Post on 01-Nov-2020
i
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN
PADA PESERTA DIDIK SMP PANGUDI LUHUR BAYAT KLATEN
KELAS IX A SEMESTER I
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
OlehFajari Revyanto Kurniawan
NIM. 091224011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIAJURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN
PADA PESERTA DIDIK SMP PANGUDI LUHUR BAYAT KLATEN
KELAS IX A SEMESTER I
Disusun oleh :
Fajari Revyanto Kurniawan
091224011
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I
Drs. J. Prapta Diharja, SJ., M.Hum Tanggal 5 September 2016
Pembimbing II
Drs. B. Rahmanto, M.Hum. Tanggal 5 September 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN
PADA PESERTA DIDIK SMP PANGUDI LUHUR BAYAT KLATEN
KELAS IX A SEMESTER I
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Fajari Revyanto Kurniawan
NIM: 091224011
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal: 27 September 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda tangan
Ketua : Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. .....................
Sekretaris : Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. .....................
Anggota : Drs. J. Prapta Diharja, S.J, M.Hum. .....................
Anggota : Drs. B. Rahmanto, M.Hum. .....................
Anggota : Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. .....................
Yogyakarta, 27 September 2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Syukur Tiada Akhir
Jacob Oetama
“Sakehing prekara bisa daksangga srana kekuwatan sing diparengake deningSang Kristus marang aku”
-Filipi 4 : 13-
Selalu berusaha menjadi seperti sebatang lilin dan segenggam garam
Fajari Revyanto Kurniawan
Karya sederhanaku ini aku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Bapak Norbertus Riyanta
Ibu Fransisca Natalia Murwati
Adekku tercinta CH. Rinanda YV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 September 2016
Penulis,
Fajari Revyanto Kurniawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Fajari Revyanto Kurniawan
Nomor Mahasiswa : 091224011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIKDALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN
PADA PESERTA DIDIK SMP PANGUDI LUHUR BAYAT KLATENKELAS IX A SEMESTER I
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
meminta izin dari maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 27 September 2016
Yang menyatakan
Fajari Revyanto Kurniawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Kurniawan, Fajari Revyanto. 2016. Penerapan Pendekatan Saintifik dalamPeningkatan Kemampuan Menulis Cerpen pada Peserta Didik SMPPangudi Luhur Bayat Klaten Kelas IX A Semester I. Skripsi.Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalampeningkatan kemampuan menulis cerpen. Pendekatan yang digunakan dalampenelitian ini adalah pendekatan saintifik.
Penelitian ini adalah jenis PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Prosedurpenelitian ini mengunakan model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis &McTaggart. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiridari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, keseluruhan siklusdilakukan dalam 2 pertemuan. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IXA SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten. Subjek diberikan tindakan berupapendekatan saintifik dalam menulis cerpen. Pengumpulan data dilakukan dengantes, analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif.
Hasil dari penelitian yang dilakukan ini adalah analisis data kemampuansiswa menunjukkan bahwa pada kondisi awal, hanya 5 orang dari 28 siswa atau17,86% siswa tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus I terjadi peningkatanmenjadi 11 siswa atau 39,29 % siswa tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus IIpada nilai akhir mengalami peningkatan, dengan kata lain kriteria penilaian dalamkategori baik sudah tercapai, bahkan terdapat beberapa peserta didik yangtergolong dalam kriteria nilai sangat baik. Dengan demikian, pembelajaranmenulis cerpen dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat disimpulkanmengalami peningkatan yang cukup signifikan dilihat dari jumlah siswa yangtuntas dalam setiap proses pembelajaran menulis cerpen.
Kata kunci : Cerpen, pendekatan saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Kurniawan, Fajari Revyanto. 2016. Implementation of Scientific Approach inUpgrading of Students Writing Short Story Capability of PangudiLuhur Bayat Klaten Junior High School IXA Class Semester I. Thesis.Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata Dharma University.
This research purpose is to determine students result in learning to writeshort stories. This research use scientific approach.
This research is a kind of Classroom Action Research. This study uses aprocedure model of Kemmis & McTaggart Classroom Action Research. It wasconducted in two circles, each cycle consists of two cycles, and there areplanning, realization, observing, and reflection. The respondents of this researchare students of XI A Pangudi Luhur Bayat Klaten Junior High School.Respondents were given actions in the form of scientific approach in writing shortstories. The data collection in this study collected by test, data analysis usingdescriptive statistic.
The result of the research showed that the students' abilities in the initialconditions, only 5 out of 28 students or 17.86% students completed the study. Inthe first cycle increased to 11 students or 39.29% students completed the study. Inthe second cycle at the final value has increased, in other words, the assessmentcriteria in both categories have been reached, even there are some students whobelong to the criteria of very good value. Therefore, the study of writing a shortstory by using a scientific approach can be summed experienced a significantincrease in terms of the number of students who pass in every process of learningto write short story.
Keywords: Short Story, scientific approach.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dukungan,
bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia.
2. Romo Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum. dan Bapak Drs. B. Rahmanto,
M.Hum. sebagai dosen pembimbing akademik maupun sebagai dosen
pembimbing dalam penyusunan skripsi yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran dari awal penyusunan skripsi sampai
terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. Sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan kepada penulis sehingga penulis mendapat banyak
pengetahuan dan wawasan dalam mengambil dan mengolah data
penelitian.
4. Segenap dosen dan karyawan Prodi PBSI Universitas Sanata Dharma yang
telah membimbing, membantu serta memberikan ilmunya kepada penulis
selama di Universitas Sanata Dharma.
5. Bapak FX. Heru Cahyono, S.Pd. sebagai kepala sekolah SMP Pangudi
Luhur Bayat Klaten yang telah mengijinkan penulis melaksanakan
penelitian.
6. Ibu Ana Prasetyaningsih, S.Pd. sebagai guru pembimbing yang telah
sabar membimbing penulis dalam melakukan penelitian di SMP Pangudi
Luhur Bayat Klaten.
7. Siswa-siswi kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun ajaran
2015/2016 yang telah bersedia membantu penulis selama penulis
melakukan penelitian di SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
8. Bapak N. Riyanta, Ibu FN. Murwati, dan adek CH. Rinanda Yulitasari
Veraningtyas atas motivasi, doa dan dukungan serta cinta kasih yang
diberikan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat kost yang selalu memberikan semangat kepada penulis
dalam penyusunan skripsi.
10. Cecil, Woro, Asa, Tofan, Kiki dan adit yang telah memberikan dukungan
kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
11. Mbak Tina, mbak Nila, Mas Anggun, Bulek Yugi, Mas Agus Munadi,
Mas adit, dek Tutik, mbak Uut, Mas Sandro yang telah memberikan
dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
12. Teman-teman OMK Santo Stephanus Bayat yang telah memberikan
dukungan untuk terus maju dan semangat OJO KENDHO, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.
13. Teman-teman Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2009. Yang
telah banyak membantu penulis dalam bertukar pikiran ketika penulis
mengalami kesulitan.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi yang membaca dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian
selanjutnya.
Yogyakarta, 27 September 2016
Penulis,
Fajari Revyanto Kurniawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
ABSTRACT ............................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
1.5 Batasan Istilah............................................................................................. 7
1.6 Sistematika Penyajian................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 9
2.1 Landasan Teori ........................................................................................ .. 9
2.1.1 Penelitian yang Relevan .................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.2 Kemampuan Menulis Cerpen .................................................................... 12
2.2.1 Pengertian menulis ........................................................................... 12
2.2.2 Pengertian cerpen ............................................................................. 13
2.2.3 Karakter cerpen................................................................................. 14
2.3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ........................................ 21
2.4 Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik................................................ 26
2.4.1 Pendekatan Saintifik ......................................................................... 26
2.4.2 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis
Cerpen ................................................................................................ 29
2.5 Kerangka Berfikir ....................................................................................... 31
2.6 Hipotesis Tindakan .................................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 33
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 33
3.1.1 Subjek Penelitian .............................................................................. 34
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 34
3.1.3 Variabel Penelitian ........................................................................... 34
3.1.4 Prosedur Penelitian ........................................................................... 34
3.1.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40
3.1.6 Instrumen Penelitian ........................................................................ 41
3.1.7 Teknik Analisis Data ....................................................................... 43
3.1.8 Indikator Keberhasilan......................................... ............................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................ 48
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 48
4.1.1 Pretest ............................................................................................... 48
4.1.2 Siklus I.............................................................................................. 49
4.1.3 Siklus II ............................................................................................ 62
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................... 69
4.3 Peningkatan Kemampuan Berdasarkan Nilai Rata-Rata Siswa.................. 70
4.4 Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan Ketuntasan Belajar ............ 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB V PENUTUP.................................................................................................... 76
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 76
5.2 Saran ........................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 80
LAMPIRAN.............................................................................................................. 82
BIODATA PENULIS............................................................................................... 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperoleh bagi
anak-anak atau pun orang dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal
bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam
kehidupannya. Saat ini dunia pendidikan makin dituntut untuk mendidik
anak-anak ataupun orang dewasa agar mempunyai Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas, kreatif, aktif, dan inovatif dalam segala bidang.
Hal ini kiranya dapat dimulai dari pelaksanaan kegiatan belajar yang aktif,
di mana peserta didik secara aktif membangun sendiri pengetahuannya.
Cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan peserta didik agar semakin
terampil dan semakin intelektual dalam dunia pendidikan, setiap anak harus
mendapatkan pendidikan yang layak. Siswa di SMP Pangudi Luhur Bayat
Klaten dalam pembelajarannya masih menggunakan metode pembelajaran
konvensional atau metode ceramah, jadi siswa masih fokus terhadap guru,
bukan pembelajaran yang mandiri.
Kurikulum untuk sekarang ini masih memegang peran penting dalam
suatu pendidikan sebab sebagai penentuan arah isi dan proses pendidikan
yang menentukan kualitas lulusan kelak. Dari tahun ke tahun kurikulum
mengalami perubahan sejalan dengan kemajuan zaman dan perkembangan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ilmu pengetahuan dan teknologi bukan karena pergantian menteri yang
selama ini dipikirkan oleh masyarakat. Perkembangan kurikulum
dipengaruhi juga oleh perkembangan teori dan praktik pendidikan serta
variasi aliran-aliran atau teori pendidikan. Proses perubahan secara
mendasar dan sistematis, kurikulum yang dikembangkan dalam pendidikan
sebenarnya merupakan proses tranformasi pandangan dan aspirasi tentang
pendidikan ke dalam program-program yang secara efektif akan
mewujudkan visi dan misi pendidikan.
Menurut (Sukmadinata, 2013:5) kurikulum adalah suatu rencana
pendidikan atau pengajaran. Kurikulum bukan hanya merupakan rencana
tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi
dalam kelas, yang memberi pedoman dan mengatur lingkungan dan
kegiatan yang berlangsung di dalam kelas. Kurikulum Tingkat Satuan
pendidikan (KTSP) mempunyai pengertian sebagai kurikulum operasional
yang tersusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan/sekolah (Muslich, 2007:10).
Dalam standar nasional pendidikan (BSNP pasal 1, ayat 15),
dijelaskan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh tiap-tiap satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan
oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan pada
standar kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) (Sanjaya, 2008:128). Terdapat 8 klasifikasi standar
yang ada dalam KTSP, cakupan klasifikasi 8 standar tersebut berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan
pendidikan, standar pembiayaan pendidikan, dan standar penilaian
pendidikan. Terkait proses pembelajaran, terdapat 3 standar yang harus
dipenuhi oleh guru yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, dan standar
proses.
Terkait dengan standar proses, proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk mencapai standar proses, banyak hal yang bisa dilakukan.
Salah satunya dengan penerapan pendekatan pembelajaran. Terdapat
pendekatan baru yang dapat digunakan yaitu pendekatan saintifik.
Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui
proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba
(experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan
(communicating). Tahapan pendekatan tersebut dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pendekatan saintifik dapat diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Ada dua aspek yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia berupa aspek kebahasaan dan aspek sastra. Pada aspek sastra,
pembelajaran cerpen menjadi salah satu cakupan pembelajaran yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diajarkan. Pembelajaran cerpen merupakan salah satu mata pelajaran yang
mengajak para peserta didik cenderung untuk mengenal cerita cerita masa
lampau. Pada dasarnya, cerpen merupakan sebuah prosa yang hanya
menceritakan salah satu segi saja peristiwa yang dialami oleh pelakunya.
Pemusatan perhatian pada satu tokoh saja yang ditempatkan pada suatu
situasi sehari-hari (Hartoko dan Rahmanto 1986: 132). Cerpen dapat
diartikan sebagai cerita atau narasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif
(tidak benar-benar sedang terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan
saja) serta relatif pendek (Sumardjo dan Saini, 1986: 37).
Dalam hal ini, terdapat Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar
yang tercantum dalam kurikulum terkait dengan pembelajaran cerpen. Salah
satu SK dan KD yang memuat hal itu adalah Kompetensi menulis 8.
Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerita
pendek dan Kompetensi Dasar 8.1b Menulis cerita pendek bertolak dari
peristiwa yang pernah dialami. SK dan KD tersebut menjadi salah satu
acuan yang digunakan dalam penelitian ini.
Selain mengacu SK dan KD dalam kurikulum ada juga alasan lain
dilakukannya penelitian ini. Bahwa sekarang ini, pembelajaran cerpen
cenderung tidak menarik minat peserta didik untuk mempelajarinya di
sekolah. Kurang menarik sebab cerpen yang diajarkan kurang variatif,
model pembelajaran yang monoton, dan tidak mengaktifkan peserta didik.
Peserta didik pasif sebab guru hanya memberikan teks cerpen dan mereka
membaca cerpen tersebut. Untuk menyiasati hal tersebut salah satunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan menerapkan pendekatan yang dapat meningkatkan minat belajar
peserta didik tentang cerpen adalah pendekatan saintifik. Dalam hal ini,
untuk mengetahui keefektifan pendekan saintifik dalam pembelajaran
menulis cerpen, maka dilakukan penelitian yaitu penerapan pendekatan
saintifik dalam peningkatan kemampuan menulis cerpen pada peserta didik
SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten kelas IX A semester I.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan diteliti oleh penulis dapat dirumuskan
sebagai berikut
1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX A SMP
Pangudi Luhur Bayat Klaten dalam kemampuan menulis cerpen dengan
pendekatan saintifik ?
2. Apakah pembelajaran saintifik dapat meningkatkan kemampuan siswa
SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten kelas IX A semester I dalam menulis
cerpen ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai
berikut
1. Mengetahui hasil belajar peserta didik kelas IX A SMP Pangudi Luhur
Bayat Klaten dalam peningkatan kemampuan menulis cerpen dengan
menggunakan pendekatan saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Mengetahui penerapan pendekatan saintifik terhadap peningkatan
kemampuan menulis cerpen di SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten kelas
IX A semester I.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat dalam ranah pendidikan baik secara
langsung atau tidak langsung. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bagi guru
Memberikan masukan kepada guru mengenai model
pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik
dan menambah wawasan kepada guru mengenai pendekatan
saintifik dalam pembelajaran cerpen.
b. Bagi peserta didik
Memberikan kesempatan bagi para peserta didik agar lebih
aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah
Pendekatan saintifik dapat meningkatkan proses
pembelajaran di sekolah dan dapat menarik keaktifan peserta
didik di sekolah.
d. Bagi peneliti
Menambah pengalaman dalam proses pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik, sebagai bekal mengajar di
lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
e. Bagi pembaca
Memberikan informasi yang cukup bagi pembaca mengenai
pendekatan saintifik dan memberikan masukan kepada peneliti
yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
1.5 Batasan Istilah
Batasan istilah perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan
pemahaman dalam penafsiran. Adapun istilah-istilah yang perlu dibatasi
adalah sebagai berikut:
a. Kurikulum
Kurikulum Menurut (Sukmadinata, 2013:5) Kurikulum
adalah suatu rencana pendidikan atau pengajaran. Kurikulum
bukan hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran,
melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam
kelas, yang memberi pedoman dan mengatur lingkungan dan
kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
b. Pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik Pedekatan saintifik ialah pendekatan
pembelajaran yang dilakukan melaui proses mengamati
(observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting),
menalar (associating), dan mengomunikasikan
(communicating).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
c. Cerpen
Cerpen dapat diartikam sebagai cerita atau narasi (bukan
analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar sedang
terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja) serta
relatif pendek (Sumardjo dan Saini, 1986: 37).
1.6 Sistematika Penyajian
Sistem penyajian penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I
pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.
Bab II landasan teori berisi tentang tinjauan pustaka dan kajian teori. Bab III
metodologi penelitian berisi tentang rancangan penelitian, subjek penelitian,
objek penelitian, prosedur penelitian, tahap pengumpulan data, dan teknik
analisis data. Bab IV hasil penelitian tentang penerapan pendekatan saintifik
dalam peningkatan kemampuan menulis cerpen kelas IX A SMP Pangudi
Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016. Bab V penutup berisi tentang
kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Penelitian Relevan
Peneliti menemukan penelitian yang serupa dan ada hubungannya
dengan topik penelitian. Penelitian yang relevan dengan topik ini, yaitu
penelitian Yuliana Tutik Setyaningsih (2009) dan Ridemta Hesti Dyah
Rosari Wulandari (2010).
Penelitian Yuliana Tutik Setyaningsih berjudul “Unsur Intrinsik
Cerpen “Monumen” Karya Nh. Dini dan Implementasinya dalam
Pembelajaran Cerpen di SMP kelas IX Semester 1. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil analisis
menunjukkan bahwa cerpen “Monumen” karya Nh. Dini mempunyai
tokoh sentral atau utama dalam cerpen “Monumen” yaitu Cina gendut
dan tokoh sentral antiwirawan, yaitu pejabat tinggi setempat. Tokoh-
tokoh yang lain berkedudukan sebagai tokoh bawahan, yang
kehadirannya mendukung terjalinnya cerita secara keseluruhan. Tokoh-
tokoh bawahan yang dimaksud adalah warga masyarakat, Pak dan Ibu
bayan, seorang anggota kelompok ibu-ibu cantik, dan Pak Lurah.
Cerpen ini menunjukan alur linier. Latar cerita ada tiga, yaitu tempat,
waktu dan sosial. Latar tempat yaitu sebuah desa terpencil di pinggiran
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Semarang, latar waktu kurang lebih lima puluh tahun setelah
kemerdekaan RI, dan latar sosial menunjukkan adanya perbedaan status,
perilaku, dan kebiasaan antara kelompok wanita Organisasi Sosial
Internasional dan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Tema
cerpen adalah upaya perbaikan mutu masyarakat melalui perbaikan
sarana dan lingkungan hidup. Amanat cerpen ada lima, yaitu (1)
pekerjaan yang berat jika dikerjakan bersama-sama akan terasa ringan,
(2) pengetahuan dan perubahan itu penting, agar sarana dan prasarana
yang ada di sekitar kita dapat kita manfaatkan dengan baik, (3) bukan
hal yang mudah mengubah kebiasaan dan tabiat orang, (4) jangan
memandang orang dari penampilan fisiknya, dan (5) perbedaan agama,
suku dan kewarganegaraan bukanlah penghalang untuk bersatu dan
bekerjasama. Bahasa yang digunakan dalam cerpen adalah bahasa yang
sederhana dan mudah untuk dimengerti, meski Nh. Dini ini
menggunakan bahasa Jawa dan bahasa figuratif di beberapa bagian.
Keterkaitan antarunsur intrinsik mendukung penyampaian tema dalam
cerpen.
Selain itu cerpen “Monumen” karya Nh. Dini dapat
diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran cerpen di SMP kelas IX
semester 1 dengan mengacu pada KTSP tahun 2006. Pembelajaran
cerpen di sekolah harus mengacu pada kurikulum yang berlaku serta
aspek psikologi peserta didik, aspek bahasa, dan aspek latar belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
budaya peserta didik. Proses pembelajaran cerpen “Monumen” ini dapat
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Penelitian Ridemta Hesti Dyah Rosari Wulandari berjudul
“Analisis struktural cerpen “Kartu Pos Dari Surga” karya Agus Noor
dan implementasinya dalam pembelajaran cerpen di SMA. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa cerpen “Kartu Pos dari Surga” karya Agus Noor
memiliki unsur intrinsik cerpen berupa tokoh dan penokohan, alur, latar,
dan tema. Tokoh dan penokohan yang terdapat dalam cerpen merupakan
tokoh-tokoh protagosin dengan satu tokoh utama dan empat tokoh
tambahan. Alur yang digunakan adalah alur Flash Back atau sorot balik.
Terdapat tiga latar yang digunakan dalam cerpen ini yaitu latar tempat,
latar waktu, dan latar sosial. Masing-masing latar saling berhubungan
erat satu dengan yang lain. Tema pada cerpen tersebut adalah tema
jasmaniah, terutama oeristiwa yang kerap terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
Penelitian dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di SMA.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada guru
bahasa dan sastra Indonesia dan kepada peneliti lain. Kepada guru
bahasa dan sastra Indonesia disarankan agar memilih bahan ajar yang
cocok, baik, dan mudah dipahami oleh peserta didik. Peneliti lain
hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut, misalnya tentang unsur
ekstrinsik cerpen dan implementasi cerpen di kelas yang lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Dengan demikian, penelitian mengenai struktural cerpen akan lebih
optimal.
Kedua penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun persamaannya
terdapat pada pertama, jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Kedua, Subjek penelitian terdapat pada peserta didik. Ketiga,
ketiga penelitian ini merupakan penelitian tidakan kelas. Namun,
terdapat pula perbedaan pada ketiga penelitian ini. Perbedaannya adalah
jika penelitian relevan yang pertama dan kedua sudah langsung
ditentukan cerpen yang digunakan, sedangkan pada penelitian ini,
cerpen yang digunakan bisa menggunakan sembarang cerpen. Dengan
demikian, kedua penelitian di atas dapat dikatakan relevan dengan
penelitian ini.
2.2 Kemampuan Menulis Cerpen
2.2.1 Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara
tatap muka dengan orang lain. Menulis juga merupakan kegiatan yang
ekspresif (Tarigan, 1982:3). Pada bagian lain, Tarigan (1982:27)
memberikan suatu batasan atau pengertian tentang menulis sebagai cara
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut sehingga mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.
2.2.2 Pengertian Cerpen
Cerita pendek atau cerpen merupakan cerita fiksi bentuk
prosa yang padat, yang unsur ceritanya terpusat pada satu peristiwa
pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan
keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal (Jabrohim, 1994:
165-166). Cerpen juga dapat diartikan sebagai cerita atau narasi
(bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar sedang
terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja) serta relatif
pendek (Sumardjo dan Saini, 1986:37)
Cerita pendek menurut KBBI edisi keempat (2008:263)
adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan
kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh
dalam satu situasi (pada suatu ketika). Cerpen (cerita pendek
sebagai genre fiksi) adalah rangkaian peristiwa terjalin menjadi
satu di dalamnya terjadi konflik antar tokoh atau dalam diri tokoh
itu sendiri dalam latar dan alur.
Pada cerita terdapat pada deskripsi peristiwa yang baik,
yang merupakan perpaduan antara tokoh, latar, dan alur.
Rangkaian peristiwa itulah yang kemudian membentuk genre
cerpen sehingga baik buruknya suatu cerpen ditentukan pada
penggambaran-penggambaran peristiwa yang dilukiskan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pengarangnya. Cerpen merupakan genre fiksi yang bentuknya ada
dua, yaitu (1) cerita fiksi yang rangkaian ceritanya panjang dan
menghadirkan banyak konflik dan persoalan yang disebut dengan
novel atau roman, sedangkan (2) yang rangkaian peristiwanya
pendek dan menghadirkan satu konflik dalam satu persoalan yang
disebut cerita pendek (selanjutnya disebut cerpen). Cerpen dapat
diklasifikasikan pada tiga jenis, cerita dewasa (sering disebut juga
sastra serius), cerita remaja (populer), dan cerita anak-anak.
Berdasarkan pengertian di atas, cerpen adalah cerita narasi
fiksi pendek yang terdiri kurang dari 10.000 kata yang memiliki
deskripsi peristiwa baik, merupakan perpaduan antara tokoh, latar,
dan alur. Rangkaian peristiwa terjalin menjadi satu di dalamnya
terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam
latar dan alur.
2.2.3 Karakter Cerpen
Karakter utama dalam fiksi (cerpen) adalah pada peristiwa,
yaitu suatu kejadian yang di dalamnya ada hubungan antara tokoh,
alur, dan setting. Peristiwa dalam cerpen menunjukkan dua pola,
yaitu peristiwa monologis yang merupakan penggambaran keadaan
dan kedirian yang bersifat tunggal, di situ tokoh sedang
bermonolog atau penulis sedang menggambarkan keadaan; dan
peristiwa dialogis yang merupakan penggambaran keadaan
hubungan tokoh dengan tokoh dalam suatu keadaan tempat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
waktu tertentu. Baik peristiwa dialogis maupun monologis selalu
ada dalam sebuah cerpen. Peristiwa sebagai pembangun cerpen
selalu terbentuk atas: tokoh, setting, dan alur.
a. Tokoh
Tokoh dalam tcerita ini merujuk pada “orang” atau
“individu” yang hadir sebagai pelaku dalam sebuah cerita,
yaitu orang atau individu yang akan mengaktualisasikan ide-
ide penulis. Lewat tokoh inilah penulis menyampaikan
gagasan-gagasannya. Namun, karena tokoh hakikatnya
adalah manusia yang alamiah maka tokoh juga harus
dibiarkan bertindak dan berpikir sesuai konteks diri dan
ceritanya. Jika tokoh dipaksa mengikuti pikiran penulis maka
cerita bisa menjadi khotbah belaka, kealamian cerita tidak
ada sehingga pembaca pun menjadi jenuh. Oleh karena itu,
hal penting dalam menceritakan tokoh-tokoh adalah
sesuaikan tindakan dan pikiran tokoh-tokoh dengan konteks
cerita yang meliputi: usia tokoh, peran dan kedudukan sosial
tokoh, serta keadaan kedirian dan psikologi tokoh.
b. Latar
Menurut Stanton (2000:18), latar cerita adalah
lingkungan, yaitu dunia cerita sebagai tempat terjadinya
peristiwa. Dalam latar inilah segala peristiwa yang
menyangkut hubungan antartokoh terjadi. Latar dalam cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
biasanya mempunyai dua tipe, yaitu: pertama, latar yang
diceritakan secara detail, ini biasanya terjadi jika cerpen
fokus pada persoalan latar. Misalnya, kita membuat cerita
yang persoalannya bersumber dari “kuburan yang selalu
menimbulkan ketakutan masyarakat” maka latar kuburan pun
detail diceritakan dalam deskripsi yang harus hidup, yaitu
bisa menggambarkan keangkerannya; atau juka kita
menceritakan tentang “sungai yang selalu membuat musibah”
maka harus detail dan hidup menceritakan sungai itu. Kedua,
latar yang tidak menjadi fokus utama atau masalah, biasanya
latar hanya disebut sebagai background saja sebagai tempat
terjadinya peristiwa, tidak dideskripsikan secara detail.
Latar dalam cerita biasanya akan menyangkut tiga hal;
(1) latar tempat, yaitu latar yang menyaran pada lokasi
terjadinya peristiwa yang diceritakan pada tempat, yang
menunjuk pada lokasi tertentu secara geografis, misalnya, di
daerah dan tempat tertentu seperti: rumah, sekolah, nama
desa dan kota, dan sebagainya; (2) latar waktu; latar waktu ini
berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam cerita. Masalah “kapan” ini
biasanya berhubungan dengan waktu faktual, waktu yang ada
kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah
(Nurgiyantoro, 2007:230); (3) latar sosial; merupakan latar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang menyaran pada kondisi sosial masyarakat sebagai
tempat cerita. Kondisi sosial masyarakat ini mencakup;
kebiasaan masyarakat dan adat-istiadat yang dijadikan
sebagai latar cerita.
Ketiga latar itu selalu hadir, tetapi latar tempat lebih
fokus menjadi latar yang sering hadir dan bersifat faktual.
Karena dari deskripsi latar tempat inilah maka latar sosial dan
waktu bisa diidentifikasi secara tersirat dari latar tempat ini.
Oleh karena itu, perhatian kita harus fokus pada deskripsi
latar tempat saat menulis cerpen, keberadaan latar waktu
(sejarah) dan sosial dijadikan sebagai data untuk
menggambarkan latar waktu sehingga tidak terjadi akronisme
di antara ketiganya. Ketiga aspek itu harus dideskripsikan
secara komprehensif.
c. Alur
Dalam arti luas, alur adalah keseluruhan sekuen
(bagian) peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita, yaitu
rangkaian peristiwa yang terbentuk karena proses sebab
akibat (kausal) dari peristiwa-peristiwa lainnya (Stanton,
2000:14). Hal ini menunjukkan bahwa alur itu bukanlah
rangkaian waktu dalam cerita, melainkan rangkaian peristiwa
yang membentuk cerita, dan peristiwa-peristiwa dalam cerita
ini mempunyai hubngan yang erat, karena kehadiran satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
peristiwa menyebabkan hadirnya peristiwa lainnya. Jalinan
antarperistiwa dalam cerita inilah yang disebut dengan alur.
Menurut Stanton (2000:15), alur dalam prosa fiksi itu
memiliki tiga bagian: awal, tengah, dan akhir. Bagian awal
dalam alur fiksi (cerpen) biasanya mengandung dua hal
penting,yaitu eksposisi dan elemen intabilitas. Eksposisi
merupakan istilah yang biasanya dipergunakan untuk
menunjuk pada proses yang dipilih dan dipergunakan
pengarang untuk memberitahukan dan mendeskripsikan
berbagai informasi yang diperlukan dalam pemahaman cerita.
Kehadiran eksposisi inilah, sebagai situasi awal cerita, yang
kemudian menyebabkan terjadinya suatu cerita yang berisi
elemen instabilitas, baik bersifat implisit ataupun eksplisit
(Sayuti, 2006: 36-37). Selain eksposisi dan instabilitas,
biasanya pada bagian awal ini juga sudah diperkenalkan
tentang konflik yang akan terjadi. Selanjutnya, konflik
mengalami komplikasi dan klimaksnya pada bagian tengah.
Oleh karena itu, bagian tengah dalam cerita ini
merupakan bagian yang menghadirkan konfliks dan klimaks.
Konflik merupakan tahap krusial dalam cerita karena
keberadaan keinginan antartokoh dsaling berbenturan. Dalam
konflik inilah sesuatu yang dramatik terjadi, pertarungan
antardua atau lebuh kekuatan pada tokoh sehingga terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
aksi-aksi balasan (Wellek dan Warren, 2001:185). Menurut
Stanton (2000: 16), konflik dalam cerita berisi konflik
internal dan atau eksternal. Konflik internal merupakan
konflik antara dua keinginan dalam diri seorang tokoh
(psikologis), sedangkan konflik eksternal merupakan konflik
antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya.
Dalam hal ini, konflik merupakan tahapan dalam cerita
yang membuat pembaca tegang, dan ketegangan tersebut
akan sampai pada klimaksnya, yaitu suatu momen dalam
cerita, ketika konflik berlangsung memuncak dan
mengakibatkan terjadinya penyelesaian yang tidak dapat
dihindari. Klimaks dalam cerita merupakan pertemuan kritis
antara dua kekuatan sehingga menentukan bagaimana
pertentangan itu diselesaikan (Stanton, 2000: 16-17). Jika
sudah sampai pada klimak ,maka alur dalam cerita akan
menuju pada tahap bagian akhir.
Bagian akhir, jika pada bagian tengah alur tedapat
komplikasi dan klimaks, sebagai akibat adanya konflik
tertentu maka bagian akhir terdiri dari segala sesuatu yang
berasal dari klimaks menuju ke pemecahan (denoument) atau
hasil cerita. Dari penjelasan di atas, bagian alur dalam cerita
ini dapat digambarkan sebagai berikut (Sayuti, 2000:45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Alur dalam cerita biasanya mempunyai kaidah-
kaidahnya sendiri, (Kenny dalam Nurgiyantoro, 2007: 130)
menjelaskan bahwa kaidah alur dalam cerita itu meliputi:
pertama, kemasukakalan (plausibilitas); bahwa cerita
memiliki kemasukakalan jika memiliki kebenaran, yakni
benar bagi diri cerita itu sendiri (Sayuti, 2000: 47), tetapi
tidak menutup kemungkinan jika benar juga sesuai dengan
kehidupan faktual, sekalipun pada bagian ini tidak mutlak.
Kedua, rasa ingin tahu (suspense); suspense merupakan
perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwa-peristiwa
yang terjadi, khususnya yang menimpa tokoh yang diberi
simpati oleh pembaca (Abrams, 1990). Keberadaan suspense,
dengan demikian, akan mendorong, menggelitik, dan
memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita, dan
mencari jawaban rasa ingin tahu terhadap kelanjutan cerita
(Nurgiyantoro, 2007:134). Ketiga, adanya kejutan (surprise);
merupakan peristiwa-peristiwa yang berisi kejutan dalam
cerita, yang peristiwanya bisa saja diluar dugaan pembaca.
Kejutan ini hadir sebagai warna untuk membuat pembaca
semakin menyukai cerita. Dengan kejutan-kejutan maka
cerita cerita menjadi tidak monoton dan membosankan. Oleh
karenanya, kejutan merupakan hal yang penting
keberadaannya dalam sebuah cerita, dan biasanya dinanti-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
nanti pembaca. Keempat, kepaduan (unity); menyarankan
bahwa berbagai unsur yang ditampilkan dalam alur haruslah
memiliki kepaduan. Artinya, mempunyai hubungan antara
satu dengan yang lainnya sehingga membentuk satu kesatuan
yang utuh sehingga keberadaan antarunsurnya menentukan
keberadaan unsur-unsur yang lainnya.
2.3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) mempunyai
pengertian sebagai kurikulum operasional yang tersusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah (Muslich, 2007:10).
Dalam standar nasional pendidikan (BSNP pasal 1, ayat 15), dijelaskan
bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan(BSNP) (Sanjaya,
2008:128).
Menurut Muslich (2007:11), KTSP dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik, dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Tanggapan gerhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, KTSP dengan mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah tidak mungkin bisa dipisahkan. Materi
yang diajarkan disesuaikan dengan KTSP yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah, termasuk Bahasa Indonesia.
Tujuan umum pembelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik
mampu menguasai kompetensi berbahasa dan bersastra yang meliputi
aspek: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Adapun tujuan
khusus pembelajaran Bahasa Indonesia adalah:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan etika yang
berlaku, baik lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara.
3. Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Berikut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas IX,
Semester I SMP yang digunakan sebagai acuan penelitian ini.
Kelas IX, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1. Memahami dialog
interaktif pada tayangan
televisi/siaran radio
1.1 Menyimpulkan isi dialog interaktif beberapa
narasumber pada tayangan televisi/siaran radio
1.2 Mengomentari pendapat narasumber dalam
dialog interaktif pada tayangan televisi/siaran
radio
Berbicara
2. Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
dalam bentuk komentar
2.1 Mengkritik/memuji berbagai karya (seni atau
produk) dengan bahasa yang lugas dan santun
2.2 Melaporkan secara lisan berbagai peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
dan laporan dengan menggunakan kalimat yang jelas
Membaca
3. Memahami ragam
wacana tulis dengan
membaca intensif dan
membaca memindai
3.1 Membedakan antara fakta dan opini dalam teks
iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca
intensif
3.2 Menemukan informasi yang diperlukan secara
cepat dan tepat dari indeks buku melalui
kegiatan membaca memindai
Menulis
4. Mengungkapkan
informasi dalam bentuk
iklan baris, resensi, dan
karangan
4.1 Menulis iklan baris dengan bahasa yang singkat,
padat, dan jelas
4.2 Meresensi buku pengetahuan
4.3 Menyunting karangan dengan berpedoman pada
ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata,
keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan
kebulatan wacana
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
5. Memahami wacana
sastra jenis syair
melalui kegiatan
mendengarkan syair
5.1 Menemukan tema dan pesan syair yang
diperdengarkan
5.2 Menganalisis unsur-unsur syair yang
diperdengarkan
Berbicara
6. Mengungkapkan
kembali cerpen dan
puisi dalam bentuk
yang lain
6.1 Menceritakan kembali secara lisan isi cerpen
6.2 Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi
dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi
dan suasana/irama yang dibangun
Membaca
7. Memahami wacana
sastra melalui kegiatan
membaca buku
kumpulan cerita
pendek (cerpen)
7.1 Menemukan tema, latar, penokohan pada
cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan
cerpen
7.2 Menganalisis nilai-nilai kehidupan pada cerpen-
cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menulis
8. Mengungkapkan
kembali pikiran,
perasaan, dan
pengalaman dalam
cerita pendek
8.1 Menuliskan kembali dengan kalimat sendiri
cerita pendek yang pernah dibaca
8.2 Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa
yang pernah dialami
Berdasarkan topik penelitian yang dipilih, SK dan KD yang
digunakan adalah Kompetensi menulis 8. Mengungkapkan kembali pikiran,
perasaan, dan pengalaman dalam cerita pendek dan Kompetensi Dasar 8.1b
Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. SK dan
KD ini akan digunakan dalam pembelajaran cerpen dengan pendekatan
saintifik.
2.4 Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
2.4.1 Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik.
Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan
pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan
hipotesis atau mengumpulkan data (Abdullah, 2014:50).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Aktifitas yang dilakukan dalam pembelajaran saintifik
(Abdullah, 2014: 54):
a. Melakukan Pengamatan atau Observasi
Observasi adalah menggunakan panca indra untuk
memperoleh informasi. Pengamatan observasi dapat
dilakukan secara dapat dilakukan secara kualitatif atau
kuantitatif. Pengamatan kualitatif mengandalkan pancaindra
dan hasilnya dideskripsikan secara naratif. Sedangkan
pengamatan kuantitatif untuk melihat karakteristik benda
pada umumnya menggunakan alat ukur karena
dideskripsikan menggunakan angka.
Data yang diamati dalam observasi sebaiknya
merupakan variabel, yakni data yang bervariasi untuk
sebuah karakteristik. Variabel yang akan diamati dapat
berupa variabel terikat atau variabel bebas.
b. Mengajukan Pertanyaan
Peserta didik perlu dilatih untuk merumuskan
pertanyaan terkait dengan topik yang akan dipelajari.
Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan
keingintahuan (curiosity) dalam peserta didik dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk belajar
sepanjang hayat. Pengajar perlu mengajukan pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dalam upaya memotivasi peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan
c. Melakukan Eksperimen/Percobaan atau Memperoleh
Informasi
Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan
melibatkan peserta didik dalam melakukan aktivitas
menyelidiki fenomena dalam upaya menjawab suatu
permasalahan. Guru juga dapat menugaskan peserta didik
untuk mengumpulkan data atau informasi dari berbagai
sumber.
d. Mengasosiasikan/menalar
Kemampuan mengolah informasi melalui penalaran
dan berpikir rasional merupakan kompetensi penting yang
harus dimiliki oleh peserta didik. Informasi yang diperoleh
dari pengamatan atau percobaan yang dilakukan harus
diproses untuk menemukan keterkaitan satu informasi
dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi, dan mengambil berbagai kesimpulan dari pola
yang ditemukan.
e. Membangun atau Mengembangkan Jaringan dan
Berkomunikasi
Kemampuan untuk membangun jaringan atau
berkomunikasi perlu dimiliki oleh peserta didik karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kompetensi itu sama pentingnya dengan pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman. Bekerja sama dalam sebuah
kelompok merupakan salah satu cara membentuk
kemampuan peserta didik untuk dapat membangun jaringan
atau berkomunikasi.
2.4.2 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis
Cerpen
Pedekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang
dilakukan melaui proses mengamati (observing), menanya
(questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating),
dan mengkomunikasikan (communicating). Kelima proses belajar
secara saintifik tersebut diimplementasikan pada saat memasuki
kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran
pendekatan saintifik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran
Mengamati (observing) Melihat, mengamati, membaca, mendengar,
menyimak (tanpa dan dengan alat).
Menanya (questioning) Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai
ke yang bersifat hipotesis.
Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan
mandiri (menjadi suatu kebiasaan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Mencoba (experimenting) Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan
yang diajukan.
Menentukan sumber data (benda, dokumen, buku,
eksperimen).
Mengumpulkan data.
Menalar (associating) Menganalisis data dalam bentuk membuat
kategori, menentukan hubungan data/kategori.
Menyimpulkan dari hasil analisis data.
Dimulai dari unstructured-uni structute-multi
structure-complicated structure.
Mengomunikasikan
(communicating)
Menyampaikan hasil konseptualisasi.
Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan,
gambar, atau media lainnya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai penerapan pendekatan saintifik dari
pada pembelajaran menulis cerpen ialah sebagai berikut.
1. Mengamati (observing)
Dalam kegiatan belajar dalam tahapan mengamati ini peserta didik
diarahkan untuk dapat mengamati (membaca) cerpen yang diberikan oleh
guru. Peserta didik juga diarahkan untuk dapat mengumpulkan informasi
awal yang berkaitan dengan unsur yang terdapat di dalam sebuah cerpen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Menanya (questioning)
Dalam tahapan ini guru memberikan pertanyaan yang
mengarahkan peserta didik untuk lebih menggali informasi berkaitan
dengan unsur yang terdapat dalam sebuah cerpen. Misalnya apakah yang
dimaksud dengan tokoh, penokohan, alur, dan sebagainya.
3. Mencoba (experimenting)
Dalam tahapan ini peserta didik membuat hipotesis yang berkaitan
dengan cerpen yang telah diamati, kemudian merancang percobaan untuk
menguji hipotesis tersebut.
4. Menalar (associating)
Setelah melalui tahap observasi, membuat hipotesis, kemudian
peserta didik menganalisis hasil tahapan sebelumnya dengan penalaran.
5. Mengomunikasikan (communicating)
Setelah menganalisis cerpen yang telah diberikan, hasil analisis
tersebut kemudian disampaikan melalui tulisan atau disampaikan secara
lisan di depan kelas. Kemudian bersama dengan guru menyimpulkan
kegiatan pendekatan saintifik yang telah dilakukan.
2.5 Kerangka Berfikir
Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh informasi bahwa hasil
belajar peserta didik kelas IX B semester 1 SMP Pangudi Luhur Bayat
Klaten tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis cerpen belum
maksimal. Pada umumnya peserta didik mengalami kesulitan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mengembangkan topik dan menyusun kalimat. Berdasarkan permasalahan
yang dihadapi oleh peserta didik, penelitian yang dilakukan peneliti
difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam menulis cerpen. Sebagai
pemecahan masalah dalam pembelajaran menulis cerpen, proses
pembelajaran dilakukan dengan pendekatan saintifik.
Peningkatan kemampuan menulis cerpen peserta didik dilakukan
dengan penerapan pendekatan saintifik. Selain proses pembelajaran yang
dilaksanakan dengan memperhatikan komponen dalam pendekatan
saintifik, pemilihan materi dan media pembelajaran juga disesuaikan
dengan karakteristik pembelajaran saintifik. Materi pembelajaran yang
digunakan adalah materi-materi yang tidak jauh dengan lingkungan hidup
peserta didik. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I
dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap (perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi). Data diperoleh dengan teknik tes dan nontes. Data
yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui presentase ketuntasan belajar
dan nilai rata-rata kelas.
2.6 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis yang akan
diajukan dalam penelitian adalah pendekatan saintifik dapat meningkatkan
kemampuan menulis cerpen peserta didik kelas IX A semester I SMP
Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu
dilakukan guru di kelasnya untuk memperbaiki pembelajarannya atau
menguji asumsi-asumsi teori kependidikan dalam praktek pembelajaran
(Sukardjono, 1999:1).
Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis cerpen ini
terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat langkah sebagai
berikut.
1. Perencanaan (planning) adalah persiapan program tindakan yang akan
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen peserta
didik.
2. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti
sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis cerpen peserta didik.
3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap peserta didik
selama pembelajaran menulis cerpen berlangsung.
4. Refeleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan
mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga
dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.1.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data
awal tentang kemampuan peserta didik dalam menulis cerpen.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IX A semester 1
SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten yang berjumlah 28 peserta
didik.
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih SMP Pangudi Luhur
Bayat Klaten yang beralamat di jalan Lemah Miring Paseban,
Bayat, Klaten sebagai tempat penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan September 2015 di kelas IX A SMP
Pangudi Luhur Bayat Klaten.
3.1.3 Variabel Penelitian
Ada dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu
variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikatnya adalah
peningkatan kemampuan menulis cerpen dan variabel bebasnya
adalah pendekatan saintifik.
3.1.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK)
yang mencangkup empat langkah, yaitu: (a)
perencanaan/planning, (b) tindakan/acting, (c)
pengamatan/observing, dan (d) refleksi/reflection. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kemmis dan Taggrart (1988 dalam Wiriatmadja, 2007: 66),
model untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Desain PTK model Spiral Kemmis dan MCTggart
Untuk memperjelas gambaran tindakan pada masing-masing siklus,
peneliti akan memaparkan uraian tiap-tiap tindakan yang akan dilaksanakan pada
setiap siklus.
a) Siklus I
(a) Perencanaan
Dalam penelitian ini, kegiatan perencanaan terjabar sebagai
berikut.
(1) Menyusun lembar observasi tentang kinerja guru dan
aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung dan pedoman wawancara bagi peserta didik
tentang tanggapan dan kesulitan yang dialami selama proses
pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti menyusun instrumen
Observasi
Perencanaan
SIKLUSI
Perencanaan
Tindakan Refleksi
dst.
SIKLUSII
RefleksiTindakan
Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pengumpul data untuk mengetahui karakteristik dan analisis
kebutuhan peserta didik.
(2) Tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses
pembelajaran dan wawancara terhadap peserta didik dan
guru kelas.
(3) Menganalisis hasil observasi dan wawancara sebagai dasar
untuk menyususun silabus dan RPP.
(4) Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
(5) Menyusun alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil
belajar peserta didik setelah menggunakan pendekatan
saintifik dalam kegiatan pembelajaran menulis cerpen di
kelas.
(b) Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan harus sesuai dengan
perencanaan. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan dalam
proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan dalam tahap ini
terdiri atas pendahuluan, inti, dan penutup.
(1) Pendahuluan
(2) Inti
(3) Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(c) Observasi
Observasi pada Siklus I yang dilakukan peneliti, yaitu
mengamati kinerja peserta didik selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan
menganalisis hasil tes tertulis peserta didik.
(d) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang
berlangsung pada siklus I, peneliti melakukan refleksi untuk
menemukan hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada
saat pembelajaran siklus I dilaksanakan. Hasil refleksi pada siklus I
akan digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan sebelum
siklus selanjutnya dilaksanakan.
b) Siklus II
(a) Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses pembelajaran
pada siklus I, peneliti menemukan beberapa hal yang perlu
deperbaiki sebelum siklus II dilaksanakan. Langkah-langkah
perbaikan yang dilakukan peneliti berdasarkan hasil refleksi tersebut
adalah sebagai berikut.
(1) Pada siklus II media pembelajaran harus dipersiapkan
sebelum waktu efektif pembelajaran berlangsung, sehingga
tidak menyita banyak waktu efektif yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(2) Pada saat akan menjelaskan materi pembelajaran guru
sebaiknya juga memerhatikan kesiapan peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran, sehingga tidak terjadi
masalah manajemen kelas seperti pada siklus I.
(3) Pada saat menjelaskan materi pembelajaran guru sebaiknya
memerhatikan tempo dan mempertimbangkan kemampuan
peserta didik dalam mengikuti dan memahami apa yang
dijelaskan guru.
(4) Pada pelaksanaan siklus II, penjelasan guru tentang cara
menulis cerpen dan contoh cerpen lebih ditekankan lagi,
agar pada saat siwa diminta menulis cerpen, peserta didik
tidak lagi mengalami kesulitan seperti pada siklus I.
(5) Pada pelaksanaan siklus II, guru harus dapat memerhatikan
alokasi waktu untuk setiap tahapan pembelajaran.
(b) Tindakan
(1) Pendahuluan
Pada bagian apersepsi guru menanyakan pengalaman siswa dalam
menulis cerpen dan menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu.
(2) Inti
Pada bagian inti terdapat tiga kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi
dan konfirmasi. Pada bagian eksplorasi, siswa bergabung dengan
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa dan siswa
diberi tugas untuk mendaftar topik yang akan diangkat sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
cerpen. Pada bagian elaborasi, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya, dan siswa menulis cerpen
dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya dengan
memperhatikan unsur cerpen. Pada bagian akhir yaitu konfirmasi,
guru memberikan penguatan tentang cara menulis cerpen yang baik
dan benar, dan siswa menanyakan kepada guru mata pelajaran dan
peneliti bila menemui kesulitan dalam menulis cerpen.
(3) Penutup
Pada kegiatan akhir adalah siswa dan guru melakukan refleksi
dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihadapi dalam
menulis cerpen, dan siswa menyimpulkan pelajaran.
(c) Observasi
Observasi pada Siklus II yang dilakukan peneliti, yaitu
mengamati kinerja peserta didik selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan
menganalisis hasil tes tertulis peserta didik.
(d) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang
berlangsung pada siklus II, peneliti melakukan refleksi untuk
menemukan hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada saat
pembelajaran siklus I dilaksanakan. Hasil refleksi pada siklus II akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan sebelum siklus
selanjutnya dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.1.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
dua teknik, yaitu teknik tes dan nontes.
a) Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam menulis cerpen. Data yang
dikumpulkan dengan teknik tes adalah hasil kerja peserta
didik dalam menulis cerpen.
b) Teknik Nontes
Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah:
(a) Hasil observasi
Observasi dilaksanakan sebelum peneliti
melaksanakan pembelajaran. Hal ini untuk
mengetahui beberapa media, metode, dan teknik
yang digunakan guru dalam pembelajaran.
(b) Hasil wawancara
Wawancara dengan guru, hal ini bertujuan
untuk mengetahui pandangan guru terhadap materi,
teknik, metode, dan media yang digunakan.
(c) Pengambilan gambar (foto)
Pengambilan gambar (foto) bertujuan agar
semua kegiatan penelitian dapat didokumentasikan
sebagai data. Pengumpulan data diperoleh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
observasi partisipasi langsung. Selama observasi
peneliti melakukan pengamatan mengenai
keterlibatan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran menulis puisi. Selain observasi,
peneliti juga menggunakan dokumentasi hasil
belajar peserta didik berupa nilai mengenai hasil
karya peserta didik.
3.1.6 Instrumen Penelitian
a. Lembar Pengamatan
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui fokus
pembelajaran, perhatian peserta didik, pengelolaan kelas,
metode dan media pembelajaran, penataan materi,
penilaian, interaksi guru dan peserta didik, dan respon guru
terhadap peserta didik. Berikut pedoman observasi
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Instrumen
observasi untuk guru di lampiran halaman ...
b. Instrumen Wawancara
Wawancara dilakukan dengan beberapa orang peserta
didik kelas IX A dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia
(peneliti) untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan pandangan peserta didik dan guru terhadap proses
pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini, serta
tanggapan guru terhadap masalah yang sering muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dalam kegiatan belajar mengajar, metode, dan media yang
biasa digunakan. Berikut ini beberapa pedoman pertanyaan
yang yang diajukan dalam wawancara dengan guru dan
peserta didik untuk mengetahui kondisi awal sebelum
penelitian dilaksanakan.
Tabel 1
Pertanyaan untuk Guru dan Peserta didik
No. Pertanyaan untuk guru Pertanyaan untuk peserta didik
1. Apa sajakah yang perlu Anda
siapkan sebelum mengajar?
Apa pendapat kamu tentang pelajaran
bahasa Indonesia?
2. Materi apakah yang Anda
gunakan dalam pembelajaran
menulis cerpen?
Menurut pendapatmu, apakah guru
bahasa Indonesia kamu menguasai
setiap materi yang diajarkan dengan
baik? Apa alasanmu?
3. Berapa KKM yang harus
dicapai peserta didik dalam
mata pelajaran Bahasa
Indonesia?
Apakah gurumu telah menyiapkan
materi dan media pembelajaran dengan
baik dan sistematis?
4. Aspek apa sajakah yang
menjadi prinsip penilaian
kemampuan menulis cerpen?
Apakah gurumu sering menyampaikan
materi dengan ceramah?
5. Metode pembelajaran seperti Apakah gurumu sering memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
apakah yang anda gunakan
dalam pembelajaran menulis
cerpen?
kesempatan kepada kamu untuk
memecahkan sebuah permasalahan
melalui kerja sama dengan teman yang
lain?
6. Bagaimana hasil kemampuan
peserta didik dengan metode
yang sudah diterapkan? Apakah
mencapai KKM?
Apa pendapatmu tentang pembelajaran
menulis cerpen di dalam kelas?
7. Media apa yang Anda gunakan
dalam pembelajaran menulis
cerpen?
Adakah kesulitan yang kamu temukan
dalam pembelajaran membaca? Apa
saja?
8. Kesulitan apa saja yang Anda
temui ketika mengajarkan
kemampuan menulis cerpen?
Pembelajaran seperti apakah yang
kamu inginkan untuk meningkatkan
kemampuan membaca cerpen?
3.1.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik penelitian yang digunakan
untuk menganalisis data penelitian dengan analisis deskriptif
kualitatif, objektivitas data yang diperoleh yaitu data hasil
observasi dan data prestasi belajar peserta didik. Analisis data ini
mencakup mengidentifikasi cerpen peserta didik berdasarkan
kriteria penilaian cerpen yang benar. Berdasarkan hasil
identifikasi, akan ditentukan kualitas tulisan peserta didik. Tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
akhir adalah penilaian dan pemberian skor pada hasil tulisan
peserta didik.
a. Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis
kualitatif yang diperoleh dari hasil nontes. Data yang
dianalisis adalah aktivitas peserta didik di kelas saat
pembelajaran berlangsung.
Tabel 2
Kriteria penilaian menulis cerpen
No. Aspek Kriteria
1. Kelengkapan
aspek formal
cerpen
Memuat
1) judul
2) nama pengarang
3) dialog
4) narasi
Hanya
memuat
tiga
subaspek
Hanya
memuat
dua
subaspek
Hanya
memuat
satu
subaspek
Skor Maks 25 20 15 10
2. Kelengkapan
unsur intrinsik
cerpen
Memuat
1) fakta cerita
(alur, tokoh, dan
latar)
2)
3) pengembangan
Memuat
ketiga
subaspek,
namun
tidak
lengkap
Hanya
memuat
dua
subaspek
Hanya
memuat
satu
subaspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tema yang relevan
dengan judul
(misalnya
fakta cerita
hanya
memuat
tokoh dan
alur)
Skor Maks 25 20 15 10
3. Keterpaduan
unsur/struktur
cerpen
Struktur disusun
dengan
memerhatikan
1) kaidah plot
(kelogisan, rasa
ingin tahu, kejutan
dan keutuhan),
penahapan plot
(awal, tengah dan
akhir)
2) dimensi tokoh
(fisiologis,
psikologis dan
sosiologis)
3) dimensi latar
(tempat, waktu
Memuat
ketiga
subaspek
namun
tidak
lengkap
Hanya
memuat
dua
subaspek
Hanya
memuat
satu
subaspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dan sosial)
Skor Maks 25 20 15 10
4. Kesesuaian
penggunaan
bahasa cerpen
Menggunakan
1) kaidah EYD
2) gaya bahasa
3) ragam bahasa
yang disesuaikan
dengan dimensi
tokoh dan latar
Memuat
ketiga
subaspek
namun
tidak
lengkap
Hanya
memuat
dua
subaspek
Hanya
memuat
satu
subaspek
Skor Maks 25 20 15 10
Semua nilai diatas akan dikonversikan menjadi angka 100 dengan kata lain, nilai
dikalikan 4.
Kategori/Krteria Penilaian
Tabel 3
Kategori Skala Nilai
Sangat Baik ≥ 81 – 100
Baik ≥ 61 – 80
Kurang ≥ 41 – 60
Sangat Kurang ≤ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3.1.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian dapat dilihat dari
meningkatnya hasil tes pembelajaran menulis cerpeni
peserta didik. Peningkatan hasil menulis ini menunjukkan
peningkatan kemampuan peserta didik dalam menulis
cerpen. Keberhasilan tindakan tidak hanya ditekankan pada
hasil akhir yang dicapai melainkan juga pada proses
berlangsungnya penelitian. Indikator keberhasilan sebagai
tolak ukur ketercapaian target penerapan tindakan.
Penelitian ini dikatakan berhasil jika pada siklus I mencapai
KKM yaitu dengan nilai 65.
Tabel 4
Indikator Pencapaian Keberhasilan
No. Indikator Siklus I Siklus II
1. Jumlah
siswa yang
mencapai
KKM
50% peserta didik
mencapai KKM
dalam kompetensi
dasar menulis
cerpen
70% peserta didik
mencapai KKM dalam
kompetensi dasar
menulis cerpen
2. KKM 65 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Pada subbab ini dipaparkan hasil penelitian terhadap kemampuan
siswa kelas IX A semester 1 SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun
ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis cerpen. Hasil penelitian
yang akan diuraikan meliputi data yang diperoleh dari instrumen tes dan
nontes pada siklus I dan siklus II. Data dari instrumen tes berupa cerpen
yang ditulis siswa, sedangkan data dari instrumen nontes berupa hasil
observasi, wawancara, refleksi, dan dokumentasi. Data tes disajikan dalam
bentuk data kuantitatif, sedangkan data nontes disajikan dalam bentuk
deskriptif data kualitatif. Sistem penyajian dalam bentuk tabel, grafik, dan
analisis yang berupa tafsiran terhadap isi tabel dan grafik tersebut.
Selanjutnya, untuk data nontes dipaparkan dalam bentuk rangkaian
kalimat.
4.1.1 Pretest
Sebelum melakukan tindakan, peneliti telah melakukan
observasi mulai tanggal 1 September sampai tanggal 30 September
2015. Pada kondisi awal, para peserta didik belum ada stimulus.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dari data yang diperoleh pada pretest dapat dilihat bahwa
banyak siswa yang belum mencapai kriteria BAIK (61 - 80).
Hanya ada 5 peserta didik atau 17,86% yang sudah memenuhi nilai
dalam kriteria BAIK. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh yaitu
57,32%. Itu artinya nilai rata-rata kelas belum memenuhi standar
kriteria keberhasilan tindakan.
4.1.2 Siklus 1
Pelaksanaan siklus I merupakan langkah awal penelitian
menulis cerpen. Dalam siklus ini, peneliti mencoba untuk
memperbaiki dan memecahkan masalah yang ada pada pra-siklus.
Berikut ini merupakan hasil pelaksanaan siklus I yang meliputi
tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan Siklus I
Dalam tahapan ini, peneliti merencanakan dan
mempersiapkan segala sesuatu sebelum penelitian
dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan meliputi:
1) Menyusun jadwal penelitian bersama kolaborator.
2) Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa
dalam menulis cerpen tersebut melalui hasil pretes.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
sebelumnya, peserta masih belum bisa menulis
cerpen dengan baik dan benar.
3) Mempersiapkan materi pengertian cerpen, ciri-ciri
cerpen, unsur-unsur cerpen, dan langkah-langkah
menulis cerpen.
4) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran ini dilakukan dalam beberapa kali
pertemuan. Materi yang akan diajarkan pada
pertemuan pertama akan difokuskan pada
pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen (jumlah katanya
tidak lebih dari 10.000 kata, memiliki bentuk cerita
yang pendek, isi ceritanya berasal dari kehidupan
sehari-hari, hampir seluruh tokoh yang ada dalam
cerpen mengalami masalah dan konflik, kalimat,
susunan kata-kata yang digunakan bersifat
sederhana, alur cerita dalam cerpen bersifat tunggal
dan lurus, penokohan pada cerpen sangat
sederhana), unsur-unsur cerpen (tema, latar atau
setting, pesan atau amanah, penokohan, sudut
pandang, alur), langkah-langkah menulis cerpen (
siapkan tema, tentukan jenis cerpen, tentukan
segmen, tentukan tokoh, tentukan konflik, tentukan
penyelesaian, tentukan judul).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada tahapan ini adalah
melaksanaan rencana yang telah dibuat seperti pada tahap
sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan 2
kali pertemuan. Kegiatan pada siklus ini berlangsung
selama 2JP (80 menit) dalam setiap pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus I
dilaksanakan pada tanggal 9 September 2015, pukul
11.35 – 12.55 WIB. Tujuan yang akan dicapai pada
pertemuan pertama yaitu memahami pengertian
cerpen, menjelaskan ciri-ciri cerpen, menjelaskan
unsur-unsur cerpen, dan menjelaskan langkah-
langkah menulis cerpen. Berikut ini merupakan
uraian kegiatan pada pertemuan pertama:
a) Peneliti bersama kolaborator masuk ke
dalam kelas untuk memulai kegiatan belajar
mengajar. Dalam kegiatan ini, peneliti
bertindak sebagai fasilitator dan kolaborator
bertindak sebagai guru pendamping.
Setelah semua peserta siap mengikuti
kegiatan belajar mengajar, lalu peneliti
menjelaskan tentang pengertian cerpen,ciri-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
ciri cerpen, unsur-unsur cerpen, dan
langkah-langkah menulis cerpen.
b) Untuk awal kegiatan ini peneliti
menjelaskan tentang pengertian cerpen,
ciri-ciri cerpen (jumlah katanya tidak lebih
dari 10.000 kata, memiliki bentuk cerita
yang pendek, isi ceritanya berasal dari
kehidupan sehari-hari, hampir seluruh
tokoh yang ada dalam cerpen mengalami
masalah dan konflik, kalimat, susunan kata-
kata yang digunakan bersifat sederhana,
alur cerita dalam cerpen bersifat tunggal
dan lurus, penokohan pada cerpen sangat
sederhana), unsur-unsur cerpen (tema, latar
atau setting, pesan atau amanah,
penokohan, sudut pandang, alur), langkah-
langkah menulis cerpen ( siapkan tema,
tentukan jenis cerpen, tentukan segmen,
tentukan tokoh, tentukan konflik, tentukan
penyelesaian, tentukan judul).
c) Bahan menulis cerpen pada pertemuan ini
dimulai dari yang sederhana dengan tujuan
mengenalkan pengertian cerpen, ciri-ciri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
cerpen, unsur-unsur cerpen, dan langkah
langkah menulis cerpen kepada para peserta
didik. Materi tersebut dapat dilihat dibawah
ini:
1) Pengertian cerpen
Cerita pendek atau cerpen merupakan cerita fiksi
bentuk prosa yang padat, yang unsur ceritanya terpusat
pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan
pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan cerita
memberikan kesan tunggal (Jabrohim, 1994: 165-166).
Cerita pendek menurut KBBI edisi keempat
(2008:263) adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000
kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan
dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu
situasi (pada suatu ketika).
2) Ciri Ciri Cerpen
(a) Cerpen memiliki bentuk cerita yang pendek, lebih
pendek dari novel. Beberapa sumber menyatakan
bahwa ciri ciri cerpen bersifat singkat dan padat.
(b) Jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata. Ciri
ciri cerpen yang satu ini diambil dari pengertian
cerpen menurut KBBI. Beberapa sumber lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menerangkan bahwa jumlah kata dari cerpen
sekitar 5000 kata atau 2-20 halaman kertas.
(c) Isi ceritanya berasal dari kehidupan sehari-hari
(biasanya dari pengalaman pribadi atau orang lain).
Ciri cerpen ini sudah jelas menggambarkan kenapa
cerpen itu dapat menceritakan sesuatu dengan cara
yang lebih singkat dari novel akan tetapi tetap
dapat menyampaikan pesannya.
(d) Tidak mengangkat atau menceritakan semua latar
belakang pemain atau pelaku dalam cerita atau
kisah tersebut, hanya melukiskan masalah tunggal,
tokoh utama dan inti sarinya saja. Ciri cerpen ini
mendukung dan menegaskan kenapa cerpen
memang harus "cerita pendek".
(e) Hampir seluruh tokoh yang ada dalam cerpen
mengalami masalah atau konflik yang
berhubungan dengan tokoh utama.
(f) Kalimat, susunan dan kata kata yang digunakan
bersifat sederhana dan mudah dimengerti sehingga
pembaca mampu memahami dengan cepat dan
deskripsi yang singkat.
(g) Kesan yang muncul saat dan setelah membaca
cerpen cukup mendalam sehingga pembaca dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
merasakan isi cerpen. Ciri ciri cerpen ini menjadi
alasan sehingga banyak orang yang tetap
menunggu cerpen dalam terbitan tabloid atau
majalah.
(h) Biasanya hanya satu kejadian besar dan beberapa
kejadian pendukung yang ada.
(i) Alur cerita dalam cerpen bersifat tunggal dan lurus
(j) Penokohan pada cerpen sangat sederhana, tidak
mendalam dan singkat
3) Unsur Unsur Cerpen
Sebelum itu, anda harus menyadari bahwa unsur
unsur cerpen atau semua jenis prosa ada dua yaitu
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
adalah unsur-unsur yang ada dalam tubuh prosa itu
sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur unsur
yang membangun di luar sebuah karya sastra atau
prosa tersebut dengan kata lain latar belakang penulis
dan lingkungan penulis saat itu. Dalam cerpen sendiri,
terdapat 6 unsur intrinsik cerpen yang sering disebut
unsur pembentuk cerpen atau unsur penyusun cerpen.
Berikut 6 unsur intrinsik cerpen tersebut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(a) Tema
Tema adalah inti atau ide dasar dari sebuah
cerita. Dalam hal ini cerita pendek atau cerpen.
Sudah selayaknya dalam sebuah cerita terdapat
tema dalamnya. Untuk membentuk suatu tema
dari sebuah cerpen, seorang penulis cerpen
haruslah membangunnya dari masalah ataupun
suatu permasalahan keseharian atau kehidupan
yang ada dan layak jadi sebuah renungan.
(b) Latar atau setting
Latar atau setting cerpen dapat berupa
tempat, suasana, waktu, dan budaya yang menjadi
ruang atau wadah cerita tersebut.
(c) Pesan atau amanah
Dalam sebuah cerpen, unsur ini haruslah
ada. Jikalau unsur pesan tidak ada, maka
sepertinya tidak layak disebut sebagai sebuah
karya sastra cerpen. Pesan pengarang cerpen dapat
berupa nilai didik yang hendak disampaikan baik
secara eksplisit ataupun secara implisit.
(d) Penokohan
Dalam cerpen, watak watak yang dimiliki
tokoh digambarkan lengkap dengan sifatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dalam cerita pendek, baik dengan jelas ataupun
disamarkan.
(e) Sudut Pandang (Point of view)
Sudut pandang dalam sebuah cerpen
umumnya menempatkan pengarang sebagai orang
pertama. Akan tetapi, sering juga pengarang
sebagai orang kedua, orang ketiga dan bahkan di
luar cerita. Sudut pandang pengarang dalam cerita
sebagai orang pertama biasanya memberikan
cerita yang lebih pendek dari sudut yang lainnya.
(f) Alur
Unsur intrinsik cerpen yang satu ini tidak
begitu jelas terlihat. Tentulah hal ini karena
pendeknya "cerpen". Akan tetapi, bila dihendaki
oleh pengarang, dapat diberikan tahapan tahapan
dalam alur cerpen. Kelemahannya, semakin jelas
alur dan semakin banyak alur yang ada, akan
semakin panjang "cerpennya".
4) Langkah Langkah Menulis Cerpen
(a) Siapkan tema
Anda dapat memilih tema persahabatan,
percintaan, misteri, dan lain-lain. Menulis tanpa
berpegang pada satu tema bisa-bisa hanya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
membuat Anda duduk kebingungan di depan
komputer dan membuang waktu dengan percuma.
(b) Tentukan jenis cerpen
Cerpen seperti apa nan ingin ditulis? Cerpen
horor, komedi, drama, romantis, misteri, religi,
atau drama komedi? Jika sejak awal Anda sudah
menentukan akan membuat cerpen komedi,
misalnya, fokuslah buat menulis cerpen yang
benar-benar lucu, bukan lucu nan nanggung.
(c) Tentukan segmen
Pastikan dulu apakah Anda akan menulis
cerpen anak, remaja, atau dewasa. Menulis cerpen
buat anak-anak jelas tidak sama dengan menulis
cerpen buat remaja, apalagi buat dewasa.
(d) Tentukan tokoh
Siapa yang akan menjadi tokoh primer
dalam cerpen Anda? Siapkan nama-nama tokoh
primer dan beri karakter buat setiap tokoh primer
dan tokoh-tokoh lainnya yang ada di dalam cerpen.
(e) Tentukan konflik
Cerpen tanpa konflik tentu akan hambar, tidak ada
gregetnya. Jadi, siapkan konflik. Konflik ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
muncul di tengah-tengah cerita, dapat pula
langsung menggebrak di awal cerita.
(f) Tentukan penyelesaian (ending) cerita
Kalau kata grup band Armada, "Mau dibawa
ke mana interaksi kita...". Begitu juga dengan
menulis cerpen. Mau dibawa ke mana cerpen nan
akan Anda tulis? Ke akhir yang senang (happy
ending) , akhir yang menyedihkan (sad ending) ,
atau akhir yang menggantung (hanging ending) ?
(g) Tentukan judul
Jangan lupa, pilih judul yang singkat, namun
bisa menggambarkan isi cerpen yang ditulis. Tak
masalah jika Anda menentukan judul ini
belakangan atau bahkan ketika cerpen telah selesai
ditulis. Tapi, ingat! Jangan sampai melakukan
kesalahan fatal dengan tak mencantumkan judul
cerita.
d) Peneliti mengajak peserta didik untuk menulis cerpen.
Apabila sudah dirasa cukup, peneliti mengucapkan salam
dan meninggalkan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada tanggal
11 September 2015, pukul 09.20 – 10.40 WIB. Pada pertemuan
kedua siklus I, peneliti mengadakan tes akhir siklus I. Tes ini
dilaksanakan untuk mengetahui hasil menulis cerpen. Berikut ini
penjabaran kegiatan pada pertemuan kedua:
a) Peneliti bersama kolaborator masuk ke dalam kelas untuk
memulai kegiatan belajar mengajar bersama-sama dengan
peserta didik.
b) Sebelum tes dilaksanakan, peneliti mengajak peserta didik
untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya. Setelah itu tes dilaksakan, dan
pengambilan nilai dilakukan cara setiap peserta didik
menulis cerpen sesuai dengan pengalaman pribadi masing
masing dengan tema “persahabatan”.
c) Setelah tes dilaksanakan, peneliti menutup pertemuan
terakhir ini dengan mengucapkan salam.
c. Hasil Observasi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 2 kali
pertemuan bersama peneliti, hasil yang didapat adalah:
1) Peserta didik masih kurang memahami cara menulis cerpen
pada kelengkapan unsur intrinsik cerpen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2) Masih banyak peserta didik yang kurang memahami cara
menulis cerpen dengan memperhatikan keterpaduan
unsur/struktur cerpen.
3) Peserta didik masih kurang memahami cara menulis cerpen
dengan memperhatikan kesesuaian penggunaan bahasa cerpen.
4) Beberapa peserta didik masih belum serius ketika menulis
cerpen, terbukti dari nilai pretes
5) Masih banyak peserta didik yang masih saling bertanya dengan
teman yang lain.
6) Waktu untuk menulis cerpen kurang efektif diakibatkan karena
masih banyak siswa yang masih bertanya satu sma lain.
7) Masih banyak peserta didik yang malu bertanya kepada
peneliti ketika mengalami kesulitan dalam menulis cerpen.
Dari hasil nilai tes pada siklus I peserta didik SMP Pangudi
Luhur Bayat Klaten. Nilai rata-rata peserta didik SMP tersebut
adalah 58,75%. Jika dilihat dari hasil tes masing-masing
peserta didik, terdapat 11 peserta didik yang sudah memenuhi
nilai dalam kriteria BAIK dengan persentase 39,29% dan 17
peserta didik yang memenuhi nilai dalam kriteria KURANG
dengan persentase 60,71%. Didasari oleh nilai yang didapat
sebelum dan sesudah mendapatkan tindakan mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
peningkatan sebesar 1,96 %. tetapi peserta didik masih belum
memenuhi kriteria baik.
d. Refleksi Siklus I
Menulis cerpen dalam kegiatan belajar mengajar di SMP
Pangudi Luhur Bayat Klaten masih belum mencapai nilai dengan
kategori baik, karena masih terdapat beberapa kendala selama proses
pembelajaran berlangsung. Beberapa kendala yang dihadapi antara
lain:
1) Bagi siswa pemanfaatan waktu dalam menulis cerpen harus
lebih digunakan dengan sebaik mungkin.
2) Pada saat peneliti menjelaskan materi masih banyak peserta
didik yang berbicara sendiri, membuat gaduh kegiatan belajar
mengajar, terdapat siswa yang mengantuk, dan masih belum
serius ketika sesi bertanya jawab.
3) Materi yang diberikan oleh peneliti masih belum
mempengaruhi hasil menulis cerpen, karena metode yang
digunakan oleh guru masih menggunakan metode
konvensional atau terpusat oleh guru, sehingga peserta didik
tidak berkembang.
4.1.3 Siklus II
Pelaksanaan siklus II ini merupakan tindakan lanjutan
pembelajaran menulis cerpen. Dalam siklus ini, peneliti
mencoba untuk melanjutkan penelitian pada siklus I, setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
melihat hasil siklus I sebagai acuan yang dirasa masih harus
diberikan pembelajaran melalui pendekatan saintifik. Berikut
ini merupakan hasil pelaksanaan siklus II yang meliputi
tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi.
a. Perencanaan Siklus II
Dalam tahapan ini, peneliti merencanakan dan
mempersiapkan segala sesuatu sebelum penelitian
dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan meliputi:
1) Mengidentifikasi masalah melalui hasil tes pada
siklus 1. Berdasarkan hasil observasi, peserta didik
masih belum mampu menulis cerpen dengan baik.
Pada siklus II ini, menulis cerpen harus lebih
ditingkatkan lagi dengan memperhatikan materi
tentang cerpen.
2) Mempersiapkan contoh cerpen yang akan diberikan
dan juga materi yang akan diajarkan kepada peserta
didik. Contoh cerpen yang dipelajari adalah cerpen
karya AA Navis yang berjudul “Dua Orang
Sahabat”.
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran ini dilakukan dalam beberapa kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pertemuan. Materi yang akan diajarkan pada
pertemuan pertama akan difokuskan sama seperti
pertemuan sebelumnya pada siklus I yaitu
pengertian cerpen, menjelaskan ciri-ciri cerpen,
menjelaskan unsur-unsur cerpen, dan menjelaskan
langkah-langkah menulis cerpen. Untuk pertemuan
kedua, materi pembelajaran masih sama seperti
pertemuan pertama yaitu mempelajari tentang unsur-
unsur cerpen dan langkah-langkah menulis cerpen,
agar peserta didik mampu menulis cerpen dengan
baik.
4) Membagi peserta didik menjadi 7 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4 orang.
b. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada tahapan ini adalah
melaksanakan rencana yang telah dibuat seperti pada tahap
sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan
2 kali pertemuan. Kegiatan pada siklus ini berlangsung
selama 2JP (80 menit).
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus II
dilaksanakan pada tanggal 23 September 2015,
pukul 11.35 – 12.55 WIB. Tujuan yang akan dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pada pertemuan pertama yaitu menulis cerpen
dengan memperhatikan materi tentang cerpen.
Berikut ini merupakan uraian kegiatan pada
pertemuan pertama:
a) Peneliti bersama kolaborator masuk ke dalam
kelas untuk memulai kegiatan menulis
cerpen. Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak
sebagai pelatih dan kolaborator bertindak
sebagai pengamat. Setelah semua peserta
siap mengikuti kegiatan belajar mengajar,
peneliti memberikan salam pembuka dan
berdoa, kemudian menjelaskan tujuan yang
akan dicapai setelah mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
b) Setelah itu peneliti mengajak peserta didik
untuk mengamati contoh cerpen dari penulis
AA Navis. Contoh cerpen dilakukan guna
mempersiapkan diri sebelum masuk ke
materi menuulis cerpen, supaya mereka dapat
menulis cerpen dengan baik dan benar sesuai
dengan materi cerpen yang telah diajarkan.
c) Untuk permulaan pada kegiatan ini, peserta
didik mempelajari contoh cerpen yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
diberikan. Setelah mempelajari contoh
cerpen tersebut, peneliti mengajak peserta
didik untuk menulis cerpen.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan
pada tanggal 25 September 2015, pukul 09.20 –
10.40 WIB. Pada pertemuan keempat siklus II,
peneliti mengadakan tes akhir siklus II. Tes ini
dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan nilai
akhir menulis cerpen peserta didik SMP Pangudi
Luhur Bayat Klaten melalui pendekatan saintifik.
Berikut ini penjabaran kegiatan pada pertemuan
kedua:
a) Peneliti bersama kolaborator masuk ke dalam
kelas untuk memulai kegiatan belajar
mengajar bersama-sama dengan peserta
didik. Peneliti mengumumkan kepada peserta
didik bahwa pertemuan ini akan dilakukan
tes.
b) Sebelum tes dilaksanakan, peneliti mengajak
peserta didik diajak untuk mengingat materi
yang sudah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya. Setelah itu tes dilaksakan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pengambilan nilai dilakukan dengan dengan
menulis cerpen yang baik dan benar.
c) Setelah tes dilaksanakan, peneliti menutup
pertemuan terakhir ini dengan mengucapkan
salam.
c. Hasil Observasi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama
2 kali pertemuan bersama guru mata pelajaran, hasil yang
didapat adalah:
1) Penulisan cerpen dengan menggunakan pendekatan
saintifik, sudah mengalami peningkatan.
2) Pendekatan saintifik memberikan pengaruh
peningkatan nilai dalam menulis cerpen.
3) Peserta didik lebih serius dalam menulis cerpen
dengan menggunakan pendekatan saintifik.
4) Peserta didik terlihat lebih serius dan antusias ketika
menulis cerpen dibandingkan dengan hasil menulis
cerpen pada siklus I.
5) Pada saat menulis cerpen, peserta didik saling
bertanya jawab dan mengingatkan jika ada yang
mengalami kesulitan ketika menulis cerpen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
6) Peserta didik yang biasanya sering membuat gaduh
di kelas, sekarang terlihat serius ketika mereka
menulis cerpen.
7) Peserta didik dapat memanfaatkan waktu dengan
efektif ketika menulis cerpen, terlihat mereka sangat
serius dan tidak ada yang ijin keluar kelas.
Dari data yang diperoleh, menunjukkan hasil nilai
tes pada siklus II menulis cerpen SMP Pangudi Luhur Bayat
Klaten. Nilai rata-rata peserta didik di SMP tersebut adalah
75,36%. Jika dilihat dari hasil tes masing-masing peserta
didik, terdapat 4 peserta didik yang sudah memenuhi nilai
dalam kriteria SANGAT BAIK dan 24 peserta didik yang
sudah memenuhi nilai dalam kriteria BAIK. Persentase
peserta didik yang memenuhi kriteria keberhasilan tindakan
adalah 100%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
upaya meningkatkan kemampuan menulis cerpen dengan
menggunakan pendekatan saintifik pada peserta didik SMP
Pangudi Luhur Bayat Klaten tersebut pada siklus II dapat
dikatakan berhasil dengan baik.
d. Refleksi Siklus II
Setelah siklus II selesai, peneliti dan kolaborator
mendiskusikan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil tes
yang dilakukan pada siklus II, pembelajaran yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dilakukan sudah berjalan dengan baik sesuai rencana.
Peserta didik mengalami peningkatan menulis cerpen yang
dimulai dari pretes, siklus I, sampai dengan siklus II.
Dari hasil siklus ini, didapat semua peserta didik
telah mencapai kriteria keberhasilan tindakan. Setelah
berkoordinasi dengan guru mata pelajaran, maka proses
tindakan ini disepakati untuk berhenti sampai pada siklus
II.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada subbab ini dibahas peningkatan kemampuan siswa dalam
pembelajaran menulis cerpen. Pembahasan hasil penelitian ini bertujuan
untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat oleh peneliti,
yaitu apakah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dapat
meningkatkan kemampuan menulis cerpen menggunakan pendekatan
saintifik pada siswa kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun
ajaran 2015/2016.
Data tes menulis cerpen ini diambil dari nilai setiap aspek yang
telah ditentukan dalam pedoman penilaian yang ditetapkan. Aspek-aspek
yang dinilai pada hasil tes tertulis siswa yaitu kelengkapan aspek formal
cerpen, kelengkapan unsur intrinsik cerpen, keterpaduan unsur/struktur
cerpen dan, kesesuaian penggunaan bahasa cerpen. Secara terperinci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
peningkatan kemampuan siswa pada setiap aspek penilaian dari kondisi
awal, siklus 1, dan siklus 2 akan dijelaskan sebagai berikut.
4.3 Peningkatan Kemampuan Berdasarkan Nilai Rata-Rata Siswa
Peningkatan hasil tes menulis cerpen untuk seluruh aspek dapat
pula dilihat dari peningkatan jumlah nilai rata-rata siswa pada kondisi
awal, siklus I, dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik
berikut.
Pretest Siklus I Siklus II
Rata-rata 57,32 58,75 75,36
Grafik 1
Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa pada Pembelajaran Menulis Cerpen
dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pretest Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata
Pretest
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Grafik tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata pada
kondisi awal adalah 57,32. Setelah pelaksanakan siklus I, nilai rata-rata
siswa meningkat menjadi 58,75. Pada pelaksanaan siklus II nilai rata-rata
siswa meningkat menjadi 75,36. Berdasarkan data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan
pendekatan saintifik dapat dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
menulis cerpen memberikan dampak positif pada diri peserta didik.
Penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis cerpen.
4.4 Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan Ketuntasan Belajar
Peningkatan kemampuan menulis cerpen juga dapat diketahui dari
banyaknya siswa yang tuntas dalam menulis cerpen. Data tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5
Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas
No. Siklus
Jumlah Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
1. Pretest 5 23
2. Siklus I 14 14
3. Siklus II 20 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Data yang ada pada tabel tersebut, dapat digambarkan dalam
diagram lingkaran seperti yang akan ditampilkan sebagai berikut. Tujuan
penyajian diagram lingkaran ini adalah untuk lebih memperjelas
peningkatan kemampuan siswa yang tuntas dan tidak tuntas.
Diagram 1
Persentase Ketuntasan Kemampuan Awal Menulis Cerpen Siswa Kelas IX A
SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, diketahui bahwa pada
pretest jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran menulis cerpen
hanya 5 orang atau 17,86 % dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28
orang. Jumlah siswa yang tidak tuntas 23 orang atau 82,14 %. Siswa
tidak tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM yang
ditetapkan.
Pretest
Tuntas
Tidak Tuntas
17,86 %
82,14 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Diagram 2
Persentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas IX A
SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Siklus I
Setelah tindakan siklus I dilaksanakan, data menunjukkan adanya
peningkatan prosentase siswa yang mencapai KKM. Pada siklus ini, jumlah siswa
yang tuntas sebanyak 11 orang atau 39,29% dari keseluruhan siswa yang
berjumlah 28 orang. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 17 orang atau
60,71% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28 orang.
Siklus I
Tuntas
Tidak Tuntas
39,29 %
60,71 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Diagram 3
Persentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas IX A
SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Siklus II
Siklus II
Tuntas100 %
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
Siklus II
Sangat Baik
Baik
14,29%
85,71%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Siklus II dilaksanakan karena jumlah siswa yang tuntas pada siklus
I belum mencapai target minimal yang ditetapkan untuk siklus II yaitu
sebesar 75%. Untuk mencapai target tersebut, peneliti melaksanakan
siklus II. Berdasarkan diagram tersebut, hasil yang dicapai pada
penerapan siklus II jumlah peserta didik semuanya tuntas dalam menulis
cerpen. Tetapi ada dua kriteria keberhasilan nilai menulis cerpen, yaitu
kriteria sangat baik dan kriteria baik. Adapun peserta didik yang masuk
dalam kategori nilai sangat baik yaitu berjumlah 4 orang atau 14,29 %
dari keseluruhan peserta didik yang berjumlah 28 orang. Jumlah speserta
didik yang masuk dalam kategori nilai baik yaitu berjumlah 24 orang
atau 85,71 % dari keseluruhan peserta didik yang berjumlah 28 orang.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan
pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran menulis cerpen berhasil
meningkatkan nilai hasil menulis cerpen dibandingkan dengan siklus
sebelumnya, karena dapat meningkatkan kemampuan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada bab IV, dapat
disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik terbukti dapat
meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX A SMP Pangudi
Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis
cerpen. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang menunjukkan adanya
peningkatan nilai hasil menulis cerpen siswa. Hasil analisis data
kemampuan siswa menunjukkan bahwa pada kondisi awal, hanya 5 orang
dari 28 siswa atau 17,86% siswa tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus I
terjadi peningkatan menjadi 11 siswa atau 39,29 % siswa tuntas dalam
pembelajaran. Pada siklus II pada nilai akhir mengalami peningkatan
tuntas semuanya, dengan kata lain kriteria penilaian dalam kategori baik
sudah tercapai, bahkan terdapat beberapa peserta didik yang tergolong
dalam kriteria nilai sangat baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan siswa dalam menulis cerpen mengalami peningkatan
yang cukup signifikan dilihat dari jumlah siswa yang tuntas dalam setiap
proses pembelajaran menulis cerpen.
Peningkatan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran
menulis cerpen menggunakan pendekatan saintifik dapat pula dilihat dari
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
hasil uji hipotesis yang dilakukan peneliti. Hasil uji hipotesis dari kondisi
awal hingga siklus II menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel.
Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dari
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menjawab
dengan hipotesis yang telah dirumuskan, yaitu pendekatan saintifik dapat
meningkatkan kemampuan siswa kelas IX A semester 1 SMP Pangudi
Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis
cerpen.
5.2 Saran
Melalui penelitian ini, banyak pengalaman yang diperoleh peneliti
mengenai proses pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis cerpen
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Berdasarkan pengalaman
tersebut, peneliti memberikan beberapa saran bagi pihak-pihak yang
terkait dengan penelitian ini.
1. Bagi guru bahasa Indonesia SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten
Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada
kompetensi dasar menulis cerpen dengan memperhatikan
aspek formal cerpen, unsur intrinsik cerpen, keterpaduan
unsur/struktur cerpen, dan kesesuaian penggunaan bahasa
cerpen lebih ditingkatkan lagi ketika mengajar, karena dengan
memperhatikan beberapa aspek tersebut ketika mengajar di
kelas mungkin lebih efektif lagi dan peserta didik lebih
atraktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dapat
dijadikan sebagai alternatif, apabila guru ingin menerapkan
metode dan teknik lain dalam pembelajaran. Penggunaan
pendekatan saintifik memberi peluang bagi peserta didik untuk
terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang variatif dapat diterapkan oleh guru,
sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terkesan monoton dan
para siswa tidak merasa bosan ketika belajar di sekolah setiap
hari. Setiap pembelajaran pasti terjadi proses dan hasil, maka
dari itu guru harus lebih memperhatikan karakter masing
masing peserta didik agar Setiap proses tindakan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran berjalan dengan baik dan
tercipta suasana kelas yang harmonis. Pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik dapat dijadikan alternatif
dalam proses pembelajaran. Pendekatan saintifik terbukti dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen,
terbukti bahwa siswa dapat mengaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah
satu sumber informasi mengenai kemampuan siswa kelas IX
dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan
pendekatan saintifik. Hasil penelitian ini dapat pula dijadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sebagai acuan atau model penelitian tindakan kelas bagi guru
Bahasa Indonesia atau guru mata pelajaran lain di SMP
Pangudi Luhur Bayat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi motivasi bagi para guru di SMP Pangudi Luhur Bayat
untuk melakukan penelitian tindakan kelas sehingga mutu
pembelajaran dan prestasi siswa dapat terus ditingkatkan.
3. Peneliti lain
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
menulis cerpen siswa SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten kelas
IX A semester 1 tahun ajaran 2015/2016 dapat ditingkatkan
dengan penerapan pendekatan saintifik. Oleh sebab itu, hasil
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
sejenis. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan
untuk melakukan penelitian terhadap tiga keterampilan
berbahasa lainnya yaitu berbicara, membaca dan menyimak
dengan menggunakan metode pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan pendekatan saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013.Jakarta: Bumi Aksara.
Abrams, M.H. 1976. “Orientation of Critical Theories” dalam buku The MirrorTheLamp:Romantic Theory and the Critical Tradition. Oxford: OxfordUniversity Press.
Aminudin. 1995. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Penerbit Sinar Baru.Aglesindo.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta: BalaiPustaka.
Hartoko, Dick dan Bernardus Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra.Yogyakarta: Kanisius.
Jabrohim (ed.). 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi danKontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Menulis secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra .Yogyakarta: BPFE.
Rahmanto, B. 1996. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sayuti, Suminto A. 2006. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: GamaMedia.
Setyaningsih, Y. T. 2009. Unsur Intrinsik Cerpen “Monumen” Karya NH. Dinidan Implementasinya dalam Pembelajaran Cerpen di SMP Kelas IXSemester I. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PTGramedia.
Suparno, Paul. 2002. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:Kanisius.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Satu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.
Tarigan, Dajgo dan H.G. Tarigan. 1990. Teknik Pengajaran KeterampilanBerbahasa. Bandung: Aksara.
Wahana Komputer. 2009. Pengolahan Data statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta:Salemba Infotek.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusatraan. Jakarta: PTGramedia.
Wiriatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Rosdakarya.
Wulandari, R. H. D. S. 2010. Analisis Struktural Cerpen “Kartu Pos Dari Surga”Karya Agus Noor dan Implementasinya dalam Pembelajaran Cerpen diSMA. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Silabus
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas IX, Semester I SMP
Pangudi Luhur Bayat Klaten yang digunakan sebagai acuan penelitian ini.
Kelas IX, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1. Memahami dialog
interaktif pada tayangan
televisi/siaran radio
1.1 Menyimpulkan isi dialog interaktif beberapa
narasumber pada tayangan televisi/siaran radio
1.2 Mengomentari pendapat narasumber dalam
dialog interaktif pada tayangan televisi/siaran
radio
Berbicara
2. Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
dalam bentuk komentar
dan laporan
2.1 Mengkritik/memuji berbagai karya (seni atau
produk) dengan bahasa yang lugas dan santun
2.2 Melaporkan secara lisan berbagai peristiwa
dengan menggunakan kalimat yang jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Membaca
3. Memahami ragam
wacana tulis dengan
membaca intensif dan
membaca memindai
3.1 Membedakan antara fakta dan opini dalam teks
iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca
intensif
3.2 Menemukan informasi yang diperlukan secara
cepat dan tepat dari indeks buku melalui
kegiatan membaca memindai
Menulis
4. Mengungkapkan
informasi dalam bentuk
iklan baris, resensi, dan
karangan
4.1 Menulis iklan baris dengan bahasa yang singkat,
padat, dan jelas
4.2 Meresensi buku pengetahuan
4.3 Menyunting karangan dengan berpedoman pada
ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata,
keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan
kebulatan wacana
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
5. Memahami wacana
sastra jenis syair
melalui kegiatan
mendengarkan syair
5.1 Menemukan tema dan pesan syair yang
diperdengarkan
5.2 Menganalisis unsur-unsur syair yang
diperdengarkan
Berbicara
6. Mengungkapkan
kembali cerpen dan
puisi dalam bentuk
yang lain
6.1 Menceritakan kembali secara lisan isi cerpen
6.2 Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi
dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi
dan suasana/irama yang dibangun
Membaca
7. Memahami wacana
sastra melalui kegiatan
membaca buku
kumpulan cerita
pendek (cerpen)
7.1 Menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-
cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen
7.2 Menganalisis nilai-nilai kehidupan pada cerpen-
cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menulis
8. Mengungkapkan
kembali pikiran,
perasaan, dan
pengalaman dalam
cerita pendek
8.1 Menuliskan kembali dengan kalimat sendiri
cerita pendek yang pernah dibaca
8.2 Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa
yang pernah dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, danpengalaman dalam cerita pendek
Kompetensi Dasar : 8.1b Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yangpernah dialami
Indikator : 1. Mampu mendata peristiwa-peristiwa yang pernahdialami
2. Mampu menentukan konflik yang ada dalamperistiwa yang dipilih
3. Menentukan alur cerita4. Mampu menulis cerita pendek bertolak dari
peristiwa yang pernah dialami
Alokasi waktu : 4 x 40 menit (2 x Pertemuan)
1. Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan pembelajaran siswa dapat:
1. Mampu mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami2. Mampu menentukan konflik yang ada dalam peristiwa yang dipilih3. Menentukan alur cerita4. Mampu menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami
2. Materi Pembelajaran
a. Pengertian cerpenCerita pendek atau cerpen merupakan cerita fiksi bentuk prosa yang padat,yang unsur ceritanya terpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah danpengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan cerita memberikan kesantunggal (Jabrohim, 1994: 165-166).
Cerita pendek menurut KBBI edisi keempat (2008:263) adalah kisahanpendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yangdominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatuketika).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
b. Ciri Ciri Cerpen
Cerpen memiliki bentuk cerita yang pendek, lebih pendek dari novel.Beberapa sumber menyatakan bahwa ciri ciri cerpen bersifat singkat danpadat.
Jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata. Ciri ciri cerpen yang satu inidiambil dari pengertian cerpen menurut KBBI. Beberapa sumber lainmenerangkan bahwa jumlah kata dari cerpen sekitar 5000 kata atau 2-20halaman kertas.
Isi ceritanya berasal dari kehidupan sehari-hari (biasanya dari pengalamanpribadi atau orang lain). Ciri cerpen ini sudah jelas menggambarkankenapa cerpen itu dapat menceritakan sesuatu dengan cara yang lebihsingkat dari novel akan tetapi tetap dapat menyampaikan pesannya.
Tidak mengangkat atau menceritakan semua latar belakang pemain ataupelaku dalam cerita atau kisah tersebut, hanya melukiskan masalahtunggal, tokoh utama dan inti sarinya saja. Ciri cerpen ini mendukung danmenegaskan kenapa cerpen memang harus "cerita pendek".
Hampir seluruh tokoh yang ada dalam cerpen mengalami masalah ataukonflik yang berhubungan dengan tokoh utama.
Kalimat, susunan dan kata kata yang digunakan bersifat sederhana danmudah dimengerti sehingga pembaca mampu memahami dengan cepat dandeskripsi yang singkat.
Kesan yang muncul saat dan setelah membaca cerpen cukup mendalamsehingga pembaca dapat merasakan isi cerpen. Ciri ciri cerpen ini menjadialasan sehingga banyak orang yang tetap menunggu cerpen dalam terbitantabloid atau majalah.
Biasanya hanya satu kejadian besar dan beberapa kejadian pendukungyang ada.
Alur cerita dalam cerpen bersifat tunggal dan lurus Penokohan pada cerpen sangat sederhana, tidak mendalam dan singkat
c. Unsur Unsur Cerpen
Sebelum itu, anda harus menyadari bahwa unsur unsur cerpen atausemua jenis prosa ada dua yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsurintrinsik adalah unsur-unsur yang ada dalam tubuh prosa itu sendiri,sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur unsur yang membangun di luarsebuah karya sastra atau prosa tersebut dengan kata lain latar belakangpenulis dan lingkungan penulis saat itu.
Dalam cerpen sendiri, terdapat 6 unsur intrinsik cerpen yang seringdisebut unsur pembentuk cerpen atau unsur penyusun cerpen. Berikut 6 unsurintrinsik cerpen tersebut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
1. TemaTema adalah inti atau ide dasar dari sebuah cerita. Dalam hal ini
cerita pendek atau cerpen. Sudah selayaknya dalam sebuah cerita terdapat temadalamnya. Untuk membentuk suatu tema dari sebuah cerpen, seorang penuliscerpen haruslah membangunnya dari masalah ataupun suatu permasalahankeseharian atau kehidupan yang ada dan layak jadi sebuah renungan.
2. Latar atau settingLatar atau setting cerpen dapat berupa tempat, suasana, waktu, dan
budaya yang menjadi ruang atau wadah cerita tersebut.
3. Pesan atau amanahDalam sebuah cerpen, unsur ini haruslah ada. Jikalau unsur pesan
tidak ada, maka sepertinya tidak layak disebut sebagai sebuah karya sastracerpen. Pesan pengarang cerpen dapat berupa nilai didik yang hendakdisampaikan baik secara eksplisit ataupun secara implisit.
4. PenokohanDalam cerpen, watak watak yang dimiliki tokoh digambarkan
lengkap dengan sifatnya dalam cerita pendek, baik dengan jelas ataupundisamarkan.
5. Sudut Pandang (Point of view)Sudut pandang dalam sebuah cerpen umumnya menempatkan
pengarang sebagai orang pertama. Akan tetapi, sering juga pengarang sebagaiorang kedua, orang ketiga dan bahkan di luar cerita. Sudut pandang pengarangdalam cerita sebagai orang pertama biasanya memberikan cerita yang lebihpendek dari sudut yang lainnya.
6. AlurUnsur intrinsik cerpen yang satu ini tidak begitu jelas terlihat.
Tentulah hal ini karena pendeknya "cerpen". Akan tetapi, bila dihendaki olehpengarang, dapat diberikan tahapan tahapan dalam alur cerpen. Kelemahannya,semakin jelas alur dan semakin banyak alur yang ada, akan semakin panjang"cerpennya".
d. Langkah Langkah Menulis Cerpen
1. Siapkan tema
Anda dapat memilih tema persahabatan, percintaan, misteri, danlain-lain. Menulis tanpa berpegang pada satu tema bisa-bisa hanya akanmembuat Anda duduk kebingungan di depan komputer dan membuangwaktu dengan percuma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
2. Tentukan jenis cerpen
Cerpen seperti apa nan ingin ditulis? Cerpen horor, komedi, drama,romantis, misteri, religi, atau drama komedi? Jika sejak awal Anda sudahmenentukan akan membuat cerpen komedi, misalnya, fokuslah buatmenulis cerpen yang benar-benar lucu, bukan lucu nan nanggung.
3. Tentukan segmen
Pastikan dulu apakah Anda akan menulis cerpen anak, remaja, ataudewasa. Menulis cerpen buat anak-anak jelas tidak sama dengan menuliscerpen buat remaja, apalagi buat dewasa.
4. Tentukan tokoh
Siapa yang akan menjadi tokoh primer dalam cerpen Anda?Siapkan nama-nama tokoh primer dan beri karakter buat setiap tokoh primerdan tokoh-tokoh lainnya yang ada di dalam cerpen.
5. Tentukan konflik
Cerpen tanpa konflik tentu akan hambar, tidak ada gregetnya. Jadi,siapkan konflik. Konflik ini dapat muncul di tengah-tengah cerita, dapatpula langsung menggebrak di awal cerita.
6. Tentukan penyelesaian (ending) cerita
Kalau kata grup band Armada, "Mau dibawa ke mana interaksikita...". Begitu juga dengan menulis cerpen. Mau dibawa kemana cerpenyang akan Anda tulis? Ke akhir yang senang (happy ending), akhir yangmenyedihkan (sad ending), atau akhir yang menggantung (hanging ending)?
7. Tentukan judul
Jangan lupa, pilih judul yang singkat, namun bisa menggambarkanisi cerpen yang ditulis. Tak masalah jika Anda menentukan judul inibelakangan atau bahkan ketika cerpen telah selesai ditulis. Tapi, ingat! Jangansampai melakukan kesalahan fatal dengan tak mencantumkan judul cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
3. Metode PembelajaranTanya jawabDiskusiPembelajaran berbasis saintifik
4. Langkah-langkah Kegiatan PembelajaranPertemuan I
Langkah – langkah
Pembelajaran
AlokasiWaktu
Metode Kecerdasan
A.Kegiatan Awal :
Apersepsi
1. Guru menanyakanpengalaman siswa dalammenulis cerpen
2. Guru menyampaikan tujuanpembelajaran saat itu.
10 menit
TanyaJawab
Lingusitik
B.Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Siswa bergabung dalamkelompok
2. Masing-masing kelompokterdiri dari 4 siswa
3. Siswa diberi tugas untukmendaftar topik yang akandiangkat sebagai cerpen
Elaborasi1. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasildiskusinya
2. Guru dan siswa melakukandiskusi tema apa yang akanditulis
3. Siswa menulis cerpen dengantema yang telah ditentukansebelumnya denganmemperhatikan unsur cerpen
Konfirmasi1. Guru memberikan penguatan
tentang cara menulis cerpenyang baik dan benar
60 menit Diskusi
Penugasan Linguistik
Interpersonal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
2. Siswa menanyakan kepadaguru mata pelajaran danpeneliti bila menemuikesulitan dalam menuliscerpen
C.Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru melakukanrefleksi dengan menanyakanke siswa hambatan yangdihadapi dalam menuliscerpen.
2. Siswa menyimpulkanpelajaran.
10 menit Tanyajawab
Intrapersonal
Pertemuan II
Langkah – langkah PembelajaranAlokasiWaktu
Metode Kecerdasan
A.Kegiatan Awal:
Apersepsi
1. Tanya jawab tentang materipertemuan pertamasebelumnya
2. Guru menyampaikan tujuanpembelajaraan saat itu.
10menit
Tanya Jawab
Lingusitik
B.Kegiatan Inti:
Eksplorasi1. Guru menanyakan gaya
belajar dan hobi masing-masing siswa
2. Guru menanyakan kepadasiswa tentang materi yangtelah dipelajari padapertemuan sebelumnya.
Elaborasi1. Siswa diberi tugas untuk
60menit
Diskusi
Penugasan
Linguistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
menulis cerpen berdasarkantema yang telah ditentukan.
2. Siswa menulis puisi denganmemperhatikan unsur-unsurcerpen
3. Siswa menyunting cerpenyang ditulis sendiri
4. Siswa membacakan hasiltulisan cerpennya untukditanggapi kelompok.
Konfirmasi
1. Guru memberikan umpanbalik positif berkaitandengan hasil cerpen karyasiswa
Naturalis
Interpersonal
Interpersonal
Interpersonal
C.Kegiatan Akhir
1. Siswa dan guru melakukanrefleksi dengan menanyakanke siswa hambatan yangdihadapi dalam menuliscerpen
2. Siswa menyimpulkanpelajaran.
10menit
Tanya jawab Intrapersonal
5. Sumber Belajar
Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta: BalaiPustaka.Jabrohim (ed.). 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.www.google.com
6. Penilaian
Kisi – Kisi soal penilaian
1. Soal Penilaian
Buatlah cerpen bebas dengan mengamati objek di sekitar
sekolah dalam beberapa kalimat!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
2. Pedoman penskoran penilaianKriteria penilaian menulis cerpen
No. Aspek Kriteria1. Kelengkapan
aspek formalcerpen
Memuat1) judul2) nama pengarang3) dialog4) narasi
Hanyamemuattigasubaspek
Hanyamemuatduasubaspek
Hanyamemuatsatusubaspek
Skor Maks 25 20 15 102. Kelengkapan
unsur intrinsikcerpen
Memuat1) fakta cerita
(alur, tokoh, danlatar)
2)3) pengembangan
tema yang relevandengan judul
Memuatketigasubaspek,namuntidaklengkap(misalnyafakta ceritahanyamemuattokoh danalur)
Hanyamemuatduasubaspek
Hanyamemuatsatusubaspek
Skor Maks 25 20 15 103. Keterpaduan
unsur/strukturcerpen
Struktur disusundenganmemerhatikan
1) kaidah plot(kelogisan, rasaingin tahu, kejutandan keutuhan),penahapan plot(awal, tengah danakhir)
2) dimensi tokoh(fisiologis,psikologis dansosiologis)
3) dimensi latar(tempat, waktudan sosial)
Memuatketigasubaspeknamuntidaklengkap
Hanyamemuatduasubaspek
Hanyamemuatsatusubaspek
Skor Maks 50 40 30 204. Kesesuaian
penggunaanbahasa cerpen
Menggunakan1) kaidah EYD2) gaya bahasa3) ragam bahasa
Memuatketigasubaspeknamun
Hanyamemuatduasubaspek
Hanyamemuatsatusubaspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
yang disesuaikandengan dimensitokoh dan latar
tidaklengkap
Skor Maks 25 20 15 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel Observasi
Tabel 4.1Instrumen Observasi untuk Guru
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUMSekolah : SMP Pangudi Luhur Bayat KlatenKelas : IX AMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaHari/Tanggal :
No. Unsur yang Diobservasi Ya Tidak1. Guru menguasai materi pembelajaran √2. Guru menyajikan materi dengan sistematis √3. Guru menyajikan materi dengan tuntas √4. Guru memilih metode pembelajaran dengan tepat √5. Metode pembelajaran diterapkan secara efektif √6. Guru memakai media √7. Guru sering bertanya kepada peserta didik √8. Guru umumnya duduk di kursi √9. Guru sering berjalan ke samping, tengah, dan
belakang√
10. Guru menjawab berbagai pertanyaan peserta didikdengan jelas
√
Tabel 4.2Observasi Pembelajaran pada Siklus I
AKTIVITAS SISWA DI KELASSekolah : SMP Pangudi Luhur Bayat KlatenKelas : IX AMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaHari/Tanggal :
No. A s p e k Keterangan1. Siswa menjawab pertanyaan guru. Siswa masih malu menjawab
pertanyaan yang diajukan.2. Siswa memahami cerpen yang
dibaca.Siswa memahami cerpen yang dibaca.
3. Siswa dapat mengaitkan topikdengan pengalaman.
Siswa kesulitan dalam mengaitkantopik dengan pengalaman.
4. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
cerpen. cerpen.5. Siswa dapat menyusun cerpen Siswa masih kesulitan menyusun
cerpen.6. Siswa bertanya pada guru ketika
menemui kesulitan.Siswa enggan bertanya kepada guru.
7. Siswa bertanya pada teman ketikamenemui kesulitan.
Siswa bertanya pada teman ketikamenemui kesulitan.
8. Siswa aktif mengungkapkanpendapat.
Siswa masih pasif mengungkapkanpendapat.
9. Perwakilan siswa membacakanhasil menulisnya.
Siswa masih malu membacakan hasilmenulisnya.
10. Siswa memberikan tanggapan darihasil menulis teman lain.
Siswa memberikan tanggapan darihasil menulis teman lain.
Tabel 4.3Observasi Proses Pembelajaran pada Siklus II
AKTIVITAS SISWA DI KELASSekolah : SMP Pangudi Luhur Bayat KlatenKelas : IX AMata Pelajaran : Bahasa IndonesiaHari/Tanggal :
No. A s p e k Keterangan1. Siswa menjawab pertanyaan guru. Siswa mau menjawab pertanyaan
yang diajukan.2. Siswa memahami cerpen yang
dibacakan guru.Siswa memahami cerpen yangdibacakan guru.
3. Siswa dapat mengaitkan topikdengan pengalaman.
Siswa dapat mengaitkan topik denganpengalaman.
4. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciricerpen.
Siswa dapat menyebutkan ciri-ciricerpen.
5. Siswa dapat menyusun cerpen. Siswa dapat menyusun cerpen.6. Siswa bertanya pada guru ketika
menemui kesulitan.Siswa bertanya kepada guru.
7. Siswa bertanya pada teman ketikamenemui kesulitan.
Siswa bertanya pada teman ketikamenemui kesulitan.
8. Siswa aktif mengungkapkanpendapat.
Siswa sudah aktif mengungkapkanpendapat.
9. Perwakilan siswa membacakanhasil menulisnya.
Siswa berani membacakan hasilmenulisnya.
10. Siswa memberikan tanggapan darihasil menulis teman lain.
Siswa memberikan tanggapan darihasil menulis teman lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lembar Hasil Kerja Siswa
Hasil Pretes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Hasil Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Hasil Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Hasil Pretest
No. Nama I II III IV JumlahRata-rata
1 Responden 1 60 60 60 40 220 55 kurang
2 Responden 2 40 40 40 40 160 40 kurang
3 Responden 3 80 80 40 40 240 60 kurang
4 Responden 4 60 60 40 40 200 50 kurang
5 Responden 5 80 60 40 40 220 55 kurang
6 Responden 6 80 60 40 40 220 55 kurang
7 Responden 7 80 40 40 40 200 50 kurang
8 Responden 8 80 60 60 40 240 60 kurang
9 Responden 9 80 60 40 40 220 55 kurang
10 Responden 10 80 60 40 40 220 55 kurang
11 Responden 11 80 80 60 60 280 70 baik
12 Responden 12 80 60 40 40 220 55 kurang
13 Responden 13 80 80 60 60 280 70 baik
14 Responden 14 60 40 40 40 180 45 kurang
15 Responden 15 80 80 40 40 240 60 kurang
16 Responden 16 80 60 60 40 240 60 kurang
17 Responden 17 60 60 40 40 200 50 kurang
18 Responden 18 80 60 60 40 240 60 kurang
19 Responden 19 60 80 40 40 220 55 kurang
20 Responden 20 80 60 40 40 220 55 kurang
21 Responden 21 60 60 40 40 200 50 kurang
22 Responden 22 80 80 60 60 280 70 baik
23 Responden 23 80 60 40 60 240 60 kurang
24 Responden 24 80 80 60 60 280 70 baik
25 Responden 25 60 60 40 40 200 50 kurang
26 Responden 26 80 60 40 40 220 55 kurang
27 Responden 27 100 80 60 60 300 75 baik
28 Responden 28 80 60 60 40 240 60 kurang
160557,32143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Hasil Siklus I
No. Nama I II III IV JumlahRata-rata
1 Responden 1 80 60 40 40 220 55 kurang
2 Responden 2 60 40 40 40 180 45 kurang
3 Responden 3 80 60 60 60 260 65 baik
4 Responden 4 60 40 40 40 180 45 kurang
5 Responden 5 80 40 40 60 220 55 kurang
6 Responden 6 80 60 60 60 260 65 baik
7 Responden 7 80 40 40 60 220 55 kurang
8 Responden 8 80 80 60 60 280 70 baik
9 Responden 9 60 40 40 40 180 45 kurang
10 Responden 10 60 40 40 40 180 45 kurang
11 Responden 11 80 60 60 60 260 65 baik
12 Responden 12 80 60 60 60 260 65 baik
13 Responden 13 80 80 60 80 300 75 baik
14 Responden 14 60 60 60 60 240 60 kurang
15 Responden 15 60 60 40 40 200 50 kurang
16 Responden 16 80 60 60 60 260 65 baik
17 Responden 17 60 60 60 40 220 55 kurang
18 Responden 18 60 40 40 60 200 50 kurang
19 Responden 19 60 60 40 40 200 50 kurang
20 Responden 20 60 60 60 60 240 60 kurang
21 Responden 21 80 60 60 60 260 65 baik
22 Responden 22 80 80 40 60 260 65 baik
23 Responden 23 80 60 40 60 240 60 kurang
24 Responden 24 80 60 60 60 260 65 baik
25 Responden 25 80 60 40 60 240 60 kurang
26 Responden 26 80 40 40 40 200 50 kurang
27 Responden 27 100 80 60 60 300 75 baik
28 Responden 28 80 60 60 60 260 65 kurang
164558,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Hasil Siklus II
No. Nama I II III IV JumlahRata-rata
1 Responden 1 80 80 60 60 280 70 baik
2 Responden 2 80 80 60 60 280 70 baik
3 Responden 3 80 80 60 80 300 75 baik
4 Responden 4 80 80 60 60 280 70 baik
5 Responden 5 100 80 60 60 300 75 baik
6 Responden 6 80 80 60 80 300 75 baik
7 Responden 7 80 80 80 80 320 80 baik
8 Responden 8 80 80 60 80 300 75 baik
9 Responden 9 80 80 60 60 280 70 baik
10 Responden 10 80 60 60 60 260 65 baik
11 Responden 11 80 80 80 60 300 75 baik
12 Responden 12 80 80 60 60 280 70 baik
13 Responden 13 80 100 80 80 340 85 sangat baik
14 Responden 14 80 80 60 60 280 70 baik
15 Responden 15 100 80 60 60 300 75 baik
16 Responden 16 100 80 60 80 320 80 baik
17 Responden 17 100 80 60 60 300 75 baik
18 Responden 18 80 80 60 80 300 75 baik
19 Responden 19 80 80 60 60 280 70 baik
20 Responden 20 80 80 60 80 300 75 baik
21 Responden 21 80 80 80 60 300 75 baik
22 Responden 22 100 80 80 80 340 85 sangat baik
23 Responden 23 80 80 80 80 320 80 baik
24 Responden 24 100 100 60 80 340 85 sangat baik
25 Responden 25 100 80 60 60 300 75 baik
26 Responden 26 80 80 60 60 280 70 baik
27 Responden 27 100 100 80 80 360 90 sangat baik
28 Responden 28 80 80 80 60 300 75 baik
211075,36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Bar Nilai Pretest
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Responden 1Responden 2Responden 3Responden 4Responden 5Responden 6Responden 7Responden 8Responden 9
Responden 10Responden 11Responden 12Responden 13Responden 14Responden 15Responden 16Responden 17Responden 18Responden 19Responden 20Responden 21Responden 22Responden 23Responden 24Responden 25Responden 26Responden 27Responden 28
Pretest
Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Bar Nilai Siklus I
0 20 40 60 80
Responden 1Responden 2Responden 3Responden 4Responden 5Responden 6Responden 7Responden 8Responden 9
Responden 10Responden 11Responden 12Responden 13Responden 14Responden 15Responden 16Responden 17Responden 18Responden 19Responden 20Responden 21Responden 22Responden 23Responden 24Responden 25Responden 26Responden 27Responden 28
Siklus I
Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Bar Nilai Siklus II
0 20 40 60 80 100
Responden 1Responden 2Responden 3Responden 4Responden 5Responden 6Responden 7Responden 8Responden 9
Responden 10Responden 11Responden 12Responden 13Responden 14Responden 15Responden 16Responden 17Responden 18Responden 19Responden 20Responden 21Responden 22Responden 23Responden 24Responden 25Responden 26Responden 27Responden 28
Siklus II
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Bar Nilai Pretest, Siklus I, Siklus II
0 20 40 60 80 100
Responden 1Responden 2Responden 3Responden 4Responden 5Responden 6Responden 7Responden 8Responden 9
Responden 10Responden 11Responden 12Responden 13Responden 14Responden 15Responden 16Responden 17Responden 18Responden 19Responden 20Responden 21Responden 22Responden 23Responden 24Responden 25Responden 26Responden 27Responden 28
Siklus II
Siklus I
Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Surat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Foto-Foto Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
BIODATA PENULIS
Fajari Revyanto Kurniawan lahir di Klaten, Jawa Tengah,
26 Februari 1990. Menempuh pendidikan dasar di SD Kanisius
Bayat Klaten pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan ke SMP
Pangudi Luhur Bayat Klaten pada tahun 2006. Tiga tahun
kemudian, menamatkan sekolah tingkat menengah atas di SMA
Negeri 1 Bayat Klaten pada tahun 2009. Setelah itu, pada tahun 2009 melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sebagai mahasiswa dalam Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
Universitas Sanata Dharma. Lulus pada tahun 2016 dengan menulis skripsi sebagai
tugas akhir yang berjudul Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Peningkatan
Kemampuan Menulis Cerpen pada Peserta Didik SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten
Kelas IX A Semester I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI