PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Indonesia memiliki kepentingan untuk...

Post on 22-May-2019

220 views 0 download

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Indonesia memiliki kepentingan untuk...

INTEGRASI TIMOR TIMUR KE DALAMPEMERINTAHAN INDONESIA

1976 - 1999

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh

RENDRA PURNAWAN JAPESA

NIM : 091314014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

INTEGRASI TIMORTIMUR KE DALAMPEMERINTAHAN INDONESIA

TAHUN 1976 - 1999

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

RENDRA PURNAWAN JAPESA

NIM : 091314014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Makalah ini saya persembahkan kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya,

sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

2. Kedua orang tuaku terkasih, Bapak Syamsu Udaya dan Ibu Rosina, yang telah

membesarkanku dengan penuh kasih sayang, membimbingku dengan penuh

kesabaran, dan selalu memotivasiku untuk terus belajar.

3. Adikku terkasih, Dewi Juwita Cahyati dan pacarku Leny Astriani yang selalu

motivasi untuk segera menyelesaikan makalah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

“Jas Merah” Jangan sekali-kali melupakan sejarah, tapi jangan juga sekali-

Kali meratapi sejarah, karena yang seharusnya kita lakukan adalah belajar dari

sejarah.

(Soekarno)

Tak ada kesulitan yang tak terkalahkan. Bahkan kesulitan yang bersifat khayalan

pun bias diatasi dengan berfikir yang benar.

(Norman Vincent Peale)

Semakin keras anda bekerja, semakin sulit untuk menyerah.

(Vince Lombardi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Agustus 2015

Penulis

Rendra Purnawan Japesa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Rendra Purnawan Japesa

Nomor Mahasiswa : 091314014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Integrasi Timor Timur ke Dalam Pemerintahan Indonesia Tahun 1976-1999”.Demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 26 Agustus 2015

Yang menyatakan

Rendra Purnawan Japesa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

INTEGRASI TIMORTIMUR KE DALAMPEMERINTAHAN INDONESIA

TAHUN 1976 - 1999

Rendra Purnawan Japesa

Universitas Sanata Dharma

2015

Tujuan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga

permasalahan pokok, yaitu :1) Proses integrasi Timor Timur kewilayah Republik

Indonesia. 2) Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia. 3) Dampak

integrasi terhadap perkembangan wilayah Timor Timur.

Makalah ini disusun melalui studi pustaka, mengunakan pendekatan multi

dimensional, dan ditulis secara deskrptif analitis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :1) proses integrasi dimulai ketika

Indonesia memiliki kepentingan untuk membendung pengaruh paham komunis di

ASIA 2) Rakyat Timor Timur berkeinginan untuk bergabung dengan Indonesia

agar kenflik sosial di Timor Timur berakhir. 3) dampak negative dari integrasi

menimbulkan banyak korban jiwa maupun harta bagirakyat Timor Timur, dan

dampak positif banyak membantu perkembangan polapikir masyarakat Timor

Timur dalam memandang dan menyelesaikan permasalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

The integration of East Timor into the Indonesian governmentin1976 - 1999

Rendra Purnawan Japesa

Sanata Dharma University

2015

The purpose of this papers for description something and anality 3

main/major problems. 1) Th integration process of Timor Timur to the Republic

of Indonesia Region. 2) Factor integration of Timor Timur with Indonesia. 3) The

impact of integration for development Timor Timur region.

This papers created by study literature with approach multydimensional,

an written by description analysis.

The goal of the research showes that : 1) The prosess of integration begen

when Inonesia have interst for stem comunism in ASIA. 2) Timor Timur citizen

wanna joine with Indonesia with that the social conflict of Timor Timur done. 3)

The negatively impact from integration cause many fatalities which aset for Timor

Timur cityzen and the positive impact so much helpfull development mindset for

Timor Timur citizen when facing problems.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telahmemberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalahyang berjudul “INTEGRASI TIMOR TIMUR KE DALAMPEMERINTAHAN INDONESIA TAHUN 1976 - 1999”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak mungkin dapat

diselesaikan jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini,

penulis ingin mengucap kanterimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Dra. Theresia Sumini, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

3. Bapak Dr. Anton Haryono, M. Hum selaku dosen pembimbing yang telah

dengan sabar membimbing, memberikan banyak pengarahan dan masukkan,

serta saran selama proses penulisan dan penyusunan makalah ini.

4. Seluruh dosen danpihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah, yang

telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi

di Universitas Sanata Dharma.

5. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, yang telah

memberikan pelayanan dan membantu penulis dalam memperoleh sumber

penulisan makalah ini.

6. Seluruh keluargaku, terkhusus untuk kedua orang tuaku, Bapak Sanyu Udaya

dan Ibu Rosina, serta adikku Dewi J C, dan juga pacarku tersayang Leny

Astriani terimakasih atas dukungan, do’a dan semangat yang selalu diberikan

kepada saya.

7. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2009, terimakasih atas dukungan

dan do’anya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

8. Semua pihak yang telah membantu, namun tidak dapat saya sebutkan satu per

satu, terimakasih atas dukungan dan do’anya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca, guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 26 Agustus 2015

Rendra Purnawan Japesa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................... vii

ABSTRAK....................................................................................................... viii

ABSTRACT ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR........................................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BABIPENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan................................................................ 6

D. Sistematika Penulisan ............................................................................. 7

BAB II PROSES INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WILAYAH

REPUBLIK INDONESIA .................................................................... 8

A. Terbentuknya Partai Politik di Timor Timur ........................................... 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

B. Campur Tangan Pemerintah Indonesia............ ...................................... 12

C. Perang Saudara. .................................................................................... 13

D. Deklarasi Sepihak Fretilin .................................................................... 14

E. Deklarasi Balibo ................................................................................... 17

F. Invasi Militer Indonesia ke Timor Timur............................................... 19

G. Peresmian Integrasi Timor Timur Oleh Indonesia ................................. 22

H. Operasi Keamanan Setelah Peresmin Integrasi ..................................... 23

I. Pemilu Pertama di Timor Timur............................................................. 26

BAB III FAKTOR INTEGRASI TIMOR TIMOR DENGAN

INDONESIA...................................................................................... 29

A. Faktor Dari Rakyat Timor Timur .......................................................... 29

B. Faktor Dari Pemerintah Indonesia......................................................... 32

BAB IV DAMPAK INTEGRASI TERHADAP PERKEMBANGAN

TIMOR TIMUR ................................................................................ 37

A. Dampak Negatif Dari Integrasi Timor Timur ke Indonesia .................. 37

1...................................................................................................... D

alam Bidang Sosial ........................................................................ 37

a) .......................................................................................... O

perasi Seroja Berlanjut ....................................................... 37

b).......................................................................................... P

emberontakan Pertama Setelah Takluknya Timor Timur

Oleh ABRI......................................................................... 39

c) .......................................................................................... T

ragedi Santa Cruz............................................................... 40

2...................................................................................................... D

alam Bidang Politik ....................................................................... 43

3...................................................................................................... D

alam Bidang Ekonomi ................................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

B. Dampak Positif Dari Integrasi Timor Timur Dengan Indonesia............. 45

1...................................................................................................... D

alam Bidang Sosial ........................................................................ 45

2...................................................................................................... D

alamBidang Politik ........................................................................ 48

3...................................................................................................... D

alam Bidang Ekonomi ................................................................... 51

C. Dampak Lepasnya Timor Timur Dari Indonesia………………………..53

BAB V KESIMULAN...................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 60

LAMPIRAN .................................................................................................... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Silabus............................................................................................................... 63

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Timor merupakan suatukawasan yang sudah dikenal secara luas sejak

kurang lebih 200 tahun yang lalu, terutama karena eksotisme produk kayu

cendananya yang aromanya sangat mempesona. Jauh sebelum Belanda dan

Portugis masuk ke wilayah ini, pulau Timor adalah bagian dari jaringan

perdagangan yang secara politis berpusat di Jawa Timur dan kemudian bergabung

dengan Sulawesi, jaringan ini terikat dalam satu jaringan komersial dengan Cina

dan India.1

Kawasan pulau Timor membujur dari arah barat daya ke timur laut. Satu-

satunya batas darat adalah disebelah barat daya, yaitu dengan bagian barat pulau

Timoryang merupakan wilayah dari provinsi NTT. Luas wilayah pulau Timor

bagian timuradalah 14.989.375 km2, sedangkan belahan bagian barat yang masuk

provinsi NTT adalah 13.819.41 km2.2Keadaan alam pulau Timor kurang bagus

karena kondisi tanahnya terdiri dari bebatuan kapur dan pegunungan yang tidak

vulkanis seperti di pulau Jawa, sehingga tumbuh-tumbuhan tidakbanyak

jenisnya,akan tetapi kayu cendana banyak tumbuh diwilayah ini.

1Jhon GTaylor,Perang Tersembunyi ( Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan),Jakarta, Porum

solidaritas untuk rakyat Timor Timur, 1998, hlm, 2. 2A Kardiyat Wiharyanto,SEJARAH INDONESIA DariProklamasi Sampai Pemilu 2009.

Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma,2011,hlm, 198.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Produk kayu cendana inilahyang menjadi daya tarik bangsa Eropa datang

kewilayah timur Indonesia.Kedatangan Portugis pertamakali di kawasan Timor

adalah di pulau Solor.Ada dua versi kedatangan bangsa Portugis ke pulau Timor.

Versi pertama menyatakan bahwa Portugis tiba dipulau Timor tahun 1511, ketika

penjajahan Portugis Alfonso de Abrau mengelilingi pulau tersebut dan membuat

peta mengenainya. Sementara versi kedua menyatakan bahwa kedatangan bangsa

Portugis untuk pertama kalinya ke Pulau Timor adalah tahun 1519, ketika

Ferdinand Magallen menjejakkan kaki untuk pertama kalinya dipulau itu dengan

menumpang kapal berbendera Spanyol. Sampai saat ini para sejarawan belum

sepakat mengenai kapan persisnya Bangsa Portugis datangke pulau Timor.

Setelah Belanda menguasai sebagian wilayahpulau Timor bagian barat yaitu

wilayah Solor, kegiatan Portugis terdesak ke pulau Timor bagian timur, pada

tahun 1640 orang-orang Portugis mulai membangun tempat tinggal baru di Timor,

khusus untuk para pastor dan pedagang. Sejak saat itu perhatian Portugis semakin

terpusat ke pulau Timor bagian timur ini. Siasat pertama yang berorientasi pada

agama dan perdagangan mulai berubah bentuk menjadi ekspansi teritorial dengan

mendirikan benteng-benteng. Politik adu domba dipraktikkan antara raja-raja

setempat yang diakhiri dengan pengakuan kekuasaan Portugis oleh masyarakat

pribumi.3

Akan tetapi secara administratif atau secara de facto Portugal menancapkan

kekuasaanya pada tahun 1665 saat Raja Muda Portugal yang berkedudukan di

3Ibid., hlm 198-199

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

India mengangkat Simon Luis sebagai kepala daerah Timor pertama.4 Sementara

itu Belanda semakin memperluas kekuasannya kewilayah Nusa Tenggara Timur,

sehingga Portugis semakin terdesak dan pada tahun 1769 tinggal menguasai

daerah Timor bagian timur saja.Pengaruh Portugis mengalami kemunduran di

wilayah-wilayah jajahannya.Sejak tahun 1662 satu demi satu wilayah jajahan

Portugis jatuh ketangan lawan-lawannya yaitu Belanda dan Inggris, begitupun

denganwilayah jajahannya di Indonesia khususnya pulau Timor bagian barat

(Flores) kecuali Timor bagian timur. Meskipun Portugis hanya menguasai

sebagiankecil wilayah pulau Timor, Portugis tidak begitu saja dengan mudah

menanamkan kekuasaanya di daerah tersebut.Itu terbukti sejak Portugis mulai

berusaha menguasai daerah Timor Timur, rakyat secara terus menerus melakukan

perlawanan.5 Sejarah mencatat bahwa bangsa Timor melakukan perlawanan

terhadap Portugis untuk pertamakalinya pada tahun 1641. Pada waktu itu

sejumlah penguasa lokal, yaitu mereka yang tinggal dikawasan Wahale,

mengontrol sebagian wilayah pantai Timor. Akantetapi tahun 1642 Portugis

mampu menguasai keadaan setelah pasukan mereka memenangkan pertempuran

didaerah Atapupu.6

Pulau Timormerupakan satu kesatuan pulau yang dibagi dua menjadi

wilayah Portugis dan Belanda pada masa kolonial. Portugismenguasai wilayah

Timor bagian timur atau yang sekarang disebut dengan Timor Leste dan Belanda

4Genewati dkk, Keamanan Diperbatasan Indonesia-Timor Leste. Yogyakarta, Pustaka Pelajar,

2009, hlm. 55-56. 5A K Wiharyanto, op, cit, hlm. 200.

6Genawati dkk, op, ci, hlm. 58.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

menguasai daerah Timor bagian Barat atau yang disebut sebagai Provinsi Nusa

TenggaraTimur.7

Pulau Timor bagian timur bukan bagian dari tanah jajahan Belanda

melainkan jajahan Portugal.Dengan demikianmaka kemerdekaan Republik

Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak mencakup

wilayah Timor bagian timur.8 Akan tetapi Timor Timur pernah berintegrasi

dengan pemerintahan Republik Indonesia pada tahun 1976 sampai dengan tahun

1999 yang kemudian mendeklarasikan kemerdekaan wilayahnya sebagai Negara

yang merdeka dan berdiri sendiri dengan nama Timor Leste.

Dalam proses menginterasikan Timor Timur kewilayah pemerintahan

Indonesia, Indonesia merancang sebuah Undang-Undang Integrasi dan

mendirikan Majelis Rakyat pada bulan Mei 1976. Tugas dari anggota Majelis ini

adalah menyusun petisi yang diperuntukkan kepada Presiden Soeharto yang

meminta Indonesia untuk mengabulkan integrasi.9 Petisi ini ditandatangani oleh

Arnaldo dos Reis Araujo sebagai ketua PSTT (Pemerintahan Sementara Timor

Timur) dan Guilherme Goncalves selaku dewan perwakilan rakyat daerah, isi

utama dari petisi singkat ini adalah agar Timor-Leste disatukan dengan Indonesia

tanpa dilakukannya sebuah referendum.

Pada tahun 1975, perkembangan politik di Timor Timur mengalami keadaan

yang paling kritis dengan adanya tindakan sepihak dari Fretilin, dengan

7Ibid., hlm. 55.

8Setyohadi, Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa, Jakarta,2002,hlm. 158.

9(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste), Chaga! Laporan

Komisi Penerimaan Kebenarandan Rekonsiliasi( CAVR ) di Timor-Leste. Volum 1,Jakarta, PT

Gramedia, 2010, hlm. 238.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

melakukan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 25 November 1975. Namun

partai lain menandingi deklarasi kemerdekaan Fretilin dengan melakukan

deklarasi “integrasi” yang isinya ingin bergabung dengan Indonesia, dan ahkirnya

masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan melalui

UU No. 7 Th. 1976 (LN. 1976-36) tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timur

ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu juga lahir PP No. 19

Th. 1976 (LN. 1976-36) tentang Pembentukan Propinsi Daerah Tingkat I Timor

Timur serta dipertegas lagi melalui Ketetapan MPR No. VI/MPR/1976 yang

mengukuhkan penyatuan wilayah Timor Timur yang terjadi pada tanggal 17 Juli

1976 ke dalam wilayah Negara Kesatuan RI. Proses integrasi ini didasarkan pada

Deklarasi Balibo yang ditandatangani pada tanggal 30 November 1975. Deklarasi

Balibo dan ketentuan-ketentuan di atas menjadi dasar klaim bagi pemerintah

Indonesia. Namun pada ahkirnya persaudaraan itu hanya berlangsung 23 tahun,

yang disebabkan timbulnya perbedaan keinginan antara pemerintah Indonesia

dengan Fretilin yang mengklaim sebagai pemerintah.

Pada tanggal 17 Juli 1976, Presiden Soeharto menandatangani undang-

undang yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,

meresmikan tindakan Indonesia mengintegrasikan Timor-Leste.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk mengetahui lebih jelasnya

mengenai sejarah Timor Timur ( Timor Leste ) dari proses Integrasi sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

terjadinya Refrendum 1976 - 1999, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia?

2. Apa yang menjadi Faktorintegrasi Timor Timur dengan Indonesia?

3. Bagaimana dampak integrasi terhadap perkembangan wilayah TimorTimur?

C. Tujuan dan Manfaat penulisan

1. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan penulisan ini adalah

untuk mendeskripsikan dan menganalisis :

a. Proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.

b. Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia.

c. Dampak integrasi terhadap perkembangan wilayah Timor.

2. Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan ini diharapkandapat memberikan berbagai manfaat

antara lain:

a. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan mengenai sejarah Timor Timor dari awal

proses integrasi sampai terjadinya refrendum1976-1999, menambah wawasan,

meningkatkan sikap kritis dan menambah kesadaran sejarah serta menambah

bekal bagi penulis untuk menjadi seorang guru sejarah yang berkualitas dan

profesional dalam meningkatkan karya dalam bidang pendidikan.

b. Bagi Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan dan

dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi teman-teman, dan siapapun yang

membutuhkan.

c. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi ilmu

pengetahuan khususnya sejarah Indonesia mengenai Timor Timur dari awal

proses integrasi sampai terjadinya refrendum1976-1999,

D. Sistematika Penulisan

Penulisan tentang "Timor Timur pada Masa di Bawah Pemerintahan

Indonesia 1967 - 1999" ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penulisan.

BAB II Bab ini menguraikan tentang proses integrasi Timor Timur

ke wilayah Republik Indonesia.

BAB III Bab ini menguraikan tentang faktor integrasi Timor Timur

dengan Indonesia

BAB IV Bab ini menguraikan tentang dampak integrasi terhadap

Perkembangan wilayah Timor Timor.

BAB V Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan

permasalahan yang telah diuraikan dalam bab II, III, dan

IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

BAB II

PROSES INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WILAYAH REPUBLIK

INDONESIA

A. Terbentuknya Partai Politik di Timor Timur

Kekacauan politik yang menyebabkan terjadinya Revolusi Anyelir dalam

pemerintahan Portugal mengakibatkan berpindahnya kekuasaan dari pemerintahan

sipil ketangan militer.Pemerintahan Portugis yang diambil alih oleh militer

berusaha memperbaiki keadaan keterbelakangan Portugis di Eropa seperti

pertentangan politik yang berlarut-larut, keadaan ekonomi Portugis yang semakin

merosot, pengangguran terus meningkat, dan perang di daerah jajahan terus

berkobar. Pemerintahan dibawah kekuasaan militer ini segera memenuhi janjinya

untuk mengembalikan hak-hak sipil, para tahanan politik dibebaskan, partai

pemerintah dibubarkan, polisi rahasia dihapus, sensor pers ditiadakan dan kepada

rakyat diberikan kebebasan untuk membentuk partai politik dan mengambil

bagian dalam menyusun kebijaksanaan pemerintahan.

Pemerintahan baru itu juga mengumumkan maksudnya untuk menerapkan

azas-azas demokrasi di provinsi-provinsi seberang lautan dan sehubungan dengan

itu bermaksud mengadakan suatu referendum pada tanggal 31 Maret 1975 dimana

rakyat dapat menentukan status politik dan hari depan negerinya sendiri.

Untuk menyikapi hal tersebut rakyat Timor Timur bergegas membentuk

partai politik untuk mempersiapkan pemerintahannya sendiri.Mengenai hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

pemerintahan Portugis juga mendukung dibentuknya partai politik di Timor

Timur dan juga memberikan kesempatan dan hak kepada masing-masing partai

politik untuk mengkampanyekan pilihan politiknya serta mempersiapkan rakyat

untuk mengikuti pemilihan umum guna menentukan nasib Timor Timur. Partai

politik yang terbentuk pertama kali di Timor Timur adalah Partai UDT (Uni

Demokratik Timor, Persatuan Demokratik Timor) yang terbentuk pada tanggal 11

Mei 1974, partai Sosialis Demokrat, Frente Revolucionaria da Timor-Leste

Independente ( FRETILIN)1, muncul dari ASDT (Asosiasi Sosial Demokratik

Timor) yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1974. Manifesto pertama ASDT

menyerukan penolakan terhadap kolonialisme, partisipasi segera orang Timor

dalam pemerintahan lokal, dan diskriminasi rasial, melawan korupsi,

danmembangun hubungan baik dengan negara tetangga. ASDT sendiri tumbuh

dari komite untuk pembelaan buruh yang muncul segera setelah kup di Lisabon,

sedangkan tranformasi dari ASDT ke FRETILIN merupakan perwujudan sebuah

perubahan orientasi menuju perlunya membentuk sebuah organisasi politik

berbasiskan masa diseputar semboyan kemerdekaan.2 Tokoh-tokoh penting dalam

berdirinya partai ini antara lain, Francisco Xavier do Amaral, Alarico Jorge

Frenandes, Nicolau dos Reis Lobato, Mari Alkatiri, Rogerio Tiago de Fatima

Lobato, Jose Manuel Horta, Abilio Araujo, Francisco Borja da Costa, Antonio

Duarte Carvarinho dan Vicente dos Reis.

APODETI (Asosiasi Rakyat Demokratik Timor) merupakan partai minoritas

yang terbentuk dari sebuah pertemuan tiga puluh sampai empat puluh orang

1A. KWiharyanto, Sejarah Indonesia Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009, Yogyakarta,

Universitas Sanata Dharma, 2011, hlm 202. 2Geoffrey, C, Gunn, Timor Loro Sae ; 500 Years, Makau, Livros do Oriente, 1999, hlm 411.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Timor pada tanggal 27 Mei 1974.3Dukungan awal dari partai ini adalah beberapa

orang dari komunitas Arab di Dili (kecuali Mari Alkatiri dan Hamis Bassarawen),

yang mengajukan permintaan integrasi terhadap konsulat Indonesia, kemudian

mendapat dukungan dari para Liurai (Raja/Kepala Desa).Pemimpin APODETI

yang paling menonjol adalah Guilherme Goncalves, Arnaldo dos Reis Araujo dan

Ojorio Doares.Selain dukungan dari komunitas Arab dan liurai setempat,

terbentuknya partai ini tidak terlepas dari bantuan dinas intelijen Indonesia,

BAKIN yang sebelumnya sudah masuk ke Timor dan membangun jaringan

dengan agen-agen konsulat Indonesia di Dili.

Tiga partai kecil lainnya yang terbentuk namun tidak banyak berpengaruh

yaitu: KOTA (Klibur Oan Timor Aswain, Pasukan Ksatria Timor), Partai

TRABALHISTA (Partai Buruh) dan terakhir Partai ADILTA (Perkumpulan

Demokratik untuk Integrasi Timor-Timur dengan Australia), dari tiga partai ini

tidak satupun yang mempunyai pengaruh yang signifikan selama masa akhir

kekuasaan Portugis dibandingkan dengan tiga partai lainnya.

Pada awal perjuangan untuk memenangkan referendum, ketiga partai

menunjukkan sikap yang cukup sportif.Pihak Portugispun menunjukkan pula

kemampuannya sebagai stabilisator yang dapat mencegah munculnya ekstrimis-

ekstrimis di Timor.Prinsip hubungan baik dengan Indonesia benar-benar

dipelihara dan berbagai usaha kerjasama dengan propinsi NTT diusahakan dapat

berkembang.

3(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,Chega (Laporan

Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia,

2010, hlm 206.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Ketenangan tersebut menghilang setelah adanya pergantian gubernur beserta

stafnya, pada tanggal 18 November 1974 Gubernur Fernando Alvos Aldeia

diganti oleh Letkol Lemos Pires yang diantara anggota stafnya ada tiga orang

yang berasal dari partai komunis Portugal PCP (Partido Comunista Portugues),

yaitu Mayor Fransisco de Mota sebagai ketua kabinet urusan politik, Mayor

Yonathan sebagai kabinet urusan sosial, dan Kapten Ramos sebagai perwira

inteligen. Dengan demikian terganggunya proses dekolonisasi tidaklain

disebabkan oleh adanya unsur-unsur PCP yang sengaja menyusup ke Timor.

Strategi mereka adalah dekolonisasi harus menghasilkan suatu posisi dan kondisi

Timor Timur yang menguntungkan gerakan komunis Internasional.4 Oleh karena

itu mereka berusaha langsung mengerahkan proses dekolonisasi, meskipun

bertentangan dengan ketentuan pemerintahan Lisbon. Hasil pendekatan dan

penjajakan delegasi Indonesia pada pertengahan bulan Oktober 1974, ternyata

dalam proses dekolonisasi di Timor Timur pemerintah Lisbon tetap berpegang

pada sikap dasar yaitu menyerahkan masa depan Timor Timur sepenuhnya pada

aspirasi rakyat Timor, merdeka dan berdiri sendiri bagi Timor adalah suatu hal

yang tidak realistis, berintegrasi dengan Indonesia adalah kedudukan masa depan

Timor Timur yang paling realistis, menghargai dan mengakui serta memberi

kesempatan pada Indonesia untuk menggarap masa depan Timor Timur, dan

menyadari sepenuhnya atas kepentingan dan kedudukan Indonesia dalam masalah

Timor Timur.

4 Hendro Subroto, Saksi Mata Perjuangan Integrasi Timor Timur, Jakarta,Pustaka Sinar Harapan,

1996, hlm 21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

B. Campur Tangan Pemerintah Indonesia

Meskipun Revolusi Bunga pada awalnya berjalan mulus di Portugal, bulan-

bulan dan tahun-tahun setelahnya merupakan ketidakstabilan politik, saat

beberapa pemerintahan minoritas berturut-turut terbentuk, dan kemudian runtuh,

sampai partai sosialis berkuasa pada tahun 1982.Ketidakstabilan ini membatasi

kemampuan Portugal untuk secara efektif menangani berbagai peristiwa yang

terjadi di Timor Timur.Dengan destabilisasi aktif yang dilancarkan oleh

Indonesia, pemerintahan Portugal tidak mampu menjalankan proses dekolonisasi.5

Pemerintah Indonesia yang pada awalnya berambisi untuk menggabungkan

bekas jajahan Portugis tersebut dengan badan intelijennya yaitu BAKIN melalui

suatu operasi komodo yang telah berhasil membentuk partai politik APODETI,

namun para pendiri partai ini sedikit kecewa, karena minimnya dukungan yang

diperoleh oleh partai tersebut. Oleh sebab itu, Jendral Ali Moertopo yang

memimpin operasi tersebut mulai mencari cara baru untuk mencapai tujuannya.

Operasi Komodo yang dijalankan oleh militer Indonesia dan propaganda

yang mengunakan surat kabar Berita Yudha dan Harian Antara, berhasil

mempengaruhi beberapa tokoh UDT seperti Oliveir, Joao Carrascalao dan Lopez

da Cruz untuk keluar dari koalisi dan akibat dari propaganda media tersebut

berakibat runtuhnya koalisi antara UDT dan FRETILIN yang berujung pada

perang saudara (sipil) di Timor Timur.

5Chega, op, cit., hlm. 168.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

C. Perang Saudara

Badan intelijen BAKIN melalui operasi Komodo dan kedua media

propagandanya, memperluas berita–berita yang isinya hanya menggembar-

gemborkan FRETILIN sebagai partai komunis yang telah menerima senjata dari

Cina dan akan melakukan kudeta. Informasi seperti inilah yang menambah

keyakinan UDT terhadap ancaman FRETILIN yang semakin radikal.

Oleh sebab itu ketiga pemimpin UDT ini kemudian melakukan pertemuan

dengan Ali Moertopo di Jakarta untuk menanyakan posisi Indonesia.Ternyata

dalam pertemuan itu Moertopo sudah mengambil sikap yang begitu keras untuk

mencapai tujuannya.Ia mengatakan bahwa sekarang FRETILIN adalah gerakan

komunis, yang sedang merencanakan untuk melakukan kudeta di pertengahan

Agustus dan apabila kudeta itu berhasil maka Indonesia akan ikut campur.6Hal ini

ditambah lagi dengan pernyataan Soeharto pada awal bulan Juli yang mengatakan

“Timor Timur tidak akan bertahan lama”.Sebaliknya dari pertemuan itu, ketiga

pemimpin UDT melewati Denpasar, Bali. Di Denpasar mereka ditemui oleh agen

BAKIN yang menyamar sebagai diplomat Malaysia dan menyatakan kepada

ketiga pemimpin UDT ini bahwa negaranya akan sangat mendukung apabila

mereka berhasil mencegah pemerintahan yang berhaluan kiri di Timor Timur.

Ketiga pemimpin UDT ini tiba di Dili pada tanggal 6 Agustus

1975.Kedatangan mereka di Dili langsung disodori dengan berita-berita yang

tidak jauh berbeda dengan yang mereka dengar sebelumnya di Jakarta.Akhirnya

pada tanggal 9 dan 10 Agustus 1975 UDT melakukan kudeta mendahului

6Taylor, Jhon G,Perang Tersembunyi ( Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan). Porum solidaritas

untuk rakyat Timor Timur, Jakarta, 1998, hlm 89.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Fretilin.Mereka berhasil menguasai beberapa tempat penting di Dili seperti

bandara, pelabuhan, pusat komunikasi dan beberapa tempat utama yang dianggap

pentingbagi mereka.Mereka mulai melakukan penangkapan terhadap anggota-

anggota FRETILIN di beberapa daerah seperti Bacau, Same, Ainaro, dan

Maubesi. Pemerintah setempat dengan timnya yang diutus dari Portugal untuk

penyelesaian proses dekolonisasi mencoba melakukan negoisasi dengan UDT

maupun FRETILIN namun situasi yang makin parah membuat usaha Lemos Pires

tidak menemukan hasil yang positif. Dengan serangan dari UDT yang semakin

bertambah maka FRETILIN dengan komite sentralnya mulai melakukan rencana

untuk melakukan serangan balasan melawan UDT.

Regerio Lobato, seorang negosiator militer utama pada saat itu, yang

merupakan adik dari salah satu pendiri FRETILIN yaitu Nocolau Lobao berhasil

mengajak unit-unit tentara di Aileu dan Maubesi bergabung untuk melawan

pasukan UDT. Akhirnya pada tanggal 20 Agustus 1975 FRETILIN melancarkan

balasan kudeta.Perang antara UDT dan FRETILIN pun semakin gencar dan

pertempuran ini dimenangkan oleh pihak Fretilin yang berhasil memukul mundur

pasukan UDT ke perbatasan Indonesia. Sementara itu, Lemos Pires beserta

stafnya yang merupakan utusan dari pemerintahan Portugal, tidak sanggup lagi

mengendalikan situasi pada saat itu memilih mundur ke sebuah pulau lepas pantai

kota Dili, yaitu Atauro.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

D. Deklarasi Sepihak Fretilin

Kudeta yang dilancarkan UDT dan dibalas dengan kontra kudeta oleh

FRETILIN berlangsung singkat namun berdarah.FRETILIN pun keluar sebagai

pemenang serta satu-satunya partai yang berkuasa di Timor Timur pada saat itu.

Sedangkan UDT yang kalah dan terjebak di perbatasan, memperoleh ijin masuk

ke wilayah Indonesia dan melanjutkan Movimento Anti Comunista Revolusionario

(MARC, Gerakan Revolusi Anti Komunis), yang dikoordinir F.X. Lopes da Cruz,

yang pembentukannya diumumkan di Dili pada hari-hari setelah kup

UDT.7Sementara dari pihak Portugal yang melarikan diri ke Atauro diminta

kembali oleh FRETILIN untuk melanjutkan program dekolonisasinya.Namun

perwakilan Portugal tersebut memilih melanjutkan perjalanan dan menolak

permintaan kembali dari FRETILIN, sehingga praktis FRETILIN lah yang

menjadi satu-satunya partai berkuasa dan menjalankan roda pemerintahan secara

de faco.

FRETILIN yang secara de facto telah menguasai Timor Timur dan

menjalankan beberapa programnya yang dulu hanya berfokus pada mobilisasi

kekuatan rakyat berubah menjadi mobilisasi untuk bagaimana membentuk suatu

pemerintahan yang kuat.Tugas-tuganya itu kemudian diserahkan kepada seluruh

anggota komite sentral yang ada pada saat itu.Fokus perhatian Komite Sentral pun

tidak lagi hanya di Dili namun meluas keseluruh daerah Timor Timur untuk

menjalankan program pemerintahan yang disepakati bersama.

7Hill, Helen Mary, Gerakan Pembebasan Nasional Timor Loro Sae, Yayasan HAK dan Sahe

Institute for Liberation, Universitas Michigan, 2000, hlm 183.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Namun situasi di perbatasan yang terus menerus menunjukkan

perkembangan kurang baik bagi pemerintahan FRETILIN, memicu perlu

dilakukannya proklamasi kemerdekaan segera secara sepihak, karena melihat

situasi di perbatasan semakin mengkhawatirkan. Ide untuk dilakukannya

proklamasi ini berawal dari sikap para tentara FRETILIN dan beberapa

pemimpinnya yangmerasa bahwa mereka berjuang dan ingin dinyatakan mati

sebagai seorang tentara dan pejuang yang membela tanah airnya, dengan melawan

tentara invasi dantidak mau dinyatakan sebagai tentara propinsi bagian Portugal.

Para tentara FRETILIN mulai memikirkan keadaan di perbatasan dan

keinginan tentaranya yang sedang bertempur di perbatasan melawan tentara

Indonesia.Untuk itu, FRETILIN mulai mengutus beberapa orang untuk

melakukan diplomasi ke beberapa Negara agar mendukung dan mengakui jika

FRETILIN melakukan proklamasi kemerdekaan secara sepihak.Ramos Horta ke

Australia dan Marie Alkatiri ke Afrika untuk diplomasi dengan beberapa Negara

yang merupakan bekas jajahan Portugis.

Pemerintahan Australia menunjukkan sikap yang tidak jelas terhadap usaha

diplomasi yang disampaikan oleh utusan Timor Timur, bahkan ketika jurnalis

warganegaranya yang terbunuh di perbatasan pun tidak menunjukkan sikap yang

keras terhadap Operasi Militer Indonesia. Berbeda dengan di Afrika,

sekembalinya Marie Alkatiri dari Afrika mengatakan bahwa 25 pemerintahan

Afrika akan mengakui proklamasi kemerdekaan Timor Timur setelah sepuluh

hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Sebenarnya FRETILIN dan para pemimpinnya tetap menaruh perhatian

kepada pemerintahan Portugal untuk kembali dan menyatakan kemerdekaan

kepada Timor Timur, namun sikapPortugal yang pada saat itu juga menunjukkan

sikap yang tidak jelas, bahkan Portugal malah melakukan negosiasi dengan

Indonesia tentang masa depan Timor Timur, sikap ini membuat FRETILIN dan

para pemimpinnya terpaksa mengambil tindakan untuk mengantisipasi adanya

serangan besar-besaran dari militer Indonesia. Maka pada tanggal 28 November

1975 FRETILIN dan seluruh rakyat Timor Timur menyatakan Proklamasi

kemerdekaannya secara sepihak (Unilateral) dilapangan gedung pemerintahan

pusat di Dili.

Fretilin membacakan deklarasi di hadapan 2.000 orang yang berkumpul di

depan gedung pemerintahan Portugis. Pasukan Fretilin berparade sesuai dengan

satuan mereka, dan pada pukul 17.55 bendera Portugis yang sudah berkibar

berabad-abad di Timor Timur diturunkan, dan menggantinya dengan bendera baru

yaitu bendera Republik Demokratik Timor-Leste.

Walaupun Fretilin telah mendeklarasikan kemerdekaanpada 1 Desember,

deklarasi sepihak pada 28 November ini terjadi secara tak terduga dan tiba-

tiba.menyebabkan pelaksanaannya tidak matang, seperti dalam proses penulisan

naskah proklamasinya, penjahitan benderanya, dan tidak semua pemimpin Fretilin

hadir pada upacara proklamasinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

E. Deklarasi Balibo

Sehari setelah deklarasi kemerdekaan Timor-Leste sepihak oleh FRETILIN

ke empat partai politik menanggapi deklarasi sepihak Fretilin.Empat partai politik

Timor-Leste seperti UDT, APODETI, KOTA, dan TRABALHISTA

mengeluarkan Proklamasi integrasi untuk mengimbangi langkah yang diambil

Fretilin.Mereka yang pro integrasi Proklamasi menuduh deklarasi sepihak Fretilin

menghambat solusi damai atas konflik dan hak rakyat Timor Timur atas

penentuan nasib sendiri. Kemudian proklamasi itu menyatakan bahwa seluruh

bekas koloni Timor Portugis akan diintegrasikan ke dalam wilayah Republik

Indonesia, dan menggambarkan hal ini sebagai pengungkapan paling tegas dari

perasaan rakyat Timor Timur. Pemerintah dan rakyat Indonesia diminta untuk

mengambil segala langkah untuk melindungi hak hidup rakyat yang kini

menganggap dirinya sebagai rakyat Indonesia namun hidup di bawah teror dan

praktik fasis Fretilin dengan persetujuan pemerintahan Portugis.8

Dari pihak Indonesia Deklarasi sepihak Fretilin menjadi pemicu bagi

Presiden Suharto untuk mengesahkan invasi besar-besaran Indonesia atas Timor

Timur. Ketika menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik menerima proklamasi

integrasi pada tanggal 1 Desember, pihak Indonesia menyatakan perjuangan berat

masih ada didepan dan Indonesia akan memberikan dukungan terselubung atau

terbuka secara menyeluruh, Adam Malik menyimpulkan dengan mengatakan

diplomasi sudah berakhir. Kini Timor Timurakan diselesaikan di medan tempur.9

8Soekanto (ed.), Integrasi,Surakarta, Yayasan Parikesit, 1976, hlm 283-284.

9„‟Malik Warm‟‟ The Canberra Times, dikutip dalam Jollffe, Eas Timor, hlm 225-226.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Keinginan invasi besar-besaran untuk menguasai Timor Timur menjadi jelas

pada bulan Desember, Indonesia melancarkan operasi militer yang diberi nama

Operasi Flamboyan. Operasi ini didukung oleh pemerintah Australia untuk

menggabungkan Timor Timur kedalam wilayah Indonesia setelah Perdana Mentri

Australia Gough Whitlam bertemu dengan Presiden Suharto di Wonosobo.

Militer Indonesia pun menpersiapkan pasukannya untuk melakukan invasi

besar-besaran ke wilayah Timor Timur dengan membentuk Komando Tugas

Gabungan Operasi Seroja. Pasukan ditambah 3.200 orang, bantuan ini termasuk

Detasemen Tempur ke 2 Kopassandha, Batalion Infanteri Surabaya, kapal selam

ratulangi, dua pesawat pengangkut, dan 3 batalion dari Brigade Infanteri ke 2

Jawa Timur. Komando operasi Seroja membuat strategi penyerangan dari dua sisi

oleh pasukan gabungan terhadap Dili. Puncaknya pada tanggal 7 Desember 1945,

Indonesia melancarkan serangan besar-besaran terhadap Dili

F. Invasi Militer Indonesia ke Timor Timur

Militer Indonesia merasa frustasi karena gagal memancing intervensi

dengan cara mendorong konflik internal. Sekarang pemimpin Operasi Komodo

harus banting stir, yaitu langsung memakai jalan keluar militer. Pemerintahan

FRETILIN harus dilenyapkan secepatnya, sebelum mereka berhasil memantapkan

diri menjadi salah satu pemegang kuasa yang dipercaya orang.Untuk mencapai

sasaran ini kontrol kewilayahan mereka harus terus dikurangi dengan cara

penyerangan di kantong wilayah yang dikontrol FRETILIN.Jika ini gagal, maka

yang harus dilakukan adalah penyerbuan langsung.Sementara itu di front

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Internasional, opini luar negeri harus digarap dengan hati-hati, agar siap menerima

hasil apapun.Untuk itu operasi Komodo terus mendengungkan mitos bahwa

perang saudara tidak berhenti setelah bulan Agustus. Mitos ini diterbitkan di surat

kabar asing agar terlihat perang saudara di Timor Timur masih bergejolak,

padahal sumber perang itu adalah serangan perbatasan oleh pasukan Indonesia

sendiri.10

Pada tanggal 7 Desember 1975, 10.000 anggota pasukan tentara Indonesia

yang didukung kapal-kapal perang buatan Rusia, pesawat-pesawat angkut, tank

ampibi, pesawat perang dan helikopter buatan Amerika, dengan nama sandi

Operasi Seroja, pada tanggal 8 Desember 1975 dilaksanakan penyerbuan atas Dili.

Dimulai dengan pengeboman dipagi buta, disusul dengan serangan udara pukul 5

pagi dan pada saat yang sama tentara elit Indonesia, kopassandha mendarat di

dermaga. Dalam susunan strategi perang saat itu akan dilakukan pengepungan Dili

secara cepat oleh pasukan khusus dari daerah perbatasan. Tetapi mereka harus

melewati perlawanan ketat FRETILIN sehingga rencana semula gagal.Pasukan

penyerbuan yang dipimpin oleh Jendral Murdani, dengan anak buahnya, Kolonel

Dading. Dengan 10.000 tentara yang telah diturunkan berasal dari divisi

Brawijaya, Jawa Timur dan Siliwangi, Jawa Barat, melakukan serangan yang

sangat brutaldan terjadi pembunuhan yang sistematik terhadap penduduk sipil di

Dili. Kekerasan dan perampasan harta benda dengan cara-cara yang primitive.

Bahkan Uskup Dili, Mgr. Costa Lopez, menggambarkan begitu tentara mendarat

dimulailah pembunuhan terhadap siapapun yang mereka temui. Mayat-mayat

10

Taylor, John G, op, cit., hlm 105.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

bergelimpangan di jalan, yang kami lihat hanyalah tentara yang membunuh dan

terus membunuh.11

Sekitar pukul 9 pagi tahun 1975 di Dili, sekelompok orang, kebanyakan

perempuan dan anak-anak juga telah dibunuh dengan cara sama. Seorang saksi

mata mengatakan bahwa tentara Indonesia menyambar anak-anak dari ibunya dan

melemparnya ke kerumunan, kemudian perempuan-perempuan itu dibunuh satu

per satu, dan semua yang melihat disuruh menghitung.12

Medan pembunuhan lain

adalah di sekitar barak Polisi Portugis di selatan kota.

Pada tanggal 10 Desember pasukan lain mendarat di Bacau, sedangkan pada

tanggal 25 dan 26 Desember jumlah pasukan ditambah lagi sekitar 15.000 dari

10.000 pasukan yang sudah ada. Penambahan itu dilakukan untuk mendorong

gerak pasukan di kota-kota seperti Dili dan Bacau ke daerah pedalaman.Dengan

dukungan dari pemerintah Australia terhadap pendudukan militer Indonesia atas

Timor Timur, dan memberi pengesahan melalui pengakuan de jure atas

kedaulatan Indonesia.Bahkan setiap pernyataan yang penting dikeluarkanoleh

Indonesia, diterima begitu saja sebagai aksioma untuk perumusan kebijakan luar

negeri Australia.

Setelah pasukan Indonesia masuk lebih dalam lagi di wilayah Timor Timur

pasukan FRETILIN mundur lebih jauh lagi ke pedalaman, pertama ke Maubisse

dan kemudian ke pantai selatan.Pembantaian tahanan terjadi ketika FRETILIN

bergerak mundur tahanan yang dibantai itu adalah mereka yang menjadi pengikut

partai UDT dan APODETI.Ketika komite FRETILIN terpecah, sebagian berada di

11

Uskup Timor Timur, 1983 dalam John G. Taylor.,op. cit., hlm 122. 12

Dunn, 1977 dalam John G. Taylor.op. cit., hlm 123.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Aileu dan sebagian berada di Maibisse.Dalam keadaan seperti inilah FRETILIN

melakukan beberapa eksekusi massal terhadap para tahanan di daerah Aileu.13

Menyadari keterbatasannya dan keterdesakannya oleh militer Indonesia

pada tanggal 15 Mei sampai Juli 1976, FRETILIN mengadakan konfrensi

nasional di Soibada di daerah pedalaman timur untuk menentukan strateginya.

FRETILIN membuat keputusan untuk memobilisasi resistensi

nasional.Strateginya mencakup resistensi semi gerilya. Hal ini akan mendukung

secara logistik oleh penduduk sipil yang akan ikut dengan FRETILIN.

G. Peresmian Intergrasi Timor Timur Oleh Indonesia

Tidak lama setelah pertemuan FRETILIN di Soibada, Indonesia merancang

apa yang disebut sebagai sebuah undang-undang integrasi. Pemerintahan

sementara yang didirikan Indonesia di Dili, mengumpulkan orang-orang dalam

suatu badan yang disebut Majelis Rakyat selama Mei 1976, diketahui oleh

Guilherman Goncalves.Majelis ini merupakan orang-orang terpilih dari setiap

daerah yang mewakili orang Timor.Para anggota majelis menyusun petisi kepada

Presiden Soeharto untuk mengabulkan integrasi.Mario Carrascalao

mengemukakan bahwa ini merupakan satu-satunya fungsi yang dilakukan Majelis

Rakyat.

Petisi ini ditandatangani oleh Arnaldo dos Reis Araujo sebagai ketua PSTT,

dan Guilherme Goncalves selaku kepala dewan perwakilan rakyat daerah

(DPRD), walaupun badan ini belum dibentuk. Mereka mengklaim dirinya

13

Chega.op. cit., hlm. 236.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

mewakili rakyat Timor, dan menyebut deklarasi Balibo sebagai dasarbagi klaim

tersebut, isi utama dari petisi singkat ini adalah agar Timor Timur disatukan

dengan Indonesia tanpa dilakukannya sebuah referendum.14

Kelompok itupun

diterbangkan seluruhnya ke Jakarta untuk menyampaikan petisi tersebut kepada

presiden Soeharto. Pada tanggal 7 Juni 1976 Arnaldo dos Reis Araujo, Guilherme

Goncalves, Francisco Xavier Lopes da Cruz, dan Mario Carrascalao menyerahkan

petisi tersebut kepada presiden Soeharto.

Pada 25 Juni, sebuah misi pencarian fakta para pejabat Indonesia dan

sekelompok diplomat internasional yang terdiri atas sepuluh orang yaitu duta

besar Korea Selatan, Malaysia, Suriah untuk Jakarta, Charge d‟Affaires dari

Afganistan dan Irak, seta para perwira yang mewakili Panam, Yaman Selatan,dan

India mengunjungi Dili, dengan didampingi wartawan Indonesia dan wartawan

asing. Dalam perjalanan selama satu hari tersebut, mereka menghadiri upacara

dimana kepala PSTT Arnaldo dos Reis Araujo menyampaikan pidato, dan

kelompok itu mengunjungi beberapa kota yang dekat dengan Dili. Misi itu

melaporkan bahwa pemerintahan yang efektif telah berjalan dengan baik dan

Dewan Perwakilan Rakyat berjalan sebagai “alat Demokrasi‟‟.Misi itu juga

menemukan adanya keinginan untuk melakukan integrasi tanpa melakukan

referendum, yang mereka anggap sebagai mekanisme yang asing bagi orang

Timor. Pada 17 Juli 1976, Presiden Soeharto menandatangani Undang-Undang

14

Chega, ibid.,hlm. 239.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR-RI

meresmikan tindakan Indonesia mengintegrasikan Timor Timor.15

H. Operasi Keamanan Setelah Peresmian Integrasi

Sesuai dengan pernyataan menteri Luar Negri Indonesia Adam Malik ketika

menerima proklamasi integrasi Timor Timur di Balibo, beliau mengatakan bahwa

perjuangan yang dihadapi Indonesia di Timor Timur masih ada yaitu terkait

dengan keamanan di wilayah Timor Timur itu sendiri. Setelah resminya integrasi

Timor Timur dengan pemerintahan Republik Indonesia, operasi keamananpun

dilanjutkan.Sekitar pertengahan hingga akhir 1976, pesawat serang udara Bronco

OV-10 pertama buatan AS tiba di Indonesia dan dipergunakan untuk

melumpuhkan serangan dan menghancurkan pasukan pemberontak

Fretilin.Kekuatan udara menjadi bagian penting dari strategi ABRI di Timor

Timur, karena para pemberontak banyak bersembunyi di pedalaman hutan dan

perbukitan.

Walaupun Indonesia sudah menggunakan kekuatan udara tambahan yang

dipasok dari Amerika Serikat, situasi pada akhir 1976 itu pada dasarnya

merupakan kebuntuan. Pada April 1976, sebuah laporan dari kedutaan besar

Amerika mengemukakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh ABRI:

Jendral Yogi (Asisten Perencanaan, Depertemen

Pertahanan)…memperkirakan kekuatan Fretilin sekitar 3.000 dengan

hanya 5.000 dari 15.000 pucuk senjata yang sejauh ini disita oleh

Indonesia. Indonesia belum-belum sudah mengalami kekurangan

15

Chega, ibid., hlm. 239.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

sumberdaya, dengan kekurangan pasokan amunisi untuk senjata

ringan, artileri, tank, dan meriam angkatan laut.16

Pada paruh kedua 1977, operasi militer Indonesia semakin gencar, yang

mencakup penghancuran sumber makanan di pedalaman untuk memisahkan

masyarakat sipil dari resistensi bersenjata.Operasi ini mengakibatkan kematian

masyarakat sipil dalam jumlah yang tak terkira akibat serangan langsung serta

kelaparan dan wabah penyakit akibat dihancurkannya basis-basis Fretilin dan

sumber makanan.Dengan mundurnya Fretilin kesejumlah kecil daerah yang lebih

sempit, ABRI meluncurkan Operasi Cahaya, dengan maksud untuk memaksa para

pemimpin utama Fretilin menyerah bersama penduduk sipil yang tersisa.17

Gunung

Matebian di wilayah timur dan beberapa wilayah di Suai dan Ermera di wilayah

barat menjadi ajang pengeboman udara yang paling gencar, yang mengakibatkan

kematian sekala besar dan akhirnya penyerahan diri puluhan ribu penduduk

sipil.Para pemimpin utama Fretilin ditangkap, menyerahkan diri, atau dibunuh,

sehingga resistensi bersenjata yang tersisa kacau-balau.Presiden Fretilin Nicolaus

Lobato terbunuh dalam pertempuran 31 Desember 1978.18

Sedangkan Xanana

Gusmao berhasil meloloskan diri ke wilayah timur.ABRI terus melanjutkan

operasi penumpasan sampai pada awal 1979, dan pada Maret 1979 menyatakan

wilayah ini sudah ditaklukan.

Operasi militer antara pertengahan 1977 sampai pada awal 1979 sering

disebut sebagai kampaye “pengepungan dan penghancuran.‟‟Kampanye tersebut

16

Telegram, Kedutaan Besar Amerika Jakarta kepada Menteri Luar Negri di Washington, GOI

Request for Help in Timor, 29 April 1976, dalam Chega!, hlm 241. 17

Chega.op. cit. hlm. 241. 18

Chega, ibid., hlm. 280.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

punya dua tujuan, yaitu untuk menghancurkan kepemimpinan Fretilin dan

memaksa penduduk sipil yang tinggal di pedalaman bergunung-gunung

menyerahkan diri kepada ABRI di dataran rendah.Pada Agusutus 1977, ABRI

melancarkan operasi militer besar- besaran dengan pasukan awal terdiri atas tiga

batalion ditambah menjadi tujuh belas batalion pada bulan Agustus 1977. Fokus

awal dari ofensif ini adalah sektor barat, yang dikenal dengan nama sandi Operasi

Sisir. Seperti berbagai operasi sebelumnya, dukungan artileri Angkatan Laut dan

Udara adalah faktor penting bagi kemenangan ABRI.

Penggunaan kekuatan udara memberikan tekanan yang sangat besar kepada

Fretilin, karena kekuatan bersenjata Fretilin hanya bersenjata ringan.Ini menjadi

faktor utama yang membuat penduduk sipil di gunung menyerahkan diri, dan

memberikan kemenangan militer kepada ABRI atas Fretilin/Falintil pada tahun

1979. Selain ini, dukungan dari Negara luar juga manjadi faktor kemenganan

militer Indonesia seperti dukungan dari AS yang memasok 16 unit F5, sebuah

Skuadron A4, dan sebuah fasilitas pembuatan senapan M-16.19

Pada tahun 1978

Inggris mengumumkan niatnya untuk memasok pesawat Jet Hawk untuk

serangan darat.20

Sementara itu Ausralia memasok helikopter dan pesawat

angkut.21

Ini menjadi pertanda yang jelas bagi Indonesia bahwa negara-negara

Barat tidak menantang operasi militernya di Timor Timur.

19

Chega, ibid., hlm. 244. 20

Taylor, Jhon G, Perang Tersembunyi ( Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan), Jakarta, Porum

solidaritas untuk rakyat Timor Timur,1998,hlm. 78. 21

Carmal Budiardjo dan Liem Soei Liong, The War Against East Timor, Zed Book, 1984,hlm, 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

I. Pemilu Pertama di Timor Timur

Dengan selesainya operasi keamanan, militer Indonesia berkesimpulan

bahwa mereka telahberhasil mengamankan wilayah ini.Ketika pemilihan umum

diselenggarakan pada tahun 1982, ini juga diselenggarakan untuk pertamakalinya

di Timor Timur.Militer bertanggung jawab untuk menjaga keamanan bagi

pelaksanaan pemilu di seluruh kepulauan Indonesia.Untuk itu militer

membutuhkan pasukan yang besar dalam melaksanakan tugasnya untuk

mengawal keamanan pemilu di seluruh kepulauan Indonesia, menyebabkan

berkurangnya pasukan militer yang berada di wilayah Timor Timur.22

Hasil pemilu di Timor Timur menunjukkan lebih dari 99% suara memilih

Golkar, Partai Presiden Soeharto yang berkuasa.Hal ini, ditambah dengan

perhitungan suara yang sangat cepat, menunjukkan dengan kuat adanya hasil yang

dimanipulasi.Kemungkinan motif bagi manipulasi suara ditujukkan setahun

berikutnya ketika Gubernur Mario Carrascalao menyatakan bahwa : „‟Orang-

orang telah diberitahu bahwa dengan memilih Golkar, mereka akan menunjukkan

pandangan mereka tentang integrasi dengan Indonesia.‟‟23

Dalam peristiwa itu, Indonesia menggunakan suara sebagai bukti tentang

adanya dukungan bagi Indonesia.Xanana Gusmao tidak menahan-nahan

serkesmenya dalam pesannya kepada PBB pada tahun 1982 :

…partainya Suharto memenangi pemilu lagi. Di Timor Timur,

dibawah todongan senjata, semua penduduk memberikan suara yang

mendukung Golkar. Sebuah paradoks yang mengherankan, Timor

22

Peter A, Rohi, “Hanya Dengan 1 Pistol di Pinggang Kotak Suara di Kawal Ke Los Palos’’, Sinar

Harapan, 1 Juni 1982, hlm. 84. 23

Chega,op, cit., hlm. 275.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Timur dan Irian Jaya merupakan “provinsi kesayangan” Soeharto dan

pendukung Golkar.24

Walaupun pelaksanaan pemilu di Timor Timur banyak mengalami

kecurangan,akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa sistem pemerintahan

Indonesia sudah dilaksanakan dan dijalankan di Timor Timur. Segera setelah

pelaksanaan pemilu, pihak militer Indonesia memulai pendekatan baru untuk

menjaga keamanan di Timor Timur, yaitu dengan melakukan pendekatan

negosiasi dengan gerakan resistensi Timor Timur.Berbagai pertemuan lokal antara

pejabat Indonesia dan Falintil sering dilakukan yang kemudian membuka jalan

bagi beberapa kontak di tingkat yang lebih tinggi.Pada tanggal 20 Maret 1983,

dua orang mayor Indonesia dan beberapa staf militer bertemu dengan Xanana

Gusmao di Liaruca untuk melakukan negosiasi.Pada pertemuan ini dihasilkan

empat poin yang diminta oleh pihak Falintil diantaranya : (1) penarikan tanpa

sarat pasukan Indonesia dari Timor Timur; (2) sebuah misi penjaga perdamaian

PBB; (3) sebuah referendum yang bebas dan adil; dan (4) kehadiran

Falintil/Fretilin yang berkelanjutan untuk menjaga keamanan selama proses ini.25

Tiga hari kemudian tanggal 23 Maret 1983, Kolonel Purwanto sendiri yang

bertemu dengan Xanana Gusmao di Larigutu.Pertemuan ini menghasilkan

penandatanganan kesepakatan genjatan senjata antara militer Indonesia dengan

Falintil/Fretilin.Yang lainnya mengikuti, dan genjatan senjata pun menyebar ke

seluruh wilayah Timor Timur.26

24

Xanana Gusmao, „‟Message to the 37th

UN General Assembly, 14 Oktober 1982. Dalam Chega!,

hlm 275. 25

Jill Jolliffe, Timor: Terra Sangrenta, O Jornal, Lisabon, 1989, hlm. 163-170. 26

Chega,op. cit., hlm. 276.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

BAB III

FAKTOR INTEGRASI TIMOR TIMUR DENGAN INDONESIA

A. Faktor dari Rakyat Timor Timur

Diantara partai politik yang lahir di Timor Timur, ada yang pro integrasi

yaitu partai politik APODETI.Karena tujuanya yang berbeda, maka partai ini

dikecam oleh dua partai lainnya. Namun APODETI terus berjuang dan

mengusahakan bahasa Indonesia diajarkan di Timor Timur. FRETILIN dan UDT

lalu membentuk koalisi, akan tetapi FRETILIN lebih condong ke komunis maka

koalisi keduanya berakhir.1Ketika berlangsung pembicaraan dekolonisasi Timor

Timur pada tanggal 26 Juni 1975 di Macao, FRETILIN memboikot, sehingga

masa depan Timor Timur belum dapat ditentukan pada saat pembicaraan itu.

Kemudian keadaan semakin memburuk ketika pengangkatan Kolonel Ramos

Pires menjadi Gubernur baru di Timor Timur pada tanggal 14 November 1974. Ia

sendiri cenderung kepada UDT, tetapi sebagian besar stafnya pro komunis

Portugal sehingga cenderung kepada FRETILIN. Bahkan mereka telah berpikir

untuk menjadikan Timor Timur sebagai pangkalan gerakan Komitern (Organisasi

Komunis Internasional).2

Staf Pires yang berhaluan komunis membantu FRETILIN dengan

persenjataan dan membiarkan partai menguasai Tropas (polisi kolonial Portugal).

1Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah

Nasional Indonesia VI, Jakarta, Balai Pustaka, 1993,hlm 488. 2A, K, Wiharyanto, Sejarah Indonesia Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009, Yogyakarta,

Universitas Sanata Dharma, 2011, hlm 202-203.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Dalam usahanya mengalahkan lawan-lawannya, FRETILIN tidak segan-segan

menggunakan kekerasan.Akibatnya banyak orang yang pro UDT dan APODETI

marasa diteror.Mereka melarikan diri menyeberang ke Timur Barat

(Indonesia).Pada pertengahan 1975 jumlah mereka yang melarikan diri ke Timur

Barat mencapai 50.000 orang.Untuk membantu mereka pemerintah Indonesia

menyediakan pangan, bahan bangunan, alat pertanian, dan uang yang dikeluarkan

sampai maret 1976 mencapai dua milyar rupiah.3

Untuk mengatasi kekacauan di Timor Timur, Portugal dan Indonesia

melakukan pertemuan di Roma pada tanggal 5 November 1975.Pertemuan itu

menghasilkan dokumen yang disebut Memorandum of Understanding.Dalam

dokumen itu kedua Negara mengakui hak semua partai atas Timor Timur.Dalam

kekacauan di Timor Timur FRETILIN menggunakan kekerasan sehingga UDT,

APODETI, KOTA dan TRABALISTA menggunakan senjata pula.Untuk

menjamin kemenangan, kelompok pro integrasi menerima sukarelawan dari

Indonesia, setelah mereka mengawal kembalinya pengungsi dari Timor Timur ke

kampung halamannya. Menghadapi keadaan yang kacau Kolonel Pires

meninggalkan Dili, melarikan diri dari tanggung jawab dan mengungsi ke pulau

Atauro.

Sadar kedudukannya yang semakin terdesak dan merasa diberi kesempatan

oleh Pires dengan mengundurkan diri, FRETILIN pada tanggal 28 November

1975 memproklamasikan berdirinya Republik Demokratis Timor Timur di Dili.

Dengan Xavier Do Amaral sebagai Presiden.

3Ibid., hlm. 203.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Guna menghadapi aksi FRETILIN yang dinilai sepihak, maka UDT,

APODETI, KOTA dan TRABALISTA pata tanggal 30 November 1975 juga

memproklamasikan penggabungan Timor Timur kedalam wilayah Indonesia di

Balibo. Proklamasi tersebut ditindaklanjuti dengan menegakkan kekuasaan di

seluruh Timor Timur.4

Berkat kerja sama yang baik dari keempat partai pro integrasi ini, maka

pada pertengahan Desember 1975 dapat dikatakan seluruh Timor Timur sudah

dikuasai pasukan gabungan pro integrasi, bahkan Dili pun dapat direbut pula.

Oleh karena itu, tindakan lanjutan dari gabungan partai yang pro integrasi adalah

mendirikan Pemerintahan Sementara Timor Timur (PSTT) yang berkedudukan di

Dili.Kepala PSTT adalah Arnaldo dos reis Araujo dan Xavier Lopez da Cruz

sebagai wakilnya.Kemudian dibentuk pula DPR Timor Timur sebagai wakil

rakyat dengan Guilherme Maria Goncalves sebagai ketua. Setelah merasa

semuanya jelas dan PSTT merasa yakin akan kedudukannya, maka DPR Timor

Timur yang beranggotakan 30 orang, disaksikan para anggota PSTT dan

undangan lain, pada tanggal 30 Mei 1976 menyelenggarakan sidang khusus

dengan pembahasan tunggal integrasi Timor Timur dengan Indonesia. Dalam

sidang itu diputuskan tiga keputusan yaitu, pertama, menyampaikan petisi

integrasi kepada Pemerintahan RI di Jakarta, kedua, menyerahkan kepada komisi

khusus rumusan petisi integrasi, ketiga, mempercayakan kepada ketua sidang

untuk menentukan delegasi.5

4(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste), ,Chega (Laporan

Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia,

2010, hlm 221. 5A, K, Wiharyanto,op, cit., hlm.204.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Dalam waktu singkat petisi integrasi selesai disusun dan pada tanggal 7 Juni

1976 delegasi petisi sudah menyampaikan pada pemerintah Indonesia di

Jakarta.Presiden Soeharto menyambut baik petisi itu karena berasal dari rakyat

Timor Timur. Namun, untuk ikut merasakan yang dialami rakyat Timor Timur,

pemerintah Indonesia mengirim delegasi 36 orang dengan menyertakan 11

perwakilan Negara asing dan 40 wartawan dalam dan luar negri ke Timor Timur.

Berdasarkan laporan delegasi maka pada tanggal 9 Juli 1976 pemerintahan

Indonesia menerima petisi dan segera dengan RUU integrasi. RUU itu diterima

oleh DPR pada tanggal 17 Juli 1976 sebagai UU No. 7 tahun 1976, yang

menyatakan bahwa Timor Timur secara resmi menjadi Provinsi ke 27. 6

Adapun alasan Indonesia menerima integrasi Timor Timur kedalam wilayah

RI, karena integrasi tersebut merupakan keinginan sebagian besar masyarakat

Timor Timur dan disaksikan oleh dunia internasional.Hal itu juga diperkuat

pengakuan Australia atas integrasi Timor Timur.7

B. Faktor Dari Pemerintahan Indonesia

Pada masa pemerintahan Soeharto, Timor Timur bukan bagian dari wilayah

teritorial politik Republik Indonesia, sebab wilayah Indonesia hanya mencakup

bekas jajahan Hindia Belanda.Karena wilayah Indonesia hanya mencakup wilayah

bekas jajahan Hindia Belanda, maka Irian Jaya diklaim sebagai milik Indonesia

6Syamsul Hadi, Andi Widjajanto, dkk, Disintegrasi Pasca Orde Baru, Jakarta, Cires FISIP

UI,2007, hlm. 188. 7A, K, Wiharyanto, op, cit., hlm. 205.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

yang sah.Sementara Timor Timur dirasa kurang menarik bagi Indonesia karena

lokasinya yang jauh dan kondisi ekonomi yang marginal.8

Peranan Timor Timur bagi Indonesia bukan sekedar ambisi teritorial.

Kepentingan itu memperlihatkan kekhawatiran yang besar terhadap kemungkinan

ancaman keamanan republik yang mungkin timbul dari perubahan politik yang

tak menentu dari koloni yang berdampingan. Terdapat kemungkinan bahwa

pemerintahan Soeharto menentang munculnya suatu Negara merdeka untuk

menggantikan kekuasaan Portugis. Pada pertengahan Mei 1974 muncul suatu

gerakan politik radikal yang mendapat dukungan massa yang besar dan

menimbulkan kekhawatiran pada pihak Indonesia terhadap kemungkinan

mempunyai wilayah kekuasaan yang sama dengan suatu Negara merdeka yang

identitas politiknya tak dapat diterima. Afiliasi eksternalnya dapat menimbukan

tantangan terhadap kepentingan Indonesia karena kehadirannya pada pinggiran

nusantara.9

Gerakan radikal Timor Timur yang menyebut dirinya FRETILIN, menuntut

kemerdekaan sejak awal dan menyeluruh sifatnya, yang mempunyai hubungan

baik dengan sayap kiri di Portugis maupun koloninya di Afrika. Ini menimbulkan

kekhawatiran besar di Jakarta.Reaksi awal Indonesia menumbuhkan suatu partai

klien yang berusaha berintegrasi dengan Indonesia.Dukungan Indonesia terhadap

Apodeti ditentukan oleh keprihatinan mendalam atas keamanan nasional.Timor

Timur diinginkan dan diambil alih dengan kekuatan militer bukan karena pulau

koloni Portugis itu dianggap sebagai modal atau pulau yang berharga tetapi

8Rosihan Anwar, Sejarah Kecil petite history Indonesia, Jakara, kompas, 2004, hlm. 29.

9AK, Wiharyanto, op, cit., hlm. 206.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

karena dipertimbangkan sebagai esensial dalam menjamin pulau itu tidak

digunakan untuk tujuan yang dapat merugikan pihak Indonesia.

Indonesia mengejar tujuan penggabungan tersebut dengan strategi

mempengaruhi proses politik diwilayah Timor Timur. Penggabungan secara

kekerasan dipertimbangkan hanya sebagai rencana alternatif terakhir karena

presiden Soeharo tidak mau Indonesia dilihat sebagai melanggar kedaulatan

Portugis sepanjang hal itu dapat dilaksanakan didalam konteks yang stabil dan

atas dasar pengikatan diri yang kuat terhadap dekolonisasi secara tertib.Taktik ini

dilakukan agar tidak menodai reputasi internasional Indonesia terutama terhadap

pemberi bantuan kepada Indonesia.Selain itu taktik presiden Soeharto tersebut

juga bertujuan agar tidak menimbulkan perasaan khawatir pada tetangga

kawasannya dan terutama mitranya di ASEAN.

Terjadi persekutuan antara FRETILIN dan UDT untuk melawan partai klien

yaitu APODETI.10

Hal ini menghambat ruang gerak untuk melakukan pembenaran

dan meyakinkan untuk mengadakan intervensi militer.Dalam perkembangannya

persekutuan antara dua partai politik antara FRETILIN dan UDT bubar karena

FRETILIN semakin radikal dan mengambil inisiatif sendiri dengan menyatakan

diri mereka sebagai wakil tunggal rakyat Timor Timur.sehingga UDT mulai

khawatir, UDT lalu menarik diri dari koalisi tersebut sehingga menimbulkan

konfrontasi antara kedua kelompok itu. Dukungan yang semakin kuat terhadap

FRETELIN menyebabkan kelompok itu berhasil menghancurkan semua oposisi

kecuali sepanjang perbatasan Timur Barat. Meletusnya perang saudara itu tidak

10

Chega,op, cit.,hlm.190.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

hanya mengacaukan rencana Portugis bagi dekolonisasi secara tertib tetapi juga

menimbulkan pelepasan tanggung jawab secara total pada pihak pejabat kolonial

yang kemudian mengasingkan diri ke pulau Atauro.

Sebagai akibat dari konflik tersebut, kelompok pro intergrasi menyatakan

bergabung dengan Indonesia untuk melawan FRETILIN, serta minta bantuan

kepada RI. Invasi militer RI dilakukan dengan alasan untuk memulihkan

ketertiban di Timor Timur.Pernyataan Indonesia menegaskan bahwa pemerintah

tak mampu mencegah relawan Indonesia untuk membantu saudara-saudara

mereka di Timor Timur dalam perjuangan mereka membebaskan diri dari

penindasan FRETILIN.Walaupun FRETILIN sempat melakukan perlawanan,

namun karena tindakseimbangannyakekuatan militer yang dimiliki dan tidak

adanya dukungan luar terhadap FRETILIN, menyebabkan penggabungan Timur

Timor ke dalam wilayah Republik Indonesia tak diragukan lagi.

Penggabungan Timor Timur ke wilayah Indonesia merupakan suatu upaya

untuk menjamin batas pinggiran Negara kepulauan.Kemungkinan timbulnya suatu

politik yang radikal yang merdeka yang berlokasi dekat dengan perbatasan

wilayah RI tak dapat ditolelir.Indonesia mampu menggunakan kekuatan militer

yang memadai untuk menghancurkannya, selain itu Indonesia juga dapat

memperhitungkan sikap baik hati dari semua Negara kawasan Negara terdekat

yang kepentingannya dimajukan dengan tindakan perluasan wilayah

tersebut.Dalam keadaan apapun, seorang pemimpin militer seperti presiden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Soeharto akan mempunyai kecenderungan yang kuat untuk mengambil tindakan

terhadap Timor Timur yang menginginkankemerdekaan.11

Bertolak dari latar belakang tersebut, intervensi militer Indonesia terhadap

Timor Timur akhirnya tidak mendapatkan kutukan dari Negara-negara tetangga di

ASEAN yang non komunis, karena mereka memahami apabila Timor Timur

berada dibawah kontrol FRETILIN (yang condong ke komunis) dipandang

sebagai suatu ancaman yang harus dihilangkan di Asia Tenggara. Hal itu

merupakan suatu kemenangan strategi dan politik bagi pihak Republik Indonesia

pada saat itu. Namun dibelakang pengesahan sementara itu terpampang tugas

berat RI untuk menghapuskan masalah Timor Timur, yang oleh Negara luar

penggabungan wilayah Timor Timur ke wilayah Indonesia belum memenuhi sarat

dekolonisasi.

11

A, K, Wiharyanto, op, cit., hlm. 208-209.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB IV

DAMPAK INTEGRASI TERHADAP PERKEMBANGAN

TIMOR TIMUR

A. Dampak Negatif Dari Integrasi Timor Timur ke Indonesia

1. Bidang Sosial

a) Operasi Seroja

Sekitar pertengahan hingga akhir 1976, pesawat udara Branco OV-10

pertama buatan AS tiba di Indonesia, tambahan kekuatan udara ini menjadi

bagian penting dari strategi ABRI di Timor Timur. Penembakan dan

pengeboman udara dilakukan sebagai strategi untuk memperlunak berbagai

sasaran menjelang serangan darat yang dilakukan oleh pasukan

infanteri.Penggunaan kekuatan udara memberikan tekanan yang sangat besar

kepada Fretilin, karena kekuatan bersenjata Fretilin hanya menggunakan senjata

ringan.1 Ini menjadi faktor utama yang membuat penduduk sipil di gunung

menyerahkan diri, dan memberikan kemenangan kepada ABRI atas Fretilin.

Meskipun ABRI menguasai sebagian besar koridor jalan-jalan utama dan daerah-

daerah yang dapat dijangkau melalui pesisir utara, berbagai daerah yang luas di

pedalaman tetap berada di luar kekuasaan ABRI. ABRI berharap dapat dengan

cepat dan mudah menguasai Timor Timur, namun sebaliknya malah menghadapi

perlawanan yang sengit dari Fretilin.Perkembangan usaha ABRI untuk

menguasai Timor Timur berjalan lambat.

1John Taylor, East Timor: The Price of Freedom. Zed Books, London dan New York, 1999,hlm

84.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Fretilin menghadapi persoalan besar mengenai apa yang harus mereka

lakukan dengan penduduk sipil yang berjumlah besar di berbagai basis mereka di

pedalaman. Beberapa orang berpendapat bahwa sudah saatnya untuk mengubah

strategi, dan memperbolehkan masyarakat sipil menyerahkan diri dan kembali

bermukim di kota. Terjadi pertentangan mengenai masalah ini dalam tubuh

Fretilin dan mengakibatkan perpecahan berdarah dan disingkirkannya presiden

Francisco Xavier do Amaral. Penahanan dan pembunuhan terhadap warga sipil

yang tidak sependapat dilakukan Fretilin selama periode ini.2

Pada paruh kedua 1977, operasi militer Indonesia semakin gencar, yang

mencakup penghancuran sumber makanan di pedalaman untuk memisahkan

masyarakat sipil dari resistensi bersenjata. Operasi ini mengakibatkan kematian

masyarakat sipil dalam jumlah yang tak terkira akibat serangan langsung serta

kelaparan dan wabah penyakit akibat dihancurkannya basisbasis Fretilin dan

sumber makanan.Dengan mundurnya Fretilin ke sejumlah kecil daerah yang

lebih sempit, ABRI meluncurkan operasi cahaya, dengan maksud untuk

memaksa para pemimpin utama Fretilin menyerah bersama penduduk sipil yang

tersisa.

Operasi militer antara pertengahan 1977 sampai pertengahan 1979 sering

disebut sebagai kampaye “pengepungan dan penghancuran”. Kampanye tersebut

mempunyai dua tujuan, yaitu untuk menghancurkan kepemimpinan Fretilin dan

memaksa penduduk sipil yang tinggal di pedalaman menyerahkan diri kepada

2(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,Chega (Laporan

Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia,

2010, hlm 240.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

ABRI.3Pada 6 April 1978, Jendral Mohammad Yusuf ditunjuk sebagai panglima

ABRI, beliau mengambil alih kendali secara pribadi berbagai operasi di Timor

Timur, memotong wewenang Moerdani dan Kalbuadi. Pada masa itu operasi

cahayapun dilancarkan. Operasi ini secara khusus menargetkan para pemimpin

Fretilin. Tujuannya adalah agar para pemimpin partai yang berpengaruh

menyerahkan diri sehingga masyarakatpun ikut menyerahkan diri secara besar-

besaran, dengan demikian memisahkan masyarakat dari para gerilya. Seiring

berjalannya waktu dan resistensi semakin terdesak ke daerah yang lebih sempit,

sifat konflik ini berubah menjadi suatu pengepungan terhadap masyarakat sipil.4

b) Pemberontakan Setelah Takluknya Timor-Timur Oleh ABRI

Pada 10 Juni 1980, Falintil melancarkan serangan ke Dili. Serangan ini

benar-benar mengejutkan ABRI. Ini merupakan pemberontakan pertama setelah

kekalahan telak Fretilin pada akhir 1978. Pemberontakan ini disebut dengan

(Levantamento) kebangkitan, nama ini digunakan oleh gerakan resistensi untuk

menimbulkan rasa kebersamaan antara anggota resistensi yang melakukan

serangan militer terbatas yang dilakukan oleh berbagai kelompok kecil

Falintil/Fretilin yang masih bertahan, yang telah menyusun kekuatan kembali

pada bulan-bulan sebelumnya. Serangan ke Dili membuktikan daya tahan

gerakan resistensi serta perlawanan bersenjata terhadap pemerintahan militer

Indonesia.Serangan tersebut dilakukan sampai Lahane dan Bacore, serangan ini

3Carmal Budiardjo and Liem Soei Liong, The War Against East Timor, Zed Book, 1984. hlm 27.

4Ibid.,hlm 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Fretilin masih ada.Pihak

militer Indonesia terkejut sekaligus dipermalukan dengan keberanian serangan

dari pihak resistensi yang dianggap sudah dikalahkan.

Hampir setahun kemudian pertengahan 1981, ABRI melancarkan operasi

besar-besaran yang menggabungkan personil militer dengan puluhan ribu

penduduk sipil yang membentuk pagar betis manusia, mereka ini berjalan kaki

melintasi daerah-daerah yang luas di wilayah Timor Timur untuk mencari dan

menangkap Falintil yang tersisa. Meski bisa menangkap banyak orang Timor,

baik sipil maupun pejuang, gerakan pagar betis ini tidak berhasil secara

substansial menghancurkan Falintil.

c) Tragedi Santa Cruz

Pembantaian pemuda Timor Timur di pemakaman Santa Cruz oleh para

serdadu Indonesia pada 12 November 1991 merupakan titik balik dalam

perjuangan rakyat Timor Timur untuk diakui secara internasional. Untuk pertama

kali sejak invasi 1975, kebrutalan militer Indonesia terhadap warga sipil terekam

dalam film oleh media internasional. Film yang diselundupkan keluar dari

wilayah tersebut beberapa hari setelah pembantaian awal yang dilakukan oleh

militer Indonesia, ditayangkan oleh berbagai televisi di seluruh dunia dan

menyingkap keadaan sebenarnya tentang pendudukan Indonesia yang selama itu

disembunyikan oleh Jakarta. Penindasan yang keras oleh militer Indonesia

terhadap rakyat Timor Timur ini tidak lagi bisa disangkal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Beberapa minggu sebelum terjadinya pembantaian, para aktivis di Timor

Timur tengah mempersiapkan diri untuk kunjungan delegasi Portugis. Terdapat

desas-desus tentang rencana pertemuan antara delegasi tersebut dengan Xanana

Gusmao, harapan masyarakat Timor Timur pun sangat tinggi terhadap pertemuan

itu untuk melepaskan diri dan menjadi negara yang berdiri sendiri. Gerakan

klandestin mempersiapkan demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi mereka

kepada delegasi Portugis, sekelompok pemuda menulis spanduk di halaman

Gereja Motael di pantai Dili. Kelompok demonstrasi ini dipantau oleh intelijen

Indonesia, dan keributan dengan militer Indonesia terjadi pada 28 Oktober 1991

ketika salah seorang mahasiswa (Sebastiao Gomes) ditembak mati. Walaupun

kunjungan delegasi Portugis dibatalkan, pada 11 November 1991 pelopor khusus

PBB tentang penyiksaan, Pieter Kooijmas berada di Dili. Gerakan klandestin

memutuskan untuk tetap melakukan demonstrasi untuk mengenang pembunuhan

Sebastiao Gomes setelah misa pemakaman di Gereja Motael pada pagi 12

November 1991. Ada upaya sungguh-sungguh untuk memastikan agar

demonstrasi tersebut berlangsung dengan damai.

Tentara, polisi, dan agen intelijen Indonesia berjaga di sepanjang jalan-

jalan kota Dili selama demonstrasi dari Gereja Motael sampai pemakaman Santa

Cruz. Sebagian demontran berjalan dari Motael, sementara sebagian bergabung

ditengah perjalanan dan lebih banyak lagi yang bergabung di pemakaman.

Kemudian spanduk dikibarkan yang isinya menghimbau keterlibatan PBB di

Timor Timur, mendukung Xanana Gusmao dan penentuan nasib sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Keadaan sangat menegangkan, karena keterbukaan seperti ini tidak diperkirakan

sebelumnya. Ada berbagai kesaksian, namun yang jelas dalam perjalanan

seorang tentara Indonesia ditusuk dan dibawa keadaan cidera. Pernyataan

Indonesia tentang kejadian tersebut menjelaskan bahwa hal tersebut

mempropokasi kemarahan militer dan berlanjut dengan pembantaian. Tetapi,

bukti tidak mendukung kesimpulan tersebut.Penembakan dimulai ketika

demonstran tiba di kompleks pemakaman Santa Cruz. Tentara menembaki

dengan senjata-senjata otomatis kearah pesera demonstrasi damai dan tidak

bersenjata, komisi kemudian mendengar kesaksian bahwa para tentara

mengepung pemakaman Santa Cruz, lalu masuk dan membunuh orang-orang

yang tidak terluka atau mereka yang terluka ringan, dengan menusuk mereka

mengunakan pisau bayonet.

Banyak pemuda yang diangkut menggunakan truk, ke rumah sakit militer

Wira Husada di Lahane, Dili, ke pusat-pusat interogasi, atau dibunuh begitu

saja.Ratusan pemuda berlari ke kediaman Uskup Belo mencari perlindungan.

Uskup Belo menghubungi Gubernur Mario Carrascalao, dan pergi ke Santa Cruz,

untuk melihat sejumlah tubuh orang yang tebunuh dan terluka, dan kemudian

pergi ke rumah sakit Wira Husada tempat dimana dia melihat hasil pemukulan

yang parah. Komisi mendengarkan kesaksian yang menyebut tentang

serangkaian pembunuhan dalam hari-hari sesudahnya, ketika pasukan keamanan

Indonesia memburu orang-orang yang mereka curigai terlibat dalam unjuk rasa

tersebut. Komisi juga mendengar tentang orang-orang hilang yang belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

diketemukan, dan tentang kekerasan seksual terhadap perempuan muda di Santa

Cruz.5

2. Bidang Politik

Resistensi yang dipimpin oleh FRETILIN nyaris dihancurkan oleh operasi

pengepungan dan pembasmian 1978 – 1979. Sebagian besar pemimpin senior

Fretilin dan Falintil terbunuh, tertangkap atau menyerahkan diri dalam periode ini.

Sisanya yang masih hidup dalam kelompok terpisah berupaya sekuat tenaga untuk

menghimpun kekuatan kembali. Tiga komite sentral yang masih bertahan yang

melarikan diri ke wilayah Timur salah satunya adalah Xanana Gusmao.

Kelompok-kelompok kecil yang melarikan diri ke wilayah timur dan barat

berupaya menyusun kekuatan kembali dengan menggunakan strategi baru yaitu

dengan menanggalkan tampilan militer mereka, berpakaian seperti penduduk sipil,

dan menyembunyikan senjata mereka. Tujuan mereka adalah mencari dan

menghubungi kemite sentral Fretilin dan menggalang dukungan dari penduduk

sipil yang masih selamat.

Sebagai pemimpin Xanana Gusmao melaksanakan konfrensi Reorganisasi

Nasional pada maret 1981 yang memulai proses perluasan Gerakan Resistensi

menjadi front persatuan nasional yang lebih luas, mengubah arah taktis resistensi

bersenjata menjadi perang gerilya. Selain itu usaha politik lain juga dibangun oleh

Fretilin dengan petinggi gereja Katolik di Timor Timur, ini merupakan langkah

5Chega, op, cit., hlm.294-295.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

penting ke arah tujuan persatuan nasional di antara pihak yang bertentangan pada

1975, yaitu antara UDT dan FRETILIN.6 Kegiatan politik inipun dilakukan secara

sembunyi-sembunyi.

3. Bidang Ekonomi

Pada masa operasi Soroja banyak lahan pertanian di daerah Timor Timur

hancur akibat pengeboman, ini merupakan dampak dari pertempuran antara

pasukan Fretilin dengan militer Indonesia. Dengan tanaman pangan hancur, dan

penduduk sipil tidak lagi dapat tinggal di pemukiman tempat mereka bercocok

tanam, dan terpaksa harus bergerak meninggalkan wilayah pemukiman untuk

menghindari pertempuran ke wilayah pegunungan mengakibatkan banyak warga

sipil meninggal karena kelaparan, yang paling banyak meninggal adalah orang tua

dan anak-anak.7

Periode antara akhir 1977 sampai 1979 merupakan masa tragedi kemanusian

terbesar dalam sejarah Timor Timur.Kelaparan hebat terjadi akibat operasi militer

besar-besaran Indonesia untuk menumpas Resistensi Fretilin.Penduduk sipil yang

melarikan diri ke gunung-gunung menyerahkan diri dalam jumlah yang besar ke

pada militer Indonesia. Mereka ditampung dalam kemah-kemah sementara, akan

tetapi mereka masih saja kelaparan karena camp penampungan tidak mempunyai

cukup banyak stok makanan untuk para masyarakat sipil yang menyerahkan diri

dalam jumlah besar. Keadaan mereka juga diperburuk oleh kontrol militer atas

6Ibid.,hlm. 265.

7Ibid.,hlm. 246-247.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

operasi bantuan domestik Indonesia, dan larangan bagi lembaga internasional

untuk masuk ke wilayah tersebut.8Tidak terdengar sedikitpun kegiatan

perekonomian di Timor Timur, karena semua kegiatan jenis apapun di Timor

Timur selalu berada dibawah pengawasan militer Indonesia.

B. Dampak Positif Dari Integrasi Timor Timur ke Indonesia

1. Bidang Sosial

Masyarakat Timor Timur pada saat berada dibawah Indonesia banyak

mengalami perkembangan yang siknifikan terutama dalam bidang sosial,

pendidikan, kesehatan, serta sarana dan prasarana.Pembangunan di bidang

kesejahteraan sosial telah menghasilkan tingkat kesejahteraan sosial yang lebih

baik yang ditunjukkan oleh berbagai indicator, diantarannya : jumlah penduduk

melek huruf meningkat dari 7,8 persen pada tahun 1976 menjadi 45,1 persen pada

tahun 1990, angka kematian bayi per seribu kelahiran hidup adalah 65 pada tahun

1993, serta usia harapan hidup penduduk adalah 61,8 tahun pada tahun 1993.

Peningkatan kesejahteraan tersebut didukung oleh peningkatan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat di Propinsi Timor Timur yang makin merata dan

makin luas jangkauannya. Pada tahun 1990 telah ada 10 unit rumah sakit dengan

kapasitas tempat tidur sebanyak 549 buah, dan pusat kesehatan masyarakat

(puskesmas) serta puskesmas pembantu sebanyak 188 unit dengan jangkauan

pelayanan mencakup luasan 79,1 kilometer persegi dan penduduk yang dilayani

8Ibid.,hlm. 253.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

sebanyak 3.976 orang per puskesmas termasuk puskesmas pembantu. Keadaan ini

jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan tahun 1985, dengan jumlah

puskesmas baru mencapai 63 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan

236,1 kilometer persegi dan dengan penduduk yang dilayani sebanyak 34.576

orang per puskesmas.

Dibandingkan pada masa pendudukan Portugis tingkat pendidikan rakyat

Timor sangat rendah, itu dikarenakan pada masa itu penduduk tidak bebas dan

hanya pada golongan tertentu saja yang dapat menikmati pendidikan, seperti para

pegawai pemerintahan, polisi atau tentara, dan anak kepala suku saja yang dapat

merasakan pendidikan. Sedangkan masyarakat biasa tidak dapat mengikuti

kegiatan belajar mengajar. Ketika Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia,

tingkat pendidikan rata-rata penduduk Timor Timur telah menunjukkan kemajuan

yang cukup berarti. Hal ini diperlihatkan oleh angka partisipasi sekolah dasar (SD)

kasar yang pada tahun 1992 telah mencapai 96,9 persen. Tingkat partisipasi

pendidikan ini didukung oleh ketersediaan sekolah yang makin meningkat. Pada

tahun 1992 telah ada 822 unit SD yang berarti rata-rata lebih dari satu unit SD

pada setiap desa. Peningkatan jumlah SD dan murid didukung oleh peningkatan

jumlah guru.Pada tahun 1992 tercatat 5.024 orang guru dan setiap guru SD

melayani 20 murid.9

Pembangunan daerah Timor Timur didukung oleh pembangunan prasarana

yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tingkat I

9http://haumaknee.blogspot.com/2012/12/sistem-pendidikan-di-timor-leste.html. diunduh tanggal

25 maret.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

dan daerah tingkat II. Di bidang prasarana transportasi sampai dengan tahun 1992

telah dibangun dan ditingkatkan berbagai prasarana transportasi darat meliputi

dermaga penyeberangan dan jaringan jalan yang mencapai 3.832 kilometer.

Ketersediaan jaringan jalan tersebut telah makin baik, seperti terlihat pada tingkat

kepadatan yang mencapai rata-rata 226,7 kilometer per 1.000 kilometer persegi.

Ketersediaan prasarana transportasi lainnya yang mendukung pembangunan

daerah seperti prasarana transportasi laut dan transportasi udara juga telah

meningkat. Propinsi Timor Timur memiliki 3 pelabuhan laut yang cukup besar,

yaitu pelabuhan laut Dili, Pante Macasar, dan Corn, yang telah ditingkatkan

fasilitas dermaga dan fasilitas keselamatan pelayarannya. Demikian pula,

prasarana transportasi udara yang ada di Timor Timur pada umumnya kondisinya

telah meningkat. Dua Bandar udara (bandara) yang ada, yaitu Bandara Comoro di

Dili dan Bandara Baucau, dewasa ini fasilitasnya telahditingkatkan meskipun dari

keduanya hanya Bandara Comoro yang dipergunakan untuk penerbangan

komersial.

Di bidang pengairan, meskipun masih terbatas, telah pula dilaksanakan

peningkatan prasarana pengairan, berupa jaringan irigasi.Pada tahun 1993

jaringan irigasi telah dapat mengairi sawah seluas kurang lebih 7.000 hektare

sehingga membantu peningkatan dan menunjang produksi pertanian.

Penyediaan prasarana ketenagalistrikan di propinsi ini dilayani oleh

Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) Wilayah XI yang meliputi Propinsi Bali,

Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur, sampai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

tahun 1991 telah menghasilkan daya terpasang sebesar 152 megawatt.10

2. Bidang Politik

Setelah Timor Timur berada di bawah pemerintahan Indonesia dan

menjadi provinsi yang ke 27, otomatis kontrol keamanan dilaksanakan oleh

pemerintah Indonesia, dengan demikian kegiatan politik Timor Timor tidak

sebebas ketika sebelum pendudukan Indonesia. Meskipun demikian, peristiwa ini

membawa perubahan yang positif bagi Timor Timur, yang semula menyelesaikan

permasalahan dengan kudeta ataupun dengan pertempuran, sekarang berubah

menjadi politik diplomasi dan tanpa kekerasan. Usaha diplomasi ini dilakukan

oleh partai UDT dan Fretilin, akan tetapi yang lebih dominan selama dekade

pertama setelah invasi Indonesia sebagian besar dilakukan oleh Fretilin.

Tujuan diplomatik Fretilin adalah memperkenalkan Republik Demokratik

Timor-Leste secara internasional, aktifitas merekan menjadi dasar kuat bagi

kampanye penentuan nasib sendiri di masa depan. Merekalah yang membuka

diplomasi garis depan diplomasi utama di Eropa, Afrika, Amerika Serikat dan di

PBB. Hubungan yang kuat dan berkesinambungan juga dipelihara bersama

organisasi-organisasi masyarakat madani di banyak negera. Dampaknya usaha itu

10

https://www.bappenas.go.id Diunduh tanggal 25 maret.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

mendapar respon dari Negara internasional dan dukungan dari PBB atas usaha

penentuan nasib sendiri bagi rakyat Timor Timur.11

Pada 1990-an CNRM (Concelho Nacional da Resistencia Maubere/Dewan

NasionalPerlawananMaubere) berusaha berdialog dengan Indonesia. Dengan

dukungan LSM internasional dan berbagai kelompok masyarakat sipil,

menawarkan rencana tiga tahap untuk perdamaian, yang pada dasarnya adalah

demiliterisasi Timor Timur, sebuah otonomi transisional, dan sebuah tindakan

penentuan nasib sendiri untuk menentukan status politik permanen wilayah

tersebut. Mereka mengajukan rencana damai tersebut pertama ke Uni Eropa dan

kemudian ke PBB, dan menunjukkan dukungan aktif oleh Portugal.Pemerintah

Indonesia menolak rencana tersebut. Meskipun demikian rencana tersebut tetap

ditawarkan selama dasawarsa 1990-an sebagai fokus upaya diplomatik CRNM

dan tanda keinginan mereka untuk mencari solusi melalui dialog.12

Sementara itu

Portugal memulai lagi pembicaraan dengan Indonesia pada 1992, setelah

menghentikan hubungan pasca pembantaian Santa Cruz pada 1991.

Jose Ramos-Horta melanjutkan kempanye diplomatikna berdasarkan

rencana perdamaian ini.Saat Indonesia berada dibawah tekanan yang meningkat

menyusul terungkapnya pembantaian Santa Cruz, dan sebagian kalangan

internasional merasa berkepentingan untuk mencapai solusi bagi Timor Timur.

Dengan dukungan masyarakatTimor Timur yang berada di luar negeri dan

11

(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,ChegaVolum II

(Laporan Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT

Gramedia, 2010, hlm 752- 754. 12

Chega, op.cit., hlm. 299.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

gerakan solidaritas internasional yang makin luas, ia bekerja keras untuk

meningkatkan profil internasional pemimpin CNRM, Xanana Gusmao, dan untuk

meyakinkan para pemimpin dunia bahwa solusi politik dapat dilakukan dalam

penyelesaian Timor Timur.

Penganugrahan hadiah nobel perdamaian 1996 bagi Uskup Belo dan Jose

Ramos-Horta adalah momen pendorong baru bagi perjuangan rakyat Timor Timur

untuk diakui secara internasional. Penghargaan tersebut memberi pengakuan bagi

perjuangan kedua orang ini, yang pengalamannya selama pendudukan Indonesia

sangat berbeda tetapi visi tentang indentitas rakyat Timor Timur dan harga diri

manusia tetap sama. Dalam pidato penerimaan nobel perdamaian Uskup Belo

mengatakan :

Saya sangat percaya bahwa saya berada di sini dasarnya sebagai

suara dari rakyat Timor Timur yang tidak bersuara, yang spiritnya

bersama saya hari ini, jika tidak secara langsung. Dan apa yang

diinginkan rakyat adalah perdamaian, diakhirinya kekerasan, dan

dihormatinya hak asasi mereka. Harapan saya yang paling besar

bahwa hadiah nobel perdamaian 1996 ini dapat membantu

mencapai tujuan-tujuan tersbut.13

Di Timor Timur, Anugrah Nobel Perdamaian tersebut menunjukan kepada

rakyat Timor Timur bahwa mereka tidak dilupakan oleh masyarakat internasional,

dan meningkatkan harapan untuk bantuan internasional dalam pencarian solusi

bagi konflik di Timor Timur.

13

Chega, op. Cit., hlm.301.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

3. Bidang Ekonomi

Program pembangunan yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap

wilayah Timor Timur pada masa pendudukannya dapat dibagi kedalam beberapa

tahap. Pertama, periode antara 17 Juli 1976 hingga 31 Maret 1977, pemerintah

Indonesia mengeluarkan dana sebesar Rp 4 milyar. Dana dimaksudkan untuk

membiayai proyek-proyek yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan

masyarakat seperti penyedian tempat tinggal bagi 40.000 orang pengungsi,

perbaikan pasilitas-pasilitas kesehatan, sarana pendidikan, juga penyediaan air

minum dan listrik. Periode ini di kategorikan dengan periode rehabilitasi. Kedua,

suatu tahap yang disebut sebagai periode konsolidasi. Tahap ini terhitung antara

1977 hingga 1989. Anggaran sebesar Rp 6,6 milyar disalurkan kepada propinsi

baru ini, dengan perincian Rp 3,5 milyar dialokasikan untuk proyek-proyek

pembangunan sarana pendidikan, pengembangan dibidang pertanian, kehutanan

dan koperasi. Pada periode konsolidasi ini, anggaran itu juga termasuk sebagai

subsidi dalam bentuk intruksi Presiden, yakni Rp 1,5 milyar untuk pemerintah

propinsi, untuk pemerintah daerah Rp 520 juta, pembangunan desa-desa

disalurkan sebesar Rp 228 juta, untuk pembangunan fasilitas kesehatan

masyarakat Rp 368 dan Rp 542 juta untuk pembangunan sarana pendidikan.

Ketiga, sejak April 1978 sampai dengan 1985, pemerintahan Indonesia

menyalurkan secara terus menerus mengupayakan program-program

pembangunan di Timor Timur. tahap ini disebut dengan tahap stabilitas. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

catatan Singh, jumlah total dana yang disalurkan pemerintah Indonesia dari tahun

1976 hingga 1985 adalah sebesar Rp 278.647.165.660.14

Upaya pembangunan di bidang sarana dan prasarana sebagaimana yang

diajukan RAPBN periode 1996/1997, yang oleh sebagian kalangan dipahami

sebagai bentuk komitmen pemerintahan untuk pembangunan sosial dan ekonomi

di Timor Timur, karena terlihat dari jumlah dana pembangunan yang disalurkan

oleh pemerintah ke propinsi tersebut tampak selalu mengalami peningkatan. Ini

terlihat dalam Repelita VI menunjukan angka kenaikan angaran pembangunan

dari 15.95 milyar pada periode 1989/1990 menjadi Rp 43.80 milyar pada

1994/1995. Demikian pula dalam hal anggaran rutinnya, pada periode yang sama

meningkat dari Rp 12.03 milyar menjadi Rp 21.77 milyar.Disamping penyaluran

dana yang dikeluarkan oleh pemerintah guna mempercepat proses pembangunan,

tercatat sejumlah perusahaan milik swasta yang bergerak diberbagai sector juga

beroperasi di wilayah ini. Menurut catatan Aditjondro, hingga tahun 1997

perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, perumahan, kontraktor maupun

di sector industri, jumlahnya mencapai 24 perusahaan.15

14

Bilveer Singh. Habibie dan Demokratisasi di Indonesia. Jakarta. Cidesindo 2000. hlm. 53-54. 15

Hotrun Siregar. Timor Timur di Penghujung Integrasi. Tanggerang Selatan. Mega Kreasi Media.

2002. hlm 55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

C. Dampak Lepasnya Timor Timur dari Indonesia

Pada tahun 1974-1975 pergolakan politik yang ditandai oleh perseteruan

antara beberapa partai besar yang terjadi sebagai akibat dari proses dekolonisasi

yang terlambat dan terburu-buru. Pergolakan itu mendorong ribuan orang Timor

Portugis menyebrang ke Timor Barat, menuju kota Atambua. Mulai saat itulah

para pengungsi Timmor Leste menjadi arena pertautan sejarah antara negri itu

dengan Republik Indoensia. Dari awal mula pertautan ini berada ketegangan

antara masalah kemanusiaan dan politik. Dalam perspektif kemanusian para

pengungsi pada waktu itu adalah kelompok orang yang telah menjadi korban dari

pergolakan politik antara partai di sebuah wilayah yang sedang dilalaikan oleh

para penguasa penjajahnya. Sesudah mengambil bagian dalam pemilu tahun 1975,

mereka harus menanggung penderitaan sebagai pengungsi. Mereka adalah

manusia yang sedang dilanda ketakutan dan menyebrang ke perbatasan demi

mempertahankan hidup mereka.

Namun perspektif kemanusian itu rupanya harus bertarung hebat dengan

perspektif politik. Sejak awal, kedatanga para pengungsi itu sudah dijadikan

komoditi politik oleh beberapa tokok dalam jajaran Orde Baru dan militer RI,

kedatangan mereka ditafsirkan sebagai bukti yang tak terbantahkan bahwa mereka

meminta intervensi militer Indonesia ke wilayah Timor Timur. Para pengungsi ini

dijadikan kasus yang menjadi motif utama intervensi militer Indonesia.

Selanjutnya para pengungsi bahkan dijadikan indikasi kuat kea rah pemerintah

integrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Dibandingkan dengan kelompok-kelompok pengungsi lain, kelompok di

Timor Barat adalah yang paling menderita dan paling tak terurus. Penderitaan

para pengungsi di Timor Barat antaralain juga berasal dari dimensi psikologis

mereka sejak semula, yakni keterpaksaan mereka. Kebanyakan dari mereka ini

mengungsi karena dipaksa oleh keadaan yang bagi mereka sudah tidak

tertanggungkan lagi. Banyak diantara mereka ini terancam oleh kemenangan

pihak kemerdekaan. Beratnya penderitaan pengungsi di Timor Barat tampak dari

kenyataan bahwa mereka mengungsi paling lama. Sampai pertengahan tahun

2000, sebanyak 100.000 pengungsi masih tinggal di Timor Barat. Dan masih ada

yang bertahan sampai sekarang tahun 2015, pastilah dapat dibayangkan

penderitaan mereka yang selama kurun waktu itu harus tercabut dari akar-akar

kehidupan mereka. Untuk bertahan hidup, mereka harus bertarung dengan

berbagai kesulitan. Bantuan UNHCR, pemerintah, atau berbagai LSM tidak dapat

diandalkan.16

Ditengah situasi yang membelit itu banyak para pengungsi berjuang

mengusahakan mata pencharian sendiri seperti mengolah tana hmilik orang lain

untuk di Tanami padi dan sebagainya lalu hasil dari perkebunan tersebut dibagi

dua dengan pemilik lahan, ada juga yang menjadi pekerja serabutan, seperti kuli

bangunan dan sebagainya, begitulah cara mereka bertahan hidup di pengungsian.

Ada juga sebagian darimereka yang mengikuti program pemerintah dikirim

16

Ibid, hlm xxv.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kepulau lainnya untuk transmigrasi seperti pulau Sumatra dan Kalimantan. namun

tidak semua pengungsi mengikuti program pemerintah atau mendapatkan lahan

atau tanah milik orang lain untuk digarap, hanya sebagian dari mereka yang

mendapatkan kesempatan itu. Sebagian dari mereka menjual kembali rumah

bantuan dari pemerintah untuk dijadikan sebagai modal untuk modal usaha atau

untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, dan mereka kembali membangun

rumah-rumah semi permanen dilokasi semula yang dijadikan tempat pengungsian

dengan bangunan seadannya beralaskan tanah dan beratapkan terpal. Bahkan

sampai sekarang mereka yang kurang beruntung masih mengharapkan bantuan

dari tetangga hanya demi sekedar bertahan hidup. Solusi dari pemerintah tidak

cukup berhasil untuk menangani para pengungsi eks Timor Timur ini.17

17

Wawancara dengan mahasiwa dari daerah perbatasan yang menjadi tempat para pengungsi :

Maria Sediari Pitfina Yos Morok dan Emilius Klefas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

BAB V

KESIMPULAN

Ketika pemerintahan Portugis mengalami krisis dalam bidang politik, sosial,

dan ekonomi, menyebabkan pergesaran pemerintahan sipil ke tangan militer.

Ketika pemerintahan dijalankan oleh militer, pemerintahan menghasilkan satu

kebijakan yang memberikan peluang bagi wilayah jajahan Portugis untuk

membentuk partai politik dan berkesempatan untuk menentukan masa depan

mereka sendiri. Menyikapi hal tersebut, terbentuklah beberapa partai politik di

wilayah jajahan Portugis di Timor Timur, diantaranya : Partai FRETILIN,

APODETI, KOTA, TRABALHISTA, dan ADILTA.

Dalam perjalanananya memperjuangkan kemerdekaan untuk wilayahnya,

partai-partai politik di Timor-Timur mengalami perpecahan dan mengalami

perbedaan dalam tujuan. Ada partai yang pro kemerdekaan dan pro integrasi,

perbedaan ini disebabkan adanya penyusup dari kelompok Komunis Internasional,

yang menyusup kedalam salah satu partai politik di Timor Timur untuk

memanfaatkan situasi demi memperluas penyebaran ideologinya. Peristiwa inilah

yang dijadikan alasan oleh Indonesia untuk menyatukan wilayah Timor Timur ke

dalam willayah NKRI.

Perbedaan tujuan antara partai-partai politik di Timor Timur menyebabkan

pecahnya perang saudara, antara kolompok yang pro kemardekaan dan kelompok

yang pro integrasi. Puncak dari perselisihan yang tidak memiliki titik temu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

diantara kedua belah pihak yang bertikai, memicu salah satu pihak yang pro

kemardekaan mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur secara sepihak.

Peristiwa ini memancing pihak yang pro integrasi juga mendeklarasikan integrasi

wilayah Timor Timur kedalam wilayah Republik Indonesia di Balibo.

Selain faktor keinginan masyarakat Timor Timur sendiri yang ingin

berintegrasi terhadap Indonesia, invasi militer yang dilakukan oleh pemerintah

Indonesia juga menjadi faktor penting terlaksananny integrasi Timor Timur ke

dalam wilayah Indonesia. Setelah peristiwa diatas terjadi, Indonesia

menindaklanjuti petisi yang disampaikan oleh masyarakat Timor Timur yang pro

integrasi dengan melakukan pencarian pakta untuk membuktikan kebenaran

jikalau masyarakat Timor Timur ingin dan tanpa paksaan untuk berintegrasi

dengan Indonesia.

Setelah pncarian pakta selesai dilakukan presiden Soeharto menyetujui

petisi tersebut dan pada tanggal 27 Juli 1976 Presiden Soeharto menandatangani

undang-undang yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia meresmikan tindakan Indonesia mengintegrasikan Timor Timur.

Setelah keinginan sebagian masyarakat Timor Timur dan Indonesia tercapai

untuk berintegrasi dan menghalang penyebaran Komunis Internasional tercapai,

keadaan di Timor Timur tidak juga kunjung membaik, justru cenderung

memburuk. Konflik sosial semakin meruncing sehingga menimbulkan konflik

sosial yang menyebabkan posisi Indonesia terpojok dimata masyarakat dunia

bahkan masyarakt Indonesia sendiri mengutuk perbuatan Indonesia terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

masyarakt Timor Timur. Protes masyarakat dunia terhadap pendudukan Indonesia

terhadap Timor Timur ini disebabkan terpublikasinya kekerasan sosial yang

terjadi di Timor Timur. Seperti tragedi sosial Santa Cruz.

Keadaan perekonomian Timor Timur semangkin terpuruk, kelaparan,

penyakit melanda masyarakat dan mengakibatkan banyak kematian di Timor

Timor. Keadaan politik Timor Timur pun tidak jauh berbeda, banyak pertikaian

yang di sebabkan perbedaan pandangan politik ini bahkan pertikaian yang

disebabkan perbedaan politik ini bukan hanya pada mereka yang pro dan kontra

terhadap interasi saja, didalam pihak Fretilin yang mendukung kemerdekaan pun

mengalami perpecahan dan pembunuhan terhadap sesamanya.

Melihat konflik yang tak kunjung selesai di Timor Timur, PBB segera

mendesak Indonesia dan Portugal sebagai pihak yang berkepentingan dalam

penyelesaian masalah Timor Timur, dan mempasilitasi pertemuan keduanya. PBB

juga terlibat dalam menyatukan rakyat Timor Timur dari semua atar belakang

untuk bersama-sama membahas berbagai perbedaan mereka untuk mencari

landasan yang sama.

Ketika krisis financial ASIA melanda Indonesia, Indonesia diwarnai dengan

berbagai demonsrasi yang memaksa mundurnya Presiden Soeharto dari

jabatannya. Dan melihat kekacauan yang semangkin mengenaskan di Indonesia

akhirnya Presiden Soeharto memutuskan untuk mmengundurkan diri, dan jabatan

Presiden digantikan oleh wakinya B.J Habibie. Presiden Habibie kemudian

membuat keputusan yang mengejutkan mengenai Timor Timur, beliau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

menyatakan bahwa Indonesia akan memperbolehkan masyarakat Timor Timur

untuk memilih dan menentukan sediri masa depan mereka sendiri. Pada tanggal

30 Agustus 1999 merupakan hari bersejarah bagi Timor Timur, hari ini

merupakakn hari dimana mereka dapat memilih dan menentukan masa depan

mereka sendiri. Kemudian pada tanggal 4 September 1999 meupakan pembacaan

hasil pemungutan suara yang hasilnya 78,5% memilih pemisahan diri dari

Indonesia. Dengan demikian terjawablah keinginan masyarakat yang berada di

daerah konflik ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

DAFTAR PUSTAKA

(KomisiPenerimaan, Kebenaran, danRekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,

(2010).Chega (LaporanKomisiPenerimaanKebenarandanRekonsiliasi(

CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia,

(KomisiPenerimaan, Kebenaran, danRekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,2010.

ChegaVolum II (LaporanKomisiPenerimaanKebenarandanRekonsiliasi( CAVR) di

Timor-Leste). Jakarta. PT Gramedia.

Wiharyanto,A, K. (2011).Sejarah Indonesia Dari ProklamasiSampaiPemilu

2009.Yogyakarta.UniversitasSanata Dharma.

Singh, Bilveer.2000.HabibiedanDemokratisasi di Indonesia. Jakarta. Cidesindo

CarmalBudiardjo and LiemSoeiLiong. (1984). The War Against East Timor. Zed

Book,____.

Chamberlain, Ernest. (2003). “The Struggle in Iliomar: Resistance in Rural East

Timor,” Australia. Point Lonsdale.

Genewatidkk, (2009).KEAMANAN DIPERBATASAN INDONESIA-TIMOR

LESTE.Yogyakarta.PustakaPelajar.

Geoffrey, C, Gunn, (1999). Timor LoroSae ; 500 Years, Makau, Livros do

Oriente.

Subroto, Hendro.(1996). Saksi Mata PerjuanganIntegrasi Timor Timur,

Jakarta,PustakaSinarHarapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Hill, Helen Mary. (2000).GerakanPembebasanNasional Timor LoroSae, Yayasan

HAK danSahe Institute for Liberation, Universitas Michigan.

Siregar, Hotrun. 2002.TimorTimur di PenghujungIntegrasi. Tanggerang Selatan.

Mega Kreasi Media.

Taylor,John G. East Timor:(1999). The Price of Freedom.Zed Books, London dan

New York.

Jolliffe. (1978).timor: Nationalism and Colonialism. The University of

Queensland Press.

MarwatiDjoenedPoesponegorodanNugrohoNotosusanto.(1993).

SejarahNasional Indonesia VI, Jakarta, BalaiPustaka.

Patrick, ASmythe. (2004).The Heaviest Blow-The Catholic Church and The East

Timor Issue.Jerman.LIT.

Anwar, Rosihan.(2004). Sejarah Kecil petite history Indonesia, Jakara, kompas.

Setyohadi.(2002). SejarahPerjalananBangsa Indonesia Dari

MasaKeMasa.Jakarta.____.

Soekanto (ed.). (1976). Integrasi, YayasanParikesit, Surakarta.

SyamsulHadi, AndiWidjajanto, dkk. 2007. DisintegrasiPascaOrdeBaru. Jakarta:

Cires FISIP UI.

Taylor, JhonG. (1998). PerangTersembunyi(Sejarah Timor Timur Yang

Dilupakan).Porum solidaritasuntukrakyat Timor Timur, Jakart. _____.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Gusmao, Xanana. (2000). To Resist is to Win: The Autobiography of

XananaGusmão , ed. Sarah Niner,Victoria. Aurora Books.

Wawancara bersama Maria Sediari Pitfina Yos Morok dan Emilius Klefas.

Sumber Internet

https://www.bappenas.go.idDiunduhtanggal 25 maret.

http://haumaknee.blogspot.com/2012/12/sistem-pendidikan-di-timor-

leste.htmldiunduhtanggal 25 maret

http://www.crisisgroup.org/en/publication-type/media-releases/2011/asia/timor-

leste-reconciliation-and-return-from-

indonesia.aspx?alt_lang=iddiunduhtanggal 5 september 2015.

http://tempointeraktif.com/khusus/selusur/65tahun/page18.phpdi unduhtanggal 5

september 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

SILABUS

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Ketapang

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Kelas : XII/Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

1.1 Menghayati proses

perjuangan

mempertahankan

kemerdekaan dan

menunjukan rasa

syukur terhadap

rahmat dan

karunian-Nya.

1.2 Menunjukan sikap

empati terhadap

para pejuang dan

mengamalkan

nilai-nilai

kejuangan para

pahlawan dalam

kehidupan sehari-

hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

3.8 Menganalisis

Perkembangan

Pemerintahan Orde

Baru

4.8 Merekonstruksi

perkembangan

politik,ekonomi,

sosial budaya dan

pendidikan pada

masa Orde Baru

dan Reformasi,

menyajikan dalam

bentuk tulisan.

Integrasi Timor Timor

ke dalam pemerintahan

Indonesia tahun 1976-

1999

Proses Integrasi

Timor Timur ke

wilayah Republik

Indonesia.

Faktor yang

melatarbelakangi

integrasi Timor

Timur ke wilayah

Indonesia.

Dampak integrasi

terhadap

perkembangan

Mengamati

Siswa mengamati

sebuah gambar yang

berkaitan dengan proses

integrasi Timor Timor

ke dalam pemerintahan

Indonesia

Menanya

Siswa bertanya dan

menyampaikan pendapat

tentang proses integrasi

Timor Timor ke dalam

pemerintahan Indonesia

Mengumpulkan Informasi

Siswa mengumpulkan

informasi

tentangdampak yang

ditimbulkan dari proses

Observasi : Mengamati

kegiatan peserta didik

dalam diskusi dan

presentasi

Tes Tertulis : Menilai

kemampuan peserta

didik dalam memahami

materi tentang integrasi

Timor Timur ke dalam

pemerintahan Indonesia

Tugas Terstruktur :

Membuat makalah

tentang dampak yang

ditimbulkan dari

integrasi Timor Timur

dengan Indonesia

2 x 45

menit

I Wayan

Bardika.

2000.

Sejarah

Untuk

SMA/MA

Kelas XII

Program

IPA. Jakarta

Erlangga

A. K

Wiharyanto,

2011.

Sejarah

Indonesia

dari

Proklamasi

sampai

Pemilu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Timor Timur integrasi

Mengasosiasi

Menganalisis informasi

dan data yang didapat

dari buku-buku bacaan

maupun sumber-sumber

terkait lainnya, yang

dilanjutkan dengan

diskusi kelompok, untuk

mendapatkan

kesimpulan tentang

dampak yang

ditimbulkan dari proses

integrasi Timor Timur

dengan Indonesia

kemudian hasilnya

dicatat pada kertas

Mengkomunikasikan

Hasil diskusi kelompok

terhadap perkembangan

di Timor Timur.

2009.

Yogyakarta.

USD.

(Komisi

Penerimaan,

Kebenaran,

dan

Rekonsiliasi

(CAVR) di

Timor-

Leste),2010.

Chega

(laporan

Komisi

Penerimaan

Kebenaran

dan

Rekonsiliasi

(CAVR) di

Timor-Leste.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

tersebut dipresentasikan,

kemudian dilakukan sesi

tanya jawab, setelah itu

dilaporkan dalam bentuk

tulisan.

Jakarta. PT

Gramedia.

Hotrun

Siregar. 2002.

Timor Timur di

Penghujung

Integrasi.

Tanggerang

Selatan. Mega

Kreasi Media.

Internet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Ketapang

Kelas/Semester : XII/Gasal

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi Pokok : Integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia

1976-1999

Pertemuan ke : 1 (Satu)

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan,dan menganalisispengetahuan faktual,

konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

B. Kompetensi Dasar

3.8 Mengevaluasi perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya dan

pendidikan pada masa Orde Baru dan reformasi.

4.8 mengkonstruksi perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya dan

pendidikan pada masa pemerintahan Orde Baru dan Reformasi,

menyajikan dalam bentuk tulisan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan atas pelajaran yang positif

dari proses integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia

1976-1999.

2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan

tugas-tugas pembelajaran sejarah, terkait denganmateri pelajaran tentang

integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia 1976-1999.

2.2 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran di kelas.

3.8.1 Mendeskripsikan proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik

Indonesia.

3.8.2 Mendeskripsikan faktor-faktor terjadinya integrasi Timor Timur dengan

Indonesia.

4.8.1 Menyajikan laporan lisan dalam bentuk presentasi mengenaiproses

integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.

4.8.1 Mengolah informasi dalam bentuk artikel mengenaiproses integrasi

Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.

D. Tujuan Pembelajaran

1.2 Menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan atas pelajaran yang positif

dari proses integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia

1976-1999.

2.3 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan

tugas-tugas pembelajaran sejarah, terkait dengan materi pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

tentang integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia 1976-

1999.

2.4 Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran di kelas.

3.8.1 Mendeskripsikan proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik

Indonesia.

3.8.3 Mendeskripsikan faktor-faktor terjadinya integrasi Timor Timur dengan

Indonesia.

4.8.2 Menyajikan laporan lisan dalam bentuk presentasi mengenaiproses

integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.

4.8.2 Mengolah informasi dalam bentuk artikel mengenai proses integrasi

Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.

E. Materi Ajar

1. Proses Integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.

2. Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia.

3. Dampak integrasi terhadap perkembangan Timor Timur.

4. Alokasi Waktu

2 x 45 menit

5. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientifik

Model : Discovery Learning

Metode : Ceramah, diskusi, observasi, presentasi, dan tanyajawab.

6. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Waktu

Pendahuluan a. Guru mempersilahkan salah satu siswa

memimpin doa.

b. Guru memberikan salam.

c. Guru menanyakan kepada siswa kesiapan dan

kenyamanan untuk belajar.

d. Guru menanyakan kehadiran siswa.

e. Guru mengajukan beberapa pertanyaan

mengenai materi pembelajaran yang akan

dipelajari.

f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

g. Guru menyampaikan rencana kegiatan

pembelajaran

10 menit

Inti Mengamati

Siswamengamati sebuah peta yang berkaitan

dengan proses integrasi Timor Timur

Menanya

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan mengomentaripeta tersebut.

Siswa bertanya dan menyampaikan

pendapatnya.

Guru memfasilitasi peserta didik untuk

menyampaikan jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan.

Mengeksplorasikan / Menalar

Peserta didik diminta untuk mengumpulkan

data-data yang berhubungan dengan proses

integrasi Timor Timur ke dalam pemerintahan

Indonesia, melalui buku-buku bacaan, internet,

dan sumber-sumber lainnya.

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Mengasosiasi

Peserta didik menganalisis informasi dan data-

data yang didapat, baik dari buku-buku bacaan,

maupun sumber terkait lainnya.

Mengkomunikasikan

Peserta didik berdiskusi dalam sebuah

kelompok untuk mendapatkan kesimpulan

mengenai proses integrasi Timor Timur ke

dalam pemerintahan Indonesia.

Masing-masing kelompok diberi kesempatan

untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

Masing-masing kelompok diskusi diminta

untuk memberikan laporan akhir berupa

kesimpulan dari materi proses integrasi Timor

Timur ke dalam pemerintahan Indonesia.

Penutup a. Kesimpulan

Guru dan siswa bersama-sama

menyimpulkan materi pelajaran tentang

proses integrasi Timor Timur ke dalam

pemerintahan Indonesia.

b. Refleksi

Masing-masing peserta didik

menyampaikan nilai-nilai apa saja yang

diperoleh dari pelajaran hari ini.

c. Tugas Lanjutan

Siswa membuat makalah tentang proses

integrasi Timor Timur ke dalam

pemerintahan Indonesia.

d. Mengucapkan Salam

Guru memberikan salam.

20 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

7. Penilaian Hasil Belajar

a. Test : Uraian (terlampir)

b. Non Test :

1. Lembar pengamatan sikap (terlampir)

2. Lembar pengamatan diskusi kelompok (terlampir)

3. Lembar penilaian presentasi (terlampir)

4. Membuat makalah tentang integrasi Timor Timur ke dalam

pemerintahan Indonesia.

Format penulisan makalah :

BAB I Pendahuluan

BAB II Isi

BAB III Penutup

a. Kesimpulan

b. Saran

Catatan :

Makalah diketik dengan menggunakan huruf Timer New Roman, ukuran

huruf 12, spasi 1,5, print-out kertas A4.

8. Sumber dan Media Belajar

1. Pustaka

a. Sumber buku :

I Wayan Bardika.2000. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XII Program

IPA. Jakarta Erlangga

A. K Wiharyanto, 2011. Sejarah Indonesia dari Proklamasi sampai

Pemilu 2009.Yogyakarta.USD.

____.2010.Chega (laporan Komisi Penerimaan Kebenaran dan

Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste. Jakarta. PT Gramedia.

Hotrun Siregar. 2002. Timor Timur di Penghujung Integrasi.

Tanggerang Selatan. Mega Kreasi Media.

b. Internet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

c. Gambar-gambar

2. Media

a. White board / black board

b. LCD

c. Power point

Mengetahui, Yogyakarta, 31 Maret 2015

Kepala Sekolah, Guru Mapel

Rendra Purnawan Japesa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Lampiran 1 : Ringkasan Materi

A. Proses Integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia

Proses awal integrasi ini diawali dengan terbentuknya partai politik di Timor

Timur, ini menjadi penting karena dalam perkembangannya ada salah satu partai

politik yang pro intregrasi terhadap Indonesia. Ini menjadi salah satu faktor kuat

dalam penyatuan Timor Timor kedalam wilayah Republik Indonesia.

Partai politik yang terbentuk pertama kali di Timor Timur adalah Partai

UDT (Uni Demokratik Timor, Persatuan Demokratik Timor) yang terbentuk pada

tanggal 11 Mei 1974, partai Sosialis Demokrat, Frente Revolucionaria da Timor-

Leste Independente ( FRETILIN), muncul dari ASDT (Asosiasi Sosial

Demokratik Timor) yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1974. Manifesto pertama

ASDT menyerukan penolakan terhadap kolonialisme, partisipasi segera orang

Timor dalam pemerintahan lokal, dan diskriminasi rasial, melawan korupsi,

danmembangun hubungan baik dengan negara tetangga. ASDT sendiri tumbuh

dari komite untuk pembelaan buruh yang muncul segera setelah kup di Lisabon,

sedangkan tranformasi dari ASDT ke FRETILIN merupakan perwujudan sebuah

perubahan orientasi menuju perlunya membentuk sebuah organisasi politik

berbasiskan masa di seputar semboyan kemerdekaan. Tokoh-tokoh penting dalam

berdirinya partai ini antara lain, Francisco Xavier do Amaral, Alarico Jorge

Frenandes, Nicolau dos Reis Lobato, Mari Alkatiri, Rogerio Tiago de Fatima

Lobato, Jose Manuel Horta, Abilio Araujo, Francisco Borja da Costa, Antonio

Duarte Carvarinho dan Vicente dos Reis.

APODETI (Asosiasi Rakyat Demokratik Timor) merupakan partai minoritas

yang terbentuk dari sebuah pertemuan tiga puluh sampai empat puluh orang

Timor pada tanggal 27 Mei 1974.Dukungan awal dari partai ini adalah beberapa

orang dari komunitas Arab di Dili (kecuali Mari Alkatiri dan Hamis Bassarawen),

yang mengajukan permintaan integrasi terhadap konsulat Indonesia, kemudian

mendapat dukungan dari para Liurai (Raja/Kepala Desa).Pemimpin APODETI

yang paling menonjol adalah Guilherme Goncalves, Arnaldo dos Reis Araujo dan

Ojorio Doares.Selain dukungan dari komunitas Arab dan liurai setempat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

terbentuknya partai ini tidak terlepas dari bantuan dinas intelijen Indonesia,

BAKIN yang sebelumnya sudah masuk ke Timor dan membangun jaringan

dengan agen-agen konsulat Indonesia di Dili.

Tiga partai kecil lainnya yang terbentuk namun tidak banyak berpengaruh

yaitu: KOTA (Klibur Oan Timor Aswain, Pasukan Ksatria Timor), Partai

TRABALHISTA (Partai Buruh) dan terakhir Partai ADILTA (Perkumpulan

Demokratik untuk Integrasi Timor-Timur dengan Australia), dari tiga partai ini

tidak satupun yang mempunyai pengaruh yang signifikan selama masa akhir

kekuasaan Portugis dibandingkan dengan tiga partai lainnya.

Selain itu campur tangan pemerintah Indonesia juga menjadi hal penting

dalam proses ini. Pemerintah Indonesia yang pada awalnya berambisi untuk

menggabungkan bekas jajahan Portugis tersebut dengan badan intelijennya yaitu

BAKIN melalui suatu operasi komodo yang telah berhasil membentuk partai

politik APODETI, namun para pendiri partai ini sedikit kecewa, karena minimnya

dukungan yang diperoleh oleh partai tersebut. Oleh sebab itu, Jendral Ali

Moertopo yang memimpin operasi tersebut mulai mencari cara baru untuk

mencapai tujuannya.

Operasi Komodo yang dijalankan oleh militer Indonesia dan propaganda

yang mengunakan surat kabar Berita Yudha dan Harian Antara, berhasil

mempengaruhi beberapa tokoh UDT seperti Oliveir, Joao Carrascalao dan Lopez

da Cruz untuk keluar dari koalisi dan akibat dari propaganda media tersebut

berakibat runtuhnya koalisi antara UDT dan FRETILIN yang berujung pada

perang saudara (sipil) di Timor Timur.

Setelah camppur tangan pemerintah Indonesia dalam politik Timor Timur,

meletus perang saudara yang diakibatkan oleh dua partai kuat yang saling

bertentangan yang satu pro integrasi dan yag satunya lagi kontra integrasi.

Kemudian partai yang kontra integrasi mendeklarasikan kemerdekaan Timor

Timur menjadi Timor-Leste, dan dibalas dengan partai yang pro intgrasi dengan

deklarasi integrasi atau yang biasa kita kenal dengan perjanjian Balibo, yang

isinya ingin menggabungkan diri dengan Indonesia dan ingin menjadi bagian dari

NKRI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Hingga akhirnya pemerintahan Indonesia mengabulkan permintaan Timor

Timur untuk berintegrasi dengan Indonesia.

B. Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia.

Faktor dari Rakyat Timor Timur

Diantara partai politik yang lahir di Timor Timur, ada yang pro integrasi

yaitu partai politik APODETI.Karena tujuanya yang berbeda, maka partai ini

dikecam oleh dua partai lainnya. Namun APODETI terus berjuang dan

mengusahakan bahasa Indonesia diajarkan di Timor Timur. FRETILIN dan UDT

lalu membentuk koalisi, akan tetapi FRETILIN lebih condong ke komunis maka

koalisi keduanya berakhir. Ketika berlangsung pembicaraan dekolonisasi Timor

Timur pada tanggal 26 Juni 1975 di Macao, FRETILIN memboikot, sehingga

masa depan Timor Timur belum dapat ditentukan pada saat pembicaraan itu.

Kemudian keadaan semakin memburuk ketika pengangkatan Kolonel Ramos

Pires menjadi Gubernur baru di Timor Timur pada tanggal 14 November 1974. Ia

sendiri cenderung kepada UDT, tetapi sebagian besar stafnya pro komunis

Portugal sehingga cenderung kepada FRETILIN. Bahkan mereka telah berpikir

untuk menjadikan Timor Timur sebagai pangkalan gerakan Komitern (Organisasi

Komunis Internasional).

Staf Pires yang berhaluan komunis membantu FRETILIN dengan

persenjataan dan membiarkan partai menguasai Tropas (polisi kolonial Portugal).

Dalam usahanya mengalahkan lawan-lawannya, FRETILIN tidak segan-segan

menggunakan kekerasan.Akibatnya banyak orang yang pro UDT dan APODETI

marasa diteror.Mereka melarikan diri menyeberang ke Timur Barat

(Indonesia).Pada pertengahan 1975 jumlah mereka yang melarikan diri ke Timur

Barat mencapai 50.000 orang.Untuk membantu mereka pemerintah Indonesia

menyediakan pangan, bahan bangunan, alat pertanian, dan uang yang dikeluarkan

sampai maret 1976 mencapai dua milyar rupiah.

Untuk mengatasi kekacauan di Timor Timur, Portugal dan Indonesia

melakukan pertemuan di Roma pada tanggal 5 November 1975.Pertemuan itu

menghasilkan dokumen yang disebut Memorandum of Understanding.Dalam

dokumen itu kedua Negara mengakui hak semua partai atas Timor Timur.Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

kekacauan di Timor Timur FRETILIN menggunakan kekerasan sehingga UDT,

APODETI, KOTA dan TRABALISTA menggunakan senjata pula.Untuk

menjamin kemenangan, kelompok pro integrasi menerima sukarelawan dari

Indonesia, setelah mereka mengawal kembalinya pengungsi dari Timor Timur ke

kampung halamannya. Menghadapi keadaan yang kacau Kolonel Pires

meninggalkan Dili, melarikan diri dari tanggung jawab dan mengungsi ke pulau

Atauro.

Sadar kedudukannya yang semakin terdesak dan merasa diberi kesempatan

oleh Pires dengan mengundurkan diri, FRETILIN pada tanggal 28 November

1975 memproklamasikan berdirinya Republik Demokratis Timor Timur di Dili.

Dengan Xavier Do Amaral sebagai Presiden.

Guna menghadapi aksi FRETILIN yang dinilai sepihak, maka UDT,

APODETI, KOTA dan TRABALISTA pata tanggal 30 November 1975 juga

memproklamasikan penggabungan Timor Timur ke dalam wilayah Indonesia di

Balibo. Proklamasi tersebut ditindaklanjuti dengan menegakkan kekuasaan di

seluruh Timor Timur.

Berkat kerja sama yang baik dari keempat partai pro integrasi ini, maka

pada pertengahan Desember 1975 dapat dikatakan seluruh Timor Timur sudah

dikuasai pasukan gabungan pro integrasi, bahkan Dili pun dapat direbut pula.

Oleh karena itu, tindakan lanjutan dari gabungan partai yang pro integrasi adalah

mendirikan Pemerintahan Sementara Timor Timur (PSTT) yang berkedudukan di

Dili.Kepala PSTT adalah Arnaldo dos reis Araujo dan Xavier Lopez da Cruz

sebagai wakilnya.Kemudian dibentuk pula DPR Timor Timur sebagai wakil

rakyat dengan Guilherme Maria Goncalves sebagai ketua. Setelah merasa

semuanya jelas dan PSTT merasa yakin akan kedudukannya, maka DPR Timor

Timur yang beranggotakan 30 orang, disaksikan para anggota PSTT dan

undangan lain, pada tanggal 30 Mei 1976 menyelenggarakan sidang khusus

dengan pembahasan tunggal integrasi Timor Timur dengan Indonesia. Dalam

sidang itu diputuskan tiga keputusan yaitu, pertama, menyampaikan petisi

integrasi kepada Pemerintahan RI di Jakarta, kedua, menyerahkan kepada komisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

khusus rumusan petisi integrasi, ketiga, mempercayakan kepada ketua sidang

untuk menentukan delegasi.

Dalam waktu singkat petisi integrasi selesai disusun dan pada tanggal 7 Juni

1976 delegasi petisi sudah menyampaikan pada pemerintah Indonesia di

Jakarta.Presiden Soeharto menyambut baik petisi itu karena berasal dari rakyat

Timor Timur. Namun, untuk ikut merasakan yang dialami rakyat Timor Timur,

pemerintah Indonesia mengirim delegasi 36 orang dengan menyertakan 11

perwakilan Negara asing dan 40 wartawan dalam dan luar negri ke Timor Timur.

Berdasarkan laporan delegasi maka pada tanggal 9 Juli 1976 pemerintahan

Indonesia menerima petisi dan segera dengan RUU integrasi. RUU itu diterima

oleh DPR pada tanggal 17 Juli 1976 sebagai UU No. 7 tahun 1976, yang

menyatakan bahwa Timor Timur secara resmi menjadi Provinsi ke 27.

Adapun alasan Indonesia menerima integrasi Timor Timur ke dalam

wilayah RI, karena integrasi tersebut merupakan keinginan sebagian besar

masyarakat Timor Timur dan disaksikan oleh dunia internasional.Hal itu juga

diperkuat pengakuan Australia atas integrasi Timor Timur.

Pada masa pemerintahan Soeharto, Timor Timur bukan bagian dari wilayah

teritorial politik Republik Indonesia, sebab wilayah Indonesia hanya mencakup

bekas jajahan Hindia Belanda.Karena wilayah Indonesia hanya mencakup wilayah

bekas jajahan Hindia Belanda, maka Irian Jaya diklaim sebagai milik Indonesia

yang sah.Sementara Timor Timur dirasa kurang menarik bagi Indonesia karena

lokasinya yang jauh dan kondisi ekonomi yang marginal.

Peranan Timor Timur bagi Indonesia bukan sekedar ambisi teritorial.

Kepentingan itu memperlihatkan kekhawatiran yang besar terhadap kemungkinan

ancaman keamanan republik yang mungkin timbul dari perubahan politik yang

tak menentu dari koloni yang berdampingan. Terdapat kemungkinan bahwa

pemerintahan Soeharto menentang munculnya suatu Negara merdeka untuk

menggantikan kekuasaan Portugis. Pada pertengahan Mei 1974 muncul suatu

gerakan politik radikal yang mendapat dukungan massa yang besar dan

menimbulkan kekhawatiran pada pihak Indonesia terhadap kemungkinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

mempunyai wilayah kekuasaan yang sama dengan suatu Negara merdeka yang

identitas politiknya tak dapat diterima. Afiliasi eksternalnya dapat menimbukan

tantangan terhadap kepentingan Indonesia karena kehadirannya pada pinggiran

nusantara.

Gerakan radikal Timor Timur yang menyebut dirinya FRETILIN, menuntut

kemerdekaan sejak awal dan menyeluruh sifatnya, yang mempunyai hubungan

baik dengan sayap kiri di Portugis maupun koloninya di Afrika. Ini menimbulkan

kekhawatiran besar di Jakarta.Reaksi awal Indonesia menumbuhkan suatu partai

klien yang berusaha berintegrasi dengan Indonesia.Dukungan Indonesia terhadap

Apodeti ditentukan oleh keprihatinan mendalam atas keamanan nasional.Timor

Timur diinginkan dan diambil alih dengan kekuatan militer bukan karena pulau

koloni Portugis itu dianggap sebagai modal atau pulau yang berharga tetapi karena

dipertimbangkan sebagai esensial dalam menjamin pulau itu tidak digunakan

untuk tujuan yang dapat merugikan pihak Indonesia.

Indonesia mengejar tujuan penggabungan tersebut dengan strategi

mempengaruhi proses politik di wilayah Timor Timur. Penggabungan secara

kekerasan dipertimbangkan hanya sebagai rencana alternatif terakhir karena

presiden Soeharo tidak mau Indonesia dilihat sebagai melanggar kedaulatan

Portugis sepanjang hal itu dapat dilaksanakan di dalam konteks yang stabil dan

atas dasar pengikatan diri yang kuat terhadap dekolonisasi secara tertib.Taktik ini

dilakukan agar tidak menodai reputasi internasional Indonesia terutama terhadap

pemberi bantuan kepada Indonesia.Selain itu taktik presiden Soeharto tersebut

juga bertujuan agar tidak menimbulkan perasaan khawatir pada tetangga

kawasannya dan terutama mitranya di ASEAN.

Terjadi persekutuan antara FRETILIN dan UDT untuk melawan partai klien

yaitu APODETI.Hal ini menghambat ruang gerak untuk melakukan pembenaran

dan meyakinkan untuk mengadakan intervensi militer.Dalam perkembangannya

persekutuan antara dua partai politik antara FRETILIN dan UDT bubar karena

FRETILIN semakin radikal dan mengambil inisiatif sendiri dengan menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

diri mereka sebagai wakil tunggal rakyat Timor Timur.sehingga UDT mulai

khawatir, UDT lalu menarik diri dari koalisi tersebut sehingga menimbulkan

konfrontasi antara kedua kelompok itu. Dukungan yang semakin kuat terhadap

FRETELIN menyebabkan kelompok itu berhasil menghancurkan semua oposisi

kecuali sepanjang perbatasan Timur Barat. Meletusnya perang saudara itu tidak

hanya mengacaukan rencana Portugis bagi dekolonisasi secara tertib tetapi juga

menimbulkan pelepasan tanggung jawab secara total pada pihak pejabat kolonial

yang kemudian mengasingkan diri ke pulau Atauro.

Sebagai akibat dari konflik tersebut, kelompok pro intergrasi menyatakan

bergabung dengan Indonesia untuk melawan FRETILIN, serta minta bantuan

kepada RI. Invasi militer RI dilakukan dengan alasan untuk memulihkan

ketertiban di Timor Timur.Pernyataan Indonesia menegaskan bahwa pemerintah

tak mampu mencegah relawan Indonesia untuk membantu saudara-saudara

mereka di Timor Timur dalam perjuangan mereka membebaskan diri dari

penindasan FRETILIN.Walaupun FRETILIN sempat melakukan perlawanan,

namun karena tindak seimbangannya kekuatan militer yang dimiliki dan tidak

adanya dukungan luar terhadap FRETILIN, menyebabkan penggabungan Timur

Timor ke dalam wilayah Republik Indonesia tak diragukan lagi.

Penggabungan Timor Timur ke wilayah Indonesia merupakan suatu upaya

untuk menjamin batas pinggiran Negara kepulauan.Kemungkinan timbulnya suatu

politik yang radikal yang merdeka yang berlokasi dekat dengan perbatasan

wilayah RI tak dapat ditolelir.Indonesia mampu menggunakan kekuatan militer

yang memadai untuk menghancurkannya, selain itu Indonesia juga dapat

memperhitungkan sikap baik hati dari semua Negara kawasan Negara terdekat

yang kepentingannya dimajukan dengan tindakan perluasan wilayah tersebut.

Dalam keadaan apapun, seorang pemimpin militer seperti presiden Soeharto akan

mempunyai kecenderungan yang kuat untuk mengambil tindakan terhadap Timor

Timur yang menginginkan kemerdekaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Bertolak dari latar belakang tersebut, intervensi militer Indonesia terhadap

Timor Timur akhirnya tidak mendapatkan kutukan dari Negara-negara tetangga di

ASEAN yang non komunis, karena mereka memahami apabila Timor Timur

berada di bawah kontrol FRETILIN (yang condong ke komunis) dipandang

sebagai suatu ancaman yang harus dihilangkan di Asia Tenggara. Hal itu

merupakan suatu kemenangan strategi dan politik bagi pihak Republik Indonesia

pada saat itu. Namun di belakang pengesahan sementara itu terpampang tugas

berat RI untuk menghapuskan masalah Timor Timur, yang oleh Negara luar

penggabungan wilayah Timor Timur ke wilayah Indonesia belum memenuhi sarat

dekolonisasi.

C. Dampak integrasi terhadap perkembangan Timor Timur.

Dampak Negatif

Pembantaian pemuda Timor Timur di pemakaman Santa Cruz oleh para

serdadu Indonesia pada 12 November 1991 merupakan titik balik dalam

perjuangan rakyat Timor Timur untuk diakui secara internasional. Untuk pertama

kali sejak invasi 1975, kebrutalan militer Indonesia terhadap warga sipil terekam

dalam film oleh media internasional.Film yang diselundupkan keluar dari wilayah

tersebut beberapa hari setelah pembantaian awal yang dilakukan oleh militer

Indonesia, ditayangkan oleh berbagai televisi di seluruh dunia dan menyingkap

keadaan sebenarnya tentang pendudukan Indonesia yang selama itu

disembunyikan oleh Jakarta.Penindasan yang keras oleh militer Indonesia

terhadap rakyat Timor Timur ini tidak lagi bisa disangkal.

Beberapa minggu sebelum terjadinya pembantaian, para aktivis di Timor

Timur tengah mempersiapkan diri untuk kunjungan delegasi Portugis.Terdapat

desas-desus tentang rencana pertemuan antara delegasi tersebut dengan Xanana

Gusmao, harapan masyarakat Timor Timur pun sangat tinggi terhadap pertemuan

itu untuk melepaskan diri dan menjadi negara yang berdiri sendiri.Gerakan

klandestin mempersiapkan demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi mereka

kepada delegasi Portugis, sekelompok pemuda menulis spanduk di halaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gereja Motael di pantai Dili. Kelompok demonstrasi ini dipantau oleh intelijen

Indonesia, dan keributan dengan militer Indonesia terjadi pada 28 Oktober 1991

ketika salah seorang mahasiswa (Sebastiao Gomes) ditembak mati. Walaupun

kunjungan delegasi Portugis dibatalkan, pada 11 November 1991 pelopor khusus

PBB tentang penyiksaan, Pieter Kooijmas berada di Dili. Gerakan klandestin

memutuskan untuk tetap melakukan demonstrasi untuk mengenang pembunuhan

Sebastiao Gomes setelah misa pemakaman di Gereja Motael pada pagi 12

November 1991.Ada upaya sungguh-sungguh untuk memastikan agar demonstrasi

tersebut berlangsung dengan damai.

Tentara, polisi, dan agen intelijen Indonesia berjaga di sepanjang jalan-jalan

kota Dili selama demonstrasi dari Gereja Motael sampai pemakaman Santa Cruz.

Sebagian demontran berjalan dari Motael, sementara sebagian bergabung di

tengah perjalanan dan lebih banyak lagi yang bergabung di

pemakaman.Kemudian spanduk dikibarkan yang isinya menghimbau keterlibatan

PBB di Timor Timur, mendukung Xanana Gusmao dan penentuan nasib

sendiri.Keadaan sangat menegangkan, karena keterbukaan seperti ini tidak

diperkirakan sebelumnya.Ada berbagai kesaksian, namun yang jelas dalam

perjalanan seorang tentara Indonesia ditusuk dan dibawa keadaan

cidera.Pernyataan Indonesia tentang kejadian tersebut menjelaskan bahwa hal

tersebut mempropokasi kemarahan militer dan berlanjut dengan

pembantaian.Tetapi, bukti tidak mendukung kesimpulan tersebut.Penembakan

dimulai ketika demonstran tiba di kompleks pemakaman Santa Cruz.Tentara

menembaki dengan senjata-senjata otomatis ke arah pesera demonstrasi damai dan

tidak bersenjata, komisi kemudian mendengar kesaksian bahwa para tentara

mengepung pemakaman Santa Cruz, lalu masuk dan membunuh orang-orang yang

tidak terluka atau mereka yang terluka ringan, dengan menusuk mereka

mengunakan pisau bayonet.

Banyak pemuda yang diangkut menggunakan truk, ke rumah sakit militer

Wira Husada di Lahane, Dili, ke pusat-pusat interogasi, atau dibunuh begitu

saja.Ratusan pemuda berlari ke kediaman Uskup Belo mencari perlindungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Uskup Belo menghubungi Gubernur Mario Carrascalao, dan pergi ke Santa Cruz,

untuk melihat sejumlah tubuh orang yang tebunuh dan terluka, dan kemudian

pergi ke rumah sakit Wira Husada tempat dimana dia melihat hasil pemukulan

yang parah. Komisi mendengarkan kesaksian yang menyebut tentang serangkaian

pembunuhan dalam hari-hari sesudahnya, ketika pasukan keamanan Indonesia

memburu orang-orang yang mereka curigai terlibat dalam unjuk rasa

tersebut.Komisi juga mendengar tentang orang-orang hilang yang belum

diketemukan, dan tentang kekerasan seksual terhadap perempuan muda di Santa

Cruz.

Kegiatan politik Timor Timur juga tidak mengalami perkembangan karena

pada masa ini kebebasan berpolitik sangat minim dan tidak bebas mengeluarkan

pendapat terhadap pemerintah pusat.Kegiatan perekonomian masyarakat pribumi

juga mengalami kemerosotan ini merupakan dampak dari pertempuran dan krisis

sosial di Timor Timur.

Dampak Positif

Masyarakat Timor Timur pada saat berada dibawah Indonesia banyak

mengalami perkembangan yang siknifikan terutama dalam bidang sosial,

pendidikan, kesehatan, serta sarana dan prasarana. Pembangunan di bidang

kesejahteraan sosial telah menghasilkan tingkat kesejahteraan sosial yang lebih

baik yang ditunjukkan oleh berbagai indicator, diantarannya ;jumlah penduduk

melek huruf meningkat dari 7,8 persen pada tahun 1976 menjadi 45,1 persen pada

tahun 1990, angka kematian bayi per seribu kelahiran hidup adalah 65 pada tahun

1993, serta usia harapan hidup penduduk adalah 61,8 tahun pada tahun 1993.

Peningkatan kesejahteraan tersebut didukung oleh peningkatan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat di Propinsi Timor Timur yang makin merata dan

makin luas jangkauannya. Pada tahun 1990 telah ada 10 unit rumah sakit dengan

kapasitas tempat tidur sebanyak 549 buah, dan pusat kesehatan masyarakat

(puskesmas) serta puskesmas pembantu sebanyak 188 unit dengan jangkauan

pelayanan mencakup luasan 79,1 kilometer persegi dan penduduk yang dilayani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

sebanyak 3.976 orang per puskesmas termasuk puskesmas pembantu. Keadaan ini

jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan tahun 1985, dengan jumlah

puskesmas baru mencapai 63 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan

236,1 kilometer persegi dan dengan penduduk yang dilayani sebanyak 34.576

orang per puskesmas.

Dibandingkan pada masa pendudukan Portugis tingkat pendidikan rakyat

Timor sangat rendah, itu dikarenakan pada masa itu penduduk tidak bebas dan

hanya pada golongan tertentu saja yang dapat menikmati pendidikan, seperti para

pegawai pemerintahan, polisi atau tentara, dan anak kepala suku saja yang dapat

merasakan pendidikan. Sedangkan masyarakat biasa tidak dapat mengikuti

kegiatan belajar mengajar.Ketika Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia,

tingkat pendidikan rata-rata penduduk Timor Timur telah menunjukkan kemajuan

yang cukup berarti. Hal ini diperlihatkan oleh angka partisipasi sekolah dasar (SD)

kasar yang pada tahun 1992 telah mencapai 96,9 persen. Tingkat partisipasi

pendidikan ini didukung oleh ketersediaan sekolah yang makin meningkat.Pada

tahun 1992 telah ada 822 unit SD yang berarti rata-rata lebih dari satu unit SD

pada setiap desa.Peningkatan jumlah SD dan murid didukung oleh peningkatan

jumlah guru.Pada tahun 1992 tercatat 5.024 orang guru dan setiap guru SD

melayani 20 murid.

Pembangunan daerah Timor Timur didukung oleh pembangunan prasarana

yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tingkat I

dan daerah tingkat II.Di bidang prasarana transportasi sampai dengan tahun 1992

telah dibangun dan ditingkatkan berbagai prasarana transportasi darat meliputi

dermaga penyeberangan dan jaringan jalan yang mencapai 3.832 kilometer.

Ketersediaan jaringan jalan tersebut telah makin baik, seperti terlihat pada tingkat

kepadatan yang mencapai rata-rata 226,7 kilometer per 1.000 kilometer persegi.

Ketersediaan prasarana transportasi lainnya yang mendukung pembangunan

daerah seperti prasarana transportasi laut dan transportasi udara juga telah

meningkat. Propinsi Timor Timur memiliki 3 pelabuhan laut yang cukup besar,

yaitu pelabuhan laut Dili, Pante Macasar, dan Corn, yang telah ditingkatkan

fasilitas dermaga dan fasilitas keselamatan pelayarannya. Demikian pula,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

prasarana transportasi udara yang ada di Timor Timur pada umumnya kondisinya

telah meningkat. Dua Bandar udara (bandara) yang ada, yaitu Bandara Comoro di

Dili dan Bandara Baucau, dewasa ini fasilitasnya telahditingkatkan meskipun dari

keduanya hanya Bandara Comoro yang dipergunakan untuk penerbangan

komersial.

Di bidang pengairan, meskipun masih terbatas, telah pula dilaksanakan

peningkatan prasarana pengairan, berupa jaringan irigasi.Pada tahun 1993

jaringan irigasi telah dapat mengairi sawah seluas kurang lebih 7.000 hektare

sehingga membantu peningkatan dan menunjang produksi pertanian.

Penyediaan prasarana ketenagalistrikan di propinsi ini dilayani oleh

Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) Wilayah XI yang meliputi Propinsi Bali,

Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur, sampai dengan

tahun 1991 telah menghasilkan daya terpasang sebesar 152 megawatt.

Kemudian dalam bidang ekonomi Indonesia juga banyak melakukan

pembangunan dalam bidang ini.Program pembangunan yang dilakukan

pemerintah Indonesia terhadap wilayah Timor Timur pada masa pendudukannya

dapat dibagi kedalam beberapa tahap. Pertama, periode antara 17 Juli 1976 hingga

31 Maret 1977, pemerintah Indonesia mengeluarkan dana sebesar Rp 4 milyar.

Dana dimaksudkan untuk membiayai proyek-proyek yang berhubungan langsung

dengan kesejahteraan masyarakat seperti penyedian tempat tinggal bagi 40.000

orang pengungsi, perbaikan pasilitas-pasilitas kesehatan, sarana pendidikan, juga

penyediaan air minum dan listrik.Periode ini di kategorikan dengan periode

rehabilitasi.Kedua, suatu tahap yang disebut sebagai periode konsolidasi.Tahap ini

terhitung antara 1977 hingga 1989. Anggaran sebesar Rp 6,6 milyar disalurkan

kepada propinsi baru ini, dengan perincian Rp 3,5 milyar dialokasikan untuk

proyek-proyek pembangunan sarana pendidikan, pengembangan dibidang

pertanian, kehutanan dan koperasi. Pada periode konsolidasi ini, anggaran itu juga

termasuk sebagai subsidi dalam bentuk intruksi Presiden, yakni Rp 1,5 milyar

untuk pemerintah propinsi, untuk pemerintah daerah Rp 520 juta, pembangunan

desa-desa disalurkan sebesar Rp 228 juta, untuk pembangunan fasilitas kesehatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

masyarakat Rp 368 dan Rp 542 juta untuk pembangunan sarana pendidikan.

Ketiga, sejak April 1978 sampai dengan 1985, pemerintahan Indonesia

menyalurkan secara terus menerus mengupayakan program-program

pembangunan di Timor Timur.tahap ini disebut dengan tahap stabilitas. Menurut

catatan Singh, jumlah total dana yang disalurkan pemerintah Indonesia dari tahun

1976 hingga 1985 adalah sebesar Rp 278.647.165.660.

Upaya pembangunan di bidang sarana dan prasarana sebagaimana yang

diajukan RAPBN periode 1996/1997, yang oleh sebagian kalangan dipahami

sebagai bentuk komitmen pemerintahan untuk pembangunan sosial dan ekonomi

di Timor Timur, karena terlihat dari jumlah dana pembangunan yang disalurkan

oleh pemerintah ke propinsi tersebut tampak selalu mengalami peningkatan. Ini

terlihat dalam Repelita VI menunjukan angka kenaikan angaran pembangunan

dari 15.95 milyar pada periode 1989/1990 menjadi Rp 43.80 milyar pada

1994/1995. Demikian pula dalam hal anggaran rutinnya, pada periode yang sama

meningkat dari Rp 12.03 milyar menjadi Rp 21.77 milyar. Disamping penyaluran

dana yang dikeluarkan oleh pemerintah guna mempercepat proses pembangunan,

tercatat sejumlah perusahaan milik swasta yang bergerak diberbagai sector juga

beroperasi di wilayah ini. Menurut catatan Aditjondro, hingga tahun 1997

perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, perumahan, kontraktor maupun

di sector industri, jumlahnya mencapai 24 perusahaan.

Lampiran 2 : kerja kelompok dan Soal Tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Soal Uraian :

1. Jelaskan secara singkat usaha partai politik yang pro integrasi dalam

memperjuangkan integrasi dengan pemerintahan Indonesia !

2. Bagaimana kehidupan sosial mayarakat Timor Timur pada masa proses

integrasi ?

3. Jelaskan faktor integrasi masyarakat Timor Timur dengan pemerintahan

Indonesia !

4. Jelaskan secara singkat dampak negatif dalam bidang sosial dari integrasi

Timor Timor dengan Indonesia bagi rakyat Timor Timur!

5. Jelaskan dampak positif dari integrasi Timor Timur dengan Indonesia dalam

bidang pendidikan bagi masyarakat Timor Timur !

Kunci Jawaban :

1. Usaha salah satu partai yang pro integrasi UDT dalam memperjuangkan

integrasi dengan Indonesia adalah dengan menggalang dukunngan dari partai

partai kecil lain diantaranya :APODETI, KOTA, dan TRABALHISTA untuk

membuat sebuah petisi kepada Presiden Soeharto agar mau menggabungkan

wilayah Timor Timur ke dalam wilayah NKRI. Usaha ini dilakukan oleh

kelompok yang pro integrasi untuk menandingi deklarasi kemerdekaan

sepihak yang dilakukan oleh partai Fretilin sebelumnnya.

2. Pada masa proses integrasi Timor Timur ke dalam wilayah NKRI, kondisi

masyarakat pribumi yang menempati pulau itu sangat memprihatinkan.

Masyarakat Timor Timur mengalami konflik yang berkepanjangan, dan

mengalami musibbah kelaparan yang melanda masyarakat akibat dari

pertempuran yang terjadi di pulau tersebut. Banyak terjadi pembantaian yang

dilakukan pihak militer Indonesia maupun yang dilakukan partai politik yang

sedang bertikai. Kegiatan perekonomian, pendidikan, dan perkantoran

birokrasi pemerintahan lumpuh total.

3. Rasa senasib sepenanggungan bagi masyarakat perbatasan antara Indonesia

dan Timor Timur, mereka merasa sama sama menjadi korban dari

pertempuran para pemegang kebijakan, selain itu penduduk di perbatasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

merupakan satu suku dan juga kesamaan budaya. Oleh karena itu dengan

pertimbangan kesamaan kebudayaan dan perasaan senasib sepenanggungan

mereka yang berada di pulau Timur pada saat itu berkeinginan untuk

bergabung dengan pemerintahan Indonesia.

4. Keadaan yang tidak kundusif dalam masyarakat Timor Timur akibat invasi

militer Indonesia menyebabkan masyarakat merasa takut untuk beraktivitas

dan merasa was was terhadap serangan militer Indonesia dalam melakukan

penumpasan anggota Fretilin. Hingga puncak dari kekhawairan dan keakutan

masyarakat itu terjadiketika masyarakat Timor Timur malakukan aksi damai

dan kemudian terjadi penembakan brutal dari militer Indonesia yang kejadian

itu sering disebut dengan peristiwa santa cruz. Yang banyak menimbulkan

korban jiwa di Timor Timur.

5. Tidak semua yang dilakukan Indonesia terhadap Timor Timur memberikan

dampak yang negatif, selama masa pemerrintahan Indonesia di Timor Timur,

pemerintah Indonesia banyak membangun invrastruktur dalam bidang

kesehatan, pendidikan, prasana public yang lain seperti gadung pemerintahan,

pembangunan jalan utama, pemmbangunan bandara, pelabuhan, dna juga

pembangkit listrik untuk mendukung perkembangan wilayah ini.

Kriteria Penilaian :

a. Soal 1 skornya 20

b. Soal 2 skornya 20

c. Soal 3 skornya 20

d. Soal 4 skornya 20

e. Soal 5 skornya 20

Pedoman penilaian produk :

No Skor Nilai

1 86-100 Baik Sekali

2 71-75 Baik

3 56-70 Cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

4 < 55 Kurang

Lampiran 3 : Lembar Pengamatan Sikap

No Nama Religiusitas Tanggung

Jawab Disiplin Peduli Responsif

Pro-

aktif Jmlh

Skor Maksimal = 30

Kriterian penilaian untuk masing-masing aspek :

5 Sangat Baik

4 Baik

3 Cukup

2 Kurang Baik

1 Tidak Baik

Lampiran 4 : Lembar Pengamatan Diskusi Kelompok

No Nama

Aspek Pengamatan

Jmlh

Skor Nilai Ket Kerja

sama

Mengkomuni

kasikan

Pendapat

Toleransi Keaktifan

Menghargai

Pendapat

Teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Keterangan Skor :

Masing-masing kolom diisi dengan kriteria

4 Baik Sekali

3 Baik

2 Cukup

1 Kurang

x 100

Kriteria Nilai

A 80-100 Baik Sekali

B 70-79 Baik

C 60-69 Cukup

D < 60 Kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Lampiran 5 : Lembar Penilaian Presentasi

No Nama

Aspek Penilaian Jmlh

Skor Nilai Ket Komuni

kasi

Sistematika

Penyampaian

Wawa

san

Kebe

ranian

Antu

sias

Gesture &

Penampilan

Keterangan Skor :

Masing-masing kolom diisi dengan kriteria

4 Baik Sekali

3 Baik

2 Cukup

1 Kurang

Kriteria Nilai

A 80-100 Baik Sekali

B 70-79 Baik

C 60-69 Cukup

D < 60 Kurang

Lampiran 6 : Format Penilaian Makalah

Struktur Makalah Indikator Nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Pendahuluan Menunjukkan dengan tepat isi :

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan

Isi Ketepatan pemilihan gambar

Orisinalitas makalah

Mendeskripsikantentang proses integrasi

Timor Timur ke wilayah Republik

Indonesia.

Struktur penulisan disusun dengan jelas

sesuai metode yang dipakai

Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan

komunikatif

Daftar pustaka yang dapat

dipertanggungjawabkan (ilmiah)

Menghindari sumber (akun) yang belum

dikaji secara ilmiah

Penutup Kesimpulan sesuai dengan rumusan

masalah

Jumlah

Kriteria Penilaian untuk masing-masing indikator :

Sangat sesuai 4

Sesuai 3

Cukup 2

Kurang 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI