Post on 21-Nov-2021
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|73
PERANAN ANALISIS RASIO RENTABILITAS DALAM MENILAI
TINGKAT EFISIENSI USAHA DARI PENGGUNAAN MODAL PADA
KOPERASI BMT IBAADURRAHMAN KOTA SUKABUMI
Agus Sobar 1, Tarjono2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi
Agus.sobar@stiepgri.ac.id
Abstrak
Rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu, laba yang besar belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat
bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang
diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana rasio rentabilitas dan tingkat
efisiensi penggunaan modal serta peranan rasio rentabilitas dalam menilai tingkat efisiensi
penggunaan modal pada Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman kota Sukabumi.
Alat pengumpul data dalam penelitian ini berupa neraca dan laporan rugi laba dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif serta teknik analisis data dengan menggunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio
rentabilitas ekonomis dan rasio rentabilitas modal sendiri.
Setelah dilakukan penelitian tentang peranan rasio rentabilitas dalam menilai tingkat
efisiensi penggunaan modal pada Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman kota Sukabumi, diperoleh
hasil bahwa rasio rentabilitas ekonomis pada Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman kota Sukabumi
mengalami fluktuatif, rasio terbesar pada tahun 2017 yaitu sebesar 1,08 % dan rasio terkecil
pada tahun 2014 sebesar 0,78 %. Sedangkan untuk rasio rentabilitas modal sendirinya terus
menurun dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Rasio terbesar terjadi pada tahun 2013
yaitu sebesar 2,63 % dan rasio terkecil yaitu sebesar 1,84 % terjadi pada tahun 2016. Mengacu
pada standar rentabilitas yang diharapkan oleh Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman kota Sukabumi,
maka dari sisi rentabilitas ekonomisnya dapat diketahui bahwa penggunaan keseluruhan modal
pada Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman kurang efisien. Sedangkan dari sisi rentabilitas modal
sendiri, meskipun kecenderungan rasionya terus turun tetapi Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman
kota Sukabumi belum efisien dalam menggunakan modal sendiri yang dimilikinya. Dengan
demikian rasio rentabilitas dapat dijadikan sebagai salah satu alat bantu dalam menilai tingkat
efisiensi penggunaan modal pada Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman kota Sukabumi, dengan
adanya perhitungan rasio tersebut maka dapat diketahui efisien atau tidaknya Koperasi BMT
‘Ibaadurrahman kota Sukabumi dalam menggunakan keseluruhan modal yang dimilikinya
Kata kunci : Sumber Modal, Rentabilitas, Efisiensi Usaha
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|74
Abstract
Rentability is the ability of a company to generate profits during a certain period, a large
profit is not a measure that the company can work efficiently. New efficient can be known by
comparing the profit obtained with wealth or capital that produces the profit.
This study aims to determine how the profitability ratio and the level of efficiency of capital use
and the role of profitability ratios in assessing the level of efficiency of capital use in the BMT
Cooperative ‘Ibaadurrahman Sukabumi city.
Data collection tools in this study are in the form of balance sheets and income statement
from 2013 to 2017. This research uses quantitative descriptive research methods and data
analysis techniques using financial ratio analysis, namely economic profitability ratios and
profitability ratios of own capital.
After conducting research on the role of profitability ratios in assessing the level of capital
use efficiency in the BMT 'Ibaadurrahman Cooperative in Sukabumi city, the results showed
that the economic profitability ratio of BMT' Ibaadurrahman Cooperative in Sukabumi City
experienced fluctuations, the largest ratio in 2017 was 1.08% and the ratio the smallest in 2014
was 0.78%. While for the capital profitability ratio itself continues to decline from 2013 to
2017. The largest ratio occurred in 2013 which was 2.63% and the smallest ratio of 1.84%
occurred in 2016. Referring to the standard of profitability expected by the Cooperative BMT
'Ibaadurrahman in the city of Sukabumi, so in terms of economic profitability, it can be seen
that the overall use of capital in the BMT Cooperative Ibaadurrahman is less efficient. While
in terms of own capital profitability, although the tendency of the ratio continues to fall but the
BMT Cooperative ‘Ibaadurrahman Sukabumi city has not been efficient in using its own capital.
Thus the profitability ratio can be used as a tool in assessing the level of efficiency of capital
use in the BMT Cooperative ‘Ibaadurrahman in the city of Sukabumi, with the calculation of
these ratios, it can be seen whether BMT Cooperative‘ Ibaadurrahman Sukabumi city is
efficient in using all of its capital.
Keywords: Capital Resources, Profitability, Business Efficiency
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi merupakan salah satu
bentuk organisasi ekonomi yang
senantiasag mendapat perhatian dari
pemerintah. Koperasi merupakan suatu
badan usaha yang beranggotakan orang
perorangan atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi
mempunyai tujuan yang berorientasi pada
kebutuhan serta kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Sebagai badan usaha, koperasi
memerlukan sejumlah modal untuk
menunjang perkembangan usahanya. Oleh
karena itu setiap anggota diwajibkan
menyetor simpanan pokok dan simpanan
wajib sebagai modal awal pendirian
koperasi serta setiap tahun harus
menyisihkan sebagian SHUnya untuk
membentuk cadangan. Untuk memperkuat
struktur permodalan, koperasi dapat
memupuk modal melalui modal penyertaan
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|75
baik dari pemerintah, anggota masyarakat
maupun badan usaha lainnya. Koperasi pun
dapat menyerap modal pinjaman berupa
dana program dari pemerintah atau dari
bank-bank yang menyalurkan pinjaman.
modal koperasi sangat penting, karena
tanpa modal, koperasi tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya. Dengan adanya
modal yang cukup, maka koperasi akan
mampu untuk bersaing dengan usaha-usaha
lain di luar koperasi.
Untuk mencapai tujuan yang
diinginkan yaitu kesejahteraan anggota
maka pengelolaan koperasi harus sangat
diperhatikan terutama bagaimana agar
modal yang diamanahkan oleh anggota
maupun modal yang bersumber dari luar
anggota dapat digunakan dengan efisien
sehingga menghasilkan SHU yang besar.
Akan tetapi SHU yang besar belumlah
menunjukkan koperasi tersebut telah
bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat
diketahui dengan membandingkan laba
yang diperoleh itu dengan kekayaan atau
modal yang menghasilkan laba tersebut
atau dengan kata lain adalah dengan
menghitung rentabilitasnya. Karena modal
yang besar belum tentu akan menghasilkan
SHU yang besar pula kalau modal tersebut
tidak dikelola dengan sebaik-baiknya.
Koperasi Simpan Pinjam dan
Pembiayaan Syariah Baitul Maal
Wattamwil (KSPPS BMT) ‘Ibaadurrahman
Kota Sukabumi merupakan salah satu
koperasi yang bergerak di sektor usaha
simpan pinjam dimana modal sendiri yang
dimilikinya, modal penyertaan dan modal
pinjamannya terus meningkat dari tahun ke
tahun, akan tetapi sejauh mana koperasi
tersebut dapat mengefisienkan modalnya
sehingga tingkat rentabilitasnya pun
meningkat perlu adanya suatu
penganalisaan yang lebih khusus.
Dari fenomena sebagaimana
diungkapkan diatas, maka penelitian yang
dilakukan dibatasi dengan judul “peranan
analisys Rasio Rentabilitas dalam Menilai
Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal Pada
Koperasi Baitul Maal Wattamwil
‘Ibaadurrahman Kota Sukabumi”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
yang diuraikan di atas maka identifikasi
masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Rasio Rentabilitas pada
Koperasi Baitul Maal Wattamwil
‘Ibaadurrahman Kota Sukabumi.
2. Bagaimana Tingkat Efisiensi
Penggunaan Modal Pada Koperasi
Baitul Maal Wattamwil
’Ibaadurrahman Kota Sukabumi.
3. Bagaimana Peranan Rasio Rentabilitas
dalam Menilai Tingkat Efisiensi
Penggunaan Modal pada Koperasi
Baitul Maal Wattamwil
‘Ibaadurrahman Kota Sukabumi.
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|76
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah
untuk memperoleh data dan informasi yang
diperlukan untuk kelancaran dari penelitian
termaksud yang lebih jauhnya bisa
bermanfaat untuk objek yang diteliti.
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Analisa Rasio
Rentabilitas pada Koperasi Baitul Maal
Wattamwil ‘Ibaadurrahman Kota
Sukabumi.
2. Untuk mengetahui Tingkat Efisiensi
Penggunaan Modal pada Koperasi Baitul
Maal Wattamwil ‘Ibaadurahman Kota
Sukabumi.
3. Untuk mengetahui Peranan Analisa
Rasio Rentabilitas dalam Menilai
Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal
pada Koperasi Baitul Maal Wattamwil
‘Ibaadurrahman Kota Sukabumi.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan
Salah satu fungsi yang penting bagi
keberhasilan usaha suatu perusahaan dalam
mencapai tujuannya adalah kondisi
manajemen keuangan perusahaan itu
sendiri. Kondisi yang demikian
memberikan konsekuensi perusahaan harus
memberi perhatian khusus terhadap
masalah ini. Pendapat para ahli
mengemukakan pengertian dari manajemen
keuangan.
Bambang riyanto (2001;4)
“Manajemen keuangan sebagai keseluruhan
aktivitas perusahaan yang bersangkutan
dengan usaha mendapatkan dana yang
diperlukan dengan biaya yang minimal dan
syarat-syarat yang paling menguntungkan
beserta usaha untuk menggunakan dana
tersebut seefisien mungkin”.
Eugene F. Brigham dan Joel F.
Houston (1998 ; 4) “Manajemen keuangan
dapat diterangkan berdasarkan fungsi dan
tanggungjawab dari manajer keuangan.
Fungsi utama manajer keuangan adalah ;
merencanakan, mencarai, dan
memanfaatkan dana dengan berbagai cara
untuk memaksimal efisiensi/daya guna dari
operasi-opearasi peusahaan”.
Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut, maka dapat dikatakan manajemen
keuangan merupakan aktivitas-aktivitas
yang menyangkut ; perencanaan, pencarian,
dan pemanfaatan dana perusahaan secara
optimal melalui operasi perusahaan yang
terukur demi tercapaiya tujuan perusahaan,
yaitu meningkatkan nilai perusahaan.
Dalam menjalankan operasional
perusahaan manajemen harus
memperhatikan tingkat kesehatan dan
kinerja keuangan, hal ini ditujukan untuk
menjaga kontinuitas usaha dalam jangka
panjang, sehingga perlu untuk diperhatikan
secara seksama, terutama hasil dari analisys
rasio keuangannya.
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|77
B. Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio Keuangan merupakan
salah satu alat analisis keuangan yang
paling populer dan banyak digunakan.
Rasio finansial atau Rasio Keuangan
merupakan alat analisis keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja suatu
perusahaan berdasarkan perbandingan data
keuangan yang terdapat pada pos laporan
keuangan (neraca, laporan laba/rugi,
laporan aliran kas). Rasio menggambarkan
suatu hubungan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk
membimbing investor dan kreditor dalam
membuat keputusan atau pertimbangan
tentang pencapaian perusahaan dan prospek
dimasa datang. Analisis rasio merupakan
salah satu cara pemprosesan dan
penginterpretasian informasi akuntansi,
yang dinyatakan dalam artian relatif
maupun absolut untuk menjelaskan
hubungan tertentu antara angka yang satu
dengan angka yang lain dari suatu laporan
keuangan.
Analisis rasio keuangan
menggunakan data laporan keuangan yang
telah ada sebagai dasar penilaiannya.
Meskipun didasarkan pada data dan kondisi
masa lalu, analisis rasio keuangan
dimaksudkan untuk menilai resiko dan
peluang di masa yang akan datang.
Pengukuran dan hubungan satu pos dengan
pos lain dalam laporan keuangan yang
tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat
memberikan kesimpulan yang berarti dalam
penentuan tingkat kesehatan keuangan
suatu perusahaan. Tetapi bila hanya
memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah
cukup, sehingga harus dilakukan pula
analisis persaingan-persaingan yang sedang
dihadapi oleh manajemen perusahaan
dalam industri yang lebih luas, dan
dikombinasikan dengan analisis kualitatif
atas bisnis dan industri manufaktur, analisis
kualitatif, serta penelitian-penelitian
industri.
C. Analisys Rasio Rentabilitas
Dari laporan keuangan yang telah
disusun oleh perusahaan maka pihak
manajemen perusahaan akan dapat
melakukan rencana-rencana untuk
menentukan tujuan perusahaan. Salah satu
rencana perusahaan adalah melakukan
analisis rentabilitas yang berkaitan dengan
peningkatan efisiensi kerja perusahaan.
Menurut pendapat Mamduh M hanafi
dan Abdul Halim (2008 : 83) ”rasio
rentabilitas atau profitabilitas adalah rasio
yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan pada tingkat penjualan, asset
dan modal saham tertentu”. Menurut
keduanya ada tiga rasio yang sering
digunakan dalam menghitung rentabilitas
atau profitabilitas yaitu profit margin,
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|78
return on total asset (ROA) dan return on
equity (ROE).
Profit margin menghitung sejauh
mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat
penjualan tertentu. Rasio ini bisa
diinterpretasikan juga sebagai kemampuan
perusahaan menekan biaya-biaya pada
periode tertentu. Return On Total Assets
(ROA) mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat asset tertentu dengan
kata lain mengukur kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan aktivanya untuk
memperoleh laba. Return On Equity (ROE)
mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba berdasarkan modal
tertentu.
Sedangkan menurut James C. Van
Horne dan John M. Wachowicz dalam
bukunya Fundamentals of Financial
Management (Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan) (2005 : 222) ”rasio rentabilitas
atau rasio profitabilitas adalah merupakan
rasio yang menghubungkan laba dari
penjualan dan investasi”.
Perbandingan antara laba dengan
penjualan dikenal dengan profit on sales,
sedangkan perbandingan antara laba
dengan aktiva dikenal dengan return on
assets.
Bambang Riyanto (2001 : 35)
mengemukakan bahwa Rentabilitas suatu
perusahaan menunjukkan perbandingan
antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas
suatu perusahaan diukur dengan
kemampuan perusahaan menggunakan
aktivanya secara produktif dan
mengefisienkan penggunaan modal yang
dimilikinya. Rentabilitas merupakan
kriteria penilaian yang secara luas
digunakan dan dianggap paling valid untuk
dipakai sebagai alat pengukur dalam
menilai kinerja keuangan suatu perusahaan.
Cara untuk menilai rentabilitas suatu
perusahaan adalah bermacam-macam dan
tergantung pada laba dan aktiva atau modal
mana yang akan diperbandingkan satu
dengan yang lainnya. Sehubungan dengan
adanya dua sumber modal perusahaan yaitu
yang berasal dari pemilik perusahaan
(modal sendiri) dan dari para kreditur
(modal asing), maka rentabilitas suatu
perusahaan dapat dihitung dengan dua cara,
yaitu :
1. Rentabilitas Ekonomis (Earning
Power)
Rentabilitas ekonomis adalah
perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang
dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut yang dinyatakan dalam persentase.
Rentabilitas ekonomis menujukan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dengan seluruh modal yang bekerja
didalamnya. Modal yang dipergunakan
dalam menghitung rentabilitas ekonomis
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|79
hanyalah modal yang bekerja dalam
perusahaan demikian pula laba yang
diperhitungkan hanya laba yang berasal dari
operasi perusahaan (operating profit). Oleh
karena itu, laba yang diperoleh diluar
perusahaan atau dari efek tidak
diperhitungkan dalam menghitung
rentabilitas ekonomis.
2. Rentabiltas Modal Sendiri
Yang dimaksud dengan rentabilitas
modal sendiri adalah perbandingan antara
jumlah laba dengan modal sendiri di pihak
lain, atau dengan kata lain bahwa
rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan
modal sendiri yang bekerja di dalamnya
untuk menghasilkan keuntungan. Namun
dalam perhitungan laba disini ada
perbedaan dengan rentabilitas ekonomis,
laba yang diperhitungkan dalam rentabilitas
ekonomis adalah laba yang berasal dari
operasi perusahaan, sedangkan laba yang
diperhitungkan dalam rentabilitas modal
sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi
dengan bunga modal asing atau pinjaman
dan pajak perseroan. Dengan demikian
maka jelaslah perbedaan antara rentabilitas
ekonomis dengan rentabilitas modal sendiri
baik dari segi modal yang diperhitungkan
ataupun dari laba yang dipergunakan untuk
menentukan tingkat rentabilitas bagi suatu
perusahaan.
Dari uraian diatas dapat penulis
simpulkan bahwa rentabilitas merupakan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba dengan seluruh modal yang
dipergunakan dalam satu periode tertentu.
Rentabilitas suatu perusahaan merupakan
pencerminan kemampuan modal
perusahaan yang bersangkutan untuk
mendapatkan keuntungan. Oleh karena
rentabilitas merupakan pencermian
efisiensi suatu perusahaan di dalam
menggunakan modal kerjanya, maka cara
menggunakan tingkat rentabilitas untuk
ukuran efisiensi suatu perusahaan
merupakan cara yang baik.
Dengan demikian jelaslah bahwa
rentabilitas merupakan suatu hal yang
sangat penting bagi suatu perusahaan,
sebagai suatu usaha efisiensi dimana setiap
perusahaan dalam operasinya selalu
berusaha meningkatkan labanya agar rasio
rentabilitasnya sesuai dengan standar.
D. Efisiensi
Efisiensi merupakan salah satu tujuan
yang dicapai dalam pengelolaan
operasional usaha perusahaan sebagai
upaya untuk menciptakan peningkatan nilai
perusahaan. Ada beberapa pengertian
Efisiensi, diantaranya :
1. Being effective without wasting time
or effort or expense (menjadi efektif
tanpa membuang uang atau usaha
atau waktu). Dengan kata lain tepat
atau sesuai untuk menghasilkan
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|80
sesuatu dengan tidak membuang-
buang waktu, tenaga dan biaya.
2. Working productively with minimum
wasted effort or expenses (bekerja
secara produktif dengan pengeluaran
usaha dan biaya yang kecil).
Efisiensi merupakan suatu ukuran
keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya
sumber/biaya untuk mencapai hasil dari
kegiatan yang dijalankan. Menurut
Mulyanah (1987 : 3) efisiensi merupakan
suatu ukuran dalam membandingkan
rencana penggunaan masukkan dengan
penggunaan yang direalisasikan atau
penggunaan yang sebenarnya, Sedangkan
menurut SP. Hasibuan (1984 : 4) yang
mengutip pernyataan H. Emerson “Efisiensi
adalah perbandingan yang terbaik antara
input (masukan) dan output (hasil antara
keuntungan dengan sumber-sumber yang
dipergunakan) seperti halnya juga hasil
optimal yang dicapai dengan penggunaan
sumber yang terbatas”. Dari definisi-
definisi diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa efisiensi adalah perbandingan
terbaik antara suatu kegiatan dengan
hasilnya.
E. Pengertian Modal
Pengertian Modal sampai saat ini
masih beragam dikalangan para ahli
ekonomi, dan kadang-kadang bertentangan
satu dengan yang lainnya
Pada permulaannya, orientasi dari
pengertian modal adalah “physical-
oriented”. Dalam hal ini dapat
dikemukakan misalnya pengertian modal
yang klasik yaitu bahwa modal adalah hasil
produksi yang digunakan untuk
memproduksi lebih lanjut. Dalam
perkembangannya pengertiam modal mulai
bersifat “non-physical oriented”, dimana
pengertian modal ditekankan pada nilai,
daya beli atau kekuasaan memakai atau
menggunakan yang terkandung dalam
barang-barang modal, meskipun dalam hal
ini sebenarnya juga belum ada persesuaian
pendapat dari para ahli ekonomi sendiri.
Bambang Riyanto (2001 : 2)
mengemukakan pendapat beberapa penulis
mengenai pengertian Modal :
1. Lutge mengartikan modal hanyalah
dalam artian uang (geldkapital).
2. Scwiedland memberikan pengertian
modal dalam artian yang lebih luas,
dimana modal itu meliputi baik modal
dalam bentuk uang (geldkapital),
maupun dalam bentuk barang
(sachkapital).
3. Polak mengartikan modal ialah
kekuasaan untuk menggunakan
barang-barang modal. Modal terdapat
di neraca sebelah kredit. Sedangkan
barang-barang modal ialah barang –
barang yang ada dalam perusahaan
yang belum digunakan, terdapat di
neraca sebelah debit.
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|81
S. Munawir (2007 : 19)
mengemukakan bahwa : “Modal adalah
merupakan hak atau bagian yang dimiliki
oleh pemilik perusahaan yang ditunjukan
dalam pos modal (modal saham), surplus
dan laba yang ditahan, Atau kelebihan nilai
aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap
seluruh hutang-hutangnya”.
Menurut Bambang Riyanto (2001 :
19), apabila kita melihat neraca akan
tampak 2 gambaran modal yaitu bahwa
neraca menunjukan modal menurut
bentuknya (sebelah debit) disebut “modal
aktif atau modal kongkret” dan modal
menurut sumber atau asalnya (disebelah
kredit) disebut “modal pasif atau modal
abstrak”.
Modal aktif dibedakan menjadi modal
kerja dan modal tetap. Sedangkan modal
pasif dibedakan menjadi modal sendiri dan
modal asing.
Modal sendiri atau sering disebut
modal badan usaha adalah modal yang
berasal dari pemilik perusahaan yang
tertanam di dalam perusahaan untuk waktu
yang tidak tertentu lamanya serta yang
berasal dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Modal inilah yang menjadi
tanggungan terhadap keseluruhan resiko
perusahaan dan secara yuridis modal inilah
yang merupakan jaminan bagi para kreditur.
Modal Asing atau sering juga disebut
modal kreditur adalah modal yang berasal
dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja di dalam perusahaan dan
merupakan utang bagi perusahaan yang
bersangkutan yang pada saatnya harus
dikembalikan.
Sumber Permodalan Koperasi
Koperasi sebagai bentuk badan usaha
tentunya dalam melakukan kegiatan
usahanya tidak terlepas dari masalah
permodalan. Pada umumnya modal
koperasi berasal dari iuran para anggotanya.
Namun dalam perkembangannnya modal
koperasi bisa juga berasal dari pinjaman,
baik dari anggota sendiri maupun diluar
anggota seperti perbankan. Bahkan
sekarang koperasi dimungkinkan untuk
menerbitkan sertifikat Obligasi atau Surat
Utang Koperasi (SUK).
Menurut UU No 25 Tahun 1992
tentang perkoperasian pasal 41 bahwa
modal koperasi terdiri dari modal sendiri
dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat
berasal dari simpanan pokok, simpanan
wajib, dana cadangan dan hibah dari
anggota maupun dari masyarakat.
Sedangkan modal pinjaman dapat berasal
dari anggota koperasi, koperasi lainnya,
bank dan lembaga keuangan lannya,
penerbitan obligasi dan surat hutang
lainnya, serta sumber lain yang sah.
Modal Sendiri
Modal sendiri pada koperasi terdiri
dari :
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|82
1. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah
uang yang wajib dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi pada saat
masuk menjadi anggota. Simpanan
pokok tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota koperasi. Simpanan
pokok jumlahnya sama untuk setiap
anggota.
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah jumlah
simpanan tertentu yang harus
dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu, misalnya tiap
bulan dengan jumlah simpanan yang
sama untuk setiap bulannya.
Simpanan wajib tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota koperasi.
3. Modal Penyertaan
Modal penyertaan adalah sejumlah
uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang ditanamkan
oleh pemodal untuk menambah dan
memperkuat struktur permodalan
koperasi dalam meningkatkan
usahanya.
4. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang
yang diperoleh dari penyisihan Sisa
Hasil Usaha, yang dimaksudkan
untuk pemupukan modal sendiri,
pembagian kepada anggota yang
keluar dari keanggotaan koperasi, dan
untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan.
5. Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau
barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang diterima dari pihak
lain yang bersifat hibah/pemberian
dan tidak mengikat.
Modal Pinjaman
Adapun modal pinjaman koperasi
berasal dari pihak-pihak sebagai berikut :
1. Anggota dan calon anggota
2. Koperasi lainnya dan/atau
anggotanya yang didasari dengan
perjanjian kerjasama antar koperasi
3. Bank dan Lembaga keuangan bukan
bank serta lembaga keuangan lainnya
yang dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perudang-
undangan yang berlaku.
4. Penerbitan obligasi dan surat utang
lainnya yang dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5. Sumber lain yang sah
Sumber lain yang sah adalah
pinjaman dari bukan anggota yang
dilakukan tidak melalui penawaran
secara hukum. Contohnya pemberian
saham kepada koperasi oleh
perusahaan berbadan hukum PT.
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|83
III. UJI ANALISA DATA
A. Kerangka Penelitian
Dalam mengadakan interpretasi dan
analisis laporan keuangan suatu perusahaan
memerlukan adanya ukuran tertentu.
Ukuran yang sering digunakan dalam
analisis laporan keuangan adalah “rasio”.
Rasio merupakan alat yang dinyatakan
dalam “arithmatical term” yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara berbagai pos dalam suatu laporan
keuangan.
Analisis rasio yang digunakan untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dengan keseluruhan
modal yang dimilikinya adalah analisis
rasio rentabilitas. Dengan mengetahui rasio
rentabilitas, maka akan diperoleh suatu
gambaran tingkat kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan
keseluruhan modal yang dimilikinya,
sehingga diketahui efisien atau tidak
perusahaan tersebut dalam menggunakan
sumber modalnya.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya. Metode penelitian yang
dilaksanakan secara yang sistematis dan
terorganisir. Dalam melakukan penelitian
ini, penulis menggunakan metode
penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
metode penelitian yang menuturkan atau
menafsirkan data yang ada dengan tujuan
membuat gambaran secara sistematis,
faktual mengenai fakta-fakta dan hubungan
antara fenomena yang diselidiki.
Dimana penulis mengumpulkan data secara
menyeluruh dari Koperasi BMT
Ibaadurrahman yang selanjutnya diteliti
sesuai dengan identifikasi masalah yang
akan dipecahkan dan dianalisis dengan
menggunakan analisis rasio keuangan.
C. Variabel Penelitian dan
Operasionalisasi Variabel
Variabel Penelitian merupakan suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
Pada penelitian ini, terdapat dua
variabel yaitu :
1. Variabel X merupakan variabel
independen atau variabel bebas yang
merupakan varibel yang
mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya
varibel terikat. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas adalah
rasio rentabilitas.
2. Variabel Y adalah variabel dependen
atau variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Dalam penelitian ini
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|84
yang menjadi variabel terikat adalah
tingkat efisiensi penggunaan modal.
Operasionalisasi variabel pada
penelitian Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diuraikan seperti pada Tabel 1 di bawah ini
:
Tabel 1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Rasio
Rentabilitas
Rasio Rentabilitas adalah rasio yang
menunjukan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut (Bambang
Riyanto, Dasar-dasar pembelanjaan
perusahaan (2001 : 35)
1. Rentabilitas
Ekonomis
(Earning Power)
2. Rentabilitas
Modal Sendiri
Laba Usaha
Modal Asing
Modal Sendiri
Laba Bersih
Modal Sendiri
Rasio
Efisiensi
Penggunaan
Modal
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik
antara input (masukan) dan output (hasil
antara keuntungan dengan sumber-sumber
yang dipergunakan) seperti halnya juga hasil
optimal yang dicapai dengan penggunaan
sumber yang terbatas”. SP.Hasibuan (1984:
4)
Modal
merupakan hak atau bagian yang dimiliki
oleh pemilik perusahaan yang ditunjukan
dalam pos modal (modal saham), surplus
dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai
aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap
seluruh hutang-hutangnya, menurut
S. Munawir (2007:19)
Standar
rentabilitas yang
diharapkan oleh
KBMT
Modal Asing
Modal Sendiri
RE = 1.2 %
RMS = 2.5 %
1.Simpanan
2.Hutang
Dagang
3.Hutang
Leasing
4.Pyd Dari
Bank
1.Simpanan
Pokok
2.Simpanan
Wajib
3.Modal
penyertaan
4. Hibah
5.Cadangan
6. SHU
Rasio
D. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya
penulis melakukan pengolahan dan
menganalisis data sekunder untuk
memperoleh gambaran yang lebih jelas
guna memecahkan masalah-masalah yang
diteliti.
Penulis menganalisis data sekunder
berupa neraca dan laporan rugi laba dari
tahun 2013 sampai dengan 2017 dengan
menggunakan analisis rasio keuangan yaitu
analisis rasio rentabilitas. Adapun rasio
rentabilitas yang digunakan adalah rasio
rentabilitas ekonomis dan rasio rentabilitas
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|85
modal sendiri dengan rumus-rumus sebagai
berikut :
1. Rasio Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas Ekonomis =
Laba Usaha
Modal Asing+Modal Sendiri x 100 %
2. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas Modal Sendiri =
Laba Bersih
Modal Sendiri x 100 %
Untuk mengetahui peranan analisys
rasio rentabilitas dalam menilai tingkat
efisiensi penggunann modal digunakan
metoda yang sederhana, yaitu dengan
mempergunakan fungsi matematika.
Adapun analisys fungsi matematika yang
dipergunakan adalah sebagai berikut ;
Y = f X
Dimana :
Y = Efisiensi penggunaan mopdal
X = Analisiy rasio rentabilitas
Dengan hasil analisis data memiliki
pengertian sebagai berikut :
1. Jika X naik = Y naik
2. Jika X tetap = Y tetap
3. Jika X turun = Y turun
Hasil dari analisis data ;
1. X bereperan terhadap Y
a. Berperan searah
b. Berperan tidak searah
2. X tidak berperan terhadap y
IV. PEMBAHASAN MASALAH
A. Rasio Rentabilitas pada Koperasi
BMT ‘Ibaadurrahman Kota
Sukabumi
Rasio Rentabilitas merupakan rasio
yang menunjukan perbandingan antara laba
dengan aktiva usaha ataupun dengan modal
sendiri yang dimiliki oleh suatu
perusahaaan sehingga diperoleh gambaran
mengenai kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba serta efisien atau tidaknya
perusahaan tersebut dalam menggunakan
keseluruhan modal yang dimilikinya.
Data yang dibutuhkan dalam
menghitung rasio rentabilitas adalah jumlah
modal asing, modal sendiri, perolehan laba
usaha dan laba bersih. Sebagai bahan untuk
dianalisa, di bawah ini disajikan jumlah
modal serta perolehan laba yang terdapat
pada Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman kota
Sukabumi.
Sumber Permodalan
Modal merupakan salah satu faktor
terpenting untuk menunjang
keberlangsungan operasional suatu
koperasi. Modal pada Koperasi BMT
‘Ibaadurrahman bersumber dari modal
pinjaman dan modal sendiri.
1. Modal Pinjaman pada Koperasi BMT
‘Ibaadurrahman terdiri dari :
a. Simpanan Wadiah dan
Mudharabah
b. Hutang Dagang
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|86
c. Hutang Leasing
d. Pembiayaan dari bank maupun
dari pemerintah
2. Modal Sendiri yang dimiliki oleh
Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman
terdiri dari:
a. Simpanan Pokok dan Simpanan
Wajib Anggota
b. Simpanan Wajib Khusus
c. Modal Penyertaan
d. Hibah
e. Cadangan
f. SHU
Untuk mendapatkan gambaran secara
rinci mengenai jumlah modal Koperasi
BMT ‘Ibaadurrahman, di bawah ini
diuraikan keseluruhan modal selama lima
tahun dari tahun 2013 sampai dengan tahun
2017, sebagaimana pada tabel 4.1 berikut
ini:
Tabel 2
Modal Pinjaman
Uraian Jumlah
2013 2014 2015 2016 2017
Simpanan
Wadiah
Dan
Mudharabah
7.500.659.513 8.710.318.404 2.759.714.021 10.482.879.665 11.998.372.749
Kewajiban
segera 286.056.018 317.337.763 205.575.410 468.121.555 380.709.398
Hutang
kepada Pihak
ke-3
- - - -
Hutang
Lainnya - - 40.000.000 40.000.000 40.000.000
Pembiayaan
yang diterima 11.682.795.987 12.675.114.188 16.733.951.575 9.030.005.008 4.471.345.012
Jumlah
19.469.475.518 21.702.770.355 19.739.241.006 20.021.006.228 16.890.427.159
Sumber : KBMT Ibaadurrahman
Dari data tersebut di atas, modal
pinjaman pada Koperasi BMT
‘Ibaadurrahman dari tahun 2013 sampai
dengan 2017 meningkat dari tahun ke
tahun, ini menunjukan perkembangan yang
sangat besar dan adanya kepercayaan dari
pihak luar terhadap Koperasi BMT
‘Ibaadurrahman.
Modal Sendiri Koperasi BMT
‘Ibaadurrahman kota Sukabumi
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|87
Tabel 3
Modal Sendiri
Uraian Jumlah
2013 2014 2015 2016 2017
Simpanan
Pokok 64.820.000 81.980.000 263.219.410 425.850.832 568.500.000
Simpanan
Wajib 99.700.000 115.400.000 118.168.709 166.680.000 196.940.000
Simpanan
Wajib Khusus 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 300.033.431
Modal
Penyertaan 7.059.127.591 7.362.282.036 12.285.639.975 13,523.727.591 14.702.470.974
Reevaluasi
Asset - - 1.082.368.450 1.082.368.450 1.082.368.450
Cadangan
129.035.309 147.191.345 85.691.659 169.259.279 192.655.209
SHU 206.906.388 212.339.994 305.509.918 289.189.030 337.912.028
Jumlah 7.874.589.288 8.256.639.157 14.154.906.462 15.757.075.182 17.380.880.091
Sumber : K BMT Ibaadurrahman
Dari data tersebut diatas, modal
sendiri yang dimiliki oleh Koperasi BMT
‘Ibaadurrahman juga menunjukan
peningkatan dari tahun ketahun, kenaikan
yang signifikan terjadi antara tahun 2013
yaitu dari sebesar Rp 7.874.589.288,-
menjadi Rp 17.380.880.091,- di tahun 2017
yang disebabkan adanya penambahan dari
modal penyertaan.
Berdasarkan data di atas, jumlah
keseluruhan modal yang terdapat pada
Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman Sukabumi
dapat disajikan dalam tabel pada halaman
berikut ini:
Tabel 4
Rekapitulasi Keseluruhan Modal
Sumber : KBMT Ibaadurrahman
Dari rekapitulasi data pada tabel di
atas diperoleh gambaran bahwa jumlah
keseluruhan modal baik modal pinjaman
maupun modal sendiri yang terdapat pada
Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman kota
Sukabumi dari tahun 2013 sampai dengan
tahun 2016, tetapi dari tahun 2016 ke tahun
2017 mengalami penurunan.
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Modal
Pinjaman 19.469.475.518 21.702.770.355 19.739.241.006 20.021.006.228 16.890.427.159
Modal
Sendiri 7.874.589.288 8.256.639.157 14.154.906.462 15.757.075.182 17.380.880.091
Jumlah 27.344.064.809 29.959.409.512 33.894.147.468 35.778.081.410 34.271.307.250
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|88
Perolehan Sisa Hasil Usaha
Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan
Laba bagi koperasi. SHU Koperasi
merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
Perolehan laba Koperasi BMT
’Ibaadurrahman selama lima tahun yaitu
tahun 2013 sampai dengan tahun 2017,
dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 5
Perolehan Sisa Hasil Usaha
Uraian
Jumlah
2013 2014 2015 2016 2017
Pendapatan 4.153.110.659 5.947.093.906 6.580.001.290 6.883.917.292 6.810.972.285
Biaya 3.946.204.271 5.734.753.912 6.274.491.372 6.594.728.262 6.473.060.257
SHU 206.906.388 212.339.994 305.509.918 289.189.030 337.912.028
Sumber : KBMT Ibaadurrahman
Dari data yang terdapat pada tabel di
atas, SHU yang diperoleh dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2017 meningkat dari
tahun ke tahun, akan tetapi kenaikannya
tidak cukup signifikan dikarenakan
kenaikan pendapatan diikuti pula dengan
kenaikan biaya yang dikeluarkan.
Adapun perolehan laba usaha dan
laba bersih pada Koperasi BMT
‘Ibaadurrahman kota Sukabumi tersaji pada
tabel 6 dibawah ini :
Tabel 6
Perolehan Laba Usaha dan Laba Bersih
Uraian
Jumlah
2013 2014 2015 2016 2017
Laba Usaha 227.597.027 233.573.993 336.060.904 318.107.933 371.730.231
Laba Bersih 206.906.388 212.339.994 305.509.913 289.189.030 337.912.028
Sumber : KBMT Ibaadurrahman
Laba usaha merupakan pendapatan
koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi biaya, penyusutan dan
kewajiban lainnya sedangkan laba bersih
merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya
termasuk pajak.
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|89
Berdasarkan data tersebut di atas,
SHU paling besar diperoleh pada tahun
2017 yaitu sebesar Rp 337.912.028,-.
Berdasarkan data tersebut di atas,
selanjutnya penulis akan menghitung rasio
rentabilitas ekonomis (Earning Power) dan
rentabilitas modal sendiri pada Koperasi
BMT ‘Ibaadurrahman kota Sukabumi.
Rasio Rentabilitas Ekonomis (Earning
Power)
Rasio rentabilitas ekonomis adalah
rasio perbandingan antara laba usaha
dengan modal sendiri dan modal asing yang
dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut yang dinyatakan dalam persentase.
Dari hasil perhitungan, rekapitulasi
rasio rentabilitas ekonomis pada Koperasi
BMT ‘Ibaadurrahman kota Sukabumi dari
tahun 2013 sampai dengan tahun 2017
dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini :
Tabel 7
Rasio Rentabilitas Ekonomis
Uraian
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Rentabilitas Ekonomis 0,83% 0,78% 0,99% 0,89% 1,08%
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Rasio rentabilitas modal sendiri
adalah rasio perbandingan antara jumlah
laba bersih dengan modal sendiri yang
dinyatakan dalam persentase atau dengan
kata lain kemampuan suatu perusahaan
dengan modal sendiri yang bekerja di
dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.
Dari hasil perhitungan, rekapitulasi
rasio rentabilitas modal sendiri pada
Koperasi BMT Ibaadurrahman kota
Sukabumi dari tahun 2013 sampai dengan
tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 8
berikut ini :
Tabel 8
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri 2,63 % 2,57 % 2,16% 1,84% 1,94%
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|90
Selanjutnya, rekapitulasi hasil
perhitungan rasio rentabilitas ekonomis dan
rentabilitas modal sendiri pada Koperasi
BMT ‘Ibaadurrahman kota Sukabumi dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 9
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas
TAHUN
Rentabilitas Ekonomis Rentabilitas Modal Sendiri
Rasio (%) Naik/(Turun) Rasio (%) Naik/(Turun)
2013 0,83 % - 2,63% -
2014 0,78 % (0,05 %) 2,57% (0,06 %)
2015 0,99 % 0,22 % 2,16% (0,41 %)
2016 0,89 % (0,10 %) 1,84% (0,32 %)
2017 1,08 % 0,19 % 1,94% 0,10 %
B. Tingkat Efisiensi Penggunaan
Modal pada Koperasi BMT
Ibaadurrahman Kota Sukabumi
Rentabilitas merupakan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dengan
keseluruhan modal yang dimilikinya, baik
modal dari luar maupun modal yang
bersumber dari pemilik atau intern
perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan
rentabel apabila perusahaan tersebut dapat
mengoptimalkan modal yang ada sehingga
menghasilkan laba yang besar. Rentabilitas
berkaitan erat dengan efisiensi dalam
penggunaan modal, efisiensi merupakan
perbandingan yang terbaik antara input
(masukan) dan output (hasil antara
keuntungan dengan sumber-sumber yang
dipergunakan) seperti halnya juga hasil
optimal yang dicapai dengan penggunaan
sumber yang terbatas.
Laba yang besar belum tentu
rentabilitasnya tinggi bila dibandingkan
dengan modal yang dimilikinya. Hal ini
bisa diketahui dengan mengacu pada
standar rentabilitas yang telah ditetapkan
oleh masing-masing perusahaan, untuk
Koperasi sampai saat ini belum ada standar
yang ditetapkan secara nasional, akan tetapi
untuk Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman kota
Sukabumi memiliki standar rentabilitas
yang diharapkan yaitu untuk rasio
rentabilitas ekonomis sebesar 1.2 %
sedangkan untuk rasio rentabilitas modal
sendiri sebesar 2.5 %. Standar ini bisa
berubah sesuai dengan relevansi dan
perkembangannya.
Berdasarkan pedoman rentabilitas
yang diharapkan oleh Koperasi BMT
‘Ibaadurrahman kota Sukabumi, dan juga
dari hasil perhitungan rasio rentabilitas
dapat diketahui tingkat efisiensi
penggunaan modal pada koperasi BMT
Ibaadurrahman sebagai berikut :
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|91
Tabel 10
Tingkat Efisiensi Penggunaan Modal
Tahun Rentabilitas Ekonomis Rentabilitas Modal Sendiri
Standar Hasil Keterangan Standar Hasil Keterangan
2013
1,2 %
0,83 % < Efisien
2,5 %
2,63 % Efisien
2014 0,78 % < Efisien 2,57 % Efisien
2015 0,99 % < Efisien 2,16 % < Efisien
2016 0,89 % < Efisien 1,84 % < Efisien
2017 1,08 % < Efisien 1,94% < Efisien
Berdasarkan Tabel di atas, tingkat
efisiensi penggunaan modal pada Koperasi
BMT ‘Ibaadurrahman Kota Sukabumi
menujukan angka kurang efisien.
C. Peranan Rasio Rentabilitas dalam
Menilai Tingkat Efisiensi
Penggunaan Modal pada Koperasi
BMT Ibaadurrahman Sukabumi
Dari uraian-uraian hasil perhitungan
rasio rentabilitas di atas, maka dapat
didiketahui bahwa rasio rentabilitas pada
Koperasi BMT ‘Ibaadurrahman kota
Sukabumi cenderung fluktuatif dan secara
umum mengalami penurunan. Tingkat
efisiensi usahapun fluktuatif dan cenderung
secara umum mengalami penurunan. Hal ini
memberikan pengertian bahwa analisys t
rasio rentabilitas berperan terhadap tingkat
efisiensi usaha.
Dari hasil analisys memberikan
masukan kepada manajemen agar
melakukan langkah-langkah yang tepat
yang sebaiknya ditempuh dalam
mengoptimalkan keseluruhan modalnya
untuk menghasilkan rentabilitas yang
sesuai dengan standar yang diharapkan.
Rasio yang rendah menunjukan
kemungkinan adanya over investmen dalam
aktiva yang digunakan untuk operasi,
rendahnya volume pembiayaan
dibandingkan dengan biaya operasional
yang diperlukan, rendahnya tingkat
perputaran aktiva yang digunakan, adanya
pembiayaan yang bermasalah atau adanya
kegiatan ekonomi yang menurun.
Jurnal Ekonomak Vol. 4 No. 2 Agustus 2018|92
DAFTAR PUSTAKA
Danfar,2009. Definisi Efisiensi, Blog pada
Wordpress.com
Hanafi M Mamduh, Abdul Halim, 2007.
Analisis Laporan Keuangan, Edisi
3,UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Koperasi BMT Ibaadurrahman, 2017.
Company Profil, Sukabumi.
Laporan RAT, 2013, 2014, 2015, 2016,
2017
Mardiasmo, 2001. Akuntansi Keuangan
Dasar, Edisi 3, BPFE Yogyakarta.
Munawir S, 2007. Analisa Laporan
Keuangan, Edisi 4, Liberty, Yogyakarta.
Prastowo Dwi, Rifka Julianty, 2008.
Analisis Laporan Keuangan, Edisi 2,
UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Riyanto Bambang, 2001. Dasar Dasar
Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4,
BPFE Yogyakarta.
Subandi, 2008. Ekonomi Koperasi Teori
dan Praktek, Cetakan Perdana,
Alfabeta, Bandung.
Sugiono, 2008. Metode Penelitian bisnis,
Alfabeta, Bandung
Sularso, 2009. Modal Koperasi, http: //
www. smecda. Com/
deputi7/file_infokop/
Edisi%2002/modal_kop.htm
Tim Redaksi FOKUSMEDIA, 2008.
Undang Undang Perkoperasian Dan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
FOKUSMEDIA, Bandung.
Van Horne, John M Wachowicz, 2005.
Fundamentals Of Financial
Management ( Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan), Edisi 12,
Salemba Empat, Jakarta.
Widyawulandari, 2009. Pengertian modal
dalam koperasi,
http://community.gunadarma.ac.id/bl
og/ view/ id_2305/ title_pengertian
modal dalam koperasi/