Post on 25-May-2015
description
Seri Manual Pengem
bangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap A
Pengenalan Program dan Pem
bentukan Pokja Sanitasi KotaTTPS
Jl. RP Soeroso No. 50 Jakarta 10350Telepon: (62-21) 319 3909, Faks: (62-21) 3924113sekretariat@sanitasi.or.id l www.sanitasi.or.id
Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) adalah wadah adhoc inter-departemen yang bertugas mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pembangunan sanitasi serta merumuskanarah kebijakan strategi pembangunan sanitasi nasional. TTPS beranggotakan perwakilan dari Bappenas. Departemen Dalam Negeri, Departemen Kesehatan,
Departemen Keuangan, Kementrian Negara Perumahan Rakyat, Departemen Perindustrian, Kementrian Lingkungan Hidup, Departemen Pekerjaan Umum.
Tahap CPenyusunan DokumenStrategi Sanitasi Kota
Seri ManualPengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan
2010
Seri Manual Pengem
bangan Strategi Sanitasi Perktaan | Tahap C - Penyusunan Dokum
en Strategi Sanitasi Kota
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
ipendahuluan | Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Tahap CPenyusunan DokumenStrategi Sanitasi Kota
2010
Seri ManualPengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
ii
Dokumen ini disusun oleh Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP), yang merupakan subprogram dari Water and Sanitation Program (WASAP), sebuah Trust Fund yang didanai oleh Pemerintah Belanda dan dikelola oleh Bank Dunia. ISSDP didanai oleh Pemerintah Belanda bersama Pemerintah Swedia, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, dengan Bappenas sebagai koordinator Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), bekerja sama dengan Water and Sanitation Program - East Asia and the Pacific (WSP-EAP).
DHV B.V. bekerjasama dengan PT Mitra Lingkungan Dutaconsult (MLD), IRC International Water and Sanitation Centre, PT Arkonin Engineering, PEM Consult, dan Yayasan Indonesia Sejahtera telah memberikan beragam bantuan teknis dalam pelaksanaan ISSDP.
This document was prepared by the Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP), a sub-program of the Water and Sanitation Program (WASAP), a Dutch funded Trust Fund administered by the World Bank. ISSDP is co-funded by the Governments of the Netherlands and Sweden, and implemented by the Government of Indonesia, with Bappenas as lead agency of the Technical Team for Sanitation Development (“TTPS”), together with the World Bank’s Water and Sanitation Program - East Asia and the Pacific (WSP-EAP).
DHV B.V. in association with PT Mitra Lingkungan Dutaconsult (MLD), IRC International Water and Sanitation Centre, PT Arkonin Engineering, PEM Consult, and Yayasan Indonesia Sejahtera has provided a range of technical services to implement ISSDP.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap B - Penilaian dan Pemetaan Situasi Sanitasi Kota
Sesuai Undang-Undang No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa urusan kesehatan dalam sektor sanitasi menjadi urusan wajib Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sehubungan dengan kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas peran Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota supaya mampu membuat peta kondisi sanitasi, merancang kebutuhannya, implementasi, operasi dan pemeliharaan, serta monitoring dan evaluasi.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, maka disusunlah Buku Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan berdasarkan pengalaman yang diperoleh di kota Blitar, Surakarta, Banjarmasin, Denpasar, Payakumbuh, Jambi, Tegal, Pekalongan, Batu, Kediri, Padang dan Bukittinggi. Buku Manual ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi dalam pembangunan sanitasi di kota dan kawasan perkotaan, dengan memerhatikan empat ciri pendekatan yang dikembangkan, yaitu: a) dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kota sendiri secara terintegrasi; b) skala kota; c) menggabungkan pendekatan top-down dan bottom-up; dan d) didasarkan kondisi aktual (existing condition).
Buku manual ini terdiri dari lima modul, yang secara berurutan adalah sebagai berikut:
Buku Manual Tahap A merupakan panduan terhadap tahapan proses yang dilakukan untuk bisa menghasilkan rencana strategi sanitasi perkotaan. Tahap A merupakan tahapan advokasi untuk memperoleh komitmen Pemerintah Daerah terhadap pembangunan sanitasi dalam bentuk pendanaan dan sumber daya pendukung lainnya, termasuk dibentuknya Pokja Sanitasi Kota.Buku Manual Tahap B berisi petunjuk penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota yang berisi penilaian dan pemetaan sanitasi kota. Kegiatan ini penting karena menjadi basis untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kota. Melihat pada kenyataan bahwa secara umum database sanitasi di perkotaan masih sangat lemah, dalam manual ini dikembangkan beberapa cara untuk memperoleh informasi mendalam baik menyangkut aspek teknis maupun non-teknis.Buku Manual Tahap C memberikan langkah-langkah logis untuk menyusun Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang juga disiapkan berdasarkan pengalaman di kota-kota mitra ISSDP dan dilakukan peningkatan dan penyesuaian.Buku Manual Tahap D memberikan arahan untuk menyusun Rencana Tindak Sanitasi berdasarkan daftar panjang yang sudah disusun pada tahap C. Di tahap ini dibutuhkan komunikasi yang efektif antara Pokja Sanitasi Kota dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah, Panitia Anggaran DPRD, Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS guna memastikan ketersediaan sumber dana pembangunan sanitasi.Buku Manual Tahap E merupakan tahap terakhir panduan proses penyusunan SSK yang disusun untuk memandu Pokja Sanitasi Kota pada saat melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SSK. Kegiatan pemantauan dan evaluasi ini berkaitan dengan tiga pokok pikir, yaitu: capaian pelaksanaan kegiatan, capaian strategis dan perencanaan, serta pengambilan keputusan.
Dengan adanya manual ini, Pokja Sanitasi Kota, yang difasilitasi Fasilitator Kota, akan memperoleh petunjuk yang jelas untuk menyiapkan berbagai produk terkait dengan penyusunan SSK melalui proses yang menjamin terbentuknya rasa memiliki pada produk yang dihasilkan.
Dengan diterbitkannya Buku Manual ini, diharapkan Pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui kinerja Pokja Sanitasi mampu meningkatkan kualitas layanan sanitasi sehingga dapat memenuhi upaya pencapaian target pembangunan sanitasi, khususnya pencapaian target Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman dan Millennium Development Goals (MDGs).
Ketua Pokja TTPS Ketua Tim Teknis Pembangunan SanitasiBidang Teknis (TTPS)
Susmono Budi HidayatDirektur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Direktur Permukiman dan PerumahanDirektorat Jenderal Cipta Karya Deputi Bidang Sarana dan PrasaranaKementerian Pekerjaan Umum Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
iii
Pengantar
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
iv
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
v
Daftar Isi
Pengantar .......................... ......................................................................................................................................................................................................... iii
Daftar Singkatan .......................... ........................................................................................................................................................................................vii
Pendahuluan – Tahap C Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota .................................................................................................1Diagram Alir Penyiapan Strategi Sanitasi Kota .......................................................................................................................................................3
CA-01 Kaji Buku Putih & Rujukan Lainnya ...................................................................................................................................................................7CA-02 Formulasi Konsep Visi dan Misi Sanitasi Kota .........................................................................................................................................11CA-03 Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah ...........................................................................................................................................15CA-04 Penetapan Tujuan dan Sasaran ..........................................................................................................................................................................21CA-05 Penetapan Sistem & Zona Sanitasi ...................................................................................................................................................................27CA-06 Penetapan Tingkat Layanan Sanitasi ..............................................................................................................................................................33CA-07 Pertemuan Konsultasi dengan Kelurahan ...................................................................................................................................................39CA-08 Identifikasi Isu-isu Strategis dan Kemungkinan Hambatan .............................................................................................................45CA-09 Perumusan Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kota ......................................................................................................................49CA-10 Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah ...........................................................................................................................................53CA-11 Audiensi; Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan DPRD-Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS ..........................................57CB-01 Perumusan Strategi & Pengembangan Strategi Subsektor Serta Aspek Pendukung Layanan Sanitasi ................61CB-02 Penyiapan Program dan Kegiatan .....................................................................................................................................................................71CB-03 Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah ...........................................................................................................................................75CB-04 Penyiapan Dokumen Draf Strategi Sanitasi Kota .....................................................................................................................................79CB-05 Konsultasi Publik ..........................................................................................................................................................................................................83CB-06 Audiensi dan Lobi: Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Panitia Anggaran DPRD-Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS ...................... ....................................................................................................................................................................................................87CB-07 Lokakarya:TAPD dengan Panitia Anggaran DPRD untuk Penyelesaian Strategi Sanitasi Kota ....................................91
Lampiran ........................... ..........................................................................................................................................................................................................95
Lampiran CA-02_1 Contoh Visi dan Misi Sanitasi ...... ............................................................................................................................................97Lampiran CA-04_1 Contoh Konsep Tujuan dan Sasaran ..................................................................................................................................99Lampiran CA-05_1 Aspek yang Berperan Dalam Opsi Sistem dan Opsi Teknologi .........................................................................103Lampiran CB-01_1 Penyusunan Program dan Kegiatan ...................................................................................................................................109Lampiran CB-05_1 Draf Outline: Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) ................................................................................................119 Colophon .......................... ...........................................................................................................................................................................................................123
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
vi pendahuluan | Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
viipendahuluan | Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
3R : Reduce, Reuse and RecycleAMPL : Air Minum dan Penyehatan LingkunganAPBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAPBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraB3 : Bahan Berbahaya dan BeracunBAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan DaerahBAPPERMAS : Badan Pemberdayaan MasyarakatBLH : Badan Lingkungan HidupBOD : Biochemical Oxygen DemandCF : City FacilitatorCSR : Corporate Social ResponsibilityDED : Detailed Engineering DesignDiskes : Dinas KesehatanDiskom : Dinas KomunikasiDPRD : Dewan Perwakilan Rakyat DaerahDSS : Diagram Sistem SanitasiEHRA : Environment and Health Risk AssessmentHAM : Hak Asasi ManusiaIADB : Inter-American Development BankIPAL : Instalasi Pengolahan Air LimbahIPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur TinjaKLH : Kementerian Lingkungan HidupKUA : Kebijakan Umum AnggaranLSM : Lembaga Swadaya MasyarakatMCK : Mandi, Cuci dan KakusMDGs : Millennium Development GoalsMPA : Methodology for Participatory AssessmentNSPK : Norma, Standar, Pedoman, dan KriteriaPAHO : Pan American Health OrganizationPDAM : Perusahaan Daerah Air MinumPHBS : Perilaku Hidup Bersih dan SehatPMTAS : Program Makanan Tambahan Anak SekolahPokja : Kelompok KerjaPPAS : Prioritas Plafon Anggaran SementaraPU : Pekerjaan UmumRAPBD : Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja DaerahRDTR : Rencana Detail Tata Ruang RDTRK : Rencana Detail Tata Ruang KotaRenstra : Rencana StrategisRKA : Rencana Kerja AnggaranRKPD : Rencana Kerja Pemerintah DaerahRPIJM : Rencana Program Investasi Jangka MenengahRPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah RT : Rukun Tetangga
Daftar Singkatan
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
viii pendahuluan | Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
RW : Rukun WargaSK : Surat KeputusanSKPD : Satuan Kerja Perangkat DaerahSMA : Sekolah Menengah AtasSMART : Specific, Measurable, Attainable, Realistic and Time-boundSPM : Standar Pelayanan MinimumSSK : Strategi Sanitasi KotaSub-DAS : Sub-Daerah Aliran SungaiSWOT : Strength Weakness Opportunity ThreatTAPD : Tim Anggaran Pemerintah DaerahTK : Taman Kanak-kanakTPA : Tempat Pemrosesan AkhirTPS : Tempat Penampungan SementaraTPST : Tempat Pengolahan Sampah TerpaduTTPS : Tim Teknis Pembangunan SanitasiUKS : Unit Koperasi SekolahUSAID : United States Agency for International DevelopmentUU : Undang-Undang
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
1pendahuluan | Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
pendahuluan - Tahap CPenyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota merupakan bagian ketiga dari rangkaian proses Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan, yang terdiri dari lima tahapan yakni:
Tahap A:Pengenalan Program dan Pembentukan Pokja Sanitasi Kota
Tahap B:Penilaian dan Pemetaan Situasi Sanitasi Kota (Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota)
Tahap C:Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Tahap D:Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Tahap E:Pemantauan/Monitoring dan Evaluasi
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
2 pendahuluan | Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Sebagaimana panduan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota, panduan penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) disusun berdasarkan berbagai teori, petunjuk-petunjuk Pemerintah Pusat, dan berbagai pengalaman yang diperoleh selama mendampingi beberapa kota untuk menyusun Strategi Sanitasi Kota (SSK).
Panduan ini berupaya mendorong terciptanya dialog interaktif di antara para anggota Pokja Sanitasi Kota dan akhirnya mendorong proses pengembangan kapasitas. Selain itu, proses yang dibangun melalui Manual ini dimaksudkan juga agar Pokja punya rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah disusunnya bersama-sama.
Pada awal program, panduan yang disusun masih bersifat sementara. Kualitas SSK yang dihasilkan oleh kota-kota pun mungkin masih belum memadai, terutama dari sudut pandang akademis. Tetapi yang terpenting adalah bahwa Pokja sudah mampu bekerja sama (termasuk belajar bersama) untuk menghasilkan sebuah rencana strategis yang terintegrasi. Ini adalah prestasi yang sangat tinggi, mengingat hal tersebut selama ini sukar dijalankan. Panduan penyusunan SSK ini di antaranya juga memuat pengalaman-pengalaman Pokja Sanitasi Kota.
Beberapa pengujian lapangan telah dilakukan untuk menyempurnakan manual ini, sehingga pada akhirnya manual ini benar-benar menjadi sebuah sebuah panduan praktis.
Walaupun panduan ini dicoba disusun selengkap mungkin, tetapi selalu ada hal-hal yang sukar dituliskan di sini. Terutama menyangkut pengetahuan yang hanya bisa diperoleh berdasarkan pengalaman. Karena itu, keberadaan Manual saja tidak cukup. Pokja, sebagai penggunanya, masih membutuhkan bantuan seorang fasilitator dan tenaga ahli lainnya dalam proses penyusunan SSK ini. Di dalamnya, termasuk bagaimana Pokja meningkatkan kapasitasnya melalui pelatihan dan lokakarya atau bentuk transfer pengetahuan lainnya.
Sebagaimana dimaklumi, proses penyusunan SSK melewati beberapa tahapan. Pokja diharapkan melewati seluruh tahapan sebagaimana dituliskan di sini, meskipun masih ada keluwesan untuk melakukan penyesuaian pada bagian-bagian kegiatan tersebut. Gambar C-01 di halaman berikut memperlihatkan diagram proses penyusunan SSK.
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
3pendahuluan | Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
nSpK, MdGs, aturan provinsi & nasional, RpJM Kota/provinsi/nasional, zBuku putih, RTRW/RdTR, SppIp (Strategi pembangunan permukiman & Infrastruktur perkotaan), Renstra departemen terkait, Renstra SKpd, lainnya
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
4 pendahuluan | Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
5pendahuluan | Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Modul
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
6 pendahuluan | Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
7
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
• Identifikasitemuan-temuanpentingdidalamBukuPutih,
• Kesamaanpemahamantentangkondisisanitasikota,
• Kesamaanpemahamantentangrujukanlainnya,
• Jadwal,rencanakerja,danpembagiantugaspenyelesaianSSK.
Sebelum menyusun SSK, sebaiknya Pokja mengkaji ulang Buku Putih Sanitasi Kota. Beberapa orang anggota yang ditunjuk, diminta membuat ringkasan Buku Putih dan mempresentasikannya di depan para anggota lain, guna mengingatkan kembali hal-hal yang dituliskan dalam buku tersebut. Sebelum itu, anggota-anggota Pokja sebaiknya berkunjung ke lapangan untuk memastikan atau mengonfirmasi ulang, bahwa apa yang ditulis di dalam Buku Putih sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Jika ada perbedaan antara kondisi lapangan dan isi Buku Putih, Pokja bisa memperbaiki atau menambahkannya ke dalam Buku Putih.
Selanjutnya, Pokja melakukan identifikasi awal tentang isu-isu penting di dalam Buku Putih (‘temuan’), misalnya menyangkut mengapa ‘kondisi yang tidak diinginkan’ bisa terjadi. Pokja juga harus mampu mengidentifikasi berbagai kekuatan, peluang, dan ancaman yang dimiliki kota, yang tertuang di dalam Buku Putih untuk semua subsektor sanitasi. Identifikasi temuan-temuan secara cepat diharapkan dapat membantu Pokja memperoleh gambaran jelas tentang kondisi umum sanitasi di kota tersebut.
Kaji Buku Putih dan Rujukan Lainnya CA-01
KajidanBahasBukuPutih danreferensilainnya
Kaji dan Bahas Buku Putih
Kaji dan Bahas Buku referensi lainnya
BahasdanSepakati
Jadwal Kerja
Rencana Kerja dan Pembagian tugas penyelesaian SSK
KesepakatanisiBukuPutihSanitasiKotadanRujukanlainnya
KesepakatanisiBukuPutihSanitasiKotadanRujukanlainnya
8
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-01 | Kaji Buku Putih dan Rujukan Lainnya
Pokja juga perlu meninjau rujukan lain, baik rujukan untuk tingkat nasional, provinsi, maupun tingkat kota. Langkah ini ditempuh agar Pokja punya rujukan yang lebih lengkap. Sebaiknya rujukan dipertukarkan secara merata ke seluruh anggota Pokja, agar diperoleh kesamaan persepsi di antara para anggotanya.
Rujukan tersebut, di antaranya:• MilleniumDevelopmentGoals• RencanaPengembanganKota(RTRW/RDTRK)• RPJMKota,Provinsi,danNasional• RPIJM• RencanaStrategisKementerianterkait• RencanaStrategismasing-masingSKPD• Norma,Standar,Pedoman,danKriteria(NSPK)• Aturan-aturanterkaitpengembangankotadanprosesperencanaandariPemerintahPusatdanPemerintahProvinsi
(misalnya yang terkait keuangan, penganggaran dan jadwal waktunya)
Masing-masinganggotaPokjasebaiknyamenyampaikanpresentasiyangterkaitdenganmateripembahasan(misalnya:BukuPutihSanitasiKotaolehKetuaPokjaSanitasiKota,RTRWolehanggotaPokjadariBappeda,SPMolehanggotaPokjadariDinasPU,danseterusnya).AnggotaPokjayangdimintamenyampaikanpresentasi seharusnyamenguasaimateridengan baik, sehingga mampu mendorong anggota-anggota lain terlibat secara aktif.
Pada akhir pertemuan, anggota-anggota Pokja disarankan membuat kesepakatan tentang jadwal dan rencana kerja untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK).
Siapayangmelaksanakan?Pokja Sanitasi Kota dengan difasilitasi oleh fasilitator (City Facilitator atau pihak lain yang ditugaskan menjadi fasilitator).
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Diperkirakansetidaknya3kalipertemuansecaraintensif,maksimumdalamwaktu2minggu.Apabilapresentasidandiskusidilakukansecaraintensif,lamawaktusetiappertemuandisarankan2–3jamefektif.
Ringkasanlangkah-langkahpelaksanaan1. Presentasikan ringkasan Buku Putih Sanitasi Kota 2. Indentifikasikan‘temuan-temuan’pentingdidalamBukuPutih
Pokja Sanitasi Kota dapat membuat ‘back-wall’ berupa peta, diagram dan foto yang dianggap penting (dalam ukuran memadai). Semuanya untuk ditempelkan di ruang Sekretariat Pokja Sanitasi Kota, yang akan memudahkan anggota Pokja Sanitasi Kota untuk setiap saat melihat ke informasi yang ada. Hal ini juga mendorong terjadinya diskusi di antara Pokja Sanitasi Kota.
9
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-01 | Kaji Buku Putih dan Rujukan Lainnya
3. Paparkandankajirujukanlainnya4. Bahas dan dapatkan kesamaan pemahaman tentang isi dari rujukan-rujukan tersebut5. Bahas dan sepakati jadwal serta rencana kerja penyusunan SSK
Referensiterkait –
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Presentasikan ringkasan Buku Putih Sanitasi Kota
Beberapa catatan yang dapat diberikan di sini:
1. Tetapkan2-3anggotaPokjapalingaktifuntukmenyusunringkasanBukuPutih.2. Siapkanpetakota,diagram,danfotodalamukuranbesar,untukmenggambarkanlebihjelaskondisisanitasikotasaat
ini sebagaimana terekam dalam Buku Putih.3. Persiapkan kunjungan lapangan, termasuk penentuan lokasi, waktunya, dan pendokumentasian kunjungan
tersebut.4. Dalam pertemuan, diskusikan ringkasan dan hasil kunjungan lapangan dengan anggota-anggota Pokja untuk
mendapatkan pemahaman bersama.
Langkah2:Identifikasikan ‘temuan-temuan’ penting yang ada di Buku Putih untuk setiap subsektor
Langkah iniditempuh terutamauntukmendapatkangambaranutuh tentangkondisi sanitasi kota.Misalnya,denganmengidentifikasi ‘kelemahan’ Pemerintah Kota menyangkut terjadinya ‘kondisi yang tidak diinginkan’ saat ini. Selanjutnya, Pokja bisa mengidentifikasi kekuatan, peluang dan ancaman yang dimiliki kota untuk setiap subsektor. Pada akhirnya, anggota-anggota Pokja bisa memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi aktual sanitasi kota.
Gunakan ‘Diagram Sistem Sanitasi’ dan peta kota untuk menjelaskan kondisi sanitasi saat ini, berdasarkan tinjauan berbagai aspek terkait. Tampilkan juga foto-foto kondisi sanitasi spesifik untuk setiap kecamatan atau kelurahan.
10
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-01 | Kaji Buku Putih dan Rujukan Lainnya
Langkah3:Paparkan dan kaji rujukan lainnya
Catatan yang bisa diberikan di sini:1. Sebelumnya, lakukan pembagian tugas untuk presentasi materi-materi referensi pada anggota Pokja terkait (misalnya:
BukuPutihSanitasiKotaolehKetuaPokjaSanitasiKota,RTRWolehanggotaPokjaSanitasiKotadariBappeda,SPMolehanggotaPokjadariDinasPU,danlainnya).
2. Setiap anggota yang ditunjuk bertanggung jawab menyiapkan bahan presentasi. Diharapkan petugas tersebutmenguasai materi yang akan dipresentasikan dan menjadi nara sumber bagi anggota-anggota lainnya.
3. Bahas bersama seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota untukmendapatkan kesepahaman tentang rujukan-rujukantersebut, yang nantinya menjadi dasar bagi pembangunan sanitasi di kota.
Langkah3:Bahas dan sepakati jadwal dan rencana kerja penyusunan SSK
Catatan yang bisa diberikan di sini adalah sebagai berikut:1. SepakatiTahunAnggaran,dimanaakandilakukanpenganggarandanimplementasirencanayangtertuangdalam
Strategi Sanitasi Kota.2. Sepakati jadwal penyelesaiammya dengan memerhatikan proses penyusunan SSK sebagaimana tertera dalam
diagram proses penyusunan SSK, sepakati jadwal penyelesaiannya.3. SusunrencanakerjaPokjadanpembagiantugasnya.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCA-01oTerselenggaranyapresentasiringkasanBukuPutihSanitasiKota
oTeridentifikasinyaSWOTawal
oTerselenggaranyakajianrujukanlainnya
oTersusunnyarencanakerjauntukpenyusunanSSK
11
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
FormulasiKonsepVisidanMisiSanitasi CA-02
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
Disepakatinyakonsepvisidanmisisanitasikota.
Untukmenyusunvisidanmisisanitasikota,acuanutamayangdigunakanadalahvisidanmisikota,disampingrujukanlaindariProvinsidanPusat.DibeberapaprovinsiyangmenjalankanprogramAirMinumdanPenyehatanLingkungan(AMPL),visidanmisiAMPLProvinsitersebutbisajugadijadikanacuanuntukmenyusunvisidanmisisanitasikota.Demikianjugavisi dan misi sanitasi Pemerintah Pusat yang saat ini sedang disusun, nantinya dapat pula digunakan sebagai acuan.
Visidanmisisanitasikotaumumnyabelumdinyatakansecarategasdalampernyataanvisidanmisikota.Untukmendukungpelaksanaan program pembangunan sanitasi di perkotaan, maka visi dan misi sanitasi perlu dirumuskan.
Visi sanitasi harus dinyatakan dalam suatu pernyataan yang mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Pernyataan visi sanitasi harus mencerminkan kondisi yang dicita-citakan, mudah dibayangkan, mudah dikomunikasikan, tidak bermakna sempit, mudah disesuaikan dengan kondisi kota yang dinamis, dan dapat dirumuskan secara singkat, jelas dan padat.
Di samping itu, visi sanitasi seharusnya mengandung makna: a) kesetaraan bagi seluruh masyarakat (equitable); b) pemenuhan syarat teknis dan non-teknis (acceptable); c) keberlanjutan layanan (sustainable). Visi bukan jargon atau moto, sebagaimanatelahdijelaskandalamSuratEdaranMendagriNo.050/2020/SJtahun2005.
Sementara, misi sanitasi kota menunjukkan tugas-tugas pokok para pelaku pembangunan sanitasi sesuai visi sanitasi yang ingin dituju. Perumusan misi sanitasi berisi rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkanmisi.Dalamhalinimencakuppengembangansetidaknya3subsektor,ditambahhigiene.
BahasPengertianVisidanMisi
BahasVisidanMisiKota
BahasVisidanMisiSanitasidariProvinsidanPusat
Sepakati(draf)VisidanMisiSanitasiKota
PenetapanVisidanMisiSanitasiKota
12
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-02 | Formulasi Konsep Visi dan Misi Sanitasi
Siapayangmelaksanakan?AnggotaPokjaSanitasiKota,dengandifasilitasiolehCityFacilitatorataupihakyangditunjuksebagaifasilitator.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Diperkirakan1-2kalipertemuandalamrapatPokja,maksimumdalamkurunwaktu1minggu.
RingkasanLangkah-langkahpelaksanaan1. Sepakati pengertian yang terkait dengan istilah ‘visi’ dan ‘misi’.2. Bahasvisidanmisikota.3. BahasvisidanmisisanitasiAMPLProvinsi(jikaada)danvisidanmisisanitasiPemerintahPusat.4. Penyusunan konsep visi dan misi sanitasi kota.
Referensiterkait1. BergerakBersamaSanitasiKota,TimTeknisPembagunanSanitasi,2008.2. SEMendagriNo.050/2020/SJtahun2005.
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Sepakati istilah-istilah yang terkait dengan ‘visi’ dan ‘misi’
DimaksudkanuntukmemastikanadanyakesamaanpemahamantentangistilahvisidanmisidiantaraseluruhanggotaPokja Sanitasi Kota.
Langkah2:Bahas visi dan misi kota
Pembahasan ini dimaksudkan agar Pokja Sanitasi Kota punya kesamaan pemahaman mengenai visi dan misi kota. Visi dan misi kota memberikan arah pengembangan kota di masa mendatang dan menentukan kebijakan pengembangan
13
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-02 | Formulasi Konsep Visi dan Misi Sanitasi
sanitasi. Contoh:Apabilasebuahkotamemilikivisiakanmengembangkankotanyamenjadisebuahkotakomersialmodern,makajenis dan lokasi sarana sanitasi yang akan dikembangkan tentu berbeda dengan kota yang memiliki visi mengembangkan kotanyamenjadi sebuah kota budaya. Untuk kota yang akan dikembangkanmenjadi kota komersialmodern,makapengelolaan air limbahnya dapat langsung diarahkan ke sistem terpusat. Sedangkan kota yang menitik beratkan sebagai kota budaya, mungkin perlu tahapan dalam pembangunannya.
Langkah3:Bahas visi dan misi AMPL Provinsi (jika ada) serta visi dan misi sanitasi Pemerintah Pusat
Pembahasan ini dimaksudkan agar Pokja Sanitasi Kota mempertimbangkan dan memiliki kesamaan pemahaman visi dan misi sanitasi yang ada di Pemerintah Provinsi dan Pusat. Visi dan misi sanitasi kota harus sejalan dengan visi dan misi sanitasi Pemerintah Provinsi dan Pusat.
Langkah4:Penyusunan konsep visi dan misi sanitasi kota
1. Sebagai bahan rujukan, dapat digunakan visi dan misi sanitasi dari kota lain. 2. Pilih/tentukanvisidanmisikotayangakanmenjadiacuanuntukmengembangkan(draf )visidanmisisanitasikota.3. Sandingkanvisidanmisikotadenganrumusankonsepvisidanmisisanitasikota,untukmempermudahmencari
korelasi di antara keduanya.4. Nilaikembaliapakahkonsepvisidanmisisanitasikotayangdirumuskanseiring/sejalandenganvisidanmisiAMPL
Provinsi serta Pemerintah Pusat.5. Sepakati rumusan tersebut di antara para anggota Pokja dan tetapkan hasilnya sebagai (draf ) visi dan misi sanitasi.ContohvisidanmisisanitasidarikotalainpadaLampiranCA-02_1.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCA-02oDibahasnyavisidanmisikotayangakanmenjadiacuanuntukpenyusunanvisidanmisisanitasikota
oPenilaian kembali kesesuaian (draf ) visi dan misi sanitasi kota dengan visi dan misi sanitasi dari Pemerintah Provinsi dan Pusat
oDisepakatinya(draf )visidanmisisanitasikota
14
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-02 | Formulasi Konsep Visi dan Misi Sanitasi
15
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Pertemuan Konsultasi dengan TimPengarah
CA-03
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
DiperolehnyapersetujuanTimPengarahtentangvisidanmisisanitasikotayangdirumuskan.
Visidanmisisanitasikotayangdirumuskanperlumengacupadavisidanmisikota,sebagaimanadigariskanolehWalikotapadaawalmasatugasnya.Berdasarkanasumsibahwakepala-kepalaSKPDadalahpihakyangpalingmengetahuidanmampu menerjemahkan visi dan misi kota, maka konsep visi dan misi sanitasi kota perlu mendapatkan persetujuan Pokja-TimPengarah1.Persetujuantersebutdimintamelaluisebuahrapatkonsultasi.Agarpertemuankonsultasitersebutefektif,Pokjaperlumelakukanbeberapapersiapan.Diantaranya,membuatagendapertemuanyangjelas,menyiapkanmateri pendukung seperti: ringkasan Buku Putih, peta kota, foto-foto dan tabel yang relevan.
Seringkali, sulit merancang pertemuan yang menghadirkan secara lengkap anggota Tim Pengarah, yang notabeneadalahparaKepalaSKPDmungkinkarenakesibukanmerekaatauhal-hal lain.Jikademikianhalnya,makaPokjaharusmerancang pertemuan konsultasi tersebut jauh sebelumnya, agar peluang terselenggaranya menjadi lebih besar. Sekaligus menunggu hingga Pokja berhasil merampungkan beberapa tahapan dalam proses penyusunan SSK.
Dengandemikian,nantinyaPokja(Teknis)tidakdatanghanyauntukmendapatkanpersetujuanTimPengarahtentangvisidanmisi sanitasi.Sebaliknya,PokjasekaligusbisaberkonsultasidanmemintapersetujuanatasperumusanTujuandanSasaran(CA-04),PenetapanSistemdanZonaSanitasi(CA-05),danPenetapanTingkatLayanan(CA-06).AtauketikamerekatelahberhasilmengidentifikasiHambatandanIsu-IsuPotensial(CA-08),ataubahkansetelahberhasilmenyusunKerangkaKerjaSanitasiKota(CA-09).Darisisiwaktu,inijelaslebihefisien.
1 DalampembahasandisiniharapdibedakanantaraPokja-TimPengarah(yangumunnyaterdiridariparaKepalaSKPD)denganPokjaSanitasiKota.PokjaSanitasiKotaseringdisebutjugasebagaiTimTeknis,danmerupakanperwakilandariSKPDterkaitsertaunsurlainnya(misalnyaLSMsetem-pat), yang terlibat secara aktif dalam kegiatan sehari-hari penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK).
PaparandanRencanaKerjaSelanjutnya
PresentasiVisidanMisiKota
PresentasiDrafVisidanMisiSanitasiKota
PersetujuanVisidanMisiSanitasiKota
PresentasidanPersetujuan
16
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-03 | Pertemuan Konsultatif dengan Tim Pengarah
UntukmemastikanbahwaperkembanganinformasidapatdipahamidenganbaikolehparaanggotaTimPengarah,makaPokja(PokjaTeknis)harussenantiasamenjalinkomunikasidenganTimPengarah.Diantaranyadenganmendistribusikanlaporan pertemuan (minutes of meeting), laporan kemajuan bulanan (jika ada), dan lembar fakta, serta informasi latar belakang.UntukPertemuanKonsultasi,Pokjaharusmenyiapkanberbagaiinformasidalamformatyangringkas,jelas,danmudah dipahami.
Siapayangmelaksanakan?PokjaSanitasiKota(TimTeknis)danTimPengarah.
City Facilitator dapat berperan dalam pertemuan ini sebagai fasilitator, atau bertindak sebagai nara sumber yang membantuPokjaSanitasiKota(TimTeknis)dalammemberikanpenjelasanlebihlanjut.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?satu (1) kali pertemuan.
RingkasanLangkah-langkahpelaksanaan1. Siapkan bahan presentasi (lembar fakta, konsep visi dan misi sanitasi kota, serta jadwal penyiapan SSK, informasi latar
belakang (backgrounder)–lihatBOKS-01.2. Bagikanlembarfaktadankonsepvisidanmisisanitasikota,bersamaandengansuratundanganpertemuankonsultasi
denganPokja-TimPengarah.3. Paparkanvisidanmisikota,sandingkandanrumuskan/turunkankonsepvisidanmisisanitasikotadenganmerujuk
juga pada visi dan misi sanitasi di tingkat Provinsi dan Pusat.4. DapatkanpersetujuanPokja-TimPengarahatasvisidanmisisanitasikotayangdirumuskan.5. Paparkan rencana kerja selanjutnya.6. MintadukungandariPokja-TimPengarah.
Referensiterkait-
17
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-03 | Pertemuan Konsultatif dengan Tim Pengarah
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Siapkan bahan presentasi
1. Siapkan lembar fakta.2. Rumuskankonsepvisidanmisisanitasikota(yangditurunkandarivisidanmisikotadanjugamerujukpadavisidan
misisanitasiditingkatProvinsidanNasional).3. Siapkaninformasilatarbelakang(backgrounder).
BOKS-01danBOKS-02memberikanilustrasipenyiapanisimateritersebut.
BOKS-01-PersiapanPertemuanKonsultasidenganPokja-TimPengarah
1. PenyampaianInformasiPraPertemuanSediakan dan bagikan peta kota, grafik, foto, lembar fakta (fact sheet), termasuk backgrounder untuk menjelaskan tujuandansasaranpertemuan.KhususuntukpertemuankonsultasidenganPokja-TimPengarah,gunamembahaskonsep visi dan misi sanitasi kota, informasi pra pertemuan yang perlu disiapkan adalah lembar fakta. Khususnya yangberisiringkasanBukuPutihSanitasiKota,berikutidentifikasiSWOTawal,danbackgrounder. Perlu disiapkan jugainformasitentangperansetiapSKPDdalampembangunansektorsanitasi.
Satu hal yang sering dicantumkan dalam lembar fakta adalah besaran produksi limbah yang dihasilkan oleh kota (misalnyam3/hariatauton/harisampah,atauuntukairlimbahdalamkgBOD/hari)yangumumnyadisampaikansecara deskriptif. Penyampaian semacam ini sukar dicerna bagi mereka yang tidak punya latar belakang pendidikan teknis.Grafikdanfotodapatlebihmemberikangambaranterhadapskalapermasalahanyangada,tetapidapatjugadiberikandalamsebuahilustrasi.BOKS-02memberikanilustrasitersebut.Lembarfaktadibatasimaksimum3-4halamanagarmudahdancepatdibacaolehPokja-TimPengarah.
2. KonsepVisidanMisiSanitasiKotaDalampenyampaiannya,konsepvisidanmisisanitasikotaperludisandingkandenganvisidanmisikota,sertavisidanmisisanitasiditingkatProvinsidanPusat.Adabaiknyakonseptersebutdisampaikanbersamaandengansuratundanganpertemuan konsultasi.
3. IsulainsehubungandenganpenyusunanSSKStrategiSanitasiKota(SSK)dikembangkanberdasarkanrencanapengembangankota.Dengandemikian,RTRWmenjadisalahsatuacuanutamanya.HalyangmenyulitkanapabilaRTRWtersebutsudahdinilaikedaluwarsadanbelumsempatdirevisipadasaatdimulainyapenyusunanSSK.Bilademikian,makapadasaatkonsultasidenganTimPengarah,isuiniperludiangkatdandimintakanpendapatnyakepadaTimPengarah.
18
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-03 | Pertemuan Konsultatif dengan Tim Pengarah
Langkah2:Bagikan lembar fakta, konsep visi dan misi sanitasi kota, dan backgrounder bersamaan dengan surat undangan pertemuan konsultasi
Lembar fakta dan rumusan konsep visi dan misi sanitasi kota perlu dibagikan, paling lambat bersamaan dengan penyebaransuratundanganpertemuankonsultasi.InidimaksudkanagaranggotaPokja-TimPengarahpunyawaktuuntukmembaca dan menyiapkan komentar terhadap konsep visi dan misi sanitasi kota tersebut. Surat undangan disarankan agarditandatanganiolehWalikota,WakilWalikotaatauSekretarisDaerah.
BOKS-02-Ilustrasisebagaialatbantupresentasi(Sebagai contoh adalah jumlah sampah yang dihasilkan Kota Bandung. Bandingkan 3 contoh berikut ini danselanjutnya dapat dikembangkan sendiri bahan presentasi yang sesuai).
1.Contoh-1:Penjelasandeskriptif‘Jumlah penduduk kota Bandungmencapai 2,5 juta jiwa. Dengan timbulan sampah 3,0 liter/orang/hari,makasampahyangdihasilkanrata-rata7.500m3/hari.Jumlahsampahterangkutadalah5.250m3/hari(70%dariproduksisampah)danyangtidakterangkutataudikelolasendiriolehpenghasilsampahmencapai2.250m3/hari’.
Angka inibisadisampaikan secaradeskriptif. Jikadigunakangrafik,makayangumumnyadiperlihatkanadalahperbandingan antara produksi sampah atau jumlah sampah terangkut dan tidak terangkut.
2.Contoh-2:Ilustrasi-1(membandingkandenganvolumerumah)‘Tahukahkitavolumedidalamsebuahrumahtipe-21(atautipelainnya)yangtingginyadiukurdarilantaisampaiplafon?Apabiladianggaptinggi lantai sampaiplafonadalah3,0m,makavolumerumahtipe-21adalah63m3.Sampah yang dihasilkan tersebut setara dengan volume 119 rumah tipe-21. Sedangkan sampah yang tidakterangkut(2.250m3/hari)setaradengan36rumahtipe-21’.
3.Contoh-3:Ilustrasi-2(membandingkandenganluaslapangandantinggibangunan)Sebagai contoh ilustrasi adalah lapangan Gasibu di Kota Bandung, yang terletak di depan kantor PemerintahProvinsiJawaBarat,denganlatarbelakangkantorpusatPTTelkom.Lapangantersebutluasnya24.000m2.
‘JikaseluruhproduksisampahdisebarkankelapanganGasibu(diasumsikankepadatansampah300kg/m3),makatinggitimbunanmencapai31cm/hari.Dalam1bulantinggitimbunanlebihdari9m,atausetinggi3lantaikantorpusat PTTelkom.Untuk sampah yang tidak terangkut saja (2.250m3/hari) bila disebarkanmerata di lapanganGasibu,makatinggitimbunannya9cm/hari,atau2,8m/bulan,mendekati2lantaikantorPTTelkom’.
Agarmudahdipahamiolehsiapapun,ilustrasiiniperludisesuaikandengan‘landmark’masing-masingkotayangdikenal baik oleh seluruh masyarakat kota tersebut.
19
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-03 | Pertemuan Konsultatif dengan Tim Pengarah
Langkah3:Paparkan konsep visi dan misi sanitasi kota (sandingkan dengan visi dan misi kota serta visi dan misi sanitasi Provinsi dan Pusat).
PertemuaninisebaiknyadipimpinolehSekretarisDaerah,WakilWalikotaatauWalikota.
Langkah4:Dapatkan persetujuan Pokja-Tim Pengarah untuk konsep visi dan misi sanitasi kota
PersetujuanPokja-TimPengarahmerupakanhalpenting,karenamenunjukkankomitmenPokja-TimPengarahterhadappenyiapan Strategi Sanitasi Kota.
Langkah5:Paparkan rencana kerja selanjutnya
Dengan asumsi bahwa pertemuan dengan Pokja-Tim Pengarah merupakan kesempatan yang jarang terjadi, makapertemuan ini perlu dimanfaatkan juga untuk menjelaskan rencana kerja selanjutnya. Termasuk proses yang akandilakukan.
Pokja-TimPengarahperlumemberikandukunganpositifterhadaprencanakerjaPokjaSanitasiKota.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCA-03oDibahasnyavisidanmisikota,yangakanmenjadiacuanpenyusunanvisidanmisisanitasikota
oPenilaian kembali kesesuaian (draf ) visi dan misi sanitasi kota dengan visi dan visi sanitasi dari Pemerintah Provinsi dan Pusat
oDisepakatinya(draf )visidanmisisanitasikota
20
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-03 | Pertemuan Konsultatif dengan Tim Pengarah
21
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
PenetapanTujuandanSasaran CA-04
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
Ditetapkannyatujuandansasaransanitasikota.
TujuandansasarandirumuskandariMisiSanitasikotayangsudahdisetujuiolehPokja–TimPengarah.Tujuandansasaranharus mampu memberi arahan serta koridor untuk penetapan sistem dan zona sanitasi, termasuk tingkat layanan sanitasi.
Sebelum menetapkan tujuan dan sasaran, Pokja harus melihat kembali kerangka sasaran umum sanitasi di tingkat nasionaldanprovinsi.Sejauhini,KementerianPekerjaanUmumtelahmenerbitkanbeberapapetunjukuntukdigunakansebagai rujukan dalam menyusun rencana strategis sanitasi perkotaan. Beberapa petunjuk tersebut dapat dilihat dalam BOKS-1berikutini.
BOKS-1 BeberapapetunjukdariKementerianPekerjaanUmum• PeraturanMenteriPekerjaanUmumno.21/PRT/M/2006tentang‘KebijakandanStrategiNasional–
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan’• PeraturanMenteriPekerjaanUmumno.16/PRT/M/2008tentang‘KebijakandanStrategiNasional–
PengembanganSistemPengelolaanAirLimbahPermukiman’
22
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-04 | Penetapan Tujuan dan Sasaran
Sebelum menetapkan tujuan dan sasaran, perlu disepakati lebih dulu beberapa hal yang akan menjadi masukan, yaitu:
Areaperencanaan• meliputiseluruhbagiankota.Tetapidalambeberapakasusjugamemasukkanareadiluarbatasadministrasikota,misalnyadalamhalTPA(milikkotasendiriatauTPAterpadu)yangberadadiluarbatasadministrasikotatersebut.Dalamkasuskabupatendankota,perluditetapkankecamatan-kecamatanyangdisepakatisebagaiarea urban untuk masa sekarang maupun dalam jangka panjang.
Untukdrainase,lingkupareaperencanaandibatasipadasalurandrainaseyangberadadibawahwewenangdantanggungjawabkota.Tetapi,keterkaitannyadengansistemyanglebihluasdiatasnyaperludibicarakandenganPemerintahProvinsi,Pusat,atauinstitusiyangbertanggungjawabatasdaerahaliransungai(DAS)terkait.
SSKharusmengikutirencanatataruangkota.Walaupunareaperencanaanmelingkupiseluruhkota(berskalakota),tetapibilamana ada bagian kota yang rencana pengembangan kotanya belum bisa digunakan sebagai acuan pengembangan SSK, ada baiknya kota menunda penyiapan rencana SSK untuk bagian kota tersebut. Biasanya, kondisi seperti ini ditemukan di area yang belum terbangun (misalnya yang masih didominasi persawahan atau tambak) dan belum memiliki rencana detailpengembangan.Tentusaja,menyiapkanrencanastrategissanitasiuntukkawasantersebutjadikurangbijaksana(terutamamenyangkut sistemsanitasiuntuk jangkapanjang).Sebabbiaya investasinyaakansangatbesar.Tanpaadakepastianrencanapengembangankota,tingkatrisikopembangunansaranasanitasiakanmenjadisemakinbesar.Dilainpihak, jika sebuah rencana strategis sanitasi sudah dikembangkan berdasarkan rencana pengembangan kota, maka kota wajib menjaga agar rencana pengembangan kota tersebut dijalankan secara konsisten.
PeriodeperencanaanMeliputiperencanaanjangkapanjang,jangkamenengah,danjangkapendek.StrategiSanitasi•Kota ini disusun untuk jangka menengah dan jangka pendek, tetapi dalam konteks visi jangka panjang.
Jenis limbah. Seluruh jenis limbah yang dihasilkan di sebuah kota perlu menjadi perhatian kota, mengingat bahwa •kota lah yang sebenarnya menerima dampak buruk limbah yang tidak dikelola baik. Sebagai contoh, limbah medis yang merupakan tanggung jawab penghasil limbah (rumah sakit, Puskesmas) seringkali tercampur sampah domestik. BOKS-2danBOKS-3berikutinimemberikandaftarjenislimbahtersebut.
BOKS-2 SubsektorAirLimbah
1. Airlimbahdarisumberrumahtangga Terdiridariblack water dan grey water. Yang termasuk black water adalah tinja, urine, air pembersih setelah
buang air besar, air penggelontor dan kertas pembersih (tisu). Grey water terdiri dari air bekas mandi, cucian dapur dan air bekas pencucian pakaian.
2. Airlimbahdarisumberkomersial,jasadanindustriyangtidakberpolusi Airlimbahhasilpembersihanumum(misalnyapembersihanlantaidanlainnya),sisaprosesyangtidak
berpotensimenimbulkanpencemaran,darikantin/restorandanairpendingin(padabangunanbesarvolumenyacukupbesar).Airlimbahdarikelompokiniumumnyatercampurjugadengan‘blackwater’.
23
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-04 | Penetapan Tujuan dan Sasaran
3. Airlimbahdariinstitusimedis(rumahsakit,Puskesmas,klinik,laboratorium)Meliputi‘blackwater’ditambahairlimbahdarilayananmedik(ruangoperasidanlaboratorium),layananumum(kantin/restoran,pembersihanumum),sertaairpendingin.
4. AirlimbahdariindustridanjasayangmenimbulkanpolusiTermasukdalamkelompokiniadalahairlimbahyangdihasilkanindustrirumahtangga(batik,tahu),rumahpotonghewandankegiatansejenis.Darikelompokinidihasilkan‘blackwater’,fasilitasproduksi(pembersihanruangkerja,sisaairhasilproses),fasilitasumum(pembersihanumum,kantin/restoran),dansumberlain(airpendingin).
BOKS-3 SubsektorPersampahan
1. Sampahdarisumberrumahtangga Meliputisampahorganik,sampahanorganikyangdapatdidaurulang,sertasampahlainyangsamasekalitidak
bisa di daur ulang seperti baterai bekas, dan sebagainya. Jenis sampah ini disebut ‘sampah domestik’.
2. Sampahdarisumberkomersial Jenis sampahnya sama dengan sampah dari sumber rumah tangga (sampah domestik).
3. Sampahdariinstitusimedis(rumahsakit,Puskesmas,klinik,laboratorium) Sampah domestik yang kemungkinan tercampur sampah medis (infectiousdanpatologis).Walaupunsesuai
ketentuan sampah medis menjadi tanggung jawab masing-masing penghasil limbah tersebut, tetapi di banyak tempat ditemukan sampah medis yang tercampur dengan sampah domestik.
4. Sampahdariindustridanjasayangmenimbulkanpolusi Sampah industri menjadi tanggung jawab masing-masing industri, namun untuk kelas industri rumah
tangga tanggung jawab tersebut belum jelas. Sampah yang dihasilkan dari kelompok ini adalah sampah domestikditambahsampahyangtidak‘biodegradable’dansampahB3(bahanberbahayadanberacun),yangmemerlukan penanganan tersendiri (sampahnya tidak bisa disatukan pembuangannya dengan sampah domestik).
SumbersampahlainyangmenjaditanggungjawabPemerintahKabupaten/Kotaadalahsampahdaripenyapuanjalan dan taman. Jenisnya termasuk sampah domestik.
24
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-04 | Penetapan Tujuan dan Sasaran
Menurutbeberaparujukan,ada3modelyangdapatdigunakanuntukpeningkatankondisisanitasidiperkotaan.Tigamodel itu yaitu: a) perencanaan terpusat (central planning); b) permintaan pasar (market forces); dan c) aksi kolektif setempat (local collective action).PemerintahKabupaten/Kotaperlumemanfaatkanke3modeltersebutdalamkombinasiskenario yang menghasilkan resultan optimum.
UmumnyaPemerintahKabupaten/Kotaterbiasadenganmodelperencanaanterpusat,yangdicirikandengankeluaranberupa master plan atau sejenisnya yangcenderung kaku.Dalamkenyataannya,perencanaanbutuh keluwesanagarmampu menjawab perubahan kondisi dinamis di tingkat kota atau Provinsi dan Pusat. Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya informasi yang tersedia, maka rencana strategis yang disusun bisa pula disesuaikan.
Semenjaksatudekadelalu,PemerintahKabupaten/Kotamemberiperhatianbesarpadakegiatanberbasismasyarakatdan memberikan warna tersendiri terhadap model pembangunan, terutama di perdesaan. Situasinya berbeda untuk kawasan perkotaan. Sebab model perencanaan terpusat tetap diperlukan, agar sistem yang diterapkan di bagian-bagian kota saling terintegrasi dan efisien, selain memberikan ruang bagi pembangunan berbasis masyarakat. Konsultasi dengan kelurahan adalah salah satu cara menjaring aspirasi masyarakat, serta mendorong timbulnya pembangunan berbasis masyarakat, dalam koridor sistem teknologi yang sudah ditetapkan. Selama ini, kegiatan berbasis masyarakat sudah banyak ditemukan, tetapi yang perlu diperiksa lebih lanjut apakah kegiatan tersebut sesuai dengan rencana kota keseluruhan. Strategi Sanitasi Kota ini perlu memberikan ruang bagi kegiatan sanitasi berbasis masyarakat , dalam suatu koridor yang dipahami dan disepakati bersama.
Selama ini, model yang didasarkan pada permintaan pasar masih kurang mendapatkan perhatian. Kegiatan yang ada sifatnya masih sporadis, belum dioptimalkan dan disinergikan agar memberikan hasil yang optimum. Semua ini merupakan tantangan bagi Pokja Sanitasi Kota untuk mengembangkan model ini.
Karenaitu,pernyataantujuandansasaranseyogianyadisusundenganmemerhatikankaidahSMART(specific, measurable, attainable, realistic dan time-bound), yakni khas, dapat diukur, bisa diwujudkan, realistik, dan terikat pada kurun waktu. Terkaitdenganmeasurable, besarankuantitasakanditetapkansecaralebihmendalampadabagianselanjutnya(CA-05danCA-06).
Siapayangmelaksanakan?AnggotaPokjaSanitasiKota,dengandifasilitasiolehCityFacilitator.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Diperkirakan2-3kalipertemuan/rapatPokjamaksimumdalamkurunwaktu2minggu.
25
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-04 | Penetapan Tujuan dan Sasaran
Ringkasanlangkah-langkahpelaksanaan1. Paparkan(kilasbalik)visidanmisisanitasikotayangsudahdisetujuiTimPengarah.2. Samakanpemahamanistilah‘tujuan’dan‘sasaran’.3. Sepakatiareaperencanaan,periodeperencanaan,danjenislimbahyangakanditangani.4. Bahas dan sepakati tujuan dan sasaran.
Referensiterkait
‘BergerakBersamadenganStrategiSanitasiKota’,TimTeknisPembangunanSanitasi,2008•PeraturanMenteriPekerjaanUmumNo.21/PRT/M/2006tentang‘KebijakandanStrategiNasional–Pengembangan•Sistem Pengelolaan Persampahan’PeraturanMenteriPekerjaanUmumNo.16/PRT/M/2008tentang‘KebijakandanStrategiNasional–Pengembangan•SistemPengelolaanAirLimbahPermukiman’
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Paparkan visi dan misi sanitasi kota yang sudah disetujui sebelumnya oleh Tim Pengarah
DimaksudkanagarvisidanmisiyangsudahdisetujuiolehTimPengarahdiketahuidandipahamidenganbaikolehseluruhanggota Pokja Sanitasi Kota.
Langkah2:Samakan pemahaman istilah ‘tujuan’ dan ‘sasaran’
Pengertian atau definisi ‘tujuan’ dan ‘sasaran’ cukup beragam dan dipahami berbeda-beda oleh setiap orang. Demimengefektifkan proses diskusi selanjutnya, sebaiknya setiap anggota Pokja Sanitasi Kota memiliki persepsi dan pemahaman yang sama tentang istilah ‘tujuan’ dan ‘sasaran’.
DalamLampiranCA-04_1diberikancontohdariKotaPekalongantentangperumusankonseptujuan(dinyatakandalam‘tujuan umum’) dan sasaran (dinyatakan dalam ‘tujuan khusus’). Pokja Sanitasi Kota perlu menetapkan sendiri apakah mereka pada tahap ini akan mendeskripsikan sasaran, termasuk penetapan target.
Sebagai acuan dapat digunakan buku ‘Bergerak Bersama dengan Sanitasi Kota’ yang disiapkan oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS, 2008).
26
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-04 | Penetapan Tujuan dan Sasaran
Langkah3:Sepakati: a) area perencanaan; b) periode perencanaan; dan c) jenis limbah yang akan ditangani
Berdasarkan uraian di atas, Pokja harus menyepakati area perencanaan, periode perencanaan, dan jenis limbah yang akan ditangani.AnggotaPokjadapatmemanfaatkanpetakotauntukmembantukelancaranprosesini.
Langkah4:Sepakati: tujuan umum dan sasaran
Denganmemerhatikanmisisanitasisebagaisalahsaturujukan,Pokjaselanjutnyaharusmerumuskantujuandansasaran(pembangunan) sanitasi untuk kotanya. Sebelumnya, beberapa anggota Pokja menyiapkan rumusan konsep tujuan dan sasaransanitasi,yangakanmenjadibahandiskusiawalpenetapantujuandansasaran.Agarpertemuanbisaberlangsungefektif, maka persiapan harus dibuat matang.
Tujuandan Sasaran yangdisepakati nantinya akanmemberikan arahanpadapemilihan sistemdanpenetapan zonasanitasi serta tingkat layanan, yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya manual ini. Perlu diingat, bahwa kerangka waktu untuk merumuskan tujuan adalah kerangka jangka panjang.
1. Hidupkan diskusi melalui curah pendapat tentang isu-isu yang perlu dicantumkan dalam rumusan tujuan dan sasaran.
Misalnya: bahwa penanganan sanitasi akan diarahkan untuk kerja sama regional dalam jangka panjang, bahwasektor swasta lokal akan dilibatkan dengan porsi lebih besar di bidang sanitasi, bahwa peran serta masyarakat akan ditingkatkan termasuk dalam bidang pengawasan skala lokal, bahwa kota akan memperbaiki sistem penarikan retribusi sehingga mampu mencapai target berdasarkan potensi retribusi, bahwa kelembagaan dan sistem keuangan kelembagaan sanitasi akan ditingkatkan sehingga mampu memenuhi target kota sehat, dan lain sebagainya.
2. Rangkumpendapat-pendapatyangmunculdalamdiskusidansepakati.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCA-04oAdanyakesamaanpersepsidanpemahamanvisidanmisisanitasikotayangsudahdisetujuiPokja–TimPengarah
oAdanyakesamaanpemahamantentangpenggunaanistilah‘tujuan’dan‘sasaran’
oAdanyakesepakatantentangareaperencanaan,periodeperencanaan,danjenislimbahyangakanditangani
oAdanyakesepakatantentangrumusantujuandansasaran(pembangunan)sanitasi
Kemungkinan diperlukan pandangan dari seorang ahli terhadap area perencanaan, periode perencanaan dan jenis limbah yang akan ditangani, baik sebelum maupun saat konsepnya sudah disusun oleh Pokja Sanitasi Kota. Pandangan tersebut memberikan tambahan wawasan terkait rencana pengembangan kota dan konsekuensinya.
Ahli tersebut boleh berasal dari perguruan tinggi setempat atau individu lainnya.
27
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
PenetapanSistemdanZonaSanitasi CA-05
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
• Ditetapkannyasistemsanitasiuntukjangkapanjang,• Ditetapkannyazonasanitasiuntuk3subsektorsanitasi.
Sistem sanitasi yang akan digunakan menjelaskan ‘apa’, sedangkan zona sanitasi menjelaskan ‘di mana’ sistem tersebut akan diterapkan.
Sistem sanitasi ditentukan berdasarkan kerangka waktu perencanaan jangka panjang. Sedangkan langkah-langkah pencapaiannya,dalamjangkapendekmaupunjangkamenengah,akandijelaskandalambagianCB-01(PengembanganStrategi Sanitasi Kota).
Subsektor air limbah secara garis besar mengenal dua jenis sistem, yakni sistem setempat (on-site system) dan sistem terpusat (off-site system). Untuk subsektor persampahan dikenal tiga jenis sistem, yakni sistem pengangkutan tidaklangsung (melalui tempat penampungan sementara/TPS), sistem pengangkutan langsung, dan sistem penanganansampah di sumbernya. Sementara untuk subsektor drainase lingkungan dikenal dua jenis sistem, yaitu sistem gravitasi dan sistem pompa.
Banyakrujukantentangsistemdanteknologisanitasiyangberedar.Salahsatunyaadalah‘BukuReferensiBeberapaOpsiSistem danTeknologi Sanitasi’ yang diterbitkan olehTTPS. Buku referensi inimemberi penjelasanmemadai tentangbagaimanapemilihansistemsanitasidilakukan.LampiranCA-05_01s/dCA-05_3jugamenjelaskandiagrampemilihansistemsecararingkas.Diagramtersebutbersifatgenerik,hanyadigunakansebagaipeganganuntukpemilihansistem,tetapi bukan menjadi satu-satunya pegangan. Diagram tersebut digunakan dengan mempertimbangkan kondisisetempat dan prioritas pembangunan kota.
DiskusikandansepakatipengertianSistem SanitasiSistemTerpusatSistem SetempatPengangkutan LangsungPengangkutanTidakLangsung
PenetapanSistemSanitasi
Berdasarkan sasaran dan target, tetapkan sistem sanitasi untuk jangka panjang
Diskusikandansepekatipengertianzonasanitasi
PenetapanZonaSanitasi
Kaji/bahasrencanapengembangankota(RTRW)dalamjangkapanjang.
Tetapkanzonasanitasiuntukseluruhkota
Tetapkansistemsanitasiuntuksetiapzonasanitasi
GabungkanSistemSanitasidanZonaSanitasi
Tetapkantargetlayananuntuksetiapzona sanitasi
Bandingkan target sanitasi setiap zona sanitasi terhadap target total kota pe
rbaika
n
28
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-05 | Penetapan Sistem dan Zona Sanitasi
Pertanyaan tentang ‘di mana’ sistem sanitasi tersebut akan diterapkan, mengarah pada pentingnya penetapan zona sanitasi.
Beberapa indikator untuk menetapkan zona air limbah di antaranya sebagai berikut:
a. Kepadatan pendudukDibagiatas5kategoriyaitu:
Rural : dibawah25orangperha•Peri-urban : 25–100orangperha•Urbanlow : 100–175orangperha•Urbanmedium : 175–250orangperha•Urbanhigh : diatas250orangperha•
Kepadatan penduduk tersebut adalah proyeksi kepadatan penduduk jangka panjang (4-5 tahun) dan kepadatan penduduk saat ini. Pokjaharusmenyepakati sumberdata yangdipakai sebagai acuan,misalnyaproyeksi jumlah/kepadatanpendudukyangtertuangdalamRDTRK/RTRW.
b. Pembagiankawasanurban–periurban-ruralsebagaimanasudahditetapkandalamBukuPutihc. Karakteristikfisik(topografi,areatipikal,batas/hambatanalam)d. Jenis kawasan atau fasilitas yang dilayani (perumahan, komersial, lainnya)e. Informasi yang sudah tersedia (misalnya sudah ada Master Plan walaupun mungkin Master Plan tersebut perlu dikaji
ulang dan dijadikan rujukan) Indikator untuk menentukan zona persampahan di antaranya sebagai berikut:a. Kepadatan pendudukb. Pembagiankawasanurban–periurban-ruralsebagaimanasudahditetapkandalamBukuPutihc. Sistem yang diterapkan saat inid. Jenis kawasan atau fasilitas yang dilayani (perumahan, komersial, lainnya)e. Infrastruktur jalan dan kondisi lalu lintasf. Pertimbangan efisiensi dari sisi manajemen dan operasi persampahan
Sedangkanindikatoruntukzonadrainaselingkungandigunakansub-DaerahAliranSungai(sub-DAS).
Segerasetelahditetapkansistemdanzonasanitasi,selanjutnyaperludilakukanproseskonsultasidengankelurahandan/masyarakat dengan tujuan: • Memberikan informasi tentang sistem yang akan diterapkan dalam zona sanitasi tertentu. Jadi, kontribusi dan
inisiatif masyarakat termasuk pihak swasta lokal di dalam zona sanitasi tersebut, sesuai dengan sistem yang sudah ditetapkan.
• Mendapatkan masukan dari masyarakat, terutama yang terkait dengan cara/model implementasi sistem yangditetapkan.
Beberapa kota lebih memilih penggunaan kepadatan penduduk yang sudah mem-perhitungkan kepadatan bangunan, bukan hanya jumlah penduduk dibagi luas area.
29
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-05 | Penetapan Sistem dan Zona Sanitasi
Siapayangmelaksanakan?AnggotaPokjaSanitasiKotadengandifasilitasiolehCityFacilitator(CF)dannarasumber(ahliteknissanitasi).
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?2–3kalipertemuandalamrapatPokjamaksimum3minggu.
Ringkasanlangkah-langkahpelaksanaanA. Penetapansistemsanitasi:1. Diskusikandanpahamiberbagaiistilahkunciseperti:‘sistemsanitasi’,‘sistemterpusat’,‘sistemsetempat’,‘pengangkutan
langsung’, ‘pengangkutan tidak langsung’ dan ‘pengolahan sampah pada sumbernya.’2. Diskusikandiagrampemilihansistemdanlakukanpenyesuaianseperlunya.3. Tetapkansistemsanitasi.
B. Penetapanzonasanitasi:1. Diskusikandanpahamiistilah‘zonasanitasi.’2. Kaji/bahasrencanapengembangankota(RTRW)dalamjangkapanjangdanrencanalainnya.3. Tetapkanzonasanitasiuntukke3subsektor.
C. Menggabungkan subsistem sanitasi dalam zona sanitasi, dan menetapkan gambaran umum tentangpembangunaninfrastruktursanitasidalamjangkapanjang.
1. Tetapkansubsistemsanitasiuntuksetiapzonasanitasi.2. Tetapkan target (gambaran umum) pembangunan infrastruktur jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendekdalamsetiapzonasanitasi(Gambarkandiataspetaadministrasikota).
Referensiterkait• DokumenRTRW/RDTRK,RPIJM,MasterPlan• BukuReferensi‘BeberapaOpsiSistemTeknologiSanitasi’
30
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-05 | Penetapan Sistem dan Zona Sanitasi
Langkah-langkahpelaksanaan A. Penetapansistemsanitasi
Langkah1:Diskusikan dan pahami berbagai istilah seperti: ‘sistem sanitasi’, ‘sistem terpusat’ dan ‘sistem setempat’, ‘pengangkutan langsung’, ‘pengangkutan tidak langsung’, ‘pengolahan di sumbernya’
DenganasumsiPokjaSanitasiKotabelummemahamiistilah-istilahtersebut,makadiperlukandiskusidiantaraanggotaPokja Sanitasi Kota. Tujuannya agar ada kesamaan pemahaman menyangkut penggunaan dan makna istilah-istilahtersebut.Diskusidipanduolehfasilitatordandisarankanuntukmelibatkannarasumber (ahlisanitasi).Diskusi iniakanmenghindarkan terjadinya salah pengertian pada pembahasan selanjutnya.Dalamdiskusi,Pokjabisamemanfaatkanbeberapaperantiuntukpenetapansistemdanzonasanitasi.Diantaraperantitersebutadalahdiagramuntukmemilihsistem(lihat‘BukuReferensiBeberapaOpsiSistemdanTeknologiSanitasi’dan‘LampiranCA-05)dantabelExceluntukmenganalisissistemyangdiperlukan.
Langkah2:Diskusikan diagram pemilihan sistem sanitasi dan lakukan penyesuaian seperlunya. Pokja dapat menggunakan materi pada Lampiran CA-05 Manual ini untuk mengetahui bagaimana memilih sistem sanitasi.
Langkah3:Tetapkan sistem sanitasi
B. Penetapanzonasanitasi
Langkah1:Diskusikan dan pahami istilah zona sanitasi
Dengan asumsi istilah ‘zona sanitasi’ belum umum digunakan, maka perlu diskusi di antara anggota Pokja SanitasiKotauntukmenyamakanpemahaman.Diskusidipanduolehfasilitatordandisarankanuntukmelibatkannarasumber(ahli sanitasi). Diskusi ini dimaksudkan untuk menghindarkan terjadinya salah pengertian pada waktu pembahasanselanjutnya.
Penetapan zona sanitasi membutuhkan pengetahuan dan pengalaman teknis. Karenanya, dalam proses ini Pokja Sanitasi Kota perlu didampingi oleh nara sumber (disarankan ahli tata ruang dan ahli sanitasi).
Penggunaan peta Google Earth akan mempermudah penentuan zona sanitasi. Saat ini untuk kota-kota di luar P. Jawa, terutama yang bukan ibukota provinsi, ketelitian peta tersebut belum terlalu rinci, sehingga tidak dapat digunakan optimal.
31
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-05 | Penetapan Sistem dan Zona Sanitasi
Langkah2:Kaji/bahas ulang rencana jangka panjang pengembangan kota dan rencana lainnya
Dimaksudkanuntukmendapatkankesamaaninformasidanpemahamanmengenairencanapengembangankota.SelainRTRW,dibahaspularencanayangsudahada(misalnya:MasterPlanPersampahan,pembagiansub-DAS,danstudilainnyayang terkait).
Langkah3:Tetapkan zona sanitasi untuk ke 3 subsektor
C. Gabungkansubsistemsanitasidalamtiapzonasanitasidantetapkangambaranumumtentangtarget-targetpembangunaninfrastruktur
Langkah1:Tetapkan subsistem sanitasi untuk setiap zona sanitasi
Langkah2:Tetapkan gambaran umum target pembangunan infrastruktur jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek untuk setiap zona sanitasi, dengan mempertimbangkan kondisi infrastruktur yang ada serta kemungkinan dukungan pendanaan di masa mendatang
Dalammenentukantarget-targetumumpembangunaninfrastruktur,Pokjaperludipahamhal-halsebagaiberikut: Mengetahui (melalui suatu kajian) potensi keuangan kota, termasuk potensi pendapatan terkait penyediaan1. sarana-prasarana di tiap-tiap zona. Pokja sebaiknya juga mengetahui komitmen sumber-sumber pendanaan. Penghitungannya harus menggunakan asumsi yang realistis. Pokja juga perlu mengetahui potensi pendapatan sarana/prasaranasanitasiyangadaatauakandibangun,sertabiayaoperasidanpemeliharaannya.Jugamelakukananalisis risiko atas potensi risiko/kendala yangmuncul, sehinggapenghitunganpotensi keuangan kotamenjadilebih akurat.Melakukankajianatasaspek-aspeklainseperti:kelembagaan,peraturan,danaspekpartisipasimasyarakat,termasuk2.aspek jender dan kemiskinan. Kajian multiaspek ini tidak hanya diperlukan agar rencana pembangunan infrastruktur dalamjangkapanjangbisalebihrealistis,tetapijugamerepresentasikanvisi/misi,tujuan/sasaransanitasikota.
32
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-05 | Penetapan Sistem dan Zona Sanitasi
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCA-05oDitetapkannyasistemsanitasiuntukjangkapanjang,jangkamenengahdanjangkapendek
oDitetapkannyazonasanitasiuntukseluruhkota
oDitetapkannyasistemsanitasidalamtiapzonasanitasi
oDirumuskannyagambaranumumtargetpembangunaninfrastruktursanitasiuntukjangkapanjang,menengah,danpendek.
33
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
PenetapanTingkatLayananSanitasi CA-06
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
Disepakatidanditetapkannyatingkatlayanansanitasiuntuksetiapsubsektor.
‘Tingkatlayanan’bisadipandangsebagaiparameteruntukmengukurkinerjasebuahsistemataulayanan.Dalamsanitasihal ini biasa dinyatakan dalam bentuk persentase dari sebuah capaian.
Layanan sanitasi bisa sangat bervariasi, misalnya tingkat layanan untuk toilet dalam rumah yang terhubungkan dengan jaringanperpipaanairlimbah,cubluk,atautangkiseptik.Tingkatlayanansanitasiditentukanolehbiayalayanan,kondisiekonomi, dan kemauan pengguna infrastruktur untuk membayar layanan. Ketersediaan air bersih untuk penggelontor dan pembersih serta sebagai sarana untuk peningkatan higiene perseorangan, ikut menentukan tingkat layanan yang diberikan. Faktor lain yang ikut memengaruhi tingkat layanan adalah kenyamanan dan status yang didapatkan penerima manfaat,danpersepsiatasdampakkesehatanyangditimbulkan.Agarberkesinambungan, tingkat layananminimumperlu memerhatikan faktor-faktor tersebut di atas2 .
Tingkat layanan sanitasiperluditetapkanuntuk jangkapanjang (15–25 tahun),dankemudianpencapaiannyadibuatbertahap dalam jangka menengah dan jangka pendek. Yang terpenting adalah bahwa parameter tingkat layanan untukmasing-masingsubsektor:air limbah,persampahan,dandrainase,harus jelasdandisepakatibersama.Misalnyauntukpersampahan,apakahparameteryangakandipakaiadalah jumlahtimbulansampahyangbisadiangkut?Atauparameternyaadalahseberapaluaskawasanyangbisadilayanipengangkutansampahnya?,ataubagaimanakaidah3Rdijalankan?, dan sebagainya.
Yang jelas, penetapan tingkat layanan sanitasi memerlukan pemikiran mendalam. Selanjutnya target tingkat layanan yangsudahditetapkanperluditinjaukepastianpencapaiannya.Tentusajadalambatasankeuanganyangada.BeberapacatatanterkaittingkatlayanandituliskandalamBOKS-1berikutini.
2 Elledge,M.,F.,etal,‘GuidelinesfortheAssessmentofNationalSanitationPolicies–StrategicReport2’,EnvironmentalHealthProject,OfficeofHealth,InfectiousDiseasesandNutrition,BureauforGlobalHealth,USAID,2002
Diskusikandansepakatiparametertingkatlayanansanitasi
Sepakatitingkatlayanansanitasiuntukjangkapanjang/menengah/pendek
Siapkandrafkesepahamantingkatlayanansanitasi
Diskusikandansepakatipengertiantingkatlayanansanitasi
Kesepakatan
34
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-06 | Penetapan Tingkat Layanan Sanitasi
BOKS-13 • SSKharusdapatdilaksanakansecararealistis.Targetlayananperluditetapkansecararealistis,tetapidalam
tingkat yang menantang, yang mencerminkan kemampuan lokal dan kemauan membiayai peningkatan layanan tersebut.
• Kesesuaiantargettersebutperluditinjausejalandenganperkembanganrencanastrategissanitasitersebut.Setiap kota berbeda, dan tingkat layanan boleh dikatakan merupakan bentuk kompromi berdasarkan kebutuhan khusus kota tersebut.
• Tingkatlayananmengacukepadakuantitasdankualitaslayananpengumpulanlimbah,efisiensipenangananlimbah, dan pengolahan serta pembuangan dari limbah tersebut. Kajian terhadap prioritas ‘internal’ dan ‘eksternal’ dapat membantu menyusun tingkat layanan tersebut.
• ‘Prioritasinternal’berhubungandenganpertimbanganrincidalamsubsektorbersangkutan.Sedangkan‘prioritas eksternal’ melihat subsektor tersebut dalam konteks kota secara keseluruhan, dan kompetisi dengan sektor/subsektorlainuntukmemperolehpendanaan.
3 Sumber:‘StrategicPlanningGuideforMuncipalSolidWaste’;Wilson,DavidC.,Whiteman,Andrew,Tormin,Angela;TheIBRD/TheWorldBank,2001.4 K.Sakurai‘ImprovementofSolidWastePlanninginDevelopingCountries,IIC-JICA,1990–kutipandalam‘StrategicPlanningGuideforMuncipal
SolidWaste’5 Sumber:‘MasterPlanandFSonWastewaterandSolidWasteManagementfortheCityofUjungPandang’,PCIforJICA,1996sebagaimanadikutip
‘StrategicPlanningGuideforMuncipalSolidWaste’.
Beberapa isu yang dapat dikategorikan sebagai ‘prioritas internal’ dituliskan berikut ini (contoh untuk subsektor persampahan)4:
Kategori limbah mana yang termasuk dalam tanggung jawab Pemerintah Kota?•Siapa yang melakukan pengawasan terhadap limbah, yang pengelolaannya tidak menjadi tanggung jawab •Pemerintah Kota?Berapatargetlayananpersampahan(sampahyangdiangkutataudikeloladengancaralain–misalnyakompos•skala rumah tangga)?Bagaimana menangani pembuangan ilegal untuk mencapai tingkat layanan yang diidamkan?•Bagaimana tingkat partisipasi dan tingkat kepuasan masyarakat, yang dapat didukung oleh sistem •pengangkutan?Bagaimana bentuk dan ukuran tempat sampah rumah tangga, yang sesuai dengan sistem pengumpulan •setempat?Berapa kali frekuensi pengumpulan sampah per minggu yang diinginkan?•Sektor informal manakah yang akan didukung atau tidak didukung? •
DiIndonesiadikenal3tingkatlayanan,yaitu:a)tingkatminimum(minimum level); b) tingkat memadai (comfortable level); dan c) tingkat memuaskan (amenity level)5. Setiap kota perlu menetapkan target realistis yang diinginkan dalam jangka panjang, dan kemudian memerincinya ke dalam target jangka menengah dan jangka pendek.
35
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-06 | Penetapan Tingkat Layanan Sanitasi
Cakupan, frekuensi, dan jadwal merupakan parameter yang sering digunakan untuk layanan pengangkutan sampah.6
‘Kesepakatan’tingkatlayanansaatinirelatifmasihjarangdilakukan.Tetapimenjadipentingapabilakota(PokjaSanitasiKota)berkeinginanuntuk lebihbaik lagimengelolaharapanpelanggan (dalamhal inimasyarakat umum).DemikianpulabilaPemerintahKotainginmelibatkanpihakswastadalamlayanansanitasi.Olehkarenanya,tingkatlayananperluditetapkan secara kuantitatif agar kinerjanya dapat diukur.
Kesepakatan tentang tingkat layanan memiliki beberapa makna7, yakni:
Alatkomunikasi• Nilaisebuahkesepakatantidakterletakhanyadalamprodukakhir, tetapi lebihpadaprosesuntuk menyiapkan kesepakatan tersebut, yang membantu membuka komunikasi. Proses inilah yang terjadi dalamCA-07.Alat pencegah konflik• Sebuah kesepakatan membantu menghindarkan terjadinya perselisihan, dengan menyiapkan pemahaman bersama akan kebutuhan dan prioritas. Seandainya pun terjadi konflik, maka akan lebih mudah untuk dipecahkan.Dokumenhidup• Hal ini merupakan salah satu manfaat yang penting. Kesepakatan tersebut bukan merupakan hargamati.Tetapiperludikajidalamwaktuyangdisepakati,untukmenyepakatidanmemperbaikikesepakatansebelumnya.Sebuahalatukurobjektifuntukmelihatefektivitaslayanan• Adanyakesepakatanmemastikankeduapihakmenggunakan tolok ukur yang sama untuk menilai kualitas layanan.
Pada dasarnya, Pemerintah Kota sudah terbiasa menyiapkan tingkat layanan. Hanya saja, tingkat layanan tersebut jarang dikomunikasikan dan disepakati bersama dengan struktur pemerintahan di bawahnya (kelurahan). Kalaupun ada, sifatnya cenderung satu arah dalam bentuk ‘penyuluhan’, sehingga sukar terbangun kesepakatan konstruktif antara kedua belah pihak (Pemerintah Kota dan kelurahan).
Dalambagianselanjutnya(CA-07),dilakukankonsultasidengankelurahan.Hasildariproseskonsultasiiniadalahsemacam‘kesepakatantingkat layanan’antaraPemerintahKota,yangdiwakiliolehmasing-masingSKPDyangtergabungdalamPokja Sanitasi Kota, dengan pihak kelurahan.
6 Sumber:USAID,IADB,PAHO,WorldBank‘MethodologixalGuidelinesforSectoralAnalysisinSolidWaste–Preliminaryversion’,PanAmericanHealthOrganization,1995sebagaimanadikutip‘StrategicPlanningGuideforMuncipalSolidWaste’.
7 EstablishingServiceLevelAgreement’,NaomiKarten,2003
36
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-06 | Penetapan Tingkat Layanan Sanitasi
Siapayangmelaksanakan?AnggotaPokjaSanitasiKotadengandifasilitasiolehCityFacilitator(CF)dannarasumber(ahliteknissanitasi).
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?1–2kalipertemuandalamrapatPokjamaksimum2minggu.
RingkasanLangkah-langkahpelaksanaan1. Diskusikandansepakatibersamapengertian‘tingkatlayanansanitasi’.2. Sepakatiparametertingkatlayanan.3. Sepakatitingkatlayanansanitasiuntukjangkapanjang,jangkamenengahdanjangkapendek.4. Siapkandraf‘kesepahamantingkatlayanan’–mencakupbagianyangakandidiskusikandengankelurahan.
ReferensiterkaitBukuReferensiOpsiSistemdanTeknologiSanitasi.
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Diskusikan dan sepakati bersama istilah ‘tingkat layanan sanitasi’
Dibandingkandengantingkatlayananairbersih,tingkatlayanansanitasirelatiflebihsukarditetapkan.Sebagaiilustrasi,berikut ini diberikan beberapa contoh, yaitu:
Frekuensi dan jadwalpengangkutan sampahdariTPSTuntukmemastikan tidak ada sampah yangmenginapdi•TempatPenampunganSementara(TPS),Truksampahtidakmenimbulkanceceranairlindidijalanyangdilaluinya,• Sampah yang diangkut tidak tercecer di jalan,•Permintaanlayananpenyedotanlumpurtinjaakandilayanimaksimumxxxjamdaripengajuanpermintaan,•Dansebagainya.•
Untuk skala kota, pedomannya adalah SPM. Indikator tingkat layanan bisa merujuk kepada indikator yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota dalam Indikator Kinerja RPJM.
37
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-06 | Penetapan Tingkat Layanan Sanitasi
Langkah2:Sepakati parameter tingkat layanan yang akan digunakan. Seperti disebutkan sebelumnya, penetapan parameter tingkat layanan sanitasi harus realistis dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan kota. Tetapi pada sisi lain juga harus menantang, yakni menggambarkan visi kota menyangkut tingkat layanan yang diinginkan dalam jangka panjang.
Langkah3:Sepakati tingkat layanan untuk jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek
Pokja harus menyepakati rumusan tingkat layanan jangka panjang berikut targetnya. Ini nantinya akan memberikan arahan untuk penetapan tingkat layanan jangka menengah dan jangka pendek.
Langkah4:Buat draf Kesepahaman Tingkat Layanan Sanitasi
Menyiapkandrafkesepakatantentangtingkatlayanan,untukdidiskusikandenganjajaranPemerintahdanmasyarakatdi tingkat kelurahan. Pokja Sanitasi Kota harus menunjuk wakilnya untuk berdiskusi dengan jajaran kelurahan, sesuai ketentuan yang berlaku.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCA-06oTerselenggaranyadiskusidanadanyakesepakatanbersamamenyangkutistilah‘tingkatlayanansanitasi’
oDisepakatinyaparametertingkatlayanan
oDisepakatinyatingkatlayananuntukjangkapanjang,jangkamenengah,danjangkapendek
oDisiapkannyadrafkesepahamantingkatlayanan
38
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-06 | Penetapan Tingkat Layanan Sanitasi
39
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Pertemuan Konsultasi dengan Kelurahan CA-07
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
Diperolehnya umpan balik dan kesepahaman dengan masyarakat dan jajaran Pemerintah di tingkatkelurahan,tentangsistemsanitasidantingkatlayanansanitasiuntuksetiapzonasanitasi.
Pertemuan konsultasi sebaiknya tidak dilaksanakan untuk seluruh kelurahan yang ada di kota. Pokja bisa memilih kelurahan-kelurahantertentusebagaiprioritas,yangdianggapdapatmewakiliberbagaikarakteristikkota.Misalnyakelurahanpadat,kelurahan dengan kawasan bisnis, kelurahan dengan persoalan kekumuhan, dan sebagainya. Pada dasarnya, pertemuan ini dilakukan untuk mengkomunikasikan beberapa capaian Pokja terkait, yaitu:
• Subsistemsanitasiyangakanditerapkanuntukzonasanitasitertentu,dan• Tingkat layanansanitasiyangakandipakaikota, sekaligusmendapatkanumpanbalikdarimasyarakatdan jajaran
pemerintahan di tingkat kelurahan. Melalui pertemuan ini, Pokja diharapkan mendapatkan gambaran tentangpotensi/dukunganyangdimilikikelurahan,agarbisaberperandalamperbaikankondisisanitasidikawasannya.Pokjaharus berhati-hati untuk tidak membuka peluang munculnya pertanyaan dari masyarakat yang sifatnya ‘menagih’ janjiPokja.JadiPokjaharusmenghindardarimenjanjikanrencanapembangunansarana/prasaranasanitasisecaraspesifik untuk kelurahan tersebut.
Sebelum pertemuan, sebaiknya Pokja berkomunikasi dengan kelurahan untuk menentukan peserta pertemuan. Peserta pertemuan sebaiknya menggambarkan keterwakilan seluruh stakeholder di kelurahan. Untuk ini, Pokja bisamenyerahkannya pada kelurahan untuk melakukan seleksinya sendiri.
Topikyangdikemukakandalamdiskusiadalahsebagaiberikut: Informasitentangsubsistemdalamsebuahzonasanitasi1. Ini diperlukan untuk menjamin keseragaman atau integrasipembangunansanitasiditingkatkelurahandalamsebuahzonasanitasi.Diskusisebaiknyadiarahkanuntukmendapatkan dukungan aktif masyarakat dan pihak swasta lokal di kelurahan tersebut.Tingkatlayanan2. Lazimnya,setiapPemerintahKotasudahpunyarencanatingkat layanan.Tetapi,tingkat layanantersebut jarang atau belum pernah dikomunikasikan ke jajaran Pemerintah di tingkat kelurahan dan masyarakat.
Ringkasankondisisanitasidikelurahandalamzonasanitasi
Rencanapengembangansistemsanitasidizonasanitasi
Drafbuktikesepakatandengankelurahan
Presentasi
Diskusikanbutiryangdipresentasikan
Sepakatimekanismeumpanbalik
Bilaperlusepakatijadwalwaktuprosedurpersetujuankesepakatan
40
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-07 | Pertemuan Konsultatif dengan Kelurahan
Pada pertemuan ini, Pokja punya kesempatan mengkomunikasikan tingkat layanan tersebut. Informasi tentang fasilitasdanlayananyangadasaatinidapatdiperolehdariBukuPutihdanstudiEHRA.
Kedalaman pembahasan dan umpan balik dari setiap kelurahan sasaran pasti beragam. Kelurahan yang didominasi kawasan komersial cenderung lebih banyak mendiskusikan pilihan sistem sanitasi yang akan diterapkan. Termasukmendiskusikanbesarbiayayangharusditanggungolehpenghuni/pemiliklahan,danbagaimanajikadiantarakawasankomersial tersebut terdapat kantong-kantong permukiman kumuh dan penduduk miskin.
Di sisi lain, kelurahandenganmayoritaspendudukberkemampuanekonomimenengahkebawahataubahkanmiskin,cenderungmempertanyakanopsi-opsiteknologi.Karenaitu,Pokjaharusmenyiapkandiridenganbaik.Misalnya,denganmenyiapkanmateri/rujukantentangpilihanteknologi–untukmenjembataniinfrastrukturyangadasaatinidengansistemyang akan diterapkan di kemudian hari. Jika memang diputuskan hanya ada dua karakteristik kelurahan sasaran, maka Pokja harus membuat dua bentuk persiapan. Berikut ini disampaikan beberapa ide untuk persiapan pertemuan tersebut.
BOKS-1: Penyiapanmateri• Pengertian tentang ‘sanitasi’ Pokja perlu menjelaskan pengertian ‘sanitasi’ dan manfaat melakukan perbaikan
sanitasi.Sebenarnya,padasaatpenyiapanBukuPutihpersoalaninisudahdipaparkan.Tetapitidakadasalahnyamengulangnya pada pertemuan ini.
Topikiniperludipresentasikanpadakeduatargetgruptersebutdiatas.• Kondisisanitasisaatini Pokja mengulang presentasi kondisi sanitasi (dari Buku Putih). Khususnya yang terkait
dengankondisikhasdisetiapkelurahan.Dengandemikian,masyarakatdanjajarankelurahanbisamemahamidengan baik kondisi sanitasi di kawasan mereka.
Untuktargetgrupkawasanmiskin,Pokjaharusmemberipemahamanpadamasyarakattentangkerugianyang harus mereka tanggung apabila tidak melakukan perbaikan sanitasi. Sedangkan untuk target grup yang didominasi kawasan komersial dan kalangan menengah ke atas, Pokja harus menjelaskan kemungkinan menurunnya nilai kawasan (misalnya akibat seringnya terjadi banjir) atau dikaitkan dengan harga diri.
• LembarfaktaMendukungpenjelasanmengenaikondisisaatinidenganteks,gambar,tabel,atauskemayangmudah dipahami masyarakat menyangkut isu spesifik untuk tiap kelurahan.
• TeknologiGunakanalatbantuseperti,gambar,skema,ataudiagramuntukmenjelaskanteknologiyangakandigunakan,sebelumPokjaberbicaratentangsistemsanitasi.Alat-alatbantutersebutdipamerkanpadasaat pertemuan. Jika banyak perwakilan masyarakat yang hadir, misalnya: tokoh masyarakat, kader Posyandu, KSM,dansebagainya,sebaiknyadisiapkanjugamateridalamukuranA4.Agarmerekapunyamateriuntukmemberikan penjelasan kepada warga masyarakat lainnya.
Bila di dalam kelurahan tersebut terdapat kantong-kantong permukiman kumuh atau konsentrasi penduduk miskin dalam jumlah relatif besar, akan lebih baik bila Ketua RW terkait diminta hadir dalam pertemuan tersebut. Ketua RW akan menyuarakan pendapat penduduk miskin, dan ikut memberikan solusi terhadap usulan sistem sanitasi yang akan diterapkan.
41
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-07 | Pertemuan Konsultatif dengan Kelurahan
Jikamungkin,undangwartawanuntukmenghadiripertemuan.Disampingmengedukasimediamassa,langkahinijugabisa dipandang sebagai salah satu upaya untuk menjaring dukungan positif terhadap rencana pembangunan sanitasi di kota tersebut.
Dibangunnya kesepahamanantaraPemerintahKotadengankelurahanakanmemperkuat salah satu ciripendekatanini, yaitu ‘top-down’ bertemu ‘bottom-up’. Kesepahaman dapat dibuat dalam bentuk formal atau informal. Kesepahaman formaldiperkuatdenganadanyaBeritaAcaraKesepahaman.Sebaliknya,apabilahanyadicatatdalambentukNotulensiPertemuan maka akan dianggap sebagai kesepahaman informal.
Siapayangmelaksanakan?AnggotaPokjaSanitasiKota.
City Facilitator perlu hadir untuk membantu Pokja Sanitasi Kota dalam memberikan penjelasan tambahan, terutama yang terkait dengan aspek teknis.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?1–2kalipertemuandengankelurahan-kelurahandari satuzonasanitasiyangsama(kemungkinanterdapatbeberapazonasanitasidisatukota)maksimumdalam2minggu.
Langkah-langkahpelaksanaan1. Siapkan bahan presentasi untuk zona sanitasi tertentu (termasuk kondisi sanitasi spesifik setiap kelurahan). 2. Pertemuandengankelurahan.3. Diskusikanbutir-butiryangdipresentasikandiatas.4. Diskusikan dan kembangkan butir-butir kesepahaman antara Pemerintah Kota dengan kelurahan-kelurahan
tersebut.
• Peta Peta akan lebih memudahkan Pokja menjelaskan rencana pembangunan sanitasi. Penggunaan peta juga mendorong peserta untuk memberikan umpan balik terkait, misalnya usulan tentang rencana jalur pipa air limbah, atau kondisi tanah setempat (mudah longsor, atau stabil, dan sebagainya).
• Foto Foto yang menggambarkan kondisi sanitasi saat ini, yang akan sangat membantu peningkatan pemahaman masyarakat tentang kondisi sanitasi mereka. Jika mungkin, pamerkan juga foto sejenis dari daerah lain untuk perbandingan.
42
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-07 | Pertemuan Konsultatif dengan Kelurahan
5. Sepakati mekanisme umpan balik.6. Biladiperlukan,sepakatijadwalwaktuuntukmenuntaskanproseskesepahaman(formalataupuninformal).
Referensiterkait–
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Siapkan bahan presentasi dan informasi lainnya. Sajikan informasi-informasi; rumusan visi dan misi, tujuan dan sasaran sanitasi, pemilihan sistem/subsistem sanitasi dan zonasi, tingkat layanan, dalam bentuk yang mudah dipahami. Jika perlu perbanyak foto, gambar, skema, atau ilustrasi lain pada setiap informasi yang disiapkan.
Langkah2:Lakukan pertemuan dengan kelurahan
Presentasikan:a. Pengertian tentang sanitasib. Ringkasan kondisi sanitasi saat ini di zona sanitasi (spesifik untuk tiap kelurahan)c. Pengertian tentang teknologi terkait sanitasid. Rencana pengembangan sistem sanitasi di zona sanitasi untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendeke. Potensi pelibatan swasta setempat dan masyarakat
Langkah3:Diskusikan butir-butir yang dipresentasikan. Gali partisipasi peserta (masyarakat dan jajaran kelurahan) terkait topik yang didiskusikan. Upayakan agar tercapai kesepahaman untuk setiap isu.
Langkah4:Diskusikan dan kembangkan butir-butir kesepahaman antara Pemerintah Kota dengan kelurahan tersebut.
43
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-07 | Pertemuan Konsultatif dengan Kelurahan
Langkah5:Sepakati mekanisme umpan balik
Menyepakatimekanismeumpanbalikdiperlukan,khususnyabilahasildiskusipertemuantidakbisalangsungmenghasilkankesepahamandiantaraPemerintahKotadankelurahan.Disisilain,karenakendalawaktudanbiaya,menggelarpertemuanulanganpastiakansulit.Dalamkasusdemikian,Pokjadankelurahanperlumenyepakatimekanismeumpanbalik,supayakepentingan semua pihak terakomodasi.
Langkah6:Bila diperlukan, sepakati jadwal waktu untuk menuntaskan proses kesepahaman (formal ataupun informal)
Seringkali proses kesepakatan tidak bisa dilakukan dalam sekali pertemuan. Apabila mekanisme umpan balik akandilakukan melalui pertemuan atau surat menyurat, maka jadwal waktu perlu disepakati agar tidak mengganggu kegiatan selanjutnya.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCA-07oDisiapkannyabahanpresentasidaninformasilainnya
oDiselenggarakannyapertemuandengankelurahan
oDicapainyakesepahaman(formalataupuninformal)antaraPemerintahKotadengankelurahan
44
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-07 | Pertemuan Konsultatif dengan Kelurahan
45
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Paparkan sistem, zona dan tingkat layanan sanitasi
Identifikasi kendala dan isu
Rangkum kendala dan isu yang teridentifikasi
Paparkan sistem, zona dan tingkat layanan sanitasi
Identifikasi kendala dan isu
Rangkum kendala dan isu yang terindentifikasi
Identifikasi Isu-isu Strategis dan Kemungkinan Hambatan
CA-08
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
Teridentifikasinyaisu-isustrategisdankemungkinanhambatanterkaitsanitasi.
PadabagianCA-05sudahditetapkansistemdanzonasanitasijangkapanjang,yangmemberikangambaraninfrastruktursanitasidanaspek-aspekterkaitpadakurunwaktu15–25tahunmendatang.Padabagianitu,Pokjajugasudahmenetapkanlayanansanitasiuntuk jangkamenengahdanpendek.PadabagianCA-06,Pokjamenetapkantingkat layanansanitasiyang mendeskripsikan bagaimana layanan tersebut diberikan kepada masyarakat.
Gambaranyangdiharapkandalam15–25tahunmendatangjelasberbedadengankondisiaktualsaatini.Dalamusahamengatasi kesenjangan tersebut, Pokja perlu mengidentifikasi isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan yang akan dihadapi kota. Identifikasi ini akan menjadi dasar bagi perumusan strategi yang akan ditempuh, tindakan yang akan dilakukan, termasuk penyusunan program dan kegiatan jangka menengah.
Adaberbagai teknik yangbiasadipakai untukmengidentifikasi isu-isu strategisdanhambatan. Salah satunya adalahmelalui analisis SWOT, sebuah teknik analisis yang sudah lazim dipraktikkan. Analisis SWOT terkait identifikasi isu-isustrategisdanhambatanbisamengambilbanyakteknik/jalan.Tetapidaribeberapapraktikdikota-kota,kitabisamencatatsatu pendekatan yang bisa dianggap best practice, yang bisa dipelajari pada penjelasan langkah-langkah di bagian ini.
Berikut adalah beberapa contoh isu-isu strategis:• Pembangunan sistem sewerage dan IPAL. Dalam sebuah zona air limbah yang direncanakan akan dibangun
sistem sewerage, diidentifikasi kemungkinan adanya hambatan ketersediaan lahan untuk pemasangan pipa air limbah.Misalnya, jarakantarrumahyangterlampaudekat menyebabkantidakmungkinmembuatgalian(secarakonvensional) untuk penanaman pipa air limbah tersebut. Berdasarkan identifikasi kemungkinan hambatan itu, maka perlu dicari cara lain guna mengatasi masalah sanitasi di daerah tersebut (misalnya: membuat subsistem tersendiri untuk kawasan tersebut, atau mencari opsi teknologi yang sesuai untuk kawasan itu.
• Pelayanansampah.Salahsatukomponendalampelayanansampahyangbaikdarisisikesehatandan lingkunganadalahtersedianyaTempatPemrosesanAkhir(TPA)yangmemadai.Biladalamkurunwaktu15–25tahunkedepan,TPA
Paparkan sistem, zona dan tingkat layanan sanitasi
Identifikasi kendala dan isu
Rangkum kendala dan isu yang teridentifikasi
AIRLIM
BAH
DRA
INASE
LINGKU
NGAN
PERSAMPA
HAN
46
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-08 | Identifikasi Isu-isu Strategis dan Kemungkinan Hambatan
yang ada saat ini tidak dapat digunakan lagi karena kapasitas yang ada sekarang sudah terbatas, maka isu kebutuhan TPAperludiangkat.Lalu,tindakanantisipasinyaperludipastikanmenjadibagiandariprogramdankegiatanjangkamenengah.
• Danlainnya.
Siapayangmelaksanakan?AnggotaPokjaSanitasiKotadengandifasilitasiolehCityFacilitator(CF)dannarasumber(ahlitekniklingkungan).
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?1–2kalipertemuandalamrapatPokja,maksimum2minggu.
Langkah-langkahpelaksanaanAgaridentifikasiisu-isustrategisdanhambatanbisaoptimal,berikutlangkah-langkahyangbisaditempuh:1. Paparkan kembali tujuan dan sasaran sanitasi, sistem sanitasi, zona sanitasi, dan tingkat layanan sanitasi yang sudah
disepakati.2. Identifikasiisu-isustrategisdankemungkinanhambatanyangmunculdalamkontekspembangunansanitasi(jangka
panjang maupun jangka menengah).3. Rangkumisu-isustrategisdankemungkinanhambatanyangberhasildiidentifikasi.PadaModulCB-01nanti,Pokja
bisamelanjutkannyadenganmelakukananalisisSWOTuntukmenyusunstrategi
Referensiterkait–
47
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-08 | Identifikasi Isu-isu Strategis dan Kemungkinan Hambatan
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Paparkan kembali tujuan dan sasaran, sistem sanitasi, zona sanitasi, dan tingkat layanan sanitasi yang sudah disepakati
Dilakukanuntukmengingatkembaliapayangsudahdisusundandisepakatibersamakelurahan.SetiapanggotaPokjaharus memahami benar tujuan dan sasaran kota tentang pembangunan sanitasi mereka.
Langkah2:Identifikasi isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan pembangunan sanitasi
(1) Lakukan brainstorminguntukmengetahuiberbagaikekuatan,kelemahan,peluang,dantantangan(parameterSWOT).Proses ini dimaksudkan agar Pokja nantinya bisa mengidentifikasi isu-isu strategis dan hambatan pembangunan sanitasi. Agar brainstorming tidak terlalu melenceng dari visi/misi dan tujuan/sasaran sanitasi, Pokja sebaiknyamenggunakan dua alat bantu untuk mendapatkan hasil yang optimal, yakni dengan peranti:
Diagramsistemsanitasi(DSS),yangdapatmembantuPokjamelakukanidentifikasivisualtentangpermasalahan/•isu-isuterkaitsanitasi(untuksetiapsubsektor).DSSjugabergunauntukmenjelaskandenganmudahhubungansebabakibat terkaitpersoalan sanitasi.Misalnya,untukmenjelaskan‘mengapa IPAL tidakberoperasioptimal.’DenganDSS,PokjaakanbisamendapatkanjawabanbahwatidakberoperasinyaIPALternyatadisebabkanolehminimnya volume tinja, yang ternyata disebabkan jarangnya penyedotan tangki septik, dan sebagainya.Petazonasanitasi(hasilCA-05),yangdapatmemberigambarannyatabagiPokjatentangkondisisanitasikota•saatinidanyangdiinginkandimasadepan.Dengangambaranini,dandenganmemanfaatkanDSS,Pokjaakandimudahkan dalam mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, tantangan, dan peluang untuk berbagai macam aspek (teknis, keuangan, kelembagaan, peraturan, sosial, dan lainnya) dan untuk semua subsektor.
(2) Susunisu-isuyangteridentifikasidalamtabelSWOTdansusunprioritas.Pokjaselanjutnyamenyusunisu-isutersebutkedalamtabelSWOT.Selanjutnya,pilih2-3isuperingkatpalingatasuntuksetiapaspekSWOT(Pokjamemilih2-3poinyang dianggap paling strategis untuk setiap parameter). Ini akan menjadi dasar bagi perumusan isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan. Pemilihan prioritas (pembobotan) ini diambil karena umumnya memang ‘hanya beberapa’ isu saja yang sebenarnya berpengaruh pada persoalan sanitasi secara keseluruhan.
48
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-08 | Identifikasi Isu-isu Strategis dan Kemungkinan Hambatan
Langkah3:Rangkum kemungkinan hambatan dan isu yang teridentifikasi
Selanjutnya,Pokjamembuatperumusandengankalimat-kalimatjelasuntuk:(1)Isu-isustrategis,dan(2)Kemungkinanhambatanberdasarkanhasilyangdiperolehpadalangkah2diatas.JikaternyataPokjamasihmenganggapadabeberapahalyangbelumterakomodasi,Pokjadapatmeninjaupoin-poindiluar2-3isuyangdianggapstrategisuntukditambahkanpada perumusan ini. Sebenarnya, Pokja sudah bisa mendapatkan Isu-isu Strategis dan Kemungkinan Hambatan untuk seluruh subsektor. Hanya saja pada tahap ini, Pokja belum perlu memilah-milahnya berdasarkan subsektor.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCA-08
oDilakukannyaanalisisSWOTuntukmengidentifikasiisu-isustrategisdankemungkinanterkaitpembangunansanitasi,dengan menggunakan alat bantu diagram sistem sanitasi dan peta zona sanitasi.
oDirangkumnya/dirumuskannyaisu-isustrategisdankemungkinanhambatanterkaitpembangunansanitasi
49
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
PerumusanArahPengembanganSektor Sanitasi Kota
CA-09
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
DirumuskannyaArahPengembanganSektorSanitasiKota.
ProsesperumusanArahPengembanganSektorSanitasiKotasebenarnyadimulaisejakpenyusunanvisidanmisisanitasikota,penetapantujuandansasaranyangmemberikankisi-kisipenetapansistemsanitasidanzonasanitasi(CA-05),sertapenetapantingkatlayanan(CA-06).Selanjutnya,setelahPokjaberhasilmerumuskanisu-isustrategisdankemungkinanhambatan, mereka dapat merumuskan arah pengembangan sektor sanitasi di kota tersebut.
Siapayangmelaksanakan?AnggotaPokjaSanitasiKotadengandifasilitasiolehCityFacilitator(CF).
Pokja Sanitasi Kota sebaiknya menunjuk beberapa anggotanya untuk merangkum seluruh proses, dan kemudian secara bersama-sama merumuskan arah pengembangan sektor sanitasi kota.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Diperkirakansetidaknya2kalipertemuandalamrapatPokja,maksimumdalamwaktu2minggu.
Rangkum dan tuliskan visi, misi, sasaran umum dan arah
penahapan
Rangkum dan tuliskan sistem sanitasi, zona sanitasi, tingkat
layanan sanitasi, hambatan dan isu dan potensi yang ada
BAB2
BAB3
50
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-09 | Perumusan Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kota
Langkah-langkahpelaksanaanDalamrapatPokjaSanitasiKota:1. Rangkumdantuliskanvisi,misi,tujuan,sasaran,danarahpenahapansesuaiyangtelahditetapkandalambagianCA-
04.2. Rangkumdantuliskansistemsanitasi,zonasanitasi,tingkatlayanan,hambatan,isudanpotensiyangada.
Referensiterkait–
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Rangkum dan tuliskan visi, misi, tujuan, dan sasaran
Pada bagian sebelumnya visi, misi, tujuan, dan sasaran sudah ditetapkan. Semua hal tersebut kemudian dituliskan pada bagianini.HasilyangdiperolehadalahBab-2drafdokumenStrategiSanitasiKota.
LampiranCA-09_1mencantumkandaftarisiBab2.
Langkah2:Rangkum dan tuliskan sistem sanitasi, zona sanitasi, tingkat layanan, kemungkinan hambatan dan isu serta potensi yang ada
Hal yang sama dilakukan untuk sistem sanitasi, zona sanitasi, tingkat layanan, hambatan, isu dan potensi yang ada. Hasil yangdiperolehadalahBab3drafdokumenStrategiSanitasiKota.
LampiranCA-09_1mencantumkandaftarisiBab3.
51
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-09 | Perumusan Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kota
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCA-09oPerumusanArahPengembanganSektorSanitasiKota(Bab2)
oArahPengembanganSektorSanitasiKota(Bab3)
52
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-09 | Perumusan Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kota
53
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Pertemuan Konsultasi denganTimPengarah
CA-10
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
Diperolehnya persetujuan dari Tim Pengarah untuk perumusan Arah Pengembangan Sektor SanitasiKota
Walaupun anggota Pokja secara berkala selalumembuat laporan untuk Kepala SKPDmasing-masing, tetapi laporanformal dariTimTeknis kepadaTim Pengarah (yang sebenarnya adalah para Kepala SKPD) tetap perlu dilakukan. HalinidimaksudkanagardiantaraparaanggotaTimPengarahtimbuldiskusidankebersamaan.Terutamadalammelihatpersoalan-persoalan sanitasi dan membangun kesamaan pendapat terkait kebijakan strategis sanitasi kota.
Pertemuankonsultasiinimerupakanyangkeduakalinya.Tetapijugabisamerupakanpertemuanpertama,jikaPokjatidakmelakukan pertemuan konsultasi pada saat perumusan visi dan misi sanitasi. Jika demikian, maka pertemuan konsultasi kali ini harus mengkonsultasikan perumusan visi dan misi, tujuan dan sasaran, penetapan sistem dan zona sanitasi, serta penetapan layanan, termasuk rumusan tentang isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan.
Karena begitu banyak aspek yang harus dibahas sebelum memulai pertemuan konsultasi, maka diharapkan Pokja Sanitasi KotasudahmembuatringkasanmateriyangakandibahasdandisampaikankepadaTimPengarahsebelumnya.Sebagaicatatan,sangatpentingbilaTimPengarahhadirsendiridalampertemuanini.Olehkarenanya,sebaiknyaWalikota,WakilWalikotaatausetidaknyaSekretarisDaerah,menjadipihakpengundanguntukpertemuanini.
Sebagairujukanpersiapanpertemuantersebut,harapdilihatbagianCA-03.
Paparkansasaranumumdanarahanpenahapansistemsanitasi,zonasanitasi,tingkatlayanansanitasi,hambatandanisu
danpotensiyangada
PaparkanDrafRencanaKerangkaKerjaSanitasiKota
PersetujuandariTimPengarah
Paparkan
54
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-10 | Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah
Siapayangmelaksanakan?AnggotaPokjaSanitasiKota(TimTeknis)danTimPengarah.CityFacilitatordapatberperanaktifdalampertemuanini,ataubertindaksebagainarasumberyangmembantuPokjaSanitasiKota(TimTeknis)dalammemberikanjawaban-jawaban.AdabaiknyaCityFacilitatordidampingiolehtenagaahlimanajemendanoperasisanitasi.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Diperkirakan1kalipertemuan.
Langkah-langkahpelaksanaan1. Paparkan visi, misi, tujuan, sasaran dan arahan penahapan, sistem sanitasi, zona sanitasi, tingkat layanan, isu-isu
strategis dan kemungkinan hambatan. 2. Paparkan(draf )arahpengembangansektorsanitasikota.3. MintakanpersetujuantentangarahpengembangansektordariTimPengarah.
Referensiterkait–
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Paparkan visi, misi, tujuan, sasaran, dan arahan penahapan, sistem sanitasi, zona sanitasi, tingkat layanan, isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan dalam usaha perbaikan sanitasi kota
DimaksudkanuntukmemberikangambaranmenyeluruhtentangmateriyangsudahdibahasolehPokjaSanitasiKota.AgarterdapatkesamaanpersepsidiantaraTimPengarah,makabeberapaistilahteknisperludiklarifikasilebihduludansebaiknya dilengkapi gambar.
Karena begitu banyak aspek yang dikonsultasikan, sebaiknya Pokja menyediakan materi-materi yang komunikatif, jelas dan ringkas.
55
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-10 | Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah
Paparan mengenai sistem dan zona sanitasi perlu dilengkapi dengan peta dan diagram untuk memperjelas presentasi tersebut.
Langkah2:Paparkan (draf ) Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kota
PokjaharusmenyiapknrangkumanarahpengembangansektorsanitasiuntukmemudahkanparaanggotaTimPengarahmemahamisecarabenardancepathal-halyangakandikonsultasikan.AnggotaPokjaharusmenyiapkanmateripresentasiyangringkasdankomunikatifuntukmenjelaskancapaian-capaianpadasetiapproses(visi/misi,tujuan/sasaran,sistemdan zona, tingkat layanan, arah pengembangan, dan sebagainya).
Langkah3:Minta persetujuan tentang Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kota dari Tim Pengarah
PokjasebaiknyamengakomodasiberbagaimasukanataukoreksiyangdiberikanTimPengarahterkaitarahpengembangansektor sanitasi di forum konsultasi tersebut. Pada tahap inilah Pokja bisa meminta persetujuan akhir atas apa yang sudah dirumuskan bersama-sama dalam proses ini.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCA-10oPresentasiPokjadandiperolehnyamasukandariTimPengarah
oDiperolehnyapersetujuanTimPengarahtentangArahPengembanganSektorSanitasiKota
56
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-10 | Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah
57
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Audiensi:• TimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)danDPRD• PokjaSanitasiProvinsi&TTPS
CA-11
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
• AdanyapemahamantentangsanitasidariTimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)dananggotaDPRD• AdanyaarahandariPokjaSanitasiProvinsisertaTTPS.
Walaupun kegiatan ini tertera sebagai kegiatan tersendiri dan dilakukan setelah pertemuan konsultasi dengan TimPengarah,tetapipadadasarnyakegiatanadvokasikepadaTimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)danDPRDsudahdapatdimulaisetelahkegiatanCA-03.
KegiataninisebaiknyamenjaditanggungjawabTimPengarah,sedangkanPokjaSanitasiKotabertanggungjawabuntukpenyiapanmateriyangdibutuhkanolehTimPengarah.
AlasandiperlukannyaaudiensikeTimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)danDPRDKotadiantaranyauntuk:1. Menjelaskanarahpengembangansektorsanitasiyangsudahdirumuskandankonsekuensinyaterhadapkebutuhan
biaya investasi ataupun biaya operasi dan pemeliharaan.2. MengadvokasiparaanggotaDPRDtentangmaknasanitasidalamaspekkesehatan,khususnyamenyangkutpentingnya
tindakanpencegahan. Para anggotaDPRDharus pahamperbandingan antara biaya pencegahan/preventif yangmenjaditanggungjawabPemerintahKotadanbiayapengobatan/kuratifyangmenjadibebanmasyarakat.
3. MenjaringinformasitentangperkiraanpagudanayangbisadisediakanPemerintahKotauntukpembiayaansanitasi.
AudiensidenganPokjaSanitasiProvinsidanTimTeknisPembangunanSanitasi(TTPS)bertujuanuntuk:1. Mendapatkan informasi tentang kebijakan pendanaan dan dukungan biaya investasi dari Pemerintah Provinsi
ataupun dari Pemerintah Pusat2. Mencatatpersyaratanyangdiperlukanuntukmemperolehdukunganbiayainvestasitersebut.
58
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-11 | Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPB) dan DPRD | Pokja Sanitasi Provinsi & TTPS
Siapayangmelaksanakan?TimPengarahPokjaSanitasiKota,didampingiTimTeknisPokjaSanitasiKotauntukmenyiapkanmateri-materiaudiensi.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Diperkirakanmasing-masing1kalipertemuanaudiensidenganTimAnggaranPemerintahDaerah (TAPD)danDPRD,denganPokjaSanitasiProvinsidanTTPS,maksimumdilaksanakandalamwaktu2minggu.
Langkah-langkahpelaksanaanTimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)danDPRDKota:1. Jelaskan isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan sanitasi kota.2. PaparkanArahPengembanganSektorSanitasiKota.3. Diskusikanisupendanaan,ketentuan,batasandanpeluangnya.4. Mintadukungandankomitmenterhadappembangunansanitasidikota.5. Jelaskan rencana kegiatan penyiapan SSK.
PokjaSanitasiProvinsidanTTPS:1. LaporkanperkembanganprosespenyusunanSSK(termasukkomitmenPanitiaAnggarandanDPRD).2. Mintaarahanuntukdukunganpendanaan.
Referensiterkait-
59
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-11 | Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPB) dan DPRD | Pokja Sanitasi Provinsi & TTPS
Langkah-langkahpelaksanaanKeTimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)danDPRDKota
Langkah1:Jelaskan isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan terkait sanitasi kota
Dimaksudkan untuk mendapatkan kesamaan persepsi mengenai sanitasi dan kebutuhan perbaikan sanitasi. Inimerupakan bagian dari tanggung jawab Pemerintah Kota, sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pokja sebaiknya membuat materi ringkas tentang isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan yang berhasil diidentifikasi pada proses-proses sebelumnya.
Langkah2:Paparkan Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kota
Denganmenjelaskanarahpengembangansektorsanitasi(sepertiyangsudahdibahasdiatas),Pokjabisamemberikangambarantentangkondisidankegiatan-kegiatanyangsudahdilakukansaatinidancapaiannya.Termasukapayangakanditempuh di masa mendatang guna memperbaiki kondisi yang ada.
Langkah3:Diskusikan isu pendanaan, ketentuan, batasan dan peluangnya
Pokjaharusmendapatkangambaranjelastentangisu-isupendanaan,ketentuan/peraturan,danpeluangmengaksesnya.Tujuannyauntukmemastikanbahwaarahpengembangansanitasiyangdisusundapatberjalansecaraberkelanjutan.
Langkah4:Jelaskan rencana kerja kegiatan penyusunan SSK
Pokja perlumenjelaskan tahapan penyusunan SSK, agar anggota DPRDmemahami pengertian SSK dan bagaimanatahap penyusunannya. Untuk ini, Pokja harusmenyiapkan diagram alir penahapan penyusunan SSK dan penjelasanringkasnya.
60
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul Ca-11 | Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPB) dan DPRD | Pokja Sanitasi Provinsi & TTPS
KePokjaSanitasiProvinsidanTTPS
Langkah1:Laporkan perkembangan proses penyusunan SSK
PokjaperlumenjelaskanperkembanganpenyusunanSSKkeTTPS,termasukkomitmenPanitiaAnggarandanDPRDKotaterhadap pembangunan sektor sanitasi
Langkah2:Minta arahan untuk dukungan pendanaan
Pokja bisa meminta TTPS agar memberi arahan untuk dukungan pendanaan. Meskipun secara teknis, Pokja punyakemampuan untukmengoptimalkan aksesnya pada sumber-sumber pendanaan, arahan dariTTPS sebenarnya lebihuntuk mendapatkan dukungan ‘politis’.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCA-11oTerselenggaranyaaudiensidenganTimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)danDPRDKota
oAudiensidenganPokjaSanitasiProvinsidanTTPS
oDiperolehnyakesepahamandanmasukandarikeempatsasarandiatas.
61
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CB-01Perumusan Strategi dan Pengembangan StrategiSubsektorSertaAspekPendukungLayanan Sanitasi
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
Dirumuskannyastrategisanitasidanidentifikasiawalprogramsertakegiatanuntuksetiapsubsektordanhigiene,denganmempertimbangkanberbagaiaspekterkait.
PadakegiatanCA-05,Pokjasudahmenetapkansistemdanzonasanitasiuntukperencanaanjangkapanjang.Pokjajugasudah menetapkan gambaran umum target pembangunan infrastruktur jangka menengah dan jangka pendek, termasuk pemilihan teknologinya. Pemilihan teknologi akan banyak ditentukan oleh berbagai aspek seperti kelembagaan, peraturan,pendanaan(Pemerintah,swasta,masyarakat),danaspekpartisipasimasyarakat.Termasukaspekjenderdankemiskinan. Denganmempertimbangkan aspek-aspek ini pula, Pokja bisamenentukan tahapan untukmembanguninfrastruktur yang telah disepakati untuk jangka panjang.
Sebagai contoh, karena biaya memasang perpipaan air limbah (sewerage) sangat mahal, maka dalam jangka pendek dan(mungkin)jangkamenengah,Pokjabisameminta/menganjurkansetiaprumahtanggauntukmembanguntangkiseptik sesuai standar. Karena belum ada sewer, air buangan tangki septik boleh dialirkan ke saluran drainase, dengan sedikit mengorbankan kualitas air sungai. Selanjutnya secara bertahap, kota merencanakan pembangunan perpipaan. Fungsinya untuk mengalirkan air buangan tersebut dan mengolahnya di unit pengolahan air limbah yang juga harus dibangun.
PadakegiatanCA-08danCA-09,Pokjatelahberhasilmengidentifikasiisu-isustrategisdankemungkinanhambatan,sertaberhasilmerumuskanarahpengembangansektorsanitasikota.Denganhasilini,sebenarnyaPokjatinggalselangkahlagibisa merumuskan strategi pembangunan sanitasi yang mencakup semua subsektor dan seluruh aspek. Strategi yang dirumuskan ini akan menjadi salah satu dasar identifikasi awal program dan kegiatan, yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnyaManualini.
Strategisanitasibisadirumuskandenganmenganalisis(SWOT)isu-isustrategisdankemungkinanhambatantersebut,yaknidengananalisisS-O,S-T,W-O,danW-T.Selanjutnya,Pokjadapatmerangkumhasilnyamenjadistrategisanitasikotayang mencakup semua subsektor (teknis) dan seluruh aspek (kelembagaan, keuangan, partisipasi masyarakat, komunikasi, peran swasta).
62
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-01 | Perumusan Strategi & Pengembangan Strategi Subsektor & Aspek Pendukung Layanan Sanitasi
Perlu diingat, perumusan strategi dengan analisis SWOT tidak selalu menghasilkan strategi yang komprehensif danterintegrasi. Cara efektif untuk memastikan agar strategi yang disusun seiring dengan sasaran sanitasi yang ditetapkan, maka Pokja perlu membaca satu per satu strategi yang dirumuskan dan menyandingkannya dengan sasaran sanitasi. Jika masih sesuai, maka strategi tersebut bisa ditetapkan. Jika sebuah rumusan strategi tidak seiring dengan sasaran sanitasi, makaPokjabisamerumuskanulang.Kadang-kadang,analisisSWOTinitidakmenghasilkanrumusanstrategi,tetapijustrurumusanprogramataubahkankegiatan.Dalamhaldemikian,Pokjaharusmemisahkannyadarirumusanstrategi,tetapitetapmenyimpannyasebagaiinputuntukprogram/kegiatan.
JikaperumusandengananalisisSWOTmasihdipandangkurang,Pokjabisamenambahkanrumusanstrategilaindenganmerujuk pada sasaran sanitasi.
Selanjutnya, setelah strategi selesai dirumuskan, Pokja bisa melangkah dengan melakukan identifikasi awal program dan kegiatan(subsektordanaspeknonteknis)dengantetapmerujukpadasasarandanhasilCA-05(zonadansistemsertatingkat layanan sanitasi).
Siapayangmelaksanakan?Pokja Sanitasi Kota, difasilitasi oleh City Facilitator dan didampingi para ahli terkait yang setidaknya terdiri dari ahli teknik dan manajemen operasi sistem, ahli kelembagaan dan peraturan, ahli keuangan dan ahli komunikasi.
63
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-01 | Perumusan Strategi & Pengembangan Strategi Subsektor & Aspek Pendukung Layanan Sanitasi
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Untukmerumuskanstrategi,dibutuhkan2-3pertemuanintensifdalamkurunwaktumaksimal3minggu.
Langkah-langkahpelaksanaanA.PerumusanStrategi1. Kaji ulang isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan, kemudian rumuskan strategi. 2.DiskusikanperumusanstrategiyangdihasilkandarianalisisSWOT.3.Kelompokkandantetapkanhasilnyasebagairumusanstrategi.
B.Pengembangan strategi (identifikasi dari awal program dan kegiatan) untuk subsektor air limbah,persampahan,dandrainaselingkungan1. Kajiulang/bahasrencanapengembangankota(RTRW),renstraSKPD,danstudi-studilain.2. Bahaskondisisanitasisaatinidalamsuatuzonasanitasidangambaranjangkapanjang(penetapanzona,sistem,dan
pilihanteknologisanitasidariprosesCA-05).3. Tetapkanprogramjangkapendekdanjangkamenengah(ditinjaudariseluruhaspek).4. Tetapkanarealayanandantingkatlayanandalamsebuahzonasanitasi.5. Susun kegiatan-kegiatan untuk mendukung program. 6. Lakukanuntukzonasanitasilainnya,hinggamencakupseluruhkota.
C.AspekhigieneTerkadang,analisisSWOTtidakmampusepenuhnyamenghasilkanstrategiuntukaspekhigiene.Dalamkasusini,makaPokja bisa membahasnya dengan pendekatan lain.
D.IntegrasiStrategiSubsektor1. Konsolidasikan program dari tiap-tiap subsektor dan setiap aspek.
Referensiterkait- PedomanNasional-SeleksiSistemdanTeknologiSanitasiuntukPerkotaan- RTRW/RDTRK- BukuReferensiOpsiSistemdanTeknologiSanitasi
64
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-01 | Perumusan Strategi & Pengembangan Strategi Subsektor & Aspek Pendukung Layanan Sanitasi
Langkah-langkahpelaksanaan A. Perumusanstrategisanitasi
Langkah1:Kaji ulang isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan dan rumuskan strategi.
Pokja mengkaji ulang isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan yang teridentifikasi. Jika masih dipandang belum komprehensif, tambahkan isu-isu lain yang dipandang strategis jika ada. Selanjutnya, lakukan analisis SWOT untukmendapatkan rumusan strategi.
Langkah2:Diskusikan rumusan strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT.
Setelah isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan disusun dengan mantap, Pokja selanjutnya bisa melakukan analisis SWOT untukmendapatkan rumusan strategi. Strategi sanitasi bisa dirumuskan denganmenganalisis (SWOT)isu-isustrategisdankemungkinanhambatantersebut,yaknidengananalisisS-O,S-T,W-O,danW-T.Selanjutnya,Pokjadapat merangkum hasilnya menjadi strategi sanitasi kota yang mencakup semua subsektor (teknis) dan seluruh aspek (kelembagaan, keuangan, partisipasi masyarakat, komunikasi, peran swasta).
Perumusan strategi harus memerhatikan beberapa hal, misalnya:Pokja harus memahami benar pengertian strategi. Salah satu definisi yang bisa dipakai adalah: ‘Strategi adalah upaya •mencapai tujuan dengan memakai pendekatan tertentu’.Rumusanstrategiberupa‘KalimatAktif(katakerja)’,memilikicakupanluas,danditurunkandarianalisisSWOTatas•isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan.
HasilyangdiperolehdarianalisisSWOTmerupakanrumusanawalstrategisanitasi(yangmencakupseluruhsektordanaspek nonteknis).
TerkadanghasilperumusanmelaluianalisisSWOTtidakselalusejalandengantujuansanitasiyangditetapkanataucukupkomprehensif. Untuk memastikannya, Pokja perlu merujuk dan memeriksa apakah strategi-strategi tersebut sejalandengansasaransanitasidanhasil-hasilCA-05(zonadansistem).DisinilahPokjabisamemastikanapakahstrategiyangdirumuskan memang telah sesuai. Bila memang ada tuntutan situasi, Pokja bisa menambahkan strategi sendiri tanpa melaluiSWOT.
Sebagai catatan: Pokja harus memastikan bahwa strategi yang dirumuskan telah disusun dengan kalimat yang tepat (kata kerja–kalimataktif ),memilikilingkupluas,danbukanrumusantentangprogram/sasaran.
65
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-01 | Perumusan Strategi & Pengembangan Strategi Subsektor & Aspek Pendukung Layanan Sanitasi
Langkah3:Kelompokkan dan tetapkan hasilnya sebagai rumusan strategi
Setelah memeriksa kesesuaiannya dengan tujuan serta zona dan sistem sanitasi, selanjutnya Pokja bisa mengelompokkannnya ke dalam strategi subsektor. Selanjutnya, strategi ini akan menjadi rujukan utama penyusunan program dan kegiatan sanitasi.
B. Pengembangan strategi (identifikasi awalprogramdankegiatan) untuk SubsektorAir Limbah, Per-sampahan,danDrainaseLingkungan
Langkah1:Kaji ulang/bahas rencana pengembangan kota (RTRW), Renstra SKPD, dan studi-studi lain.
Kaji ulang/pembahasan RTRW dimaksudkan agar seluruh peserta memiliki informasi yang samamengenai rencanapengembangankota.Termasuk informasiproyeksi jumlahpenduduk,kepadatanpenduduk,dan rencana fungsikota.PokjasebaiknyamenyiapkanringkasanRTRWsebagaibahandiskusi.
Padaumumnya,setiapSKPDsudahpunyarencanastrategis(RenstraSKPD).Bahkan,beberapadiantaranyamungkinjugamemiliki dokumen-dokumen studi seperti master plan dan detailed engineering design (DED).WalaupunpembahasanRenstraSKPDdanmaster plansudahpernahdilakukanpadatahapawalpenyusunanSSK,pembahasanRenstraSKPDdimaksudkanuntukmengingatkembalirencana-rencanayangtelahdisusun–sebagaipertimbanganpenyusunanSSKselanjutnya.
Pembahasandilakukansecararingkas–sebagaipengantar.
Langkah2:Bahas kondisi sanitasi saat ini dalam suatu zona sanitasi dan gambaran jangka panjang (penetapan zona, sistem, dan pilihan teknologi sanitasi dari proses CA-05)
Kaji ulang dimaksudkan agar seluruh peserta punya informasi sama mengenai kondisi sanitasi di suatu zona sanitasi.TerdapatkemungkinanbahwaparaanggotaPokjabelummemahamiseluruhinformasisanitasidizonasanitasitersebutkarena itu,manfaatkan informasidariBukuPutih,datasekunder,maupundataEHRA.Bahas jugasistemsanitasiyangditerapkan dalam zona sanitasi tersebut, paparkan dalam bentuk diagram sistem sanitasi.
Pembahasan ini tidak dimaksudkan untuk menilai Buku Putih, tetapi lebih dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang seragam kepada setiap peserta rapat.
66
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-01 | Perumusan Strategi & Pengembangan Strategi Subsektor & Aspek Pendukung Layanan Sanitasi
ProsespenetapansistemdanteknologisebenarnyamerupakanhasilkegiatanCA-05,yaknipenetapanzonadansistemsanitasi.Tetapipadatahapini,sebaiknyaPokjameninjaukembalidanmeningkatkanpemahamanmerekaatashasilyangdicapaipadaCA-05.Pembahasandiarahkanagaranggota-anggotaPokja:
a. Memahamiopsi-opsiteknologidankonsekuensinyapadabiayainvestasidanbiayaO&M(PokjabisamemanfaatkanBukuReferensiOpsiSistemdanTeknologiSanitasi).Padatahapini,Pokjabutuhpendampingandariahliteknis.
b. MemahamikondisisanitasiyangadadenganDiagramSistemSanitasi.Diagraminidapatmenggambarkansistemyangadasaatini.Diagramsekaligusmembuatproyeksilangkah-langkahyangdiperlukan,untukbergerakdarisistemsaat ini menuju sistem yang akan diterapkan untuk jangka panjang.
Langkah3:Tetapkan program jangka pendek dan jangka menengah (ditinjau dari seluruh aspek).
Berdasarkan rumusan strategi yang sudah dipastikan sejalan dengan kebutuhan kota, Pokja selanjutnya bisa menetapkan program-program sanitasi untuk jangka menengah dan pendek (tidak perlu dipisahkan pada tahap ini).
Seperti sebelumnya, program yang ditetapkan harus diperiksa apakah sejalan dengan sasaran sanitasi serta penetapan zona dan sistem. Program-program tersebut juga harus diperiksa, apakah sudahmemenuhi kaidah SMART. Apabilalangkah-langkah ini sudah dipenuhi, selanjutnya tetapkan rumusannya sebagai program sanitasi (harus senantiasa ditinjaukembalipadaprosesselanjutnya).Padatahapini,PokjatidakperlukakumerujukpadaPermendagriNo.13/2006danNo.59/2008tentangpenamaanprogram.ApalagiPermendagriNo.59/2008memberikeleluasaanbagiPokjauntukmengembangkan ‘nama program’.
Terkaitaspek-aspeknonteknis,berikutiniadabeberapahalyangharusdiketahuiolehPokjayangdapatdipakaisebagaibahan pertimbangan ketika menyusun program:
AspekKeuangan- Potensi keuangan kota, termasuk potensi pendapatan, terkait penyediaan sarana-prasarana di tiap-tiap zona. Pokja
sebaiknya juga mengetahui komitmen sumber-sumber pendanaan. Penghitungannya harus menggunakan asumsi realistis.
- Pokjajugaperlumengetahuipotensipendapatansarana/prasaranasanitasiyangadaatauakandibangun.Termasukbiayaoperasidanpemeliharaannyadanmelakukananalisisrisikoataspotensirisiko/kendalayangmuncul,sehinggapenghitungan potensi keuangan kota menjadi lebih akurat.
- Pokjaharusmengidentifikasikendalayangtimbulakibatpemilihanteknologi.InibisadilakukandengananalisisSWOTatauanalisisrisikosederhana,sehinggaPokjadapatmemperkirakanbiayainvestasidanbiayaO&Mtahunanuntukmasing-masingopsiteknologi.PokjabisamenggunakanBukuReferensiOpsiSistemdanTeknologiSanitasi.
AspekKeterlibatanSwasta- Kemungkinan keterlibatan swasta dalam memberikan layanan sanitasi berdasarkan opsi-opsi teknologi yang dipilih,- Mengetahuilangkah-langkahyangdibutuhkanuntukpelibatanswasta.
67
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-01 | Perumusan Strategi & Pengembangan Strategi Subsektor & Aspek Pendukung Layanan Sanitasi
AspekKelembagaandanPeraturan- Alternatifkelembagaan,bentukdanwewenangnyauntukmendukungmasing-masingopsiteknologiyangdipilih,
termasuk kelembagaan di tingkat masyarakat,- Implikasi dari masing-masing opsi kelembagaan, termasuk pelibatan swasta ,- Kebutuhan aturan yang dibutuhkan untuk mendukung masing-masing opsi teknologi yang dipilih.
AspekKomunikasidanMedia- Peran media dalam mendukung pencapaian tingkat layanan sesuai dengan opsi-opsi teknologi, keuangan, pelibatan
swasta, kelembagan dan peraturan,- Komitmenpolitik/sosial,yaknidukunganaspekkomunikasiuntukmendukungprosespersetujuanterhadapStrategi
Sanitasi Kota.
AspekPemberdayaanMasyarakatdanJender- Perlunya memberikan perhatian pada aspek pemberdayaan masyarakat dan jender dalam perumusan strategi dan
pengembangannya (penyusunanprogram).Untuk ini,Pokjaharusmemahamikriteriapemberdayaanmasyarakat,kriteria pelibatan jender, dan kriteria pelibatan masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini harus diterapkan pada seluruh subsektor.
Langkah4:Tetapkan area layanan dan tingkat layanan dalam sebuah zona sanitasi
1. Gambarkanarealayananuntukjangkapendek,jangkamenengah,danjangkapanjangdalampeta,2. Tetapkantingkatlayananyangdapatmeningkatsecarabertahap,3. Hitungjumlahpendudukterlayanisejalandenganpeningkatanarealayanan.
Langkah5:Susun Kegiatan-kegiatan untuk mendukung program
Berdasarkan program yang telah ditetapkan, Pokja bisa menjabarkan program-program tersebut ke dalam kegiatan pendukung.Padatahapini,Pokjatidakperlukakumerujukpadakegiatan-kegiatanyangdilakukanolehSKPD.Sebaliknya,mereka lebih fokus pada penyusunan kegiatan berdasarkan program yang telah ditetapkan secara logis. Efektivitasnya sangat bergantung pada kemampuan Pokja untukmemahami persoalan sanitasi kota secara utuh. Oleh karena itu,penting bagi Pokja memahami proses-proses yang terjadi sebelumnya.
Beberapa Pokja mempraktikkan cara berbeda, yaitu menyusun sasaran ‘tanpa’ merujuk pada ‘program’ yang telah ditetapkan. Di Kota Blitar, misalnya, SKPD-SKPD melalui Pokja mengusulkan kegiatan secara bebas. Karena mereka
68
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-01 | Perumusan Strategi & Pengembangan Strategi Subsektor & Aspek Pendukung Layanan Sanitasi
berpendapatbahwaSKPD-SKPDmemilikipengetahuancukupmendalamtentang‘apayangbisadilakukanolehkota’(sejalandenganRenstraSKPD).
Jikacarademikianyangdipraktikkan,Pokjaharusmengujiapakahkegiatan-kegiatanyangdiusulkanSKPD(dalamforumPokja)bisadimasukkankedalamprogramyangtelahdirumuskan.Dengancarademikian,adakemungkinanbeberapausulan kegiatan akan dicoret dari usulan.
Cara kedua ini cukup berisiko. Karena ada kemungkinan Pokja jadi terlalu terikat dengan kegiatan-kegiatan yang pernah adadiSKPD,danakibatnyajaditidakkreatifdanberpeluangmengulang-ulangkegiatanyangpernahada.
Memakaicarapertama(berdasarkanrumusanprogram)ataucarakedua(secarabebas),Pokjaharusmenyadaribahwapenyusunan program dan kegiatan baru bisa efektif, jika prosesnya sudah mempertimbangkan master budget dan analisis risiko (meskipunsederhana).Karena itu,peranaktifBappedasangatdibutuhkan.Terutamauntukmemastikan,bahwakegiatan dan program yang telah dirumuskan memiliki ‘rumah’ yang pas dan memiliki kepastian sesuai nomenklatur yang dimiliki kota.
Untukmenyusun kegiatan, Pokja dapatmemanfaatkan‘Peta area layanan’ dan‘Diagram sistem sanitasi (DSS)’, untukmembantu penyusunan kegiatan dengan lebih pasti.
DiagramSanitasibisamembantuPokjamencaripenyebabutamasebuahpersoalan.Misalnya,sebuahkotamenetapkanprogram‘MenghapusWCHelikopter.’DenganDSS,Pokjadapatmerunut‘kegiatan-kegiatan’ apa sajayangsemestinyaditempuhuntukmenjalankanprogram tersebut.‘MenghapusWCHelikopter’ berarti setiap rumahperlu punya toiletsendiri (ataudilayaniMCK), yang limbahnyadibuangke tangki septik (atausaluran sewer).Dari sini, selanjutnyaPokjadapat membahas langkah-langkah yang diperlukan, agar program tersebut dapat dilaksanakan.
PetaarealayanandapatmemanduPokjauntukmenetapkankapan(jangkapendek/menengah)dandimana(zona/zona-zona) program dan kegiatan-kegiatan pendukungnya diterapkan.
Langkah6:Lakukan untuk zona sanitasi lainnya hingga mencakup seluruh kota
Pokja harus memastikan bahwa program dan kegiatan yang ditetapkan telah melingkupi seluruh wilayah kota.
69
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-01 | Perumusan Strategi & Pengembangan Strategi Subsektor & Aspek Pendukung Layanan Sanitasi
C. AspekHigiene
Langkah1:Kaji ulang/bahas kondisi higiene secara umum di tingkat kota
1. Untukbahandiskusi,dapatmenggunakaninformasiyangdiperolehdaristudiEHRA.PastikanbahwacakupanstudiEHRAtelahmemasukkanrespondenperempuan.
2. InformasilainbiasanyadimilikiolehDinasKesehatan,BLH/KLH,DinasKebersihan,BadanPemberdayaanMasyarakat(Bappermas), dan sebagainya.
Langkah2:Kaji ulang/bahas dan evaluasi kegiatan yang pernah dilakukan terkait dengan aspek higiene
Langkah3:Susun strategi peningkatan perilaku higiene masyarakat
D. IntegrasiProgramdanKegiatan
Integrasi program dan kegiatan adalah upaya Pokja mengelompokkan kegiatan-kegiatan ke dalam sebuah program tertentu untuk setiap subsektor. Ini berarti Pokja harus melakukan seleksi kegiatan, agar tidak terjadi tumpang tindih atau duplikasidengankelompokkegiatandiprogramlainnya.PenjelasansoalinidapatdilihatdalamLampiranCB-01_1.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCB-01oDitetapkannyaprogramdankegiatansetiapsubsektor
oDitetapkannyaprogramdankegiatanaspekhigiene
oIntegrasi program dan kegiatan
70
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-01 | Perumusan Strategi & Pengembangan Strategi Subsektor & Aspek Pendukung Layanan Sanitasi
71
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CB-02Penyiapan Program dan Kegiatan
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
Terhimpunnyaprogramdankegiatansanitasiuntukjangkapendekdanjangkamenengah(daftarpanjang/longlist).
StrategiSanitasiKotapunya jangkauangambaran jangkapanjang.Tetapidalampelaksanaannya, rentangwaktuyangdigunakan adalah jangka pendek dan jangka menengah, yang mendukung pencapaian gambaran jangka panjang tersebut.
PadaCB-01,Pokjasudahmengintegrasikanprogramdankegiatan.Padabagianini,programdankegiatantersebutakandirapikan,sehinggamemudahkanSKPD(danPokja)untukmemahaminya.
‘Program’bisadipahamisebagaikumpulanbeberapa‘kegiatan’yangmengarahkepadasebuahperubahan.Tidakhanyaterbatas pada implementasi fisik, tetapi juga mencakup usaha menjaga keberlangsungan operasi infrastruktur yang ada.Bisadarisisikeuangan(tersedianyabiayaO&Myangmemadai),dan/ataumeningkatkankesadarandankebutuhanmasyarakat akan sanitasi yang baik.
Sebagai contoh, ‘program peningkatan layanan air limbah di zona sanitasi-X dengan sistem terpusat’ bisa terdiri dari beberapa kegiatan, seperti: a) menyiapkan masyarakat agar terjadi peningkatan kebutuhan (demand) akan sistem air limbah yang baik; b) menyiapkan studi kelayakan, termasuk mencari sumber dana; c) menyiapkan perencanaan rinci (detailed engineering design);d)pembentukanBadanLayananUmumdaerahuntukpengelolaansistem jaringandanpengolahanair limbah(diandaikan sebagai persyaratan untuk mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah Pusat); e) penyiapan aturan biaya sambungan rumah dan retribusi air limbah; f ) implementasi fisik; dan g) kampanye untuk sambungan rumah.
Programyangsudahdisusunkemudiandibuatperkiraansumberdananya,baikyangberasaldaridanaAPBDPemerintahKota, dari Pemerintah Provinsi maupun dari Pemerintah Pusat, termasuk perkiraan dana dari masyarakat.
DaftartersebutmenjadimasukanbagiBab-5dokumenStrategiSanitasiKota.
72
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-02 | Penyiapan Program dan Kegiatan
Siapayangmelaksanakan?Pokja Sanitasi Kota dengan difasilitasi oleh fasilitator (City Facilitator atau orang lain yang ditugaskan menjadi fasilitator).
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Diperkirakan2–3kalipertemuanuntukmerapikanprogramdankegiatanmaksimal2minggu.
Langkah-langkahpelaksanaan1. Susun kegiatan berdasarkan kelompok program.2. Buatperkiraansumberpendanaan,termasukyangakandiarahkanuntukmendapatkanpendanaandariAPBDkota.
Referensiterkait–
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Susun kegiatan berdasarkan kelompok program
Pokja akan melakukan pengelompokan kegiatan yang telah disusun ke dalam program-program yang telah dirumuskan. DarisiniakanterlihatjelasbahwasebuahprogramakandidukungolehsejumlahkegiatanyangsudahdipahamidenganbenarolehSKPD-SKPD.Padatahapini,penamaanprogramtidakperlumengacukepadaPermendagriNo13tahun2006dan aturan tambahannya.
Langkah2:Buat perkiraan sumber pendanaan (APBD kota, APBD Provinsi, APBN, masyarakat atau sumber lain)
Pokjaharusmemastikanbahwasebelumnya(padaCB-01)sudahmengetahuikebutuhanbiayapembangunansanitasiuntuk masing-masing subsektor, sebelum mereka menyusun program dan kegiatan terkait sanitasi. Perkiraan kebutuhan ini bisa diketahui dari master budget sanitasi kota, yang bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu keuangan. Pada tahap ini,
73
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-02 | Penyiapan Program dan Kegiatan
master budget tersebut dipertajam, sehingga langkah-langkah strategis bisa diambil guna meningkatkan efisisensi waktu dan biaya.
Penajaman master budget sanitasi mencakup perincian sumber-sumber pendanaan untuk setiap program/kegiatansemua.Perencanaankeuangansanitasiperprogram/kegiatan,harussinkrondengankegiatandananggaranmasing-masingSKPDterkait.
Pokja harus melakukan analisis risiko sederhana, yang dapat membantu memberikan masukan langkah-langkah kontinjensiyangterukur,terkaitimplementasipembangunanmasing-masingsubsektor.Analisisrisikosederhanajugadapatmengidentifikasibesarnyanilainominalsetiapkendalayangakantimbul.Dengandemikian,baikPokjamaupunSKPDpunyagambarankerugianmaterilbilapelaksanaansuatulangkahstrategisterkendala.
Jika Pokja mengambil langkah ‘fast track’ , maka Pokja harus memastikan bahwa sudah ada kajian menyangkut partisipasi masyarakatdanjender,ataumerujukkebukuPutih.Jikadiperlukan,PokjabisamenjalankanMiniMPAdikawasan‘fasttrack’ tersebut.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCB-02oDisusunnyakegiatanberdasarkankelompokprogram
oDitetapkannyaperkiraansumberpendanaan
74
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-02 | Penyiapan Program dan Kegiatan
75
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CB-03Pertemuan Konsultasi denganTimPengarah
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
DiperolehnyapersetujuanTimPengarahmenyangkutrumusanisu-isustrategisdanStrategiSanitasiKota(jikabelumdikonsultasikan)dandaftarpanjang(longlist)programdankegiatansanitasikota.
PertemuaniniuntukmendapatkanpersetujuanTimPengarahmengenaistrategisubsektor,yangkemudiandirangkumsaatintegrasistrategisubsektor.Muaranyaadalahdaftarpanjangprogramdankegiatanuntukjangkapendekdanjangkamenengah.Dari diskusi denganTimPengarah,diharapkanTimPengarahmendapatkan informasi lengkapmengenaiprogram sanitasi, terutama program jangka pendek dan jangka menengah.
Siapayangmelaksanakan?AnggotaPokjaSanitasiKota(TimTeknis)danTimPengarah.CityFacilitatordapatberperanaktifdalampertemuanini,ataubertindaksebagainarasumberyangmembantuPokjaSanitasiKota(TimTeknis)dalammemberikanjawaban.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Diperkirakansatu(1)kalipertemuan.
76
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-03 | Pertemuan Konsultatif dengan Tim Pengarah
Langkah-langkahpelaksanaan1. Paparkan integrasi strategi subsektor dan higiene.2. Paparkan strategi sanitasi kota dan (draf ) program serta kegiatan, termasuk usulan sumber pendanaandanhasil
diskusi dengan Pokja Sanitasi Pusat dan Provinsi.3. MintapersetujuanTimPengarahuntukprogramdankegiatansertausulansumberpendanaan.4. MintakepadaTimPengarahuntukmelakukanadvokasidan lobikeTimAnggaranPemerintahDaerahdanPanitia
AnggaranDPRD.
Referensiterkait-
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Paparkan integrasi subsektor
Cukup jelas. Pokja sebaiknya menyiapkan materinya dalam bentuk yang mudah dipahami dan ringkas.Sebelumnya, Pokja harusmenyiapkanagendapertemuankonsultasidenganTimPengarah tersebut jauh-jauhhari. Jikaperlu,Pokja jugamemberikan materi sebelum pertemuan tersebut.
Langkah2:Paparkan strategi sanitasi kota dan (draf ) program serta kegiatan, termasuk usulan sumber pendanaan dan hasil diskusi dengan Pokja Sanitasi Pusat dan Provinsi
Cukup jelas. Pokja sebaiknya menyiapkan materinya dalam bentuk yang mudah dipahami dan ringkas.
Langkah3:Minta persetujuan Tim Pengarah untuk program dan kegiatan serta usulan sumber pendanaan
PersetujuanTimPengarah,yangnotabeneadalahparakepalaSKPD,sangatdiperlukanuntuktahap-tahapselanjutnya.Dengandemikian,Pokjaharusmemastikanbahwastrategipembangunansanitasidandrafdaftarpanjangprogramserta
77
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-03 | Pertemuan Konsultatif dengan Tim Pengarah
kegiatan,yangtelahdirumuskanPokjadandipahamiolehmasing-masingSKPDterkait,mendapatkanpersetujuantertulisdariTimPengarah.Untukini,Pokjaharusmenyiapkanmaterinyadenganformatyangmudahdanringkas.
Langkah4:Minta kepada Tim Pengarah untuk melakukan advokasi dan lobi ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan Panitia Anggaran DPRD
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCB-03oDipaparkannyaintegrasisubsektor
oDipaparkannyastrategisanitasidandrafprogramdankegiatan
oDiperolehnyapersetujuanTimPengarah
oDiperolehnyapersetujuanTimPengarahuntukmelakukanaudiensidanlobi
78
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-03 | Pertemuan Konsultatif dengan Tim Pengarah
79
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CB-04PenyiapanDokumenDrafStrategiSanitasiKota
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
DisiapkannyadokumenDrafStrategiSanitasiKota.
Penyiapan dokumen draf Strategi Sanitasi Kota sebenarnya tidak terlampau sulit, sebab bahan-bahan yang diperlukan sudah disiapkan dalam proses sebelumnya. Selanjutnya, tinggal penulisannya dan peningkatan penampilan strategi, program, kegiatan dan usulan sumber pendanaan. Namun demikian, Pokja sebaiknya membuat rumusan strategimonitoringdanevaluasi(StrategiMonev).Karenadenganstrategiini,Pokjabisamemilikikerangkakerjayangmampumengukur perubahan yang diinginkan untuk rencana pembangunan jangka menengah.
Siapayangmelaksanakan?AnggotaPokjaSanitasiKota.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Diperkirakan4–5kalipertemuankoordinasimaksimal4minggu.
80
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-03 | Penyiapan Dokumen Draf Strategi Sanitasi Kota
Langkah-langkahpelaksanaan1. Bagi tanggung jawab penulisan setiap bab kepada anggota Pokja Sanitasi Kota.2. Tetapkanseorangeditorpenyusunandrafdokumenstrategisanitasikota.3. Lakukanpenulisandanserahkanhasilnyakeeditor.4. Diskusikandansepakatihasilnya.
Referensiterkait–
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Bagi tanggung jawab penulisan setiap bab kepada anggota Pokja Sanitasi Kota
Bila Pokja Sanitasi Kota sudah dibagi ke dalam beberapa kelompok bahasan (teknis, kelembagaan dan aturan, keuangan, komunikasi atau lainnya), tugas penulisan diserahkan kepada kelompok.
Langkah2:Tunjuk seorang editor untuk menyusun draf strategi sanitasi kota
Editor tersebut sebaiknya seorang anggota Pokja Sanitasi Kota yang paling aktif mengikuti seluruh proses penyusunan SSK.DisampingeditordariPokja(yangbertanggungjawabpadasubstansi),Pokjasebaiknyamelibatkanseorangeditorbahasa yang bertugas melakukan penyuntingan dari sisi bahasa.
Langkah3:Lakukan penulisan dan serahkan hasilnya ke editor
Dalammelakukan penulisan, editor Pokja harus senantiasa berkoordinasi dengan anggota-anggota Pokja lain, untukmemastikan bahwa substansinya memang sesuai harapan. Editor Pokja harus mendampingi editor bahasa pada saat melakukanpenyuntingan,danmemeriksahasilnya.UntukusulanDaftarIsi,PokjabisamelihatnyadalamLampiranCB-04_1.
81
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-03 | Penyiapan Dokumen Draf Strategi Sanitasi Kota
Langkah4:Diskusikan dan sepakati hasilnya
Hasil akhir penyuntingan bahasa perlu disepakati. Oleh karena itu, Pokja harus menyiapkan pertemuan kecil yangmelibatkananggotateknisdantimpengarah.Untukini,PokjasebelumnyaharusmenyiapkanDaftar IsidanExecutiveSummary dari dokumen SSK tersebut. Jika memungkinkan, akan lebih baik jika Pokja membuat buku kecil yang merupakan versi populer dari SSK. Saat pertemuan, dua materi inilah yang akan dibahas untuk mendapatkan persetujuan akhir.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCB-04oPembagian tanggung jawab penulisan.
oDitetapkannyaeditordariPokjadaneditorbahasa.
oDiselesaikannyapenulisandokumenSSK.
oDisepakatinyadokumenSSK.
82
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-03 | Penyiapan Dokumen Draf Strategi Sanitasi Kota
83
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CB-05Konsultasi Publik
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
DukungandanmasukandariparapemangkukepentingankotauntukStrategiSanitasiKota
KonsultasiTingkatKotamerupakanforumpenyepakatanrencanastrategisanitasidalamjangkapanjangdanrencanaprogram, serta kegiatan untuk jangka pendek dan jangka menengah.
Siapayangmelaksanakan?Pokja Sanitasi Kota.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Lokakarya 1 (satu) hari penuh.
Langkah-langkahpelaksanaan1. Persiapan.2. Pelaksanaan.
84
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-05 | Konsultasi Publik
Referensiterkait–
SetelahDrafStrategiSanitasiKotaselesaidisusun,makaPokjaSanitasiKotamelaksanakanKonsultasiTingkatKotayangdihadiri oleh:
A. Peserta:ParaSatuanKerjaPerangkatDaerah,•anggotaDPRD,•kepalainstansi/lembagadaerah,•PerguruanTinggi,•para pemangku kepentingan (• stakeholders) pembangunan sanitasi kota lainnya,Selain unsur-unsur peserta di atas, boleh mengikutsertakan pihak-pihak lain yang dianggap penting.•
B. NaraSumber:
WalikotasebagaiKetuaPengarahPokjapenyampaivisi,misi,danprogramPembangunanDaerah,•Ketua Pokja sebagai penyampai Strategi Sanitasi Kota,•KepalaSKPDterkaitsebagaipenyampairencanapelaksanaanpembangunansanitasi3–5tahunkedepan(persektor/•bidang, termasuk di dalamnya peran serta masyarakat),Fasilitator/TenagaAhliapabiladiperlukan,untukbahanbahasanyangmemerlukanfasilitasi.•
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Persiapan
Penggandaan draf dokumen Strategi Sanitasi Kota,•Menyiapkanagendapelaksanaan konsultasipublik yangmemuatdurasi, tanggal/waktupelaksanaan,mekanisme•dan susunan acara, dengan kelompok bahasan sebagai berikut:
Pemaparanvisi,misi,danprogramPembangunanDaerah,•Pemaparan draf Strategi Sanitasi Kota,•Pemaparanrencanapelaksanaanpembangunansanitasi3–5tahunkedepan(persektor/bidang),•PemaparanRencanaKegiatanMendesak,•Curah pendapat tentang draf SSK tersebut.•
85
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-05 | Konsultasi Publik
Mengirimsuratundangankepadaparapesertadannarasumber,•Menyiapkanruangan,peralatandanlogistik,•Menyiapkanmateri-materikonsultasipublikyangringkasdanmudahdipahami.Materimeliputi:materipresentasi,•ringkasan/versipopulerdariSSK,BukuPutih,EHRA,MenyebarkanmateripadaparapesertakuncikonsultasipubliksebelumHariH,•MediaKituntukjurnalis:lembarfakta,siaranpers,dan• backgrounder.
Langkah2:Pelaksanaan
Pemaparanvisi,misi,danprogramPembangunanDaerahdiambildariRPJMkota,rencanastrategisSKPDdanarahan•WalikotadalamPembangunanSanitasikota,
Pemaparan draf Strategi Sanitasi Kota,•Pemaparanrencanapelaksanaanpembangunansanitasi3–5tahunkedepan(persektor/bidang),•PemaparanRencanaKegiatanMendesak,•Menghimpunmasukandaripesertakonsultasipublik,•MembacakanhasilrumusandanrencanatindakselanjutnyaolehKepalaBappeda/KetuaPokja.•
Catatan: Sebaiknya yang mendahulukan presentasi-presentasi di atas Ketua Tim Pengarah atau Ketua Tim Teknis Pokja.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCB-05oDidapatkannya masukan dari para pemangku kepentingan sebagai bahan penyempurnaan dokumen Strategi
Sanitasi Kota
86
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-05 | Konsultasi Publik
87
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CB-06AudiensidanLobi• TimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)danPanitiaAnggaranDPRD•PokjaSanitasiProvinsi&TTPS
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
AdanyadukungandariTimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)danPanitiaAnggaranDPRDterhadap•rencanastrategissanitasikota,berikutkomitmenpendanaan,Adanya dukungan dari Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS terhadap rencana strategis sanitasi kota,•berikutkomitmenpendanaan.
Melanjutkan audiensi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Panitia Anggaran DPRD yang sudahdilaksanakan sebelumnya, maka audiensi dan lobi ini lebih difokuskan untuk mendapatkan kepastian besaran pendanaan yang dibutuhkan. Sesuai dengan rencana strategis sanitasi yang sudah disusun.
TimPengarahdiharapkandapatmenyampaikanadvokasidanlobiini,sehinggaTimPengarahterlibatdalammenjaminkeberhasilanprogramsanitasiyangsedangdijalankan.HalserupaditerapkanterhadapPokjaSanitasiProvinsidanTTPS.
Siapayangmelaksanakan?TimPengarahPokjaSanitasiKota,didampingiTimTeknisPokjaSanitasiKota.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Diperkirakansetidaknyamasing-masing1kalipertemuan(denganTimAnggaranPemerintahDaerah/TAPDdanPanitiaAnggaranDPRD,denganPokjaProvinsi,dandenganTTPS).
88
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-06 | Audiensi dan Lobby
Langkah-langkahpelaksanaan1. Paparkan rencana strategis sanitasi kota.2. Paparkanperkiraankebutuhandanakeseluruhandanpersyaratanbantuan.3. Paparkankebutuhandanaberikutperkiraandariberbagaisumber.4. Sepakati rencana kerja selanjutnya.
Referensiterkait–
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Paparkan rencana strategis sanitasi kota (SSK)
Padakesempatanini,Pokja(akanlebihefektifjikadilakukanolehKetuaTimTeknis)memaparkangambarankondisisanitasikotayangdiinginkandalamjangkapanjang,jangkamenengahdanjangkapendek.Untukini,Pokjaharusmenyiapkanmateri yang ringkas dan mudah dipahami, di antaranya: materi presentasi, backgrounderuntukTimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)danPanitiaAnggaranDPRD.Backgrounder pada dasarnya adalah versi pendek SSK, yang ditambah dengan makna SSK bagi pembangunan sanitasi di Kota.
Pokja sebelumnya harus menyiapkan agenda pertemuan, peranti-peranti pendukung (video, kliping, peta, foto, grafik, tabel),dantentusajaversipopulerSSK,BukuPutih,danEHRA.PokjaperlumembuatmaterisecarakhususuntukDaftarPanjang/Long List Program dan Kegiatan yang tertuang dalam SSK.
Langkah2:Paparkan perkiraan kebutuhan dana keseluruhan dan persyaratan bantuan
Untuk implementasi SSK, Pokja harus menyampaikan daftar panjang program/kegiatan dan perkiraan dana yangdibutuhkan.Termasukdidalamnya,potensibantuandariPemerintahProvinsidanPemerintahPusatsertapersyaratannya.Proses ini bisa dikatakan merupakan salah satu bentuk lobi (formal) antara institusi Pokja (yang notabene bersifat ad hoc) denganTimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)danPanitiaAnggaranDPRD,yangmerupakaninstitusiformalyangpaling berkepentingan.
89
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-06 | Audiensi dan Lobby
Langkah3:Paparkan kebutuhan dana dan perkiraan sumber dana
Setelah memaparkan kebutuhan dana keseluruhan, selanjutnya Pokja perlu memaparkan perkiraan dana yang perlu dianggarkanolehAPBDKota. Pokja jugamemaparkanbesarnyadana yangdiharapkandari PemerintahProvinsi danPusat.
Langkah4:Sepakati rencana kerja selanjutnya
AgarmendapatkandukunganpendanaandariAPBDKota,makamasukan lobidankonsultasidenganTimAnggaranPemerintahDaerah(TAPD)danPanitiaAnggaranDPRDakanmenjadibahanPokjauntukmenyusunlangkah-langkahpelaksanaan.Akanlebihefektifapabilaketuatimteknismemimpinprosespenyusunanlangkahini,dananggota-anggotaPokja yang memahami persoalan melaksanakannya.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCB-06oDiperolehnya masukan dan dibangunnya kesepahaman dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
menyangkutSSKdankhususnyadaftarpanjangprogram/kegiatan
oDiperolehnyamasukandandibangunnyakesepahamandenganPanitiaAnggaranDPRDtentangSSK,dankhususnyadaftarpanjangprogram/kegiatan
oAudiensidanlobikePokjaSanitasiProvinsi
oAudiensidanlobikeTTPS
90
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-06 | Audiensi dan Lobby
91
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CB-07LokakaryaTAPDdanPanitiaAnggaranDPRDuntukPenyelesaianStrategiSanitasiKota
Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:
TersusunnyadokumenStrategiSanitasiKota(SSK).
Agar sebuah SSK benar-benar realistis,maka salah satu yang paling kritis adalahmemastikan persoalan pendanaan.Sebelum penulisan akhir SSK, Pokja sebaiknyamenyelenggarakan sebuah lokakarya yangmelibatkanTim AnggaranPemerintahDaerah/TAPD (KepalaDaerah,KepalaSKPD, Sekda,dan lain-lain) sertaPanitiaAnggaranDPRD.Tujuannyaagar terbangun pemahaman utuh dan terpadu (lintas sektor), menyangkut keuntungan ekonomis dan sosial yang bisa dipetik dari pembangunan sanitasi.
Setelah pemahaman semua pihak terbangun secara utuh (aspek teknis, aspek sosial dan aspek keuangan), maka selanjutnya Pokja bisa mengarahkan pembicaraan pada aspek anggaran. Pada tahap ini Pokja, Konsultan (jika ada), bahkanTTPS,harusmelakukanadvokasiterpadupadaTAPDdanPanitiaAnggaranDPRD.
Perludiingat,dalamlokakaryatersebutPokjaharusmemastikanbahwadidalamKUAdanPPAS–yangmerupakanbagiandariRKPDyangmemuatpoin-poinpalingstrategisbagiaspekpenganggaran–aspeksanitasiharusdiakomodasi.KarenaKUAdanPPASmenjadireferensisetiapSKPDuntukperencanaandanpenganggaranprogramsertakegiatan,makaPanitiaAnggaranDPRDharuslebihdulumenyetujuiKUAdanPPAS.
RKA–SKPDharusmencerminkanKUAdanPPAS.Selanjutnya,kumpulanRKA–SKPDiniakandikonsolidasikankedalamdokumenRAPBD.
Denganmemerhatikanhasillokakaryatersebut,selanjutnyaPokjaSanitasiKotamenyelesaikandokumenStrategiSanitasiKota.Sebaiknya,WalikotadanKetuaDPRDyangmenandatanganiKataPengantarDokumenSSKversiakhir.
92
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-07 | Lokakarya TAPD dan Panitia Anggaran DPRD untuk Finalisasi Strategi Sanitasi Kota
Siapayangmelaksanakan?Pokja Sanitasi Kota.
Berapalamawaktuyangdibutuhkan?Setidaknya1kalipertemuanuntukmembahasDrafFinalyangdisiapkanolehanggotaPokjayangmendapattugas.
Langkah-langkahpelaksanaan1. FinalisasiDokumenStrategiSanitasiKota(SSK).2. PaparkandidepanPokjaSanitasiKotadansepakatihasilnya.3. SiapkandrafKataPengantaruntukditandatanganiolehWalikotadanKetuaDPRD.
Referensiterkait–
Langkah-langkahpelaksanaanLangkah1:Finalisasi Dokumen SSK
Pokjamemasukkanbeberapa inputdari lokakarya (danpertemuan informal/lobi)denganTAPDdanPanitiaAnggaranDPRDkedalamdrafakhirSSK.
Langkah2:Paparkan di depan Pokja Sanitasi Kota dan sepakati hasilnya
Jelas.
93
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-07 | Lokakarya TAPD dan Panitia Anggaran DPRD untuk Finalisasi Strategi Sanitasi Kota
Langkah3:Siapkan Kata Pengantar untuk ditandatangani Walikota dan Ketua DPRD
KetuaTimTeknis,berkonsultasidenganKetuaTimPengarahPokja,selanjutnyamenyusunKataPengantaryangnantinyadimintakantandatangandariWalikotadanKetuaDPRD.
Daftarcentang(check-list)hasilmodulCB-07oDiselesaikannyaDokumenStrategiSanitasiKota(SSK)
94
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
modul CB-07 | Lokakarya TAPD dan Panitia Anggaran DPRD untuk Finalisasi Strategi Sanitasi Kota
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
95pendahuluan | Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Lampiran
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
96
97
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CA-02LampiranCA-02_1ContohVisidanMisiSanitasi
No. VISIDANMISIKOTA VISIDANMISISANITASIPROVINSI PERKIRAANSUMBERDATA
VISI Kota perdagangan, jasa dan industri, dengan masyarakat yang sejahtera
TerpenuhinyakebutuhanairminumdanlingkungansehatbagimasyarakatJawaTengahtahun2015
PembangunansanitasimenujumasayarakatKotaTegalyangpartisipatif dan sejahtera
MISI 1. Mewujudkandanmeningkatkananekausahabidang industri, perdagangan dan jasa, melalui pemanfaatan secara optimal potensi yang tersedia guna mendorong pengembangan ekonomi daerah yang semakin mantap.
2. Meningkatkankesejahteraanmasyarakatmelalui peningkatan pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan, ketakwaan, kualitas sumberdaya manusia, sistem perlindungan sosial, penanggulangan kemiskinan dan perluasan lapangan pekerjaan.
3. Meningkatkankeamanan,ketenteraman,danketertiban masyarakat, melalui penegakan supremasihukum,HAMdanperaturanperundang-undangan.
1. Meningkatkankualitas,kuantitasdankontinuitas penyediaan air minum.
2. Meningkatkankualitaslingkunganmeliputisanitasi dasar, pengolahan limbah, drainase dan persampahan.
3. Meningkatkankesadaranmasyarakatuntukmembudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Meningkatkankualitasdankuantitassaranadanprasaranaumumdaerah serta mengembangkan kota yang berwawasan lingkungan. Dengantujuanyangterkaitdenganmisisanitasiadalah:
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana umum perkotaan;
2. Peningkatankuantitasdankualitasprasaranadansaranapermukiman;
3. Penurunanpencemaranlingkungan;
4. Peningkatan kualitas manajemen tata ruang dan pelestarian lingkungan.
ContohberikutdiambildarivisidanmisisanitasiKotaTegal
98
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
No. VISIDANMISIKOTA VISIDANMISISANITASIPROVINSI PERKIRAANSUMBERDATA
4. Mewujudkanupaya-upayapemberdayaanmasyarakat dan kesadaran, kesetaraan dan keadilan jender, menuju keluarga sejahtera.
5. Mewujudkanpengelolaansumberdayaalamdanlingkungan hidup yang optimal dan menjaga kelestarian fungsinya dalam menopang kehidupan.
6. Mewujudkanpemerintahanyangbaikmelaluipeningkatan kualitas aparatur dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
7. Meningkatkansaranadanprasarana,termasukkemaritiman untuk menunjang terlaksananya pembangunan daerah.
lampiran Ca-02
99
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CA-04LampiranCA-04_1ContohKonsepTujuandanSasaran
ContohberikutdiambildarikonseptujuanumumdansasaranKotaPekalongan(masihdalamprosespenyempurnaan)
PerilakuHidupBersihdanSehat(PHBS)
TujuanUmum ‘MeningkatkanbudayahidupbersihdansehatdimasyarakatKotaPekalonganpadatahun2014’
TujuanKhusus 1. TerwujudnyalingkungansekolahyangsehatmulaijenjangTKsampaidenganSMApadatahun2014.2. MeningkatnyafungsiUKSdisemuajenjangpadatahun2014.3. PeningkatangizibalitauntukmencapaiMDGs2014danPMTAS.4. TerwujudnyarumahsehatdiseluruhKotaPekalongantahun2014.5. Adanyapeningkatankesejahteraanmasyarakat.6. Terwujudnyamasyarakatyangsadaruntukhidupbersih,tidakmembuangsampahsembarangan.7. Adanyakesadaranmasyarakatakanbahayaairlimbah.8. Meningkatkanpolahidupsehatdanlingkunganbersihyangminimlimbahtahun2014.
Catatan • Tetapkan‘angka’targetpencapaianagarterukur.
AirBersih
TujuanUmum ‘Terpenuhinyapelayananairbersih80%masyarakatKotaPekalongansampaidengantahun2014’
1. Meningkatkankualitassumberairmasyarakat,khususnyasumurgali.2. Terlaksananyaoptimalisasisistemeksistingsampaidengan2014.3. Terlaksananyapengembanganpenambahankapasitasproduksisampai2014,besertapenunjangjaringantransmisidistribusi.4. PeningkatanoptimalisasiPenyediaanAirMinumdanSanitasiBerbasisMasyarakat(Pamsimas)sampai30titiksampaidengantahun2014.
Catatan • Airbersihmencakupdariberbagaisumber,tidakhanyadariPDAM.• Airsiapminummasihdalamtahapstudi(tahun2009),nantinyaakandimasukkanmenjadisalahsatutujuankhusus• PerludatapemeriksaankualitasairsumurpendudukdariDinasKesehatan
100
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Drainase Lingkungan
TujuanUmum ‘Meningkatkanfungsidrainasepermukimandanperumahanpadatahun2014untukmengurangidaerahgenangan,banjir,danrob’
TujuanKhusus 1. Terwujudnyasistemdrainaseyangtertatadenganbaik,sehinggajelasaliranairnyadantidaktimbulgenangan2. TerwujudnyaKotaPekalonganbebasbanjirpadatahun20143. Terwujudnyakawasanpermukimanbebasgenangantahun2014
Catatan • Sumurresapandanlain-laindapatdimasukkandalamopsistrategi
AirLimbah
TujuanUmum ‘Meningkatkankualitaslingkungandenganmeminimalisasisumberlimbahindustridanrumahtanggapadatahun2014’
1. Pekalonganbebasjambanhelikoptertahun20142. AdanyatangkiseptikdisetiapjambanatauMCK3. Adanyapengolahanairlimbahhasilindustrisebelumdibuangkebadanair4. Meningkatkanpelaksanaanproduksibersihindustridomestikhingga100%padatahun20145. MeningkatkanIPALKomunaldarirumahtanggadisetiapsumberairlimbahpadatahun2014
Catatan • Adadatacakupanjambankeluargayangmemenuhisyarat(tangkiseptik)dariDinasKesehatan• Masukkankestrategi:adanyaaturanyangjelasterhadapaktivitaspencemaranairlimbah
Persampahan
TujuanUmum ‘TerwujudnyaKotaPekalonganyangbersihdansehat,bebastimbulansampahpada2014’
1. Timbulansampahberkurangdiperumahandanpermukimanpada20142. TerkelolanyaTPSTmandirisejumlah4unitdisetiapKecamatanpada20143. TerwujudnyatempatpemrosesanakhirsesuaiUUPersampahanpada20144. Terwujudnyalingkunganyangbersihdenganpengumpulansampah(3R)ditingkatrumahtangga(zero waste)5. Pemanfaatan daur ulang sampah sebagai alternatif sumber pendapatan masyarakat.
lampiran Ca-04
101
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
USULANTUJUANUMUMPEMBANGUNANSANITASIKOTAPEKALONGAN5TAHUNKEDEPAN
Catatan:Hasil curah pendapat Pokja yang masih perlu dibahas dan disepakati.
1. TerwujudnyakualitasdankuantitassanitasiKotaPekalongansampai2014.2. MembenahisaranadanprasaranasanitasiuntukmencapaimasyarakatKotaPekalonganyangsehatpada2014.3. MewujudkanKota Pekalongan yangbersihdan sehat, bebas kawasan kumuh, terpenuhinya air bersih, lancarnya
drainase,danberkurangnyatimbulansampahpada2014.4. Meningkatkan kualitas sanitasi,mengoptimalkan sanitasidalammeningkatkanderajat kesehatandan lingkungan
masyarakatpada2014.5. Meningkatkankualitaslingkungan,sanitasi,kesehatanmasyarakat,dantarafhidupmasyarakatKotaPekalonganpada
2014.6. TerwujudnyakotaPekalonganyangbersih,sehatdanindah,bebasdaribanjir,robdangenangansertalimbah,dengan
sanitasiyangtertatadanmeratadisetiaplingkunganpermukimanpada2014.7. TerciptanyakotaPekalonganyangbersihdan sehat,ditandaidenganmeningkatnyaaksesdankualitasairbersih,
serta berkurangnya timbulan sampah, air limbah dan genangan, karena telah dibuatnya tata drainase yang tepat teknologi.
8. MenciptakansanitasiKotayanglebihbaikdanberkualitas,untukmendorongpembangunanberwawasanlingkunganpada2014.
lampiran Ca-04
102
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
103
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CA-05LampiranCA-05_1AspekyangBerperandalamOpsiSistemdanOpsiTeknologi
Aspekyangberperandalamopsisistemdanopsiteknologi
PilihanSistem
PilihanTeknologi
Faktor kebijakanPemerintah
Faktor fisik
Faktorkeuangan,pendanaan
Faktorbiayainvestasi&biayaO&M
Faktor lingkungan
Faktor Budaya,Perilaku
104
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
AirLimbah:DiagramPemilihandanPenahapanuntukSistemSanitasiTerpusatatauSetempat
lampiran Ca-05
105
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
AirLimbah:ContohPengelolaanAirLimbahdiKotaBandaAceh
106
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Persampahan:PemilihanAwaldanPenentuanPrioritas
lampiran Ca-05
107
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
lampiran Ca-05
Persampahan:PengelolaanSampahdanSistemPengumpulansertaDaurUlang
108
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
DrainaseLingkungan:PenentuanPrioritasAwaluntukInventarisasi,PerencanaandanPeningkatan
lampiran Ca-05
109
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CB-01LampiranCB-01_1Penyusunan Program dan Kegiatan
Penyusunan SSK pada bagian CB-01 diawali dengan menyusun strategi untuk setiap subsektor di masing-masingzonasanitasi.PenyusunanstrategidilakukandengananalisisSWOTatas isu-isustrategis.Penyusuandilakukandenganmenggunakan ‘diagram sanitasi’ sebagai alat bantu agar mudah melihat hubungan sebab-akibat dari setiap intervensi terhadapsistemkeseluruhan.Dalamkasusair limbah,misalnya,bisadimulaisejak limbahdihasilkan(kelompokfungsiA)sampaidenganpembuangannyayangaman(kelompokfungsiE)ataupundaurulang(kelompokfungsiF).Tinjauandilakukan dari segala aspek terkait.
Sebagai contoh dapat dilihat pada diagram sistem air limbah di halaman berikut.
Dari diagram tersebut terlihat bahwa salah satu program jangka pendek adalah menghapus kakus ‘helikopter’ daripinggirsungai(lihatsubsistem_d).ProgramtersebutdisusunberdasarkankenyataanbanyaknyaWC‘helikopter’dizonasanitasiZ-1,dimanajumlahnyasecarakasarsudahdiketahui(termasuklokasinya).Judulprogramdisepakati‘Program8
Penghapusan Kakus Helikopter’. Kegiatan yang dibutuhkan, sebagai bagian dari program tersebut, khusus untuk kasus di zonaZ-1adalahsebagaiberikut:
1. Advokasipimpinandaerahsertastudidankampanyepenyadaranmasyarakatdilokasitarget.9
2. Dukunganaturan/ketentuantentanglaranganWChelikopterdanpengawasannyasecaralokal.3. Penyusunanmanual teknis yang berhubungan dengan pemasangan toilet,MCK++, tangki septik individual dan
komunal.4. Perkiraan biaya akibat intervensi yang dilakukan.5. Penggalangan dana masyarakat dan pelibatan sektor swasta.6. PembuatanMCK++dantangkiseptik.7. Monitoringdanevaluasi.
8 Istilah‘program’disiniterbatassifatnya,masihdalamlingkuppengertian‘programdarisebuahsubsektordalamsatuzonasanitasi’.Setelahmelaluiproses-proses selanjutnya, istilah ‘program’ menjadi lebih luas dan secara formal digunakan dalam SSK.
9 Kegiatan‘Advokasipimpinandaerahsertastudidankampanyepenyadaranmasyarakat’terdiridaribeberapasub-kegiatan,misalnya:a)studiprofilperilaku masyarakat. Hasil dari studi tersebut akan menjadi masukan untuk: b) penyiapan materi kampanye dan yang selanjutnya digunakan untuk: c)kegiatankampanyepenyadaran.Pemecahankegiatanmenjadibeberapasub-kegiatanakandilakukandalamTahapD:PenyusunanRencanaTindak.Pelaksanaansub-kegiatandapatmenjaditanggungjawabsatuataubeberapaSKPD,tergantungketentuandankesepakatananggotaSKPDyang menjadi anggota Pokja Sanitasi Kota.
110
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
lampiran CB-01
111
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
lampiran CB-01
112
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
lampiran CB-01
113
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Hasil ini kemudian ditindaklanjuti sesuai langkah-langkah sebagai berikut:
A. Salinprogramdankegiatandarisubsektoryangsamadalamsebuahzonasanitasikedalamtabel.Lakukanhalyangsama untuk zona sanitasi lainnya.
B. Gabungkan:kegiatansejenismenjadisebuahkegiatan.C. Gabungkan: kegiatan-kegiatan yang mungkin diintegrasikan dari subsektor air limbah, persampahan, drainase
lingkungan dan higiene. Hasilnya adalah sebuah kegiatan yang dari sisi volume membesar, tetapi lebih efisien dari sisi biaya. Seandainya kegiatan tersebut akan dipecah menjadi beberapa kegiatan serupa, dalam pelaksanaannya harus tetap dilakukan secara terintegrasi .
D. Sesuaikannamaprogramdankegiatansetelahprosesintegrasitersebut.
A. SalinprogramdankegiatandarisuatuzonasanitasikedalamtabelProgram : Penghapusan Kakus ‘helikopter’ Zona : Z-1Jumlah : 32kakushelikopter
No Kegiatan PerkiraanBiaya(juta)
Alternatifsumberdana
Input Output Perkiraanwaktu
SKPD
1 Advokasipimpinandaerahsertastudi dan kampanye penyadaran masyarakat
50,0 • • APBDKota• Swasta
• Studiprofilperilakumasyarakat
• Identifikasiswastalokal
• Materiadvokasi&kampanye
• Pelaksanaanadvokasi&kampanye
• KesepakatanlokasiMCK++&tangkiseptik komunal
6bulan • DisKes• Diskom
Dalammelakukanpenggabungankegiatantersebut,perludiperhatikanbahwaprogramdankegiatandiarea/kelurahanprioritastidakperludigabung-kan dengan program dan kegiatan lain, sehingga pelaksanaannya tidak terganggu dan dapat dilakukan segera.Perkiraan biaya di sini masih bersifat kasar dan belum menjadi besaran definitif. Setelah beberapa kegiatan digabungkan, maka perkiraan biaya tersebut akan lebih mendekati kebutuhan nyata, sebab penggabungan tersebut menghasilkan efisiensi biaya.
lampiran CB-01
114
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
No Kegiatan PerkiraanBiaya(juta)
Alternatifsumberdana
Input Output Perkiraanwaktu
SKPD
2 Dukunganaturan/ketentuantentanglaranganWChelikopterdan mekanisme pengawasan secara lokal
50,0 • APBDKota • Profilperilakumasyarakat • SKWalikota 1 bulan Hukum
3 PenyusunanManualTeknispembuatan, operasi dan pemeliharaanMCK++,tangkiseptikindividual&komunal
50,0 • APBDKota • RujukandariPusat&Provinsi
• BukuManualTeknis 3bulan PU
4 Pengalangan dana masyarakat, pelibatanswastalokal&CSR
25,0 • APBDKota • Identifikasisumberdanapotensial
• Modelpenggalangandana masyarakat
• Kesepakatankerjasama dengan pihak swasta
2bulan BappedaDiskom
5 PembuatanMCK++dantangkiseptik komunal
??? • APBDKota• Swasta• Masyarakat
• Jumlah&dimensiMCK++&tangkiseptikkomunal
• Jumlah&dimensiMCK++&tangkiseptik komunal
3bulan PU
6 Monitoringdanevaluasi ??? • APBD • LaporandariSKPDterkait • HasilMonev ??? Bappeda
B. Periksa:kegiatansejenisdariprogram-programdarisubsektoryangsamadalamsebuahzonasanitasi,ataudarizonasanitasilainnyadikota.Dalam zona sanitasi yang sama, kemungkinan terdapat program lain dengan kegiatan serupa. Misalnya, ‘advokasipimpinan daerah serta studi dan kampanye penyadaran masyarakat’. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat digabungkan jadi satu kegiatan. Hasilnya adalah volume kegiatan yang lebih besar, tetapi dengan biaya lebih efisien.
Kemungkinanlainadalahbahwa‘programpenghapusankakushelikopter’jugadilakukandizonasanitasilain.Dengandemikian, kegiatan ‘advokasi ke pimpinan daerah serta studi dan kampanye penyadaran masyarakat’ dapat disederhanakan menjadi satu kegiatan.
C. Gabungkan:kegiatan-kegiatanyangmungkindiintegrasikandarisubsektorlain,termasukhigiene.Adakemungkinan,bahwapadaareakelurahanyangsamaterdapatmasalahair limbahdanpersampahan.Keduanyaperlu pemetaan profil perilaku masyarakat. Karena teknik yang digunakan untuk memotret profil perilaku tersebut sama, maka sebenarnya kegiatan serupa dari subsektor yang berbeda dapat dijadikan satu.
lampiran CB-01
115
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Kemungkinan lain dari aspek higiene adalah identifikasi perlunya kampanye PHBS. Kegiatan tersebut dapat digabung jadi satu kegiatan dengan ‘kampanye penyadaran masyarakat’.
Produk dari kegiatan C adalah daftar panjang (long list) untuk setiap subsektor dan aspek higiene.
DaftarpanjanginilahyangkemudiandibahasbersamaPokja-TimPengarahuntukdisetujui.Setelahpersetujuandiperoleh,bersama dengan draf dari bab-bab sebelumnya, maka disiapkanlah draft Strategi Sanitasi Kota.
Draf Strategi Sanitasi Kota kemudian dipaparkan dan didiskusikan dalam konsultasi publik.Masukan yang diperolehdigunakan untuk memperbaiki draf Strategi Sanitasi Kota, yang selanjutnya menjadi bahan advokasi dan lobi dengan Panitia Anggaran,DPRD Kota, Pokja Sanitasi Provinsi sertaTimTeknis Pembangunan Sanitasi (TTPS).Tujuannya gunamemperoleh gambaran kemungkinan bantuan pendanaan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi.
lampiran CB-01
116
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
!"#$%&#'!(!)*!+$,+&!--.
!./,#*
!-+0(12&,/3*
) 4
!-#1#3#$*
!53/%3#6!7829$:1:!/;2'!5/&<#=*
>+6;#'!&2%:#,#$!?#8#!12@#?!A/$#!*!!
B/6/3 .2%:#,#$
!7C#'#?!(!D=
E
>+6;#'!&2%:#,#$!?#8#!12@#?!A/$#!*!! ! ! ! ! ! >+6;#'!?23&:3##$!0:#F#!*!!G?!7<+,#=!
523&:3##$
./82
H
.2;+3#'#$.2I#6#,#$J/$#
.2;+#3#$
K L M
4N)E
G2$I#$#!52;#&1#$##$
4N)N 4N)) 4N)4 4N)OH B#6# ./82 B#6#) 4 O E
)N )4
53/%3#6!752$F21+#:#$=
P:#F#
G?Q!<+,#
! ! ! ! ! !
523&:3##$!R$%%#3#$!7S!G?Q!<+,#=523&:3##$
R5PB
))
5:$<#6#$ T:0#'R5PU!./,# R5PU!53/V "#$
)L
"#$
-.5U!52$#$%%+$%!>#W#0
X6?;262$,#1:
)Y
-.5U!52$#$%%+$%!>#W#0
Z![!5
lampiran CB-01
117
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Kolom Kolom
--- Sasaran:Tuliskansasarankegiatan
--- Program:TuliskannamaProgramsesuaidengandefinisiyangdibuatolehPokjaSanitasiKota
2 Kegiatan:Tuliskansemuakegiatanyangperludilakukan-mulaidenganzona-1danseterusnya.Namakegiatansebaiknyanamayang‘opera-sional’, mudah dipahami dan disepakati oleh semua anggota Pokja.
4 Keluaran:TuliskanKeluaranuntukmasing-masingkegiatan.Sebaiknyadituliskandalambentukkode(misal:KeluaranA,B,C)untukmenghe-mat lebar kolom dan memudahkan proses sortir (bila diperlukan).
5 Zona:Tuliskanangka‘1’padakolomzonaterkaitbilapadazonatersebutterdapatkegiatan;dantuliskanangka‘0’bilatidakterdapatkegiatanpada zona tersebut.
6&7 Kecamatan&Kelurahan:Tuliskannamadankodeuntukkecamatandankelurahan(penulisankodekecamatandankelurahansifatnyaopsional- sesuai dengan kode BPS)
8 RencanaPelaksanaan:tuliskanangka‘1’untukrencanapelaksanaanpadatahunyangbersangkutan;danangka‘0’bilatidakadarencanapelak-sanaan
10 PerkiraanBiaya:Tuliskanperkiraanbiayauntukmasing-masingkegiatan
11 PerkiraanAnggaran:BerdasarkanpertemuandenganTAPD,PokjaSanitasiProvinsidanTTPS,tuliskansumberdanperkiraanpembiayaan
12 Program(penyesuaian):Tuliskanjudulprogramyangdisesusaikandenganprogramnasional&provinsi,danmemerhatikanRencanaStrategisSKPDsertaprogramprioritaskota
17 SKPDPenanggungJawab-Implementasi:SepakatiSKPDyangakanbertanggungjawabuntukimplementasi
19 SKPDPenanggungJawab-O&P:SepakatiSKPDyangakanbertanggungjawabuntukO&P
lampiran CB-01
118
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
lampiran CB-01
119
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
CB-05LampiranCB-05_1DrafOutline:DokumenStrategiSanitasiKota(SSK)
DRAFOUTLINE
DOKUMENSTRATEGISANITASIKOTA(SSK)
RINGKASANEKSEKUTIF
BAB-1 PENDAHULUAN1. Latar Belakang 2. MaksuddanTujuanpenyusunanSSK3. LandasanHukum4. MetodePenyusunan5. SistematikaDokumen
BAB-2 KerangkaKerjaSektorSanitasiKota1. GambaranUmumSanitasiKota2. VisidanMisiSanitasiKota3. KebijakanUmumdanStrategiSektorSanitasiKotatahun...-...4. SasaranUmumdanArahanTahapanPencapaian
BAB-3 ISUSTRATEGISDANTANTANGANSEKTORSANITASIKOTA1. EnablingandSustainabilityAspect
a. KebijakanDaerahdanKelembagaanb. Keuangan
c. Komunikasi
120
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
d. Keterlibatan Pelaku Bisnise. PartisipasiMasyarakatdanJenderf. Monitoring/pemantauandanEvaluasi2. SubsektordanAspekUtamaa. Airlimbahb. Persampahanc. DrainaseLingkungand. Higiene
BAB-4 STRATEGISEKTORSANITASIKOTA1. SasarandanArahanPenahapanPencapaian2. StrategiSektor&AspekUtama
a. AirLimbahb. Persampahanc. DrainaseLingkungand. Higiene
3. EnablingandSustainabilityAspecta. KebijakanDaerahdanKelembagaanb. Keuanganc. Komunikasid. Keterlibatan Pelaku Bisnise. PartisipasiMasyarakatdanJender
BAB-5PROGRAMDANKEGIATAN1. ProgramdanKegiatanSektor&AspekUtama
a. AirLimbahb. Persampahanc. DrainaseLingkungand. Higiene
2. ProgramdanKegiatanEnablingandSustainabilityAspecta. KebijakanDaerahdanKelembagaanb. Keuanganc. Komunikasid. Keterlibatan Pelaku Bisnise. PartisipasiMasyarakatdanJender
lampiran CB-05
121
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
BAB-6 STRATEGIMONEV(DRAF)1. GambaranUmumStrukturMonevSanitasi
a. Monitoringterkaitpengambilankeputusanb. Monitoringpelaksanaanc. Monitoringstratejik
2. Pengembangan/penyusunanindikatorinput, output dan outcome3. Pengumpulandanpenyajian/pelaporandata
BAB-7 PENUTUP
DaftarRujukanLampiran
lampiran CB-05
122
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
97
Judul : Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan – Tahap C Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
Penerbit : Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)Total halaman : 132 halamanTim Penulis : J. Sinarko Wibowo, Cees Keetelaar, Rik DierxPeninjau : Nugroho Tri Utomo, Yudi Wahyudi, Avianti Zulaicha, Christine Sybesma, Eko
Widodo, Ida Hendra Gupta, Jan Oomen, John de Bresser, Renan J. Indra, Rianiagustin Mozar, Richard T. Daniel, Syarif Puradimadja, Yuni Kusmiati K.
Penyunting : Surya Kusuma, Bachtarudin GunawanDesain Tatamuka : Irfan Toni, Amir HamzahTanggal : 24 Februari 2010
Colophon
123
Dokumen ini disusun oleh Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP), yang merupakan subprogram dari Water and Sanitation Program (WASAP), sebuah Trust Fund yang didanai oleh Pemerintah Belanda dan dikelola oleh Bank Dunia. ISSDP didanai oleh Pemerintah Belanda bersama Pemerintah Swedia, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, dengan Bappenas sebagai koordinator Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), bekerja sama dengan Water and Sanitation Program - East Asia and the Pacific (WSP-EAP).
DHV B.V. bekerja sama dengan PT Mitra Lingkungan Dutaconsult (MLD), IRC International Water and Sanitation Centre, PT Arkonin Engineering, PEM Consult, dan Yayasan Indonesia Sejahtera telah memberikan beragam bantuan teknis dalam pelaksanaan ISSDP.
Surat, email, dan pertanyaan anda dapat dikirimkan ke:
Sekretariat Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)Jalan R.P Soeroso No. 50Jakarta 10350Telepon: +62 21 3190 3909Faks: +62 21 3924 113Email: sekretariat@sanitasi.or.idWebsite: www.sanitasi.or.id
Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan | Tahap C - Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota
98124