemuan kali ini mengenai neraca saldo dan jurnal
penyesuaian dengan mengadakan tanya jawab.
(4) Guru menjelaskan materi neraca saldo dan jurnal
penyesuaian.
(5) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing-
masing kelompok beranggotakan 6 siswa yang berbeda
kemampuan akademiknya (heterogen).
(6) Guru memberikan lembar soal latihan dan lembar jawaban
untuk setiap kelompok.
(7) Guru meminta kelompok-kelompok untuk mengerjakan
tugas mengidentifikasi permasalahan dengan yang harus
dipecahkan bersama dengan waktu yang telah ditentukan,
masalah berupa latihan soal yang telah diberikan.
(8) Guru memberitahukan bahwa soal latihan tersebut
dipresentasikan siswa sesuai dengan tugas masing-masing,
dan lembar jawaban dikumpulkan.
(9) Guru mempersilakan dua kelompok untuk
mempresentasikan tugasnya. Kelompok pertama
mempresentasikan soal no 1- 3 dan kelompok kedua
mempresentasikan soal no 4- 7.
(10) Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
bertanya.
(11) Guru bersama murid memberikan kesimpulan tentang
materi dan hasil diskusi.
(12) Guru memberitahukan bahwa pertemuan berikutnya akan
dilanjutkan dengan diskusi kedua pada jam pertama dan
akan diadakan kuis atau ulangan harian pada jam kedua.
(13) Guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam.
b) Pertemuan Kedua (2x45 menit)
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas.
(3) Melanjutkan diskusi ( 20 menit)
(4) Guru memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk
mempersiapkan diri
(5) Guru memberikan kuis atau ulangan harian tentang jurnal
penyesuaian (30 menit).
(6) Guru dan peneliti mengawasi siswa dalam mengerjakan
kuis dengan tujuan agar siswa mengerjakan kuis secara
individual dan tidak bekerja sama dengan temannya.
(7) Guru dan peneliti meminta lembar jawab kuis yang telah
dikerjakan setelah waktu untuk mengerjakan kuis selesai.
(8) Guru memberikan kesimpulan dari materi dan soal ulangan
yang telah dikerjakan.
(9) Menutup pembelajaran dengan salam.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi menyusun neraca dan jurnal penyesuaian dengan model
Problem Based Learning.
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap
siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Kegiatan pelaksanaan Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali
pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada hari Senin tanggal
11 Oktober 2010, dan kamis tanggal 12 Oktober 2010 di ruang XII IPS 2.
Pertemuan dilaksanakan selama 2x45 menit sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan
pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
perbaikan/penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang
disampaikan pada pelaksanaan tindakan II adalah materi mengenai jurnal
penyesuaian. Pada pertemuan pertama Siklus II guru membagi siswa
dalam 5 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5- 6 orang. Setiap
kelompok mendapat soal yang harus dikerjakan secara kelompok. Pada
pertemuan kedua, dua kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, dan setelah kegiatan
persentasi selesai dilakukan evaluasi akhir untuk siklus II
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Senin, 11 Oktober 2010)
a) Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa.
b) Membahas soal evaluasi yang telah diujikan pada pertemuan
sebelumnya dan membuka sesi tanya jawab. Terdapat beberapa
siswa yang antusias dengan tanya jawab ini dan sebagian besar
pertanyaan dijawab secara serempak.
c) Siswa mendapat penjelasan dari guru tentang rencana pembelajaran
hari ini dan siswa dibagi dalam 5 kelompok dimana setiap
kelompok terdiri 5-6 orang siswa. sebagian besar siswa terlihat
tertarik dengan pembagian kelompok ini.
d) Siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompok masing-
masing. Setiap kelompok siswa mendapatkan soal yang harus
dikerjakan oleh siswa. Anggota dalam kelompok siswa mendapat
tugas sendiri-sendiri: siswa no 1 bertugas mencatat hasil pekerjaan
kelompok untuk dikumpulkan, siswa no 2 bertugas mencatat hasil
pekerjaan kelompok di depan kelas pada saat presentasi, siswa no
3,4,dan 5 bertugas untuk menjelaskan hasil pekerjaan kelompok.
Pembagian tugas diserahkan kepada kelompok masing-masing.
e) Guru memonitoring setiap kelompok dan memberikan bantuan
secara langsung kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Guru
juga memberi motivasi pada kelompok yang belum bisa
bekerjasama karena ketidakcocokan antar anggota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
f) Guru meminta lembar laporan hasil tugas kelompok.
g) Guru mempersilakan dua kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya. Ada satu kelompok yang secara sukarela menawarkan
diri untuk presentasi yaitu kelompok 5 yang diwakili oleh Ribut,
tapi untuk kelompok yang satunya lagi dipilih oleh guru karena
tidak ada lagi yang berani untuk presentasi dan kelompok yang
dipilih adalah kelompok 2 yang diwakili oleh Isnaini.
h) Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk bertanya.
i) Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran hari ini memberikan
kesimpulan tentang hasil diskusi kelompok pertama dan
memberitahukan kegiatan belajar pada pertemuan berikutnya akan
dilanjutkan untuk diskusi kedua oleh kelompok 2 dan untuk jam
kedua akan diadakan evaluasi akhir siklus II
2) Pertemuan Kedua (Selasa, 12 Oktober 2010)
a) Guru membuka dengan mengucap salam kemudian mengabsen
siswa. Pada pertemuan kali ini siswa hadir semua
b) Siswa diberi motivasi oleh guru agar memiliki kemauan untuk
memanfaatkan waktu presentasi dan tanya jawab dengan baik. Hal
ini dilakukan agar siswa memiliki keberanian berbicara,
mengungkapkan pendapat.
c) Persentasi dilakukan pada jam pertama. Kelompok 2 yang telah
ditunjuk di hari sebelumnya mempresentasikan hasil diskusinya.
Dari persentasi kali ini sebagian besar siswa mulai tertarik, ini
dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mulai berani untuk
mengemukakan pendapatnya.
d) Guru menimpulkan hasil diskusi.
e) Guru mempersilahkan siswa untuk kembali ke tempat duduk
masing- masing dan memberikan waktu 10 menit kepada siswa
untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi evaluasi di jam
kedua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
a) Guru membagikan soal dan meminta siswa bekerja dengan
kemampuan sendiri.
b) Siswa cukup tenang dalam mengerjakan soal evaluasi, meskipun
pada 15 menit pertama masih terdapat sebagian kecil siswa yang
bekerjasama tetapi guru dengan siap memberi teguran dan
peringatan.
c) Guru meminta lembar jawaban.
d) Guru memberikan kesimpulan mengenai soal yang telah dikerjakan
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model Problem Based Learning di kelas XII IPS 2. Peneliti
mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar
peneliti dapat mengamati langsung proses belajar mengajar akuntansi.
Pada pertemuan pertama yaitu hari Senin tanggal 11 Oktober 2010, guru
membagi siswa dalam 5 kelompok dan memberikan tugas berupa soal
jurnal penyesuaian yang harus diselesaikan secara kelompok. Sedangkan
pada pertemuan kedua, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok mereka dan evaluasi akhir dari siklus II. Dari kegiatan tersebut,
diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model Problem Based Learning seperti yang telah
diungkapkan dalam pelaksanaan tindakan II.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 70,37%,
sedangkan 29,73% lainnya masih belum dapat memusatkan perhatian
pada awal pembelajaran.
2) Siswa yang aktif bekerjasama dengan kelompoknya selama kegiatan
diskusi berlangsung sebesar 81.14%, sedangkan 18,14% lainnya
belum bisa bekerjasama dengan anggota kelompok yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3) Siswa yang aktif pada saat pembahasan hasil diskusi, mengajukan
pertanyaan dan pendapat sebesar 74,07%, sedangkan 25,93% yang
lainnya masih ada yang pasif dan belum bisa aktif dalam
mengemukakan pendapat dan pertanyaan.
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan soal jurnal penyesuaian dan
mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar 92,59%, sedangkan 7,41% siswa
lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan.
Hal ini disebabkan mereka kurang teliti dalam pengerjaan soal.
Tabel 6. Persentase capaian hasil pembelajaran siklus II
Indikator Jumlah
Siswa Persentase
1. Keaktifan siswa dalam
apersepsi
Aktif 19 70,37%
Tidak aktif 8 29,63%
Jumlah 27 100%
2. Keaktifan siswa dalam
bekerjasama dengan
kelompok selama kegiatan
diskusi
Aktif 22 81,14%
Tidak aktif 5 18,86%
Jumlah 27 100%
3. Keaktifan siswa pada saat
pembahasan hasil diskusi,
mengajukan Pertanyaan
dan pendapat
Aktif 20 74,07%
Tidak Aktif 7 25,93%
Jumlah 27 100%
4. Ketuntasan hasil belajar
Tuntas 25 92,59%
Tidak tuntas 2 7,41%
Jumlah 27 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Kelemahan guru dalam siklus II ini adalah:
Guru sudah dapat memahami kondisi konsentrasi siswa meskipun
masih dirasa kurang bagi siswa, guru terkesan mengabaikan beberapa
siswa yang belum berkonsentrasi pada saat diadakan apersepsi.
Sebaiknya guru memberikan perhatian mnyeluruh pada siswa dari
awal sampai jam pelajaran akuntansi berakhir.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
a) Masih terdapat siswa yang belum bisa bekerjasama dengan anggota
dalam kelompok karena ketidakcocokan antar satu dengan yang
lain. Ada 1 kelompok yang mengalami kesulitan dalam komunikasi
dan bekerjasama dengan anggota kelompok yang lain.
b) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas,
sudah mencapai 25 siswa dan nilai rata-rata kelas juga sudah
mengalami kenaikan. Dari hasil perhitungan, nilai rata-rata kelas
mencapai 84,44. Nilai ini sudah di atas nilai standar. Sehingga
dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan, meskipun
belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah :
1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
2) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan
langsung terhadap anak yang mengalami kesulitan bekerjasama
dengan anggota kelompoknya, sehingga setiap siswa memiliki
motivasi dan kesadaran bekerjasama dengan orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3) Guru harus memberikan motivasi, stimulus /umpan yang lebih
intens daripada sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan
setiap siswa dalam hal mengungkapkan pendapat.
D. Pembahasan
Penggunaan model Problem Based Learning merupakan penelitian
tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
akuntansi siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan
refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi/ keadaan yang ada di kelas XII IPS 2 MA Negeri 1 Ngrambe
dengan cara observasi dan wawancara baik dengan guru kelas maupun dengan
siswa. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan permasalahan kualitas
pembelajaran akuntansi pada siswa kelas . Oleh karena itu, peneliti mengadakan
diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut,
yaitu dengan menerapkan model Problem Based Learning. Setelah mengadakan
diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti dibantu guru menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam siklus I tindakan
kelas. Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru mata pelajaran
akuntansi, maka materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah posting
jurnal khusus ke buku besar. Setelah guru menjelaskan materi dan
mendemonstrasikan materi, siswa diberi masalah untuk didiskusikan dengan
kelompok dan diminta untuk dapat mempresentasikan hasil pekerjaannya,
sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari melihat guru,
melainkan juga dari memecahkan masalah tersebut. Dalam pengerjaan soal, guru
membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5- 6 siswa
untuk setiap kelompok. Hal ini dilakukan agar siswa dapat belajar bekerjasama
dengan siswa yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus
I masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Hal ini dapat dilihat Guru kurang
memberi motivasi pada siswa yang kurang aktif dan lebih memberi perhatian pada
siswa yang bertanya, Masih banyak siswa merasa segan bertanya langsung pada
guru pada saat pembelajaran, Pada saat evaluasi, guru kurang memperhatikan
kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang, sehingga banyak siswa yang tidak
sprotif dalam mengerjakan soal. Pada siswa, belum maksimalnya mereka dalam
menggunakan waktu yang diberikan saat diskusi, masih banyak juga siswa yang
kurang aktif bahkan cenderung diam dan mengabaikan kegiatan diskusi kelas, dan
pada saat kuis berlangsung, beberapa siswa yang duduk dibarisan belakang kurang
sportif dalam mengerjakan soal. Hal ini terbukti dengan adanya siswa yang
bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya. Karena itu, peneliti mencari
solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan
dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II adalah neraca saldo dan jurnal
penyesuaian. Selain itu siklus II dilaksanakan didasarkan atas perbaikan dari
kelemahan siklus I. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa
merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan model Problem Based
Learning , selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa lebih bisa memahami
materi karena siswa dituntut untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, siswa juga
diajarkan untuk bekerja secara kelompok dalam menyelesaikan latihan soal.
Dengan cara ini, siswa menjadi lebih aktif karena selain dapat bertanya langsung
kepada guru, siswa juga dapat bertanya dengan teman mereka dalam kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar
akuntansi pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah
menunjukkan peningkatan. Dari segi keaktifan apersepsi siswa yang aktif
mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang aktif dalam kelompok diskusi, dan
keaktifan siswa selama pembahasan hasil diskusi dan mengemukakan
pendapatnya juga meningkat. Begitupula pada ketuntasan hasil belajar siswa
peningkatan ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang sudah mencapai batas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
ketuntasan minimal yaitu sebesar 77,77 % atau sebanyak 21 siswa pada siklus I
dan 92,59 % atau sebanyak 25 siswa pada siklus II.
Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang
menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran, siswa yang sebelumnya tidak
bisa bekerjasama dalam kelompok, pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama
dengan siswa lain dengan baik. Selain itu siswa lebih berani dan percaya diri
dalam mengemukaan pendapat dan pertanyaan. Meskipun begitu, masih
diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya
proses belajar mengajar akuntansi. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada
pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara penerapan model
Problem Based Learning yang secara langsung dapat mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi
menggunakan model Problem Based Learning dari siklus satu ke siklus
berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 7. Hasil Penelitian
Keaktifan siswa dalam
apersepsi Siklus
I 15 siswa 55.55%
II 19 siswa 70.37%
Keaktifan siswa dalam
bekerjasama dengan
kelompok (keterampilan
siswa selama diskusi)
Siklus
I 19 siswa 70.37%
II 22 siswa 81.14%
Keaktifan siswa pada saat
pembahasan hasil diskusi,
mengajukan Pertanyaan
dan pendapat
Siklus
I 17 siswa 62.96%
II
20 siswa
74.07%
Ketuntasan hasil belajar Siklus I 21 siswa 77.77%
II 25 siswa 92.59%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi tersebut juga dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
Gambar 3. Grafik perbandingan hasil penelitian siklus I dan siklus II0
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga prestasi/ hasil
pembelajaran akuntansi dapat meningkat. Selain itu, peneliti juga dapat
meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
efektif, menarik, dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat dilihat
dari indikator-indikator sebagai berikut:
1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi. Karena dalam hal ini kegiatan belajar mengajar di kelas berpusat
pada siswa (student center) sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran.
2. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi
karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan
oleh guru dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa baik kepada guru
secara langsung maupun kepada teman satu kelompoknya.
3. Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan suatu tugas bersama. Mereka terlihat aktif dalam mengikuti
diskusi kelompok maupun diskusi kelas pada saat presentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
4. Siswa lebih percaya diri dan berani untuk ke depan kelas mempresentasikan
tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah paham tentang
materi yang akan dipresentasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan:
1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan
proses pembelajaran untuk mata pelajaran akuntansi siswa kelas XII IPS 2
MA Negeri Ngrambe Ngawi. Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut
dapat dilihat dari segi proses dan hasil pembelajaran.
a. Dari segi proses pembelajaran, indikatornya meliputi:
1. Keaktifan selama apersepsi
Jumlah siswa yang aktif pada siklus I sebanyak 15 siswa (55,55%)
mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 19 siswa (70,37%).
2. Keaktifan siswa dalam bekerjasama dengan kelompok selama
kegiatan diskusi.
Siswa yang aktif pada siklus I sebanyak 19 siswa (70,37%)
mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 22 siswa (81,14%).
3. Keaktifan siswa pada saat pembahasan hasil diskusi, mengajukan
pertanyaan dan pendapat.
Siswa yang aktif pada siklus I ssebanyak 17 siswa (62,96%)
mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 20 siswa (74,07 %).
b. Dari segi hasil
Penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XII IPS 2 MA Negeri Ngrambe Ngawi. Hal ini bisa
dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pencapaian
ketuntasan belajar siswa dari 77,77 % (21 siswaa) pada siklus I menjadi
92,59%(25 siswa) pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
2. Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas
XII IPS 2 MA Negeri Ngrambe menemui beberapa hambatan antara lain
sebagai berikut:
a. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang mendukung proses
pembelajaran. Fasilitas pembelajaran yang minim menyebabkan
kelancaran proses pembelajaran menjadi terganggu.
b. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dan berkomunikasi dengan siswa
lain yang masih belum maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa
untuk bekerjasama dengan kelompok menjadi agak sulit, khususnya
dengan anggota kelompok yang bukan dari siswa yang sudah dikenal
akrab sebelumnya.
c. Kemampuan guru dalam mengelola kelas, khususnya dalam merangsang
siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran masih belum maksimal.
Selama proses pembelajaran dapat dilihat siswa yang aktif biasanya
didominasi oleh siswa tertentu.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik
implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Penggunakan model Problem Based Learning dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran akuntansi bagi siswa kelas XII IPS 2 MA Negeri 1
Ngrambe. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses
maupun hasil. Dari segi proses dilihat dari keaktifan selama apersepsi, keaktifan
siswa dalam bekerjasama dengan kelompok selama kegiatan diskusi serta
keaktifan siswa selama pembahasan hasil diskusi dalam mengajukan pertanyaan
dan pendapat sehingga mereka memiliki kemandirian dan kepercayaan diri dalam
mengerjakan soal- soal akuntansi. Sedangkan dari hasil dapat diketahui dari
ketuntasan hasil belajar. Kesimpulan hasil penelitian ini mendukung pendapat
Arends dalam Trianto (2007:08) yang mengemukakan bahwa pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa
mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan kemampuan berfikir
tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa yang
dapat dilihat dari proses (keaktifan) selama mengikuti pembelajaran dan hasil
belajar siswa yang meningkat. Siswa menjadi aktif dan percaya diri dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dan diskusi karena lebih memahami materi
yang diberikan oleh guru serta 92, 59% siswa telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal .
Pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai siklus II dapat dideskripsikan
bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran akuntansi berlangsung. Kelemahan tersebut antara lain sarana dan
prasarana yang kurang mendukung proses pembelajaran, fasilitas yang minim
menyebabkan proses pembelajaran menjadi terganggu. Kemampuan siswa untuk
bekerjasama dalam diskusi dan berkomunikasi baik dalam kelompok maupun
dengan siswa lainnya masih belum maksimal, kemampuan guru dalam mengelola
kelas, khususnya dalam merangsang siswa untuk ikut aktif dalam proses
pembelajaran masih belum maksimal. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian
dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dari tindakan refleksi tersebut
dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan proses dan hasil belajar akuntansi.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka
dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah:
a. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan
belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
b. Hendaknya mendorong dan memotivasi guru untuk selalu berusaha
mengembangkan model dan metode pembelajaran yeng merangsang siswa
untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.
2. Bagi Guru:
a. Hendaknya guru selalu meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
b. Kepada guru yang belum menerapkan model Problem Based Learning
dapat menerapkan model tersebut dalam kegiatan belajar mengajar yang
tentunya disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa.
c. Siswa dibiasakan untuk belajar kelompok dalam menyelesaikan masalah
atau tugas tertentu bagi keberhasilan belajarnya. Karena belajar kelompok
merupakan cara yang efektif untuk melatih sifat kesosialan siswa, antara
lain : menghargai pendapat teman, memberikan kesempatan berbicara
kepada teman, tidak menang sendiri dan saling membantu.
d. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan
sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat
lebih mudah memahami materi pembelajaran.
3. Bagi Siswa:
a. Hendaknya dapat bekerjasama dalam arti yang positif, baik dengan guru
maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.
b. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik
dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa.
c. Siswa hendaknya selalu mencoba membuka diri dan tidak menganggap
pusat informasi adalah guru, namun bisa berasal dari teman. Sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa.