Post on 23-Aug-2019
PROSES REBRANDING MAJALAH WARTA PENGAWASAN BADAN
PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP)
Aulia Minda Wardhani
DIII Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
Email: auliamindhani21@gmail.com
ABSTRACT
The current government agency magazine continues to grow, one of which is
the WP magazine which is managed by Bpkp public relations. Warta Pengawasan
magazine is an internal magazine that is submitted to BPKP employees as well as
external magazines because it is also delivered to the Ministry of Defense. Traffic
regional government inspectorate incorporated in the APIP.
This Reasearch takes theory from Muzellec, Laurent, Lambkin & Doogan in
2003. From journal “Corporate Rebranding – An Exploratory Review. Irish” Muzellec
dkk (2003) claim that process rebranding consist from four stages Repositioning,
Renaming, Redesign dan Relaunch.
This study aims to review the rebranding process of the Warta Pengawasan
Magazine Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) (BPKP). This
research was conducted using qualitative research methods.
Based on the results of the study, the reason for the BPKP's Internal Public
Relations rebranding the surveillance news magazine was because the BPKP internal
public relations rebranding felt that the surveillance news magazine needed to be
changed. Start and display, design, and contents of the magazine itself are adjusted
by millennial times but do not eliminate the main characteristics of the magazine,
namely as a scientific monitoring magazine related to accounting, economics or
government management in an easily understood language.
This is quite effective in attracting the attention of readers of the surveillance
news magazine as Supervision Magazine as one of the media for BPKP
communication activities that seeks to be a bridge of communication between
management and employees. Warta Pengawasan magazine functions as a corporate
information media and means for management to know what is needed, questions and
criticism from employees regarding the BPKP Supervision News Magazine also
functions as external media delivered to all ministry institution etades for education
and BPKP reputation building.
Key Words : Rebranding Process, Internal Magazine, Badan Pengawasan Keuangan
Dan Pembangunan (BPKP).
ABSTRAK
Majalah instansi pemerintah saat ini terus berkembang, salah satunya majalah
WP yg dikelola humas BPKP. Majalah Warta Pengawasan merupakan majalah
internal yang disampaikan ke pegawai BPKP sekaligus majalah eksternal karena
disampaikan juga ke inspektorat Kementerian/lembaga/ pemda yang tergabung
dalam APIP.
Penelitian ini mengambil teori dari Muzellec, Laurent, Lambkin & Doogan. Pada
tahun 2003. Di dalam jurnal yang berjudul “Corporate Rebranding – An Exploratory
Review. Irish” Muzellec dkk (2003) menyatakan bahwa proses rebranding terdiri dari
empat tahapan yaitu Repositioning, Renaming, Redesign dan Relaunch.
Penelitian ini bertujuan mengkaji proses rebranding Majalah Warta
Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP). Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, alasan Humas Internal BPKP melakukan
rebranding majalah warta pengawasan karena di perlukannya rebranding. Humas
internal BPKP merasa bahwa majalah warta pengawasan perlu ada yang di rubah.
Mulai dari tampilan, desain, maupun isi dari majalah itu sendiri yang disesuaikan oleh
zaman millenial tetapi tidak menghilangkan ciri utama majalah yaitu sebagai majalah
pengawasan yang sifatnya ilmiah terkait dengan ilmu akutansi, ekonomi ataupun
manajemen pemerintahan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Majalah Warta Pengawasan sebagai salah satu media kegiatan komunikasi
BPKP yang berupaya sebagai jembatan komunikasi antara pihak manajemen dengan
karyawan. Majalah Warta Pengawasan berfungsi sebagaimedia informasi
perusahaan serta sarana bagi pihak manajemen dalam mengetahui apa yang
dibutuhkan, pertanyaan dan kritik dari karyawan mengenai BPKP. Majalah Warta
Pengawasan juga berfungsi sebagai media eksternal yang disampaikan ke seluruh
kementerian/lembaga untuk upaya edukasi dan pembentukan reputasi BPKP.
Kata Kunci : Proses Rebranding, Majalah Internal, Badan Pengawasan Keuangan
Dan Pembangunan (BPKP).
PENDAHULUAN
Berkembangnya sebuah lembaga atau organisasi sebagian besar ditentukan
oleh keberhasilan lembaga atau organisasi tersebut dalam melakukan komunikasi.
Komunikasi merupakan unsur pokok yang sangat penting dilakukan dalam suatu
lembaga atau organisasi. Salah satu komunikasi yang harus diperhatikan dalam
suatu lembaga adalah komunikasi internal. Faktor yang dapat mempengaruhi
komunikasi internal adalah latar belakang karyawan. Faktor ini menentukan
bagaimana cara berkomunikasi yang sesuai sehingga maksud dan tujuan tercapai.
Seorang praktisi humas harus mampu menjembatani komunikasi antara
manajemen dan karyawan. Karena program memegang hubungan karyawan
diharapkan akan mengarah pada hasil positif yang karyawan merasa dihargai dan
dirawat oleh perusahaan. Sehingga tercipta rasa memiliki (sense of belonging),
motivasi, kreativitas dan ingin mencapai performa maksimal.1
Humas internal memanfaatkan media internal perusahaan ke dalam bentuk
majalah internal. Majalah internal merupakan majalah yang diterbitkan untuk kalangan
internal suatu organisasi/perusahan dan idealnya dicetak secara berkala. Dengan
adanya majalah internal, maka suatu akan terlihat bagaimana caranya suatu
organisasi dapat menciptakan dan memanfaatkan media sendiri, bukan hanya media
umum yang biasa dipakai untuk menjangkau khalayak komersial. Hal tersebut hanya
bisa terimplementasi dengan baik apabila humas internal mampu menyelenggarakan
komunikasi yang bersifat persuasive dan informatif.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, atau yang disingkat BPKP,
adalah lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang melaksanakan tugas
1 https://www.dosenpendidikan.com/pengertian-eksternal-public-relations-dan-internal-public-relations-lengkap/#! Diakses pada 27 Mei 2019 pukul 20.30 WIB
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang berupa
Audit, Konsultasi, Asistensi, Evaluasi,
Dalam membangun komunikasi internal yang baik di dalam suatu perusahaan,
humas internal BPKP berupaya mengelola majalah internal “Warta Pengawasan”.
Merupakan salah satu peranan humas internal BPKP dalam mengelola Majalah Warta
Pengawasan. BPKP memiliki beberapa wahana media internal, namun yang menjadi
fokus utama disini adalah Majalah Warta Pengawasan. Majalah Warta Pengawasan
yang dikemas secara khusus oleh humas internal. Majalah Warta Pengawasan dilihat
dari proses pembuatannya dikelola dengan serius oleh pihak humas internal yang
diberi tanggung jawab mengelola media ini.
Majalah Warta Pengawasan sebelumnya monoton, kaku, dan kurang menarik
untuk di baca kemudian di re-branding oleh humas BPKP agar lebih modern dan
menarik di baca oleh warga BPKP. Sebelum di re-branding, Majalah Warta
Pengawasan hanya membahas seputar pengawasan keuangan. Kegiatan re-
branding tersebut meliputi desain cover majalah yang menarik, penggunaan kertas
dengan kualitas yang bagus, desain layout yang lebih variatif, bahasa penulisannya
di buat lebih ringan mudah di pahami dan kekinian sesuai dengan zaman milenial saat
ini, menggunakan lebih banyak penggunaan gambar dari pada penggunaan tulisan,
infografis dan pilihan rubrik yang menarik yang membangun minat pembaca Majalah
Warta Pengawasan. Perubahan di dalam re-branding Majalah Warta Pengawasan ini
cukup signifikan. Majalah Warta Pengawasan setelah di re-branding ini disesuaikan
dengan konsep majalah modern saat ini.
Fandy Tjiptono menyatakan bahwa salah satu strategi manajemen perusahaan
agar dapat tetap bertahan saat ini ialah dengan melakukan perubahan atau dalam hal
ini dimaksud rebranding.2
Alasan dilakukannya rebranding pada Majalah Warta Pengawasan adalah
berikut sesuai kutipan wawancara dengan pegawai bagian humas BPKP, Dian
Setyawati:
“Majalah Warta Pengawasan sudah dikelola sejak lama, dari tahun 2004 dalam
perjalanannya sudah mengalami beberapa perubahan. Di tahun 2010 design
cover lebih menarik, penggunaan kertas lebih modern, design layout lebih
menarik. Di tahun 2018 rebranding majalah ini lebih signifikan perubahannya.
Penyesuaian majalah benar-benar di seperti konsep majalah modern saat ini.
Desain lebih menarik dan lebih banyak penggunaan gambar, infografis,
permainan warna dan dengan teks yang lebih sedikit. Bahasa penulisannya
juga di buat lebih ringan, mudah di pahami dan kekinian di seusaikan
pembacanya yaitu generasi milenial.”3
MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
Bagaimana proses pengolaan rebranding Majalah “Warta Pengawasan” di dalam
organisasi pemerintahan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Bulan Mei 2019?
2 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Jakarta: Andi Publisher,2008, hlm 373
3 Hasil wawancara dengan Ibu Dian Setyawati selaku pegawai humas BPKP
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses rebranding
Majalah “Warta Pengawasan” di dalam organisasi pemerintahan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
MANFAAT
Penulis melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Secara Akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan menambah pengetahuan di dalam studi komunikasi mengenai cara
pengolaan rebranding Majalah Internal di dalam sebuah lembaga
pemerintahan untuk melengkapi penelitian terdahulu di D-III Hubungan
masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.
2. Secara Praktisi Hasil penelitian ini dapat bermanfaat menjadi bahan penelitian
yang objektif untuk organisasi pemerintahan Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP).
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Penelitian dengan metode kulitatif, seorang peneliti menjadi instrumen kunci. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi, peneliti terkibat
sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang menjadi subjek penelitian dan
sumber informasi penelitian.
Peneliti akan memaparkan mengenai metode yang digunakan pada penelitian
ini. Penelitian ini merupakan riset Deskriptif karena yang diuji merupakan informan
penelitian melalui pegawai BPKP yang mengelola Majalah Warta Pengawasan dan
pegawai BPKP yang menggunakan Majalah Warta Pengawasan sebagai komunikasi
internal organisasi . Metode penelitian ini menggunakan metode wawancara dan
hanya melalukan sekali wawancara.
Dalam penelitian Kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting
(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih
banyak wawancara mendalam (in depth interview).4 Dalam penelitian ini penulis
menggunakan tiga cara dalam pengumpulan data yaitu teknik wawancara, teknik
observasi dan teknik dokumentasi.
Peneliti menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan bagaimana pengelolaan re-branding majalah Warta Pengawasan di
dalam bagaimana pengolaan rebranding Majalah “Warta Pengawasan” di dalam
organisasi pemerintahan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap
proses rebranding majalah BPKP yang dilakukan humas internal BPKP. Dengan
teknik Dokumtasi peneliti berusaha memperoleh data atau informasi dengan cara
menggali dan mempelajar dokumen-dokumen, arsip dan catatan yang berhubungan
dengan penelitian proses rebranding majalah warta pengawasan ini.
Dan penulis juga memakai Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan
apakah penulisan yang dilakukan benar-benar merupakan penulisan ilmiah sekaligus
untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penulisan kualitatif
meliputi uji kredibilitas, pengujian transferability, pengujian dependability, dan
pengujian confirmability. Kriteria teknik keabsahan yang digunakan adalah uji
kredibilitas, yang dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti perpanjangan
4 Ibid Suyanto: Hlm 224-225
pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif,
menggunakan bahan referensi.
Penulis juga menggunakan teknik purposive untuk menentukan dua pihak (key
informan dan informan) yang mampu memberikan informasi terkait data-data yang
dibutuhkan oleh penulis. Key informan tersebut adalah praktisi humas BPKP Betrika
Oktaresa yaitu selaku Kepala subbagian Hubungan Masyarakat, yang terjun langsung
dalam proses rebranding Majalah Warta pengawasan. Sedangkan informan yang
penulis gunakan adalah Staff Humas BPKP yaitu Dian Setyawati yang melakukan
kegiatan proses rebranding Majalah warta Pengawasan tersebut di Humas BPKP.
PEMBAHASAN
Di dalam pembahasan penulis menjelaskan bagaimana proses rebranding Majalah
Warta Pengawasan yaitu :
Dimulai dari dibentuknya tim kecil di dalam humas BPKP. Tim kecil terdiri dari
pegawai humas BPKP yang menangani Majalah Warta Pengawasan dari dulu. Tim
kecil ini bertugas untuk mengidentifikasi dan mencari referensi dari contoh majalah-
majalah pemerintahan yang bagus dan yang menang di dalam perlombaan majalah-
majalah pemerintahan utuk menjadi tolak ukur sudah sejauh apa dan harusnya
majalah internal yang menarik itu seperti apa. Mereka menganalisis dan
membandingkan mulai dari layout, rubrik, sampul, kertas, dan artikel dari majalah
pemerintahan lain. Dari referensi tersbut akan timbul ide-ide untuk mengubah majalah
warta pengawasan agar lebih menarik lagi.
Dari referensi yang mereka analisis di cocokan dengan perencanaan
rebranding Majalah Warta Pengawasan dan juga konsep dari identitas BPKP. Lalu
ketika sudah di analisis dalam tim kecil tersebut, di presentasikan kepada seluruh
pegawai humas BPKP dan juga mengundang orang luar untuk memberikan
pandangannya atas ide rebranding ini. Di bentuk rapat dan ketika ada masukan-
masukan yang cocok dari rapat tersebut diajukan ke kepala biro sebagai penanggung
jawab. Juru bicara BPKP yaitu pak Maliki memberikan eselon bahwa rebranding ini
sudah sesuai dari perspektif reputasi organisasi. Lalu meminta persetujuan atasan
BPKP diterima atau tidaknya ide rebranding ini.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Muzellec dkk (2003)
yang menyatakan bahwa proses rebranding terdiri dari empat tahapan, yaitu
repositioning, renaming, redesigning, dan relaunching. Repositioning dibutuhkan
ketika keputusan untuk membuat posisi baru di benak konsumen dan benak para
stakeholder. Renaming menjadi tahapan di mana nama baru menjadi media
mengirimkan sinyal kuat kepada seluruh stakeholder bahwa perusahaan atau brand
melakukan perubahan strategi, perubahan fokus, atau perubahan struktur
kepemilikan. Tahap selanjutnya, redesign, difokuskan pada perubahan estetika brand
dan elemen tangible seperti logo, jingle, iklan, atau elemen visual lain yang
mencitrakan posisi brand. Dan tahapan terakhir, relaunch, akan menentukan
bagaimana stakeholder melihat brand baru yang akan diperkenalkan.5
Keputusan rebranding majalah Warta Pengawasan merupakan hasil dari rapat
berkelanjutan yang dilakukan oleh humas internal BPKP dan di setujui oleh kepala
BPKP . Dimana dalam rapat tersebut memuat empat tahap proses rebranding yang
dikemukakan oleh Laurenz Muzzelec.
a. Tahap Repositioning
Strategi pertama yang dilakukan oleh humas internal BPKP yaitu agar
pembaca di era milenial sekarang tertarik membaca Majalah Warta Pengawasan.
5 Ibid, Hanum Sofia Nur Merjanti, hlm 12
Selain itu, tujuan utama diadakannya rebranding majalah warta pengawasan ini untuk
menjaga dan meningkatkan para pembaca Majalah Warta Pengawasan. Dan untuk
memperbaiki tampilan dari Majalah Warta Pengawasan itu sendiri. Agar menarik
dibaca untuk generasi millenial saat ini.
Selain target rebranding majalah ini anak millenial. Majalah ini juga di harapkan
dapat menarik bagi CPNS baru kaum millenial untuk dibaca. Karena isi dari dalam
majalah ini sangat bermanfaat bagi CPNS yang baru. Adanya informasi tentang
pengawasan dan keuangan di dalam lembaga pemerintahan sangat penting dibaca
untuk CPNS.
Proses rebranding majalah warta pengawasan ini juga lebih ke mengikuti dan
menyesuaikan perubahan jaman. Target utama dalam rebranding majalah warta
pengawasan tampilannya tidak terlalu kaku karena dari tahun-ketahun seperti itu dan
ingin merubahnya.
b. Tahap Renaming
Nama adalah indikator inti dalam sebuah brand. Dimana nama brand menjadi
tempat kesadaran dan komunikasi perusahaan kepada para pelanggan, pesaing, dan
pemangku kepentingan lainnya. Kapferer dalam Muzzelec, dkk. 2004 menyiratkan
bahwa sebuah nama mendefinisikan dan mewakili identitas produk dan citra
perusahaan. Mengingat pentingnya nama pada sebuah brand. Di dalam proses
rebranding yang dilakukan humas bpkp terhadap majalah warta pengawasan ini tidak
ada pergantian nama terhadap majalah warta pengawasan. Sebab diberikan nama
Majalah “Warta Pengawasan” karena target sasaran pembaca majalah ini bukan
hanya dari kalangan internal BPKP. Humas BPKP ingin majalah ini bermanfaat bagi
aparat pengawasan intern pemerintah baik di kemeterian, lembaga maupun daerah.
c. Tahap Redesign
Di tahun 2010 tidak ada perubahan yang signifikan, dengan perubahan layout,
rubriknya kemudian, pengunaan kualitas kertas, warna dulu karena terbatas anggaran
tidak semua halaman berwarna. Walaupun begitu dari tahun 2010 itu, kita sudah full
colour, design cover lebih menarik, penggunaan foto-foto lumayan banyak.
Rebranding yang dilakukan oleh tim rebranding dari segi rubriknya.
Menyeimbangkan antara artikel yang serius dengan artikel yang humanis. Di dalam
majalah Warta Pengawasan seteh di rebranding ini ada rubrik movie review, book
review, ada beauty of indonesia tentang kindahan alam.
Strategi dalam proses rebranding tersebut mendapat apresiasi positif dari
pembaca majalah warta pengawasan karena dinilai lebih menarik. Mungkin dulu
sebagian besar berisi wawancara dengan tokoh-tokoh pemerintahan maupun
kalangan legislatif atau penegak umum atau akademisi. Namun sekarang porsi
wawancara itu lebih dibatasi. Digantikan oleh banyak artikel-artikel yang sesuai
perkembangan dunia akuntansi, dunia keuangan saat ini dan juga rubrik-rubrik
penyeimbang.
d. Tahap Relaunching
Dari hasil observasi peneliti, proses relaunching majalah warta pengawasan
tidak dipublikasikan secara cetak atau acara seperti yang dijelaskan di atas. Alasan
utamanya karena memang untuk produk-produk kehumasan selama ini tidak pernah
ada acara khusus seperti relaunching. Termasuk produk baru baru sekalipun. Akan
tetapi, proses relaunching majalah warta pengawasan dipublikasikan lewat media
sosial khususnya media sosial instagram official BPKP yaitu @bpkp_id.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, alasan Humas Internal BPKP melakukan
rebranding majalah warta pengawasan karena di perlukannya rebranding. Humas
internal BPKP merasa bahwa majalah warta pengawasan perlu ada yang di rubah.
Mulai dari tampilan, desain, maupun isi dari majalah itu sendiri yang disesuaikan oleh
zaman millenial tetapi tidak menghilangkan ciri utama majalah yaitu sebagai majalah
pengawasan yang sifatnya ilmiah terkait dengan ilmu akutansi, ekonomi ataupun
manajemen pemerintahan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Rebranding Majalah warta pengawasan memuat tiga tahap proses rebranding
yaitu repositioning, redesign, dan relaunching. Pada tahap repositioning, humas
internal BPKP mengubah konsep majalah internal pemerintahan yang kaku dan baku
menjadi majalah yang menampilkan bacaan yang enak di baca dan menarik. Bahasa
penulisannya di buat lebih ringan, mudah di pahami dan kekinian mengikuti perubahan
jaman yang di seusaikan pembacanya yaitu generasi milenial. Ditahap redesign
proses rebranding majalah warta pengawasan dimulai dari mendesain sampul, rubrik,
layout dan juga artikel menjadi lebih menarik untuk di baca. Tahap relaunching humas
internal BPKP memanfaatkan media sosial instagram mereka yaitu @bpkp_id. Hal ini
terbilang cukup efektif untuk menarik perhatian pembaca majalah warta pengawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku.
Afrizal, (2017), Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, Depok: Rajawali Pers.
Amie Priami, (2014), Introducing Public Relations, Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia.
Asfi Manzilati, (2017), Metodologi Penelitian Kualitatif : paradigma, Metode, Dan
Aplikasi, Malang: Universitas Brawijaya Press.
Ansory Wiranata , (2014) Lia Yuldinawati ST, Pengaruh Rebranding Trhadap Loyalitas
Konsumen (Studi Kasus Fourspeed Nomad Di Kota Bandung (2014), Bandung:
Universitas Telkom.
Elvinaro Ardianto, (2011) Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif Dan
Kualitatif, Jakarta: Simbiosa Rekatama Media.
Fandy Tjiptono, (2018) Strategi Pemasaran, Jakarta: Andi Publisher
Jozef Raco, (2010) Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Grasindo
Mahi M Hikmat, (2011) Metode Penelitian Dalam Perspektif Komunikasi dan Sastra,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kotler dan Keller, (2009) Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13, Jakarta:
Erlangga.
Onong Uchana Effendy, (2009) Human Relations Dan Public Relations, Bandung CV.
MandarMaju.
Prayudi, (2011) Public Relations Strategic,Komunikasi UPN Press, Yogyakarta.
Siregar&Pasaribu, (2000) BagaimanaMengelola Media Korporasi-Organisasi,
Kanisius, Yogyakarta.
Rosady Ruslan SH, (2006) Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rukaesih dan Ucu Cahyana, (2015) Metodologi Penelitian Pendidikan, Depok: PT
Rajagrafindo Persada.
Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, (2017) Dasar-Dasar Public Relations, Bandung.
PT. Remaja Rosdakarya.
Sopian, (2006) Public Relations Writing Konsep, Teori, Praktik, Jakarta: PT. Grasindo.
Suwatno, (2018) Pengantar Public Relations Kontemporer, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Suyanto, (2005) Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Premada Media.
Syofian Siregar, (2010) Statistika Deskriptif untuk Penelitian, Depok: PT Raja Grafindo
Persada.
Tohirin, (2016) Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan
Konseling, Pendekatan Praktisi Untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi Dengan
Contoh Transkip Hasil Wawancara Serta Model Penyajian Data, Jakarra:
Rajawali Pers.
Jurnal.
Dian Setyawati, 2016, Jurnal Pengaruh Majalah Ilmiah Kampus Pengawasan
Terhadap Pengehtahuan, Sikap APIP Tentang Fraud, Dan Citra
PUSDIKLATWAS BPKP, Bogor: Institut
Dwi Anggraeni, 2017, Hubungan Antara Aktivitas Membaca Majalah Internal Dan
Sense Of Belonging Anggota Organisasi, Bandar Lampung:Universitas
Lampung, 2017, hlm 1
Fadhila Auliya Widiaputri dan Siti Karlinah, Jurnal Rebranding Majalah Konvensional
Gogirl! Menjadi Media Hibrida Playzine Dan Perubahan Manajemen Redaksi
Program Studi Jurnalistik, Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjajaran, 2019.
Juntunen M, Corporate Rebranding Process in Small Companies : A Multiple Case
study from the B2B Software Industry, Acta Univ Oulu, 2011.
Masruroh, Tesis Analisis Baranding dalam Upaya Pengembangan Destinasi Wisata
Religi Sunan Drajat Surabaya: Universitas Islam Sunan Ampel, 2018.
Muzellec, Laurent, Lambkin & Doogan, Jurnal Corporate Rebranding – An Exploratory
Review. Irish Marketing Review, 2003
Wina Puspita Sari, Indikator Keberhasilan Pelaksanaan Program Corporate Social
Responsibility PT. Fortune Indonesia Tbk. (FORU) (Survei Deskriptif : Program
Pembangunan Sanggar Fortune Dalam Upaya Meningkatkan Kesadaran
Masyarakat Mengenai Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini di Jakarta Selatan,
Tahun 2015), 3(1):5
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/communicology/article/view/90/115
https://doi.org/10.21009/communicology.031.05 Diakses pada 25 Juni 2019
pukul 20.22 WIB