Post on 09-Mar-2019
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS X TEKNIK
PEMESINAN A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Dewi Asmarawati Gulo
NIM: 121314021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS X TEKNIK
PEMESINAN A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Dewi Asmarawati Gulo
NIM: 121314021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada:
Kedua orangtuaku “Basilius Bazatulo Gulo dan Sofia Ramida Gulo”, kakakku
“Rosalia Gulo, Merida Gulo”, abangku “Historis Gulo, Yupiter Gulo”, dan adikku
tersayang “Kristina Rospida Leniwati Gulo” yang senantiasa mendoakanku,
menyayangiku, mendukungku tiada hentinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Karena itu aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan
kepadamu. (Markus 11:24)
Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara
bintang-bintang (Bung Karno)
Kunci keberhasilan adalah doa dan ketekunan dalam melakukannya.
(Dewi Asmarawati Gulo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS X TEKNIK
PEMESINAN A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Dewi Asmarawati Gulo
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) minat belajar sejarah
siswa selama penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dan (2) prestasi belajar sejarah siswa setelah penerapan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang
meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek dalam penelitian
adalah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta yang melibatkan 29 siswa. Obyek penelitian adalah minat, prestasi
dan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Instrumen
penelitian meliputi observasi, kuesioner, tes dan wawancara. Data dianalisis
dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan: (1) minat belajar
siswa dilihat dari skor rata-rata minat pada keadaan awal 64,10, siklus I
meningkat menjadi 73,48, dan pada siklus II meningkat menjadi 80,08. (2)
prestasi belajar dilihat dari rata-rata keadaan awal 59,78, pada siklus I 75,72, dan
pada siklus II menjadi 82,29. Dari segi KKM 76, pada keadaan awal sebanyak 2
siswa (6,25%) tuntas, pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa (68,97%), dan
pada siklus II meningkat lagi 25 siswa (86,21%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF HISTORICAL LEARNING INTEREST AND
ACHIEVEMENT THROUGH THE LEARNING MODEL STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) OF TENTH STUDENTS
ENGINEERING A SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Dewi Asmarawati Gulo
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016
The research aims to improvement: (1) students interest in learning history
during the implementation of Student Teams Achievement Divisions (STAD)
learning model and (2) students achievement after the implementation of Student
Teams Achievement Divisions (STAD) learning model.
The method used is the Classroom Action Research (CAR) includes
planning, action, observation, and reflection. The subjects in the research were
students of class X Mechanical Machining A SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta involving 29 students. The objects of research are interests,
achievements and learning models of Student Teams Achievement Division
(STAD). The research instruments include observation, questionnaires, tests and
interviews. Data were analyzed by percentage.
The results showed that there is an increase in: (1) the interest of student
learning seen from an average score of interest in the initial state 64.10, the first
cycle increased to 73.48, and the second cycle increased to 80.08. (2) The learning
achievement seen from the initial state average 59.78, 75.72 in the first cycle, and
the second cycle into 82.29. In terms of KKM 76, in the initial state as much as 2
students (6.25%) due, in the first cycle increased to 20 students (68.97%), and the
second cycle increased by another 25 students (86.21%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan
Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri
2 Depok Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan
kepada penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan Sejarah.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan
tulus meluangkan waktu untuk membantu, mengarahkan serta memberikan
dorongan sampai skripsi ini selesai.
4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang
telah memberikan dukungan selama penulis menyelesaikan studi di
Universitas Sanata Dharma.
5. Pemerintah Nias Barat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PESEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................ vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xviii
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xix
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 8
E. Pemecahan Masalah ............................................................................... 8
F. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
G. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
1. Manfaat bagi sekolah ....................................................................... 9
2. Manfaat bagi guru ............................................................................ 9
3. Manfaat bagi siswa ........................................................................... 9
4. Manfaat bagi peneliti ........................................................................ 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 10
A. Kajian Teori ........................................................................................ 10
1. Konsep Minat ................................................................................. 10
2. Konsep Belajar .............................................................................. 11
3. Konsep Sejarah .............................................................................. 14
4. Pembelajaran Sejarah .................................................................... 15
5. Pendekatan Saintifik ...................................................................... 17
6. Prestasi Belajar Sejarah ................................................................. 22
7. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah .................... 23
8. Pembelajaran Kooperatif ............................................................... 26
9. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
........................................................................................................ 27
B. Materi Pembelajaran ........................................................................... 30
C. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 30
D. Kerangka Berpikir ............................................................................... 31
E. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 34
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 34
B. Setting Penelitian ................................................................................ 36
C. Subyek Penelitian ................................................................................ 36
D. Obyek Penelitian ................................................................................. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
E. Variabel-variabel Penelitian ................................................................ 37
F. Definisi Operasional ............................................................................ 37
G. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 38
H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 39
I. Desain Siklus Penelitian ...................................................................... 43
J. Teknik Analisis Data ........................................................................... 43
K. Prosedur Penelitian ............................................................................... 53
L. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 58
A. Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 58
1. Observasi Pra Penelitian ............................................................... 58
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...................................................... 66
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................... 79
B. Komparasi Kegiatan Belajar Minat dan Prestasi Belajar Sejarah ....... 90
1. Komparasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa .................................. 90
2. Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa ....................................... 95
3. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa .................................... 98
C. Pembahasan ....................................................................................... 104
1. Minat Belajar Siswa .................................................................... 104
2. Prestasi Belajar Siswa ................................................................. 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 107
A. Kesimpulan ........................................................................................ 107
B. Saran ................................................................................................... 108
Daftar Pustaka ............................................................................................... 109
Lampiran ....................................................................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penilaian Kegiatan Belajar Siswa .................................................... 45
Tabel 2 Keterangan Penilaian Acuan Patokan I ............................................ 46
Tabel 3 Analisis Tingkat Kegiatan Belajar Siswa ......................................... 46
Tabel 4 Contoh Tabel Minat Belajar Siswa .................................................. 47
Tabel 5 Keterangan Penilaian Acuan Patokan I ............................................ 47
Tabel 6 Analisis Tingkat Minat Belajar Siswa ............................................. 48
Tabel 7 Keterangan Penilaian Acuan Patokan I ............................................ 49
Tabel 8 Analisis Tingkat Prestasi Belajar Siswa ........................................... 49
Tebel 9 Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa ................................... 51
Tabel 10 Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa ...................................... 52
Tabel 11 Perbandingan Minat Belajar Siswa ................................................. 52
Tabel 12 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa .................................... 52
Tabel 13 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ................................................ 53
Tabel 14 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa .............................................. 53
Tabel 15 Indikator Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar ......................... 57
Tabel 16 Observasi Pra Penelitian Kegiatan Belajar Siswa ........................... 60
Tabel 17 Keadaan Awal Minat Belajar Siswa ............................................... 62
Tabel 18 Skala Minat ..................................................................................... 63
Tabel 19 Persentase Keadaan Awal Minat Belajar Siswa ............................. 63
Tabel 20 Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa .................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 21 Skala Prestasi .................................................................................. 65
Tabel 22 Persentase Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa ........................... 66
Tabel 23 Observasi Kegiatan Belajar Siswa .................................................. 68
Tabel 24 Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I ..................................... 72
Tabel 25 Minat Belajar Siswa Siklus I ........................................................... 74
Tabel 26 Skala Minat ..................................................................................... 75
Tabel 27 Persentase Minat Belajar Siswa Siklus I ......................................... 75
Tabel 28 Prestasi Belajar Siswa Siklus I ........................................................ 76
Tabel 29 Skala Prestasi .................................................................................. 77
Tabel 30 Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus I ...................................... 77
Tabel 31 Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II ................................... 82
Tabel 32 Minat Belajar Siswa Siklus II ......................................................... 84
Tabel 33 Skala Minat ..................................................................................... 85
Tabel 34 Persentase Minat Belajar Siswa Siklus II ....................................... 85
Tabel 35 Prestasi Belajar Siswa Siklus II ...................................................... 86
Tabel 36 Skala Prestasi .................................................................................. 87
Tabel 37 Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus II .................................... 87
Tabel 38 Hasil Wawancara Kepada Siswa ..................................................... 89
Tabel 39 Analisis Komparatif Kagiatan Belajar Siswa antara
Pra Siklus dengan Siklus I ............................................................. 91
Tabel 40 Analisis Komparatif Kagiatan Belajar Siswa antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Siklus I dengan Siklus II ............................................................... 93
Tabel 41 Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara
Pra Siklus dengan Siklus I ............................................................... 95
Tabel 42 Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara
Siklus I dengan Siklus II ................................................................. 96
Tabel 43 Perbandingan Minat Belajar Siswa ................................................. 98
Tabel 44 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara
Pra Siklus dengan Siklus I ............................................................... 99
Tabel 45 Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara
Siklus I dengan Siklus II ............................................................... 100
Tabel 46 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ............................................. 102
Tabel 47 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa ........................................... 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
BAGAN
Bagan I Proses Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat dan
Prestasi Belajar Siswa .............................................................. 32
Bagan II Siklus Penelitian ..................................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
DIAGRAM
Diagram I Keadaan Awal Minat Belajar Siswa ........................................ 63
Diagram II Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa ..................................... 66
Diagram III Minat Belajar Siswa Siklus I .................................................... 75
Diagram IV Prestasi Belajar Siswa Siklus I ................................................. 77
Diagram V Minat Belajar Siswa Siklus II .................................................. 85
Diagram VI Prestasi Belajar Siswa Siklus II ............................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
GRAFIK
GRAFIK I Data Perbandingan Minat Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus I
dan Siklus II .............................................................................. 98
GRAFIK II Data Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Keadaan Awal,
Siklus I dan Siklus II ............................................................. 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal Penelitian ..................................................................................... 112
2. Surat ijin penelitian dari Universitas Sanata Dharma ............................. 113
3. Surat ijin penelitian dari SMK Negeri 2 Depok ...................................... 114
4. Silabus ..................................................................................................... 115
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 129
6. Kisi-kisi Kuesioner ................................................................................. 137
7. Kuesioner ................................................................................................. 138
8. Kisi-kisi Soal Siklus I ............................................................................. 142
9. Soal Siklus I ............................................................................................ 146
10. Kisi-kisi Soal Siklus II ............................................................................ 159
11. Soal Siklus II ........................................................................................... 165
12. Data Minat Pra Penelitian ....................................................................... 177
13. Data Minat Siklus I ................................................................................. 178
14. Data Minat Siklus II ................................................................................ 179
15. Data Prestasi Pra Penelitian .................................................................... 180
16. Data Prestasi Siklus I .............................................................................. 181
17. Data Prestasi Siklus II ............................................................................. 182
18. Presensi Siswa ......................................................................................... 183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, terutama pada zaman ini manusia dituntut terus berjuang untuk bisa
mengenyam pendidikan. Selain itu, melalui pendidikan akan memudahkan
manusia untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu manusia terus menerus
berjuang untuk memperoleh pendidikan. Adapun menurut Prof. Dr. Driyarkara,
SJ, pendidikan diartikan sebagai suatu upaya dalam memanusiakan manusia muda
atau pengangkatan manusia muda ke taraf yang insani. Dalam hal ini dengan
memperoleh pendidikan yang layak, manusia diharapkan menjadi manusia
seutuhnya serta menjadi manusia yang kehidupannya lebih baik jika dibandingkan
dengan sebelum memperoleh pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk
mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1 Di dalam
pendidikan membutuhkan yang namanya sekolah. Sekolah dalam hal ini, berperan
sebagai sarana untuk menjalankan proses pendidikan bagi anak didik. Melalui
proses pendidikan di sekolah, sangat berkaitan dengan mendidik. Kata mendidik
adalah kata kunci dari pendidikan. Mengingat hal itu sangat penting untuk
dipahami hakikat mendidik yang bermakna luhur dalam proses pendidikan.
1 Sugihartono dkk, Psikologi Pendidikan, UNY Press, Yogyakarta, 2007, hlm. 3-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Mendidik menurut Langeveld adalah mempengaruhi dan membimbing anak
dalam usahanya mencapai kedewasaan. Ahli lainnya, yaitu Hoogveld mengatakan
mendidik membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas
hidupnya. Sementara menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.2 Adapun rumusan lain yang menyatakan bahwa pendidikan
merupakan suatu proses interaksi manusia dengan lingkungannya yang
berlangsung secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan segala
potensinya, baik jasmani (kesehatan fisik) dan rohani (pikir, rasa, karsa, karya,
cipta, dan budi nurani) yang menimbulkan perubahan positif dan kemajuan, baik
kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berlangsung secara terus menerus
guna mencapai tujuan hidupnya. Berdasarkan rumusan tersebut, pendidikan dapat
dipahami sebagai proses dan hasil. Sebagai proses, pendidikan merupakan
serangkaian kegiatan interaksi manusia dengan lingkungannya yang dilakukan
secara sengaja dan terus menerus. Sementara sebagai hasil, pendidikan menunjuk
pada hasil interaksi manusia dengan lingkungannya berupa perubahan dan
peningkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik.3
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Oleh
kerena itu, yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah guru. Guru memiliki
2 M. Sukardjo, Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm.
9-10. 3 Ahmadi Rulam, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan, Ar-Ruzz Media,
Yogyakarta, 2014, hlm. 38.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tanggung jawab serta peranan penting dalam mencerdaskan anak-anak bangsa.
Guru dalam hal ini, harus berusaha meningkatkan mutu pendidikan dalam hidup
berbangsa dan bernegara.
Pendidikan memiliki arti yang lebih luas, meliputi pendidikan formal,
pendidikan informal, dan pendidikan nonformal. Menurut O.P. Dahama dan O.P.
Bhatnagar, pendidikan formal pada dasarnya merupakan suatu aktivitas
institusional, seragam, dan berorientasi pada mata pelajaran, waktu belajarnya
penuh, terstruktur secara hierarkis, mengarah pada perolehan sertifikat (ijazah),
gelar dan diploma. Pendidikan informal adalah pendidikan yang tidak terstruktur
yang berkenaan dengan pengalaman sehari-hari yang tidak terencana dan tidak
terorganisasi. Selanjutnya, menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan
nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.4 Dalam hal ini, peneliti
memfokuskan pada pendidikan formal. Pendidikan di sekolah sudah tentu terjadi
proses belajar dan pembelajaran. Dalam proses belajar dan pembelajaran
diharapkan interaksi antara guru dengan siswa selalu ada. Hal ini bertujuan agar
kedekatan siswa dengan guru tersebut membawa dampak posistif terutama bagi
kemajuan belajar siswa. Seorang guru yang tidak memiliki kedekatan dengan
siswa, sudah seharusnya terjadi komunikasi yang kurang baik antara guru dengan
siswa. Jika komunikasi antara guru dengan siswa dapat dijunjung sebaik-baiknya,
maka dapat berdampak positif bagi diri siswa itu sendiri. Bahkan terjadi
4 Ibid, hlm. 82-84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
ketertarikan dalam diri siswa dengan mata pelajaran yang dsiajarkan oleh guru
tersebut.
Sejarah merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang berbagai
peristiwa masa lalu. Banyak orang beranggapan bahwa sejarah itu tidak perlu
dipelajari karena peristiwa dalam sejarah tidak ada kaitannya dengan kehidupan
sekarang dan di masa yang akan datang. Anggapan tersebut tidak hanya terjadi di
antara masyarakat umum, tetapi terutama di antara para pelajar. Di antara para
pelajar, banyak yang tidak berminat mempelajari sejarah. Walaupun dipelajari, hal
itu disebabkan siswa merasa terpaksa karena mata pelajaran sejarah merupakan
mata pelajaran wajib di sekolah.
Dalam pembelajaran sejarah, menjalin interaksi antara guru sejarah dengan
siswa sangat dibutuhkan. Bagaimana tidak, jika guru sejarah tidak mampu
menjalin interaksi yang baik terhadap siswa maka berakibat pada mata pelajaran
sejarah. Di sini terjadi kekurangtertarikan siswa pada mata pelajaran sejarah.
Selanjutnya, guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, agar terciptanya
kelas yang kondusif. Jika guru tidak mampu menciptakan kelas yang kondusif,
maka siswa merasa kurang nyaman selama pembelajaran berlangsung. Selain itu,
kekurangtertarikan siswa pada mata pelajaran sejarah dapat pula disebabkan oleh
sarana dan prasarana yang kurang memadai. Sarana dan prasarana yang kurang
memadai ini, mengakibatkan siswa kurang berminat untuk mengikuti
pembelajaran sejarah.
Selain permasalahan di atas, kekurangtertarikan siswa pada mata pelajaran
sejarah dapat disebabkan oleh guru yang kurang profesional menggunakan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan tepat. Penggunaan media yang kurang tepat, dapat mengakibatkan siswa
merasa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran sejarah. Permasalah
selanjutnya, guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat dan
bervariasi, bahkan guru sering menggunakan motode ceramah dalam
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dan bervariasi
dapat mengakibatkan siswa mengantuk di dalam kelas karena merasa bosan pada
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Metode ceramah yang digunakan oleh
guru dapat mengantarkan siswa ke alam tidur, dan siswa bisa sesak nafas akibat
dari ceramah yang digunakan oleh guru. Selain itu, siswa tidak akan bertahan
duduk di kursi, walaupun bertahan sampai pembelajaran berakhir, hal itu
dikarenakan merasa terpaksa serta terdapat ketakutan dalam diri siswa jika
berganti tempat duduk atau keluar masuk kelas saat pembelajaran berlangsung.
Akibatnya, tidak ada ketertarikan siswa pada mata pelajaran sejarah.
Selain itu, banyak siswa yang tidak berminat mengikutpi serta mendalami
pelajaran sejarah. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan dari luar
diri siswa tersebut. Rangsangan yang dimaksud adalah peranan guru sejarah untuk
menumbuhkan minat belajar sejarah siswa melalui model-model pembelajaran
yang tepat serta penggunaan media yang tepat dan profesional. Model-model
pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan siswa, dan penggunaan
media dengan tepat dan profesional dapat menumbuhkan minat dalam diri siswa
tersebut. Berdasarkan pengalaman peneliti melalaui kegiatan PPL yang
dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2015 di SMK Negeri 2 Depok
Sleman, masih terdapat siswa yang belum mampu mencapai Kriteria Ketuntasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Minimal (KKM) pada mata pelajaran sejarah. Hal tersebut juga terutama terjadi di
kelas X Teknik Pemesinan A berdasarkan observasi peneliti pada pra penelitian.
Bagaimana tidak terjadi, jika dilihat dari jurusan siswa tersebut tanpa berpikir
kritis, jelas bahwa antara sejarah dengan teknik pemesinan jauh berbeda. Akan
tetapi jika dilihat secara kritis, pembelajaran sejarah dengan pemesinan memiliki
keterkaitan apabila dalam mengajarkan sejarah selalu kontekstual. Dalam hal ini,
pembelajaran sejarah harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa kelas X
Teknik Pemesinan A terutama keterkaitan antara pembelajaran sejarah dengan
pemesinan agar siswa pun memiliki minat dalam pembelajaran sejarah. Oleh
karena itu, sangat perlu perbaikan dalam proses pembelajaran sejarah agar tujuan
dari pembelajaran sejarah dapat tercapai, yaitu dengan meningkatnya minat
diharapkan prestasi siswa juga dapat meningkat pada pembelajaran sejarah.
Dari berbagai permasalahan yang telah dipaparkan di atas, khususnya
permasalahan pada pembelajaran sejarah, perlu mencari berbagai cara atau solusi
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pada mata pelajaran sejarah.
Tujuannya, agar dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Untuk
mengatasi hal tersebut, peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) yang diharapkan dapat mengatasi
permasalahan yang ada pada pembelajaran sejarah terutama dalam meningkatkan
minat dan prestasi siswa pada pembelajaran sejarah. Student Teams Achievement
Division (STAD) merupakan model pembelajaran yang memacu siswa agar saling
mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang
diajarkan guru. Dalam pembelajaran, menuntut siswa untuk bekerja sama dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kelompok, saling membantu antara satu dengan lainnya. Siswa juga berusaha
untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi pembelajaran sekaligus
untuk meningkatan kecakapan individu dan kelompok. Oleh karena itu, melalui
model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) ini, peneliti
mengharapkan dapat mengatasi masalah yang terdapat pada pembelajaran sejarah
dan mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa.
Dari latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul tentang
“Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model
Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Siswa Kelas X
Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat kita lihat permasalahan-permasalahan
yang menyebabkan prestasi siswa rendah yaitu:
1. Penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dan bervariasi
2. Metode ceramah yang membuat siswa bosan
3. Minat belajar sejarah siswa yang rendah
4. Prestasi belajar sejarah siswa yang rendah dan belum mencapai KKM
C. Batasan Masalah
Pada batasan masalah ini penulis memfokuskan untuk meningkatkan minat
dan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil rumusan:
1. Apakah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X
SMK Negeri 2 Depok Sleman, Yogyakarta?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas
X SMK Negeri 2 Depok Sleman, Yogyakarta?
E. Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dalam proses pembelajaran sejarah. Karena melalui model
pembelajaran tersebut melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga
diyakini dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah.
F. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X Teknik
Pemesinan A di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta dengan menggunakan
model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik
Pemesinan A di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta dengan menggunakan
model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif mengajar di sekolah untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
2. Manfaat bagi guru
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif seorang guru sejarah dalam
memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. Manfaat bagi siswa
Manfaat bagi siswa dalam penerapan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) ini adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah.
4. Manfaat bagi peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan peneliti dalam
menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
pada pembelajaran sejarah dan untuk menambah pengalaman peneliti sebagai
calon guru sejarah dalam memilih model pembelajaran yang tepat serta sesuai
dengan kebutuhan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori-teori yang akan
dijabarkan sebagai berikut.
1. Konsep Minat
Minat adalah suatu kecenderungan yang tetap untuk menaruh perhatian
serta menyukai beberapa kegiatan atau bahan ajar tertentu.5 Dari pengertian
tersebut dapat dimengerti bahwa minat merupakan suatu perasaan suka, perhatian
yang tetap dari seseorang terhadap mata pelajaran.
Slameto menyatakan bahwa ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar
adalah sebagai berikut:6
1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus;
2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati;
3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang diminati.
Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati;
4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya;
5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
Menurut Rosyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu minat yang berasal dari pembawaan dan
minat yang timbul dari luar. Pertama, minat yang berasal dari pembawaan, timbul
dengan sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor
keturunan atau bakat alamiah. Kedua, minat timbul karena adanya pengaruh dari
5 Suyono dan Hariyanto, Implementasi Belajar dan Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2015, hlm. 177. 6 loc.cit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
luar diri individu, timbul seiring dengan proses perkembangan individu
bersangkutan. Minat ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua,
dan kebiasaan.7
Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa.
Suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan
memungkinkan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang
bersangkutan. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan pada diri siswa,
maka siswa akan mendapatkan kepuasan batin dari kegiatan belajar.8 Pernyataan
ini didukung oleh pendapat Hartono yang menyatakan bahwa minat memberikan
sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik.9
2. Konsep Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Jadi pengertian belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.10
Melalui interaksi
dengan lingkungan, seseorang dapat memperoleh perubahan tingkah laku sesuai
7 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, Prenadamedia Group, Jakarta, 2015, hlm. 60.
8 Ibid, hlm. 66.
9 Ibid, hlm. 66.
10 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Bineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kebutuhannya sendiri, sehingga dapat menghasilkan perolehannya tersebut
melalui tingkah laku setiap hari.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan pada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Menururt
Sudjana, belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami
sesuatu. Sementara Witherington (1952) menyebutkan bahwa belajar merupakan
perubahan dalam kepribadian yang dimanivestasikan sebagai suatu pola-pola
respons yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan dan pemahaman.
Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan beberapa hal menyangkut
pengertian belajar sebagai berikut:
a) Belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang dimulai
sejak lahir dan terus-menerus berlangsung seumur hidup.
b) Dalam belajar terjadi perubahan tingkah laku yang bersifat relatif
permanen.
c) Hasil belajar ditunjukkan dengan aktivitas-aktivitas tingkah laku secara
keseluruhan.
d) Adanya peranan kepribadian dalam proses belajar antara lain aspek
motivasi, emosional, sikap dan sebagainya.
Terjadinya proses belajar dapat dipandang dari sisi kognitif sebagaimana
dikemukakan Bigge (1982) yaitu berhubungan dengan perubahan-perubahan
tentang kekuatan variabel-variabel hipotesis, kekuatan-kekuatan, asosiasi,
hubungan-hubungan, kebiasaan dan kecenderungan perilaku. Belajar merupakan
suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang berkaitan. Unsur utama yang
berkaitan adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber
pendorong, situasi belajar yang memberi kemungkinan terjadinya kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
belajar. Dengan demikian, manivestasi belajar atau perbuatan belajar dinyatakan
dalam bentuk perubahan tingkah laku.
Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu
agar terjadi perubahan kemampuan diri. Dengan belajar anak yang tadinya tidak
mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi
terampil. Belajar menurut Gagne (1984), adalah suatu proses di mana organisme
berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut terdapat
tiga unsur pokok dalam belajar yaitu: (1) proses, (2) perubahan perilaku, dan (3)
pengalaman.11
Belajar dapat disimpulkan sebagai berikut12
a) Belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh
dan membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru;
b) Proses belajar melibatkan proses-proses mental internal yang terjadi
berdasarkan latihan, pengalaman dan interaksi sosial;
c) Hasil belajar ditunjukkan oleh terjadinya perubahan perilaku baik aktual
maupun potensial;
d) Perubahan yang dihasilkan dari belajar bersifat relatif permanen
11
Muhammad Rahman dan Sofan Amri, Model Pembelajaran “ARIAS” (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction): Terintegratif Dalam Teori dan Praktik untuk Menunjang
Penerapan Kurikulum 2013. Prestasi Pustaka, Jakarta, 2014, hlm. 40. 12
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 50-51.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Konsep Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, syajara berarti terjadi, syajarah
berarti pohon, syajarah an-nasab berarti pohon silsilah, dalam bahasa Inggris
history dan dalam bahasa Latin dan Yunani historia. Dari asal kata tersebut
diartikan sebagai suatu kelompok keluarga yang digambarkan sebagai pohon
silsilah.13
Dalam hal ini, pohon dikaitkan dengan keturunan raja atau asal usul
keluarga raja dari raja pertama sampai raja berikutnya turun-temurun. Jadi kata
pohon di sini mengandung pengertian suatu percabangan genealogis dari suatu
kelompok keluarga tertentu, jika dibuat bagannya menyerupai profil pohon yang
atasnya penuh dengan cabang-cabang dan ranting-rantingnya serta bawahnya
menggambarkan percabangan dari akar-akar, dari akar yang lebih besar sampai
akar rambutnya. Kata syajarah ini mula-mula dimaksudkan sebagai gambaran
silsilah sesuai dengan situasi masyarakat waktu itu yang terutama berorientasi
pada penonjolan peranan para penguasa (raja), maka kebanyakan asal usul yang
ditulis waktu itu adalah dari kelompok orang-orang besar, sehingga kelihatan
sekali sifat istanasentrisnya. Ini bisa dibandingkan dengan pengertian kesejarahan
yang tumbuh di Eropa Barat, seperti kata history dalam bahasa Inggris yang
sebenarnya berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti belajar dengan cara
bertanya-tanya.14
Kalau pengertian ini dipandang secara luas maka sudah
mengacu pada pengertian ilmu.
I G Widja menyatakan bahwa sejarah sebagai suatu studi yang berusaha
untuk mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu yang telah dialami oleh
13
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah,Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 1995, hlm. 1. 14
I.G Widja, Pengantar Ilmu Sejarah dalam Perspektif Pendidikan, Satya Wacana, Semarang,
1988, hlm. 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
manusia di masa lampau yang bukti-buktinya masih bisa ditelusuri atau
ditemukan pada masa sekarang.15
Pendapat ini memberi suatu pengertian bahwa
sejarah itu memiliki ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengan ilmu lain.
Dengan kata lain, sejarah itu harus disertai dengan bukti-bukti yang kuat dan
memiliki relevansi terhadap kehidupan manusia pada zaman sekarang.
4. Pembelajaran Sejarah
Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di
sekolah, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas. Sampai saat ini, masih
terdapat guru sejarah yang menggunakan paradigma konvensional. Paradigma
konvensional yang dimaksud adalah guru menggunakan metode ceramah, siswa
tidak dituntun untuk aktif dalam pembelajaran, dan istilah yang mengatakan
bahwa “masuk di kuping kanan keluar di kuping kiri”. Maksudnya, guru ceramah
selama proses pembelajaran, sementara siswa aktif sebagai pendengar setia. Hal
ini dapat membuat siswa bosan terhadap mata pelajaran sejarah. Sehingga
menimbulkan ketidaktertarikan siswa terhadap mata pelajaran sejarah.
Banyak orang yang mengatakan bahwa sejarah itu sangat membosankan
karena hanya menghafalkan nama tokoh, tempat, waktu. Namun, pada
kenyataannya sejarah itu sangat menarik untuk dipelajari oleh setiap orang.
Berdasarkan pengalaman, ketika mempelajari sejarah sangat banyak nilai-nilai
hidup yang perlu diterapkan dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan
datang. Bagaimana tidak, sejarah selalu memiliki relevansi terhadap kehidupan
15
Ibid, hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sekarang dan di masa yang akan datang, atau dengan kata lain sejarah itu selalu
kontekstual. Masa lalu selalu berkaitan dengan masa sekarang dan masa yang
akan datang.
Pembelajaran sejarah sebagai sarana pendidikan bangsa, terutama dalam
aplikasi sejarah normatif. Djoko Suryo, merumuskan beberapa indikator terkait
dengan pembelajaran sejarah tersebut yaitu: (1) pembelajaran sejarah memiliki
tujuan, substansi, dan sasaran pada segi-segi yang bersifat normatif; (2) nilai dan
makna sejarah diarahkan pada kepentingan tujuan pendidikan daripada akademik
atau ilmiah murni; (3) aplikasi pembelajaran sejarah bersifat pragmatik, sehingga
dimensi dan substansi dipilih dan disesuaikan dengan tujuan, makna, dan nilai
pendidikan yang hendak dicapai yakni sesuai dengan tujuan pendidikan; (4)
pembelajaran sejarah secara normatif harus relevan dengan rumusan tujuan
pendidikan nasional; (5) pembelajaran sejarah harus memuat unsur pokok:
instruction, intellectual training, dan pembelajaran moral bangsa dan civil society
yang demokratis dan bertanggung jawab pada masa depan bangsa; (6)
pembelajaran sejarah tidak hanya menyajikan pengetahuan fakta pengalaman
kolektif dari masa lampau, tetapi harus memberikan latihan berpikir kritis dalam
memetik makna dan nilai dari peristiwa sejarah yang dipelajarinya; (7) interpretasi
sejarah merupakan latihan berpikir secara intelektual kepada para peserta didik
(learning process dan reasoning) dalam pembelajaran sejarah; (8) pembelajaran
sejarah berorientasi pada humanistic dan verstehn (understanding), meaning,
historical consciousness bukan sekedar pengetahuan kognitif dari pengetahuan
(knowledge) dari bahan sejarah; (9) nilai dan makna peristiwa kemanusiaan
sebagai nilai-nilai universal di samping nilai particular; (10) virtue, religiusitas,
dan keluhuran kemanusiaan universal, dan nilai-nilai patriotisme, nasionalisme,
dan kewarganegaraan, serta nilai-nilai demokratis yang berwawasan nasional,
penting dalam penyajian pembelajaran sejarah; (11) pembelajaran sejarah tidak
saja mendasari pembentukan kecerdasan atau intelektuilitas, tetapi pembentukan
martabat manusia yang tinggi; dan (12) relevansi pembelajaran sejarah dengan
orientasi pembangunan nasional berwawasan kemanusiaan dan kebudayaan.16
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
sejarah memiliki peran penting terutama dalam menumbuhkan serta membentuk
nilai-nilai jiwa nasionalisme siswa. Selain itu, melalui pembelajaran sejarah, siswa
diikutsertakan untuk berpikir kritis terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
16 Aman, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M.Pd./B-2-
5%20DIMENSI-DIMENSI%20KUALITAS%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH.pdf.
(diunduh, pada hari Senin, 14 Desember 2015, pukul 15.54)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
masa lampau, sehingga pembelajaran sejarah dapat hidup. Dalam mengajarkan
sejarah, guru harus dapat menghidupkan peristiwa-peristiwa masa lampau karena
sejarah yang baik adalah sejarah yang seperti hidup kembali. Dalam materi
penelitian ini membahas tentang Proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Dari materi tersebut, guru menghidupkan
kembali proses Islamisasi di Indonesia yang terjadi pada masa lampau dengan
mengaitkannya pada masa sekarang. Misalnya, dampak positif dari proses
Islamisai pada masa lampau yang masih dirasakan hingga saat ini.
Untuk memperbaiki masalah yang terdapat dalam pembelajaran sejarah,
serta membuktikan bahwa sejarah tersebut sangat menarik bahkan selalu
kontekstual, maka perlu menggunakan model-model pembelajaran yang tepat.
Melalui model yang diterapkan, diharapkan dapat merangsang ketertarikan siswa
dalam pembelajaran sejarah. Selanjutnya, siswa diharapkan untuk menemukan
nilai-nilai yang terdapat dalam pembelajaran sejarah.
5. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah
a. Pendekatan Saintifik
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, pengertian
pendekatan adalah (1) proses, perbuatan, cara mendekati; (2) usaha dalam
rangka aktivitas pengamatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang
diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah
pengamatan. Adapun pengertian pendekatan pembelajaran, anatara lain
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(1) Perspektif (sudut pandang, pandangan) teori yang dapat digunakan sebagai
landasan dalam memilih model, metode, dan teknik pembelajaran.
(2) Suatu proses atau perbuatan yang digunakan guru untuk menyajikan bahan
pelajaran.
(3) Sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya memadai, menginspirasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran, dengan cakupan teoritis tertentu.17
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru.18
Pendekatan saintifik memberi pedoman kepada guru untuk mengarahkan
peserta didik agar tetap mandiri dalam mengerjakan tugas serta aktif di dalam
kelas. Kemandirian yang diharapkan adalah mencari tahu berbagai sumber
17
Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses
Implementasi Kurikulum 2013, Ghalia Indonesia, Bogor, 2014, hlm. 32. 18
Ibid. hlm. 34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
infomasi terutama yang berkaitan dengan materi pembelajaran oleh siswa itu
sendiri. Sehingga peserta didik tidak tergantung dari guru.
Dalam pendekatan saintifik terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut.
1) Mengamati (Observing)
Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah adalah pada langkah
pembelajaran mengamati (Observing). Metode observasi adalah salah satu
strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media
asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan
proses belajar19
.
2) Menanya (Questioning)
Langkah ke dua pada pendekatan saintifk adalah menanya. Kegiatan
belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang dipelajari atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).20
Dalam hal ini, siswa
dituntut aktif di dalam kelas, siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan
guru, akan tetapi mencoba menanyakan hal-hal yang tidak dipahami.
Tujuannya, agar siswa mampu memahami pelajaran secara mendalam.
3) Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari
bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan
19
Ibid. hlm. 39. 20
Ibid. hlm. 48.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.21
Informasi tersebut
dapat diperoleh dengan cara siswa tidak berpedoman pada satu sumber buku
saja, akan tetapi mengumpulkan informasi dari berbagai sumber buku yang
masih relevan terhadap pembelajaran yang sedang dipelajarinya. Sehingga,
dengan mengumpulkan informasi ini siswa diharapkan dapat terbekali atas
usaha-usaha yang telah dilakukannya.
4) Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar (Associating)
Mengasosiasi/mengolah informasi/menalar adalah memproses
informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah leluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan22
.
5) Mengomunikasikan Pembelajaran
Pada tahapan ini, diharapkan peserta didik dapat mengomunikasikan
hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam
kelompok maupun secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat
bersama.23
21
Ibid. hlm. 57. 22
Ibid. hlm. 68. 23
Ibid. hlm. 75-76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
6) Membentuk Jejaring (Networking)
Pada tahap ini siswa diharapkan untuk membentuk jejaring pada kelas.
Kegiatan pelajarannya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan bahasa yang baik dan
benar.24
Selain itu, dalam tahap ini sangat membawa dampak positif bagi
siswa. Siswa terbiasa memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan
gagasan-gagasannya, baik selama proses pembelajaran maupun di luar
proses pembelajaran.
b. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah
Kurikulum 2013 sangat menekankan pendekatan saintifik. Pendekatan
saintifik ini sangat perlu diterapkan di dalam pembelajaran sejarah. Sampai
saat ini banyak siswa yang tidak senang dengan pelajaran sejarah. Berbagai
alasan yang diungkapkan oleh siswa atas dasar ketidaksukaannya tersebut
terhadap mata pelajaran sejarah. Ada yang mengatakan bahwa sejarah hanya
hafalan, sejarah hanya masa lalu yang tidak lagi relevan untuk kita pelajari
pada masa sekarang. Hal yang paling mengkhawatirkan lagi ketika masih
terdapat guru mata pelajaran sejarah yang masih menerapkan sistem hafalan
terhadap peserta didik. Tindakan tersebut semakin memberi suatu persepsi
terhadap peserta didik bahwa sejarah itu memang hafalan. Sehingga
24
Ibid. hlm. 77.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mendorong peserta didik bosan, malas untuk mempelajari sejarah secara
serius.
Pendekatan saintifik memberikan hal-hal yang baru dalam proses
pembelajaran sejarah. Hal-hal yang baru yang dimaksud ialah mengamati,
menanya, menalar, mengeksplorasi, jejaring pembelajaran. Pendekatan
saintifik ini dapat meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam memahami
pelajaran sejarah.
6. Prestasi Belajar Sejarah
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).25
Belajar adalah suatu aktivitas
atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.26
Belajar dapat
dinyatakan sebagai perubahan atau usaha seseorang untuk memperoleh sesuatu
yang belum diketahui sebelumnya, sehingga dengan belajar ia dapat
mengetatahuinya secara mendalam berdasarkan usaha-usaha yang dilakukannya.
Jadi, prestasi belajar yaitu keberhasilan dari penguasaan siswa terhadap
pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan oleh prestasi siswa melalui nilai
angka yang diberikan oleh guru.
25
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, Balai Pustaka, hlm. 14. 26
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm. 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
7. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah
Paul Suparno dalam bukunya “Filsafat Konstruktivisme Dalam
Pendidikan”, mengemukakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi
(bentukan) kita sendiri.27
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa pengetahuan
seseorang dapat diperoleh melalui pengalaman yang ia peroleh setiap hari.
Semakin banyak seseorang memperoleh pengalaman, maka pengetahuannya
semakin banyak pula. Jadi, melalui pengalaman tersebut sangat menunjang
pengetahuan seseorang.
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif seseorang berdasarkan pengalaman. Menurut
konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar, tetapi dikonstruksi
dari dalam diri seseorang. Pendapat ini menekankan pengertian bahwa
pengetahuan berasal dari luar, tetapi setelah seseorang mendapatkan pengetahuan
tersebut maka dikonstruksinya kembali dari dalam dirinya.
Teori lain mengemukakan konstruktivisme adalah proses pembelajaran
yang menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan
produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang
bermakna. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta, konsep, dan kaidah yang siap
dipraktikannya. Manusia harus mengkonstruksikannya terlebih dahulu
pengetahuan itu dan memberikan makna melalui pengalaman nyata. Dalam
konstruktivisme terdapat hal-hal di antaranya : (1) belajar berarti menyediakan
27
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan,Kanisius, Yogyakarta, 1997, hlm. 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kondisi agar memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya,
(2) kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengkonstruksi pengetahuan, bukan
menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta
didik. Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru,
menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang efektif
agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuan. (3) belajar
adalah proses aktif mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman alami
maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari
makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai
dengan kerangka berpikir yang dimiliki.28
Konstruktivisme dapat mendukung proses pembelajaran untuk tercapainya
tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan konstruktivisme memiliki prinsip-
prinsip antara lain : (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan
pada proses pembelajaran terletak pada siswa, (3) mengajar adalah membantu
siswa belajar, (4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil
akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, (6) guru adalah fasilitator.29
Dari paparan tersebut dapat kita menarik suatu kesimpulan bahwa melalui teori
konstruktivisme di dalam proses pembelajaran di kelas, menuntun siswa untuk
terlibat secara aktif selama proses pembelajaran sehingga tidak menimbulkan
sikap kaku atau pasif dari diri siswa itu sendiri, dan guru berperan sebagai
fasilitator untuk membantu siswa dalam belajar.
28
Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses
Implementasi Kurikulum 2013, Ghalia Indonesia, Bogor, 2014, hlm. 270. 29
Paul Suparno, op.cit. hlm. 73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. Implementasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah
Konstruktivisme menekankan bagaimana manusia membangun
pengetahuan diri sendiri melalui pengalaman-pengalaman. Pengetahuan yang
dimaksud yaitu pengetahuan yang dibangun secara aktif, efektif, mandiri,
sehingga menumbuhkan jiwa kemandirian dari diri manusia.
Berdasarkan faham konstruktivisme, dalam proses belajar mengajar, guru
tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk
yang serba sempurna. Dengan kata lain, pesera didik harus membangun suatu
pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing-masing. Pembelajaran
adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri. Pola pembinaan ilmu pengetahuan
di sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan oleh
peserta didik sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan.
Fikiran peserta didik tidak akan menghadapi kenyataan dalam bentuk yang
terasing dalam lingkungan sekitar. Realita yang diketahui peserta didik adalah
realita yang dia bina sendiri. Peserta didik sebenarnya telah mempunyai satu set
idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap lingkungan
mereka. Untuk membantu peserta didik dalam membina konsep atau pengetahuan
baru, guru harus memperkirakan struktur kognitif yang ada pada mereka. Apabila
pengetahuan baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebagian daripada
pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu
pengetahuan dapat dibina.30
30
Y. R. Subakti, Paradigma Pembelajaran Sejarah, https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/
Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJA
RAH%20YR%20Subakti.pdf (diunduh pada hari Senin, 30 November 2015, pukul 15 : 40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
8. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.31
Pada hakikatnya
pembelajaran kooperatif sama halnya dengan kerja kelompok. Maka tidak
mengherankan jika terdapat para guru yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu
yang unik dalam cooperative learning karena mereka beranggapan bahwa
pembelajaran cooperative learning dalam bentuk kelompok sering diterapkan di
dalam kelas, sehingga sudah tidak asing lagi. Namun, tidak semua kerja kelompok
dikatakan cooperative learning, seperti dikatakan Abdulhak bahwa pembelajaran
kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga
dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.32
Menurut pendapat Lie A., bahwa model pembelajaran kooperatif tidak
sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dalam
pembelajaran dalam cooperative learning yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model
cooperative learning dengan benar-benar akan memungkinkan pendidik
mengelola kelas dengan lebih fektif.33
Berdasarkan pernyataan Abdulhak dan Lie
A, telah memberikan suatu pencerahan bahwa cooperative learning bukanlah
31
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 202. 32
Abdulhak, Komunikasi Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi dalam Peningkatan Kualitas
dan Efektivitas Pembelajaran, UPI, Bandung, 2001, hlm. 19-20. 33
Lie A., Cooverativel Learning, Grasindo, Jakarta, 2002, hlm. 29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
bentuk kerja kelompok yang memiliki taraf sederhana, akan tetapi bentuk kerja
kelompok yang mengutamakan proses antara peserta belajar serta memiliki tujuan
untuk mewujudkan pemahaman bersama antara peserta belajar.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem
pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama
dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif
dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih
dari sekedar belajar kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur
dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif di
antara anggota kelompok. Pada dasarnya kooperative learning mengandung
pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau
membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja
sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Adapun ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah kerja sama, diskusi,
berbagi pendapat dan pengetahuan, mengambil giliran, bertanya, dan aktif
mengikuti diskusi.
9. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
Model pembelajaran sangat penting terutama dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran sangat berperan terhadap jalannya proses pembelajaran,
dengan kata lain model pembelajaran memberikan pedoman kepada guru untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mengajar di kelas agar pembelajaran tetap diterapkan secara terstruktur dan juga
memberikan arahan terhadap peserta didik untuk menjalankan tugasnya sebagai
peserta didik.
Berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar
mengajar, salah satunya adalah model pembelajaran Student Teams Achievem ent
Division (STAD). Model pembelajaran adalah pola pembelajaran yang dijadikan
sebagai contoh dan acuan oleh guru sebagai pendidik profesional dalam
merancang pembelajaran yang hendak difasilitasinya. Sebagai sebuah pola
pembelajaran, model tersebut memiliki berbagai tahapan-tahapan kegiatan dalam
merancang pembelajaran.34
Menurut Slavin, model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para
guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.35
Selain itu juga sangat
mudah diadaptasi serta telah digunakan dalam ilmu pengetahuan sosial, ilmu
pengetahuan alam, dan banyak subjek lainnya. 36
Strategi pelaksanaan aktivitas model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
2. Guru menyajikan pelajaran.
34
N. A. Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran Menuju
Pencapaian Kompetensi, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 35. 35
H. Tukiran Taniredja, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, Alfabeta, Bandung,
2014, hlm. 64. 36
S. Sharan, Handbook of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran untuk
Mengacu Keberhasilan Siswa di Kelas (diterjemahkan oleh Sigit Prawoto), Imperium,
Yogyakarta, 2009, hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan
pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Kesimpulan.37
Dari langkah-langkah model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) di atas, dapat kita ketahui bahwa siswa dituntut bekerja sama
dalam kelompok. Selain itu, pada model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) terdapat unsur sosialnya, di mana siswa dituntut
untuk saling menghargai, saling mendorong antara satu dengan lainnya untuk
memahami materi atau tugas-tugas pelajaran.
Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
memiliki kelebihan yaitu siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-norma kelompok, siswa aktif membantu dan
memotivasi semangat untuk berhasil bersama, aktif berperan sebagai tutor sebaya
untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, interaksi antarsiswa seiring
dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat, meningkatkan
kecakapan individu, meningkatkan kecakapan kelompok, tidak bersifat
kompetitif, tidak memiliki rasa dendam. Selain kelebihan-kelebihan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), terdapat pula
kekurangan yaitu kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang,
membutuhkan waktu yang lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target
kurikulum.
37
Taniredja H., dkk. op. cit., hlm. 103.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
B. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dalam penelitian ini diambil dari:
Kompetensi Dasar:
3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan
pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti
yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
Materi pokok dalam pembelajaran adalah Islamisasi dan Silang Budaya di
Nusantara. Dalam materi tersebut, khususnya membahahas “Proses Islamisasi di Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Papua dan Nusa Tenggara”, serta “Jaringan
Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam, Proses
Integrasi Nusantara”.
Pada materi tersebut tidak memiliki syarat tertentu.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan ini digunakan untuk mendukung penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti. Maka dalam penelitian yang relevan ini dipilih
sesuai dengan apa yang menjadi variabel-variabel yang ada pada judul penelitian
ini. Penelitian yang relevan ini juga dapat dijadikan acuan peneliti dalam
menentukan bagaimana ke depannya penelitian ini akan dilaksanakan. Dalam hal
ini, peneliti mengambil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Helen Lidia
Wati Endang mahasiswa Universitas Sanata Dharma dengan judul Peningkatan
Keaktifan dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswi Kelas XI Bahasa
SMA Santa Maria Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
prestasi belajar sejarah siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD). Dari rata-rata awal 52,90 pada
siklus pertama meningkat menjadi 71,44 atau 25,95%, kemudian pada siklus
kedua mengalami peningkatan menjadi 80,57% atau 11,33%.
D. Kerangka Berpikir
Pembelajaran dirancang untuk mengaktifkan siswa, bukan mengaktifkan
guru untuk ceramah di kelas. Pembelajaran sangat bermakna jika yang
diutamakan adalah keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Dalam hal ini,
lebih menekankan keaktifan siswa sekaligus sebagai tanggung jawab siswa untuk
berperan aktif dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam pembelajaran.
Selain itu, sebagai pendidik juga dituntut untuk berperan sebagai fasilitator bagi
siswa. Guru diharapkan selalu memantau siswa selama pembelajaran serta
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut,
sangat jelas bahwa siswa dituntut untuk lebih aktif dari pada guru. Guru hanya
sebagai fasilitator. Artinya, guru berperan untuk mendampingi, menuntun,
memantau, mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran.
Penjelasan tersebut di atas, menekankan peranan guru dan peranan siswa
dalam pembelajaran. Siswa harus terlibat langsung dalam pembelajaran serta
siswa diharapkan dapat menganalisis masalah dan kemudian memecahkan
masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran. Agar peranan guru dan
peranan siswa dapat tercapai, maka guru perlu menggunakan model pembelajaran
yang tepat. Selain itu, guru harus mampu menumbuhkan minat dalam diri siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
karena dengan adanya minat dalam diri siswa tersebut akan mendorong siswa
untuk menyukai mata pelajaran sejarah.
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model
pembelajaran yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu
sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Dalam
pembelajaran, menuntut siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, saling
membantu antara satu dengan lainnya. Siswa juga berusaha untuk meningkatkan
pemahamannya terhadap materi pembelajaran sekaligus untuk meningkatan
kecakapan individu dan kelompok. Pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) menuntut siswa untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran yang memiliki dampak positif terhadap
minat dan prestasi belajar sejarah siswa.
Bagan I: Proses Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi
Belajar Sejarah Siswa
Pembelajaran
Sejarah
Model
pembelajaran
Student s
Achievement
Division
(STAD)
Proses pembelajaran:
- Keaktifan siswa dalam
kelompok
- Siswa menganalisa
masalah dalam
pembelajaran
- Siswa dapat memecahkan
masalah dalam
pembelajaran
Meningkatkan minat
dan prestasi belajar
sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Hipotesis Tindakan
1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan minat belajar
sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta.
2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar
sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang
diaplikasikan dalam proses pembelajaran di kelas dengan tujuan memperbaiki
praktik pembelajaran di kelas.38
Penelitian tindakan kelas ini pertama kali
dikembangkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yaitu prosedur penelitian
tindakan kelas dengan empat langkah berikut: (1) perencanaan tindakan (planing),
pelaksanaan tindakan (acting) observasi (observing), dan refleksi (reflecting)
dalam bentuk siklus.39
Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk
kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu
situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a)
praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-
praktik tersebut, dan (c) situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.40
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan
nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara
guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan
menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru; peningkatan kualitas
praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus mengingat masyarakat
38
Saur Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidik dan
Keilmuwan, Erlangga, Jakarta, 2014, hlm. 20 39
Idem, hlm. 20 40
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
berkembang secara cepat; peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai
melalui peningkatan proses pembelajaran; sebagai alat traning in-service, yang
memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan
analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya; peningkatan mutu hasil
pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan
mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar
siswa.41
Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk membantu guru
memperbaiki mutu pelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan
rasa percaya diri guru, dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya.42
McNiif (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK
adalah perbaikan dan peningkatan. Jika tujuan utama PTK adalah perbaikan dan
peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar
mengajar maka dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif
dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus PTK
terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik,
kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi apakah tindakan-tindakan evalusi
itu dapat digunakan untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang sedang
dihadapi oleh pendidik atau tidak.43
Penelitian tindakan kelas ini sangat bermanfaat bagi peneliti terutama
untuk mengembangkan keprofesionalisme peneliti sebagai calon guru di masa
41
Ibid, hlm. 64 42
Wijaya Kusumah, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Indeks, Jakarta, 2010, hlm. 14 43
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta, 2015,
hlm. 197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
yang akan datang. Melalui penelitian tindakan kelas ini, membekali peneliti
sebagai calon guru serta dapat mengembangkan dan meningkatkan mutu
pendidikan di masa yang akan datang.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta untuk mata pelajaran sejarah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016 di semester 2,
yaitu pada bulan April sampai bulan Mei 2016. Penentuan waktu ini berdasarkan
kalender akademik dari sekolah dan juga mengikuti kebijakan dari sekolah dan
guru mata pelajaran sejarah. Penentuan waktu ini sangat penting karena penelitian
tindakan kelas ini memerlukan dua siklus yang membutuhkan proses
pembelajaran yang efektif di kelas.
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X Teknik
Pemesinan A yang berjumlah 32 orang.
D. Obyek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
sejarah siswa dengan materi “Proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, Papua, Nusa Tenggara, Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan
Perkembangan Budaya Islam, dan Proses Integrasi Nusantara”.
E. Variabel-variabel Penelitian
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel
bebas dan variabel terikat
Variabel bebas (X) : model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD).
Variabel terikat (Y) : - prestasi belajar sejarah
- minat belajar sejarah
F. Definisi Operasional
Berikut ini merupakan definisi operasional yang peneliti ambil, antara lain
sebagai berikut:
1. Minat adalah suatu kecenderungan yang tetap untuk menaruh perhatian serta
menyukai beberapa kegiatan atau bahan ajar tertentu.44
2. Belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan
peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-
pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan.45
Adapun ciri khas belajar ialah telah terjadi suatu perubahan pada orang yang
44
Suyono dan Hariyanto, op.cit, hlm. 177 45
Mulyati, Psikologi Belajar, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2005, hlm. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
belajar, dia mengalami perubahan dari belum tahu menjadi tahu, baik di
bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.46
3. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya). Dalam hal ini hasil yang dicapai adalah nilai angka dalam proses
pembelajaran.
4. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran
yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan
sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Adapun ciri-ciri
pembelajaran kooperatif yaitu kerja sama, keterlibatan dalam diskusi,
menanggapi pendapat teman, mengambil giliran, bertanya, mengemukakan
pendapat, dan menghargai pendapat teman.
5. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran
yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain
untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.
G. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi awal kelas
sebelum menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) maupun setelah menerapkan model pembelajaran tersebut.
46
Winkel W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1983, hlm. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan
siswa, baik sebelum dimulainya pembelajaran maupun sesudah pembelajaran
berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa antara
sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung.
3. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan
keberhasilan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD).
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan mudah dalam memperoleh data tersebut.47
Ada beberapa
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Instrumen Pra Penelitian
Instrumen pra penelitian terdiri dari:
a. Lembar observasi siswa berupa lembar pengamatan kegiatan belajar siswa
selama pembelajaran berlangsung dan lembar skala sikap untuk mengetahui
tingkat minat belajar siswa.
47
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
b. Tes (Pre-tes)
Tes prestasi digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik sebelum
penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
2. Instrumen Pelaksanaan Penelitian
a. Tahap Penelitian
1) Rencana pelaksanaan pembelajaran
RPP digunakan untuk merancang hal-hal yang dilakukan dalam pembelajaran
dan untuk merancang model pembelajaran yang ingin diterapkan.
b. Tahap Tindakan dan Observasi
1) Tes
Tes prestasi ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah
penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
2) Tes kerja siswa
Lembar kerja digunakan untuk memberikan tugas siswa dalam kelompok
diskusi.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati kegiatan belajar siswa selama
pembelajaran berlangsung. Pengamatan tersebut dibantu dengan menggunakan
instrumen observasi kegiatan belajar siswa.
d. Tahap Refleksi
Refleksi ini digunakan untuk merefleksikan hal-hal yang terjadi saat siklus I
dan siklus II selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
e. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran sejarah dan beberapa
peserta didik yang telah ditunjuk oleh peneliti.
f. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1) Validitas
Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat sahihnya sebuah tes.
Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam
arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria.48
Untuk mengetahui
tingkat validitas atas uji coba instrumen maka peneliti menggunakan rumus
korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu:
( )( )
√* ( ) + * ( ) +
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yangdikorelasikan
N = jumlah peserta tes
Σxy = jumlah X dengan Y
X2 = kuadrat dari X
Y2 = kuadrat dari Y
Untuk mengetahui besar taraf signifikansi butir soal digunakan rumus49
:
√
√
Keterangan:
t = taraf signifikan
r = korelasi skor item dengan skor total
n = jumlah butir item
48
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta,
2013, hlm. 65 49
Nana Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 2002, hlm. 380
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Setelah didapat taraf signifikannya, kemudian dikonsultasikan pada tabel t
signifikan.50
2) Reliabilitas
Reliabilitas berhubunga dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah,
perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.51
Reliabilitas soal tes menggunakan rumus:
⁄⁄
( ⁄⁄
Keterangan:
⁄⁄
= korelasi antara skor-skor setiap belahan
r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
Menghitung validitas dan reliabilitas, peneliti menggunakan SPSS Statistics
20. Untuk mengetahui hasil validitas dan reliabilitas siklus I dan siklus II, lihat
halaman 186 sampai 197.
50
Ibid, hlm, 491 51
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta,
2013, hlm. 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
I. Desain Penelitian
Desain Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Bagan II: Siklus Penelitian52
J. Analisis Data
Setelah pengumpulan data, hal yang perlu dilakukan adalah analisis data.
Analisis data tersebut memiliki peranan yang penting dalam penelitian tindakan
kelas. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan teknik analisis deskriptif
52
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas,
Aditya Media, Yogyakarta, 2010, hlm. 17
Perencanaan
Tindakan I
Refleksi I Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan I
Refleksi II
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Pengamatan II
Minat dan prestasi
belajar sejarah
meningkat
Permasalahan
baru hasil refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dan teknik analisis komparatif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk data
kualitatif yaitu dengan mengungkapkan kelemahan dan kelebihan proses
pembelajaran dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Teknik komparatif digunakan
untuk data kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil dari pra siklus, siklus I,
dan siklus II. Pada saat pengambilan data di lapangan melalui observasi tentang
proses pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis mengenai hal
yang diamati seperti situasi dan kondisi di kelas, cara guru mengajar, interaksi
antara siswa, interaksi guru dengan siswa dan sebagainya.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan pada data observasi kegiatan belajar, minat
dan prestasi belajar siswa. Data observasi kegiatan belajar, minat dan prestasi
belajar siswa dianalisis menggunakan PAP I (Penilaian Acuan Patakan I).53
a. Data observasi kegiatan siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2
Depok Sleman Yogyakarta
Untuk mengetahui tingkat kegiatan belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta, maka data kegiatan belajar siswa dianalisis dengan
menggunakan PAP I. Kegiatan belajar siswa merupakan salah satu bagian dalam
penilaian, karena melalui kegiatan belajar siswa dapat menunjang peningkatan
minat dan prestasi belajar sejarah siswa. Hal yang diamati berupa on task dan off
task. On task meliputi memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting,
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, kerja sama dalam kelompok, aktif
53
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hlm.
67.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mengikuti diskusi, mengambil giliran, mengemukakan pendapat, memperhatikan
teman yang presentasi, dan menyelesaikan tugas. Sementara off task meliputi
tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di dalam kelas, keluar
masuk kelas, dan tidur di dalam kelas.
1) Menghitung nilai kegiatan belajar siswa
Tabel 1: Penilaian Kegiatan Belajar Siswa
On task
No Aspek yang diamati Jumlah Persentase
1 Memperhatikan guru
2 Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan
4 Siswa menjawab pertanyaan
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok
6 Siswa aktif mengikuti diskusi
7 Mengambil giliran
8 Siswa mengemukakan pendapat
9 Siswa memperhatikan teman yang
presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas
Off task
No Aspek yang diamati Jumlah Persentase
1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran
2 Siswa main handphone
3 Siswa ribut di dalam kelas
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa tidur di dalam kelas
N = Nilai hasil pengamatan
Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2) Tabel analisis tingkat kegiatan belajar siswa
Tabel 2: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I
Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
Tabel 3: Analisis Tingkat Kegiatan Belajar Siswa
No Skala Kegiatan Belajar
Siswa Kriteria Frekuensi Persentase
1 90-100 Sangat Tinggi
2 80-89 Tinggi
3 70-79 Cukup
4 55-64 Kurang
5 0-59 Sangat Kurang
b. Data minat belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta
Dalam penelitian ini, data minat belajar siswa baik keadaan awal sebelum
tindakan, maupun data siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan
Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) sebagaimana yang digunakan dalam
pengukuran prestasi. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data
minat belajar siswa adalah sebagai berikut:
N = Nilai hasil pengamatan
Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang dinilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1) Tabel minat belajar siswa
Untuk mengetahui minat belajar sejarah siswa, peneliti membuat skala
sikap dalam bentuk pernyataan berjumlah 40 butir. Contoh tabel skala sikap
sebagai berikut:
Tabel 4: Contoh Tabel Angket Minat Belajar Siswa
No Pernyataan Pilihan
STS TS RR S SS
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
RR : Ragu-ragu
S : Setuju
S : Sangat Setuju
Untuk lebih jelasnya lihat halaman 138 sampai 141.
2) Menghitung tingkat minat belajar siswa
Adapun cara untuk menentukan tingkat minat belajar siswa yaitu dengan
menggunakan Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) sebagai berikut:54
a) Menentukan skala minat belajar siswa
Tabel 5: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I
Tingkat Minat Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
54
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2010, hlm. 236.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b) Tabel tingkat minat belajar siswa
Tabel 6: Analisis Minat Belajar Sejarah Siswa
No Skala Minat Siswa F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 Sangat Tinggi
2 80-89 Tinggi
3 70-79 Cukup
4 55-64 Kurang
5 0-59 Sangat Kurang
c. Data prestasi belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta
Pada data prestasi belajar siswa, baik kondisi awal sebelum tindakan
maupun siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan Penilaian Acuan
Patokan I (PAP I). Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data
prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
N = Nilai hasil penilaian
Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang dinilai
1) Menghitung tingkat prestasi belajar siswa
Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa baik pada kondisi awal
maupun pada siklus I dan siklus II, peneliti menggunakan Penilaian Acuan
Patokan I (PAP I) dengan KKM 76. Berikut cara untuk menentukan tingkat
prestasi belajar siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
a) Menentukan skala prestasi belajar siswa
Tabel 7: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I
Tingkat Penguasaan Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
b) Tabel tingkat prestasi belajar siswa
Tabel 8: Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No Skala Prestasi Siswa F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 Sangat Tinggi
2 80-89 Tinggi
3 70-79 Cukup
4 55-64 Kurang
5 0-59 Sangat Kurang
2) Menghitung persentase
Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, dapat dilihat melalui
persentase siswa yang mencapai KKM berdasarkan ketentuan dan tidak mencapai
KKM. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
a) Menghitung persentase jumlah siswa mencapai KKM
b) Menghitung persentase jumlah siswa tidak mencapai KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah analisis data yang dilakukan secara deskriptif
yaitu untuk menjelaskan hal-hal apa saja yang diamati.
a. Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung.
b. Kegiatan siklus I dan siklus II yang meliputi tahap perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung
dan tingkat keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) pada pelajaran sejarah.
3. Analisis Komparatif
Pada penelitian ini, analisis komparatif yaitu membandingkan hasil
pengamatan kegiatan belajar, minat belajar dan prestasi belajar siswa antara pra
tindakan dengan pada saat tindakan menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD). Analisis komparatif ini bertujuan untuk
melihat peningkatan kegiatan belajar, minat belajar, dan prestasi belajar siswa
sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
a. Tabel analisis komparatif kegiatan belajar siswa
Tabel 9: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (On task)
No Aspek yang diamati Kegiatan Selisih Keterangan
PP Skl I J % N T Te
1 Memperhatikan guru
2
Siswa mencatat hal-hal penting
pada saat pembelajaran sejarah
berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan
4 Siswa menjawab pertanyaan
5 Siswa bekerja sama dalam
kelompok
6 Siswa aktif mengikuti diskusi
7 Mengambil giliran
8 Siswa mengemukakan pendapat
9 Siswa memperhatikan teman
yang presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (Off task)
No Aspek yang diamati Kegiatan Selisih Keterangan
PP Skl I J % N T Te
1 Siswa tidak memperhatikan
pembelajaran
2 Siswa main handphone
3 Siswa ribut di dalam kelas
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa tidur di dalam kelas
Keterangan:
PP : Pra Penelitian
Skl I : Siklus I
J : Jumlah
% : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Tabel analisis komparatif minat belajar siswa
Tabel 10: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa
No Nama
Siswa
Minat Selisih Keterangan
PP Skl I J % N T Te
1 ABW
2 ASPP
3 AIZ
4 AAP
5 AM
Tabel 11: Perbandingan Minat Belajar Siswa
No Skala
Minat
Kriteria
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
f % Rata-
rata f %
Rata-
rata f %
Rata-
rata
1 90 - 100 Sangat
Tinggi
2 80 - 89 Tinggi
3 70 - 79 Cukup
4 60 - 69 Kurang
5 0 - 59 Sangat
Kurang
Jumlah
c. Tabel analisis komparatif prestasi belajar siswa
Tabel 12: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa
No Nama
Siswa
Prestasi Selisih Keterangan
PP Skl I J % N T Te
1 ABW
2 ASPP
3 AIZ
4 AAP
5 AM
Keterangan:
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 13: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Keterangan Pra Penelitian Siklus I Siklus II
Rata-rata
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Tuntas
Tidak tuntas
Tabel 14: Perbandingan Prestasi Belajar Siswa
No Skala
Minat Kriteria
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
f % Rata-
rata f %
Rata-
rata f %
Rata-
rata
1 90 -
100
Sangat
Tinggi
2 80 -
89 Tinggi
3 70 -
79 Cukup
4 60 -
69 Kurang
5 0 - 59 Sangat
Kurang
Jumlah
K. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Dalam proses Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus
dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),
pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection). Adapun prosedur
pelaksanaannya diuraikan sebagai berikut:
1. Pra Siklus
a. Permintaan Izin
Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Depok dan Dekan
FKIP Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
b. Observasi
Observasi dilakukan di kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2
Depok Sleman Yogyakarta dengan jumlah siswa yang digunakan untuk
memperoleh hasil belajar siswa sebelum melaksanakan penelitian dan mengetahui
model pembelajaran serta media yang digunakan oleh guru dalam melakukan
proses pembelajaran di dalam kelas sebelum peneliti menerapkan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
c. Menyusun Silabus
Peneliti tidak menyusun silabus karena kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum 2013
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP disusun sebanyak tiga kali dalam dua siklus.
e. Mempersiapkan Media Pembelajaran
Media yang digunakan peneliti adalah power point, LCD, papan tulis.
f. Menyiapkan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen meliputi soal test,
lembar pengamatan kegiatan belajar, angket minat belajar, lembar diskusi dan
lembar observasi wawancara.
2. Rencana Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses
pengkajian dalam 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, mengamati (observasi),
dan refleksi. Tahap-tahap ini diterapkan di setiap siklus, dan siklus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dijalankan minimal dua siklus. PTK ini masih bisa dilanjutkan ke tahap siklus
berikutnya jika hasilnya belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
a. Siklus I
1) Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti menyusun semua instrumen yang dibutuhkan
untuk melakukan penelitian, seperti perangkat pembelajaran yang dibutuhkan saat
melakukan penelitian.
2) Tindakan
Setelah melakukan perencanaan, peneliti melaksanakan tindakan
penelitian di kelas. Dalam pelaksanaan tindakan, pertama peneliti menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi pengantar, membagi
kelompok, memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok, setiap kelompok
mendiskusikan pertanyaan yang telah diberikan, siswa mempresentasikan hasil
diskusi, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya dan
memberikan tanggapan, kesimpulan.
3) Pengamatan (Observasi)
Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa dengan
menggunakan instrumen observasi. Hal yang diamati meliputi on task dan off
task. On task meliputi siswa memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting,
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, kerja sama dalam kelompok, aktif
mengikuti diskusi, mengambil giliran, mengemukakan pendapat, memperhatikan
teman yang presentasi, dan menyelesaikan tugas. Sementara off task meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di dalam kelas, keluar
masuk kelas, dan tidur di dalam kelas.
4) Refleksi
Untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran, maka peneliti
memberikan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Hasil dari tes tersebut, peneliti membuat rencana untuk perbaikan pada siklus
kedua dan menganalisis apa saja yang perlu ditingkatkan pada siklus kedua.
b. Siklus II
Tahap-tahap dalam siklus kedua ini pada dasarnya sama dengan tahap
yang dilakukan pada siklus pertama. Hanya saja tindakan pada siklus dua ini
ditentukan berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus satu.
1) Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama dan merupakan rencana tindakan selanjutnya pada siklus kedua.
2) Tindakan
Peneliti mengimplementasikan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi
pada siklus pertama.
3) Pengamatan
Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran
model Student Teams Achievement Division (STAD).
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
L. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai
tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam
melakukan perbaikan mutu proses pembelajaran di dalam kelas. Berikut tabel
indikator keberhasilan minat dan prestasi belajar siswa yaitu:
Tabel 15: Indikator keberhasilan minat dan prestasi belajar
Variabel Keadaan Awal Siklus I Siklus II
Minat 64,10 70 80
Prestasi 59,97 75 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta kelas
X Teknik Pemesinan A pada mata pelajaran sejarah yang dilaksanakan sebanyak
dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 April 2016 dan 26 April 2016,
sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2016. Pelaksanaan siklus
II, hanya satu kali pertemuan dikarenakan banyak kegiatan kelas X Teknik
Pemesinan A yang dilakukan di luar sekolah pada hari dan jam mata pelajaran
sejarah, dan juga jadwal UAS yang diundurkan oleh pihak sekolah. Sebelum
melaksanakan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi
terhadap aktivitas siswa di dalam kelas selama proses pembelajaran sejarah
berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi awal aktivitas siswa
pada kelas X Teknik Pemesinan A. Kegiatan pra penelitian dilakukan pada
tanggal 22 Maret 2016 pada jam 14.00-13.30 WIB. Hasil observasi pra penelitian
dan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
pada siklus I dan siklus II akan diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi Pra Penelitian
Observasi pra penelitian dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pada jam
14.00-15.30 WIB (pada jam sembilan dan sepuluh) sesuai dengan jam pelajaran
sejarah di kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta. Guru mata pelajaran sejarah adalah ibu Dra. Catarina Setyawati M.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Adapun jumlah siswa kelas X Teknik Pemesinan A secara keseluruhan berjumlah
32.
Pada jam mata pelajaran sejarah, siswa tidak langsung masuk ke dalam
ruangan, tetapi perlu menunggu kelas lain keluar dari ruangan tersebut. Setelah
kelas lain keluar, siswa kelas X Teknik Pemesinan A masuk ke ruangan dan
disusul oleh ibu Catarina. Sebelum pelajaran dimulai, ibu Catarina menyapa
siswa. Ibu Catarina kemudian menanyakan kehadiran siswa dan meminta
membuka dan membaca LKS, sambil menunggu siswa membaca LKS ibu
Catarina mempersiapkan media pembelajaran. Pada awal pembelajaran dimulai,
terdapat siswa yang mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru,
memperhatikan penjelasan guru. Namun, terdapat juga siswa yang sibuk sendiri,
main handphone, dan juga ngobrol dengan teman. Pada saat guru menjelaskan,
guru bertanya kepada siswa berkaitan dengan materi pembelajaran untuk
mengetahui sejauh mana siswa memahami penjelasan yang baru saja
disampaikan, terdapat dua orang siswa yang menjawab pertanyaan dari ibu
Catarina.
Setelah menjelaskan materi, guru memberikan tugas dalam bentuk
kelompok terdiri dari 6 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. Pada saat guru
membagi kelompok, terdapat siswa yang terlihat semangat juga terdapat yang
malas-malasan. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, terdapat siswa yang aktif
juga pasif dalam mengerjakan tugas kelompok, terdapat juga siswa yang keluar
kelas namun minta izin kepada guru mata pelajaran terlebih dahulu. Pada saat
presentasi, hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan dan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tanggapan kepada kelompok yang presentasi, namun sebagian besar siswa
mendengarkan kelompok yang presentasi. Untuk selengkapnya, hasil observasi
kegiatan belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dapat
dilihat pada tabel berikut:
a. Keadaan Awal Kegiatan Belajar Sejarah Siswa
Tabel 16: Hasil Observasi Pra Penelitian Terhadap Kegiatan Belajar Sejarah
Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A
On task
No Aspek yang diamati Jumlah Persentase
1 Memperhatikan guru 27 84,375%
2 Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung 7 21,875%
3 Siswa mengajukan pertanyaan 3 9,375%
4 Siswa menjawab pertanyaan 2 6,25%
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok 23 71,875%
6 Siswa aktif mengikuti diskusi 19 59,375%
7 Mengambil giliran 12 37,5%
8 Siswa mengemukakan pendapat 8 25%
9 Siswa memperhatikan teman yang
presentasi 26 81,25%
10 Siswa menyelesaikan tugas 29 90,625%
Off task
No Aspek yang diamati Jumlah Persentase
1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran 5 15,625%
2 Siswa main handphone 3 9,375%
3 Siswa ribut di dalam kelas 7 21,875%
4 Siswa keluar masuk kelas 4 12,5%
5 Siswa tidur di dalam kelas 2 6,25%
Tabel 16 di atas merupakan hasil observasi sebelum melakukan tindakan
penelitian. Dari hasil observasi pra penelitian menunjukkan bahwa 27 siswa atau
84,27% memperhatikan guru, 7 orang atau 21,87% mencatat hal-hal penting, 3
orang atau 9,37% mengajukan pertanyaan, 2 orang atau 6,25% menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pertanyaan, 23 orang atau 71,87% bekerja sama dalam kelompok, 19 orang atau
59,37% aktif mengikuti diskusi, 12 orang atau 37,5% mengambil giliran, 8 orang
atau 25% mengemukakan pendapat, 26 orang atau 81,25% memperhatikan teman
yang presentasi, dan 29 orang atau 90,62% menyelesaikan tugas. Dari hasil
observasi tersebut, kegiatan belajar siswa yang paling menonjol adalah siswa
menyelesaikan tugas, memperhatikan guru, memperhatikan teman yang
presentasi, dan bekerja sama dalam kelompok.
Di sisi lain, 5 siswa atau 15,62% tidak memperhatikan pembelajaran, 3
orang atau 9,37% main handphone, 7 orang atau 21,87% ribut di dalam kelas, 4
orang atau 12,5% keluar masuk kelas, dan 2 orang atau 6,25% tidur di dalam
kelas. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh jam pembelajaran sejarah
yang dijadwalkan sore hari. Perlu diketahui bahwa di semester genap tahun ajaran
2015-2016 setiap hari Selasa sebelum jam pelajaran sejarah, siswa kelas X Teknik
Pemesinan A praktek di ruang khusus jurusan teknik pemesinan. Dari kegiatan
belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A sebelum pembelajaran sejarah pada
sore hari, sudah barang tentu dapat menguras tenaga dan pikiran sehingga
keinginan untuk belajar pada saat jam pelajaran sejarah pun di sore hari sangat
kurang. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kegiatan belajar
siswa kelas X Teknik Pemesinan A sebelum penerapan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) masih tergolong rendah.
b. Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa
Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba angket minat untuk
mengetahui keadaan awal minat belajar sejarah siswa. Hasil angket minat belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sejarah siswa dapat dilihat pada tabel (terlampir). Untuk mengetahui keadaan awal
minat belajar sejarah siswa, peneliti menggunakan angket minat belajar sejarah
siswa (hasil uji coba kuesioner terlampir). Angket minat belajar siswa sebagai
berikut:
Tabel 17: Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa
No Nama Siswa Skor ST T C K SK
1 ABW 62,5
√
2 ASPP 62,5
√
3 AIZ 68
√
4 AAP 56 √
5 AM 63 √
6 APS 64
√
7 AP 65,5 √
8 AR 61
√
9 AADS 64 √
10 AW 66 √
11 AA 65,5 √
12 BAA 63,5
√
13 DP 72,5 √
14 DZ 71,5 √
15 DIH 70 √
16 DK 55 √
17 DR 66,5 √
18 DHCN 63
√
19 DAA 80,5 √
20 DK 53,5 √
21 DJNA 56,5 √
22 ENA 65,5
√
23 ES 69,5
√
24 FM 58,5
√
25 FYKK 60 √
26 FF 66 √
27 FS 60
√
28 GSP 63
√
29 HRD 66 √
Jumlah 1859 0 1 3 20 5
Persentase 0% 3,44% 10,34% 68,96% 17,24%
Tertinggi 80,5
Terendah 53,5
Rata-rata 64,10
Berdasarkan tabel 17 di atas, menunjukkan bahwa minat awal belajar
sejarah peserta didik berada pada kategori sangat tinggi adalah 0 atau 0%, kategori
tinggi 1 orang atau 3,44%, kategori cukup 3 orang atau 10,34%, kategori kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
20 orang atau 68,96%, dan kategori sangat kurang 5 orang atau 17,24%, dengan
nilai rata-rata 64,10. Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa minat belajar
sejarah peserta didik masih tergolong rendah. Dari keadaan tersebut, sangat perlu
adanya perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar sejarah
sehingga dapat berpengaruh bagi prestasi belajar sejarah siswa. Untuk lebih jelas,
akan diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 18: Skala Minat
Tingkat Minat Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
Tabel 19: Persentase Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa
No Minat Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 0 0% Sangat Tinggi
64,10
2 80-89 1 4% Tinggi
3 70-79 3 10% Cukup
4 55-64 20 69% Kurang
5 0-59 5 17% Sangat Kurang
Diagram I: Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa
0% 4%
10%
69%
17%
Diagram Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
c. Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Selain melakukan observasi terhadap kegiatan belajar siswa selama
pembelajaran sejarah berlangsung, peneliti juga mengambil prestasi siswa pra
penelitian yang diambil dari hasil UTS semester genap. Data prestasi belajar
tersebut diperoleh berdasarkan pembelajaran sejarah yang dilakukan oleh guru
mata pelajaran sejarah serta sebelum pembelajaran sejarah dengan menggunakan
model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Hasil Ujian
Tengah Semester tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi
belajar siswa setelah melakukan penelitian dari siklus I ke siklus II. KKM yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 76. Hasil ulangan tengah semester yang diperoleh
siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta
yaitu sebagai berikut:
Tabel 20: Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No Nama
Siswa Nilai
Ketuntasan Kriteria
Ya Tidak ST T C K SK
1 AS 63 √ √
2 ABW 79 √ √
3 ASPP 54 √ √
4 AIZ 64 √ √
5 AAP 64 √ √
6 AM 72 √ √
7 APS 59 √ √
8 AP 45 √ √
9 AR 59 √ √
10 AADS 53 √ √
11 AW 63 √ √
12 AA 48 √ √
13 BAA 60 √ √
14 DP 65 √ √
15 DZ 51 √ √
16 DIH 70 √ √
17 DK 64 √ √
18 DR 51 √ √
19 DHCN 66 √ √
20 DAS 59 √ √
21 DAA 65 √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
22 DK 60 √ √
23 DJNA 64 √ √
24 ENA 61 √ √
25 ES 77 √ √
26 FM 60 √ √
27 FYKK 59 √ √
28 FF 56 √ √
29 FS 53 √ √
30 GDP 52 √ √
31 GSP 54 √ √
32 HRD 43 √ √
Jumlah 1913 2 30 0 0 4 13 15
Persentase 6,25% 93,75% 0% 0% 12,50% 40,62% 46,88%
Tertinggi 79
Terendah 43
Rata-rata 59,78
Berdasarkan tabel 20 di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa
kelas X Teknik Pemesinan A sebelum penerapan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) menunjukkan bahwa siswa yang nilainya
mencapai KKM berjumlah 2 orang atau 6,25%, sedangkan yang memperoleh nilai
di bawah KKM berjumlah 30 orang atau 93,75%. Rata-rata nilai peserta didik
adalah 59,781 dengan nilai tertinggi 79 dan nilai terendah 43. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas X Teknik Pemesinan A nilai
pelajaran sejarah berada di bawah KKM. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan
untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Berikut ini hasil uji
kategorisasi berdasarkan keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa ditunjukkan
pada tabel berikut:
Tabel 21: Skala Prestasi
Tingkat Penguasaan Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 22: Persentase Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No Prestasi Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 0 0 Sangat Tinggi
59,78
2 80-89 0 0 Tinggi
3 70-79 4 12% Cukup
4 55-64 13 41% Kurang
5 0-59 15 47% Sangat Kurang
Diagram II: Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan pada tanggal 12
April dan 26 April 2016 pada pukul 14.00-15.30 WIB. Pada pertemuan pertama
tanggal 12 April, dari 32 siswa, jumlah siswa yang hadir 31 orang dan pertemuan
kedua tanggal 26 April siswa hadir semua. Materi pembelajaran tentang “Proses
Islamisasi di Jawa dan Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua,
Nusa Tenggara”. Pada pertemuan pertama, materi yang dibahas tentang “Proses
Islamisasi di Jawa”. Pada pertemuan kedua, materi yang dibahas tentang “Proses
Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara” berikut
ini diuraikan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) pada siklus pertama:
0% 0%
12%
41%
47%
Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
a. Perencanaan Siklus I
Pada tahap ini, peneliti melakukan penyusunan tindakan berupa perangkat
pembelajaran. Adapun langkah-langkah persiapan dan perencanaannya adalah
sebagai berikut:
1) Peneliti membuat perangkat pembelajaran yang mencakup rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, dan media
pembelajaran. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat
pembelajaran:
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam RPP berisikan tentang langkah-langkah proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD). Peneliti menyusun RPP dengan mengkonsultasikan
kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran sejarah. RPP dibuat
tiap siklus. Lihat lampiran.
b) Materi pembelajaran
Materi pembelajaran mencakup Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram,
Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon. Standar kompetensi dalam materi
ini diambil dari 3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
c) Media pembelajaran
Pada media pembelajaran peneliti mempersiapkan powerpoint yang berisi
poin-poin materi pembelajaran, peta, dan gambar-gambar yang berkaitan
dengan proses Islamisasi di Jawa.
d) Observasi Kegiatan Belajar siswa
Peneliti menyusun instrumen observasi kegiatan siswa selama proses
pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD). Untuk mengobservasi kegiatan
belajar siswa, peneliti dibantu teman. Berikut ini tabel observasi kegiatan
belajar siswa:
Tabel 23: Observasi Kegiatan Belajar Siswa
On task
No Aspek yang diamati Jumlah Persentase
1 Memperhatikan guru
2 Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan
4 Siswa menjawab pertanyaan
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok
6 Siswa aktif mengikuti diskusi
7 Mengambil giliran
8 Siswa mengemukakan pendapat
9 Siswa memperhatikan teman yang
presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas
Off task
No Aspek yang diamati Jumlah Persentase
1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran
2 Siswa main handphone
3 Siswa ribut di dalam kelas
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa tidur di dalam kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Cara memperoleh persentase kegiatan belajar siswa sebagai berikut:
b. Tindakan Siklus I
Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan mengacu pada RPP yang telah dibuat
peneliti dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD). Pada siklus I tindakan dilakukan sebanyak dua kali.
Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus
pertama:
1) Tindakan Pertemuan Pertama
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) pada tindakan pertama dilakukan
pada hari Selasa, 12 April 2016 pada pukul 14.00-15.30 WIB. Materi yang
dibahas pada tindakan pertemuan pertama ini adalah proses Islamisasi di Jawa.
Pertemuan pertama diawali dengan peneliti mengucapkan salam serta
menanyakan kabar siswa. Selanjutnya, peneliti menanyakan kehadiran siswa
dalam bentuk presensi. Pada kegiatan awal, peneliti melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa terkait dengan materi yang telah dipelajari
satu minggu yang lalu dan materi yang akan dipelajari hari ini. Setelah itu peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan secara singkat tentang materi
proses Islamisasi di Jawa. Setelah peneliti menjelaskan materi pembelajaran,
peneliti menugaskan siswa dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 5-6
orang. Setelah setiap kelompok berdiskusi dalam menjawab pertanyaan, masing-
masing siswa dalam kelompok bertanggung jawab untuk mempresentasikan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
diskusi di depan kelas. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sesama
peneliti mengamati kegiatan siswa. Sebelum pelajaran berakhir, peneliti bersama
siswa menarik kesimpulan terkait materi yang telah dipelajari serta menemukan
nilai-nilai kehidupan yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung.
2) Tindakan Pertemuan Kedua
Tindakan kedua pada siklus pertama dilaksanakan pada 26 April 2016,
hari dan jam yang sama dengan pertemuan pertama. Materi yang dipelajari pada
tindakan kedua ini adalah Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Papua dan Nusa Tenggara. Tindakan yang dilakukan pada pertemuan kedua
sebagian besar hampir sama dengan pertemuan pertama, tetapi pada pertemuan
kedua ini peneliti mencoba melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil
evaluasi pada pertemuan pertama. Dalam hal ini, hal-hal yang kurang pada
pertemuan pertama diperbaiki pada pertemuan kedua, sehingga diharapkan terjadi
peningkatan mutu pembelajaran jika dibandingkan dengan pertemuan pertama.
Pada awal pembelajaran, peneliti memberikan salam dan menanyakan
keadaan siswa. Pada pertemuan kedua ini, siswa tidak ada yang absen. Peneliti
memberikan apersepsi berkaitan materi yang telah dipelajari sebelumnya, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan secara garis besar materi tentang
Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara,
kemudian siswa dibagi dalam kelompok untuk mendiskusikan permasalahan
dalam bentuk soal yang telah dipesiapkan peneliti. Selama diskusi siswa di dalam
kelompok telihat aktif dalam memecahkan masalah yang ada di kelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
siswa saling mengungkapkan pendapat dalam memecahkan masalah. Setelah
selesai diskusi, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya secara bergantian. Sementara kelompok yang lain mendengarkan,
menanggapi, dan menanyakan hal-hal yang menurut anggota kelompok lain
belum memahami jawaban dari kelompok yang sedang presentasi.
Setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan
kelompok lain menanggapi serta bertanya, peneliti bersama siswa menyimpulkan
serta menemukan nilai-nilai hidup berkaitan dengan pembelajaran hari ini. Pada
saat menyimpulkan terdapat siswa yang aktif dalam menyimpulkan serta
menemukan nilai-nilai dari pembelajaran yang baru saja berlangsung, dan terdapat
juga siswa yang sibuk sendiri mengemas barang-barangnya untuk segera pulang.
Peneliti juga tetap mengingatkan siswa bahwa pertemuan berikutnya adalah
evaluasi dalam bentuk pilihan ganda dan essay, materi yang akan dievaluasi
adalah materi pertemuan pertama dan materi pertemuan kedua.
c. Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I
Observasi kegiatan belajar sejarah siswa dilakukan oleh teman peneliti.
Hasil observasi kegiatan belajar sejarah siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) pada siklus pertama sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 24: Hasil Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I
On task
No Aspek yang diamati Jumlah Presentase
1 Memperhatikan guru 26 83,87%
2 Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung 5 16,12%
3 Siswa mengajukan pertanyaan 2 6,45%
4 Siswa menjawab pertanyaan 3 9,67%
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok 29 93,54%
6 Siswa aktif mengikuti diskusi 24 77,41%
7 Mengambil giliran 10 32,25%
8 Siswa mengemukakan pendapat 5 16,12%
9 Siswa memperhatikan teman yang
presentasi 25 80,64%
10 Siswa menyelesaikan tugas 29 93,54%
Offtask
No Aspek yang diamati Jumlah Presentase
1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran 3 9,67%
2 Siswa main Handphone 5 16,12%
3 Siswa ribut di dalam kelas 7 22,58%
4 Siswa keluar masuk kelas 4 12,90%
5 Siswa tidur di dalam kelas 4 12,90%
Tabel 24 di atas menunjukkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar
siswa selama pembelajaran sejarah berlangsung. Pada siklus pertama, terdapat 26
siswa atau 83,87% memperhatikan guru, 5 orang atau 16,12% mencatat hal-hal
penting, 2 orang atau 6,45% mengajukan pertanyaan, 3 orang atau 9,67%
menjawab pertanyaan, 29 orang atau 93,54% bekerja sama dalam kelompok, 24
orang atau 77,41% aktif mengikuti diskusi, 10 orang atau 32,25% mengambil
giliran, 5 orang atau 16,12% mengemukakan pendapat, 25 orang atau 80,64%
memperhatikan teman yang presentasi, dan 30 orang atau 96,77% menyelesaikan
tugas. Dari hasil observasi tersebut, kegiatan belajar siswa yang paling menonjol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
yaitu siswa menyelesaikan tugas, bekerja sama dalam kelompok, memperhatikan
guru, dan memperhatikan teman yang presentasi.
Di sisi lain terdapat 3 siswa atau 9,6% tidak memperhatikan
pembelajaran, 5 orang atau 16,12% main handphone, 7 orang atau 22,58% ribut
di dalam kelas, 4 orang atau 12,90% keluar masuk kelas, dan 4 orang atau 12,90%
tidur di dalam kelas. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh keadaan
siswa yang merasa lelah karena belajar dari pagi sampai sore hari. Sehingga ketika
siswa merasa bosan dan lelah pada jam pembelajaran sejarah, mereka lebih
memilih mencari kesibukan sendiri dari pada mengikuti pembelajaran.
Dari hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pada siklus pertama siswa masih belum fokus dan aktif
mengikuti proses pembelajaran karena situasi yang membuat siswa tersebut tidak
berkeinginan mengikuti pembelajaran sejarah sebagaimana yang diharapkan. Oleh
karena itu sangat perlu mengadakan perubahan agar siswa tidak berlarut dalam
keadaan yang demikian.
d. Minat Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I
Pada siklus pertama, peneliti mengevaluasi minat belajar sejarah siswa
dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui
minat belajar sejarah siswa dan untuk mengetahui perbandingan antara keadaan
awal minat belajar sejarah siswa sebelum menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) dengan minat belajar sejarah siswa
setelah menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD). Hasil minat belajar sejarah siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 25: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I
No Nama
Siswa Nilai ST T C K SK
1 ABW 81,5 √
2 ASPP 80 √
3 AIZ 74 √
4 AAP 69,5 √
5 AM 74,5 √
6 APS 82 √
7 AP 72 √
8 AR 71,5 √
9 AADS 69,5 √
10 AW 66,5 √
11 AA 72,5 √
12 BAA 82,5 √
13 DP 76,5 √
14 DZ 74 √
15 DIH 73,5 √
16 DK 67,5 √
17 DR 68,5 √
18 DHCN 77,5 √
19 DAA 82,5 √
20 DK 74,5 √
21 DJNA 60,5 √
22 ENA 77,5 √
23 ES 72,5 √
24 FM 60 √
25 FYKK 66,5 √
26 FF 71 √
27 FS 80 √
28 GSP 78,5 √
29 HRD 71,5 √
Jumlah 2128,5 0 6 15 8 0
Persentase 0% 20,68% 51,72% 27,58% 0%
Tertinggi 82,5
Terendah 60
Rata-rata 73,39
Berdasarkan tabel 25 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar sejarah
peserta didik pada siklus pertama berada pada kategori sangat tinggi adalah 0 atau
0%, kategori tinggi 6 orang atau 21%, kategori cukup 17 orang atau 58%, kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kurang 6 orang atau 21%, dan kategori sangat kurang 0 atau 0%, dengan nilai
rata-rata 73,39655. Untuk lebih jelas, akan diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 26: Skala Minat
Tingkat Minat Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
Tabel 27: Persentase Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I
No Minat Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 0 0% Sangat Tinggi
73,39
2 80-89 6 21% Tinggi
3 70-79 17 58% Cukup
4 60-69 6 21% Kurang
5 0-59 0 0% Sangat Kurang
Diagram III: Minat Belajar Sejarah Siswa
e. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I
Prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2
Depok Sleman Yogyakarta diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan
ganda dan soal essay yang dilakukan setelah penerapan model pembelajaran
0%
21%
58%
21%
0%
Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Student Teams Achievement Division (STAD pada siklus pertama. Prestasi belajar
sejarah siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 28: Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No Nama
Siswa Nilai
Ketuntasan Kriteria
Ya Tidak ST T C K SK
1 ABW 82 √ √
2 ASPP 78 √ √
3 AIZ 76 √ √
4 AAP 76 √ √
5 AM 80 √ √
6 APS 76 √ √
7 AP 76 √ √
8 AR 76 √ √
9 AADS 82 √ √
10 AW 74 √ √
11 AA 72 √ √
12 BAA 70 √ √
13 DP 76 √ √
14 DZ 64 √ √
15 DIH 66 √ √
16 DK 80 √ √
17 DR 78 √ √
18 DHCN 80 √ √
19 DAA 78 √ √
20 DK 64 √ √
21 DJNA 82 √ √
22 ENA 78 √ √
23 ES 80 √ √
24 FM 76 √ √
25 FYKK 78 √ √
26 FF 72 √ √
27 FS 80 √ √
28 GSP 72 √ √
29 HRD 74 √ √
Jumlah 2196 20 9 0 8 18 3 0
Persentase 68,97% 31,03% 0% 27,58% 62,06% 10,34% 0%
Tertinggi 82
Terendah 64
Rata-rata 75,72
Berdasarkan tabel 28 di atas, prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik
Pemesinan A setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) pada siklus pertama menunjukkan bahwa siswa yang nilainya
mencapai KKM berjumlah 20 orang atau 68,96%, sedangkan siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 9 orang atau 31,03%. Rata-rata nilai
siswa adalah 75,72 dengan nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 64. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik
Pemesinan A sudah cukup baik, tetapi masih terdapat siswa yang memperoleh
prestasi rendah. Adapun hasil uji kategorisasi berdasarkan prestasi belajar sejarah
siswa pada siklus pertama ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 29: Skala Prestasi Belajar
Tingkat Penguasaan Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
Tabel 30: Persentase Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I
No Prestasi Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 0 0 Sangat Tinggi
59,78
2 80-89 8 0 Tinggi
3 70-79 18 12% Cukup
4 60-69 3 41% Kurang
5 0-59 0 47% Sangat
Kurang
Diagram IV: Prestasi Belajar Sejarah Siswa
0%
28%
62%
10% 0%
Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
f. Refleksi Siklus I
Refleksi siklus pertama dilakukan terhadap proses pembelajaran, hasil
observasi, minat dan prestasi belajar sejarah siswa berupa hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pada siklus pertama.
Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) pada siklus pertama berjalan dengan baik dan
lancar. Namun, terdapat beberapa hambatan seperti siswa ribut di dalam kelas,
terlihat malas saat diskusi, main handphone, dan manajemen waktu. Dalam
manajemen waktu, biasanya sebelum masuk di ruangan siswa bersama peneliti
menunggu kelas lain selesai baru masuk ruangan, hal tersebut menjadi hambatan
dalam hal penggunaan waktu secara efektif dan efisien. Pada saat diskusi, masih
terdapat siswa yang kurang aktif selama berdinamika di dalam kelompok,
sehingga merasa bahwa ada teman lain yang akan mengerjakan serta
menyelesaikan tugas di dalam kelompok.
Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa.
Dari hasil refleksi, peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus pertama, penerapan
model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) mampu
menunjukkan peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa, namun hasil
yang diperoleh belum maksimal. Secara umum hal tersebut disebabkan oleh
beberapa hal sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
1) Siswa masih pasif di dalam kelompok terutama dalam mengemukakan
pendapat.
2) Siswa masih tergantung dengan teman lain di dalam kelompok dalam
mengerjakan tugas kelompoknya.
3) Siswa masih menganggap sepele tugas kelompok yang diberikan.
Dari hasil refleksi di atas, peneliti tetap berinisiatif untuk melakukan
perubahan terhadap minat dan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan
model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), harapannya
dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus pertama.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Penelitian siklus kedua didasarkan oleh hasil refleksi siklus pertama.
Siklus kedua dilaksanakan sebanyak satu kali, yaitu pada tanggal 10 Mei 2016,
jumlah siswa yang hadir 31 orang. Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus kedua
pada dasarnya sama dengan siklus pertama yakni tahap perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Tahap-tahap pelaksanaan siklus kedua dengan
menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
akan diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan Siklus II
Berdasarkan hasil identifikasi pada siklus pertama, kemudian diadakan
tindakan berikutnya yaitu siklus kedua. Hal-hal yang dipersiapkan pada siklus
kedua hampir sama dengan siklus pertama yakni menyusun perangkat
pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lihat lampiran), materi
pembelajaran, dan media pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Selain mempersiapkan perangkat pembelajaran, peneliti juga
mempersiapkan instrumen observasi kegiatan belajar peserta didik selama proses
pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD). Untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa,
peneliti dibantu teman.
b. Tindakan Siklus II
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua sama dengan tindakan
yang dilaksanakan pada siklus pertama. Namun, pelaksanaan tindakan siklus
kedua ini hanya satu kali pertemuan dikarenakan pada hari mata pelajaran sejarah
ada kegiatan peserta didik yang diadakan di luar sekolah, dan juga Ujian Akhir
Semester terjadi perubahan, sehingga tidak ada waktu untuk melaksanakan
tindakan siklus kedua ini sebanyak dua kali pertemuan.
Pelaksanaan tindakan siklus kedua ini pada hari Selasa, 10 Mei 2016 pukul
14.00-15.30 WIB. Materi pembelajaran pada tindakan siklus kedua adalah tentang
Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan perkembangan budaya Islam, dan
Proses Integrasi. Pelaksanaan tindakan siklus kedua, peneliti menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, mengecek
kebersihan kelas, mengecek kehadiran siswa. Pada tindakan siklus kedua ini,
terdapat 1 siswa tidak hadir. Selanjutnya, peneliti melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan berkaitan materi yang telah dipelajari sebelumnya,
peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan secara singkat
materi pada tindakan siklus pertama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Setelah menjelaskan materi pembelajaran secara garis besar, peneliti
membagi siswa dalam kelompok, tugas kelompok ditayangkan melalui slide
powerpoint serta setiap kelompok mendapatkan tugas yang harus didiskusikan
dalam kelompok masing-masing. Setelah diskusi dalam kelompok, masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian.
Selama proses pembelajaran berlangsung terutama di dalam kelompok
masing-masing, siswa terlihat aktif untuk mengerjakan tugas kelompok. Siswa di
dalam kelompok saling mengungkapkan pendapat untuk menjawab pertanyaan
yang menjadi tanggung jawab bersama dalam kelompok. Pada bagian penutup,
peneliti meminta siswa menarik kesimpulan serta menemukan nilai-nilai yang
diperoleh selama pembelajaran berlangsung, baik yang berkaitan dengan materi
pembelajaran maupun pada kegiatan diskusi. Setelah beberapa siswa
menyimpulkan dan menemukan nilai-nilai, peneliti memberikan penguatan atas
kesimpulan dan nilai-nilai yang telah siswa sampaikan.
c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Observasi kegiatan belajar sejarah siswa dilakukan oleh teman peneliti.
Hasil observasi kegiatan belajar sejarah siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) pada siklus pertama sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 31: Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II
On task
No Aspek yang diamati Jumlah Persentase
1 Memperhatikan guru 29 96,66%
2 Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung 13 43,33%
3 Siswa mengajukan pertanyaan 9 30%
4 Siswa menjawab pertanyaan 8 26,66%
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok 29 96,66%
6 Siswa aktif mengikuti diskusi 29 96,66%
7 Mengambil giliran 17 56,66%
8 Siswa mengemukakan pendapat 11 36,66%
9 Siswa memperhatikan teman yang
presentasi 28 93,33%
10 Siswa menyelesaikan tugas 29 96,66%
Off task
No Aspek yang diamati Jumlah Persentase
1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran 0 0%
2 Siswa main handphone 2 6,66%
3 Siswa ribut di dalam kelas 0 0%
4 Siswa keluar masuk kelas 0 0%
5 Siswa tidur di dalam kelas 1 3,33%
Tabel 31 di atas menunjukkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar
siswa selama pembelajaran sejarah berlangsung. Pada siklus kedua, terdapat 29
siswa atau 96,66% memperhatikan guru, 13 orang atau 43,33% mencatat hal-hal
penting, 9 orang atau 30% mengajukan pertanyaan, 8 orang atau 26,66 menjawab
pertanyaan, 29 orang atau 96,66% bekerja sama dalam kelompok, 29 orang atau
96,66% aktif mengikuti diskusi, 17 orang atau 56,66% mengambil giliran, 11
oarng atau 36,66% mengemukakan pendapat, 28 orang atau 93,33% siswa
memperhatikan teman yang presentasi, dan 29 orang atau 96,66% menyelesaikan
tugas. Dari observasi tersebut menunjukkan kegiatan belajar siswa yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menonjol adalah siswa memperhatikan guru, bekerja sama dalam kelompok, aktif
mengikuti diskusi, menyelesaikan tugas, memperhatikan teman yang presentasi,
dan aspek yang diamati lainnya juga mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan kegiatan belajar siswa pada pra penelitian dan siklus pertama. Peningkatan
tersebut kemungkinan disebabkan oleh siswa semakin sadar betapa pentingnya
belajar sejarah, dan juga perubahan-perubahan cara mengajar berdasarkan refleksi
dari siklus pertama.
Di sisi lain, 2 orang atau 6,66% main handphone, dan 1 orang atau 3,33%
tidur di dalam kelas. Sementara siswa tidak memperhatikan pembelajaran, ribut di
dalam kelas, dan keluar masuk kelas mengalami peningkatan yang signifikan. Hal
tersebut disebabkan oleh keinginan siswa untuk mengikuti pembelajaran sejarah
dengan sungguh-sungguh. Selain itu, juga disebabkan oleh perubahan cara
mengajar sebagai wujud perbaikan pada siklus kedua.
Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar sejarah siswa di atas,
dapat disimpulkan bahwa pada siklus kedua siswa aktif mengikuti pembelajaran
sejarah, baik pada saat peneliti bertanya, maupun pada saat berdinamika dalam
kelompok. Siswa juga aktif bertanya serta mengungkapkan pendapat terutama
pada kelompok yang presentasi. Jadi, kegiatan belajar siswa di dalam kelas sangat
menunjang ketercapaian peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada
siklus kedua ini.
d. Minat Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II
Pada siklus kedua, peneliti mengevaluasi minat belajar sejarah siswa
dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
peningkatan antara minat belajar sejarah siswa pada siklus pertama dengan minat
belajar sejarah pada siklus kedua menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD). Minat belajar sejarah siswa pada siklus
kedua dapat dilihat pada tebel berikut:
Tabel 32: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II
No Nama
Siswa Nilai ST T C K SK
1 ABW 85,5 √
2 ASPP 82,5 √
3 AIZ 76,5 √
4 AAP 91,5 √
5 AM 76,5 √
6 APS 93,5 √
7 AP 75 √
8 AR 71,5 √
9 AADS 71 √
10 AW 82 √
11 AA 74 √
12 BAA 83,5 √
13 DP 81 √
14 DZ 82 √
15 DIH 82,5 √
16 DK 68,5 √
17 DR 71,5 √
18 DHCN 80,5 √
19 DAA 84,5 √
20 DK 84 √
21 DJNA 81 √
22 ENA 81 √
23 ES 83 √
24 FM 82 √
25 FYKK 80,5 √
26 FF 82 √
27 FS 82,5 √
28 GSP 80 √
29 HRD 73 √
Jumlah 2322,5 2 18 8 1 0
Persentase 7% 62,00% 28,00% 3,00% 0%
Tertinggi 93,5
Terendah 71
Rata-rata 80,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Berdasarkan tabel 32 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar sejarah
peserta didik pada siklus kedua berada pada kategori sangat tinggi adalah 2 atau
7%, kategori tinggi 18 atau 62%, kategori cukup 8 atau 28%, kategori kurang 1
atau 3%, dan kategori sangat kurang 0 atau 0%, dengan nilai rata-rata 80,08.
Untuk lebih jelas, akan diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 33: Skala Minat
Tingkat Minat Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
Tabel 34: Persentase Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II
No Minat Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 2 7% Sangat Tinggi
80,08
2 80-89 18 62% Tinggi
3 70-79 8 28% Cukup
4 60-69 1 3% Kurang
5 0-59 0 0% Sangat Kurang
Diagram V: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II
7%
62%
28%
3% 0%
Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
e. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II
Prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2
Depok Sleman Yogyakarta diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan
ganda dan soal essay yang dilakukan setelah penerapan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD pada siklus kedua. Prestasi belajar
sejarah siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 35: Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
No Nama
Siswa Nilai
Ketuntasan ST T C K SK
Ya Tidak
1 ABW 94 √ √
2 ASPP 92 √ √
3 AIZ 78 √ √
4 AAP 86 √ √
5 AM 94 √ √
6 APS 74 √ √
7 AP 86 √ √
8 AR 78 √ √
9 AADS 84 √ √
10 AW 78 √ √
11 AA 88 √ √
12 BAA 80 √ √
13 DP 88 √ √
14 DZ 70 √ √
15 DIH 88 √ √
16 DK 86 √ √
17 DR 80 √ √
18 DHCN 82 √ √
19 DAA 86 √ √
20 DK 72 √ √
21 DJNA 88 √ √
22 ENA 86 √ √
23 ES 76 √ √
24 FM 88 √ √
25 FYKK 90 √ √
26 FF 80 √ √
27 FS 80 √ √
28 GSP 72 √ √
29 HRD 80 √ √
Jumlah 2404 25 4 4 17 8 0 0
Persentase 86,21% 13,79% 13,80% 58,62% 27,58% 0% 0%
Tertinggi 94
Terendah 70
Rata-rata 82,89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Berdasarkan tabel 35 di atas, prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik
Pemesinan A dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) pada siklus kedua menunjukkan bahwa siswa yang
nilainya mencapai KKM berjumlah 25 orang atau 86,206%, sedangkan siswa
yang memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 4 orang atau 13,793%. Rata-
rata nilai peserta didik adalah 82,8966 dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah
70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa
kelas X Teknik Pemesinan A sudah baik, di mana prestasi belajar sejarah siswa
pada siklus kedua terjadi peningkatan bila dibandingkan dari hasil prestasi siklus
pertama. Adapun hasil uji kategorisasi berdasarkan prestasi belajar sejarah siswa
pada siklus kedua ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 36: Skala Prestasi Belajar
Tingkat Penguasaan Kriteria
90% - 100% Sangat Tinggi
80% - 89% Tinggi
70% - 79% Cukup
60% - 69% Kurang
0% - 59% Sangat Kurang
Tabel 37: Persentase Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
No Prestasi Belajar F Frek. Relatif % Kriteria Rata-rata
1 90-100 4 14% Sangat Tinggi
82,89
2 80-89 17 59% Tinggi
3 70-79 8 27% Cukup
4 60-69 0 0 Kurang
5 0-59 0 0 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Diagram VI: Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
f. Refleksi Siklus II
Pada siklus kedua juga dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran,
hasil observasi, minat dan prestasi belajar sejarah siswa berupa hasil belajar
dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pada siklus
kedua. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berjalan dengan
lancar serta mendapatkan hasil yang baik. Namun, pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) tidak lepas dari kekurangan-kekurangan.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan pemahaman,
minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus kedua. Selama pembelajaran
berlangsung siswa aktif bertanya, menjawab pertanyaan, diskusi, dan
menyelesaikan tugas. Berikut, akan disajikan hasil wawancara peneliti kepada
14%
59%
27%
0% 0%
Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
beberapa siswa berkaitan pelaksanaan pembelaajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) antara lain:
Tabel 38: Hasil Wawancara Kepada Siswa Berdasarkan Pelaksanaan Model
Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
No Uraian Komentar
1
Bagaimana pendapat Anda mengenai model
pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) yang telah dilaksanakan?
Dapat mempererat kerja
sama dan saling
berpendapat tentang apa
yang sudah diketahui dan
juga dari sumber lain.
2 Apakah Anda memahami materi yang
diberikan?
Saya cukup memahami
karena tidak hanya
dijelaskan tetapi juga
diberi tugas.
3 Apakah Anda senang belajar dalam
kelompok?
Ya. Saya senang karena
lebih tahu karakter antar
teman.
4 Apakah Anda aktif selama pembelajaran
sejarah berlangsung?
Ya. Menurut saya cukup
aktif karena ikut
berpartisipasi dalam
memberikan jawaban
juga ikut presentasi.
5 Apakah Anda aktif selama diskusi?
Ya, cukup aktif karena itu
merupakan tugas untuk
diselesaikan secara
diskusi juga dibutuhkan
partisipasi antar peserta.
6
Apakah Anda senang terhadap mata pelajaran
sejarah dengan menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD)?
Ya. Saya senang karena
juga dituntut untuk kerja
sama dalam kelompok.
7 Apakah Anda senang ketika teman-teman
mempresentasikan hasil diskusi?
Ya. Saya senang karena
saya juga tidak hanya
dituntut untuk tahu tetapi
juga dituntut untuk
menghargai teman yang
presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
8
Bagaimana tanggapan Anda sebelum dan
sesudah penerapan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division
(STAD)?
Sebelumnya saya kurang
bekerja sama, tetapi
setelahnya saya mampu
bekerja sama dan
mengungkapkan
pendapat.
Dari hasil wawancara kepada siswa tersebut, siswa lebih memahami
pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD). Selain itu, kerja sama dan saling menghargai antar
siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD).
B. Komparasi Kegiatan Belajar, Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta
1. Komparasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa
Untuk melihat kegiatan belajar sejarah siswa sebelum dan setelah
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD), peneliti melakukan analisis komparatif
terhadap kegiatan belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparatif kegiatan belajar
sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
a. Hasil Komparatif Kegiatan Belajar Sejarah Siswa antara Pra Siklus
dengan Siklus I
Tabel 39: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa antara Pra Siklus
dengan Siklus I
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (On task)
No Aspek yang diamati Kegiatan Selisih Keterangan
PP Skl I J % N T Te
1 Memperhatikan guru 27 26 1 3,12% √
2
Siswa mencatat hal-hal penting
pada saat pembelajaran sejarah
berlangsung
7 5 2 6,25 √
3 Siswa mengajukan pertanyaan 3 2 1 3,12% √
4 Siswa menjawab pertanyaan 2 3 1 3,12% √
5 Siswa bekerja sama dalam
kelompok 23 29 6 18,75% √
6 Siswa aktif mengikuti diskusi 19 24 5 15,62% √
7 Mengambil giliran 12 10 2 6,25% √
8 Siswa mengemukakan pendapat 8 5 3 9,37% √
9 Siswa memperhatikan teman
yang presentasi 26 25 1 3,12% √
10 Siswa menyelesaikan tugas 29 29 0 0% √
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (Off task)
No Aspek yang diamati Kegiatan Selisih Keterangan
PP Skl I J % N T Te
1 Siswa tidak memperhatikan
pembelajaran 5 3 2 6,25% √
2 Siswa main handphone 3 5 2 6,25% √
3 Siswa ribut di dalam kelas 7 7 0 0% √
4 Siswa keluar masuk kelas 4 4 0 0% √
5 Siswa tidur di dalam kelas 2 4 2 6,25% √
Keterangan:
PP : Pra Penelitian
SKLI : Siklus I
J : Jumlah
% : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Berdasarkan tabel 39 di atas, menunjukkan hasil komparasi kegiatan
belajar sejarah siswa antara pra siklus dengan siklus pertama dari on task,
menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam hal siswa memperhatikan guru,
mencatat hal-hal penting, mengajukan pertanyaan, mengambil giliran,
mengemukakan pendapat, memperhatikan teman yang presentasi, sedangkan
dalam hal menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti
diskusi, dan menyelesaikan tugas menunjukkan peningkatan. Sementara hasil
komparasi kegiatan belajar sejarah siswa antara pra siklus dengan siklus pertama
dari off task menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam hal siswa tidak
memperhatikan pembelajaran, sedangkan dalam hal main handphone, ribut di
dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas menunjukkan
peningkatan.
Dari hasil komparasi kegiatan belajar siswa tersebut dapat disimpulkan
bahwa antara pra siklus dengan siklus pertama terjadi peningkatan dalam hal
positif dan penurunan dalam hal negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
b. Hasil Komparatif Kegiatan Belajar Sejarah Siswa antara Siklus I dengan
Siklus II
Tabel 40: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa antara Siklus I
dengan Siklus II
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (On task)
No Aspek yang diamati
Kegiatan Selisih Keterangan
Skl
I
Skl
II J % N T Te
1 Memperhatikan guru 26 29 3 9,37% √
2
Siswa mencatat hal-hal penting
pada saat pembelajaran sejarah
berlangsung
5 13 8 25% √
3 Siswa mengajukan pertanyaan 2 9 7 21,87% √
4 Siswa menjawab pertanyaan 3 8 5 15,62% √
5 Siswa bekerja sama dalam
kelompok 29 29 0 0,00% √
6 Siswa aktif mengikuti diskusi 24 29 5 15,62% √
7 Mengambil giliran 10 17 7 21,87% √
8 Siswa mengemukakan
pendapat 5 11 6 18,75% √
9 Siswa memperhatikan teman
yang presentasi 25 28 3 9,37% √
10 Siswa menyelesaikan tugas 29 29 0 0% √
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa (Off task)
No Aspek yang diamati Kegiatan Selisih Keterangan
Skl I Skl II J % N T Te
1 Siswa tidak memperhatikan
pembelajaran 3 0 3 9,37% √
2 Siswa main handphone 5 2 3 9,37% √
3 Siswa ribut di dalam kelas 7 0 7 22% √
4 Siswa keluar masuk kelas 4 0 4 13% √
5 Siswa tidur di dalam kelas 4 1 3 9,37% √
Keterangan:
SKLI : Siklus I
SKLII : Siklus II
J : Jumlah
% : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 40 di atas merupakan hasil komparasi kegiatan belajar sejarah siswa
antara siklus pertama dengan siklus kedua. On task menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan dalam hal siswa memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting pada
saat pembelajaran berlangsung, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,
bekerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti diskusi, mengambil giliran,
mengemukakan pendapat, memperhatikan teman yang presentasi, dan
menyelesaikan tugas. Sementara off task menunjukkan bahwa terjadi penurunan
dalam hal siswa tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di
dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas.
Berdasarkan hasil komparasi antara siklus pertama dengan siklus kedua
dalam hal on task menunjukkan peningkatan dan off task menunjukkan
penurunan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peningkatan dalam hal on task dan
penurunan dalam hal off task yang terjadi pada siklus kedua sangat menunjang
terwujudnya peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus
kedua.
2. Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa
Untuk melihat peningkatan minat belajar sejarah siswa sebelum dan
setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD), peneliti melakukan analisis
komparasi terhadap minat belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparasi minat
belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
a. Hasil Komparatif Minat Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan Siklus I
Tabel 41: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan
Siklus I
No Nama
Siswa
Minat Selisih Keterangan
PP Sik I J % N T Te
1 ABW 62,5 81,5 19 19% √
2 ASPP 62,5 82,5 20 20% √
3 AIZ 68 74 6 6% √
4 AAP 56 69,5 13,5 13,5% √
5 AM 63 74,5 11,5 11,5% √
6 APS 64 82 18 18% √
7 AP 65,5 72 6,5 6,5% √
8 AR 61 71,5 10,5 10,5% √
9 AADS 64 69,5 5,5 5,5% √
10 AW 66 66,5 0,5 0,5% √
11 AA 65,5 72,5 7 7% √
12 BAA 63,5 82,5 19 19% √
13 DP 72,5 76,5 4 4% √
14 DZ 71,5 74 2,5 2,5% √
15 DIH 70 73,5 3,5 3,5% √
16 DK 55 67,5 12,5 12,5% √
17 DR 66,5 68,5 2 2 √
18 DHCN 63 77,5 14,5 15% √
19 DAA 80,5 82,5 2 2% √
20 DK 53,5 74,5 21 21% √
21 DJNA 56,5 60,5 4 4% √
22 ENA 65,5 77,5 12 12% √
23 ES 69,5 72,5 3 3% √
24 FM 58,5 60 1,5 1,5% √
25 FYKK 60 66,5 6,5 6,5% √
26 FF 66 71 5 5% √
27 FS 60 80 20 20% √
28 GSP 63 78,5 15,5 15,5% √
29 HRD 66 71,5 5,5 5,5% √
Jumlah 1859 2131 100
Persentase 100%
Rata-rata 64,10 73,48
Tertinggi 80,5 82,5
Terendah 53,5 60
Keterangan:
PP : Pra Penelitian
SikI : Siklus I
J : Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
% : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
Berdasarkan tabel 41 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar siswa
antara pra penelitian dengan siklus pertama mengalami peningkatan baik secara
keseluruhan maupun secara perorangan.
b. Hasil Komparatif Minat Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II
Tabel 42: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara Siklus I dengan
Siklus II
No Nama
Siswa
Minat Selisih Keterangan
Sik I Sik II J % N T Te
1 ABW 81,5 85,5 4 4% √
2 ASPP 82,5 82,5 0 0%
√
3 AIZ 74 76,5 2,5 2,5% √
4 AAP 69,5 91,5 22 22% √
5 AM 74,5 76,5 2 2% √
6 APS 82 93,5 11,5 11,5% √
7 AP 72 75 3 3% √
8 AR 71,5 71,5 0 0% √
9 AADS 69,5 71 1,5 1,5% √
10 AW 66,5 82 15,5 15,5% √
11 AA 72,5 74 1,5 1,5% √
12 BAA 82,5 83,5 1 1% √
13 DP 76,5 81 4,5 4,5% √
14 DZ 74 82 8 8% √
15 DIH 73,5 82,5 9 9% √
16 DK 67,5 68,5 1 1% √
17 DR 68,5 71,5 3 3% √
18 DHCN 77,5 80,5 3 3% √
19 DAA 82,5 84,5 2 2% √
20 DK 74,5 84 9,5 9,5% √
21 DJNA 60,5 81 20,5 20,5% √
22 ENA 77,5 81 3,5 3,5% √
23 ES 72,5 83 10,5 10,5% √
24 FM 60 82 22 22% √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
25 FYKK 66,5 80,5 14 14% √
26 FF 71 82 11 11% √
27 FS 80 82,5 2,5 2,5% √
28 GSP 78,5 80 1,5 1,5% √
29 HRD 71,5 73 1,5 1,5% √
Jumlah 2131 2322,5 27 0 2
Persentase 93,10 0% 6,90%
Rata-rata 73,48 80,08
Tertinggi 82,5 93,5
Terendah 60 71
Keterangan:
SikI : Siklus I
SikII : Siklus II
J : Jumlah
% : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
Tabel 42 di atas, menunjukkan bahwa antara siklus pertama dengan siklus
kedua dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD), minat belajar sejarah siswa secara keseluruhan mengalami
peningkatan. Namun, jika dilihat secara perorangan minat belajar sejarah siswa
mengalami peningkatan juga terdapat siswa yang minatnya cenderung tetap.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat belajar sejarah siswa selama
penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
mengalami peningkatan baik secara keseluruhan maupun secara perorangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 43: Perbandingan Minat Belajar Sejarah Siswa
No Skala
Minat Kriteria
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
f % Rata-
rata f %
Rata-
rata f %
Rata-
rata
1 90-
100
Sangat
Tinggi 0 0%
64,10
0 0%
73,48
2 7%
80,08
2 80-89 Tinggi 1 4% 6 21% 18 62%
3 70-79 Cukup 4 10% 17 58% 8 28%
4 60-69 Kurang 19 69% 6 21% 1 3%
5 0-59 Sangat
Kurang 5 5% 0 0% 0 0%
Jumlah 29 100% 29 100% 29 100%
Grafik I: Data Perbandingan Minat Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus I,
dan Siklus II
3. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Untuk melihat peningkatan prestasi belajar sejarah siswa sebelum dan
setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD), peneliti melakukan analisis
komparasi terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparasi
prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:
0 1
4
19
5
0
6
17
6
0
2
18
8
1 0 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Sangat
Tinggi
Tinggi Cukup Kurang Sangat
Kurang
100 89 79 69 59
Grafik Minat Belajar Siswa
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
a. Hasil Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Pra Penelitian dengan
Siklus I
Tabel 44: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Pra Penelitian
dengan Siklus I
No Nama
Siswa
Prestasi Selisih Keterangan
PP SikI J % N T Te
1 ABW 79 82 3 3,00% √
2 ASPP 54 78 24 24,00% √
3 AIZ 64 76 12 12,00% √
4 AAP 64 76 12 12,00% √
5 AM 72 80 8 8,00% √
6 APS 59 76 17 17,00% √
7 AP 45 76 31 31,00% √
8 AR 59 76 17 17,00% √
9 AADS 53 82 29 29,00% √
10 AW 63 74 11 11,00% √
11 AA 48 72 24 24,00% √
12 BAA 60 70 10 10,00% √
13 DP 65 76 11 11,00% √
14 DZ 51 64 13 13,00% √
15 DIH 70 66 4 4,00%
√
16 DK 64 80 16 16,00% √
17 DR 51 78 27 27% √
18 DHCN 66 80 14 14% √
19 DAA 65 78 13 13% √
20 DK 60 64 4 4,00% √
21 DJNA 64 82 18 18,00% √
22 ENA 61 78 17 17,00% √
23 ES 77 80 3 3,00% √
24 FM 60 76 16 16,00% √
25 FYKK 59 78 19 19,00% √
26 FF 56 72 16 16,00% √
27 FS 53 80 27 27,00% √
28 GSP 54 72 18 18,00% √
29 HRD 43 74 31 31,00% √
Jumlah 1739 2196 28 1
Persentase
96,55% 3,45%
Rata-rata 59,97 75,72
Tertinggi 79 82
Terendah 43 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
b. Hasil Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II
Tabel 45: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Siklus I dengan
Siklus II
No Nama
Siswa
Prestasi Selisih Keterangan
SikI SikII J % N T Te
1 ABW 82 94 12 12,00% √
2 ASPP 78 92 14 14,00% √
3 AIZ 76 78 2 2,00% √
4 AAP 76 86 10 10,00% √
5 AM 80 94 14 14,00% √
6 APS 76 74 2 2,00% √
7 AP 76 86 10 10,00% √
8 AR 76 78 2 2,00% √
9 AADS 82 84 2 2,00% √
10 AW 74 78 4 4,00% √
11 AA 72 88 16 16,00% √
12 BAA 70 80 10 10,00% √
13 DP 76 88 12 12,00% √
14 DZ 64 70 6 6,00% √
15 DIH 66 88 22 22,00% √
16 DK 80 86 6 6,00% √
17 DR 78 80 2 2% √
18 DHCN 80 82 2 2% √
19 DAA 78 86 8 8% √
20 DK 64 72 8 8,00% √
21 DJNA 82 88 6 6,00% √
22 ENA 78 86 8 8,00% √
23 ES 80 76 4 4,00% √
24 FM 76 88 12 12,00% √
25 FYKK 78 90 12 12,00% √
26 FF 72 80 8 8,00% √
27 FS 80 80 0 0,00% √
28 GSP 72 72 0 0,00% √
29 HRD 74 80 6 6,00% √
Jumlah 2196 2404 25 2 2
Persentase
86,20% 6,89% 6,89%
Rata-rata 75,72 82,89
Tertinggi 82 94
Terendah 64 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Berdasarkan hasil analisis komparasi yang tertera di atas, menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik
Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Pada pra penelitian
menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 59,97 dengan nilai tertinggi 79, dan nilai
terendah 43. Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 6,89%, dan
siswa yang nilainya masih di bawah KKM adalah 93,10%.
Setelah penerapan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus pertama
terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
rata-rata siswa adalah 75,72 dengan nilai tertinggi 82, dan nilai terendah 64.
Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 65,51%, dan siswa yang
nilainya masih di bawah KKM adalah 34,48%.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus kedua, juga terjadi
peningkatan prestasi belajar sejarah siswa, nilai rata-rata siswa adalah 82,89
dengan nilai tertinggi 94, dan nilai terendah 70. Persentase siswa yang nilainya
mencapai KKM adalah 86,20%, dan siswa yang nilainya masih di bawah KKM
adalah 13,79%.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) pada pelajaran sejarah, dapat meningkatkan
prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta. Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat
melalui tebel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Tabel 46: Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X Teknik
Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta
Keterangan Pra Penelitian Siklus I Siklus II
Rata-rata 58,78 75,72 82,89
Nilai tertinggi 79 82 94
Nilai terendah 43 64 70
Tuntas 6,25% 68,96% 86,20%
Tidak tuntas 93,75% 31,03% 13,79%
Berdasarkan analisis komparasi prestasi belajar sejarah siswa secara
individu menunjukkan bahwa setelah menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD) pada siklus pertama dan siklus kedua nilai
yang diperoleh mengalami peningkatan dan penurunan. Secara lebih rinci
peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dari data awal sampai siklus kedua
dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 47: Perbandingan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I dan
Siklus II
No Skala
Prestasi Kriteria
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
f % Rata-
rata f %
Rata-
rata f %
Rata-
rata
1 90-100 Sangat
Tinggi 0 0
59,97
0 0
75,72
4 14%
82,90
2 80-89 Tinggi 0 0 8 28% 17 59%
3 70-79 Cukup 4 14% 18 62% 8 27%
4 60-69 Kurang 12 41% 3 10% 0 0
5 0-59 Sangat
Kurang 13 45% 0 0 0 0
Jumlah 29 100% 29 100% 29 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Grafik II: Data Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus
I, dan Siklus II Berdasarkan tabel 47 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
prestasi belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari rata-rata keadaan awal 59,97
pada siklus pertama meningkat menjadi 75,72 dan pada siklus kedua meningkat
menjadi 82,89. Pada keadaan awal dan siklus pertama kategori sangat tinggi
adalah 0 atau 0%, tetapi pada siklus kedua meningkat menjadi 4 atau 14%. Pada
kategori tinggi, keadaan awal adalah 0 atau 0%, tetapi pada siklus pertama
meningkat menjadi 8 atau 28% dan pada siklus kedua meningkat menjadi 17 atau
59%. Pada kategori cukup, keadaan awal adalah 4 atau 14%, siklus pertama 18
atau 62%, dan siklus kedua 8 atau 27%. Pada kategori kurang, keadaan awal
adalah 12 atau 41%, siklus pertama 3 atau 10%, dan siklus kedua 0 atau 0%. Pada
kategori sangat kurang, keadaan awal adalah 13 atau 45%, siklus pertama 0 atau
0%, dan siklus kedua 0 atau 0%.
0 0
4
12 13
0
8
18
3 0
4
17
8
0 0
0
5
10
15
20
25
30
35
Sangat
Tinggi
Tinggi Cukup Kurang Sangat
Kurang
90-100 80-89 70-79 60-69 0-59
Grafik Prestasi Belajar Siswa
Siklus II
Siklus I
Kondisi Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
C. Pembahasan
1. Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa dapat dilihat melalui peningkatan kegiatan belajar
selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan belajar siswa mengalami peningkatan
yang signifikan pada siklus kedua dalam hal positif terutama siswa yang
memperhatikan guru, mencatat, bertanya, menjawab pertanyaan, aktif, mengambil
giliran, mengemukakan pendapat. Sementara dalam hal negatif terjadi penurunan
terutama siswa tidak memperhatikan pembelajaran, ribut di dalam kelas, dan
keluar masuk kelas.
Peningkatan kegiatan belajar siswa tersebut sangat mempengaruhi minat
belajar sejarah siswa karena kegiatan belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung merupakan wujud minat belajar siswa itu sendiri. Pada pra penelitian
nilai rata-rata minat belajar siswa adalah 64,10, sedangkan pada siklus pertama
menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
meningkat menjadi 73,48. Pada siklus kedua rata-rata minat belajar siswa
meningkat menjadi 80,08. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan
minat belajar sejarah siswa. Terjadinya peningkatan minat tersebut karena siswa
sudah paham terhadap langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
bertanya, aktif dalam diskusi, mengemukakan pendapat, mengambil giliran, dan
menyelesaikan tugas. Selain itu, siswa juga tertib di dalam kelas, tidak keluar
masuk kelas, tidak ribut di dalam kelas.
Menurut Rosyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu minat yang berasal dari pembawaan dan
minat yang timbul dari luar.55
Peningkatan minat yang terjadi pada siklus kedua
dapat disebabkan oleh faktor dari dalam siswa dan dari luar diri siswa. Hal
tersebut disebabkan oleh rangsangan yang terjadi dalam diri siswa dan luar diri
siswa. Faktor pendorong peningkatan minat belajar dalam diri siswa tersebut
disebabkan oleh keinginan belajar yang terdapat dalam dirinya untuk aktif
mengikuti pembelajaran. Sementara faktor pendorong di luar diri siswa tersebut
disebabkan oleh cara mengajar yang tidak monoton, dan penerapan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang mengutamakan
kerja sama antara siswa, sehingga dengan terjalinnya kerja sama yang baik antara
siswa yang satu dengan siswa lainnya dapat merangsang keinginan untuk belajar
dan dapat meningkatkan minat belajar siswa tersebut.
2. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada pra
penelitian nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 59,97 meningkat menjadi
75,72 pada siklus pertama. Sementara pada siklus kedua terjadi peningkatan yaitu
82,90. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh
peningkatan kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan
55
Ahmad Susanto, op.cit. hlm. 60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
juga peningkatan minat belajar siswa. Peningkatan kegiatan belajar dan minat
belajar siswa sangat menunjang meningkatnya prestasi belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat disebabkan oleh dua faktor yakni
faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan berasal dari luar diri siswa. Faktor
yang berasal dari dalam diri siswa dapat disebabkan oleh keinginan untuk
mendapatkan nilai dengan berbagai usaha baik melalui buku pelajaran maupun
bertanya kepada guru. Faktor yang berasal dari luar diri siswa dapat disebabkan
oleh dorongan dari orangtua, teman, dan juga model pengajaran guru yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa yakni model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD). Model pembelajaran tersebut mengutamakan
keaktifan siswa baik secara perorangan maupun secara kelompok. Model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang diterapkan
sesuai dengan langkah-langkahnya dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah
siswa. Melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
tersebut dapat merangsang kemampuan berpikir siswa melalui diskusi, karena
melalui diskusi siswa dapat mengemukakan pendapat, mengambil giliran,
bertanya, menyelesaikan tugas. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) secara tepat dan benar serta sesuai
dengan langkah-langkahnya dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar
sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X Teknik
Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A
SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Hal ini dapat ditunjukkan pada
keadaan awal skor rata-rata adalah 64,10, pada siklus pertama meningkat
menjadi 73,48 atau 9,38%, dan pada siklus kedua meningkat menjadi 80,08
atau 6,6%.
2. Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan
A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar sejarah siswa dan jumlah siswa
yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada keadaan awal
nilai rata-rata adalah 59,97, pada siklus pertama meningkat menjadi 75,72, dan
pada siklus kedua meningkat menjadi 82,89. Berdasarkan jumlah siswa yang
memenuhi KKM, pada keadaan awal 2 orang atau 6,25%, meningkat pada
siklus I menjadi 20 orang atau 68,97%, dan meningkat lagi pada siklus II
menjadi 25 orang atau 86,21%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan model Student
Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran baik dari segi proses belajar maupun hasil belajar.
B. Saran
Adapun saran bagi guru dan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian
berikutnya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru perlu mengelola waktu dengan tepat, mengelola kelas secara efektif dan
efisien, dan juga perlu memilih model pembelajaran yang tepat pada
pembelajaran sejarah dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
2. Bagi Peneliti berikutnya
Dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai kajian penelitian
selanjutnya terhadap model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) terhadap variabel yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Daftar Pustaka
Sumber Buku:
Abdulhak. 2001. Komunikasi Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi dalam
Peningkatan Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran. Bandung: UPI
Ahmadi Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, Balai Pustaka, hlm. 14.
Hasan Alwi dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya
Lie A. 2002. Cooverativel Learning. Jakarta: Grasindo
Muhammad Rahman dan Sofan Amri. 2014. Model Pembelajaran “ARIAS”
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction): Terintegratif
Dalam Teori dan Praktik untuk Menunjang Penerapan Kurikulum 2013.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Mulyati. 2005. Psikologi Belajar, Yogyakarta: Penerbit ANDI
Sukardjo M. 2012. Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali
Pers
Nana Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Nyayu Khodijah. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Popham W. James dan Baker Eva L. 2008. Teknik Mengajar Secara Sistematis.
Jakarta: Rineka Cipta
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Saur Tampubolon. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Pendidik dan Keilmuwan. Jakarta: Erlangga
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Bineka
Cipta
Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
------------------------. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Kepala
Sekolah & Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media
-----------------------. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua.
Jakarta: Bumi Aksara
-----------------------. 2015. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi, Jakarta: Bumi
Aksara
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Suparno Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan.Yogyakarta:
Kanisius
Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
------------------------. 2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Sharan S. 2009. Handbook of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan
Pembelajaran untuk Mengacu Keberhasilan Siswa di Kelas
(diterjemahkan oleh Sigit Prawoto). Yogyakarta: Imperium
Tukiran Taniredja H. 2014. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.
Bandung: Alfabeta
Widja I.G. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah dalam Perspektif Pendidikan.
Semarang: Satya Wacana
Wijaya Kusumah. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks
Winkel W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Gramedia
Wiyani N.A. 2014. Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang
Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Zaenal Arifin. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sumber Internet :
Y. R. Subakti, Paradigma PembelajaranSejarah,
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1p
ril2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakt
i.pdf (diunduh pada hari Senin, 30 November 2015, pukul 15 : 40)
Aman, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M.Pd./B-2
5%20 DIMENSI-DIMENSI%20KUALITAS%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH.pdf.
(diunduh, pada hari Senin, 14 Desember 2015, pukul 15.54)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni Juni
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Persiapan
2 Observasi
3 Pelaksanaan
Siklus 1
4 Pelaksanaan
Siklus 2
5 Analisis Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Kelas : X (SEPULUH)
Paket Keahlian : Teknik Pemesinan A
Kompetensi Inti
KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian
dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI-4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
1.1 Memahami nilai-nilai
keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya
1.2 Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan
berbagai sumber energi di
alam 1.3 Mengamalkan nilai-nilai
keimanan sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi
2.2. Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan
3.1 Memahami dan menerapkan
konsep berpikir kronologis (diakronik, sinkronik, ruang
dan waktu dalam sejarah 4.1 Menyajikan informasi
mengenai keterkaitan antara
konsep berpikir kronologis ( diakronik ), sinkronik, ruang
Cara Berfikir Kronologis dan
Sinkronik dalam mempelajari
Sejarah
Cara berfikir kronologis
dalam mempelajari sejarah
Cara berfikir sinkronik dalam
mempelajari sejarah
3.1.1. Menjelaskan
pengertian diakronis
dan sinkronis
3.1.2. Menerapkan
Mengamati:
Membaca buku
teks tentang cara berfikir
kronologis, sinkronik, dan
konsep ruang
Tes
non tes
Tes Lisan
Tes Tulis
penugasan
Tugas:
Membuat
ringkasan laporan dalam
bentuk tulisantentang
cara berfikir
2 jp
Buku Sejarah Indonesia
kelas X.
Buku-buku lainya
Internet (jika tersedia)
Religius
Jujur
Disiplin
Tanggun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
dan waktu dalam sejarah
3.2 Memahami corak kehidupan
masyarakat pada zaman praaksara
3.3 asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia (Proto, Deutero Melayu
Konsep ruang dan waktu
berpikir diakronis
dan sinkronis dalam
memahami dan
merekonstruksi
sejarah yang
dipelajari
dan waktu dalam sejarah.
Menanya:
Menanya dalam
kegia tan diskusi
untuk mendapatkanpen
dalaman
pengertian ten tang cara
berfikir kronologis,
sinkronik, dan
konsep ruang dan waktu
dalam sejarah.
Mengumpulka
n data:
Mengumpulkan infor masi
terkait dengan
pertanyaan mengenai cara
berfikir krono
logis, sinkronik, kon sep ruang
dan waktu dari
sumber tertulis, sumber lainnya
dan atau
internet.
kronologis, sinkronik, ruang
dan waktu
dalam sejarah.
Observasi:
Mengamati kegiatan peserta
didik dalam
proses mengumpulkan
data, analisis data dan
pembuatan
laporan tentang cara berfikir
kronologis,
sinkronik, ruang
dan waktu
dalam sejarah.
Portofolio:
menilai laporan-
laporan dan karya peserta
didik berkaitan
dengan materi
cara berfikir kronologis,
sinkronik, ruang
dan waktu dalam sejarah.
g Jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
dan Melanesoid)
3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi
hasil budaya Praaksara Indonesia
termasuk yang berada di lingkungan terdekat.
4.2 Menyajikan hasil penalaran
mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
dalam bentuk tulisan. 4.3 Menyajikan kesimpulan-
kesimpulan dari informasi mengenai
asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu
dan Melanesoid) dalam bentuk
tulisan. 4.4 Menalar informasi mengenai hasil
budaya Praaksara Indonesia termasuk
yang berada di lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam bentuk
tertulis
Indonesia Zaman Pra aksara:
awal kehi dupan Manusia Indo
nesia.
Awal kehidupan masyarakat Indonesia
Asal-usul nenek Moyang bangsa Indonesia
Kebudayaan zaman praaksara
Mengasosiasi:
Menganalisis
hasil informasi
yang didapat dari sumber
tertulis dan atau
internet untuk menda patkan
kesimpulan tentang cara
berfikir
kronologis dan sin kronik serta
keter kaitan
antara cara berfikir
kronologis, sin
kronik dengan konsep ruang
dan waktu
dalam sejarah.
Mengomunikas
ikan:
Menyajikan
secara tertulis
hasil analisis dan kesimpulan
ten tang cara
berfikir kro nologis dan
sinkronik serta
keterkaitannya dengan konsep
ruang dan waktu
Tes tertulis:
Menilai kemampuan
peserta didik
dalam memahami dan
menerapkan
cara berfikir kronologis,
sinkronik serta keterkaitannya
dengan konsep
ruang dan waktu dalam
sejarah.
Tugas:
Membuat lapo
ran dalam ben tuk tulisan me
ngenai kehidu
pan zaman pra aksara di Indone
sia.
Observasi:
Mengamati kegi
atan peserta di dik dalam pro
ses mengum
pulkan,
Buku Sejarah Indonesia
kelas X.
Buku-buku lainya
Internet (jika tersedia)
Gambar
aktifitas
kehidupan
manusia praaksara
Gambar hasil-hasil
peninggalan
kebudayaan praaksara
Peta penyebaran
nenek moyang
bangsa
Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
3.5Menganalisis berbagai teori
tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia.
3.6 Menganalisis karakteristik
kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-
kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
serta menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini
4.4 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan
kerajaan Hindu-Buddha dengan
menerapkan cara berpikir kronologis,
dan pengaruhnya pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini serta
mengemukakannya dalam bentuk
3.2.1. Menjelaskan
pengertian praaksa
ra
3.2.2. Menjelaskan
proses alam terjadi nya Kepulauan Indo
nesia
3.2.3. Mengiden
tifikasi jenis flora dan fauna di Kepu
lauan Indonesia
3.2.4. Menganalisis
jenis manusia pra-
dalam sejarah.
Mengamati:
Membaca buku teks dan
melihat
gambar-gambar tentang akti
vitas kehidupan ma syarakat
zaman pra
aksara, peta perse baran
asal-usul ne nek
moyang bangsa Indonesia dan
pe ninggalan
hasil kebudayaan
pada zaman
praaksara.
Menanya:
Menanya
melalui ke
giatan diskusi
untuk
tes
tes tertulis
menganalisis data dan mem
buat laporan
tentang kehidu pan zaman pra
aksara di Indo
nesia.
Portofolio:
Menilai laporan-laporan
dan kar ya peserta didik
berkaitan deng
an materi kehi dupan zaman
praaksara di Ind
onesia.
Tes
tertulis/lisan: Menilai
kemampuan peserta didik
dalam
memahami dan menganalisis
tentang
Indonesia pada zaman
praaksara.
8 jp
Religius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
tulisan.
4.5 Menyajikan hasil penalaran
dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang
berkembang pada masa kerajaan
Hindu-Buddha dan masih berkelanjutan dalam kehidupan
bangsa Indonesia pada masa kini.
3.7Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan
berkembangnya agama dan
kebudayaan Islam di Indonesia.
aksara
3.2.5 Menganalisis
corak kehidupan
masyarakat praaksara
3.3.1 Menjelaskan
asal daerah nenek
moyang bangsa
Indonesia
3.3.2 Menganalisis
keterkaitan antara
rumpun bangsa
Proto, Deutero
Melayu dan Melane soid dengan
asal usul nenek
moyang bangsa
Indonesia.
3.4.1 Menganalisis
hasilhasil kebuda
mendapatkan klari fikasi
tentang kehi
dupan masyarakat
zaman
praaksara, persebaran
asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia dan
peninggalan hasil-hasil
kebudayaan
pada zaman praaksara.
Mengeksplora
si:
Mengumpulkan
informasi terkait dengan
pertanyaan
mengenai masyarakat
Indonesia
zaman praaksara
melalui bacaan,
pengamatan terhadap
sumber-sumber
praaksara yang ada di museum
atau
non tes
tes lisan
penugasan
Buku Sejarah Indonesia
kelas X.
Buku-buku lainya
Internet ( jika tersedia)
Gambar hasil-hasil
peninggalan
zaman Hindu-Buddha
Peta letak
kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di
Indonesia
Jujur
Disiplin
Tanggun
g Jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan
dan kebudayaan pada masa kerajaan-
kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang
masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini.
4.7Mengolah informasi mengenai
proses masuk dan perkembangan
kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan
pengaruhnya pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk
tulisan.
4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang
nilai-nilai dan unsur budaya
yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih
berkelanjutan dalam kehidupan
bangsa Indonesia pada masa kini
yaan batu zaman praaksara
3.4.2 Menganalisi
tradisi megalitik
dan
kaitannya dengan
kepercaayaan
masyarakat
3.4.3Mengidentifikasi hasil budaya
pra-aksara yang
sekarang masih
ditemukan di
lingkungannnya
peninggalan-peninggalan
yang ada di
lingkungan terdekat.
Mengasosiasi:
Menganalisis
informasi dan
data-data yang didapat baik
dari bacaan maupun dari
sumber-sumber
lain yang terkait untuk
mendapatkan
kesimpulan
tentang
kehidupan
masyarakat Indonesia pada
zaman
praaksara.
Mengomunika
sikan: Menyajikan secara tertulis
hasil analisis
dan kesimpulan tentang
kehidupan di
Indonesia pada zaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
Indonesia Zaman Hindu-
Buddha: Silang Budaya Lokal
dan Global Tahap Awal
Teori -teori masuk dan berkembangnya Hindu-
Buddha
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Bukti-bukti Kehidupan dan hasil-hasil kebudayaan
pengaruh Hindu-Buddha
yang masih ada pada saat ini
praaksara.
Mengamati:
Membaca buku
teks dan
melihat gambar-gambar
tentang
Indonesia pada zaman Hindu-
Buddha.
Menanya:
Menanya melalui
kegiatan
diskusi untuk menda patkan
klarifikasi
tentang kehidu pan masyarakat
Indonesia pada
zaman Hindu-Buddha.
Mengeksplora
si:
Mengumpulkan
informasi terkait dengan
Buku Sejarah Indonesia
kelas X.
Buku-buku lainya
Internet ( jika tersedia)
Gambar hasil-hasil peninggalan
kerajaan Islam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
pertanya an tentang Indo
nesia pada za
man Hindu-Buddha melalui
bacaan,
internet, pengamatan ter
hadap sumber-sumber sejarah
yang ada di mu
seum dan atau peninggalan-
peninggalan
yang ada di lingkungan
terdekat
Mengasosiasi: Menganalisis
infor masi dan
data-data yang didapat baik
dari bacaan
mau pun dari sumber-sumber
terkait untuk
mendapat kan kesimpulan
tentang
Indonesia pada zaman Hindu-
Bud dha.
Mengomunika
sikan:
Menyajikan
dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
3.5.1. Mengana lisis
berbagai
teori tentang
proses masuk dan
berkembangnya
agama dan
kebudayaan Hindu-
Buddha di
Indonesia
3.5.2 Merumuskan
pendapat tentang
teori yang paling
tepat dari beberapa
teori yang ada
tentang prosesnya
masuk dan
berkembangnya
tulisan hasil analisis dan
kesim pulan
tentang In donesia pada za
man
HinduBuddha.
Mengamati:
Membaca buku teks dan
melihat gambar-gambar
peninggalan
zaman perkemba ngan
kerajaan-
kerajaan Islam
di Indonesia
Menanya:
Menanya
untuk
mendapatkan klarifikasi
tentang
zaman perkembanga
n kerajaan-
kerajaan Islam di
Indonesia.
Mengeksplorasi
tes
non tes
tertulis
lisan
penugasa
n
Tugas:
Membuat laporan dalam
bentuk tulisan
mengenai nilai-nilai dan unsur-
unsur budaya yang
berkembang
pada zaman Hindu-Buddha
yang masih
berkelanjutan dalam
kehidupan
masyarakat Indonesia masa
kini.
Observasi:
Mengamati
kegiatan peserta didik dalam
mengumpulkan,
24 jp
Religius
Jujur
Disiplin
Tanggung Jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
Perkembangan Kerajaan-
Kerajaan Islam di Indonesia
Teori-teori masuk dan
berkembangnya Islam
Kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia
Bukti-bukti Kehidupan dan
hasil-hasil budaya pengaruh
Islam yang masih ada pada saat ini
Hindu-Buddha di
Indonesia
3.6.1 Menjelaskan
perkembangan
kerajaan-kerajaan
zaman Hindu-
Buddha di Indonesia
3.6.2 Menganalisis
kehidupan sosial
ekonomi
masyarakat
zaman Hindu-
Buddha
3.6.3. Menganalisis
perkembangan hasilhasil
kebudayaan
zaman Hindu-
:
Mengumpulkaninformasi
terkait
dengan pertanyaan
dan materi
tentang zaman
perkembangan kerajaan-
kerajaan
Islam di Indonesia
melalui
bacaan, internet,
pengamatan
terhadap sumber-
sumber
sejarah yang ada di
museum dan
atau peninggalan-
peninggalan
yang ada di lingkungan
terdekat.
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi
menganalisis data dan
membuat
laporan tentang kehidupan
masyarakat di
Indonesia pada zaman Hindu-
Buddha
Portofolio:
Menilai laporan-laporan
dan karya
peserta didik berkaitan
dengan materi
kehidupan masyarakat di
Indonesia pada
zaman Hindu-Buddha
Tes
tertulis/lisan:
Menilai
kemampuan peserta didik
dalam
menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
Buddha
3.6.4. Menunjukkan buktibukti
kehidupan dan
hasil budaya Hindu-
Buddha yang masih
ada sampai
sekarang
3.7.1 Menganalisis
berbagai teori
dan data-data yang didapat
baik dari
bacaan maupun dari
sumber-
sumber terkait untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang
zaman perkembanga
n kerajaan-
kerajaan Islam di
Indonesia.
Mengomunikas
ikan:
Melaporkan dalam bentuk
tulisan hasil
analisis dan kesimpulan
tentang
Indonesia pada zaman
perkembangan kerajaan-
kerajaan
Islam.
tentang kehidupan
masyarakat
Indonesia pada zaman Hindu-
Buddha.
Tugas:
Membuat laporan dalam
bentuk tulisan
mengenaiperkembangan
kerajaan-
kerajaan Islam dan hasil-hasil
kebudayaannya
di Indonesia
Observasi:
Mengamati kegiatan peserta
didik dalam
proses mengumpulkan
data, analisis
data dan pembuatan
laporan tentang
perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
tentang proses
masuk dan
berkembangnya
agama dan
kebudayaan Islam Indonesia
3.7.2. Merumus kan
pendapat tentang
teori yang paling tepat dari beberapa
teori yang ada tentang proses
masuk dan
berkembangnya
agama dan kebu
dayaan Islam di
Indonesia
3.8.1. Menjelaskan per kembangan
keraja an-kerajaan
za man Islam di Indo nesia
3.8.2.Menganali sis
kehidupan so sial
ekonomi ma
kerajaan-kerajaan Islam
dan hasil-hasil
kebudayaannya di Indonesia
Portofolio:
Menilai
laporan-laporan dan karya
peserta didik
berkaitan dengann materi
perkembangan
kerajaan-kerajaan Islam
di Indonesia.
Tes
tertulis/lisan:
Menilai
kemampuan
peserta didik dalam
menganalisis
konsep tentang perkembangan
kerajaan-
kerajaan Islam dan hasil-hasil
kebudayaannya
di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pembelajaran
Penilaian Aloka
si
Wakt
u
Sumber Belajar Karakte
r Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen
syarakat zaman
perkembangan
Kerajaan-kerajaan
Islam di Indonesia
3.8.3 Menganalisis
perkembangan hasil-hasil kebuda
yaan zaman Kera
jankerajaan Islam
3.8.4. Menunjukkan
bukti-bukti kehidu
pan dan
hasil budaya Islam
yang masih ada
sampai sekarang
tes
non te
tertulis
tidak
tertulis
24 jp
Religius
Jujur
Disiplin
Tanggun
g Jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Depok Sleman
Program Studi Keahlian : Semua Program Studi Keahlian
Paket Keahlian : Semua Paket Keahlian
Kelas/Semester : X/Genap
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Islamisasi dan Silang Budaya di
Nusantara
Sub Materi Pokok : Kerajaan Islam di Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa
Tenggara, Jaringan Keilmuan di
Nusantara, Akulturasi dan
Perkembangan Budaya Islam, serta
Proses Integrasi Nusantara
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (90 Menit)
Tahun Pelajaran : 2015/2016
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotongroyong, kerja sama, cinta, damai, responsive dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta penerapan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah ilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan
pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-
bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
3.8.1 Menganalisis proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Papua dan Nusa Tenggara, perkembangan tradisi keilmuan Islam
diberbagai kerajaan di Nusantara, makna akulturasi dan bukti-buktinya.
3.8.2 Menganalisis perkembangan Kerajaan-kerajaan Islamisasi di Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, keterkaitan
perkembangan jaringan tradisi keilmuan Islam dengan penyebaran Islam di
Nusantara, perkembangan seni bangunan Islam, seni ukir Islam, aksara dan
seni sastra, kesenian, dan kalender.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur
budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan
dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kin
4.8.1 Membuat laporan dalam bentuk tulisan mengenai perkembangan Kerajaan-
kerajaan Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan
Nusa Tenggara, keterkaitan perkembangan jaringan tradisi keilmuan Islam
dengan penyebaran Islam di Nusantara, perkembangan seni bangunan
Islam, seni ukir Islam, aksara dan seni sastra, kesenian, dan kalender.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Menganalisis proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua
dan Nusa Tenggara, perkembangan tradisi keilmuan Islam diberbagai kerajaan di
Nusantara, makna akulturasi dan bukti-buktinya.
2. Menganalisis perkembangan Kerajaan-kerajaan Islamisasi di Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, keterkaitan perkembangan jaringan
tradisi keilmuan Islam dengan penyebaran Islam di Nusantara, perkembangan
seni bangunan Islam, seni ukir Islam, aksara dan seni sastra, kesenian, dan
kalender.
D. Materi Pembelajaran
1. Proses Islamisasi di Jawa
2. Proses Islamisasi di Kalimantan
3. Proses Islamisasi di Sulawesi
4. Proses Islamisasi di Maluku
5. Proses Islamisasi di Papua
6. Proses Islamisasi di Nusa Tenggara
7. Jaringan Keilmuan di Nusantara
8. Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam
9. Proses Integrasi Nusantara
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : pembelajaran saintifik
Strategi pembelajaran : pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran : Student Teams Achievement
Division (STAD)
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media
- Buku teks
- PowerPoint
2. Alat/bahan
- LCD, Lap Top, CD, white board, spidol
- Gambar
- Internet
3. Sumber belajar
- Hapsari Ratna dan Adil M. 2013. Sejarah Indonesia untuk SMK/MAK Kelas
X. Jakarta: Erlangga
- Kemdikbud RI. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X
Semester 2. Jakarta: Kemdikbud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
- Buku-buku lain yang relevan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
Kegiatan Diskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Mengucapkan salam
Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas
Menanyakan kehadiran peserta didik/presensi
Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran
Mempersiapkan materi ajar, alat, media
pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai dengan model pembelajaran
yakni Student Teams Achievement Division (STAD)
10 Menit
Inti
1. Mengamati
Peserta didik mengamati tayangan gambar
peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
2. Menanya
Dengan mengamati tayangan peninggalan
kerajaan-kerajaan Islam di Jawa serta membaca
buku teks (siswa) halaman 54-67, peserta didik
diarahkan membuat pertanyaan yang berkaitan
dengan Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
3. Menalar/Mengeksplorasi Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi
kelompok
Guru membagi peserta didik dalam kelompok
yang beranggotakan empat orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis
kelamin, suku, dan sebagainya)
Guru menyajikan pelajaran
Guru menjelaskan teknik pelaksanaan model
pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD)
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti
Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh
siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu.
4. Mencoba/Mengasosiasikan
Guru memanggil masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
Peserta didik dari kelompok lain menanggapi
Guru memberi penguatan kepada peserta didik
yang bertanya dan peserta didik yang menjawab
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
pertanyaan
Penutup
Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik
untuk membuat kesimpulan serta menemukan nilai-
nilai yang didapat dari pembelajaran yang baru saja
berlangsung dengan materi Kerajaan-kerajaan Islam
di Jawa
Tugas lanjutan
Menutup dengan salam
20 Menit
Pertemuan Kedua:
Kegiatan Diskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Mengucapkan salam
Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas
Menanyakan kehadiran peserta didik/presensi
Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran
Mempersiapkan materi ajar, alat, media
pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai dengan model pembelajaran
yakni Student Teams Achievement Division (STAD)
10 Menit
Inti
1. Mengamati
Peserta didik mengamati tayangan gambar
peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa
Tenggara
2. Menanya
Dengan mengamati tayangan peninggalan kerajaan-
kerajaan Islam di Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Papua, dan Nusa Tenggara, peserta didik diarahkan
membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa
Tenggara
3. Menalar/Mengeksplorasi
Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi
kelompok
Guru membagi peserta didik dalam kelompok
yang beranggotakan empat orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis
kelamin, suku, dan sebagainya)
Guru menyajikan pelajaran
Guru menjelaskan teknik pelaksanaan model
pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD)
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti
Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh
siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu.
60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
4. Mencoba/Mengasosiasikan
Guru memanggil masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
Peserta didik dari kelompok lain menanggapi
Guru memberi penguatan kepada peserta didik
yang bertanya dan menjawab pertanyaan
Penutup
Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik
untuk membuat kesimpulan serta menemukan nilai-
nilai yang didapat dari pembelajaran yang baru saja
berlangsung dengan materi Kerajaan-kerajaan Islam
di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa
Tenggara
Tugas lanjutan
Menutup dengan salam
20 Menit
Pertemuan Ketiga:
Kegiatan Diskripsi Alokasi
Wakti
Pendahuluan
Mengucapkan salam
Memeriksa kerapian dan kebersihan kelas
Menanyakan kehadiran peserta didik/presensi
Menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti
proses pembelajaran
Mempersiapkan materi ajar, alat, media
pembelajaran
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai dengan model pembelajaran
yakni Student Teams Achievement Division (STAD)
10 Menit
Inti
1. Mengamati
Peserta didik mengamati tayangan gambar pesantren
di Jawa, meunasah di Aceh, surau di Minangkabau,
dan langgar di Kalimantan, serta contoh seni
bangunan, seni ukir, aksara dan seni sastra, dan
kesenian.
2. Menanya
Dengan mengamati tayangan gambar pesantren di
Jawa, meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, dan
langgar di Kalimantan, serta contoh seni bangunan,
seni ukir, aksara dan seni sastra, dan kesenian,
peserta didik diarahkan membuat pertanyaan
berkaitan dengan gambar tersebut juga materi
tentang Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi
dan Perkembangan Budaya Islam, Proses Integrasi
Nusantara.
3. Menalar/Mengeksplorasi
Peserta didik melakukan eksplorasi dengan diskusi
kelompok
Guru membagi peserta didik dalam kelompok
yang beranggotakan empat orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis 60 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
kelamin, suku, dan sebagainya)
Guru menyajikan pelajaran
Guru menjelaskan teknik pelaksanaan model
pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD)
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti
Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh
siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu.
4. Mencoba/Mengasosiasikan
Guru memanggil masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
Peserta didik dari kelompok lain menanggapi
Guru memberi penguatan kepada peserta didik
yang bertanya dan peserta didik yang menjawab
pertanyaan
Penutup
Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik
untuk membuat kesimpulan serta menemukan nilai-
nilai yang didapat dari pembelajaran yang baru saja
berlangsung dengan materi Jaringan Keilmuan di
Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya
Islam, Proses Integrasi Nusantara.
Memberikan tugas kepada peserta didik untuk
menyiapkan diri pada tes siklus kedua.
Menutup dengan salam
20 Menit
H. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap
- Observasi
b. Penilaian pengetahuan
- Penugasan
- Tanya Jawab
- Observasi terhadap kegiatan diskusi
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian kegiatan diskusi kelompok
On Task
No Aspek yang diamati Jumlah Persentase
1 Memperhatikan guru
2 Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan
4 Siswa menjawab pertanyaan
5 Siswa bekerja sama dalam kelompok
6 Siswa aktif mengikuti diskusi
7 Mengambil giliran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
8 Siswa mengemukakan pendapat
9 Siswa memperhatikan teman yang presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas
Off Task
No Aspek yang diamati Jumlah Persentase
1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran
2 Siswa main handphone
3 Siswa ribut di dalam kelas
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa tidur di dalam kelas
N = Nilai hasil pengamatan
Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah
aspek yang diamati b. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Hasil diskusi
No Nama
Aspek Penilaian Jumlah
Skor Kelengkapan
jawaban Keteladanan yang dapat diambil
1
2
3
4
5
dst
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria sebagai berikut
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 0
∑
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Soal uji kompetensi (terlampir)
Lembar penilaian tugas lanjutan
No Nama Isi
Tulisan EYD Nilai penting yang diambil
Jumlah
Skor
1
2
3
4
5
dst
Keterangan Skor
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
Skor 1 = Sangat Tinggi
Skor 2 = Tinggi
Skor 3 = Cukup
Skor 4 = Kurang
Skor 5 = Sangat Kurang
3. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan
Pembelajaran remidial dilaksanakan segera setelah diadakan penilaian bagi
peserta didik yang mendapat nilai di bawah 76 dengan mengerjakan kembali
soal uji kompetensi.
Pengayaan dilakasanakan peserta didik yang mendapatkan nilai di atas 76
dengan memberikan tugas membuat analisis mengenai Proses Islamisasi di
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, dan Jaringan
Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam, serta
Proses Integrasi Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
KISI-KISI MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta
No
Variabel
Indikator
Komponen Sikap
Total
Persentase
Kognitif Afektif Konatif
(+) (-) (+) (-) (+) (-)
1 Menurut Djamarah (2002: 132) indikator minat belajar yaitu rasa
suka/senang, pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya
kesadaran untuk belajar tanpa di suruh, berpartisipasi dalam aktivitas
belajar, memberikan perhatian.
Suka 1 2 3 4 5 6 6
2 Senang 1 2 3 4 5 6 6
3 Ketertarikan 1 2 3 4 5 6 6
4 Perhatian 1 2 3 4 5 6 6
5 Kesadaran 1 2 3 4 5 6 6
6 Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu:
perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa Keterlibatan
1 2 3 4 5 6 10
7 8 9 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
KUESIONER
MINAT MENGIKUTI PELAJARAN SEJARAH
Nama :
No Absen :
Kelas/semester :
Jurusan :
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah Kuesioner dengan teliti
2. Tulislah nama lengkap dan kelas anda
3. Berilah tanda silang (√) pada salah satu pilihan anda ke kolom yang telah tersedia!
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
RR = Ragu-ragu
4. Bila anda ingin memperbaiki jawaban, coretlah jawaban sebelumnya dengan dua
garis lurus secara horizontal (=), kemudian berilah tanda ceklis (√) pada pilihan yang
dianggap tepat.
5. Isi dengan benar sesuai dengan keadaan dan perasaan anda yang sebenarnya.
Kuesioner ini dijamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi prestasi
akademik anda.
6. Kuesioner ini harap dikembalikan jika sudah selesai mengerjakannya.
Contoh Pengerjaan:
No Pernyataan
Pilihan
STS TS RR S SS
1 Saya senang dengan mata pelajaran sejarah √
No Pernyataan
Pilihan
STS TS RR S SS
1 Saya merasa pelajaran sejarah penting karena
mempelajari kisah-kisah yang bermakna
2
Materi kerajaan-kerajaan Islam sangat
bermanfaat untuk dipelajari karena dapat
membuka wawasan saya untuk mengetahui
proses masuknya Islam di Indonesia
3 Saya aktif bertanya pada saat proses pelajaran
sejarah berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
4 Saya merasa senang belajar proses Islamisasi di
Indonesia
5
Saya merasa sejarah tidak perlu untuk dipelajari
karena hanya mengungkapkan kejadian-kejadian
di masa lalu
6 Saya lebih memilih tidur di dalam kelas dari
pada mendengarkan penjelasan guru sejarah
7 Saya merasa senang membaca buku sejarah
8
Saya bisa mendapatkan pengetahuan yang
banyak pada saat pelajaran sejarah karena materi
sejarah tidak untuk dihafalkan
9 Saya merasa bosan mempelajari sejarah
10
Mempelajari perjuangan para tokoh kerajaan
Islam sangat bermakna bagi hidup saya karena
keteladanan yang mereka berikan membuat saya
semakin tekun untuk belajar
11 Saya selalu mendengarkan penjelasan guru
sejarah saat mengajar di kelas
12 Saya selalu ngobrol dengan teman saat pelajaran
sejarah di kelas berlangsung
13
Materi kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
tidak perlu dipelajari karena sekarang sudah
zaman modern
14
Saya merasa pelajaran sejarah menarik untuk
dipelajari karena melalui sejarah bisa menambah
wawasan tentang kehidupan di masa lampau
15
Saya merasa sejarah hanya sebagai ilmu
pengetahuan tidak memberi kepastian atas
kejadian-kejadian pada masa lampau
16
Saya memiliki ketertarikan untuk menonton
video-video yang terdapat di internet tentang
tokoh-tokoh sejarah
17 Saya merasa acuh ketika melihat gambar tokoh-
tokoh sejarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
18 Saya kurang tertarik membaca koran yang
bertemakan sejarah
19 Saya tertarik mengunjungi obyek-obyek sejarah
20
Saya senang melihat teman-teman yang
mempresentasikan hasil diskusi tentang
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
21 Obyek-obyek sejarah hanya untuk selfie
22 Saya tidak pernah mencatat materi tentang
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
23
Saya merasa pelajaran sejarah penting untuk
dipahami karena dapat mengajarkan setiap orang
untuk memaknai setiap peristiwa
24
Melalui pembelajaran proses Islamisasi
menyadarkan saya betapa pentingnya
melestarikan peninggalan kerajaan-kerajaan
Islam di Indonesia
25
Saya merasa pelajaran sejarah sukar untuk
dipahami karena hanya sekedar belajar untuk
melihat masa lalu
26
Saya merasa bosan mendengarkan hal-hal yang
berkaitan dengan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia
27 Saya sering membolos ketika pelajaran sejarah
28 Saya merasa senang untuk memperhatikan guru
saat menjelaskan materi pelajaran sejarah
29 Saya merasa bosan ketika guru bertanya tentang
Kerajaan Islam di Indonesia
30
Menurut saya mempelajari masuknya kerajaan-
kerajaan Islam di Jawa kurang bermakna karena
peristiwa tersebut sudah terjadi pada masa
lampau
31 Saya merasa bosan mendengarkan guru
menjelaskan proses Islamisasi di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
32 Saya sering mengganggu teman ketika diskusi di
dalam kelas berlangsung
33
Saya senang menonton tv saat menayangkan
film-film yang berkaitan dengan sejarah
Indonesia kuno
34 Saya sangat senang ketika teman-teman
membahas hal-hal yang berkaitan dengan sejarah
35
Saya merasa materi-materi pelajaran sejarah
terlalu sulit untuk dipahami karena tidak hanya
mempelajari sejarah Indonesia, melainkan
mempelajari sejarah negara lain
36 Saya selalu mengerjakan tugas kelompok
tentang proses Islamisasi di Indonesia
37
Pembelajaran proses Islamisasi sangat
bermanfaat terutama bagi generasi masa kini
karena memiliki nilai-nilai tertentu
38
Saya senang melihat tayangan gambar
peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia
39
Belajar dari perjuangan para tokoh kerajaan
Islam kurang bermakna karena pada masa
sekarang serba canggih
40 Saya merasa bosan melihat video-video tentang
kerajaan Islam di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN
SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Mrican, Caturtunggal, Depok Sleman Telp. (0274) 513515
Email: smkn2depok@yahoo.com
KISI-KISI SOAL SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Depok Hari/Tanggal : Selasa 3 Mei 2016
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Waktu : 14.00 - 15.30 WIB
Kelas/Program : X Teknik Pemesinan A Tahun Pelajaran : 2015/2016
No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Materi Pokok Indikator Soal
Bentuk
Tes
No
Soal
Tingkatan
Soal
1 Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora
dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban
terkait fenomena dan
kejadian, serta penerapan
3.8 Menganalisis
karakteristik kehidupan
masyarakat, pemerintahan
dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia dan menunjukkan
contoh bukti-bukti yang
masih berlaku pada
kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini
1. Kerajaan-
kerajaan Islam
di Jawa
1. Siswa dapat menyebutkan tahun
berdirinya Kerajaan Demak PG 1 C1
2 2. Siswa dapat mengemukakan raja
pertama Kerajaan Demak PG 2 C2
3 3. Siswa dapat mengidentifikasikan
wilayah kekuasaan Kerajaan Demak PG 3 C2
4
4. Siswa dapat menyebutkan nama raja
pada saat Kerajaan Mataram
mencapai zaman keemasan
PG 4 C1
5 5. Siswa dapat menyebutkan tahun
serangan tentara Mataram ke Batavia PG 5 C1
6 6. Siswa dapat mengidentifikasikan PG 6 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
perkembangan Kerajaan Mataram
dalam bidang pertanian
7
7. Siswa dapat mengidentifikasikan
perkembangan Kerajaan Mataram
dalam bidang kebudayaan
PG 7 C2
8
8. Siswa dapat mengemukakan wujud
akulturasi antara unsur-unsur budaya
Islam dengan budaya Hindu-Jawa
PG 8 C2
9 9. Siswa dapat mengidentifikasikan
upacara Grebek dalam satu tahun PG 9 C2
10 10. Siswa dapat menjelaskan pengertian
upacara Grebek PG 10
11 11. Siswa dapat menyebutkan raja
pertama Kesultanan Banten PG 11 C1
12
12. Siswa dapat menyebutkan tahun
Kesultanan Banten mencapai masa
keemasan
PG 12 C1
13
13. Siswa dapat mengidentifikasikan
peran Kerajaan Cirebon sebagai
pusat keagamaan dalam
menghasilkan naskah-naskah kuno
PG 13 C2
14
14. Siswa dapat menganalisis
perkembangan sosial ekonomi
zaman kerajaan-kerajaan Islam di
Jawa-Madura
E 1 C4
15 2. Kerajaan-
kerajaan Islam di
Kalimantan
15. Siswa dapat mengidentifikasikan
kerajaan-kerajaan Islam yang
tumbuh di Kalimantan
PG 14 C2
16 16. Siswa dapat menyebutkan tahun
proses Islamisasi di Kerajaan Banjar PG 15 C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
menurut A.A. Cense
17 17. Siswa dapat menganalisis proses
Islamisasi di Kalimantan E 2 C4
18
3. Kerajaan-
kerajaan Islam di
Sulawesi
18. Siswa dapat menyebutkan tokoh dari
Kerajaan Gowa yang
mempertahankan kedaulatannya
terhadap upaya penjajahan politik
dan ekonomi kompeni (VOC)
Belanda
PG 16 C1
19 19. Siswa dapat menentukan perjanjian
Tellum Pocco pada tahun 1582 PG 17 C3
20 20. Siswa dapat menganalisis proses
Islamisasi di Sulawesi E 3 C4
21
4. Kerajaan-
kerajaan Islam di
Maluku
21. Siswa dapat mengemukakan
kerajaan besar bercorak Islam di
Maluku
PG 18 C2
22
22. Siswa dapat menyebutkan tahun
Islamisasi di Maluku menurut Tome
Pires dan Antonio
PG 19 C1
23
23. Siswa dapat mengemukakan tujuan
Portugis dan Spanyol datang ke
Maluku
PG 20 C2
24
24. Siswa dapat menentukan daerah
yang dikuasai oleh Portugis dan
Spanyol di Maluku
PG 21 C3
25 25. Siswa dapat menganalisis proses
Islamisasi di Maluku E 4 C4
26 5. Kerajaan-
kerajaan Islam di
Papua
26. Siswa dapat mengidentifikasikan
kerajaan-kerajaan Islam di Papua PG 22 C2
27 27. Siswa dapat menganalisis proses E 5 C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Islamisasi di Papua
28
6. Kerajaan-
kerajaan Islam di
Nusa Tenggara
28. Siswa dapat menyebutkan nama raja
ketika Kerajaan Lombok dan
Sumbawa mengalami zaman
keemasan
PG 23 C1
29
29. Siswa dapat mengemukakan hal
yang mempererat hubungan antara
Kerajaan Gowa dengan Kerajaan
Lombok
PG 24 C2
30 30. Siswa dapat menyebutkan nama raja
Bima yang pertama masuk Islam PG 25 C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
KABUPATEN SLEMAN
SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman Telp. (0274) 513515
Email: smkn2depok@yahoo.com
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Jurusan : X/Teknik Pemesinan A
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Mei 2016
Waktu : 90 Menit
Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan
menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini
I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (×)
pada huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk
nomor 1-25
1. Berikut ini yang merupakan tahun berdirinya Kerajaan Demak adalah . . . .
A. Tahun 1500
B. Tahun 1600
C. Tahun 1700
D. Tahun 1800
E. Tahun 1850
2. Berikut ini nama raja pertama Kerajaan Demak yang merupakan keturunan raja
dari Raja Brawijaya V. adalah . . . .
A. Raden Fatah yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah
B. Sunan Giri
C. Arya Penangsah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
D. Ki Ageng Pemanahan (Ki Gede Pemanahan)
E. Raden Bagus (Danang) Sutawijaya
3. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Palembang, Jambi dan beberapa daerah di Maluku
2) Jepara, Sedayu dan beberapa daerah di Nusa Tenggara
3) Jepara, Sedayu
4) Palembang, Jambi dan beberapa daerah di Kalimantan
5) Jepara, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Sulawesi
Berdasarkan pernyataan di atas, berikut ini yang merupakan bagian dari
kekuasaan Demak ditunjukkan oleh nomor . . . .
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 4 dan 5
E. 1 dan 5
4. Pada tahun 1613-1645 Kerajaan Mataram mencapai zaman keemasan. Berikut
ini yang merupakan nama raja pada saat Kerajaan Mataram mengalami masa
keemasan yaitu . . . .
A. Mas Jolang yang berkuasa pada tahun 1601-1613
B. Mas Rangsang yang lebih dikenal dengan nama Sultan Agung
C. Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama
D. Pangeran Benowo putra dari Sultan Hadiwijaya
E. Sutawijaya putra dari Ki Gede
5. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, ia berusaha menguasai dan
mempersatukan berbagai daerah di Jawa. Sultan Agung juga ingin mengusir
VOC dari Kepulauan Indonesia. Usaha tersebut diwujudkan melalui serangan
Mataram ke Batavia pada tahun . . . .
A. 1624 dan 1625
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
B. 1625 dan 1626
C. 1626 dan 1627
D. 1627 dan 1628
E. 1628 dan 1629
6. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Padi dan kayu jati
2) Padi, kayu, gula
3) Kelapa, kapas, dan hasil palawija
4) Padi, kayu jati, dan hasil palawija
5) Padi, karet, kayu jati, dan kapas
Dari pernyataan di atas, hasil bumi Kerajaan Mataram dalam bidang pertanian
ditunjukkan oleh nomor . . . . .
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 4 dan 5
E. 1 dan 5
7. Kerajaan Mataram berkembang dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya.
Berikut ini yang merupakan bagian dari perkembangan Kerajaan Mataram
dalam bidang budaya yaitu . . . .
A. Seni lukis, seni tari, seni ukir dan patung
B. Seni lukis, seni tari dan seni musik
C. Seni musik, seni bangunan dan seni tari
D. Seni bangunan, seni patung dan seni musik
E. Seni bangunan, seni ukir, seni lukis dan patung
8. Wujud akulturasi budaya antara unsur budaya Islam dengan unsur budaya
Hindu-Jawa yaitu . . . .
A. Upacara seni ukir yang ada di istana dan tempat ibadah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
B. Upacara seni lukis sebagai wujud kreatif para seniman
C. Upacara seni tari khususnya Tari Bedoyo Ketawang
D. Upacara sekaten untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad
SAW dan upacara grebeg yang diadakan tiga kali dalam satu tahun
E. Upacara seni tari dan seni lukis yang diadakan tiga kali dalam satu tahun
9. Bentuk dan kegiatan upacara grebeg adalah mengarak gunungan dari keraton
ke depan masjid agung. Upacara grebeg diadakan tiga kali dalam satu tahun
yaitu . . . .
A. Tanggal tanggal 1 Dzulliijah (Idul Adha), 2 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal
2 Rabiulawal (Maulid Nabi)
B. Tanggal 10 Dzulliijah (Idul Adha), 3 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 11
Rabiulawal (Maulid Nabi)
C. Tanggal 10 Dzulliijah (Idul Adha), 1 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 12
Rabiulawal (Maulid Nabi)
D. Tanggal 11 Dzulliijah (Idul Adha), 1 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 10
Rabiulawal (Maulid Nabi)
E. Tanggal 12 Dzulliijah (Idul Adha), 1 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 10
Rabiulawal (Maulid Nabi)
10. Berikut ini yang merupakan pengertian upacara grebeg adalah . . . .
A. uatu upacara yang dilakukan oleh sultan sebagai wujud persatuan antara
kerajaan dengan masyarakat
B. suatu upacara yang dilakukan oleh masyarakat sebagai wujud kesetiaan
masyarakat kepada raja
C. sedekah sebagai rasa syukur dari raja kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
juga sebagai pembuktian kesetiaan para bupati punggawa kerajaan kepada
rajanya
D. suatu bukti kesejahteraan rakyat dalam hidup sehari-hari
E. suatu bentuk upacara yang diadakan masyarakat serta raja untuk menikmati
hasil panen selama satu tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
11. Pada masa pemerintahan pertama raja Kesultanan Banten, ia mendirikan
benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi
pusat pemerintahan Kesultanan Banten. Berikut ini yang merupakan nama raja
pertama Kesultanan Banten juga yang mendirikan benteng pertahanan
Surosowan adalah
A. Maulana Hasanuddin yang merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati
B. Sultan Munawar Syah yang merupakan keturunan dari raja Malangkabu
C. Pangeran Yusuf yang merupakan keturunan dari Fatahillah
D. Pangeran Arya yang merupakan keturunan dari Fatahillah
E. Maulana Muhammad yang merupakan keturunan dari Pangeran Yusuf
12. Setelah Sultan Abumufakir meninggal, ia digantikan oleh putranya bernama
Abumaali Achmad. Setelah Abumaali Achmad, tampillah sultan yang
terkenal, yaitu Sultan Abdulfattah (lebih dikenal Sultan Ageng Tirtayasa).
Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Banten mencapai zaman
keemasan serta daerahnya yang cukup luas pada abad ke . . . .
A. Abad ke 14
B. Abad ke 15
C. Abad ke 16
D. Abad ke 17
E. Abad ke 18
13. Kesultanan Cirebon merupakan pusat syiar keagamaan dengan penyebarannya
berlangsung sebelum 1681. Cirebon sebagai pusat keagamaan banyak
menghasilkan naskah-naskah kuno seperti . . . .
A. Novel dan cerita rakyat
B. Novel dan mitos
C. Mitos dan cerita rakyat
D. Babad Cerbon, Tarita Puwaka Tjaruban Nagari, Pepakem Cerbon, dan
lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
E. Mitos, cerita rakyat, novel dan Pepakem Cerbon
14. Perhatikan pernyataan berikut!
1. Kesultanan Pasir, Kesultanan Banjar, Kesultanan Kotawaringin, Kerajaan
Pagatan
2. Kesultanan Sambas, Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau,
Kesultanan Sambaliung
3. Kesultanan Gunung Tabur, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Tidung, dan
Kesultanan Bulungan
4. Kesultanan Cirebon, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Tidung, dan
Kesultanan Bulungan
5. Kesultanan Banten, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Tidung, dan
Kesultanan Bulungan
Berdasarkan pernyataan di atas, kerajaan-kerajaan bercorak Islam di
Kalimantan ditunjukkan oleh nomor . . . .
A. 1, 2, 4
B. 1, 3, 4
C. 1, 2, 5
D. 3, 4, 5
E. 1, 2, 3
15. Proses proses Islamisasi di Kerajaan Banjar menurut A.A. Cense terjadi
sekitar tahun . . . .
A. 1450 M
B. 1550 M
C. 1650 M
D. 1750 M
E. 1755 M
16. Dalam sejarah Kerajaan Gowa perlu dicatat tentang sejarah perjuangan
seorang tokoh dalam mempertahankan kedaulatannya terhadap upaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
penjajahan politik dan ekonomi kompeni (VOC) Belanda. Berikut ini yang
merupakan tokoh pejuang tersebut adalah . . . .
A. Dato’ Ri Bandang dari Kolo Tengah Minangkabau
B. Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa
C. Datu’ La Patiware’ Daeng Parabung dari Kerajaan Luwu
D. Karaeng Matowaya dari Kerajaan Tallo
E. I Manga’ rangi Daeng Manrabbia dari Kerajaan Gowa
17. Kerajaan Wajo berhasil memperluas daerah kekuasaannya sehingga menjadi
kerajaan yang besar. Kemudian, Kerajaan Wajo bergabung dalam perjanjian
Tellum Pocco pada tahun 1582. Berikut ini isi dari perjanjian Tellum Pocco
adalah . . . .
A. Kerajaan Wajo bersekutu dengan Kerajaan Luwu dan bersatu dengan
Kerajaan Bone dan Soppeng
B. Kerajaan Wajo tunduk kepada Kerajaan Gowa dalam upaya memperluas
agama Islam
C. Ketika Kerajaan Gowa menghadapi peperangan maka Kerajaan Wajo wajib
mengirim pasukannya
D. Kerajaan Wajo jatuh di bawah kekuasaan Kerajaan Gowa
E. Kerajaan Wajo wajib mengirim upeti satu kali dalam satu bulan kepada
Kerajaan Gowa
18. Berikut ini yang merupakan kerajaan bercorak Islam di Maluku adalah . . . .
A. Bacan dan Makyan
B. Ternate dan Tidore
C. Hitu dan Banda
D. Bacan dan Banda
E. Makyan dan Ternate
19. Berikut ini yang merupakan tahun Islamisasi di Maluku menurut Tome Pires
dan Antonio adalah . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
A. 1160-1165 (menurut Tomes Pires) dan 1160-1163 (menurut Antonio)
B. 1260-1265 (menurut Tomes Pires) dan 1260-1263 (menurut Antonio)
C. 1360-1365 (menurut Tomes Pires) dan 1360-1363 (menurut Antonio)
D. 1460-1465 (menurut Tomes Pires) dan 1460-1463 (menurut Antonio)
E. 1560-1565 (menurut Tomes Pires) dan 1560-1563 (menurut Antonio)
20. Berikut ini yang merupakan tujuan Portugis dan Spanyol datang ke Maluku
adalah . . . .
A. untuk memonopoli perdagangan terutama gaharu dan cendana
B. untuk memonopoli perdagangan terutama beras
C. untuk memonopoli perdagangan terutama karet dan kapas
D. untuk memonopoli perdagangan terutama rempah-rempah
E. untuk memonopoli perdagangan terutama kopi dan kapas
21. Di antara orang-orang Portugis dan orang-orang Spanyol yang datang ke
Maluku terjadi persaingan monopoli perdagangan. Oleh karena itu, baik
Portugis maupun Spanyol sepakat untuk membagi daerah kekuasaan. Berikut
ini merupakan daerah kekuasaan Portugis dan Spanyol adalah . . . .
A. Portugis memusatkan perhatiannya ke Ternate dan Spanyol memusatkan
perhatiannya ke Tidore
B. Portugis memusatkan perhatiannya ke Bacan dan Spanyol memusatkan
perhatiannya ke Makyan
C. Portugis memusatkan perhatiannya ke Hitu dan Spanyol memusatkan
perhatiannya ke Banda
D. Portugis memusatkan perhatiannya ke Makyan dan Spanyol memusatkan
perhatiannya ke Tidore
E. Portugis memusatkan perhatiannya ke Bacan dan Spanyol memusatkan
perhatiannya ke Banda
22. Berbagai sumber sejarah menunjukkan bahwa penyebaran Islam di Papua
sudah berlangsung sejak lama. Berdasarkan bukti sejarah terdapat sejumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
kerajaan-kerajaan Islam di Papua. Berikut ini yang merupakan kerajaan-
kerajaan bercorak Islam di Papua adalah . . . .
A. Kerajaan Wajo, Kerajaan Luwu, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof,
Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma,
dan Kerajaan Kaimana
B. Kerajaan Luwu, Kerajaan Tallo, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof,
Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma,
dan Kerajaan Kaimana
C. Kerajaan Waigeo, Kerajaan Misool, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof,
Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma,
dan Kerajaan Kaimana
D. Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof,
Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma,
dan Kerajaan Kaimana
E. Kerajaan Bacan, Kerajaan Hitu, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof,
Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati, Kerajaan Kowiai, Kerajaan Aiduma,
dan Kerajaan Kaimana
23. Selaparang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Lombok. Kerajaan
Lombok pernah mengalami zaman keemasan serta mampu memegang
hegemoni di seluruh Lombok. Berikut ini nama raja ketika Kerajaan Lombok
mengalami zaman keemasan adalah . . . .
A. Sunan Giri yang berasal dari Parwa
B. Prabu Rangkesari yang berasal dari Selaparang
C. Sunan Perapen yang berasal dari Pejanggik
D. Sunan Perapen keturunan dari Sunan Giri
E. Prabu Perapen yang berasal dari Bayan
24. Hubungan antara Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Lombok sangat baik.
Berikut ini merupakan hal yang mempererat hubungan kedua kerajaan
tersebut adalah . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
A. dengan cara perjanjian antara Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Lombok
B. dengan cara Kerajaan Gowa mengirim upeti kepada Kerajaan Lombok
C. dengan cara perkawinan seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik,
dan Pemban Parwa
D. dengan cara Kerajaan Lombok mengirim upeti kepada Kerajaan Gowa
E. dengan cara penaklukan dari salah satu kerajaan
25. Kerajaan Bima merupakan kerajaan yang cukup menonjol di Nusa Tenggara.
Berikut ini yang merupakan nama raja Bima yang pertama masuk agama
Islam yaitu . . . .
A. Ruma Ta Ma Bata Wada yang bergelar Sultan Abdul Kahir
B. Tureli Nggampo yang bergelar Sultan Abdul Kahir
C. Raja Bicara Abdul Nabi keturunan Khatib Lukman
D. Wazir Abdul Nabi keturunan Sultan Ismail
E. Sultan Abdul Hamid keturunan dari Tureli Nggampo
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas!
1. Analisislah perkembangan sosial ekonomi zaman kerajaan-kerajaan Islam
di Jawa-Madura!
2. Analisislah proses Islamisasi di Kalimantan! Apa nilai-nilai yang Anda
temukan dari proses Islamisasi di Kalimantan?
3. Analisislah proses Islamisasi di Sulawesi! Jelaskan juga perjuangan Sultan
Hasanuddin dalam mempertahankan kedaulatannya terhadap VOC!
4. Analisislah proses Islamisasi di Maluku! Apa nilai-nilai yang Anda
temukan dari proses Islamisasi di Maluku?
5. Analisislah proses Islamisasi di Papua! Apa nilai-nilai yang Anda temukan
dari proses Islamisasi di Papua?
III. Kunci Jawaban Pilihan Ganda
1. A 11. A 21. A
2. A 12. D 22. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
3. C 13. D 23. B
4. B 14. E 24. C
5. E 15. B 25. A
6. B 16. B
7. E 17. A
8. D 18. B
9. C 19. D
10. C 20. D
IV. Kunci Jawaban Essay
1) Perkembangan sosial ekonomi zaman kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
antara lain:
a. Kerajaan Demak
Ekonomi Sosial dan Agama
Basis perekonomian Demak
adalah pertanian dengan
menghasilkan beras.
Sektor perdagangan dan kelautan
semakin berkembang setelah
Demak berhasil menguasai
beberapa pelabuhan kecil
Tersebarnya agama Islam, berkat
bantuan dari para wali dalam
menyebarkan agama Islam, baik di
Jawa maupun di luar Jawa
b. Kerajaan Banten
Ekonomi Sosial
Kehidupan perekonomiannya
berpusat pada kegiatan
perdagangan, pertanian, dan
perkebunan
Hasilnya berupa padi dan lada
yang sangat berlimpah
Ramainya perkembangan
pelabuhan Sunda Kelapa membuat
semakin berkembangnya
perkampungan masyarakat yang
dari luar Banten, yang kemudian
memberikan ciri khas pada
masyarakat Banten
c. Kerajaan Mataram
Ekonomi Sosial
Kehidupan ekonomi Mataram
Islam adalah agraris
Hasilnya berupa beras, gula,
kayu, kelapa, kapas, dan hasil
palawija
Di Mataram dikenal beberapa
kelompok dalam masyarakat yakni
ada golongan raja dan
keturunannya, para bangsawan,
dan rakyat sebagai kawula
kerajaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Kehidupan masyarakat bersifat
feodal karena raja pemilik tanah
beserta isinya
d. Kerajaan Cirebon
Ekonomi Sosial
Kehidupan ekonomi Cirebon
Islam adalah agraris
Hasilnya berupa beras terbukti
pada saat itu Cirebon mengekspor
beras
2) Proses Islamisasi di Kalimantan
a. Kerajaan Pontianak
Ada pemberitaan bahwa sekitar abad ke-18 (1720) ada rombongan
pendakwah dari Tarim (Hadramaut) datang ke daerah Kalimantan
Barat untuk mengajarkan membaca al-Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu
hadis. Mereka di antaranya Syarif Idrus bersama anak buahnya
pergi ke Mampawah, tetapi kemudian menelusuri sungai ke arah
laut memasuki Kapuas Kecil sampailah ke suatu tempat yang
menjadi cikal bakal kota Pontianak
Cerita lain mengatakan, pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang
bernama Habib Husin al-Gadri datang ke Kalimantan bagian barat
terutama ke Sukadana. Ia semula singgah di Aceh dan kemudian ke
Jawa sampai di Semarang. Di tempat tersebut ia bertemu dengan
pedagang Arab bernama Syaikh, maka Habib Husin al-Gadri
berlayar ke Sukadana. Kesaktiannya menyebabkan ia mendapat
simpati dari raja, Sultan Matan dan rakyat.
b. Kerajaan Banjarmasin
Pada saat Kerajaan Banjarmasin menghadapi peperangan dengan
Daha, Raden Samudera minta bantuan Kerajaan Demak sehingga
mendapat kemenangan. Sejak saat itu Raden Samudera memeluk
agama Islam dengan gelar Sultan Suryanullah. Oleh penghulu
Demak mengajarkan agama Islam kepada Raden Samudera dengan
patih-patih serta rakyatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
c. Perjuangan Sultan Hasanuddin terutama dalam mempertahankan
kedaulatannya terhadap upaya penjajahan politik dan ekonomi
kompeni (VOC) Belanda. Sultan Hasanuddin berusaha agar tetap
mempertahankan kedaulatannya tanpa campur tangan dari VOC.
3) Proses Islamisasi di Sulawesi
Di daerah Sulawesi Selatan proses islamisasi dibawa oleh para mubalig
yang disebut Dato’ Tallu (Tiga Dato), yaitu Dato’ Ri Bandang, Dato’ Ri
Pattimang, dan Dato’ Ri Tiro. Ketiganya bersaudara dan berasal dari Kolo
Tengah Minangkabau. Para mubalig tersebut yang mengislamkan Raja
Luwu yang bernama Datu’ La Patiware’ Daeng Parabung, Raja Gowa
yang bernama I Manga’ rangi Daeng Manrabbia, dan Karaeng Matowaya
dari Tallo yang bernama I Mallingkang (Karaeng Tallo). Sejak saat itu
perkembangan Islam di Sulawesi mendapat tempat sebaik-sebaiknya.
4) Proses Islamisasi di Maluku
Kesultanan Ternate resmi memeluk Islam pada pertengahan abad ke-15
ketika Raja Marhum penguasa Ternate ke-18 memeluk Islam, lalu diikuti
seluruh kerabat dan pejabat istana.
5) Proses Islamisasi di Papua
Proses Islamisasi tanah Papua, terutama di daerah pesisir barat pada
pertengahan abad ke-15, dipengaruhi oleh kerajaan-kerajaan Islam di
Maluku (Bacan, Ternate dan Tidore). Hal ini didukung oleh letaknya yang
strategis serta merupakan jalur perdagangan rempah-rempah (silk road) di
dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA KABUPATEN SLEMAN
SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Mrican, Caturtunggal, Depok Sleman Telp. (0274) 513515
Email: smkn2depok@yahoo.com
KISI-KISI SOAL SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Depok Hari/Tanggal : Selasa, 24 Mei 2016
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Waktu : 14.00 - 15.30 WIB
Kelas/Program : X Teknik Pemesinan A Tahun Pelajaran : 2015/2016
No Kompetensi Inti Kompetensi
Dasar Materi Pokok Indikator Soal
Bentuk
Tes No Soal
Tingkatan
Soal
1
Memahami, menerapkan,
dan menganalisis
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan
3.8 Menganalisis
karakteristik
kehidupan
masyarakat,
pemerintahan dan
kebudayaan pada
masa kerajaan-
kerajaan Islam di
Indonesia dan
menunjukkan
contoh bukti-bukti
yang masih berlaku
1. Jaringan
Keilmuan
di
Nusantara
Siswa dapat
mengemukakan
peran para ulama
pada masa Kerajaan
Samudera Pasai dan
Kerajaan Malaka
PG 1 C2
2
Siswa dapat
mengemukakan
fungsi perpustakaan
pada masa Kerajaan
Malaka
PG 2 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
3
dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian,
serta penerapan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
pada kehidupan
masyarakat
Indonesia masa kini
Siswa dapat
menganalisis
hubungan Kerajaan
Samudera Pasai,
Malaka, dan Aceh
Darussalam
E 1 C4
4
Siswa dapat
menjelaskan fungsi
istana Kerajaan
Banten pada aba ke
17
PG 3 C2
5
Siswa dapat
menjelaskan fungsi
istana di Pelembang
PG 4 C2
6
Siswa dapat
mengemukakan hal-
hal yang
mempercepat proses
penyatuan wilayah
Nusantara yang
sangat luas
PG 5 C2
7
Siswa dapat
mengemukakan
perkembangan
lembaga pendidikan
yang cukup
kompleks di
Nusantara
PG 6 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
8
2. Akulturasi
dan
perkemban
gan budaya
Islam
Siswa dapat
menjelaskan fungsi
masjid secara luas
PG 7 C2
9
Siswa dapat
menganalisis ciri-ciri
masjid kuno di
Indonesia
E 2 C4
10
Siswa dapat
mengemukakan
makam-makam yang
lokasinya di daratan
dekat Masjid Agung
Demak
PG 8 C2
11
Siswa dapat
mengemukakan
makam-makam yang
lokasinya di daerah
daratan tinggi
PG 9 C2
12
Siswa dapat
menjelaskan tradisi
pemakaman yang
bukan berasal dari
ajaran Islam
PG 10 C2
13
Siswa dapat
menganalisis
perkembangan seni
ukir di zaman
madya
E 3 C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
14
Siswa dapat
mengemukakan
contoh seni ukir
yang berkembang
setelah zaman
madya
PG 11 C2
15
Siswa dapat
mengemukakan
contoh bangunan-
bangunan Islam
yang dihiasi dengan
berbagai motif
ukiran-ukiran
PG 12 C2
16
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian hikayat
PG 13 C2
17
Siswa dapat
mengemukakan
contoh babad
PG 14 C2
18
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian syair
PG 15 C2
19
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian suluk
PG 16 C2
20
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian
PG 17 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
permainan debus
21
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian seudati
PG 18 C2
22
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian wayang
PG 19 C2
23
Siswa dapat
menyebutkan nama
raja yang
menciptakan sistem
penanggalan
(kalender) di
Nusantara
PG 20 C1
24
3. Proses
Integrasi
Nusantara
Siswa dapat
menjelaskan
pengertian integrasi
PG 21 C2
25
Siwa dapat
menganalisis peran
perdagangan
antarpulau dalam
proses integrasi serta
nilai-nilai yang dapat
diteladani
E 4 C4
26
Siswa dapat
mengemukakan
pusat-pusat
PG 22 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
perdagangan di
Sumatera
27
Siswa dapat
mengemukakan
pusat-pusat
perdagangan di Jawa
PG 23 C2
28
Siswa dapat
menganalisis peran
bahasa Melayu
dalam proses
integrasi dan dalam
kehidupan berbangsa
dan bernegara
E 5 C4
29
Siswa dapat
mengemukakan
bukti bahwa bahasa
Melayu dijadikan
sebagai bahasa resmi
Kerajaan Sriwijaya
PG 24 C2
30
Siswa dapat
menyebutkan tahun
VOC merebut
Malaka
PG 25 C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
KABUPATEN SLEMAN
SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman Telp. (0274) 513515
Email: smkn2depok@yahoo.com
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Jurusan : X/Teknik Pemesinan A
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Mei 2016
Waktu : 90 Menit
Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan
menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini
V. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (×)
pada huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk
nomor 1-25
1. Berikut ini yang merupakan peran para ulama terhadap perkembangan lembaga
pendidikan dan pengajaran pada masa Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan
Malaka adalah . . . .
F. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di
kalangan masyarakat
G. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di
kalangan para pedagang
H. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di
istana sultan
I. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di
kalangan para bangsawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
J. Memberikan pengajaran-pengajaran Islam di masjid-masjid negara dan di
kalangan anak-anak sulta
2. Berikut ini yang merupakan fungsi perpustakaan pada masa Kerajaan Malaka
adalah . . . .
F. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa
Arab ke bahasa Melayu
G. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa
Arab ke bahasa Jawa
H. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa
Arab ke bahasa Sunda
I. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa
Arab ke bahasa Aceh
J. Sebagai pusat penyalinan kitab-kitab dan penerjemahannya dari bahasa
Arab ke bahasa Jambi
3. Berikut ini yang merupakan fungsi istana Kerajaan Banten pada abad ke 17
adalah . . . . .
A. Sebagai lembaga penerjemahan al-Qur’an dan sebagai pusat ilmu
pengetahuan di Pulau Jawa
B. Sebagai lembaga pendidikan dan sebagai pusat ilmu pengetahuan di Pulau
Jawa
C. Sebagai lembaga pembacaan al-Qur’an dan sebagai pusat ilmu pengetahuan
di Pulau Jawa
D. Sebagai tempat penyebaran agama Islam dan sebagai pusat ilmu
pengetahuan di Pulau Jawa
E. Sebagai lembaga penerjemahan bahasa Arab ke bahasa Melayu dan sebagai
pusat ilmu pengetahuan di Pulau Jawa
4. Istana merupakan pusat sastra dan ilmu agama. Pernyataan tersebut merupakan
fungsi dari istana . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
F. Jambi
G. Aceh
H. Riau
I. Malaka
J. Palembang
5. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Penggunaan bahasa Jawa
2) Penggunaan bahasa Aceh
3) Penggunaan aksara Arab
4) Penggunaan bahasa Melayu
Berdasarkan pernyataan di atas, yang merupakan faktor yang mempercepat
proses penyatuan Nusantara ditunjukkan oleh nomor . . . .
F. 1 dan 2
G. 1 dan 3
H. 2 dan 3
I. 3 dan 4
J. 2 dan 4
6. Berikut ini yang merupakan lembaga pendidikan yang cukup kompleks pada
masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia adalah . . . .
F. Meunasah di Aceh, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan, dan
pesantren di Jawa
G. Meunasah di Palembang, surau di Minangkabau, langgar di Kalimantan, dan
pesantren di Jawa
H. Meunasah di Aceh, surau di Jambi, langgar di Kalimantan, dan pesantren di
Jawa
I. Meunasah di Aceh, surau di Jambi, langgar di Sulawesi, dan pesantren di
Jawa
J. Meunasah di Riau, surau di Jambi, langgar di Kalimantan, dan pesantren di
Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
7. Berikut ini yang merupakan fungsi masjid secara luas adalah . . . .
F. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan keagamaan Islam dan pusat
mempraktikan ajaran-ajaran persamaan hak dan persahabatan di kalangan
umat Islam
G. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan pendidikan Islam dan pusat
mempraktikan ajaran-ajaran persamaan hak dan persahabatan di kalangan
umat Islam
H. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan keagamaan Islam dan pusat
mempraktikan ajaran-ajaran yang berkaitan dengan ajaran Islam
I. Sebagai pusat untuk membaca al-Qur’an dan pusat mempraktikan ajaran-
ajaran persamaan hak dan persahabatan di kalangan umat Islam
J. Sebagai pusat untuk menyelenggarakan keagamaan Islam dan pusat
mempraktikan ajaran-ajaran persamaan kewajiban di kalangan umat Islam
8. Beberapa makam-makam raja dari kerajaan Islam ada yang lokasinya di
daratan dekat masjid agung. Berikut ini merupakan makam-makam raja yang
lokasinya di daratan dekat masjid agung adalah . . . .
F. Makam sultan-sultan Padang, makam raja-raja Mataram Islam di Kota
Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh
G. Makam sultan-sultan Medan, makam raja-raja Mataram Islam di Kota
Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh
H. Makam sultan-sultan Flores, makam raja-raja Mataram Islam di Kota Gede,
dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh
I. Makam sultan-sultan Demak, makam raja-raja Mataram Islam di Kota
Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh
J. Makam sultan-sultan Demak, makam raja-raja Mataram Islam di Kota
Gede, dan makam sultan-sultan di daerah Belitung
9. Berikut ini yang merupakan makam-makam tokoh yang lokasinya di daerah
daratan tinggi adalah . . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
F. Makam Sultan Agung, makam Sunan Derajat, makam Sunan Kalijaga,
makam Sunan Kudus
G. Makam Sunan Bonang di Tuban, makam Sunan Derajat, makam Sunan
Kalijaga, makam Sunan Kudus
H. Makam Ratu Kalinyamat, makam Sunan Derajat, makam Sunan Kalijaga,
makam Sunan Kudus
I. Makam Sunan Abdur Rauf as Singkili, makam Sunan Derajat, makam
Sunan Kalijaga, makam Sunan Kudus
J. Makam Syekh Abdul Muhyi al Garuti, makam Sunan Derajat, makam
Sunan Kalijaga, makam Sunan Kudus
10. Perahatikan pernyataan berikut ini!
1) Dimandikan dan dikafani
2) Disholatkan dan dibacakan surat yasin
3) Jenazah dimasukkan ke dalam peti
4) Kubur batu, upacara selamatan
5) Di atas kubur diletakkan bunga-bunga
Berdasarkan pernyataan di atas, upacara pemakaman yang bukan berasal dari
ajaran Islam ditunjukkan oleh nomor . . . .
F. 1, 2 dan 3
G. 1, 2, dan 4
H. 1, 2, dan 5
I. 2, 3, dan 4
J. 3, 4, dan 5
11. Di bawah ini merupakan contoh seni ukir yang berkembang setelah zaman
madya adalah . . . .
F. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Wajo
G. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Bima
H. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Bali
I. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Sumbawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
J. Ukiran di Mimbar Masjid Gelgel, Klungkung, Lombok
12. Setelah zaman madya banyak bangunan-bangunan Islam yang dihiasi
dengan berbagai motif ukiran-ukiran. Bangunan Islam yang dihiasi dengan
berbagai motif ukiran- bangunan ukiran biasanya terdapat di . . . .
F. Pintu atau lantai keraton, masjid, dan pintu gerbang
G. Pintu atau tembok keraton, masjid, dan pintu gerbang
H. Pintu atau tiang bangunan keraton, masjid, dan pintu gerbang
I. Tangga dan pintu keraton, masjid, dan pintu gerbang
J. Tempat tamu keraton, masjid, dan pintu gerbang
13. Berikut ini yang merupakan pengertian dari hikayat adalah . . . .
F. Karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun dongeng
G. Karya sastra yang berisi fakta dan kepercayaan
H. Karya sastra yang berisi tentang kehidupan seseorang
I. Karya sastra yang berisi tentang pedoman hidup
J. Karya sastra yang berisi tentang hal yang tidak masuk akal
14. Berikut ini merupakan contoh dari babad adalah . . . .
F. Babad tanah Sunda, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta
G. Babad tanah Bima, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta
H. Babad tanah Sumba, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta
I. Babad tanah Lombok, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad
Surakarta
J. Babad tanah Jawi, Babad cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta
15. Berikut ini yang merupakan pengertian dari syair adalah . . . .
F. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas satu baris setiap baitnya
G. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas dua baris setiap baitnya
H. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas tiga baris setiap baitnya
I. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas empat baris setiap baitnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
J. Karya sastra berupa sajak-sajak yang terdiri atas lima baris setiap baitnya
16. Berikut ini yang merupakan pengertian dari suluk adalah . . . .
F. Karya sastra yang berupa sajak-sajak dan isinya menjelaskan soal-soal
tasawufnya
G. Karya sastra yang berupa kitab-kitab dan isinya menjelaskan soal-soal
tasawufnya
H. Karya sastra yang berupa syair-syair dan isinya menjelaskan soal-soal
tasawufnya
I. Karya sastra yang berupa ayat-ayat dan isinya menjelaskan soal-soal
tasawufnya
J. Karya sastra yang berupa pengajaran dan isinya menjelaskan soal-soal
tasawufnya
17. Berikut ini yang merupakan pengertian dari permainan debus adalah . . . .
F. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke
tubuhnya dengan meninggalkan luka
G. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke
tubuhnya tanpa meninggalkan luka
H. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke
tubuh orang lain tanpa meninggalkan luka
I. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke
arah para penonton tanpa meninggalkan luka
J. Tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda tajam ke
tubuh seorang raja tanpa meninggalkan luka
18. Seudati berasal dari kata syaidati yang artinya permainan orang-orang
besar, seudati juga sering disebut saman yang artinya delapan. Seudati
tersebut merupakan sebuah tarian dari . . . .
F. Riau
G. Jambi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
H. Aceh
I. Palembang
J. Medan
19. Pertunjukkan wayang sudah berkembang sejak zaman Hindu, dan pada
zaman Islam juga terus dikembangkan. Berikut ini merupakan jenis-jenis
wayang adalah . . . .
F. Wayang kulit, wayang orang, dan wayang golek
G. Wayang tarian, wayang orang, dan wayang golek
H. Wayang kulit, wayang orang, dan wayang lari
I. Wayang kulit, wayang lomba, dan wayang golek
J. Wayang tarian, wayang lomba, dan wayang golek
20. Berikut ini yang merupakan nama raja yang menciptakan sistem
penanggalan (kalender) di Nusantara adalah . . . .
F. Sultan Khairun dari Kerajaan Ternate
G. Sultan Zainal Abidin dari Kerajaan Bacan
H. Sultan Abdul Kahir dari Kerajaan Bima
I. Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa
J. Sultan Agung dari Kerajan Mataram
21. Integrasi suatu bangsa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dengan adanya integrasi akan melahirkan satu
kekuatan bangsa yang ampuh dan segala persoalan yang timbul akan
dihadapi bersama-sama. Wujud konkret dari proses integrasi bangsa
adalah . . . .
F. Terbentuknya ideologi bangsa Indonesia
G. Bersatunya pulau-pulau yang ada di Indonesia
H. Terbentuknya pemerintahan di Indonesia
I. Negara Kesatuan Republik Indonesia
J. Terbentuknya UUD negara Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
22. Berikut ini yang merupakan daerah-daerah pusat perdagangan di Sumatera
adalah . . . .
F. Aceh, Pasai, Barus, dan Palembang
G. Riau, Pasai, Barus, dan Palembang
H. Padang, Pasai, Barus, dan Palembang
I. Aceh, Pasai, Barus, dan Medan
J. Aceh, Belitung, Barus, dan Palembang
23. Berikut ini yang merupakan daerah-daerah pusat perdagangan di Jawa
adalah . . . .
F. Banten Sunda Kelapa, Klaten, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan
G. Banten Sunda Kelapa, Jepara, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan
H. Banten Sunda Kelapa, Solo, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan
I. Banten Sunda Kelapa, Sidoarjo, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan
J. Banten Sunda Kelapa, Salatiga, Tuban, Gresik, Surabaya dan Blambangan
24. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa
resmi dan bahasa ilmu pengetahuan. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh . . .
.
F. Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M
G. Prasasti Talang Tuo tahun 684 M
H. Prasasti Kota Kapur tahun 685 M
I. Prasasti Karang Berahi tahun 686 M
J. A, B, C, dan D semuanya benar
25. Berikut ini yang merupakan tahun VOC merebut Malaka adalah . . . .
F. Tahun 1638
G. Tahun 1639
H. Tahun 1640
I. Tahun 1641
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
J. Tahun 1642
VI. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat dan jelas!
6. Analisislah hubungan antara Kerajaan Samudera Pasai, Malaka, dan Aceh
Darussalam!
7. Analisislah ciri-ciri masjid kuno di Indonesia?
8. Analisislah perkembangan seni ukir di zaman madya! Mengapa
perkembangan seni ukir di zaman madya mengalami kemunduran?
9. Analisislah peran perdagangan antarpulau dalam proses integrasi! Apa
nilai-nilai yang dapat diteladani dari proses integrasi melalui perdagangan
antarpulau tersebut?
10. Analisislah peran bahasa Melayu dalam proses integrasi dan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sampai saat ini?
VII. Kunci Jawaban Pilihan Ganda
1. C 11. C 21. D
2. A 12. C 22. A
3. B 13. A 23. B
4. E 14. E 24. E
5. D 15. D 25. D
6. A 16. B
7. A 17. B
8. D 18. C
9. B 19. A
10. E 20. E
VIII. Kunci Jawaban Essay
1. Hubungan antara Kerajaan Samudera Pasai, Malaka, dengan Aceh
Darussalam sangat baik serta sangat bermakna dalam bidang budaya dan
keagamaan. Ketiganya tersohor dengan sebutan Serambi Mekkah dan
menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam di Indonesia. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
mengintensifkan proses Islamisasi, para ulama telah mengarang,
menyadur, dan menerjemahkan karya-karya keilmuan Islam.
2. Ciri-ciri masjid kuno di Indonesia antara lain: Bangunan masjid-masjid
kuno di Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Atapnya berupa atap tumpang, yaitu atap yang bersusun, semakin ke
atas semakin kecil dan tingkat yang paling atas berbentuk limas.
Jumlah tumpang biasanya selalu ganjil, ada yang tiga dan ada juga
yang lima. Ada pula yang tumpangnya dua, tetapi yang ini dinamakan
tumpang satu, jadi angka ganjil juga. Atap yang demikian disebut
meru. Atap masjid biasanya masih diberi lagi sebuah
kemuncak/puncak yang dinamakan mustaka.
2) Tidak ada menara yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan
adzan. Berbeda dengan masjid-masjid di luar Indonesia yang
umumnya terdapat menara. Pada masjid-masjid kuno di Indonesia
untuk menandai datangnya waktu salat dilakukan dengan memukul
beduk atau kentongan. Yang istimewa dengan Masjid Kudus dan
Masjid Banten adalah menaranya yang bentuknya begitu unik. Bentuk
menara Masjid Kudus merupakan sebuah candi langgam Jawa Timur
yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya dengan diberi atap
tumpang. Pada Masjid Banten, menara tambahannya dibuat
menyerupai mercusuar.
3) Masjid umumnya didirikan di ibukota atau dekat istana kerajaan. Ada
juga masjid yang dipandang keramat yang dibangun di atas bukit atau
dekat makam. Masjid-masjid di zaman Wali Sanga umumnya
berdekatan dengan makam.
3. Perkembangan seni ukir zaman madya kurang berkembang bahkan
mengalami kemunduran. Hal tersebut disebabkan oleh ajaran yang
menyatakan bahwa seni ukir, patung, dan melukis makhluk hidup terutama
manusia secara nyata tidak diperbolehkan. Pada zaman madya, ajaran
tersebut ditaati di Indonesia. Akan tetapi, setelah zaman madya seni patung
berkembang seperti yang dapat kita saksikan sekarang ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
4. Peran perdagangan antarpulau dalam proses integrasi sangat bermakna,
karena dengan terjadinya perdagangan antarpulau di Kepulauan Indonesia
sudah barang tentu terjadi hubungan di antara para pedagang. Hubungan
yang terjadi di antara para pedagang tersebut saling mempengaruhi satu
dengan lainnya terutama di bidang sosial, budaya, ekonomi sehingga
semakin hari semakin mempercepat perkembangan proses integrasi.
Misalnya, para pedagang dari Jawa berdagang ke Palembang, atau para
pedagang dari Sumatera berdagang ke Jepara. Hal ini menyebabkan terjadi
proses integrasi antara Sumatera dan Jawa. Nilai-nilai yang dapat
diteladani yaitu kerja sama, saling menghargai, keterbukaan, dan
sebagainya.
5. Peran bahasa Melayu dalam proses integrasi sangat bermakna karena
bahasa Melayu telah berhasil mempersatukan daerah-daerah yang ada di
Kepulauan Indonesia. Peran bahasa melayu dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara sampai saat ini adalah bahasa melayu telah menjadi bahasa
nasional dan bahasa resmi negara yaitu bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Data Minat Pra Penelitian
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah
Skor
1 ABW 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 5 154 77
2 ASPP 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 1 5 2 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 158 79
3 AIZ 4 5 4 4 4 5 3 2 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 4 2 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 140 70
4 AAP 4 5 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 5 4 4 3 4 4 1 3 4 4 3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 5 4 2 4 4 4 4 4 143 71,5
5 AM 4 4 2 3 5 5 1 1 1 1 4 5 5 4 5 3 5 1 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 3 4 3 5 3 1 4 4 4 4 4 136 68
6 APS 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 4 3 5 4 4 3 5 2 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 155 77,5
7 AP 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 131 65,5
8 AR 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 5 4 3 5 4 4 2 3 5 3 3 4 4 5 3 3 2 4 4 4 4 4 142 71
9 AADS 4 5 2 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 5 3 3 4 3 3 5 3 2 3 4 3 4 4 139 69,5
10 AW 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 5 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 132 66
11 AA 1 3 4 2 5 5 2 3 3 4 4 4 3 4 2 2 4 2 3 4 5 4 2 4 1 5 5 4 4 4 3 5 1 2 3 2 4 1 4 4 131 65,5
12 BAA 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 155 77,5
13 DP 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 151 75,5
14 DZ 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 150 75
15 DIH 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 152 76
16 DK 4 5 1 5 4 3 1 1 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 3 4 4 5 2 3 4 4 1 4 3 4 4 3 132 66
17 DR 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 3 2 4 2 3 3 3 3 4 3 5 3 4 2 2 3 3 3 4 134 67
18 DHCN 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 5 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 148 74
19 DAA 4 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 150 75
20 DK 4 5 3 4 4 4 3 1 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 141 70,5
21 DJNA 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 1 2 2 4 4 1 2 2 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 117 58,5
22 ENA 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 2 2 2 4 142 71
23 ES 4 5 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 146 73
24 FM 4 5 3 4 4 2 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 122 61
25 FYKK 2 5 4 5 1 4 3 2 2 5 4 4 4 4 2 2 2 3 3 4 2 4 3 4 1 4 4 2 4 4 4 4 2 4 1 4 3 2 4 4 129 64,5
26 FF 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 3 2 4 3 5 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 148 74
27 FS 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 152 76
28 GSP 5 5 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 3 4 3 4 3 3 3 4 5 4 5 4 149 74,5
29 HRD 4 5 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 141 70,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Data Minat Siklus I
No Nama
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Jumla
h Nilai
1 ABW 4 5 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 163 81,5
2 ASPP 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 165 82,5
3 AIZ 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 153 76,5
4 AAP 4 3 4 3 3 3 4 5 3 4 3 3 5 3 1 3 4 4 5 4 4 3 3 4 1 4 5 4 4 4 3 3 2 4 1 3 4 4 4 4 139 69,5
5 AM 4 4 1 3 4 5 1 1 1 3 4 5 5 3 5 3 4 1 3 3 5 5 4 4 1 3 5 3 2 3 3 5 4 3 1 4 5 4 5 4 136 68
6 APS 5 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 165 82,5
7 AP 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 144 72
8 AR 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 5 4 4 3 4 4 3 3 5 3 3 3 4 5 3 3 2 4 4 4 3 3 143 71,5
9 AADS 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 3 5 4 3 5 3 3 2 3 4 4 3 4 142 71
10 AW 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 119 59,5
11 AA 1 4 3 3 2 4 3 4 3 1 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 145 72,5
12 BAA 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 3 5 5 3 5 5 3 4 5 5 3 5 5 4 4 4 4 4 5 3 3 5 5 5 3 5 165 82,5
13 DP 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 156 78
14 DZ 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 154 77
15 DIH 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 147 73,5
16 DK 3 4 3 4 4 3 1 2 1 3 2 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 1 4 5 3 2 4 3 4 2 2 5 4 3 4 4 4 135 67,5
17 DR 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 3 3 5 3 3 5 3 3 2 4 2 3 4 4 4 4 143 71,5
18 DHCN 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 3 4 5 5 4 4 161 80,5
19 DAA 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 169 84,5
20 DK 2 3 3 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 4 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 107 53,5
21 DJNA 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 1 3 3 3 4 3 3 4 2 1 2 3 4 2 2 5 3 2 3 3 1 4 3 2 3 3 3 3 3 116 58
22 ENA 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 155 77,5
23 ES 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 5 3 4 4 4 4 5 3 3 3 4 3 3 4 2 2 4 4 4 5 143 71,5
24 FM 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 120 60
25 FYKK 3 4 4 4 2 3 1 3 2 4 3 3 5 3 1 3 4 4 5 4 4 3 3 4 1 4 5 4 4 4 3 3 2 4 1 3 4 4 4 4 133 66,5
26 FF 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 5 3 3 3 3 4 2 2 2 4 5 4 4 3 142 71
27 FS 5 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 165 82,5
28 GSP 5 5 3 4 5 5 3 4 4 5 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 3 5 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 157 78,5
29 HRD 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 5 3 4 4 3 3 4 4 3 4 5 3 4 4 3 5 3 3 2 3 4 4 4 4 143 71,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Data Minat Siklus II
No Nama
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah Nilai
1 ABW 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 3 5 4 4 5 4 171 85,5
2 ASPP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 5 160 80
3 AIZ 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 148 74
4 AAP 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 112 56
5 AM 5 4 3 3 5 5 3 4 3 3 4 4 5 4 5 4 5 3 3 3 5 5 4 4 1 3 5 4 3 2 4 5 4 3 1 4 5 4 5 4 153 76,5
6 APS 5 5 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 164 82
7 AP 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 150 75
8 AR 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 5 3 3 4 4 5 2 3 3 4 4 3 3 3 143 71,5
9 AADS 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 5 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 129 64,5
10 AW 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 5 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 133 66,5
11 AA 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 148 74
12 BAA 4 5 3 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3 5 3 5 5 4 5 5 3 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 5 5 4 3 5 4 5 4 5 167 83,5
13 DP 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 153 76,5
14 DZ 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 148 74
15 DIH 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 144 72
16 DK 3 4 2 4 2 1 2 3 2 3 2 4 4 3 2 4 3 2 2 3 1 3 3 3 1 4 5 3 2 3 2 3 2 4 2 2 3 4 3 2 110 55
17 DR 3 3 4 3 2 3 2 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 5 5 3 3 2 2 3 5 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 5 4 5 133 66,5
18 DHCN 4 5 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 155 77,5
19 DAA 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 161 80,5
20 DK 4 5 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 149 74,5
21 DJNA 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 4 2 4 4 121 60,5
22 ENA 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 155 77,5
23 ES 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 5 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 145 72,5
24 FM 5 5 5 5 1 1 5 5 1 5 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 1 1 5 5 1 1 1 5 1 1 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 120 60
25 FYKK 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 139 69,5
26 FF 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 5 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 135 67,5
27 FS 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 158 79
28 GSP 5 5 3 3 5 5 3 4 3 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 5 3 3 5 3 3 3 4 3 4 5 4 5 3 160 80
29 HRD 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 3 3 4 3 3 2 4 5 3 3 3 133 66,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Data Prestasi Pra Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Data Prestasi Siklus I
No Nama
Siswa
Pilihan Ganda Uraian Jumlah
Total
Jumlah
PG + E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah
Total 1 2 3 4 5
1 ABW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 4 4 4 4 4 20 82
2 ASPP 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 21 4 3 4 3 4 18 78
3 AIZ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 20 4 4 4 4 4 20 76
4 AAP 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20 4 4 3 4 3 18 76
5 AM 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 18 4 5 4 5 5 23 80
6 APS 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18 4 4 3 4 4 19 76
7 AP 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 18 4 3 4 4 4 19 76
8 AR 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 18 4 3 4 4 4 19 76
9 AADS 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 4 4 5 4 4 21 82
10 AW 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20 4 4 4 3 3 18 74
11 AA 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 3 4 3 4 3 17 72
12 BAA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 20 3 3 3 3 3 15 70
13 DP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 23 4 4 4 4 3 19 76
14 DZ 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 14 4 3 4 3 4 18 64
15 DIH 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 15 3 4 4 3 4 18 66
16 DK 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 22 4 4 4 4 4 20 80
17 DR 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 20 4 4 4 4 4 20 78
18 DHCN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 21 4 4 4 4 4 20 80
19 DAA 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 5 4 4 4 4 21 78
20 DK 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 3 3 3 3 2 14 64
21 DJNA 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 3 4 4 4 4 19 82
22 ENA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20 4 4 3 4 3 18 78
23 ES 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 21 3 4 4 4 3 18 80
24 FM 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 19 4 4 4 4 4 20 76
25 FYKK 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 21 3 4 4 4 4 19 78
26 FF 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 19 4 3 3 3 4 17 72
27 FS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 20 4 4 4 4 5 21 80
28 GSP 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 18 3 4 3 4 4 18 72
29 HRD 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20 4 3 3 3 4 17 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Data Prestasi Siklus II
No Nama
Siswa
Pilihan Ganda Uraian Jumlah
Total
Jumlah
PG + E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah
Total 1 2 3 4 5
1 ABW 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 5 5 5 5 4 24 94
2 ASPP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 4 4 5 4 5 22 92
3 AIZ 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20 4 4 4 4 3 19 78
4 AAP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 4 3 4 4 4 19 86
5 AM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 5 5 5 4 5 24 94
6 APS 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 19 4 4 3 4 3 18 74
7 AP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 4 4 4 4 4 20 86
8 AR 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 19 4 4 3 5 4 20 78
9 AADS 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 4 4 4 4 4 20 84
10 AW 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 4 4 4 4 4 20 78
11 AA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 3 4 5 4 4 20 88
12 BAA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 3 4 3 3 4 17 80
13 DP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 4 4 4 4 5 21 88
14 DZ 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 17 4 4 3 3 4 18 70
15 DIH 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 4 4 4 5 4 21 88
16 DK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23 4 4 4 4 4 20 86
17 DR 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19 4 5 4 4 4 21 80
18 DHCN 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 4 3 3 4 4 18 82
19 DAA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 4 4 4 4 4 20 86
20 DK 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 18 3 4 4 3 4 18 72
21 DJNA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 4 4 4 4 4 20 88
22 ENA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 4 3 4 4 4 19 86
23 ES 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 19 3 4 4 4 4 19 76
24 FM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 4 4 4 4 4 20 88
25 FYKK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 3 4 4 5 4 20 90
26 FF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 3 3 4 4 3 17 80
27 FS 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 19 3 4 5 4 5 21 80
28 GSP 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 19 3 3 4 4 3 17 72
29 HRD 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 4 3 4 3 3 17 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Presensi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI