Post on 28-Nov-2015
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
BUDIDAYA JAMUR TIRAM
A. JUDUL
Budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
B. TUJUAN
1. Mempelajari bagaimana cara/proses budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
dari penyiapan bahan sampai pemanen
2. Mengetahui media yang baik untuk membudidayakan jamur tiram
3. Mengetahui tahap-tahap pembudidayaan jamur tiram
4. Mengetahui syarat-syarat tumbuh jamur tiram
5. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat tumbuhan miselium jamur tiram
6. Mengetahui manfaat pembudidayaan jamur secara umum dan manfaat dari
jamur tiram sendiri
C. DASAR TEORI
1. Budidaya jamur secara umum
Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal
musim dan tidak membutuhkan tempat yang luas.Jenis-jenis jamur yang umum
dibudidayakan ialah jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram (Pleurotus
ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur payung (Lentinus
edodes) dan jamur kancing (Agaricus Sp). Hasil panen jamur tersebut tak hanya
untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri bahkan ada juga yang di ekspor,seperti
jamur kancing dan jamur payung. Media untuk pertumbuhan jamur dapat
menggunakan limbah yaitu limbah pertanian (merang dan daun pisang) dan limbah
industri (serbuk gergaji). Ramuan atau campuran yang digunakan sebagai media
juga bermacam-macam,sedangkan metode yang digunakan untuk budidaya jamur
ini juga bermacam-macam,seperti cara ilmiah, konvensional,tradisional,dan semi
modern.
Jamur terdiri dari bermacam- macam jenis, ada yang merugikan dan ada
yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur yang merugikan antara lain
karena bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan
maupun tumbuhan. Diantara jamur yang menguntungkan manusia misalnya :
penicillium yang menghasilkan antibiotik penisilin, jamur-jamur yang berperan
dalam proses fermentasi makanan seperti kecap, tempe, tape, tauco dan lain-lain.
Bahkan banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur
kuping, jamur tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan jamur
merang.
Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat
dimakan telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah
pertanian sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible
mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta
menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan
bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba,
bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Jumlah
proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat
daripada tomat dan wortel serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga
mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah
enzim tripsin yang berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor dan
kolesterolnya rendah.
Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :
1. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan
lingkungan kita bersih, indah dan sehat.
2. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas
3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta dapat
menambah pendapatan keluarga.
4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan,
makanan ikan dan untuk memelihara cacing
2. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu kelompok jamur
Basidiomycetes. Pleourotus dikenal dengan sebutan jamur tiram karena
mempunyai bentuk seperti cangkang tiram. Jamur ini memiliki tubuh buah yang
tumbuh mekar membentuk corong dangkal seperti kerang (tiram). Tubuh buah
memiliki tudung (Pileus) dan tangkai (Stipe atau Stalk). Pileus berbentuk mirip
seperti cangkang tiram, dengan permukaan bagian bawah berlapis-lapis seperti
insang berwarna putih dan lunak yang dinamakan dengan lamela.
Pleurotus ostreatus teramsuk salah satu jenis jamur yang dapat
dimakan (eadible). Jamur ini memiliki kandungan protein yang cukup tinggi
dengan asam amino yang lengkap. Selain itu, jamur tiram juga mengandung
vitamin B1, B2 dan beberapa garam mineral dari unsur Ca, P, Fe, Na dan K.
Kandungan serat jamur tiram mulai 7,4%, ini sangat baik untuk pencernaan. Tabel
berikut adalah kandungan gizi yang terdapat pada jamur tiram :
No. Komposisi %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Protein
Karbohidrat
Abu
Lemak
Serat
Kalori
27
58
9,3
1,6
11,5
265,5 kl
Khasiat jamur tiram untuk kesehatan adalah untuk menghentikan
pendarahan dan mempercepat pengeringan luka pad permukaan tubuh,
mencegah penyakit diabetes melitus, penyempitan pembuluh darah menurunkan
kolesterol darah, menambah vitalitas dan daya tahan tubuh serta mencegah
penyakit tumor atau kanker, kelenjar gondok, influenza dan sekaligus
memperlancar buang air besar.
Secara alami jamur tiram hidup pada batang kayu yang sudah mati,
bersifat saprofit meskipun kadang-kadang sebagai parasit dan tersebar luas di
daerah yang beriklim sedang. Jamur ini mempunyai kemampuan memproduksi
enzin yang dapat mengurai material yang mempunyai kandungan selulosa dan
lignin tinggi seperti yang dikandung bahan buangan (limbah) tanaman
holtikultura. Kemampuan ini dapat dimanfaatkan dengan beberapa keuntungan
yang dapat diperoleh yaitu bahan buangan tanaman pangan dan holtikultura
tersebut dapat dipergunakan sebagai media pertumbuhan jamur tiram putih
secara komersial. Media tanam yang dapat digunakan tidak hanya kayu, tetapi
dapat pula menggunakan media lain seperti ampas tebu dan sisa randu kapuk.
Jamur tiram dapat dibudidayakan dengan menggunakan media
tanam. Media tanam jamur terdiri dari bahan organik dan tanaman yang sudah
mati, misalnya sebuk gergaji kayu, ampas tebu dan sisa kapuk randu. Serbuk
gergajian kayu merupakan limbah penggergajian kayu yang jumlahnya
melimpah dan saat ini pemanfaatannya belum optimal. Serbuk kayu yang
paling baik untuk media adalah kayu dari pohon berdaun lebar, karena banyak
mengandung selulosa. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah serbuk kayu
tidak berasal dari pohon yang bergetah dan beabs dari solar dan minyak.
D. ALAT DAN BAHAN
I. Alat
1. Alat pencampur seperti sekop dan cangkul
2. Alat sterilisasi berupa : drum perebus dengan tutup dan sarangan, sumber panas
(kayu)
3. Rak untuk menyimpan media jamur,
4. Inkas untuk pembibitan (inokulasi),
5. pinset,
6. semprotan atau sprayer,
7. pipa paralon untuk cincin,
8. kantong plastik transparan,
9. kertas koran,
10. karet gelang ember, dan
11. wadah untuk mencampur media.
II. Bahan
Bahan media tanam untuk jamur tiram putih adalah gergajian kayu (serbuk)
dicampur dengan bahan-bahan dibawah ini dengan perbandingan sebagai berikut :
1. Serbuk Gergaji 105 kg
2. Bekatul atau dedak halus 21 kg
3. Kalsium carbonat/ kapur (CaCO3) 0,6 kg
4. Gips (CaSO4) 0,6 kg
5. Pupuk TSP 0,6 kg
6. Bibit 6 botol
7. Air secukupnya
Untuk satu paket sedang bisa menghasilkan 200 -300 media.
E. CARA KERJA
1. Persiapan Media
Tahap awal yang perlu dilakukan adalah penyiapan serbuk gergaji sebagai
medianya. Kemudian diberi air secukupnya agar basah (Ingat air jangan terlalu
banyak sehingga serbuk gergaji tidak terlalu basah). Lalu serbuk gergaji ditaburi
kapur dan pupuk TSP secukupnya.
Proses pencampuran
2. Proses Pengomposan
Sebelum pembungkusan media, serbuk gergaji diberi air dan kemudian
dikomposkan selama 15 hari. Karena pada praktikum budidaya jamur ini, serbuk
gergaji sudah basah dan dikomposkan, maka bisa siap pakai, dan tinggal
menambahkan air sedikit saja.
3. Proses Pembungkusan
Bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam
kantong plastik. Kantong plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk kedalam,
sehingga setelah diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol.
Kantong plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya
ditekuk ke dalam.Untuk meletakkan kantong plastik yang telah diisi (polibek)
pada posisi terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan
dibawah.
Polibek yang sudah jadi (selesai dibungkus) proses pembungkusan
4. Proses Sterilisari
Siapkan alat drum perebus beserta perlengkapannya. Sarangan diletakkan
kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira ¼
bagian drum. Sumber panas dinyalakan, sambil media tanam dimasukkan ke
dalam platik besar tahan panas yang menjulur ke atas drum. Proses sterilisasi
dengan uap ini dilakukan selama 3 – 4 jam pada suhu 90 – 105o C.
Drum perebus proses sterilisasi
5. Teknik Penanaman Bibit ( Inokulasi )
Setelah proses sterilisasi selesai, polibek dari drum diambil keluar dan dibiarkan
dingin. Bila telah dingin, proses inokulasi dapat dilakukan yaitu dengan cara :
a. Bibit disiapakan, lampu spiritus dinyalakan, meja okulasi dibersihakn
dengan alkohol 70%.
b. memasukkan bibit dibagian atas, usahakan merata dibagian atas permukaan
media dalam polibek. Kira bibit sebanyak 3-4 sendok.
c. Untuk mengikatkan plastik agar kuat, ujung polibek dimasukan potongan
pralon (cincin), kemudian ditutup dengan potongan kertas koran dan diikat
dengan karet gelang. Saat inokulasi sebaiknya jangan sampai melebihi dari
24 jam setelah proses sterilisasi.
Proses inokulasi
6. Pemeliharaan dan Inkubasi
Polibek yang sudah disterelisasi, kemudian ditempatkan pada rak-rak yang telah
disediakan. Rak-rak ini sebaiknya ditempatkan dalam suatu ruangan agar suhu
dan kelembabannya tidak terpengaruh oleh udara luar. Suhu dan kelembabannya
diusahakan stabil sesuai dengan kondisi yang diinginkan bagi pertumbuhan
jamur yaitu 24 – 28o C dan kelembaban udara 80 – 90 %. Polibek tersebut
dibiarkan selama 6 – 8 minggu sampai miselium tumbuh memenuhi kantong
palstik sehingga warnanya putih padat.
Pemeliharaan dan inkubasi
7. Pembukaan Penutup Media
Setelah polibek berwarna putik kompak (umur 6 – 8 minggu), maka polibek
dapat dibuka dengan melepas karet dan cincin pralon. Kemudian plastik yang
terbuka disibakkan keluar agar permukaan media tumbuh jamur mendapatkan
udara sebanyak-banyaknya. Dengan langkah-langkah :
a. Sebelum dilakukan pembukaan kapas penyumbat, tangan dan plastik
pembungkus media diolesi alkohol 70%.
b. Kapas dibuka untuk keluarnya miselium jamur.
8. Pemeliharaan
a. Mempertahankan suhu 26-28oC dengan jalan memberikan aerasi udara pada
ruangan.
b. Menjaga kelembapan ruangan dengan menyiram atau menyemprotkan iar di
media jamur.
9. Pemanenan
Pemanenan dilakukan dengan tangan, yaitu dengan memutar badan buah jamur
sehingga jamur tersebut terlepas dari media. Jamur tiram dapat dipanen ketika :
Ø jamur belum terlalu tua
Ø postur cap-nya masih kaku dan segar
Ø Berwarna putih
pemanenan
F. HASIL PENGAMATAN
Pengamatan secara visual terhadap pertumbuhan hifa jamur dari mulai
terbentuknya hifa sampai membentuk miselium :
Gambar
Hari
Ke-
Baglog I Baglog II Baglog III
5
Miselium belum teramati Miselium belum teramati Miselium belum teramatai
10
Miselium mulai tumbuh Misselium belum
teramati
Miselium belum teramati
15
Miselium hampir Miselium mulai tumbuh Miselium mulai tumbuh
memenuhi setengah
baglog
seperempat baglog seperempat baglog
20
Miselium memenuhi
setengah baglock
Miselium belum tumbuhMiselium hampir
memenuhi seperempat
baglock
25
Miselium memenuhi
seluruh baglog
Miselium hampir
memenuhi seluruh
baglog
Miselium hampir
memenuhi seluruh baglog
30
Miselium memenuhi
seluruh baglog dan kapas
sudah dilepas
Miselium tidak tumbuh
sama sekaliMiselium semakin
memenuhi baglog, dan
hampir penuh tapi kapas
belum dilepas
G. PEMBAHASAN
Budi daya jamur tiram adalah mengusahakan kondisi sehingga jamur tiram
tersebut dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan adaptasi substrat
dan lingkungan tempat tumbuh sesuai dengan habitat tumbuhnya di alam. Faktor
yang berpengaruh tersebut adalah faktor media tumbuh dan faktor lingkungan
(Cahyana.1997.Hlm:8).
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur kayu.
Pleurotus ostreatus merupakan spesies dari taksonomi :
Kingdom : Mycota
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricolomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
Pada praktikum pembudidayaan jamur ini, saya mendapatkan 3 polibek/
bagklok yang harus saya buat dan saya rawat. Pada pembahasan ini saya akan
menjelaskan proses pembuatan jamur dari awal pembuatan samapai dengan hasil
yang saya peroleh dari 3 polibek yang saya buat. Prosesnya dimulai dari :
1. Persiapan media : yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
proses pembudidayaan jamur. Seperti drum sterelisasi, serbuk gergaji dan
bekatul sebagai media, dan bibit jamur tiram serta alat dan bahan lainnya.
2. Pengkomposan : yaitu proses dimana serbuk gergaji dicampur dengan bekatul
dan diberi sedikit air dan didiamkan selama 6 hari. Pada praktikum kali ini,
kami tidak perlu melakukan pengkomposan karena serbuk gergaji yang kami
bawa dari produsen jamur tiram sendiri sudah dikomposkan. Sehingga serbuk
gergaji hanya perlu penambahan sedikit bekatul, kapur dan sedikit air.
3. Proses Pembungkusan : yaitu proses dimana media yang digunakan dalam
pembudidayaan jamur ( serbuk gergaji tersebut) dimasukkan atau dibungkus
dalam plastik tahan panas, sampai plastik padat, dan dibagian atas plastik diberi
cincin, kemudian disumbat dengan kapas dan kertas koran lalu diikat dengan
karet gelang
4. Proses Sterilisari : yaitu proses dimana polibek dimasukkan ke dalam drum
pasteurisasi untuk disterilisasikan agar polibek bersih dari bibit penyakit. Proses
strerilsasi sendiri membutuhkan waktu 3-4 jam, dengan suhu kira-kira 100oC.
Pada proses sterilisasi ini, setiap jam keadaan air didalam drum harus diamati,
hal ini dikarenakan drum yang digunakan adalah drum buatan sendiri yang
belum teruji keefektifannya dan karena drum ini tidak mempunyai indikator air.
Dan harus juga diperhatikan keadaan apinya, karena kami bahan bakarnya
hanya menggunakan kayu bakar.
5. Teknik Penanaman Bibit ( Inokulasi ) : yaitu proses dimana bibit dimasukkan
ke dalam polibek. Proses ini dilakukan setelah polibek selesai disterilisasi dan
didinginkan selama kurang lebih 24 jam. Pada proses inokulasi, pertama kita
menyalakan lampu spiritus, kemudian sendok di panaskan dan dibersihkan
dengan alkohol, hal ini dilakukan agar sendok tetap steril dan menjaga agar
bibit jamur yang diambil menggunakan sendok tetap bersih. Pemasukan bibit
jamur pada polibek kurang lebih 3-4 sendok setiap polibek.
6. Pemeliharaan dan Inkubasi : yaitu penempatan polibek pada suatu empat yang
mempunyai suhu yang tepat (sekitar 26-28oC). Waktu inkubasi sendiri sekitar
30 hari (1bulan). Dan pada setiap hari polibek-polibek tersebut harus dilihat dan
dirawat dengan penyiraman yang teratur.
7. Pembukaan Penutup Media : yaitu proses dimana kapas yang menutupi polibek
dibuka, setelah miselium tumbuh dan polibek berwarna putih seluruhnya. Hal
ini dimaksudkan agar hifa dapat tumbuh menjadi badan buah jamur.
8. Pemeliharaan : adalah perawatan jamur. Dengan cara menjaga/ mempertahankan
suhu antara 26-28oC dengan jalan memberikan aerasi udara pada ruangan, yaitu
dengan menggunakan kipas angin. Dan menjaga kelembapan ruangan dengan
menyiram polibek-polibek tersebut.
9. Pemanenan : pemanennya dilakukan bila jamur sudah siap dipanen. Yaitu
ketika jamur belum terlalu tua, postur cap-nya kaku dan segar serta berwarna
putih.
Itulah proses atau kegiatan yang dilakukan dalam praktikum budidaya
jamur yang kami lakukan. Dan juga yang harus diketahui dan diperhatikan bahwa
dalam pembudidayaan jamur tiram sendiri atau sebelum melakukan proses-proses
diatas. harus memenuhi syarat-syarat agar jamur tiram dapat tumbuh dengan baik,
yaitu :
1. Tempat tumbuh jamur tiram termasuk dalam jenis kayuyang dapat tubuh
denga baik pada kayu lapuk dan mengambil bahan organik yang ada
didalamnya. Untuk membudidayakan jamur ini dapat menggunkan atau
serbuk gergajisebagai media tanamnya. Serbuk kayu yang baik untuk dibuat
sebagai bahan media tanam adalah dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang
keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan
oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu kayu yang keras membuat
media tanaman tidak cepat habis. Kayu atau serbuk gergaji berasal dari kayu
yang berdaun lebar komposisi bahan kimianya lebih baikdibanding dengan
kayu berdaun sempit atau berdaun jarum dan yang tidak mengandung getah
pada tanaman dapat menjadi zat extraktif yang menghambat pertumbuhan
miselium.
2. Dan hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sebuk gergaji adalah dalam
hal kebersihan dan kekeringan,
3. Dan pada serbuk gergaji tersebut perlu ditambahkan bekatul dan kapur.
Bekatul disini sebagai bahan tambahan, dan bekatul yang digunakan masih
baru, sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah menggumpal atau
telah mengalami fermentasi serta tercampur dengan bahan-bahan lain yang
dapat mengganggupertumbuhan jamur. Penambahan bekatul sendiri
merupakan sumber karbohidrat, lamak dan protein. Sementara penambahan
kapur adalah untuk memberikan mineral dan mengatur pH meter.
4. Penambahan serbuk gergaji, bekatul dan kapur tersebut perlu diatur kadar
airnya. Kadar air diatur 60-65% dengan menambah air bersih agar miselium
jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik.
5. Penambahan air juga harus bersih, bila penamabahan air yang tidak bersih
dapat menyebabakan media terkontaminasi dengan mikroorganisme.
6. Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadapa pertumbuhan jamur
tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur
akan terhambat, bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan
menggangu pertumbuhan jamur tiram itu.
7. Suhu udara memegang peranan penting untuk mendapatkan pertumbuhan
yang optimal.
8. Cahaya. Pertumbuhan miselium akan tumbuh dengan cepat dalam/ keadaan
gelap/tanpa sinar.
Tapi pada praktikum kali ini, saya baru melakukan kegiatan dari no. 1-8,
karena jamur yang saya budidayakan atau saya rawat belum tumbuh.
Jamur tiram yang saya rawat belum tumbuh tersebut mungkin dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Dan pada 3 polibek tersebut, 2 polibek telah
berwarna putih dan sudah tumbuh miseliumnya dibagian atasnya dan yang satu
belum sama sekali berwarna putih. Maka saya akan membahas satu persatu
penyebab dan hal yang membuat jamur-jamur yang saya rawat belum tumbuh.
1. Polibel pertama
Pada polikel pertama belum terlihat warna putih yang memenuhi polikel. Dan
belum ada miselium yang tumbuh. Hal ini mungkin disebabkan oleh :
a. Serbuk gergaji yang dipakai sebagai media tanam kurang bersih dan terlalu
basah, sehingga miselium sulit tumbuh. Perlu diketahui bahwa serbuk
gergaji yang kurang bersih dan terlalu basah akan menghambat
pertumbuhan miselium.
b. Selain air yang digunakan atau yang ditambahankan pada serbuk gergaji
terlalu banyak, juga air yang digunakan kurang bersih. Penambahan air
yang kuarang bersih dan kadar airnya kurang menyebabkan media
gterkontaminasi dengan mikroorganisme lain.
c. Tingkat keasaman media (pH) yang tidak tepat. Apabila pH terlalu rendah
atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. Bahkan
mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mengganggu pertumbuhan
jamur tiram itu sendiri. Keasama pH media perlu diatur antara 6-7 dengan
menggunakan kapur (Calsium Oksalat).
d. Suhu udara kurang optimal. Kita tahu suhu memegang peranan penting
dalam proses pertumbuhan badan buah jamur sendiri. Pada umumnya suhu
yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram sendiri dibedakn dalam dua
fase yaitu :
1. Fase inkubasi yaitu fase yang memerlukan suhu berkisar antara 22-28oC
dengan kelembaban 60-70% dan
2. Fase pembentukan tubuh buah yang memerlukan suhu udara antara 16-
22oC.
e. Sterilisasi yang kurang. Maksudnya pada waktu sterilisasi, suhu yang
dicapai dalam proses sterilisasi kurang dari 100oC. Hal ini menyebabkan
mikroorganisme yang terdapat pada serbuk gergaji, bekatul atupun air yang
digunakan belum mati. Atau juga dapat disebabkan polibek milik saya ini
pada waktu sterilisasi berada pada bagian plng atas drum, sehingga
sterilisasi yang didapat belum terpenuhi.
2. Polibek kedua dan ketiga
Pada polibek kedua dan ketiga ini, warna dari serbuk gergaji telah berwarna
putih dan dibagian atasnya sudah ditumbuhi oleh miselium. Bila dibandingkan
dengan pertumbuhan jamur tiram secara umum, jamur tiram dapat tumbuh
dalam kurun waktu sekitar 30 hari/ 1 bulan. Tapi pada polibek kedua dan ketiga
saya, belum tumbuh tubuh buahnya, dan baru tumbuh miseliumnya. Hal ini
mungkin dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut ialah :
a. Suhu dan kelembaban kurang optimal. Hal ini disebabkan karena ruangan
yang digunakan untuk menyimpan polibek tersebut kurang lembab,
walaupun ada kipas angin yang selalu dinyalakan tetap saja tidak
menambah kelembaban. Karena kita tahu sendiri daerah solo adalah daerah
yang panas dan kurang tepat dalam pembudidayaan jamur.
b. Serbuk gergaji atau medianya agak basah, sehingga miselium sulit tumbuh
atau berkembang.
c. Penyiraman atau perawatan yang kurng diang baik dan teratur
d. Proses sterilisasinya kurang optimal/tidak mencapai suhu yang diinginkan
yaitu 100oC.
H. KESIMPULAN
1. Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal musim dan
tidak membutuhkan tempat yang luas.
2. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu kelompok jamur
Basidiomycetes. Pleourotus dikenal dengan sebutan jamur tiram karena
mempunyai bentuk seperti cangkang tiram. Jamur ini memiliki tubuh buah yang
tumbuh mekar membentuk corong dangkal seperti kerang (tiram).
3. Manfaat/keuntungan dari budidaya jamur secara umum :
a. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan
lingkungan kita bersih, indah dan sehat.
b. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas
c. 3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta
dapat menambah pendapatan keluarga.
d. 4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk
kolam ikan, makanan ikan dan untuk memelihara cacing.
Sementara manfaat dari jamur tiram (Pleourtus ostreatus) :
a. Sebagai bahan makanan,
b. Dapat menurunkan kolesterol,
c. Sebagai antibakterial dan antitumor,
d. Serta jamur tiram dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan oksidasi,
e. Dan memiliki manfaat kesehatan lainnya (obat untuk berbagai penyakit).
4. Tahap-tahap dalam pembudidayaan jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
a. Penyiapan alat atau media
b. Proses pengomposan
c. Proses pembungkusan
d. Proses sterilisasi
e. Proses pembibitan atau inokulasi
f. Proses pemeliharaan dan inkubasi
g. Proses pembukaan penutup media
h. Proses Pemeliharaan
i. Proses pemanenan
5. Pada proses pembudidayaan polibek-polibek jamur yang saya rawat, didapatkn
hasil yang yang berbeda dengan teori, yang harusnya jamur tiram dapat tumbuh
menjadi tubuh buah selama 30 hari tapi polibek-polibek yang saya rawat belum
ada yang tumbuh. Yaitu :
a. Pada polibek pertama : belum ditumbuhi miselium dan warna polibek
belum berwarna putih. Hal ini depengaruhi oleh suhu ruangan yang kurang
optimal, proses sterilisasi yang kurang optimal (suhu yang dijapai belum
terpenuhi), serbuk gergaji dan air yang terkontaminasi.
b. Pada polibek kedua dan ketiga : sudah ditumbuhi miselium dibagian atasnya
dan warna dari plibek keseluruhannya telah berwarna putih. Hal ini
mungkin dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan yang kurang optimal, dan
serbuk gergaji yang terlalu basah yang menghambat tumbuhnya miselium.
6. Syarat tumbuh jamur tiram (Pleurotus ostreatus) :
a. Serbuk gergaji (media yang digunakan) harus berasal dari kayu yang keras
dan berdaun lebar
b. Bahan campuran serbuk gergaji (bekatul) harusnya masih baru
c. Kebersihan dan kekeringan dari serbuk gergaji, jika terlalu basah atau
kering dapat menghambat pertumbuhan
d. Kadar air perlu dijaga dan air harus bersih
e. Suhu dan kelembapan ruangan harus tetap terjaga antara26-28oC
7. Faktor-faktor yang memhambat pertumbuhan jamur tiram :
a. Serbuk gergaji dan air tidak bersih disebabkan karena terkontaminasi oleh
mikroorganisme lain
b. Serbuk gergaji (media) terlalu basah
c. Proses strerilisasi kurang sempurna, yaitu suhu yang dicapai pada proses
sterilisai kurang optimal (tidak mencapai 100oC)
d. pH atau tingkat keasaman media tidak tepat
e. suhu ruangan yang kurang memenuhi
f. cahaya yang diperlukan terlalu banyak, dan
g. proses perawatan yang kurang baik
I. DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta : Penebar Swadaya
Gunawan AW, Agustina TW. 2009. Biologi dan Bioteknologi Cendawan dalam
Praktik. Jakarta : Universitas Atma Jaya
Muzayyinah.2010. Petunjuk praktikum Keanekaragaman dan Klasifikasi
Criptogamae. Surakarta : Yuma Pustaka
Sumarni. 2006. Botani dan Tinjauan Giz jamur tiram. Jurnal Inovasi Pertanian
Parlindung, A. K. 2000. Pengaruh Konsentrasi urea dan TSP dalam air rendaman
baglog terhadap pertumbuhan dan produksi jamur tiram (Pleurotus ostreatus).
Pekanbaru : Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dosen UNRI
Trubus. 2007. Pijakan Anyar jamur Tiram. Jakarta : Trubus Swadaya
Widiastuti H, Panji T. 2008. Pola Aktivitas enzim ligninoliik Pleurotus Ostreatus
pada limbah sludge pabrik kertas. Bogor : Menara Perkebunan
Winarni R, Rahayu U. 2002. Pengaruh Formasi Media Tanam bahan dasar serbuk
gergaji terhadap produksi jamur tiram. http://www.
pustaka.ut.ac.id/puslata/pdf/70032.pdf. (17 Juni 2009)
Volk TJ. 1998. This Month’s f ungus is Pleurotus ostreatus, the Oyster Mushroom.
http://www.botit.botany.wisc. edu/tom_fungi/oct98.html
J. LAMPIRAN
1. Foto polibek yang saya amati atau saya rawat.
2. Foto-foto kegiatan dari awal (penyiapan alat) sampai dengan akhir
(perawatan).
Mengetahui, Surakarta, 4 Januari 2011
Asisten Praktikan
....................................... Bryan Dion Pramana
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
”BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)”
Dosen Pengampu : Dra. Muzayyinah, M.Si
OLEH :
NAMA : BRYAN DION PRAMANA
NIM : K4309019
PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI 2009
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN BUDIDAYA JAMUR
1. Kegiatan awal ( penyiapan media )
A B C
D E
Ket: A. Bekatul dan serbuk gergaji; B. Alat penimbang; C drum untuk sterilisasi; D.
Bibit jamur tiram; E. Kayu bakar
2. Kegiatan pencampuran media
3. Proses pembungkusan
4. Proses sterilisasi
5. Proses penanaman bibit (Inokulasi)
6. Proses pemeliharan dan pemanenan
LAMPIRAN FOTO POLIBEK JAMUR
1. Polibek pertama
2. Polibek kedua
3. Polibek ketiga