Post on 15-Apr-2017
KELOMPOK 6Hendiawan Setiyoso
(A510150156)Enggar Yuhana (A510150160)
Niken Kusumastuti (A510150184)
Julia Isna Rahmawati (A510150187)
PROGRESIVISME
1. Latar Belakang Munculnya Progresivisme
Progresivisme sebagai sebuah teori pendidikan muncul sebagai bentuk reaksi terbatas terhadap pendidikan tradisional yang menekankan metode-metode formal pengajaran, belajar mental (kejiwaan), dan susastra klasik peradaban Barat.
Pengaruh intelektual utama yang melandasi pendidikan progresif adalah John Dewey, Sigmund Freud, dan Jean Jacques Rousseau.
Selanjutnya pengaruh intelektual dari ketiga tokoh tersebut dikembangkan ke teori pendidikan progresif oleh ahli pendidikan berikutnya ke dalam praktik sekolah. Tokoh-tokoh tersebut antara lain :Carleton Washburne, William H. Kilpatrick, Harold Rugg, George S. Counts, Boyd H. Bode, dan John L. Childs.
Melalui pengaruh dan kekuatan mereka, pendidikan progresif menjadi teori dominan di Amerika sejak decade 1920-an hingga 1950-an. Setelah decade itu tampaknya terjadi kemunduran dalam aliran pendidikan progresivisme.
“Environmentalisme” Lingkungan hidup mempengaruhi pembinaan kepribadian
Progresivisme memiliki kemajuan dalam ilmu pengetahuan :•Ilmu Hayat•Antropologi•Psikologi
Tokoh-Tokoh :William JamesJohn DeweyHans VaihingerFerdinant SchillerGeorges Santayana
2. Prinsip-Prinsip Progresivisme :
a. Proses Pendidikan Menemukan Asal-Muasal dan Tujuannya pada Anak
b. Subjek-Subjek Didik adalah Aktif Bukan Pasif
c. Guru Adalah Penasehat, Pembimbing, Pemandu, daripada Sebagai Rujukan Otoriter dan Pengarah Ruang Kelas
d. Sekolah Adalah Sebuah Dunia Kecil (miniatur) masyarakat besar
e. Aktifitas Ruang Kelas Lebih Memfokuskan pada Pemecahan, Bukan Teori-Teori
f. Atmosfer Sosial Sekolah Harus Kooperatif dan Demokratis
e. Aktivitas ruang kelas lebih memfokuskan pada pemecahan, bukan teori-teori
Pengetahuan menurut kalangan progresif, tidak datang lewat penerimaan informasi sebagai sebuah substansi abstrak yang entah bagaimana dialihkan dari guru kepada murid. Kalangan progresif mendasarkan pendekatan pengajaran dan kurikuler mereka pada persoalan-persoalan signifikansi (nilai guna) bagi para subyek didik. dalam rangka melakukan ini, mereka mengembangkan metode pengajaran proyek.
f. Atmosfer sosial sekolah harus kooperatif dan demokratis
Hambatan dalam demokratis pendidikan menurut John Dewey yaitu dengan jalan :
1. Memberi kesempatan murid untuk belajar perorangan.2. Memberi kesempatan murid untuk belajar melalui
pengalaman.3. Memberi motivasi bukan perintah.
Ini berarti akan memberikan tujuan yang dapat menjelaskan ke arah kegiatan belajar yang merupakan kebutuhan pokok anak didik.
4. Mengikutsertakan murid di dalamsetiap kegiatan belajar yangmerupakan kebutuhan pokok anak.
5. Menyadarkan murid bahwa hidup itudinamis. Oleh karena itu, muriddihadapkan dengan dunia yangselalu berubah dengan kebebasanberaktivitas, dengan orientasikehidupan masa kini.
3. Kaitan Humanisme Pendidikan dengan Progresivisme
Kight mengemukakan mengenai :a. Latar belakang humanisme pendidikan
Progresivisme yang terorganisir berkembang hingga akhir pertengahan dekade lima puluhan, akan tetapi ide pemikirannya tetap eksis dan berpengaruh melalui berbagai gerakan yang secara umum mengacu sebagai humanisme kependidikan. Kalangan humanis mengadopsi sebagian prinsip progresif yang mencakup keterpusatan pada anak, peran guru yang tidak otoritatif, pemfokusan pada subyek didik yang terlibat aktif, dan sisi-sisi pendidikan yang kooperatif dan demokratis.
Eksistensialisme juga bertindaksebagai stimulan gerakan ini. Kalanganeksistensialisme dalam humanisme
pendidikan telah membawa kearah penekanan padapencarian makna personal dalam eksistensi manusia.Penyumbang humanisme pendidikan lainnya adalah psikologeksistensial atau humanistik. Tokohnya meliputi CarlRogers, Abraham Maslow,, dan Arthur Combs. Merekamampu memberikan pengaruh luas terhadap publik pembacadan mengembangkan simpati lapisan bawah akaneksperimentasi pendidikan humanistik.
B. PRINSIP-PRINSIP HUMANISTIK
Di sini tidak dijelasskan prinsip-prinsip humanisti, tetapi memberikan garis besarnya1. Inti gerakan humanistik dalam pendidikan2. Tujuan mendasar pendidikan dari kalangan humanistikdiri dari sekedar penguasaan penuh pengetahuan sebagai tujuan akhirnya3. Kalangan humanis berpendirian
1.Ruang kelas terbuka2.Kelas bebas3.Sekolah tanpa kegagalan
BENTUK-BENTUK KELEMBAGAAN