Post on 03-Aug-2015
SAP ABORTUS
ABORTUS
Nama : Nurhidayah Sultan
Stambuk : 20.4.048.19806
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
SIDRAP
2011Pada
Pe SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP), kemudian sebagian atau suhnya
hasil konsepsi terlepas karena dianggap benda asing maka uterus
berkontrak karena vili korealis belum menembus desidua
MATA KULIAH : PATOLOGI I
KODE MATA KULIAH / SKS :
SEMESTER : V (Lima)
WAKTU PERTEMUAN : 50 menit
PERTEMUAN : I (pertama)
HARI / TANGGAL :
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan setelah mengikuti mata kuliah perdarahan hamil muda yang disebabkan
oleh abortus, mahasiswa lebih mampu mengaplikasikan asuhan dengan baik sesuai
dengan konsep dan keterampilan serta tetap mengacu pada evidence based pada
pelaksanaan praktek kebidanan tanpa mengabaikan aspek sayang ibu serta
pendokumentasiannya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran :
a. Menjelaskan pengertian abortus.
b. Menjelaskan etiologi / penyebab abortus.
c. Menjelaskan klasifikasi abortus.
d. Mengetahui diagnosis abortus.
e. Menjelaskan cara penatalaksanaan abortus .
B. POKOK BAHASAN : PATOLOGI I
C. SUB POKOK BAHASAN
1. Pengetian abortus.
2. Etiologi / penyebab abortus.
3. Klasifikasi abortus.
4. Diagnosis abortus.
5. Penatalaksanaan abortus
D. KEGIATAN MENGAJAR
No.Tahap kegiatan
Kegiatan Mengajar Kegiatan Mahasiswa
Media & Alat Pengajaran
Waktu
1.
2.
Pendahuluan
Penyajian
1 .Salam Pembuka Salam perkenalan
Kontrak kuliah
2. Menjelaskan deskripsi singkat yang dibahas.
3. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini.
Menjelaskan :1. Pengertian abortus.
2. Etiologi / penyebab abortus.
Membalas salam
Menyepakati kontrak kuliah
Memperhatikan
Menyimak
Mendengarkan dengan penuh perhatian
Mencatat danMemperhatikan
- Laptop- LCD- GBPP dan kontrak kuliah
Laptop, LCD, White board dan Spidol
10 menit
35 menit
3. Klasifikasi abortus. Mendengarkan dengan penuh perhatian.
3. Penutup
4. Tanda dan gejala abortus.
5. Cara penatalaksanaan abortus.
6. Merangkumkan materi yang dijelaskan.
7. Mengevaluasi peserta didik.
Menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
Menutup dan memberi salam.
Memperhatikan dan mencatat.
Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya.
Menyebarkan pertanyaan tersebut kepada mahasiswa lain untuk menjawab.
Memperhatikan
Mengerjakan
Memperhatikan
Menjawab Salam
Laptop, LCD, dan spidol
5 menit
E. EVALUASI1. Jelaskan pengertian abortus.
2. Jelaskan etiologi / penyebab abortus.
3. Jelaskan klasifikasi abortus.
4. Sebutkan tanda dan gejala abortus.
5. Jelaskan cara penatalaksanaan abortus .
F. REFERENSI
Handono, Praktek Kebidanan, jakarta. EGC. 2009
Manuaba, Ida,B,G, Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, jakarta.EGC. 2007
Mochtar R, Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. EGC. 2002
Sarwono, Ilmu Kebidanan, jakarta.YBP, 2008
MATERI PENGAJARAN ABORTUS
1. Pengertian Abortus
- Abortus adalah terhentinya proses kehamilan yang sedang berlangsung sebelum
mencapai umur 28 minggu atau berat janin sekitar 500 gram (Manuaba :2007)
- Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram
atau umur kehamilan kurang dari 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup di luar kandungan (Sarwono, 2008).
- Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun, spontan maupun buatan,
sebelum janin mampu bertahan hidup. Batasan ini berdasar umur kehamilan dan berat
badan. Dengan lain perkataan abortus adalah terminasi kehamilan sebelum 20 minggu
atau dengan berat kurang dari 500 gr (Handono, 2009).
2. Etiologi / penyebab abortus
Penyebab abortus ada berbagai macam yang diantaranya adalah (Mochtar, 2002):
1. Faktor maternal
a. Kelainan genetalia ibu Misalnya pada ibu yang menderita:
1) Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dan lain- lain).
2) Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.
3) Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah
dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, dan mioma
submukosa.
4) Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola hidatidosa).
5) Distorsia uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis
b. Penyakit-penyakit ibu
Penyebab abortus belum diketahui secara pasti penyebabnya meskipun sekarang
berbagai penyakit medis, kondisi lingkungan, dan kelainan perkembangan diperkirakan
berperan dalam abortus. Misalnya pada:
1) Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis,
rubeola, demam malta, dan sebagainya
2) Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan lain-lain.
3) Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemi gravis.
4) Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A,
C, atau E, diabetes melitus.
c. Antagonis rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus,
sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
d. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi
Misalnya, sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparatomi, dan lain-lain.
Dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus: selaput janin rusak langsung
karena instrument, benda, dan obat-obatan
e. Gangguan sirkulasi plasenta
Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum,
anomali plasenta, dan endarteritis oleh karena lues.
f. Usia ibu
Usia juga dapat mempengaruhi kejadian abortus karena pada usia kurang dari 20
tahun belum matangnya alat reproduksi untuk hamil sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin, sedangkan abortus
yang terjadi pada usia lebih dari 35 tahun disebabkan berkurangnya fungsi alat
reproduksi, kelainan pada kromosom, dan penyakit kronis (Manuaba, 1998).
2. Faktor janin
Menurut Hertig dkk, pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan
abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka
48,9% disebabkan karena ovum yang patologis; 3,2% disebabkan oleh kelainan letak
embrio; dan 9,6% disebabkan karena plasenta yang abnormal.
Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus
spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya
kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat
terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%).
3. Faktor paternal
Tidak banyak yang diketahui tentang faktor ayah dalam terjadinya abortus.
Yang jelas, translokasi kromosom pada sperma dapat menyebabkan abortus. Saat ini
abnormalitas kromosom pada sperma berhubungan dengan abortus (Carrel, 2003).
Penyakit ayah: umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemi, dekompensasi kordis,
malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alcohol, nikotin, Pb, dan lain-lain), sinar rontgen,
avitaminosis (Muchtar, 2002).
3. Klasifikasi Abortus
Sarwono (2008) membagi abortus menjadi beberapa klasifikasi yaitu
a. Abortus spontan
Abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk mengosongkan uterus,
maka abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata lain yang luas digunakan adalah
keguguran (Miscarriage)
b. Abortus imminens (keguguran mengancam)
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
c. Abortus incipiene (keguguran berlangsung)
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya
dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam
hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah.
1. Abortus incomplet (keguguran tidak lengkap) Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada
pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum
uteri atau kadangkadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
2. Abortus complet (keguguran lengkap) Perdarahan pada kehamilan muda di mana
seluruh hasil konsepsi telah di keluarkan dari kavum uteri. Seluruh buah kehamilan
telah dilahirkan dengan lengkap.
3. Abortus infeksiosa dan Abortus septik
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedangkan
abortus septik adalah abortus infeksiosa berat dengan penyebaran kuman atau
toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum. Ditemukan pada abortus buatan
yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.
d. Missed abortion (retensi janin mati)
Kematian janin sebelum berusia 20 minggu, tetapi janin yang mati tertahan di dalam
kavum uteri tidak dikeluarkkan selama 8 minggu atau lebih.
e. Abortus habitualis
Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturutturut tiga kali atau lebih.
Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya berakhir
sebelum 28 minggu.
f. Abortus provokatus
Abortus terinduksi adalah terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum janin
mampu hidup.
Abortus ini terbagi lagi menjadi:
a. Abortus therapeutic (Abortus medisinalis)
Abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat
membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat
persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
b. Abortus kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis.
c. Unsafe Abortion
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksana tindakan tersebut tidak
mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat
membahayakan keselamatan jiwa pasien.
4. Tanda dan Gejala abortus
a. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
b. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah, kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan
normal atau meningkat.
c. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi.
d. Rasa mules atau kram perut didaerah atas simpisis, sering nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus.
5. Penatalaksanaan Abortus
a. Abortus iminens
Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang.
Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap
empat jam bila pasien panas
Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan
USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal 3 x 30 mg, Berikan preparat hematinik
misalnya sulfas ferosus 600 – 1.000 mg
Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi
terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat
b. Abortus insipiens
Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan
cunam ovum, disusul dengan kerokan.
Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan
selama 36 jam dengan diberikan morfin
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani
dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul
dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose 5%
500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi
abortus komplit.
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
c. Abortus inkomplit
Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer
laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah
Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2
mg intramuskular
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
Berikan antibiotik untuk mencegah infeks
d. Abortus complete
Penatalaksanaan :
Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 – 5 hari
Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah
Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.
d.Missed-abortion
Penatalaksaan :
Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu
dengan kuret tajam
Bila kadar finrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau
ketika mengeluarkan konsepsi
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang
laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator Hegar
kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3 x 5 mg lalu infus
oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan
naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU
dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik
larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.
Perdarahan, biasanya sedikit(bercak) pada usia kehamilan <20 minggu2. Nyeri perut (mules)3. Terjadi kontraksi otot rahimatau tidak sama sekali4. Pada pemeriksaan dalam belumterdapat pembukaan (jalanrahim masih tertutup)5. Hasil pemeriksaan tes hamil
masih positif6. Besarnya rahim sesuai denganusia keAbortus Iminens (KeguguranMengancam) adalah terjadiperdarahan bercak padakehamilan kurang dari 20minggu yang menunjukkanancaman terhadapkelangsungan suatukehamilan. Dalam kondisi ini,kehamilan masih mungkinberlanjut dan dipertahankan.- Infeksi- Kelainan pada plasenta- Penyakit Ibu : malaria,pneumonia, anemia, dll- Kelainan alat reproduksi :kelainan bentuk rahim, kelainanserviks.PEMERIKSAAN YANGPERLU DILAKUKAN ??1. Tes kehamilan : positif bilajanin masih hidup.2. Pemeriksaan dalam (mulutrahim masih tertutup)3. Pemeriksaan denyutjantung janin dan USG untukmenentukan apakah janinmasih hidup.4. Pemeriksaan darah (untukmengetahui adanya anemiaakibat perdarahan)1. Perdarahan, biasanya sedikit(bercak) pada usia kehamilan <20 minggu2. Nyeri perut (mules)3. Terjadi kontraksi otot rahim
atau tidak sama sekali4. Pada pemeriksaan dalam belumterdapat pembukaan (jalanrahim masih tertutup)5. Hasil pemeriksaan tes hamilmasih positif6. Besarnya rahim sesuai denganusia kehamilanPENYEBAB TERJADINYAABORTUS IMMINENSPOLTEKKES KEMENKES SURABAYAPRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS SUTOMObekerja sama denganPKRS URJ KANDUNGAN RSUD DR.SOETOMO – SURABAYA2012
ABORTUS IMMINENSDisampaikan Oleh :Ewing Firmadani PrastitiFarah Abidah RachmawatiFebrina Nur Indah SariIrma Sari FitrianaMar’atus Sholikha1. Istirahat tidur (bedrest total)tidur berbaring merupakan unsurpenting dalam pengobatan, karenacara ini menyebabkan bertambah-nyaaliran darah ke uterus danberkurangnya rangsang mekanik.2. Obat-obatan yang diberikan olehdokter, misalnya : obat penenang,obat penguat plasenta, antiperdarahan, anti kontraksi rahim,hormonal3. Menghindari aktifitas fisik secaraberlebihan4. Menjaga kebersihan alat kelamin
ibu agar tidak terjadi infeksi.5. Menghindari hubungan intimdengan suami hingga kehamilandi atas 20 minggu.Periksakan kehamilansecara rutin / berkala dipetugas kesehatan!!Perawatan diri selamahamil : Nutrisi (makanbergizi), perawatan dankebersihan diri, terutamaalat kelamin,batasi aktivitas berlebihHindari alkohol,rokok, dan obatobatandiluaranjuran petugaskesehatan
Pastikan kehamilan terpantaudokter/bidan agar ibu dan bayiselamat dan sehat!!hamilan