Post on 21-Feb-2017
USERS AND PRACTITIONERS OF COMPLEMENTARY MEDICINE
PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI KLINIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Catherine Zollman, Kate Thomas, and Clare Relton
PENGGUNA DAN PRAKTISI
PENGOBATAN KOMPLEMENTER
Dipresentasikan oleh :
Himyatul Hidayah
Objective study
Memahami fenomena
pengguna dan praktisi
serta ulasan fakta-fakta
pendukung tentang
penggunaan obat
komplementer
(complementary
medicine).
What is complementary medicine ?
Pengobatan komplemeter
merupakan satu corak
praktek kesehatan yang
seringkali masih
menimbulkan kesimpang-
siuran tentang batasan-
nya, posisi disiplin dan
keterkaitannya dengan
istilah pengobatan
konvensional.
Common complementary therapies
Pengobatan
komplementer mencakup
semua praktek tersebut
dan ide-ide di luar
domain kedokteran
konvensional. Di
beberapa negara
didefinisikan oleh
pengguna mereka
sebagai mencegah atau
mengobati penyakit,
atau mempromosikan
kesehatan dan
kesejahteraan.
Supported by specialist publications
Surveys of use
o Target survei adalah praktisi dan terhadap
konsumen (pasien).
o Beberapa survei pengobatan komplementer
telah dilakukan, namun secara kualitatif dari
berbagai interpretasi sering tidak mudah untuk
sejumlah alasan.
The Obstacles of its survey
o Defenisi yang berbeda dari pengobatan komplementer,
misalnya tipe-tipe praktisi komplementer meliputi hanya
satu dari lima konsultasi pasien yang terdiri dari lebih 14
terapi yang berbeda.
o Pasien seringkali membeli obat-obat komplementer
secara bebas (over the counter).
o Ketika pasien mendapatkan perawatan -- sebagai
contoh pada terapi hipnosis -- dimana mereka ditangani
oleh dokter konvensional atau pelayanan kesehatan
konvensional sehingga pasien tidak teregistrasi dalam
survei sebagai komplementer.
Namun, dimungkinkan untuk membuat estimasi dari data yang tersedia,
yang membantu untuk memetakan perkembangan praktik komplementer.
Levels of use
Sebagai contoh survey di Inggris pada tahun 1998
diperkirakan bahwa 46 % populasi telah menggunakan
beberapa bentuk pengobatan komplementer.
Pada sebuah studi tahun 2001 juga memperkirakan
bahwa lebih dari 10 % dari populasi telah berkonsultasi
dengan praktisi komplementer pada tahun sebelumnya.
Tingkat penggunaan pengobatan komplementer
meningkat dua kali lipat pada pasien dengan penyakit
kronis, seperti infeksi HIV, multiple sclerosis, psoriasis, dan
kondisi reumatologi.
Di Inggris juga diperkirakan bahwa sepertiga dari pasien
kanker menggunakan terapi komplementer pada tahap
tertentu dari penyakit mereka.
Data Penggunaan Obat-Obat Komplementer
di Berbagai Negara
Which therapies are used ?
o Pada survei ini terapi yang paling populer
adalah osteopati, chiropractic, homeopati,
akupunktur, pijat, aromaterapi, dan
refleksologi.
o Popularitas terapi komplementer yang
berbeda bervariasi di seluruh Eropa. Hal ini
mencerminkan perbedaan budaya medis dan
pada posisi sejarah, politik, dan hukum
pengobatan komplementer di negara-negara
tersebut.
Popularitas terapi komplementer yang berbeda antara pengguna di Eropa.
Who uses complementary medicine?
Pada survey ini pasien pria dan wanita pada pengobatan
komplemeter memiliki proporsi yang sama di Inggris, dengan
usia 25-54 tahun.
Kecenderungannya lebih besar dengan melakukan konsultasi
ke praktisi pengobatan komplementer daripada melakukan
self-treating. Hal ini juga ditunjukkan pada kelompok ekonomi
dan pendidikan yang lebih tinggi.
Belum ada bukti penelitian di Inggris terhadap pengaruh etnis
pada kecendrungan pengobatan komplementer.
Akses dan ketersediaan praktisi mendasari lebih banyak orang
menggunakan pengobatan komplementer, dan bukan karena
perbedaan regional.
What conditions are treated ?
Pada penelitian ini, preferensi konsumen untuk
terapi komplementer meliputi masalah
muskuloskeletal, nyeri leher, masalah usus,
pencernaan, stres, kecemasan, depresi, migrain,
dan asma.
Masalah difisiensi energi (lack of energy) dan
mempertahankan kesehatan umum seringkali sulit
dibedakan sebagai kategori konvensional.
Fakta yang lain sebagai contoh bahwa ahli
homeopati dan herbalis cenderung untuk mengobati
kondisi seperti eksim, masalah haid, dan sakit
kepala dibanding pada kasus muskuloskeletal.
Complementary practitioners
o Jumlah dan profil praktisi komplementer berubah
dengan cepat. Pada survei ini tercatat 13.500
praktisi yang terdaftar di Inggris. Meningkat empat
kali lipat pada tahun 2000 menjadi 60.000 dengan
tiga disiplin yakni penyembuhan, aromaterapi,
dan reflexology.
o Satu fakta dalam penelitian ini bahwa hampir 10.000
profesional kesehatan konvensional juga berlatih
pengobatan komplementer dan merupakan anggota
dari organisasi profesi mereka sendiri (seperti, The
British Medical Acupuncture Society for doctors and
dentists).
“Stereotipe tentang penggunaan pengobatan
komplementer yang terkait dengan gaya hidup
alternatif tidak didukung oleh bukti penelitian”
Rujukan