Post on 08-Jul-2019
HARAPAN SISWA-SISWI SMPN 62 DAN SMAN 54 JAKARTA TERHADAP KETERSEDIAAN KOLEKSI DAN SARANA PENUNJANG PADA KANTOR
PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA (KPAK) ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
Skripsi DiajukanuntukMemenuhiPersyaratanMemperoleh
GelarSarjanaIlmuPerpustakaan (S.IP)
oleh:
MUHAMMAD ADAM 1111025100056
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1436 H/2015 M
: Harapan Siswadan Sarana Penunjang pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur
: Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur
siswi SMPN 62 dan SMAN 54 terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK)
i
ABSTRAK
Muhammad Adam (NIM: 1111025100056). Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Di bawah bimbingan Pungki Purnomo, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah menyebarkan kuesioner, sedangkan teknik analisis data dengan menggunakan skala likert dengan empat pilihan sehingga tidak ada pilihan netral, penghitungan skor rata-rata, dan menggunakan skala interval. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor keseluruhan harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi adalah 2,37 dan sarana penunjang adalah 2,20. Kedua skor ini berada pada skala interval pada titik 1,76–2,51 yang menunjukkan keduanya tidak sesuai harapan. Hal yang membuat ketersediaan koleksi tidak sesuai dengan harapan karena kurang menarik, jumlah eksemplar yang kurang dan tidak terbaru. Sedangkan sarana penunjang tidak sesuai dengan harapan karena fasilitasnya yang kurang, masih menggunakan sistem manual dan untuk ruangan serta keamanannya belum memadai.
Kata Kunci: perpustakaan umum, ketersediaan koleksi, sarana penunjang
ii
ABSTRACT
Muhammad Adam (NIM: 1111025100056). Student’s Expectation from SMPN 62 and SMAN 54 of Jakarta to the Library and Archive Office of East Jakarta (Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Jakarta Timur) Collection and Support Facilities Availability. Supervised by Pungki Purnomo , MLIS . Department of Library and Information Science Faculty of Adab and Humanities Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta . 2015 .
The purpose of this research was to measure the expectations from the students of SMPN 62 and SMAN 54 Jakarta for the book collection’s availability and supporting facilities in the Library and Archive Office of East Jakarta (Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Jakarta Timur). This research were narrated in descriptive ways with quantitative approach. In order to collect the data, the writer distributed the questionnaires, which the data analysis techniques include using a Likert scale with four options so that there is no neutral choice, calculating the average score, and using a scale interval. This research showed the book’s collection and infrastructure’s availability doesn’t meet the expectation from the students of SMPN 62 and SMAN 54 of Jakarta. This research concluded that the average score for the collection’s availability were 2,37 and the average scores for the supporting facilities were 2,20. Both of the scores were at the 1,76 to 2,51 point of interval scale which showed that both of them doesn’t meet the expectations. Several factors which made the book’s collection didn’t meet the expectation were caused by the unattractiveness of the collection, the lack of copies of the books and the book publishing is out of date. Also, the supporting facilities doesn’t meet the expectation because the lack of facilities, which still use manual system. And the lack for the rooms and securities. Keywords : public library, the book collection’s availability, supporting facility
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbil ‘Alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang mana telah
memberikan nikmat iman dan islam, serta memberikan hidayah dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa
tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya yang
telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia dan menjadi penyempurna akhlak.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana
Ilmu Perpustakaan, sebagai salah satu tugas akademis di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kemudian penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu memberikan dukungan baik moril maupun materil, sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
2. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M. Hum., selaku Dekan Fakultas
Adab dan Humaniora periode 2014-2015.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan
dan Informasi, sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan banyak bimbingan dan pengaruh dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpusatakaan dan Informasi.
5. Ibu Siti Maryam, M. Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Ibu Ir. Yati Sudiharti, M.Si, selaku Kepala Perpustakaan dan Arsip Kota
(KPAK) Administrasi Jakarta Timur yang telah meluangkan pikiran,
waktu, kesempatan dan izinnya dalam membantu penyusunan skripsi ini.
iv
7. Pak Burhan selaku pegawai Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK)
Administrasi Jakarta Timur yang telah memberikan bimbingannya dalam
meyelesaikan skripsi ini.
8. Siswa-siswi SMPN 62 kelas VIII dan Siswa-siswi SMAN 54 kelas XI
selaku responden yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam
meyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan yang tak terhingga. Semoga ilmu
yang yang telah diberikan dapat bermanfaat.
10. Kedua orangtua, ayahanda Ayip Novel dan ibunda Yati Ruchendi. Terima
kasih ayah dan mama yang telah mendidik, membimbing, memberikan
bantuan moril dan materil serta melimpahkan kasih sayang yang tak
terhingga kepada penulis. Kemudian kakak-kakak penulis tercinta Giantini
Putri Aisyah dan Nurul Anisa, serta kakak ipar penulis Arifin Siregar dan
Fahmi Rohji.
11. Saudara-saudara penulis, Muhammad Farid, Muhammad Aldy
Fachriansyah, Muhammad Anwar, Muhammad Fatih, Muhammad
Farhanuddin, Muhammad Taufik, Dewi Nurpitriyani, Widad Inayati,
Dinda Hamidah, Madihah yang telah memberikan nasihat, saran serta doa
dalam membantu kegiatan akademis maupun non akademis.
12. Teman-teman Ar-Royan, Muhammad Ilham, Muhammad Faisal, Saipul
Ramdhani, Fiqih Maulana, Hari Abrianto, dan kawan-kawan lainnya.
13. Sahabat-sahabat penulis, Derry Herdianan Wiguna, Hanifudin Ibrahim,
Muhammad Fachmi Rizal, Hasbi Fikri, Muhammad Yukha Mulyawan
yang telah memberikan nasihat dan saran baik akademis maupun non
akademis.
14. Teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi 2011,
khususnya kelas IPI C 2011, Muthia Fariza, Annisa Nurulita, Jundiah,
Anggraeny Pramesti, Puti Asmarani, Imroatus Sholihah, Marini Badzlina,
Donna Sitta Ariyanti, Diah Safitri, Nurfitria Dewi, Cycy Haryati, Grecy
v
Astari, Farhah, Nita Adiyati, Arik Suprapti, Robiatul Hasanah, Derry
Herdianan Wiguna, Hanifudin Ibrahim, Muhammad Fachmi Rizal, Hasbi
Fikri, Muhammad Yukha Mulyawan, Ilham Kamil.
15. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) DETIK yang telah memberikan
dukungan semangat kepada penulis.
16. Teman-teman Pekerja Harian Lepas (PHL) di Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta Cikini yang telah
memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
butuh penyempurnaan di beberapa bagian, baik dari segi isi maupun susunannya.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik akan penulis terima untuk menyempurnakan
skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan
semuanya dengan rahmat dan ridho-Nya serta semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi peneliti dan pembaca.
Jakarta, 13 Juli 2015
Muhammad Adam
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah .................................................... 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5 D. Definisi Istilah .................................................................................... 5 E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Umum ........................................................................... 8 1. Pengertian Perpustakaan Umum .................................................. 8 2. Jenis-jenis Perpustakaan Umum ................................................... 13 3. Visi dan Misi Perpustakaan Umum .............................................. 15 4. Tujuan Perpustakaan Umum ........................................................ 16 5. Peran, Tugas, dan Fungsi Perpustakaan Umum ........................... 18
B. Ketersediaan Koleksi ........................................................................... 24 1. Pengertian Ketersediaan Koleksi ................................................. 24 2. Tujuan Ketersediaan Koleksi ....................................................... 27 3. Jenis Koleksi di Perpustakaan ...................................................... 28
C. Sarana Penunjang ................................................................................ 30 D. Harapan .................................................................................... 32
1. Segi Ketersediaan Koleksi ........................................................... 33 2. Segi Saranan Penunjang ............................................................... 33
E. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .......................................................... 38 1. Jenis Penelitian ............................................................................. 38 2. Pendekatan Penelitian .................................................................. 38
B. Sumber Data .................................................................................... 39 1. Data Primer .................................................................................. 39
vii
2. Data Sekunder .............................................................................. 39 C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 40 D. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 42 E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 44 F. Jadwal Penelitian ................................................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian ........................................................................ 48 1. Sejarah Berdirinya KPAK Administrasi Jakarta Timur ............... 48 2. Visi dan Misi KPAK Administrasi Jakarta Timur ....................... 50 3. Tugas Pokok dan Fungsi .............................................................. 50 4. Personalia .................................................................................... 51 5. Struktur Organisasi ....................................................................... 53 6. Koleksi .................................................................................... 54 7. Sarana dan Prasarana .................................................................... 57 8. Waktu Layanan Perpustakaan ...................................................... 59 9. Layanan Perpustakaan .................................................................. 59 10. Jenis Kegiatan .............................................................................. 63
B. Hasil Penelitian ................................................................................... 66 1. Keadaan Umum Responden SMPN 62 dan SMAN 54 ................ 66 2. Hasil Penelitian Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54
Jakarta Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang ... 69 a. Jenis Koleksi ............................................................................ 69 b. Jumlah Koleksi ........................................................................ 75 c. Sarana ...................................................................................... 80 d. Prasarana .................................................................................. 89
3. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang ................................................................... 101 a. Skor Akhir Rata-rata Harapan Terhadap Jenis Koleksi ........... 101 b. Skor Akhir Rata-rata Harapan Terhadap Jumlah Koleksi ......... 102 c. Skor Akhir Rata-rata Harapan Terhadap Sarana ....................... 102 d. Skor Akhir Rata-rata Harapan Terhadap Prasarana .................. 103 e. Skor Akhir Rata-rata Keseluruhan Ketersediaan Koleksi ......... 104 f. Skor Akhir Rata-rata Keseluruhan Sarana Penunjang .............. 104
4. Skor Akhir Keseluruhan Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang 105 a. Skor Akhir Keseluruhan Harapan Terhadap Ketersediaan Koleksi ................................................................ 105 b. Skor Akhir Keseluruhan Harapan Terhadap Sarana Penunjang ...................................................................... 105
C. Pembahasan .................................................................................... 106
viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 126 B. Saran .................................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 131 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian............................................................................ 47
Tabel 2 Jenis Kelamin Responden (SMPN 62 dan SMAN 54) .................. 66
Tabel 3 Perbedaan Kelas Responden (SMPN 62 dan SMAN 54) .............. 67
Tabel 4 Frekuensi Berkunjung (SMPN 62 dan SMAN 54) ........................ 68
Tabel 5 Informasi Tentang Perpustakaan (SMPN 62 dan SMAN 54) ........ 68
Tabel 6 Koleksi Untuk Kebutuhan Pendidikan Sekolah, Pekerja, Sampai
Peneliti (SMPN 62 dan SMAN 54) ................................................ 70
Tabel 7 Subyek-subyek Yang Tersedia Sesuai Kebutuhan
(SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................. 71
Tabel 8 Buku Teks Dalam Memenuhi Kebutuhan Aktivitas
Pekerjaan (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................ 72
Tabel 9 Terbitan Berkala Bermanfaat Dalam Menambah
Wawasan (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................ 73
Tabel 10 Koleksi Karya Rekam (SMPN 62) ................................................ 74
Tabel 11 Jumlah Koleksi Buku Pelajaran (SMPN 62 dan SMAN 54) ......... 76
Tabel 12 Koleksi Buku Fiksi dan Non Fiksi Dalam Mendukung Gemar
Membaca (SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................ 77
Tabel 13 Jumlah Koleksi Terbitan Berkala (SMPN 62 dan SMAN 54) ....... 78
Tabel 14 Jumlah Eksemplar Setiap Jenis Koleksi (SMPN 62 SMAN 54) ... 79
Tabel 15 OPAC (Online Public Access Cataloug) Sebagai Sarana
Penelusuran Koleksi (SMPN 62 dan SMAN 54) ........................... 80
Tabel 16 RFID (Radio Frequency Identification) Untuk Pelayanan
Sirkulasi (SMPN 62 dan SMAN 54) .............................................. 81
x
Tabel 17 Book Drop Pengembalian Koleksi Mandiri
(SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................. 83
Tabel 18 Ketersediaan Komputer Yang Terhubung Internet
(SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ 84
Tabel 19 Ketersediaan Mesin Fotocopy (SMPN 62 dan SMAN 54) ........... 85
Tabel 20 Alat Pemadam Api (hydrant) Untuk Keamanan
(SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ 86
Tabel 21 Alat Penyiram Air Dari Atas (SMPN 62 dan SMAN 54) ............. 87
Tabel 22 Kotak Saran Untuk Mengusulkan Koleksi
(SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ 88
Tabel 23 Lahan Parkiran Untuk Kendaraan (SMPN 62 dan SMAN 54) ..... 90
Tabel 24 Tempat Penitipan Barang atau Loker (SMPN 62 dan SMAN 54) 91
Tabel 25 Kamar Mandi Terpisah Untuk Pengunjung
(SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ 92
Tabel 26 Musholah Untuk Pengunjung (SMPN 62 dan SMAN 54) ............ 93
Tabel 27 Pendingin Ruangan (AC) (SMPN 62 dan SMAN 54) .................. 94
Tabel 28 Meja Baca dan Kursi Baca (SMPN 62 dan SMAN 54) ................ 95
Tabel 29 Meja Baca Perorangan (Carel) (SMPN 62 dan SMAN 54) .......... 97
Tabel 30 Colokan Listrik Untuk Pengunjung (SMPN 62 dan SMAN 54) .. 98
Tabel 31 Wi-fi atau Internet (SMPN 62 dan SMAN 54) .............................. 99
Tabel 32 Lokasi Perpustakaan (SMPN 62 dan SMAN 54) ......................... 100
Tabel 33 Skor Akhir Rata-rata Jenis Koleksi (SMPN 62 dan SMAN 54) ... 101
Tabel 34 Skor Akhir Rata-rata Jumlah Koleksi (SMPN 62 dan SMAN 54) 102
Tabel 35 Skor Akhir Rata-rata Sarana (SMPN 62 dan SMAN 54) ............. 102
Tabel 36 Skor Akhir Rata-rata Prasarana (SMPN 62 dan SMAN 54) ......... 103
xi
Tabel 37 Skor Keseluruhan Ketersediaan Koleksi
(SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ 104
Tabel 38 Skor Keseluruhan Sarana Penunjang (SMPN 62 dan SMAN 54) 104
Tabel 39 Skor Akhir Keseluruhan Ketersediaan Koleksi
(SMPN 62 dan SMAN 54) ...............................................................105
Tabel 40 Skor Akhir Keseluruhan Sarana Penunjang
(SMPN 62 dan SMAN 54) ............................................................ ..105
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Gambar Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Jakarta Timur
Lampiran 3 Surat Tugas Menjadi Pembimbing
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK)
Jakarta Timur
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian SMPN 62 Jakarta
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian SMAN 54 Jakarta
Lampiran 7 Surat Perubahan Judul
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah
dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan,
penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan
berbagai layanan jasa lainnya. Hal tersebut telah ada sejak dulu dan terus
berproses secara alamiah menujuk kepada suatu kondisi dan tingkat perbaikan
yang signifikan meskipun belum memuaskan semua pihak.1 Perpustakaan
bukan merupakan hal yang baru di kalangan masyarakat, dimana-mana telah
diselenggarakan perpustakaan, seperti disekolah-sekolah, baik sekolah umum
maupun sekolah kejuruan, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah.
Begitu pula di kantor-kantor bahkan sekarang telah digalakkan perpustakaan-
perpustakaan umum baik di tingkat kabupaten sampai dengan tingkat desa.2
Perpustakaan mendapatkan peran yang cukup penting di tengah-tengah
masyarakat. Memang, baik tidaknya perpustakaan itu tergantung bagaimana
kinerjanya. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi keberadaan perpustakaan
adalah layanan prima dan maksimal yang diberikan oleh perpustakaannya
tersebut, layanan prima dan maksimal dapat diketahui dengan cara
mengetahui harapan-harapan yang diinginkan oleh para pemustakanya untuk
1 Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 1.
2 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 1.
2
meningkatkan kualitas layanan perpustakaannya. Layanan perpustakaan itu
sangatlah penting. Bahkan sering dikatakan bahwa sikap dan kinerja
pustakawan dan staf dicerminkan dalam bagaimana mereka melayani
informasi. Jika pustakawan melayani dengan baik dan memuaskan maka
pemustaka akan merasa senang dan menilai baik. Tetapi sebaliknya, apabila
pustakawan melayani dengan tidak ramah, maka pemustaka pun akan menilai
negatif tentang perpustakaan. Layanan yang ada di perpustakaan tidak hanya
layanan dari kegiatan sehari-hari di perpustakaannya saja, akan tetapi terdapat
layanan lain yang dapat menunjang kegiatan di perpustakaan yaitu
ketersediaan koleksi, sarana dan prasarana penunjang, seperti air conditioner
(AC), computer, bangku, dan meja baca, loker.
Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta
Timur adalah perpustakaan umum yang memiliki banyak layanan yang terdiri
dari layanan sirkulasi, layanan referensi, dan lain-lain. Selain itu Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur yang
bertempat di Jalan Jatinegara Timur IV Komplek Pendidikan Rawa Bunga
memiliki tempat yang strategis karena di kelilingi sekolah-sekolahan yakni
SDN Rawa Bunga 11-16 Pagi, SMPN 62 Jakarta dan SMAN 54 Jakarta.
Namun, Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta
Timur sangat sepi pengunjung dari siswa-siswi sekolah yang dekat dengan
sekolah mereka, padahal dengan dekatnya perpustakaan di sekolah mereka,
mereka dapat mendapatkan pelajaran selain dari sekolah.
3
Hal yang menyebabkan kenapa siswa-siswi yang berada di lingkungan
perpustakaan jarang berkunjung mungkin karena ketersediaan koleksinya
yang kurang dan sarana prasarana yang tidak menunjang. Karena jika kita
lihat koleksi yang ada di perpustakaan masih jauh dari harapan pengunjung
yang mana koleksinya kurang lengkap, jumlahnya kurang memadai, dan
koleksinya yang sudah lama. Sedangkan dari sarana dan prasarana
perpustakaan harus memperhatiakan kenyamanan pengunjung, mulai dari
kenyamanannya, keamanannya, dan juga lokasinya. Selain itu juga mengapa
siswa-siswi jarang berkunjung karena petugas perpustakaannya yang kurang
melayani pengunjung sehingga membuat pengunjung enggan datang kembali.
Selain itu, semoga dengan dilakukannya penelitian ini, penulis
berharap dapat membantu pihak perpustakaan dalam mendengarkan harapan-
harapan pengunjung dan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan
perbaikan perpustakaan demi memenuhi kebutuhan informasi lingkungan
sekitar sesuai dengan tugas perpustakaan umum. Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
sekolah-sekolah yang berada disekitar lingkungan perpustakaan terutama
untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) karena menurut penulis pengunjung yang paling berpotensi
memanfaatkan pelayanan perpustakaan adalah pelajar-pelajar yang masih
membutuhkan informasi lebih tentang ilmu pengetahuan dan informasi yang
akan menentukan masa depan mereka kelak. Sedangkan untuk masyarakat
umum disekitar lingkungan perpustakaan tidak penulis teliti karena mereka
4
mungkin tidak pernah berkunjung karena kesibukan tertentu dan juga populasi
masyarakatnya yang sedikit, karena itu dengan meneliti pelajar siswa-siswi
setempat diharapkan semoga tersampaikan harapan-harapan masyarakat
umum yang ingin berkunjung. Maka dari skripsi ini berjudul : “Harapan
Siswa-Siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta Terhadap Ketersediaan
Koleksi dan Sarana Penunjang Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip
Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan masalah yang telah
diungkapkan di atas, maka penelitian ini akan dibatasi hanya pada harapan
siswa-siswi kelas VIII SMPN 62 Jakarta dan siswa-siswi kelas XI SMAN
54 Jakarta terhadap Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta
Timur dalam segi ketersediaan koleksi dan sarana penunjang.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang ingin
dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana ketersediaan koleksi memenuhi harapan siswa-siswi di
KPAK Administrasi Jakarta Timur ?
b. Bagaimana sarana penunjang memenuhi harapan siswa-siswi di KPAK
Administrasi Jakarta Timur ?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui harapan siswa-siswi terhadap ketersediaan koleksi
di KPAK Administrasi Jakarta Timur.
b. Untuk mengetahui harapan siswa-siswi terhadap sarana penunjang di
KPAK Administrasi Jakarta Timur.
2. Manfaat Penelitian
a. Hasil yang diperoleh diharapkan menjadi masukan bagi KPAK
Administrasi Jakarta Timur dalam meningkatkan ketersediaan koleksi
dan sarana penunjang.
b. Memberikan solusi terhadap kekurangan-kekurangan yang dimiliki
oleh KPAK Administrasi Jakarta Timur.
c. Memperkaya khasanah di bidang Ilmu Perpustakaan.
D. Definisi Istilah
1. Koleksi
Yang dimaksudkan dengan koleksi di sini ialah koleksi perpustakaan yang
yang ada di perpustakaan dalam bentuk tercetak.
2. Sarana
Sarana ialah fasilitas yang disediakan oleh pihak perpustakaan untuk
kenyamanan dan dapat memenuhi kebutuhan pemustaka
6
E. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini memuat argumentasi seputar penelitian, meliputi:
latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah,
penelitian yang relevan dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Literatur
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang sesuai
dengan jenis perpustakaan yang diambil dan sejumlah
variabel penelitian yang relevan dengan topik penelitian,
meliputi: pengertian, legalitas, buku pedoman dan
sejenisnya.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini terdiri dari 3 bagian, yakni penjelasan lebih lanjut
teknik pengambilan sampel atau kriteria informan yang
ditetapkan, tahapan penelitian, penjelasan tentang informan.
Bab IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan Kantor
Perpustakaan Dan Arsip Kota (Kpak) Administrasi Jakarta
Timur sebagai objek peneltian dengan segala aspeknya,
7
meliputi: Gambaran umum, lokasi geografis, dasar-dasar
hukum, tujuan perpustakaan, visi dan misi, tugas dan
fungsinya, koleksi, SDM, pemustaka, layanan, sarana dan
prasarana, dan sejenisnya. Serta hasil penelitian yang berupa
tabulasi dan diakhiri dengan pembahasan yang disesuaikan
dan menjawab tujuan penelitian.
Bab V : Penutup
Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian, yang meliputi:
penarikan kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa
saran-saran. Baik kesimpulan dan saran wajib menjawab
tujuan penelitian secara singkat.
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Umum
1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan gerbang menuju pengetahuan,
menyediakan kondisi awal bagi perorangan maupun kelompok sosial
untuk melakukan kegiatan belajar seumur hidup, pengambilan keputusan
mandiri, dan pembangunan budaya.3 Perpustakaan umum seringkali
diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat.
Maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga
pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi
seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, posisi perpustakaan umum
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangat strategis. Sebab fungsinya
melayani semua lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan
meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan. Perpustakaan umum berada di
tiga tingkatan pemerintah yakni (1) perpustakaan umum kabupaten dan
kota di seluruh Indonesia, kecuali sejumlah kabupaten dan kota saja yang
belum membangun perpustakaan tersebut, (2) perpustakaan umum
kecamatan (baru sebagian kecil, sekitar 33 unit, (Perpusnas RI, 2002), dan
3 Blasius Sudarsono, Antologi Kepustakawanan Indonesia (Jakarta : Ikatan Pustakawan Indonesia, 2006), h. 159.
9
(3) perpustakaan umum desa / kelurahan.4 Untuk memiliki perpustakaan
umum yang baik, sebaiknya kita meninjau unsur perpustakaan umum.
Untuk menjadi perpustakaan umum harus memenuhi 4 unsur ialah:
a. Koleksi perpustakaan umum harus terbuka bagi semua warga untuk
keperluan rujukan maupun peminjaman.
b. Sebagian besar anggaran perpustakaan umum diperoleh dari dana
umum, baik dari tingkat lokal maupun nasional. Ini berarti diperoleh
dari pajak.
c. Jasa yang diberikan bagi semua warga adalah cuma-cuma.
d. Koleksinya mencakup semua jenis bahan perpustakaan bagi semua
warga dalam semua subjek.5
Perpustakaan umum merupakan salah satu perpustakaan yang tidak
memandang baik atau buruknya pemustaka, perpustakaan hanya
melakukan tugasnya dalam memenuhi informasi pemustaka tanpa pilih
kasih terhadap pemustaka. Seperti dalam The Public Library
UNESCO/IFLA Library Manifesto mengatakan bahwa:
“The services of the public library are provided on the basis of equality of access for all, regardless of age, race, sex, religion, nationality, language or social status. Specific sevices and materials must be provided for those who cannot, for whatever reason, use the regular sevices and materials, for example linguistic minorities, people with disabilities or people in hospital or prison.” 6
4 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan : Suatu pendekatan Praktis (Jakarta: Samitra Media Utama,
2004), h. 29. 5 Sulistyo Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka
Depdikbud, 1993), h.152. 6 Abdelaziz Abid, “UNESCO Public Library Manifesto”, artikel diakses pada 4 Maret 2015 dari
http://www.unesco.org.webworld/libraries/manifesto/libraman.html.
10
The Public Library UNESCO/IFLA Library Manifesto menjelaskan bahwa
layanan perpustakaan umum disediakan untuk semua tanpa terkecuali dan
layanan tertentu dan bahan pustaka bagi pemustaka yang tidak bisa
memanfaatkan perpustakaan dengan alasan apapun, misalnya Bahasa
minoritas, penyandang cacat, orang-orang dirumah sakit atau penjara.
Akan tetapi, apakah perpustakaan umum di Indonesia sudah melaksanakan
yang seperti ini, perpustakaan umum untuk penyandang cacat, orang-
orang dirumah sakit atau penjara. Jika kita lihat, perpustakaan umum di
Indonesia belum sampai kepada layanan khusus untuk mereka, karena
perpustakaan umum yang sekarang terkesan hanya menunggu pemustaka
berkunjung ke perpustakaan, bukannya mendatangi pemustaka yang tidak
dapat berkunjung karena suatu alasan tertentu seperti penyandang cacat,
orang-orang rumah sakit atau penjara. Mungkin perpustakaan umum di
Indonesia masih belum maksimal, seharusnya jika perpustakaan umum di
peruntukkan bagi mereka yang membutuhkan pelayanan khusus, kenapa
perpustakaan umum tidak mencoba untuk menjangkau pemustakaan yang
membutuhkan layanan khusus ini seperti dibuatnya kerjasama
perpustakaan umum dengan pihak rumah sakit agar orang-orang rumah
sakit bisa mendapatkan informasi dan menjadi sarana rekreasi juga bagi
mereka dengan berkunjung ke perpustakaan. Selain itu, bekerjasama
dengan pihak penjara agar orang-orang yang dipenjara juga merasakan
layanan khusus yang ada di perpustakaan umum, sehingga mereka merasa
diperhatikan akan kebutuhan informasinya, dengan begitu diharapkan
11
orang-orang dirumah, penjara atau penyandang cacat dapat merasa lebih
baik.
Selain itu juga layanan perpustakaan umum untuk siapa saja diperkuat
dengan adanya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2007 Tentang Perpustakaan yang mengatakan bahwa perpustakaan umum
adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai
sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis
kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial-ekonomi.7 Perpustakaan
umum untuk masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang
hayat. Dengan adanya ini, perpustakaan umum seharusnya lebih
memperhatikan pemustaka-pemustaka yang tidak dapat berkunjung ke
perpustakaan dengan melakukan sesuatu yang dapat menjangkau
pemustaka yang berkebutuhan khusus seperti bekerjasama dengan
instansi-instansi yang bersangkutan agar peran dan tugas perpustakaan
umum di Indonesia dapat dijalankan sesuai pernyataan IFLA/UNESCO
dan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007.
Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang dinyatakan
sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa,
agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur
dan pendidikan serta perbedaan lainnya. Perpustakaan umum memberikan
7 Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan (Jakarta :
Perpustakaan Nasional RI, 2009), h. 3.
12
layanan kepada semua orang, anak-anak, remaja, dewasa, pelajar,
mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun
perempuan. Perpustakaan umum merupakan satu-satunya jenis
perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
Perpustakaan-perpustakaan yang termasuk di dalam kategori perpustakaan
umum adalah perpustakaan umum kabupaten atau kota, perpustakaan
umum tingkat kecamatan, perpustakaan umum desa atau kelurahan,
perpustakaan cabang, taman baca masyarakat, dan perpustakaan keliling.
Dari semua kategori perpustakaan umum yang ada, perpustakaan yang
akan peneliti jadikan tempat penelitian adalah perpustakaan kabupaten
atau kota yakni Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Administrasi
Jakarta Timur.
Sesuai PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah bahwa
perpustakaan Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota, merupakan perpustakaan yang diperuntukan bagi
masyarakat luas di wilayah Kabupaten/Kota sebagai sarana pembelajaran
sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama
dan status sosial ekonomi, dengan mengembangkan sistem layanan
perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dan
bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan semua jenis
perpustakaan di wilayahnya.8 Kemudian, penyediaan dana perpustakaan
8 Zulfikar Zen dan Indah Wuryani, Standar Nasional Perpustakaan Kabupaten/Kota, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014), h. i.
13
umum juga berasal dari masyarakat, antara lain swadana, sumbangan
donatur, dan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Perpustakaan umum didirikan untuk kepentingan masyarakat. Proses
selanjutnya maju atau mundurnya perpustakaan umum tergantung kepada
mereka yang terlibat, yaitu seluruh komunitas yang bersangkutan seperti
pemerintah daerah, masyarakat, pemuka masyarakat. Jadi, pemerintah
daerah dapat berfungsi sebagai fasilitator, atau dengan kata lain, sebaiknya
keinginan masyarakat dan kemauan pemerintah dipadukan agar lebih
efektif.
2. Jenis-jenis Perpustakaan Umum
Di Indonesia terdapat beberapa jenis perpustakaan umum, biasanya dibagi
menurut pembagian pemerintahan. Maka jenis perpustakaan ialah :
a. Perpustakaan umum desa, biasa disebut perpustakaan desa yang
artinya perpustakaan dikelola oleh pemerintah desa. Pengelolaan
dilakukan oleh Lembaga Ketahanan Masyarakat desa bekerja sama
dengan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Perpustakaan desa
terdapat di semua provinsi termasuk Jakarta.
b. Perpustakaan umum kecamatan, biasa disebut perpustakaan
kecamatan. Dikelola oleh camat beserta perangkat kecamatan. Yang
dilayani ialah penduduk seluruh kecamatan, yang apabila penduduk
mencari informasi kemudian tidak mendapatkan informasi di
perpustakaan desa.
14
c. Perpustakaan umum kabupaten/kotamadya, perpustakaan yang
lazimnya didirikan oleh pemerintah daerah serta dikelola oleh
pemerintah daerah (ada juga yang mula-mula didirikan oleh pihak
swasta, kemudian diserahkan pada pemerintah daerah) serta dikelola
oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini, yang dimaksud pemerintah
daerah adalah kabupaten atau kotamadya. Karena dikelola oleh
pemerintah daerah, maka pangkat personalia, gedung, koleksi serta
anggaran lainnya dimasukkan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Pembentukan perpustakaan umum jenis ini lazimnya
diundang melalui lembaran daerah. Karena tergatung sepenuhnya pada
pemerintah daerah, maka besar kecilnya koleksi terpulang pada
perhatian pemerintah daerah. Ada yang memperoleh cukup anggaran
sehingga mapu menambah koleksinya setiap tahun, ada pula yang
memiliki anggaran pas-pasan.
d. Perpustakaan daerah. Perpustakaan ini sebenarnya merupakan unit
pelaksana teknis Perpustakaan Nasional yang berada di setiap provinsi
terkecuali Jakarta. Perpustakaan daerah ini merupakan kelanjutan dari
perpustakaan wilayah, sedangkan perpustakaan wilayah merupakan
kelanjutan dari Perpustakaan Negara.
e. Perpustakaan provinsi, perpustakaan yang didirikan dan dikelola oleh
pemerintah daerah tingkat I (provinsi). Satu-satunya perpustakaan
provinsi yang ada di Indonesia adalah Perpustakaan Provinsi Sulawesi
Utara, didirikan pada tahun 1972.
15
f. Perpustakaan keliling, yang merupakan perluasan jasa sebuah
perpustakaan umum untuk melayani pemustaka yang tidak dapat ke
perpustakaan karena masalah jarak. Perpustakaan keliling biasanya
menggunakan kendaraan mobil atau perahu.
3. Visi dan Misi Perpustakaan Umum
Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perpustakaan
Kabupaten atau Kota, visi perpustakaan adalah perpustakaan menyusun
visi perpustakaan yang mengacu pada tugas dan fungsi perpustakaan.
Sedangkan misi perpustakaan adalah menyediakan pemanfaatan dan akses
terhadap materi dan sumber-sumber informasi perpustakaan bagi semua
anggota masyarakat untuk menjalankan fungsi-fungsi perpustakaan
sebagai pusat pendidikan, pusat informasi, dokumentasi, dan seterusnya.
Selain itu, pada prinsipnya secara garis besar misi perpustakaan dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca masyarakat sesuai
dengan jenis perpustakaan dan pemakainya.
b. Mendukung pendidikan perorangan secara mandiri maupun pendidikan
formal pada semua jenjang.
c. Memberikan kesempatan atau menstimulasi bagi pengembangan
kreativitas dan imajinasi pribadi maupun masyarakat.
d. Meningkatkan kesadaran terhadap warisan budaya, apresiasi seni dan
hasil temuan ilmiah.
e. Menyediakan akses pada ekspresi-ekspresi kebudayaan dan perubahan.
16
f. Mendorong dialog antarumat beragama oleh karena keanekaragaman
budaya.
g. Menyediakan layanan informasi sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
h. Memberikan kemudahan kepada pengembangan informasi
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
i. Mendukung dan berpartisipasi dalam program-program perpustakaan
bagi masyarakat pemakainya.
j. Ikut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti
luas.9
4. Tujuan Perpustakaan Umum
Menurut Hernandono tujuan perpustakaan umum adalah untuk:
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca
khusunya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor
kehidupan pada umumnya.
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan
informasi.
c. Mendidik masyarakat agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan
pustaka secara tepat guna.
d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.10
9 Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2009). h. 39. 10 Sutoyo A dan Santoso J, Strategi dan Pemikiran Perpustakaan Visi Hernando, (Jakarta: Sagung Seto,
2001). h. 185.
17
Sedangkan menurut Hermawan dan Zen tujuan perpustakaan umum
adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk
menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kesejahteraannya.
b. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat, dan tepat yang
berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.
c. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas
melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.
d. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama
kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
e. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.11
Dari kedua pendapat di atas, terdapat perbedaan dalam merumuskan tujuan
perpustakaan namun saling melengkapi. Pendapat Hernando tentang
tujuan perpustakaan lebih menekankan kemampuan pemustaka dalam hal
mencari dan memanfaatkan informasi. Sedangkan menurut Hermawan dan
Zen lebih menekankan terhadap pelayanan dan fasilitas perpustakaan guna
membuat pemustaka menjadi nyaman. Jadi, kedua pendapat di atas
merupakan pendapat yang saling melengkapi satu sama lain sebagai tugas
perpustakaan.
11 Hermawan R dan Zulfikar Z, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode
Etik Pustakawan Indonesia, (Jakarta: Sagung Seto, 2006). h. 31.
18
5. Peran, Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum
Peran perpustakaan umum merupakan hal yang penting. Setidaknya ada
tiga peran utama yang ditugaskan oleh banyak pemerintahan negara
kepada suatu perpustakaan umum yaitu: (1) membantu masyarakat
terutama remaja dan anak-anak menjadi melek informasi termasuk di
dalamnya mengajarkan bagaimana cara menelusur informasi dan
mengembangkan kebiasaan membaca; (2) membantu orang dewasa untuk
belajar sepanjang hayat dan belajar kembali untuk perubahan atau
peningkatan karir; dan (3) memelihara dan mempromosikan
kebudayaan.12 Namun, selain itu peran perpustakaan umum tidak hanya
pada mengajarkan cara menelusur, belajar sepanjang hayat, dan
memelihara kebudayaan, tetapi peran perpustakaan juga bisa lebih kepada
sesuatu yang membuat hubungan masyarakat, pemustaka dan
perpustakaan menjadi lebih dekat dan baik seperti membangun komunitas
di dalam perpustakaan.
Misalnya mulai dari yang sederhana seperti membuat klub buku kecil atau
upaya yang lebih besar seperti festival dengan, melibatkan masyarakat
sekitar wilayah perpustakaan dan pemustaka sehingga peran ini bisa
menjadi sarana bagi masyarakat dan pemustaka untuk meningkatkan
kualitas diri dan menambah pengalaman mereka. Menurut Rachel Scott
12 A. Ridwan Siregar, “Kerjasama dan Sistem Jaringan Perpustakaan Umum”, Pustaha: Jurnal Studi
Perpustakaan dan Informasi, Vol. 1, No. 2 (Desember 2005): h. 12.
19
dari perpustakaan umum seattle dalam artikel jurnalnya yang berjudul The
Role of Public Libraries in Community Building mengatakan:
“In community building, libraries can help ameliorate some of today's social ills, including isolation, a lack of well being, a lack of access, and the inability to engage.”13
Rachel Scott menjelaskan peran perpustakaan dapat membangun
masyarkat menjadi lebih baik, selain itu perpustakaan dapat membantu
memperbaiki beberapa masalah dalam lingkungan sosial sepertinya
kurangnya akses ke perpustakaan dan lain-lain. Tidak hanya itu, Rachel
Scott juga mengatakan:
“The library has great potential to meet many of the unmet needs within a community, but to do so, we really need to listen: listen to our users, listen to each other, and, especially, listen to people who are not using our libraries”.14
Perpustakaan memiliki potensi yang besar dalam memenuhi banyak
kebutuhan yang belum terpenuhi dalam masyarakat. Namun untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, perpustakaan benar-benar perlu
mendengarkan kebutuhan pengguna perpustakaan, mendengarkan satu
sama lain, dan mendengarkan orang-orang yang tidak menggunakan
perpustakaan. Kemudian karena perkembangan zaman sekarang ini,
perpustakaan umum juga harus mengikuti perkembangan zaman demi
untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Dengan perkembangan teknologi
sekarang, masyarakat jadi bisa mengakses perpustakaan melalui internet
dan untuk melaksanakan peran perpustakaan dalam membangun
13 Rachel Scott, “The Role of Public Libraries in Community Building”, Routledge, Public Library
Quarterly, 30:191-227, 2011, h. 195. 14 Rachel Scott, “The Role of Public Libraries in Community Building”, h. 196.
20
komunitas perpustakaan perlu adanya sesuatu yang baru seperti melalui
sosial media. Karena dengan adanya sosial media perpustakaan dalam
menjalin hubungan yang baik kepada masyarakat dan dapat membuat
komunitas di dalam sosial media sebagai bentuk upaya perpustakaan
dalam melaksanakan perannya dalam membuat komunitas perpustakaan,
seperti twitter, facebook, path dan lain-lain. Pada saat ini, kebanyakan
perpustakaan-perpustakaan menggunakan media sosial seperti twitter
sebagai media promosi dan media untuk dapat dikenal oleh masyarakat.
Menurut Scott W. H. Young dan Doralyn Rossman dalam artikelnya yang
berjudul Building Library Community Through Social Media mengatakan:
“Findings demonstrate the importance of strategy and interactivity via social media for generating new connections with library users”.15
Dalam artikelnya menjelaskan bahwa betapa pentingnya strategi dan
aktivitas melalui media sosial untuk membangun hubungan yang baru dan
baik dengan pengguna perpustakaan. Peran lain dari perpustakaan umum
adalah memberikan kesempatan kepada pemustaka dalam hal kesenjangan
digital. Kesenjangan digital merupakan suatu fenomena yang dihasilkan
dari aplikasi yang tidak merata, yang mana akses informasi dan
komunikasi teknologi mengarah kepada pengetahuan secara umum, ini
bisa saja sebagai pembeda dimana orang kaya lebih memiliki kesempatan
dalam mendapatkan informasi karena mampu memiliki sarana untuk
belajar teknologi, sedangkan orang yang tidak mampu mempunyai
15 Scott W. H. Young and Doralyn Rossman, “Building Community Through Social Media”,
Information Technology and Libraries, March 2015, h. 20.
21
kesempatan yang lebih sedikit karena tidak memiliki sarana tersebut.
Disinilah peran perpustakaan umum diperlukan oleh masyarakat,
perpustakaan mengajarkan seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang
suku, ras, agama, kaya atau miskin. Perpustakaan umum harus melayani
dan mengajarkan kepada pemustaka dan masyarakat tentang melek
teknologi agar yang kaya dan yang miskin mempunyai kemampuan dan
pengetahuan yang sama dalam hal teknologi.
Owajeme Justice Ofua dan Ogochukwu Thaddaeus Emiri dalam jurnalnya
yang berjudul Role of Public Libraries in Bridging the Digital Divide
mengatakan:
“Public libraries can make a huge impact in bridging the digital divide by providing access to computer and the internet to those who do not have such facilities. The perception that libraries are for the elite in universities should be eradicated. Libraries are for everyone, educated and uneducated, rich and poor”.16
Perpustakaan umum dapat membawa dampak besar dalam menjembatani
kesenjangan digital untuk masyarakat dengan menyediakan akses
komputer dan internet bagi mereka yang tidak memiliki fasilitas tersebut
dan ingin belajar. Jadi peran perpustakaan umum sangat penting bagi
masyarakat sekitar, karena dapat membawa perubahan yang sangat positif
baik dari segi pengetahuan maupun kepribadian.
Kemudian, tugas suatu kewajiban yang harus dilakukan atau sesuatu yang
ditentukan untuk dikerjakan. Tugas perpustakaan artinya suatu kewajiban
16 Owajeme Justice Ofua dan Ogochukwu Thaddaeus Emiri, “Role of Public Libraries in Bridging the
Digital Divide” , International Journal of Digital Library Systems, 2 (3), 14-22, July-September 2011. h. 16.
22
yang telah ditetapkan untuk dilakukan di dalam perpustakaan. Setiap
perpustakaan mempunyai tugas-tugas sebagaimana yang telah diberikan
oleh lembaga induk yang menaunginya. Tugas perpustakaan umum
memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat
informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan
pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki. Selain itu, tugas
perpustakaan adalah mengumpulkan, menyimpan dan menyajikan koleksi
bahan pustaka kepada pemakai, maka tugas pokok Perpustakaan Umum
adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan Umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat
untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat.
b. Perpustakaan Umum menyediakan bahan pustaka yang dapat
menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca
sedini mungkin.
c. Mendorong masyarakat untuk trampil memilih bacaan yang sesuai
dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk
menunjang pendidikan formal, non formal dan informal.
d. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk
dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak
sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.17
17 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996). h.18.
23
Selain itu, tugas-tugas sebuah perpustakaan dapat dijabarkan ke dalam
fungsi-fungsi sesuai dengan ruang lingkup kegiatan organisasi yang
bersangkutan. Dengan demikian, fungsi perpustakaan umum adalah :
a. Fungsi Edukatif. Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis
bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat
dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri.
Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur
hidup dan gemar membaca.
b. Fungsi Informatif. Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis
perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan
ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting
lainnya yang diperlukan pembaca.
c. Fungsi Kultural. Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan
pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk
tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan
terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat
diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.
d. Fungsi Rekreasi. Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan
bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa
buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan
dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau
24
menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-
anak dan dewasa.18
Kemudian Menurut UU No. 43 Tahun 2007 mengatakan Perpustakaan
berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan
keberdayaan bangsa.19 Fungsi pendidikan, mengembangkan dan
menunjang pendidikan non formulir di luar sekolah dan universitas
dan sebagai pusat kebutuhan penelitian. Fungsi penelitian,
menyediakan pelayanan untuk pemakai dalam memperoleh informasi
sebagai bahan rujukan untuk kepentingan penelitian. Fungsi
pelestarian, menyimpan dan menyediakan tulisan-tulisan tentang
kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan
kebudayaan di masa yang akan datang. Dan fungsi informasi,
menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.
B. Ketersediaan Koleksi
1. Pengertian Ketersediaan Koleksi
Perpustakaan didirikan karena ada pengguna yang membutuhkan, salah
satu kunci keberhasilan perpustakaan dalam melayani kebutuhan
informasi bagi pengguna adalah tersedianya keloksi perpustakaan yang
relevan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. Ketersediaan koleksi
18 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, h. 21. 19 Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan (Jakarta :
Perpustakaan Nasional RI, 2009), h. 5.
25
dalam hal ini bukan berarti dimilikinya sebuah sumber informasi, tetapi
beradanya atau tersedianya sumber informasi yang siap digunakan oleh
pengguna. Ketersediaan koleksi merupakan salah satu unsur utama dan
yang paling penting di perpustakaan. Tanpa adanya ketersediaan koleksi
yang baik dan memadai, maka sebuah perpustakaan tidak dapat
memberikan layanan yang maksimal tingkat ketersediaan koleksi yang
rendah adalah perpustakaan yang kurang efektif atau kurang bermanfaat
koleksinya bagi pengguna perpustakaan.
Ketersediaan koleksi di perpustakaan juga harus menyeleraskan dengan
fungsi-fungsi perpustakaan. Seperti fungsi edukatif, artinya isi atau
koleksi yang ada disiapkan dan di sediakan oleh perpustakaan yang
bersifat mendidik. Fungsi informatif, lebih mengarah kepada perpustakaan
sebagai tempat bertanya yang bersifat sedia menjawab pertanyaan
masyarakat akan segala macam informasi yang dibutuhkan. Fungsi
kultural, sebagai media publikasi kebudayaan tempat dimana perpustakaan
berada, wisatawan dan masyarakat luas bisa mengetahui kebudayaan
setempat melalui berbagai koleksi di perpustakaan. Sedangkan fungsi
rekreasi, ini akan berjalan secara baik apabila sistem pengelolaan
perpustakaan diarahkan pada akativitas yang lebih inovatif sehingga
perpustakaan tidak dipandang sebagai sebuah bangunan yang
membosankan. Artinya bila perpustakaan dapat memberikan sesuatu yang
lebih dari sekedar informasi tetapi juga menyediakan layanan yang
26
bersifat hiburan. Artinya ketersediaan koleksi yang baik adalah yang
sesuai dengan fungsi perpustakaannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian ketersediaan adalah
kesiapan suatu alat (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat
digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa ketersediaan koleksi
adalah kesiapan terhadap tersedianya bahan pustaka (bahan tercetak
maupun tidak tercetak) yang ada di suatu perpustakaan untuk dapat
digunakan atau dimanfaatkan pemustaka pada saat dibutuhkan guna demi
memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini,
perpustakaan dituntut untuk siap dalam menyediakan bahan pustaka tanpa
harus memandang status pemustaka. Kemudian menurut Standar Nasional
Perpustakaan (SNP) Kabupaten/Kota, ketersediaan koleksi di
perpustakaan umum setidaknya memiliki:
a. Koleksi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat di Umum Kabupaten/Kota untuk mendukung
kebijakan pembangunan daerah.
b. Perpustakaan memiliki jenis koleksi referensi, koleksi umum (koleksi
disirkulasikan), koleksi berkala, terbitan pemerintah, koleksi khusus
(mutan lokal), koleksi langka, dan jenis koleksi lainnya yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.
c. Jenis koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dengan mengakomodasi kebutuhan
27
koleksi berdasarkan tingkatan umur, pekerjaan (profesi), dan
kebutuhan khusus, seperti kebutuhan penyandang cacat.
d. Komposisi dan jumlah masing-masing jenis koleksi disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat dan kebijakan pembangunan daerah.20
2. Tujuan Ketersediaan Koleksi
Adapun tujuan penyediaan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan
informasi pengguna, walaupun tujuan penyediaan koleksi untuk
memenuhi kebutuhan pengguna, namun tujuan penyediaan koleksi
tersebut tidaklah sama untuk semua jenis perpustakaan, tergantung pada
jenis dan tujuan pada suatu perpustakaan.Selain itu, penyediaan koleksi
dari perpustakaan umum yaitu untuk menyediakan informasi-informasi
apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat umum baik dari segi
pendidikan, pengajaran, kebudayaan, rekreasi dan lain-lain. Dengan
tersedianya koleksi yang memadai masyarakat akan terbantu untuk
mendapatkan informasi, sehingga kehadiran perpustakaan dalam
lingkungan masyarakat turut berpengaruh terhadap teratasinya
ketertinggalan masyarakat akan informasi. Namun, secara umum tujuan
ketersediaan koleksi di perpustakaan adalah:
a. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh
pemustaka.
20 Zulfikar Zen dan Indah Wuryani, Standar Nasional Perpustakaan Kabupaten/Kota (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2014), h. 3.
28
b. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang bernilai sejarah
sesuai dengan jenis perpustakaannya.
c. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian
serta pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh pihak
perpustakaan.
d. Dapat dimanfaatkan oleh pemustaka untuk dalam hal pendidikan,
pekerjaan dan penelitian.
3. Jenis Koleksi di Perpustakaan
Dalam melaksanakan tujuan penyediaan koleksi serta fungsi koleksi,
perpustakaan berusaha untuk menyediakan bahan perpustakaan yang
beraneka ragam jenis dan bentuk serta kandungan informasi sesuai dengan
kebutuhan pengguna perpustakaan tersebut. Jika dikelompokkan, bahan
pustaka di Perpustakaan Umum terdiri dari:
a. Kelompok bahan pustaka anak-anak
b. Kelompok bahan pustaka remaja
c. Kelompok bahan pustaka pandang dengar
d. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi)
e. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar)
f. Kelompok bahan pustaka untuk pemuda dan orang dewasa
g. Kelompok bahan pustaka braille
29
h. Kelompok bahan pustaka khusus seperti koleksi lukisan, foto dan lain-
lain.21
Koleksi perpustakaan, dari unsur perpustakaan sebagai koleksi bahan-
bahan tertulis, tercetak, ataupun grafis lainnya, maka koleksi di
perpustakaan didapatkan dengan cara:
a. Koleksi berupa naskah yang ditulis dengan tulisan tangan asli,
misalnya manuskrip.
b. Koleksi berupa karya cetakan, misalnya buku-buku, majalah-majalah,
surat kabar.
c. Koleksi berupa karya alihan dari karya tulisan tangan asli maupun
karya cetakan ke karya grafis dengan alat elektronik ataupun fotografi,
misalnya film, slide, piringan hitam, tape dan yang lainnya.22
Sedangkan menurut Tarto (2008), bahan perpustakaan yang disediakan
untuk kepentingan belajar, informasi, rekreasi kultural, dan penelitian bagi
semua lapisan masyarakat mulai anak-anak, remaja maupun dewasa terdiri
dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat ilmiah
dan non-ilmiah (fiksi) meliputi hal-hal berikut:
a. Karya cetak berupa buku teks, buku referensi (rujukan) seperti
ensiklopedia, kamus, almanak, annual, direktori, manual, handbook,
21 Sumardjo dan Djuharno, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2006), h. 19. 22 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 65.
30
biografi, sumber geografi, terbitan pemerintah seperti peraturan
perundang-undangan, laporan penelitian, terbitan berkala berupa
majalah, bulletin, jurnal, dan surat kabar.
b. Karya rekam berupa kaset audio, VCD, CD, CD-ROM pengetahuan,
video cassette, televisi, dan sebagainya.
c. Media elektronik yang disebut tidak direkam atau not recorded, yaitu
media penyimpanan informasi berupa pangkalan data yang
ditayangkan melalui monitor komputer, misalnya internet.23
C. Sarana Penunjang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian sarana adalah
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud dan
tujuan. Sedangkan penunjang adalah alat untuk menunjang. Sarana dan
prasarana perpustakaan adalah semua barang, perlengkapan dan perabot
ataupun inventaris yang harus disediakan di perpustakaan.24 Secara umum
sarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan
di dalam pelayanan publik, karena apabila hal ini tidak tersedia maka semua
kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan
sesuai dengan rencana. Selain itu juga sarana bisa dikatakan adalah segala
jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat
utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan.
23 Wiji Suwarno, Perpustakaan dan Buku: Wacana Penulisan dan Penerbitan (Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2011), h. 60.
24 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Samitra Media Utama, 2004), h. 65.
31
Sarana merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu
proses kegiatan baik, alat tersebut merupakan peralatan pembantu maupun
peralatan utama yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang
hendak dicapai. Berdasarkan pendapat itu, maka pada dasarnya sarana
penunjang memiliki fungsi utama yaitu:
1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat
waktu.
2. Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.
3. Hasil kerja lebih berkualitas.
4. Lebih memudahkan dalam gerak pengguna.
5. Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.
6. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.
7. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang
mempergunakannya.
Selain itu, menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP)
Kabupaten/Kota, sarana layanan dan sarana kerja perpustakaan harus tersedia
dalam jumlah memadai guna mendukung efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan perpustakaan. Perpustakaan mempunyai sarana layanan
sekurang-kurangnya meliputi: rak buku, rak majalah, rak audio visual, rak
buku referensi, meja baca, meja kerja, laci katalog, kursi baca, perangkat
32
computer, alat baca tunanetra, AC, rak display buku baru, rak surat kabar,
jaringan internet, lemari penitipan tas.25
D. Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu
yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan menghasilkan
kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk
abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan
dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan
harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Setiap manusia pasti memiliki harapan masing-masing entah itu dari
seseorang ataupun dari suatu lembaga seperti perpustakaan dan lain-lain. Pada
dunia perpustakaan, harapan selalu ada baik itu dari segi pustakawannya, segi
koleksinya, segi sarananya, segi layanannya dan lain-lain. Biasanya
pemustaka mempunyai harapan sesuai dengan pengalaman yang mereka alami
setelah berkunjung ke perpustakaan, contohnya seperti dari ketersediaan
koleksi dan sarana penunjang di perpustakaan tersebut. Mungkin salah satu
harapan mereka terhadap suatu perpustakaan terhadap ketersediaan koleksi
dan sarana penunjang adalah:
25 Zulfikar Zen dan Indah Wuryani, Standar Nasional Perpustakaan Kabupaten/Kota (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2014), h. 6.
33
1. Segi Ketersediaan Koleksi
a. Tersedianya koleksi yang lengkap untuk menunjang pendidikan anak-
anak sekolah, pekerja, bahkan sampai peneliti.
b. Tersedianya eksemplar yang cukup dari setiap koleksi tercetak, agar
pemustaka tidak kehabisan apabila ingin meminjam.
c. Tersedianya subjek-subjek buku yang meraka butuhkan.
d. Tersedianya koleksi bahan pustaka yang digemari oleh anak sekolah
seperti komik, untuk menumbuhkan minat baca mereka.
e. Tersedianya koleksi bahan pustaka non buku, seperti CD (Compact
Disk), mikrofilm, dan lain-lain
2. Segi Sarana Penunjang
a. Adanya tempat parkiran bagi pemustaka yang membawa kendaraan.
b. Adanya tempat penitipan barang atau loker untuk menaruh barang
pemustaka.
c. Adanya kamar mandi untuk pemustaka yang terpisah untuk laki-laki
dan perempuan.
d. Adanya musholah untuk pemustaka yang beragama islam.
e. Adanya pendingin ruangan yang cukup atau AC.
f. Adanya meja baca dan kursi baca bagi pemustaka yang ingin membaca
di tempat.
g. Adanya carel (meja baca perorangan).
h. Adanya stop kontak untuk pemustaka yang membawa laptop atau
gadget.
34
i. Adanya komputer yang cukup untuk pemustaka mencari bahan pustaka
atau Online Public Access Cataloug (OPAC).
j. Adanya kotak saran bagi pemustaka yang ingin memberikan saran.
k. Adanya layanan mesin fotocopy.
l. Adanya wi-fi atau internet yang dapat dimanfaatkan pemustaka secara
gratis. perpustakaan yang terkomunikasi melalui internet, selain
mengetahui informasi awal tentang layanan yang tersedia sebelum
mengunjungi perpustakaan, agar lebih efisien dan efektif. Beberapa
tahun belakangan ini terdapat kecenderungan munculnya perpustakaan
otomatisasi, perpustakaan elektronik dan perpustakaan virtual yang
berkembang pesat. Dengan adanya wi-fi atau internet diharapkan
mampu mengkomunikasikan dirinya atau dapat diakses melalui
website dengan berbagai tampilan menarik seperti audo visual, file dan
lain-lain. Komunikasi audio dan video memiliki nilai tambah, karena
banyak orang lebih mudah memahami sesuatu melalui audio dan
visual. Komunikasi file dimana koleksi produk/jasa, atau profil
perpustakaan sendiri, buku, atau majalah atau file lainnya, dengan
mudah bisa dikomunikasikan melalui internet. Karena semua file
tersebut, dapat di download oleh siapa saja yang memiliki akses ke
perpustakaan melalui internet. Dengan demikian, perpustakaan akan
mampu melakukan komunikasi interkatif dengan penguna karena
pengiriman dan penerimaan informasi dapat dilakukan dengan cara
35
yang sangat mudah, otomatis, dan dengan biaya yang sangat minim
atau boleh dikata tidak ada biaya.
m. Adanya pelayanan mandiri. Layanan ini untuk transaksi peminjaman,
perpanjangan dan pengembalian buku. Pengunjung untuk melakukan
peminjaman, perpanjangan pinjaman dan pengembalian buku tidak
perlu lagi menghubungi petugas pelayanan. Pengunjung bisa langsung
melakukan transaksi pada mesin pelayanan mandiri yang disediakan.
n. Adanya RFID (Radio Frecuency Identification). Teknologi saat ini
sudah memungkinkan adanya self-services dalam layanan sirkulasi
melalui fasilitas barcoding dan RFID (Radio Frequency Identification).
Selain memudahkan dalam sirkulasi, RFID (Radio Frecuency
Identification) juga berfungsi sebagai keamanan apabila ada
pemustaka yang mengambil buku secara diam-diam.
o. Adanya kamera seperti gate keeper, security gate, CCTV dan lain
sebagainya, perpustakaan dapat meningkatkan keamanan dalam
perpustakaan dari tangan-tangan jahil yang tidak asing sering terjadi
dimanapun.
p. Adanya layanan Book Drop agar pemustaka dapat mandiri dalam hal
sirkulasi.
q. Adanya ruang koleksi yang memadai untuk penempatan koleksi bahan
pustaka. Agar bahan pustaka terlihat rapih dan indah, perpustakaan
juga harus memiliki rak display untuk buku-buku baru, rak untuk
36
majalah, rak untuk atlas, lemari untuk koleksi non tercetak dan lain-
lain.
Selain harapan dari segi ketersediaan koleksi dan sarana penunjang,
harapan yang tidak kalah penting dari pemustaka adalah segi keamanan
seperti alat pemadam api (hydrant), alat deteksi asap dan api, penjagaan
tempat parkir, dan lain-lain apabila memungkinkan.
E. Penelitian Terdahulu
1. Peneliti menemukan judul skripsi yang mungkin serupa yaitu, Chairunnisa
(107025101796) yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Siswa
Tsanawiyah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Terhadap Layanan
Sirkulasi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan
siswa terhadap layanan sirkulasi. Sedangkan judul skripsi penulis lebih
menekankan kepada harapan siswa-siswi terhadap ketersediaan koleksi
dan sarana penunjang.
2. Mimin Minawati (108025000026) yang berjudul “Tanggapan Siswa
Madrasah Tsanawiyah Terhadap Fasilitas Perpustakaan Madrasah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tanggapan siswa madrasah tsanawiyah terhadap fasilitas
perpustakaan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta (gedung, ruang,
perabot dan peralatan perpustakaan sekolah). Yang menjadi kesamaan dan
perbedaan pada judul skripsi penulis adalah adanya fokus obyek yang
37
diteliti yakni fasilitas, sedangkan penulis ketersediaan koleksi dan sarana
penunjang.
3. Meilani (109025000020) yang berjudul “Evaluasi Koleksi Perpustakaan
Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta
Timur”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan tentang
pengembangan koleksi perpustakaan, ketersediaan koleksi perpustakaan,
serta pemanfaatan koleksi perpustakaan KPAK Jakarta Selatan. Perbedaan
dari judul skripsi penulis adalah penelitian ini hanya fokus pada evaluasi
koleksi perpustakaan saja, sedangkan penelitian penulis ketersediaan
koleksi dan sarana penunjang. Kemudian jenis tempat penelitian yang
diambil mempunyai kesamaan yaitu Perpustakaan Kabupaten / Kota.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan
atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.26 Di dalamnya terdapat
upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan
kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.27
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Ini adalah salah satu model menemukan kebenaran konsep,
hubungan konsep-konsep melalui wilayah-wilayah yang luas dengan
populasi tanpa atau menggunakan sampai dalam jumlah besar. Pendekatan
kuantitatif ini suatu pendekatan penelitian secara primer menggunakan
paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
(seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel,
hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan
26 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999), h. 60. 27 Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 26.
39
observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti
eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik.28
B. Sumber Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan atau yang memakai data tersebut.29 Dalam penelitian ini,
data primer ini bersumber dari responden langsung yang ditemui di
lapangan (lokasi penelitian) dengan menyebarkan kuisioner kepada siswa-
siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen
(laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah). Atau, seseorang
mendapat informasi dari “orang lain”.30 Dalam penelitian ini, data
sekunder berasal dari kepustakaan, yakni terdiri dari buku-buku, literatur-
literatur, artikel dan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
28 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kualitatif dan Kuantitati, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008), h. 28. 29 Boediono, Teori Dan Aplikasi Statistika Dan Probabilitas (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA,
2008), Cet. 4, h. 7. 30 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999), h. 86.
40
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan unit pengamatan atau tentang informasi
yang diinginkan.31 Kasus-kasus tersebut dapat berupa orang, barang, binatang,
hal atau peristiwa. Dengan menetapkan populasi ini dimaksudkan agar suatu
penelitian dapat mengukur sesuatu sesuai dengan kasusnya, dan tidak akan
berlebihan dengan populasi yang di maksud. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas VIII SMPN 62 Jakarta dan siswa-siswi XI SMAN 54
Jakarta.
Teknik penarikan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan sampel acak sederhana (simple random sampling). Sampel acak
sederhana ialah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap
unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel.32 Ciri utama sampling ini ialah setiap
unsur dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih.33 Berdasarkan hal tersebut, maka dalam konteks teknik random
sederhana, warga populasi tidak dipilih-pilih atau distratakan terlebih
dahulu.34
Apabila sampel subyeknya kurang dari 100 diambil semua sehingga
penelitian merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika tingkat populasi
31 Sugiyanto, Analisis Statistika Sosial (Malang: Bayumedia Publishing, 2004), h. 14. 32 Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h. 43. 33 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h. 45 34 Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h. 43.
41
besar atau lebih besar dari 100 orang maka dapat diambil sampel sebanyak
10-15% atau 20-25%.35 Maka dalam hal ini peneliti akan mengambil sampel
sebanyak 10% dari jumlah siswa-siswi SMPN 62 Jakarta kelas VIII (delapan)
dan SMAN 54 Jakarta kelas XI (sebelas). Sebenarnya tidak ada ketepatan
mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi. Tidak adanya
ketetapan yang mutlak itu tidak perlu menimbulkan keragu-raguan pada
seorang peneliti.36
Sampel berdasarkan jumlah rata-rata siswa-siswi SMPN 62 Jakarta
kelas VIII (selapan) berjumlah 320 dan SMAN 54 Jakarta kelas XI (sebelas)
berjumlah 320. Sedangkan sampel yang diambil adalah 10% dari :
Siswa-siswi SMPN 62 kelas VIII = 320
Siswa-siswi SMAN 54 kelas XI = 320
+
Jumlah = 640
Jadi, sampel yang diambil adalah 10% dari 640 orang yaitu 64 orang.
Berdasarkan ketentuan tersebut dengan keterbatasan dana dan kemampuan
penulis, maka penulis mengambil jumlah sampel sebanyak 64 responden dari
jumlah siswa-siswi SMPN 62 Jakarta kelas VIII (delapan) dan siswa-siswi
SMAN 54 Jakarta kelas XI (sebelas) yang berjumlah 640 orang (10% x 640
Orang = 64,0). Untuk memudahkan perhitungan hasil penelitian, 64
35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
1997), h. 120. 36 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 81.
42
responden kemudian dibagi ke dalam 2 sekolah 64 responden : 2 = 32 siswa-
siswi setiap sekolah.
D. Teknik Pengolahan Data
Tahap-tahap pengolahan data dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Checking data. Pada langkah ini, peneliti harus mengecek lagi lengkap
tidaknya data penelitian, memilih dan menyeleksi data. Selain itu juga
meneliti lagi lengkap tidaknya identitas responden yang diperlukan,
meneliti lengkap tidaknya data yaitu apakah instrumen pengumpulan data
sudah secara lengkap diisi, jumlah lembarannya tidak ada yang lepas atau
sobek, dan sebagainya.
b. Editing data. Data yang telah diteliti lengkap tidaknya, perlu diedit yaitu
dibaca sekali lagi dan diperbaiki, bila masih ada yang kurang jelas atau
meragukan. Kegiatannya seperti pernyataan, jawaban, catatan yang tidak
jelas diperjelas dan disempurnakan, kemudian coret-coretan, kata-kata
sandi atau singkatan diperjelas untuk menghilangkan keragu-raguan
terhadap data dan menyeragamkan jawaban responden pada kategori
tertentu.
c. Tabulating. Tabulasi yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel-tabel agar
mudah dianalisis. Model tabulasi, sangat tergantung pada tujuan analisis
dan model analisis yang digunakan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan
analisis statistik. Analisis statistik baru dapat dilaksanakan apabila prosedur
43
analisa data telah selesai. Peneliti bertujuan ingin analisis gejala yang ada,
maka teknik analisis statistik berupa tabulasi frekuensi. Adapun untuk
memperoleh data angket yang telah ditabulasikan dan dipresentase
digunakan rumus teknik mode sebagai berikut:
P x 100%
Keterangan :
f : frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N : Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
% : angka persentase.37
Teknik analisis mode, menggambarkan kejadian apa yang paling banyak
dan kesimpulan yang diambil didasarkan pada frekuensi kejadian yang
paling banyak.
Adapun parameter yang digunakan untuk menafsirkan data kesiapan ini
adalah sebagai berikut:
0% = tidak satupun
1 - 25% = sebagian kecil
26 – 49% = hampir setengahnya
50% = setengahnya
51 – 75% = sebagian besar
76 – 99% = hampir seluruhnya
37 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 43.
44
100% = seluruhnya38
E. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang berasal dari angket bergradasi atau
berperingkat 1 sampai dengan 4, peneliti menyimpilkan makna setiap
alternative sebagai berikut:
1. “Sangat banyak”, “Sangat sering”, “Sangat setuju”, dan lain-lain
menunjukkan gradasi paling tinggi. Untuk kondisi tersebut diberi nilai 4.
2. “Banyak”, “Sering”, “Setuju” dan lain-lain, menunjukkan peringkat yang
lebih rendah dibandingkan dengan yang ditambah kata “Sangat”. Oleh
karena itu kondisi tersebut diberi nilai 3.
3. “Sedikit”, “Jarang”, “Setuju” dan lain-lain, karena di bawah “Setuju” dan
sebagainya, diberi nilai 2.
4. “Sangat sedikit” dan “Sedikit sekali”, “Sangat jarang”, “Sangat kurang
setuju”, yang berada di gradasi paling bawah, diberi nilai 1.39
Jika peneliti ingin mengaplikasikan ke dalam penelitian, maka
contohnya sebagai berikut:
Sangat Sesuai Harapan 4
Sesuai Harapan 3
Tidak Sesuai Harapan 2
Sangat Tidak Sesuai Harapan 1
38 Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: Gramedia,
1992), h.10. 39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 285.
45
Dalam skala di atas tidak ada pilihan netral untuk mendorong
responden memutuskan sendiri apakah sesuai harapan atau tidak sesuai
harapan. Untuk mengetahui penilaian responden terhadap suatu objek, maka
skor-skor dijumlahkan dan dicari skor rata-rata. Penghitungan skor rata-rata
menggunakan rumus:
x = [(S x F) + (S x F) + (S x F) + (S x F)]
4 3 2 1
N
Keterangan :
X = Skor rata-rata
(S4…S1) = Skor pada skala 1 sampai 4
F = Frekuensi jawaban pada suatu skala
N = Jumlah sampel yang diolah atau total frekuensi
Skala yang digunakan di atas adalah skala ordinal yang memiliki
keterbatasan analisa, yaitu hanya menyatakan suatu obyek itu sangat baik atau
sangat tidak baik. Agar analisa menjadi lebih luas, maka skala ordinal dapat
diurai menjadi skala interval yaitu menentukan angka-angka skala yang
mempunyai jarak sama antara titik-titik yang berdekatan. Cara ini dipakai
untuk menggambarkan keadaan atau gejala dengan lebih teliti, memberikan
prediksi dan pengontrolan yang lebih kuat. Skala interval digunakan untuk
menempatkan posisi responden dalam suatu obyek penilaian apakah termasuk
dalam kriteria sangat sesuai harapan, sesuai harapan, tidak sesuai harapan,
46
atau sangat tidak sesuai harapan. Dari contoh di atas, skala interval tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Skala Interval = {a(m-n)} : b
Keterangan :
a = Jumlah atribut
m = Skor tertinggi
n = Skor terendah
b = Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk atau diterapkan.40
Jika skala penilaian yang ingin dibentuk berjumlah 4, dimana skor
terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4, maka skala interval skor dapat
dihitung seperti : {1 (4-1) : 4 = 0, 75. Jadi jarak antara setiap titik adalah 0,75
sehingga diperoleh kriteria penilaian sebagai berikut:
Sangat Sesuai Harapan 3, 28 – 4, 00
Sesuai Harapan 2, 52 – 3, 27
Tidak Sesuai Harapan 1, 76 – 2, 51
Sangat Tidak Sesuai Harapan 1, 00 – 1, 75
40 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2004), h. 202.
47
F. Jadwal Penelitian
Tabel 1 Jadwal Penelitian
No. Jenis Kegiatan Tahun 2015
Januari Februari Maret April Mei Juni 1. Penyerahan Proposal
Skripsi dan Dosen Pembimbing
2. Pelaksanaan Bimbingan Skrispi
3. Pengumpulan Literatur Mengenai Skripsi
4. Menyebarkan angket atau kuisioner kepada responden dan wawancara
5. Analisis Data dan Pengolahan Data
6. Penyerahan Laporan Skripsi
7. Sidang Skripsi
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya KPAK Administrasi Jakarta Timur
Pada tahun 1950, kegiatan perpustakaan Pemerintah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta sudah dimulai sejak berbentuk Kotapradja, dengan sebutan
Perpustakaan Kotapradja Djakarta Raja. Kemudian, tahun 1961 setelah
Kotapradja Djakarta Raja ditingkatkan statusnya menjadi Daerah Tingkat
I Daerah Khusus Ibu kota Djakarta Raja, berubah menjadi Perpustakaan
Balaikota Pemerintah Daerah Khusus Ibu kota Djakarta Raja. Lalu tahun
1972, melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota
Jakarta tentang Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Pemerintah DKI
Jakarta, Bagian Perpustakaan dibagi atas Sub Bagian Perpustakaan dan
Sub Bagian Tata Usaha Perpustakaan, dimana perpustakaan merupakan
salah satu bagian pada Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.
Setelah itu tahun 1978, melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dibentuk Lembaga Perpustakaan Umum yang
menangani jenis perpustakaan umum di lingkungan Pemerintah DKI
Jakarta, seperti Perpustakaan Umum Gelanggang Mahasiswa Soemantri
Brodjonegoro dan Perpustakaan Umum di lima wilayah kotamadya DKI
49
Jakarta. Pada tahun 1981, Lembaga Perpustakaan Umum bernaung di
bawah Biro Bina Mental dan Spiritual dengan status non struktural.
Selanjutnya, pada tahun 1989 Perpustakaan Umum di lima wilayah
kotamadya DKI Jakarta dialihkan pengelolaannya kepada Dinas
Pendidikan dan Pengajaran DKI Jakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD), sedangkan Perpustakaan Umum Soemantri Brodjonegoro
masih tetap dikelola Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta. Di tahun
1992, Gubernur DKI Jakarta mengirim surat kepada Menteri Dalam
Negeri agar di lingkungan Sekwilda DKI Jakarta dibentuk satu wadah
organisasi yang menangani semua jenis perpustakaan dan rekomendasi
dari Kepala Perpustakaan Nasional RI.
Setelah mengalami beberapa perubahan peraturan, di tahun 1993
dibentuklah Perpustakaan Umum Pemerintah Daerah DKI Jakarta dengan
Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 1993. Kemudian di tahun
2001, Berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2001
ditetapkan pembentukan Kantor Perpustakaan Umum Daerah Provinsi
DKI Jakarta, dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor
109 Tahun 2001. Tahun 2007, dalam mengoptimalkan pengelolaan secara
teknis, termasuk pembinaan dan penyusutan arsip setiap unsur
penyelenggara pemerintah daerah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Kearsipan. Dan terakhir pada tahun
2009, berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008
ditetapkan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perpustakaan
50
dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta, dengan Peraturan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta Nomor 153 Tahun 2009.41
2. Visi dan Misi KPAK Administrasi Jakarta Timur
Adapun visi KPAK Administrasi Jakarta Timur adalah Terwujudnya
pelayanan prima dalam bidang perpustakaan dan arsip. Sedangkan misi
dari KPAK Administrasi Jakarta Timur adalah :
a. Penyelenggaraan urusan perpustakaan dan kearsipan yang efisien dan
efektif dengan kaidah goodgoverance.
b. Pengembangan sarana dan prasarana serta pemberdayaan masyarakat
dalam urusan perpustakaan dan kearsipan yang berkualitas.
c. Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi dan budaya
kerja yang tinggi.
d. Pengembangan sistem perpustakaan dan kearsipan daerah yang
terintegrasi dengan sistem nasional.
e. Pelayanan perpustakaan dan kearsipan dengan prinsip pelayanan
prima.
3. Tugas Pokok dan Fungsi
KPAK Administrasi Jakarta Timur mempunyai tugas:
a. Tugas
1) Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan arsip daerah pada
lingkup wilayah kota administrasi.
41 KPAK Jaktim, “Sejarah” , artikel diakses pada 19 Maret 2015 dari
http://www.kpakjaktim.net/halaman/Sejarah
51
b. Fungsi
1) Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan perpustakaan dan
kearsipan.
2) Pembinaan, pemantauan, pengendalian, pengevaluasian,
pelaksanaan perpustakaan dan arsip.
3) Pelaksanaan jasa pelayanan perpustakaan dan kearsipan.
4) Memfasilitasi pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
perpustakaan dan kearsipan.
5) Pelaksanaan pengelolaan bahan perpustakaan.
6) Memudahkan dan menemukan kembali dokumen serta menjaga
kerahasian dokumen.
4. Personalia
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh pihak KPAK
Administrasi Jakarta Timur, memiliki lima (5) sub bagian/bidang yang
mana setiap bidang memiliki kepala/pemimpin dalam mengelolanya,
seperti:
a. Ir. Yati Sudiharti, M.Si., sebagai Kepala KPAK Administrasi Jakarta
Timur (Magister Sains, S2 Disiplin Ilmu Komunikasi).
b. Urip Raharto, sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha (Magister
Manajemen, S2 Disiplin Ilmu Ekonomi).
c. Endang Rohyati, S.Sos., sebagai Kepala Subbidang Pelayanan
Perpustakaan (Sarjana Sosial, S1 Disiplin Ilmu Sosiologi).
52
d. Ahmad Staniurachman, S.Sos., M.M., sebagai Kepala Subbidang
Koleksi Perpustakaan (Magister Manajemen, S2 Disiplin Ilmu
Ekonomi).
e. Agus Suherman, sebagai Kepala Subbidang Kearsipan (Magister
Humaniora, S2 Disiplin Ilmu Perpustakaan)42
KPAK Administrasi memiliki 27 pegawai yang terdiri dari pegawai laki-
laki sebanyak 18 orang, dan pegawai wanita 9 orang. Kemudian untuk
latar belakang pendidikan dari setiap masing-masing pegawai adalah
untuk pendidikan S2 ada 4 Orang yaitu Ir. Yati Sudiharti, M.Si., sebagai
Kepala KPAK Administrasi Jakarta Timur (Magister Sains, S2 Disiplin
Ilmu Komunikasi), Urip Raharto, sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha
(Magister Manajemen, S2 Disiplin Ilmu Ekonomi), Ahmad
Staniurachman, S.Sos., M.M., sebagai Kepala Subbidang Koleksi
Perpustakaan (Magister Manajemen, S2 Disiplin Ilmu Ekonomi), dan
Agus Suherman, sebagai Kepala Subbidang Kearsipan (Magister
Humaniora, S2 Disiplin Ilmu Perpustakaan).
Untuk pendidikan S1 ada 3 orang yaitu Endang Rohyati, S.Sos., sebagai
Kepala Subbidang Pelayanan Perpustakaan (Sarjana Sosial, S1 Disiplin
Ilmu Sosiologi), Heru Septianto R., S.E. (Sarjana Ekonomi, S1 Disiplin
Ilmu Ekonomi), Mafindi, S.IP (Sarjana Ilmu Perpustakaan). Kemudian
42 “Daftar Pejabat Struktural”, artikel diakses pada 19 Maret 2015 dari
http://www.bpadjakarta.net/index.php/profil/pejabat
53
untuk pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) ada 18 orang,
sedangkan untuk pendidikan SD (Sekolah Dasar) ada 2 orang.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur sama
seperti kebanyakan struktur yang ada di perpustakaan-perpustakaan
wilayah lainnya. Ini karena KPAK Administrasi Jakarta Timur pihak
perpustakaan berada di bawah naungan perpustakaan daerah DKI Jakarta.
Untuk struktur organisasi yang di KPAK Administrasi Jakarta Timur
adalah sebagai berikut :
Gambar. 1 Struktur Organisasi
54
6. Koleksi
Untuk koleksi yang berada di KPAK Administrasi Jakarta Timur memiliki
10.736 judul buku dengan masing-masing judul memiliki 5 eksemplar
yang terbagi dalam beberapa kategori yaitu:
a. Koleksi anak
Klas 000 (25 judul, 118 eksemplar), klas 100 (35 judul, 170
eksemplar), klas 200 (26 judul, 130 eksemplar), klas 300 (25 judul,
120 eksemplar), klas 400 (42 judul, 210 eksemplar), 500 (36 judul,
175 eksemplar), klas 600 (28 judul, 140 eksemplar), klas 700 (35
judul, 185 eksemplar), klas 800 (30 judul, 145 eksemplar), klas 900
(34 judul, 170 eksemplar), klas fiksi (20 judul, 120 eksemplar), koleksi
referensi (24 judul, 120 eksemplar). Jadi total keseluruhan koleksi
anak sebanyak 456 judul dengan 1.798 eksemplar.
b. Koleksi remaja dan dewasa (umum)
Klas 000 (121 judul, 605 eksemplar), klas 100 (98 judul, 490
eksemplar), 200 (125 judul, 625 eksemplar), 300 (126 judul, 630
eksemplar), klas 400 (130 judul, 650 eksemplar), kals 500 (157 judul,
785 eksemplar), klas 600 (155 judul, 775 eksemplar), kals 700 (160
judul, 800 eksempar), kals 800 (154 judul, 770 eksemplar), klas 900
(143 judul, 715 eksemplar), kals fiksi (95 judul, 385 eksemplar),
koleksi referensi (120 judul, 580 eksemplar). Jadi total keseluruhan
koleksi remaja dewasa (umum) sebanyak 1.584 judul dengan 7.810
eksemplar.
55
c. Koleksi Paket atau Taman Baca Masyarakat
Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Jakarta Timur memiliki
koleksi paket untuk di pinjamkan ke Taman Baca Masyarakat yang
ada di Jakarta timur, berikut adalah daftar taman baca masyarakat yang
ada di Jakarta Timur:
1) Taman Bacaan Uyah – Matraman Jakarta Timur (85 judul, 425
eksemplar).
2) Sanggar Paksi Safa Kawijayan – Cipinang Pulo, Jatinegara, Jakarta
Timur (50 judul, 250 eksemplar).
3) Mentari (PKBM) – Matraman, Jakarta Timur (55 judul, 275
eksemplar).
4) Balai Baca Cikal 08 - Cipinang, Jakarta Timur (85 judul, 425
eksemplar).
5) Sanggar Akar - Cipinang Jakarta Timur (60 judul, 300 eksemplar).
6) Yayasan Ibu Hj. A Slamet – Kramat Jati, Jakarta Timur (75 judul,
375 eksemplar).
7) Perpustakaan Dompet Sosial ALKAUTSAR (DSAK) –
Warudoyong, Jatinegara, Jakarta Timur (50 judul, 250 eksemplar).
8) TBM Fatahillah – Komp. Bulak Rantai, Jakarta Timur (80 judul,
400 eksemplar).
9) TBM Saung Manggar – Pondok Kelapa, Jakarta Timur (65 judul,
325 eksemplar).
56
10) TBM Balai (LPM – UIJ) – Matraman, Jakarta Timur (80 judul, 400
eksemplar).
11) Kampung Buku – Cibubur, Jakarta Timur (85 judul, 425
eksemplar).
12) Rumah Baca Al Karimah –Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur (65
judul, 325 eksemplar).
13) Taman Baca K3 – Komunitas Kp Kramat –Kampung Kramat –
Cililitan, Jakarta (70 judul, 350 eksemplar).
Jadi total keseluruhan koleksi paket atau koleksi taman baca
masyarakat adalah sebanyak 905 judul dengan 4.525 eksemplar.
d. Mobil keliling
Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Jakarta Timur memiliki
5 unit mobil perpustakaan keliling yang tersebar di wilayah Jakarta
Timur, dengan jumlah koleksi untuk masing-masing unit sebanyak
236 judul dengan total 1.180 eksemplar. Untuk setiap unit mobil
membawa klas 000 (23 judul, 115 eksemplar), klas 100 ( 20 judul, 100
eksemplar), klas 200 (18 judul, 90 eksemplar), klas 300 (35 judul, 175
eksemplar), klas 400 (25 judul, 125 eksemplar), klas 500 (27 judul,
135 eksemplar), klas 600 (16 judul, 80 eksemplar), klas 700 (13 judul,
65 eksemplar), klas 800 (17 judul, 85 eksemplar), klas 900 (22 judul,
110 eksemplar), klas fiksi (25 judul, 125 eksemplar), koleksi referensi
(20 judul, 100 eksemplar). Jika setiap unit mobil membawa 236 judul,
57
1.180 eksemplar, maka koleksi keseluruhan 5 unit mobil perpustakaan
keliling adalah sebanyak 1.180 judul dengan 5.900 eksemplar.
Jadi jumlah keseluruhan koleksi yang dimiliki oleh KPAK
Administrasi Jakarta Timur adalah sebanyak 4.125 judul dengan
20.033 eksemplar.
7. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur
memiliki :
a. Ruang baca anak-anak.
KPAK Jakarta Timur hanya memiliki 1 ruang baca anak-anak.
b. Ruang baca remaja dewasa
KPAK Jakarta Timur hanya memiliki 1 ruang baca remaja dewasa
yang menjadi satu dengan ruang referensi.
c. Ruang referensi
KPAK Jakarta Timur hanya memiliki 1 ruang baca referensi yang
menjadi satu dengan ruang remaja dewasa.
d. Mobil perpustakaan keliling
KPAK Jakarta Timur memiliki mobil perpustakaan keliling sebanyak 5
unit yang melayani masyarakat di wilayah Jakarta Timur.
e. Sepeda motor layanan paket
KPAK Jakarta Timur memiliki sepeda motor sebanyak 5 unit untuk
mengantarkan layanan paket peminjaman ke taman baca masyarakat di
wilayah Jakarta Timur.
58
f. Boks arsip
KPAK Jakarta Timur memiliki 100 boks arsip yang dapat
dipergunakan sebagai media pemyimpanan sementara untuk arsip-
arsip dan surat-surat yang ada sebelum dipilah lebih lanjut.
g. Map arsip
KPAK Jakarta Timur menyediakan sebanyak 800 buah map arsip
untuk surat-surat penting dan kedinasan.
h. Rak arsip
KPAK Jakarta Timur memiliki sebanyak 10 buah Rak Arsip yang
dipergunakan untuk menyimpan boks-boks arsip.
i. Filing cabinet
KPAK Jakarta Timur memiliki 10 buah filing cabinet yang dapat
dipergunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen penting yang
telah disortir/dipilah.
j. Loker penitipan barang
KPAK Jakarta Timur memiliki loker penitipan yang dapat
dipergunakan oleh pengunjung perpustakaan untuk menitipkan barang
sebanyak 50 buah.
59
8. Waktu Layanan Perpustakaan
Senin – Kamis : Pukul 09.00 – 20.00
Jum’at : Pukul 09.00 – 20.00
(Istirahat Pukul 11.30 – 13.00)
Sabtu : Pukul 09.00 – 20.00
Minggu : Pukul 09.00 – 20.00
Tutup : Hari libur resmi/nasional
Apabila ada pemustaka yang ingin membuat kartu anggota terlebih dahulu
dengan membawa syarat:
a. Mengisi formulir pendaftaran
b. Warga DKI Jakarta
c. Fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk)/Kartu Pegawai/ Kartu
Pelajar/Surat keterangan lainnya.
d. Pas foto ukuran 2 x 3 sebanyak 2 (dua) lembar
e. Untuk kehilangan Kartu Anggota dikenakan sanksi administrati
9. Layanan Perpustakaan
Layanan yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur memiliki 2
pelayanan yang berbeda yang dibagi menjadi 2 pelayanan. Yang pertama
adalah layanan stasioner (layanan yang berada di dalam perpustakaan itu
sendiri) dan yang kedua adalah layanan ekstensi (layanan yang berada di
luar perpustakaan).
60
a. Layanan Stasioner
Layanan stasioner adalah layanan yang disediakan oleh pihak KPAK
Administrasi Jakarta Timur untuk pemustaka yang berada di dalam
perpustakaan atau layanan ini disebut layanan di dalam perpustakaan.
Layanan ini bertujuan untuk melayani pemustaka yang dapat
berkunjung ke perpustakaan dan biasanya pengunjungnya dari
masyarakat sekitar. Beberapa layanan yang disediakan oleh pihak
KPAKAdministrasi Jakarta Timur adalah:
1) Layanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan ini adalah layanan yang diperuntukkan
untuk umum yang disediakan oleh KPAK Administrasi Jakarta
Timur. Layanan ini juga bisa sebagai layanan untuk pemustaka
yang ingin melakukan konsultasi atau bertanya-tanya dengan
pustakawan yang berhubungan dengan informasi yang mereka
cari. Layanan perpustakaan ini bertempat di lantai 2 KPAK
Administrasi Jakarta Timur.
2) Layanan Anak dan Remaja
Layanan anak dan remaja, berbeda dengan layanan perpustakaan.
Layanan anak dan remaja memiliki perpustakaan yang terpisah
dengan perpustakaan utama yang berada di lantai 2. Layanan anak
dan remaja bertempat di lantai 1 KPAK Administrasi Jakarta
Timur
61
3) Layanan Referensi
Di KPAK Administrasi Jakarta Timur, pihak perpustakaan juga
menyiapkan layanan referensi bagi pemustaka yang
membutuhkannya dan memiliki ruangan tersendiri, disamping
perpustakaan utama. Layanan referensi ini diperuntukkan untuk
umum tanpa terkecuali.
b. Layanan Ekstensi
Layanan ekstensi adalah layanan yang disediakan pihak KPAK
Administrasi Jakarta Timur untuk masyarakat-masyarakat yang tidak
dapat berkunjung ke perpustakaan karena beberapa faktor, salah
satunya adalah jarak dan lain-lain. Layanan ekstensi ini bertujuan
untuk memudahkan masyarakat yang tidak dapat berkunjung ke
perpustakaan dapat pula mendapatkan pengetahuan melalui layanan ini
karena menyediakan berbagai layanan informasi, seperti :
1) Layanan Bercerita
Layanan bercerita adalah layanan yang dilaksanakan diluar KPAK
Administrasi Jakarta Timur. Layanan ini melakukan kegiatan
bercerita di sekolah-sekolah, taman kanak-kanak, taman baca
masyarakat.
2) Layanan Paket
Layanan paket KPAK Administrasi Jakarta Timur adalah salah
satu layanan yang diberikan oleh KPAK Administrasi Jakarta
Timur kepada perpustakaan-perpustakaan yang tidak memiliki
62
anggaran yang cukup untuk mengadakan koleksi buku seperti
Taman Baca Masyarkat (TBM) atau suatu daerah yang mana
masyarakatnya tidak mampu datang ke perpustakaan karena
masalah jarak dan waktu. Jadi layanan paket KPAK Administrasi
Jakarta Timur bertugas memberikan sebagian koleksinya kepada
perpustakaan-perpustakaan yang tidak memiliki anggaran yang
cukup serta memberikan koleksi kepada masyarakat yang tidak
dapat berkunjung ke perpustakaan dengan dan hanya menyediakan
ruangan untuk menaruh koleksi yang diberikan oleh pihak
perpustakaan. Namun, layanan paket ini diberikan oleh pihak
KPAK Administrasi Jakarta Timur mempunyai jangka waktu
yakni 3 bulan saja, setelah itu akan diambil lagi koleksi yang telah
dipinjamkan.
3) Layanan Perpustakaan Keliling
Selain layanan yang di atas, KPAK Administrasi Jakarta Timur
juga menyediakan layanan perpustakaan keliling. Perpustakaan
keliling ini bertujuan untuk memberikan layanan kepada
masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang cukup jauh dari
perpustakaan. Dengan adanya perpustakaan keliling ini,
masyarakat juga dapat meraskan layanan perpustakaan walaupun
tidak dapat langsung ke perpustakaannya.
63
10. Jenis Kegiatan
Setiap perpustakaan pasti memiliki kegiatan-kegiatan yang menunjang
tugas mereka yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan yang
berhubungan dengan perpustakaan. Begitu juga dengan KPAK
Administrasi Jakarta Timur memiliki kegiatan-kegiatan yang menunjang
tugas mereka sebagai perpustakaan diantaranya adalah:
a. Layanan Anak dan Membaca
Layanan anak dan membaca merupakan salah satu jenis kegiatan yang
diadakan oleh KPAK Administrasi Jakarta Timur. Tidak jauh berbeda
dengan layanan ekstensi yakni bercerta, kalau layanan anak dan
membaca dapat dilakukan dimana saja tergantung permintaan. Jadi,
layanan anak dan membaca ini bisa dari pihak KPAK Administrasi
Jakarta Timur untuk meminta salah satu sekolah, taman kanak-kanak,
atau masyarakat datang ke perpustakaan untuk diberikan layanan anak
dan membaca seperti bercerita atau story telling. Akan tetapi, bisa juga
dari pihak luar perpustakaan yang meminta KPAK Administrasi
Jakarta Timur datang untuk memberikan layanan anak dan membaca.
b. Pemilihan Abang dan None Buku
Salah satu jenis kegiatan yang ada di KPAK Administrasi Jakarta
Timur adalah pemilihan abang dan none buku. Jenis kegiatan ini
sangat unik karena tidak hanya ada abang dan none Jakarta, tetapi juga
abang dan none buku juga ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur.
Adanya pemilihan abang dan none buku di perpustakaan bertujuan
64
untuk sebagai pelopor atau daya gerak gemar membaca bagi pemuda-
pemudi Jakarta untuk menyukai buku dan suka membaca. Biasanya
yang menjadi peserta dalam pemilihan abang dan none buku ini
siswa/I SMA atau sederajat dan mahasiswa/I yang masih muda.
Pemilihan abang dan none buku ini berusia sekitar 16 – 20 tahun.
Kegiatan pemilihan abang dan none buku ini juga biasanya diadakan
satu tahun sekali.
c. Pembinaan Perpustakaan dan Kearsipan
Pembinaan perpustakaan dan arsip merupakan jenis kegiatan yang ada
di KPAK Administrasi Jakarta Timur selanjutnya. Seperti nama dan
fungsinya KPAK Administrasi Jakarta Timur, pembinaan
perpustakaan dan kearsipan dilakukan di luar perpustakaan. Untuk
kegiatan ini, pihak perpustakaan memiliki tim khusus untuk
menjalankan kegiatan ini dan bekerjasama dengan Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia (PNRI), biasanya untuk pembinaan
perpustakaan dilakukan di KPAK Administrasi Jakarta Timur dengan
mengadakan seminar atau bimtek selama 3 bulan. Sedangkan untuk
pembinaan kearsipan, sasaran pihak perpustakaan adalah kantor-kantor
yang memiliki arsip tetapi tidak dikelolah secara baik. Jika melakukan
pembinaan kearsipan, KPAK Administrasi Jakarta Timur bekerjasama
dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), biasanya pihak
perpustakaan mengadakannya selama 3 bulan.
65
d. Wajib Kunjungan Perpustakaan
Selanjutnya adalah kegiatan wajib kunjung perpustakaan. Kegiatan ini
adalah kegiatan yang merupakan sebagai salah satu kegiatan promosi
yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur. Jadi, kegiatan ini
mengundang pihak-pihak luar untuk datang ke perpustakaan guna
untuk melihat-lihat sebagai sara rekreasi dan akan dilayani dengan
berbagai kegiatan sederhana yang sudah disiapkan oleh pihak
perpustakaan.
e. Hari Anak dan Membaca
Hari anak dan membaca merupakan salah satu kegiatan yang
menyenangkan lainnya yang ada di KPAK Administrasi Jakarta
Timur. Dalam kegiatan ini, ada beberapa acara yang dilakukan seperti
lomba-lomba yang berhubungan dengan perpustakaan dan bertujuan
untuk gemar membaca. Lomba-lomba yang diadakan oleh pihak
perpustakaan adalah:
1) Lomba puisi
2) Lomba berpidato
3) Lomba membaca cepat
4) Lomba bercerita
5) Lomba menggambar
6) Lomba Mewarna
66
B. Hasil Penelitian
1. Keadaan Umum Responden SMPN 62 dan SMAN 54
Responden dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54
Jakarta. Jumlah responden adalah 64 orang yang dibagi 2 menjadi 32
orang responden SMPN 62 dan 32 orang SMAN 54 Jakarta. Kuesioner
disebarkan secara random sederhana kepada 64 siswa-siswi SMPN 62 dan
SMAN 54 Jakarta.
Tabel 2 menunjukkan jenis kelamin siswa-siswi yang mengisi kuesioner.
Tabel ini menunjukkan responden SMPN 62 sebagian besar perempuan 19
orang (59%) dan hampir setengahnya laki-laki 13 orang (41%).
Sedangkan responden SMAN 54 menyatakan sebagian besar perempuan
21 orang (66%) dan hampir setengahnya laki-laki 11 orang (34%).
Tabel 2 “Jenis Kelamin Responden”
Sekolah Ket Jenis Kelamin
P L Jumlah SMPN 62 F 19 13 32
% 59 41 100 SMAN 54 F 21 11 32
% 66 34 100
Tabel 3 menunjukkan perbedaan kelas siswa-siswi yang mengisi
kuesioner. Tabel ini menunjukkan responden SMPN 62 sebagian kecil
kelas VIII-1 (delapan satu) 3 orang (9,4%), dan hampir seluruhnya
kelas VIII-4 (delapan empat) 29 orang (90,6%). Sedangkan responden
67
SMAN 54 sebagian kecil kelas XI IPS 1, 7 orang (21,9%), hampir
setengahnya kelas XI IPS 2, 12 orang (37,5%), dan hampir
setengahnya kelas XI IPA 4, 13 orang (40,6%)
Tabel 3 “Perbedaan Kelas Responden”
Sekolah Kelas Keterangan
F % SMPN 62 VIII – 1 3 9,4
VIII – 4 29 90,6 Jumlah 32 100
SMAN 54 XI IPS 1 7 21,9 XI IPS 2 12 37,5 XI IPA 4 13 40,6
Jumlah 32 100
Tabel 4 menunjukkan frekuensi siswa-siswi yang mengisi kuesoiner
dalam berkunjung ke perpustakaan. Tabel ini menunjukkan responden
SMPN 62 menyatakan hampir setengahnya memilih sangat sering 15
orang (47%), hampir setengahnya memilih sering 13 orang (41%),
sebagian kecil memilih jarang 4 orang (12%), tak seorangpun memilih
tidak pernah (0%). Sedangkan responden SMAN 54 menyatakan
sebagian kecil menyatakan sangat sering 4 orang (12,5%), sebagian
kecil menyatakan sering 5 orang (15,625%), sebagian besar
menyatakan jarang 23 orang (71,875%), tak seorangpun menyatakan
tidak pernah (0%).
68
Tabel 4 “Frekuensi Berkunjung”
Sekolah Ket Pernyataan
Sangat Sering
Sering Jarang Tidak Pernah
Jumlah
SMPN 62 F 15 13 4 0 32 % 47 41 12 0 100
SMAN 54 F 4 5 23 0 32 % 12,5 15,625 71,875 0 100
Tabel 5 menunjukkan informasi yang di dapat tentang perpustakaan.
Tabel ini menunjukkan responden SMPN 62 menyatakan hampir
setengah menyatakan sangat sering 11 orang (34%), setengahnya
menyatakan sering 16 orang (50%), sebagian kecil menyatakan jarang
5 orang (16%), tak seorangpun menyatakan tidak pernah (0%).
Sedangkan responden SMAN 54 menyatakan sebagian kecil
menyatakan sangat sering 4 orang (12,5%), setengahnya menyatakan
sering 16 orang (50%), hampir setengahnya menyatakan jarang 12
orang (37,5%), tak seorangpun menyatakan tidak pernah (0%).
Tabel 5 “Informasi Tentang Perpustakaan”
Sekolah Ket Pernyataan
Sangat Sering
Sering Jarang Tidak Pernah
Jumlah
SMPN 62 F 11 16 5 0 32 % 34 50 16 0 100
SMAN 54 F 4 16 12 0 32 % 12,5 50 37,5 0 100
69
Selama penyebaran kuesioner peneliti tidak memberikan kepada
siswa-siswi SMPN 62 kelas VII dan kelas IX dan siswa-siswi SMAN
54 kelas X dan kelas XII karena untuk kelas VII dan X siswa-siswi
masih baru mengenal lingkungan sekitar bahwa ada perpustakaan,
sedangkan untuk kelas IX dan XII peneliti tidak boleh mengganggu
karena sedang ada ujian dan memang untuk responden peneliti
memusatkan hanya pada kelas VIII dan XI saja. Kemudian penelitian
ini tidak berdasarkan gender ataupun tingkatan kelas pada responden,
tetapi dilakukan secara random sederhana dimana semua anggota
populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi
responden.
2. Hasil Penelitian Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
a. Jenis Koleksi
Tabel berikut adalah tabel 6 yang merupakan hasil olahan data SMPN
62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor satu, mengenai
harapan siswa-siswi terhadap koleksi untuk kebutuhan pendidikan
sekolah, pekerja, sampai peneliti. Tabel ini menunjukkan bahwa
responden SMPN 62 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat
sesuai harapan 1 orang (3%), hampir setengahnya memilih sesuai
harapan 9 orang (28%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan
21 orang (66%), dan sebagian kecil sangat tidak sesuai harapan 1
orang (3%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian
70
kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3%), hampir
setengahnya memilih sesuai harapan 11 orang (34%), hampir
setengahnya memilih tidak sesuai harapan 15 orang (47%), dan
sebagian kecil sangat tidak sesuai harapan 5 orang (16%).
Tabel 6 “Koleksi Untuk Kebutuhan Pendidikan Sekolah, Pekerja, Sampai
Peneliti”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 1 9 21 1 32 X= 74/32 = 2,31 % 3 28 66 3 100
S 4 27 42 1 74 SMAN
54 F 1 11 15 5 32 X = 72/32 =
2,25 % 3 34 47 16 100 S 4 33 30 5 72
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,31 dan SMAN
54 adalah 2,25, skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang
menunjukkan bahwa keduanya tidak sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 7 yang merupakan hasil olahan data SMPN
62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua, mengenai
harapan siswa-siswi terhadap subyek-subyek yang tersedia sesuai
kebutuhan. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang
(3,1%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 12 orang
71
(37,5%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 19 orang
(59,4%), dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan
tidak ada (0%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan
sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3%), hampir
setengahnya memilih sesuai harapan 13 orang (41%), setengahnya
memilih tidak sesuai harapan 16 orang (50%), dan sebagian kecil
memilih sangat tidak sesuai harapan 2 orang (6%).
Tabel 7 “Subyek-subyek Yang Tersedia Sesuai Kebutuhan”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 1 12 19 0 32 X= 78/32 = 2,43 % 3,1 37,5 59,4 0 100
S 4 36 38 0 78 SMAN
54 F 1 13 16 2 32 X = 77/32 =
2,40 % 3 41 50 6 100 S 4 39 32 2 77
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,43 dan SMAN
54 adalah 2,40, skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang
menunjukkan bahwa keduanya tidak sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 8 yang merupakan hasil olahan data SMPN
62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan tiga, mengenai harapan
siswa-siswi terhadap buku teks dalam memenuhi kebutuhan aktivitas
72
pekerjaan. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%),
hampir setengahnya memilih sesuai harapan 13 orang (41%), sebagian
besar memilih tidak sesuai harapan 18 orang (56%), dan sebagian kecil
memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3%). Sedangkan
responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat
sesuai harapan 2 orang (6,25%), sebagian besar memilih sesuai
harapan 17 orang (53,125%), hampir setengahnya memilih tidak
sesuai harapan 12 orang (37,5%), dan sebagian kecil memilih sangat
tidak sesuai harapan 1 orang (3,125%).
Tabel 8 “Buku Teks Dalam Memenuhi Kebutuhan Aktivitas Pekerjaan”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 13 18 1 32 X= 76/32 = 2,37 % 0 41 56 3 100
S 0 39 36 1 76 SMAN
54 F 2 17 12 1 32 X = 84/32 =
2,62 % 6,25 53,125
37,5 3,125 100
S 8 51 24 1 84
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,37 skor ini
berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai
harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 2,62 skor
73
ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai
harapan.
Tabel berikut adalah tabel 9 yang merupakan hasil olahan data SMPN
62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor empat, mengenai
harapan siswa-siswi terhadap terbitan berkala bermanfaat dalam
menambah wawasan. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN
62 menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan
8 orang (25%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 10 orang
(31%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 13 orang
(41%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang
(3%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil
memilih sangat sesuai harapan 3 orang (9%), sebagian besar memilih
sesuai harapan 23 orang (72%), sebagian kecil memilih tidak sesuai
harapan 6 orang (19%), dan tak seorangpun memilih sangat tidak
sesuai harapan (0%).
Tabel 9 “Terbitan Berkala Bermanfaat Dalam Menambah Wawasan”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 8 10 13 1 32 X= 89/32 = 2,78 % 25 31 41 3 100
S 32 30 26 1 89 SMAN
54 F 3 23 6 0 32 X = 93/32 =
2,90 % 9 72 19 0 100 S 12 69 12 0 93
74
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,78 dan SMAN
54 adalah 2,90, skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang
menunjukkan bahwa keduanya sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 10 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor lima,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap koleksi karya rekam. Tabel ini
menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak
seorangpun memilih sangat sesuai harapan tidak ada (0%), tak
seorangpun memilih sesuai harapan tidak ada (0%), hampir
setengahnya memilih tidak sesuai harapan 10 orang (31%), dan
sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 22 orang (69%).
Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun
memilih sangat sesuai harapan tidak ada (0%), sebagian kecil memilih
sesuai harapan 3 orang (9%), setengahnya memilih tidak sesuai
harapan 16 orang (50%), dan hampir setengahnya memilih sangat
tidak sesuai harapan 13 orang (41%).
Tabel 10 “Koleksi Karya Rekam”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 0 10 22 32 X= 42/32 = 1,31 % 0 0 31 69 100
S 0 0 20 22 42
75
SMAN 54
F 0 3 16 13 32 X = 54/32 = 1,68 % 0 9 50 41 100
S 0 9 32 13 54
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,31 dan SMAN
54 adalah 1,68 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan.
b. Jumlah Koleksi
Tabel berikut adalah tabel 11 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor enam,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap jumlah koleksi buku pelajaran.
Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan
sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang (3%),
setengahnya memilih sesuai harapan 16 orang (50%), hampir
setengahnya memilih tidak sesuai harapan 15 orang (47%), dan tak
seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Sedangkan
responden SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat
sesuai harapan (0%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 15
orang (47%), setengahnya memilih tidak sesuai harapan 16 orang
(50%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang
(3%).
76
Tabel 11 “Jumlah Koleksi Buku Pelajaran”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 1 16 15 0 32 X= 82/32 = 2,56 % 3 50 47 0 100
S 4 48 30 0 82 SMAN
54 F 0 15 16 1 32 X = 78/32 =
2,43 % 0 47 50 3 100 S 0 45 32 1 78
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,56 skor ini
berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai
harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 2,43 skor
ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak
sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 12 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor tujuh,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap koleksi buku fiksi dan non
fiksi dalam mendukung gemar membaca. Tabel ini menunjukkan
bahwa responden SMPN 62 menunjukkan hampir setengahnya
memilih sangat sesuai harapan 8 orang (25%), hampir setengahnya
memilih sesuai harapan 11 orang (34,4%), hampir setengahnya
memilih tidak sesuai harapan 12 orang (37,5%), dan sebagian kecil
memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3,1%). Sedangkan
77
responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat
sesuai harapan 1 orang (3,1%), sebagian besar memilih sesuai harapan
19 orang (59,4%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan
12 orang (37,5%), dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai
harapan (0%).
Tabel 12 “Koleksi Buku Fiksi dan Non Fiksi Dalam Mendukung Gemar
Membaca”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 8 11 12 1 32 X= 90/32 = 2,81 % 25 34,4 37,5 3,1 100
S 32 33 24 1 90 SMAN
54 F 1 19 12 0 32 X = 85/32 =
2,65 % 3,1 59,4 37,5 0 100 S 4 57 24 0 85
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,81 dan SMAN
54 adalah 2,65 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang
menunjukkan bahwa keduanya sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 13 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor delapan,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap jumlah koleksi terbitan
berkala memadai. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%),
78
hampir setengahnya memilih sesuai harapan 10 orang (31%), sebagian
besar memilih tidak sesuai harapan 21 orang (66%), dan sebagian kecil
memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3%). Sedangkan
responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat
sesuai harapan 1 orang (3%), hampir setengahnya memilih sesuai
harapan 13 orang (41%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai
harapan 15 orang (47%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak
sesuai harapan 3 orang (9%).
Tabel 13 “Jumlah Koleksi Terbitan Berkala Memadai”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 10 21 1 32 X= 73/32 = 2,28 % 0 31 66 3 100
S 0 30 42 1 73 SMAN
54 F 1 13 15 3 32 X = 76/32 =
2,37 % 3 41 47 9 100 S 4 39 30 3 76
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,28 dan SMAN
54 adalah 2,37 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang
menunjukkan bahwa keduanya tidak sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 14 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor sembilan,
79
mengenai harapan siswa-siswi terhadap jumlah eksemplar setiap jenis
koleksi. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%),
hampir setengahnya memilih sesuai harapan 12 orang (37,5%),
sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 17 orang (53,1%), dan
sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 3 orang (9,4%).
Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih
sangat sesuai harapan 2 orang (6%), hampir setengahnya memilih
sesuai harapan 11 orang (34%), hampir setengahnya memilih tidak
sesuai harapan 14 orang (44%), dan sebagian kecil memilih sangat
tidak sesuai harapan 5 orang (16%).
Tabel 14 “Jumlah Eksemplar Setiap Jenis Koleksi”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 12 17 3 32 X= 73/32 = 2,28 % 0 37,5 53,1 9,4 100
S 0 36 34 3 73 SMAN
54 F 2 12 14 5 32 X = 74/32 =
2,31 % 6 34 44 16 100 S 8 33 28 5 74
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,28 dan SMAN
54 adalah 2,31 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang
menunjukkan bahwa keduanya tidak sesuai harapan.
80
c. Sarana
Tabel berikut adalah tabel 15 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor sepuluh,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap OPAC (Online Public Access
Cataloug) sebagai sarana penelusuran koleksi. Tabel ini menunjukkan
bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih
sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan
(0%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 20 orang (62,5%),
dan hampir setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 12 orang
(37,5%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak
seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun
memilih sesuai harapan (0%), sebagian besar memilih tidak sesuai
harapan 20 orang (62,5%), dan hampir setengahnya memilih sangat
tidak sesuai harapan 12 orang (37,5%).
Tabel 15 “OPAC (Online Public Access Cataloug) Sebagai Sarana Penelusuran
Koleksi”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 0 20 12 32 X= 52/32 = 1,62 % 0 0 62,5 37,5 100
S 0 0 40 12 52 SMAN
54 F 0 0 20 12 32 X = 52/32 =
1,62 % 0 0 62,5 37,5 100 S 0 0 40 12 52
81
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,62 dan SMAN
54 adalah 1,62 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 16 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor sebelas,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap RFID (Radio Frecuency
Identification) untuk pelayanan sirkulasi. Tabel ini menunjukkan
bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih
sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan
(0%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 15 orang
(47%), dan sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 17
orang (53%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak
seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun
memilih sesuai harapan (0%), sebagian besar memilih tidak sesuai
harapan 22 orang (69%), dan hampir setengahnya memilih sangat
tidak sesuai harapan 10 orang (31%).
Tabel 16 “RFID (Radio Frecuency Identification) Untuk Pelayanan Sirkulasi”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 0 15 17 32 X= 47/32 = 1,46 % 0 0 47 53 100
S 0 0 30 17 47
82
SMAN 54
F 0 0 22 10 32 X = 54/32 = 1,68 % 0 0 69 31 100
S 0 0 44 10 54
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,46 dan SMAN
54 adalah 1,68 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 17 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua belas,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap Book Drop pengembalian
koleksi mandiri. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak
seorangpun memilih sesuai harapan (0%), setengahnya memilih tidak
sesuai harapan 16 orang (50%), dan setengahnya memilih sangat tidak
sesuai harapan 16 orang (50%). Sedangkan responden SMAN 54
menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak
seorangpun memilih sesuai harapan (0%), hampir setengahnya
memilih tidak sesuai harapan 14 orang (44%), dan sebagian besar
memilih sangat tidak sesuai harapan 18 orang (56%).
83
Tabel 17 “Book Drop Pengembalian Koleksi Mandiri”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 0 16 16 32 X= 48/32 = 1,50 % 0 0 50 50 100
S 0 0 32 16 48 SMAN
54 F 0 0 14 18 32 X = 46/32 =
1,43 % 0 0 44 56 100 S 0 0 28 18 46
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,50 dan SMAN
54 adalah 1,43 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 18 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor tiga belas,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap ketersediaan komputer yang
terhubung dengan internet. Tabel ini menunjukkan bahwa responden
SMPN 62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai
harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), hampir
setengahnya memilih tidak sesuai harapan 13 orang (41%), dan
sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 19 orang (59%).
Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih
sangat sesuai harapan 3 orang (9,4%), sebagian kecil memilih sesuai
harapan 4 orang (12,5%), hampir seluruhnya memilih tidak sesuai
84
harapan 24 orang (75%), dan sebagian kecil memilih sangat tidak
sesuai harapan 1 orang (3,1%).
Tabel 18 “Ketersediaan Komputer Yang Terhubung Dengan Internet”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 0 13 19 32 X= 45/32 = 1,40 % 0 0 41 59 100
S 0 0 26 19 45 SMAN
54 F 3 4 24 1 32 X = 73/32 =
2,28 % 9,4 12,5 75 3,1 100 S 12 12 48 1 73
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,40 skor ini
berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan sangat tidak
sesuai harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah
2,28 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan
tidak sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 19 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor empat belas,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap ketersediaan mesin fotocopy.
Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak
seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun
memilih sesuai harapan (0%), hampir setengahnya memilih tidak
85
sesuai harapan 15 orang (47%), dan sebagian besar memilih sangat
tidak sesuai harapan 17 orang (53%). Sedangkan responden SMAN 54
menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak
seorangpun memilih sesuai harapan (0%), sebagian besar memilih
tidak sesuai harapan 21 orang (66%), dan hampir setengahnya memilih
sangat tidak sesuai harapan 11 orang (34%).
Tabel 19 “Ketersediaan Mesin Fotocopy”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 0 15 17 32 X= 47/32 = 1,46 % 0 0 47 53 100
S 0 0 30 17 47 SMAN
54 F 0 0 21 11 32 X = 53/32 =
1,65 % 0 0 66 34 100 S 0 0 42 11 53
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,46 dan SMAN
54 adalah 1,65 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 20 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 Jakarta dari pertanyaan nomor lima belas, mengenai
harapan siswa-siswi terhadap alat pemadam api (hydrant) untuk
keamanan. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
86
menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang
(3,1%), sebagian besar memilih sesuai harapan 18 orang (56,25%),
hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 11 orang (34,4%),
dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 2 orang
(6,25%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak
seorangpun memilih sangat sesuai harapan tidak ada (0%), sebagian
kecil memilih sesuai harapan 7 orang (22%), sebagian besar memilih
tidak sesuai harapan 18 orang (56%), dan sebagian kecil memilih
sangat tidak sesuai harapan 7 orang (22%).
Tabel 20 “Alat Pemadam Api (hydrant) Untuk Keamanan”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 1 18 11 2 32 X= 82/32 = 2,56 % 3,1 56,2
25 34,4 6,26 100
S 4 54 22 2 82 SMAN
54 F 0 7 18 7 32 X = 64/32
= 2,00 % 0 22 56 22 100 S 0 21 36 7 64
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,56 skor ini
berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai
harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 2,00 skor
87
ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak
sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 21 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor enam belas,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap alat deteksi asap dan api.
Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak
seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), sebagian kecil
memilih sesuai harapan 2 orang (6%), hampir setengahnya memilih
tidak sesuai harapan 15 orang (47%), dan hampir setengahnya sangat
tidak sesuai harapan 15 orang (47%). Sedangkan responden SMAN 54
menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%),
sebagian kecil memilih sesuai harapan 2 orang (6,25%), hampir
setengahnya memilih tidak sesuai harapan 12 orang (37,5%), dan
sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 18 orang
(56,25%).
Tabel 21 “Alat Deteksi Asap dan Api”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 2 15 15 32 X= 51/32 = 1,59 % 0 6 47 47 100
S 0 6 30 15 51 SMAN
54 F 0 2 12 18 32 X = 48/32
= 1,50 % 0 6,25 37,5 56,25 100 S 0 6 24 18 48
88
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,59 dan SMAN
54 adalah 1,50 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 22 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor tujuh belas,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap kotak saran untuk
mengusulkan koleksi. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN
62 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%),
sebagian kecil memilih sesuai harapan 7 orang (22%), sebagian besar
memilih tidak sesuai harapan 18 orang (56%), dan sebagian kecil
memilih sangat tidak sesuai harapan 7 orang (22%). Sedangkan
responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat
sesuai harapan 1 orang (3%), tak seorangpun memilih sesuai harapan
(0%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 21 orang (66%),
dan hampir setengahnya memilih sangat tidak sesuai harapan 10 orang
(31%).
Tabel 22 “Kotak Saran Untuk Mengusulkan Koleksi”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 7 18 7 32 X= 64/32 = 2,00 % 0 22 56 22 100
S 0 21 36 7 64
89
SMAN 54
F 1 0 21 10 64 X = 56/32 = 1,75 % 3 0 66 31 100
S 4 0 42 10 56
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,00 skor ini
berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai
harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 1,75 skor
ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan sangat
tidak sesuai harapan.
d. Prasarana
Tabel berikut adalah tabel 23 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor delapan belas,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap lahan parkiran untuk
kendaraan. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
menunjukkan sebagian besar memilih sangat sesuai harapan 17 orang
(53%), hampir setengahnya memilih sesuai harapan 14 orang (44%),
sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 1 orang (3%) dan tak
seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Sedangkan
responden SMAN 54 menunjukkan sebagian besar memilih sangat
sesuai harapan 18 orang (56%), hampir setengahnya memilih sesuai
harapan 14 orang (44%), tak seorangpun memilih tidak sesuai harapan
(0%) dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%).
90
Tabel 23 “Lahan Parkiran Untuk Kendaraan”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 17 14 1 0 32 X= 112/32 = 3,50 % 53 44 3 0 100
S 68 42 2 0 112 SMAN
54 F 18 14 0 0 32 X = 114/32
= 3,56 % 56 44 0 0 100 S 72 42 0 0 114
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,50 dan SMAN
54 adalah 3,56 skor ini berada pada skala interval 3,28 – 4,00 yang
menunjukkan bahwa keduanya sangat sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 24 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor sembilan
belas, mengenai harapan siswa-siswi terhadap tempat penitipan barang
atau loker. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 12
orang (37,5%), setengahnya memilih sesuai harapan 16 orang (50%),
sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 4 orang (12,5%) dan tak
seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Sedangkan
responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat
sesuai harapan 5 orang (15,6%), hampir setengahnya memilih sesuai
harapan 14 orang (43,8%), hampir setengahnya memilih tidak sesuai
91
harapan 13 orang (40,6%) dan tak seorangpun memilih sangat tidak
sesuai harapan (0%).
Tabel 24 “Tempat Penitipan Barang atau Loker”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 12 16 4 0 32 X= 104/32 = 3,25 % 37,5 50 12,5 0 100
S 48 48 8 0 104 SMAN
54 F 5 14 13 0 32 X = 88/32
= 2,75 % 15,6 43,8 40,6 0 100 S 20 42 26 0 88
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,25 dan SMAN
54 adalah 2,75 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang
menunjukkan keduanya sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 25 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh,
mengenai harapan siswa-siswi terhadap kamar mandi terpisah untuk
pengunjung. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 10
orang (31,25%), sebagian besar memilih sesuai harapan 17 orang
(53,125%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 1 orang
(3,125%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 4
92
orang (12,5%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan
sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 3 orang (9,4%), hampir
seluruhnya memilih sesuai harapan 24 orang (75%), sebagian kecil
memilih tidak sesuai harapan 4 orang (12,5%) dan sebagian kecil
memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang (3,1%).
Tabel 25 “Kamar Mandi Terpisah Untuk Pengunjung”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 10 17 1 4 32 X= 97/32 = 3,03 % 31,2
5 53,125
3,125 12,5 100
S 40 51 2 4 97 SMAN
54 F 3 24 4 1 32 X = 93/32
= 2,90 % 9,4 75 12,5 3,1 100 S 12 72 8 1 93
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,03 dan SMAN
54 adalah 2,90 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang
menunjukkan bahwa keduanya sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 26 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh
satu, mengenai harapan siswa-siswi terhadap musholah untuk
pengunjung. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
menunjukkan hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 10
93
orang (31,25%), sebagian besar memilih sesuai harapan 17 orang
(53,125%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 4 orang
(12,5%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1
orang (3,125%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan
hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 11 orang (34,4%),
sebagian besar memilih sesuai harapan 19 orang (59,4%), sebagian
kecil memilih tidak sesuai harapan 2 orang (6,2%) dan tak seorangpun
memilih sangat tidak sesuai harapan (0%).
Tabel 26 “Musholah Untuk Pengunjung”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 10 17 4 1 32 X= 100/32 = 3,12 % 31,2
5 53,125
12,5 3,125 100
S 40 51 8 1 100 SMAN
54 F 11 19 2 0 32 X = 105/32
= 3,28 % 34,4 59,4 6,2 0 100 S 44 57 4 0 105
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,12 skor ini
berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai
harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 3,28 skor
ini berada pada skala interval 3,28 – 4,00 yang menunjukkan sangat
sesuai harapan.
94
Tabel berikut adalah tabel 27 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh
dua, mengenai harapan siswa-siswi terhadap pendingin ruangan (AC).
Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan
hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 11 orang (34%),
hampir setengahnya memilih sesuai harapan 13 orang (41%), hampir
setengahnya memilih tidak sesuai harapan 8 orang (25%) dan tak
seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Sedangkan
responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat
sesuai harapan 3 orang (9,4%), sebagian kecil memilih sesuai harapan
6 orang (18,7%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 20
orang (62,5%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan
3 orang (9,4).
Tabel 27 “Pendingin Ruangan (AC)”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 11 13 8 0 32 X= 99/32 = 3,09 % 34 41 25 0 100
S 44 39 16 0 99 SMAN
54 F 3 6 20 3 32 X = 73/32
= 2,28 % 9,4 18,7 62,5 9,4 100 S 12 18 40 3 73
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,09 skor ini
95
berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai
harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 2,28 skor
ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak
sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 28 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh
tiga, mengenai harapan siswa-siswi terhadap meja baca dan kursi baca.
Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan
hampir setengahnya memilih sangat sesuai harapan 11 orang (34,4%),
sebagian besar memilih sesuai harapan 18 orang (56,2%), sebagian
kecil memilih tidak sesuai harapan 3 orang (9,4%) dan tak seorangpun
memilih sangat tidak sesuai harapan (0%). Sedangkan responden
SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan
4 orang (12,5%), hampir seluruhnya memilih sesuai harapan 24 orang
(75%), sebagian kecil memilih tidak sesuai harapan 4 orang (12,5%)
dan tak seorangpun memilih sangat tidak sesuai harapan (0%).
Tabel 28 “Meja Baca dan Kursi Baca”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 11 18 3 0 32 X= 104/32 = 3,25 % 34,4 56,2 9,4 0 100
S 44 54 6 0 104 SMAN
54 F 4 24 4 0 32 X = 96/32
= 3,00 % 12,5 75 12,5 0 100
96
S 16 72 8 0 96
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 3,25 dan SMAN
54 adalah 3,00 skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang
menunjukkan bahwa keduanya sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 29 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh
empat, mengenai harapan siswa-siswi terhadap meja baca perorangan
(carel). Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 4 orang
(12,5%), sebagian besar memilih sesuai harapan 18 orang (56,25%),
hampir setengahnya memilih tidak sesuai harapan 9 orang (28,125%)
dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 1 orang
(3,125%). Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan tak
seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), sebagian kecil
memilih sesuai harapan 6 orang (19%), sebagian besar memilih tidak
sesuai harapan 20 orang (62%) dan sebagian kecil memilih sangat
tidak sesuai harapan 6 orang (19%).
97
Tabel 29 “Meja Baca Perorangan (Carel)”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 4 18 9 1 32 X= 89/32 = 2,78 % 12,5 56,2
5 28,12
5 3,125 100
S 16 54 18 1 89 SMAN
54 F 0 6 20 6 32 X = 64/32
= 2,00 % 0 19 62 19 100 S 0 18 40 6 64
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 2,78 skor ini
berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai
harapan. Sedangkan skor rata-rata harapan SMAN 54 adalah 2,00 skor
ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak
sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 30 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh
lima, mengenai harapan siswa-siswi terhadap stop kontak untuk
pengunjung. Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62
menunjukkan sebagian kecil memilih sangat sesuai harapan 1 orang
(3,1%), sebagian kecil memilih sesuai harapan 3 orang (9,4%),
sebagian besar memilih tidak sesuai harapan 22 orang (69%) dan
sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai harapan 6 orang (19%).
98
Sedangkan responden SMAN 54 menunjukkan sebagian kecil memilih
sangat sesuai harapan 1 orang (3%), sebagian kecil memilih sesuai
harapan 4 orang (12%), sebagian besar memilih tidak sesuai harapan
21 orang (66%) dan sebagian kecil memilih sangat tidak sesuai
harapan 6 orang (19%).
Tabel 30 “Stop Kontak Untuk Pengunjung”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 1 3 22 6 32 X= 63/32 = 1,96 % 3 9 69 19 100
S 4 9 44 6 63 SMAN
54 F 1 4 21 6 32 X = 64/32
= 2,00 % 3 12 66 19 100 S 4 12 42 6 64
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,96 dan SMAN
54 adalah 2,00 skor ini berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang
menunjukkan bahwa keduanya tidak sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 31 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh
enam, mengenai harapan siswa-siswi terhadap wifi atau internet. Tabel
ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak
seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak seorangpun
99
memilih sesuai harapan (0%), setengahnya memilih tidak sesuai
harapan 16 orang (50%) dan setengahnya memilih sangat tidak sesuai
harapan 16 orang (50%). Sedangkan responden SMAN 54
menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai harapan (0%), tak
seorangpun memilih sesuai harapan (0%), sebagian besar memilih
tidak sesuai harapan 19 orang (59%) dan hampir setengahnya memilih
sangat tidak sesuai harapan 13 orang (41%).
Tabel 31 “Wi-fi atau Internet”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 0 16 16 32 X= 48/32 = 1,50 % 0 0 50 50 100
S 0 0 32 16 48 SMAN
54 F 0 0 19 13 32 X = 51/32
= 1,59 % 0 0 59 41 100 S 0 0 38 13 51
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,50 dan SMAN
54 adalah 1,59 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan.
Tabel berikut adalah tabel 32 yang merupakan hasil olahan data
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta dari pertanyaan nomor dua puluh
tujuh, mengenai harapan siswa-siswi terhadap lokasi perpustakaan.
100
Tabel ini menunjukkan bahwa responden SMPN 62 menunjukkan tak
seorangpun memilih sangat sesuai harapan tidak ada (0%), sebagian
kecil memilih sesuai harapan 1 orang (3%), sebagian besar memilih
tidak sesuai harapan 19 orang (60%) dan hampir setengahnya memilih
sangat tidak sesuai harapan 12 orang (37%). Sedangkan responden
SMAN 54 menunjukkan tak seorangpun memilih sangat sesuai
harapan (0%), tak seorangpun memilih sesuai harapan (0%), hampir
setengahnya memilih tidak sesuai harapan 13 orang (41%) dan
sebagian besar memilih sangat tidak sesuai harapan 19 orang (59%).
Tabel 32 “Lokasi Perpustakaan”
Sekolah Ket Pernyataan (Bobot) TOTAL
SSH (4)
SH (3)
TSH (2)
STSH (1)
Jumlah
SMPN 62
F 0 1 19 12 32 X= 53/32 = 1,65 % 0 3 60 37 100
S 0 3 38 12 53 SMAN
54 F 0 0 13 19 32 X = 45/32
= 1,40 % 0 0 41 59 100 S 0 0 26 19 45
Hasil skor rata-rata harapan SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
menunjukkan bahwa skor rata-rata SMPN 62 adalah 1,65 dan SMAN
54 adalah 1,40 skor ini berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa keduanya sangat tidak sesuai harapan.
101
3. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54
Jakarta Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Sarana Penunjang
a. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi Terhadap Jenis Koleksi
Tabel 33 “Skor Akhir Rata-rata Jenis Koleksi”
Atribut Skor
Rata-rata SMPN
62
Ket Skor Rata-rata SMAN
54
Ket
Koleksi Untuk Kebutuhan Pendidikan
Sekolah, Pekerja, Sampai Peneliti
2,31 TSH 2,25 TSH
Subyek-subyek Yang Tersedia
2,43 TSH 2,40 TSH
Buku Teks Dalam Memenuhi
Kebutuhan Aktivitas Pekerjaan
2,37 TSH 2,62 SH
Terbitan Berkala Bermanfaat
Dalam Menambah Wawasan
2,78 SH 2,90 SH
Koleksi Karya Rekam
1,31 STSH 1,68 STSH
Skor Akhir 11,2/5 = 2,24
TSH 11,85/5 = 2,37
TSH
102
b. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi Terhadap Jumlah Koleksi
Tabel 34 “Skor Akhir Rata-rata Jumlah Koleksi”
Atribut Skor
Rata-rata SMPN
62
Ket Skor Rata-rata SMAN
54
Ket
Jumlah Koleksi Buku Pelajaran
2,56 SH 2,43 TSH
Koleksi Buku Fiksi Dalam Mendukung
Gemar Membaca
2,81 SH 2,65 SH
Jumlah Koleksi Terbitan Berkala
Memadai
2,28 TSH 2,37 TSH
Jumlah Eksemplar Setiap
Jenis Koleksi
2,28 TSH 2,31 TSH
Skor Akhir 9,93/4 = 2,48
TSH 9,76/4 = 2,44
TSH
c. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi Terhadap Sarana
Tabel 35 “Skor Akhir Rata-rata Sarana”
Atribut Skor
Rata-rata SMPN
62
Ket Skor Rata-rata
SMAN 54
Ket
OPAC (Online Public Access
Cataloug) Sebagai Sarana
Penelusuran Koleksi
1,62 STSH 1,62 STSH
RFID (Radio Frecuency
Identification)
1,46 STSH 1,68 STSH
103
Untuk Pelayanan Sirkulasi
Book Drop Pengembalian
Koleksi Mandiri
1,50 STSH 1,43 STSH
Ketersediaan Komputer Yang
Terhubung Internet
1,40 STSH 2,28 TSH
Ketersediaan Mesin Fotocopy
1,46 STSH 1,65 STSH
Alat Pemadam Api (hydrant)
Untuk Keamanan
2,56 TSH 2,00 TSH
Alat Penyiram Air Dari Atas
1,59 STSH 1,50 STSH
Kotak Saran Untuk
Mengusulkan Koleksi
2,00 TSH 1,75 STSH
Skor Akhir 13,59/8 = 1,69
STSH 13,91/8 = 1,73
STSH
d. Skor Akhir Rata-rata Harapan Siswa-siswi Terhadap Prasarana
Tabel 36 “Prasarana”
Atribut Skor Rata-
rata SMPN 62
Ket Skor Rata-rata
SMAN 54
Ket
Lahan Parkiran Untuk Kendaraan
3,50 SSH 3,56 SSH
Tempat Penitipan Barang atau
Loker
3,25 SH 2,75 SH
Kamar Mandi Terpisah Untuk
Pengunjung
3,03 SH 2,90 SH
Musholah Untuk Pengunjung
3,12 SH 3,28 SSH
Pendingin Ruangan (AC)
3,09 SH 2,28 TSH
104
Meja Baca dan Kursi Baca
3,25 SH 3,00 SH
Meja Baca Perorangan
(Carel)
2,78 SH 2,00 TSH
Colokan Listrik Untuk
Pengunjung
1,96 TSH 2,00 TSH
Wi-fi atau Internet
1,50 STSH 1,59 STSH
Lokasi Perpustakaan
1,65 STSH 1,40 STSH
Skor Akhir 27,13/10 = 2,71
SH 24,76/10 = 2,47
TSH
e. Skor Akhir Rata-rata Keseluruhan Ketersediaan Koleksi
Tabel 37 “Skor Keseluruhan Ketersediaan Koleksi”
Atribut Skor Rata-
rata SMPN 62
Ket Skor Rata-rata SMAN
54
Ket
Jenis Koleksi 11,2 TSH 11,85 TSH Jumlah Koleksi 9,93 TSH 9,76 TSH
Skor Akhir 21,13/9 = 2,34
TSH 21,61/9 = 2,40
TSH
f. Skor Akhir Rata-rata Keseluruhan Sarana Penunjang
Tabel 38 “Skor Keseluruhan Sarana Penunjang”
Atribut Skor Rata-
rata SMPN 62
Ket Skor Rata-rata
SMAN 54
Ket
Sarana 13,59 STSH 13,91 STSH Prasarana 27,13 SH 24,76 TSH
Skor Akhir 40,72/18 = 2,26
TSH 38,67/18 = 2,14
TSH
105
4. Skor Akhir Keseluruhan Harapan Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54
Jakarta Terhadap Ketersediaan Koleksi dan Saranan Penunjang
a. Skor Akhir Keseluruhan Harapan Siswa-siswi Terhadap Ketersediaan
Koleksi
Tabel 39 “Skor Akhir Keseluruhan Ketersediaan Koleksi”
Atribut Skor Rata-rata Keterangan
Jenis Koleksi 23,05 Sangat Tidak Sesuai Harapan
Jumlah Koleksi 19.69 Tidak Sesuai Harapan Skor Akhir 42,74/18 = 2,37 (Tidak Sesuai Harapan)
b. Skor Akhir Keseluruhan Harapan SIswa-siswi Terhadap Sarana
Penunjang
Tabel 40 “Skor Akhir Keseluruhan Sarana Penunjang”
Atribut Skor Rata-
rata Keterangan
Sarana 27,50 Sangat Tidak Sesuai Harapan
Prasarana 51,89 Tidak Sesuai Harapan Skor Akhir 79,39/36 = 2,20 (Tidak Sesuai Harapan)
106
C. Pembahasan
Di dalam pembahasan ini peneliti ingin mencoba membandingkan
antara hasil dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh siswa-siswi SMPN 62
dan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta menurut pengamatan peneliti agar dapat
kita lihat apakah hasil kedua sekolah tersebut sama atau berbeda dari setiap
pertanyaan.
1. Perbandingan pertanyaan nomor satu mengenai harapan siswa-siswi
terhadap koleksi untuk kebutuhan pendidikan sekolah, pekerja, sampai
peneliti. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan
siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,31 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi
SMAN 54 adalah 2,25 yang mana kedua hasil skor tersebut berada dalam
berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa harapan
siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama tidak sesuai
harapan. Dari hasil pengamatan peneliti ini karena Kantor Perpustakaan
dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur tidak memiliki jenis
koleksi yang beragam, mulai dari koleksi yang dibutuhkan pendidikan,
pekerja, dan peneliti. Koleksi yang dibutuhkan untuk pendidikan sekolah
mungkin ada, tetapi kurang beragam hanya itu-itu saja koleksinya.
Kemudian koleksi untuk pekerja juga ada sedikit hanya mungkin yang
berhubungan dengan informasi teknologi, ilmu-ilmu sosial. Sedangkan
koleksi untuk peneliti mungkin tidak ada, karena untuk koleksi karya
rekam pihak Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi
107
Jakarta Timur tidak ada sehingga dari segi koleksi cukup sulit untuk
peneliti.
2. Perbandingan pertanyaan nomor dua mengenai harapan siswa-siswi
terhadap subyek-subyek yang tersedia. Dari hasil penelitian kita bisa lihat
bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,43 dan
hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,40 yang mana
kedua hasil skor tersebut berada dalam berada pada skala interval 1,76 –
2,51 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN
54 Jakarta sama-sama tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti,
subyek-subyek yang tersedia di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota
(KPAK) Administrasi Jakarta Timur kurang sesuai kebutuhan para siswa-
siswi karena kebanyakan subyek-subyeknya berisi tentang buku-buku
umum saja dan jika di lihat subyek-subyek yang diinginkan oleh para
siswa-siswi itu seperti tentang percintaan, persahabatan, semangat hidup
dan lain-lain yang dikemas dalam sebuh novel. Pada zaman sekarang,
anak-anak sekolah paling banyak suka membaca novel baik itu tentang
persahabatan, percintaan, semangat hidup dan lain-lain.
3. Perbandingan pertanyaan nomor tiga mengenai harapan siswa-siswi
terhadap buku teks (pengetahuan umum, referensi, fiksi, non fiksi) dalam
memenuhi kebutuhan aktivitas pekerjaan. Dari hasil penelitian kita bisa
lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,37
skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai
harapan dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,62
108
skor ini berada pada skala 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan.
Dari hasil pengamatan peneliti, perbedaan yang terjadi antara harapan
siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta karena jarang berkunjungnya
siswa-siswi SMAN 54 Jakarta sehingga mereka kurang mengetahui apakah
buku teks yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK)
Administrasi Jakarta Timur seperti apa, jadi mereka beranggapan bahwa
buku teks yang ada memenuhi aktivitas pekerjaan mereka, padahal
sesungguhnya buku teks yang ada di perpustakaan kurang memenuhi
dalam aktivitas pekerjaan mereka dikarenakan kurang beragam jenisnya
dan kurang memadainya koleksi tersebut. Itulah mengapa siswa-siswi
SMPN 62 Jakarta menganggap tidak sesuai harapan karena sering
berkunjung ke perpustakaan sehingga lebih mengetahui keadaannya.
4. Perbandingan pertanyaan nomor empat mengenai harapan siswa-siswi
terhadap terbitan berkala (majalah, surat kabar, jurnal, dan sebagainya)
bermanfaat dalam menambah wawasan. Dari hasil penelitian kita bisa lihat
bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,78 dan
hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,90 yang mana
kedua hasil skor tersebut berada dalam berada pada skala interval 2,52 –
3,27 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN
54 Jakarta sama-sama sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti,
terbitan-terbitan berkala yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota
(KPAK) Administrasi Jakarta Timur memang bermanfaat dalam
menambah wawasan mereka dan sesuai dengan usia mereka. Terbitan
109
berkala yang ada berisi informasi-informasi yang mereka suka seperti
tentang sepak bola, tentang hijab dan pengetahuan umum lainnya. Kalau
untuk terbitan berkala seperti koran para siswa-siswi kurang tertarik untuk
membacanya karena mungkin mereka belum tertarik dengan informasi
yang disediakan, padahal sesungguhnya informasi yang ada pada surat
kabar sangat beragam dan dapat lebih menambah wawasan mereka.
5. Perbandingan pertanyaan nomor lima mengenai harapan siswa-siswi
terhadap koleksi karya rekam (rekam suara, film, video, dan sebagainya).
Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-
siswi SMPN 62 adalah 1,31 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi
SMAN 54 adalah 1,68 yang mana kedua hasil skor tersebut berada dalam
berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa harapan
siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat tidak
sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, Kantor Perpustakaan dan
Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur tidak menyediakan dan
menyimpan koleksi karya rekam sama sekali, seharusnya perpustakaan
umum daerah menyimpan koleksi karya rekam tentang sejarah dan karya-
karya lain yang berhubungan dengan daerah tempat dimana perpustakaan
itu berada. Perpustakaan tidak memiliki koleksi karya rekam faktor
utamanya adalah masalah biaya dan gedung yang tidak memadai, serta
mungkin memang tidak adanya kebijakan yang mewajibkan perpustakaan
tersebut menyimpan karya rekam.
110
6. Perbandingan pertanyaan nomor enam mengenai harapan siswa-siswi
terhadap jumlah koleksi buku pelajaran dalam membantu tugas pendidikan.
Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-
siswi SMPN 62 adalah 2,56 skor ini berada pada skala 2,52 – 3,27 yang
menunjukkan sesuai harapan dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi
SMAN 54 adalah 2,43 skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51 yang
menunjukkan tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, yang
membuat harapan siswa-siswi ini berbeda karena faktor tingkat kepuasan
mereka dalam menggunakan koleksi buku pelajaran yang ada. Mungkin
bagi siswa-siswi SMPN 62 Jakarta koleksi buku pelajaran yang ada sudah
cukup untuk membantu tugas pendidikan mereka walaupun jumlah
koleksinya kurang banyak karena tingkat kesulitan tugas pendidikan
mereka lebih mudah. Sedangkan bagi siswa-siswi SMAN 54 Jakarta
koleksi buku pelajaran yang ada di perpustakaan kurang memenuhi
kebutuhan tugas pendidikan mereka karena tingkat kesulitan tugas
pendidikan mereka yang lebih sulit, serta membutuhkan koleksi buku
pelajaran yang beragam.
7. Perbandingan pertanyaan nomor tujuh mengenai harapan siswa-siswi
terhadap koleksi buku fiksi dan non fiksi dalam mendukung gemar
membaca. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk
harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,81 dan hasil skor untuk harapan
siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,65 yang mana kedua hasil skor tersebut
berada dalam berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang menunjukkan
111
bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama
sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, koleksi buku fiksi dan non
fiksi yang ada di perpustakaan bagus untuk menumbuhkan hobi gemar
membaca mereka karena koleksi buku fiksi sesuai dengan kesukaan
mereka seperti novel percintaan, persahabatan dan lain-lain, dan untuk
buku non fiksi juga sesuai dengan mereka menyukai buku tentang para
tokoh terkanal atau sejarah, walaupun koleksi yang ada sebenernya kurang
banyak dan beragam.
8. Perbandingan pertanyaan nomor delapan mengenai harapan siswa-siswi
terhadap jumlah koleksi terbitan berkala (majalah, surat kabar, jurnal, dan
sebagainya) memadai. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor
untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,28 dan hasil skor untuk
harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,37 yang mana kedua hasil skor
tersebut berada dalam berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
sama-sama tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, jumlah
koleksi terbitan berkala yang ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota
(KPAK) Administrasi Jakarta Timur memang kurang memadai, padahal
untuk terbitan berkala yang tersedia sudah membuat para siswa-siswi
senang membacanya dalam menambah wawasan mereka, hanya saja
kurang banyak dan beragam yang disediakan oleh pihak perpustakaan.
9. Perbandingan pertanyaan nomor sembilan mengenai harapan siswa-siswi
terhadap jumlah eksemplar setiap jenis koleksi. Dari hasil penelitian kita
112
bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah
2,28 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,31 yang
mana kedua hasil skor tersebut berada dalam berada pada skala interval
1,76 – 2,51 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan
SMAN 54 Jakarta sama-sama tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan
peneliti, pihak perpustakaan sebenarnya sudah menyediakan 5 eksemplar
untuk setiap jenis koleksi, namun kebanyakan dari koleksi eksemplarnya
ada yang hilang sehingga membuat eksemplar buku menjadi sedikit
sehingga membuat para siswa-siswi kesulitan untuk meminjam buku
dengan judul yang sama.
10. Perbandingan pertanyaan nomor sepuluh mengenai harapan siswa-siswi
terhadap OPAC (Online Public Access Catalogue) sebagai sarana
penelusuran koleksi. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor
untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,62 dan hasil skor untuk
harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,62 yang mana kedua hasil skor
tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa
harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat
tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, di Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur memang
belom menyediakan sarana mesin pencari atau OPAC (Online Public
Access Catalogue) sebagai alat penelusuran koleksi. Mungkin seharusnya
di zaman yang sudah maju ini, perpustakaan umum seperti Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur sudah
113
menggunakan OPAC (Online Public Access Catalogue) agar lebih
memudahkan pemustaka dalam mencari bahan pustaka yang diinginkannya
dari pada harus mencari langsung ke rak buku.
11. Perbandingan pertanyaan nomor sebelas mengenai harapan siswa-siswi
terhadap RFID (Radio Frecuency Identification) untuk pelayanan sirkulasi.
Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-
siswi SMPN 62 adalah 1,46 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi
SMAN 54 adalah 1,68 yang mana kedua hasil skor tersebut berada pada
skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama sangat tidak sesuai harapan.
Dari hasil pengamatan peneliti, ini sama halnya dengan OPAC (Online
Public Access Catalogue) yang mana pihak perpustakaan belum
menyediakan sarana RFID (Radio Frecuency Identification) karena salah
satu faktornya adalah dana. Mungkin pihak perpustakaan belum
mempunyai dana yang cukup dari pemerintah untuk menyediakan sarana
teknologi seperti RFID (Radio Frecuency Identification) dan OPAC
(Online Public Access Catalogue). Padahal dengan adanya sarana ini,
pelayanan terutama sirkulasi akan lebih cepat dan efektif, serta untuk
memberikan rasa aman apabila ada pemustaka yang kedapatan mengambil
buku secara diam-diam karena buku sudah diberikan sensor jika melewati
pintu sensor.
12. Perbandingan pertanyaan nomor dua belas mengenai harapan siswa-siswi
terhadap Book Drop pengembalian koleksi mandiri. Dari hasil penelitian
114
kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah
1,50 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,43 yang
mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti,
pihak perpustakaan tidak memiliki sarana Book Drop untuk pengembalian
koleksi secara mandiri. Untuk sarana ini, tidak hanya Kantor Perpustakaan
dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur saja yang belum
menyediakan, tetapi kebanyakan perpustakaan memang belum
menyediakan sarana ini dan peneliti pun memang belum pernah lihat atau
menggunakan sarana Book Drop ini. Namun, menurut peneliti ini bagus
untuk pihak perpustakaan agar pengunjung dapat mengembalikan koleksi
bahan pustaka tanpa harus pada jam pelayanan perpustakaan bagi mereka
yang tidak memiliki cukup banyak waktu dan menjadikan pemustaka
menjadi mandiri.
13. Perbandingan pertanyaan nomor tiga belas mengenai harapan siswa-siswi
terhadap ketersediaan komputer yang terhubung internet. Dari hasil
penelitian kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi
SMPN 62 adalah 1,40 skor ini berada pada skala 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan sangat tidak sesuai harapan dan hasil skor untuk harapan
siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,28 skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51
yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti,
perbedaan harapan ini ada kesamaan, sama-sama tidak sesuai harapan.
115
Namun, untuk siswa-siswi SMPN 62 Jakarta lebih sangat tidak sesuai
harapan dari pada siswa-siswi SMAN 54 Jakarta yang tidak sesuai harapan.
Mungkin ini disebabkan karena memang di Kantor Perpustakaan dan Arsip
Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur tidak adanya komputer-
komputer yang tersedia dan terhubung ke internet untuk para pemustaka
yang tidak memiliki atau membawa laptop untuk mencari informasi
melalui internet. Sarana-sarana seperti ini harusnya sudah disediakan oleh
pihak perpustakaan agar pemustaka dan masyarakat dapat lebih maju
dalam hal teknologi. Kemudian terjadinya perbedaan ini karena harapan
siswa-siswi SMPN 62 Jakarta lebih merasakan tidak adanya sarana ini
karena mereka yang lebih sering berkunjung dibandingkan siswa-siswi
SMAN 54 Jakarta, serta belum memilikinya laptop.
14. Perbandingan pertanyaan nomor empat belas mengenai harapan siswa-
siswi terhadap ketersediaan mesin fotocopy. Dari hasil penelitian kita bisa
lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,46
dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,65 yang mana
kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti,
sarana seperti mesin fotocopy belum disediakan oleh pihak perpustakaan,
dan sama dengan sarana teknologi lain, salah satu faktornya
mungkinadalah masalah dana yang menjadi kendala. Sarana ini cukup
penting bagi pemustaka yang belum menjadi anggota perpustakaan, karena
116
apabila mereka menemukan informasi yang mereka butuhkan kemudian
tidak bisa di pinjam bukunya, mereka dapat mem-fotocopy salah satu
halaman yang berisi informasi yang mereka butuhkan, sehingga mereka
merasa puas akan sarana yang ada. Siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54
Jakarta mungkin pernah merasakan hal dimana mereka tidak dapat
meminjam koleksi buku yang mereka inginkan dan tidak bisa pula mem-
fotocopy koleksi tersebut sehingga mereka merasa tidak puas dan merasa
perpustakaan tidak sesuai harapan mereka.
15. Perbandingan pertanyaan nomor lima belas mengenai harapan siswa-siswi
terhadap alat pemadam api (hydrant) untuk keamanan. Dari hasil penelitian
kita bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah
2,56 skor ini berada pada skala 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai
harapan dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,00
skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai
harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, Dari hasil pengamatan peneliti, di
Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur
memiliki alat pemadam api (hydrant) sebanyak 1 sampai 2 alat. Mungkin
itu tidak cukup apabila terjadi hal yang tidak diinginkan karena akses jalan
yang sulit dijangkau apabila terjadi kebakaran, mobil petugas pemadam
kebakaran tidak dapat masuk karena jalannya yang kecil. Untuk siswa-
siswi SMPN 62 Jakarta mungkin 1 sampai 2 alat cukup untuk keamanan
dan sesuai harapan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan karena
mereka masih belum memikirkan hal sampai sejauh itu. Akan tetapi,
117
mungkin berbeda dengan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta yang sudah lebih
matang dalam berfikir apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,
mereka sadar itu tidak cukup apabila ada kecelakaan, jadi bagi mereka itu
tidaklah cukup dan tidak sesuai harapan.
16. Perbandingan pertanyaan nomor enam belas mengenai harapan siswa-siswi
terhadap alat deteksi asap dan api. Dari hasil penelitian kita bisa lihat
bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,59 dan
hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,50 yang mana
kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti,
siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta mereka jelas ingin adanya
jaminan keamanan bagi diri mereka masing-masing. Dengan adanya sarana
alat deteksi asap dan api mereka tentu merasa lebih aman karena sarana ini
sangat sensitif apabila terjena api atau asap dari api, sehingga dengan cepat
dapat diatasi secara otomatis. Sayangnya, pihak perpustakaan belum
memiliki sarana tersebut, maka dari itu mereka sangat mengharapkan
sarana-sarana yang membuat mereka merasa aman apabila ada di
perpustakaan.
17. Perbandingan pertanyaan nomor tujuh belas mengenai harapan siswa-siswi
terhadap kotak saran untuk mengusulkan koleksi. Dari hasil penelitian kita
bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah
2,00 skor ini berada pada skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai
118
harapan dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,75
skor ini berada pada skala 1,00 – 1,75 yang menunjukkan sangat tidak
sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, ini adalah salah satu sarana
yang diinginkan para siswa-siswi karena melalui sarana ini, siswa-siswi
dapat menyampaikan keinginan dan sarannya untuk koleksi yang mereka
butuhkan dan apa saja yang mereka inginkan secara keseluruhan.
Kebanyakan dari para siswa-siswi malu untuk mengungkapkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan kepada pustakawan, ini disebabkan karena
pustakawannya yang kurang ramah, cuek, tidak memperhatikan
pengunjung, dan bisa saja karena memang pengunjung atau siswa-siswi
yang malu untuk bertanya. Namun, sayangnya sarana ini belum ada di
Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur,
padahal dengan adanya sarana ini perpustakaan dapat mengetahui apa yang
dibutuhkan dan diinginkan siswa-siswi dan para pengunjung lain.
18. Perbandingan pertanyaan nomor delapan belas mengenai harapan siswa-
siswi terhadap lahan parkiran untuk kendaraan. Dari hasil penelitian kita
bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah
3,50 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 3,56 yang
mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 3,28 – 4,00 yang
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
sama-sama sangat sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, lahan
parkir untuk kendaraan pengunjung memang cukup luas berada tepat pada
di depan gedung perpustakaan, mereka jadi tidak perlu repot-repot mencari
119
tempat untuk kendaraan mereka. Kemudian lahan parkirnya pun sering
dijadikan tempat latihan anak-anak sekolah untuk senam dan berjoget
sehingga lahan parkirannya pun bermanfaat untuk kegiatan lain.
19. Perbandingan pertanyaan nomor sembilan belas mengenai harapan siswa-
siswi terhadap tempat penitipan barang atau loker. Dari hasil penelitian kita
bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah
3,25 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,75 yang
mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
sama-sama sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, penetipan
barang atau loker memang disediakan oleh pihak perpustakaan sehingga
membuat harapan siswa-siswi sama-sama sesuai harapan. Namun, menurut
peneliti kondisinya perlu diperhatikan karena penitipan barang atau loker
tidak adanya kunci untuk setiap penitipan barang atau loker sehingga
pengunjung ragu akan keamanan barangnya tersebut.
20. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh mengenai harapan siswa-siswi
terhadap kamar mandi terpisah untuk pengunjung. Dari hasil penelitian kita
bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah
3,03 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,90 yang
mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
sama-sama sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur
120
memiliki kamar mandi yang memang terpisah untuk pengunjung laki-laki
dan perempuan. Hanya saja kamar mandi yang dimiliki oleh pihak
perpustakaan kurang bersih, namun kamar mandinya layak untuk dipakai.
21. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh satu mengenai harapan siswa-
siswi terhadap musholah untuk pengunjung. Dari hasil penelitian kita bisa
lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 3,12
skor ini berada pada skala 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan
dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 3,28 skor ini
berada pada skala 3,28 – 4,00 yang menunjukkan sangat sesuai harapan.
Dari hasil pengamatan peneliti, yang membedakan harapan siswa-siswi
SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta adalah ketidaktahuan siswa-siswi SMAN
54 Jakarta terhadap musholah yang ada karena memang benar Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur
memiliki musholah, namun kurang luas. Musholah yang ada mungkin
hanya cukup untuk 3 shaf dan ukurannya kecil, sehingga tidak memuat
cukup banyak pengunjung. Sedangkan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta
mereka lebih mengetahui kondisi yang sebenernya, jadi musholah memang
ada sesuai harapan, namun tidak sangat sesuai harapan karena kurang luas
dan nyamannya musholah.
22. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh dua mengenai harapan siswa-
siswi terhadap pendingin ruangan (AC). Dari hasil penelitian kita bisa lihat
bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 3,09 skor ini
berada pada skala 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan dan hasil
121
skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,28 skor ini berada pada
skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan. Dari hasil
pengamatan peneliti, pihak perpustakaan memang memiliki pendingin
ruangan (AC) yang kurang memadai sehingga ruangan kurang dingin.
Perbedaan harapan siswa-siswi terjadi karena faktor kepuasan yang
berbeda, untuk siswa-siswi SMPN 62 Jakarta mungkin ruangannya tidak
membuat gerah saja itu sudah cukup nyaman. Sedangkan bagi siswa-siswi
SMAN 54 Jakarta ruangan yang mereka inginkan dingin dan nyaman,
sehingga pendingin ruangannya harus diperbanyak.
23. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh tiga mengenai harapan siswa-
siswi terhadap meja baca dan kursi baca. Dari hasil penelitian kita bisa lihat
bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 3,25 dan
hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 3,00 yang mana
kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 2,52 – 3,27 yang
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
sama-sama sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, meja baca dan
kursi baca secara umum memang sudah cukup untuk para pengunjung yang
ingin membaca ditempat. Mungkin hanya tinggal perlu ditambah agar lebih
banyak sehingga para pengunjung dapat lebih berkelompok apabila ingin
melakukan belajar kelompok.
24. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh empat mengenai harapan siswa-
siswi terhadap meja baca perorangan (carel). Dari hasil penelitian kita bisa
lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 2,78
122
skor ini berada pada skala 2,52 – 3,27 yang menunjukkan sesuai harapan
dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,00 skor ini
berada pada skala 1,76 – 2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan.
Dari hasil pengamatan peneliti, meja baca perorangan (carel) memang
tersedia di perpustakaan, akan tetapi jumlahnya yang masih kurang.
Perbedaan harapan antara siswa-siswi Jakarta adalah karena siswa-siswi
SMPN 62 Jakarta tingkat konsentrasi dalam hal belajar yang mana siswa-
siswi SMP masih ingin lebih bermain dengan teman-temannya atau
berkelompok, sehingga meja baca perorangan (carel) kurang cocok dengan
mereka dan menurut mereka itu sudah sesuai harapan asalkan sudah
disediakan. Kemudian bagi siswa-siswi SMAN 54 Jakarta, mereka sudah
harus lebih fokus dalam belajar karena tingkat kesulitan yang lebih tinggi
dan membutuhkan konsentrasi yang lebih, dengan menggunakan meja baca
perorangan (carel) akan membuat mereka lebih berkonsentrasi, sehingga
bagi mereka meja baca perorangan yang ada tidak sesuai harapan dan perlu
ditambah jumlahnya.
25. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh lima mengenai harapan siswa-
siswi terhadap stop kontak untuk pengunjung. Dari hasil penelitian kita
bisa lihat bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah
1,96 dan hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 2,00 yang
mana kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,76 – 2,51 yang
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
sama-sama tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, Kantor
123
Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur
sepertinya kurang menyediakan prasarana stop kontak untuk para
pengujung yang membawa alat-alat elektronik mereka seperti handphone,
laptop dan gadget lainnya. Di zaman sekarang ini, perpustakaan harus
memperhatikan kebutuhan pengunjung seperti stop kontak seperti ini
karena banyak dari pengunjung membawa laptop untuk mengerjakan tugas
mereka dalam waktu yang lama sehingga membutuhkan listrik untuk
mengisi baterai gadget mereka, atau sekedar mencari-cari informasi di
laptop mereka melalui internet. Mungkin itulah mengapa kesediaan stop
kontak tidak sesuai harapan siswa-siswi.
26. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh enam mengenai harapan siswa-
siswi terhadap wi-fi atau internet. Dari hasil penelitian kita bisa lihat bahwa
hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,50 dan hasil skor
untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,59 yang mana kedua hasil
skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang menunjukkan
bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta sama-sama
sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti, Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur belum
menyediakan internet untuk para pengunjungnya. Padahal sesungguhnya
salah satu yang membuat perpustakaan ramai dikunjungi adalah adanya wi-
fi atau internet, ini dikarenakan tingkat kebutuhan informasi yang semakin
maju, sehingga diperlukannya internet dalam mencari informasi yang tidak
124
bisa kita dapatkan di perpustakaan. Kemudian, selain untuk mencari
informasi yang tidak ada di perpustakaan.
27. Perbandingan pertanyaan nomor dua puluh tujuh mengenai harapan siswa-
siswi terhadap lokasi perpustakaan. Dari hasil penelitian kita bisa lihat
bahwa hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMPN 62 adalah 1,65 dan
hasil skor untuk harapan siswa-siswi SMAN 54 adalah 1,40 yang mana
kedua hasil skor tersebut berada pada skala interval 1,00 – 1,75 yang
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta
sama-sama sangat tidak sesuai harapan. Dari hasil pengamatan peneliti,
lokasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta
Timur memang kurang tepat penempatannya yaitu berada di belakang
sekolah SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta serta tidak berada di pinggir
jalan, malah berada di dalam gang, sehingga tidak banyak yang tahu bahwa
ada perpustakaan. Maka dari itu, banyak sekali yang menyayangkan
penempatan perpustakaan, padahal lokasi sudah sangat bagus, di kelilingi
oleh sekolah-sekolah dan masyarakat setempat.
Selain alasan-alasan yang sudah dikemukakan, peneliti pernah
menanyakan tentang harapan-harapan lain yang siswa-siswi SMPN 62 dan
SMAN 54 Jakarta menurut pengalaman atau saran dari mereka yang membuat
mereka mau lebih sering berkunjung ke perpustakaan yaitu adalah harapan
siswa-siswi akan kebersihan dilingkungan perpustakaan, para petugas
perpustakaan yang ramah dalam melayani pengunjung, disediakannya ruangan
125
khusus untuk pengunjung pelajar untuk belajar kelompok sehingga tidak
mengganggu pengunjung lain dan sebagainya.
Dari semua hasil jawaban siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54
Jakarta yang ada, memang ada beberapa perbedaan dan persamaan harapan
antara siswa-siswi karena mungkin beberapa alasan si atas. Perbedaan dan
persamaan harapan ini juga semata-mata hanya untuk kebaikan pihak
perpustakaan dan kebaikan para pengunjung untuk bahan evaluasi bagi kita
semua agar menjadi lebih baik lagi.
126
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan penulis tentang harapan siswa-siswi SMPN 62
dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang di
Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur
memberikan hasil sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian dari harapan siswa-siswi SMPN 62 dan
SMAN 54 Jakarta terhadap jenis koleksi yang dimiliki oleh Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Hasil
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54
Jakarta adalah tidak sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor rata-
rata yang diberikan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta yaitu 2,24 dan siswa-
siswi SMAN 54 Jakarta yaitu 2,37. Yang mana kedua skor ini berada pada
skala interval 1,76-2,51 yang berarti tidak sesuai harapan.
2. Berdasarkan hasil penelitian dari harapan siswa-siswi SMPN 62 dan
SMAN 54 Jakarta terhadap jumlah koleksi yang dimiliki oleh Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Hasil
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54
Jakarta adalah tidak sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor rata-
rata yang diberikan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta yaitu 2,48 dan siswa-
127
siswi SMAN 54 Jakarta yaitu 2,44. Yang mana kedua skor ini berada pada
skala interval 1,76-2,51 yang berarti tidak sesuai harapan.
3. Berdasarkan hasil penelitian dari harapan siswa-siswi SMPN 62 dan
SMAN 54 Jakarta terhadap sarana yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan
dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Hasil menunjukkan
bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta adalah sangat
tidak sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor rata-rata yang
diberikan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta yaitu 1,69 dan siswa-siswi SMAN
54 Jakarta yaitu 1,73. Yang mana kedua skor ini berada pada skala
interval 1,00-1,75 yang berarti sangat tidak sesuai harapan.
4. Berdasarkan hasil penelitian dari harapan siswa-siswi SMPN 62 dan
SMAN 54 Jakarta terhadap prasarana yang dimiliki oleh Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur. Hasil
menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta adalah sesuai
harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor rata-rata yang diberikan siswa-
siswi yaitu 2,71. Skor ini berada pada skala interval 2,52-3,27 yang
menunjukkan sesuai harapan. Sedangkan harapan siswa-siswi SMAN 54
Jakarta adalah tidak sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor rata-
rata yang diberikan siswa-siswi yaitu 2,47. Skor ini berada pada skala
interval 1,76-2,51 yang menunjukkan tidak sesuai harapan.
5. Jika dilihat dari rata-rata keseluruhan harapan siswa-siswi SMPN 62 dan
SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang di
Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur.
128
Hasil menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54
Jakarta terhadap ketersediaan koleksi adalah tidak sesuai harapan. Hasil
ini ditunjukkan dari skor rata-rata keseluruhan yang diberikan siswa-siswi
SMPN 62 Jakarta yaitu 2,34 dan siswa-siswi SMAN 54 Jakarta yaitu 2,40.
Yang mana kedua skor ini berada pada skala interval 1,76-2,51 yang
berarti tidak sesuai harapan. Kemudian hasil harapan siswa-siswi SMPN
62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap sarana penunjang adalah tidak sesuai
harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor rata-rata keseluruhan yang
diberikan siswa-siswi SMPN 62 Jakarta yaitu 2,26 dan siswa-siswi SMAN
54 Jakarta yaitu 2,14. Yang mana kedua skor ini berada pada skala
interval 1,76-2,51 yang berarti tidak sesuai harapan.
6. Jika dilihat dari skor keseluruhan harapan siswa-siswi SMPN 62 dan
SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang di
Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Administrasi Jakarta Timur.
Hasil menunjukkan bahwa harapan siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54
Jakarta terhadap ketersediaan koleksi dan sarana penunjang adalah tidak
sesuai harapan. Hasil ini ditunjukkan dari skor keseluruhan yang diberikan
siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta terhadap ketersediaan
koleksi yaitu 2,37 dan sarana penunjang 2,20. Yang mana skor ini berada
pada skala interval 1,76-2,51 yang berarti tidak sesuai harapan.
129
B. Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, penulis dan juga para
siswa-siswi SMPN 62 dan SMAN 54 Jakarta mengajukan saran-saran sebagai
berikut :
1. Untuk menambah pengunjung yang ingin datang ke perpustakaan,
sebaikanya ditambah lagi jenis koleksinya sesuai dengan masyarakat
sekitar perpustakaan yang kebanyakan siswa-siswi sekolah seperti subyek-
subyek untuk pendidikan, pekerja, dan peneliti. Kemudian diperbanyak
lagi koleksi-koleksi umum untuk pemustaka agar mereka juga dapat
belajar ilmu-ilmu lainnya. Selain itu, koleksi terbitan berkala untuk
menunjang informasi selain ilmu-ilmu pelajaran. Dan yang terakhir untuk
disediakan koleksi karya rekam (rekam suara, video, film, dan sejenisnya)
agar menjadi salah satu media hiburan bagi pemustaka juga.
2. Pada jumlah koleksi yang ada di perpustakaan untuk diperbanyak koleksi-
koleksinya dan eksemplarnya agar pemustaka mempunyai banyak pilihan
jika ingin membaca dan tidak kehabisan apabila ingin meminjam koleksi.
3. Perbanyak koleksi buku fiksi dan non fiksi seperti novel, komik, cerita
rakyat, sejarah, biografi dan lain-lain. Karena untuk pemustaka remaja
sangat senang dengan novel dan komik untuk meningkatkan gemar
membaca mereka.
4. Perbaiki lagi sarana yang ada di perpustakaan terutama dari segi
teknologinya, seperti adanya sarana penelusuran atau OPAC (Online
Public Access Cataloug), RFID (Radio Frequency Identification) untuk
130
pelayanan sirkulasi, adanya komputer, mesin fotocopy dan lain-lain,
karena pada zaman sekarang ini perpustakaan harus mengikuti
perkembangan agar tidak ketinggalan demi melayani pemustaka. Sediakan
sarana-sarana yang membuat pemustaka menjadi lebih pintar teknologi
dan mudah dalam hal mencari informasi.
5. Perbaiki lagi prasarana yang di perpustakaan seperti tempat penitipan
barang agar lebih aman, diperbanyak lagi stop kontak disetiap sudut,
disediakannya internet gratis dan lain-lain.
6. Untuk lokasi perpustakaan, kalau bisa berada di pinggir jalan atau
disekitar tempat yang banyak dilalui banyak orang agar lebih terlihat dan
orang lain tahu bahwa ada perpustakaan, sehingga nantinya akan banyak
yang akan berkunjung.
7. Untuk lingkungan perpustakaan, untuk dijaga kebersihannya agar
pemustaka juga nyaman berkunjung, serta pustakawan atau staffnya lebih
ramah lagi agar pemustaka merasa pelayanan yang diberikan maksimal.
8. Jika ada rencana Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK)
Administrasi Jakarta Timur direnovasi atau diperbaiki, sediakan ruangan-
ruangan khusus untuk para pelajar yang ingin berkunjung untuk
melakukan belajar kelompok agar mereka lebih konsentrasi dalam belajar.
131
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008.
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Jogiyanto HM. Metodologi Penelitian Sistem Informasi: Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : ANDI, 2008.
Ibrahim Bafadal. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara, 1992.
Karmi Dimarto Modju. Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka, 1999.
Kosam Rimbarawa. Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Peralatan Perpustakaan. Jakarta : HAKAESER, 2013.
Lasa HS. Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 1995.
Mardalis. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Cet. 5. Jakarta : Bumi Aksara, 1995.
Mohammad Kasiram. Metodologi Penelitian : Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang : UIN-Malang Press, 2008.
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta : STIA- LAN Press, 1999.
132
Sanapiah Faisal. Format-Format Penelitian Sosial : Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Press, 2008.
Sudrajat Ari. Pelayanan Umum. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
RI, 1987.
Sugiyanto. Analisis Statistika Sosial. Malang : Bayumedia Publishing, 2004.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta, 1997.
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Samitra Media Utama, 2004.
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto, 2006.
Taslimah Yusuf. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta : Universitas Terbuka, 1996.
Wiji Suwarno. Psikologi Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto, 2009.
Zulfikar Zen dan Indah Wuryani. Standar nasional Perpustakaan Kabupaten/Kota. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2014.
Sumber Jurnal
Kinney, Bo. “The Internet, Public Libraries, and the DigitalDivide.”Routledge Taylor
and Francis Group, no. 29 (2010): h. 104-161.
Ofua, Owajeme Justice and Emiri, Oguchukwu Thaddaeus. “Role of Public Libraries in Bridging the Digital Divide”. International Journal of Digital Library Systems, (July-September 2011): h. 14-22.
Scott, Rachel. "The Role of Public Libraries in Community Building". Routledge
Taylor and Francis Group, no. 30 (2011): h. 191-227. Scott, Rachel. "Strategies That Public Libraries Use to Build Communities".
Routledge Taylor and Francis Group, no. 30 (2011): h. 307-346.
133
Weiss, Robert J. “Libraries and The Digital Divide”. Journal of the Library
Administration and Management Section, (October 2012): h. 25-47.
Young, Scott W. H. and Rossman, Doralyn. “Building Library Community Through Social Media.” Information Technology and Libraries, (March 2015). h. 20-37.
Zobec, Helena. “Cooperation between school and public libraries.” APLIS, Vol. 3
(December 1990): h. 245.
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
“HARAPAN SISWA-SISWI SMPN 62 DAN SMAN 54 JAKARTA TERHADAP
KETERSEDIAAN KOLEKSI DAN SARANA PENUNJANG DI KANTOR
PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR”
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini.
2. Kuesioner ini terbagi dalam dua bagian, pertama tentang Ketersediaan
Koleksi dan kedua tentang Sarana Penunjang.
3. Pada setiap pertanyaan terdapat empat pilihan jawaban diantaranya:
a. Sangat Sesuai Harapan : SSH
b. Sesuai Harapan : SH
c. Tidak Sesuai Harapan : TSH
d. Sangat Tidak Sesuai Harapan : STSH
4. Berilah tanda ceklist ( √ ) pada kolom yang tersedia.
5. Selamat mengerjakan.
B. Identifikasi Responden
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin :
Kelas :
No Pertanyaan Sangat
Sering
Sering Jarang Tidak
Pernah
1. Apakah Anda sudah pernah
berkunjung ke perpustakaan?
2. Apakah Anda pernah mendapatkan
informasi tentang koleksi dan sarana
atau prasarana?
No Pertanyaan SSH SH TSH STSH
KETERSEDIAAN KOLEKSI
A. Jenis Koleksi
1. Menurut Anda, sudah cukup banyak
koleksi yang dimiliki perpustakaan untuk
kebutuhan pendidikan sekolah, pekerja,
sampai peneliti?
2. Menurut Anda, apakah subyek-subyek
yang tersedia sudah sesuai dengan
kebutuhan Anda?
3. Menurut Anda, sudah sesuai harapankah
koleksi buku teks (pengetahuan umum,
referensi, fiksi, non fiksi, dan sebagainya)
yang ada di perpustakaan memenuhi
kebutuhan aktivitas pekerjaan Anda?
4. Menurut Anda, koleksi terbitan berkala
(majalah, surat kabar, jurnal, dan
sebagainya) yang ada di perpustakaan
bermanfaat dalam menambah wawasan
Anda?
5. Menurut Anda, koleksi karya rekam
(rekam suara, film, video, dan sebagainya)
yang ada di perpustakaan sudah sesuai
dengan harapan?
B. Jumlah Koleksi
6. Apakah jumlah koleksi buku pelajaran di
perpustakaan sudah cukup banyak dalm
membantu tugas pendidikan Anda?
7. Apakah jumlah koleksi buku fiksi (novel,
1 OPAC (Online Public Access Catalouge) adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara
umum dan dapat dipakai pengguna untuk menelusuri data katalog. OPAC berfungsi untuk
memudahkan pengunjung mengetahui apakah perpustakaan menyimpan koleksi yang kita butuhkan
atau tidak. 2 RFID (Radio Frequency Identification) adalah teknologi identifikasi berbasis gelombang, teknologi
yang mampu mengidentifikasi berbagai objek secara tepat tanpa memerlukan kontak langsung
Pemakaian RFID di perpustakaan misalnya pintu security ruang perpustakaan mampu mendeteksi
buku-buku yang sudah dipinjam atau belum dan untuk sebagai keamanan apabila ada buku yang
diam-diam diambil pengunjung. 3 Book drop berfungsi seperti ATM, pengguna bisa mengembalikan buku tanpa harus pada jam
pelayanan perpustakaan. Pengguna cukup memasukkan buku lewat sarana book drop, sehingga
pelayanan menjadi lebih cepat.
komik, cerita rakyat, dan sebagainya) dan
koleksi buku non fiksi (biografi, sejarah,
kamus, dan sebagainya) di perpustakaan
bermanfaat dalam mendukung gemar
membaca?
8. Apakah jumlah koleksi terbitan berkala
(majalah, surat kabar, jurnal, dan
sebagainya) di perpustakaan sudah cukup
memadai?
9. Apakah jumlah eksemplar disetiap jenis
koleksi di perpustakaan sudah cukup
banyak?
SARANA PENUNJANG
C. Sarana
10. Anda membutuhkan OPAC (Online Public
Access Catalouge)1 sebagai sarana
penelusuran koleksi di perpustakaan?
11. Anda membutuhkan RFID (Radio
Frequency Identification)2 guna untuk
pelayanan sirkulasi lebih cepat di
Perpustakaan?
12. Anda membutuhkan Book Drop3 dalam
pengembalian koleksi secara mandiri
sebagai layanan mandiri di perpustakaan?
13. Anda membutuhkan komputer-komputer
yang terhubung dengan internet ada di
perpustakaan?
14. Anda membutuhkan mesin fotocopy untuk
memudahkan dalam mengambil informasi
pada koleksi tercetak di perpustakaan?
15. Anda membutuhkan alat pemadam api
(hydrant) untuk keamanan di
perpustakaan?
16. Anda membutuhkan alat deteksi asap dan
api untuk keamanan di perpustakaan?
17. Anda membutuhkan kotak saran/media
untuk Anda mengusulkan koleksi yang
Anda butuhkan di perpustakaan?
D. Prasarana
18. Anda membutuhkan tempat parkir untuk
kendaraan di perpustakaan?
19. Anda membutuhkan tempat penitipan
barang atau loker di perpustakaan?
20. Anda membutuhkan kamar mandi yang
terpisah untuk pengunjung laki-laki dan
perempuan di perpustakaan?
21. Anda membutuhkan musholah bagi
pemustaka yang muslim di perpustakaan?
22. Anda membutuhkan pendingin ruangan
(AC) agar lebih nyaman di perpustakaan?
23. Anda membutuhkan meja dan kursi untuk
C. Saran dan Masukan Untuk Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi
Jakarta Timur.
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
yang ingin membaca ditempat di
perpustakaan?
24. Anda membutuhkan meja baca perorangan
(carel) di perpustakaan?
25. Anda membutuhkan stop kontak yang
cukup bagi yang membawa barang
elektronik (laptop, gadget, dan
sebagainya) setiap meja di perpustakaan?
26. Anda membutuhkan wi-fi atau internet di
perpustakaan?
27. Menurut Anda, apakah lokasi
perpustakaan saat ini sudah ideal ?
Lampiran 2
Keadaan Koleksi pada Ruang Baca Anak di KPAK Jakarta Timur
Keadaan Koleksi pada Ruang Baca Remaja dan Dewasa di KPAK Jakarta Timur
Keadaan Sarana di KPAK Jakarta Timur
Air Conditioner (AC) Hydrant
Keadaan Prasarana di KPAK Jakarta Timur
a. Keadaan
Toilet
b. Keadaan
Ruang Baca Dewasa
Mushollah Carel Carel
Loker
Lokasi Parkir
BIODATA PENULIS
MUHAMMAD ADAM. Lahir di Jakarta, 25 Desember 1994. Anak ketiga dari tiga bersaudara, ayahanda Ayip Novel dan ibunda Yati Ruchendi. Bertempat tinggal di Jalan Raya Condet Gg. H. Mujeni Kampung Kramat Jakarta Timur. Pada tahun (1999-2005) penulis menempuh pendidikan tingkat sekolah dasar di SDN Cililitan 04 Pagi. Setelah lulus, di tahun (2005-2008) penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Negeri 6 Jakarta. Tahun (2008-2011), penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMK
PGRI 1 Jakarta dan mengambil Jurusan Akuntansi. Setelah lulus dari sekolah menengah atas, penulis melanjutkan pendidikan kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan mengambil Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Pengalaman bekerja di bidang Ilmu Perpustakaan yang pernah penulis alami, yaitu magang di Perpustakaan Sekolah SMK PGRI 1 Jakarta, magang di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Jakarta Timur, Magang di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), dan sekarang penulis bekerja sebagai pegawai harian lepas di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) yang berlokasi di Komplek Taman Ismail Marzuki. Untuk pengalaman bekerja di luar bidang Ilmu Perpustakaan yang pernah penulis alami, yaitu magang di Kantor Balai Kota Biro Perekonomian, magang di Kantor Pajak Jakarta Timur, dan bekerja di Bimbingan Belajar Studia Insani.