Post on 06-Nov-2021
RESPON TANAMAN UBI JALAR ( Ipomoea batatas L.) TERHADAP
BERBAGAI JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS PUPUK KALIUM
(Skripsi)
Oleh
SINDI BAHARI
NPM. 15110007
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
DHARMA WACANA METRO
2019
RESPON TANAMAN UBI JALAR ( Ipomoea batatas L.) TERHADAP
BERBAGAI JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS PUPUK KALIUM
Oleh :
SINDI BAHARI
15110007
SKRIPSI
Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar (S1)
Pada
Jurusan Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
DHARMA WACANA METRO
2019
RESPONTANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatasL.)TERHADAP
BERBAGAI JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS PUPUK KALIUM
Oleh
SINDI BAHARI
ABSTRAK
Ubi jalar merupakan bahan makanan tambahan atau pengganti beras yang telah
mendapat perhatian masyarakat. Ubi jalar memegang peranan penting di dalam
posisi lumbung pangan dan perekonomian nasional, karena merupakan salah satu
makanan pokok bagi sekelompok penduduk Indonesia. oleh sebab itu,
peningkatan produktivitas ubi jalar sangat penting untuk ditingkatkan agar
terpenuhinya konsumsi per kapita. Namun, upaya tersebut terkendala oleh
konservasi sektor pertanian ke sektor non pertanian yang menyebabkan
penyediaan lahan budidaya mengalami kendala sehingga produksi tanaman ubi
jalar menurun. Sehingga pemberian pupuk yang tepat dan berimbang untuk ubi
jalar diharapkan mampu mengatasi penurunan produktivitas ubi jalar. Penelitian
ini bertujuan untuk mempelajari: (1) Pengaruh berbagai jenis pupuk kandang
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar. (2) Pengaruh dosis pupuk
kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar, (3) Interaksi antara
berbagai pupuk kandang dan dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan hasil
ubi jalar.
Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan (STIPER) Dharma Wacana Metro,
Metro Selatan, Kota Metro dengan ketinggian tempat 60 mdpl dan jenis tanah
podzolik merah kuning pada bulan Febuari 2019 sampai Juni 2019. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dua faktor perlakuan
dan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu berbagai pupuk kandang (p) yang terdiri
dari tiga taraf yaitu: pupuk kandang ayam (p1), pupuk kandang kambing (p2),
pupuk kandang sapi (p3). Faktor kedua yaitu dosis pupuk kalium (k) yang terdiri
dari 3 taraf yaitu: 45 kg/ha setara 37,8 gr/petak(k1), 90 kg/ha setara 75,6
gr/petak(k2) dan 135 kg/hasetara 113,4 gr/petak (k3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) berbagai jenis pupuk kandang
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil yang terlihat pada peubah
jumlah umbi dan hasil per petak. Pupuk kandang sapi (p3) cenderung lebih baik
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar, (2) dosis pupuk kalium
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil yang terlihat pada peubah
bobot ubi dan hasil per petak. Dosis pupuk kalium 90 kg/ha (k2) cenderung lebih
baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar, (3) Tidak terjadi interaksi
antara berbagai pupuk kandang dan dosis pupuk kalium, kecuali pada peubah
hasil per petak. Interaksi terbaik pada pupuk kandang sapi (p3) dan dosis pupuk
kalium 45 kg/ha (k1) dan 90 kg/ha (k2).
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian : RESPON TANAMAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)
TERHADAP BERBAGAI JENIS PUPUK KANDANG
DAN DOSIS PUPUK KALIUM
Nama Mahasiswa : Sindi Bahari
NPM : 15110007
Jurusan : Agroteknologi
MENYETUJUI :
Komisi Pembimbing
Pembimbing I,
Ir. Yatmin, M.T.A.
NIP. 196302161990031003
Pembimbing II,
Krisnarini, S.P, M.Si. NIK. 003011035 A
Ketua Jurusan,
Priyadi, S.P, M.Si.
NIK. 003027283 A
HALAMAN PENGESAHAN
1. Tim Penguji:
Ketua : Ir. Yatmin, M.T.A. ..........................
Penguji Utama : Priyadi, S.P., M.Si. ..........................
Anggota Penguji : Krisnarini, S.P., M.Si. ..........................
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro,
Ir. Rakhmiati, M.T.A.
NIP. 196304081989032001
Tanggal lulus ujian skripsi: 12 Juli 2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro, Kecamatan Metro Pusat, Provinsi
Lampung, pada tanggal 05 Februari 1997. Penulis merupakan
anak ke-empat dari lima bersaudara pasangan Bapak Bahri dan
Ibu Ani.
Penulis memulai pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 10 Metro Pusat tahun
2003. Selanjutnya penulis menempuh Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri
03 Metro Pusat pada tahun 2009. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Atas di SMK Negeri 02 Metro Barat pada tahun 2012. Pada
tahun 2015 penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
(STIPER) Dharma Wacana Metro dengan program studi Agroteknologi.
Penulis pernah magang di Taman Sains Pertanian BPTP Lampung pada tahun
2018 selama 1 bulan 14 hari.
MOTTO
“Sesukses apapun kita, jangan lupakan akherat dan Orang tua”.
(Sindi Bahari)
Laayukallifullohunaffsanillawus’ahaa
“Allah Tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(AL-Baqarah: 286)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehahirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal berjudul Respon Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap
Berbagai Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk Kalium.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan, saran dan
motivasi dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
Dharma Wacana Metro.
2. Bapak Ir. Yatmin, M.T.A selaku dosen pembimbing pertama yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasehat, saran dan
pikiran dengan penuh kesabaran kepada penulis.
3. Ibu Krisnarini, S.P, M.Si selaku pembimbing kedua yang juga telah
memberikan bimbingan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
4. Bapak Priyadi, S.P, M.Si selaku dosen penguji utama atas saran dan
nasehat yang telah diberikan kepada penulis.
5. Kedua orang tua dan keluarga besar penulis yang dengan tulus
memberikan dukungan dan doa agar skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Seluruh dosen STIPER Dharma Wacana Metro yang telah banyak
membantu atas terselesaikannya skripsi ini.
7. Teman-teman saya seperjuangan: Oktavia, Ranny, Devi, Rian yang
senantiasa teguh dalam berjuang dan saling bekerja sama dalam
terselesaikannya kuliah serta Teddy yang selalu memberi semangat dan
motivasi.
8. Semua pihak yang belum disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan. Kritik
dan saran yang membangun masih penulis harapkan demi kesempurnaan dan
manfaat skripsi ini bagi kita semua.
Metro, Juli 2019
Sindi Bahari
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................. 3
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis .................................................. 4
1.4 Hipotesis .............................................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi Tanaman Ubi Jalar ............................................ 8
2.2 Syarat Tumbuh .................................................................... 9
2.3 Pupuk Kandang ................................................................... 11
2.4 Pupuk Kalium ...................................................................... 13
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 15
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ................................................... 15
3.3 Metode Penelitian ...................................................... 16
3.4 Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 16
3.5 Peubah yang Diamati ........................................................... 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ............................................................................................... 22
4.1.1 Panjang Sulur .............................................................................. 22
4.1.2 Jumlah Cabang per Tanaman ...................................................... 23
4.1.3 Bobot Basah Berangkasan per Tanaman..................................... 24
4.1.4 Bobot Kering Berangkasan per Tanaman ................................... 25
4.1.5 Jumlah Ubi per Tanaman ............................................................ 25
4.1.6 Bobot Ubi per Tanaman .............................................................. 26
4.1.7 Bobot per Ubi .............................................................................. 27
4.1.8 Hasil per Petak ........................................................................... 28
4.2 Pembahasan ................................................................................... 29
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 33
5.2 Saran .............................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Panjang sulur akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk kalium (11 mst) ...................................................................... 22
2. Jumlah cabang per tanaman akibat berbagai jenis pupuk kandang
dan dosis pupuk kalium .................................................................... 24
3. Bobot basah berangkasan per tanaman akibat berbagai jenis
pupuk kandang dan dosis pupuk kalium ........................................... 24
4. Bobot kering berangkasan per tanaman akibat berbagai jenis
pupuk kandang dan dosis pupuk kalium ........................................... 25
5. Jumlah ubi per tanaman akibat berbagai jenis pupuk kandang
dan dosis pupuk kalium ..................................................................... 26
6. Bobot ubi per tanaman akibat berbagai jenis pupuk kandang
dan dosis pupuk kalium ..................................................................... 27
7. Bobot per ubi akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk kalium ..................................................................................... 28
8. Hasil per petak akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk kalium ..................................................................................... 29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Deskripsi ubi jalar ungu ....................................................................... 37
2. Tata letak percobaan ............................................................................. 38
3. Tata letak tanaman ................................................................................ 39
4. Data analisis tanah................................................................................. 40
5. Jadwal kegiatan ..................................................................................... 41
6. Rekapitulasi Analisis Ragam dan Uji BNT .......................................... 44
7. Panjang sulur akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk Kalium (11 mst) ......................................................................... 45
8. Analisi ragam panjang sulur akibat berbagai jenis pupuk kandang
dan dosis pupuk kalium ......................................................................... 45
9. Jumlah cabang per tanaman akibat berbagai jenis pupuk kandang
dandosis pupuk kalium .......................................................................... 46
10. Analisis ragam jumlah cabang per tanaman akibat berbagai
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium....................................... 46
11. Bobot basah berangkasan per tanaman akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium .......................................................... 47
12. Analisis ragam bobot basah berangkasan per tanaman akibat
berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium ........................ 47
13. Bobot basah berangkasan per tanaman akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium(√х) ................................................... 48
14. Analisis ragam bobot basah berangkasan per tanaman akibat
berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium(√х) ................. 48
15. Bobot kering berangkasan per tanaman akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium .......................................................... 49
16. Analisis ragam bobot kering per tanaman akibat berbagai jenis
pupuk kandang dan dosis pupuk kalium ............................................... 49
17. Bobotkering berangkasan per tanaman akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kaliumtransformasi (√х) .............................. 50
18. Analisis ragam bobot kering per tanaman akibat berbagai
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium (√х) .............................. 50
19. Jumlah ubi per tanaman akibat berbagai jenis pupuk kandang dan
dosis pupuk kalium ............................................................................... 51
20. Analisis ragam jumlah ubi per tanaman akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium ......................................................... 51
21. Bobot ubi per tanaman akibat berbagai jenis pupuk kandang dan
dosis pupuk kalium ............................................................................... 52
22. Analisis ragam bobot ubi per tanaman akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium .......................................................... 52
23. Bobot per ubi akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk
Kalium ................................................................................................... 53
24. Analisis ragam bobot per ubi akibat berbagai jenis pupuk kandang
dan dosis pupuk kalium ......................................................................... 54
25. Hasil per petak akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk
kalium .................................................................................................... 54
26. Analisis ragam hasil per petak akibat berbagai jenis pupuk kandang
dan dosis pupuk kalium ........................................................................ 55
27. Asumsihasil per hektartanamanubijalarakibatberbagaijenis pupuk
Kandangdandosispupukkalium ............................................................. 55
28. Asumsihasil per hektartanamanubijalarakibatberbagaijenis pupuk
Kandangdandosispupukkalium ............................................................. 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Olah tanah ........................................................................................ 56
2. Membuat petakan ............................................................................. 56
3. Pemotongan bibit tanaman ubi jalar ................................................. 57
4. Penimbangan dosis pupuk kandang .................................................. 57
5. Pemberian pupuk kandang .............................................................. . 58
6. Penanaman bibit ubi jalar ............................................................... .. 58
7. Penyiraman tanaman ubi jalar .......................................................... 59
8. Pengamatan panjang sulur dan pemotongan cabang tanaman .......... 59
9. Penimbangan pupuk kalium ............................................................. 60
10. Pemupukan kalium pada tanaman berumur 14 hst ........................... 60
11. Membuat guludan-guludan ............................................................... 61
12. Tanaman sebelum dilakukan pembalikan ......................................... 61
13. Pembalikan batang berumur 45 hst ................................................... 62
14. Pemupukan kalium pada tanaman berumur 45 hst ........................... 62
15. Tanaman sebelum dilakukan pembalikan ......................................... 63
16. Pembalikan batang berumur 70 hst ................................................... 63
17. Tanaman siap panen berumur 105 hst ............................................... 64
18. Ubi jalar ............................................................................................. 64
19. Penimbangan bobot basah berangkasan ............................................ 65
20. Penjemuran bobot basah berangkasan .............................................. 65
21. Bobot berangkasan kering ................................................................. 66
22. Penimbangan bobot ubi per tanaman ................................................ 66
23. Penimbangan hasil per petak ............................................................. 67
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) atau ketela rambat berasal dari Hindia Barat atau
Amerika Selatan, merupakan bahan makanan tambahan atau pengganti beras yang
telah mendapat perhatian masyarakat. Selain sebagai bahan pangan, ubi jalar juga
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, misalnya untuk tepung, gula cair,
makanan ternak dan alkohol (Sarwono, 2005).Ubi jalar memegang peranan
penting di dalam posisi lumbung pangan dan perekonomian nasional, karena
merupakan salah satu makanan pokok bagi sekelompok penduduk Indonesia. Ubi
jalar memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, selain itu juga memiliki nilai
jual yang cukup baik (Suparman, 2006).
Ubi jalar segar mentah memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu 562 g
kalium, 107 mg kalsium, 2,8 protein, kalori 53,00 kal, 5,565 SI vitamin A dan 32
mg vitamin C dalam tiap 100 gram. Setelah dimasak kandungan gizi berkurang
yaitu menjadi 2,6 mg kalsium, 3.345 SI vitamin A dan 5 mg vitamin C dalam tiap
100 gram (Pusdati Kementan, 2016).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2017) produksi tanaman ubi jalar di
Provinsi Lampung dari tahun 2013, 2014 dan 2015 sebesar 297.73 ton/tahun, 149
ton/tahun dan 176,6 ton/tahun. Dari data yang diperoleh produksi tanaman ubi
jalar mengalami produksi tinggi pada tahun 2013, tetapi mengalami penurunan
pada tahun 2014. Menurunnya produksi tanaman ubi jalar di Lampung salah satu
penyebabnya yaitu berkurangnya luas panen. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (2017) luas panen ubi jalar di Lampung dari tahun 2013, 2014 dan 2015
sebesar 32 hektar, 16 hektar dan 22 hektar. Data tersebut menunjukkan bahwa
luas panen ubi jalar mengalami pengurangan. Pengurangan lahan pertanian ini
akibat konservasi sektor pertanian ke sektor non pertanian yang menyebabkan
penyediaan lahan budidaya mengalami kendala.
Upaya peningkatan produktivitas ubi jalar sangat penting untuk ditingkatkan agar
terpenuhinya konsumsi per kapita.Salah satu usaha yang dapat ditempuh yaitu
dengan pemberian pupuk. Pemberian pupuk yang tepat baik dalam komposisi
maupun pelaksanaan pemupukannya sangat berpengaruh dalam peningkatan
produksi tanaman, karena dapat menyediakan unsur hara yang diperlukan oleh
tanaman (Djalil dkk., 2004).Pupuk yang dapat diberikan berupa pupuk organik
dan anorganik, salah satu jenis pupuk organik yang digunakan yaitupupuk
kandang. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Pupuk
kandang yang sering digunakan adalah Pupuk kandang ayam, Pupuk
kandangkambing dan Pupuk kandangsapi.
Pupuk kandang mengandung unsur hara yang lengkap seperti N, P, K, Ca, Mg dan
unsur mikro lainnya namun dalam jumlah yang relatif sedikit sehingga perlu
penambahan pupuk anorganik untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman.
Salah satu pupuk buatan (anorganik) yang dapat digunakan yaitu pupuk kalium
(K). Nitrogen, Fosfor dan Kalium merupakan hara makro yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar, sebagai tanaman penghasil umbi
unsur kalium banyak dibutuhkan tanaman ubi jalar karena berperan penting dalam
meningkatkan fotosintesis terutama pada periode pembentukkan umbi. Menurut
Sumayku dan Paulus (2006)dalam Yasir dan Ariani (2017), kalium diperlukan
untuk meningkatkan aktivitas kambium dalam akar yang menyimpan pati di
dalamnya dan juga untuk meningkatkan aktivitas sintetis pati didalam umbi.
Kombinasi pupuk kandang dan kalium akan meningkatkan serapan hara, terutama
kalium karena unsur K sangat berperan dalam pembesaran umbi dan kualitas umbi
tanaman ubi jalar.
Berdasarkanuraiandarimasalahdiatasmakaperlu dilakukan penelitian mengenai
pengaruh pemberian berbagai pupuk kandang dan dosis pupuk kalium terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L.).
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini bertujuanuntuk:
1. Mempelajaripengaruhberbagaijenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman ubi jalar.
2. Mempelajari pengaruhdosis pupukkaliumterhadappertumbuhan dan
hasiltanamanubi jalar.
3. Mempelajari interaksianataraberbagai pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
terhadap pertumbuhan dan hasil ubi jalar.
1.3 DasarPengajuanHipotesis
Setiap tanaman untuk mampu tumbuh dan berproduksi maksimal, memerlukan
nutrisi yang cukup dan berimbang. Apabila lahan atau media tempat tumbuh
tanaman tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman akan nutrisi atau hara
tersebut, tentu perlu diberikan hara tambahan melalui tindakan pemupukan. Pupuk
dapat berasal dari suatu bahan organik atau anorganik yang berasal dari alam atau
buatan, yang diberikan kepada tanaman secara langsung maupun tidak langsung,
untuk menambah unsur hara esensial bagi pertumbuhan tanaman (Pitojo, 1997
dalam Akbar, 2018).
Pemupukan merupakan upaya untuk menambah unsur hara ke dalam tanah yang
terus-menerus diserap oleh tanaman sehingga unsur hara bagi tanaman akan selalu
tetap tersedia. Terdapat dua jenis pemupukan yang efektif yaitu tepat kuantitas
dan kualitas. Tepat kuantitas yaitu tepat dosis pupuknya, sedangkan tepat kualitas
meliputi beberapa hal, antara lain:1) tepat unsur hara, pupuk yang diberikan
berdasarkan masalah nutrisi yang ada, 2) tepat waktu dan tempat, sehingga dapat
tersedia bagi tanaman, dan 3) unsur hara yang diserap digunakan oleh tanaman
untuk meningkatkan produksi dan kuantitasnya (Purwo, 2007).
Pupuk kandang mengandung unsur hara yang lengkap seperti N, P, K , Ca, Mg,
dan unsur mikro lainya namun dalam jumlah yang relatif sedikit sehingga perlu
penambahan pupuk anorganik untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman.
Sebagai tanaman penghasil umbi, unsur kalium banyak dibutuhkan tanaman ubi
jalar karena berperan penting dalam meningkatkan fotosintesis terutama pada
periode pembentukkan umbi.
Hasil penelitian Azizah (2018) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang
dengan masing-masing dosis 12,5 kg/m2 serta uji varietas ubi jalar memberikan
respon paling baik terhadap panjang batang, namun tidak memberikan pengaruh
nyata terhadap jumlah cabang primer, berat segar berangkasan, berat kering
berangkasan dan bobot umbi total. Pupuk kandang ayam memberikan respon
paling baik dari pada pupuk kandang sapi. Sedangkan hasil penelitian Prasetyo
(2014) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang sapimemberikan produksi
buah tertinggiyaitu 302,58 gr/tanaman dibandingkan dengan pupuk kandang ayam
dan kambing. Perlakuan macam pupuk kandang menunjukkan beda nyata
terhadap berat segar tanaman, berat kering tanaman, jumlah buah per tanaman,
panjang buah dan produksi buah cabai merah.
Hasil penelitian Indriyani dkk., (2018) menyatakan bahwa pengaruh macam
pupuk kandang terhadap tanaman Brassica rapa L. dan Brassica juncea
L.memberikan respon paling baik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan luas
daun pada semua umur pengamatan. Perlakuan penggunan pupuk kandang
kambing menunjukkan hasil yang terbaik dari pada pupuk kandang ayam dan
pupuk kandang sapi.
Kandungan unsur hara dari ketiga jenis pupuk kandang ini berbeda-beda, ayam
memiliki kandungan Nitrogen sebesar 1%, Phospor 0,8%, dan Kalium 0,4%.
Sedangkan kambing memiliki kandungan Nitrogen sebesar 0,6%, Phospor 0,3%,
dan Kalium 0,17%, serta sapi memiliki kandungan Nitrogen sebesar 0,55%,
Phospor 0,3%, dan Kalium 0,4%. Perbedaan kandungan unsur hara ini disebabkan
oleh beberapa faktor yakni jenis hewan, jenis makanan yang diberikan serta umur
dari ternak itu sendiri (Tohari, 2009 dalam Prasetyo, 2014).
Unsur kalium merupakan salah salah satu unsur hara makro yang diperlukan
tanaman dalam jumlah banyak. Menurut Sumayku dan Paulus (2006), kalium
diperlukan untuk meningkatkan aktivitas kambium dalam akar yang menyimpan
pati didalamnya dan juga untuk meningkatkan aktivitas sintesis pati dalam umbi.
Hasil penelitian Rulina, (2010)menyatakan bahwapemberian berbagai dosis pupuk
kalium 0 kg/ha, 50 kg/ha, 100 kg/ha, 150 kg/ha. Menyatakan bahwa pupuk kalium
pada dosis 50 kg/ha memberikan hasil yang cenderung lebih tinggi terhadap
semua variabel pengamatan. Menurut penelitian Bambang (2004),dari hasil
penelitiannya menyatakan bahwa pemupukan kalium dengan dosis 90 kg/ha relatif
menghasilkan pertumbuhan optimal dan hasil umbi maupun kadar pati lebih tinggi
dibandingkan kalium dengan dosis 0 kg/ha, 45 kg/ha dan 135 kg/ha. Pemberian
unsur K dapat memperbesar diameter umbi dan meningkatkan jumlah serat umbi.
Kombinasi pupuk organik dan KCl akan meningkatkan serapan hara, terutama
kalium karena unsur K sangat berperan dalam pembesaran umbi dan kualitas umbi
tanaman ubi jalar.
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukandalampenelitianiniadalah:
1. Pemberianberbagaijenis pupuk kandang yang berbeda memberikan pengaruh
yang berbeda terhadap pertumbuhandanhasiltanaman
ubi jalar(Ipomoea batatas L.)
2. Dosispupukkaliumyang berbeda memberikanpengaruhyang
berbedaterhadappertumbuhandanhasiltanamanubi jalar (Ipomoea batatas L.)
3. Terdapat interaksi antaraberbagaipupuk kandangdandosispupukkalium
terhadap pertumbuhan dan hasil tanamanubi jalar (Ipomoea batatas L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi TanamanUbi Jalar
Dalamsistematika (taksonomi) tumbuhanmenurutRukmana
(1997),tanamanubijalardiklasifikasiansebagaiberikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Devisi : Spermatophyta (tumbuhanberbiji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbijitertutup)
Kelas : Dicotyledonae (bijiberkepingdua)
Ordo : Convolvulales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomea
Species : Ipomoea batatas L. Sin. Batatas edulis Choisy.
Tanamanubijalartermasuktumbuhansemusim (annual) yang
memilikisusunantubuhutamaterdiridaribatang, ubi, daun, bunga,
buahdanbiji.Batangtanamanberbentukbulat, tidakberkayu, berbuku-buku,
dantipepertumbuhannyategakataumerambat
(menjalar).Panjangbatangtanamanbertipetegakantara 1 m - 2 m,
sedangkanpadatipemerambat (menjalar) antara 2 m- 3 m.
Ukuranbatangdibedakanatastigamacam, yaitubesar, sedangdankecil.
Warnabatangbiasanya hijau tua sampai keungu-unguan (Rukmana, 1997).
Tanamanubijalarberbatanglunak, berbentukbulat, danterasbagiantengahbergabus,
batangubijalarberuas-ruasdanpanjangsaturuasantara 1-3 cm dan
setiap ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas atau cabang. Panjang batang utama
beragam yaitu tergantung varietasnya, dan umumnya berkisar antara 2 - 3 meter
untuk varietas ubi jalar merambat (Juanda dan Cahyono, 2000). Daun ubi jalar
berbentuk bulat, menyerupai jantung (hati) atau jari tangan, ditopang tangkai yang
tegak. Tipe daun bervariasi yaitu rata, berlekuk dangkal dan menjari, sedangkan
ujung runcing atau tumpul. Warna daun dari hijau tua sampai kekuningan,
sedangkan warna tangkai daun dan tulang daun antara hijau sampai ungu, sesuai
warna batangnya.
Buah pada tanaman ubi jalar berkotak tiga yang terbentuk setelah terjadi
penyerbukan. Satu bulan setelah terjadi penyerbukan buah ubi jalar sudah masak,
didalam buah terdapat biji yang sangat ringan. Biji buah memiliki kulit yang keras
yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif untuk
menghasilkan varietas ubi jalar yang baru (Juanda dan Cahyono, 2000).
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Ubi Jalar
Waktu yang diperlukan mulai dari bibit ubi jalar ditanam sampai dipanen adalah
sekitar 100-150 hari tergantung jenis ubi jalar dan keadaan lingkungan tumbuhnya
(Suparman, 2007). Berat kering ubi adalah 16-40 % berat basah. Sebanyak
75-90 % dari berat kering adalah karbohidrat (pati, gula, selulosa, hemiselulosa,
dan pektin). Tanaman ubi jalar dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan
tumbuh karena daerah penyebaran terletak pada 30º Lintang Utara dan 30º
Lintang Selatan. Di Indonesia yang beriklim tropis, tanaman ubi jalar cocok
ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter diatas permukaan laut
(dpl). Di dataran tinggi (pegunungan) berketinggian 1.000 mdpl, ubi jalar masih
dapat tumbuh dengan baik, tetapi umur panen menjadi panjang dan hasilnya
rendah. Daerah yang paling ideal untuk mengembangkan ubi jalar adalah daerah
bersuhu antara 21ºC – 27ºC, yang mendapat sinar matahari 11–12 jam/hari,
berkelembapan udara (RH) 50% - 60%, dengan curah hujan 750 mm – 1.500 mm
per tahun (Suparman, 2007). Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usaha
tani ubi jalar tercapai pada musim kering (kemarau) (Rukmana, 1997).
Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar. Jenis
tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak mengandung
bahan organik, aerasi dan drainasenya baik serta mempunyai derajat kemasaman
tanah (pH) 5,5 – 7,5. Penanaman ubi jalar pada lahan kering dan pecah-pecah
sering menyebabkan ubi jalar mudah terserang hama penggerek (Cylas sp.).
sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang mudah becek atau berdrainase jelek,
dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi mudah busuk,
kadar serat tinggi, dan bentuk ubi berbenjol-benjol (abnormal). Ubi jalar cocok
ditanam dilahan tegalan atau sawah bekas tanaman padi, terutama pada musim
kemarau. Pada waktu muda tanaman membutuhkan tanah yang cukup lembap.
Oleh karena itu, untuk penanaman di musim kemarau harus tersedia air yang
memadai (Rukmana, 1997).
2.3 Pupuk Kandang
Salah satu jenis pupuk organik adalah pupuk kandang. Pupuk organik memiliki
kandungan hara yang lengkap. Menurut Syekhfani (2000) dalam Indriyanti
(2017), bahwa pupuk organik memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah,
menyediakan unsur hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan belerang)
dan mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu pupuk organik
berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah,
nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah. Menurut Setiawan
(1999), pengaruh pemberian pupuk organik secara tidak langsung memudahkan
tanah untuk menyerap air.
Pupuk kandang merupakan campuran kotoran padat, air kencing, dan sisa
makanan (tanaman). Dengan demikian susunan kimianya tergantung dari: (1)
jenis ternak, (2) umur dan keadaan hewan, (3) sifat dan jumlah amparan, dan (4)
cara penyimpanan pupuk sebelum dipakai. Pupuk kandang mengandung unsur
hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Selain
mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), pupuk
kandang pun mengandung unsur hara mikro seperti kalsium (Ca), magnesium
(Mg), dan sulfur (S). Unsur fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar berasal
dari kotoran padat, sedangkan nitrogen dan kalium berasal dari kotoran cair
(Santoso, 2002 dalam Indriyanti 2017). Jenis pupuk kandang berdasarkan jenis
ternak atau hewan yang menghasilkan kotoran antara lain adalah pupuk kandang
sapi, pupuk kandang kuda, pupuk kandang kambing atau domba dan pupuk
kandang unggas (Hasibuan, 2006 dalam Indriyanti, 2017).
Tabel 1. Kandungan hara beberapa pupuk kandang
Jenis ternak
Tekstur
Kadar hara (%)
Nitrogen Fosfor Kalium Air
Sapi Padat 0,55 0,30 0,40 85
Kambing Padat 0,60 0,30 0,17 60
Ayam Padat 1,00 0,80 0,40 55
(Sumber: Lingga dan Marsono, 2007 ).
Penggunaan pupuk kandang ayam berfungsi untuk memperbaiki struktur fisik dan
biologi tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air. Pemberian pupuk
kandang berpengaruh dalam menurunkan pH, hal ini disebabkan karena bahan
organik dari pupuk kandang dapat menetralisir sumber kemasaman tanah. Pupuk
kandang juga akan menyumbangkan sejumlah hara kedalam tanah yang dapat
berfungsi guna menunjang pertumbuhan dan perkembangannya, seperti N, P, K
(Djafaruddin, 1970 dalam Indriyanti 2017). Demikian pula dilihat dari segi
kandungan hara yang dihasilkan dimana setiap ton kotoran ayam terdapat 65,8 kg
N, 13,7 kg P dan 12,8 kg K.
Tekstur dari kotoran kambing adalah khas, karena berbentuk butiran-butiran yang
agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses
dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Jika pupuk kandang akan digunakan
secara langsung, pupuk kandang ini akan memberikan manfaat yang lebih baik
pada musim kedua pertanaman. Kadar air pupuk kandang kambing relatif lebih
rendah dari pupuk kandang sapi dan sedikit lebih tinggi dari pupuk kandang
ayam. Kadar hara pupuk kandang kambing mengandung kalium yang relatif tinggi
dari pupuk kandang lainnya, sedangkan kadar hara N dan P hampir sama dengan
pupuk kandang lainnya (Hartatik dan Widowati, 2006).
Pupuk kandang sapi merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi
yang baik untuk memperbaiki kesuburan, sifat fisika, kimia dan biologi tanah,
meningkatkan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan daya pegang air dan
meningkatkan kapasitas tukar kation (Hadisumitro, 2002 dalam Neltriana 2015).
2.4 Pupuk Kalium
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman.
Peranan utama kalium dalam tanaman ialah sebagai aktivator berbagai enzim.
Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah menyebabkan: ketegaran
tanaman terjamin, merangsang pertumbuhan akar, tanaman lebih tahan terhadap
hama dan penyakit, memperbaiki kualitas bulir, dapat mengurangis pengaruh
kematangan yang dipercepat oleh fosfor dan mampu mengatasi kekurangan air
pada tingkat tertentu (Paulus, 2006).
Tanaman kekurangan kalium berakibatkan: pertumbuhan kerdil, daun kelihatan
kering dan terbakar pada sisi-sisinya, permukaan daun memperlihatkan gejala
klorotik yang tidak merata, serta munculnya bercak coklat mirip gejala penyakit
pada bagian yang berwarna hijau gelap. Sedangkan apabila tanaman kelebihan
kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar magnesium
daun dapat menurun, kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktifitas
fotosintesa terganggu (Paulus, 2006).
Kalium mempunyai fungsi antara lain: membentuk dan mengangkut karbohidrat,
sebagai katalisator dalam pembentukan protein, menetralkan reaksi dalam sel
terutama dari asam organik, menaikkan pertumbuhan jaringan meristem,
memperkuat tegaknya batang sehingga tidak roboh. Selain hal-hal di atas kalium
juga berperan meningkatkan kualitas ubi, mengaktifkan enzim baik secara
langsung maupun tidak langsung dan membantu perkembangan akar (Rosmarkam
dan Yuwono, 2001). Selain itu peran unsur K adalah untuk memacu translokasi
asimilat dari sumber (daun) ke bagian organ penyimpanan (sink), selain terlibat
dalam proses membuka dan menutupnya stomata. Stomata akan membuka karena
sel penjaga menyerap air, dan penyerapan air ini terjadi sebagai akibat adanya ion
K+ (Singh dkk., 2014 dalam Apriliani dkk., 2016).
Unsur kalium diperlukan tanaman untuk pembentukan karbohidrat didalam ubi,
untuk kekuatan daun, dan pembesaran daun. Tetapi pengaruhnya terhadap
pertumbuhan vegetatif tidak begitu nyata. Disamping itu unsur kalium
berpengaruh nyata terhadap peningkatan daya serap air pada tanaman sehingga
ketahanan terhadap hama dan penyakit, memperbesasr ubi dan meningkatkan
daya simpan ubi (Paulus, 2006).
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitianiniakan di laksanakan di kebunpercobaan STIPER Dharma Wacana
Metro, DesaRejomulyoKecamatan Metro Selatan Kota Metro
denganketinggiantempat 60 mdpldanjenistanahPodzolikMerahKuning.
PenelitiandilaksanakanpadabulanFebuarisampaiJuni 2019.
3.2 Bahan dan AlatPenelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tugal, cangkul, golok, pisau,
ember, selang, gunting, meteran, tali rafia, bambu, paku, tangki spayer,
timbangan elektrik tipe Nagata LCS-3000, timbangangantung, oven, kantung
plastik, gelas ukur, kamera digital, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bibit ubi jalar ungu, pupuk
kandang ayam, kandang sapi, kandang kambing, pupuk N berupa Urea, pupuk P
berupa SP-36, pupuk K berupa KCldan air.
3.3 MetodePenelitian
Metode penelitian adalah percobaan, menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dalam faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Sebagai faktor
pertama adalah jenis pupuk kandang (P) yang terdiridari 3 taraf, yaitu: pupuk
kandang ayam (p1), pupuk kandang kambing (p2), pupuk kandang sapi (p3). Faktor
kedua adalah dosis pupuk kalium (K) yang terdiri dari 3 taraf yaitu (k1) 45 kg/ha
setara 37,8 gr/petak,(k2) 90 kg/ha setara 75,6 gr/petak dan(k3) 135 kg/hasetara
113,4gr/petak.Kombinasi perlakuan yaitu c, p1k2, p1k3, p2k1, p2k2, p2k3, p3k1, p3k2,
p3k3. Masing-masing diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 petak
penelitian.
Data hasil penelitian dianalisis ragam dengan membandingkan F-hitung dan F-
tabel. Sebelumnya dilakukan uji homogenitas (Uji Bartlett) dan uji ketidak-
aditifan data (Uji Tuckey) dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
pada taraf nyata 5%.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Pengolahan Tanah
Sebelum dilakukanpengolahan tanah, terlebih dahulu dilakukan pembersihan
lahan dari gulma yang adadenganmenggunakanherbisida yang mengandung bahan
aktif glifosatyang di lakukansatuminggusebelumtanam. Setelah lahan bersih
selanjutnya dilakukan pembajakan dengan traktor dengan kedalaman 30 cm untuk
memecah lapisan tanah menjadi bongkahan dan membalik lapisan tanah. Tanah
digemburkan menjadi struktur yang remah sekaligus membersihkan sisa-sisa
perakaran gulmakemudian dibuat petak percobaandengan ukuran petakan 3 m x
2,8 m dan di dalam petakan tanah membuat guludan-guludan dengan lebar 60 cm,
tinggi 20 cm dan jarak antar guludan 50 cm.
3.4.2 Penanaman
Bahan tanam ubi jalar berupa stek bagian pangkal, tengah dan pucuksepanjang
20 – 25 cm. Stek ditanam sedikit miring diatas guludan dengan cara ½ bagian dari
bibit dibenam dalam tanah. Setelah stek ditanam, tanah di sekitarnya agak
dipadatkan. Jarak tanam dalam barisan 30 cm. Penanaman dilakukan pada sore
hari.
3.4.3 Pemupukan
Pemberian berbagai jenis pupuk kandang dilakukan seminggu sebelum tanam
dengan cara disebar pada guludan, kemudian diaduk secara merata dengan tanah.
Pemberian berbagai jenis pupuk kandang sesuai dengan perlakuan yang telah
ditentukan yaitupupuk kandang ayam (p1), pupuk kandang kambing (p2), pupuk
kandang sapi masing-masing 10 ton/ha atau 8,4 kg/petak. Sedangkan, pemberian
pupuk kalium diberikan pada saat tanaman berumur 14 HST dengan dosis sesuai
dengan perlakuan yaitu (k1) 45 kg/ha atau 37,8 gr/petak, (k2) KCl 90 kg/ha atau
75,6 gr/petak, dan (k3) 135kg/ha 113,4 gr/petak. Pupuk diberikan secara larikan
pada jarak 7 cm dari tanaman dengan kedalaman 5 cm. Selain pupuk kalium, juga
terdapat pupuk N dalam Urea dengan dosis 100 kg/ha dan pupuk P dalam SP-36
dengan dosis 50 kg/ha yang diberikan bersamaan dengan pemberian pupuk KCl.
Pemberian pupuk dilakukan dua kali yaitu 1/3 dosis pada setiap perlakuan
diberikan pada saat tanaman berumur 14 HST dan 2/3 dosis diberikan pada saat
tanaman berumur 45 HST.
3.4.4 Pemeliharaan
Adapun pemeliharan pada tanaman ubi jalar meliputi kegiatan:
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari atau menyesuaikan dengan curah hujan
yang turun pada saat penelitian. Penyiraman dilakukan pada saat pagi dan sore
hari.
2. Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti bibit yang tidak tumbuh atau bibit yang mati
dengan bibit yang baru. Penyulaman ini dilakukan pada lubang tanam yang mati
pada umur 1 MST.
3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang ada di pertanaman.
Dilakukan pada saat tanaman berumur 14 HST dan 30 HST dilakukan secara
manual dengan koret.
4. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan dua kali yaitu pada umur 14 HST dan 30 HST
bersamaan pada saat penyiangan. Dilakukan dengan cara manual menggunakan
cangkul.
5. Pembalikan batang
Pembalikan batang dilakukan pada saat tanaman berumur 45 dan 70 HST.
Dilakukan pada saat sore hari dengan menggunakan tangan.
3.4.5 Panen
Tanaman ubi jalar dapat dipanen apabila daun dan batang sudah menguning
(matang fisiologis). Umur panen ubi jalar 105 HST. Pemanenan dilakukan secara
serentak dengan cara menggali ubi pada setiap tanaman menggunakan cangkul.
3.5 Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati dilakukan dengan mengambil 5 tanaman sampel tiap petak,
dengan cara mengambil secara acak, adapun variabel yang diamati sebagai
berikut:
1. Panjang Sulur (cm)
Tanaman diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh terpanjang dalam
kondisi tanaman diluruskan. Pengukuran panjang sulur ini menggunakan
meteran dan dilakukan pada umur 3 MST, 5 MST, 7 MST, 9 MST, dan 11
MST.
2. Jumlah Cabang per Tanaman (buah)
Dihitung sebagai cabang bila telah keluar sedikitnya dua helai daun membuka
sempurna. Jumlah cabang dilakukan dengan menghitung cabang yang
menghasilkan bunga pada umur 3 MST.
3. Bobot Basah Berangkasanper Tanaman (gram)
Sebanyak dua tanaman destruktif dicabut pada saat panen. Kemudian
dibersihkan selanjutnyatanaman di timbang.
4. Bobot Kering Berangkasanper Tanaman (gram)
Sebanyak dua tanaman destruktif dicabut pada saat panen lalu
dikeringovenkan hingga bobotnya konstan, selanjutnya tanaman di timbang.
5. Jumlah Umbi per Tanaman Sampel (buah)
Jumlah umbi diperoleh dengan cara menghitung seluruh umbi per tanaman
pada seluruh tanaman sampel. Pengamatan dilakukan pada saat panen.
6. Bobot Umbi per Tanaman (gram)
Bobot umbi diperoleh dengan cara menimbang umbi segar yang sudah
dibersihkan pada saat panen setiap tanaman sampel, dengan menggunakan
timbangan digital.
7. Bobot per Umbi
Bobot per umbi diperoleh dengan cara menimbang umbi per tanaman sampel
yang sudah dibersihkan pada saat panen.
8. Hasil per Petak (kg)
Hasil per petak diperoleh dengan cara menimbang seluruh umbi yang berada
pada petak panen ukuran 240 cm x 140 cm.
9. Hasil Asumsi per Hektar
Hasil asumsi per hektar diperoleh setelah memperoleh data hasil panen dengan
menggunakan rumus:
Asumsi per hektar = luas per hektar× hasil petak panen
Luaspetakpanen
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Panjang Sulur
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk kalium berpengaruh tidak nyata terhadap panjang sulur dan tidak terdapat
interaksi antara kedua faktor tersebut (Lampiran 8).
Tabel 1. Panjang sulur akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk
kalium (11 mst)
Pupuk Kandang Pupuk Kalium (K) Rata-rata
(P) 45 kg/ha (k1) 90 kg/ha (k2) 135 kg/ha (k3)
..................................cm.....................................
Ayam (p1) 156,19 151,16 156,19 154,52
Kambing (p2) 151,93 157,63 154,43 154,66
Sapi (p3) 148,83 159,71 159,39 155,98
Rata-rata 152,32 156,17 156,67
Grafik 1. Panjang Sulur
Penambahan berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium berpengaruh
tidak nyata terhadap panjang sulur. Dari grafik pertumbuhan dapat dilihat bahwa
panjang sulur tanaman ubi jalar meningkat dengan gradien yang relatif sama pada
semua kombinasi perlakuan.
4.1.2 Jumlah Cabang per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk kalium berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang per tanaman dan
tidak terdapat interaksi antara kedua faktor perlakuan (Lampiran 10).
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
3 mst 5 mst 7 mst 9 mst 11 mst
p1k1
p1k2
p1k3
p2k1
p2k2
p2k3
p3k1
p3k2
p3k3
Tabel 2. Jumlah cabang per tanaman akibat berbagai jenis pupuk kandang dan
dosis pupuk kalium
Pupuk Kandang Pupuk Kalium (K) Rata-
rata (P) 45 kg/ha (k1) 90 kg/ha (k2) 135 kg/ha (k3)
......................................helai........................................
Ayam (p1) 2,8 2,6 3,07 2,82
Kambing (p2) 2,8 2,67 3,13 2,87
Sapi (p3) 2,73 2,4 2,47 2,53
Rata-rata 2,78 2,56 2,89
4.1.3 Bobot Basah Berangkasan per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk kalium berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah berangkasan per
tanaman dan tidak terdapat interaksi antara kedua faktor perlakuan (Lampiran 12).
Tabel 3. Bobot basah berangkasan per tanaman akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium
Pupuk
Kandang Pupuk Kalium (K) Rata-
rata (P) 45 kg/ha (k1) 90 kg/ha (k2) 135 kg/ha (k3)
...................................gram....................................
Ayam (p1) 748,43 1352,17 800,27 966,96
Kambing (p2) 768,38 956,08 950,80 891,76
Sapi (p3) 735,05 732,50 945,57 804,37
Rata-rata 750,62 1013,58 898,88
4.1.4 Bobot Kering Berangkasan per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk kalium berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering berangkasan per
tanaman dan tidak terdapat interaksi antara kedua faktor perlakuan (Lampiran 16).
Tabel 4. Bobot kering berangkasan per tanaman akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium
Pupuk Kandang Pupuk Kalium(K) Rata-
rata (P) 45 kg/ha (k1) 90 kg/ha (k2) 135 kg/ha (k3)
...............................gram...................................
Ayam (p1) 145,92 243,08 133,18 174,06
Kambing (p2) 138,98 182,77 183,13 168,29
Sapi (p3) 121,28 137,65 192,05 150,33
Rata-rata 135,39 187,83 169,46
4.1.5 Jumlah Umbi per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa berbagai pupuk kandang berpengaruh
nyata terhadap jumlah umbi per tanaman, tetapi pupuk kalium tidak berpengaruh
nyata terhadap jumlah umbi per tanaman dan tidak terdapat interaksi antara kedua
faktor perlakuan (Lampiran 20).
Tabel 5. Jumlah umbi per tanaman akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk kalium
Pupuk Kandang Pupuk Kalium (K) Rata-rata
(P) 45 kg/ha (k1) 90 kg/ha (k2) 135 kg/ha (k3)
.................................buah.....................................
Ayam (p1) 2,8 2,8 2,73 2,78 A
Kambing (p2) 3,07 2,93 2,93 2,98 A
Sapi (p3) 3 3,33 3,07 3,13 B
Rata-rata 2,96 3,02 2,91
BNT P= 0,21
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 5), perlakuan pupuk kandang sapi (p3) memiliki
jumlah umbi per tanaman yang lebih tinggi (3,13 buah) daripada perlakuan pupuk
kandang ayam (p1) (2,78 buah) dan pupuk kandang kambing (p2) (2,98 buah)
masing-masing dengan penghasil 12,5% dan 5,03%, tetapi pada dosis pupuk
kalium terdapat perbedaan yang kecil.
4.1.6 Bobot Umbi per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dosis pupuk kalium berpengaruh nyata
terhadap jumlah umbi per tanaman, tetapi berbagai jenis pupuk kandang
berpengaruh tidak nyata terhadap bobot umbi per tanaman dan tidak terdapat
interaksi antara kedua faktor perlakuan (Lampiran 22).
Tabel 6. Bobot umbi per tanaman akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk kalium
Pupuk Kandang Pupuk Kalium (K) Rata-
rata (P) 45 kg/ha (k1) 90 kg/ha (k2) 135 kg/ha (k3)
.....................................gram......................................
Ayam (p1) 343,64 466,09 405,35 405,03
Kambing (p2) 403,43 426,15 401,55 410,38
Sapi (p3) 331,25 408,65 354,71 364,87
Rata-rata 359,44 a 433,63 b 387,20 a
BNT K= 42,64
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 6), perlakuan dosis pupuk kalium 90 kg/ha (k2)
memiliki bobot umbi yang lebih tinggi (433,63 gram) daripada perlakuan dosis
pupuk kalium 45 kg/ha (k1) (359,44 gram) dan dosis pupuk kalium 135 kg/ha (k3)
(387,20 gram), masing-masing dengan penghasil 20,64% dan 11,99%.
4.1.7 Bobot per Umbi
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk kalium berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah umbi per tanaman dan
tidak terdapat interaksi antara kedua faktor perlakuan (Lampiran 24).
Tabel 7. Bobot per umbi akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk
kalium
Pupuk Kandang Pupuk Kalium (K) Rata-
rata (P) 45 kg/ha (k1) 90 kg/ha (k2) 135 kg/ha (k3)
...............................gram...................................
Ayam (p1) 147,01 182,7 157,66 162,46
Kambing (p2) 170,14 139,63 152,45 154,07
Sapi (p3) 137,76 131,13 121,03 129,98
Rata-rata 151,63 151,16 143,71
4.1.8 Hasil per Petak
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa berbagai jenis pupuk kandang dan dosis
pupuk kalium berpengaruh nyata terhadap hasil per petak pada kombinasi
pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis kalium 45 kg/ha dan 90 kg/ha
terdapat interaksi antara kedua faktor perlakuan (Lampiran 26).
Tabel 8. Hasil per petak akibat berbagai pupuk jenis kandang dan dosis pupuk
kalium
Pupuk Kandang Pupuk Kalium (K)
(P) 45 kg/ha (k1) 90 kg/ha (k2) 135 kg/ha
(k3)
............................................kg..............................................
Ayam (p1) 2,75 A
3,08 A
2,93 A
a
a
a
Kambing (p2) 2,68 A
2,9 A
2,7 A
a
a
a
Sapi (p3) 3,32 B
3,78 B
2,67 A
b
b
a
BNT Interaksi= 0,47
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 8), perlakuan pupuk kandang sapi (p3) dengan dosis
pupuk kalium 45 kg/ha (k1) dan 90 kg/ha (k2) menghasilkan hasil per petak
lebih baik.
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian berbagai pupuk kandang
berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati kecuali jumlah
umbi per tanaman dan hasil per petak. Hasil uji BNT pada peubah jumlah umbi
per tanaman dan hasil per petak menunjukkan pemberian pupuk kandang sapi (p3)
memiliki hasil lebih baik dibandingkan pemberian pupuk kandang ayam dan
pupuk kandang kambing. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk
kandang sapi mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman ubi
jalar. Hal ini diduga unsur hara pupuk kandang sapi yang dibutuhkan tanaman
dalam keadaan seimbang didukung kemampuan tanaman menyerap unsur hara, air
dan cahaya matahari. Hal ini sesuai pendapat Azizah dkk., (2018) menyatakan
bahwa pupuk kandang sapi dapat meningkatkan kemampuan dan kandungan
bahan organik dalam tanah sehingga memberikan hasil yang signifikan terhadap
komponen hasil ubi jalar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kalium memberikan
pengaruh nyata pada peubah bobot umbi per tanaman. Hasil uji BNT
menunjukkan bahwa tanaman ubi jalar yang diberikan dosis pupuk kalium
90 kg/ha (k2) relatif menghasilkan pertumbuhan optimal dan hasil umbi lebih baik
dibandingkan pemberian dosis pupuk kalium 45 kg/ha (k1) dan 135 kg/ha (k3).
Hal ini diduga tanaman ubi jalar yang diberikan dosis pupuk kalium 90 kg/ha
merupakan dosis yang tepat dalam mencukupi kebutuhan unsur kalium bagi
tanaman ubi jalar lalu didukung oleh kondisi lingkungan yang baik untuk umbi
berkembang. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuwono dkk., (2006) menyatakan
bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman tidak hanya ditentukan oleh hara yang
cukup dan seimbang tetapi juga memerlukan lingkungan yang baik termasuk sifat
fisik dan biologis tanah.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk kalium dengan dosis 90 kg/ha
mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman ubi jalar. Hal ini
diduga unsur hara kalium yang dibutuhkan tanaman sudah mampu menghasilkan
umbi yang baik didukung kemampuan tanaman menyerap unsur hara, air dan
cahaya matahari lebih baik dibandingkan dengan dosis lainnya sehingga tanaman
dapat meningkatkan aktivitas fotosintesis dengan maksimal. Hal ini sesuai
pendapat Lakitan (2007) dalam Yasir dan Ariani (2016), menyatakan bahwa
fotosintesis akan berjalan dengan baik bila unsur hara tanah tersedia dan akan
menghasilkan fotosintat yang dapat digunakan tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Kalium merupakan unsur penting dalam mensintesis dan
translokasi karbohidrat dari tanaman ke dalam umbi. Fungsi utama kalium dalam
tanaman ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Tanaman yang mendapatkan
kalium cukup akan tumbuh lebih cepat, sehingga dengan adanya kalium yang
tersedia dalam tanah menyebabkan kekuatan tanaman pada ubi jalar terjamin dan
merangsang pertumbuhan akar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kalium menunjukkan tidak
beda nyata pada peubah panjang sulur, jumlah cabang, bobot per umbi, jumlah
umbi, bobot basah berangkasan dan bobot kering berangkasan. Hal ini diduga
selain pemberian pupuk kalium sifat genetik juga mempengaruhi pertumbuhan
dan produksi tanaman ubi jalar. Berbagai varietas tanaman ubi jalar memiliki sifat
genetik yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Wargiono (1989) dalam
Yasir dan Ariani (2016), menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan
penyebaran akar ubi jalar dipengaruhi oleh varietas, jenis tanah dan umur panen.
Varietas sangat menentukan sifat genetik tanaman, ubi jalar mempunyai
kemampuan adaptasi lingkungan yang baik, namun beberapa varietas memiliki
adaptasi yang kurang baik (Suntoro dan Minantyorini, 2003 dalam Yasir dan
Ariani 2016).
Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara berbagai jenis pupuk
kandang dengan dosis pupuk kalium, kecuali pada peubah hasil per petak.
Interaksi terbaik terjadi pada perlakuan pupuk kandang sapi yang diberi pupuk
kalium dengan dosis 45 kg/ha dan 90 kg/ha. Hal ini diduga karena unsur hara
yang terkandung dalam pupuk kandang sapi dan dosis pupuk kalium yang
dibutuhkan oleh tanaman dalam keadaan seimbang, sehingga dapat memicu
pertumbuhan umbi untuk berkembang. Sebagai tanaman penghasil umbi unsur
kalium banyak dibutuhkan tanaman ubi jalar, karena berperan penting dalam
meningkatkan fotosintesis terutama pada pembentukkan umbi. Unsur hara kalium
yang tersedia dalam tanah ditempat pelaksanaannya penelitian yaitu 0,14% yang
kemudian diimbangi dengan keberadaan unsur hara kalium yang tinggi pada
pupuk kandang sapi yaitu 0,40% menyebabkan proses pembentukan karbohidrat
dan translokasinya ke umbi berjalan lancar. Maka dengan begitu tanaman ubi jalar
yang diberikan pupuk kandang sapi dan dosis pupuk kalium 45 kg/ha merupakan
pemupukan yang tepat untuk hasil tanaman ubi jalar.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Berbagai jenis pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
hasil yang terlihat pada peubah jumlah umbi per tanaman dan hasil per petak.
Jenis pupuk kandang sapi mampu menghasilkan pertumbuhan dan hasil
tanaman ubi jalar lebih baik dibandingkan dengan aplikasi pupuk kandang
ayam dan kambing.
2. Dosis pupuk kalium berpengaruh nyata pada peubah bobot umbi per tanaman
dan hasil per petak. Dosis pupuk kalium 90 kg/ha mampu meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar.
3. Pupuk kandang sapi dan dosis pupuk kalium 45 kg/ha dan 90 kg/ha terjadi
interaksi pada peubah hasil per petak.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan menggunakan pupuk kandang
sapi dan dosis pupuk kalium 45 kg/ha agar mendapatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman ubi jalar yang baik.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
4. Berbagai jenis pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
hasil yang terlihat pada peubah jumlah umbi per tanaman dan hasil per petak.
Jenis pupuk kandang sapi mampu menghasilkan pertumbuhan dan hasil
tanaman ubi jalar lebih baik dibandingkan dengan aplikasi pupuk kandang
ayam dan kambing.
5. Dosis pupuk kalium berpengaruh nyata pada peubah bobot umbi per tanaman
dan hasil per petak. Dosis pupuk kalium 90 kg/ha mampu meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar.
6. Pupuk kandang sapi dan dosis pupuk kalium 45 kg/ha dan 90 kg/ha terjadi
interaksi pada peubah hasil per petak.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan menggunakan pupuk kandang
sapi dan dosis pupuk kalium 45 kg/ha agar mendapatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman ubi jalar yang baik.
Lampiran 1. Deskripsi Ubi Jalar Ungu
Dilepas tahun : 2014, 7 Februari 2014
Nama klon harapan : Ris 03063-05
Asal : Persilangan terkendali klon MS 01008-16
dengan varietas Samarinda(Lokal Blitar)
Tipe tanaman : Semi Kompak
Umur panen : 4– 4,5 bulan
Diameter buku ruas : Tipis
Panj ang buku ruas : Pendek
Warna dominan sulur : Hijau dengan sedikit bercak ungu
Warna sekunder sulur : Ungu pada buku-buku
Bentuk kerangka daun : Berbentuk cuping
Kedalaman cuping daun : Berlekuk dangkal
Jumlah cuping : Bercuping tiga
Bentuk cuping pusat : Agak melingkar
Ukuran daun dewasa : Sedang
Warna tulang daun permukaan bawah : Tulang daun utama sebagian warna ungu
Warna daun dewasa : Hijau
Warna daun muda : Kuning– kehijauan
Pigmentasi tangkai daun : Hijau, pangkal dan tangkai ungu
Panjang tangkai daun : Pendek
Bentuk umbi : Bulat lonjong (elips)
Susunan pertumbuhan umbi : Terbuka
Panjang tangkai umbi : Pendek
Warna kulit umbi : Ungu kemerahan
Warna dominan daging umbi : Ungu
Rasa umbi : Enak dan agak manis
Ketahanan terhadap hama dan penyakit :
Agak tahan penyakit kudis (Spacheloma
batatas) dan agak tahan hama boleng (Cylas
formicarius)
Potensi hasil : 37,1 ton/ ha
Rata- rata hasil : 24,5 ton/ ha
Keterangan : Kandungan antosianin tinggi, rasaenak,
toleran kekeringan, cocokditanam lahan
tegalan dan sawah sesudah tanaman padi
Pemulia : M. J usuf, St.A. Rahayuningsih, Tinuk
S.W., J oko Restuono dan Gatot Santoso
Peneliti pascapanen : E. Ginting dan Rahmi Y.
Pengusul : Balai Penelitian Tanaman AnekaKacang
dan Umbi Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id
Lampiran 2. Tata letak percobaan
100 cm
Keterangan:
p1 = Pupuk kandang ayam
p2 = Pupuk kandang kambing
p3 = Pupuk kandang sapi
k1= Pupuk KCl 45 kg/ha atau 37,8 gr/petak
k2 = Pupuk KCl 90 kg/ha atau 75,6 gr/petak
k3 = Pupuk KCl 135 kg/ha atau 113,4 gr/petak
p1k2
p2k3
p2k1
p3k1
p2k2
p3k3
p1k3
p3k2
II
p1k1
p3k3
p1k2
p2k2
p1k3
p3k1
p2k1
p3k2
p1k1
I
p2k3
p3k2
p1k3
p2k3
p1k1
p2k1
p1k2
p3k3
p2k2
III
p3k1
U
50 cm
lampiran 3. Tata letak tanaman
X
X X X
X X D X
X S X X
X X S X
X S X X
X X S X
X S X X
X X X X
X D X X
X X X X
Keterangan
Satupetakpercobaanberukuran 2,8 m x 3 m = 8,4 m2
Jaraktanam30 cm x 70 cm
Jumlahtanamanpercobaan 40tanaman
S Tanamansampel
X Tanamanpopulasi
D Tanamandestruktif
Petak Panen 240 cm x 140 cm
2,8 m 15 cm
30 cm 70 cm
3 m
35 cm X
Lampiran 4. Data analisis tanah
Lampiran 5. Jadwal Kegiatan
No
Kegiatan
Febuari 2019
19 26
1 Olah tanah
2 Membuat petakan
3 Pemupukan kandang
4 Penanaman
No
Kegiatan
Maret 2019
12 19 26
1 Pemupukan kalium 1/3
2 Penyulaman
3 Penyiangan I
4 Pembumbunan I
5 Pengamatan panjang sulur 3 MST
6 Pengamatan jumlah cabang per tanaman 3 MST
7 Penyiangan II
8 Pembumbunan II
9 Membuat guludan-guludan
No
Kegiatan
April 2019
02 09 16 30
1 Pengamatan panjang sulur 5 MST
2 Pengamatan jumlah cabang per tanaman 5 MST
3 Pemupukan kalium 2/3 (45 HST)
4 Pembalikan batang 45 HST
5 Pengamatan panjang sulur 7 MST
6 Pengamatan jumlah cabang per tanaman 7 MST
7 Pengamatan panjang sulur 9 MST
8 Pengamatan jumlah cabang per tanaman 9 MST
No
Kegiatan
Mei 2019
5 14
1 Pembalikan batang 70 HST
2 Pengamatan panjang sulur 11 MST
3 Pengamatan jumlah cabang per tanaman 11 MST
No
Kegiatan
Juni 2019
10
1 Panen
2 Pengambilan tanaman desktruktif
Lampiran 6. Rekapitulasi Analisis Ragam dan Uji BNT
Perlakuan Nilai F. Hitung dan Peubah yang Diamati
Panjang
Sulur
(cm)
Jumlah
Cabang
(helai)
Bobot
Berangkasan
Basah (gram)
Bobot
Berangkasan
Kering (gram)
Jumlah
Umbi
(buah)
Bobot Umbi
(gram)
Bobot per
Umbi
(gram)
Hasil per
Petak (kg)
F. Tabel
P 0,09 tn 1,18 tn 0,44 tn 0,25 tn 6,54 * 3,63 tn 3,62 tn 7,65 * 3,63
K 0,77 tn 1,04 tn 1,15 tn 1,13 tn 0,64 tn 6,95 * 0,25 tn 7,54 * 3,63
P & K 0,86 tn 0,34 tn 0,95 tn 0,94 tn 1,00 tn 1,07 tn 1,23 tn 3,38 * 3,01
p1 154,52 2,82 966,96 174,06 2,78 A 405,03 162,46
p2 154,66 2,87 891,76 168,29 2,98 A 410,38 154,07
p3 155,98 2,53 804,37 150,33 3,13 B 364,87 129,98
k1 152,32 2,78 750,62 135,39 2,96 359,44 a 151,63 k2 156,17 2,56 1013,58 187,83 3,02 433,63 b 151,16
k3 156,67 2,89 898,88 169,46 2,91 387,20 a 143,71
P × K
BNT P 0,21
BNT K 42,64
BNT P × K
Lampiran 7. Panjang sulur tanaman ubi jalar akibat berbagai jenis pupuk kandang
dan dosis pupuk kalium (11 mst)
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata I II III
.....................cm..................... p1k1 156,48 151,64 160,46 468,58 156,19
p1k2 144,58 149,26 159,64 453,48 151,16
p1k3 158,08 150,48 160,02 468,58 156,19
p2k1 160,96 144,28 150,54 455,78 151,93
p2k2 169,10 155,52 148,26 472,88 157,63
p2k3 166,18 152,52 144,60 463,30 154,43
p3k1 151,12 154,64 140,74 446,50 148,83
p3k2 159,88 171,46 147,80 479,14 159,71
p3k3 159,68 165,00 153,50 478,18 159,39
Jumlah 1426,06 1394,8 1365,56 4186,42 1395,47
Rata-rata 158,45 154,98 151,73 465,16 155,05
Uji Homogenitas : x2
- Hitung = 3,62 < x2
– Tabel = 15,51 (Data Homogen)
Keterangan:
p1 = Pupuk kandang ayam k1 = Pupuk KCl 45 kg/ha atau 37,8 gr/petak
p2 = Pupuk kandang kambing k2 = Pupuk KCl 90 kg/ha atau 75,6 gr/petak
p3 = Pupuk kandang sapi k3 = Pupuk KCl 135 kg/ha atau 113,4 gr/petak
Lampiran 8. Analisis ragam panjang sulur tanaman ubi jalar akibat berbagai
Jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
F.
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2,00 203,42 101,71 1,54 tn 3,63
Perlakuan 8,00 341,34 42,67 0,64 tn 2,59
Pupuk Kandang (P) 2,00 11,71 5,85 0,09 tn 3,63
Kalium (K) 2,00 102,12 51,06 0,77 tn 3,63
Interaksi P & K 4,00 227,51 56,88 0,86 tn 3,01
Galat 16,00 1060,04 66,25
Non Aditif 1,00 25,51 25,51 0,37 tn 4,54
Sisa 15,00 1034,53 68,97
Jumlah 26 1604,80 KK = 5,25%
Ketidakaditifan : F Hitung = 0,37 < F Tabel = 4,54 (Data Aditif)
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : Koefisien Keragaman
Lampiran 9. Jumlah cabang per tanaman ubi jalar akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata I II III
......................helai..................... p1k1 2,6 2,4 3,4 8,4 2,8
p1k2 3 2,8 2 7,8 2,6
p1k3 2,6 3,4 3,2 9,2 3,07
p2k1 2,6 3,2 2,6 8,4 2,8
p2k2 2,8 1,8 3,4 8 2,67
p2k3 3,4 3,4 2,6 9,4 3,13
p3k1 2,8 2,6 2,8 8,2 2,73
p3k2 2,6 2 2,6 7,2 2,4
p3k3 3 2,2 2,2 7,4 2,47
Jumlah 25,4 23,8 24,8 74 24,67
Rata-rata 2,82 2,64 2,76 8,22 2,74
Uji Homogenitas : x2
- Hitung = 6,26 < x2
– Tabel = 15,51 (Data Homogen)
Keterangan:
p1 = Pupuk kandang ayam k1 = Pupuk KCl 45 kg/ha atau 37,8 gr/petak
p2 = Pupuk kandang kambing k2 = Pupuk KCl 90 kg/ha atau 75,6 gr/petak
p3 = Pupuk kandang sapi k3 = Pupuk KCl 135 kg/ha atau 113,4 gr/petak
lampiran 10. Analisis ragam jumlah cabang per tanaman ubi jalar akibat berbagai
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
F.
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2,00 0,15 0,07 0,29 tn 3,63
Perlakuan 8,00 1,45 0,18 0,73 tn 2,59
Pupuk Kandang (P) 2,00 0,59 0,29 1,18 tn 3,63
Kalium (K) 2,00 0,52 0,26 1,04 tn 3,63
Interaksi P & K 4,00 0,34 0,09 0,34 tn 3,01
Galat 16,00 3,99 0,25
Non Aditif 1,00 0,71 0,71 3,26 tn 4,54
Sisa 15,00 3,28 0,22
Jumlah 26 5,59 KK = 18,22%
Ketidakaditifan : F Hitung = 3,26 < F Tabel = 4,54 (Data Aditif)
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : Koefisien Keragaman
Lampiran 11. Bobot basah berangkasan per tanaman ubi jalar akibat berbagai
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
I II III
....................gram..................... p1k1 636,05 905,55 703,7 2245,3 748,43
p1k2 703,05 2437,6 915,85 4056,5 1352,17
p1k3 632,5 883,65 884,65 2400,8 800,27
p2k1 677,85 904,35 722,95 2305,15 768,38
p2k2 728,75 585,7 1553,8 2868,25 956,08
p2k3 719,2 946,2 1187 2852,4 950,8
p3k1 607,95 637,75 959,45 2205,15 735,05
p3k2 533,9 826,35 837,25 2197,5 732,5
p3k3 906 811,15 1119,55 2836,7 945,57
jumlah 6145,25 8938,3 8884,2 23967,8 7989,25
rata-rata 682,81 993,14 987,13 2663,08 887,69
Uji Homogenitas : x2
- Hitung = 19,77 < x2
– Tabel = 15,51(Data Tidak Homogen)
lampiran 12. Analisis ragam bobot basah berangkasan per tanaman ubi jalar akibat
berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Sumber Derajat Jumlah
Kuadrat
Kuadrat F.
Hitung F. Tabel
Keragaman Bebas Tengah
Kelompok 2 566885,27 283442,63 2,09 * 3,63
Perlakuan 8 949203,14 118650,39 0,87 tn 2,59
Pupuk
Kandang (P) 2 119172,68 59586,34 0,44 tn 3,63
Kalium (K) 2 312856,86 156428,43 1,15 tn 3,63
Interaksi P & K 4 517173,60 129293,40 0,95 tn 3,01
Galat 16 2173970,65 135873,17
Non Aditif 1 292811,28 292811,28 2,33 tn 4,54
Sisa 15 1881159,37 125410,62
Jumlah 26 3690059,06 KK = 41,52%
Ketidakaditifan : F Hitung = 2,33 < F Tabel = 4,54 (Data Aditif)
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : Koefisien Keragaman
Lampiran 13. Bobot basah berangkasan per tanaman ubi jalar akibat berbagai
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium transformasi (√x)
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata I II III
....................gram..................... p1k1 25,22 30,09 26,53 81,84 27,28
p1k2 26,52 49,37 30,26 106,15 35,38
p1k3 25,15 29,73 29,74 84,62 28,21
p2k1 26,04 30,07 26,89 83,00 27,67
p2k2 27,00 24,20 39,42 90,61 30,20
p2k3 26,82 30,76 34,45 92,03 30,68
p3k1 24,66 25,25 30,97 80,89 26,96
p3k2 23,11 28,75 28,94 80,79 26,93
p3k3 30,10 28,48 33,46 92,04 30,68
jumlah 234,60 276,71 280,66 791,96 263,99
rata-rata 26,07 30,75 31,18 88,00 29,33
Uji Homogenitas : x2
- Hitung = 13,86 < x2
– Tabel = 15,51 (Data Homogen)
lampiran 14. Analisis ragam bobot basah berangkasan per tanaman ubi jalar akibat
berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium transformasi
(√x)
Sumber Derajat Jumlah
Kuadrat
Kuadrat F.
Hitung F. Tabel
Keragaman Bebas Tengah
Kelompok 2 144,85 72,42 2,82 * 3,63
Perlakuan 8 181,97 22,75 0,89 tn 2,59
Pupuk Kandang
(P) 2 20,29 10,15 0,39 tn 3,63
Kalium (K) 2 59,98 29,99 1,17 tn 3,63
Interaksi P & K 4 101,70 25,42 0,99 tn 3,01
Galat 16 411,06 25,69
Non Aditif 1 27,22 27,22 1,06 tn 4,54
Sisa 15 383,84 25,59
Jumlah 26 737,87 KK = 17,28%
Ketidakaditifan : F Hitung = 1,06 < F Tabel = 4,54 (Data Aditif)
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : Koefisien Keragaman
Lampiran 15. Bobot kering berangkasan per tanaman ubi jalar akibat berbagai
Jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata I II III
....................gram..................... p1k1 120,75 191,90 125,10 437,75 145,92
p1k2 127,70 455,95 145,60 729,25 243,08
p1k3 98,65 155,35 145,55 399,55 133,18
p2k1 109,65 189,50 117,80 416,95 138,98
p2k2 126,30 100,65 321,35 548,30 182,77
p2k3 116,00 205,35 228,05 549,40 183,13
p3k1 106,80 108,15 148,90 363,85 121,28
p3k2 93,55 170,20 149,20 412,95 137,65
p3k3 169,00 181,55 225,60 576,15 192,05
Jumlah 1068,40 1758,60 1607,15 4434,15 1478,05
Rata-rata 118,71 195,40 178,57 492,68 164,23
Uji Homogenitas : x2
- Hitung = 17,56 < x2
– Tabel = 15,51(Data Tidak Homogen)
Lampiran 16. Analisis ragam bobot kering berangkasan per tanaman ubi jalar
akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Sumber Derajat Jumlah
Kuadrat
Kuadrat F.
Hitung F. Tabel
Keragaman Bebas Tengah
Kelompok 2 29243,14 14621,57 2,60 tn 3,63
Perlakuan 8 36540,98 4567,62 0,81 tn 2,59
Pupuk Kandang
(P) 2 2757,98 1378,99 0,25 tn 3,63
Kalium (K) 2 12743,22 6371,61 1,13 tn 3,63
Interaksi P & K 4 21039,78 5259,94 0,94 tn 3,01
Galat 16 89969,26 5623,08
Non Aditif 1 11853,44 11853,44 2,28 tn 4,54
Sisa 15 78115,82 5207,72
Jumlah 26 155753,37 KK = 45,66%
Ketidakaditifan : F Hitung = 2,28 < F Tabel = 4,54 (Data Aditif)
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : Koefisien Keragaman
Lampiran 17. Bobot kering berangkasan per tanaman ubi jalar akibat berbagai
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium transformasi (√x)
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata I II III
....................gram..................... p1k1 10,99 13,85 11,18 36,03 12,01
p1k2 11,30 21,35 12,07 44,72 14,91
p1k3 9,93 12,46 12,06 34,46 11,49
p2k1 10,47 13,77 10,85 35,09 11,70
p2k2 11,24 10,03 17,93 39,20 13,07
p2k3 10,77 14,33 15,10 40,20 13,40
p3k1 10,33 10,40 12,20 32,94 10,98
p3k2 9,67 13,05 12,21 34,93 11,64
p3k3 13,00 13,47 15,02 41,49 13,83
Jumlah 97,71 122,72 118,63 339,06 113,02
Rata-rata 10,86 13,64 13,18 37,67 12,56
Uji Homogenitas : x2
- Hitung = 12,12 < x2
– Tabel = 15,51 (Data Homogen)
Keterangan:
p1 = Pupuk kandang ayam k1 = Pupuk KCl 45 kg/ha atau 37,8 gr/petak
p2 = Pupuk kandang kambing k2 = Pupuk KCl 90 kg/ha atau 75,6 gr/petak
p3 = Pupuk kandang sapi k3 = Pupuk KCl 135 kg/ha atau 113,4 gr/petak
Lampiran 18. Analisis ragam bobot kering berangkasan per tanaman ubi jalar
akibat berbagai jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium (√x)
Sumber Derajat Jumlah
Kuadrat
Kuadrat F.
Hitung F. Tabel
Keragaman Bebas Tengah
Kelompok 2 40,00 20,00 3,35 tn 3,63
Perlakuan 8 40,87 5,11 0,86 tn 2,59
Pupuk Kandang (P) 2 2,26 1,13 0,19 tn 3,63
Kalium (K) 2 13,80 6,90 1,16 tn 3,63
Interaksi P & K 4 24,81 6,20 1,04 tn 3,01
Galat 16 95,44 5,97
Non Aditif 1 6,41 6,41 1,08 tn 4,54
Sisa 15 89,03 5,94
Jumlah 26 176,32 KK =19,45%
Ketidakaditifan : F Hitung = 1,08 < F Tabel = 4,54 (Data Aditif)
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : Koefisien Keragaman
Lampiran 19. Jumlah umbi per tanaman ubi jalar akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata I II III
....................buah..................... p1k1 2,80 3,00 2,60 8,40 2,80
p1k2 2,40 3,20 2,80 8,40 2,80
p1k3 3,00 2,60 2,60 8,20 2,73
p2k1 3,00 3,20 3,00 9,20 3,07
p2k2 2,80 3,00 3,00 8,80 2,93
p2k3 3,00 2,80 3,00 8,80 2,93
p3k1 3,20 2,80 3,00 9,00 3,00
p3k2 3,20 3,40 3,40 10,00 3,33
p3k3 3,00 3,00 3,20 9,20 3,07
Jumlah 26,40 27,00 26,60 80,00 26,67
Rata-rata 2,93 3,00 2,96 8,89 2,96
Uji Homogenitas : x2
- Hitung = 7,64 < x2
– Tabel = 15,51 (Data Homogen)
Keterangan:
p1 = Pupuk kandang ayam k1 = Pupuk KCl 45 kg/ha atau 37,8 gr/petak
p2 = Pupuk kandang kambing k2 = Pupuk KCl 90 kg/ha atau 75,6 gr/petak
p3 = Pupuk kandang sapi k3 = Pupuk KCl 135 kg/ha atau 113,4 gr/petak
Lampiran 20. Analisis ragam jumlah umbi per tanaman ubi jalar akibat berbagai
Jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
F.
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2,00 0,02 0,01 0,24 tn 3,63
Perlakuan 8,00 0,80 0,10 2,30 tn 2,59
Pupuk Kandang (P) 2,00 0,57 0,29 6,54 * 3,63
Kalium (K) 2,00 0,06 0,03 0,64 tn 3,63
Interaksi P & K 4,00 0,17 0,04 1,00 tn 3,01
Galat 16,00 0,70 0,04
Non Aditif 1,00 0,00 0,00 0,02 tn 4,54
Sisa 15,00 0,70 0,05
Jumlah 26 1,52 KK = 7,06%
Ketidakaditifan : F Hitung = 0,02 < F Tabel = 4,54 (Data Aditif)
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : Koefisien Keragaman
Lampiran 21. Bobot umbi per tanaman ubi jalar akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata I II III
....................gram..................... p1k1 318,52 385,18 327,22 1030,92 343,64
p1k2 456,78 472,96 468,54 1398,28 466,09
p1k3 421,96 457,12 336,96 1216,04 405,35
p2k1 390,66 422,98 396,64 1210,28 403,43
p2k2 358,70 457,42 462,32 1278,44 426,15
p2k3 326,44 440,24 437,98 1204,66 401,55
p3k1 359,88 384,22 249,64 993,74 331,25
p3k2 382,60 470,76 372,58 1225,94 408,65
p3k3 284,58 393,02 386,52 1064,12 354,71
Jumlah 3300,12 3883,90 3438,40 10622,40 3540,81
Rata-rata 366,68 431,54 382,04 1180,27 393,42
Uji Homogenitas : x2
- Hitung = 9,48 < x2
– Tabel = 15,51 (Data Homogen)
Keterangan:
p1 = Pupuk kandang ayam k1 = Pupuk KCl 45 kg/ha atau 37,8 gr/petak
p2 = Pupuk kandang kambing k2 = Pupuk KCl 90 kg/ha atau 75,6 gr/petak
p3 = Pupuk kandang sapi k3 = Pupuk KCl 135 kg/ha atau 113,4 gr/petak
Lampiran 22. Analisis ragam bobot umbi per tanaman ubi jalar akibat berbagai
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Sumber Derajat Jumlah
Kuadrat
Kuadrat F.
Hitung F. Tabel
Keragaman Bebas Tengah
Kelompok 2 20681,14 10340,57 3,63 * 3,63
Perlakuan 8 44205,37 5525,67 2,59 tn 2,59
PupukKandang (P) 2 11137,49 5568,74 3,63 tn 3,63
Kalium (K) 2 25291,86 12645,93 6,95 * 3,63
Interaksi P & K 4 7776,02 1944,01 1,07 tn 3,01
Galat 16 29131,43 1820,71
Non Aditif 1 544,05 544,05 0,29 tn 4,54
Sisa 15 28587,38 1905,83
Jumlah 26 94017,94 KK 10,85%
Ketidakaditifan : F Hitung = 0,29 < F Tabel = 4,54 (Data Aditif)
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : Koefisien Keragaman
Lampiran 23. Bobot per umbi tanaman ubi jalar akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata I II III
....................gram..................... p1k1 96,66 213,74 130,62 441,02 147,01
p1k2 202,71 171,02 174,38 548,11 182,70
p1k3 147,68 197,60 127,70 472,98 157,66
p2k1 144,59 184,30 181,52 510,41 170,14
p2k2 137,86 115,20 165,84 418,90 139,63
p2k3 116,12 172,02 169,20 457,34 152,45
p3k1 125,60 149,08 138,60 413,28 137,76
p3k2 122,38 147,92 123,10 393,40 131,13
p3k3 99,30 137,70 126,10 363,10 121,03
jumlah 1192,90 1488,58 1337,06 4018,54 1339,51
rata-rata 132,54 165,40 148,56 446,50 148,84
Uji Homogenitas : x2
- Hitung = 8,65 < x2
– Tabel = 15,51 (Data Homogen)
Keterangan:
p1 = Pupuk kandang ayam k1 = Pupuk KCl 45 kg/ha atau 37,8 gr/petak
p2 = Pupuk kandang kambing k2 = Pupuk KCl 90 kg/ha atau 75,6 gr/petak
p3 = Pupuk kandang sapi k3 = Pupuk KCl 135 kg/ha atau 113,4 gr/petak
Lampiran 24. Analisis ragam bobot per umbi tanaman ubi jalar akibat berbagai
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Sumber Derajat Jumlah
Kuadrat
Kuadrat F.
Hitung F. Tabel
Keragaman Bebas Tengah
Kelompok 2 4858,04 2429,02 3,43 * 3,63
Perlakuan 8 8966,10 1120,76 1,58 tn 2,59
Pupuk Kandang (P) 2 5117,91 2558,96 3,62 tn 3,63
Kalium (K) 2 355,13 177,56 0,25 tn 3,63
Interaksi P & K 4 3493,06 873,27 1,23 tn 3,01
Galat 16 11325,66 707,85
Non Aditif 1 308,76 308,76 0,42 tn 4,54
Sisa 15 11016,89 734,46
Jumlah 26 25149,80 KK = 17,88%
Ketidakaditifan : F Hitung = 0,42 < F Tabel = 4,54 (Data Aditif)
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : Koefisien Keragaman
Lampiran 25. Hasil per petak tanaman ubi jalar akibat berbagai jenis pupuk
kandang dan dosis pupuk kalium
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata I II III
....................kg..................... p1k1 2,80 2,85 2,60 8,25 2,75
p1k2 3,10 2,80 3,35 9,25 3,08
p1k3 2,60 3,10 3,10 8,80 2,93
p2k1 2,25 3,00 2,80 8,05 2,68
p2k2 3,00 2,80 2,90 8,70 2,90
p2k3 3,20 2,55 2,35 8,10 2,70
p3k1 3,25 3,50 3,20 9,95 3,32
p3k2 3,75 3,83 3,75 11,33 3,78
p3k3 2,85 2,70 2,45 8,00 2,67
Jumlah 26,80 27,13 26,50 80,43 26,81
Rata-rata 2,98 3,01 2,94 8,94 2,98
Uji Homogenitas : x2
- Hitung = 11,83 < x2
– Tabel = 15,51 (Data Homogen)
Keterangan:
p1 = Pupuk kandang ayam k1 = Pupuk KCl 45 kg/ha atau 37,8 gr/petak
p2 = Pupuk kandang kambing k2 = Pupuk KCl 90 kg/ha atau 75,6 gr/petak
p3 = Pupuk kandang sapi k3 = Pupuk KCl 135 kg/ha atau 113,4 gr/petak
Lampiran 26. Analisis ragam hasil per petak tanaman ubi jalar akibat berbagai
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Tengah
F.
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2,00 0,02 0,01 0,15 tn 3,63
Perlakuan 8,00 3,25 0,41 5,49 * 2,59
Pupuk Kandang (P) 2,00 1,13 0,57 7,65 * 3,63
Kalium (K) 2,00 1,12 0,56 7,54 * 3,63
Interaksi P & K 4,00 1,00 0,25 3,38 * 3,01
Galat 16,00 1,19 0,07
Non Aditif 1,00 0,01 0,01 0,10 tn 4,54
Sisa 15,00 1,18 0,08
Jumlah 26 4,46 KK = 9,14%
Ketidakaditifan : F Hitung = 0,10 < F Tabel = 4,54 (Data Aditif)
Keterangan :
tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : Koefisien Keragaman
Lampiran 27. Asumsi hasil per hektar tanaman ubi jalar akibat berbagai jenis
pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata I II III
....................ton..................... p1k1 8,33 8,48 7,74 24,55 8,18
p1k2 9,23 8,33 9,97 27,53 9,18
p1k3 7,74 9,23 9,23 26,19 8,73
p2k1 6,70 8,93 8,33 23,96 7,99
p2k2 8,93 8,33 8,63 25,89 8,63
p2k3 9,52 7,59 6,99 24,11 8,04
p3k1 9,67 10,42 9,52 29,61 9,87
p3k2 11,16 11,40 11,16 33,72 11,24
p3k3 8,48 8,04 7,29 23,81 7,94
Jumlah 79,76 80,74 78,87 239,38 79,79
Rata-rata 8,86 8,97 8,76 26,60 8,87
Lampiran 28. Analisis asumsi hasil per hektar tanaman ubi jalar terhadap berbagai
jenis pupuk kandang dan dosis pupuk kalium
Pupuk
Kandang (P)
Pupuk Kalium (K) Rata-rata
45 kg/ha (k1) 90 kg/ha (k2) 135 kg/ha (k3)
....................ton.....................
Ayam (p1) 8,18 9,18 8,73 8,70
Kambing (p2) 7,99 8,63 8,04 8,22
Sapi (p3) 9,87 11,24 7,94 9,68
Rata-rata 8,68 9,68 8,23
Gambar 1. Olah tanah
Gambar 2. Membuat petakan
Gambar 3. Pemotongan bibit ubi jalar
Gambar 4. Penimbangan dosis pupuk kandang ayam, kambing
Gambar 5. Pemberian perlakuan pupuk kandang
Gambar 6. Penanaman
Gambar 7. Penyiraman tanaman ubi jalar
Gambar 8. Pengamatan panjang sulur dan pemotongan cabang tanaman
Gambar 10. Pemupukan kalium pada tanaman umur 14 hst
Gambar 9. Penimbangan pupuk kalium
Gambar 11. Membuat guludan-guludan
Gambar 12. Tanaman saat sebelum dilakukan pembalikan
Gambar 13. Pembalikan batang umur tanaman 45 hst
Gambar 14. Pemupukan pupuk kalium pada tanaman umur 45 hst
Gambar 15. Tanaman saat sebelum dilakukan pembalikan
Gambar 16. Pembalikan batang umur tanaman 70 hst
Gambar 17. Tanaman siap panen berumur 105 hst
Gambar 18. Ubi jalar
Gambar 19. Penimbangan bobot berangkasan
Gambar 20. Penjemuran bobot berangkasan
Gambar 21. Berangkasan kering
Gambar 22. Penimbangan umbi
Gambar 23. Penimbangan hasil per petak