Post on 01-Jun-2018
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
1/23
Gambaran Eosinopilia pada penderita cacingan
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cacingan merupakan masalah kesehatan yang perlu penanganan serius,
terutama di daerah tropis karena cukup banyak penduduk menderita cacingan.
Penyakit cacingan dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap
penyakit dan terhambatnya tumbuh kembang anak, karena cacing mengambil sari
makaan yang penting dari tubuh, misalnya protein, karbohidrat dan zat besi yang
dapat menyebab anemia (Irianto, K. 2009. Penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing masih banyak di!umpai di
Indonesia."eberapa !enis cacing bulat (nematode terutama yang termasuk dalam
kelompok cacing usus sangat pre#alen. $i beberapa daerah, pre#alensinya dapat
mencapai %0&'0. "eberapa cacing lain yang termasuk cacing daun (trematoda
dan cacing pita (cestoda tidak !arang pula di!umpai. )al ini menun!ukkan bah*a
penyakit cacing masih merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia
(+una*an, P, et al. 9'%.Kebanyakan cacing memerlukan suhu dan kelembapan udara tertentu, untuk
hidup dan berkembang biaknya. -ebagian cacing memerlukan #ertebrata atau
in#ertebrata tertentu sebagai host, misalnya ikan, siput, crustacean, atau serangga,
dalam siklus(lingkaran hidupnya. $i daerah tropis, host&host ini !uga banyak
berhubungan dengan manusia, karena tidak adanya pengendalian dari masyarakat
setempat (/nt!ang, I. 200./osinopilia bukan merupakan suatu penyakit,tetapi merupakan respon
terhadap suatu penyakit. Peningkatan !umlah eosinopil dalam darah biasanyamenun!ukkan respon yang tepat terhadap ineksi parasit atau bahan&bahan
penyebab reaksi alergi ("al1is, . 200%.-el eosinopil ini meningkatkan kemampuannya untuk membunuh atau
merusak parasit dan mendukung peran penyelenggaraan isiologi tanggapkebal
terhadap berperantaraan Ig/ dalam mengontrol parasit cacing. Ke!adian eosinopilia
merupakan karakter yang berhubungan dengan inestasi cacing parasit atau reaksi&
reaksi hipersensiti#itas tipe lainnya. -alah satu tugas sel eosinopil adalah
penghancuran (destruksi cacing parasit ("al1is, . 200%
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
2/23
-el eosinopil terikat pada parasit terlapis antibodi karena sel eosinopil
memiliki reseptor ketika berikatan, sel eosinopil mendegranulasi dan melepaskan
kandungan granulanya di atas permukaan kutikula cacing. -el eosinopil !uga
berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh untuk mela*an ineksi cacing yang
ditandai dengan peningkatan !umlah sel eosinopil di dalam !aringan ("al1is, . 200%$emikian pula halnya disekitar pinggiran rel kelurahan "anten Kecamatan
3edan 4embung dimana masih banyak anak&anak yang berumur 5&0 tahun belum
mengetahui tentang pentingnya kebersihan. Ineksi cacingan ini biasanya
menyerang karena mereka kurang peduli terhadap kebersihan diri sendiri, banyak
diantara mereka yang sering bermain&main menggunakan media tanah, di tempat&
tempat lembab, tanpa menggunakan alas kaki dan tidak segera mencuci tangan
sehabis bermain dan masih banyak anak&anak yang kukunya pan!ang dan kotor. )al
tersebut menyebabkan tangan mereka dapat terkontaminasi dengan telur cacing.$isamping itu masih banyak makanan yang diper!ualbelikan secara terbuka di
pinggir !alan, dimana makanan tersebut bisa sa!a mengandung telur cacing yang
terba*a oleh #ector perantara seperti lalat. Ineksi ter!adi dengan tertelannya telur
yang berisi embrio. -ehingga dengan cepat ineksi cacingan dapat menyerang dan
dapat mengakibatkan !umlah eosinoil akan meningkat dalam darah.
B. Rumusan Masalah
6umusan masalah ini adalah bagaimana +ambaran /osinopil Pada 7nak&
anak mur 5&0 4ahun 8ang 4erineksi Cacingan 8ang "ermukim di Pinggiran 6el
Kelurahan "anten Kec 3edan 4embung.
C. Tujuan Penelitian
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
3/23
C.1Tujuan Umum
ntuk mengetahui !umlah eosinopil pada apusan darah tepi pada 7nak&anak
berumur 5&0 tahun di Pinggiran 6el Kelurahan "anten Kec 3edan 4embung yang
terineksi cacing.
C. Tujuan !husus
• ntuk mengetahui !umlah eosinopil dalam darah yang teineksi cacingdengan
metode ditell.
• ntuk mengetahui penyebab ketidaknormalan !umlah eosinopil pada darah yang
terineksi.
D. Man"aat Penelitian
D.1 Bagi #eneliti
ntuk menambah *a*asan pengetahuan dan sebagai bacaan untuk peneliti.
D. Bagi instiusi
$engan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan inormasi dan bahan
masukan kepada pihak pendidikan Poltekkes Kemenkes 3edan, khususnya !urusan
7nalis Kesehatan 3edan.
D.$ Bagi tem#at #enelitian
-ebagai sumber pengetahuan inormasi tentang gambaran eosinopil pada
penderita cacingan.
BAB IITIN%AUAN PU&TA!A
A. Darah
A.1 Pengertian Darah
-uatu !aringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang *arnanya
merah. arna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya 0 2 dan
C:2 di dalamnya. 7danya 02 dalam darah diambil dengan !alan bernaas dan zat ini
sangat berguna dalam peristi*a pembakaran; metabolisme di dalam tubuh. $arah
selamanya berada dalam tubuh oleh karena adanya ker!a atau pompa !antung dan
selama darah berada dalam pembuluh maka darah akan tetap encer. 4etapi kalaukeluar dari pembuluhnya maka darah akan men!adi beku. Pembekuan ini dapat
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
4/23
dicegah dengan !alan mencapurkan kedalam darah tersebut sedikit obat anti
pembekuan. $an keadaan ini sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan
untuk transusidarah (-yaiuddin, ". 992.
A. !'m#'nen &elular
$alam darah ada tiga macam atau !enis sel, dua sel diantaranya memang
berbentuk sel, dengan membran sel yang !elas dan dapat dilihat diba*ah mikroskop,
sementara satu lainnya terkesan sebagai keping&keping arteak dalam sediaan apus
darah dilihat di ba*ah mikroskop. Kedua sel yang disebut pertama adalah sel darah
merah atau eritrosit dan sel darah putih atau leukosit, sedangkan sel yang disebut
terakhir adalah sel pembeku darah atau trombosit atau platelet. Ketiga sel tersebut
berada di dalam darah tepi setelah mele*ati perkembangan sel dari sel moyang
yang sama (sering disebut stem cell atau sel punca di !aringan pembentuk darah
atau hematopoietic (-alam, 7. 202
A..a &el Darah Merah (Eritr'sit)
-el darah merah adalah sel yang memiliki ungsi khusus untuk
mengangkut oksigen ke !aringan&!aringan tubuh dan membantu pembuangan karbon
dioksida dan proton yang dihasilkan oleh metabolisme !aringan tubuh. "erbeda
dengan dua sel darah lainnya, sel darah merupakan sel darah terbanyak dengan
struktur sederhana dibandingkan dengan sel tubuh lain (-alam, 7. 202.Kalau kita periksa dan kita lihat diba*ah mikroskop maka nyatalah bah*a
eritrosit dapat diterangkan sebagai berikut "entuknya seperti cakram;bikonkap dan
tidak mempunyai inti. kurannya kira&kira %,% unit (0.00%mm diameter, tidak dapat
bergerak. "anyaknya kira&kira 5 !uta dalam mm< (=>&5 !uta. arnanya kuning
kemerahan karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut haemoglobin,
*arna ini akan bertambah merah !ika di dalamnya banyak mengandung 02 dari paru&
paru untuk diedarkan keseluruh bagian tubuh danmengikat C:2 dari !arinagn tubuh
untuk dikeluarkan melalui paru&paru (-yaiuddin, ". 992.
A..* &el Darah Putih (Leuk'sit)Keadaan bentuk dan siat&siat leukosit berlainan dengan eritrosit dan apabila
kita periksa dan kita lihat diba*ah mikkroskop maka akan terlihat "entuknya yang
dapat berubah&ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia, mempunyai bermacam&macam inti sel sehingga dapat menurut inti
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
5/23
selnya, *arnanya bening (tidak ber*arna, banyaknya dalam mm< darah kira&kira
?.000&9.000.@unginya
a. -ebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit;bakteri yang
masuk ke dalam mtubuh !aringan 6/- (-istim 6etikolo /ndotel, tempat
pembiakannya di dalam limpa dan kelen!ar lime.b. -ebagai pengangkut, yaitu mengangkut;memba*a zat lemak dari dinding usus
melalui limpa terus ke pembuluh darah (-yaiuddin, 992.
A..+ &el Pem*eku (Tr'm*'sit)3erupakan benda&benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya
bermacam&macam, ada yang bulat, ada yang lon!ong, *arnanya putih, banyaknya
normal pada orang de*asa 200.000&A00.000;mm
@ungsinya memegang peranan penting di dalam pembekuan darah. Bika
banyaknya kurang dari normal maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku
sehingga timbul perdarahan yang terus&menerus. 4rombosit lebih dari A00.000
disebut trombositosis. 4rombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
$i dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu ter!adinya peristi*a
pembekuan darah, yaitu Ca dan ibrinogen.@ibrinogen mulai beker!a apabila tubuh
mendapat luka (-yaiuddin, ". 992.
A.$ !'m#'nen N'n,selular
-elain komponen selular yang disebut diatas, darah mengandung komponen
non&selular cair yang disebut plasma darah. $alam plasma darah terkandung
molekul mikro sampai molekul makro, baik yang bersiat larut air (hidroilik sampai
yang tidak larut air (hidroobik atau lipoilik, serta atom&atom maupun ion&ion.
-ebagai cairan tubuh #ital, darah memiliki karakteristik p) dan tekanan osmosis
yang harus dipertahankan normal dengan komposisi bahan&bahan yang
dikandungnya (-alam, 7. 202.
A.- %enis,jenis Leuk'sit
A.-.a Leuk'sit ranular
+ranulosit memiliki 2 !enis granul +ranula -pesiik yang mengikat komponen
netral, basa, atau asam dari campuran pe*arna dan memiliki ungsi khusus, dan
+ranula 7zuroilik. +ranula azuroilik terpulas ungu dan merupakan lisosom.
+ranulosit memiliki inti dengan 2 atau lebih lobus dan mencakup netropil, eosinopil
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
6/23
dan basopil. -emua granulosit adalah sel terminal yang tidak membelah lagi,
dengan !angka hidup beberapa hari dan mati melalui apoposis (kematian sel
terprogram di dalam !aringan ikat. +ranulosit memiliki sedikit mitokondria
(metabolisme energy rendah dan lebih banyak bergantung pada glikolisis, oleh
karena itu, granulosit mengandung glikogen dan dapat berungsi di daerah yang
miskin oksigen, seperti daerah inlamasi (Bun1ueira, .C., Bose, C. 200%.
a. DeutropilDeutropil merupakan ?0&%0 dari leukosit yang beredar. $iameternya 2&5Em
(pada sediaan apus darah, dengan inti yang terdiri atas 2&5 (biasanya A lobus yang
dihubungkan oleh benang kromatin halus, pada *anita, kromosom F yang inakti
tampak sebagai alat pemukul drum di salah satu lobus inti. Damun ciri khas ini tidak
!elas terlihat disemua neutropil dalam sediaan apus darah. -itoplasma neutropil
mengandung 2 !enis granul utama. +ranul yang lebih banyak adalah granul spesiik,
yamg terlihat kecil , dekat ambang batas resolusi mikroskop cahaya.Populasi granul kedua dalam neutropil terdiri atas granul azuroil, yang
merupakan lisosom yang berdiameter 0,5 Em. Deutropil !uga mengandung glikogen
di dalam sitoplasmanya.+likogen dirombak men!adi glukosa untuk menghasilkan energi melalui !alur
glikolisis dari oksidasi glukosa. -iklus asam sitrat kurang berperan penting, seperti
yang diduga karena sedikitnya mitokondria dalam sel&sel ini .Kesanggupan neutropil
bertahan hidup lingkungan anaerob sangat menguntungkan, karena dapat
mematikan bakteri dan membantu membersihkan debris di daerah miskin oksigen,
misalnya !aringan perdangan atau !aringan nekrosis.Deutropil adalah sel berumur pendek , dengan *aktu paruh ?&% !am dalam darah
dan memiliki !angka hidup selama &= hari dalam !aringan ikat, tempat leukosit
menemui a!alnya melalui apoptosis .Deutropil adalah sel apopotis yang akti terhadap bakteri dan partikel kecil lainnya. Deutropil tidak akti dan berbentuk bulat
saat beredar, namun memperlihatkan pergerakan ameboid akti saat sel ini melekat
pada substrat padat, seperti kolagen dalam matriks ekstrasel (Bun1ueira, .C., Bose,
C. 200%.
b. /osinopil/osinopil !auh lebih sedikit dari pada neutropil, dan merupakan 2&= leukosit
dalam darah normal. Pada sediaan apus darah, sel ini berukuran kurang lebih sama
dengan neutropil dan mengandung inti bilobus yang khas. Ciri utama untuk
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
7/23
mengenalinya adalah adanya granul spesiik berukuran besar dan lon!ong (sekitar
20 per sel yang terpulas dengan eosin.+ranul spesiik eosin memiliki pusat kristal (internum yang terletak paralel
terhadap sumber pan!ang granul. +ranul eosinopil mengandung sebuah protein
yang disebut protein dasar mayor yang banyak mengandung residu arginin. Protein
ini merupakan 50 dari total protein granul dan menyebabkan terbentuknya siat
eosinoilik di granul tersebut. Protein dasar mayor agaknya !uga berungsi untuk
membunuh cacing seperti schistosoma.$i dalam !aringan, eosinopil ditemukan di !aringan ikat ba*ah epitel bronki,
saluran cerna, uterus, dan #agina, dan mengelilingi cacing. -elain itu sel&sel ini
manghasilkan zat yang memodulasi peradangan melalui inakti#asi leukotrien dan
histamin yang dihasilkan sel&sel lain. /osinoil memagositosis komplek antigenantibodi (Bun1ueira, .C., Bose, C. 200%.
/osinopil tidak memagositosis bakteri dan memusnahkan intra sel, meskipun
tersebar luas dalam !aringan ikat, eosinopil terutama banyak di ba*ah epitel saluran
cerna dan saluran napas, tempat protein asing kemungkinan besar masuk ./osinopil
terlibat dalam pengendalian kerusakan pada reaksi alergi. /osinopil tertarik ke
tempat pelepasan histamin, dan enzimnya dapat mengatasi ini dan mediator lain dari
reaksi alergi. -eringnya terpapar terhadap antigen di ikuti peningkatan eosinopil.
@aktor&aktor yang mengatur pelepasan dari sumsum tulang belum dimengerti, tetapi
ada bukti bah*a interleukin&5 dan sitokinin lain yang dilepaskan ke tempat ter!adinya
reaksi antigen&antibodi, merangsang polierasi perkursor dan pembebasan eosinopil
ke dalam darah. Penyuntikan hormon adrekortikotropin atau hidrokortison
meyebabkan pengurangan eosinopil yang beredar (@a*cett, $. . 2002
c. "asopil"asopil merupakan leukosit granular yang paling sedikit !umlahnya, hanya 0,5
dari hitung !enis leukosit. "asopil sedikit lebih kecil dari neutropil. "erdiameter 0Em
pada apusan darah terpulas. Dukleusnya sering berbentuk u atau !, dan karenanya
dapat terlihat bilobus pada sediaan. +ranula spesiik relati lebih sedikit dan lebih
besar dari pada yang eosinopil. +ranul basopil metakromatik, terpulas ungu dengan
biru toluidin atau tionin alkoholik. Pada manusia, basoil sebagian larut air dan dapat
berubah bentuk atau larut sebagian pada pulasan berair, tetapi pada apusan kering,
basopil biasanya tera*etkan. kuran, siat pemulasan dan kelarutan granul&granul
itu ber#ariasi dari satu spesies ke spesies lain. Pada marmut, basoil besar dan tidak
larut dalam air, tetapi hanya tepulas ringan. Pada an!ing, basopil kecil&kecil dan
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
8/23
berhimpitan. Pada kucing, tikus dan mencit, basopil tidak ditemukan dalam darah
(@a*cett, $.. 2002.4erdapat beberapa kemiripan antara granula basopil dan granula sel mast.Kedua
granul tersebut bersiat metakromatik dan mengandung heparin dan
histamine.-ebagai reaksi terhadap antigen tertentu, basopil dapat melepaskan isi
granulanya, seperti halnya sel mast. 3eskipun kemiripannya banyak, basopil dan
sel mast tidak sama sekalipun, kedua sel tersebut memiliki struktur yang berbeda
dan berasal dari sel induk (sel stem yang berbeda pula dalam sumsum tulang
(Bun1ueira, .C., Bose, C. 200%.
A.-.* Leuk'sit Agranular
7granulosit tidak memiliki granul spesiik, namun sel ini mengandung granulazuroilik (lisosom yang mengikat zat *arna azur pada pulasan. Inti granulosit
berbentuk bulat atau berlekuk. Kelompok sel ini meliputi imosit dan 3onosit
(Bun1ueira, .C., Bose, C. 200%.
a. imosit$idalam darah manusia, limosit merupakan sel&sel bulat dengan berdiameter
ber#ariasi antara ?&' Em. Bumlah limosit adalah 20&A0 dari leukosit darah
normal.+ambaran yang mencolok dari limosit kecil adalah inti yang relati#e besar di
sekitar sitoplasma sempit.Inti tampak bulat dan pada umumnya memnun!ukkan
lekukan pada satu sisi (eeson, C.6., 4homas, -.., 7nthony, 7.P. 99?imosit dengan garis tengah ?&' Em dikenal sebagai limosit kecil. $i dalam
peredaran darah, terdapat sedikit limosit yang berukuran sedang dan besar dengan
garis tengah yang mencapai 'Em. Perbedaan ini mempunyai arti ungsional karena
limosit yang berukuran lebih besar diyakini adalah sel yang telah diaktikan oleh
antigen spesiik. -itoplasma limosit kecil sangat sedikit dan pada sediaan apus
darah tampak sebagai tepian tipis di sekitarinti. -itoplasma limosit bersiat basa
lemah dan ber*arna biru muda pada sediaan yang terpulas. -itoplasma ini mungkin
mengandung sedikit granul azuroilik. -itoplasma limosit kecil mengandung sedikit
mitokondria dan sebuah kompleks golgi kecil, sel ini mengandung poliribosom
bebas. Bangka hidup limosit ber#ariasi, sebagian hanya hidup beberapa hari dan
yang lain bertahan di sirkulasi darah bertahun&tahun lamanya. imosit adalah satu&
satunya !enis leukosit yang kembali ke darah dari !aringan, setelah limosit
mengalami diapedesis (Bun1ueira, .C., Bose, C. 200%.
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
9/23
b. 3onosit3onosit adalah agranulosit yang berasal dari sum&sum tulang ini berdiameter
antara 2&20 Em. Intinya lon!ong, berbentuk tapal kuda atau berbentuk gin!al dan
umumnya terletak eksentris. Kromatinnya kurang padat dan tersusun lebih ibrilar
dari pada limosit. Karena penyebaran kromatin yang baik ini, inti monosit ber*arna
lebih pucat daripada inti limosit besar (Bun1ueira, .C., Bose, C. 200%.."ahan kromatin dalam inti tersusun sebagai !ala&!ala halus, sehingga inti dapat
terpulas gelap seperti pada sa!ian hapus pada limosit. -itoplasma relati#e banyak
dengan pulasan *right berupa biru abu&abu pada sa!ian kering. Ia sering tampak
seperti !ala&!ala atau ber#akuola dan mengandung se!umlah granula azuroil.
+ranula tersebut merupakan lisosom primer dan umumnya !umlahnya lebih banyak,
tetapi lebih kecil dari pada yang ada dalam limosit. -itoplasma !uga mengandungbeberapa reticulum endoplasma granular tetapi lebih sedikit ribosom bebasnya dari
pada yang terdapat di dalam limosit (eeson, C.6., 4homas, -.., 7nthony, 7.P.
99?
A./ Perkem*angan Leuk'sit E'sin'#il
Pada keadaan isiologis, eosinopil pada a*alnya dikenali dengan tahap
promielosit di sumsum tulang.
A./.a Pr'miel'sit e'sin'#ilik
Barang ditemukan, memiliki ciri&ciri sel yang khas untuk suatu promielosit,
dengan tambahan granula eosinopil dalam sitoplasma, yang menyelubungi granulasi
azuroilik, bergantung pada !umlahnya. "ergantung pada pemulasannya (nilai p)
larutan +iemsa cair, granula eosinopil terlihat sebagai bola kecil ber*arna abu&abu
hitam, coklat hi!au, coklat karat atau merah bata, yang kadang&kadang !uga
menutupi inti sel. +ranula abu&abu hitam kurang matang dibandingkan dengangranula yang ber*arna kemerahan sehingga hanya di!umpai pada tahap perkursor
leukosit eosinopilik (@reund, 3. 20.
A./.* Miel'sit e'sin'#ilik
ebih sering ditemukan, inti dan hubungan sitoplasma&inti serupa seperti
pada mielosit neutropil.-itoplasma terisi dengan granula eosinopil, yang terutama
ber*arna kemerahan atau cokelat merah."agian sitoplasma yang tidak tertutupi oleh
granula terlihat sedikit basoilik (@reund, 3. 20.
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
10/23
A./.+ Metamiel'sit e'sin'#il 0an leuk'sit e'sin'#ilik *erinti *atang
Karena proses pematangan inti yang berlangsung cepat, kedua kelompok sel
ini !arang di!umpai. -ecara morologis, kedua kelompok sel ini mempunyai bentuk
yang serupa dengan seri neutropil, tetapi dilengkapi dengan granula eosinopil yang
matang (@reund, 3. 20.
A./.0 Leuk'sit e'sin'#il *erinti segmen
"entuk sel yang paling matang pada granulopoiesis eosinopil mampu
bermigrasi ke dalam darah perier. Inti tampak mencolok dengan dua segmen
(bentuk GkacamataH dengan !embatan antar segmen&segmen yang berupa benang&
benang halus. Kromatin tampak seperti gumpalan kasar. -itoplasma kebanyakan
terisi penuh dengan granula eosinopil matang, yang diameternya dapat berbeda&
beda. arna dasar sitoplasma adalah basoilik muda, yang hanya dapat dilihat pada
daerah yang terbebas dari granula (@reund, 3. 20.
A. !elainan,kelainan Leuk'sit
A..a Neutr'#ilia
di!umpai pada
a. Ineksi bakteri ( khususnya bakteri piogenik, local atau generalisatab. Inlamasi dan nekrosis !aringan, misalmnya miositis, #askulitis, inark !antung dan
trauma.c. Kelainan metabolic, misalnya uremia, eklampsia, asidosis, gout.d. -emua !enis neoplasma, misalnya karsinoma, limoma, melanoma.e. Pendarahan akut dan hemolisis.. 4erapi kortikosteroid (menghambat marginasi.g. Penyakit mieloprolierati, misalnya leukemia myeloid kronik, polisitemia #era,
mielosklerosis.
h. Pengobatan dengan aktor pertumbuhan myeloid, misalnya +&C-@, +3&C-@.
A..* E'sin'#ilia
di !umpai pada a. Penyakit alergi, khususnya hipersensiti#itas !enis atopic, misalnya sma bronchial,
hay e#er, urtikaria dan sensiti#itas terhadap makanan.b. Penyakit parasit, misalnya amubiasis, cacing tambang, askarlasis, inestasi caicng
pita, ilarisis, skistosomiasis, dan trikomikosis.c. Pemilihan dari ineksi akut.
d. Penyakit tertentu, misalnya psoriasis, pemigus, dan dermatitis hepertiormis.e. /osinopilia pulmonal dan sindrom hiperesinoilik.
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
11/23
. -ensitii#itas obat.g. Poliarteritis nodosa.h. Penyakit )odgkin dan beberapa tumor lain.i. Keganasan metastasis dengan nekrosis tumor. !. eukimia eosinopilik (!arang.
k. Pengobatan dengan +3&C-@.
A..+ Bas'#ilia
di!umpai pada
a. Kelainan mieloproloierati seperti leukemia kronik atau polisitemia #era.b. Ineksi cacar atau cacar air.
c. Kolitis ulserati.
A..0 M'n'sit'sis
di!umpai pada a. Ineksi bakteri kronik tuberculosis, bruselopsis, endokartritis, tioid.b. Ineksi protozoa.c. Ditropenia kronik.d. Penyakit )odgkin dan keganasan lain.e. 3ielodisplasia (khususnya leukemia mielomonisitik kronik.
. Pengobatan dengan +3&C-@ atau 3&C-@.
A..e Lim"'sit'sis
di!umpai pada
a. Ineksi akut 3ononukleosis ineksiosa, rubella, pertussis, limositosis ineksi akut,
hepatitis ineksiosa, sitomegalo#irus, )I, herpes simpleks atau zoster.b. Ineksi kronik tuberculosis, toksoplasmosis, bruselosis, siilis.c. eukimia limositik kronik.d. eukimia limoblastik akut.e. imoma non&hodgkin.. 4irotoksikosis ()obrandd, 7.., Pettit, B./., 3oss, P.7.). 2005
B. E'sin'#ilia
Peningkatan !umlah eosinopil (eosinopilia berhubungan dengan reaksi alergi
dan ineksi cacing (parasit. $i dalam !aringan, eosinopil ditemukan di !aringan ikat
ba*ah epitel bronki, saluran cerna, uterus, dan #agina, dan mengelilingi cacing.
-elain itu, sel&sel ini menghasilkan zat yang memodulasi peradangan melalui
inakti#asi leukotrien dan histamin yang dihasilkan sel&sel lain. /osinopil !uga
memagositosis kompleks antigen&antibodi berperantaraan Ig/ dalam mengontrol
parasit cacing, sel eosinopil mendegranulasi dan melepaskan kandungan
granulanya di atas permukaan kutikula cacing (uiz Carlos Bun1ueira, Bose
Carneiro, 200%.
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
12/23
C. Pengertian Ca+ingan
Cacingan (atau sering disebut kecacingan merupakan penyakit endemic dan kronik
diakibatkan oleh cacing parasit dengan pre#alansi tinggi, tidak mematikan, tetapi
menggerogoti tubuh manusia sehingga berakibat menurunnya kondisi gizi dan kesehatan
masyarakat. Cacing yang populer sebagai parasit saat ini adalah cacing gelang ( Acaris
lumbricoides, cacing kremi (Oxyuris vermikularis, cacing pita (Taenia solium dan cacing
tambang ( Ancylostoma duodenale.
$i Indonesia, pemyakit cacing adalah penyakit rakyat umum, ineksinya pun dapat
ter!adi secara simultan oleh beberapa !enis cacing sekaligus. $iperkirakan lebih dari ?0anak&anak Indonesia menderita suatu ineksi cacing, rendahnya mutu sanitasi men!adi
penyebabnya. Pada anak&anak, cacingan akan berdampak pada gangguan kemampuan
untuk bela!ar, dan pada orang de*asa akan menurunnya produkti#itas ker!a. $alam !angka
pan!ang, hal ini akan berakibat menurunnya kualitas sumber daya manusia (Julkoni, 7.
200.
C.1 ejala Dan Tan0a 2isik 3ang Ditemukan Pa0a Pen0erita Ca+ingan
+e!ala yang timbul pada penderita cacingan adalah +atal disekitar dubur terutama
pada malam hari yaitu, saat cacing betina meletakkan telurnya, gelisah dan sukar tidur.6asa
tidak enak pada perut (gangguan lambung, ke!ang perut, diselilingi dengan diare,
kehilangan berat badan, demam, nyeri di ulu hati, kehilangan nasu makan, diare, anemia
(Irianto, K. 2009.
C. &um*er In"eksi
-erangga, seperti nyamuk dan lalat penghisap darah, disamping sebagai intermediet
host, !uga merupakan bagian dari lingkaran hidup cacing. Penyebaran telur cacing yang
keluar bersama eces penderita, tidak hanya berkaitan dengan cuaca, seperti hu!an, suhu
dan kelembapan udara, tetapi !uga berkaitan dengan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang sanitasi. Kebiasaan menggunakan eces manusia sebagai pupuk
tanaman menyebabkan semakin luasnya pengotoran tanah, persediaan air rumah tangga
dan makanan tertentu, misalnya sayuran, akan meningkatkan !umlah penderita
helminthiasis.
$emikian !uga kebiasaan makan masyarakat, menyebabkan ter!adinya penularan
penyakit cacing tertentu. 3isalnya kebiasaan makan secara mentah atau setengah matang,
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
13/23
ikan, kerang, daging atau sayuran. "ila di dalam makanan tersebut terdapat kista atau lar#a
cacing, maka siklus cacing men!adi lengkap, sehingga ter!adi ineksi pada manusia (/nt!ang,
I. 200.
C.$ Pemeriksaan Untuk Ca+ingan
$iagnosis penyakit cacing ditegakkan dengan menemukan telur, lar#a dan cacing
de*asanya pada eces (+uana*an, P, 9'%.
C.- !erangka !'nse#
)igiene igkungan sia
Bumlah /osinopilDormal 7bnormal
3eningkat 3enurun
C./ De"enisi '#erasi'nal
. )igiene adalah kondisi kebersihan pribadi ataupun makanan2. ingkungan adalah keadan lingkungan ataupun sanitasi lingkunganA. sia adalah umur penderita cacingan=. /osinopil adalah !enis leukosit yang berungsiuntuk membunuh atau merusak parasit dan
mendukung peran penyelenggaraan isiologi tanggap kebal terhadap berperantaraan ig/
dalam mengontrol parasit cacing5. Dormal adalah !umlah eosinopil yang berada di antara 0& ?. 3eningkat adalah !umlah eosinopil yang melebihi nilai normal%. 3enurun adalah !umlah eosinopil berada diba*ah nilai normal
BAB IIIMET4DE PENELITIAN
A. %enis 0an Desain Penelitian
Benis dan desain penelitian yang akan dilakukan dengan sur#ey langsung yang
bersiat deskripti.
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
14/23
B. L'kasi 0an 5aktu Penelitian
Pada penelitian ini pemeriksaaan sampel dilakukan dilaboratorium hematologi
!urusan 7nalis Kesehatan 3edan pada bulan mei s;d !uni 20=.
C. P'#ulasi 0an &am#el Penelitian
C.1 P'#ulasi Penelitian
Populasi adalah seluruh anak&anak yang berumur 5&0 tahun di sekitar pinggiran rel
kelurahan banten kec medan tembung sebanyak A0 orang berdasarkan sur#ey yang telah
dilakukan.
C. &am#el Penelitian
-ampel penelitian adalah total populasi anak&anak yang terineksi cacingan yang
berumur 5&0 tahun di sekitar pinggiran rel kelurahan banten kec medan tembung.
D. %enis 0an Met'0e Pengum#ulan DataD.1 %enis 0ata
Benis data adalah data primer dengan cara melakukan pemeriksaan !umlah eosinopil
pada apusan darah tepipada 7nak&anak berumur 5&0 tahun di Pinggiran 6el Kelurahan
"anten Kec 3edan 4embung yang terineksi cacing.
D. Met'0e Pengum#ulan Data
3etode yang digunakan adalah secara langsung melakukan penelitian di Pinggiran
6el Kelurahan "anten Kec 3edan 4embung.
E. Met'0e Pemeriksaan
3etode pemeriksaan sediaan apus darah tipis yang digunakan adalah metode
giemsa
E.1 Prinsi# Pemeriksaan
-ediaan apus darah yang telah di*arnai dihitung persentase !enis&!enis leukosit yang
ada di dalam sediaan apus darah tersebut (7rianda, $. 20A
E. Bahan,*ahan 6ang 0igunakan
& $arah
& @eces
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
15/23
E.$ Alat,alat 6ang 0igunakan
untuk pemeriksaan darah
- :b!ek glas
-
)emolet;lanset- Kapas- 3ikroskopntuk memeriksa eces- :b!ek +lass- Pipet tetes- Kaca Penutup- adah- 4issu- idi- 3ikroskop
E.- Reagensia 6ang 0igunakan
- ntuk pemeriksaan tin!a eosin
- ntuk pemeriksaan darah +iemsa dan methanol absolute
E./ Cara Pengam*ilan &am#elE./.a Untuk Tinja
- Pada hari pertama penulis akan memberikan pengarahan kepada anak&anak yang berumur
5&0 tahun di sekitar pinggiran rel kereta api lingkungan FI kelurahan banten kec medan
tembung tentang pentingnya kebersihan terhadap kesehatan dan cara pengambilan
sampel, lalu memberikan *adah yang bersih, bermulut lebar, dan bertutup.- Pada esok harinya mengambil sampel tin!a yang sudah siap dan diba*a ke laboratorium
untuk diperiksa.
E./.* Untuk Darah"ahan yang diambil dari darah kapiler (u!ung !ari tangan dengan cara
- -iapkan peralatan sampling lancet steril, kapas alkohol %0.- Pilih lokasi pengambilan lalu desineksi dengan kapas alkohol %0, biarkan kering.- Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri
berkurang.- 4usuk dengan lancet steril. 4usukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas&peras
keluar. Bangan menusukkan lancet !ika u!ung !ari masih basah oleh alkohol. )al ini bukan
sa!a karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah !uga melebar di atas kulit
sehingga susah ditampung salam *adah.- -etelah darah keluar, buang tetes pertama dengan memakai kapas kering, tetes berikutnya
boleh dipakai untuk pemeriksaan (7rianda, $. 20A.
E. Pr'se0ur !erjaE..a Untuk *ahan tinja
- ntuk ob!ek glass yang bersih dan bebas lemak teteskan &2 tetes eosin .
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
16/23
- 7mbil tin!a seu!ung lidi.- Campurkan hingga homogen pada larutan eosin.- 4utup dengan kaca penutup, hindari ter!adinya gelembung udara.- Periksa diba*ah mikroskop dengan perbesaran lensa 0 dan =0.- Catat hasil yang diperiksa perlapangan pandang yang terdapat pada mikroskop.
E..* Untuk *ahan 0arah- -entuhlah tanpa menyentuh kulit setetes darah kecil (garis tengah tidak melebihi 2 mm
dengan kaca itu, kira&kira 22 cm dari u!ungnya, dan letakkanlah kaca itu di atas me!a
dengan tetes darah di sebelah kanan.- $engan tangan kanan diletakkan kaca ob!ek lain di sebelah kiri tetes darah tadi dan
digerakkan ke kanan hingga mengenai tetes darah.- 4etes darah akan menyebar pada sisi kaca penggeser itu. 4unggulah sampai darah itu
mencapai titik kira&kira > cm dari sudut kaca pengeser.- -egeralah geserkan kaca itu ke kiri sambil memegangnya miring dengan sudut antara A0&
=5 dera!at. Banganlah menekan kaca penggeser itu ke ba*ah.- "iarkan sediaan itu kering di udara.- 4ulislah nama penderita dan tanggal pada bagian sediaan tebal (+andasoebrata, 6. 200'.
E..+ Cara me7arnai se0iaan ha#us 0arah- etakkan sediaan yang akan dipulas di atas rak tempat memulas dengan lapisan darah ke
atas.- 4eteskanlah sekian banyak metilalkohol ke atas sediaan itu, sehingga bagian yang terlapis
darah tertutup seluruhnya. "iarkan selama 5 menit atau lebih lama.- 4uanglah kelebihan methanol dari kaca.
-
iputilah sediaan itu dengan +iemsa yang telah diencerkan dengan larutan penyanggah
dan biarkan selama 20 menit.- "ilas dengan air suling.- etakkan sediaan dalam sikap #ertikal dan biarkan mongering pada udara (+andasoebrata,
6. 200'.
E..0 Hitung jenis leuk'sit (Di""erential +'unt 0"" telling)- "asoil 0&
-
/osinoil &A- D.batang 2&?- D.segmen 50&%0- imosit 20&=0- 3onosit 2&' (7rianda, $. 20A
2. Analisa Data
$ata yang diperoleh disa!ikan dalam bentuk tabel secara deskriti apakahkadar
eosinopil meningkat pada anak&anak yang terineksi cacingan.
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
17/23
BAB I8HA&IL PENELITIAN DAN PEMBAHA&AN
A.1 Hasil Penelitian
$ari penelitian yang dilakukan terhadap anak umur 5&0 tahun yang bermukim di
pinggiran rel kel "anten kec 3edan tembung data yang dikumpulkan dicatat dan disusun
dalam bentuk tabel. $ari hasil pemeriksaan diperoleh hasil mengenai berapa besarnya
kenaikan rata&rata apusan darah tepi pada penderita cacingan pada anak umur 5&0 tahun
yang bermukim di pinggiran rel kel "anten kec 3edan 4embung.
Ta*el -.1 9 Distri*usi "rekuensi jumlah e'sin'#il *er0asarkan kel'm#'k umur
Umur
(tahun)
N'rmal Meningkat
" : 2 :5&% 0 0 9 =5
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
18/23
'&0 2 0 9 =5T'tal 1; 1< =;
$ari tabel =. dapat dilihat kadar eosinopil berdasarkan kelompok umur
mengalami peningkatan dengan persentase =5 untuk umur 5&% tahun, =5 untuk
anak umur '&0 4ahun.
Ta*el -. 9 Distri*usi "rekuensi *er0asarkan higiene #er'rangan
Higiene
Per'rangan2rekuensi Persentase
"aik 0 0"uruk 20 00T'tal ; 1;;
$ari 4abel =.2 dapat dilihat higiene perorangan yang buruk dengan persentase
00
Ta*el -.$ 9 Distri*usi "rekuensi *er0asarkan sanitasi lingkungan
&anitasi
Lingkunga
n
2rekuensi Persentase
"aik 0 0
"uruk 20 00T'tal ; 1;;
$ari 4abel =.A dapat dilihat sanitasi lingkungan yang buruk dengan persentase
00.
B. Pem*ahasan
Pada tabel =. ditemukan kadar eosinopil berdasarkan kelompok umur
mengalami peningkatan dengan persentase =5 untuk umur 5&% tahun, =5 untuk
anak umur '&0 4ahun. hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu banyak anak&
anak yang berumur 5&% tahun belum mengetahui tentang pentingnya kebersihan.
Ineksi cacingan ini biasanya menyerang karena mereka kurang peduli terhadap
kebersihan diri sendiri, banyak diantara mereka yang sering bermain&main
menggunakan media tanah, di tempat&tempat lembab, tanpa menggunakan alas kaki
dan tidak segera mencuci tangan sehabis bermain dan masih banyak anak&anak
yang kukunya pan!ang dan kotor. )al tersebut menyebabkan tangan mereka dapat
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
19/23
terkontaminasi dengan telur cacing. "egitupun dengan anak umur '&0 tahun yang
sudah ikut membantu orangtuanya untuk mengumpulkan sisa&sisa nasi karena
tuntutan ekonomi. 3ereka tidak mengggunakan sarung tangan sebagai alat
pelindung diri untuk menghindari terpaparnya ineksi parasit dari nasi sisa tersebut.
-elain itu pengetahuan mereka tentang ineksi parasit ini pun masih sangat minim,
sehingga mereka kurang tahu menahu bagaimana cara untuk mengatasinya, dan
bagaimana mereka bisa terineksi parasit ini. Peningkatan !umlah eosinopil dalam
darah !uga dipengaruhi banyaknya !umlah cacing yang terdapat pada tubuh
diketahui dari !umlah telur cacing yang terdapat pada sediaan, $ari tabel =. !uga di
dapatkan bah*a ada sekitar 0 anak yang terineksi cacingan dengan !umlah
eosinopil yang normal, pada saat diamati ternyata !umlah telur cacing pada sediaan
hanya beberapa sa!a atau bisa dikatakan ineksi ringan bila dibandingkan dengan
!umlah eosinopilnya yang tinggi, hampir pada seluruh lapang pandang dipenuhi
dengan telur cacing (ineksi berat, !adi peningkatan !umlah eosinopil dalam darah
pada kasus ini dipengaruhi oleh !umlah parasit cacing yang terdapat pada tubuh
penderita cacingan.
Peningkatan !umlah eosinopil dalam darah anak yang terineksi cacingan
tersebut dapat di!elaskan bah*a perubahan respon eosinoil adalah respon
imunologi yang sangat responsi;cepat terhadap rangsangan imunogen yang dilepas
oleh cacing, -el mast mukosa berdegranulasi melepaskan histamin, serotinin,yang
berungsi sebagai mediator inlamasi. +ranul sel mast !uga mengandung kallikrein
yang menghasilkan kinin, bersama dengan mediator inlamasi mempunyai kekuatan
sebagai agen #asoakti. -ubstansi tersebut akan dilepaskan pada kutikula cacing
nematoda apabila antibodi telah berikatan dengan antigen. Kolaborasi antigen,
antibodi, dan substansi granula sel eosinoil dan sel mast mukosa akan
menimbulkan respons inlamasi tipe I untuk menghambat in#asi cacing ke !aringan.
)asil penghitungan sel eosinoil pada !aringan menun!ukkan bah*a reaksi sel
eosinoil !uga berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh untuk mela*an ineksi
cacing yang ditandai dengan peningkatan !umlah sel eosinoil di dalam !aringan.
-alah satu aksi antigen&antibodi adalah memicu produksi kemoatraktan terhadap sel
eosinoil. -eiring dengan pelepasan zat #asoakti oleh sel mast, kemoatraktan
seperti eosinophil chemotactic factor anaphylaxis (/C@&7 !uga dilepaskan untuk
memobilisasi sel eosinoil ke daerah in#asi cacing. 3obilisasi dan akti#asi sel
eosinoil ini meningkatkan kemampuannya untuk membunuh atau merusak parasit
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
20/23
dan mendukung peran penyelenggaraan isiologi tanggap kebal berperantaraan Ig/
dalam mengontrol parasit cacing. Ke!adian eosinoilia merupakan karakter yang
berhubungan dengan inestasi cacing parasitik atau reaksi reaksi hipersensiti#itas
tipe I lainnya ("al1is, . 200%.
Pada tabel =.2 dapat dilihat higiene perorangan yang buruk dengan persentase
00, dapat di!elaskan bah*a pada kasus ini anak&anak yang terineksi cacingan
memiliki hygiene perorangan yang buruk, kurang memperdulikan kebersihan
pribadi, meliputi kebersihan kuku !emari yang tidak ter!aga, tidak mencuci tangan
sebelum makan, bermain di pekarangan tanpa alas kaki, dan lain sdebagainya hal
ini !uga salah satu pemicu mudahnya anak&anak terineksi penyakit cacingan.Pada tabel =.A diketahui buruknya sanitasi lingkungan dengan persentase
00. Kebersihan lingkungan yang tidak begitu di!aga merupakan salah satu aktor
penyebab ineksi cacingan pada anak&anak. Pada pengamatan yang dilakukan di
tempat penelitian bah*a masyarakat mengikuti pola hidup dan kebiasaan buruk
yaitu dengan menempatkan barang&barang hasil pulungan mereka di depan
halaman tanpa dibatasi sesuatu apapun dengan tempat bermain anak&anak.
"arang&barang tersebut meliputi plastik&plastik bekas, barang& bekas dan !uga sisa&
sisa makanan yang diambil dari rumah&rumah untuk makanan ternak mereka.
-ehingga pada saat anak&anak bermain di pekarangan dan menggunakan media
tersebut maka akan mudah terineksi cacing.$ari penelitian yang dilakukan pada sampel eces pada anak&anak yang
terineksi nematode usus tersebut, pada umumnya ditemukannya telur cacing
Ascaris lumbricoides, )al ini disebabkan kesadaran akan kebersihan dan tingkat
pengetahuan tentang kesehatan masih relati rendah sehingga mudah terineksi
oleh cacing Ascaris lumbricoides misalnya melalui makanan mengandung telur
Ascaris lumbricoides, ataupun tidak mencuci tangan sebelum makan, penyebaran
Ascaris lumbricoides terutama di daerah tropik dengan udara yang lembab serta
sangat erat hubungannya keadaan hygiene dan sanitasi (3eilana, ., 6etno, -.,
Durcholis, 7. 202
-edangkan ineksi nematode lainnya adalah telur cacing Trichuris trichiura,
ineksi pada manusia sering ter!adi, tetapi intensitasnya rendah. $idaerah tropis
tercatat '0 penduduk positi. Ineksi banyak tercatat di daerah curah hu!an tinggi,
daerah sub&tropis, dan di tempat yang banyak populasi tanah. 7nak&anak lebih
mudah terserang daripada orang de*asa. Ineksi berat ter!adi pada anak&anak yang
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
21/23
suka bermain di tanah, karena mandapat kontaminasi ddari pekarangan yang kotor.
Ineksi ter!adi karena menelan telur yang telah berembrio melalui tangan, makanan
atau minuman yang telah terkontaminasi langsung melalui debu, he*an rumah atau
mainan (Irianto, K. 2009
BAB 8!E&IMPULAN DAN &ARAN
A. !esim#ulan
$ari hasil penelitian, sel eosinopil pada apusan darah tepi pada anak umur 5&0
tahun yang bermukim di pinggiran rel kel "anten kec 3edan 4embung memberikan hasil
sebagai berikut $ari 20 sampel yang diperiksa, didapatkan !umlah eosinopil yang meningkat 90 ('
anak dan eosinopil yang normal sebanyak 0 (2 anak 3aka dari hasil pemeriksaan
eosinopil pada apusan darah tepi ini terlihat !umlahnya meningkat dari normal pada
penderita cacingan.
B. &ARAN
a. 7pabila dicurigai kecacingan sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah.
b. "iasakan cuci tangan sebelum makan dan bersihkan bagian kuku !emari yang kotor.c. -ebaiknya anak&anak menggunakan alas kaki pada saat bermain di halaman.d. 4idak membuang air besar di parit, sungai, biasakan buang air besar di !amban.e. "iasakan memeriksa diri ke Puskesmas secara teratur lebih&lebih kalau ada atu terdapat
ge!ala cacingan.. Pemberian obat cacing setiap ? bulan sekali.g. Kepada peneliti selan!utnya supaya menambah sampel untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat
DA2TAR PU&TA!A
7rianda, $., 20A, Buku &aku Analis !esehatan, 6e#isi Ke&A, "ekasi 7nalis 3uslim
Publisher
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
22/23
"al1is, ., 200%, Puri"ikasi 0an !arakterisasi Pr'tease 0ariEkskret'ri>&ekret'ri&ta0ium L$ Ascaridia galli 0an Pengaruhn6a Terha0a# Pertahanan 0anam*aran Hist'#at'l'gi Usus a6amLpdM IP", 7#ailableatNhttp://www.damandiri.or.id/file/ummubalqisipbbab.pdf !Accessed "# february $%"&'.
/nt!ang, I., 200, Mikr'*i'l'gi 0an Parasit'l'gi Untuk Aka0emi !e#era7atan, Citra 7ditya "akti.
@a*cett, $.., 2002, Buku Ajar Hist'l'gi, 7lih "ahasa Ban 4ambayong, /disi ke&2,Bakarta Penerbit "uku Kedokteran /C+.
@reund, 3., 20, Atlas Hemat'l'gi He+kner , 7lih bahasa @rans $any, /disi ke& ,Bakarta Penerbit "uku Kedokteran /C+.
+andasoebrata, 6., 200', Penuntun La*'rit'rium !linik, Bakarta Penerbit "uku $ian
6akyat.
+una*an, P.B.., 3agdalen, .B., 7yda, 6,.dan )ari!ani, 7.3., 9'%,Atlas Helmint'l'gi!e0'kteran,Bakarta +ramedia Pustaka tama.
)obrand, 7.., Pettit, B./., 3oss, P.7.)., 2005, Hemat'l'gi, 7lih "ahasa -etia*anyana, /disi ke&=, Bakarta Penerbit "uku Kedokteran /C+.
http;;=.bp.blogspot.com;A5*8*a8PF77;4y'i2%k9'I;777777777C8;%d88O5k;s?00;-trongyloidesQimage.!pg LonlineM Laccessed % may 20=M
http;;amelliaa#ianty.iles.*ordpress.com;202;0';cacing&kremi.!pg LonlineM Laccessed %may 20=M
http;;ascarislumbricoides.org;acts&you&didnt&kno*&about&ascaris&lumbricoides; LonlineMLaccessed % may 20=M
http;;dianyuliaa.*ordpress.com;202;09;0=;basoil; LonlineM Laccessed % may 20=M
http;;ndiel2.iles.*ordpress.com;20A;0;trichuristrichiuraAA.!pg LonlineM Laccessed %may 20=M
Irianto, K., 2009, Parasit'l'gi, "andung8rama idya.
Bun1ueira, .C., Bose, C., 200%, Hist'l'gi Dasar Teks ? Atlas@ 7lih "ahasa Ban4ambayong, /disi ke&0, Bakarta Penerbit "uku Kedokteran /C+.
eeson, C.6., 4homas, -.., 7nthony, 7.P., 99?, Buku Ajar Hist'l'gi@ 7lih "ahasa Ban4ambayong, /disi ke&5,Bakarta Penerbit "uku Kedokteran /C+.
3eilana, ., 6etno, -., Durcholis, 7. 202, Analis !esehatan &ains, ol., -urabayaPoliteknik Kesehatan Kemenkes -urabaya Burusan 7nalis Kesehatan.
-alam, 7., 202, Darah, 8ogyakarta Pustaka Pela!ar.
8/9/2019 Gambaran Eosinopilia Pada Penderita Cacingan
23/23
-yaiuddin, "., 992, Anat'mi2isi'l'gi Untuk &is7a Pera7at, Bakarta /C+.
Julkoni, 7., 200, Parasit'l'gi, 8ogyakarta 3ulia 3edika.