Post on 02-Mar-2019
PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI
KEGIATAN KEAGAMAAN DI MASYARAKAT
(STUDI KASUS IKATAN REMAJA
MASJID AL-ANWAR)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Disusun Oleh:
AMRY AL MURSALAAT
NIM: 1112015000082
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam
Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus
Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat). Disusun oleh Amry Al
Mursalaat, NIM 1112015000082, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 13 Desember 2016
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Muhamad Arif, M.Pd Tri Harjawati, M.Si
NIP. 197006061 199702 1 002 NIDN.2014118001
v
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Amry Al Mursalaat
NIM : 1112015000082
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 06 Juni 1994
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Judul Skripsi : Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid
dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan
Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus
Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta
Barat).
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Muhamad Arif, M.Pd
2. Tri Harjawati, M.Si
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 13 Desember 2016
Amry Al Mursalaat
NIM. 1112015000082
vi
ABSTRAK
Amry Al Mursalaat. 1112015000082. Peranan Organisasi Kepemudaan
Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di
Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat).
SKRIPSI. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang Peranan
Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan
Keagamaan di Masyarakat, dengan melihat program kegiatan,
pengimplementasian program dan dampak pengimplementasian program
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partispasi
kegiatan keagamaan di masyarakat sekitar masjid Al-Anwar
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu
dengan menggambarkan hasil penelitian dalam kata-kata bukan angka-angka, agar
dapat diperoleh data yang akurat. Penulis juga melakukan wawancara, dan analisis
data-data melalui dokumentasi, website serta pengamatan langsung di lapangan.
Penelitian dilakukan di masjid Al-Anwar, kebon jeruk, Jakarta barat.
Hasil penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa peranan ikatan
remaja masjid al-anwar, terdapat peranan IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-
Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat sekitar
masjid Al-Anwar.
Kata Kunci: Peran Organisasi, Kepemudaan Remaja Masjid.
vii
ABSTRACT
Amry Al Mursalaat. 1112015000082. The Role of Youth Organizations in
Enhancing Participation Mosque Religious activities in the Community (Case
Study Youth Association Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat). SKRIPSI. Jakarta:
Education Department of the Faculty of Social Sciences and Teaching
Tarbiyah State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
This study aimed to obtain information on the Role of Youth Organizations in
Enhancing Participation Mosque Religious activities in the Community, with a
look at the program of activities, the implementation of the program and the
impact of program implementation IRMAWAR (Youth Association Masjid Al-
Anwar) in increasing the participation of religious activities in the community
around the mosque Al- Anwar
The research method that I use is the qualitative approach by describing the
results in words instead of numbers, so can obtain accurate data. I also conduct
interviews, and analysis of data through the documentation, website and direct
observation in the field. The study was conducted at Al-Anwar, Kebon Jeruk, West
Jakarta.
Results of research conducted found some ties role al-Anwar mosque youth, there
is a role IRMAWAR (Youth Association Masjid Al-Anwar) in increasing the
participation of religious activities in the community around the mosque Al-
Anwar.
Keywords: Role of Organizations, Youth Mosque Youth.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW yang telah menjadi suri teladan bagi umatnya terutama dalam hal mendidik.
Pendidikan sangat diutamakan dalam Islam, seperti yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW.
Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu Sarjana
Pendidikan (S.Pd).
Skripsi ini dapat penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi ini. Berkaitan
dengan rampungnya skripsi ini, penulis sangat menyadari berbagai pihak yang
telah membantu dan mendukung kegiatan ini. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan melayani
penulis selama penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan melayani penulis selama
penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
5. Dr. Muhamad Arif, M.Pd dan Tri Harjarwati, M.Si., selaku dosen
pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan motivasinya selama
penulis menyusun skripsi.
6. Kepada Ibu Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
Terima kasih atas saran dan masukannya selama panulis dalam masa
perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan seluruh Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis
selama masa perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Seluruh staf karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mempermudah penulis dalam mencari data.
9. Bapak Romeli, SE selaku Kepala Kelurahan Sukabumi Utara yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
10. Ayahanda, Alm. M. Rosally HAS yang telah memberikan motivasi terhadap
penulis, semoga tenang di sana dan didapatkan tempat terindah oleh Allah
SWT. Gelar ini penulis dedikasikan untu ayahanda, makasih ayah.
11. Mama tercinta, Ibu Hj. Rusmini, terima kasih atas semua do’a dan kasih
sayang, serta dukungan moril dan materil kepada penulis hingga penulis
menyelesaikan skripsi.
12. Kakak tercinta, Ikram Amrully dan Amryan Fajri, mereka berdua adalah
sosok pengganti orang tua selama penulis kuliah, dan mereka selalu
memotivasi penulis agar segera mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Terima kasih atas semuanya yang telah kalian berikan kepada penulis.
13. Adik-adik tercinta, Muhammad Ridho Nurul Qolby dan Risallah Azzahriwan
yang membuat penulis termotivasi agar selalu menjadi teladan bagi mereka.
14. Keluarga besar H. Ayub Siab HAS yang telah memberikan motivasi terhadap
penulis.
15. Dian Prawitasari, yang selalu mengingatkan dan menemani penulis untuk
cepat merampungkan skripsinya.
x
16. Sahabat DAFURY (Darul, Fuji, Amry) yang selalu mengingatkan dan
menjadi teman seperjuangan dalam merampungkan tugas ini, tetaplah
menjadi sahabat.
17. Buat sahabat NEUROSPORA, Kamil, Shogir, Opal dan Ariq. Terima kasih
telah menemani kegalauan penulis. Tetap berlima dan kompak.
18. Kawan-kawan Social Ethnic Voyager dan Kosan Manda, Muhammad Iqbal
Muharram, Fuji Nurul Hamdan, Darul Faisal Ramadhan, Maulana Yusuf,
Wais Al-Qurni, Rizal Fakhrudin, Abidilah Syawaludin, Muhammad Agus,
Muhammad Nur, Fakhurozi, Rian Arpan Ansori, Rizki Fauzi, Amar
Rasyidillah, dan Abdul Kahfi. Semoga persahabatan kita dapat terus terjalin
dengan baik dan tak lekang oleh waktu. Salam Jagemenday.
19. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan
2012 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa disebutkan satu
persatu tanpa mengurangi rasa persahabatan kita, tetap kompak selalu dan
terus jalin tali silaturrahmi.
20. Kelompok Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) BELAH DUA MtsN
13 Jakarta Tahun 2016, Muhammad Nur (IPS), Eli (PBI), Ami (PMTK),
Amalia (PBI), Annisa (PBA), Babang hardi, Riski Depe, Fikry(PBSI).
Terimakasih atas dukungan serta motivasinya, semoga tetap kompak selalu.
21. Ikatan remaja masjid Al-Anwar (IRMAWAR) Bang Hisyam, Amel, Fudji
dan DKM Masjid Al-Anwar yang telah memberikan izin untuk penulis
meneliti.
22. Ikatan alumni vingtdeux (Iluni VTX) yang selalu mengingatkan kelulusan
ketika kumpul, semoga kalian cepat menyusul dan tetap kompak di ikatan
alumni.
23. Komunitas Crayon Social Art, Isan, Ojay, Eboy, Winda, Radita, Mega,
Dhana, Danu, Syifa, Misbah, Ading, Aida, Saman, Amar, Wildan. Terima
kasih untuk pengalaman serunya, semoga cepat menyusul.
24. Ikatan Remaja Masjid Darul Ulum (MADU) yang menjadi lahan belajar
untuk menjadi calon guru yang baik, terima kasih untuk pengalamanya.
xi
25. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat
yang menjadi wadah dalam berorganisasi di ekstra kampus dan merupakan
titik awal penulis memulai organisasi, baik tataran intra kampus maupun
tataran ekstra kampus. Terima kasih HMI, Yakin Usaha Sampai.
26. HMJ P.IPS yang telah memberikan penulis pengalaman yang sangat berharga
dalam berorganisasi di tataran intra kampus.
Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa hormat
penulis. Penulis hanya dapat memohon dan berdo’a mudah-mudahan bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan do’a yang telah diberikan menjadi
pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin
Demikianlah, betapapun penulis telah berusaha dengan segenapkemampuan
yang ada untuk menyusun karya tulisyang sebaiuk-baiknya, namun di atas
lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam
kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang
membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
Jakarta, 13 Desember 2016
Amry Al Mursalaat
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah............................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II .................................................................................................................... 9
A. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid ............................................... 9
1. Peranan ................................................................................................... 9
2. Organisasi ............................................................................................. 12
3. Organisasi Kepemudaan Masjid ........................................................... 15
B. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan keagamaan ................................... 19
1. Meningkatkan Partisipasi ..................................................................... 19
2. Kegiatan Keagamaan ............................................................................ 20
3. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan .................................. 20
C. Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 20
D. Kerangka Berfikir ................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29
xiii
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 29
B. Latar Penelitian (Setting) ...................................................................... 30
C. Metode Penelitian ................................................................................. 30
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................................... 31
E. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................... 39
F. Analisis Data ........................................................................................ 41
BAB IV ................................................................................................................. 44
1. Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar). ........ 44
2. Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan
di masyarakat. ....................................................................................... 47
3. Dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan
keagamaan di masyarakat. .................................................................... 51
A. Pembahasan .......................................................................................... 53
1. Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar). ........ 53
2. Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan
di masyarakat. ....................................................................................... 55
3. Dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan
keagamaan di masyarakat. .................................................................... 56
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 57
BAB V ................................................................................................................... 58
A. Kesimpulan ........................................................................................... 58
B. Saran-saran ........................................................................................... 59
DAFTAR PUSAKA ............................................................................................. 60
xiv
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan ……………………………… 37
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ……………………………………………. 42
Tabel 3.2 Data dan Sumber Data ……………………………………… 45
Tabel 3.3 Daftar Kegiatan Observasi …………………………………... 46
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara ………………………………………... 47
Tabel 3.5 Studi Dokumentasi …………………………………………... 52
Tabel 4.6 Hasil Observasi ………………………………………………. 81
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi
Lampiran 2 Instrumen Wawancara
Lampiran 3 Hasil Observasi
Lampiran 4 Hasil Wawancara
Lampiran 5 Surat Pertanyaan Bersedia Menjadi Informan
Lampiran 6 Pedoman Studi Dokumen
Lampiran 7 Dokumentasi
Lampiran 8 ADRT, GBHO, Struktural, Program kerja IRMAWAR
Lampiran 9 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian dari Jurusan
Lampiran 11 Surat Penelitian dari Kelurahan Sukabumi Utara
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian untuk IRMAWAR
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian untuk Pengurus Masjid Al-Anwar
Lampiran 13 Lembar Uji Referensi
Lampiran 14 Biodata Penulis
xvi
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ….......……………………………… 37
Gambar 3.1 Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman ……...…. 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam salah satu isi ideologi bangsa Indonesia yaitu
Pancasila. Sila pertama Pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini
menekankan pada fundamen etis-religius dari negara Indonesia yang bersumber
dari moral ketuhanan yang diajarkan agama-agama dan kenyakinan yang ada. Sila
ini sekaligus berperan sebagai pengakuan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa
bagi masyarakat Indonesia.1Oleh karena itu, kepercayaan adanya tuhan adalah
dasar yang utama sekali dalam faham keagamaan2, dan negara kita telah
memilikinya dengan adanya sila pertama.
Agama sejatinya menjadi alat pengontrol moral bangsa. Menurut bahasa
sansekerta agama diartikan sebagai peraturan yang dapat membebaskan manusia
dari kekacauan yang dihadapinya dalam hidup, bahkan menjelang matinya.3
Hendropuspito menjelaskan agama sebagai suatu jenis sistem sosial yang dibuat
oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris
yang dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi mereka
dan masyarakat luas umumnya.4 Agama selain membantu orang dari kebingungan
dunia dan menawarkan jawaban tentang berbagai permasalahan, juga memberikan
kekuatan moral.5 Masih banyak orang yang merasa sudah beragama jika sudah
melaksanakan upacara yadnya (dhohir) atau sembahyang saja. Menolong orang
menderita, berlalu lintas dengan mengikuti aturan, hidup hemat, hal itu sering
1Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR,Empat pilar kehidupan kebangsaandan
bernegara (Jakarta: Sekertariat Jendral MPR RI, 2012) hlm.46. 2 Nasution Harun, Falsafah Agama (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1989) hlm,23. 3Yusron Rozak dan Tohirin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi dan
Umum (Jakarta : Uhamka Press, 2009) hlm,32. 4 Dadang kahmad, sosiologi agama (bandung : PT Remaja Posdakarya, 2000) cet.1 hlm,.
129. 5 J. Dwi Narwako dan Bagong suyanto, Sosiologi Teks pengantar dan Terapan (Jakarta
:kencana,2011) hlm. 253.
1
2
tidak dianggap sebagai perilaku mengamalkan ajaran agama. Padahal berbuat
baik, benar dan wajar diajarkan sebagai pengamalan agama.
Magnis Susino mengatakan moral selalu mengacu pada baik buruknya
manusia sebagai manusia. Bidang moral mencakup bidang kehidupan manusia
dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.6 Moral agama pada masyarakat
sejatinya merupakan alat pengontrol untuk berkehidupan yang baik. Masyarakat
bersama-sama terus memegang teguh ajaran agama masing-masing agar tidak
terjadi sebuah gejala sosial melemahnya moral tersebut.
Keteladanan dari kalangan elit agama dan pemerintah mempengaruhi
aktualisasi nilai-nilai agama di masyarakat. Masyarakat tidak dapat disalahkan
dengan fenomena melemahnya moral yang kini kian memprihatikan. Suri teladan
telah hilang dari figur publik yang sedari dulu menjadi figur umat. Padahal jika
ada sosok atau tokoh yang menjadi panutan di masyarakat, umat akan mudah
mengikuti. Berita mengenai hilangnya peran figur publik seperti kasus Pengadilan
Negeri Karawang menjatuhkan hukuman penjara selama 12 tahun kepada Dadang
Santoso (48). Pimpinan pondok pesantren (Ponpes) di Karawang, Jawa Barat ini
yang terbukti melakukan tindak pidana asusila terhadap belasan muridnya7,
menjadi viral dimasyarakat, hal ini menjadi salah satu pemicu hilangya peran
publik figur.
Melemahnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan keagamaan ada
beberapa macam. Contoh melemahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan
keagamaan diantaranya, masjid yang sepi ketika sholat fardhu atau jamaah,
kurangnya aktivitas perayaan hari besar agama Islam seperti kegiatan Maulid
Nabi Muhammad saw. atau Isra Mi’rad, minimnya peran pemuda lingkungan
masjid dalam berkegiatan di masjid atau sepinya masjid ketika bulan ramadan
telah usai, bukan sebuah rahasia umum jika setiap berakhirnya bulan suci ramadan
masjid kembali sepi jamaah. Kendati demikian, sejumlah masjid tetap berupaya agar
masjid tetap ramai dikunjungi para jamaahnya.
6 E-Jurnal, Pengertian Moral Menurut Para Ahli, 2013, (http://www.e-
jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html). 7 Sulsel Pojok Satu, Ustad Cabul yang Nodai 15 santri dihukum 15 Tahun Penjara, 2016,
(http://sulsel.pojoksatu.id/read/2016/03/30/ustad-cabul-yang-nodai-15-santri-itu-dihukum-12-
tahun-penjara/).
3
Menurut Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah, S. Ag, M. Pd,
“Terdapat dua sebab utama masjid tidak berpenghuni. Pertama yaitu persepsi atau
pemikiran masyarakat yang menganggap fungsi masjid hanya untuk tempat
ibadah melaksanakan shalat. Penyebab kedua yaitu pergeseran nilai-nilai agama
atau spiritual. Contohnya manusia semakin disibukkan dengan perekonomian
sehingga lalai dengan tugasnya terhadap Allah SWT”8. Masjid akan ramai ketika
bulan suci ramadhan datang, shaf-shaf akan penuh disetiap sholat fardhu, terutama
mendekati jam berbuka seperti sholat ashar, dan akan bertambah penuh ketika
memasuki waktu magrib hingga menjelang isya sampai datang waktu sholat
taraweh. Seiring berakhirnya bulan ramdhan atau penghujung bulan suci, masjid
kembali cenderung akan sepi dari aktifitas kegiatan kegamaan, Umat lebih
mementingkan keperluan hari raya seperti berbelanja atau mudik ke kampung
halaman ketimbang meramaikan kegiatan masjid, hal hasil masjid kembali sepi
dari kegiatan kegamaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan keagamaan sudah menurun. Peran pemerintah dan publik figur tidak lagi
mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Hilangnya peran pemerintah dan
publik figur dalam memberikan contoh pengalaman keagamaan harus segera
dicari solusinya. Jika hilangnya peran pemerintah dan publik figur tidak segera
diambil tindak tegas, maka akan berakibat terjadinya penyelewengan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat.
Kurang maksimalnya kinerja DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) juga
menjadi alasan sepinya masjid selain menurunya peran pemerintah dan publik
figur dalam meramaikan masjid. DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) adalah
orang-orang yang bertugas menjaga kemakmuran masjid, fisik masjid maupun
kegiatan ibadah di dalamnya9. Banyak faktor yang mempengaruhi kurang
profesionalnya kebanyakan Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid, di antara yang
8 Dmi, Inilah Peyebab Masjid Sepi Jamaah Versi Gubernur Bengkulu, 2016,
(http://dmi.or.id/inilah-penyebab-masjid-sepi-jamaah-versi-gubernur-bengkulu/). 9 Voa Islam, Siapa yang Pantas Menjadi DKM menurut Al-Quran, 2014,
(http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/05/21/30506/siapa-yang-pantas-menjadi-dkm-
masjid-menurut-alquran/).
4
penting adalah minimnya pengetahuan dan kemampuan berorganisasi mereka.
Bahkan, ada di antara mereka yang belum mengenal apa itu ilmu organisasi dan
management. Sehingga menimbulkan budaya organisasi yang kurang sehat dan
dinamis.10 Hal ini yang mengakibatkan DKM kurang memberikan peranan dalam
meramaikan kegiatan masjid.
Lahirnya organisasi dan komunitas berbasis syariat Islam menjadi solusi
yang memberikan angin segar dalam penataan moral serta tingkah laku
masyarakat. Organisasi dan komunitas berbasis syariat Islam dapat berperan
bersama pemerintah dan publik figur. Ketiganya berfungsi mengatur dan
mengontrol pola serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan
keagamaan.
Organisasi masyarakat berlandaskan syariat islam mampu berperan dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan keagamaan.
Kegiatan dan ide baru organisasi masyarakat mampu menggugah masyarakat
untuk berkegiatan keagamaan lebih baik lagi. Adapun organisasi yang paling
dasar yang patut di berikan perhatikan dalam penataan moral masyarakat ialah
organisasi yang berada dalam naungan masjid. Hal ini disebabkan masjid
merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Berawal dari masjid seharusnya kaum
muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi,
politik, sosial dan seluruh sendi kehidupan. Sebagaimana para pendahulunya
memfungsikan masjid secara maksimal, dalam memakmurkan dan meraimaikan
masjid. Seperti yang di sampaikan Allah SWT dalam Al Quran dalam Surat At-
Taubah ayat 18 :
10Masjid Arroyan, Dewan Kemakmuran Masjid, 2013,
(https://masjidarroyyanbdb2.wordpress.com/2013/08/29/dewan-kemakmuran-masjid/).
5
“Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-
orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan
termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At-
Taubah:18).
Apabila peranan organisasi masjid dapat dioptimalkan, penataan yang
berkesinambungan di masyarakat dalam peningkatan berkegiatan dalam beragama
dapat dimulai. Hal ini bisa terjadi karena letak masjid yang dekat lingkungan
masyarakat.
Contoh organisasi yang berada dalam ruang lingkup berwadah masjid
ialah ikatan remaja masjid. Sejatinya organisasi remaja inilah yang menjadi
tonggak ramai dan sepinya masjid dalam kegiatan kegamaan. Ide yang baru serta
keanggotaan yang mayoritas adalah pemuda menjadi modal bagi organisasi
remaja untuk membangun karakter masyarakat yang agamis dengan kegiatan yang
rutin dan berjangka panjang. Organisasi remaja masjid membawa pembaharuan
dan cara baru untuk mengajak serta mendorong masyarakat untuk meramaikan
masjid. Namun, kenyataannya peran dari para remaja mesjid ini belum mampu
untuk menggerakkan masyarakat untuk meramaikan masjid.
Salah satu ikatan remaja masjid yang telah aktif berkegiatan keagamaanya
di lingkungan masyarakat ialah IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)
yang bertempat di Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta
Barat. Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar telihat paling aktif dalam menjalankan
aktifiktas kegiatan dibandingkan ikatan remaja masjid yang lain di sekitar
Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan masjid
berada dalam lingkungan masyarakat. Ini yang menjadikan tolak ukur
pengambilan studi kasus di Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar yaitu untuk melihat
peranan Ikatan Remaja Masjid dalam meningkatkan partisipasi kegiataan
keagamaan di masyarakat.
6
Berdasarkan realita yang tertulis di atas, partisipasi masyarakat dalam
kegiatan keagamaan sudah menurun. Peran pemerintah dan publik figur sebagai
suri teladan sudah tidak lagi mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan beragama. Organisasi pemuda khususnya ikatan remaja masjid
diharapkan mampu membantu peran pemerintah dan publik figur dalam
meningkatkan partisipasi mayarakat terhadap kegiatan keagamaan. Oleh karena
itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam mengenai
peranan organisasi kepemudaan masjid terhadap partisipasi kegiatan beragama
serta menjadikanya sebagai skripsi dengan judul
“Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan
Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat) ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di jelaskan di atas, penulis
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Masjid cenderung sepi dalam aktifitas kegiatan keagamaan, terutama
selepas bulan suci ramadan.
2. Kurangnya kaderisasi remaja masjid dalam mencetak generasi yang baru.
3. Kurang pahamnya pegorganisasian yang baik dalam pengurusan Dewan
Kemakmuran Masjid (DKM).
4. Peran Dewan Kemakmuran Masjid yang belum maksimal menjalankan
tugasnya dalam segi komunikasi dengan ikatan remaja masjid.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, mengingat terbatasnya waktu,
biaya, dan tenaga peneliti. Maka peneliti membatasi masalah pada masalah,
kurang maksimalnya peranan organisasi kepemudaan masjid dalam meningkatkan
partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat.
.
7
D. Rumusan Masalah
Untuk memperoleh data yang lengkap maka rumusan masalah di atas akan
dirinci menjadi perumusan masalah utama dan dasar. Perumusan masalah utama,
Bagaimanakah peranan organisasi kepemudaan Masjid Al-Anwar (IRMAWAR)
dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan?
Sedangkan perumusan masalah dasar dari masalah ini adalah:
1. Bagaimana Keadaan kondisi keagamaan sekitar Ikatan Remaja Masjid
AL-Anwar (IRMAWAR).
2. Bagaimana partispasi masyarakat sekitar Ikatan Remaja Masjid AL-Anwar
(IRMAWAR).
3. Bagimana pengaruh implementasi program Ikatan Remaja Masjid AL-
Anwar (IRMAWAR) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap
kegiatan keagamaan.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan khusus dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran program kegiatan Ikatan Remaja Masjid
AL-Anwar (IRMAWAR).
2. Untuk mengetahui implementasi program kegiatan Ikatan Remaja Masjid
AL-Anwar (IRMAWAR).
3. Melihat dampak implementasi program Ikatan Remaja Masjid AL-Anwar
(IRMAWAR) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap
kegiatan keagamaan.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil Penelitian ini secara teoritis sosiologi diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan
konsep praktek pekerjaan sosial terutama tentang interaksi sosial
masyarakat dalam meningkatkan kegiatan keagamaan
8
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Pemerintah daerah, memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khusunya tentang peranan organisasi
kepemudaan masjid dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
terhadap kegiatan keagamaan.
b. Untuk Masjid, diharapkan dapat membantu para pengelola lembaga
dakwah, khususnya aktifis masjid dalam mengoptimalkan peran dan
fungsi organisasi remaja masjid.
c. Untuk Masyarakat, menambah wawasan dan khazanah pendidikan
islam pada masyarakat tentang manfaat dan peranan ikatan pemuda
masjid dalam meningkatkan partisipasi kegiatan kegamaan.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid
1. Peranan
a. Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat
tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat.
“Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”. Menurut
Soekanto “Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status)”.
Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan
kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Sedangkan Nasution
menyatakan bahwa “Peranan adalah mencakup kewajiban hak yang bertalian
kedudukan”.11Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
peranan adalah suatu pola tindakan yang dilakukan oleh seseorang baik secara
individual maupun secara bersama-sama yang dapat menimbulkan suatu
peristiwa. Peranan (Role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukan peranan
adalah kepentingan ilmu pengetahuan.12
Peranan tidak lepas hubungannya dengan kedudukan. Keduanya tidak
dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan
sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.
Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola
pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa
yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang
diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah ia mengatur
perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu
dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan
menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.
11Budi Santoso, Pengertian Peranan, 2013, (http://www.ras-
eko.com/2013/05/pengertian-peranan.html). 12Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
1990), h. 268.
9
10
Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan
antara peranan-peranan individu dalam masyarakat.13
Adapun dapat disimpulkan makna dari kata peran yaitu suatu penjelasan
yang menunjuk pada suatu konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai
suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik
(posisi) dalam struktur sosial dalam masyarakat.
b. Fungsi Peranan
Peranan lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai suatu proses. Suatu peranan paling tidak mencakup tiga hal berikut:
a) Peranan yang meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat.
b) Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial.14
Teori peranan berkaitan peranan lembaga organisasi dengan teori
struktural fungsional dalam sosiologi. Teori ini beranggapan bahwa setiap orang
memiliki kedudukan posisi dalam struktur sosial dan setiap posisi memiliki
peranan. Peranan adalah sekumpulan harapan atau perilaku yang berhubungan
dengan posisi dalam struktur sosial, dan dalam gagasan ini menyatakan peranan
selalu dipertimbangkan dalam kontek relasi karena dalam relasi peranan dapat
dikenali.15
Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi
dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social-
position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada
organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian
diri dan sebagai suatu proses. Peranan mencakup tiga hal, yaitu:
13 Ibid., h. 268 14Ibid., h. 269. 15Teguh Aditya, Teori Peranan dalam Pekerjaan Sosial, 2012,
(Http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/teori-peranan-dalam-pekerjaan-sosial/).
11
a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan.
b) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat. Berdasarkan ketiga hal diatas, maka dalam
peran perlu adanya fasilitas-fasilitas bagi seseorang atau kelompok untuk
menjalankan peranannya. Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada
merupakan bagian dari masyarakat yang
dapat memberikan peluang – peluang untuk pelaksanaan peranan
seseorang atau kelompok.16
Berdasarkan ketiga hal di atas, maka dalam peran perlu adanya fasilitas-
fasilitas bagi seseorang atau kelompok untuk menjalankan peranannya. Lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang ada merupakan bagian dari masyarakat yang dapat
memberikan peluang-peluang untuk pelaksanaan peranan seseorang atau
kelompok.
Perbedaan status dan penaranan sosial dapat mengakibatkan munculnya
pola tindakan masyarakat baik positif maupun negatif. Peranan sosial dapat
memunculkan pola tindakan bersifat positif jika tindakan itu terintegrasi dalam
kehidupan kolektif dengan norma-norma soisal. Pola tindakan positif mendorong
terwujudnya keteraturan sosial. Contoh pola tindakan positif yaitu ketika status
dan peran guru dan murid dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, maka akan
tercipta suasana belajar yang kondusif, proses belajar mengajar berjalan dengan
baik dan teratur dengan norma-norma pendidikan.
c. Jenis-jenis Peranan
Peranan berdasarkan jenis-jenisnya dapat diklasifikasikan beberapa
macam, antara lain:
16Lukman Hakim, “Peranan Risma JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah)
sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah”, Skripsi pada Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang, (Semarang, 2011), h.20, Tidak dipublikasikan.
12
a) Peranan yang diharapkan (Expected Roles) dan Peranan yang disesuaikan
(Aktual Roles)
b) Peranan Bawaan (Ascribed Roles) dan Peranan Pilihan (Achieved Roles)
c) Peranan Kunci (Key Roles) dan Peranan Tambahan (Suplementary Roles)
d) Peranan Golongan dan Peranan Bagian
e) Peranan Tinggi, Peranan Menengah, Peranan Rendah.17
2. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan
bersama, sedangkan dalam kamus sosiologi, organisasi merupakan sistem sosial
yang dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.18Sebuah organisasi dapat
terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik
adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya.
Organisasi memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia
dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya. Orang-orang yang ada di dalam
suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa
keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya,
organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka,
meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi
berpartisipasi secara relatif teratur.
Menurut Chester I. Barnad, “Organization as a system of cooperatives of
two or more persons” (Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau
lebih), sedangkan menurut Gitosudarmo, pengertian organisasi adalah suatu
sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan
berulang-ulang oleh sekolmpok orang untuk mencapai suatu tujuan.19
17Ibid., h.20-21. 18 Bisri Mustofa, Kamus Lengkap Sosiologi(Jogjakarta: Panji Pustaka, 2008) cet.1 h, 216 19 Tahir Arifin, perilaku organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2014) Cet.1 h,. 21
13
Nawawi, menyatakan pendapatnya tentang pengertian organisasi dari dua
segi yaitu pengertian organisasi secara statis dan dinamis yaitu:
a) Pengertian Statis: Organisasi adalah wadah berhimpun sejumlah manusia
karena memiliki kepentingan yang sama. Statis dalam arti bahwa setiap
orgnisasi memiliki struktur yang cenderung tidak berubah-ubah di
samping itu posisi, status dan jabatan juga cenderung permanen.
b) Pengertian Dinamis: Proses kerjasama sejumlah manusia (dua orang atau
lebih) untuk mencapai tujuan bersama. Dinamis dalam arti bahwa
kerjasama berlangsung secara berkelanjutan atau proses yang selalu
mungkin menjadi lebih efektif dan efesien, sebaliknya juga semakin
kurang efektif atau kurang efesien. Disamping itu interaksi antarmanusia
di dalam organisasi tidak pernah sama dari waktu ke waktu.20
Ini berarti bahwa dalam setiap organisasi selalu ada atau beberapa orang
yang bertanggung jawab untuk mengkoor-dinasikan sejumlah orang yang
bekerjasama tadi dengan segala aktivitasnya. Dalam banyak hal orang yang
bertanggung jawab tadi juga harus mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan
sekumpulan orang yang lazimnya mempunyai kepentingan yang berbeda.
Ketentuan yang seharusnya disetujui bersama, sering tidak diketahui oleh
semuanya dan malah mungkin terpaksa disetujui. Hal ini banyak terlihat hampir di
semua organisasi baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain bahwa
pengertian organisasi akan semakin kompleks, strukturnya menjadi rumit, dan
tingkat formalitasnya menjadi besar dan semua itu akan mempengaruhi orang-
orang yang bekerjasama di dalam organisasi tersebut. Ini berarti dimensi manusia
merupakan hal yang sangat urgen dalam organisasi.
Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa semua organisasi memiliki
kesamaan, yang berbeda hanyalah bidang geraknya karena didasari oleh berbagai
kepentingan manusia yang terhimpun di dalamnya. Hasibuan, mengemukakan
bahwa organisasi dilihat dari tujuannya dikenal dengan organisasi perusahaan
(business organization) dan organisasi sosial (public organization).21 Organisasi
20 Ibid., h,. 22 21Ibid., h,. 23
14
perusahaan bertujuan mendapatkan laba dan prinsip kegiatannya ekonomi
rasional. Organisasi sosial bertujuan memberikan pelayanan sedang prinsip
kegiatannya ialah pengabdian sosial.
b. Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi merupakan suatu harapan yang diinginkan dalam sebuah
organisasi sesuai dengan misi dan visi pada organisasi tersebut demi kesejahteraan
seluruh anggotanya. Setiap organisasi juga harus punya arah,
a) Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa
agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. atau suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.
Berdasarkan hal tersebut, visi merupakan suatu langkah penting dalam
perjalanan suatu organisasi.
b) Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan
sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan Misi membawa organisasi kepada
suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang
dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi adalah sesuatu yang
harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana
dan berhasil dengan baik.22
c. Paradigma Perubahan Organisasi
Dalam perkembangannya organisasi telah dan mengalami perubahan
paradigma. Mulai dari paradigma klasik, paradigma human dan paradigma
kolaborasi. Menurut Limerick dan Cunnington (1993) sebagaimana dikemukakan
oleh Keban, bahwa pada paradigma klasik tokoh yang sangat popular adalah
Fayol, Taylor, Urwick dan Gullick, Gant, dsb. Rancangan organisasi pada
generasi ini adalah:
a) Orientasi pada efesiensi yang tinggi.
22 Khairudin Heru, Peran Organisasi Sosial Dalam Msyarakat, 2015,
(http://rekayasakomputer.blogspot.co.id/2015/01/peran-organisasi-sosial-dalam-masyarakat.html)
15
b) Sistem otoritas dan kendali yang sangat hirarkis dengan rental kendali
yang sangat sempit.
c) Prisnsip-prinsip spesialisasi, sentralisasi dan formalisasi sangat ditekankan
disini.23
Paradigma dalam aliran ini mendapat kritikan tajam karena memperlakukan
manusia dalam organisasi seperti mesin (kurang manusiawi). Organisasi dilihat
seperti sebagai suatu proses mechanistic. Kreatifitas, inisiatif dan partisipasi
anggota tidak dihargai sama sekali.
Dalam paradigma human, telah terjadi pergeseran pandangan tentang
manusia dalam organisasi. Manusia telah dilihat sebagai makhluk sosial yang
dapat membentuk sendiri kelompok-kelompok informal sesuai dengan
keinginannya, dan ingin bekerja pada kondisi kerja yang menyenangkan. Tokoh
sebagai pelopor pada generasi ini adalah Elton Mayo dengan eksperimennya di
Hawthrone tahun 1930an. Dalam pola ini dapat diketemukan bahwa asumsi yang
berlaku sebelumnya keliru, yaitu bahwa kepentingan anggota organisasi adalah
sama dengan kepentingan manajemen, dan manusia tidak dapat lagi dilihat
sebagai individu yang independen tetapi memiliki kelompok atau kolektivitas.
Dengan kata lain manusia harus dilihat sebagai “social man” sehingga faktor
human mendapat perhatian utama. Tokoh lain yang mendukung aliran ini adalah
Rensis Likert. Karya-karyanya yang menekankan prinsip-prinsip hubungan-
hubungan yang bersifat “supportif” yang meperhatikan.
3. Organisasi Kepemudaan Masjid
a. Organisasi Kepemudaan Masjid
Menurut Drs. EK Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara
beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan
peraturan kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja
masjid. Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh
23 Tahir Arifin, perilaku organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2014) Cet.1 hlm,.24
16
dua orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk
mencapai tujuan bersama.24
Sebagai wadah aktivitas kerja sama remaja muslim, maka remaja masjid
perlu merekrut mereka sebagai anggota. Dipilih remaja muslim yang berusia
antara l5 sampai 25 tahun. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan tingkat
pemikiran dan kedewasaan mereka. Usia di bawah 15 tahun dianggap terlalu
muda sehingga tingkat pemikiran mereka masih belum berkembang dengan baik.
Sedang usia di atas 25 tahun, sudah kurang layak lagi untuk disebut remaja.
Namun, pendapat ini tidak menutup kemungkinan adanya gagasan yang berbeda.
Tingkat usia anggota perlu dipertimbangkan dengan baik karena berkaitan dengan
pembinaan yang akan dilakukan kedepanya dalam organisasi. Anggota yang
memiliki tingkat usia, pemikiran dan latar belakang yang relatif homogen lebih
mudah dibina bila dibandingkan dengan yang heterogen. Disamping itu, dengan
usia yang sebaya, mereka akan lebih mudah untuk bekerjasama dalam
melaksanakan program-program yang telah direncanakan sehingga akan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan.
b. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid
Adapun Peran dan Fungsi Remaja Masjid antara lain:
a.) Memakmurkan masjid
Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan
masjid. Di harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan
shalat berjama’ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat
berjama’ah adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid.
Selain itu, kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam
memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi
untuk melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan. Dalam mengajak anggota
untuk memakmurkan masjid tentu diperlukan kesabaran, misalnya:
24Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar,2005), h.52-54.
17
1.) Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke masjid
2.) Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan masjid sebagai
tempat pelaksanaannya.
3.) Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah.
4.) Pengurus menyusun piket jaga kantor kesekretariat dimasjid.
5.) Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke masjid.25
b.) Pembinaan Remaja Muslim
Remaja muslim disekitar lingkungan masjid merupakan sumber daya manusia
(SDM) yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga
merupakan objek dakwah (mad’u) yangpaling utama. Oleh karena itu, mereka
harus dibina secara bertahap dan berkesinambungan, agar mampu beriman,
berilmu, dan beramal shalih dengan baik. Selain itu, juga mendidik mereka untuk
berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki ketrampilan yang dapat diandalkan.
Dengan pengajian remaja, mentoring, malam bina iman dan taqwa (MABIT),
bimbingan membaca dan tafsir Al-Qur’an, kajian buku, pelatihan (training),
ceramah umum, ketrampilan berorganisasi dan lain sebagainya.
c.) Pendukung Kegiatan Ta’mir Masjid
Sebagai anak organisasi (underbouw) Ta’mir Masjid, Remaja Masjid harus
mendukung program dan kegiatan induknya. Dalam pelaksanaan kegiatan-
kegiatan tertentu, seperti shalat jum’at, penyelenggaraan kegiatan Ramadhan, Idul
Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Disamping bersifat membantu, kegiatan
tersebut juga merupakan aktivitas yang sangat diperlukan dalam bermasyarakat
secara nyata. Secara umum, Remaja Masjid dapat memberi dukungan dalam
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab Ta’mir Masjid, diantaranya:
1) Mempersiapkan sarana shalat berjama’ah dan shalat –shalat khusus,
seperti: shalat gerhana matahari, gerhana bulan, minta hujan, Idul Fitri
dan Idul Adha.
25Ibid., h.69.
18
2) Menyusun jadwal dan menghubungi khatib Jum’at, Idul Fitri, dan Idul
Adha.
3) Menjadi Panitia kegiatan-kegiatan kemasjidan.
4) Melaksanakan pengumpulan dan pembagian zakat.
5) Menjadi pelaksana penggalangan dana.
6) Memberikan masukan yang dipandang perlu kepada Takmir Masjid
dan lain sebagainya.26
d.) Dakwah dan Sosial
Remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang mengambil spesialisasi
remaja muslim melalui masjid. Organisasi ini berpartisipasi secara aktif dalam
mendakwahkan Islam secara luas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
melingkupinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam dan lain sebagainya
dapat diselenggarakan dengan baik oleh pengurus maupun anggotanya. Meskipun
diselenggarakan oleh remaja masjid, akan tetapi aktifitas tersebut tidak hanya
membatasi pada bidang keremajaan saja tetapi juga melaksanakan aktifitas yang
menyentuh masyarakat luas, seperti bhakti sosial, kebersihan lingkungan,
membantu korban bencana alam dan lain-lain, semuanya adalah merupakan
contoh dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh remaja masjid dan mereka
dapat bekerja sama dengan ta’mir masjid dalam merealisasikan kegiatan
kemasyarakatan tersebut.27
26Ibid., h,.36 27Ibid., h,.37
19
B. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan keagamaan
1. Meningkatkan Partisipasi
a. Pengertian Partispasi
Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari
bahasa Belanda “participatie” atau dari bahasa Inggris “Participation”. Dalam
bahasa Latin disebut “Participatio” yang berasal dari kata kerja “Partipare” yang
berarti ikut serta, sehngga partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu adanya
kegiatan atau aktivitas.28Sedangkan dalam KKBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) partisipasi berarti, perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan,
keikutsertaan, peran serta.29
Partisipasi menurut para ahli:
1) Menurut Keith Davis, Partisipasi adalah keterlibatan mental
dan emosional seseorang untuk pencapaian tujuan dan mengambil
tanggung jawab di dalamnya.
2) Menurut Sajogyo, Partisipasi adalah proses dimana sejumlah pelaku telah
bermitra pengaruh dan kontrol berbagi dalam inisiatif “pembangunan”,
termasuk membuat keputusan tentang sumber daya.
3) Menurut Sastropoetro, Partisipasi adalah keterlibatan, partisipasi atau
keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan eksternal.30
4) Menurut kamus lengkap sosiologi, partisipasi adalah derajat partisipasi
individu dalam kehidupan sosial.31
Jadi dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi
adalah keterlibatan peserta secara mental dan emosional dan fisik dalam
menanggapi melaksanakan kegiatan dalam proses pembelajaran dan untuk
mendukung pencapaian tujuan dan mengambil tanggung jawab atas
keterlibatannya.
28Le Pank, Pengertian Partisipasi Menurut Beberapa Ahli, 2014,
(http://www.lepank.com/2014/04/pengertian-partisipasi-menurut-beberapa.html). 29Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012,
(http://kbbi.web.id/partisipasi) 30Jelajah Internet, Pengertian Partisipasi Menurut Para Ahli, 2015,
(http://www.jelajahinternet.com/2015/11/11-pengertian-partisipasi-menurut-para.html) 31 Bisri Mustofa, Kamus Lengkap Sosiologi(Jogjakarta: Panji Pustaka, 2008) cet.1 h, 223.
20
2. Kegiatan Keagamaan
Kegiataan kegamaan banyak sekali macamnya, baik yang sifatnya regular
ataupun temporer. Kegiatan rutin seperti: jamaah sholat fardhu, kultum, kajian
kitab yang diselenggarakan sehabis jamaah sholat Dhuhur, dan pengajian bulanan.
Kegiatan temporer, seperti kunjungan dan muhasabah ke berbagai pondok
pesantren, peringatan hari besar Islam (maulid nabi, isra mijrad, muharram) dan
kegiutan bulan Ramadhan. Di samping kegiatan yang sifatnya ritual juga
diselenggarakan kegiatan sosial terutama untuk masyarakat sekitar, seperti:
santunan fakir miskin dan anak yatim serta sunatan massal.32
3. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan
Peningkatnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan kegamaan di
masyarakat dapat ditingkatkan, hal ini bisa dimulai dengan kesadaran sendiri
untuk melaksanakan ibadah seperti sholat berjamaah atau membaca al-quran di
rumah ataupun di masjid. Setelah memulai dengan diri sendiri, mengajak ataupun
memberikan ajakan kepada orang lain untuk melakukanya juga suatu hal yang
penting. Berkegiatan dengan berorganisasi dengan wadah organisasi masjid pun
juga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengadakan acara atau
kegiatan yang menarik animo masyarakat untuk datang dari segi pendidikan,
keislaman atau sosial, seperti maulid nabi, gebyar muharram, gema Ramadhan,
bakti sosial, satunan yatim-piatu dan dhuafa, bisa menjadi daya tarik tersendiri
untuk mayarakat berbondong-bodong memenuhi masjid atau pelataran untuk
bersama-sama berkegiatan. Hal ini nantinya akan melahirkan suatu budaya yang
baik dan berkepanjangan didalam masyarakat.
C. Penelitian Yang Relevan
Penelitian tentang peranan organisasi kepemudaan masjid ini, sebelumnya
telah dilakukan beberapa penelitian terkait hal tersebut, diantaranya adalah:
32 Masjid Baitul Ihsan, Kegiatan Kegamaan, 2016,
(http://masjidbi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=24&Itemid=38).
21
1. Peneliti Risqon Agung Pangestu, Universitas Islam Negeri Jakarta (2011),
yang berjudul: Peranan ikatan remaja masjid (IRMASH) dalam
meningatkan pengalaman agama pada remaja di Masjid Safinatul Husna
Bambu Larangan Cengkareng, Jakarta Barat. Dari hasil penelitan terdapat
peranan organisasi ikatan remaja Masjid Safinatul Husna dalam
meningkatan pengalaman agama dalam remaja, yaitu sebagai motivator,
sebagai pelayanan masyarakat, pembina masyarakat khusunya
remaja.33Kesamaan penelitian untuk mengukur peranan organisasi remaja
masjid dalam peningkatan kegiataan kegamaan dalam masyarakat.
Perbedaan study kasus dan kondisi masyarakat yang di teliti. Metode
penelitian pada penelitian ini menggunakan metoe penelitian kualitatif
dengan pendekatan deksriptif. Kegiatan yang dilakukan penulis dalam
penelitian ini adalah mengumpulkan data yang erat dengan hubunganya
dengan peranan ikatan remaja masjid dalam meningkatkan pengalaman
agama pada remaja di bambu larangan cengkareng Jakarta barat.
2. Peneliti Lukman Hakim, Institut Agama Islam Wali Songo Semarang,
Peranan RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah) Sebagai
Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah (2011). Dari hasil
penelitian tersebut RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah)
memiliki kedudukan dan peranan yang strategis dalam rangka
memperdayakan remaja dan memakmurkan masjid pada umumnya,
khususnya Masjid Agung Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari
berberapa peranannya, antara lain; pertama, melakukan pembinaan
generasi muda Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT. Kedua,
melakukan proses kaderisasi anggota. Ketiga, membantu kegiatan
penyelenggaraan Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah. Keempat,
melaksanakan aktifitas dakwah dan social. Kelima, berpartisipasi dalam
memakmurkan masjid. Keenam, sebagai pusat informasi dan konseling
33 Peneliti Risqon Agung Pangestu “Peranan ikatan remaja masjid (IRMASH) dalam
meningatkan pengalaman agama pada remaja di masjid safinatul husna bambu larangan
cengkareng, jakarta barat” (Jakarta, 2011), h.67.
22
remaja.34 Kesamaan penelitian untuk mengukur peranan organisasi remaja
masjid dalam peningkatan kegiataan kegamaan dalam masyarakat.
Perbedaan study kasus dan kondisi masyarakat yang di teliti. Metode
penelitian kualitatif deskriptif yaitu penulisan yang bertujuan untuk
menggambarkan keadaan status fenomena secara sistematik dan rasional
(logika) yang terdapat pada RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa
Tengah) sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan sosiologis, yang dilakukan
sesuatu itu di peroleh dengan cara mendatangi objek penelitian atau
terlibat langsung dalam kegiatan objek penelitian.
3. Penelitian Imam Syafi’I, Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Studi deskriptif dakwah takmir Masjid Baiturrahman dalam
memakmurkan masyrakat di Dusun Gowok Sleman Yogyakarta (2014).
Dari hasil penelitan terdapat kekurangan-kekurangan berupa kurangnya
melibatkan masyarakat dalam menentukan pengurus baru, kemudian
kurangnya para pengurus dalam sholat berjamaah tetapi dapat dimaklumi
karena kesibukan masing-masing pengurus dalam bekerja.35 Kesamaan
penelitian untuk mengukur peranan dakwah tamir masjid dalam
peningkatan kegiataan kegamaan dalam masyarakat. Penelitian hanya
mengukur memakmuran masyarakat, buka mengukur peningkatan
kegiataan masyarakat dalam beragama. Dalam penelitin ini penulis
mengunakan metode kualitatif.
4. Penelitian Hanik Asih Izzati, IAIN Salatiga (2015), Peran takmir masjid
dalam meningkatkan kualitas pendidikan islam (studi di Masjid Al-
Muttaqin Kalibening Tingkir Salatiga). Dari hasil penelitian tersebut di
Dapati Takmir Masjid Al-Muttaqqin sangat berperan dalam meningkatkan
34 Lukman Hakim, “Peranan RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jwa Tengah)
Sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa tengah”. Skipsi yang diajukan untuk memenuhi
persyaratan sarjana sosial islam di IAIN Walisongo Semarang, Semarang, 2011, h.142, tidak
dipublikasikan. 35 Imam Syafi’I, “Studi Deskriptif Aktivitas Dakwah Takmir Masjid Baiturrahman Dalam
Memakmurkan Maysarakat di Dusun Gowok Sleman Yogyakarta”, Skripsi yang diajukan untuk
memenuhi syarat sarjana komunikasi islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014, h.14. tidak
dipublikasikan.
23
kualitas pendidikan Islam yang terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan
yang telah terselenggarakan di masjid Al-Muttaqiin seperti Taman
Pendidikan Al-Qur’an, Majelis taklim dan lain-lain. 36Kesamaan penelitian
untuk mengukur peranan dakwah tamir masjid dalam peningkatan
kegiataan social dalam masyarakat. Penelitian hanya mencari peningkatan
pendidikan islam dalam masyarakat. Setiap penelitian memerlukan
pendekatan dan jenis penelitian yang sesuai dengan masalah yang
dihadapi. Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif.
5. Ahmad Mubarok, STAIN Salatiga, Peranan aktivitas pemuda dalam
pengembangan pendidikan agama islam non-formal di Desa Karangyar
Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara tahun 2011. Dari hasil penelitian
tersebut peranan pemuda dalam pengembangan pendidikan Islam non-
formal di Desa Karanganyar cukup memberikan konstribusi yang baik,
yaitu dibuktikan dengan adanya kemampuan para pemuda dalam
mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih baik. Awalnya hanya
metode ceramah saja yang digunakan, akan tetapi sekarang ada beberapa
metode yang digunakan seperti; metode demonstrasi, permainan, dan
diskusi pada setiap akhir pembelajaran.37 Kesamaan penelitian untuk
mengukur peranan aktivitas pemuda dalam peningkatan pengembangan
pendidikan islam dalam masyarakat. Penelitian hanya mencari
peningkatan dan pengembangan pendidikan islam dalam masyarakat.
Penelitian yang penulis lakukan pada desa Karanganyar kecamatan
Welahan kabupaten Jepara ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
36 Hanik Asih Aizzati,” peranan Takmir Masjid dalam Meningkatkan kualitas Pendidikan
islam (Studi di Masjid Al Muttaqin Kalibening Tingkir salatiga)”, Skripsi yang diajukan untuk
memenuhi syarat sarjana pendidikan islam IAIN salatiga, salatiga, 2015, h.69. 37 Ahmad Mubarok “Peranan Aktivitas PEmuda Dalam Pengembangan Pendidikan
Agama Islam Non-formal di Desa Kranganyar Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara”, Skripsi
yang diajukan untuk memenuhi persyaratan sarjana pendidikan islam STAIN Salatiga, Salatiga,
2011, h.93.
24
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dan
diarahkan pada latar alamiah dan individu tersebut secara menyeluruh.
2.1 Tabel
Tabel Hasil Penelitian yang Relevan
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1. Risqon
Agung
Pangestu
(2008)
“Peranan
Ikatan Remaja
Masjid
(IRMASH)
dalam
Meningatkan
Pengalaman
Agama Pada
Remaja di
Masjid
Safinatul
Husna Bambu
Larangan
Cengkareng,
Jakarta Barat”.
Kesamaan
penelitian
untuk
mengukur
peranan
organisasi
remaja masjid
dalam
peningkatan
kegiataan
kegamaan
dalam
masyarakat.
Perbedaan
study kasus
dan kondisi
masyarakat
yang di teliti.
Dari hasil penelitan
terdapat peranan
organisasi ikatan remaja
Masjid Safinatul Husna
dalam meningkatan
pengalaman agama dalam
remaja, yaitu sebagai
motivator, sebagai
pelayanan masyarakat,
pembina masyarakat
khusunya remaja.38
2 Lukman
Hakim
(2011)
“Peranan
RISMA JT
(Remaja Islam
Masjid Agung
Jawa Tengah)
Sebagai
Lembaga
Dakwah
Masjid Agung
Jawa Tengah”
Kesamaan
penelitian
untuk
mengukur
peranan
organisasi
remaja masjid
dalam
peningkatan
kegiataan
kegamaan
dalam
masyarakat.
Perbedaan
objek yang
diteliti,
lembaga
dakwah
berbeda
orientasi
dengan
organisasi
remaja masjid.
RISMA JT (Remaja Islam
Masjid Agung Jawa
Tengah) memiliki
kedudukan dan peranan
yang strategis dalam
rangka memperdayakan
remaja dan memakmurkan
masjid pada umumnya,
khususnya Masjid Agung
Jawa Tengah. Hal ini dapat
dilihat dari berberapa
peranannya, antara lain;
pertama, melakukan
pembinaan generasi muda
Islam yang bertaqwa
kepada Allah SWT.
Kedua, melakukan proses
kaderisasi anggota. Ketiga,
membantu kegiatan
38 Peneliti Risqon agung pangestu :Peranan ikatan remaja masjid (IRMASH) dalam
meningatkan pengalaman agama pada remaja di masjid safinatul husna bambu larangan
cengkareng, jakarta barat(Jakarta, 2011), h.67.
25
penyelenggaraan Badan
Pengelola Masjid Agung
Jawa Tengah. Keempat,
melaksanakan aktifitas
dakwah dan social.
Kelima, berpartisipasi
dalam memakmurkan
masjid. Keenam, sebagai
pusat informasi dan
konseling remaja.39
3 Imam
Syafi’I
(2014)
“, Studi
deskriptif
dakwah takmir
Masjid
Baiturrahman
dalam
memakmurkan
masyrakat di
Dusun Gowok
Sleman
Yogyakarta”
Kesamaan
penelitian
untuk
mengukur
peranan
dakwah tamir
masjid dalam
peningkatan
kegiataan
kegamaan
dalam
masyarakat.
Penelitian
hanya
mengukur
memakmuran
masyarakat,
buka
mengukur
peningkatan
kegiataan
masyarakat
dalam
beragama.
Dari hasil penelitan
terdapat kekurangan-
kekurangan berupa
kurangnya melibatkan
masyarakat dalam
menentukan pengurus
baru, kemudian kurangnya
para pengurus dalam
sholat berjamaah tetapi
dapat dimaklumi karena
kesibukan masing-masing
pengurus dalam bekerja.40
4 Hanik
Asih
Izzati
(2015)
“Peran takmir
masjid dalam
meningkatkan
kualitas
pendidikan
islam (studi di
Masjid Al-
Muttaqin
Kalibening
Tingkir
Salatiga)”
Kesamaan
penelitian
untuk
mengukur
peranan
dakwah
tamir
masjid
dalam
peningkatan
kegiataan
Penelitian
hanya mencari
peningkatan
pendidikan
islam dalam
masyarakat.
Dari hasil penelitian
tersebut di Dapati Takmir
Masjid Al-Muttaqqin
sangat berperan dalam
meningkatkan kualitas
pendidikan Islam yang
terbukti dengan adanya
kegiatan-kegiatan yang
telah terselenggarakan di
masjid Al-Muttaqiin
seperti Taman Pendidikan
39 Lukman Hakim, “Peranan RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jwa Tengah)
Sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jwa tengah”. Skipsi yang diajukan untuk memenuhi
persyaratan sarjana sosial islam di IAIN Walisongo Semarang, Semarang, 2011, h.142, tidak
dipublikasikan. 40 Imam Syafi’I, “Studi Deskriptif Aktivitas Dakwah Takmir Masjid Baiturrahman Dalam
Memakmurkan Maysarakat di Dusun Gowok Sleman Yogyakarta”, Skripsi yang diajukan untuk
memenuhi syarat sarjana komunikasi islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014, h.14. tidak
dipublikasikan.
26
social
dalam
masyarakat.
Al-Qur’an, Majelis taklim
dan lain-lain. 41
5 Ahmad
Mubarok
(2011)
“Peranan
aktivitas
pemuda dalam
pengembangan
pendidikan
agama islam
non-formal di
Desa
Karangyar
Kecamatan
Welahan
Kabupaten
Jepara
Kesamaan
penelitian
untuk
mengukur
peranan
aktivitas
pemuda dalam
peningkatan
pengembangan
pendidikan
islam dalam
masyarakat.
Penelitian
hanya mencari
peningkatan
dan
pengembangan
pendidikan
islam dalam
masyarakat.
Dari hasil penelitian
tersebut peranan pemuda
dalam pengembangan
pendidikan Islam non-
formal di Desa
Karanganyar cukup
memberikan konstribusi
yang baik, yaitu
dibuktikan dengan adanya
kemampuan para pemuda
dalam mengembangkan
sistem pembelajaran yang
lebih baik. Awalnya hanya
metode ceramah saja yang
digunakan, akan tetapi
sekarang ada beberapa
metode yang digunakan
seperti; metode
demonstrasi, permainan,
dan diskusi pada setiap
akhir
pembelajaran.42
Perbedaan peneliti dengan 5 penilitian yang relevan diatas adalah, peneliti
lebih fokus pada peranan organisasi remaja masjid dalam meningkatkan
partisipasi keagamaan dalam masyarakat studi kasus ikatan remaja masjid Al-
Anwar, dengan ini maka tidak mengulangi riset penelitian sebelumnya.
41 Hanik Asih Aizzati,” Peranan Takmir Masjid dalam Meningkatkan kualitas Pendidikan
islam (Studi di Masjid Al Muttaqin Kalibening Tingkir salatiga)”, Skripsi yang diajukan untuk
memenuhi syarat sarjana pendidikan islam IAIN salatiga, salatiga, 2015, h.69. 42 Ahmad Mubarok, “Peranan Aktivitas Pemuda Dalam Pengembangan Pendidikan
Agama Islam Non-formal di Desa Kranganyar Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara”, Skripsi
yang diajukan untuk memenuhi persyaratan sarjana pendidikan islam STAIN Salatiga, Salatiga,
2011, h.93.
27
D. Kerangka Berfikir
Menurut Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara beberapa
orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan
kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja masjid.
Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk mencapai
tujuan bersama.
Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan masjid. Di
harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan shalat
berjama’ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat berjama’ah
adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid. Selain itu,
kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam memberikan
informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi untuk
melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan
Ikatan remaja masjid Al-Anwar (IRMAWAR) adalah salah satu organisasi
remaja masjid, yang merupakan wadah remaja-remaja di dalam ruang lingkup
masjid Al-Anwar Jakarta barat untuk berkeja sama dalam memakmurkan masjid
dan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk beribadah di masjid.
28
Organisasi Kepemudaan Masjid
kurang maksimalnya peranan organisasi kepemudaan masjid dalam
meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat.
Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)
Implementasi Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)
Peranan dan Fungsi
- Memakmurkan Masjid - Pembinaan Remaja Masjid - Mendukung Kegiatan Ta’mir Masjid - Dakwah dan sosial
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Masjid Al-Anwar, RT 006/010,
Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Wilayah ini dekat dengan lingkungan Masjid Al-Anwar, yang berdampak
langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan ikatan pemuda Masjid Al-Anwar.
Adapun tempat yang menjadi objek penelitian ini adalah Ikatan Remaja Masjid
Al-Anwar, yang beralamat Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat, DKI Jakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap mulai dari kegiatan
pendahuluan, pelaksanaan, sampai kegiatan akhir penelitian. Waktu yang
dibutuhkan dalam proses penelitian adalah empat bulan mulai akhir bulan Juli
2016 sampai dengan Desember 2016.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian Kegiatan Juli Agustus September Oktober November Desember
Revisi
Proposal
Skripsi
Observasi
lokasi
penelitian
Penyusunan
Instrumen
Pengumpulan
data
29
30
Pengolahan
data
Penyusunan
Bab 4 dan 5
Kelengkapan
Lampiran
Sidang
Munaqosah
Revisi
Skripsi
B. Latar Penelitian (Setting)
Telah dipaparkan sebelumnya tempat penelitian ini adalah Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar (IRMAWAR) Jakarta Barat. Ada beberapa hal yang menjadi
alasan peneliti melakukan penelitian. Alasan yang paling mendasar adalah Masjid
Al-Anwar termasuk salah satu masjid terbesar di Jakarta Barat. Selain itu Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar sudah berdiri cukup lama, sudah banyak memiliki
kegiatan keagamaan serta lingkungan masyarakat sekitar masjid yang terlihat
majemuk.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu
barang atau jasa.43 Pengertian lain menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks
naturalnya (bukan di dalam laboratorium) di mana peneliti tidak perlu berusaha
untuk memanipulasi fenomena yang diamati.44 Metode-metode penelitian dalam
pendekatan kualitatif sering digunakan untuk melihat lebih dalam suatu fenomena
43 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2013), Cet. 5, h. 22 44 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif; Dasar-dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2012), h.7
31
sosial termasuk di dalamnya kajian terhadap ilmu pendidikan, manajemen dan
administrasi bisnis, kebijakan publik, pembangunan atau ilmu hukum.45
Peneliti mengambil fenomenya melemahnya kegiatan partisipasi kegiatan
kegamaan di masyarakat, dengan mengambil stuudi kasus ikatan remaja masjid
al-anwar, peneliti melakukan pengamatan dan observasi lingkungan masjid al-
anwar untuk mendapatkan beberapa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Data dan Sumber Data
Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, tidak semua informasi
atau keterangan merupakan data penelitian. Data hanyalah sebagian saja dari
informasi, yakni hanya hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.46 Dalam
penelitian ini data yang akan dicari adalah Peranan Ikatan Remaja Masjid Al-
Anwar dalam meningkatkan partisipasi kegiatan kegamaan di masyarakat
Adapun sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder.
1. Data primer, yaitu data dari penelitian yang langsung dari sumber asli
(tidak melalui perantara). Data primer didapat melalui metode wawancara
dan pengamatan langsung (observasi). Data primer penelitian ini diperoleh
dari tokoh masyarakat, Pengurus, anggota aktif ikatan remaja Al-Anwar,
Masyarakat sekitar masjid dan DKM (Dewan Kemakmuran Masjid)
2. Data sekunder, merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung, tapi melalui perantara pihak lain. Data sekunder penelitian ini
adalah data yang diperoleh dari sekretariat ikatan remaja Al-Anwar.
Berikut ini rincian data dan sumber data penelitian yang akan diperoleh di
lapangan.
45 Rully Indrawan, Metodologi Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk
Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), h.67 46Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
h.61
32
Tabel 3.2
Data dan Sumber Data
No. Data Sumber Data
1
Peranan ikatan
remaja masjid al-
anwar dalam
Meningkatkan
partisipasi kegiatan
keagamaan di
masyarakat.
- Tokoh ulama setempat
- Pengurus IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar)
- Anggota aktif IRMAWAR (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar).
- Pengurus DKM (Dewan Kemakmuran
Masjid) Al-Anwar.
- Masyarakat Sekitar Masjid Al-Anwar
2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan
mengikuti47. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang
diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh
data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.48 Dalam hal ini jenis
observasi yang dilakukan adalah jenis pengamat penuh atau the complete
observer, peneliti dengan bebas mengamati secara jelas subyeknya dari
belakang kaca, sedang subyeknya sama sekali tidak mengetahui apakah
mereka sedang diamati atau tidak.49 Penulis melakukan observasi dengan
mengenal lingkungan Masjid Al-Anwar, dan mengikuti kegiatan Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar selama 3 hari di mulai dengan hari jumat,
sabtu dan minggu. Peneliti mengamati lingkungan dan aktivitas masjid
al-anwar.
Tabel 3.3
Daftar Kegiatan Observasi
47 Ibid, h.131 48 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 105 49 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), Cet. 1, h.146
33
No. Kegiatan Keterangan
1 Mengenal lingkungan masjid Al-
Anwar.
2 Mengamati masyarakat sekitar
masjid Al-Anwar.
3 Mengikuti kegiatan IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)
b. Wawancara
Menurut Moloeng (2005), wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut.50 Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan
yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal.
Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari
informal ke formal.51 Dengan kata lain, wawancara merupakan suatu
kegiatan tanya jawab dengan tatap muka antara pewawancara dan yang
diwawancarai tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara
bermaksud memperoleh persepsi, sikap dan pola piker yang
diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti.52
Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik
tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal
kepada peneliti atau pewawancara secara mendalam.
Ada dua kategori informan yaitu informan pengamat dan informan
pelaku. Informan pangamat adalah informan yang memberikan informasi
tentang orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti,
50 Haris Herdiyansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, h. 118 51 Ibid, h. 160.
52 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.162
34
sedangkan informan pelaku adalah informan yang memberikan
keterangan tentang dirinya, perbuatannya, pikirannya, interpretasinya,
atau pengetahuannya.53
Peneliti akan mewawancarai bang hisyam sebagai ketua IRAWAR,
anggota aktif IRMAWAR amel dan fudji, tokoh agama setempat Ustads
uzail, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) agus dan masyarakat sekitar
masjid al-anwar. Untuk wawancara sumber dan data yang dikumpulkan
dapat dijabarkan melalui tabel berikut.
Tabel 3.4
Pedoman Wawancara
Indikator
Wawancara
Sumber Data
Program
kegiatan
IRMAWAR
(Ikatan
Remaja
Masjid Al-
Anwar)
1. Tokoh agama
- Apakah bapak mengetahui apa saja program
kegiatan yang diadakan IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar)?
- Apakah program kegiatan hanya pada bidang
keislaman saja?
- Bagaimana menurut bapak tentang program-
program yang dilakukan IRMAWAR (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar)?
2. DKM (Dewan
Kemakmuran
Masjid) Masjid
Al-Anwar
- Apakah bapak mengetahui apa saja program
kegiatan yang diadakan IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar)?
- Apakah dengan adanya program-program kegiatan
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar),
membantu DKM dalam memakmurkan masjid?
- Apakah DKM turut membantu IRMAWAR (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar) dalam
menyelenggarakan program-programnya?
53Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Cet. 2, h. 139
35
3. Pengurus
IRMAWAR
(Ikatan Remaja
Masjid Al-
Anwar)
- Program kegiatan apa saja yang dilakukan
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?
- Berapa bulan sekali IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar) mengadakan kegiatan?
- Apakah ada kegiatan yang sifatnya mingguan atau
bulanan?
- Apakah kegiatan hanya sebatas pada bidang
kegamaan atau keislaman saja?
- Apakah kegiatan menyentuh semua golongan, atau
hanya untuk kalangan remaja saja?
4. Anggota Aktif
IRMAWAR
(Ikatan Remaja
Masjid Al-
Anwar)
- Program kegiatan apa saja yang dilakukan
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?
- Bagaimanakah peranan anggota aktif IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam setiap
kegiatan?
5. Masyarakat - Apa yang anda ketahui tentang IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?
- Apakah anda pernah mengikuti program kegiatan
yang dilaksanakan IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar)?
- Program kegiatan apa sajakah yang dilakukan
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?
Implementasi
program
kegiatan
IRMAWAR
(Ikatan
Remaja
Masjid Al-
1. Tokoh agama - Dalam pengimplementasianya, apakah dengan
adanya kegiatan yang dilakukan IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) meningkatan
partisipasi masyarakat ke masjid?
- Sebagai tohoh masyarakat, bagaimana bapak
menilai kegiatan-kegiatan yang dilakukan
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?
36
Anwar)
2. DKM (Dewan
Kemakmuran
Masjid) masjid
Al-Anwar.
- Apakah DKM terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan-kegiatan IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar)?
- Bantuan apa saja yang dilakukan DKM dalam
membantu pelaksanaan kegiatan IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?
3. Pengurus
IRMAWAR
(Ikatan Remaja
Masjid Al-
Anwar)
- Apa sajakah kekurangan dan hambatan
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)
dalam melaksanakan program kegiatan?
- Apakah kegiatan-kegiatan sudah sejalan dengan
visi-misi IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-
Anwar)?
4. Anggota Aktif
IRMAWAR
(Ikatan Remaja
Masjid Al-
Anwar)
- Apa sajakah kekurangan dan hambatan
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)
dalam melaksanakan program kegiatan?
- Harapan anda sebagai anggota aktif dengan adanya
kegiatan-kegiatan yang dilakukan IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?
Dampak
Implementasi
program
kegiatan
IRMAWAR
(Ikatan
Remaja
Masjid Al-
Anwar)
1. Tokoh agama
- Dengan adanya kegiatan-kegiatan IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, apakah
berdampak dengan meningkatnya partisipasi
kegamaan masyarakat?
- Apa harapan dan masukan bapak untuk
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)
kedepanya?
2. DKM (Dewan - Dengan adanya kegiatan-kegiatan IRMAWAR
37
Kemakmuran
Masjid) masjid
Al-Anwar.
(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, apakah
berdampak dengan meningkatnya partisipasi
kegamaan masyarakat?
- Apakah ada peningkatan jamaah dengan adanya
kegiatan-kegiatan IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar?
3. Pengurus
IRMAWAR
(Ikatan Remaja
Masjid Al-
Anwar)
- Dengan adanya kegiatan-kegiatan IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, apakah
berdampak dengan meningkatnya partisipasi
kegamaan masyarakat?
4. Anggota aktif
IRMAWAR
(Ikatan Remaja
Masjid Al-
Anwar)
- Dengan adanya kegiatan-kegiatan IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, apakah
berdampak dengan meningkatnya partisipasi
kegamaan masyarakat?
5. Masyarakat
- Apakah dengan adanya kegiatan-kegiatan
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar,
anda lebih sering mengunjungi masjid Al-Anwar?
- Apakah anda mengajak keluarga, saudara atau
teman untuk beribadah di masjid Al-Anwar setelah
mengikuti kegiatan IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar?
- Apa harapan dan masukan bapak untuk
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)
kedepanya?
38
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara.54 Studi dokumentasi yaitu
mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam
permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga mendukung
dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.55 Gottschalk
menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang
lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis
sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau
arkeologis.56
Berkenaan dengan studi dokumen ini Bogdan (1982)
mengklasifikasikannya diringkas berikut ini.57
1) Dokumen pribadi dan buku harian
2) Surat pribadi
3) Autobiografi
4) Dokumen resmi
5) Fotografi
6) Data statistik dan dana kuantitatif lainnya.
Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang diperlukan adalah
dokumentasi kegiatan, program, struktural dan visi-misi IRMAWAR.
Berikut ini adalah tabel studi dokumen yang diperlukan dalam penelitian
ini.
Tabel 3.5
Studi Dokumen
No. Dokumen yang diperlukan Sumber Ket.
1 Program kerja IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-
Anwar).
Data IRMAWAR
(Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar)
54 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.176 55 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.149 56 Op.cit, h. 175. 57 Op.cit, h. 153
39
Visi-misi IRMAWAR,
GHO, GBHPK, (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar).
Data IRMAWAR
(Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar)
Struktural IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-
Anwar).
Data IRMAWAR
(Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar)
2 Dokumentasi kegiatan
IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar)
Data IRMAWAR
(Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar)
E. Pemeriksaan Keabsahan Data
Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki empat hal ini, derajat
keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan
(dependability), dan kepastian (confirmability)58
1. Keterpercayaan Penelitian (Credibility atau Validitas Internal)
Kredibilitas adalah ukuran kebenaran data yang dikumpulkan, yang
menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan hasil penelitian.59 Kriteria
derajat kepercayaan (credibility) pada dasarnya menggantikan konsep
validitas dari kuantitatif.60 Kriteria ini melibatkan penetapan hasil penelitian
kualitatif adalah kredibel atau dapat dipercaya dari perpektif partisipan dalam
penelitian tersebut. Strategi untuk meningkatkan kredibilitas data meliputi
perpanjangan pengamatan, ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi teman
sejawat, analisis kasus negatif, dan memberchecking.61
2. Keteralihan (Transferability atau Validitas Eksternal)
Dari sebuah perspektif kualitatif, transferabilitas adalah tanggung jawab
seseorang dalam melakukan generalisasi. Peneliti kualitatif dapat
meningkatkan transferabilitas dengan melakukan suatu pekerjaan
mendeskripsikan konteks penelitian dan asumsi-asumsi yang menjadi sentral
58 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 164 59 Ibid, h.165 60 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 217 61 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, h. 80
40
pada penelitian tersebut.62 Nasution (1988) mengatakan bahwa bagi penelitian
kualitatif, transferabilitas tergantung pada si pemakai yakni, sampai manakah
hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dalam situasi
tertentu. Karena itu transferabilitas hasil penelitian ini diserahkan kepada
pemakainya.63
3. Kebergantungan (Dependability atau Reliabilitas)
Kebergantungan disebut juga audit kebergantungan menunjukkan bahwa
penelitian memiliki sifat ketaatan dengan menunjukkan konsistensi dan
stabilitas data atau temua yang dapat direflikasi.64 Pada penelitian kualitatif
bila diadakan dua atau beberapa kali pengulangan dalam kondisi yang sama
dan hasilnya secara esensial sama, maka dikatakan realibilitasnya tercapai.65
Secara esensial itu berhubungan dengan apakah kita akan memperoleh hasil
yang sama jika kita melakukan pengamatan yang sama untuk kedua kalinya.66
4. Kepastian (Confirmability atau Objectivitas)
Kepastian atau audit kepastian yaitu bahwa data diperoleh dapat dilacak
kebenarannya dan sumber informannya jelas. Konfirmabilitas berhubungan
dengan objektivitas hasil penelitian. Penelitian dapat dikatakan objektiv
apabila keberadaan data dapat ditelusuri secara pasti dan telah disepakati
banyak orang.67 Terdapat sejumlah strategi untuk meningkatkan
konfirmabilitas. Peneliti dapat mendokumentasikan prosedur untuk mengecek
dan mengecek kembali seluruh data penelitian.68
Selain keempat hal diatas, diketahui pula istilah triangulasi dalam teknik
pemeriksaan keabsahan data. Triangulasi merupakan istilah yang dikenalkan oleh
Denzin (1978) diambil dari peristilahan dunia navigasi dan militer.69 Triangulasi
data digunakan sebagai proses memantapkan derajat kepercayaan (kredibilitas
atau validitas) dan konsistensi (realibilitas) data, serta bermanfaat juga sebagai
62 Ibid, h.80 63 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.165 64 Ibid, h. 166 65 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 217 66 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, h. 80 67 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 167 68 Op.cit, h. 81 69 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.217
41
alat bantu analisis data lapangan.70 Ada tiga macam triangulasi yaitu triangulasi
sumber, triangulasi teknik atau metode, dan triangulasi waktu.
1. Triangulasi Sumber, Cara meningkatkan kepercayaan penelitian adalah
dengan mencari data sumber yang beragam yang masih terkait satu sama
lain.71 Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu
melalui berbagai sumber memperoleh data.72
2. Triangulasi Teknik atau MetodeTriangulasi metode adalah usaha
mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan penelitian.73
Untuk menguji kredibilitas data dengan triangulasi teknik yaitu
mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik yang
berbeda.74
3. Triangulasi Waktu Peneliti dapat mengecek konsistensi, kedalaman dan
ketepatan atau kebenaran suatu data dengan melakukan triangulasi
waktu. Menguji kredibilitas data dengan triangulasi waktu dilakukan
dengan cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda.75
F. Analisis Data
Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan
transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut
dan untuk memungkinkan menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang
lain.76
70 Ibid, h.218 71 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif , h.170 72 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.219 73 Ibid, h.219 74 Djam’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 171 75 Ibid, h.171 76 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
h.85
42
Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah aktivitas yang dilakukan
secara terus menerus selama penelitian berlangsung, dilakukan mulai dari
pengumpulan data sampai pada tahap penulisan laporan.77
Analisis data mencakup kegiatan dengan data, mengorganisasikannya,
memilih, dan mengaturnya ke dalam unit-unit, mengsintesisikannya, mencari
pola-pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang akan dipaparkan kepada orang lain.78
Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri
atas empat tahapan yang harus dilakukan. Tahap pertama adalah tahap
pengumpulan data, tahap kedua adalah tahap reduksi data, tahap ketiga adalah
tahap display data, dan tahap keempat adalah tahap verifikasi.79
1. Pengumpulan Data
Pada penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dilakukan sebelum
penelitia, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Bahkan
Creswell (2008) menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah
berpikir dan melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai.80
Dalam penelitian ini, penulis mulai melakukan pengumpulan data dengan
studi pendahuluan ke sekolah dengan mewawancarai wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan.
2. Reduksi data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,
penyerdehanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi
dalam catatan-catatan lapangan tertulis.81 Data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan
pengumpulan data.82 Selanjutnya, diakui bila proses reduksi data merupakan
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, h. 176 78 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.210 79 Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, h. 164 80 Ibid, h. 164 81 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, h. 129 82 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 211
43
proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan, serta
kedalaman wawasan yang tinggi.83
3. Penyajian Data (Data Display)
Tahap penyajian data adalah sebuah tahap lanjutan analisis di mana
peneliti menyajikan temuan penelitian berupa kategori atau
pengelompokkan.84 Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik, dan sejenisnya. Lebih
dari itu, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.85
4. Penarikan Kesimpulan
Tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu tahap lanjutan
di mana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan data.86
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada.87 Penarikan simpulan merupakan hasil
penelitian yang menjawab focus penelitian berdasarkan hasil analisis data.
Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan
berpedoman pada kajian penelitian.88
Gambar 3.1
Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huber
83 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 219 84 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, h. 179 85 Op.cit, h. 219 86 Op.cit, h. 180 87 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 220 88 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 212
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar).
Berikut ini akan di paparkan secara jelas hasil analisis transkip
wawanacara dan observasi peneliti terhadap beberapa informan atau
narasumber terkait dengan program-program IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan kegiatan kegamaan di masyarakat.
Dalam kaitanya dengan program kegiatan IRMAWAR, ustadz.
Uzail atau Uut selaku tokoh agama di lingkunngan setempat mengatakan
seperti ini:
“kalo program yang dilakukan oleh IRMAWAR kan ya masing-
masing ada devisinya, ada pendidikan dan macam-macamnya, kan
kalo pendidikan ada timnya khusus yang membuat kegiatan-
kegiatan berbasis pendidikan, contohnya kaya pengajian, pengajian
disini setiap malem senen, gurunya ada 4 orang, utsd, hasan, ustad
helmi yusuf dia sarjana IAIN juga, ismail MA sama dia juga UIN
juga, terus sama Nur Zein, kegiatan lain juga banyak kaya seminar-
seminar, ada juga tuh muharam, sama cek kesehatan gratis, kaya
gula darah sama kolestrol”.89
Peneliti mewawancarai Bapak Agus, beliau adalah pengurus harian
IRMAWAR dalam kaitanya kembali dengan program kerja yang ada di
IRMAWAR, beliau mengatakan seperti berikut ini:
“IRMAWAR selama ini kegiatanya dari tahun-ketahun itu
biasanya ada PHBI atau peringatan hari besar islam, seperti
biasanya acara maulid, isra mijrad, dan acara muharam jadi khusus
muharam ini memang kegiatan pamungkas atau unggulan jadi
89 Wawancara dengan Bapak Ustadz Uzail, Minggu, 27 November 2016 “Peranan
Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di
Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”
44
45
muharam ini di bagi menjadi tiga sesi, pertama acara sujud syukur
pass pergantian tahun biasanya abis isya sih, sekalian ceramah
agama, terus dilanjutkan minggu selanjutnya itu ada pelayanan
kesehatan gratis bagi masyarakat yang berada disekitar masjid Al-
Anwar, setelah itu arakan dan santunan anak yatim, jadi setalah
arak-arakan kita adakan santunan anak yatim kurang lebih 200an
anak yatim, jadi anak yatim yang biasa kita santunin setiap bulan
itu dari tim peduli yatim Al-Anwar itu ada sekitar 175 anak di
tambah 25 anak yang dari luar wilayah masjid, dan setelah
santunan nanti aka nada juga di bulan desember acara sunatan
massal, gratis dapet bingkisan, dapet uang dan lain-lainya”.90
Selanjutnya, Bapak wahyu beliau selaku pengurus DKM (Dewan
Kemakmuran Masjid AL-Anwar) menambahkan kegiatan yang dilakukan
IRMAWAR, beliau mengatak seperti ini:
“untuk kegiatan IRMAWAR sebenernya kita membagi ke beberapa
bidang, pertama itu bidang pendidikan, kedua social dan hari besar
islam sih, untuk pendidikan ada beberapa yang kita jalankan,
biasanya tidak jauh dari pengajian itu alhamdulillah kita selalu
jalan setiap seminggu sekali untuk social kemasyarakatan salah
satunya adalah hari besar islam, nah kalo kegiatan IRMAWAR
yang berjalan setiap tahunya itu agenda muharam kita sebut dengan
semarak muharam sih, aaemarak muharam itu banyak nih
kegiatanya mulai dari besar islamnya, tabligh akbarnyam
IRMAWAR sehat itu cek kesehatan gratis, kemudian ada santunan
90 Wawancara dengan Bapak Agus, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”
46
yatim lalu sunatan masal, nah itu kegiatan-kegiatan yang kita
adakan setiap tahunya di IRMAWAR”.91
Kemudian peneliti mewawancara anggota aktif Zulfa amalia dalam
IRMAWAR yang memaparkan beberapa hal yang kaitanya sama dengan
kegiatan atau program yang dilaksanakan oleh IRMAWAR sebagai
berikut:
“itu ada program muharam, muharam itu terdiri dari sujud syukur
awal tahun dan akhir tahun, terus ada hemp, sehat bersama
IRMAWAR kemudian ada santunan yatim, kemudian ada sunatan
masal, selain itu ada hari besar islam seperti isra mijrad, kemudia
maulid nabi, idul fitri dan idul adha juga dibantu oleh pihak
IRMAWAR”.92
Selain dengan Zulfa amlia yang aktif dalam ruang lingkup
IRMAWAR Peneliti juga mewawancara Fudji Ayuria tentang program
kegiatan yang dilaksanakan IRMAWAR sebagai berikut:
“Jadi setiap tahun itu kita mengadakan kegiatan muharam dan
setiap tahun itu alhamdulliah itu meningkat, tadinya Cuma 2 acara
terus tahun berikutnya 3 acara, tahun selanjutnya ada 4 acara dan
sampai akhir tahun ini acara belum kelar sampai bulan desember,
itu pertama ada acara sujud sykur di 1 muharram, yang kedua itu
ada sehat bersama IRMAWAR itu kaya mengecekan gula darah
untuk masyarakat sini, eh yang ke tiga itu eh santunan anak yatim
dan arak-arakan anak yatim, yang ke empat nanti ada sunatan
91 Wawancara dengan Bapak Wahyu, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)” 92 Wawancara dengan Zulfa Amelia, Minggu, 20 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”
47
masal dan selain itu kita juga ada kegiatan lainya kaya maulid nabi
atau kegiatan di bulan Ramadhan”.93
Selain orang yang berada dalam ruang lingkup masjid, penelitipun
melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat, M. yusuf fadhillah
dan jamila perihal pengetahuanya tentang kegiatan apa saja yang ada di
IRMAWAR
“kalo program semuanya ane kurang tau, Cuma yang ane tau kaya
yang tadi ane bilang, kaya muharam, idul fitri, idul qurban, maulid
nabi, isra mijrad sama santunan aja yang ane tau programnya, oh
paling sama pengajian-pengajian mingguan, kalo remajanya
biasanya di Majelis AL-Hidayah”.94
“kegiatanya sih banyak yang saya tau, kaya hari besar islam pasti
itu maulid, isra mjrad idul fitri ama idul qurban, itu ada kesehatan
gratis, klo muharam kaya sekarang tuh lagi rame ada santuanan,
arak-arakan sama sunatan masal, pengajian juga ada, yang saya tau
mah itu ajah, mungkin masih ada yang saya engga tau”.95
2. Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan
keagamaan di masyarakat.
Berikut ini akan di paparkan secara jelas hasil analisis transkip
wawanacara dan observasi peneliti terhadap beberapa informan atau
93 Wawancara dengan Fudji Ayuriana, Minggu, 20 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)” 94 Wawancara dengan M. Yusuf Fadhillah, Minggu, 27 November 2016 “Peranan
Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di
Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)” 95 Wawancara dengan Jamila, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”
48
narasumber terkait dengan Pengimplementasian program kerja
IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan
kegiatan kegamaan di masyarakat.
Dalam kaitanya dengan pengimplementasian Program dalam
meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan di masyarakat Ustadz Uzail
/ Uut memaparkan sebagai berikut:
“la iya jelas, pengaruhnya besar gede, Karena orang sudah percaya
sama IRMAWAR sama masjid itu pengaruhnya gede, subuh ajah
disini paling sedikit ajah 150 orang, itu sekitar 3 shaf, 1 shafnya
ajah sekitar 40an orang, minimal 150an jamaahlah kalo subuh itu
kalo suasana ujan atau gimana itu, alhamdulillah, nah kalo magrib
itu sekitar 6 shaf itu, banyak sampe belakang, mangkaya itu kalo
malem senin pas penngajian itu paling sedikit itu 100 orang yang
dateng buat ngaji disini”.96
Kemudian, Bapak wahyu selaku pengurus DKM menambahkan,
dalam pengimplementasian kegiatan IRMAWAR sangat membantu DKM
dalam memakmurkan masjid, beliau mengatakan sebagai berikut:
“yap betul, tepat sekali, pada dasarnya kita semua bernaung pada
DKM adanya IRMAWAR ini sebenernya tangan kanannya DKM
gitu, jadi ada beberapa program yang tidak bisa di lakukan oleh
pihak DKM itu dilaksanakan oleh IRMAWAR itu pembagian
tugasnya, mereka menopang program kegiatan DKM”.
Beliau pun menambahkan DKM dalam hal ini membantu segala
hal kegiatan yang di buat atau dilaksanakan IRMAWAR, beliau pun
mengatakan sebagi berikut:
“ya, hemp, membantu itu pasti, tapi memang tidak secara 100%
dalam hal ini DKM membantu dalam sisi motivasi, dari nasehat,
dan insya allah dari sisi finansial atau pendanaan itu juga plan yang
terakhir, dalam segi dana DKM membantu walaupun tida 100% hal
96 Wawancara dengan Ustadz Uzail / Uut, Minggu, 27 November 2016 “Peranan
Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di
Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”.
49
itu dilakukan Karena DKM sendiri memberikan kebebasan kepada
IRMAWAR untuk mecari pendanaan sendiri, jika menghadapi
keterbatasan DKM akan membantu dari kas masjidnya. Intinya
DKM akan selalu support dalam segi finansial atau pendanaan”.97
Kemudian peneliti mewawancarai Bapak Agus terkait tentang
habatan dan kekurangan yang di hadapi IRMAWAR dalam
pengimplemtasian program kerja, beliau mengakatan sebagai berikut:
“kalo IRMAWAR yah namanya organisasi pasti kalo mau adakan
acara itu pasti butuh dana, dan butuh sumber daya manusia yang
mempuni dan menghandle semuanya lah kadang-kadang Karena
kita terbatas sumebr daya manusianya, kita juga masih belum
punya sumber dana yang pasti jadi kalo ada setiap kegiatan itu kita
membuat proposal yang kita cari kedonatur-donatur yang
alhamdulilah sih memang warga sekitar masjid sini sudah
mengenal dengan baik IRMAWAR jadi sangat di dukung sekali,
Cuma yang namanya dana dari proposal ya tahu sendiri lah,
kadang acara sudah mau mulai dana belum terkumpul panik juga,
tapi selama ini alhammdulillah ketika dana kurang selalu dibantu
oelh masjid”.98
Hal hampir senadapun dikatakan oleh Ustadz Uzail, tentang
kekurangan dan hambatan yang dirasakan IRMAWAR dalam
pengimplementasian program kerja, beliau mengatakan sebagai berikut:
“kalo hambatanya itu dari pribadi masing-masing dari orangnya
kalo itu, ga ada motivatornya, yang motivatoring engga ada jadi
kurang, perlu adanya motivator yang memberikan semangat,
Karena manusia makin lama kan makin beda, zaman saya dengan
97 Wawancara dengan Bapak Wahyu, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 98 Wawancara dengan Bapak Agus, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”.
50
zaman sekarang kan beda, main hape, teknologi main apalah itu
semua sudah beda”.99
Kemudian peneliti menanyakan hal serupa kepada anggota aktif
Zulfa Amelia dan Fudji Ayuriana, apa hambatan dan kekurangan yang
mereka hadapi saat pengimplementasian program kerja IRMAWAR,
mereka mengatakan seperti ini:
“yang pertama sih masalah dana, dan yang kedua itu masalah
SDM, kalo jamanya dulu, ketua jaman dulu itu, dulu itu
IRMAWAR itu berjaya banget, Karena SDM nya itu bener-bener
di berdayain sampe semua panitianya kumpul, terus untu nyari
dananya itu bareng-bareng sampe muharam ajah itu surplus terus,
tapi sekarang Karena SDM nya kurang juga ditambah juga kurang
semangat juga mangkaya juga dananya juga kurang. Jadi
hambatanya itu genarasi sama dana”.100
“Hambatanya tuh banyak eh salah satunya dari sumber daya
manusianya kaya misalnya kita mau ngadain acara tertentu itu buat
ngumpulin sumber daya manusianya atau eh membangkitkan
semangat itu agak susah soalnya sekarang jaman sekarang tuh
remaja-remaja pada maunya kaya nongkrong gitu, susah buat
dikumpulkan buat bantu acara jadi hambatanya sumber daya
manusianya sih, hemp, kalo dalam segi dana ya gitu, kurang juga
sih untuk pencarian dananya tapi kalo ada kekurangan ya ada ajah
sih pemasukan dari donator-donatur juga, tapi, yang pasti dalam
dana kita kekurangan sih pasti kalo ada acara kekurangan ya di sisi
dana juga selain sumber daya manusia tadi”.101
99 Wawancara dengan Ustadz Uzail / Uut, Minggu, 27 November 2016 “Peranan
Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di
Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 100 Wawancara dengan Zulfa Amelia, 20 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 101 Wawancara dengan Fudji Ayuriana, 20 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”.
51
3. Dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan
keagamaan di masyarakat.
Dalam kaitanya denga dampak adanya program kegiatan yang
dilaksankan IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar), peneliti
mewawancarai Ustadz Uzail, beliau mengatakan sebagai berikut:
“la iya jelas, pengaruhnya besar gede, Karena orang sudah percaya
sama IRMAWAR sama masjid itu pengaruhnya gede, subuh ajah
disini paling sedikit ajah 150 orang, itu sekitar 3 shaf, 1 shafnya
ajah sekitar 40an orang, minimal 150an jamaahlah kalo subuh itu
kalo suasana ujan atau gimana itu, alhamdulillah, nah kalo magrib
itu sekitar 6 shaf itu, banyak sampe belakang, mangkaya itu kalo
malem senin pas penngajian itu paling sedikit itu 100 orang yang
dateng buat ngaji disini”.102
Kemudian peneliti menanyakan kepada bapak Wahyu selalu DKM
masjid Al-anwar terkait dampak program kegiatan IRMAWAR dalam
peningkatan partisipasi keagamaan, beliau mengakatan sebagai berikut:
“kalo diliat dari kuantitas kita tidak memliki data tersendiri yah,
berapa persen sih dampak dari kegiatan-kegiatan ini terhadap
partisipasi masyarakat, namun jika kita lihat secara kualitasnya
alhamdulillah dengan adanya program IRMAWAR ini jusru bisa
menambah motivasi dan semangat masyarakat sekitar kita untuk
aktif dimasjid, adi kita sudah melihat nih kegiatan program kita
sudah bisa membuat semangat masyarakat untuk datang kemasjid,
hal ini bisa dilihat ketika pengajian-pengajian yang dilaksanakan
itu jamaahnya menambah terus nah itu saya rasa itu bentuk
102 Wawancara dengan Ustadz Uzail / Uut, Minggu, 27 November 2016 “Peranan
Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di
Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”.
52
kepercayaan mereka sih dengan apa yang telah kita jalankan
selama ini”.103
Sementara itu menurut bapak Agus selaku pengurus IRMAWAR,
beliau berpendapat dampak dari kegiatan program kerja IRMAWAR
sebagai berikut:
“oh jelas-jelas sekali berdampak, diambil contoh begini, beberapa
tahun yang lalu kurang lebih 10 tahun yang lalu kegiatan yatim
belum terakomodir dengan bagus yah, sifatnya masih muharaman
begitu sajah, lalu dibentuklah tim peduli yatim termaksud saya dan
teman-teman. Dan dengan adabya anak yatim yang di naungi di
masjid otomatis para jamaah lebih melihat bahwasanya kegiatan
kita dimasjid tuh lebih hidup, merekapun lebih semangat,
berdampak seperti mereka mau menyumbang ke masjid yang
menimbulkan rasa mememiliki masjid ini bersama tumbuh
kembali, ketika itu sudah tumbuh mereka tidak sungkan untuk
datang menuju masjid untuk beribadah, atau apapun”.104
Kemudian peneliti mewawancarai masyarakat M. Yusuf Fadhilla
dan Jamila, dalam kaitanya dengan dampak program kegiatan IRMAWAR
dalam peningkatan partisipasi keagamaan di masyarakat, mereka
mengatakan sebagai berikut:
“ya pasti, kegiatan kaya maulid nabi ya kita ke masjid, kalo ada isra
mijrad kita dateng ke masjid, pokonya semua dah hari besar islam
ane mah dateng insya allah kalo badan sehat, ya biasanya dateng ke
masjid, bukan Cuma kalo lagi acara aja, sholat fardhu juga kalo
103 Wawancara dengan Bapak Wahyu, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 104 Wawancara dengan Bapak Agus, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”.
53
kita di rumah ya ikut jamaah di masjid sayang masjid gede kalo
engga ada yang ngisi”. 105
“kalo itu ya pasti, namanya juga rumah kan deket nih sama masjid,
kadang ya kemasjid kalo lagi ada acara, Cuma kalo sholat jamaah
jarang palingan kalo lagi tarawih ajah ke sana ikutan jamaah, kalo
hari biasa dirumah biasanya”. 106
Jamila dan Yusuf menambahkan pula, dengan adanya kegiatan bisa
mengajak sanak saudara bdan tetangga menuju masjid dan berkegiatan
bersama di masjid, beliau mengatakan sebagai berikut:
“kalo ngajak ya kita mah pasti ngajak, entah itu mau sodara, temen
atau kerabat ya kita ajak, kadang juga tanpa di ajak pada datengm,
namanya udah rutin kegiatanya ya udah biasa ajah, udah kaya
budaya aje udah. Anak-anak kecil bocah juga rame, kadang emang
bikin berisik bercadaan Cuma kan itu dia ciri khas masjid yang
punya penerus”. 107
“kalo ngajak wajib, buat kebaikan ya harus ngajak, entah itu kecil
atau besar ya saya mah ngajak keponakan sama ade-ade saya ke
masjid ikutan acara, ikutan kegiatanya semuanya juga baikan buat
kita, ya kalo baik ya di ajak-ajaklah semuanya, biar pahalanya dapet
semua bukan kita doang”.
A. Pembahasan
1. Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar).
Secara umum program yang dilakukan IRMAWAR (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar) sudah berjalan dengan baik dan dilaksanakan
105 Wawancara dengan Jamila, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 106 Wawancara dengan M. Yusuf Fadhillah, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi
Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi
Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 107 Ibid.,
54
sesuai harapan. Program-program kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar) terbagi menjadi beberapa kegiatan yang bersifat inti
seperti Gebyar muharam, Idul Fitri, Idul Adha atau Qurban, Maulid nabi
dan Isra Mijrad, lalu ada acaya yang sifatnya rutin seperti pengajian
malam senin, selasa, rabu dan malam jumat, kegiatan mentoring anak
yatim, kegiatan santunan dan kegiatan pengajian sore untuk anak yatim,
Hal ini didapat dari hasil wawancara dengan ustadz uzail serta anggota
IRMAWAR yang aktif dan pengurus inti IRMAWAR.
Dalam penemuan di lapangan peneliti pun mendapatkan info dari
informan yang di wawancarai, program-program kerja IRMAWAR (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar) pun sudah diketahui oleh banyak masyarakat
terutama yang berada di sekitaran masjid, hal ini diakibatkan sudah
berbudaya kegiatan tersebut di masyarakat sekitar masjid Al-Anwar.
Gebyar muharam adalah kegiatan atau program andalan yang dilaksanakan
oleh IRMAWAR, dengan mengadakan arak-arakan, pawai dan santunan
memiliki daya Tarik tersendiri untuk masyarakat sekitar ataupun di luar
daerah masjid untuk datang dan melihat, selain gebyar muharam, pelayan
kesehatan gratispun menjadi kegiatan yang sangat di tunggu masyarakat,
pelayanan gratis yang menyediakan pengecekan darah, kolestrol dan gula
pun menjadi daya tarik untuk ibu-ibu dan bapak-bapak di sekitaran masjid
al-anwar.
Dengan demikian hampir seluruh program kerja yang dimiliki atau
yang sudah di jalankan oleh IRMAWAR telah di ketahui masyarakat
sekitar hal ini di buktikan begitu antusianya masyarakat ketika kegiatan di
lakukan. Antusias bukan hanya di tunjukan oleh anak remaaja, ibu-ibu,
bapak-bapak juha mengikuti kegiata, ini membuktikan pula bahwa
kegiatan yang di lakukan dan di laksanakan menyentuh semua golongan
masyarakat sekitar masjid atau di luart daerah masjid Al-Anwar.
55
2. Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja
Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan
keagamaan di masyarakat.
Dalam pengimplementasian program kerja IRMAWAR, sebagian
sudah berjalan dengan baik, kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan target, yaitu ramaikan masjid dengan kegiatan dan banyaknya
masyarakat yang berkegiatan di masjid. hal ini di dorong dengan
berjalanya komunikasi yang baik antara IRMAWAR dan DKM (Dewan
Kemakmuran Masjid) dalam pembagian tugasnya masing-masing.
IRMAWAR yang di bawah naungan DKM sudah bisa melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang membantu dalam hal ini DKM dalam menjalankan
tugasnya untuk memakmurkan masjid, dengan hal ini terciptalah kerja
sama yang baik dari keduanya dalam satu tujuan, meramaikan masjid. Hal
ini sesuai dengan teori Drs. EK Imam munawir, organisasi kepemudaan
masjid ialah pendukung kegiatan dari tamir masjid atau DKM.
Berdasarkan penemuan di lapangan dan hasil mewawancari salah
satu pengurus DKM, dalam pengimplementasian programnya, walau
sudah berjalan dengan baik, namun ada saja kendala atau hambatan yang
membuat terkadang kegiatan tersendat, entah dari segi finansial atau dana,
sumber daya manusianya atau dari diri sendiri setiap anggotanya.
Hambatan dan kegiatan inilah yang membuat penerapan program menjadi
tersendat dan terkesan lambat. Hanya saja hambatan-hambatan itu
menemuli solusi pada waktunya, seperti dana, dalam hal dana memang
DKM membebaskan IRMAWAR untuk mencarai dana dalam hal ini
seperti proposal, jika pada waktu nya belum terkumpul, DKM yang
membawahi masjid siap menyokong dana untuk menutupi dana kegiatan
masjid, hal lain seperti sumber daya manusia yang minin, solusinya ketika
hari sudah mendekati hari kegiatan banyak remaja yang mulai datang
untuk membantu Karena sebaran banner atau famplet yang disebarkan
anggota IRMAWAR.
56
Dalam hambatan pengimplekasian program lebih terfokus pada
sumber daya manusia yang kurang, regenerasi yang mini dari remaja
menjadi fokus utama hambatan pelaksanaan program-program, hal ini bisa
dilihat ketika rapat atau acara sedang di konsepkan, kedatangan panita
kurang yang mengakibatkan sulitnya membagikan tugas kesetiap lini
panitia. Ini yang harus segera di carikan jalan keluar dan solusi, yaitu
dengan mencari kaderisasi anggota dan pelakukan regenerasi remaja
secepat mungkin.
3. Dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan
keagamaan di masyarakat.
Dalam dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR
(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi
kegiatan keagamaan di masyarakat, dampak positif telah di rasakan
masyarakat dengan adanya kegiatan atau program yang dilaksanakan
IRMAWAR. Program-program IRMAWAR diakui masyarakat sudah
lama dan rutin dilakukan, hal ini menjadi sebuah tanggapan positif
masyarakat. Hal ini sesuai dengan teori peranan organisasi kepemudaan
masjid yang di kemukakan oleh Drs. EK Imam munawir, salah satu dari
fungsi remaja masjid adalah memakmurkan masjid, dengan cara
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk meraikan masjid dan
mensyiarkan islam.
Kegiatan-kegiatan islam seperti pengajian, maulid nabi, isra miraj
sudah mampu mendatangkan masyarakat untuk ke masjid, jamaah sekian
hari sekian bertambah bukan hanya masyarakat sekitaran masjid, namun
masyarakat yang daerahnya jauh dari masjid pun mulai berdatangan ke
masjid Al-Anwar, kegiatan-kegiatan yang bidangnya pendidikan anakpun
banyak diminati, seperti mentoring untuk anak-anak yatim dalam hal
pembelajaran, atau taman pendidikan anak juga banyak peserta didiknya.
Kegiatan social dan kesehatan seperti pelayan kesehatan gratis dan sunatan
57
masal, menjadi daya tarik tersendiri untuk bapak-bapak dan ibu-ibu, hal
inipun membuat masjid ramai ketika pelaksanaanya.
Seperti yang dikatakan salah satu tokoh ulama setempat, ustadz
uzail, Dampak yang signifikan pun ada dalam sholat fardhu, semua sholat
fardhu berjamaah yang di lakukan di masjid selalu penuh jamaah, tak
terkecuali sholat subuh, jika di masjid lainya hanya beberapa shaf, di
masjid al-anwar kosisten mempertahankan jamaahnya hingga 3-4 shaf
setiap sholatnya, hal ini tidak dipungkiri keberhasilan IRMAWAR dan
DKM dalam menjalankan tugas untuk memakmurkan masjid. dari segi
sumbangan pun signifikan, masyarakat sangat antusias ketika masjid
mengadakan pembangunan ataupun santunan, masyarakat antusias
menyumbang hal ini yang membuat masjid terasa milik bersama dan harus
bersama-sama menjaganya dengan sebaik mungkin.
Dampak yang positif menghasilkan harapan yang baik pula dari
masyarakat sekitar, harapan terus adanya kegiatan dan keberadaan
IRMAWAR menjadi harapan utama masyarakat dalam berkegiatan
keagamaan, hal ini yang membuktikan IRMAWAR telah berhasil
meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam peningkatan partisipasi
keagamaan.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian dapat di paparkan sebagai berikut:
1. Sulitnya mendapatkan informan atau narasumber yang bersedia
diwawancarai.
2. Data-data yang kurang lengkap, misalnya tentang sejarah IRMAWAR
itu sendiri.
3. Sulitnya mendapatkan buku-buku yang berkaitan dengan organisasi
kepemudaan masjid.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam pengenalan program, IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-
Anwar) telah berhasil mengenalkan program atau kegiatanya ke
masyarakat sekitar masjid al-anwar, kegiatan yang bersikfat pendidikan,
social atau kesehatan telah menjadi agenda rutin setiap tahunya. Hal ini
bisa di lihat dari antusia masyarakat dalam setiap pelaksanaanya, peran
komunikasi yang baik antara DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Al-
Anwar dengan IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) pun
menjadi point terpenting pula dalam pengenalan program dan kegiatan ke
masyarakat.
Dalam pengimplementasian program kerja IRMAWAR, sebagian
sudah berjalan dengan baik, kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan target, yaitu ramaikan masjid dengan kegiatan dan banyaknya
masyarakat yang berkegiatan di masjid. hal ini di dorong dengan
berjalanya komunikasi yang baik antara IRMAWAR dan DKM (Dewan
Kemakmuran Masjid) dalam pembagian tugasnya masing-masing.
Dampak pengimplementasian program kerja IRMAWAR (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan
kegamaan di masyarakat, dampak positifnya telah di rasakan masyarakat
khusunya di sekitaran masjid Al-Anwar, kegiatan-kegiatan keagamaan
seperti maulid nabi, Isra mijrad, Idul fitri, Idul adha atau Muharram atau
kegiatan kesehatan seperti donor darau atau cek kesehatan, selalu di
ramaikan dengan jamaah atau masyarakat baik yang berada di lingkungan
masjid atau yang berada di luar lingkungan masjid.
Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa IRMAWAR (Ikatan
Remaja Masjid Al-Anwar) memiliki peranan dalam meningkatkan
partisipasi kegiatan keagamaan di masyarakat baik dilingkungan maupun
di luar lingkungan masjid al-anwar.
58
59
A. Saran-saran
Ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan untuk kemajuan dan
eksistensi IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) kedepan,
sebagai berikut:
1. Perlu adanya kembali pengkaderan anggota, Karena sumber daya
manusia yang minim di IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-
Anwar) yang menyebabkan tumpang tindihnya kewajiban per
devisi.
2. Menjalin kembali komunikasi yang aktif antara DKM (Dewan
Kemakmuran Masjid), IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-
Anwar) dan masyarat.
3. Memperluas jaringan komunikasi, agar tidak beruang sempit hanya
pada daerah sekitaran masjid Al-Anwar, melakukan study banding
ke Ikatan Remaja Lainya contohnya.
60
DAFTAR PUSAKA
Aditya, T. “Teori Peranan dalam Pekerjaan Sosial”.
http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/teori-peranan-dalam-
pekerjaan-sosial/, 2012.
Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.
Cet. II, 2015.
Aizzati, HA ”Peranan Takmir Masjid dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Islam (Studi di Masjid Al Muttaqin Kalibening Tingkir salatiga)”, Skripsi
pada IAIN Salatiga. Salatiga, 2015
Arifin, T. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish. Cet. I, 2014.
Dmi. “Inilah Peyebab Masjid Sepi Jamaah Versi Gubernur Bengkulu”,
http://dmi.or.id/inilah-penyebab-masjid-sepi-jamaah-versi-gubernur-
bengkulu/, 2016.
E-Jurnal. “Pengertian Moral Menurut Para Ahli”, http://www.e-
jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html, 2013.
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Jakarta: Rajawali Pers,
2010.
Fadhillah, MY. Wawancara. Jakarta, Minggu, 27 November 2016.
Gunawan, I. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara. Cet. I, 2013.
Hakim, L. “Peranan Risma JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah)
sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah”, Skripsi pada
Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Semarang, 2011. Tidak
dipublikasikan.
Harun, N. Falsafah Agama. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1989.
Herdiyansyah, H. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika, 2012.
61
Heru, K. Peran Organisasi Sosial dalam Msyarakat,
http://rekayasakomputer.blogspot.co.id/2015/01/peran-organisasi-sosial-
dalam-masyarakat.html, 2015.
Idrus, M. Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.
Jakarta: Erlangga, 2009.
Indrawan, R. Metodologi Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk
Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan. Bandung: PT Refika
Aditama, 2014.
Jelajah Internet, “Pengertian Partisipasi Menurut Para Ahli”,
http://www.jelajahinternet.com/2015/11/11-pengertian-partisipasi-
menurut-para.html, 2015.
Kahmad, D. Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Posdakarya. Cet. I, 2000.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
http://kbbi.web.id/partisipasi, 2012.
Masjid Arroyan, Dewan Kemakmuran Masjid,
https://masjidarroyyanbdb2.wordpress.com/2013/08/29/dewan-
kemakmuran-masjid/, 2013
Masjid Baitul Ihsan, Kegiatan Kegamaan,
http://masjidbi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=24&
Itemid=38, 2016
Mubarok, A. “Peranan Aktivitas Pemuda dalam Pengembangan Pendidikan
Agama Islam Non-formal di Desa Kranganyar Kecamatan Welahan
Kabupaten Jepara”, Skripsi STAIN Salatiga. Salatiga, 2011.
Mustofa, B. Kamus Lengkap Sosiologi. Jogjakarta: Panji Pustaka. Cet I, 2008.
Narwako, JD dan Suyanto, B. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana, 2011.
Pangestu, RA. “Peranan Ikatan Remaja Masjid (IRMASH) dalam Meningatkan
Pengalaman Agama pada Remaja di Masjid Safinatul Husna Bambu
Larangan Cengkareng, Jakarta Barat”. Jakarta, 2011.
62
Pank, L. Pengertian Partisipasi Menurut Beberapa Ahli,
http://www.lepank.com/2014/04/pengertian-partisipasi-menurut-
beberapa.html, 2014.
Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR, Empat Pilar Kehidupan
Kebangsaan dan Bernegara. Jakarta: Sekertariat Jendral MPR RI, 2012.
Rozak, Y dan Tohirin. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi dan
Umum. Jakarta: Uhamka Press, 2009.
Santoso, B. “Pengertian Peranan”, http://www.ras-eko.com/2013/05/pengertian-
peranan.html, 2013.
Sarosa, S. Penelitian Kualitatif; Dasar-dasar, Jakarta: PT. Indeks, 2012.
Satori, D dan Komariah, A. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Cet. V, 2013.
Siswanto. Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar,2005), h.52-54.
Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
1990.
Sulsel Pojok Satu, Ustad Cabul yang Nodai 15 santri dihukum 15 Tahun Penjara,
http://sulsel.pojoksatu.id/read/2016/03/30/ustad-cabul-yang-nodai-15-
santri-itu-dihukum-12-tahun-penjara/, 2016.
Syafi’I, I. “Studi Deskriptif Aktivitas Dakwah Takmir Masjid Baiturrahman
dalam Memakmurkan Maysarakat di Dusun Gowok Sleman Yogyakarta”,
Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta, 2014. Tidak
dipublikasikan.
Voa Islam, “Siapa yang Pantas menjadi DKM menurut Al-Quran”,
http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/05/21/30506/siapa-yang-
pantas-menjadi-dkm-masjid-menurut-alquran/, 2014.