Post on 06-Aug-2019
KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA
MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL DITINJAU
DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
SUTRI PATMAWATI
A410140036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA
MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL DITINJAU
DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan jenis kesalahan dan penyebab
siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita persamaan linier satu
variabel ditinjau dari gaya belajar siswa berdasarkan Newman’s Error Analysis
(NEA). NEA terdiri dari lima tahap yaitu membaca, memahami, transformasi,
keterampilan proses, dan penulisan jawaban akhir. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Subjek kelas VII di SMP Muhammadiyah AL-Kautsar PK
Kartasura tahun ajaran 2018/2019. Metode pengumpulan data yang digunakan
peneliti yaitu angket, dokumentasi dan wawancara. Keabsahan data dilakukan
dengan triangulasi teknik. Teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa
yang memiliki gaya belajar visual melakukan kesalahan pada langkah
transformasi, keterampilan proses dan penulisan jawaban, siswa yang memiliki
gaya belajar auditorial melakukan kesalahan pada langkah keterampilan proses
dan penulisan jawaban, serta siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik
melakukan kesalahan pada langkah transformasi, keterampilan proses dan
penulisan jawaban. Kesalahan transformasi disebabkan karena kurang menguasai
materi prasyarat yaitu pertidaksamaan linear dan siswa kurang teliti dalam
membuat model matematika, kesalahan keterampilan proses disebabkan karena
siswa kurang teliti dalam melakukan operasi aljabar dan kurang menguasai
materi, kesalahan penulisan jawaban disebabkan karena siswa tidak mengecek
kembali jawaban yang ditulis dan siswa ingin menyingkat waktu pengerjaannya.
Kata Kunci: kesalahan, persamaan linier satu variabel, gaya belajar
Abstract
This study aims to describe the errors and the causes of errors in solving word
context problems in the topic of linear equations one variable viewed from
student’s learning styles based on Newman’s Error Analysis (NEA). The analysis
was conducted based on Newman’s Error Analysis which consists of five stages,
namely reading, comprehension, transformation, process skills, and encoding
errors. This is a qualitative descriptive study involving all students of grade VII at
SMP Muhammadiyah AL-Kautsar PK Kartasura academic year 2018/2019. Data
collection methods used by researchers are questionnaires, tests, interview
methods, and documentation. The validity of the data is done by technical
triangulation. The data analysis technique used is by data reduction, data
display, and conclusion drawing. The results of this study indicate that students
who have a visual learning style make mistakes in the transformation steps,
process skills and answer writing, students who have auditory learning styles
make mistakes in the process skills and answer writing steps, and students who
have kinesthetic learning styles make mistakes in step transformation, process
2
skills and answer writing. Transformation errors are caused by lack of mastery in
the prerequisite material, namely linear inequality and students are not careful in
making mathematical models, process skill errors are caused by students not
being careful in performing algebraic operations and not mastering the material,
answer writing errors caused by students not checking the answers written and
students want to shorten the process time.
Keywords: error, one variable linear equation, learning style
1. PENDAHULUAN
Matematika merupakan sebuah disiplin ilmu yang memiliki banyak
konsep yang saling berhubungan. Matematika diajarkan bukan hanya untuk
mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam matematika itu
sendiri, tetapi juga untuk membantu melatih pola pikir siswa agar dapat
memecahkan masalah dengan kritis, logis, dan tepat. Kemampuan pemecahan
masalah matematika pada siswa dapat diketahui melalui soal-soal yang
berbentuk uraian. Dengan adanya soal yang berbentuk uraian, dapat dilihat
langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Salah satu soal uraian dalam matematika berupa soal cerita.
Menurut Hudojo (2005) soal cerita adalah soal yang terbatas pada
persoalan sehari-hari. Soal cerita banyak ditemukan dalam setiap pembahasan
materi karena merupakan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, soal cerita perlu dipelajari karena dapat melatih ketrampilan
matematis siswa dalam memahami konsep dan penerapannya (Tello: 2010).
Tingkat kesulitan soal cerita berbeda dengan tingkat kesulitan soal bentuk
hitungan yang dapat dilakukan dengan komputasi. Oleh sebab itu, dalam
menyelesaikan soal cerita banyak siswa yang mengalami kesulitan sehingga
siswa sering melakukan kesalahan. Menurut Purwanto (Sigit: 2011)
penyebab-penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan
soal cerita matematika yaitu kesalahan yang berkaitan dengan bahasa,
kesalahan dalam penguasaan konsep-konsep dan fakta-fakta dalam
matematika, kesalahan dalam menggunakan rumus-rumus atau sifat-sifat.
Menurut Purwanto (Sigit: 2011) penyebab-penyebab kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika yaitu
3
kesalahan yang berkaitan dengan bahasa, kesalahan dalam penguasaan
konsep-konsep dan fakta-fakta dalam matematika, kesalahan dalam
menggunakan rumus-rumus atau sifat-sifat. Kurniasih (Ulifa: 2014)
menyatakan kesalahan merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap hal
yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya, atau penyimpangan dari
suatu yang diharapkan.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru matematika kelas VII SMP
Muhammadiyah Al-Kautsar PK Kartasura masih banyak siswa yang merasa
kesulitan dalam memahami soal cerita. Berdasarkan permasalahan di atas
peneliti akan menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
pada materi persamaan linier satu variabel. Metode analisis kesalahan siswa
dalam menyelesaikan masalah matematika kontekstual banyak macamnya.
Namun, dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisis
kesalahan tersebut adalah metode analisis Newman.
Menurut Siswandi, dkk. (2016) seorang guru dituntut untuk memahami
dan mengkaji lebih dalam mengenai kesalahan siswa dalam menyelesaikan
permasalahan matematika. Sementara itu seorang siswa hendaknya harus
mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mempelajari
matematika, antara lain yaitu kemauan, kemampuan, dan kecerdasan tertentu,
kesiapan guru itu sendiri, kesiapan siswa, kurikulum, dan metode
penyajiannya, faktor yang tak kalah penting adalah gaya belajar. Perbedaan
gaya belajar juga mempengaruhi kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan
permasalahan matematika.
Menurut DePorter dan Hernacki (2003) gaya belajar adalah kombinasi dari
bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi. Jika guru mengetahui persis gaya belajar setiap siswanya maka
pembelajaran akan berlangsung secara efektif. Namun kadang hal ini tidak
dikuasai oleh semua guru. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan
modalitas sensori, yaitu gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Setiap
siswa memiliki cara belajarnya masing-masing yang pastinya berbeda dengan
yang lainnya. Oleh karena itu, setiap siswa memiliki caranya masing-masing
4
untuk memahami suatu materi yang sedang dipelajari. Begitu pula ketika
mempelajari mata pelajaran matematika. Ketika siswa mempelajari
matematika dengan gaya belajarnya mereka, maka siswa tersebut tidak akan
mengalami kesalahan-kesalahan dalam mempelajari dan memahami materi
yang sedang dipelajari.
Tujuan penelitian ini, (1) untuk mendiskripsikan jenis kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal Persamaan Linier Satu Variabel ditinjau dari gaya
belajar (2) untuk menganalisis faktor penyebab terjadinya kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal Persamaan Linier Satu Variabel ditinjau dari gaya
belajar.
2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan
data yang mendalam dengan tujuan untuk menguak lebih detail tentang
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linier satu
variabel ditinjau dari gaya belajar siswa, dengan metode ini juga peneliti
dapat berkomunikasi dengan siswa untuk mengetahui kesalahan-kesalahan
yang dilakukan siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah AL-Kautsar PK
Kartasura. Subjek yang dipilih dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas VII
tahun ajaran 2018/2019. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini ada tiga yaitu (1) metode angket digunakan untuk mengetahui
gaya belajar siswa dan menentukan subyek penelitian, (2) metode
dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa kelas VII B
yang digunakan sebagai subjek penelitian, hasil pekerjaan ulangan sistem
persamaan linier satu variabel, foto yang berhubungan dengan penelitian,
proses dan hasil penelitian, dan (3) metode wawancara digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai kesesuaian jawaban dari pekerjaan siswa
pada materi program linear dan mengetahui faktor penyebab siswa melakukan
kesalahan.
5
Dalam penelitian ini menggunakan validitas internal dengan konsultasi
ahli. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket, soal tes dan
pedoman wawancara.Untuk uji validitas pada penelitian ini menggunakan uji
validitas isi, validitas konstruk dan validitas bahasa.Validasi instrumen
dilakukan oleh satu dosen Pendidikan Matematika FKIP UMS dan satu guru
Matematika di SMP Muhammadiyah Al-Kautsar PK Kartasura. Sementara
teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles and
Huberman, yaitu: reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Penelitian
ini menggunakan uji keabsahan data dengan triangulasi teknik karena data
yang didapatkan dari hasil tes akan di uji lebih lanjut menggunakan
wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu, reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan hasil angket gaya belajar dikelas VII SMP
Muhammadiyah AL-Kautsar PK Kartasura yang diikuti 30 siswa. angket
gaya belajar siswa tersebut dianalisis untuk menentukan subjek penelitian.
Penelitian ini juga dilakukan dengan hasil dokumentasi ulangan harian materi
sistem persamaan linier satu variabel siswa kelas VII tersebut, hasil
dokumentasi pekerjaan siswa dianalisis untuk menentukan jenis kesalahan
yang dilakukan siswa berdasarkan gaya belajarnya. Subjek penelitian yang
sudah ditentukan kemudian diwawancarai, dimana hasil wawancara dijadikan
acuan bagi peneliti untuk mengetahui faktor-faktor kesalahan yang dilakukan
masing-masing subyek penelitian.
Dari analisis pekerjaan siswa ditemukan beberapa kesalahan yang
dilakukan siswa berdasarkan analisis kesalahan Newman. Selanjutnya dipilih
6 siswa yaitu 2 siswa mewakili gaya belajar visual, 2 siswa mewakili gaya
belajar auditorial, dan 2 siswa mewakili gaya belajar kinestetik dan 6 siswa
tersebut jenis kesalahannya mewakili 5 jenis kesalahan. Enam orang tersebut
selanjutnya diwawancari guna mengetahui kesalahan yang dilakukan dalam
menyelesaikan soal sistem persamaan linier satu variabel ditinjau dari gaya
6
belajarnya dan faktor penyebabnya. Berdasarkan hasil data yang diperoleh,
terdapat jenis-jenis kesalahan dan faktor-faktor penyebab kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal program linear ditinjau dari gaya belajar siswa
sebagai berikut.
3.1. Kesalahan Transformasi
Kesalahan transformasi merupakan kesalahan yang akan
mempengaruhi kesalahan-kesalahan yang lainnya yaitu kesalahan
keterampilan proses dan kesalahan penulisan jawaban. Kesalahan
trasformasi terjadi disebabkan oleh siswa salah dalam melakukan
transformasi dari kalimat yang terdapat dalam soal menjadi model
matematika. Siswa yang melakukan kesalahan transformasi adalah siswa
dengan gaya belajar visual dan kinestetik. Contoh kesalahan pada tipe ini
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Kesalahan transformasi pada V₂
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa siswa melakukan kesalahan
dalam mentransformasikan. Siswa salah dalam merubah kalimat pada
soal ke bentuk matematika, sehingga proses selanjutnya untuk
mendapatkan jawaban menjadi salah. Berikut disajikan petikan
wawancara peneliti denga siswa V₂ untuk mengetahui penyebab
kesalahan yang dilakukan.
P : “Bagaimana cara menyelesaikan soal nomor 2 tersebut?”
V₂
: “Memisalkan r adalah bilangan pertama, karena 3 bilangan
berurutan jadi bilangan kedua r+2, bilangan ketiga r+2+2”
7
P : “Terus model matematikanya?”
V₂ : “3r + 2 ( r + 2 ) = 4( r + 4 ) – 8”
Pada hasil wawancara terhadap V₂ dapat dilihat siswa salah dalam
mentransformasikan soal ke dalam bentuk matematika. Dalam soal
nomer 2 seharusnya jumlah dari tiga bilangan pertama dan dua kali
bilangan kedua sama dengan delapan lebihnya dari empat kali bilangan
ketiga apabila di ubah ke dalam bentuk matematika menjadi 3r + 2 (r +
2) = 4 (r + 4) – 8 karena delapan lebihnya akan tetapi disitu siswa
menafsirkan bahwa delapan kurangnya. Dapat diindikasi bahwa
penyebab kesalahan siswa adalah siswa kurang menguasai materi
prasyarat.
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian dan hasil wawancara siswa
dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang dikukan siswa disebabkan
karena siswa kurang dalam menguasai materi prasyarat yaitu aljabar, dan
siswa kurang teliti dalam membuat model matematika. Kesalahan
transformasi yang dilakukan oleh siswa sebanding dengan penelitian
Nurusafa’at, Sujadi, dan Riyadi (2016) menyatakan bahwa faktor
penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa antara lain kurang
memahami materi prasyarat. Penelitian Agustina (2016) menyatakan
secara umum penyebab kesalahan-kesalahan tersebut adalah kurang
memahami materi prasyarat, kurang terampil dalam melakukan operasi
aljabar dan ketidaktelitian siswa.
3.2. Kesalahan Ketrampilan Proses
Pada bagian ini siswa dikatakan melakukan kesalahan keterampilan
proses apabila siswa kurang tepat dalam menentukan daerah
penyelesaian, kurang tepat dalam menentukan titik sudut daerah
penyelesaian, dan kurang tepat dalam proses perhitungan mencari nilai
optimum dari fungsi tujuan. Siswa yang melakukan kesalahan konsep
adalah siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.
Contoh kesalahan ini dapat dilihat pada gambar berikut.
8
Gambar 2. Kesalahan ketrampilan proses pada siswa K₁
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa siswa melakukan kesalahan pada
langkah keterampilan proses. Siswa K1 salah dalam menentukkan titik
potong pada grafik fungsi, sehingga proses selanjutnya untuk
mendapatkan jawaban menjadi salah. Berikut disajikan petikan
wawancara peneliti dengan siswa K1 untuk mengetahui penyebab
kesalahan yang dilakukan.
P : “ Setelah itu?”
K₁
: “ Menyelesaikan model matematika untuk mendapatkan
nilai p. Didapat p = 900”
P : “900 itu darimana?”
K₁ : “ 1880 dibagi 2 mbak”
P : “Bukankah 1880 dibagi dua hasilnya 940?”
K₁ : “Eemm, saya masih kurang bisa mengoperasikan
pembagian bilangan mbak”
Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa siswa K₁ masih kurang bisa
mengoperasikan pembagian bilangan. Dalam menjawab soal nomer 3,
siswa K₁ sudah mengetahui langkah-langkah menyelesaikan soal dan
dapat menyelesaikan model matematika dengan langkah yang benar,
namun dalam mengoperasikan pembagian bilangan masih salah,
sehingga mendapatkan hasil yang salah. Berdasarkan hasil ulangan, K₁
menuliskan hasil 900 m, seharusnya pada soal nomer 3 hasilnya adalah
940 m. Dapat diindikasi bahwa penyebab kesalahan siswa adalah siswa
kurang menguasai materi operasi bilangan.
9
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian dan hasil wawancara siswa
dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang dikukan siswa disebabkan
karena siswa kurang menguasai materi, dan siswa kurang teliti dalam
melakukan operasi aljabar. . Hasil penelitian ini sebanding dengan
penelitian Suci (2016) yang menyatakan pada tahap ketrampilan proses
siswa melakukan kesalahan dalam proses pengerjaannya dan siswa tidak
melanjutkan prosedur penyelesaiannya. Penelitian Lestari, Hasbi, Lefrida
(2016) menyatakan jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita adalah kesalahan prosedural yaitu kesalahan
dalam melakukan operasi hitung.
Kesalahan keterampilan proses yang dilakukan siswa sebanding
dengan penelitian Farida (2015) yang menyatakan kesalahan dalam
perhitungan karena terburu-buru dan kurang teliti dalam melakukan
perhitungan.
3.3. Kesalahan Penulisan Jawaban
Pada bagian ini siswa dikatakan melakukan kesalahan penulisan
jawaban apabila siswa tidak mampu menuliskan hasil akhir dan salah
dalam menuliskan hasil akhir. Siswa yang melakukan kesalahan
penulisan jawaban adalah siswa dengan gaya belajar visual, auditorial,
dan kinestetik. Penulisan jawaban akhir atau kesimpulan pada soal
sangatlah penting karena kesimpulan merupakan jawaban yang diminta
oleh soal. Contoh kesalahan tipe ini dapat dilihat pada gambar berikut.
10
Gambar 3. Kesalahan penulisan jawaban siswa A₁
Pada gambar 3 terlihat bahwa siswa A₁ melakukan kesalahan pada
langkah menuliskan jawaban akhir, siswa A₁ salah dalam menuliskan
kesimpulan dari jawaban tersebut. Siswa A₁ hanya menuliskan nilai
ukuran lebarnya saja. Berikut disajikan petikan wawancara peneliti
dengan siswa A₁ untuk mengetahui penyebab kesalahan yang dilakukan.
P : “ Langkah selanjutnya bagaimana?”
K₁ : “ Lebar alas kolam tersebut adalah 5 m”
P : “Mengapa kesimpulannya lebar alas kolam, tadi yang
ditanyakan apa?”
K₁ : “ Keliling alas kolam, eh iya mbak”
P : “Kenapa bisa salah?”
K₁ : “Lupa mbak, soalnya tadi yang dicari pertama nilai
lebarnya”
Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa siswa A₁ melakukan
kesalahan penulisan jawaban akhir. Hasil pekerjaan siswa menunjukkan
siswa A₁ dapat menyelesaikan soal dengan benar tetapi tidak menuliskan
jawaban yang diminta oleh soal. Siswa A₁ menuliskan ukuran lebarnya,
11
padahal pertanyaan pada soal adalah luas dasar kolam. Berdasarkan
analisis hasil tes dan hasil wawancara siswa menunjukkan bahwa
kesalahan penulisan jawaban disebabkan karena siswa terburu-buru
dalam mengerjakan sehingga tidak mengecek kembali hasil pekerjaan,
dan siswa ingin menyingkat waktu pengerjaan.
Hasil penelitian ini sebanding dengan penelitian Haryati, Suyitno
Junaedi (2016) menyatakan terdapat dua orang subjek penelitian yang
melakukan kesalahan penulisan, penyebabnya siswa tidak membuat
kesimpulan dengan tepat, tidak tepat menentukan hasil akhir
penyelesaian, dan tidak mengecek kembali hasil pekerjaan. Hasil
penelitian ini sebanding dengan penelitian Utami (2016) menyatakan
jenis kesalahan pada kategori encoding meliputi kurangnya ketelitian
dalam membuat kesimpulan, tidak melakukan pemeriksaan terhadap
perhitungan sehingga salah dalam menuliskan hasil akhir, tidak
mengecek kembali apa yang ditanyakan sehingga salah dalam
menuliskan hasil akhir.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan soal
sistem persamaan linier satu variabel ditinjau dari gaya belajar siswa yaitu
siswa yang memiliki gaya belajar visual cenderung melakukan kesalahan
pada langkah trasformasi, keterampilan proses, dan penulisan jawaban. Pada
langkah transformasi siswa salah dalam merubah kalimat pada soal ke bentuk
matematika, sehingga proses selanjutnya untuk mendapatkan jawaban
menjadi salah, pada langkah keterampilan proses siswa salah dalam
melakukan operasi bilangan, serta pada langkah penulisan jawaban siswa
melakukan kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan pada langkah
sebelumnya yaitu pada langkah transformasi dan keterampilan proses.
Siswa yang memiliki gaya belajar auditorial cenderung melakukan
kesalahan pada langkah keterampilan proses dan penulisan jawaban. Pada
langkah keterampilan proses siswa salah dalam melakukan operasi aljabar
12
yaitu operasi pembagian, serta pada langkah penulisan jawaban siswa
melakukan kesalahan karena hanya melingkari jawaban yang dimaksud tanpa
memberikan kesimpulan sehingga tidak menjawab sesuai dengan yang
diinginkan pada soal dan siswa juga melakukan kesalahan yang disebabkan
oleh kesalahan pada langkah sebelumnya yaitu langkah transformasi dan
keterampilan proses..
Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik cenderung melakukan
kesalahan pada langkah transformasi, keterampilan proses, dan penulisan
jawaban. Pada langkah transformasi siswa melakukan kesalahan dalam
menentukan operasi bilangan, pada langkah keterampilan proses siswa salah
dalam melakukan operasi aljabar yaitu operasi pembagian, serta pada langkah
penulisan jawaban siswa melakukan kesalahan karena hanya melingkari
jawaban yang dimaksud tanpa memberikan kesimpulan sehingga tidak
menjawab sesuai dengan yang diinginkan pada soal dan siswa juga
melakukan kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan pada langkah
sebelumnya yaitu langkah transformasi dan keterampilan proses.
Penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal sistem persamaan
linier satu variabel ditinjau dari gaya belajar yaitu, kesalahan transformasi,
disebabkan karena siswa kurang menguasai materi prasyarat yaitu aljabar dan
siswa kurang teliti dalam membuat model matematika. Kesalahan
keterampilan proses, disebabkan karena siswa siswa kurang teliti dalam
melakukan operasi aljabar dan kurang menguasai materi. Kesalahan penulisan
jawaban, disebabkan karena siswa tidak mengecek kembali jawaban yang
ditulis dan siswa ingin menyingkat waktu pengerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, I. R., Mulyono, M., & Asikin, M. (2016). Analisis Kesalahan Siswa
Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bentuk Uraian
Berdasarkan Taksonomi Solo. Unnes Journal of Mathematics
Education, Vol. 5 No. 2.
Depporter, B., & Hernacki, M. (2003). Quantum Learning : Membiasakan
Belajar Nyaman Dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
13
Farida, N. (2015). Analisis Kesalahan Siswa SMP Kelas VIII Dalam
Menyelesaikan Masalah Soal Cerita Matematika. Jurnal Pendidikan
Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro, Vol. 4 No. 2.
Hudojo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Mtematika.
Edisi II. Malang: Universitas Negeri Malang.
Junaedi, I. (2012). Tipe Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Geometri
Analitik Berdasarkan Newman’s Error Analysis (NEA). Jurnal
Kreano, Vol.3 No.2.
Lestari, A. P.,Hasbi, M., & Lefrida, R. (2016). Analisis Kesalahan Siswa
Kelas IX Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Keliling dan Luas
Lingkaran Di SMP AL-Azhar Palu. Jurnal Elektronik Pendidikan
Matematika Tadulako, Vol. 3 No. 4.
Nurusafa’at, F. A., Sujadi, I., & Riyadi. (2016). Analisis kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita pada materi volume prisma dengan
fong’s shcematic model for error analysis ditinjau dari gaya kognitif
siswa. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol.4 No. 2, 174-
187
Sigit. (2011). Kesalahan-kesalahan Dalam penyelesaian Soal-soal
Matematika.
Siswandi, E. dkk (2016). “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan
Masalah Matematika Kontekstual Pada Materi Segiempat
Berdasarkan Analisis Newman Ditinjau Dari Perbedaan Gender”.
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Vol.4 No.7. hal 633-
643.
Suci, A. D. (2016). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Matematika Berdasarkan Analisis Kesalahan Newman. Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol. 20 No. 1.
Tello, E.A. (2010). Making Mathematics Word Problems Reliable Measure of
Student Mathematics Abilities. Jurnal of Mathematics Education.
Ulifa, S.N. (2014). Hasil Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Matematika Pada Materi Relasi. Jurnal Pendidikan Matematika
STKIP PGRI Sidoarjo. ISSN : 2337- 8166.
Utami, A. D. (2016). Tipe-Tipe Kesalahan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan
Soal-Soal Geometri Berdasarkan Newman’s Error Analysis (NEA).
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 4 No. 2.