Post on 07-Jul-2019
VOLUME II NOMOR 11 NOVEMBER 2018 ISSN 2548-9801
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR
BMKG
PENGAMATANUDARA ATAS
OKTOBER MASIH DI DOMINASI ANGIN TIMURAN
SUHU, TEKANAN DAN KELEMBABAN DI BULAN
OKTOBER 2018
RADIOSONDE
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR
WEATHER SERVICES FOR FLIGHT SAFETY
3 Meteodrome, November 2018
Sapa EditorPengamatan Udara Atas
Prakiraan cuaca yang dihasilkan oleh prakirawan sangat bergantung pada data-data pengamatan yang tersedia di atmosfer. Salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan prakiraan terhadap cuaca buruk adalah radiosonde. Radiosonde adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur kondisi udara atas seperti suhu, kelembapan, serta arah dan kecepatan angin mulai dari permukaan sampai lapisan ketinggian yang dapat dijangkau oleh alat tersebut. Data yang dihasilkan radiosonde bersifat nyata dan detail dapat membantu memprakiraan kejadian cuaca buruk pada suatu tempat. Stasiun Meteorologi Ngurah Rai telah melakukan pengamatan udara atas menggunakan radiosonde sejak bulan februari 2018. Pengamatan radiosonde dilakukan saat ini baru setiap satu kali dalam seminggu selama tahun 2018 yaitu pada hari rabu jam 00.00 UTC.
Seperti biasa, pada buletin edisi kali ini selain bahasan tetap mengenai kondisi cuaca di Bandara Ngurah Rai selama bulan oktober 2018 yang lalu akan diulas bahasan spesial mengenai Radiosonde.
Demikian sapa editor kali ini. Selamat membaca
Diterbitkan oleh:Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar
Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai DenpasarKodepos 8036103619359754 | 036170160103619351124 | 03619356665
stametngurahrai@gmail.com
Website:http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/
DAFTAR ISI
04Suhu, Kelembaban, dan Tekanan
UdaraSuhu, Kelembaban dan Tekanan
Udara di Bulan Oktober
03Sapa Editor
Pengamatan Udara Atas
7Analisis Angin
Dominasi Angin Timuran di Bulan Oktober 2018
10Analisa Kejadian Cuaca
BermaknaCuaca di Bulan Oktober
16FOKUS:
Pengamatan Radiosonde
REDAKSI
Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai DenpasarPenasihat Kepala Seksi Observasi Kepala Seksi Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Tata UsahaPemred Pande Putu Hadi WigunaWakil Pemred Gde Sudika Pratama Dewa Gede Agung MahendraSekretaris Apritarum FadianikaAnggota Redaksi Tanti Prasetya P.D. Putu Eka Tulistiawan Ni Luh Putu Sri Ariastuti Bonggo Pribadi Rahma Fauzia Yushar Sangsang Firmansyah Muh. Khamdani Suyatno I Kadek Mas Satriyabawa Dewa Ayu Kade Wida Luh Novita Ari Wardani Aulia Siti SyahdianDistribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusumastuti Kadek Winasih Devi Dwita Meiliza Ni Made Dwijayanti I Putu Sumiana
4
Suhu, Kelembaban, dan Tekanan UdaraOktober 2018
SUHU , TEKANAN DAN KELEMBABAN DI BULAN
OKTOBER 2018 Oleh: Putu Eka Tulistiawan
@pandephw
5 Meteodrome, November 2018
Musim hujan akan segera tiba, bagaimanakah kondisi suhu, kelembapan dan tekanan diwilayah Bali ? Sebagai pendukung tumbuhnya awan-awan konvektif diwilayah Bali.
Bulan Oktober secara klimatologinya untuk wilayah Bali sudah mulai memasuki musim hujan. Pada bulan ini cuaca ekstrem sudah mulai sering terjadi, hal ini dikarenakan pada bulan oktober termasuk periode dimana matahari mulai mendekati belahan bumi bagian selatan dan suhu udara yang terasa lebih panas dari bulan sebelumnya. Apabila kelembapan udara yang cukup basah dan suhu udara yang cukup panas akan memicu banyaknya pertumbuhan awan konvektif diwilayah Bali begitu juga intensitas hujan yang mulai meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan awan konvektif.
Pada bulan oktober kali ini suhu udara rata-rata tercatat di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar yaitu 27,4 °C keadaan ini masih berada pada normalnya. Suhu udara maximum tertinggi tercatat pada bulan oktober yaitu 32.0°C dan maximum terendah tercatat yaitu 29.6°C. Suhu udara minimum tertinggi tercatat pada bulan okber yaitu 26,4°C dan minimum
Suhu udara harian Oktober 2018 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar
terendah tercatat yaitu 22.7°C. Bulan oktober intensitas hujan pada bulan ini masih terbilang sangat rendah yaitu hanya terjadi 2 kali hari hujan. Curah hujan yang tercacat pada bulan oktober yaitu 5.5 mm. Hari hujan yang terjadi hanya 2 hari hujan, hujan tertinggi terjadi pada akhir bulan, dimana adanya peningkatan suhu udara diakhir bulan oktober yang menyebabkan banyaknya terbentuk awan-awan konvektif yang memicu untuk terjadinya hujan.
Pada bulan oktober, matahari bergerak mendekati belahan bumi bagian selatan (BBS) yang akan menyebabkan banyaknya fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dibelahan bumi selatan yang menyebabkan banyak terbentuk pola tekanan rendah dibelahan bumi selatan sehingga mengakitbatkan aliran massa udara bergerak dari utara ke selatan. Keadaan ini menyebabkan adanya peningkatan curah hujan yang terjadi wilayah Bali.
6Suhu, Tekanan, Kelembaban Udara
Tekanan dan Kelembaban udara harian bulan Oktober 2018 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai
Untuk parameter tekanan udara berbanding terbalik dengan suhu udara, dimana saat tekanan udara rendah , maka suhu udara diwilayah tersebut cenderung tinggi, begitu sebaliknya.Pada grafik diatas Kondisi tekanan rata-rata bulan oktober yang tercacat diStasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar yaitu 1011.5 mb, tekanan tertinggi tercatat pada tanggal 20 Oktober 2018 yaitu 1013.3 mb dan terendah tercacat pada tanggal 31 Oktober 2018 yaitu 1009,3 mb. Rata-Rata tekanan udara pada bulan Oktober lebih rendah dari pada bulan sebelumnya tetapi masih berada pada kondisi normalnya.Terlihat pada grafik kondisi tekanan udara pada tgl 27 Oktober 2018 mengalami penurunan hingga akhir bulan, keadaan ini
juga menyebabkan terjadinya hujan pada tgl 27 Oktober 2018 dengan curah hujan yaitu 5,5 mm.
Secara umum kelembapan udara rata-rata bulan Oktober 2018 memiliki tingkat kelembabapan yang lebih basah dan meningkat dari bulan sebelumnya yang memicu banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif yang memicu terjadinya hujan. Kelembapan udara rata-rata bulan Oktober yaitu 78.6%, keadaan ini masih dalam kondisi normal. Kelembapan udara maksimum tercatat yaitu 85 % terjadi pada tanggal 13 Oktober 2018 dan kelembapan minimum tercatat yaitu 72% pada tanggal 9 Oktober 2018.
7 Meteodrome, November 2018
Windsock di area Runway 27
OKTOBER MASIH DIDOMINASI ANGIN TIMURAN
Oleh:Gede Sudika Pratama Dewa Ayu Kade Wida Pradnya P.
Dinamika AnginAngin Oktober 2018
@pandephw
8Angin Oktober 2018
Udara mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, sehingga dalam hal ini udara bergerak dari belahan bumi selatan ke belahan bumi utara. Dalam pergerakannya ini, aliran udara tersebut melewati Indonesia sehingga berpengaruh terhadap kondisi angin di Indonesia. Kondisi ini dapat dilihat dari Indeks Monsun Australia yang masih kuat dan Indeks Monsoon Pasifik Barat yang masih lemah yang mengindikasikan bahwa secara umum angin timuran masih terjadi di Indonesia. Hal ini diperkuat juga oleh streamline angin dari Bureau of Meteorology Australia, dimana terlihat bahwa angin bertiup dari arah Timur – Tenggara di Indonesia.
Kondisi angin sangat berpengaruh dalam dunia penerbangan terutama pada saat take-off dan landing. Untuk mengetahui bagaimana
kondisi angin di Bali khususnya di Bandara Ngurah Rai pada bulan Oktober 2018, digunakan diagram windrose yang dibuat berdasarkan data pengamatan di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai.
Berdasarkan diagram windrose dapat dilihat bahwa pada bulan Oktober 2018 masih didominasi oleh angin timuran. Kondisi ini sesuai dengan data normal angin di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai dimana pada bulan Oktober angin umumnya dominan bertiup dari arah timur. Kecepatan angin yang paling sering terjadi adalah 1-4 knot dengan persentase 40,9%. Selain itu, angin terkencang selama bulan Februari yaitu 11-17 knot dengan persentase 1,6%.
Angin timuran yang masih mendominasi di wilayah Bandara Ngurah Rai ini menyebabkan runway 09 paling banyak dipilih sebagai runway
Pada bulan Oktober 2018, masih dominan pusat-pusat tekanan rendah di Belahan Bumi Utara dibandingkan dengan Belahan Bumi Selatan.
Windrose Bulan Oktober 2018
9 Meteodrome, November 2018
Grafik Wind Class Frequency Distribution bulan Oktober 2018
tertinggi headwind yaitu 8-10 knot terjadi sebanyak 7 kali sepanjang bulan Oktober 2018.
Selain headwind dan tailwind, dalam dunia penerbangan dikenal pula crosswind. Selama bulan Oktober 2018 paling banyak ditemukan crosswind kanan dengan persentase 54%. Cross wind dari arah kiri terjadi sebanyak 24% dan netral dengan persentase 22%. Kecepatan crosswind kanan yang paling sering terjadi yaitu 1-3 knot sebanyak 414 kejadian, dengan kecepatan tertinggi 10-12 knot terjadi sebanyak 43 kali selama bulan Oktober 2018. Sedangkan untuk crosswind kiri kecepatan tertinggi terjadi hanya sekali selama bulan Oktober 2018 yaitu 12-14 knot.
in use sepanjang bulan Oktober 2018. Namun di akhir bulan Oktober 2018, angin baratan mulai mengganggu sehingga runway 27 terkadang digunakan sebagai runway in use.
Dalam dunia penerbangan dikenal istilah headwind, tailwind, dan crosswind. Headwind adalah angin yang berlawanan dengan arah datangnya pesawat (dari arah depan), sedangkan tailwind adalah angin yang searah dengan datangnya pesawat (dari arah belakang). Headwind dengan persentase 42% cukup efektif dimanfaatkan untuk take-off dan landing di Bandara Ngurah Rai. Kecepatan headwind yang paling sering terjadi yaitu 2-4 knot sebanyak 139 kejadian, dengan kecepatan
10Angin bulan Oktober 2018
Analisis Kejadian Cuaca Bermakna Oktober 2018
BERKURANGNYA HUJAN DI OKTOBER 2018
11 Meteodrome, November 2018
Oleh:Rahma Fauzia Yushar
Tanti Prasetya
BERKURANGNYA HUJAN DI OKTOBER 2018
@pandephw
Kondisi rerumputan di sekitar taman alat Stasiun Meteorologi Ngurah Rai
12Cuaca Bermakna Oktober 2018
Umumnya curah hujan di bulan Oktober mulai ada peningkatan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Contohnya curah hujan bulan September dan Oktober pada tahun 2017. Pada bulan September 2017 jumlah hari hujannya 6 hari dengan total curah
hujan sebesar 10,4 mm. Sedangkan bulan Oktober 2017 terjadi peningkatan hingga 2 kali lipat, dimana jumlah hari hujannya 11 hari dengan total curah hujan sebesar 53,1 mm.
Namun yang terjadi pada tahun 2018 justru sebaliknya. Curah hujan pada bulan Oktober mengalami penurunan jika dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu. Pada bulan September 2018 jumlah hari hujannya 3 hari dengan total curah hujan sebesar 7,2 mm. Sedangkan pada bulan Oktober 2018 menurun jadi 2 hari hujan dengan total curah hujan sebesar 5,5 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 27 Oktober 2018 sebesar 5,5 mm.
Penurunan jumlah hari hujan dan intensitas curah hujan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertama dapat dilihat dari kondisi ENSO (El Nino Southern Oscilation). Untuk wilayah Indonesia, indeks NINO yang digunakan adalah indeks NINO 3.4. Pada periode Agustus hingga Oktober 2018, indeks
NINO 3.4 menunjukan kisaran nilai antara +0,1ºC s/d +0,7ºC. Nilai indeks NINO yang positif menunjukkan adanya fenomena El Nino yang terjadi. Hal ini berpengaruh terhadap kondisi cuaca di sekitar wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah. Oleh karena itu curah hujan di Bali pada bulan Oktober 2018 belum mengalami peningkatan.
Ta k h a n ya ko n d i s i
Indeks NINO Tahun 2017 – 2018(Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/
CWlink/MJO/enso.shtml
Indeks NINO Tahun 2017 – 2018(Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/enso.shtml
13 Meteodrome, November 2018
Indeks NINO Tahun 2017 – 2018(Sumber : www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/enso.shtml
ENSO, kondisi Monsoon Index juga perlu diperhatikan. Pada bulan Oktober 2018 kondisi Western Pasific Monsoon Index (WPMI) berfluktuatif, namun cenderung bernilai negatif yang menunjukkan bahwa sirkulasi monsunal Asia menguat. Kondisi Australian Monsoon Index (AUSMI) cenderung stabil bernilai negatif yang menunjukkan bahwa sirkulasi monsunal Australia juga menguat. Menguatnya monsun Australia dapat menyebabkan pasokan uap air pembentuk awan hujan berkurang, karena angin yang bertiup dari Australia biasanya membawa massa udara yang bersifat kering dan dingin sehingga wilayah Indonesia khususnya Bali mengalami musim kemarau.
Berikutnya dapat dilihat dari kondisi Madden-Julian Oscillation. Selama bulan Oktober 2018 MJO tidak aktif di wilayah Indonesia, sehingga potensi pembentukan awan hujan relatif kecil. Potensi pembentukan awan hujan akan besar bila MJO berada pada kuadran 4 dan 5 atau berada pada area Maritime Continent.
Dilihat dari data OLR bulan Oktober 2018, Indonesia yang berada di 94°58’ 21” BT-141°01’ 10”BT memiliki nilai OLR berkisar antara +0,5 hingga +2 di awal & di akhir
bulan Oktober 2018. Ini menunjukkan terjadinya penurunan tutupan awan. Sementara di pertengahan bulan Oktober nilai OLR berkisar antara -0,5 hingga -1,5. Ini menunjukkan terjadinya peningkatan tutupan awan. Khusus untuk wilayah Indonesia bagian tengah peningkatan tutupan awan di mulai dari pertengahan hingga akhir bulan Oktober 2018.
Secara umum pola angin lapisan 5000ft (850 HPa) rata-rata pada periode Oktober 2018 baik dasarian 1, 2 dan 3 wilayah Bali di dominasi dari arah Timur – Tenggara. Pada dasarian 1 dan 2 di wilayah Bali dan sekitarnya tidak terdapat gangguan massa udara, sedangkan pada dasarian 3 terdapat Low Pressure Area di wilayah Nusa Tenggara. Akibatnya terdapat belokan angin di wilayah Bali. Belokan angin ini ditengarai memicu pertumbuhan awan hujan di Bali, sehingga terjadi hujan di akhir bulan Oktober 2018.
PRAKIRAAN CUACA NOVEMBER 2018
Berdasarkan peta prakiraan curah hujan dan sifat hujan, bulan November 2018 di wilayah Bali masih berpotensi terjadi hujan
15 Meteodrome, November 2018
Prakiraan sifat hujan dan curah hujan bulan Desember 2018(sumber: Stasiun Klimatologi Jembrana)
. Untuk wilayah Kuta dan di sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai potensi curah hujan dalam kategori rendah - menengah yaitu berkisar antara 50 – 150 mm dengan sifat hujan di bawah normal.
Dari beberapa analisa diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi meteorlogi baik skala global maupun synoptic memnag tidak mendukung terjadinya penigktan curah hujan di bulan Oktober 2018.
16
RADIO SONDE (RASON)
Oleh:Aprtitarum Fadianika Putu Eka Tulistyawan
FOKUS:Waspada Gusty di Musim Pancaroba
18Mengenal Satelit Cuaca
Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai saat ini termasuk dalam katagori stasiunmeteorologi penerbangan dengan alat terlengkap. Salah satu alat yang baru baru ini dipasang adalah Radio Sonde (RASON). Apa itu RASON? Mari kita ulas sedikit mengenai alat ini.
Radiosonde berasal dari dua kata, yaitu radio dan sonde. Radio adalah gelombang elektromagnetik yang merambat pada frekuensi 100 kHz – 100 GHz, sedangkan sonde merupakan bahasa Perancis dari probe (penyelidik=sensor). Radiosonde adalah sebuah unit yang digunakan pada balon cuaca untuk mengukur berbagai parameter atmosfer dan memancarkannya ke penerima di permukaan bumi. Radiosonde biasanya
Awan Cumulonimbus(sumber: https://www.google.com)
pertama kali pada tanggal 7 Januari1929. Tanggal 30 Januari 1930, Pavel Molchanov menerbangkan radiosonde dengan standar pengiriman data yang baru, yaitu: mengkonversi hasil pembacaan sensor ke dalam bentuk kode Morse.
Sistem kerja dari alat ini yaitu Radiosende mengirimkan data parameter cuaca udara atas ke komputer di permukaan bumi
bekerja pada frekuensi 403 MHz atau 1680 MHz.
Sejarah singkat Radio Sonde yakni Pada tahun 1924, Kolonel William Blaire dari U.S.Signal Corp melakukan eksperimen pertama mengenai pengukuran temperatur udara-atas menggunakan balon. Radiosonde pertama ditemukan oleh seorang berkewarganegaraan Perancis bernama Robert Bureau. Radiosonde ini diterbangkan
menggunakan gelombang radio secara real-time. Pada umumnya, berat radiosonde sekitar 250 gram. Radiosonde biasanya hilang dan tidak perbah ditemukan kembali. Untuk mengatasinya, radiosende modern menggunakan sistem pesawat tanpa awak (UAV = Unmanned Aerial Vehicle). Terkadang radiosonde tidak diluncurkan dari permukaan dari permukaan bumi, tetapi dijatuhkan dari pesawat terbang. Radiosende ini disebut dengan dropsonde. Dropsonde hanya
19 Meteodrome, November 2018
digunakan untuk proyek penelitian khusus, seperti: untuk mendapatkan profil parameter cuaca di dalam sebuah badai.
Terdapat lebih dari 800 tempat peluncuran radiosonde di seluruh dunia. Beberapa negara saling berbagi data radiosonde melalui perjanjian internasional. Peluncuran radiosonde dilaksanakan dalam dua kali sehari yaitu pada jam 00.00 UTC dan 12.00 UTC. Hasil pengukuran radiosonde sangat penting untuk pemodelan numerik . Prakirawan cuaca (weathe forecaster) sering melihat data radiosende untuk mengetahi interprestasi profil termodinamika vertikal atmosfer ( yaitu tempratur dan kelembaban ) dan profil kinematika vertikal ( yaitu angina). Data radiosonde merupakan komponen penting dalam prediksi cuaca numerik, data tersebut digunakan untuk menentukan inisialisasi model.
Sistem Radiosonde terdiri dari sensor tekanan, temperatur dan kelembaban yang dilengkapi dengan rangkaian pemancar. Berdasarkan standar WMO (World Meteororlogical Organization) akurasi dari ketiga sensor tersebut adalah :
Tekanan : ± 1 mb (1mb = 1 hPa)Temperatur : ± 0.5oC
Relative Humidity : ± 5 %Sistem pemancar radio sonde
Radiosonde adalah salah satu jenis pengamatan udara atas yang berbasis teknologi modern. Pengamatan Radiosonde penting dilakukan untuk mengetahui kondisi meteorologi di atmosfer. Beberapa stasiun meteorologi BMKG khususnya meteorologi penerbangan wajib melakukan pengamatan Radiosonde untuk mendapatkan data yang baik dan benar sehingga dihasilkan suatu informasi meteorologi yang tepat dan akurat.
Informasi yang tepat dan akurat dapat diperoleh ketika proses pengamatan dilakukan sesuai dengan prosedur. Pada tanggal 7 februari 2018, stasiun meteorologi Ngurah Rai melakukan pengamatan Radiosonde berdasarkan SOP yang sudah ada. Ini merupakan pengamatan kedua pada tahun ini, pengamatan sebelumnya dilakukan pada tanggal 31 januari 2018. Pengamatan dilakukan oleh observer dengan dibantu teknisi. Pengamatan Radiosonde dilakukan secara rutin setiaphari Rabu.
Persiapan penerbangan balon Radiosonde telah dilakukan pada pukul 07.00 WITA mulai dari kegiatan menyiapkan PC, mengaktifkan
20Mengenal Satelit Cuaca
transmitter, melakukan baseline check, hingga menyiapkan balon Rason. Persiapan dilakukan secara bersama-sama oleh observer dan teknisi on duty, sehingga selesai tepat pukul 07.15 WITA. Penerbangan balon Rason yang telah dilengkapi dengan parasut dan transmitter dapat dilakukan tepat pukul 07.30 WITA sesuai standar operasional pengamatan Radiosonde.
Data pengamatan dapat diterima dengan baik oleh receiver di ruang observasi Stamet Ngurah Rai Denpasar berupa data suhu, RH, arah dan kecepatan angin, serta ketinggian secara real time. Selain itu, jalur atau track balon Rason dapat dipantau melalui aplikasi google earth. Data real time ini dilaporkan ke pihak Airnav setiap 10 menit. Hasil akhir dari pengamatan ini yaitu berupa sandi data cuaca di beberapa ketinggian yang selanjutnya dikirim ke BMKG Pusat melalui komunikasi data CMSS.
Gambar di atas adalah contoh Diagram Skew Log-T, dimana grafik menunjukkan profil keadaan atmosfer dari lapisan bawah hingga 100mb (ketingian atmosfer yang dapat dicapai
oleh Radiosonde). Hasil pengamatan tersebut sangat lengkap untuk mengetahui kondisi labilitas atmosfer setiap lapisan. Diagram tersebut berisi informasi mengenai suhu tiap lapisan, kelembapan udara tiap lapisan, arah dan kecepatan angin di tiap lapisan. Data dasar tersebut selanjutnya dapat menghasilkan data mixing ratio, LCL, CCL, indeks labilitas udara, dan lain-lain, dimana data tersebut lebih jauh dapat dimanfaatkan untuk analisa dan prediksi cuaca secara lebih akurat.