Post on 14-Aug-2015
description
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata)
yang memiliki bulu dan sayap. Burung juga memiliki pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari
homeostasis. Termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood
animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Merpati merupakan
salah satu dari kelas Aves. Burung ini termasuk hewan berdarah panas dan
berkembang biak dengan cara ovipar atau bertelur. Ketika burung dilepas maka ia
akan kembali ke sarangnya, karena Merpati mampu mengenal habitatnya.
Aves mempunyai kaki yang dapat digunakan untuk berjalan, bertengger
maupun berenang, tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai
jenis makanannya. Aves dibudidayakan untuk diambil telur, daging, keindahan
bulu, dan suaranya. Burung Merpati (Columba domestica) kebanyakan hidup di
pepohonan, beberapa diantaranya hidup di tanah dan species lainnya hidup di batu
karang. Burung Merpati merupakan hewan peliharaan yang hidup berkelompok.
Burung Merpati biasanya membuat sarang yang sederhana. Columba domestica
diambil sebagai bahan praktikum karena mempunyai tubuh yang relatif besar
sehingga mudah diamati. Merpati juga dipilih karena mudah didapat. Disamping itu,
juga Merpati mempunyai organ-organ yang lengkap untuk mewakili kelas Aves.
B. Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati, mempelajari dan
mengetahui anatomi tubuh burung Merpati (Columba domestica).
II. KERANGKA PEMIKIRAN
Semua burung yang hidup sekarang ditempatkan dalam sekelas Neornithes.
Berlawanan dengan subkelas yang ada, yang satu ini ditandai dengan bulu-bulu ekor
yang tersusun seperti kipas pada ujung ekornya dan mempunyai sumbu tulang yang
pendek. Tulang-tulang didalam taju berfusi satu sama lainnya, kotak otak, kaki dan
tangannya pendek ( Hildebrand,1983). Burung merpati merupakan hasil domestikasi
dari Columba livia. Tubuh burung merpati terdiri atas caput (kepala), cervix (leher),
truncus (badan), dan cauda (ekor). Ordo ini mempunyai ciri-ciri paruh pendek dan
langsing dengan cora pada pangkalnya serta ingluvies besar (Radiopetro, 1977).
Burung merpati seluruh tubuhnya ditutupi bulu, kecuali paruh dan kaki. Kepala pada
Merpati terdapat beberapa organ yang penting antara lain paruh dibangunkan oleh
struktur yang terdiri dari zat tanduk. Lubang hidung pada Merpati ada sepasang dan
terletak pada sepanjang paruh (Djuhanda, 1982).
Burung Merpati (Columba domestica) pada umumnya memiliki kulit tipis.
Pada kulit yang tipis tersebut mengandung keratin yang sedikit sekali. Struktur
tambahan dari kulit adalah bulu yang mengalami penandukan kuat (Hildebrand,
1995). Burung mempunyai karakteristik tertentu yaitu seluruh tubuhnya ditutupi
bulu, kecuali bagian crus yaitu daerah tarsometatarsus yang ditutupi sisik-sisik
tanduk. Bulu merupakan hasil pertumbuhan epidermis yang berguna untuk
mengisolasi panas tubuh terhadap keadaan sekitarnya, temperatur tubuh Merpati
relatif stabil. Hal lain yang membedakan aves dengan vertebrata lainnya yaitu
temperatur tubuh, kemampuan untuk terbang, perkembangan suara, pendengaran,
dan penglihatan serta cara memelihara telur dan anaknya (Walter, 1965).
Merpati (Columba domestica) memiliki pendukung tubuh yang berada pada
kaki bagian belakang, dan sisa dari kaki bagian berubah menjadi bagian yang
membantu untuk terbang. Sayap tersusun atas bulu-bulu yang banyak tergabung
untuk menutupi lengan, sebagai konsekuensi dari kaki depan atau lengan yang
termodifikasi tersebut dengan beban yang berat pada saat terbang, maka tidak dapat
digunakan untuk menahan atau memegang makanan. Merpati menghasilkan bahan-
bahan yang bersifat fecal, untuk mengurangi berat beban pada saat terbang (Walter,
1965).
Bulu Columba domestica mempunyai struktur epidermis yang fleksibel,
mengkilap dan tahan air. Beberapa tipe bulu dari penutup badan pada merpati adalah
bulu luar dan bulu dalam atau bulu halus. Bulu luar adalah datar (kecuali untuk bulu
yang halus, letaknya lebih rendah, yaitu pada dasarnya) dan bersama-sama dipegang
oleh duri kecil (Alters, 1999). Sistem pencernaan pada burung terdiri dari lidah,
oesophagus, tembolok, lambung, intestine, caecum, hati, pancreas, jejunum, ileum,
rectum dan kloaka. Tembolok hanya terdapat pada aves (Storer and Usinger, 1961).
Menurut Parker (1966) peredaran darah burung Merpati yaitu cor sebagai sentral.
Cor terletak di linea mediana yang berbentuk kerucut dan diliputi oleh pembungkus
pericardium. Cor terbagi atas empat ruangan. Merpati memiliki pembuluh darah
yang dibedakan atas pembuluh darah arteri dan vena.
III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
A. Alat
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah,
jarum penusuk, dan tissue.
B. Bahan
Bahan yang digunakan adalah burung Merpati (Columba domestica), air
kran, kloroform, formalin.
C. Cara Kerja
Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Burung Merpati (Columba domestica) dibius dengan menggunakan larutan
kloroform sampai mati lemas.
2. Sebelum pembedahan dilakukan, pertama-tama bulu-bulu pada daerah dada,
perut, dan leher dibasahi kemudian dicabuti sebersih mungkin.
3. Pembedahan dimulai dengan melepaskan kulit yang membalut daerah dada,
tembolok, dan leher terlebih dahulu. Di daerah tersebut terdapat otot yaitu carina
sterni dan basi sterni. Pembedahan mula-mula dilakukan pada bagian sepanjang
carina sterni dengan menggunakan pisau.
4. Pembedahan dilanjutkan pada daerah perut, pengguntingan dimulai dari depan
kloaka menuju ke depan ke sebelah kiri dan kanan basi sternum, dengan
memotong rusuk-rusuk sampai ke tulang furcula.
5. Untuk mengamati sistem pencernaan lebih sempurna, dilakukan dengan
melepaskan organ-organ dari rongga perut yaitu dengan menggunting ujung dari
lambung bagian anterior dan pangkal dari rectum.
6. Semua organ-organnya diamati dan digambar kemudian diberi keterangan.
B. Pembahasan
Menurut Jasin (1989), klasifikasi dari Columba domestica adalah sebagai
berikut:
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Aves
Subclass : Neornithes
Ordo : Columbiformes
Familia : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba domestica
Hasil pengamatan anatomi terhadap burung Merpati (Columba domestica)
diketahi bahwa burung Merpati terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Kluge (1977) yang menyatakan bahwa tubuh burung
dibedahan atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus), dan ekor (cauda),
sepasang ekstrimitas anterior yang merupakan sayap (alae) yang terlipat seperti
huruf Z pada tubuh waktu terbang. Ekstrimitas posterior yang berupa kaki yang
terdiri dari otot kaki yang kuat sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar.
Mulut mempunyai paruh (rostum) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan
mandibula pada ruang bawah. Secara morfologi ovarium burung berbeda dengan
ovarium mamalia, karena ovarium burung terdiri dari dua buah lobus besar. Lobus
memiliki banyak folikel yang berpangkal pada tangkai-tangkai folikel. Ovum
burung ternyata sangat kaya akan kuning telur (yolk). Sehingga apabila di
bandingkan dengan lambungnya maka bagian lambung ini tidak mempunyai antrum
maupun cairan folikuler dan ovum yang mengisi penuh kantung folikuler
(Nalbandov, 1990).
Burung Merpati (Columba domestica) merupakan bangsa aves yang seluruh
bagian tubuhnya ditutupi oleh bulu. Berdasar struktunya ada tiga macam bulu, yaitu:
plumae, plumulae, dan filoplumae. Plumae atau bulu kasar merupakan bulu-bulu
penutup tubuh yang kasar dinamakan tectrices, sedangkan yang terdapat di
permukaan posterior dari sayap dinamakan remiges dan yang terdapat di sebelah
posterior dan superior dinamakan retrices. Bagian-bagian dari plumae, yaitu calamus
(terdiri dari umbilicus inferior dan umbilicus supoerior), rachis (batang bulu), rami
(cabang rachis), radii (cabang rami), radioli (kait-kait bulu). Keseluruhan
membentuk bendera bulu atau vexilum. Plumulae atau bulu halus di bawah plumae.
Filoplumae atau bulu-bulu rambut merupakan bulu yang sangat halus sekali
(Djuhanda, 1982).
Pergerakan tubuh Columba domestica terutama digerakan oleh kaki dan
sayap, juga dibantu oleh bagian ekor. Pars vertebralis terdapat suatu tonjolan cauda
dorsal yang berguna untuk memperkuat dinding dada yang disebut procesus. Sistem
otot pada tubuh Columba domestica pada dasarnya kaku, otot semata-mata tersusun
atas otot kepala, otot leher dan otot anggota badan. Mesin untuk terbang merupakan
otot yang besar yang terdapat di daerah dada. Musculus coraco branchialis adalah
otot pergerakan sayapnya (Moment, 1967).
Bentuk paruh burung beraneka ragam sesuai dengan jenis makanan dan
habitatnya. Burung mempunyai alat indra yang yang baik, matanya memiliki
kelopak mata atas dan kelopak mata bawah yang dapat membuka dan menutup. Di
sudut muka dari mata terdapat selaput yang tembus cahaya, dapat bergerak dari
muka ke belakang. Selaput tersebut disebut membrana nicitans (Djuhanda, 1982).
Sistem pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas, Paruh yang merupakan
modifikasi dari gigi, Rongga mulut terdiri atas rahang atas yang merupakan
penghubung antara rongga mulut dan tanduk, Faring berupa saluran pendek,
esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok,
berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,
Lambung terdiri atas proventrikulus (lambung kelenjar) yang banyak menghasilkan
enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus ototnya berdinding tebal.
Burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama
makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s
teeth”, Intestinum terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Kelenjar
pencernaan burung meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung
merpati tidak terdapat kantung empedu. Menurut Jasin (1989), Sistem pencernaan
pada burung Merpati (Columba domestica) terdiri dari mulut, oesophagus, empedal,
usus halus, usus besar, rectum dan kloaka. tractus digestivus dari Columba
domestica terdiri dari cavum oris, dilanjutkan ke faring yang pendek, kemudian
oesophagus yang panjang dan terjadi perluasan disebut crop, yaitu tempat
sementara, dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas bagian
yang halus dan terakhir adalah rectum dan kloaka.
Sistem pernapasan pada burung ada dua yaitu pernapasan waktu istirahat dan
waktu terbang. Fase istirahat dilakukan oleh pars sternalis costae dan pars vertebralis
costae, keduanya dihubungkan oleh suatu persendian sehingga dapat digerakkan.
Pernapasan waktu istirahat terjadi dalam dua fase yaitu fase inspiratiodan fase
exparatio. Fase terbang yang sangat berfungsi adalah saccus interclavicularis dan
saccus axillaris. Apabila sayap diturunkan saccus axillaris terjepit, sehingga saccus
interclavicularis menjadi longgar dan sebaliknya (Radiopoetro, 1977).
Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara
yang sepenuhnya berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam
jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Aves
bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus
pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap. Sistem pernapasan
burung Merpati dimulai ketika udara dihisap ke dalam sepasang rongga hidung atau
nares. Rongga hidung ini dipisahkan dari rongga mulut ke langit-langit keras.
Hewan dapat bernapas walaupun makanan berada dalam mulut. Udara selanjutnya
melalui choane dan faring melalui, lalu masuk ke dalam laring yang dalam keadaan
terbuka. Epiglottis menekuk ke belakang jika dinaikkan (Ville, et al., 1973).
Sistem peredaran darah pada burung merpati terdiri atas jantung dan
pembuluh darah. Jantung terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan,
bilik kiri dan bilik kanan. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal
dari paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak mengandung
karbondioksida yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan
peredaran darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah
besar.
Menurut Jasin (1989) bahwa secara umum aves tidak memiliki vesica
urinaria, zat-zat ekskresi setengah padat. Merpati betina biasanya hanya memiliki
ovarium kiri dan oviduct kiri. Mekanisme pernapasan pada burung ada dua yaitu
pernapasan waktu istirahat dan waktu terbang. Sistem urogenitalia terdiri dari sistem
urinaria dan genitalia, baik hewan jantan maupun hewan betinanya yang dibangun
oleh organ-organ ginjal terdiri dari tiga lobi yang tersusun memanjang, ureter berupa
pembuluh halus yang tampak keluar dari antara lobi pertama dan kedua bermuara
pada kloaka. Sistem genitalia jantan dibangun oleh testis dan ductus defferens,
sedangkan sistem genitalia betina dibangun oleh ovarium, osteum tuba, oviduct dan
bursa fibrisi. Menurut Storer dan Usinger (1957), organ reproduksi pada burung
Merpati betina (Columba domestica ♀) biasanya dibangun hanya pada sisi kiri.
Ovarium terletak di dekat ginjal, dekat dengan saluran besar yang membawa sel
telur masak. Sel telur yang sudah masak akan menuju oviduct dan berakhir di
kloaka.
V. KESIMPULAN
Berdasarkamn hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil
kesimpulan:
1. Anatomi burung Merpati (Columba domestica) terdiri atas kepala, leher, badan
dan ekor.
2. Bentuk paruh burung Merpati (Columba domestica) beraneka ragam sesuai
dengan jenis makanan dan habitatnya.
3. Sistem pencernaan pada burung Merpati (Columba domestica) terdiri dari
mulut, oesophagus, empedal, usus halus, usus besar, rectum dan kloaka.
4. Sistem pernapasan pada burung ada dua yaitu pernapasan waktu istirahat dan
waktu terbang.
5. Sistem pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas : paruh, faring, rongga
mulut.
6. Sistem peredaran darah pada burung merpati terdiri atas jantung dan pembuluh
darah.
7. Organ reproduksi pada burung Merpati betina (Columba domestica ♀ ) adalah
ovarium yang akan membawa sel telur masak. Sel telur yang sudah masak akan
menuju oviduct dan berakhir di kloaka.
DAFTAR REFERENSI
Alters, Sandra. 1999. Biology. Jones and Braflet Publiser, Boston USA.
Djuhanda, T. 1982. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Armico, Bandung.
Hildebrand, M. 1995. Analisis of Vertebrata Structure. John Wiley and Son, Inc, New York.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.
Kluge, A.G. 1977. Chordate Structure and Function. Macmilan Publishing Company Inc, New York.
Moment, Gairduer B. 1967. General Zoology. Houghton Mifflin Company, Boston USA.
Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas Edisi Ketiga. Universitas Indonesia, Jakarta.
Parker, T.J. 1966. Texbook of Zoology. Macmillan and Company Ltd, London.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Storer, T.I. and Usinger, R.L. 1957. General Zoology. Mc Graw-Hill Company Inc, New York.
Ville, Walker, Barnes.1973. General Zoology 6th Edition. W. B. Saunders Company, London.
Walter, H. 1965. Biology of Vertebrate. The Mac Millan Company, New York.