Post on 02-Nov-2019
Perencanaan & Perancangan Tata Letak Pabrik
Pertemuan 6
Pengantar Teknik Industri
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik
Memahami teknik dan mampu melakukan perancangan tata letak fasilitas produksi
Memahami permasalahan yang berkaitan dengan pemindahan bahan (material handling).
Memahami macam/type tata letak fasilitas produksi.
Pentingnya…
• Industrialisasi telah mengalokasikan anggaran belanja dalam jumlah besar untuklong-term capital assets berupa gedung,mesin,fasilitas kerja, dll dengan teknologi baru untuk melakukan aktivitas produktif.
• Secara periodik dan berlangsung terus menerus fasilitas kerja harus selalu dirawat dan dimodifikasi untuk menjaga dan untuk meningkatkan kinerja produksinya.
• Anggaran belanja dalam jumlah besar harus dikeluarkan untuk keperluan design of facilities systems, layouts, handling systems, dan facilities location sebagai konsekuensi dari“the overall planning process”.
RUANG LINGKUP PERENCANAAN FASILITAS
4
PERANCANGAN FASILITAS
LOKASI FASILITAS
PERANC. STRUKTUR BANGUNAN
PERANC. TATALETAK
FASILITAS PROD.
PERANC. SISTEM PEMINDAHAN
MATERIAL
PERENCANAAN FASILITAS
(Facilities Planning)
Tompkins, et.al. 1996
Perancangan bangunan pabrik beserta fasilitas
penunjangnya, mis : jaringan listrik, air,
dll
Pengaturan letak mesin, peralatan
produksi, dan fasilitas produksi
lainnya.
Pengaturan sistem pemindahan material, pergerakan personil,
dll.
RUANG LINGKUP PERENCANAAN FASILITAS
LOKASI FASILITAS ???
Perencanaan fasilitas akan didahului oleh penetapan lokasi pabrik. Penetapan lokasi merupakan aktivitas pemilihan lokasi dimana fasilitas – Fasilitas produksi harus ditempatkan.
A SEQUENCE/ LEVEL OF DECISIONS :
NATIONAL DECISION
REGIONAL DECISION
COMMUNITY DECISION
SITE DECISION
Political, social, economic stability; Currency exchange rates; . . . . .
Climate; Customer concentrations; Degree of unionization; . . . . .
Transportation system availability; Preference of management; . . . . .
Site size/cost; Environmental impact; Zoning restrictions; . . . . .
Faktor Penentu Dalam Pemilihan Lokasi
Faktor Ekonomi Biaya akuisisi lahan, biaya persiapan dan konstruksi, dll
Biaya tenaga kerja di suatu lokasi, ketrampilan yang dimiliki, ketersediaan tenaga kerja
Biaya transportasi dari supplier ke pabrik dan pabrik ke pasar
Pajak
Faktor Non - Ekonomi
Tradisi dan perilaku tenaga kerja
Jumlah dan tipe housing yang tersedia
Community attitude
RUANG LINGKUP PERENCANAAN FASILITAS
Level
I Global
II Supra
III Macro
IV Micro
V Sub-Micro
Activity Environment Output
Site Location & Selection
World or Country
Site Planning
Building Layout
Department or Cell Layout
Workstation Design
Site
Building
Cell or Departments
Workstation
[Q. Lee, 1997] Perencanaan Fasilitas melibatkan 5 tingkat perencanaan :
Pentingnya Tata Letak Fasilitas • Ongkos Pemindahan Material:
– 30-75% dari ongkos produk (Sule 1991)
– 20-50% dari anggaran operasi manufaktur (Tompkins & White, 1994)
• Tata letak fasilitas yang optimal dapat mengurangi Ongkos Pemindahan Material
• Fasilitas: mesin, stasiun kerja, stasiun inspeksi, locker rooms, rest area, dan fasilitas penunjang lainnya.
Tujuan Perancangan Tata Letak
• Minimasi ongkos pemindahan material
• Pemanfaatan ruang yang efisien
• Eliminasi bottlenecks
• Mengurangi waktu siklus manufaktur
• Eliminasi pemborosan
• Memudahkan kegiatan keluar-masuk dan penempatan dari material dan produk
• Memberikan fleksibilitas sehingga dapat beradaptasi terhadap perubahan manufaktur dan bisnis
PENENTUAN LOKASI PRODUKSI
Persoalan dimana suatu pabrik akan didirikan bukanlah suatu hal yang mudah untuk dipecahkan
Pada umumnya ada beberapa kondisi yang akhirnya dapat membawa ke persoalan penentuan lokasi pabrik, yaitu : 1. Perluasan pabrik (Ekspansi) 2. Pemecahan pabrik kedalam sentral-sentral unit kerja (Desentralisasi) 3. Kekurangan/tidak adanya bahan baku 4. Faktor-faktor ekonomis (perubahan pasar, penyediaan tenaga kerja, dll)
Perluasan pabrik adalah suatu hal yang paling sering membawa manajemen kearah persoalan penentuan
lokasi.
Suatu industri hakikatnya akan memperluas usahanya bilamana : 1. Fasilitas-fasilitas produksi sudah jauh ketinggalan, 2. Kebutuhan pasar tumbuh dan berkembang diluar kemampuan kapasitas produksi, 3. Pelayanan kepada pelanggan yang tidak mencukupi dan kurang memuaskan,
PERLUASAN PABRIK
• Desentralisasi adalah suatu proses dimana pabrik membagi-bagi lokasinya pada beberapa tempat dengan fungsi dan tanggung jawab yang sama.
• Pada dasarnya lokasi pabrik yang paling ideal adalah terletak pada suatu tempat yang mampu memberikan total biaya produksi yang rendah dan keuntungan yang maksimum
• Kekeliruan yang dibuat dalam penentuan lokasi pabrik tidaklah mungkin diselesaikan dengan segera tanpa kehilangan investasi yang sudah terlanjur ditanamkan serta perlunya tambahan investasi untuk mencapai alternatif lokasi lainnya,
Faktor-Faktor Pertimbangan Dalam Penentuan Lokasi (1)
A. Lokasi Pasar Lokasi dimana potensi pembeli berada adalah satu faktor yang harus diperhatikan didalam proses penentuan lokasi pabrik, Jika lokasi pasar tersebar dalam beberapa wilayah tertentu maka posisi pabrik yang ideal adalah berada ditengah-tengah (titik berat) dari posisi-posisi pasar. Dan jika lokasi pasar terpusat pada wilayah tertentu maka lokasi pabrik dapat didirikan mendekati wilayah tersebut.
B. Lokasi Sumber Bahan Baku Beberapa industri karena sifat dan keadaan dari proses produksinya memaksa untuk menempatkan pabriknya dengan sumber bahan baku, Seperti pabrik semen, mengharuskan lokasi pabrik berada didaerah yang memiliki sumber bahan baku semen.
C. Alat Angkutan Tersedianya alat transportasi yang layak akan sangat mempengaruhi proses produksi, jenis fasilitas dan biaya relatif dari masing-masing alat transportasi dilokasi alternatif harus memberikan biaya transportasi yang minimal,
Faktor-Faktor Pertimbangan Dalam Penentuan Lokasi (2)
D. Sumber Energi Faktor ini sangat vital dalam penetuan lokasi karena keberadaannya mutlak diperlukan, Secara umum sebagian perusahaan membeli energi (listrik) daripada harus membuat instalasi pembangkit energi.
E. Pekerja dan Tingkat Upah Pemilihan lokasi akan mempertimbangkan tersedianya tenaga kerja yang cukup yang tidak saja dilihat dari ketersediaan jumlah pekerja akan tetapi juga kemampuan dan keterampilan pekerja dan tentu saja akan mempertmbangkan tingkat upah rata-rata pada lokasi alternatif.
F. Undang-undang dan pajak Beberapa aspek dari operasi suatu pabrik yang umum diatur oleh undang-undang seperti jam kerja maksimal, usia kerja maksimal dan kondisi kerja lainnya, Dan besar kecilnya pajak yang harus disetorkan oleh suatu industri akan berbeda-beda pula tergantung lokasinya,
Faktor-Faktor Pertimbangan Dalam Penentuan Lokasi (3)
G. Sikap masyarakat Sosial kultural, adat istiadat, tradisi dan tingkat pendidikan rata-rata dari anggota masyarakat sekitar lokasi alternatif menjadi pertimbangan utama dalam penyelesaian masalah-masalah perburuhan, perselisihan/persengketaan dan masalah hubungan industri dengan masyarakat sekitar,
H. Air dan limbah industri Memilih lokasi dengan suplai air yang cukup sangat penting bagi hampir semua industri, Dan masalah pengolahan dan pengendalian limbah industri merupakan hal harus dipertimbangkan dalam penentuan dan perencanaan pembangunan industri,
Kekeliruan Penentuan Lokasi
1. Kurangnya analisa/pertimbangan faktor terkait
2. Besarnya pengaruh manajemen yang bersifat subyektif
3. Pemilihan “Kampung halaman” atau lokasi sekitar tempat tinggal
4. Kejenuhan suatu wilayah
5. Sudah tersedianya lahan
Kondisi Umum Beberapa Tipe Lokasi
a. Kota Besar (City) • Tenaga terampil sangat banyak dan labor cost tinggi
• Fasilitas, sarana komunikasi & Transportasi tersedia secara layak
• Supplier dekat dan komunikasi cepat
• Pajak tinggi
b. Pinggiran Kota (Sub Urban)
• Semi skilled labor/female labor mudah diperoleh, labor
cost cukup tinggi
• Pajak lebih rendah dibanding kota besar
• Expansi Pabrik lebih dimungkinkan
• Adanya kemungkinan timbulnya masalah lingkungan
Kondisi Umum Beberapa Tipe Lokasi
c. Luar Kota (Country)
• Lahan masih sangat murah
• Tenaga kerja terampil sulit diperoleh, labor cost rendah
• Pajak rendah
• Jarak yg jauh dengan supplier, mempengaruhi pemenuhan material, baik untuk produksi yang dapat menggangu lingkungan
Faktor yang Dipertimbangkan
• Berkaitan dengan production input/output
– Industri hulu, lokasi berdekatan dengan suplai sumber materialnya. Contohnya pengolahan bijih logam
– Industri hilir, lokasi pabrik berdekatan dengan wilayah pemasaran
• Berkaitan dengan proses produksi
– Menyangkut suplai energi dan tenaga kerja
• Berkaitan dengan kondisi lingkungan luar
– Suplai material, distribusi output, fasilitas komunikasi, transportasi, sosial budaya, kebijakan pemerintah
METODE PEMILIHAN ALTERNATIF LOKASI
A. RANKING PROCEDURE Metode ini dipergunakan untuk problem yang bersifat kualitatif/subyektif, biasanya
digunakan untuk permasalahan yang sulit untuk dikuantifikasikan dengan menggunakan pembobotan (Wi) kriteria penentu (i) dan pemberian skor terhadap
alternatif (j) berdasarkan kriteria penentu (Yij). Langkah-langkah rangking procedure : 1. Tentukan alternatif-alternatif lokasi yang akan dipilih ( j ) 2. Indentifikasi faktor-faktor penentu ( Yij ) yang relevan dalam penentuan lokasi pabrik. 3. Pemberian bobot dari masing-masing faktor penentu berdasarkan derajat kepentingan ( Wi ). 4. Pemberian skor (nilai) terhadap tiap alternatif lokasi ( j ) berdasarkan masing- masing faktor penentu ( Yij ), Skala penilaian menggunakan nilai 0 – 10 point, dengan nilai 10 sebagai point terbesar, 5. Tentukan total nilai dari masing-masing alternatif lokasi (Zj) dengan cara mengalikan bobot dari tiap faktor penentu dengan skor dari tiap alternatif lokasi,
Zj = (Wi x Yij) Alternatif lokasi yang memiliki total nilai (Zj) terbesar sebagai alternatif
terbaik yang dipilih,
Contoh Soal : PT, “X” ingin melakukan ekspansi pabrik dengan beberapa alternatif lokasi sbb : Alternatif lokasi 1 = Sidoarjo Alternatif lokasi 2 = Pasuruan Alternatif lokasi 3 = Krian Terdapat 3 faktor penentu yaitu Ketersedian bahan baku, Tenaga Kerja dan Transportasi, Dari ketiga faktor penentu tersebut diberikan bobot sbb :
Ketersedian bahan baku = 40% Tenaga Kerja = 35% Total = 100% Transportasi = 25%
Kemudian dengan menggunakan skor nilai antara 0 – 10 diberikan penilaian sbb:
Faktor Penentu Sidoarjo Pasuruan Krian
Ketersediaan bahan baku (40%) 8 5 7
Tenaga Kerja (35%) 7 8 4
Transportasi (25%) 9 7 8
Langkah selanjutnya adalah penentuan total nilai dari masing-masing alternatif lokasi : ZSidoarjo = (40% x 8) + (35% x 7) + (25% x 9) = 7,9 ZPasuruan = (40% x 5) + (35% x 8) + (25% x 7) = 6,55 ZKrian = (40% x 7) + (35% x 4) + (25% x 8) = 6,2 Sehingga dihasilkan total nilai terbesar adalah lokasi Sidoarjo dengan total nilai 7,9, sehingga Sidoarjo dipilih sebagai lokasi
pendirian pabrik sebagai alternatif terbaik
m : Jumlah alternatif lokasi n : Jumlah daerah pemasaran atau sumber material (Xi , Yi): Koordinat lokasi pabrik (aj , Bj) : Koordinat lokasi pasar atau sumber material Wj : Besar demand pada pasar atau jumlah source material yang tersedia
B. METODE ANALISA PUSAT GRAVITASI
Analisa pusat gravitasi dibuat dengan memperhitungkan jarak masing-masing lokasi sumber (j) atau daerah pemasaran (j) dengan alternatif
lokasi (i), Pada metode ini terdapat asumsi bahwa biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing lokasi adalah sama
Rumus umum yang dipergunakan adalah :
sumbu X (Km)
su
mb
u Y
(K
m)
Sumber A
(8,18)
Sumber B
(4,2)
Sumber C
(25,15)
Sumber D
(21,3)
Alternatif 1
(18,14)
Alternatif 2
(14,9)
Alternatif 3
(9,6)
Contoh Soal : Dalam suatu analisa kelayakan pendirian pabrik “Y” terdapat permasalahan dalam penentuan lokasi pabrik dengan beberapa alternatif lokasi seperti gambar dibawah ini.
Sumber A memiliki kemampuan supplai sebanyak 10 Ton/hari Sumber B memiliki kemampuan supplai sebanyak 8 Ton/hari Sumber C memiliki kemampuan supplai sebanyak 12 Ton/hari Sumber D memiliki kemampuan supplai sebanyak 4 Ton/hari
Permasalahan dari pabrik “Y” tersebut adalah menentukan alternatif yang terbaik dari 3
alternatif yang ada dengan mempertimbangkan 4 lokasi sumber bahan baku !!!
Dari gambar diatas diketahui koordinat dari masing-masing alternatif lokasi dan sumber bahan baku yang ada, Sehingga dapat ditentukan titik berat dari masing-masing alternatif lokasi.
Alternatif 1:
SOLUSI PERMASALAHAN
)])314()2118[(4))1514()2518[(12)])214()418[(8)])1814()818[(10 22222222
1 alternatifZ
Alternatif 2:
))39()2114[(12)])159()2514[(8)])29()414[(8)])189()814[(10 22222222
2 alternatifZ
Zalternatif 2 = {(34.205)+(34.525)+(43.405)+(18.439) = 130.575
Zalternatif 1 = {(34.058)+(52.154)+(24.495)+(22.804) = 133.511
Alternatif 3:
])36()219[(4])156()259[(12])26()49[(8])186()89[(10 22222222
3 alternatifZ
Zalternatif 3 = {(38.079)+(18.111)+(63.592)+(24.739) = 144.52
Sehingga dari total nilai diatas, alternatif 2 dapat dipilih sebagai alternatif terbaik karena memiliki nilai Z yang terkecil (minimum)
S1 3000 ton/minggu
S2 2500 ton/minggu
S3 4400 ton/minggu
D1 2700 ton/minggu
D2 3400 ton/minggu
D3 3100 ton/minggu
D4 2200 ton/minggu
SUPPLY DEMAND
Besarnya jumlah permintaan yang mengakibatkan terbatasnya supplai yang dapat diberikan oleh sumber-sumber pemasok, merupakan
permasalahan utama dalam analisa alokasi ini. Seperti yang dideskripsikan pada gambar dibawah ini, jumlah supplai sebesar 9900 ton/minggu
sedangkan jumlah pemintaan lebih banyak yaitu sebesar 11400 ton/bulan. Sehingga diperlukan suatu analisa pengalokasiaan supplai tersebut ke
beberapa demand, sehingga menimbulkan total biaya yang paling minimal.
PERMASALAHAN ALOKASI
Permasalahan Alokasi
a problem of minimizing or maximizing a linear function in the presence of linear constraints of the inequality and/or the equality type
Pendekatan intuitif untuk memecahkan masalah dimana
struktur masalah dapat diintepretasikan dgn cermat untuk
mendapatkan solusi yang beralasan.
Metode Progam Linear
Metode Heuristik
METODE PROGRAMA LINEAR
Metode transportasi programa linear merupakan metode yang cukup sederhana dalam memecahkan permasalahan alokasi.
Metode ini mempresentatifkan permasalahan ke dalam bentuk tabel yang terdiri dari beberapa variabel perhitungan
sbb:
a. Sumber (Source) – ditunjukkan dengan kapasitas supplai dari masing-masing
sumber tersebut untuk periode waktu tertentu.
– sumber ditunjukkan dengan notasi Fi.
– kapasitas sumber dinotasikan dengan Si.
b. Tujuan alokasi (Destination) – menunjukkan lokasi dimana supplai akan didistribusikan.
– Tujuan alokasi dinotasikan sebagai Aj
– jumlah permintaan dari masing-masing tujuan alokasi dinotasikan dengan Dj.
METODE PROGRAMA LINEAR
c. Biaya Transportasi per unit (Unit shipping cost). – Biaya pengiriman untuk 1 unit produk (bisa juga
dimasukkan sebagai biaya produksi per unit) dari sumber i ke tujuan j, dinotasikan sebagai Cij.
d. Alokasi supplai (distribusi) – Besarnya jumlah pengiriman barang (alokasi) per
route/sel adalah variabel ayang akan ditentukan dalam analisa ini.
– dinotasikan sebagai Xij.
e. Total biaya transportasi. – Total biaya transportasi merupakan kriteria pokok dalam
analisa alokasi ini, Total biaya transportasi diformulasikan
sebagai : Z =Cij x Xij
Untuk lebih memperjelas notasi-notasi variabel diatas, dibawah ini ditampilkan sel matrik untuk penyelesaian permasalahan alokasi dengan
programa linear.
SUMBER TUJUAN Kapasitas
A1 A2 A3 A4
F1 X11 ?
$ C11
X12 ?
$ C12
X13 ?
$ C13
X14 ?
$ C14
S1
F2 X21?
$ C21
X22 ?
$ C22
X23 ?
$ C23
X24 ?
$ C24
S2
F3 X31 ?
$ C31
X32 ?
$ C32
X33 ?
$ C33
X34 ?
$ C34
S3
Permintaan D1 D2 D3 D4 Si = Dj
Zmin = Cij x Xij
SEL MATRIK
Aplikasi metode-metode program linear dapat digunakan
untuk permasalahan sbb: 1. Distribusi supply dari beberapa sumber untuk beberapa
lokasi tujuan (permintaan) 2. Pemilihan lokasi atau penempatan fasilitas 3. Penentuan pemenuhan demand (estimasi) terhadap
kapasitas produksi.
Kondisi yang harus terpenuhi dalam metode program linear : 1. Pengalokasian harus feasible, sesuai dengan batasan
supply & demand, 2. Alokasi memenuhi seluruh kemungkinan alokasi (sel
matrik)(i+j-1) 3. Alokasi pada sel matrik tidak membentuk lintasan
tertutup,
Metode ini bertujuan meminimumkan biaya total untuk alokasi/distribusi supplai produk untuk setiap tujuan alokasi.
Metode ini cukup sederhana dan cepat dalam penyelesaian alokasi, namun hasil dari metode ini tidak seoptimal hasil dari
metode lainnya. Prinsip metode heurustic adalah alokasi demand sebesar-
besarnya pada lokasi sumber yang memberikan biaya transportasi yang sekecil-kecilnya secara berturut-turut.
METODE HEURISTIC LEAST COST ASSIGNMENT
ROUTINE METHOD
Contoh soal : Pada sel matrik dibawah ini diketahui adanya permintaan sebesar 10,000 ton dari 4 buah lokasi permintaan dengan kemampuan supplai yang sama besar dari 3 buah sumber. Dengan menggunakan metode heuristic akan ditentukan besarnya alokasi ke sel tertentu sbb :
SUMBER TUJUAN
Kapasitas A1 A2 A3 A4
F1 $ 10 $ 8 $ 5 $ 6
2400 ton
F2 $ 5 $ 2 $ 6 $ 3
4000 ton
F3 $ 9 $ 7 $ 4 $ 7
3600 ton
Permintaan 2300 ton 3400 ton 2500 ton 1800 ton 10000 ton
Langkah Penyelesaian
SUMBER TUJUAN
Kapasitas A1 A2 A3 A4
F1 1200 $ 10 $ 8 $ 5
1200 $ 6
2400 ton (6) (4)
F2 $ 5
3400 $ 2 $ 6
600 $ 3
4000 ton (1) (2)
F3 1100 $ 9 $ 7
2500 $ 4 $ 7
3600 ton (5) (3)
Permintaan 2300 ton 3400 ton 2500 ton 1800 ton 10000 ton
Z = (1.200x$10) + (1.100x$9) + (3.400x$2) + (2.500x$4) + (1.200x$6) + (600x$3) = $47.700
Prinsip dari metode ini adalah : “alokasi pertama pada sel kiri atas, kemudian alokasi horizontal ke sel
kanan dan kemudian vertikal kebawah, dst....” Dengan menggunakan contoh persoalan yang sama pada metode
heuristic, akan dilakukan penyelesaian dengan metode Northwest sbb
SUMBER TUJUAN
Kapasitas A1 A2 A3 A4
F1 2300 $ 10
100 $ 8 $ 5 $ 6
2400 ton (1) (2)
F2 $ 5
3300 $ 2
700 $ 6 $ 3
4000 ton (3) (4)
F3 $ 9 $ 7
1800 $ 4
1800 $ 7
3600 ton (5) (6)
Permintaan 2300 ton 3400 ton 2500 ton 1800 ton 10000 ton
Z = (2.300x$10)+(100x$8)+(3.300x$2)+ (700x$6)+(1.800x$4)+(1.800x$7) = $ 54.400
METODE NORTHWEST- CORNER RULE
Pola Aliran - Pertimbangan
• Kebijaksanaan sentralisasi atau desentralisasi dari gudang barang setengah jadi
• Keputusan penggunaan lintasan tetap
• Besarnya beban yang harus dipindahkan saat proses produksi
• Derajat atau tingkat teknologi yang digunakan dalam proses pemindahan
• Tingkat pengendalian persediaan
Macam Proses Produksi
Tipe Industri&Karakteristiknya
Tipe Tata Letak &Dasar Pemilihannya
Product layout
Fix material location layout
Process Layout
Product Layout
• Mesin dan fasilitas produksi diatur berdasarkan aliran produksi
• Prinsip “machine after machine”
• Merupakan tipe layout paling populer
• Disebut juga flow/line layout
Dasar Utama Penempatan
• Hanya satu atau beberapa standar produk
• Produk dibuat dalam jumlah besar dengan jangka waktu yang lama
• Adanya kemungkinan mempelajari studi gerak dan waktu
• Adanya keseimbangan lintasan
• Memerlukan aktivitas inspeksi yang sedikit
• Satu mesin untuk satu operasi dengan jenis komponen serupa
• Aktivitas pemindahan mekanis, menggunakan conveyor
• Lebih sering mengunakan tipe mesin special purpose
Jenis-jenis Konveyor
• Total waktu relatif singkat
• WIP jarang terjadi
• Insentif dapat meningkatkan produktivitas karyawan
• Tiap unit produksi memerlukan area minimal
• Proses pengendalian produksi mudah
• Ketika salah satu mesin rusak, akan menghambat proses produksi total
• Fleksibilitas rendah
• Stasiun kerja lambat akan menghambat aliran produksi
• Investasi besar
Kelebihan Kekurangan
Bahan Baku
Gudang Bahan Baku
SK-1
SK-2
SK-3
SK-4
Gudang Produk Jadi
Produk Jadi
A
Press
A
B
B
1
1 2 3
1 2 3 4
4
2
Bubut Drill Penge- pakan
Gerinda
Frais Bubut Penge- pakan
Tata Letak Aliran Produk
Fixed Material Location Layout
Dasar Penempatan • Tipe ini tidak banyak digunakan
• Material atau komponen utama akan tinggal tetap
• Fasilitas produksi bergerak menuju lokasi material
• Tools dan peralatan kerja mudah dipindahkan
• Perpindahan material bisa dikurangi
• Kontinyuitas proses produksi bisa dilaksanakan sebaik-baiknya
• Pengkayaan kerja mudah diberikan
• Fleksibilitas kerja sangat tinggi
• Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas produksi
• Memerlukan skill operator yang tinggi
• Adanya duplikasi peralatan kerja
• Perlunya pengawasan khusus dan kordinasi kerja dalam penjadwalan produksi
Kelebihan Kekurangan
Process Layout
Dasar Penempatan
• Pengaturan dan penempatan mesin serta peralatan produksi yang sama dalam satu departemen
• Contoh: segala proses stamping diletakkan dalam process department
• Digunakan untuk industri mfg dengan volume relatif kecil dan tidak standart
• Lebih fleksibel dibanding aliran produk (job order)
Dasar Pertimbangan
• Produk dari banyak model yang khusus
• Volume produk kecil dan jangka waktu singkat
• Aktivitas studi gerak dan waktu sulit dilaksanakan
• Perlu banyak pengawasan
• Tipe mesin general purpose
• Material dan produk terlalu berat dan sulit untuk dipindahkan
• Banyak memakai peralatan berat dan memerlukan perawatan khusus
• Total investasi yang rendah
• Fleksibilitas tenaga kerja dan fasilitas produksi cukup besar
• Kemudahan aktivitas supervisi yang lebih baik dan melalui spesialisasi kerja
• Pengendalian dan pengawasan lebih mudah
• Breakdown mesin mudah diatasi
• Menyebabkan aktivitas pemindahan material
• Diperlukan penambahan space area untuk WIP Storage
• Proses dan pengendalian produksi lebih kompleks
• Diaplikasikan untuk job order
• Diperlukan skill tinggi
Kelebihan Kekurangan
Process Layout
Bahan Baku
Gudang Bahan Baku
SK-1
SK-2
SK-3
SK-4
Gudang Produk
Jadi
Produk Jadi
A
A
B
B
Bubut Press Drill Gerinda
1
1
1
3
2
3
4
2
4
4
4 2
Penge- coran
Frais
Pengepakan
Tata Letak Aliran Proses
Tipe-tipe Tata Letak Pabrik (Groover, 1987)
Perbandingan Product & Process Layout
Prosedur Perencanaan Layout Pabrik
Pola Aliran
Pemindahan Bahan
Proses Aliran Material
• Gerakan perpindahan semua elemen dari sumber asalnya menuju ke pabrik yang akan mengelolanya
• Gerakan perpindahan material di dalam dan di sekitar pabrik selama proses produksi berlangsung
• Gerakan perpindahan yang meliputi aktivitas distribusi
Keuntungan
• Meningkatkan efisiensi
• Pendayagunaan floor space lebih baik
• Aktivitas material handling lebih sederhana
• Idle time dapat dikurangi
• Mengurangi waktu pengerjaan
• Pendayagunaan tenaga kerja lebih efisien
• Mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan produk
• Mengurangi jarak perpindahan material
• Memudahkan aktivitas supervisi
• Menyederhanakan pengawasan
• Mempermudah proses handling
• Mengurangi kecelakaan kerja
Pola Aliran Bahan u/ Proses Produksi
Straight Line
Serpentine / Zig-Zag (S-Shaped)
U-Shaped
Circular
Odd Angle
B
e
n
t
u
k
P
o
l
a
A
l
i
r
a
n
B
a
h
a
n
Straight Line atau Pola Aliran Lurus ( I Flow)
• Proses yang berlangsung singkat • Proses produksinya relatif sederhana • Item tunggal/sedikit, jumlah produksi yang besar. • Pola aliran bahan ini akan memberikan :
• Jarak perpindahan yang pendek antar proses. • Proses berlangsung lurus sesuai urutan mesin
• Jarak perpindahan bahan total akan kecil
Serpentine atau Zig-Zag (S Flow)
Pola aliran seperti huruf “S” diatas sangat baik diterapkan bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan panjang area yang tersedia. Untuk itu aliran bahan dibelokkan untuk mengurangi panjangnya garis aliran yang ada.
Pola Aliran Huruf “U” (U Flow)
Pola aliran ini dipakai bilamana dikehendaki akhir dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan awal proses produksi. Hal ini meningkatkan pemanfaatan fasilitas transportasi dan mudah untuk mengawasi keluar masuknya material dan produk jadi. Aliran perpindahan bahan relatif panjang
Circular (O Flow)
Pola aliran circular ini sangat baik diterapkan pada proses yang menghendaki pengembalian material atau produk jadi pada titik awal produksi. Pola ini juga dapat diterapkan pada proses yang menempatkan proses penerimaan bahan/material dan pengiriman barang jadi pada area yang sama.
Odd Angle
• Tujuannya adalah untuk memperoleh garis aliran produk melewati suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan.
• Proses perpindahan bahan (material handling) secara mekanik.
• Terbatasnya ruang dan dikehendaki adanya pola aliran yang tetap