PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM...

77
PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MASYARAKAT (STUDI KASUS IKATAN REMAJA MASJID AL-ANWAR) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Disusun Oleh: AMRY AL MURSALAAT NIM: 1112015000082 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM...

Page 1: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI

KEGIATAN KEAGAMAAN DI MASYARAKAT

(STUDI KASUS IKATAN REMAJA

MASJID AL-ANWAR)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Disusun Oleh:

AMRY AL MURSALAAT

NIM: 1112015000082

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

iii

Page 3: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

iv

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam

Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus

Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat). Disusun oleh Amry Al

Mursalaat, NIM 1112015000082, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 13 Desember 2016

Yang mengesahkan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Muhamad Arif, M.Pd Tri Harjawati, M.Si

NIP. 197006061 199702 1 002 NIDN.2014118001

Page 4: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

v

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Amry Al Mursalaat

NIM : 1112015000082

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 06 Juni 1994

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Judul Skripsi : Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid

dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan

Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus

Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta

Barat).

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Muhamad Arif, M.Pd

2. Tri Harjawati, M.Si

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 13 Desember 2016

Amry Al Mursalaat

NIM. 1112015000082

Page 5: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

vi

ABSTRAK

Amry Al Mursalaat. 1112015000082. Peranan Organisasi Kepemudaan

Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di

Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat).

SKRIPSI. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang Peranan

Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan

Keagamaan di Masyarakat, dengan melihat program kegiatan,

pengimplementasian program dan dampak pengimplementasian program

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partispasi

kegiatan keagamaan di masyarakat sekitar masjid Al-Anwar

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu

dengan menggambarkan hasil penelitian dalam kata-kata bukan angka-angka, agar

dapat diperoleh data yang akurat. Penulis juga melakukan wawancara, dan analisis

data-data melalui dokumentasi, website serta pengamatan langsung di lapangan.

Penelitian dilakukan di masjid Al-Anwar, kebon jeruk, Jakarta barat.

Hasil penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa peranan ikatan

remaja masjid al-anwar, terdapat peranan IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-

Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat sekitar

masjid Al-Anwar.

Kata Kunci: Peran Organisasi, Kepemudaan Remaja Masjid.

Page 6: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

vii

ABSTRACT

Amry Al Mursalaat. 1112015000082. The Role of Youth Organizations in

Enhancing Participation Mosque Religious activities in the Community (Case

Study Youth Association Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat). SKRIPSI. Jakarta:

Education Department of the Faculty of Social Sciences and Teaching

Tarbiyah State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.

This study aimed to obtain information on the Role of Youth Organizations in

Enhancing Participation Mosque Religious activities in the Community, with a

look at the program of activities, the implementation of the program and the

impact of program implementation IRMAWAR (Youth Association Masjid Al-

Anwar) in increasing the participation of religious activities in the community

around the mosque Al- Anwar

The research method that I use is the qualitative approach by describing the

results in words instead of numbers, so can obtain accurate data. I also conduct

interviews, and analysis of data through the documentation, website and direct

observation in the field. The study was conducted at Al-Anwar, Kebon Jeruk, West

Jakarta.

Results of research conducted found some ties role al-Anwar mosque youth, there

is a role IRMAWAR (Youth Association Masjid Al-Anwar) in increasing the

participation of religious activities in the community around the mosque Al-

Anwar.

Keywords: Role of Organizations, Youth Mosque Youth.

Page 7: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt yang telah

memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik, hidayah,

dan inayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW yang telah menjadi suri teladan bagi umatnya terutama dalam hal mendidik.

Pendidikan sangat diutamakan dalam Islam, seperti yang diajarkan oleh

Rasulullah SAW.

Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu Sarjana

Pendidikan (S.Pd).

Skripsi ini dapat penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi ini. Berkaitan

dengan rampungnya skripsi ini, penulis sangat menyadari berbagai pihak yang

telah membantu dan mendukung kegiatan ini. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan melayani

penulis selama penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan melayani penulis selama

penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

ix

5. Dr. Muhamad Arif, M.Pd dan Tri Harjarwati, M.Si., selaku dosen

pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan motivasinya selama

penulis menyusun skripsi.

6. Kepada Ibu Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

Terima kasih atas saran dan masukannya selama panulis dalam masa

perkuliahan.

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan seluruh Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis

selama masa perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu berikan

mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

8. Seluruh staf karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah mempermudah penulis dalam mencari data.

9. Bapak Romeli, SE selaku Kepala Kelurahan Sukabumi Utara yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

10. Ayahanda, Alm. M. Rosally HAS yang telah memberikan motivasi terhadap

penulis, semoga tenang di sana dan didapatkan tempat terindah oleh Allah

SWT. Gelar ini penulis dedikasikan untu ayahanda, makasih ayah.

11. Mama tercinta, Ibu Hj. Rusmini, terima kasih atas semua do’a dan kasih

sayang, serta dukungan moril dan materil kepada penulis hingga penulis

menyelesaikan skripsi.

12. Kakak tercinta, Ikram Amrully dan Amryan Fajri, mereka berdua adalah

sosok pengganti orang tua selama penulis kuliah, dan mereka selalu

memotivasi penulis agar segera mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Terima kasih atas semuanya yang telah kalian berikan kepada penulis.

13. Adik-adik tercinta, Muhammad Ridho Nurul Qolby dan Risallah Azzahriwan

yang membuat penulis termotivasi agar selalu menjadi teladan bagi mereka.

14. Keluarga besar H. Ayub Siab HAS yang telah memberikan motivasi terhadap

penulis.

15. Dian Prawitasari, yang selalu mengingatkan dan menemani penulis untuk

cepat merampungkan skripsinya.

Page 9: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

x

16. Sahabat DAFURY (Darul, Fuji, Amry) yang selalu mengingatkan dan

menjadi teman seperjuangan dalam merampungkan tugas ini, tetaplah

menjadi sahabat.

17. Buat sahabat NEUROSPORA, Kamil, Shogir, Opal dan Ariq. Terima kasih

telah menemani kegalauan penulis. Tetap berlima dan kompak.

18. Kawan-kawan Social Ethnic Voyager dan Kosan Manda, Muhammad Iqbal

Muharram, Fuji Nurul Hamdan, Darul Faisal Ramadhan, Maulana Yusuf,

Wais Al-Qurni, Rizal Fakhrudin, Abidilah Syawaludin, Muhammad Agus,

Muhammad Nur, Fakhurozi, Rian Arpan Ansori, Rizki Fauzi, Amar

Rasyidillah, dan Abdul Kahfi. Semoga persahabatan kita dapat terus terjalin

dengan baik dan tak lekang oleh waktu. Salam Jagemenday.

19. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan

2012 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa disebutkan satu

persatu tanpa mengurangi rasa persahabatan kita, tetap kompak selalu dan

terus jalin tali silaturrahmi.

20. Kelompok Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) BELAH DUA MtsN

13 Jakarta Tahun 2016, Muhammad Nur (IPS), Eli (PBI), Ami (PMTK),

Amalia (PBI), Annisa (PBA), Babang hardi, Riski Depe, Fikry(PBSI).

Terimakasih atas dukungan serta motivasinya, semoga tetap kompak selalu.

21. Ikatan remaja masjid Al-Anwar (IRMAWAR) Bang Hisyam, Amel, Fudji

dan DKM Masjid Al-Anwar yang telah memberikan izin untuk penulis

meneliti.

22. Ikatan alumni vingtdeux (Iluni VTX) yang selalu mengingatkan kelulusan

ketika kumpul, semoga kalian cepat menyusul dan tetap kompak di ikatan

alumni.

23. Komunitas Crayon Social Art, Isan, Ojay, Eboy, Winda, Radita, Mega,

Dhana, Danu, Syifa, Misbah, Ading, Aida, Saman, Amar, Wildan. Terima

kasih untuk pengalaman serunya, semoga cepat menyusul.

24. Ikatan Remaja Masjid Darul Ulum (MADU) yang menjadi lahan belajar

untuk menjadi calon guru yang baik, terima kasih untuk pengalamanya.

Page 10: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

xi

25. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat

yang menjadi wadah dalam berorganisasi di ekstra kampus dan merupakan

titik awal penulis memulai organisasi, baik tataran intra kampus maupun

tataran ekstra kampus. Terima kasih HMI, Yakin Usaha Sampai.

26. HMJ P.IPS yang telah memberikan penulis pengalaman yang sangat berharga

dalam berorganisasi di tataran intra kampus.

Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa hormat

penulis. Penulis hanya dapat memohon dan berdo’a mudah-mudahan bantuan,

bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan do’a yang telah diberikan menjadi

pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin

Demikianlah, betapapun penulis telah berusaha dengan segenapkemampuan

yang ada untuk menyusun karya tulisyang sebaiuk-baiknya, namun di atas

lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam

kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang

membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka

Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-

besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.

Jakarta, 13 Desember 2016

Amry Al Mursalaat

Page 11: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

BAB I ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah............................................................................... 6

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

BAB II .................................................................................................................... 9

A. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid ............................................... 9

1. Peranan ................................................................................................... 9

2. Organisasi ............................................................................................. 12

3. Organisasi Kepemudaan Masjid ........................................................... 15

B. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan keagamaan ................................... 19

1. Meningkatkan Partisipasi ..................................................................... 19

2. Kegiatan Keagamaan ............................................................................ 20

3. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan .................................. 20

C. Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 20

D. Kerangka Berfikir ................................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29

Page 12: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

xiii

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 29

B. Latar Penelitian (Setting) ...................................................................... 30

C. Metode Penelitian ................................................................................. 30

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................................... 31

E. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................... 39

F. Analisis Data ........................................................................................ 41

BAB IV ................................................................................................................. 44

1. Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar). ........ 44

2. Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan

di masyarakat. ....................................................................................... 47

3. Dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan

keagamaan di masyarakat. .................................................................... 51

A. Pembahasan .......................................................................................... 53

1. Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar). ........ 53

2. Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan

di masyarakat. ....................................................................................... 55

3. Dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan

keagamaan di masyarakat. .................................................................... 56

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 57

BAB V ................................................................................................................... 58

A. Kesimpulan ........................................................................................... 58

B. Saran-saran ........................................................................................... 59

DAFTAR PUSAKA ............................................................................................. 60

Page 13: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

xiv

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan ……………………………… 37

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ……………………………………………. 42

Tabel 3.2 Data dan Sumber Data ……………………………………… 45

Tabel 3.3 Daftar Kegiatan Observasi …………………………………... 46

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara ………………………………………... 47

Tabel 3.5 Studi Dokumentasi …………………………………………... 52

Tabel 4.6 Hasil Observasi ………………………………………………. 81

Page 14: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi

Lampiran 2 Instrumen Wawancara

Lampiran 3 Hasil Observasi

Lampiran 4 Hasil Wawancara

Lampiran 5 Surat Pertanyaan Bersedia Menjadi Informan

Lampiran 6 Pedoman Studi Dokumen

Lampiran 7 Dokumentasi

Lampiran 8 ADRT, GBHO, Struktural, Program kerja IRMAWAR

Lampiran 9 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian dari Jurusan

Lampiran 11 Surat Penelitian dari Kelurahan Sukabumi Utara

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian untuk IRMAWAR

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian untuk Pengurus Masjid Al-Anwar

Lampiran 13 Lembar Uji Referensi

Lampiran 14 Biodata Penulis

Page 15: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

xvi

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ….......……………………………… 37

Gambar 3.1 Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman ……...…. 42

Page 16: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat di

Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam salah satu isi ideologi bangsa Indonesia yaitu

Pancasila. Sila pertama Pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini

menekankan pada fundamen etis-religius dari negara Indonesia yang bersumber

dari moral ketuhanan yang diajarkan agama-agama dan kenyakinan yang ada. Sila

ini sekaligus berperan sebagai pengakuan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa

bagi masyarakat Indonesia.1Oleh karena itu, kepercayaan adanya tuhan adalah

dasar yang utama sekali dalam faham keagamaan2, dan negara kita telah

memilikinya dengan adanya sila pertama.

Agama sejatinya menjadi alat pengontrol moral bangsa. Menurut bahasa

sansekerta agama diartikan sebagai peraturan yang dapat membebaskan manusia

dari kekacauan yang dihadapinya dalam hidup, bahkan menjelang matinya.3

Hendropuspito menjelaskan agama sebagai suatu jenis sistem sosial yang dibuat

oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris

yang dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi mereka

dan masyarakat luas umumnya.4 Agama selain membantu orang dari kebingungan

dunia dan menawarkan jawaban tentang berbagai permasalahan, juga memberikan

kekuatan moral.5 Masih banyak orang yang merasa sudah beragama jika sudah

melaksanakan upacara yadnya (dhohir) atau sembahyang saja. Menolong orang

menderita, berlalu lintas dengan mengikuti aturan, hidup hemat, hal itu sering

1Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR,Empat pilar kehidupan kebangsaandan

bernegara (Jakarta: Sekertariat Jendral MPR RI, 2012) hlm.46. 2 Nasution Harun, Falsafah Agama (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1989) hlm,23. 3Yusron Rozak dan Tohirin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi dan

Umum (Jakarta : Uhamka Press, 2009) hlm,32. 4 Dadang kahmad, sosiologi agama (bandung : PT Remaja Posdakarya, 2000) cet.1 hlm,.

129. 5 J. Dwi Narwako dan Bagong suyanto, Sosiologi Teks pengantar dan Terapan (Jakarta

:kencana,2011) hlm. 253.

1

Page 17: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

2

tidak dianggap sebagai perilaku mengamalkan ajaran agama. Padahal berbuat

baik, benar dan wajar diajarkan sebagai pengamalan agama.

Magnis Susino mengatakan moral selalu mengacu pada baik buruknya

manusia sebagai manusia. Bidang moral mencakup bidang kehidupan manusia

dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.6 Moral agama pada masyarakat

sejatinya merupakan alat pengontrol untuk berkehidupan yang baik. Masyarakat

bersama-sama terus memegang teguh ajaran agama masing-masing agar tidak

terjadi sebuah gejala sosial melemahnya moral tersebut.

Keteladanan dari kalangan elit agama dan pemerintah mempengaruhi

aktualisasi nilai-nilai agama di masyarakat. Masyarakat tidak dapat disalahkan

dengan fenomena melemahnya moral yang kini kian memprihatikan. Suri teladan

telah hilang dari figur publik yang sedari dulu menjadi figur umat. Padahal jika

ada sosok atau tokoh yang menjadi panutan di masyarakat, umat akan mudah

mengikuti. Berita mengenai hilangnya peran figur publik seperti kasus Pengadilan

Negeri Karawang menjatuhkan hukuman penjara selama 12 tahun kepada Dadang

Santoso (48). Pimpinan pondok pesantren (Ponpes) di Karawang, Jawa Barat ini

yang terbukti melakukan tindak pidana asusila terhadap belasan muridnya7,

menjadi viral dimasyarakat, hal ini menjadi salah satu pemicu hilangya peran

publik figur.

Melemahnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan keagamaan ada

beberapa macam. Contoh melemahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan

keagamaan diantaranya, masjid yang sepi ketika sholat fardhu atau jamaah,

kurangnya aktivitas perayaan hari besar agama Islam seperti kegiatan Maulid

Nabi Muhammad saw. atau Isra Mi’rad, minimnya peran pemuda lingkungan

masjid dalam berkegiatan di masjid atau sepinya masjid ketika bulan ramadan

telah usai, bukan sebuah rahasia umum jika setiap berakhirnya bulan suci ramadan

masjid kembali sepi jamaah. Kendati demikian, sejumlah masjid tetap berupaya agar

masjid tetap ramai dikunjungi para jamaahnya.

6 E-Jurnal, Pengertian Moral Menurut Para Ahli, 2013, (http://www.e-

jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html). 7 Sulsel Pojok Satu, Ustad Cabul yang Nodai 15 santri dihukum 15 Tahun Penjara, 2016,

(http://sulsel.pojoksatu.id/read/2016/03/30/ustad-cabul-yang-nodai-15-santri-itu-dihukum-12-

tahun-penjara/).

Page 18: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

3

Menurut Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah, S. Ag, M. Pd,

“Terdapat dua sebab utama masjid tidak berpenghuni. Pertama yaitu persepsi atau

pemikiran masyarakat yang menganggap fungsi masjid hanya untuk tempat

ibadah melaksanakan shalat. Penyebab kedua yaitu pergeseran nilai-nilai agama

atau spiritual. Contohnya manusia semakin disibukkan dengan perekonomian

sehingga lalai dengan tugasnya terhadap Allah SWT”8. Masjid akan ramai ketika

bulan suci ramadhan datang, shaf-shaf akan penuh disetiap sholat fardhu, terutama

mendekati jam berbuka seperti sholat ashar, dan akan bertambah penuh ketika

memasuki waktu magrib hingga menjelang isya sampai datang waktu sholat

taraweh. Seiring berakhirnya bulan ramdhan atau penghujung bulan suci, masjid

kembali cenderung akan sepi dari aktifitas kegiatan kegamaan, Umat lebih

mementingkan keperluan hari raya seperti berbelanja atau mudik ke kampung

halaman ketimbang meramaikan kegiatan masjid, hal hasil masjid kembali sepi

dari kegiatan kegamaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat partisipasi masyarakat dalam

kegiatan keagamaan sudah menurun. Peran pemerintah dan publik figur tidak lagi

mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Hilangnya peran pemerintah dan

publik figur dalam memberikan contoh pengalaman keagamaan harus segera

dicari solusinya. Jika hilangnya peran pemerintah dan publik figur tidak segera

diambil tindak tegas, maka akan berakibat terjadinya penyelewengan nilai-nilai

yang berlaku dalam masyarakat.

Kurang maksimalnya kinerja DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) juga

menjadi alasan sepinya masjid selain menurunya peran pemerintah dan publik

figur dalam meramaikan masjid. DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) adalah

orang-orang yang bertugas menjaga kemakmuran masjid, fisik masjid maupun

kegiatan ibadah di dalamnya9. Banyak faktor yang mempengaruhi kurang

profesionalnya kebanyakan Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid, di antara yang

8 Dmi, Inilah Peyebab Masjid Sepi Jamaah Versi Gubernur Bengkulu, 2016,

(http://dmi.or.id/inilah-penyebab-masjid-sepi-jamaah-versi-gubernur-bengkulu/). 9 Voa Islam, Siapa yang Pantas Menjadi DKM menurut Al-Quran, 2014,

(http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/05/21/30506/siapa-yang-pantas-menjadi-dkm-

masjid-menurut-alquran/).

Page 19: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

4

penting adalah minimnya pengetahuan dan kemampuan berorganisasi mereka.

Bahkan, ada di antara mereka yang belum mengenal apa itu ilmu organisasi dan

management. Sehingga menimbulkan budaya organisasi yang kurang sehat dan

dinamis.10 Hal ini yang mengakibatkan DKM kurang memberikan peranan dalam

meramaikan kegiatan masjid.

Lahirnya organisasi dan komunitas berbasis syariat Islam menjadi solusi

yang memberikan angin segar dalam penataan moral serta tingkah laku

masyarakat. Organisasi dan komunitas berbasis syariat Islam dapat berperan

bersama pemerintah dan publik figur. Ketiganya berfungsi mengatur dan

mengontrol pola serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan

keagamaan.

Organisasi masyarakat berlandaskan syariat islam mampu berperan dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan keagamaan.

Kegiatan dan ide baru organisasi masyarakat mampu menggugah masyarakat

untuk berkegiatan keagamaan lebih baik lagi. Adapun organisasi yang paling

dasar yang patut di berikan perhatikan dalam penataan moral masyarakat ialah

organisasi yang berada dalam naungan masjid. Hal ini disebabkan masjid

merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Berawal dari masjid seharusnya kaum

muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi,

politik, sosial dan seluruh sendi kehidupan. Sebagaimana para pendahulunya

memfungsikan masjid secara maksimal, dalam memakmurkan dan meraimaikan

masjid. Seperti yang di sampaikan Allah SWT dalam Al Quran dalam Surat At-

Taubah ayat 18 :

10Masjid Arroyan, Dewan Kemakmuran Masjid, 2013,

(https://masjidarroyyanbdb2.wordpress.com/2013/08/29/dewan-kemakmuran-masjid/).

Page 20: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

5

“Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-

orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap

mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)

selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan

termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At-

Taubah:18).

Apabila peranan organisasi masjid dapat dioptimalkan, penataan yang

berkesinambungan di masyarakat dalam peningkatan berkegiatan dalam beragama

dapat dimulai. Hal ini bisa terjadi karena letak masjid yang dekat lingkungan

masyarakat.

Contoh organisasi yang berada dalam ruang lingkup berwadah masjid

ialah ikatan remaja masjid. Sejatinya organisasi remaja inilah yang menjadi

tonggak ramai dan sepinya masjid dalam kegiatan kegamaan. Ide yang baru serta

keanggotaan yang mayoritas adalah pemuda menjadi modal bagi organisasi

remaja untuk membangun karakter masyarakat yang agamis dengan kegiatan yang

rutin dan berjangka panjang. Organisasi remaja masjid membawa pembaharuan

dan cara baru untuk mengajak serta mendorong masyarakat untuk meramaikan

masjid. Namun, kenyataannya peran dari para remaja mesjid ini belum mampu

untuk menggerakkan masyarakat untuk meramaikan masjid.

Salah satu ikatan remaja masjid yang telah aktif berkegiatan keagamaanya

di lingkungan masyarakat ialah IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)

yang bertempat di Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta

Barat. Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar telihat paling aktif dalam menjalankan

aktifiktas kegiatan dibandingkan ikatan remaja masjid yang lain di sekitar

Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan masjid

berada dalam lingkungan masyarakat. Ini yang menjadikan tolak ukur

pengambilan studi kasus di Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar yaitu untuk melihat

peranan Ikatan Remaja Masjid dalam meningkatkan partisipasi kegiataan

keagamaan di masyarakat.

Page 21: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

6

Berdasarkan realita yang tertulis di atas, partisipasi masyarakat dalam

kegiatan keagamaan sudah menurun. Peran pemerintah dan publik figur sebagai

suri teladan sudah tidak lagi mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam

kegiatan beragama. Organisasi pemuda khususnya ikatan remaja masjid

diharapkan mampu membantu peran pemerintah dan publik figur dalam

meningkatkan partisipasi mayarakat terhadap kegiatan keagamaan. Oleh karena

itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam mengenai

peranan organisasi kepemudaan masjid terhadap partisipasi kegiatan beragama

serta menjadikanya sebagai skripsi dengan judul

“Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan

Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat) ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di jelaskan di atas, penulis

mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Masjid cenderung sepi dalam aktifitas kegiatan keagamaan, terutama

selepas bulan suci ramadan.

2. Kurangnya kaderisasi remaja masjid dalam mencetak generasi yang baru.

3. Kurang pahamnya pegorganisasian yang baik dalam pengurusan Dewan

Kemakmuran Masjid (DKM).

4. Peran Dewan Kemakmuran Masjid yang belum maksimal menjalankan

tugasnya dalam segi komunikasi dengan ikatan remaja masjid.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, mengingat terbatasnya waktu,

biaya, dan tenaga peneliti. Maka peneliti membatasi masalah pada masalah,

kurang maksimalnya peranan organisasi kepemudaan masjid dalam meningkatkan

partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat.

.

Page 22: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

7

D. Rumusan Masalah

Untuk memperoleh data yang lengkap maka rumusan masalah di atas akan

dirinci menjadi perumusan masalah utama dan dasar. Perumusan masalah utama,

Bagaimanakah peranan organisasi kepemudaan Masjid Al-Anwar (IRMAWAR)

dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan?

Sedangkan perumusan masalah dasar dari masalah ini adalah:

1. Bagaimana Keadaan kondisi keagamaan sekitar Ikatan Remaja Masjid

AL-Anwar (IRMAWAR).

2. Bagaimana partispasi masyarakat sekitar Ikatan Remaja Masjid AL-Anwar

(IRMAWAR).

3. Bagimana pengaruh implementasi program Ikatan Remaja Masjid AL-

Anwar (IRMAWAR) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap

kegiatan keagamaan.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan khusus dari penelitian

ini adalah:

1. Untuk memperoleh gambaran program kegiatan Ikatan Remaja Masjid

AL-Anwar (IRMAWAR).

2. Untuk mengetahui implementasi program kegiatan Ikatan Remaja Masjid

AL-Anwar (IRMAWAR).

3. Melihat dampak implementasi program Ikatan Remaja Masjid AL-Anwar

(IRMAWAR) dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap

kegiatan keagamaan.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil Penelitian ini secara teoritis sosiologi diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan

konsep praktek pekerjaan sosial terutama tentang interaksi sosial

masyarakat dalam meningkatkan kegiatan keagamaan

Page 23: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

8

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Pemerintah daerah, memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khusunya tentang peranan organisasi

kepemudaan masjid dalam meningkatkan partisipasi masyarakat

terhadap kegiatan keagamaan.

b. Untuk Masjid, diharapkan dapat membantu para pengelola lembaga

dakwah, khususnya aktifis masjid dalam mengoptimalkan peran dan

fungsi organisasi remaja masjid.

c. Untuk Masyarakat, menambah wawasan dan khazanah pendidikan

islam pada masyarakat tentang manfaat dan peranan ikatan pemuda

masjid dalam meningkatkan partisipasi kegiatan kegamaan.

Page 24: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid

1. Peranan

a. Pengertian Peranan

Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat

tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat.

“Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”. Menurut

Soekanto “Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status)”.

Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan

kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Sedangkan Nasution

menyatakan bahwa “Peranan adalah mencakup kewajiban hak yang bertalian

kedudukan”.11Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

peranan adalah suatu pola tindakan yang dilakukan oleh seseorang baik secara

individual maupun secara bersama-sama yang dapat menimbulkan suatu

peristiwa. Peranan (Role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukan peranan

adalah kepentingan ilmu pengetahuan.12

Peranan tidak lepas hubungannya dengan kedudukan. Keduanya tidak

dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan

sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.

Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola

pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa

yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang

diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah ia mengatur

perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu

dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan

menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.

11Budi Santoso, Pengertian Peranan, 2013, (http://www.ras-

eko.com/2013/05/pengertian-peranan.html). 12Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,

1990), h. 268.

9

Page 25: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

10

Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan

antara peranan-peranan individu dalam masyarakat.13

Adapun dapat disimpulkan makna dari kata peran yaitu suatu penjelasan

yang menunjuk pada suatu konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai

suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik

(posisi) dalam struktur sosial dalam masyarakat.

b. Fungsi Peranan

Peranan lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan

sebagai suatu proses. Suatu peranan paling tidak mencakup tiga hal berikut:

a) Peranan yang meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat.

b) Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial.14

Teori peranan berkaitan peranan lembaga organisasi dengan teori

struktural fungsional dalam sosiologi. Teori ini beranggapan bahwa setiap orang

memiliki kedudukan posisi dalam struktur sosial dan setiap posisi memiliki

peranan. Peranan adalah sekumpulan harapan atau perilaku yang berhubungan

dengan posisi dalam struktur sosial, dan dalam gagasan ini menyatakan peranan

selalu dipertimbangkan dalam kontek relasi karena dalam relasi peranan dapat

dikenali.15

Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi

dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social-

position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada

organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian

diri dan sebagai suatu proses. Peranan mencakup tiga hal, yaitu:

13 Ibid., h. 268 14Ibid., h. 269. 15Teguh Aditya, Teori Peranan dalam Pekerjaan Sosial, 2012,

(Http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/teori-peranan-dalam-pekerjaan-sosial/).

Page 26: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

11

a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.

b) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat. Berdasarkan ketiga hal diatas, maka dalam

peran perlu adanya fasilitas-fasilitas bagi seseorang atau kelompok untuk

menjalankan peranannya. Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada

merupakan bagian dari masyarakat yang

dapat memberikan peluang – peluang untuk pelaksanaan peranan

seseorang atau kelompok.16

Berdasarkan ketiga hal di atas, maka dalam peran perlu adanya fasilitas-

fasilitas bagi seseorang atau kelompok untuk menjalankan peranannya. Lembaga-

lembaga kemasyarakatan yang ada merupakan bagian dari masyarakat yang dapat

memberikan peluang-peluang untuk pelaksanaan peranan seseorang atau

kelompok.

Perbedaan status dan penaranan sosial dapat mengakibatkan munculnya

pola tindakan masyarakat baik positif maupun negatif. Peranan sosial dapat

memunculkan pola tindakan bersifat positif jika tindakan itu terintegrasi dalam

kehidupan kolektif dengan norma-norma soisal. Pola tindakan positif mendorong

terwujudnya keteraturan sosial. Contoh pola tindakan positif yaitu ketika status

dan peran guru dan murid dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, maka akan

tercipta suasana belajar yang kondusif, proses belajar mengajar berjalan dengan

baik dan teratur dengan norma-norma pendidikan.

c. Jenis-jenis Peranan

Peranan berdasarkan jenis-jenisnya dapat diklasifikasikan beberapa

macam, antara lain:

16Lukman Hakim, “Peranan Risma JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah)

sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah”, Skripsi pada Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang, (Semarang, 2011), h.20, Tidak dipublikasikan.

Page 27: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

12

a) Peranan yang diharapkan (Expected Roles) dan Peranan yang disesuaikan

(Aktual Roles)

b) Peranan Bawaan (Ascribed Roles) dan Peranan Pilihan (Achieved Roles)

c) Peranan Kunci (Key Roles) dan Peranan Tambahan (Suplementary Roles)

d) Peranan Golongan dan Peranan Bagian

e) Peranan Tinggi, Peranan Menengah, Peranan Rendah.17

2. Organisasi

a. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan

bersama, sedangkan dalam kamus sosiologi, organisasi merupakan sistem sosial

yang dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.18Sebuah organisasi dapat

terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti

penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi

sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik

adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya.

Organisasi memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia

dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya. Orang-orang yang ada di dalam

suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa

keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya,

organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka,

meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi

berpartisipasi secara relatif teratur.

Menurut Chester I. Barnad, “Organization as a system of cooperatives of

two or more persons” (Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau

lebih), sedangkan menurut Gitosudarmo, pengertian organisasi adalah suatu

sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan

berulang-ulang oleh sekolmpok orang untuk mencapai suatu tujuan.19

17Ibid., h.20-21. 18 Bisri Mustofa, Kamus Lengkap Sosiologi(Jogjakarta: Panji Pustaka, 2008) cet.1 h, 216 19 Tahir Arifin, perilaku organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2014) Cet.1 h,. 21

Page 28: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

13

Nawawi, menyatakan pendapatnya tentang pengertian organisasi dari dua

segi yaitu pengertian organisasi secara statis dan dinamis yaitu:

a) Pengertian Statis: Organisasi adalah wadah berhimpun sejumlah manusia

karena memiliki kepentingan yang sama. Statis dalam arti bahwa setiap

orgnisasi memiliki struktur yang cenderung tidak berubah-ubah di

samping itu posisi, status dan jabatan juga cenderung permanen.

b) Pengertian Dinamis: Proses kerjasama sejumlah manusia (dua orang atau

lebih) untuk mencapai tujuan bersama. Dinamis dalam arti bahwa

kerjasama berlangsung secara berkelanjutan atau proses yang selalu

mungkin menjadi lebih efektif dan efesien, sebaliknya juga semakin

kurang efektif atau kurang efesien. Disamping itu interaksi antarmanusia

di dalam organisasi tidak pernah sama dari waktu ke waktu.20

Ini berarti bahwa dalam setiap organisasi selalu ada atau beberapa orang

yang bertanggung jawab untuk mengkoor-dinasikan sejumlah orang yang

bekerjasama tadi dengan segala aktivitasnya. Dalam banyak hal orang yang

bertanggung jawab tadi juga harus mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan

sekumpulan orang yang lazimnya mempunyai kepentingan yang berbeda.

Ketentuan yang seharusnya disetujui bersama, sering tidak diketahui oleh

semuanya dan malah mungkin terpaksa disetujui. Hal ini banyak terlihat hampir di

semua organisasi baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain bahwa

pengertian organisasi akan semakin kompleks, strukturnya menjadi rumit, dan

tingkat formalitasnya menjadi besar dan semua itu akan mempengaruhi orang-

orang yang bekerjasama di dalam organisasi tersebut. Ini berarti dimensi manusia

merupakan hal yang sangat urgen dalam organisasi.

Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa semua organisasi memiliki

kesamaan, yang berbeda hanyalah bidang geraknya karena didasari oleh berbagai

kepentingan manusia yang terhimpun di dalamnya. Hasibuan, mengemukakan

bahwa organisasi dilihat dari tujuannya dikenal dengan organisasi perusahaan

(business organization) dan organisasi sosial (public organization).21 Organisasi

20 Ibid., h,. 22 21Ibid., h,. 23

Page 29: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

14

perusahaan bertujuan mendapatkan laba dan prinsip kegiatannya ekonomi

rasional. Organisasi sosial bertujuan memberikan pelayanan sedang prinsip

kegiatannya ialah pengabdian sosial.

b. Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi merupakan suatu harapan yang diinginkan dalam sebuah

organisasi sesuai dengan misi dan visi pada organisasi tersebut demi kesejahteraan

seluruh anggotanya. Setiap organisasi juga harus punya arah,

a) Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa

agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. atau suatu gambaran yang

menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.

Berdasarkan hal tersebut, visi merupakan suatu langkah penting dalam

perjalanan suatu organisasi.

b) Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan

sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan Misi membawa organisasi kepada

suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang

dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi adalah sesuatu yang

harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana

dan berhasil dengan baik.22

c. Paradigma Perubahan Organisasi

Dalam perkembangannya organisasi telah dan mengalami perubahan

paradigma. Mulai dari paradigma klasik, paradigma human dan paradigma

kolaborasi. Menurut Limerick dan Cunnington (1993) sebagaimana dikemukakan

oleh Keban, bahwa pada paradigma klasik tokoh yang sangat popular adalah

Fayol, Taylor, Urwick dan Gullick, Gant, dsb. Rancangan organisasi pada

generasi ini adalah:

a) Orientasi pada efesiensi yang tinggi.

22 Khairudin Heru, Peran Organisasi Sosial Dalam Msyarakat, 2015,

(http://rekayasakomputer.blogspot.co.id/2015/01/peran-organisasi-sosial-dalam-masyarakat.html)

Page 30: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

15

b) Sistem otoritas dan kendali yang sangat hirarkis dengan rental kendali

yang sangat sempit.

c) Prisnsip-prinsip spesialisasi, sentralisasi dan formalisasi sangat ditekankan

disini.23

Paradigma dalam aliran ini mendapat kritikan tajam karena memperlakukan

manusia dalam organisasi seperti mesin (kurang manusiawi). Organisasi dilihat

seperti sebagai suatu proses mechanistic. Kreatifitas, inisiatif dan partisipasi

anggota tidak dihargai sama sekali.

Dalam paradigma human, telah terjadi pergeseran pandangan tentang

manusia dalam organisasi. Manusia telah dilihat sebagai makhluk sosial yang

dapat membentuk sendiri kelompok-kelompok informal sesuai dengan

keinginannya, dan ingin bekerja pada kondisi kerja yang menyenangkan. Tokoh

sebagai pelopor pada generasi ini adalah Elton Mayo dengan eksperimennya di

Hawthrone tahun 1930an. Dalam pola ini dapat diketemukan bahwa asumsi yang

berlaku sebelumnya keliru, yaitu bahwa kepentingan anggota organisasi adalah

sama dengan kepentingan manajemen, dan manusia tidak dapat lagi dilihat

sebagai individu yang independen tetapi memiliki kelompok atau kolektivitas.

Dengan kata lain manusia harus dilihat sebagai “social man” sehingga faktor

human mendapat perhatian utama. Tokoh lain yang mendukung aliran ini adalah

Rensis Likert. Karya-karyanya yang menekankan prinsip-prinsip hubungan-

hubungan yang bersifat “supportif” yang meperhatikan.

3. Organisasi Kepemudaan Masjid

a. Organisasi Kepemudaan Masjid

Menurut Drs. EK Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara

beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan

peraturan kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja

masjid. Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh

23 Tahir Arifin, perilaku organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2014) Cet.1 hlm,.24

Page 31: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

16

dua orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk

mencapai tujuan bersama.24

Sebagai wadah aktivitas kerja sama remaja muslim, maka remaja masjid

perlu merekrut mereka sebagai anggota. Dipilih remaja muslim yang berusia

antara l5 sampai 25 tahun. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan tingkat

pemikiran dan kedewasaan mereka. Usia di bawah 15 tahun dianggap terlalu

muda sehingga tingkat pemikiran mereka masih belum berkembang dengan baik.

Sedang usia di atas 25 tahun, sudah kurang layak lagi untuk disebut remaja.

Namun, pendapat ini tidak menutup kemungkinan adanya gagasan yang berbeda.

Tingkat usia anggota perlu dipertimbangkan dengan baik karena berkaitan dengan

pembinaan yang akan dilakukan kedepanya dalam organisasi. Anggota yang

memiliki tingkat usia, pemikiran dan latar belakang yang relatif homogen lebih

mudah dibina bila dibandingkan dengan yang heterogen. Disamping itu, dengan

usia yang sebaya, mereka akan lebih mudah untuk bekerjasama dalam

melaksanakan program-program yang telah direncanakan sehingga akan

meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan.

b. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid

Adapun Peran dan Fungsi Remaja Masjid antara lain:

a.) Memakmurkan masjid

Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan

masjid. Di harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan

shalat berjama’ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat

berjama’ah adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid.

Selain itu, kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam

memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi

untuk melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan. Dalam mengajak anggota

untuk memakmurkan masjid tentu diperlukan kesabaran, misalnya:

24Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar,2005), h.52-54.

Page 32: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

17

1.) Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke masjid

2.) Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan masjid sebagai

tempat pelaksanaannya.

3.) Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah.

4.) Pengurus menyusun piket jaga kantor kesekretariat dimasjid.

5.) Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke masjid.25

b.) Pembinaan Remaja Muslim

Remaja muslim disekitar lingkungan masjid merupakan sumber daya manusia

(SDM) yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga

merupakan objek dakwah (mad’u) yangpaling utama. Oleh karena itu, mereka

harus dibina secara bertahap dan berkesinambungan, agar mampu beriman,

berilmu, dan beramal shalih dengan baik. Selain itu, juga mendidik mereka untuk

berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki ketrampilan yang dapat diandalkan.

Dengan pengajian remaja, mentoring, malam bina iman dan taqwa (MABIT),

bimbingan membaca dan tafsir Al-Qur’an, kajian buku, pelatihan (training),

ceramah umum, ketrampilan berorganisasi dan lain sebagainya.

c.) Pendukung Kegiatan Ta’mir Masjid

Sebagai anak organisasi (underbouw) Ta’mir Masjid, Remaja Masjid harus

mendukung program dan kegiatan induknya. Dalam pelaksanaan kegiatan-

kegiatan tertentu, seperti shalat jum’at, penyelenggaraan kegiatan Ramadhan, Idul

Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Disamping bersifat membantu, kegiatan

tersebut juga merupakan aktivitas yang sangat diperlukan dalam bermasyarakat

secara nyata. Secara umum, Remaja Masjid dapat memberi dukungan dalam

berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab Ta’mir Masjid, diantaranya:

1) Mempersiapkan sarana shalat berjama’ah dan shalat –shalat khusus,

seperti: shalat gerhana matahari, gerhana bulan, minta hujan, Idul Fitri

dan Idul Adha.

25Ibid., h.69.

Page 33: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

18

2) Menyusun jadwal dan menghubungi khatib Jum’at, Idul Fitri, dan Idul

Adha.

3) Menjadi Panitia kegiatan-kegiatan kemasjidan.

4) Melaksanakan pengumpulan dan pembagian zakat.

5) Menjadi pelaksana penggalangan dana.

6) Memberikan masukan yang dipandang perlu kepada Takmir Masjid

dan lain sebagainya.26

d.) Dakwah dan Sosial

Remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang mengambil spesialisasi

remaja muslim melalui masjid. Organisasi ini berpartisipasi secara aktif dalam

mendakwahkan Islam secara luas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang

melingkupinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam dan lain sebagainya

dapat diselenggarakan dengan baik oleh pengurus maupun anggotanya. Meskipun

diselenggarakan oleh remaja masjid, akan tetapi aktifitas tersebut tidak hanya

membatasi pada bidang keremajaan saja tetapi juga melaksanakan aktifitas yang

menyentuh masyarakat luas, seperti bhakti sosial, kebersihan lingkungan,

membantu korban bencana alam dan lain-lain, semuanya adalah merupakan

contoh dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh remaja masjid dan mereka

dapat bekerja sama dengan ta’mir masjid dalam merealisasikan kegiatan

kemasyarakatan tersebut.27

26Ibid., h,.36 27Ibid., h,.37

Page 34: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

19

B. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan keagamaan

1. Meningkatkan Partisipasi

a. Pengertian Partispasi

Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari

bahasa Belanda “participatie” atau dari bahasa Inggris “Participation”. Dalam

bahasa Latin disebut “Participatio” yang berasal dari kata kerja “Partipare” yang

berarti ikut serta, sehngga partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu adanya

kegiatan atau aktivitas.28Sedangkan dalam KKBI (Kamus Besar Bahasa

Indonesia) partisipasi berarti, perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan,

keikutsertaan, peran serta.29

Partisipasi menurut para ahli:

1) Menurut Keith Davis, Partisipasi adalah keterlibatan mental

dan emosional seseorang untuk pencapaian tujuan dan mengambil

tanggung jawab di dalamnya.

2) Menurut Sajogyo, Partisipasi adalah proses dimana sejumlah pelaku telah

bermitra pengaruh dan kontrol berbagi dalam inisiatif “pembangunan”,

termasuk membuat keputusan tentang sumber daya.

3) Menurut Sastropoetro, Partisipasi adalah keterlibatan, partisipasi atau

keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan eksternal.30

4) Menurut kamus lengkap sosiologi, partisipasi adalah derajat partisipasi

individu dalam kehidupan sosial.31

Jadi dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi

adalah keterlibatan peserta secara mental dan emosional dan fisik dalam

menanggapi melaksanakan kegiatan dalam proses pembelajaran dan untuk

mendukung pencapaian tujuan dan mengambil tanggung jawab atas

keterlibatannya.

28Le Pank, Pengertian Partisipasi Menurut Beberapa Ahli, 2014,

(http://www.lepank.com/2014/04/pengertian-partisipasi-menurut-beberapa.html). 29Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012,

(http://kbbi.web.id/partisipasi) 30Jelajah Internet, Pengertian Partisipasi Menurut Para Ahli, 2015,

(http://www.jelajahinternet.com/2015/11/11-pengertian-partisipasi-menurut-para.html) 31 Bisri Mustofa, Kamus Lengkap Sosiologi(Jogjakarta: Panji Pustaka, 2008) cet.1 h, 223.

Page 35: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

20

2. Kegiatan Keagamaan

Kegiataan kegamaan banyak sekali macamnya, baik yang sifatnya regular

ataupun temporer. Kegiatan rutin seperti: jamaah sholat fardhu, kultum, kajian

kitab yang diselenggarakan sehabis jamaah sholat Dhuhur, dan pengajian bulanan.

Kegiatan temporer, seperti kunjungan dan muhasabah ke berbagai pondok

pesantren, peringatan hari besar Islam (maulid nabi, isra mijrad, muharram) dan

kegiutan bulan Ramadhan. Di samping kegiatan yang sifatnya ritual juga

diselenggarakan kegiatan sosial terutama untuk masyarakat sekitar, seperti:

santunan fakir miskin dan anak yatim serta sunatan massal.32

3. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan

Peningkatnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan kegamaan di

masyarakat dapat ditingkatkan, hal ini bisa dimulai dengan kesadaran sendiri

untuk melaksanakan ibadah seperti sholat berjamaah atau membaca al-quran di

rumah ataupun di masjid. Setelah memulai dengan diri sendiri, mengajak ataupun

memberikan ajakan kepada orang lain untuk melakukanya juga suatu hal yang

penting. Berkegiatan dengan berorganisasi dengan wadah organisasi masjid pun

juga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengadakan acara atau

kegiatan yang menarik animo masyarakat untuk datang dari segi pendidikan,

keislaman atau sosial, seperti maulid nabi, gebyar muharram, gema Ramadhan,

bakti sosial, satunan yatim-piatu dan dhuafa, bisa menjadi daya tarik tersendiri

untuk mayarakat berbondong-bodong memenuhi masjid atau pelataran untuk

bersama-sama berkegiatan. Hal ini nantinya akan melahirkan suatu budaya yang

baik dan berkepanjangan didalam masyarakat.

C. Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang peranan organisasi kepemudaan masjid ini, sebelumnya

telah dilakukan beberapa penelitian terkait hal tersebut, diantaranya adalah:

32 Masjid Baitul Ihsan, Kegiatan Kegamaan, 2016,

(http://masjidbi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=24&Itemid=38).

Page 36: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

21

1. Peneliti Risqon Agung Pangestu, Universitas Islam Negeri Jakarta (2011),

yang berjudul: Peranan ikatan remaja masjid (IRMASH) dalam

meningatkan pengalaman agama pada remaja di Masjid Safinatul Husna

Bambu Larangan Cengkareng, Jakarta Barat. Dari hasil penelitan terdapat

peranan organisasi ikatan remaja Masjid Safinatul Husna dalam

meningkatan pengalaman agama dalam remaja, yaitu sebagai motivator,

sebagai pelayanan masyarakat, pembina masyarakat khusunya

remaja.33Kesamaan penelitian untuk mengukur peranan organisasi remaja

masjid dalam peningkatan kegiataan kegamaan dalam masyarakat.

Perbedaan study kasus dan kondisi masyarakat yang di teliti. Metode

penelitian pada penelitian ini menggunakan metoe penelitian kualitatif

dengan pendekatan deksriptif. Kegiatan yang dilakukan penulis dalam

penelitian ini adalah mengumpulkan data yang erat dengan hubunganya

dengan peranan ikatan remaja masjid dalam meningkatkan pengalaman

agama pada remaja di bambu larangan cengkareng Jakarta barat.

2. Peneliti Lukman Hakim, Institut Agama Islam Wali Songo Semarang,

Peranan RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah) Sebagai

Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah (2011). Dari hasil

penelitian tersebut RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah)

memiliki kedudukan dan peranan yang strategis dalam rangka

memperdayakan remaja dan memakmurkan masjid pada umumnya,

khususnya Masjid Agung Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari

berberapa peranannya, antara lain; pertama, melakukan pembinaan

generasi muda Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT. Kedua,

melakukan proses kaderisasi anggota. Ketiga, membantu kegiatan

penyelenggaraan Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah. Keempat,

melaksanakan aktifitas dakwah dan social. Kelima, berpartisipasi dalam

memakmurkan masjid. Keenam, sebagai pusat informasi dan konseling

33 Peneliti Risqon Agung Pangestu “Peranan ikatan remaja masjid (IRMASH) dalam

meningatkan pengalaman agama pada remaja di masjid safinatul husna bambu larangan

cengkareng, jakarta barat” (Jakarta, 2011), h.67.

Page 37: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

22

remaja.34 Kesamaan penelitian untuk mengukur peranan organisasi remaja

masjid dalam peningkatan kegiataan kegamaan dalam masyarakat.

Perbedaan study kasus dan kondisi masyarakat yang di teliti. Metode

penelitian kualitatif deskriptif yaitu penulisan yang bertujuan untuk

menggambarkan keadaan status fenomena secara sistematik dan rasional

(logika) yang terdapat pada RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa

Tengah) sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan sosiologis, yang dilakukan

sesuatu itu di peroleh dengan cara mendatangi objek penelitian atau

terlibat langsung dalam kegiatan objek penelitian.

3. Penelitian Imam Syafi’I, Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,

Studi deskriptif dakwah takmir Masjid Baiturrahman dalam

memakmurkan masyrakat di Dusun Gowok Sleman Yogyakarta (2014).

Dari hasil penelitan terdapat kekurangan-kekurangan berupa kurangnya

melibatkan masyarakat dalam menentukan pengurus baru, kemudian

kurangnya para pengurus dalam sholat berjamaah tetapi dapat dimaklumi

karena kesibukan masing-masing pengurus dalam bekerja.35 Kesamaan

penelitian untuk mengukur peranan dakwah tamir masjid dalam

peningkatan kegiataan kegamaan dalam masyarakat. Penelitian hanya

mengukur memakmuran masyarakat, buka mengukur peningkatan

kegiataan masyarakat dalam beragama. Dalam penelitin ini penulis

mengunakan metode kualitatif.

4. Penelitian Hanik Asih Izzati, IAIN Salatiga (2015), Peran takmir masjid

dalam meningkatkan kualitas pendidikan islam (studi di Masjid Al-

Muttaqin Kalibening Tingkir Salatiga). Dari hasil penelitian tersebut di

Dapati Takmir Masjid Al-Muttaqqin sangat berperan dalam meningkatkan

34 Lukman Hakim, “Peranan RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jwa Tengah)

Sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa tengah”. Skipsi yang diajukan untuk memenuhi

persyaratan sarjana sosial islam di IAIN Walisongo Semarang, Semarang, 2011, h.142, tidak

dipublikasikan. 35 Imam Syafi’I, “Studi Deskriptif Aktivitas Dakwah Takmir Masjid Baiturrahman Dalam

Memakmurkan Maysarakat di Dusun Gowok Sleman Yogyakarta”, Skripsi yang diajukan untuk

memenuhi syarat sarjana komunikasi islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014, h.14. tidak

dipublikasikan.

Page 38: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

23

kualitas pendidikan Islam yang terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan

yang telah terselenggarakan di masjid Al-Muttaqiin seperti Taman

Pendidikan Al-Qur’an, Majelis taklim dan lain-lain. 36Kesamaan penelitian

untuk mengukur peranan dakwah tamir masjid dalam peningkatan

kegiataan social dalam masyarakat. Penelitian hanya mencari peningkatan

pendidikan islam dalam masyarakat. Setiap penelitian memerlukan

pendekatan dan jenis penelitian yang sesuai dengan masalah yang

dihadapi. Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif.

5. Ahmad Mubarok, STAIN Salatiga, Peranan aktivitas pemuda dalam

pengembangan pendidikan agama islam non-formal di Desa Karangyar

Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara tahun 2011. Dari hasil penelitian

tersebut peranan pemuda dalam pengembangan pendidikan Islam non-

formal di Desa Karanganyar cukup memberikan konstribusi yang baik,

yaitu dibuktikan dengan adanya kemampuan para pemuda dalam

mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih baik. Awalnya hanya

metode ceramah saja yang digunakan, akan tetapi sekarang ada beberapa

metode yang digunakan seperti; metode demonstrasi, permainan, dan

diskusi pada setiap akhir pembelajaran.37 Kesamaan penelitian untuk

mengukur peranan aktivitas pemuda dalam peningkatan pengembangan

pendidikan islam dalam masyarakat. Penelitian hanya mencari

peningkatan dan pengembangan pendidikan islam dalam masyarakat.

Penelitian yang penulis lakukan pada desa Karanganyar kecamatan

Welahan kabupaten Jepara ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

36 Hanik Asih Aizzati,” peranan Takmir Masjid dalam Meningkatkan kualitas Pendidikan

islam (Studi di Masjid Al Muttaqin Kalibening Tingkir salatiga)”, Skripsi yang diajukan untuk

memenuhi syarat sarjana pendidikan islam IAIN salatiga, salatiga, 2015, h.69. 37 Ahmad Mubarok “Peranan Aktivitas PEmuda Dalam Pengembangan Pendidikan

Agama Islam Non-formal di Desa Kranganyar Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara”, Skripsi

yang diajukan untuk memenuhi persyaratan sarjana pendidikan islam STAIN Salatiga, Salatiga,

2011, h.93.

Page 39: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

24

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dan

diarahkan pada latar alamiah dan individu tersebut secara menyeluruh.

2.1 Tabel

Tabel Hasil Penelitian yang Relevan

No. Nama

Peneliti

Judul

Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1. Risqon

Agung

Pangestu

(2008)

“Peranan

Ikatan Remaja

Masjid

(IRMASH)

dalam

Meningatkan

Pengalaman

Agama Pada

Remaja di

Masjid

Safinatul

Husna Bambu

Larangan

Cengkareng,

Jakarta Barat”.

Kesamaan

penelitian

untuk

mengukur

peranan

organisasi

remaja masjid

dalam

peningkatan

kegiataan

kegamaan

dalam

masyarakat.

Perbedaan

study kasus

dan kondisi

masyarakat

yang di teliti.

Dari hasil penelitan

terdapat peranan

organisasi ikatan remaja

Masjid Safinatul Husna

dalam meningkatan

pengalaman agama dalam

remaja, yaitu sebagai

motivator, sebagai

pelayanan masyarakat,

pembina masyarakat

khusunya remaja.38

2 Lukman

Hakim

(2011)

“Peranan

RISMA JT

(Remaja Islam

Masjid Agung

Jawa Tengah)

Sebagai

Lembaga

Dakwah

Masjid Agung

Jawa Tengah”

Kesamaan

penelitian

untuk

mengukur

peranan

organisasi

remaja masjid

dalam

peningkatan

kegiataan

kegamaan

dalam

masyarakat.

Perbedaan

objek yang

diteliti,

lembaga

dakwah

berbeda

orientasi

dengan

organisasi

remaja masjid.

RISMA JT (Remaja Islam

Masjid Agung Jawa

Tengah) memiliki

kedudukan dan peranan

yang strategis dalam

rangka memperdayakan

remaja dan memakmurkan

masjid pada umumnya,

khususnya Masjid Agung

Jawa Tengah. Hal ini dapat

dilihat dari berberapa

peranannya, antara lain;

pertama, melakukan

pembinaan generasi muda

Islam yang bertaqwa

kepada Allah SWT.

Kedua, melakukan proses

kaderisasi anggota. Ketiga,

membantu kegiatan

38 Peneliti Risqon agung pangestu :Peranan ikatan remaja masjid (IRMASH) dalam

meningatkan pengalaman agama pada remaja di masjid safinatul husna bambu larangan

cengkareng, jakarta barat(Jakarta, 2011), h.67.

Page 40: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

25

penyelenggaraan Badan

Pengelola Masjid Agung

Jawa Tengah. Keempat,

melaksanakan aktifitas

dakwah dan social.

Kelima, berpartisipasi

dalam memakmurkan

masjid. Keenam, sebagai

pusat informasi dan

konseling remaja.39

3 Imam

Syafi’I

(2014)

“, Studi

deskriptif

dakwah takmir

Masjid

Baiturrahman

dalam

memakmurkan

masyrakat di

Dusun Gowok

Sleman

Yogyakarta”

Kesamaan

penelitian

untuk

mengukur

peranan

dakwah tamir

masjid dalam

peningkatan

kegiataan

kegamaan

dalam

masyarakat.

Penelitian

hanya

mengukur

memakmuran

masyarakat,

buka

mengukur

peningkatan

kegiataan

masyarakat

dalam

beragama.

Dari hasil penelitan

terdapat kekurangan-

kekurangan berupa

kurangnya melibatkan

masyarakat dalam

menentukan pengurus

baru, kemudian kurangnya

para pengurus dalam

sholat berjamaah tetapi

dapat dimaklumi karena

kesibukan masing-masing

pengurus dalam bekerja.40

4 Hanik

Asih

Izzati

(2015)

“Peran takmir

masjid dalam

meningkatkan

kualitas

pendidikan

islam (studi di

Masjid Al-

Muttaqin

Kalibening

Tingkir

Salatiga)”

Kesamaan

penelitian

untuk

mengukur

peranan

dakwah

tamir

masjid

dalam

peningkatan

kegiataan

Penelitian

hanya mencari

peningkatan

pendidikan

islam dalam

masyarakat.

Dari hasil penelitian

tersebut di Dapati Takmir

Masjid Al-Muttaqqin

sangat berperan dalam

meningkatkan kualitas

pendidikan Islam yang

terbukti dengan adanya

kegiatan-kegiatan yang

telah terselenggarakan di

masjid Al-Muttaqiin

seperti Taman Pendidikan

39 Lukman Hakim, “Peranan RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jwa Tengah)

Sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jwa tengah”. Skipsi yang diajukan untuk memenuhi

persyaratan sarjana sosial islam di IAIN Walisongo Semarang, Semarang, 2011, h.142, tidak

dipublikasikan. 40 Imam Syafi’I, “Studi Deskriptif Aktivitas Dakwah Takmir Masjid Baiturrahman Dalam

Memakmurkan Maysarakat di Dusun Gowok Sleman Yogyakarta”, Skripsi yang diajukan untuk

memenuhi syarat sarjana komunikasi islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014, h.14. tidak

dipublikasikan.

Page 41: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

26

social

dalam

masyarakat.

Al-Qur’an, Majelis taklim

dan lain-lain. 41

5 Ahmad

Mubarok

(2011)

“Peranan

aktivitas

pemuda dalam

pengembangan

pendidikan

agama islam

non-formal di

Desa

Karangyar

Kecamatan

Welahan

Kabupaten

Jepara

Kesamaan

penelitian

untuk

mengukur

peranan

aktivitas

pemuda dalam

peningkatan

pengembangan

pendidikan

islam dalam

masyarakat.

Penelitian

hanya mencari

peningkatan

dan

pengembangan

pendidikan

islam dalam

masyarakat.

Dari hasil penelitian

tersebut peranan pemuda

dalam pengembangan

pendidikan Islam non-

formal di Desa

Karanganyar cukup

memberikan konstribusi

yang baik, yaitu

dibuktikan dengan adanya

kemampuan para pemuda

dalam mengembangkan

sistem pembelajaran yang

lebih baik. Awalnya hanya

metode ceramah saja yang

digunakan, akan tetapi

sekarang ada beberapa

metode yang digunakan

seperti; metode

demonstrasi, permainan,

dan diskusi pada setiap

akhir

pembelajaran.42

Perbedaan peneliti dengan 5 penilitian yang relevan diatas adalah, peneliti

lebih fokus pada peranan organisasi remaja masjid dalam meningkatkan

partisipasi keagamaan dalam masyarakat studi kasus ikatan remaja masjid Al-

Anwar, dengan ini maka tidak mengulangi riset penelitian sebelumnya.

41 Hanik Asih Aizzati,” Peranan Takmir Masjid dalam Meningkatkan kualitas Pendidikan

islam (Studi di Masjid Al Muttaqin Kalibening Tingkir salatiga)”, Skripsi yang diajukan untuk

memenuhi syarat sarjana pendidikan islam IAIN salatiga, salatiga, 2015, h.69. 42 Ahmad Mubarok, “Peranan Aktivitas Pemuda Dalam Pengembangan Pendidikan

Agama Islam Non-formal di Desa Kranganyar Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara”, Skripsi

yang diajukan untuk memenuhi persyaratan sarjana pendidikan islam STAIN Salatiga, Salatiga,

2011, h.93.

Page 42: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

27

D. Kerangka Berfikir

Menurut Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara beberapa

orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan

kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja masjid.

Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh dua

orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk mencapai

tujuan bersama.

Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan masjid. Di

harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan shalat

berjama’ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat berjama’ah

adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid. Selain itu,

kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam memberikan

informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi untuk

melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan

Ikatan remaja masjid Al-Anwar (IRMAWAR) adalah salah satu organisasi

remaja masjid, yang merupakan wadah remaja-remaja di dalam ruang lingkup

masjid Al-Anwar Jakarta barat untuk berkeja sama dalam memakmurkan masjid

dan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk beribadah di masjid.

Page 43: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

28

Organisasi Kepemudaan Masjid

kurang maksimalnya peranan organisasi kepemudaan masjid dalam

meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat.

Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)

Implementasi Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)

Peranan dan Fungsi

- Memakmurkan Masjid - Pembinaan Remaja Masjid - Mendukung Kegiatan Ta’mir Masjid - Dakwah dan sosial

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan

Page 44: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Masjid Al-Anwar, RT 006/010,

Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta.

Wilayah ini dekat dengan lingkungan Masjid Al-Anwar, yang berdampak

langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan ikatan pemuda Masjid Al-Anwar.

Adapun tempat yang menjadi objek penelitian ini adalah Ikatan Remaja Masjid

Al-Anwar, yang beralamat Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk,

Jakarta Barat, DKI Jakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap mulai dari kegiatan

pendahuluan, pelaksanaan, sampai kegiatan akhir penelitian. Waktu yang

dibutuhkan dalam proses penelitian adalah empat bulan mulai akhir bulan Juli

2016 sampai dengan Desember 2016.

Tabel 3.1

Waktu Penelitian Kegiatan Juli Agustus September Oktober November Desember

Revisi

Proposal

Skripsi

Observasi

lokasi

penelitian

Penyusunan

Instrumen

Pengumpulan

data

29

Page 45: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

30

Pengolahan

data

Penyusunan

Bab 4 dan 5

Kelengkapan

Lampiran

Sidang

Munaqosah

Revisi

Skripsi

B. Latar Penelitian (Setting)

Telah dipaparkan sebelumnya tempat penelitian ini adalah Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar (IRMAWAR) Jakarta Barat. Ada beberapa hal yang menjadi

alasan peneliti melakukan penelitian. Alasan yang paling mendasar adalah Masjid

Al-Anwar termasuk salah satu masjid terbesar di Jakarta Barat. Selain itu Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar sudah berdiri cukup lama, sudah banyak memiliki

kegiatan keagamaan serta lingkungan masyarakat sekitar masjid yang terlihat

majemuk.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu

barang atau jasa.43 Pengertian lain menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks

naturalnya (bukan di dalam laboratorium) di mana peneliti tidak perlu berusaha

untuk memanipulasi fenomena yang diamati.44 Metode-metode penelitian dalam

pendekatan kualitatif sering digunakan untuk melihat lebih dalam suatu fenomena

43 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2013), Cet. 5, h. 22 44 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif; Dasar-dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2012), h.7

Page 46: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

31

sosial termasuk di dalamnya kajian terhadap ilmu pendidikan, manajemen dan

administrasi bisnis, kebijakan publik, pembangunan atau ilmu hukum.45

Peneliti mengambil fenomenya melemahnya kegiatan partisipasi kegiatan

kegamaan di masyarakat, dengan mengambil stuudi kasus ikatan remaja masjid

al-anwar, peneliti melakukan pengamatan dan observasi lingkungan masjid al-

anwar untuk mendapatkan beberapa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Data dan Sumber Data

Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang

berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, tidak semua informasi

atau keterangan merupakan data penelitian. Data hanyalah sebagian saja dari

informasi, yakni hanya hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.46 Dalam

penelitian ini data yang akan dicari adalah Peranan Ikatan Remaja Masjid Al-

Anwar dalam meningkatkan partisipasi kegiatan kegamaan di masyarakat

Adapun sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data

primer dan data sekunder.

1. Data primer, yaitu data dari penelitian yang langsung dari sumber asli

(tidak melalui perantara). Data primer didapat melalui metode wawancara

dan pengamatan langsung (observasi). Data primer penelitian ini diperoleh

dari tokoh masyarakat, Pengurus, anggota aktif ikatan remaja Al-Anwar,

Masyarakat sekitar masjid dan DKM (Dewan Kemakmuran Masjid)

2. Data sekunder, merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung, tapi melalui perantara pihak lain. Data sekunder penelitian ini

adalah data yang diperoleh dari sekretariat ikatan remaja Al-Anwar.

Berikut ini rincian data dan sumber data penelitian yang akan diperoleh di

lapangan.

45 Rully Indrawan, Metodologi Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk

Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), h.67 46Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,

h.61

Page 47: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

32

Tabel 3.2

Data dan Sumber Data

No. Data Sumber Data

1

Peranan ikatan

remaja masjid al-

anwar dalam

Meningkatkan

partisipasi kegiatan

keagamaan di

masyarakat.

- Tokoh ulama setempat

- Pengurus IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar)

- Anggota aktif IRMAWAR (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar).

- Pengurus DKM (Dewan Kemakmuran

Masjid) Al-Anwar.

- Masyarakat Sekitar Masjid Al-Anwar

2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan

mengikuti47. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang

diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh

data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.48 Dalam hal ini jenis

observasi yang dilakukan adalah jenis pengamat penuh atau the complete

observer, peneliti dengan bebas mengamati secara jelas subyeknya dari

belakang kaca, sedang subyeknya sama sekali tidak mengetahui apakah

mereka sedang diamati atau tidak.49 Penulis melakukan observasi dengan

mengenal lingkungan Masjid Al-Anwar, dan mengikuti kegiatan Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar selama 3 hari di mulai dengan hari jumat,

sabtu dan minggu. Peneliti mengamati lingkungan dan aktivitas masjid

al-anwar.

Tabel 3.3

Daftar Kegiatan Observasi

47 Ibid, h.131 48 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 105 49 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), Cet. 1, h.146

Page 48: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

33

No. Kegiatan Keterangan

1 Mengenal lingkungan masjid Al-

Anwar.

2 Mengamati masyarakat sekitar

masjid Al-Anwar.

3 Mengikuti kegiatan IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)

b. Wawancara

Menurut Moloeng (2005), wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

tersebut.50 Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan

yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal.

Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari

informal ke formal.51 Dengan kata lain, wawancara merupakan suatu

kegiatan tanya jawab dengan tatap muka antara pewawancara dan yang

diwawancarai tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara

bermaksud memperoleh persepsi, sikap dan pola piker yang

diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti.52

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik

tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal

kepada peneliti atau pewawancara secara mendalam.

Ada dua kategori informan yaitu informan pengamat dan informan

pelaku. Informan pangamat adalah informan yang memberikan informasi

tentang orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti,

50 Haris Herdiyansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, h. 118 51 Ibid, h. 160.

52 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.162

Page 49: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

34

sedangkan informan pelaku adalah informan yang memberikan

keterangan tentang dirinya, perbuatannya, pikirannya, interpretasinya,

atau pengetahuannya.53

Peneliti akan mewawancarai bang hisyam sebagai ketua IRAWAR,

anggota aktif IRMAWAR amel dan fudji, tokoh agama setempat Ustads

uzail, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) agus dan masyarakat sekitar

masjid al-anwar. Untuk wawancara sumber dan data yang dikumpulkan

dapat dijabarkan melalui tabel berikut.

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara

Indikator

Wawancara

Sumber Data

Program

kegiatan

IRMAWAR

(Ikatan

Remaja

Masjid Al-

Anwar)

1. Tokoh agama

- Apakah bapak mengetahui apa saja program

kegiatan yang diadakan IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar)?

- Apakah program kegiatan hanya pada bidang

keislaman saja?

- Bagaimana menurut bapak tentang program-

program yang dilakukan IRMAWAR (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar)?

2. DKM (Dewan

Kemakmuran

Masjid) Masjid

Al-Anwar

- Apakah bapak mengetahui apa saja program

kegiatan yang diadakan IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar)?

- Apakah dengan adanya program-program kegiatan

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar),

membantu DKM dalam memakmurkan masjid?

- Apakah DKM turut membantu IRMAWAR (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar) dalam

menyelenggarakan program-programnya?

53Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian

Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Cet. 2, h. 139

Page 50: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

35

3. Pengurus

IRMAWAR

(Ikatan Remaja

Masjid Al-

Anwar)

- Program kegiatan apa saja yang dilakukan

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?

- Berapa bulan sekali IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar) mengadakan kegiatan?

- Apakah ada kegiatan yang sifatnya mingguan atau

bulanan?

- Apakah kegiatan hanya sebatas pada bidang

kegamaan atau keislaman saja?

- Apakah kegiatan menyentuh semua golongan, atau

hanya untuk kalangan remaja saja?

4. Anggota Aktif

IRMAWAR

(Ikatan Remaja

Masjid Al-

Anwar)

- Program kegiatan apa saja yang dilakukan

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?

- Bagaimanakah peranan anggota aktif IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam setiap

kegiatan?

5. Masyarakat - Apa yang anda ketahui tentang IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?

- Apakah anda pernah mengikuti program kegiatan

yang dilaksanakan IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar)?

- Program kegiatan apa sajakah yang dilakukan

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?

Implementasi

program

kegiatan

IRMAWAR

(Ikatan

Remaja

Masjid Al-

1. Tokoh agama - Dalam pengimplementasianya, apakah dengan

adanya kegiatan yang dilakukan IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) meningkatan

partisipasi masyarakat ke masjid?

- Sebagai tohoh masyarakat, bagaimana bapak

menilai kegiatan-kegiatan yang dilakukan

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?

Page 51: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

36

Anwar)

2. DKM (Dewan

Kemakmuran

Masjid) masjid

Al-Anwar.

- Apakah DKM terlibat dalam pelaksanaan

kegiatan-kegiatan IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar)?

- Bantuan apa saja yang dilakukan DKM dalam

membantu pelaksanaan kegiatan IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?

3. Pengurus

IRMAWAR

(Ikatan Remaja

Masjid Al-

Anwar)

- Apa sajakah kekurangan dan hambatan

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)

dalam melaksanakan program kegiatan?

- Apakah kegiatan-kegiatan sudah sejalan dengan

visi-misi IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-

Anwar)?

4. Anggota Aktif

IRMAWAR

(Ikatan Remaja

Masjid Al-

Anwar)

- Apa sajakah kekurangan dan hambatan

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)

dalam melaksanakan program kegiatan?

- Harapan anda sebagai anggota aktif dengan adanya

kegiatan-kegiatan yang dilakukan IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)?

Dampak

Implementasi

program

kegiatan

IRMAWAR

(Ikatan

Remaja

Masjid Al-

Anwar)

1. Tokoh agama

- Dengan adanya kegiatan-kegiatan IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, apakah

berdampak dengan meningkatnya partisipasi

kegamaan masyarakat?

- Apa harapan dan masukan bapak untuk

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)

kedepanya?

2. DKM (Dewan - Dengan adanya kegiatan-kegiatan IRMAWAR

Page 52: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

37

Kemakmuran

Masjid) masjid

Al-Anwar.

(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, apakah

berdampak dengan meningkatnya partisipasi

kegamaan masyarakat?

- Apakah ada peningkatan jamaah dengan adanya

kegiatan-kegiatan IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar?

3. Pengurus

IRMAWAR

(Ikatan Remaja

Masjid Al-

Anwar)

- Dengan adanya kegiatan-kegiatan IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, apakah

berdampak dengan meningkatnya partisipasi

kegamaan masyarakat?

4. Anggota aktif

IRMAWAR

(Ikatan Remaja

Masjid Al-

Anwar)

- Dengan adanya kegiatan-kegiatan IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, apakah

berdampak dengan meningkatnya partisipasi

kegamaan masyarakat?

5. Masyarakat

- Apakah dengan adanya kegiatan-kegiatan

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar,

anda lebih sering mengunjungi masjid Al-Anwar?

- Apakah anda mengajak keluarga, saudara atau

teman untuk beribadah di masjid Al-Anwar setelah

mengikuti kegiatan IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar?

- Apa harapan dan masukan bapak untuk

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar)

kedepanya?

Page 53: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

38

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara.54 Studi dokumentasi yaitu

mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam

permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga mendukung

dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.55 Gottschalk

menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang

lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis

sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau

arkeologis.56

Berkenaan dengan studi dokumen ini Bogdan (1982)

mengklasifikasikannya diringkas berikut ini.57

1) Dokumen pribadi dan buku harian

2) Surat pribadi

3) Autobiografi

4) Dokumen resmi

5) Fotografi

6) Data statistik dan dana kuantitatif lainnya.

Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang diperlukan adalah

dokumentasi kegiatan, program, struktural dan visi-misi IRMAWAR.

Berikut ini adalah tabel studi dokumen yang diperlukan dalam penelitian

ini.

Tabel 3.5

Studi Dokumen

No. Dokumen yang diperlukan Sumber Ket.

1 Program kerja IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-

Anwar).

Data IRMAWAR

(Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar)

54 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.176 55 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.149 56 Op.cit, h. 175. 57 Op.cit, h. 153

Page 54: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

39

Visi-misi IRMAWAR,

GHO, GBHPK, (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar).

Data IRMAWAR

(Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar)

Struktural IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-

Anwar).

Data IRMAWAR

(Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar)

2 Dokumentasi kegiatan

IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar)

Data IRMAWAR

(Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar)

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki empat hal ini, derajat

keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability)58

1. Keterpercayaan Penelitian (Credibility atau Validitas Internal)

Kredibilitas adalah ukuran kebenaran data yang dikumpulkan, yang

menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan hasil penelitian.59 Kriteria

derajat kepercayaan (credibility) pada dasarnya menggantikan konsep

validitas dari kuantitatif.60 Kriteria ini melibatkan penetapan hasil penelitian

kualitatif adalah kredibel atau dapat dipercaya dari perpektif partisipan dalam

penelitian tersebut. Strategi untuk meningkatkan kredibilitas data meliputi

perpanjangan pengamatan, ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi teman

sejawat, analisis kasus negatif, dan memberchecking.61

2. Keteralihan (Transferability atau Validitas Eksternal)

Dari sebuah perspektif kualitatif, transferabilitas adalah tanggung jawab

seseorang dalam melakukan generalisasi. Peneliti kualitatif dapat

meningkatkan transferabilitas dengan melakukan suatu pekerjaan

mendeskripsikan konteks penelitian dan asumsi-asumsi yang menjadi sentral

58 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 164 59 Ibid, h.165 60 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 217 61 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, h. 80

Page 55: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

40

pada penelitian tersebut.62 Nasution (1988) mengatakan bahwa bagi penelitian

kualitatif, transferabilitas tergantung pada si pemakai yakni, sampai manakah

hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dalam situasi

tertentu. Karena itu transferabilitas hasil penelitian ini diserahkan kepada

pemakainya.63

3. Kebergantungan (Dependability atau Reliabilitas)

Kebergantungan disebut juga audit kebergantungan menunjukkan bahwa

penelitian memiliki sifat ketaatan dengan menunjukkan konsistensi dan

stabilitas data atau temua yang dapat direflikasi.64 Pada penelitian kualitatif

bila diadakan dua atau beberapa kali pengulangan dalam kondisi yang sama

dan hasilnya secara esensial sama, maka dikatakan realibilitasnya tercapai.65

Secara esensial itu berhubungan dengan apakah kita akan memperoleh hasil

yang sama jika kita melakukan pengamatan yang sama untuk kedua kalinya.66

4. Kepastian (Confirmability atau Objectivitas)

Kepastian atau audit kepastian yaitu bahwa data diperoleh dapat dilacak

kebenarannya dan sumber informannya jelas. Konfirmabilitas berhubungan

dengan objektivitas hasil penelitian. Penelitian dapat dikatakan objektiv

apabila keberadaan data dapat ditelusuri secara pasti dan telah disepakati

banyak orang.67 Terdapat sejumlah strategi untuk meningkatkan

konfirmabilitas. Peneliti dapat mendokumentasikan prosedur untuk mengecek

dan mengecek kembali seluruh data penelitian.68

Selain keempat hal diatas, diketahui pula istilah triangulasi dalam teknik

pemeriksaan keabsahan data. Triangulasi merupakan istilah yang dikenalkan oleh

Denzin (1978) diambil dari peristilahan dunia navigasi dan militer.69 Triangulasi

data digunakan sebagai proses memantapkan derajat kepercayaan (kredibilitas

atau validitas) dan konsistensi (realibilitas) data, serta bermanfaat juga sebagai

62 Ibid, h.80 63 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.165 64 Ibid, h. 166 65 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 217 66 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, h. 80 67 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 167 68 Op.cit, h. 81 69 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.217

Page 56: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

41

alat bantu analisis data lapangan.70 Ada tiga macam triangulasi yaitu triangulasi

sumber, triangulasi teknik atau metode, dan triangulasi waktu.

1. Triangulasi Sumber, Cara meningkatkan kepercayaan penelitian adalah

dengan mencari data sumber yang beragam yang masih terkait satu sama

lain.71 Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu

melalui berbagai sumber memperoleh data.72

2. Triangulasi Teknik atau MetodeTriangulasi metode adalah usaha

mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan penelitian.73

Untuk menguji kredibilitas data dengan triangulasi teknik yaitu

mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik yang

berbeda.74

3. Triangulasi Waktu Peneliti dapat mengecek konsistensi, kedalaman dan

ketepatan atau kebenaran suatu data dengan melakukan triangulasi

waktu. Menguji kredibilitas data dengan triangulasi waktu dilakukan

dengan cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda.75

F. Analisis Data

Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan

transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut

dan untuk memungkinkan menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang

lain.76

70 Ibid, h.218 71 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif , h.170 72 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.219 73 Ibid, h.219 74 Djam’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 171 75 Ibid, h.171 76 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),

h.85

Page 57: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

42

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah aktivitas yang dilakukan

secara terus menerus selama penelitian berlangsung, dilakukan mulai dari

pengumpulan data sampai pada tahap penulisan laporan.77

Analisis data mencakup kegiatan dengan data, mengorganisasikannya,

memilih, dan mengaturnya ke dalam unit-unit, mengsintesisikannya, mencari

pola-pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang akan dipaparkan kepada orang lain.78

Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri

atas empat tahapan yang harus dilakukan. Tahap pertama adalah tahap

pengumpulan data, tahap kedua adalah tahap reduksi data, tahap ketiga adalah

tahap display data, dan tahap keempat adalah tahap verifikasi.79

1. Pengumpulan Data

Pada penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dilakukan sebelum

penelitia, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Bahkan

Creswell (2008) menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah

berpikir dan melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai.80

Dalam penelitian ini, penulis mulai melakukan pengumpulan data dengan

studi pendahuluan ke sekolah dengan mewawancarai wakil kepala sekolah

bidang kesiswaan.

2. Reduksi data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,

penyerdehanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi

dalam catatan-catatan lapangan tertulis.81 Data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan

pengumpulan data.82 Selanjutnya, diakui bila proses reduksi data merupakan

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, h. 176 78 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.210 79 Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, h. 164 80 Ibid, h. 164 81 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, h. 129 82 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 211

Page 58: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

43

proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan, serta

kedalaman wawasan yang tinggi.83

3. Penyajian Data (Data Display)

Tahap penyajian data adalah sebuah tahap lanjutan analisis di mana

peneliti menyajikan temuan penelitian berupa kategori atau

pengelompokkan.84 Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat

dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik, dan sejenisnya. Lebih

dari itu, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.85

4. Penarikan Kesimpulan

Tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu tahap lanjutan

di mana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan data.86

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada.87 Penarikan simpulan merupakan hasil

penelitian yang menjawab focus penelitian berdasarkan hasil analisis data.

Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan

berpedoman pada kajian penelitian.88

Gambar 3.1

Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huber

83 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 219 84 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, h. 179 85 Op.cit, h. 219 86 Op.cit, h. 180 87 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 220 88 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 212

Page 59: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar).

Berikut ini akan di paparkan secara jelas hasil analisis transkip

wawanacara dan observasi peneliti terhadap beberapa informan atau

narasumber terkait dengan program-program IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan kegiatan kegamaan di masyarakat.

Dalam kaitanya dengan program kegiatan IRMAWAR, ustadz.

Uzail atau Uut selaku tokoh agama di lingkunngan setempat mengatakan

seperti ini:

“kalo program yang dilakukan oleh IRMAWAR kan ya masing-

masing ada devisinya, ada pendidikan dan macam-macamnya, kan

kalo pendidikan ada timnya khusus yang membuat kegiatan-

kegiatan berbasis pendidikan, contohnya kaya pengajian, pengajian

disini setiap malem senen, gurunya ada 4 orang, utsd, hasan, ustad

helmi yusuf dia sarjana IAIN juga, ismail MA sama dia juga UIN

juga, terus sama Nur Zein, kegiatan lain juga banyak kaya seminar-

seminar, ada juga tuh muharam, sama cek kesehatan gratis, kaya

gula darah sama kolestrol”.89

Peneliti mewawancarai Bapak Agus, beliau adalah pengurus harian

IRMAWAR dalam kaitanya kembali dengan program kerja yang ada di

IRMAWAR, beliau mengatakan seperti berikut ini:

“IRMAWAR selama ini kegiatanya dari tahun-ketahun itu

biasanya ada PHBI atau peringatan hari besar islam, seperti

biasanya acara maulid, isra mijrad, dan acara muharam jadi khusus

muharam ini memang kegiatan pamungkas atau unggulan jadi

89 Wawancara dengan Bapak Ustadz Uzail, Minggu, 27 November 2016 “Peranan

Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di

Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”

44

Page 60: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

45

muharam ini di bagi menjadi tiga sesi, pertama acara sujud syukur

pass pergantian tahun biasanya abis isya sih, sekalian ceramah

agama, terus dilanjutkan minggu selanjutnya itu ada pelayanan

kesehatan gratis bagi masyarakat yang berada disekitar masjid Al-

Anwar, setelah itu arakan dan santunan anak yatim, jadi setalah

arak-arakan kita adakan santunan anak yatim kurang lebih 200an

anak yatim, jadi anak yatim yang biasa kita santunin setiap bulan

itu dari tim peduli yatim Al-Anwar itu ada sekitar 175 anak di

tambah 25 anak yang dari luar wilayah masjid, dan setelah

santunan nanti aka nada juga di bulan desember acara sunatan

massal, gratis dapet bingkisan, dapet uang dan lain-lainya”.90

Selanjutnya, Bapak wahyu beliau selaku pengurus DKM (Dewan

Kemakmuran Masjid AL-Anwar) menambahkan kegiatan yang dilakukan

IRMAWAR, beliau mengatak seperti ini:

“untuk kegiatan IRMAWAR sebenernya kita membagi ke beberapa

bidang, pertama itu bidang pendidikan, kedua social dan hari besar

islam sih, untuk pendidikan ada beberapa yang kita jalankan,

biasanya tidak jauh dari pengajian itu alhamdulillah kita selalu

jalan setiap seminggu sekali untuk social kemasyarakatan salah

satunya adalah hari besar islam, nah kalo kegiatan IRMAWAR

yang berjalan setiap tahunya itu agenda muharam kita sebut dengan

semarak muharam sih, aaemarak muharam itu banyak nih

kegiatanya mulai dari besar islamnya, tabligh akbarnyam

IRMAWAR sehat itu cek kesehatan gratis, kemudian ada santunan

90 Wawancara dengan Bapak Agus, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”

Page 61: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

46

yatim lalu sunatan masal, nah itu kegiatan-kegiatan yang kita

adakan setiap tahunya di IRMAWAR”.91

Kemudian peneliti mewawancara anggota aktif Zulfa amalia dalam

IRMAWAR yang memaparkan beberapa hal yang kaitanya sama dengan

kegiatan atau program yang dilaksanakan oleh IRMAWAR sebagai

berikut:

“itu ada program muharam, muharam itu terdiri dari sujud syukur

awal tahun dan akhir tahun, terus ada hemp, sehat bersama

IRMAWAR kemudian ada santunan yatim, kemudian ada sunatan

masal, selain itu ada hari besar islam seperti isra mijrad, kemudia

maulid nabi, idul fitri dan idul adha juga dibantu oleh pihak

IRMAWAR”.92

Selain dengan Zulfa amlia yang aktif dalam ruang lingkup

IRMAWAR Peneliti juga mewawancara Fudji Ayuria tentang program

kegiatan yang dilaksanakan IRMAWAR sebagai berikut:

“Jadi setiap tahun itu kita mengadakan kegiatan muharam dan

setiap tahun itu alhamdulliah itu meningkat, tadinya Cuma 2 acara

terus tahun berikutnya 3 acara, tahun selanjutnya ada 4 acara dan

sampai akhir tahun ini acara belum kelar sampai bulan desember,

itu pertama ada acara sujud sykur di 1 muharram, yang kedua itu

ada sehat bersama IRMAWAR itu kaya mengecekan gula darah

untuk masyarakat sini, eh yang ke tiga itu eh santunan anak yatim

dan arak-arakan anak yatim, yang ke empat nanti ada sunatan

91 Wawancara dengan Bapak Wahyu, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)” 92 Wawancara dengan Zulfa Amelia, Minggu, 20 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”

Page 62: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

47

masal dan selain itu kita juga ada kegiatan lainya kaya maulid nabi

atau kegiatan di bulan Ramadhan”.93

Selain orang yang berada dalam ruang lingkup masjid, penelitipun

melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat, M. yusuf fadhillah

dan jamila perihal pengetahuanya tentang kegiatan apa saja yang ada di

IRMAWAR

“kalo program semuanya ane kurang tau, Cuma yang ane tau kaya

yang tadi ane bilang, kaya muharam, idul fitri, idul qurban, maulid

nabi, isra mijrad sama santunan aja yang ane tau programnya, oh

paling sama pengajian-pengajian mingguan, kalo remajanya

biasanya di Majelis AL-Hidayah”.94

“kegiatanya sih banyak yang saya tau, kaya hari besar islam pasti

itu maulid, isra mjrad idul fitri ama idul qurban, itu ada kesehatan

gratis, klo muharam kaya sekarang tuh lagi rame ada santuanan,

arak-arakan sama sunatan masal, pengajian juga ada, yang saya tau

mah itu ajah, mungkin masih ada yang saya engga tau”.95

2. Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan

keagamaan di masyarakat.

Berikut ini akan di paparkan secara jelas hasil analisis transkip

wawanacara dan observasi peneliti terhadap beberapa informan atau

93 Wawancara dengan Fudji Ayuriana, Minggu, 20 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)” 94 Wawancara dengan M. Yusuf Fadhillah, Minggu, 27 November 2016 “Peranan

Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di

Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)” 95 Wawancara dengan Jamila, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”

Page 63: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

48

narasumber terkait dengan Pengimplementasian program kerja

IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan

kegiatan kegamaan di masyarakat.

Dalam kaitanya dengan pengimplementasian Program dalam

meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan di masyarakat Ustadz Uzail

/ Uut memaparkan sebagai berikut:

“la iya jelas, pengaruhnya besar gede, Karena orang sudah percaya

sama IRMAWAR sama masjid itu pengaruhnya gede, subuh ajah

disini paling sedikit ajah 150 orang, itu sekitar 3 shaf, 1 shafnya

ajah sekitar 40an orang, minimal 150an jamaahlah kalo subuh itu

kalo suasana ujan atau gimana itu, alhamdulillah, nah kalo magrib

itu sekitar 6 shaf itu, banyak sampe belakang, mangkaya itu kalo

malem senin pas penngajian itu paling sedikit itu 100 orang yang

dateng buat ngaji disini”.96

Kemudian, Bapak wahyu selaku pengurus DKM menambahkan,

dalam pengimplementasian kegiatan IRMAWAR sangat membantu DKM

dalam memakmurkan masjid, beliau mengatakan sebagai berikut:

“yap betul, tepat sekali, pada dasarnya kita semua bernaung pada

DKM adanya IRMAWAR ini sebenernya tangan kanannya DKM

gitu, jadi ada beberapa program yang tidak bisa di lakukan oleh

pihak DKM itu dilaksanakan oleh IRMAWAR itu pembagian

tugasnya, mereka menopang program kegiatan DKM”.

Beliau pun menambahkan DKM dalam hal ini membantu segala

hal kegiatan yang di buat atau dilaksanakan IRMAWAR, beliau pun

mengatakan sebagi berikut:

“ya, hemp, membantu itu pasti, tapi memang tidak secara 100%

dalam hal ini DKM membantu dalam sisi motivasi, dari nasehat,

dan insya allah dari sisi finansial atau pendanaan itu juga plan yang

terakhir, dalam segi dana DKM membantu walaupun tida 100% hal

96 Wawancara dengan Ustadz Uzail / Uut, Minggu, 27 November 2016 “Peranan

Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di

Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”.

Page 64: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

49

itu dilakukan Karena DKM sendiri memberikan kebebasan kepada

IRMAWAR untuk mecari pendanaan sendiri, jika menghadapi

keterbatasan DKM akan membantu dari kas masjidnya. Intinya

DKM akan selalu support dalam segi finansial atau pendanaan”.97

Kemudian peneliti mewawancarai Bapak Agus terkait tentang

habatan dan kekurangan yang di hadapi IRMAWAR dalam

pengimplemtasian program kerja, beliau mengakatan sebagai berikut:

“kalo IRMAWAR yah namanya organisasi pasti kalo mau adakan

acara itu pasti butuh dana, dan butuh sumber daya manusia yang

mempuni dan menghandle semuanya lah kadang-kadang Karena

kita terbatas sumebr daya manusianya, kita juga masih belum

punya sumber dana yang pasti jadi kalo ada setiap kegiatan itu kita

membuat proposal yang kita cari kedonatur-donatur yang

alhamdulilah sih memang warga sekitar masjid sini sudah

mengenal dengan baik IRMAWAR jadi sangat di dukung sekali,

Cuma yang namanya dana dari proposal ya tahu sendiri lah,

kadang acara sudah mau mulai dana belum terkumpul panik juga,

tapi selama ini alhammdulillah ketika dana kurang selalu dibantu

oelh masjid”.98

Hal hampir senadapun dikatakan oleh Ustadz Uzail, tentang

kekurangan dan hambatan yang dirasakan IRMAWAR dalam

pengimplementasian program kerja, beliau mengatakan sebagai berikut:

“kalo hambatanya itu dari pribadi masing-masing dari orangnya

kalo itu, ga ada motivatornya, yang motivatoring engga ada jadi

kurang, perlu adanya motivator yang memberikan semangat,

Karena manusia makin lama kan makin beda, zaman saya dengan

97 Wawancara dengan Bapak Wahyu, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 98 Wawancara dengan Bapak Agus, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”.

Page 65: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

50

zaman sekarang kan beda, main hape, teknologi main apalah itu

semua sudah beda”.99

Kemudian peneliti menanyakan hal serupa kepada anggota aktif

Zulfa Amelia dan Fudji Ayuriana, apa hambatan dan kekurangan yang

mereka hadapi saat pengimplementasian program kerja IRMAWAR,

mereka mengatakan seperti ini:

“yang pertama sih masalah dana, dan yang kedua itu masalah

SDM, kalo jamanya dulu, ketua jaman dulu itu, dulu itu

IRMAWAR itu berjaya banget, Karena SDM nya itu bener-bener

di berdayain sampe semua panitianya kumpul, terus untu nyari

dananya itu bareng-bareng sampe muharam ajah itu surplus terus,

tapi sekarang Karena SDM nya kurang juga ditambah juga kurang

semangat juga mangkaya juga dananya juga kurang. Jadi

hambatanya itu genarasi sama dana”.100

“Hambatanya tuh banyak eh salah satunya dari sumber daya

manusianya kaya misalnya kita mau ngadain acara tertentu itu buat

ngumpulin sumber daya manusianya atau eh membangkitkan

semangat itu agak susah soalnya sekarang jaman sekarang tuh

remaja-remaja pada maunya kaya nongkrong gitu, susah buat

dikumpulkan buat bantu acara jadi hambatanya sumber daya

manusianya sih, hemp, kalo dalam segi dana ya gitu, kurang juga

sih untuk pencarian dananya tapi kalo ada kekurangan ya ada ajah

sih pemasukan dari donator-donatur juga, tapi, yang pasti dalam

dana kita kekurangan sih pasti kalo ada acara kekurangan ya di sisi

dana juga selain sumber daya manusia tadi”.101

99 Wawancara dengan Ustadz Uzail / Uut, Minggu, 27 November 2016 “Peranan

Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di

Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 100 Wawancara dengan Zulfa Amelia, 20 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 101 Wawancara dengan Fudji Ayuriana, 20 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”.

Page 66: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

51

3. Dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan

keagamaan di masyarakat.

Dalam kaitanya denga dampak adanya program kegiatan yang

dilaksankan IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar), peneliti

mewawancarai Ustadz Uzail, beliau mengatakan sebagai berikut:

“la iya jelas, pengaruhnya besar gede, Karena orang sudah percaya

sama IRMAWAR sama masjid itu pengaruhnya gede, subuh ajah

disini paling sedikit ajah 150 orang, itu sekitar 3 shaf, 1 shafnya

ajah sekitar 40an orang, minimal 150an jamaahlah kalo subuh itu

kalo suasana ujan atau gimana itu, alhamdulillah, nah kalo magrib

itu sekitar 6 shaf itu, banyak sampe belakang, mangkaya itu kalo

malem senin pas penngajian itu paling sedikit itu 100 orang yang

dateng buat ngaji disini”.102

Kemudian peneliti menanyakan kepada bapak Wahyu selalu DKM

masjid Al-anwar terkait dampak program kegiatan IRMAWAR dalam

peningkatan partisipasi keagamaan, beliau mengakatan sebagai berikut:

“kalo diliat dari kuantitas kita tidak memliki data tersendiri yah,

berapa persen sih dampak dari kegiatan-kegiatan ini terhadap

partisipasi masyarakat, namun jika kita lihat secara kualitasnya

alhamdulillah dengan adanya program IRMAWAR ini jusru bisa

menambah motivasi dan semangat masyarakat sekitar kita untuk

aktif dimasjid, adi kita sudah melihat nih kegiatan program kita

sudah bisa membuat semangat masyarakat untuk datang kemasjid,

hal ini bisa dilihat ketika pengajian-pengajian yang dilaksanakan

itu jamaahnya menambah terus nah itu saya rasa itu bentuk

102 Wawancara dengan Ustadz Uzail / Uut, Minggu, 27 November 2016 “Peranan

Organisasi Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di

Masyarakat (Studi Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”.

Page 67: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

52

kepercayaan mereka sih dengan apa yang telah kita jalankan

selama ini”.103

Sementara itu menurut bapak Agus selaku pengurus IRMAWAR,

beliau berpendapat dampak dari kegiatan program kerja IRMAWAR

sebagai berikut:

“oh jelas-jelas sekali berdampak, diambil contoh begini, beberapa

tahun yang lalu kurang lebih 10 tahun yang lalu kegiatan yatim

belum terakomodir dengan bagus yah, sifatnya masih muharaman

begitu sajah, lalu dibentuklah tim peduli yatim termaksud saya dan

teman-teman. Dan dengan adabya anak yatim yang di naungi di

masjid otomatis para jamaah lebih melihat bahwasanya kegiatan

kita dimasjid tuh lebih hidup, merekapun lebih semangat,

berdampak seperti mereka mau menyumbang ke masjid yang

menimbulkan rasa mememiliki masjid ini bersama tumbuh

kembali, ketika itu sudah tumbuh mereka tidak sungkan untuk

datang menuju masjid untuk beribadah, atau apapun”.104

Kemudian peneliti mewawancarai masyarakat M. Yusuf Fadhilla

dan Jamila, dalam kaitanya dengan dampak program kegiatan IRMAWAR

dalam peningkatan partisipasi keagamaan di masyarakat, mereka

mengatakan sebagai berikut:

“ya pasti, kegiatan kaya maulid nabi ya kita ke masjid, kalo ada isra

mijrad kita dateng ke masjid, pokonya semua dah hari besar islam

ane mah dateng insya allah kalo badan sehat, ya biasanya dateng ke

masjid, bukan Cuma kalo lagi acara aja, sholat fardhu juga kalo

103 Wawancara dengan Bapak Wahyu, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 104 Wawancara dengan Bapak Agus, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”.

Page 68: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

53

kita di rumah ya ikut jamaah di masjid sayang masjid gede kalo

engga ada yang ngisi”. 105

“kalo itu ya pasti, namanya juga rumah kan deket nih sama masjid,

kadang ya kemasjid kalo lagi ada acara, Cuma kalo sholat jamaah

jarang palingan kalo lagi tarawih ajah ke sana ikutan jamaah, kalo

hari biasa dirumah biasanya”. 106

Jamila dan Yusuf menambahkan pula, dengan adanya kegiatan bisa

mengajak sanak saudara bdan tetangga menuju masjid dan berkegiatan

bersama di masjid, beliau mengatakan sebagai berikut:

“kalo ngajak ya kita mah pasti ngajak, entah itu mau sodara, temen

atau kerabat ya kita ajak, kadang juga tanpa di ajak pada datengm,

namanya udah rutin kegiatanya ya udah biasa ajah, udah kaya

budaya aje udah. Anak-anak kecil bocah juga rame, kadang emang

bikin berisik bercadaan Cuma kan itu dia ciri khas masjid yang

punya penerus”. 107

“kalo ngajak wajib, buat kebaikan ya harus ngajak, entah itu kecil

atau besar ya saya mah ngajak keponakan sama ade-ade saya ke

masjid ikutan acara, ikutan kegiatanya semuanya juga baikan buat

kita, ya kalo baik ya di ajak-ajaklah semuanya, biar pahalanya dapet

semua bukan kita doang”.

A. Pembahasan

1. Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar).

Secara umum program yang dilakukan IRMAWAR (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar) sudah berjalan dengan baik dan dilaksanakan

105 Wawancara dengan Jamila, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 106 Wawancara dengan M. Yusuf Fadhillah, Minggu, 27 November 2016 “Peranan Organisasi

Kepemudaan Masjid dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan di Masyarakat (Studi

Kasus Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat)”. 107 Ibid.,

Page 69: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

54

sesuai harapan. Program-program kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar) terbagi menjadi beberapa kegiatan yang bersifat inti

seperti Gebyar muharam, Idul Fitri, Idul Adha atau Qurban, Maulid nabi

dan Isra Mijrad, lalu ada acaya yang sifatnya rutin seperti pengajian

malam senin, selasa, rabu dan malam jumat, kegiatan mentoring anak

yatim, kegiatan santunan dan kegiatan pengajian sore untuk anak yatim,

Hal ini didapat dari hasil wawancara dengan ustadz uzail serta anggota

IRMAWAR yang aktif dan pengurus inti IRMAWAR.

Dalam penemuan di lapangan peneliti pun mendapatkan info dari

informan yang di wawancarai, program-program kerja IRMAWAR (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar) pun sudah diketahui oleh banyak masyarakat

terutama yang berada di sekitaran masjid, hal ini diakibatkan sudah

berbudaya kegiatan tersebut di masyarakat sekitar masjid Al-Anwar.

Gebyar muharam adalah kegiatan atau program andalan yang dilaksanakan

oleh IRMAWAR, dengan mengadakan arak-arakan, pawai dan santunan

memiliki daya Tarik tersendiri untuk masyarakat sekitar ataupun di luar

daerah masjid untuk datang dan melihat, selain gebyar muharam, pelayan

kesehatan gratispun menjadi kegiatan yang sangat di tunggu masyarakat,

pelayanan gratis yang menyediakan pengecekan darah, kolestrol dan gula

pun menjadi daya tarik untuk ibu-ibu dan bapak-bapak di sekitaran masjid

al-anwar.

Dengan demikian hampir seluruh program kerja yang dimiliki atau

yang sudah di jalankan oleh IRMAWAR telah di ketahui masyarakat

sekitar hal ini di buktikan begitu antusianya masyarakat ketika kegiatan di

lakukan. Antusias bukan hanya di tunjukan oleh anak remaaja, ibu-ibu,

bapak-bapak juha mengikuti kegiata, ini membuktikan pula bahwa

kegiatan yang di lakukan dan di laksanakan menyentuh semua golongan

masyarakat sekitar masjid atau di luart daerah masjid Al-Anwar.

Page 70: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

55

2. Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan Remaja

Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan

keagamaan di masyarakat.

Dalam pengimplementasian program kerja IRMAWAR, sebagian

sudah berjalan dengan baik, kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan target, yaitu ramaikan masjid dengan kegiatan dan banyaknya

masyarakat yang berkegiatan di masjid. hal ini di dorong dengan

berjalanya komunikasi yang baik antara IRMAWAR dan DKM (Dewan

Kemakmuran Masjid) dalam pembagian tugasnya masing-masing.

IRMAWAR yang di bawah naungan DKM sudah bisa melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang membantu dalam hal ini DKM dalam menjalankan

tugasnya untuk memakmurkan masjid, dengan hal ini terciptalah kerja

sama yang baik dari keduanya dalam satu tujuan, meramaikan masjid. Hal

ini sesuai dengan teori Drs. EK Imam munawir, organisasi kepemudaan

masjid ialah pendukung kegiatan dari tamir masjid atau DKM.

Berdasarkan penemuan di lapangan dan hasil mewawancari salah

satu pengurus DKM, dalam pengimplementasian programnya, walau

sudah berjalan dengan baik, namun ada saja kendala atau hambatan yang

membuat terkadang kegiatan tersendat, entah dari segi finansial atau dana,

sumber daya manusianya atau dari diri sendiri setiap anggotanya.

Hambatan dan kegiatan inilah yang membuat penerapan program menjadi

tersendat dan terkesan lambat. Hanya saja hambatan-hambatan itu

menemuli solusi pada waktunya, seperti dana, dalam hal dana memang

DKM membebaskan IRMAWAR untuk mencarai dana dalam hal ini

seperti proposal, jika pada waktu nya belum terkumpul, DKM yang

membawahi masjid siap menyokong dana untuk menutupi dana kegiatan

masjid, hal lain seperti sumber daya manusia yang minin, solusinya ketika

hari sudah mendekati hari kegiatan banyak remaja yang mulai datang

untuk membantu Karena sebaran banner atau famplet yang disebarkan

anggota IRMAWAR.

Page 71: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

56

Dalam hambatan pengimplekasian program lebih terfokus pada

sumber daya manusia yang kurang, regenerasi yang mini dari remaja

menjadi fokus utama hambatan pelaksanaan program-program, hal ini bisa

dilihat ketika rapat atau acara sedang di konsepkan, kedatangan panita

kurang yang mengakibatkan sulitnya membagikan tugas kesetiap lini

panitia. Ini yang harus segera di carikan jalan keluar dan solusi, yaitu

dengan mencari kaderisasi anggota dan pelakukan regenerasi remaja

secepat mungkin.

3. Dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan

keagamaan di masyarakat.

Dalam dampak Pengimplementasian Program Kerja IRMAWAR

(Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi

kegiatan keagamaan di masyarakat, dampak positif telah di rasakan

masyarakat dengan adanya kegiatan atau program yang dilaksanakan

IRMAWAR. Program-program IRMAWAR diakui masyarakat sudah

lama dan rutin dilakukan, hal ini menjadi sebuah tanggapan positif

masyarakat. Hal ini sesuai dengan teori peranan organisasi kepemudaan

masjid yang di kemukakan oleh Drs. EK Imam munawir, salah satu dari

fungsi remaja masjid adalah memakmurkan masjid, dengan cara

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk meraikan masjid dan

mensyiarkan islam.

Kegiatan-kegiatan islam seperti pengajian, maulid nabi, isra miraj

sudah mampu mendatangkan masyarakat untuk ke masjid, jamaah sekian

hari sekian bertambah bukan hanya masyarakat sekitaran masjid, namun

masyarakat yang daerahnya jauh dari masjid pun mulai berdatangan ke

masjid Al-Anwar, kegiatan-kegiatan yang bidangnya pendidikan anakpun

banyak diminati, seperti mentoring untuk anak-anak yatim dalam hal

pembelajaran, atau taman pendidikan anak juga banyak peserta didiknya.

Kegiatan social dan kesehatan seperti pelayan kesehatan gratis dan sunatan

Page 72: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

57

masal, menjadi daya tarik tersendiri untuk bapak-bapak dan ibu-ibu, hal

inipun membuat masjid ramai ketika pelaksanaanya.

Seperti yang dikatakan salah satu tokoh ulama setempat, ustadz

uzail, Dampak yang signifikan pun ada dalam sholat fardhu, semua sholat

fardhu berjamaah yang di lakukan di masjid selalu penuh jamaah, tak

terkecuali sholat subuh, jika di masjid lainya hanya beberapa shaf, di

masjid al-anwar kosisten mempertahankan jamaahnya hingga 3-4 shaf

setiap sholatnya, hal ini tidak dipungkiri keberhasilan IRMAWAR dan

DKM dalam menjalankan tugas untuk memakmurkan masjid. dari segi

sumbangan pun signifikan, masyarakat sangat antusias ketika masjid

mengadakan pembangunan ataupun santunan, masyarakat antusias

menyumbang hal ini yang membuat masjid terasa milik bersama dan harus

bersama-sama menjaganya dengan sebaik mungkin.

Dampak yang positif menghasilkan harapan yang baik pula dari

masyarakat sekitar, harapan terus adanya kegiatan dan keberadaan

IRMAWAR menjadi harapan utama masyarakat dalam berkegiatan

keagamaan, hal ini yang membuktikan IRMAWAR telah berhasil

meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam peningkatan partisipasi

keagamaan.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dapat di paparkan sebagai berikut:

1. Sulitnya mendapatkan informan atau narasumber yang bersedia

diwawancarai.

2. Data-data yang kurang lengkap, misalnya tentang sejarah IRMAWAR

itu sendiri.

3. Sulitnya mendapatkan buku-buku yang berkaitan dengan organisasi

kepemudaan masjid.

Page 73: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam pengenalan program, IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-

Anwar) telah berhasil mengenalkan program atau kegiatanya ke

masyarakat sekitar masjid al-anwar, kegiatan yang bersikfat pendidikan,

social atau kesehatan telah menjadi agenda rutin setiap tahunya. Hal ini

bisa di lihat dari antusia masyarakat dalam setiap pelaksanaanya, peran

komunikasi yang baik antara DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Al-

Anwar dengan IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) pun

menjadi point terpenting pula dalam pengenalan program dan kegiatan ke

masyarakat.

Dalam pengimplementasian program kerja IRMAWAR, sebagian

sudah berjalan dengan baik, kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan target, yaitu ramaikan masjid dengan kegiatan dan banyaknya

masyarakat yang berkegiatan di masjid. hal ini di dorong dengan

berjalanya komunikasi yang baik antara IRMAWAR dan DKM (Dewan

Kemakmuran Masjid) dalam pembagian tugasnya masing-masing.

Dampak pengimplementasian program kerja IRMAWAR (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar) dalam meningkatkan partisipasi kegiatan

kegamaan di masyarakat, dampak positifnya telah di rasakan masyarakat

khusunya di sekitaran masjid Al-Anwar, kegiatan-kegiatan keagamaan

seperti maulid nabi, Isra mijrad, Idul fitri, Idul adha atau Muharram atau

kegiatan kesehatan seperti donor darau atau cek kesehatan, selalu di

ramaikan dengan jamaah atau masyarakat baik yang berada di lingkungan

masjid atau yang berada di luar lingkungan masjid.

Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa IRMAWAR (Ikatan

Remaja Masjid Al-Anwar) memiliki peranan dalam meningkatkan

partisipasi kegiatan keagamaan di masyarakat baik dilingkungan maupun

di luar lingkungan masjid al-anwar.

58

Page 74: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

59

A. Saran-saran

Ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan untuk kemajuan dan

eksistensi IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-Anwar) kedepan,

sebagai berikut:

1. Perlu adanya kembali pengkaderan anggota, Karena sumber daya

manusia yang minim di IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-

Anwar) yang menyebabkan tumpang tindihnya kewajiban per

devisi.

2. Menjalin kembali komunikasi yang aktif antara DKM (Dewan

Kemakmuran Masjid), IRMAWAR (Ikatan Remaja Masjid Al-

Anwar) dan masyarat.

3. Memperluas jaringan komunikasi, agar tidak beruang sempit hanya

pada daerah sekitaran masjid Al-Anwar, melakukan study banding

ke Ikatan Remaja Lainya contohnya.

Page 75: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

60

DAFTAR PUSAKA

Aditya, T. “Teori Peranan dalam Pekerjaan Sosial”.

http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/teori-peranan-dalam-

pekerjaan-sosial/, 2012.

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers.

Cet. II, 2015.

Aizzati, HA ”Peranan Takmir Masjid dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Islam (Studi di Masjid Al Muttaqin Kalibening Tingkir salatiga)”, Skripsi

pada IAIN Salatiga. Salatiga, 2015

Arifin, T. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish. Cet. I, 2014.

Dmi. “Inilah Peyebab Masjid Sepi Jamaah Versi Gubernur Bengkulu”,

http://dmi.or.id/inilah-penyebab-masjid-sepi-jamaah-versi-gubernur-

bengkulu/, 2016.

E-Jurnal. “Pengertian Moral Menurut Para Ahli”, http://www.e-

jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html, 2013.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Jakarta: Rajawali Pers,

2010.

Fadhillah, MY. Wawancara. Jakarta, Minggu, 27 November 2016.

Gunawan, I. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara. Cet. I, 2013.

Hakim, L. “Peranan Risma JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah)

sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah”, Skripsi pada

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Semarang, 2011. Tidak

dipublikasikan.

Harun, N. Falsafah Agama. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1989.

Herdiyansyah, H. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika, 2012.

Page 76: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

61

Heru, K. Peran Organisasi Sosial dalam Msyarakat,

http://rekayasakomputer.blogspot.co.id/2015/01/peran-organisasi-sosial-

dalam-masyarakat.html, 2015.

Idrus, M. Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.

Jakarta: Erlangga, 2009.

Indrawan, R. Metodologi Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk

Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan. Bandung: PT Refika

Aditama, 2014.

Jelajah Internet, “Pengertian Partisipasi Menurut Para Ahli”,

http://www.jelajahinternet.com/2015/11/11-pengertian-partisipasi-

menurut-para.html, 2015.

Kahmad, D. Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Posdakarya. Cet. I, 2000.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

http://kbbi.web.id/partisipasi, 2012.

Masjid Arroyan, Dewan Kemakmuran Masjid,

https://masjidarroyyanbdb2.wordpress.com/2013/08/29/dewan-

kemakmuran-masjid/, 2013

Masjid Baitul Ihsan, Kegiatan Kegamaan,

http://masjidbi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=24&

Itemid=38, 2016

Mubarok, A. “Peranan Aktivitas Pemuda dalam Pengembangan Pendidikan

Agama Islam Non-formal di Desa Kranganyar Kecamatan Welahan

Kabupaten Jepara”, Skripsi STAIN Salatiga. Salatiga, 2011.

Mustofa, B. Kamus Lengkap Sosiologi. Jogjakarta: Panji Pustaka. Cet I, 2008.

Narwako, JD dan Suyanto, B. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:

Kencana, 2011.

Pangestu, RA. “Peranan Ikatan Remaja Masjid (IRMASH) dalam Meningatkan

Pengalaman Agama pada Remaja di Masjid Safinatul Husna Bambu

Larangan Cengkareng, Jakarta Barat”. Jakarta, 2011.

Page 77: PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN MASJID DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33779/1/Amry Al... · Anwar) dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat

62

Pank, L. Pengertian Partisipasi Menurut Beberapa Ahli,

http://www.lepank.com/2014/04/pengertian-partisipasi-menurut-

beberapa.html, 2014.

Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR, Empat Pilar Kehidupan

Kebangsaan dan Bernegara. Jakarta: Sekertariat Jendral MPR RI, 2012.

Rozak, Y dan Tohirin. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi dan

Umum. Jakarta: Uhamka Press, 2009.

Santoso, B. “Pengertian Peranan”, http://www.ras-eko.com/2013/05/pengertian-

peranan.html, 2013.

Sarosa, S. Penelitian Kualitatif; Dasar-dasar, Jakarta: PT. Indeks, 2012.

Satori, D dan Komariah, A. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Cet. V, 2013.

Siswanto. Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar,2005), h.52-54.

Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,

1990.

Sulsel Pojok Satu, Ustad Cabul yang Nodai 15 santri dihukum 15 Tahun Penjara,

http://sulsel.pojoksatu.id/read/2016/03/30/ustad-cabul-yang-nodai-15-

santri-itu-dihukum-12-tahun-penjara/, 2016.

Syafi’I, I. “Studi Deskriptif Aktivitas Dakwah Takmir Masjid Baiturrahman

dalam Memakmurkan Maysarakat di Dusun Gowok Sleman Yogyakarta”,

Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta, 2014. Tidak

dipublikasikan.

Voa Islam, “Siapa yang Pantas menjadi DKM menurut Al-Quran”,

http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/05/21/30506/siapa-yang-

pantas-menjadi-dkm-masjid-menurut-alquran/, 2014.