Post on 07-Mar-2019
Rakyat Indonesia yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur
Cita-cita Bangsa Indonesia :
(Pembukaan UUD 1945)
Fakta :1. Indonesia masih termasuk dalam kategori
Lower-middle income(World Development Report 2008 - World bank)
2. Peringkat daya saing global Indonesia (Global Competitiveness Index) turun
Tahun 2005 2006 2007 2008
Peringkat Indonesia 69 54 54 55
Sumber: Kadin / WEF
3. Ancaman Disintegrasi Bangsa(Sikap SARA, primordialisme kebablasan, dan tuntutan untuk melepaskan diri di beberapa daerah)
4. Rakyat tidak mendapatkan keteladanan dari wakil ataupun pemimpin mereka(Banyaknya kasus skandal anggota dewan legislatif maupun pemerintahan (eksekutif) bahkan aparat penegak hukumnya)
Siapakah Generasi Baru itu?
Bukan sekedar berusia muda, namun memiliki visi dan misi yang baru bagi perkembangan Bangsa
Memiliki idealisme yang kokoh
Terbukti memiliki sifat Bersih, Transparan dan Profesional
Mengapa Generasi Baru Harus Berani Memimpin :
► Respon Terhadap Iklim Demokratisasi
► Perlunya Perubahan Tatanan Berbangsa dan Bernegara
► Momentum Desentralisasi Kekuasaan (Otonomi Daerah)
Apa Yang Harus Dilakukan Generasi Baru?
Berani masuk ke Politik Untuk Mengabdi demi rakyat
Memberikan Teladan yang baik bila terpilih
Karena apabila Atasnya Lurus, maka bawahan tidak berani untuk tidak lurus(Keteladanan Pemimpin)
Bahaya Status Quo dalam politik dan kepemimpinan
Pejabat yang Tidak amanah akan menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan golongannya
Mereka akan memerintah dengan korup, memupuk kekayaan pribadi
Akumulasi kekayaan tersebut akan digunakan lagi sebagai modal untuk kampanye agar dapat dipilih lagi oleh masyarakat
Bahaya Status Quo dalam politik dan kepemimpinan
Oleh karena itu, kaum idealis yang ingin tampil akan sangat sulit untuk bersaing dengan koruptor
Solusinya → UU Pembuktian Terbalik bagi pejabat publik yang ingin mencalonkan diri kembali
Generasi Baru yang Ideal Sebagai Pengawal Demokrasi Indonesia Masa
Depan
Individu yang BTP (Bersih, Transparan dan Profesional sebagai pejabat publik
Kaum muda yang memiliki intelektualitas serta bertanggung jawab
Pemimpin yang takut pada Tuhannya dan ikhlas bekerja keras untuk rakyat
Tantangan Bagi Kepemimpinan Generasi Baru
Memperoleh dukungan masyarakat melalui proses pemilihan yang jujur dan adil
Berani untuk menjabat dengan Amanah dan tahan godaan
Dinilai kinerjanya dengan nilai IPM (Indeks Pembangunan Manusia)
Mengapa Menilai Kinerja dengan IPM?
IPM atau HDI merupakan ukuran riil dari dimensi pokok pembangunan manusia,
Mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yaitu:
Tingkat harapan hidup ( aspek kesehatan) Pendidikan (dan juga pengetahuan dan
ketrampilan masyarakat)Pendapatan Masyarakat
Bagaimana Untuk Dapat Berhasil Memimpin dan Memperoleh nilai
IPM tinggi ?
Memberikan Jaminan Kesehatan dan Pendidikan bagi Rakyat
Jaminan Pendidikan dan Kesehatan bukan berarti Menggratiskan Pelayanan tersebut
Intinya Rakyat harus Dapat Akses terhadap Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan tersebut
Rakyat Merindukan Munculnya Pemimpin Sejati
Sikap apolitis masyarakat adalah buah dari tidak adanya keteladanan dari pemimpin mereka
Seandainya muncul seorang tokoh yang mampu memberikan harapan nyata bagi rakyat
Menjelang PEMILU 2009
Momen tepat untuk perjuangan generasi baru
Keputusan penetapan caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak merupakan peluang bagi pejuang generasi baru
Keputusan Caleg berdasar suara terbanyak
Kini, dengan keputusan tersebut, Caleg nomor urut paling akhir sekalipun berpeluang sama dengan nomor urut 1
Peluang bagi Generasi baru untuk merubah wajah parlemen
Sekian dan Terimakasih
BTP : Bersih Transparan Profesional
email : btp@ahok.orgwebsite : www.cdt31.org
Jumlah Pemilih Muda di 2009
Rentang Usia Jumlah Persentase
17 – 22 tahun ± 36.000.000 19 %
22 – 29 tahun 21.341.100 22,3 %
Jumlah 57.341.100 41 %
Sumber : Proyeksi BPS, 2005
Respon terhadap iklim demokratisasi
Indikator Freedom House: Indonesia: 1972 - 2003
1
2.5
4
5.5
7
1 -- 2,5 = Demokratis 2,5 -- 4 = Semi- Demokratis 4 -- 5,5 = Semi-toriter 5,5 -- 7 = Otoriter
Respon terhadap iklim demokratisasi
Penelitian Bappenas tentang demokrasi Indonesia menggunakan metode indikator Freedom House
Demokrasi kita sedang tumbuh dan berkembang (transisi) untuk menuju suatu tatanan demokrasi yang lebih terkonsolidasi (stabil).
Maka diperlukan Individu-individu yang tepat untuk mengawal proses tersebut
Perubahan Tatanan berbangsa dan bernegara
Perubahan yang terjadi di Indonesia sejak Reformasi 1998:
Otoriter → Demokratis Represif → Kebebasan berpendapat Sentralistik → Otonomi Daerah UUD 1945 → Diamandemen Pemilu LUBER → Pemilu LUBER & JURDIL
Perubahan Tatanan berbangsa dan bernegara
Partisipasi publik meningkat Kini siapapun bisa menjadi penguasa
melalui mekanisme Pemilu dan Pilkada Peran Pemerintah tidak sentral lagi Legislatif memegang peranan yang sangat
vital Diperlukan individu-individu yang tepat
untuk mengisi posisi tersebut
Otonomi Daerah dan Desentralisasi Kekuasaan
Dibuka “Lowongan” baru untuk menjadi pelayan rakyat dengan menjabat Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia
Bila posisi tersebut diisi oleh orang yang salah, rakyatlah yang akan menanggung akibatnya
Kepala Daerah memiliki kekuasaan untuk mengelola uang rakyat melalui APBD
Otonomi Daerah dan Desentralisasi Kekuasaan
Tiap tahun proporsi uang negara yang disalurkan ke daerah terus meningkat
2004 2005 2006 2007 2008
Dana Perimbangan 122.867,6 143.221,3 222.130,6 244.60,8 278.436,1
Dana otonomi khusus 6.855,3 7.242,6 4.049,4 9.593,2 13.986,7
Jumlah 129.722,9 150.463,9 226.180,0 254.201,0 292.422,8
Ket: Angka dalam Miliar RupiahSumber: Departemen Keuangan
Otonomi Daerah dan Desentralisasi Kekuasaan
Tiap tahun Trilyunan uang mengalir ke daerah-daerah.
Apa yang terjadi bila Kepala daerah tidak amanah?
Hingga Maret 2007, tercatat sudah 61 orang kepala daerah menjadi terpidana
Studi Kasus di AS
Sikap apolitis masyarakat AS sesungguhnya tak jauh berbeda dengan rakyat Indonesia
Namun Pada Pemilu AS lalu munculnya seorang Obama telah menumbuhkan harapan baru bagi masyarakat AS, khususnya generasi muda
Studi Kasus di AS
Pada Pilpres AS 1973, 52 persen dari pemuda usia 18-24 tahun menggunakan hak pilihnya
Namun di Pilpres AS tahun 2000, hanya 36 persen pemuda yang menggunakan hak pilihnya
Persentase tersebut sedikit meningkat menjadi 47 persen saat pilpres 2004
Studi Kasus di AS
Pada Pilpres 2008 lalu, seorang Obama mampu membuat 54,5 persen pemuda mendatangi TPS.
Merupakan persentase pemilih muda tertinggi sepanjang sejarah AS
Studi Kasus di AS
Secara persentase umum, tingkat partisipasi pemilih di AS sebanyak 65 persen juga disebut-sebut tertinggi di AS sepanjang 100 tahun terakhir
Munculnya seorang Obama juga mampu membuat kaum Hispanik yang selama ini apolitis berbondong-bondong mendatangi TPS
Bagaimana Dengan Indonesia?
Terjadi diantaranya di Bangka-Belitung Membuktikan bahwa rakyat sesungguhnya
rindu kepada tokoh yang mampu membawa harapan baru
Dan yang terpenting, membuktikan rakyat Indonesia mampu berdemokrasi
Survei Di AS, mayoritas para Politisi memulai karirnya dari bawah sejak usia muda
(Sumber: Eagleton Institute of Politics – The State University of New Jersey)
Jumlah Pemilih Muda di 2009
Rentang Usia Jumlah Persentase
17 – 22 tahun ± 36.000.000 19 %
22 – 29 tahun 21.341.100 22,3 %
Jumlah 57.341.100 41 %
Sumber : Proyeksi BPS, 2005
Studi tentang Demokrasi
Studi Przeworski & Limongi (1997)
Pendapatan perkapita minimal bagi berlangsungnya Demokrasi adalah 6600 dolar (dihitung berdasarkan Purchasing power parity- dolar tahun 2001)
Pendapatan perkapita Indonesia 2006 berdasarkan PPP tersebut baru sekitar 4000 dolar
Sumber: Boediono (2007)
Keputusan Caleg berdasar suara terbanyak
Menjamin keadilan bagi calon legislatif
Studi kasus hasil Pemilu 2004►Dari 550 Anggota DPR, 405 diantaranya adalah
Caleg dengan nomor urut 1►104 orang adalah Caleg nomor urut 2► 32 orang adalah Caleg nomor urut 3► 6 orang Caleg nomor urut 5► Dan hanya 3 orang Caleg dengan nomor urut 5
Sumber: Tim Riset CDT31