Post on 15-May-2021
0
PERSOALAN LINGKUNGAN DALAM ANTOLOGI PUISI LINGKUNGAN
HIDUP CERITA DARI HUTAN BAKAU EDITOR F. RAHARDI
Skripsi Oleh:
Oktavia Nopridah
Nomor Induk Mahasiswa 06091402021
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Pembimbing I: Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M.Pd.
Pembimbing II: Drs. Ansori, M.Si.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
Palembang
2016
1
2
3
4
5
6
7
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................iii
PENYATAAN..................................................................................................iv
UCAPAN TERIMA KASIH.............................................................................v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persoalan Lingkungan ............................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Lingkungan ........................................................................... 7
2.1.2 Unsur-Unsur Lingkungan Hidup ............................................................ 7
2.1.3 Kerusakan Lingkungan Hidup ................................................................ 10
2.1.4 Upaya Pelestarian Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan ............... 11
2.2 Puisi ........................................................................................................... 12
2.2.1 Pengertian Puisi ...................................................................................... 12
2.2.2 Unsur-Unsur Pembangun Puisi .............................................................. 14
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ...................................................................................... 25
3.2 Sumber Data .............................................................................................. 25
3.3 Teknik Penelitian ....................................................................................... 26
3.3.1 Teknik Penggumpulan Data ................................................................... 26
3.3.2 Teknik Analisis Data .............................................................................. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 28
8
4.1.1 Jenis Persoalan Lingkungan ................................................................... 28
4.1.1.1 Persoalan Lingkungan Biotik .............................................................. 28
4.1.1.2 Persoalan Lingkungan Abiotik ............................................................ 41
4.1.2 Persoalan Lingkungan Berdasarkan Struktur Fisik Puisi ....................... 49
4.1.2.1 Persoalan Lingkungan Diungkapkan Melalui Citraan ......................... 49
4.1.2.1.1 Citraan Suara (Auditif) ..................................................................... 49
4.1.2.1.2 Citraan Penglihatan (Visual Imagery) .............................................. 55
4.1.2.1.3 Citraan Penciuman ............................................................................ 58
4.1.2.1.4 Citraan Pencecapan .......................................................................... 60
4.1.2.2 Persoalan Lingkungan Diungkapkan Melalui Majas ........................... 60
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 97
4.3 Implikasi .................................................................................................... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 101
5.2 Saran .......................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103
LAMPIRAN.....................................................................................................106
9
PERSOALAN LINGKUNGAN DALAM ANTOLOGI PUISI
LINGKUNGAN HIDUP CERITA DARI HUTAN BAKAU EDITOR
F. RAHARDI
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah apa sajakah persoalan
lingkungan yang terdapat dalam antologi puisi lingkungan hidup cerita dari
hutan bakau editor F. Rahardi berdasarkan unsur lingkungan yang meliputi
biotik dan abiotik dan bagaimanakah persoalan lingkungan yang terdapat dalam
antologi puisi lingkungan hidup cerita dari hutan bakau editor F. Rahardi yang
diungkapkan melalui struktur fisik puisi yang meliputi citraan dan majas. Tujuan
penelitian yakni untuk mendeskripsikan persoalan lingkungan dalam antologi
puisi lingkungan hidup cerita dari hutan bakau editor F. Rahardi mulai dari
persoalan lingkungan berdasarkan tema biotik dan abiotik, citraan, dan majas
yang mempengaruhi terciptanya puisi tersebut. Metode yang digunakan yakni
metode kualitatif dengan teknik penggumpulan dengan menggunakan teknik
dokumentasi. Hasil penelitian menyatakan dari 14 puisi yang dipilih terdapat 9
puisi bertemakan lingkungan biotik dan 5 puisi bertemakan lingkungan abiotik.
Terdapat 4 citraan yang digunakan terdiri dari citraan suara atau pendegaran,
citraan penglihatan, citraan penciuman dan citraan pencecapan. Citraan yang
paling banyak digunakan yaitu citraan pendengaran sebanyak 19 kali . Selain itu,
majas yang paling banyak muncul adalah majas retoris sebanyak 25 kali dan
majas personifikasi sebanyak 16 kali.
Kata kunci : Persoalan lingkungan, antologi puisi
Nama : Oktavia Nopridah
NIM : 06091402021
Pembimbing: 1) Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M.Pd.
2) Drs. Ansori, M.Si.
10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
11
Karya sastra memiliki peran penting dalam masyarakat tertentu karena karya
sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di
dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang
kehidupan. Masalah sosial dan kejadian yang dialami, dirasakan dan dilihat oleh
pengarang kemudian melahirkan ide atau gagasan yang dituangkan dalam karyanya.
Menurut Ratna (2013:107), sebagai aktifitas kreatif, seperti karya seni yang lain,
untuk memberi kepuasan terhadap umat manusia, karya sastra memanfaatkan aspek
keindahan. Karya sastra tersebut memiliki kebenaran atau realitas yang menjelaskan
tentang interaksi antarmasyarakat berdasarkan pengamatan dan pengalamannya
terhadap kehidupan. Karya sastra selain mencerminkan kondisi sosial budaya,
sekaligus sastra juga mengkritik dan menggugat kehidupan sosial budaya. Dalam
bentuknya yang paling nyata, adalah masyarakat atau sebuah kondisi sosial, tempat
berbagai pranata nilai di dalamnya berinteraksi.
Karya sastra tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sesuatu yang erat kaitanya
dengan lingkungan tempat karya sastra itu diciptakan. Permasalah yang terjadi dalam
situasi dan kondisi masyarakat tertentu digambarkan oleh pengarang dalam sebuah
karya sastra yang dilakukan secara baik dan selektif sehingga unsur utile dan dulce
yaitu unsur yang bersifat hiburan dan bermanfaat dapat tercapai. Selain itu, Semi
(2012:66) menyatakan suatu hal penting yang harus disadari, bahwa karya sastra
adalah suatu fenomena sosial. Ia terkait dengan penulis, terkait dengan pembaca, dan
terkait dengan segi kehidupan manusia yang diungkapkan ke dalam karya sastra.
Di antara genre besar sastra Indonesia yaitu novel, puisi, dan drama yang
memuat pokok apresiasif kesusastraan khususnya dalam prinsip otonomi sastra
yang kompleks adalah puisi, sebab puisi adalah lukisan kata-kata tertentu yang
menghasilkan dunianya yang baru, yakni dunia teks. Puisi yaitu paduan antara unsur
emosi, imajinasi, pemikiran, ide, irama, kesan panca indera, kata kiasan, dan perasaan
yang bercampur baur. Jadi, puisi itu mengekspresikan pemikiran yang
membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan
yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang
12
penting. Nurgiantoro (2000:166) menyatakan bahwa seorang penulis atau pengarang
memiliki ciri khas dalam menciptakan karyanya. Kekhasan pengarang dapat dilihat
dari berbagai aspek, salah satunya adalah tema. Puisi terikat oleh tema yang menjadi
persoalan dalam puisi tersebut.
Tema dalam sebuah puisi bisa berupa ketuhanan, percintaan, lingkungan, dan
pendidikan. Dalam kajian ini puisi yang akan dibahas yakni puisi yang bertema
lingkungan. Antologi puisi lingkungan hidup berjudul Cerita Dari Hutan Bakau
merupakan kumpulan puisi yang mengetengahkan realitas sosial dalam masyarakat.
Kumpulan puisi tersebut merupakan karya sastra yang tidak hanya cukup dinikmati
saja, tetapi menarik untuk diteliti. Kemenarikan yang pertama, yaitu antologi puisi
Cerita Dari Hutan Bakau dari unsur pembangun puisi yang beragam. Kemenarikan
kedua, yaitu pengarang yang karyanya ada dalam antologi puisi ini tidak terbatas
pada sastrawan Indonesia saja seperti Isebedy Setiawan, Yant Mujianto, dan
F.Rahardi saja, tetapi pengarang dalam kumpulan puisi ini berasal dari berbagai
kalangan atau masyarakat luas sebagai bentuk apresiasi masyarakat terhadap karya
sastra, khususnya puisi.
Puisi-puisi dalam antologi ini berasal dari sebagian besar karya peserta Lomba
Penulisan Puisi Lingkungan Hidup yang diselenggarakan oleh Majalah Pertanian
Trubus dan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Acara Lomba ini
diselenggarakan dalam rangka ulang tahun ke-25 Majalah Trubus dan Hari
Lingkungan Hidup Sedunia tahun 1994 dan juga memberikan manfaat untuk tujuan
apresiasi sastra kepada masyarakat luas. Dari hasil lomba inilah semua puisi yang ikut
serta dalam lomba diterbitkan menjadi sebuah buku kumpulan puisi. Puisi tidak
hanya menghadirkan bahan bacaan kepada masyarakat dan bahan apresiasi saja,
namun juga berfungsi sebagai kampanye atau kontrol sosial. Menurut Shuhadak
(1994: v), “Kampanye Sadar Lingkungan pas dilakukan dengan puisi”. Kumpulan
puisi dalam buku antologi puisi lingkungan hidup berjudul Cerita Dari Hutan Bakau
ini memuat puisi yang memiliki daya komunikasi dengan pembaca karena dengan
daya komunikasi itu persoalan lingkungan dapat dihayati oleh pembaca.
13
Keistimewaan buku antologi puisi lingkungan hidup berjudul Cerita Dari Hutan
Bakau ini adalah pemaparan kembali kisah nyata yang benar-benar terjadi, untuk
bersama kita petik hikmahnya. Selain itu, kumpulan puisi dalam buku antologi puisi
ini didominasi oleh puisi yang bertemakan lingkungan yang mengungkapkan protes
terhadap kerusakan lingkungan dan pesan pelestarian lingkungan, diharapkan
membuka kesadaran masyaraka akan pentingnya peduli terhadap lingkungan.
Lingkungan hidup ialah jumlah semua benda yang hidup dan tidak hidup serta
kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati (Sastrawijaya, 2009:7). Dalam
tahapan hubungan manusia dengan lingkungan, ditunjukkan bahwa seluruh aspek
budaya, perilaku bahkan nasib manusia dipenggaruhi oleh lingkungan. Susilo
(2008:30), menyatakan lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling
berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, unsur abiotik, dan unsur sosial
budaya. Masalah tersebut tidak hanya hadir dalam realitas sosial sebenarnya, namun
juga hadir dalam karya sastra seperti puisi. Di tengah kerusakan alam akibat
eksploitasi alam oleh para pemilik modal, puisi memberikan tanggapan melalui
nilai‐nilai kesadaran alam dan pesan‐pesan pelestarian lingkungan. Hal ini dapat
dilihat pada kutipan puisi karya Isbedy Stiawan yang berjudul Elergi Hutan dalam
Dua Bagian:
1
hutanku tak lagi tumbuh pohon, tak ada
waktu terbit dari hati alam
sejak kau membawa pergi nadinya
Karya sastra khususnya puisi, setiap kata bahkan tanda baca pun memiliki makna.
Dari sepenggal puisi di atas terdapat makna tentang hutan yang tak lagi tumbuh
pohonnya sejak terjadinya penebangan hutan dalam puisi yang dikiaskan maknanya
menjadi sejak kau membawa pergi nadinya.
Kutipan puisi di atas bukanlah suatu tulisan tanpa fakta namun inilah
fenomena sosial yang diungkapkan dalam karya sastra. Selain kutipan dua puisi di
14
atas yaitu puisi karya Isbedy Stiawan, masih ada beberapa puisi dari berbagai
kalangan masyarakat dalam antologi puisi ini yang akan diteliti dengan tema
lingkungan.
Penelitian tentang persoalan lingkungan sebelumnya pernah dilakukan dari
Program Intensif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP)
Kementrian Negara Riset dan Teknologi tahun 2011, dengan judul “Persoalan
Pemeliharaan Lingkungan Hidup yang Bersih dan Sehat dalam Puisi Indonesia
Modern”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan suatu
bentuk apresiasi masyarakat dan bentuk usaha pelestarian dan pemeliharaan
lingkungan hidup yang bersih dan sehat kepada masyarakat di Indonesia, khususnya
dalam usaha sosialisasi atau kampanye sadar lingkungan kepada masyarakat
Indonesia.
Penelitian tentang persoalan lingkungan juga pernah dilakukan oleh peneliti
lain, yakni “ Analisis Gaya Bahasa dan Bahasa Kiasan Puisi Tentang Lingkungan
Alam Karya Sitor Situmorang dan D Zamawi Imon” yang dikaji oleh Ariny
Rahmawati, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada. Mengenai
data di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua sajak itu didominasi oleh gaya bahasa
hiperbola, bahasa kiasan simile, dan personifikasi. Oleh karena itu, kedua sajak
tersebut memang mengandung unsur gaya bahasa dan bahasa kiasan dalam setiap
susunan kata-katanya.
Selain itu juga, penelitian dari kumpulan puisi juga dilakukan oleh penelitian
lain, yakni “Penggunaan Majas Dalam Kumpulan Puisi Jurnalistik Cintaku Lewat
Kripik Blado karya Linda Djalil” oleh Nur Octaviyanti. Hasil penelitian bahwa dalam
puisi jurnalistik karya Linda Djalil terdapat 9 majas, yaitu majas perbandingan yang
meliputi perumpamaan, metafora, dan personifikasi. Majas pertentangan yang
meliputi hiperbola, litotes, dan ironi. Majas pertautan yang meliputi metonimia, alusi,
dan eufemisme.
Penelitian ini penting dilakukan untuk melihat persoalan lingkungan apa
sajakah yang terdapat dalam buku antologi puisi lingkungan hidup yang berjudul
15
Cerita dari Hutan Bakau editor F. Rahardi. Hasil dari penelitian ini dapat
dimanfaatkan untuk bahan apresiasi sastra sebagai suatu karya kreatif yang
dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual di samping konsumsi emosi dan
memperkaya pandangan atau wawasan sebagai salah satu unsur yang berhubungan
dengan nilai kehidupan manusia itu sendiri.
1.2 Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah:
1) Apa sajakah persoalan lingkungan yang terdapat dalam antologi puisi lingkungan
hidup Cerita dari Hutan Bakau editor F. Rahardi berdasarkan unsur lingkungan
yang meliputi biotik dan abiotik?
2) Bagaimana persoalan lingkungan yang terdapat dalam antologi puisi lingkungan
hidup Cerita dari Hutan Bakau editor F. Rahardi yang diungkapkan melalui
struktur fisik puisi yang meliputi citraan dan majas?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum yakni untuk mendeskripsikan persoalan lingkungan yang terdapat pada
antologi puisi lingkungan hidup Cerita dari Hutan Bakau editor F. Rahardi
berdasarkan unsur lingkungan hidupnya yang meliputi biotik, dan abiotik, sedangkan
tujuan khususnya adalah mengungkapkan dan mendeskripsikan persoalan lingkungan
pada puisi yang ada pada Antologi Puisi Lingkungan Hidup editor F. Rahardi melalui
struktur fisiknya meliputi citraan dan majas yang mempengaruhi terciptanya puisi
tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan deskripsi secara mendalam
dan menyeluruh tentang persoalan lingkungan yang terdapat dalam antologi puisi
16
lingkungan hidup Cerita dari Hutan Bakau editor F. Rahardi. Untuk itu diharapkan
penelitian ini mampu memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
Secara teoritis, hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang berarti karena
dapat dimanfaatkan untuk (1) sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan
bidang sastra khususnya mengenai puisi, (2) memperluas penerapan teori apresiasi
puisi, (3) sebagai masukan dan pengembangan wawasan sastra khususnya dalam
mengkaji puisi, (4) sebagai bahan renungan dan pemikiran untuk menghayati dan
memahami kenyataan persoalan lingkungan masyarakat Indonesia.
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan (1) kontribusi bagi
pengajar maupun pembelajar dalam pembelajaran bahasa dan sastra, khususnya guru
kepada siswa untuk memberikan ruang kepada siswa agar bisa menuangkan pikiran
mereka dalam puisi, (2) masukan dan bahan pengajaran apresiasi puisi di Sekolah
Menengah pertama dan Sekolah Menengah Atas, serta perkuliahan yang berkaitan
dengan apresiasi sastra Indonesia di lembaga pendidikan tinggi, (3) menjadi bahan
inspirasi bagi pembaca dan calon peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya
karena pada dasarnya puisi mampu memberikan manfaat yang lebih bernilai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
113
Daftar Pustaka
Afand. 2010. ”Lingkungan Hidup, Kerusakan Lingkungan, Pengertian Lingkungan
dan Pelestarian”. http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/lingkungan-
hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-kerusakan-linkungan-dan-
pelestarian-.html. Diakses tanggal 10 Oktober 2012.
Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Pendidikan Pendekatan Prosedur dan Strategi.
Jakarta: Gunung Agung.
Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Damayanti, D. 2013. Buku Pintar Sastra Indonesia. Yogyakarta: Araska.
Dewi, Ni Luh Putu Sintya. 2013. “Menggali Kearifan Lokal dalam Pelestarian
Lingkungan Hidup Menuju Bali Clean and Green”. Indreami
blogspot.com/2013/02/artikel-menggali-kearifab-lokal-dalam.html. Diakses
Tanggal 20 Februari 2013.
Fauzi, Hamdani. 2012. Pembangunan Hutan. Bandung: Putra Darwati.
Keraf, Gorys. 1994. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mulyono, Edi, dkk. 2012. Belajar Hermeneutika. Jogjakarta: IRCiSoD.
114
Nurgiantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Rafiek, M. 2010. Teori Sastra. Bandung: Refika Aditama.
Rahmawati, Ariny. 2010. Analisis Gaya Bahasa dan Bahasa Kiasan Dalam Puisi
Lingkungan Alam Karya Sitor Situmorang dan D. Zamawi Imron.
file://localhost/D:/KATAKAN!!!%20%20ANALISIS%20GAYA%20BAHAS
A%20DAN%20BAHASA%20KIASAN%20PUISI%20TENTANG%20LING
KUNGAN%20ALAM%20KARYA%20SITOR%20SITUMORANG%20DA
N%20D.%20ZAMAWI%20IMRON.htm. Diakses tanggal 20 Mei 2013.
Rahardi, F. 1994. Cerita dari Hutan Bakau: Antologi Puisi Lingkungan Hidup
Majalah Pertanian Trubus. Jakarta: Pustaka Sastra.
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Stilistika Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sastrawijaya, A. Tresna. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sentosa, Puji. 2011. Persoalan Pemeliharaan Lingkungan Hidup yang Bersih dan
Sehat dalam Puisi Indonesia Modern. Program Intensif Peningkatan
Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) Kementrian Negara Riset dan
Teknologi. Pujaga.blogspot.com/2011-11-01-archive.html. Diakses Tanggal
20 Februari 2013.
115
Semi, M. Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Situmorang, B.P. Puisi dan Metodelogi Pengajarannya. Ende-Flores. Nusa Indah.
Sudjiman, Panuti. 1995. Filologi Melayu. Jakarta: Pustaka Jaya.
Suharianto. 1982. Dasar-Dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta.
Sumaryono, E. 1999. Hermeneutik: Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
Teeuw. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung: Pustaka Jaya.