Post on 21-Oct-2015
PENYAKIT TROPIS OLEH VIRUS
Jekti T. RochaniJekti T. RochaniBagian MikrobiologiBagian Mikrobiologi
VIRUS RABIESVIRUS RABIES
RABIES• Adalah infeksi akut susunan saraf pusat yang hampir selalu
mematikan, disebabkan virus rabies yang biasanya ditularkan kepada manusia melalui gigitan binatang buas yang terinfeksi
Sifat-sifat Virus rabies• Termasuk dalam Rhabdovirus, yaitu partikel berbentuk
batang atau seperti peluru, ukuran 75 x 180 nm, memiliki envelope seperti membran dengan duri-duri menonjol (panjang 10 nm) peplomer tersusun dari trimer-trimer glikoprotein virus (G)
• Di dalam envelope tdp ribonukleokapsid• Genomnya: RNA rantai tunggal (ss)• Virion mengandung polimerase RNA (dependent-
RNA)• Ekstrak murni peplomer (duri-duri) yg mengandung
glikoprotein dpt menghslkan antibodi netralisasi pada hewan
• Antiserum murni thd nukleokapsid dipakai untuk diagnostik imunofluoresen thd rabies
Patogenesis dan patologi
• Virus rabies berkembang biak dlm otot/jaringan ikat di tempat masuk msk saraf tepi pd neuromuscular junction menyebar ke ssp
• Dpt juga virus langsung msk saraf tanpa replikasi lokal berkemb biak di otak menyebar ke slrh saraf tepi kel ludah sub-maxilla (titer virus tertinggi)
• Organ lain yg tdp virus rabies pankreas, ginjal, hati, retina, kornea
• Belum pernah diisolasi dari darah penderita
• Sensitivitas dan masa inkubasi tergantung pd usia, latar belakang genetik, status imunitas, strain virus, jumlah virus, beratnya luka, dan jarak dari port d’entrée ke ssp
• Masa inkubasi terpendek apabila daerah yg digigit adl wajah atau kepala, mortalitas terendah bila gigitan tdp di kaki
• Dalam sel saraf yg terinfeksi membtk bdn inklusi sitoplasma eosinofilik spesifik yaitu badan Negri patognomonik utk diagnosis rabies
• Diagnosis cara lain tes antibodi fluoresen (lbh sensitif)
Manifestasi klinis• Mrpk penyakit pd hewan buas yg gila menular pd manusia
mel gigitan atau kontak dgn salivanya• Penyakit berupa ensefalitis akut, fulminan dan fatal
• Masa inkubasi pd manusia 1-2 bulan, bisa 1 minggu atau bbrp tahun (> 6 thn)
• Pd anak-anak m.i lebih cepat
• Gejala klinis tda 3 fase :
1. fase prodromal pendek, 2-10 hari, gejala non-spesifik: malaise,anorexia, nyeri
kepala, fotofobia, mual, muntah, nyeri tenggorokan, demam, sensasi abnormal di sekitar tempat infeksi
2. fase neurologi akut gejala disfungsi sistem saraf: gelisah, cemas, halusinasi;
overaktifitas simpatis menyeluruh (lakrimasi, dilatasi pupil, peningkatan saliva, berkeringat, sebagian kecil: hidrofobia; spasme, nyeri tenggorokan (krn gerakan menelan terus menerus)
3. fase kejang dan koma kematian 2-7 hari setelah onset krn kelumpuhan pernafasan
• 20% pasien menderita rabies paralitik terinfeksi rabies dari kelelawar perjlnan peny lebih lambat dpt berthn 30 hari
• Pdrt jarang yg dpt sembuh/bertahan hidup• Masa inkubasi pd anjing 3 – 8 minggu tapi dpt lbh
cepat yaitu 10 hari fase klinis sama dgn rabies manusia
Diagnosis laboratorium• Mikroskopik Antigen rabies/asam nukleat
jaringan yg terinfeksi rabies dpt diidentifikasi dgn cepat dan akurat dasar pewarnaan imunofluoresen/imunoperoksidase dgn antibodi monoklonal jar otak dan kornea
• Diagnosis pasti rabies menemukan badan Negri pd otak atau medulla spinalis jarang ditemukan pd kelelawar
• Tes PCR-reverse transcriptase dpt dilakukan tp tdk lazim utk diagnosis
• Isolasi virus inokulasi intraserebral ke dlm tbh tikus yg belum disapih tmbl ensefalitis dan kematian cari bdn negri
• Cara lain dgn biakan sel (cell-line) tikus atau hamster 2-4 hari sdh didpt hsl (lbh cepat)
• Serologi tes antibodi serum dgn imunofluoresen• Observasi hewan semua hewan yg dicurigai “gila”
segera diperiksa observasi selama 10 hari
Imunitas dan pencegahan• Hanya ada satu tipe antigen virus rabies > 99%
infeksi pd manusia dan mamalia kematian • Penting utk individu dgn risiko tinggi imunisasi• Pasca paparan pengobatan sedini mungkin, tidak
menunggu gejala• Pencegahan rabies pasca paparan cuci luka
dengan sabun dan air, berikan imunoglobulin rabies dan vaksinasi
• Vaksinasi dpt menekan replikasi virus dan mencegah invasi ke ssp (vaksin imunogenik/antibodi spesifik memberi wkt agar vaksin aktif dpt mergs pbtk antibodi)
Jenis vaksin rabies :
1. Vaksin sel diploid manusia (HDCV) dipakai di USA sejak 1980
2. Vaksin rabies terabsorbsi (RVA) tahun 1988
3. Vaksin sel embrio ayam yang dimurnikan (PCEC) 1997
4. Vaksin jaringan saraf dari otak domba, kambing atau tikus yg terinfeksi banyak dipakai di Asia, Afrika dan Amerika Selatan dpt sbk sensitisasi jar saraf dan ensefalitis pasca vaksinasi
5. Vaksin embrio bebek utk meminimalkan ensefalitis pasca vaksinasi tapi antigenitasnya rendah
6. Virus hidup yang dilemahkan strain flury utk hewan kdg sbk kematian oleh rabies pd kucing/anjing
Jenis antibodi rabies :
1. Imunoglobulin rabies manusia (HRIG) adl gammaglobulin dari plasma orang yg hiperimun reaksi yg merugikan lebih sdkt dp serum antirabies kuda
2. Serum antirabies kuda adl serum dari kuda yg hiperimun thd virus rabies
Pencegahan sebelum paparan :• Diindikasikan pd orang2 yg risiko tinggi
kontak dgn virus rabies (laboran dsb) atau dgn bin buas (drh dll)
• Tujuan adl utk mdpt antibodi titer protektif vaksinasi seb paparan
• Perlu monitoring titer booster
Pencegahan setelah paparan • Keputusan pemberian antibodi rabies, vaksin rabies atau
keduanya, tergantung pada :
1. sifat gigitan binatang (spesies, status kesehatan, hewan
piaraan atau liar) dan status vaksinasi
2. ketersediaan hewan utk pem lab (semua hewan yg telah
menggigit)
3. keberadaan rabies di daerah tsb
4. jenis serangan (diprovokasi atau tidak)
5. beratnya gigitan dan kontaminasi saliva hewan
6. saran dari dinas kesehatan setempat
Epidemiologi • Rabies memp dua bentuk epizootik kota (kucing
dan anjing) serta hutan (satwa liar)• Di slrh dunia 35 000 – 50 000 kasus rabies
manusia per tahun plg banyak di negara2 berkembang (endemik rabies)
• Hewan yg dpt menularkan rabies adl anjing, kucing, kelelawar, rakun, musang, rubah, kera
ENSEFALOPATI SPONGIOSA BOVINUM(BSE)
• Disebut “penyakit sapi gila” muncul di Inggris thn 1986
• Ditemukan juga di negara2 Eropa lainnya• Disebabkan oleh “Prion” suatu agen nonkonvensional• Gambaran dasar berupa perubahan2 spongiosa dan
degenerasi saraf plak-plak amiloid• Masa inkubasi panjang (berbulan-bulan smp dekade)• Penyakit ini selalu mematikan
VIRUS INFLUENZAVIRUS INFLUENZA(ORTHOMYXOVIRUS)(ORTHOMYXOVIRUS)
• Mrpk penyebab utama penyakit pernafasan, dpt sbk kematian
• Wabah dpt berupa pandemi
• Mudah mutasi perubahan antigenik pd glikoprotein permukaan virus shg sulit dikendalikan
Sifat-sifat Orthomyxovirus• Ada tiga tipe imunologis virus influenza yaitu A, B
dan C. • Tipe A sering mengalami perubahan2 antigenik• Tipe B tidak terlalu sering berubah• Tipe C stabil• Virion: bulat, pleomorfik, diameter 80-120 nm• Genom tda RNA rantai tunggal (ss)• Envelope mengandung hemaglutinin virus (HA) dan
protein neuroaminidase (NA)
Klasifikasi dan Nomenklatur• Genus Influenzavirus A, B, tdd strain virus influenza
tipe A manusia dan binatang, strain tipe B manusia• Influenzavirus C tdd virus influenza tipe C pd
manusia dan babi• Variasi antigen pd glikoprotein permukaan, HA dan
NA, dipakai untuk menentukan subtipe virus• Nomenklatur standar meliputi informasi: tipe, asal
inang, asal geografi, nomer strain, tahun diisolasi• Inang asli tdk ditunjukkan pd isolat manusia
• Contoh : A/Hongkong/03/68 (H3N2)
A/babi(swine)/Iowa/15/30(H3N2)• Ada 15 subtipe HA (H1-H15) dan 9 subtipe NA (N1-N9)
dgn kombinasi berbeda pd burung,binatang, manusia• Pd manusia ada 4 subtipe HA (H1,H2,H3 dan H5) dan
dua subtipe NA (N1 dan N2)• Nama HA berdasarkan pd kemampuan mengaglutinasi
eritrosit pd kondisi tertentu• NA berfungsi membantu virus menembus lapisan
mukus di sal pernafasan utk mencapai epitel target
Penyimpangan dan pergeseran antigen
• Antigen HA dan NA Virus influenza sering berubah shg membtk subtipe baru
• Perubahan antigen minor disebut penyimpangan antigen (“antigenic shift”)
• Perubahan antigen mayor disebut pergeseran antigen (“antigenic drift”)
FLU BURUNGFLU BURUNG
• Influenza (flu) pada unggas (Avian Influenza, disingkat AI) disbk oleh virus influenza tipe A dari famili Orthomyxoviridae.
• Ia menimbulkan gejala gangguan pernafasan pada unggas, mulai dari yang ringan sampai fatal (highly pathogenic).
• Virus influenza A (H5N1), penyebab wabah flu burung yang terbukti sangat mematikan di Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesia dan Jepang.
• Di Indonesia, antara Oktober 2005 sampai April 2006, selain mengambil nyawa manusia, virus ini juga telah menewaskan 14.7 juta ayam.
• Hasil penelitian menunjukkan, unggas yang terjangkit flu burung dapat mengeluarkan virus dalam jumlah besar dalam kotorannya.
• Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai empat hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada suhu 0°C.
• Di dalam kotoran dan tubuh unggas yang sakit, virus itu dapat bertahan lebih lama, tapi bisa mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit.
• Secara umum, gejala klinik flu burung mirip gejala flu umumnya, yaitu demam, batuk, sesak dan sakit tenggorokan, beringus, nyeri otot, sakit kepala, dan lemas.
• Namun dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat, dengan terjadinya peradangan pada paru-paru (pneumonia).
• Bila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik, penyakit itu dapat menyebabkan kematian.
• Kasus ini banyak menyerang anak-anak (di bawah usia 12 tahun) yang sistem kekebalan
tubuhnya belum begitu kuat.