Post on 28-Dec-2015
description
Bandara Soekarno Hatta
Di era globalisasi seperti ini kebutuhan akan sarana transportasi yang nyaman, murah
dan cepat sangat dibutuhkan oleh setiap orang dan transportasi yang cukup populer bagi
mereka yang membutuhkan efisiensi waktu dan kenyamanan adalah pesawat terbang.
Industri penerbangan di Indonesia sendiri sekarang ini berkembang cukup pesat,
ditandai dengan banyaknya penerbangan domestik maupun internasional, banyaknya
maskapai-maskapai penerbangan baru dan bertambahnya bandar udara (Bandara) di berbagai
daerah di Indonesia.
Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan sebuah fasilitas
tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling
sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya
dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi
penggunanya.
Pada awal mula perkembangannya, bandara hanya terdiri dari bangunan yang
ditujukan kepada penumpang dan adanya ruang terbuka yang cukup bagi pergerakan pesawat,
baik untuk landas pacu maupun tempat menaikkan ataupun menurunkan penumpang. Namun,
seiring bertambahnya jumlah penumpang dan bertambahnya ukuran pesawat, maka tidaklah
mungkin bagi bandara tempo doeloe dapat menampungnya. Atas dasar itulah suatu bandara
harus mengimbangi perkembangan lalu lintas udara. Terlepas dari itu, adalah suatu
kebanggaan bagi negara yang memiliki bandara ber-kelas kakap. Misalnya pada bandara
Internasional Suvarnabhumi di Thailand yang memiliki menara Pengontrol Lalu lintas Udara
(ATC) tertinggi di dunia, lalu bandara Internasional Charles De Gaulle, Paris, yang memiliki
desain terminal yang futuristik.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar
udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan
peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan,
keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah
"lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan
minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Bandar Udara Internasional
Soekarno-Hatta merupakan sebuah
bandar udara utama yang melayani penerbangan internasional di Pulau Jawa, Indonesia.
Letaknya di Kota Tangerang, Banten. Bandara ini beroperasi sejak tahun 1985 hingga
sekarang.
Bandar Udara Soekarno Hatta adalah salah satunya, merupakan bandara yang
melayani penerbangan domestik dan internasional. Pada tahun 2009, Bandara Internasional
Soekarno-Hatta menempati posisi ke-22 bandara tersibuk di dunia. Semenjak tahun 2010,
Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah bandara yang melayani penumpang terbanyak
di Asia Tenggara dan menempati posisi ke-16 di dunia. Pada tahun 2011, Bandara
Internasional Soekarno-Hatta melayani penumpang terbanyak ke-4 di Asia setelah bandara di
Beijing, Tokyo, dan Hongkong, serta menduduki ranking 12 di dunia.
Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki 2 landasan paralel yang dipisahkan
oleh 2 taxiway sepanjang 2,4 km. Terdapat dua bangunan terminal utama: Terminal 1 untuk
semua penerbangan domestik kecuali penerbangan yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia
dan Merpati Nusantara Airlines, dan Terminal 2 melayani semua penerbangan internasional
dan juga penerbangan domestik oleh Garuda dan Merpati.
Setiap bangunan terminal dibagi menjadi 3 concourse. Terminal 1A, 1B, dan 1C
digunakan untuk penerbangan domestik oleh maskapai lokal. Terminal 1A melayani
penerbangan oleh Lion Air dan Wings Air. Terminal 1B melayani penerbangan oleh Kartika
Airlines dan Sriwijaya Air. Sedangkan terminal 1C melayani penerbangan oleh Airfast
Indonesia dan Citilink. Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan
internasional maskapai asing. Terminal 2D untuk semua maskapai luar yang dilayani oleh PT
Jasa Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Terminal 2E untuk maskapai
internasional yang dilayani oleh Garuda, termasuk semua penerbangan internasional Garuda
dan Merpati. Terminal 2F untuk penerbangan domestik Garuda Indonesia dan Merpati
NusantaraAirlines. Terminal 3 selesai dibangun pada tanggal 15 April 2009. Terminal 3 ini
nantinya akan dipergunakan oleh Maskapai penerbangan berbiaya murah. Saat ini ada 2
Maskapai penerbangan yang menggunakan Terminal 3 yaitu Indonesia AirAsia dan Mandala
Airlines.
Salah satu karakteristik besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun
tropis di antara lounge tempat tunggu. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki
180 gerai lapor-masuk (check-in counter), 36 pengklaiman bagasi, dan 45 gerbang. Setiap
sub-terminal (A-F, terminal 1-2) memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman bagasi dan 7
gerbang. Terminal 3 memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi dan 3 gerbang.
PT Angkasa Pura II sedang merencanakan pembangunan terminal baru dengan fitur
desain yang modern. Terminal 3 dibangun untuk maskapai bertarif rendah. Terdapat sebuah
rencana besar untuk membangun 5 terminal penumpang + 1 terminal haji dan 4 landasan
pacu. Bandara ini direncanakan akan terhubung dengan Stasiun Manggarai.
1. Fasilitas Bandara Soekarno Hatta
Dua gambar di bawah ini merupakan denah lokasi dari tempat-tempat penting di
Bandara Soekarno Hatta. Tempat-tempat tersebut merupakan fasilitas bandara yang
dibuat secara khusus untuk memenuhi kenyamanan dan keamaan bandara ketika
beroperasi.
1.1. Sisi Udara (Air Side)
a. Landas Pacu (Runway)
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang
untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam
bahasa Inggris disebut runway. landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat.
Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang
dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan
cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan
perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin
Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800
meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai konstruksi
aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani
adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28,
dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan
panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet
sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara
international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu
lintas.
Contoh landasan pacu (runway) tampak atas
Banyak Macam konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah
kombinasi dari konfigurasi dasar. Konfigurasi dasar adalah:
a) Landasan Pacu Tunggal
Konfigurasi landas pacu ini merupakan jenis paling sederhana, sebagian
besar lapangan terbang di Indonesia adalah landasan tunggal. Kapasitas
landasan pacu tunggal dalam kondisi Visual Flight Rule (VFR) antara 45-
100 gerakan tiap jam, sedangkan dalam kondisi IFR (Instrument Flight
Rule) kapasitasnya berkurang menjadi 40-50 gerakan tergantung kepada
komposisi pesawat campuran dan tersedianya alat bantu Navigasi.
b) Landasan Pacu Pararel
Konfigurasi landas pacu ini memungkinkan peningkatan kapasitas; semakin
banyak jumlah landas pacu semakin besar kapasitas bandar udara yang
bersangkutan. Kapasitas landasn sejajar terutama tergantung kepada jumlah
landasan dan pemisahan/penjarakan antara dua landasan. Penjarakan
landasan dibagi menjadi tiga:
1. Berdekatan (close) mempunyai jarak sumbu ke sumbu 213 m (untuk
lapangan terbang pesawat transport), minimum 1067 dalam kondisi IFR.
2. Landasan sejajar menengah (intermediate) dipisahkan dngan jarak 107
m – 1524 m.
3. Landasan sejajar jauh (Far) dipisahkan dengan jarak 1310m atau lebih.
c) Landasan Pacu Jalur Ganda
Konfigurasi landas pacu ini merupakan dua landas pacu parallel yang saling
berdekatan dengan landas hubung keluar masing-masing. satu landas pacu
untuk kedatangan yaitu yang terjauh dari bangunan terminal dan yang
terdekat dengan bangunan terminal untuk pemberangkatan.
d) Landasan Pacu Silang
Konfigurasi landas pacu ini terdiri dari dua atau lebih landas pacu yang
berbeda arah satu dari yang lainnya. Hal ini didasarkan atas kebutuhan untuk
mengatasi arah angin yang bertiup lebih dari satu arah dan berdampak pada
angin samping (cross winds) yang kuat jika menghandalkan satu.
e) Landasan Pacu V Terbuka
Konfigurasi landas pacu memberi manfaat hampir sama dengan jenis
intersecting runways (jika angin bertiup kuat dari satu arah) hanya saja jika
tiupan angin tidak terlalu kuat, kedua landas pacu dapat digunakan bersama-
sama.
Bandara Soekarno Hatta memiliki 2 landasan pacu dengan jenis landas
pacu paralel utama. Panjang masing-masing ranway tersebut adalah 3,99 km
yang terhubung oleh 2 taxiway silang.
b. Apron
Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan
terminal, sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Apron juga
berfungsi sebagai area naik/turun penumpang, bongkar muat kargo atau surat,
pengisian bahan bakar, pemeliharaan dan pelayanan pesawat tanpa mengganggu
lalulintas lapangan terbang. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena
memikul beban besar yang statis dari pesawat.
c. Taxiway
Taxiway
adalah
sebuah
istilah
yang
digunakan
untuk menunjukan jalan yang menghubungkan landasan pacu dengan hangar,
terminal, apron dan fasilitas lainnya. Istilah pesawat sedang ‘taxiing’ berarti
pesawat sedang berjalan di area landasan pacu, baik itu saat persiapan untuk
take-off maupun landing (mendarat). Jalan taxiway ini kebanyakan memiliki
permukaan yang keras seperti aspal atau beton, walaupun bandar udara yang
lebih kecil kadang-kadang menggunakan kerikil atau rumput. Dari sisi
keamanan pesawat, jelas taxiway dengan permukaan aspal atau beton lebih
diutamakan ketimbang permukaan kerikil atau rumput (ini biasa hanya untuk
bandara kecil dengan tipe pesawat kecil atau helikopter saja). Fungsi utama
taxiway adalah sebagai penghubung antara runway dan apron. Keberadaannya
sangatlah penting karena dengan adanya taxiway, pesawat dapat berjalan
menuju apron dengan aman tanpa mengganggu pesawat lainnya.
Bandara Soekarno Hatta memiliki 3 buah taxiway dengan 2 jenis yang
berbeda. Ada taxiway yang berjenis paralel dan adapula taxiway dengan jenis
cross.
d. Air Traffic Controller
Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa
menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
e. Hanggar
Hanggar adalah sebuah struktur tertutup yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan pesawat terbang yang dapat melindungi pesawat dari cuaca dan
cahaya ultraviolet. Kebanyakan dari hanggar terbuat dari logam, namun kayu
dan beton juga bisa digunakan.
f. Unit Penyelamat
Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan
unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong
dan pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam
kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran
1.2. Sisi Darat (Land Side)
g. Terminal
Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang
yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter
check-in, CIQ (Custom - Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara
internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk
kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat
melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke
pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.
Secara umum fungsi terminal adalah sebagai berikut :
- Tempat perubahan roda
- Tempat pemrosesan penumpang atau barang
- Tempat perubahan tipe pergerakan
- Sebagai pemisah antara sisi udara dan sisi darat
Dan di area terminal juga biasanya terdapat fasilitas yang berfungsi
memudahkan kegiatan penumpang, seperti :
- Fasilitas pemrosesan penumpang atau barang, seperti fasilitas untuk check in,
tempat pelayanan fiskal, fasilitas untuk klaim bagasi, fasilitas pembelian
tiket, dll.
- Area ruang tunggu yang meliputi kamar mandi, teleponumum, layanan P3K,
kantor pos, informasi, dan fasilitas-fasilitas komersial.
- Fasilitas untuk pergerakan di dalam terminal, seperti eskalator.
- Fasilitas penerbangan dan aktivitas pendukungnya yang meliputi kantor
penerbangan, fasilitas trolley, kantor manajer penerbangan, kantor staff
keamanan, kantor pemerintah, dll.
Bandara Soekarno Hatta memiliki 3 bangunan terminal utama yaitu;
Terminal 1 (penerbangan domestik saja), Terminal 2 (penerbangan internasional
dan Garuda Indonesia Airlines penerbangan domestik), dan Terminal 3, Pier 1
(Air Asia internasional dan penerbangan domestik). Ada juga terminal angkutan
untuk kargo domestik dan kargo internasional. Bandara Internasional Soekarno-
Hatta memiliki 180 gerai lapor-masuk, 36 pengklaiman bagasi, dan 45 gerbang.
Sub terminal 1A-1B-1C-2D-2E-2F masing-masing memiliki 25 gerai lapor-
masuk, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang. Terminal 3 memiliki 30 gerai
lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi dan 3 gerbang.
Terminal 1
Seperti pada gambar di atas, Bandara Soekarno Hatta mempunyai
beberapa terminal dengan pembagian tugasnya masing-masing, berikut
penjelasan dari masing-masing terminal yang ada di Bandara Soekarno Hatta.
Terminal 1 adalah terminal pertama dari Bandara Internasional
Soekarno-Hatta yang mengoperasikan penerbangan domestik kecuali Garuda
Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines karena mereka mengoperasikan
penerbangan domestik di Terminal 2. Terminal ini selesai pada tahun 1985 dan
terletak sebelah selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal ini memiliki
3 sub-terminal. Setiap sub-terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5
pengklaiman bagasi dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan
huruf A, B dan C. Gerbangnya adalah A1-A7, B1-B7 dan C1-C7. Saat ini
Terminal 1 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan
dikembangkan menjadi 18 juta penumpang per tahun.
Terminal 2
Terminal yang selesai pada tahun 1992, terletak di sisi utara bandara,
berseberangan dengan Terminal 1. Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal, masing-
masing dilengkapi dengan 25 gerai lapor-masuk, 5 pengkaliman bagasi dan 7
gerbang. Gerbang di Terminal 2 memiliki awalan huruf D, E dan F.
Gerbangnya adalah D1-D7, E1-E7 dan F1-F7. Saat ini Terminal 2 memiliki
kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi
19 juta penumpang per tahun.
Pada 28 November 2011, Garuda Indonesia dan Angkasa Pura I membuat nota
kesepahaman tentang pengelolaan Terminal 2E dan 2F, yang akan hanya
digunakan oleh Garuda Indonesia untuk mengantisipasi ASEAN Open Sky
Policy pada tahun 2015. Terminal 2E akan digunakan untuk perjalanan
internasional dan Terminal 2F untuk penerbangan domestik. Garuda Indonesia
mengatakan bahwa ia akan berbagi menggunakan Terminal Internasional-nya
dengan anggota SkyTeam lainnya ketika Garuda Indonesia efektif bergabung
pada tahun 2014. Prediksi waktu transfer domestik adalah 30 menit untuk
domestik dan tidak lebih dari 45 menit untuk penumpang internasional. Saat ini
Sky Team memiliki 12 anggota, tetapi tidak semua dari mereka telah terbang ke
Indonesia.
Terminal 3
Tahap pertama dari terminal 3, yang terdiri dari yang pertama dari dua
tahap pengembangan yang direncanakan, dibuka pada tanggal 15 April 2009.
Terminal ini mengadopsi desain yang berbeda dari terminal 1 dan 2, yaitu
dengan menggunakan konsep eco-friendy dan modern. Terminal 3 ini berada di
sebelah timur Terminal 2. Saat ini, Terminal 3 menjadi pangkalan bagi Air Asia,
Mandala Airlines, dan Lion Air. Dengan kapasitas 4 juta penumpang per tahun,
Terminal 3 sekarang memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi dan
3 gerbang. Pengembangan Terminal 3 akan dirancang berbentuk 'U' dengan
kapasitas total 25 juta penumpang per tahun.
Terminal 3 telah resmi dibuka untuk penerbangan internasional pada tanggal 15
November 2011 ketika Indonesia AirAsia mulai menggunakan Terminal 3,
karena itu ini telah menjadi basis baru untuk penerbangan internasional
bersama-sama dengan penerbangan AirAsia domestik dan internasional.
Transfer antar Terminal akan diminimalkan. Lion Air memulai menggunakan
Terminal 3 ini terhitung sejak tanggal 30 Maret 2012, sejumlah rute yang akan
dilayani dari Terminal 3 oleh Lion Air yaitu Jakarta menuju Denpasar, Bima,
Tambolaka, Maumere, Ende, dan Labuan Bajo. perpindahan sebagian
penerbangan tersebut disebabkan adanya permintaan dari penumpang Lion Air.
Sementara, PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pemilik sarana bandara,
akhirnya mengizinkan Lion Air menempati Terminal 3.
Terminal 4
Rencananya, Terminal 4 akan berada di utara Terminal 3, dan berada
sebelah timur-laut Terminal 2 yang masih berada di sebelah utara bandara.
Terminal 4 akan dibangun pada tahap ke-4. Terminal ini akan dirancang
berbentuk 'H' dan menggunakan desain eco-friendly dan modern, sama seperti
desain Terminal 3. Pembangunan Terminal 4 akan dimulai pada tahun 2013
dengan diawali dengan pembebasan lahan di sekitar wilayah utara bandara.
Terminal Kargo
Terminal kargo terletak di sisi timur Terminal 1. Terminal ini digunakan
untuk menangani kargo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, baik kargo
domestik maupun kargo internasional. Dalam perencanaannya yang terbaru,
Terminal Kargo akan dipindahkan ke sisi barat Terminal 2 dengan kapasitas
yang lebih besar dari kapasitas Terminal Kargo yang sekarang ini.
h. Curb
Curb adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal
Air side dan land side merupakan kelompok fasilitas utama yang terdapat pada
bandara Soekarno Hatta, selain itu ada juga fasilitas lainnya yang dikelompokkan
menjadi fasilitas penunjang dan fasilitas komersil. Fasilitas penunjang terdiri dari
layanan bagasi, lahan parkir, kantor imigrasi, pusat kesehatan, kantor polisi, pusat
karantina hewan, tumbuhan, dan ikan. Sedangkan fasilitas komersil terdiri dari restoran,
hotel, lapangan golf, ATM, bank, penukaran uang, dan toko-toko.
2. Analisa Fasilitas Bandara Soekarno Hatta berdasarkan Persyaratan
a. Landas Pacu (Runway)
Arah : Timur – Barat (07 – 05) (07R – 25L) (07C – 25C)
Dimensi : (3,660 x 60) m²
PCN : PCN 120/R/D/W/T PCN 120/R/D/W/T
Dari data di atas diketahui bahwa lebar runway Bandara Soekarno Hatta adalah 60 m.
Menurut ICAO 1999 jika lebar runway adalah 60 m maka runway tersebut masuk
kedalam golongan F.
b. Taxiway
No.T/W : N1
Dimensi : Paralel
Luas : (3.897×23)m² 89631
(1.999×23)m² 45977
No.T/W : N2
Dimensi : Paralel
Luas : (3.757×23)m² 86411
(3.211×23)m² 73853
No.T/W : N3
Dimensi : Cross (sejajar barat)
Luas : (2.008×23)m² 46184
(2.008×23)m² 46184
Dari data di atas diketahui bahwa lebar taxiway Bandara Soekarno Hatta adalah 23 m.
Menurut ICAO 1999 jika lebar taxiway adalah 23 m maka taxiway tersebut memenuhi
persyaratan bandara golongan E. Menurut ICAO juga, ketika lebar taxiway adalah 23
meter itu merupakan daerah beroprasi pesawat dengan outer main gear wheel span
sama atau lebih besar dari 9 meter.
c. Apron
Terminal 1 : 312,522 m²
Terminal 2 : 564,000 m²
Di Bandara Soekarno Hatta, letak apron dengan hanggar terbilang dekat sehingga
memudahkan operasi pesawat ketika terjadi sesuatu.
d. Pesawat
Tipe Pesawat Posisi Parking Stand
B747-400 44
B737 62
B734
B733
B732
M82
A33
A31
Dan Lain – Lain
Jumlah 106
Data di atas adalah jenis atau tipe pesawat yang beroprasi di Bandara Soekarno Hatta.
Jenisnya beragam, dan ketika kita bandingkan dengan tabel ICAO yang
mengelompokkan bandara berdasarkan jenis pesawatnya maka Bandara Soekarno
Hatta merupakan bandara dengan golongan 4.
e. Terminal Penumpang
- Terminal 2D dan 2E
Luas : 107,200m²
Kapasitas : 32,458,946 org/thn (Terminal 1 & 2)
- Terminal 1A,1B,1C dan 2F
Luas : 184,817m²
- Terminal 3
Luas : Pier 1 ( 29.800)m²
f. Terminal Kargo
Luas domestik : 36417m²
Luas internasional : 12421m²
Kapasitas : 464,340,080 kg/thn (Internasional & Domestik)
Tugas Konstruksi Bangunan Sipil
“DESKRIPSI FASILITAS DAN ANALISA MENGENAI
BANDARA SOEKARNO HATTA”
Oleh :
NUN SAFITRI
111121023
PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013