Post on 06-Aug-2015
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
Disusun Oleh :
Nama : Fitra Priyana
NIM : 11/ 14386/ BP/SPKS
Kelas : ETF
Jurusan : Budidaya Pertanian
Fakultas : Pertanian
Kelompok : 8
Co. Ass : Sesotya Nugroho Adhi
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2012
I. ACARA V : Pembuatan Kompos
II. TANGGAL : 30 Mei 2012
III. TUJUAN : Mampu membuat kompos dengan bahan dasar kotoran
kandang.
IV. DASAR TEORI
Kompos adalah jenis pupuk alami yang terbuat dari bahan organik
yang merupakan sisa buangan makhluk hidup (tanaman dan hewan).
Sebagai pupuk alami, keberadaan kompos terutama sangat dibutuhkan untuk
memperbaiki kondisi fisik tanah, di samping untuk menyuplai unsur hara.
Buku ini membahas keunggulan kompos, penggunaan kompos, dasar
pembuatan kompos, dan aneka cara pembuatan kompos secara cepat. Pupuk
organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah
mengalami peruraian (dekomposisi) oleh mikroorganisme pengurai.
Contohnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk organik memiliki
kandungan unsur hara yang lengkap tetapi umumnya dalam kondisi yang
tidak tinggi.
Keunggulan dan Kekurangan Kompos, Pupuk organik mempunyai
sangat banyak kelebihan namun juga memiliki kekurangan bila
dibandingkan dengan pupuk buatan atau kimi (anorganik).
Kekurangannya antara lain :
1. Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang
diberikan harus relatif banyak bila dibandingkan dengan pupuk
anorganik.
2. Karena jumlahnya banyak, menyebabkan memerlukan tambahan biaya
operasional untuk pengangkutan dan implementasinya.
3. Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah-tanah yang sudah miskin
unsur hara, pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar
sehingga menjadi beban biaya bagi petani. Sementara itu reaksi atau
respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak se-spektakuler
pemberian pupuk buatan.
Keunggulannya antara lain :
1. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara
makro maupun unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk
buatan (anorganik).
2. Pupuk organik mengandung asam - asam organik, antara lain asam
humic, asam fulfic, hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk
buatan yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun lingkungan dan
mikroorganisme.
3. Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang
mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik
tanah dan terutama sifat biologis tanah.
4. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.
5. Menjadi penyangga pH tanah.
6. Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.
7. Membantu menjaga kelembaban tanah
8. Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun
9. Tidak merusak lingkungan.
Kompos adalah pupuk organik yang berasal dari sampah rumah
tangga, sampah tanaman, sampah pasar dan lain-lain dan dibuat melalui
proses pengkomposan. Manfaat kompos bagi tanaman : menambah
kemampuan tanah dalam menyimpan air dan menyerap pupuk tambahan
lainnya. Selain itu kompos juga menciptakan lingkungan yang baik bagi
kehidupan jasad renik sehingga tanah menjadi subur. Hal ini akan
membantu pertumbuhan tanaman. Bagi manusia kompos bermanfaat untuk
menambah penghasilan penduduk dari hasil penjualan kompos, mengurangi
timbunan sampah dan nilai estetika lingkungan, mempertahankan kualitas
lingkungan di sekeliling, dan alternatif lapangan kerja bagi penduduk.
Kompos merupakan bahan yang apabila berubah, tidak dapat
kembali ke keadaan semula (Ireversible). Apabila kompos mengering, unsur
hara yang terkandung di dalamnya akan ikut hilang bersama dengan air dan
apabila kompos ditambahkan air kembali maka unsur hara yang hilang tadi
tidak dapat kembali lagi. Demikian juga dengan pengaruh air hujan. Apabila
kompos kehujanan, unsur hara akan larut dan terbawa air hujan. Kompos
apabila sudah jadi, sebaiknya disimpan sampai 1 atau 2 bulan untuk
mengurangi unsur beracun, walaupun penyimpanan ini akan menyebabkan
terjadinya sedikit kehilangan unsur yang diperlukan seperti Nitrogen. Tetapi
secara umum kompos yang disimpan dahulu lebih baik
V. ALAT DAN BAHAN
a. Alat : 1. Cangkul
2. Ember
3. Penyiram Air
b. Bahan : 1. Kotoran sapi
2. Daun-daunan legum yang dicincang
3. Dedak
4. Dolomit
5. Urea
6. Dekomposer (M4)
VI. CARA KERJA
1. Buat gundukan bahan kompos setinggi 60 cm yang terdiri dari 6 lapisan.
Masing-masing lapisan setebal 10 cm, berselang-seling antara kotoran
kandang dan bahan pengkaya.
2. Pada tiap lapisan taburkan dekomposer dengan takaran sesuai yang telah
ditentukan.
3. Tambahkan air secukupnya sehingga kadar lengas tumpukan mencapai
sekitar 50%.
4. Amati setiap 1 minggu, jika temperatur >50 ºC (cek dengan termometer),
gundukan dibongkar dan dibolak-balik agar aerasi dan temperatur
optimum. Jika bahan terlalu kering, tambahkan air secukupnya, dan buat
gundukan kembali seprerti semula.
5. Kompos akan matang setelah 4-6 minggu. Kompos diayak dengan
ayakan. Bahan yang tidak lolos mata saringan dikomposkan kembali.
VII. HASIL PENGAMATAN
Gambar Pengamatan Kompos :
Pembuatan Kompos Organisme Kompos
Hasil pengkomposan
Keterangan : 1. Warna kompos hitam kecoklatan.
2. Tekstur kompos sudah remah namun masih menggumpal.
3. Bau kompos seperti tanah.
4. Terdapat ulat pengurai.
5. Temperaturnya masih panas.
6. Kompos masih belum matang sempurna.
Hasil Analisis Kompos :
Bioaktivator
Kl 0.5m
(%) % C % N % C/N % BO
P2O5
(ppm)
K2O
(ppm)
EM4 9.44 18.89 1.12 16.86 18.15 111.28 2294.84
SUPERDEGRA 9.16 13.64 0.97 14.06 28.21 148.28 2591.29
STARDEX 7.41 20.82 1.34 15.53 16.11 146.78 2741.62
MOL 9.87 19.21 1.08 17.78 16.68 132.34 2311.89
KONTROL 11.54 20.32 0.91 22.32 15.70 122.45 2001.67
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita mencoba membuat kompos yang sudah
diperkaya unsur haranya. Pembuatan kompos ini perlu dipelajari mengingat
sekarang ini banyak beredar pupuk anorganik yang lama kelamaan akan
merusak tanah karena unsur hara terus diambil secara kontinu. Dan pupuk
kompos/organik mulai dilirik oleh kalang petani baik di bidang perkebunan
kecil maupun besar. Pada dasarnya pembuatan kompos ini seperti
pembuatan kompos pada umumnya. Yang membedakan hanyalah
pemberian dekomposer untuk proses pembusukan.
Tahap awal dalam pembuatan pupuk ini adalah melakukan
pencampuran kotoran hewan (sapi) dengan daun-daun legum yang sudah
dicacah agar lebih cepat dalam proses pembusukan. Setelah tercampur
kompos yang belum matang tadi selanjutnya diberi unsur-unsur tambahan
seperti urea, dolomit, dan dedak. Bahan ini akan dijadikan makanan
mikroorganisme sebelum kompos benar-benar matang. Tidak hanya itu agar
proses pengkomposan dapat jadi lebih jepat kita juga menambahkan bakteri
pengurai yang terdapat dalam dekomposer yang di larutkan dalam air.
Setelah semuanya tercampur kompos ditutup rapat-rapat dan setiap 2X
seminggu kompos di cek suhu dan di siram dengan air. Hal ini dilakukan
selama 3 minggu.
Setelah itu komposkita buka dan kita cek, ternyata kompos yang dibuat
dengan penambahan dekomposer EM4 mendapatkan hasil warna sudah
kecoklatan, teksturnya sudah mulai remah,bau dari kotoran sapi sudah tidak
ada, terdapat ulat pengurai, dan suhu masih panas. Dari situ disimpulkan
bahwa kompos belum matang sempurna. Kemudian untuk lebih pastinya
dilakukan pengujian di lap bersama dengan kompos-kompos yang lainnya.
Dari hasil lab didapatkan hasil kandungan lengkap tentang kompos.
Kandungan itu adalah KL 0,5 m 9,44%, kadar C 18,89%, kadar N 1,12%,
kadar C/N 16,86%, kadar BO 18,15%, kandungan P2O5 111,28 ppm dan
K2O 2294,84 ppm. Dari sini dapat diketahui bahwa kompos yang di
tambahkan dekomposer EM4 memiliki kandungan C dan P2O5 lebih sedikit
dibandingkan tanpa menggunakan dekomposer (Kontrol), kandungan N,
bahan organik dan K2O lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.
Selain itu kami juga membandingkan dari kelompok yang lainnya.
Kelompok yang lainnya mendapatkan hasil sebagai berikut :
Dekomposer superdegra menghasilkan KL 0,5m 9,16%, Kandungan C
13,64 %, kandungan N 0,97%, kandungan C/N 14,06%, kandungan bahan
organik 28,21%, kandungan P2O5 148,28 ppm, kandungan K2O 2591,29
ppm.
Dekomposer stardex menghasilkan KL 0,5m 7,41%, Kandungan C
20,82 %, kandungan N 1,34%, kandungan C/N 15,53%, kandungan bahan
organik 16,11%, kandungan P2O5 146,78 ppm, kandungan K2O 2741,62
ppm.
Dekomposer MOL menghasilkan KL 0,5m 9,87%, Kandungan C 19,21
%, kandungan N 1,08%, kandungan C/N 17,78%, kandungan bahan organik
16,68%, kandungan P2O5 132,34 ppm, kandungan K2O 2311,89 ppm.
Dari semuanya itu dapat kita gunakan untuk pembuatan kompos
berdasarkan keperluan unsur hara yang kita inginkan. Jika kita
menginginkan kompos yang memiliki kandungan C, N, dan K2O besar maka
dalam pembuatannya kita menambahkan dekomposer stardex. Jika kita
menginginkan bahan organik dan P2O5 maka kita dapat menambahkan
dekomposer superdegra.
IX. KESIMPULAN
Dari praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan yang telah
dilaksanakan maka, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ;
1. Kompos merupakan pupuk organik yang sangat mudah dibuat dan
memiliki sifat untuk memperbaiki tanah
2. Kompos yang sudah matang jika dilihat secara sekilas memiliki ciri-ciri
warna kecoklatan, sudah remah, ada mikroba pengurai, tidak ada bau,
dan tidak panas.
3. Dekomposer EM4dapat merubah kompos menjadi kandungan C dan P2O5
lebih sedikit dibandingkan tanpa menggunakan dekomposer (Kontrol),
kandungan N, bahan organik dan K2O lebih tinggi dibandingkan dengan
kontrol.
4. Jika kita menginginkan kompos yang memiliki kandungan C, N, dan K2O
besar maka dalam pembuatannya kita menambahkan dekomposer stardex
5. Jika kita menginginkan bahan organik dan P2O5 maka kita dapat
menambahkan dekomposer superdegra.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Panduan Praktikum Kesuburan dan Kesehatan Tanah. Institut Pertanian Stiper : Yogyakarta
Hardjodinomo, 1970. Ilmu Memupuk. Bandung : Penerbit Binacipta.
Rinsema, W.T. 1983. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bhartara Karya Aksara : Jakarta
Schroeder, D. 1983. Soil-Facts and Concept. Int. Potash Institute Bern : Switzerland.
Mengetahui, Yogyakarta, .... Juli 2012
Co. Ass Praktikan
(Sesotya Nugroho Adhi) (Fitra Priyana)