Post on 21-Nov-2020
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, FINANCING TO
DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN
NON PERFORMING FINANCING TERHADAP
PROFITABILITAS DENGAN PEMBIAYAAN
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Periode 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
Anisa Khusnul Khotimah
NIM 63010150169
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, FINANCING TO
DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN
NON PERFORMING FINANCING TERHADAP
PROFITABILITAS DENGAN PEMBIAYAAN
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Periode 2013-2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
Anisa Khusnul Khotimah
NIM 63010150169
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jadilah manusia paling baik di sisi Allah
Jadilah manusia paling buruk dalam pandangan dirimu
Jadilah manusia biasa di hadapan orang lain”
(Ali Bin Abi Thalib)
“Jadilah manusia yang berusaha melawan arus air, bukan mengikuti air
yang mengalir.”
(Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tuaku Bapak Chairani dan Ibu Sulastri, terimakasih
atas limpahan doa dan kasih sayang yang tak terhingga dan selalu
memberikan yang terbaik untuk penulis
Kakakku tersayang Hamdi Mustofa, dan Mba Tati yang selalu
mendukungku dan memberikan semangat untuk membahagiakan kedua
orang tua
Seluruh keluarga besar penulis yang terus memberikan motivasi dan
dukungan kepada penulis
Sahabatku Yosua, Risna, Ika, Maya, Yuli, Alfi, Wiwin, dan Wati yang
menjadi tempat curahan isi hati penulis
Teman-teman seperjuangan hidup di Kota Salatiga.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. WR. WB.
Dengan meyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyang, puji
syukur hanya bagi Allah SWT atas segala hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Financing
to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Non-performing Financing,
terhadap Profitabilitas dengan Pembiayaan sebagai Variabel Intervening
(Studi kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia 2013-2017)” ini dengan
baik. Sholawat serta salam semogga terlimpahkan pada jujungan Nabi Besar
Muhammad SAW, sahabat dan keluarganya.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (S.E) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa dukungan,
bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini
berlangsung. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Zakiyyudin M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga
2. Dr. Anton Bawono M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
3. Ari Setiawan, M.M selaku Ketua Prodi S1-Perbankan Syariah Institut
Agama Islam Negeri Salatiga .
viii
4. Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, M. Si. selaku Dosen Pembimbing atas
arahan dan bimbingannya.
5. Dr. Faqih Nabhan, M. M. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orang tua saya (Bapak Chairani dan Ibu Sulastri), kakak saya
beserta keluarga besar yang telah mendoakan, memberikan pengorbanan,
perjuangan, nasehat, kasih sayang, kesabaran, pengertian, serta dukungan
yang tiada henti.
7. Teman-teman S-1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
(IAIN) Salatiga angkatan 2015 terima kasih atas kebersamaan dan
kegembiraannya selama kuliah.
8. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu per satu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama ini
sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk
kepentingan bersama.
Dengan segala rendah hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca semua.
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamin.
Salatiga, 03 Juli 2019
Penulis
ix
ABSTRAK
Khotimah, Anisa Khusnul. 2019. Pengaruh Dana Pihak ketiga, Financing to
Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio dan Non Performing Financing
terhadap Profitabilitas dengan Pembiayaan sebagai Variabel
Intervening Pada Bank Umum Syariah (Periode 2013-2017). Skripsi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S-1 Perbankan
Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, M.
Si.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingkat perkembangan perbankan
syariah yang fluktuatif khususnya pada tingkat profitabilitas yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Dengan adanya kegiatan penyaluran pembiayaan dan kepada
masyarakat maka bank syariah sangat mengharapkan profitabilitas yang tinggi
dari kegiatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh DPK,
FDR, CAR dan NPF terhadap profitabilitas (ROA) dengan pembiayaan sebagai
variabel Intervening pada Bank Umum Syariah (periode 2013-2017).
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah mengumpulkan data-data laporan
keuangan bulanan perbankan syariah tahun 2013-2017. Sampel dalam penelitian
ini menggunakan 11 Bank Umum Syariah dari 13 Bank Umum Syariah yang
tercatat di OJK. Data yang telah diperoleh dari pengumpulan data ini kemudian
diolah menggunakan komputer dengan aplikasi Eviews 9. Metode analisis yang
digunakan adalah uji sobel, uji stasioneritas, uji asumsi klasik, dan uji regresi
berganda.
Hasil analisis pada pengujian uji t menunjukkan bahwa DPK dan CAR
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. FDR berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap ROA. NPF berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
ROA, Pembiayaan berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Sedangkan DPK
berpengaruh positif signifikan terhadap Pembiayaan, FDR tidak berpengaruh
terhadap pembiayaan, CAR berpengrauh positif tidak signifikan dan NPF negatif
signifikan terhadap Pembiayaan. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa variabel
Pembiayaan hanya mampu memediasi pengaruh DPK terhadap ROA.
Kata Kunci: DPK, FDR, CAR, NPF, Pembiayaan, ROA
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. ii
PENGESAHAN .......................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
PERSEMBAHAN ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 11
E. Sistmatika Penulisan ..................................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 15
A. Telaah Pustaka .............................................................................................. 15
B. Kerangka Teori ............................................................................................. 28
1. Signaling Theory (Teori Sinyal) ........................................................... 28
2. Productive Theory of Credit.................................................................. 29
3. Profitabilitas .......................................................................................... 31
4. Sistem Pembiayaan Bank Syariah ......................................................... 32
5. Dana Pihak Ketiga................................................................................. 36
xi
6. Financing to Deposit Ratio (FDR) ........................................................ 37
7. Capital Adequacy Ratio (CAR) ............................................................ 39
8. Non Performing Financing (NPF) ........................................................ 40
C. Kerangka penelitian ...................................................................................... 42
1. Pengaruh DPK terhadap profitabilitas .................................................. 43
2. Pengaruh FDR terhadap profitabilitas ................................................... 43
3. Pengaruh CAR terhadap profitabilitas .................................................. 43
4. Pengaruh NPF terhadap profitabilitas ................................................... 43
5. Pengaruh pembiayaan terhadap profitabilitas ....................................... 44
6. Pengaruh DPK terhadap pembiayaan.................................................... 44
7. Pengaruh FDR terhadap pembiayaan .................................................... 44
8. Pengaruh CAR terhadap pembiayaan ................................................... 45
9. Pengaruh NPF terhadap pembiayaan .................................................... 45
10. Pengaruh DPK terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan ..... 45
11. Pengaruh FDR terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan ..... 46
12. Pengaruh CAR terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan..... 46
13. Pengaruh NPF terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan .... 47
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 48
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 48
B. Populasi dan Sampel .................................................................................... 48
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 49
D. Definisi Konsep Dan Operasional ................................................................ 50
1. Variabel Dependen (Y) ......................................................................... 50
2. Variabel Independen (X) ....................................................................... 50
3. Variabel Intervening (Z) ....................................................................... 52
xii
E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 52
1. Statistik Deskriptif ................................................................................ 52
2. Uji Stasioneritas .................................................................................... 52
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 53
4. Uji Ketepatan Model ............................................................................. 55
5. Uji Hipotesis ......................................................................................... 56
F. Alat Analisis ................................................................................................. 59
BAB IV ANALISIS DATA ....................................................................................... 61
A. Diskriptif Objek Penelitian ........................................................................... 61
B. Analisis Data ................................................................................................ 61
1. Analisis Deskriptif ................................................................................ 61
2. Uji Stasioneritas .................................................................................... 62
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 70
4. Uji Ketepatan Model ............................................................................. 77
5. Uji Hipotesis ......................................................................................... 80
C. Pembahasan .................................................................................................. 90
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 105
A. Kesimpulan ................................................................................................. 105
B. Saran ........................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 109
LAMPIRAN ............................................................................................................. 115
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 126
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Aset dan ROA Perbankan Syariah 2013-2017 ....................................... 3
Tabel 1. 2 Perkembangan Perbankan Syariah 2013-2017 ...................................... 6
Tabel 2. 1 Ringkasan Penelitian Terdahulu .......................................................... 18
Tabel 2. 2 Ringkasan Penelitian Terdahulu .......................................................... 22
Tabel 2. 3 Ringkasan Penelitian Terdahulu .......................................................... 26
Tabel 4. 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 60
Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Unit Root pada Level ................................................. 60
Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference ................................... 61
Tabel 4. 4 Hasil Pengujian Unit Root pada Level ................................................. 62
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Unit Root pada Level ................................................. 62
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference ................................... 63
Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Unit Root pada Level ................................................. 64
Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference ................................... 64
Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Unit Root pada Level ................................................. 65
Tabel 4. 10 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference ................................. 66
Tabel 4. 11 Hasil Pengujian Unit Root pada Level ............................................... 66
Tabel 4. 12 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference ................................. 67
Tabel 4. 13 Hasil Pengujian Unit Root ................................................................. 67
Tabel 4. 14 Uji Normalitas Substruktur I ............................................................ ..68
Tabel 4. 15 Uji Normalitas Substruktur II ........................................................... .69
Tabel 4. 16 Uji Multikolinearitas Substruktur I .................................................. ..69
Tabel 4. 17 Uji Multikolinearitas Substruktur II ................................................... 70
Tabel 4. 18 Uji Autokorelasi Substruktur I ........................................................... 71
Tabel 4. 19 Uji Autokorelasi Substruktur II.......................................................... 72
Tabel 4. 20 Uji Heteroskedastisitas Substruktur I ................................................. 74
Tabel 4. 21 Uji Heteroskedastisitas Substruktur II .............................................. .74
Tabel 4. 22 Uji F dan Uji R2 Sustruktur I ............................................................. 75
Tabel 4. 23 Uji F dan Uji R2 Substruktur II ......................................................... .76
Tabel 4. 24 Uji Hipotesis Substruktur I ............................................................... .78
Tabel 4. 25 Uji Hipotesis Substruktur II .............................................................. .80
Tabel 4. 26 Uji Sobel ............................................................................................ 84
Tabel 4. 27 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 86
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian ......................................................................... 42
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga keuangan syariah pada saat ini tumbuh dengan pesat dan
menjadi bagian dari kehidupan di dunia Islam. Lembaga keuangan syariah
ini tidak hanya terdapat di negara-negara Islam, tetapi juga terdapat di
negara-negara yang masyarakatnya mayoritas muslim. Kerangka dasar
dari lembaga keuangan syariah yaitu serangkaian aturan main dan hukum
secara keseluruhan berdasarkan syariah, yang mengatur bidang ekonomi,
sosial, politik, dan aspek budaya. Jenis usaha dan lembaga keuangan pada
dasarnya sama dengan lembaga keuangan konvensional yaitu, lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank (Sholahuddin, 2006:
4). Lembaga keuangan bank, seperti Bank Syariah, Unit Usaha Syariah,
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Salah satu lembaga keuangan bank
yang pertumbuhannya cepat adalah Perbankan Syariah.
Pertumbuhan perbankan syariah dapat dilihat dari perkembangan
kinerja perusahaan tersebut. Jika kinerja perusahaan itu baik dapat
mencerminkan pertumbuhan perusahaan yang positif. Kinerja disini dilihat
dari aspek keuangan perusahaan. Kinerja keuangan bank dapat dievaluasi
dengan profitabilitas. Umumnya keberlanjutan bank tergantung pada
kinerja bank dan profitabilitas. Hal ini terjadi karena bank harus
menghasilkan pendapatan yang diperlukan untuk menutupi biaya
2
operasional mereka yang dikeluarkan dalam kegiatan perbankan. Penilaian
kinerja keuangan perbankan merupakan salah satu faktor yang penting
bagi perbankan untuk melihat bagaimana bank tersebut dalam melakukan
kinerjanya apakah sudah baik atau belum. Selain itu penilaian juga dapat
digunakan untuk mengetahui seberapa besar profitabilitas atau keuntungan
bank dengan membandingkan hasil laba pada tahun tertentu dengan laba
tahun-tahun sebelum dan sesudahnya atau membandingkan kinerja
perbankan yang satu dengan perbankan yang lainnya.
Tujuan utama bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang
maksimal. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan
atau memperoleh laba yang digunakan untuk menilai sejauh mana bank
mampu menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas dapat
dihitung menggunakan Return on Assets (ROA) dengan memperhitungkan
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan.
Tingkat profitabilitas dengan pendekatan Return on Assets (ROA)
bertujuan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola
aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan income. Apabila ROA
meningkat maka profitabilitas perusahaan meningkat sehingga dampak
akhirnya adalah peningkatan profitabilitas.
Pada tahun 2017, pertumbuhan perbankan syariah mengalami
sedikit perlambatan dibandingkan tahun 2016. Pertumbuhan perbankan
syariah yang semakin tinggi menandakan bahwa tingkat pendapatan
3
perusahaan tersebut juga tinggi, begitupun sebaliknya. Perkembangan
tersebut dapat diperhatikan pada tabel berikut:
Tabel 1 .1 Aset dan ROA Perbankan Syariah 2013-2017
2013 2014 2015 2016 2017
Aset 24.24% 12.41% 9.00% 20.28% 18,97%
ROA 2.13% 0.85% 0.58% 0.65% 0.96%
Sumber: LPKS 2013-2017
Perkembangan perbankan syariah dari tahun 2013-2017 banyak
mengalami fluktuasi dari berbagai aspek. Hal tersebut juga akan
berdampak pada profitabilitas yang dicapai bank syariah secara
keseluruhan. Tingkat profitabilitas bank mengalami penurunan dan
peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2015. Pertumbuhan aset
yang melambat dapat mencerminkan profitabilitas yang dicapai, namun
pada tahun 2017 dengan pertumbuhan aset yang melambat dari tahun
sebelumnya dapat meningkatkan profitabilitas bank syariah. Berdasarkan
research problem tersebut, diduga terdapat faktor-faktor lain yang
mempengaruhi profitabilitas (LPKS, 2017).
Pembiayaan merupakan faktor yang mempengaruhi profitabilitas
bank. Menurut Dendawijaya (2005) kredit atau pembiayaan merupakan
kegiatan atau aktivitas yang terbesar dari perbankan. Hal tersebut sesuai
dengan teori Risk Bearing Theory of Profit yaitu perusahaan dapat
mendapatkan laba di atas normal, apabila jenis usahanya mempunyai
risiko yang tinggi. Dalam perbankan, pembiayaan merupakan kegiatan
usaha yang memiliki risiko yang tinggi.
4
Dana yang dimiliki oleh bank juga merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas. Dana yang dimiliki bank
sangat penting untuk perencanaan investasi dan melakukan kegiatan
usahanya. Dendawijaya (2005: 46) menyatakan bagi sebuah bank, sebagai
suatu lembaga keuangan, dana merupakan darah dalam tubuh badan usaha
dan persoalan paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa,
artinya tidak dapat berfungsi sama sekali. Dana yang dimiliki oleh bank
yang paling besar dan yang paling diandalkan dalam rangka menjalankan
kegiatan usahanya bersumber dari dana pihak ketiga atau dana dari
masyarakat. Oleh karena itu, besarnya dana pihak ketiga yang dihimpun
oleh bank akan menentukan tingkat profitabilitas.
Selain faktor di atas, faktor yang mempengaruhi lainnya yaitu
FDR, CAR, dan NPF. Menurut Simorangkir (2004:147), Loan to Deposit
Ratio dinyatakan sebagai: “Loan to Deposit Ratio merupakan
perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga,
termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk pinjaman subordinasi.”
Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan
yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya. LDR merupakan ukuran likuiditas
yang mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang
berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank (terutama dana
masyarakat). Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi
likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya
5
efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Semakin tinggi LDR maka
semakin tinggi dana yang disalurkan ke dana pihak ketiga. Dengan
penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka bank akan pendapatan bank
(ROA) akan semakin meningkat.
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki oleh bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Modal merupakan
salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan
menampung risiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat
kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap
kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai
ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu membiayai operasional
bank. (Hakim dan Rafsanjani, 2016)
NPF adalah perbandingan antara kredit/ pembiayaan bermasalah
dengan total kredit/pembiayaan yang diberikan. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan ketidakmampuan suatu bank dalam mengelola
kredit/pembiayaan bermasalahnya, tentunya hal tersebut akan menurunkan
tingkat kepercayaan diri suatu bank serta kehati-hatian dalam melakukan
kegiatan usahanya pada periode selanjutunya seperti penyaluran
pembiayaan. Oleh karena itu besarnya NPF periode sebelumnya dapat
menentukan tingkat profitabilitas bank (Setiawan dan Indriani, 2016).
6
Tabel 1 .2 Perkembangan Perbankan Syariah 2013-2017
2013 2014 2015 2016 2017
Aset 24.24% 12.41% 9.00% 20.28% 18,97%
PYD 24.82% 8.35% 7.06% 16.41% 15,23%
ROA 2.13% 0.85% 0.58% 0.65% 0.96%
DPK 24.43% 18.53% 6.37% 20.84% 19.83%
FDR 100.32% 91.50% 92.14% 88,87% 84.99%
CAR 14.44% 16.10% 15.02% 16.16% 17,81%
NPF Gross 2.62% 4.33% 4.34% 4.15% 3.90%
Sumber: LPKS 2013-2017
Berdasarkan tabel 1.2. terdapat hubungan yang tidak konsisten
antara ROA dengan faktor yang mempengaruhinya, yaitu PYD, DPK,
FDR dan CAR. Terlihat jelas pada tahun 2016-2017, saat ROA meningkat
seharusnya faktor yang mempengaruhi (PYD, DPK, dan FDR) meningkat.
Dari berbagai teori yang telah dijelaskan, masih terdapat
ketiaksesuaian antara fakta di lapangan dengan teori. Adapun perbedaan
hasil antara penelitian dengan teori. Hal ini diperkuat oleh adanya
research gap dalam penelitian-penelitian terdahulu. Sebagai contoh, dalam
penelitian terdahulu penelitian yang dilakukan oleh Husaeni (2017) yang
menyatakan bahwa DPK berpengaruh negatif terhadap profitabilitas,
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Indriani (2016)
menyimpulkan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Pada variabel FDR yang diteliti oleh Almunawarroh dan Marlina
(2018), Pratiwi (2012) menyimpulkan bahwa FDR berpengaruh positif
terhadap profitabilitas, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sintiya
(2018) menyimpulkan bahwa FDR tidak berpengaruh terhdap
7
profitabilitas. Selanjutnya variabel CAR yang diteliti oleh Wibowo dan
Syaichu (2013), Almunawarroh dan Marlina (2018), Pratiwi (2012)
menyimpulkan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas,
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sintiya (2018) menyimpulkan
bahwa CAR berpengaruh terhadap profitabilitas. Pada variabel NPF yang
diteliti oleh Husaeni (2017) menyimpulkan bahwa NPF berpengarih positif
terhadap profitabilitas sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Almunawarroh dan Marlina (2018), Wibowo dan Syaichu (2013), Pratiwi
(2012) menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas.
Variabel penelitian yang mempengaruhi pembiayaan yaitu DPK,
FDR, CAR, dan NPF. DPK yang diteliti oleh Bakti (2017), Nurbaya
(2013), Yunita (2014), dan Munandar (2009) menyimpulkan bahwa DPK
berpengaruh positif terhadap pembiayaan, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Setiawan dan Indriani (2016) menyimpulkan bahwa DPK
tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Pada variabel FDR yang diteliti
oleh Rachman (2015) dan Yunita (2014) menyimpulkan bahwa FDR
berpengaruh positif terhadap pembiayaan, sedagkan Nurbaya (2013)
menyatakan bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Pada
variabel CAR yang diteliti oleh Rachman (2015) dan Nurbaya (2013)
mneyimpulkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap pembiayaan,
sedangkan Bakti (2017) dan Setiawan dan Indriani (2016) menyimpulkan
bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap pembiayaan. Selanjutnya
8
variabel NPF yang diteliti oleh Bakti (2017), Rachman (2015), Setiawan
dan Indriani (2016) menyimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan, sedangkan Yunita (2014) menyimpulkan bahwa
NPF berpengaruh positif terhadap pembiayaan.
Berdasarkan research problem dan research gap di atas, maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh DPK, CAR,
NPF, dan FDR terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah.Penelitian ini
bertujuan untuk menguji kembali menambah variabel mediasi dengan
objek dan tahun berbeda serta adanya perbedaan hasil dari peneliti-peneliti
sebelumnya. Sehingga penelitian ini mengambil judul “ Pengaruh Dana
Pihak Ketiga, Financing to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non
Performing Financing Terhadap Profitabilitas Dengan Pembiayaan
Sebagai Variabel Intervening.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap profitabilitas
pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
2. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
3. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
9
4. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
5. Bagaimana pengaruh Pembiayaan terhadap profitabilitas pada Bank
Umum Syariah periode 2013-2017?
6. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan
pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
7. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
8. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
9. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
10. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap profitabilitas
pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017 yang dimediasi oleh
pembiayaan?
11. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017 yang
dimediasi oleh pembiayaan?
12. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017 yang
dimediasi oleh pembiayaan?
10
13. Bagaimana pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017 yang
dimediasi oleh pembiayaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri periode 2013-2017
2. Untuk menganalisis pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017
3. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
4. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF)
terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
5. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan terhadap profitabilitas pada
Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
6. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri periode 2013-2017
7. Untuk menganalisis pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017
11
8. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
9. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF)
terhadap pembiayaan pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017?
10. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017 yang
dimediasi oleh pembiayaan?
11. Untuk menganalisis pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017
yang dimediasi oleh pembiayaan?
12. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017 yang
dimediasi oleh pembiayaan?
13. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF)
terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2013-2017
yang dimediasi oleh pembiayaan?
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan Perbankan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
merencanakan pengelolaan dana dalam rangka meningkatkan laba
pada periode yang mendatang.
2. Bagi Akademisi
12
Hasil Penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan dan
referensi untuk penelitian selanjutnya secara luas dan mendalam
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan
syariah di Indonesia.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah khususnya di
Indonesia.
E. Sistmatika Penulisan
Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang
terkandung dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi
ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan. Bab ini berisi mengenai latar belakang
masalah, yang berisi landasan pemikiran secara garis besar baik dalam
teori maupun fakta yang ada, yang menjadi alasan dibuatnya penelitian ini.
Rumusan masalah berisi mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena
dan atau konsep yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan
kegunaan penelitian yang merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai
mengacu pada latar belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis
yang diajukan. Pada bagian terakhir dari bab ini yaitu sistem penulisan,
diuraikan mengenai ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab
yang ada dalam skripsi.
13
BAB II Landasan Teori. Bab ini menguraikan tinjauan teori, yang
berisi jabaran teori-teori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis
serta membantu dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu
merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya
yang berhubungan dengan penelitian ini. Hipotesis adalah pernyataan yang
disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban sementara
atas masalah penelitian.
BAB III Metode Penelitian. Dalam bab ini akan menguraikan
variabel penelitian dan efisiensi operasional dimana skripsi terhadap
variabel yang digunakan dalam penelitian akan dibahas sekaligus
melakukan pendefinisian secara operasional. Penentuan sampel berisi
mengenai masalah yang berkaitan dengan jumlah populasi, jumlah sampel
yang diambil dan metode pengambilan sampel. Jenis dan sumber data
gambaran tentang jenis data yang digunakan untuk variabel penelitian.
Metode analisis data mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis
yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV Analisis Data. Pada bab ini menjelaskan tentang deskripsi
objek penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan
dalam penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian
merupakan bentuk yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan mudah
diintrepretasikan meliputi deskripsi objek penelitian, analisis penelitian,
serta analisis data dan pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan
intrepretasi untuk memaknai implikasi penelitian.
14
BAB V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan yang menjelaskan
tentang hasil penelitian dan pembahasan disesuaikan dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian yang disajikan secara singkat dan jelas.
Sedangkan saran merupakan himbauan kepada pembaca dan instansi
terkait agar saran yang dipaparkan dapat memberi penegetahuan dan
manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan kajian peneitian
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Teori-teori yang digunakan sebagai dasar pemikiran yaitu diambil dari
studi literatur yang dilakukan melalui buku-buku teks kuliah, jurnal-jurnal
ekonomi, media cetak, maupun internet.
1. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan pengaruh DPK, FDR,
CAR, dan NPF terhadap profitabilitas dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Pratiwi (2012), melakukan penelitian dengan metode yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasilnya dapat
disimpulkan bahwa CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap ROA, NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA, sedangkan FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA.
Wibowo dan Syaichu (2013), melakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat suku bunga, inflasi, CAR, BOPO dan NPF
terhadap profitabilitas yang diproksikkan dengan ROA. Metode
penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda.
Hasilnya dapat disimpulkan bahwa BOPO berpengaruh signifikan
negatif terhadap ROA, sedangkan variabel CAR, NPF, Inflasi dan
Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal ini berarti bahwa
16
kondisi NPF yang lebih besar dalam satu periode tidak secara langsung
memberikan penurunan laba pada periode yang sama. Hal ini
dikarenakan pengaruh yang signifikan dari NPF terhadap ROA adalah
berkaitan dengan penentuan tingkat kemacetan pembiayaan yang
diberikan oleh sebuah bank. Dalam hal ini karena pembiayaan
merupakan sumber utama pendapatan bank. Di sisi lain adanya NPF
yang tinggi akan dapat mengganngu perputaran modal kerja dari bank.
Maka manakala bank memiliki jumlah pembiayaan macet yang tinggi,
maka bank akan berusaha terlebih dahulu mengevaluasi kinerja mereka
dengan sementara menghentikan penyaluran pembiayaannya hingga
NPF berkurang.
Fahmy (2013), melakukan penelitian yang menyimpulkan bahwa
variabel CAR, NPF, FDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA. Hasan (2014), melakukan penelitian bahwa variabel DPK, CAR,
NPF, dan FDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Edo dan Wiagustini (2014),
melakukan penelitian bahwa DPK berpengaruh positif signifikan
terhadap ROA, NPL berpengaruh negatif signifikan dan CAR
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.
Mahmudah dan Harjanti (2016), melakukan penelitian bahwa CAR
dan NPF berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan
FDR dan DPK berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
17
Setiawan dan Indriani (2016), melakukan penelitian dengan
metode analisis yang digunakan adalah Analisis Jalur yang
dioperasikan melalui program SPSS. Hasilnya dapat dsimpulkan
bahwa DPK tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan, CAR
dan NPF berpengaruh negtaif dan signifikan terhadap pembiayaan,
DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, CAR
tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan, sedangkan NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Widyawati (2017), melakukan penelitian bahwa variabel CAR dan
NPF berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilias
(ROA). Husaeni (2017), melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat DPK dan NPF berpengaruh terhadap ROA pada
BPRS. Dalam penelitian ini, DPK berpengaruh negatif terhadap ROA
yang menyatakan bahwa semakin besar tingkat DPK tidak
mempengaruhi ROA. Hal ini, mungkin saja di pengaruhi oleh tingkat
NPF yang tinggi di BPRS.
Almunawwaroh dan Marliana (2018), melalukan penelitian dengan
metode penelitian yang digunakan adalah persamaan regresi linier
berganda. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa CAR dan NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel
FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
Sintiya (2018), melakukan penelitian dengan metode yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasilnya dapat
18
disimpulkan bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, dan
CAR berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Tabel 2. 1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Penelitian Variabel Metode Aanlisis Hasil
Penelitian terdahulu pengaruh DPK, FDR, CAR, dan NPF, Pembiayaan terhadap
profitabilitas
Setiawan dan
Indriani, (2016).
Variabel independent:
DPK, CAR, NPF
Variabel dependent:
Profitabilitas
Variabel Intervening:
Pembiayaan
Path Analysis DPK terhadap
profitabilitas (+)
signifikan
CAR terhadap
profitabilitas (-)
signifikan
NPF (-) signifikan
terhadap
profitabilitas.
Mahmudah dan
Harjanti, (2016).
Variabel independent:
DPK, CAR, NPF,
FDR
Variabel dependent:
Profitabilitas
Analisis Regresi
Linear Berganda
CAR terhadap ROA
(+) signifikan
FDR terhadap ROA
(-) signifikan
NPF terhadap ROA
(+) signifikan
DPK terhadap ROA
(+) signifikan
Husaeni (2017). Variabel Independent:
DPK dan NPF.
Variabel Dependent:
Profitabilitas (ROA)
Analisis Regresi
Linear Berganda
DPK terhadap ROA
(-) signifikan
NPF terhadap ROA
(+) signifikan
Almunawwaroh dan
Marliana (2018).
Variabel Independent:
CAR, FDR, dan NPF
Variabel dependent:
Profitabilitas (ROA)
Analisis Regresi
Linear Berganda
CAR terhadap ROA
(-) signifikan
NPF terhadap ROA
(-) signifikan
FDR terhadap ROA
(+) signifikan
Sintiya (2018). Variabel independen:
BOPO, FDR, CAR
Variabel dependen:
Profitabilitas
Analisis Regresi
Linear Berganda
FDR terhadap ROA
(-) signifikan
CAR terhadap ROA
(+) signifikan
Pratiwi (2012), Variabel independen:
CAR, BOPO, NPF,
FDR
Variabel dependen:
ROA
Analisis Regresi
Linear Berganda
CAR terhadap ROA
(-) tidak signifikan
NPF terhadap ROA
(-) signifikan
FDR terhadap ROA
(+) signifikan
Edo dan Wiagustini,
(2014).
Variabel independent:
DPK, CAR, NPL
Variabel dependent:
LDR dan ROA
Analisis Regresi
Linear Berganda
DPK terhadap ROA
(+) signifikan
NPL terhadap ROA
(–) signifikan
CAR terhadap ROA
19
(+) tidak signifikan
Hasan, (2014). Variabel independen:
DPK, CAR, NPF,
FDR, Rasio Biaya,
Ukuran Perusahaan
Variabel dependen:
ROA
Analisis Regresi
Linear Berganda
DPK, CAR, NPF,
FDR (-) signifikan
terhadap ROA
Fahmy, (2013). Variabel Independent:
FDR, CAR, BOPO,
NPF
Variabel Dependent:
Profitabilitas
Analisis Regresi
Linear Berganda
CAR, NPF, FDR
terhadap ROA (-)
signifikan
Widyawati, 2017. Variabel Independent:
CAR, NPF, OER,
PPAP, NOM
Variabel Dependent:
Profitabilitas
Analisis Regresi
Linear Berganda
CAR, NPF terhadap
ROA (–) tidak
signifikan
Wibowo dan Syaichu
(2013).
Variabel Independent:
Suku Bunga, Inflasi,
CAR, BOPO, NPF
Variabel Dependent:
Profitabilitas
Analisis Regresi
Linear Berganda
CAR tidak
berpengaruh terhadap
Profitabilitas Bank
NPF tidak
berpengaruh terhadap
Profitabilitas Bank.
2. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan pengaruh DPK, FDR,
CAR, dan NPF terhadap pembiayaan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Munandar (2009), melakukan penelitian dengan metode yang
digunakan adalah analisis regresi berganda dengan metode OLS
(Ordinary Least Square). Hasilnya dapat disimpulkan bahwa DPK,
LDR dan ROA berpengaruh terhadap pembiayaan bank syariah
Mandiri.
Nurbaya (2013), melakukan penelitian dengan metode yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasilnya dapat
disimpulkan bahwa CAR dan DPK berpengaruh positif dan signifikan
20
terhadap pembiayaan murabahah, sedangkan FDR tidak berpengaruh
terhadap pembiayaan murabahah.
Yunita (2014), melakukan penelitian dengan metode yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasilnya dapat
disimpulkan bahwa DPK, NPF dan FDR berpengaruh signifikan
terhadap pembiayaan murabahah. Setiap kenaikan jumlah DPK yang
tersimpan dan terhimpun di bank syariah, maka akan semakin besar
tingkat pembiayaan murabahah yang disalurkan. Semakin tinggi rasio
FDR sebuah bank semakin tinggi pula jumlah pembiayaan murabahah
suatu bank tersebut. Bila tingkat NPF semakin tinggi maka jumlah
pembiayaan yang disalurkan oleh bank cenderung akan semakin
rendah.
Adzimatinur, dkk. (2015), melalukan penelitian bahwa variabel
DPK dan FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan, sedangkan variabel NPF berpengaruh negatif signifikan
terhadap pembiayaan di perbankan syariah.
Rachman (2015), melakukan penelitian dengan metode yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasilnya dapat
disimpulkan bahwa CAR dan FDR berpengaruh positif dan signifikan,
sedangkan NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah.
Setiawan dan Indriani (2016), melakukan penelitian dengan metode
analisis yang digunakan adalah analisis jalur yang dioperasikan
melalui program SPSS. Hasilnya dapat dsimpulkan bahwa DPK tidak
21
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan, CAR dan NPF
berpengaruh negtaif dan signifikan terhadap pembiayaan, DPK
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, CAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan, sedangkan NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Utomo, dkk. (2015), melakukan penelitian bahwa variabel NPF
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan. Sedangkan variabel
CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan
bank syariah. Ana (2017), melakukan penelitian bahwa variabel DPK
dan FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan,
sedangkan variabel NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap
pembiayaan bank umum syariah devisa.
Bakti (2017), melakukan penelitian dengan metode yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasilnya dapat
disimpulkan bahwa DPK berpengaruh positif dan signifikan, CAR
tidak berpengaruh signifikan, sedangkan NPF berpengaruh negatif dan
signifikan. Meningkatnya DPK mengakibatkan naiknya pembiayaan
menunjukkan bahwa fungsi intermediasi berjalan dengan baik dimana
fungsi perbankan dengan menghimpun dana dari pihak ketiga dan
menyalurkan kembali ke masyarakat atau pihak yang membutuhkan
dalam bentuk pembiayaan. Dalam penelitian ini nilai koefisien NPF
adalah negatif yang menunjukkan bahwa semakin meningkat NPF
maka pembiayaan semakin menurun. Meningkatnya NPF disebabkan
22
kenaikan pembiayaan yang bermasalah sehingga perbankan syariah
berhati-hati untuk mengeluarkan pembiayaan yang dikeluarkannya
untuk meminimalkan timbulnya pembiayaan bermasalah.
Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Penelitian Variabel Metode
Aanlisis
Hasil
Penelitian terdahulu pengaruh DPK, FDR, CAR, dan NPF terhadap pembiayaan
Munandar, (2009). Variabel independen:
DPK, LDR, ROA
Variabel dependen:
Pembiayaan
Analisis
regresi
berganda
dengan
metode OLS
DPK terhadap
pembiayaan bank
(+)
LDR terhadap
pembiayaan bank
(+)
Nurbaya, (2013). Variabel independen:
CAR, ROA, FDR,
DPK
Variabel dependen:
Pembiayaan
murabahah
Analisis
regresi linear
berganda
CAR terhadap
pembiayaan
murabahah (+)
signifikan
DPK terhadap
pembiayaan
murabahah (+)
signifikan
FDR terhadap
pembiayaan
murabahah (-)
Utomo, dkk. 2015. Variabel independen:
NPF, NIM, BOPO,
ROA, CAR
Variabel dependen:
Pembiayaan
Analisis
regresi linear
berganda
NPF berpengaruh
signifikan terhadap
pembiayaan
CAR terhadap
pembiayaan (+)
tidak signifikan
Adzimatinur, dkk.
(2015).
Variabel independen:
DPK, FDR, NPF
Variabel dependen:
Pembiayaan
Analisis
regresi linear
berganda
DPK terhadap
pembiayaan (+)
signifikan
NPF terhadap
pembiayaan (-)
signifikan
FDR terhadap
pembiayaan (+)
signifikan
Pratami dan Muharam,
(2011).
Variabel Independen:
DPK, CAR, NPF,
ROA
Variabel dependen:
Analisis
regresi linear
berganda
DPK terhadap
pembiayaan (+)
signifikan
CAR (-) signifikan
23
Pembiayaan NPF (+) signifikan
terhadap
pembiayaan
Ana, (2017). Variabel Independen:
FDR, NPF, ROA,
DPK
Variabel dependen:
Pembiayaan
Analisis
regresi linear
berganda
DPK terhadap
pembiayaan (+)
signifikan
FDR terhadap
pembiayaan (+)
signifikan
NPF terhadap
pembiayaan (-)
signifikan.
Bakti (2017). Variabel independen:
DPK, CAR, ROA,
NPF
Variabel dependen:
Pembiayaan
Analisis
regresi linear
berganda
DPK terhadap
Pembiayaan (+)
signifikan
CAR tidak
berpengaruh
signifikan
NPF teraadap
Pembiayaan (-)
tidak signifikan.
Setiawan dan Indriani,
(2016).
Variabel independen:
DPK, CAR, NPF
Variabel dependen:
Profitabilitas
Variabel Intervening:
Pembiayaan
Path Analysis DPK tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
pembiayaan
CAR terhadap
pembiayaan (-)
signifikan
NPF terhadap
pembiayaan (-)
signifikan.
3. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan pengaruh pembiayaan
terhadap profitabilitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Permata, dkk (2014), melakukan penelitian dengan metode yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitiannya
yaitu pembiayaan mudharabah berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas, sedangkan pembiayaan musyarakah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan
hasil tersebut, pengaruh yang ditimbulkan pada pembiayaan
musyarakah ini juga sama halnya dengan pembiayaan mudharabah.
24
Perbedaannya hanya pada pembiayaan musyarakah, risiko yang
ditanggung pihak bank lebih kecil, karena penyertaan modal dan
penanggungan kerugian akan dibagi oleh masing-masing pihak.
Muslim, dkk (2014), melakukan penelitian dengan metode yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitiannya
bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas, sedangkan pembiayaan musyarakah
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Artinya
apabila pembiayaan murabahah meningkat 1% dari total pembiayaan,
maka profitabilitas akan naik sebesar 2,4%. Hasil penelitian ini
menujukkan bahwa pengaruh yang dihasilkan pembiayaan musyarakah
terhadap profitabilitas adalah negatif. Hal tersebut diduga karena
pembiayaan musyarakah yang disalurkan oleh Bank Syariah selama 5
tahun (2010-2014) sangat kecil. Pengaruh negatif juga dapat
dikarenakan usaha yang dijalankan nasabah dari pembiayaan
musyarakah tidak berjalan lancar atau mengalami kerugian, sehingga
bagi hasil yang diperoleh Bank Syariah sebagai pendapatan juga
menurun.
Edya (2015), melakukan penelitian dengan metode yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah, musyarakah dan ijarah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
25
Fatmawati, dkk (2016), melakukan penelitian dengan metode yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap laba bersih, pembiayaan mudharabah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap laba bersih sedangkan pembiayaan
musyarakah dan ijarah tidak berpengaruh terhadap laba bersih.
Faradilla, dkk (2017), melakukan dengan metode yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa Murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas Bank Umum Syariah. Murabahah menjadi variabel yang
signifikan karena murabahah termasuk pembiayaan yang paling
dominan di Bank Umum Syariah, ini dapat dilihat dari porsi
pembiayaan murabahah yang paling besar yaitu sebesar 88.83%. Hal
ini juga dapat terjadi karena Bank Umum Syariah masih menghindari
risiko. Istishna tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Hal ini bisa terjadi karena porsi pembiayaan istishna sangat kecil,
hanya sebesar 0,13% dari pembiayaan lainnya. Ijarah tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Porsi pembiayaan
ijarah juga masih sangat kecil yaitu sebesar 2,10% dari pembiayaan
lainnya, hal ini juga bisa mengakibatkan ijarah tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas. Mudharabah tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas. Pembiayaan mudharabah juga masih sedikit,
sebesar 2,34% dari pembiayaan lainnya, sehingga mudharabah tidak
26
berpengaruh terhadap profitabilitas. Musyarakah berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah.
Pembiayaan musyarakah termasuk pembiayaan yang paling diminati
setelah murabahah. Hal ini dapat dilihat dari porsi pembiayaan yang
diberikan dari tahun 2011-2015 sebesar 6,42%. Hal tersebut
dikarenakan pada tahun 2011-2013 nilai NPF bank syariah mengalami
kenaikkan yang signifikan sehingga kredit macet di bank syariah
meningkat seiring dengan persaingan bank syariah yang semakin ketat.
Rahmadi (2017), Melakukan penelitian dengan metode yang
digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa pembiayaan murabahah dan mudharabah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan
pembiayaan musyarakah dan ijarah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas.
Tabel 2.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Penelitian Variabel Metode
Aanlisis
Hasil
Penelitian terdahulu pengaruh pembiayaan terhadap profitabilitas
Edya, (2015). Variabel independen:
Pembiayaan
Mudharabah,
Musyarakah, Ijarah
Variabel dependen:
Profitabilitas
Analisis
Regresi Linear
Berganda
Pembiayaan
mudharabah terhadap
profitabilitas (+)
signifikan
Pembiyaan
musyarakah terhadap
profitabilitas (+)
signifikan
Pembiayaan ijarah
terhadap profitabilitas
(+) signifikan.
Setiawan dan
Indriani, (2016). Variabel independen:
DPK, CAR, NPF
Variabel dependen:
Profitabilitas
Path Analysis Pembiayaan
berpengaruh (+)
signifikan terhadap
profitabilitas
27
Variabel Intervening:
Pembiayaan
Rahmadi (2017). Variabel independen:
Pembiayaan
Murabahah,
Mudharabah,
Musyarakah, Ijarah
Variabel dependen:
profitabilitas
Analisis
Regresi Linier
Berganda
Pembiayaan
murabahah terhadap
profitabilitas (+)
signifikan
Pmbiayaan
mudharabah terhadap
profitabilitas (+)
signifikan
Pembiayaan
musyarakah terhadap
profitabilitas (-)
signifikan
Pembiayaan ijarah
terhadap profitabilitas
(+) signifikan.
Permata, dkk
(2014).
Variabel independen:
Pembiayaan
Mudharabah dan
Musyarakah
Variabel dependen:
ROE
Analisis
Regresi Linear
Berganda
Pembiayaan
mudharabah terhadap
ROE (-) signifikan
Pembiayaan
musyarakah ROE (+)
signifikan.
Muslim, dkk
(2014).
Variabel independen:
Pembiayaan
Murabahah dan
Musyarakah
Variabel dependen:
Profitabilitas
Analisis
Regresi Linear
Berganda
Pembiayaan
murabahah terhadap
profitabilitas (+)
signifikan
Pembiayaan
musyarakah terhadap
profitabilitas (-)
signifikan.
Fatmawati, dkk
(2016).
Variabel independen:
Pembiayaan
Mudharabah,
Mudharabah,
Musyarakah, Ijarah
Variabel dependen:
Laba Bersih
Analisis
Regresi Linear
Berganda
Pembiayaan
murabahah terhadap
profitabilitas (-)
signifikan.
Pembiayaan
mudharabah terhadap
profitabilitas (+)
signifikan.
Pembiayaan
musyarakah tidak
berpengaruh
Pembiayaan ijarah
tidak berpengaruh
terhadap
profitabilitas.
Faradilla, dkk
(2017).
Variabel independen:
Pembiayaan
Murabahah, Istishna,
Ijarah, Mudharabah,
dan Musyarakah
Variabel dependen:
Profitabilitas
Analisis
Regresi Linear
Berganda
Pembiayaan
murabahah terhadap
profitabilitas (+)
signifikan
Peembiayaan
musyarakah terhadap
profitabilitas (-)
signifikan
28
Pembiayaan istishna
tidak berpengaruh
Pembiayaan ijarah
tidak berpengaruh
Pembiayaan
mudharabah tidak
berpengaruh terhadap
profitabilitas.
B. Kerangka Teori
1. Signaling Theory (Teori Sinyal)
Berdasarkan teori sinyal, jika manajer mengharapkan pertumbuhan
perusahaan dimasa depan berada pada tingkat yang tinggi mereka
mencoba memberikan sinyal kepada investor melalui laporan
keuangan. Para manajer terdorong untuk memberikan sinyal kepada
investor. Konsekuensi logika dari teori sinyal bahwa dorongan para
manajer memberikan sinyal adalah untuk mengharapkan profit, karena
jika investor percaya pada sinyal, harga saham akan naik dan
pemegang saham akan mendapatkan manfaat (Godfay, 2010, dalam
Marlinah, 2014).
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak
eksternal. Alasannya adalah terdapat asimetri informasi antara
perusahaan dan pihak luar. Perusahaan mempunyai informasi yang
lebih banyak daripada pihak luar (investor dan kreditur). Untuk
mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan dengan memberi
29
sinyal pada pihak luar, salah satunya berupalaporan keuangan yang
dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai
prospek perusahaan yang akan datang.
Untuk memberikan sinyal yang positif berupa laporan keuangan
yang baik pada pihak eksternal, maka perusahaan dapat memberikan
informasi mengenai modal kerja dan rasio-rasio keuangan. Pemberian
informasi-informasi ini dapat membuat pihak eksternal menjadi lebih
yakin mengenai laba yang disajikan oleh perusahaan dalam laporan
keuangannya adalah murni berupa hasil kinerja perusahaan bukan
merupakan laba yang direkayasa oleh pihak perusahaan demi
memberikan sinyal positif bagi pihak eksternal (Lokollo dan
Syahputra, 2013 dalam Marlinah, 2014).
2. Productive Theory of Credit
Teori permodalan bank memang memberikan pedoman dalam
pengambilan keputusan manajemen bank, namun di sisi lain bank
sebagai lembaga keuangan yang tunduk pada regulasi harus tetap
memperhatikan kecukupan modal dalam prespektif regulator.
Misalnya secara konseptual bahwa pemilik modal bank yang terlalu
besar dipandang tidak efisien, namun modal besar akan mengarahkan
pemegang saham bertindak hati-hati (prudent) dalam mengelola bank
sebaliknya modal yang terlalu kecil akan mengurangi kepercayaan
masyarakat terhadap bank tersebut dan berpotensi menimbulkan moral
hazard. Oleh karena itu, standar kecukupan modal diperlukan agar
30
dapat menjamin keunikan pelayanan bank, melindungi bank dari
kegagalan (risiko) serta menjamin keberlanjutan bank.
Untuk menjelaskan dasar-dasar yang digunakan manajemen untuk
mengambil keputusan sumber pendanaan bagi perusahaan, maka teori
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu productive theory of credit
(Commercial Loan Theory). Berbagai pendekatan dalam manajemen
dana bank telah dikembangkan dalam beberapa tahun untuk merespon
perubahan secara alami dunia perbankan dan lingkungannya. Hingga
tahun 1920-an teori yang dominan dalam manajemen dana khususnya
yang menyangkut likuiditas adalah productive theory of Credit. Pada
konsep ini bank bisa memfokuskan pada sisi aset dari suatu neraca
yang diadaptasi dari teori abad 18 dalam perbankan Inggris yang
dinamakan Commercial Loan Theory. Productive Theory of Credit
(Commercial Loan Theory) menekankan bahwa likuiditas bank akan
terjamin apabila aktiva produktif (earning assets) disusun dari kredit
jangka pendek yang mudah dicairkan selama bisnis dalam kondisi
normal.
Teori ini menyatakan secara spesifik bahwa bank-bank hanya akan
memberikan kredit jangka pendek yang sangat mudah dicairkan atau
likuid (“Short Term, Self Liquiditing”) melalui pembayaran kembali
(angsuran) atas kredit tersebut sebagai sumber likuiditas. Pembayaran
kembali untuk kredit ini adalah melalui perputaran kas dari modal
kerja yang telah dibelanjai melalui kredit ini. Perputaran tersebut
31
misalnya dari kas perusahaan untuk membeli persediaan, kemudian
dijual menimbulkan piutang. Piutang ini akhirnya akan menjadi kas
sebagai angsuran kredit pada bank. Sebelum tahun 1920 bank-bank
lebih mengutamakan portofolio kreditnya sebagai sumber likuiditas
tambahan (diluar kas dan cadangan, bila ada) sebab saat itu tidak
banyak alternatif yang signifikan sebagai sumber likuiditas. Surat
berharga jangka pendek yang dapat dijual kembali untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas jumlahnya belum memadai untuk dijadikan
sumber likuiditas (Sudiyatno dan Suroso, 2010:125-137)
3. Profitabilitas
Menurut Dendawijaya (2005: 118), profitabilitas atau rentabilitas
merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
Rasio yang digunakan dalam pengukuran profitabilitas salah satunya
adalah ROA. Return on Asset merupakan rasio antara laba setelah
pajak terhadap total asset. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank secara keseluruhan. Semakin besar ROA
suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dari segi penggunaan aset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
ROA =
Laba Bersih Setelah Pajak
Total Assetx 100%
32
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada
dilaporan keuangan, terutama laporan neraca dan laba rugi.
Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi.
Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam
rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, segaligus
mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat
dijadikan alat evaluasi kenerja manajemen selama ini.
Berdasarkan ketentuan Bank Indoensia, maka standar ROA yang
baik adalah sekitar 1.5%. semakin besar ROA menunjukkan kinerja
perusahaan semakin baik, karena return semakin besar.
4. Sistem Pembiayaan Bank Syariah
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan dalam Pasal 1
No. 12 bahwa “pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
atau bagi hasil” (Asiyah, 2015: 2).
Pembiayaan diartikan sebagai suatu kegiatan pemberian fasilitas
keuangan atau financial yang diberikan satu pihak kepada pihak lain
untuk mendukung kelancaran usaha maupun untuk investasi yang telah
direncanakan. Salah satu tugas pokok bank sebagai pembiayaan yaitu
33
sebagai pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit atau pihak yang
memerlukan dana. Dalam konteks bank syariah pembiayaan
merupakan suatu produk yang ditawarkan oleh bank kepada nasabah
atau masyarakat yang membutuhkan guna menunjang kegiatan
perekonomian atau dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka
(Yudiana, 2014).
Adapun pembiayaan yang terdapat di perbankan syariah antara lain
sebagai berikut:
a. Pembiayaan dengan prinsip Bagi hasil meliputi:
1) Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara penanam
dana dan pengelola dana untuk melakukan kegaitan usaha
tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah
pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya
(Muhammad, 2005). Adapun bentuk-bentuk mudharabah
dalam praktik perbankan syariah menurut Karim (2013: 212)
yaitu:
a) Mudharabah mutlaqah
Mudharabah ini memiliki sifat mutlak dimana shahib al-
mal tidak menetapkan retriksi atau syarat-syarat tertentu
kepada si mudharib.
b) Mudharabah muqayyadah
34
Mudharabah ini menetapkan syarat-syarat tertentu dari
shahib al-mal yang harus dipenuhi oleh si mudharib.
Apabila mudharib melanggar batasan-batasan ini, ia harus
bertanggung jawab atas kerugian yang timbul.
2) Musyarakah
Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian diantara para
pemilik dana atau modal untuk mencampurkan dana atau
modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian
keuntungan diantara pemilik modal berdasarkan nisbah yang
telah disepakati sebelumnya (Muhammad, 2005: 201).
Musyarakah merupakan suatu metode yang didasarkan pada
keikutsertaan bank dan pencari pembiayaan untuk suatu proyek
tertentu, dan akhirnya keikutsertaan dalam menghasilkan laba
dan rugi (Asiyah, 2015: 198)
b. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli meliputi:
1) Murabahah
Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dan nasabah
dimana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh
nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang
bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin
atau keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan
nasabah (Muhammad, 2005 : 201).
2) Istishna
35
Istishna adalah perjanjian jual-beli dalam bentuk pemesanan
perbuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan dan penjual (Muhammad, 2005:
201). Menurut jumhur fuqaha, Bai’ al Iastishna merupakan
suatu jenis khusus dari akad Bai’ as Salam. Biasanya jenis ini
dipergunakan di bidang manufaktur. Ketentuan dan aturan
sebagaimana yang menjadi acuan Bai’ as Salam. Kedua belah
pihak yang melakukan akad Bai’ al Istishna’ harus saling
menyetujui tentang harga dan sistem pembayaran.
Kesepakatan harga dapat dilakukan tawar-menawar dan sistem
pembayaran dapat dilakukan dimuka atau secara angsuran per
bulan atau di belakang (Asiyah, 2015: 234).
c. Pembiayaan dengan prinsip sewa
1) Ijarah
Ijarah adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang dalam
waktu tertentu melalui pembayaran sewa. Ijarah adalah akad
pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri (Asiyah, 2015: 215).
2) Ijarah Muntahiya Biltamlik/Wa Iqtina
Yaitu perjanjian sewa menyewa suatu barang yang diakhiri
dengan perpindahan kepemilikan barang dari pihak yang
memberikan sewa kepada pihak penyewa.
36
d. Pembiayaan dengan prinsip jasa
Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang
meminjamkan harta tanpa mengharapkan imbalan. Pinjam
meminjam adalah memberikan sesuatu yang halal kepada orang
lain untuk diambil manfaatnya dengan tidak merusak zatnya, dan
mengembalikaan barang yang dipinjamnya dalam keadaan utuh.
Praktik dalam perbankan biasanya diterapkan untuk membiayai
masyarakat yang membutuhkan dana talangan segera dengan
waktu pendek, produk pembiayaan untuk menyumbang usaha yang
sangat kecil atau membantu sektor sosial yang biasanya digunakan
akad al-Qardh al-Hasan serta untuk membiayai usaha kecil yang
kurang mampu secara ekonomi, kurang memiliki pengetahuan
tentang bisnis namun ingin mengembangkan usahanya (Asiyah,
2015: 243).
5. Dana Pihak Ketiga
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008 Dana
Pihak Ketiga adalah kewajiban bank kepada penduduk dalam rupiah
dan valuta asing. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari
masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil
melalui penyaluran kredit. Dana pihak ketiga dalam Perbankan Syariah
merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat yang terhimpun
melalui produk giro wadiah, tabungan mudharabah dan deposito
37
mudharabah. Dana pihak ketiga yang dimiliki perbankan syariah akan
disalurkan ke berbagai jenis pembiayaan (Husaeni, 2017).
Menurut Dendawijaya (2005: 49), dana-dana yang dihimpun dari
masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang
dikelola oleh bank). Dana dari masyarakat terdiri atas beberapa jenis,
yaitu sebagai berikut:
a. Giro
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakancek, bilyet giro,
dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan.
b. Deposito
Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga
pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka
waktu tertentu berdasarkan perjanjian.
c. Tabungan
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu.
6. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Menurut Dendawijaya (2005: 116) FDR adalah rasio antara seluruh
jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh
38
bank. Menurut Muhammad (2005:159) Financing to Deposit Ratio
(FDR) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara
pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang
berhasil dikerahkan oleh bank. Rasio ini dipergunakan untuk
mengukur sampai sejauh mana dana pinjaman yang bersumber dari
dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat
likuiditas bank tersebut, sehingga semakin tinggi angka FDR suatu
bank, berarti digambarkan sebagai bank yang kurang likuid
dibandingkan dengan bank yang mempunyai angka rasio lebih kecil
(Muhammad, 2005).
Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan
dari suatu bank. Sebagai praktisi perbankan menyepakati bahwa batas
aman dari loan to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun,
batas toleransi berkisar antara 85% dan 100% (Dendawijaya,
2005:116-117).
Tingkat FDR bank harus dijaga agar selalu dalam batas normal yaitu
antara 85%-100%. Pentingnya menjaga nilai FDR dalam batas normal
dikarenakan FDR mencerminkan kelikuidian dari suatu bank. Jika
FDR berada jauh di bawah normal, artinya bank memelihara kas
terlalu banyak, sehingga dapat mengakibatkan peningkatan biaya
FDR = Total Pembiayaan
Total Dana Pihak Ketiga x100%
39
pemeliharaan kas. Jika FDR berada jauh di atas normal berarti bank
harus mengeluarkan biaya yang semkain besar terkait dengan
pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat. Biaya-biaya ini
kemudian akan menjadi beban operasional bank, yang kemudian akan
mengurangi perolehan laba bank (Asriyati, 2017).
7. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Dendawijaya (2005: 121) CAR adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung
risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut
dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping itu juga memperoleh
dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat,
pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, capital adequacy
ratio adalah rasio kinerja bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang
diberikan. Besarnya permodalan dipengaruhi atas kemampuan dan
kepatuhan suatu bank terhadap KPMM (Kewajiban Pemenuhan Modal
Minimum) yang saat ini berlaku sebesar 8%.
Rasio ini dapat dirumusnya sebagai berikut:
Perhitungan penyediaan modal minimum atau kecukupan modal
bank didasarkan kepada rasio atau perbandingan antara modal yang
dimiliki bank dan jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
CAR = Modal Sendiri
Aktiva Tertimbang Menurut Risikox 100%
40
ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca (aktiva yang
tercantum dalam neraca) dan ATMR aktiva administratif (aktiva yang
bersifat administratif). Hasil perhitungan rasio kemudian dibandingkan
dengan kewajiban penyediaan modal minimum (yakni 8%).
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, dapat diketahui apakah bank
yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR atau tidak. Jika
hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban
penyediaan modal minimum sama dengan 100% atau lebih, modal
bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR. Sebaliknya,
bila hasilnya kurang dari 100% maka modal bank tersebut tidak
memenuhi ketentuan CAR. (Dendawijaya, 2005: 41)
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian
bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Bank yang memiliki
tingkat kecukupan modal baik menunjukkan indikator sebagai bank
yang sehat. Sebab kecukupan modal bank menunjukkan keadaannya
yang dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang disebut rasio
kecukupan modal (Muhammad, 2005:106).
8. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) adalah suatu rasio yang
membandingkan tingkat pembiayaan bermasalah (pembiayaan yang
dikualifikasikan) terhadap total pembiayaan yang diberikan
(www.bi.go.id). Sedangkan, menurut Suhartatik dan Kusumaningtias
41
(2012) Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara
pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah
ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF
adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet. NPF dapat di
nilai menggunakan rumus:
Apabila nilai NPF di atas 5% maka bank tersebut tidak sehat. NPF
yang tinggi menyebabkan bank akan mengurangi penyaluran
kreditnya. Bila ini terjadi maka akan berpotensi terhadap kerugian
bank, karena jumlah kredit bermasalah semakin besar, yang
mengakibatkan bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan
operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap kurang berjalannya
fungsi intermediasi yang dilakukan bank (Mualiaman, dalam
Ferliyansah, 2017).
Implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit
bermasalah tersebut dapat berupa sebagai berikut (Dendawijaya, 2005:
83) :
a. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan)
dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba
dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank.
42
b. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan
BDR (bad debt ratio) menjadi semakin besar yang
menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk.
c. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva
produktif yang diklasifikasikan bedasarkan ketentuan yang ada. hal
ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank.
d. Return on assets (ROA) akan mengalami penurunan.
C. Kerangka penelitian
Kerangka penelitian digunakan untuk menunjukkan arah bagi suatu
penelitian agar penelitian dapat berjalan pada lingkup yang telah
ditetapkan. Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori dan
tinjauan pustaka, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1
H2
H6
H7
H5
H8 H9
H3
ROA (Y)
Pembiayaan (Z)
FDR (X2)
DPK (X1)
NPF (X4)
CAR (X3)
43
H4
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh DPK terhadap profitabilitas
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2013), dan Anggreni
(2014) menghasilkan pengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas.
H1: DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas
2. Pengaruh FDR terhadap profitabilitas
Penelitian yang dilakukan oleh Almunawaroh dan Marlina (2018),
dan Pratiwi (2012), FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas.
H2: FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas
3. Pengaruh CAR terhadap profitabilitas
Penelitian yang dilakukan oleh Fahmy (2013), Setiawan dan
Indriani (2016), Almunawaroh dan Marlina (2018). CAR berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
H3: CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas
4. Pengaruh NPF terhadap profitabilitas
44
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2012), Wibowo dan
Syaichu (2013), dan Almunawaroh dan Marlina (2018) menghasilkan
pengaruh negatif terhadap profitabilitas.
H4: NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas
5. Pengaruh pembiayaan terhadap profitabilitas
Penelitian yang berkaitan dengan pembiayaan secara umum hanya
menemukan satu peneliti, sedangkan penelitian yang berkaitan dengan
pembiayaan secara terpisah cukup banyak penelitian yang sudah
dilakukan. Penelitian pembiayaan secara yang dilakukan oleh Setiawan
dan Indriani (2016) menghasilkan bahwa pembiayaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
H5: Pembiayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas
6. Pengaruh DPK terhadap pembiayaan
Penelitian yang dilakukan oleh Munandar (2009), dan Bakti (2017)
menghasilkan pengaruh positif dan signifikan terhadap prmbiayaan.
H6: DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan
7. Pengaruh FDR terhadap pembiayaan
Penelitian yang dilakukan oleh Munandar (2009), dan Yunita
(2014) menghasilkan pengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan.
45
H7: FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan
8. Pengaruh CAR terhadap pembiayaan
Penelitian yang dilakukan oleh Nurbaya (2013), dan Rachman
(2015) menghasilkan pengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan.
H8: CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan
9. Pengaruh NPF terhadap pembiayaan
Penelitian yang dilakukan oleh Rachman (2015), dan Bakti (2017)
menyimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaan.
H9: NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan
10. Pengaruh DPK terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berikut ini adalah hasil penelitian yang digunakan untuk
mengetahui variabel DPK terhadap profitabilitas. Penelitian yang
dilakukan oleh Setiawan (2013), dan Anggreni (2014) menghasilkan
pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Selanjutnya, adapun hasil penelitian yang digunakan untuk
mengetahui variabel DPK terhadap pembiayaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Munandar (2009), dan Bakti (2017) menghasilkan
pengaruh positif dan signifikan terhadap prmbiayaan.
46
H10: DPK berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas
yang dimediasi oleh pembiayaan.
11. Pengaruh FDR terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berikut ini adalah hasil penelitian yang digunakan untuk
mengetahui variabel FDR terhadap profitabilitas. Penelitian yang
dilakukan oleh Almunawaroh dan Marlina (2018), dan Pratiwi (2012),
FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Selanjutnya, adapun hasil penelitian yang digunakan untuk mengetahui
variabel FDR terhadap pembiayaan. Penelitian yang dilakukan oleh
Munandar (2009), dan Yunita (2014) menghasilkan pengaruh positif
dan signifikan terhadap pembiayaan.
H11: FDR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas
yang dimediasi oleh pembiayaan.
12. Pengaruh CAR terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berikut ini adalah hasil penelitian yang digunakan untuk
mengetahui variabel CAR terhadap profitabilitas. Penelitian yang
dilakukan oleh Sintiya (2018), dan Sudiyatno (2010), CAR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Selanjutnya, adapun hasil penelitian yang digunakan untuk
mengetahui variabel CAR terhadap pembiayaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Nurbaya (2013), dan Rachman (2015) menghasilkan
pengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan.
47
H12: CAR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas
yang dimediasi pembiayaan.
13. Pengaruh NPF terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berikut ini adalah hasil penelitian yang digunakan untuk
mengetahui variabel NPF terhadap profitabilitas. Penelitian yang
dilakukan oleh Pratiwi (2012), Wibowo dan Syaichu (2013), dan
Almunawaroh dan Marlina (2018) menghasilkan pengaruh negatif
terhadap profitabilitas. Selanjutnya, adapun hasil penelitian yang
digunakan untuk mengetahui variabel NPF terhadap pembiayaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rachman (2015), dan Bakti (2017)
menyimpulkan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan.
H13: NPF berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas
yang dimediasi pembiayaan.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2016: 35-36). Periode yang digunakan adalah
laporan tahun 2013-2017. Penelitian ini menganalisa pengaruh variabel-
variabel dalam rasio keuangan terhadap profitabilitas bank umum syariah.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2016: 148), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau suatu subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah BUS, UUS, BPRS periode
2013-2017.
49
2. Sampel
Sampel penelitian adalah bagian dari dari populasi yang dijadikan
subyek penelitian sebagai “wakil” dari para anggota populasi (Supardi,
2005: 103). Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling, adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun
kriteria yang menjadi pertimbangan penelitian dalam pengambilan
sampel:
a. Bank umum syariah yang terdaftar di otoritas jasa keuangan
periode 2013-2017
b. Mempublikasikan laporan keuangan bulanan terbaru periode
januari 2013-2017
c. Tersedianya rasio-rasio serta data keuangan lainnya pada laporan
yang telah ada pada tahun 2013-2017
C. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari
publikasi laporan keuangan perbankan syariah. Laporan tersebut dapat
diambil dari website resmi www.ojk.go.id dengan mengambil beberapa
variabel rasio keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu Dana
Pihak Ketiga, Financing to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Net
Performing Financing, Return on Assets, dan total pembiayaan. Selain itu
data-data penelitian ini juga berasal dari sumber-sumber yang relevan
antara lain junal, buku, dan website. Metode pengumpulan data yang
50
digunakan adalah pengumpulan data melalui observasi tidak langsung
yaitu dengan mengumpulkan data-data laporan keuangan bulanan bank
umum syariah tahun 2013-2017.
D. Definisi Konsep Dan Operasional
Definisi operasional variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang data
penelitian tersebut (Sugiyono, 2016). Berikut ini adalah definisi
operasional dari variabel yang diteliti:
1. Variabel Dependen (Y)
Penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas (ROA) yang
dijadikan sebagai variabel dependen. Menurut Dendawijaya
(2005:118), profitabilitas atau rentabilitas merupakan alat untuk
menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio yang digunakan
dalam pengukuran profitabilitas salah satunya adalah ROA. Return on
Asset merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total asset.
2. Variabel Independen (X)
a. Dana Pihak Ketiga (X1)
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008
Dana Pihak Ketiga adalah kewajiban bank kepada penduduk dalam
ROA = Laba Bersih
Total Aktivax 100%
51
rupiah dan valuta asing. DPK ini dapat diperoleh dari giro wadiah,
tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah.
b. Financing to Deposit Ratio (X2)
Menurut Dendawijaya (2005:116) FDR adalah rasio antara
seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan yang dana yang
diterima oleh bank. Menurut Muhammad (2005: 159) Financing to
Deposit Ratio (FDR) dapat dirumuskan sebagai berikut:
c. Capital Adequacy Ratio (X3)
Menurut Dendawijaya (2005:121) capital adequacy ratio
(CAR) adalah rasio kinerja bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang
diberikan. Rasio ini dapat dirumusnya sebagai berikut:
d. Net Performing Financing (X4)
Non Performing Financing (NPF) adalah suatu rasio yang
membandingkan tingkat pembiayaan bermasalah (pembiayaan
yang dikualifikasikan) terhadap total pembiayaan yang diberikan
(www.bi.go.id).
Menurut Suhartatik dan Kusumaningtias (2012) NPF dapat
dinilai menggunakan rumus:
FDR = Total Pembiayaan
Total Dana Pihak Ketiga 𝑥100%
CAR = Modal Sendiri
Aktiva Tertimbang Menurut Risikox 100%
52
3. Variabel Intervening (Z)
Dalam konteks bank syariah pembiayaan merupakan suatu produk
yang ditawarkan oleh bank kepada nasabah atau masyarakat yang
membutuhkan guna menunjang kegiatan perekonomian atau dalam
rangka memenuhi kebutuhan mereka (Yudiana, 2014).
E. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2016: 238-239), statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.
2. Uji Stasioneritas
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, maka perlu
dilakukan uji stasioner. Stasioneritas terkait dengan konsistensi
pergerakan data time series, suatu data time series dikatakan tidak
stasioner bila rata-rata dan variannya bervariasi sepanjang waktu atau
dengan kata lain data dikatakan stasioner bila data bergerak stabil dan
konvergen sekitar nilai rata-ratanya tanpa mengalami fluktuasi
pergerakan trend positif maupun negatif (Hakim, 2015: 3). Metode
pengujian stasioneritas dan akar unit yang akan digunakan disini adalah
NPF = Total Pembiayaan Bermasalah
Total Pembiayaanx 100%
53
metode Augmented Dickey Fuller (ADF) dan Phillips Perron (PP).
Prosedur untuk mengetahui data stasioner atau tidak dengan cara
membandingkan antara nilai statistik ADF atau PP dengan nilai kritis
distribusi Mac Kinnon. Nilai statistik ADF atau PP ditunjukkan oleh
nilai t statistik. Jika nilai absolut statistik ADF atau PP lebih besar dari
nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika
sebaliknya nilai statistik ADF atau PP lebih kecil dari nilai kritisnya
maka data tidak stasioner.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji normalitas data
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu ataau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bawa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2013: 160).
b. Uji multikolinearitas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang dipilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel lainnya. adapun nilai tolerance yang rendah sama
54
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai
multikolonieritas ditunjukkkan dengan nilai tolerance ≤ 0,10 atau
sama dengan nilai VIF ≥ 10. Jika nilai tolerance lebih besar dari
0,10 maka tidak terjadi multikolineritas dalam model regresi.
Namun tidak dapat dideteksi secara pasti variabel-variabel
independen mana saja yang saling berkorelasi (Ghazali, 2013: 106).
c. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2013: 110).
Dalam penelitian ini, uji autokorelasi yang digunakan
adalah Uji Durbin-Watson (DW-Test). Uji Durbin Watson hanya
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta)
dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel
independen.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)
55
Dalam uji autokorelasi, pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi apabila nilai du < nilai DW < nilai 4 – du
maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi (Ghozali,
2013: 111).
d. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas menggunakan uji white.
Uji White merupakan suatu uji yang dilakukan dengan
meregres residual kuadrat (U2t) dengan variabel independen,
variabel independen kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel
independen. Pengambilan keputusan didapatkan dari nilai R2 untuk
menghitung c2, dimana c2 = n x R2. Jika nilai c2 hitung < c2 tabel
maka dapat disimpulkan tidak adanya heteroskedastisitas (Ghozali,
2013: 143).
4. Uji Ketepatan Model
a. Uji signifikan simultan (uji statistik F)
56
Uji statistik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian :
1) Jika F hitung ≤ F tabel, maka Ha diterima.
2) Jika F hitung > F tabel, maka Ha ditolak.
b. Uji koefisien determinasi (adjust R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
seberapa besar variasi dalam variabel independen mampu
menjelaskan bersama-sama variabel dependen. R2 atau kuadrat dari
R menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan di ubah
kebentuk persen, artinya persentasi sumbangan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
5. Uji Hipotesis
a. Uji parsial (Uji t)
Uji t merupakan metode yang paling sering digunakan untuk
menilai perbedaan rata-rata antara dua kelompok. Secara teori,
rumus ini hanya dapat digunakan dengan sampel yang kecil,
misalnya 10 dengan catatan data yang digunakan bersifat homogeny
dan berdistribusi normal dalam kelompok masing-masing yang
dibandingkan (Sarwono, 2010: 57).
Level of Significance yang digunakan adalah 5% dan dasar
pengambilan keputusan apakah Ha diterima atau ditolak
57
1) T hitung > T tabel maka Ha diterima karena terdapat pengaruh
yang besar.
2) T hitung ≤ T tabel, maka Ha ditolak karena tidak terdapat
pengaruh yang besar.
b. Path Analysis
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh hubungan
antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen
dengan variabel intervening. Sesuai dengan model yang
dikembangkan dalam penelitian ini maka metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis jalur (Path Analysis).
Menurut Robert D. Retherford dalam Sarwono (2010), Path
Analysis ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab
akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya
memengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung
tetapi juga secara tidak langsung.
Analisis ini merupakan perluasan dari analisis regresi linear
berganda. Disamping itu analisis jalur juga dapat mengukur
hubungan langsung antar variabel dalam model maupun hubungan
tidak langsung nata variabel dalam model. Model dalam penelitian
ini dibagi menjadi dua substruktur dengan persamaan strukturalnya
yaitu:
Pembiayaan = β1DPK + β2FDR + β3CAR + β4NPF + e1 (1)
58
ROA = β5DPK + β6FDR + β7CAR + β8NPF + β9Pembiayaan e2
(2)
Dimana:
DPK : Dana Pihak Ketiga
FDR : Financing to Deposit Ratio
CAR : Capital Adequacy Ratio
NPF : Non Performing Financing
ROA : Return On Asset
β1-8 : Koefisien Standardized Regression
e1-2 : Error of Term atau variabel pengganggu
c. Sobel test
Sobel test menghendaki asumsi jumlah sampel besar dan
nilai koefisien mediasi berdistribusi normal, tetapi asumsi ini telah
banyak dikritik. Menurut Bollen dan Stine dalam Ferliyansah
(2017), pada sampel yang kecil distribusi umumnya tidak normal,
bahkan koefisien mediasi yang merupakan hasil perkalian koefisien
dua variabel biasanya distribusinya menceng positif (positively
skewed) sehingga symmetric confidence interval berdasarkan pada
asumsi normalitas akan menghasilkan underpower test mediasi.
Langkah awal untuk menguji pengaruh tidak langsung adalah
dengan menghitung standard error dari koefisien tidak langsung
(indirect effect) dan selanjutnya dihitung pula nilai t statistik dari
koefisien pengaruh mediasi tersebut dengan rumus sebagai berikut:
59
Bersarkan hasil Sp2p3 ini dapat digunakan untuk menghitung t
statistik pengaruh mediasi Sebagai berikut :
dimana,
Sp2p3 = Standar error koefisien indirect effect
p2 = Koefisien regresi pada kolom unstandardized coefficients
untuk pengaruh variabel independen terhadap variabel
intervening
p3 = Koefisien regresi pada kolom unstandardized coefficients
untuk pengaruh variabel intervening terhadap variabel
dependen
Sp2 = Standard error pada kolom unstandardized untuk pengaruh
variabel independen terhadap variabel intervening
Sp3 = Standard error pada kolom unstandardized untuk pengaruh
variabel intervening terhadap variabel dependen
t = Nilai statistik dari koefisien pengaruh mediasi
F. Alat Analisis
Sp2p3= 𝑝3 2 𝑠𝑝2 2 + 𝑝2 2 𝑠𝑝3 2 + 𝑠𝑝2 2 𝑠𝑝3 2
t = p2p3
sp2p3
60
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eviews9
merupakan sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk
membantu dalam memproses data-data statistik secara cepat dan tepat,
serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para
pengambilan keputusan.
61
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Diskriptif Objek Penelitian
Penelitian ini berjudul pengaruh Dana Pihak Ketiga, Financing To
Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Non Performing Financing
terhadap Profitabilitas (ROA) dengan Pembiayaan sebagai variabel
intervening studi kasus pada Bank Umum Syariah yang terdapat di
Indonesia periode 2013 sampai 2017. Data rasio keuangan sesuai periode
penelitian yaitu tahun 2013 sampai tahun 2017, data tersebut diperoleh
dari laporan bulanan perbankan syariah yang dipublikasikan melalui
website ojk.go.id. Data laporan keuangan yang di gunakan dalam
penelitian adalah Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan dan memiliki kelengkapan data sesuai kriteria penelitian mulai
tahun 2013 sampai 2017. Bank yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
berjumlah 13 bank, yang memiliki kelengkapan data laporan keuangan
sesuai kriteria berjumlah 11 bank.
B. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang obyek
penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian yang dilakukan.
Dengan memberikan penjelasan tentang statistik deskriptif, diharapkan
62
dapat memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti dalam
penelitian.
Tabel 4. 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev
ROA 1.062321 0.950000 2.520000 0.080000 0.626526
DPK 185.4786 177.1110 238.2250 148.7310 24.00359
FDR 9285.321 9695.500 10565.00 1008.000 1396.332
CAR 15.38607 15.22500 17.91000 12.23000 1.076656
NPF 3.280714 3.190000 4.860000 2.450000 0.614124
Pembiayaan 188.0406 174.5115 286.8490 146.3400 43.25421
2. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas digunakan untuk menguji data time series agar
data yang digunakan bersifat flat, tidak mengandung komponen trend,
dengan keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi periodik. Uji
yang digunakan adalah uji Unit Root dengan uji augmented-Dickey-
Fuller, berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan bulanan
Bank Umum Syariah periode 2013-2017, maka hasil uji stasioneritas
data adalah sebagai berikut:
a. Pengujian Variabel X1 (Dana Pihak Ketiga)
Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: DPK has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.909295 0.7786
Test critical values: 1% level -3.546099
63
5% level -2.911730 10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil pengujian stasioneritas pada tabel di atas menunjukkan
bahwa nilai probabilitasnya lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar
0.7786. Hasil tersebut merupakan data yang tidak stasioner karena
nilai probabilitasnya melebihi nilai yang telah ditetapkan. Agar data
stasioner, maka data tersebut harus menaikkan derajat yang lebih
tinggi dengan cara memilih 1st difference pada unit root test.
Sehingga data menjadi stasioner dengan ketentuan nilai
probabilitasnya kurang dari 0.05. Hasil data stasioner dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
Null Hypothesis: D(DPK) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.125070 0.0000
Test critical values: 1% level -3.548208
5% level -2.912631
10% level -2.594027 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil dari pengujian unit root test pada tabel tersebut
menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar 0.00, artinya nilai
tersebut kurang dari 0.05. Sehingga data tersebut sudah stasioner
pada tingkat 1st difference.
64
b. Pengujian Variabel X2 (Financing to Deposit Ratio)
Tabel 4. 4 Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: FDR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.674476 0.0000
Test critical values: 1% level -3.562669
5% level -2.918778
10% level -2.597285 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil dari pengujian unit root test pada tabel tersebut
menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar 0.00, artinya nilai
tersebut kurang dari 0.05. Sehingga data tersebut sudah stasioner
pada tingkat level.
c. Pengujian Variabel X3 (Capital Adequacy Ratio)
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: CAR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.237447 0.1956
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
65
Hasil pengujian stasioneritas pada tabel di atas menunjukkan
bahwa nilai probabilitasnya lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar
0.1956. hasil tersebut merupakan data yang tidak stasioner karena
nilai probabilitasnya melebihi nilai yang telah ditetapkan. Agar
data stasioner, maka data tersebut harus menaikkan derajat yang
lebih tinggi dengan cara memilih 1st difference pada unit root test.
Sehingga data menjadi stasioner dengan ketentuan nilai
probabilitasnya kurang dari 0.05. Hasil data stasioner dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
Null Hypothesis: D(CAR) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.305218 0.0000
Test critical values: 1% level -3.550396
5% level -2.913549
10% level -2.594521 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil dari pengujian unit root test pada tabel tersebut
menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar 0.00, artinya nilai
tersebut kurang dari 0.05. Sehingga data tersebut sudah stasioner
pada tingkat 1st difference.
66
d. Pengujian Variabel X4 (Non Performing Financing)
Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: NPF has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.981264 0.2941
Test critical values: 1% level -3.552666
5% level -2.914517
10% level -2.595033 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil pengujian stasioneritas pada tabel di atas menunjukkan
bahwa nilai probabilitasnya lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar
0.2941. Hasil tersebut merupakan data yang tidak stasioner karena
nilai probabilitasnya melebihi nilai yang telah ditetapkan. Agar
data stasioner, maka data tersebut harus menaikkan derajat yang
lebih tinggi dengan cara memilih 1st difference pada unit root test.
Sehingga data menjadi stasioner dengan ketentuan nilai
probabilitasnya kurang dari 0.05. Hasil data stasioner dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
Null Hypothesis: D(NPF) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.932741 0.0479
Test critical values: 1% level -3.552666
5% level -2.914517
10% level -2.595033 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
67
Hasil dari pengujian unit root test pada tabel tersebut
menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar 0.0479, artinya nilai
tersebut kurang dari 0.05. Sehingga data tersebut sudah stasioner
pada tingkat 1st difference.
e. Pengujian Variabel Y (Return on Asset)
Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: ROA has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.881745 0.0536
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil pengujian stasioneritas pada tabel di atas menunjukkan
bahwa nilai probabilitasnya lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar
0.0536. Hasil tersebut merupakan data yang tidak stasioner karena
nilai probabilitasnya melebihi nilai yang telah ditetapkan. Agar
data stasioner, maka data tersebut harus menaikkan derajat yang
lebih tinggi dengan cara memilih 1st difference pada unit root test.
Sehingga data menjadi stasioner dengan ketentuan nilai
probabilitasnya kurang dari 0.05. Hasil data stasioner dapat dilihat
pada tabel berikut:
68
Tabel 4. 10 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
Null Hypothesis: D(ROA) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.666576 0.0000
Test critical values: 1% level -3.550396
5% level -2.913549
10% level -2.594521 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil dari pengujian unit root test pada tabel tersebut
menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar 0.00, artinya nilai
tersebut kurang dari 0.05. Sehingga data tersebut sudah stasioner
pada tingkat 1st difference.
f. Pengujian Variabel Z (Pembiayaan)
Tabel 4. 11 Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: PEMBIAYAAN has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.120404 0.9647
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil pengujian stasioneritas pada tabel di atas menunjukkan
bahwa nilai probabilitasnya lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.9647.
Hasil tersebut merupakan data yang tidak stasioner karena nilai
probabilitasnya melebihi nilai yang telah ditetapkan. Agar data
stasioner, maka data tersebut harus menaikkan derajat yang lebih
69
tinggi dengan cara memilih 1st difference pada unit root test.
Sehingga data menjadi stasioner dengan ketentuan nilai
probabilitasnya kurang dari 0.05. Hasil data stasioner dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4. 12 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
H
a
s
i
l
dari pengujian unit root test pada tabel tersebut menunjukkan bahwa
nilai probabilitas sebesar 0.00, artinya nilai tersebut kurang dari 0.05.
Sehingga data tersebut sudah stasioner pada tingkat 1st difference.
Tabel 4. 13 Hasil Pengujian Unit Root
No. Variabel Prob.* Keterangan
1 DPK 0,0000 Data stasioner
2 FDR 0,0000 Data stasioner
3 CAR 0,0000 Data stasioner
4 NPF 0,0479 Data stasioner
5 ROA 0,0000 Data stasioner
6 Pembiayaan 0,0000 Data stasioner
Hasil output yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai prob* < 0,05.
Dengan demikian menunjukkan data stasioner, artinya data tersebut
layak untuk dilakukan pengujian selanjutnya.
Null Hypothesis: D(PEMBIAYAAN) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.282239 0.0000
Test critical values: 1% level -3.548208
5% level -2.912631
10% level -2.594027 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
70
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam
variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan
layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki
distribusi normal. Untuk melakukan pengujian asumsi normalitas
data tersebut dilakukan dengan menggunakan pengujian Jarue
Berra (JB), jika probabilitas JB hitung lebih besar dari 0,05 maka
data tersebut terdistribusi normal, tetapi apabila lebih kecil dari
0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi normal.
Tabel 4. 14 Uji Normalitas Substruktur I
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-80 -60 -40 -20 0 20 40 60
Series: ResidualsSample 2013M02 2017M12Observations 55
Mean -1.29e-14Median -9.062321Maximum 65.31344Minimum -83.15869Std. Dev. 35.79469Skewness 0.264439Kurtosis 2.062072
Jarque-Bera 2.657003Probability 0.264874
Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa nilai probability
Jarque-Bera sebesar 0.264874 dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data dari variabel dalam penelitian ini telah terdistribusi
normal.
71
Tabel 4. 15 Uji Normalitas Substruktur II
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Series: ResidualsSample 2013M01 2017M12Observations 56
Mean -1.78e-15Median 0.074011Maximum 0.971063Minimum -0.860007Std. Dev. 0.430945Skewness 0.008625Kurtosis 2.373122
Jarque-Bera 0.917637Probability 0.632030
Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa nilai probability Jarque-
Bera sebesar 0.632030 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data dari variabel dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah
terdapat hubungan antar variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya
hubungan antar variabel dalam penelitian ini dengan melihat
koefisien korelasi antara masing-masing variabel, dalam penelitian
ini menggunakan uji variance inflation factors. Setelah uji
variance inflation factors yang pertama didapatkan hasil seperti
tabel berikut:
Tabel 4. 16 Uji Multikolinearitas Substruktur I
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 1879.659 74.71034 NA
DCAR 53.27596 1.156211 1.154508
DDPK 0.416429 1.178931 1.150851
FDR 1.31E-05 45.65428 1.006935
72
NPF 72.21704 32.21499 1.049341
Hasil uji multikolineraitas substruktur I menunjukkan
bahwa nilai Centered VIF untuk variabel DPK, FDR, CAR, FDR,
dan NPF masing-masing sebesar 1,150851, 1,006935, 1,154508,
1,049341. Nilai setiap variabel kurang dari 10, maka hasil tersebut
menyimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas
dalam model substruktur I.
Tabel 4. 17 Uji Multikolinearitas Substruktur II
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 2.598426 498.3445 NA
DPEMBIAYAAN 6.48E-05 1.822528 1.753554
DDPK 0.000120 1.633434 1.594528
FDR 3.26E-09 54.97269 1.212459
CAR 0.005997 273.6824 1.333098
NPF 0.016330 35.15068 1.144966
Hasil uji multikolineraitas substruktur II menunjukkan bahwa nilai
Centered VIF untuk variabel Pembiayaan, DPK, FDR, CAR, FDR,
dan NPF masing-masing kurang dari 10. Hasil tersebut
menyimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas
dalam model substuktur II.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan pelanggaran asumsi non-
autokorelasi. Hal ini disebabkan karena adanya korelasi antar
gangguan pada setiap pengamatan. Autokorelasi juga dapat
73
dikatakan kesalahan dari gangguan periode tertentu berkorelasi
dengan gangguan dari periode sebelumnya. Permasalahan
autokorelasi hanya relevan digunakan jika data yang dipakai adalah
time series. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam
penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson yang dapat dilihat pada
tabel :
Tabel 4. 18 Uji Autokorelasi Substruktur I
Dependent Variable: DPEMBIAYAAN Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.397793 0.436250 3.204112 0.0025
DCAR -0.505137 0.483912 -1.043861 0.3021
DDPK 0.413759 0.080687 5.127983 0.0000
DFDR -3.24E-05 0.000656 -0.049360 0.9609
DNPF -4.254664 1.912696 -2.224433 0.0312
AR(1) 0.006485 0.140863 0.046039 0.9635
SIGMASQ 3.893237 0.866295 4.494125 0.0000 R-squared 0.555471 Mean dependent var 2.240365
Adjusted R-squared 0.496201 S.D. dependent var 2.988286
S.E. of regression 2.121050 Akaike info criterion 4.466352
Sum squared resid 202.4483 Schwarz criterion 4.729019
Log likelihood -109.1252 Hannan-Quinn criter. 4.567053
F-statistic 9.371801 Durbin-Watson stat 1.960178
Prob(F-statistic) 0.000001
Dari tabel 4. 18 uji autokorelasi Substruktur I dengan
jumlah sampel 60 (n=60) dan jumlah variabel independen 4 (k=4),
didapatkan nilai Durbin-Watson (DW) hitung sebesar 1,960178.
Beasarnya DW tabel untuk dl (batas bawah) = 1,4443 dan DW
tabel untuk du (batas atas) = 1,7274. Sehingga besarnya nilai d-du
(4 - 1,7274= 2,2726).
74
Positiv indication no-auto indication negativ
autocorrelation correlation
autocorrelation
1,4443 1,7274 1,9601 2,2726 2,5557
0 dl du DW 4-du 4-dl 4
Nilai DW hitung 1,960178 lebih besar dari batas atas (du)
1,7274 dan kurang dari (4-du) 2,2726 dan berada di daerah no-auto
correlation, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada auokorelasi
pada model regresi substruktur I.
Tabel 4. 19 Uji Autokorelasi Substruktur II
Dependent Variable: ROA Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.691192 2.021650 1.825831 0.0741
CAR -0.192923 0.047341 -4.075144 0.0002
DPK 0.003627 0.013655 0.265644 0.7917
FDR 1.91E-05 5.94E-05 0.322617 0.7484
NPF -0.333157 0.211072 -1.578403 0.1210
PEMBIAYAAN 0.003437 0.008924 0.385141 0.7018
AR(1) 0.899952 0.081081 11.09947 0.0000
SIGMASQ 0.083240 0.014872 5.597082 0.0000 R-squared 0.784086 Mean dependent var 1.062321
Adjusted R-squared 0.752599 S.D. dependent var 0.626526
S.E. of regression 0.311630 Akaike info criterion 0.704519
Sum squared resid 4.661447 Schwarz criterion 0.993855
Log likelihood -11.72653 Hannan-Quinn criter. 0.816694
F-statistic 24.90158 Durbin-Watson stat 2.085845
Prob(F-statistic) 0.000000
75
Dari tabel 4. 19 uji autokorelasi Substruktur II dengan jumlah
sampel 60 (n=60) dan jumlah variabel independen 5 (k=5),
didapatkan nilai Durbin-Watson (DW) hitung sebesar 2,085845.
Beasarnya DW tabel untuk dl (batas bawah) = 1,4083 dan untuk du
(batas atas) = 1,7671. Sehingga besarnya nilai d-du (4 - 1,7671=
2,2329).
Positiv indication no-auto indication negativ
autocorrelation correlation
autocorrelation
1,0483 1,7671 2,0858 2,2329 2,5917
0 dl du DW 4-du 4-dl 4
Nilai DW hitung lebih besar dari batas atas (du) 1,7671
dan kurang dari (4-du) 2,2329 dan berada di daerah no-auto
correlation, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi
pada model regresi substruktur II.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan pelanggaran dari asumsi
homoskedastisitas (semua gangguan/disturbance yang muncul
dalam persamaan regresi bersifat homokedastik atau mempunyai
varians yang sama pada tiap kondisi pengamatan). Oleh karena itu,
76
konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas dalam sistem
persamaan bahwa penaksiran tidak lagi mempunyai varians yang
minimum. Cara mengetahui ada atau tidaknya gejala
heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah dengan melakukan
pengujian dengan white heteroskedaticity no cross term. Jika
signifikansi dari prob*R < 0,05 maka model tersebut mengandung
heteroskedastisitas, dan apabila signifikansi dari prob*R> 0,05
maka model tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.
Tabel 4. 20 Uji Heteroskedastisitas Substruktur I
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.309253 Prob. F(4,50) 0.2794
Obs*R-squared 5.214542 Prob. Chi-Square(4) 0.2660
Scaled explained SS 2.800953 Prob. Chi-Square(4) 0.5917
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengujuan
heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa probability obs*R-
Squared= 5.214542 dan prob. F= 0.2794 atau lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan data dalam variabel penelitian ini
tidak terdapat heteroskedastisitas pada model penelitian ini.
Tabel 4. 21 Uji Heteroskedastisitas Substruktur II
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.731117 Prob. F(5,46) 0.1465
Obs*R-squared 8.235031 Prob. Chi-Square(5) 0.1437
Scaled explained SS 3.379262 Prob. Chi-Square(5) 0.6417
77
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengujuan
heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa probability obs*R-
Squared= 8.235031 dan prob. F= 0.1465 atau lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan data dalam variabel penelitian ini
tidak terdapat heteroskedastisitas pada model penelitian ini.
4. Uji Ketepatan Model
Tabel 4. 22 Uji F dan Uji R2 Substruktur I
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Method: Least Squares
Date: 12/10/18 Time: 10:29
Sample: 2013M01 2017M12
Included observations: 56 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -80.84293 38.67699 -2.090208 0.0416
CAR 2.750909 2.318230 1.186642 0.2409
DPK 1.519000 0.103054 14.73991 0.0000
FDR -0.001035 0.001401 -0.738427 0.4636
NPF -13.89198 2.942151 -4.721709 0.0000 R-squared 0.916636 Mean dependent var 188.0406
Adjusted R-squared 0.910098 S.D. dependent var 43.25421
S.E. of regression 12.96919 Akaike info criterion 8.048076
Sum squared resid 8578.195 Schwarz criterion 8.228911
Log likelihood -220.3461 Hannan-Quinn criter. 8.118185
F-statistic 140.1945 Durbin-Watson stat 0.310665
Prob(F-statistic) 0.000000
a. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara simultan. Uji F dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan program Eviews 9. Adapun penjelasan
78
mengenai hasil uji F yang telah disajikan pada tabel di atas bahwa
hasil uji F pada penelitian ini memiliki nilai koefisien sebesar
140.1945 dengan prob (F-statistik) sebesar 0.0000 > 0,05. Hasil ini
memiliki arti bahwa variabel bebas secara simultan berpengaruh
terhadap pembiayaan.
b. Uji R2
Koefisien determinasi mencerminkan besarnya kontribusi
perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada
variabel terikat secara bersama-sama, dengan tujuan untuk
mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antara variabel dalam
model yang digunakan. Besarnya nilai adjusted R square antara 0
< adjusted R2 < 1. Jika nilai Adjusted R
2 semakin mendekati satu
maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi
variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel
bebasnya.
Berdasarkan hasil analisis yang disajikan pada tabel
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi
antara variabel bebas dan terikat adalah 0.910098. Nilai ini berarti
bahwa variasi variabel independen dapat mempengaruhi sebesar
91.0098% pembiayaan. Sedangkan 8.9902% pembiayaan
79
dipengaruhi oleh variasi variabel lain yang tidak dimasukkan
kedalam model penelitian ini.
Tabel 4. 23 Uji F dan R2 Substruktur II
Dependent Variable: ROA
Method: Least Squares
Date: 12/10/18 Time: 10:26
Sample: 2013M01 2017M12
Included observations: 56 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.242677 1.404449 5.156953 0.0000
CAR -0.242472 0.081898 -2.960641 0.0047
DPK -0.039254 0.008237 -4.765563 0.0000
FDR 6.44E-05 4.91E-05 1.311078 0.1958
NPF -0.113699 0.122920 -0.924987 0.3594
PEMBIAYAAN 0.024496 0.004880 5.019769 0.0000 R-squared 0.526886 Mean dependent var 1.062321
Adjusted R-squared 0.479575 S.D. dependent var 0.626526
S.E. of regression 0.451979 Akaike info criterion 1.350594
Sum squared resid 10.21424 Schwarz criterion 1.567596
Log likelihood -31.81663 Hannan-Quinn criter. 1.434725
F-statistic 11.13657 Durbin-Watson stat 0.719955
Prob(F-statistic) 0.000000
a. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara simultan. Uji F dalam penelitian ini
dilakukan menggunakan program Eviews 9. Adapun penjelasan
mengenai hasil uji F yang telah disajikan pada tabel di atas bahwa
hasil uji F pada penelitian ini memiliki nilai koefisien sebesar
11.13657 dengan prob (F-statistik) sebesar 0,0000 > 0,05. Hasil ini
memiliki arti bahwa variabel bebas secara simultan berpengaruh
terhadap pembiayaan.
b. Uji R2
80
Koefisien determinasi mencerminkan besarnya kontribusi
perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada
variabel terikat secara bersama-sama, dengan tujuan untuk
mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antara variabel dalam
model yang digunakan. Besarnya nilai adjusted R square antara 0
< adjusted R2 < 1. Jika nilai Adjusted R
2 semakin mendekati satu
maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi
variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel
bebasnya.
Berdasarkan hasil analisis yang disajikan pada tabel
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi
antara variabel bebas dan terikat adalah 0.479575. Nilai ini berarti
bahwa variasi variabel independen dapat mempengaruhi sebesar
47.9575% profitabilitas. Sedangkan 52.0425% profitabilitas
dipengaruhi oleh variasi variabel lain yang tidak dimasukkan
kedalam model penelitian ini.
5. Uji Hipotesis
Tabel 4. 24 Uji Hipotesis Substruktur I
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Method: Least Squares
Date: 12/10/18 Time: 10:29
Sample: 2013M01 2017M12
Included observations: 56 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -80.84293 38.67699 -2.090208 0.0416
CAR 2.750909 2.318230 1.186642 0.2409
DPK 1.519000 0.103054 14.73991 0.0000
FDR -0.001035 0.001401 -0.738427 0.4636
81
NPF -13.89198 2.942151 -4.721709 0.0000
a. Uji t (Substruktur I)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial. Uji t dalam penelitian ini
dilakukan dengan proram Eviews 9 Adapun penjelasan mengenai
output regresi linier berganda yang disajikan pada tabel sebagai
berikut:
1) DPK
Variabel DPK menunjukkan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = 1.519000 dan prob. 0,0000 < 0,05. Maka artinya
variabel DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan pada alpha 5%.
2) FDR
Variabel FDR menunjukkan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = -0,001035 dan prob. 0,4636 > 0,05. Maka artinya
variabel FDR tidak berpengaruh terhadap pembiayaan pada
alpha 5%.
3) CAR
Variabel CAR menunjukkan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = 2.750909 dan prob. 0,2409 > 0,05. Maka artinya
variabel CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan pada alpha 5%.
82
4) NPF
Variabel CAR menunjukkan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = -13.89198 dan prob. 0,000 < 0,05. Maka artinya
variabel CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan pada alpha 5%.
Tabel 4. 25 Uji Hipotesis Substruktur II
b. U
j
i
t Substruktur II
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial. Uji t dalam penelitian ini
dilakukan dengan proram Eviews 9 Adapun penjelasan mengenai
output regresi linier berganda yang disajikan pada tabel sebagai
berikut:
Dependent Variable: ROA
Method: Least Squares
Date: 12/10/18 Time: 10:26
Sample: 2013M01 2017M12
Included observations: 56 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.242677 1.404449 5.156953 0.0000
CAR -0.242472 0.081898 -2.960641 0.0047
DPK -0.039254 0.008237 -4.765563 0.0000
FDR 6.44E-05 4.91E-05 1.311078 0.1958
NPF -0.113699 0.122920 -0.924987 0.3594
PEMBIAYAAN 0.024496 0.004880 5.019769 0.0000
83
1) DPK
Variabel DPK menunjukkan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = -0.039254 dan prob. 0,0000 < 0,05. Maka artinya
variabel DPK berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas pada alpha 5%.
2) FDR
Variabel FDR menunjukkan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = 6.44E-05 dan prob. 0,1958 > 0,05. Maka artinya
variabel FDR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada
alpha 5%.
3) CAR
Variabel CAR menunjukkan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = -0.242472 dan prob. 0,0047 < 0,05. Maka artinya
variabel CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas pada alpha 5%.
4) NPF
Variabel NPF menunjukkan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = -0.113699 dan prob. 0,359 > 0,05. Maka artinya
variabel NPF berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas pada alpha 5%.
5) Pembiayaan
Variabel pembiayaan menunjukkan pada koefisien alpha 5%
nilai coefficient = 0.024496 dan prob. 0,000 < 0,05. Maka
84
artinya variabel pembiayaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas pada alpha 5%.
c. Path Analysis
Regresi berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi linier
berganda yang disusun untuk mengetahui pengaruh DPK,
FDR,CAR, dan NPF terhadap ROA dengan Intervenig
pembiayaan adalah sebagai berikut:
Setelah menguji regresi dengan dua substruktur, maka
persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut:
Substruktur I
Pembiayaan = β1DPK + β2FDR + β3CAR + β4NPF + e1 (1)
Pembiayaan = 1.519000 - 0.039254 + 2.750909 - 13.89198 (1)
Substruktur II
ROA = β5DPK + β6FDR + β7CAR + β8NPF + β9Pembiayaan
e2 (2)
ROA = (-0.039254) + 0,0000644 - 0.242472 - 0.113699 +
0.024496 (2)
d. Sobel Test
85
1) Pengaruh DPK ke Pembiayaan ke ROA (p2xp3) = 1.519000 x
0.024496 = 0.0372
Pengaruh mediasi yang ditunjukan dari perkalian tersebut
signifikan atau tidak dapat dilakukan dengan uji sobel test
sebagai berikut:
Hitung standar eror dari koefisien indirect effect (Sp2p3)
Sp2p3= 3 2 2 2 + 2 2 3 2 + 2 2 3 2
= √0 0000 1
= 0.00784
Berdasarkan hasil Sp2p3 ini dapat digunakan untuk
menghitung t statistik pengaruh mediasi sebagai berikut :
t = p2p3
sp2p3
= 372
784
= 4.7448
2) Pengaruh FDR ke Pembiayaan ke ROA = (-0.001035) x
0.024496 = (-0.00002535)
Hitung standar eror dari koefisien indirect effect (Sp2p3)
Sp2p3= 3 2 2 2 + 2 2 3 2 + 2 2 3 2
= √0 00000000121
= 0.0000347
t = p2p3
sp2p3
86
= 2535
347
= -0.0730
3) Pengaruh CAR ke Pembiayaan ke ROA = (2.750909) x
(0.024496) = 0.0673
Hitung standar eror dari koefisien indirect effect (Sp2p3)
Sp2p3= 3 2 2 2 + 2 2 3 2 + 2 2 3 2
= √0 003 2
= 0.0593
t = p2p3
sp2p3
= 673
593
= 1.134
4) Pengaruh NPF ke Pembiayaan ke ROA = (-13.89198) x
0.024496 = (-0.34029)
Hitung standar eror dari koefisien indirect effect (Sp2p3)
Sp2p3= 3 2 2 2 + 2 2 3 2 + 2 2 3 2
= √ 0 00
= 0.316
t = 2 3
2 3
= 34 29
3 6
= - 1.076
87
Hasil Uji Sobel di atas kemudian di bandingankan dengan t tabel
untuk menguji apakah hasil analisis jalur tersebut berpengaruh
signifikan atau tidak. Jika t hitung kurang dari t tabel maka model
tidak berpengaruhsignifikan dan apabila t hitung lebih besar dari t tabel
model berpengaruh signifikan. Dibawah ini tabel hasil uji sobel pada
analisis jalur
Tabel 4. 26 Uji Sobel
Model Koefisien Uji sobel test
(t hitung)
T tabel keterangan
DPK ke ROA
melalui
Pembiayaan
0.0372 4.7448 2.004 diterima
FDR ke ROA
melalui
Pembiayaan
(-0.00002535) -0.0730 2.004 ditolak
CAR ke ROA
melalui
Pembiayaan
0.0673 1.134 2.004 ditolak
NPF ke ROA
melalui
Pembiayaan
(-0.34029) - 1.076 2.004 ditolak
a. Pengaruh DPK terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berdasarkan tabel 4. 26. ditunjukkan hasil pengujian sobel test
antara variabel DPK terhadap ROA yang dimediasi oleh
pembiyaan dengan koefisien sebesar 0.0372, sedangkan nilai t
hitung sebesar 4.7448 lebih dari t tabel 2,004. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa DPK terhadap ROA yang dimediasi oleh
pembiayaan berpengaruh signifikan, sehingga hipotesis kesepuluh
(H10) dinyatakan diterima.
88
b. Pengaruh FDR terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berdasarkan tabel 4. 26. ditunjukkan hasil pengujian sobel test
antara variabel FDR terhadap ROA yang dimediasi oleh
pembiyaan dengan koefisien sebesar (-0.00002535), sedangkan
nilai t hitung sebesar -0.0730 kurang dari t tabel 2,004. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa DPK terhadap ROA yang
dimediasi oleh pembiayaan tidak berpengaruh, sehingga hipotesis
kesembilan (H11) dinyatakan ditolak.
c. Pengaruh CAR terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berdasarkan tabel 4.26. ditunjukkan hasil pengujian sobel test
antara variabel CAR terhadap ROA yang dimediasi oleh
pembiyaan dengan koefisien sebesar 0.0673, sedangkan nilai t
hitung sebesar 1.134 kurang dari t tabel 2,004. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa CAR terhadap ROA yang dimediasi oleh
pembiayaan tidak berpengaruh signifikan, sehingga hipotesis
keduabelas (H12) dinyatakan ditolak.
d. Pengaruh NPF terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berdasarkan tabel 4. 26 ditunjukkan hasil pengujian sobel test
antara variabel NPF terhadap ROA yang dimediasi oleh pembiyaan
dengan koefisien sebesar (-0.34029), sedangkan nilai t hitung
sebesar -1.076 kurang dari t tabel 2,004. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa NPF terhadap ROA yang dimediasi oleh
89
pembiayaan berpengaruh tidak signifikan, sehingga hipotesis
ketigabelas (H13) dinyatakan ditolak.
Tabel 4. 27 Hasil Uji Hipotesis
No Hipotesis Keterangan
1 H1: DPK memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap ROA
Ditolak
2 H2: FDR memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap ROA
Ditolak
3 H3: CAR memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap ROA
diterima
4 H4: NPF memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap ROA
Ditolak
5 H5: Pembiayaan memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap ROA
diterima
6 H6: DPK memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap pembiayaan
diterima
7 H7: FDR memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap pembiayaan
Ditolak
8 H8: CAR memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap pembiayaan
Ditolak
9 H9: NPF memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap pembiayaan
diterima
10 H10: DPK memiliki pengaruh positif
terhadap ROA yang dimediasi
pembiayaan
diterima
11 H11: FDR memiliki pengaruh positif
terhadap ROA yang dimediasi
pembiayaan
Ditolak
12 H12: CAR memiliki pengaruh positif Ditolak
90
terhadap ROA yang dimediasi
pembiayaan
13 H13: NPF memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap ROA yang
dimediasi pembiayaan
Ditolak
C. Pembahasan
1. DPK terhadap profitabilitas
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel DPK terhadap profitabilitas (ROA) dengan
koefisien regresi sebesar -0.039254 kearah negatif hal ini menunjukkan
DPK memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan nilai
probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa DPK tidak berpengaruh signifikan terhadap
terhadap ROA.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Husaeni (2017) yang menyatakan bahwa semakin tinggi jumlah dana
pihak ketiga yang dihimpun oleh bank maka tidak akan meningkatkan
ROA. Hal ini, mungkin dipengaruhi oleh nilai NPF yang setiap
bulannya mengalami kenaikan pada tahun 2016.
Putra dalam sukma (2013) menyatakan bahwa dana pihak ketiga
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas disebabkan karena
ketidakseimbangan antara jumlah sumber dana yang masuk dengan
jumlah kredit yang dilemparkan kepada masyarakat. Semakin tinggi
91
dana pihak ketiga yang terkumpul di bank namun tidak dimbangi
dengan penyaluran kredit, maka kemungkinan bank mengalami
kerugian atau penurunan profitabilitas, karena pendapatan bunga dari
penyaluran kredit kepada debitur tidak mencukupi untuk menutup biaya
bunga yang harus dibayarkan kepada deposan. Walaupun
penghimpunan dana pihak ketiga yang cukup signifikan, tetapi tidak
diimbangi dengan penyaluran kredit yang deras maka profit/laba bank
pun akan terhambat. Hal tersebut dapat terjadi karena alokasi dana yang
terhimpun bank belum sepenuhnya dapat dioptimalkan untuk
menghasilkan profit/laba bagi bank yang mengakibatkan terjadinya
pengendapan dana. Salah satu faktor penyebab ketidakseimbangan
antara jumlah sumber dana yang masuk dan jumlah kredit yang
dilemparkan kepada masyarakat karena adanya faktor ketidakpercayaan
masyarakat kepada pihak bank untuk mengelola uang mereka dalam
kegiatan operasional bank seperti pemberian kredit. Kondisi ini
menunjukkan bahwa masyarakat masih belum percaya sepenuhnya
kepada pihak bank untuk menyimpan dan mengelola uangnya karena
adanya rasa khawatir apabila sewaktu-waktu pihak bank tidak mampu
mengembalikan dana yang telah diserahkan ke bank.
Sedangkan penelitian yang bertentangan dengan penelitian ini
yaitu Setiawan dan Indriani (2016), Edo dan Wiagustini (2014).
2. FDR terhadap profitabilitas
92
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel FDR terhadap profitabilitas (ROA)
dengan koefisien regresi sebesar 0.0000644 kearah positif hal ini
menunjukkan FDR memiliki pengaruh positif terhadap ROA,
sedangkan nilai probabilitas sebesar 0.1958 lebih besar dari 0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa FDR berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap terhadap ROA.
Menurut Edo dan Wiagustini (2014) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi LDR maka profitabilitas (ROA) akan semakin
meningkat, dimana ketika tingginya LDR maka dana pihak ketiga yang
disalurkan ke dalam bentuk kredit akan semakin besar sehingga
kemampuan bank dalam menghasilkan laba melalui ekspansi kredit
akan semakin tinggi. Hasil penelitian LDR terhadap ROA menjadi
tidak signifikan dikarenakan kredit yang diberikan bisa mengalami
kemacetan (risiko kredit) tetapi relatif kecil.
Dari hasil perhitungan uji regresi, hasil uji menunjukkan FDR
berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Nilai positif yang
ditunjukkan FDR menunjukkan bahwa semakin tinggi FDR
menunjukkan semakin tinggi ROA. Akan tetapi, rasio rata-rata FDR
yang hanya 92,85% masih dibawah standar yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia yaitu 80-110%, sehingga FDR masih tergolong rendah.
Kemampuan bank dalam menyalurkan dana dari pihak ketiga kepada
93
pihak peminjam masih belum optimal sehingga ini menyebabkan FDR
tidak signifikan dalam mempengaruhi ROA.
Menurut Sintiya (2018) alasan FDR berpengaruh positif tidak
signifikan karena Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah 80% hingga 110%. Jika
angka rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu bank berada pada
angka di bawah 80% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa
bank tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana
yang berhasil dihimpun. Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai
intermediasi (perantara) antara pihak yang kelebihan dana dengan
pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio Financing to Deposit
Ratio (FDR) 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak
tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat
dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan
baik. Kemudian jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank
mencapai lebih dari 110%, berarti total pembiayaan yang diberikan
bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Oleh karena dana yang
dihimpun dari masyarakat sedikit, maka bank dalam hal ini juga dapat
dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi
(perantara) dengan baik. Rata-rata rasio FDR selama periode 2012-
2016 menunjukkan sebesar 100.6952% berada pada peringkat 4 (100%
< LDR ≤ 120%) yang artinya cukup tinggi. Semakin tinggi Financing
to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas
94
bank, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk
membiayai kredit menjadi semakin besar. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kenaikan atau penurunan FDR tidak berpengaruh terhadap
besar kecilnya keuntungan secara menyeluruh (ROA).
Penelitian yang bertentangan dengan penelitian ini yaitu
Mahmudah dan Harjanti (2016), Almunawaroh dan Marlina (2018),
Pratiwi (2012), Hasan (2014), Sintiya (2018), Fahmy (2013).
3. CAR terhadap profitabilitas
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel CAR terhadap profitabilitas (ROA)
dengan koefisien regresi sebesar -0.242472 kearah negatif hal ini
menunjukkan CAR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA,
sedangkan nilai probabilitas sebesar 0.0047 lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh negatif
signifikan terhadap terhadap ROA. CAR pada bank syariah di
Indonesia pada tahun 2013-2017 yang tinggi tidak menyebabkan
profitabilitas yang tinggi. Jika dilihat dari kondisi empiris dari obyek
penelitian, maka akan tampak bahwa sebagian besar bank syariah
mempunyai CAR di atas 8% dan memiliki rata-rata 15,4%. Hal ini
dapat disebabkan karena bank syariah yang beroperasi pada tahun
2013-2017 menyalurkan sedikit modal untuk pembiayaan. Hal ini
dapat terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan
CAR minimal 8% mengakibatkan bank syariah berusaha selalu
95
menjaga agar CAR yang dimiliki sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Almunawaroh dan Marlina (2018), Setiawan dan Indriani (2016),
Fahmy (2013), Hasan (2014). Sedangkan penelitian yang bertentangan
dengan penelitian ini yaitu, Mahmudah dan Harjanti (2016), Sintiya
(2018), Pratiwi (2012), Wibowo dan Syaichu (2013), Edo dan
Wiagustini (2014) Widyawati (2017).
4. NPF terhadap profitabilitas
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel NPF terhadap profitabilitas (ROA)
dengan koefisien regresi sebesar -0.113699 kearah negatif hal ini
menunjukkan NPF memiliki pengaruh negatif terhadap ROA,
sedangkan nilai probabilitas sebesar 0.3594 lebih besar dari 0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap ROA. Adapun data yang diperoleh, NPF
bank syariah relatif kecil atau sedikit yang macet. Sehingga ada
kemungkinan bahwa NPF sedikit mempengaruhi profitabilitas bank
syariah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widyawati (2017) yang menyatakan bahwa Hal ini dikarenakan Bank
Umum Syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki
rata-rata pembiayaan yang rendah, hal tersebut dapat dilihat dari hasil
statistik deskriptifnya, yaitu rata-rata NPF sebesar 3,28. Sesuai dengan
96
teori yang dikemukakan pada kajian teori bahwa semakin besar nilai
NPF semakin buruk kinerja bank tersebut dan dapat mempengaruhi
tingkat Profitabilitas maka dalam penelitian ini NPF memiliki
pengaruh yang tidak signifikan, karena apabila NPF berpengaruh
signifikan, justru hal tersebut akan menurunkan tingkat Profitabilitas.
Hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa peningkatan jumlah
pembiayaan bermasalah dan kemungkinan tidak dapat ditagih, maka
akan semakin buruk kinerja bank tersebut dan mempengaruhi tingkat
Profitabilitasnya.
Sedangkan penelitian yang bertentangan dengan penelitian ini
yaitu, Fahmy (2013), Mahmudah dan Harjanti (2016), Husaeni (2017),
Almunawaroh dan Marlina (2018), Pratiwi (2012), Edo dan Wiagustini
(2014), Hasan (2014), Setiawan dan Indriani (2016).
5. Pembiayaan terhadap profitabilitas
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel pembiayaan terhadap profitabilitas
(ROA) dengan koefisien regresi sebesar 0.024496 kearah positif hal ini
menunjukkan pembiayaan memiliki pengaruh positif terhadap ROA,
sedangkan nilai probabilitas sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan berpengaruh
positif signifikan terhadap terhadap ROA. Hal ini menyatakan bahwa
setiap kenaikan pembiayaan akan diikuti oleh kenaikan ROA.
Pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat akan meningkatkan
97
profitabilitas bank. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Setiawan dan Indriani (2016).
6. DPK terhadap pembiayaan
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel DPK terhadap pembiayaan dengan
koefisien regresi sebesar 1.519000 kearah positif hal ini menunjukkan
DPK memiliki pengaruh positif terhadap pembiayaan, sedangkan nilai
probabilitas sebesar 0.0000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa DPK berpengaruh positif signifikan terhadap
terhadap pembiayaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Munandar (2009), Pratami dan Muharam (2011), Bakti (2017) yang
menyatakan bahwa Meningkatnya DPK mengakibatkan naiknya
pembiayaan menunjukkan bahwa fungsi intermediasi perbankan
berjalan dengan baik dimana fungsi perbankan dengan menghimpun
dana dari pihak ketiga dan menyalurkan kembali kemasyarakat atau
pihak yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan
Adzimatinur dkk. (2015) menyatakan bahwa Dana pihak ketiga
merupakan sumber dana bagi pembiayaan, maka semakin tinggi dana
pihak ketiga akan meningkatkan pembiayaan yang diberikan. Hal ini
dapat dilihat dari perkembangan DPK dan pembiayaan, tren DPK yang
semakin meningkat diikuti dengan tren pembiayaan yang semakin
meningkat pula.
98
Qolby (2013) menyatakan bahwa Hubungan yang positif ini
dikarenakan Dana Pihak Ketiga merupakan sumber pendanaan
perbankan syariah yang paling utama, semakin besar jumlah Dana
Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan syariah dari
masyarakat maka semakin besar pula pembiayaan yang akan diberikan
oleh perbankan syariah kepada masyarakat. Dalam menjalankan fungsi
intermediasi, perbankan syariah mengoptimalkan dana yang dihimpun
dari masyarakat untuk dialokasikan dalam bentuk pembiayaan,
mengingat dana pihak ketiga merupakan faktor yang dominan dalam
besarnya pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah kepada
masyarakat.
Yunita (2017), DPK berpengaruh positif secara signifikan terhadap
pembiayaan. Setiap kenaikan jumlah DPK yang tersimpan dan
terhimpun di bank syariah, maka akan semakin besar tingkat
pembiayaan yang disalurkan.
Sedangkan penelitian yang bertentangan dengan hasil penelitian ini
yaitu Setiawan dan Indriani (2016).
7. FDR terhadap pembiayaan
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel FDR terhadap pembiayaan dengan
koefisien regresi sebesar -0.001035 kearah negatif hal ini
menunjukkan FDR memiliki pengaruh negatif terhadap pembiayaan,
sedangkan nilai probabilitas sebesar 0.4636 lebih besar dari 0,05.
99
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa FDR tidak berpengaruh
terhadap terhadap pembiayaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nurbaya (2013), Gianinni (2013) yang menyatakan bahwa nilai rata-
rata FDR dari Bank Umum Syariah yang diteliti adalah sebesar
92,85% yang berarti bank tersebut masih berada dalam kondisi
sehat, karena nilai rata-ratanya masih berada di standar nilai yang
ditetapkan BI yaitu antara 85% - 110%
Sedangkan penelitian yang bertentangan dengan hasil penelitian ini
yaitu Munandar (2009), Ana (2017), Adzimatinur, dkk. (2015).
8. CAR terhadap pembiayaan
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel CAR terhadap pembiayaan dengan
koefisien regresi sebesar 2.750909 kearah positif hal ini menunjukkan
CAR memiliki pengaruh positif terhadap pembiayaan, sedangkan nilai
probabilitas sebesar 0.2409 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pembiayaan. CAR digunakan untuk mengukur rasio
kecukupan modal yang dimiliki oleh suatu bank. Menurut Peraturan
Bank Indonesia Nomor 3/21/PBI/2001, bank wajib menyediakan
modal minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko
yang dinyatakan dalam CAR. CAR yang dimiliki oleh Bank umum
syariah pada tahun 2013-2017 berada antara 14-17% artinya dalam
100
batas wajar sesuai ketentuan yang diberikan oleh Bank Indonesia. Hal
ini menyatakan bahwa setiap kenaikan CAR tidak serta merta diikuti
oleh kenaikan pembiayaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Utomo, dkk. (2015), Kurniasari dalam Harianto (2017) yang
menyatakan bahwa koefisien positif yang artinya semakin tinggi rasio
CAR kemungkinan Bank mengalami kondisi bermasalah akan semakin
kecil.
Sedangkan penelitian yang bertentangan dengan hasil penelitian ini
yaitu Nurbaya (2013), Pratami (2011), Setiawan dan Indriani (2016).
9. NPF terhadap pembiayaan
Berdasarkan analisis dan pengujian data yang dilakukan dalam
penelitian ini antara variabel NPF terhadap pembiayaan dengan
koefisien regresi sebesar -13.89198 kearah negatif hal ini
menunjukkan NPF memiliki pengaruh negatif terhadap pembiayaan,
sedangkan nilai probabilitas sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif
signifikan terhadap pembiayaan. Hal ini menyatakan bahwa setiap
kenaikan NPF akan diikuti dengan penurunan pembiayaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Setiawan dan Indriani (2016), Ana (2017), Adzimatinur (2015) yang
menyatakan bahwa NPF bisa menjelaskan pergerakan pembiayaan
perbankan syariah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
101
Hasil estimasi menunjukkan ketika NPF naik sebesar 1%, maka
pembiayaan akan menurun sebesar 0.607357%. NPF merupakan
pembiayaan bermasalah, sehingga ketika NPF meningkat, dana yang
ada tidak bisa diputar kepada pembiayaan. Hal ini menyebabkan bank
harus menyediakan biaya penghapusan yang lebih besar sehingga akan
menurunkan minat bank untuk menyalurkan pembiayaan.
Bakti (2017) yang menyatakan bahwa semakin meningkat NPF
maka pembiayaan semakin menurun. Meningkatnya NPF disebabkan
kenaikan pembiayaan yang bermasalah sehingga perbankan syariah
berhati-hati untuk mengeluarkan pembiayaan yang dikeluarkannya
untuk meminimalkan timbulnya pembiayaan bermasalah.
Yunita (2017) yang menyatakan bahwa yang menyatakan bahwa
NPF tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
pembiayaan dan NPF merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa
besar pembiayaan yang bermasalah dari total pembiayaan yang telah
disalurkan. Sehingga bila tingkat NPF semakin tinggi maka jumlah
pembiayaan yang disalurkan oleh bank cenderung akan semakin
rendah.
Sedangkan penelitian yang bertentangan dengan hasil penelitian ini
yaitu Pratami dan Muharam (2011).
10. DPK terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berdasarkan analisis jalur dan uji sobel menunjukkan bahwa
pembiayaan mampu memediasi pengaruh DPK terhadap ROA hal ini
102
dibuktikan dengan nilai koefisien regresi tidak langsung sebesar
0.0372 lebih besar dari koefisien regresi langsung sebesar -0.039254
(0.0372>-0,039254) dan nilai t-hitung 4.7448 lebih besar dari t-tabel
(4.7448>2.004) yang menyatakan bahwa pembiayaan memediasi DPK
terhadap ROA signifikan. Penlitian sebelumnya antara DPK terhadap
ROA berpengaruh negatif signifikan dan berpengaruh positif
signifikan antara DPK terhadap Pembiayaan, hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2014),
Mahmudah dan Harjanti (2016), Munandar (2009), Pratami dan
Muharam (2011), Bakti (2017), Adzimatinur dkk. (2015), Ana (2017).
11. FDR terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berdasarkan analisis jalur dan uji sobel menunjukkan bahwa
pembiayaan tidak mampu memediasi pengaruh FDR terhadap ROA
hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi tidak langsung sebesar
(-0.00002535) lebih kecil dari koefisien regresi langsung sebesar
0.0000644 (-0.00002535<0.0000644) dan nilai t-hitung -0.0730 lebih
kecil dari t-tabel (-0.0730<2.004) yang menyatakan bahwa
pembiayaan tidak mampu memediasi FDR terhadap ROA tidak
signifikan. Penlitian sebelumnya antara FDR terhadap ROA
berpengaruh positif tidak signifikan dan berpengaruh negatif tidak
signifikan antara FDR terhadap Pembiayaan hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Edo dan Wiagustini (2014),
Nurbaya (2013).
103
12. CAR terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berdasarkan analisis jalur dan uji sobel menunjukkan bahwa
pembiayaan tidak mampu memediasi pengaruh CAR terhadap ROA
hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi tidak langsung sebesar
0.0673 lebih besar dari koefisien regresi langsung sebesar -0.242472
(0.0673>-0.242472) dan nilai t-hitung 1.134 lebih kecil dari t-tabel
(1.134 <2.004) yang menyatakan bahwa pembiayaan tidak mampu
memediasi CAR terhadap ROA tidak signifikan. Penlitian sebelumnya
antara CAR terhadap ROA berpengaruh negatif signifikan dan
berpengaruh positif tidak signifikan antara CAR terhadap Pembiayaan
hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Almunawaroh dan Marlina (2018), Setiawan dan Indriani (2016),
Fahmy (2013), Hasan (2014),
13. NPF terhadap profitabilitas yang dimediasi pembiayaan
Berdasarkan analisis jalur dan uji sobel menunjukkan bahwa
pembiayaan tidak mampu memediasi pengaruh NPF terhadap ROA hal
ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi tidak langsung sebesar (-
0.34029) lebih besar dari koefisien regresi langsung sebesar -0.113699
(-0.34029>-0.113699) dan nilai t-hitung - 1.076 lebih kecil dari t-tabel
(- 1.076<2.004) yang menyatakan bahwa pembiayaan tidak mampu
memediasi NPF terhadap ROA tidak signifikan. Penlitian sebelumnya
antara NPF terhadap ROA berpengaruh negatif tidak signifikan dan
berpengaruh negatif signifikan antara NPF terhadap Pembiayaan, hasil
104
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo
dan Syaichu (2013), Widyawati (2017), Setiawan dan Indriani (2016),
Adzimatinur (2015).
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap
pengumpulan data, pengolahan data analisis data mengenai pengaruh Dana
Pihak Ketiga, financing to deposit ratio (FDR), capital adequacy ratio
(CAR), non-performing financing (NPF) terhadap profitabilitas dengan
pembiayaan sebagai variabel intervening pada bank umum syariah di
Indonesia tahun 2013-2017, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pengaruh variabel independen terhadap variabel intervening,
didapatkan hasil uji parsial (uji t) bahwa:
a. DPK berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan.
Meningkatnya DPK yang dihimpun oleh bank syariah akan
meningkatkan jumlah pembiayaan yang dilempar ke masyarakat.
b. FDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pembiayaan.
Tigkat FDR masih tergolong sehat sehingga hal ini memungkinkan
FDR tidak berpengaruh terhadap pembiayaan.
c. CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pembiayaan.
CAR menjadi tidak signifikan karena koefisien positif pada CAR
berarti semakin tinggi rasio CAR memungkinkan bank mengalami
kondisi bermasalah akan semakin kecil.
106
d. NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiaayan. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kenaikan NPF akan menurunkan
tingkat pembiayaan yang bermasalah.
2. Sedangkan pengaruh variabel independen, variabel intervening
terhadap variabel dependen, Uji parsial (Uji t) didapatkan hasil bahwa:
a. DPK berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA disebabkan
karena ketidakseimbangan antara jumlah sumber dana yang masuk
dengan jumlah pembiayaan yang dilempar kepada masayrakat.
b. FDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA. FDR
menjadi tidak signifikan karena pembiayaan yang diberikan dapat
mengalami kemacetan tetapi relatif kecil.
c. CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, dimana bank
menyalurkan sedikit modal untuk pembiayaan karena bank syariah
harus menjaga agar CAR yang dimiliki harus sesuai dengan
peraturan BI.
d. NPF berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. NPF
menjadi tidak signifikan karena pembiayaan bank rendah akan
meningkatkan jumlah pembiayaan bermasalah dan kemungkinan
tidak dapat ditagih.
e. Pembiayaan berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
Meningkatnya pembiayaan yang dilempar kepada masyarakat akan
meningkatkan profitabilitas bank syariah.
107
3. Dari uji Path Analyisis dan uji sobel, Didapatkan hasil bahawa variabel
pembiayaan mampu memediasi secara signifikan pengaruh DPK
terhadap ROA. Sedangkan di sisi lain, variabel pembiayaan tidak
mampu memediasi pengaruh FDR, CAR, dan NPF terhadap ROA.
B. Saran
Dengan telah dilakukannya penelitian tentang pengaruh dana pihak
ketiga (DPK), financing to deposit ratio (FDR), capital adequacy ratio
(CAR), dan non performing financing (NPF) terhadap profitabilitas
dengan pembiayaan sebagai variabel intervening (study kasus pada Bank
Umum Syariah di Indonesia periode 2013-2017) peneliti memberikan
saran kepada:
1. Bagi pihak perbankan
Perbankan sayriah di Indonesia diharapkan dapat mengoptimalkan
kinerja keuangan khususnya profitabilitas. Dengan adanya dana pihak
ketiga yang di himpun dan disalurkan melalui pembiayaan yang dapat
menghasilkan keuntungan seharusnya dapat meningkatkan
profitabilitas perbankan pada umumnya. Pihak perbankan syariah
hendaknya memperbaiki manajemen keuangan menjadi lebih baik
supaya profitabilitas terus tumbuh. Dalam pemberian pembiayaan
dapat dilakukan secara cermat dan efektif serta nilai NPF tetap terjaga
dalam posisi aman.
108
2. Bagi pihak akademisi
Untuk pihak akademisi dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian
selanjutnya dengan kajian yang lebih mendalam dan terperinci. Selain
itu diharapkan pihak kampus lebih menambah lagi referensi berupa
jurnal penelitian perbankan syariah.
3. Bagi penelitian yang akan datang
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menambah pengetahuan
dan wawasan dibidang rasio keuangan dan pembiayaan serta mengkaji
lebih dalam terkait pembiayaan secara umum pada Perbankan Syariah
di Indonesia. Dapat menjadikan penelitian ilmiah untuk menerapkan
berbagai teori perbankan syariah yang telah diperoleh di bangku
kuliah. Disarankan agar memperbanyak jumlah variabel rasio
keuangan dan penambahan variabel moderating sehingga dapat
membandingkan dengan variabel intervening.
109
DAFTAR PUSTAKA
Adzimatinur, Fauziyah dkk. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besaran
Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal Muzara’ah. Vol. 3.
No. 2.
Almunawwaroh, Medina & Rina Marliana. 2018. Pengaruh CAR, NPF, FDR
Terhadap Profitabilitas Bnak Syariah Di Indonesia. Amwaluna. Vol. 2 No.
1.
Ana, Leni Tantri. 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Pada Bank
Umum Syariah Devisa Di Indonesia. Skripsi. Jakarta.
Asiyah, Binti Nur. 2015. Manajemen Pembiayaan Perbankan Syariah.
Yogyakarta: Kalimedia.
Asriyati, Siti. 2017. Pengaruh Non Performing Financing (NPF), dan Financing to
Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas dengan Capital Adequacy
Ratio Sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Salatiga.
Bakti, Nurimansyah Setivia. 2017. Analisis DPK, CAR, ROA, dan NPF Terhadap
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. Jurnal Bisnis Dan Manajemen. Vol.
17 No. 2.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Edo, Delsi Setiawati Ratu & Ni Luh Putu Wiagustini. 2014. Pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Non Performing Loan, dan Capital Adequacy Ratio dan Return on
Assets Pada Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia. E-jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana. Vol. 3 No. 11.
Edya, Rosyita. 2015. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Ijarah
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri Periode 2008-2013. Skripsi.
Bandung.
Fahmy, M. Shalahuddin. 2013. Pengaruh CAR, NPF, BOPO dan FDR terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah. Skripsi. Yogyakarta.
Faradilla, Cut dkk. 2017. Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Ijarah,
Mudharabah, dan Musyarakah terhadap Profitabilitas Bank Umum Syraiah
Di Indonesia. Jurnal Magister Akuntansi. Vol. 6 No. 3.
Fatmawati, dkk. 2016. Pengaruh pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
Musyarakah, Ijarah Terhadap Laba Bersih Bank Umum Syariah Di
Indonesia. Skripsi. Jember.
Ferliyansah. 2017. Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing,
Giro Wajib Minimum, dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on
110
Assets dengan Financing to Deposit Ratio Sebagai Variabel Intervening.
Skripsi. IAIN Salatiga.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gianinni, Nur Gilang. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Mudharabah
Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia. Economic Development Analysis
Journal. Vol. 2 No. 1
Hakim, Ningkusuma & Haqiqi Rafsanjani. 2016. Pengaruh Internal Capital
Adequency Ratio, Financing To Deposit Ratio, Dan Biaya Operasional
Dalam Peningkatan Profitabilitas Industri Bank Syariah Di Indonesia.
Jurnal Perbankan Syariah. Vol. 1 No. 1.
Harianto, Syawal. 2017. Rasio Keuangan Dan Pengaruhnya Terhadap
Profitabilitas Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia. Esensi:
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis. Vol. 7 No. 1
Hasan, Ghufran. 2014. Pengaruh Dana Pihak Ktiga, Non Performing Financing,
Rasio Biaya, Capital Adequacy Ratio, dan Ukuran Perusahaan terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah. Skripsi.Yogyakarta.
Husaeni, Uus Ahmad. 2017. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Non
Perfoming Financing Terhadap Return On Assets Pada BPRS Di
Indonesia. Jurnal Equilibrium: Jurnal Ekonomi Syariah. Vol. 5 No. 1.
Karim A. Adiwarman. 2013. Bank Islam: Analisis Fiqh Dan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mahmudah, Nurul & Ririh Sri Harjanti. 2016. Analisis Capital Adequacy Ratio,
Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, dan Dana Pihak
Ketiga Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2011-
2013. Prosiding Seminar Nasional IPTEK Terapan (SENIT) 2016
Pengembangan Sumber Daya Lokal Berbasis IPTEK. Vol. 1. No. 1.
Marlinah, Aan. 2014. Pengaruh Kebijakan Modal Kerja dan Faktor Lainnya
terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. 16 (2).
Muhamad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: AMP YKPN.
Muhammad. 2005. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: EKONISIA.
Munandar, Eris. 2009. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan To Deposit Ratio, Dan
Return On Assets Terhadap Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri.
Skripsi. Yogyakarta.
111
Muslim, dkk. 2014. Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Musyarakah Terhadap
Profitabilitas. Jurnal Magister Akuntansi. Vol. 3 No. 4.
Nurbaya, Ferial. 2013. Analisis Pengaruh CAR, ROA, FDR, Dan Dana Pihak
Ketiga (DPK) Terhadap Pembiayaan Murabahah Periode Maret 2001-
Desember 2009. Skripsi. Semarang.
Permata, Russely Inti Dwi dkk. 2014. Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah
dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas (ROE). Jurnal Administrasi
Bisnis. Vol.12 No. 1.
Pratiwi, Dhian Dayinta. 2012. Pengaruh CAR, BOPO, NPF, Dan FDR Terhadap
Return On Assets (ROA) Bank Umum Syariah. Skripsi. Semarang.
Prayitno, D. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta:
ANDI.
Qolby, Muhammad Luthfi. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode Tahun 2007-2013.
Economic Development Analysis Journal. Vol. 2 No. 4
Rachman, Yoga Tantular. 2015. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Non
Performing Finance (NPF), Return on Assets (ROA), dan Capital
Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Pembiayaan Mudharabah (Survey Pada
Bank Syariah Ynag Listing di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2009-
2013). Proceding ICIEP.
Rahmadi, Eko. 2017. Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah,
Musyarakah, Ijarah Terhadap Profitabilitas Di Bank Umum Syariah
Periode 2011-2016. Skripsi. Yogyakarta.
Santoso, S. 2010. Statistik Parametrik:Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta:
PT Elekmedia Komputindo.
Sarwono, J. 2010. PASW Statistic 18: Belajar Statistik Menjadi Mudah dan
Cepat. Yogyakarta: CV. Andi Ofset.
Setiawan, Ulin Nuha Aji & Astiwi Indriani. 2016. Pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing
(NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Dengan Pembiayaan Sebagai
Variabel Intervening. Diponegoro Journal Of Management. Vol. 5 No. 4.
Sholahuddin, M. 2006. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam. Surakarta: MU
Press.
Simorangkir, O. P. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga
Keuangan Non Bank. Bogor: PT Ghalia Indonesia.
Sintiya, Siti. 2018. Analisis Pengaruh BOPO, FDR, Dan CAR Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2012-2016. Skripsi. Salatiga.
112
Sudiyatno, Bambang & Jati Suroso. 2010. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga,
BOPO, CAR, Dan LDR Terhadap Profitabilitas Pada Sektor Perbankan
Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Dinamika Keuangan Dan
Perbankan. Vo. 2 No. 2
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Suhartatik, N., & Kusumaningtias, R. 2013. Determinan Financing to Deposit
Ratio Perbanan Syariah di Indonesia (2008-2012). Jurnal Ilmu
Manajemen. Vol. 1. No. 4.
Sukma, Yoli. 2013. Pengaruh DPK, Kecukupan Modal, dan Risiko Kredit
Terhadap Profitabilitas. Skripsi. Universitas Negeri Padang.
Supardi. 2005. Metodelogi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Pres.
Utomo, Agus Saur, dkk. 2015. Faktor-faktor keuangan yang mempengaruhi
pertumbuhan pembiayaan qardul hasan pada bank-bank sayriah di
Indonesia. Conference: 1st Gadjah Mada International Conference On
Islamic Businese Research, At Yogyakarta, Volume: 1.
Wibowo, Satriyo Edhi & Muhammad Syaichu. 2013. Analisis Pengaruh Suku
Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di
Indonesia”. Diponegoro Journal Of Management. Vol. 2. No. 2.
Widyawati, Giofani Nursucia. 2017. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Fianncing (NPF), Operational Efficiency Ratio (OER),
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan Net Operating
Margin (NOM) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2010-
2015. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yudiana, Fetria Eka. 2014. Manajemen Pembiayaan Perbankan Syariah. Salatiga:
STAIN Salatiga Press.
Yunita, Farida. 2017. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Financing To Deposit Ratio (FDR), Dan BOPO
Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia.
Skripsi. Jakarta.
Internet:
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
113
LAMPIRAN
114
115
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data laporan keuangan perbankan syariah
Tahun Bulan DPK FDR CAR NPF ROA Pembiayaan
2013 1 148.731 100,63 15,29 2,49 2,52 149.672
2 150.795 102,17 15,2 2,72 2,29 154.072
3 156.964 102,62 14,3 2,75 2,39 161.081
4 158.519 103,08 14,72 2,85 2,29 163.407
5 163.858 102,08 14,28 2,92 2,07 167.259
6 163.966 104,43 14,3 2,64 2,1 171.227
7 166.453 104,83 15,28 2,75 2,02 174.486
8 170.222 102,53 14,71 3,01 2,01 174.537
9 171.701 103,27 14,19 2,8 2,04 177.320
10 174.018 103,03 14,19 2,96 1,94 179.284
11 176.292 102,58 12,23 3,08 1,96 180.833
12 183.534 102,32 14,42 2,62 2 184.122
2014 1 177.930 100,07 16,76 3,01 0,08 181.398
2 178.154 102,03 16,71 3,53 0,13 181.772
3 180.945 102,22 16,2 3,22 1,16 184.964
4 185.508 95,5 16,68 3,48 1,09 188.063
5 190.783 99,43 16,85 4,02 1,13 189.690
6 191.470 100,8 16,21 3,9 1,12 193.136
7 194.299 99,89 15,62 4,31 1,05 194.079
8 195.959 98,99 14,73 4,58 0,93 193.983
9 197.141 99,71 14,54 4,67 0,97 196.563
10 207.121 98,99 15,25 4,58 0,92 196.491
11 209.644 94,62 15,66 4,86 0,87 198.376
12 217.858 91,5 16,1 4,33 0,8 199.330
2015 1 164.291 88,85 14,16 3,81 0,88 146.490
2 163.159 89,37 14,38 4 0,78 146.340
3 165.034 89,15 14,43 3,81 0,69 147.676
4 164.400 89,57 14,5 3,69 0,62 147.777
5 164.375 90,05 14,37 3,85 0,63 148.546
6 162.817 92,56 14,09 3,62 0,5 151.284
7 165.378 90,13 14,47 3,72 0,5 149.645
8 164.561 90,72 15,05 3,49 0,46 149.865
9 166.433 90,82 15,15 3,4 0,49 151.722
10 165.857 90,67 14,96 3,33 0,51 150.973
116
11 167.150 90,26 15,31 3,4 0,52 151.425
12 174.895 88,03 15,02 3,19 0,49 154.527
2016 1 173.230 105,65 15,11 3,67 1,01 152.200
2 173.834 103,16 15,44 3,76 0,81 151.752
3 174.779 104,56 14,9 3,62 0,88 152.967
4 174.135 102,04 15,43 3,67 0,8 152.967
5 174.354 97,07 14,78 3,59 0,16 155.722
6 177.051 99,6 14,72 3,73 0,73 158.143
7 178.768 98,69 14,86 3,21 0,63 156.573
8 178.934 96,84 14,87 3,19 0,48 156.623
9 198.976 97,65 15,43 2,49 0,59 171.979
10 199.462 97,71 15,27 2,45 0,46 173.299
11 202.332 96,6 15,78 2,48 0,67 174.552
12 206.407 96,7 15,95 2,17 0,63 177.482
2017 1 205.783 84,74 16,99 2,48 1,01 174.383
2 208.429 83,78 17,04 2,77 1 174.625
3 213.199 83,53 16,98 2,57 1,12 178.081
4 218.944 81,36 16,91 2,8 1,1 178.124
5 220.392 81,96 16,88 2,9 1,11 180.632
6 224.420 82,69 16,42 2,83 1,1 185.570
7 228.080 80,51 17,01 2,79 1,04 183.623
8 225.440 81,78 16,42 2,72 0,98 184.354
9 232.349 80,12 16,16 2,74 1 186.152
10 229.957 80,94 16,14 2,78 0,7 186.122
11 232.756 80,07 16,46 3,05 0,73 186.366
12 238.225 79,65 17,91 2,58 0,63 189.789
117
Lampiran 2. Hasil Uji Stasioner Unit Root Augment Dicky Fuller (ADF)
1. Output Eviws 9 Variabel DPK
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: DPK has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.909295 0.7786
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
Null Hypothesis: D(DPK) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.125070 0.0000
Test critical values: 1% level -3.548208
5% level -2.912631
10% level -2.594027 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
2. Output Eviws Variabel FDR
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: FDR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.674476 0.0000
Test critical values: 1% level -3.562669
5% level -2.918778
10% level -2.597285 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
118
3. Output Eviws Variabel CAR
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: CAR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.237447 0.1956
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
Null Hypothesis: D(CAR) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.305218 0.0000
Test critical values: 1% level -3.550396
5% level -2.913549
10% level -2.594521 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
4. Output Eviws Variabel NPF
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: NPF has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.981264 0.2941
Test critical values: 1% level -3.552666
5% level -2.914517 10% level -2.595033
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
119
Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
Null Hypothesis: D(NPF) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.932741 0.0479
Test critical values: 1% level -3.552666
5% level -2.914517
10% level -2.595033 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
5. Output Eviws Variabel ROA
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: ROA has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.881745 0.0536
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
Null Hypothesis: D(ROA) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.666576 0.0000
Test critical values: 1% level -3.550396
5% level -2.913549
10% level -2.594521 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
120
6. Output Eviws Variabel Pembiayaan
Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Null Hypothesis: PEMBIAYAAN has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.120404 0.9647
Test critical values: 1% level -3.546099
5% level -2.911730
10% level -2.593551 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
Null Hypothesis: D(PEMBIAYAAN) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.282239 0.0000
Test critical values: 1% level -3.548208
5% level -2.912631
10% level -2.594027 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
121
Lampiran 3. Hasil Uji Multikolinearitas
1. Substruktur I
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 1879.659 74.71034 NA
DCAR 53.27596 1.156211 1.154508
DDPK 0.416429 1.178931 1.150851
FDR 1.31E-05 45.65428 1.006935
NPF 72.21704 32.21499 1.049341
2. Substruktur II
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 2.598426 498.3445 NA
DPEMBIAYAAN 6.48E-05 1.822528 1.753554
DDPK 0.000120 1.633434 1.594528
FDR 3.26E-09 54.97269 1.212459
CAR 0.005997 273.6824 1.333098
NPF 0.016330 35.15068 1.144966
122
Lampiran 4. Hasil Uji Autokorelasi
1. Substruktur I
Dependent Variable: DPEMBIAYAAN
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.397793 0.436250 3.204112 0.0025
DCAR -0.505137 0.483912 -1.043861 0.3021
DDPK 0.413759 0.080687 5.127983 0.0000
DFDR -3.24E-05 0.000656 -0.049360 0.9609
DNPF -4.254664 1.912696 -2.224433 0.0312
AR(1) 0.006485 0.140863 0.046039 0.9635
SIGMASQ 3.893237 0.866295 4.494125 0.0000
R-squared 0.555471 Mean dependent var 2.240365
Adjusted R-squared 0.496201 S.D. dependent var 2.988286
S.E. of regression 2.121050 Akaike info criterion 4.466352
Sum squared resid 202.4483 Schwarz criterion 4.729019
Log likelihood -109.1252 Hannan-Quinn criter. 4.567053
F-statistic 9.371801 Durbin-Watson stat 1.960178
Prob(F-statistic) 0.000001
2. Substruktur II
Dependent Variable: ROA
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 3.691192 2.021650 1.825831 0.0741
CAR -0.192923 0.047341 -4.075144 0.0002
DPK 0.003627 0.013655 0.265644 0.7917
FDR 1.91E-05 5.94E-05 0.322617 0.7484
NPF -0.333157 0.211072 -1.578403 0.1210
PEMBIAYAAN 0.003437 0.008924 0.385141 0.7018
AR(1) 0.899952 0.081081 11.09947 0.0000
SIGMASQ 0.083240 0.014872 5.597082 0.0000
R-squared 0.784086 Mean dependent var 1.062321
Adjusted R-squared 0.752599 S.D. dependent var 0.626526
S.E. of regression 0.311630 Akaike info criterion 0.704519
Sum squared resid 4.661447 Schwarz criterion 0.993855
Log likelihood -11.72653 Hannan-Quinn criter. 0.816694
F-statistic 24.90158 Durbin-Watson stat 2.085845
Prob(F-statistic) 0.000000
123
Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas
1. Substruktur I
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-80 -60 -40 -20 0 20 40 60
Series: ResidualsSample 2013M02 2017M12Observations 55
Mean -1.29e-14Median -9.062321Maximum 65.31344Minimum -83.15869Std. Dev. 35.79469Skewness 0.264439Kurtosis 2.062072
Jarque-Bera 2.657003Probability 0.264874
2. Substruktur II
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Series: ResidualsSample 2013M01 2017M12Observations 56
Mean -1.78e-15Median 0.074011Maximum 0.971063Minimum -0.860007Std. Dev. 0.430945Skewness 0.008625Kurtosis 2.373122
Jarque-Bera 0.917637Probability 0.632030
124
Lampiran 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas
1. Substruktur I
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.309253 Prob. F(4,50) 0.2794
Obs*R-squared 5.214542 Prob. Chi-Square(4) 0.2660
Scaled explained SS 2.800953 Prob. Chi-Square(4) 0.5917
2. Substruktur II
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1.731117 Prob. F(5,46) 0.1465
Obs*R-squared 8.235031 Prob. Chi-Square(5) 0.1437
Scaled explained SS 3.379262 Prob. Chi-Square(5) 0.6417
125
Lampiran 7. Hasil Uji Regresi
1. Substruktur I
Dependent Variable: PEMBIAYAAN
Method: Least Squares
Date: 12/10/18 Time: 10:29
Sample: 2013M01 2017M12
Included observations: 56 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -80.84293 38.67699 -2.090208 0.0416
CAR 2.750909 2.318230 1.186642 0.2409
DPK 1.519000 0.103054 14.73991 0.0000
FDR -0.001035 0.001401 -0.738427 0.4636
NPF -13.89198 2.942151 -4.721709 0.0000
2. Substruktur II
Dependent Variable: ROA
Method: Least Squares
Date: 12/10/18 Time: 10:26
Sample: 2013M01 2017M12
Included observations: 56 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.242677 1.404449 5.156953 0.0000
CAR -0.242472 0.081898 -2.960641 0.0047
DPK -0.039254 0.008237 -4.765563 0.0000
FDR 6.44E-05 4.91E-05 1.311078 0.1958
NPF -0.113699 0.122920 -0.924987 0.3594
PEMBIAYAAN 0.024496 0.004880 5.019769 0.0000
126
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Anisa Khusnul Khotimah
Tempat & Tanggal Lahir : Cilacap, 24 Juni 1997
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jalan Mataram RT 07/03 Pekuncen, Kroya, Cilacap
Status : Belum menikah
No. HP/Whatsapp : 085713453854
Email : anisakhusnul08@gmail.com
Daftar Pendidikan Formal :
1. SD N 1 Pekuncen, lulus tahun 2009
2. SMP N 1 Kroya, lulus tahun 2012
3. SMA N 1 Kroya, lulus tahun 2015
4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
127
128
129