Post on 16-Jan-2016
description
LATAR BELAKANG
• AIDS:penyakit menular dgn kematian tinggi.• Kecenderungan angka kejadian tiap th
mnigkat.
KASUS HIV/AIDS DI BLORA
* Thn 2013,Jan-April sebanyak 27 org.14 org +*Thn 2012 sebanyak 11 org.*Thn 2011 sebanyak 11 org.*Thn 2009 sebanyak 3 org.*Thn 2008 sebanyak 3 org.
TENKES TERTULAR HIV
*Th 2001 sebanyak 57 kasus.24 terjadi pd perawat di Amerika.
*Di Indonesia blm ada data yg melaporkan kejadian tenkes tertular HIV.
*Resiko tinggi tenkes tertular HIV,khususnya perawat.
DEFINISI
AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV.
ETIOLOGI
RETROVIRUS----terisolasi cairan tbh---terjadi infeksi---kekebalan menurun---AIDS.
PATOFISIOLOGIRetrovirus
Masuk Inti Sel
Transkrip DNA
HIV
menginfeksi CD4
Limfosit TH
Bereplika dan Mutasi
Mengikat Receptor
CXCR4
Mengambil Alih Fungsi Genetik Sel
dan Mmbtk Komponen virus baru
Menghancurkan Limfosit TH
Limfosit T H
Limfosit B dan Makrofag tidak berfungsi
Infeksi Kuman Patogen dan apatogen
Reverse Transcription
Fase dan gejala AIDS
Fase 1 (0 – 5 Tahun terinfeksi)Tanpa Gejala (asimtomatik)
FASE II (5-7 TAHUN TEINFEKSI)
Muncul Gejala Minor:Hilang selera makan, tubuh lemah, keringat berlebihan di malam hari, pembengkakan kelenjar getah bening, diare terus menerus, flu tidak sembuh-sembuh
Menurut Arif Mansjoer, 2000
lanjut
FASE III (7 TAHUN ATAU LEBIH)
Masuk penyakit AIDS:Kekebalan tubuh sudah sangat sedikit dan muncul infeksi oportunistik: TBC, Radang Paru, Gangguan Syaraf, Kaposi Sarkoma (kanker Kulit)
Pathways
Virus HIV Merusak Sel Menyerang T limfosit, sel saraf,makrofag dll
Immunocompromise
HIV positif
Reaksi psikologis
Ansietas
Invasi kuman patogen infeksiFlora normal
patogen
Organ target
Sensori Manifestasi oral dermatologi
Respiratori
Gastrointestinal
Manifestasi sarafLesi mulut
Enselopati akut
Kompleks dementia
Gangguan rasa nyaman:nyeri
Cairan berkurang
Nutrisi inadekuat
Diare
Ggn penglihatand
an pendengaran
Gatal, sepsis, nyeri
infeksi
Penyakit anorektal
Pengelolaan Kasus
• Terapi AZT (Azidotimidin) obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. Terapi Antiviral Baru• Didanosine• Ribavirin• Diedoxycytidine• Recombinant CD 4 dapat larut
Fokus Intervensi
Tujuan -Infeksi klien dapat dicegah atau diperkecil Kriteria hasil -Mencapai masa penyembuhan luka. -Bebas dari pengeluaran/sekresi purulen
dari kondisi infeksi
Infeksi, resiko tinggi terhadap pertahanan primer tak efektif, depresi system imun.
INTERVENSI
• Cuci tangan sebelum dan sesudah seluruh kontak perawatan dilakukan. Intruksikan orang terdekat klien untuk mencuci tangan sesuai indikasi.
• Berikan lingkungan yang bersih dan berventilasi baik.• Diskusikan tingkat dan rasional isolasi pencegahan
dan mempertahankan kesehatan pribadi.• Pantau tanda-tanda vital, termasuk suhu.
MANDIRI
• Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan, karateristik sputum (bila ada sputum.
• Periksa kulit/membrane mukosa oral terhadap bercak putih/lesi.
• Periksa dan catat adanya luka atau lokasi alat invasif, perhatikan tanda-tanda inflamasi lokal.
• Awasi pembuangan jarum suntik dan mata pisau secara ketat dengan menggunakan wadah tersendiri.
lanjut
Kolaborasi
• Berikan antibiotik antijamur/agen anti mikroba misalnya: trimetropim (Bactrim septra), nistanin (Mycostatin), ketokonazol, pentamidin atau AZT/retrovir, dan gansiklovir (cytovene).
• Rasional : Menghambat proses infeksi, obat-obat tersebut ditunjukan untuk menghilangkan enzim yang
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare berat,
pembatasan pemasukan.
• TujuanMasukan nutrisi adekuat untuk klien
• Kriteria hasilMembran mukosa adekuat.Turgor kulit baik.Tanda-tanda vital stabilHaluaran urin adekuat
Mandiri
• Pantau tanda-tanda vital, termasuk CVP• Kaji turgor kulit, membrane mukosa, dan rasa
haus.• Ukur haluaran urine dan berat jenis urine.• Pantau pemasukan oral dan memasukan
cairan sedikitnya 2500 ml/hr• Anjurkan untuk tidak memakan makanan yang
potensial menyebabkan diare.
• Berikan cairan/elektrolit melalui selang pemberi makanan (IV).
• Berikan obat-obatan sesuai indikasi Antimietik, misalnya: proklorperazin maleat
(compazine), trimetrobenzamid (Tigan).
Kolaborasi
Kekurangan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan
untuk mencerna.
• TujuanNutrisi adekuat dan masukan cairan terpelihara.
• Kriteria hasilKemampuan pemasukan nutrisi adekuat.Menunjukan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan.Menyiapkan pola diet dengan masukan kalori adekuat.Mual muntah berkurang.Selera makan meningkat.
Mandiri
• Kaji kemampuan untuk mengunyah dan menelan.• Auskultasi bising usus.• Timbang berat badan sesuai dengan kebutuhan.
Evaluasi berat badan yang tidak sesuai.• Rencanakan diet dengan orang terdekat; jika
memungkinkan, sarankan makanan dari rumah. Sediakan makanan yang sedikit tapi sering, berupa makanan yang padat akan nutrisi.
Kolaborasi
• Pertahankan status puasa• Pasang/pertahankan selang NGT sesuai
petunjuk dengan hati-hati.• Konsultasikan dengan tim pendukung ahli gizi.• Berikan obat yang sesuai indikasi.• Antiemetic, misalnya metoklopramid (Reglan),
suplemen vitamin.
Nyeri berhubungan dengan inflamasi/ kerusakan jaringan.
• TujuanRasa sakit/tidak nyaman dikurangi
• Kriteria hasil.Keluhan hilangnya/terkontrolnya rasa sakit.Menunjukan posisi/wajah rileks.Dapat tidur/istrahat adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Mandiri
• Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas, frekuensi dan waktu. Tandai gejala nonverbal misalnya gelisah, takikardia, meringis.
• Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda perkembangan komplikasi.
• Instruksikan pasien untuk menggunakan visualisasi atau imajinasi, relaksasi progresif, teknik nafas dalam.
• Meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat.• Dorong pengungkapan perasaan • Dapat mengurangi ansietas dan rasa sakit, sehingga persepsi akan
intensitas rasa sakit.• Lakukan tindakan paliatif misal pengubahan posisi, masase, rentang gerak
pada sendi yang sakit.• Meningkatkan relaksasi atau menurunkan tegangan otot.
Kolaborasi
• Berikan analgesik atau antipiretik narkotik. Gunakan ADP (analgesic yang dikontrol pasien) untuk memberikan analgesia 24 jam.
• Memberikan penurunan nyeri/tidak nyaman, mengurangi demam. Obat yang dikontrol pasien berdasar waktu 24 jam dapat mempertahankan kadar analgesia darah tetap stabil, mencegah kekurangan atau kelebihan obat-obatan.
• Tujuan.Integritas kulit dapat diatasi.
• Kriteria hasilMenunjukan kemajuan pada luka/penyembuhan lesiMenunjukan tingkah laku /tekhnik mencegah kerusakan kulit.
Integritas kulit, kerusakan berhubungan dengan deficit imunologis.
IntervensiMandiri
• Kaji kulit setiap hari.• Intruksikan atau pertahankan hygiene kulit.
Misalnya membasuh dan mengeringkanya dengan hati-hati.
• Pertahankan seprei bersih, dan kering.• Dorong untuk ambulansi/turun dari tempat
tidur jika memungkinkan.• Tutupi luka tekan yang terbuka dengan
pembalut yang steril atau barier protektif.
• Berikan matras atau tempat tidur busa.• Rasional : Menurunkan atau mengurangi
tekanan pada kulit atau jaringan.• Gunakan/berikan obat-obatan topika/sistemik
sesuai indikasi. Misalnya Telfa.• Rasional : Digunakan pada perawatan lesi
kulit, perawatan harus dilakukan untuk menghindari kontaminasi silang.
Kolaborasi
IntervensiMandiri
• Jamin pasien tentang kerahasiaan dalam batasan situasi tertentu.
• Pertahankan hubungan yang sering dengan pasien.
• Waspada terhadap tanda-tanda penolakan/depresi.
• Izinkan pasien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, putus asa tanpa konfirmasi.
KolaborasiRujuk pada konseling psikiatri (psikiater)
Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep pribadi, penularan penyakit pada orang lain.
• Tujuan.Klien dapat berhadapan dengan situasi sekarang secara realistis.
• Kriteria hasil.Menyatakan kesadaran tentang perasaan dan cara sehat untuk menghadapinya.Menunjukan rentang normal dari perasaan atau berkurangnya rasa takut.
KESIMPULAN
AIDS
GAMBARAN KLINIS
Sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yg timbul krn rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
1. Infeksi retroviral akut2. Masa asimtomatik3. Masa gejala dini4. Masa gejala lanjut
• Patofiologi
ooommmVirus menempel limfosit T ,bereplika dan bermutasi—gangguan limfosit B---sistem antibodi menurun—infeksi oportunistik dan CA.
Terima – Kasih
By kelompok 1