Post on 19-Jan-2016
description
M. Agung Pratam YudhaMuhammad Reza Aditya
Identitas PasienNama : Tn Ismat (L)Usia : 48 TahunAlamat: CitarikPekerjaan : Supir Angkutan UmumNo. RM : 00549561Tgl masuk RS : 18 Juli 2014
Anamnesis KU: Nyeri perut kanan bawah sejak 4 hari
yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit pada tanggal 15 Juli 2014.
K.Tambahan:Tidak bisa BAB disertai pistel di dekat anus sejak 8 hari SMRS
RPS
Pasien datang ke RSUD Karawang tanggal 19 Juli 2014 nyeri perut ka.bawah sejak 4 hari SMRS, Nyeri hilang timbul, mual (+), muntah (-), dan flatus (+). Nyeri pertama perut kanan bawah menyebar keseluruh abdomen.Selain itu P(x) sulit BAB disertai pistel di dekat anus sejak 8 hari yang lalu.
R KebiasaanAlkohol dan merokok dimasa mudanya sudah tidak minum alcohol tapi merokok masih dan jarang.
Pemeriksaan FisikPemeriksaanFisikKeadaanumum : tampaksakitsedangKesadaran : compos mentisStatus gizi : TB 170 cm BB 65 kgTanda vitalTekanandarah : 120/80 mmHgNadi : 80x/menitSuhu : 36,5º CPernapasan : 16 x/menit
Status GeneralisKepala: normocefali, simetris, deformitas (-)Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-Leher : KGB TTM, Jarak tiroidomental 8 cm Mulut : Malampathy grade 1 Thorax: BJ I-II regular, Murmur (-), Gallop (-)
SN vesikuler, wheezing -/-, ronki -/-
Abdomen : Datar, supel, hepar dan lien (N), NT dan NL Mc Burney (+), Rovsing Sign (+), Blumberg Sign (+), Defense muscular (+), Timpani, bising usus (+) psoas sign (-), Refator sign (-)
Ekstremitas : Akral hangat (+ )4 ekstremitas, edama (-)
PemeriksaanPenunjangtanggal 19 Juli 2014HematologiHb : 14,2g/dLEritrosit : 4,95 x 106/ulLeukosit : 18,98 x 103/ulTrombosit : 219 x 103/ulHematokrit : 41,1%KimiaGDS : 112 mg/dLUreum : 32,1 mg/dLCreatinin : 0.83 mg/dL
Dari hasil anamnesis, PF dan penunjang dinyatakan Tn. Ismat 48 tahun menderita appendiksitis.
Dan pasien termasuk klasifikasi ASA 1
Rencana melakukan Appendictomy dengan Anestesi Regional
Pre – operasi :cek persetujuan operasiPasien puasa 14,5 jam pre-operatifCek dan perisiapan obat dan alat anestesi Infus RL 20 tpmTanda vital : TD 120/80 mmHg, Nadi: 80x/menit , Suhu :
36,5º C, RR : 16 x/menit Intra Operatif :Pasien masuk ruang operasi monitoring.Pasien diminta untuk duduk dengan posisi badan lurus
kepala menunduk. Kemudia diberikan obat lewat spinal decaine 20 mg + O2 2 liter/m dengan menggunakan nasal kanul oksigen Maintenance
Selama tindakan operasi berlangsung tekanan darah dan nadi senantiasa dikontrol setiap 10 menit sebagai berikut :
Menit ke- TD Pulse Sp O2
10 110/75 90 100
20 107/70 91 100
30 112/75 93 100
40 111/73 95 100
50 114/76 94 100
60 115/76 97 100
70 114/73 99 100
80 118/77 99 100
90 119/79 99 100
Selama operasi diberikan :1. RL 500 ml pada pukul 14.30 60 tpm2. RL 500 ml pada pukul 15.05 60 tpm3. Injeksi clopedine 30mg IV1.8 Post-Operatif :Operasi berakhir pukul 16.00
sadar ruang pemulihan O2 kanul 2 lt/m , pemberian cairan dan observasi pernapasan, TD, Nadi setiap 10 menit. Lalu pasien di kembalikan ke ruang bangsal Teluk Jambe.
PEMBAHASANSelama pembedahan pasien mendapat obat
anestesi regional decain spinal 20mg, dan clopedin 30 mg. Cairan yang didapatkan oleh pasien adalah 1000cc ringer laktat.
Decain (Bupivikain),
BupivacainePotensinya 3-4 kali dari lidokain dan lama
kerjanya 2-5 kali lidokain. Metabolisme HeparEkskresi Ginjal dosis 1-2mg/kbBB.
ClopedineClopedin (Pethidin) bekerja pada reseptor
opioid diotak dan medula spinalis. Onset cepat, durasi 2-4 JamMetabolisme HeparEkskresi UrineDosis 2mg/KgBB
Pemberian CairanKebutuhan cairan basal (BB=65kg)
M: 10kgBB x 4cc = 40 10kgBB x 2cc = 20 45kgBB x 1cc = 45
----------+ 105 ml/jam
Kebutuhan cairan intraoperasi (operasi sedang) O: 6 x 65 kg = 390 ml/jamKebutuhan cairan saat puasa dari pukul 24.00-
14.30 (14,5 jam) P: 14,5 x 105 ml/jam = 1522,5 ml ( 1523 ml)
Di ruangan sudah diberi cairan RL 500 mlJadi kebutuhan cairan puasa sekarang
1523 – 500 = 1023mlPemberian cairan pada jam pertama operasi
Kebutuhan basal + kebutuhan intraoperasi + 50% x kebutuhan cairan puasa
105 + 390 + 1522,5 = 1008,75 ml (1009ml)
Pemberian cairan pada jam kedua operasi Kebutuhan basal + kebutuhan
intraoperasi + 25% x kebutuhan cairan puasa 105 + 390 + 1522,5 = 504,375 ml
(504ml)
Kebutuhan cairan selama operasi : ( 1,5 Jam )Jam I + Jam II = 1009ml + 504ml= 1513mlCairan yang masuk selama operasi1.RL = 14.302.RL = 15.05Allowed Blood Loss20 % x EBV 20 % x (65 x 75) = 975 mlJumlah cairan keluar
= darah di 3 kassa sedang= 3 x 20 ml= 60 ml Tidak butuh Transfusi darah
TINJAUAN PUSTAKA
Anestesi regionalHambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh
sementara pada impuls saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian tubuh diblokir untuk sementara (reversibel).
Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya(1,3). Tetapi pasien tetap sada(1,3).
Pembagian Anestesi/Analgesia RegionalBlok sentral (blok neuroaksial), yaitu
meliputi blok spinal, epidural, dan
kaudal. Tindakan ini sering dikerjakan.
Blok perifer (blok saraf), misalnya
anestesi topikal, infiltrasi lokal, blok
lapangan, dan analgesia regional
intravena.
Analisis KasusPre operatif : Pasien dilakukan auto
anamnesis dan disimpulkan pasien termasuk klasifikasi ASA 1
Intra Operatif : Pasien Masuk ruang OK
Blok sentralAnastesi Spinal :
pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang
subarackhnoid.
Anestesia epidural
blokade saraf dengan menempatkan obat di ruang
epidural.
Anestesi kaudal
Anastesi Spinalkulit subkutis Lig.
Supraspinosum Lig.
Interspinosum Lig.
Flavum ruang epidural
durameter ruang
subarachnoid.
Indikasi(4):1. Bedah ekstremitas bawah2. Bedah panggul3. Tindakan sekitar rektum perineum4. Bedah obstetrik-ginekologi5. Bedah urologi6. Bedah abdomen bawah7. Pada bedah abdomen atas dan bawah
pediatrik biasanya dikombinasikan w/ dengan anesthesia umum ringan
Kontra indikasi absolut(4):
1. Pasien menolak2. Infeksi pada tempat suntikan3. Hipovolemia berat, syok4. Koagulapatia atau mendapat terapi koagulan5. Tekanan intrakranial meningkat6. Fasilitas resusitasi minim7. Kurang pengalaman tanpa didampingi
konsulen anestesi.
Kontra indikasi relatif(4):1. Infeksi sistemik2. Infeksi sekitar tempat suntikan3. Kelainan neurologis4. Kelainan psikis5. Bedah lama6. Penyakit jantung7. Hipovolemia ringan8. Nyeri punggung kronik
Peralatan analgesia spinal(4)
Informed consentPemeriksaan fisikPemeriksaan laboratorium anjuran
Persiapan analgesia spinal(4)
.
• Peralatan monitor : tekanan darah, nadi, saturasi oksigen, dll.
• Peralatan resusitasi• Jarum spinal
Anastetik lokal untuk analgesia spinal
Lidokaine(xylobain,lignokain) 2%: berat jenis 1.006, sifat isobarik, dosis 20-100mg (2-5ml)
Lidokaine(xylobain,lignokaine) 5% dalam dextrose 7.5%: berat jenis 1.033, sifat hyperbarik, dosis 20-50 mg (1-2ml)
Bupivakaine(markaine) 0.5% dlm air: berat jenis 1.005, sifat isobarik, dosis 5-20mg (1-4ml)
Bupivakaine(markaine) 0.5% dlm dextrose 8.25%: berat jenis 1.027, sifat hiperbarik, dosis 5-15mg (1-3ml)
Teknik analgesia spinal1. Pasang monitor2. Posisikan pasien
3. Tentukan Perpotongan antara garis yang
menghubungkan kedua garis Krista iliaka, misal L2-
L3, L3-L4, L4-L5.
4. Sterilkan tempat tusukan dengan betadine atau
alkohol.
5. Beri anastesi lokal pada tempat
Cara tusukan median atau paramedian, jarum
spinal dicabut dan keluar likuor, pasang semprit
berisi obat dan obat dapat dimasukkan pelan-pelan
(0,5ml/detik) diselingi aspirasi sedikit,
Faktor yang mempengaruhi ketinggian blok(2,3)
Komplikasi tindakan anestesi spinal(4) :Hipotensi beratBradikardiaHipoventilasiTrauma pembuluh sarafTrauma sarafMual-muntah
Anestesia EpiduralIndikasi anastesia epidural
Pembedahan dan penanggulangan nyeri pasca bedah
Tatalaksana nyeri pd saat persalinan
Penurunan tekanan darah saat pembedahan supaya tidak banyak pendarahan
Tambahan pada anesthesia umum ringan karena penyakit tertentu pasien.
Keuntungan epidural dibandingkan spinal :Bisa segmentalTidak terjadi headache post opHypotensi lambat terjadi Dapat mengatasi post op paint
Kerugian epidural dibandingkan spinal : Teknik lebih sulit Jumlah obat anestesi lokal lebih besar Reaksi sistemis
Anestesia Kaudal(4)
Indikasi Bedah daerah sekitar perineum, anorektal misalnya hemoroid, fistula paraanal.
Efek Fisiologis Neuroaxial BlockEfek Kardiovaskuler:
terjadi penurunan tekanan darah (hipotensi). pemberian cairanvasopressor seperti efedrin.
Efek Respirasi:Bila terjadi spinal hipoperfusi dari pusat nafas di batang otak respiratory arrest.
Bisa juga terjadi blok pada nervus phrenicus gangguan gerakan diafragma dan otot perut
Efek Gastrointestinal:menyebabkan hiperperistaltik gastrointestinal akibat aktivitas parasimpatis dikarenakan oleh simpatis yg terblok. Mual muntah
Blok periferTindakan analgesia yang dilakukan dengan cara menyuntikan obat anestetika lokal pada lokasi serat saraf yang menginervasi regio tertentu, yang menyebabkan hambatan konduksi impuls aferen yang bersifat temporer(5,6).
Blok Pleksus Brakhialis Blok Analgesia Regional IntravenaAnestesi Lokal:
Anastesi Topikal Anastesi Lokal Infiltrasi