SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR (Ipomoea batatas. L DALAM...
Transcript of SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR (Ipomoea batatas. L DALAM...
i
SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR (Ipomoea batatas. L)
DALAM PEMBUATAN PIE TARLET
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DI AJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK
MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA
DARI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
ERLISA NOVIA SWANDARI
NIM : 140309256294
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
PROGAM STUDI TATA BOGA
BALIKPAPAN
2017
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Erlisa Novia Swandari
Tempat/Tanggal Lahir : Muara Badak / 29 Desember 1996
NIM : 140309256294
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “SUBSTITUSI TEPUNG
UBI JALAR (IPOMOEA BATATAS, L) DALAM PEMBUATAN PIE
TARLET” adalah bukan merupakan hasil karya tulis orang lain, baik sebagaimana
pun keseluruhannya, kecuali dalam kutipan yang kami sebutkan nama sumbernya.
Demikian pernyataan yang kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, 28 Agustus 2017
Mahasiswa,
Erlisa Novia Swandari
NIM : 140309256294
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ria Setyawati, M.Pd Syahrul Karim, S.St.,M.Sc
NIK. 2011.90.019 NIK. 2014.90.021
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah Ini Saya Persembahkan Kepada
Bapak dan Ibu Tercinta
Kunto Wijayanto dan Ramini
Kakak dan Adikku tersayang
Ika Puspita Rany dan Wahyu Tri Julian Toro
Keluarga besar
Eko Marto Hadi Sugondo & Mulyadirejo
Kekasih & Sahabat Tersayang
Muhammad Evendy & Mahfirotul Layly
Teman terbaik seperjuangan
Nur adni Adhela & Faridatul Munawaroh
Teman-teman angkatan 2014’ Tata Boga 1
vi
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai citivas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Erlisa Novia Swandari
NIM : 140309256294
Program Studi : Tata Boga
Judul TA : Subtitusi Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas, l) Dalam
Pembuatan Pie Tarlet
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak
kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat : Balikpapan
Pada Tanggal : 28 Agustus 2017
Yang Menyatakan
Erlisa Novia Swandari
vii
ABSTRAK
Erlisa Novia Swandari. Substitusi Tepung Ubi Jalar (Ipomoea Batatas.
L) Dalam Pembuatan Pie Tarlet. Tugas Akhir, Balikpapan, Program Studi Tata
Boga. Politeknik Negeri Balikpapan, 2017.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk : 1) mengetahui proses
pembuatan tepung ubi jalar, 2) mengetahui apakah tepung ubi jalar dapat di
digunakam dalam pembuatan kue pie tarlet, 3) mengetahui proses pengolahan pie
tarlet dengan menggunakan tepung ubi jalar, 4) mengetahui tingkat kesukaan dan
mutu hedonik berdasarkan warna, tekstur, aroma, dan rasa pada pie tarlet dengan
substitusi tepung ubi jalar. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 jenis
tepung yaitu F1 ( substitusi tepung ubi jalar ungu), F2 ( substitusi tepung ubi jalar
kuning), dan F3 (substitusi tepung ubi jalar putih).
Jenis penelitian yang digunakan penulis ada dua tahap tahap pertama
adalah penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan cara eksperimen. Tahap
kedua penelitian lanjutan yang digunakan untuk mengetahui uji hedonik atau uji
kesukaandan uji mutu hedonik, metode yang digunakan adalah studi kepustakaan,
observasi, eksperimen dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dengan penyebaran angket
kepada 25 panelis untuk menilai uji hedonik dan mutu hedonik pada produk pie
tarlet dengan substitusi tepung ubi jalar yaitu: dari ketiga sampel panelis
menyukai F1 dengan substitusi ubi jalar ungu dari segi warna (4,04), segi tekstur
(3,64), segi aroma (3,64) dan dari segi rasa (3,76), sedangkan dari hasil uji mutu
hedonik pada produk pie tarlet dengan substitusi tepung ubi jalar ditunjukan
bahwa perlakuan terbaik dari ketiga sampel panelis memilih F1 dengan substitusi
ubi jalar ungu dari segi warna (3,96), segi tekstur (3,64), dari segi aroma(4,04)
dan dari segi rasa (3,88).
Kata Kunci: Ubi Jalar, Pie Tarlet, Uji Hedonik, Uji Mutu Hedonik
viii
ABSTRACT
Erlisa Novia Swandari. Substitution of Potato Flour (Ipomoea Batatas, L) In
The Making Of Pie Crust. Final Project. Balikpapan, Program Study Food And
Beverage. Balikpapan State Polytechnic, 2017.
The purpose of this study are: 1) know out whether sweet potato flour, 2) to
find out whether sweet potato flour can be used in making pie crust. 3) know the
process of pie crust by using sweet potato flour. 4) know the level of favorite and
hedonic quality based on color, texture, aromaric, and taste on pie crust with
substitution of sweet potato flour. In this study the author tested 3 types of flour
that is F1 (substitution of purple sweet potato), F2 (yellow sweet potato
substitution) and F3 Substitution of white sweet potato flour).
Type of research used by the author there are two stages, the first stage is a
preliminary research that used to find out the hedonic test or test favorite method
used is literature study, observation, experimentation, and documentation.
The result of research that has been done by the spread of writers questions
form to the 25 panelist to assess the hdonic test and hedonic quality test on the
product quality pie tarlet with sweet potato flour substitution: the third sampel of
panelists liked F1 with substitution of purple sweet potato flour in terms of color
(4,04), texture (3,64), aroma (3,64), and taste (3,76), of the facet while hedonic
quality test resulth on product with flour substitution pie crust sweet potato
indicated a third treatmens bring best of sample panelists choose F1 with
substitution of purple sweet potato flour in terms color (3,96), texture (3,64),
aroma (4,04), and taste (3,88).
Keywords: Sweet Potatoes, Pie Crust, Hedonic Test, Hedonic Quality Test
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Karena
berkat rahmatNya penyusunan tugas akhir guna memperoleh gelar Ahli Madya
pada Jurusan Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan ini dapat terselesaikan.
Adapun judul dari Tugas Akhir yang penulis susun adalah : Substitusi Ubi Jalar
(Ipomoea Batatas, L) dalam Pembuatan Pie Tarlet.
Dalam penulisan Tugas Akhir, penulis banyak mengalami hambatan dan
kesulitan, tetapi berkat semangat dan dorongan dari semua pihak penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyadari masih banyak ke tidak
sempurna dalam tugas akhir ini, maka pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati dan keterbukaan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kemajuan penulis dimasa yang akan datang.
Pada akhirnya penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam –
dalamnya kepada semua pihak yang membantu penulis selama proses pembuatan
Tugas Akhir ini oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih
kepada :
1. Ramli, S.E., M.M sebagai Direktur Politeknik Negri Balikpapan
2. Yogiana Mulyani MM.Par selaku kepala program studi tata boga politeknik
negeri Balikpapan.
3. Ria Setyawati, M.Pd selaku pembimbing 1 yang telah banyak memberi
arahan dan masukan kepada saya dalam penyusunan l tugas akhir ini.
4. Syahrul Karim, S.St.,M.Sc selaku pembimbing 2 juga telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada saya dalam
penyusunan tugas akhir ini.
5. Ayah ,Ibu dan Keluarga serta teman-teman saya yang telah banyak
mendukung penuh selama penyususunan Tugas Akhir.
6. Tidak lupa pula penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada
pihak-pihak terkait lainnya yang telah banyak membantu dalam penyusunan
tugas akhir.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita
semua.
Balikpapan, 28 Agustus 2017
Erlisa Novia Swandari
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ iv
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
ABSTRACK ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Batasan Masalah ...................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian...................................................................................... 3
E Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................................ 5
1. Ubi Jalar ............................................................................................... 5
a. Tinjauan Umum Ubi Jalar ................................................................. 5
b. Taksonomi dan Morfologi Ubi Jalar ................................................. 6
c. Jenis-Jenis Ubi Jalar .......................................................................... 7
xi
2. Ubi jalar Putih ..................................................................................... 8
a. Tinjauan Umum Ubi Jalar putih ........................................................ 8
b. Varietas Ubi Jalar Putih .................................................................... 9
c. Kandungan Gizi dan Komposisi Ubi Jalar Putih............................... 9
d. Manfaat Ubi Jalar Putih .................................................................... 9
3. Ubi Jalar Kuning ............................................................................... 10
a. Tinjauan Umum Ubi Jalar kuning ................................................... 10
b. Varietas Ubi Jalar Kuning ............................................................... 10
c. Kandungan gizi dan Komposisi Ubi Jalar Kuning .......................... 11
d. Manfaat Ubi Jalar kuning ................................................................ 11
4. Ubi Jalar ungu ................................................................................... 12
a. Tinjauan Umum Ubi Jalar ungu ...................................................... 12
b. Varietas Ubi Jalar ungu ................................................................... 12
c. Kandungan gizi dan Komposisi Ubi Jalar ungu .............................. 13
d. Manfaat Ubi Jalar ungu ................................................................... 13
5. Pie Tarlet ............................................................................................ 13
a. Tinjauan Umum Pie tarlet ............................................................... 13
b. Jenis – Jenis Pie ............................................................................. 14
c. Bahan – Bahan Pembuat Pie ........................................................... 16
d. Standar Mutu Pie............................................................................ 21
e. Resep Acuan Pie tarlet .................................................................... 21
6. Tepung ................................................................................................ 23
a. Pengertian Tepung ........................................................................... 23
b. Jenis – Jenis Tepung ....................................................................... 23
xii
c. Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar ............................................... 26
7. Uji Organoleptik ............................................................................... 27
a. Definisi Uji Organoleptik ................................................................ 27
b. Syarat Uji Organoleptik .................................................................. 28
c. Tujuan Uji Organoleptik ................................................................. 28
d. Hal- Hal yang Mencakup dalam penelitian Uji Organoleptik ........ 28
e. Beberapa Masalah yang Memerlukan Pemecahan Organoleptik .... 38
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 40
C. Kerangka Berfikir ................................................................................. 41
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 44
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .............................................................. 45
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ................................................. 45
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 47
1. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 47
2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 48
E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 55
F. Prosedur Penelitian .................................................................................. 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 59
1. Penelitian Pendahuluan .................................................................... 59
1) Peoses Pembuatan Tepung Ubi Jalar ............................................ 59
2) Proses Pembuatan Pie Tarlet Ubi Jalar ......................................... 67
3) Substitusi Tepung Ubi Jalar dalam Pembuatan Pie Tarlet............ 67
2. Penelitian Lanjutan ........................................................................... 71
1. Uji Hedonik ................................................................................... 71
xiii
a. Uji Hedonik Warna ................................................................. 71
b. Uji Hedonik Testur .................................................................. 75
c. Uji Hedonik Aroma ................................................................. 79
d. Uji Hedonik Rasa .................................................................... 83
2. Uji Mutu Hedonik ......................................................................... 87
a. Uji Mutu Hedonik Warna........................................................ 87
b. Uji Mutu Hedonik Tekstur ...................................................... 91
c. Uji Mutu Hedonik Aroma ...................................................... 95
d. Uji Mutu hedonik Rasa ........................................................... 98
B. Pembahasan ........................................................................................ 102
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 104
BAB V KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpuan .......................................................................................... 106
B. Saran ................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CV
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Ubi Jalar Putih .................................................................................. 7
Gambar 2.2 Ubi Jalar Kuning ............................................................................... 7
Gambar 2.3 Ubi Jalar Ungu .................................................................................. 8
Gambar 2.4 Pie.................................................................................................... 14
Gambar 2.5 Kerangka berfikir ............................................................................ 43
Gambar 3.1 Alur proses penilitian pendahuluan tepung ..................................... 55
Gambar 3.2 Alur proses penelitian pendahuluan pie .......................................... 55
Gambar 3.3 Alur Proses penelitian Lanjutan ...................................................... 56
Gambar 4.1 Ubi Jalar Kualitas Baik ................................................................... 60
Gambar 4.2 Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar Ungu ..................................... 60
Gambar 4.3 Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar Kuning .................................. 62
Gambar 4.4 Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar Putih ..................................... 63
Gambar 4.5 Penimbangan Bahan ........................................................................ 65
Gambar 4.6 Proses Pencampuran dan Pencetakan Bahan .................................. 66
Gambar 4.7 Pembakaran Bahan .......................................................................... 66
Gambar 4.8 Penyajian Produk............................................................................. 66
Gambar 4.9 Histogram Uji Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Ungu ............. 72
Gambar 4.10 Histogram Uji Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Kuning .......... 73
Gambar 4.11 Histogram Uji Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Putih .............. 74
Gambar 4.12 Histogram Uji Hedonik Tekstur pie tarlet Ubi Jalar Ungu ............ 76
Gambar 4.13 Histogram Uji Hedonik Tekstur pie tarlet Ubi Jalar Kuning ......... 77
Gambar 4.14 Histogram Uji Hedonik Tekstur pie tarlet Ubi Jalar Putih ............ 78
Gambar 4.15 Histogram Uji Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Ungu ............. 80
Gambar 4.16 Histogram Uji Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Kuning .......... 81
Gambar 4.17 Histogram Uji Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Putih ............. 82
Gambar 4.18 Histogram Uji Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar Ungu ................. 84
Gambar 4.19 Histogram Uji Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar kuning ............... 85
Gambar 4.20 Histogram Uji Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar Putih .................. 86
Gambar 4.21 Histogram Uji Mutu Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Ungu ..... 88
Gambar 4.22 Histogram Uji Mutu Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Kuning .. 89
xv
Gambar 4.23 Histogram Uji Mutu Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Putih ..... 90
Gambar 4.24 Histogram Uji Mutu Hedonik Tesktur pie tarlet Ubi Jalar Ungu ... 92
Gambar 4.25 Histogram Uji Mutu Hedonik Tekstur pie tarlet Ubi Jalar Kuning 93
Gambar 4.26 Histogram Uji Mutu Hedonik Tekstur pie tarlet Ubi Jalar Putih .... 94
Gambar 4.27 Histogram Uji Mutu Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Ungu .... 95
Gambar 4.28 Histogram Uji Mutu Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Kuning . 96
Gambar 4.29 Histogram Uji Mutu Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Putih ..... 97
Gambar 4.30 Histogram Uji Mutu Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar Ungu ........ 99
Gambar 4.31 Histogram Uji Mutu Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar Kuning .. 100
Gambar 4.32 Histogram Uji Mutu Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar Putih ...... 101
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Mutu pie ................................................................................. 21
Tabel 2.2 Resep Acuan pie ................................................................................... 22
Tabel 3.1 Lembar Uji hedonik ............................................................................. 49
Tabel 3.2 Lembar UJi Mutu Hedonik .................................................................. 50
Tabel 3.3 Formula Resep Ubi jalar ungu ............................................................. 57
Tabel 3.4 Formula Resep Ubi jalar kuning .......................................................... 57
Tabel 3.5 Formula resep Ubi jalar putih .............................................................. 58
Tabel 4.1 Uji Resep 1 ........................................................................................... 67
Tabel 4.2 Resep Formula 1 .................................................................................. 68
Tabel 4.3 Resep Formula 2 .................................................................................. 69
Tabel 4.4 Resep Formula 3 .................................................................................. 70
Tabel 4.5 Uji Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Ungu ..................................... 71
Tabel 4.6 Uji Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Kuning .................................. 72
Tabel 4.7 Uji Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Putih...................................... 73
Tabel 4.8 Statistik Uji Hedonik Warna ................................................................ 75
Tabel 4.9 Uji Hedonik Tekstur pie tarlet Ubi Jalar Ungu ................................... 75
Tabel 4.10 Uji Hedonik Tekstur pie tarlet Ubi Jalar Kuning ................................ 76
Tabel 4.11 Uji Hedonik Tekstur pie tarlet Ubi Jalar Putih .................................... 77
Tabel 4.12 Statistik Uji Hedonik Tekstur .............................................................. 79
Tabel 4.13 Uji Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Ungu ..................................... 79
Tabel 4.14 Uji Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Kuning ................................. 80
Tabel 4.15 Uji Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Putih ..................................... 81
Tabel 4.16 Statistik Uji Hedonik Aroma................................................................ 83
Tabel 4.17 Uji Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar Ungu ........................................ 83
Tabel 4.18 Uji Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar Kuning ..................................... 84
Tabel 4.19 Uji Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar Putih ........................................ 85
Tabel 4.20 Statistik Uji Hedonik Rasa ................................................................... 87
Tabel 4.21 Uji Mutu Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Ungu ........................... 88
Tabel 4.22 Uji Mutu Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Kuning ........................ 89
Tabel 4.23 Uji Mutu Hedonik Warna pie tarlet Ubi Jalar Putih ............................ 90
xvii
Tabel 4.24 Statistik Uji Mutu Hedonik Warna ...................................................... 91
Tabel 4.25 Uji Mutu Hedonik Tekstur pie tarlet Ubi Jalar Ungu .......................... 91
Tabel 4.26 Uji Mutu Hedonik Tekstur pie tarlet Ubi Jalar Kuning ....................... 92
Tabel 4.27 Uji Mutu Hedonik Tekstur pie tarlet Ubi Jalar Putih .......................... 93
Tabel 4.28 Statistik Uji Mutu Hedonik Tekstur ..................................................... 94
Tabel 4.29 Uji Mutu Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Ungu ........................... 95
Tabel 4.30 Uji Mutu Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Kuning ........................ 96
Tabel 4.31 Uji Mutu Hedonik Aroma pie tarlet Ubi Jalar Putih ........................... 97
Tabel 4.32 Statistik Uji Mutu Hedonik Aroma ...................................................... 98
Tabel 4.33 Uji Mutu Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar Ungu .............................. 99
Tabel 4.34 Uji Mutu Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar Kuning ......................... 100
Tabel 4.35 Uji Mutu Hedonik Rasa pie tarlet Ubi Jalar Putih ............................. 101
Tabel 4.36 Statistik Uji Mutu Hedonik Rasa ....................................................... 102
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Uji Hedonik .................................................................. 108
Lampiran 2 Lembar Uji Mutu Hedonik ........................................................ 109
Lampiran 3 Data Rekapitulasi Uji Hedonik Warna . .................................... 110
Lampiran 4 Uji Hedonik Tekstur .................................................................. 111
Lampiran 5 Uji Hedonik Aroma ................................................................... 112
Lampiran 6 Uji Hedonik Rasa...................................................................... 113
Lampiran 7 Uji Mutu Hedonik Warna .......................................................... 114
Lampiran 8 Uji Mutu Hedonik Teksture ....................................................... 115
Lampiran 9 Uji Mutu Hedonik Aroma.......................................................... 116
Lampiran 10 Uji Mutu Hedonik Rasa ............................................................. 117
Lampiran 11 Foto-Foto Penyebaran Angket ................................................... 118
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2011:2) ubi jalar
(Ipomoea Batatas, L) merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal
Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung
sehingga singkong mempunyai potensi sebagai bahan baku yang penting bagi
berbagai produk pangan dan industri. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang
tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
kondisi berbagai tanah.
Ubi jalar memiliki kandungan gizi yang baik dan memiliki fungsi
fisiologis tertentu bagi kesehatan tubuh. Keberadaan senyawa antosianin pada
ubi berfungsi sebagai antioksida, antikangker, anti bakteri, perlindungan
terhadap kerusakan hati, penyakit jantung dan stroke. Vitamin yang
terkandung dalam ubi jalar antara lain vitamin A ,C & B1, Riboflavin, zat
besi (fe), fosfor (p), kalsium (ca), protein dan lemak (Meyer, 1982).
Kandungan antisionim yang terdapat pada ubi jalar tergantung pada intesitas
warna pada umbi tersebut.
Balikpapan sendiri, komoditas ubi jalar dapat dikatakan cukup tinggi.
Hal ini dibuktikan bahwa pada tahun 2016, produksi atau hasil panen ubi jalar
mencapai 455 ton dengan luas lahan panen 3,5 Ha (Badan Pertanian
Balikpapan. 2016). Jumlah komoditi yang cukup besar, maka ubi jalar dapat
dengan mudah ditemui di berbagai wilayah di Balikpapan, dapat membuka
peluang dalam pengolahan ubi jalar menjadi bahan setengah jadi yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri pangan dan
pakan. Salah satu produk bahan setengah jadi yang dapat dihasilkan dari ubi
jalar adalah tepung ubi jalar. Tepung ubi jalar merupakan olahan ubi jalar
setengah jadi yang paling sederhana yaitu meliputi: pencucian, pengupasan,
pengirisan dan pengeringan. dengan adanya bahan tambahan tepung ubi jalar,
memberikan alternatif dalam mengkonsumsi ubi jalar tersebut. tepung Selain
2
itu penggunaan tepung ubi jalar pada pembuatan cake dan kue dapat
menghemat penggunaan gula sebesar 20% dibandingkan dengan cake dan
kue yang dibuat dari 100% tepung terigu, karena kandungan gula pada ubi
jalar cukup tinggi (Antarlina,1999).
Pada umumnya ubi jalar hanya diolah dengan di kukus, di goreng,
kolak dan keripik ubi, sehingga tidak ada variasi ubi jalar. Namun dari
berbagai macam kandungan gizi lengkap yang terdapat pada ubi jalar tidak
sebanding dengan nilai tukar yang dihasilkan, tanpa adanya pemanfaatan ubi
menjadi produk pai. Pie ubi jalar yang ada pada saat ini hanya pada fillingnya
saja bukan adonannya
Salah satu jenis kue yang kue pastei atau pai adalah makanan yang
terdiri dari kulit kering dan isi dengan menggunakan berupa buah, daging,
ikan, keju, coklat, kustar ,kacang dan lainnya. Hidangan panggang ini konon
ditemukan sejak jaman Mesir kuno. Pada jaman Romawi, pie digunakan
sebagai pembungkus daging dan bahan-bahan lainnya agar tetap lembap
selama dimasak dan agar isinya kedap udara serta tidak mudah basi. Seiring
dengan perkembangan zaman lambat laun penampilan dan bentuk kue
mengalami perubahan. Kue pie yang ada sekarang bermacam macam seperti
pie coklat, pie green tea, pie apel, dan pie lainnya.
Berbagai alternatif cara menciptakan satu olahan modern berbahan
dasar tepung ubi jalar yang mampu diterima masyarakat dari berbagai
kalangan, maka penulis akan mengolah tepung ubi jalar menjadi pie sehingga
dengan Sehingga penulis dalam Tugas Akhir ini memilih Judul “ Subtitusi
Tepung Ubi Jalar dalam Pembuatan Pie tarlet”.
3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada di atas dapat diambil perumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan tepung ubi jalar ?
2. Apakah tepung ubi jalar dapat dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan
pie tarlet ?
3. Bagaimana proses pembuatan pie tarlet dengan menggunakan tepung ubi
Jalar ?
4. Bagaimana tingkat kesukaan dan mutu hedonik terhadap warna, tekstur,
aroma, dan rasa pada Pie tarlet dengan substitusi tepung ubi jalar ?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penulis membatasi
permasalahan penelitian ini yaitu dengan membuat tepung ubi jalar,
pembuatan pie tarlet menggunakan tepung ubi jalar, serta penilaian uji
hedonik dan mutu hedonik terhadap pie sebagai variasi olahan tepung ubi
jalar.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam tugas akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan tepung ubi jalar
2. Untuk mengetahui apakah tepung ubi jalar dapat digunakan dalam
pembuatan kue pie tarlet
3. Untuk Mengetahui proses pengolahan pie tarlet dengan menggunakan
tepung ubi Jalar
4. Untuk untuk mengetahui tingkat kesukaan Dan mutu hedonik berdasarkan
warna, tekstur, aroma, dan rasa pada pie tarlet dengan substitusi tepung
ubi jalar.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian adalah:.
1. Bagi Akademik
a. Menambah kepustakaan perguruan tinggi
4
b. Memberikan masukan bagi proses pengembangan penelitian yang
sejenis selanjutnya
c. Sebagai acuan atau referensi resep pastry
d. Menambah referensi variasi mengenai produk pie tarlet dengan
substitusi tepung ubi jalar.
2. Bagi Masyarakat
a. Memberikan informasi kepada masyarakat bahawa ubi jalar dapat
digunakan sebagai bahan substitusi dalam pembuatan Pie tarlet
b. Bermanfaat bagi para pembaca dan memberikan informasi tentang
proses pengolahan pie dengan substitusi tepung ubi jalar.
3. Bagi Penulis
a. Memberi pengetahuan tentang penggunaan ubi ungu dalam pembutan
pie tarlet
b. Memberikan pengalaman untuk mengembangkan penelitian.
c. Memberikan keterampilan untuk merencanakan, melakukan dan
melaporkan penelitian ilmiah di bidang pangan
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Ubi Jalar
a. Tinjauan Umum Ubi Jalar
Rukmana (1997) Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas
L) merupakan tanaman yang termasuk ke dalam jenis tanaman
palawija. Dapat berfungsi sebagai pengganti bahan makanan pokok
(beras) karena merupakan sumber kabohidrat, kandungan karbohidrat
yang tinggi membuat ubi jalar dapat dijadikan sumber kalori. Selain
itu kandungan ubi jalar tergolong Low glycemix index (LGI 51), yaitu
tipe karbohidrat yang jika dikonsumsi tidak menaikkan kadar gula
secara drastik. Sangat berbeda dengan beras dan jagung yang
mengandung dengan Glycemix index tinggi, sehingga dapat
menaikkan gula darah secara drastis. Nutrisi yang terkandung didalam
ubi jalar adalah vitamin A, C, serat pangan, zat besi dan protein
(Mais, 2008).
Ubi jalar atau ketela rambat diduga berasal dari Benua
Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal
tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika
bagian tengah. Ubi jalar mulai menyebar keseluruh dunia, terutama
Negara Negara beriklim tropis, diperkirakan pada abad ke – 16.
Penyebaran ubi jalar pertama kali terjadi ke Spanyol melalui Tahiti,
kepulauan Guam, Fiji, dan Selandia Baru. Pada tahun 1960-an
penanaman ubi jalar sudah meluas hampir semua provinsi di
Indonesia. Daerah sentra produksi ubi jalar pada mulanya terpusat di
Pulau Jawa, terutama Kabupaten Bogor, Garut, Bandung, Kuningan,
Serang, Sukabumi, Purwakarta dan lainnya (Handawi,2010).
6
b. Taksonomi dan Morfologi Ubi jalar
Sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan taksonomi ubi
jalar sebagai berikut (Rukmana, 1997) :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicoltyledonae
Bangsa : Convolvulaves
Suku : Convolvulacea
Marga : Ipomoea
Jenis : Ipomoea Batatas L
Selain itu, serat pangan ubi jalar merupakan polisakarida yang
tidak tercerna dan diserap di dalam usus halus, sehingga akan
terfermentasi di dalam usus besar. Serat pangan bermanfaat bagi
keseimbangan flora, usus dan bersifat prebiotik serta merangsang
pertumbuhan yang baik bagi usus, sehingga penyerapan zat gizi
menjadi baik.
Ubi jalar merupakan tanaman yang sangat familiar bagi kita,
banyak ditemukan dipasar dengan harga relatif murah. Kita
mengenal ada beberapa jenis ubi jalar. Jenis yang paling umum
adalah ubi jalar putih, merah, ungu, kuning, atau orang. Kelebihan
dari ubi jalar yaitu mengandung antioksidan yang sangat kuat untuk
menetralisir keganasan radikal bebas penyebab penuan dini dan
pencetus aneka penyakit degenaratif seperti kangker dan jantung. Zat
gizi lain yang banyak terdapat dalam ubi jalar adalah energi, vitamin
C, vitamin B6 (Piridoksin) yang berperan penting dalam kekebalan
tubuh. Kandungan mineralnya dalam ubi jalar seperti fosfor,
kalsium, mangan, zat besi dan serat yang larut untuk menyerap
kelebihan lemak/kolesterol dalam darah (Reifa, 2005).
7
c. Jenis – Jenis ubi jalar
Menurut Andarianto dan Indarto (2004), berdasarkan warna
umbinya ubi jalar terdiri dari ubi jalar putih, ubi jalar kuning, ubi jalar
oranye, ubi jalar jingga dan Ubi jalar ungu. Warna daging
berhubungan dengan beta karoten yang terkandung di dalamnya. Umbi
yang berwarna jingga atau oranye mengandung beta karoten yang lebih
tinggi dari pada jenis ubi jalar lainnya. Daging umbi yang berwarna
oranye memiliki rasa yang lebih manis dari pada daging umbi yang
berwana lain.
Berikut ini adalah Paparan Jenis Ubi jalar :
1. Ubi jalar Putih yakni ubi jalar yang memiliki daging umbi
berwarna putih. Misalnya varietas tembakur putih, varietas
tembakur ungu, varietas Taiwan, dan varietas MLG 12659-20P.
Gambar 2.1 Ubi jalar putih
Sumber : Google, 2017
2. Ubi jalar kuning, yaitu jenis ubi jalar yang memiliki daging umbi
yang berwarna kuning, kuning muda atau putih kekuningan,
Misalnya Varietas lapis 34, varietas South Queen 27, varieta
kawagoya , varietas cicah 16 dan varietas Tis 5215-27.
Gambar 2.2 Ubi jalar kuning
Sumber : Google, 2017
8
3. Ubi jalar ungu yaitu ubi jalar yang memiliki daging umbi yang
berwarna ungu muda (Juanda dan Bambang Cahyono,2002).
Gambar 2.3 Ubi Jalar ungu
Sumber : Google, 2017
2. Ubi Jalar putih
a. Tinjauan umum ubi jalar putih
Ubi jalar putih (Ipomea Batatas Linneaus) yang juga dikenal
sebagai ketela rambat, adalah pohon tahunan tropikan dan
subtropika. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil
karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Ubi putih merupakan
tanaman pangan yang biasa ditanam rakyat hampir di seluruh
wilayah Indonesia, sehingga dipertimbangkan sebagai sumber bahan
baku pembuatan bioethanol. Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas. L)
atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua
Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal
tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika
bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani
Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar
adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia,
terutama negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-
orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama
Filipina, Jepang, dan Indonesia (Huaman, 1991).
9
b. Varietas Ubi Jalar putih
Varietas tembakur, dengan umur panen 4 bulan, varietas ini
mampu berproduksi 35ton/ hektar. Umbinya mengandung protein 0,6
%, beta karoten 12,26 mg per 100 gr bahan, dan rendeman tepung
28%. Varietas in mempunyai kulit umbi yang berwarna merah muda,
daging umbi berwarna putih, bentuknya lonjong, rasanya manis dan
cocok untuk industri besar.
c. Kandungan Gizi dan Komposisi ubi jalar putih
Ditinjau dari komposisi, ubi jalar potensial sebagai sumber
karbohidrat, mineral dan vitamin Selain umbinya yang memiliki gizi
cukup tinggi, daun ubi jalar muda dapat dijadikan sayur yang juga
mengandung gizi cukup tinggi. Umbi komoditas ini kaya akan
energi, vitamin A dan C, tetapi miskin protein, sedangkan daunnya
kaya akan mineral dan vitamin A. Apabila ubi jalar dijadikan sebagai
makanan pokok maka perlu dilakukan penambahan unsur
protein.Salah satu bentuk olahan ubi jalar yang cukup potensial
dalam kegiatan agroindustri sebagai upaya untuk meningkatkannilai
tambah adalah tepung dan pati. Tepung ubi jalar, yang merupakan
produk antara, mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri pangan, sekaligus dapat berfungsi sebagai bahan
substitusi tepung terigu.
d. Manfaat ubi jalar putih
Ubi jalar mengandung berbagai nutrisi yang dapat memberi kita
manfaat bagi kesehatan. Kandungan gizi dalam ubi jalar seperti
Vitamin A, C dan E, beta karoten, magnesium, kalium dan kaya
oksidan. Ubi jalar adalah makanan dengan rasa manis bebas lemak
dan mengandung 76,9% dari nilai harian vitamin A dan 65% vitamin
C dalam satu porsi (sekitar satu cangkir).
10
3. Ubi Jalar Kuning
a. Tinjauan Umum ubi jalar kuning
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) atau dikenal juga dengan istilah
ketela rambat merupakan tanaman yang termasuk ke dalam jenis
tanaman palawija, dapat berfungsi sebagai pengganti bahan makanan
pokok (beras) karena merupakan sumber karbohidrat. Ubi jalar atau
ketela rambat diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani
dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah
Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Ubi jalar
mulai menyebar keseluruh dunia, terutama negara-negara beriklim
tropika, diperkirakan pada abad ke- 16. Penyebaran ubi jalar pertama
kali terjadi ke Spanyol melalui Tahiti, kepulauan Guam, Fiji, dan
Selandia Baru. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah
meluas hampir di semua provinsi di Indonesia. Daerah sentra
produksi ubi jalar pada mulanya terpusat di Pulau Jawa, terutama
Kabupaten Bogor, Garut, Bandung, Kuningan, Serang, Sukabumi,
Purwakarta dan lain- lain.
Menurut Rukmana (1997), pada bagian batang yang berbuku-
buku tumbuh daun bertangkai agak panjang secara tunggal. Daun
berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi rata atau berlekuk-lekuk
dangkal sampai berlekuk dalam sedangkan bagian ujung daun
meruncing. Helaian daun berukuran lebar, menyatu mirip bentuk
jantung, tetapi ada yang bersifat menjari. Daun berwarna hijau tua
atau hijau kekuning-kuningan.
11
b. Varietas Ubi jalar kuning
Adapun beberapa varietas ubi jalar kuning yang mempunyai
produktivitas tinggi (Andrianto dan Indarto, 2014).
1. Varietas Borobudur
Ubi jalar ini memiliki umur panen 3,5 – 4 bulan,
varietas ini mampu berproduksi 35ton/ hektar. Umbinya
mengandung protein 0,6 %, beta karoten 12,26 mg per 100 gr
bahan, dan rendeman tepung 28%. Varietas in mempunyai kulit
umbi yang berwarna oranye daging umi berwarna kuning,
bentuknya lonjong, rasanya manis dan cocok untuk industri saus
dan selai.
2. Varietas Daya
Ubi ini memiliki umur panen 4 bulan, varietas ini mampu
memproduksi 35 ton/hektar. Umbinya mengandung protein 0,8%
dan beta karoten 279 mg/100 gram bahan. Varietas ini
mempunyai kulit umbi berwarna kuning, daging umbi berwarna
oranye, bentuk umbi oval, rasanya manis, cocok untuk industry
saos atau selai dan tahan penyakit kudis.
3. Varietas Prambanan
Ubi ini memliki umur panen 4 – 4,5 bulan, ubi ini
mampu memproduksi 30 ton/hektar. Umbinya mempunyai
kandungan protein 0,64% beta karoten 614g/100 gr bahan, dan
rendeman tepung 5,4%. Varietas ini berkulit umbi oranye,
berdaging oranye, berbentuk oval, berasa manis gurih, cocok
untuk industry saos dan selai dan tahan terhadap penyakit kudis.
c. Kandungan gizi komposisi ubi jalar kuning
Komposisi ubi jalar saat tergantung pada varietas dan tingkat
kematangan serta lama penyimpanan. Karbohidrat dalam ubi jalar
terdiri dari monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Ubi jalar
mengandung sekitar 16-40 % bahan kering dan sekitar 70-90% dari
12
bahan kering ini adalah karbohidrat yang terdiri dari pati, gula,
selulosa, hemiselulosa, dan pektin (Meyer, 1982).
d. Manfaat ubi jalar kuning
Ubi jalar termasuk salah satu makanan alamiah yang benar-
benar sempurna. Selain rendah kalori, tinggi serat, sangat baik bagi
diabetic dan orang-orang yang sensitif karbohidrat, juga kaya
vitamin dan mineral. Begitu baiknya ubi jalar hingga Nutrition
Action Health Letter menggolongkannya sebagai sayuran nomor satu
tersehat. Ubi jalar juga merupakan makanan yang lebih lengkap
dibading dengan nasi sehingga bisa digunakan sebagai pengganti
nasi.
Ubi jalar yang kaya akan Beta karoten yang berfungsi sebagai
antioksidan dan membantu mengatasi zat-zat kimia penyebab kanker
yang dapat merusak jaringan mata, dan membantu mencegah
macular degeneration dan katarak. Beta karoten yang ada pada ubi
jalar juga dapat mengabsorp sinar-sinar matahari yang berbahaya dan
melindungi kulit dari kekeringan, mencegah kulit bersisik dan bintik
penuaan. Beta karoten sesudah dicerna menjadi vitamin A salah satu
nutrient yang meningkatkan kolagen, yang sangat penting untuk kulit
tetap kenyal, sehingga mendapatkan kulit kita halus, segar dan
mulus.
4. Ubi Jalar Ungu
1. Tinjauan Umum Ubi Jalar Ungu
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) merupakan salah satu
jenis ubi jalar yang banyak ditemui di Indonesia selain berwarna
putih, kuning dan merah. Ubi jalar ungu jenis Ipomoea batatas L.
Poir memiliki warna yang ungu yang cukup pekat pada daging
ubinya sehingga banyak menarik perhatian. Ubi jalar ungu menjadi
sumber vitamin C dan betakaroten (provitamin A) yang sangat baik.
Kandungan betakarotennya lebih tinggi dibandingkan ubi jalar
13
kuning. Selain vitamin C, betakaroten, dan vitamin A komponen
yang terpenting adalah kandungan antosianin (Widjanarko, 2008).
2. Varietas ubi jalar ungu
Varietas Ayamurasaki, dengan umur panen 4 – 4,5 bulan, ubi ini
mampu memproduksi 25,8 ton/hektar. Umbinya mempunyai
kandungan zat antisianin sedang 33,9 mg /100 gram. Varietas ini
berkulit umbi ungu, berdaging ungu muda, berbentuk bulat, berasa
manis gurih, cocok untuk industry saos dan selai dan tahan terhadap
penyakit kudis.
3. Kandungan gizi dan Komposisi ubi jalar ungu
Komposisi ubi jalar ungu sangat tergantung pada varietas dan
tingkat kematangan serta lama penyimpanan. Karbohidrat dalam ubi
jalar terdiri dari monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Ubi
jalar mengandung sekitar 16-40 % bahan kering dan sekitar 70-90%
dari bahan kering ini adalah karbohidrat yang terdiri dari pati, gula,
selulosa, hemiselulosa, dan pektin (Meyer, 1982).
4. Manfaat Ubi jalar ungu
Ubi jalar yang kaya akan Beta karoten yang berfungsi sebagai
antioksidan dan membantu mengatasi zat-zat kimia penyebab kanker
yang dapat merusak jaringan mata, dan membantu mencegah
macular degeneration dan katarak. Beta karoten yang ada pada ubi
jalar juga dapat mengabsorp sinar-sinar matahari yang berbahaya dan
melindungi kulit dari kekeringan, mencegah kulit bersisik dan bintik
penuaan.
5. Pie TarleT
a. Tinjauan Umum Pie tarlet
Menurut Irani (2014), pie adalah jenis pastry yang popular di
Amerika. Hidangan panggang ini konon ditemukan sejak zaman
Mesir Kuno. Pada jaman Romawi dan pada abad pertengahan, pie
digunkan sebagai pembungkus daging dan bahan – bahan lainnya
14
agar tetap lembab setelah di masak dan agar isinya kedap udara serta
tidak mudah basi. Bahkan kulit pastry ini keras dan padat, terbuat
dari tepung terigu, suet ( lemak daging sapi), telur dan bahan lainnya.
Namun seiring dengan perkembangan dunia kuliner, lambat laun
kulit pie pun diciptakan denga sedimikian rupa dengan komposisi
tepung terigu yang telah ditentukan, sehingga kulit pie dapat di
konsumsi bersama isinya.
Berkat keunikan cita rasanya, pie pun akhirnya menyebar
keseluruh penjuru Eropa termasuk Inggris. Awalnya pie termasuk
hidangan utama yang berisi daging, baik daging sapi atau kambing.
Akibat perkembangan dunia kuliner da resep roti, pie pun mulai
dikenal sebagai hidangan popular. Isian pie pun menjadi beragam, di
sekitar tahun 1500 an resep kue pie mulai bertransformasi dengan
memakai berbagai jenis buah-buahan sebagai isi atau fillingnya.
Begitu populernya, pie juga banyak dikenal di Negara lainnya, resep
kue ini bukan hanya dikonsumsi sebagai makanan sehari hari namun
juga sebagai salah satu menu andalan untuk bisnis makanan.
Gambar 2.4 Pie
Sumber : Google, 2017
b. Jenis-Jenis Pie
Menurut Hoesni (2009) pie adalah kue renyah yang terbuat dari
adonan yang mirip dengan kue kering dengan aneka isi, baik asin
maupun manis. Ukurannya ada yang kecil dan ada yang besar,
Adapun jenis adonan kulit pie secara garis besar terdiri dari 2
macam:
15
1. Pate Sucree (sugar dough) adonan Manis
Dibuat dari mentega dingin yang di potong-potong
antara tepung terigu dan sedikit gula. Kemudian diaduk dengan
telur yang dikocok sebentar sebagai pengikat adonan, cara yang
lazim ini hasil kulitnya sedikit keras dan rapuh bila dibandingkan
resep versi tradisional German. Dimana mentega dan gula
dikocok hingga lembut sebelum telur dan tepung di masukkan.
Metode ini mirip dengan membuat kue kering dan hasilnya pun
lebih baik. Hasil kulit yang bagus harus seperti kue kering dan
renyah. Idealnya di beri isi manis misalnya diberi isi vla, buah-
buahan, dan kacang-kacangan.
2. Pate Brisee (salt dough) atau adonan pie yang tidak manis
Terbuat dari mentega dingin, tepung terigu dan sedikit
air es. Ketika matang tekstur kulit sedikit lunak. Lezat dan eak
bila dipadu dengan isi yang gurih maupun manis. Hasil standar
kulit dari adonan ini biasanya lembab ketika matang, terlebih bila
disandingkan dengan isi yang basah. Solusinya tambahkan
beberapa kuning telur ke adonan ini. Sehingga dapat
mempertahankan kerenyahan kulit hingga tiga hari setelah diisi
dan dipanggang. Adonan pate brisee tidak serenyah adonan pate
Sucree, namun renyahnya dapat bertahanlebih lama sekalipun
diisi dengan keju maupun vla.
Adonan pie memiliki banyak sekali kegunaan bukan
hanya untuk membuat kue pie saja. Karena dibuat dari bahan
yang cukup fleksibel terdapat banyak rasa, adonan pie ini dapat
dimanfaatkan menjadi cukup banyak hidangan. Adapun variasi
makanan dari adonan pie menurut Prianto (2015) :
a) Galette
Galette adalah jenis pie yang memiliki bentuk yang
sangat rustic atau sangat klasik. Jenis ini biasanya disajikan
ketika Natal atau hari Thanksgiving tiba.
16
b) Quiche
Quiche adalah makanan khas pedesaan perancis yang
isinya bermacam- macam mulai dari daging cancan, bayam
hingga jamur-jamuran.
c) Tarlet
Tarlet secara sederhana mini pie atau kue pie yang
memiliki bentuk kecil-kecil yang isinya bermacam-macam,
dan biasanya buah-buahan atau coklat.
Adonan pie/Short pastry dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1) Berdasarkan bentuknya pie dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Flan (pie bentuk besar)
b. Tarlet (pie bentuk kecil)
2) Berdasarkan jenis pie dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Flaky dough (berkelopak)
b. Mealy pie dough ( pie rapuh)
c. Bahan Pembuat Pie
Dalam proses pembuatan pie ada beberapa factor utama yang
dapat mempengaruhi kualitas pada pie tersebut, ketiga faktor tersebut
ialah dalam keseimbangan bahan terhadap resep, bahan yang
digunakan serta tahapan pada proses pembuatan. Pie meiliki bahan-
bahan penting dalam peranannya, yaitu :
1. Tepung Terigu
Tepung terigu yang digunakan di pabrik roti umumnya
diperoleh melalui gandum yang telah digiling. Karena terigu
merupakan salah satu bahan utama dan sangat esensial. Terigu
dari endosperm biji gandum wheat white 100% (biji gandum
wheat white trificum vulgae, greencorn, nulet puicum, oat ovena
sativa, corn zeamy, Oryza sativa, quinoa, garain amaranth
amaanthus, Hypochadricus, buckwheat fagopyrum escaleutu).
Tepung terigu berdasarkan kandungan protein digolongkan
menjadi 3 macam, yaitu, :
17
a) Hard flour (Tepung terigu protein tinggi)
Tepung terigu yang mempunyai kadar gluten antara
12% - 13%. Tepung ini diperoleh dari gandum keras ( Hard
Wheat), tingginya kadar protein menjadikan sifat mudah
dicampur, difermentasikan, daya serap airnya tinggi, elastic
dan mudah digiling. Karateristik ini menjadikan tepung
terigu hard wheat sangat cocok untuk bahan baku roti, mie,
dan pasta karena sifatnya elastis dan mudah difermentasikan.
b) Medium flour (Tepung terigu protein sedang)
Jenis terigu medium wheat mengandung 10% - 11%.
Sebagian orang mengenalnya dengan sebutan all-purpose
flour atau tepung serba guna. Dibuat dari campuran tepung
hard wheat dan soft wheat sehingga karateristiknya diantara
kedua jenis tepung tersebut. Tepung ini cocok untuk
membuat adonan fermentasi dengan tingkat pengembangan
sedang seperti donat, bakpau, wafel, panada atau aneka cake
dan muffin.
c) Soft flour (Tepung terigu protein rendah)
Tepung ini dibuat dari gandum lunak dengan
kandungan protein gluten 8% - 9%. Sifatnya memiliki daya
serap air yang rendah sehingga menghasilkan adonan yang
sukar diuleni, tidak elastis, lengket dan daya
pengembangannya rendah serta penggunaan ragi yang
banyak. Cocok untuk membuat kue kering
(cookies/biscuit), pastel dan kue-kue yang tidak
memerlukan banyak fermentasi.
2. Gula
Gula dipergunakan dalam pembuatan pie dengan fungsi
utama adalah sebagai bahan pemanis. Ada beberapa jenis gula
yang dipergunakan dalam produk pastry antara lain :
18
a) Brown sugar
Jenis ini berasal dari raw sugar yang tidak di
bersihkan. Ada beberapa soft brown sugar yang diperoleh
dari kristalisasi gula putih yang dibersihkan. Semua jenis
brown sugar menetukan warna dan aroma sesuai dengan
jumlah pemakaiannya.
b) White sugar
Terdiri dari :
1. Cubes sugar, paling baik untuk membuat gula rebus,
dibuat dari liquid gula yang berkualitas bagus dan
kemudian baru dibersihkan.
2. Gramulated sugar, berbentuk Kristal yang agak kasar,
sesuai untuk membuat sugar boiling, cake dan sponge
3. Castor sugar, jenis yang terbail, dapat dipergunakan
untuk membuat berbagai macam cake dekorasi bagian
atas dari pastry (kue) sebelum dibakar. Dapat juga untuk
bahan tambahn almond paste.
4. Sugar nibs, diperdagangkan dalam bentuk kasar,
medium, dan yang bagus. Jenis ini sesuai untuk
membuat bath buns dan untuk dressing fancy te bread.
c) Golden syrup
Gula jenis ini berbentuk cairan atau syrup. Warnanya
cokelat kekuning-kuningan, yang diperoleh dari penyulingan
gula.
d) Treacle
Sirup ini warnanya lebih gelap dan mempunyai aroma
yang lebih tajam dibanding golden syrup. Treacle dibuat
dengan mencairkan dan menyaring molasses (tetes) dan
kemudian dipadatkan
e) Glucose
19
Didalam perdagangan dikenal dengan nama corn
syrup, yang diolah dengan merebus starch (pati) jagung
dengan air sehingga berubah menjadi gelatin (kental seperti
agar-agar).
f) Honey
Honey atau madu yang mempunyai sirup yang kental,
diperoleh dari madu tawon (lebah) yang berasal dari nectar
(air madu) yang menempel pada bunga. Nectar mengandung
80% air dan 20% gula, minyak, dan zat harum- haruman.
g) Gula palem
Gula palem adalah gula aren yang bebutir halus.
Sebaiknya jangan mengganti brown sugar dengan gula
palem karena aromanya yang berbeda dan kue yang di
hasilkan akan berbeda.
h) Icing sugar (sugar powder)
Jenis yang paling bagus digunakan untuk membuat
royal icing. Apabila pembuatannya sangat teliti maka dapat
digunakan untuk membuat dekorasi dengan pastry bag
(contong plastic). Dalam bentuk yang lain icing sugar dapat
digunakan untuk membuat water icing, glaze, untuk tax
dusting (ditaburkan) pada cake sesudah dioven atau almond
paste.
3. Telur
Telur yang biasa digunakan dalam pembuatan cake atau
pastry (kue) yaitu telur ayam berkadar 58% putih telur, 30%
kuning telur untuk pewarna, dan sebagai pelembut cake atau
produk pastry ( kue).
4. Lemak
Beberapa jenis lemak dan campuran lemak yang digunakan
dalam pastry dan bakery adalah :
20
a. Butter atau mentega terbuat dari lemak susu hewan,
mengandung 83% lemak susu, 14% air, 3% garam. Jenis
butter terbagi dua jenis yaitu salted butter dan unsalted
butter.
b. Mentega putih (shortening/vegetable shortening ialah lemak
padat). Mentega putih terbuat dari 100% lemak/minyak
sayuran (vegetable oil) seperti minyak kelapa sawit, minyak
biji kapas, atau minyak nabati lain. Mentega putih dibuat
sebagai pengganti lemak hewani (lard) yang bewarna putih.
c. Margarin merupakan mentega sintesis, terbuat dari lemak
nabati. Margarin dapat digunakan dalam jumlah yang sama
dengan mentega sepanjang kadar airnya diperhatikan.
5. Garam
Garam digunakan untuk membangkitkan rasa lezat pada
bahan-bahan lain yang digunkan untuk membuat cake dan
produk lainnya.
6. Bahan aroma (essens)
Bahan aroma ini digunakan untuk menambah rasa khas kue.
Bahan aroma tau essens banyak diual ditoko toko penjual bahan
kue, dalam berbagai merek dagang, dan beraneka rasa, pada
umumnya berbentuk cair atau pasta (cairan kental). Kemudian
ada juga bahan aroma yang berbentuk powder, contohnya bumbu
spekuk yang dibuat dari campuran kayu manis, cengkih,
cardamom, yang dihaluskan
7. Vanili
Vanili merupakan perisa pada adonan kue. Vanilli berbentuk
seperti minyak, akan tetapi berbentuk esktrak atau essens.
21
d. Standar Mutu Pie
Pie yang baik adalah pie yang memiliki teksture garing dan
renyah. seperti halnya produk lain, pie memiliki standard syarat mutu
agar dapat dinyatakan aman di konsumsi bagi masyarakat, di Indonesia
sayarat mutu tersebut berdasrkan SNI dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2.1 Syarat Mutu Pie
Standar Pie berdasarkan SNI 01-2973-1992
Kriteria Uji Klasifikasi
Kalori (Kalori/100 gram) Minimum 400
Air (%) Maksimun 5
Protein (%) Minimum 9
Lemak (%) Minimum 9,5
Karbohidrat (%) Minimum 70
Abu (%) Maksimum 1,5
Serat kasar (%) Maksimum 0,5
Logam berbahaya Negatif
Bau dan rasa Normal dan tidak tengik
Warna Normal
Sumber : BSN, 1992
e. Resep Acuan Pie
Berikut ini adalah resep acuan dalam pembuatan pie adalah sebagai
berikut :
22
Tabel 2.2 Standar Resep Pembuatan Pie
STANDART RESEP
PIE TARLET
Portion: 27 porsi ( cup kecil)
Bahan Berat
Bahan Kulit :
Tepung terigu 250 gram
Mentega 200 gram
Icing sugar 125 gram
Vanili 2 gram
Telur 1 butir
Garam 1 gram
Bahan Isi
Susu kental manis 400 gram
Vanila 2 gram
Telur 4 butir
Cara membuat kulit :
1. Campur semua bahan menjadi satu yang terdiri dari tepung ubi jalar,
icing sugar, mentega, telur, dan vanili hingga rata dan menjadi
adonan.
Cara Membuat Filling :
1. Ambil kuning telur yang sudah dipersiapkan dan campurkan dengan
susu kental manis dan air , mixer bahan tersebut hingga tercampur
sempurna
2. Siapkan cetakan yang digunakan untuk pembuatan pienya lalu ambil
adonan kulit pie lalu ratakan dengan tangan lalu Masukan isi pie
kedalam cetakan yang sudah dialasi kulit pie, diisi dengan
secukupnya panaskan oven dengan api sedang, masukkan cetakan
pie susu tadi kedalam oven, panggang kurang lebih 15-25 menit.
Angkat dan sajikan
Sumber : SwissbellHotel Balikpapan
23
6. Tepung
a. Pengertian tepung
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau
sangat halus tergantung pemakaiannya (Ardianigrum 2013).
b. Jenis - Jenis Tepung
Ada beberapa jenis tepung, diantaranya tepung terigu, tepung
beras, tepung maizena, tepung gandum, tepung ketan, tepung
tapioca, tepung maizena, tepung hunkwe, dan lain sebagainya.
Namun yang paling sering digunakan dalam pembuatan cake atau
bolu adalah tepung terigu.
a) Tepung Ubi Jalar Ungu
Tepung ubi jalar adalah tepung yang terbuat dari ubi
jalar yang dikeringkan dengan cara dijemur sinar matahari
atau di oven. Tepung jalar dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan dalam pembuatan berbagai jenis cake, baik
sebagai bahan campuran atau substitusi maupun bahan
utama tanpa dicampur. “Cake” substitusi dengan 50%
tepung ubi jalar dengan 50% tepung terigu dapat
dikembangkan pada industry skala kecil maupun menegah
karena produk tersebut dapat diterima konsumenn (rasanya
disukai, warnanya cukup menarik) dan dapat menghemat
penggunaan gula pasir sebesar 20% (Agustiyanto, 2011).
Dalam skala industry besar, pembuatan tepung mengalami
masalah yaitu timbul getah yang menyebabkan proses
pencoklatan. Menurut Uritani (1982), getah umbi banyak
mengandung senyawa-senyawa o-difenol yang berupa
senyawa asam klorogenat, asam isiklorogenat, asam kafeat
dan turunannya. Oksidoasi senyawa-senyawa fenol tersebut
menghasilkan senyawa melanoidin yang berwarna coklat.
Peristiwa pencoklatan ini melihatkan senyawa melanoidin
yang berwarna coklat. Proses pencoklatan ini melibatkan
24
aktivitas golongan enzimkatekol osidase atau o-diphenol
oxygen oxidoreductase (EC.1.10.3.1) (Nollet,1996) dan
kofaktor Cu2+ (Kumalaningsih,2012). Pencoklatan
enzimatik terjadi pada buah-buahan yang banyak
mengandung substrat senyawa fenolik. Ada banyak sekali
senyawa fenolik yang dapat bertindak sebagai substrat
dalam proses pencoklatan enzimatik pada buah-buahhan
dan sayuran. Disamping katekin dan keturunanya seperti
tirosin, asam kafeat, asam klorogenat, serta leukoantosianin
dapat menjadi proses pencokelatan. Senyawa fenolik
dengan jenis ortodihidroksi atau trihidroksi yang saling
berdekatan merupakan substrat yang baik untuk proses
pencoklatan. Proses pencokelatan enzimatik memerlukan
adanya enzim fenol osidase dan oksigen yang harus
berhubungan dengan substrat tersebut , untuk
mengilangkan pencoklatan pada ubi jalar dengan
menggunakan larutan sodium bisulfat 0,3 % (Ishak, 2011).
b) Tepung terigu
Dalam pembuatan bolu, umumnya tepung digunakan
adalah tepung terigu. Untuk itu diperlukan pengetahuan
jenis tepung berdasarkan kandungan proteinnya agar bolu
yang dihasilkan sempurna. Banyak resep menyebutkan
tepung protein rendah, protein sedang, dan protein tinggi.
Agar tidak salah menggunakan tepung terigu, kenali jenis-
jenis tepung terigu berikut ini (Erdia, 2014) :
1. Tepung terigu protein rendah
Digunakan untuk kue-kue lembut dan renyah
seperti biscuit. Kandungan protein didalam tepung
terigu protein rendah, hanya berkisar 6%-8%.
25
2. Tepung terigu protein sedang
Digunakan untuk berbagai jenis makanan.
Baik untuk berbagai jenis cake, cookies, dan aneka
gorengan. Bisa digunakan untuk membuat bolu
kukus. Memili kandungan protein sekitar 11%-13%.
3. Tepung terigu protein tinggi
Digunakan untuk membuat pasta, donat, roti,
dan mie karena mengandung 14% protein. Makanan
yang dihasilkan dari tepung jenis ini memiliki tekstur
yang elastis. Cocok juga digunakan untuk kulit
martabak telur agar tidak mudah sobek
c) Tepung Maizena
Dibuat dari tepung pati jagung yang biasa digunakan
untuk pengental sup atau saus, teksturnya semakin lembut
bila ditambahkan pada cake atau pudding. Untuk
mendapatkan bolu yang lebih lembut, kita dapat mengganti
sebagian tepung terigu dengan tepung maizena dengan
komposisi tidak lebih dari 30%.
d) Tepung Beras
Dibuat dari beras yang digiling halus. Sering
digunakan untuk membuat kue kue tradisional seperti kue
talam dan kue mangkok.
e) Tepung Ketan
Dibuat dari beras ketan hitam ataupun putih yang
digiling halus. Meiliki tekstur yang lebih kenyal
dibandingkan tepung beras. Biasa ditemukan dalam resep-
resep kue tradisional seprti kue bugis, Onde-Onde, dan bolu
kukus.
f) Tepung Sagu
Dibuat dari sari pati pohon sagu yang diambil bagian
tengahnya. Biasa digunakan sebagai bahan dasar
26
pembuatan siomay, pempek, cireng, dan bubur yang
popular menjadi makanan pokok di Ambon
g) Tepung Hunkwe
Dibuat dari kacang hijau yang telah dikupas. Biasa
digunakan untuk membuat kue tradisional seperti Nagasari,
cantik manis, dan cendol.
h) Tepung Tapioka (Tepung Kanji)
Dibuat dari saripati singkong. Tepung tapioca banyak
digunakan untuk pengenyal pada bakso, pengental aneka
masakan, dan pengganti tepung sagu dalam pembuatan
siomay dan pempek.
i) Tepung Tangmien
Tepung jenis ini dibuat dari tepung protein tinggi,
banyak digunakan untuk membuat steam dumpling dan
dimsum. Memiliki tekstur yang halus, lembut dan
transparan. Bila digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
bakpao, teksturnya bisa menjadi lebih lembut dan putih
bersih
c. Proses pembuatan tepung Ubi Jalar
Proses pembuatan ubi jalar terdiri dari beberapa tahap (Sudewo,
2012), yaitu :
a) Sortasi dan pembersihan
Pada tahap ini, dilakukan sortasi atau pemilihan
kualitas ubi jalar ungu yang akan diolah dan pembersihan.
Umbi yang busuk dan rusak dibuang. Pembersihan awal ini
untuk membersikahkan sisa tanah yang mungkin masih
melekat pada bagian luar umbi.
b) Pengupasan dan pencucian
Setelah bersih, umbi dikupas untuk dibersikan dari
kulitnya. Pembersihan umbi dengan menggunakan air bersih
sampai sisa kotoran yang masih melekat hilang.
27
c) Pengkusan
Setelah di kupas dam pencucian umbi dikukus
setengah matang utuk menghilangkan kadar air dan agar getah
didalam umbi bekurang seingga tidak terjadi pengcoklatan pada
umbi tersebut.
d) Pengirisan
Selama proses pengirisan ini, umbi yang telah diiris
kemudian direndam dalam larutan sodium bisulfat 0,3% atau
menggunakan air garam selama kurang lebih satu jam agar
warna umbi tidak berubah menjadi kecoklatan karena terjadi
kontak dengan udara. Jika umbi berubah kecoklatan sehingga
akan mempergaruhi kualitas tepung.
e) Pengeringan
Setelah diiris, hasilnya dikeringkan. Penelitian
menunjukkan bahwa pengeringan tepung ubi jalar yang optimal
dapat dilakukan dengan pengeringan oven pada suhu 60 derajat
celcius selama 10 jam. Sedangkan, dengan pengering cabinet
pada suhu 60 derajat celcius selama 5 jam dan pengeringan tipe
drum (drum type) pada suhu 110 derajat celcius dengan tekanan
80 psia dan kecepatan putar 17 rpm.
f) Penepungan dan pengayakan
Setelah kering, irisan ini dihancurkan dengan alat
penggiling dan diayak sampai menjadi tepung dengan tingkat
kehalusan tertuntu yaitu (80-100 mesh).
28
7. Uji Organoleptik
a. Definisi Uji Organoleptik
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara
pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama
untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu.
Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan,
kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk (Susiwi, 2009).
b. Syarat Uji Organoleptik
Syarat agar dapat disebut uji organoleptik adalah sebagai berikut :
a) Ada contoh yang diuji yaitu benda perangsang.
b) Ada panelis sebagai pemroses respon.
c) Ada pernyataan respon yang jujur, yaitu respon yang spontan,
tanpa penalaran, imaginasi, asosiasi, ilusi, atau meniru orang
yang lain.
c. Tujuan Uji Organoleptik
Tujuan diadakannya uji organoleptik terkait langsung dengan
selera. Setiap orang di setiap daerah yang memiliki kecenderungan
selera tertentu sehingga produk yang akan dipasarkan harus
disesuaikan dengan selera masyarakat setempat. Selain itu
disesuaikan pula dengan target konsumen, apakah anak – anak atau
orang dewasa. Tujuan organoleptik adalah untuk :
a) Pengembangan produk dan peluasan pasar
b) Pengawasan mutu, meliputi bahan mentah, produk, dan
komoditas.
c) Perbaikan produk.
d) Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing.
e) Evaluasi penggunaan bahan, formulasi, dan peralatan baru
29
d. Hal-Hal yang mencakup dalam penelitian uji Organoleptik
a) Panelis
Untuk penilaian mutu atau analisa sifat – sifat sensorik suatu
komoditi panel bertindak sebagai instrumen atau alat. Panel
adalah suatu atau sekelompok orang yang bertugas untuk menilai
sifat atau mutu benda berdasarkan kesan yang subyektif. Jadi
penilaian makanan secara panel adalah berdasarkan kesan
subyektif dari para panelis dengan prosedur sensorik tertentu yang
harus dituruti.
Dalam penilaian organoleptik dikenal beberapa macam panel.
Penggunaan panel – panel ini dapat tergantung dari tujuannya.
Ada 6 macam panel yang biasa digunakan, yaitu :
1) Pencicip peorangan (individual expert).
Panel Perseorangan adalah orang yang sangat ahli
dengan kepekaan spesifik sangat tinggi yang diperoleh karena
bakat atau latihan-latihan yang sangat intensif. Panel
perseorangan sangat mengenal sifat, peranan, dan cara
pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai metoda-
metoda analisis organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan
menggunakan panelis ini adalah kepekaan tinggi, bias dapat
dihindari, penilaian cepat, efisien, dan tidak cepat fatik. Panel
perseorangan biasanya digunakan untuk mendeteksi
penyimpangan yang tidak terlalu banyak dan mengenali
penyebabnya. Keputusan yang dihasilkan sepenuhnya hanya
seorang saja.
2) Panel pencicip terbatas (small exepert).
Panel terbatas adalah terdiri 3 – 5 orang yang
mempunyai kepekaan tinggi. Panelis ini mengenal dengan
baik faktor-faktor dalam penilaian organoleptik dan dapat
mengetahui cara pengolahan serta pengaruh bahan baku
30
terhadap hasil akhir. Keputusan diambil setelah berdiskusi
diantara angota-anggotanya.
3) Panel terlatih (trained panel).
Panel terlatih adalah terdiri dari 15-25 orang yang
mempunyai kepekaan cukup baik. Menjadi panelis terlatih
perlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Panelis ini
dapat menilai beberapa sifat rangsangan, sehingga tidak
terlampau spesifik. Keputusan diambil setelah data dianalisis
secara statistik.
4) Panel tak terlatih (untrained panel).
Panel agak terlatih adalah terdiri dari 15-25 orang yang
sebelumnya dilatih untuk mengetahui sifat sensorik tertentu.
Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas dengan
menguji kepekaannya terlebih dahulu.
5) Panel agak terlatih.
Panel tidak terlatih adalah terdiri dari 25 orang awam
yang dapat dipilih berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa,
tingkat sosial, dan pendidikan. Panel tidak terlatih hanya
diperbolehkan menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana
seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji
pembedaan. Panel tidak terlatih biasanya terdiri dari orang
dewasa dengan komposisi panelis pria dengan panelis wanita.
6) Panel konsumen (consumer panel).
Panel konsumen adalah Terdiri dari 30 hingga 100
orang tergantung pada target pemasaran suatu komoditi.
Mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat ditentukan
berdasarkan daerah atau kelompok tertentu.
Dalam penilaian organoleptik seorang panelis membutuhkan
indra yang berguna dalam menilai sifat indrawi suatu produk
yaitu :
31
1) Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap,
ukuran dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis,
panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan.
2) Indra peraba yang beerkaitan dengan stuktur, tekstur dan
konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen
prnyusun, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat
diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan
konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus.
3) Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai
suatu indikator terjadinya kerusakan pada produk,
misalnya ada bau busuk yang menandakan produk
tersebut telah mengalami keruskan.
4) Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa, maka rasa
manis dapat dengan mudah dirasakan pada ujung lidah,
rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada
pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah
(Funna, 2013).
b) Laboraturium Penelitian Organoleptik
Laboratorium penilaian organoleptik adalah suatu
laboratorium yang menggunkan manusia sebagai alat pengukur
berdasarkan kemampuan penginderaannya. Laboratorium ini
perlu persyarataan tertentu agar diperoleh reaksi kejiwaan yang
jujur dan murni tanpa pengaruh faktor – faktor lain.
1. Unsur–Unsur Penting dalam Laboratorium Penilaian
Organoleptik adalah sebagai berikut :
1) Suasana: meliputi kebersihan, ketenangan,
menyenangkan, kerapihan, teratur serta cara
penyajian estetis.
2) Ruang : meliputi ruang penyiapan sampel atau dapur,
ruang pencicipan, ruang tunggu para panelis dan
ruang pertemuan para panelis.
32
3) Peralatan dan Sarana : meliputi alat penyiapan
sampel, alat penyajian sampel, dan alat komunikasi
(sistem lampu, format isian, format instruksi, alat
tulis).
2. Persyaratan Laboratorium Penilaian Organoleptik
Untuk menjamin suasana tenang seperti tersebut diatas
diperlukan persyaratan-persyaratan khusus didalam
laboratorium :
1) Isolasi : agar tenang maka laboratorium harus terpisah
dari ruang lain atau kegiatan lain, pengadaan suasana
santai diruang tunggu, dan tiap anggota perlu bilik
pencicip tersendiri.
2) Kedap suara : bilik pencicip harus kedap suara,
laboratorium harus dibangun jauh dari keramaian.
3) Kadar bau : ruang penilaian harus bebas bau – bauan
asing dari luar (bebas bau parfum/rokok panelis), jauh
dari pembuangan kotoran dan ruang pengolahan
4) Suhu dan elembaban suhu ruang harus dibuat tetap
seperti suhu kamar 0- 50 C dan kelembaban
diatur sekitar 60%.
5) Cahaya : cahaya dalam ruang tidak terlalu kuat dan
tidak terlalu redup
3. Bilik Pencicip (Booth)
Bilik pencicip terdapat dalam ruang pencicipan, bilik
ini berupa sekatan – sekatan dengan ukuran panjang 60-
80cm dan lebar 50 – 60 cm. Bilik pencicip berupa bilik
yang tersolir dan cukup untuk duduk satu orang panelis.
Hal ini dimaksudkan agar tiap panelis dapat melakukan
penilaian secara individual.
Setiap bilik pencicip dilengkapi dengan :
1) Jendela (untuk memasukkan sampel yang diuji).
33
2) Meja (untuk menulis / mencatat kesan, tempat
meletakkan sampel, gelas air kumur).
3) Kursi bundar.
4) Kran pipa air, penampung air buangan
4. Dapur penyiapan sampel
Dapur penyiapan sampel harus terpisah tetapi tidak
terlalu jauh dari ruang pencicipan. Bau – bauan dari dapur
tidak boleh mencemari ruang pencicipan. Kebersihan
penyiapan sampel tidak boleh terlihat atau terdengar
panelis diruang pencicipan.
c) Metode Pengujian Organoleptik
Pengujian organoleptik mempunyai bermacam –
macam cara. Cara – cara pengujian itu dapat digolongkan
dalam beberapa kelompok :
1. Pengujian Pembedaan
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan
apakah ada pembedaan sifat sensorik atau organoleptik
antara dua contoh. Meskipun dalam pengujian dapat saja
sejumlah contoh dijadikan bersama tetapi untuk
melaksanakan pembedaan selalu ada dua contoh yang
dapat dipertentangkan.
Uji – uji digunakan untuk menilai pengaruh macam –
macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam
pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui
adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari
komiditi yang sama. Yang terakhir ini terutama dari segi
konsumen. Macam – macam uji pembedaan sebagai
berikut :
a) Uji pasangan
Dalam pengujian dengan uji pasangan, dua
contoh disajikan bersamaan atau berurutan dengan
34
nomor kode berlainan. Masing – masing anggota
panel diminta untuk menyatakan ada atau tidak ada
perbedaan dalam sifat yang diujikan. Agar pengujian
ini efektif, sifat atau kriteria yang dujikan harus jelas
dan dipahami panelis.
b) Uji Segitiga
Uji segitiga digunakan utuk mendeteksi
perbedaan yang kecil. Pengujian ini lebih banyak
digunakan karena lebih peka dari pada uji pasangan.
Uji mula – mula diperkenalkan oleh 2 ahli statistik
Denmark pada tahun 1946. Dalam pengujian ini
kepada masing – masing penelis disajikan secara acak
3 contoh berkode. Pengujian ketiga contoh itu
biasanya dilakukan bersamaan tetapi dapat pula
berurutan. Panelis diminta memilih satu diantara 3
contoh yang berbeda dari 2 yang lain. Dalam uji ini
tidak ada contoh baku atau pembanding.
c) Uji Dua – Trio
Uji ini seperti halnya pada uji segitiga, tiap –
tiap anggota panel disajikan 3 contoh , 2 contoh dari
bahan yang sama dan contoh ketiga dari bahan yang
lain. Bedanya ialah bahwa salah satu dari dua contoh
yang sama dicicip atau dikenali dulu dan dianggap
sebagai contoh baku, sedangkan kedua contoh lainnya
kemudian. Dalam penyuguhannya ketiga contoh itu
dapat diberikan bersamaan.
d) Uji Pembanding Ganda (dual standards)
Uji pembanding ganda juga disebut dual
standards. Bentuk pengujian pembanding ganda
menyerupai uji duo-trio. Jika pada uji dua – trio
digunakan satu contoh baku sebagai pembanding,
35
maka pada uji pembanding ganda digunakan dua
contoh baku sebagai pembanding yaitu A dan B.
e) Uji Pembanding Jamak
Uji pembanding jamak juga disebut multiple
standards. Dalam uji pembanding jamak digunakan 3
atau lebih contoh pembanding. Contoh – contoh
pembanding itu biasanya mempunyai kesamaan sifat
atau hanya berbeda kecil dalam tingkat.
f) Uji Rangsangan Tunggal ( single Stimulus)
Uji rangsangan tunggal juga disebut uji A dan
bukan A. Uji ini kembangkan di Universitas Brown.
Pengertian contoh bukan A ialah semua contoh yang
tidak mempunyai sifat – sifat sensorik seperti yang
dispesifikasikan dengan contoh A. Contoh A dapat
pula diganti dengan contoh B yaitu dengan sifat
sensorik tertentu atau yang lebih dispesifikasi tetapi
berbeda dengan contoh A.
g) Uji tunggal atau Monadik
Uji tunggal juga disebut uji monadik. Uji ini
terutama diperuntukkan bagi komoditi atau contoh
yang mempunyai kesan kemudian (after taste) yang
kuat. Bahan – bahan contoh demikian jika disajikan
dalam jumlah banyak dan bersamaan waktunya,
contoh yang satu akan mempengaruhi penilaian
contoh berikutnya.
2. Uji Penerimaan
Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan
suatu sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan
orang menyenangi. Jika pada uji pembedaan panelis
menggemukakan kesan akan adanya perbedaan tanpa
disertai senang atau tidak, maka pada uji penerimaan,
36
panelis mengemukakan tanggapan pribadi yaitu kesan
yang berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan
senang atau tidaknya terhadap sifat sensorik atau kualitas
yang dinilai. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai
macam – macam uji penerimaan sebagai berikut :
a) Uji kesukaan
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Dalam
uji hedonik, panelis diminta untuk menyatakan tentang
kesukaan atau ketidaksukaan. Tingkat – tingkat
kesukaaan ini disebut skala hedonik. Skala hedonik
dapat direntangkan atau diciutkan menurut skala yang
dikehendakinnya
b) Uji Mutu Hedonik
Berbeda dengan uji kesukaan, uji mutu
hedonik tidak menyatakan suka atau tidak suka,
melainkan menyatakan kesan tentang baik atau buruk.
Kesan baik – buruk ini disebut kesan mutu hedonik.
Kesan mutu hedonik lebih spesifik daripada sekedar
kesan suka atau tidak suka. Rentangkan skala hedonik
berkisar dari ekstrim baik sampai ke ekstrim jelek.
3. Uji Skalar
Jika pada uji – uji organoleptik terdahulu tidak
langsung menyangkut suatu besaran, maka pada uji scalar
panelis diminta menyatakan besaran kesan yang
diperolehnya. Besaran itu dapat dinyatakan dalam bentuk
besaran scalar atau dalam bentuk skala numerik. Dibawah
ini akan dijelaskan mengenai jenis – jenis uji skalar
sebagai berikut
a) Uji Skalar garis
Bentuk garis harus berubah adalah bentuk
yang paling biasa dalam menyatakan besaran scalar.
37
Garis itu mempunyai titik pangkal dan mempunyai
arah. Sepanjang garis itu skala dengan jarak yang
sama. Arah scalar dapat satu maupun dua.
b) Uji Skor
Uji skor disebut pemberian skor atau scoring.
Pembelian skor ialah memberikan angka nilai atau
menempatkan nilai mutu sensorik terhadap bahan
yang diuji pada jenjang mutu atau tingkat skala
hedonik. Tingkat skala mutu ini dapat dinyatakan
dalam ungkapan – ungkapan skala mutu yang sudah
menjadi baku.
c) Uji Perbandingan Pasangan
Uji perbandingan pasangan juga disebut
paired comparison. Uji ini hampir menyerupai uji
pasangan. Bedanya terletak pada pertanyaan, Jika
pada uji pasangan dinyatakan ada atau tidak adanya
perbedaan, maka pada uji perbandingan pasangan
pertanyaan itu dapat ditambahkan lagi “mana yang
lebih” dari dua contoh yang diuji. elebihan ini
dapat berarti lebih baik, dapat pula lebih buruk.
d) Uji Prbandingan Jamak
Uji perbandingan jamak juga disebut multiple
comparison. Uji ini prinsipnya hampir sama dengan
uji perbandingan pasangan. Jika pada uji
perbandingan pasangan hanya dua contoh disajikan,
maka pada uji perbandingan jamak banyak contoh,
yaitu tiga atau lebih contoh disuguhkan secara
bersamaan.
e) Uji Perjenjangan
Uji perjenjangan juga disebut uji pengurutan
atau ranking. Dalam uji ini panelis diminta membuat
38
urutan contoh – contoh yang diuji menurut
perbedaan tingkat mutu sensorik. Dalam urutan
jenjang ini, jarak antara jenjang ke atas dan kebawah
tidak harus sama.
4. Pengujian Deskripsi
Pada uji – uji sebelumnya, penilaian sensorik
didasarkan pada sifat sensorik. Penilaian ini juga disebut
penilaian satu dimensi. Mutu suatu komoditi pada
umumnya ditentukan oleh beberapa sifat sensorik.
Pengujian deskripsi merupakan penilain sensorik yang
berdasarkan sifat – sifat sensorik yang lebih kompleks,
meliputi banyak sifat sensorik.
e. Beberapa Masalah yang Memerlukan Pemecahan Segi
Organoleptik
a) Pengembangan Produk
Suatu produk baru yang maupun yang tiruan (imitasi)
secara umum perlu diketahui aseptabilitasnya. Untuk itu dapat
dilakukan uji hedonik dan uji pembedaan.
b) Perbaikan Produk
Perbaikan produk dapat dikur secara obyektif maupun
subyektif atau secara organoleptik. Dalam uji ini perlu
diketahui : apakah produk baru berbeda dan lebih dari produk
lama? Apakah produk baru lebih disukai dari produk lama?
c) Penyesuaian Proses
Termasuk dalam penyesuaian proses ialah penggunaan
alat baru, pemakaian bahan baru dan perbaikan proses.
Tujuannya untuk efisiensi atau menekan biaya pengolahan
tanpa mempengaruhi mutu. Jadi uji yang digunakan adalah uji
pembedaan, uji skalar ataupun uji hedonik.
39
d) Mempertahankan Mutu
Masalah yang sangat penting dalam industri adalah
mempertahankan mutu dan keseragaman mutu. Agar hal
tersebut dapat dicapai maka perlu diperhatikan pengadaan
bahan mentah, pengolahan/ produksi dan pemasaran. Uji yang
digunakan adalah : Uji pembedaan, uji skalar ataupun uji
hedonik.
e) Uji Simpan
Selama penyimpanan atau pemasaran produk akan
mengalami penurunan mutu akan perlu dilakukan pengujian.
Hasil uji ini sekaligus dapat menetapkan umur simpan. Uji
yang dilakukan adalah uji pembedaan, uji skalar, uji hedonik,
dan uji diskripsi.
f) Pengkelasan Mutu
Dalam pengkelasan mutu perlu dilakukan sortasi yang
teliti menurut kriteria baku dan spesifikasi baku yang
ditetapkan. Uji yang dipakai adalah uji skalar.
g) Pemilihan Produk atau Bahan Terbaik
Untuk keperluan suatu proses perusahaan perlu
memilih salah satu atau lebih bahan sejenis (varietas tertentu),
maka uji yang dilakukan meliputi uji pembedaan, uji
penjenjangan, uji skalar dan uji diskrpsi.
h) Uji pemasaran
Uji pemasaran tidak dilakukan didalam laboratorium
melainkan di tempat umm, di pasar atau di toko. Untuk itu
digunakan uji pembedaan sederhana dan uji hedonik.
i) Kesukaan Konsumen
Diantara beberapa produk yang sama, ingin diketahui
produk mana yang paling disukai. Uji organoleptik yang
digunakan adalah uji hedonik.
40
j) Seleksi Panelis
Uji organoleptik yang banyak digunakan untuk
memilih anggota sampel adalah uji pembedaan, uji skalar dan
uji diskripsi.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Pembuatan Flakes Dengan Bahan Dasar Tepung Ubi Jalar Ungu
(ipomea Batatas Poir) Sebagai Inovasi Makanan Siap Saji
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016. Tujuan penelitian ini
untuk membuktikan bahwa Tepung Ubi Jalar ungu dapat diolah menjadi
Flakes, untuk mengetahui proses pengolahan flakes dengan bahan dasar
Tepung ubi jalar ungu dan untuk mengetahui penilaian tingkat, kesukaan
dan kelayakan terhadap warna, rasa, aroma, dan tekstur dari flakes
dengan bahan dasar tepung ubi jalar ungu. Dalam penilitian ini
menggunakan metode eksperimen dan lanjutan dengan uji hedonik untuk
mengetahui tingkat kesukaan dan kelayakan panelis terhadap flakes ubi
jalar ungu . kemudian melakukan analisa data menggunakan metode
statistik deskriptif (Dita Emilda, 2016).
2. Uji Organoleptik pada Kulit Pie dengan Penambahan Buah Pisang
Ambon Hijau
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini
untuk membutikan bahwa pisang ambon hijau dapat dijadikan sebagai
bahan tambahan dalam pembuatan kulit pie, untuk mengetahui
bagaimana proses pembuatan kulit pie dengan tambahan pisang ambon
hjau dan untuk mengetahui tingkat kesukaan aroma, warna, rasa, dan
tekstur pada pembuatan kulit pie dengan penambahan pisang ambon
sebanyak 50 gram, 75 gram, dan 100 gram. Penelitian ini menggunakan
metode eskperimen, sedangkan teknik pengumpulan data yang
digunakan antara lain, studi kepustakaan, dokumentasi, obsevasi,
angket, dan wawancara dan analisa data yang digunakan untuk
menghitung uji hedonic yaitu menggunakan program SPSS 20 For
Windows , hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil angket
41
yang dapat disimpulkan bahwa rata rata penelis paling menyukai aroma
kulit pie dengan penambahan kulit pie dengan penambahan pisang
ambon sebanyak 75gram, dengan jumlah nilai 98 poin ( Suci Dwi
Fitriani, 2015).
3. Pengaruh Substitusi Ubi Jalar Kuning terhadap Kualitas
Organoleptik Pie Ubi Jalar
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah ubi jalar dapat dijadikan pie, untuk
mengetahui proses pembuatan pie dari ubi jalar kuning dan untuk
mengetahui tingkat kesukaan pie ubi jalar kuning dari segi warna,
tekstur, rasa. Jenis penelitian yang digunakan penulis ada dua tahap
tahap pertama adalah penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan
cara eksperimen. Tahap kedua penelitian lanjutan yang digunakan untuk
mengetahui uji hedonik atau uji kesukaan metode yang digunakan adalah
studi kepustakaan, observasi, eksperiment dan dokumentasi. Hasil dari
penelitian ini meyimpulakan bahwa sebanyak 3 kali eksperimen yang
dilakukan bahwa ubi jalar dapat dijadikan bahan tambahan dalam
pembuatan pie (Nely Sagita Rahyuni, 2015).
C. Kerangka Berfikir
Dalam pembuatan Tugas Akhir (TA) ini penulis mengangkat Judul
“Substitusi Tepung Ubi Jalar Dalam Pembuatan Pie”.
Ubi jalar adalah merupakan tanaman yang termasuk ke dalam jenis
tanaman palawija. Dapat berfungsi sebagai pengganti bahan makanan pokok
(beras) karena merupakan sumber kabohidrat, kandungan karbohidrat yang
tinggi membuat ubi jalar dapat dijadikan sumber kalori dan sebagian lainya
hanya mengolah ubi jalar dengan cara direbus atau dijadikan kolak dan
keripik, sehingga penulis ingin menginovasi dan memanfaatkan ubi jalar
menjadi suatu produk yang memiliki harga jual yang tinggi dengan
menjadikan ubi jalar ungu sebagai tepung penambah tepung terigu dalam
pembuatan pie.
42
Penulis mengambil acuan resep pie dalam pembuatan pie ubi jalar ,
sehingga penulis mengetahui cara pembuatan pie pada umumnya untuk
menghasilkan pie yang berkualitas baik. Pada pembuatan produk pie ubi jalar ,
penulis melakukan beberapa kali eksperimen pembuatan tepung dengan
menggunakan metode berbeda pertama menggunakan metode direndam
dengan air kapur, kedua langsung dijemur tanpa direndam dengan air kapur,
ketiga dikukus hingga setengah matang. Hingga penulis menemukan metode
yang menghasilkan tepung dengan hasil yang baik . Setelah pembuatan tepung
ubi jalar dilakukan, penulis melakukan uji coba praktek dengan menggunakan
resep yang sama tetapi dengan mengganti penggunaan tepung yang berbeda
hingga menghasilkan produk yang berkualitas.
Setelah pembuatan pie ubi jalar dilakukan, penulis melakukan tahap uji
Tingkat Kesukaan dan mutu hedonik terhadap pie ubi jalar dengan
memberikan angket kepada panelis agak terlatih. Setelah memberikan angket
kepada panelis, penulis mengolah data angket tersebut dengan mengunakan
aplikasi SPSS 20 For Windows dan menggunakan panelis agak terlatih pada
akhirnya mengetahui tingkat kesukaan konsumen dan mutu hedonik terhadap
Pie tarlet.
43
Pembuatan Tepung Ubi jalar Ungu, Kuning, Putih
Penggunaan Tepung Ubi jalar Ungu, Kuning, Putih pada produk pie tarlet
Gambar 2.5 Kerangka Berfikir
Sumber : Penulis, 2017
Pembuatan produk pie tarlet
Memperoleh formula pie tarlet
ubi jalar
Mengetahui proses
pengolahan pie tarlet
Produk pie tarlet menggunakan tepung ubi
jalar ungu, kuning dan putih
Uji kesukaan dan mutu hedonik produk oleh
panelis
Mengetahui tingkat kesukaan dan mutu
hedonik
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian eksperimen di bidang tata boga. Dalam penelitian ini terbagi
menjadi dua tahap penelitian yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian
lanjutan.
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menguji standar resep
produk pie tarlet dengan substitusi tepung ubi jalar ungu, kuning dan putih
kedalam adonan pie tarlet. Pada penelitian ini tahap yang digunakan
penulis yaitu penelitian eksperimen.
2. Penelitian Lanjutan
Penelitian lanjutan digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan
dan mutu hedonik dari konsumen/panelis dan kualitas terhadap produk pie
ubi jalar ditinjau dari warna, tekstur, aroma, dan rasa. Adapun jenis
penelitian yang digunakan adalah uji organoleptik tingkat
kesukaan/hedonik dan mutu hedonik terhadap pie dengan substitusi tepung
ubi jalar. Untuk mendapatkan respon konsumen terhadap produk yang
penulis buat, maka penulis akan meyebarkan angket kepada panelis
sebanyak 25 panelis.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian Pendahuuan
Waktu penelitian pendahuluan dimulai dari bulan Mei 2017. Tempat
penelitian dilakukan di rumah penulis beralamat di Jln. Cendrawasih,
Klandasan Ilir RT 40 Balikpapan Selatan
2. Penelitian Lanjutan
Waktu penelitian lanjutan dimulai dari bulan Juni- Juli 2017. Penulis
melakukan penelitian akhir yang berupa produk akhir pie dan pengujian
Tempat pembuatan produk dilakukan di rumah penulis beralamat Jln.
45
Cendrawasih, Klandasan Ilir RT 40 Balikpapan Selatan dan tempat
pengujian organoleptik dilakukan di Politeknik Negeri Balikpapan yang
tempatnya berada di Jl. Seokarno-Hatta Km 8.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Adapun populasi, sampel, dan teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Populasi
a. Penelitian Pendahuluan
Menurut Sugiyono (2012), bahwa populasi adalah wilayah
genelisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah ubi jalar di pasar butun Balikpapan. Ubi jalar yang berada di
Balikpapan menghasilkan sebanyak 455 ton.
b. Penelitian Lanjutan
Menurut Funna (2013), menyatakan bahwa uji organoleptik atau
uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran
daya penerimaan terhadap produk. Populasi dalam penelitian lanjutan
ini adalah mahasiswa jurusan Tata Boga Politeknik Negeri
Balikpapan semester 4 yang berjumlah 55 Mahasiswa.
2. Sampel
a. Penelitian Pendahuluan
Pengertian sampel yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012) yaitu
sampel adalah sebagai dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari
46
populasi harus betul-betul repsentatif. Sampel dalam penelitian ini
penulis menggunakan sampel ubi jalar yang berada di pasar butun
sebanyak 4,5 kg.
b. Penelitian Lanjutan
Menurut Funna (2013), menyatakan bahwa Uji
Organoleptik atau uji indera atau uji sensorik merupakan cara
pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama
untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Sampel
dalam penelitian lanjutan ini disebut juga dengan istilah panelis.
Adapun panelis yang digunakan oleh penulis adalah panelis agak
terlatih sebanyak 25 orang. Hal ini dikarenakan panelis tak terlatih
terdiri dari banyak orang awam yang dipilih berdasarkan jenis
kelamin, suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan yang hanya
boleh untuk menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana seperti
sifat-sifat kesukaan
3. Teknik Sampling
a. Penelitian Pendahuluan
Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel
(Sugiyono 2012). Teknik pengambilan sampel yang penulis
lalukan yaitu penulis mendapatkan sampel dengan cara membeli di
pedagang ubi jalar 4,5 kg. pengolahan ubi jalar berdasarkan
karateristik ubi jalar yang baik yaitu kulitnya berwarna ungu,
kuning, atau putih. Rasanya manis dan teksturnya tidak mudah
rapuh. Kupas ubi jalar dari kulitnya, cuci bersih ubi jalar,
kemudian kukus setengah matang ubinya, setelah dikukus tunggu
hingga dingin, iris lalu oven hingga kering, jemur hingga benar-
benar kering, haluskan. Ubi Jalar yang telah menjadi tepung akan
dijadikan bahan dalam pembuatan Pie .
47
b. Penelitan Lanjutan
Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah
teknik purposive. Teknik purposive merupakan teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu, untuk menguji dan menilai
dari tingkat kesukaan produk. Penulis memilih panelis dari 25
mahasiswa Politeknik Negeri Balikpapan Jurusan Tata Boga
semester 4 sebagai panelis yang akan diberikan lembar uji hedonik
untuk memberikan penilain tingkat kesukaan dan mutu hedonik
dari segi rasa, aroma, tekstur dan warna dari pie.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan
Sumber informasi berupa bahan – bahan pustaka atau berbagai
macam bahan bacaan dalam perpustakaan yang menghimpun informasi
dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan sumber pendukung
lainya dari internet.
b. Eksperimen
Suatu penelitian dimana peneliti sengaja membangkitkan atau
membuat suatu kejadian atau keadaan timbul, lalu mencari akibatnya.
Dengan kata lain, peneliti mencari hubungan sebab akibat antara dua
faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi
atau mengurangi dan menyisihkan faktor – faktor lain yang bisa
mengganggu.
c. Observasi
Penulis melakukan pengamatan di pasar untuk meninjau bahan
baku agar mudah diperoleh untuk proses pembuatan produk.
d. Dokumentasi
Penulis menggunakan teknik dokumentasi sebagai bukti kegiatan
penelitian.
48
e. Kuesioner atau angket
Angket atau Kuesioner, penulis menggunakan angket untuk
mengumpulkan data faktual. Penggunaan angket jauh lebih efisien bila
ditinjau dari segi waktu dan biaya. Penulis akan membagikan angket
kepada 25 panelis agak terlatih untuk mendapatkan respon konsumen
terhadap produk pie dengan menggunakan tepung ubi jalar.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen merupakan alat atau suatu fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanna lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
dua jenis alat instrumen pengumpulan data. Instrumen dapat berupa
lembar cek list, angket, pedoman wawancara, foto dan lainnya. Instrumen
penelitian bertujuan untuk mengetahui daya terima konsumen terhadap
sifat organoleptik yang meliputi aspek warna, tekstur, aroma dan rasa
adalah dengan menggunakan lembar uji hedonik. Jenis skala hedonik yang
digunakan adalah rentangan skala lima tingkatan. Nilai untuk menyatakan
tingkat kesukaan diberikan dengan kriteria sebagai berikut.
49
3.1 Lembar Uji Hedonik
Aspek
Penilaian
Skala Hedonik
Skala
Numerik
Nilai
F1 F2 F3
Warna
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak suka 2
Sangat Tidak suka 1
Tekstur
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak suka 2
Sangat Tidak suka 1
Aroma
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak suka 2
Sangat Tidak suka 1
Rasa
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak suka 2
Sangat Tidak suka 1
Sumber : Penulis, 2017
Selanjutnya, untuk mengetahui mutu dan kualitasa produk pie tartlet maka
penulis menyiapkan instrument pengumpulan data yang kedua yaitu lembar uji
mutu hedonik yang menyatakan mutu dan kualitas produk.
50
Tabel 3.2 Uji Mutu hedonik
Aspek
Penilaian
Skala Hedonik
Skala
Numerik
Nilai
F1 F2 F3
Warna
Sangat cerah 5
Cerah 4
Agak cerah 3
Tidak cerah 2
Sangat tidak cerah 1
Tekstur
sangat renyah 5
Renyah 4
Agak renyah 3
Tidak renyah 2
Sangat tidak renyah 1
Aroma
Sangat beraroma 5
Beraroma 4
Agak beraroma 3
Tidak beraroma 2
Sangat tidak beraroma 1
Rasa
Sangat enak 5
Enak 4
Agak enak 3
Tidak enak 2
Sangat Tidak enak 1
Sumber : Penulis, 2017
51
instrument pengumpulan data yang berupa peralatan yang
digunakan selama uji coba produk dan instrumen pengumpulan data
berupa bahan-bahan yang digunakan selama proses uji coba produk.
a. Instrumen Peralatan
Instrumen pengumpulan data berupa peralatan yang digunakan peneliti di
antaranya :
1) Digital Scale
Digital Scale atau timbangan digital berfungsi untuk
menimbang bahan-bahan yang digunakan dalam uji coba.
Timbangan digital dipilih karena hasil ukurnya lebih akurat. Satuan
berat yang digunakan peneliti adalah gram (g).
2) Bowl
Dalam proses persiapan uji coba, peneliti menggunakan
beberapa bowl yang fungsinya untuk tempat meletakkan bahan-
bahan yang telah ditimbang dan untuk tempat saat menimbang
bahan-bahan.
3) Measuring Spoon
Measuring Spoon atau sendok ukur digunakan peneliti untuk
mengukur bahan yang menggunakan satuan dalam sendok. Sendok
ukur yang digunakan oleh peneliti adalah sendok ukur plastik.
4) Mixer
Mixer berfungsi untuk mengocok adonan tartlet.
5) Spatula
Spatula dibutuhkan untuk mengaduk adonan yang telah
dimasukkan tepung agar lebih merata. Spatula yang digunakan oleh
peneliti adalah spatula karet.
6) Cetakan mini tarlet
Setelah adoanan tartlet siap, maka adonan dicetak ke dalam
cetakan mini tartlet.
52
7) Loyang
Loyang yang digunakan oleh peneliti adalah loyang untuk kue
kering. Fungsi loyang ini adalah untuk menyusun adonan pie tartlet
yang sudah siap sehingga lebih mudah saat proses pemanggangan.
8) Oven
Oven merupakan peralatan utama yang digunakan untuk
memanggang adonan produk.
b. Instrumen bahan
Sedangkan, instrument pengumpulan data yang berupa bahan-bahan
pembuatan produk di antaranya :
1) Tepung ubi jalar
Dalam penelitian ini, bahan utama yang digunakan adalah
tepung ubi jalar yang merupakan ubi jalar yang dikeringkan lalu
kemudian dihaluskan sehingga menjadi tepung. Selanjutnya,
tepung ubi ini akan diolah menjadi pie tartlet yang merupakan
satu variasi olahan dari tepung ubi jalar.
2) Margarin
Margarin digunakan sebagai unsur lemak yang sangat
diperlukan dalam pembuatan tartlet crust maupun dalam
pembuatan pie. Penulis memilih margarin karena selain harganya
yang terjangkau juga dalam pembuatan sifat margarine yang
tidak terlalu cepat meleleh seperti mentega. Selain itu margarine
juga dipilih oleh peneliti karena margarin terbuat dari lemak
nabati sehingga lebih sehat. Walaupun harga jual margarine lebih
murah dibanding dengan mentega, penggunaan margarin tidak
mengurangi kualitas rasa dari produk pie tartlet.
3) Icing sugar
Jenis gula yang digunakan oleh peneliti sesuai dengan jenis
adonan, yakni gula halus (icing sugar) Gula halus digunakan
sebagai pemanis dalam pembuatan tartlet crust.
53
4) Telur
Dalam pembuatan tartlet crust, telur digunakan sebagai
pengkokoh adonan serta memberi tekstur yang renyah pada
tartlet crust. Sedangkan dalam pembuatan brownies, telur
berfungsi sebagai pengembang adonan. Telur yang digunakan
dalam peneliti dalam penelitian ini adalah telur ayam utuh.
c. Prosedur Kerja
Pada saat melakukan penelitian uji coba, yang harus dilakukan
sebelum membuat produk adalah melakukan pemilihan terhadap bahan-
bahan baku. Bahan yang dipilih adalah bahan-bahan dengan kualitas baik
sehingga produk yang dihasilkan juga berkualitas baik. Khususnya saat
memilihubi jalar, ubi jalar yang dipilih adalah ubi jalar segar dengan kulit
tanpa luka agar daging umbi ubi jalar tidak terpapar yang dapat
mengakibatkan meningginya kandungan asam sianida sehingga kualitas
ubi jalar tetap terjaga. Setelah pemilihan bahan baku selesai dilakukan,
selanjutnya adalah proses pengolahan ubi jalar menjadi tepung ubi jalar.
Ubi jalar dibersihkan dari tanah dan kotoran kemudian dikupas lalu dicuci
bersih. Selanjutnya ubi dipotong menjadi bagian bagian kecil lalu dikukus
setengah matang selanjutnya dijemur di atas nampan bambu di bawah
sinar matahari hingga kandungan air dalam ubi jalar habis. Ubi jalar yang
telah benar-benar kering selanjutnya dihaluskan hingga menjadi tepung
ubi.
Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan segala peralatan yang
bersangkutan dengan pembuatan produk pie tartlet. Peralatan yang
dipersiapkan adalah peralatan yang benar-benar sesuai dengan fungsinya
sehingga dalam proses produksi pie tartlet berjalan dengan efektif.
Tahap selanjutnya, proses produksi pie tartlet dimulai dengan menimbang
semua bahan-bahan dan mulai membuat pie tartlet berbahan dasar tepung
ubi jalar dengan acuan resep sebagai berikut :
54
Tabel 3.3 Resep pie tarlet
STANDART RESEP
PIE TARLET
PORSI : 27 Porsi (cup kecil)
Bahan Berat
Bahan Kulit :
Tepung ubi jalar (kuning,
putih, ungu)
250 gram
Mentega 200 gram
Icing sugar 125 gram
Vanili 2gram
Telur 1 butir
Garam 1 gram
Bahan Isi
Susu kental manis 400 gram
Vanila 2 gram
Telur 4 butir
Cara membuat kulit :
1. Campur tepung dengan mentega dan garam secukupnya Aduk
secara perlahan sampai semua bahan tercampur dengan sempurna,
Setelah tercampur pecahkan satu butir telur ayam yang ukuannya
cukup besar, masukan aduk kedalam adonan dengan tangan (uleni)
sampai benar benar kalis dan tercampur sempurna.
Cara Membuat Filling :
2. Ambil kuning telur yang sudah dipersiapkan dan campurkan dengan
susu kental manis dan air, mixer bahan tersebut hingga tercampur
sempurna
3. Siapkan cetakan yang digunakan untuk pembuatan pienya lalu ambil
adonan kulit pie lalu ratakan dengan tangan lalu Masukan isi pie
kedalam cetakan yang sudah dialasi kulit pie , diisi dengan
secukupnya ,Panaskan oven dengan api sedang, masukkan cetakan pie
susu tadi kedalam oven , panggang kurang lebih 15-25 menit.
55
E. Teknik Analisi Data
Data dari penilitian akan dianalisa penulis secara deskritif. Menurut
Sugiyono (2012), menyatakan bahwa statistik deskritif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Sedangkan pada penelitian lanjutan, data yang terkumpul dari hasil uji
hedonik dianalisis secara statistika deskriptif dengan melihat tingkat kesukaan
konsumen terhadap Pie Ubi Jalar dengan mengunakan subtitusi tepung ubi
jalar menggunakan aplikasi SPSS 20.
F. Prosedur Penlitian
a. Penelitian Pendahulan
1. Tepung Ubi Jalar
Gambar 3.1 Alur Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar
Sumber : Penulis, 2017
Pemilihan Ubi Jalar yang
bagus dan berkualitas
Sortasi dan Pembersihan,
membersihkan sisa tanah
yang masih melekat pada
umbi
Pengupasan ubi jalar
Pengukusan ubi jalar Pengirisian atau
pengecilan ukuran
Pengeringan
Proses penghalusan
ubi jalar yang sudah
dikeringkan
pengayakan
Hasil tepung
ubi Jalar
Persiapan Bahan
Ubi jalar
kuning,ungu,putih
Pencucian ubi
jalar
56
2. Pie Tarlet
Gambar 3.2 Alur Proses Penilitian Pendahuluan
Sumber : Penulis, 2017
b. Penilitian Lanjutan
Dalam proses penelitian pendahuluan dalam pembuatan Pie dengan
subtitusi tepung tepun Ubi Jalar dengan alur proses penelitian pendahuluan
sebagai berikut:
Gambar 3.3 Alur Proses Penilitian Lanjutan
Sumber : Penulis, 2017
Pencampuran
bahan
Proses pembuatan pie
(pencampuran tepung ubi
jalar, mentega, telur dll)
Pengovenan Pendinginan pie
Pengemasan pie
Hasil Pie
Tarlet ubi jalar
Persiapan bahan
Tepung ubi jalar,
ungu,kuning, putih ,
mentega, telur dll
Persiapan Diri Menyiapkan Produk dan lembar uji
Hedonik dan Mutu Hedonik
Menyebarkan lembar uji hedonik dan uji
mutu hedonik produk kepada panelis
Pengolahan data
Anilisis Data
Hasil tingkat kesukaan dan Mutu
Hedonik
57
c. Formula yang Digunakan Dalam Penilitian
1. Rancangan Pembuatan Tepung (1 Kg tepung Ubi ungu)
Tabel 3.4 Resep Formula 1
STANDAR RESEP
Pie Tarlet
Porsi : 27 Porsi (cup kecil)
Bahan Berat
Tepung ubi jalar ungu 250 gram
Mentega 200 gram
Icing sugar 125 gram
Vanili 2gram
Telur 1 butir
Bahan Isi
Susu kental manis 400 gram
Vanila 2 gram
Telur 4 Butir
58
2. Rancangan Pembuatan Tepung (1 Kg Tepung Ubi kuning)
Tabel 3.5 Resep Formula 2
STANDAR RESEP
Pie Tarlet
Porsi: 27 Porsi ( cup Kecil)
Bahan Berat
Tepung ubi jalar kuning 250 gram
Mentega 200 gram
Icing sugar 125 gram
Telur 1 butir
Bahan Isi
Susu kental manis 400 gram
Vanila 2 gram
Telur 4 Butir
3. Rancangan Pembuatan Tepung (1 Kg Ubi Putih)
Tabel 3.6 Resep Formula 3
STANDAR RESEP
Pie tarlet
Porsi: 27 porsi ( cup kecil)
Bahan Berat
Tepung ubi jalar putih 250 gram
Mentega 200 gram
Icing sugar 125 gram
Telur 1 butir
Bahan Isi
Susu kental manis 400 gram
Vanila 2 gram
Telur 4 butir
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Penelitian pendahuluan
1) Proses pembuatan tepung ubi jalar
Pada proses pembuatan substitusi tepung ubi jalar (ungu, kuning dan
putih ). Ada beberapa tahap yang dilakukan oleh penulis, sebagai
berikut :
a. Alat yang digunakan
a) Bowl
Dalam proses persiapan pembatan tepung, peneliti
menggunakan bowl yang fungsinya untuk tempat meletakkan
bahan-bahan.
b) Panci kukus
Panci kukus digunakan untuk megukus ubi jalar
c) Pisau
Digunakan untuk mengupas kulit ubi jalar dan
memotong ubi jalar.
d) Loyang
Digunakan sebagai tempat untuk menjemur ubi jalar
e) Blender
Digunakan untuk menghaluskan ubi jalar yang sudah
kering dan menjadi tepung.
b. Pemilihan Bahan
Tahap awal yang penulis lakukan sebelum melakukan
eksperimen yaitu melakukan pemilihan ubi jalar yang
berkualitas baik baik yaitu kulitnya berwarna ungu, kuning,
atau putih. Rasanya manis dan teksturnya tidak mudah rapuh.
60
Gambar 4.1 Ubi Jalar Kualitas baik
Sumber : Penulis 2017
c. Pembuatan Tepung Ubi Jalar
Sebelum pembuatan pie tarlet dari tepung ubi jalar terlebih
dahulu penulis membuat tepung ubi jalar sebagai bahan
tambahan dalam pembuatan pie tarlet tepung ubi jalar.
Proses pembuatan tepung Ubi jalar ialah :1) mencuci
bersih ubi jalar, 2) mengupas ubi jalar dari kulitnya, 3)
kemudian mengukus setengah matang ubinya,4) setelah dikukus
tunggu hingga dingin, 5) mengiris ubi jalar lalu jemur hingga
benar-benar kering, 6) haluskan, 7) ayak hingga mendapatkan
tepung terigu sebesar 80 - 100 mesh.
a) Tepung Ubi Jalar Ungu
Gambar 4.2 Tepung Ubi Jalar Ungu
Sumber: Penulis, 2017
61
1. Pencucian
Ubi jalar yang baru di beli dari dipasar dicuci
terlebih dahulu agar tanah-tanah yang menempel
dipermukaan ubi hilang.
2. Pengupasan
Ubi yang sudah dicuci bersih kemudian dikupas
kulit ubi ungu tersebut lalu dipotong dan di perkecil
untuk mempermudah proses pematangan ubi jalar saat
dikukus
3. Pengukusan
Proses selanjutnya ubi dikukus hingga setengah
matang selama 5 menit, pada proses pengukusan ini
berfungsi untuk menghilangkan kandungan enzim
fenolase yang mengakibatkan kecokelatan pada
permukaan ubi ungu.
4. Pengirisan
Proses selanjutnya setelah ubi dingin melakukan
pengirisan ubi menggunakan pisau, dengan ukurannya
yang tipis dan seperti korek api supaya mempercepat
proses pengeringan.
5. Penjemuran
Proses selanjutnya melakukan penjemuran di
terik sinar matahari. Penjemuran dilakukan selama 2-5
hari tergantung pada cuaca.
6. Penghalusan
Proses selanjutnya setelah ubi ungu kering,
melakukan penghalusan ubi dengan blender agar
mendapatkan tekstur tepung
62
7. Pengayakan
Tepung ubi jalar ungu diayak supaya mendapatkan
kualitas tepung.
8. Hasil tepung ubi jalar ungu
b) Tepung Ubi Jalar Kuning
Gambar 4.3 Tepung Ubi Jalar Kuning
Sumber: Penulis 2017
1. Proses Pencucian
Ubi yang baru di beli dari dipasar dicuci terlebih
dahulu supaya tanah-tanah yang menempel
dipermukaan ubi hilang.
2. Pengupasan
Ubi yang sudah dicuci bersih kemudian dikupas kulit
ubi kuning tersebut lalu dipotong dan di perkecil untuk
mempermudah proses pematangan ubi jalar saat
dikukus
3. Pengukusan
Proses selanjutnya ubi dikukus hingga setengah
matang selama 5 menit
63
4. Pengirisan
Proses selanjutnya setelah ubi dingin melakukan
pengirisan ubi menggunakan pisau, dengan ukurannya
yang tipis dan seperti korek api supaya mempercepat
proses pengeringan.
5. Penjemuran
Proses selanjutnya melakukan penjemuran di terik
sinar matahari penjemuran dilakukan selama 2-5 hari
tergantung pada cuaca.
6. Penghalusan
Proses selanjutnya setelah ubi ungu kering,
melakukan penghalusan ubi dengan blender agar
mendapatkan tekstur tepung
7. Pengayakan
Tepung ubi jalar kuning diayak supaya mendapatkan
kualitas tepung.
8. Hasil tepung ubi jalar kuning
c) Tepung Ubi Jalar Putih
Gambar 4.4 Tepung Ubi Jalar Putih
Sumber: Penulis, 2017
64
1. Proses Pencucian
Ubi yang baru di beli dari dipasar dicuci terlebih
dahulu agar tanah-tanah yang menempel dipermukaan
ubi hilang.
2. Pengupasan
Ubi yang sudah dicuci bersih selanjutnya melakukan
pengupasan pada kulis ubi putih tersebut.
3. Pengukusan
Proses selanjutnya ubi dikukus hingga setengah
matang selama 5 menit
4. Pengirisan
Proses selanjutnya setelah ubi dingin melakukan
pengirisan ubi menggunakan pisau, dengan ukurannya
yang tipis dan seperti korek api supaya mempercepat
proses pengeringan
5. Penjemuran
Proses selanjutnya melakukan penjemuran di terik
sinar matahari penjemuran dilakukan selama 2-5 hari
tergantung pada cuaca
6. Penghalusan
Proses selanjutnya setelah ubi putih kering,
melakukan penghalusan ubi dengan blender agar
mendapatkan tekstur tepung
7. Pengayakan
Tepung ubi jalar putih diayak supaya mendapatkan
kualitas tepung
8. Hasil Tepung Ubi Jalar Putih
Berdasarkan hasil dari proses pembuatan tepung ubi jalar ungu,
kuning, dan putih didapatkan hasil tepung sehingga tepung ubi
jalar bisa dijadikan bahan substitusi pada pembuatan pie tarlet.
65
2) Proses pembuatan Pie tarlet ubi jalar
Selanjutnya penulis melakukan penimbangan bahan dengan tujuan
agar Pie tarlet sesuai dengan hasil yang memenuhi standar resep.
Bahan-bahan yang ditimbang ialah tepung ubi jalar ungu, kuning, dan
putih, mentega, dan gula halus . Alat yang digunakan untuk
menimbang bahan-bahan tersebut ialah dengan timbangan.
a. Penimbangan bahan
Gambar 4.5 Penimbangan Bahan
Sumber: Penulis, 2017
b. Proses Pencampuran dan Pencetakan bahan
Campur semua bahan menjadi satu yang terdiri dari
tepung ubi jalar, icing sugar, mentega, telur, dan vanili selama
10 menit hingga rata dan menjadi adonan kemudian tipiskan
adonan pada cetakan dan susun di atas Loyang
.
66
Gambar 4.6 proses pencampuran dan pencetakan bahan
Sumber: Penulis, 2017
c. Pembakaran Bahan
Proses selanjutnya pemanggangan, panggang pie tarlet
dengan oven selama 15 - 25 menit dengan suhu 160ºC.
Gambar 4.7 Pembakaran bahan
Sumber: Penulis 2017
d. Penyajian
Pie tarlet ubi jalar disusun dalam mika plastik dan setiap mika
di isi dengan formula 1 ubi ungu, formula 2 ubi kuning, dan
formula 3 ubi putih
Gambar 4.8 penyajian produk
Sumber: Penulis 2017
67
3) Subtitusi tepung ubi jalar pada pembuatan pie tarlet
a. Uji Resep Pertama
Uji resep pertama dilakukan dirumah penulis pada tanggal 30
mei 2017 dengan menggunakan resep sebagai berikut :
Tabel 4.1 Uji Resep 1
Bahan Berat
Bahan kulit :
Tepung Ubi Jalar (ungu, kuning, putih) 250 gram
Mentega 200gram
Icing Sugar 125 gram
Telur 1 butir
Garam 1 gram
Bahan Isi:
Susu kental Manis 400 gram
Kuning telur 4 butir
Vanilli 2 gram
Uji pertama menghasilkan pie tarlet yang memiliki tidak teralu
manis, manisnya pas bertekstur renyah, dan pie tarlet ubi jalar ungu
berwarna ungu, pie tarlet ubi jalar kuning berwana kuning kecoklatan,
dan pie tarlet ubi jalar putih berwarna kecoklatan. Dari hasil uji resep
coba penulis memutuskan untuk menggunakan resep pertama karena
memiliki rasa, tekstur, dan warna yang disukai oleh konsumen.
Rasa manis yang tepat di dapat dari icing sugar. Bertekstur
renyah karena mengandung tepung yang yang mengandung sedikit air
dan memiliki protein berkisar antara 7 – 8,5%. Berwarna kuning di
dapat dari lama proses pengovenan yang dilakukan selama ± 15 – 20
menit dengan suhu 160º c.
68
a. Eksperimen 1
Eksperimen ini dilakukan dirumah penulis pada
tanggal 30 Mei 2017 dengan menggunakan 250 tepung ubi
jalar ungu berikut bahan dan hasil eksperimen.
Tabel 4.2 Resep Formula 1
Formula Resep 1
Pie Tarlet Ubi Jalar Ungu
Porsi : 27 pcs (cup kecil)
Bahan Berat
Tepung ubi jalar ungu 250 gram
Mentega 200 gram
Icing Sugar 125 gram
Telur 1 butir
Garam 1 gram
Bahan Isi (Filling)
Susu kental manis 400 gram
Kuning telur 4 butir
Vanili 2 gram
Berdasarkan hasil dari eksperimen 1 dari proses pembuatan pie
tarlet dengan menggunakan tepung ubi jalar ungu sebanyak 250 gram,
menyatakan memiliki warna yang berwarna ungu dan bertekstur renyah,
beraroma ubi jalar ungu dan memiliki rasa manis, rasa manis didapat dari
tepung ubi jalar yang memiliki rasa manis dan pemakain icing sugar 125
gram.
69
b. Eksperimen 2
Eksperimen ini dilakukan dirumah penulis pada tanggal 30
Mei 2017 dengan menggunakan 250 tepung ubi jalar kuning
berikut bahan dan hasil eksperimen
Tabel 4.3 Resep Formula 2
Formula Resep 2
Pie Tarlet Ubi Jalar Kuning
Porsi : 27 pcs (cup kecil)
Bahan Berat
Tepung ubi jalar kuning 250 gram
Mentega 200 gram
Icing Sugar 125 gram
Telur 1 butir
Garam 1 gram
Bahan Isi (Filling)
Susu kental manis 400 gram
Kuning telur 4 butir
Vanili 2 gram
Berdasarkan hasil dari proses eksperimen 2 dalam pembuatan pie
tarlet dengan menggunakan tepung ubi jalar kuning sebanyak 250 gram,
memiliki warna yang berwarna kuning kecoklatan dan bertekstur
renyah, beraroma ubi jalar dan memiliki rasa manis. Rasa manis
didapatkan dari tepung ubi jalar yang memiliki rasa manis dan
pemakaian icing sugar sebanyak 125 gram
70
c. Eksperimen 3
Eksperimen ini dilakukan dirumah penulis pada
tanggal 30 Mei 2017 dengan menggunakan 250 tepung ubi
jalar putih berikut bahan dan hasil eksperimen.
Tabel 4.4 Resep Formula 3
Formula Resep 3
Pie Tarlet Ubi Jalar Putih
Porsi : 27 pcs
Bahan Berat
Tepung ubi jalar putih 250 gram
Mentega 200 gram
Icing Sugar 125 gram
Telur 1 butir
Garam 1 gram
Bahan Isi (Filling)
Susu kental manis 400 gram
Kuning telur 3 butir
Vanili 2 gram
Berdasarkan hasil dari eksperimen 3 dalam pembuatan pie
tarlet dengan menggunakan tepung ubi jalar putih sebanyak 250 gram,
memiliki warna yang berwarna kecoklatan dan bertekstur renyah,
beraroma ubi jalar dan memiliki rasa manis manis di dapatkan dari
tepung ubi jalar yang memiliki raa manis dan pemakaiannya icing sugar
125 gram
71
2. Penelitian Lanjutan
1. Uji Hedonik
Uji hedonik merupakan suatu uji organoleptik yaitu suatu
kegiatan penguji yang dilakukan oleh beberapa panelis yang mana
panelis memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan dan
ketidaksukaan konsumen tersebut terhadap suatu prodak tertentu, pada
penelitian ini penulis ingin memastikan pengaruh pada tepung ubi jalar
terhadap rasa, tekstur, dan warna pada pembuatan pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar. Uji hedonik dilakukan pada tanggan 13 juni
2017 dan angket di berikan kepada 25 panelis mahasiswa politeknik
negeri Balikpapan tahun 2015.
a. Uji Hedonik Warna
Berdasarkan uji kesukaan terhadap warna pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan tidak suka, sebanyak 6 orang panelis (24%)
menyatakan agak suka, sebanyak 12 orang panelis (48%)
menyatakan suka, dan sebanyak 7 orang panelis (28%) menyatakan
sangat suka pada warna pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar
ungu.
Tabel 4.5 Uji Hedonik warna Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar Ungu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
3 6 24.0 24.0 24.0
4 12 48.0 48.0 72.0
5 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
72
Gambar 4.9 histogram uji hedonik warna terhadap pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan uji kesukaan terhadap warna pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar kuning, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, 2 panelis (4%) yang menyatakan
tidak suka, sebanyak 8 orang panelis (32%) menyatakan agak suka,
sebanyak 16 orang panelis (64%) menyatakan suka, dan tidak ada
panelis (0%) menyatakan sangat suka pada warna pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar kuning.
Tabel 4.6 Uji Hedonik warna Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar Kuning
Gambar 4.10 histogram uji hedonik warna terhadap pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar kuning
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 8 32.0 32.0 36.0
4 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
73
Berdasarkan uji kesukaan terhadap warna pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar putih, 1 orang panelis (4%) yang
menyatakan sangat tidak suka, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan tidak suka, sebanyak 14 orang panelis (56%)
menyatakan agak suka, sebanyak 9 orang panelis (36%)
menyatakan suka, dan 1 orang panelis (4%) menyatakan sangat suka
pada warna pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar putih.
Tabel 4.7 Uji Hedonik warna Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar putih Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 1 4.0 4.0 4.0
3 14 56.0 56.0 60.0
4 9 36.0 36.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Gambar 4.11 histogram uji hedonik warna terhadap pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar putih
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata pada warna pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu di dapatkan nilai rata-rata 4,04,
subtitusi tepung ubi jalar kuning yaitu 3,60, dan subtitusi tepung ubi
jalar putih yaitu 3,36. Dari 3 sampel yang telah diberikan, hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata panelis menyatakan suka pada warna
pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar. Berdasarkan total
keseluruhan dari uji hedonik warna dapat disimpulkan bahwa di
74
dapatkan jumlah terbanyak terdapat pada pie tarlet dengan subtitusi
tepung tepung ubi jalar ungu jumlah 101. Hal ini menyatakan
bahwa panelis paling menyukai warna dari pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu.
Tabel 4.8 Statistik Uji Hedonik Warna
F1
(Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Ubi Jalar
Putih)
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 4.04 3.60 3.36
Median 4.00 4.00 3.00
Mode 4 4 3
Std. Deviation .735 .577 .757
Variance .540 .333 .573
Range 2 2 4
Minimum 3 2 1
Maximum 5 4 5
Sum 101 90 84
b. Uji Hedonik Tekstur
Berdasarkan uji kesukaan terhadap tekstur pada pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, 2 orang panelis (8%) yang
menyatakan tidak suka, sebanyak 7 orang panelis (28%)
menyatakan agak suka, sebanyak 14 orang panelis (56%)
menyatakan suka, dan 2 orang panelis (8%) menyatakan sangat suka
pada tekstur pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu.
Tabel 4.9 Uji Hedonik Tekstur Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar Ungu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 2 8.0 8.0 8.0
3 7 28.0 28.0 36.0
4 14 56.0 56.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
75
Gambar 4.12 histogram uji hedonik tekstur terhadap pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan uji kesukaan terhadap tekstur pada pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar kuning, tidak ada panelis (0%)
yang menyatakan sangat tidak suka, 4 orang panelis (16%) yang
menyatakan tidak suka, sebanyak 7 orang panelis (28%)
menyatakan agak suka, sebanyak 14 orang panelis (56%)
menyatakan suka, dan tidak ada panelis (0%) menyatakan sangat
suka pada tekstur pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar kuning.
Tabel 4.10 Uji Hedonik Tekstur Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar kuning Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2 4 16.0 16.0 16.0
3 7 28.0 28.0 44.0
4 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
76
Gambar 4.13 histogram uji hedonik tekstur terhadap pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar kuning
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan uji kesukaan terhadap tekstur pada pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar putih, 1 orang panelis (4%) yang
menyatakan sangat tidak suka, 3 orang panelis (12%) yang
menyatakan tidak suka, sebanyak 5 orang panelis (24%)
menyatakan agak suka, sebanyak 16 orang panelis (64%)
menyatakan suka, dan tidak ada panelis (0%) menyatakan sangat
suka pada tekstur pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar putih.
Tabel 4.11 Uji Hedonik Tekstur Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar Putih Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 1 4.0 4.0 4.0
2 3 12.0 12.0 16.0
3 5 20.0 20.0 36.0
4 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
77
Gambar 4.14 histogram uji hedonik tekstur terhadap pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar putih
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata pada tekstur pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu di dapatkan nilai rata-rata3,64,
subtitusi tepung ubi jalar kuning yaitu 3,40, dan subtitusi tepung ubi
jalar putih yaitu 3,44. Dari 3 sampel yang telah diberikan, hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata panelis menyatakan suka pada tekstur
pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu. Berdasarkan total
keseluruhan dari uji hedonik tekstur dapat disimpulkan bahwa di
dapatkan jumlah terbanyak terdapat pada pie tarlet dengan subtitusi
tepung tepung ubi jalar ungu jumlah 91. Hal ini menyatakan bahwa
panelis paling menyukai warna dari pie tarlet dengan subtitusi
tepung ubi jalar ungu.
Tabel 4.12 Statistik Uji Hedonik Tekstur F1
(Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Ubi Jalar
Putih)
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.64 3.40 3.44
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Std. Deviation .757 .764 .870
Variance .573 .583 .757
Range 3 2 3
Minimum 2 2 1
Maximum 5 4 4
Sum 91 85 86
78
c. Uji Hedonik Aroma
Berdasarkan uji kesukaan terhadap aroma pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, 2 orang panelis (8%) yang
menyatakan tidak suka, sebanyak 9 orang panelis (36%)
menyatakan agak suka, sebanyak 10 orang panelis (40%)
menyatakan suka, dan 4 orang panelis (16%) menyatakan sangat
suka pada aroma pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi ungu
Tabel 4.13 Uji Hedonik Aroma Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar Ungu
Gambar 4.15 histogram uji hedonik aroma terhadap pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 2 8.0 8.0 8.0
3 9 36.0 36.0 44.0
4 10 40.0 40.0 84.0
5 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
79
Berdasarkan uji kesukaan terhadap aroma pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar kuning, tidakn ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, 1 orang panelis (4%) yang
menyatakan tidak suka, sebanyak 3 orang panelis (9%) menyatakan
agak suka, sebanyak 14 orang panelis (56%) menyatakan suka, dan
1 orang panelis (4%) menyatakan sangat suka pada aroma pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi kuning.
Tabel 4.14 Uji Hedonik Aroma Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar kuning
Gambar 4.16 histogram uji hedonik aroma terhadap pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar kuning
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 9 36.0 36.0 40.0
4 14 56.0 56.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
80
Berdasarkan uji kesukaan terhadap aroma pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar putih, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, 1 orang panelis (4%) yang
menyatakan tidak suka, sebanyak 12 orang panelis (48%)
menyatakan agak suka, sebanyak 10 orang panelis (40%)
menyatakan suka, dan 2 orang panelis (8%) menyatakan sangat suka
pada aroma pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar putih.
Tabel 4.15 Uji Hedonik Aroma Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar putih
Gambar 4.17 histogram uji hedonik aroma terhadap pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar putih
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 12 48.0 48.0 52.0
4 10 40.0 40.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
81
Berdasarkan nilai rata-rata pada aroma pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu di dapatkan nilai rata-rata 3,64,
subtitusi tepung ubi jalar kuning yaitu 3,60, dan subtitusi tepung ubi
jalar putih yaitu 3,52. Dari 3 sampel yang telah diberikan, hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata panelis menyatakan suka pada aroma
pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu. Berdasarkan total
keseluruhan dari uji hedonik aroma dapat disimpulkan bahwa di
dapatkan jumlah terbanyak terdapat pada pie tarlet dengan subtitusi
tepung tepung ubi jalar ungu jumlah 91. Hal ini menyatakan bahwa
panelis paling menyukai aroma dari pie tarlet dengan subtitusi
tepung ubi jalar ungu.
Tabel 4.16 Statistik Uji Hedonik Aroma
d. Uji Hedonik Rasa
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, 1 orang panelis (4%) yang menyatakan
tidak suka, sebanyak 8 orang panelis (32%) menyatakan agak suka,
sebanyak 12 orang panelis (48%) menyatakan suka, dan 4 orang
panelis (16%) menyatakan sangat suka pada rasa pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu.
F1
(Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Ubi Jalar
Putih)
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.64 3.60 3.52
Median 4.00 4.00 3.00
Mode 4 4 3
Std. Deviation .860 .645 .714
Variance .740 .417 .510
Range 3 3 3
Minimum 2 2 2
Maximum 5 5 5
Sum 91 90 88
82
Tabel 4.17 Uji Hedonik Rasa Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar Ungu Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 8 32.0 32.0 36.0
4 12 48.0 48.0 84.0
5 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Gambar 4.18 histogram uji hedonik rasa terhadap pie tarlet dengan subtitusi
tepung ubi jalar ungu
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar kuning, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, 1 orang panelis (4%) yang
menyatakan tidak suka, sebanyak 9 orang panelis (36%) menyatakan
agak suka, sebanyak 12 orang panelis (48%) menyatakan suka, dan 3
orang panelis (12%) menyatakan sangat suka pada rasa pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar kuning.
83
Tabel 4.18 Uji Hedonik Rasa Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar Kuning
Gambar 4.19 histogram uji hedonik rasa terhadap pie tarlet dengan subtitusi
tepung ubi jalar kuning
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar putih, 1 panelis (4%) yang menyatakan
sangat tidak suka, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan tidak
suka, sebanyak 10 orang panelis (40%) menyatakan agak suka,
sebanyak 11 orang panelis (44%) menyatakan suka, dan 3 orang
panelis (12%) menyatakan sangat suka pada rasa pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar putih.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 9 36.0 36.0 40.0
4 12 48.0 48.0 88.0
5 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
84
Tabel 4.19 Uji Hedonik Rasa Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar Putih Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 1 4.0 4.0 4.0
3 10 40.0 40.0 44.0
4 11 44.0 44.0 88.0
5 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Gambar 4.20 histogram uji hedonik rasa terhadap pie tarlet dengan subtitusi
tepung ubi jalar putih
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata pada rasa pie tarlet dengan subtitusi
tepung ubi jalar ungu di dapatkan nilai rata-rata 3,76, subtitusi
tepung ubi jalar kuning yaitu 3,68, dan subtitusi tepung ubi jalar
putih yaitu 3,60. Dari 3 sampel yang telah diberikan, hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata panelis menyatakan suka pada rasa pie
tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu. Berdasarkan total
keseluruhan dari uji hedonik rasa dapat disimpulkan bahwa di
dapatkan jumlah terbanyak terdapat pada pie tarlet dengan subtitusi
tepung tepung ubi jalar ungu jumlah 94. Hal ini menyatakan bahwa
panelis paling menyukai aroma dari pie tarlet dengan subtitusi
tepung ubi jalar ungu.
85
Tabel 4.20 Statistik Uji Hedonik Rasa F1
(Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Ubi Jalar
Putih)
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.76 3.68 3.60
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Std. Deviation .779 .748 .866
Variance .607 .560 .750
Range 3 3 4
Minimum 2 2 1
Maximum 5 5 5
Sum 94 92 90
2. Uji Mutu Hedonik
Uji mutu hedonik merupakan suatu uji organoleptik yaitu suatu
kegiatan penguji yang dilakukan oleh beberapa panelis untuk mengetahui
kualitas suatu produk tertentu. Penulis pada penelitian ini ingin
mengetahui apakah tepung ubi jalar dalam pembuatan pie tarlet dapat
mempengaruhi terhadap warna, tekstur, aroma, dan rasa pada pembuatan
pie tarlet dengan menggunakan tepung ubi jalar ungu, kuning, dan putih
dalam pengamatan analisa mutu hedonik dilihat dari penilaian dengan
kategori sangat terbaik dari panelis. Uji mutu hedonic dilakukan pada
tanggan 13 juni 2017 dan angket di berikan kepada 25 panelis mahasiswa
politeknik negeri Balikpapan tahun 2015.
a. Uji Mutu Hedonik Warna
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap warna pada pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak cerah, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan tidak cerah, sebanyak 5 orang panelis (10%) menyatakan
agak cerah, sebanyak 16 orang panelis (64%) menyatakan cerah, dan
4 orang panelis (16%) menyatakan sangat cerah pada warna pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu.
86
Tabel 4.21 Uji Mutu Hedonik Warna Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Subtitusi Tepung Ubi Jalar Ungu
Gambar 4.21 histogram uji mutu hedonik warna terhadap pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap warna pada pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar kuning, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak cerah, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan tidak cerah, sebanyak 11 orang panelis (44%)
menyatakan agak cerah, sebanyak 14 orang panelis (56%)
menyatakan cerah, dan tidak ada panelis (0%) menyatakan sangat
cerah pada warna pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar kuning.
Tabel 4.22 Uji Mutu Hedonik Warna Terhadap Pembuatan pie tarlet
Dengan Subtitusi Tepung Ubi Jalar Kuning Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 11 44.0 44.0 44.0
4 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 5 20.0 20.0 20.0
4 16 64.0 64.0 84.0
5 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
87
Gambar 4.22 Histogram Uji Mutu Hedonik Warna Terhadap Pembuatan pie
tarlet Dengan Subtitusi Tepung Ubi Jalar Kuning
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap warna pada pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar putih, 1 orang panelis (4%) yang
menyatakan sangat tidak cerah, 1 orang panelis (4%) yang
menyatakan tidak cerah, sebanyak 15 orang panelis (60%)
menyatakan agak cerah, sebanyak 6 orang panelis (24%) menyatakan
cerah, dan 2 orang panelis (8%) menyatakan sangat cerah pada warna
pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar putih.
Tabel 4.23 Uji Mutu Hedonik Warna Terhadap Pembuatan pie tarlet Dengan
Substitusi Tepung Ubi Jalar Putih Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 1 4.0 4.0 4.0
2 1 4.0 4.0 8.0
3 15 60.0 60.0 68.0
4 6 24.0 24.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
88
Gambar 4.23 Histogram Uji Mutu Hedonik Warna Terhadap Pembuatan
pie tarlet Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Putih
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata tingkat mutu hedonik pada warna
pie tarlet F1 warna dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu di
dapatkan nilai rata-rata 3,96, F2 subtitusi tepung ubi jalar kuning
yaitu 3,56, dan F3 subtitusi tepung ubi jalar putih yaitu 3,28. Dari 3
sampel yang telah diberikan. Berdasarkan total keseluruhan dari uji
mutu hedonik warna dapat disimpulkan bahwa di dapatkan jumlah
terbanyak terdapat pada F1 pie tarlet dengan subtitusi tepung tepung
ubi jalar ungu jumlah 99. Hal ini menyatakan bahwa panelis paling
menyukai kualitas mutu F1 dari pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi
jalar ungu.
89
Tabel 4.24 Statistik Mutu Hedonik Warna
F1
(Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Ubi Jalar
Putih)
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.96 3.56 3.28
Median 4.00 4.00 3.00
Mode 4 4 3
Std. Deviation .611 .507 .843
Variance .373 .257 .710
Range 2 1 4
Minimum 3 3 1
Maximum 5 4 5
Sum 99 89 82
b. Uji Mutu Hedonik Tekstur
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap Tekstur pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak renyah, 3 orang panelis (12%) yang menyatakan tidak
renyah, sebanyak 5 orang panelis (20%) menyatakan agak renyah,
sebanyak 15orang panelis (60%) menyatakan renyah, dan 2 orang panelis
(8%) menyatakan sangat renyah pada tekstur pie tarlet dengan subtitusi
tepung ubi jalar ungu.
Tabel 4.25 Uji Mutu Hedonik Tekstur Terhadap Pembuatan pie tarlet Ubi
Jalar Ungu Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 3 12.0 12.0 12.0
3 5 20.0 20.0 32.0
4 15 60.0 60.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
90
Gambar 4.24 Histogram Uji Mutu Hedonik Tekstur Terhadap Pembuatan
pie tarlet Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Ungu
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap Tekstur pada pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar kuning, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak renyah, 4 orang panelis (16%) yang
menyatakan tidak renyah, sebanyak 6 orang panelis (24%)
menyatakan agak renyah, sebanyak 14 orang panelis (56%)
menyatakan renyah, dan 1 orang panelis (4%) menyatakan sangat
renyah pada tekstur pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar
kuning.
Tabel 4.26 Uji Mutu Hedonik Tekstur Terhadap Pembuatan pie tarlet Ubi
Jalar Kuning Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 4 16.0 16.0 16.0
3 6 24.0 24.0 40.0
4 14 56.0 56.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
91
Gambar 4.25 Histogram Uji Mutu Hedonik Tekstur Terhadap Pembuatan
pie tarlet Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap Tekstur pada pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar putih, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak renyah, 3 orang panelis (12%) yang
menyatakan tidak renyah, sebanyak 9 orang panelis (36%)
menyatakan agak renyah, sebanyak 12 orang panelis (48%)
menyatakan renyah, dan 1 orang panelis (4%) menyatakan sangat
renyah pada tekstur pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar
kuning.
Tabel 4.27 Uji Mutu Hedonik Tekstur Terhadap Pembuatan pie tarlet Ubi
Jalar Putih Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 3 12.0 12.0 12.0
3 9 36.0 36.0 48.0
4 12 48.0 48.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
92
Gambar 4.26 Histogram Uji Mutu Hedonik Tekstur Terhadap Pembuatan
pie tarlet Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Putih
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata tingkat mutu hedonik pada tekstur
pie tarlet F1 warna dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu di
dapatkan nilai rata-rata 3,64, F2 subtitusi tepung ubi jalar kuning
yaitu 3,48, dan F3 subtitusi tepung ubi jalar putih yaitu 344. Dari 3
sampel yang telah diberikan. Berdasarkan total keseluruhan dari uji
mutu hedonik tekstur dapat disimpulkan bahwa di dapatkan jumlah
terbanyak terdapat pada F1 pie tarlet dengan subtitusi tepung tepung
ubi jalar ungu jumlah 91. Hal ini menyatakan bahwa panelis paling
menyukai kualitas mutu F1 dari pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi
jalar ungu.
Tabel 4.28 Statistik Uji Mutu Hedonik Tekstur
F1
(Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Ubi Jalar
Putih)
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.64 3.48 3.44
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Std. Deviation .810 .823 .768
Variance .657 .677 .590
Range 3 3 3
Minimum 2 2 2
Maximum 5 5 5
Sum 91 87 86
93
c. Uji Mutu Hedonik Aroma
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap aroma pada pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak beraroma, 1 orang panelis (4%) yang menyatakan
tidak beraroma, sebanyak 3 orang panelis (12%) menyatakan agak renyah,
sebanyak 15 orang panelis (60%) menyatakan beraroma, dan 6 orang
panelis (24%) menyatakan sangat beraroma pada aroma pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu.
Tabel 4.29 Uji Mutu Hedonik Aroma Terhadap Pembuatan pie tarlet Ubi
Jalar Ungu Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 3 12.0 12.0 16.0
4 15 60.0 60.0 76.0
5 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Gambar 4.27 Histogram Uji Mutu Hedonik Aroma Terhadap Pembuatan
pie tarlet Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Ungu
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
94
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap aroma pada pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar kuning, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak beraroma, 1 orang panelis (4%) yang
menyatakan tidak beraroma, sebanyak 5 orang panelis (20%)
menyatakan agak renyah, sebanyak 17 orang panelis (68%) menyatakan
beraroma, dan 2 orang panelis (8%) menyatakan sangat beraroma pada
aroma pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar kuning.
Tabel 4.30 Uji Mutu Hedonik Aroma Terhadap Pembuatan pie tarlet Ubi
Jalar Kuning Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 5 20.0 20.0 24.0
4 17 68.0 68.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Gambar 4.28 Histogram Uji Mutu Hedonik Aroma Terhadap Pembuatan
pie tarlet Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Kuning.
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
95
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap aroma pada pie tarlet
dengan subtitusi tepung ubi jalar putih, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak beraroma, 2 orang panelis (4%) yang
menyatakan tidak beraroma, sebanyak 5 orang panelis (20%) menyatakan
agak renyah, sebanyak 14 orang panelis (56%) menyatakan beraroma,
dan 4 orang panelis (16%) menyatakan sangat beraroma pada aroma pie
tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar putih.
Tabel 4.31 Uji Mutu Hedonik Aroma Terhadap Pembuatan pie tarlet Ubi
Jalar Putih
Gambar 4.29 Histogram Uji Mutu Hedonik Aroma Terhadap Pembuatan
pie tarlet Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Putih.
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 2 8.0 8.0 8.0
3 5 20.0 20.0 28.0
4 14 56.0 56.0 84.0
5 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
96
Berdasarkan nilai rata-rata tingkat mutu hedonik pada aroma pie
tarlet F1 warna dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu di dapatkan nilai
rata-rata 4,04, F2 subtitusi tepung ubi jalar kuning yaitu 3,80, dan F3
subtitusi tepung ubi jalar putih yaitu 3,80. Dari 3 sampel yang telah
diberikan. Berdasarkan total keseluruhan dari uji mutu hedonik aroma
dapat disimpulkan bahwa di dapatkan jumlah terbanyak terdapat pada F1
pie tarlet dengan subtitusi tepung tepung ubi jalar ungu jumlah 101. Hal
ini menyatakan bahwa panelis paling menyukai kualitas mutu F1 dari pie
tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu karena memiliki aroma khas
dari ubi jalar ungu.
Tabel 4.32 Statistik Uji Mutu Hedonik Aroma
d. Uji Mutu Hedonik Rasa
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap rasa pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar ungu, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak enak, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan tidak enak,
sebanyak 7 orang panelis (28%) menyatakan agak enak, sebanyak 14
orang panelis (56%) menyatakan enak, dan 4 orang panelis (16%)
menyatakan sangat enak pada rasa pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi
jalar ungu.
F1
(Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Ubi Jalar
Putih)
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 4.04 3.80 3.80
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Std. Deviation .735 .645 .816
Variance .540 .417 .667
Range 3 3 3
Minimum 2 2 2
Maximum 5 5 5
Sum 101 95 95
97
Tabel 4.33 Uji Mutu Hedonik RasaTerhadap Pembuatan pie tarlet Ubi Jalar
Ungu
Gambar 4.30 Histogram Uji Mutu Hedonik Rasa Terhadap Pembuatan pie
tarlet Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Ungu.
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap rasa pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar kuning, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak enak, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan tidak enak,
sebanyak 7 orang panelis (28%) menyatakan agak enak, sebanyak 17
orang panelis (68%) menyatakan enak, dan 1 orang panelis (4%)
menyatakan sangat enak pada rasa pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi
jalar kuning.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 7 28.0 28.0 28.0
4 14 56.0 56.0 84.0
5 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
98
Tabel 4.34 Uji Mutu Hedonik Rasa Terhadap Pembuatan pie tarlet Ubi Jalar
kuning
Gambar 4.31 Histogram Uji Mutu Hedonik Rasa Terhadap Pembuatan pie
tarlet Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar kuning
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap rasa pada pie tarlet dengan
subtitusi tepung ubi jalar putih, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak enak, 2 orang panelis (8%) yang menyatakan tidak enak,
sebanyak 10 orang panelis (40%) menyatakan agak enak, sebanyak 10
orang panelis (40%) menyatakan enak, dan 3 orang panelis (12%)
menyatakan sangat enak pada rasa pie tarlet dengan subtitusi tepung ubi
jalar putih.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 7 28.0 28.0 28.0
4 17 68.0 68.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
99
Tabel 4.35 Uji Mutu Hedonik Rasa Terhadap Pembuatan pie tarlet Ubi Jalar putih
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 2 8.0 8.0 8.0
3 10 40.0 40.0 48.0
4 10 40.0 40.0 88.0
5 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Gambar 4.32 Histogram Uji Mutu Hedonik Rasa Terhadap Pembuatan pie
tarlet Dengan Substitusi Tepung Ubi Jalar Putih
Sumber : IBM SPSS 20.0 for Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata-rata tingkat mutu hedonik pada rasa pie
tarlet F1 dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu di dapatkan nilai rata-rata
3,88, F2 subtitusi tepung ubi jalar kuning yaitu 3,76, dan F3 subtitusi
tepung ubi jalar putih yaitu 3,56. Dari 3 sampel yang telah diberikan.
Berdasarkan total keseluruhan dari uji mutu hedonik rasa dapat
disimpulkan bahwa di dapatkan jumlah terbanyak terdapat pada F1 pie
tarlet dengan subtitusi tepung tepung ubi jalar ungu jumlah 97. Hal ini
menyatakan bahwa panelis paling menyukai kualitas mutu F1 dari pie
tarlet dengan subtitusi tepung ubi jalar ungu karena memiliki rasa khas
dari ubi jalar ungu.
100
Tabel 4.36 Statistik Uji Mutu Hedonik Rasa
F1
(Ubi Jalar Ungu)
F2
(Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Ubi Jalar
Putih)
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.88 3.76 3.56
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 3a
Std. Deviation .666 .523 .821
Variance .443 .273 .673
Range 2 2 3
Minimum 3 3 2
Maximum 5 5 5
Sum 97 94 89
B. Pembahasan
Pada pembuatan pie tarlet dengan substitusi ubi jalar ungu, kuning dan
putih, dimana ubi jalar dijadikan bahan substitusi pada produk pie tarlet.
Penulis melakukan penelitian dalam pembuatan pie tarlet dengan
menggunakan tepung ubi jalar ungu, kuning, dan putih, pada pembuatan pie
tarlet penulis menggunakan tepung ubi jalar ungu, kuning, dan putih sebanyak
250gram. Hasil eksperimen pertama proses pembuatan pie tarlet dengan
menggunakan tepung ubi jalar ungu sebanyak 250 gram, hasil dari proses
eksperimen pertama dalam pembuatan pie tarlet ubi jalar ungu sebanyak 250
gram, memiliki warna yang berwarna ungu dan bertekstur renyah, beraroma
ubi jalar ungu dan memiliki rasa manis, rasa manis didapat dari tepung ubi
jalar dan pemakain icing sugar sebanyak 125 gram.
Pada eksperimen kedua proses pembuatan pie tarlet dengan
menggunakan tepung ubi jalar kuning sebanyak 250 gram. hasil dari proses
eksperimen kedua dalam pembuatan pie tarlet dengan menggunakan tepung
ubi jalar kuning sebanyak 250 gram, memiliki warna yang berwarna kuning
kecoklatan dan bertekstur renyah, beraroma ubi jalar dan memiliki rasa
manis. Rasa manis didapatkan dari tepung ubi jalar dan pemakaian icing
sugar sebanyak 125 gram
101
Pada eksperimen ketiga, proses pembuatan pie tarlet dengan
menggunakan tepung ubi jalar putih sebanyak 250 gram. hasil dari proses
eksperimen ketiga dalam pembuatan pie tarlet dengan menggunakan tepung
ubi jalar putih sebanyak 250 gram, memiliki warna kecoklatan dan bertekstur
renyah, beraroma ubi jalar dan memiliki rasa manis. Rasa manis didapatkan
dari tepung ubi jalar dan pemakaian icing sugar sebanyak 125 gram
Hasil uji hedonik berdasarkan pada aspek warna, tekstur, aroma dan rasa
pada pembuatan pie tarlet dengan mengunakan tepung ubi jalar ungu, kuning,
dan putih. Dari ketiga sampel pada aspek warna, tekstur, aroma dan rasa pie
tarlet dengan substitusi tepung ubi jalar panelis menyukai sampel pertama
yaitu F1 dengan substitusi tepung ubi jalar ungu.
Hasil uji mutu hedonik berdasarkan pada aspek warna pie tarlet F1
(substitusi tepung ubi jalar ungu) menunjukan bahwa tidak ada perubahan
warna saat menjadi adonan dan saat di baking warna pie tarlet tetap berwarna
ungu, aspek warna F2 ( substiusi tepung ubi jalar kuning) menujukan warna
tidak berubah saat menjadi adonan sedangkan saat pengovenan warna pie
tarlet ubi jalar kuning berubah menjadi warna kuning kecoklatan hal itu
disebabkan oleh panas saat pengovenan, dan pada F3 (substitusi tepung ubi
jalar putih) warna berubah saat menjadi adonan hal itu dikarenakan ada
penambahan bahan tepung ubi jalar ungu, tepung ubi jalar kuning dan tepung
ubi jalar putih , pada saat pengovenan warna pie tarlet berubah menjadi
kecoklatan disebabkan oleh panas saat pengovenan. Dari ketiga sampel pada
aspek warna pie tarlet dengan substitusi tepung ubi jalar yang menunjukan
mutu terbaik terdapat pada F1 dengan substitusi tepung ubi jalar ungu.
Pada aspek tekstur pie tarlet F1 (substitusi tepung ubi jalar ungu), F2
(substitusi tepung ubi jalar kuning), dan F3 (substitusi tepung ubi jalar putih)
menunjukan bahwa adonan pie tarlet menjadi tekstur renyah hal ini
dikarenakan pada ukuran partikel tepung ubi jalar yang berukuran 80 mesh,
penggunaan telur pada adonan pie tarlet dan proses pengovenan dengan suhu
yang telah disesuaikan yaitu 0 c selama 15-25 menit. Dari ketiga sampel
pada aspek tekstur pie tarlet dengan substitusi tepung ubi jalar yang
102
menunjukan mutu terbaik terdapat pada F1 dengan substitusi tepung ubi jalar
ungu.
Pada aspek aroma pie tarlet F1 (substitusi tepung ubi jalar ungu aroma
pie tarlet ubi jalar ungu), F2 (tepung ubi jalar kuning), dan F3 ( tepung ubi
jalar putih) menyatakan bahwa aroma pie tarlet ubi jalar memiliki aroma yang
khas dari ubi jalar saat menjadi adonan ataupun saat sudah jadi pie tarlet. Hal
ini disebabkan dari penggunaan bahan tepung ubi jalar yang memberiksn
aroma khas ubi jalar dan penggunaan butter sehingga aroma ubi jalar sangat
terasa. Dari ketiga sampel pada aspek aroma pie tarlet dengan substitusi
tepung ubi jalar yang menunjukan mutu terbaik terdapat pada F1 dengan
substitusi tepung ubi jalar ungu.
Pada aspek rasa pie tarlet dengan F1 (substitusi tepung ubi jalar ungu),
F2 (tepung ubi jalar kuning) dan F3 (tepung ubi jalar putih) menyatakan rasa
yang khas dari ubi jalar, rasa khas ubi jalar didapatkan karena penggunaan
tepung ubi jalar dan pencampuran bahan yang tepat sehingga pie tarlet ubi
jalar dapat terasa. Dari ketiga sampel pada aspek rasa pie tarlet dengan
substitusi tepung ubi jalar yang menunjukan mutu terbaik terdapat pada F1
dengan substitusi tepung ubi jalar ungu.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan penelitian yaitu:
1. Keterbatasan pada pembuatan tepung ubi jalar yang memiliki tingkat
kegagalan yang tinggi karena faktor cuaca yang tidak menentu dan
perubahan warna pada bahan baku pada proses penjemuran atau pada saat
pengovenan.
2. Kurangnya ketersedian buku atau refrensi yang terkait pembuatan pie
tarlet, dan juga kendala dalam mencari teori atau sumber informasi
internet karena masih banyak sumber yang kurang jelas.
3. Keterbatasan waktu dalam penelitian yang berdampak pada hasil
penelitian yang masih jauh dari kata sempurna, namun dalam hal ini
produk yang dihasilkan sesuai dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, dengan
melakukan beberapa tahapan penelitian seperti mengumpulkan data-data,
menyebarkan angket, dan menganalisa data diperoleh kesimpulan:
1. Tahap proses pembuatan tepung ubi jalar ( Ungu, Kuning, dan Putih) ubi
jalar dicuci bersih terlebih dahulu, pengupasan kulit ubi jalar, kukus ubi
jalar selama 5 menit, ubi jalar di potong kecil-kecil, jemur hingga benar-
benar kering, haluskan menggunakan blender, dan ayak hingga
mendapatkan tepung berukuran 80 mesh.
2. Berdasarkan eksperimen yang penulis lakukan bahwa tepung ubi jalar
dapat dijadikan substitusi dalam pembuatan pie tarlet.
3. Tahap proses pembuatan Pie tarlet dengan substitusi tepung ubi jalar,
campur semua bahan menjadi satu yang terdiri dari tepung ubi jalar, icing
sugar, mentega, telur, dan vanili hingga rata dan menjadi adonan, Siapkan
cetakan yang digunakan untuk pembuatan pienya lalu ambil adonan kulit
pie lalu ratakan dengan tangan, masukan isi pie kedalam cetakan yang
sudah dialasi kulit pie, di isi dengan secukupnya. Panaskan oven dengan
api sedang, masukkan oven, panggang kurang lebih 15-25 menit.
4. Berdasarkan hasil penyebaran angket kepada 25 panelis dengan menilai uji
hedonik pada produk pie tarlet dengan substitusi tepung ubi jalar, Dari
ketiga sampel panelis menyukai sampel pertama yaitu F1 dengan
substitusi ubi jalar ungu dari segi warna rata rata 4,04, segi tekstur rata-
rata 3,64, segi aroma rata rata 3,64 dan dari segi rasa rata rata 3,76.
Sedangkan dari hasil uji mutu hedonik pada produk pie tarlet dengan
substitusi tepung ubi jalar dapat menunjukan bahwa perlakuan terbaik Dari
ketiga sampel panelis memilih sampel pertama yaitu F1 dengan substitusi
ubi jalar ungu dari segi warna rata- rata 3,96, tekstur rata-rata 3,64, dari
segi aroma rata-rata 4,04 dan dari segi rasa 3,88.
104
B. Saran
Setelah penulis menyimpulkan hasil data diatas maka penulis sebagai
berikut:
1. Perlunya mesin pengering tepung untuk mempercepat proses pengeringan
pada pembuatan tepung ubi jalar.
2. Perlu ditambahkan referensi teori pembuatan pasta dan produk olahan
pasta dari jurnal-jurnal atau buku dari terbitan luar negeri.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai nilai gizi yang terkandung
dalam pie tarlet dengan substitusi tepung ubi jalar.
105
DAFTAR PUSTAKA
Agustin,D,F. (1998). Pengertian Ubi jalar dan Jenis jenis Ubi jalar. Diambil pada
tanggal 23 april 2017, dari Http://pengertian-ubi-jalar.blogspot.com
Agustina, F. (2004). 36 Resep Sehat dan Istimewa dari ubi jalar dan jagung,
Yokyakarta: Kana Media
Andrianto, T. T., & Indarto, Novo.(2004) . Budidaya dan Analisis Usahaan Tani
Ubi Jalar-Kentang. Yokyakarta: Absolut
Antarlina. (1999). Resep Sehat dan Istimewa dari ubi jalar dan jagung,
Yokyakarta: Kana Media
Budi Setyawan. (2015). Budidaya Umbi-umbian padat Nutrisi. Hal 67-68 dan
Cahyono, B.(2005). Aneka Produk Olahan Palawija. Semarang: CV Aneka
Ilmu.976-736-722-3
Dede Juanda & Bambang Cahyono. (2000). Ubi jalar, budidaya dan analisi usaha
tani. Yokyakarta: Penerbit Kanisus
Dinas Pertanian Balikpapan.(2016). Perkembangan Ubi Jalar di Balikpapan.
Erdia. (2014). pengertiaN tepung dan jenis- jenis tepung : Bandung: CV Aneka
Ilmu.976-736-722-3.
Handawi. (2010). Budidaya Umbi Jalar dan Usaha Tani, Yokyakarta
Hoesni. (2009). Aneka jenis – jenis Pie. Diambil pada tanggal 25 april 2017, di
Htpp://Resep-sehatpie-dan-pengertian-pie.co.id/p/.html
Huaman. (1991). Sejarah Perkembangan Ubi jalar, Budidaya dan Analisis
Usahaan Tani Ubi Jalar-Kentang. Yokyakarta: Absolut
Ishak, M. (2011). Pencoklatan enzimatik dan Non Enzimatik pada buah. Diambil
pada tanggal 23 april 2017, dari
Http://Meiltyishak.blogspot.co.id/p/pencoklatanenzimatik-dan-non-
enzimatik.html
Irani. (2014) Resep sehat pie & pengertian pie. Diambil pada tanggal 25 april
2017, di Htpp://Resep-sehatpie-dan-pengertian-pie.co.id/p/.html
Kumalaningsih. (2012) . Pencoklatan enzimatik dan Non Enzimatik pada buah.
Diambil pada tanggal 23 april 2017, dari Http://Meiltyishak.blogspot.
co.id/p/pencoklatanenzimatik-dan-non-enzimatik.html
106
Meyer. (1982). Kandungan gizi ubi jalar & manfaat bagi kesehatan Bandung:
Nuansaa cendekia.
Richana. N. (2013). Menggali potensi Ubi kayu & ubi jalar. Bandung: Nuansaa
cendekia.
Rukmana. (1997). Budidaya Umbi Jalar dan Usaha Tani, Yokyakarta :Penerbit
Kanisus
Reifa. (2005). Pengertian ubi jalar dan kandungan gizi, Yokyakarta :Penerbit
Kanisus
Sudewo. (2012). Proses pembuatan tepung ubi jalar & Budidaya Umbi Jalar dan
Usaha Tani, Yokyakarta :Penerbit Kanisus
Susiwi.(2009). Uji Organoleptik. Bandung : Alfabeta
Sudiyono. (2012). Populasi ,sampel, dan teknik sampling. Diambil pada tanggal
25 april 2017, charlessigaulian.blogspot.co.id/2013_12_01_archive.html
Sugiyono. (2012). In Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metodelogi penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
107
LAMPIRAN
108
Lembar Uji Hedonik
Judul TA : Subtitusi tepung biji ubi ( Ipomea Batatas, L) jalar dalam pembuatan
pie tarlet
Nama Produk : Pie Tarlet tepung Ubi Jalar
Nama Panelis :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Tingkat pendidikan :
Aspek
Penilaian
Skala Hedonik
Skala
Numerik
Nilai
F1 F2 F3
Warna
Sangat cerah 5
Cerah 4
Agak cerah 3
Tidak cerah 2
Sangat tidak cerah 1
Tekstur
sangat renyah 5
Renyah 4
Agak renyah 3
Tidak renyah 2
Sangat tidak renyah 1
Aroma
Sangat beraroma 5
Beraroma 4
Agak beraroma 3
Tidak beraroma 2
Sangat tidak beraroma 1
Rasa
Sangat enak 5
Enak 4
Agak enak 3
Tidak enak 2
Sangat Tidak enak 1
Lampiran 1
109
Lembar Uji Mutu Hedonik
Judul TA : Subtitusi tepung ubi jalar ( Ipomea Batatas, L) jalar dalam pembuatan
pie tarlet
Nama Produk : Pie Tarlet tepung Ubi Jalar
Nama Panelis :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Tingkat pendidikan :
Aspek
Penilaian
Skala Hedonik
Skala
Numerik
Nilai
F1 F2 F3
Warna
Sangat cerah 5
Cerah 4
Agak cerah 3
Tidak cerah 2
Sangat tidak cerah 1
Tekstur
sangat renyah 5
Renyah 4
Agak renyah 3
Tidak renyah 2
Sangat tidak renyah 1
Aroma
Sangat beraroma 5
Beraroma 4
Agak beraroma 3
Tidak beraroma 2
Sangat tidak beraroma 1
Rasa
Sangat enak 5
Enak 4
Agak enak 3
Tidak enak 2
Sangat Tidak enak 1
Lampiran 2
110
REKAPITULASI HASIL JAWABAN DATA ANGKET QUESTIONER
Uji Hedonik Warna
No F1
(Pie tarlet Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Pie tarlet Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Pie tarlet Ubi Jalar
Putih)
1 5 4 4
2 4 4 3
3 3 2 3
4 4 4 4
5 5 4 4
6 3 3 3
7 5 4 3
8 4 4 5
9 4 4 4
10 3 3 3
11 3 3 4
12 4 4 4
13 5 4 3
14 5 4 3
15 5 4 3
16 4 4 3
17 3 3 3
18 4 3 3
19 4 4 1
20 4 4 4
21 4 4 4
22 5 3 3
23 3 3 3
24 4 3 3
25 4 3 3
Lampiran 3
111
Uji Hedonik Tekstur
No F1
(Pie tarlet Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Pie tarlet Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Pie tarlet Ubi Jalar
Putih)
1 2 2 2
2 4 2 2
3 3 3 3
4 2 2 1
5 4 4 4
6 4 4 4
7 3 3 3
8 5 4 4
9 4 4 4
10 3 3 3
11 3 3 4
12 4 4 4
13 5 4 4
14 4 4 4
15 4 4 4
16 4 4 4
17 4 4 4
18 3 4 4
19 4 4 4
20 4 3 2
21 4 4 4
22 4 4 4
23 3 2 3
24 4 3 4
25 3 3 4
Lampiran 4
112
Uji Hedonik Aroma
No F1
(Pie tarlet Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Pie tarlet Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Pie tarlet Ubi Jalar
Putih)
1 2 2 2
2 2 4 3
3 3 4 3
4 3 3 3
5 3 3 3
6 4 4 4
7 3 3 3
8 3 3 3
9 5 5 5
10 5 4 5
11 3 3 3
12 3 3 3
13 4 4 4
14 4 4 3
15 4 4 4
16 4 4 4
17 5 4 4
18 4 4 4
19 4 4 4
20 3 3 4
21 3 4 3
22 4 4 4
23 4 4 4
24 4 3 3
25 5 3 3
Lampiran 5
113
Data Uji Hedonik Rasa
No F1
(Pie tarlet Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Pie tarlet Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Pie tarlet Ubi Jalar
Putih)
1 4 2 3
2 3 4 3
3 3 3 3
4 3 3 3
5 4 4 4
6 4 4 4
7 3 3 3
8 5 5 5
9 5 5 5
10 4 3 4
11 3 3 3
12 4 4 4
13 4 4 3
14 4 4 4
15 4 4 5
16 4 3 4
17 5 5 4
18 3 3 3
19 3 3 1
20 3 4 4
21 4 4 4
22 4 4 4
23 2 4 4
24 4 4 3
25 5 3 3
Lampiran 6
114
Data Mutu Hedonik Warna
No F1
(Pie tarlet Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Pie tarlet Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Pie tarlet Ubi Jalar
Putih)
1 4 2 3
2 3 4 3
3 3 3 3
4 3 3 3
5 4 4 4
6 4 4 4
7 3 3 3
8 5 5 5
9 4 4 4
10 4 4 3
11 4 3 2
12 3 3 3
13 4 4 4
14 4 3 4
15 3 3 3
16 5 3 4
17 4 4 5
18 5 4 3
19 3 3 3
20 4 3 1
21 3 4 4
22 4 4 4
23 4 4 3
24 4 3 3
25 5 3 3
Lampiran 7
115
Data Mutu Hedonik Tekstur
No F1
(Pie tarlet Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Pie tarlet Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Pie tarlet Ubi Jalar
Putih)
1 4 4 4
2 4 3 3
3 4 4 4
4 3 3 3
5 4 4 4
6 4 3 3
7 2 2 2
8 3 5 3
9 4 4 5
10 4 4 4
11 2 2 2
12 4 4 4
13 5 3 4
14 4 4 4
15 4 4 4
16 4 4 4
17 4 3 3
18 3 4 3
19 3 2 4
20 4 4 3
21 4 4 4
22 4 4 4
23 2 2 2
24 3 4 3
25 5 3 3
Lampiran 8
116
Data Mutu Hedonik Aroma
No F1
(Pie tarlet Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Pie tarlet Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Pie tarlet Ubi Jalar
Putih)
1 4 4 4
2 5 4 5
3 4 4 5
4 3 3 3
5 4 4 4
6 3 3 4
7 4 3 3
8 5 4 4
9 5 5 5
10 4 4 4
11 4 4 3
12 4 4 4
13 2 2 2
14 4 5 4
15 3 4 4
16 5 4 4
17 4 4 4
18 4 4 2
19 4 4 4
20 3 4 4
21 5 3 4
22 4 3 4
23 4 3 4
24 4 4 3
25 5 3 3
Lampiran 9
117
Data Uji Mutu Hedonik Rasa
No F1
(Pie tarlet Ubi Jalar
Ungu)
F2
(Pie tarlet Ubi Jalar
Kuning)
F3
(Pie tarlet Ubi Jalar
Putih)
1 4 3 3
2 3 4 2
3 3 3 3
4 3 3 3
5 4 4 4
6 3 3 4
7 4 4 3
8 5 4 5
9 5 5 5
10 4 4 4
11 4 4 4
12 4 4 4
13 4 4 3
14 4 4 4
15 5 3 3
16 4 4 3
17 4 4 4
18 3 4 3
19 4 3 5
20 3 4 2
21 4 4 4
22 4 4 4
23 4 4 4
24 3 4 3
25 5 3 3
Lampiran 10
118
Foto-Foto Penyebaran Angket
Lampiran 11
119
CURRICULUM VITAE
Nama : Erlisa Novia Swandari
Tempat, Tanggal Lahir : Muara Badak, 29 November 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Rachmat Gas alam badak 1, Kec, Muarabadak
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Nama Ayah : Kunto Wijayanto
Nomor Hp : 081255592895
Email : [email protected]
Latar Belakang Pendidikan
1. SD Negeri 006 Muara Badak (2002-2008)
2. SMP Negeri 4 Muara Badak (2008-2011)
3. SMA Negeri 2 Muara Badak (2011-2014)
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya
Balikpapan, 28 Agustus 2017
Erlisa Novia Swandari