Abortus Inkomplitus.doc
-
Upload
simon-ganesya-rahardjo -
Category
Documents
-
view
134 -
download
22
Transcript of Abortus Inkomplitus.doc
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Laporan Kasus
ABORTUS INKOMPLITUS
PembimbingDr. dr. Imam Rasjidi, SpOG(K)
PenyusunMarcelina Heidy Limanto
07120070038
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kandungan dan KebidananFakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 26 Maret – 02 Juni 2012Siloam Hospital
1
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
BAB 1 LAPORAN KASUS............................................................................................5
ANAMNESIS...........................................................................................................5
PEMERIKSAAN FISIK TANGGAL 3 APRIL 2012......................................................10
PEMERIKSAAN FISIK 5 APRIL 2012.......................................................................11
PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................................11
DIAGNOSIS..........................................................................................................13
TERAPI.................................................................................................................14
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................15
2.1 ABORTUS INKOMPLITUS................................................................................15
2.1.1 Definisi....................................................................................................15
2.1.2 Manifestasi Klinis....................................................................................15
2.1.3 Epidemiologi...........................................................................................16
2.1.4 Etiologi....................................................................................................17
2.1.5 Patologi..................................................................................................19
2.1.6 Diagnosis................................................................................................20
2.1.7 Komplikasi..............................................................................................22
2.1.8 Prognosis................................................................................................22
2.1.9 Tatalaksana.............................................................................................23
2.2 PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PADA KEHAMILAN................................24
2.2.1 Definisi....................................................................................................24
2.2.2 Epidemiologi...........................................................................................26
2.2.3 Etiologi....................................................................................................26
2.2.4 Manifestasi Klinis....................................................................................28
2.2.5 Patofisiologi............................................................................................28
2.2.6 Diagnosis [15]............................................................................................29
2
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
2.2.7 Komplikasi ISK pada Kehamilan..............................................................33
2.2.8 Prognosis................................................................................................34
2.2.9 Tatalaksana.............................................................................................34
BAB 3 PEMBAHASAN KASUS...................................................................................38
REFERENSI...............................................................................................................41
3
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
PENDAHULUANPerdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada
kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus. Perdarahan
yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama melewati
trimester III disebut perdarahan antepartum. Abortus adalah ancaman atau
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Sebagai batasan inilah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Abortus bisa terjadi secara spontan tanpa unsur
kesengajaan (abortus spontan) dan abortus yang silakukan dengan sengaja
dengan pertimbangan tertentu (abortus provokatus). Dari penelitian
dikatakan sekitar 15-20% wanita mengalami abortus spontan saat
kehamilan.
Laporan kasus ini dibuat berasarakan kasus pasien bernama ny A
berusia 32 tahun dengan status maternal G2P1A0 yang datang ke poli
kandungan RSdaanmogot tanggal 3 April 2012 dengan keluhan utama tidak
bisa berkemih sejak pukul 10:00 tanggal 3 April 2012 dan nyeri perut bagian
bawah sejak 2 April 2012. Pasien juga mengeluh telat haid kurang lebih 2
minggu. Keluhan lain seperti mual, muntah,batuk, pilek, deman, dan diare
disangkal oleh pasien. Setelah dicek melalui alat pengecek kehamilan hasil
nya positif dan melalui USG terdapat hasil konsepsi dengan usia kehamilan
6 minggu. Pasien didiagnosis dengan suspek infeksi saluran kemih. Pada
tanggal 5 April 2012 pasien mengalami perdarahan berupa darah dan
gumpalan-gumpalan bewarna merah gelap. Pada pemeriksaan USG
didapatkan hasil bahwa hasil sebagain hasil konsepsi sudah keluar dan ada
4
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
yang masih didalam kadungan pasien . Pasien dinyatakan menderita
abortus inkomplit. Pada pemeriksaan dalam diapatkan cerviks lunak dan
sudah terjadi pembukaan 1 jari. Perdarahan terus berjalan sampai pada
tanggal 5April 2012 dilakukan Dilatation and Curettage pada pasien.
Laporan kasus ini akan membahas tentang epidemiologi, etiologi,
diagnosis, komplikasi, prognosis dan terapi pada abortus inkomplit. Laporan
kasus ini juga akan sedikit membahas tentang infeksi saluran kemih pada
wanita hamil baik tentang epidemiologi, etiologi, jenis, diagnosis, komplikasi
baik ibu dan janin serta terapi antibiotik untuk ISK yang dianjurkan untuk
ibu hamil.
5
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
BAB 1
LAPORAN KASUS
ANAMNESISI. Identitas
Nama : Ny. AN
Usia : 32 tahun
Alamat : Karang Sari RT03/006, Tangerang
Pangkat : i/d Serka TNI AU
Masuk : 3 April 2012 Pk. 13:00
Perawatan : 3 April 2012-6 April 2012
II. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan utama tidak bisa kencing
sejak Pk. 10:00 pagi tanggal 3 April 2012 dan nyeri perut
bagian bawah sejak tanggal 2 April 2012. Pasien juga
sudah telat haid kurang lebih 2 minggu.
III. Keluhan Tambahan
Keluhan deman, batuk, pilek, diare, mual, muntah, sesak
nafas, perdarahan, keputihan, dan penurunan nafsu
makan disangkal oleh pasien.
IV. Riwayat penyakit sekarang
6
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Pasien datang dengan keluhan tidak bisa kencing sejak pk
10:00 tanggal 3 April 2012 dan nyeri abdomen baguan
bawah sejak tanggal 2 April 2012. Pasien juga mengaku
telat haid kurang lebih 2 minggu. Pasein merasakan nyeri
abdomen bawah yang dikatakan seperti “peggal” sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dikatakan timbul
tiba-tiba dan makin sakit. Nyeri dirasakan tidak menyebar
dan terletak didaerah hipogaster. Pasien juga tidak
merasakan nyeri pada tempat lain. Pasien tidak
mengkonsumsi obat tertentu untuk menghilangkan
gejala. Nyeri perut makin berat saat pasien berjalan dan
tidak membaik saat istirahat. Pada tanggal 3 April Pk.
10:00 adalah terakhir pasien kencing. Kencing pasien
dikatakan bewarna kuning muda (seperti biasanya) dan
tidak ada nyeri yang dirasakan pada ujung saluran kemih
pasien saat berkemih. Sejak itu pasien ingin kencing
tetapi berasa tidak bisa kencing disertai dengan nyeri
abdomen yang makin berat. Pasien juga mengatakan
bahwa dia sudah telat haid kurang lebih 2 minggu, HPHT
20 Februari 2012. Keluhan lain seperti demam, muntah,
mual, batuk, pilek, sesak, dan perdarahan disangkal oleh
pasien.
V. Riwayat Pengobatan
7
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk
mengatasi gejala dan pasien tidak sedang mengkonsumsi
obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama.
VI. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku sering terkena penyakit infeksi
saluran kemih sejak masih gadis. Pasien mengaku
mengalami ISK terakhir sekitar 10 bulan yang lalu,
dengan gejala tidak bisa berkemih. Dikatakan
pasien berobat ke dokter spesialis urologi dan
dilakukan uretroendoscopy karena urethra pasien
mengalami perlengketan akibat infeksi. Setelah
dilakukan uretroendoskopi pasien mengalami
perbaikan gejala dan tidak mengalami remisi lagi
sampai tanggal 3 April 2012.
Penyakit diabetes melitus, hipertensi, asma, dan
alergi pada makanan dan obat-obatan tertentu
disangkal oleh pasien.
VII. Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orang tua pasien masih hidup. Ibu pasien
dikatakan menderita hipertensi dan ayah sehat. Dari
keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
kandungan seperti tumor kandungan dan tidak ada yang
pernah mengalami keguguran.
8
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
VIII. Riwayat Obstetric
Paisen memiliki riwayat obstetric G2P1A0. Anak pertama
pasien berjenis kelamin perempuan berusia 7,5 tahun.
lahir secara pervaginal dengan berat badan 3700 gram
dan panjang 50 cm. Tidak ada penyulit pada masa
kehamilan maupun proses persalinan.
IX. Riwayat Ginekologi
Pasien mengaku kadang-kadang mengalami
keputihan tetapi tidak berbau, gatal, dan tidak
mengganggu aktifitas sehari-hari.
Pasien hampir tidak pernah mengalami
dismenorea (terakhir pada masa remaja akhir).
Pasien mengaku bahwa siklus haidnya tidak
teratur, tetapi pasien tidak pernah mengalami
perdarahan hebat selama mensturasi.
X. Mensturasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : tidak teratur
Lamanya haid : 7 hari
Dismenorea : negatif
XI. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
7 Tahun pasien menggunakan KB suntik 3 bulan/ 1x
selama kurang lebih 2 tahun (setelah kelahiran anak
9
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
pertama). Kemudian pasien sudah tidak melakukan KB
suntik lagi dan hanya kadang-kadang menggunakan
kondom.
XII. Riwayat Sosial, Pekerjaan, Psikologis, dan Seksual
Pasien berasal dari tangerang dan berada pada status
ekonomi menengah. Pasien tidak bekerja (ibu rumah
tangga). Suami pasien tidak tiap hari berada dirumah
karena sering pergi dinas keluar kota. Pasien mengaku
bahwa hubungan dengan suami dan anaknya baik. Pasien
mengaku bahwa cukup sering terkena infeksi saluran
kemih bahkan sejak masih gadis. Dirumah pasien ada
kamar mandi sendiri. Pasien jarang memberihkan
dudukan kuris kloset dan jarang menggunakan tissue
atau air mengalir untuk membasuh vagina sesudah
berkemih. Pasien mengganti celana dalam 2x/ hari.
XIII. Anamnesis tanggal 5 April 2012
Pasien mengeluh bahwa bagian bawah perutnya masih
terasa agak nyeri (sudah lebih berkurang daripada
tanggal 3 April 2012). Pasien mengeluh bahwa dia
mengalami perdarahan seperti mensturasi dan disertai
dengan peneluaran gumpalan-gumpalan kecil seukuran
biji kacang hijau bewarna merah gelap dari liang
vaginanya. Keluhan lain seperti demam, batuk, pilek,
mual, muntah, penurunan nafsu makan, dan retensi urin
tidak dirasakan pasien
10
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
PEMERIKSAAN FISIK TANGGAL 3 APRIL 2012a) Keadaan Umum :Pasien tampak sakit sedang
b) Kesadaran :Compos Mentis
c) Tanda-tanda Vital
Nadi : 82x/ menit
Suhu: 36,2 ⁰C
Nafas: 23x/ menit
d) Kepala : Normocephali, tidak tampak lesi pada
kepala
e) Mata : CA-/-, SI-/-, mata cekung (-)
f) THT : Faring hiperemis (-),T1/T1
g) Leher : Tidak teraba adanya pembesaran dan
nyeri tekan
h) Thorax : pengembangan simetris, retraksi (-)
i) Pulmo : suara nafas vesikular, Rh-/-, Wh-/-
j) Jantung : S1,S2 reguler, bising (-)
k) Abdomen
Inspeksi : Tidak terdapat lesi pada kulit
abdomen, daerah hipogaster tampak
ada sedikit membesar
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Nyeri tekan dan distensi pada bagian
hipogaster. Hati, limfe, ginjal tidak
teraba perbesaran. Ballotement(-).
Psoas(-), obturator(-)
11
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Perkusi : Timpani
l) Genitalia
Inspeksi : Tidak tampak kelainan pada vagina,
tidak terdapat masa, benda asing,
leukorea, darah pada vagina.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kelenjar
bartholin
m) Ektremitas :Akral hangat, edema (-)
n) Kulit : Ikterus (-)
PEMERIKSAAN FISIK 5 APRIL 2012a) Tanda-tanda vital
TD: 110/80
N: 80
RR: 22x
Suhu: 36.5
b) Abdomen : Nyeri hipogaster (+), distensi (-)
c) Genitalia
Inspeksi : perdarahan (+), terdapat darah pada
pembalut yang digunakan pasien
Pemeriksaan dalam/ VT : Pembukaan satu jari, porsio tebal
lunak, terdapat darah dalam liang
vagina.
PEMERIKSAAN PENUNJANGa) Ultrasonograpy 3 April 2012
12
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Terdapat hasil konsepsi pada uterus dan usia kehamilan 6
minggu
b) HcG test 3 April 2012
Positif
c) Darah lengkap 3 April 2012
d) Urinalisa 3 April 2012
Tabel 1: Pemeriksaan Darah Lengkap dan GDS 3 April 2012
13
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Tabel 2: Pemeriksaan Urinalisa 3 April 2012
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Ph 7 4-8
Berat Jenis 10.0 1003-1030
Protein - -
Reduksi - -
Billirubin - -
Urobilinogen 3.2 3.2-16
Urobilin + +
Keton - -
Epitel Gepeng + -
Epitel Tubulus + -
Leukosit 2-4 2-6 LPD
Eritrosit 4-6 -
Silinder Hialin - -
Silinder Granular - -
Kristal - -
Darah Samar (+)(+) -
DIAGNOSIS Abortus Inkomplit (5 April 2012)
Suspek Infeksi saluran kemih(3 April 2012)
14
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
TERAPI IVRL 24 tpm
Amoxicillin 500 mg 3x1
Paracetamol 500 mg 3 x1
Prokateter : keluar urine kurang lebih 300 cc
Bed rest total
Dilatation and Curettage
15
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ABORTUS INKOMPLITUS
2.1.1 DefinisiAbortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus
yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan
abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan disebut abortus
provokatus [1].
Abortus sendiri secara klinis dibagi menjadi abortus imminens
(keguguran yang mengancam), abortus insipien (keguguran yang
beralangsung), abortus inkomplitus (keguguran tidak lengkap),
abortus komplitus (keguguran lengkap), missed abortion (keguguran
tertunda), dan abortus habitualis (keguguran berulang-ulang).
Abortus Inkomplitus adalah keluarnya sebagian hasil konsepsi.
Biasanya jaringan plasenta yang masih tertinggal didalam rahim[2].
2.1.2 Manifestasi Klinis[3]
Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan,
perdarahan berlangsung terus
Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda didalam
rahim yang dianggap korpus alienum, maka uterus akan
16
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontaksi.
Tetapi bila keadaan ini dibiarkan lama, serviks akan menutup
kembali
Gambar 1: Abortus Inkomplitus
alltalaba.com
2.1.3 Epidemiologi[4]
Insiden dari abortus spontan masih belum dapat diketahui dengan
pasti, tetapi abortus spontan terjadi pada 15% kehamilan dan 60%
wanita hamil yang mengkonsumsi atau terpapar bahan-bahan kimia
berbahaya bagi janin mengalami abortus. Sering kali abortus akibat
bahan-bahan kimiawi terjadi pada usia kehamilan muda dikarenakan
mengkonsumsi obat-obat tertentu yang berbahaya bagi janin karena
tidak tahu bahwa dirinya sedang hamil. 80% abortus terjadi pada
masa kehamilan 12 minggu.
2.1.4 Etiologi [5]
50% penyebab abortus dikaitkan dengan kelainan morfologi dan
genetik yang terjadi selama trimester pertama. Insidensi ini berkurang
17
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
20-30% pada trimester kedua, dan 5-10% pada trimester ketiga.
Penyebab lain yang diduga dapat menyebabkan abortus adalah
infeksi, kelainan anatomi, faktor endokrin, faktor imunologi, dan
penyakit sistemik ibu. Pada presentasi yang signifikan penyebab
abortus masih tidak diketahui.
Kelainan morfologi dan Genetik
Aneuploidy (kelainan jumlah kromosom) adalah penyebab
terbanyak dari abortus spontan(50%). Monosomy X sindroma
Turner adalah penyebab yang paling sering terjadi pada
abortus yang disebabkan oleh kelainan genetik yaitu sekitar
20%. Kelainan genetik lain yang sering menyebabkan abortus
spontan adalah trisomy 16 dan polyploidy yang terjadi pada
20% abortus spontan.polyploidy menyebabkan kantong
gestasi yang kosong atau blighted ova atau bisa dalam bentuk
mola hidatidosa.
Faktor Maternal
o Penyakit Sistemik
Infeksi Maternal
Organisme seperti Treponema pallidum,
Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae,
streptococcus agalactuae, herpes simplez
virus, , cytomegalo virus, dan listeria
monocytogens diketahui dapat menyebabkan
abortus spontan.
Penyakit Lainnya
18
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Kelainan endokrin seperti hypertirodisme,
Diabetes Melitus, hipertensi, penyakit ginjal,
penyakit autoimun seperti SLE dan
Antifosfolipid sindrom dapat menyebabkan
abortus spontan.
o Kelainan Uterus
Kelainan anatomi uterus yang menyebabkan ukuran
uterus mengecil seperti ada unicornuate bicornuate,
dan septate uterus 20-50% dapat menyebabkan
abortus. Diethylstilbetrol (DES) related anomaly seperti
T-shaped atau hipoplastik uterus juga dapat
meningkatkan resiko keguguran. Kelainan anatomi
yang didapat seperti mioma submucus dan intramural
juga berkaitan dengan abortus spontan. Skar pada
uterus yang disebabkan oleh prosedur Dilalation and
Curettage (Asherman’s Syndrome) dan myomectomi
menurunkan kompetensi uterus sehingga
meningkatkan resiko terjadinya abortus spontan.
o Kelainan Imunologi
Inkompatibilitas golongan darah ABO maupun Rh dapat
etiologi yang jarang untuk terjadinya abortus spontan
o Malnutrisi
Malnutrisi berat mempengaruhi untuk terjadinya
abortus spontan
o Psikologis
19
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Gangguan emosi masih diselidiki pengaruhnya dalam
meingkatkan resiko terjadinya abortus spontan.
Faktor Keracunan
Agen-agen seperti bahan-bahan radiasi, obat kanker, obat-
obatan anestesi, alkohol, dan nikotin dapat bersifat
embriotoksik.
Trauma
Trauma langsung uterus seperti luka tembakan dan pada
trauma tidak langsung pada uterus seperti prosedural
pengambilan ovarium yang mengandung corpus luteum
kehamilan dapat langsung menyebabkan abortus spontan.
2.1.5 Patologi [6]
Pada abortus spontan, sering terjadi perdarahan didalam desidua
basalis. Inflamasi dan nekrosis muncul pada area implantasi
mengakibatkan hasil konsepsi menjadi lepas. Kontraksi uterus dan
dilatasi serviks menyebabkan pengeluaran seluruh atau sebagian
produk konsepsi. Pada missed abortus dimungkinkan masuh adanya
progesteron normal yang diproduksi oleh plasenta selama kadar
estrogen turun, sehingga hal ini dapat menurunkan kontraktilitas
uterus sehingga hasil konsepsi yang telah mati masih tertinggal
didalam uterus.
2.1.6 Diagnosis [7]
Pemeriksaan Darah Lengkap
20
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Jika terjadi perdarahan yang cukup banyak pasien akan
mengalami anemia. WBC bisa ikut meningkat meskipun tidak
terjadi infeksi
Tes Kehamilan
Turunya atau naiknya kadar HCG yang abnormal merupakan
diagnosis dari kehamilan yang abnormal, bisa menunjukan
blighted ovum, abortus spontan, dan kehamilan ektopik.
Ultrasonography
Transvaginal ultrasound dapat dilakukan pada kehamilan
yang masih kecil untuk mengecek eadaan janin. Pada abortus
imminens, pada USG akan terlihat keadaan gestastional yang
normal dan terdapatnya embrio. Tetapi apabila kantong
gestasi tampak membesar (>25% normal), iregular, dan posisi
fetal yang aneh dan denyut jantung janin yang rendah (<85
bpm) memiliki prognosis yang lebih buruk.
Pada abortus inkomplit, kantong gestasi tanpak mengempes,
iregular, dan terdapat materi echogenic yang
merepresentasikan plasenta didalam uterus.
Pada abortus komplitus maka dinding endometrium tampak
tenang dan tidak terdapat hasil konsepsi didalam uterus.
Adanya embrio atau fetus tanpa denyut jantung
menandakan missed abortion. Bila terdapat kantong gestasi
yang abonormal tanpa disertai dengan yolk sac atau embrio
menandakan blighted ovum.
Kehamilan ektopik dapat memunculkan gejala yang serupa
dengan abortus, yaitu perdarahan dan nyeri abdomen. Teraba
21
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
masa pada bagian adnexa dapat atau tidak dapat ditemukan.
Pada USG terlihat hasil konsepsi pada tempat lain selain
uterus.
Pada mola hidatidosa biasanya berkakhir dengan keguguran
sebelum usia kehamilan 5 bulan. Terdapat kista theca lutein
pada kedua ovarium sehingga mengakibatkan perbesara
ovarium bilateral. pada sampel perdarahan akan ditemukan
hydropic villi.
Keadaan lain yang dapat menyerupai abortus adalah infeksi
servik, pedunculated myoma, dan tumor serviks. Kelainan ini
akan menunjukan hasil tes kehamilan yang negatif.
Gambar 2: USG transvaginal terlihat kantong gestasi normal
dan yolk sac.
msdlatinamerica.com
22
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Gambar 3: USG pada Blighted Ovum
prettymomguide.com
2.1.7 KomplikasiPerdarahan yang terus menerus saat proses abortus dapat
berbahaya dan dapat mengancam jiwa. Semakin besar usia kehamila
semakin banyak perdarahan terjadi. Sepsis dapat terjadi setelah
proses abortus. Infeksi, perlengketan intrauteriune, dan infertilitas
adalah komplikasi lain dari abortus. Perforasi dapat terjadi akibat
komplikasi D&C, ditandai dengan adanya perdarahan intraperitoneal,
robekan kadung kemih dan usus, atau peritonitis[8].
2.1.8 PrognosisBila pasien cepat mendapatkan penanganan dan pengobatan maka
prognosisnya akan baik [9]. Pada pasien yang mengalami abortus
imminens dimana masih ada harapan untuk mempertahankan hasil
konsepsi setelah mendapatkan pengobatan berupa penguat rahim,
antibiotik, dan istirahat total keadaan gestasi akan pulih dan proses
kehamilan dapat berlanjut. Pada pasien yang mengalami abortus
insipien dimana abortus ini sudah berlangsung dan tidak dapat
23
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
dicegah kembali maka biasanya kematian janin akan terjadi
setelahnya. Pada abortus inkomplitus dimana masih ada sisa konsepsi
yang tertinggal, maka sisa konsepsi tersebut harus segera dikeluarkan.
Bila tidak segera dikeluaran dapat mencetuskan terjadinya septic
shock yang berbahaya bagi keselamatan ibu.
2.1.9 Tatalaksana Kesuksesan dari terapi abortus inkomplitus bergantung dari dininya
diagnosis. Setiap pasien harus dialkukan pemeriksaan fisik dan
anamnesis yang lengkap. Pemeriksaan laboratorium yang terdiri dari
darah lengkap, golongan darah, dan kultur pathogen dapat dilakukan
apabila dicurigai adanya infeksi. Prognosis menjadi baik apabila
perdarahn dan kram berkurang.
Pada perdarahan yang beralangsung terus menerus dan terdapat
sisa konsepsi didalam kandungan maka dapat dilakukan D&C.
Prognosis untuk ibu akan lebih baik apabila seluruh sisa konsepsi
dikeluarkan. Bila sudah dilakukan D&C tetapi masih terjadi
perdarahan pikirkan kemungkinan masih ada sisa plasenta yang
tertinggal.
Pasien yang mengalami abortus pada trimester pertama harus
menjalani perawatan di rumah sakit. Pasien dapat diberikan Oxytocics
untuk mengkontraksi uterus, mengurangi perdarahan, dan
mengeluarkan sisa konsepsi[10].
24
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
2.2 PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PADA KEHAMILAN
2.2.1 DefinisiKehamilan menyebabkan beberapa perubahan pada tubuh
perempuan. Perubahan hormonal dan mekanikal meningkatkan resiko
urinary stasis dan vesikouretreral reflux. Perempuan memiliki uretra
yang pendek ( 3-4 cm) sehingga pada saat kehamilan dimana terjadi
penonjolan perut akan menyusahkan wanita hamil untuk menjaga
kehigienisan saluran kencingnya [11]. Sehingga penyakit infeksi saluran
kemih cukup sering terjadi pada wanita hamil dan pathogen penyebab
infeksi saluran kemih pada wanita hamil yang paling sering adalah
bakteri. Perubahan anatomi saluran kencing pada wanita terjadi pada
kehamilan diatas 4 bulan. Tetapi tidak menutup kemungkinan infeksi
saluran kemih terjadi pada saat usia kehamilan muda.
Definisi dari ISK sendiri yaitu ditemukannya 100.000 organisme per
milimeter urin pada pasien yang asimptomatik atau ditemukan 100
organisme/ mL urin disertai dengan pyuria (>7 WBC/mL) pada pasien
yang simptomatik. Hematuria tak jarang terjadi pada pasien yang
mengalami ISK. Diagnosis pasti dari ISK sendiri harus dipastikan
dengan kultur uropathogen. ISK meningkatkan resiko pielonefritis,
anemia, amnionsitis, preeklampsia, dan endometritis pada ibu hamil
dan meningkatkan resiko kelahiran preterm, berat bayi rendah, dan
meningkatkan resiko kematian janin.
Asymtomatic Bacteriuria
Asymtomatic bacteriuria adalah ditemukan adanya 100.000
organisme/mL pada 2 kali pengambilan urin tanpa disertai
manifestasi klinis. Bila asymtomatic bacteriuria tidak diobati
maka akan meningkatkan resiko terjadinya cystitis akut (40%),
25
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
pyelonefritis (25-30%) pada wanita hamil. Asymtomatic
bacteriuria adalah penyebab infeksi saluran kemih pada 70%
wanita hamil.
Acute Cystitis
Cystitis akut hanya mengenai saluran kemih bagina bawah;
dikarakteristikan dengan inflamasi dari kandung kemih yang
bisa disebabkan oleh bakterial ataupun nonbakterial. Akut
cystitis ditemukan kurang lebih pada 1% wanita hamil.
Gejalanya adalah hematuria, dysuria, nyeri suprapubic,
frekuensi dan urgency untuk berkemih. Gejalanya kadang sulit
dibedakan dengan kehamilan itu sendiri. Cystitis akut dapat
berlanjut menjadi infeksi saluran kencing bagian atas (contoh:
pyelonefritis) pada 15 -50 % kasus.
Akut Pyelonefritis
Pyelonefritis adalah komplikasi dari infeksi saluran kemih
yang paling sering terjadi pada ibu hamil, terjadi pada 2 %
kehamilan. Akut pyelonefritis dikarakteristikan dengan
demam, nyeri ketok pada flank, mual, muntah, frekuensi,
urgensi untuk berkemih, dan nyeri berkemih (dysuria). Wanita
yang memilili faktor resiko seperti diabetes melitus, penyakit
imunosupresi, sickle sel anemia, dan infeksi saluran kemih
berulang sebelum kehamilan memiliki resiko untuk terkena
akut pyelonefritis.
2.2.2 Epidemiologi[12]
26
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Insidensi terjadinya infeksi saluran kemih pada wanita hamil (0.3-
1.3%) sama dengan insidensi pada wanita yang tidak hamil. Secara
umumnya infeksi saluran kemih 14 lebih sering menyerang wanita
daripada pria hal ini dikarenakan uretra wanita lebih pendek daripada
pria, 1/3 bagian bawah uretra pasien mudah terkena pathogen dari
vagina maupun rektum, wanita lebih sering tidak mengkosongkan
bladder seperti pria, dan sistem urogential wanita terekspos bakteri
saat berhubungan seksual.
Prevalensi terjadinya simptomatik bakteriuria pada wanita hamil
dibandingakan oleh wanita tidak hamil adalah 2.5-11% berbandin 3-
8%. Tetapi pada wanita hamil lebih sering infeksi saluran kemih
bawah yang kemudian berlanjut menjadi infeksi saluran kemih atas
(pyelonefritis) dibandingkan wanita yang tidak hamil.
2.2.3 Etiologi[13]
Infeksi
E. Coli adalah pathogen yang paling sering menyebabkan
infeksi saluran kemih yaitu pada 80-90% kasus. Pathogen ini
berasala dari fecal flora yang berkolonisasi di area periuretra
sehingga dapat menyebabkan infeksi ansending.
Pathongen penyebab ISK lainnya adalah:
Klebseilla Pneumoniae (5%)
Proteus mirabilis (5%)
Enterobacter species (3%)
Staphylococcus saprophyticus (2%)
Grup Streptococcus B beta hemoliticus / GBS (1%)
27
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Proteus (2%)
Kolonisasi GBS memiliki inplikasi yang penting saat
kehamilan. Transmisi intrapartum dapat menyebabkan
kematian neonatal pneumonia, meningtis, dan sepsis. Maka itu
beberapa guidelines merekomendasikan screening vaginal dan
rectal pada kehamilan 35-37 minggu.
Bakteri seperti proteus, klebsiella, pseudomonas, dan
coagulase negative pathogen dapat memecah urea sehingga
dalam mengalkasisasi urine dan meningkatkan pembentukan
batu struvite. Infeksi chlamydia adala pathogen atipikal yang
sering terjadi (meliputi 30% dari bakteri atipycal penyebab
ISK).
Preeklampsia
Prevalensi terjadinya preeklampsia pada wanita hamil yang
mengalami preeklampsia ringanadalah 27.3% dan pada wanita
hamil dengan preeklampsia berat adalah 35.9%. Hal ini lebih
tinggi dibandingakn dengan wanita dengan tekanan darah
yang normal. Penelitian menyebutan bahwa kerusakan ginjal
akibat preeklampsia menyebabkan menurunya mekanisme
pertahanan untuk menegah infeksi asenden.
2.2.4 Manifestasi KlinisManifestasi klinis harus dibedakan antara asimptomatik bacteriuria
dengan simptomatik bacteriuria.
Anamnesis
28
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Perasaaan terbakar, panas, nyeri (dysuria) sering
berkaitan dengan akut cystitis dan pyelonefritis
Frekuensi dan urgensi untuk berkemih
Nyeri suprapubik.
Hematuria dengan atau tanpa manifestasi klinis.
Demam (>38⁰C), menggigil, nyeri ketok costovertebra
angle, anoreksia, mual, muntah adalah tanda-tanda
dari pyelonefritis. Nyeri flank bagian kanan lebih sering
daripada bagian kiri maupun bilateral, hipotermia
kadang bisa terjadi pada pasien dengan pyelonefritis.
Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan suprapubic
Nyeri ketok costovertebral angle
Demam (sering diatas 38⁰C)
Denyut jantung janin meningkat lebih dari 160x/menit
akibat ibu yang mengadung terkena demam.
2.2.5 Patofisiologi [14]
Infeksi saluran kemih sering kali disebabkan oleh kolonisasi asending
pada saluran kemih yang berasal dari flora vaginal, perineal, dan fecal.
Beberapa faktor anatomi dan fisiologis yang yang meningkatkan
terjadinya infeksi asending pada wanita hamil adalah retensi urin
akibat pembesaran uterus dan urinary stasis akibat progesteron yang
menyebabkan relaksasi otot halus uretra. Ekspansi volume darah yang
29
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
disebabkan oleh meningkatan laju filtrasi glomerulus dan pengeluaran
urin.
Kurangnya tonus uretra dikombinasi dengan peningkatan volume
saluran kencing menyebabkan urinary stasis, dimana hal ini dapat
menyebabkan dilatasi dari ureter, renal pelvic, dan calyces. Urinary
stasis dapat meningkatkan terjadinya vesicouretral reflux sehingga
meningkatkan resiko terjadinya infeksi saluran kemih atas dan akut
pyelonefritis.
kaliks kanan lebih sering mengalami dilatasi daripada kaliks kiri.
Dilatasi dimulai dari kehamilan 10 minggu. Resiko terjadi pyelonefritis
pada kehamilan trimester pertama adalah 2%, pada trimester kedua
52%, dan trimester ketiga 46%.
2.2.6 Diagnosis [15]
Dignosis berdasarkan hasil laboratorium pemeriksaan darah,
urinalisis, kultur urine, test dipstic, dan pemeriksaan lain seperti
sitologi urin, sulfosalicylic acid (SSA) testing. Pemeriksaan radiolgi
seperti Ultrasonografi (USG) dan Intravenous pyelography.
Pemeriksaan darah yang dilakukan:
Darah lengkap
Serum elektrolit
Blood urea nitrogen (BUN)
Serum creatinine
Pemeriksaan Urine
Urinalysis
30
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Hasil positif ditemukan nitral, leukosit esterase, WBC,
RBC , dan protein dapat menunjukan tanda-tanda
terjadinya ISK. Bakteri yang ditemukan dalam spesimen
urin kadang juga ditemukan pada pemeriksaan
urinalisa.
Urinalisa memiliki spesifiksitas 97-100% tetapi memiliki
sensitifitas 25-67% sehingga dikatakan lebih kurang
spesifik dibanding dengan pemeriksaan kultur urin.
Test Dipstick
Memiliki spesifiktifitas 86-97% dan sensitivitas 50-92%,
Pemeriksaan dipstick adalah pemeriksaan yang murah
dan mudah untuk mengevaluasi. Tetapi pemeriksaan
ini kurang sensitiv pada pasien denga pyuria (5-20
WBC/LPD) dengan adanya protein dan darah
meningkatkan sensitivitas dan spesifiksitasnya.
Nitrate dipstik dianjurkan dilakukan dinegara
berkembang dikarenakan biaya pemeriksaannya yang
murah.
Urine Sitology
Antisteptolysin-O (ASO) titer melebihi 200 todd
menunjukan adanya infeksi streptococcal. Sulfosalicylic
acid (SSA) test menunjukan hasil +2 sampai +4
menunjukan adanya bacteriuria.
Kultur Urin
31
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Kultur urin adalah pemeriksaan standart untuk
menegakan diagnosis ISK saat kehamilan maupun tidak
hamil. Indikasi dilakukanya urine kultur adalah:
o ISK berulang
o Pyleonefritis
o Gagal sembuh pada terapi awal
o Riwayat penggunaan instrumensasi pada
saluran kemih (contoh: post kateterisasi)
Hasil positif bateriuria apabila pada 2 kali bakteri
isolasi ditemukan coloni bakteri yang sama dengan
nilai 100.000 coloni forming unit (CFU)/ milimeter
atau lebih disertai dengan konfirmasi dari histologi
merupakan diagnosis pasti dari ISK. Bila ditmukan 100
CFU/mL pada 1 kali bakteri isolasi juga dapat menjadi
diagnosis pasti. Bila pada kultur urin ditemukan
kolonisasi bakteri < 100.000 CFU/mL dan ditemukan
pula 2 atau lebih organsme pada satu spesimen lebih
menandakan adanya kontaminasi spesimen daripada
infeksi. Pasien dengan pyelonefritis sering memiliki
WBC cast. Pemeriksaan kultur urin cukup mahal
harganya yaitu 40 Dollar Amerika.
Histologi
Pada pemeriksaan sitologi urin ditemukan penggumpalan
dari WBC dan WBC cast diasosiasikan dengan pyelonefritis.
32
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
RBC cast dikarakterisktikan dengan akut glomerulonefritis dan
harus dicurigai pada pasien yang post infeksi streptococcus.
Keterlibatan dari ginjal sering kali menyebabkan proteinuria.
Sindrom nefrotik menunjukan proteinuria yang tinggi (>3.5
g/24 jam, edema, hyperkolestrolemia, dan hypoalbuminemia
hal ini sering kali susah dibedakan dengan preeclapsia.
Ditemukaanya oval fat bodies dan fatty cast menunjukan
membranous glomerulonephritis.
Pemeriskaan Radiologi [16]
Selama penyakit tidak dicurigai menyebabkan atau
disebabkan oleh kelainan anatomik dan penyakit ginjal makan
pemeriksaan radiologi tidak perlu dilakukan. Pasien dengan
suspek pyelonefritis yan tidak berespon dengan pemberian
antibiotik dalam 48-72 jam harus melakukan pemeriksaan
radiologi.
Renal utrasonography dan IVP penting untuk dilakukan pada
pasien dengan ISK berulang atau pada pasien yang
menunjukan gejala nephrolithiasis. Urolithiasis memiliki gejala
yang hampir sama dengan pyelonephritis, tetapi biasanya
urolithiasis tidak disertai dengan adalany demam, kecuali
pasien mengalami pyelonephritis juga. Dapat dilakukan
cystoscopic passage uretral stent untuk mengeluarkan batu.
Radiasi tidak diajurkan pada wanita hamil, terutama pada
33
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
trimester pertama karena dapat mempengaruhi proses
organogenesis
2.2.7 Komplikasi ISK pada Kehamilan Septic shock (jarang)
Anmionitis, placentitis, endometritis dan chorioamnionitis
Disfungsi ginjal (pyelonefritis menyebabkan penurunan laju
filtrasi glomerular)
Disfungsi hematologi / maternal anemia
preeklampsia
Kelahiran prematur (<37 minggu)
Berat bayi lahir rendah (<2500 gram)
Kematian perinatal
Aute respiratory distress syndrome.
ISK dapat menyebabkan kelahiran prematur yang diakibatkan karena
amnionitis. Infeksi bakteri pada amnion menjadi faktor resiko
terjadinya kelahiran prematur[17]. Sebuah penelitian menyebutkan
bahwa enzym yang dihasilkan bakteri seperti collegenase dapat
melemahkan fetal membran dan menyebabkan mudah terjadi
robekan sehingga memicu untuk terjadinya kelahiran.
Phospholipase A dan C atau endotoxin dapat menstimulasi
biosintesis prostaglandin pada membran fetus sehingga dapat
menyebabkan proses kelahiran [18]. Produk yang dihasilkan oleh
bakteri dapat menstimulasi dari imun sistem pasien sehingga
menyebabkan pelepasan monokines (platelet activatic factor, IL-1,
34
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
dan TNF) yang dapat memicu peningkatan produksi prostaglandin[19].
Kematian perinatal sering terjadi pada masa kehamilan 28 hari
Endotoxin yang dihasilkan oleh bakteri dpat memperngaruhi
alveolar capillary membrane premeability sehingga dikatakan dapat
menyebabkan pulmonary edema dan acute respiratory distress
syndrome.
2.2.8 PrognosisPrognosis pada wanita hamil dengan ISK adalah baik bila hal-hal
yang membahayakan seperti septic shock, respiratory failure, dan
hipotensive hipoxia tidak terjadi.
Bila ISK tidak ditangain dengan baik maka akan dapat menyebabkan
berat bayi lahir rendah, prematur, preekalmpsia, maternal anemia,
dan kematian perinatal. Diakatakan untuk mencegah ISK yang
membahayakan bagi janin maka sebaiknya setiap antenatal care
pasien melakukan pemeriksaan urinalisa.
2.2.9 Tatalaksana Pola Kebersihan
Tidak mandi dengan cara berendam
Membasuh dengan arah depan ke belakang setelah
buang air besar maupun kecil
Mencuci tangan sebelum menggunakan toilet
Membasuh perineum sesudah buang air
Menggunakan sabun cair untuk menghidari penularan
dari sabun batang.
35
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Terapi Farmakologi
Untuk menghindari komplikasi dari ISK yang dapat
membahayakan baik maternal maupun janin maka pasien
diberikan terapi antibiotik untuk mengatasi ISK. Pemberian
antibiotik dapat diberikan dalam 3 hari, 7 hari, 10-14 hari.
Dikatakan bahwa pemberian antibiotik selama 10 -14 hari
adalah yang paling direkomendasikan untuk mengurangi
resiko infeksi berulang dan mengeradikasi bakteri.
Untuk menilai efektifitas dari terapi dilakukan pengecekan
kultur urin 1-2 minggu setelah pemberian terapi.
Antibiotik yang terbaik dipilih berdasarakan sensitifitas urin
kultur tetapi yang lebih utama dipilih adalah antibiotik yang
aman digunakan oleh ibu hamil.
Beberapa antibiotik dilarang digunakan selama kehamilan
oleh karena efek terhadap janin. Golongan antibiotik yang
dilarang digunakan pada wanita hamil adalah tetracyclines
(dapat memberi efek pada gigi dan tulang janin dan dapat
menyebabkan congenital defek), trimethroprim tidak boleh
diberikan pada trimester pertama(defek facial dan cardiac),
chloramphenicol (gray syndrome), dan sulfomanides (tidak
boleh diberikan pada ibu hamil dengan defisiensi G6PD karena
dapat menyebabkan hemolitik anemia, bila diberikan pada
trimester ketiga kemungkinan bayi pasien akan mengalami
ikterus yang berat sehingga menyebabkan kernicterus).
Fluoroquinolone tidak boleh dierikan saat hamil dikarenakan
36
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
dapat menyebakan myelomeningocele, hydrocephaly,
hypospadias, maldecended testis, hernia inguinal, bilateral hip
displasia, atrial septal defek.
Tabel 3: Treatment Regimens for Pregnant Women with UTI
http://emedicine.medscape.com/article/452604-treatment
Terapi Bedah
Tindakan bedah jarang sekali diindikasikan. Pasien dengan
urethral atau bladder diverticulum, batu kandung kemih,
trauma saluran kencing bawah, interstitial cystitis, dan kanker
kandung kemih maka bisa dilakukan cystoscopy untuk
menegakan diagnosisnya. Extracorporeal shock wave
lithotripsy (ESWL) dikontraindikasikan untuk kehamilan [20].
37
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Bila akan dilakukan tindakan bedah biasanya dilakukan pada
kehamilan trimester kedua, karena bila dilakukan pada
trimester pertama akan meningkatkan resiko keguguran, dan
bila dilakukan pada trimester ketiga dapat meningkatkan
resiko persalinan preterm.
38
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
BAB 3
PEMBAHASAN KASUS
Pada laporan kasus ini pasien atas nama Ny A usia 32 tahun datang
ke poli kandungan RSU DaanMogot tanggal 3 April 2012 dengan status
obstetric G2P1A0 datang dengan keluhan nyeri pada daerah suprapubik
disertai dengan tidak bisa kencing semenjak 3 jam yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan dia terlambat haid kurang lebih 2 bulan. Pada pemeriksaan
USG dan HcG dinyatakan pasien hamil kurang lebih 6 minggu. Pasien
dipasang kateter, diminta untuk istirahat total , diberikan antibiotik
(amoxicillin 500 mg 3x1) dan paracetamol (500 mg 3 x1). Pada tanggal 5
April 2012 pasien mengalami perdarahan yang dikatakan pasien seperti
mens diertai dengan pengeluaran gumpalan-gumpalan sebesar biji kacang
kedelai bewarna merah tua dari vaginanya. Pasien mengeluhkan bahwa
perutnya masih sakit. Dilakukan pengecekan melalui USG dan pasien
dinyatakan menderita abortus inkomplitus karena masih ada sisa konsepsi
yang tertinggal. Dilakukan pemeriksaan dalam dan pasien dalam
pembukaan 1 jari. Hasil laboratorium darah dan urinalisa yang dilakukan
tanggal 3 April 2012 didapatkan hasil leukositosis (WBC=14900) dan pada
pemeriksaan urinalisa ditemukan darah samar pada urin pasien. Pasien
didiagnosa suspek ISK dan abortus inkomplitus. Pada tanggal 5 April 2012
dilakukan D&C dan pada tanggal 6 April 2012 pasien dipulangkan.
39
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
Pasien ini mengalami infeksi saluran kemih pada kehamilan. Infeksi
saluran kemih memiliki dampak yang kurang baik dalam kehamilan; salah
satunya dapat meningkatkan resiko prematuritas, berat bayi lahir rendah,
dan kematian janin. Hal ini disebabkan produk yang dihasilkan oleh bakteri
dapat menstimulasi dari imun sistem pasien sehingga menyebabkan
pelepasan monokines (platelet activatic factor, IL-1, dan TNF) yang dapat
memicu peningkatan produksi prostaglandin[Pasien memiliki riwayat ISK
berulang sejak masa gadis, bahkan 10 bulan lalu pasien mengaku
mengalami gejala yang sama dan didiagnosis mengalami perlengketan
urethra dan dilakukan tindakan cystoscopy.
Pasien yang mengalami ISK berulang seperti pasien ini sebetulnya
wajib dilakukan kultur urin untuk mengetahui pathogen yang
menginfeksinya sehingga pengobatan akan lebih maksimal pada pasien ini.
Pemilihan antibiotik haruslah yang tidak bersifat toksik bagi janin. Pada
pasien ini diberikan Amoxicillin 500 mg yang diberikan tiga kali sehari dan
menurut FDA antibiotik ini aman dan cocok diberikan pada ibu hamil
dengan ISK.
Keadaan ISK yang berulang pada pasien ini dimungkinkan karena
higienitas yang rendah. Pathogen penyebab ISK tersering adalah E.Coli yang
terdapat didalam usus dan menempel diperineum dan dapat mengalami
kolonisasi di saluran kencing. Pasien mengaku jarang membasuh setelah
buang air dan jarang membersihkan kursi tolilet ditempat umum sebelum
menggunakan. Maka edukasi pola hidup sehat harus dijelaskan pada pasien.
Suami pasien juga sebaiknya diperiksaakan, meskipun suami tidak
mengeluhkan gejala yang sama seperti istrinya tetapi sang suami tidak
menutup kemungkinan juga mempunyai ISK, mengingat ada asimptomatik
40
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
bacteriuria yang tidak menimbulkan manifestasi klinis apapun. Untuk
mencegah komplikasi ISK bagi janin sebaiknya setiap kali antenatal care
dilakukan pemeriksaan urinalisa.
41
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
REFERENSI
1. Ilmu Kebidanan. Perdarahan Pada Kehamilan Muda. Bantuk Hadijanto. Ilmu
Kebidanan. Edisi Kedua. BT Bina Pustakan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta; 2008,
pp.460
2. Obstetri Patologi. Abortus. Prof. R. Sulaeman Sastrawinata . Obstetri Patologi.
Edisi Pertama. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran. Bandung; 1984, pp.8
3. Obstetri Patologi. Abortus. Prof. R. Sulaeman Sastrawinata . Obstetri Patologi.
Edisi Pertama. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran. Bandung; 1984, pp.12
4. Obstetrics&Gynecology. Early Pregnancy Risk. In: Current. Diagnosis & Treatment.
10’th Edition. McGraw Hill. United States of America; 2007, pp.259
5. Obstetrics&Gynecology. Early Pregnancy Risk. In: Current. Diagnosis & Treatment.
10’th Edition. McGraw Hill. United States of America; 2007, pp.259-260
6. Obstetrics&Gynecology. Early Pregnancy Risk. In: Current. Diagnosis & Treatment.
10’th Edition. McGraw Hill. United States of America; 2007, pp.260
7. Obstetrics&Gynecology. Early Pregnancy Risk. In: Current. Diagnosis & Treatment.
10’th Edition. McGraw Hill. United States of America; 2007, pp.261-263
8. Friedler S, Margalioth EJ, Kafka I, Yaffe H (1993). "Incidence of post-abortion intra-
uterine adhesions evaluated by hysteroscopy--a prospective study". Hum. Reprod.
8 (3): 442–4.
9. Obstetrics&Gynecology. Early Pregnancy Risk. In: Current. Diagnosis & Treatment.
10’th Edition. McGraw Hill. United States of America; 2007, pp.263
42
[ABORTUS INKOMPLITUS] Marcelina Heidy Limanto
10. Regan L: Prospective study of spontaneous abortion. In: Beard RW, Sharp F
(editors): Early Pregnancy Loss: Mechanisms and Treatment. Royal College of
Obstetricians and Gynaecologists, 1988.
11. Sheiner E, Mazor-Drey E, Levy A. Asymptomatic bacteriuria during pregnancy. J
Matern Fetal Neonatal Med. May 2009;22(5):423-7
12. Whitehead NS, Callaghan W, Johnson C, Williams L. Racial, ethnic, and economic
disparities in the prevalence of pregnancy complications. Matern Child Health J.
Mar 2009;13(2):198-205.
13. Millar LK, Cox SM. Urinary tract infections complicating pregnancy. Infect Dis Clin
North Am. Mar 1997;11(1):13-26.
14. Ilmu Kebidanan. Kehamilan Dengan Penyakit Ginjal. Nuswil Bernolian. Ilmu
Kebidanan. Edisi Kedua. BT Bina Pustakan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta; 2008,
pp.830-831
15. Nicolle LE, Bradley S, Colgan R, Rice JC, Schaeffer A, Hooton TM. Infectious
Diseases Society of America guidelines for the diagnosis and treatment of
asymptomatic bacteriuria in adults. Clin Infect Dis. Mar 1 2005;40(5):643
16. Bozkurt Y, Penbegul N, Soylemez H, Atar M, Sancaktutar AA, Yildirim K, et al. The
efficacy and safety of ureteroscopy for ureteral calculi in pregnancy: our
experience in 32 patients. Urol Res. Jan 4 2012
17. Guzick DS, Winn K. The association of chorioamnionitis with preterm delivery.
Obstet Gynecol. 1985;65:11-16.
18. Cox SM. Infection-induced preterm labor In: Gilstrap LC, Faro S, eds. Infectionsin
Pregnancy. New York, NY: Alan R Liss Inc; 1990:247-253.
19. Romero R, Mazor M. Infection and preterm labor. Clin Obstet Gynecol.
1988;31:553-584.
20. Bozkurt Y, Penbegul N, Soylemez H, Atar M, Sancaktutar AA, Yildirim K, et al. The
efficacy and safety of ureteroscopy for ureteral calculi in pregnancy: our
experience in 32 patients. Urol Res. Jan 4 2012
43