Post on 12-Oct-2015
description
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
1/45
MENGENAL LEBIH DEKAT TAFSIR MUKTAZILAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok pada semester ketiga
Dosen Pengampu : Dr. A Muhaimin Zein, MA
Oleh Kelompok Kelima:
Ali Aryansyah
Ali Fitriana Rahmat
Fakultas Ushuludin
Jurusan Tafsir
Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran Al-Hikam
Depok Jawa Barat2013
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
2/45
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 2
A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 2
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 3
C. TUJUAN MAKALAH ................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 5
MENGENAL LEBIH DEKAT TAFSIR MUKTAZILAH ..................................... 5
A.Definisi Tafsir Muktazilah ........................................................................... 5
B. Sekelumit Tentang Muktazilah.................................................................... 6
C. Tafsir al-Kassyaf An Haqaiq Ghawamidh al-Tanzil ................................. 15
C.I. Metodologi Penafsiran al-Kasysyaf ........................................................ 18
C.II. Pengaruh al-Kasysyaf dan Komentar Ulama ......................................... 26
D. Sekelumit Tentang al-Zamakhsyari .......................................................... 29
E. Tafsir Tanzih al-Quran an al-Matha'in ..................................................... 32
E.I. Pembahasan Beberapa Masalah Kebahasaan ......................................... 33
E.II. Pembahasan Akidah Muktazilah ........................................................... 35
F. Sekelumit Tentang al-Qadhi Abdul Jabar al-Hamdani ............................. 40
BAB III PENUTUP. .............................................................................................. 41
BIBLIOGRAFI ...................................................................................................... 42
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
3/45
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada empat belas abad yang lalu baginda Nabi Muhammad saw telah
memprediksi bahwa umatnya akan terpecah belah menjadi lebih dari tujuh puluh
kelompok. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan al-Hakim dari 'Auf bin
Malik1.
Umatku akan terpecah menjadi tujuh puluhan kelompok. Ada satu
kelompok yang paling sesat diantara mereka, yakni mereka yang menimbang
semua masalah dengan akal mereka. Sehingga mereka mengharamkan yang halal
dan menghalalkan yang haram.Manusia tidak bisa mengingkari dan menghindari perpecahan muslimin
menjadi beberapa kelompok. Mereka semua berbeda pandangan dari berbagai
segi. Mulai dari madzhab fikih sampai madzhab akidah. Setiap golongan pasti
menganggap kelompoknya sebagai golongan yang benar dan selamat. Beberapa
golongan itu pun mulai masuk ranah tafsir, hingga mereka menafsirkan kitab
Allah swt sesuai dengan kehendak mereka sendiri untuk menguatkan faham
kelompoknya. Ada yang ekstrem ada yang nyeleneh. Sampai-sampai kumpulan
karya tafsir mereka bisa menjadi cerminan dari gambaran pemikiran dan akidah
mereka. Kita pun bisa membedakan antara tafsir kalangan ahlussunnah,
mu'tazilah, syi'ah, dan lainnya.2
1Muhammad bin Abdullah al-Hakim al-Naisaburi, (Naisabur 321 HNaisabur 3 Shafar 405 H)
Auf bin Malik al-Asyja'i al-Ghathafani, seorang sahabat Nabi wafat pada 73 H.2Hasan Ayub,Al-Hadits fi Ulum al-Quran wa al-Hadits. Dar as-Salam (Kairo: 2002) 157
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
4/45
3
Para mufasir yang berangkat dari madzhab akidah mereka tentunya akan
menafsirkan al-Quran dengan cara dirayahatau lebih dikenal dengan tafsir bi al-
Ra'yi. Sebagaimana diketahui, bahwa cara penafsiran itu ada dua. Yang pertama
menggunakan periwayatan lebih dikenal dengan sebutan tafsir bi al-Ma'tsuratau
tafsir bi al-Riwayah. Sedangkan yang kedua, penafsiran menggunakan cara ijtihad
dan pemahaman para pakar sehingga menjadikan suatu pendapat dalam
memahami suatu ayat, maka ini disebut dengan tafsir bidirayah atau bi al-Ra'yi.
Dari literatur madzhab muktazilah di bidang tafsir, penulis akan
membahas dua kitab tafsir, al-Kasysyaf karya al-zamakhsyari dan Tanzih al-
Quran karya al-Qadhi Abdul Jabar. Dikarenakan hanya kedua kitab ini yang
dikenal sampai sekarang dan diakui oleh ulama.3
B. Rumusan makalah
1. Pengertian tafsir muktazilah2. Sekelumit tentang madzhab muktazilah3. Tafsir al-Kasyaf4. Sekelumit tentang pengarang tafsir al-Kasysyaf5. Tafsir Tanzih al-Quran an al-Matha'in6. Sekelumit tentang pengarang Tafsir Tanzih al-Quran an al-Matha'in
C. Tujuan Makalah
Karya ulama di bidang tafsir sangat beragam sekali. Mulai tafsir bi al-
Ma'tsur dengan cara menukil beberapa riwayat dari Nabi saw, para sahabat, dan
tabi'in, hingga tafsir bi al-Ra'yi yang menggunakan pendapat dan bersifat rasio.
Akan tetapi diantara literatur di bidang tafsir ada beberapa kitab yang dinilai tidak
layak untuk dikaji atau bahkan dianggap menyimpang.
Makalah ini disusun guna untuk mengetahui salah satu contoh tafsir bi al-
Ra'yi dan mampu memilah karya-karya tafsir, mana yang layak untuk dijadikan
pegangan dan mana yang seharusnya untuk dihindari. Sehingga tidak terjerumus
pada pemahaman dan paham yang salah.
3Haji Khalifah,Kasyf al-Dzhunnun. tp (ttp : tt) 1
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
5/45
4
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca sehingga dapat
memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan para penuntut ilmu khususnya
di bidang ilmu tafsir dan umumnya di bidang ilmu lainnya. Penulis mengharap
kemurahan dan kesanggupan para pembaca untuk memberikan koreksi, saran, dan
kritik yang membangun. Tentunya tulisan ini jauh dari kesempurnaan dan itu pun
dapat dicapai dengan segala masukan dan perhatian pembaca.
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
6/45
5
BAB II
PEMBAHASAN
MENGENAL LEBIH DEKAT TAFSIR MUKTAZILAH
A. Definisi Tafsir Muktazilah
Kata tafsir dalam bahasa memiliki arti 'penjelasan'4. Sebagaimana kata
yang berakar dari huruffa', sin, dan ra' mempunyai asal makna 'kejelasan sesuatu'
dan 'penjelasan'. Hal ini sesuai firman Allah swt QS Al-Furqan, 33 ;
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil,
melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya.
Sedangkan dari segi istilah, tafsir didefinisikan dengan 'ilmu untuk
memahami kitab Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad saw, serta
penjelasan makna-maknanya, dan menghasilkan hukum dan hikmah'.5 Sebagian
juga mendefinisikan dengan 'ilmu yang membahas semantik al-Quran sesuai yang
dimaksudkan Allah swt sebatas kemampuan manusia'.6 Ada juga yang
mengartikan tafsir dengan 'makna dzahir dari ayat al-Quran'.7 Kendati tafsir
memiliki beragam pengertian, alhasil tafsir merupakan suatu alat untuk
memahami maksud dari kandungan ayat al-Quran al-Karim.
4Ibrahim Mushtafa dkk,Al-Mu'jam al-Wasith. tp (ttp:tt) 2905Badr al-Din Muhammad bin Abdullah al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum al-Quran. Dar al-Turats(Kairo:tt) 136Muhammad Abd al-Adzim al-Zurqani,Manahil al-'Irfan fi Ulum al-Quran. Dar al-Kitab al-Arabi (Beirut : 1995) jld.2 hal.67Muhammad Ali al-Shabuni, al-Tibyan fi Ulum al-Quran. Dar Ihya' al-Kutub al-Arabiyah (ttp :1985) 66
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
7/45
6
Kata 'Muktazilah' secara bahasa terambil dari akar kata 'azl yakni huruf
'ain, zay dan lam. Setiap kata yang berasal dari tiga huruf ini memiliki arti asal
'membuang, menyingkirkan atau condong'.8
Muktazilah ialah sekte akidah yang menyimpang dari ajaran ahlussunnah
dalam beberapa kepercayaan yang dipimpin oleh Washil bin Atha' yang telah
menyatakan berpisah dari majlis Hasan al-Bashri.9
Dari pengertian diatas bisa disimpulkan, tafsir muktazilah ialah tafsir yang
ditulis oleh penganut sekte muktazilah.
B. Sekelumit Tentang Muktazilah
Pakar sejarah berbeda pendapat mengenai kemunculan kelompok
muktazilah. Sebagian dari mereka menilai kemunculannya berawal dari pengikut
Ali bin Abi Thalib ra yang menghindarkan diri dan menjauhi politik pemerintahan
ketika itu. Mereka tidak setuju dengan dilengserkannya Hasan bin Ali yang
kekuasaannya berpindah tangan bagi Muawiyah bin Abu Sufyan. Bahkan ketika
Hasan bin Ali membaiat Muawiyah sebagai khalifah baru mereka malah menjauhi
keduanya dan lebih memilih untuk menyibukkan diri mereka dengan ibadah dan
ilmu.10
Akan tetapi sejatinya kemunculan gerakan muktazilah berawal di abad
kedua hijriah tepatnya pada ujung masa khilafah bani Umayyah, akan tetapi itu
sebatas benih-benih saja. Pemikiran kelompok ini mulai menyebar dan
mencemaskan dunia islam ketika era dinasti Abbasiyah. Tidak diherankan lagi
jika beberapa khalifah dari dinasti ini dekat dengan muktazilah. Bahkan
pemerintahan Bani Abbas sempat menjadikan muktazilah sebagai madzhab resmi
negara. Tepatnya pada kepemimpinan Al-Ma'mun, khalifah ketujuh dinasti
Abbasiyah (813-833 M). Hingga menimbulkan terjadinya fitnah dan interogasi
8Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakaria,Maqayis al-Lughah. Ittihad al-Kitab al-Arabi(ttp:2002) 2519Ibrahim Mushtafa dkk,Al-Mu'jam al-Wasith. tp (ttp:tt) 10410Muhammad Abu Zahrah, Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah. Dar al-Fikr al-Arabi (Kairo :1996)124
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
8/45
7
ulama.11Kebanyakan para ulama disiksa oleh pemerintahan di zaman itu lantaran
tidak sefaham dengan muktazilah. Diantaranya Ahmad bin Hanbal (780-855 M)
yang disiksa lantaran tidak mau memfatwakan al-Quran itu makhluk.12 Karena
faham muktazilah meyakini al-Quran sebagai makhluk.
Salah satu asal pemikiran kelompok ini berasal dari Washil bin Atha' 13
pada masa dinasti Muawiyah dibawah pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik
(724-743 M)14. Kemunculan sekte muktazilah dari Washil bin Atha' lah yang
menjadi pendapat mayoritas Ulama. Bashrah menjadi tempat awal munculnya
gerakan ini kemudian menyebar ke Baghdad.
Suatu ketika ia pernah mengikuti pengajian Hasan al-Bashri. Pada majlis
itu ia bertanya, "wahai Imam, pada zaman kita ada sekelompok yang
mengkafirkan orang yang berbuat dosa besar- yang ia maksud ialah khawarij- dan
sekelompok lain yang mengatakan hukuman dosa besar akan ditangguhkan dan
kemaksiatan tidak berefek bagi orang mukmin sebagaimana ketaatan tidak ada
gunanya bagi orang kafir. Kemudian bagaimana menurutmu sikap kita wahai
imam?". Hasan al-Bashri pun berpikir dan sebelum ia menjawab Washil
memberikan pemikirannya, "saya kira orang yang berbuat dosa besar tidaklah ia
mukmin secara mutlak ataupun kafir secara mutlak akan tetapi ia menempati
kedudukan diantara dua kedudukan (manzilah baina al-manzilatain). Mukmin
adalah suatu pujian dan kemulyaan sedangkan orang fasik tidak berhak
mendapatkannya, maka ia tidak pantas disebut mukmin maupun kafir. Karena ia
telah mengikrarkan dua kalimat syahadat dan memiliki amal kebaikan.
Dikarenakan di akhirat hanya ada dua kelompok, ahli surga dan ahli neraka.
Jikalau ia meninggal sebelum bertaubat maka ia kekal di neraka. Akan tetapi akandiringankan siksa baginya dan menempati tingkatan neraka diatas tingkatan orang
kafir". Hasan al-Bashri pun langsung mengatakan, "Washil telah menyingkir
(iktizal) dari kelompok kita". Maka setelah kejadian itu ia dan para pengikutnya
11Badri Yatim, Sejarah Perbedaan Islam. Rajawali (Jakarta : 2011) 8412Muhammad Alawy al-Maliki,Manhaj al-Salaf fi Fahm al-Nushush. Maktabah al-Ashriya(Shaida : 2008) 1713Washil bin 'Atha, lahir 80 H dan wafat 13114Badri Yatim, Sejarah Perbedaan Islam. Rajawali (Jakarta : 2011) 47.
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
9/45
8
disebut muktazilah.15 Pemikiran Washil ini dinilai telah menyalahi kebenaran
karena orang bermaksiat dengan dosa besar yang telah mati, ia di bawah kehendak
Allah swt. Jika Dia berkehendak untuk mengampuninya, ia bebas dari neraka.
Dan jika Dia berkehendak untuk menyiksanya, ia disiksa kemudian dikeluarkan
dari neraka dengan rahmat-Nya. Karena di dalam hatinya masih ada tauhid. Salah
jika ia akan kekal di neraka sedangkan masih ada sebetik tauhid di hati.16
Madzhab ini memiliki dua sumber pemikiran, yaitu di Bashrah dengan
Washil bin 'Atha dan di Kufah dengan Bisyr bin al-Mu'tamir17. Muktazilah ini
sebenarnya memiliki beberapa cabang kelompok yang berselisih pendapat dalam
pemahaman terperinci, akan tetapi kesemuanya sama dalam pemahaman pokok.
Mereka semua meyakini lima pokok pemahaman.18Salah satu ulama muktazilah
mengatakan, seseorang tidak bisa dikatakan dia penganut muktazilah kecuali ia
sudah mempercayai lima pokok ajaran, yaitu ; tauhid, adil, janji dan ancaman,
kedudukan diantara dua kedudukan, dan amar makruf nahi munkar. Jika telah
meyakini lima hal ini maka ia bisa disebut pengikut muktazilah.19 Lima pokok
inilah yang menjadi dasar penafsiran melenceng muktazilah. Muktazilah disebut
juga dengan kelompok qadariyah, karena mereka menisbatkan semua perbuatan
manusia pada kemampuan manusia sendiri dan bukan kehendak Allah.
Sebagaimana mereka juga disebut dengan mu'atthilah, karena mereka menafikan
beberapa sifat Allah.20
Pemahaman muktazilah yang telah disepakati dan dinilai melenceng21:
1. Menafikan sifat tambahan bagi Allah swt, dicetuskan oleh Washil bin 'Atha.Ia menukil pemahaman Jaham bin Shafwan.22
15Muhammad Husain al-Dzahabi,Al-Tafsir wa al-Mufasirun. Dar al-Hadits (Kairo:2005)313/syarh al-Mauqif j. 816Saleh al-Ghamidi, al-Masail al-I'tizaliyah fi Tafsir al-Kasyaf fi Dhoui kitab al-Inshaf. Dar al-andalus (Riyadh : 1998) 12517Bisyr bin al-Mu'tamir wafat 210 H.18Abdullah Mahmud Syahata, Ulum al-Quran. Dar Gharib (Kairo :2002) 22519Abu al-Hasan al-Khayath, al-Intishar.20Shaleh Abdul Fatah al-Khalidi, Ta'rif al-Darisin bi Manahij al-Mufassirin. Dar al-Qalam(Damasykus : 2008) 50421Muhammad Ibrahim al-Fayumi,Al-Mu'tazilah Takwin al-'Aql al-'Arabi: A'laam wa Afkar. Daral-Fikr al-'Arabi (Kairo: 2002) 104 & 10522Jaham bin Shafwan wafat. 128 H.
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
10/45
9
2. Al-Quran itu makhluk. Berlandaskan dengan Qs al-Zukhruf, 3.
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu
memahami(nya).
Mereka memahami ayat ini secara tekstual saja tanpa mempertimbangkan
indikator dan tujuan ayat.23
3. Orang yang fasik dalam posisi diantara dua posisi (manzilah baina al-manzilatain), ini juga termasuk hasil pemikiran Washil bin 'Atha.
4.
Kewajiban hamba bukan berasal dari perintah Allah swt5. Mengingkari keistimewaan Rasulullah saw dari para nabi lainnya seperti
syafaat dan mi'raj
6. Mengingkari adzab kubur.7. Tidak meyakini bahwa kelak disurga bisa melihat Allah swt8. Mewajibkan untuk mentakwili ayat mutasyabihat demi menghindari tasybih.
Ini termasuk keyakinan tauhid
9. Mukmin yang meninggal dalam taubat ia berhak mendapat pahala.Sedangkan mukmin yang berdosa besar dan meninggal dalam keadaan belum
bertaubat ia kekal di neraka meski siksaannya lebih ringan dari orang kafir.
Ini termasuk keyakinan mereka wa'd dan wa'id.
10.Setiap larangan Allah yang dilakukan manusia bukan dari kehendak-Nya.11.Kemukjizatan al-Quran merupakan Shirfah, yaitu pencabutan kemampuan
untuk membuat sesuatu yang menyamai al-Quran untuk menandinginya.
Ibrahim al-Nidzhamialah orang yang mengatakan ini.
12.Menyalahi dalil naqli seperti Qs al-Shaffat, 96.
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.
23Muhammad Alawy al-Maliki,Mafahim Yajib an Tushahhah. Dar al-Kutub al-Ilmiyah (Beirut :2009) 91
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
11/45
10
13.Menyamakan dzat yang ghaib dengan yang terlihat. Mereka menilaipenolakan Allah terhadap keburukan hambanya.
14.Tidak mengerti dengan hakekat dzalim. Mereka menganggap Allah dzalimjika Allah menghendaki kekafiran atau perbuatan buruk hamba-Nya. Padahal
arti dzalim sebenarnya ialah menggunakan milik orang lain tanpa izinnya.
Semua yang ada di alam semesta hanya milik Allah semata.
15.Wajib bagi Allah untuk memberi pahala bagi hamba yang taat danmenghukum hamba-Nya yang membangkang. Sehingga tidak boleh bagi
Allah memberi maaf bagi pendosa besar.
16.Wajib bagi Allah untuk memberikan kemaslahatan.17.Hidayah dan kesesatan berasal dari hamba sendiri.18.Allah hanya memerintahkan apa yang Ia kehendaki.19.Surga dan neraka sekarang tidak ada.20.Sesuatu yang haram bukan rezeki.24
Sudah menjadi umum jika suatu karya tafsir memiliki corak sesuai dengan
kepribadian sang penulis. Pengaruh latar belakang penulis juga nampak pada
setiap buah karyanya. Mulai dari latar belakang ilmu, akidah, lingkungan,
kepercayaan dan lain sebagainya. Sayang sekali tidak semua latar belakang itu
lurus dan sejalan dengan kandungan ayat al-Quran. Terkadang dari para penulis
tafsir memaksakan ayat-ayat al-Quran disesuaikan dengan madzhab dan
keyakinan mereka. Bukan menyesuaikan madzhab dan keyakinan dengan kalam
ilahi. Sehingga mereka menafsirkan ayat-ayat sesuai dengan kepentingan belaka.
Ini menjadi metode paling bahaya dan paling terburuk dalam penafsiran.25
Bermula dari melawan serangan musuh akidah -kelompok yangbertentangan dalam keyakinan dan pemahaman akidah-, muktazilah mulai
melakukan gerakan untuk menguatkan golongan mereka dengan menjadikan
beberapa ayat sebagai argumen penguat faham mereka. Dari sisi lain, muktazilah
juga berupaya melemahkan dalil-dalil lawan mereka dengan cara yang cerdik dan
24Musa Syahin Lasyin,Al-Laali al-Hisan fi Ulum al-Quran. Dar al-Syuruq (Kairo ;2002) 34325Thahir Mahmud Muhammad Ya'qub,Asbab al-Khatha' fi al-Tafsir. Dar Ibnu al-Jauzi (Riyadh :1425 H) 2/621
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
12/45
11
licik. Mereka mentakwil ayat yang menjadi argumen lawan sehingga dalil-dalil
lawan seakan-akan menjadi lemah dan terpatahkan.26
Umumnya kitab-kitab tafsir yang ditulis oleh kalangan muktazilah terlalumengandalkan akal (rasio), senang membahas masalah akidah dan berorientasi
pada kaidah yang telah mereka sepakati bersama, yakni :
Yang baik itu adalah apa yang baik menurut akal dan yang buruk itu
adalah yang buruk menurut akal.
Mereka menempatkan hadits Nabi saw pada posisi kedua setelah akal, dan
agak jarang mereka pakai sebagai bahan penafsiran al-Quran.27Sehingga nash al-
Quran dan hadits menjadi tidak lebih penting ketimbang akal. Lebih-lebih mereka
tidak mencamtumkan perkataan shahabat maupun tabi'in. Jika saja nash al-Quran
bertentangan dengan akal manusia, maka pentakwilan nash itu harus dilakukan
agar sesuai dengan akal.28
Sejatinya tidak sedikit dari ulama muktazilah yang menulis karya tafsir.
Akan tetapi atas kehendak Allah swt karya-karya mereka sangat sedikit sekali
yang bisa bertahan sampai sekarang. Hanya tiga kitab saja yang tersisa, yakni
Tanzih al-Qurankarya al-Qadhi Abdul jabar,Al-Kasysyafkarya al-Zamakhsyari,
dan Ghurar al-Fawaid wa Durar al-Qalaid karya Ali bin Thahir. Sedangkan
nama-nama ulama yang mempunyai kitab tafsir yang hilang dan tidak sampai
pada zaman kita sekarang, diantaranya ;
Abu Bakar Abdurrahman bin Kaysan al-Asham (w. 240 H). Abu Ali Muhammad bin Abdul Wahab Al-Juba i (w. 302 H). Abu al-Qasim Abdullah bin Ahmad Al-Balkhi al-Ka'bi (w. 319 H) mempunyai
kitab tafsir 12 jilid.
26Ingtas Gold Ensures,Madzahib al-Tafsir al-Islami. Sunnah al-Muhammadiyah (Kairo : 1955)121 & 12227Kementerian Agama RI,Mukadimah al-Quran dan Tafsirnya.Tp. (Jakrta : 2008) 5628Shaleh Abdul Fatah al-Khalidi, Ta'rif al-Darisin bi Manahij al-Mufassirin. Dar al-Qalam(Damasykus : 2008) 504
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
13/45
12
Abu Muslim Muhammad bin Bahr al-Asfihani (w. 322 H) menulis kitab tafsirberjudulJami' al-Ta'wil li Muhkam al-Tanzili sebanyak 20 jilid.
Abu al-Hasan Ali bin Isa Al-Rumani (w. 384 H), dengan karyanya al-Jami' li'Ilm al-Quran.29
Abdus Salam al-Qazwaini (w. 483), dia menulis tafsir terbesar dalammuktazilah sebanyak 300 jilid, tujuh jilid diantaranya hanya menafsirkan surah
al-Fatihah, demikian terang al-Suyuthi dalam Thabaqat al-Mufasirin.
Para mufasir dari kalangan muktazilah dikenal sering memaksakan ayat
dan mentakwilnya sesuai dengan kepentingan mereka. Akan tetapi sebagian
penyimpangan penafsiran dalam karya mereka tidak terlihat lantaran merekamenggunakan susunan redaksi yang indah. Sehingga penyimpangan itu tertutupi
oleh redaksi tersebut. Salah satu penafsiran mereka yang memaksakan ayat sesuai
dengan kepentingan madzhab seperti ayat di bawah ini ;
: 22-2
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. KepadaTuhannyalah mereka melihat.
Ayat di atas ditafsiri oleh mereka dengan 'melihat nikmat Allah swt.
Karena melihat Allah secara langsung dalam muktazilah adalah hal yang
mustahil.30 Mereka mentakwil ayat ini sehingga bisa masuk akal. Pentakwilan
bermula dari pendapat mereka yang menganggap ayat di atas termasuk ayat
mutasyabihat. Sebaliknya Ahlus Sunah menilai ayat ini termasuk ayat muhkam
dan tidak perlu untuk ditakwilkan.31 Dikarenakan madzhab Ahlu Sunnah
meyakini bahwa melihat Allah swt pada hari kiamat adalah suatu hal yang
memungkinkan bisa terjadi.32 Sebagaimana didukung oleh hadits-hadits sahih.
Seperti yang diriwayatkan oleh Jarir, bahwa pada suatu malam Nabi saw dan para
29Shaleh Abdul Fatah al-Khalidi, Ta'rif al-Darisin bi Manahij al-Mufassirin. Dar al-Qalam
(Damasykus : 2008) 50630Al-Syarif al-Murtadha,Amaali al-Murtadha. Tp (ttp : tt)31M Quraish Shihab,Membumikan al-Quran Jilid 2. Lentera Hati (Jakrta : 2010) 606 &60732Muhammad al-Zafzaf,Al-Ta'rif bi al-Quran wa al-Hadits. tp (ttp ; tt) 182
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
14/45
13
sahabat duduk-duduk bersama sambil melihat terangnya bulan purnama. Saat itu
pun Nabi saw bersabda,
(( ))
Kalian nanti pasti akan mampu melihat Tuhan kalian seperti kalian bisa
melihat rembulan ini. Kalian akan jelas melihatnya.33
Oleh karena itu sebagian ulama menilai buah karya-karya tafsir dari
kalangan muktazilah sebagai macam tafsir yang tercela dan menyimpang.
Sehingga dianjurkan untuk dijauhi. Dikarenakan sudah menyalahi tatanan kaidah
tafsir yang sudah disepakati oleh para ulama. Salah satunya ialah penafsiran yang
dikemukakan tidak boleh bertentangan dengan sunah maupun hadits Rasul saw.34
Contoh lainnya juga seperti ayat ;
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allahmenimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan
akalnya. Qs Yunus, 100.
Muktazilah menafsiri 'izin Allah swt' dengan 'pengetahuan Allah'. Jadi
tidak ada seorang pun yang tidak beriman kecuali Allah mengetahuinya. Hal ini
berdasar pada pemahaman mereka yang meyakini bahwa seluruh perbuatan
makhluk itu diluar kehendak Allah swt.35
Sekte ini juga merubah bacaan al-Quran karena jika tidak dirubah akan
bertentangan dengan faham mereka. Diantara bacaan ayat-ayat yang mereka ubah
ialah :
33Muhammad bin Isma'il al-Bukhari, Shahih al-Bukhari. tp (ttp :tt)34M Quraish Shihab,Membumikan al-Quran Jilid 2. Lentera Hati (Jakrta : 2010) 60435Al-Syarif al-Murtadha,Amaali al-Murtadha. tp (ttp :tt)
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
15/45
14
dari kejahatan makhluk-Nya,
Sebagian kalangan muktazilah membaca tanwin kata syarr dan
menganggap maa menjadi maa nafi. Sehingga ayat ini memiliki tafsiran, 'aku
berlindung dengan Tuhan waktu pagi dari kejahatan yang tidak Ia ciptakan. Tetapi
kejahatan yang diciptakan oleh pelakunya.36
dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.
Mereka membaca nashab 'lafadz al-jalalah' sehingga ia berkedudukan
menjadi maf'ul dan berharokat fathah. Sedangkan kata musa menjadi fa'il dan
marfu'. Ini sudah bertentangan dengan ilmu qira'at dan merubah makna. Bahkan
sebagian mereka menafsirkan lafadz kallama dari arti kalim yang berarti luka.
Sehingga ayat ini berarti 'melukai'.37
Ayat-ayat diatas secara dzahir bertentangan dengan keyakinan muktazilah.
Oleh karena itu mereka berani untuk mentakwil ayat-ayat dan merubah beberapa
bacaannya sesuai dengan pemahaman mereka, demikian kata Ibnu Qutaibah.
Akan tetapi jika kita perhatikan cara penafsiran mereka, maka kita akan tahu
mereka menafsirkan sesuai dengan sebagian makna yang terkandung dalam kata
dari ayat tersebut. Kendati penafsiran itu sering berseberangan dengan beberapahadits. Padahal hadits-hadits itu bisa menarik maksud dari kata yang terkandung
dari ayat tersebut.38 Salah satu metode penafsiran itu tampak pada tafsir al-
Kasysyaf yang akan menjadi bagian dari kajian kita kali ini.
36Abdullah Muhammad al-Ghimari,Bida' al-Tafasir. Dar al-Rasyad al-Haditsah (Casablanca :1986) 14837Muhammad Husain al-Dzahabi,Al-Tafsir wa al-Mufasirun. Dar al-Hadits (Kairo:2005)38Muhammad al-Zafzaf,Al-Ta'rif bi al-Quran wa al-Hadits. tp (ttp : tt) 182
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
16/45
15
C. Tafsir al-Kasysyaaf An Haqaiq Ghawamidh al-Tanzil
Tafsir al-Kasysyaf ialah sebuah maha karya dari seorang ulama' mu'tazilah
yang bernama Mahmud bin Umar bin Muhammad bin Umar al-Nahwi al-Lughawial-Mu'tazili. Ia diberi gelar dengan Jaar Allah karena ia lama tinggal di dekat
Masjidil haram. Ia lahir pada tahun 467 H. wafat pada tahun 538 H. Ia ahli di
bidang sastra bahasa arab dan nasab kabilah arab.
Pada masa pemerintahan Abbasiyah, perkembangan tafsir al-quran mulai
tampak. Terutama tafsir bi al-Ra'yi,39 penafsiran yang berlandaskan dengan
rasional.40Tak pelak muncullah karya-karya tafsir yang mengandalkan logika dan
pemikiran. Salah satunya adalah al-Kasysyaf karya al-Zamaksyari. Apalagi sang
penulis tafsir al-Kasysyaf ini berasal dari kalangan muktazilah yang terkenal
dengan teologi rasional dan mengandalkan logika.
Asal mula penulisan karya monumental ini adalah permintaan kawan-
kawan al-Zamakhsyari dari para pengikut muktazilah. Mereka selalu merujuk
kepada al-Zamakhsyari dalam tafsiran suatu ayat al-Quran. Mereka merasa puas
dengan setiap jawaban beliau. Hingga mereka menginginkan suatu karya yang
memuat tafsiran-tafsiran tersebut. Kemudian mereka mendesak al-Zamaksyari
untuk menulis suatu karya di bidang tafsir.41 Al-Kasysyaf ini ditulis ketika al-
Zamakhsyari berada di umur yang produktif untuk menulis sebuah karya ilmiah.
Tepatnya pada usia 60-an lebih. Sehingga tulisan ini dihasilkan dari keilmuan
yang mendalam dan pemikiran yang sudah matang.42Karya ini dirampungkan di
kota Makah dekat masjidil haram dalam rentang waktu yang sama dengan masa
pemerintahan Abu Bakar al-Shidiq yakni dua tahun empat bulan.43 Padahal
39Tafsir bi al-Ra'yi adalah usaha penafsiran dengan akal berdasarkan dasar-dasar yang benar dankaedah-kaedah yang telah digariskan.
Muhammad Ali al-Shabuni,Al-Tibyan fi Ulum al-Quran. Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah
(Surabaya : 1985) 15540Badri Yatim, Sejarah Perbedaan Islam. Rajawali (Jakarta : 2011) 5641Mahmud al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf an Haqaiq Ghawamidh al-Tanzil wa 'Uyun al-Aqawil.Maktabah al-Abikan (Riyadh: 1998) 9742Kawakib Mahmud Husain al-Zabidi,Atsar Ma'ani al-Quran li al-Akhfasy fi al-Kasysyaf. tp (ttp:2004) 3043Mushtafa Dib al-Bagha & Muhyidin Dib Matu,Al-Wadhih fi Ulum al-Quran. Dar al-Kalam al-Thayib (Damasykus : 1998)244
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
17/45
16
umumnya penulisan tafsir al-Kasysyaf ini membutuhkan lebih dari 30 tahun. Ini
semua termasuk tanda-tanda dan keberkahan kota Makah, demikian terang al-
Zamakhsyari.
Kitab al-Kasysyaf menjadi rujukan kitab tafsir terbaik di bidang balaghah.
Bahkan tafsir ini merubah cara pandang dan metode dalam penafsiran dikalangan
mufasirin Ahlusunnah. Dalam tafsir ini, al-Zamakhsyari menyebutkan beberapa
bagian yang harus dimiliki oleh seorang mufasir. Meskipun tafsirnya memiliki
kecenderungan pada kelompok mu'tazilah mayoritas para mufasirin setelahnya
tetap menjadikannya rujukan dalam penafsiran ayat al-Quran dalam sisi sastra.
Bahkan tidak sedikit dari mufasirin yang meniru metode penafsiran dari kajian
gaya bahasa, sastra dan penjelasan beberapa sisi-sisi kemukjizatan al-Quran. Al-
Kasysyaf sendiri termasuk dalam macam tafsir bi al-Ra'yi.
Kitab ini memiliki beberapa ciri dan keistimewaan, diantaranya ;
1. Ringkas dan tidak bertele-tele dalam menafsirkan ayat.2. Tidak menukil kisah-kisah israiliyat. Meskipun ada sebagian tapi hanya
sedikit. Terkadang menyebutnya dengan redaksi ruwiya yang
mengindikasikan lemahnya riwayat.
3. Memaknai ayat dengan gaya bahasa arab yang penuh sastra4. Penafsiran lebih fokus dari segi ilmu maani,44bayan45dan unsur sastra
agar tampak kemukjizatan dan keindahan al-Quran. Tidak ada kitab lain
yang sampai seperti ini.
5. Menggunakan cara tanya jawab dalam menerangkan.6. Redaksi tafsir menggunakan bahasa dengan cita rasa sastra yang tinggi.
Muhammad bin Luthfi al-Shabbagh,Lamahat fi Ulum al-Quran wa Ittijahat al-Tafsir. Al-Maktab
al-Islami (Beirut : 1990) 24444Ilmu ma'aani ialah ilmu untuk mengetahui keadaan lafal yang sesuai dengan kondisi
pembicaraan. Dinamakan ma'ani karena ilmu ini berkaitan dengan makna kalam untuk menjaga
kesalahan dalam makna.
Ahmad al-Damanhuri, Syarh al-Lubb al-Mashun 'ala al-Jauhar al-Maknun. Maktabah al-Hidayah
(Surabaya : tt) 30 & 3145Ilmu bayan ialah ilmu yang berkaitan dengan penyampaian satu makna dengan berbagai caraagar menjadi jelas. #Ahmad al-Damanhuri, Syarh al-Lubb al-Mashun 'ala al-Jauhar al-Maknun. Maktabah al-Hidayah(Surabaya : tt) 132
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
18/45
17
7. Menjadi kitab tafsir muktazilah terbesar yang masih bisa ditemukanhingga sekarang. Kitab ini menjadi gambaran pehamaman muktazilah,
karena telah menukil dari pemikiran tokoh muktazilah seperti al-
Jahidzh, al-Qadhi Abdul Jabar dan lain-lain.
8. Sedikit sekali menukil hadits. Hingga ada beberapa hadits palsu karenakekuranghati-hatian dalam menukil, terutama mengenai keutamaan
surah yang disebutkan pada akhir penafsiran surah. Dan itu kebanyakan
hadits palsu. Al-Zamakhsyari pun tidak menyebutkan sanad sedikitpun.
Salah satu contoh hadits palsu dalam al-Kasysyaf46;
(( ))
Orang yang membaca surah Ali Imran, setiap ayat akan diberi
keamanan dan keselamatan ketika menyeberangi jembatan neraka
9. Menyebut ahlusunah wal jama'ah sebagai kelompok khurafat danmenjelek-jelekan mereka. Bahkan terkadang menganggap mereka kafir.
10.Pemahaman akidah muktazilah dan mengandalkan rasio sangat terlihat.Oleh karena itu kitab ini termasuk tafsir bi al-Ra'yi.
11.Mentakwil ayat sehingga sesuai dengan keyakinan madzhab muktazilah.Biasanya pentakwilan menggunakanMajaz danIsti'arah47.
12.Menganggap ayat yang berseberangan dengan muktazilah sebagai ayatmutasyabihat. Hal ini jika ayat tidak bisa ditakwil lagi.
13.Memaparkan pemikiran dan penafsiran dengan penyajian yang sangatbaik. Sehingga banyak orang yang tidak mengerti banyak kesalahan di
kitab ini. Terutama dalam beberapa pembahasan yang cukup rumit yangtidak dimengerti oleh kebanyakan orang.48
14.Membantah faham ahli tasawuf.46Muhammad Abu Syuhbah,Al-Israiliyat wa al-Maudhu'at fi kutub al-Tafsir. Maktabah al-Sunnah (ttp : 1408 H) 30947Isti'arah ialah penggunaan kata-kata bukan dalam pengertian sebenarnya, melainkan dalam artikiasan.
Majaz ialah bahasa kiasan, seperti isti'arah. Hanya saja bedanya isti'arah memakai hubungan
persamaan. Sedangkan Majaz menggunakan hubungan bukan persamaan.
D Hidayat,Balaghah Untuk Semua. Karya Toha Putra (Semarang : tt) 119 &12948Muhammad bin Luthfi al-Shabbagh,Lamahat fi Ulum al-Quran wa Ittijahat al-Tafsir. Al-Maktab al-Islami (Beirut : 1990) 247
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
19/45
18
Kitab ini memiliki kurang lebih 50Hawasyi49sepertiHasyiyah Ibnu Kamal
Basya Zadah, Hasyiyah 'Ala al-Din, Hasyiyah al-Syeikh Haidar, danHasyiyah al-
Rahawi.50
Seperti halnya tafsir al-Thabari yang menjadi karya nomer satu di bidang
tafsir bi al-Ra'yi, al-Kasysyaf juga menjadi karya tertinggi di bidang tafsir
muktazilah. Ulama berselisih pendapat, apakah tafsir ini termasuk tafsir kalangan
ahli bid'ah yang mengikuti hawa nafsunya ataukah termasuk tafsir yang layak
diperhitungkan. Sebagian ulama menilai tafsir ini termasuk golongan tafsir yang
pantas untuk dijauhi karena mengandung nuansa faham muktazilah. Tetapi
sebagian ulama lain menilai, tafsir ini layak diperhitungkan, mengingat
banyaknya faedah penting dalam karya ini.51
C. I. Metodologi Penafsiran Al-Kasysyaf
1. Memahami al-Quran dari sisi bahasa.Contoh : tafsiran : terambil dari kata sumuwyang berarti tinggi. Karena basmalah sendiriadalah penyebutan sebuah nama.
: berasal dari kata ilah yang berarti tuhan. Kemudian huruf hamzahdibuang dan diganti dengan al ta'rif. Maka menjadi Allah.
: berasal dari kata rahim yang berarti kasih sayang. Bentuk kata iniseperti kataghadban atau sakran. Bentuk demikian memberi kesan berlebih.
Jadi bisa berarti Maha Kasih Sayang di dunia dan akhirat.
: berasal dari kata rahim yang berarti kasih sayang. Bentuk kata iniseperti kata maridh atau saqim. Kesan berlebih bentuk kata ini kurang
dibanding rahman. Oleh karena itu kata ini berarti Maha Kasih Sayang di
akhirat saja.
49Hawasyi adalah bentuk plural dari hasyiyah. Sedangkan hasyiyah sendiri berarti catatan pinggirkitab yang menjelaskan beberapa kalimat yang dianggap sulit dan butuh penjelasan.50Hasan Ayub,Al-Hadits fi Ulum al-Quran wa al-Hadits. Dar as-Salam (Kairo: 2002) 157 & 15851Muhammad Abdul Adzhim al-Zurqani,Manahil al-'Irfan fi Ulum al-Quran. Dar al-Kitab al-Arabi (Beirut : 1995) Jld. 2 H. 30
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
20/45
19
2. Menganalisa keindahan susunan ayat.Contoh :
Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.", QS Al-An'am, 11.
Al-Zamakhsyari menerangkan perbedaan antara (( (( dengan ((
)) . Disini ada perbedaan huruf 'athf fa' dengantsumma.
Pada ayat (( (( , Allah menjadikan nadzhr (memperhatikanatau merenungkan) sebagai tujuan dari berjalan di muka bumi. Dan tidak ada
tujuan lain selain nadzhr. Karena huruffa' di sini adalahfa' sababiyah.
Sedangkan ayat (( (( memiliki tafsiran 'diperbolehkannyaberjalan di muka bumi untuk untuk tujuan yang bermanfaat seperti berdagang,
bisnis dll. Juga diharuskannya untuk nadzhr (memperhatikan atau merenungkan)
peninggalan kaum binasa yang telah lewat. Penggunaan huruf tsumma di sini
berartian, perbedaan jauh antara diwajibkannya nadzhr dengan diperbolehkannya
jalan-jalan.
3. Menggunakan syair arab sebagai rujukan penafsiran.Al-Zamakhsyari sering sekali menggunakan syair sebagai rujukan arti dari
sebuah ayat. Bahkan terkadang dalam satu ayat beliau mencamtumkan tiga
syair. Syair-syair yang menjadi rujukannya ialah syair-syair arab yang berasal
dari penyair jahiliyah maupun penyair kalangan muslimin.
4. Tidak banyak menukil penafsiran secara riwayat
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
21/45
20
Sedikit sekali al-Zamakhsyari menafsirkan dengan hadits. Penafsirannya yang
menggunakan hadits seperti :
Mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. QS Ali
Imran, 135.
Al-Zamakhsyari mencamtumkan dua hadits untuk menafsiri ayat ini, yakni;
(()) :Orang yang beristighfar sehari tujuh puluh kali tidak dianggap orang yang terus
menerus dalam perbuatan keji dan dosa.
Hadits ini dinilai dhaif oleh Ibnu Hajar dan telah diriwayatkan oleh Abu Daud,
Tirmidzi dan Abu Ya'la semua berasal dari Abu Nushairah. (( : ))Tidak dianggap dosa besar jika memohon ampun. Tidak dianggap dosa kecil jika
dilakukan terus menerus.
Hadits ini juga dhaif, diriwayatkan oleh Ishaq bin Bisyr dari Aisyah dan Thabrani
dari Abu Hurairah.
5. Menafsirkan sesuai faham muktazilahPenafsiran inilah yang dianggap melenceng dari tatanan penafsiran.
Contoh penafsiran al-Kasysyaf yang diniai menyimpang ;
a) Penyandaran hal yang buruk pada Allah.Muktazilah memiliki keyakinan bahwa Allah maha suci dari segala yang
buruk. Sampai-sampai semua perbuatan dan hal-hal yang buruk tidak boleh
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
22/45
21
dinisbatkan kepada-Nya. Pemahaman ini berdasarkan salah satu pokok dasar ajran
mereka yakni, tauhid.
Dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Al-Kasysyaf ; "penyandaran rezeki pada Allah swt memberi pengertian bahwa
mereka menafkahkan harta yang murni halal. Hal ini layak disandarkan pada
Allah swt".52
Penafsiran ini memberi kesan bahwa rezeki halal datang dari Allah
sedangkan rezeki yang halal berasal dari manusia itu sendiri. Penafsiran ini pun
disanggah oleh Ahlussunnah wal Jama'ah bahwa sang pemberi dan sumber rezeki
hanya lah Allah swt tidak ada yang lain, meskipun rezeki halal maupun haram. 53
Hal ini berlandaskan pada firman Allah swt Qs Fathir, 3 ;
Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari
langit dan bumi.
Begitu juga pada ayat di bawah ini ;
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka
Al-Kasysyaf ; "jika anda bertanya, mengapa 'kunci mati hati' disandarkan pada
Allah swt?. Maka saya menjawab, penyandaran ini memberikan pengertian bahwa
52Mahmud al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf an Haqaiq Ghawamidh al-Tanzil wa 'Uyun al-Aqawil.Maktabah al-Abikan (Riyadh: 1998)53Muhammad Abdul Adzhim al-Zurqani,Manahil al-'Irfan fi Ulum al-Quran. Dar al-Kitab al-Arabi (Beirut : 1995) Jld. 2 H.60
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
23/45
22
Allah menolak kebenaran dan kebaikan bagi hambanya. Hal ini sangatlah tidak
tepat. Allah swt tidak mungkin melakukan hal buruk seperti ini karena menilik
firman-Nya ;
dan aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku
(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu
karena kamu telah Menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu
dalam azab itu.
Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.
Kemudian penyandaran 'penguncian hati' ditakwil dengan isti'arah tamtsil
dan majaz. Sehingga berarti setan atau orang kafir lah yang mengunci hati
mereka. Penyandaran dalam ayat ini karena Allah yang memberi kemampuan bagi
setan untuk melakukannya".54
b) Berargumen untuk manzil ah baina al-M anzil atainManzilah baina al-Manzilatain adalah istilah yang muncul dari kelompok
muktazilah sekaligus menjadi keyakinan mereka.
mereka yang beriman kepada yang ghaib
54Mahmud al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf an Haqaiq Ghawamidh al-Tanzil wa 'Uyun al-Aqawil.Maktabah al-Abikan (Riyadh: 1998)
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
24/45
23
Al-Kasysyaf; "jika anda bertanya, bagaimana keimanan yang sesungguhnya itu?.
Maka kami menjawab, meyakini Allah swt dan kebenaran-Nya dengan diucapkan
oleh lisan dan dibenarkan oleh amal perbuatan. Orang yang cacat dan kurang
dalam keyakinannya ia termasuk munafik meski ia telah bersyahadat dan beramal
saleh. Sedangkan orang yang syahadatnya cacat ia termasuk kafir dan orang yang
cacat dalam beramal seperti melakukan dosa besar ia termasuk fasik".55
Dari penafsiran ini anda bisa mengetahui bahwa al-Zamakhsyari menafsiri
keimanan dengan tafsiran yang mendukung faham manzilah baina al-manzilatain
yaitu tingkatan diantara mukmin dan kafir atau yang mereka katakan dengan fasik.Dia juga menafikan keimanan orang yang memiliki keyakinan benar dan cacat
dalam melaksanakan kewajiban amal. Hal ini juga ditentang oleh Ahlus Sunah wal
Jama'ah karena tidak sesuai dengan kaedah bahasa. Karena makna 'iman' dalam
bahasa ialah 'membenarkan'.56 Bahkan menurut Ibnu al-Munir, amal merupakan
bagian tambahan dari iman. Sehingga bisa dimungkinkan keimanan tanpa amal.
Tidak beramal ataupun bermaksiat tidak mengurangi keimanan. Karena iman
tempatnya dalam hati. Dengan demikian orang yang bermaksiat dan ia telah
bersyahadat, ia tetap mukmin secara mutlak.57
c) Pengingkaran melihat Allah di surgaMuktazilah tidak meyakini kelak penghuni surga dapat melihat Allah swt
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, Maka
sungguh ia telah beruntung.
55Mahmud al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf an Haqaiq Ghawamidh al-Tanzil wa 'Uyun al-Aqawil.Maktabah al-Abikan (Riyadh: 1998)56Muhammad Abdul Adzhim al-Zurqani,Manahil al-'Irfan fi Ulum al-Quran. Dar al-Kitab al-Arabi (Beirut : 1995) Jld. 2 H.6057Ahmad bin Muhammad bin Manshur al-Munir al-Iskandari,Al-Intishaf. Dar al-Abikan. (Riyadh: 1998)
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
25/45
24
Al-Kasysyaf : " Tidak ada kemenangan dan keberuntungan di surga selain
selamat dari murka Allah dan siksa-Nya yang kekal dan juga mendapat rida Allah
dan kenikmatan abadi".
Penafsiran ini menjadi sebuah sindiran halus al-Zamakhsyari yang
memberikan kesan pengingkaran menyaksikan Allah. Karena ia hanya
menyebutkan keselamatan, rida dan kenikmatan sebagai puncak dari
kemenangan.58Beliau juga menyatakan pengingkarannya tentang hal ini dalam Qs
al-an'am, 103 ;
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala
yang kelihatan
Al-Kasysyaf: "al-Bashar ialah elemen lembut yang dipasang oleh Allah di indera
penglihatan. Dengan elemen tersebut mata bisa melihat. Maka hal ini berarti
penglihatan (al-abshar) tidak mampu melihat Allah. Karena Ia maha Tinggi untuk
bisa dilihat dzat-Nya. Penglihatan (al-Abshar) hanya bisa melihat arah
disekelilingnya seperti benda berbentuk fisik".
Kelompok muktazilah menilai ayat ini termasuk ayat muhkam,59sehingga
tidak perlu ditakwil lagi. Oleh karena itu mereka memahami ayat ini secara
tekstual atau dalam arti secara lahir saja. Dengan pemahaman ayat seperti
demikian madzhab mereka seperti memiliki pijakan dalam keyakinan mereka.
Perlu diketahui, al-Zamakhsyari memiliki beberapa pemahaman yang
berbeda dengan pemahaman ulama muktazilah pada umumnya. Diantaranya
tentang siksa kubur. Seluruh ulama muktazilah mengingkari adanya siksa kubur
kecuali al-Zamaksyari. Ibnu al-Munir yang nota bene pengkritik terdepan al-
58Muhammad Abdul Adzhim al-Zurqani,Manahil al-'Irfan fi Ulum al-Quran. Dar al-Kitab al-Arabi (Beirut : 1995) Jld. 2 H.6259M Quraish Shihab,Membumikan al-Quran Jilid 2. Lentera Hati (Jakrta : 2010) 607
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
26/45
25
Zamakhsyari pun memujinya karena hal ini.60 Ini bermula dari penafsiran al-
Zamakhsyari pada ayat 185 Qs Ali Imran ;
Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Al-Kasysyaf: "jika anda bertanya, 'mengapa Allah menyebut penggalan ayat ini
setelah menyebut kematian?'. Kami menjawab, 'ini berarti kalian semua akan mati
dan perbuatan kalian akan dibalas pada hari kiamat'. Kalau anda menyanggah,
'jika demikian berarti ayat ini menafikan hadits nabi yang menyatakan adanya
siksa dalam kubur'61. Kami akan menjawab, 'kata penyempurnaan pahala disini
tidak berarti menafikan hal itu. Akan tetapi penyempurnaan pahala dan
pembalasan terjadi pada hari kiamat dan juga sebelum hari kiamat yakni alam
barzakh'.62
Dari sisi sastra al-Zamakhsyari menafsirkan Qs, al-Baqarah, 1 & 2 dengan
penafsiran yang sangat mengagumkan. Ia sangat detail memerinci potongan-
potongan ayat. Mulai alif lam mim yang menjadi rangkaian pertama. Dzalik al-
Kitab rangkaian kedua, La rayb rangkaian ketiga dan Hudan li al-Muttaqin
rangkaian keempat. Kesemua rangkaian ini suatu susunan yang indah dan saling
berkaitan. Dalam rangkaian pertama ada hadzf dalam istilah balaghah.
Kemakrifatan dalam rangkaian kedua menunjukkan keagungan dari al-kitab.
Rangkaian ketiga ada taqdim yakni mendahulukan kata rayb dari dzharf
menunjukkan penekanan tidak adanya keraguan. Sedangkan dalam rangkaian
keempat terdapat hadzf yakni menempatkan mashdar yaitu hudan menempati
isim sifat yaitu hadin.
60Ahmad bin Muhammad bin Manshur al-Munir al-Iskandari,Al-Intishaf. Dar al-Abikan. (Riyadh :
1998) 1/67061Hadits yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dari Abu Said,
(())Muhammad bin Isa al-Tirmidzi al-Sulami,Al-Jami' al-Shahih Sunan al-Tirmidzi. Dar Ihya al-
Turats al-Arabi (Beirut : tt) 4/63962Mahmud bin Umar al-Zamakhsyari,Al-Kasysyaf an Haqaiq Ghawamidh al-Tanzil wa Uyun al-Aqawil. Dar al-Abikan. (Riyadh : 1998) 1/670
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
27/45
26
Sejatinya al-Kasysyaf meniru beberapa metode al-Akhfasy dalam kitab
tafsirnya,Maani al-Quran. Diantaranya ; metode tanya jawab, susunan penafsiran
yang rapi mulai surah al-Fatihah sampai al-Nas, merujuk pada syi'ir arab kuno
sebagai referensi, merujuk pada beberapa qiraat yang juga dijadikan sumber
kaedah nahwu, menjelaskan ayat dengan beberapa bahasa kabilah arab,
mencamtumkan periwayatan kalimat dari ahli bahasa, dan banyak menyebutkan
alasan.63
C.II. Pengaruh al-Kasysyaf dan Komentar Ulama
Sebagai karya yang sangat monumental di bidang tafsir, al-Kasysyaf
memiliki beberapa pengaruh kuat yang memancing banyak reaksi di kalangan
ulama. Salah satu diantaranya banyaknya kitab yang disusun untuk menyanggah
pemikiran menyimpang di kitab al-Kasysyaf. Ada juga kitab yang men-takhrij
hadits-hadits yang termuat di dalamnya. Beberapa kitab juga ditulis untuk
menyempurnakan, meng-I'rab, men-syarahi64 maupun meringkas kitab al-
Kasysyaf ini. Yang mengherankan adalah mayoritas penulis kitab-kitab ini berasal
dari kalangan ahlus sunah wal jamaah. Di bawah ini beberapa kitab yang ditulis
tentang al-Kasysyaf;
Al-Intishaf, karya Ahmad bin Muhammad bin Manshur al-Munir al-Iskandariyang wafat pada 680 H. Kitab ini memberikan kritik tajam pada al-Kasysyaf
dan membeberkan kesalahan-kesalahannya. Bahkan hampir semua
pernyataan al-Zamakhsyari tidak luput dari sanggahan dan penentangannya.
Juga banyak argumen-argumen al-Zamakhsyari dinilai salah oleh kitab ini.
Al-Kafy al-Syaf fi Takhrij Ahadits al-Kasysyaf, karya Ibnu Hajar al-Atsqalany, ulama hadits terkemuka yang wafat pada 852 H. kitab ini
bermanfaat sekali karena memberi nilai derajat hadits yang termuat dalam al-
Kasysyaf.
Hasyiyah al-Syaikh Muhammad Alyan al-Marzuqi.63Kawakib Mahmud Husain al-Zabidi,Atsar Ma'ani al-Quran li al-Akhfasy fi al-Kasysyaf. tp (ttp:2004) 33-3564Meng-i'rab ialah mengurai susunan bahasa arab dari segi kedudukan kata, tanda baca sampaialasan-alasannya.Meng-syarahi ialah menjelaskan semua isi kitab mulai awal hingga akhir.
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
28/45
27
Futuh al-Ghaib fi al-Kaff 'an Qina' al-Rayb, Hasyiyah al-'Allamah al-Syaikhal-Hasan bin Muhammad al-Thibi (w. 843 H.), sebanyak enam jilid.
Masyahid al-Inshaf 'ala syawahid al-Kasysyaf, karya Muhammad Alyan al-Marzuqi.
Masih ada beberapa kitab lainnya yang terpengaruh dengan al-Kasysyaf
dari segi penyusunan penafsiran dan metodologinya. Dikarenakan al-Kasysyaf
menyingkap keindahan al-Quran dan kemukjizatannya dari segi sastra dengan
pemaparan yang cukup menarik. Sehingga banyak mufasir setelah al-
Zamakhsyari yang meniru gaya dan metodologi al-Kasysyaf. Diantaranya ialah ;
Madarik al-Tanzil wa Haqaiq al-Ta'wil, atau lebih dikenal dengan sebutantafsir al-Nasafi, karya Abdullah bin Ahmad bin Mahmud al-Nasafi w. 701 H.
Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta'wil, atau lebih dikenal dengan tafsir al-Baidhawi, karya Abdullah bin Umar bin Muhammad al-Baidhawi w. 791 H.
Mafatih al-Ghaib, karya Fakhrudin al-Razi. Tafsir ini meniru al-Kasysyaf darisisi penjelasan dan sastranya. Terkadang juga penjelasan dialogis.
Gharaib al-Quran wa Raghaib al-Furqan, karya al-Qummi al-Naisaburi. Al-Bahru al-Muhith, karya Abu Hayyan al-Andalusi.
Pengaruh kuat adanya al-Kasysyaf ini juga menarik komentar positif dari
kalangan ahlus sunah wal jamaah yang notabene menjadi musuh bebuyutan sekte
muktazilah. Di bawah ini beberapa komentar positif maupun negatif ulama
mengenai karya monumental ini.
Kata mereka tentang al-Kasysyaf :
Ibnu Khaldun, " al-Kasysyaf karya al-Zamakhsyari salah satu tafsir terbaikyang bercorak disiplin ilmu bahasa dan sastra".65
Ibnu Khalkan, "al-Kasysyaf sebuah karya yang tidak ada tandingannyasebelumnya".66
65Abdurrahman bin Muhammad Ibnu Khaldun,Muqaddimah Ibnu Khaldun. Dar Ya'rub(Damaskus : 2004)66
Ahmad bin Muhammad bin Khalkan, Wafayat al-A'yan wa anba' Abna I al-Zaman. Dar Shadir(Beirut : 1994) 168
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
29/45
28
Haji Khalifah, "Banyak sekali dari kalangan ulama yang memberikan responterhadap kitab ini. Mulai dari kritik, diskusi, menyanggah, menjawab, men-
tahqiq, men-takhrij, sampai meringkas".67
Haidar al-Harawi, "al-Kasysyaf kitab yang sangat bagus dan di atas rata-rata.Tidak ada karya yang sebanding dengannya. Semua sastrawan sepakat bahwa
gaya bahasa kitab ini sungguh luar biasa".
Tajudin al-Subki, "al-Kasysyaf kitab yang sangat langka. Ditulis oleh ahlibahasa di zamannya".68
Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Kasysyaf karya tafsir yang tidak adasebelumnya. Kaitan ini menggambarkan berbagai kemukjizatan, keindahan
susunan dan sastra al-Quran. Karena berangkat dari penulis yang memiliki
keluasan ilmu terutama di bidang bahasa dan sastra arab sehingga tidak
sedikit dari para mufasir yang memberikan tanggapan dan perhatian. Bahkan
semua ulama sepakat bahwa al-Zamakhsyari menjadi raja bahasa di bidang
penafsiran al-Quran.
Ibnu Basykual, al-Kasysyaf kitab yang ringkas dan mendalampembahasannya.69
Ibnu al-Munir, "al-Kasysyaf menggambarkan kejelian al-Zamaksyari dibidang sastra dan bahasa. Ia tampak cerdas dalam mengurai kedalaman sastra
ayat".
Sebagian tanggapan negatif dari kalangan ulama :
Al-Fairuzabadi, "Dalam mukadimah pertama, al-Zamaksyari menyebutkan'segala puji bagi Allah yang menciptakan al-Quran'. Dia lebih menggunakan
menciptakan al-Quran dari pada menurunkan al-Quran. Ini menggambarkanke-muktazilahannya".
Haidar al-Harawi, " al-Kasysyaf sering memaksakan ayat agar sesuai denganfaham muktazilah. Tafsir ini juga mengolok-olok wali Allah. Golongan Ahlus
sunah wal jama'ah pun tak luput dari caci makinya. Bahkan sampai
mengkafirkan mereka".
67Haji Khalifah,Kasyf al-Dzhunnun. tp (ttp : tt) jld. 2 hal. 147768Musa Syahin Lasyin,Al-Laali al-Hisan fi Ulum al-Quran. Dar al-Syuruq (Kairo ;2002) 35269Abu Hayyan, Tafsir al-Bahru al-Muhith. Tp (ttp : tt) 1/10
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
30/45
29
Abu Hayyan, " al-Zamakhsyari dalam tafsirnya telah mencamtumkan haditspalsu, menacaci para ulama, dan memahami al-Quran tidak semestinya".70
Ibnu al-Qayyim, " al-Zamaksyari menjadikan firman Allah bermadzhabkanmuktazilah dan qadariyah. Ia juga menafikan kehendak Allah dalam kebaikan
dan keburukan".71
Ibnu al-Munir, " al-Zamakhsyari telah memenuhi hatinya dengan rasa benciterhadap ahlus sunah. Ia telah menyebarkan faham melenceng ke seluruh
penjuru dunia".72
Al-Zamakhsyari tidak memperlihatkan fanatisme pada madzhabnya di
bidang fikih, yakni madzhab hanafi. Ia mengutarakan semua madzhab di dalamtafsirnya al-Kasysyaf.
D. Sekelumit Tentang Al-Zamakhsyari
Abu al-Qasim Mahmud bin Umar bin Muhammad bin Ahmad al-
Zamakhsyari al-Khawarizmi, seorang ahli bahasa, nahwu, mufasir, dan dijuluki
dengan Jar Allah 'tetangga Allah' karena ia beberapa tahun tinggal di Makkah
mulai abad keenam hijriah.
Beliau lahir pada hari Rabo 27 Rajab tahun 467 H di desa Zamakhsyar
daerah Khawarizm.73 Beliau meninggal pada 538 H di usia 76 tahun dan lahir
tahun 462 H, demikian menurut Ibnu Katsir.74Sedangkan menurut Ibnu Khalkan
beliau meninggal di usia 71 tahun (467 H538 H).
Di kota Baghdad ia berguru pada :
Abu al-Khithab bin al-Bathir (w. 393 H) Abu Sa'd al-Syaqani Abu Manshur al-Haritsi dan beberapa ulama lainnya
70Abu Hayyan, Tafsir al-Bahru al-Muhith. Tp (ttp : tt)7/8571Ibnu al-Qayyim al-Jauzi,I'lam al-Muwaqqi'in an Rabb al-'Alamin.tp (ttp : tt) 1/20272Ahmad bin Muhammad bin Manshur al-Munir al-Iskandari,Al-Intishaf. Dar al-Abikan. (Riyadh
: 1998)73Thabaqat al-Mufasirin, Syamsuddin Muhammad bin Ali al-Daudi ( Maktabah Wahbah, Kairo :
1994) Jld. 2 hal. 314-31674Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah. tp (ttp : tt) 2/219
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
31/45
30
Guru beliau dibang sastra diantaranya Abu al-Hasan Ali bin al-Mudzafar
al-Naisaburi dan Abu Manshur al-Ashbahani. Dari ayahandanya, beliau selesai
merampungkan ahafalan al-Qurannya.
Beliau terkenal dengan kecerdasannya, keluasan ilmunya, menguasai
seluruh disiplin ilmu, mengetahui seluruh nasab orang arab. Tepatnya pada usia
30, beliau sudah menjadi ulama terkemuka di Khurasan dan Khawarizm sehingga
beliau menjadi rujukan utama pada bidang sastra, tafsir dan nahwu. Ke-
muktazilahan al-Zamakhsyari dalam tafsirnya memberi gambaran kecerdasan dan
ketajaman pikirannya dalam meracik penafsiran yang mendukung dan
menguatkan madzhabnya.75Sehingga menjadikannya salah satu tokoh muktazilah
terkemuka, kendati salah satu kakinya patah. Karena pada masa kana-kanak,
beliau pernah menangkap seekor burung lalu mengikat kakinya dengan benang.
Kemudian ia lepaskan terbang dan masuk satu lubang lalu ia tarik benang itu dan
patahlah kaki burung tersebut. Karena hal ini ibundanya merasakan rasa sakit.
Lalu ibunya berdoa agar Allah mematahkan kaki al-Zamakhsyari sebagaimana ia
mematahkan kaki burung. Al-Zamakhsyari jatuh dari kendaraan dan kakinya
patah ketika ia menuntut ilmu ke kota Bukhara.76Beliau juga seorang penganut
mu'tazilah tulen dan menganut madzhab hanafi di bidang fikih.
Ia juga pernah mengunjungi Khurasan sampai-sampai setiap ia
mengunjungi suatu kota orang-orang berduyun untuk berguru padanya.
Beliau memiliki banyak karya diantaranya ;
1. Al-Kasyaf, di bidang tafsir.2.
Al-Faiq, di bidang hadits
3. Asas al-Balaghah4. Al-Mufashil, keduanya di bidang nahwu5. Al-Maqamat,6. Al-Mustaqhsa fi al-Amtsal
75Manna' al-Qathan,Mabahits fi Ulum al-Quran. Maktabah Wahbah (Kairo : 2000) 35876Mushtafa Dib al-Bagha & Muhyidin Dib Matu,Al-Wadhih fi Ulum al-Quran. Dar al-Kalam al-Thayib (Damasykus : 1998)244
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
32/45
31
7. Rabi' al-Abrar8. Fushush al-Akhbar, di bidang hikayat9. Mutasyabih asmaa' al-Ruwaah,10.Athwaq al-dzahab11.Shamim al-'Arabiyah12.Syarh Abyat al-Kitab13.Al-anmudzaj fi al-Nahw14.Syarh Ba'dh Musykilat al-Mufashil15.Al-Ahaaji al-Nahwiyah16.Al-Raidh fi al-Faraidh17.Al-Minhaj fi al-Ushul18.Al-Qisthas fi al-Arudh19.Al-Nashaih al-Kibar20.Al-Nashaih al-Shigar21.Dhaallah al-Naasyid22.Al-Mufrad fi al-Nahw23.Ruus al-Masail fi al-Fiqh24.Mu'jam al-Hudud25.Muqaddimah al-Adab26.Sawair al-Amtsal27.Diwan al-Tamatsul28.Syaqaiq al-Nu'man29.Syafi al-'Ayy min Kalam al-Syafi'i30.Diwan al-Rasail31.
Diwan al-Syi'r
32.Al-Risalah al-Nashihah33.Al-Amali fi kulli Fann34.Dan lain-lain.
Menurut beberapa pakar sejarah, al-Zamakhsyari ialah sosok yang saleh,
menjauhi perkara syubhat, rendah diri, sering menasehati pemimpin untuk berlaku
adil. Ibnu Hajar sampai mengatakan, "Al-Zamakhsyari ialah orang saleh, tapi
sayangnya ia penganut muktazilah".
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
33/45
32
Pada usia 45 tahun, beliau menderita sakit yang hampir membuatnya
meninggal dunia. Akan tetapi Allah swt berkehendak lain, beliau pun sembuh.
Semenjak itu beliau ingin mengasingkan diri dari khalayak ramai dan lebih
memilih untuk fokus mengabdi pada ilmu dengan menulis.77Perlu diketahui juga,
beliau adalah salah satu ulama yang membujang sepanjang hidupnya atau dengan
kata lain beliau tidak menikah.78
Beliau meninggal pada malam Sembilan Dzulhijjah tahun 538 Hijriah di
desa Jurjaniyah kawasan Khawarizm.
Gubahan syair beliau ;
Berapa banyak karya-karya tafsir di dunia
Al-Kassyaf tak ada yang bandingannya
Petunjuk kau dapatkan jika kau membacanya
laksana orang sakit mendapatkan obatnya
E. Tafsir Tanzih al-Quran an al-Matha'in
Kitab ini sejatinya tidak bisa disebut kitab tafsir karena semua muatannya
hanya pernyataan dan tafsiran yang mendukung madzhab muktazilah. Oleh karena
itu kitab ini tidak menafsirkan semua ayat al-Quran. Akan tetapi hanya
menafsirkan ayat-ayat yang dapat ditakwil sesuai pemahaman dan keyakinan
kelompoknya seperti al-Zamakhsyari.
Tanzih al-Quran an al-Matha'in mencakup masalah-masalah yang disusun
secara sistematis dengan menggunakan metode tanya jawab sebagaimana al-
77Shaleh Abdul Fatah al-Khalidi, Ta'rif al-Darisin bi Manahij al-Mufassirin. Dar al-Qalam(Damasykus : 2008) 53478Abdul Fatah Abu Ghadah, Al-'Ulama al-'Uzza.Maktabah al-Mathbu'ah al-Islamiyah (Alleppo :1982) 70
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
34/45
33
Kasysyaf. Masalah-masalah yang dibahas tidak lepas dari dua sisi. Yaitu sisi
bahasa arab ataupun sisi permasalahan ayat yang bertentangan dengan
pemahaman muktazilah. Karya ini juga memuat banyak faedah meski sangat
kental dengan nuansa fanatisme madzhab.79
Dalam mukadimah penulis kitab Tanzih al-Quran an al-Matha'in
mengatakan bahwa al-Quran hanya bermanfaat dengan cara mengetahui makna-
makna yang dikandungnya dan memisahkan antara ayat muhkamdan mutasyabih.
Tidak sedikit orang yang menjadi sesat lantaran ia berpegang teguh dengan ayat
mutasyabihdengan meyakini bahwa batu, tanah liat, burung dan binatang ternak
bertasbih. Mereka memahaminya dari Qs al-Hasyr, 1 ;
Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi.
Siapapun yang meyakini demikian tidak akan mendapat manfaat dari al-
Quran yang ia baca. Kami pun telah menulis kitab yang memuat pemisahan antara
ayat muhkam dan mutasyabihatdengan menyebutkan surah secara berurutan. Di
dalamnya kami menerangkan makna yang terkandung dari ayat mutasyabihat
disertai penjelasan tentang kesalahan beberapa kelompok dalam
menafsirkannya.80
Berdasarkan pembahasan yang ada dalam Tanzih al-Quran an al-Matha'in
hanya ada dua masalah, kebahasaan dan kepercayaan. Penulis akan memaparkan
keduanya.
E.I. Pembahasan Beberapa Masalah Kebahasaan
Dalam konteks kebahasaan, penyajian kitab ini sama halnya dengan kitab-
kitab tafsir pada umunya. Tidak sedikit pembahasan kebahasaan yang dimuat
dalam karya ini. Diantaranya ;
79Muhammad Abdul Adzhim al-Zurqani,Manahil al-'Irfan fi Ulum al-Quran. Dar al-Kitab al-
Arabi (Beirut : 1995) Jld. 2 H.6380Abdul Jabar bin Ahmad al-Hamdani, Tanzih al-Quran an al-Matha'in. tp (ttp :tt) 3 & 4
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
35/45
34
1) Surah al-Baqarah, 2.
Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
Tanzih : "jika ada yang bertanya : 'mengapa Allah menggunakan redaksi dzalik
al-Kitab, tidak menggunakan redaksi hadza al-Kitab. Makajawabannya: 'Allahswt telah menjanjikan Nabi saw untuk menurunkan baginya kitab yang tidak bisa
dihapus oleh air. Maka ketika ayat ini turun, Allah menggunakan redaksi dzalik
al-Kitab. Ini berarti 'penurunan kitab untuk memenuhi janji yang dulu itu'. Kalau
saja menggunakan redaksi hadzamaka akan hilang kesan janji Allah tersebut"."jika ada orang yang bertanya : 'apa arti dari la rayba fih, padahal masih ada
orang yang meragukannya. Bagaimana ketidak ada raguan itu bisa dibenarkan.
Jika ketidak ada raguan itu hanya untukku dan bagi orang yang mengetahuinya,
maka tidak ada gunanya menyebutkan la rayba fih, '. Jawaban kami : 'yang
dimaksudkan disini adalah kitab ini benar dan harusnya tidak ada yang
meragukannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan seseorang yang ingin
menerangkan sesuatu sehingga bisa meyakinkan lawannya. Orang itu
mengucapkan, perkara ini sudah jelas layaknya matahari dan tidak ada keraguan
lagi padanya. Kendati sang lawan mendustakan dan masih meragukan'.81
2) Surah Hud, 17.
Apakah orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhannya, dan
diikuti pula oleh seorang saksi Muhammad dari Allah.
Tanzih : jika ada yang bertanya, 'mengapa pada penggalan ayat, afaman kana
'ala bayyinah min rabbih wa yatluhu syahidun minhudisebutkan mubtadatanpa
menyebutkan khabar-nya.82 Apa faedahnya'. Jawabannya, 'khabar tidak
81Abdul Jabar bin Ahmad al-Hamdani, Tanzih al-Quran an al-Matha'in. tp (ttp :tt) 6 &782Mubtada' dan khabar ialah dua kata benda yang terhimpun agar menjadi kalimat sempurna.Mubtada ialah yang diterangkan. Sedangkan khabar ialah yang menerangkan.
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
36/45
35
disebutkan karena sudah bisa difaham dan maklum. Yang dimaksud ialah apakah
orang yang mempunyai sifat diatas seperti orang kafir yang tidak mau beribadah
pada Allah'.
3) Surah al-Furqan, 15.
Katakanlah, Apa azab yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal.
Tanzih : jika ada yang bertanya mengenai ayat diatas, 'bagaimana bisa azab
neraka itu baik, padahal di sana tidak ada kebaikan. Jawabannya, 'yang
dimaksud ialah mana diantara keduanya yang baik'.
Demikian sebagian penafsiran dan jawaban al-Qadhi mengenai ayat dari
sisi susunan bahasa.
E.II. Pembahasan Akidah Muktazilah
Pembahasan di sini akan membahas beberapa masalah pada ayat yang
secara lahir nampak bertentangan dengan keyakinan muktazilah. Kemudian Al-
Qadhi Abdul Jabar akan menjawab masalah-masalah itu sehingga nampak tidak
bertentangan. Diantaranya yaitu ;
a. Hidayah dan Kesesatan
Di atas telah disebutkan bahwa muktazilah meyakini hidayah dan
kesesatan berasal dari manusia itu sendiri. Di sini al-Qadhi metakwil ayat yangmenyebutkan penyandaran hidayah dan kesesatan berasal dari Allah agar sesuai
dengan faham muktazilah.
Mushtafa al-Ghalayayni,Jami' al-Durus al-Arabiyah. tp (ttp : tt) 57
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
37/45
36
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan
mereka ditutup.Qs Al-Baqarah, 7.
Tanzih: Beberapa orang bertanya, 'Allah telah berfirman (sebagaimana ayat diatas). Ini mengindikasikan bahwa Allah mencegah hamba-Nya untuk beriman.
Hal ini menyalahi keyakinan madzhab kalian. Bagaimana takwil ayat ini'. Dalam
permasalahan ini ulama memiliki dua jawaban. Yang pertama, Allah swt
menyerupakan mereka seperti orang yang tidak bisa melihat. Mereka tidak mau
jika Allah menyembuhkan penyakit mereka. Sebagaimana anda ingin
menerangkan hal yang benar pada seseorang. Akan tetapi ia menolak pernyataan
itu. Bisa jadi setelah itu anda mengatakan bahwa ia seperti binatang yang hatinya
telah tertutup. Dari sini bisa kita fahami bahwa Allah swt pada ayat ini telah
mengecam dan mencela mereka. Jika saja Allah itu benar mencegah mereka
untuk beriman, Dia tidak akan mengecam maupun mencela. Jawaban kedua,
penguncian yang dilakukan oleh Allah pada hati mereka mempunyai tujuan agar
malaikat mengenal bahwa mereka adalah orang-orang kafir yang tidak beriman.
Dengan demikian malaikat pun juga mengecam tindakan mereka. Pengecaman
ini berarti suatu pengharapan agar mereka mau beriman. Cara demikian lebih
mudah untuk menggiring mereka untuk meninggalkan kekufuran'.
b. Melihat Allah swt
Muktazilah meyakini bahwa melihat Allah swt di dunia maupun di akhirat
itu mustahil. Oleh karena itu al-Qadhi mentakwil Qs al-Qiyamah, 23.
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. kepada
Tuhannyalah mereka melihat.
Tanzih : jika ada orang yang mengatakan, 'ayat ini menjadi argumen yang kuat
bahwa Allah bisa dilihat kelak di akhirat'. Kami menjawab, 'orang yang meyakini
demikian ada dari dua kalangan. Kalangan pertama meyakini bahwa Allah swt
mempunyai bentuk tubuh. Kami pun tidak mengingkari jika Allah swt mampu
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
38/45
37
melihat. Akan tetapi mereka mengatakan bahwa Allah bisa berjabat tangan dan
disentuh. Maha suci Allah dari itu semua. Sesungguhnya kami meyakini bahwa
Allah tidak memiliki bentuk tubuh. Kelompok kedua meyakini Allah tidak serupa
dan tidak sama dengan apapun. Jika demikian kelompok ini harus mengakui
bahwa Allah itu tidak bisa dilihat. Karena 'melihat' itu adalah pandangan mata
normal ke arah sesuatu yang memiliki bentuk. Berlandaskan ini maka kita harus
mentakwil 'melihat' dengan melihat dan menunggu pahala'.
c. Tindakan Manusia
Diantara kepercayaan muktazilah, meyakini bahwa tindakan dan perbuatan
manusia itu berasal dari manusia itu sendiri dan bukan ciptaan Allah.
Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi
Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu
melempar, tetapi Allah-lah yang melempar.
Tanzih : ada yang bertanya, 'jika melihat ayat ini bagaimana bisa dibenarkan
orang yang menyatakan bahwa Allah tidak menciptakan perbuatan hamba-Nya'.
Jawabannya, 'ketika perang badar, Nabi saw melempar dan memanah. Allah lah
yang menepatkan lemparan itu sehingga mengenai musuh dan tepat pada sasaran.
Oleh karena itu Allah menyandarkan lemparan kepada diri-Nya. Sebagaimana
menyandarkannya pada Nabi saw. Alhamdulillah ayat ini bisa dimengerti'.
d. Manzilah Baina al-Manzilatain
Pendosa besar dalam pandangan muktazilah bukan termasuk golongan
orang mukmin maupun kafir. Akan tetapi menempati manzilah baina al-
Manzilatain.
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
39/45
38
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari
rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman
dengan sebenar-benarnya.
Al-Qadhi Abdul Jabar menafsiri : 'ayat-ayat diatas mengindikasikan bahwa
keimanan ialah ucapan dan perbuatan baik seperti ketaatan-ketaatan yang
disebutkan dalam ayat. Seseorang tidak dikatakan mukmin jika ia tidak
menjalankan ibadah. Siapapun yang terjerumus dalam dosa besar maka ia sudah
keluar dari area keimanan'.
f. Penggunaan Majaz dan Tasybih
Tentunya ada beberapa ayat dalam al-Quran yang secara dzahir nampak
aneh dan seperti mustahil. Di sini al-Qadhi mempunyai penafsiran yang jauh dari
makna dzahirnya sehingga tidak nampak aneh dengan menggunakan majaz dan
tasybih.
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
40/45
39
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuban kami), Kami menjadi saksi".
Tanzih: 'Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa seluruh manusia telah membuat
perjanjian sebelum adanya Adam as, bagaimana hal itu bisa dibenarkan'.
Jawabannya, 'para perawi salah dalam periwayatan mereka, sangat mustahil
sekali mereka berjanji sedangkan mereka masih berbentuk embrio yang tidak
memiliki kehidupan dan akal. Perjanjian tidak sah kecuali bagi orang yang
memiliki akal. Maksud ayat ini adalah Allah telah mengeluarkan manusia dari
sulbi mereka dalam keadaan memiliki akal yang sempurna. Sehingga mereka
mengambil janji dan bersaksi'.
Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) Para Malaikat
karena takut kepada-Nya,
Tanzih: 'apa arti ayat di atas. Bagaimana bisa guruh itu bertasbih'. Jawabannya,
'yang dimaksud dalam ayat ini ialah guruh dan suara yang dahsyat sebagai
indikator adanya kekuasaan dan kesucian Allah. Oleh karena itu Allah juga
menyatakan dalam Qs al-Hadid, 1. Dan ini berarti semua mengakui kesucian Allah
dari semua yang tidak pantas bagi-Nya. Lalu Allah membedakan guruh itu dengan
lanjutan ayat, wa al-Malaikatu min khifatihi' dan Qs, al-Ra'd 15, yang berati semua
tunduk. Akan ketundukan mereka berbeda-beda sebab ketundukan dari seorang
yang sudah dibebani hukum dengan ketundukan terpaksa dari yang tidak dibebani
hukum itu berbeda. Meski ini sama-sama tunduk dan sujud tetapi itu berbeda.
Kitab Tanzih al-Quran an al-Matha'in ini hanya satu buah jilid saja dan
telah banyak tersebar di kalangan ulama.
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
41/45
40
F. Sekelumit Tentang Al-Qadhi Abdul Jabar
Abu Al-Hasan Abdul Jabar bin Ahmad bin Abdul Jabar al-Hamdani al-
Istiraabadi wafat di kawasan Ray pada bulan Dzulqa'dah 415 H. Beliaumembidangi beberapa disiplin ilmu seperti fikih, ushul fikih, ilmu kalam, hingga
tafsir. Karena kedalaman ilmunya beliau diangkat sebagai qadhi atau bisa disebut
hakim pada kawasan Ray. Beliau juga mendapat jabatan Qadhi al-Qudhahyaitu
hakim agung pada masanya.
Pada awal perjalanannya, Abdul Jabar bermadzhabkan asy'ari dalam
akidah dan syafi'i dalam bidang fikih. Akan tetapi seiring berjalannya waktu
beliau banyak menghadiri majlis diskusi dan debat hingga ia berpindah menjadi
madzhab muktazilah. Beliau pun juga sampai menjadi pemimpin dan ulama
rujukan muktazilah pada akhir abad keempat sampai awal abad kelima hijriah.83
Beliau juga memiliki beberapa karya kepenulisan diantaranya ;
Al-Khilaf wa al-Wifaq Al-Mabsuth Al-Muhith, ketiga kitab ini dalam bidang ilmu kalam Al-Nihayah wa al-'Umdah, di bidang ushul. Nashihah al-Mutafaqqihah, di bidang nasehat. Dalail al-Nubuwah, ini karya terbesar al-Qadhi yang terdiri dua jilid,
demikian jelas Ibnu Katsir.
Tanzih al-Quran an al-Matha'in, kitab tafsir yang menjadi pembahasan dalamtulisan ini.
83Muhammad Ibrahim al-Fayumi,Al-Mu'tazilah Takwin al-'Aql al-'Arabi: A'laam wa Afkar. Daral-Fikr al-'Arabi (Kairo: 2002) 271Musa Syahin Lasyin,Al-Laali al-Hisan fi Ulum al-Quran. Dar al-Syuruq (Kairo ;2002) 345
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
42/45
41
BAB III
PENUTUP
Segala sesuatu pasti memiliki nilai positif dan negatif. Akan tetapi
bagaimana kita bisa memanfaatkan kelebihan itu dan menjauhi kekurangannya.
Muktazilah yang dinilai memiliki faham menyimpang, ternyata juga memiliki
banyak khazanah ilmu yang telah bersumbangsih bagi agama islam. Terutama
dalam bidang tafsir. Tulisan ini sedikit banyak telah menggambarkannya.
Selanjutnya kita diharapkan bisa memetik nilai positif dari karya-karya
tafsir muktazilah itu. Dengan menyelami keindahan dan kemukjizatan ayat-ayat
Tuhan. Dan juga bisa melihat ayat-ayat al-Quran dari sisi sastra dan bahasa.
Dengan tulisan sederhana ini kita juga selayaknya mampu untuk memilah
tafsir mana yang pantas untuk diambil. Sehingga kita bisa terhindar dan
menghindari penafsiran-penafsiran yang tidak sesuai dengan apa yang
dimaksudkan.
Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Dengan kerendahan hati dan segala hormat, penulis memohon saran, kritik yang
membangun. Sehingga kedepannya dapat diperbaiki segala kekurangan dan
kekeliruan.
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
43/45
42
BIBLIOGRAFI
Al-Quran al-Karim dan terjemahnya
-------,Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakaria, Maqayis al-Lughah. Ittihad al-Kitab
al-Arabi (ttp:2002)
Abu Ghadah, Abdul Fatah. Al-'Ulama al-'Uzza. Maktabah al-Mathbu'ah al-
Islamiyah (Alleppo : 1982)
Abu Hayyan, Muhammad bin Yusuf bin Ali bin Hayan. Tafsir al-Bahru al-
Muhith. tp (ttp : tt)
Abu Syuhbah, Muhammad. Al-Israiliyat wa al-Maudhu'at fi kutub al-Tafsir.
Maktabah al-Sunnah (ttp : 1408 H)
Abu Zahrah, Muhammad. Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah. Dar al-Fikr al-Arabi
(Kairo :1996)
al-Bukhari, Muhammad bin Isma'il. Shahih al-Bukhari. tp (ttp :tt)
al-Damanhuri, Ahmad. Syarh al-Lubb al-Mashun 'ala al-Jauhar al-Maknun.
Maktabah al-Hidayah (Surabaya : tt)
al-Daudi, Syamsuddin Muhammad bin Ali. Thabaqat al-Mufasirin ( Maktabah
Wahbah, Kairo : 1994)
al-Dzahabi, Muhammad Husain. Al-Tafsir wa al-Mufasirun. Dar al-Hadits
(Kairo:2005)
al-Fayumi, Muhammad Ibrahim. Al-Mu'tazilah Takwin al-'Aql al-'Arabi: A'laam
wa Afkar. Dar al-Fikr al-'Arabi (Kairo: 2002)
al-Ghamidi, Saleh. al-Masail al-I'tizaliyah fi Tafsir al-Kasyaf fi Dhoui kitab al-
Inshaf. Dar al-'andalus (Riyadh : 1998)
al-Ghimari, Abdullah Muhammad. Bida' al-Tafasir. Dar al-Rasyad al-Haditsah
(Casablanca : 1986)
al-Hamdani, Abdul Jabar bin Ahmad. Tanzih al-Qur'an 'an al-Matha'in. tp (ttp :tt)al-Iskandari, Ahmad bin Muhammad bin M'anshur al-Munir. Al-Intishaf. Dar al-
Abikan. (Riyadh : 1998)
al-Jauzi, Ibnu al-Qayyim.I'lam al-Muwaqqi'in an Rabb al-'Alamin.tp (ttp : tt)
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
44/45
43
al-Khalidi, Shaleh Abdul Fatah. Ta'rif al-Darisin bi Manahij al-Mufassirin. Dar
al-Qalam (Damasykus : 2008)
al-Khayath, Abu al-Has'an. al-Intishar.
al-Maliki, Muhammad Alawy. Mafahim Yajib 'an Tushahhah. Dar al-Kutub al-
Ilmiyah (Beirut : 2009)
al-Maliki, Muhammad Alawy. M'anhaj al-Salaf fi Fahm al-Nushush. Maktabah
al-Ashriya (Shaida : 2008)
al-Murtadha, Al-Syarif.Amaali al-Murtadha. tp (ttp :tt)
al-Qath'an,Manna'.Mabahits fi Ulum al-Qur'an. Maktabah Wahbah (Kairo : 2000)
al-Shabbagh, Muhammad bin Luthfi.Lamahat fi Ulum al-Qur'an wa Ittijahat al-
Tafsir. Al-Maktab al-Islami (Beirut : 1990)
al-Shabuni, Muhammad Ali. al-Tiby'an fi Ulum al-Qur'an. Dar Ihya' al-Kutub al-
Arabiyah (ttp : 1985)
al-Sulami, Muhammad bin Isa al-Tirmidzi.Al-Jami' al-Shahih Sun'an al-Tirmidzi.
Dar Ihya al-Turats al-Arabi (Beirut : tt)
al-Zabidi, Kawakib Mahmud Husain.Atsar Ma''ani al-Qur'an li al-Akhfasy fi al-
Kasysyaf. tp (ttp :2004)
al-Zafzaf, Muhammad.Al-Ta'rif bi al-Qur'an wa al-Hadits. tp (ttp ; tt)
al-Zamakhsyari, Mahmud. al-Kasysyaf 'an Haqaiq Ghawamidh al-Tanzil wa
'Uyun al-Aqawil. Maktabah al-Abik'an (Riyadh: 1998)
al-Zarkasyi, Badr al-Din Muhammad bin Abdullah. al-Burh'an fi Ulum al-Qur'an.
Dar al-Turats (Kairo:tt)
al-Zurq'ani, Muhammad Abd al-Adzim. M'anahil al-'Irf'an fi Ulum al-Qur'an.
Dar al-Kitab al-Arabi (Beirut : 1995)
Ayub, Has'an. Al-Hadits fi Ulum al-Qur'an wa al-Hadits. Dar as-Salam (Kairo:2002)
D Hidayat,Balaghah Untuk Semua. Karya Toha Putra (Semar'ang : tt)
Ensures, Ingtas Gold. Madzahib al-Tafsir al-Islami. Sunnah al-Muhammadiyah
(Kairo : 1955)
Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah. tp (ttp : tt)
Ibnu Khaldun, Abdurrahm'an bin Muhammad. Muqaddimah Ibnu Khaldun. Dar
Ya'rub (Damaskus : 2004)
5/21/2018 Mengenal Lebih Dekat Tafsir Muktazilah
45/45
44
Ibnu Khalkan, Ahmad bin Muhammad. Wafayat al-A'y'an wa 'anba' Abna I al-
Zam'an. Dar Shadir (Beirut : 1994)
Ibrahim Mushtafa dkk,Al-Mu'jam al-Wasith. tp (ttp:tt)
Kementeri'an Agama RI, Mukadimah al-Qur'an d'an Tafsirnya. Tp. (Jakrta :
2008)
Khalifah, Haji.Kasyf al-Dzhunnun. tp (ttp : tt)
Lasyin,Musa Syahin.Al-Laali al-His'an fi Ulum al-Qur'an. Dar al-Syuruq (Kairo
;2002)
Mushtafa al-Ghalayayni,Jami' al-Durus al-Arabiyah. tp (ttp : tt)
Mushtafa Dib al-Bagha & Muhyidin Dib Matu,Al-Wadhih fi Ulum al-Qur'an. Dar
al-Kalam al-Thayib (Damasykus : 1998)
Shihab, M Quraish.Membumik'an al-Qur'an Jilid 2. Lentera Hati (Jakrta : 2010)
Syahata, Abdullah Mahmud. Ulum al-Qur'an. Dar Gharib (Kairo :2002)
Ya'qub, Thahir Mahmud Muhammad. Asbab al-Khatha' fi al-Tafsir. Dar Ibnu al-
Jauzi (Riyadh : 1425 H)
Yatim, Badri. Sejarah Perbeda'an Islam. Rajawali (Jakarta : 2011)