Post on 06-Dec-2015
description
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA
KELAS III SD NEGERI 1 TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FRANGKY AGUSTA SETIAWAN
NIM : 0550801152
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO
2009
1
PERSETUJUAN
Proposal ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk dilaksanakan
sebagaimana mestinya dalam penyusunan skripsi Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Y. Sugiyanto, M. Pd. Dra. Sri Muryati
Mengetahui
Ketua Program Studi,
Drs. Suparmin, M. Hum.
2
3
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA
KELAS III SD NEGERI 1 TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan
pengalaman meliputi perubahan kemampuan berpikir, bertindak
dan mengungkapkan perasaan. Proses belajar melibatkan berbagai
aktivitas baik fisik, mental maupun perasaan yang juga melibatkan berbagai
komponen yang secara langsung maupun tidak langsung ikut mempengaruhi
proses dan hasil belajar. Pembelajaran bahasa Indonesia Kurikulum Tingkat
Satuan Pembelajaran (KTSP) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
mereka untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
secara lisan dan tertulis, dan untuk menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
karya sastra Indonesia.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas III
SDN 1 Tirtomoyo, menunjukkan bahwa proses pembelajaran bahasa masih
menggunakan metode ceramah sehingga menyebabkan partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran kurang efektif. Dominasi guru dalam pembelajaran
ini menyebabkan adanya kecenderungan meminimalkan kegiatan siswa
sehingga siswa menjadi kurang aktif.
1
1
Dalam pelajaran berbahasa terdapat empat komponen antara lain,
yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara
(speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan
menulis (writing skills) yang berhubungan sangat erat. Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang
teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian
berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis (Henry Guntur
Tarigan, 1985: 1).
Kemampuan atau keterampilan menulis adalah kemampuan
mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan kepada pihak lain melalui
bahasa tulis. Keterampilan menulis khususnya menulis narasi kelas III SDN 1
Tirtomoyo telah berjalan sebagaimana mestinya, namun belum maksimal. Hal
ini terlihat pada kualitas pembelajaran menulis narasi yang masih tergolong
rendah. Berdasarkan hasil observasi mengidentifikasikan bahwa keterampilan
menulis narasi siswa memang perlu ditingkatkan. Rendahnya keterampilan
menulis narasi siswa diakibatkan oleh beberapa faktor, misalnya :
pembelajaran yang dilakukan secara konvensional dan terbatasnya
penggunaan /pemanfaatan media. Sebagai akibatnya, siswa kurang antusias,
motivasinya menurun, dan keterampilan menulisnya kurang terasah. Kondisi
tersebut akan berdampak pada pencapaian kualitas keterampilan yang dimiliki
siswa dan hasil pada keterampilan menulis pada umumnya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis
narasi tersebut dipilih cara pendekatan langsung dengan penelitian tindakan
2
kelas (class action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan
ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh
guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran serta menerapkan hal-hal baru
demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Melalui penelitian tindakan
masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan, dan
dituntaskan sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan
ketercapaian tujuan pendidikan dapat diaktualisasikan secara sistematis.
Upaya penelitian berbasis tindakan diharapkan dapat menciptakan sebuah
budaya belajar (learning culture) di kalangan dosen di LPTK, dan guru
dengan siswa di sekolah.
Upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ini
memerlukan suatu media yang dapat menciptakan suasana baru dan menarik
bagi siswa. Salah satunya dengan menggunakan media gambar berseri. Media
gambar berseri merupakan salah satu media visual yang bersifat sederhana
karena mudah dibuat, tidak terlalu memakan biaya, mudah dipahami dan
dimengerti oleh siswa. Guru dapat membuat media ini sebagai sarana untuk
memudahkan mengajar terutama pada pokok bahasan mengarang. Akan tetapi
hal itu masih perlu dibuktikan keefektifannya dalam meningkatkan
kemampuan menulis/mengarang.
Berdasarkan pandangan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti
keefektifan penggunaan media gambar berseri untuk meningkatkan
3
kemampuan menulis narasi pada siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo Kabupaten
Wonogiri.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Rendahnya kemampuan menulis narasi siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo
Kabupaten Wonogiri.
2. Kurangnya media pengajaran menulis yang menarik yang dapat membantu
siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis/mengarang.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu melebar, maka
masalah yang ada perlu dibatasi sebagai berikut :
1. Subyek penelitian adalah siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo Kabupaten
Wonogiri.
2. Obyek penelitian adalah peningkatan kemampuan menulis narasi siswa
dengan menggunakan media gambar berseri.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka dapat
ditentukan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kemampuan menulis narasi siswa kelas III SDN 1
Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri sebelum dilakukan tindakan peningkatan
4
melalui media gambar berseri ?
2. Bagaimanakah kemampuan menulis narasi siswa kelas III SDN 1
Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri setelah dilakukan tindakan peningkatan
melalui media gambar berseri ?
3. Seberapa besar perubahan keterampilan menulis narasi yang terjadi pada
siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri setelah dilakukan
tindakan peningkatan melalui media gambar berseri ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya penelitian
ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan kemampuan menulis narasi siswa kelas III SDN 1
Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri sebelum dilakukan tindakan peningkatan
melalui media gambar berseri.
2. Mendeskripsikan kemampuan menulis narasi siswa kelas III SDN 1
Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri setelah dilakukan tindakan peningkatan
melalui media gambar berseri.
3. Mendeskripsikan seberapa besar perubahan keterampilan menulis narasi
yang terjadi pada siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri
setelah dilakukan tindakan peningkatan melalui media gambar berseri.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang
mencakup aspek praktis maupun teoretis.
5
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian dapat dijadikan pengembangan salah satu teori belajar
sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam upaya pelaksanaan
penelitian lebih lanjut dalam aspek pengembangan teori yang sama namun
dalam kelas yang berbeda.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
1) Memberikan masukan terhadap pembelajaran keterampilan
menulis narasi.
2) Memberikan solusi terhadap kesulitan pelaksanaan pembelajaran
menulis narasi.
3) Meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan menulis
khususnya menulis narasi.
b. Bagi siswa
1) Meningkatkan minat dalam belajar bahasa khususnya menulis.
2) Dapat mempermudah siswa dalam belajar bahasa.
3) Melatih dan membiasakan siswa untuk terampil menulis narasi.
G. Kajian Pustaka
1. Hakikat Menulis Narasi
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan
atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menurut
Tarigan (1993 : 21), menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
6
dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami lambang grafik tersebut.
Jadi, menulis merupakan suatu kegiatan mengungkapkan informasi kepada
pembaca dengan media kertas dan tinta yang menggunakan huruf-huruf
(lambang-lambang grafik) sebagai sistem tanda.
a. Pengertian Narasi
Narasi adalah sebuah cara untuk menuliskan sebuah karangan
dengan cara menceritakan suatu peristiwa atau kejadian kepada
pembacanya. Peristiwa yang dikisahkan dalam karangan narasi dapat
berupa kejadian yang terjadi di kehidupan nyata atau dapat juga
merupakan hasil rekaan dari penulisnya. Keraf (2000 : 136) membatasi
pengertian narasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya
adalah tindak lanjut yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah
peristiwa serta terjadi dalam satu kesatuan waktu. Keraf (2000 :136)
juga merumuskan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang
berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya suatu peristiwa
yang telah terjadi. Peristiwa yang diceritakan tidak bersifat statis,
melainkan bersifat dinamis yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
Keraf (2000 : 136) berpendapat bahwa pengertian narasi
mencakup dua unsur dasar, yaitu : perbuatan atau tindakan yang terjadi
dalam suatu rangkaian waktu. Penekanan pada unsur waktu dilakukan
dengan tujuan untuk membedakan pengertian narasi dengan deskripsi
sebab suatu peristiwa atau proses dapat disajikan dengan
7
mempergunakan metode deskripsi. Selain itu, unsur waktu juga
membedakan antara narasi dan deskripsi dengan menggambarkan
situasi objeknya. Deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis,
sedangkan narasi mengisahkan suatu objek dinamis dalam suatu
rangkaian waktu.
Dalam cerita narasi, pengarang berusaha mengisahkan kejadian
atau peristiwa sehingga pembaca seolah-olah melihat atau mengalami
sendiri peristiwa itu. Maka, selain unsur waktu, unsur perbuatan atau
tindakan juga sangat penting dalam sebuah narasi.
b. Jenis Narasi
Keraf (2000 : 136-144) menggolongkan narasi menjadi dua, yaitu :
1) Narasi Ekspositoris
Narasi Ekspositoris adalah narasi yang sasaran utamanya
rasio. Narasi tersebut berisi tentang informasi-informasi dan
bertujuan untuk menyampaikan serta memperluas pengetahuan
pembacanya. Keraf (2000: 136) menyatakan bahwa narasi
ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk menggugah pikiran para
pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Narasi
ekspositoris merupakan narasi yang mengisahkan kejadian dan
biasanya terjadi di dunia nyata. Jadi, peristiwa yang dikisahkan
bisa merupakan kisah yang benar-benar terjadi dan dapat diterima
akal sehat.
8
Narasi ekspositoris mempunyai dua sifat, yaitu bersifat
generalisasi dan bersifat khusus/khas. Narasi ekspositoris yang
bersifat generalisasi merupakan narasi yang menyampaikan proses
yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula
dilakukan secara berulang-ulang. Jadi, narasi ini menceritakan hal-
hal yang sudah biasa terjadi serta semua orang bisa dan pernah
mengalaminya. Sedangkan narasi ekspositoris yang bersifat
khusus/khas merupakan narasi yang menceritakan suatu peristiwa
yang bersifat khas, yang hanya terjadi satu kali. Biasanya berupa
pengalaman, karena pengalaman setiap orang pasti berbeda-beda.
2) Narasi Sugestif
Narasi sugestif merupakan narasi yang menceritakan suatu
cerita sebagai suatu hasil rekaan atau daya imajinasi dari penulis.
Narasi dapat berupa novel, cerpen, dongeng, hikayat, dan roman.
Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal dan imajinasi karena
sasaran yang ingin dicapai adalah kesan terhadap peristiwa itu.
Keraf (2000: 15) juga menyatakan bahwa narasi sugestif
berusaha untuk memberi suatu maksud tertentu, menyampaikan
suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau para
pendengar. Narasi ini dikemas terselubung kepada para pembaca
atau pendengar. Narasi ini dikemas sedemikian rupa dengan daya
khayal (imajinasi) penulisnya untuk memberi makna atas peristiwa
atau kejadian sebagai pengalaman. Narasi sugestif memaparkan
9
objeknya sebagai satuan gerak yang berubah-ubah sesuai
pergantian waktu.
3) Perbedaaan Pokok antara Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif
Keraf (2000: 138) mengungkapkan bahwa: narasi
ekspositoris memiliki ciri-ciri seperti: (1) memperluas
pengetahuan, (2) menyampaikan informasi mengenai suatu
kejadian, (3) didasarkan pada penalaran untuk mencapai
kesepakatan rasional, dan (4) bahasanya lebih condong ke bahasa
informatif dengan titik berat pada penggunaan kata denotatif.
Sementara itu, narasi sugestif memiliki ciri-ciri seperti: (1)
menyampaikan suatu makna atau amanat yang tersirat, (2)
menimbulkan daya khayal, (3) penalaran hanya berfungsi sebagai
alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran
dapat dilanggar, dan (4) bahasanya lebih condong ke bahasa
figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.
Antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif terkadang
terjadi percampuran, misalnya saja narasi ekspositoris murni
terkadang bisa menjadi tercampur dengan narasi sugestif kemudian
berubah total menjadi narasi sugestif. Hal itu terjadi sesuai dengan
maksud penulis dalam tujuannya menyampaikan pesan tertentu
kepada pembaca atau pendengar.
10
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media berarti perantara atau pengantar.
Nuryani Rustaman dkk (2000: 135) menyimpulkan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga mendorong
terjadinya proses belajar pada dirinya.
Secara umum media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur,
yaitu unsur peralatannya atau perangkat keras (hardware) dan unsur
pesannya (message) atau perangkat lunak (software). Perangkat lunak
adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan
kepada siswa, sedangkan perangkat keras adalah sarana/peralatan yang
digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan siswa
untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih
baik dan meningkatkan performan siswa sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Fungsi media pembelajaran menurut Nuryani Rustaman
dkk (2003: 141) antara lain:
1) Memperjelas dan memperkaya/ melengkapi informasi yang
diberikan secara verbal.
2) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyampaian informasi
3) Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar
11
4) Menambah variasi penyajian materi
5) Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah
dan mencegah kebosanan siswa untuk belajar
6) Memudahkan materi untuk dicerna dan lebih membekas sehingga
tidak mudah untuk dilupakan siswa
7) Memberikan pengalaman yang lebih konkret bagi hal yang
mungkin abstrak
8) Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa
9) Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.
c. Klasifikasi Media Pembelajaran
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan media, baik
pengertian media secara umum maupun untuk menjadi pembelajaran.
1) Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
a) Media auditif : radio, telepon, cassette recorder, piringan audio
b) Media visual : film strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto,
gambar, lukisan, cetakan, film bisu, film kartun.
c) Media audio visual : film suara (gambar hidup), televise, video
cassette.
2) Dilihat dari daya liputnya, media dibagi atas :
a) Media yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak, serta
dapat menjangkau jumlah siswa yang banyak dalam waktu yang
sama, misalnya radio dan televisi.
12
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruangan dan
tempat seperti film, sound slide, film strip.
c) Media untuk pengajaran individual seperti modul berprogram,
pembelajaran melalui komputer.
3) Dilihat dari bentuk, media dibedakan menjadi :
a) Media dua dimensi : poster, bagan, grafik, peta datar, foto, gambar,
lukisan.
b) Media tiga dimensi : peta timbul, globe, model boneka.
4) Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi atas:
a) Media yang sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya mudah
diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah dan
penggunaannya tidak terlalu sulit.
b) Media yang kompleks, yaitu media yang bahan dan alat
pembuatannya sulit diperoleh serta mahal biayanya dan sulit
membuatnya.
3. Media Gambar Berseri
a. Pengertian Media Gambar
Menurut Andre Rinanto (1982:60), media gambar adalah salah satu
jenis faktor penunjang bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi
yang diekspresikan lewat tanda dan simbol. Adapun batasan media gambar
yang lebih lengkap adalah seperti yang dinyatakan oleh Imam Supadi
(1987: 25), yaitu: media adalah alat visual yang penting, mudah didapat
dan memberikan penggambaran visual yang konkret. Jenis media gambar
13
meliputi gambar atau foto, sketsa, grafik, poster, komik, kartu, diagram,
dan peta.
Di antara media pendidikan, gambar adalah media yang paling
umum, yang dapat dimengerti, dan dapat dinikmati semua orang. Salah
satu jenis media gambar adalah media gambar berseri. Menurut Soeparno
(1988: 18), media ini biasa juga disebut flow chart, wujudnya berupa
kertas atau karbon lebar yang berisikan beberapa buah gambar. Gambar-
gambar itu dirangkai penyusunannya secara berurutan berdasarkan
peristiwa yang terjadi sehingga merupakan suatu rangkaian gambar yang
membentuk cerita. Biasanya setiap gambar diberi nomor urut sesuai
dengan urutan jalan cerita.
Dalam buku media pendidikan pengertian media gambar adalah
segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi
sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan,
potret, slide, film, strip, opaque proyektor. Menurut Sadiman (1996: 29),
media gambar adalah adalah media yang paling umum dipakai, yang
merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana
saja. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan
pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap
lingkungan.
b. Fungsi Media Gambar
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode
mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses
14
interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya.
Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai
alat bantu mengajar yang dipergunakan guru. Secara garis besar fungsi
utama penggunaan media gambar adalah :
1) Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh
positif pada pendidikan.
2) Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan
pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep
yang sama kepada setiap orang.
3) Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui
pembinaan prestasi kerja secara maksimal.
4) Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan.
5) Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan
menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan
teknologi kemediaan yang moderen.
Fungsi-fungsi tersebut di atas terkesan masih bersifat
konseptual. Fungsi praktis yang dijalankan oleh media pengajaran
adalah sebagai berikut :
1) Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, misalnya
kaset video rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh
anak yang tinggal di daerah pegunungan.
2) Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh
pahlawan yang dipasang diruang kelas.
15
3) Mengatasi keterbatasan kemampuan indera
4) Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan
gunung berapi untuk menerangkan gejala alam.
5) Menyederhanakan kompleksitas meteri.
6) Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan
masyarakat atau alam sekitar.
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar Berseri
Media gambar berseri sebagai media pengajaran menulis
mempunyai kelebihan antara lain :
1) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
2) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
3) Memperjelas masalah bidang apa saja.
4) Biayanya murah dan mudah didapat serta digunakan (Sadiman,
1996: 3).
Adapun kelemahan Media Gambar berseri antara lain :
1) Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas
hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa.
2) Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif.
3) Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga
kurang efektif dalam pembelajaran.
H. Hipotesis Tindakan
Dari pemaparan di atas, dapat diajukan hipotesis tindakan penelitian
ini yaitu bahwa dengan menggunakan metode gambar berseri dapat
16
meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa.
I. Metodologi Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Tirtomoyo Kecamatan
Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri yang beralamat di Tirtomoyo RT
05/ RW 09 Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Adapun
pemilihan kelas III di sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian yaitu
terdapat permasalahan pembelajaran menulis narasi yang perlu
dipecahkan. Selain itu, belum adanya peneliti lain yang mengangkat
permasalahan ini.
b) Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dari awal penyusunan proposal
hingga akhir waktu penelitian akan berlangsung selama empat bulan
yaitu bulan November 2008 sampai dengan Februari tahun 2009.
2. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian berbentuk penelitian tindakan kelas (class action
research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerja sama antara
peneliti, guru, siswa, dan pihak sekolah yang lain untuk menciptakan sebuah
kinerja sekolah yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam pembelajaran
menulis narasi di sekolah. Selain itu, untuk memberikan alternatif
pemecahan guna mengatasi permasalahan tersebut.
17
Peneliti bersama guru kelas sebagai pemegang otoritas pengajaran
menyusun rencana tindakan bersama dalam penelitian ini. Kemudian
peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan rencana yang telah disepakati.
Kegiatan pelaksanaan tersebut diikuti pula dengan kegiatan pemantauan
segala kejadian di kelas. Sebagai kegiatan akhir, peneliti dan guru
melakukan refleksi terhadap segala tindakan yang telah dilakukan. Apabila
dirasa kurang maksimal, peneliti menentukan perencanaan tindakan untuk
siklus selanjutnya.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Maksud deskriptif kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data-data berupa data-data tertulis maupun lisan, dan bukan
data yang berupa angka-angka. Data tersebut dideskrepsi dan dianalisis
kemudian disimpulkan.
3. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III
SDN 1 Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Adapun
pemilihan kelas III di sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian yaitu
terdapat permasalahan pembelajaran menulis narasi yang perlu dipecahkan.
Selain itu, belum adanya peneliti lain yang mengangkat permasalahan ini.
4. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini meliputi:
1. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini
adalah kegiatan pembelajaran menulis narasi menggunakan media
18
gambar berseri yang dialami oleh siswa kelas III SDN 1 Tirtomoyo
Kabupaten Wonogiri.
2. Dokumen yang berupa hasil tes siswa, rencana pembelajaran, dan daftar
nilai kelas III SDN 1 Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan diterapkan yaitu teknik tes dan
tugas. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis narasi pada
siswa. Adapun teknik tes atau tugas digunakan untuk mengetahui perubahan
hasil dari proses pembelajaran siswa setelah diadakan pembelajaran menulis
menggunakan media gambar berseri.
6. Uji Validitas Data
Untuk memperoleh data yang valid, perlu teknik-teknik uji validitas
sebagai berikut:
1. Triangulasi teori, teknik dilakukan dengan menggunakan perspektif
lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.
Triangulasi teori diterapkan jika analisis telah menguraikan pola,
hubungan, dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis, maka
penting sekali untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Hal itu
dapat dilakukan secara induktif atau secara logika. Secara induktif
dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk
mengorganisasikan data yang barangkali mengarahkan pada penemuan
penelitian lainnya. Secara logika dilakukan dengan jalan memikirkan
kemungkinan logis lainnya dan kemudian melihat apakah kemungkinan-
19
kemungkinan itu dapat ditunjang oleh data. Setelah itu peneliti
melaporkan hasil penelitian disertai penjelasan sebagaimana yang
dikemukakan sehingga akan meningkatkan derajat kepercayaan data
yang diperoleh (Moleong, 2001: 179).
2. Triangulasi sumber data, teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran
data yang diperoleh dari data yang satu dengan data yang lain.
Triangulasi sumber data berarti mengecek balik derajat informasi yang
diperoleh dengan menggunakan waktu dan alat yang berbeda dalam
metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1)
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
(2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umumdengan
apa yang dikatakan orang secara pribadi. (3) membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2001:
179).
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu model analisis interaksi
(interactive model of analysis) yang dikembangkan oleh Sutopo. Analisis
interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait
satu sama lain: reduksi data, beberan (display) data, dan pebarikan
kesimpulan (Suwarsih Madya, 2006: 75-76).
8. Prosedur Penelitian
Proses penelitian tindakan kelas didasarkan atas menyusun rencana
tindakan bersama, bertindak dan mengamati secara individual dan
20
bersama-sama pula, kemudian mengadakan refleksi atas berbagai kegiatan
yang telah dilakukan (Suwarsih Madya, 2006: 59).
Penelitian ini terdiri dari tiga siklus yang masing-masing terdiri
atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi
dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi (Suharsimi Arikunto, 2006: 16).
a. Siklus Pertama
1) Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan, siklus I guru menyiapkan rencana
pembelajaran (RP), yang merupakan skenario pembelajaran yang
akan dilaksanakan di dalam kelas. Rencana pembelajaran ini
meliputi: pokok bahasan, alokasi waktu, tujuan pembelajaran
umum, tujuan pembelajaran khusus, materi yang diajarkan, metode
yang digunakan, alat dan sumber bahan dan sarana pendukung
yang diperlukan misalnya alat peraga, tempat tindakan, instrumen
penilaian, lembar pengamatan dan daftar siswa yang akan
melaksanakan presentasi.
2) Pelaksanaan Tindakan
Bagian waktu Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(15 menit)
Guru membuka pelajaran dengan memberitahu
materi pelajaran yang akan dipelajari
Inti (40 menit) 1. Guru menjelaskan pengertian narasi
2. Guru menjelaskan tentang menulis karangan
narasi yang baik
21
3. Siswa diminta untuk membuat karangan
dengan media gambar berseri
Penutup
(15 menit)
1. Sebagian siswa membacakan hasil karangan
mereka.
2. Guru melakukan evaluasi dan memberikan
saran pada siswa.
3. Seluruh siswa mengumpulkan karangannya.
Pada proses pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh guru
memberikan tugas menulis/mengarang dengan menggunakan
media gambar berseri dengan tema Lingkungan.
3) Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses belajar mengajar di kelas dengan materi
ketrampilan menulis narasi. Kegiatan di dalam kelas adalah guru
mengajarkan materi keretampilan menulis narasi dengan contoh
gambar berseri yang telah disiapkan guru. Kemudian siswa diberi
tugas untuk membuat tulisan narasi dengan gambar yang berbeda.
4) Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti melakukan analis
secara deskriptif. Selain itu juga dilakukan evaluasi terhadap
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
22
b. Siklus II
1) Perencanaan Tindakan II
Pada prinsipnya perencanaan tindakan pada siklus II sama dengan
perencanaan pada siklus I, hanya materinya saja yang berbeda.
kekurangan yang mungkin ada dalam siklus I dijadikan bahan
refleksi dalam siklus kedua ini.
2) Pelaksanaan Tindakan
Bagian waktu Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(15 menit)
Guru membuka pelajaran dan sedikit mengulas
hasil karangan siswa pada siklus I.
Inti (40 menit) 1. Guru menjelaskan cara agar siswa dapat
memahami isi gambar, sehingga siswa dapat
menulis karangan mengenai gambar tersebut
dengan baik.
2. Siswa diminta untuk membuat karangan
dengan media gambar berseri
Penutup
(15 menit)
1. Sebagian siswa membacakan hasil karangan
mereka secara bergantian
2. Guru melakukan evaluasi dan memberikan
saran pada siswa.
3. Seluruh siswa mengumpulkan karangannya.
Pada siklus kedua ini, kategori penilaian lebih ditekankan
pada isi karangan siswa yang mengacu pada daya khayal siswa
23
pada gambar tersebut. Materi gambar pada siklus kedua ini
bertemakan Pendidikan.
3) Observasi dan Interpretasi
Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan
apakah kekurangan-kekurangan teknik pengajaran pada siklus I
sudah bisa teratasi atau belum.
4) Analisis dan Refleksi
Pada siklus II dilakukan refleksi seperti yang dilakukan pada siklus
I. Semua data yang sudah diperoleh selama proses pembelajaran
berlangsung dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis data
tersebut, peneliti membandingkan antara siklus II dan siklus I
terdapat peningkatan hasil belajar atau tidak.
c. Siklus Ketiga
1) Perencanaan Tindakan III
Bertolak dari hasil analisis dan refleksi tindakan pada siklus II,
peneliti mengadakan refleksi dan analisis untuk mengatasi
kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya untuk diterapkan
pada siklus III. Pada siklus III ini, peneliti dan guru lebih
menekankan pada pemakaian EYD dan tata tulis yang baik dan
benar pada siswa.
24
2) Pelaksanaan Tindakan
Bagian waktu Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Guru membuka pelajaran dan melakukan tanya
jawab dengan siswa mengenai apa kesulitan
yang dihadapi siswa dalam membuat karangan.
Inti (45 menit) 1. Guru menjelaskan bagaimana menulis
karangan dengan menggunakan EYD dan
tata tulis yang baik dan benar
2. Guru memberikan contoh kepada siswa
3. Siswa diminta untuk membuat karangan
dengan media gambar berseri
Penutup
(15 menit)
1. Sebagian siswa membacakan hasil karangan
mereka.
2. Guru melakukan evaluasi dan memberikan
saran pada siswa.
3. Seluruh siswa mengumpulkan karangannya.
3) Observasi dan Interpretasi
Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan
apakah kekurangan-kekurangan teknik pengajaran pada siklus II
sudah bisa teratasi atau belum. Peneliti juga mengawasi keaktifan
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
25
4) Analisis dan Refleksi
Pada siklus III dilakukan refleksi seperti yang dilakukan pada
siklus sebelumnya. Semua data yang sudah diperoleh selama
proses pembelajaran berlangsung dianalisis secara deskriptif.
Berdasarkan analisis data tersebut, peneliti membandingkan antara
siklus I, siklus II, dan siklus III terdapat peningkatan hasil belajar
atau tidak. Dan peneliti bisa menarik kesimpulan apakah dengan
metode gambar berseri bisa meningkatkan keterampilan menulis
narasi siswa kelas III atau tidak.
9. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah siswa dinyatakan tuntas
atau berhasil apabila mampu menguasai materi minimal 60%. Hal itu sesuai
dengan nilai minimal mata pelajaran Bahasa Indonesia yang nilai
intervalnya 10 – 100. jadi siswa dinyatakan tuntas apabila mampu mencapai
nilai 60 yang berarti menguasai 60%.
J. Personalia Penelitian
Dikarenakan peneliti di sini bukan seorang guru, jadi peneliti menjalin
kerjasama dengan guru yang bersangkutan. Jadi peneliti sebagai kolaborator
dalam penelitian ini.
26
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Keraf, Gorys. 2000. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.
Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Alfabeta.
Moleong, Lexi J. M.a. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rinanto, Andre. 1982. Peranan Media Visual dalam Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Rustaman, Nuryani, dkk. 2003. Common teks book Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jakarta: FMIPA UPI.
Sadiman, Arief S., dkk. 1996. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Inyan Pariwara.
Supadi, Imam. 1987. Efektifitas Penggunaan Media Pengajaran dalam Hubungan dengan Prestasi Siswa di Sekolah. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
27