Post on 17-Mar-2019
DESKRIPSI TINGKAT KONSEP DIRI POSITIF SISWA KELAS VIII
SMP XAVERIUS KOTA METRO- LAMPUNG TAHUN 2010/2011
DAN IMPLIKASINYA PADA TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Yuliana Dwi Kristanti
061114010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
i
DESKRIPSI TINGKAT KONSEP DIRI POSITIF SISWA KELAS VIII
SMP XAVERIUS KOTA METRO- LAMPUNG TAHUN 2010/2011
DAN IMPLIKASINYA PADA TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Yuliana Dwi Kristanti
061114010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
ii
iii
iv
MOTTO ☺ “Mengapa engkau tertekan hai jiwaku dan mengapa engkau gelisah di dalam
diriku ? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-nya,
penolongku dan Allahku!” (Mazmur 42:12)
☺ “Dengan amat sangat aku mengharapkan Tuhan, Dia mengindahkan daku dan
mendengarkan seruanku” (Mazmur 40:2)
Jangan Pernah Mengerjakan Sesuatu dengan Kesombongan
Tetapi Kerjakanlah dengan Kerendahan Hati dan Semangat
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Bunda Maria dan Tuhan Yesus yang selalu menyertaiku, mendampingi, dan
memberiku kekuatan serta pengharapan,
Roh Kudus dan Malaikat yang selalu melindungi dan menuntun setiap langkah
yang saya tempuh,
Kedua orang tuaku Bpk. Y. Ngadiyono dan Ibu An. Sri Wahyuni
Kakakku Christina Meliyana Wati dan Setya Wahyudi yang sudah memberi
dukungan kepada saya,
Adikku L.Yudi Kristianto yang sudah mendukung saya,
Teman-temanku yang sudah memberikan dukungan kepada saya.
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yuliana Dwi Kristanti
Nomor Mahasiswa : 061114010
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
DESKRIPSI TINGKAT KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII
SMP XAVERIUS METRO LAMPUNG TAHUN 2010/2011
DAN IMPLIKASINYA PADA TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kapantingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun member
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 12 April 2011
Yang menyatakan (Yuliana Dwi Kristanti)
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 April 2011
Penulis
Yuliana Dwi Kristanti
viii
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT KONSEP DIRI POSITIF SISWA KELAS VIII SMP XAVERIUS KOTA METRO, LAMPUNG
TAHUN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA PADA TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Yuliana Dwi Kristanti
Universitas Sanata Dharma, 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsep diri positif siswa kelas VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung tahun 2010/2011 dan implikasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan klasikal. Masalah dari penelitian ini adalah guru Bimbingan dan Konseling di sekolah SMP Xaverius Metro mengalami kesulitan dalam membuat program bimbingan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa khususnya permasalahan konsep diri.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung tahun 2010/2011, yang berjumlah 60 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari 60 butir item pernyataan, terbagi menjadi enam aspek yaitu fisik, personal, prestasi, moral, sosial, dan keluarga. Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan membuat tabulasi data, menghitung skor rata-rata siswa, menghitung skor rata-rata setiap butir item pernyataan pada kuesioner, dan menentukan kategori diagnosis berdasarkan penggolongan subjek tingkat konsep diri yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsep diri positif yang dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung tahun 2009/2011 adalah tinggi. Hasil ini diketahui melalui perhitungan skor rata-rata siswa yang menunjukkan 45 siswa (75%) berada dalam kategori tinggi, 15 siswa (25%) berada dalam kategori sedang dan tidak ada atau 0% berada pada kategori rendah.
ix
ABSTRACT
THE POSITIVE SELF-CONCEPT DESCRIPTION OF CLASS VIII STUDENTS OF XAVERIUS JUNIOR HIGH SCHOOL,
METRO CITY, LAMPUNG, SCHOOL YEAR 2010/2011 AND ITS IMPLICATION TO THE PROPOSED CLASSROOM GUIDANCE TOPICS
Yuliana Dwi Kristanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
The study aimed to find out the positive self concept description of class VIII students of Xaverius Junior High School, Metro city, Lampung and its implications to the proposed classroom guidance topics. The problem of the study was that the guidance and counseling teacher at Xaverius Junior High School, Metro City had some problems in composing the apropriate guidance program to solve problems experienced by the students, especially about problem of self concept.
The subjects of the study were 60 students of class VIII of Xaverius Junior High School Metro City, Lampung, School Year 2010/2011. The research instrument used in the study was the questionnaire that consisted of 60 items which were divided into six aspects. The six aspects were physical aspect, personal aspect, achievement aspect, morality aspect, social aspect and family aspect. The data was analyzed by doing data tabulation, counting the average score of the students, counting the average score of each item on the questionnaire, and classifying the subjects based on their level of self concept (high, moderate and low).
Result of the data analysis indicated that the class VIII students of Xaverius Junior High School, Metro City, Lampung, School Year 2010/2011 showed high level of positive self-concept. This result was based on the findings that 45 students (75%) were in high level of positive self-concept, 15 students (25%) were in moderate level of positive self-concept and no student (0%) was in low level of positive self-concept.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa dan Bunda Maria di Surga, atas segala
berkat dan kasih karunianya yang berlimpah., sehingga terselesaikanlah penulisan
skripsi yang berjudul Deskripsi Tingkat Konsep Diri Positif Siswa kelas VIII SMP
Xaverius Kota Metro-Lampung dan Implikasinya Pada Topik Bimbingan Klasikal .
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik
tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. M.M.Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program studi Pendidikan Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Br. Triyono, SJ.,SS, MA, selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga serta mengarahkan dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak M. Mujiriwanto, S.Pd selaku kepala Sekolah Menengah Pertama Xaverius
Metro, Lampung yang telah memberikan ijin penelitian.
4. Ibu Antonia Asih selaku guru Bimbingan dan Konseling yang telah membantu,
meluangkan waktu dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk meneliti
siswa kelas dua Sekolah Menengah Pertama Xaverius Metro, Lampung.
xi
5. Seluruh siswa kelas VIII tahun 2010/2011 Sekolah Menengah Pertama Xaverius
Metro, Lampung yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi
kuesioner.
6. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Y. Ngadiyono dan ibu Anastasia Sri Wahyuni
yang selalu memberikan dukungan baik material maupun spiritual serta kasih
sayang dan perhatian.
7. Kakakku tersayang Christina Meliyana Wati dan Setya Wahyudi terima kasih atas
dukungan, dan perhatiannya selama ini.
8. Adikku tersayang Leonardus Yudi Kristianto terima kasih atas dukungannya
selama ini.
9. Sr. Ety OSU, Sr. Kori OSU, dan Sr. Yati OSU serta teman-teman di Pondok
Angela terima kasih atas dukungan, perhatian, doa, kebersamaan serta
persaudaraan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini dengan
baik, untuk Gabe, Nicke, Lusi, dan Lia terima kasih untuk semua dukungannya.
10. Semua teman-teman dan suster se kelasku di program Bimbingan dan Konseling
2006, atas perhatian dan dukungannya selama ini, untuk Mia, Sr. Ety OSU, dan
teman-teman yang lain.
11. Teman-teman seperjuangan yang sama-sama menulis skripsi dan saling bantu
membantu untuk mengatasi kesulitan yang ada selama menulis skripsi ini Lina,
Nevi, dan Ayu.
12. Semua pihak yang telah membantu di dalam menyelesaikan skripsi ini.
xii
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam
penulisan skripsi ini. Namun demikian semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
Yuliana Dwi Kristanti
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… iii
HALAMAN MOTO …………………………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH … vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………… vii
ABSTRAK ……………………………………………………………………….. viii
ABSTRACT ……………………………………………………………………… ix
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. xiii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. xvi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ………………………………………………... 4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………... 4
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 4
E. Batasan Istilah ……………………………………………………… 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………………… 7
A. Konsep Diri …………………………………………………………. 7
xiv
1. Pengertian Konsep Diri ………………………………………….. 7
2. Pembentukan Konsep Diri …………………………………….. 8
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ……………… 10
4. Ciri Konsep Diri yang Positif …………………………………. 14
5. Aspek-Aspek Konsep Diri ……………………………………... 15
B. Remaja …………………………………………………………….. 20
1. Pengertian Remaja …………………………………………….. 20
2. Perkembangan Konsep Diri Remaja …………………………… 21
C. Bimbingan ………………………………………………………….. 22
1. Pengertian Bimbingan …………………………………………. 22
2. Bimbingan di Sekolah ………………………………………….. 23
3. Jenis-Jenis Bimbingan …………………………………………. 25
D. Bimbingan Klasikal dan Pengembangan Konsep Diri Siswa ……… 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………….. 30
A. Jenis Penelitian …………………………………………………….. 30
B. Subyek Penelitian ………………………………………………….. 30
C. Instrumen Penelitian ……………………………………………….. 31
D. Validitas dan Reliabilitas ……………………………………………34
1. Validitas …………………………………………………………34
2. Reliabilitas ………………………………………………………36
E. Uji Coba Instrumen Penelitian ………………………………………37
1. Uji Validitas ……………………………………………………..37
xv
2. Uji Reliabilitas …………………………………………………. 38
F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 39
1. Persiapan dan Pelaksanaan …………………………………….. 39
2. Tahap Pengumpulan Data ……………………………………… 40
3. Teknik Analasis Data ……………………………………………40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………... 44
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………. 44
1. Deskripsi Tingkat Konsep Diri Siswa …………………………. 44
2. Butir-Butir Konsep Diri yang Belum Tercapai oleh para Siswa.. 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………………. 47
C. Usulan Topik Bimbingan Klasikal ………………………………… 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 65
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 65
B. Saran ……………………………………………………………….. 65
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………... 67
LAMPIRAN ………………………………………………………………………. 69
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Siswa Setiap Kelas ……………………………………………… 31
Tabel 2. Komposisi Kuesioner Permasalahan Tingkat Konsep Diri Siswa ……… 32
Tabel 3. Hasil Revisi Berdasarkan Pendapat Ahli (expert judgement) ………….. 35
Tabel 4. Patokan Kuesioner Korelasi …………………………………………….. 38
Tabel 5. Kategori Tingkat Konsep Diri Siswa …………………………………… 42
Tabel 6. Skor Rata-Rata Konsep Diri Siswa ……………………………………… 44
Tabel 7. Butir Item yang Memiliki Skor Rendah dan Sedang ……………………. 46
Tabel 8. Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal ……………………………… 62
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Uji Validitas & Realibilitas …………………………………… 69
Lampiran 2. Hasil Perhitungan Ujicoba Validitas dan Realibilitas ………………. 72
Lampiran 3. Kuesioner Konsep Diri ………………………………………………. 77
Lampiran 4. Data Hasil Penelitian Tingkat Konsep Diri Siswa…………………… 86
Lampiran 5. Data Penghitungan Hasil Skor Rata-Rata Butir ……………………... 89
Lampiran 6. Kategori Skor Tingkat Konsep Diri Siswa …………………………… 90
Lampiran 7: GBPP (Garis Besar Program Pelayanan) …………………………….. 91
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian ………………………………………………… 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang tentu memiliki konsep diri. Konsep diri yang dimiliki
oleh setiap orang itu bisa terbentuk karena adanya pengaruh dari lingkungan
(Centi, 1993:16). Adapun lingkungan yang dapat mempengaruhi terbentuknya
konsep diri adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
teman sebaya. Namun dari ketiga lingkungan tersebut, lingkungan yang paling
utama dan berperan penting dalam membentuk konsep diri seseorang adalah
lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga seorang anak akan membentuk
konsep diri, informasi yang mereka dapat dan tanggapan dari orang tua akan
mereka dengarkan. Apabila dalam lingkungan keluarga anak diperlakukan dengan
baik oleh orang tua maka anak akan memiliki konsep diri yang positif. Sebaliknya
apabila anak diperlakukan dengan kurang menyenangkan oleh orang tua maka
anak akan memiliki konsep diri yang negatif. Orang tua mempunyai pengaruh
yang sangat besar untuk perkembangan seorang anak, karena tanggapan dari
orang tua ini akan dijadikan cermin oleh seorang anak untuk melihat dirinya.
Lingkungan sekolah juga mempunyai pengaruh yang besar dalam
membentuk konsep diri, karena di dalam lingkungan sekolah seorang anak mulai
2
bertemu dengan orang lain yaitu guru dan teman sebaya. Seorang guru
akan menjadi contoh bagi siswa, karena siswa menganggap guru adalah orang
yang memiliki teladan. Perlakuan seorang guru terhadap siswa dapat membantu
siswa untuk mengembangkan konsep diri. Apabila guru di sekolah
memperlakukan siswa dengan baik tanpa memilih-milih kemampuan siswa, maka
siswa akan mengembangkan konsep diri yang positif. Tetapi sebaliknya apabila
siswa diperlakukan kurang baik oleh guru seperti guru hanya memperhatikan
siswa yang memiliki kemampuan yang baik saja maka siswa yang merasa tidak
memiliki kemampuan yang baik akan membentuk konsep diri negatif, karena
siswa merasa kurang di perhatikan oleh guru. Lingkungan sekolah ini juga
merupakan tempat yang digunakan untuk bersaing antara siswa satu dengan siswa
yang lain. Apabila seorang siswa memiliki konsep diri yang positif maka siswa
tersebut akan menghadapi persaingan tersebut dengan senang hati. Tetapi bagi
siswa yang memiliki konsep diri negatif persaingan adalah hal yang kurang
menyenangkan karena siswa tersebut merasa tidak memiliki kemampuan yang
sama-sama dengan teman yang lain.
Lingkungan teman sebaya dapat mempengaruhi terbentuknya konsep
diri. Bagi siswa yang memiliki konsep diri positif mereka tidak mengalami
kesulitan untuk bergaul dengan teman yang lain karena siswa yang memiliki
kemampuan yang sama dengan teman yang lain kehadirannya akan diterima dan
disenangi oleh teman yang lain. Sebaliknya bagi siswa yang tidak memiliki
kemampuan yang sama seperti yang diharapkan oleh teman-teman yang lain, akan
3
mengalami kesulitan dalam bergaul, yang muncul adalah rasa kurang percaya diri,
minder dan tidak mendapatkan teman. Apabila siswa yang merasa tidak mampu
ini tidak dibantu maka perkembangan dirinya akan terus terhambat.
Siswa yang memiliki konsep diri negatif inilah yang perlu dibantu
untuk mengembangkan konsep dirinya menjadi positif, sehingga perkembangan
dirinya tidak terhambat. Apabila seorang siswa memiliki konsep diri positif maka
segala sesuatu yang dikerjakan akan menuju kearah keberhasilan, karena
seseorang yang memiliki konsep diri positif berpikir dan merasa dirinya mampu
menyelesaikan semua tugas yang ada dengan baik sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya.
Penelitian ini dilakukan di SMP Xaverius Lampung. Sekolah ini di pilih
karena dari hasil pengamatan ditemukan bahwa di sekolah SMP Xaverius ini
mengalami kesulitan dalam membuat program bimbingan yang sesuai dengan
permasalahan yang di hadapi oleh siswa khususnya permasalahan konsep diri.
Sehingga dapat dilihat bahwa tidak semua siswa memiliki konsep diri positif.
Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah diharapkan perlu membuat program
bimbingan yang sesuai dengan realita permasalahan yang dihadapi oleh siswa di
sekolah SMP Xaverius kota Metro-Lampung, dengan memberikan topik-topik
bimbingan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Sehingga
siswa dapat terbantu untuk mengembangkan konsep diri positif. Sebagai
mahasiswa Bimbingan dan Konseling, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai bagaimana tingkat konsep diri yang dimiliki oleh siswa
4
kelas VIII SMP Xaverius kota Metro, Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data supaya dapat menyusun topik bimbingan klasikal yang relevan
dan efektif.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat konsep diri para siswa kelas VIII SMP Xaverius kota
Metro-Lampung ?
2. Butir-butir konsep diri manakah yang belum tercapai pada diri para siswa kelas
VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung tahun 2010/2011 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui tingkat konsep diri siswa kelas VIII SMP Xaverius kota Metro-
Lampung.
2. Menyusun topik bimbingan klasikal untuk meningkatkan konsep diri siswa
kelas VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung sesuai dengan butir-butir
konsep diri yang belum tercapai.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Kepala sekolah SMP Xaverius kota Metro-Lampung
5
Kepala sekolah SMP Xaverius kota Metro-Lampung dapat memperoleh
informasi mengenai permasalahan dalam bidang personal yang dihadapi oleh
siswa kelas VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung, khususnya tentang
konsep diri. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk meningkatkan perkembangan kepribadian para siswa.
2. Guru Pembimbing
Hasil penelitian membantu guru pembimbing untuk memahami konsep diri
siswa. Pemahaman tersebut dapat menjadi dasar meningkatkan efektivitas
pelayanan kepada para siswa, terutama dalam perkembangan konsep diri yang
sehat.
3. Peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman untuk belajar menganalisis suatu masalah
khususnya tentang konsep diri dan menemukan jenis kegiatan untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Pengalaman ini sangat berguna untuk
mendewasakan diri dalam rangka untuk menjadi guru BK.
4. Peneliti lain
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembanding peneliti lain
mengenai konsep diri.
5. Siswa
Hasil penelitian ini bisa membantu para siswa untuk mengenal dan
meningkatkan konsep diri mereka.
6
E. Batasan Istilah
1. Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Konsep
diri merupakan proses seseorang mulai mengenali sebagian diri mereka mulai
dari penampilan fisik, psikologis, prestasi, sosial, moral, dan keluarga.
2. Tingkat konsep diri adalah tinggi rendah konsep diri yang dimiliki oleh siswa
sesuai dengan hasil penelitian atau data yang diperoleh melalui instrumen yang
dipakai dalam penelitian ini.
3. Siswa kelas VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung adalah siswa yang
bersekolah di SMP Xaverius tahun 2009/2010.
4. Bimbingan klasikal adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang diberikan
kepada para siswa dalam kelompok kelas. Program tersebut dirancang untuk
waktu satu semester atau satu tahun.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memuat uraian mengenai konsep diri, remaja, bimbingan, dan
peran bimbingan dalam konsep diri remaja.
A. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Menurut Hurlock (2005), konsep diri adalah keseluruhan gambaran,
pandangan, keyakinan, penghargaan, dan perasaan seseorang tentang dirinya
sendiri. Konsep diri terbentuk dari pengalaman individu dalam berinteraksi
dengan orang lain. Tanggapan yang diterima dari orang lain dijadikan cermin
bagi individu dalam memandang dan menilai dirinya sendiri.
Atwater (dalam Desmita 2009:163) mendefinisikan konsep diri
sebagai keseluruhan gambaran diri yang meliputi persepsi seseorang tentang
diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan diri.
Selanjutnya Atwater mengidentifikasi konsep diri menjadi tiga bentuk.
Pertama, body image, kesadaran tentang tubuhnya, yaitu bagaimana seseorang
melihat dirinya sendiri. Kedua, ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan
harapan-harapan seseorang mengenai dirinya. Ketiga Social self, yaitu
bagaimana orang lain melihat dirinya.
Burns (dalam Desmita 2009: 164) mendefinisikan konsep diri sebagai
hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Konsep diri
8
bereaksi atau bertindak, menurut cara tertentu terhadap suatu obyek (manusia atau
bukan manusia).
Menurut Paul J. Centi (1993:9) konsep diri adalah gagasan tentang
diri sendiri. Konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri
sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana
kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang
diharapkan.
Konsep diri merupakan gambaran diri yang dimiliki seseorang tentang
dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari
interaksi dengan lingkungan (Hendriati 2006:138).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka yang dimaksud dengan
konsep diri adalah gambaran, keyakinan, penghargaan, perasaan dan sikap
seseorang terhadap dirinya yang dipengaruhi oleh lingkungan. Dengan
demikian setiap individu memiliki penilaian diri yang berbeda dibandingkan
dengan orang lain.
2. Pembentukan Konsep Diri
Symond (dalam Hendriati 2006:143) mengatakan bahwa persepsi
tentang diri tidak langsung muncul pada saat kelahiran, tetapi mulai
berkembang secara bertahap dengan munculnya kemampuan perspektif. Konsep
diri anak berkembang dan terbentuk dari pengalaman dan hasil interaksi dengan
lingkungan. Lingkungan yang membentuk konsep diri anak bisa berasal dari
keluarga, teman sebaya, atau sekolah.
9
Lingkungan yang mempunyai pengaruh paling besar dalam
membentuk konsep diri anak adalah keluarga terutama dari orang tua. Informasi
yang diperoleh selama berinteraksi dengan orang tua sungguh mempengaruhi
konsep diri anak. Anak akan mendengarkan apa yang disampaikan orang tua
dan berpikir bahwa apa yang disampaikan itu bersifat baik dan benar. Apabila
sejak kecil diterima, disayang, dan selalu dihargai oleh orang tua, maka anak
akan mengembangkan konsep diri yang positif. Sebaliknya apabila anak ditolak,
dicela dan kurang dihargai oleh orang tua maka anak akan mengembangkan
konsep diri yang negatif. Dengan demikian Orangtua adalah faktor yang paling
utama dalam mempengaruhi konsep diri anak (Tim Pustaka Familia 2006: 26).
Selain dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, konsep diri juga
dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dan teman sebaya. Kehadiran guru sangat
berpengaruh pada kehidupan para siswa. Sikap, tanggapan dan perlakuan guru
mempunyai pengaruh terhadap konsep diri siswa. Siswa yang banyak
diperlakukan buruk oleh guru cenderung akan membentuk konsep diri negatif.
Sebaliknya siswa yang banyak diperhatikan, dipuji, mendapat penghargaan dan
diberi hadiah karena prestasi cenderung lebih mudah membentuk konsep diri
yang positif. Sekolah mempunyai peranan penting dalam membentuk konsep
diri siswa (Centi 1993: 19).
Konsep diri anak juga terbentuk karena pengaruh dari perlakuan teman
sebaya. Pengalaman anak dalam bergaul dengan teman-teman di luar
lingkungan keluarga membantu anak dalam membentuk konsep diri. Konsep
10
diri anak terbentuk oleh penilaian dan sikap teman-teman selama bergaul.
Perlakuan teman dilingkungan bisa menguatkan atau melemahkan konsep diri
yang dimiliki oleh anak. Apabila anak merasa bahwa kemampuan yang
dimilikinya tidak seperti teman-teman yang lain, dia cenderung akan memiliki
konsep diri yang negatif. Sebaliknya, jika anak merasa dirinya memiliki
kemampuan yang sama dengan teman lain, maka anak akan memiliki konsep
diri yang positif (Centi 1993: 21).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri
terbentuk karena adanya pengalaman dan interaksi dengan orang lain di
lingkungan. Pengaruh yang paling besar selama pembentukan konsep diri pada
anak berasal dari orang tua. Konsep diri positif pada anak akan terbentuk
apabila anak merasa dirinya dihargai, disayangi, dipercaya, dan diperhatikan
oleh orang lain. Sebalikya konsep diri negatif pada anak akan terbentuk apabila
anak merasa dirinya diremehkan, dicela, dan kurang dihargai oleh orang lain.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi antara individu dengan
orang lain. Konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak
anak ada dalam masa pertumbuhan hingga dewasa. Semenjak konsep diri mulai
terbentuk, seseorang akan berperilaku sesuai dengan konsep dirinya tersebut.
Pandangan seseorang tentang dirinya akan menentukan tindakan yang akan
diperbuatnya. Pandangan seseorang tidak hanya meliputi keberhasilan individual,
11
tetapi juga kelemahan bahkan kegagalan dalam dirinya. Konsep diri adalah inti
dari kepribadian individu.
Menurut Hendriati (2006:139) konsep diri seseorang dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut :
a. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan, perasaan
positif dan perasaan berharga.
b. Kompetisi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain.
c. Aktualisasi diri atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang
sebenarnya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri. Faktor-faktor
yang mempengaruhi konsep diri menurut Hurlock (2005:235) adalah usia
kematangan, penampilan diri, kepatutan seks, hubungan keluarga, nama dan
julukan, kreatifitas, dan cita-cita.
a. Usia kematangan.
Remaja yang matang lebih awal cenderung diperlakukan seperti orang
yang hampir dewasa Situasi usia kematangan membantu anak
mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan baik. Sebaliknya remaja yang matang terlambat
cenderung diperlakukan seperti anak-anak. Hal ini membuat remaja merasa
salah dimengerti dan bernasib kurang baik. Akibatnya remaja cenderung
berperilaku yang sulit di terima orang lain.
12
b. Penampilan diri.
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri,
meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Cacat fisik
merupakan sumber yang memalukan yang bisa mengakibatkan perasaan
rendah diri. Sebaliknya daya tarik fisik menimbulkan penilaian
menyenangkan yang bisa menambah dukungan sosial.
c. Kepatutan Seks.
Remaja yang memiliki kepatutan seks sesuai dengan jenis kelaminnya
dalam penampilan diri, minat, dan perilaku membantu remaja mencapai
konsep diri yang baik. Sebaliknya remaja yang memiliki ketidakpatutan seks
yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya membuat remaja sadar diri. Hal ini
mengakibatkan remaja berperilaku tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
d. Hubungan keluarga.
Remaja yang mempunyai hubungan erat dengan anggota keluarga
akan mengidentifikasi diri dengan orang tersebut dan ingin mengembangkan
pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis, remaja akan
tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.
e. Teman-teman sebaya.
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam
dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan
tentang konsep teman-teman tentang dirinya. Dan kedua, ia berada dalam
13
tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri keprbadian yang diakui oleh
kelompok.
f. Kreatifitas.
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam
bermain dan dalam tugas-tugas akademis, cenderung akan mengembangkan
perasaan individualitas dan identitas yang sangat penting bagi pembentukan
konsep dirinya. Sebaliknya, remaja yang sejak awal masa kanak-kanak
didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang mempunyai
perasaan identitas dan individualitas.
g. Cita-cita.
Remaja yang mempunyai cita-cita tidak realistik akan mengalami
kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan reaksi-
reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Remaja
yang realistik tentang kemampuannya akan mengalami keberhasilan dari pada
kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang
lebih besar dan berakibat positif pada pembentukan konsep diri yang baik.
Konsep diri yang dimiliki oleh individu akan terus berkembang seiring
dengan berjalannya waktu. Konsep diri yang dimiliki oleh seorang anak akan
berubah sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Apabila
berkembang di lingkungan yang baik dan mendukung, maka anak akan
memiliki konsep diri positif. Sedangkan apabila berkembang dilingkungan
14
yang kurang baik dan kurang mendukung, maka anak akan memiliki konsep
diri negatif.
4. Ciri Konsep Diri Positif
Menurut Tjipto (Tim Pustaka Familia 2006:19) seseorang dikatakan
memiliki konsep diri positif, apabila mempunyai penghargaan diri yang tinggi.
Penghargaan terhadap diri akan menentukan seseorang yakin akan kemampuan
dirinya untuk meraih keberhasilan. Seseorang akan berusaha dan berjuang
mewujudkan konsep diri positif. Misalnya, apabila merasa bahwa dirinya pandai,
maka siswa akan belajar tekun dan bekerja keras untuk membuktikan bahwa ia
benar-benar pandai seperti keyakinannya. Siswa tidak mudah putus asa karena
mempunyai keyakinan bahwa dirinya akan berhasil karena kepandaiannya.
Menurut Desmita (2009:164) siswa yang memiliki konsep diri positif
mudah untuk mencapai keberhasilan. Sebab, dengan konsep diri yang positif
siswa akan bersikap optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses, mampu
menerima kegagalan sebagai tantangan, percaya diri, antusias, merasa diri
berharga, berpikir dan bersikap secara positif.
Siswa yang memiliki konsep diri positif memiliki tanggung jawab
untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang ada dengan baik, karena siswa
merasa yakin bahwa tanggung jawab yang ada harus diselesaikan dengan tepat
waktu untuk mendapatkan hasil yang baik.
Siswa yang memiliki konsep diri positif kehadirannya akan diterima
oleh teman-teman sekolahnya dengan baik. Siswa yang memiliki konsep diri
15
positif tidak mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan teman lain, karena
siswa yang memiliki konsep diri positif ini percaya bahwa dirinya memiliki
kemampuan yang sama dengan teman lain, sehingga mereka tidak mengalami
kesulitan untuk berkomunikasi.
Siswa yang memiliki konsep diri positif belum tentu bisa menerima
diri mereka dengan damai. Tidak semua siswa yang memiliki konsep diri positif
ini akan terus berkembang dengan baik, apabila siswa tidak dapat mewujudkan
harapan yang diinginkannya, maka siswa akan menjadi minder. Tidak semua
kemampuan yang dimilikinya dapat diterima, bisa jadi hanya sebagian kecil saja
yang menyebabkan konsep diri positif siswa muncul misalnya seperti masalah
prestasi yang diperoleh baik, kehadirannya diterima oleh teman-teman dan
keluarga, memiliki moral yang baik. Tetapi untuk hal lain seperti penampilan diri,
siswa mengalami suatu masalah, karena penampilan dirinya ini tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh siswa sendiri. Sehingga permasalahan ini
membuat siswa menjadi kurang nyaman dengan keadaan dirinya.
5. Aspek-Aspek Konsep Diri
Ada beberapa aspek yang menyusun konsep diri seorang siswa, unsur
tersebut sebagai berikut :
Fits (dalam Robinson dan Shaver 1975) mengemukakan enam aspek
konsep diri yang sehat, yaitu : (a) aspek fisik, (b) aspek psikologis, (c) aspek
16
prestasi, (d) aspek moral, (e) aspek sosial, (f) aspek keluarga. Keenam aspek
konsep diri yang sehat tersebut memiliki indikator sebagai berikut:
1. Aspek fisik, meliputi :
1). Mempunyai pandangan positif terhadap kondisi fisiknya
2). Menghargai penampilan diri
3). Memiliki pandangan yang positif terhadap kondisi kesehatannya.
b. Aspek psikologis, meliputi :
1). Memandang diri penuh kebahagiaan
2). Memiliki optimisme dalam menjalani hidup
3). Mampu mengontrol diri
4). Mempunyai potensi yang baik
c. Aspek prestasi, meliputi :
1). Mampu meraih prestasi akademik
2). Mempunyai kemampuan yang sama dengan orang lain
3). Merasa nyaman di tempat lingkungan belajar
4). Dihargai oleh teman-teman
5). Tekun dalam segala hal
6). Bangga akan prestasi yang diraihnya.
d. Aspek moral, meliputi :
1) Mampu percaya dan berpegang teguh pada nilai-nilai moral yang diajarkan
norma agama.
17
2) Mampu percaya dan berpegang teguh pada nilai-nilai moral yang diajarkan
norma sosial.
e. Aspek Sosial, meliputi :
1). Merasa sebagai pribadi yang ramah
2). Mempunyai sikap empati dengan orang lain
3). Mampu bergaul dengan orang lain
4). Merasa diperhatikan
5) Tenggang rasa
f. Aspek keluarga, meliputi :
1). Mencintai anggota keluarga
2). Di cintai anggota keluarga
3). Merasa bangga dengan anggota yang dimiliki
4) Mendapat dukungan dari keluarga
5) Bersikap adil
Selain itu Hendriati (2006:141) mengemukakan aspek-aspek konsep diri,
meliputi:
a. Aspek fisik, menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya secara
fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai kesehatan dirinya,
penampilan dirinya (cantik, jelek, menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi,
gemuk, kurus).
b. Aspek keluarga, menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang dalam
kedudukannya sebagai anggota keluarga. Bagian ini menunjukkan seberapa
18
jauh seseorang merasa dekat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga, serta
terhadap peran maupun fungsi yang dijalankannya sebagai anggota dari suatu
keluarga.
c. Aspek sosial, bagian ini merupakan penilaian individu terhadap interaksi
dirinya dengan orang lain maupun lingkungan disekitarnya.
d. Aspek moral, bagian ini merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya
dilihat dari nilai moral yang dimiliki oleh seseorang. Hal ini menyangkut
pandangan seseorang mengenai nilai-nilai moral yang dipegangnya, yang
meliputi batasan baik dan buru.
e. Aspek pribadi, merupakan persepsi seseorang tentang keadaan pribadinya.
Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau hubungan dengan orang lain,
tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap pribadinya
Apabila melihat penjelasan aspek konsep diri diatas, maka aspek
konsep diri pada siswa dapat dikelompokkan menjadi 6 aspek , meliputi (a)
Aspek fisik, (b) Aspek psikologis, (c) Aspek prestasi, (d) Aspek moral, (e)
Aspek sosial, (f) Aspek keluarga.
i. Aspek fisik, meliputi :
1. Menerima kondisi fisik.
2. Menghargai penampilan diri
3. Memiliki pandangan yang positif terhadap kondisi kesehatan tubuh.
ii. Aspek Psikologis, meliputi :
1. Memandang diri penuh kebahagiaan
19
2. Memiliki optimisme dalam menjalani hidup
3. Mempunyai potensi yang baik
iii. Aspek prestasi, meliputi :
1. Mampu meraih prestasi akademik
2. Mempunyai kemampuan yang sama dengan orang lain.
3. Tekun dalam mempelajari segala hal
4. Bangga akan prestasi yang diraihnya
5. Mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas.
iv. Aspek moral, meliputi :
1. Memiliki keyakinan untuk jujur dengan diri sendiri.
2. Memiliki keyakinan untuk jujur dengan orang lain.
3. Membantu orang lain
v. Aspek sosial, meliputi :
1. Menjadi pribadi yang ramah
2. Bekerjasama dengan orang lain.
3. Mampu bergaul dengan orang lain.
4. Tenggang rasa.
vi. Aspek keluarga, meliputi :
1. Mencintai anggota keluarga
2. Kehadirannya diterima anggota keluarga
3. Mendapat dukungan dari anggota keluarga
4. Memiliki keadilan
20
B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Menurut Sarlito (2005:9) masa remaja merupakan masa transisi atau
peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu
mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun psikis. Selain perubahan
yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam lingkungan.
Menurut Hendriati (2006:29) secara umum masa remaja dibagi
menjadi tiga fase, yaitu masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja
pertengahan (15-18 tahun), masa remaja akhir (19-22 tahun).
a. Masa remaja awal
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan
berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak
tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap
bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman
sebaya.
b. Masa remaja pertengahan
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru.
Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah
lebih mampu mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini remaja mulai
mengembangkan kematangan tingkah laku, dan membuat keputusan-
keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain
itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.
21
c. Masa remaja akhir
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang
dewasa. Selama periode ini remaja berusaha untuk memantapkan tujuan.
Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok
teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri pada tahap ini.
2. Perkembangan Konsep Diri Remaja
Konsep diri anak berbeda dengan konsep diri remaja. Konsep diri anak
terbentuk berdasarkan persepsi dirinya terhadap sikap-sikap orang lain kepada
dirinya. Anak mulai belajar berpikir dan merasakan dirinya seperti apa yang
telah ditentukan oleh orang lain dalam lingkungannya, misalnya orangtua,
guru atau teman sebaya. Persepsi inilah yang akan berpengaruh pada
perkembangan konsep diri anak.
Perkembangan konsep diri yang dimiliki individu bukan bawaan sejak
lahir, tetapi terbentuk karena interaksinya dengan orang lain. Persepsi
mengenai diri sendiri terbentuk karena adanya pengaruh dari lingkungan
terutama pengaruh dari orang tua. Pengaruh dari orang tua sedikit demi sedikit
akan dihayati oleh anak, sehingga terbentuk keyakinan dan pengertian
mengenai dirinya.
Salah satu usaha remaja untuk mengatasi masalah identitas diri yang
belum jelas adalah dengan mencoba berbagai peran sehingga remaja
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan konsep dirinya. Dengan
mencoba berbagai peran, remaja mengharapkan adanya kesempatan untuk
22
mengembangkan seluruh kemampuan dan minatnya. Perkembangan
kemampuan dan minat merupakan arah untuk mengembangkan konsep diri.
Dengan demikian dapat diartikan, bahwa masa remaja merupakan masa yang
potensial untuk perkembangan konsep diri. Apabila pada masa remaja,
individu tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri dan
menyesuaikan diri dengan tugas-tugas perkembangannya, maka ia juga
kehilangan kesempatan untuk mengembangkan konsep dirinya.
Ketika seseorang memasuki masa remaja, dia mengalami begitu
banyak perubahan dalam dirinya. Sikap yang ditampilkannya juga akan
mengalami perubahan-perubahan. Konsep diri yang dimiliki remaja
cenderung tidak tetap dan hal ini disebabkan karena sikap orang lain. Dengan
cara ini, remaja mengalami perkembangan konsep diri sampai akhirnya ia
memiliki konsep diri yang tetap.
C. Bimbingan Klasikal
1. Pengertian bimbingan
Salah satu definisi bimbingan yang dibuat oleh Shertzer & Stone (dalam
Winkel dan Hastuti 2004:1) adalah proses membantu orang perorangan untuk
memahami dirinya dan lingkungan hidupnya. Bimbingan bisa berarti proses
bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing kepada seseorang
agar seseorang yang dibimbing mencapai perkembangan yang optimal
(Tohirin 2007:17). Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
23
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri (Prayitno 2004:99).
Menurut Natawidjaja (Winkel 2004:29) bimbingan adalah proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan
diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga
serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan
hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka yang dimaksud dengan
bimbingan adalah suatu proses untuk memberikan bantuan kepada seseorang
dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya sesuai dengan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat untuk perkembangan pribadi
yang optimal.
2. Bimbingan di Sekolah
Menurut Tohirin (2007:12) bimbingan merupakan bagian integral dari
proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses
pendidikan di sekolah. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami
bahwa proses pendidikan di sekolah tidak akan berhasil secara baik apabila
tidak didukung oleh penyelenggaraan bimbingan secara baik pula.
Sekolah dipandang sebagai tempat untuk mewujudkan seluruh
kemampuan yang dimiliki siswa. Sekolah juga menjadi tempat untuk
24
melepaskan ketergantungan anak dari peran orangtua dan keluarga. Apabila
sekolah mempunyai fungsi untuk mewujudkan seluruh kemampuan siswa dan
merupakan lingkungan yang dapat memberikan pengalaman baru kepada
siswa, maka sekolah mempunyai peranan penting dalam mengembangkan
konsep diri siswa. Sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang
menantang dan memenuhi kebutuhan siswa, serta memberi pengalaman baru
yang dapat mengubah sikap atau pandangan siswa menjadi lebih positif.
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka membantu siswa untuk mengenali diri, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan. Bimbingan yang diberikan untuk siswa bertujuan
untuk membantu siswa dalam mengenali kekuatan dan kelemahan yang ada
dalam dirinya dan mengenal secara obyektif lingkungan, baik lingkungan
sosial (terhadap guru dan teman di sekolah) maupun lingkungan fisik
(keadaan sekolah).
Bimbingan ada dalam lingkungan pendidikan sekolah dan
memusatkan pelayanannya pada para peserta didik sebagai individu yang
harus mengembangkan kepribadiannya masing-masing dan memanfatkan
pendidikan sekolah yang mereka terima untuk perkembangan dirinya. Adanya
pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan, bahwa semua peserta
didik mendapat perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang
serta mendapat bantuan dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan dan
25
masalah yang berkaitan dengan perkembangan mereka. Pelayanan bimbingan
di sekolah menyentuh segala aspek kehidupan para peserta didik.
3. Jenis-Jenis Bimbingan
Menurut Winkel (2004:110) jenis bimbingan dapat dibagi menjadi 3.
Pembagian tersebut berdasarkan (1) banyaknya orang yang dibimbing pada
waktu dan tempat tertentu (bentuk bimbingan), (2) tujuan yang ingin dicapai
dalam memberikan pelayanan bimbingan (sifat bimbingan), (3) bidang
tertentu dalam kehidupan siswa, atau aspek perkembangan tertentu pada siswa
(ragam bimbingan). Jadi bimbingan terdiri dari tiga jenis bimbingan meliputi
bentuk bimbingan, sifat bimbingan, dan ragam bimbingan.
a. Bentuk-bentuk bimbingan
Bimbingan diberikan kepada sejumlah orang yang membutuhkan
pelayanan bimbingan. Menurut Winkel (2004:110) bimbingan terdiri dari
dua bentuk yaitu bimbingan individual dan bimbingan kelompok.
Bimbingan individual adalah bimbingan yang hanya diberikan untuk satu
orang saja. Bimbingan individual diberikan dengan cara mengadakan
konseling antara seorang siswa dengan guru pembimbing untuk
membahas masalah tertentu yang bersifat pribadi. Sedangkan bimbingan
kelompok adalah bimbingan yang diikuti lebih dari satu orang atau diikuti
oleh beberapa orang untuk membahas masalah tertentu. Bimbingan
kelompok bisa diberikan dalam bentuk kelompok kecil maupun sedang.
26
Permasalahan yang sedang dihadapi bersama-sama dibahas dalam bentuk
kelompok.
b. Sifat-sifat bimbingan
Istilah sifat bimbingan menunjuk pada tujuan yang ingin dicapai
dalam memberikan pelayanan bimbingan. Ada tiga tujuan dalam
memberikan pelayanan bimbingan untuk siswa di sekolah. Pertama,
mendampingi siswa supaya perkembangannya berlangsung secara
optimal. Kedua, membantu siswa untuk mengarahkan kembali
perkembangannya yang kurang sesuai supaya perkembangannya berubah
ke arah yang lebih baik. Ketiga, membekali siswa, dengan maksud mereka
lebih siap menghadapi tantangan pada masa yang akan datang. Ketiga
tujuan diatas seringkali bersifat tumpang tindih. Maka dari itu perlu dilihat
tujuan yang utama dalam penyelenggaraan kegiatan bimbingan.
Berdasarkan tujuan utamanya maka bimbingan dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu bimbingan perseratif, preventif atau pencegahan, dan
bimbingan korektif. Bimbingan perseratif adalah sifat bimbingan yang
mempunyai tugas untuk mendampingi siswa, supaya perkembangan siswa
bisa berlangsung secara optimal. Bimbingan preventif atau pencegahan
adalah bimbingan yang mempunyai tugas untuk membantu siswa dalam
mencegah terjadinya permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan siswa dalam menghadapi tantangan pada masa yang akan
datang. Bimbingan korektif atau penyembuhan adalah bimbingan yang
27
membantu siswa untuk mengatasi permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan siswa. Selain ketiga jenis bimbingan yang sudah
disebutkan di atas, bimbingan pemeliharaan juga perlu diberikan untuk
siswa. Bimbingan pemeliharaan adalah bimbingan yang mempunyai
tugas dalam membantu siswa untuk mengembangkan berbagai potensi
yang dimiliki sehingga siswa bisa berkembang secara optimal.
c. Ragam-ragam bimbingan
Ragam bimbingan adalah aspek perkembangan yang menjadi
perhatian dalam pemberian pelayanan bimbingan. Winkel (2004:34)
menyebutkan adanya tiga ragam bimbingan, sementara itu (Syamsu 2010:
10) menyebut empat ragam bimbingan. Tetapi kedua penulis itu
sebenarnya mempunyai pendapat yang sama. Syamsu membedakan
pribadi-sosial dan Winkel menyatakan antara pribadi dan sosial. Secara
rinci bimbingan tersebut meliputi akademik, pribadi-sosial, dan karir.
Bimbingan akademik adalah kegiatan bimbingan yang membantu
siswa dalam menghadapi kemampuan diri untuk meraih prestasi,
membantu siswa untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
yang ada. Bimbingan pribadi adalah kegiatan bimbingan yang membantu
siswa untuk mengenali, memahami, menerima, menyesuaikan dirinya
dengan lingkungannya dan membantu menyelesaikan permasalahan
pribadi yang sedang dihadapi. Bimbingan sosial adalah kegiatan
bimbingan yang membantu siswa untuk berhubungan dengan orang lain
28
dan lingkungan yang menyangkut masalah sosial, misalnya bergaul
dengan teman sebaya dan penyesuaian diri. Bimbingan karir adalah
kegiatan bimbingan yang membantu siswa dalam mengenali kemampuan
yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan
yang dimilikinya itu sesuai dengan bakat dan minat secara optimal.
D. Bimbingan Klasikal dan Pengembangan Konsep Diri Siswa
Bimbingan merupakan bagian yang penting dalam sekolah, karena
mempunyai tujuan yaitu membantu siswa untuk membentuk pribadi yang
bertanggung jawab, sehingga dapat bersikap dan berprilaku yang dapat
membahagiakan dirinya dan dapat diterima oleh lingkungan sekitar (Ahmadi
1991).
Bimbingan yang sesuai untuk diberikan kepada siswa adalah bimbingan
klasikal. Menurut Handoko (2009:19) bimbingan klasikal merupakan suatu
kegiatan yang sudah direncanakan dan di berikan untuk siswa baik dalam bentuk
kelompok kecil atau kelompok besar. Kelompok ini dibentuk untuk membahas
permasalahan yang sama yang di hadapi oleh para siswa dalam periode tertentu di
dalam kelas.
Peran bimbingan klasikal dalam pengembangan konsep diri siswa dapat
dilakukan dengan cara memberikan pengarahan dan pemahaman kepada siswa
tentang tugas yang dijalani oleh siswa untuk meningkatkan konsep diri positif.
Sehingga siswa terbantu untuk bisa mengembangkan konsep diri positif didalam
29
dirinya dan siswa merasa puas dengan dirinya. Apabila siswa dapat mengikuti
bimbingan klasikal yang diberikan tersebut dengan baik maka siswa dapat
mengembangkan konsep diri positif dalam hidupnya.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek
penelitian, instrumen penelitian, validitas, reliabilitas, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut
Furchan (2004:39) metode deskriptif adalah suatu metode yang menggambarkan
dan menafsirkan keadaan suatu obyek pada masa sekarang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh data permasalahan tingkat konsep
diri yang dialami oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung. Data
yang diperoleh ini dipakai sebagai dasar pembuatan topik-topik bimbingan
klasikal yang akan digunakan sekolah tersebut. Dengan demikian kesimpulan
mengenai topik bimbingan klasikal tentang konsep diri yang telah disusun hanya
diberikan untuk siswa kelas VIII yang bersekolah di SMP Xaverius khususya di
kota Metro-Lampung.
B. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah para siswa
kelas VIII SMP Xaverius kota Metro, Lampung Tahun Ajaran 2010/2011 yang
31
terdiri dari 2 kelas yaitu VIIIA dan VIIIC. Adapun jumlah siswa dari
masing-masing kelas adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah siswa setiap kelas
No Kelas VIII A Kelas VIII C Jumlah siswa setiap kelas PA PI PA PI 1. 16 14 14 16
30 30 60
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner permasalahan
tingkat konsep diri. Kuesioner adalah sekumpulan daftar pernyataan tertulis yang
diberikan kepada subyek penelitian (Furchan 2004: 259). Jenis kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Menurut Furchan
(2007:260) kuesioner tertutup adalah kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan
yang disertai dengan pilihan-pilihan jawaban yang telah disusun oleh peneliti.
Responden diminta untuk memilih salah satu dari jawaban yang sudah tersedia
dengan memberikan tanda check (√) (Masidjo 1995:65 ). Instrumen konsep diri
terdiri dari 70 item pernyataan, terbagi menjadi enam aspek konsep diri, yaitu
fisik, personal, sosial, prestasi, moral, dan keluarga. Kisi-kisi kuesioner
permasalahan tingkat konsep diri siswa adalah sebagai berikut:
32
Tabel 2
Kisi-Kisi Kuesioner Permasalahan Tingkat Konsep Diri Siswa
Aspek Indikator Favorabel Unfavorabel Jml
item
1).Fisik 1.1 Menerima kondisi fisik yang dimilikinya.
5, 7 8, 9, 12 5
1.2 Menerima kondisi kesehatan tubuh. 1, 2, 3, 4 10 5
1.3 Menghargai penampilan diri 6 11 2 2).Personal .1.1 Memiliki potensi diri yang baik. 15, 17 18, 20 4
1.2 Memandang diri penuh kebahagiaan.
13, 14 19, 21 4
.1.3 Memililiki optimisme dalam menjalani hidup.
16 - 1
3).Prestasi 1.1 Mampu meraih prestasi akademik 23, 29, 30 32, 34 5
1.2 Bertanggung jawab mengerjakan tugas.
24, 27 - 2
1.3 Mempunyai keyakinan bahwa kemampuan dirinya sama dengan orang lain.
31 36 2
1.4 Tekun dalam mempelajari segala hal.
22,26 33 3
1.5 Merasa bangga dengan prestasi yang diraih.
25, 28 35, 37 5
4).Moral 1.1 Memiliki keyakinan untuk jujur dengan diri sendiri.
38, 40, 41 45, 4
1.2 Memiliki keyakinan untuk jujur dengan orang lain.
39, 42 44, 46, 47, 48 6
1.3 Memiliki keyakinan mampu menolong orang lain.
43 - 1
5). Sosial 1.1 Mampu bergaul dengan teman. 51 56, 59 3
1.2 Memiliki keyakinan bahwa dirinya diterima dalam pergaulan oleh teman-teman.
49, 52 57, 60, 58 5
1.3 Sikap tenggang rasa 50, 53 - 2
1.4 Memiliki sifat yang ramah 54 - 1
1.5 Mampu bekerja sama dengan orang lain.
55 - 1
33
6). Keluarga
1.1 Mencintai anggota keluarga. 65 67, 70 3 1.2 Kehadirannya diterima anggota
keluarga. 61, 62, 66 68 4
1.3 Memiliki keyakinan di perlakukan adil oleh orang tua.
64 69 2
1.4 Mendapat dukungan dari keluarga 63 1
Jumlah Total Item 40 butir 30 butir 70 butir
Kuesioner ini menggunakan skala Likert, dengan empat kategori penilaian
yang kemudian dinyatakan ke dalam bentuk skor, sebagai berikut: Tidak setuju (TS),
Kurang Setuju (KS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS). Pada Skala ini opsi tengah tidak
digunakan karena dapat mengurangi kecendrungan responden untuk memberikan
jawaban netral dan meningkatkan varibilitas responsi. Pernyataan dari tiap-tiap
indikator dapat berupa pernyataan yang bersifat positif maupun bersifat negatif
dengan tingkat penilaian yang berbeda. Pernyataan yang bersifat positif tingkat
penilaiannya adalah:
SS Skor 4
S Skor 3
KS Skor 2
TS Skor 1
Sedangkan pernyataan yang bersifat negatif tingkat penilaiannya adalah :
TS Skor 4
KS Skor 3
34
S Skor 2
SS Skor 1
Total skor setiap responden adalah hasil penjumlahan skor dari seluruh item yang
tersedia dan dijadikan sebagai data olahan untuk kepentingan analisis penelitian ini.
D. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Menurut Supraktiknya (1998:47) suatu tes dikatakan memiliki
validitas bila ia mengukur apa yang seharusnya ia ukur. Pengujian validitas
dilakukan untuk memastikan ketepatan penggunaan instrumen dalam mengukur
aspek psikologis tertentu. Validitas isi adalah validitas yang menujuk sejauh
mana instrument tersebut mencerminkan isi dengan deskripsi masalah yang
akan diteliti (Furchan 2007:295). Uji validitas yang dilakukan adalah validitas
isi, yakni dengan cara penelahaan butir-butir pernyataan berdasarkan pendapat
ahli (expert judgement). Item-item yang digunakan harus memuat isi yang
relevan sesuai dengan tujuan isi. Penelaahan butir-butir pada instrumen
dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi yaitu Br. Y. Triyono, S.J, S.S., M.S.
dan salah satu dosen Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan
Konseling yaitu Drs. TA.Prapancha Hary, M.Si. Berdasar hasil penelaahan
terhadap instrumen, hasil yang didapat yaitu perlu dilakukan perbaikan pada
butir-butir instrumen agar setiap butir pernyataan yang dibuat berisi kalimat
yang efektif sehingga mudah dipahami dan butir yang dibuat secara logis
35
tepat/sesuai dengan konstruk kisi-kisinya. Setelah memeriksa uji validitas isi
instrumen, ada sedikit koreksi yang diberikan oleh Drs. TA.Prapancha Hary,
M.Si yaitu perbaikan kalimat pada item no.22.
Tabel 3. Hasil Revisi Berdasarkan Pendapat ahli (expert Judgement)
No item
Item yang diperbaiki Perbaikan
22 Saya ragu dengan pertanyaan saya. Saya ragu dengan (setiap)
pertanyaan yang saya ajukan.
Setelah melakukan validitas isi dan memodifikasi instrumen kemudian
peneliti melakukan uji coba. Berdasarkan data ujicoba tersebut, peneliti
melakukan pengujian empiris untuk memeriksa keterpenuhan kriteria
konsistensi internal setiap item terhadap setiap aspeknya. Teknik uji yang
digunakan adalah dengan cara mengkorelasikan skor-skor item terhadap skor-
skor aspek melalui pendekatan analisis korelasi Pearson Product Moment.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung koofisien korelasi adalah
Product Moment dari Pearson. Menggunakan rumus Product Moment karena
kuesioner yang digunakan adalah skor internal :
XYr = ( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑∑ ∑∑
−−
−2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
XYr = korelasi skor butir dengan skor-skor aspek
N = jumlah subyek
36
X = skor butir
Y = skor total per aspek
Kesahihan item ditentukan berdasarkan batasan rix ≥ 0,30. Item yang
memiliki koofisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki konsistensi
internal yang memuaskan. Sedangkan item yang memiliki koofisiensi korelasi
di bawah 0,30 dianggap item memiliki konsistensi internal yang rendah.
Apabila aitem yang memiliki indeks daya beda lebih besar daripada 0,30
jumlahnya melebihi jumlah item, maka dapat memilih aitem yang memiliki
diskriminsi tertinggi. Sebaliknya apabila jumlah item yang lolos masih tidak
mencukupi jumlah yang diinginkan dapat mempertimbangkan untuk
menurunkan batas kriteria 0,30.
2.Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan
hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas
suatu alat ukur menunjuk pada derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur
apa saja yang diukurnya (Furchan, 2004:310). Suatu tes yang reliabel akan
menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai
pengukuran. Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan metode belah dua
dimana penentuan taraf reliabilitas suatu tes untuk satu kali pengukuran. Hasil
tes dianalisis dengan membelah instrumen menjadi dua bagian, bagian
pertama berasal dari item-item bernomor ganjil dan bagian kedua berasal dari
item bernomor genap (Supraktiknya 1998:40).
37
Penghitungan indeks reliabilitas kuesioner tingkat konsep diri siswa
menggunakan program komputer SPSS, dilakukan dengan menghitung
korelasi item ganjil dan item genap dengan menggunakan teknik product
moment dari Pearson. Hasil penghitungan Product moment ganjil genap
kemudian dikoreksi dengan formula Spearman-Brown sebagai berikut :
(Masidjo 1995:218)
rtt = 2X r gg 1 + r gg
Keterangan : r tt = koefisien reliabilitas (Spilt Half) r gg = Koefisien ganjil genap
E. Uji Coba Instrumen Penelitian
1) Uji Validitas
Setelah kuesioner diujicobakan kepada siswa kelas VIII di SMP
Xaverius kota Metro-Lampung pada hari Selasa 2 November 2010 diperoleh
hasil perhitungan konsistensi internal butir item menggunakan rumus Product
Moment dari pearson dengan jumlah subjek (N) 30.
Hasil perhitungan tersebut diperiksa dengan menggunakan program
komputer SPSS. Keputusan item ditetapkan berdasarkan batasan rix ≥ 0,30
yang dianggap valid, apabila batasan rix ≤ 0,30 maka dianggap tidak valid dan
dinyatakan gugur. Dari hasil pemeriksaaan konsistensi internal dapat
38
diketahui bahwa ada 10 dari 70 butir pada kuesioner yang dinyatakan gugur,
sehingga harus didrop karena hasil perhitungan korelasi menunjukkan ≤ 0,30.
2) Uji Reliabilitas
Dari hasil uji coba kuesioner yang sudah dikerjakan siswa kelas VIII
di SMP Xaverius Lampung pada hari Selasa 2 November2010, diperoleh
penghitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus spearman brown, untuk
menentukan tinggi atau rendahnya koefisien reliabilitas digunakan patokan
pada tabel kriteria Guilford (Masidjo,1995) dibawah ini:
Tabel 4
Patokan Koofisien Korelasi
Koofisien Korelasi Kualifikasi 0,91 - 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,71 0,21 – 0,40 Negatif 0, 20
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Untuk menguji taraf reliabilitas suatu alat ukur diperoleh dengan
menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut (Masidjo1995) :
rtt = 2X r gg 1 + r gg
Keterangan : r tt = koefisien reliabilitas (Spilt Half) r gg = Koefisien ganjil genap
39
Hasil penghitungan uji realibilitas adalah :
rtt = 2 x 0,695 1 + 0,695 = 1,39 1, 695 = 0,820 Setelah dikoreksi dengan rumus Spearman Brown diperoleh
realibilitas rtt =0,82. Hasil perhitungan 0,82 kemudian dikonsultasikan ke
kriteria Guildford. Berdasarkan kriteria Guildford hasil perhitungan tersebut
dapat disimpulkan bahwa koofisien realibilitas kuesioner masuk dalam
kategori tinggi.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Persiapan dan pelaksanaan
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengumpulkan data uji coba :
a. Menyusun instrumen tentang tingkat konsep diri untuk siswa kelas VIII.
b. Menentukan responden untuk siswa kelas VIII di SMP Xaverius, Lampung.
c. Pengujian instrumen kepada dosen pembimbing dan dosen lain, yang
dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2010.
d. Melakukan uji coba untuk siswa kelas VIII SMP Xaverius, Lampung pada
hari Selasa, 2 November 2010.
e. Menganalisis data uji coba terhadap validitas dan realibilitas kuesioner.
40
f. Pengambilan data yang dilakukan kepada para siswa kelas VIII SMP
Xaverius Metro Lampung pada hari Senin, 7 Februari 2011 dengan
membagikan kuesioner kepada responden
g. Menganalisis data yang sudah terkumpul.
2. Tahap Pengumpulan Data
Sebelum pengumpulan data dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu
meminta ijin kepada bapak kepala sekolah SMP Xaverius Metro Lampung..
Bapak kepala Sekolah mengijinkan saya untuk mengadakan penelitian pada
hari Senin, 7 Februari 2011 di sekolah. Setelah terjadi kesepakatan waktu dan
saya dijinkan oleh bapak kepala sekolah maka saya mengadakan penelitian di
sekolah, dengan bantuan dari guru BK maka saya dapat menyelenggarakan
penelitian dengan baik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII yang bersekolah di SMP Xaverius Metro Lampung.tahun ajaran
2010/2011 yang berjumlah 60 orang.
Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mengolah data
dari hasil penelitian.
3. Teknik Analisis Data
a. Memeriksa hasil jawaban siswa untuk diolah lebih lanjut.
b. Memberikan skor pada setiap item pernyataan pada alternatif jawaban yang
sudah diberikan siswa dengan skor yang sudah ditentukan, yaitu sangat
41
setuju=4, setuju= 3, kurang setuju=2, tidak setuju=1 untuk item positif ;
sedangkan untuk item negatif sangat setuju=1, setuju=2, kurang setuju=3,
tidak setuju=4.
c. Membuat tabulasi data, menghitung skor total dari masing-masing item
kuisioner dan skor rata-rata subjek maupun rata-rata butir.
d. Memeriksa validitas dan reliabilitas kuesioner tingkat konsep diri siswa
dengan menggunakan program komputer SPSS.
e. Mengkategorisasikan subjek menurut Azwar (2009:107-109) dengan
berdasar pada mean teoretisnya yang terdistribusi menurut model normal,
yang terbagi atas enam bagian atau enam satuan deviasi standar yaitu, tiga
bagian berada di sebelah kiri mean (bertanda negatif) dan tiga bagian berada
di sebelah kanan mean (bertanda positif). Pada penelitian ini skala terdiri
dari 70 butir yang setiap butirnya diberi skor 4, 3, 2, dan 1 semakin tinggi
skor berarti mencerminkan harga diri. Skor minimum skala adalah 1 dan
skor maksimum skala 4, sehingga luas jarak sebarannya adalah 4 – 1 = 3,
dengan demikian setiap satuan deviasi standar (sd) teoritis bernilai 3/6 = 0,5.
Mean teoretisnya (x) adalah 2
41+ = 2,5. Berdasarkan nilai-nilai tersebut
dan berpedoman pada kriteria Azwar (2009:107-109) penggolongan subjek
dimasukkan ke dalam 3 kategori diagnosis tingkat konsep diri seperti pada
tabel berikut:
42
Tabel 5. Kategori Tingkat Konsep Diri Siswa
No Formula Kriteria Rerata
Skor
Kategori Kebermaknaan
Tentang Kebutuhan
Pelayanan BK
1. [x+1,0(sd)] ≤ X
3,01-4,00 Tinggi Perlu mendapat
layanan bimbingan
untuk
mempertahankan
konsep diri yang
sudah baik.
2. [x-1,0(sd)] ≤ X <
[x+1,0(sd)]
2,01-3,00 Sedang Perlu diberikan
bimbingan dengan
tema-tema
bimbingan yang
sesuai dengan skor
sedang sehingga
siswa dapat lebih
meningkatkan
konsep diri yang
sudah stabil
menjadi konsep diri
yang tinggi.
3. X < [x-1,0(sd)]
1,00-2,00
Rendah Sangat perlu diberi
bimbingan dengan
topik-topik
bimbingan yang
terindikasi skor
rendah dengan
43
demikian perlu
adanya perhatian
dan penanganan
terhadap siswa yang
memiliki tingkat
konsep diri yang
rendah tersebut.
Keterangan :
X : Rata-rata Skor Total dan Butir Subjek
x : Mean Teoretis
sd : Standar Deviasi
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil penelitian
yang sudah dilakukan, yaitu tentang tingkat konsep diri positif siswa kelas VIII SMP
Xaverius kota Metro, Lampung. Penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai yaitu untuk mengetahui tingkat konsep diri positif siswa kelas VIII SMP
Xaverius kota Metro-Lampung.dan implikasinya dalam membuat program bimbingan
klasikal untuk meningkatkan konsep diri siswa.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Tingkat Konsep Diri Siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsep diri positif
yang dimiliki oleh siswa kelas VIII yang bersekolah di SMP Xaverius kota
Metro- Lampung dan mengidentifikasi butir-butir konsep diri yang belum
tercapai pada siswa kelas VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung. Ada tiga
kategori tingkat konsep diri yang digunakan yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Rata-rata skor tingkat konsep diri positif pada penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Skor Rata-rata Konsep Diri Para Siswa
No Rentang skor rata-rata Jml siswa Klasifikasi 1. 1,00-2,00 0 Rendah 2. 2,01-3,00 24 Sedang 3. 3,01-4,00 36 Tinggi
45
Berdasarkan dari penghitungan skor rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat konsep diri positif siswa kelas VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung 45
(75%) termasuk dalam kategori tinggi karena ada pada skor rata-rata 3,01-4,00 dan
15 (25%) ada dalam kategori sedang karena berada pada skor rata-rata 2,01-3,00.
Berdasarkan hasil analisa penghitungan skor tingkat konsep diri positif pada setiap
siswa berikut disajikan grafik profil capaian skor rata-rata tingkat konsep diri yang
dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung.
Gambar. 1 profil skor rata-rata tingkat konsep diri positif
setiap siswa kelas VIII
0
1
2
3
4
Rentang Skor
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58
Subyek
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa ada 15 siswa yang berada di
bawah garis rata-rata, dan sisanya 45 siswa berada di atas garis batas rata-rata skor.
Hal ini perlu menjadi perhatian bagi guru pembimbing dalam memberikan bimbingan
46
klasikal di kelas, sehingga setiap siswa dapat meningkatkan konsep diri positif yang
dimilikinya.
2. Butir-butir Konsep Diri yang Belum Tercapai Oleh Para Siswa
Berdasarkan penghitungan butir rata-rata skor tiap butir pada kuesioner
dapat diketahui bahwa ada 3 butir item yang mendapatkan skor tingkat rendah,
karena skor yang diperoleh hanya pada skor rata-rata 1,00 – 2,01. Dan ada 13
butir yang sedang, karena skor yang diperoleh ada pada skor rata-rata 2,01 – 3,00
Tabel 7. Butir Item yang Memiliki Skor Rendah dan Sedang
(diurutkan dari Tingkat Terendah)
Kategori Aspek Rumusan Skor
Rendah Prestasi 18. Saya mampu memahami pelajaran tanpa bantuan
orang lain.
1,85
Prestasi 19. Saya mampu meraih prestasi di kelas. 2,08
Prestasi 25. Saya adalah anak yang pandai di kelas. 2,08
Sedang Moral 40. Saya malu mengingkari janji dengan teman saya. 2,13
Fisik 2. Saya senang dengan berat badan yang saya miliki. 2,63
Prestasi 14. Saya merasa mantap dengan jawaban saya di
kelas.
2,68
Fisik 3. Saya puas dengan tinggi badan yang saya miliki. 2,7
Fisik 1. Saya memiliki wajah yang menarik. 2,73
Personal 10. Saya yakin akan kemampuan berbicara saya
didepan umum.
2,73
Moral 34. Saya mengerjakan ulangan dengan jujur. 2,73
Prestasi 23. Saya yakin dapat menyelesaikan tugas sekolah 2,75
47
dengan tepat waktu.
Prestasi 26. Kemampuan akademik saya tidak kalah dari
teman-teman
2,76
Sosial 49. Saya merasa teman-teman menyukai saya. 2,88
Personal 13. Saya berharga di hadapan sesama teman. 2,93
Fisik 7. Saya senang dengan warna kulit yang saya miliki. 2,95
Fisik 4. Saya senang dengan postur tubuh yang saya miliki. 2,98
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil Penelitian tingkat konsep diri positif yang dimiliki oleh siswa kelas
VIII SMP Xaverius kota Metro-Lampung 2009/2010 menunjukkan bahwa:
1. Sebagian besar siswa memiliki tingkat konsep diri positif yang tergolong
dalam kategori tinggi.
2. Terdapat 3 butir item pernyataan yang mendapat rata-rata skor dalam kategori
rendah.
3. Terdapat 13 butir item pernyataan yang mendapat rata-rata skor dalam
kategori sedang.
Siswa diharapkan memiliki konsep diri positif yang tinggi. Mereka yang
memiliki konsep diri positif yang tinggi cenderung dapat menerima, menghargai
dan memandang kemampuan yang dimiliki secara positif. Konsep diri semacam
ini membantu siswa menuju ke keberhasilan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki
konsep diri positif dalam kategori yang tinggi. Sementara siswa yang lain
48
memiliki konsep diri positif dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian
dapat dikatakan bahwa siswa sudah memiliki tingkat konsep diri positif yang
tinggi.
Konsep diri yang sedang artinya konsep diri yang dimiliki siswa masih
dapat berubah-ubah, bisa jadi konsep diri yang dimiliki anak menuju ke arah
kategori tinggi tetapi bisa juga konsep diri yang dimiliki anak berubah ke arah
kategori rendah.
Meskipun sebagian besar siswa memiliki konsep diri positif tinggi dan
sebagian yang lain memiliki konsep diri positif dalam kategori sedang, namun ada
3 butir item yang memiliki skor rendah. Kecuali itu masih ada 13 butir item yang
berada dalam kategori sedang. Butir-butir item yang memiliki skor rendah dan
sedang tersebut akan dibahas secukupnya dengan tujuan untuk menemukan tema
bimbingan klasikal demi peningkatan konsep diri siswa.
a. Item yang berada pada kategori Rendah
1) Aspek Prestasi
Ada tiga item pada aspek prestasi yang mendapatkan skor rendah.
Ketiga item itu adalah: (1) Saya mampu memahami pelajaran tanpa bantuan
dari orang lain (1,85), (2) Saya mampu meraih prestasi akademik di kelas
(2,08), dan (3) Saya adalah anak pandai di kelas ( 2,08). Berikut ini akan
membahas ketiga item tersebut.
49
a) Saya mampu memahami pelajaran tanpa bantuan dari orang lain (1,85)
Item yang mengukur persepsi siswa mengenai kemampuan
memahami pelajaran tanpa bantuan orang lain mendapat skor rendah. Hal
ini menunjukkan bahwa siswa memiliki konsep diri yang rendah
sehubungan dengan kemampuan untuk memahami pelajaran tanpa dibantu
orang lain. Rendahnya pandangan diri tersebut disebabkan antara lain oleh
ketergantungan siswa pada orang lain, rendahnya kemampuan siswa
dalam memahami pelajaran, kesulitan siswa untuk menangkap penjelasan
dari guru, kurangnya konsentrasi belajar, dan perasaan malu bertanya
kepada guru.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswa
mengubah pandangan bahwa dirinya tidak mampu memahami pelajaran
tanpa bantuan orang lain. Usaha-usaha tersebut adalah dengan
memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan kemandirian,
menumbuhkan rasa percaya diri, melatih konsentrasi, dan
mengembangkan sikap optimis. Dengan usaha tersebut siswa diharapkan
mampu memahami pelajaran sendiri dan tidak tergantung kepada bantuan
orang lain.
b) Saya mampu meraih prestasi akademik di kelas (2,08) dan saya adalah
anak pandai di kelas (2,08)
Kedua item di atas mendapat skor rendah, dengan rendahnya skor
tersebut maka dapat diketahui bahwa siswa cenderung memandang diri
50
tidak mampu meraih prestasi akademik dan juga tidak pandai. Rendahnya
pandangan tersebut disebabkan antara lain oleh sikap siswa merasa minder
terhadap kemampuan teman-temannya, siswa malas belajar, kurangnya
konsentrasi belajar dan siswa meragukan kemampuan dirinya untuk
meraih prestasi di kelas.
Menurut Hurlock (2005: 221) siswa yang kurang berminat dalam
belajar biasanya menunjukkan sikap tidak senang belajar di kelas. Sikap
tersebut misalnya tidak serius dalam mengikuti pelajaran yang tidak
disukai. Akibatnya adalah prestasi siswa menurun.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswa
mengubah pandangan bahwa dirinya tidak mampu berprestasi dan tidak
pandai. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan
bimbingan klasikal yang berkaitan dengan motivasi diri, kesadaran diri,
dan membangun rasa percaya diri. Dengan usaha tersebut diharapkan
siswa mampu berprestasi dan yakin bahwa dirinya pandai.
b. Item yang berada pada kategori sedang
1) Aspek moral
Dua item tingkat konsep diri pada aspek moral mendapatkan skor yang
ada pada kategori sedang. Tidak satu pun item yang memiliki skor rendah.
Berikut akan dibahas kedua item yang mendapatkan skor sedang. Kedua item
tersebut adalah: (1) Saya malu mengingkari janji dengan teman saya (2,13),
dan (2) Saya mengerjakan ulangan dengan jujur (2,75).
51
a) Saya malu mengingkari janji dengan teman saya (2,13)
Item yang mengukur persepsi siswa mengenai perasaan malu
mengingkari janji dengan teman mendapat skor sedang. Ini berarti bahwa
siswa memiliki konsep diri yang sedang. Skor sedang pada pandangan diri
tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh perasaan tidak enak untuk
membatalkan janji dengan teman, rasa takut dicap sebagai pembohong
oleh teman, atau karena janji tersebut dibuat secara paksa.
Menurut Amaryllia (2007:76) anak yang memiliki tingkat
kepercayaan diri yang tinggi akan cenderung bersikap terbuka terhadap
orang lain dalam mengungkapkan dirinya. Ia akan berkata jujur apa
adanya dengan orang lain.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswa
mengubah pandangan bahwa dirinya malu mengingkari janji dengan
temannya. Usaha-usaha tersebut dapat ditempuh dengan jalan memberikan
bimbingan klasikal yang berkaitan dengan kejujuran, suara hati, dan
mengarahkan agar siswa mampu mengambil keputusan sendiri. Dengan
bimbingan tersebut diharapkan siswa berani mengambil keputusan sendiri
dan tidak mengingkari janji dengan orang lain.
b) Saya mengerjakan ulangan dengan jujur (2,75)
Item yang mengukur persepsi siswa mengenai kemampuan
mengerjakan ulangan dengan jujur mendapat skor sedang. Ini berarti bahwa
siswa memiliki konsep diri yang sedang sehubungan dengan
52
kemampuannya untuk mengerjakan ulangan dengan jujur. Skor sedang pada
pandangan diri tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh kebiasaan
mencontek, perasaan malu jika mendapat nilai jelek, dan perasaan ragu
terhadap kemampuannya sendiri.
Menurut Hurlock (2005:226) kebiasaan berbohong merupakan hal
yang biasa dilakukan oleh remaja. Mereka tidak mau menyakiti hati orang
lain, seperti guru dan orang tua. Perilaku berbohong tersebut antara lain
dilakukan melalui tindakan mencontek.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswa
mengubah pandangan bahwa dirinya tidak mampu mengerjakan ulangan
dengan jujur. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara
memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan kejujuran, dampak
negatif dari mencontek, dan mengarahkan siswa agar yakin dan percaya diri
dengan kemampuannya. Dengan bimbingan tersebut diharapkan siswa
mampu mengerjakan ulangan dengan jujur sesuai dengan keyakinan dirinya.
2) Aspek Fisik
Lima item tingkat konsep diri pada aspek fisik mendapatkan skor yang
ada pada kategori sedang. Tidak satu pun item yang memiliki skor rendah.
Berikut akan dibahas kelima item ynag mendapatkan skor sedang. Kelima
item tersebut adalah: (1) Saya senang dengan berat badan yang saya miliki
(2,63), (2) Saya puas dengan tinggi badan yang saya miliki (2,7), (3) Saya
senang dengan postur tubuh yang saya miliki ( 2,98), (4) Saya memiliki wajah
53
yang menarik (2,73), dan (5) Saya senang dengan warna kulit yang saya
miliki (2,95)
a) Saya senang dengan berat badan yang saya miliki (2,63), saya puas dengan
tinggi badan yang saya miliki (2,7), dan saya senang dengan postur tubuh
yang saya miliki (2,98)
Ketiga item diatas mendapat skor sedang. Ini berarti bahwa siswa
memiliki konsep diri yang sedang sehubungan dengan kecenderungan
tidak menginginkan berat badan, tinggi badan, dan postur tubuhnya. Skor
sedang pada pandangan diri tersebut kemungkinan bisa disebabkan oleh
siswa merasa kurang puas dengan keadaan tubuhnya, siswa merasa dirinya
kurang menarik, kurang menerima keadaan tubuhnya, dan minder dengan
keadaan tubuh yang tidak diinginkan.
Menurut Centi (1993:36) gambaran tubuh dan penampilan diri
merupakan salah satu segi dari gambaran diri. Oleh karena itu, gambaran
tubuh membawa pengaruh pada harga diri. Perubahan tubuh yang dialami
oleh remaja dapat menimbulkan masalah bagi kaum remaja. Hal tersebut
bisa menimbulkan pandangan yang negatif atau tidak sama sekali dari
bagaimana cara memandang penampilan tubuh mereka.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu
siswa mengubah pandangan bahwa dirinya tidak merasa senang dengan
berat badan, tinggi badan, dan postur tubuh. Usaha-usaha tersebut dapat
dilakukan dengan cara memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan
54
dengan meningkatkan harga diri, menerima diri secara positif, membantu
meningkatkan rasa percaya diri dan mendukung siswa untuk menerima
diri apa adanya. Dengan bimbingan tersebut diharapkan siswa dapat
menerima, menghargai dan percaya diri dengan bentuk, tinggi dan postur
tubuh yang dimiliki sekarang.
b) Saya memiliki wajah yang menarik (2,73)
Item yang mengukur persepsi siswa mengenai wajah yang
menarik mendapat skor sedang. Ini berarti bahwa siswa memiliki konsep
diri yang sedang. Skor sedang pada pandangan diri tersebut kemungkinan
besar disebabkan oleh penilaian diri siswa yang rendah terhadap
wajahnya, siswa merasa kurang menyenangi wajahnya, dan merasa
kecewa karena yakin wajahnya kurang menarik.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu
siswa mengubah pandangan bahwa dirinya memiliki wajah yang kurang
menarik. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan
bimbingan klasikal yang berkaitan dengan penerimaan diri, harga diri, dan
meningkatkan rasa percaya diri. Dengan bimbingan tersebut diharapkan
siswa mempunyai keyakinan bahwa wajahnya menarik.
c) Saya senang dengan warna kulit yang saya miliki (2,95)
Item yang mengukur persepsi siswa mengenai warna kulit
mendapat skor sedang. Ini berarti bahwa siswa memiliki konsep diri yang
sedang sehubungan dengan warna kulit yang dimiliki. Skor sedang pada
55
pandangan diri tersebut kemungkinan bisa disebabkan oleh pandangan diri
bahwa warna kulit yang dimiliki sekarang kurang menarik, merasa kecewa
karena warna kulit yang dimiliki tidak sesuai dengan yang diharapkan,
dan rasa takut diejek oleh teman.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu
siswa mengubah pandangan bahwa dirinya kurang menyenangi warna
kulit yang dimiliki. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara
memberikan bimbingan klasikal yang terkait dengan menerima diri secara
positif, menghargai diri, percaya diri, optimis dan mengarahkan siswa
untuk menanggapi tanggapan orang lain secara positif. Dengan bimbingan
ini diharapkan siswa dapat menerima dan menghargai warna kulit yang
sudah dimiliki sekarang.
3. Aspek Prestasi
Dua item tingkat konsep diri pada aspek prestasi mendapatkan skor
yang ada pada kategori sedang. Tidak satu pun item yang memiliki skor
rendah. Berikut akan dibahas kedua item yang mendapatkan skor sedang.
Kedua item tersebut adalah: (1) Saya yakin dapat menyelesaikan tugas seklah
dengan tepat waktu (2,75), dan (2) Kemampuan akademik saya tidak kalah
dari teman-teman (2,76).
a) Saya yakin dapat menyelesaikan tugas sekolah dengan tepat waktu (2,75)
Item yang mengukur persepsi siswa mengenai kemampuan
menyelesaikan tugas sekolah mendapat skor sedang. Ini berarti bahwa
56
siswa memiliki konsep diri sedang sehubungan dengan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas sekolah dengan tepat waktu. Skor sedang pada
pandangan diri tersebut kemungkinan bisa disebabkan oleh kesulitan
siswa untuk untuk menyelesaikan tugas sekolah, rasa malas mengerjakan
tugas, dan kebiasaan menyelesaikan tugas di sekolah.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu
siswa mengubah pandangan bahwa dirinya tidak mampu menyelesaikan
tugas sekolah dengan tepat waktu. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan
dengan cara memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan
disiplin diri, ketekunan dan tanggung jawab. Dengan bimbingan tersebut
siswa diharapkan mampu mengerjakan tugas dengan baik dan
menyelesaikan tugas sekolah dengan tepat waktu.
b) Kemampuan akademik saya tidak kalah dari teman-teman (2,76)
Item yang mengukur persepsi siswa mengenai kemampuan
akademik mendapat skor sedang. Ini berarti bahwa siswa memiliki konsep
diri yang sedang sehubungan dengan kemampuan akademik yang tidak
kalah dari teman-teman. Skor sedang pada pandangan diri tersebut
kemungkinan bisa disebabkan oleh rendahnya semangat belajar siswa,
rasa minder melihat kemampuan teman-teman lain, dan merasa kurang
pandai.
Menurut Centi (1993:10) penglihatan tentang diri kita tidaklah
sama dengan penglihatan orang lain. Penglihatan tentang diri kita
57
merupakan definisi pribadi kita tentang diri kita sendiri. Biasanya
penglihatan tentang diri kita dan penglihatan dimata orang lain tidak
cocok, karena dihadapan orang lain kita seringkali berusaha untuk
menciptakan kesan yang lebih baik.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswa
mengubah pandangan bahwa dirinya tidak mampu meraih akademik
seperti teman-temannya. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan
cara memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan motivasi diri,
meningkatkan rasa percaya diri, dan mendukung siswa agar mampu
meraih prestasi akademik. Dengan bimbingan tersebut diharapkan siswa
memiliki semangat untuk mampu meraih akademik seperti teman-teman
yang lain.
4. Aspek Personal
Ada tiga item tingkat konsep diri pada aspek personal mendapatkan
skor yang ada pada kategori sedang. Tidak ada satu pun item yang memiliki
skor rendah. Berikut ini akan dibahas ketiga item yang mendapatkan skor
sedang. Ketiga item tersebut adalah: (1) Saya merasa manta dengan jawaban
saya di kelas (2,68), (2) Saya yakin kemampuan berbicara saya didepan umum
(2,75), dan (3) Saya berharga dihadapan sesama teman (2,93).
a) Saya merasa mantap dengan jawaban saya di kelas (2,68)
Item yang mengukur persepsi siswa mengenai merasa mantap
dengan jawaban mendapat skor sedang. Ini berarti bahwa siswa memiliki
58
konsep diri yang sedang sehubungan dengan kemampuan menjawab di
kelas. Skor sedang pada pandangan diri tersebut kemungkinan bisa
disebabkan oleh kurangnya daya konsentrasi belajar, kesulitan menangkap
penjelasan dari guru, merasa ragu menjawab pertanyaan di kelas, dan
perasaan takut salah.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu
siswa untuk mengubah pandangan bahwa dirinya merasa tidak mantap
dengan jawaban di kelas. Usaha-usaha tersebut dapat ditempuh dengan
jalan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan
meningkatkan rasa percaya diri, motivasi diri, dan mendukung siswa agar
yakin dengan kemampuan untuk menjawab pertanyaan di kelas. Dengan
bimbingan tesebut diharapkan siswa menjadi yakin dan mantap dengan
hasil jawaban di kelas.
b) Saya yakin kemampuan berbicara saya didepan umum (2,75)
Item yang mengukur persepsi siswa mengenai kemampuan
berbicara di depan umum mendapat skor sedang. Ini berarti bahwa siswa
memiliki konsep diri yang sedang sehubungan dengan kemampuan untuk
berbicara di depan umum. Skor sedang pada pandangan diri tersebut
kemungkinan bisa disebabkan oleh rasa kurang percaya diri, merasa malu,
merasa khawatir, dan takut menjadi pusat perhatian orang lain.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu
siswa mengubah pandangan bahwa dirinya tidak mampu berbicara di
59
depan umum. Usaha-usaha tersebut dapat ditempuh dengan jalan
memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan komunikasi yang
efektif, optimis, memberikan dukungan kepada siswa untuk berani
berbicara di depan umum dan melatih siswa agar lebih percaya diri saat
berbicara di depan umum. Dengan bimbingan ini diharapkan siswa
mampu dan berani berbicara di depan umum.
c) Saya berharga di hadapan sesama teman (2,93)
Item yang mengukur persepsi siswa mengenai perasaan
berharga mendapat skor sedang. Ini berarti bahwa siswa memiliki konsep
diri yang sedang sehubungan dengan perasaan berharga dihadapan sesama
teman. Skor sedang pada pandangan diri tersebut kemungkinan bisa
disebabkan oleh rendahnya kemampuan siswa untuk berkomunikasi
dengan orang lain, merasa tersingkir, dan merasa dirinya kurang dihargai.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu
siwa mengubah pandangan bahwa dirinya merasa tidak berharga
dihadapan sesama teman. Usaha-usaha tersebut dapat ditempuh dengan
jalan memberikan bimbingan klasikal yang berkaitan dengan komunikasi
efektif, meningkatkan harga diri dan optimis. Dengan bimbingan ini
diharapkan siswa menjadi merasa berharga dihadapan sesama teman.
5. Aspek Sosial
Ada satu item tingkat konsep diri pada aspek sosial mendapatkan skor
yang ada pada kategori sedang. Tidak satu pun item yang memiliki skor
60
rendah. Berikut akan dibahas satu item yang mendapatkan skor sedang. Satu
item tersebut adalah: (1) Saya merasa teman menyukai saya (2,85).
a) Saya merasa teman menyukai saya (2,85)
Item yang mengukur persepsi mengenai perasaan disukai teman
mendapat skor sedang. Ini berarti bahwa siswa memiliki konsep diri
sedang sehubungan dengan perasaan teman menyukai saya. Skor sedang
pada pandangan diri tersebut kemungkinan bisa dapat disebabkan oleh
perasaan kurang mampu berkomunikasi, suka memilih-milih teman dalam
pergaulan, merasa minder, dan mempunyai penampilan yang kurang
menarik.
Menurut Diane Papalia (2009:492) seseorang dengan harga diri
yang rendah biasanya terlalu memperhatikan penampilan mereka dalam
situasi sosial, sehingga hal ini mempengaruhi pergaulan mereka dengan
orang lain. Mereka menganggap bahwa penolakan mereka dalam
kehidupan sosial sebagai kelemahan kepribadian mereka, yang mereka
yakini mereka tidak berdaya untuk mengubahnya dan akhirnya mereka
menyerah.
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membantu siswa
mengubah pandangan bahwa dirinya merasa tidak disukai oleh teman.
Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan
klasikal yang berkaitan dengan komunikasi secara efektif, meningkatkan
rasa percaya diri, pentingnya meningkatkan pergaulan dengan teman dan
61
memberikan tips untuk mudah bergaul dengan teman. Dengan bimbingan
tersebut diharapkan siswa mempunyai keyakinan diri bahwa teman-teman
menyukai saya.
C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal Sebagai Implikasi Hasil Penelitian
Melihat dari butir-butir item tingkat konsep diri yang belum tercapai
pada diri siswa, maka guru pembimbing dapat mengetahui bahwa perkembangan
konsep diri yang dimiliki oleh siswa masih rendah dan sedang. Tingkat konsep
diri yang belum tercapai dalam diri siswa berdasarkan butir item pernyataan
terindikasi rendah dan sedang yaitu aspek fisik, aspek personal, aspek prestasi,
aspek moral, dan aspek sosial. Dengan memperhatikan tingkat konsep diri siswa
tersebut maka guru pembimbing dapat membantu meningkatkan konsep diri
siswa dengan memberikan bimbingan klasikal dengan topik bimbingan yang
sesuai dengan tingkat konsep diri siswa. Topik-topik yang terkait dengan butir
item yang terindikasi rendah dan sedang itu antara lain seperti dalam tabel
berikut:
62
Tabel 8. Usulan Topik-Topik Bimbingan Berdasarkan Aspek yang Tergolong
Dalam Butir Item Konsep Diri yang Terindikasi Sedang dan Rendah
No Aspek Konsep Diri Usulan Topik Alasan
1 Fisik 1. Harga Diri
2. Menerima Diri Secara
Positif
3. Percaya Diri
Siswa kurang
menghargai fisik yang
dimiliki.
Siswa kurang dapat
menerima dan
menyenangi keadaan
fisik yang sudah
dimiliki.
Siswa merasa minder
dengan keadaan tubuh
yang dimiliki.
2 Personal 1. Komunikasi efektif
2. Optimis
3. Percaya Diri
Siswa mengalami
kesulitan untuk
berkomunikasi
Siswa merasa takut
gagal dalam
mengerjakan sesuatu.
Siswa merasa tidak
mampu untuk
mengerjakan sesuatu.
63
No Aspek Usulan Topik Alasan
3 Prestasi 1. Kesadaran diri
2. Percaya diri
3. Motivasi diri
Siswa selalu tergantung
dengan kemampuan
orang lain dalam hal
belajar.
Siswa mengalami
kesulitan untuk
berkonsentrasi saat
belajar
Siswa kurang memiliki
semangat untuk belajar.
4 Moral 1. Hati Nurani
2. Percaya Diri
Siswa kurang
menyadari bahwa
perbuatan yang
dilakukan adalah hal
yang tidak baik.
Siswa mengalami
kesulitan dalam
mengambil keputusan.
5 Sosial 1. Bergaul Dengan Teman
Siswa mengalami
kesulitan untuk
bersosialisasi dengan
teman.
64
2. Percaya Diri Siswa merasa takut
kehadirannya tidak
diterima oleh teman-
temannya.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran terhadap kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sebagian besar tingkat konsep diri positif siswa kelas VIII SMP Xaverius kota
Metro-Lampung tahun ajaran 2010/2011 memiliki tingkat konsep diri positif
dalam kategori tinggi (75%) dan sebagian siswa memiliki tingkat konsep diri
positif dalam kategori sedang (25%). Tidak ada siswa yang tingkat konsep
diri positifnya masuk dalam kategori rendah.
2. Terdapat 3 butir item pernyataan konsep diri yang masuk dalam skor kategori
rendah dan 13 butir item pernyataan konsep diri yang masuk dalam skor
kategori sedang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka peneliti memberikan saran untuk:
1. Guru Pembimbing
Guru pembimbing mempunyai peran yang sangat penting dalam
membantu mengembangkan dan meningkatkan konsep diri siswa. Untuk itu
disarankan agar guru pembimbing kreatif dalam memberikan layanan
66
bimbingan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
Cara yang dapat ditempuh oleh guru pembimbing yaitu dengan memberikan
layanan bimbingan konseling yang sudah diusulkan sesuai dengan topik-topik
bimbingan permasalahan yang dihadapi oleh siswa, dilihat dari butir item
yang berada pada kategori rendah dan kategori sedang yang menjadi
permasalahan siswa.
2. Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat membantu peneliti lain untuk melihat dan
mengetahui tingkat konsep diri yang di alami oleh siswa kelas VIII SMP
Xaverius kota Metro, Lampung. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan peneliti lain untuk mengetahui permasalahan
yang di hadapi oleh siswa berkaitan dengan layanan bimbingan klasikal yang
diberikan untuk siswa di sekolah.
3. Siswa
Konsep diri bagi siswa merupakan hal penting dalam meningkatkan
kemampuan diri untuk menghadapi berbagai permasalahan, baik masalah
yang berhubungan dengan aspek fisik, personal, prestasi, moral, sosial, dan
keluarga. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki
tingkat konsep diri yang tinggi dan sedang. Untuk itu disarankan siswa,
hendaknya terus meningkatkan konsep diri.
67
DAFTAR PUSTAKA :
Agustiani, Hendriati. 2006. Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: Refika Aditama.
Ahmadi, A. 1991. Bimbingan Konseling di Sekolah. Yogyakarta : Rhineka Cipta. Ali, Mohammad. 2005. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :
Bumi Aksara. Azwar, Saifuddin. 1999. Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Centi, Paul.J, 1993. Mengapa Rendah Diri ?, Yogyakarta: Kanisius. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Djumhur, I & Surya. Moh. 1975. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. Bandung :
C.V. Ilmu. Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. Gunarsa.D.Singgih.2008. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta : BPK
Gunung Mulia. Hurlock, E.B. Elizabeth. (1996). Perkembangan Anak. Edisi keenam, Alih Bahasa
Med. Meitasari Tjandra, Jakarta: Penerbit Erlangga. Hurlock, E.B. 2005. Psikologi Perkembanga; Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan
(Terjemahan). Jakarta : Erlangga. Masidjo Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta :
Kanisius. Tim Pustaka Familia. 2006. Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak.
Yogyakarta: Kanisius. Papalia E. Diane. 2009. Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika. Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
68
Puspasari, Amaryllia. 2007. Mengukur Konsep Diri Anak. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sarwono Wirawan Sarlito. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers. Sarwono, Sarlito W. dan Meinarno, Eko A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba
Humanika. Supraktiknya. 1998. Psikometri. Yogyakarta : Pusat Penerbitan dan Pengembangan
Sumber Belajar Universitas Sanata Dharma. Tim Redaksi. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah. Jakarta :
Rajawali Pers. Winkel, W.S. & Hastuti, S.M.,M. 2004. Bimbingan dan Konseling Di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi. Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung : PT. Remaja Rsdakarya.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
REALIBILITY
69
Reliability
Case Processing Summary
30 100.0
0 .0
30 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
.809
35a
.827
35b
70
.532
.695
.695
.694
Value
N of Items
Part 1
Value
N of Items
Part 2
Total N of Items
Cronbach's Alpha
Correlation Between Forms
Equal Length
Unequal Length
Spearman-Brown Coefficient
Guttman Split-Half Coefficient
The items are: Item1, Item2, Item3, Item4, Item5, Item6, Item7, Item8, Item9, Item10,Item11, Item12, Item13, Item14, Item15, Item16, Item17, Item18, Item19, Item20,Item21, Item22, Item23, Item24, Item25, Item26, Item27, Item28, Item29, Item30,Item31, Item32, Item33, Item34, Item35.
a.
The items are: Item36, Item37, Item38, Item39, Item40, Item41, Item42, Item43,Item44, Item45, Item46, Item47, Item48, Item49, Item50, Item51, Item52, Item53,Item54, Item55, Item56, Item57, Item58, Item59, Item60, Item61, Item62, Item63,Item64, Item65, Item66, Item67, Item68, Item69, Item70.
b.
70
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Item1 214.83 264.213 .335 .876 Item2 215.13 261.982 .350 .876 Item3 214.77 261.633 .316 .876 Item4 214.53 271.982 -.070 .881 Item5 214.67 264.023 .319 .876 Item6 214.60 262.524 .335 .876 Item7 214.83 262.282 .314 .876 Item8 214.67 259.816 .337 .876 Item9 214.27 269.582 .019 .880 Item10 214.53 276.671 -.196 .886 Item11 214.23 263.357 .314 .876 Item12 214.27 263.237 .321 .876 Item13 214.90 260.990 .331 .876 Item14 215.03 261.895 .338 .876 Item15 214.50 262.121 .327 .876 Item16 214.80 263.476 .319 .876 Item17 214.30 273.252 -.126 .882 Item18 214.87 263.499 .326 .876 Item19 214.37 258.861 .373 .875 Item20 214.43 259.564 .355 .876 Item21 214.80 259.959 .371 .876 Item22 215.80 262.441 .315 .876 Item23 215.10 261.955 .354 .876 Item24 214.67 261.057 .470 .875 Item25 214.90 259.334 .355 .876 Item26 215.27 261.444 .328 .876 Item27 214.90 261.817 .340 .876 Item28 214.13 263.913 .318 .876 Item29 213.83 270.833 -.016 .879 Item30 215.70 265.390 .349 .876 Item31 215.13 263.775 .325 .876 Item32 214.57 261.495 .437 .875 Item33 215.10 258.231 .408 .875
71
Item34 214.90 260.507 .423 .875 Item35 214.17 260.144 .428 .875 Item36 214.47 263.016 .403 .876 Item37 214.40 256.800 .448 .874 Item38 215.00 269.379 .022 .881 Item39 214.17 270.971 -.029 .880 Item40 214.47 262.257 .339 .876 Item41 214.87 262.947 .324 .876 Item42 214.67 259.816 .337 .876 Item43 213.93 266.064 .322 .877 Item44 214.87 261.775 .327 .876 Item45 215.70 260.493 .358 .876 Item46 214.43 269.702 .031 .879 Item47 214.13 263.223 .352 .876 Item48 215.27 258.961 .333 .876 Item49 214.93 263.720 .364 .876 Item50 214.07 263.720 .334 .876 Item51 214.53 263.223 .339 .876 Item52 214.43 262.806 .403 .876 Item53 214.10 263.128 .328 .876 Item54 214.83 269.730 .017 .880 Item55 214.47 264.189 .339 .876 Item56 214.53 259.982 .356 .876 Item57 214.50 263.017 .339 .876 Item58 214.00 265.379 .341 .876 Item59 214.33 262.023 .330 .876 Item60 214.43 261.840 .327 .876 Item61 213.97 265.689 .333 .877 Item62 214.13 263.430 .342 .876 Item63 214.53 263.085 .317 .876 Item64 214.10 263.266 .353 .876 Item65 214.87 260.395 .438 .875 Item66 213.87 272.189 -.125 .880 Item67 214.30 262.769 .378 .876 Item68 213.90 266.369 .319 .877 Item69 214.17 263.730 .325 .876 Item70 214.43 262.323 .356 .876
72
LAMPIRAN 2
Hasil Perhitungan Ujicoba Validitas Butir Item
Angket Tingkat Konsep Diri Remaja
72
HASIL PERHITUNGAN UJI COBA VALIDITAS ITEM ANGKET
TINGKAT KONSEP DIRI YANG DIALAMI OLEH SISWA
KELAS VIII SMP XAVERIUS TAHUN 2010/2011
LAMPUNG No Pernyataan Validitas Keputusan
1. Saya menjaga kondisi kesehatan dengan rajin
berolahraga.
0,335 VALID
2. Saya memiliki kemampuan dalam bidang
berolahraga.
0,350 VALID
3. Saya selalu mengkonsumsi makanan yang sehat
dan mengandung gizi untuk menjaga kesehatan
saya.
0,316 VALID
4. Saya puas dengan kesehatan badan saya. -0,70 Gugur
5. Saya senang dengan postur tubuh yang saya
miliki.
0,319 VALID
6. Saya bangga dengan penampilan saya. 0,335 VALID
7. Saya senang dengan warna kulit yang saya miliki. 0,314 VALID
8. .Saya malu terhadap beberapa bagian dari tubuh
saya.
0,337 VALID
9. Bentuk tubuh saya mengecewakan. 0,19 Gugur
10. Saya kecewa dengan badan saya yang sakit-
sakitan.
-0,196 Gugur
11. Saya malu terhadap cara berpakaian saya. 0,314 VALID
12. Saya malu memiliki rambut yang kalah menarik
dengan teman-teman saya yang lain.
0,321 VALID
13. Saya yakin akan kemampuan berbicara saya
didepan umum.
0,331 VALID
73
No Pernyataan Validitas Keputusan
14. Saya merasa mantap dengan jawaban saya di
kelas.
0,338 VALID
15. Saya bangga akan keberhasilan yang saya raih. 0,327 VALID
16. Saya berharga di hadapan sesama teman. 0,319 VALID
17. Saya bangga akan kemampuan yang saya
miliki.
-0,126 Gugur
18. Saya kecewa dengan hasil pekerjaan saya. 0,326 VALID
19. Saya gugup saat berbicara dengan teman. 0,373 VALID
20. Saya merasa hidup saya kurang berguna. 0,355 VALID
21. Saya ragu dengan pertanyaan yang saya ajukan. 0,371 VALID
22. Saya mampu memahami pelajaran tanpa bantuan
orang lain.
0,315 VALID
23. Saya mampu meraih prestasi akademik di kelas.. 0, 354 VALID
24. Saya puas dengan tugas yang saya kerjakan. 0,470 VALID
25 Saya bangga dengan nilai-nilai yang saya
peroleh.
0,355 VALID
26. Saya mampu memahami hampir setiap mata
pelajaran.
0,328 VALID
27. Saya yakin dapat menyelesaikan tugas sekolah
dengan tepat waktu.
0,340 VALID
28. Saya yakin bahwa prestasi akademik yang saya
peroleh akan menjadi bekal merintis karir masa
depan.
0,318 VALID
29. Saya yakin dengan rajin belajar, nilai saya
akan lebih baik.
-0,016 Gugur
30. Saya adalah anak yang pandai di kelas. 0,349 VALID
74
No Pernyataan Validitas Keputusan
31. Kemampuan akademik saya tidak kalah dari
teman-teman.
0,325 VALID
32. Saya malu dengan prestasi belajar yang saya
peroleh.
0,437 VALID
33. Saya kecewa dengan kesulitan yang saya alami
selama mengikuti pelajaran di kelas.
0,408 VALID
34. Prestasi belajar saya mengecewakan. 0,423 VALID
35. Saya pantas mendapat nilai buruk. 0,428 VALID
36. Kemampuan akademik saya sangat rendah
dibanding teman-teman.
0,403 VALD
37. Saya merasa bodoh di kelas. 0,448 VALID
38. Saya adalah orang yang jujur. 0,022 Gugur
39. Saya berani meminta maaf atas kesalahan
yang saya lakukan.
-0,029 Gugur
40. Saya bangga dapat menyelesaikan tugas secara
mandiri.
0,339 VALID
41. Saya mengerjakan ulangan dengan jujur. 0,324 VALID
42. Saya berbicara dengan jujur mengenai keadaan
diri saya kepada teman-teman.
0,337 VALID
43. Saya bangga dapat membantu orang lain yang
berkesusahan.
0,322 VALID
44. Saya adalah orang yang buruk karena
menceritakan kejelekan orang lain.
0,327 VALID
45. Saya kecewa dengan kebiasaan saya yang suka
menunda-nunda pekerjaan..
0,358 VALID
46. .Saya cuek dengan kesalahan yang sudah saya
lakukan.
0,031 Gugur
75
No Pernyataan Validitas Keputusan
47. Meminjam barang tanpa izin bagi saya adalah hal
yang biasa.
0,352 VALID
48. Saya malu mengingkari janji dengan teman
saya.
0,333 VALID
49. Saya merasa teman-teman menyukai saya. 0,364 VALID
50. Saya menghargai teman yang memiliki budaya
yang berbeda dengan saya.
0,334 VALID
51. Saya bangga dapat bergaul dengan teman lawan
jenis.
0,339 VALID
52. Kehadiran saya diterima oleh teman-teman. 0,403 VALID
53. Saya bangga dapat berteman dengan teman yang
berasal dari macam-macam budaya.
0,328 VALID
54. Saya berani menyapa orang yang belum saya
kenal.
0,017 Gugur
55. Saya mampu bekerja sama dengan teman-teman. 0,339 VALID
56. Saya merasa mampu bergaul dengan orang-orang
tertentu saja.
0,356 VALID
57. Saya merasa tidak berharga ditengah teman-
teman.
0,339 VALID
58. Saya merasa tidak pantas untuk menjalin
persahabatan..
0341 VALID
59. Saya merasa tidak layak untuk menjalin
hubungan dengan teman lawan jenis.
0,330 VALID
60. Saya takut ditolak dalam menjalin persahabatan
dengan teman.
0,327 VALID
61. Saya diterima orang tua dengan baik. 0,333 VALID
76
No Pernyataan Validitas Keputusan
62. Orang tua saya sangat menghargai saya. 0,342 VALID
63. Prestasi saya tidak kalah dengan saudara-saudara
saya.
0,317 VALID
64. Saya diperlakukan secara adil oleh orang tua. 0,353 VALID
65. Saya adalah anak yang punya sikap baik terhadap
orang tua.
0,438 VALID
66. Saya yakin bahwa kedua orang tua saya
menyayangi saya.
-0,125 Gugur
67 Hidup saya mengecewakan orang tua. 0,378 VALID
68 Saya adalah anak yang tidak berharga dimata
orang tua..
0,319 VALID
69. Orang tua merendahkan saya dengan
membandingkan diri saya dengan orang lain.
0,325 VALID
70 Saya adalah anak yang tidak baik karena
mendebat orang tua.
0,356 VALID
LAMPIRAN 3
Kuesioner Konsep Diri Siswa
77
KUESIONER
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Kelas/No. Absen :
Tempat Tanggal Lahir :
Usia :
Tanggal :
Petunjuk :
1. Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda ( ) pada kolom
alternatif jawaban sesuai dengan pribadimu yang sudah disediakan dibawah ini.
2. Dengan alternatif jawaban
a. Sangat Setuju (SS)
b. Setuju (S)
c. Kurang Setuju (KS)
d. Tidak setuju (TS)
3. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang sudah tersedia, sesuai dengan diri anda.
Jawablah sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya secara jujur, jangan
sampai ada pernyataan yang terlewati. Semua jawaban pengisian yang anda berikan
tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban benar asalkan sesuai dengan keadaan
diri sendiri dan seluruh identitas dan jawaban dijamin kerahasiannya.
Selamat bekerja.
78
KUESIONER
No Pernyataan SS S KS TS
1. Saya menjaga kondisi kesehatan dengan rajin
berolahraga.
2. Saya memiliki kemampuan dalam bidang berolahraga.
3. Saya selalu mengkonsumsi makanan yang sehat dan
mengandung gizi untuk menjaga kesehatan saya.
4. Saya senang dengan postur tubuh yang saya miliki.
5. Saya bangga dengan penampilan saya.
6. Saya senang dengan warna kulit yang saya miliki.
7. Saya malu terhadap beberapa bagian dari tubuh saya.
8. Saya malu terhadap cara berpakaian saya.
9. Saya malas mengikuti kegiatan berolahraga di sekolah.
10. Saya yakin akan kemampuan berbicara saya didepan
umum.
11. Saya merasa mantap dengan jawaban saya di kelas.
12. Saya bangga akan keberhasilan yang saya raih.
13. Saya berharga di hadapan sesama teman.
14. Saya kecewa dengan hasil pekerjaan saya.
15. Saya gugup saat berbicara dengan teman.
16. Saya merasa hidup saya kurang berguna.
17. Saya ragu dengan pertanyaan yang saya ajukan.
18. Saya mampu memahami pelajaran tanpa bantuan orang
lain.
19. Saya mampu meraih prestasi akademik di kelas..
20. Saya puas dengan tugas yang saya kerjakan.
79
No Pernyataan SS S KS TS
21 Saya bangga dengan nilai-nilai yang saya peroleh.
22. Saya merasa mampu memahami hampir setiap mata
pelajaran.
23. Saya merasa puas dapat menyelesaikan tugas sekolah
dengan tepat waktu.
24. Saya yakin bahwa prestasi akademik yang saya peroleh
akan menjadi bekal merintis karir masa depan.
25. Saya adalah anak yang pandai di kelas.
26. Kemampuan akademik saya tidak kalah dari teman-
teman.
27. Saya malu dengan prestasi belajar yang saya peroleh.
28. Saya kecewa dengan kesulitan yang saya alami selama
mengikuti pelajaran di kelas.
29. Prestasi belajar saya mengecewakan.
30. Saya pantas mendapat nilai buruk.
31. Kemampuan akademik saya sangat rendah dibanding
teman-teman.
32. Saya merasa bodoh di kelas.
33. Saya bangga dapat menyelesaikan tugas secara
mandiri.
34. Saya mengerjakan ulangan dengan jujur.
35. Saya berbicara dengan jujur mengenai keadaan diri
saya kepada teman-teman.
36. Saya bangga dapat membantu orang lain yang
berkesusahan.
37. Saya adalah orang yang buruk karena menceritakan
kejelekan orang lain.
80
NO Pernyataan SS S KS TS
38. Saya cuek dengan kebiasaan saya yang suka menunda
pekerjaan.
39. Meminjam barang tanpa izin bagi saya adalah hal yang
biasa.
40. Saya malu mengingkari janji dengan teman saya.
41. Saya merasa teman-teman menyukai saya.
42. Saya menghargai teman yang memiliki budaya yang
berbeda dengan saya.
43. Saya bangga dapat bergaul dengan teman lawan jenis.
44. Kehadiran saya diterima oleh teman-teman.
45. Saya bangga dapat berteman dengan teman yang
berasal dari macam-macam budaya.
46. Saya mampu bekerja sama dengan teman-teman.
47. Saya merasa mampu bergaul dengan orang-orang
tertentu saja.
48. Saya merasa tidak berharga ditengah teman-teman.
49. Saya merasa tidak pantas untuk menjalin
persahabatan..
50. Saya merasa tidak layak untuk menjalin hubungan
dengan teman lawan jenis.
51. Saya takut ditolak dalam menjalin persahabatan
dengan teman.
52. Saya diterima orang tua dengan baik.
53. Orang tua saya sangat menghargai saya.
54. Prestasi saya tidak kalah dengan saudara-saudara saya.
55. Saya diperlakukan secara adil oleh orang tua.
81
NO Pernyataan SS S KS TS
56. Saya adalah anak yang punya sikap baik terhadap
orang tua.
57 Hidup saya mengecewakan orang tua.
58 Saya adalah anak yang tidak berharga dimata orang
tua..
59. Orang tua merendahkan saya dengan membandingkan
diri saya dengan orang lain.
60 Saya adalah anak yang tidak baik karena mendebat
orang tua.
LAMPIRAN 4
Data Hasil Penelitian
Tingkat Konsep Diri Siswa
Sbjk1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 2 4 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 4 42 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 4 3 1 2 3 3 3 2 4 2 4 3 2 2 3 3 43 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 1 2 3 4 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 44 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 45 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 46 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 47 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 3 3 2 4 2 3 4 2 4 4 4 48 3 3 2 2 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 2 2 4 3 3 4 4 2 39 4 2 3 3 2 4 4 4 4 3 1 4 2 4 4 4 4 1 2 3 3 4 1 2 2 2 2 3 3 4 3 4
10 2 4 2 2 3 3 4 3 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 4 1 3 3 2 3 3 3 311 2 2 4 4 2 2 3 4 3 3 2 4 2 3 4 4 4 1 1 2 4 3 2 3 1 3 3 4 3 4 4 412 3 2 1 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 1 3 4 4 2 3 4 2 3 4 3 4 4 3 413 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 1 2 3 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 314 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 415 2 1 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 316 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 2 3 4 417 3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 4 2 2 3 2 3 4 3 4 4 3 418 3 2 3 2 3 4 1 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 4 3 3 4 3 319 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 320 3 2 3 2 3 3 3 4 4 2 2 4 3 3 2 4 4 1 2 2 2 2 2 3 2 2 4 4 3 4 4 421 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 4 1 4 4 4 3 4 3 422 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 4 4 4 423 3 3 4 2 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 324 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 225 3 2 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 4 4 426 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 4 3 2 1 4 4 3 3 4 2 2 4 3 4 4 3 427 1 2 1 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 4 3 4 2 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 3 328 3 2 3 3 3 2 3 4 4 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 4 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 429 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 430 3 3 2 4 4 3 4 4 3 2 2 4 3 1 4 4 3 1 2 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 431 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 432 2 3 3 2 1 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 3 3 2 4 2 4 3 2 1 3 2 3 3 333 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 2
DATA HASIL PENELITIAN KONSEP DIRISISWA KELAS VIII SMP XAVERIUS LAMPUNG TAHUN 2009/2010
Aspek Fisik Aspek Personal Aspek Prestasi
34 3 3 2 4 2 2 4 4 4 2 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 335 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 1 3 2 4 4 3 4 4 2 2 3 4 3 4 4 436 2 1 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 3 3 3 3 4 2 337 3 3 1 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 1 2 3 3 3 4 3 1 4 4 3 4 3 3 338 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 1 1 3 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 339 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 1 1 4 4 3 3 4 3 2 4 4 2 3 4 440 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 441 2 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 1 1 2 3 4 2 4 3 2 2 2 3 3 3 342 3 2 1 2 2 2 4 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 1 2 3 3 3 3 3 443 3 2 3 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 444 3 4 2 4 4 1 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 1 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 345 4 2 2 2 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 1 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 4 4 446 3 4 4 4 3 2 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 447 2 1 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 4 2 3 4 348 3 4 4 1 2 2 2 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 2 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 449 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 2 2 1 3 3 3 4 4 1 4 4 2 4 4 4 450 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 451 2 3 2 3 3 3 4 4 3 1 2 3 3 3 4 4 2 2 2 3 3 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 352 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 353 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 1 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 454 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 4 3 4 3 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 455 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 1 1 4 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 456 2 2 1 4 3 3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 457 2 3 3 3 2 3 4 3 4 2 2 3 2 4 2 4 3 1 2 4 4 4 3 4 1 2 4 3 3 3 3 358 3 4 2 2 3 4 1 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 4 4 459 4 2 1 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 1 3 1 4 3 4 2 3 3 2 2 4 4 460 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 1 2 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 604 2 4 4 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3.23 3 3 3 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3.14 3 3 4 4 1 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3.23 2 4 4 3 2 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4 2 3 3 3 1 1 3.23 3 2 3 2 2 4 1 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3.23 3 2 3 4 2 4 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3.24 2 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3.34 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.24 2 4 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3.24 3 4 4 2 2 4 2 4 2 1 3 4 3 1 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 2 2.93 3 3 2 3 1 4 2 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 3.14 3 2 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3.33 3 3 3 3 1 4 1 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3.14 4 4 4 3 2 4 2 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 2 3.13 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2.74 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3.43 2 4 4 3 1 4 2 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 2 2 3.13 2 3 3 4 1 4 1 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3.13 3 3 2 4 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2.93 3 3 4 4 1 4 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 34 3 4 3 4 2 4 1 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3.13 2 3 3 2 1 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 2 2.94 3 2 4 3 1 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3.22 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2.74 3 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3.34 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3.23 2 3 4 3 2 4 1 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 2.93 3 2 3 4 2 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3.23 2 4 4 1 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3.54 3 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 4 3.23 3 3 4 4 2 4 1 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3.23 3 4 4 2 3 3 1 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 4 33 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
Aspek Sosial Aspek KeluargaAspek Moral
4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 33 2 3 3 4 3 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3.34 2 3 3 3 2 4 1 3 4 2 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 2.94 3 4 4 3 2 4 1 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3.33 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 2 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3.13 2 3 3 3 1 4 1 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3.23 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 1 2.94 2 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3.23 1 2 2 3 1 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 3 2.83 2 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.44 3 4 4 3 1 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3.33 3 4 4 3 2 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3.34 3 3 4 4 1 3 1 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3.43 3 2 3 2 3 1 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 34 3 3 3 3 4 4 1 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3.24 4 4 4 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 2 4 3.43 2 3 4 4 2 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3.13 3 4 4 2 2 3 1 2 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3.23 2 3 3 3 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3.13 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3.44 3 4 4 3 2 4 2 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3.24 2 3 4 3 2 3 1 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3.13 2 3 3 3 1 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3.14 4 4 4 2 2 3 1 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 2 3.24 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3.3
LAMPIRAN 5
SKOR BUTIR ITEM KUESIONER
Sbjk1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 2 4 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 4 42 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 4 3 1 2 3 3 3 2 4 2 4 3 2 2 3 3 43 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 1 2 3 4 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 44 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 45 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 46 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 47 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 3 3 2 4 2 3 4 2 4 4 4 48 3 3 2 2 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 2 2 4 3 3 4 4 2 39 4 2 3 3 2 4 4 4 4 3 1 4 2 4 4 4 4 1 2 3 3 4 1 2 2 2 2 3 3 4 3 4
10 2 4 2 2 3 3 4 3 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 4 1 3 3 2 3 3 3 311 2 2 4 4 2 2 3 4 3 3 2 4 2 3 4 4 4 1 1 2 4 3 2 3 1 3 3 4 3 4 4 412 3 2 1 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 1 3 4 4 2 3 4 2 3 4 3 4 4 3 413 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 1 2 3 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 314 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 415 2 1 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 316 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 2 3 4 417 3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 4 2 2 3 2 3 4 3 4 4 3 418 3 2 3 2 3 4 1 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 4 3 3 4 3 319 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 320 3 2 3 2 3 3 3 4 4 2 2 4 3 3 2 4 4 1 2 2 2 2 2 3 2 2 4 4 3 4 4 421 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 4 1 4 4 4 3 4 3 422 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 4 4 4 423 3 3 4 2 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 324 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 225 3 2 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 4 4 426 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 4 3 2 1 4 4 3 3 4 2 2 4 3 4 4 3 427 1 2 1 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 4 3 4 2 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 3 328 3 2 3 3 3 2 3 4 4 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 4 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 429 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 430 3 3 2 4 4 3 4 4 3 2 2 4 3 1 4 4 3 1 2 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 431 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 432 2 3 3 2 1 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 3 3 2 4 2 4 3 2 1 3 2 3 3 333 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 2
SKOR RATA-RATA BUTIR ITEM TINGKAT KONSEP DIRISISWA KELAS VIII SMP XAVERIUS LAMPUNG TAHUN 2009/2010
Aspek Fisik Aspek Personal Aspek Prestasi
34 3 3 2 4 2 2 4 4 4 2 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 335 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 1 3 2 4 4 3 4 4 2 2 3 4 3 4 4 436 2 1 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 3 3 3 3 4 2 337 3 3 1 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 1 2 3 3 3 4 3 1 4 4 3 4 3 3 338 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 1 1 3 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 339 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 1 1 4 4 3 3 4 3 2 4 4 2 3 4 440 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 441 2 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 1 1 2 3 4 2 4 3 2 2 2 3 3 3 342 3 2 1 2 2 2 4 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 1 2 3 3 3 3 3 443 3 2 3 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 444 3 4 2 4 4 1 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 1 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 345 4 2 2 2 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 1 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 4 4 446 3 4 4 4 3 2 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 447 2 1 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 4 2 3 4 348 3 4 4 1 2 2 2 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 2 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 449 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 2 2 1 3 3 3 4 4 1 4 4 2 4 4 4 450 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 451 2 3 2 3 3 3 4 4 3 1 2 3 3 3 4 4 2 2 2 3 3 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 352 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 353 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 1 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 454 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 4 3 4 3 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 455 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 1 1 4 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 456 2 2 1 4 3 3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 457 2 3 3 3 2 3 4 3 4 2 2 3 2 4 2 4 3 1 2 4 4 4 3 4 1 2 4 3 3 3 3 358 3 4 2 2 3 4 1 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 4 4 459 4 2 1 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 1 3 1 4 3 4 2 3 3 2 2 4 4 460 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 1 2 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4
2.7 2.6 2.7 3 3.2 3 3 4 3 2.7 2.7 3.3 3 3.1 3 3.6 3 1.9 2.1 3.1 3 3.1 2.8 3.5 2.1 2.8 3.3 3 3.2 3.6 3.3 3.6
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 604 2 4 4 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 2 4 4 4 33 3 3 3 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 34 3 3 4 4 1 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 43 2 4 4 3 2 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4 2 3 3 3 1 13 3 2 3 2 2 4 1 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 43 3 2 3 4 2 4 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 44 2 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 34 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 44 2 4 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 44 3 4 4 2 2 4 2 4 2 1 3 4 3 1 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 23 3 3 2 3 1 4 2 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 34 3 2 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 33 3 3 3 3 1 4 1 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 44 4 4 4 3 2 4 2 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 23 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 24 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 33 2 4 4 3 1 4 2 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 2 23 2 3 3 4 1 4 1 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 43 3 3 2 4 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 33 3 3 4 4 1 4 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 34 3 4 3 4 2 4 1 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 33 2 3 3 2 1 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 2 24 3 2 4 3 1 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 32 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 34 3 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 34 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 33 2 3 4 3 2 4 1 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 43 3 2 3 4 2 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 43 2 4 4 1 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 34 3 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 43 3 3 4 4 2 4 1 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 43 3 4 4 2 3 3 1 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 43 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
Aspek Sosial Aspek KeluargaAspek Moral
4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 43 2 3 3 4 3 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 44 2 3 3 3 2 4 1 3 4 2 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 4 4 34 3 4 4 3 2 4 1 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 23 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 2 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 33 2 3 3 3 1 4 1 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 33 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 14 2 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 43 1 2 2 3 1 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 33 2 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 44 3 4 4 3 1 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 43 3 4 4 3 2 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 44 3 3 4 4 1 3 1 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 43 3 2 3 2 3 1 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 44 3 3 3 3 4 4 1 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 34 4 4 4 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 2 43 2 3 4 4 2 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 33 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 33 3 4 4 2 2 3 1 2 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 33 2 3 3 3 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 43 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 44 3 4 4 3 2 4 2 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 44 2 3 4 3 2 3 1 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 43 2 3 3 3 1 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 24 4 4 4 2 2 3 1 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 24 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2
3.4 2.7 3.2 3.5 3.1 3 3.7 2.1 2.9 3.6 3.2 3.3 3.7 3.1 3.1 3.5 3.7 3.6 3.4 3.8 3.8 3.1 3.6 3 3.3 3.7 3.5 3.2
LAMPIRAN 6
Kategori Skor Tingkat Konsep Diri Siswa
Kelas VIII SMP Xaverius Kota Metro-Lampung
90
KATEGORI SKOR TINGKAT KONSEP DIRI SISWA
KELAS VIII SMP XAVERIUS KOTA METRO-LAMPUNG 2010/2011
Nomor
Subjek
Skor Kategori
1 3,23 Tinggi 2 3,12 Tinggi 3 3,18 Tinggi 4 3,20 Tinggi 5 3,15 Tinggi 6 3,17 Tinggi 7 3,28 Tinggi 8 3,23 Tinggi 9 3,18 Tinggi 10 2,90 Sedang 11 3,08 Tinggi 12 3,27 Tinggi 13 3,08 Tinggi 14 3,05 Tinggi 15 2,67 Sedang 16 3,42 Tinggi 17 3,10 Tinggi 18 3,07 Tinggi 19 2,88 Sedang 20 2,97 Sedang 21 3,13 Tinggi 22 2,92 Sedang 23 3,22 Tinggi 24 2,68 Sedang 25 3,33 Tinggi 26 3,23 Tinggi 27 2,88 Sedang 28 3,17 Tinggi 29 3,47 Tinggi 30 3,22 Tinggi
Nomor
Subjek
Skor Kategori
31 3,20 Tinggi 32 2,98 Sedang 33 2,98 Sedang 34 2,95 Sedang 35 3,32 Tinggi 36 2,87 Sedang 37 3,30 Tinggi 38 3,10 Tinggi 39 3,18 Tinggi 40 2,85 Sedang 41 3,23 Tinggi 42 2,80 Sedang 43 3,43 Tinggi 44 3,33 Tinggi 45 3,33 Tinggi 46 3,38 Tinggi 47 3,03 Tinggi 48 3,18 Tinggi 49 3,37 Tinggi 50 2,95 Sedang 51 3,07 Tinggi 52 2,95 Sedang 53 3,18 Tinggi 54 3,07 Tinggi 55 3,38 Tinggi 56 3,18 Tinggi 57 3,07 Tinggi 58 3,08 Tinggi 59 3,17 Tinggi 60 3,28 Tinggi
LAMPIRAN 7
GBPP
(Garis Besar Program Pelayanan)
91
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PELAYANAN
GBPP BIMBINGAN KONSELING
No
Item
Topik Tujuan
Pelayanan
Indikator Waktu Bidang
Bimbingan
Metode Sumber
Smt JP
18 Kesadaran
diri
Siswa sadar
dengan
kemampuan
dirinya untuk
memahami
pelajaran.
- Pengertian kesadaran diri
- Cara menumbuhkan
kesadaran dalam diri.
- Dampak positif dari
kesadara diri.
2 4 Pribadi Ceramah,
refleksi
Catur Wahyudi,
Kesadaran Diri di
unduh pada
tanggal 25 Maret
2011 dari
http//Catur.dosen.
apkind.ac.id/2009
/02/17/Kesadaran
Diri
19,25
& 26
Percaya Diri Siswa yakin
dengan
kemampuan
dirinya untuk
meraih prestasi.
- Pengertian percaya diri
- Langkah untuk melatih
kemampuan percaya diri.
- Dampak positif melatih
diri untuk menjadi pribadi
2 4 Pribadi Ceramah
dan
refleksi.
Aaron
Lumpkin,2004.M
enjadi Pribadi
yang Positif,
Percaya Diri, dan
92
No
Item
Topik Tujuan
Pelayanan
Indikator Waktu Bidang
Bimbingan
Metode Sumber
Smt JP
Yang percaya diri Berani. Jakarta:
Erlangga
23 Tanggung
Jawab
Siswa mampu
bertanggung
jawab untuk
menyelesaikan
tugas yang ada
dengan tepat
waktu
- Pengertian tanggung
jawab
- Pentingnya memiliki rasa
tanggung jawab.
- Dampak positif sebagai
pribadi yang memiliki
tanggung jawab.
2 2 Pribadi Sharing,
diskusi,
refleksi.
Wuryanano,
Memahami
Tanggung Jawab
di unduh pada
tanggal 25 Maret
2011 dari
http/www.
Wuryanano.blogs
pot.com/27/10/20
07
40 Percaya diri Siswa mampu
mengambil
keputusan sendiri
tanpa paksaan dari
teman.
- Pengertian percaya diri
- Cara-cara untuk
mengambil keputusan
sendiri.
- Dampak positif berani
menolak ajakan teman
2 2 Pribadi,
Sosial
Ceramah,
refleksi
Aaron
Lumpkin,2004.Men
jadi Pribadi yang
Positif, Percaya
Diri, dan Berani.
Jakarta : Erlangga.
93
No
Item
Topik Tujuan
Pelayanan
Indikator Waktu Bidang
Bimbingan
Metode Sumber
Smt JP
34 Hati Nurani siswa mampu
menyadari
bahwa
perbuatannya itu
tergolong hal
yang baik atau
hal yang buruk.
- Pengertian hati nurani
- Pentingnya mengikuti
hati nurani
- Dampak positif mengikuti
hati nurani.
2 3 Pribadi Ceramah,
refleksi
Michele Borba,
2008.
Membangun
Kecerdasan
Moral. Jakarta:
PT. Gramedia
Pustaka
2,3,4 Harga Diri Siswa mampu
memandang diri
secara lebih
positif.
- Pengertian harga diri
- Manfaat memiliki harga
diri
- Cara yang dapat di
tempuh untuk
meningkatkan harga diri.
2 2 Pribadi Ceramah
dan
refleksi
Berne dan Louis
M. Savary, 1988.
Membangun
Harga Diri Anak,
Yogyakarta:
Kanisius.
94
No
Item
Topik Tujuan
Pelayanan
Indikator Waktu Bidang
Bimbingan
Metode Sumber
Smt JP
1&7 Penerimaan
diri
Siswa mampu
menerima diri
apa adanya
- Manfaat penerimaan diri.
- Dampak posititif
menerima diri apa
adanya.
- Upaya-upaya yang dapat
ditempuh untuk
menerima diri apa adanya
2 4 Pribadi Ceramah,
sharing,
dan
refleksi
Aaron Lumpkin,
2004. Positive,
Confident, and
Courageus.
Jakarta: Erlangga
1
&10
Komunikasi
yang Efektif
Siswa
memahami dan
mampu
berkomunikasi
dengan baik.
- Pengertian komunikasi
- Manfaat berkomunikasi
secara efektif.
- Cara untuk meningkatkan
komunikasi secara efektif.
- Pengaruh berkomunikasi
dengan orang lain.
2 4 Pribadi,
Sosial
Ceramah,
sharing,
dan
Refleksi
Supratiknya.
1995. Komunikasi
Antar Pribadi.
Tinjaun
Psikologis.
Yogyakarta
Kanisius
95
No
Item
Topik Tujuan
Pelayanan
Indikator Waktu Bidang
Bimbingan
Metode Sumber
Smt JP
- Riyanto Theo.
2002.
Pembelajaran
Sebagai Suatu
Bimbingan Pribadi.
Jakarta. Grasindo
13 Optimis Siswa mampu
mengembangkan
sikap optimis
dalam diri
- Pengertian optimis
- Dampak positif dari
bersikap optimis.
- Cara meningkatkan
optimis dalam diri
2 2 Pribadi Ceramah
dan
refleksi
Esther, Optimis
diunduh pada
tanggal 25 Maret
2011 dari
http//www.
Esther_Optimis.
Com
49 Pentingnya
Bergaul
Dengan
Teman
Siswa mampu
bersosialisasi
dengan teman.
- Manfaat bergaul dengan
teman-teman.
- Upaya-upaya untuk
meningkatkan pergaulan
2 4 Pribadi,
sosial
Ceramah,
Sharing,
Diskusi,
dan
Collins,
Mallary.M dan
Fontenelle,
96
No
Item
Topik Tujuan
Pelayanan
Indikator Waktu Bidang
Bimbingan
Metode Sumber
Smt JP
Sebaya - dengan teman.
- Hal-hal yang
menghambat pergaulan
dengan teman.
- Dampak positif bergaul
dengan banyak teman.
refleksi. Don H, 1992.
Mengubah
Perilaku Siswa,
Jakarta: PT. BPK
Gunung Mulia
LAMPIRAN 8
SURAT IJIN PENELITIAN
97
98