Post on 14-Nov-2020
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR
SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
KELAS XII IPS1 PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
di SMA NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
Skripsi
Oleh:
Agus Mastrianto
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR
SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN SEJARAH KELAS XII IPS1
SMA NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh
Agus Mastrianto
Berdasarkan observasi pendahuluan di SMA Negeri 17 Bandar Lampung,
diketahui minat belajar siswa terbilang rendah. Hal tersebut dilatar belakangi
oleh rendahnya aktivitas belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Tutor sebaya yang
diharapkan efektiv meningkatkan minat belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran di dalam kelas.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan model
pembelajaran Tutor Sebaya efektiv dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas
XII IPS1 pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 17 Bandar Lampung tahun
ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
penggunaan model pembelajaran Tutor Sebaya terhadap minat belajar siswa kelas
XII IPS1 pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 17 Bandar Lampung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, dengan desain
One Shot Case Study. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket,
dokumentasi, dan wawancara. Sedangkan Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis data statistik deskriptif.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa indikator minat belajar siswa pada
pertemuan ke tiga terdapat 25 siswa masuk kedalam kategori skor minat sedang
dengan jumlah presentase sebesar 89,28% dan 3 siswa lainnya masuk kedalam
kategori minat tinggi dengan presentase 10,71%. Sedangkan untuk hasil kuesioner
efektivitas model pembelajaran tutor sebaya terdapat 18 siswa yang masuk
kedalam kategori efektivitas tinggi/ efektive dengan presentase 64,3% dan 10
siswa lainnya masuk kedalam katgeori efektivitas sangat tinggi dengan presentse
35,7%. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran tutor sebaya
masuk kedalam kategori sangat efektiv untuk meningkatkan minat belajar siswa
hal ini dilihat dari perolehan skor minat yang masuk dalam kategori efektivitas
tinggi/efektive dalam memicu peningkatan minat belajar.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR
SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA
KELAS XII IPS1 PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
di SMA NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh:
Agus Mastrianto
(Skripsi)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 24
Agustus 1993 merupakan anak Kedua dari dua bersaudara
dari pasangan Tri Bakti dan Astuti.
Penulis memulai pendidikan dasar di TK Aisyiyah
Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Lalu penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1
Karang Maritim Kecamatan Panjang Bandar Lampung
pada Tahun 2005, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama
di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 5 Bandar Lampung dan
selesai pada Tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan menengah
atas di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 17 Bandar Lampung dan selesai
pada Tahun 2011. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 17 Bandar Lampung dan selesai pada
Tahun 2011.
Pada Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi
Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
melalui jalur Ujian Mandiri (UM). Tahun 2015 penulis melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di MTS Bina Islami dan melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Pekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Pesisir
Barat. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif diberbagai organisasi
kemahasiswaan kampus, Organisasi FOKMA sejarah sebagai kepala bidang
hubungan senior dan alumni pada periode 2013-2014, sebagai anggota bidang
sosial masyarakat pada periode 2014-2015, Baramuda Himapis 2012-2013 dan
tercatat sebagai anggota pada staff sosmas.
Persembahan
Dengan rasa syukur dan kerendahan hati, Sebagai ungkapan terima kasihkupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini untuk orang-orang terkasihku :
Ibuku Mastuti, perempuan luar biasa yang ada dihidupku yang telah mendidik
dan membesarkan dengan penuh kasih sayang serta tiada henti-hentinya
berdo’a untuk keberhasilan serta kesuksesan anak-anaknya. Semoga butir-
butir air mata dan tetesan keringatmu terwujud sebagai kebahagian dan
keberhasilanku.
Bapakku Tri Bakti, terima kasih telah menjadi bapak terbaik untuk anak-
anaknya, semoga butir-butir air mata dan tetesan keringatmu terwujud sebagai
kebahagian dan keberhasilanku.
kakakku Rani Aprilianti yang tak lelah mendoakanku
Para pendidikku
Almamater tercinta Universitas Lampung
MOTTO
“ Learn from Yesterday, life for today, hope for tomorrow”(belajar dari hari kemarin, hidup untuk hari ini, berharap untuk hari esok)
(albert einstein)
“Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akanjatuh di antara bintang-bintang”(SOEKARNO)
Arah yang diberikan pendidikan adalah untukmengawali hidup seseorang akan menentukan masa
depannya(Plato)
“Selain Kesungguhan niat serta ketaatan perbuatan, keadaan jugaakan lebih berpihak kepada yang tidak pernah menyerah”
(Deva Mahendra)
SANWACANA
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan segala bentuk kerendahan hati, penantian panjang dan perjuangan demi
sebuah harapan dan tanggung jawab untuk mengemban amanah dari orang-orang
yang selalu merindukan keberhasilanku, maka tidak ada kata yang pantas yang
patut penulis ucapkan kecuali ucapan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan sebuah karya tulis ini, yang berjudul “Efektivitas Penggunaan
Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Kelas IIX IPS1 Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 17 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2016/2017” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan,
dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.S,Wakil Dekan Bidang Keuangan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Wakil Dekan Drs. Supriyadi, M.Pd. Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih
atas dukungan, masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum. Selaku pembimbing akademik (PA) dan
pembimbing I terimakasih atas segala saran, dukungan, dan masukan
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Maskun, M.H.; Selaku pembimbing II skripsi yang dengan
ikhlas dan senantiasa sabar membimbing, mengarahkan, dan memotivasi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Ibu Dr. Risma Margaretha Sinaga, M.Hum. Selaku pembahas skripsi
terimakasih atas dukungan, masukan dan saran dalam penyusunan skripsi
ini.
10. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung, Drs. H. Iskandar Syah, M.H, Drs. Wakidi, M.Hum,
Drs. H. Tontowi Amsia, M. Basri, S.Pd, M.Pd, M.Si, Drs. Henry Susanto,
M.Si, M.Hum, Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum dan Suparman Arif
S.Pd, M.Pd, Myristica Imanita, S.Pd, M.Pd, Bapak Marzius Insani, S.Pd
dan Bapak Chery Saputra, S.Pd, M.Pd sebagai dosen Pendidikan Sejarah
FKIP Unila yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di
Program Studi Pendidikan Sejarah.
11. Bapak Muhammad Ali, S.Pd, M.Pd selaku kepala SMA Negeri 17 Bandar
Lampung yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitan.
12. Ibu Dra. Dewi Arniyati, M.Pd selaku guru bidang studi sejarah SMA
Negeri 17 Bandar Lampung yang memberi bantuan dan saran dalam
melaksanakan penelitian.
13. Teman sekaligus keluarga Tri Putra ( M. Nur Rohim, Okta Darma Yudha, I
Wayan Chandra, Indra Teja Lesmana, Ridwan Kesuma, Ridho Wilian
Tama, Aryan Sugara, Enggal Dona Martyn, Edo Pratama Yuda), teman
Amdalucia (Ody Iqbal, Sudiro Harsuno, Deni Satria, Bahtiar Afwan, Land
Roma N. S, Andi Wahyudi, Dwi Santoso, Andi Novrianto) dan Teman –
teman seperjuangan Nandar Setya Nugraha, Yogi Putra, Mardiansyah, M.
Ilham, Egi Setiawan. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang tidak
bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk kekeluargaan dan
kebersamaan selama ini.
14. Sahabat terkasih Hayatun Maya Purnama yang selalu memberikan masukan,
semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi.
15. R. Adinda Kusuma Jati yang setia menemani hari – hariku dan selalu
memberikan semangat dan motivasi.
16. Adik-adikku tercinta, Maya Asmarina dan Himawati Putri atas doa,
bantuan, keceriaan dan kebersamaan selama ini. Kalian Penyemangatku
17. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi.
Semoga amal ibadah dan ketulusan hati kalian semua mendapat imbalan dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Bandar Lampung, Juni 2017Penulis,
Agus MastriantoNPM 1213033003
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPULABSTRAKHALAMAN PERSETUJUANDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR LAMPIRANI. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 81.3 Tujuan, Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian ................................ 8
1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................. 81.3.2 Kegunaan Penelitian ............................................................ 81.3.3 Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DANHIPOTESIS2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 11
2.1.1 Konsep Efektivitas............................................................... 112.1.2 Konsep Model Pembelajaran ............................................... 122.1.3 Konsep Model Tutor Sebaya ............................................... 132.1.4 Konsep Minat Belajar .......................................................... 172.1.5 Konsep Pembelajaran Sejarah ............................................. 22
2.2 Kerangka Pikir................................................................................. 232.3 Paradigma ........................................................................................ 24
III. METODOLOGI PENELITIAN3.1 Metode Penelitian ............................................................................ 273.2 Desain Penelitian ............................................................................. 273.3 Populasi dan Sampel........................................................................ 283.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel................... 29
3.4.1 Variabel Penelitian............................................................... 293.4.2 Definisi Operasional Variabel ............................................. 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 313.5.1 Kuesioner Angket ................................................................ 313.5.2 Tehnik Observasi ................................................................. 323.5.3 Tehnik Kepustakaan ............................................................ 33
Halaman
3.5.4 Tehnik Dokumentasi............................................................ 333.6 Langkah-langkah Penelitian ............................................................ 343.7 Instrumen Penelitian ........................................................................ 353.8 Uji Instrumen Penelitian.................................................................. 38
3.8.1 Uji Validitas......................................................................... 383.8.2 Uji Reliabilitas ..................................................................... 39
3.9 Teknik Analisis Data ...................................................................... 40
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian................................................................................ 44
4.1.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ...................................... 444.1.1.1 Sejarah Berdirinya SMA Negeri 17 Bandar Lampung ... 444.1.1.2 Visi, Misi SMA Negeri 17 Bandar Lampung ................. 464.1.1.3 Situasi dan Kondisi SMA N 17 Bandar Lampung.......... 46
4.1.2 Hasil Uji Instrumen.............................................................. 474.1.2.1 Uji Validitas .................................................................... 484.1.2.2 Uji Reliabilitas ................................................................ 48
4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian.................................................... 494.1.3.1 Pelaksanaan Hasil Pembelajaran .................................... 49
4.1.4 Analisis Data Hasil Penelitian ............................................. 554.1.4.1 Pengkategorian Data ....................................................... 554.1.4.2 Pertemuan Pertama ......................................................... 564.1.4.3 Pengukuran Kedua .......................................................... 574.1.4.4 Pengukuran Ketiga.......................................................... 584.1.4.5 Rekapitulasi Pengukuran Data Score Minat ................... 594.1.4.6 Kategori Minat ................................................................ 60
4.1.5. Presentase Keefektivitasan Model Pembelajaran TutorSebaya.................................................................................. 64
4.1.5.1 Skor Efektivitas Pertemuan Pertama .............................. 664.1.5.2 Skor Efektivitas Pertemuan Kedua ................................. 674.1.5.3 Skor Efektivitas Pertemuan Ketiga................................. 684.1.5.4 Rekapitulasi Skor Akhir Pertemuan ............................... 69
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 71V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 755.2 Saran ................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai Mid Semester Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas XII IPS 1 SMANegeri 17 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016................................ 2
2. Populasi Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 17 Bandar Lampung ............. 293. Kriterian Penilaian Angket........................................................................... 324. Kisi – kisi instrumen Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya ......... 365. Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar Siswa..................................................... 366. Kriteria Kategori Minat Belajar Siswa ........................................................ 377. Kriteria Reliabilitas ...................................................................................... 398. Kategori Skala Likert ................................................................................... 409. Nilai Kriteria Presentase Efektivitas ............................................................ 41
10. Daftar Nama Kepala Sekolah SMA Negeri 17 Bandar Lampung ............... 4411. Daftar Nama Guru........................................................................................ 4512. Daftar Nama Staf Administrasi dan Penjaga Sekolah ................................. 4513. Daftar Sarana dan Prasarana di SMAN 17 Bandar Lampung...................... 4714. Hasil Uji Validitas Minat Belajar ................................................................ 4815. Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar............................................................. 4816. Nama Anggota Kelompok Kelas XII IPS1 Tahap 1 .................................... 5017. Nama Anggota Kelompok Kelas XII IPS1 Tahap 2 .................................... 5218. Nama Anggota Kelompok Kelas XII IPS1 Tahap 3 .................................... 5419. Data Score Minat Pertemuan Pertama ......................................................... 5620. Data Score Minat Pertemuan ke dua............................................................ 5721. Data Score Minat Pertemuan ke tiga ........................................................... 5822. Rekapitulasi Score Minat Belajar Siswa Kelas XII IPS1 ............................ 5923. Pedoman Pembagian Kategori Minat Belajar Siswa ................................... 6224. Kategori Minat Belajar Siswa ...................................................................... 6325. Pembagian Kategori Minat Belajar Siswa ................................................... 6326. Tabel Interpretasi Efektivitas Model Tutor Sebaya ..................................... 6527. Data Skor Kuesioner Pertemuan Pertama Efektivitas penggunaan Model
Tutor Sebaya pada Kelas XII IPS1 .............................................................. 6628. Data Skor Kuesioner Pertemuan Kedua Efektivitas penggunaan Model
Tutor Sebaya pada Kelas XII IPS1 .............................................................. 67
29. Data Skor Kuesioner Pertemuan Ketiga Efektivitas penggunaan ModelTutor Sebaya pada Kelas XII IPS1 .............................................................. 68
30. Rekapitulasi Skor Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya padapertemuan ke 3 di Kelas XII IPS1. .............................................................. 69
31. Presentase Skor Minat dan Skor Efektivitas Pada Masing – MasingPertemuan . .................................................................................................. 70
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A. Surat Izin PenelitianLampiran A.1 Surat Izin Penelitian Pendahuluan Kepada Sma Negeri 17
Bandar Lampung................................................................... 82Lampiran A.2 Surat Izin Penelitian Kepada Sma Negeri 17 Bandar
Lampung ................................................................................ 83Lampiran A.3 Surat Balasan Izin Penelitian Kepada Sma Negeri 17 Bandar
Lampung ................................................................................ 84
B. Perangkat PembelajaranLampiran B.1 Silabus...................................................................................... 85Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................. 88
C. Perangkat PenelitianLampiran C.1 Lembar Angket Minat.............................................................. 93Lampiran C.2 Lembar Angket/Kuesioner Efektivitas Model Pembelajaran
Tutor Sebaya............................................................................. 96Lampiran C.3 Daftar Score Angket Minat Pada Pertemuan Pertama
Sampai Ketiga .......................................................................... 99Lampiran C.4 Daftar Score Efektivitas Pada Pertemuan Pertama
Sampai Ketiga ......................................................................... 102Lampiran C.5 Uji Validitas ............................................................................ 106Lampiran C.6 Uji Reabilitas .......................................................................... 131
D. Foto – fotoLampiran D.1 Denah Lokasi Sekolah ............................................................ 137Lampiran D.2 Foto – Foto Kegiatan Pembelajaran ....................................... 138
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk sosial dan berbudaya, dimana seluruh aspek
kehidupannya merupakan pembelajaran agar individu tersebut mampu hidup di
tengah-tengah masyarakat. Berdasarkan hal tersebut tentunya seorang individu
sangat memerlukan pendidikan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat,
tujuannya agar mampu hidup sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku.
Melalui pendidikan, manusia dapat belajar menjadi lebih baik. Pendidikan juga
dapat mempengaruhi dan merubah tingkat kedewasaan, mengembangkan potensi
diri, meningkatkan kecerdasan, serta memiliki keterampilan untuk menjadikan
dirinya berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Dictionary of
education dalam fuad ihsan menyebutkan bahwa:
Pendidikan dalam UUSPN No. 20 tahun 2013 diartikan sebagai suatuusaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensidirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Syaiful Sagala 2013:3).
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian
akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi
2
secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Oemar Hamalik, 2008: 79). Dalam
keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar dirancang
dan dijalankan secara professional.
Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah (SMP dan SMA/ SMK)
seharusnya berlangsung menarik, aktivitas siswa sebagai pembelajar selalu
antusias dalam mengikuti setiap mata pelajaran. Namun kenyataan di lapangan
menunjukan lain, kegiatan pembelajaran yang seharusnya menarik, penuh
aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang, ternyata tidak berlangsung sesuai
harapan. Sehingga proses belajar mengajar di kelas hanyalah proses belajar
mengajar yang pasif. Terkesan dimana kenyataan yang terjadi hanya pemberian
informasi dari guru kepada siswa. Siswa hanya mendengarkan sambil mencatat
hal-hal yang dianggap penting untuk dicatat.
Pelaksanaan proses belajar mengajar yang demikian dapat dilihat dari hasil yang
diperoleh pada penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di SMA Negeri 17
Bandar Lampung pada 1 Maret 2016. Pada hasil penelitian menunjukan bahwa
masih banyak siswa yang hasil belajarnya rendah. Berikut ini adalah tabel hasil
belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 17 Bandar Lampung.
Tabel 1.1 Nilai Mid Semester Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas XII IPS 1SMA Negeri 17 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016
No Nama KKM Nilai
1 Ade ayu lestari 75 59
2 Alim prasetyo 75 65
3 Anggun Komalasari 75 60
3
4 Ayu aprianti 75 55
5 Ayu Wandira 75 57
6 Doni Setiawan 75 54
7 Eka Nuraini 75 53
8 Elsa Fitriani 75 57
9 Feri Syafrizal 75 48
10 Fitriani 75 56
11 Imas Sumiyati 75 58
12 Indri Yani 75 60
13 Jefri Saputra 75 70
14 Leni Yanti 75 56
15 Mita Anggaraini 75 65
16 Nanda Nikola 75 65
17 Novia Prastiwi 75 67
18 Okta Venanda Dela Saputri 75 60
19 Putri Lestari Istiqomah 75 55
20 Rahmayanti 75 51
21 Ratyah 75 58
22 Rizka Fauziah 75 67
23 Rohim 75 55
24 Rusdamayanti 75 69
25 Selvani Fadilah Putri 75 66
26 Tomi Dimiyati 75 65
27 Zulian Fantinur 75 67
28 Wildan Pangestu Widodo 75 70
Sumber : Buku lager mata pelajaran sejarah SMA negeri 17 Bandar Lampung
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat diketahui bahwa hasil belajar Sejarah siswa kelas
XII IPS 1 masih tergolong rendah yaitu siswa yang mencapai kriteria ketuntasan
minimum ( KKM) yang berlaku di SMA Negeri 17 Bandar Lampung yaitu 75 itu
4
berarti belum ada siswa dari jumlah seluruh siswa kelas XI IPS 1 yang mencapai
nilai KKM, sehingga presentasenya masih 0%. Sebagaimana pendapat Djamarah
(2006:128) “apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai
oleh siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut
tergolong rendah”. Rendahnya hasil belajar siswa ini dimungkinkan berbagai
faktor internal mau pun eksternal yaitu metode pembelajaran, media, minat,
motivasi siswa dalam belajar dan sebagainya. Berdasarkan data nilai hasil belajar
siswa di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran sejarah yang dilakukan
belumlah optimal sehingga belum dapat mengembangkan kemampuan kognitif
siswa yang merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai.
Faktor Ekstern yang mempengaruhi pembelajaran salah satunya yaitu faktor
model pembelajaran. Menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh Suprijono
(2009:46), model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas
yang dilakukan oleh seorang guru sebagai fasilitator membuat peranan guru
sangat penting bagi keberhasilan suatu pembelajaran di kelas.
Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih model yang sesuai
dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti
pelajaran yang diajarkan. Model mengajar guru yang kurang baik akan
mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi kurang baik pula. Misalkan guru
kesehariannya dalam mengajar biasa menggunakan model ceramah, siswa akan
menjadi bosan, mengantuk, hanya mencatat, akhirnya siswa menjadi pasif.
Jelaslah bahwa model pembelajaran itu mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena
5
itu, seorang guru harus yang progresif berani mencoba model-model pembelajaran
yang baru untuk meningkatkan keaktifan siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar,
seorang guru sebaiknya memposisikan seorang siswa sebagai insan yang perlu
dihargai potensinya, sehingga hendaknya seorang siswa diberi kesempatan untuk
aktif sehingga dapat mengembangkan potensinya. Maka dari itu, proses belajar
mengajar perlu suasana yang akrab, terbuka dan saling menghargai. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat La Iru dan La Ode dalam bukunya Analisis Penerapan
Pendekatan, Metode, Strategi dan Model-Model Pembelajaran
Kompetensi dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal apabilapemilihan pendekatan, metode, strategi, dan model-model pembelajarantepat dan sesuai dengan materi, tingkat kemampuan siswa, karakteristiksiswa, sarana dan prasarana dan kemampuan guru dalam menerapkansecara tepat guna pendekatan, metode, strategi dan model-modelpembelajaran (La Iru dan La Ode 2012:1).
Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan
antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam pemahaman yang lebih
kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar
lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2009: 17).
Pembelajaran dapat terlaksana jika adanya interaksi antara guru dengan siswa.
Interaksi tersebut diharapkan mampu menjadikan suasana pembelajaran menjadi
lebih aktif.
Interaksi belajar-mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksidari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak,dengan warga belajar (siswa,anak didik/subjek belajar) yang sedangmelaksanakan kegiatan belajar dipihak lain. Interaksi antara pengajardengan warga belajar, diharapkan merupakan proses motivasi. Maksudnya,bagaimana dalam proses interaksi itu pihak pengajar mampu memberikandan mengembangkan motivasi serta reinforcement kepada pihak warga
6
belajar/siswa/subjek didik, agar dapat melakukan kegiatan belajar secaraoptimal (Sardiman, 2008: 2).
Menurut Slameto minat didefinisikan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto,
2010: 180). Di dalam proses belajar, minat memiliki pengaruh yang besar dalam
pencapaian keberhasilan belajar peserta didik. Minat belajar yang besar cenderung
menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan
menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 2012: 56). Minat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa (Syaiful Bahri Djamrah 2011: 167).
Siswa yang sikap belajarnya positif (berminat) akan belajar lebih aktif dengan
demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibanding siswa yang sikap
belajarnya negatif (Djaali, 2008: 116).
Sesuai observasi pendahuluan dan wawancara yang dilakukan dengan guru mata
pelajaran Sejarah kelas XII IPS 1 di SMA Negeri 17 Bandar Lampung, minat
belajar sejarah masih tergolong rendah dan aktivitas belajar siswa yang masih
kurang kondusif serta rendahnya kesadaran siswa akan pentingya belajar menjadi
faktor rendahnya minat belajar siswa. Hal tersebut dipengaruhi dari dalam diri
siswa, diantaranya ialah siswa yang kurang tertarik pada mata pelajaran Sejarah
karena pelajaran Sejarah terkesan hanya menceritakan kejadian di masa lampau
dan siswa mengalami kesulitan dalam mengingat materi pelajaran sejarah.
Menurut Widja (1998) dalam Leo Agung & Sri Wahyuni menegaskan bahwa:
Pengajaran sejarah di sekolah sering memunculkan kesan tidak menarik,bahkan cenderung membosankan sebab guru sejarah hanya memberikanfakta-fakta sering berupa urutan tahun dan peristiwa belaka. Sementara itu,siswa merasa bahwa pelajaran sejarah hanya mengulang hal-hal yang samadari tingkat SD, SMP, sampai SMA (Leo Agung & Sri Wahyuni, 2013: 64).
7
Selain itu siswa masih kurang bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran
dikelas, hal itu terlihat ketika guru menyampaikan materi siswa kurang
memperhatikan dan terkesan acuh terhadap pembelajaran yang sedang
disampaikan. (Hasil wawancara dengan guru Mata Pelajaran Sejarah kelas XII, 6
Januari 2016). Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dicari solusi yang tepat
untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah. Salah
satu upaya bagi guru dalam meningkatkan minat belajar siswa dapat dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran Tutor Sebaya.
Model pembelajaran Tutor Sebaya dilakukan dengan cara memberdayakan
kemampuan siswa yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan
materi kepada teman-temannya yang belum paham sehingga memenuhi
ketuntasan belajar semuanya. Jadi, diharapkan dengan adanya tutor sebaya, siswa
yang kurang aktif akan menjadi aktif, karena tidak malu untuk bertanya dan
mengeluarkan pendapat secara bebas kepada teman sebayanya.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono kelebihan dari model tutor adalah
adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab, dapat meningkatkan rasa tanggung
jawab dan kepercayaan pada diri tutor sendiri dan kegiatannya merupakan
pengayaan, menambah motivasi dan minat belajar siswa dalam pembelajaran
(Abu Ahmadi, 2013: 184). Sehingga proses belajar mengajar di kelas, suasana
belajar tidak monoton dan membosankan bagi siswa dan mempermudah siswa
memahami materi pembelajaran sejarah.
Berdasakan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Tutor Sebaya
8
terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XII IPS 1 pada Mata Pelajaran Sejarah di
SMA Negeri 17 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah penggunaan model pembelajaran tutor sebaya
efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah kelas
XII IPS 1 SMA Negeri 17 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017”?
1.3 Tujuan Kegunaan dan Ruang Lingkup
1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas penggunaan model tutor sebaya untuk meningkatkan
minat belajar pada mata pelajaran Sejarah kelas XII IPS 1 di SMA Negeri 17
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi
beberapa pihak, yaitu:
1. Bagi Peneliti: Menambah pengetahuan dalam menggunakan model
pembelajaran Tutor Sebaya sebagai bekal untuk menjadi calon guru
yang profesional.
9
2. Bagi Guru: Memberikan informasi mengenai variasi model
pembelajaran sebagai salah satu alternatif dan bahan pertimbangan
guru untuk memilih model pembelajaran dalam mengajar sejarah.
3. Bagi Siswa: Penelitian ini akan memberikan bantuan pada siswa
untuk lebih fokus dan aktif dalam pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, serta dapat
meningkatkan pemahaman siswa.
4. Bagi Sekolah: Untuk menambah daftar pustaka sekolah,
meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah dan perlu dicoba untuk
diterapkan pada pelajaran lain.
1.3.3. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Subjek: Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII
SMA Negeri 17 Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017.
2. Ruang Lingkup Objek: Objek penelitian ini adalah efektivitas model
pembelajaran Tutor Sebaya terhadap minat belajar.
3. Ruang Lingkup Wilayah: Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri
17 Bandar Lampung.
4. Ruang Lingkup Waktu: Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran
2016/2017.
5. Ruang Lingkup Ilmu: Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini
adalah Ilmu Pendidikan khususnya Pendidikan IPS.
REFERENSI
Syaiful, Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.Halaman 3.
Syaiful Djamarah & Zain Aswan. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta. Halaman 128.
Suprijono. 2009. Cooperative Learning (Teori & Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Halaman 46.
Iru, La dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi danModel-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Halaman 1.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inivatif-Progresif: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta: Kencana. Halaman:17.
Sardiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta :Rajawali Press. Halaman 2.
Dalyono, 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 56.
Oemar Hamalik.2008.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 116.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar Edisi Revisi.Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 184.
REFERENSI
Syaiful, Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Halaman 3
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. Halaman 128.
Suprijono. 2009. Cooperative Learning (Teori & Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Halaman 46.
Iru, La dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan
Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Halaman 1
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inivatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta: Kencana. Halaman:
17
Sardiman A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta :
Rajawali Press. Halaman 2.
Dalyono, 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 56
Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT.BumiAksara.
Halaman 79.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 116.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 184.
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA, DAN
HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Konsep Efektivitas
Menurut Effendy (1989) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut:
”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai
dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah
personil yang ditentukan (Effendy, 1989:14).
Menurut Chung dan Maginson yang dikutip Mulyasa menyatakan bahwa
efektivitas merupakan kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang ingin dicapai. Efektivitas berkaitan dengan
terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, terbentuknya
kompetensi, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota
(Mulyasa, 2009:173).
Menurut Susanto, efektivitas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi
atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi
(Susanto,2004:156). Menurut pengertian Susanto diatas, efektivitas bisa
12
diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya secara matang.
2.1.2. Konsep Model Pembelajaran
Sukamto, dkk. mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar
mengajar (Trianto, 2009: 22).
Model pembelajaran adalah rangkaian dari pendekatan, strategi, metode,
teknik, dan taktik pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran (Sutirman, 2013:
22).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran ialah konsep atau cara penyampaian materi yang dilakukan
oleh guru dengan cara khas yang tergambar dari awal hingga akhir guna
mempermudah penyampaian materi pelajaran agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara maksimal.
13
2.1.3. Konsep Model Tutor Sebaya
Tutor sebaya merupakan sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap
bahan pelajaran, dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Seorang
atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru, untuk membantu guru
dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Dengan sistem
pembelajaran menggunakan tutor sebaya, akan membantu siswa yang belum
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ), atau kurang cepat
menerima pelajaran dari guru (Herianto dkk., 2010:2)
Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau pemberian
pembelajaran antar siswa atau peserta didik. Hal ini bisa terjadi ketika
peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri, dan
kemudian membantu peserta didik lain, yang kurang mampu. Hal ini
merupakan strategi untuk mendukung pengajaran, sesama peserta didik
didalam kelas. Strategi ini menempatkan seluruh tanggung jawab
pengajaran kepada seluruh anggota kelas ( Setiawati, 2009: 9)
Pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sumber
belajar tidak hanya dari guru melainkan dari teman sekelas yang nilai
KKMnya lebih tinggi. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat
menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami,
selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa malu untuk mengungkapkan
kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Tutor berfungsi sebagai pelaksana
mengajar yang cara mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan
terperinci. Untuk menimbulkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus
14
terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Peran tutor sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi
ajar yang disajikan melalui metode diskusi kelompok tutor sebaya (Herianto
dkk., 2010:2-3)
Menurut Surya dikutif (Soeprodjo dkk., 2008:295) Metode tutor sebaya
merupakan metode yang dilakukan dengan cara memperdayakan
kemampuan siswa yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut
mengajarkan materi atau latihan kepada teman-temannya yang belum
paham. Pemakaian tutor dari teman mereka memungkinkan siswa tidak
merasa enggan untuk bertanya, dengan adanya tutor dapat memberikan
keringanan pada guru dalam memberikan contoh soal atau latihan. Peran
guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi
pengarahan dan lain-lain. Dalam memilih tutor sebaya hendaknya
diperhatikan segi kemampuan dalam penguasaan materi dan kemampuan
dalam membantu orang lain. Ini berarti bahwa tutor adalah murid yang
tergolong baik dalam prestasi. Ada beberapa keuntungan metode tutor
sebaya antara lain, 1 ) adanya suasana hubungan lebih akrab antara murid
dengan tutor, 2 ) bersifat efisien, 3 ) bagi tutor merupakan pengayaan dan, 4
) dapat meningkatkan rasa tanggung jawab. Namun demikian ada
kekurangannya yaitu guru harus tahu siswa yang mempunyai pemahaman
lebih, pengawasan tutor harus dilakukan dengan baik dan proses tutoring
akan terhambat manakala siswa yang ditutori merasa rendah diri.
Pemasalahan dalam metode ini antara lain apabila di dalam kelas tidak ada
yang mampu dan bersedia menjadi tutor sebaya.
15
Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Tutor Sebaya
Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
tutor sebaya. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. langkah perencanaan, guru mempelajari bahan ajar dengan seksama dan
mengedentifikasi bagian-bagian yang sulit dari isi bahan ajar kemudian
menyusun strategi untuk membantu siswa menghadapi kesulitan agar bisa
mempelajari bagian yang sulit.
b. langkah persiapan, guru menyiapkan bahan ajar tambahan seperti variasi,
contoh-contoh penyelesaian soal atau LKS.
c. langkah pelaksanaan, guru mengidentifikasi siswa yang menghadapi
kesulitan dalam memahami bahan ajar yang diberikan dan sulit dipahami
dan melaksanakan tutorial dengan menggunakan bahan dan langkah-
langkah yang telah disiapkan.
d. langkah evaluasi, guru melakukan tanya jawab untuk meyakinkan bahwa
siswa tersebut telah mengatasi kesulitan belajarnya dan memahami materi
yang sedang dipelajari dan memberikan tugas mandiri.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tutor Sebaya
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain yakni sebagai berikut:
Kelebihan Model Pembelajaran Tutor Sebaya :
1. Adakalanya hasil lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan
takut dan enggan kepada gurunya.
16
2. Bagi tutor pekerjaan tutoring, akan mempunyai akibat memperkuat konsep
yang dibahas.
3. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri, memegangrasa
tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas, dan melatih kesabaran.
4. Mempererat hubungan sesama siswa sehingga mempertebal perasaan
sosial.
Kekurangan Model Pembelajaran Tutor Sebaya:
1. Siswa yang dibantu sering kali belajar kurang serius karena berhadapan
dengan temannya sendiri, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
2. Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya karena takut rahasianya
diketahui oleh temannya.
3. Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena
perbedaan kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program
perbaikan.
4. Bagi guru sukar untuk menemukan tutor yang tepat bagi seseorang atau
beberapa orang siswa yang hars dibimbing.
5. Tidak semua siswa yang pandai atau cepat waktu belajarnya dapat
mengerjakannya kembali pada kawan-kawannya.
Syarat-Syarat Menjadi Tutor
Untuk menentukan seorang siswa layak atau tidak dijadikan tutor, maka siswa
tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan menjadi tutor yaitu sebagai
berikut:
17
a) Murid yang tergolong prestasi belajarnya baik
b) Mempunyai hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mengemukakan
bahwa yang terpenting untuk menjadi seorang Tutor Sebaya adalah sebagai
berikut:
a) Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapatkan program
perbaikan sehingga siswa tidak mempunya rasa takut atau enggan untuk
bertanya kepadanya.
b) Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
c) Mempunyai daya kreatif yang cukup untuk memberikan bimbingan yang
dapat menerangkan pembelajaran kepada temannya.
Untuk memperoleh siswa yang memenuhi persyaratan tersebut memang agak
sukar, akan tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan jalan memberikan petunjuk
sejelas-jelasnya tentang apa yang harus dilakukan. Petunjuk ini memang mutlak
diperlukan bagi setiap tutor karena hanya gurulah yang mengetahui jenis
kelemahan siswa, sedangkan tutor sebaya membantu pelaksanaan perbaikan,
bukan mendiagnosa. Dan dengan adanya persyaratan-persyaratan tersebut maka
guru tidak sembarangan dalam menentukan tutor, sehingga siswa yang memiliki
kesulitan belajar bisa terbantu.
2.1.4. Konsep Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003).
18
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila
mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa
berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang,
minatpun berkurang. (Hurlock,1999). Minat adalah kecenderungan yang
menetap dalam subyek untuk merasa senang dan tertarik pada bidang/ hal
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Menurut Djaali (2008:122) minat adalah perasaan ingin tahu, mempelajari,
mengagumi atau memiliki sesuatu. Menurut John Crites (Djaali,
2008:122), bahwa minat merupakan bagian dari ranah afeksi, mulai dari
kesadaran sampai pada pilihan nilai. Gerungan (Djaali, 2008:122)
menyebutkan minat merupakan pengerahan perasaan dan menafsirkan
untuk sesuatu hal (ada unsur seleksi). Sedangkan Holland (Djaali,
2008:122) mengatakan, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat tidak timbul sendirian melainkan ada unsur
kebutuhan, misalnya minat belajar.
“Selain itu, guru harus mampu memelihara minat belajar siswa dalam
belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk pindah dari
satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar
”(Slameto,2003:176)
a. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Seseorang akan berminat dalam belajar manakala ia dapat merasakan
manfaat terhadap apa yang dipelajari, baik untuk masa kini maupun masa
yang akan datang dan dirasakan ada kesesuaian dengan kebutuhan yang
19
sedang dihadapi, sehingga dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh berkembangnya minat maupun sebaliknya
mematikan minat belajar adalah sebagai berikut :
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri siswa antara lain :
a. Kematangan
Kematangan dalam diri siswa dipengaruhi oleh pertumbuhan mental-
nya. Mengajarkan sesuatu pada siswa dapat dikatakan berhasil jika taraf
pertumbuhan pribadi telah memungkinkan dan potensi jasmani serta
rohaninya telah matang untuk menerima hal yang baru.
b. Latihan dan Ulangan
Oleh karena telah terlatih dan sering mengulangi sesuatu, maka
kecakapan dan pengetahuanyang dimiliki siswa dapat menjadi semakin
dikuasai. Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah
dimiliki dapat hilang atau berkurang. Oleh karena latihan dan seringkali
mengalami sesuatu, maka seseorang dapat timbul minatnya pada
sesuatu.
c. Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi siswa untuk melakukan sesuatu.
Motivasi dapat mendorong seseorang, sehingga akhirnya orang itu
menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tidak
mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-
baiknya jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil
20
yang akan dicapai dari belajarnya bagi dirinya (Purwanto, 2006 : 103-
104).
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain:
a. Faktor Guru
Seorang guru mestinya mampu menumbuhkan dan mengembangkan
minat diri siswa. Segala penampilan seseorang guru yang tersurat
dalam kompetensi guru sangat mempengaruhi sikap guru sendiri dan
siswa. Kompetensi itu terdiri dari kompetensi personal yaitu
kompetensi yang berhubungan dengan kepribadian guru dan
kompetensi professional yaitu kemampuan dalam penguasaan segala
seluk beluk materi yang menyangkut materi pelajaran, materi
pengajaran maupun yang berkaitan dengan metode pengajaran. Hal
demikian ini dapat menarik minat siswa untuk belajar, sehingga
mengembangkan minat belajar siswa.
b. Faktor Metode
Minat belajar siswa sangat dipengaruhi metode pengajaran yang
digunakan oleh guru. Menarik tidaknya suatu materi pelajaran
tergantung pada kelihaian guru dalam menggunakan metode yang tepat
sehingga siswa akan timbul minat untuk memperhatikan dan tertarik
untuk belajar
21
c. Faktor Materi Pelajaran
Materi pelajaran yang diberikan atau dipelajari bila bermakna bagi diri
siswa, baik untuk kehidupan masa kini maupun masa yang akan datang
menumbuhkan minat yang besar dalam belajar.(Hamalik, 2006 : 30-
32).
Ada beberapa indikator untuk mengetahui minat siswa dalam pelajaran
diantaranya:
1) adanya perasaan suka atau perasaan senang
2) adanya perhatian
3) aktivitas belajar siswa
4) adanya kesadaran atau upaya-upaya untuk belajar
(Syaiful Bahri Djamrah, 2011: 166-167).
Lebih lanjut Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan bahwa minat dapat
diekspresikan anak didik melalui pernyataan lebih menyukai sesuatu dari
pada yang lainnya, dapat juga di implementasikan melalui partisipasi aktif
dalam suatu kegiatan (Syaiful Bahri Djamrah, 2011: 116-117). Kegiatan
yang dimaksud dalam hal ini adalah kegiatan atau aktivitas pembelajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah rasa suka
atau rasa ketertarikan terhadap sesuatu hal atau aktivitas tertentu dalam hal
ini adalah pelajaran atau aktivitas belajar sebagai akibat dari adanya suatu
kebutuhan atau keinginan tertentu yang ingin dicapai. Membangkitkan
minat belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya
menggunakan berbagai macam metode mengajar dan salah satu model
22
pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Tutor
Sebaya.
2.1.5. Konsep Pembelajaran Sejarah
Sudjana (2004:28), pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya
yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan
interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antar peserta didik (warga
belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan
membelajarkan (Rusman, dkk., 2012: 16).
Sejarah ialah cerita perubahan-perubahan, peristiwa atau kejadian-kejadian
masa lampau yang telah diberi tafsir atau alasan dan dikaitkan sehingga
membentuk suatu pengertian yang lengkap (Hugiono dan P.K.
Poerwantana, 1992:2).Sedangkan menurut (Leo Agung & Sri Wahyuni,
2013: 55)Sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan,
sikap, dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan
masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini.
Pengajaran sejarah di sekolah bertujuan agar siswa memperoleh
kemampuan berpikir historis dan pemahamansejarah. Melalui pengajaran
sejarah, siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara
kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat
digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan
perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam rangka
23
menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa di tengah-tengah
kehidupan masyarakat dunia (Leo Agung & Sri Wahyuni, 2013: 56).
Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadarkan siswa akan adanya
proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan
untuk membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan,
memahami dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan
masa depan di tengah-tengah perubahan dunia (Leo Agung & Sri
Wahyuni, 2013: 56).
2.2. Kerangka Pikir
Efektivitas adalah komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang
direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan
dan jumlah personil yang ditentukan. Pengertian di atas mengartikan bahwa
efektivitas merupakan proses untuk mencapai tujuan yang yang telah
ditentukan.
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran tutor sebaya sebagai model
pembelajaran yang akan diberikan untuk melihat apakah penggunaan model
pembelajaran tutor sebaya efektif dalam meningkatkan minat belajar Sejarah
kelas XII IPS 1 SMAN 17 Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017
Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang cocok dan tepat
untuk dapat membuat suasana kelas menjadi aktif dan tidak terfokus hanya
pada guru, dengan saling berdiskusi dan bertukar informasi sesama teman,
dapat lebih meningkatkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran.
24
Meningkatkan minat belajar pada diri siswa terutama pada mata pelajaran
memperbaiki sistem stater dan pengisian, siswa perlu diberikan strategi
pembelajaran baru, sehingga terdapat suasana yang selalu berbeda setiap
kesempatan pembelajaran. Jika minat belajar siswa mengalami peningkatan,
maka kecenderungan untuk meningkatkan hasil belajar siswa akan jauh lebih
mudah.
2.3. Paradigma
r
Keterangan :
X = Model Tutor SebayaY = Minat Belajar Siswar = Garis efektivitas
YX
25
DAFTAR PUSTAKA
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 116
Effendy, Onong Uchjana. (1989). Kamus Komunikasi. Bandung:Informatika
Herianto, D. Persaoran, S. Jajang, K. 2010. Efektivitas Model Pembelajaran TutorSebaya terhadap Hasil Belajar Siswa. Bandung: Skrifsi. UniversitasPendidikan Indonesia. Bandung
Hugiono dan Poerwantara P.K. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: RinekaCipta.
Leo Agung S. & Sri Wahyuni. 2013. Perencanaan Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta: Ombak.
Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Halaman 173
Oemar Hamalik.2008.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Bumi Aksara.
Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda karya
Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Setiawati, D. 2009. "Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan
Metode Diskusi Kelompok Model Tutor Sebaya dengan yang Menggunakan
Metode Diskusi Kelompok Biasa Untuk Mata Pelajaran Biologi di SMA
Negeri 1 Indralaya". Skripsi. Indralaya: FKIP Universitas Sriwijaya.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: RinekaCipta. Halaman 180.
Suharsimi, Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
26
Susanto, Azhar.(2004). Sistem Informasi Manajemen:Konsep dan Pengembangan.
Bandung:Lingga Jaya.
Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inivatif-Progresif: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta: Kencana.
REFERENSI
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung:Informatika.
Halaman 14.
Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,Kemandirian
Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Halaman 173.
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Manajemen:Konsep dan
Pengembangan.Bandung:Lingga Jaya. Halaman 156.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inivatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta: Kencana. Halaman:
22
Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Halaman 22.
Herianto, D. Persaoran, S. Jajang, K. 2010. Efektivitas Model Pembelajaran Tutor
Sebaya terhadap Hasil Belajar Siswa. Bandung: Skrifsi. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung. Halaman 2.
Setiawati, D. 2009. "Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan
Metode Diskusi Kelompok Model Tutor Sebaya dengan yang
Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Biasa Untuk Mata Pelajaran
Biologi di SMA Negeri 1 Indralaya".Skripsi.Indralaya: FKIP Universitas
Sriwijaya. Halaman 9.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 122.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta. Halaman 176.
Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda karya.
Halaman 103-104.
Oemar Hamalik.2006.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Bumi Aksara.
Halaman 30-32.
Syaiful Bahri Djamrah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Halaman 166-167.
Syaiful Bahri Djamrah. Op.cit., halaman 116-117.
Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali
Pers. Halaman 16.
Hugiono dan Poerwantara P.K. 1992.Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka
Cipta. Halaman 2.
Leo Agung S. & Sri Wahyuni. 2013. Perencanaan Pembelajaran Sejarah.
Yogyakarta: Ombak. Halaman 55.
Leo Agung S. & Sri Wahyuni. Op.cit., halaman 56.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan sifat rasional, empiris, dan sistematis,
sehingga dalam penelitian tersebut dapat diterima dengan akal, dapat diamatai
oleh indera ,manusia, dan bersifat logis Sugiyono (2012: 3). Metode penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif
karena data dari penelitian ini berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan
stastistik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Efektivitas model pembelajaran
Tutor Sebaya terhadap peningkatan minat belajar siswa pada Mata Pelajaran
Sejarah yang dapat diketahui sesudah diterapkan model pembelajaran Tutor
Sebaya dalam proses belajar-mengajar yang dilihat berdasarkan lembar angket
minat siswa.
3.2. Desain Penelitian
Bentuk pre-experimental designs ada beberapa macam yaitu: One-Shot Case
Study, One-Group Pretest-Posttest Design, dan Intact-Group Comparison. dalam
penelitian ini menggunakan One Shot Case Study. Menurut Sugiyono(2012:110),
28
pada desain ini terdapat suatu kelompok diberi treatment atau perlakuan dan
selanjutnya diobservasi hasilnya.
Untuk mengukur minat yang dapat dilakukan pertama kali yaitu dengan cara
memberikan angket minat kepada siswa setelah diberi treatment atau perlakuan
dengan menggunakan model pembelajaran, angket minat tersebut dibuat dengan
memeperhatikan kondisi yang dirasakan oleh siswa dikelas yang berhubungan
dengan pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan tanggapan atau minat yang
muncul pada diri masing-masing siswa. Model Pembelajaran yang digunakan
dalam hal ini yaitu Tutor Sebaya, yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar di kelas dalam jangka waktu tertentu yaitu selama tiga kali pertemuan
dengan masing-masing pertemuan diadakan postest, dan kemudian dilihat
perbandingannya. Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
3.3. Populasi dan Sampel
“Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” Sugiyono (2012:115).
Treatment Posttest
Model Pembelajaran Tutor Sebaya
29
Pada penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh kelas XII IPS1 SMA
Negeri 17 Bandar Lampung. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
sampel jenuh yakni teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012:68). Sampel pada penelitian ini adalah
siswa kelas XII IPS1 pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017, seperti
tampak pada tabel berikut ini.
Tabel. 2 Anggota Populasi Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 17 BandarLampung Tahun Ajaran 2016/2017
No. KelasJumlah Siswa
JumlahLaki-laki Perempuan
1. XII IPS 1 8 20 28Sumber : Guru mata pelajaran Sejarah SMA Negeri 17Bandar Lampung
Dari tabel dapat diketahui yang menjadi sampel penelitian adalah kelas XII IPS1
SMA Negeri 17 Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa
sebanyak 28 orang siswa.
3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya Sugiono (2012: 61).
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat,
Dimana variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel devenden.
30
a. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau disebut X dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran Tutor Sebaya
b. Varibel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang disebut variabel
Y. Dalam hal ini variabel terikatnya adalah minat belajar siswa SMA
Negeri 17 Bandar Lampung atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
3.4.2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang akan dioperasionalkan dan dapat
diukur, setiap variabel akan dirumuskan dalam bentuk rumusan tertentu yang
berguna untuk membatasi ruang lingkup yang dimaksud dan memudahkan
pengukurannya, agar setiap variabel dalam penelitian ini dapat diukur dan
diamati. Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:
a. Model Pembelajaran Tutor Sebaya
Model pembelajaran Tutor Sebaya merupakan bagian inti dari
kegiatan dari penelitian ini. Belajar dengan teman sebaya diharapakan
memberikan keberhasilan belajar dari setiap individu tergantung pada
kemampuan dan minat individu dalam belajar, baik secara individual
maupun secara kelompok. Guru harus selalu merancang kelompok -
kelompok belajar yang heterogen, apapun materi yang diajarkan.
b. Minat Belajar
Minat belajar diperoleh setelah proses penerapan pembelajaran.
Rendahnya minat belajar siswa tidak semata-mata disebabkan oleh
kurang berhasilnya guru dalam mengajar. minat belajar dapat dilihat
31
dari interaksi keberhasilan belajar antara siswa yang belajar dengan
guru pengajar.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan
data penelitiannya ”. (Arikunto, 2002:136)
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian adalah
cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data yang di perlukan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan yaitu sebagai berikut:
3.5.1 Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199).
Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai
suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian
daftar pertanyaan (Sudaryono dkk, 2013: 31)
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa
dalam Mata Pelajaran Sejarah baik sebelum maupun sesudah diberikan model
pembelajaran Tutor Sebaya. Angket yang dipakai dalam penelitian ini adalah
instrumen quesioner skala Likert yang terdiri atas pertanyaan positif dan
negatif misalnya:
32
Tabel. 3 Kriteria Penilaian AngketNo Pernyataan Skor1. Setuju/selalu/ sangat positif 5
2. Setuju/positif 4
3. Ragu – ragu/kadang – kadang/netral 3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif 2
5. Sangat tidak setuju 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Linkert dapat dibuat dalam
bentuk checlist ataupun pilihan ganda (Sugiyono, 2012: 135).
3.5.2. Observasi
Observasi merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau data
yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran
pengamatan.
Pengumpulan data dengan observasi adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa pertolongan alat standar lain untuk keperluan
tersebut (Moh.Nazir, 2005: 175).
Teknik observasi dalam tulisan ini adalah dengan cara memperoleh data
secara langsung ke sekolah di mana penulis mengadakan penelitian.
Dalam penelitian ini data difokuskan kepada minat belajar Sejarah siswa
kelas XII IPS1 SMA Negeri 17 Bandar Lampung.
33
3.5.3 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian,
khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah
mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. (Sukardi,
2009)
Studi kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan yang utama
yaitu mencari dasar pijakan atau fondasi untuk memperoleh dan
membangun landasan teori, kerangka berfikir, dan menetukan dugaan
sementara atau sering pula disebut sebagai hipotesis penelitian sehingga
para peneliti dapat mengerti, melokasikan, mengorganisasikan, dan
kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Dengan
melakukan studi kepustakaan penulis mempunyai pendalaman yang lebih
luas dan mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti.
3.5.4. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158) “Dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya.”
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data berdasarkan
sumber data yang ada di sekolah, yaitu berupa :
a) Profil sekolah
b) Struktur organisasi
c) Hasil penilaian prestasi belajar
34
Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan dengan mencari
data melalui peninggalan tertulis seperti arsip dan termasuk juga buku- buku
tentang pendapat, teori dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Dokumen yang dikumpulkan berupa profil sekolah, data siswa
dan rencana pelaksanaan pembelajaran, hal ini dimaksudkan untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan model pembelajaran Tutor
Sebaya pada pembelajaran Sejarah kelas XII IPS1 di SMA Negeri 17
Bandar Lampung.
3.6. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat
penelitian seperti banyak kelas, jumlah siswa dan cara guru mengajar.
2. Menentukan populasi dan menentukan kelas kontrol dan eksperimen.
3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian.
4. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5. Membuat instrumen angket penelitian.
6. Melakukan validitas instrumen.
7. Mengujicobakan instrumen.
8. Mengadakan posttest pada kelas eksperimen.
9. Menganalisis data dan membuat kesimpulan
35
3.7. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk mengetahui tingkat
efektivitas model pembelajaran tutor sebaya dan besarnya minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran Sejarah.
Angket atau kuesioner adalah alat penelitian untuk digunakan secara berulang
yang menjajaki atau menulusuri suatu perubahan perilaku pada suatu tahap yang
telah direncanakan sebelumnya. (Vivienne Baumfield, 2009:87)
Angket ini diberikan kepada siswa untukmemperoleh data mengenai tanggapan
tentang Model pembelajarant Tutor Sebaya terhadap minat belajar siswa pada
pembelajaran sejarah. Jenis angket yang dipakai dalam penelitian ini adalah
instrument quesioner skala Likert yang terdiri atas pertanyaan positif dan
pertanyaan negatif.
Masing-masing butir pertanyaan diikuti dengan empat alternatif jawabanyaitu:1. Sangat Setuju ( SS )2. Setuju ( S )3. Tidak Setuju ( TS )4. Sangat Tidak Setuju ( STS )Pertanyaan tersebut menggunakan scoring 4,3,2,1 untuk pertanyaan positifdan 1,2,3,4 untuk pertanyaan negatif(Sugiono, 2007: 199)
Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang telah
dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya member jawaban
pada jawaban yang telah dipilih. Pada angket ini digunakan skala likert dengan
alternatif jawaban yang disediakan yaitu sangat setu (SS), setuju (S), tidak setuju
(TS), dan sangat tidak setuju (STS), dengan skor masing-masing butir adalah 4, 3,
2, 1 untuk pernyataan positif. Pemberian bobot penilaian tersebut digunakan
36
untuk menjaring data yang diperoleh dari responden. Selanjutnya dianalisis
menggunakan rumus stastistik yang digunakan dalam teknik analisis data.
1. Kisi – kisi Instrumen Penelitian
Tabel. 4 Kisi – kisi Instrumen Efektivitas Model Pembelajaran Tutor SebayaVariabel indikator Jumlah item Skor
Maximal
Penggunaan
Model
Pembelajaran
Tutor Sebaya
Aktivitas Belajar 5 25
Mengemukakan Pendapat 5 25
Bertanya 5 25
Berdiskusi 5 25
Jumlah 20 100
Tabel. 5 Kisi-kisi Instrumen minat belajarVariabel Indikator Deskripsi Nomor
SoalJumlahSoal
SkorMaximal
Minat Belajar
PerasaanSenang
a. Selalu hadir (masukkelas)
b. Berhubungan denganketertarikan siswa untukterus belajar
c. Berhubungan dengansiswa menggemaripelajaran Sejarah
d. Senang mengumpulkantugas
e. Senang terhadappenerapan metodepembelajaran
1,2,3,4,5,6,7,8,9
9 45
Perhatian a. Mengikuti prosespembelajaran yangdisampaikan guru
b. Mempunyai respon yangbaik dalam menerimamateri tersebut
c. Menunjukkan sikap baiksaat mengikuti pelajaran
d. Berhubungan dengan rasamembutuhkan untukbelajar Sejarah
10.11,12,13,14
5 20
37
Aktivitas a. Bertanya dan menjawabpertanyaan
b. Menciptakankenyamanan dalampembelajaran
c. Mencatat penjelasan gurud. Berusaha mencari
jawaban ataspermasalahan yangterjadi dalampembelajaran
15,16,17,18,19,20
6 30
Total 21 95
1. Penetapan skor dan pengadaan
Pada tahap ini peneliti menetapkan skor yang diberikan pada tiap-tiap item.
Dalam penelitin ini skor yang diberikan pada masing-masing option dengan
menggunakan skala Likert yang terdiri dari empat alternative pada lembar angket
untuk masing-masing indikator penelitian. Untuk indikator pertama alternatif
jawaban adalah sangat setuju dengan skor = 4, setuju dengan skor = 3, tidak setuju
dengan skor = 2. Sedangkan alternatif keempat seperti sangat tidak setuju dengan
skor = 1.
selain itu, dihitung pula kategori minat yang dibagi menjadi 3 kriteria, yakni
rendah, sedang, dan tinggi dengan metode perhitungan dibawah ini
Tabel 6. Kriteria kategori minat belajar siswa.No Pedoman Kategori1 X ≥ (µ+1. ) Tinggi2 (µ-1. ) ≥ X < (µ+1. ) Sedang3 X < (µ-1. ) Rendah
(Sumber: Arikunto, 2010: 28)
38
3.8. Uji Prasyarat Instrumen
3.8.1 Uji Validitas
Validitas atau kesahihan berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana
ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Dengan kata lain, validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan
sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur (Sudaryono
dkk, 2013: 103).
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2012: 173). Pengujian validitas
instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product
moment yaitu sebagai berikut:
= (∑ ) − (∑ .∑ )[ ∑ − (∑ ) ][ ∑ − (∑ ) ]Keterangan:
r = Koefisien korelasi Pearson
∑xy = Jumlah hasil dari X dan Y setelah dikalikan
∑x = Jumlah skor X
∑y = Jumlah skor Y
∑x2 = Jumlah kuadrat dari skor X
∑y2 = Jumlah kuadrat dari skor Y
N = Jumlah sampel
(Suharsimi Arikunto, 2013: 75)
39
3.8.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas yang berasal dari kata reliability berarti sejauhmana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya (Sudaryono dkk, 2013: 120). Reliabilitas
berhubungan dengan kemantapan, ketepatan dan homogenitas suatu alat
ukur.
Suatu instrumen dikatakan mantap apabila dalam mengukur sesuatu
berulangkali, dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah,
instrumen tersebut memberikan hasil yang sama (Margono, 2007: 181).
Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini
adalah menggunakan rumus alpha, yaitu:
= − 1 1 − ƩKeterangan:
= Reliabilitas yang dicariƩ = Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total
(Suharsimi Arikunto, 2008:109)
Kriteria untuk menentukan reliabilitas yakni sebagai berikut :
Tabel 7.Kriteria ReliabilitasKoefisien relibilitas (r11) Kriteria
0,80 <r11≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60< r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40< r11≤ 0,60 Cukup
0,20< r11≤ 0,40 Rendah
0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah
Sumber: Suharsimi Arikunto (2008: 75)
40
3.9. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.
Penelitian yang menggunakan teknik deskriptif kuantitatif adalah menggambarkan
data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih
mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian
yang dilakukan. Data yang diperoleh berupa angka maka cara mendeskripsikan
data dapat dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Tujuan dilakukan
analisis deskriptif dengan menggunakan teknik statistika adalah untuk meringkas
data agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti (Sukardi,2008;86).
Data mengenai efektivitas model pembelajaran tutor sebaya yang terkumpul
melalui kuesioner dianalisis dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 8. Kategori Skala Likert
(Sumber : Sugiyono, 2014:93)
Setelah data yang diperoleh dianalisis sesuai tabel 3.5, kemudian dijumlahkan
total keseluruhan data. Setiap pernyataan apabila mendapat skor tertinggi yakni 5
maka akan diperoleh skor yang diharapkan dari tiap aspek ataupun skor yang
diharapkan dari keseluruhan pernyataan. Skor yang diharapkan merupakan skor
maksimal atau skor tertinggi dari tiap aspek apabila tiap pernyataan diberi skor 5
sehingga mencapai skor ideal. Untuk mencari skor yang diharapkan maka dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
Penilaian NilaiSangat setuju 5Setuju 4Ragu - Ragu 3Tidak Setuju 2Sangat Tidak Setuju 1
41
Skor ideal (skor yang diharapkan) dari keseluruhan kuesioner efektivitas model
pembelajaran tutor sebaya adalah 70.
Data yang diperoleh dari kuesioner kemudian dianalisis dengan rumus persentase
sebagai berikut :
Presentase = 100%Keterangan
n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai
(Muhammad Ali, 1992:186)
Hasil akhir dari skor persentase kuesioner lalu dikategorikan ke dalam tabel
interpretasi skor efektivitas sebagai berikut:
Tabel. 9 Kriteria Presentase EfektivitasSkala interval Keterangan
0% - 20% Tidak Efektif
21% - 40% Kurang Efektif
41% - 60% Netral/cukup
61% - 80% Efektif
81% - 100% Sangat Efektif
Sumber: Riduwan, 2013:22
(Skor tertinggi tiap butir instrumen ) x (jumlah instrumen tiap aspek)
42
DAFTAR PUSTAKA
Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Moh. Nazir.2005.Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Riduwan.2013.Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.Bandung:
Alfabeta.
Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjono, Anas.2011Pengantar Statistik Pendidikan.Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Sukardi.2009.Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan
Praktiknya.Jakarta: Bumi Aksara
REFERENSI
Ali, Mohammad. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:
Angkasa Halaman 1.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Halaman 3.
Sugiyono. Op.cit., halaman 110.
Sugiyono. Op.cit., halaman 115.
Suharsimi, Arikunto.2010. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta:
Rineka Cipta Halaman 174.
Sugiyono. Op.cit., halaman 122.
Sugiyono. Op.cit., halaman 124.
Sugiyono. Op.cit., halaman 61.
Suharsimi, Arikunto.2002. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta:
Rineka Cipta Halaman 136.
Sugiyono. Op.cit., halaman 199.
Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 31.
Sugiyono. Op.cit., halaman 135.
Sukardi.2009.Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan
Praktiknya.Jakarta: Bumi Aksara
Suharsimi, Arikunto. Op.cit., halaman 158.
Sugiyono. Op.cit., halaman 119.
Suharsimi, Arikunto. Op.cit., halaman 28.
Sudaryono. Op.cit., halaman 103.
Sugiyono. Op.cit., halaman 173.
Suharsimi, Arikunto. Op.cit., halaman 75.
Sudaryono. Op.cit., halaman 120.
Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Halaman 181.
Moh.Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Halaman 175.
Suharsimi, Arikunto. Op.cit., halaman 109.
Suharsimi, Arikunto. Op.cit., halaman 75.
Sugiyono. Op.cit., halaman 207.
Sudjono, Anas.2011Pengantar Statistik Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Halaman 43.
Riduwan.2013.Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.Bandung:
Alfabeta. Halaman 22.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal:
1. Efektivitas model pembelajaran tutor sebaya ditinjau dari indikator minat
belajar siswa secara rata-rata didapati bahwa indikator 1 yaitu perhatian
terhadap materi yang diberikan oleh seorang tutor mendapatkan skor
paling tinggi sebesar 9,13% , indikator 2 mendapatkan skor 9,11% dan
indikator 3 mendapatkan skor 9,14%.
2. Besarnya perolehan skor pada indikator 3 menunjukan bahwa penggunaan
model pembelajaran tutor sebaya efektiv dalam meningkatkan minat
belajar siswa khususnya aktivitas belajar siswa terhadap materi yang
diberikan oleh tutor dalam proses pembelajaran sejarah dikelas sehingga
memicu peningkatan minat belajar di kelas XII IPS 1.
3. Hasil penskoran kuesioner efektivitas model pembelajaran tutor sebaya
pada 3 kali pertemuan terlihat bahwa pada pertemuan pertama terdapat 26
siswa yang mendapatkan skor efektivitas tinggi dengan presentase sebesar
96,4% dan 1 siswa menadapatkan skor efektivitas sangat tinggi dengan
presentase 3,57%.
76
4. Pada pertemuan ke dua terdapat 20 siswa yang mendapatkan skor
efektivitas tinggi dengan presentase 71,42% dan 8 siswa lainnya
mendapatkan skor efektivitas sangat tinggi dengan presentase 28,57%.
5. Pada pertemuan terakhir atau yang ke tiga terdapat 18 siswa mendapatkan
skor efektivitas tinggi dengan jumlah presentase 64,3% dan 10 siswa
lainnya mendapatkan skor efektivitas sangat tinggi dengan jumlah
presentase 35,7%.
6. Dari data skor minat dan skor efektivitas yang di telah di ukur pada masing
– masing pertemuan1 dan 2, maka pada skor pertemuan ke 3 yang
dijadikan hasil akhir dalam penelitian ini. Dimana pada pertemuan ke 3
terdapat 26 siswa dengan jumlah persentase 64,3% masuk kedalam
kategori efektivitas tinggi dengan perolehan skor minat belajar siswa
sebesar 89,28% dari 25 siswa yang masuk dalam kategori minat sedang.
7. Dapat dikatakan bahwa efektivitas penggunaan model pembelajaran tutor
sebaya untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas XII IPS1 masuk
dalam kategori Sangat Efektiv dengan perolehan skor yaitu 89,28% . Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran tutor sebaya
masuk dalam kategori Sangat Efektiv untuk meningkatkan Minat Belajar
siswa.
Hal ini menunjukan bahwa efektivitas penggunaan model pembelajaran
tutor sebaya dikatakan efektiv apabila siswa memahami materi yang diberikan
oleh seorang tutor pada saat proses pembelajaran dikelas sehingga memicu
peningkatan minat belajar di kelas XII IPS 1.
77
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan di atas, maka saran
yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah:
1. Bagi guru pembelajaran menggunakan model pembelajaran tutor sebaya
dapat dijadikan salah satu alternatif sebagai salah satu model yang dapat
diterapkan pada pelajaran Sejarah.
2. Bagi siswa diharapakan melalui model pembelajaran tutor teman sebaya
dapat membiasakan siswa untuk komunikatif, aktif dan partisipatif pada
saat suasana pembelajaran berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta. Halaman 184.
Ali, Mohammad. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:
Angkasa Halaman 1
Dalyono, 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 56
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 116
Herianto, D. Persaoran, S. Jajang, K. 2010. Efektivitas Model Pembelajaran Tutor
Sebaya terhadap Hasil Belajar Siswa. Bandung: Skrifsi. Universitas Pendidikan
Indonesia. Bandung
Hugiono dan Poerwantara P.K. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta.
Iru, La dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan
Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Leo Agung S. & Sri Wahyuni. 2013. Perencanaan Pembelajaran Sejarah.
Yogyakarta: Ombak.
Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2000), cet. 5
Moh. Nazir.2005.Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Oemar Hamalik.2008.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Bumi Aksara.
Poerwadarminta. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda karya
Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta : Rajawali
Press
Setiawati, D. 2009. "Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Metode
Diskusi Kelompok Model Tutor Sebaya dengan yang Menggunakan Metode
Diskusi Kelompok Biasa Untuk Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1
Indralaya". Skripsi. Indralaya: FKIP Universitas Sriwijaya.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta. Halaman 180.
Soeprodjo. Eko Budi, S. Sukron. 2008. Komparasi Hasil Belajar dengan Metode
Tutor Sebaya dan Team Work Learning dalam Pembelajaran Kimia. Journal
Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2,No. 2, 2008, hlm 294-298.
Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Sukardi.2009.Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.Jakarta:
Bumi Aksara
Suprijono. 2009. Cooperative Learning (Teori & Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Halaman 46.
Sutirman. 2013. Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sutrisno Hadi.2004.Analisis regresi.Yogyakarta: Andi Offset
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman.
166-167
Syaiful, Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Halaman 3
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inivatif-Progresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta: Kencana.
Vivienne Baumfield.2009.Action Research di Ruang Kelas. Jakarta: Indeks